26
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI Pengukuran Debit Sungai Disusun Oleh : Kelompok : 1 ( Satu ) Nama dan NPM : 1. Safira Nurjanah (240110110060) 2. Rizqi Putri fathoni (240110110061) 3. Muhammad Rahmanda (240110110062) 4. Derry Prasetyo (240110110063) 5.Muhamad Chaesario (240110100046) Hari ,Tanggal : Minggu, 9 Desember 2012 Jam : 09.00-11.00 wib Dosen : Asisten : 1. Febri Primandani 2. Rizky Ananda 3. Rezsa Radhian R 4. Eva Febrianty Anissa 5. Dwi Pretty Sugiarti

Perhitungan debit sungai.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan

Citation preview

Page 1: Perhitungan debit sungai.docx

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

Pengukuran Debit Sungai

Disusun Oleh :

Kelompok : 1 ( Satu )

Nama dan NPM : 1. Safira Nurjanah (240110110060)

2. Rizqi Putri fathoni (240110110061)

3. Muhammad Rahmanda (240110110062)

4. Derry Prasetyo (240110110063)

5.Muhamad Chaesario (240110100046)

Hari ,Tanggal : Minggu, 9 Desember 2012

Jam : 09.00-11.00 wib

Dosen :

Asisten : 1. Febri Primandani

2. Rizky Ananda

3. Rezsa Radhian R

4. Eva Febrianty Anissa

5. Dwi Pretty Sugiarti

JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMAN INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJAJARAN

2012

Page 2: Perhitungan debit sungai.docx

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberadaan air saat ini tidak saja sebagai kebutuhan konsumsi semata

namun air juga memiliki berbagai kegunaan dalam aplikasinya bagi manusia. Air

jika tidak dikelola secara baik dan bijaksana juga akan memberikan dampak yang

buruk bagi mahkluk hidup di bumi, hal ini terjadi bilamana bumi kehilangan atau

semakin berkurangnya sumberdaya air, dan dampak buruk tersebut dapat pula

terjadi akibat dari adanya proses pencemaran sehingga rusaknya kualitas air

sehinga mahkluk hidup tidak dapat lagi mengambil manfaat air bersih dan sehat

sebagai kebutuhan hidup.

Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya,

peredaran dan agihannya, sifat-sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan

lingkungannya, termasuk hubungannya dengan makhluk-mahluk hidup.  Karena

perkembangannya yang begitu cepat, hidrologi telah menjadi dasar dari

pengelolaan sumber daya-sumber daya air rumah tangga yang merupakan

pengembangan, agihan dan penggunaan sumber daya-sumber daya air secara

terencana.

Dalam suatu pengelolaan sumber daya air dengan perancangan bangunan

air diperlukan suatu informasi yang menunjukkan jumlah air yang akan masuk ke

bangunan tersebut dalam suatu satuan waktu yang dikenal sebagai debit aliran.

Informasi mengenai besarnya debit aliran sungai membantu dalam merancang

bangunan dengan memperhatikan besarnya debit puncak (banjir) yang diperlukan

untuk perencangan bangunan pengendalian banjir dan juga dilihat dari data debit

minimum yang diperlukan untuk pemanfaatan air terutama pada musim kemarau.

Sehingga dengan adanya data debit tersebut pengendalian air baik dalam

keadaan berlebih atau kurang sudah dapat diperhitungkan sebagai usaha untuk

mengurangi dampak banjir pada saat debit maksimum dan kekeringan atau defisit

air pada saat musim kemarau panjang.

Page 3: Perhitungan debit sungai.docx

1.2 Tujuan Praktikum

Setelah melakukan praktikum ini diharapkan :

1. Praktikan mengetahui besarnya kecepatan air yang mengalir di suatu daerah

aliran sungai.

2. Praktikan mengukur luas penampang sungai di daerah aliran sungai.

3. Praktikan mengetahui pengaruh kecepatan air dan luas penampang terhadap

debit air.

4. Praktikan mengetahui cara mengukur kecepatan air dengan dua metode, yaitu

mengukur dengan alat ukur current meter dan metoda apung.

.

