Perencanaan Pemberdayaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Just Upload!!!Copyright not mine!

Citation preview

I. PENDAHULUAN

Kabupaten Tulungagung adalah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Tulungagung terkenal sebagai satu dari beberapa daerah penghasil marmer terbesar di Indonesia, dan terletak terletak 154 km barat daya Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur (Wikipedia,2013).

Komoditi perkebunan unggulan Kabupaten Tulungagung yaitu cengkeh (Master Plan Kabupaten Tulungagung, 2004) karena cengkeh merupakan komoditi yang merakyat, dapat ditingkatkan nilai tambahnya dalam agroindustri serta merupakan komoditas ekspor. Cengkeh kecuali diambil bunganya untuk esense rokok juga daunnya dapat diolah menjadi minyak atsiri untuk ekspor. Kecamatan-kecamatan yang mempunyai potensi produksi cengkeh di Kabupaten Tulungagung antara lainyaitu: Kecamatan Besuki, Kecamatan Bandung, Kecamatan TanggungGunung, Kecamatan Pucanglaban, Kecamatan Karangrejo, Kecamatan Kalidawir, Kecamatan Pagerwojo danKecamatan Sendang (Kabupaten Tulungagung Dalam Angka, 2006). Sifat perkebunan cengkeh yang ada di Kabupaten Tulungagung merupakan perkebunan rakyat. Masalah utama yang ada yaitu adanya sistem ijon antara petani dan tengkulak sehingga menyebabkan petani sulitterikat hutang dalam pengadaan modal udaha dan pada akhirnya menjadi sulituntuk melakukan inovasi-inovasi dalam usaha produksi cengkehnya.

Selain itu juga minimnya usaha pengolahan pasca panen. Disamping itu lembaga yang berfungsi sebagai penyalur aspirasi para petani cengkeh-pun masih belum berfungsi dengan baik, sehingga petani cengkehmengalami kesulitan dalam melakukan koordinasi dengan pihak-pihaklain yang terlibat dalam pengembangan produksi cengkeh baik pemerintah, konsumen (terutama pabrik rokok), maupun investor. Teknologi yang digunakan dalam proses produksi masih bersifat hasil perkiraan bukan dengan perhitungan yang matang. Serta manajemen produksi yang rendahyang menyebabkan rendahnya produktivitas produksi cengkeh. Hal-hal tersebut pada akhirnya memberi implikasi terhadap kurang berkembangnya produksi cengkeh yang ada di Kabupaten Tulungagung dan pada akhirnya juga pada pendapatan umum petani cengkeh.

Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Cengkeh Kabupaten Tulungagung diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat (khususnya petani cengkeh) melalui percepatan pengembangan wilayah dengan mendorong berkembangnya produksi cengkeh melalui pendekatanusaha agribisnis cengkeh yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan (tidak merusak lingkungan) dan terdesentralisasi.II. PENGUMPULAN DATA KABUPATEN TULUNGAGUNG

Keadaan Sumber Daya Alam

Kabupaten Tulungagung terletak pada posisi 111 43' sampai dengan112 07' bujur timur dan 7 51' sampaidengan 8 18' lintang selatan. Luas wilayah Kabupaten Tulungagung yang mencapai1.055,65 km2 habis terbagi menjadi 19 Kecamatan dan 271 desa/kelurahan. Batas wilayah kabupaten Tulungagung yaitu

Utara : Kabupaten Kediri tepatnya dengan Kecamatan Kras.

Timur: Kabupaten Blitar

Selatan : Samudera Indonesia

Barat : Kabupaten Trenggalek.

Kabupaten Tulungagung terbagi menjadi tiga dataran yaitu tinggi, sedang dan rendah :

Dataran rendah

Daerah dengan ketinggian dibawah 500 m dari permukaan laut, daerah ini meliputi semua kecamatan tetapi tidak semua desa untuk Kecamatan Pagerwojo dan Sendang hanya empat desa.

Dataran sedang

Daerah yang memiliki ketinggian 500 m sampai dengan 700 m dari permukaan laut, daerah ini meliputi Kecamatan Pagerwojo sebanyak 6 desa dan Kecamatan Sendang sebanyak 5 desa.

