63
PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA DI DESA TEGUHAN KELURAHAN PLUMBUNGAN KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI “Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan” Oleh : Danu Prasetyo NIM. S11011 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA

DI DESA TEGUHAN KELURAHAN PLUMBUNGAN KECAMATAN

KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN

SKRIPSI

“Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan”

Oleh :

Danu Prasetyo

NIM. S11011

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila
Page 3: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Danu Prasetyo

NIM : S.11011

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untukmendapatkan gelar

akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma HusadaSurakarta maupun di

perguruan tinggi lain.

2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukanTim Penguji.

3. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulisatau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelasdicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan namapengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hariterdapat

penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, makasaya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yangtelah diperoleh

karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan normayang berlaku di

perguruan tinggi ini.

Surakarta, 27 Juli 2015

Yang membuat pernyataan,

(Danu Prasetyo)

S.11011

Page 4: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas

segala rahmat, karunia, hidayah serta petunjuk yang telah dilimpahkan-Nya.

Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul“PERILAKU IBU

DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA DI DESA

TEGUHAN KELURAHAN PLUMBUNGAN KECAMATAN

KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN”sebagai salah satu persyaratan

untukmemperoleh gelar kesarjanaan ini dengan lancar.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini,

masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna untuk

memperbaiki dan menyempurnakan penulisan skripsi selanjutnya. Ucapan rasa

terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu

penulis dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini, sehingga dalam kesempatan

ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Agnes Sri Harti, Msi. selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi S-1

Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Anita Istiningtyas, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Pembimbing Utama yang telah

memberikan banyak masukan dan bimbingan serta arahan dalam penyusunan

skripsi ini.

4. Fransiska Arie, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Pembimbing Pendamping yang

telah memberikan banyak masukan, bimbingan serta arahan dalam

penyusunanskripsi ini.

5. Seluruh staf pengajar dan akademik Prodi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta yang telah membantu penulis.

6. Ibu Sumiati Selaku Kepala Posyandu Desa Teguhan Kelurahan Plumbungan

Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen yang telah memberikan ijin

untuk melakukan penelitian.

Page 5: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

7. Orang Tua tercinta Bapak Bejo Utomo dan Ibu Nyamini, yang selalu

mendoakan, memberikan motivasi dan pengorbanannya baik dari segimoril,

materi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunanskripsi ini.

8. Istri Agiel Fadhillah Arum dan Anak Gielda Dera Anatasya yang

memberikan dukungan moril dan motivasi sehingga membuat saya semangat

dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

9. Sahabat dirumah Risang, Agus, Ganu, Condro, Mare, Ilwan, Junda, Ismun,

Jhon, Hendra, dan Samohung yang memberikan dukungan.

10. Teman S.11 seperjuangan Nandung, Syahrul, Ahmat Mujiono, Dwi Pras,

Greg, Didik, Andreas, Tridi, dan Triyadiyang telah banyak memberikan

bantuan, dorongan dan semangat.

11. Teman-teman S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan

2011 yang telah berjuang bersama menyelesaikan penyusunan skripsi.

12. Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini.

13. Semua pihak, yang tanpa mengurangi rasa terima kasih tidak dapat

disebutkansatu per satu

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan dan

kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan dari

berbagai pihak. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat.

(Danu Prasetyo)

Surakarta, 27 Juli 2015

Penulis

Page 6: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

SURAT PERNYATAAN iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

ABSTRAK xii

ABSTRACT xiii

BAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Rumusan Masalah 5

1.3. Tujuan 5

1.4. Manfaat 5

BAB II Tinjauan Pustaka

2.1. Konsep Diare 7

2.2. Konsep Perilaku 15

2.3. Pengertian Balita 21

2.4. Kerangka Teori 25

2.5. Kerangka Konsep 26

2.6. Keaslian Penelitian 27

Page 7: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

BAB III Metodologi Penelitian

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian 28

3.2. Populasi dan Sampel 28

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian 30

3.4. Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran 30

3.5. Alat Penelitian dan Cara Pengumpula Data 31

3.6. Teknik Pengolahan dan Analisa Data 35

3.7. Etika Penelitian 36

BAB IV Hasil Penelitian

4.1. Karakteristik Responden 38

4.2. Analisis Bivariat 39

BAB V Pembahasan

5.1. Karakteristik Usia 40

5.2. Karakteristik Pendidikan 41

5.3. Perilaku Ibu dalam melakukan penanganan awal pada balita yang

mengalami diare 42

BAB VI Penutup

6.1. Kesimpulan 46

6.2. Saran 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel

2.1

Judul Tabel

Keaslian Penelitian

Halaman

27

3.1

Variabel, Definisi Operasional, dan Skala

Pengukuran

30

4.1 Distribusi FrekuensiUsiaIbu di Desa Teguhan 38

4.2 Distribusi FrekuensiPendidikanIbu di Desa

Teguhan

39

4.3 Gambaran Perilaku Ibu dalam Melakukan

Penanganan Awal pada Balita yang Mengalami

Diare

64

Page 9: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar

Halaman

2.1 Kerangka Teori 25

2.2 Kerangka Konsep 26

Page 10: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : F.01 Usulan Topik Penelitian

Lampiran 2 : F.02 Pengajuan Persutujuan Judul

Lampiran 3 : F.04 Pengajuan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4 : Surat Jawaban Ijin Studi Pendahuluan KESBANGPOL

Lampiran 5 : Surat Jawaban Ijin Studi Pendahuluan BAPPEDA

Lampiran 6 : Surat Jawaban Ijin Studi Pendahuluan Dinas Kesehatan

Lampiran 7 : Jadwal Penelitian

Lampiran 8 : F.05 LembarOponent

Lampiran 9 : F.06 Lembar Audience

Lampiran 10 : Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 11 : Surat Permohonan Ijin Validitas

Lampiran 12 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 13 : Surat Jawaban Ijin Penelitian KESBANGPOL

Lampiran 14 : Surat Jawaban Ijin Penelitian BAPPEDA

Lampiran 15 : Surat Jawaban Ijin Penelitian Dinas Kesehatan

Lampiran 16 : Surat Jawaban Ijin Penelitian Kecamatan

Lampiran 17 : Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 18 : Hasil Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 19 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 20 : Hasil Penelitian

Lampiran 21 : Dokumentasi

Lampiran 22 : Lembar Konsultasi Pembimbing Utama

Lampiran 23 : Lembar Konsultasi Pembimbing Pendamping

Page 11: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2015

Danu Prasetyo

Perilaku Ibu dalam Penanganan Awal Diare pada Balita di Desa Teguhan

Kelurahan Plumbungan Kecamatan Karangmalang

Kabupaten Sragen

ABSTRAK

Diare merupakan salah satu penyakit paling sering menyerang anak di

seluruh dunia, termasuk Indonesia. Penyebab utama tingginya kasus diare,

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor infeksi, malabsorbsi, alergi,

keracunan dan immunodefisiensi, faktor perilaku dan lingkungan. Perilaku sehat

pada dasarnya adalah respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan. Peran

ibu dalam melakukan penatalaksanaan terhadap diare diperlukan suatu

pengetahuan, karena pengetahuan merupakan salah satu komponen faktor

predisposisi yang penting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Perilaku

Ibu dalam Penanganan Awal Diare pada Balita di Desa Teguhan Kelurahan

Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen

Jenis penelitian ini adalahkuantitatif deskriptif. Pemilihan sampel

dilakukan dengan metode Total Samplingpada 57responden. Instrumen yang

digunakan adalah kuesioner penanganan awal diare pada balita kepada 57 ibu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilakuibudalam penanganan awal

diare pada balita sebagian besar berperilaku baik yaitu sebanyak 30 responden

(52,6%).Perilakuibudalam penanganan awal diare pada balita sebagian besar

dalam kategori baik dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ; sebagian besar

responden berpendidikan SMA, posyandu berjalan dengan rutin, dan Fasilitas

pelayanan kesehatan terdekat (puskesmas) dapat diakses masyarakat dengan

mudah.

