33
Perdarahan pada Tungkai dan Mekanisme Pembekuan Darah Anthonius Roberto Mario Carlos Ora Adja 102013401 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510 Telephone : (021) 5694-2061 Fax : (021) 563-1731 [email protected] Pendahuluan Tubuh manusia memiliki sistem pertukaran seperti mengambil oksigen, nutrisi dan harus membuang sisa metabolisme, oleh karena itu tubuh memerlukan sistem pembuluh darah. Sistem ini tidak berjalan dengan sendirinya karena terdapat bagian pada tubuh manusia yang ikut serta dalam sistem yang besar ini, tidak lain adalah bagian dari jantung sebagai pusat peredaran darah pada tubuh manusia. Pada bagian sistem pembuluh darah terdapat komponen yang berfungsi sebagai pembawa oksigen, nutrisi dan sisa metabolisme, yaitu darah. Sistem pembuluh darah juga memiliki cara dimana untuk mengatasi kelainan-kelainan yang terjadi pada bagian tertentu. Pembentukan darah sendiri memiliki siklus dan tempat pembuatannya. Pembahasan 1

Perdarahan Pada Tungkai Dan Mekanisme Pembekuan Darah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah

Citation preview

Perdarahan pada Tungkai dan Mekanisme Pembekuan DarahAnthonius Roberto Mario Carlos Ora Adja102013401Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaArjuna Utara No.6 Jakarta 11510Telephone : (021) 5694-2061Fax : (021) 563-1731 [email protected]

PendahuluanTubuh manusia memiliki sistem pertukaran seperti mengambil oksigen, nutrisi dan harus membuang sisa metabolisme, oleh karena itu tubuh memerlukan sistem pembuluh darah. Sistem ini tidak berjalan dengan sendirinya karena terdapat bagian pada tubuh manusia yang ikut serta dalam sistem yang besar ini, tidak lain adalah bagian dari jantung sebagai pusat peredaran darah pada tubuh manusia. Pada bagian sistem pembuluh darah terdapat komponen yang berfungsi sebagai pembawa oksigen, nutrisi dan sisa metabolisme, yaitu darah. Sistem pembuluh darah juga memiliki cara dimana untuk mengatasi kelainan-kelainan yang terjadi pada bagian tertentu. Pembentukan darah sendiri memiliki siklus dan tempat pembuatannya.

PembahasanStruktur Makroskopik Vaskularisasi Ektermitas InferiorEkstermitas inferior terbagi menjadi regio glutealis, femoralis, cruralis, dan pedis. Fungsi utama dari ektremitas inferior adalah untuk menyangga berat tubuh ketika berdiri, dan untuk menggerakkan tubuh melintasi ruang. Suplai vaskuler bagi sendi coxae didominasi melalui cabang-cabang arteria obturatoria, arteria circumflexa femoris medialis dan arteria circumflexa femoris lateralis, arteria glutea superior dan arteria glutea inferior serta arteria perforans pertama dari arteria profunda femoris. Cabang articularis pembuluh-pembuluh darah ini membentuk anyaman disekitar sendi. Vaskularisasi ekstremitas inferior dapat dilihat pada gambar dibawah ini.1

