Upload
vitrosa-yosepta-dede-sera
View
109
Download
16
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dwhc98hechuehcucusvubsvukbdsvufhhhhhhhhhhhhhhhhhvbdubvusb ubbvbfb fb bb bhcjjifjiecihieeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeevnnjdnjsv
Perdarahan Post Partum
• Definisi Tradisional Kehilangan darah > 500 mL pada persalinan
pervaginam Kehilangan darah > 1000 mL pada seksio caesaria• Definisi Fungsional Kehilangan darah yang berpotensi mengakibatkan
ketidakstabilan hemodinamik
“Early Postpartum Hemorrhage”
terjadi selama 24 jam pertama setelah
persalinan (primer)
“Late postpartum hemorrhage” terjadi
dalam 24 jam sampai 6 minggu setelah
persalinan (sekunder).
Definisi
Etiologi
Tonus -Atoni Uterus
Tissue/Jaringan -Sisa Jaringan/Bekuan Darah
Trauma -Laserasi, Ruptur, Inversi
Thrombin -Koagulopati
Atonia UteriTerjadi bila myometrium tidak dapat
berkontraksi (50% dari kasus )
Faktor Predisposisi : Manipulasi uterus, Overdistensi uterus (polyhydramnion, kembar), Partus lama, Grandemultipara, Leiomyoma uteri, Operasi obstetri,Manipulasi intrauterin, Perdarahan sebelumnya pd kala III, Disfungsi myomemetrium intrinsik.
Atonia UteriKriteria Diagnosis :• Kontraksi Rahim Buruk• Perdarahan Banyak• Tidak Ada Perlukaan Jalan Lahir• Tidak Ada Sisa Plasenta• Pada Umumnya Disertai Tanda-
tanda Syok Hipovolemik
LASERASI JALAN LAHIRPerdarahan dari episiotomi atau laserasi
lainnya menyebabkan 20% perdarahan postpartum
- Sering akibat partus presipitatus atau tindakan operatif persalinan pada bayi besar
- Laserasi dari pembuluh darah dibawah vagina atau jaringan vulva akan terjadi hematoma
- Ruptura uteri spontan bisa terjadi pada grande
multipara, malpresentasi, parut bekas operasi uterus, induksi persalinan dengan oksitosin.
LASERASI JALAN LAHIR
Kriteria Diagnosis :• Perdarahan Banyak• Umumnya kontraksi rahim baik, kecuali
pada robekan rahim
JARINGAN SISA PLASENTA
- Menyebabkan 5 – 10% perdarahan postpartum
- Terjadi pada plasenta accreta, pengeluaran plasenta secara manual, kesalahan penanganan kala III, dan pada plasenta succenturate.
- Diagnosis dapat dengan USG.
JARINGAN SISA PLASENTA
Kriteria Diagnosis :• Perdarahan Berulang• Pemeriksaan Fisik, kadang-kadang
pasien febris, nadi cepat dan syok• Pemeriksaan obstetri, fundus uteri
masih tinggi, subinvolusi• Kontraksi Baik• Uterus lembek dan nyeri tekan bila
ad infeksi, teraba ada sisa plasenta dalam kavum uteri.
GANGUAN FAKTOR PEMBEKUAN
• Bisa menyertai beberapa kelainan obstetrikal:Solusio plasenta, IUFD, emboli air ketuban, PEB, eklampsia, dan sepsis.
• Bisa berupa: hypofibrinogenemia, thrombocytopenia, dan DIC.
• Bisa akibat Von Willebrand’s disease, autoimmune thrombocytopenia, dan leukemia.
GANGUAN FAKTOR PEMBEKUAN
Kriteria Diagnosis :• Kontraksi Baik, Tidak Ada Perlukaan
Jalan Lahir, Tidak Ada Sisa Jaringan• Terdapat Gangguan Faktor
Pembekuan Darah
Pemeriksaan Penunjang
• Hemoglobin, Hematokrit• Faktor Pembekuan Darah• Waktu Perdarahan• Masa Pembekuan• Trombosit • Fibrinogen
Penanganan Umum• Selalu siapkan tindakan gawat darurat• Tatalaksana persalinan kala III secara aktif• Minta pertolongan pada petugas lain untuk
membantu• Lakukan penilainan cepat keadaan umum ibu
meliputi kesadaran nadi, tekanan darah, pernafasan dan suhu
• Jika terdapat syok lakukan segera penanganan (berikan transfusi darah, infus cairan, kontrol perdarahan dan berikan oksigen)
• Periksa kandung kemih, bila penuh kosongkan• Cari penyebab perdarahan dan lakukan
pemeriksaan (kontraksi uterus, kelengkapan plasenta, perlukaan jalan lahir) untuk menentukan penyebab perdarahan.
