149
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN SODONG KEMBANGARUM KABUPATEN SALATIGA TUGAS AKHIR Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Ahli Madya pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun Oleh : HERI SETIYAWAN I 8207007 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL TRANSPORTASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA

ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN SODONG –

KEMBANGARUM KABUPATEN SALATIGA

TUGAS AKHIR

Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Ahli Madya pada

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Disusun Oleh :

HERI SETIYAWAN

I 8207007

PROGRAM DIPLOMA III

TEKNIK SIPIL TRANSPORTASI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad,

hidayah serta inayahnya-Nya, sehingga Tugas Akhir dengan judul

“PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

RUAS JALAN SODONG – KEMBANGARUM, KABUPATEN SALATIGA”

dapat diselesaikan dengan baik.

Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk meraih gelar

Ahli Madya pada Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dengan

adanya Tugas Akhir ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

mengenai perencanaan jalan bagi penulis maupun pembaca.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu penyusunan dan pengerjaan Tugas Akhir ini. Secara khusus penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ir.Mukahar, MSCE, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ir.Bambang Santoso, MT, Selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Achmad Basuki, ST. MT Selaku Ketua Program D3 Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Endah Safitri ST, MT, Selaku Dosen Pembimbing Akademik.

Page 5: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5. Ir. Agus Sumarsono, MT Selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.

6. Ir. Djoko Sarwono, MT Selaku Tim Dosen Penguji Tugas Akhir.

7. Ir. Djumari, MT Selaku Tim Dosen Penguji Tugas Akhir.

8. Teman –teman seperjuanganku D3 Teknik Sipil Transportasi angkatan 2007

(Fee-3, Dyaz, Rizal, Bowo, Baktiar, Aniz, Aji, Dadang, EP, Tri, Dewa,), buat

Alm. Bagus ST semoga kamu tenang disisi-Nya dan tidak lupa untuk kakak”

angkatan 2005, 2006, & adik” tingkat angkatan 2008 terima kasih atas kerja

samanya dan dukungannya.

Dalam Penyusunan Tugas Akhir ini penulis menyadari masih terdapat kekurangan

dan jauh dari kesempurnaan, maka diharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun, akhir kata semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua,

amin.

Surakarta, Februari 2012

Penyusun

HERI SETIYAWAN

Page 6: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan jalan raya merupakan salah satu hal yang selalu beriringan dengan

kemajuan teknologi dan pemikiran manusia yang menggunakannya, karenanya

jalan merupakan fasilitas penting bagi manusia supaya dapat mencapai suatu

daerah yang ingin dicapai.

Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu

tempat ke tempat yang lain. Arti Lintasan disini dapat diartikan sebagai tanah

yang diperkeras atau jalan tanah tanpa perkerasan, sedangkan lalu lintas adalah

semua benda dan makhluk hidup yang melewati jalan tersebut baik kendaraan

bermotor, tidak bermotor, manusia, ataupun hewan.

Pembuatan jalan yang menghubungkan Sodong – Kembangarum yang melewati

desa Kecandran yang terletak di Kabupaten Salatiga yang bertujuan untuk

memberikan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan bagi pemakai jalan serta

membuka pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat antara 2 daerah yaitu

Sodong – Kembangarum demi kemajuan daerah, pemerataan ekonomi, dan

menanggulangi kemacetan di daerah tersebut.

Page 7: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana merencanakan geometrik jalan yang menghubungkan Sodong –

Kembangarum agar memperoleh jalan sesuai dengan fungsi dan kelas

jalannya?

2. Bagaimana merencanakan Tebal Perkerasan Jalan?

3. Anggaran Biaya, dan Time Schedule yang dibutuhkan untuk membuat jalan

tersebut?

1.3 Tujuan

Dalam pembangunan jalan ini ada pun tujuan yang hendak dicapai yaitu :

Membuat realigmen atau alinemen baru disertai dengan rancangan

perkerasan beserta anggaran biaya dan time schedule

1.4 Teknik Perencanaan

Dalam penulisan ini perencanaan yang menyangkut hal pembuatan jalan akan

disajikan sedemikian rupa sehingga memperoleh jalan sesuai dengan fungsi dan

kelas jalan. Hal yang akan disajikan penulisan ini adalah :

1.4.1 Perencanaan geometrik jalan

Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada

Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997 dan Petunjuk

Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa

Komponen SKBI 2.3.26 Tahun 1987 yang dikeluarkan oleh Dinas Pekerjaan

Page 8: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. Perencanaan geometrik ini akan

membahas beberapa hal antara lain :

a. Alinemen Horisontal

Alinemen (Garis Tujuan) horisontal merupakan trase jalan yang terdiri dari :

Garis lurus (Tangent), merupakan jalan bagian lurus.

Lengkungan horisontal yang disebut tikungan yaitu :

a.) Full – Circle

b.) Spiral – Circle – Spiral

c.) Spiral – Spiral

Pelebaran perkerasan pada tikungan.

Kebebasan samping pada tikungan

b. Alinemen Vertikal

Alinemen Vertikal adalah bidang tegak yang melalui sumbu jalan atau

proyeksi tegak lurus bidang gambar. Profil ini menggambarkan tinggi

rendahnya jalan terhadap muka tanah asli.

c. Stationing

d. Overlapping

1.4.2 Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur

Penulisan ini membahas tentang perencanaan jalan baru yang menghubungkan

dua daerah. Untuk menentukan tebal perkerasan yang direncanakan sesuai dengan

Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode

Analisis Komponen Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga. Satuan perkerasan yang

dipakai adalah sebagai berikut :

Page 9: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

1. Lapis Permukaan (Surface Course) : Lapen (Mekanis)

2. Lapis Pondasi Atas (Base Course) : Batu Pecah CBR 80%

3. Lapis Pondasi Bawah (Sub Base Course) : Sirtu CBR 50 %

1.4.3 Rencana Anggaran Biaya dan Jadwal Waktu Pelaksanaan (Time

schedule)

Menghitung Rencana Angaran Biaya yang meliputi :

1. Volume pekerjaan.

2. Harga satuan pekerjaan, bahan dan peralatan.

3. Alokasi waktu penyelesaian masing – masing pekerjaan.

Dalam mengambil kapasitas pekerjaan satuan harga dari setiap pekerjaan

perencanaan ini mengambil dasar dari Analisa Harga Satuan tahun 2010 Dinas

Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga Surakarta.

Page 10: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

1.5. Bagan Alir / Flow Chart Perencanaan

Untuk lebih jelasnya, perencanaan jalan ini dapat dilihat pada bagan alir/Flow

Chart dibawah ini :

Gambar 1.1 Bagan Alir Perencanaan Jalan

Mulai

Data Geometrik

Kelas Medan Jalan

Kelas jalan menurut

Fungsinya

VLHR

Kecepatan Rencana

Sudut Luar

Tikungan

Kendaraan Rencana

Data Rencana Anggaran

Gambar Rencana

Daftar Harga Satuan

bahan upah dan

Peralatan

Data Tebal Perkerasan

Kelas Jalan menurut

Fungsinya

Tipe Jalan

Umur Rencana

CBR Rencana

Curah Hujan Setempat

Kelandaiaan Rata-rata

Jumlah LHR

Angka Pertumbuhan

Lalu lintas

Perencanaan

Geometrik

Perhitungan

Lengkung Horisontal

Perlebaran Perkerasan

pada Tikungan

Kebebasan Samping

Stasioning

Kontrol Overlapping

Kelandaian Memanjang

Lengkung Vertikal

Perhitungan

Lalu Lintas Rencana

Daya Dukung Tanah Dasar

Tebal Lapisan Perkerasan

Perencaan

Perkeraaan

Pembuatan Time Schedule Selesai

Rencana Anggaran Biaya

Perhitungan

Volume Perkerasan

Harga Satuan Perkerjaan

Page 11: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

1.6 Peta Lokasi

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini mengambil lokasi Sodong – Kembangarum

yang berada di Kabupaten Karanganyar (Jawa Tengah). Adapun lokasinya seperti

dalam peta sebagaimana diperlihatkan dalam gambar 1.2

Gambar 1.2 Peta Lokasi Proyek

Page 12: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Perencanaan Geometrik Jalan

Perencanaan geometrik jalan adalah perencanaan route dari suatu ruas jalan secara

lengkap, meliputi beberapa elinemen yang disesuaikan dengan kelengkapan data dan

data dasar yang ada atau tersedia dari hasil survai dilapangan dan telah dianalisis,

serta mengacu pada ketentuan yang berlaku.

2.1.1. Perencanaan Alinemen Horisontal

Alinemen horisontal adalah Proyeksi sumbu jalan tegak lurus pada bidang horisontal.

Alinemen horisontal terdiri atas bagian lurus dan bagian lengkung atau disebut

juga tikungan.

Perencanaan geometrik pada bagian lengkung dimaksudkan untuk mengimbangi

gaya sentrifugal yang diterima oleh kendaraan yang berjalan pada kecepatan VR.

Untuk keselamatan pemakai jalan, jarak pandang daerah bebas samping jalan

harus diperhitungkan.

Page 13: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Azimuth

Azimuth adalah sudut yang diukur searah jarum jam yang diukur dari arah utara.

Gambar 2. 1 Peta Azimuth

αA-1

α2-B

α1-2

A

PI 1 PI 2

B

1Ad

Bd

3

U

Δ PI-1

Δ PI-2

Keterangan :

α = Sudut Azimuth

Δ = Sudut luar tikungan

d = Jarak

Rumus - rumus

A

A

YY

XXArcTgA

1

11 2

1

2

11)()( AAA

YYXXd

12

1221YY

XXArcTg 2

12

2

1221)()( YYXXd

23

232YY

XXArcTgB 2

23

2

32)()2( YYXXd

B

A1121 12322 B3321

21d

Page 14: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Bagian – bagian dari alinemen horisontal adalah sebagai berikut :

1. Panjang Bagian Lurus

Dengan mempertimbangkan faktor keselamatan pemakai jalan, ditinjau dari segi

kelelahaan pengemudi, maka Panjang maksimum bagian jalan yang lurus harus

ditempuh dalam waktu 2,5 menit (sesuai VR).

Table 2.1 Klasifikasi Menurut Kelas Jalan

Fungsi

Panjang Bagian Lurus Maksimum ( m )

Datar Bukit Gunung

Arteri

Kolektor

3.000 2.500 2.000

2.000 1.750 1.500

Sumber TPGJAK 1997Halaman 27

2. Tikungan

a. Jari – jari Tikungan Minimum

Agar kendaraan stabil saat melalui tikungan, perlu dibuat suatu kemiringan

melintang jalan pada tikungan yang disebut superelevasi (e). Pada saat kendaraan

melalui daerah superelevasi, akan terjadi gesekan arah melintang jalan antara ban

kendaraan dengan permukaan aspal yang menimbulkan gaya gesekan melintang.

Perbandingan gaya gesekan melintang dengan gaya normal disebut koefisien gesekan

melintang (f).

Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, maka untuk kecepatan tertentu dapat

dihitung jari-jari minimum untuk superelevasi maksimum dan koefisien gesekan

maksimum.

Page 15: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Gambar 2.2 Kemiringan melintang jalan

g sinα + (F1+F2) = kf cosα

g sinα + (F1+F2) = min

2

2

Rg

VR cosα

sinα +fmaks = min

2

Rg

VR cosα

tanα + cos

maksf =

min

2

Rg

VR ; karena α keci, maka cosα = 1

tanα + fmaks = min

2

Rg

VR

е + fmaks = min

2

Rg

VR

fmaks = min

2

Rg

VR - е

fmaks = (-0,000625 x VR) +0,19 .................................................................... (1)

Page 16: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

tan α + fmaks = min

2

Rg

VR atau Rmin = )(

2

maksmaks

R

feg

V

dimana g = gravitasi (10 m/dt2)

sehingga :

Rmin = )(10

36001000 2

2

maksmaks

R

fe

V...................

2

2

2

dtm

dtm

= 2

)(10

077,0R

maksmaks

Vfe

............... [m]

= )(127

2

maksmaks

R

fe

V

Rmin = )(127

2

maksmaks

R

fe

V ................................................................................ (2)

Dmaks = min

39,1432

R

Dmaks = 2

)(53,181913

R

maksmaks

V

fe ............................................................... (3)

Keterangan :

Rmin = Jari-jari tikungan minimum, (m)

VR = Kecepatan kendaraan rencana, (km/jam)

emaks = Superelevasi maksimum, (%)

fmaks = Koefisien gesek melintang maksimum

Dmaks = Derajat kelengkungan maksimum

Untuk perhitungan, digunakan emaks = 10 % sesuai tabel

Page 17: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Tabel 2.2 Panjang jari-jari minimum (dibulatkan) untuk emaks = 10%

VR(km/jam) 120 100 90 80 60 50 40 30 20

Rmin (m) 600 370 280 210 110 80 50 30 15 Sumber TPGJAK 1997 Halaman 28

Untuk kecepatan rencana < 80 km/jam berlaku fmaks = - 0,00065 VR + 0,192

80 – 120 km/jam berlaku fmaks = - 0,00125 VR + 0,24

Rmin = fe

V

127

2

.......................................................................................(4)

Dtjd =

Rr

4,1432.................................................................................................(5)

Keterangan :

Rmin = Jari – jari lengkung (m)

Dtjd = Derajat lengkung (0)

Page 18: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

b. Lengkung Peralihan

Lengkung peralihan adalah lengkung yang disisipkan di antara bagian lurus jalan dan

bagian lengkung jalan berjari-jari lengkung R, berfungsi mengantisipasi perubahan

alinyemen jalan yang dibentuk lurus (R tak terhingga) sampai bagian lengkung jalan

berjari-jari tetap R sehingga gaya sentrifugal yang bekerja pada kendaraan saat

berjalan di tikungan berubah secara berangsur-angsur baik ketika kendaraan

mendekati tikungan maupun meninggalkan tikungan.

Dengan adanya lengkung peralihan, maka tikungan menggunakan jenis S-C-S.

panjang lengkung peralihan (Ls), menurut Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan

Antar Kota, 1997, diambil nilai yang terbesar dari tiga persamaan di bawah ini :

i. Berdasar waktu tempuh maksimum (3 detik), untuk melintasi lengkung

peralihan, maka panjang lengkung :

Ls = 6,3

VR T ............................................................................................. (6)

ii. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal, digunakan rumus Modifikasi Shortt:

Ls = 0,022 CR

VR

.

3

- 2,727 C

etjdVR ........................................................... (7)

iii. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian

Ls = e

Rnm

r

Vee

.6,3

.)( ................................................................................ (8)

4.) Sedangkan Rumus Bina Marga

Ls = meeW

tjdn )(2

.......................................................................... (9)

Keterangan :

Page 19: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

T : waktu tempuh = 3 detik

VR : Kecepatan rencana (km/jam)

e : Superelevasi

R : Jari-jari busur lingkaran (m)

C : Perubahan percepatan 0,3 – 1,0 disarankan 0,4 m/det 2

em : Superelevasi maximum

en : Superelevasi normal

re : Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan (m/m/detik),

sebagai berikut:

Untuk VR 70 km/jam, re mak = 0,035 m/m/det

Untuk VR 80 km/jam, re mak = 0,025 m/m/det

(Sumber Tata Cara Perencaan Geometrik Jalan Antar Kota 1997 Hal.28)

c. Jenis Tikungan dan diagram superelevasi

Tabel 2.3 Jari-jari tikungan yang tidak memerlukan lengkung peralihan

VR (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20

Rmin 2500 1500 900 500 350 250 130 60 Sumber TPGJAK 1997Halaman 30

Tt = Rc tan ½ ............................................................................................ (10)

Et = Tt tan ¼ ............................................................................................. (11)

Lc = o

Rc

360

2 ................................................................................................. (12)

I

Ts

Page 20: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

1.) Tikungan Spiral – Circle – Spiral (S – C – S)

a.) Bentuk Busur Lingkaran Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)

Gambar 2.3 Lengkung Spiral-Circle-Spiral

Keterangan gambar :

Xs = Absis titik SC pada garis tangen, jarak dari titik ST ke SC

Ys = Jarak tegak lurus ketitik SC pada lengkung

Ls = Panjang dari titik TS ke SC atau CS ke ST

Lc = Panjang busur lingkaran (panjang dari titik SC ke CS)

Tt = Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST

TS = Titik dari tangen ke spiral

SC = Titik dari spiral ke lingkaran

Et = Jarak dari PI ke busur lingkaran

s = Sudut lengkung spiral

Rr = Jari-jari lingkaran

P = Pergeseran tangen terhadap spiral

Page 21: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

K = Absis dari p pada garis tangen spiral

Rumus-rumus yang digunakan :

1. Xs = Ls -2

2

401

Rr

Ls ............................................................... (13)

2. c = - 2 s…………………………………………………….(14)

3. Ys = xRr

Ls

6

2

............................................................................... (15)

4. s = 22

360

Rr

Ls ........................................................................ (16)

5. Lc = Rrxxc

180 ..................................................................... (17)

6. p = Ys – Rr (1- cos s) ............................................................ (18)

7. k = Xs – Rr x sin s ............................................................... (19)

8. Tt = (Rr + P) KPI2

1tan .............................................. (20)

9. Et = RrxPRr 121sec)( ..................................................... (21)

10. Ltot = Lc + 2Ls .............................................................................. (22)

Page 22: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

e maks

e min

b.) Diagram superelevasi Tikungan berbentuk Spiral – Cricle – Spiral

Gambar 2.4 Diagram Super Elevasi Spiral-Cirle-Spiral.

