17
1 PERENCANAAN EMBUNG BUSU DI DESA ENTOBO, KECAMATAN RASANAE TIMUR, KABUPATEN BIMA PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT Oleh : Ilyas Akbar Wael 3107 100 502 Dosen Pembimbing : Ir. Sofyan Rasyid, MT ABSTRAK Pada musim kemarau sebagian besar wilayah di Propinsi Nusa Tenggara Barat sering mengalami kekeringan. sungai-sungai yang pada musim penghujan banyak terdapat air, pada musim kemarau menjadi berkurang airnya dan di sebagian kawasan terkadang menjadi kering. Sungai Sori Entobo adalah salah satu sungai yang pada musim kemarau akan mengalami kekeringan. kondisi ini membuat masyarakat di sepanjang sungai Sori Entobo kususnya masyarakat desa Entobo kecamatan Resenae Timur mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih, baik untuk kebutuhan air baku maupun untuk keperluan pertanian. Perencanaan kapasitas embung ini didasarkan pada data curah hujan. Untuk mendapatkan data debit air yang masuk ke dalam embung, maka data curah hujan dikonversikan ke data debit air. Perencanaan pelimpah didasarkan pada analisa debit banjir rencana menggunakan hidrograf satuan sintetik Nakayasu. Tubuh bendungan menggunakan tipe urugan. Setelah desain konstruksi embung diperoleh, maka dilakukan kontrol stabilitas agar bangunan aman terhadap kondisi yang berbahaya. Dari hasil analisa diperoleh debit banjir rencana periode ulang 100 tahun sebesar 149,45 m 3 /dt, volume tampungan sebesar 2635307 m 3 berada pada elevasi +119,00 m yang digunakan sebagai elevasi mercu pelimpah , elevasi muka air banjir pada ketinggian +121,00 m, elevasi puncak bendungan pada ketinggian +123,00 m, elevasi dasar sungai pada ketinggian +90.00 m, tinggi jagaan diambil 2,00 m, tinggi bendungan 33.00 m, lebar mercu bendungan 8,60 m,kemiringan lereng up stream 1 : 3,00, kemiringan lereng down stream 1 : 2,00. Konstruksi stabil terhadap gaya-gaya yang terjadi pada kondisi yang berbahaya. Tampungan yang ada, mampu memenuhi kebutuhan air baku(air minum) penduduk pada proyeksi tahun 2025 yang berjumlah 13564,5 jiwa dengan kebutuhan air sebesar 40 l/org/hari dan untuk irigasi dengan luas sawah seluas 234 ha dengan rencana pola tanam padi-padi/polowijo-polowijo. Kata kunci : kekeringan , irigasi, embung, bangunan pelimpah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada musim kemarau sebagian besar wilayah di Propinsi Nusa Tenggara Barat sering mengalami kekeringan. sungai-sungai yang pada musim penghujan banyak terdapat air, pada musim kemarau menjadi berkurang airnya dan di sebagian kawasan terkadang menjadi kering. Sungai Sori Entobo adalah salah satu sungai yang pada musim kemarau akan mengalami kekeringan. kondisi ini membuat masyarakat di sepanjang sungai Sori Entobo kususnya masyarakat desa Entobo kecamatan Resenae Timur mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih, baik untuk keperluan air baku maupun untuk keperluan pertanian. Pada musim kemarau untuk mendapatkan air baku masyarakat desa Entobo harus berjalan berkilo-kilo meter untuk mencari air. Untuk mengatasi masalah kekeringan yang sering terjadi pada musim kemarau di desa Entobo dan sekitarnya maka salah satu alternatifnya adalah dengan membuat Embung, agar kelebihan air pada musim hujan dapat ditampung sehingga pada musim kemarau dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Embung Busu ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air masyarakat setempat baik untuk kebutuhan air baku maupun untuk kebutuhan pertanian. Untuk itu perlu diketahui berapa besar kebutuhan air masyarakat setempat sehingga dapat direncanakan kapasitas tampungan embung yang sesuai agar supaya keseimbangan air pada tampungan tetap terjaga. 1.2. Perumusan Masalah Untuk mengatasi masalah kekeringan di Desa Entobo Kecamatan Rasanae Timur maka direncanakan embung di desa Entobo. Dalam perencanaan ini akan menyelesaikan permasalahan-permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana debit banjir di sungai Sori Entobo 2. Berapakah kebutuhan air masyarakat setempat 3. Bagaimana volume tampungan dan volume air yang masuk ke dalam embung dan apakah volume tersebut dapat memenuhi kebutuhan air masyarakat setempat ? 4. Bagaimana disain konstruksi bendungan serta bangunan pelimpah ? 5. Bagaimana kestabilan tubuh bendungan ? 1.3. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisa debit banjir rencana 2. Menganalisa kebutuhan air baku dan kebutuhan air irigasi 3. Mengetahui volume tampungan dan volume inflow, sehingga dapat memenuhi kebutuhan air masyarakat 4. Membuat desain tubuh bendungan dan bangunan pelimpah 5. Menganalisa kestabilan tubuh bendungan. 1.4. Batasan Masalah Dalam penyusunan tugas akhir ini permasalahan akan dibatasi sampai degan batasan - batasan antara lain: 1. Perencanaan ini tidak manganalisa biaya dan manajemen konstruksi didalam penyelesaian pekerjaan proyek 2. Perencanaan ini tidak termasuk perencanaan saluaran pengambilan 3. Tidak menghitung kestabilan bangunan pelimpah. 4. Tidak memperhitungkan kekuatan geologinya. 5. Tidak melakukan perhitungan sedimentasi 6. Tidak membahas analisa dampak lingkungan. 1.5. Manfaat Diharapkan dengan perencanaan Embung Busu di desa Entobo ini didapatkan perhitungan yang tepat sehingga Embung yang direncanakan dapat menberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat sekitar.

PERENCANAAN EMBUNG BUSU DI DESA ENTOBO, … · sungai-sungai yang pada musim penghujan banyak terdapat air, ... distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Pengambilan keputusan

  • Upload
    haduong

  • View
    230

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERENCANAAN EMBUNG BUSU DI DESA ENTOBO, … · sungai-sungai yang pada musim penghujan banyak terdapat air, ... distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Pengambilan keputusan

1

PERENCANAAN EMBUNG BUSU DI DESA ENTOBO, KECAMATAN RASANAE TIMUR,

KABUPATEN BIMA

PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT

Oleh :

Ilyas Akbar Wael

3107 100 502

Dosen Pembimbing :

Ir. Sofyan Rasyid, MT

ABSTRAK

Pada musim kemarau sebagian besar wilayah di Propinsi Nusa Tenggara Barat sering mengalami kekeringan.

sungai-sungai yang pada musim penghujan banyak terdapat air, pada musim kemarau menjadi berkurang airnya dan di

sebagian kawasan terkadang menjadi kering. Sungai Sori Entobo adalah salah satu sungai yang pada musim kemarau akan

mengalami kekeringan. kondisi ini membuat masyarakat di sepanjang sungai Sori Entobo kususnya masyarakat desa

Entobo kecamatan Resenae Timur mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih, baik untuk kebutuhan air baku

maupun untuk keperluan pertanian.

Perencanaan kapasitas embung ini didasarkan pada data curah hujan. Untuk mendapatkan data debit air yang

masuk ke dalam embung, maka data curah hujan dikonversikan ke data debit air. Perencanaan pelimpah didasarkan pada

analisa debit banjir rencana menggunakan hidrograf satuan sintetik Nakayasu. Tubuh bendungan menggunakan tipe

urugan. Setelah desain konstruksi embung diperoleh, maka dilakukan kontrol stabilitas agar bangunan aman terhadap

kondisi yang berbahaya.

Dari hasil analisa diperoleh debit banjir rencana periode ulang 100 tahun sebesar 149,45 m3/dt, volume

tampungan sebesar 2635307 m3 berada pada elevasi +119,00 m yang digunakan sebagai elevasi mercu pelimpah , elevasi

muka air banjir pada ketinggian +121,00 m, elevasi puncak bendungan pada ketinggian +123,00 m, elevasi dasar sungai

pada ketinggian +90.00 m, tinggi jagaan diambil 2,00 m, tinggi bendungan 33.00 m, lebar mercu bendungan 8,60

m,kemiringan lereng up stream 1 : 3,00, kemiringan lereng down stream 1 : 2,00. Konstruksi stabil terhadap gaya-gaya

yang terjadi pada kondisi yang berbahaya. Tampungan yang ada, mampu memenuhi kebutuhan air baku(air minum)

penduduk pada proyeksi tahun 2025 yang berjumlah 13564,5 jiwa dengan kebutuhan air sebesar 40 l/org/hari dan untuk

irigasi dengan luas sawah seluas 234 ha dengan rencana pola tanam padi-padi/polowijo-polowijo.

Kata kunci : kekeringan , irigasi, embung, bangunan pelimpah.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada musim kemarau sebagian besar wilayah di

Propinsi Nusa Tenggara Barat sering mengalami

kekeringan. sungai-sungai yang pada musim penghujan

banyak terdapat air, pada musim kemarau menjadi

berkurang airnya dan di sebagian kawasan terkadang

menjadi kering. Sungai Sori Entobo adalah salah satu

sungai yang pada musim kemarau akan mengalami

kekeringan. kondisi ini membuat masyarakat di

sepanjang sungai Sori Entobo kususnya masyarakat desa

Entobo kecamatan Resenae Timur mengalami kesulitan

untuk mendapatkan air bersih, baik untuk keperluan air

baku maupun untuk keperluan pertanian. Pada musim

kemarau untuk mendapatkan air baku masyarakat desa

Entobo harus berjalan berkilo-kilo meter untuk mencari

air.

Untuk mengatasi masalah kekeringan yang sering

terjadi pada musim kemarau di desa Entobo dan

sekitarnya maka salah satu alternatifnya adalah dengan

membuat Embung, agar kelebihan air pada musim hujan

dapat ditampung sehingga pada musim kemarau dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Embung Busu ini diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan air masyarakat setempat baik untuk kebutuhan

air baku maupun untuk kebutuhan pertanian. Untuk itu

perlu diketahui berapa besar kebutuhan air masyarakat

setempat sehingga dapat direncanakan kapasitas

tampungan embung yang sesuai agar supaya

keseimbangan air pada tampungan tetap terjaga.

1.2. Perumusan Masalah Untuk mengatasi masalah kekeringan di Desa

Entobo Kecamatan Rasanae Timur maka direncanakan

embung di desa Entobo. Dalam perencanaan ini akan

menyelesaikan permasalahan-permasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimana debit banjir di sungai Sori Entobo

2. Berapakah kebutuhan air masyarakat setempat

3. Bagaimana volume tampungan dan volume air yang

masuk ke dalam embung dan apakah volume

tersebut dapat memenuhi kebutuhan air masyarakat

setempat ?

4. Bagaimana disain konstruksi bendungan serta

bangunan pelimpah ?

5. Bagaimana kestabilan tubuh bendungan ?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan akhir ini adalah

sebagai berikut :

1. Menganalisa debit banjir rencana

2. Menganalisa kebutuhan air baku dan kebutuhan air

irigasi

3. Mengetahui volume tampungan dan volume inflow,

sehingga dapat memenuhi kebutuhan air masyarakat

4. Membuat desain tubuh bendungan dan bangunan

pelimpah

5. Menganalisa kestabilan tubuh bendungan.

1.4. Batasan Masalah

Dalam penyusunan tugas akhir ini permasalahan

akan dibatasi sampai degan batasan - batasan antara lain:

1. Perencanaan ini tidak manganalisa biaya dan

manajemen konstruksi didalam penyelesaian

pekerjaan proyek

2. Perencanaan ini tidak termasuk perencanaan

saluaran pengambilan

3. Tidak menghitung kestabilan bangunan pelimpah.

4. Tidak memperhitungkan kekuatan geologinya.

5. Tidak melakukan perhitungan sedimentasi

6. Tidak membahas analisa dampak lingkungan.

1.5. Manfaat

Diharapkan dengan perencanaan Embung Busu di

desa Entobo ini didapatkan perhitungan yang tepat

sehingga Embung yang direncanakan dapat menberikan

manfaat yang optimal bagi masyarakat sekitar.

Page 2: PERENCANAAN EMBUNG BUSU DI DESA ENTOBO, … · sungai-sungai yang pada musim penghujan banyak terdapat air, ... distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Pengambilan keputusan

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Studi Terdahulu

Studi yang pernah dilakukan terdahulu adalah SID

Embung Busu di kabupaten Bima NTB yang dilakukan

oleh PT. Puser Bumi. Adapun hasil studi terdahulu

adalah sebagai berikut :

Tubuh Bendungan

Tipe : Pasangan

Batu

Elv. Puncak : +102.00

Lebar atas / puncak : 1,50 m

Tinggi Bendungan : 13,70 m

Panjang Bendungan : 63,30 m

Pelimpah

Tipe : Ambang

lebar tanpa

pipa

Lebar Mercu : 18,00 m

Panjang Peredam Energi : 12,00 m

Elv. Tubuh Embung : +100.10

Elv. Banjir rencana ( Q50 th ) : +101.08

Kontruksi : Pasangan

batu kali

Kolam Olak

Tipe : USBR Type

III

Panjang : 9,00 m

Elv. Kolam olak : +82,50

Kontruksi : Pasangan

batu kali

2.2. Analisa Hidrologi

2.2.1. Analisa frekwensi

Analisa dilakukan dengan metode statistik

berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil

pencatatan secara berkala pada stasiun hujan . Analisa

frekwensi didasarkan pada sifat – sifat statistik data yang

tersedia untuk memperoleh kemungkinan besaran hujan

pada periode ulang tertentu. Analisis ini dilakukan

dengan memilih salah satu dari beberapa jenis distribusi

statistik yang paling sesuai dengan sifat data yang

tersedia.

Analisa frekwensi yang yang umum digunakan

adalah :

1. Distribusi Normal

2. Distribusi Gumbel :

Distribusi Gumbel Tipe I

Distribusi Gumbel Tipe III

3. Distribusi Pearson Tipe III

4. Distribusi Log – Pearson Tipe III

5. Distribusi Frechet

6. Distribusi Log – Normal :

Distribusi Log – Normal Dua Parameter

Distribusi Log – Normal Tiga Parameter Setiap jenis distribusi atau sebaran mempunyai

parameter statistik yang terdiri dari nilai rata – rata

( x ), standar deviasi ( S ), koefisien variasi (Cv),

dan koefisien ketajaman (Ck) yang masing – masing

dicari berdasarkan rumus :

Nilai rata – rata (mean) :

n

XX

Deviasi standar (standart deviation) :

1n

XXS

2

Dimana :

S = deviasi standar (standart deviation)

X = data dalam sampel

X = nilai rata – rata hitung

n = jumlah pengamatan

Koefisien variasi (Coefficient of variation) :

X

SCv

Dimana :

Cv = koefisien variasi (coefficient of

variation)

S = deviasi standar (standart deviation)

X = nilai rata – rata hitung

Koefisien kemencengan (coefficient of

skewness) :

3

3

S2n1n

XXnCs

Dimana :

Cs = koefisien kemencengan (coefficient of

skewness)

S = deviasi standar (standart deviation)

X = data dalam sampel

X = nilai rata – rata hitung

Koefisien ketajaman (Coefficient of kurtosis) :

4

42

S3n2n1n

XXnCk

Dimana :

Ck = koefisien ketajaman (coefficient of

kurtosis)

S = deviasi standar (standart deviation)

X = data dalam sampel

X = nilai rata – rata hitung

n = jumlah pengamatan

Adapun parameter statistik dari masing –

masing distribusi adalah :

a. Distribusi Gumbel Tipe I mempunyai harga Cs =

1,139 dan Ck = 5,402

b. Distribusi Pearson Tipe III mempunyai harga Cs

dan Ck yang fleksibel

c. Distribusi Normal mempunyai harga Cs = 0 dan

Ck = 3

d. Distribusi Log – Normal mempunyai harga Cs > 0

dan Ck > 0

e. Distribusi Log – Pearson Tipe III mempunyai

harga Cs antara 0 – 0,9

2.2.2. Perhitungan distribusi

2.2.2.1. Metode distribusi pearson tipe III

Perhitungan Distribusi Pearson Tipe III dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut :

S.kXX

Dimana :

X = besarnya suatu kejadian

X = nilai rata – rata

S = standart deviasi

k = faktor sifat dari Distribusi Pearson

Tipe III yang merupakan fungsi dari

besarnya Cs dan peluang.

2.2.2.2. Metode distribusi log normal

Perhitungan Distribusi Log Normal

dengan menggunakan persamaan sebagai

berikut :

XlogS.kLogXLogX

Dimana :

X = besarnya suatu kejadian

LogX = nilai rata - rata

SLogX = standart deviasi

k = faktor sifat dari Distribusi Pearson

Tipe III yang merupakan fungsi

dari besarnya Cs dan peluang.

Page 3: PERENCANAAN EMBUNG BUSU DI DESA ENTOBO, … · sungai-sungai yang pada musim penghujan banyak terdapat air, ... distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Pengambilan keputusan

3

Tabel nilai k Distribusi Pearson tipe III dan Log Pearson

Sumber : Soewarno, 1995.