Gambar 1. Arteri-Arteri Ekstremitas Bawah Sisi Kanan Ventral

Gambar 2. Arteri-Arteri Ekstremitas Bawah Sisi Kanan Dorsal

Gambar 3. Vena-Vena Ekstremitas Bawah

Arteria utama yang meyuplai ekstremitas inferior adalah arteria femoralis yang merupkan lanjutan arteria iliaca externa di abdomen. Arteria iliaca externa berubah menjadi arteria femoralis ketika pembuluh darah tersebut lewat dibawah ligamentum inguinale untuk memasuki trigonumm femorale pada aspectus anterior regio femoralis. Cabang-cabang tersebut menyuplai sebagian besar regio femoralis dan seluruh regio crralis dan pedis.1 Arteria glutea superior dan arteria glutea inferior berasal dari cavitas pelvis sebagai cabang-cabang arteria iliaca interna dan menyuplai regio glutealis. Arteria glutea superior meninggalkan pelvis melalui foramen ischiadicum mejuas di atas musculus piriformis dan arteria glutea inferior meninggalkan pelvis melalui foramen yang sama, tetapi dibawah musculus piriformis. Arteria obturatoria juga merupakan abang arteria iliaca interna pada cavitas pelvis dan berjalan melalui canalis obturatorius untuk memasuki dan menyuplai kompartemen medialis regio femoralis. Cabang-cabang arteria femralis, arteria glutea inferior, arteria glutea superior, dan arteria obturatoria, bersama dengan cabang-cabang dari arteria pudenda interna perineum, saling berhubungan untuk membentuk anyaman anastomosis pada regio femoralis bagian atas dan regio glutealis. Dengan adanya saluran anastomosis tersebut memungkinkan tersedianya sirkulasi kolateral apabila salah satu pembuluh darah terganggu.1Venae yang melakukan drainase ekstremitas inferior adalah kelompok venae superficiales dan venae profundae. Venae profundae umumnya mengikuti arteriae (femoralis, glutea superior, glutea inferior dan obturatoria). Vena profunda utama yang melakukan drainase ekstremitas adalah vena femoralis. Vena femoralis menjadi vena iliaca externa ketika lewat dibawah ligamentum inguinale untuk memasuki abdomen. Venae superficialis terletak di jaringan ikat subcutaneus dan saling berhubungan dan akhirnya bermuara ke dalam venae profundae. Venae superficialis membentuk dua saluran utama yaitu vena saphena magna dan vena saphena parva yang berasal dari arcus venosus dorsalis pedis.1 Vena saphena magna berasal dari sisi medial arcus venosus dorsalis pedis dan kemudia berjalan naik di sisi medial regio cruralis, genus, dan regio femoralis untuk berhubungan dengan vena femoralis tepat di inferior ligamentum inguinale. Vena saphena parva berasal dari sisi lateral arcus venosus dorsalis pedia, berjalan naik di permukaan posterior regio cruralis dan kemudian menembus fascia dalam untuk bergabung dengan vena poplitea di posterior terhadap genus, di proximal genus, vena poplitea akan menjadi vena femoralis.1Arteria glutea inferior berawal dari truncus anterior arteria iliaca interna didalam cavitas pelvis. Arteria glutea inferior meninggalkan cavitas pelvis melalui foramen ischiadicum majus di inferior dari musculus piriformis. Arteria glutea inferior menyuplai musculi di dekatnya dan berjalan turun melalui regio glutealis dan menuju regio femoralis posterior untuk menyuplai struktur-struktur di dekatnya dan beranastomosis dengan cabang-cabang perforantes arteria femoralis. Arteria glutea inferior juga menyuplai sebuah cabang menuju nervus ischiadicus (arteria comitans nervi isciadici).1Arteria glutea superior berawal dari truncus posterior arteria interna di dalam cavitas pelvis. Arteria glutea superior meninggalkan cavitas pelvis melalui foramen ischiadicum majus diatas musculus piriformis. Pada glutealis, arteria glutea superior terbagi menjadi sebuah ramus superficialis dan sebuah ramus profundus. Ramus superficialis berjalan pada permukaan dalam musculus gluteus maximus. Ramus profundus berjalan diantara musculus gluteus medius dan musculus gluteus minimus. Selain untuk musculi di dekatnya, arteria glutea superior berkontribusi utnuk menyuplai sendi coxae. Cabang-cabang arteria glutea superior juga beranastomosis dengan arteria circumflexa femoris lateralis dan arteria cirumflexa femoris medialis dari arteria pforunda femoris pada regio femoralis dan dengan arteria glutea inferior.1Vena glutea inferior dan vena glutea superior mengikuti arteria glutea inferior dan superior menuju pelvis untuk bergabung dengan pelxus venosus di dalam pelvis. Ke arah perifer, venae beranastomosis dengan venae glutea superficialis, yang akhirnya bermuara ke anterior menuju vena femoralis.1Arteria femoralis merupakan lanjutan arteria iliaca externa dan berawal ketika arteria iliaca externa lewat di bawah ligamentum inguinale untuk memasuki trigonum femorale pada aspectus anterior regio femoralis dibagian atas. Arteria femoralis berjalan secara verticalis melalui trigonum femorale dan kemudian berjalan menurunni regio femoralis pada canalis adductorius. Arteria femoralis meninggalkan canalis dengan melalui hiatus adductorius pada musculus adductor magnus dan menjadi arteria poplitea dibelakang genus. Suatu kelompok empat cabang kecil yaitu arteria epigastrica superficialis, arteria circumflexa iliaca superficialis, arteria pudenda externa superficialis, dan arteria pudenda externa profundus. Berasal dari arteria femoralis di dalam trigonum femorale dan menyuplai daerah kulit pada regio femoralis bagian atas, abdomen bagian bawah, dan perineum.1Cabang terbesar arteria femoralis pada regio femoralis adalah arteria profunda femoris, yang berasal dari sisi lateral arteria femoralis didalam trigonum femorale dan merupakan sumber suplai darah utama untuk regio femoralis. Arteria profunda femoris segera melewati ke posterior diantara musculi pectineus dan adductor longus dan kemudian diantara musculi adductor longus dan adductor brevis, kemudian berjalan ke inferior diantara adductor longs dan adductor magnus, akhirnya menembus adductor magnus untuk berhubungan dengan cabang-cabang arteria poplitea dibekang genus. Arteria profunda femoris memiliki cabang-cabang arteria circumflexa femoris lateralis dan medialis dan tiga arteriae perforantes.1 Arteria circumflexa femoris lateralis berasal di bagian proximal dari sisi lateral arteria profunda femoris, namun dapat langsung berasal dari arteria femoralis. Arteria circumflexa femoris lateralis berjalan di sebelah dalam dai sartorius dan rectus femoris dan terbagi menjadi tiga cabang terminal yaitu satu pembulu darah (ramus ascendens) berjalan naik ke lateral di sebelah dalam dari musculus tensor fascia latae dan berhubungan dengan cabang arteria circumflexa femoris medialis untuk membentuk suatu saluran, yang melingkari collum osssis femoris dan menyuplai collum dan caput ossis femoris.1Satu pembuluh darah (ramus descendens) berjalan turun disebelah dalam dari