As Jalan

en = -2% en = -2%

As Jalan

en = -2%

0 %

As Jalan

-2%

+2%

I

e min

As Jalan e maks

IV III

II

I

Ts

II III IV

Cs

Lc

en = - 2 % en = - 2 %

0 % 0 %

Ls Ls

SC TS CS ST

Page 23: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Daerah Bebas Samping di Tikungan

Jarak Pandang pengemudi pada lengkung horisontal (di tikungan), adalah

pandanngan bebas pengemudi dari halangan benda-benda di sisi jalan. Daerah bebas

samping di tikungan dihitung bedasarkan rumus-rumus sebagai berikut :

1 Jarak pandangan lebih kecil daripada panjang tikungan (Jh < Lt).

Gambar 2.5 Jarak pandangan pada lengkung horizontal untuk Jh < Lt

Keterangan :

Jh = Jarak pandang henti (m)

Lt = Panjang tikungan (m)

E = Daerah kebebasan samping (m)

R = Jari-jari lingkaran (m)

Maka: E = R ( 1 – cos R

Jho

.

90 ) . ........................................................... (32)

Page 24: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

2. Jarak pandangan lebih besar dari panjang tikungan (Jh > Lt)

Gambar 2.6 Jarak pandangan pada lengkung horizontal untuk Jh > Lt

Jh = Lt + 2.d……………………………………………………… (33)

d = ½ (Jh – Lt)………………………………………………….. (34)

m = R R

JhltJh

R

Jh 90sin

2

90cos1 …………………… (35)

Dalam memajukan kebebasan samping pada tikungan ada 2 teori :

1) Berdasarkan jarak pandang henti

m = R’ 2

90cos1

R

Jh…………………………………………… (36)

2) Berdasarkan jarak pandang menyiap

m = R’ R

LtLtJd

R

Lt 90sin

2190

cos1 ................................ (37)

Page 25: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

2,1m 7,6 m 2,6 m A P

c/2

c/2

b'

Td

R (

met

er)

b

b''

Keterangan:

Jh = Jarak pandang henti

Jd = Jarak pandang menyiap

Lt = Panjang lengkung total

R = Jari-jari tikungan

R’ = Jari-jari sumbu lajur

Pelebaran Perkerasan

Pelebaran perkerasan dilakukan pada tikungan-tikungan yang tajam, agar kendaraan

tetap dapat mempertahankan lintasannya pada jalur yang telah disediakan.

Gambar dari pelebaran perkerasan pada tikungan dapat dilihat pada gambar berikut

ini.

Gambar 2.7 Pelebaran Perkerasan Pada Tikungan

Page 26: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Rumus yang digunakan :

B = n (b’ + c) + (n + 1) Td + Z .................................................................. (38)

b’ = b + b” ................................................................................................... (39)

b” = Rr - 22 pRr ................................................................................. (40)

Td = RApARr 22 ........................................................................ (41)

Z = R

V105,0 ........................................................................................ (42)

= B - W ................................................................................................... (43)

Keterangan:

B = Lebar perkerasan pada tikungan

n = Jumlah jalur lalu lintas

b = Lebar lintasan truk pada jalur lurus

b’ = Lebar lintasan truk pada tikungan

P = Jarak As roda depan dengan roda belakang truk

A = Tonjolan depan sampai bumper

W = Lebar perkerasan

Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan

Z = Lebar tambahan akibat kelelahan pengamudi / kalainan mengemudi

c = Kebebasan samping

= Pelebaran perkerasan

Page 27: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

2.1.2 Alinemen Vertikal

Alinemen Vertikal adalah perencanaan elevasi sumbu jalan pada setiap titik yang

ditinjau, berupa profil memanjang. Pada peencanaan alinemen vertikal terdapat

kelandaian positif (tanjakan) dan kelandaian negatif (turunan), sehingga

kombinasinya berupa lengkung cembung dan lengkung cekung. Disamping kedua

lengkung tersebut terdapat pula kelandaian = 0 (datar).

Bagian – bagian lengkung vertikal :

1. Lengkung vertikal cembung

Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangent berada di atas

permukaan jalan

Gambar. 2.9.1 Lengkung Vertikal Cembung untuk Jh < L

Page 28: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Gambar. 2.9.2 Lengkung Vertikal Cembung untuk Jh > L

Keterangan :

PLV = Titik awal lengkung parabola

PTV = Titik akhir lengkung parabola

PV1 = Titik perpotongan kelandaian g1 dan g2

g = Kemiringan tangen : (+) naik ;(-) turun

A = Perbedaan aljabar landai (g1 – g2 )%

EV = Pergeseran vertikal titik tengah besar lingkaran (PV1 – m) meter.

Jh = Jarak pandangan

h1 = Tinggi mata pengaruh

h2 = Tinggi halangan

L = Panjang lengkung Vertikal Cembung

Page 29: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

2. Lengkung vertikal cekung

Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangen berada di atas

permukaan jalan

Gambar 2.11.1. Lengkung Vertikal Cekung untuk Jh < L

Gambar 2.11.2. Lengkung Vertikal Cekung untuk Jh > L

Keterangan :

PLV = titik awal lengkung parabola.

PTV = Titik akhir lengkung parabola

PV1 = titik perpotongan kelandaian g1 dan g2

g = kemiringan tangen ; (+) naik; (-) turun.

A = perbedaan aljabar landai (g1 - g2) %.

EV = pergeseran vertikal titik tengah busur lingkaran (PV1 - m) meter.

L = Panjang lengkung vertikal Cekung

V = kecepatan rencana (km/jam)

PLV

EV

g2

%

g1

%

PV1

Jh PTV

L

PLV

EV g2

%

g1

% PV1

Jh

PTV

L

Page 30: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Rumus-rumus yang digunakan untuk alinemen vertikal :

%100awalStaakhirSta

awalelevasiakhirelevasig ............................................ (43)

A = g2 – g1 ........................................................................................... (44)

)(254278,0

2

gfp

VrTVrS .................................................... (45)

800

LvAEv ......................................................................................... (46)

Lv

xAy

200

2

....................................................................................... (47)

Panjang Lengkung Vertikal (PLV)

1. Berdasarkan syarat keluwesan

VrLv 6,0 ....................................................................................... (48)

2. Berdasarkan syarat drainase

ALv 40 .......................................................................................... (49)

3. Berdasarkan syarat kenyamanan

tVrLv .......................................................................................... (50)

4. Berdasarkan syarat goncangan

360

2 AVrLv ................................................................................... (51)

1. Berdasarkan Jarak Pandang

3. Lengkung Vertikal Cembung

Jarak Pandang Henti

S < L 412

2SLv ........................................................... (52)

S > L 412

2SLv ................................................... (53)

Page 31: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Jarak Pandang Menyiap

S < L 1000

2SLv ........................................................... (54)

S > L 1000

2SLv ................................................... (55)

4. Lengkung Vertikal Cekung

S < L S

SLv5,3150

2 ............................................. (56)

S > L S

SLv

5,3150

2

......................................................... (57)

1). Lengkung vertikal cembung

Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangent berada di atas

permukaan jalan

Gambar. 2.14 Lengkung Vertikal Cembung

Keterangan :

PLV = Titik awal lengkung parabola

PV1 = Titik perpotongan kelandaian 1g dan 2g

g = Kemiringan tangen : (+) naik, (-) turun

A = Perbedaan aljabar landai ( 1g - 2g ) %

EV = Pergeseran vertikal titik tengah besar lingkaran (PV1 – m) meter

Jh = Jarak pandang

PLV d1 d2

g2

PVI 1

Ev

m

g1

h2 h1

Jh PTV

L

Page 32: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

1h = Tinggi mata pengaruh

2h = Tinggi halangan

2). Lengkung vertikal cekung

Adalah lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangent berada di bawah

permukaan jalan.

Gambar 2.15. Lengkung Vertikal Cekung.

Keterangan :

PLV = Titik awal lengkung parabola

PV1 = Titik perpotongan kelandaian 1g dan 2g

g = Kemiringan tangen : (+) naik, (-) turun

A = Perbedaan aljabar landai ( 1g - 2g ) %

EV = Pergeseran vertikal titik tengah besar lingkaran (PV1 – m) meter

Lv = Panjang lengkung vertikal

V = Kecepatan rencana ( km/jam)

Rumus-rumus yang digunakan pada lengkung parabola cekung sama dengan rumus-

rumus yang digunakan pada lengkung vertikal cembung.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan Alinemen Vertikal

PLV

EV

g2

%

EV g1

%

PV

1

Jh PTV

LV

Page 33: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

1) Kelandaian maksimum.

Kelandaian maksimum didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan penuh

mampu bergerak dengan kecepatan tidak kurang dari separuh kecepatan semula

tanpa harus menggunakan gigi rendah.

Tabel 2.4 Kelandaian Maksimum yang diijinkan

Landai maksimum % 3 3 4 5 8 9 10 10

VR (km/jam) 120 110 100 80 60 50 40 <40

Sumber : TPGJAK 1997Halaman 30

2) Kelandaian Minimum

Pada jalan yang menggunakan kerb pada tepi perkerasannya, perlu dibuat kelandaian

minimum 0,5 % untuk keperluan kemiringan saluran samping, karena kemiringan

jalan dengan kerb hanya cukup untuk mengalirkan air kesamping.

Page 34: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

2.2 Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan Raya

Perencanaan konstruksi lapisan perkerasan lentur disini untuk jalan baru dengan

Metoda Analisa Komponen, yaitu dengan metoda analisa komponen SKBI – 2.3.26.

1987.

Surface course

Base course

Subbase course

Subgrade

Gambar 2.13. Susunan lapis Konstruksi Perkerasan lentur.

Adapun untuk perhitungannya perlu pemahaman istilah-istilah sebagai berikut :

1. Lalu lintas

a. Lalu lintas harian rata-rata (LHR)

Lalu lintas harian rata-rata (LHR) setiap jenis kendaraan ditentukan pada awal umur

rencana, yang dihitung untuk dua arah pada jalan tanpa median atau masing-masing

arah pada jalan dengan median.

Lalu lintas harian rata-rata permulaan (LHRP)

1

11n

SP iLHRLHR ....................................................................... (54)

Lalu lintas harian rata-rata akhir (LHRA)

2

21n

PA iLHRLHR ...................................................................... (55)

b. Rumus-rumus Lintas ekuivalen

Lintas Ekuivalen Permulaan (LEP)

ECLHRLEPn

mpj

Pj ...................................................................... (56)

Lintas Ekuivalen Akhir (LEA)

Page 35: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

ECLHRLEAn

mpj

Aj ...................................................................... (57)

Lintas Ekuivalen Tengah (LET)

2

LEALEPLET ............................................................................... (58)

Lintas Ekuivalen Rencana (LER)

FpLETLER ................................................................................... (59)

10

2nFp ................................................................................................. (60)

Dimana:

i1 = Pertumbuhan lalu lintas masa konstruksi

i2 = Pertumbuhan lulu lintas masa layanan

J = Jenis kendaraan

n1 = Masa konstruksi

n2 = Umur rencana

C = Koefisien distribusi kendaraan

E = Angka ekuivalen beban sumbu kendaraan

Fp = Faktor Penyesuaian

2. Angka ekuivalen (E) masing-masing golongan beban umum (setiap

kendaraan) ditentukan menurut rumus daftar sebagai berikut:

4

8160.

kgdlmtunggalsumbusatubebanTunggalSumbuE ................. (61)

4

8160086,0.

kgdlmgandasumbusatubebanGandaSumbuE ............ (62)

Page 36: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

3. Daya Dukung Tanah Dasar (DDT dan CBR)

Daya dukung tanah dasar (DDT) ditetapkan berdasarkan grafik korelasi DDT dan

CBR.

Gambar 2.14. Korelasi DDT dan CBR

Catatan : Hubungan nilai CBR dengan garis mendatar kesebelah kiri diperoleh nilai DDT

Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa

Komponen SKBI 2.3.26.1987, Halaman 13

4. Faktor Regional (FR)

Faktor regional bisa juga juga disebut faktor koreksi sehubungan dengan perbedaan

kondisi tertentu. Kondisi-kondisi yang dimaksud antara lain keadaan lapangan dan

iklim yang dapat mempengaruhi keadaan pembebanan daya dukung tanah dan

100 90

80 70 60 50 40 30

20

10 9 8

7 6 5 4

3

2

1

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Page 37: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

perkerasan. Dengan demikian dalam penentuan tebal perkerasan ini Faktor Regional

hanya dipengaruhi bentuk alinemen ( kelandaian dan tikungan)

Tabel 2.5 Prosentase kendaraan berat dan yang berhenti serta iklim (curah hujan)

Kelandaian 1 (<6%) Kelandaian II (6–10%) Kelandaian III (>10%)

% kendaraan berat % kendaraan berat % kendaraan berat

≤ 30% >30% ≤ 30% >30% ≤ 30% >30%

Iklim I

< 900 mm/tahun

0,5 1,0 – 1,5 1,0 1,5 – 2,0 1,5 2,0 – 2,5

Iklim II

≥ 900 mm/tahun

1,5 2,0 – 2,5 2,0 2,5 – 3,0 2,5 3,0 – 3,5

Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa

Komponen SKBI 2.3.26.1987

5. Koefisien Distribusi Kendaraan

Koefisien distribusi kendaraan (C) untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat pada

jalur rencana ditentukan menurut daftar di bawah ini :

Tabel 2.6 Koefisien Distribusi Kendaraan

Jumlah jalur Kendaraan ringan *) Kendaraan berat **)

1 arah 2 arah 1 arah 2 arah

1 lajur

2 lajur

3 lajur

4 lajur

5 lajur

6 lajur

1,00

0,60

0,40

-

-

-

1,00

0,50

0,40

0,30

0,25

0,20

1,00

0,70

0,50

-

-

-

1,00

0,50

0,475

0,45

0,425

0,40

Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa

Komponen SKBI 2.3.26.1987

*) berat total < 5 ton, misalnya: mobil penumpang, pick up, mobil hantaran.

**) berat total ≥ 5 ton, misalnya: bus, truk, traktor, semi trailer, trailer.

Page 38: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

6. Koefisien Kekuatan Relatif (a)

Koefisien kekuatan relative (a) masing-masing bahan dan kegunaan sebagai lapis

permukaan, lapis pondasi dan pondasi bawah, ditentukan secara korelasi sesuai nilai

Marshall Test (untuk bahan dengan aspal), kuat tekan untuk (bahan yang

didistabilisasikan dengan semen atau kapur) atau CBR (untuk bahan lapis pondasi

atau pondasi bawah).

Tabel 2.7 Koefisien Kekuatan Relatif

Koefisien

Kekuatan Relatif

Kekuatan

Bahan Jenis Bahan

a1 a2 a3 Ms

(kg)

Kt

kg/cm2

CBR

%

0,40 744

LASTON 0,35 590

0,32 454

0,30 340

0,35 744

LASBUTAG 0,31 590

0,28 454

0,26 340

0,30 340 HRA

0,26 340 Aspal Macadam

0,25 LAPEN (mekanis)

0,20 LAPEN (manual)

0,28 590

Laston Atas 0,26 454

0,24 340

0,23 Lapen (Mekanis)

Barsambung

Page 39: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Sambungan Tabel 2.7 Koefisien Kekuatan Relatif

Koefisien Kekuatan

Relatif Kekuatan Bahan

Jenis Bahan

a1 a2 a3 MS

(Kg)

Kt

kg/cm2

CBR

%

0,19 Lapen (Manual)

0,15 22 Stab. Tanah dengan

semen 0,13 18

0,15 22 Stab. Tanah dengan

Kapur 0,13 18

0,14 100 Batu Pecah (Kelas A)

0,13 80 Batu Pecah (Kelas B)

0,15 60 Batu Pecah (Kelas C)

0,13 70 Sirtu/ Pitrun (Lelas A)

0,14 30 Sirtu/ Pitrun (Lelas B)

0,10 20 Tanah / Lempung

Kepasiran

Sumber: Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa

Komponen SKBI 2.3.26.1987

7. Analisa komponen perkerasan

Penghitungan ini didistribusikan pada kekuatan relatif masing-masing lapisan

perkerasan jangka tertentu (umur rencana).