2.2.3. Uji distribusi analisa frekwensi

2.2.3.1. Smirnov - Kolmogorov

Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov pada

dasarnya sering juga disebut uji kecocokan non

parametrik, karena pengujiannya tidak menggunakan

distribusi tertentu.

Apabila nilai D lebih kecil dari nilai Do, maka

distribusi teoritis yang digunakan untuk menentukan

persamaan distribusi dapat diterima. Apabila D lebih

besar dari Do maka secara teoritis pula distribusi yang

digunakan tidak dapat diterima.

2.2.3.2. Chi – Square Pada dasarnya uji chi – Square (Chi Kuadrat)

dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan

distribusi peluang yang telah dipilih dapat mewakili dari

distribusi statistik sampel data yang dianalisis.

Pengambilan keputusan ini menggunakan parameter X2,

oleh karena itu disebut uji chi kuadrat.

Parameter X2 dapat dihitung dengan rumus:

G

1j

22

Ei

EiOiXh

Sumber : Soewarno, 1995

Dimana : 2Xh = Parameter chi kuadrat terhitung

G = Jumlah sub kelompok

Oi = Jumlah nilai pengamatan pada sub

kelompok ke i

Ei = Jumlah nilai teoritis pada sub

kelompok ke i.

2.2.4. Perhitungan curah hujan periode ulang

Setelah kecocokan dari distribusi yang

diasumsikan dapat dibenarkan secara statistik dengan uji

kecocokan, untuk menghitung curah hujan periode ulang

digunakan salah satu metode persamaan dari Distribusi

Pearson Tipe III dan persamaan Distribusi Log Normal

yang memenuhi syarat uji kecocokan data.

2.2.5. Analisa debit banjir rencana

Untuk menganalisa debit banjir rencana pada

perencanaan ini digunakan metode Nakayasu.

Pada unit hydrograph Nakayasu, perumusan

debit dirumuskan sebagai berikut :

3,0TTp3,0

RoA

6,3

1CQp

Sumber : Soemarto, 1987;168

Dimana :

Qp = debit puncak banjir (m3/dt/mm)

A = luas daerah pengaliran (km2)

Ro = curah hujan satuan (mm)

Tp = tenggang waktu dari permulaan

hujan sampai puncak banjir (jam)

T0.3 = waktu yang diperlukan pada

penurunan debit puncak sampai ke

debit sebesar 30% dari debit puncak

(jam)

Untuk menentukan Tp dan T0.3 digunakan

rumus :

Tp = Tg + 0,8 Tr

T0.3 = Tg

Tg dihitung berdasarkan rumus:

Tg = 0,40 + 0,058 L, untuk L> 15 km

Tg = 0,21 L0.70 , untuk L< 15 km

Di mana :

Tg = wakrtu kosentrasi (jam)

L = panjang alur sungai (km)

Tr = satuan waktu hujan (jam)

= parameter yang bernilai antara 1,5 - 3,5

2.3. Analisa Volume Tampungan Embung Busu

Dalam perencanaan suatu embung pertama-tama

yang harus dilakukan adalah menganalisa volume

tampungan dari embung tersebut. Volume tampungan

yang harus dianalisa pada perencanaan ini adalah sebagai

berikut :

Volume yang dibutuhkan yaitu kebutuhan air yang

diperlukan. dalam hal ini kebutuhan air embung Busu

adalah kebutuhan air baku dan kebutuhan air untuk

kebutuhan irigasi.

Volume yang bisa ditampung yaitu volume yang

masuk ke dareah tampungan (inflow) dalam hal ini

karena pada sungai Sori Entobo pada musim kemarau

tidak terdapat air maka volume inflow akan di analisa

dari data hujan.

Volume yang bisa menampung berdasarkan kapasitas

cekungan yaitu kapasitas dari tempat atau lokasi

tampungan tersebut.

2.3.1. Analisa kebutuhan air

Dalam studi ini Analisa kebutuhan air yang

ditinjau yaitu analisa kebutuhan air baku dan analisa

kebutuhan air irigasi.

2.3.1.1. Kebutuhan air baku

Analisa kebutuhan air baku adalah untuk

menetapkan kebutuhan air bersih yang diperlukan oleh

penduduk beserta fasilitas-fasilitas sosial ekonomi,

termasuk menentukan kebutuhan air untuk masa

mendatang.

Proyeksi Jumlah Penduduk

Untuk menentukan jumlah penduduk pada masa

yang akan datang, maka pertumbuhan jumlah

penduduk harus diproyeksikan karena penduduk

merupakan bagian dari faktor sosial yang senantiasa

berubah. Analisa kebutuhan air untuk embung Busu

ini hanya menetapkan kebutuhan air untuk penduduk

untuk proyeksi 20 tahun ke depan.

Metode yang digunakan dalam perencanaan ini

adalah Metode Geometrik dan rumus yang

digunakan adalah :

Rumus :

Pn = Pt ( 1 + r )n

( Ir. Sarwoko Mangkudiharjo, PAB 1985.1053 )

Dimana :

Pn = Jumlah penduduk pada proyeksi n

tahun

Po = Jumlah penduduk pada awal tahun

data

Pt = Jumlah penduduk pada akhir tahun

data

r = Laju pertumbuhan penduduk ( % )

t = Selang waktu tahun data

Page 4: PERENCANAAN EMBUNG BUSU DI DESA ENTOBO, … · sungai-sungai yang pada musim penghujan banyak terdapat air, ... distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Pengambilan keputusan

4

n = Jumlah tahun proyeksi

2.3.1.2. Kebutuhan air irigasi

Kebutuhan air irigasi adalah sejumlah air irigasi

yang diperlukan untuk mencukupi keperluan bercocok

tanam pada petak sawah ditambah dengan kehilangan air

pada jaringan irigasi.

a) Evapotranspirasi Potensial Evapotranspirasi potensial dihitung dengan

metode Penmann Modifikasi (ETo), berdasarkan

data klimatologi yang diambil dari stasiun

klimatologi meteorologi Gado yang meliputi suhu,

kelembaban udara, kecepatan angin, dan penyinaran

matahari, dengan persamaan sebagai berikut :

ETo = C {W × Rn + (1 - W) × f(u) × (ea - ed)}

Dimana :

ETo = Evapotranspirasi potensial (mm/hari)

c = Faktor koreksi

W = Faktor bobot

Rn = Radiasi netto ( mm/hari )

f(u) = Fungsi kecepatan angin

(ea-ed) = Perbedaan tekanan uap air jenuh

dengan tekanan uap air nyata

(mbar)

b) Curah hujan efektif

Tinggi hujan yang dinyatakan dalam mm

menentukan saat mulai tanam pertama dan

menentukan pula kebutuhan air irigasi. Untuk

perencanaan kebutuhan air irigasi, curah hujan yang

dipakai adalah hujan efektif, yaitu bagian hujan yang

secara efektif tersedia untuk kebutuhan air tanaman.

Perhitungan curah hujan efektif disini didasarkan

pada curah hujan 10 harian (periode 10 harian),

dengan peluang kejadian 80%. Adapun persamaan

yang digunakan:

Reff = hujanhrJlh

80R70,0

Dimana :

Reff = Curah hujan efektif

R80 = Curah hujan andalan 80%

c) Penggunaan Konsumtif ( Etc )

Penggunaan konsumtif oleh tanaman ditentukan

oleh iklim dan koefisien tanaman, dan ditentukan dengan

persamaan:

Etc = Eto × Kc

Dimana :

Etc = Evapotranspirasi tanaman ( mm/hr )

Eto = Evapotranspirasi potensial ( mm/hr )

Kc = Koefisien tanaman

d) Perkolasi ( P )

Perkolasi adalah gerakan air ke bawah dari

daerah tidak jenuh ke dalam daerah jenuh. Laju

perkolasi lahan dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu :

Tekstur tanah

Permeabilitas tanah

Laju perkolasi normal sesudah dilakukan

penggenangan berkisar antara 1-3 mm/hari.

e) Penggantian lapisan air ( WLR )

Pergantian lapisan air dilakukan sebanyak dua

kali masing-masing 50 mm (atau 3,3 mm/hari selama

0,5 bulan yang diberikan pada satu bulan dan dua

bulan setelah transplantasi).

f) Kebutuhan air untuk penyiapan lahan ( LP )

Kebutuhan air selama jangka waktu penyiapan

lahan dihitung berdasarkan rumus V.D. Goor-Ziljstra

(1968). Metode tersebut didasarkan pada air konstan

dalam lt/det selama periode penyiapan lahan yang

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

IR = le

eNk

k

Dimana :

IR = Kebutuhan ai.r irigasi di sawah

(mm/hari)

N = Kebutuhan air untuk mengganti

kehilangan akibat evaporasi dan

perkolasi di sawah yang sudah

dijenuhkan

N = Eo + P

Eo = Evaporasi air terbuka diambil 1,1 Eto

selama penyiapan lahan (mm/hari)

P = Perkolasi (mm/hari)

K = S

TN

T = Lamanya penyiapan lahan (30 hari)

S = Air yang dibutuhkan untuk

penjenuhan

Dari rumus diatas didapatkan kebutuhan air

irigasi selama penyiapan lahan.

g) Kebutuhan air di sawah ( NFR )

Banyaknya air yang diperlukan oleh tanaman

pada suatu petak sawah dinyatakan dalam persamaan

berikut:

NFR = Etc + P + WLR - Reff

Dimana :

NFR = Kebutuhan air di sawah (mm/hari)

Etc = Kebutuhan air tanaman consumptile

use (mm/hari)

WLR = Penggantian lapisan air (mm/hari)

P = Perkolasi (mm/hari)

Reff = Curah hujan efektif (mm)

h) Efisiensi irigasi ( e )

Total efisiensi irigasi untuk padi diambil sebesar

65 %(Buku Petunjuk Perencanaan Irigasi, KP-01)

dengan asumsi 90 % efisiensi pada saluran primer,

90 % efisiensi pada saluran sekunder dan 80 %

efisiensi pada jaringan tersier. Pada tanaman padi

efisiensi pada lahan pertanian tidak diperhitungkan

tapi analisa keseimbangan air diperhitungkan

sebagai kebutuhan untuk lahan. Efisiensi irigasi

keseluruhan untuk palawija diambil sebesar 50

%(KP 01, 176).

i) DR ( Diversion Requirement )

DR (Diversion Requirement ) adalah banyaknya

air yang harus dipasok ke petak sawah setelah

perhitungan factor efisiensinya.

64,8e

NFRDR

Dimana :

DR = Kebutuhan air irigasi ( mm/hari )

NFR = Kebutuhan air di sawah ( mm/hari )

E = Efisiensi ( diambil 0,65 )

2.3.2. Analisa debit andalan

Sebelum menghitung debit andalan terlebih

dahulu dilakukan perhitungan debit inflow sungai, karena

pada sungai Sori Entobo tidak ada pencatatan debit di

sungai, maka debit sungai akan di hitung dengan

menggunakan rumus Rasional.

Q = Ir . C . A

Dimana :

Q = Debit yang dicari (m3)

Ir = Curah hujan regional (m)

C = Koefisien pengaliran

A = Luas (DAS) daerah aliran sungai

(m2)

Setelah debit inflow sungai di dapat dari

perhitungan dengan menggunakan rumus diatas maka

dapat di hitung analisa debit andalan dari sungai tersebut.

Ada dua cara perhitungan yang disarankan

untuk dipakai dalam lingkungan DPU untuk menghitung

debit tersedia suatu sungai di Indonesia yaitu dengan

menggunakan metode rengking dan metode Statistik (

Persamaan Analisa Log-Normal ), akan tetapi dalam

Tugas Akhir ini penulis menggunakan metode rengking.

Cara perhitungan adalah sebagai berikut :

a. Mengurutkan data debit 10 harian dari terbesar

sampai yang terkecil

b. Menghitung debit 20% tidak memenuhi dengan

rumus :

Page 5: PERENCANAAN EMBUNG BUSU DI DESA ENTOBO, … · sungai-sungai yang pada musim penghujan banyak terdapat air, ... distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Pengambilan keputusan

5

m = 0,2 . N

Dimana :

m = jumlah tahun yang tidak memenuhi

N = jumlah banyaknya debit tahunan

Setelah itu dapat diketahui jumlah data yang

tidak terpenuhi, maka data yang terkecil dari data yang

terpenuhi adalah debit andalan.

2.3.3. Lengkung kapasitas waduk

Secara sistematis volume tampungan waduk

dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai

berikut:

1iii1i FF5,0hhI

Dimana :

I = Volume tampungan waduk (m3)

Fi = Luas daerah yang dikelilingi oleh

garis hi (m2)

Fi+1 = Luas daerah yang dikelilingi oleh

garis hi+1 (m2)

Luas Genangan (m²)

Volume tampungan (m³)

Ele

vas

i (m

)

Grafik Hubungan Antara Elevasi, Luas dan Volume

2.3.4. Menentukan kapasitas tampungan embung

Adapun persamaan water balance sebagai

berikut :

St = St-1 + It + Ot – Et – Lt

0 ≤ St-1 ≤ C

Dimana :

C = Kapasitas tampungan efektif

St = Kapasitas tampungan pada periode

waktu t

St-1 = Kapasitas tampungan pada periode

waktu t - 1

It = Debit inflow pada waktu t

O = Debit outflow pada waktu t

Et = Penguapan yang terjadi pada

tampungan

Lt = Kehilangan air pada waktu t

2.3.5. Perhitungan reservoir routing

Penelusuran banjir dapat dilakukan dengan

menggunakan persamaan kontinuitas sebagai berikut :

dt

dSQI

(CD.Soemarto,1987 : 176)

Dimana :

I = Inflow waduk ( m³/detik )

Q = Outflow waduk ( m³/detik )

S = Besarnya tampungan (storage)

waduk ( m³ )

dt = Periode penelusuran (detik, jam,

atau hari)

Bila periode penelusurannya dapat diubah dari

dt menjadi Δt, maka :

2

III 21

2

QQQ 21

dS = S2 – S1

sehingga persamaan kontinuitas dapat diubah

menjadi :

2

II 21 +2

QQ 21 =

t

SS 21

Dimana :

I1 = Inflow pada awal Δt

I2 = Inflow pada akhir Δt

Q1 = Outflow pada awal Δt

Q2 = Outflow pada akhir Δt

S1 = Tampungan pada awal Δt

S2 = Tampungan pada akhir Δt

Δt = Periode penelusuran

2.4. Analisa Hidrolika

Analisa hidrolika meliputi desain Bendungan

dan Spillway (pelimpah), analisa tinggi muka air diatas

bangunan pelimpah, perencanaan saluran transisi, saluran

peluncur, dan perencanaan kolam olakan (peredam

energi) beserta gigi peredam energi.

2.4.1. Analisa tubuh bendungan

Tubuh Bendungan embung Busu direncanakan

dengan type homogen berupa urugan batu, dimana

material batu diambil dari daerah genangan atau sekitar

lokasi embung.

Analisa tubuh bendungan meliputi perencanaan

tinggi bendungan, lebar mercu bendungan dan

kemiringan lereng bendungan.

2.4.1.1. Menentukan lebar mercu bendungan

Guna memperoleh lebar minimum mercu

Bendungan biasanya dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

b = 3,6 H1/3 – 3,0 Sumber: Ir. Suyono Sosrodarso, Kensaku Takeda,2002: 174

Dimana :

b = Lebar mercu Bendungan ( m )

H = Tinggi Bendungan ( m )

2.4.1.2. Kemiringan lereng bendungan

Rumus yang dipakai dalam menghitung

stabilitas lereng bendungan adalah sebagai berikut :

a). Bagian hulu :

m'k1

Tan'kmFS

b). Bagian hilir :

mk1

TankmFS

2.4.1.3. Perhitungan formasi garis rembesan Perhitungan ini dilakukan untuk

menggambarkan garis rembesan yang terjadi pada

bendungan urugan. Garis-garis rembesan tersebut

merupakan gabungan dari titik-titik koordinat (x,y) sesuai

dengan persamaan tertentu. Secara umum persamaan

garisnya menggunakan metode E. A. Zamarin dan dapat

dirumuskan sebagai berikut:

xL

hHHy

1

2

12

22

Dimana :

H = Tinggi muka air (m).

h1 = Jarak vertikal ordinat Y dari garis

rembesan tepat dimana garis

tersebut menembus lereng

bendungan (m).

L1 = Jarak horizontal dari h1 sampai

sumbu Y (m).

2.4.1.4. Analisa stabilitas tubuh bendungan

Perhitungan longsor tubuh bendung diperlukan

untuk mengetahui apakah bendung urugan telah

memenuhi angka keamanan yang ditetapkan. Biasanya

konstruksi tubuh bendungan urugan direncanakan pada

tingkat stabilitas dengan faktor keamanan 1,2 atau lebih.

