13
NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI BETAHISTIN DAN KOMBINASI DENGAN DIFENHIDRAMIN PADA PASIEN VERTIGO PERIFER DI RSUD SUKOHARJO SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Kedokteran Diajukan Oleh: Danu Ihyar Febriyanto J500110107 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI ... - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/39563/22/NASPUB.pdf · PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI BETAHISTIN DAN KOMBINASI DENGAN DIFENHIDRAMIN PADA PASIEN

  • Upload
    doantu

  • View
    261

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI ... - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/39563/22/NASPUB.pdf · PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI BETAHISTIN DAN KOMBINASI DENGAN DIFENHIDRAMIN PADA PASIEN

NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI BETAHISTIN DAN

KOMBINASI DENGAN DIFENHIDRAMIN PADA

PASIEN VERTIGO PERIFER DI

RSUD SUKOHARJO

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Mencapai derajat Sarjana Kedokteran

Diajukan Oleh:

Danu Ihyar Febriyanto

J500110107

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

Page 2: PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI ... - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/39563/22/NASPUB.pdf · PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI BETAHISTIN DAN KOMBINASI DENGAN DIFENHIDRAMIN PADA PASIEN

PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI BETAHISTIN DAN

KOMBINASI DENGAN DIFENHIDRAMIN PADA PASIEN

VERTIGO PERIFER DI

RSUD SUKOHARJO

Yang diajukan oleh:

Danu Ihyar Febriyanto

J500110107

Telah disetujui oleh tim penguji skripsi Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Pada hari 2015

Penguji

Nama : dr. Flora Ramona Sigit

Prakoeswa, M. Kes., SpKK (.........................)

NIP/NIK :

Pembimbing Utama

Nama : dr. Ani Rusnani Fibriani Sp. S (........................)

NIP/NIK :

Pembimbing Pendamping

Nama : dr. Budi Hernawan (.........................)

NIP/NIK :

Dekan

Prof. Dr. Bambang Soebagyo, dr, Sp. A(K)

NIP/NIK. 400.1243

Page 3: PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI ... - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/39563/22/NASPUB.pdf · PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI BETAHISTIN DAN KOMBINASI DENGAN DIFENHIDRAMIN PADA PASIEN

ABSTRAK

Perbedaan Efektivitas Terapi Betahistin dan Kombinasi Dengan

Difenhidramin pada Pasien Vertigo Perifer di RSUD Sukoharjo.

Danu Ihyar Febriyanto1, Ani Rusnani Fibriani

2, Budi Hernawan

3

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Latar Belakang : Vertigo perifer merupakan suatu gangguan bentuk orientasi

terhadap suatu ruangan disekitarnya yang dirasakan berputar atau bergerak pada

dirinya, biasanya disertai dengan mual, muntah. Di Indonesia angka kejadian

vertigo sangat tinggi, pada tahun 2010 dari usia 40 sampai 50 tahun sekitar 50%.

Penggunaan betahistin untuk vertigo perifer di Eropa cukup tinggi, hal ini berbeda

dengan penggunaan kombinasi difenhidramin.

Tujuan : Untuk mengetahui efektifitas betahistin dan kombinasi dengan

difenhidramin terhadap vertigo perifer di RSUD Sukoharjo.

Metode : Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

dengan pendekatan cross sectional terhadap pasien vertigo perifer di RSUD

Sukoharjo.

Hasil : Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji chi-square didapatkan

p=0.317 (p<0.05).

Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara terapi betahistin

dan kombinasi dengan difenhidramin dalam penyembuhan pasien vertigo perifer

di RSUD Sukoharjo.

Kata Kunci : Vertigo Perifer, Betahistin, Difenhidramin.

1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah Surakarta

2,3 Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiyah Surakarta

Page 4: PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI ... - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/39563/22/NASPUB.pdf · PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI BETAHISTIN DAN KOMBINASI DENGAN DIFENHIDRAMIN PADA PASIEN

ABSTRACT

Difference Effectiveness Betahistine Therapy and Combination Therapy with

Diphenhydramine on the Patients Vertigo Peripheral in Sukoharjo Hospital

Danu Ihyar Febriyanto1, Ani Rusnani Fibriani

2, Budi Hernawan

3

Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah Surakarta

Background : Peripheral vertigo is a disorder of the form orientation a perceived

space around rotating or moving on him, usually accompanied by nausea,

vomiting. In Indonesia, the incidence of vertigo is very high, in 2010 from age 40

to 50 years around 50%. Use of Betahistine for peripheral vertigo in Europe is

quite high, it is different with the use of a combination of diphenhydramine.

