41
PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS STADIUM 5 PRE-HEMODIALISIS DAN POST- HEMODIALISIS DI RSUD DR. MOEWARDI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Gilar Rizki Aji Pradana G0008215 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2011 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL

KRONIS STADIUM 5 PRE-HEMODIALISIS DAN POST-

HEMODIALISIS DI RSUD DR. MOEWARDI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Gilar Rizki Aji Pradana

G0008215

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 8 Desember 2011

Gilar Rizki Aji Pradana

NIM : G0008215

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

iv

ABSTRAK

Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium 5 Pre-Hemodialisis dan Post-Hemodialisis di RSUD Dr. Moewardi Tujuan penelitian: Untuk mengetahui adanya perbedaan kadar elektrolit pasien penyakit ginjal kronis stadium 5 pre-hemodialisis dan post-hemodialisis, di RSUD Dr. Moewardi, dan mengetahui jenis elektrolit (Na, K, Ca) yang perubahan kadarnya paling signifikan. Metode Penelitian: Jenis penelitian yang dipakai adalah eksperimental kuasi model one group before and after intervention design atau one group pre and post test design. Jumlah sampel yang dipakai pada penelitian ini sebanyak 25 orang yang diambil dengan cara quota sampling. Spesimen darah diambil dari pasien penyakit ginjal kronis stadium 5 sebelum dan sesudah hemodialisis. Data elektrolit diolah dengan uji statistik Wilcoxon menggunakan program SPSS 17.0 for Windows. Signifikansi yang digunakan adalah p < 0,05. Hasil Penelitian: Terjadi penurunan rata-rata kadar kalium dan natrium pada pasien sebelum dan sesudah hemodialisis, dan terjadi peningkatan kadar kalsium pada pasien sebelum dan sesudah hemodialisis. Hasil penelitian didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,005) untuk kadar kalium dan kalsium, dan p = 0,022 (p < 0,005) untuk kadar natrium. Simpulan Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada kadar elektrolit sebelum dan sesudah hemodialisis, yaitu penurunan kadar kalium dan natrium, dan peningkatan kadar kalsium (p < 0,05). Kata kunci: penyakit ginjal kronis, hemodialisis, elektrolit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

v

ABSTRACT Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. The Difference of Electrolytes Count upon End-Stage Chronic Kidney Disease Patients Pre-Hemodialysis and Post-Hemodialysis in Moewardi Local General Hospital Objective: To study the difference of electrolytes count upon end-stage chronic kidney disease, pre-hemodyalisis and post-hemodyalisis in Moewardi Local General Hospital, and to study which electrolytes (Na, K, Ca) have the highest significance value. Method: This study was a quation experimental model one group before and after intervention design or one group pre and post test design. The subjects used were 25 participants taken with quota sampling technique. The blood specimens were obtained from end-stage chronic kidney disease before and after hemodialysis. The data obtained were statistic analyzed by Wilcoxon test using SPSS Programme for Microsoft Windows release 17.0. Significance was set at p < 0,05. Result: The mean of potassium and sodium decreased significantly after hemodialysis, and the mean of calcium increased significantly after hemodialysis. The result of this study, using Wilcoxon test were found p = 0,000 for potassium and calcium, while p = 0,022 for sodium. Conclusion: The experiment result showed there is significant difference in electrolyte count before and after hemodyalisis, i.e. potassium and sodium count decreased, while calcium count increased. Keyword: chronic kidney disease, hemodialysis, electrolyte

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

vi

PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas semua rahmat, dan

limpahan kasih sayang sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium 5 pre-

Hemodialisis dan Post-Hemodialisis di RSUD Dr. Moewardi, Universitas Sebelas

Selama penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepas dari berbagai hambatan dan penulis menyadari bahwa semua ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Muthmainah, dr., M.Kes, selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Wachid Putranto, dr., Sp.PD, Selaku pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan, saran, serta koreksi bagi penulis.

4. Andy Yok, drg., M.Kes, selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan bimbingan, saran, serta koreksi bagi penulis.

5. Supriyanto Kartodarsono, dr., Sp.PD, selaku penguji utama yang telah memberikan nasihat, saran, dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

6. Harsini, dr., Sp.P, selaku penguji pendamping yang telah memberikan nasihat, saran, dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

7. Staf bagian skripsi, mas Nardi dan mbak Eny atas segala bantuan dan petunjuknya.

8. Staf SMF Penyakit Dalam yang telah membantu kelancaran skripsi ini. 9. Staf dan perawat bagian Hemodialisis yang telah membantu mengumpulkan

data penelitian ini. 10. Bapak Tri Handayani, dan Ibu Dhani Ekarini yang selalu memberikan

dukungan dan doanya setiap waktu. 11. Ike yang telah menemani peneliti selama ini. 12. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini

dikarenakan keterbatasan penulis, maka dari itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi penulis pribadi, tetapi juga bagi semua pihak.