Page 4: Perhitungan debit sungai.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Debit Aliran

Dalam hidrologi dikemukakan, debit air sungai adalah tinggi 

permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur pemukaan air sungai.

Pengukurannya dilakukan tiaphari, atau dengan pengertian yang lain debit

atau aliran sungai adalah laju aliran air  (dalam bentuk volume air) yang

melewati suatu penampang melintang sungai per satuanwaktu. Dalam sistem

satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik

(m3/dt).Debit aliran merupakan satuan untuk mendekati nilai-nilai hidrologis

proses yang t e r j ad i d i l ap ang an . Kemamp uan pengukuran deb i t

a l i r an s an ga t d ip e r l uka n  un tuk  mengetahui potensi sumberdaya air di

suatu wilayah DAS.

Debit aliran dapat dijadikan

s eb uah   a l a t   un t uk  memon i to r   dan  mengev a lu a s i   ne r aca   a i r  

sua tu  kaw asan  me l a lu i  pendekatan potensi sumberdaya air permukaan yang

ada. Proses terbentuknya

debit berkaitan dengan terbentuknya sungai, dimana sungaiitu terbentuk

dengan adanya aliran air dari satu atau beberapa sumber air yang berada

diketinggian,umpamanya disebuah puncak bukit atau gunung yg tinggi, dimana

air hujansangat banyak jatuh di daerah itu, kemudian terkumpul dibagian

yang cekung, lamakelamaan dikarenakan sudah terlalu penuh, akhirnya

mengalir keluar melalui bagian bibir cekungan yang paling mudah tergerus

air. Selanjutnya air itu akan mengalir di atas permukaan tanah yang paling

rendah, mungkin mula mula merata, namun karena

ada bag i an -   bag i an  d ipe rmukaan   t anah  yg   t i dak  beg i t u  

ke r a s ,maka  mudah l ah   t e rk ik i s , sehingga menjadi alur alur yang

tercipta makin hari makin panjang, seiring denganmakin deras dan

makin seringnya air mengalir di alur itu, maka semakin panjang

dansemakin dalam, alur itu akan berbelok, atau bercabang, apabila air yang

mengalir disituterhalang oleh batu sebesar alur itu, atau batu yang banyak,

Page 5: Perhitungan debit sungai.docx

demikian juga dgn sungai di bawah permukaan tanah, terjadi dari air yang

mengalir dari atas, kemudian menemukan bagian-bagan yang dapat di

tembus ke bawah permukaan tanah dan mengalir ke arahdataran rendah

yg rendah.lama kelamaan sungai itu akan semakin lebar.

Adapun Teori yang mendasari dari pengukuran debit ini adalah percobaan

Darcy,yaitu hukum Darcy yang mengatakan bahwa banyaknya volume air yang

mengalir darisuatu tubuh sungai adalah hasil kali antara kecepatan aliran

dengan luas penampangmedia yang dialirinya atau luas penampang media

yang dialirinya atau luas penampang bangun alur yang dialirinya.Dapat ditulis :

Q = V . A

dimana

Q = debit aliran,

V = kecepatan aliran,

A = luas penampang.

Pengukuran debit aliran air sungai pada umumnya dilakukan

pada waktu-waktutertentu. Hal dimaksudkan untuk mencari

rating curve. Semakin banyak

dilakukan pengukuran  deb i t  maka   s emak in  banyak  dan   s emak in  

t e l i t i   ana l i s i s   da t anya ,   guna  pembua t an  ku rva   t e r s ebu t .   Jumlah  

pengukuran  deb i t   pada  wak tu  pe r i ode   t e r t en tu , tergantung dari tujuan

pengukuran, kepekaan sungai, dan tingkat ketelitian yang ingindicapai.Pada

dasarnya pengukuran debit dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

Pengukuran debit secara langsung

Pengukuran debit secara langsung, dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu:

-Volumetric method

Pengukuran debit dengan cara ini dilakukan pada sungai kecil (debitnyakecil),

memakai bejana yang volumenya sudah diketahui/tertentu (misal = V),kemudian

mengukur waktu (dengan memakai stop watch) yang diperlukanuntuk

memenuhi persamaan :

t V Q

=

Page 6: Perhitungan debit sungai.docx

,dimana Q = debit aliran sungai/saluran,V = volume bejana,t =

waktu yang diperlukan untuk memenuhi bejana.