Dataran tinggi

Daerah dengan ketinggian diatas 700 m dari permukaan air laut yaitu Kecamatan Pagerwojo sebanyak 1 desa dan Kecamatan Sendang sebanyak 2 desa. Daerah yang mempunyai wilayah terluas secara berurutan yaitu Kecamatan Tanggunggunung, Kecamatan Kalidawir, Kecamatan Sendang dan Kecamatan Pagerwojo.Data dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tulungagung menunjukkan luas panen tanaman sayuran yang mengalami kenaikan. Meskipun luas panen meningkat produksinya mengalami penurunan yaitu bawang daun, cabe awit, kubis, sawi dan terong. . Tanaman sayuran yang luas panennya turun sehingga produksinya juga mengalami penurunan yaitu tomat bawang merah, kacang panjang, ketimun dan sayuran lainnya. Produksi tanaman buah-buahan yang mengalami kenaikan adalah mangga. Rambutan, pepaya, salak, belimbing, semangka dan sukun dengan persentase kenaikan terbesar pada tanaman semangka.

Pemanfaatan kolam untuk budidaya ikan air tawar di Kabupaten Tulungagung ada dua macam yaitu untuk menghasilkan ikan konsumsi dan untuk menghasilkan ikan hias. Jenisjenis ikan yang diusahakan pada kolam ikan konsumsi ini antara lain adalah tombro, nila, lele dan gurami. Sedangkan jenis-jenis ikan hias air tawar merupakan produk unggulan Kabupaten Tulungagung. Pada tahun 2011 ini mempunyai nilai produksi yang cukup tinggi yaitu sebesar Rp. 96.460.145.000,-.

Populasi ternak unggas di Kabupaten Tulungagung selama tahun 2011 mengalami kenaikan di hampir semua jenis ternak dengan kenaikan terbesar pada ternak menthok yaitu sebesar 11,49 persen dibanding dengan tahun sebelumnya. Sedangkan produksi, kulit dan susu selama tahun 2011 mengalami kenaikan masing-masing 40,47 persen dan 8,24 persen.

Berdasarkan data Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tulungagung luas areal tanaman perkebunan mengalami penurunan. Areal tanaman perkebunan besar diKabupaten Tulungagung yang mempunyai areal terluas adalah perkebunan kelapa yaitusebesar 1.534 Ha disusul perkebunan karet sebesar 472 Ha. Dan untuk produksi tanaman perkebunan yang mempunyai produksi terbesar adalah perkebunan kelapa yaitu sebesar 498,6 ton dan yang kedua produksi perkebunan karet sebesar 216 ton.

Keadaan Sumber Daya Manusia

Penduduk KabupatenTulungagung menurut hasil registrasipenduduk akhir tahun 2011 mengalamikenaikan sebesar 0,58 persen disbanding akhir tahun 2010, yaitu dari 1.037.369jiwa menjadi 1.043.385 jiwa di tahun2011, yang terbagi atas laki-laki521.247 jiwa dan perempuan 522.138jiwa dengan tingkat kepadatanpenduduk rata-rata 988 jiwa/km2Memang belum terjadi pemerataanpenduduk di Kabupaten Tulungagung.Hal ini bisa dilihat adanya kesenjangantingkat kepadatan penduduk antarkecamatan. Di satu sisi ada yang tingkatkepadatannya di atas 5.000 jiwa/km2namun di sisi lain ada yang kurang dari500 jiwa/km2.