Surakarta, 8 Desember 2011 Gilar Rizki Aji Pradana

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

vii

DAFTAR ISI

PRAKATA ....................................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 5

A. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 5

1. Penyakit Ginjal Kronis ............................................................ 5

2. Hemodialisis ........................................................................... 11

3. Elektrolit-Elektrolit Tubuh ...................................................... 13

4. Pengaruh Hemodialisis terhadap Kadar Elektrolit Serum ........ 16

B. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 17

C. Hipotesis ...................................................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 19

A. Jenis Penelitian ............................................................................. 19

B. Lokasi Penelitian .......................................................................... 19

C. Subjek Penelitian .......................................................................... 19

D. Teknik Sampling .......................................................................... 20

E. Identifikasi Variabel Penelitian ..................................................... 21

F. Skala Variabel .............................................................................. 21

G. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 22

H. Rancangan Penelitian.................................................................... 22

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

viii

I. Instrumentasi dan Bahan Penelitian .............................................. 23

J. Teknik Analisis Data .................................................................... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................ 24

BAB V PEMBAHASAN ................................................................................ 27

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 31

A. Simpulan ............................................................................................ 31

B. Saran .................................................................................................. 31

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 32

LAMPIRAN ..................................................................................................... 34

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Distribusi Sampel Menurut Jenis Kelamin

Tabel 2 : Perbedaan Kadar Elektrolit Pre-Hemodialisis dan Post-Hemodialisis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Penelitian

Lampiran 2 : Uji Normalitas

Lampiran 3 : Uji Homogenitas

Lampiran 4 : Uji Wilcoxon

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyakit ginjal kronis diketahui dapat meningkatkan risiko pasien untuk

terserang penyakit kardiovaskular, dan dapat menyebabkan suatu keadaan gagal

ginjal. Jumlah pasien gagal ginjal karena penyakit ginjal kronis yang diterapi

dengan dialisis dan transplantasi terus meningkat di Amerika dari 209000 kasus

pada tahun 1991 menjadi 472000 kasus pada tahun 2004 (Coresh et al., 2007).

Begitu pula yang terjadi di Indonesia, data yang didapatkan dari RSU Dr.Soetomo

Surabaya pada tahun 2004 - 2006, diperkirakan tiap tahun ada 2000 kasus baru

gagal ginjal.

Penyakit ginjal kronis adalah suatu proses patofisiologi dengan berbagai

etiologi yang mengakibatkan penurunan fungsi ginjal secara progresif, dan dapat

berakhir sebagai keadaan gagal ginjal. Penyakit ginjal kronis stadium 5

merupakan stadium akhir dari penyakit ginjal kronis dengan laju filtrasi

glomerulus (LFG) kurang dari 15ml/menit (Suwitra, 2006).

Etiologi penyakit ginjal kronis sangat beragam, seperti

glomerulonefritis, infeksi kronis dari traktus urinarius, nefropati diabetes dan

hipertensi, atau dapat berupa kelainan kongenital dan herediter (Krause, 2010).

Gejala penyakit ginjal kronis berkembang secara perlahan dan tidak

spesifik. Pasien bisa bersifat asimtomatik hingga penyakit ini berkembang lebih

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

2

jauh (LFG < 10-15 ml/menit). Manifestasi yang sering muncul adalah lelah,

lemas, dan malaise. Gangguan gastrointestinal (anorexia, mual, muntah),

neurologis (insomnia, kesulitan konsentrasi) juga sering terjadi. Jika sindrom

uremia sudah berlanjut sering disertai gejala libido yang menurun, iregularitas

siklus menstruasi, atau bisa nyeri dada karena perikarditis (Watnick dan

Morrison, 2009).

Seperti telah diketahui fungsi ginjal salah satunya adalah fungsi

ekskresi. Fungsi ini tentunya berkaitan erat dengan elektrolit-elektrolit yang ada

di dalam darah, seperti kalium, natrium. Masing-masing elektrolit mempunyai

kadar normalnya tersendiri. Keadaan hipernatremia akan menyebabkan

takikardia, kegelisahan, haus. Hiponatremia akan menyebabkan tanda dan gejala

seperti hipotensi, kelemahan otot. Pada keadaan hipokalemia akan timbul tanda

dan gejala seperti vertigo, hipotensi. Sedangkan hiperkalemia akan menyebabkan

keadaan bradikardia, oliguria atau anuria (Kee, 2007). Krause (2010) menjelaskan

kematian mendadak pasien dengan penyakit ginjal kronis stadium 5 tertinggi

karena hiperkalemia.

Penatalaksanaan pasien dengan penyakit ginjal kronis stadium 5 adalah

dengan terapi pengganti ginjal, yaitu dialisis dan transplantasi ginjal (Suwitra,

2006). Prinsip dari hemodialisis adalah perubahan konsentrasi zat terlarut dalam

darah dan cairan dialisat yang komposisi elektrolitnya mirip serum normal.

Menurut penelitian yang dilakukan Kirschbaum (2003), ada perbedaan kadar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

3

elektrolit yang signifikan pada pasien dengan terapi hemodialisis sebelum

mendapatkan terapi dan sesudah mendapatkan terapi.

Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui sejauh mana perbedaan kadar

elektrolit pada pasien penyakit ginjal kronis stadium 5 pre-hemodialisis dan post-

hemodialisis di RSUD Dr. Moewardi.

B. Perumusan Masalah

Apakah ada perbedaan kadar elektrolit pasien penyakit ginjal kronis

stadium 5 pre-hemodialisis dan post-hemodialisis, di RSUD Dr. Moewardi?

C. Tujuan Penelitian

A. Tujuan Umum

Mengetahui adanya perbedaan kadar elektrolit pasien penyakit ginjal

kronis stadium 5 pre-hemodialisis dan post-hemodialisis, di RSUD Dr.