Sebelum dilakukan analisa stabilitas tubuh

bendungan urugan, terlebih dahulu perlu dicari bidang

Page 6: PERENCANAAN EMBUNG BUSU DI DESA ENTOBO, … · sungai-sungai yang pada musim penghujan banyak terdapat air, ... distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Pengambilan keputusan

6

longsor dari kemiringan hulu maupun hilir. Pada

penentuan bidang longsor, terdapat beberapa parameter

sudut α, Φ, dan ß. Parameter sudut – sudut tersebut dapat

dilihat pada tabel dibawah.

n

O

P4,5.H

H

R

H

Gambar Bidang longsor bendungan urugan

Tabel nilai sudut ß, Φ, dan α

n Φ α ß

1 : 1,0 45° 28° 27°

1 : 1,5 33°8' 26° 35°

1 : 2,0 26°6' 25° 35°

1 : 3,0 18°4' 25° 35°

1 : 5,0 11°3' 25° 27° Sumber: Soil Mechanic & Foundation Engineering

Rumus yang dipakai adalah:

Keadaan Normal

5.1T

tan).UN(LCFs

Keadaan Gempa

2.1TeT

tan).NeUN(LCFs

Dimana :

Fs = Angka keamanan

N = Beban komponen vertikal dari berat

setiap irisan bidang luncur (γ ×

A.cos α)

T = Beban komponen tangensial dari

berat setiap irisan bidang luncur (γ

× A.sin α)

U = Tekanan air pori pada setiap irisan

bidang luncur

Ne = Komponen vertikal beban seismic

pada setiap irisan bidang luncur (e ×

γ × A.sin α)

Te = Komponen tangensial beban

seismic pada setiap irisan bidang

luncur (e × γ × A.cos α)

θ = Sudut gesekan dalam

C = Angka kohesi

e = Intensitas seismic horizontal

γ = Berat isi pada setiap irisan bidang

luncur

A = Luas irisan bidang luncur

α = Sudut kemiringan rata – rata pada

setiap irisan bidang luncur

2.4.2. Penentuan type pelimpah ( Spillway )

lengkung spillway bagian downstream

bendungan adalah sebagai berikut : n

Ho

X

K

1

Ho

Y

Sumber: KP02, 1986

Dimana X dan Y adalah koordinat-koordinat

permukaan hilir (lihat gambar 2.6) dan Ho adalah tinggi

energi rencana di atas mercu. Harga k dan n adalah

parameter. Harga ini tergantung pada kecepatan dan

kemiringan permukaan belakang. Tabel 2.10 menyajikan

harga k dan n untuk berbagai kemiringan hilir dan

kecepatan pendekatan yang rendah.

Tabel Harga – harga K dan n

Vertikal 2 1.85

3:1 1.936 1.836

3:2 1.939 1.81

1:1 1.873 1.776

Kemiringan

permukaan hilirK n

Sumber : KP02, 1986, hal 47

Sumber: Kriteria Perencanaan 02, Tahun 1986

Gambar Bentuk-bentuk Mercu Ogee

2.4.3. Perencanaan bangunan pelimpah ( Spillway ) Pada umumnya pada tipe bangunan pelimpah

yang paling umum dipergunakan pada bendungan

urugan, yaitu bangunan pelimpah terbuka dengan

ambang tetap. Bangunan tipe ini biasanya terdiri dari

empat bagian utama yaitu : (Suyono

Sosrodarsono,2002:178)

1. Saluran pengarah aliran

2. Saluran pengatur aliran

3. Saluran peluncur

4. Peredam energi

2.4.3.1. Saluran pengarah aliran

Pada bagian ini berfungsi sebagai penuntun dan

pengarah aliran agar aliran yang masuk ambang dalam

kondisi hidrolis yang baik. Bentuk saluran berupa

teropong yang lebar dibagian hulu dan menyempit pada

bagian hilir.

Ujung dari tembok penahan yang memisahkan

antara timbunan dan pelimpah sebaiknya dibuat bentuk

tumpul, merupakan kurva, dan tidak bersudut 90o, karena

akan menyebabkan adanya pusaran air.

Kecepatan aliran pada bagian ini tidak boleh

melewati 4 m/dt, karena akan menyebabakan aliran

holisoidal sehingga kapasitas saluran pada aliran pada

saluran pengatur akan menurun.

2.4.3.2. Saluran pengatur aliran

Saluran ini berfungsi sebagai pengatur kapasitas

aliran (debit) air yang melintasi bangunan pelimpah.

Dengan kata lain berfungsi sebagai alat ukur debit.

Dalam hal ini ditentukan saluran pengatur aliran type

bendung pelimpah yang dimensi salurannya dapat

diperoleh dengan rumus hydrolika sebagai berikut :

Rumus Debit

23

H B CQ

Dimana :

Q = Debit banjir rencana (m3/dtk)

C = Koefisien debit

L = Lebar efektif mercu pelimpah

H = Tinggi tekanan total di atas

pelimpah (m)

2.4.3.3. Saluran peluncur

Page 7: PERENCANAAN EMBUNG BUSU DI DESA ENTOBO, … · sungai-sungai yang pada musim penghujan banyak terdapat air, ... distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Pengambilan keputusan

7

Untuk memperoleh garis permukaan aliran

digunakan rumus kekekalan energi dalam aliran sistem

coba banding metode Bernoulli dengan persamaan

sebagai berikut : (Suyono.S,2002:208)

f

2

222

2

11 h+

g2

V+d+Z=

g2

V+d+Z1

Dimana :

Z1 = Tinggi dasar sakuran dari garis

persamaan pada potongan 1 (m)

Z2 = Tinggi dasar sakuran dari garis

persamaan pada potongan 2 (m)

fh = Kehilangan total tinggi tekanan

yang disebabkan oleh gesekan (m)

1V = Kecepatan aliran pada bidang

1 (m/dt)

2V = Kecepatan aliran pada bidang 2

(m/dt)

1d = Kedalaman air pada bidang 1 (m)

2d = Kedalaman air pada bidang 2 (m)

g = percepatan gravitasi (9,81 m/dt2)

2.4.3.4. Bangunan peredam energi

Bangunan peredam energi digunakan untuk

meghilangkan atau setidak-tidaknya untuk mengurangi

energi dalam aliran air agar tidak merusak tebing,

jembatan, jalan, bangunan dan instalasi lain di sebelah

hilir bangunan pelimpah yaitu di ujung hilir saluran

peluncur.(Soedibyo,2003,335)

Pada peredam energi disesuaikan dengan tipe

bendungan, kondisi topografi serta sistem kerjanya

sehingga peredam energi mempunyai berbagai tipe.

Khusus untuk bendungan-bendungan urugan,

biasanya digunakan tipe-tipe sebagai berikut:

Tipe loncatan (Water jump type)

Tipe kolam olakan (Stilling basin type)

Tipe bak pusaran (Roller backet type)

Dalam perencanaan ini menggunakan peredam

energi tipe kolam olakan datar, peredam energi tipe

kolam olakan memiliki 4 ( empat ) tipe antara lain :

1. Kolam olakan datar type I

2. Kolam olakan datar type II

3. Kolam olakan datar type III

4. Kolam olakan datar type IV

BAB III

METODOLOGI

ANALISA VOLUME TAMPUNGAN- Analisa Kebutuhan Air- Analisa Debit Andalan- Lengkung Kapasitas Waduk

- Analisa Curah Hujan- Analisa Frekwensi- Uji distribusi Analisa Frekwensi

PENGUMPULAN DATAPeta topografiData hujan Data KlimatologiData sekunder lainya

ANALISA BANJIR RENCANA

MULAI

Perencanaan Tubuh Bendungan dan Bangunan Pelimpah

Kontrol Stabilitas

SELESAI

TIDAK OK

OK

RESERVOIR ROUTING

BAB IV

ANALISA HIDROLOGI

3.1. Perhitungan Analisa Frekwensi

Perhitungan analisa frekwensi yang merupakan

pengulangan suatu kejadian untuk meramalkan atau

menentukan periode ulang berikut nilai probabilitasnya.

Adapun distribusi yang dipakai dapat ditentukan setelah

mengetahui terlebih dahulu karakteristik data yang ada.

Tabel Data curah hujan harian setelah diurutkan No. Tahun R24 No. Tahun R24

1 1989 152.00 11 2005 66.00

2 1988 85.00 12 1990 64.00

3 1993 85.00 13 2003 63.00

4 1991 83.00 14 2002 62.00

5 1994 83.00 15 2000 61.00

6 1995 83.00 16 2007 59.00

7 1996 80.00 17 1992 53.00

8 1997 76.00 18 2004 47.00

9 2006 75.00 19 1998 45.00

10 1999 69.00 20 2001 37.00

Nilai rata-rata (mean) X :

71,40 20

1428

n

Xi

X

n

n

Standart Deviasi :

734,23120

80,10702

1n

)XXi(

Sd

n

1i

2

Page 8: PERENCANAAN EMBUNG BUSU DI DESA ENTOBO, … · sungai-sungai yang pada musim penghujan banyak terdapat air, ... distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Pengambilan keputusan

8

Tabel Perhitungan X , X , 2XX , 3XX ,

4XX untuk pemilihan distribusi

No. Tahun X X ( X - X ) ( X - X )² ( X - X )³ ( X - X )⁴

1 1989 152.00 71.40 80.60 6496.36 523606.62 42202693.25

2 1988 85.00 71.40 13.60 184.96 2515.46 34210.20

3 1993 85.00 71.40 13.60 184.96 2515.46 34210.20

4 1991 83.00 71.40 11.60 134.56 1560.90 18106.39

5 1994 83.00 71.40 11.60 134.56 1560.90 18106.39

6 1995 83.00 71.40 11.60 134.56 1560.90 18106.39

7 1996 80.00 71.40 8.60 73.96 636.06 5470.08

8 1997 76.00 71.40 4.60 21.16 97.34 447.75

9 2006 75.00 71.40 3.60 12.96 46.66 167.96

10 1999 69.00 71.40 -2.40 5.76 -13.82 33.18

11 2005 66.00 71.40 -5.40 29.16 -157.46 850.31

12 1990 64.00 71.40 -7.40 54.76 -405.22 2998.66

13 2003 63.00 71.40 -8.40 70.56 -592.70 4978.71

14 2002 62.00 71.40 -9.40 88.36 -830.58 7807.49

15 2000 61.00 71.40 -10.40 108.16 -1124.86 11698.59

16 2007 59.00 71.40 -12.40 153.76 -1906.62 23642.14

17 1992 53.00 71.40 -18.40 338.56 -6229.50 114622.87

18 2004 47.00 71.40 -24.40 595.36 -14526.78 354453.53

19 1998 45.00 71.40 -26.40 696.96 -18399.74 485753.24

20 2001 37.00 71.40 -34.40 1183.36 -40707.58 1400340.89

449205.36 44738698.22jumlah 1428.00 10702.80

Sumber : Hasil perhitungan

Koefisien fariasi ( Cv ) :

332,040,71

734,23

X

SdCv

Koefisien kemencengan ( Cs ) :

3

3

Sd)2n()1n(

n

1i

)XXi(

nCs

965,1

734,23)220()120(

36,44920520Cs

3

Koefisien ketajaman ( Ck ) :

700,9

734,23)320()220()120(

22,4473869820

Sd)3n()2n()1n(

n

1i

)XXi(

nCk

4

2

4

4

2

Berdasarkan hasil perhitungan parameter statistik

tersebut, didapatkan harga koefisien kemencengan

(Cs) = 1,965 dan harga koefisien ketajaman (Ck) =

9,700. Maka persamaan distribusi yang dipilih untuk

diuji sebagai perbandingan adalah Distribusi Pearson

Type III ( Cs dan Ck = fleksibel ) dan Distribusi Log

Normal ( Cs > 0 dan Ck > 0 )

3.1.1. Perhitungan analisa distribusi Pearson Type

III No. Tahun X X ( X - X ) ( X - X )² ( X - X )³ ( X - X )⁴

1 1989 152.00 71.40 80.60 6496.36 523606.62 42202693.25

2 1988 85.00 71.40 13.60 184.96 2515.46 34210.20

3 1993 85.00 71.40 13.60 184.96 2515.46 34210.20

4 1991 83.00 71.40 11.60 134.56 1560.90 18106.39

5 1994 83.00 71.40 11.60 134.56 1560.90 18106.39

6 1995 83.00 71.40 11.60 134.56 1560.90 18106.39

7 1996 80.00 71.40 8.60 73.96 636.06 5470.08

8 1997 76.00 71.40 4.60 21.16 97.34 447.75

9 2006 75.00 71.40 3.60 12.96 46.66 167.96

10 1999 69.00 71.40 -2.40 5.76 -13.82 33.18

11 2005 66.00 71.40 -5.40 29.16 -157.46 850.31

12 1990 64.00 71.40 -7.40 54.76 -405.22 2998.66

13 2003 63.00 71.40 -8.40 70.56 -592.70 4978.71

14 2002 62.00 71.40 -9.40 88.36 -830.58 7807.49

15 2000 61.00 71.40 -10.40 108.16 -1124.86 11698.59

16 2007 59.00 71.40 -12.40 153.76 -1906.62 23642.14

17 1992 53.00 71.40 -18.40 338.56 -6229.50 114622.87

18 2004 47.00 71.40 -24.40 595.36 -14526.78 354453.53

19 1998 45.00 71.40 -26.40 696.96 -18399.74 485753.24

20 2001 37.00 71.40 -34.40 1183.36 -40707.58 1400340.89

449205.36 44738698.22jumlah 1428.00 10702.80

3.1.2. Perhitungan analisa distribusi Log Normal No. Tahun Xi Log Xi Log Xi - Log Xi (Log Xi - Log Xi)² (Log Xi - Log Xi)³ (Log Xi - Log Xi)⁴

1 1989 152.00 2.182 0.347 0.12075 0.04196 0.00021

2 1988 85.00 1.929 0.095 0.00904 0.00086 0.00000

3 1993 85.00 1.929 0.095 0.00904 0.00086 0.00000

4 1991 83.00 1.919 0.085 0.00718 0.00061 0.00000

5 1994 83.00 1.919 0.085 0.00718 0.00061 0.00000

6 1995 83.00 1.919 0.085 0.00718 0.00061 0.00000

7 1996 80.00 1.903 0.069 0.00472 0.00032 0.00000

8 1997 76.00 1.881 0.046 0.00216 0.00010 0.00000

9 2006 75.00 1.875 0.041 0.00166 0.00007 0.00000

10 1999 69.00 1.839 0.004 0.00002 0.00000 0.00000

11 2005 66.00 1.820 -0.015 0.00022 0.00000 0.00000

12 1990 64.00 1.806 -0.028 0.00079 -0.00002 0.00000

13 2003 63.00 1.799 -0.035 0.00123 -0.00004 0.00000

14 2002 62.00 1.792 -0.042 0.00176 -0.00007 0.00000

15 2000 61.00 1.785 -0.049 0.00240 -0.00012 0.00000

16 2007 59.00 1.771 -0.064 0.00403 -0.00026 0.00000

17 1992 53.00 1.724 -0.110 0.01212 -0.00133 0.00000

18 2004 47.00 1.672 -0.162 0.02633 -0.00427 0.00000

19 1998 45.00 1.653 -0.181 0.03281 -0.00594 0.00000

20 2001 37.00 1.568 -0.266 0.07084 -0.01885 0.00003

0.32145 0.01507 0.00024Jumlah 1428.00 36.687

3.2. Uji distribusi analisa frekwensi

3.2.1. Uji Smirnov-Kolmogorof

Uji kecocokan Smirnov-Kolmogorov pada

dasarnya sering juga disebut uji kecocokan non

parametrik, karena pengujiannya tidak menggunakan

distribusi tertentu.