Pengelolaan Atonia UteriMasase uterus, pemberian oksitosin 20 IU dalam 500 cc Dekstrosa 5%
dan Ergometrin (IV), atau misoprostol.
Jenis & Cara Oksitosin Ergometria Misoprostol
Dosis dan Cara Pemberian Awal
IV : 20 Unit dalam 1L larutan garam fisiologis dengan tetesan cepat IM : 10 Unit
IM atau IV (lambat): 0,2 mg
Oral atau rektal 400 mg
Dosis Lanjutan
IV : 20 Unit dalam 1L larutan garam fisiologis dengan 40 tetes/menit
Ulangi 0,2 mg IM setelah 15 menitBila masih diperlukan, beri IM/IV setiap 2-4 jam
400 mg 2-4 jam setelah dosis awal
Dosis Maksimal per Hari
Tidak lebih dari 3L larutan dengan oksitosin
Total 1 mg atau 5 dosis
Total 1200 mg atau 3 dosis
Kontraindikasi
Pemberian IV secara cepat atau bolus
Preeklamsi, vitium kordis, hipertensi
Nyeri kontraksi, Asma
Pengelolaan Atonia Uteri
• Bila ada perbaikan dan perdarahan berhenti, oksitosin atau misoprostol diteruskan
• Bila tidak ada perbaikan dilakukan kompresi bimanual
• Bila tetap tidak berhasil, lakukan laparotomi, kalau mungkin lakukan ligasi arteri uterina atau hipogastrika (khusus untuk pasien yang belum punya anak); bila tidak mungkin lakukan histerektomi.
Penanganan Atonia
…Penanganan Atonia
…Penanganan Atonia
PERBAIKAN LUKA ROBEKAN(REPAIR OF LACERATIONS)
Setelah persalinan harus dilakukan pemeriksaan vulva dan perineum; vagina dan serviks harus diperiksa dengan spekulum setelah pembedahan pervaginam.
Luka episiotomi harus segera dijahit Jahitan hemostatik dilakukan sesuai tempat
luka Robekan vagina dan serviks yang meluas
s/d ligamentum latum diatasi melalui laparotomi.
ROBEKAN PERINEUM
Biasanya terjadi digaris tengah dan bisa meluas bila kepala janin lahir terlalu cepat.
Tingkat I : hanya kulit perineum dan mukosa vagina yang robek.
Tingkat II: dinding belakang vagina dan jaringan ikat otot-otot diafragma urogenitalis pada garis tengah terluka. Robekan ini perlu dijahit.
Tingkat III (robekan total): m. sfingter ani eksternum ikut terputus, kadang² dinding depan rektum ikut robek. Menjahit robekan tingkat III harus teliti.
Robekan Perineum Tingkat I & II
Robekan Perineum Tingkat III & IV
ROBEKAN VAGINA Lebih sering terjadi akibat persalinan dengan
cunam. Kolpaporeksis: robekan melintang atau miring
pada bagian atas vagina. Bisa juga timbul apabila pada tindakan pervaginam tangan penolong dimasukkan kedalam uterus, fundus uterus tidak ditahan. Gejala dan penanganan sama dengan ruptura uteri.
Fistula: bisa luka vagina menembus V.U atau rektum mis. oleh perforator/alat lain, atau robekan serviks menjalar ketempat tsb. Bisa juga karena dinding vagina, kandung kencing atau rektum tertekan lama antara kepala dan panggul (nekrosis – terlepas – fistula vesikovaginalis/rektovaginalis/uterovaginalis.)
ROBEKAN SERVIKS- Persalinan selalu menyebabkan robekan serviks,
bila luas akan menimbulkan perdarahan.- Serviks perlu ditarik keluar dengan beberapa
Cunam sehingga ujung robekan terlihat. - Jahitan pertama dibuat pada ujung atas luka,
selanjutnya jahitan terus ke bawah.
Pengelolaan Sisa Plasenta
• Bila plasenta belum lahir, plasenta dilahirkan dengan menarik tali pusat/secara manual
• Bila tidak berhasil dan ada kecurigaan plasenta akreta dilakukan histerektomi.
• Bila hanya sisa plasenta, lakukan pengeluaran secara digital atau kuretase.
Pengelolaan Gangguan Pembekuan Darah
• Rawat bersama dengan bagian penyakit dalam• Tranfusi darah segar, kontrol D.I.C dengan
heparin
Retensio Plasenta
Inversio Uteri
Terima Kasih