-Ambang/pintu-ukur

Bangunan ambang/pintu ukur ini dibuat menurut kontruksi

sedemikiansehingga ada hubungan langsung antara debit aliran (Q) dengan

tinggi mukaair (H).Contoh alat ukur debit yang menggunakan

ambang/pintu-ukur, yaitu :Pintu air Romyn, Pintu air Cipoletti. Masih

ada metode pengukuran debit

sunga i / s a lu r an   s eca r a   l angsung ,  m i sa lnya  dengan  menggunakan  

ca i r an  penurut/tracer.

Pengukuran debit secara tidak langsung.

Pengukuran  deb i t   sunga i   dengan   ca r a   i n i   d i l akukan  dengan  

mengh i t ungkecepa t an   a i r   sunga i   (V) .  Dengan  menggunakan   a l a t 

t e r t en tu  dan  be rda sa rkan rumus-rumus tertentu (termasuk rumus-

rumus dalam hidrolika), kecepatan aliransungai dapat diketahui.

Dengan mengingat bahwa debit adalah perkalian antara kecepa t an

a l i r an dengan l ua s penampang . Bebe rapa j en i s a l a t uku r deb i t

a l i r an sungai secara tidak langsung :

-Velocity head rod

Ala t   uku r   deb i t   j en i s   i n i   t e rd i r i   da r i   ba t ang /papan  kayu  

be r ska l a , d i l engkap i   dengan  pembe ra t   yang  dapa t   d ipu t a r ,   d ima

na  pe r samaan  yang digunakan :

V = 2 . g . h

, dimana V = kecepatan rerata aliran sungai/saluran,g = percepatan gravitasi, h =

selisih tinggi air akibat pemutaran batang/ papanukur sebesar 900

-Trupp’s ripple meter

Ala t   j en i s   i n i   t e rd i r i   da r i   r angka i an  papan  uku r   dan

ba t ang  kayu . Kecepatan aliran dapat ditentukan dengan persamaan :

V = C + X . L,

Dimana

V = kecepatan rerata aliran sungai/saluran,

C = konstanta, biasanya diambil 0,4,

Page 7: Perhitungan debit sungai.docx

X = nilai yang tergantung pada lebar papan ukur (w).

-Pitot meter

Alat ini dapat digunakan untuk pengukuran kecepatan pengaliran

dida l am p ipa (p ipe f l ow) d i l abo ra to r i um. Te rd i r i da r i p ipa

bengkong yang dimasukkan ke dalam aliran. Dengan persamaan :

V = 2 . g .   h ,

dimana V = kecepatan,

g = percepatan gravitasi,

h = selisihtinggi permukaan air di dalam tabung pitot, akibat adanya keepatan

aliran disungai.

-Pengapung (float)

Pengukuran kecepatan alira dengan cara ini hanya untuk

menaksir s eca r a   ka sa r ,   ka r ena  hanya  me l ipu t i   kecepa t an   a l i r an  

d i   pe rmukaan   s a j a . Padahal sesungguhnya kecepatan rerata aliran di

sungai tidak hanya terdiriatas kecepatan aliran  bagian zat cair yang ada

di permukaan saja, tetapi jugakecepatan di setiap kedalaman sungai,

padahal besar kecepatan itu berbeda beda, dimana

V =t  s

.

-V Nocth

Merupakan seperangkat alat yang terdiri dari papan yang salah

satusisinya membentuk huruf V dan disertai alat ukur berskala.

-Current Meter

P r i n s i p   k e r j a   d a r i   a l a t   c u r r e n t   m e t e r   a d a l a h   m e n g u k u r  

b e s a r n y a kecepatan arus berdasarkan jumlah putaran kipas dalam alat, setelah

dihitungdari persamaan :

V = a + b . N

, dimana

V = kecepatan aliran,

a = kecepatanawal yang digunkan untuk mengatasi gesekan mekanis,

b = konstanta yangdiperoleh dari kalibrasi alat,

N = jumlah putaran kipas perdetik.