rectus femoris, menembus musculus vastus lateralis dan berhubungan dengan cabang dari arteria poplitea di dekat genus. Dan satu pembuluh (ramus transversus) berjalan ke arah lateral untuk menembus vastus lateralis dan kemudian melingkar di sekitas corpus osssis femoris bagian proximal untuk beranastomosis dengan cabang-cabang dari arteria circumflexa femoris medialis, arteria glutea inferior dan arteria perforantes pertama untuk membentuk anastomosis cruciatum di sekitar pelvis.1 Arteri circumflexa femoris medialis berasal di bagian proximal dari aspectus posteromedialis arteria profunda femoris, namun dapat berasal dari arteria femoralis. Arteria circumflexa femoris medialis berjalan ke medial di sekitar corpus osssis femoris, pertama-tama di atanara musculi pectineus dan iliopsoas dan kemudian diantara musculi obturator externus dan adductor brevis. Di dekat tepi adductor brevis, pembuluh darah tersebut mengeluarkan sebuah cabang kecil, yang memasuki sendi coxae melalui incisura acetabuli dan beranastomosis dengan ramus acetabuli arteria obturatoria. Batang utama arteria circumflexa femoris medialis berjalan diatas tepu superior dari adductor magnus dan terbagi menjadi dua cabang utama di sebelah dalam dari musculus quadratus femoris.1 Satu cabang berjalan naik menuju fossa trochanterica dan berhubungan dengan cabang-cabang arteria glutealis dan arteria circumfelxa femoris lateralis. Cabang yang lainnya berjalan ke lateral untuk berpartisipasi dengan cabang-cabang arterua circumflexa femoris lateralis, arteria glutea inferior, dan arteria perforantes pertama dalam membentuk suatu jalinan anastomosis pembuluh-pembuluh darah di sekitar pelvis. Tiga arteri perforantes bercabang dari arteria profunda femoris ketik arteria profunda femoris berjakan turun di aterior terhadap musculus adductor brevis, cabang pertama berpangkal di atas musculus, cabang kedua berpangkal di anterior musculus, dan cabang ketiga berpangkal di bawah musculus. Ketiganya menembus adductor magnus di dekat perlekatannya pada linea aspera untuk memasuki dan menyuplai kompartemen posterior regio femorais. Disini, pembuluh-pembuluh darah tersebut memiliki ramus ascendens dan ramus descendens, yang saling berhubungan untuk membentuk saluran longitudinal, yang berpartisipasi diatas untuk membentuk suatu jalinan anastomosis pembuluh-pembuluh darah di sekitar pelvis dan ke inferior beranastomosis dengan cabang-cabang arteria poplitea di belakang genus.1Arteria obturatoria berasal sebagai cabang arteria iliaca interna didalam cavitas pelvis dan memasuki kompartemen medialis regio femoralis melalui cabalis obturatorius. Ketika arteria obturatoria berjalan melalui canalis, arteria ini bercabang dua menjadi sebuah ramus anterior dan sebuah ramus posterior, yang bersama-sama membentuk suatu saluran yang mengelilingi tepi membrana obturatoria dan terletak di dalam tempat lekat musculus obturator externus. Pembuluh-pembuluh darah yang berasal dari ramus anterior dan ramus posterior menyuplai musculi di dekatnya dan beranastomosis dengan arteria glutea inferior dan arteria circumflexa femoris medialis. Selain itu, sebuah ramus actebularis berasal dari ramjus posterior, memasuki sendi coxae melalui incisura acetabuli dan berkontribusi menyuplai caputn ossis femoris.1Vena pada regio femoralis terdiri dati venae superficialis dan venae profundae. Umumnya venae profundae mengikuti arterianya dan memiliki nama serupa. Venae superficiales terletak pada fascia superficialis, saling berhubungan dengan venae profundae, dan umumnya tidak menyertai arteriae. Venae suprficialis terbesar pada regio femoralis adalah vena saphena magna. Vena saphena magna berasal dari arcus venosus pada aspectus dorsalis pedis dan berjalan naik di sepanjang sisi medial ekstremitas inferior menuju regio femoralis bagian proximal. Di sini vena saphena magna berjalan melalui hiatus saphenus pada fasvia profundus, yang membungkus regio femoralis anterior untuk berhubungan dengan vena femoralis di dalam trigonum femorale.1 Suplai vaskuler untuk sendi genus di dominasi oleh ramus descendens dan ramus genicularis dari arteria femoralis, arteria poplitea dan arteria circumflexa femoris lateralis pada regio femoralis dan ramus atau arteria circumfelxus fibularis dan ramus reccurens dari arteria tibialis anterior pada regio cruralis. Pembuluh-pembuluh darah tersebut membentuk suatu jalinan anastomosis di sekitar sendi.1Arteria poplitea merupakan suplai darah utama untuk regio cruralis dan pedis dan memasuki kompartemen posterior regio cruralis melalui fossa poplitea di belakang genus. Arteria poplitea berjalan menuju kompartemen posterior regio glutea cruralis diantara musculus gatrocnemius dan musculus popliteus. Ketika berlanjut ke arah inferior arteria poplitea berjalan dibawah arcus tendineus yang terbentuk di antara caput fibulare dan caput tibiale musculus soleus (arcus tendineus musculi solei) dan memasuki daerah profundus kompartemen posterior regio cruralis yang dengan segera arteria poplitea terbagi menjadi arteria tibialis anterior dan arteria tibialis posterior.1Terdapat dua arteriae surales yang besar, satu pada tiap sisi, merupakan cabang dari arteria poplitea untuk menyuplai musculus gastrocnemius, musculus soleus, dan musculus plantaris. Selain itu, arteria poplitea mengeluarkan cabang-cabang yang berkontribusi pada jalinan collaterale pembuluh-pembuluh darah di sekitar sendi genus/rete articulare genus. Arteria tibialis anterior berjalan ke arah depan melalui apertura di bagian atas membrana interossea cruris dan memasuki dan menyuplai kompartemen anterior regio cruralis. Arteria tibialis anterior berlanjut ke arah inferior menuju regio dorsalis pedis.1Arteria tibialis posterior menyuplai kompartemen posterior dan lateralis regio cruralis dan berlanjut menuju regio plantaris pedis. Arteria tibialis posterior berjalan turun melalui daerah profundus kompartemen posterior regio cruralis pada permukaan superficialis musculus tibialis posterior dan musculus flexor digitorum longus. Arteria tibialis posterior berjalan melalui canalis tarsi dibelakang malleolus medialis dan menuju regio plantaris pedis. Pada regio cruralis, arteria tibialis posterior menyuplai musculi dan tulang di dekatnya dan memiliki dua cabang utama, arteria circumflexa fibularis (ramus circumflexus fibularis) dan arteria fibularis/peronea.1Arteria circumflexa fibularis berjalan ke arah lateral melalui musculus soleus dan disekitar collum fibulae untuk berhubungan dengan jalinan anastomosis pembuluh-pembuluh darah yang memiliki genus. Arteria fibularis berjalan sejajar dengan arah arteria tibialis, namun berjalan turun di sepanjang sisi lateral kompartemen posterior berdekatan dengan crista medialis pada fascies posterior fibula, yang memisahkan perlekatan musculus tibialis posterior dan musculus flexor hallucis longus. Arteria fibularis menyuplai musculi dan tulang di dekatnya pada kompartemen posterior regio cruralis dan juga memiliki cabang-cabang yang berjalan ke arah lateral melalui septum intermusculare cruris untuk menyuplai musculi fibulares pada kompartemen lateralis regio cruralis. Sebuah raus perforans yang berasal dari arteria fibularis bagian distal pada regio cruralis berjalan ke arah anterior melalui apertura inferior pada membrana interossea cruris untuk beranastomosis dengan sebuah cabang arteria tibialis posterior. 