Upload
leminh
View
254
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERBEDAAN KECEMASAN ANTARA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1
MAGETAN YANG DALAM MENGHADAPI KELULUSAN DENGAN
BERENCANA MELANJUTKAN KULIAH DAN YANG TIDAK
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
DELIZA ARDELA PRAVINTASARI
G0008077
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul : Perbedaan Kecemasan antara Siswa Kelas XII SMA
Negeri 1 Magetan yang dalam Menghadapi Kelulusan dengan Berencana
Melanjutkan Kuliah dan yang Tidak
Deliza Ardela Pravintasari, NIM : G0008077, Tahun : 2011
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari Sabtu, Tanggal 15 Desember 2011
Pembimbing Utama
Nama : Prof. Dr. Much. Syamsulhadi, dr., SpKJ (K)
NIP : 19461102 197609 1 001 (……………………..)
Pembimbing Pendamping
Nama : Bagus Wicaksono, Drs., MSi
NIP : 19620901 198903 1 003 (……………………..)
Penguji Utama
Nama : Djoko Suwito, dr., SpKJ
NIP : 19580223 198511 1 001 (……………………..)
Anggota Penguji
Nama : Widardo, Drs., MSc
NIP : 19631216 199003 1 002 (……………………..)
Surakarta,
Ketua Tim Skripsi
Muthmainah, dr., M.Kes.
NIP 19660702 199802 2 001
Dekan FK UNS
Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM
NIP 19510601 197903 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi
dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 15 Desember 2011
Deliza Ardela Pravintasari
NIM. G0008077
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Deliza Ardela Pravintasari, G0008077, 2011. PERBEDAAN KECEMASAN
ANTARA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 MAGETAN YANG DALAM
MENGHADAPI KELULUSAN DENGAN BERENCANA MELANJUTKAN
KULIAH DAN YANG TIDAK, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Tujuan : Kecemasan adalah kondisi emosional yang tidak menyenangkan, yang
ditandai oleh perasaan-perasaan subjektif seperti ketegangan, ketakutan,
kekhawatiran dan juga ditandai dengan aktifnya sistem syaraf pusat. Kecemasan
dapat terjadi pada siswa kelas XII dalam menghadapi kelulusan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan kecemasan antara siswa kelas XII
di SMA Negeri 1 Magetan yang berencana melanjutkan kuliah dengan yang tidak
dalam menghadapi kelulusan.
Metode : Siswa yang berencana melanjutkan kuliah maksudnya siswa yang
berencana mengikuti ujian SNMPTN dan melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
Siswa yang tidak berencana melanjutkan kuliah maksudnya siswa yang tidak
berencana melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi. Pada bulan Mei 2011
dilakukan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.
Data diambil dengan menyebarkan kuesioner kepada siswa SMAN 1 Magetan.
Kuesioner terdiri dari dua macam yaitu L-MMPI untuk menilai kebohongan
responden dan TMAS untuk menilai kecemasan. Analisa data menggunakan uji
chi square.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang berencana melanjutkan
kuliah terdapat 23 yang mengalami kecemasan dan 7 orang yang tidak mengalami
kecemasan. Sedangkan pada siswa yang tidak berencana melanjutkan kuliah
terdapat 14 orang yang mengalami kecemasan dan 16 orang yang tidak
mengalami kecemasan. Dari uji statistik penelitian ini didapat x2hitung sebesar
5,711 sementara x2tabel (db = 1, α = 0.05) sebesar 3,841 (p < 0,005). Karena
x2hitung lebih besar daripada x
2tabel, sehingga hasil signifikan.
Simpulan : Peneliti menyimpulkan bahwa dalam menghadapi kelulusan, terdapat
perbedaan kecemasan antara siswa kelas XII di SMA Negeri 1 Magetan yang
berencana melanjutkan kuliah dengan yang tidak.
Kata Kunci: Kecemasan, Siswa SMA, Kelulusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Deliza Ardela Pravintasari, G0008077, 2011. THE DIFFERENCE OF
ANXIETY BETWEEN THE 3RD
YEAR STUDENTS WHO PLAN
CONTINUING LECTURE AND WHO DO NOT PLAN CONTINUING
LECTURE FACED OF GRADUATION IN SMA NEGERI 1 MAGETAN.
Medical Faculty, Sebelas Maret University, Surakarta.
Objective : Anxiety is an unpleasant emotional state, which is characterized by
subjective feelings such as tension, fear, worry, and also marked with active
central nervous system. Anxiety may occur in the class XII students in the face of
graduation. This study aims to determine the existence of anxiety difference
between a class XII student at SMA 1 Magetan who plans to go to college with
who are not in the face of graduation.
Method : Students who plan to go to college means students who plan to take
exams SNMPTN and proceed to Higher Education. Students who do not plan to
go to college means students who do not plan to continue education in
Universities. In the month of May 2011 conducted observational analytic study
with cross sectional approach. Data was taken by distributing questionnaires to
students of SMAN 1 Magetan. The questionnaire consists of two kinds, namely L-
MMPI to assess the respondent lies and TMAS to assess anxiety. Analysis of data
used chi square test.
Result : Results showed that students who plan to go to college there are 23 who
experience anxiety and 7 people who do not experience anxiety. While the
students who not plan to go to college there are 14 people who experienced
anxiety and 16 people who did not experience anxiety. From a statistical test of
this study obtained x2 at 5.711 while x
2tabel (db = 1, α = 0.05) of 3.841 (p <
0.005). Because x2 greater than x
2tabel, so significant results.
Conclusion : Researchers conclude there is a difference in anxiety between class
XII student at SMA 1 Magetan who plans to go to college with who are not in the
face of graduation.
Keywords: Anxiety, Student of Senior High School, Graduation
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
petunjukNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Perbedaan
Kecemasan antara Siswa Kelas XII di SMA Negeri 1 Magetan yang dalam
Menghadapi Kelulusan dengan Berencana Melanjutkan Kuliah dan yang Tidak”
yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Penyusunan skripsi ini tidak lepas atas dukungan yang diberikan dari
berbagai pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih yang setulus-
tulusnya kepada beliau atas bimbingan, arahan, dan dorongannya sehingga skripsi
ini dapat diwujudkan.
1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Muthmainah, dr., M.Kes selaku ketua tim skripsi beserta tim skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Prof. Dr. Much. Syamsulhadi, dr., SpKJ (K) selaku Pembimbing Utama yang
telah memberikan bimbingan, nasehat, pengarahan, dan motivasi.
4. Bagus Wicaksono, Drs. MSi selaku Pembimbing Pendamping yang telah
memberikan bimbingan, nasehat, pengarahan, dan motivasi.
5. Djoko Suwito, dr., Sp.KJ selaku Penguji Utama yang telah menguji skripsi ini.
6. Widardo, Drs. MSc selaku Anggota Penguji yang telah menguji skripsi ini.
7. Dra Hj. Mahmudah, M.Pd selaku Kepala SMAN 1 Magetan yang telah
memberikan izin penelitian.
8. Segenap Dosen program studi Pendidikan Dokter yang telah memberikan
bekal ilmu selama ini.
9. Seluruh keluarga (Ibu, Bapak, Mas Erza, dan Dek Manda) yang telah memberi
dukungan moral, material, serta senantiasa mendoakan untuk terselesaikannya
skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat (Hemy, Cici, Ayu, Cherel, Anung, Salma, Ana dan teman-
teman lainnya) yang membantu dan memotivasi penulis dengan tawa dan
semangat.
11. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Meskipun tulisan ini masih belum sempurna, penulis berharap skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, pendapat, koreksi, dan tanggapan dari
semua pihak sangat diharapkan.
Surakarta, 15 Desember 2011
Deliza Ardela Pravintasari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
PRAKATA ...........................................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................
DAFTAR TABEL ................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
C. Tujuan Penelitian .............................................................................
D. Manfaat Penelitian ..........................................................................
BAB II LANDASAN TEORI .........................................................................
A. Tinjauan Pustaka .............................................................................
B. Kerangka Pemikiran ........................................................................
C. Hipotesis ..........................................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................
A. Jenis Penelitian ................................................................................
B. Lokasi Penelitian .............................................................................
C. Subjek Penelitian ............................................................................
D. Teknik dan Ukuran Sampling .........................................................
E. Variabel Penelitian ..........................................................................
F. Definisi Operasional Variabel .........................................................
H. Instrumen Penelitian .......................................................................
I. Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data .....................................
J. Skema Penelitian ..............................................................................
G. Teknik Analisis Data ......................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................
BAB V PEMBAHASAN ................................................................................
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ...............................................................
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................
LAMPIRAN ........................................................................................................
vi
vii
viii
ix
x
1
1
4
4
5
6
6
18
19
20
20
20
20
21
21
22
22
23
24
25
26
29
33
34
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Perencanaan Kuliah..................
Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................
Tabel 3 Perbedaan Kecemasan Siswa kelas XII ............................................
26
27
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 18
Gambar 2 Skema Penelitian ............................................................................. 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Formulir Biodata
Lampiran 2 Kuesioner L-MMPI
Lampiran 3 Kuesioner TMAS
Lampiran 4 Data Hasil Penelitian
Lampiran 5 Hasil Uji Statistik Kecemasan Menggunakan Program SPSS 17.0
Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Kedokteran UNS
Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian dari SMA Negeri 1 Magetan
Lampiran 8 Tes Homogenitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecemasan merupakan pengalaman emosional yang berlangsung
singkat dan merupakan respon yang wajar, pada saat individu menghadapi
tekanan atau peristiwa yang mengancam kehidupannya. Ada dua macam
bentuk kecemasan yaitu kecemasan normal dan kecemasan patologik.
Menurut May (1977) kecemasan normal adalah penangkapan proposional
dengan ancaman terhadap beberapa nilai yang individu memegang penting
keberadaannya sebagai diri. Sedangkan kecemasan patologis adalah respon
yang tidak sesuai terhadap stimulus yang diberikan berdasarkan pada
intensitas atau durasinya. Kecemasan sangat mengganggu homeostasis dan
fungsi individu, karena itu perlu segera dihilangkan dengan berbagai macam
cara penyesuaian (Maramis, 2005).
Baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Survei
Kesehatan Mental Dunia, mewawancarai 60.463 orang dewasa yang tinggal
di 14 negara. Studi ini memperkirakan prevalensi gangguan suasana hati
selama 12 bulan di negara-negara maju antara 3,1% di Jepang dan 9,6% di
Amerika Serikat, serta gangguan kecemasan antara 5,3% - 18,2% (Nandi dkk,
2009). Di Indonesia (2000) sendiri, penelitian seberapa banyak penderita
kecemasan belum ada. Namun, dari pengamatan dari waktu ke waktu, kasus-
kasus gangguan kejiwaan yang tergolong kecemasan semakin bertambah. Hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
ini dapat dilihat dari kenaikan jumlah kunjungan pasien yang berobat di
pusat-pusat pelayanan kesehatan jiwa serta berobat ke dokter (psikiater)
(Hawari, 2008). Untuk kasus kecemasan pada remaja, diperkirakan sebanyak
47,7 % remaja sering merasa cemas (Haryadi 2007).
Tingginya angka kecemasan ini disebabkan oleh sumber-sumber
ancaman yang bersifat lebih umum. Sumber ancaman tersebut dapat berasal
dari berbagai kejadian di dalam kehidupan atau dapat terletak di dalam diri
seseorang (Trismiati, 2004). Di lain pihak, secara spesifik, Hasan (2007)
mengemukakan adanya sejumlah penelitian yang mendalam dan
dilaksanakan dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir yang mencatat tiga
faktor utama pemicu kecemasan dalam menghadapi tes, yaitu keterbatasan
waktu, tingkat kesulitan materi tes, dan instruksi tes.
Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) umumnya difokuskan
pada upaya mempersiapkan remaja untuk melanjutkan sekolah ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Sebagaimana disebutkan dalam UU Sisdiknas
2003 tentang tujuan pendidikan menengah, ada 2 arahan yaitu
mempersiapkan siswa ke jenjang PT dan untuk terjun ke masyarakat
(bekerja). Namun kenyataannya, remaja lulusan SMA yang dapat
melanjutkan ke Perguruan Tinggi, kurang dari 50 persen. Sisanya sekitar 50
persen lagi tidak melanjutkan ke pendidikan tinggi (Dewan, 2011).
Penelitian yang dilakukan di beberapa SMA di Madiun, jumlah
lulusan SMA yang melanjutkan ke PT adalah 56%, yang bekerja 9%, dan
35% tergolong pengangguran. Rendahnya angka melanjutkan ke PT itu dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
disebabkan karena dua alasan pokok. Pertama, karena nilai akademis yang
rendah sehingga tidak mampu bersaing memenuhi syarat yang ditentukan
perguruan tinggi yang bersangkutan. Kedua, orang tua kurang mampu,
sehingga andaikan memenuhi syarat yang ditentukan perguruan tinggi,,
terpaksa secara ekonomis tidak mampu melanjutkan ke pendidikan tinggi
(Dewan, 2011).
Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu cara pemerintah untuk
meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Siswa harus mampu mencapai
standar nilai tertentu sebagai syarat kelulusan. Namun pada kenyataannya,
seperti yang diberitakan di berbagai media, penggunaan standar nilai
kelulusan sebagai salah satu tolok ukur kelulusan banyak menuai kontroversi
di masyarakat. Salah satu isu yang mendapat perhatian banyak pihak adalah
kekhawatiran tentang kemungkinan banyaknya siswa yang tidak lulus. Bagi
siswa sendiri, adanya UN sebagai penentu kelulusan siswa dalam suatu
jenjang pendidikan formal, menjadikan beban yang luar biasa besar bagi
calon peserta ujian, bahkan perasaan ini mungkin saja dirasakan sejak siswa
menempati kelas akhir dari suatu jenjang. Siswa mengalami kecemasan jika
mereka tidak mampu mencapai standar kelulusan yang telah ditetapkan
(Harti, 2007).
Dampak terburuk ketika siswa gagal mengerjakan ujian adalah
ketidaklulusan. Menurut Sawali (2007), secara psikologis siswa yang tidak
lulus UN akan dihinggapi sikap rendah diri secara berlebihan akibat stigma
negatif yang diberikan oleh orang-orang di sekitarnya. Dampak psikologis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
semacam ini, disadari atau tidak, memiliki dampak buruk yang luar biasa
terhadap motivasi anak dalam mewujudkan masa depannya. Salah satunya
adalah motivasi melanjutkan kuliah. Sebab untuk melanjutkan kuliah,
dibutuhkan, tanda kelulusan Ujian Nasional.