Moewardi.

B. Tujuan Khusus

Mengetahui jenis elektrolit (Na, K, Ca) yang perubahan kadarnya

paling signifikan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

4

D. Manfaat penelitian

A. Aspek Teoritis

Dapat memberikan informasi bahwa ada perbedaan kadar elektrolit

pasien penyakit ginjal kronis stadium 5 pre-hemodialisis dan post-

hemodialisis, di RSUD Dr. Moewardi.

B. Aspek Aplikatif

1. Sebagai masukan untuk dapat memperjelas perbedaan kadar elektrolit

pasien penyakit ginjal kronis stadium 5 sebelum dan sesudah menerima

terapi hemodialisis.

2. Untuk memberikan penanganan yang lebih baik terhadap komplikasi

tindakan hemodialisa terhadap kadar elektrolit.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Penyakit ginjal kronis

a. Definisi

Penyakit ginjal kronis adalah: (1) kerusakan ginjal lebih dari tiga

bulan baik secara struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan

laju filtrasi glomerulus, dengan manifestasi kelainan patologis, dan

terdapat tanda kelainan ginjal baik dalam komposisi darah atau urin, atau

kelainan dalam tes pencitraan (imaging tests), (2) LFG < 60

ml/menit/1,73m2 selama tiga bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal

(Suwitra, 2006).

b. Klasifikasi

National Kidney Foundation (NKF) Kidney Disease Outcomes

Quality Initiative (K/DOQI) membagi penyakit ginjal kronis menjadi lima

stadium sebagai berikut:

Stadium LFG

(ml/menit/1,73 m2)

Fungsi ginjal

(%) Manifestasi klinis

1 Kerusakan

ginjal dengan > 63

Belum tampak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

6

LFG normal

atau meningkat

2 Kerusakan

ginjal dengan

penurunan LFG

60 89 > 30

Hipertensi,

hiperparatiroidisme

sekunder

3 Penurunan LFG

sedang 30 59 > 5

s.d.a + anemia

4 Penurunan LFG

berat 15-29 > 0,2

s.d.a + retensi air,

mual, nafsu makan

hilang

5 Gagal ginjal

< 15 < 0,2

s.d.a + edema paru,

koma, kejang,

asidosis metabolik,

hiperkalemia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

7

c. Etiologi

Penyebab penyakit ginjal kronis dapat bermacam-macam, baik

yang bersifat primer, seperti glomerulonefritis, pielonefritis, hipoplasi

kongenital, atau sekunder seperti, kelainan sistemik contohnya diabetes

mellitus atau lupus eritematosus. Ketika ginjal terkena jejas, maka

keadaan hiperfiltrasi unit nefron yang tidak rusak akan memberikan

tekanan dan jejas terhadap jaringan nefron yang lain. Proses ini

menyebabkan progresivitas penyakit ginjal kronik terlihat begitu nyata

(Amend dan Vincenti, 2008).

ginjal stadium akhir yang membutuhkan terapi pengganti sebagai berikut:

Penyebab %

Diabetes mellitus 40

Hipertensi 25

Glomerulonefritis 15

Penyakit ginjal polikistik 4

Urologis 6

Tidak diketahui dan lain-lain 10

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

8

d. Patofisiologi

Ada dua teori yang sering digunakan untuk menjelaskan gangguan

fungsi ginjal pada gagal ginjal kronis. Teori tradisional mengatakan bahwa

semua unit nefron terserang penyakit, tapi dalam stadium yang berbeda-

beda, dan bagian-bagian spesifik dari nefron yang berkaitan dengan fungsi

tertentu dapat benar-benar rusak atau berubah strukturnya. Misal lesi pada

medula akan merusak susunan anatomik lengkung henle dan vasa rekta,

atau pompa klorida pada pars ascenden lengkung henle akan mengganggu

proses aliran balik pemekat dan aliran balik penukar (Wilson,2006).

Teori kedua adalah Hipotesis Bricker/Hipotesis nefron yang utuh.

Teori ini mengatakan bila nefron terserang penyakit, maka seluruh

unitnnya akan hancur, namun yang masih utuh tetap bekerja normal.

Hipotesis ini dapat menjelaskan pola adaptasi fungsional pada penyakit

ginjal progresif, yaitu kemampuan mempertahankan keseimbangan air dan

elektrolit dengan keadaan LFG sangat menurun (Wilson,2006).

Apapun penyebabnya, penyakit ginjal kronis pada akhirnya akan

mengalami proses yang sama. Masa nefron yang berkurang menyebabkan

masa nefron yang tersisa melakukan kompensasi hiperfiltrasi. Proses

kompensasi ini berlangsung baik hingga sel nefron tak mampu

melakukannya lagi, dan pada akhirnya nefron ini akan menjadi sklerosis.

Karena proses ini, maka terjadi penurunan fungsi nefron. Proses ini terus

berlangsung dan mengakibatkan penurunan LFG secara progresif. Pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

9

akhirnya pasien sudah memerlukan terapi pengganti ginjal (Suwitra,

2006).

e. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala dari gagal ginjal muncul akibat kekacauan

metabolik yang disebabkan oleh kegagalan ginjal untuk mengatur

elektrolit, cairan, dan keseimbangan asam-basa. Tanda dan gejala ini juga

disebabkan karena akumuasi racun hasil metabolisme asam amino di

dalam darah. Pada GGK stadium awal sering tidak memunculkan gejala

(Amend dan Vincenti, 2008).