1Arteria fibularis berjalan di belakang perlekatan antara ujung-ujung distal tibia dan fibula dan berakhir pada suatu jalinan pembuluh-pembuluh darah diatas permukaan lateral calcaneus. Dan umumnya venae profundae pada kompartemen posterior menyertai arteriae. Pada kompartemen lateralis regio cruralis tidak ada arteria utama yang berjalan secara verticalis melalui kompartemen lateralis regio cruralis. Kompartemen lateralis disuplai oleh cabang-cabang (terutama dari arteria fibularis pada kompartemen posterior regio cruralis) yang menembus ke dalam kompartemen lateralis. Begitu juga dengan venae profundanya menyertai arteriaenya.1 Suplai darah bagi pedi adalah oleh cabang-cabang arteria tibialis posterior dan arteria dorsalis pedis (arteria regio dorsalis pedis). Arteria tibialis posterior memasuki pedis melalui canalis tarsi pada sisi medial regiones talocruralis dan di posterior dari malleolus medialis. Disini arteria tibialis posterior terbelah dua menjadi arteria plantaris medialis yang kecil dan arteria plantaris lateralis yang lebih besar. 1Arteria plantaris lateralis berjalan ke arah anterolateral di dalam regio plantaris pedis, pertama-tama berada di sebelah dalam dari ujung proximal musculus abductor hallucis, kemudian diantara musculus quadratus plantae dan musculus flexor digitorum brevis. Arteria plantaris lateralis mencapai batas metatarsalis V dan arteria tersebut terletak pada alur diatara musculus flexor digitorum brevis dan musculus abductor digiti minimi. Dari sini, arteria plantaris lateralis melengkung ke arah medial untuk membentuk arcus plantaris profundus, yang menyilang bagian dalam bidang regio plantaris pada basis metatarsales dan musculi interossei. 1Diantara basis metatarsales I dan II, arcus plantaris profundus bergabung dengan cabang terminal (arteria plantaris profundus) arteria dorsalis pedis, yang memasuki regio plantaris pedis dari sisi dorsum pedis. Cabang-cabang utama arcus plantaris profundus meliputi sebuah ramus digitalis menuju sisi lateral digitus minimus, empat arteria metatarsalis plantaris, yang mengeluarkan rami digitales menuju sisi-sisi yang berdampingan digiti pedis I-V dan sisi medial hallux dan tiga arteria perforans, yang berjalan diatara basis metatarsalis II-V untuk beranastomosis dengan pembuluh-pembuluh darah pada aspectus dorsalis pedis.1 Arteria plantaris medialis berjalan di dalam regio plantaris pedis dengan melintas abductor hallucis. Ateria plantaris medialis mengeluarkan sebuah ramus profundus menuju musculi di dekatnya dan kemudian berjalan ke depan pada alur di antara musculus abductor hallucis dan musculus flexor digiotrum brevis. Arteria plantais medialis berakhir dengan bergabung menuju ramus digitalis arcus plantaris profundus, yang menyuplai sisi medial hallux. Di dekat basis metatarsalis I, arteria plantaris medialis mengeluarkan cabang ramus superficialis, yang terbagi menjadi tiga pembuluh darah yang berjalan di superficial dari musculus flexor digitorum brevis, untuk bergabung dengan arteriae metatarsales plantares arcus plantaris profundus. 1Arteria dorsalis pedis merupakan kelanjutan arteria tibialis anterior dan berawal ketika arteria tibialis anterior melintasi sendi talocruralis. Arteria dorsalis pedis berjalan ke arah anterior di atas aspectus dorsalis tulang talus, naviculare, dan cuneiforme intermedium, dan kemudian berjalan ke arah inferior, sebagai arteria plantaris profundus, di antara kedua caput musculus interosseus dorsalis I untuk bergabung dengan arcus plantaris profundus pada regio plantaris pedis. 1Cabang-cabang arteria dorsalis pedis meliputi rami tarsalis lateralis dan rami tarsalis medialis, arteria arcuata dan ateria metatarsalis dorsalis I. Arteriae tarsalis berjalan ke arah medial dan lateral melintasi ruang tarsi, menyuplai struktur-struktur di dekatnya dan beranastomosis dengan suatu jalinan pembuluh darah yang terbentuk di sekitar regiones talocruralis. Arteria arcuata berjalan ke arah lateral melintasi aspectus dorsalis tulang metatarsi di dekat basis metatarsal dan mengeluarkan tiga arteriae metatarsalis dorsalis, yang menyuplai arteriae digitales dorsales menuju sisi-sisi yang berdapingan digitus II-V, dan sebuah arteria digitalis dorsalis yang menyuplai sisi laterali digitus V. 1Arteria metatarsalis dorsalis I (cabang terakhir arteria dorsalis pedis sebelum arteria dorsalis pedis berlanjut sebagai arteria plantaris profundus di dalam regio plantaris pedis) menyuplai rami digitales dorsales menuju sisi-sisi yang berdampingan hallux dan digitus secundus. Arteria metatarsales dorsales berhubungan dengan rami perforantes dari arcus plantaris profundus dan cabang-cabang serupa dari arteriae metatarsalis plantaris. 1Terdapat jalinan venae superficiales dan venae profundae yang saling berhubungan pada pedis. Venae profundae menyertai arterianya. Venae superficiales bermuara ke dalam arcus venosus dorsalis pedis, diatas metatarsi. Vena saphena magna berasal dari sisi medial arcus dan berjalan di anterior dari malleolus medialis dan menuju sisi medial regio cruralis. Vena saphena parva berasal dari sisi lateral arcus dan berjalan di posterior dari malleolus lateralis dan menuju sisi belakang regio cruralis. Sistem Limfatik pada ekstremitas inferior terdapat Nnll. Popliteae, Nnll. Sub-inguinales superficiales yang terdiri dari tractur verticalis dan tractus horizontalus. Tractus horizontalus terdiri dari pars lateralis dan medialis. Yang terakhir adalah Nl. Inguinalis profundus.1Pembuluh DarahSistem sirkulasi darah dibagi atas peredaran darah pulmonal dan peredaran darah sistemik. Peredaran darah pulmonal yaitu menyalurkan darah dari jantung untuk menuju ke paru-paru. Peredaran darah sistemik yaitu menyalurkan darah ke seluruh organ atau jaringan tubuh dan dari seluruh tubuh untuk menuju ke jantung.5 Susunan histologis pembuluh darah sebagai media distribusi (distributor) tersusun atas lapisan/tunika intima, media dan tunika adventitia. Batas antara tunika intima dan media ialah Lamina Elastika Interna (LEI) dan batas antara tunika media dan tunika adventitia ialah Lamina Elastika Eksterna (LEE).