Kata Kunci: Diare, Balita, Ibu, Perilaku, Penanganan Awal

Daftar Pustaka : 32 (2002 – 2015)

Page 12: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE

KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA

2015

Danu Prasetyo

Mothers’ Behavior in the Early Treatment of Diarrhea of Toddlers at

Teguhan Village, Plumbungan Ward, Karangmalang Sub-district, Sragen

ABSTRACT

Diarrhea is a disease that often affects children throughout the world,

including Indonesia. The main cause of the high incidence of diarrhea is

influenced by several factors, namely: infection, malabsorption, allergy, poisoning

and immunodeficiency, behavior and environment. Basically, Healthy behavior is

a person's response to the stimulus which is associated with illness and disease,

health care system, food and the environment. Mothers’ role in diarrhea

management requires knowledge because knowledge is one important component

of predisposing. The objective of this research is to investigate the mothers’

behavior in the early treatment of diarrhea of toddlers at Teguhan Village,

Plumbungan Ward, Karangmalang Sub-district, Sragen.

This research used the descriptive quantitative method. The samples of

research were 57 respondents and were taken by using the total sampling

technique. The data were collected through questionnaire.

The result of this research shows that 30 respondents (52.6%) had good

early treatment of diarrhea of toddlers. Mother's behavior in the early treatment of

diarrhea of toddlers was categorized as a good one and was influenced by several

factors: most of respondents held Senior Secondary School graduates, integrated

service post run routinely, and the nearest health care facilities (health centers)

could easily be accessed by the public.

Keywords: Diarrhea, toddlers, mothers, behavior, early treatment

References: 32 (2002 – t015)

Page 13: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Diare merupakan salah satu penyakit paling sering menyerang anak di

seluruh dunia, termasuk Indonesia. Diperkirakan, anak berumur di bawah

lima tahun mengalami 203 episode diare per tahunnya dan empat juta anak

meninggal di seluruh dunia akibat diare dan malnutrisi. Kematian akibat diare

umumnya disebabkan karena dehidrasi (kehilangan cairan). Lebih kurang

10% episode diare disertai dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit

tubuh secara berlebihan. Bayi dan anak kecil lebih mudah mengalami

dehidrasi dibanding anak yang lebih besar (Firmansyah, 2009).

Penyakit diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahun(WHO,

2007). Angka kematian bayi dan anak di bawah lima tahun di indonesia

hampir sepertiganya disebabkan oleh penyakit diare. Penyakit diare di

Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama,

hal ini disebabkan karena masih tingginya angka kesakitan diare yang

menimbulkan banyak kematian terutama pada anak. Angka kesakitan diare di

Indonesia dari tahun ke tahun cenderung meningkat (Soebagyo, 2008).Angka

kematian akibat diare di Indonesia masih cukup tinggi. Data Depkes RI

menunjukan kasus diare mengalami peningkatan dibandingkan tahun

sebelumnya. Tahun 2005 jumlah penderita diare sebanyak 5.051 orang dan

meninggal 127 orang dengan Case Fatality Rate (CFR) = 2,51%. Tahun

Page 14: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

2

2006, meningkat menjadi 10.980 kasus dengan 277 orang meninggal (CFR =

2,52%)(Depkes RI, 2007).

Penyebab utama tingginya kasus diare, dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Hal ini sesuai dengan pernyataan Depkes RI yaitu faktor infeksi,

malabsorbsi, alergi, keracunan dan immunodefisiensi, faktor perilaku dan

lingkungan. Perilaku sehat pada dasarnya adalah respon seseorang terhadap

stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan

kesehatan, makanan dan lingkungan, sedangkan perilaku terhadap lingkungan

merupakan respon seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan

kesehatan manusia yang mencakup perilaku yang berhubungan dengan air

bersih, limbah, kebersihan diri, rumah sehat, sampah, dan pemberantasan

vektor (Notoatmodjo, 2007).

Penyebab utama tingginya kasus ini yaitu kurangnya perilaku hidup

bersih masyarakat dan sanitasi yang buruk. Menurut Kasubdit Diare dan

Kecacingan Depkes, I Wayan Widaya untuk menurunkan penyakit diare

tersebut pihaknya telah memfokuskan strategi penanganan penatalaksanaan

diare pada tingkat rumah tangga, sarana kesehatan dan KLB diare (Profil

Kesehatan Indonesia, 2007).

Diare dapat diatasi dengan menjaga kebersihan dan mengolah

makanan yang sehat dan bersih, sebagian ibu yang mempunyai balita dengan

diare mengalami kesulitan atau tidak dapat mengatasi dan memanajemen

untuk penanganan awal diare karena kurangnya pengetahuan ibu mengenai

pencegahan dan penanggulangan awal diare. Melihat dari fenomena diatas

Page 15: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

3

maka kita perlu memberikan gambaran pada ibu yang mempunyai balita,

tentang diare, tanda gejala diare, penyebab, dampak dan anjuran pada ibu

untuk mencegah dan menanggulangi diare secara cepat dan tepat agar angka

morbiditas dan mortalitas diare menurun(Soebagyo, 2008).

Tatalaksana dalam perawatan dan penanganan diare yang tidak tepat

maka akan berdampak pada munculnya komplikasi serius yaitu asidosis

metabolik dan gangguan elektrolit yang dapat mengakibatkan perdarahan di

dalam otak, kesadaran menurun dan balita dan bila balita tidak segera

ditolong maka akan berakibat fatal pada balita yaitu kematian (Erich,2007).

Peran ibu dalam melakukan penatalaksanaan terhadap diare

diperlukan suatu pengetahuan, karena pengetahuan merupakan salah satu

komponen faktor predisposisi yang penting. Pertolongan pertama dapat

dilakukan ibu dengan pemberian oralit pembuatan sendiri dengan campuran

gula dan garam, adapula yang memberikan daun jambu kepada balitanya.

pemberian daun jambu ini juga bermacam-macam yaitu dengan cara di

kunyah-kunyah oleh balita yang terserang diare, dan adapula yang memasak

daun jambu dengan air kemudian airnya diminum, pemberian cairan penganti

(cairan rehidrasi) untuk menganti cairan yang hilang(Susi, 2006).

Kesadaran orang tua terhadap kesehatan anaknya sangat penting agar

anak yang sedang mengalami diare tidak jatuh pada kondisi yang lebih buruk

harus segera dilakukan tindakan. Orang tua wajib mengetahui langkah apa

saja yang harus dilakukan pertama kalijika anaknya mengalami diare. Tahap

awal berikan cairan secara oral dan teruskan pemberian makanan selama

Page 16: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

4

anakmau. Diare apabila berlanjut dengan frekuensi yang cukup sering (lebih

dari enam kali) disertai muntah yang frekuen, atau frekuensi tidak terlalu

sering tetapi feces disertai lendir atau darah, sebaiknya anak dibawa ke pusat

layanan kesehatan untuk mendapatkan penangganan lebih lanjut (Dinas

Provinsi Gorontalo, 2013).

Kasus pada dehidrasi sedang dan berat penderita diare memerlukan

rehidrasi intravena (infus) untuk menggantikan cairan yang hilang.Tindakan

perilaku ibu tentang penatalaksanaan rehidrasi oral juga tergolong dalam

kategori kurang hal ini bisa dilihat bahwa jumlah persentase ibu yaitu sebesar

52,8% ibu yang belum melakukan penaganan awal bila anak diare yaitu

dengan pemberian larutan gula dan garam bila anak diare, kebanyakan dari

ibu tidak pernah membuat larutan gula dan garam bila anak diare, mereka

hanya lebih banyak memilih datang ke puskesmas untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan(Dinas Provinsi Gorontalo, 2013).

Studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan November 2014 di

Desa Teguhan Plumbungan Karangmalang Sragen, didapatkan data dari

Puskesmas Karangmalang ada empat balita yang menderita diare dari 25

penderita diare. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti kepada

ibu yang mempunyai balita diare didapatkan hasil satu ibu langsung

memberikan penangganan awal diare pada balita dengan memberikan

makanan yang banyak mengandung air (sup, bubur) untuk menganti cairan

yang hilang dan mencegah terjadinya dehidrasi pada balita yang mengalami

diare. Tiga ibu lainnya langsung membawa balita yang mengalami diare

Page 17: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

5

kepuskesmas untuk mendapatkan perawatan, karena ketiga ibu tersebut tidak

mengetahui penangganan awal yang harus dilakukan pada balita diare.

1.2 Rumusan Masalah

Kurang tahunya ibu dalam memberikan penangganan awal diare pada

balita dan penangganan awal diare yang terlambat dapat menyebabkan

dehidrasi pada balita diare. Rumusan masalah penelitian ini adalah

bagaimanakah perilaku ibu dalam penangganan awal diare pada balita di

Desa Teguhan Kelurahan Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten

Sragen ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Tujuan umum dalam penelitian adalah untuk mengidentifikasiperilaku

ibu dalam pertolongan pertama diare pada balita.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi karakteristik responden.

2. Mengidentifikasi tingkat perilaku ibu dalam penanganan awal diare

pada balita.

Page 18: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

6

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi masyarakat

a) Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan ilmu dalam perilaku

penangganan awal ibu pada balita diare.

b) Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan perilaku

masyarakat dalam memberikan cara menangani balita diare dengan

baik dan benar.

1.4.2 Manfaat bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya literature ilmu

keperawatan khususnya tentang gambaran perilaku ibu dalam

pertolongan pertama diare pada balita.

1.4.3 Manfaat bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini digunakan sebagai informasi dan acuan untuk

melakukan penelitian-penelitian selanjutnya terkaitperilaku ibu dalam

pertolongan pertama diare pada balita.

1.4.4 Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini bermanfaat sebagai proses belajar untuk mengaplikasikan

ilmu yang diperoleh dari program Studi Ilmu Keperawatan

terkaitperilaku ibu dalam pertolongan pertama diare pada balita.

Page 19: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Diare

2.1.1 Definisi Diare

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan

yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan

bentuk tinja yang encer atau cair (Suriadi, 2005). Diare merupakan

salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan

masyarakat, karena angka kesakitan masih tinggi dan berpotensi

menyebabkan kematian, terutama apabila penanganan penderitanya

terlambat dilakukan (Depkes RI, 2002). Penyakit diare disebabkan

karena infeksi dari bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi dari

makanan maupun air minum, infeksi karena virus, alergimakanan

khususnya susu atau laktosa, dan parasit yang masuk melalui makanan

atauminuman yang kotor (Depkes RI, 2002).

2.1.2 Etiologi

Penyebab utama tingginya kasus diare, dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Hal ini sesuai dengan pernyataan Depkes RI (2002) yaitu faktor

infeksi, makanan, psikologis, pendidikan, pekerjaan, umur balita,

lingkungan, gizi, sosial ekonomi masyarakat, makanan dan minuman

yang dikonsumsi, laktosa(susu kaleng) (Notoatmodjo, 2007).

1. Faktor Infeksi

Page 20: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

8

a. Infeksi enteral

Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang

merupakan penyebab utama diare pada anak. Infeksi parenteral

ini meliputi:

a) Infeksi bakteri: Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella,

Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya.

b) Infeksi virus: Enteroovirus (Virus ECHO, Coxsackie,

Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan

lain-lain.

c) Infestasi parasite : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris,

Strongyloides), protozoa (Entamoeba histolytica,

Giardia lamblia, Trichomonas hominis), jamur (candida

albicans).

b. Infeksi parenteral

Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar

alat pencernaan, seperti Otitis Media akut (OMA),

Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, Ensefalitis dan

sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak

berumur dibawah 2 tahun.

2. Faktor makanan

Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

Page 21: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

9

3. Faktor psikologis

Rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan

diare terutama pada anak yang lebih besar.

4. Faktor Pendidikan

Menurut penelitian, ditemukan bahwa kelompok ibu dengan

status pendidikan SLTP ke atas mempunyai kemungkinan 1,25

kali memberikan cairan rehidrasi oral dengan baik pada balita

dibanding dengan kelompok ibu dengan status pendidikan SD

ke bawah. Diketahui juga bahwa pendidikan merupakan faktor

yang berpengaruh terhadap morbiditas anak balita. Semakin

tinggi tingkat pendidikan orang tua, semakin baik tingkat

kesehatan yang diperoleh si anak.

5. Faktor pekerjaan

Ayah dan ibu yang bekerja Pegawai negeri atau Swasta rata-

rata mempunyai pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan

ayah dan ibu yang bekerja sebagai buruh atau petani. Jenis

pekerjaan umumnya berkaitan dengan tingkat pendidikan dan

pendapatan. Tetapi ibu yang bekerja harus membiarkan

anaknya diasuh oleh orang lain, sehingga mempunyai risiko

lebih besar untuk terpapar dengan penyakit.

Page 22: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

10

6. Faktor umur balita

Sebagian besar diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun.

Balita yang berumur 12-24 bulan mempunyai resiko terjadi

diare 2,23 kali dibanding anak umur 25-59 bulan.

7. Faktor lingkungan

Penyakit diare merupakan merupakan salah satu penyakit

yang berbasisi lingkungan. Dua faktor yang dominan yaitu

sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan

berinteraksi bersama dengan perilaku manusia. Faktor

lingkungan apabila tidak sehat karena tercemar kuman diare

serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat

pula, yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat

menimbulkan kejadian penyakit diare.

8. Faktor Gizi

Diare menyebabkan gizi kurang dan memperberat diarenya.

Oleh karena itu, pengobatan dengan makanan baik merupakan

komponen utama penyembuhan diare tersebut. Bayi dan balita

yang gizinya kurang sebagian besar meninggal karena diare.

Hal ini disebabkan karena dehidrasi dan malnutrisi. Faktor gizi

dilihat berdasarkan status gizi yaitu baik = 100-90, kurang =

<90-70, buruk = <70 dengan BB per TB.

Page 23: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

11

9. Faktor sosial ekonomi masyarakat

Sosial ekonomi mempunyai pengaruh langsung terhadap

faktor-faktor penyebab diare. Kebanyakan anak mudah

menderita diare berasal dari keluarga besar dengan daya beli

yang rendah, kondisi rumah yang buruk, tidak mempunyai

penyediaan air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan.

10. Faktor makanan dan minuman yang dikonsumsi

Kontak antara sumber dan host dapat terjadi melalui air,

terutama air minum yang tidak dimasak dapat juga terjadi

secara sewaktu mandi dan berkumur. Kontak kuman pada

kotoran dapat berlangsung ditularkan pada orang lain apabila

melekat pada tangan dan kemudian dimasukkan kemulut

dipakai untuk memegang makanan. Kontaminasi alat-alat

makan dan dapur. Bakteri yang terdapat pada saluran

pencernaan adalah bakteri Etamoeba colli, salmonella, sigella.

Dan virusnya yaitu Enterovirus, rota virus, serta parasite yaitu

cacing (Ascaris, Trichuris), dan jamur (Candida albikan).

11. Faktor terhadap Laktosa (susu kaleng)

Tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pada

pertama kehidupan. Pada bayi yang tidak diberi ASI resiko

untuk menderita diare lebih besar daripada bayi yang diberi

ASI penuh dan kemungkinan menderita dehidrasi berat juga

lebih besar. Menggunakan botol susu ini memudahkan

Page 24: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

12

pencemaran oleh kuman sehingga menyebabkan diare. Dalam

ASI mengandung antibody yang dapat melindungi kita

terhadap berbagai kuman penyebab diare seperti Sigella dan V.

Cholerae.

2.1.3 Manifestasi Klinis

Awalnya balita sering cengeng, rewel, gelisah, suhu tubuh

meningkat, nafsu makan menurun yang disertai dengan timbulnya

diare. Keadaan kotoran (tinja) makin cair dan berlendir, kadang juga

disertai dengan adanya darah atau lendir, yang berwarna kehijau-

hijauan yang disebabkan karena bercampur dengan empedu. Anus dan

sekitarnya menjadi lecet yang mengakibatkan tinja menjadi asam

(Ngastiyah, 2005).