3.2.1.1. Untuk persamaan Distribusi Pearson Type

III

Dari perhitungan pada tabel 4.6. didapatkan

Dmax sebesar 0,1891, pada data dengan peringkat 2

tahun 1988. Berdasarkan Tabel Nilai kritis Do untuk Uji

Smirnov - Kolmogorov , denagn derajat kepercayaan 5 %

ditolak dan n = 20, maka diperoleh Do = 0,29

3.2.1.2. Untuk persamaan Distribusi Log Normal

Dari perhitungan pada tabel diatas didapatkan

Dmax sebesar 0,1375, pada data dengan peringkat 2

tahun 1989. Berdasarkan Tabel Nilai kritis Do untuk Uji

Smirnov - Kolmogorov , denagn derajat kepercayaan 5 %

ditolak dan n = 20, maka diperoleh Do = 0,29

1 152.00 0.0476 0.9524 3.40 0.9997 0.0003 0.9997 0.0473

2 85.00 0.0952 0.9048 0.57 0.7157 0.2843 0.7157 0.1891

3 85.00 0.1429 0.8571 0.57 0.7157 0.2843 0.7157 0.1414

4 83.00 0.1905 0.8095 0.49 0.6879 0.3121 0.6879 0.1216

5 83.00 0.2381 0.7619 0.49 0.6879 0.3121 0.6879 0.0740

6 83.00 0.2857 0.7143 0.49 0.6879 0.3121 0.6879 0.0264

7 80.00 0.3333 0.6667 0.36 0.6406 0.3594 0.6406 0.0261

8 76.00 0.3810 0.6190 0.19 0.5753 0.4247 0.5753 0.0437

9 75.00 0.4286 0.5714 0.15 0.5596 0.4404 0.5596 0.0118

10 69.00 0.4762 0.5238 -0.10 0.4602 0.5398 0.4602 0.0636

11 66.00 0.5238 0.4762 -0.23 0.4090 0.5910 0.4090 0.0672

12 64.00 0.5714 0.4286 -0.31 0.3783 0.6217 0.3783 0.0503

13 63.00 0.6190 0.3810 -0.35 0.3632 0.6368 0.3632 0.0178

14 62.00 0.6667 0.3333 -0.40 0.3446 0.6554 0.3446 0.0113

15 61.00 0.7143 0.2857 -0.44 0.3300 0.6700 0.3300 0.0443

16 59.00 0.7619 0.2381 -0.52 0.3015 0.6985 0.3015 0.0634

17 53.00 0.8095 0.1905 -0.78 0.2177 0.7823 0.2177 0.0272

18 47.00 0.8571 0.1429 -1.03 0.1515 0.8485 0.1515 0.0086

19 45.00 0.9048 0.0952 -1.11 0.1335 0.8665 0.1335 0.0383

20 37.00 0.9524 0.0476 -1.45 0.0735 0.9265 0.0735 0.025971.40

Dm X P(X) = m/(N+1) P( X< ) f(t) = ( X - X ) / S tabel III-1 P'(x) P'( x< )

1 152.00 2.182 0.0476 0.9524 2.67 0.9962 0.0038 0.9962 0.0438

2 85.00 1.929 0.0952 0.9048 0.73 0.7673 0.2327 0.7673 0.1375

3 85.00 1.929 0.1429 0.8571 0.73 0.7673 0.2327 0.7673 0.0898

4 83.00 1.919 0.1905 0.8095 0.65 0.7422 0.2578 0.7422 0.0673

5 83.00 1.919 0.2381 0.7619 0.65 0.7422 0.2578 0.7422 0.0197

6 83.00 1.919 0.2857 0.7143 0.65 0.7422 0.2578 0.7422 0.0279

7 80.00 1.903 0.3333 0.6667 0.53 0.7019 0.2981 0.7019 0.0352

8 76.00 1.881 0.3810 0.6190 0.36 0.6406 0.3594 0.6406 0.0216

9 75.00 1.875 0.4286 0.5714 0.31 0.6217 0.3783 0.6217 0.0503

10 69.00 1.839 0.4762 0.5238 0.03 0.5120 0.4880 0.5120 0.0118

11 66.00 1.820 0.5238 0.4762 -0.11 0.4562 0.5438 0.4562 0.0200

12 64.00 1.806 0.5714 0.4286 -0.22 0.4129 0.5871 0.4129 0.0157

13 63.00 1.799 0.6190 0.3810 -0.27 0.3936 0.6064 0.3936 0.0126

14 62.00 1.792 0.6667 0.3333 -0.32 0.3745 0.6255 0.3745 0.0412

15 61.00 1.785 0.7143 0.2857 -0.38 0.3520 0.6480 0.3520 0.0663

16 59.00 1.771 0.7619 0.2381 -0.49 0.3121 0.6879 0.3121 0.0740

17 53.00 1.724 0.8095 0.1905 -0.85 0.1977 0.8023 0.1977 0.0072

18 47.00 1.672 0.8571 0.1429 -1.25 0.1056 0.8944 0.1056 0.0373

19 45.00 1.653 0.9048 0.0952 -1.39 0.0823 0.9177 0.0823 0.0129

20 37.00 1.568 0.9524 0.0476 -2.05 0.0202 0.9798 0.0202 0.027471.40

P'( LogX< )m X Log X DP(LogX)=

m/(N+1)P( LogX< )

f(t) = ( LogX -

LogX ) / SLogXtabel III-1 P'( LogX )

Page 9: PERENCANAAN EMBUNG BUSU DI DESA ENTOBO, … · sungai-sungai yang pada musim penghujan banyak terdapat air, ... distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Pengambilan keputusan

9

3.2.2. Uji Chi-Kuadrat

3.2.2.1. Uji Chi-kuadrat untuk persamaan Distribusi

Pearson Type III ( Oi - Ei )²

Oi Ei Ei

X < 0.167 3 3.33 0.111

0.167 - 0.333 4 3.33 0.444

0.333 - 0.500 3 3.33 0.111

0.500 - 0.667 4 3.33 0.444

0.667 - 0.833 3 3.33 0.111

0.833 - 1.000 3 3.33 0.111

20 20

Sub grup Interval Peluang HujanJumlah

( Oi - Ei )² Xh² =

Sub Grup 1 0.033

Sub Grup 2 0.133

Sub Grup 3 0.033

Sub Grup 4 0.133

Sub Grup 5 0.033

Sub Grup 6 0.033

Jumlah 0.400 Dari tabel di atas didapat hagrga Xh

2 = 0,400,

dengan derajat kebebasan (dk) = 6 - 2 – 1 = 3.

Berdasarkan tabel nilai kritis untuk distribusi Chi-

Kuadrat, maka nilai kritis untuk Chi-Kuadarat pada

derajat kepercayaan (α) = 5% diperoleh nilai X² = 7,815

berdasarkan perhitungan didapat kesimpulan bahwa Xh²

< X² yaitu : 0,400 < 7,815 sehingga persamaan Distribusi

Pearson Type III dapat diterima.

3.2.2.2. Uji Chi-kuadrat untuk persamaan Distribusi

Log Normal ( Oi - Ei )²

Oi Ei Ei

X < 0.167 3 3.33 0.111

0.167 - 0.333 4 3.33 0.444

0.333 - 0.500 3 3.33 0.111

0.500 - 0.667 4 3.33 0.444

0.667 - 0.833 3 3.33 0.111

0.833 - 1.000 3 3.33 0.111

20 20

Sub grup Interval Peluang HujanJumlah

( Oi - Ei )² Xh² =

Sub Grup 1 0.033

Sub Grup 2 0.133

Sub Grup 3 0.033

Sub Grup 4 0.133

Sub Grup 5 0.033

Sub Grup 6 0.033

Jumlah 0.400 Dari tabel dia atas didapat hagrga Xh

2 = 0,400,

dengan derajat kebebasan (dk) = 6 - 2 – 1 = 3.

Berdasarkan tabel nilai kritis untuk distribusi Chi-

Kuadrat, maka nilai kritis untuk Chi-Kuadarat pada

derajat kepercayaan (α) = 5% diperoleh nilai X² = 7,815

berdasarkan perhitungan didapat kesimpulan bahwa Xh²

< X² yaitu : 0,400 < 7,815 sehingga persamaan Distribusi

Log Normal dapat diterima.

3.2.3. Kesimpulan analisa frekwensi

D max Nilai Do Xh² Nilai X²

0,1891 < 0,29 0,40 < 7,815 OK

0,1375 < 0,29 0,40 < 7,815 OK

Uji Distribusi

Uji Kecocokan

Smirnov-kolmogorof Chi-kuadrat Ket

Pearson Type III

Log Normal

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa persamaan

distribusi Pearson type III dan persamaan distribusi Log

Normal memenuhi persyaratan kedua uji tersebut. Untuk

perhitungan curah hujan periode ulang digunakan

persamaan distribusi Log Normal karena memiliki harga

Dmax menjauhi nilai kritis.

3.2.4. Perhitungan curah hujan periode ulang

Sesuai hasil dari uji distribusi dalam perihitungan

curah hujan pada studi ini akan digunakan persamaan Log

Normal.

TP Peluang K Log X rata rata Sd Log X XT

%

2 50 -0.066 1.83 0.130 1.826 66.95

5 20 0.816 1.83 0.130 1.940 87.20

10 10 1.317 1.83 0.130 2.006 101.31

25 4 1.880 1.83 0.130 2.079 119.92

50 2 2.261 1.83 0.130 2.128 134.41

100 1 2.615 1.83 0.130 2.174 149.45

200 0.5 2.949 1.83 0.130 2.218 165.17

1000 0.1 3.670 1.83 0.130 2.312 204.98

Dari perhitungan di atas, curah hujan periode

ulang yang akan digunakan dalam perhitungan distribusi

curah hujan daerah adalah curah hujan dengan periode

ulang 100 tahunan yaitu sebesar 149,45 mm.

3.3. Perhitungan Debit Banjir Rencana

3.3.1. Distribusi curah hujan daerah

Untuk perhitungan distribusi hujan ini dapat

menggunakan cara unit hidrograf dengan curah hujan

periode ulang yang telah dihitung pada distribusi Log

Normal.

3.3.1.1. Rata-rata hujan sampai jam ke T

24

32

241 R585,0

1

5

5

RR

24

32

242 R368,0

2

5

5

RR

24

32

243 R281,0

3

5

5

RR

24

32

244 R232,0

4

5

5

RR

24

32

245 R200,0

5

5

5

RR

3.3.1.2. Curah hujan sampai jam ke T

R1 = 1 × R1 – 0 = 0,585 R24

R2 = 2 × R2 – ( 2-1 ) × R(2-1)

= 2 × 0,368 R24 – 1 × 0,585 R24 = 0,152 R24

R3 = 3 × R3 – ( 3-1 ) × R(3-1)

= 3 × 0,281 R24 – 2 × 0,368 R24 = 0,107 R24

R4 = 4 × R4 – ( 4-1 ) × R(4-1)

= 4 × 0,232 R24 – 3 × 0,281 R24 = 0,085 R24

R5 = 5 × R5 – ( 5-1 ) × R(5-1)

= 5 × 0,200 R24 – 4 × 0,232 R24 = 0,072 R24

Tabel Perhitungan rata-rata curah hujan dengan curah

hujan pada jam ke-t

1 0.585 R24

2 0.368 R24

3 0.281 R24

4 0.232 R24

5 0.200 R24 0.072 R24

0.585 R24

0.152 R24

0.107 R24

0.085 R24

Rata - rata hujan

sampai jam ke - t

Jam

ke

Curah hujan

pada jam ke - t

Harga R24 yang akan dimasukan dalam dalam

perumusan curah hujan diatas adalah curah hujan rencana

berdasarkan hujan 100 tahunan dalam distribusi yang

terpilih yaitu distribusi Log Normal sebesar 149,45 mm.

Tabel Distribusi hujan pada jam ke-t untuk hujan terpusat

selama 5 jam

1 0.585 149.45

2 0.152 149.45

3 0.107 149.45

4 0.085 149.45

5 0.072 149.45

R24

(mm )

0.80 18.173

0.80 12.793

0.80 8.608

Hujan jam-

jaman

( mm )

Jumlah 119.678

0.80 10.163

C

0.80 69.942

Jam

ke -

Curah hujan

pada jam ke -

t

3.3.2. Perhitungan Unit Hidrograph Nakayasu

Unit Hidrograph atau Hidrograft satuan untuk

perhitungan banjir yang akan terjadi dilakukan dengan

perhitungan pada perumusan Nakayasu, yaitu :

Perhitungan hidrograf banjir menggunakan

metode Nakayasu.

Diketahui karakteristik DAS :

1. Luas DAS = 13,730 km2

2. Panjang Sungai ( L ) = 9,694 km

3. α ( daerah pengaliran biasa ) = 2

4. L < 15 km 70,0L21,0tg = 1,03 jam

5. tr = 1,00 jam

6. tg.t 3,0 = 2 × 1,03 = 2,06 jam

Page 10: PERENCANAAN EMBUNG BUSU DI DESA ENTOBO, … · sungai-sungai yang pada musim penghujan banyak terdapat air, ... distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Pengambilan keputusan

10

7. tr8,0tgtp = 1,83 jam

8. Ro = 1,00 mm

9. )

0,3TTp(0,3 3,60

oRA

Qp

= 1,46 m

3 / det

Perhitungan Parameter Unit Hidrograf satuan

dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :

Tabel Perhitungan hidrograf banjir untuk kurfa naik ( 0 <

t < tp ) atau ( 0 < t < 1,83 )

0.0

0.5

1.0

1.5 0.820 0.621

0.546 0.235

0.907

0.343

Qt = ( t / tp )²'⁴ × Qp

0.000 0.000 0.000

0.273 0.044 0.065

t t / tp ( t / tp )²'⁴

Tabel Perhitungan hidrograf banjir untuk kurfa turun ( tp

< t < tp + T0,3 ) atau ( 1,83 < t < 3,89 )

2

2.5

3.0

3.5

1.324

Qt = 0,3^((t-tp )/t0,3)*Qp

0.988

0.738

0.5511.670 0.811

1.170 0.568

0.170 0.083

0.670 0.325

t t - tp ( t - tp ) / t0,3

Tabel Perhitungan hidrograf banjir untuk kurfa turun ( tp

+ t0,3 < t < tp + t0,3 + 1,5 t0,3 ) atau ( 3,89 < t < 7,00 )

4.0

4.5

5.0

5.5

6.0

6.5

7.0

Qt = 0,3^(t-tp+0,5*t0,3/1,5*t0,3)*Qp

3.200 1.036 0.420

t t-tp+(0,5*t0,3) t-tp+0,5*t0,3/1,5*t0,3

3.700 1.198 0.346

4.200 1.359 0.285

4.700 1.521 0.234

5.200 1.683 0.193

5.700 1.845 0.159

6.200 2.007 0.131

Tabel Perhitungan hidrograf banjir untuk kurfa turun ( t

> tp + t0,3 + 1,5 t0,3 ) atau ( t > 7,00 )

7.5

8.0

8.5

9.0

9.5

10.0

10.5

11.0

11.5

12.0

12.5

13.0

6.700 2.169 0.107

t t-tp+(0,5*t0,3) t-tp+0,5*t0,3/2*t0,3 Qt = 0,3^(t-tp+0,5*t0,3/2*t0,3)*Qp

7.200 2.330 0.088

7.700 2.492 0.073

8.200 2.654 0.060

8.700 2.816 0.049

9.200 2.978 0.041

9.700 3.140 0.033

10.200 3.301 0.027

10.700 3.463 0.023

11.200 3.625 0.019

11.700 3.787 0.015

3.94912.200 0.013 13.5

14.0

14.5

15.0

15.5

16.0

16.5

17.0

17.5

18.0

18.5

19.0

19.5

20.0

20.5

21.0

21.5

22.0

22.5

23.0

23.5

24.0

22.700 7.347 0.000

23.200 7.509 0.000

21.700 7.024 0.000

22.200 7.186 0.000

20.700 6.700 0.000

21.200 6.862 0.000

19.700 6.376 0.001

20.200 6.538 0.001

18.700 6.053 0.001

19.200 6.215 0.001

17.700 5.729 0.001

18.200 5.891 0.001

t t-tp+(0,5*t0,3) t-tp+0,5*t0,3/2*t0,3 Qt = 0,3^(t-tp+0,5*t0,3/2*t0,3)*Qp

14.700

4.111

4.272

4.434

4.596

12.700

13.200

13.700

14.200

15.200

15.700

16.200

16.700

17.200

5.244

5.405

4.758

4.920

5.082

0.004

0.003

5.567

0.003

0.002

0.002

0.010

0.009

0.007

0.006

0.005

Dari tabel-tabel tersebut maka dapat dihitung

hidrograf banjir periode 100 tahun,

Tabel Perhitungan hidrograf banjir 100 tahun

t ( jam )UH

( m³/dt )

Jam ke-1

69.942

Jam ke-3

18.173

Jam ke-3

12.793

Jam ke-4

10.163

Jam ke-5

8.608Q ( m³/dt )

0.0 0.000 0.000 0.000

0.5 0.065 4.544 0.000 4.544

1.0 0.343 23.983 6.231 0.000 30.214

1.5 0.907 63.462 16.489 11.608 0.000 91.559

2.0 1.324 92.575 24.054 16.933 13.451 0.000 147.013

2.5 0.988 69.114 17.958 12.641 10.042 8.506 118.261

3.0 0.738 51.598 13.407 9.438 7.497 6.351 88.290

3.5 0.551 38.521 10.009 7.046 5.597 4.741 65.914

4.0 0.420 29.384 7.635 5.375 4.270 3.617 50.280

4.5 0.346 24.182 6.283 4.423 3.514 2.976 41.378

5.0 0.285 19.901 5.171 3.640 2.892 2.449 34.053

5.5 0.234 16.378 4.255 2.996 2.380 2.016 28.024

6.0 0.193 13.478 3.502 2.465 1.958 1.659 23.063

6.5 0.159 11.092 2.882 2.029 1.612 1.365 18.980

7.0 0.131 9.128 2.372 1.670 1.326 1.123 15.620

7.5 0.107 7.512 1.952 1.374 1.092 0.925 12.854

8.0 0.088 6.182 1.606 1.131 0.898 0.761 10.579

8.5 0.073 5.088 1.322 0.931 0.739 0.626 8.706

9.0 0.060 4.187 1.088 0.766 0.608 0.515 7.164

9.5 0.049 3.446 0.895 0.630 0.501 0.424 5.896

10.0 0.041 2.836 0.737 0.519 0.412 0.349 4.852

10.5 0.033 2.334 0.606 0.427 0.339 0.287 3.993

11.0 0.027 1.921 0.499 0.351 0.279 0.236 3.286

11.5 0.023 1.581 0.411 0.289 0.230 0.195 2.704

12.0 0.019 1.301 0.338 0.238 0.189 0.160 2.226

12.5 0.015 1.070 0.278 0.196 0.156 0.132 1.832

13.0 0.013 0.881 0.229 0.161 0.128 0.108 1.507

13.5 0.010 0.725 0.188 0.133 0.105 0.089 1.240

14.0 0.009 0.597 0.155 0.109 0.087 0.073 1.021

14.5 0.007 0.491 0.128 0.090 0.071 0.060 0.840

15.0 0.006 0.404 0.105 0.074 0.059 0.050 0.691

15.5 0.005 0.333 0.086 0.061 0.048 0.041 0.569

16.0 0.004 0.274 0.071 0.050 0.040 0.034 0.468

16.5 0.003 0.225 0.059 0.041 0.033 0.028 0.385

17.0 0.003 0.185 0.048 0.034 0.027 0.023 0.317

17.5 0.002 0.153 0.040 0.028 0.022 0.019 0.261

18.0 0.002 0.126 0.033 0.023 0.018 0.015 0.215

18.5 0.001 0.103 0.027 0.019 0.015 0.013 0.177

19.0 0.001 0.085 0.022 0.016 0.012 0.010 0.145

19.5 0.001 0.070 0.018 0.013 0.010 0.009 0.120

20.0 0.001 0.058 0.015 0.011 0.008 0.007 0.099

20.5 0.001 0.047 0.012 0.009 0.007 0.006 0.081

21.0 0.001 0.039 0.010 0.007 0.006 0.005 0.067

21.5 0.000 0.032 0.008 0.006 0.005 0.004 0.055

22.0 0.000 0.026 0.007 0.005 0.004 0.003 0.045

22.5 0.000 0.022 0.006 0.004 0.003 0.003 0.037

23.0 0.000 0.018 0.005 0.003 0.003 0.002 0.031

23.5 0.000 0.015 0.004 0.003 0.002 0.002 0.025

24.0 0.000 0.012 0.003 0.002 0.002 0.001 0.021 Dari analisa perhitungan hydrograph periode

ulang 100 tahun metode Nakayasu, didapatkan harga debit

maksimum sebesar 147,013 m³/detik.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