Gambar 4. Lapisan Pembuluh Darah Muskular.Susunan umum dari lapisan/tunika intima ialah endotel (epitel selapis gepeng; fungsinya untuk mensekresi faktor-faktor yang mencegah pembekuan darah serta memelihara tonus otot polos. Antara satu sel dengan yang lain dihubungkan dengan junction complexes) dan subendotel (jaringan ikat alveolar). Tunika media sering disebut dengan lapisan muskular karena terdiri dari otot-otot polos. Sedangkan lapisan tunika adventitia terdapat vasa vacerum (pembuluh darah yang memberi nutrisi pada pembuluh darah besar dan sedang).21. Pembuluh kapilerMerupakan tabung endotel sederhana yang menghubungkan sisi arteri dan vena dari peredaran darah, membentuk jaringan- jaringan halus. Dinding kapiler sendiri atas selapis sel endotel berupa lempeng tipis dengan inti lonjong dengan sitoplasma yang jernih. Kapiler kelilingi selubung tipis terdiri atas serat kolagen dan elastin tipis dan disertai sel perivasklar atau perisit disana sini. Perisit tersebut kemungkinan merupakan sel yang belum berkembang dan dapat berkembang menjadi sel lain, termasuk otot polos.3Kapiler dapat digolongkan menjadi tiga jenis utama yaitu: Kapiler sempurnaKapiler ini dijumpai di otot, saraf, paru dan kulit. Ciri khas dari kapiler ini adalah sitoplasma menebal di tempat yang berinti, terdapat filamen halus dan vesikel kecil. Kapiler bertingkapKapiler ini dijumpai pada mukosa usus, berbagai kelenjar endokrin, glomerulus ginjal, dan pankreas. Ciri- ciri khasnya adalah sitoplasma sel endotel pada sekeliling ini sangat tipis dan ditembusi pori- pori besar. Kapiler sinusoidal (tidak sempurna)Kapiler ini dijumpai pada hati dan organ haemopoetik seperti sumsum tulang dan limpa. Ciri khasnya adlah lapisan endotel yang bercelah besar dan lumen kapiler yang lebih besar dari normal.32. Arteri Arteri merupakan serangkaian pembuluh eferen yang makin mengecil sewaktu bercabang, dan berfungsi untuk mengangkut darah, dengan nutrient dan oksigen menuju ke jaringan. Arteri di bagi menjadi arteri kecil (arteriol), arteri sedang (Muskular), arteri besar (Elastis).3 Arteri besar (elastis)Arteri besar (elastis) membantu menstabilkan aliran darah. Arteri besar mencakupaorta beserta cabang-cabang besarnya. Diameternya lebih dari 1 cm, rata-rata 2,5 cm. Tebal dindingnya rata-rata 2 mm. Warnanya kekuningan karena banyaknya elastin di bagian medianya. Lamina intima lebih tebal dibandingkan dengan lapisan intima di arteri sedang. Lamina elastika interna meskipun ada tidak terlihat jelas karena serupa dengan lamina-lamina elastika di lapisan media.3Tunika media terdiri atas serat-serat elastin dan sederetan lamina elastis yang berlubang-lubang dan tersusun melingkar, yang jumlahnya bertambah dengan meningkatnya usia (pada neonates berjumlah 40, pada orang dewasa berjumlah 70). Diantara lamina-lamina elastis terdapat sel-sel otot polos, serat retikulin, proteoglikan, dan glikoprotein. Tunika adventisia relatif kurang berkembang. Lamina elastis membantu fungsi penting yaitu agar influx darah lebih merata.3Arteri besar mempunyai fungsi menyalurkan darah, meredam tekanan yang disebabkan sistole jantung, menjaga agar aliran darah berjalan mulus atau tidak terhentak-hentak, disebut conducting arteries. Contoh arteri inominata, subclavia, arteri carotis communis, arteri iliaka. Arteri sedang (muskular)Arteri ini dapat mengendalikan banyaknya darah yang menuju organ dengan mengontraksi atau merelaksasikan sel-sel otot polos tunika media. Diameternya 0,5 mm 1cm, rata-rata 0,4 mm, tebal dinding 1 mm. Tunika elastika interna dan eksterna tampak jelas, terutama tunika elastika interna karena lapisan ini merupakan komponen terluar dari tunika interna.5 Tunika media dapat terdiri atas lapisan-lapisan sel otot polos sampai 40 lapisan. Sel-sel ini berbaur dengan lamina-lamina elastis (tergantung ukuran pembuluh) maupun serat-serat retikulin dan proteoglikan, yang dihasilkan serabut otot polos dalam jumlah yang bervariasi. Lamina elastika eksterna, yaitu komponen terakhir dari tunika media, hanya terdapat pada arteri muskular yang lebih besar.Adventisia terdiri atas jaringan ikat kira-kira tebalnya sama dengan tebal tunika medianya. Kandungan kolagen yang lebih tinggi dngan fibroblas. Serat elastik terkonsentrasi di lamina elastika eksterna.3Arteri sedang mempunyai fungsi untuk membagi darah ke organ yang membutuhkannya (distributing arteries). Contoh pada arteri brakhialis, arteri ulnaris, dan arteri femoralis.3