Objective : To determine the effectiveness of betahistine and combination with

diphenhydramine against peripheral vertigo in Sukoharjo Hospital.

Methods : This study uses observational analytic design with cross sectional

approach to patients peripheral vertigo in Sukoharjo hospital.

Results : Based on analysis result of data using chi-square test was obtained p =

0.317 (p <0.05).

Conclusion : There are no significant differences between Betahistine therapy

and combination with diphenhydramine in the treatment of patients peripheral

vertigo in Sukoharjo hospital.

Keywords : Peripheral vertigo, Betahistine, diphenhydramine

1 Faculty Student of Medicine, University of Muhammadiyah Surakarta

2,3 Lecturer of the Faculty Medicine, University of Muhammadiyah Surakarta

Page 5: PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI ... - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/39563/22/NASPUB.pdf · PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI BETAHISTIN DAN KOMBINASI DENGAN DIFENHIDRAMIN PADA PASIEN

PENDAHULUAN

Vertigo adalah keluhan yang sering dijumpai dalam praktek yang

digambarkan sebagai rasa berputar, pening, tak stabil (giddiness, unsteadiness)

atau pusing (dizziness). Prevalensi vertigo di Jerman, berusia 18 tahun hingga 79

tahun adalah 30%, 24% diasumsikan karena kelainan vestibuler. Penelitian di

Prancis menemukan 12 bulan setelahnya prevalensi vertigo 48% (Grill et al., 2013

cit., Bissdorf, 2013). Prevalensi di Amerika, disfungsi vestibular sekitar 35%

populasi dengan umur 40 tahun ke atas (Grill et al., 2013). Pasien yang

mengalami vertigo vestibular, 75% mendapatkan gangguan vertigo perifer dan

25% mengalami vertigo sentral (Chaker et al., 2012).

Di Indonesia angka kejadian vertigo sangat tinggi, pada tahun 2010 dari

usia 40 sampai 50 tahun sekitar 50% yang merupakan keluhan nomor tiga paling

sering dikeluhkan oleh penderita yang datang ke praktek umum, setelah nyeri

kepala, dan stroke (Sumarilyah, 2010 cit., widiantoro, 2010). Umumnya vertigo

ditemukan sebesar 15% dari keseluruhan populasi dan hanya 4% – 7% yang

diperiksakan ke dokter (Sumarilyah, 2010).

Pemberian obat dengan fungsi peningkatan aliran darah pada vertigo lebih

sering diberikan. Survey internasional menemukan bahwa betahistin lebih banyak

digunakan dalam pengobatan berbagai jenis vertigo, termasuk Benign Paroximal

Posisional Vertigo (BPPV), penyakit meniere, dan vertigo perifer lainnya

(Sokolova et al., 2014).

Betahistin merupakan obat analog histamin dengan fungsi sebagai agonis

reseptor histamin H1 dan antagonis reseptor H3, dengan efek tersebut betahistin

bekerja di sistem syaraf pusat dan secara khusus di sistem neuron yang terlibat

dalam pemulihan gangguan vestibular, dengan mengaktifkan reseptor ini

menyebabkan pembesaran pembuluh darah dan peningkatan sirkulasi darah yang

membantu menghilangkan tekanan di dalam telinga dan frekuensi serangan

penyebab vertigo khususnya penyakit meniere (Lacour, 2007). Berdasarkan

sebuah penelitian terbuka menjelaskan bahwa penggunaan dosis harian 32 mg

sampai 36 mg paling efektif dalam pengobatan gejala vertigo (Sokolova et al.,

2014). Obat generasi pertama antihistamin H1 juga sering digunakan untuk anti-

Page 6: PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI ... - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/39563/22/NASPUB.pdf · PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI BETAHISTIN DAN KOMBINASI DENGAN DIFENHIDRAMIN PADA PASIEN

vertigo adalah difenhidramin, yaitu dengan cara meniadakan secara kompetitif

kerja histamin pada reseptor H1 dan tidak mempengaruhi histamin yang

ditimbulkan akibat kerja pada reseptor H2, hal ini memberi efek seperti

peningkatan kontraksi otot polos dan permeabilitas pembuluh darah (Vaidya,

2009).

