32
PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MAOS OLEH ANJAR KINANTHI PINARARATRI 802013025 TUGAS AKHIR Diajukan kepada Fakultas Psikologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA

SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MAOS

OLEH

ANJAR KINANTHI PINARARATRI

802013025

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Psikologi guna memenuhi sebagian dari persyaratan

untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan
Page 3: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

2

Page 4: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan
Page 5: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan
Page 6: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan
Page 7: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA

SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MAOS

Anjar Kinanthi Pinararatri

Krismi Diah Ambarwati

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 8: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

i

Abstrak

Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif yang bertujuan untuk mengetahui

signifikansi perbeda harga diri antara siswa jurusan IPA dengan siswa jurusan IPS

di SMA Negeri 1 Maos. Penelitian ini dilakukan pada 133 siswa SMA Maos yang

duduk di kelas X (sepuluh), dengan menggunakan teknik Simple Random

Sampling. Metode penelitian yang dipakai dalam pengumpulan data dengan

metode skala, yaitu skala harga diri yang disusun oleh Coopersmith (1967)

bernama Self-Esteem Inventory (SEI) yang kemudian diterjemahkan dan

dimodifikasi oleh peneliti. Teknik analisa data yang dipakai adalah teknik

komparatif Pearson. Hasil penelitian ini diperoleh nilai t-hitung = -2,278 dengan

sig.= 0,024 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan harga diri

yang signifikan antara siswa Ilmu Pengetahuan Alam dan siswa Ilmu Pengetahuan

Sosial pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Maos.

Kata kunci : harga diri, penjurusan SMA

Page 9: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

ii

Abstract

This research is type of comparative research aims to know the significant

differences about self-esteem between IPA and IPS students in SMA Negeri 1

Maos. This research has been conducted to 133 grade X students in SMA Negeri 1

Maos. The methods of collecting data was using the self-esteem Inventory

designed by Coopersmith in 1967. The datas were analyzed by comparative

Pearson technique, and the t-test score was = -2,278 with the significant = 0,024

(p<0,05). It mean that there is a difference of self-esteem between IPA and IPS

students in grade X SMA Negeri 1 Maos.

Keywords : self-esteem, high school major

Page 10: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

1

PENDAHULUAN

Latar belakang

Pada era modern seperti sekarang ini, pendidikan merupakan salah satu

faktor penting dalam kelangsungan hidup manusia, seperti dalam pembentukan

karakter manusia itu sendiri. Cara seseorang bertindak, atau mengucapkan kata-

kata juga tidak lepas dari proses pendidikan. Pernyataan tersebut juga didukung

oleh Sardiman (2005) yang menyatakan bahwa pendidikan dan pengajaran adalah

satu usaha yang bersifat sadar tujuan, yang dengan sistematis terarah pada

perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak didik. Pendidikan itu sendiri

dibedakan menjadi dua, yaitu pendidikan formal dan pendidikan nonformal.

Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang tidak terikat dengan instansi,

contohnya pendidikan di lingkungan keluarga. Pendidikan formal adalah

pendidikan yang terikat dengan sebuah instansi, contohnya pendidikan di

lingkungan sekolah, yaitu lembaga pendidikan seperti Sekolah Dasar (SD), hingga

pendidikan di Universitas atau Perguruan Tinggi.

Salah satu lembaga pendidikan formal yang menjadi fokus peneliti adalah

Sekolah Menengah Atas, yaitu jenjang pendidikan yang ditempuh setelah lulus

dari Sekolah Menengah Pertama. Pada masa tersebut rata-rata siswa memiliki

rentang usia antara 15-17 tahun, dimana tahap perkembangan yang terjadi di usia

tersebut menurut Monks (2006) merupakan tahap perkembangan di masa remaja

pertengahan atau madya. Santrock (2012) menambahkan bahwa remaja adalah

suatu periode transisi dalam rentang kehidupan manusia, yang menjembatani

masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang mencangkup perubahan biologis,

kognitif, dan sosial emosional. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting

Page 11: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

2

diantara tahap perkembangan lainnya, karena orang harus mencapai tingkat

identitas ego yang cukup baik. Di samping itu, dalam Sekolah Menengah Atas

juga terdapat pembagian jurusan sesuai dengan minat dan bakat siswa. Penjurusan

itu sendiri merupakan suatu proses penempatan dalam pemilihan program studi

siswa (Gani, 1991). Program studi atau jurusan yang ada di Sekolah Menengah

Atas yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan

Bahasa. Namun pada beberapa Sekolah Menengah Atas hanya terdapat dua

jurusan, yaitu Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial saja.

