28
Perdarahan subkonjungtiva

Perdarahan subkonjungtiva

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perdarahan subkonjungtiva

Citation preview

Page 1: Perdarahan subkonjungtiva

Perdarahan subkonjungtiva

Page 2: Perdarahan subkonjungtiva

Konjungtiva merupakan lapisan terluar yang melapisi sclera (konjungtia bulbi)dan palpebra bagan dalam (konjungtiva palpebra) yang bersifat basah dan tipis. Di konjungtiva banyak terdapat saraf dan pembuluh darah kecil yang rapuh. Pembuluh darah yang rapuh ini bisa pecah dan mengakibatkan perdarahan subkonjungtiva (daerah dibawah konjungtiva) yang tampak sebagai patch merah terang (paling banyak) atau merah gelap. ra.

Page 3: Perdarahan subkonjungtiva

Anatomi dan Fisiologi

Suatu selaput lendir bagian yang tipis danbening yang melapisi bagian dalam palpebradan bagian dalam bola mata kecuali kornea.Conjungtivaterdiri dari 3 bagian yaitu :

* Conjungtiva tarsalis yag menutupi bagian dalam palpebra* Conjungtiva bulbi yang menutupi bagian depan bolamata* Conjungtiva fornices yang melapisi fornix (batas antara palpebra dan sklera)

• Vaskularisasi : a.siliar ant, a. palpebra• Pemb. Limf, antibodi (Ig)

Page 4: Perdarahan subkonjungtiva

KET. GBR :

1. Forniks sup & inf2. Konj.tarsal sup & inf3. Kripte Henle4. Kel. Krause5. Kel. Wolfring6. Kel lakrimal7. Kel. Manz8. Tarsus sup

Page 5: Perdarahan subkonjungtiva
Page 6: Perdarahan subkonjungtiva

Perdarahan subkonjungtiva dapat terjadi secara spontan, akibat trauma, ataupun infeksi. Perdarahan dapat berasal dari pembuluh darah konjungtiva atau episclera yang bermuara ke ruang subkonjungtiva.

Page 7: Perdarahan subkonjungtiva
Page 8: Perdarahan subkonjungtiva

PenyebabPerdarahan subkonjungtiva dapat terjadi pada semua ras, umur, dan jenis kelamin dengan proporsi yang sama. Beberapa penyebab yang daat menyebabkan perdarahan subkonjungtiva antaralain,

1. Spontan/idiopatik biasanya yang ruptur adalah pembuluh darah konjungtiva.2. Batuk, berusaha, bersin, muntah.3. Hipertensi. Pembuluh darah konjungtiva merupakan pembuluh darah yang rapuh,sehingga

jika ada kenaikan tekanan mudah ruptur sehingga menyebabkan perdarahan subkonjungtiva.

4. Gangguan perdarahan yang diakibatkanoleh penyakit hati, diabetes, SLE, dan kekurangan vitamin C, gangguan faktor pembekuan.

5. Penggunaan antibiotik, NSAID, steroid, vitamin D, kontrasepsi.6. Infeksi sistemik yang menyebabkan demam seperti meningococcal septicemia, scarlet fever,

typhoid fever, cholera, rickettsia, malaria, dan virus (misal influenza, smallpox, measles, yellow fever, sandfly fever).

7. Gejala sisa dari operasi mata.8. Trauma.9. Menggosok mata.

Page 9: Perdarahan subkonjungtiva

Tanda dan Gejala

Tanda yang tampak pada pemeriksaan antara lain :

• Tampak adanya perdarahan di sklera dengan warna merah terang (tipis) atau merah tua (tebal).

• Tidak ada tanda peradangan, kalaupun adanya biasnya peradangan yang ringan.

• Lingkungan sekitar peradangan tampak normal.

Page 10: Perdarahan subkonjungtiva

Pengobatan

Perdarahan subkonjungtiva sebenarnya tidak memerlukan pengobatan karena darah akan terabsorbsi dengan baik selama 3 -4 minggu. Tetapi untuk mencegah perdarahan yang semakin meluas beberapa dokter memberikan vasacon (vasokonstriktor) dan multivitamin. Airmata buatan untuk iritasi ringan dan mengobati faktor risikonya untuk mencegah risiko perdarahan berulang.