Menurut Heike et al (2010) prevalensi di Eropa penggunaan betahistin

26.6%, piracetam 11,5% dan gingko biloba 11.5%. Terapi lainnya termasuk

benzodiazepin, kalsium antagonis, dan difenhidramin yaitu 7,9 %. Studi

epidemiologis didapati penggunaan betahistin lebih banyak daripada

difenhidramin, dan obat vertigo lainnya karena pasien dengan penggunaan

betahistin dilaporkan lebih sedikit mengalami efek samping daripada obat vertigo

lainnya walaupun dengan dosis yang lebih tinggi. Hasil tersebut berbanding

terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Enrique (2010) bahwa di Amerika

Serikat difenhidramin lebih banyak digunakan dalam pengobatan gangguan

vestibular, khususnya vertigo daripada betahistin.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional yaitu mencari hubungan sebab akibat antara variabel

bebas dengan variabel terikat diukur satu kali dalam waktu yang bersamaan dan

tidak ada follow - up (Notoadmojo, 2010). Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui perbedaan tingkat efektifitas betahistin dan kombinasi dengan

difenhidramin pada pasien vertigo di RSUD Sukoharjo. Tempat penelitian akan

dilakukan di Poliklinik bagian Saraf RSUD Sukoharjo. Teknik sampling yang

digunakan adalah non probability sampling yaitu purposive sampling, dimana

setiap yang memenuhi kriteria penelitian dimasukan dalam penelitian sampai

jumlah yang diperlukan terpenuhi (Notoatmodjo, 2010). Analisis data dilakukan

dengan komputer menggunakan program perangkat lunak SPSS (Statistical

Program for Social Science) versi 17 (Dahlan, 2011).

Page 7: PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI ... - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/39563/22/NASPUB.pdf · PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI BETAHISTIN DAN KOMBINASI DENGAN DIFENHIDRAMIN PADA PASIEN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Karakteristik responden

a. Umur Responden

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia Responden

Kelompok Usia Frekuensi Persentase

18-30 Tahun 3 5.0

31-40 Tahun

41-50 Tahun

51-60 Tahun

61-70 Tahun

8

15

16

18

13.3

25.0

26.7

30.0

Total 60 100.0

Berdasarkan tabel 1 diketahui umur responden paling banyak berumur 61

sampai 70 tahun yaitu sebanyak 18 pasien vertigo (30.0%), dan umur responden

paling sedikit berumur 18-30 tahun yaitu hanya sebanyak 3 pasien (5.0%).

b. Frekuensi Jenis Kelamin Responden

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki 25 41.7

Perempuan 35 58.3

Total 60 100

Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa jenis kelamin responden laki-laki

sebanyak 25 pasien (41.7%), dan jenis kelamin responden perempuan sebanyak 35

pasien (58.3%).

Page 8: PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI ... - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/39563/22/NASPUB.pdf · PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI BETAHISTIN DAN KOMBINASI DENGAN DIFENHIDRAMIN PADA PASIEN

Tabel 3. Hasil Analisa uji Chi_Square Efektifitas Terapi dengan Jenis

Medikamentosa

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa pemberian difenhidramin kepada

pasien vertigo sebanyak 26 pasien (86.7%) yang dilihat dapat menunjukan efek

lebih efektif pada proses penyembuhan. Pasien dengan terapi difenhidramin

sebanyak 4 pasien (13.3%) menunjukkan proses penyembuhan yang kurang begitu

efektif. Kemudian pasien yang mendapatkan terapi betahistin menunjukan 23

pasien (76.7%) yang menunjukkan efek lebih efektif dan memberikan hasil yang

signifikan dalam proses penyembuhan, sedangkan sebanyak 7 pasien (23.3%)

menunjukan proses penyembuhan yang kurang efektif. Berdasarkan analisis uji

chi - square, nilai significancy menunjukan angka 0.317, oleh karena p > 0.05

maka hasil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tidak adanya hubungan yang

signifikan antara pemberian terapi yang diberikan dengan nilai keefektifitasan

terhadap vertigo atau keduanya sama-sama memberikan nilai keefektifitasan

terhadap pasien vertigo dengan selisih 10%.