Gambar 2.15. Tebal Lapis Perkerasan Lentur

Surface course

Subgrade

Subbase course

Base course

a1

a2

a3

D1

D2

D3

Page 40: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Dimana penetuan tebal perkerasan dinyatakan oleh Indeks Tebal Perkerasan (ITP)

dengan rumus:

332211 DaDaDaITP .................................................................... (63)

D1,D2,D3 = Tebal masing-masing lapis perkerasan (cm)

a1, a2, a3 = Koefisien kekuatan relatif bahab perkerasan (SKBI 2.3.26.1987)

Angka 1,2,3 masing-masing lapis permukaan, lapis pondasi atas dan pondasi bawah.Penentuan

ITP dapat di cari di Nomogram Penentuan Nilai Indek Tebal Perkerasan (ITP)

Page 41: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Flow Chart Perencanaan Tebal Perkerasan

1 2 3

LEP LEA LET

Gambar 2.16. Diagram Alir Perencanaan Tebal Perkerasaan

Indeks Tebal Perkerasan

(ITP)

Dari data kelandaian rata –rata

dan iklim ditentukan Faktor

Regional (FR) berdasarkan

Tabel 2.7

Selesai

Diperoleh nilai ITP dari

pembacaan Nomogram

Penentuan susunan tebal

Perkerasan

Mulai

Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR)

Lintas Ekivalen Rencana

(LER)

California Bearing

Ratio (CBR)

Daya Dukung Tanah

(DDT)

Page 42: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

2.3 Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Time Schedule

Untuk menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) terlebih dahulu menghitung

volume dari pekerjaan yang direncanakan yang meliputi :

1. Umum

- Pengukuran

- Mobilisasi dan Demobilisasi

- Pembuatan papan nama proyek

- Pekerjaan Direksi Keet

- Administrasi dan Dokumentasi

2. Pekerjaan tanah

- Pembersihan semak dan pengupasan tanah

- Persiapan badan jalan

- Galian tanah (biasa)

- Timbunan tanah (biasa)

3. Pekerjaan drainase

- Galian saluran

- Pasangan batu dengan mortar

- Plesteran

4. Pekerjaan dinding penahan

- Galian saluran

- Pasangan batu dengan mortar

- Plesteran

- Siaran

5. Pekerjaan perkerasan

- Lapis pondasi bawah (sub base course)

- Lapis pondasi atas (base course)

- Prime Coat

- Lapis Lapen

Page 43: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

6. Pekerjaan pelengkap

- Marka jalan

- Rambu jalan

- Patok kilometer

Setelah diketahui volume pekerjaan yang direncanakan, rencana anggaran biaya

dapat dihitung berdasarkan analisa harga satuan yang diambil dari Harga Satuan

Dasar Upah dan Bahan serta Biaya Operasi Peralatan Dinas Bina Marga Surakarta

Tahun Anggaran 2010.Kemudian berdasarkan rencana anggaran biaya yang telah

dihitung, dapat dibuat time schedule dengan menggunakan kurva S.

Pekerjaan

tanah

Selesai

Pekerjaan

drainase

Pekerjaan

perkerasan

Rekapitulasi RAB

Time Schedule

Pekerjaan

persiapan

Pengukuran

renc.galian

&timbunan

Timbunan

tanah

Galian tanah

Pengukuran

renc.galian

Galian

saluran Pembuatan

mortal/pasang

an batu

Sub grade

Sub base course

Base course

Surface course

Pengukuran

Geometrik

jalan

Pembuatan

bouwplank

Pembersihan

lahan

RAB

pekerjaan

tanah

Waktu

pekerjaan

tanah

RAB pekerjaan

drainase

Waktu

pekerjaan

drainase

RAB

pekerjaan

perkerasan

Waktu

pekerjaan

perkerasan

RAB

pekerjaan

persiapan

Waktu

pekerjaan

pesiapan

Mulai

Pekerjaan

pelengkap

Marka

Rambu

Patok

kilometer

RAB

pelengkap

jalan

Waktu

pekerjaan

perkerasan

Gambar 2.17. Bagan Alir Penyusunan RAB dan Time Schedule

Page 44: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

BAB III

PERENCANAAN JALAN

3.1. Penetapan Trace Jalan

3.1.1 Gambar Perbesaran Peta

Peta topografi skala 1: 50.000 dilakukan perbesaran pada daerah yang akan dibuat

Azimut menjadi 1:10.000 dan diperbesar lagi menjadi 1: 5.000, menjadi trace jalan

digambar dengan memperhatikan kontur tanah yang ada.

3.1.2 Penghitungan Trace Jalan

Dari trace jalan (skala 1: 5.000) dilakukan penghitungan-penghitungan azimuth (skala

1:10.000), sudut tikungan dan jarak antar PI dapat dilihat pada gambar 3.1.

Page 45: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

AZIMUTH

Page 46: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

3.1.3 Penghitungan Azimuth

Diketahui koordinat:

A = ( 0 ; 0 )

PI – 1 = ( 616 ; 384 )

PI – 2 = ( 1565 ; 446 )

B = ( 2235 ; 663 )

"'

1

1

1

5,41358

0384

0616ArcTg

YY

XXArcTg

A

A

A

"'

12

12

21

45,431586

384446

6161565

ArcTg

YY

XXArcTg

"'

2

2

2

92,13372

446663

15652235

ArcTg

YY

XXArcTg

B

B

B

Page 47: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

3.1.4 Penghitungan Sudut PI

"'

"'"'

1211

95,11228

5,4135845,431586

A

"'

"'"'

2122

53,291214

45,43158692,13372

B

3.1.5 Penghitungan jarak antar PI

1) Menggunakan rumus Phytagoras:

m

YYXXd AAA

887,725

)0384()0616(

)()(

22

2

1

2

11

m

YYXXd

023,951

)384446()6161565(

)()(

22

2

12

2

1221

m

YYXXd BBB

264,704

)446663()15652235(

)()(

22

2

2

2

22

Page 48: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

3) Menggunakan rumus Sinus:

m

Sin

Sin

XXd

A

A

A

887,725

5,41358

0616"'

1

1

1

m

Sin

Sin

XXd

023,951

45,431586

6161565"'

21

12

21

m

Sin

Sin

XXd

B

B

B

264,704

92,13372

15652235"'

2

2

2

2) 4

2

Page 49: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

4) Menggunakan rumus Cosinus:

m

Cos

Cos

YYd

A

A

A

887,725

5,41358

0384"'

1

1

1

m

Cos

Cos

YYd

023,951

45,431586

384446"'

21

12

21

m

Cos

Cos

YYd

B

BB

264,704

92,13372

446663"'

2

22

Page 50: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 3.1 Rekapitulasi Panjang Jarak Trace

No

Rumus

d

∑d A-1 1-2 2-B

1 Rumus Phytagoras : 22 )()( YXd 725,887 951,023 704,264

2381,174

2 Rumus Sinus :

Sin

Xd 725,887 951,023 704,264

2381,174

3 Rumus Cosinus :

Cos

Y

725,887 951,023 704,264 2381,174

Jadi panjangnya jarak dari A ke B adalah:

m

dddd BABA

2381,174

264,704023,951887,725

2211

Page 51: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

3.1.6 Penghitungan Kelandaian Melintang

Untuk menentukan jenis medan dalam perencaan jalan raya, perlu diketahui jenis

kelandaian melintang pada medan dengn ketentuan :

1. Kelandaian dihitung tiap 50 m

2. Potongan melintang 100 m dihitung dari as jalan ke samping kanan dan kiri

Contoh perhitungan kelandaian melintang trace Jalan yang akan direncanakan pada awal

proyek, STA 0+000 m

Contoh perhitungan Trace, dihalaman selanjutnya disertai dengan Gambar:

Page 52: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

A0 1

23

45

67

89

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

SODONG

DESA KECANDRAN K. S

rate

n525

537,

5

550

562,

5

a2

b2

b1

a1

a. Elevasi Titik Kiri b. Elevasi Titik Kanan

m

b

a

5,537

5,1205,2

05,537

5,125,537kiri titik elevasi1

1

a2

b2

(Beda tinggi antara 2 garis

kontur)

a1

b1

(Beda tinggi

antara 2 garis kontur)

m

b

a

304,565

5,12578,4

027,15,562

5,125,562kanan titik elevasi2

2

562,5 m

575 m

537,5 m

550 m

Gambar 3.2. Sket Trace Jalan

Page 53: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel 3.2 Perhitungan Kelandaian melintang

No STA JARAK ELEVASI

Kiri

ELEVASI

Kanan ∆H L I (%)

KELAS

MEDAN

A 0+000 0 537,5 565,304 27,804 200 13,9 Bukit

1 0+050 50 540,166 564,374 24,207 200 12,1 Bukit

2 0+100 100 542,523 560,802 18,279 200 9,14 Bukit

3 0+150 150 542,820 561,838 19,017 200 9,509 Bukit

4 0+200 200 543,225 561,186 17,960 200 8,98 Bukit

5 0+250 250 544,867 556,835 11,967 200 5,984 Bukit

6 0+300 300 543,201 558,099 14,898 200 7,449 Bukit

7 0+350 350 544,775 560,414 15,639 200 7,82 Bukit

8 0+400 400 540,227 564,700 24,472 200 12,24 Bukit

9 0+450 450 550,842 568,341 17,49 200 8,75 Bukit

10 0+500 500 550,980 569,280 18,308 200 9,15 Bukit

11 0+550 550 553,401 567,238 13,839 200 6,918 Bukit

12 0+600 600 550,713 565,670 14,957 200 7,479 Bukit

13 0+650 650 550,823 564,641 13,817 200 6,909 Bukit

14 0+700 700 550,776 562,5 11,723 200 5,862 Bukit

15 0+750 750 551,409 561,503 10,094 200 5,047 Bukit

16 0+800 800 538,339 557,976 19,637 200 9,819 Bukit

17 0+850 850 538,434 555,992 17,557 200 8,779 Bukit

18 0+900 900 541,114 556,566 15,451 200 7,726 Bukit

19 0+950 950 541,232 554,686 13,454 200 6,727 Bukit

20 1+000 1000 542,741 552,355 9,613 200 4,807 Bukit

21 1+050 1050 547,103 550,887 3,784 200 1,892 Datar

22 1+100 1100 548,433 551,158 2,725 200 1,363 Datar

23 1+150 1150 547,758 548,733 0,975 200 0,488 Datar

24 1+200 1200 535,641 549,430 13,789 200 6,895 Bukit

25 1+250 1250 541,263 543,543 2,280 200 1,14 Datar

26 1+300 1300 546,389 548,169 1,780 200 0,89 Datar

27 1+350 1350 545,691 550,695 5,004 200 2,502 Datar

28 1+400 1400 546,505 549,773 3,268 200 1,634 Datar

29 1+450 1450 545,786 551,651 5,864 200 2,932 Datar

30 1+500 1500 543,330 553,025 9,694 200 4,847 Bukit

31 1+550 1550 542,972 552,200 9,228 200 4,614 Bukit

32 1+600 1600 544,188 550 5,811 200 2,906 Datar

33 1+650 1650 541,795 549,287 7,492 200 3,746 Bukit

34 1+700 1700 540,834 557,543 16,70 200 8,355 Bukit

35 1+750 1750 541,641 553,595 11,954 200 5,977 Bukit

36 1+800 1800 540,272 554,531 14,259 200 7,13 Bukit

Page 54: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

+

No STA JARAK

ELEVASI

Kiri

ELEVASI

Kanan ∆H L I (%)

KELAS

MEDAN

37 1+850 1850 538,941 554,934 15,993 200 7,997 Bukit

38 1+900 1900 540,266 553,150 12,884 200 6,442 Bukit

39 1+950 1950 540,565 554,062 13,497 200 6,749 Bukit

40 2+000 2000 541,615 553,547 11,931 200 5,966 Bukit

41 2+050 2050 541,182 553,512 12,329 200 6,165 Bukit

42 2+100 2100 542,136 550,201 8,064 200 4,032 Bukit

43 2+150 2150 545,004 549,044 4,040 200 2,02 Datar

44 2+200 2200 546,770 549,036 2,265 200 1,133 Datar

45 2+250 2250 545,452 551,528 6,076 200 3,038 Bukit

46 2+300 2300 545,323 554,813 9,489 200 4,745 Bukit

47 2+350 2350 544,122 556,507 12,384 200 6,192 Bukit

B B 2374,25 543,618 556,056 12,437 200 6,219 Bukit

Hasil perhitungan dengan cara yang sama dapat dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut :

Dari data diatas dapat diketahui kelandaian melintang rata – ratanya yaitu :

Medan datar = 11 Titik

Medan bukit = 38 Titik

Medan gunung = 0 Titik

49 Titik

Dari data diatas diketahui kelandaian, dengan 49 titik didominasi oleh medan bukit, maka

menurut tabel II.6 TPGJAK, Hal 11 dipilih klasifikasi fungsi jalan arteri dengan kecepatan

antara 60 – 80 km/jam. Diambil kecepatan 80 km /jam.

Sambungan Tabel 3.3 Perhitungan Kelandaian Melintang

Page 55: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

0

2

2

maxmaxmax

822,6

80

14,01,053,181913

53,181913

x

Vr

fexD

3.2 Perhitungan Alinemen Horizontal

Data dan klasifikasi desain :

Peta yang di pakai adalah peta Kabupaten Salatiga.

Jalan rencana kelas II (Arteri) dengan muatan sumbu terberat 10 ton.

Klasifikasi medan:

Vr = 80 km

/jam

emax = 10 %

en = 2 %

Lebar perkerasan (W) = 2 x 3,5 m

Untuk emax = 10 %, maka fmax = 0,14

Sumber: Buku Silvia Sukirman, Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan atau

menggunakan rumus:

14,0

24,08000125,0

24,000125,0max Vf

mm

fe

VrR

210974,209

14,01,0127

80

127

2

maxmax

2

min

Page 56: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

3.2.1. Tikungan PI 1

Diketahui :

ΔPI1 = 280 12’ 1,95”

Vr = 80 km

/jam

Rmin = 210 m ( R min dengan Ls )

Jd = 550

Dicoba Tikungan S-C-S

Digunakan Rr = 250 m > Rmin 210 m

(Sumber Buku TPGJAK th.1997)

untuk FC = 900 m > Rr. Sehingga tikungan jenis Full Circle tidak dapat

digunakan.

3.2.1.1 Menentukan superelevasi terjadi:

0730,5

250

4,1432

4,1432

RrDtjd

%744,9

09744,0

822,6

730,510,02

822,6

730,510,0

2

2

2

max

max

2

max

2

max

D

De

D

Dee

tjdtjd

tjd

3.2.1.2 Penghitungan lengkung peralihan (Ls)

a. Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung peralihan,

maka panjang lengkung:

m

TVr

Ls

67,66

36,3

80

6,3

Page 57: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

b. Berdasarkan rumus modifikasi Short:

m

c

etjdVr

cRr

VrLs

518,59

4,0

0974,080727,2

4,0250

80022,0

727,2022,0

3

3

d. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian:

Vrre

eeLs nm

6,3

dimana re = tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan, untuk Vr = 80

km/jam, re max = 0,025 m/m/det.

d. Berdasarkan Bina Marga:

m

eemw

Ls tjdn

208,82

09744,002,02002

50,32

2

Syarat kenyamanan dipakai nilai Ls terbesar yaitu 82,208 m ~ 85 m

3.2.1.3 Penghitungan besaran-besaran tikungan

m

Rr

LsLsXs

475,84

25040

85185

401

2

2

2

2

m

Rr

LsYs

817,4

2506

85

62

2

c. 4

2

e. 4

2

m

Ls

11,71

80025,06,3

02,01,0

Page 58: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

"02,25'449740,9

250

85

14,3

90

90

Rr

Lss

"91,11'438

"02,25'4492"95,1'1228

22 sc PI

m

Rrc

Lc

028,38

25014,3180

"91,11'438

180

Syarat tikungan

20028,38Lc …………..OK

(Syarat tikungan S-C-S terpenuhi, maka dipakai S-C-S)

m

sRrRr

Lsp

213,1

"02,25'449cos12502506

85

cos16

2

2

m

sRrRr

LsLsk

459,42

"02,25'449sin25025040

8585

sin40

2

3

2

3

m

kPIpRrTt

560,105

459,4295,11228/tan213,1250

/tan

"'

2

1

22

1

m

RrPI

pRrEt

979,8

25095,11228/cos

213,1250

1/cos

"'

2

1

2

1

Page 59: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

m

LsLcLtotal

028,208

852028,38

2

2Tt > Ltot

2 x 105,560 > 208,028

211,12 > 208,028 ……OK

3.2.1.4 Perhitungan pelebaran perkerasan di tikungan

Data-data :

Jalan rencana kelas II (arteri) dengan muatan sumbu terberat 10 ton sehingga

direncanakan kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan berat.

Vr = 80 km/jam

Rr = 250 m

n = 2

c = 0,8 (Kebebasan samping)

b = 2,6 m (Lebar lintasan kendaraan sedang pada jalan lurus)

p = 18,9 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan berat)

A = 1,2 m (Tonjolan depan sampai bemper kendaraan berat)

Secara analitis :

ZTdncbnB 1'

dimana :

B = Lebar perkerasan pada tikungan

n = Jumlah lajur Lintasan (2)

b’ = Lebar lintasan kendaraan pada tikungan

c = Kebebasan samping (0,8 m)

Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan

Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi

Page 60: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Perhitungan :

m

pRrRrb

715,0

9,18250250 22

22"

m

bbb

315,3

715,06,2

"'

m

RrAPARrTd

094,0

2502,19,1822,1250

2

2

2

m

Rr

VrZ

531,0

250

80105,0

105,0

m

ZTdncbnB

855,8

531,0094,0128,0315,32

1'

Lebar perkerasan pada jalan lurus 2x3,5 = 7m

Ternyata B > W

8,855 > 7

8,855 – 7 = 1,855 m

karena B > W, maka diperlukan pelebaran perkerasan pada tikungan PI1 sebesar 1,855 ~ 2

m.

3.2.1.5 Penghitungan kebebasan samping pada PI 1

Data-data:

Vr = 80 km

/jam

Rr = 250 m

W = 2 x 3,5m = 7 m

Lc = 38,028 m

Lt = 208,028

Page 61: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Jarak pandang henti (Jh) minimum = 120 m (Tabel TPGJAK)

Jarak pandang menyiap (Jd) = 550 m (Tabel TPGJAK)

Lebar penguasaan minimal = 40 m

Perhitungan :

m

WRr

dalamjalanASjariJariR

25,2487/250

/

'

4

7

4

1

m

asanlebarperkrjalanpengawasandaerahlebarMo

5,16

)740(2/1

)(2/1

m

LsLc

horisontallengkungtotalpanjangL

028,208

)852(028,38

2

Berdasarkan jarak pandang henti untuk Jh < L → 120 < 208,028 m

m

R

JhRm

22,7

)25,24814,3

12090cos1(25,248

)'

90cos1('

Berdasarkan jarak pandang menyiap untuk Jm > L → 550 > 196,08 m

m

R

LLJm

R

LRm

092,91

25,24814,3

208,02890sin208,028550/

25,24814,3

208,02890cos125,248

'

90sin/

'

90cos1'

2

1

2

1

Karena Mo < M sehingga ruang bebas samping yang tersedia tidak mencukupi, sehingga

perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.