2.1.4 Klasifikasi

Klasifikasi diare berdasarkan lama waktu diare terdiri dari diare

akut, diare persisten, diare kronik (Iskandar, 2011) :

1. Diare akut

Diare akut yaitu buang air besar dengan frekuensi yang

meningkat dan konsistensi tinja yang lembek atau cair dan

bersifat mendadak datangnya dan berlangsung dalam waktu

kurang dari 2 minggu. Menurut Depkes (2002), diare akut

yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari tanpa

Page 25: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

13

diselang-seling berhenti lebih dari 2 hari. Berdasarkan

banyaknya cairan yang hilang dari tubuh penderita, gradasi

penyakit diare akut dapat dibedakan dalam empat kategori,

yaitu: (1) Diare tanpa dehidrasi, (2) Diare dengan dehidrasi

ringan, apabila cairan yang hilang 2-5% dari berat badan, (3)

Diare dengan dehidrasi sedang, apabila cairan yang hilang

berkisar 5-8% dari berat badan, (4) Diare dengan dehidrasi

berat, apabila cairan yang hilang lebih dari 8-10%.

2. Diare persisten

Diare persisten adalah diare yang berlangsung 15-30 hari,

merupakan kelanjutan dari diare akut atau peralihan antara

diare akut dan kronik.

3. Diare kronik

Diare kronis adalah diare hilang-timbul, atau berlangsung

lama dengan penyebab non-infeksi, seperti penyakit sensitif

terhadap gluten atau gangguan metabolisme yang menurun.

Lama diare kronik lebih dari 30 hari.

2.1.5 Komplikasi

1. Dehidrasi

2. Hipokalemi

3. Hipokalsemi

4. Cardiac dysrhythmias akibat hipokalemia dan hipokalsemi

Page 26: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

14

5. Hiponatremi

6. Syok hipovolemik

7. Asidosis. (Suriadi, 2005)

2.1.6 Penangganan Awal Diare

Penangganan awal diare dapat dilakukan ibu denganpemberian

oralit pembuatan sendiri dengan campuran gula satu sendok teh penuh

+ garam ¼ sendok teh + air masak satu gelas dicampur diaduk sampai

larut benar minum 2 gelas oralit setelah BAB, adapula yang

memberikan daun jambu biji kepada balitanya. Pemberian daun jambu

biji ini juga bermacam-macam yaitu dengan cara di kunyah-kunyah

oleh balita yang terserang diare, dan adapula yang memasak daun

jambu biji dengan air kemudian airnya diminum, pemberian cairan

penganti (cairan rehidrasi) untuk menganti cairan yang hilang (Susi,

2006). Berikan ASI dan cairan agar balita tidak mengalami

dehidrasi. Mencuci botol susu balita dengan baik dan benar apabila

balita masih menggunakan botol susu agar kuman yang ada dalam botol

susu tidak masuk ke dalam tubuh balita (Suriadi, 2005). Menjaga

kondisi balita selalu bersih dan berada ditempat yang sehat.

Menghentikan mengonsumsi makanan atau obat-obatan yang dicurigai

menjadi penyebab diare pada balita yang dikonsumsi ibu menyusui.

Jangan berikan obat anti diare kepada penderita penyakit diare pada

balita karena justru akan menghambat kuman yang akan keluar dari

Page 27: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

15

dalam tubuh balita. Membersihkan bahan-bahan makanan yang

dikonsumsi balita dengan air bersih. Beri makanan yang mengandung

pectin yang akan membantu dalam menyerap air dalam tubuh balita,

makananan yang mengandung pectin seperti apel, kentang, pisang dan

wortel, ibu dapat mengolahnya menjadi sayur dengan tambahan bahan-

bahan yang lain yang balita sukai untuk membantu meningkatkan nafsu

makan balita.Berikan makanan seperti biasa ketika balita sehat,

mengurangi sedikit porsi makan dan berikan lebih sering, menghindari

makanan yang mengandung banyak serat seperti sayur dan

buah.Berikan jus dari buah-buahan yang bersifat netral untuk menganti

cairan yang hilang. Tidak memberi makanan pada balita yang dapat

memicu terjadinya diare seperti makanan yang digoreng, gula atau

pemanis buatan, makanan berserat dan kubis. Menjaga kebersihan

lingkungan terutama pada air yang setiap harinya dipakai. Mencuci

tangan ibu dengan sabun antiseptik setelah melakukan kegiatan rumah

tang ga sebelum kontak langsung pada balita. Mencuci tangan balita

sebelum makan dan setiap habis bermain, memakaikan alas kaki jika

balita bermain ditanah. Menerapkan pola hidup serta pola makan yang

sehat (Ngastiyah, 2005).

2.2 Konsep Perilaku

Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta

interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk

Page 28: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

16

pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku merupakan respon/reaksi seorang

individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya.

Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan: berpikir, berpendapat,

bersikap) maupun aktif (melakukan tindakan) (Sarwono, 2004). Perilaku

manusia pada hakekatnya adalah suatu aktifitas dari manusia itu sendiri, yang

mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara,

bereaksi, berpikir, persepsi dan emosi. Perilaku juga dapat diartikan sebagai

aktifitas organisme, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak

langsung (Notoatmodjo, 2007).

2.2.1 Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan menurut Skinner dalam Notoatmodjo adalah

suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang

berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,

makanan, minuman dan lingkungan. (Notoatmodjo, 2007).)

Klasifikasi tentang perilaku kesehatan yang terdiri

dari:Notoatmodjo (2007)

2.2.1.1 Perilaku Hidup Sehat

Perilaku Hidup Sehat adalah perilaku yang berkaitan

dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan

dan meningkatkan kesehatannya yang mencakup antara lain:

1. Makan dan menu seimbang (appropriate diet)

2. Olahraga teratur

Page 29: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

17

3. Tidak merokok

4. Tidak minum-minuman keras dan narkoba

5. Istirahat yang cukup

6. Mengendalikan stress

7. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan,

misalnya tidak berganti-ganti pasangan dalam hubungan

seks.

2.2.1.2 Perilaku sakit (IIInes behaviour)

Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap

sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan

tentang : gejala dan penyebab penyakit, dan sebagainya.

2.2.1.3 Perilaku peran sakit (the sick role behaviour)

Orang sakit (pasien) mempunyai hak dan kewajiban

sebagai orang sakit,yang harus diketahui oleh orang sakit itu

sendiri maupun orang lain (terutama keluarganya). Perilaku ini

disebut perilaku peran sakit (the sick role) yang meliputi:

1. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.

2. Mengenal / mengetahui fasilitas atau sarana

pelayanan/penyembuhan penyakit yang layak.

3. Mengetahui hak (misalnya : hak memperoleh perawatan,

memperoleh pelayanan kesehatan, dan sebagainya) dan

kewajiban orang sakit (memberitahukan penyakitnya kepada

Page 30: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

18

orang lain terutama kepada dokter/petugas kesehatan, tidak

menularkan penyakitnya kepada orang lain, dan sebagainya).

Perilaku sehat untuk masyarakat kadang-kadang bukan hanya

perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja,

melainkan diperlukan contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh

agama, dan para petugas terutama petugas kesehatan dan diperlukan

juga undang-undang kesehatan untuk memperkuat perilaku tersebut

(Notoatmodjo, 2007).

2.2.2 Perilaku Sakit

Adalima macam reaksi dalam mencari proses pengobatan

sewaktu sakit yaitu:

1. Shoping atau proses mencari beberapa sumber yang berbeda dari

medical care untuk satu persoalan atau yang lain, meskipun

tujuannya adalah untuk mencari dokter yang akan mendiagnosis dan

mengobati yang sesuai harapan.

2. Fragmentation atau proses pengobatan oleh beberapa fasilitas

kesehatan pada lokasi yang sama.