Tanda gejala yang biasanya muncul antara lain: (Krause, 2010)

a. Sistemik

Malaise, Kelelahan dan kelemahan.

b. Gastrointestinal

Anorexia, mual, muntah.

c. Neurologis

Neuropati perifer dan sindrom restless legs adalah tanda yang

sering ditemui. Prevalensi untuk terserang stroke meningkat. Amend

dan Vincenti (2008) menambahkan pasien menjadi pelupa.

d. Hematologis

Anemia adalah tanda yang sering nampak karena penurunan

produksi eritropoietin oleh ginjal. Kelainan pada leukosit dan

trombosit dapat menyebabkan infeksi dan perdarahan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

10

e. Dermatologis

Pruritus yang disebabkan oleh akumulasi pigmen toksik

(urochromes) di dalam dermis sering ditemui.

f. Endokrin

Hiperkalemia adalah tanda yang paling sering ditemui, dan bisa

meningkat secara mendadak ketika LFG menurun drastis. Asidosis

anion gap terjadi akibat menurunnya ekskresi ion hidrogen dan bisa

menyebabkan hiperkalemia. Hipokalsemia yang disebabkan oleh

kehilangan vitamin D dan peningkatan hormon paratiroid dapat

ditemukan. Kondisi hipermagnesemia juga bisa terjadi. Hipotiroidisme

juga bisa ditemukan.

g. Kardiologis

Kelebihan cairan terjadi ketika intake garam dan air melebihi

kehilangannya dan ekskresinya. Hal ini dapat menyebabkan gagal

jantung kongestif, menimbulkan hipertensi dan udem pulmonal.

Dislipidemia adalah faktor risiko primer untuk terserang penyakit

kardiovaskular dan merupakan komplikasi yang sering dari penyakit

ginjal kronis stadium 5. Uremia juga bisa menyebabkan efusi

perikardial dan, lebih jarang, tamponade perikardial. Kematian karena

kardiovaskular 10-20 kali lebih tinggi pada orang dengan terapi

dialisis dibandingkan dengan orang normal. Amend dan Vincenti

(2008) menambahkan jumlah nadi dan nafas permenit dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

11

meningkat. Hal ini terjadi akibat dari keadaan anemia dan asisdosis

metabolik pada pasien.

h. Vaskular

Tanda Vaskular yang nampak mirip seperti pada pasien dengan

pembedahan vaskular seperti perdarahan, infeksi intravaskular, oklusi

pembuluh darah.

i. Infeksi/Imunologis

Uremia dapat menekan sistem imun tubuh, sehingga pada

pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 mudah untuk terserang infeksi

bakteri, termasuk juga infeksi oportunistik. Pasien yang menerima

terapi transplantasi ginjal bisa mengalami gagal ginjal rekuren yang

disebabkan oleh reaksi penolakan atau komplikasi pencangkokan.

2. Hemodialisis

Jika pengobatan konservatif seperti diet, pembatasan minum, obat-

obatan, dan lain-lain sudah tidak adekuat, perlu terapi baru, yaitu terapi

pengganti ginjal. Terapi pengganti ini dibagi menjadi tiga, yaitu hemodialisis,

dialisis peritoneum, dan transplantasi ginjal (Watnick dan Morrison, 2010).

Diharapkan terapi ini dapat menggantikan fungsi ginjal baik dari fungsi

ekskresi ataupun fungsi endokrin (Rahardjo et al., 2006).

Menururt Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (KDOQI)

guidelines, dialisis harus dimulai saat LFG pasien 10 ml/menit atau ureum

serum 8 mg/dl. Khusus untuk pasien diabetes terapi ini dapat dimulai saat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

12

LFG mencapai 5 ml/menit atau kadar serum 6 mg/dl (Watnick dan Morrison,

2010). Adapun indikasi untuk memulai terapi hemodialisis antara lain:

1. Kegagalan penanganan konservatif

2. Mual, muntah, nafsu makan hilang

3. Kadar ureum tinggi

4. Kadar kreatinin tinggi

5. Kalium serum > 6 mmol/l (indikasi absolut)

6. Asidosis berat, pH darah < 7,1 (indikasi absolut)

7. Kelebihan cairan, jika sampai menyebabkan udem paru menjadi indikasi

absolute

8. Perikarditis (indikasi absolut)

9. Anuria berkepanjangan

(cahyaningsih, 2008; Rahardjo, 2006).

Prinsip kerja dialisis adalah pertukaran elektrolit dan zat lain yang ada

di dalam darah dengan cairan dialisat, dengan perantara membran

semipermeabel. Cairan dialisat ini terbuat dari konsituen esensial plasma

seperti natrium, kalium, klorida, kalsium, magnesium, dan glukosa, serta

Pertukaran zat ini dapat berlangsung cepat atau lambat tergantung pada berat

molekul dan konsentrasi zat terlarut. Zat dengan berat molekul kecil seperti

urea dapat berdifusi dengan cepat, tetapi zat-zat dengan berat molekul besar

seperti fosfat -microglobulin, dan albumin berdifusi lebih lambat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

13

(Himmelfarb dan Ikizler,2010). Berikut ini adalah tabel zat terlarut dengan

berat molekulnya.

Zat terlarut Berat Molekul (Da)

Albumin 66000

Kalsium 40

Kreatinin 113

Urea 60

Air 18

Zink 65,3

(cahyaningsih, 2008)

3. Elektrolit-elektrolit tubuh

1. Kalium

Kalium adalah elektrolit yang paling banyak ditemukan di cairan

intraseluler. Kadar normal dewasa adalah 3,5 5,3 mmol/l. Jika kadar

pada serum < 2,5 mmol/l atau > 7,0 mmol/l dapat menyebabkan henti

jantung. Sekitar 80 90% kalium tubuh diekskresi oleh ginjal. Jika

terdapat kerusakan jaringan, maka kalium keluar dari sel dan masuk ke

cairan ekstraseluler (interstisial dan intravaskuler). Keadaan ini akan

menyebabkan hiperkalemi pada serum, tetapi jika fungsi ginjal baik,

ekskresi kalium akan berlebih dan akan terjadi defisit kalium serum

(hipokalemia). Namun demikian, jika ginjal mengekskresikan urin < 600

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

14

ml perhari, kalium akan terakumulasi dalam cairan intravaskuler

sehingga akan terjadi keadaan hiperkalemia (Kee, 2007).

Penurunan kadar kalium dapat menyebabkan tanda dan gejala

seperti mudah lelah, otot lemah, hiporefleksi, dan poliuri. Sedangkan

peningkatan kadar sering tanpa gejala, tetapi jika muncul akan

menimbulkan tanda dan gejala seperti bradikardia, fibrilasi ventrikel,

henti jantung, kelemahan, dan diare (Mubin, 2006)

2. Natrium

Natrium adalah kation utama pada cairan ekstraseluler, dan

memiliki fungsi menahan air. Jika terdapat banyak natrium pada cairan

ekstraseluler maka ginjal akan mereabsorbsi air lebih banyak. Natrium

memiliki berbagai fungsi antara lain membantu mempertahankan cairan

tubuh, bertanggung jawab terhadap konduksi impuls neuromuskuler

melalui pompa natrium. Natrium juga terlibat dalam aktivitas enzim, dan

mengatur keseimbangan asam basa dengan cara menggabungkan ion

klorida atau bikarbonat. Kadar normal natrium serum orang dewasa

adalah 135-145 mmol/l. Kebutuhan natrium perhari adalah 2-4 gr. Orang

amerika biasanya mengkonsumsi natrium perhari kira-kira 6-12 gr (90-

240 mmol/l) dalam bentuk NaCl. (Kee, 2007)

Keadaan hiponatremia akan memunculkan tanda dan gejala seperti

penurunan kesadaran, kejang, ketakutan, ansietas, kedutan otot, sakit

kepala, takikardi, dan hipertensi. Simon (2009) menambahkan jika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

15

keadaan hiponatremia bertambah berat dapat menyebabkan serangan

jantung dan koma. Sedangkan hipernatremia akan menimbulkan tanda

dan gejala seperti kelemahan otot, haus, penurunan berat badan, volum

urin kurang, palpitasi, demam, dan hipotensi. (Mubin, 2006)

3. Kalsium

Kalsium terbanyak ditemukan dalam tulang dan gigi. Sekitar 50 %

dari jumlah totalnya terionisasi, dan kalsium terionisasi inilah yang dapat

digunakan oleh tubuh. Kadar kalsium teronisasi dapat diestimasi

kadarnya dari jumlah kalsium total dengan rumus. Kadar normal kalsium

total adalah 4,5-5,5 mEq/l atau setara dengan 2,3-2,8 mmol/l. sedangkan

kadar kalsium terioisasi dalam serum sekitar 4,25-5,25 mg/dl atau setara

dengan 1,1-1,24 mmol/l. Kalsium terionisasi meningkat kadarnya dalam

keadaan asidosis, sedangkan pada keadaan alkalosis kadarnya akan

menurun. Jika kadar kalsium terionisasi serum (serum-ionized calcium,

iCa) < 2,2 mEq/l atau < 4,25 mg/dl, akan menyebabkan iritabilitas

neuromuskuler atau gejala tetani, seperti kesemutan, kedutan, kontraksi

spasmodik (Kee, 2007)

Penurunan kadar kalsium serum atau hipokalsemia dapat

menimbulkan tanda dan gejala seperti gejala tetani, kedutan otot, tremor,

spasme laring, paratesia, spasme wajah, dan kontraksi spasmodik (Kee,

2007). Keadaan hipokalsemia akut juga dapat menyebabkan

perpanjangan interval QT yang dapat menyebabkan disaritmia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

16

ventrikular, selain itu hipokalsemia juga dapat menyebabkan penurunan

kontraktilitas miokardial yang dapat menyebabkan CHF, hipotensi dan

angina (Beach, 2010).

Sedangkan keadaan hiperkalsemia dapat menimbulkan tanda dan

gejala seperti kelemahan otot, nyeri perut, anoreksia, halusinasi, bahkan

dapat menyebabkan koma (Mubin, 2006).

4. Pengaruh hemodialisis terhadap kadar elektrolit serum

Sebagai terapi pengganti, hemodialisis cukup efektif dalam

menggantikan fungsi ginjal kurang lebih sebesar 10 % (Rhodes, 2009).

Pertukaran elektrolit serum dengan dialisat dilakukan dengan proses difusi.

Dengan begitu akan terjadi perubahan kadar elektrolit serum sebelum dan

sesudah mendapat terapi hemodialisis (Kirschbaum,2003). Atas dasar ini

maka keadaan elektrolit serum dapat dimanipulasi kadarnya dengan mengatur

komposisi dialisat yang akan dipakai. Contohnya kadar kalium dalam cairan

dialisat biasanya dibuat lebih rendah, dengan tujuan menurunkan kadar

Di samping fungsi hemodialisis yang begitu membantu, ada juga

beberapa komplikasinya. Salah satunya adalah pemakaian terapi ini dalam

jangka panjang dapat menyebabkan inadekuasi fungsi filtrasi, sebagai

akibatnya zat terlarut dalam darah yang kadarnya berlebih atau kurang tidak

bisa diseimbangkan kadarnya dengan dialisat melalui proses difusi (Rhodes,

2009).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

17

B. Kerangka Pemikiran

Keterangan:

: Tidak diteliti

Penurunan laju filtrasi glomerulus

Berkurangnya jumlah nefron fungsional

Status uremik

Terapi hemodialisis

Keseimbangan kadar zat-zat terlarut dalam darah dengan cairan dialisat

Perubahan kadar zat terlarut lainnya dalam

serum

Asupan makanan

Obat-obatan

Penyakit-penyakit lain

Perubahan kadar elektrolit serum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

18

C. Hipotesis

Ada perbedaan kadar elektrolit pasien penyakit ginjal kronis stadium 5

pre-hemodialisis dan post-hemodialisis, yaitu penurunan kadar kalium, dan

peningkatan kadar kalsium dan natrium.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental kuasi model one

group before and after intervention design atau one group pre and post test

design.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi.

C. SubJek Penelitian

1. Populasi target : Pasien penyakit ginjal kronis stadium 5.

2. Populasi aktual : Pasien penyakit ginjal kronis stadium 5 yang

mendapatkan terapi hemodialisis di RSUD Dr.

Moewardi.

3. Kriteria Inklusi :

1. Semua pasien laki-laki dan perempuan.

2. Didiagnosis dengan Penyakit Ginjal Kronis Stadium 5.

3. Usia 18-65 tahun.

4. Kriteria Eksklusi :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

20

a. Pasien dengan penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi kadar

elektrolit, seperti gangguan pada kelenjar tiroid, Penyakit Cushing,

atau luka bakar.

b. Pasien yang mengonsumsi obat yang dapat mempengaruhi kadar

elektrolit, seperti diuretik, antibiotik (gentamisin, amfoterisin,

polimiksin B), atau steroid (kortison, estrogen).

D. Teknik Sampling

Menurut penelitian sebelumnya simpang baku kadar elektrolit

sebesar 4 mmol/l. Perbedaan lebih dari 2 mmol/l ditetapkan sebagai perbedaan

yang bermakna secara klinis. Bila diambil nilai

95% maka jumlah sampel yang diambil sesuai perhitungan sebagai berikut:

sampel

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

21

Namun, karena keterbatasan waktu penelitian, maka teknik sampling yang

dipakai adalah quota sampling. Sampel yang diambil adalah semua pasien

penyakit ginjal kronis stadium 5 yang mendapatkan terapi hemodialisis.

E. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas : Pasien penyakit ginjal kronis stadium 5 yang

menerima terapi hemodialisis, sebelum dan sesudah

menerima terapi.

2. Variabel Terikat : Kadar elektrolit serum.

3. Variabel luar

a. Variabel luar yang dapat dikendalikan :

Umur pasien, Penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi kadar

elektrolit, obat-obatan yang dapat mempengaruhi kadar elektrolit.

b. Variabel luar yang tidak dapat dikendalikan :

Diet pasien.

F. Skala Variabel

1. Pasien penyakit ginjal kronis stadium 5 yang menerima terapi

hemodialisis, sebelum dan sesudah menerima terapi hemodialisis :

Nominal.

2. Kadar elektrolit serum : Rasio.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

22

G. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel bebas

Pasien penyakit ginjal kronis stadium 5 yang mendapatkan terapi

hemodialisis kemudian diukur kadar elektrolitnya sebelum dan sesudah

menerima terapi hemodialisis.

2. Variabel terikat

Kadar elektrolit serum ditentukan dengan menggunakan hasil lab

RSUD Dr. Moewardi, yang tersedia kemudian dilakukan uji statistik

untuk mengetahui kemaknaan kadar elektrolit tersebut.

H. Rancangan Penelitian

One group before and after intervention

O1 = Pengamatan sebelum pemberian terapi hemodialisis

O2 = Pengamatan setelah pemberian terapi hemodialisis

X = Pemberiaan terapi hemodialisis

O1

Bandingkan dengan uji paired sample t test

O2 X

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

23

I. Instrumentasi dan Bahan Penelitian

Data primer dari catatan medis (Medical Record) pasien penyakit ginjal

kronis di RSUD Dr. Moewardi yang diperiksa kadar elektrolitnya.

J. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini diuji dengan metode statistik

uji t menggunakan program SPSS 17.0 for Windows.