Arteriol (arteri kecil)Merupakan sebuah arteri yang umumnya mempunyai diameter kurang dari 0,5 mm dan memiliki lumen yang relatif sempit. Rata-rata mempunyai tebal 20 m. Lapisan subendotel tersebut sangat tipis. Pada arteriol yang sangat kecil, tidak terdapat lamina elastika interna, dan tunika media umumnya terdiri atas satu atau dua lapis sel otot polos yang melingkar, tidak ada lamina elastika eksterna. Di atas arteriol terdapat arteri kecil dengan tunika media yang lebih berkembang, dan lumennya lebih besar daripada lumen arteriol. Arteri kecil mempunyai sampai 8 lapis otot polos paa tunika media. Pada arteriol dan arteri kecil, tunika adventisianya sangat tipis.Arteriol atau arteri kecil merupakan kunci yang mengontrol jumlah aliran darah. Arteriol mempunyai fungsi mendistribusikan darah ke jaringan organ-organ dalam dan mengontrol aliran darah ke dalam kapiler.

Gambar 7. Dari kiri-kanan. Arteri besar , arteri sedang, arteri kecil8

3. Vena Merupakan suatu pembuluh darah yang membawa darah dengan tekanan rendah kembali jantung. Ada 3 tipe vena yaitu vena besar, vena sedang, vena kecil. Mempunyai tunika intima, media dan adventisia. Dinding vena lebih tipis daripada dinding arteri. Beberapa vena mempunyai katup untuk mencegah aliran darah balik.Vena besarVena besar mempunyai tunika intima yang berkembang baik, tunika intima sama seperti vena sedang yang umumnya memiliki lapisan subendotel. Pada tunika media perkembangannya kurang sempurna, kadang tidak ada. Bila ada, struktur histologis mirip dengan vena sedang. Tunika medianya lebih tipis, dengan beberapa lapisan sel otot polos dan sejumlah jaringan ikat.2Tunika adventisia beberapa kali lebih tebal daripada tunika medianya. Terdiri atas jaringan ikat dengan serat kolagen tersusun longitudinal. Terdapat berkas otot polos yang sangat mencolok dan tersusun longitudinal.3

Vena sedang Mempunyai diameter 1-2 mm. Pada tunika intima selapis sel endotel, kadang-kadang ada jaringan ikat di bawahnya. Tunika medianya jauh lebih tipis daripada arteri sedang, serat kolagen lebih menonjol daripada serat otot polos. Tunika adventisianya lebih tebal daripada tunika medianya, jaringan ikat dan beberapa otot polos.

Vena kecil Vena kecil sel otot polos mula-mula selapis, kemudian lapisan otot polos bertambah banyak mengelilingi endotel. Diameter venula makin lama makin besar menjadi vena kecil.

Gambar 8. Dari kiri-kanan. Venula, vena kecil, vena besarSedangkan pada Vena memiliki katup yang berguna untuk mengatasi gaya berat sehingga darah tidak mengalir kembali ke arteri, sebagai pompa dan mencegah agar kekuatan kontraksi otot rangka tidak menimbulkan tekanan balik ke kapiler darah. Untuk lebih jelas, perbedaan vena dengan arteri. 2

Gambar 9. Perbedaan Pembuluh Arteri dan Vena.

Mekanisme pembekuan darahMekanisme hemostasis melibatkan suatu rangkaian proses yang cepat. Vasokonstriksi, jika pembuluh darah terpotong, trombosit pada sisi yang rusak melepas serotonin dan tromboksan A2 (prostaglandin), yang menyebabkan otot polos dinding pembuluh darah berkonstriksi. Hal ini pada awalnya akan mengurangi darah yang hilang. Trombosit membengkak, menjadi lengket, dan menempel pada serabut kolagen dinding pembuluh darah yang rusak, membentuk sumbatan trombosit. Trombosit melepas ADP (adenosine diphosphat) untuk mengaktivasi trombosit lain, sehingga mengakibatkan agregasi trombosit untuk memperkuat sumbatan. Jika kerusakan pembuluh darah sedikit, maka sumbatan trombosit mampu menghentikan pendarahan, sedangkan jika kerusakannya besar, maka sumbatan trombosit dapat mengurangi pendarahan, sampai proses pembekuan terbentuk.4,5Pembekuan darah terbagi mejadi mekanisme ekstrinsik dan intrinsik. Mekanisme ekstrinsik pembekuan darah dimulai dari faktor eksternal pembuluh darah itu sendiri. Tromboplastin (membran lipoprotein) yang dilepas oleh sel-sel jaringan yang rusak mengaktivasi protombin (protein plasma) dengan bantuan ion kalsium untuk membentuk thrombin. Thrombin mengubah fibrinogen yang dapat larut, menjadi fibrin yang tidak dapat larut. Benang-benang fibrin membentuk bekuan, atau jaring-jaring fibrin, yang menangkap sel darah merah dan trombosit serta menutup aliran darah yang melalui pembuluh yang rusak. Mekanisme instrinsik untuk pembekuan darah berlangsung dalam cara yang lebih sederhana daripada mekanisme ekstrinsik. Mekanisme ini melibatkan 13 faktor pembekuan yang hanya ditemukan dalam plasma darah. Setiap faktor protein berada dalam kondisi tidak aktif, jika salah satu diaktivasi, maka aktivitas enzimatiknya akan mengaktivasi faktor selajutnya dalam rangkaian, dengan demikian akan terjadi suatu rangkaian reaksi untuk membentuk bekuan darah.4 Sumber faktor-faktor pembekuan darah adalah hati dan vitamin K. hati mensintesis sebagian besar faktor pembekuan, sehingga berperan penting dalam pembekuan darah. Penyakit hati yang menggnggu sintesis ini dapat menimbulkan kesulitan pembekuan darah. Vitamin K juga sangat penting dalam sintesis protrombin dan faktor pembekuan darah lainnya dalam hati. Absorpsi vitamin ini dari usus, jika penyerapan vitamin ini berkurang maka kemampuan untuk membentuk bekuan akan berkurang.4,5Mekanisme pembuluh darahPeredaran darah dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu Sistem kardiovaskulerdan Sistem sirkulasi limfatik. Sistem kardiovaskulermerupakan sub sistem sirkulasi yang bertugas mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Sedangkansistem sirkulasi limfatikterdiri dari kelenjar limfe, pembuluh limfe dan cairan limfe atau getah bening. Sistem kardiovaskuler bertugas mengedarkan darah ke seluruh tubuh dimana darah mengandung oksigen dan nutrisi berupa sari makanan yang diperlukan sel/jaringan untuk metabolisme. Sistem kardiovaskuler juga membawa sisa metabolisme berupa ekskret untuk dibuang melalui organ-organ eksresi. Sistem kardiovaskuler ini mempunyai karakter yang khas yaitu selalu cairan berupa darah pada manusia berada di dalam pembuluh darah sehingga peredarannya tertutup. Sistem kardiovaskuler mendistribusikan darah ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah (sirkulasi darah). Sirkulasi darah terbagi menjadi 2 bagian yaitu sirkulasi sistemik (Sistem peredaran darah besar) dan Sirkulasi pulmonal ( Sistem peredaran kecil).a.Sirkulasi pulmonal ( Sistem peredaran kecil).Sirkulasi pulmonalatau disebut juga sistem peredaran darah kecil adalah sirkulasi darah antara jantung dan paru-paru. ( Jantung - Paru paru - Jantung lagi). Detailnya darah dari jantung (ventrikel kanan) dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, darah ini banyak mengandung karbondioksida sebagai sisa metabolisme untuk dibuang melalui alveolus paru-paru ke atmosfer. Selanjutnya darah akan teroksigenasi pada kapiler paru dan kembali ke jantung (atrium kiri) melaluivena pulmonalis. Arteri Pulmonalisadalah satu satunya aretri yang kaya Carbon dioksida dan Vena Pulmonalisadalah satu satunya pembuluh darah vena / balik yang kaya akan Oksigen

b.Sirkulasi sistemik (Sistem peredaran darah besar)