Pendidikan adalah kegiatanbelajar mengajar di segala tingkatanbaik formal maupun informal. Dalampublikasi Tulungagung Dalam Angka,kegiatan pendidikan yang dicakupadalah kegiatan formal baik dibawahDinas Pendidikan maupun di bawah Departemen Agama. Kegiatanpendidikan yang dicakup meliputibanyaknya sekolah, murid, dan gurumenurut jenjang/tingkatan mulai dariSD, SMP, SMA sampai sekolahkejuruan.Walaupun sudah mulaidiberlakukan wajib belajar 9 tahun,namun pertambahan jumlah muridutamanya di tingkat SD tidak begitumencolok. Hal ini salah satunyadisebabkan jumlah penduduk usiasekolah memang berkurang, yang padaakhirnya juga akan mengakibatkanbanyaknya Sekolah Dasar yangdigabung jadi satu dikarenakan kurangmurid. Di Kabupaten Tulungagungsekarang mulai bermunculan sekolahsekolahswasta yang menawarkanberbagai fasilitas yang dapatmempengaruhi orangtua untukmenyekolahkan ke sekolah swastadaripada sekolah negeri. Jumlah sekolahdasar swasta sebanyak 50 sekolah padatahun 2011/2012.Data Dinas Kesehatan KabupatenTulungagung menunjukkan jumlahfasilitas kesehatan yaitu Rumah SakitUmum Daerah (RSUD) sebanyak 1,Rumah Sakit swasta 6, Rumah SakitKhusus sebanyak 3, Puskesmas 31,Puskesmas pembantu 67 dan Posyandu1.236. Jumlah fasilitas kesehatan inirelatif tetap bila dibandingkan dangantahun sebelumnya. Jumlah tenagakesehatan mengalami kenaikandibandingkan tahun 2011III. IDENTIFIKASI MASALAH

MARJINALISASI

a. Pendidikan

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kab. tulungagung diatas tingkat pendidikan di Kab. Tulungangung meningkat dari tahun 2011-2012 yaitu dimana pada tingkat pendidikan TK dari 484 menjadi 581, SLTP 70 ( 1, SMU 20 ( 23, SMK 22 ( 23. Sendangkan, pada tingkat SD dan MTs stagnant tidak menurun mapun meningkat. Hal ini karena, pertambahan jumlah murid utamanya di tingkat SD tidak begitu mencolok. Hal ini salah satunya disebabkan jumlah penduduk usia sekolah memang berkurang, yang pada akhirnya juga akan mengakibatkan banyaknya Sekolah Dasar yang digabung jadi satu dikarenakan kurang murid. Di Kabupaten Tulungagung sekarang mulai bermunculan sekolah sekolah swasta yang menawarkan berbagai fasilitas yang dapat mempengaruhi orangtua untuk menyekolahkan ke sekolah swasta daripada sekolah negeri. Jumlah sekolah dasar swasta sebanyak 50 sekolah padatahun 2011/2012.

b. Kepemilikan lahan

Tanah/Lahan menurut penggunaannya dapat dibedakan menjadi 2 bagian besar yaitu tanah awah dan tanah bukan sawah. Penggunaan tanah sawah menurut jenis pengairannya terdiri dari sawah dengan pengairan teknis, sawah dengan pengairan setengah teknis, dan sawah dengan pengairan sederhana. Sedangkan tanah bukan sawah terdiri dari pekarangan tanah untuk bangunan dan halaman, tegalan/kebun/huma, padang rumput, tambak dan kolam/tebat.

Data dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tulungagung menunjukkan luas panen tanaman sayuran yang mengalami kenaikan. Meskipun luas panen meningkat produksinya mengalami penurunan yaitu bawang daun, cabe rawit, kubis, sawi dan terong. Tanaman sayuran yang luas panennya turun sehingga produksinya juga mengalami penurunan yaitu tomat, bawang merah, kacang panjang, ketimun dan sayuran lainnya.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung di atas, di Kecamatan Tanggunggunung tidak memiliki luas lahan untuk tanaman padi. Hal ini dapat dikatakan bahwa Kecamtan tersebut mengalami marjinalisasi dalam hal kepemilikan lahan karena tidak memiliki luas lahan sedikitpun.