110

120

130

140

150

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

De

bit

( m

3/d

t )

Waktu ( jam )

Unit Hidrograf Nakayasu

Debit Q ( m3/dt )jam ke 1jam ke 2jam ke 3jam ke 4jam ke 5

Grafik Hidrograf banjir 100 tahun

3.4. Analisa Kebutuhan Air

3.4.1. Perhitungan kebutuhan air baku

Untuk memperkirakan kebutuhan air bersih

untuk penduduk di sekitar Embung, faktor pertumbuhan

penduduk sangat menentukan dalam perencanaan debit

kebutuhan dan sarana distribusi. Adapun jumlah

penduduk di dusun Busu dan dusun Entobo pada tahun

2005 sebanyak 7808 jiwa, dengan laju pertumbuhan

penduduk rata-rata sebesar 0.28 % pertahun.

3.4.1.1. Proyeksi jumlah penduduk

Dik :

Pt = 7808 jiwa

t = 20 tahun

r = 2,8 %

n = 1

Page 11: PERENCANAAN EMBUNG BUSU DI DESA ENTOBO, … · sungai-sungai yang pada musim penghujan banyak terdapat air, ... distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Pengambilan keputusan

11

jiwa8026,62

1)0,0281(78082006P

n)r1(PtPn

Tabel Proyeksi pertumbuhan penduduk No Tahun Proyeksi No Tahun Proyeksi

1 2006 8026.62 11 2016 10579.47

2 2007 8251.37 12 2017 10875.70

3 2008 8482.41 13 2018 11180.22

4 2009 8719.92 14 2019 11493.26

5 2010 8964.07 15 2020 11815.08

6 2011 9215.07 16 2021 12145.90

7 2012 9473.09 17 2022 12485.98

8 2013 9738.34 18 2023 12835.59

9 2014 10011.01 19 2024 13194.99

10 2015 10291.32 20 2025 13564.45

3.4.1.2. Debit kebutuhan air baku penduduk

Dalam menentukan debit kebutuhan air baku

digunakan besaran – besaran yang mengacu pada dasar–

dasar perencanaan dan evaluasi kebutuhan air yaitu 40

liter / orang / hari.

Tabel Perhitungan kebutuhan air penduduk

2006 2010 2015 2020 2025

1 Jumlah penduduk jiwa 8026.62 8964.07 10291.32 11815.08 13564.45

2 Prosentase pelayanan % 100 100 100 100 100

3 Kebutuhan air lt/org/hari 40 40 40 40 40

4 Kebutuhan domestik lt/detik 3.716 4.150 4.764 5.470 6.280

5 Kehilangan air 10% lt/detik 0.372 0.415 0.476 0.547 0.628

6 Total kebutuhan air baku lt/detik 4.088 4.565 5.241 6.017 6.908

No Uraian SatuanTahun Proyeksi

3.4.2. Perhitungan kebutuhan air irigasi

3.4.2.1. Evapotranspirasi

n metode Penman yang tlah dimodifikasi

3.4.2.2. Curah hujan efektif

3.4.2.3. Kebutuhan air untuk penyiapan lahan ( LP ) No Bulan Eto Eo P M S T K eK LP

1 2 3 4 = 3*1,1 5 6 = 4 + 5 7 8 9 = 6*8/7 10 = e^9 11 = (6*10)/(10-1)

1 Januari 4.09 4.50 1.5 6.001 300 30 0.60 1.82 13.30

2 Februari 4.19 4.61 1.5 6.110 300 30 0.61 1.84 13.36

3 Maret 4.06 4.47 1.5 5.968 300 30 0.60 1.82 13.28

4 April 3.78 4.15 1.5 5.655 300 30 0.57 1.76 13.09

5 Mei 3.45 3.79 1.5 5.290 300 30 0.53 1.70 12.88

6 Juni 3.16 3.48 1.5 4.976 300 30 0.50 1.64 12.69

7 Juli 3.35 3.68 1.5 5.181 300 30 0.52 1.68 12.81

8 Agustus 4.24 4.66 1.5 6.161 300 30 0.62 1.85 13.39

9 September 5.16 5.68 1.5 7.175 300 30 0.72 2.05 14.01

10 Oktober 5.45 6.00 1.5 7.497 300 30 0.75 2.12 14.21

11 Nopember 5.00 5.50 1.5 7.002 300 30 0.70 2.01 13.91

12 Desember 4.40 4.84 1.5 6.339 300 30 0.63 1.89 13.50

3.4.2.4. Kebutuhan Air di Intake ( DR )

4. ir untuk tanaman

Po

la T

an

am

:

Pa

di

- P

ad

i/P

olo

wij

o -

Po

low

ijo

Aw

al

Ta

na

m

:N

op

em

be

r II

14

.16

13

.59

De

Ta

na

ma

n P

ad

iT

an

am

an

Pa

law

ija

ka

Re

PW

LR

Ko

efi

sie

n T

an

am

an

Etc

DR

Re

-po

lK

oe

fisi

en

Ta

na

ma

nE

tcN

FRD

R

de

(mm

/hr)

(mm

/hr)

(mm

/hr)

(mm

/hr)

c1c2

c3c

rata

2(m

m/h

r)(m

m/h

r)(l

/dt/

ha

)(m

m/h

r)(m

m/h

r)c1

c2c3

c ra

ta2

(mm

/hr)

(mm

/hr)

(l/d

t/h

a)

(mm

/hr)

15

.00

0.0

01

.50

0.0

0

No

pe

mb

er

25

.00

0.0

01

.50

LPLP

LPLP

13

.91

13

.91

1.6

12

.48

0.0

0

35

.00

2.1

71

.50

1.1

0LP

LPLP

13

.91

11

.74

1.3

62

.09

3.3

5

14

.40

1.3

31

.50

1.1

01

.10

LPLP

13

.50

12

.17

1.4

12

.17

0.6

0

De

sem

be

r2

4.4

07

.07

1.5

01

.10

1.1

01

.10

1.1

04

.84

-0.7

3-0

.08

-0.1

33

.18

34

.40

2.6

11

.50

0.8

31

.05

1.1

01

.10

1.0

84

.77

4.4

90

.52

0.8

01

.17

14

.09

0.9

81

.50

1.6

71

.05

1.0

51

.10

1.0

74

.36

6.5

50

.76

1.1

70

.64

Jan

ua

ri2

4.0

97

.14

1.5

01

.67

1.0

51

.05

1.0

51

.05

4.3

00

.33

0.0

40

.06

4.6

8

34

.09

0.4

51

.50

1.6

70

.95

1.0

51

.05

1.0

24

.16

6.8

80

.80

1.2

30

.29

14

.19

2.0

31

.50

1.6

70

.85

0.9

51

.05

0.9

53

.98

5.1

20

.59

0.9

12

.10

Pe

bru

ari

24

.19

1.2

61

.50

1.6

70

.00

0.8

50

.95

0.6

02

.51

4.4

20

.51

0.7

91

.31

34

.19

0.0

01

.50

0.8

30

.00

0.8

50

.28

1.1

93

.52

0.4

10

.63

0.0

0

14

.06

10

.29

1.5

00

.00

0.0

00

.00

0.0

00

.00

0.0

03

.13

Ma

ret

24

.06

0.7

71

.50

LPLP

LPLP

13

.28

12

.51

1.4

52

.23

0.2

30

.35

0.1

20

.47

0.2

40

.03

0.0

4

34

.06

1.9

11

.50

1.1

0LP

LPLP

13

.28

11

.37

1.3

22

.02

0.5

80

.75

0.3

50

.37

1.4

90

.91

0.1

10

.16

13

.78

8.6

11

.50

1.1

01

.10

LPLP

13

.09

4.4

80

.52

0.8

00

.91

1.1

00

.75

0.3

50

.73

2.7

71

.86

0.2

20

.33

Ap

ril

23

.78

0.8

41

.50

1.1

01

.10

1.1

01

.10

4.1

54

.81

0.5

60

.86

0.0

91

.10

1.1

00

.75

0.9

83

.71

3.6

30

.42

0.6

5

33

.78

0.5

61

.50

0.8

31

.05

1.1

01

.10

1.0

84

.09

5.8

60

.68

1.0

40

.06

1.1

01

.10

1.1

01

.10

4.1

54

.10

0.4

70

.73

13

.45

0.7

01

.50

1.6

71

.05

1.0

51

.10

1.0

73

.67

6.1

40

.71

1.0

90

.00

0.7

51

.10

1.1

00

.98

3.3

93

.39

0.3

90

.60

Me

i2

3.4

50

.00

1.5

01

.67

1.0

51

.05

1.0

51

.05

3.6

26

.79

0.7

91

.21

0.0

00

.75

0.7

51

.10

0.8

72

.99

2.9

90

.35

0.5

3

33

.45

0.0

01

.50

1.6

70

.95

1.0

51

.05

1.0

23

.50

6.6

70

.77

1.1

90

.00

0.7

50

.75

0.7

50

.75

2.5

82

.58

0.3

00

.46

13

.16

0.4

21

.50

1.6

70

.85

0.9

51

.05

0.9

53

.00

5.7

50

.67

1.0

21

.12

0.4

50

.75

0.7

50

.65

2.0

50

.93

0.1

10

.17

Jun

i2

3.1

60

.77

1.5

01

.67

0.0

00

.85

0.9

50

.60

1.9

04

.30

0.5

00

.76

2.0

60

.45

0.7

50

.40

1.2

6-0

.80

-0.0

9-0

.14

33

.16

0.0

01

.50

0.8

30

.00

0.8

50

.28

0.9

03

.23

0.3

70

.57

0.0

00

.45

0.1

50

.47

0.4

70

.05

0.0

8

13

.35

0.3

51

.50

0.0

00

.00

0.0

01

.15

0.1

30

.20

0.0

00

.00

0.0

00

.00

0.0

00

.00

Juli

23

.35

0.0

01

.50

0.0

00

.35

0.1

20

.39

0.3

90

.05

0.0

7

33

.35

0.0

01

.50

0.0

00

.75

0.3

50

.37

1.2

31

.23

0.1

40

.22

14

.24

0.0

01

.50

0.0

01

.10

0.7

50

.35

0.7

33

.11

3.1

10

.36

0.5

5

Ag

ust

us

24

.24

0.0

01

.50

0.0

01

.10

1.1

00

.75

0.9

84

.17

4.1

70

.48

0.7

4

34

.24

0.0

01

.50

0.0

01

.10

1.1

01

.10

1.1

04

.66

4.6

60

.54

0.8

3

15

.16

0.0

01

.50

0.0

00

.75

1.1

01

.10

0.9

85

.07

5.0

70

.59

0.9

0

Se

pte

mb

er

25

.16

0.0

01

.50

0.0

00

.75

0.7

51

.10

0.8

74

.47

4.4

70

.52

0.8

0

35

.16

0.0

01

.50

0.0

00

.75

0.7

50

.75

0.7

53

.87

3.8

70

.45

0.6

9

15

.45

0.0

01

.50

0.0

00

.45

0.7

50

.75

0.6

53

.54

3.5

40

.41

0.6

3

Ok

tob

er

25

.45

0.0

01

.50

0.0

00

.45

0.7

50

.40

2.1

82

.18

0.2

50

.39

35

.45

0.0

01

.50

0.0

00

.45

0.1

50

.82

0.8

20

.09

0.1

5

Bu

lan

ET

oN

FR

Tabel Perhitungan total Takebutuhan air

Awal

Tana

m : N

opem

ber II

Pola

Tana

m :

Padi

- Pad

i/Polo

wijo

- polo

wijo

Nop

Des

JanPe

bMa

rAp

rMe

iJun

JulAg

tSe

pOk

t

12

31

23

12

31

23

12

31

23

12

31

23

12

31

23

12

31

23

Padi

:

Luas

=

Padi

:

Luas

=

Polow

ijo :

Luas

=

Padi

:

Luas

=

DR(lt/

dt/ha

)0.0

02.4

82.0

92.1

7-0.

130.8

01.1

70.0

61.2

30.9

10.7

90.6

30.0

02.2

32.0

20.8

00.8

61.0

41.0

91.2

11.1

91.0

20.7

60.5

70.2

0

Luas

(ha)

77.2

156.8

234.0

234.0

234.0

234.0

234.0

234.0

234.0

234.0

156.8

77.2

38.6

78.4

117.0

117.0

117.0

117.0

117.0

117.0

117.0

117.0

78.4

38.6

Keb.

Air(m

³/dt)

0.00

0.19

0.33

0.51

-0.03

0.19

0.27

0.01

0.29

0.21

0.18

0.10

0.00

0.09

0.16

0.09

0.10

0.12

0.13

0.14

0.14

0.12

0.09

0.05

0.01

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

DR(lt/

dt/ha

)0.1

60.3

30.6

50.7

30.6

00.5

30.4

60.1

7-0.

140.0

80.0

00.0

70.2

20.5

50.7

40.8

30.9

00.8

00.6

90.6

30.3

90.1

5

Luas

(ha)

38.6

78.4

117.0

117.0

117.0

117.0

117.0

117.0

117.0

78.4

38.6

77.2

156.8

234.0

234.0

234.0

234.0

234.0

234.0

234.0

156.8

77.2

Keb.

Air(m

³/dt)

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.01

0.03

0.08

0.09

0.07

0.06

0.05

0.02

-0.02

0.01

0.00

0.01

0.03

0.13

0.17

0.19

0.21

0.19

0.16

0.15

0.06

0.01

TOTA

L Keb

.Air

(m³/d

t)0.0

00.1

90.3

30.5

1-0.