Dengan melihat latar belakang diatas, penulis melakukan penelitian
untuk mengetahui adanya perbedaan kecemasan antara siswa kelas XII di
SMA Negeri 1 Magetan yang dalam menghadapi kelulusan dengan berencana
melanjutkan kuliah dan yang tidak.
B. Perumusan Masalah
Adakah perbedaan kecemasan antara siswa kelas XII di SMA Negeri
1 Magetan yang dalam menghadapi kelulusan dengan berencana melanjutkan
kuliah dan yang tidak?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui adanya perbedaan kecemasan antara siswa kelas XII di
SMA Negeri 1 Magetan yang dalam menghadapi kelulusan dengan berencana
melanjutkan kuliah dan yang tidak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki dua manfaat, yaitu :
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
perbedaan kecemasan pada siswa yang ingin melanjutkan kuliah dengan
yang tidak ingin melanjutkan kuliah.
2. Manfaat aplikatif
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi
orang tua siswa dan guru sehingga dapat mengetahui perlu tidaknya
intervensi psikiatri pada orang tua dan siswa untuk mengatasi
kemungkinan terjadi kecemasan pada siswa yang ingin melanjutkan kuliah
dan yang tidak ingin melanjutkan kuliah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kecemasan
a. Definisi
Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya “anxiety” berasal
dari Bahasa Latin “angustus” yang berarti kaku, dan “ango, anci”
yang berarti mencekik. Kecemasan adalah kondisi emosional yang
tidak menyenangkan, yang ditandai oleh perasaan-perasaan subjektif
seperti ketegangan, ketakutan, kekhawatiran dan juga ditandai
dengan aktifnya sistem syaraf pusat (Trismiati, 2004).
Kecemasan merupakan gangguan perasaan yang ditandai
dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan
berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas,
kepribadian masih tetap utuh, perilaku dapat terganggu tetapi masih
dalam batas normal (Hawari, 2008).
Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan dan
memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan
memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi
ancaman. Freud mendefinisikan kecemasan sebagai suatu perasaan
yang tidak menyenangkan, yang diikuti oleh reaksi fisiologis seperti
perubahan detak jantung dan pernapasan, dengan kata lain kecemasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
adalah reaksi atas situasi yang dianggap berbahaya (Kaplan dan
Sadock, 2004).
Kecemasan dapat pula diartikan sebagai suatu keadaan yang
ditandai dengan perasaan ketakutan yang disertai dengan tanda
somatik yang menyatakan terjadinya hiperaktivitas saraf otonom.
Kecemasan adalah gejala tidak spesifik yang sering ditemukan dan
sering kali merupakan suatu emosi yang normal (Kusuma, 1997).
Beberapa individu normal bisa saja cemas terhadap berbagai
hal, tetapi jika berlebihan dan tidak mampu dikendalikan maka inilah
yang akhirnya menjadi gangguan. Individu dengan gangguan
kecemasan umum seolah menunggu sesuatu yang buruk akan terjadi
pada diri mereka sehingga merasa gelisah, mudah terpengaruh, dan
sulit konsentrasi.
DSM (1994) menggambarkan ciri-ciri diagnostik dari
gangguan ini agar dapat ditegakkannya diagnosa yang tepat. Ciri ciri
tersebut antara lain,
1) Adanya kecemasan berlebihan yang terjadi sehari-hari sampai
minimal 6 bulan.
2) Individu sulit mengontrol keresahannya.
3) Kecemasan diasosiasikan dengan 3 atau lebih gejala berikut ini
(beberapa gejala hadir dalam beberapa hari sampai sedikitnya 6
bulan). Kurang istirahat atau merasa terkurung, kelelahan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
berlebihan, sulit konsentrasi atau pikiran kosong, mudah
tersinggung, ketegangan otot, gangguan tidur.
4) Kecemasan, keresahan atau gejala fisik yang disebabkan distres
klinis atau kelemahan pada sosial, pekerjaan atau area penting
lainnya.
5) Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari
pengobatan ataupun kondisi umum medis (Tupattinaja, 2003).
b. Epidemiologi
Kecemasan dapat terjadi pada siapa saja. Sejumlah besar
survey epidemiologi telah menunjukkan prevalensi tinggi gangguan
mood dan kecemasan di populasi umum. Penelitian yang dilakukan
oleh Kadri (2007), prevalensi gangguan kecemasan suatu populasi di
wilayah Casablanca, Maroko pada 800 orang, 25,5% memenuhi
kriteria minimal satu gangguan kecemasan saat ini: gangguan panik
(2%), agrofobia (7,6%), Gangguan Kecemasan Fobik (3,4%),
Gangguan Obsesif-kompulsif (6,1%), Gangguan Stres Pasca Trauma
(3,4%), dan Gangguan Cemas Menyeluruh (4,3%). Usia rata-rata pada
onset pertama biasanya di awal hingga dewasa tengah. Angka lebih
tinggi pada wanita dibandingkan laki-laki di semua negara (Kadri,
2007).
Survei di Amerika (1996) melaporkan bahwa 15%-35% pasien
yang datang berobat ke dokter non psikiater merupakan pasien dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
gangguan mental. Dari jumlah tersebut minimal sepertiganya
menderita gangguan kecemasan. Di Indonesia penelitian yang
dilakukan di Puskesmas Kecamatan Tambora Jakarta Barat tahun
1984 menunjukkan bahwa di puskesmas tersebut, jumlah gangguan
kesehatan jiwa yang sering muncul sebagai gangguan fisik adalah
28,73% untuk dewasa dan 34,39% untuk anak (Mubarak, 2008).
Kemungkinan 50% pasien dengan gangguan kecemasan
umumnya memiliki gangguan mental lainnya. Rasio wanita dan laki-
laki dua berbanding satu, tetapi rasio wanita dan laki-laki yang
mendapat perawatan untuk gangguan tersebut adalah sama. Pada
remaja prevalensinya mencapai 12% hingga 20% (Gorini dan Riva,
2008; Kaplan dan Saddock, 2004)
Di Negara berkembang yang padat populasinya prevalensi
depresi dan kecemasan mencapai 33,62%. Faktor-faktor
sosiodemografi yang berhubungan dengan timbulnya depresi dan
kecemasan di Negara tersebut mencakup status pendidikan yang
rendah, status pernikahan (bercerai, janda, berpisahan) dan status
sebagai ibu rumah tangga (Khan et al., 2007).
c. Etiologi
Sebab-sebab kecemasan menurut Ngemron dan Masudi (2001)
antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
a. Ketakutan yang terus menerus karena kesusahan dan kegagalan
yang bertumpuk-tumpuk.
b.Adanya keinginan atau pikiran dari alam bawah sadar yang tidak
dapat dipersepsikan, hingga ditekan ke alam bawah sadar dan tidak
mampu diterima lagi.
c. Adanya kecenderungan menonjolkan diri yang terhalangi.
Menurut Horney, sumber-sumber ancaman yang dapat
menimbulkan kecemasan tersebut bersifat lebih umum. Dapat berasal
dari berbagai kejadian di dalam kehidupan atau dapat terletak di
dalam diri seseorang (Trismiati, 2004).
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan
Menurut Holder (2010) ada sejumlah faktor yang dapat
mengakibatkan perkembangan gangguan kecemasan. Faktor-faktor
ini dikelompokkan menurut kepribadian, lingkungan, genetik, dan
komposisi kimia dalam otak.