c. Pendapatan

Dampak krisis moneter yang terjadi pada tahun 2007 telah membawa sebagian besar masyarakat pada kondisi kehidupan sosial ekonomi yang makin memprihatinkan, hal ini ditandai dengan meningkatnya pengangguran, harga barang meningkat dan daya beli rendah. Dalam kondisi yang demikian pemerintah melalui kebijakan anggaran negara memberikan perlindungan dan memulihkan kondisi sosial ekonomi masyarakat terutama masyarakat berpenghasilan rendah. Kebijakan dimaksud dengan mengarahkan alokasi belanja rutin yang ditujukan pada upaya peningkatan kualitas pelayanan pemerintah kepada masyarakat, sedangkan pengeluaran pembangunan diarahkan pada program proyek prasarana sosial dan program pemulihan kegiatan perekonomian nasional. Data harga yang disajikan meliputi indeks harga konsumen (IHK) dan laju inflasi. IndeksHarga Konsumen (IHK) merupakan indikator inflasi yang dihitung setiap bulan berdasarkan perkembangan harga barang-barang dan jasa-jasa yang dikonsumsi di Kabupaten Tulungagung. Mulai tahun 1999 penghitungan inflasi tidak seperti tahun-tahun sebelumnya dimana inflasi 1 tahun merupakan penjumlahan inflasi 12 bulan, tetapi dihitung point demi point. Dalam penghitungan Inflasi tahun 2011, digunakan tahun dasar 2002. Pada tahun 2011 inflasi sebesar 3,60 persen terbagi dalam 7 kelompok. Inflasi terbesar pada kelompok sandang sebesar 9,13 persen diikuti kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 7,75 persendan perumahan sebesar 5,92 persen. STRATIFIKASI SOSIAL

d. Indeks Gini

Data Jumlah Rumah Tangga dan Pedapatan (PDRB Pertanian) masyarakat di Kabupaten Tulungagung

Tahun (Rumah Tangga)Pendapatan (juta rupiah)

2007265.14111.178.800

2008270.44412.982.491

2009291.97014.562.606

2010295.48316.298.065

2011298.99618.337.587

Jumlah1.422.03473.359.549

KG2007xi = = 0,186452

yi = = 0,1523837

xi+1 = = 0,190181

yi+1 = = 0,1769707

KG2007 = 1 (0,186452 + 0,190181) (0,1769707 + 0,1523837)

= 1 (0,376633)(0,329354)

= 1- 0,124046

= 0,875954 KG2008 xi = = 0,190181

yi = = 0,1769707

xi+1 = = 0,205319

yi+1 = = 0,19851

KG2008 = 1 (0,190181 + 0,205319) (0,19851 + 0,1769707)

= 1 (0,3955)(0,375481)

= 1- 0,148503

= 0,851497 KG2009 xi = = 0,205319

yi = = 0,19851

xi+1 = = 0,207789

yi+1 = = 0,2221669

KG2009 = 1 (0,205319 + 0,207789) (0,2221669 + 0,19851)

= 1 (0,413108)(0,420677)

= 1- 0,173785

= 0,826215 KG2010 xi = = 0,207789

yi = = 0,2221669

xi+1 = = 0,210259

yi+1 = = 0,2499686KG2010 = 1 (0,207789 + 0,210259) (0,2499686 + 0,2221669)

= 1 (0,418048)(0,472136)

= 1- 0,197376

= 0,802624 KG2011xi = = 0,210259

yi = = 0,2499686

xi+1 = = 0

yi+1 = = 0

KG2010 = 1 (0,210259 + 0) (0 + 0,2499686)

= 1 (0,418048)(0,472136)

= 1- 0,052558

= 0,947442Garis Kemiskinan

GK = GK. Pangan GK. Non Pangan

GK.Pangan = 2100 kka/hari

Beras

=

= = kg x Rp 7000,00 Jagung

=

= = kg x Rp 3800,00 Sayur (sop-sopan)=

= =

Buah-buahan (apel fuji)=

= = kg x Rp 18.000,00

= 2100 kkaIV. IDENTIFIKASI PENENTUAN MASALAH

Masalah yangmenjadi isu pokok dalam kajian pengembangan kawasan sentra produksi cengkeh di KabupatenTulungagung antara lain adalah sebagai berikut:

1. Minimnya usaha pengolahan pasca panen yaitu terbatas pada produk bunga cengkeh kering, sedangkan industri pengolahan yang ada yaitu penyulingan minyak daun cengkeh hanya terdapat beberapa unit (25 unit) dengan skala produksi rumah tangga, (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tulungagung, 2006).