3. Procastination atau penundaan pencarian pengobatan sewaktu gejala

sakit dirasakan.

4. Self Medication atau mengobati sendiri dengan berbagai ramuan atau

membelinya diwarung obat.

Page 31: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

19

5. Discontuinity atau proses tidak melanjutkan (menghentikan

pengobatan). (Suchman dalam Sarwono, 2004).

2.2.3 Bentuk-Bentuk Perilaku

Perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup

yang sangat luas.Perilaku dibagi ke dalam tiga domain atau

ranah/kawasan yaitu ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif

(affective domain) dan ranah psikomotor (psychomotor domain),

meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang

jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan

tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga

domain perilaku tersebut yang terdiri dari:

1. Pengetahuan peserta terhadap materi pendidikan yang diberikan

(knowledge).

2. Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang

diberikan (attitude).

3. Praktik atau tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan

dengan materi pendidikan yang diberikan (practice) (Notoatmodjo,

2007).

Notoatmodjo (2007), seorang ahli psikologi merumuskan bahwa

perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus

(rangsangan dari luar). Berdasarkan rumus teori Skinner tersebut maka

perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

Page 32: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

20

1. Perilaku tertutup (covert behavior)

Perilaku tertutup terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut masih

belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon

seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi,

pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)

Perilaku terbuka ini terjadi bila respon terhadap stimulus sudah

berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar

atau observable behavior.

Dari penjelasan di atas dapat disebutkan bahwa perilaku itu

terbentuk di dalam diri seseorang dan dipengaruhi oleh dua faktor

utama, yaitu :

1. Faktor eksternal, yaitu stimulus yang merupakan faktor dari luar diri

seseorang.

Faktor eksternal atau stimulus adalah faktor lingkungan, baik

lingkungan fisik, maupun non-fisik dalam bentuk sosial, budaya,

ekonomi maupun politik.

2. Faktor internal, yaitu respon yang merupakan faktor dari dalam diri

seseorang.

Faktor internal yang menentukan seseorang merespon stimulus dari

luar dapat berupa perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi,

sugesti dan sebagainya.

Page 33: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

21

Dari penelitian-penelitian yang ada faktor eksternal merupakan

faktor yang memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk

perilaku manusia karena dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya

dimana seseorang itu berada (Notoatmodjo, 2007).

Kategori perilaku

1. Kategori Kurang skor 30-60

2. Kategori Cukup skor 61-90

3. Kategori Baik skor 91-120

2.3 Pengertian Balita

2.3.1 Balita

Balita merupakan individu yang berumur 0-5 tahun, dengan

tingkat plastisitas otak yang masih sangat tinggi sehingga akan lebih

terbuka untuk prosos pembelajaran dan pengayaan (Departemen

Kesehatan RI, 2009). Balita terbagi menjadi dua golongan yaitu

balita dengan usia satu sampai tiga tahun dan balita dengan usia tiga

sampai lima tahun (Soekirman, 2006).

2.3.2 Perkembangan Balita

Perkembangan merupakan kondisi yang ditandai dengan

bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks

(Departemen Kesehatan RI, 2009). Perkembangan balita dibagi

menjadi empat aspek yaitu perkembangan psikologis, perkembangan

Page 34: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

22

psikoseksual, perkembangan sosial dan perkembangan kognitif

(Nicki, 2007).

Berbicara tentang perkembangan balita banyak kita temui teori

yang membahas tentang tumbuh kembang balita. berikut merupakan

beberapa teori tentang perkembangan balita menurut berbagai tokoh:

1. Perkembangan psikososial

Krisis perkembangan psikososial pada bayi adalah

pada saat masa percaya dan tidak percaya. Kualitas

hubungan antara orang tua dan balita akan sangat

berpengaruh dalam tahap ini. Teori ini berpendapat masa

autonomi atau kebebasan mulai muncul pada usia todler

dan pada usia ini anak akan mulai menjalin hubungan

sosial dengan lingkungan (Potter dan Perry, 2005).

2. Perkembangan kognitif

Perkembangan periode sensorimotor merupakan

perkembangan tahap pertama dari perkembangan kognitif.

Periode sensorimotor akan berlangsung sampai dengan

tahun ke dua kelahiran dan setelah itu akan beralih pada

tahap pemikiran praoperasional. Tahap ini ditandai dengan

penggunaan simbol untuk menunjuk benda, tempat atau

orang dan pada tahap ini anak juga belajar meniru kegiatan

yang dilakukan orang lain (Kinney, 2009).

Page 35: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

23

3. Perkembangan bahasa

Perkembangan bahasa akan sangat dipengaruhi oleh

lingkungnnya. Bahasa bukan kemampuan yang diperoleh

dalam sekali waktu namun perkembangan bahasa terjadi

secara bertahap. Dalam perkembangan bahasa dibutuhkan

kelengkapan struktur dan fungsi dari indra pendengaran,

pernafasan, dan kognitif yang dibutuhkan untuk

berkomunikasi. Perkembangan bahasa antar individu

sangat bervariasi yang dipengaruhi oleh kemampuan saraf

dan perkembangan kognitif masing-masung individu

(Wong, 2001).

4. Perkembangan sensori motor

Perkembangan sensori motor sangat erat kaitannya

dengan dunia bermain anak. Pada saat bermain anak akan

menggunakan kemampuan otot dan persarafannya. Dengan

semakin berkembangnnya kemampuan sensori motor,

individu akan mulai mengeksplor lingkungan sekitarnya

(Wong, 2001).

5. Perkembangan motorik kasar

Dalam perkembangan gerak motorik kasar dapat

dievaluasi dari empat posisi yaitu ventral suspension,

prone, sitting, dan standing. Posisi suspension merupakan

Page 36: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

24

posisi balita tengkurap dan berusaha mengangkat pantat

(Pillitteri, 2003).

6. Perkembangan motorik halus

Gerak yang melibatkan gerakan bagian tubuh yang

melibatkan otot-otot kecil. Gerak motorik halus dimulai

dengan kemampuan balita untuk menghisap ibu jari. Balita

usia tiga bulan mulai menjangkau benda-benda yang

berada didekatnya. Kemampuan tersebut terus berkembang

sampai pada usia 12 bulan balita dapat menggambar garis

simetris (Pillitteri, 2003).

Page 37: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

25

2.4 Kerangka Teori

Gambar 2.1 K erangka Teori (Notoadmodjo, 2007)

Penyebab:

a) Faktor infeksi

b) Makanan

c) Psikologis

d) Pendidikan

e) Pekerjaan

f) Umur balita

g) Lingkungan

h) Gizi

i) Sosial ekonomi

masyarakat

j) Makanan&minuman

yang dikonsumsi

k) Laktoza(Susu kaleng)

Tandan dan gejala:

a) Sering BAB dengan

konsistensi tinja cair

atau encer

b) Terdapat tanda dan

gejala dehidrasi

c) Keram abdominal

d) Demam

e) Mual dan muntah

f) Anorexia

g) Lemah

h) Pucat

i) Perubahan tanda vital

j) Menurun atau tidak ada

pengeluaran urine

Diare Perilaku ibu

Penanganan awal

diare

a) Memberikan

cairan sebanyak

mungkin

b) Larutan garam

oralit

c) Memberikan daun

jambu

Akibat Diare

Kekurangan cairan

(dehidrasi)

Page 38: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

26

2.5 Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Perilaku ibu dalam

Penangganan awal diare pada

balita

Page 39: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

27

2.6 Keaslian penelitian

Tabel 2.1 Keaslian Penelitian

No Nama peneliti Judul Metode Hasil

1 Haryati Ningsih,

Muh. Syafar,

Mappeaty

Nyorong (2011)

Perilaku ibu terhadap

pencengahan dan

pengobatan anak balita

penderita diare di

wilayah kerja

puskesmas belawa

kabupaten wajo

Kualitatif

fenomonologi

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

tindakan yang dilakukan

ibu dalam upaya

pencegahan dan

pengobatan penyakit diare

anak balita adalah

menjaga kebersihan

sanitasi lingkungan

rumah, memberikan

makanan yang bergizi,

memberikan ASI,

mencuci tangan dengan

sabun dan memotong

kuku.