Page 8: Perhitungan debit sungai.docx

S e l a i n   i t u   j u g a   d i b u t u h k a n   l u a s   p e n a m p a n g   s u n g a i  

( A )   u n t u k   menghitung debit, dimana

Q = V . A

Keunggulan current meter.

A l a t   i n i   d i l e n g k a p i   d e n g a n   c o u n t e r ,   y a n g   m e n u n j u k k a n  

j u m l a h  putaran baling-baling. Alat ini banyak digunakan karena

muda dioperasikanuntuk pengukuran kecepatan aliran sungai untuk berbagai

kedalaman. Selainitu untuk berbagai kondisi lapangan,

dapat dioperasikan langsung denganmemegang stangnya atau untuk kondisi

yang tidak memungkinkan alat dapatditurunkan dengan kabel/batang, pada

dasarnya cara kerjanya sama hanyauntuk cara kalibrasinya berbeda (kalibrasi

stang dan kalibrasi bandul).

Diketahui kalibrasi untuk kincir nomor 1 – 8 - 61193 dengan diameter 125mm

jika N<0,95 maka V=( 0,2518.N) + 0,0121 m/dt

Jika N>0,95 maka V = ( 0,2588.N) + 0,0050 m/dt

Harga N = jumlah putaran

waktu

http://www.scribd.com/doc/77765707/Debit-Sungai-Friska

2.2 Faktor Penentu Debit Air

Faktor-faktor penentu debit air, diantaranya yaitu :

1. Intensitas hujan

Karena curah hujan merupakan salah satu faktor utama yang memiliki

komponen musiman yang dapat secara cepat mempengaruhi debit air, dan siklus

tahunan dengan karakteristik musim hujan panjang (kemarau pendek), atau

kemarau panjang (musim hujan pendek). Yang menyebabkan bertambahnya

debit air.

2. Pengundulan Hutan

Fungsi utama hutan dalam kaitan dengan hidrologi adalah sebagai

penahantanah yang mempunyai kelerengan tinggi, sehingga air hujan yang jatuh

Page 9: Perhitungan debit sungai.docx

di daerahtersebut tertahan dan meresap ke dalam tanah untuk selanjutnya akan

menjadi airtanah. Air tanah di daerah hulu merupakan cadangan air bagi sumber

air sungai.Oleh karena itu hutan yang terjaga dengan baik akan memberikan

manfaat berupaketersediaan sumber-sumber air pada musim kemarau. Sebaiknya

hutan yang gundul akan menjadi malapetaka bagi penduduk di hulu maupun di

hilir. Pada musim hujan, air hujan yang jatuh di atas lahan yang gundul akan

menggerus tanah yang kemiringannya tinggi. Sebagian besar air hujan akan

menjadi aliran permukaan dan sedikit sekali infiltrasinya. Akibatnya adalah

terjadi tanah longsor dan atau banjir bandang yang membawa kandungan

lumpur.

3. Pengalihan hutan menjadi lahan pertanian

Risiko penebangan hutan untuk dijadikan lahan pertanian sama besarnya

dengan penggundulan hutan. Penurunan debit air sungai dapat terjadi akibat

erosi. Selain akan meningkatnya kandungan zat padat tersuspensi (suspended

solid) dalam air sungai sebagai akibat dari sedimentasi, juga akan diikuti oleh

meningkatnya kesuburan air dengan meningkatnya kandungan hara dalam air

sungai.Kebanyakan kawasan hutan yang diubah menjadi lahan pertanian

mempunyai kemiringan diatas 25%, sehingga bila tidak memperhatikan faktor

konservasi tanah, seperti pengaturan pola tanam, pembuatan teras dan lain-lain.