2. Produktivitas produksi cengkeh masih rendah yaitu 161,33 kg/ha/tahun dari luas lahan sebesar 1.210 ha yang seharusnya bisa mencapai 250 -400 kg/ha/tahun (Data Dinas Perkebunan Kabupaten Tulungagung, 2006)

3. Kegiatan penyuluhan kurang mengena dan tidak efektif karena kelompok tani tidak berfungsi dengan baik dalam menyalurkan aspirasi petani cengkeh serta melakukan kerjasama dengan stake holder terkait seperti pemerintah dan investor (Dinas Perkebunan Kabupaten Tulungagung, 2006).

(Anonymous.2013)

Berdasarkan identifikasi masalah-masalah yang timbul dalam komoditas cengkeh di Tulung Agung. Maka alangkah baiknya kita melihat jaringan sosial yang terdapat dalam alur usaha tani cengkeh. Berdasarkan analisa tersebut, jaringan sosial usaha tani cengkeh adalah sebagai berikut:

Akan tetapi, jaringan sosial tersebut, juga mengalami kendala-kendala yang mana telah dijelaskan sebelumnya. Dalam jaringan sosial, keberlanjutan hubungan antar aktor dalam jaringan sosial harus dijaga dengan tetap menjunjung tinggi etika antar aktor. Serta peran pemerintah mengahadapi kemelut permasalahan yang timbul, serta membantu menyelesaikan dengan solusi efektif. Sehingga dibutuhkan peran nyata antar pihak terkait.V. TUJUAN

Berdasarkan analisis permasalahan tersebut, tujuan dari pemberdayaan tersebut adalah sebagai berikut:1. Karakteristik produksi cengkeh yang meliputi:

a. Kebijakan pengembangan komoditas cengkeh di Kabupaten Tulungagung yang meliputi arahan kebijakan penguatan sistem kelembagaan, peningkatan lahan tanam dan jumlah produksi, peningkatan efisiensi dan, produktivitas, produksi, daya saing dan nilai tambah komoditas cengkeh serta peningkatan penelitian dan pengembangan budidaya maupun pasca panen cengkeh.

b. Karakteristik kegiatan produksi cengkeh meliputi input produksi, modal, tenaga kerja, lama usaha, kegiatan budidaya sampai dengan pemanenan dan pemasaran produk, serta kelembagaan/kemitraan usaha produksi.

c. Analisis link agen system produksi cengkeh di Kabupaten Tulungagung meliputi: Keterkaitan ke belakang (backward linkage), yaitu keterkaitan produksi cengkeh dengan penyedia input produksi (keterkaitan penyerapan tenaga kerja dan keterkaitan penyediaan bahan baku dan peralatan produksi). Keterkaitan ke depan (forward linkage), yaitu keterkaitan produksi cengkeh dengan pengguna output produksi (keterkaitan pemasaran produk cengkeh) beserta wilayah tujuan pemasarannya.

d. Analisis kondisi fisik lahan yang terdiri dari analisis kemampuan lahan, analisis ketersediaan lahan, dan analisis kesesuaian lahan sehingga didapatkan persebaran lahan cadangan umtuk pengembangan perkebunan cengkeh.

e. Analisis potensi ekonomi produksi cengkeh meliputi analisis LQ dan shift share. Analisis potensi ekonomi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar potensi yang dimiliki suatu daerah, guna dikelola lebih lanjut.

f. Analisis potensi dan masalah dalam produksi cengkeh yang didapatkan dari analisis karakteristik sebelumnya.

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan produksi cengkeh Kabupaten Tulungagung dengan menggunakan analisis faktor sehingga diketahui faktor-faktor yang paling berpengaruh.