2 Novie E. Mauliku

dan Eka Wulansari

(2012)

Hubungan antara faktor

perilaku ibu dengan

kejadian diare pada

balita di Puskesmas

Batu jajar Kabupaten

Bandung Barat

cross

sectional

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

pengetahuan ibu

berhubungan dengan

terjadinya diare p=0,006

(p<0,05), Sikap ibu

berhubungan dengan

terjadinya diare p=0,019

(p<0,05), dan tindakan

ibu berhubungan dengan

terjadinya diare p=0,002

(p<0,05).

3 Lidwina Triastuti

Listianingsih,

Maria Yunita

Indriarini,

Harry Olivia

Sitompul

(2009)

Hubungan pengetahuan

ibu dengan sikap dalam

penangganan awal

diare pada anak

prasekolah di rw 12

Desa Jaya Mekar

Padalarang

cross

sectional

Hasil penelitian adalah

ada hubungan antara

pengetahuan dengan sikap

dalam penanganan awal

diare pada anak

prasekolah di RW 12

Desa Jaya Mekar (p-value

=0,000<0,05).

Page 40: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan objek atau peristiwa

yang bertujuan untuk mengetahui keadaan yang terjadi pada saat sekarang

(Notoatmodjo, 2012). Peneliti menggunakan desain deskriptif karena bertujuan

untuk mengetahuitingkat perilaku ibu dalam melakukan penanganan awal pada

balita yang mengalami diare di Desa Teguhan Kelurahan Plumbungan Kecamatan

Karangmalang Kabupaten Sragen.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria

yang telah ditetapkan (Nursalam, 2011). Seseorang yang ingin meneliti

semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2010).

Populasi pada penelitian ini adalah seluruhibu yang berada di

desa Teguhan Kelurahan Plumbungan Kecamatan Karangmalang

Kabupaten Sragen sebanyak 57 responden.

Page 41: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

29

3.2.2 Sampel

Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling. Sampling

adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili

populasi yang ada (Nursalam, 2011). Sampel pada penelitian ini adalah

seluruh ibu yang berada di desa Teguhan Plumbungan Kecamatan

Karangmalang Kabupaten Sragen.

Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan totalsampling

yaitu cara pengambilan sampel ini diambil keseluruhan jumlah

sampelnya. Peneliti mengambil semua sampel karena jumlah populasi

tidak begitu banyak sehingga peneliti mengambil semuanya agar hasil

lebih valid. Sampel yang akan diambil adalah seluruhibu yang berada di

Desa Teguhan Kelurahan Plumbungan Kecamatan Karangmalang

Kabupaten Sragen sejumlah 57 responden

1. Kriteria inklusi:

Ibu dari anak balita yang berada diDesa Teguhan Kelurahan

Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen

2. Kriteria eksklusi:

a) Ibu dari anak balita yang sedang sakit pada saat pembagian

kuesioner

b) Ibudengan gangguan mental

c) Ibu dari anak balita dengan jam kerja pagi hingga sore hari

Page 42: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

30

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1 Tempat Penelitian

Tempat Penelitian dilakukan di Desa Teguhan Kelurahan

Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen.

3.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2015.

3.4 Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran

Tabel 3.1 DefinisiOperasional

Variabel Pengertian Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Karakteristik

responden:

Umur

Umur responden

dalam tahun

pada saat

penelitian

berlangsung

Kuesioner

1. 18-27 tahun

2. 28-37 tahun

3. < 40 tahun

Interval

Tingkat

pendidikan

Pendidikan

terakhir yang

dijalani

responden

Kuesioner 1. SMP

2. SMA

3. Perguruan Tinggi

Ordinal

Perilaku ibu

dalam

managemen

diare

Merupakan

beberapa

respon

ibu

tentang

penanganan

diare

Kuesioner Tingkat perilaku ibu:

1. Baik : 76% - 100% 76100 x 19 = 14,4 100100 x 19 = 19

Skore = 14,4 – 19

2. Cukup : 56% - 75% 56100 x 19 = 10,64 75100 x 19 = 14,25

Skore = 10,64 – 14,25

3. Kurang : < 55% 55100 x 19 = 10,45

Skore = 10,45

Ordinal

Page 43: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

31

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1 Alat Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah jenis

pengukuran dengan mengumpulkan data secara formal kepada subjek

untuk menjawab pertanyaan secara tertulis (Nursalam, 2011).

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah

closedended questions yaitu kuesioner yang sudah tersedia jawabannya

sehingga responden tinggal memilih (Nursalam, 2011). Penelitian ini

menggunakan kuesioner yang berisi karakteristik ibu dan

tingkatperilaku ibu dalam managemen diare. Kuesioner terdiri dari 30

item pernyataan, dinyatakan 20 pertanyaan validdengan jawaban D :

Dilakukan, TD : Tidak dilakukan.

1. Uji Validitas

Uji Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan

tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto

2010). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Penelitian ini

menggunakan uji validitas dengan rumus product moment,

yaitu:

rxy = N. ΣXY − ΣX. ΣY��N ΣX2 − (ΣX)2� �NΣY2 − (ΣY)2�

Page 44: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

32

Keterangan :

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien korelasi product moment

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Uji validitas dilakukan di Desa Jambangan Kelurahan

Kedawung Kabupaten Sragen pada kuesioner perilaku ibu

dalam penanganan awal diare pada 30 responden. 30 item

pernyataan dinyatakan 20 pertanyaan valid karena nilai t

hitung > t tabel dengan taraf signifikan 5% (0,361).

Instrument dikatakan valid jika nilai rhitung>rtabel (0,361)

(Riwidikwo, 2010).

Yang dinyatakan tidak valid t hitung < t tabel dengan

taraf signifikan 5% ( 0,361) yaitu item

6,7,10,11,17,21,26,28,29, dan 30.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai

alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius,

mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu.

Page 45: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

33

Data yang sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun

diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto 2006).

Untuk menguji reliabilitas instrument peneliti

menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program

komputer SPSS. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai

berikut:

r11 = � kk − 1� �1 − Σσb2σ2t �

Keterangan

r11 := Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Σσb� = Jumlah varian butir

σ2t = Varians total

Hasil uji instrumen dikatakan reabilitas jika nilai alpha

cronbach 's> rkriteria (0,7) (Djemari 2003 dalam Riwidikdo,

2012).Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan

pada 20 item kuesioner didapatkan nilai alpha cronbach

0,940. Dari 20 pertanyaan tersebut dinyatakan 19 pertanyaan

reliabel atau layak diujikan karena nilai alpha croncbach >

0,7 yang berarti kuesioner tersebut layak digunakan.

3.5.2 Cara Pengumpulan Data

1. Data primer

Data primer adalah data atau kesimpulan fakta yang dikumpulkan

secara langsung pada saat berlangsungnya penelitian

Page 46: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

34

(Sugiono,2013). Data primer dalam penelitian ini adalah data yag

diambil dari subyek peneliti yang diukur sesudah pemberian

kuesioner tentang pertolongan pertama pada balita yang mengalami

diare.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang ada di desa Teguhan Kelurahan

Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen, literatur

yang relevan dan sumber lain yang mendukung penelitian ini.

3.5.3 Tahap Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimulai setelah mengurus surat ijin

pengambilan data yang dikeluarkan oleh Progam Study S-1

Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta yang ditujukan kepada

direktur Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL) dan kepada

direktur Puskesmas Karangmalang Sragen. Setelah mendapatkan ijin

melakukan studi pendahuluan, surat diserahkan kepada kepala Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Sragen dan

kepala Dinas Kesehatan Sragen. Surat kemudian diserahkan kepada

direktur PuskesmasKarangmalang Sragen agar mendapatkan

persetujuan untuk mengambil data di Rekam Medis Puskesmas

Karangmalang Sragen. Kemudian peneliti memberikan penjelasan

tentang penelitian dan memberikan lembar inform consent untuk

menjadi responden.