4. Intersepsi

Proses ketika air hujan jatuh pada permukaan vegetasi diatas permukaan

tanah, tertahan bebereapa saat, untuk diuapkan kembali(”hilang”) ke atmosfer

atau diserap oleh vegetasi yang bersangkutan. Proses intersepsi terjadi selama

berlangsungnya curah hujan dan setelah hujan berhenti. Setiap kali hujan jatuh

di daerah bervegetasi, ada sebagian air yang tak pernah mencapai permukaan

tanah dan dengan demikian, meskipun intersepsi dianggap bukan faktor penting

dalam penentu faktor debit air, pengelola daerah aliran sungai harus tetap

memperhitungkan besarnya intersepsi karena jumlah air yang hilang sebagai air

intersepsi dapat mempengaruhi neraca air regional. Penggantian dari satu jenis

vegetasi menjadi jenis vegetasi lain yang berbeda, sebagai contoh, dapat

mempengaruhi hasil air di daerah tersebut.

5.Evaporasi dan Transpirasi

Page 10: Perhitungan debit sungai.docx

Evaporasi transpirasi juga merupakan salah satu komponen atau kelompok

yang dapat menentukan besar kecilnya debit air di suatu kawasan DAS,

mengapa dikatakan salah satu komponen penentu debit air, karena melalu kedua

proses ini dapat membuat air baru, sebab kedua proses ini menguapkan air dari

permukaan air, tanah dan permukaan daun, serta cabang tanaman sehingga

membentuk uap air di udara dengan adanya uap air diudara maka akan terjadi

hujan, dengan adanya hujan tadi maka debit air di DAS akan bertambah juga.

Sedikit demi sedikit.

2.3 Manfaat Perhitungan Debit

Pengukuran debit sungai sangat bermanfaat untuk:

1. Perusahaan air minum (PAM) yang selama ini menggunakan atau

memanfaatkan air sungai sebagai bahan utama untuk diolah menjadi air jernih,

yang kemudian akan dimanfaatkan oleh masyarakat. Disini debit sungai sangat

diperlukan agar ketersediaan air dapat diperkirakan dengan kebutuhan untuk

produksi air.

2. Berguna untuk mengetahui jumlah air yang akan memenuhi waduk dan

jumlah air yang harus dialirkan dari waduk agar waduk tidak meluap sehingga

kebutuhan air bagi masyarakat dapat terpenuhi.

3. Untuk mengetahui besar volume air yang mengalir di sungai sehingga dapat

segera diantisipasi kemampuan sungai untuk dapat menampung air atau tidak

dalam jangka waktu tertentu.

Mengetahui kemampuan sungai dalam mengairi sawah dan perkebunan lainnya.

Page 11: Perhitungan debit sungai.docx

BAB III

METODOLOGI

Untuk melakukan pengukuran debit dengan metode apung dapat dilakukan

dengan :

1. Memilih tempat pengukuran pada sungai yang relatif lurus dengan tidak

banyak arus beraturan.

2. Menentukan jarak antara dua titik pengamat yang diperlukan sepanjang 10

m.

3. Membagi jalur dalam 3 lintasan.

4. Mengukur dimensi tempat yang akan digunakan untuk pengukuran seperti

panjang permukaan sungai, panjang permukaan bawah sungai dan

kedalaman sungai dalamsatuan meter.

5. Meletakkan botol di permukaan sungai sembari mengukur kecepatan botol

mampu mengalir dalam lintasan yang ditentukan

6. Mencatat dimensi dan kecepatan dari tiap lintasan yang telah diukur

7. Menghitung debit aliran dengan Menggunakan persamaan Q = A.V

dengan A adalah luas rata-rata dan V adalah kecepatan rata-rata serta

dikalikan dengan koefisien kekasaran sebesar 0,75.

Untuk melakukan pengukuran debit dengan metode apung dapat dilakukan

dengan :

1. Memilih tempat pengukuran pada sungai yang relatif lurus dengan tidak

banyak arus beraturan.

2. Membagi tempat pengukuran dalam 3 titik pengukuran.

3. Mengukur luas penampang sungai sebanyak 1 segmen tiap 1 titik

pengukuran.