3. Penguatan dan keberlanjutan jaringan sosial.4. Rantai pemasaran pendek dengan jaringan sosial, sehingga meminimalisir permaianan harga cengkeh.VI. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Setelah dilakukan pengamatan dapat diketahui bahwa Kabupaten Tululungagung memiliki bebeberapa masalah, salah satunya masalah penanganan pasca panen pada tanaman cengkeh yang kurang bernilai sehingga daya jualnya rendah. Adapun cara penyelesaiannya adalah sebagai berikut :1. Kecepatan dan ketepatan pelayanan sangat diharapkan sebab hal ini akan menunjang tingkat keberhasilan pembangunan suatu daerah. PNS selaku abdi negara dan abdi masyarakat dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas individu untuk memberikan pelayanan prima.2. Memberikan penyuluhan dengan memberikan inovasi tentang teknik budidaya cengkeh yang baik dan benar, misalnya penanganan OPT, iklim yang selalu berubah-ubah yang menyebabkan penurunan produksi. Sehingga petani mampu menghasilkan produksi tanaman cengkeh dengan optimal.3. Memberikan inovasi dan kreativitas kepada petani untuk dapat mengolah tanaman cengkeh bukan hanya berupa bahan baku saja melainkan menjadikan sebuah produk yang bisa dipasarkan kepada konsumen langsung, misalnya rokok yang mampu berdaya saing tinggi.4. Adanya penetapan harga dari pasar yang tidak merugikan petani, sehingga harga cengkeh tetap stabil. Dapat dilakukan dengan cara pemendekan alur distribusi.

VII. PERUMUSAN CARA MENCAPAI TUJUAN

Berkaitan dengan perumusan cara mencapai tujuan ini, sejauh mungkin diupayakan agar :

a. Metoda yang dipilih haruslah benar-benar efektif dengan jumlah yang diberdayakan. Masalah utama yang harus diperhatikan dalam penetapan metoda adalah, harus memperoleh partisipasi sebesar-sebesarnya dari masyarakat pada kabupaten Tulungagung khususnya pada petani cengkeh sebagai penerima manfaaat dari kegiatan pemberdayaan. Tidak hanya dalam pengertian memperoleh sumbangan input (dana, tenaga kerja, sarana dan prasarana) tetapi juga berpartisipasi dalam pemantauan pelaksanaan kegiatan, pemeliharaan hasil yang dapat dicapai, serta partisipasi masyarakat Kabupaten Tulungagung khususnya petani cengkeh ikut dalam menikmati hasil-hasil yang dicapai. Karena itu, metoda yang dipilih harus dilakukan pada waktu yang tepat (sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penerima manfaat), serta di lokasi yang tepat (sesuai dengan kondisi lokasi penerima manfaat kegiatan).b. Menggunakan bahan dan peralatan yang sudah tersedia atau mudah disediakan serta mudah dioperasionalkan. Semaksimal mungkin memanfaatkan sumberdaya lokal di sekitar Kabupaten Tulungagung.

c. Jumlah unit dan frekuensi kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan, dengan memperhatikan tingkat efektivitas kegiatan dan sumberdaya yang tersedia.d. Pihak-pihak yang dilibatkan (terutama fasilitator) dipilih dari sumber yang terpercaya, terlatih, dan komunikatif. Dapat pula melakukan mitra-kerja yang mencakup jajaran birokrasi, pelaku bisnis, akademisi, tokoh masyarakat, kegiatan LSM, dan pelaku media.

e. Lokasi kegiatan disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, dengan selalu mempertimbangkan sumberdaya yang tersedia di sekitar kabupaten Tulungagung.

f. Waktu kegiatan dilaksanakan tidak mengganggu kerja para petani cengkeh sebagai penerima manfaat, dan disesuaikan dengan kebutuhan / pemanfaatannya oleh penerima manfaat.

g. Jumlah dana sekecil mungkin, dan sumber dana sejauh mungkin memanfaatkan swadaya masyarakat.VIII. PENGESAHAN

KEGIATAN PROGRAM KERJA PEMBERDAYAAN PETANI CENGKEH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN AGRIBISNISNama Kegiatan

: Kegiatan Pemberdayaan Petani Cengkeh

Lokasi

: Kabupaten TulungagungPelaksana

: Dinas Perkebunan

Waktu Pelaksanaan

: Januari 2014 Juni 2014

Anggaran

: APBD Tulungagung

Tulungagung, 7 Desember 2013

Mengetahui,

Menyetujui,Kepala Dinas Perkebunan

Kepala Pemerintah Kabupaten Tulungagung(..)