1) Kepribadian
Menurut penelitian medis, perbedaan dalam kepribadian
secara signifikan dapat mempengaruhi perkembangan gangguan
kecemasan dalam diri seseorang. Hal ini sering terjadi pada
individu dengan kondisi kecemasan ekstrim untuk melihat orang-
orang dan lingkungan sekitar mereka sebagai ancaman. Orang
yang menderita gangguan kecemasan juga memiliki kompleks
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
rendah diri, berpikir dan percaya bahwa mereka tidak berdaya
terhadap orang lain atau situasi.
2) Lingkungan
Lingkungan juga merupakan faktor yang sangat kuat
dalam perkembangan gangguan kecemasan pada individu.
Trauma situasi seperti pemisahan orang tua, kematian, sistem
dukungan yang lemah, serta konflik dengan anggota keluarga dan
teman-teman pasti dapat menyebabkan kondisi kecemasan yang
abnormal.
3) Faktor genetik
Studi membuktikan bahwa gangguan kecemasan juga
diturunkan. Mereka yang ditemukan menderita gangguan
kecemasan memiliki anggota keluarga yang juga mengalami
kondisi kecemasan yang ekstrim atau gangguan mood. Penelitian
terbaru juga mengklaim bahwa ada faktor-faktor genetik tertentu
(seperti kerentanan terhadap stres) yang berkontribusi terhadap
kerentanan seseorang untuk gangguan kecemasan.
4) Komposisi kimia dalam Otak
Terjadinya ketidakseimbangan pada neurotransmiter otak
manusia juga dapat mengarah pada perkembangan lebih lanjut
dari gangguan kecemasan. Dengan demikian, obat-obatan
biasanya diberikan oleh dokter atau praktisi kesehatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
dimaksudkan untuk menyesuaikan kembali ketidakseimbangan
kimia dalam otak.
Selain empat faktor utama yang disebutkan di atas, stres
kehidupan kepala seperti masalah perkawinan dan kesulitan keuangan
juga dapat memicu perkembangan gangguan kecemasan. Namun,
penting untuk diingat bahwa gangguan kecemasan tidak dapat dipicu
oleh hanya salah satu penyebab atau faktor. Kehidupan stres dan
empat kontributor utama untuk gangguan kecemasan sering saling
terkait (Holder, 2010).
e. Patofisiologi
Kehidupan manusia selalu dipengaruhi oleh rangsangan dari
luar dan dari dalam berupa pengalaman masa lalu dan faktor genetik.
Rangsangan tersebut diterima oleh panca indera, diteruskan dan
direspon oleh sistem saraf pusat. Bila rangsangannya berupa
ancaman, maka responnya adalah suatu kecemasan. Di dalam sistem
saraf pusat, proses tersebut melibatkan jalur Cortex cerebri – Limbic
sistem RAS (Reticular Activating System) – Hypotalamus yang
memberikan impuls kepada kelenjar hipofise untuk mensekresikan
mediator hormonal terhadap target organ yaitu kelenjar adrenal, yaitu
memacu sistem saraf otonom melalui mediator hormonal yang lain
(catecholamine). Hiperaktifitas sistem saraf otonom menyebabkan
timbulnya kecemasan. Keluhan kecemasan sangat beraneka ragam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
seperti sakit kepala, pusing, serasa mabuk, cenderung untuk pingsan,
banyak berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak napas, gangguan
pada lambung dan usus, diare, anoreksia, kaki dan tangan dingin,
kesemutan, merasa dingin/panas di seluruh tubuh, dan lain
sebagainya (Mujaddid, 2006). Pada penderita dengan gangguan
kecemasan terdapat petunjuk adanya gangguan tertentu pada reseptor
serotonin tertentu yaitu 5HT-1A, namun terbatas pada penderita
dengan hipersekresi kortisol atau yang menunjukkan manifestasi
berupa stres berat (Drevets et al, 2008).
f. Gejala klinis
Kecemasan dapat mengurangi daya ingat dan kemampuan
kapasitas kerja. Meskipun terdapat penurunan efisiensi kerja, tetapi
tidak ada perubahan efektifitas kerja (William et al., 2002).
Gejala kecemasan dibagi menjadi dua (Kusuma, 1997), yaitu :
1) Gejala - gejala Somatik
Gejala-gejala ini dapat berupa gemetar, ketakutan, merasa
terguncang, nyeri punggung, nyeri kepala, ketegangan otot,
nafas pendek, hiperventilasi, mudah capai, respon mengejutkan,
hiperaktivitas otonomik (kemerahan dan pucat, takikardi,
palpitasi, berkeringat, tangan dingin, diare, mulut kering,
frekuensi urin), parestesia, dan sulit menelan.
2) Gejala – gejala Psikologik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Gejala ini mugkin timbul sebagai perasaan ketakutan, sulit
konsentrasi, insomnia, penurunan libido, sumbatan di
tenggorokan, dan kupu-kupu di lambung.
Pada Pemeriksaan fisik terdapat nadi yang sedikit lebih cepat
(biasanya tidak lebih dari 100 per menit), pernafasan yang cepat,
kadang-kadang hiperventilasi dengan keluhan-keluhan yang
menyertainya (Maramis, 2005). Penderita dengan gangguan
kecemasan umum dapat pula menunjukkan disfungsi seksual atau
berkurangnya rangsangan seksual (Kendurkar dan Kaur, 2008).
g. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan gangguan kecemasan harus memperhatikan
prinsip holistik (menyeluruh) dan eklitik (mendetail) yaitu meliputi
aspek organo-biologik, aspek psiko-edukatif, dan aspek sosio-kultural
(Mujaddid, 2006).
Terapi psikofarmaka juga dapat digunakan sebagai
penataksanaan gangguan kecemasan. Obat yang biasa digunakan oleh
psikiater adalah obat anti cemas (anxyolitic) dan obat anti depresi
(antidepressant) yang juga berkhasiat sebagai obat anti stres. Cara
kerja psikofarmaka ini adalah dengan jalan memutuskan sirkuit
psikoneuroimunologi sehingga stressor psikososial yang dialami
seseorang tidak lagi mempengaruhi fungsi kognitif, afektif,
psikomotorik dan organ-organ tubuh (Hawari, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2. Pengertian dan Batasan Arti Siswa kelas XII SMA Negeri 1 Magetan
Yang Berencana Melanjutkan Kuliah
Siswa adalah seseorang yang terdaftar pada sebuah lembaga
pendidikan dan mengikuti suatu jalur studi. Pada umumnya, mereka
bertindak sebagai pelaku pencari, penerima dan penyimpan isi pelajaran
yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan (Adrian, 2004). Siswa kelas
XII SMA Negeri 1 Magetan Yang Berencana Melanjutkan Kuliah adalah
sekelompok siswa kelas XII yang sedang bersekolah di SMA Negeri 1
Magetan dan berencana mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri untuk melanjutkan kuliah.
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau biasa
disingkat SNM-PTN dulu dengan nama Seleksi Penerimaan Mahasiswa
Baru (SPMB) adalah salah satu bentuk ujian penerimaan mahasiswa untuk
perguruan tinggi negeri, selain program mandiri dan penyaluran minat dan
bakat melalui sekolah-sekolah (PMDK) (Jardiknas, 2011).
Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun
2010 tentang Pola Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana pada
Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pola penerimaan
mahasiswa baru program sarjana pada perguruan tinggi melalui pola
seleksi secara nasional dilakukan oleh seluruh perguruan tinggi secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
bersama untuk diikuti oleh calon mahasiswa dari seluruh Indonesia (GCL
ITS Team, 2011).
Ujian ini dilaksanakan selama dua hari dalam setiap tahunnya
secara serentak di seluruh Indonesia, biasanya dilaksanakan pada awal
bulan Juli. Berdasarkan hasil rapat Majelis Rektor Perguruan Tinggi
Negeri Indonesia di Jakarta pada tanggal 4 November 2010, para Rektor
Perguruan Tinggi Negeri di bawah koordinasi Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional menyelenggarakan
seleksi calon mahasiswa baru secara nasional dalam bentuk Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). SNMPTN 2011
merupakan satu-satunya pola seleksi yang dilaksanakan secara bersama
oleh seluruh Perguruan Tinggi Negeri dalam satu sistem yang terpadu dan
diselenggarakan secara serenta (Jardiknas, 2011).
Sesuai kesepakatan bersama, Panitia Lokal, Panlok SNMPTN 2011
Yogyakarta, akan menyelenggarakan SNMPTN melalui 2 jalur, yakni
jalur undangan tanpa tes bagi siswa berprestasi, serta jalur ujian tertulis
SNMPTN. Masing-masing PTN diharuskan memberikan kuota 60% untuk
SNMPTN, sedangkan kuota 40 % sisanya menjadi kewenangan masing-
masing PTN, untuk jalur seleksi masuknya (Fina, 2011).
Jalur undangan atau tanpa tes adalah jalur bagi siswa berprestasi
akademik yang masih duduk di kelas 12 berdasarkan rekomendasi sekolah,
termasuk di dalamnya program bidik misi bagi siswa berprestasi kurang
mampu. Untuk jalur undangan ini, bagi sekolah yang Terakreditasi A,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
dapat merekomendasikan seluruh siswa dari kelas akselerasi, 75% terbaik
dari kelas RSBI atau unggulan, dan 50% terbaik dari kelas regular.
Sedangkan untuk sekolah terakreditasi B, hanya dapat merekomendasikan
25% terbaik di sekolah, dan sekolah Terakreditasi C, dapat
merekomendasikan 10% siswa terbaiknya. Jalur kedua adalah ujian tertulis
serta keterampilan SNMPTN, bagi siswa lulusan tahun 2009 sampai 2011
(Fina, 2011).
3. TMAS (The Taylor Minnesota Anxiety Scale)
Kuesioner TMAS adalah instrument pengukur kecemasan. TMAS
berisi 50 butir pertanyaan, dimana responden menjawab keadaan ya atau
tidak sesuai dengan keadaan dirinya dengan member tanda (X) pada
kolom jawaban ya atau tidak, setiap jawaban ya diberi nilai Kuesioner
TMAS terdiri atas 15 pertanyaan unfavourable (nomor 1, 3, 4, 9, 12, 15,
18, 20, 25, 29, 35, 38, 43, 44, dan 50) dan 35 pertanyaan favourable.
Setiap jawaban ya pada pilihan yang favorable dan jawaban tidak pada
pilihan yang unfavorable diberi skor 1. Sebagai cut off point adalah
sebagai berikut :
a. Nilai < 21 berarti tidak cemas
b. Nilai ≥ 21 berarti cemas (Azwar, 2007)
Keuntungan memakai TMAS yaitu waktu pemeriksaan yang
relative cepat, dan penilaian dilakukan oleh responden sendiri, karenanya
responden sendiri yang tahu keadaan sebenarnya (Murniasih, 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
4. L-MMPI (Lie Minnesota Multiphasic Personality Inventory)
Yaitu skala validitas yang berfungsi untuk mengidentifikasi hasil
yang mungkin invalid karena kesalahan atau ketidakjujuran subyek
penelitian. Bila responden menjawab tidak maka diberi nilai 1. Nilai batas
skala adalah 10, artinya apabila responden mempunyai nilai >10 maka
data hasil penelitian tersebut dinyatakan invalid (Cherry, 2005).
B. Kerangka Pemikiran
Melanjutkan kuliah Tidak Melanjutkan Kuliah
(1) Tidak perlu persiapan untuk
menghadapi ujian masuk
perguruan tinggi.
(2) Kurang stres untuk mendapat
nilai yang tinggi.
(1) Memikirkan untuk persiapan
menghadapi ujian masuk
perguruan tinggi.
(2) Stres mendapat nilai yang
tinggi.
Lebih cemas
Siswa kelas XII
SMAN 1 Magetan
Kurang cemas
- Pengaruh orang tua
- Masalah ekonomi
- Ketidakmampuan akademik
- Kondisi biopsikososial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
C. Hipotesis
Ada perbedaan kecemasan antara siswa kelas XII di SMA Negeri 1
Magetan yang dalam menghadapi kelulusan dengan berencana melanjutkan
kuliah dan yang tidak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional. Yang dimaksud dengan penelitian analitik yaitu penelitian yang
hasilnya tidak hanya berhenti pada taraf pendeskripsian, akan tetapi
dilanjutkan sampai taraf pengambilan kesimpulan yang dilakukan dengan
menggunakan uji statistik untuk menganalisis data yang diperoleh. Yang
dimaksud dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian dengan
pengumpulan data yang dilakukan hanya satu kali pada saat yang sama untuk
menjawab suatu pertanyaan penelitian (Taufiqurohman, 2004).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Magetan sebelum pengumuman
kelulusan ujian nasional.
C. Subjek Penelitian
Penelitian ini mengambil subyek penelitian siswa kelas XII SMA
Negeri 1 Magetan. Jumlah siswa kelas XII yang berencana melanjutkan kuliah
diambil sebanyak 30 orang secara acak dan siswa yang tidak berencana
melanjutkan kuliah diambil sebanyak 30 orang juga secara acak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
D. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive random sampling. Purposive karena sampel dipilih berdasarkan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2005). Dalam penelitian ini yang dipilih
sebagai subyek penelitian hanya siswa kelas XII SMA Negeri 1 Magetan.
Setelah dilakukan pencuplikan secara purposive sampling dilanjutkan
pencuplikan dengan random sampling. Pencuplikan random sederhana
dilakukan terhadap siswa kelas XII dimana masing-masing diambil 30 sampel
secara acak antara siswa yang melanjutkan kuliah dengan yang tidak
melanjutkan kuliah sehingga masing-masing subyek memiliki peluang yang
sama dan independen untuk terpilih dalam sampel (Murti, 2006).
Adapun faktor inklusi dan ekslusi dari sampel yang akan diambil
adalah sebagai berikut :
1. Faktor inklusi
a. Siswa kelas XII SMA Negeri 1 Magetan yang berencana melanjutkan
kuliah dan yang tidak berencana melanjutkan kuliah.
b. Telah mengikuti Ujian Akhir Nasional 2011.
c. Bersedia menjadi responden.
d. Skor kuesioner L-MMPI (Lie Minnesota Multiphasic Personality
Inventory) kurang dari atau sama dengan 10.
2. Faktor ekslusi
a. Tidak menderita penyakit kronis dan kecacatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
b. Tidak sedang mengalami kematian salah satu anggota keluarga (ayah,
ibu atau saudara kandung) dalam waktu 6 bulan terakhir.
c. Tidak sedang mengalami perpisahan (perceraian) orang tua dalam
waktu 6 bulan terakhir atau sedang dalam proses perceraian orang tua.
E. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Siswa kelas XII SMA Negeri 1 Magetan yang melanjutkan kuliah dan
yang tidak melanjutkan kuliah.
2. Variabel terikat
Kecemasan.
3. Variabel luar
Umur (dapat dikendalikan), jenis kelamin (dapat dikendalikan dengan
menggunakan tes homogenitas), berat badan (gemuk atau tidak gemuk),
perpisahan atau perceraian orang tua, kematian atau kecelakaan anggota
keluarga, tingkat sosial ekonomi orang tua, dukungan orang tua, dan
kepribadian.
F. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel bebas
Siswa yang berencana melanjutkan kuliah maksudnya siswa yang
berencana mengikuti ujian SNMPTN dan melanjutkan ke Perguruan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Tinggi. Siswa yang tidak berencana melanjutkan kuliah maksudnya siswa
yang tidak berencana melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi.
2. Variabel terikat
Kecemasan dalam penelitian ini adalah keadaan pada subyek penelitian,
diukur dengan TMAS, yaitu :
a. cemas : bila skor TMAS ≥ 21
b. tidak cemas : bila skor TMAS ≤ 21
3. Variabel luar
Terdiri dari yang dapat dikendalikan seperti umur (dapat dikatakan
homogen) dan jenis kelamin (menggunakan tes homogenitas), dan yang
tidak dapat dikendalikan seperti, berat badan, perpisahan atau perceraian
orang tua, kematian atau kecelakaan anggota keluarga, tingkat sosial
ekonomi, dukungan orang tua, dan kepribadian.
G. Instrumen Penelitian
1. Formulir biodata
2. Kuesioner L-MMPI
3. Kuesioner TMAS
H. Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data
1. Responden mengisi formulir biodata.
2. Responden mengisi kuesioner L-MMPI untuk mengetahui angka
kebohongan sampel. Bila responden menjawab “tidak” maka diberi nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
1. Bila didapatkan angka lebih besar atau sama dengan 10 maka
responden dianggap tidak valid dan dikeluarkan dari sampel penelitian
(Cherry, 2005).
3. Responden mengisi kuesioner TMAS untuk mengetahui angka
kecemasan. Pengukuran kecemasan adalah dengan menggunakan
kuesioner TMAS. Responden dinyatakan cemas bila jawaban sama atau
lebih dari 21, dan tidak cemas bila jawaban kurang dari 21. Skala yang
digunakan adalah skala nominal, skala yang paling sederhana disusun
menurut kategorinya atau fungsi bilangan hanya sebagai simbol untuk
membedakan sebuah karakteristik dengan karakteristik lainnya (Azwar,
2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
I. Skema Penelitian
Kelompok subyek
(30 responden)
Siswa kelas XII SMA Negeri 1
Magetan
(346 responden)
Tidak Melanjutkan Kuliah
(57 responden)
Melanjutkan Kuliah
(276 responden)
Biodata dan L-MMPI
(272 responden)
Random sampling
Biodata dan L-MMPI
(56 responden)
T-MAS
Analisis
(Chi Square)
Cemas
(14 siswa)
Tidak cemas
(16 siswa)
Cemas
(23 siswa)
Tidak cemas
(7 siswa)
Kelompok subyek
(30 responden)
T-MAS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
J. Teknik Analisa Hasil
Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan uji analisis
chi square (x2). Chi square adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebih kelas, data
berbentuk nominal, dan sampelnya besar.
Rumus dasar chi square adalah : ∑
Keterangan : x2 = chi square
Fo = frekuensi diperoleh dari sampel
Fh = frekuensi yang diharapkan dari populasi
Interpretasi nilai x2 sebagai berikut (Sastroasmoro, 1995) :
1. derajat kebebasan untuk nilai-nilai x2 adalah 1.
2. taraf signifikasi yang dipakai adalah 5%, dengan ketentuan jika xo
(xhitung)2
> xh (xtabel)2 5%, maka nilai x
2 signifikan. Sebaliknya jika xo
(xhitung)2
< xh (xtabel)2 5%, maka nilai x
2 dikatakan non signifikan.
Dengan : xo = chi square yang diperoleh
xh = chi square yang diharapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2011 di SMAN 1 Magetan.
Responden merupakan seluruh siswa kelas XII yang menghadapi kelulusan pada
tanggal 16 Mei 2011.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan 346 responden. Dimana jumlah
seluruh siswa kelas XII yang menghadapi kelulusan pada tanggal 16 Mei 2011
berjumlah 346 siswa. Dalam menjalankan penelitian, terdapat 8 responden yang
tidak dimintai kuisioner dikarenakan siswa tersebut tidak masuk sekolah pada saat
penelitian dilaksanakan dan terdapat 5 siswa yang tidak memenuhi kriteria karena
skor L-MMPI lebih dari 10. Jadi total sampel yang digunakan menjadi 333 siswa.
Dari 333 siswa tersebut, terdapat 276 siswa yang berencana melanjutkan kuliah
dan 57 yang tidak. Selanjutnya dilakukan pencuplikan untuk kelompok siswa
yang berencana melanjutkan kuliah dan yang tidak masing-masing 30 sampel
untuk tiap kelompok.
Dari 60 sampel diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Perencanaan Kuliah
No Perencanaan Kuliah Jumlah (orang) presentase
1. Melanjutkan kuliah 30 50%
2. Tidak melanjutkan kuliah 30 50%
Jumlah 60 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%)
1. Laki-laki 20 33,3
2. Perempuan 40 66,7
Jumlah 60 100%
Data Tabel 2. dapat dilihat bahwa jumlah responden perempuan lebih
banyak dari jumlah responden laki-laki. Siswa yang melanjutkan kuliah terdiri
dari 21 perempuan dan 9 laki-laki. Sedangkan yang tidak berencana melanjutkan
kuliah terdiri dari 19 perempuan dan 11 laki-laki.
Tabel 3. Perbedaan Kecemasan Siswa kelas XII
No. Keterangan Cemas Tidak Cemas Jumlah
1.
Siswa kelas XII SMAN 1
Magetan yang berencana
melanjutkan kuliah
23 7 30
2.
Siswa kelas XII SMAN 1
Magetan yang tidak berencana
melanjutkan kuliah
14 16 30
Jumlah 37 23 60
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Siswa kelas XII SMAN 1 Magetan
yang berencana melanjutkan kuliah terdapat 23 orang yang mengalami kecemasan
dan 7 orang yang tidak mengalami kecemasan. Sedangkan Siswa kelas XII
SMAN 1 Magetan yang berencana melanjutkan kuliah 14 orang yang mengalami
kecemasan dan 16 orang yang tidak mengalami kecemasan.