Page 47: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

35

3.5.4 Tahap Pelaksanaan

Tahap pertama, peneliti menetapkan objek penelitian dengan

pemilihan sampel yaitu semua ibu yang berada di desa Teguhan

Kelurahan Plumbungan Kecamatan Karangmalang Sragen. Tahap

kedua, peneliti melakukan pengambilan data dengan caramemberikan

kuesioner perilaku. Tahap ketiga, peneliti melakukan pengambilan data

penangana awal diare. Tahap keempat, peneliti membuat laporan hasil

penelitian.

3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

3.6.1 Pengolahan Data meliputi :

1. Editing atau mengedit data, dimasukan untuk mengevaluasi

kelengkapan, konsistensi dan kesesuaian kriteria data yang

diperlukan untuk mengunci hipotesis atau menjawab tujuan

penelitian.

2. Coding atau mengkode data merupakan suatu metode untuk

mengobservasi data yang dikumpulkan selama penelitian kedalam

simbol yang cocok untuk keperluan analisis terhadap hasil observasi

yang dilakukan. Dalam penelitian ini perilaku responden

dikatakanbaikapabilanilai76-100%,cukupapabilanilai56-75%,

Page 48: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

36

dankurangapabila nilai< 56% dengan penghitungan skore

Jumlah Jawaban Benar100 x Jumlah Soal

3. Entri data merupakan proses memasukkan data kedalam computer.

4. Tabulasi merupakan proses mengklasifikasikan data menurut criteria

tertentu sehingga frekuensi dari masing-masing item.

3.6.2 Analisa Data

Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan untuk

menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian yang Disajikan dalam

bentuk distribusi yang dinarasikan (Notoatmodjo, 2005). Analisa

univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik responden

meliputi umur dan pendidikan terakhir, dan tingkat karakteristik

perilaku ibu dalam melakukan penanganan awal pada balita diare.

Data tersebut akan dideskripsikan menggunakan distribusi frekuensi

dengan ukuran presentase atau proposi(Dahlan, 2008).

3.7 Etika Penelitian

Masalah etika yang harus diperhatikan antara lai adalah sebagai berikut :

3.7.1 Informed Consent

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden

peneliti dengan memberikan lembar persetujuan. Informed

consent tersebut diberikan senelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud

Page 49: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

37

dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek

bersedia, maka mereka harus menanda tangani lembar

persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus

menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang harus ada

dalam informed consent tersebut antara lain: partisipasi perawat,

tujuan dilakukanya tindakan, jenis data yang dibutuhkan,

komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang akan

terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi,

dan lain-lain.

3.7.2 Anonymity (tanpa nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar

alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan

data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3.7.3 Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

Page 50: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang perilaku Ibu dalam

melakukan penanganan awal pada balita yang mengalami diare di Desa Teguhan

Kelurahan Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen.

Berdasarkan data yang diambil pada tanggal 25 Juli 2015 dengan 57 responden

yang telah memenuhi kriteria. Dari kegiatan penelitian, didapatkan hasil sebagai

berikut :

4.1 Karakteristik responden

Responden dalam penelitian ini adalah Ibu dari anak Balita di Desa

Teguhan Kelurahan Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten

Sragen yang telah sesuai dengan kriteria peneliti dan memiliki

karakteristik yang beragam. Sesuai dengan hasil penelitian, diperoleh data

karakteristik responden sebagai berikut:

4.1.1 Usia responden

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Usia Ibu di Desa Teguhan

(N=57)

NO Usia

Responden

Frekuensi Persentase (%)

1 18-27 30 52,6

2 28-37 17 29,8

3 < 40 10 17,6

Total 57 100

Page 51: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

39

Pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berada

pada usia 18-27 tahun yaitu sebanyak 30 responden (52,6%).

4.1.2 Pendidikan responden

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu di Desa Teguhan

(N=57)

No Pendidikan Frekuensi Presentase (%)

1 SMP 9 15,8

2 SMA 36 63,2

3 Perguruan Tinggi 12 21

Total 57 100

Pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

berpendidikan SMA yaitu sebanyak 36 responden (63,2%).

4.2 Analisis Bivariat

4.2.1 Perilaku Ibu dalam melakukan penanganan awal pada balita yang

mengalami diare di Desa Teguhan Kelurahan Plumbungan Kecamatan

Karangmalang Kabupaten Sragen

Tabel 4.3 Perilaku Ibu dalam melakukan penanganan awal pada balita

yang mengalami diare

(N=57)

No Perilaku Ibu Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 23 40,3

2 Cukup 30 52,6

3 Kurang 4 7,1

Total 57 100

Pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar berperilaku Baik

yaitu sebanyak 30 responden (52,6%) dalam melakukan penanganan awal pada

balita yang mengalami diare di Desa Teguhan Kelurahan Plumbungan Kecamatan

Karangmalang Kabupaten Sragen.

Page 52: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

40

BAB V

PEMBAHASAN

Pembahasan adalah kesenjangan yang muncul setelah peneliti melakukan

penelitian. Pembahasan penelitian ini memaparkan secara lebih rinci interpretasi

dan diskusi hasil penelitian ini merujuk kepada hasil penelitian, tujuan literatur

dan juga penelitian yang ada sebelumnya.

5.1 Usia

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden

berada pada usia 18-27 tahun yaitu sebanyak 30 responden (52,6%). Usia

mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakinbertambahnya usia akan semakin berkembang pula daya tanggap

danpola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya

semakinmembaik. Semakin tua seseorang akan semakin bijaksana,

semakinbanyak informasi yang dijumpai, dan semakin banyak hal yang

dikerjakansehingga menambah pengetahuannya (Sitompul, 2012)

Seseorang yang makin tua umurnya maka proses perkembangan

mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya

proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur

belasan tahun. Selain itu, daya ingat seseorang dipengaruhi oleh umur.

Page 53: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

41

Penelitian dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat

berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi

pada umur-umur tertentu mengingat atau menjelang usia lanjut kemampuan

penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang

(Notoatmojo, 2007).

Menurut penelitian Kurniati (2013), menunjukkan bahwa

berdasarkan hasil uji statistik diperoleh bahwa dari 6 variabel yang diduga

sebagai faktor yang berhubungan dengan upaya penanganan diare ternyata

hanya 2 variabel yang memperlihatkan kemaknaan secara statistik yaitu

pengetahuan ibu (P= 0,027) dan dukungan keluarga (0,000).

Pada penelitian ini sebagian besar memiliki rentang usia 18-27

tahun, karakteristik usia tersebut dikarenakan mayoritas responden

melakukan pernikahan setelah menempuh jenjang pendidikan tingkat

menengah, kemudian juga didapatkan responden yang melakukan

pernikahan ditengah menempuh jenjang perguruan tinggi.

5.2 Pendidikan

Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden

berpendidikan SMA yaitu sebanyak 36 responden (63,2%). Pendidikan

dapat memperluas wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum

seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan

yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya

lebih rendah. Seorang ibu yang berpendidikan tinggi akan memiliki

pengetahuan yang lebih tentang penatalaksanaan diare pada balita

Page 54: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

42

dibandingkan dengan ibu yang tingkat pendidikannya lebih rendah

(Notoatmojo, 2007).

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan

manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan

dan kebahagiaanya. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah menerima informasi (Wawan & Dewi, 2011).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Fediani (2011) dengan judul Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Tindakan

Ibu Terhadap Kejadian Diare Pada Balita Di Kelurahan Tanjung Sari.

Adapun hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas responden mempunyai

tingkat pengetahuan sedang (48%) dengan sebagian besar berpendidikan

SMA (48%). Didapatkan mayoritas tindakan termasuk dalam kategori baik

(58%).