Sirkulasi sistemikatau peredaran darah besar/Magna sirkulatoria adalah srikulasi darah dari jantung (ventrikel kiri) ke seluruh tubuh (kecuali paru-paru).( Jantung - Tubuh - Jantung ). Darah dari ventrikel kiri dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta, kemudian pembuluh darah Aorta bercabang-cabang menjadi arteri dan arteri bercabang lagii membentuk aeteriol / arteri yang lebih kecil yang tersebar dan bisa mengakses ke seluruh sel tubuh kita . Selanjutnya darah dikembalikan ke jantung bagian kanan tepatnya ke serambi kanan)/ ventrikel dexter melalui vena cava baik Vena cava superior ( tubuh sebelah atas jantung ) maupun Vena cava inferior.Sirkulasi darah antara jantung dan seluruh tubuh berjalan satu arah. Darah dari ventrikel kanan dialirkan ke paru-paru kemudian kembali ke jantung dan diedarkan ke seluruh tubuh dari ventrikel kiri melalui aorta dan aorta akan bercabang-cabang menjadi arteri, arteriola / pembuluh kapiler. Selanjutnya dikembalikan ke jantung melalui venula -vena - vena cava (pembuluh balik).5

Macam-macam peredaran darah :1. Peredaran darah kecil, melalui : Ventrikel kanan ke arteri pulmonalis ke paru-paru ke vena pulmonalis ke atrium kiri. Ringkasnya Jantung ke paru-paru ke jantung2. Peredaran darah besar, melalui : Ventrikel kiri ke aorta ke arteri ke arteriola ke kapiler ke venula ke vena ke vena cava superior dan vena cava inferior ke atrium kanan.Atau : Ringkasnya dari Jantung ke seluruh tubuh ke jantung3. Sistem portae Darah sebelum masuk kembali ke jantung terlebih dahulu masuk ke dalam suatu organ yang disebut sistem portae . Pada mamalia/ manusia hanya terdapat satu sistem portae yaitu sistem portae hepatica. pembuluh ini kaya makanan karena mendapatkan makanan dengan menyerap makanan dari jonjot usus , di katak terdapat sistem porta berupa Venaporta renalis dari tungkai belakang ( Kaki) ke ginjal di saring darahnya baru ke jantung.

Pembuluh limpha (pembuluh getah bening)