Data penelitian ini yang didapat dianalisis dengan uji statistik chi square
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kecemasan. Sebelumnya terlebih
dahulu dihitung derajat kebebasannya (db) untuk mengetahui apakah hasil yang
diperoleh signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Berdasar data hasil penelitian didapat nilai x2 sebesar 5,711. Dengan
menetapkan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (db) = 1, maka nilai
x2tabel adalah 3,841. Dari penelitian diperoleh nilai x
2hitung > x
2tabel. Dari
perhitungan chi square tests didapatkan nilai p = 0,017 (lebih kecil dari 0,05)
yang menunjukkan hasil yang diperoleh signifikan, maka dapat disimpulkan Ho
ditolak dan Hi diterima. Jadi terdapat perbedaan kecemasan antara siswa kelas XII
di SMA Negeri 1 Magetan yang dalam menghadapi kelulusan dengan berencana
melanjutkan kuliah dan yang tidak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB V
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 60 siswa yang
meliputi 30 siswa yang berencana melanjutkan kuliah dan 30 siswa yang tidak
berencana melanjutkan kuliah. Dari tabel 3 kita mendapatkan bahwa jumlah
siswa yang mengalami kecemasan ada 37 siswa, sedangkan siswa yang tidak
mengalami kecemasan ada 23 siswa. Tabel tersebut juga menunjukan bahwa
pada siswa yang berencana melanjutkan kuliah terdapat 23 siswa yang
memiliki kecemasan dan 7 siswa yang tidak cemas. Sedangkan siswa yang
tidak berencana melanjutkan kuliah terdapat 14 siswa yang cemas dan 16
siswa yang tidak cemas.
Hal tersebut disebabkan oleh karena setiap responden memiliki reaksi
yang berbeda terhadap masalah yang sedang dihadapinya. Tidak semua orang
yang mengalami stresor psikososial akan menderita gangguan cemas, hal ini
tergantung pada struktur kepribadiannya dan sosial ekonomi. Orang dengan
kepribadian pencemas lebih rentan (vulnerable) untuk menderita gangguan
cemas. Atau dengan kata lain orang dengan kepribadian pencemas risiko
untuk menderita gangguan cemas lebih besar daripada orang yang tidak
berkepribadian pencemas (Maramis, 2005).
Faktor-faktor tersebut di satu pihak, dipandang sebagai suatu tantangan
yang oleh sebagian siswa justru dapat meningkatkan motivasi dan semangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
belajarnya dan ini tentu saja akan berpengaruh positif terhadap keberhasilan
studinya. Di lain pihak, faktor-faktor tersebut dapat menimbulkan masalah dan
menjadi sumber stres bagi sebagian siswa lainnya. Apabila stres tersebut dapat
dirasakan sedemikian beratnya sehingga melampaui batas toleransi, maka
dapat dipastikan akan timbul gangguan-gangguan yang dapat berpengaruh
terhadap keberhasilan studinya (Hartanto, 1990). Faktor-faktor tersebut yang
menyebabkan bervariasinya respon terhadap kecemasan yang dialaminya
sehingga tidak semua siswa yang tidak berencana melanjutkan kuliah tidak
mengalami kecemasan dan tidak semua siswa yang berencana melanjutkan
kuliah mengalami kecemasan.
Hasil uji analisis menggunakan uji chi square menunjukan bahwa
terdapat perbedaan kecemasan antara siswa yang berencana melanjutkan
kuliah dan yang tidak. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh
Komalasari (2011) menyimpulkan bahwa siswa kelas XII SMA Negeri di
Provinsi DKI Jakarta tahun ajaran 2010/2011 pada umumnya mengalami
kecemasan pada tingkat sedang. Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah
siswa kelas XII yang mengalami kecemasan tingkat sedang sebesar 60,4%
(244 orang), sisanya berada pada tingkat rendah 35,4% (143 orang) dan tinggi
4,2% (17 orang). Penelitian tersebut sama seperti yang didapat oleh penulis
yaitu mengenai kecemasan yang dihadapi siswa kelas XII di SMA Negeri
tahun ajaran 2010/2011. Hanya saja pada penelitian tersebut lebih berfokus
pada kecemasan menghadapi Ujian Akhir Nasional dan coping, sedangkan
penulis membahas mengenai kecemasan menghadapi pengumuman hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Ujian Akhir Nasional. Sepanjang pengetahuan penulis tidak terdapat karya
yang sama persis dengan penelitan ini.
Kecemasan merupakan dampak dari adanya stresor psikologik, namun
tidak semua orang yang mengalami stres akan mengalami kecemasan yang
sama. Daya tahan terhadap stres setiap orang berbeda-beda. Hal ini
bergantung pada keadaan somatopsikososial orang itu (Maramis, 2005).
Dalam penelitian ini belum dapat dipilih subyek penelitian dengan latar
belakang somatopsikososial yang sama, karena keterbatasan penelitian.
Kecemasan lahir dari berbagai permasalahan yang dihadapi siswa,
antara lain mulai memikirkan masalah karir, masalah pendidikan lanjutan
setelah mereka lulus nantinya dan masalah pekerjaan mereka nantinya
(Solomon & Patch, 1974). Pengetahuan responden tentang aspek-aspek dunia
kerja dan pendidikan lanjutan sangat berpengaruh. Semakin banyaknya
pengetahuan yang dimiliki seseorang maka seseorang tersebut akan lebih siap
dalam menghadapi sesuatu dan dapat mengurangi kecemasan (Wangmuba,
2009). Kecemasan tersebut berupa kekhawatiran karena tidak dapat
memprediksi atau mengontrol kejadian yang akan datang (Barlow dan
Durand, 2006).
B. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa penelitian ini memiliki beberapa kelemahan
dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga, materi, dan kemampuan penulis.
Kelemahan – kelemahan tersebut antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
1. Kurang cermatnya pengukuran variabel tergantung yang pengukurannya
dilakukan dengan instrumen TMAS, karena metode yang digunakan
adalah kuesioner dimana tingkat subjektifitasnya sangat tinggi. Jadi
kemungkinan salah tafsir dalam mengartikan sebuah pertanyaan lebih
besar.
2. Dalam melakukan penelitian semuanya dilakukan sendiri. Mulai dari
menyebar kuesioner, mengumpulkan kuesioner, menyajikan data,
menganalisa data dan menarik kesimpulan dilakukan oleh penulis sendiri
sehingga tingkat subyektifitasnya tinggi.
3. Penelitian ini hanya menentukan apakah ada perbedaan kecemasan pada
siswa yang berencana melanjutkan kuliah dengan yang tidak. Sehingga
tidak dapat menentukan seberapa besar pengaruh melanjutkan kuliah
atau tidak terhadap kecemasan.
4. Keterbatasan mengenai jumlah subyek penelitian dan variabel yang dapat
dikendalikan. Pada penelitian ini, penulis belum dapat mengendalikan
berat badan pada subyek.
5. Penelitian ini memperhitungkan aspek kecemasan dilihat dari rencana
setelah kelulusan, yaitu melanjutkan kuliah atau tidak melanjutkan.
Sedangkan variabel-variabel lain tidak diperhitungkan, seperti:
a. Pengetahuan responden khususnya mengenai dunia kerja dan
pendidikan lanjutan.
b. Lingkungan tempat tinggal responden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
c. Sosial, ekonomi, budaya dan kepercayaan dimana sistem dukungan
sosial dan psikologis dapat menentukan risiko kecemasan.
d. Kepribadian responden dalam kemampuan mengatasi masalah
(coping).
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
kecemasan antara siswa kelas XII di SMA Negeri 1 Magetan yang dalam
menghadapi kelulusan dengan berencana melanjutkan kuliah dan yang tidak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan data yang telah dianalisis dengan uji chi square di atas dapat
diambil simpulan bahwa terdapat perbedaan kecemasan antara siswa kelas XII di
SMA Negeri 1 Magetan yang dalam menghadapi kelulusan dengan berencana
melanjutkan kuliah dan yang tidak (p = 0,017).