Tujuan dari penjurusan menurut Snow (dalam Wahyuning dkk., 2014)

adalah agar pelajaran yang akan diberikan kepada siswa menjadi lebih terarah

karena telah sesuai dengan minatnya. Namun seiring dengan berjalannya waktu,

timbul berbagai stereotype mengenai jurusan Ilmu Pengetahuan Alam dan jurusan

Ilmu Pengetahuan Sosial, yang menyatakan bahwa jurusan Ilmu Pengetahuan

Alam lebih unggul dibandingkan dengan jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

siswanya lebih dikenal sebagai siswa yang kurang pandai dan suka membuat

keributan. Pernyataan tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Rambe (2016), yang mengatakan bahwa masih ditemui siswa yang memiliki

stereotip negatif terhadap siswa dari kelas lain, dilihat dari hasil observasi dan

wawancara yang terlihat beberapa perilaku misalnya siswa dari kelas IPA yang

cenderung melabelkan siswa dari kelas IPS sebagai murid yang kurang pandai,

suka melanggar peraturan, suka membuat keributan dan kenakalan remaja, dan

lain sebagainya. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Mu’awanah

dan Jacky (2015) yang menyatakan bahwa bentuk dikotomi yang sering terjadi

Page 12: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

3

dalam suatu masyarakat, yaitu bahwa terdapat persepsi jurusan IPA lebih

berkualitas dibandingkan dengan jurusan lainnya.

Selain dari penelitian di atas, hal tersebut juga didukung oleh wawancara

yang dilakukan peneliti terhadap peserta didik beserta dengan orang tuanya di

SMA Negeri 1 Maos pada bulan September 2016. Kebanyakan dari mereka

beranggapan bahwa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam lebih bagus dan lebih

memiliki masa depan yang jelas daripada jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Tidak

hanya itu, beberapa dari peserta didik dan beberapa orang tua mereka bahkan

mengatakan bahwa siswa-siswa di jurusan Ilmu Pengetahuan Alam lebih rajin dan

pintar secara akademik dibandingkan dengan siswa-siswa pada jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial yang dinilai sebagai anak-anak nakal, malas, dan bermasalah.

Hasil wawancara terhadap beberapa siswa Ilmu Pengetahuan Alam sendiri,

mereka menyatakan benar adanya jika siswa di jurusan mereka memang terkenal

pintar dan lebih unggul dibandingkan dengan siswa Ilmu Pengetahuan Sosial.

Begitu juga dengan wawancara terhadap siswa di Ilmu Pengetahuan Sosial

sendiri, yang juga mengatakan benar adanya jika siswa di jurusan mereka lebih

terkenal dengan siswa yang malas dan terkadang suka membuat onar. Baik siswa

Ilmu Pengetahuan Alam maupun siswa Ilmu Pengetahuan Sosial, mereka sama-

sama berpendapat bahwa siswa Ilmu Pengetahuan Alam dianggap lebih unggul

dan rajin dari siswa Ilmu Pengetahuan Sosial yang dianggap lebih malas dan lebih

sering membuat onar. Hal tersebut memperlihatkan bahwa siswa Ilmu

Pengetahuan Alam cenderung lebih memandang diri mereka positif dibandingkan

dengan siswa Ilmu Pengetahuan Sosial.

Page 13: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

4

Hal tersebut kemudian berpengaruh terhadap pemilihan jurusan yang akan

dipilih peserta didik, seperti wawancara yang dilakukan peneliti terhadap

beberapa guru dan siswa di SMA Negeri 1 Maos pada bulan September 2016,

yang menyebutkan bahwa jurusan yang lebih diminati oleh kebanyakan siswa di

SMA tersebut adalah jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, dibandingkan dengan

jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Salah satu guru Bimbingan dan Konseling juga

menyebutkan bahwa ketika penjurusan dilakukan, minat sebagian besar siswa

memilih untuk memasuki jurusan Ilmu Pengetahuan Alam dibandingkan dengan

Ilmu Pengetahuan Sosial. Beliau juga mengatakan bahwa persepsi siswa-siswa

untuk lebih memilih Ilmu Pengetahuan Alam sudah tebentuk dari orang tuanya

sejak SMP, dimana beberapa dari mereka dituntut mengikuti les untuk pelajaran-

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam saja. Hal tersebut juga serupa dengan penelitian

yang dilakukan oleh Veronika (2013) yang menyebutkan bahwa pada beberapa

sekolah, jurusan Ilmu Pengetahuan Alam menjadi jurusan yang populer

dibandingkan dengan jurusan yang lain, hal ini menyebabkan jurusan Ilmu

Pengetahuan Alam menjadi lebih banyak diminati dibandingkan dengan jurusan

yang lain.

Erdyna (2010) menyebutkan bahwa berkembangnya pandangan orang saat

ini bahwa siswa Sekolah Menengah Atas di jurusan Ilmu Pengetahuan Alam lebih

unggul dari siswa jurusan yang lain adalah kondisi yang sangat berpengaruh

terhadap pembentukan harga diri, khususnya bagi mereka yang mengalami

kegagalan masuk jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, mereka akan cenderung

menilai dirinya sebagai orang yang tidak mampu, tidak berharga, tidak berani

menghadapi tantangan-tantangan baru dalam hidupnya. Harga diri juga bisa

Page 14: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

5

mempengaruhi prestasi seorang siswa karena keinginan untuk merasa berarti,

dihargai dan diakui kemampuan dirinya. Hal tersebut akan mendorong siswa

melakukan usaha agar bisa berprestasi di bidang akademik maupun non akademik,

seperti salah satu prestasi bagi siswa itu sendiri adalah mampu masuk di jurusan

Ilmu Pengetahuan Alam. Prestasi yang berhasil diraihnya tersebut akan

menaikkan harga dirinya baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah

(Baron & Byrne dalam Ross, 2000). Hal tersebut juga didukung oleh Rahmawati

(2007) yang menyatakan bahwa harga diri akan meningkat pada masa remaja

awal sampai remaja akhir, kemudian pada suatu saat harga diri akan menurun.