Page 62: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

3.2.1.6 Hasil perhitungan

1. Tikungan PI1 menggunakan tipe S-C-S dengan hasil penghitungan sebagai berikut:

ΔPI1 = 280 12

’1,95

Rr = 250 m

Rmin = 210 m

Vrenc = 80 km

/jam

Tt = 105,560 m

Et = 8,979 m

Xs = 84,754 m

Ys = 4,817 m

m = 200 m

P = 1,213 m

K = 42,459 m

s = 90 44

’ 25,02

c = 80 43

’ 11,91

Ls = 85 m

Lc = 38,028 m

Dtjd = 5,730 m

Dmax = 6.822 m

Jh = 120 m

Jm = 550 m

Mo = 16,5 m

Mhenti = 7,22 m

Msiap = 91,092 m

B = 8,855 m

emax = 10 %

E = 1,855 ~ 1,9 m

etjd = 9,744 %

en = 2 %

Kebebasan samping = tidak mencukupi, maka perlu dipasang rambu

dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.

Page 63: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Gambar 3.3 Tikungan PI1

PI 2

TS

SC CS

ST

Et

p Ys

Tt

k

2

S

p

Tpa

XS

S

2

S c

2

Page 64: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

I

Sc

II III IV

I II III IV

Ts

e = 0 %

en = -2 %

emax = +9,97 % (kanan)

emax = -9,97 % (kiri)

I

Cs

IIIIIIV

St

e = 0 %

en = -2 %

IIIIIIIV

Ls = 34 m Lc = 32,849 m Ls = 34 m

Potongan I-I Potongan II-II Potongan III-III Potongan IV-IV

-2 % -2 % -2 % -2 %

+2 %0 % +9,97 %

-9,97 %

Gambar 3.4 Diagram Superelevasi Tikungan PI-1 tipe S-C-S (1510 ; -710)

( Tikungan Belok ke kanan )

VI VII VIII

VI VII VIII

Lc = 38,0280

m

Ls = 85 m

Ls = 85 m

V

+9,744 % (kiri)

emax = -9,744 % (kanan)

V

+9,74 %

-9,74 %

Page 65: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

3.2.2. Tikungan PI 2

Diketahui :

ΔPI2 = 140 12’ 29,53”

Vr = 80 km

/jam

Rmin = 210 m

Jd = 550 m

Dicoba Tikungan S-C-S

Digunakan Rr = 500 m > Rmin = 210 m

(Sumber Buku TPGJAK th.1997)

untuk FC = 900 m > Rr. Sehingga tikungan jenis Full Circle tidak dapat

digunakan.

3.2.2.1 Menentukan superelevasi terjadi:

0864,2

500

4,1432

4,1432

RrDtjd

%6634,6

06634,0

822,6

864,210,02

822,6

864,210,0

2

2

2

max

max

2

max

2

max

D

De

D

Dee

tjdtjd

tjd

Page 66: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

3.2.2.2 Penghitungan lengkung peralihan (Ls)

f. Berdasarkan waktu tempuh maximum (3 detik) untuk melintasi lengkung

peralihan, maka panjang lengkung:

m

TVr

Ls

67,66

36,3

80

6,3

g. Berdasarkan rumus modifikasi Short:

m

c

etjdVr

cRr

VrLs

138,20

4,0

06634,080727,2

4,0500

80022,0

727,2022,0

3

3

i. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian:

Vrre

eeLs nm

6,3

dimana re = tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan, untuk

Vr = 80 km

/jam, re max = 0,025 m/m/det.

d. Berdasarkan Bina Marga:

m

eemw

Ls tjdn

438,60

06634,002,02002

50,32

2

Syarat kenyamanan dipakai nilai Ls terbesar yaitu 71,11 m ~ 75 m

h. 4

2

j. 4

2

m

Ls

11,71

80025,06,3

02,01,0

Page 67: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

3.2.2.3 Penghitungan besaran-besaran tikungan

m

Rr

LsLsXs

795,74

50040

75175

401

2

2

2

2

m

Rr

LsYs

875,1

5006

75

62

2

"71,57'174299,4

500

75

14,3

90

90

Rr

Lss

"12,34'365

"71,57'1742"53,29'1214

22 sc PI

m

Rrc

Lc

927,48

50014,3180

"12,34'365

180

Syarat tikungan

20927,48Lc …………..OK

(Syarat tikungan S-C-S terpenuhi, maka dipakai S-C-S)

m

sRrRr

Lsp

468,0

"71,57'174cos15005006

75

cos16

2

2

Page 68: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

m

sRrRr

LsLsk

473,37

"71,57'174sin50050040

7575

sin40

2

3

2

3

m

kPIpRrTt

845,99

473,3753,291214/tan468,0500

/tan

"'

2

1

22

1

m

RrPI

pRrEt

335,4

50053,291214/cos

463,0500

2/cos

"'

2

1

2

1

m

LsLcLtotal

927,198

752927,48

2

2Tt > Ltot

2 x 99,845 > 198,927

199,69 > 198,927 ……OK

3.2.2.4 Perhitungan pelebaran perkerasan di tikungan

Data-data :

Jalan rencana kelas II (arteri) dengan muatan sumbu terberat 10 ton sehingga

direncanakan kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan berat.

Vr = 80 km/jam

Rr = 500 m

n = 2

c = 0,8 (Kebebasan samping)

b = 2,6 m (Lebar lintasan kendaraan sedang pada jalan lurus)

p = 18,9 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan berat)

A = 1,2 m (Tonjolan depan sampai bemper kendaraan berat)

Page 69: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Secara analitis :

ZTdncbnB 1'

dimana :

B = Lebar perkerasan pada tikungan

n = Jumlah lajur Lintasan (2)

b’ = Lebar lintasan kendaraan pada tikungan

c = Kebebasan samping (0,8 m)

Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan

Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi

Perhitungan :

m

pRrRrb

357,0

9,18500500 22

22"

m

bbb

957,2

357,06,2

"'

m

RrAPARrTd

0467,0

5002,19,1822,1500

2

2

2

m

Rr

VrZ

375,0

500

80105,0

105,0

m

ZTdncbnB

935,7

375,00467,0128,0957,22

1'

Lebar perkerasan pada jalan lurus 2x3,5 = 7m

Ternyata B > W

8,855 > 7

Page 70: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

8,855 – 7 = 1,855 m

karena B > W, maka diperlukan pelebaran perkerasan pada tikungan PI1 sebesar

1,855 ~ 2 m.

3.2.2.5 Penghitungan kebebasan samping pada PI 2

Data-data:

Vr = 80 km

/jam

Rr = 500 m

W = 2 x 3,5m = 7 m

Lc = 48,927 m

Lt = 198,927

Jarak pandang henti (Jh) minimum = 120 m (Tabel TPGJAK)

Jarak pandang menyiap (Jd) = 550 m (Tabel TPGJAK)

Lebar penguasaan minimal = 40 m

Perhitungan :

m

WRr

dalamjalanASjariJariR

25,4987/500

/

'

4

7

4

1

m

asanlebarperkrjalanpengawasandaerahlebarMo

5,16

)740(2/1

)(2/1

m

LsLc

horisontallengkungtotalpanjangL

927,198

)752(927,48

2

Berdasarkan jarak pandang henti untuk Jh < L → 120 < 198,927

m

R

JhRm

611,3

)25,49814,3

12090cos1(25,498

)'

90cos1('

Page 71: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Berdasarkan jarak pandang menyiapuntuk Jm > L → 550 > 198,927 m

m

R

LLJm

R

LRm

731,44

25,49814,3

198,92790sin198,927550/

25,49814,3

198,92790cos125,498

'

90sin/

'

90cos1'

2

1

2

1

Karena Mo < M sehingga ruang bebas samping yang tersedia tidak mencukupi,

sehingga perlu dipasang rambu dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.

Page 72: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

3.2.2.6 Hasil perhitungan

2. Tikungan PI2 menggunakan tipe S-C-S dengan hasil penghitungan sebagai

berikut:

ΔPI2 = 140 12

’29,53

Rr = 500 m

Rmin = 210 m

Vrenc = 80 km

/jam

Tt = 99,845 m

Et = 4,335 m

Xs = 74,957 m

Ys = 1,875 m

m = 200 m

P = 0,468 m

K = 37,473 m

s = 40 17

’ 57,71

c = 50 36

’ 34,12

Ls = 75 m

Lc = 48,927 m

Dtjd = 2,864 m

Dmax = 6.822 m

Jh = 120 m

Jm = 550 m

Mo = 16,5 m

Mhenti = 3,611 m

Msiap = 44,731 m

B = 7,935 m

emax = 10 %

E = 1,855 ~ 1,9 m

etjd = 6,663 %

en = 2 %

Kebebasan samping = tidak mencukupi, maka perlu dipasang rambu

dilarang menyiap sebelum masuk tikungan.

Page 73: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Gambar 3.5 Tikungan PI2

PI 2

TS

SC CS

ST

Et

p Ys

Tt

k

2

S

p

Tpa

XS

S

2

S c

2

Page 74: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

I

Sc

II III IV

I II III IV

Ts

e = 0 %

en = -2 %

emax = +9,97 % (kanan)

emax = -9,97 % (kiri)

I

Cs

IIIIIIV

St

e = 0 %

en = -2 %

IIIIIIIV

Ls = 34 m Lc = 32,849 m Ls = 34 m

Potongan I-I Potongan II-II Potongan III-III Potongan IV-IV

-2 % -2 % -2 % -2 %

+2 %0 % +9,97 %

-9,97 %

Gambar 3.6 Diagram Superelevasi Tikungan PI-2 tipe S-C-S (1510 ; -710)

( Tikungan Belok ke kiri )

VI VII VIII

VI VII VIII

Lc = 48,927 m Ls = 75 m

Ls = 75 m

V

+6,634 % (kanan)

emax = -6,634 % (kiri)

V

+6,634 %

-6,634 %

Page 75: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Tabel 3.3 Rekapitulasi hasil perhitungan tikungan PI1 dan PI2

Tikungan ΔPI1 etjd

(%)

Rr Ls Xs Ys Lc p k Tt Et

(meter)

PI1 (S-C-S) 28012’1,95” 9,744 250 85

84,75

4 4,25 38,028 1,21 42,459 105,56

8,97

9

Tikungan ΔPI2 etjd

(%)

Rr Ls Xs Ys Lc p k Ts Es

(meter)

PI2 (S-S) 8,53 340 84,27 - - 9,271 0,87 42,091 84,574

3,57

8

3.3. Perhitungan Stationing

Data : ( Perhitungan jarak dari peta dengan skala 1: 10.000 )

d 1 : 725,887 m

d 2 : 951,023 m

d 3 : 704,264 m

1. Tikungan PI1 ( S - C - S )

Tt1 = 105,56 m

Ls1 = 85 m

Lc1 = 38,028 m

2. Tikungan PI2 ( S - C - S )

Tt2 = 99,845 m

Ls2 = 75 m

Lc2 = 48,927 m

Sta A = 0+000

Sta PI1 = Sta A + d 1

= (0+000) + 725,887

= 0+725,887

Page 76: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sta TS1 = Sta PI1- Tt1

= (0+725,887) – 105,560

= 0+620,327

Sta SC1 = Sta TS1 + Ls1

= (0+620,327) + 85

= 0+705,327

Sta CS1 = Sta SC1 + Lc1

= (0+705,327) + 38,028

= 0+743,355

Sta ST1 = Sta CS1 + Ls1

= (0+743,355) + 85

= 0+828,355

Sta PI2 = Sta ST1 + d1–2 – Tt1

= (0+828,355) + 951,023 – 105,56

= 1+673,818

Sta TS2 = Sta PI2 – Tt2

= (1+673,818) – 99,845

= 1+573,973

Sta SC2 = Sta TS2 + Ls2

= (1+589,248) + 75

= 1+648,973

Sta CS2 = Sta SC2 + Lc2

= (1+648,973) + 48,27

= 1+697,243

Sta ST1 = Sta CS2 + Ls2

=(1+757,788) + 75

=1+772,243

Sta B = Sta ST2 + d2–B – Tt2

= (1+772,243) + 704,264 – 99,845

= 2+376,662 < ∑ d……..........ok

= 2+376,662 < 2381,174...........ok

Page 77: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.4 Kontrol Overlaping

Diketahui:

Diketahui :

det/22,22

3600

80000

/80

m

jam

km

renV

Syarat overlapping

66,66

22,223

3 renxVa

d > a Aman

d > 66,66 m Aman

Koordinat :

A = ( 0 ; 0 )

PI 1 = ( 616 ; 384 )

PI 2 = ( 1565 ; 446 )

B = ( 2235 ; 663 )

Sungai I = ( 1160,20 ; 410,25 )

Jarak PI 1 – Sungai = m838,54438425,41061620,116022

Jarak Sungai – PI 2 = m375,40625,41044620,1160156522

Tt1 = 105,56 m

Tt2 = 99,845 m

Sehingga agar tidak overlaping dn > 66,66 m

1. A (Awal proyek) dengan Tikungan 1

d A—1 = ( Jarak A - PI 1 ) – Tt1

= 725,887 – 105,56

= 620,327 m > 66,66 m Aman

Page 78: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Tikungan 1 dengan Sungai Sraten

d 1—Sungai = (JarakPI 1 – Sungai Sraten) – ( ½ panjang jembatan ) – Tt1

= (544,838) – (½ x 100) – 105,56

= 489,278 m > 66,66 m Aman

3. Sungai Sraten dengan Tikungan 2

d Sungai—2 = (Sungai Sraten – PI 2) – Tt2 – ( ½ panjang jembatan)

= (406,375) – 99,84 – (½ x 100)

= 256,53 m > 66,66m Aman

4. Tikungan 2 dengan B

d 2—B = (Jarak PI2 – B) – Ts2

= (704,264) – 99,84

= 604,424 m > 66,66 m Aman

Page 79: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STASIONING

Page 80: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kontrol Overlaping

Page 81: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.5 Perhitungan Alinemen Vertikal

Tabel 3.4 Elevasi muka tanah asli dan elevasi rencana jalan

NO STA ELEVASI

NO STA ELEVASI

1 0+000 551,476 34 1+650 545,541

2 0+050 552,270 35 1+700 549,189

3 0+100 551,662 36 1+750 547,618

4 0+150 552,329 37 1+800 547,401

5 0+200 552,205 38 1+850 546,937

6 0+250 550,851 39 1+900 546,708

7 0+300 550,650 40 1+950 547,313

8 0+350 552,595 41 2+000 547,581

9 0+400 552,463 42 2+050 547,347

10 0+450 559,591 43 2+100 546,168

11 0+500 560,130 44 2+150 547,024

12 0+550 560,320 45 2+200 547,903

13 0+600 558,191 46 2+250 548,490

14 0+650 557,732 47 2+300 550,068

15 0+700 556,638 48 2+350 550,314

16 0+750 556,456 49 B 549,133

17 0+800 548,158

18 0+850 547,213

19 0+900 548,840

20 0+950 547,959

21 1+000 547,548

22 1+050 548,995

23 1+100 549,795

24 1+150 548,245

25 1+200 542,535

26 1+250 542,403

27 1+300 547,279

28 1+350 548,193

29 1+400 548,139

30 1+450 548,718

31 1+500 548,178

32 1+550 547,586

33 1+600 547,094

Page 82: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sungai

Elevasi dasar sungai : +542,3

Elevasi muka air sungai : +543

Elevasi muka air sungai saat banjir : +544,5

Ruang bebas : 3,5 m

Tebal plat jembatan : 1,5 m

Elevasi rencana minimum : +549,5

544,5

543

542,3

548

549,5

Sket Gambar 3.9 perencanaan elevasi

jembatan

elevasi Sungai = + 542,3

elevasi air sungai banjir = + 544,5

elevasi Rencana minimum = + 548

elevasi rencana Jalan = + 549,5

elevasi air Sungai = + 543

Ruang bebas 3,5 m

Tebal plat 1,5 m

Page 84: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.5.1. Perhitungan Kelandaian memanjang

Kelandaian Memanjang Dapat Dihitung Dengan Menggunakan Rumus :

%100jarak

elevasign

Contoh Perhitungan kelandaian :

%58,0%100450

47,55107,5541g

%778,0%100600

40,54907,5542g

%0%100450

40,54940,5493g

%868,0%100350

36,54640,5494g

%524,0%10025,528

36,54613,5495g

Tabel 3.5 Data Titik PVI

NO Titik STA Elevasi (m) Beda Tinggi

Elevasi (m)

Jarak Datar

(m)

Kelandaian

Memanjang

(%)

1

2

3

4

5

6

A

PLV1

PLV2

PLV3

PLV4

B

0+000

0+450

1+050

1+500

1+850

2+378,25

551,47

554,07

549,40

549,40

546,36

549,13

3,07

4,67

0

3,04

2,77

450

600

450

350

528,25

g1=0,58

g2=0,778

g3=0

g4=0,868

g5=0,524

Page 85: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3.5.2. Penghitungan lengkung vertikal

3.5.2.1 PVI1

Gambar 3.10 Lengkung Vertikal PVI 1

Data – data :

Stationing PVI 1 = 0+450

Elevasi PVI 1 = 554,07 m

Vr = 80 km/jam

g 1 = 0,58 %

g 2 = 0,778 %

% 198,0 58,00,778

12 ggA

1) Mencari Panjang Lengkung Vertikal

Syarat keluwesan bentuk

m

VLv

48806,0

6,0

Syarat drainase

m

ALv

92,7198,040

40

3.5.3. 4

2

g1 = 0,58 %

LV

a b c

d e

g2 = 0,778 %

Page 86: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Syarat kenyamanan pengemudi

m

VALv

33,3380

80198,0

3802

2

Pengurangan goncangan

m

VALv

52,3360

80198,0

3602

2

Syarat perjalanan 3 detik

m

ik

tVLv

67,66

det33600

100080

Diambil Lv terbesar, yaitu = 66,67 m

Cek syarat Jh > Lv = 120 > 66,67 , maka menggunakan rumus :

memenuhi)(tidak 79,1952

198,0

40533,462

4052

m

AJhLv

Menurut Tabel II.24 TPGJAK, untuk Vr = 80 km/jam Lengkung Vertikal

minimum adalah 80 m.