4. Mengukur kedalaman sungai di tiap titik.

5. Menghitung lus penampang sungai menggunakan persamaan luas bidang

trapesium

6. Mengukur kecepatan aliran air dengan menggunakan current meter

7. Pengukuran dilakukan pada kedalaman tertentu.

8. Membaca kecepatan rata-rata untuk waktu 3 menit dari current meter.

Page 12: Perhitungan debit sungai.docx

9. Menghitung debit dengan menggunakan persamaan Q = A.V

BAB IV

HASIL PRAKTIKUM

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan pada hari Minggu, 9

November 2012, maka didapatkan hasilnya sebagai berikut :

Hasil Data Pengukuran Debit Menggunakan Metode Apung

Tabel. Data untuk Luasan 1 (A1)

Permukaan Atas 4,3 m

Permukaan Bawah 3,88 m

D1 0,151 m

D2 0,170 m

D3 0,145 m

D rata-rata 0,155 m

V1 10 m/ 34,31 s = 0,2914 m/s

Tabel. Data untuk Luasan 1 (A2)

Permukaan Atas 4 m

Permukaan Bawah 3,96 m

D1 0,10 m

D2 0,115 m

D3 0,145 m

D rata-rata 0,120 m

V1 10 m/ 27,98 s = 0,3579 m/s

Tabel. Data untuk Luasan 1 (A3)

Permukaan Atas 4 m

Permukaan Bawah 3,8 m

D1 0,09 m

D2 0,10 m

D3 0,13 m

Page 13: Perhitungan debit sungai.docx

D rata-rata 0,1067 m

V1 10 m/ 22,49 s = 0,44464 m/s

Perhitungan Debit Menggunakan Hasil Pengukuran Menggunakan Current Meter

Q = A . V

A1 = 4,3+3,88

2 x 0,155 = 0,63395 m2 V1 = 10m/34,31s = 0,2914 m/s

A2 = 4+3,96

2 x 0,12 = 0,4776 m2 V2 = 10m/27,98s = 0,3579 m/s

A3 = 4+3,8

2 x 0,1067 = 0,41613 m2 V3 = 10m/22,49s = 0,44464 m/s

A rata-rata = 0,509226 m2

V rata-rata = 0,3646 m/s

Kekasaran = 0,75

Maka, Q = A. V

Q = 0,509226 m2 x 0,3646 m/s x 0,75

= 0,1391 m3/s

Hasil Data Pengukuran Debit Menggunakan Alat Ukur Arus (Current

Meter)

Permukaan atas 4,25 m

Permukaan bawah 4,11 m

Kedalaman 0,18 m

Maka, luas penampang sungai adalah :

Page 14: Perhitungan debit sungai.docx

A = 4,25+4,11

2 x 0,18 = 0,7524 m2

Titik Ke- Kecepatan Rata-Rata Suhu

1 0,1 23,3

2 0,2 23,5

3 0,2 23,4

Maka, Q = A. V

Q = 0,7524 m2 x 1,667 m/s

= 0,1254 m3/s

Selisih Q pada metode apung dan metode current meter sebesar : 0,0137 m3/s

BAB V

PEMBAHASAN

Page 15: Perhitungan debit sungai.docx

Pada praktikum mengukur debit sungai menggunakan metode apung dan

menggunakan metode alat ukur (Current Meter), didapatkan hasil berupa

kecepatan, ketinggian, dan jarak yang digunakan untuk menghitung debit.

Data pengukuran debit sungai di daerah aliran sungai Cikuda, pada tanggal

9 Desember 2012 dengan menggunakan metode alat ukur (Current Meter),

didapatkan hasil pengukuran berupa kecepatan pada tiga tempat yang berbeda

dalam waktu 60 detik di setiap pengukuran, selain itu didapatkan pula hasil

pengukuran berupa ketinggian permukaan air dari dasar sungai.

Data kecepatan yang didapat dari hasil pengukuran menggunakan alat ukur

memiliki nilai yang sama pada ketiga titik yang telah ditentukan. Seharusnya nilai

kecepatan yang didapat dari hasil pengukuran memiliki nilai yang berbeda-beda,

hal ini dikarenakan sesuai dengan persamaan umum Q = A V, kecepatan akan

berbanding terbalik dengan luas penampang, dan luas penampang akan

berbanding lurus dengan lebar atau ketinggiannya, sedangkan nilai debit sungai

akan berbanding lurus dengan luas penampang dan kecepatannya. Jadi, semakin

besar nilai ketinggian permukaan air dari dasarnya maka nilai kecepatannya akan

semakin kecil, begitu juga sebaliknya semakin kecil nilai ketinggian permukaan

air dari dasarnya maka nilai kecepatannya akan semakin besar.