Menurut Coopersmith (dalam Burn, 1998) harga diri merupakan evaluasi yang

dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya, terutama sikap menerima,

menolak, dan indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuan,

keberartian, kesuksesan, dan keberhargaan. Harga diri juga dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu faktor fisik, faktor kelas sosial, faktor inteligensi, faktor

pola asuh, faktor jenis kelamin, dan faktor sekolah, dimana dalam faktor sekolah

terdapat pembagian jurusan seperti yang sudah dijelaskan dalam uraian di atas.

Coopersmith (dalam Harsini, 2008) juga mengatakan bahwa terdapat

empat aspek dalam harga diri, yaitu 1). Keberartian (significance), yang

menunjukkan adanya penilaian individu terhadap dirinya sendiri yaitu penilaian

terhadap keberartiannya, keberhargaannya termasuk penerimaan dan rasa berarti

yang didapat dari lingkungannya, yang ditunjukkan dengan adanya kepedulian,

perhatian, dan afeksi serta ekspresi cinta yang diterima individu dari lingkungan

sosialnya. Penerimaan dari lingkungan ditandai dengan adanya kehangatan,

respon yang baik dari lingkungan dan ketertarikan lingkungan terhadap individu

Page 15: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

6

serta menyukai individu sebagaimana adanya diri sendiri 2). Kekuatan (power),

yang menunjukkan adanya kemampuan individu untuk bisa mengatur dan

mengontrol tingkah lakunya sendiri dan mendapatkan pengakuan dari orang lain

atas tingkah lakunya tersebut. Power ini dinyatakan dengan adanya pengakuan

dan penghormatan yang diterima individu dari orang lain serta adanya kualitas

atas opini yang diutarakan individu yang diakui oleh orang lain. Dampak dari

adanya pengakuan pada diri anak akan membantu anak untuk mengembangkan

penilaian yang positif terhadap pandangannya sendiri dan mampu untuk bertahan

dari tekanan buruk dari lingkungan dan dari keinginan-keinginan serta kebutuhan

yang bersifat negatif dari anak 3). Kompetensi (competence), yang menunjukkan

adanya performansi yang tinggi untuk memenuhi keutuhan pencapaian prestasi

dimana level tugas-tugas tersebut tergantung pada variasi usia individu. Apabila

individu merasa telah mencapai tujuan atau mampu mencapai suatu hasil yang

diharapkannya, maka individu tersebut akan memberikan penilaian yang positif

pada dirinya, dan 4). Kebajikan (virtue), yang ditandai dengan adanya suatu

ketaatan untuk mengikuti standar moral, etika, dan agama dimana individu akan

menjauhi tingkah laku yang harus dihindari dan melakukan tingkah laku yang

dibolehkan atau diharuskan oleh moral, etika, dan agama.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Setyawan (2012)

mengenai perbedaan harga diri yang ditinjau dari jurusan, ditemukan bahwa ada

perbedaan harga diri antara siswa jurusan IPA dengan jurusan yang lain, yang

menunjukkan bahwa siswa jurusan IPA memiliki harga diri yang lebih tinggi

dibandingkan siswa pada jurusan lain. Namun berbeda dengan penelitian tersebut,

Somantri & Gaman (2009) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan harga diri

Page 16: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

7

antara siswa yang berasal dari kelompok kelas IPA dengan siswa yang berasal

dari kelompok kelas IPS. Dari hasil penelitian yang berbeda tersebut, maka

peneliti bertujuan untuk melakukan penelitian yang mengukur perbedaan tingkat

harga diri antara siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam dengan jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Maos.

Pertanyaan penelitian yang diajukan adalah, apakah ada perbedaan tingkat

harga diri antara siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam dengan jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Maos?

Hipotesis

Hipotesis penelitian yang diajukan untuk menjawab pertanyaan tersebut

adalah sebagai berikut :

Hipotesis Mayor :

1. Terdapat perbedaan tingkat harga diri antara siswa jurusan Ilmu Pengetahuan

Alam dengan jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas X SMA

Negeri 1 Maos.

2. Tingkat harga diri siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam lebih tinggi dari

siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Hipotesis Minor :

Terdapat perbedaan tingkat harga diri siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam

maupun jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial berdasarkan jenis kelamin.

Page 17: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

8

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan

kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan

angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta

penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2010). Jenis dari penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat

membandingkan (Sugiyono, 2009). Dalam hal ini, peneliti ingin membandingkan

tingkat harga diri antara siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam dengan jurusan

Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa yang berada di kelas X SMA Negeri 1 Maos.

Variabel penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas

dan variabel terikat. Adapun variabel yang ada yaitu jurusan sebagai variabel

bebas (X) dan harga diri sebagai variabel terikat (Y).

Definisi Operasional

Penjurusan merupakan suatu proses penempatan dalam pemilihan program

studi siswa (Gani, 1991). Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan

kebiasaan memandang dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi

besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan,

keberhargaan (Coopersmith, dalam Burn, 1998).

Page 18: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

9

Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1

Maos tahun ajaran 2016/2017. Populasi berjumlah 222 siswa Ilmu Pengetahuan

Alam (7 kelas) dan 91 siswa Ilmu Pengetahuan Sosial (3 kelas), sehingga total

populasi berjumlah 313 siswa.