Jadi diambil LV = 80 m

mLvA

Ev 0198,0800

80198,0

8001

mLvX 20804

14

11

Lv

XAY

200

2

1

mLv

LvA0049,0

80200

)804

1(198,0

200

41 2

2

Page 87: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Stationing Lengkung Vertikal PVI1

STA a = Sta PVI1 – 1/2 Lv

= (0+450) – 802

1

= 0+410 m

STA b = Sta PVI1 – 1/4 Lv

= (0+450) – 804

1

= 0+430 m

STA c = Sta PVI1

= 0+450 m

STA d = Sta PVI1 + 1/4 Lv

= (0+450) + 804

1

= 0+470 m

STA e = Sta PVI1 + 1/2 Lv

= (0+450) + 802

1

= 0+490 m

3) Elevasi Lengkung Vertikal

Elevasi a = Elevasi PVI1 - 121 gLv

= 554,07 - %58,0802

1

= 553,836 m

Elevasi b = Elevasi PVI1 - 141 gLv - y1

= 554,07 - %58,0804

1 - 0,0049

= 553,95 m

Elevasi c = Elevasi PVI1 - Ev

= 554,07 - 0,0198

= 554,050 m

Page 88: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Elevasi d = Elevasi PVI1 - 241 gLv - y1

= 554,07 - %778,0804

1 - 0,0049

= 553,919 m

Elevasi e = Elevasi PVI1 - 221 gLv

= 554,07 - %778,0802

1

= 553,75 m

3.5.2.2 PVI2

Gambar 3.11 Lengkung Vertikal PVI2

Data – data :

Stationing PVI 2 = 1+038,3

Elevasi PVI 2 = 549,40 m

Vr = 80 km/jam

g 2 = 0,778 %

g 3 = 0 %

% 778,0 778,00

23 ggA

a

b c d e

g2 = 0,778 %

g3 = 0 %

LV

Page 89: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Mencari Panjang Lengkung Vertikal

a. Syarat keluwesan bentuk

m

VLv

48806,0

6,0

b. Syarat drainase

m

ALv

12,31778,040

40

c. Syarat kenyamanan pengemudi

m

VALv

10,13380

80778,0

3802

2

d. Pengurangan goncangan

m

VALv

83,13360

80778,0

3602

2

e. Syarat perjalanan 3 detik

m

ik

tVLv

67,66

det33600

100080

Diambil Lv terbesar, yaitu = 66,67 m

Cek syarat Jh > Lv = 120 > 66,67 , maka menggunakan rumus :

memenuhi)(tidak 905,427

778,0

40533,462

4052

m

AJhLv

Menurut Tabel II.24 TPGJAK, untuk Vr = 80 km/jam Lengkung Vertikal

minimum adalah 80 m.

Jadi diambil LV = 80 m

Page 90: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mLvA

Ev 0778,0800

80787,0

8002

mLvX 20804

14

12

Lv

XAY

200

2

2

mLv

LvA0194,0

80200

)804

1(778,0

200

41 2

2

2) Stationing Lengkung Vertikal PVI2

STA a = Sta PVI2 – 1/2 Lv

= (1+050) – 802

1

= 1+010 m

STA b = Sta PVI2 – 1/4 Lv

= (1+050) – 804

1

= 1+030 m

STA c = Sta PVI2

= 1+050 m

STA d = Sta PVI2 + 1/4 Lv

= (1+050) + 804

1

= 1+070 m

STA e = Sta PVI2 + 1/2 Lv

= (1+050) + 802

1

= 1+090 m

3) Elevasi Lengkung Vertikal

Elevasi a = Elevasi PVI2 + 221 gLv

= 549,40 + %778,0802

1

= 549,71 m

Page 91: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Elevasi b = Elevasi PVI2 + 241 gLv + y

= 549,40+ %778,0804

1 + 0,0194

= 549,57 m

Elevasi c = Elevasi PVI2 + Ev

= 549,40 + 0,0778

= 549,477 m

Elevasi d = Elevasi PVI2 + 341 gLv + y

= 549,40 + %0804

1 + 0,0194

= 549,419 m

Elevasi e = Elevasi PVI2 + 321 gLv

= 549,40 + %0802

1

= 549,40 m

3.5.2.3 PVI3

Gambar 3.12 Lengkung Vertikal PVI3

Data – data :

Stationing PVI 3 = 1+500

Elevasi PVI 3 = 549,40 m

Vr = 80 km/jam

g 3 = 0

g 4 = 0,868 %

a b c d

e

g4 = 0,868 %

g3 = 0 %

LV

Page 92: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

% 868,0 0-0,868

34 ggA

1) Mencari Panjang Lengkung Vertikal

a. Syarat keluwesan bentuk

m

VLv

48806,0

6,0

b. Syarat drainase

m

ALv

72,34868,040

40

c. Syarat kenyamanan pengemudi

m

VALv

61,14380

80868,0

3802

2

d. Pengurangan goncangan

m

VALv

43,15360

80868,0

3602

2

e. Syarat perjalanan 3 detik

m

ik

tVLv

67,66

det33600

100080

Diambil Lv terbesar, yaitu = 66,67 m

Cek syarat Jh > Lv = 120 > 66,67 , maka menggunakan rumus :

memenuhi)(tidak 92,373

868,0

40533,462

4052

m

AJhLv

Menurut Tabel II.24 TPGJAK, untuk Vr = 80 km/jam Lengkung Vertikal

minimum adalah 80 m.

Jadi diambil LV = 80 m

Page 93: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mLvA

Ev 868 0,0800

80868,0

8003

mLvX 20804

14

13

Lv

XAY

200

2

3

mLv

LvA0217,0

80200

)804

1(868,0

200

41 2

2

2) Stationing Lengkung Vertikal PVI3

STA a = Sta PVI3 – 1/2 Lv

= (1+500) – 802

1

= 1+460 m

STA b = Sta PVI3 – 1/4 Lv

= (1+500) – 804

1

= 1+480 m

STA c = Sta PVI3

= 1+500 m

STA d = Sta PVI3 + 1/4 Lv

= (1+500) + 804

1

= 1+520 m

STA e = Sta PVI3 + 1/2 Lv

= (1+500) + 802

1

= 1+540 m

3) Elevasi Lengkung Vertikal

Elevasi a = Elevasi PVI3 - 321 gLv

= 549,40 - %0802

1

= 549,40 m

Page 94: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Elevasi b = Elevasi PVI3 - 341 gLv - y3

= 549,40 - %0804

1 - 0,0217

= 549,37 m

Elevasi c = Elevasi PVI3 - Ev

= 549,40 - 0,0868

= 549,313 m

Elevasi d = Elevasi PVI3 - 441 gLv - y3

= 549,40 - %868,0804

1 - 0,0217

= 549,25 m

Elevasi e = Elevasi PVI3 - 421 gLv

= 549,40 - %868,0802

1

= 549,052 m

3.5.2.4 PVI4

Gambar 3.13 Lengkung Vertikal PVI4

Data – data :

Stationing PVI 4 = 1+850

Elevasi PVI 4 = 546,367 m

Vr = 80 km/jam

g 4 = 0,868 %

g 5 = 0,524 %

a b c d

e

g5 = 0,524 %

g4 = 0,868 %

LV

Page 95: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

% 344,0 0,868-0,524

45 ggA

1) Mencari Panjang Lengkung Vertikal

a. Syarat keluwesan bentuk

m

VLv

48806,0

6,0

b. Syarat drainase

m

ALv

76,13344,040

40

c. Syarat kenyamanan pengemudi

m

VALv

793,5380

80344,0

3802

2

d. Pengurangan goncangan

m

VALv

11,6360

80344,0

3602

2

e. Syarat perjalanan 3 detik

m

ik

tVLv

67,66

det33600

100080

Diambil Lv terbesar, yaitu = 66,67 m

Cek syarat Jh > Lv = 120 > 66,67 , maka menggunakan rumus :

memenuhi)(tidak 6,1084

344,0

40533,462

4052

m

AJhLv

Page 96: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Menurut Tabel II.24 TPGJAK, untuk Vr = 80 km/jam Lengkung Vertikal

minimum adalah 80 m.

Jadi diambil LV = 80 m

mLvA

Ev 0344,0800

80344,0

8004

mLvX 20804

14

14

Lv

XAY

200

2

4

mLv

LvA0086,0

80200

)804

1(344,0

200

41 2

2

2) Stationing Lengkung Vertikal PVI4

STA a = Sta PVI4 – 1/2 Lv

= (1+850) – 802

1

= 1+810 m

STA b = Sta PVI4 – 1/4 Lv

= (1+850) – 804

1

= 1+830 m

STA c = Sta PVI4

= 1+850 m

STA d = Sta PVI4 + 1/4 Lv

= (1+850) + 804

1

= 1+870 m

STA e = Sta PVI4 + 1/2 Lv

= (1+850) + 802

1

= 1+890 m

Page 97: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Elevasi Lengkung Vertikal

Elevasi a = Elevasi PVI4 + 421 gLv

= 546,367 + %868,0802

1

= 546,714 m

Elevasi b = Elevasi PVI4 + 441 gLv + y

= 546,367 + %868,0804

1 + 0,0086

= 546,549 m

Elevasi c = Elevasi PVI4 + Ev

= 546,367 + 0,0344

= 546,40 m

Elevasi d = Elevasi PVI4 + 541 gLv + y

= 546,367 + %524,0804

1 + 0,0086

= 546,480 m

Elevasi e = Elevasi PVI4 + 521 gLv

= 546,367 + %524,0802

1

= 546,576 m

Page 98: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 3.5 Elevasi Tanah Asli dan Elevasi Tanah Rencana

NO STA

Elevasi

Tanah

Asli

Elevasi

Tanah

Rencana NO STA

Elevasi

Tanah

Asli

Elevasi

Tanah

Rencana 1 0+000 551,476 551,476

29 1+250 542,403 549,402

2 0+050 552,270 551,768

30 1+300 547,279 549,402

3 0+100 551,662 552,060

31 1+350 548,193 549,402

4 0+150 552,329 552,352

32 1+400 548,139 549,402

5 0+200 552,205 552,645

33 1+450 548,718 549,402

6 0+250 550,851 552,937

a 1+460 548,495 549,40

7 0+300 550,650 553,229

b 1+480 548,340 549,37

8 0+350 552,595 553,521

PVI 3 c 1+500 548,178 549,313

9 0+400 552,463 553,813

d 1+520 548,027 549,25

a 0+410 552,57 553,836

e 1+540 547,891 549,05

b 0+430 559,57 553,95

34 1+550 547,586 548,950

PVI 1 c 0+450 559,59 554,050

35 1+600 547,094 548,525

d 0+470 559,75 553,919

36 1+650 545,541 548,100

e 0+490 559,87 553,75

37 1+700 549,189 547,674

10 0+500 560,130 553,648

38 1+750 547,618 547,249

11 0+550 560,320 553,253

39 1+800 547,401 546,823

12 0+600 558,191 552,858

a 1+810 547,154 546,714

13 0+650 557,732 552,463

b 1+830 547,044 546,549

14 0+700 556,638 552,069

PVI 4 c 1+850 546,937 546,40

15 0+750 556,456 551,674

d 1+870 546,842 546,48

16 0+800 548,158 551,279

e 1+890 546,767 546,576

17 0+850 547,213 550,884

40 1+900 546,708 546,612

18 0+900 548,840 550,490

41 1+950 547,313 546,875

19 0+950 547,959 550,095

42 2+000 547,581 547,139

a 1+010 548,228 549,71

43 2+050 547,347 547,403

b 1+030 548,630 549,57

44 2+100 546,168 547,667

PVI 2 c 1+050 548,995 549,47

45 2+150 547,024 547,930

d 1+070 549,27 549,41

46 2+200 547,903 548,194

e 1+090 549,492 549,40

47 2+250 548,490 548,458

26 1+100 549,795 549,402

48 2+300 550,068 548,722

27 1+150 548,245 549,402

49 2+350 550,314 548,985

28 1+200 542,535 549,402

50 2+370 549,133 549,133

Page 99: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

St2

Ts2 St1 Cs1

Sc1

Ts1

Gambar 3.6 Stasioning

A

B

PI1 PI 2

d1-2

dA-1

Lc1

Ls1

Ls1

d2-B Ls2

Ls2

Page 100: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Gambar 3.7 Overleping

PI1

St2

Ts2 St1 Cs1

Sc1

Ts1

A

PI1 PI 2

d1-2

dA-1

d2-B

B

Overlaping jembatan-PI 2

Overlaping jembatan-PI 1

jem

bat

an

SC2 Cs2

Overlaping PI 2 - B

Overlaping A - PI 1

Page 101: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

BAB IV

PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN

4.1 Data Perencanaan Tebal Perkerasan

Tebal perkerasan untuk 2 lajur dan 2 arah

Pelaksanaan konstruksi jalan dimulai pada tahun 2012

Jalan dibuka pada tahun 2013

Masa konstruksi (n1) = 1 tahun, angka pertumbuhan lalu lintas (i1) = 2 %

Umur rencana (n2) = 10 tahun, angka pertumbuhan lalu lintas (i2) = 6 %

Jalan yang direncanakan adakah jalan kelas II ( jalan Arteri )

Curah hujan diperkirakan 2.252 mm

/tahun

Tabel 4.1 Nilai LHRS

No Jenis kendaraan LHRS

( Kendaraan / hari / 2arah )

1 Mobil 4218

2 Bus 484

3 Pick-UP 1132

4 Truk 2 As (13 ton) 1076

5 Truk 3 As (20 ton) 598

Jumlah total 7508

(Sumber : Survey lalu lintas jalan Boyolali-Salatiga, Kamis 5 Mei 2011)

Page 102: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

4.2 Perhitungan Volume Lalu Lintas

1. LHRP / LHR2013 (Awal Umur Rencana) dengan i1= 2 %

Rumus : LHR 2011 (1 + i1) n1

Mobil 2 ton (1+1) = 4218 (1+0,02)1 = 4302,360 kend

Bus 6 ton (2+4) = 484 (1+0,02)1 = 493,680 kend

Pick -UP 2 ton (1+1) = 1132 (1+0,02)1 = 1154,640 kend

Truk 2 as 13 ton (5+8) = 1076 (1+0,02)1 = 1097,520 kend

Truk 3 as 20 ton (6+7.7) = 598 (1+0,02)1 = 609,960 kend

2. LHRA / LHR2023 (Akhir Umur Rencana) dengan i2= 6 %

Rumus : LHR 2013 (1 + i2) n2

Mobil 2 ton (1+1) = 4302,360 (1+0,06)10

= 7704,871kend

Bus 6 ton (2+4) = 493,680 (1+0,06)10

= 884,105 kend

Pick -UP 2 ton (1+1) = 1154,640 (1+0,06)10

= 2067,784kend

Truk 2 as 13 ton (5+8) = 1097,520 (1+0,06)10

= 1965,491kend

Truk 3 as 20 ton (6+7.7) = 609,960 (1+0,06)10

= 1092,34kend

Tabel 4.2 Hasil Penghitungan Lalu Lintas Harian Rata-Rata LHRP dan LHRA

No Jenis kendaraan

LHRP

LHRS×( 1+i1)n1

(Kendaraan)

LHRA

LHRP×(1+i2) n2

(Kendaraan)

1 Mobil 4302,360 7704,871

2 Bus 493,680 884,105

3 Pick -UP 1154,640 2067,784

4 Truk 2 As (10 ton) 1097,520 1965,491

5 Truk 3 As (20 ton) 609,960 1092,340

Page 103: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

4.2.1. Perhitungan Angka Ekivalen ( E ) Masing–Masing Kendaraan

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Angka Ekivalen untuk Masing-Masing Kendaraan

No Jenis Kendaraan Angka Ekivalen (E)

1 Mobil 2 ton (1+1) 0002,00002,0 = 0,0004

2 Bus 6 ton (2+4) 0577,00036,0 = 0,0613

3 Pick -UP 2 ton (1+1) 0002,00002,0 = 0,0004

4 Truk 2 as 13 ton (5+8) 9238,01410,0 = 1,0648

5 Truk 3 as 20 ton (6+7.7) 0,7452 + 0,2923 = 1,0375

4.2.2. Penentuan Koefisien Distribusi Kendaraan ( C )

Berdasarkan Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya

Dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987. Daftar II Koefisien

Distribusi Kendaraan ( C ) dapat diketahui nilai C yaitu 0,5.