()IX. RENCANA EVALUASI

Untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan yang diinginkan, adanya evaluasi dari setiap kegiatan pemberdayaan petani cengkeh ini. Rencana evaluasi mencakup:a. Evaluasi awal (perencanaan), evaluasi selama pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi akhir

Pada awal kegiatan seharusnya dilakukan survei secara langsung pada kondisi lapangan dan dilihat kondisi pada petani cengkeh khususnya. Setelah kegiatan dilakukan, para fasilitator dapat bekerja sama dengan pihak pemerintah yang lebih berwenang dan balai pertanian agar kegiatan lebih berhasil dan tepat sasaran. Dalam memberikan penyuluhan pada kegiatan pemberdayaan, yang sebaiknya diberdayakan fokusnya hanya terhadap petani buruh yang memiliki pendapatan rendah bukan pada perusahaannya.b. Evaluasi fisik dan non-fisik (keuangan, kelembagaan dan produktivitas)

Karena adanya kerang modal dari para petani cengkeh, sehingga dalam kegiatan pemberdayaan sebelum di laksanakan adalah adanya bantuan modal dari koperasi atau APBN sehingga kegiatan pemberdayaan difokuskan terhadap penyulahan. Pada kelembagaan kelompok tani seharusnya dimanfaatkan sebaik mungkin oleh fasilitator baik tempat atau kepengurusannya untuk membantu jalannya kegiatan yang akan mengisi pada kegiatan pemberdayaan agar kegiatan pemberdayaan berjalan lancar dan berhasil. Pada penyuluhan tentang materi OPT seharusnya fasilitator jangan hanya berbicara akan tetapi mempraktikkan langsung dan ada hasilnya agar petani mudah dalam memahami dan kegiatan mencapai keberhasilan.X. REKONSIDERASIDalam upaya pencapaian tujuan pemberdayaan petani cengkeh guna pembangunan agribisnis maka diperlukan perencanaan ulang atau pengubahan model pemberdayaa npetani cengkeh, diantaranya adalah: Penguatan kelembagaan atau organisasi yang terkait dengan kegiatan budidaya tanaman cengkeh seperti Koperasi, Bank, Kelompok Tani, Perusahaan (perusahaan rokok atau penyulingan minyak daun), dll. Dibutuhkannya peran serta dari stakeholder seperti Pemerintah, Dinas Perkebunan, dan Dinas Pertanian dalam upaya mendukung berbagai kegiatan pemberdayaan petani cengkeh. Kecepatan dan ketepatan pelayanan sangat diharapkan sebab hal ini akan menunjang tingkat keberhasilan pembangunan suatu daerah. PNS selaku abdi negara dan abdi masyarakat dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas individu untuk memberikan pelayanan prima.

Memberikan penyuluhan dengan memberikan inovasi tentang teknik budidaya cengkeh yang baik dan benar, misalnya penanganan OPT, iklim yang selalu berubah-ubah yang menyebabkan penurunan produksi. Sehingga petani mampu menghasilkan produksi tanaman cengkeh dengan optimal.

Memberikan inovasi dan kreativitas kepada petani untuk dapat mengolah tanaman cengkeh bukan hanya berupa bahan baku saja melainkan menjadikan sebuah produk yang bisa dipasarkan kepada konsumen langsung, misalnya rokok yang mampu berdaya saing tinggi.

Perlunya informasi akan penetapan harga dari pasar yang tidak merugikan petani, sehingga harga cengkeh tetap stabil. Dapat dilakukan dengan cara pemendekan alur distribusi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2013. Permasalahan Tulungagung. http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/22333/1/Pengembangan-Kawasan-Sentra-Produksi-Cengkeh-Kabupaten-Tulungagung..pdf. Diakses 7 desember 2013.

BPS. 2006. Kabupaten Tulungagung Dalam Angka 2006. Development Planning Board of Tulungagung Regency.Wikipedia. 2013. Tulungagung. http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Tulungagung. Diakses 7 Desember 2013.TUGAS

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM AGRIBISNIS

PERENCANAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KABUPATEN TULUNGAGUNG

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7Any Martha

115040100111181

Iva Rismadani

115040100111170

Rofiul Malika Salsabila

115040100111171

Dwi Derma S

115040100111173

Kindi Okvitasari

115040100111174

Nimas Inkawati

115040101111002PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013Petani Cengkeh

Bank

Koperasi

Pedagang

Perusahaan Rokok

Perusahaan Penyulingan Minyak Daun

Toko Saprodi

Kelompok Tani