B. SARAN
1. Dibutuhkan komunikasi yang baik antara pihak sekolah, orang tua, dan
siswa di dalam proses belajar mengajar. Sehingga kecemasan dalam
menghadapi kelulusan dapat ditekan.
2. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan penyempurnaan yang
memperhitungkan variabel-variabel lain (pengetahuan, lingkungan, sosial,
kepribadian responden), sehingga hasil yang didapatkan lebih
representatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
DAFTAR PUSTAKA
Adrian. 2004. Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa
http://re-searchengines.com/art05-65.html (7 Maret 2011 )
Azwar, Azrul. 2007. Konsep Pengukuran Validitas. Jakarta : Gunadharma
Press.
Budiarto, Eko. 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC.
Cherry, Kendra. 2005. Validity Scales of the MMPI-2
http://psychology.about.com/od/psychologicaltesting/a/mmpi_3.htm(1
3 Maret 2011)
Dewan, Asep. 2011. Penjurusan di SMA dan kriterianya .
http://www.enersi.com/2011/07/penjurusan-di-sma-dan-
kriterianya.html (4 Desember 2011)
Drevets, W.C., Price, J.L., Furey, M.L. 2008. Brain structural and functional
abnormalities in mood disorders: implications for neurocircuitry
models of depression.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2522333/(13 Maret
2011)
Fina, Edna. 2011. SNMPTN 2011 Melalui 2 Jalur
http://www.jogjatv.tv/berita/04/02/2011/snmptn-2011-melalui-2-jalur
(22 maret 2011)
Gorini dan Riva. 2008. The Potential of Virtual Reality as Anxiety
Management Tool: a randomized controlled study in a sample of
patients affected by Generalized Anxiety Disorder.
http://www.trialsjournal.com/content/9/1/25 (20 Februari 2011)
GCL ITS team. 2011. Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri.
http://www.snmptn.ac.id/(20 Maret 2011)
Harlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Remaja. Surabaya :
Erlangga.
Harti, Y. 2008. Masih Perlukah Ujian
Nasional?.http://www.guruvalah.20m.com/kontoversi_ujian_nasional.
html. (28 Februari 2011)
Haryadi, Doddy. 2007. Perilaku bermasalah remaja muncul lebih dini.
http://www.duniaguru.com (22 Maret 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Hasan, D.C. 2007. Test Anxiety: Sisi Lain dari Ujian Nasional.
http://diana1asril.multiply.com/journal/item/21/Test_Anxiety_Sisi_La
in_dari_Ujian_Nasional. (28 Februari 2011)
Hawari, D. 2008. Manajemen stres, cemas, dan depresi. Jakarta: Balai
Penerbitan FK UI, pp: 18-19, 88, 130-131.
Holder, Moses. 2010. FactorsAffectingAnxietyandStress.
http://www.seniorfitness.com/tutorials/Factors_Affecting_Anxiety_an
d_Stres_1551716_0_article.html (15 Maret 2011)
Ibrahim, Ayub Sani. 2002. Menyiasati gangguan cemas.
http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=902&tbl=artikel
(20 Februari 2011)
Jardiknas. 2011. Pelaksanaan SNMPTN 2011 Diperluas Melalui Jalur
Undangan.
http://jardiknas.kemdiknas.go.id/index.php?option=com_content&tas
k=view&id=1674&Itemid=458 (4 Desember 2011)
Kadri N., Agoub M., Gnaoui S.E., Berrada S. and Moussaoui D. 2007.
Prevalence of Anxiety Disorders: A Population-Based
Epidemiological Study in Metropolitan Area of Casablanca, Marocco.
http://www.annals-general-psychiatry.com/content/6/1/6 (15 Maret
2011)
Kaplan dan Sadock. 2004. Sinopsis Psikiatri edisi 7 jilid 11. Jakarta :
Binarupa Aksara.
Kendunkar, K., Kaur, B. 2008. Major depressive disorder, obsessive-
compulsive disorder, and generalized anxiety disorder: do the sexual
dysfunction differ?http://pubget.com/paper/18787674(13 Maret 2011)
Khan H., Kalia S., Itrat A., Khan A., Khan M.A., Khalis R., Khalid S., Javed
S., Umer A., Naqvi H. 2007. Prevalenceand demographics of anxiety
disorders: a snapshot from a community health centre in Pakistan
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17999756 (13 Maret 2011)
Kusuma, Widjaja. 1997. A sampai Z Kedaruratan Psikiatri Dalam Praktek.
Jakarta : Profesional Books.
Komalasari, Gantina. 2011. Coping Skills Untuk Mengatasi Kecemasan
Menghadapi Ujian Nasional pada Siswa Sekolah Menengah Atas
Negeri di Provinsi DKI Jakarta. Jakarta, Universita Negeri Jakarta.
Thesis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Maslim, Rusdi. 2003. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ
III. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya.
Maramis W.F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga
University Press.
May, Rollo. 1977. The Meaning of Anxiety.United State of America : The
Ronald Press Company.
Mujaddid, E. 2006. Pemahaman dan Penanganan Psikosomatik Gangguan
Ansietas dan Depresi di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. In : Ilmu
Penyakit Dalam Edisi IV Jilid II. Jakarta : Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Hal : 903
Mubarak, Husnul. 2008. Gangguan Cemas.
http://cetrione.blogspot.com/2008/12/gangguan-cemas.html (13
Maret 2011)
Murniasih, E dan Rahmawati A. 2007. Hubungan Dukungan Keluarga
dengan Tingkat Kecemasan Akibat Hospitalisasi pada Anak Usia
Prasekolah di Bangsal L RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
http://skripsistikes.files.wordpress.com/2009/08/4.pdf (16 Maret
2011).
Murti, Bhisma. 2006. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan.Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, p:58.
Nandi, A., Beard J.R., Galea S. 2009. Epidemiologic Heterogeneity of
Common Mood and Anxiety Disorders Over the Lifecourse in the
General Population: A Systematic. Review.
http://www.biomedcentral.com/1471-244X/9/31 (22 maret 2011).
Ngremon M. dan Marsudi S. 2001. Psikologi Abnormal. Surakarta: UMS
Press.
Sawali. 2007. Kecemasan Menjelang
UN.http://pelangipendidikan.blogspot.com/2007/07/kecemasan-
menjelang-un.html (28 Februari 2011)
Sastroasmoro, Sudigdo. 1995. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta : Binarupa Aksara
Stein J., Hollander E., Rothbaum B. 2009. Textbook of Anxiety Disorders.
American Psychiatric Pub. pp : 167.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Taufiqurohman, M.A. 2004. Pengantar metodologi penelitian untuk ilmu
kesehatan. Klaten: CGSF (The Community of Self Help Group
Forum)
Trismiati, 2004. Perbedaan Tingkat Kecemasan antara Pria dan Wanita
Akseptor Kontrasepsi Mantap di RSUD Dr. Sardjito Yogyakarta.
http://psikologi.binadarma.ac.id/jurnal/jurnaltrismiati.pdf (16 maret
2011)
Tupattinaja, J.M.R. 2003. CemasNormal atau Tidak.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1925/1/D0300172.pdf
(13 Maret 2011)
William M., Joan Vicker, Sergio Rodriguest. 2001. The Effect of Anxiety on
Visual Searc, Movements Kinematics, and Performance in Table
Tennis: A Test of Eysenck and Calvo’s Processing Efficiency. Journal
of Sport and Exercise Psychology. Vol 24 No. 4. pp: 438-455.