4.2.3. Perhitungan LEP, LEA, LET dan LER

a. LEP ( Lintas Ekivalen Permulaan )

Rumus : LEP = jj

n

j

P ECLHR1

Contoh perhitungan untuk jenis Mobil:

LEP = ECLHRP

= 0004,05,04302,360

= 0,860

Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.3

Page 104: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

b. LEA ( Lintas Ekivalen Akhir )

Rumus : LEA = j

n

j

jA ECLHR1

Contoh perhitungan untuk jenis Mobil :

LEA = ECLHRA

= 0004,05,07704,871

= 1,540

Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.3

c. LET ( Lintas Ekivalen Tengah )

Rumus : LET = 2

LEALEP

d. LER ( Lintas Ekivalen Rencana )

Rumus : LER = 10

URLET

dimana :

j = Jenis Kendaraan

C = Koefisien Distribusi Kendaraan

LHR = Lalu Lintas Harian Rata-Rata

UR = Umur Rencana

Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan

Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987.

Page 105: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Tabel 4.4 Nilai LEP, LEA, LET dan LER

No Jenis Kendaraan

LEP

jj

n

j

P ECLHR1

LEA

j

n

j

jA ECLHR1

LET

2

LEALEP

LER

10

URLET

1 Mobil 0,86 1,54

1279,545 1279,545

2 Bus 15,13 27,10

3 Pick -UP 0,23 0,41

4 Truck 2 As 584,32 1046,43

5 Truck 3 As 316,42 566,65

Total 916,95909 1642,131133

4.3 Penentuan CBR Desain Tanah Dasar

Harga CBR digunakan untuk menetapkan daya dukung tanah dasar (DDT),

berdasarkan grafik korelasi DDT dan CBR. Yang dimaksud harga CBR disini

adalah CBR lapangan atau CBR laboratorium. Jika digunakan CBR lapangan,

maka pengambilan contoh tanah dasar dilakukan dengan tabung (undisturb),

kemudian direndam dan diperiksa harga CBR-nya. Dapat juga mengukur

langsung di lapangan (musim hujan / direndam). CBR lapangan biasanya dipakai

untuk perencanaan lapis tambahan ( overlay ) sedangkan CBR laboratorium

biasanya dipakai untuk perencanaan jalan baru.

Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan

Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987.

Daya Dukung Tanah Dasar (DDT) dan CBR Hal.12

Page 106: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Tabel 4.5 Data CBR Tanah Dasar

STA 0+250 0+500 0+750 1+000

CBR (%) 5,68 4,46 4,15 5,2

STA 1+250 1+500 1+750 2+000

CBR (%) 4,7 5,7 5,3 6,2

STA 2+250

CBR (%) 6,0

Tabel 4.6 Penentuan CBR Desain 90 %

CBR (%)

Jumlah Yang

Sama atau Lebih

Besar

Persen Yang Sama atau

Lebih Besar

4,15 9 100,00

4,46 8 88,89

4,7 7 77,78

5,2 6 66,67

5,3 5 55,56

5,68 4 44,44

5,7 3 33,33

5,9 2 22,22

6 1 11,11

Page 107: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Gambar 4.1 Grafik Penentuan CBR Desain 90%

Dari grafik diatas diperoleh data CBR 90% adalah 4,41%

CBR (%)

Per

sen

yan

g S

ama

atau

Leb

ih B

esar

(%

)

Page 108: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

4.4 Penetapan Tebal Perkerasan

4.4.1. Perhitungan Indeks Tebal Perkerasan ( ITP )

Gambar 4.2 Korelasi DDT dan CBR

1. Berdasarkan Gambar diatas nilai CBR 4,41 diperoleh nilai DDT 4,5

Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan

Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26. 1987. Gambar Korelasi DDT

dan CBR Hal. 13

2. Jalan Raya Kelas II, Klasifikasi jalan Arteri dengan medan datar.

3. Penentuan nilai Faktor Regional ( FR )

CBR DDT

100 90 80 70 60 50

40

30

20

10 9 8 7 6 5

4

3

2

1

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Page 109: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

- % Kendaraan berat = %100LHR

berat kendaraan Jumlah

S

= %1007508

1674

= % 30 % 22,296

- Kelandaian = %100B -A Jarak

B titik Elevasi -A titik Elevasi

= %1002370

549,133 - 551,476

= 9,88 % > 6 %

- Curah hujan berkisar 2.252 mm

/tahun

a. Kelandaian II (>6%)

b. % Kendaraan Berat (<30%)

c. Iklim II (<900 mm/th)

Sehingga diperoleh nilai Faktor Regional (FR) = 2,0 dipakai nilai FR = 2,0.

(Daftar IV Faktor Regional (FR) Buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan

Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987)

4.4.2. Penentuan Indeks Permukaan ( IP )

1. Indeks Permukaan Awal Umur Rencana ( IPo )

a. Direncanakan jenis lapisan LASTON

b. Dengan Roughness > 1000 mm

/km

Sehingga diperoleh nilai Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana (IPo) = 3,9

– 3,5.(Daftar VI Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana (IPo) Buku

Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode

Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987).

Page 110: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

2. Indeks Permukaan Pada Akhir Umur Rencana( IPt )

a. Jalan Arteri

b. LER = 1279,545~ 1280 (Berdasarkan hasil perhitungan)

Sehingga diperoleh nilai Indeks Permukaan Akhir Umur Rencana( IPt ) = 2,5

(Daftar V Indeks Permukaan Pada Akhir Umur Rencana (IPt) Buku Petunjuk

Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa

Komponen SKBI 2.3.26.1987).

Page 111: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

4.4.3. Penentuan Indeks Tebal Perkerasan ( ITP )

Data :

IPo = 3,9 – 3,5

IPt = 2,5

LER = 1280

DDT = 4,41

FR = 2,0

Gambar 4.3 Penentuan Nilai Indeks Tebal Perkerasan ( ITP )

Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan

Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26. 1987.

Page 112: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Dengan melihat Nomogram 4 pada buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan

Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen SKBI 2.3.26.1987

diperoleh nilai ITP = 12,1

Direncanakan susunan lapisan perkerasan sebagai berikut :

1. Lapisan Permukaan ( Surface Course )

D1 = 10 cm

a1 = 0,40 ( LASTON MS 744 )

2. Lapisan Pondasi Atas ( Base Course )

D2 = 20 cm

a2 = 0,14 ( Batu Pecah kelas A CBR 100 % )

3. Lapisan Pondasi Bawah ( Sub Base Course )

D3 = …

a3 = 0,13 ( Sirtu / pitrun kelas A CBR 70% )

dimana :

a1, a2, a3 : Koefisien relatif bahan perkerasan ( SKBI 2.3.26 1987 )

D1, D2, D3 : Tebal masing – masing lapis permukaan

Page 113: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Maka tebal lapisan pondasi bawah ( D3 ) dapat dicari dengan persamaan sbb:

cm 40 ~ cm 7,40

13,0

8,61,12

D 0,13 6,8 12,1

13,0 2,8 41,12

13,02014,01040,01,12

3

3

3

3

3

332211

D

D

D

D

DaDaDaITP

Gambar 4.5 Tipical Cross Section

Gambar 4.4 Susunan Perkerasan

Batu Pecah kelas A

(CBR 100 %)

Sirtu/pitrun kelas A

(CBR 70 %)

LASTON MS 744 10 cm

20 cm

40 cm

2x350cm

-2 % -2 % - 4 % - 4 %

Drainase 150

c m 50 cm Bahu Jalan Lebar Perkerasan Jalan 200

c m Bahu Jalan

200 c m

Drainase 50 cm 150 cm

A

A

50 cm 20 cm

100 cm 100 cm

50 cm

20 cm

Page 114: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

BAB V

RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN

TIME SCHEDULE

5.1. Perhitungan Pekerjaan Tanah

5.1.1. Pekerjaan Galian Tanah

Contoh penghitungan galian STA 2+300

Gambar 5.1 Tipical Cross Section STA 2+300

Elevasi Tanah Asli = 550,068 m

Elevasi Tanah Rencana = 548,722 m

H1 = 550,543 – 548,572

= 1,971 m

H2 = 550,368 – 548,572

= 1,796 m

H3 = 550,253 – 548,572

= 1,681 m

H4 = 550,143 – 548,652

= 1,491 m

H5 = 549,923 – 548,652

= 1,271 m

H6 = 549,813 – 548,572

= 1,241 m

H7 = 549,703 – 548,572

= 1,131 m

H8 = 549,593 – 548,572

= 1,021 m

-2 %-2 % -4 %-4 %

550,068

548,722 548,652548,572

550,543

549,593

Drainase3x0,5 m 0,5 m

Bahu JalanLebar Perkerasan Jalan2x3,5 m 2 m

Bahu Jalan2 m

Drainase0,5 m 3x0,5 m

1 2 3 4 5 6 7 8

550,143550,253550,368

549,923549,813 549,703

,

548,652548,572

STA 2+300

Page 115: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Perhitungan Luas

2 563,0

1,971) (0,572 2

1

12

1 1 Luas

m

Halas

2 708,4

5,22

796,11,971

5,22

21 2 Luas

m

HH

2 477,3

22

681,1796,1

22

32 3 Luas

m

HH

2 551,5

5,32

491,1681,1

5,32

43 4 Luas

m

HH

2 833,4

5,32

271,1491,1

5,32

54 5 Luas

m

HH

2 512,2

22

241,1271,1

22

65 6 Luas

m

HH

2 372,2

5,22

131,1241,1

5,22

76 7 Luas

m

HH

2 324,0

1,021) (0,573 2

1

H8) (alas 2

1 8 Luas

m

Luas Total Galian STA 2+300 = 24,34 m2

Page 116: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

5.1.2. Pekerjaan Timbunan Tanah

Contoh penghitungan timbunan STA 0+000

Gambar 5.2 Tipical Cross Section STA 0+250

Elevasi Tanah Asli = 550,851 m

Elevasi Tanah Rencana = 552,937 m

H1 = 552,787 – 551,455 m

= 1,332 m2

H2 = 552,867 – 551,156 m

= 1,711 m2

H3 = 552,937 – 550,851 m

= 2,086 m2

H4 = 552,867 – 550,552 m

= 2,315 m2

H5 = 552,787 – 550,253 m

= 2,534 m2

-2 %-2 % -4 %-4 %

STA 0+250

552,937 552,867 552,787

550,851551,449

550,253

Drainase3x0,5 m 0,5 m

Bahu JalanLebar Perkerasan Jalan2x3,5 m 2 m

Bahu Jalan2 m

Drainase0,5 m 3x0,5 m 0,5 m

Talud0,5 m

Talud

550,552 550,253551,156

551,455

1 2 3 4 56

552,867552,787

Page 117: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Perhitungan Luas

2m 0,734

1,327) (1,107 2

1

12

11 HalasLuas

2m 3,038

22

1,711 1,327

22

212

HHLuas

2m 6,6447

5,32

2,086 1,711

5,32

323

HHLuas

2m 7,701

5,32

2,315 2,086

5,32

434

HHLuas

2m 4,849

22

2,534 2,315

22

545

HHLuas

2

5

m 0,937

2,534 740,0 2

1

H alas 2

16Luas

Luas Total Timbunan STA 0+250 = 23,903 m2

Untuk hasil penghitungan selanjutnya disajikan dalam tabel.

Page 118: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Tabel. 5.1 Hasil perhitungan volume galian dan timbunan

STA Luas (m2) Volume (m3)

GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN

0+000 6.954 1.345

- 35.888

0+050 10.796 0.091

326.593 41.713

0+100 2.268 1.578

167.225 60.425

0+150 4.421 0.839

148.950 61.250

0+200 1.537 1.611

38.425 637.850

0+250 - 23.903

- 1210.800

0+300 - 24.529

- 726.075

0+350 - 4.514

- 350.625

0+400 - 9.511

2716.200 237.775

0+450 108.648 -

5868.625 -

0+500 126.097 -

6634.400 -

0+550 139.279 -

6002.925 -

0+600 100.838 -

4937.950 -

0+620,327 96.680 -

4904.500 -

0+634,327 99.500 -

4998.500 -

0+648,327 100.440 -

5137.250 -

0+704,327 105.050 -

5653.000 -

0+743,355 121.070 -

3026.750 821.000

(Bersambung kehalaman selanjutnya)

Page 119: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Sambungan Tabel 5.1 Hasil perhitungan volume galian dan timbunan

STA Luas (m2) Volume (m3)

GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN

0+799,355 - 32.840

- 1766.250

0+813,355 - 37.810

- 2075.250

0+827,355 - 45.200

- 2086.200

0+850 - 38.248

- 1286.350

0+900 - 13.206

- 798.950

0+950 - 18.752

- 944.200

1+000 - 19.016

- 503.525

1+050 - 1.125

199.525 28.125

1+100 7.981 -

199.525 178.175

1+150 - 7.127

- 648.900

1+300 - 18.829

- 664.525

1+350 - 7.752

- 404.875

1+400 - 8.443

- 264.825

1+450 - 2.150

- 254.375

1+500 - 8.025

- 440.625

1+550 - 9.600

- 460.250

1+573,973 - 8.81

- 416.750

1+590,973 - 7.86

- 196.500

(Bersambung kehalaman selanjutnya)

Page 120: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Sambungan Tabel 5.1 Hasil perhitungan volume galian dan timbunan

STA Luas (m2) Volume (m3)

GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN

1+607,973 - 11.23

- 964.000

1+647,973 - 27.33

- 1370.750

1+697,243 - 27.5

2.525 1551.500

1+737,243 0.101 34.56

8.525 1021.250

1+754,243 0.24 6.29

6.000 322.750

1+771,243 - 6.62

276.000 165.500

1+800 11.040 -

556.250 -

1+850 11.210 -

388.300 7.875

1+900 4.322 0.315

333.575 7.875

1+950 9.021 -

449.925 -

2+000 8.976 -

297.725 14.450

2+050 2.933 0.578

73.325 295.650

2+100 11.248

- 1289.475

2+150 40.331

- 1029.800

2+200 0.861

69.225 21.525

2+250 2.769 -

677.850 -

2+300 24.345 -

1212.175 -

2+350 24.142 -

681.175 13.950

2+370 3.105 0.558

77.625 13.950

Total Volume Galian = 56.070,543 m3

Total Volume Timbunan = 25.973,100 m3

Page 121: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

5.2. Pekerjaan Persiapan Badan Jalan Baru

239498

1002370544,8

tan)(

)2()2(

m

jembapanjangJalanPanjang

drainaselebarbahulebarbawahpondasilapisLebarLuas

5.3. Pekerjaan Pembersihan Semak dan Pengupasan Tanah

200,23705

237010

10

m

jalanpanjangmLuas

5.4. Perhitungan Pekerjaan Drainase

5.4.1 Galian Saluran

Gambar 5.6 Sket Volume galian saluran

8,02

9,05,1ILuas

2,03,0IIILuas

296,0 m 206,0 m

4,03,02IILuas

224,0 m

Luas Total = 0,96 + 0,24 + 0,06

= 1,26 m

2

1,5 m

0,9 m

0,8 m

0,2 m

0,2 m

III

II

I

II

0,3 m 0,3 m 0,3 m

Page 122: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

V = [ Luas x (P. jalan – P. jembatan total)]

32,2860

)1002370(26,1

m

5.4.2 Volume Pasangan Batu

2

2,03,08,02IuasL

= 0,4 m2

)4,03,0(2IIuasL

= 0,24 m2

)2,03,0(IIIuasL

= 0,06 m2

06,024,04,0totaluasL

= 0,7 m2

Gambar 5.7 Sket volume pasangan batu

Page 123: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

Volume = 2 × luas × (panjang Jalan – p. Jemb. total)

= (2 x 0,7) x ( 2370 – 100 )

= 3178 m3

5.4.3 Pekerjaan Plesteran

Gambar 5.9 Detail Pot A – A pada drainase

Luas = (0,25 + 0,1 + 0,05) x (panjang jalan – panjang jembatan) x 2

= 0,4 x (2370 - 100) x 2

= 1816 m2

5.4.4 Pekerjaan siaran

Luas = 2 x (0,707 x (panjang jalan – panjang jembatan)

= 2 x (0,707 x ( 2370 - 100) )

= 3209,78 m2

10 cm 5 cm

Pasangan batu

25 cm

Page 124: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

A A

H

(H/5)+0,3

25 cm

(H/6)+0,3

5.5. Perhitungan Volume Pekerjaan Dinding Penahan

Gambar 5.10 Sket Volume Pasangan Batu pada Dinding Penahan

5.5.1 Galian Pondasi

Ruas Kiri : STA 0+250 s/d STA 0+300

STA 0+250

H = 1,47 m

m

H

594,0

3,05

47,1

3,05

1 H

m

H

545,0

3,06

47,1

3,06

1H

Luas galian pondasi = 0,594 x 0,545

= 0,323 m2

Page 125: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

STA 0+300

H = 1,88 m

m

H

676,0

3,05

88,1

3,05

H

m

H

613,0

3,06

88,1

3,06

H

Luas galian pondasi = 0,676 x 0,613

= 0,414 m2

m 18,456

50 2

0,4140,323

3

Volume

Perhitungan selanjutnya terlampir pada tabel 5.2 di bawah ini :