Mengingat keterbatasan peneliti untuk menjangkau seluruh populasi, maka

peneliti hanya meneliti sebagian dari populasi yang dijadikan sebagai subjek

penelitian yang lebih dikenal dengan nama sampel, berjumlah 71 siswa IPA dan

62 siswa IPS yang diambil dengan cara acak. Penentuan sampel yang dilakukan

oleh peneliti yaitu dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling.

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa skala harga

diri. Skala harga diri yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada skala

yang disusun oleh Coopersmith (1967) yang bernama Self-Esteem Inventory (SEI)

yang kemudian diterjemahkan dan dimodifikasi oleh peneliti. Item-item dalam

skala tersebut dikelompokkan dalam pernyataan favorable dan unfavorable

dengan menggunakan 4 alternatif jawaban dari Skala Likert, yaitu sangat setuju

(SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Dalam alat ukur

tersebut terdapat empat aspek harga diri, yaitu keberartian (significance), kekuatan

(power), kompetensi (competence), dan kebajikan (virtue).

Berdasarkan pada perhitungan uji seleksi item dan reliabilitas skala harga

diri yang dilakukan sebanyak dua kali putaran, dari 58 item yang ada terdapat 19

item yang gugur di putaran pertama, sehingga diperoleh 39 item yang valid.

Page 19: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

10

Teknik pengukuran untuk menguji reliabilitas menggunakan teknik koefisien

Alpha Cronbach. Hasil koefisien Alpha pada skala harga diri yaitu sebesar 0,881.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif

Berikut adalah hasil perhitungan nilai rata-rata, minimal, maksimal dan

standar deviasi sebagai hasil pengukuran skala harga diri dari siswa jurusan IPA

dan siswa jurusan IPS:

Tabel 1. Deskriptif Statistika IPA dan IPS

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

IPA

Harga Diri

Valid N (listwise)

71

71

84

142

117.23

10.447

IPS

Harga Diri

Valid N (listwise)

62

62

92

138

113.10

10.404

Berdasarkan tabel 1, tampak skor empirik yang diperoleh pada skala harga

diri siswa IPA paling rendah adalah 84 dan skor paling tinggi adalah 142, dengan

rata-rata 117.23, dan standar deviasi 10.447. Sedangkan skor empirik pada skala

harga diri siswa IPS paling rendah adalah 92 dan skor paling tinggi adalah 138,

dengan rata-rata 113.10, dan standar deviasi 10.404. Untuk menentukan tinggi

rendahnya hasil pengukuran variabel harga diri baik pada siswa IPA maupun IPS

digunakan 3 (tiga) kategori, yaitu Tinggi, Sedang, dan Rendah. Jumlah pilihan

pada masing-masing item adalah 4 (empat). Maka skor maksimum yang diperoleh

adalah dengan cara mengkalikan skor tertinggi dengan jumlah soal, yaitu 4 x 39

item valid = 156 dan pembagian skor minimun dengan mengkalikan skor terendah

Page 20: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

11

dengan jumlah soal, yaitu 1 x 39 item valid = 39. Dengan adanya skor tertinggi,

skor terendah dan banyaknya kategori, maka dapat dihitung lebar interval dengan

rumus sebagai berikut :

Maka dari perhitungan tersebut didapatkan hasil seperti di tabel berikut ini:

Tabel 2. Kategorisasi Pengukuran Skala Harga Diri

Skala No Interval Kategori N Persentase Mean SD

Harga

Diri

IPA

1 117 < x ≤ 156 Tinggi 38 53,52 %

117,23 10,447 2 78 < x ≤ 117 Sedang 33 46,48 %

3 39 ≤ x ≤ 78 Rendah 0 0 %

Jumlah 71 100 %

Harga

Diri

IPS

1 117 < x ≤ 156 Tinggi 20 32,26 %

113,10 10,404 2 78 < x ≤ 117 Sedang 42 67,74 %

3 39 ≤ x ≤ 78 Rendah 0 0 %

Jumlah 62 100 %

Berdasarkan tabel 2, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 38 siswa IPA

memiliki harga diri dalam kategori tinggi dengan presentase 53,52 % dan 33 siswa

memiliki harga diri dalam kategori sedang dengan presentase 46,48 %. Sedangkan

pada siswa IPS, sebanyak 20 siswa memiliki harga diri dalam kategori tinggi

dengan presentase 32,26 % dan 42 siswa memiliki harga diri dalam kategori

sedang dengan presentase 67,74 %. Kemudian, baik siswa IPA maupun IPS tidak

ada yang memiliki harga diri dalam kategori rendah. Selanjutnya, peneliti juga

menambah data tambahan lainnya yaitu perbedaan jumlah siswa berdasarkan

pendapatan orang tua. Peneliti mengkategorikannya dalam lima kategori, yaitu :

Page 21: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

12

Tabel 3. Kategorisasi Berdasarkan Pendapatan Orang Tua

No Interval Kategori Jumlah

IPA IPS

1. 8.060.000 < x ≤ 10.000.000 Tinggi 0 2

2. 6.120.000 < x ≤ 8.060.000 Agak Tinggi 1 0

3. 4.180.000 < x ≤ 6.120.000 Cukup 5 1

4. 2.240.000 < x ≤ 4.180.000 Agak Rendah 10 13

5. 300.000 ≤ x ≤ 2.240.000 Rendah 51 37

Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa

baik dari IPA maupun dari IPS berkaitan dengan pendapatan orang tua masuk

dalam kategori rendah, yaitu 51 siswa untuk jurusan IPA dan 37 siswa untuk

jurusan IPS. Selanjutnya, di kategori agak rendah didapat 10 siswa IPA dan 13

siswa IPS, kategori cukup 5 siswa IPA dan 1 siswa IPS, kategori agak tinggi 1

siswa IPA, dan kategori tinggi 2 siswa IPS. Sedangkan sisanya yaitu 4 siswa IPA

dan 9 siswa IPS tidak mengisi tabel pendapatan orang tua.