Ada dua kelenjar tempat masuknya limfe ( getah bening ) dari jaringan yaitu Pembuluh limpha dada kanan (ductus limfaticus dekster). Menerima aliran limpha dari daerah kepala, leher, dada, paru-paru, jantung, lengan kanan yang bermuara di pembuluh balik di bawah selangka kanan. Pembuluh limpha dada kiri (ductus thoracikus). Menerima aliran limpha dari bagian lain danbermuara di pembuluh balik di bawah selangka kiri. Pembuluh inimerupakan tempat bermuaranya pembuluh-pembuluh kil atau pembuluh lemak, yaitu pembuluh yang mengumpulkan asam lemak, yang diserap oleh usus. Pada kelenjar limpha dibuat sel-sel darah putih limfosit yang berperan dalam pemberantasan kuman penyakit. Limpha disebut juga getah bening, limpha merupakan cairan tubuh yang tak kalah penting dari darah.Ada beberapa perbedaan antara limfa dengan darah di antaranya : Cairan limfa berwarna kuning keputih-putihan yang disebabkan karena adanya kandungan lemak dari usus. Jika darah tersusun dari banyak sel-sel darah, maka pada limfa hanya terdapat satu macam sel darah, yaitu limfosit, yang merupakan bagian dari sel darah putih. Limfosit inilah yang akan menyusun sistem imunitas pada tubuh, karena dapat menghasilkan antibodi.Cairan limfa juga memiliki kandungan protein seperti pada plasma darah, namun pada limfa ini kandungan proteinnya lebih sedikit dan mengandung lemak yang dihasilkan oleh usus. Berbeda dengan pembuluh darah, pembuluh limfa ini memiliki katup yang lebih banyak dengan struktur seperti vena kecil dan bercabang-cabang halus dengan bagian ujung terbuka. Dari bagian yang terbuka inilah cairan jaringan tubuh dapat masuk ke dalam pembuluh limfa. Fungsi pembuluh limfa antara lain : Mengangkut cairan dan protein dari jaringan tubuh ke dalam darah. Menghancurkan kuman penyakit. Menghasilkan zat antibodi. Mengangkut emulsi lemak dari usus ke dalam darah.Pembuluh limfa utama dalam tubuh terdiri atas bagian-bagian berikut. Duktus limfatikus dekster (pembuluh limfa kanan) Pembuluh ini terletak pada pembuluh balik di bawah tulang selangka kanan. Pembuluh limfe kanan merupakan tempat muara dari semua cairan limfe yang berasal dari kepala, leher, dada, paru-paru, jantung, dan lengan kanan. Duktus toraksikus (pembuluh limfa dada) Pembuluh ini terletak pada pembuluh balik di bawah tulang selangka kiri. Pembuluh ini merupakan tempat muara pembuluh lemak dari usus. Pembuluh limfe ini juga mengumpulkan cairan limfe yang berasal dari bagian lain selain yang disebutkan di atas. Peredaran limfe dimulai dari seluruh tubuh dan berakhir di pembuluh balik. Pada tempat-tempat pertemuan pembuluh limfe terdapat kelenjar limfa. Kelenjar ini menghasilkan zat antibodi yang disebut limfosit, berfungsi untuk membasmi bibit penyakit. Kelenjar limfa yang terdapat dalam tubuh manusia, antara lain terdapat pada ketiak, leher, paha, lipatan siku, tonsil, amandel, adenoid.6Tekanan DarahTekanan darah di arteri brachialis pada orang muda dewasa yang beristirahat pada posisi duduk atau berbaring normalnya sekitar 120/70 mmHg. Karena tekanan darah merupakan produk curah jantung dan tahanan perifer, maka tekanan darah dipengaruhi oleh kondisi yang mempengaruhi salah satu atau kedua faktor tersebut. Tingkat emosi seseorang akan meningkatkan curah jantung, reaksi vasodilatasi terjadi pada orang-orang yang mengalami gangguan emosional hebat sehingga menyebabkan orang tersebut pingsan.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah:,6,71. Pengembalian darah melalui vena/jumlah darah yang kembali ke jantung melalui vena. Jika darah yang kembali menurun, otot jantung tidak akan terdistensi, kekuatan ventrikular pada fase sistolik akan menurun dan tekanan darah akan menurun. Hal ini bisa disebabkan oleh pendarahan berat. Pada keadaan tidur atau berbaring dimana tubuh dalam keadaan posisi horizontal, pengembalian darah ke jantung melalui vena bisa dipertahankan dengan mudah. Tapi ketika berdiri aliran darah vena kembali ke jantung mengalam tahanan lain, yaitu gravitasi. Terdapat tiga mekanisme membantu pengembalian darah melalui vena, yakni kontruksi vena, pompa otot rangka, dan pompa respirasi.6,71. Frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung. Secara umum, apabila frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung meningkat, maka tekanan darah akan ikut meningkat. Inilah yang terjadi saat exercise/latihan fisik. Akan tetapi, apabila jantung berdetak terlalu kencang, ventrikel tidak akan terisi sepenuhnya diantara detakan, sehingga curah jantung dan tekanan darah akan menurun.7 1. Resistensi perifer, yaitu resistensi dari pembuluh darah bagi aliran darah. Arteri dan vena biasanya sedikit terkontruksi, sehingga tekanan darah diastol normal.6,71. Elastisitas arteri besar. Saat ventrikel kanan berkontraksi, darah yang memasuki arteri besar akan membuat dinding arteri berdistensi. Dinding arteri bersifat elastis dan dapat menyerap sebagian gaya yang dihasilkan aliran darah. Elastisitas ini menyebabkan tekanan diastol yang meningkat dan sistol yang menurun. Saat ventrikel kiri berelaksasi, dinding arteri juga akan kembali ke ukuran awal, sehingga tekanan diastol tetap berada di batas normal.6,71. Viskositas darah. Viskositas darah normal bergantung pada keberadaan sel darah merah dan protein plasma, terutama albumin. Kadar sel darah merah yang terlalu tinggi pada seseorang, sehingga menyebabkan peningkatan viskositas darah dan tekanan darah, sangatlah jarang, akan tetapi masih dapat terjadi pada kondisi polisitemia vena dan perokok berat. Kekurangan sel darah merah, seperti pada kondisi anemia, akan menyebabkan kondisi berbalik dari sebelumnya. Pada saat kekurangan, mekanisme penjaga tekanan darah seperti vasokontriksi akan terjadi untuk mempertahankan tekanan darah normal.,6,71. Kehilangan darah. Kehilangan darah dalam jumlah kecil, seperti saat donor darah, akan menyebabkan penurunan tekanan darah sementara, yang akan langsung dikompensasi dengan peningkatan tekanan darah dan peningkatan vasokontriksi. Akan tetapi, setelah perdarahan berat, mekanisme kompensasi ini takkan cukup untuk mempertahankan tekanan darah normal dan aliran darah ke otak. Walaupun seseorang dapat selamat dari kehilangan 50% dari total darah tubuh, kemungkinan terjadinya cedera otak meningkat karena banyaknya darah yang hilang dan tidak dapat diganti segera.61. Hormon. Beberapa hormon memiliki efek terhadap tekanan darah. Contohnya, pa da saat stress, medula kelenjar adrenal akan menyekresikan norepinefrin dan epinefrin, yang keduanya akan menyebabkan vasokontriksi sehingga meningkatkan tekanan darah. Selain dari vasokontriksi, epinefrin juga berfungsi meningkatkan heart rate dan gaya kontraksi. Hormon lain yang berperan adalah ADH yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis posterior saat tubuh mengalami kekurangan cairan. ADH akan meningkatkan reabsorbsi cairan pada ginjal sehingga kekurangan cairan. ADH akan meningkatkan reabsorbsi cairan pada ginjal sehingga tekanan darah tidak akan semakin turun. 6,7KesimpulanSistem kardiovaskuler terdiri dari jantung, pembuluh darah (arteri, vena, kapiler), dan darah yang mengalir di dalamnya. Dengan adanya pengaliran darah keluar jantung, aka nada darah yang kembali menuju jantung juga dan kemudian darah tersebut dibawa oleh aliran balik vena. Aliran balik vena dipengaruhi oleh beberapa factor yang dapat meningkatkan atau menurunkan aliran tersebut menuju ke jantung. Pada hemostasis terjadi mekanisme sumbat trombosit dan pembekuan darah.

Daftar pustaka 1. Drake RL. Greys Basic Anatomi. Singapore: Elsevier; 2012.h.93-114, 278-377.2. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta. EGC. 2002.3. Junqueira LC, Carneiro J, Kelley RO. Histologi dasar. Edisi ke-8. Jakarta: EGC;1998.h.210-414. Sloane E. Diterjemahkan oleh: Widyastuti P. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: EGC; 2004.5. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11th. Jakarta: EGC; 2007. 6. Silverthorn DU. Human Physiology an integrated approach. 5th ed. San Fransisco: Pearson Benjamin Cummings; 2010.p.480-520.7. Gray HH, Dawkins KD, Morgan JM, Simpson IA. Lectures note: Kardiologi. Ed-4. Jakarta: Penerbit Erlangga;2005.hal.137-12.

21