030.1

90.2

70.0

10.2

90.2

10.1

80.1

00.0

00.0

90.1

60.1

20.1

80.2

10.2

00.2

00.1

90.1

40.0

70.0

50.0

10.0

10.0

30.1

30.1

70.1

90.2

10.1

90.1

60.1

50.0

60.0

1

TANA

MAN

Perh

ituna

gan

PalawijaPadi

234 H

a

117 H

a

234 H

a

117 H

a

Padi

= 2

34 h

a

Padi

= 1

17 h

a

Palaw

ija =

193

,27

ha

Polow

ijo =

234

ha

Polow

ijo =

117

ha

B U L A N

Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des

1 Temperatur ; T (°C) 28.10 28.00 28.00 28.10 27.90 26.90 26.30 26.50 27.70 29.00 29.20 28.40

2 Kelembaban udara relatif ; Rh (%) 88.00 89.00 88.00 86.00 86.00 85.00 84.00 81.00 80.00 82.00 83.00 86.00

3 Lama jam penyinaran ; n/N (%) 33.00 36.00 47.00 60.00 62.00 60.00 65.00 70.00 69.00 66.00 53.00 40.00

4 Kecepatan angin ; U (Km/Jam) 3.70 3.20 3.00 3.10 4.50 5.90 6.90 6.40 6.70 6.40 5.00 3.00

Kecepatan angin ; U (m/detik) 1.03 0.89 0.83 0.86 1.25 1.64 1.92 1.78 1.86 1.78 1.39 0.83

P E R H I T U N G A N

6 Tekanan uap jenuh ; ea (mbar) 38.00 37.80 37.80 38.00 37.60 35.50 34.20 34.60 37.20 40.10 40.40 38.70

7 Tekanan uap nyata ; ed (mbar) 33.44 33.64 33.26 32.68 32.34 30.18 28.73 28.03 29.76 32.88 33.53 33.28

8 Perbedaan tekanan uap ; ea - ed (mbar) 4.56 4.16 4.54 5.32 5.26 5.33 5.47 6.57 7.44 7.22 6.87 5.42

9 Fungsi angin ; f(U) = 0,27 * (1 + U2/100) (km/hari) 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.28 0.27 0.28 0.27 0.27 0.27

10 Faktor pembobot U & RH ; (1-w) 0.23 0.23 0.23 0.23 0.23 0.24 0.25 0.25 0.23 0.22 0.22 0.23

11 Faktor pembobot untuk Rn & W 0.77 0.77 0.77 0.77 0.77 0.77 0.77 0.77 0.77 0.77 0.77 0.77

12 Radiasi Terrestial Ekstra ; Ra (mm/hari) 16.10 16.10 15.50 14.40 13.10 12.40 12.70 13.70 14.90 15.80 16.00 16.00

13 Radiasi sinar matahari ; Rs (mm/hari) 6.68 6.92 7.52 7.92 7.34 6.82 7.30 8.22 8.87 9.16 8.24 7.20

14 Radiasi gelombang pendek netto ; Rns (mm/hari) 5.01 5.19 5.64 5.94 5.50 5.12 5.48 6.17 6.65 6.87 6.18 5.40

15 Efek radiasi gelombang panjang :

a. f(T) 16.40 16.38 16.38 16.40 16.36 16.14 16.01 16.06 16.32 16.60 16.64 16.47

b. f(ed) 0.09 0.08 0.09 0.09 0.09 0.10 0.10 0.11 0.10 0.09 0.09 0.09

c. f(n/N) 0.40 0.42 0.52 0.64 0.66 0.64 0.69 0.73 0.72 0.69 0.58 0.46

16 Radiasi gelombang panjang netto ; Rnl (mm/hari)

f(T) x f(ed) x f(n/N) 0.56 0.59 0.74 0.93 0.97 1.02 1.14 1.25 1.18 1.01 0.82 0.65

17 Radiasi netto (mm/hari) ; Rn (mm/hari) 4.45 4.60 4.90 5.01 4.54 4.10 4.33 4.91 5.47 5.86 5.36 4.75

18 Faktor koreksi ; C 1.10 1.10 1.00 0.90 0.90 0.90 0.90 1.00 1.10 1.10 1.10 1.10

19 Potensial evapotranpirasi ; PET (mm/hari)

a. Radiasi term ; W x Rn 3.43 3.55 3.78 3.86 3.50 3.16 3.34 3.79 4.22 4.52 4.13 3.66

b. Aerodinamic term ; (1-W) x f(u) x (ea - ed) 0.29 0.26 0.28 0.33 0.33 0.35 0.38 0.45 0.47 0.44 0.41 0.34

c. ETo = C {W.Rn + (1-W) x f(u) x (ea - ed)} 4.09 4.19 4.06 3.78 3.45 3.16 3.35 4.24 5.16 5.45 5.00 4.40

No DATA BULANAN Satuan

R-80 R eff

1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 mm mm/hr

1 10 0 88 102 96 0 75 42 150 92 174 35 69 5 17 31 129 128 14 19 6 129.00 9.030

2 10 37 0 68 254 0 28 89 47 44 91 75 134 117 73 20 30 70 102 62 42 102.00 7.140

3 11 38 213 66 222 0 10 99 242 133 0 60 152 53 27 137 72 41 7 124 41 7.00 0.445

1 10 126 34 65 139 0 70 24 98 100 164 11 84 66 45 36 28 35 29 96 60 29.00 2.030

2 10 0 30 0 59 0 104 53 64 52 114 25 85 79 39 194 47 131 18 70 33 18.00 1.260

3 8 41 31 113 37 0 42 83 59 41 79 33 195 54 62 138 44 39 0 107 12 0.00 0.000

1 10 0 29 96 0 0 18 107 148 0 101 20 5 84 21 7 31 57 147 90 46 147.00 10.290

2 10 52 92 54 0 0 0 143 26 17 0 32 66 70 16 0 4 45 11 41 0 11.00 0.770

3 11 91 41 0 0 0 0 142 0 0 0 41 49 17 38 27 0 0 30 14 76 30.00 1.909

1 10 0 0 0 11 0 16 27 53 0 0 31 68 16 5 7 23 0 123 104 16 123.00 8.610

2 10 0 0 30 58 0 21 24 0 0 11 36 44 99 7 8 0 0 12 23 2 12.00 0.840

3 10 0 8 0 18 0 0 0 0 0 0 41 0 18 22 0 0 0 8 10 1 8.00 0.560

1 10 0 4 0 0 0 0 0 97 0 0 0 0 18 0 8 10 0 10 9 0 10.00 0.700

2 10 0 0 0 0 0 0 0 72 0 0 20 0 11 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.000

3 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 0 0 0 2 0 38 0 0.00 0.000

1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 28 0 2 3 6 0 0 6.00 0.420

2 10 0 80 0 0 30 0 0 0 0 0 8 0 35 6 0 6 6 11 11 30 11.00 0.770

3 10 0 0 16 0 0 0 0 0 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0.00 0.000

1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 50 0 0 0 0 0 0 5 0 0 5.00 0.350

2 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0.00 0.000

3 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 35 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0.00 0.000

1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.000

2 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 0 0 0 0 0 0.00 0.000

3 11 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.000

1 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.000

2 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.000

3 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.000

1 10 85 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.000

2 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 48 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.000

3 11 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0.00 0.000

1 10 0 19 0 0 0 3 0 0 14 0 23 51 30 0 1 0 0 0 0 0 0.00 0.000

2 10 0 0 0 0 0 22 9 0 0 0 68 32 20 0 0 0 0 0 0 0 0.00 0.000

3 10 52 0 0 0 0 0 2 0 10 9 27 7 14 44 103 18 0 31 0 1 31.00 2.170

1 10 107 102 48 0 125 0 29 125 19 18 39 56 61 50 68 26 128 19 0 126 19.00 1.330

2 10 86 0 22 0 27 194 46 135 68 20 21 153 99 42 12 95 70 101 1 59 101.00 7.070

3 11 32 0 58 0 37 163 70 79 133 94 94 143 0 29 48 152 41 41 0 99 41.00 2.609

Jumlah 758 771 738 894 219 766 989 1395 733 875 847 1393 1035 571 857 719 796 725 824 650

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50% 55% 60% 65% 70% 75% 80% 85% 90% 95% 100%

1395 1393 1035 989 894 875 857 847 824 796 771 766 758.1 738 733 725 719 650 571 219

1995 1999 2000 1994 1991 1997 2002 1998 2006 2004 1989 1993 1988 1990 1996 2005 2003 2007 2001 1992Tahun

Peri-

ode

Oktober

Nopember

Desember

No

Probabilitas

∑.Hj/Thn

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Bulan∑

Hari

T A H U N - Curah Hujan ( mm )

Januari

Pebruari

Maret

Page 12: PERENCANAAN EMBUNG BUSU DI DESA ENTOBO, … · sungai-sungai yang pada musim penghujan banyak terdapat air, ... distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Pengambilan keputusan

12

4.1. Perhitungan Debit Andalan

Tabel 4.34. Hasil perhitungan debit inflow sungai Sori

Entobo

Tabel Perhitungan debit andalan

4.2. Lengkung Kapasitas Waduk

Tabel Perhitungan lengkung kapasitas waduk No Garis Elevasi Fi Fi rata-rata ( hi+1 - hi ) Ii I Komulatif

Tinggi ( m² ) ( m² ) ( m ) ( m³ ) ( m³ )

1 +90.00 4124.57

13842.115 5.00 69210.58 69210.58

2 +95.00 23559.66

38754.649 5.00 193773.25 262983.82

3 +100.00 53949.64

69003.369 5.00 345016.85 608000.67

4 +105.00 84057.10

103194.89 5.00 515974.43 1123975.09

5 +110.00 122332.67

141141.55 5.00 705707.73 1829682.82

6 +115.00 159950.42

185025.3 5.00 925126.50 2754809.32

7 +120.00 210100.18

233634.8 5.00 1168173.98 3922983.29

8 +125.00 257169.41

279526.53 5.00 1397632.65 5320615.94

9 +130.00 301883.65

322810.31 5.00 1614051.53 6934667.47

10 +135.00 343736.96

4.3. Menentukan Kapasitas Embung

Untuk menentukan kapasitas embung adalah

dengan menjumlahkan volume kapasitas mati (dead

storage) dan volume kapasitas efektif embung.

Untuk analisa kapasitas mati memakai data

sekunder. Dimana besarnya total sedimen selama 25

tahun adalah 3110 m3. (data diperoleh dari laporan akhir

PT. Puser Bumi).

Tabel Perhitungan kapasitas efektif embung Busu

0

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember

Vo

lum

e (

m3

)

Volume Inflow

Volume Outflow

Grafik inflow – outflow

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

4000000

4500000

5000000

5500000

6000000

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember

Vo

lum

e (

m3

)

Periode

Inflow

Outflow

Grafik Kurva lengkung massa

Total kapasitas Embung :

Kapasitas mati = 3110 m3

Kapasitas efektif = 2632197 m3

+

Total kapasitas embung = 2635307 m3

Dari total kapasitas embung sebesar 2635307

m3, maka tinggi HWL ( High Water Level ) sebagai

elevasi ambang pelimpah ( spillway ) pada lengkung

kapasitas terletak pada elevasi + 119,00. Seperti pada

gambar dibawah.

150021500415006150081500101500121500141500161500181500201500221500241500261500281500301500321500341500

+90.00

+95.00

+100.00

+105.00

+110.00

+115.00

+120.00

+125.00

+130.00

+135.00

0 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 3500000 4000000 4500000 5000000 5500000 6000000 6500000 7000000

Luas Genangan ( m2)

Ele

vasi

( m

)

Volume Genangan (m3)

GRAFIKKURVA HUBUNGAN KAPASITAS TAMPUNGAN DENGAN LUAS GENANGAN EMBUNG BUSU

Volume Genangan ( m3 )

Luas Genangan ( m2 )

Total ΣI ΣO ΣI-ΣO

Outflow komulatif komulatif Komulatif

m³ (mm/hari) (m³) m³/dt m³ m³/dt m³ m³ m³ m³ m³ m³

1 10 96110 4.09 1837 0.27 235977 0.00691 5968.36 243782.01 -147672.01 96110 243782.01 -147672

2 10 700230 4.09 1837 0.01 11762 0.00691 5968.36 19566.74 680663.26 796340 263348.75 532991

3 11 48055 4.09 2020 0.29 272640 0.00691 6565.19 281225.84 -233170.84 844395 544574.59 299820

1 10 199085 4.19 1881 0.21 184360 0.00691 5968.36 192209.06 6875.94 1043480 736783.64 306696

2 10 123570 4.19 1881 0.18 159278 0.00691 5968.36 167127.03 -43557.03 1167050 903910.68 263139

3 8 0 4.19 1505 0.10 67871 0.00691 4774.69 74150.15 -74150.15 1167050 978060.83 188989

1 10 1009155 4.06 1823 0.00 0 0.00691 5968.36 7791.30 1001363.70 2176205 985852.13 1190353

2 10 75515 4.06 1823 0.09 74302 0.00691 5968.36 82093.68 -6578.68 2251720 1067945.81 1183774

3 11 205950 4.06 2005 0.16 156766 0.00691 6565.19 165336.83 40613.17 2457670 1233282.63 1224387

1 10 844395 3.78 1695 0.12 103137 0.00691 5968.36 110801.01 733593.99 3302065 1344083.64 1957981

2 10 82380 3.78 1695 0.18 151931 0.00691 5968.36 159594.71 -77214.71 3384445 1503678.36 1880767

3 10 54920 3.78 1695 0.21 179242 0.00691 5968.36 186905.44 -131985.44 3439365 1690583.79 1748781

1 10 68650 3.45 1546 0.20 171581 0.00691 5968.36 179095.42 -110445.42 3508015 1869679.21 1638336

2 10 0 3.45 1546 0.20 175913 0.00691 5968.36 183427.40 -183427.40 3508015 2053106.61 1454908

3 11 0 3.45 1701 0.19 183272 0.00691 6565.19 191538.46 -191538.46 3508015 2244645.07 1263370

1 10 41190 3.16 1418 0.14 120274 0.00691 5968.36 127661.28 -86471.28 3549205 2372306.35 1176899

2 10 75515 3.16 1418 0.07 62977 0.00691 5968.36 70363.86 5151.14 3624720 2442670.21 1182050

3 10 0 3.16 1418 0.05 44615 0.00691 5968.36 52001.98 -52001.98 3624720 2494672.19 1130048

1 10 34325 3.35 1502 0.01 6831 0.00691 5968.36 14301.31 20023.69 3659045 2508973.50 1150072

2 10 0 3.35 1502 0.01 4638 0.00691 5968.36 12108.29 -12108.29 3659045 2521081.79 1137963

3 11 0 3.35 1652 0.03 32554 0.00691 6565.19 40771.55 -40771.55 3659045 2561853.34 1097192

1 10 0 4.24 1902 0.13 111864 0.00691 5968.36 119734.08 -119734.08 3659045 2681587.42 977458

2 10 0 4.24 1902 0.17 149999 0.00691 5968.36 157869.49 -157869.49 3659045 2839456.91 819588

3 11 0 4.24 2092 0.19 184575 0.00691 6565.19 193232.61 -193232.61 3659045 3032689.52 626355

1 10 0 5.16 2316 0.21 182645 0.00691 5968.36 190928.82 -190928.82 3659045 3223618.34 435427

2 10 0 5.16 2316 0.19 160975 0.00691 5968.36 169259.11 -169259.11 3659045 3392877.45 266168

3 10 0 5.16 2316 0.16 139305 0.00691 5968.36 147589.40 -147589.40 3659045 3540466.85 118578

1 10 0 5.45 2447 0.15 127582 0.00691 5968.36 135997.72 -135997.72 3659045 3676464.57 -17420

2 10 0 5.45 2447 0.06 52603 0.00691 5968.36 61018.65 -61018.65 3659045 3737483.22 -78438

3 11 0 5.45 2692 0.01 10687 0.00691 6565.19 19944.55 -19944.55 3659045 3757427.77 -98383

1 10 0 5.00 2245 0.00 0 0.00691 5968.36 8213.56 -8213.56 3659045 3765641.33 -106596

2 10 0 5.00 2245 0.19 165210 0.00691 5968.36 173423.40 -173423.40 3659045 3939064.73 -280020

3 10 212815 5.00 2245 0.33 283086 0.00691 5968.36 291299.19 -78484.19 3871860 4230363.92 -358504

1 10 130435 4.40 1975 0.51 438204 0.00691 5968.36 446146.54 -315711.54 4002295 4676510.46 -674215

2 10 693365 4.40 1975 -0.03 -26305 0.00691 5968.36 -18362.00 711727.00 4695660 4658148.46 37512

3 11 281465 4.40 2172 0.19 177681 0.00691 6565.19 186418.21 95046.79 4977125 4844566.67 132558

Jumlah kapasitas tampungan efektif = 1957981 + 674215 = 2632197 m³

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

Pebruari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Eto Keb. Air tanaman air baku

Januari

Bulanperi

odehari

InflowOutflow

ΣI-ΣO

1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

1 10 0.000 0.699 0.810 0.763 0.000 0.596 0.334 1.192 0.731 1.383 0.278 0.548 0.040 0.135 0.246 1.025 1.017 0.111 0.151 0.048

2 10 0.292 0.000 0.540 2.018 0.000 0.222 0.707 0.373 0.350 0.723 0.596 1.065 0.930 0.580 0.159 0.238 0.556 0.810 0.493 0.334

3 11 0.276 1.539 0.477 1.604 0.000 0.072 0.715 1.748 0.961 0.000 0.433 1.098 0.383 0.195 0.990 0.520 0.296 0.051 0.896 0.296

1 10 0.997 0.270 0.516 1.104 0.000 0.556 0.191 0.779 0.795 1.303 0.087 0.667 0.524 0.358 0.286 0.222 0.278 0.230 0.763 0.477

2 10 0.000 0.238 0.000 0.469 0.000 0.826 0.421 0.509 0.413 0.906 0.199 0.675 0.628 0.310 1.541 0.373 1.041 0.143 0.556 0.262

3 8 0.405 0.308 1.122 0.367 0.000 0.417 0.824 0.586 0.407 0.785 0.328 1.937 0.536 0.616 1.371 0.437 0.387 0.000 1.063 0.119

1 10 0.000 0.230 0.763 0.000 0.000 0.143 0.850 1.176 0.000 0.803 0.159 0.040 0.667 0.167 0.056 0.246 0.453 1.168 0.715 0.365

2 10 0.411 0.731 0.429 0.000 0.000 0.000 1.136 0.207 0.135 0.000 0.254 0.524 0.556 0.127 0.000 0.032 0.358 0.087 0.326 0.000

3 11 0.655 0.296 0.000 0.000 0.000 0.000 1.026 0.000 0.000 0.000 0.296 0.354 0.123 0.274 0.195 0.000 0.000 0.217 0.101 0.549

1 10 0.000 0.000 0.000 0.087 0.000 0.127 0.215 0.421 0.000 0.000 0.246 0.540 0.127 0.040 0.056 0.183 0.000 0.977 0.826 0.127