Page 11: Perdarahan subkonjungtiva

Edema Kornea

Page 12: Perdarahan subkonjungtiva

KorneaSuatu jaringan bening / transparan dan tidakmengandung pembuluh darah berfungsi (avaskular) sebagaipelindung isi bola mata dan sebagai mediarefraksi yang penting karena mempunyai dayabias kurang dari 42D.Kejernihan kornea diatur oleh kadar kelembapanyang diatur terutama sel-sel endoteli. Tebal kornea orang dewasa rata-rata 0,65mmdibagian ferifer dan 0,54 di bagian tengahMembran Descement bersifat lentur, jernih dapat dilihat dengan

mikroskop elektro, berkembang terus seumur hidupEndhotel terdiri dari satu sel dan melekat pada membran descement

melalui hemidesmosom dan zonula okluden

Page 13: Perdarahan subkonjungtiva
Page 14: Perdarahan subkonjungtiva

Kornea berfungsi sebagai media pembiasan kuat, memberikan kontribusi bagi kekuatan fokusmaksimum dari mata. Kornea disimpan transparan untuk kejelasan visi maksimum denganmemasok oksigen dari air mata dan pemompaan air dari lapisan endotelium. Ketika adahidrasi yang berlebihan atau akumulasi cairan di bagian kornea, maka hal itu menyebabkanpembengkakan kornea; masalah mata yang umum disebut sebagai edema kornea.

Page 15: Perdarahan subkonjungtiva

Penyebab Disebabkan oleh masalah yang berhubungan dengan dehidrasi, infeksi

virus, gangguanendotel, operasi mata, luka trauma, tekanan okular meningkat, dan lain-lain. Di antaranya,distrofi Fuch endotel adalah penyebab paling umum dari edema ini. Ada gangguan herediter,ditandai dengan hilangnya lambat dan bertahap dari sel endotel. Perempuan memiliki risikoyang lebih tinggi terhadap distrofi endotel dibandingkan pria.

Infeksi oleh virus herpes dapat menyebabkan respon inflamasi pada kornea, yangmenyebabkan edema. Edema kornea juga dapat terjadi segera atau beberapa tahun setelahdilakukan dalam setiap jenis operasi mata. Ini dapat terjadi karena penurunan lapisan endoteloleh radiasi USG, kerusakan membran descemet, dan / atau infus obat beracun di kornea.Selain itu, obat topikal dan sistemik yang kuat dapat menyebabkan kondisi edema kornea.

Page 16: Perdarahan subkonjungtiva

Gejala

• Gejala awal yang paling menonjol dari edema kornea adalah terdistorsi atau pandangan kabur, ketidaknyamanan mata, fotofobia (sensitivitas meningkat terhadap cahaya), dan kepekaan terhadap partikel asing. Gejala dapat berkembang menjadi rasa sakit parah di mata karena kerusakan saraf kornea. Pseudophakic bulosa keratopati (PBK) yang menghasilkan pembentukan berisi cairan bula atau lepuh biasanya timbul setelah operasi katarak.

Page 17: Perdarahan subkonjungtiva
Page 18: Perdarahan subkonjungtiva

Kerato Konus

Page 19: Perdarahan subkonjungtiva

• Keratokonus adalah penyakit mata progresif yang ditandai bentuk kornea terlihat seperti kerucut dan bukannya bulat. Saat hal tersebut terjadi, mata tidak akan dapat memusatkan pandangan pada gambar dengan baik.

• Mata dilapisi oleh sklera, dan salah satu bagian dari mata adalah kornea, yaitu selaput transparan tipis atau “jendela” di mana cahaya masuk dan mulai masuk ke mata. Kornea terdiri dari beberapa lapisan yang berfungsi untuk memantulkan cahaya sehingga dapat melewati pupil, yang membentuk bagian dari iris. Sedangkan iris berfungsi untuk mengendalikan jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan mengecil atau membesar. Kemudian, cahaya akan melewati lensa kristalin dan vitreous sampai akhirnya ke retina, yang mengubah semua cahaya yang diterima menjadi impuls elektrik yang dapat dibaca oleh otak.