Uji Asumsi

Uji asumsi yang dilakukan terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang telah

dilakukan berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini

menggunakan metode Kolmogorov Smirnov. Data dapat dikatakan berdistribusi

normal apabila nilai signifikansi (p > 0,05) yang didapat dari hasil analisa

menggunakan program SPSS 16.0. Hasil uji normalitas pada data penelitian ini

berdistribusi normal, dengan tabel sebagai berikut :

Page 22: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

13

Tabel 4. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

IPA IPS

N 71 62

Normal Parametersa Mean 117.23 113.10

Std. Deviation 10.447 10.404

Most Extreme Differences Absolute .097 .080

Positive .053 .080

Negative -.097 -.067

Kolmogorov-Smirnov Z .818 .629

Asymp. Sig. (2-tailed) .516 .824

a. Test distribution is Normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah sampel-sampel dalam

penelitian berasal dari populasi yang sama. Data dapat dikatakan homogen

apabila nilai p > 0,05. Hasil uji homogenitas menyatakan bahwa data penelitian

ini bersifat homogen, dengan tabel sebagai berikut :

Tabel 5. Uji Homogenitas

Uji Hipotesis Komparasi

Setelah melakukan uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji

homogenitas, selanjutnya dilakukan uji hipotesis komparasi melalui pendekatan

Independent Sample t-test yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya

perbedaan perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak

Test of Homogeneity of Variances

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

.082 1 131 .774

Page 23: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

14

berhubungan. Kedua sampel dapat dikatakan memiliki perbedaan yang signifikan

apabila nilai p < 0,05. Hasil uji-t dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini :

Tabel 6. Uji-t

Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis komparasi (uji-t), diperoleh

nilai t-hitung sebesar -2,278 dengan nilai signifikansi sebesar 0,024 (p<0,05). Hal

ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan harga diri yang signifikan antara siswa

Ilmu Pengetahuan Alam dan siswa Ilmu Pengetahuan Sosial, dengan mean siswa

IPA (117,23) yang lebih tinggi dari siswa IPS (113,10). Dengan demikian maka

menunjukkan bahwa harga diri siswa Ilmu Pengetahuan Alam lebih tinggi

daripada siswa Ilmu Pengetahuan Sosial. Dari hasil tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesis peneliti diterima. Selanjutnya selain menghitung

perbedaan secara keseluruhan, peneliti juga menghitung perbedaan secara lebih

spesifik dengan membedakannya menurut jenis kelamin, yaitu antara laki-laki

Group Statistics

JenisKe

lompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

HargaDiri 1 62 113.10 10.404 1.321

2 71 117.23 10.447 1.240

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std. Error

Differenc

e

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Harga

Diri

Equal variances

assumed .082 .774 -2.278 131 .024 -4.129 1.813 -7.714 -.543

Equal variances

not assumed

-2.278

128.7

37 .024 -4.129 1.812 -7.714 -.543

Page 24: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

15

IPA dengan laki-laki IPS, perempuan IPA dengan perempuan IPS, laki-laki

dengan perempuan IPA, serta laki-laki dengan perempuan IPS. Hasil perhitungan

sebagai berikut :

Laki-laki IPA – IPS

Tabel 7. Uji-t Laki-laki IPA – IPS

JenisKe

lompok N Mean t Sig. (2-tailed)

LakiLakiIPAIPS IPA 19 111.84 .347 .731

IPS 22 110.68

Perempuan IPA – IPS

Tabel 8. Uji-t Perempuan IPA – IPS

JenisKe

lompok N Mean t Sig. (2-tailed)

PerempuanIPAIPS IPA 52 114.88 .217 .829

IPS 40 114.42

Laki-laki – Perempuan IPA

Tabel 9. Uji-t Laki-laki – Perempuan IPA

JenisKe

lompok N Mean t Sig. (2-tailed)

LakiPerempuanIPA Perm 52 114.88 1.111 .270

Laki 19 111.84

Laki-laki – Perempuan IPS

Tabel 10. Uji-t Laki-laki – Perempuan IPS

JenisKe

lompok N Mean t Sig. (2-tailed)

LakiPerempuanIPS Perm 40 114.42 1.365 .177

Laki 22 110.68

Page 25: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

16

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai t-hitung sebesar

0,347 dengan nilai signifikansi sebesar 0,731 (p>0,05) untuk perbandingan antara

Laki-laki IPA dan IPS, nilai t-hitung sebesar 0,217 dengan nilai signifikansi

sebesar 0,829 (p>0,05) untuk perbandingan antara Perempuan IPA dan IPS, nilai

t-hitung sebesar 1,111 dengan nilai signifikansi sebesar 0,270 (p>0,05) untuk

perbandingan antara Laki-laki dan Perempuan IPA, dan nilai t-hitung sebesar

1,365 dengan nilai signifikansi sebesar 0,177 (p>0,05) untuk perbandingan antara

Laki-laki dan Perempuan IPS. Hal ini menunjukan bahwa tidak terdapatnya

perbedaan harga diri yang signifikan yang ditinjau dari jenis kelamin, baik antara

Laki-laki IPA dan IPS, antara Perempuan IPA dan IPS, antara Laki-laki dan

Perempuan IPA, maupun antara Laki-laki dan Perempuan IPS.