2 10 0.000 0.000 0.238 0.461 0.000 0.167 0.191 0.000 0.000 0.087 0.286 0.350 0.787 0.056 0.064 0.000 0.000 0.095 0.183 0.016

3 10 0.000 0.064 0.000 0.143 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.326 0.000 0.143 0.175 0.000 0.000 0.000 0.064 0.079 0.008

1 10 0.000 0.032 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.771 0.000 0.000 0.000 0.000 0.143 0.000 0.064 0.079 0.000 0.079 0.072 0.000

2 10 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.572 0.000 0.000 0.159 0.000 0.087 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

3 11 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.079 0.000 0.000 0.000 0.014 0.000 0.274 0.000

1 10 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.222 0.000 0.016 0.024 0.048 0.000 0.000

2 10 0.000 0.636 0.000 0.000 0.238 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.064 0.000 0.278 0.048 0.000 0.048 0.048 0.087 0.087 0.238

3 10 0.000 0.000 0.127 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.072 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.008 0.000

1 10 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.397 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.040 0.000 0.000

2 10 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.032 0.000

3 11 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.253 0.000 0.000 0.000 0.000 0.007 0.000 0.000 0.000 0.000

1 10 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

2 10 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.095 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

3 11 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.072 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

1 10 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

2 10 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.079 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

3 10 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

1 10 0.675 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

2 10 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.381 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

3 11 0.090 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.094 0.000 0.000 0.000 0.000 0.007 0.000 0.000 0.000 0.000

1 10 0.000 0.151 0.000 0.000 0.000 0.024 0.000 0.000 0.111 0.000 0.183 0.405 0.238 0.000 0.008 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

2 10 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.175 0.072 0.000 0.000 0.000 0.540 0.254 0.159 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

3 10 0.415 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.016 0.000 0.079 0.072 0.215 0.056 0.111 0.350 0.818 0.143 0.000 0.246 0.000 0.008

1 10 0.846 0.810 0.381 0.000 0.993 0.000 0.230 0.993 0.151 0.143 0.310 0.445 0.485 0.397 0.540 0.207 1.017 0.151 0.000 1.001

2 10 0.683 0.000 0.175 0.000 0.215 1.541 0.365 1.073 0.540 0.159 0.167 1.216 0.787 0.334 0.095 0.755 0.556 0.803 0.008 0.469

3 11 0.233 0.000 0.419 0.000 0.267 1.177 0.506 0.571 0.961 0.679 0.679 1.033 0.000 0.209 0.347 1.098 0.296 0.296 0.000 0.715

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

Pebruari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

BulanPeri-

ode

Hari

T A H U N - Debit Sungai ( m³/dt )

Januari

Q andalan Q andalan

1995 1999 2000 1994 1991 1997 2002 1998 2006 2004 1989 1993 1988 1990 1996 2005 2003 2007 2001 1992 m³/dt m³

1 10 1.192 0.548 0.040 0.334 0.763 1.383 0.334 0.246 0.151 1.017 0.699 0.596 0.000 0.810 0.731 0.111 1.025 0.048 0.135 0.000 0.111 96110

2 10 0.373 1.065 0.930 0.707 2.018 0.723 0.707 0.159 0.493 0.556 0.000 0.222 0.292 0.540 0.350 0.810 0.238 0.334 0.580 0.000 0.810 700230

3 11 1.748 1.098 0.383 0.715 1.604 0.000 0.715 0.990 0.896 0.296 1.539 0.072 0.276 0.477 0.961 0.051 0.520 0.296 0.195 0.000 0.051 48055

1 10 0.779 0.667 0.524 0.191 1.104 1.303 0.191 0.286 0.763 0.278 0.270 0.556 0.997 0.516 0.795 0.230 0.222 0.477 0.358 0.000 0.230 199085

2 10 0.509 0.675 0.628 0.421 0.469 0.906 0.421 1.541 0.556 1.041 0.238 0.826 0.000 0.000 0.413 0.143 0.373 0.262 0.310 0.000 0.143 123570

3 8 0.586 1.937 0.536 0.824 0.367 0.785 0.824 1.371 1.063 0.387 0.308 0.417 0.405 1.122 0.407 0.000 0.437 0.119 0.616 0.000 0.000 0

1 10 1.176 0.040 0.667 0.850 0.000 0.803 0.850 0.056 0.715 0.453 0.230 0.143 0.000 0.763 0.000 1.168 0.246 0.365 0.167 0.000 1.168 1009155

2 10 0.207 0.524 0.556 1.136 0.000 0.000 1.136 0.000 0.326 0.358 0.731 0.000 0.411 0.429 0.135 0.087 0.032 0.000 0.127 0.000 0.087 75515

3 11 0.000 0.354 0.123 1.026 0.000 0.000 1.026 0.195 0.101 0.000 0.296 0.000 0.655 0.000 0.000 0.217 0.000 0.549 0.274 0.000 0.217 205950

1 10 0.421 0.540 0.127 0.215 0.087 0.000 0.215 0.056 0.826 0.000 0.000 0.127 0.000 0.000 0.000 0.977 0.183 0.127 0.040 0.000 0.977 844395

2 10 0.000 0.350 0.787 0.191 0.461 0.087 0.191 0.064 0.183 0.000 0.000 0.167 0.000 0.238 0.000 0.095 0.000 0.016 0.056 0.000 0.095 82380

3 10 0.000 0.000 0.143 0.000 0.143 0.000 0.000 0.000 0.079 0.000 0.064 0.000 0.000 0.000 0.000 0.064 0.000 0.008 0.175 0.000 0.064 54920

1 10 0.771 0.000 0.143 0.000 0.000 0.000 0.000 0.064 0.072 0.000 0.032 0.000 0.000 0.000 0.000 0.079 0.079 0.000 0.000 0.000 0.079 68650

2 10 0.572 0.000 0.087 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0

3 11 0.000 0.000 0.079 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.274 0.014 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0

1 10 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.024 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.048 0.016 0.000 0.222 0.000 0.048 41190

2 10 0.000 0.000 0.278 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.087 0.048 0.636 0.000 0.000 0.000 0.000 0.087 0.048 0.238 0.048 0.238 0.087 75515

3 10 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.008 0.000 0.000 0.000 0.000 0.127 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0

1 10 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.040 0.000 0.000 0.000 0.000 0.040 34325

2 10 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.032 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0

3 11 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.007 0.000 0.000 0.000 0.000 0

1 10 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0

2 10 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.095 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0

3 11 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.072 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0

1 10 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0

2 10 0.000 0.000 0.079 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0

3 10 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0

1 10 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.675 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0

2 10 0.000 0.000 0.381 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0

3 11 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.090 0.000 0.000 0.000 0.007 0.000 0.000 0.000 0.000 0

1 10 0.000 0.405 0.238 0.000 0.000 0.000 0.000 0.008 0.000 0.000 0.151 0.024 0.000 0.000 0.111 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0

2 10 0.000 0.254 0.159 0.072 0.000 0.000 0.072 0.000 0.000 0.000 0.000 0.175 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0

3 10 0.000 0.056 0.111 0.016 0.000 0.072 0.016 0.818 0.000 0.000 0.000 0.000 0.415 0.000 0.079 0.246 0.143 0.008 0.350 0.000 0.246 212815

1 10 0.993 0.445 0.485 0.230 0.000 0.143 0.230 0.540 0.000 1.017 0.810 0.000 0.846 0.381 0.151 0.151 0.207 1.001 0.397 0.993 0.151 130435

2 10 1.073 1.216 0.787 0.365 0.000 0.159 0.365 0.095 0.008 0.556 0.000 1.541 0.683 0.175 0.540 0.803 0.755 0.469 0.334 0.215 0.803 693365

3 11 0.571 1.033 0.000 0.506 0.000 0.679 0.506 0.347 0.000 0.296 0.000 1.177 0.233 0.419 0.961 0.296 1.098 0.715 0.209 0.267 0.296 281465

Jumlah 10.969 11.207 8.272 7.798 7.017 7.041 7.798 6.930 6.633 6.341 6.004 6.045 5.979 5.999 5.706 5.704 5.637 5.032 4.592 1.713

Juli

Agustus

September

Oktober

Nopember

Desember

Peri-

ode

Hari

T A H U N - Debit Sungai ( m³/dt )

Januari

Pebruari

Maret

Bulan

April

Mei

Juni

Page 13: PERENCANAAN EMBUNG BUSU DI DESA ENTOBO, … · sungai-sungai yang pada musim penghujan banyak terdapat air, ... distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Pengambilan keputusan

13

Gambar Penelusuran kapasitas dari grafik lengkung

kapasitas

4.4. Perhitungan Reservoir Routing

Tabel Analisa Reservoir Routing t I I1 + I2 (2S/Δt) - O (2S/Δt) + O O H

(jam) (m3/dtk) (m3/dtk) (m3/dtk) (m3/dtk) (m3/dtk) (m)

0 0.000 0.000 0.000 0.000 0.00000 0.00000

0.50 4.544 4.544 3.082 4.544 0.73094 0.01855

1.00 30.214 34.758 25.666 37.840 6.08701 0.15445

1.50 91.559 121.774 100.005 147.440 23.71740 0.60181

2.00 147.013 238.572 219.325 338.577 59.62598 1.28262

2.50 118.261 265.274 302.260 484.599 91.16958 1.72361

3.00 88.290 206.551 316.011 508.810 96.39977 1.79673

3.50 65.914 154.204 294.090 470.215 88.06235 1.68017

4.00 50.280 116.194 260.052 410.284 75.11616 1.49918

4.50 41.378 91.658 226.784 351.710 62.46304 1.32229

5.00 34.053 75.431 198.673 302.215 51.77118 1.17281

5.50 28.024 62.077 175.122 260.750 42.81383 1.04758

6.00 23.063 51.087 153.432 226.209 36.38845 0.92333

6.50 18.980 42.042 132.586 195.475 31.44445 0.79788

7.00 15.620 34.599 113.398 167.185 26.89373 0.68241

7.50 12.854 28.474 96.228 141.872 22.82173 0.57908

8.00 10.579 23.433 81.163 119.661 19.24889 0.48842

8.50 8.706 19.284 68.131 100.447 16.15817 0.41000

9.00 7.164 15.870 56.976 84.001 13.51262 0.34287

9.50 5.896 13.061 47.504 70.037 11.26623 0.28587

10.00 4.852 10.748 39.511 58.253 9.37061 0.23777

10.50 3.993 8.845 32.799 48.357 7.77876 0.19738

11.00 3.286 7.279 27.184 40.079 6.44713 0.16359

11.50 2.704 5.991 22.502 33.175 5.33661 0.13541

12.00 2.226 4.930 18.606 27.432 4.41276 0.11197

12.50 1.832 4.057 15.372 22.664 3.64574 0.09251

13.00 1.507 3.339 12.691 18.711 3.00993 0.07637

13.50 1.240 2.748 10.472 15.439 2.48359 0.06302

14.00 1.021 2.261 8.637 12.733 2.04833 0.05197

14.50 0.840 1.861 7.120 10.498 1.68870 0.04285

15.00 0.691 1.532 5.868 8.652 1.39177 0.03532

15.50 0.569 1.260 4.835 7.129 1.14676 0.02910

16.00 0.468 1.037 3.983 5.873 0.94467 0.02397

16.50 0.385 0.854 3.281 4.837 0.77807 0.01974

17.00 0.317 0.703 2.702 3.983 0.64075 0.01626

17.50 0.261 0.578 2.225 3.280 0.52760 0.01339

18.00 0.215 0.476 1.832 2.700 0.43440 0.01102

18.50 0.177 0.392 1.508 2.223 0.35763 0.00907

19.00 0.145 0.322 1.241 1.830 0.29440 0.00747

19.50 0.120 0.265 1.022 1.507 0.24234 0.00615

20.00 0.099 0.218 0.841 1.240 0.19948 0.00506

20.50 0.081 0.180 0.692 1.021 0.16419 0.00417

21.00 0.067 0.148 0.570 0.840 0.13514 0.00343

21.50 0.055 0.122 0.469 0.691 0.11123 0.00282

22.00 0.045 0.100 0.386 0.569 0.09155 0.00232

22.50 0.037 0.082 0.318 0.468 0.07535 0.00191

23.00 0.031 0.068 0.261 0.385 0.06201 0.00157

23.50 0.025 0.056 0.215 0.317 0.05104 0.00129

24.00 0.021 0.046 0.177 0.261 0.04200 0.00107 Dari analisa routing pada tabel diatas

didapatkan harga debit outflow maksimum 96.40 m³/dt,

dengan ketinggian air maksimum 1.80 meter.

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26

De

bit

(m3

/dtk

)

t (jam)

Reservoir routing pada spillway

dengan lebar 18 m

inflow

outflow

Grafik hubungan inflow dengan outflow reduksi banjir

BAB V

ANALISA HIDROLIKA

5.1. Analisa Tubuh Bendungan

5.1.1. Penentuan tinggi puncak bendungan

Elevasi puncak bendungan diperoleh dari

penjumlahan tinggi air maksimum di atas pelimpah

dengan tinggi jagaan. Menurut JANCOLD (The Japanese

National Committee On Large Dams) tinggi jagaan untuk

bendungan urugan kurang dari 50 meter dipakai tinggi

jagaan sebesar 2 meter.

Elevasi puncak pelimpah : + 119,00

Elevasi dasar waduk : + 90,00

Tinggi jagaan : 2,00 m

Tinggi air maksimum : 1,80 m

Elevasi puncak bendungan : (+ 119,00) + 1,80 +

2,00 = +122,80 ≈ +123,00

Tinggi bendungan : (+123,00) – (+ 90,00) = 33 m

5.1.2. Perhitungan lebar mercu bendungan

b = 0,3H6,3 3/1

= 0,3336,33/1 = 8,55 m ≈ 8,60 m

5.1.3. Kemiringan lereng bendungan

a). Kemiringan lereng bagian hulu :

SF = m'k1

Tan'km

1,5 = m65,212,01

30Tan65,212,0m

1,5 = m318,01

184,0m

m = 3,2 → pakai 3,0

b). Kemiringan lereng bagian hilir :

SF = nk1

Tankn

1,5 = n12,01

30Tan12,0n

n = 1,9 → pakai 2,0

Jadi untuk kemiringan lereng pada bagian hulu

menggunakan perbandingan 1 : 3 sedangkan kemiringan

bagian hilir dipakai perbandingan 1 : 2.

5.1.4. Perhitungan formasi garis rembesan

Kondisi muka air setinggi banjir rencana, berada

pada elevasi + 121,00. Dasar waduk berada pada elevasi

+ 90,00 sehingga tinggi permukaan air adalah 31 meter.

Pada perhitungan sebelumnya, diketahui:

B = 8,60 m

H = 31 m

m = 3

n = 2

ε = 0,3 – 0,4 (diambil 0,3)

t = 2 m (tinggi bendungan – tinggi

muka air)

Perhitungan dan penggambaran garis rembesan

dituliskan pada perumusan sebagai berikut:

9,27

3133,0H.m.

m5,108

23360,8329,27

ntHBm.tH.m.L

m7,9

312

5,108

2

5,108

Hn

L

n

Lh

2

2

2

2

1

m0,89

7,925,108

h.nLL 11

m9,33

323133,0

m.tH.m.L2

m1,25

9,330,89

7,93131

LL

hHHh

222

2

1

2

12

22

persamaan garis rembesan dituliskan sebagai

berikut:

Page 14: PERENCANAAN EMBUNG BUSU DI DESA ENTOBO, … · sungai-sungai yang pada musim penghujan banyak terdapat air, ... distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Pengambilan keputusan

14

x73,9961y

x0,89

7,93131y

xL

hHHy

2

2222

1

2

12

22

koordinat x,y ditabelkan pada tabel 5.2 sebagai

berikut:

Tabel 5.2. Koordinat persamaan garis rembesan pada

muka air setinggi banjir rencana

X y

0.0 31.0

98.8 0.0

10.0 29.4

20.0 27.7

27.9 26.3

33.9 25.1

50.0 21.8

60.0 19.4

70.0 16.7

80.0 13.5

89.0 9.7

Dari tabel (x,y) diatas selanjutnya koordinat-

koordinat x,y tersebut di-plotkan pada gambar, sehingga

tergambar garis rembesan. Seperti pada gambar 5.2.

5.1.5. Analisa Stabilitas Tubuh Bendungan

Kondisi yang dipertimbangkan dalam

perhitungan stabilitas tubuh bendung antara lain:

1) Kondisi pada saat waduk kosong,

2) Kondisi pada saat muka air setinggi banjir rencana,

dan

3) Kondisi muka air setinggi puncak pelimpah.

Data tanah yang didapat dari kondisi tanah

urugan pada embung Busu ini ditabelkan pada tabel di

bawah ini.

Tabel Data tanah embung Busu

Kondisi Bidang Irisan

Kekuatan γ e

C (ton/m3) ø tan θ (ton/m

3)

Lembab 0 30 0.58 2.65 0.12

Jenuh air 0 30 0.58 2.65 0.12

Air - - - 1.00 0.12

Gambar Formasi garis rembesan pada kondisi muka air

setinggi banjir rencana

5.1.5.1. Stabilitas Lereng Hulu (Up Stream)

Sebelum dilakukan perhitungan stabilitas lereng

hulu, terlebih dahulu perlu dianalisa bidang longsor yang

terjadi. Titik pusat (titik O) pada bidang longsor hulu

ditentukan oleh parameter – parameter sudut α, Φ, dan ß.