Penelitian ini telah dilaksanakan di bagian poli saraf atau di Instalasi Gawat

Darurat RSUD Sukoharjo dengan menggunakan kwisioner pada pasien vertigo

laki-laki dan perempuan dengan rentang usia 18-70 tahun. Besar sampel yang

diambil dalam penelitian ini sebesar 30 pasien vertigo dengan terapi betahistin dan

30 pasien dengan terapi kombinasi difenhidramin, sehingga total sampel

penelitian yang digunakan adalah 60 pasien. Perolehan jumlah sampel pasien

Sampel

Nilai

keefektifitasan responden P

Efektif Tidak efektif

Terapi betahistin

Persentase 76.7% 23.3%

0.317

Jumlah

responden 23 7

Terapi kombinasi

dengan

difenhidramin

persentase 86.7% 13.3%

Jumlah

responden 26 4

Page 9: PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI ... - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/39563/22/NASPUB.pdf · PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI BETAHISTIN DAN KOMBINASI DENGAN DIFENHIDRAMIN PADA PASIEN

dilakukan dengan memberikan kwisioner pada pasien vertigo yang sesuai dengan

kriteria retriksi. Penelitian ini tidak dilakukan randomisasi dalam pengambilan

sampel karena menyesuaikan dengan terapi atau obat yang diberikan oleh tenaga

medis di Rumah Sakit. Vertigo merupakan suatu gangguan orientasi atau

keseimbangan tubuh terhadap suatu ruangan yang membuat penderita merasa

bergerak ataupun berputar. Umur merupakan salah satu faktor risiko terjadinya

vertigo perifer. Penelitian ini menunjukkan bahwa rentang umur lebih dari 60

tahun merupakan jumlah terbanyak penderita vertigo perifer. Hasil ini mendekati

dengan penelitian yang dilakukan oleh Abraham (2014) di India, yaitu dari 54

penderita vertigo perifer didapatkan 20 orang dengan umur lebih dari 60 tahun.

Hasil analisis deskriptif dapat disimpulkan bahwa semakin bertambahnya usia

seseorang maka semakin berisiko terjadinya vertigo perifer.

Penelitian sebelumnya oleh Heike pada penderita vertigo dengan terapi

betahistin menunjukan bahwa terdapat hasil yang signifikan terhadap penurunan

atau perbaikan gejala vertigo dengan pemberian betahistin (24 mg b.i.d. atau

dengan 16 t.i.d.) tanpa terapi tambahan lainnya (Heike, 2010). Penelitian berbeda

telah dilakukan sebelumnya oleh Degerli dengan terapi tambahan berupa

difenhidramin juga menunjukkan efek yang cukup signifikan terhadap perbaikan

vertigo yang terdapat di bagian gawat darurat dalam waktu 30 menit setelah

pemberian obat (Degerli, 2007).

Berdasarkan hasil dari analisis penelitian bahwa efektifitas pemberian

betahistin terhadap pasien vertigo perifer sebanyak 23 pasien (76.7%) menunjukan

hasil yang signifikan dalam perbaikan gejala vertigo perifer sedangkan sebanyak

7 pasien (23.3%) tidak menunjukkan hasil yang efektif. Pasien dengan terapi

kombinasi dengan difenhidramin sebanyak 26 pasien (86.7%) juga menunjukkan

hasil dalam perbaikan gejala vertigo perifer sedangkan sebanyak 4 pasien (13.3%)

tidak menunjukkan perbaikan. Berdasarkan hasil analisis uji chi-square,

didapatkankan hasil nilai significancy sebesar 0,317 atau lebih besar dari 0,05. Hal

ini membuktikan bahwa tidak adanya hubungan yang signifikan antara

penggunaan terapi betahistin dan terapi kombinasi dengan difenhidramin.

Penelitian ini mempunyai kelebihan yaitu pengambilan sampel sudah sesuai

Page 10: PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI ... - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/39563/22/NASPUB.pdf · PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI BETAHISTIN DAN KOMBINASI DENGAN DIFENHIDRAMIN PADA PASIEN

dengan yang diharapkan dan mencukupi untuk dilakukan analisis uji chi – square

dan penelitian tentang perbedaan efektifitas terapi betahistin dan kombinasi

difenhidramin baru pertama kali dilaksanakan di RSUD Sukoharjo, akan tetapi

penelitian ini juga memiliki keterbatasan yaitu pada teknik pengambilan sampel,

dimana peneliti menggunakan purposive sampling, sedangkan untuk mengetahui

keakuratan obat dan mengurangi bias dalam penelitian menggunakan double-blind

technique, yaitu peneliti maupun responden tidak mengetahui obat yang diberikan

dengan atau tanpa kontrol.

KESIMPULAN

Penelitian tentang perbedaan keefektifitasan terapi menggunakan betahistin

dan kombinasi dengan difenhidramin pada pasien vertigo perifer di RSUD

Sukoharjo didapatkan hasil dari analisis uji chi-square bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan antara terapi betahistin dan kombinasi dengan difenhidramin

dalam penyembuhan pasien vertigo perifer di RSUD Sukoharjo.

DAFTAR PUSTAKA

Abraham A., 2014. Peripheral Vertigo – A Study Of 100 Cases: Our Experience.

Journal of Evolution of Medical and Dental Science. Vol 3(27)

Arief T.Q, Mochammad. 2008. Pengantar Metodologi penelitian untuk ilmu

kesehatan, 1st ed. Surakarta : lembaga pengembangan pendidikan UNS dan

upt penerbitan dan percetakan UNS

Bintoro A. C., 2000. Kecepatan Rerata Aliran Darah Otak Sistem Vertebrobasiler

pada Pasien Vertigo Sentral. Tesis Undip

Bisdorff A., 2013. The Epidemiology of Vertigo, Dizziness, And unsteadiness

and its links to co-mordibities. Frontiers in Neurology. Vol 4 article 2

Brado R. A., et al., 2000. Management of Acute Vertigo with Betahistne. Indian

journal of Otolaryngology and Head and Neck Surgery.Vol 52 no 2

Chaker Rahul T., Eklare, Nishikant. 2012. Vertigo in Cerebrovaskuler Disease.

Otolaryngology Clinics : An International Journal. 4 (1): 46-53

Page 11: PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI ... - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/39563/22/NASPUB.pdf · PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI BETAHISTIN DAN KOMBINASI DENGAN DIFENHIDRAMIN PADA PASIEN

Dahlan M.S., 2011. Besar Sample Dan Cara Pengambilan Sampel Dalam

Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan. 5th

ed. Jakarta: Salemba Medika.

Dahlan M.S., 2011. Statitstik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. 5th

ed. Jakarta:

Salemba Medika

Dewanto G., 2009. Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit Saraf. Jakarta : Buku

Kedokteran EGC

Edward Y., Roza Y., 2014. Diagnosis dan Tatalaksana Benign Paroxysmal

Positional Vertigo. Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas

Udayana. 3(1)

Enrique S., 2010. Neuropharmacology of Vestibular System Disorders. Institute

of Physiology, Autonomous University of Puebla. 8, 26-40

Farzin S., 2004. The effect of diphenhydramine on the neuromuscular

transmission of the chick biventer cervicis muscle preparation. Journal

Mazandaran University of Medical Science. 14(44): 1 - 13

Fildago J.L., 2013. Experimental design for a Benign Paroxysmal Positional

Vertigo Model. Theoretical Biology and Medical Modelling. 10:21

Gunawan S.G., 2011. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : FKUI

Gbahou F., Davenas E., Morisset S., Arrang J.M., 2010. Effect of Betahistine at

Histamine H3 Reseptors: Mixed Inverse Agonism/Agonism In Vitro and

Partial Inverse Agonism In Vivo. The Journal of Pharmacology and

Experimental Therapeutics. 334:945-954, 2010

Gracia M.N., et al., 2012. Flunarizine is more effective than topiramate in patient

with chronic migraine and medication overuse headache. The Journal of

Headache and Pain. 14 (sup 1) :202

Grill E., Muller M., Brantdt M., 2013. Vertigo and Dizziness: challenges for

epidemiological research. OA Epidemiology. 1(2): 12

Heike et al., 2010. Effect of Betahistine on Patient – Reported Outcomes in

Routine Practice in Patient with Vestibular Vertigo and Appraisal of

Tolerability: Experience in the OSVaLD Study. International Tinnitus

Journal. Vol 16(1) : 14-24

Heike et al., 2013. The Burden and Impact of Vertigo: findings from the revert

patient registry. Frontiers in Neurology. Vol 4 article 136

Page 12: PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI ... - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/39563/22/NASPUB.pdf · PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI BETAHISTIN DAN KOMBINASI DENGAN DIFENHIDRAMIN PADA PASIEN

Hoan T., 2002. Obat – Obat Penting, Khasiat, Penggunaan, dan Efek

Sampingnya. Jakarta : PT Elex Media Komputindo

Iqbal M., 2005. Perbandingan Nilai Visual Analog Scale dengan Skala Verbal

Derajat Nyeri Kepala pada Penderita Nyeri Kepala Primer di RSUP H.

Adam Malik Medan. Departemen Ilmu Penyakit Saraf FK USU. Vol 38(4)

Lin T. F., 2005. Antiemetic and analgesic-sparing effects of diphenhydramine

added to morphine intravenous patient-controlled analgesia. British Journal

of Anaesthesia. 94 (6): 835–9

Lacour M., H van de Heyning, Paul., Novotny, Miroslav., Tighilet, Brahim., 2007.

Betahistine in the treatment of Meniere’s disease. Neuropsychiatric Disease

and Treatment.3(4) 429 – 440

Luxon, L. M., 2004. Evaluation and Management of the Dizzy Patient. Journal

Neural Neurosurg Psychiatry. 75(Suppl IV):iv45–iv52

Mansjoer A., 2000. Kapita Selekta Kedokteran.Fakultas Kedokteran UI : Media

Aesculapitus

Mardjono M., 2009. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta : PT Dian Rakyat

Moreno, Jose Luis Ballve, et al. 2014. Effectiveness of the Epley’s Maneuver

Performed in Primary Care to Treat Posterior Canal Benign Paroxysmal

Positional Vertigo: Study Protocol for a Randomized ontrolled Trial. Trials

Journal. 15:179

Parham K., 2014. Benign Paroxysmal Positional Vertigo: An Integrated

Perspective. Advances in Otolaryngology. Article ID 792635, 17 pages,

2014

Purnamasari P., 2010. Diagnosis dan Tatalaksana Benign Paroxysmal Positional

Vertigo. Universitas Udayana: Denpasar

Ravisankar P., 2013. Development and Validation of n Improved RP-HPLC

Method for the Quantitative Determination of Flunarizine in Bulk and Tablet

Dosage Form. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and

Chemical Sciences.Vol 4 page 666

Singh, Kanchan Rao., Singh, Manmohan., 2012. Current Perspectives in the

Pharmacotherapy of Vertigo. Otorhinolaryngology Clinics : An

International Journal. 4(2): 81-85

Page 13: PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI ... - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/39563/22/NASPUB.pdf · PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI BETAHISTIN DAN KOMBINASI DENGAN DIFENHIDRAMIN PADA PASIEN

Sjahrir, Hasan. 2008. Nyeri Kepala dan Vertigo. Yogyakarta : Pustaka Cendekia

Press

Soares, Shirley Nogueira, et al., 2014. Influence of Vestibular Rehabilitation on

the Quality of Life of Individuals with Labyrinth Disease. 16 (3):732-738

Sokolova, L., Hoerr R., Mishchenko T., 2014. Treatment of Vertigo: A

randomized, double-blind Trial Comparing Efficacy and safety of ginkgo

biloba extract Egb 761 and Betahistine. International Journal of

Otolaryngology. Article ID 682439, 6 pages

Strupp M., Brandt T., 2012. Central vertigo. Otorhinolaryngology Clinics : An

International Journal.4(2):71 – 76

Sumarilyah, E., 2010. Jurnal Penelitian Pengaruh Senam Vertigo Terhadap

Keseimbangan Tubuh pada Pasien Vertigo di RS Siti Khodijah Sepanjang.

RS Siti Khodijah Sepanjang: Jawa Timur

Vaidya et al., 2009. Cardioactive effects of diphenhydramine and curcumin in

daphnia magna. The Premier Journal for Undergraduate Publications in the

Neuroscience. 2(12)

Zatonski T., et al., 2014. Current Views on Treatment of Vertigo and Dizziness.

Journal of Otolaryngology Head and Neck Surgery.Vol 3