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian mengenai perbedaan tingkat harga diri antara siswa

jurusan Ilmu Pengetahuan Alam dengan jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial pada

siswa kelas X SMA Negeri 1 Maos, didapatkan hasil uji perhitungan komparasi

(uji-t) yang memiliki nilai t-hitung sebesar -2,278 dengan nilai signifikansi

sebesar 0,024 (p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

harga diri yang signifikan antara siswa Ilmu Pengetahuan Alam dan siswa Ilmu

Pengetahuan Sosial pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Maos, dengan rata-rata

siswa Ilmu Pengetahuan Alam lebih tinggi dari siswa Ilmu Pengetahuan Sosial,

yaitu 117,23 untuk siswa Ilmu Pengetahuan Alam dan 113,10 untuk siswa Ilmu

Pengetahuan Sosial. Selain itu, dapat dilihat juga bahwa siswa Ilmu Pengetahuan

Alam memiliki harga diri dalam kategori tinggi yang presentasenya lebih besar

Page 26: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

17

dari siswa Ilmu Pengetahuan Sosial, yaitu 53,52% untuk siswa Ilmu Pengetahuan

Alam, sedangkan untuk Ilmu Pengetahuan Sosial sebesar 32,26%.

Hasil penelitian ini dapat dikatakan sejalan dengan hipotesis mayor

peneliti dan hasil dari penelitian lainnya seperti penelitian yang dilakukan oleh

Veronika (2013) dan Setyawan (2012) yang menyatakan bahwa ada perbedaan

harga diri antara siswa jurusan IPA dengan jurusan lainnya, yang menunjukkan

bahwa siswa jurusan IPA memiliki harga diri yang lebih tinggi dibandingkan

siswa pada jurusan lain. Pandangan masyarakat yang timbul mengenai jurusan

Ilmu Pengetahuan Alam lebih unggul dibandingkan dengan jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial yang siswanya lebih dikenal sebagai siswa yang kurang

pandai dan suka membuat keributan, rupanya dapat mempengaruhi harga diri

siswa dari jurusan Ilmu Pengetahuan Alam menjadi lebih tinggi dibandingkan

dengan siswa dari jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, terkhusus dalam penelitian

ini. Tidak hanya itu, karena pengakuan masyarakat akan lebih unggulnya jurusan

Ilmu Pengetahuan Alam, menyebabkan siswa dari jurusan Ilmu Pengetahuan

Alam juga mampu melihat diri mereka secara lebih positif dibandingkan dengan

siswa dari jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, yang dapat dilihat dari hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dimana siswa dari masing-masing jurusan

membenarkan pandangan masyarakat tersebut.

Pernyataan tersebut juga rupanya didukung oleh pernyataan dari Erdyna

(2010) yang menyebutkan bahwa berkembangnya pandangan orang saat ini bahwa

siswa Sekolah Menengah Atas di jurusan Ilmu Pengetahuan Alam lebih unggul

dari siswa jurusan yang lain adalah kondisi yang sangat berpengaruh terhadap

pembentukan harga diri, khususnya bagi mereka yang mengalami kegagalan

Page 27: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

18

masuk jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, mereka akan cenderung menilai dirinya

sebagai orang yang tidak mampu, tidak berharga, tidak berani menghadapi

tantangan-tantangan baru dalam hidupnya. Selanjutnya selain meneliti perbedaan

harga diri siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam dan siswa jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial secara umum, sebagai data tambahan peneliti juga

membandingkan harga diri yang ditinjau dari jenis kelamin, yaitu perbedaan harga

diri antara Laki-laki IPA dan IPS, perbedaan harga diri antara Perempuan IPA dan

IPS, perbedaan harga diri antara Laki-laki dan Perempuan IPA, dan perbedaan

harga diri antara Laki-laki dan Perempuan IPS.

Dalam perbandingan tersebut, nampaknya perbedaan harga diri siswa

jurusan Ilmu Pengetahuan Alam dan siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

dalam penelitian ini tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, pasalnya baik antara

Laki-laki IPA dan IPS, antara Perempuan IPA dan IPS, antara Laki-laki dan

Perempuan IPA, maupun antara Laki-laki dan Perempuan IPS, tidak menunjukkan

adanya perbedaan harga diri yang signifikan karena keempat perbedaan tersebut

nilai signifikansinya lebih dari 0,05 (p>0,05). Menurut asumsi peneliti, jenis

kelamin tidak mempengaruhi perbedaan harga diri dikarenakan dalam penelitian

ini fokus peneliti adalah harga diri secara umum dan tidak menekankan pada

harga diri yang berkaitan dengan jenis kelamin. Selain itu, harga diri seseorang

atau siswa tidak terbentuk dengan begitu saja. Harga diri dapat terbentuk dari

pengalaman hidup yang mengembangkan sikap, keyakinan, cara berfikir, dan

berperilaku tertentu yang dirumuskan dalam bentuk kebiasaan yang sangat positif,

kebiasaan untuk selalu berorientasi pada apa yang dapat dilakukan dan apa yang

Page 28: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

19

telah dilakukan, dan kemudian menjadikannya sebagai dasar untuk peningkatan

kualitas hidup (Brech dalam Harsini, 2008).