Dengan n = 1 : 3 Menurut tabel 2.9 nilai sudut α = 25°,

sudut Φ = 18° 4’, dan sudut ß = 35°. Pada perhitungan

sebelumnya didapatkan tinggi bendungan (H) adalah

33,00 meter dan lebar mercu bendungan (B) adalah 8,60

meter.

Gambar Bidang longsor pada lereng hulu

1) Kondisi pada saat waduk dalam keadaan kosong

Kondisi gempa:

)memenuhi(20,156,1

37,40481,811

30tan42,97079,33650

TeT

tanNeUNL.CFs

Kondisi Normal:

)memenuhi(50,139,2

81,811

30tan079,33650

T

tanUNL.CFs

Gambar Bidang longsor pada lereng hulu pada kondisi

waduk kosong

2) Kondisi pada saat muka air setinggi banjir

rencana A W T N Ne Te

(m2) (γ.A) (Wsin α) (Wcos α) (e.T) (e.N)

88.46 2.56 226.46

35.40 2.56 90.62

71.50 2.56 183.04

181.48 2.56 464.59

8.21 2.56 21.02

275.03 2.56 704.08

9.97 1.00 9.97

274.91 2.56 703.77

73.55 1.00 73.55

235.30 2.56 602.37

101.00 1.00 101.00

163.87 2.56 419.51

181.71 1.00 181.71

61.81 2.56 158.23

229.60 1.00 229.60

646.13 3818.90 77.54 458.27Jumlah

-175.35 345.93 -21.04 41.517 -26.88 -0.45 0.89 11.99 10.69

-149.31 582.38 -17.92 69.896 -14.38 -0.25 0.97 11.99 11.61

-31.29 702.67 -3.76 84.325 -2.55 -0.04 1.00 11.99 11.98

123.74 767.41 14.85 92.094 9.16 0.16 0.99 11.99 11.84

266.89 684.90 32.03 82.193 21.29 0.36 0.93 11.99 11.17

367.10 533.54 44.05 64.022 34.53 0.57 0.82 11.99 9.88

244.35 202.07 29.32 24.25

cos α b (m) L

1 50.41 0.77 0.64 11.99 7.64

Irisan γ α sin α

Kondisi gempa:

)memenuhi(20,196,1

27,45813,646

30tan54,77090,38180

TeT

tanNeUNL.CFs

Page 15: PERENCANAAN EMBUNG BUSU DI DESA ENTOBO, … · sungai-sungai yang pada musim penghujan banyak terdapat air, ... distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Pengambilan keputusan

15

Kondisi Normal:

)memenuhi(50,141,3

13,646

30tan090,38180

T

tanUNL.CFs

Gambar Bidang longsor pada lereng hulu pada kondisi

muka air setinggi banjir rencana

3) Kondisi pada saat muka air turun tiba-tiba

setinggi elevasi +115,00 A W T N Ne Te

(m2) (γ.A) (Wsin α) (Wcos α) (e.T) (e.N)

117.67 2.56 301.24

6.19 2.56 15.85

142.84 2.56 365.67

110.14 2.56 281.96

8.21 2.56 21.02

275.03 2.56 704.08

14.82 2.56 37.94

260.09 2.56 665.83

3.33 1.00 3.33

235.30 2.56 602.37

52.55 1.00 52.55

163.87 2.56 419.51

109.11 1.00 109.11

61.81 2.56 158.23

157.68 1.00 157.68

684.04 3557.41 82.08 426.89Jumlah

-142.83 281.78 -17.14 33.817 -26.88 -0.45 0.89 11.99 10.69

-131.28 512.06 -15.75 61.456 -14.38 -0.25 0.97 11.99 11.61

-29.14 654.27 -3.50 78.515 -2.55 -0.04 1.00 11.99 11.98

112.56 698.08 13.51 83.774 9.16 0.16 0.99 11.99 11.84

263.27 675.61 31.59 81.073 21.29 0.36 0.93 11.99 11.17

367.10 533.54 44.05 64.022 34.53 0.57 0.82 11.99 9.88

244.35 202.07 29.32 24.25

cos α b (m) L

1 50.41 0.77 0.64 11.99 7.64

Irisan γ α sin α

Kondisi gempa:

)memenuhi(20,181,1

89,42604,684

30tan08,82041,35570

TeT

tanNeUNL.CFs

Kondisi Normal:

)memenuhi(50,100,3

04,684

30tan041,35570

T

tanUNL.CFs

Gambar Bidang longsor pada lereng hulu pada kondisi

muka air setinggi elevasi +115,00

5.1.5.2. Stabilitas Lereng Hilir (Down Stream)

Sebelum dilakukan perhitungan stabilitas lereng

hulu, terlebih dahulu perlu dianalisa bidang longsor yang

terjadi. Titik pusat (titik O) pada bidang longsor hulu

ditentukan oleh parameter – parameter sudut α, Φ, dan ß.

Dengan n = 1 : 2 Menurut tabel 2.7 nilai sudut α = 25°,

sudut Φ = 26,6°, dan sudut ß = 35°. Pada perhitungan

sebelumnya didapatkan tinggi bendungan (H) adalah

33,00 meter dan lebar mercu bendungan (B) adalah 8,60

meter. Sehingga penggambaran bidang longsor untuk

lereng hulu seperti pada gambar berikut.

Gambar Bidang longsor pada lereng hilir

1) Kondisi pada saat waduk dalam keadaan kosong A W T N Ne Te

(m²) (γ.A) (W sin α) (W cos α) (e.T) (e.N)

1 98.87 2.65 262.01 53.34 0.80 0.60 10.29 6.14 210.18 156.43 25.22 18.77

2 226.88 2.65 601.23 36.87 0.60 0.80 10.29 8.23 360.74 480.98 43.29 57.72

3 267.99 2.65 710.17 23.44 0.40 0.92 10.29 9.44 282.50 651.57 33.90 78.19

4 247.64 2.65 656.25 11.29 0.20 0.98 10.29 10.09 128.48 643.55 15.42 77.23

5 204.90 2.65 542.99 -0.37 -0.01 1.00 10.29 10.29 -3.51 542.97 -0.42 65.16

6 140.30 2.65 371.80 -12.04 -0.21 0.98 10.29 10.06 -77.55 363.62 -9.31 43.63

7 50.78 2.65 134.57 -24.25 -0.41 0.91 10.29 9.38 -55.27 122.69 -6.63 14.72

845.56 2961.82 101.47 355.42

cos α b (m) L

Jumlah

Irisan γ α sin α

Kondisi gempa:

)memenuhi(20,138,1

42,35556,845

30tan47,101082,29610

TeT

tanNeUNL.CFs

Kondisi Normal:

)memenuhi(50,102,2

56,845

30tan082,29610

T

tanUNL.CFs

Gambar Bidang longsor pada lereng hilir pada kondisi

waduk kosong

2) Kondisi pada saat muka air setinggi banjir

rencana A W T N Ne Te

(m²) (γ.A) (Wsin α) (Wcos α) (e.T) (e.N)

44.51 2.56 113.95

54.35 2.56 139.14

88.00 2.56 225.28

138.89 2.56 355.56

83.40 2.56 213.50

184.60 2.56 472.58

55.04 2.56 140.90

192.61 2.56 493.08

30.04 2.56 76.90

174.86 2.56 447.64

10.27 2.56 26.29

130.03 2.56 332.88

3.07 2.56 7.86

47.72 2.56 122.16

816.85 2861.30 98.02 343.36

Irisan γ α sin α cos α b (m) L

1 53.34 0.80 0.60 10.29 6.14 203.02 151.11 24.36 18.13

2 36.87 0.60 0.80 10.29 8.23 348.50 464.67 41.82 55.76

3 23.44 0.40 0.92 10.29 9.44 272.91 629.46 32.75 75.54

4 11.29 0.20 0.98 10.29 10.09 124.12 621.72 14.89 74.61

5 -0.37 -0.01 1.00 10.29 10.29 -3.39 524.53 -0.41 62.94

6 -12.04 -0.21 0.98 10.29 10.06 -74.92 351.27 -8.99 42.15

7 -24.25 -0.41 0.91 10.29 9.38 -53.40 118.55 -6.41 14.23

Jumlah Kondisi gempa:

)memenuhi(20,138,1

36,34385,816

30tan02.98030,28610

TeT

tanNeUNL.CFs

Kondisi Normal:

Page 16: PERENCANAAN EMBUNG BUSU DI DESA ENTOBO, … · sungai-sungai yang pada musim penghujan banyak terdapat air, ... distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Pengambilan keputusan

16

)memenuhi(50,102,2

85,816

30tan030,28610

T

tanUNL.CFs

Gambar Bidang longsor pada lereng hilir pada kondisi

muka air setinggi banjir rencana

3) Kondisi pada saat muka air turun tiba-tiba

setinggi elevasi +115,00 A W T N Ne Te

(m²) (γ.A) (Wsin α) (Wcos α) (e.T) (e.N)

86.58 2.56 221.64

12.28 2.56 31.44

140.73 2.56 360.27

86.16 2.56 220.57

137.27 2.56 351.41

130.72 2.56 334.64

98.26 2.56 251.55

149.39 2.56 382.44

63.21 2.56 161.82

141.69 2.56 362.73

33.33 2.56 85.32

106.97 2.56 273.84

7.05 2.56 18.05

43.73 2.56 111.95

816.85 2861.26 98.02 343.35Jumlah

-53.39 118.53 -6.41 14.227 -24.25 -0.41 0.91 10.29 9.38

-74.92 351.27 -8.99 42.156 -12.04 -0.21 0.98 10.29 10.06

-3.39 524.53 -0.41 62.945 -0.37 -0.01 1.00 10.29 10.29

124.12 621.72 14.89 74.614 11.29 0.20 0.98 10.29 10.09

272.90 629.44 32.75 75.533 23.44 0.40 0.92 10.29 9.44

348.50 464.67 41.82 55.762 36.87 0.60 0.80 10.29 8.23

203.02 151.11 24.36 18.13

cos α b (m) L

1 53.34 0.80 0.60 10.29 6.14

Irisan γ α sin α

Kondisi gempa:

)memenuhi(20,138,1

35,34385,816

30tan02,98026,28610

TeT

tanNeUNL.CFs

Kondisi Normal:

)memenuhi(50,102,2

85,816

30tan026,28610

T

tanUNL.CFs

Gambar Bidang longsor pada lereng hilir pada kondisi

muka air setinggi elevasi +115,00

5.2. Perencanaan dimensi spillway

Dari perhitungan sebelumnya didapat :

Q = 96,40 m3/dtk

H0 = 1,80 mater

L = 18,00 meter

P = 4,00 meter

Dari tabel 2.10. di dapatkan harga K dan n, untuk

kemiringan permukaan hilir vertical di dapatkan :

K = 2,00

n = 1,85

Persamaan lengkung bagian downsteam spillway

bendungan tipe ogee adalah :

Ho

Y =

n

Ho

X

K

1

80,1

Y =

85,1

80,1

X

00,2

1

Y = 1,22 X1,85

Tabel Perhitungan lengkung down stream untuk spillway

tipe ogee

Titik X (m) Y (m)

1 0.00 0.00

2 0.26 0.10

3 0.38 0.20

4 0.47 0.30

5 0.55 0.40

6 0.62 0.50

7 0.68 0.60

8 0.74 0.70

9 0.80 0.80

R1 = 0,20 H0 = 0,36 meter

R2 = 0,50 H0 = 0,90 meter

Xc = 0,282 H0 = 0,51 meter

Yc = 0,175 H0 = 0,32 meter

Dari hasil perhitungan di atas dapat di gambarkan

bagian upstream spillway seperti gambar 5.11. berikut :

Sumbu mercu

Elevasi dasar saluran pengarah

Gambar Sket penampang Spillway dan elevasi muka air

Spillway

5.2.1. Perhitungan saluran pengarah

Dari perhitungan sebelumnya diketahui untuk

kondisi di hulu spillway dengan lebar 18 meter adalah :

Dari perhitungan didapat :

Q100 = 96,40 m3/dt

P = 4 m

H0 = 1,80 m

V0 =

dt/m92,01880,14

40,96

A

Q

5.2.2. Perhitungan saluran pengatur

Diketahui :

Q100 = 96,40 m3/dtk

B = 18,00 m

Maka :

dt/m20,4

08,12/18,92

ZH.2/1g.2V1

11 d.VQ

Page 17: PERENCANAAN EMBUNG BUSU DI DESA ENTOBO, … · sungai-sungai yang pada musim penghujan banyak terdapat air, ... distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Pengambilan keputusan

17

m28,1d

d20,400,18

40,96

1

1

186,128,18,9

20,4

d.g

VFr

1

60,1d

1)186,18(12

128,1d

1Fr.812

1

d

d

2

22

2

1

2

dt/m55,412,2

40,96

A

QV2

5.2.3. Perhitungan saluran peluncur

Diketahui :

Q = 96,40 m3/dt

b = 10 m

n = 0.02 ( koefisien kekasaran manning untuk

material plester atau beton )

V2 = 4,55 m/dt

d2 = 1,60 m

maka untuk menentukan kecepatan dititik 3

digunakan persamaan kontinuitas aliran

32 QQ

3322 A.VA.V

h.b.Vh.b.V 32

60,110V60,11855,4 3

dt/m19,8V

16V04,131

3

3

dt/m90,9

0182/18,92

ZH.2/1g.2V4

44 d.VQ

m54,0d

d90,918

40,96

4

4

185.0

135

00,9000,115

L

hSo

Dengan menganggap bidang 4 sebagai titik

permulaan, maka didapat :

hldg2

Vl.Sod

g2

V4

2

43

2

3

hl54,08,92

90,9135185,038,3

8,92

56,7 22

m73,25hl

hl54,527,31

19,0S

135S73,25

l.Shl

5.2.4. Perhitungan panjang kolam olakan

Didalam menentukan jenis kolam olakan

terlebih dahulu harus menghitung bilangan Froude.

Perhitungan panjang kolam olakan adalah :

Dari perhitungan sebelumnya didapat harga :

V4 = 9,90 m/dt

D4 = 0,54 m

Nilai bilangan Froude adalah :

30,4

54,08,9

90,9

D.g

VF

4

4

Dari nilai bilangan Froude yang di dapatkan yaitu

4,30 maka kolam olakan yang kan di pakai yaitu

kolam olakan type IV karena memiliki nilai

bilangan Froude antara 2,5 s/d 4,5 dan cocok

digunakan untuk debit yang besar.

Menentukan tinggi air pada kolam :

08,6

13,4812

1

1F.812

1

D

D

2

2

4

5

m28,3

54,008,6

D08,6D 45

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari analisa dan perhitungan yang

telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Curah hujan yang terjadi di daerah aliran sungai

diambil dari 1 stasiun hujan yang mempengaruhi.

Selanjutnya untuk mendapatkan probabilitas hujan

rencana digunakan metode Pearson tipe III dan

metode log normal dan yang kemudian dilakukan

uji distribusi dengan metode chi-kuadrat dan

metode Smirnov-kolmogorov. Dari hasil uji

tersebut, dapat disimpulkan distribusi hujan rencana

dapat diterima dengan menghasilkan curah hujan

rata-rata sebesar 149,45 mm.

2. Dari analisa debit banjir rencana yang dihitung

dengan menggunakan metode Nakayasu, diperoleh

debit banjir rencana dengan periode ulang 100

tahun sebesar 147,013 m3/dt.

3. Dari hasil analisa kebutuhan air diketahui

kebutuhan air penduduk = 40 lt/org/hari, jumlah

penduduk = 7808 jiwa. Dengan menggunakan

metode geometrik diperoleh jumlah proyeksi

penduduk pada tahun 2025 = 13564,45 jiwa dan

diperoleh besarnya kebutuhan air baku yang

diperlukan penduduk sekitar embung sebesar 6,908

lt/dt. Dan untuk irigasi dengan luas areal irigasi 234

ha dengan pola tanam rencana yaitu padi-

padi/polowijo-polowijo.

4. Kapasitas mati (dead storage) sebesar 3110 m3

dan

kapasitas efektif sebesar 2632197 m3

sehingga

diperoleh kapasitas tampungan embung Busu

sebesar 2635307 m3. Dari analisa kapasitas

tampungan dapat diketahui tampungan di dalam

embung mampu memenuhi kebutuhan air

penduduk.

5. Dimensi tubuh bendungan adalah sebagai berikut :

tipe tubuh bendungan = urugan homogen

tinggi jagaan = 2,00 m

tinggi bendungan = 33,00 m

lebar puncak bendungan = 8,60 m

kemiringan lereng up stream = 1: 3,00

kemiringan lereng down stream = 1: 2,00

6. Dimensi pelimpah adalah sebagai berikut :

tipe pelimpah = mercu ogee

kemiringan lereng up stream = tegak

lebar ambang pelimpah = 2.00 m

elevasi mercu pelimpah = + 119,00

elevasi dasar saluran pengarah = + 115,00

tipe peredam energi = kolam olak datar tipe 4.