Pada mengukur debit sungai menggunakan metode apung, dihasilkan data

nilai pengukuran berupa jarak antara dua titik pengamatan yang didapat dari

pergerakkan benda yang tidak dapat tenggelam pada sungai yang relatif lurus

dalam waktu 20 detik. Nilai jarak tersebut digunakan untuk menghitung kecepatan

dengan menggunakan rumus V = L / t, selanjutnya nilai kecepatan tersebut

digunakan untuk menghitung debit sungai. Nilai jarak yang didapat seharusnya

berbanding lurus dengan nilai kecepatannya dan nilai kecepatan seharusnya

berbanding lurus dengan nilai debit sungai. Jadi, semakin besar nilai jarak yang

didapat dalam waktu yang konstan maka nilai kecepatan akan semakin besar.

Semakin besar nilai kecepatannya maka nilai debit sungainya juga akan semakin

besar.

Pada praktikum mengukur debit sungai menggunakan metode apung dan

menggunakan metode alat ukur (Current Meter), masih memiliki kesalahan dalam

Page 16: Perhitungan debit sungai.docx

pengambilan data di lapangan hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor

diantaranya :

1. Faktor kekurang telitian praktikan dalam melakukan pengukuran

menggunakan alat ukur.

2. Kurang tepatan praktikan dalam menekan tombol stopwatch, atau dapat juga

disebabkan karena ke

3. Kurang tepatan praktikan dalam menarik alat ukur pada saat waktu yang telah

ditentukan dalam pengukuran telah habis.

4. Kurang tepat dalam menentukan pengukuran antara tinggi alat ukur dengan

kedalaman dasar sungai.

Kesalahan data yang didapat ini dapat juga disebabkan karena alat yang

digunakan ketelitiannya telah berkurang. Hal-hal tersebut tentunya akan

mempengaruhi data yang dihasilkan sehingga data menjadi kurang akurat dan

menjadi tidak sesuai dengan persamaan umum debit sungai.

BAB VI

PENUTUP

Page 17: Perhitungan debit sungai.docx

Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

1. Kecepatan akan berbanding terbalik dengan luas penampang, dan luas

penampang akan berbanding lurus dengan lebar atau ketinggiannya,

sedangkan nilai debit sungai akan berbanding lurus dengan luas penampang

dan kecepatannya.

2. Debit aliran dapat dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan mengevaluasi

neraca air suatu kawasan melalui pendekatan potensi sumberdaya air

permukaan yang ada, yang besarnya dinyatakan dalam m 3

detik

3. Semakin besar nilai jarak yang didapat dalam waktu yang konstan maka nilai

kecepatan akan semakin besar. Semakin besar nilai kecepatannya maka nilai

debit sungainya juga akan semakin besar.

4. Semakin besar nilai ketinggian permukaan air dari dasarnya maka nilai

kecepatannya akan semakin kecil, begitu juga sebaliknya semakin kecil nilai

ketinggian permukaan air dari dasarnya maka nilai kecepatannya akan

semakin besar

 

Page 18: Perhitungan debit sungai.docx

DAFTAR PUSTAKA

Asdak, Chay. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta.

Dwiratna NP, Sophia. 2011. Penuntun Praktikum Hidrologi. Jurusan Teknik dan Manajemen Industri Pertanian FTIP UNPAD : Jatinangor.

Sosrodarsono, S., dan Takeda. 1999. Hidrologi untuk Pengairan. PT Pradnya Paramita : Jakarta.

http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-dantjekard-31257 . (Diunduh pada hari rabu tanggal 12 Desember 2012 pada pukul 10.10 wib)

http://sanggapramana.wordpress.com/category/pengukuran-debit-aliran/(Diunduh pada hari rabu tanggal 12 Desember 2012 pada pukul 10.10 wib)

http://www.scribd.com/doc/77765707/Debit-Sungai-Friska (Diunduh pada hari rabu tanggal 12 Desember 2012 pada pukul 10.10 wib)