• Normalnya, kornea berbentuk bulat. Namun, karena beberapa kemungkinan, kornea dapat menipis dan berubah bentuk menjadi kerucut. Oleh karena itu, cahaya malah menjadi “memencar” dan bukannya terfokus ketika sampai di retina. Kemudian, otak akan “melihat objek” seakan-akan objek tersebut tidak terlihat jelas atau buram.

Page 20: Perdarahan subkonjungtiva
Page 21: Perdarahan subkonjungtiva
Page 22: Perdarahan subkonjungtiva

Keratokus merupakan kelainan dari kornea. Bentuk kornea mengalami penonjolan dari bentuk normal. Keratokonus adalah penyakit kornea yang bersifat kronis dan non inflamasi dimana daerah sentral dan parasentral dari kornea mengalami penipisan dan penonjolan sehingga kornea tampak berbentuk kerucut. Efeknya penderita mengalami gangguan penglihatan saat melihat suatu benda.

Page 23: Perdarahan subkonjungtiva

Etiologi

• Penelitian BiokimiaTerjadinya penipisan stroma pada keratokonus diduga disebabkan meningkatnya enzim protease, yang disebabkan menurunya enzim inhibitor protease. Pada pemeriksaan biokimia didapatkan penurunan enzim alpha1-proteinase inhibitor, alpha2 macroglobulin dan TMP-1.• Faktor GenetikPada penelitian silsilah keluarga didapatkan bahwa keratokonus diturunkan secara autosomal dominan dengan penetrasi yang bervariasi.

Page 24: Perdarahan subkonjungtiva

Klasifikasi

Secara keratometri, keratokonus di bagi menjadi 3 yaitu ringan (<48 D), sedang (48-54 D) dan berat (>54 D).Secara morfologi di bagi sebagai berikut• Nipple conesDitandai dengan ukuran yang kecil (<5mm). Pusat dari puncaknya terletak pada sentral atau parasentral dan berpindah ke arah infero nasal.• Oval conesDitandai dengan ukuran yang lebih besar (5-6mm).• Globus coneUkurannya terbesar (>6mm)

Page 25: Perdarahan subkonjungtiva

Nipple cones Oval cones

Globus cones

Page 26: Perdarahan subkonjungtiva

Pemeriksaan luar

• Tanda dari MunsonAdanya bentuk seperti huruf V pada kelopak mata bawah saat pasien melirik ke bawah yang disebabkan kelainan bentuk dari koenea.

Page 27: Perdarahan subkonjungtiva

• Tanda dari RizzutiBila lampu senter disinarkan dari arah temporal akan tampak reflek dari kerucut di kornea sebelah nasal. Tanda ini merupakan tanda awal dari keratokonus.

Page 28: Perdarahan subkonjungtiva

Pegobatan

1 Kaca MataUntuk mengkoreksi astigmatisme regular atau astigmatisme irregular yang ringan.2 Lensa Kontak KerasDibutuhkan pada derajat astigmat yang berat dan menghasilkan permukaan refraktif yang regular.3 Tindakan BedahProsedur Keratoplasti• Keratoplasti TembusDi indikasikan pada pasien keratokonus yang timbul jaringan parut pada apeks dari kornea dan pasien yang tidak bisa dikoreksi atau tidak toleran terhadap lensa kontak.• Keratoplasti Lamellar Dalam (deep lamellar keratoplasty/DLK)Keratoplasti lamellar adalah prosedur transplantasi kornea dengan ketebalan tertentu.• Keratoplasti Termal (Thermokeratoplasti)Membuat kornea lebih flat/datar dengan menggunakan aplikasi panas. Sumber panas yang bisa digunakan adalah Laser holmium-YAG non kontak.• Lasix