Selanjutnya sebagai data tambahan lainnya, peneliti juga menambahkan

tentang perbedaan jumlah siswa berdasarkan pendapatan orang tua yang

dikategorikan menjadi lima, yaitu tinggi, agak tinggi, cukup, agak rendah, dan

rendah. Berdasarkan kategori tersebut, didapat perbedaan jumlah siswa baik IPA

maupun IPS dalam setiap kategorinya. Pada jurusan Ilmu Pengetahuan Alam,

tidak terdapat siswa yang berada dalam kategori tinggi, 1 siswa dalam kategori

agak tinggi, 5 siswa dalam kategori cukup, 10 siswa dalam kategori agak rendah,

dan 51 siswa dalam kategori rendah. Sedangkan pada jurusan Ilmu Pengetahuan

Sosial, terdapat 2 siswa yang berada dalam kategori tinggi, tidak terdapat siswa

dalam kategori agak tinggi, 1 siswa dalam kategori cukup, 13 siswa dalam

kategori agak rendah, dan 37 siswa dalam kategori rendah.

Dapat dilihat bahwa berdasarkan pendapatan orang tua, rata-rata atau

sebagian besar siswa baik jurusan IPA maupun IPS berada dalam kategori rendah.

Meskipun sebagian besar orang tua siswa memiliki pendapatan yang rendah,

namun harga diri siswa baik IPA maupun IPS sebagian besar berada pada kategori

tinggi dan sedang. Hal tersebut dapat terlihat dari jumlah persentase yang ada.

Untuk itu dapat disimpulkan bahwa meskipun sebagian besar pendapatan orang

tua mereka rendah, banyak dari mereka yang tetap meliki harga diri dalam

kategori tinggi maupun sedang, sehingga hal tersebut memperkuat asumsi peneliti

bahwa dalam penelitian kali ini pendapatan orang tua tidak mempengaruhi harga

diri siswa baik IPA maupun IPS.

Page 29: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

20

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perbedaan tingkat

harga diri antara siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam dengan jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Maos, maka dapat

diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan tingkat harga diri yang signifikan

antara siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam dengan jurusan Ilmu Pengetahuan

Sosial pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Maos dengan nilai signifikansi sebesar

0,024, dan dengan nilai rata-rata harga diri siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam

yang lebih tinggi dari siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, yaitu 117,23 :

113,10. Selain itu, siswa Ilmu Pengetahuan Alam memiliki harga diri dalam

kategori tinggi yang presentasenya lebih besar dari siswa Ilmu Pengetahuan

Sosial, yaitu 53,52% : 32,26%.

Saran

Setelah peneliti melakukan penelitian dan pengamatan langsung serta

melihat hasil penelitian yang ada tentang perbedaan tingkat harga diri antara siswa

jurusan Ilmu Pengetahuan Alam dengan jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial pada

siswa kelas X SMA Negeri 1 Maos, maka berikut ini beberapa saran yang dapat

peneliti ajukan :

1. Bagi Orang Tua dan Masyarakat

Orang tua dan masyarakat diharapkan dapat memberikan pandangan yang

seimbang terhadap semua jurusan terkhusus dalam hal ini adalah IPA dan IPS,

karena masing-masing jurusan memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri.

Page 30: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

21

Dengan tidak memandang jurusan tertentu lebih unggul, maka anak juga akan

berpandangan demikian dan dapat bebas memilih sesuai dengan minat dan

kemampuannya.

2. Bagi pihak Sekolah

Pihak sekolah diharapkan dapat memberikan pemahaman terhadap anak

didiknya terkait dengan jurusan bahwa pada dasarnya semua jurusan itu sama

dan memiliki kekurangan kelebihan masing-masing. Selain itu, diharapkan

juga agar pihak sekolah dapat memberikan perlakuan yang sama terhadap

semua jurusan agar tidak ada anak didik yang merasa dibedakan.

3. Bagi Siswa SMA

Siswa SMA diharapkan dapat memilih jurusan berdasarkan kemampuan dan

minatnya, bukan berdasarkan apa yang dianggap baik oleh masyarakat atau

lingkungan sekitarnya. Karena setiap jurusan memiliki kekurangan dan

kelebihan masing-masing, maka siswa SMA juga diharapkan dapat belajar

dengan rajin dan sungguh-sungguh.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih lanjut mengenai harga diri

yang dapat dikaitkan dengan faktor lain seperti misalnya pendapatan orang tua,

yang dapat diteliti lebih mendalam agar dapat membantu mencari adanya

perbedaan harga diri antara kedua jurusan.