Tabel 5.5.1 Perhitungan Volume Galian Pondasi pada Dinding Penahan

STA Jarak

KIRI KANAN

H (H/5)+0.3 (H/6)+0.3 Luas Volume H (H/5)+0.3 (H/6)+0.3 Luas Volume

0+000 - - - - 0.94 0.49 0.46 0.22

50.00 - 8.34

0+050 - - - - 0.18 0.34 0.33 0.11

50.00 - 8.43

0+100 - - - - 0.96 0.49 0.46 0.23

50.00 - 9.67

0+150 - - - - 0.55 0.41 0.39 0.16

50.00 - 9.63

0+200 - - - - 0.95 0.49 0.46 0.22

50.00 - 19.54

0+250 1.47 0.59 0.55 0.32 2.44 0.79 0.71 0.56

50.00 18.46 31.77

0+300 1.88 0.68 0.61 0.41 2.98 0.90 0.80 0.71

50.00 10.37 17.85

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 126: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

Sambungan Tabel 5.5.1 Perhitungan Volume Galian Pondasi pada Dinding Penahan

STA Jarak

KIRI KANAN

H (H/5)+0.3 (H/6)+0.3 Luas Volume H (H/5)+0.3 (H/6)+0.3 Luas Volume

0+350 0.26 0.35 0.34 0.12 1.37 0.57 0.53 0.30

50.00 6.04 15.16

0+400 0.26 0.35 0.34 0.12 1.37 0.57 0.53 0.30

- -

0+799,355 2.47 0.79 0.71 0.57 3.71 1.04 0.92 0.96

14.00 10.65 14.54

0+813,355 3.71 1.04 0.92 0.96 4.15 1.13 0.99 1.12

14.00 12.67 19.83

0+827,355 3.41 0.98 0.87 0.85 5.52 1.40 1.22 1.71

22.64 17.15 32.69

0+850 2.81 0.86 0.77 0.66 4.29 1.16 1.02 1.18

50.00 22.26 41.15

0+900 0.97 0.49 0.46 0.23 2.11 0.72 0.65 0.47

50.00 14.06 26.23

0+950 1.52 0.60 0.55 0.33 2.52 0.80 0.72 0.58

50.00 17.36 28.19

1+000 1.64 0.63 0.57 0.36 2.41 0.78 0.70 0.55

50.00 11.59 17.20

1+050 0.12 0.32 0.32 0.10 0.40 0.38 0.37 0.14

50.00 8.25 9.54

1+150 0.96 0.49 0.46 0.23 1.05 0.51 0.48 0.24

50.00 16.44 17.45

1+300 1.95 0.69 0.63 0.43 2.05 0.71 0.64 0.46

50.00 16.05 18.43

1+350 0.87 0.47 0.45 0.21 1.26 0.55 0.51 0.28

50.00 11.06 13.98

1+400 0.99 0.50 0.47 0.23 1.24 0.55 0.51 0.28

50.00 8.97 11.60

1+450 0.31 0.36 0.35 0.13 0.72 0.44 0.42 0.19

50.00 7.77 12.76

1+500 0.70 0.44 0.42 0.18 1.47 0.59 0.55 0.32

50.00 9.81 16.77

1+550 0.86 0.47 0.44 0.21 1.58 0.62 0.56 0.35

23.97 2.51 8.06

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 127: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

Sambungan Tabel 5.5.1 Perhitungan Volume Galian Pondasi pada Dinding Penahan

STA Jarak

KIRI KANAN

H (H/5)+0.3 (H/6)+0.3 Luas Volume H (H/5)+0.3 (H/6)+0.3 Luas Volume

1+573,973 0.85 0.47 0.44 0.21 1.48 0.60 0.55 0.33

17.00 3.51 5.23

1+590,973 0.84 0.47 0.44 0.21 1.30 0.56 0.52 0.29

17.00 3.95 5.28

1+607,973 1.14 0.53 0.49 0.26 1.51 0.60 0.55 0.33

40.00 16.15 22.96

1+647,973 2.41 0.78 0.70 0.55 3.30 0.96 0.85 0.82

- -

1+737,243 - - - - 0.11 0.32 0.32 0.10

17.00 - 1.82

1+754,243 - - - - 0.19 0.34 0.33 0.11

- -

1+900 - - - - 0.23 0.35 0.34 0.12

50.00 - 6.34

2+050 - - - - 0.38 0.38 0.36 0.14

50.00 - 12.64

2+100 1.04 0.51 0.47 0.24 1.68 0.64 0.58 0.37

50.00 10.21 14.71

2+150 0.60 0.42 0.40 0.17 0.92 0.48 0.45 0.22

50.00 - 8.60

2+200 - - - - 0.29 0.36 0.35 0.12

50.00 - 6.47

2+370 - - - - 0.36 0.37 0.36 0.13

Jumlah 260,81 jumlah 500,45

Volume total dinding penahan = 260,81 + 500,45

= 761,26 m3

5.5.2 Pasangan Batu untuk Dinding Penahan

Ruas Kiri : STA 0+250 s/d STA 0+300

Sta 0+250

Lebar atas = 0,25 m

H = 1,47 m

Page 128: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

m

H

594,0

3,05

47,1

3,05

1 H

m

H

545,0

3,06

47,1

3,06

1H

Luas pasangan batu = 545,0594,047,12

545,025,0

= 0,908 m2

Sta 0+300

Lebar atas = 0,25 m

H = 1,88 m

m

H

676,0

3,05

88,1

3,05

H

m

H

613,0

3,06

88,1

3,06

H

Luas pasangan batu = 613,0676,088,12

613,025,0

= 1,225 m2

Volume = 502

225,1908,0

= 53,325 m³

Perhitungan selanjutnya terlampir pada tabel 5.3 di bawah ini :

Page 129: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

Tabel 5.5.2 Perhitungan Volume Pasangan Batu pada Dinding Penahan

STA Jarak

KIRI KANAN

H (H/5)+0.3 (H/6)+0.3 Luas Volume H (H/5)+0.3 (H/6)+0.3 Luas Volume

0+000 - - - - 0.94 0.49 0.46 0.55

50.00 - 17.95

0+050 - - - - 0.18 0.34 0.33 0.16

50.00 - 18.26

0+100 - - - - 0.96 0.49 0.46 0.57

50.00 - 22.60

0+150 - - - - 0.55 0.41 0.39 0.34

50.00 - 22.45

0+200 - - - - 0.95 0.49 0.46 0.56

50.00 22.70 57.13

0+250 1.47 0.59 0.55 0.91 2.44 0.79 0.71 1.72

50.00 53.32 99.93

0+300 1.88 0.68 0.61 1.23 2.98 0.90 0.80 2.27

50.00 35.60 77.74

0+350 0.26 0.35 0.34 0.20 1.37 0.57 0.53 0.84

50.00 9.90 41.82

0+400 0.26 0.35 0.34 0.20 1.37 0.57 0.53 0.84

0+799,355 2.47 0.79 0.71 1.75 3.71 1.04 0.92 3.12

14.00 34.14 47.75

0+813,355 3.71 1.04 0.92 3.12 4.15 1.13 0.99 3.70

14.00 41.19 66.27

0+827,355 3.41 0.98 0.87 2.76 5.52 1.40 1.22 5.77

22.64 54.93 109.34

0+850 2.81 0.86 0.77 2.09 4.29 1.16 1.02 3.89

50.00 66.66 132.76

0+900 0.97 0.49 0.46 0.57 2.11 0.72 0.65 1.42

50.00 37.95 80.57

0+950 1.52 0.60 0.55 0.94 2.52 0.80 0.72 1.80

50.00 49.50 87.41

1+000 1.64 0.63 0.57 1.04 2.41 0.78 0.70 1.70

50.00 29.33 48.95

1+050 0.12 0.32 0.32 0.14 0.40 0.38 0.37 0.26

50.00 17.63 22.14

1+150 0.96 0.49 0.46 0.57 1.05 0.51 0.48 0.62

50.00 46.29 49.81

1+300 1.95 0.69 0.63 1.28 2.05 0.71 0.64 1.37

50.00 44.94 53.25

1+350 0.87 0.47 0.45 0.51 1.26 0.55 0.51 0.76

50.00 12.83 37.68

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 130: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Sambungan Tabel 5.5.2 Perhitungan Volume Galian Pondasi pada Dinding Penahan

STA Jarak

KIRI KANAN

H (H/5)+0.3 (H/6)+0.3 Luas Volume H (H/5)+0.3 (H/6)+0.3 Luas Volume

1+400 0.99 0.50 0.47 0.59 1.24 0.55 0.51 0.75

50.00 20.15 29.36

1+450 0.31 0.36 0.35 0.22 0.72 0.44 0.42 0.43

50.00 15.93 33.39

1+500 0.70 0.44 0.42 0.42 1.47 0.59 0.55 0.91

50.00 23.10 47.44

1+550 0.86 0.47 0.44 0.51 1.58 0.62 0.56 0.99

23.97 12.09 22.83

1+573,973 0.85 0.47 0.44 0.50 1.48 0.60 0.55 0.92

17.00 8.48 14.48

1+590,973 0.84 0.47 0.44 0.50 1.30 0.56 0.52 0.79

17.00 10.00 14.66

1+607,973 1.14 0.53 0.49 0.68 1.51 0.60 0.55 0.94

40.00 47.52 71.37

1+647,973 2.41 0.78 0.70 1.70 3.30 0.96 0.85 2.63

-

1+737,243 - - - - 0.11 0.32 0.32 0.13

17.00 2.56

1+754,243 - - - - 0.19 0.34 0.33 0.17

-

1+900 - - - - 0.23 0.35 0.34 0.18

50.00 10.95

2+050 - - - - 0.38 0.38 0.36 0.25

50.00 32.98

2+100 1.04 0.51 0.47 0.62 1.68 0.64 0.58 1.07

50.00 24.49 40.23

2+150 0.60 0.42 0.40 0.36 0.92 0.48 0.45 0.54

50.00 18.86

2+200 - - - - 0.29 0.36 0.35 0.21

50.00 11.38

2+370 - - - - 0.36 0.37 0.36 0.24

Jumlah 733.33 jumlah 1444.30

Volume total pasangan batu dinding penahan = 733,33 + 1444,30

= 2177,63 m3

Page 131: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

5.5.3 Luas Plesteran

Gambar 5.10 Detail potongan A – A ( volume pasangan batu )

Ruas kiri

Luas = (0,05+0,1+0,25) x Total Jarak

= 0,40 x 898,61

= 359,44 m2

Ruas kanan

Luas = (0,05+0,1+0,25) x Total Jarak

= 0,40 x 1365,61

= 546,244 m2

Luas total plesteran = 359,44 + 546,244

= 905,684 m2

10 cm

25 cm

5 cm

Pasangan batu

Plesteran

Page 132: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

5.5.4 Luas Siaran

Ruas Kiri : STA 0+250 s/d STA 0+300

Sta 0+250

H Sta 0+250 = 1,470 m

H – 0,3 = 1,470 – 0,3

= 1,170 m

Sta 0 +300

H Sta 0+300 = 1,880 m

H – 0,3 = 1,880 – 0,3 m

= 1,580 m

Luas = 502

580,1170,1

= 68,750 m2

Perhitungan selanjutnya terlampir pada tabel 5.4 di bawah ini :

Tabel 5.5.3 Perhitungan Luas Siaran pada dinding Penahan

STA Jarak Kiri Kanan

H H-0.3 Luas H H-0.3 Luas

0+000 - - 0.94 0.64

50.00 - 13

0+050 - - 0.18 0.12

50.00 - 13.5

0+100 - - 0.96 0.66

50.00 - 22.75

0+150 - - 0.55 0.25

50.00 - 22.5

0+200 - - 0.95 0.65

50.00 - 69.75

0+250 1.47 1.17 2.44 2.14

50.00 68.75 120.5

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 133: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

Sambungan Tabel 5.5.3 Perhitungan Luas Siaran pada dinding Penahan

STA Jarak Kiri Kanan

H H-0.3 Luas H H-0.3 Luas

0+300 1.88 1.58 2.98 2.68

50.00 38.5 93.75

0+350 0.26 0.04 1.37 1.07

50.00 2 53.5

0+400 0.26 0.04 1.37 1.07

- - -

0+799,355 2.47 2.17 3.71 3.41

14.00 39.06 50.82

0+813,355 3.71 3.41 4.15 3.85

14.00 45.64 63.49

0+827,355 3.41 3.11 5.52 5.22

22.64 63.6184 104.2572

0+850 2.81 2.51 4.29 3.99

50.00 79.5 145

0+900 0.97 0.67 2.11 1.81

50.00 47.25 100.75

0+950 1.52 1.22 2.52 2.22

50.00 64 108.25

1+000 1.64 1.34 2.41 2.11

50.00 29 55.25

1+050 0.12 0.18 0.40 0.10

50.00 12 21.25

1+150 0.96 0.66 1.05 0.75

50.00 57.75 62.5

1+300 1.95 1.65 2.05 1.75

50.00 55.5 67.75

1+350 0.87 0.57 1.26 0.96

50.00 31.5 47.5

1+400 0.99 0.69 1.24 0.94

50.00 17.5 34

1+450 0.31 0.01 0.72 0.42

50.00 10.25 39.75

1+500 0.70 0.40 1.47 1.17

50.00 24 61.25

1+550 0.86 0.56 1.58 1.28

23.97 6.7116 29.48

Bersambung ke halaman berikutnya

Page 134: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

Sambungan Tabel 5.5.3 Perhitungan Luas Siaran pada dinding Penahan

STA Jarak Kiri Kanan

H H-0.3 Luas H H-0.3 Luas

1+573,973 0.85 0.55 1.48 1.18

17.00 9.265 18.53

1+590,973 0.84 0.54 1.30 1.00

17.00 11.73 18.785

1+607,973 1.14 0.84 1.51 1.21

40.00 59 84.2

1+647,973 2.41 2.11 3.30 3.00

- -

1+737,243 - - 0.11 0.19

17.00 - 2.55

1+754,243 - - 0.19 0.11

- - -

1+900 - - 0.23 0.07

50.00 - 0.25

2+050 - - 0.38 0.08

50.00 18.5 36.5

2+100 1.04 0.74 1.68 1.38

50.00 26 50

2+150 0.60 0.30 0.92 0.62

50.00 7.5 15.25

2+200 - - 0.29 -0.01

50.00 - 1.25

2+370 - - 0.36 0.06

Jumlah 827.117 Jumlah 1622.765

Luas total siaran = 827,117 + 1622,765

= 2449,882 m2

Page 135: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

5.6. Perhitungan Pekerjaan Perkerasan

5.6.1 Volume Lapis Permukaan

Gambar 5.3 Sket Lapis Permukaan

1,02

2,77L

= 0,71 m2

= 1682,700 m3

5.6.2 Lapis Resap Pengikat ( prime coat )

2 17064

2370200,7

Atas

m

JalanPanjangPondasiLapisLebarLuas

5.6.3 Volume Lapis Pondasi Atas

Gambar 5.4 Sket Lapis Pondasi Atas

20,02

6,72,7L

= 1,480 m2

1002370480,1V

= 3359,6 m3

0,1m 0,1 m

0,1m

m

7 m

0,20 m 0,20 m

0,20 m

7,20 m

237071,0V

Page 136: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

5.6.4 Volume Lapis Pondasi Bawah

Gambar 5.5 Sket Lapis Pondasi Bawah

4,02

2,84,7L

= 3,120 m2

1002370120,3V

= 7082,4 m3

5.7. Perhitungan Marka Jalan

Gambar 5.11 Sket Marka Jalan

5.7.1 Marka di tengah (putus-putus)

Jumlah = Panjang jalan – Panjang Tikungan (PI1+PI2)

5

= 2370 - (208.028+198,9271)

5

= 392,609 buah ∞ 393 buah

Luas = 393 x (0,12x 1,2)

= 94,32 m²

0,12 m

3,5 m 1,2 m 1,2 m

0,12 m

0,4 m 0,4 m

0,4 m

7,40 m

Page 137: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

5.7.2 Marka di tengah (menerus)

Luas = Panjang Tikungan (PI1+PI2) x lebar marka

=(208.028+198,927) x 0,12 x 2

= 97,6692 m²

5.7.3 Luas Total Marka Jalan

Luas total = (94,32+97,6692)

= 191,9892 m2

5.8. Rambu Jalan

Diperkirakan menggunakan 2 buah rambu kelas jalan, 10 buah rambu saat melewati

jembatan, 8 buah rambu memasuki tikungan. Jadi total rambu yang digunakan adalah =

20 rambu jalan

5.9. Patok Jalan

Digunakan 25 buah patok hektometer (kecil).

Digunakan 3 buah patok kilometer (besar).

5.10. Analisa Perhitungan Waktu Pelaksanaan Proyek

5.10.1 Pekerjaan Umum

a. Pekerjaan pengukuran diperkirakan dikerjakan selama 3 minggu.

b. Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi diperkirakan dikerjakan selama 4 minggu

c. Pembuatan papan nama proyek diperkirakan selama 1 minggu.

d. Pembuatan Direksi Keet diperkirakan selama 1 minggu.

e. Pekerjaan administrasi dan dokumentasi selama masa proyek berlangsung.