5.3 Perilaku Ibu dalam melakukan penanganan awal pada balita yang

mengalami diare

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar berperilaku

Baik yaitu sebanyak 30 responden (52,6%) dalam melakukan penanganan

awal pada balita yang mengalami diare di Desa Teguhan Kelurahan

Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen.Teori Lawrence

Green (2005) mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat

kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyrakat dipengaruhi oleh 2 faktor

Page 55: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

43

pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku

(non-behaviour causes)

Perilaku dalam penatalaksanaan diare pada balita ditentukan atau

terbentuk dari 3 faktor yaitu ; 1.) Faktor predisposisi (predisposing factors)

yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, pendidikan, kepercayaan,

keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya. 2.) Faktor pendukung (Enabling

factors) yang terwujud dalam keterampilan orang tua (ibu), fasilitas-fasilitas

atau sarana-sarana kesehatan, ketersediaan pelayanan, dan sebagainya. 3.)

Faktor pendorong (renforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan

perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok

referensi dari perilaku masyarakat (Green, 2005).

Seseorang yang tidak tepat dalam penatalaksanaan diare pada

balita dapat disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum mengetahui

bagaimana cara yang tepat dan benar dalam melakukan perawatan pada

anaknya (predisposingfactors). Atau barangkali juga karena rumahnya jauh

dari puskesmas tempat untuk membawa anaknya saat mengalami diare

(enabling factors). Sebab lain, mungkin karena para petugas kesehatan

disekitarnya tidak memberikan perawatan yang baik dan benar pada anaknya

(reinforcing factors) (Green, 2005).

Perilaku responden di Desa Teguhan Kelurahan Plumbungan

Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragensebagian besar berada pada

kategori baik dalam melakukan penanganan awal pada balita yang

mengalami diare dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ; sebagian besar

Page 56: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

44

responden berpendidikan SMA sehingga pendidikan tersebut mempengaruhi

proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang

tersebut untuk menerima informasi.

Seseorang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan

cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari

media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula

pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Namun perlu ditekankan

bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak

berpengetahuan rendah pula (Widayatun, 2004).

Faktor lain yang berpengaruh terhadap responden sebagian besar

berada pada kategori baik dalam melakukan penanganan awal pada balita

yang mengalami diare adalah posyandu berjalan dengan rutin, dengan

demikian sebagian besar Ibu di Kelurahan Plumbungan mendapatkan

informasi kesehatan dari kader posyandu yang rutin mengenai berbagai

penanganan masalah kesehatan termasuk penanganan awal diare pada anak.

Fasilitas pelayanan kesehatan terdekat (puskesmas) dapat diakses

masyarakat dengan mudah berpengaruh terhadap responden sebagian besar

berada pada kategori baik dalam melakukan penanganan awal pada balita

yang mengalami diare, aksesibilitas ke fasilitas kesehatan yang berada di

Kelurahan Plumbungan Kabupaten Sragentidak terlalu sulit karena rata-rata

penduduk memiliki kendaraan sendiri dan kendaraan umum untuk dilalui ke

sarana fasilitas kesehatan hal ini sesuai dengan penelitian Rahadi (2012)

diketahui bahwa ada hubungan yang bermakna antara keterjangkauan

Page 57: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

45

aksessibilitas terhadap upaya penanganan diare. Pemanfaatan fasilitas

pelayanan kesehatan merupakan fungsi dari faktor yang memungkinkan

(pendapatan, jumlah anggota keluarga, pendidikan, dan sebagainya). Faktor

yang mempengaruhi (pengetahuan, perilaku, dan sebagainya), faktor

keterjangkauan (jarak, atau waktu yang di tempuh ke fasilitas kesehatan),

dan tingkat kesehatan yang dirasakan.Terkait dengan transportasi atau akses

berarti cakupanpelayanan kesehatan tergantung dari jarak dan waktu

terhadap suatu fasilitas atau sarana kesehatan.

Page 58: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

46

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

6.1.1 Karakteristik responden di Desa Teguhan Kelurahan Plumbungan

Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen menunjukkan bahwa

sebagian besar responden berada pada usia 18-27 tahun yaitu

sebanyak 30 responden (52,6%).

6.1.2 Karakteristik responden di Desa Teguhan Kelurahan Plumbungan

Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen menunjukkan bahwa

sebagian besar responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 36

responden (63,2%).

6.1.3 Perilaku ibudi Desa Teguhan Kelurahan Plumbungan Kecamatan

Karangmalang Kabupaten Sragen diketahui bahwa sebagian besar

berperilaku Baik yaitu sebanyak 30 responden (52,6%) dalam

melakukan penanganan awal pada balita yang mengalami diare.

Page 59: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

47

6.2 Saran

6.2.1 Ibu Di Desa Teguhan

Ibu hendaknya aktif mencari pendidikan kesehatan tentang

penanganan awal diare pada Anak sehingga masyarakat mampu

mengetahui dan melaksanakan penanganan awal diare pada anak

dengan benar.

6.2.2 Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Kelurahan Plumbungan

Perawat dan tenaga kesehatan lain dapat melakukan

pendidikan kesehatan ke masyarakat di Desa Teguhan Kelurahan

Plumbungan Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen untuk

meningkatkan pengetahuan Ibu dalam penanganan awal diare pada

Anak.

6.2.3 Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan diharapkan dapat bekerjasama dengan

Instansi kesehatan yang berada di wilayahnya untuk mewujudkan

pelatihan tentang kesehatan khususnya terampil dalam penanganan

awal diare pada Anak. Sehingga kesehatan serta keselamatan anak

terjaga dengan benar.

6.2.4 Peneliti Lain

Peneliti lain dapat melakukan penelitian tdengan mengubah

metode kualitatif tentang pengalaman ibu dalam penanganan awal

diare pada anak.

Page 60: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

48

Page 61: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT

Rineka Cipta.

Asfriyanti. (2003). Pengaruh Keluarga Terhadap Kenakalan Anak. Medan:

Sumatra Utara

AzwaR. (2005). Ilmu Perilaku. Jakarta : CV Sagung Seto.

Dahlan, M.S. (2008). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Deskriptif,

Bivariat dan Multvariat dan Lengkapi Dengan Menggunakan SPSS.

Jakarta : Salemba Medika.

Depkes RI. (2002). Pedoman Pemberantasan Diare. Jakarta :Depkes RI

Depkes RI. (2007). Pedoman Tatalaksana Penderita Diare. Jakarta : Rineka

Cipta.

Depkes RI. (2009). Sitem Kesehatan Nasional. Jakarta

Dinas Provinsi Gorontalo(2013). Data tentang DIARE tahun 2010-2012

Erich (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Firmansyah, A (2009). Tata Laksana Diare Pada Anak. Jakarta: Pendidikan

Berkesinambungan Patologi Klinik.

Hidayat. (2007). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data.

Jakarta : Salemba medika.

Iskandar. (2011). Pedoman Pertolongan Pertama yang Harus Dilakukan Saat

Gawat dan Darurat Medis. Yogyakarta: Andi Offset

Kinney, Raiborn, Cecily A, Michael R. (2009). Cast Accouting: Foundations And

Evolutions 7 Th Edition. South-western : Mason

L. zulkili. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC

Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka

Cipta.

Page 62: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila

Nursalam. (2011). Konsep dan penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Notoatmodjo. (2007). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoadmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rieneka

Cipta

Pillitteri A. (2003). Maternal And Child Health Nursing. Care Of The Child

Bearning Family

Potts, nicky L (2007). Pediatric Nursing Caring For Childern And Their Families

Second Editions. New York: Thomson Delmar Learning

Sarwono, S. W. (2004).Psikologi Remaja. (Edisi 8). Jakarta: Raja Grafindo

Pustaka

Soebagyo. (2008). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Diare.

Jakarta : EGC

Sugiyono (2013). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Suriadi & Rita Yuliani (2005). Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta

Susi, I(2006). Khasiat Jambu Biji Sebagai Anti Oksidan. Dalam: Buletin

Penelitian Kesehatan; Vol 24: pp. 77-96

Whaley’s dan Wong. (2001). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.

Bandung : Remaja Rosdakarya

Page 63: PERILAKU IBU DALAM PENANGANAN AWAL DIARE PADA BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/31/01-gdl-danupraset-1515... · Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila