Upload
osad-imrn
View
103
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
PERENCANAAN STRATEGI PENGAJARAN
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Oleh:
Anisa Dewi NIM 1005051
Dina Widiawati NIM 1006404
Firman Rian Triyanto NIM 1000205
Osad Imron R NIM 1002457
Slamet Hadi Kusumah NIM 1002439
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II ISI......................................................................................................................3
A. Pengertian Perencanaan Strategi Pengajaran......................................................3
B. Tujuan dan Manfaat Strategi Pengajaran............................................................3
C. Strategi Guru dalam Pengajaran.........................................................................6
a. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran.........................................6
b. Keterampilan Menjelaskan...........................................................................10
c. Keterampilan Bertanya.................................................................................11
d. Keterampilan Menggunakan Variasi............................................................14
e. Keterampilan Mengaktifkan Belajar Siswa..................................................16
BAB III KESIMPULAN...............................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar
secara efektif dan efisien, dan sampai pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk
memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut
metode belajar. Untuk memenuhi salah satu kompetensi guru dalam sistem instruksional yang
modern, maka perlu diuraikan masing-masing teknik penyajian secara mendalam dan terinci.
Untuk mendalami dan memahami tentang teknik penyajian pelajaran, maka perlu dijelaskan
arti dari teknik penyajian itu.
Strategi penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang
dipergunakan oleh guru atau instrukstur. Seorang guru harus mengenal, mempelajari, dan
menguasai banyak teknik penyajian, agar dapat menggunakan dengan variasinya, sehingga
guru mampu menimbulkan proses belajar mengajar yang berhasil dan tepat sampai mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Bila guru memerlukan beberapa tujuan utuk dicapainya, maka ia perlu mengenal dan
menguasai dengan baik sifat-sifat dari setiap teknik penyajian sehingga ia mampu
mengkombinasikan penggunaan beberapa teknik penyajian tersebut sekaligus, untuk
mencapai beberapa tujuan yang telah dirumuskannya itu, dan tidak terasa kaku antara
perubahan dari teknik yang satu pada teknik yang lain.
Seorang guru harus mengenal sifat-sifat yang khas pada setiap teknik penyajian, hal itu
sangat perlu untuk penguasaan setiap teknik penyajian, agar ia mampu mengetahui,
memahami dan terampil menggunakannya, sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian strategi pengajaran ?
2. Apa tujuan dan manfaat perencanaan strategi pengajaran ?
3. Bagaimana strategi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam pengajaran ?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian strategi pengajaran
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat perencanaan strategi pengajaran
3. Untuk mengetahui bagaimana strategi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam
pengajaran.
2
BAB II
ISI
A. Pengertian Strategi Pengajaran
Perencanaan atau rencana (planning) dewasa ini telah dikenal hampir setiap orang. Sudah
sejak awal Pelita I istilah perencanaan pendidikan dipergunakan secara luas baik di kalangan
pendidikan maupun di luar lingkungan pendidikan, namun belum pernah ditetapkan satu
definisi secara resmi. Hingga kini perencanaan itu sendiri belum merupakan suatu disiplin
ilmu tersendiri.
Pengertian perencanaan pengajaran menurut Kaufman adalah suatu proyeksi tentang apa
yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai, didalamnya mencakup
elemen-elemen:
a. Mengidentifikasi dan mendokumentasikan kebutuhan.
b. Menentukan kebutuhan-kebetuhan yang perlu di prioritaskan.
c. Spesifikasi rinci hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang diprioritaskan.
d. Identifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap pilihan.
e. Identifikasi strategi alternatif yang mungkin dan alat atau tools untuk melengkapi tiap
persyaratan dalam mencapai tiap kebutuhan, termasuk di dalamnya merinci keuntungan
dan kerugian tiap strategi dan alat yang dipakai.
Dengan demikian, perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan.
Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu proses untuk
mementukan ke mana harus pergi dan mengidentifikasi persyaratan yang diperlukan dengan
cara yang paling efektif dan efisien.
B. Tujuan dan Manfaat Strategi Pengajaran
Tujuan strategi pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang yaitu:
1. Sebagai proses pengembangan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara
khusus teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajran.
Dalam perencanaan ini akan menganalsis kebutuhan dari proses belajar dengan alur yang
sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk di dalamnya melakukan
evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktivitas pengjaran.
3
2. Sebagai sebuah disiplin ilmu pengetahuan senantiasa memperhatikan hasil-hasil
penelitian dan teori-teori tentang strategi pengajaran dan implementasinya dalam
pembelajran.
3. Sebagai sains (science) adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari pengembangan,
implementasi, evaluasi, dan pemeliharaan terhadap situasi maupun fasilitas pembelajaran
terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran dengan
segala tingkatan kompleksitasnya.
4. Sebagai realitas adalah ide pengajaran dikembangkan dengan dengan memberikan
hubungan pengajaran dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang kerjakan perencana
mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan
dilaksanakan secara sistematik.
5. Sebagai suatu sistem adalah sebuah susunan dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur
untuk menggerakkan penmbelajaran. Pengembangan sistem pembelajaran melalui proses
yang sistematik selanjutnya diimplementasikan denan mengacu pada sistem perencanaan.
6. Sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik
yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap
solusi dari problem pengajaran.
Mengacu pada berbagai sudut pandang tersebut, perencanaan pembelajaran harus sesuai
dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam kurikulum. Penyusunan
perencanaan program pengajaran sebagai sebuah proses, displin ilmu pengetahuan, realitas,
sistem, dan teknologi pembelajaran bertujuan agar pelaksanaan pengajaran berjalan lebih
lancar dan hasilnya lebih baik.
Perencanaan pembelajaran juga perlu memperhatikan keadaan sekolah tempat
pembelajaran ini berlangsung. Terutama ketersediaan sarana dan prasarana, kelengkapan dan
alat bantu pelajaran menjadi pendukung terlaksananya berbagai aktivitas belajar peserta
didik. Guru tidak mungkin melaksanakan kegiatan pembelajarnmenggunakan bak pasir jika
di sekolah tersebut tidak tersedia bak pasir yang diperlukan tersebut. Guru juga tiak akan
mungkin meminta peserta didik untuk mengamati tanaman jika di sekolah tersebut tidak ada
kebun sekolah.
Dalam menyusun perencanaan pembelajaran komponen peserta didik perlu mendapat
perhatian yang memadai. Agar bahan dan cara belajar ini sesuai dengan kondisi peserta didik,
maka penyusunan skenario program pembelajaran dan keluasan maupun kedalaman bahan
4
ajar perlu disesuaikan kelas yang pandai atau cepat belajar, sedangk dan kelompok kurang
atau lambat belajar. Guru dalam menyusun rencana pelajaran harus mendasarkan pada
kriteria peserta didik yang akan menerima pelajaran itu. Untuk mengatasi kemampuan peserta
didik, guru perlu menggunakan metode atau bentuk keiatan mengajar yang bervariasi pula.
Data atau informasi tentang peserta didik dapat dimanfaatkan untuk penyusunan dan
perencanaan penyempurnaan pengajaran. Pengajaran yang baik hendaknya disusun dengan
berpedoman kepada keadaan, kemampuan, minat dan kebutuahan peserta didik. Hal ini
secara nyata dapat diketahui melalui proses dan hasil pengumpulan data. Sebelum
menyiapkan rencana pelajaran, atau satuan pelajaran guru hendaknya mempelajari drulu
record peserta didik. Melalui pemanfaatn record tersebut, guru akan emperoleh gambaran
umum tentang kondisi dari masalah peserta didik, dengan mengetaui kondisi tersebut guru
dapat mengadakan berbagai usahan penyesuaian pelajarn dengan perbedaan individu. Tiap
peserta didik mempunyai kemampuan, kondisi decepatan belajar, dana lain-lain yang
berbeda.
Dalam proses pembelajaran guru dituntut memiliki kemampuan dalam segala hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan pengajaran. Jika seorang guru suatu saat memiliki
kekuarangan dalam hal-hal tertentu, maka guru yang bersangkutan dituntut untuk belajar
meningkatkan kompetensinya baik melalui jalur pendidikan dan latihan maupun belajar
mandiri dengan melakkukan diskusi dengan teman sejawat secara intensif. Dalam program
semester guru menyususn rencan penyampaian bahan ajar, dab bagab ahr tersebut sudah
benar-benar dikuasai oleh guru baik pangajarn di kelas maupun suatu percobaan yang akan
dilaksanakan di laboratorium atau temapt lain yang ditunjuk sebagai tempat belajra peserta
didik.
Manfaat-Manfaat Strategi Pengajaran adalah sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a) Siswa terbiasa belajar dengan perencanaan yang disesuaikan dengan kemampuan diri
sendiri.
b) Siswa memiliki pengalaman yang berbeda beda dengan temannya, meski ada juga
pengalaman belajar yang sama.
c) Siswa dapat memacu prestasi belajar berdasarkan kecepatan belajarnya sendiri secara
optimal.
d) Terjadi persaingan yang sehat dalam mencapai hasil belajar yang efektif dan efisien.
5
e) Siswa dapat mencapai kepuasan jika dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan target
yang telah ditetapkan.
f) Siswa dapat mengulang uji kompetensi ( remidial ) jika terjadi kegagalan dalam Uji
kompetensi.
g) Siswa dapat berkolaborasi dalam proses pembelajaran, sehingga menumbuhkan
tanggung jawab bersama dan tanggung jawab diri sendiri.
2. Bagi Guru
a) Guru dapat mengelola proses pembelajaran untuk mencapai hasil yang efektif dan
efisien.
b) Guru dapat mengontrol kemampuan siswa secara teratur.
c) Guru dapat mengetahui bobot soal yang dipelajari siswa pada saat proses belajar
mengajar dimulai.
d) Guru dapat memberikan bimbingan kepada siswa, ketika siswa mengalami kesulitan,
misalnya dengan memberikan teknik pengorganisasian materi yang dipelajari sisiwa,
atau teknik belajar yang lain.
e) Guru dapat membuat peta kemampuan siswa, sehingga dapat dipakai sebagai bahan
analisis.
f) Guru dapat melaksanakan program belajar akseleratif bagi siswa yang mampu.
C. Startegi Guru dalam Pengajaran
a. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
1. Pengertian
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan keterampilan dasar
mengajar yang harus dikuasai dan dilatihan bagi calon guru agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif, efisien dan menarik. Keberhasilan pembelajaran sangat
dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam membuka dan menutup pelajaran mulai dari
awal hingga akhir pelajaran. Jika pada awal pelajaran seorang guru gagal mengkondisikan
menatal dan menarik perhatian siswa, maka proses belajar yang dinamis tidak akan
tercapai.
Keterampilan membuka pelajaran merupakan upaya guru dalam memberikan
pengantar/pengarahan mengenai materi yang akan dipelajari siswa sehingga siswa siap
6
mental dan tertarik mengikutinya. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran merupakan
keterampilan merangkum inti pelajaran pada akhir setiap penggal kegiatan.
1. Membuka Pelajaran
Seringkali orang salah mengartikan bahwa kegiatan-kegiatan rutin seperti
menertibkan siswa, mengisi presensi, memberi pengumuman, mengumpulkan tugas, atau
mengucapkan salam pembuka dan Al-Fatihah atau basmalah dianggap sebagai kegiatan
membuka pelajaran. Kegiatan-kegiatan tersebut memang perlu dilakukan, namun tidak
termasuk dalam keterampilan membuka pelajaran. Yang dimaksud dalam membuka
pelajaran adalah kegiatan guru pada awal pelajaran pada awal pelajaran untuk
menciptakan suasana ‘siap menatal’ dan ‘menimbulkan perhatian’ siswa agar terarah pada
hal-hal yang akan dipelajari.
Beberapa cara yang dapat diusahakan guru dalam membuka pelajaran adalah dengan
(1) menarik perhatian siswa, (2) memotovasi siswa, (3) memberikan acuan/struktur
pelajaran dengan menunjukan tujuan dan kompetensi dasar dan indicator hasil belajar,
serta pokok persoalan yang akan dibahas, rencana kerja, dan pembagian waktu, (4)
mengaitkan antara topic yang sudah dikuasai dengan topic baru, atau (5) menggapai
situasi kelas.
Tujuan umum membuka pelajaran adalah agar proses dan hasil belajar dapat tercapai
secara eektif dan efisien. Efektivitas proses dapat dikenali dari ketepatan langkah-langkah
belajar siswa, sehingga didapatakan eisiensi belajar yang maksimal. Sedangkan
eefektivitas hasil dapat dilihat dari taraf penguasaan siswa terhadap kompetensi dasar
yang dapat dicapai.
Sementara tujuan khusus membuka pelajaran dapat diperinci sebagai berikut:
a. Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menghandapi tugas-tugas pembelajaran
yang akan dikerajakan.
b. Peserta didik mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan.
c. Peserta didik mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan yang
mungkin diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari mata pelajaran.
d. Peserta didik mengetahui hubungan antara pengalaman yang telah dikuasai dengan hal-
hal baru yang akan dipelajari.
7
e. Peserta didik dapat menghubungkan fakta-fakta, ketampilan-keterampila atau konsep-
konsep yang tercantum dalam suatu peristiwa.
f. Peserta didik dapat menegtahui keberhasilannya dalam mempelajari pelajaran itu,
sedangkan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan dalam mengajar.
2. Prinsip-prinsip Penerapan Membuka Pelajaran
a. Prinsip Bermakna
Penerapan prinsip bermakna adalah mempunyai nilai tercapainya tujuan penggunaan
keterampilan keterampilan membuka pelajaran. Artinya, cara guru dalam memilih dan
menerapkan komponen keterampilan pelajaran mempunyai nilai yang sangat tepat bagi siswa
dalam mengkondisikan kesiapan dan ketertarikan siswa untuk mengikuti pelajaran.
Untuk memeperoleh kebermaknaan yang dimaksud, guru dapat memilih kegiatan ataupun
keterangan yang ada kaitannya dengan materi pelajaran. Membuka pelajaran juga dapat
memanfaatkan benda-benda yang tersedia didalam atau lingkungan kelas.
b. Kontinue (Berkesinambungan)
Penggunaan keterampilan membuka pelajaran besifat kontinu (berkesinambungan)
artinya antara gagasan pembukaan dengan pokok bahasan tidak terjadi garis pemisah. Oleh
karena itu, gagasan pembukaan dengan pokok bahasan dari segi materi harus ada
relevansinya. Pengurutan materi pokok membantu kesinambungan membuka pelajaran.
c. Fleksibel
Fleksibel dalam kaitan ini berarti penggunaan yang tidak kaku, dalam arti tidak terputus-
putus. Fluency (kelancaran) dalam susunan gagasan, ide, atau cerita dapat memudahkan
peserta didik dalam mengkonsepsi keutuhan konsep pembuka dan dapat pula dengan mudah
mengantisipasi pokok bahasan yang akan dipelajari.
Penggunaan gagasan yang terputus-putus menyebabkan peserta didik mengalami
kesulitan dalam merekontruksi keutuhan ide pembuka. Akibatnya, gagsan pembuka tidak
dapat menjebatani perolehan peta kognitif ats pokok bahasan yang akan dipelajari. Faktor
penting yang dapat menjamin kelancaran dalam mengungkapkan gagasan pembuka adalah
penguasaan bahan pembuka.
8
d. Antusiasme dan Kehangatan dalam Mengkomunikasikan Gagasan
Antusiasme menandai kadar motivasi yang tinggi dari guru dan hasil ini akan akan
berpengaruh pada motivasi yang tinggi pula pada peserta didik. Dengan antusiasme guru
dalam mengkomunikasikan gagasan pembuka, mendorong anak bahwa pokok bahasan yang
akan dupelajari bersifat penting. Dengan demikian, peserta didik akan tinggi pehatian dan
minatnya, yang pada gilirannya akan memengaruhi tingginya aktifitas belajar.
Begitu pula dengan sikap hangat yang ditampilkan olek guru. Penamilan yang hangat
dapat menampilkan respon terbuka, akrab, dan simpatik dari anak. Sebaliknya, sikap dingin
guru dalam membuka pelajaran dapat menurunkan motivasi belajar anak.
e. Prinsip-Prinsip Teknis Penggunaan Keterampilan Membuka Pelajaran
Prinsip-prinsip teknis dalam membuka pelajaran sebagai berikut:
1) Singkat, padat dan jelas
2) Keterampilan tidak diulang-ulang atau berbelit-belit
3) Menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak
4) Disertai contoh dan ilustrasi seperlunya
5) Mengikat perhatian anak
3. Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran
a. Membangkitkan perhatian/minat siswa
Ada beberapa cara yang dapat digunakan oleh guru untuk membangkitkan
perhatian/minat siswa antara lain:
1) Variasi gaya mengajar guru
2) Penggunaan alat bantu mengajar
3) Variasi dalam pola interaksi
b. Menimbulkan motivasi
Ada beberapa cara yang dapat digunakan oleh guru untuk menimbulakan motivasi belajar
siswa antara lain:
1) Bersemangat dan antusias
2) Menimbulkan rasa ingin tahu
3) Mengemukakan ide yang tapak beretentangan
4) Memperhatikan dan memanfaatkan hal-hal yang menjadi perhatian siswa
9
c. Memberi acuan atau struktur
Cara memberikan acuan atau struktur dapa dilakukan guru antara lain:
1) Mengemukakan kompetensi dasar, indicator hasil belajar, dan batas-batas tugas
2) Memberi petunjuk atau saran tentang langkah-langkah kegiatan
3) Mengajukan pertanyaan pengarahan
d. Menunjukan kaiatan
Apabila guru akan menjelaskan materi baru, hendaknya dikaitkan dengan materi yang
telah diketahui siswa atau dengan pengalaman siswa yang sudah ada. Beberapa hal yang
perlu dilakukan guru adalah sebagai berikut:
1) Mencari batu loncatan
2) Menguasahan kesinambungan
3) Membandingkan atau mempertentangkan
e. Menutup palajaran
Cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup pelajaran antara lain:
1) Meninjau kembali
a) Merangkum inti pelajaran
b) Membuat ringkasan
2) Mengevaluasi
a) Mendemonstrasikan keterampilan
b) Mengapilkasikan ide baru pada situasi lain
c) Mengekspresikan pendapat siswa sendiri
d) Soal-soal tertulis atau lisan
3) Memberi dorongan atau psikologi atau social
b. Keterampilan Menjelaskan
1. Pengertian
Menjelaskan pada dasarnya adalah menuturkan secara lisan mngenai suatu bahan
pelajaran yang disampaikan secara sistematis dan terencana sehingga memudahkan siswa
untuk memahami bahan pelajaran. Menyadari akan banyaknya peristiwa belajar mengajar
yang menuntut guru unruk dapat menjelaskan, maka keterampilan menjelaskan
merupakan dasar keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh guru.
Ditinjau dari isi yang disampaiakan oleh guru kepada siswa, makna menjelaskan dapat
berbeda anata lain:
a. Menyampaikan informasi
10
b. Menerangkan
c. Menjelaskan
d. Memberi motivasi
e. Mengajukan pendapat pribadi
2. Tujuan
a. Untuk membimbing pikiran peserta didik dalam memahami konsep, prinsip, dalil,
atau hokum-hukum yang menjadi bahan pelajaran.
b. Untuk memperkuat strukur kognitif peserta didik yang berhubungan dengan bahan
pelajaran
c. Membantu peserta didik dalam memecahkan masalah
d. Membantu memudahkan peserta didik dalam mengasimilasi dan mengakomodasikan
konsep
e. Mengkomunikasikan ide dan gagasan (pesan) kepada peserta didik
f. Melatih peserta didik madiri dalam mengambil keputusan
g. Melatih peserta didik berpikir logis apabila penjelasan guru kurang sistematis.
3. Prinsip-Prinsip Penggunaan
Prinsip penggunaan keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran dapat dilakukan:
(1) pada awal, ditengah, atau pada akhir pembelajaran; (2) penjelasan harus relevan
dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai; (3) penjelasan dapat diberikan apabila
ada pertanyaan atau diperlukan oleh guru untuk menjelaskan, yang berarti tidak semua
topik atau bahan pembelajaran dijelaskan oleh guru; dan (4) penjelasan harus sesuai
dengan latar belakang kemampuan siswa, terutama dalam penggunaan bahasa.
c. Keterampilan Bertanya
1. Pengertian
Keterampilan bertanya adalah suatu pengajaran itu sendiri, sebab pada umumnya guru
dalam pengajarannya selalu melibatkan/menggunakan tanya jawab. Keterampilan
bertanya merupakan keterampilan yang digunakan untuk mendapatkan jawaban/balikan
dari orang lain. Hampir seluruh proses evaluasi, pengukuran, penilaian dan pengujian
dilakukan dengan pertanyaan.
Dalam proses belajar mengajar, bertanya memegang peranan penting, sebab
pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pelontaran yang tepa akan:
11
a. Meningkatkan partisipasi murid dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Membangkitkan mnat dan rasa ingin tahu murid terhadap sesuatu masalah yang
sedang dibicarakan.
c. Mengembangkan pola pikiran dan cara belajar aktif dari siswa, sebab berfikir itu
sendiri sesungguhnya adalah bertanya.
d. Menuntun proses berpikir murid, sebab pertanyaan yang baik akan membantu murid
dalam menentukan jawaban yang baik.
e. Memusatkan perhatian murid terhadap masalah yang sedang dbahas.
2. Jenis-Jenis Pertanyaan
a. Jenis-jenis pertanyaan menurut maksudnya
1) Pertanyaan permintaan (Compliance Question), yaitu pertanyaan yang
mengharapkan agar murid mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk
pertanyaan.
2) Pertanyaan Retoris (Rhetorical Question), yaitu pertanyaan yang tidak
menghendaki jawaban, melainkan akan dijawab sendiri oleh guru. Hal itu
diucapkan karena merupakan teknik penyampaian informasi kepada murid.
3) Pertanyaan mengarahkan/menuntut (Prompting Question), yaitu pertanyaan yang
diajukan untuk member arah kepada murid dalam proses berpikirnya.
4) Pertanyaan Menggali (Probing Question), yaitu pertanyaan lanjutan yang akan
mendorong murid untuk lebih mendalami jawabannya tehadap pertanyaan
sebelumnya.
b. Jenis-jenis pertanyaan menurut teksonomi Bloom
1) Pertanyaan Pengetahuan (Precall Question atau Ledge Question), ialah
pertanyaan yang hanya mengharapkan jawaban yang sifatny hafalan atau ingatan
terhadap apa yang telah dipelajari murid, dalam hal ini murid tidak diminta
pendapatnya atau penilainnya terhadap suatu problema atau persoalan.
2) Pertanyaan Pemahaman (Comprehension Question), ialah pertanyaan yang
menuntut murid untuk menjawab pertanyaan dengan jalan mengorganiasasi
informasi-informasi yang pernah diterimanya dengan kata-kata sendiri, atau
menginterprestasikan/membaca informasi yang dilukiskan melalui grafik atau
kurva atau dengan jalan memperbandingkan/membeda-bedakan.
3) Pertanyaan Penerapan (Aplication Question), ialah pertanyaan yang menuntut
murid untuk memberikan jawaban tunggal dengan cara menerapkan: pengetahuan,
12
informasi, aturan-aturan, krieria, dan lain-lain yang pernah diterimanya pada suatu
kasus atau kejadian yang sesungguhnya.
4) Pertanyaan Analisis (Analysis Question), ialah pertanyaan yang menuntut
muridnya untuk menemukan jawaban dengan cara:
a. Mengidentifikasikan motif masalah yang ditampilakan
b. Mencari bukti-bukti atau kejadian-kejadian yang menunjang suatu kesimpulan
atau generalisasi yang ditampilkan
c. Menarik kesimpulan berdasarkan infrmasi-infrmasi yang ada.
5) Pertanyaan Sintesis (Synthesis Queestion), ialah jawaban yang benar dan tidak
tunggal, melaikan lebih dari satu dan menghendaki murid untuk mengembangkan
potensi serta daya kreasinya.
6) Pertanyaan Evaluasi (Evaluation Question), ialah pertanyaan yang menghendaki
murid untuk menjawabnya dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya
terhadap suatu isu yang ditampilkan.
3. Komponen Keterampilan Bertanya
a. Kejelasan dan Kaitan Pertanyaan
Harap diusahakan agar pertanyaan yeng dikemukakan itu jelas maksudnya, serta
tampak benar kaitanya antara jalan pikiran yang satu dengan yang lainnya.
b. Kecepatan atau Selang Waktu (Pause)
Kecepatan menyampaikan pertanyaan tergantung pada jenis pertanyaan itu sendiri.
Pada umumnya guru-guru muda (belum berpengalaman) cenderung banyak melontrakan
pertanyaan dari pada menerima jawaban, dan pertanyaan-pertanyaannya diucapkan
dengan cepat tanpa diselingi selang waktu untuk member kesempatan murid berpikir.
Berikan waktu sejenak (5-10 detik) kepada murid untuk berpikir dalam rangka
menemukan jawabannya. Pemeberian waktu untuk memberikan kesempatan berpikir
pada murid itu ada efek positifnya, misalnya:
1. Murid dapat memberikan jawaban lebih panjang dan lengkap
2. Jawaban murid lebih analisis, sintesis, dan kreatif
3. Murid akan merasa yakin akan jawabannya
4. Partisipasi murid meningkat
13
4. Keterampilan Memberikan Penguatan
Pemakaian yang tepat dari teknik penguatan ini akan menimbulkan sikap yang positif
bagi murid serta meningkatkan partisipasi murid dalam kegiatan belajar-mengajar, sehingga
memungkinkan pencapaian prestasi belajar yang tinggi.
1. Teknik Menuntun (Prompting)
Prompting question dapat digunakan sevagai teknik untuk meningkatkan kualitas
dan kuantitas jawaban urid. Pertanyaan ini bermaksud untuk menuntuk murid agar isinya
dapat menemukan jawaban yang benar.
2. Teknik Menggali (Probing Question)
Probing question adalah pertanyaan yang sifatnya menggali untuk mendapatkan
jawaban yang lebih lanjut dari murid guna mengembangkan kualitas jawaban yang
pertama, sehingga yang berikutnya lebih jelas, akurat, serta lebih beralasan.
3. Pemusatan (Focussing)
Teknik ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang ruang lingkupnya luas,
kemudian dilanjutkan ke pertanyaan yang lebih khusus.
d. Keterampilan Menggunakan Variasi
1. Pengertian
Keterampilan menggunakan variasi merupakan salah satu keterampilan mengajar yang
harus dikuasai oleh guru. Dalam proses pembelajaran, tidak jarang rutinitas yang dilakukan
guru seperti masuk kelas, mengabsen siswa, menangih pekerjaan rumah, atau membuat
pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa jenuh dan bosan. Dalam kondisi ini, guru harus
pandai-pandai menggunakan seni mengajar siatuasi dengan mengubah gaya menagajar,
menggunakan media pembelajaran, atau mengubah pola interaksi dengan maksud
menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan.
2. Tujuan
a. Menarik perhatian peserta didik terhadap materi pembelajaran yang tengah
dibicarakan
b. Menajaga kestabilan proses pebelajaran baik secara fisik maupun mental
c. Membangkitkan motivasi belajar selama proses pembelajaran
d. Mengatasi situasi dan mengurangi kejenuhan dalam proses pembelajaran
e. Memberikan kemungkinan layanan pembelajaran individual
14
1. Prinsip-Prinsip Penggunaan
a. Relevan dengan tujuan pembelajaran bahwa variasi mengajar digunakan untuk
menunjang tercapainya komponen dasar
b. Kontinu dan fleksibel, artinya variasi digunakan terus menerus selama KBM dan
fleksibel sesuai kondisi
c. Antusiasme dan hangat yang ditujukan oleh guru selama KBM berlangsung
d. Relevan dengan tingkat perkembangan peserta didik.
2. Komponen Keterampilan Variasi Mengajar
a. Variasi gaya mengajar
1) Variasi suara guru
Untuk mengikat perhatian anak dan menjaga anak dari keboasanan, guru dapat
menggunakan suara secara bervariasi. Guru dapat menyesuaikan tinggi rendahnya
suara dan tekanan-tekanan tertentu untuk maksud-maksud tertentu.
2) Variasi mimik dan gestural (gerak)
Kesan antusiasme guru dapat dimunculkan dengan membuat variasi mimic dan
gestural. Perubahan-perubahan mimic dapat membantu siswa untuk menangkap
makna yang disampaikan guru. Begitu pula dengan gerak getural yang bermakna dan
dapat memudahkan anak memahami konsep.
3) Perubahan posisi
Perubahan posisi dapat dilakukan dengan mendekat atau menjauh, atau ke kanan dan
ke kiri dari arah siswa. Guru yang selalu ada di tempat maupun duduk di kursi kurang
member motivasi pada anak.dengan perubahan posisi, guru dapat menguasai kelas dan
guru dapat dengan segera mengamat perubahan-perubahan suasana kelas.
4) Kesenyapan (diam sejenak)
Dengan teknik diam sejenak, membuat anak memperbaharui perhatiannya. Diam
sejenak dapat diterapkan secara proposional dan dengan waktu yang sangat singkat.
5) Pemusatan perhatian (focusing)
Kemudahan belajar anak dipengaruhi pula oleh kadar perhatian yang dipusatkan anak
terhadap penjelsan guru. Karena itu, guru harus bias merangsang munculnya perhatian
anak.
6) Kontak pandang (eye contact)
15
Dengan kontak pandang yang menyeluruh menimbulkan perasaan anak bahwa dirinya
mendapat perhatian guru bahkan anak merasa diawasi guru. Dengan demikian, hal itu akan
mengurangi peluang anak untuk menghindari belajar.
Kontak pandang dapat dilakukan dengan bervariasi. Guru dapat melakukan pandangan
ke seluruh kelas, dan secara bervariasi ditunjukan kepada kelompok siswa dan ke siswa
tertentu.
a. Variasi media pengajaran
Variasi media belajar maksudnya adalah penggunaan media secara bevariasi antara
jenis-jenis media belajar yang ada. Variasi penggunaan media dan bahan pembelajaran yang
dapat dilihat, didengar, atau diraba, dan dimanipulasi dalam proses pembelajaran sangat
penting.
b. Variasi interaksi belajar mengajar
Interaksi belajar mengajar dapat divariasikan dangan metode dan strategi yang
digunakan. Dengan memvariasikan metode dan startegi, pola kegiatan belajar anak akan
bervariasi pula. Pola-pola interaksi dapat divariasikan sebagai berikut:
1) Ceramah guru-tugas kelompok-diskusi kelas
2) Demonstrsi keterampilan-tanya jawab-ceramah
3) Observasi-diskusi kelompok-diskusi kelas
4) Eksperimen-laporan kelompok-debriefing
5) Tanya jawab-ceramah-tugas individu.
e. Strategi Mengaktifkan Kelas
1. Learning Stars with a Question
a. Bagikan bahan belajar dan minatalah mereka belajar berapasangan
b. Siswa dimunta buat pertanyaan hal-hal yang belum dimengerti
c. Kumpulkan dan kelompokkan jenisnya atau yang paling banyak dibutuhkan siswa
d. Mulailah pelajaran dengan menjawab dan menjelaskan hal-hal yang meraka
tanyakan.
e. Dengan cara ini, akan terjadi pembelajaran tanya jawab secara aktif.
16
2. Everyone is a Teacher Here
a. Bagikan kertas kepada siswa dan mintalah mereka untuk menuliskan pertanyaan
tenyang materi atau hasil belajar yang harus didiskusikan atau dipelajari.
b. Kumpulkan kertas-kertas tersebut, kocok, dan bagikan.
c. Undang sukarelawan (seorang siswa) untuk ke depan dan membacakan
pertanyaanya, serta memberikan jawaban/tanggapan atas pertanyaan tersebut.
d. Kembangkan diskusi berangkat dari pertanyaan tersebut
e. Klarifikasi materi/hasil belajar dari setiap pertanyaan yang didiskusikan agar
seluruh memperoleh pemahaman tentang materi/hasil belajar.
3. The Power of Two
a. Ajukan satu atau dua pertanyaan/masalah (terkait topik pembelajaran) yang
membutuhkan pernungan dan pemikiran
b. Mintalah siswa tertulis secara perorangan
c. Kelompokkas siswa secara berpasangan (dua-dua)
d. Mintalah mereka saling menjelaskan mendiskusikan jawaban baru
e. Branstorming (panel), siswa membandingkan jawaban hasil diskusi kecil antar
kelompok
f. Klarifikasi dan simpulkan agar seluruh siswa memperoleh kejelasan.
4. Information Search
a. Bagikan resource material
b. Susunlah sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat dicari di resource material
tersebut
c. Untuk menumbuhkan persaingan sehat, bagilah siswa dalam kelompok kecil
d. Mintalah kepada kelompok untuk mempresentasikan
e. Klarifikasi dan bahaslah jawaban yang secara bersama
f. Kembangkan jawaban tersebut untuk memperluas cakupan belajar.
5. Snowballing
a. Ajukanlah pertanyaan atau permasalahan terkait topic pembelajaran
b. Kelompokkan siswa beranggotakan dua atau tiga orang
c. Setelah itu, kelompok kecil siswa menjawab atau memecahkan permasalahan
dalam beberapa menit
17
d. Gabungkanlah dua kelompok dalam satu kelompok baru.
e. Pada grup baru ini, mintalah mereka untuk melakukan sharing untuk merumuskan
jawaban baru yang disepakati bersama
f. Klarifikasi jawaban atau pemecahan masalah yang benar agar seluruh
siswa/kelompok memeperoleh pemahaman terhadap jawaban atau pemecahan
masalah.
6. Jigasaw Learning
a. Bagikan semua bahan ajar yang dapat menunjang pencapaian kompetensi/hasil
belajar secara utuh
b. Bentuk kelompok belajar
c. Diskusikan secara berkelompok, tetapi tiap idividu membuat resume hasil diskusi
d. Bentuklah kelompok baru secara acak, tiap anggota kelompok yang baru bertugas
menjelaskan hasil resumenya pada kelompok sebelumnya, kemudian setiap
anggota kelompok merumuskan hasil belajar secara utuh.
e. Presentasikan hasil belajar (diwakili)
f. Klarifikasi dan simpulkan agar seluruh siswa paham
7. Debat yang Efektif
a. Kembangkan suatu kasus yang kontrovesial dalam suatu topic pembelajaran
b. Bagi kelas menjadi dua kelompok “pro” dan “kontra”
c. Minta setiap kelompok untuk menunjuk wakil mereka: dua atau tiga orang
d. Awali debat ini dengan meminta juru bicara untuk mengemukakan pendapatnya
secara bergantian
e. Setelah menyampaikan pendapatnya, juru bicara kembali ke kelompoknya dan
mengatur strategi untuk membuat bantahan dari kelompok lain
f. Bila dirasa cukup, hentikan debat tersbut dengan tetap menyisakan follow up dari
kasus yang diperdebatkan
g. Klarifikasi dan simpulkan agar seluruh siswa memeproleh pemahaman yang utuh.
8. Card Sort
a. Bagikan kertas yang berisi informasi atau contoh atau langkah-langkah yang telah
disusun secara sitematis dalam satu kategori tertentu atau lebih secara acak
18
b. Biarkan siswa bebaur mencari kawan yang memiliki kertas dengan ketegori yang
sama
c. Setelah siswa menemukan kawan-kawan dalam satu ketegori, mintalah mereka
berdiri berjajar sesuai urutan kategori dan menjelaskan kategori tersebut kes
seluruh kelas
d. Setelah semua kategori dijelaskan, berilah penjelasan tentang hal-hal yang masih
dianggap perlu agar semua siswa memperoleh pemahaman yang utuh.
9. Synergetic Teaching
a. Bagi kelas menjadi empat kelompok
b. Bagikan tugas belajar masing-masing kelompok untuk menyelesaikan suatu
permasalahan
c. Kelompok I: mencari informasi tenytang pentingnya permsalahan
d. Kelompok II: menjelaskan kebijakan/pemecahan saat ini dan alternative yang
diusulkan
e. Kelompok III: membuat satu usulan kebijakan/pemecahan untuk mengatasi
masalah
f. Kelompok IV: membuat suatu rencana tindakan pemecahan yang dapat diterima
dan dilakukan semua pihak
g. Pertemukan/gabung masing-masing kelompok dengan anggota kelompok lain,
kemudian tayangkan hasil kelompok secara utuh
h. Buatlah show case (tayangan khusus) portofolio untuk semua pihak
10. Point Counterpoint
a. Pilihlah satu topic yang memiliki dua pandangan atau lebih
b. Bagi kelas menjadi beberapa kelompok sesuai dengan banyaknya pandangan yang
ada
c. Pastikan bahwa masing-masing kelompok duduk terpisah
d. Beri kesempatan salah satu kelompok untuk memulai debat. Setelah itu, undang
kelompok lain untuk menyampaikan pandangan yang bebeda
e. Berilah kesimpulan dengan membandingkan isu-isu yang terliahat secara utuh.
f. Aplikasi Strategi Pengajaran untuk Jurusan Pendidikan Teknologi Agroindustri.
19
BAB III
KESIMPULAN
Strategi penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang
dipergunakan oleh guru atau instrukstur. Seorang guru harus mengenal, mempelajari, dan
menguasai banyak teknik penyajian, agar dapat menggunakan dengan variasinya, sehingga
guru mampu menimbulkan proses belajar mengajar yang berhasil dan tepat sampai mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam perencanaan strategi pengajaran, ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh
seorang guru seperti beberapa keterampilan, yaitu Keterampilan Membuka dan Menutup
Pelajaran, Keterampilan Menjelaskan, Keterampilan Bertanya, Keterampilan Menggunakan
Variasi, dan Keterampilan Mengaktifkan Belajar Siswa. Apabila semua keterampilan diatas
di fahami dan dikuasai oleh seorang guru, maka tujuan mengajar yang sudah ditetapkan bisa
tercapai.
20
DAFTAR PUSTAKA
Marno dan Idris. 2008. Strategi dan Metode Pengajaran. Jogjakarta. Ar-Ruz Media.
Harjanto. 2008. Perencanaan Pengajaran. Jakarta. Rineka Cipta.
Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta.
Alfa. (2012).Manfaat Strategi Pembelajaran. [online]. Tersedia:
http://alfaptfu.blogspot.com/2012/01/manfaat-strategi-pembelajaran-ptfu.html.
Tanggal akses: [17 Februari 2013].
al-Hafizh, Mushlihin. (2012). Pengertian dan Tujuan Perencanaan. [online]. Tersedia:
http://www.referensimakalah.com/2012/06/pengertian-dan-tujuan-
perencanaan.html. Tanggal akses: [17 Februari 2013].
21