Page 138: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

5.10.2 Pekerjaan Tanah

Pekerjaan pembersihan semak dan pengupasan tanah

Luas = 23700,00 m2

Kemampuan pekerjaan perhari berdasarkan kuantitas tenaga kerja = 600 m2

Kemampuan pekerjaan per minggu = 23 36006600 mharim

Waktu yang dibutuhkan untuk pembersihan semak dan pengupasan tanah

658,63600

23700,00minggu

5.10.3 Pekerjaan persiapan badan jalan

Luas = 39498 m2

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Vibratory Roller adalah

22

17437249 mjamjam

m

Kemampuan pekerjaan per minggu = 1743 x 6 = 10458 m2

Misal digunakan 2 Vibratory Roller maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan

persiapan badan jalan minggu 28,1104582

39498

5.10.4 Pekerjaan galian tanah

Volume galian = 56.070,543 m3

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Excavator adalah

33

76,130768,18 mjamjam

m

Kemampuan pekerjaan per minggu = 33 56,784668,130 mharim

Page 139: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

Misal digunakan 8 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan

galian = minggu 9933,856,7848

56070,543

5.10.5 Pekerjaan timbunan tanah

Volume timbunan = 25.973,100 m3

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader diperkirakan

33

21,392703,56 mjamjam

m

Kemampuan pekerjaan per minggu = 33 26,2353621,392 mharim

Misal digunakan 3 buah Whell Loader maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan

timbunan = minggu 468,326,35323

m3 25973,10

5.10.6 Pekerjaan Drainase

a. Pekerjaan galian saluran drainase untuk timbunan

Volume galian saluran = 2860,2 m3

Kemampuan pekerjaan per hari berdasarkan kuantitas kerja Excavator adalah

33

76,130768,18 mjamjam

m

Kemampuan pekerjaan per minggu = 33 56,784676,130 mharim

Misal digunakan 1 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan

galian = minggu 464,356,7841

2860,2

b. Pekerjaan pasangan batu dengan mortar

Volume pasangan batu = 3178 m3

Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 50 m3

Kemampuan pekerjaan per minggu = 3300650 m

Page 140: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

Waktu yang dibutuhkan = minggu 12 59,10300

3178

c. Pekerjaan plesteran

Volume plesteren = 1816 m2

Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 100 m2

Kemampuan pekerjaan per minggu = 100 x 6 = 900 m2

Waktu yang dibutuhkan = minggu 33,02 600

1816

d. Pekerjaan siaran

Volume siaran = 3209,78 m2

Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 100 m2

Kemampuan pekerjaan per minggu = 22 6006100 mm

Waktu yang dibutuhkan = minggu 636,5600

78,3209

5.10.7 Pekerjaan Dinding Penahan

a. Pekerjaan galian pondasi

Volume galian pondasi = 465,59 m³

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kualitas kerja Excavator adalah

18,68m³/jam x 7 jam = 130,76 m3

Kemampuan pekerjaan per minggu = 130,76 m3

x 6 hari = 784,56 m3

Misal digunakan 1 buah Excavator maka waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan

galian = minggu 1 59,056,784

59,465

Page 141: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

b. Pekerjaan pasangan batu dengan mortar

Volume pasangan batu = 1471,24 m3

Kemampuan pekerjaan per hari berdasarkan kuantitas kerja Concrete Mixer adalah

3150 m . Kemampuan pekerjaan per minggu = 33 9006150 mharim

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan pasangan batu dengan mortal adalah =

minggu 263,1900

1471,24

c. Pekerjaan plesteran

Luas pekerjaan plesteran = 269,764 m2

Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 2150 m

Kemampuan pekerjaan per minggu = 22 9006150 mharim

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan plesteran adalah

minggu 1,0061 900

684,905

d. Pekerjaan siaran

Luas total siaran = 2449,882 m2

Kemampuan pekerjaan per hari diperkirakan 150 m2

Kemampuan pekerjaan per minggu = 150 x 6 = 900 m2

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan siaran adalah

minggu 3 2.72 900

2449,882

Page 142: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

5.10.8 Pekerjaan Perkerasan

a. Pekerjaan LPB (Lapis Pondasi Bawah)

Volume = 7082,4 m2

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader diperkirakan

33 07,112701,16 mjamm

Kemampuan pekerjaan per minggu = 33 42,672607,112 mharim

Misal digunakan 2 unit Whell Loader maka waktu yang dibutuhkan untuk

pekerjaan LPB = minggu 526,542,6722

7082.4

b. Pekerjaan LPA (Lapis Pondasi Atas)

Volume = 3359,6 m3

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Whell Loader diperkirakan

33 07,112701,16 mjamm

Kemampuan pekerjaan per minggu = 33 42,672607,112 mharim

Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan LPA jika digunakan 1 unit Whell Loader

adalah = minggu 4 49,242,6722

3359,6

c. Pekerjaan Prime Coat ( lapis resap pengikat )

Luas volume perkerjaan untuk Prime Coat adalah 17064 m2

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Asphalt Sprayer

diperkirakan 2324 m2

Kemampuan pekerjaan per minggu = 2324 x 6 = 13944 m2

Waktu yang dibutuhkan = minggu 2 22,113944

17064

Page 143: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

d. Pekerjaan LASTON

Volume = 1682,70 m3

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas kerja Asphalt Finisher

diperkirakan 301,101743,14 mjam

Kemampuan pekerjaan per minggu = 33 06,6066m01,101 mhari

Misal digunakan 2 unit Asphalt Finisher maka waktu yang dibutuhkan untuk

pekerjaan LASTON = minggu 2 38,106,6062

1682,70

5.10.9 Pekerjaan Pelengkap

a. Pekerjaan marka jalan

Luas = 191,9892 m3

Kemampuan pekerjaan per hari berdasar kuantitas tenaga kerja untuk 1orang tenaga

kerja diperkirakan 2m33,93 un

Kemampuan pekerjaan per minggu = 22 98,5596m33,93 mhari

Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan marka jalan dengan 2

orang tenaga kerja = minggu 102,133,932

191,9892

b. Pekerjaan rambu jalan diperkirakan selama 1 minggu

c. Pembuatan patok kilometer diperkirakan selama 1 minggu

Page 144: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

5.11. Analisa Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan

5.11.1 Harga Satuan Pekerjaan

Contoh perhitungan pekerjaan persiapan badan jalan

Diketahui :

a. Tenaga

1. Pekerja (jam) ; Volume 0,0161 ; Upah Rp 5.500,00

Biaya = Volume x Upah

= 0,0161 x 5.500,00

= 88,55

2. Mandor (jam) ; Volume 0,004 ; Upah Rp 9.000,00

Biaya = Volume x Upah

= 0,004 x 9.000,00

= 36,00

Total biaya tenaga = 124,55

b. Peralatan

1. Motor Grader (jam) ; Volume 0,0025 ; Harga Rp 220.000,00

Biaya = Volume x Upah

= 0,0025 x 220.000,00

= 550,00

2. Vibro Roller (jam) ; Volume 0,004 ; Harga Rp 170.000,00

Biaya = Volume x Upah

= 0,004 x 170.000,00

= 680,00

Page 145: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

3. Water Tanker (jam) ; Volume 0,0105 ; Harga Rp 108.000,00

Biaya = Volume x Upah

= 0,0105 x 108.000,00

= 1.134,00

4. Alat Bantu (Ls) ; Volume 1 ; Harga Rp 150,00

Biaya = Volume x Upah

= 1 x 150,00

= 150,00

Total biaya peralatan = 2514,00

Total biaya tenaga dan peralatan = 2638,55 (A)

Overhead dan Profit 10 % x (A) = 263,86 (B)

Harga Satuan Pekerjaan (A + B) = 2902,41

5.11.2. Bobot Pekerjaan

Perhitungan bobot pekerjaan dihitung dengan mengalikan volume tiap pekerjaan

dengan harga satuan tiap pekerjaan.

Bobot = Volume Harga satuan

Contoh perhitungan untuk pekerjaan persiapan badan jalan :

Bobot pekerjaan persiapan badan jalan = Volume pekerjaan Harga satuan

= 39.498 1498,22

= 59.176.693,56

Page 146: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

Tabel 5.5. Rekapitulasi Perkiraan Waktu Pekerjaan

No Nama Pekerjaan Volume

Pekerjaan

Kemampuan

Kerja

per hari

Kemampuan

Kerja

per minggu

Waktu

Pekerjaan

(minggu)

1 Pengukuran Ls - - 3

2 Mobilisasi dan Demobilisasi Ls - - 4

3 Pembuatan papan nama proyek Ls - - 1

4 Pekerjaan Direksi Keet Ls - - 1

5 Administrasi dan Dokumentasi Ls - - 9

6 Pembersihan semak & pengupasan tanah 23.700 m2 600 m2 3.600 m

2 6

7 Persiapan badan jalan 39.498 m2 1.743 m

2 10.458 m

2 2

8 Galian tanah 56.070,54 m3 130.76 m

3 784,56 m

3 9

9 Timbunan tanah 25.973,10 m3 392.21 m

3 2.353,26 m

3 4

10 Drainase :

a). Galian saluran 7.445,6 m3 130,76 m

3 784,56 m

3 4

b). Pasangan batu dengan mortar 4.040,6 m3 50 m

3 300 m

3 14

c) Plesteran 1.816 m2 100 m

2 900 m

2 3

d). Siaran 3.209,78 m2 100 m

2 600 m

2 6

11 Dinding penahan :

a) Galian Pondasi Pada Dinding Penahan 465,59 m3 130.76 m

3 784.56 m

3 1

b). Pasangan batu dengan mortar 1.471,24 m3 150 m

3 900 m

2 2

c). Plesteran 269,76 m2 150 m

2 900 m

2 1

d). Siaran 1403,74 m2 150 m

2 900 m

2 2

12 Lapis Pondasi Bawah (LPB) 6395,72 m3 112,07 m

3 672,42 m

3 5

13 Lapis Pondasi Atas (LPA) 4.227,87 m3 112,07 m

3 672,42 m

3 4

14 Lapis Permukaan (LASTON) 115.890 m3 2324,00 m

2 13.944 m

3 2

15 Prime Coat 1.682,70 m2 101,01 m

2 606,06 m

2 2

16 Pelengkap

a). Marka jalan 191.98 m2 93.33 m

2 559.98 m

2 1

b). Rambu - - - 1

c). Patok Kilometer - - - 1

d). Patok Pengaman - - - 1

Page 147: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

5.12. REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

PROYEK : PEMBANGUNAN JALAN RAYA LINGKAR SALATIGA

PROPINSI : JAWA TENGAH

TAHUN ANGGARAN : 2011

PANJANG PROYEK : 2,381 Km

Tabel 5.6 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya

NO. URAIAN PEKERJAAN KODE

ANALISA VOLUME SATUAN

HARGA SATUAN

(Rp.)

JUMLAH HARGA

(Rp.)

BOBOT

( % )

1 2 3 4 5 6 7 = 4 x 6

BAB I : UMUM

1 Pengukuran - 1 Ls 5.000.000,00 5,000,000.00 0.043

2 Mobilisasi dan demobilisasi - 1 Ls 20.000.000,00 20,000,000.00 0.171

3 Papan nama proyek - 1 Ls 500.000,00 500,000.00 0.004

4 Direksi Keet - 1 Ls 1.000.000,00 1,000,000.00 0.009

5 Administrasi dan dokumentasi - 1 Ls 1.000.000,00 1,000,000.00 0.009

JUMLAH BAB 1 : UMUM 27,500,000.00 0.23

BAB II : PEKERJAAN TANAH

1

Pembersihan semak & pengupasan

tanah K-210 23.700,00 M2 1.877,26 44.491.062,00 0,636

2 Persiapan badan jalan EI-33 39.498,00 M2 1.498,22 59.176.693,56 0,846

3 Galian tanah EI-331 56.070,54 M3 3.501,08 196.307.446,18 2,806

4 Timbunan tanah EI-321 25.973,10 M3 34.395,54 893.358.799,97 12,769

JUMLAH BAB 2 : PEKERJAAN TANAH 1.193.334.001,72 17,06

BAB III : PEKERJAAN DRAINASE

1.00 Galian saluran EI-21 7.445,60 M3 3.326,84 24.770.319,90 0,354

2.00 Pasangan batu dengan mortar EI-22 4.040,60 M3 275.202,66 1.111.983.868,00 15,894

3.00 Plesteran G-501 1.816,00 M2 13.507,65 24.529.892,40 0,351

4.00 Siaran EI-23 3.209,78 M2 6.343,93 20.362.619,64 0,291

JUMLAH BAB 3 : PEKERJAAN DRAINASE 1.181.646.699,94 16,89

BAB IV : PEKERJAAN DINDING PENAHAN

1 Galian pondasi pada dinding penahan EI-21 465,69 M3 3.326,84 1.549.276,12 0,022

2 Pasangan batu dengan mortar EI-22 1.471,24 M3 275.202,66 404.889.161,50 5,787

3 Plesteran G-501 269,76 M2 13.507,65 3.643.823,66 0,052

4 Siaran EI-23 1.403,74 M2 6.343,93 8.905.228,30 0,127

JUMLAH BAB 4 : PEKERJAAN DINDING PENAHAN 418.987.489,58 5,99

BAB V : PEKERJAAN PERKERASAN

1 Konstruksi LPB EI-521 6.395,72 M3 141.648,71 905.945.487,52 12,949

2 Konstruksi LPA EI-512 4.227,88 M3 251.253,43 1.062.269.100,37 15,184

3 Pekerjaan Prime Coat EI-611 15.890,00 M2 8.745,83 138.971.238,70 1,986

4 Pekerjaan LASTON EI-815 1.682,70 M3 1.208.615,36 2.033.737.066,27 29,070

JUMLAH BAB 5 : PEKERJAAN PERKERASAN 4.140.922.892,87 59,19

BAB VI : PEKERJAAN PELENGKAPAN

1 Marka jalan LI-841 191,98 M2 92.664,23 17.789.678,88 0,254

2 Pekerjaan rambu jalan LI-842 20 Buah 302.327,74 6.046.554,80 0,086

3 Patok kilometer LI-844 3 Buah 352.131,23 1.056.393,69 0,015

4 Patok pengaman LI-844 25 Buah 352.131,23 8.803.280,75 0,126

JUMLAH BAB 6 : PEKERJAAN PELENGKAP 33.695.908,12 0,48

REKAPITULASI

BAB I : UMUM 27.500.000,00

BAB II : PKERJAAN TANAH

1.193.334.001,72

BAB III : PEKERJAAN DRAINASE

1.181.646.699,94

BAB IV : PEKERJAAN DINDING PENAHAN

418.987.489,58

BAB V : PEKERJAAN PERKERASAN

4.140.922.892,87

BAB VI : PEKERJAAN PELENGKAP 33.695.908,12

JUMLAH 6.996.086.992,22 100.000

PPn 10%

699.608.699,22

JUMLAH TOTAL

7.695.695.691,44

Dibulatkan = (Rp.) 7.695.695.700,00

TUJUH MILYAR ENAM RATUS SEMBILAN PULUH LIMA JUTA ENAM RATUS SEMBILAN PULUH LIMA RIBU

TUJUH RATUS RUPIAH

Page 148: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Jenis jalan dari Sodong – Kembangarum merupakan jalan arteri dengan

spesifikasi jalan kelas II, lebar perkerasan m5,32 , dengan kecepatan

rencana Jam

Km80 , direncanakan 2 tikungan, yaitu menggunakan Spiral-

Circle-Spira semua.

a. Pada 1PI , jenis tikungan Spiral-Circle-Spira dengan jari-jari lengkung

rencana 250 m, sudut 1PI sebesar 280 12’ 1,95”

b. Pada 2PI , jenis tikungan Spiral-Circle-Spira dengan jari-jari lengkung

rencana 500 m, sudut 2PI sebesar 140 12’ 29,53”

2. Pada alinemen vertical jalan Sodong – Kembangarum terdapat 4 PVI .

3. Perkerasan jalan Sodong – Kembangarum menggunakan jenis perkerasan

lentur berdasarkan volume LHR yang ada dengan :

a. Jenis bahan yag dipakai adalah :

1) Surface Course : LASTON ( MS 744 )

2) Base Course : Batu Pecah Kelas A ( CBR 100% )

3) Sub Base Course : Sirtu / Pitrun Kelas A ( CBR 70% )

b. Dengan perhitungan didapatkan dimensi dengan tebal dari masing-

masing lapisan :

1) Surface Course : 10 cm

Page 149: PERENCANAAN GEOMETRIK DAN RENCANA …/Peren... · Dalam perencanaan geometrik jalan raya pada penulisan ini mengacu pada Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota Tahun 1997

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

2) Base Course : 20 cm

3) Sub Base Course : 40 cm

Perencanaan jalan Sodong – Kembangarum dengan panjang 2376,22 m

memerlukan biaya untuk pembangunan sebesar Rp. 7.695.695.700,00

dan dikerjakan selama 6 bulan.

6.2 Saran

1. Perencanaan jalan diharapkan mampu memacu pertumbuhan perekonomian

di wilayah tersebut, sehingga kedepannya kesejahteraan masyarakat dapat

terangkat.

2. Bagi tenaga kerja (baik tenaga ahli maupun kasar) agar memperhatikan

keselamatan kerja dengan mengutamakan keselamatan jiwa mengingat

medan yang begitu rumit, misal untuk pekerjaan lapangan galian dalam

penggunaan alat-alat berat harus ekstra hati-hati.

3. Bagi tenaga kerja mendapat asuransi kecelakaan diri dan jaminan

keselamatan dan kesehatan kerja mengingat pelaksanaan proyek adalah

pekerjaan dengan resiko kecelakaan tinggi.

4. Koordinasi antar unsur-unsur proyek sebaiknya ditingkatkan agar mutu

pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

5. Pelaksanaan lapangan harus sesuai dengan spesifikasi teknik, gambar

rencana maupun dokumen kontrak.