Page 31: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

22

DAFTAR PUSTAKA

Aria, N. F. (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi minat memilih jurusan IPS

pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Juwana Kabupaten Pati tahun ajaran

2010/2011. Skripsi. Semarang : Universitas Negeri Semarang. Diakses

September, 29 2016 dari: lib.unnes.ac.id/7136/1/10483.pdf

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian (suatu pendekatan praktik). Jakarta:

Rineka Cipta.

Burn, B. (1998). Konsep diri : teori, pengukuran, perkembangan dan perilaku.

Alih bahasa oleh Eddy. Jakarta: Arcan, R.

Erdyna, N. (2010). Pengembangan paket pelatihan asertivitas untuk meningkatkan

harga diri siswa kelas XI-IS di SMA Negeri 3 Malang. Skripsi. Malang :

Universitas Negeri Malang.

Gani, A. Ruslan. 1991. Bimbingan Penjurusan. Bandung : Angkasa.

Harsini, A. (2008). Self esteem pada remaja. Psikovidya, 12, 112-118.

Maulana, I. (2013). Perbedaan harga diri antara siswa yang mengikuti dengan

yang tidak mengikuti ekstrakulikuler olahraga di SMA Negeri 4 Kotamadya

Magelang. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses

September, 02 2016 dari: eprints.uny.ac.id/13718/1/Skripsi%20Imam%20

Maulana.pdf

Mongks, F.J., Knoers, A.M.P., & Haditono, S.R. (2000). Psikologi

Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Mu’awanah, S. & Jacky, M. (2015). Perang stigma antara siswa IPA/IPS di MAN

Lasem. Paradigma, 03. Diakses Oktober, 15 2016 dari: http://jurnal

mahasiswa.unesa.ac.id/index.php/paradigma/article/view/10789/14087

Noordjanah, A. (2015). Hubungan harga diri dan optimisme dengan motivasi

belajar pada siswa MAN Maguwoharjo Sleman Yogyakarta. Yogyakarta :

Universitas Ahmad Dahlan. Diakses September, 07 2016 dari:id.portal

garuda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=122897

Prayoga, B. (2015). Perbedaan “self esteem” (harga diri) antara siswa kelas XI

jurusan IPA dan IPS MA Negeri 2 Tulungagung tahun pelajaran 2014/2015.

Skripsi. Kediri : Universitas Nusantara PGRI. Diakses September, 02 2016

dari:https://simki.lp2m.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2015/12.1.01.

01.0323.pdf

Rambe, N. (2016). Pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok teknik

diskusi dalam mengurangi stereotip antar kelas pada siswa kelas XI SMA

Page 32: PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13131/1/T1_802013025_Full... · PERBEDAAN TINGKAT HARGA DIRI ANTARA SISWA. ... yaitu lembaga pendidikan

23

Al-Hidayah Medan T.A 2014-2015. Skripsi. Medan : Universitas Negeri

Medan. Diakses Oktober, 15 2016 dari: http://digilib.unimed.ac.id/6105/

Rosenberg. M., & Pearlin, L. 1. Kelas sosial dan harga diri di kalangan anak-anak

dan orang dewasa. American Journal of Sosiologi, 84, 53-77.

Ross, E.C. and Beckett, B.A. (2000). The Roles of Self Esteem and the Sense of

Personal Control in the Academic Achievement Process. Journal Sociology

of Education, 73, 270-284.

Santrock, J.W. (2012). Life-span development, (Ed 13) Jilid 1. Jakarta : Penerbit

Erlangga.

Sardiman. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT

RajaGrafindo Persada.

Setyawan, E. D. (2012). Perbedaan self esteem antara jurusan IPA dan IPS di

SMAN 1 Gedonglegi kabupaten Malang. Skripsi. Malang : Universitas

Wisnuwardhana.

Somantri, & Gaman, D. (2009). Harga diri siswa sebagai dasar penyusuna

program bimbingan pribadi sosial. Skripsi. Bandung : Universitas

Pendidikan Indonesia.

Srisayekti, W., & Setiady, D. A. (2015). Harga-diri (self-esteem) terancam dan

perilaku menghindar. Jurnal Psikologi, 42, 141-156. Diakses September, 17

2016 dari: https://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/download/7169/5613

Sugiyono. (2009). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Penerbit Alfa Beta.

Veronika, H. M. (2013). Perbedaan harga diri antara siswa jurusan IPA, IPS, dan

bahasa di SMAN 2 Salatiga. Skripsi. Salatiga : Universitas Kristen Satya

Wacana.

Wahyuning, Daryanto, & Lutfi. (2014). Sistem pendukung keputusan pemilihan

jurusan pada SMA Negeri 1 Pakusari menggunakan metode Weighted

Product. Jurnal Psikologi. Jember : Universitas Muhammadiyah. Diakses

September, 29 2016 dari: digilib.unmuhjember.ac.id/download.php?id=1923

Widowati, V. N. (2015). Studi kasus tentang proses penjurusan beberapa SMA di

Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Diakses

September, 29 2016 dari: https://repository.usd.ac.id/680/2/111424023_

full.pdf

Yusuf, L., & R. Bagus, C. (2012). Harga diri pada remaja menengah putri di SMA

Negri 15 kota Semarang. Jurnal Nursing Studies, 1, 225-230. Diakses

September, 02 2016 dari: ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing/article/

download/454/453