1. Tabel kontingensi ukuran 2 x 2

Sampel Kadar elektrolit

Pasien GGK sebelum hemodialisis a

Pasien GGK Setelah hemodialisis b

Total a+b

2. Uji t

Setelah dilakukan uji normalitas sebaran data, apabila data memiliki

sebaran normal, uji t dipilih, dan dengan menggunakan program statistik

SPSS. Uji t dilakukan untuk mengetahui sejauh mana terdapat perbedaan

kemaknaan pada pasien penyakit ginjal kronis sebelum dan sesudah

mendapat terapi hemodialisis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

24

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 13-19 Juli

2011. Sampel diambil berdasarkan metode quota sampling, dan didapatkan 25

sampel. Distribusi sampel menurut jenis kelamin tersebut di bawah ini:

Tabel 1. Distribusi Jenis Kelamin Sampel

Sampel Laki-laki Perempuan Total

Jumlah 19 (76 %) 6 (24 %) 25 (100 %)

Berdasarkan tabel diatas didapatkan jumlah sampel laki-laki sebanyak 19

orang (76 %) dan sampel perempuan sebanyak 6 orang (24 %).

Tabel 2. Perbedaan Kadar Elektrolit Pre-Hemodialisis dan Post-Hemodialisis

Elektrolit Pre-Hemodialisis Post-Hemodialisis

K 4,65 ± 0,768 mmol/L 3,38 ± 0,459 mmol/L

Na 141,08 ± 4,545 mmol/L 138,52 ± 2,551 mmol/L

Ca 1,07 ± 0,053 mmol/L 1,24 ± 0,155 mmol/L

Nilai rata-rata dari kadar kalium pasien pre-hemodialisis masih dalam kadar

normal, sedangkan pada kadar post-hemodialisis kadar kalium sedikit di bawah kadar

normal. Kadar natrium pasien baik pre-hemodialisis maupun post-hemodialisis dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

25

kadar normal, tetapi terlihat bahwa kadar natrium mengalami penurunan setelah

pasien menerima terapi hemodialisis. Kalsium pasien pre-hemodialisis di bawah

kadar normal, tetapi kadar ini meningkat menjadi normal setelah proses hemodialisis.

Uji statistik menggunakan SPSS 17.0 for Windows dilakukan untuk

mengetahui kemaknaan perbedaan kadar elektrolit. Syarat untuk menggunakan uji t

sebagai uji komparatif adalah data yang didapat harus memiliki sebaran data dan

homogenitas yang normal. Namun pada penelitian ini data yang didapatkan tidak

memenuhi kedua syarat tersebut, sehingga uji yang digunakan adalah uji alternatif

yaitu uji Wilcoxon.

Uji hipotesis tersebut menunjukkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) untuk kadar

kalium dan kalsium, dan p = 0,022 (p < 0,05) untuk kadar natrium. Nilai p tersebut

berarti probabilitas untuk menarik simpulan salah bahwa kadar elektrolit sesudah

terapi hemodialisis berubah, ketika H0 benar (tidak ada perbedaan kadar elektrolit

sebelum dan sesudah hemodialisis), adalah 0 kesalahan dari 1000 kesempatan untuk

kalium dan kalsium, dan 22 kesalahan dari 1000 kesempatan untuk natrium.

Kesalahan tersebut sangat kecil sehingga dalam jangka panjang dapat diandalkan.

Jadi, secara statistik perbedaan tersebut adalah signifikan.

Tabel Wilcoxon pada lampiran menunjukkan bahwa kalium adalah elektrolit

yang perubahan kadarnya paling signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai Z pada

tabel Wilcoxon. Semakin tinggi nilai Z, semakin tinggi nilai signifikansi uji tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

26

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang

berarti terdapat perbedaan kadar elektrolit yang bermakna pada pasien penyakit ginjal

kronis stadium 5 sebelum dan sesudah menerima terapi hemodialisis.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

27

BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian yang telah dilakukan di RSUD Dr. Moewardi menghasilkan data

seperti yang disebutkan dalam lampiran. Tabel 1 menunjukkan jumlah sampel pria

sebanyak 15 orang (76 %), dan perempuan 6 orang (24 %).

Nilai rata-rata kadar elektrolit seperti tersebut pada tabel 2 menunjukkan rata-

rata kadar kalium dan natrium mengalami penurunan setelah dilakukan hemodialisis,

sedangkan kalsium mengalami peningkatan.

Kelompok kalium pada tabel Wilcoxon menunjukkan terjadinya penurunan

kadar kalium pada 25 orang. Kelompok natrium menunjukkan 15 orang mengalami

penurunan kadar, 6 orang mengalami peningkatan, dan 4 orang cenderung tidak

banyak berubah kadarnya. Kelompok kalsium menunjukkan 21 orang mengalami

peningkatan, dan 4 orang mengalami penurunan.

Setelah data tersebut dianalisis menggunakan uji Wilcoxon, didapatkan nilai

signifikansi yang menunjukkan adanya perubahan kadar elektrolit yang signifikan

sebelum dan sesudah hemodialisis. Nilai signifikansi tersebut adalah p = 0,000 untuk

kalium dan kalsium, dan p = 0,022 untuk natrium. Hasil ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Wen et al. (2007) yaitu terjadi perubahan kadar elektrolit yang

signifikan sebelum dan sesudah hemodialisis.

Perbedaan elektrolit ini dapat dijelaskan dengan teori tentang prinsip kerja

hemodialisis. Darah akan dialirkan ke dalam satu tabung ginjal buatan (dialiser) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

28

terdiri dari dua kompartemen, yaitu kompartemen darah dan kompartemen dialisat.

Darah akan memasuki kompartemen darah dan akan mengalami proses difusi melalui

membran semi permeabel buatan dengan cairan dialisat yang terdapat dalam

kompartemen dialisat. Zat terlarut akan berpindah dari konsentrasi tinggi ke

konsentrasi rendah. Proses difusi ini akan terus berjalan hingga tercapai

kesetimbangan konsentrasi zat terlarut di kedua kompartemen (Rahardjo et al., 2006).

Proses difusi zat terlarut tersebut dapat berlangsung secara lambat atau cepat.

Kecepatan difusi dapat dipengaruhi oleh 2 hal, yaitu sifat cairan dan sifat membran.

Faktor yang mempengaruhi sifat cairan antara lain perbedaan konsentrasi zat terlarut

pada kedua kompartemen. Semakin besar perbedaan konsentrasi maka proses difusi

akan berlangsung lebih cepat. Faktor yang kedua adalah berat molekul zat terlarut.

Semakin besar berat molekul zat terlarut maka proses difusi akan semakin lambat.

Faktor ketiga adalah temperatur. Semakin hangat dialisat, maka proses difusi akan

semakin cepat (Curtis et al., 2008).

Sedangkan faktor yang mempengaruhi sifat membran antara lain jumlah dan

lebar pori-pori membran. Semakin banyak dan lebar pori-pori membran, maka

semakin cepat proses difusi berlangsung. Faktor kedua adalah luas permukaan

membran. Semakin luas membran, maka proses difusi akan semakin cepat. Faktor

ketiga adalah aliran geometrik. Aliran darah berjalan berlawanan arah dengan cairan

dialisat. Aliran ini akan mempercepat proses difusi. Dengan ini maka perbedaan

konsentrasi yang besar antara darah dan dialisat dapat diatur dengan mengubah

panjang pendeknya dialiser (Curtis et al., 2008).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

29

Jika kadar elektrolit sebelum hemodialisis dibandingkan dengan kadar

elektrolit pada dialisat yang dipakai dalam penelitian ini (tabel 3), maka kalium dan

natrium darah akan berdifusi ke cairan dialisat. Hal ini disebabkan karena konsentrasi

kalium dan natrium dalam darah lebih tinggi dibandingkan dengan cairan dialisat.

Sedangkan kalsium pada cairan dialisat akan mengalami difusi ke darah karena kadar

pada cairan dialisat lebih tinggi.

Tabel 3. Kadar elektrolit dialisat

Zat terlarut Kadar (mmol/L)

Na 139,0

K 2

Mg 0,5

Ca 1,75

Cl 106,5

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kirschbaum (2003),

dan Wen et al. (2007) yang menunjukkan bahwa kadar kalium menurun setelah

dilakukan hemodialisis, dan kadar kalsium mengalami peningkatan. Namun

perubahan kadar natrium pada penelitian ini berbeda dengan kedua penelitian yang

telah disebutkan.

Perbedaan hasil penelitian pada natrium tersebut dapat disebabkan oleh

beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah perbedaan rata-rata kadar natrium pre-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

30

hemodialisis. Pada penelitian Kirschbaum (2003) didapatkan rata-rata kadar natrium

pre-hemodialisis sebesar 138 mmol/L. Pada penelitian yang dilakukan Wen et al.

(2007) didapatkan hasil rata-rata natrium pre-hemodialisis sebesar 136.09 mmol/L.

Kedua hasil natrium tersebut mendekati batas bawah kadar normal. Jika disesuaikan

dengan teori hemodialisis maka natrium pada dialisat akan berdifusi ke darah,

sehingga natrium darah akan mengalami peningkatan. Namun pada kedua penelitian

di atas tidak dicantumkan kadar zat terlarut dialisat yang dipakai, sehingga peneliti

tidak dapat memastikan sebab utama terjadinya perbedaan itu.

Perbedaan kadar yang paling signifikan pada penelitian ini adalah kalium. Hal

ini terlihat dari nilai Z kalium pada uji Wilcoxon yang lebih besar dibandingkan

dengan natrium. Secara keseluruhan perubahan ketiga elektrolit sebelum dan sesudah

hemodialisis signifikan. Dengan ini maka H1 diterima dan H0 ditolak.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: PERBEDAAN KADAR ELEKTROLIT PASIEN PENYAKIT GINJAL …/Perbe… · iv ABSTRAK Gilar Rizki Aji Pradana, G0008215, 2011. Perbedaan Kadar Elektrolit Pasien Penyakit Ginjal Kronis Stadium

31

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis statistik disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

yang bermakna pada kadar elektrolit sebelum hemodialisis dan sesudah

hemodialisis, yaitu penurunan kadar kalium dan natrium, dan peningkatan

kadar kalsium (p < 0,05).

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lain dengan elektrolit yang berbeda, seperti

magnesium atau klor.

2. Perlu pemeriksaan dan pemantauan kadar elektrolit pre dan post

hemodialisis pada pasien secara rutin.

3. Perlu pembuatan cairan dialisat dengan kadar elektrolit yang bervariasi,

sehingga dapat disesuaikan dengan keadaan elektrolit pasien.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user