60
PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN PREKLINIK DENGAN KLINIK DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2012 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Adelita Tri Rahmawati NIM: 109103000029 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H/2012 M

PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA

MAHASISWA KEDOKTERAN PREKLINIK DENGAN

KLINIK DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2012

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Adelita Tri Rahmawati

NIM: 109103000029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1433 H/2012 M

Page 2: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik
Page 3: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik
Page 4: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik
Page 5: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwr.wb

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat

dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir riset yang

berjudul “Perbedaan Derajat Depresi antara Mahasiswa Kedokteran Preklinik

dengan Klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun

2012” yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan pada

Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terimakasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan hasil penelitian

ini dengan baik. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin Sp. And selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

3. dr. Hendro Birowo, SpS, selaku Dosen pembimbing penelitian, yang telah

banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan

bimbingan, arahan dan nasihat kepada peneliti selama penelitian dan

penyusunan laporan penelitian ini.

4. dr. Rachmania Diandini, MKK, selaku Dosen pembimbing penelitian, yang

telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan

bimbingan kepada peneliti serta memberikan banyak masukan dan motivasi

kepada peneliti dalam proses penelitian dan penyusunan laporan penelitian ini.

5. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku penanggungjawab riset Program

Studi Pendidikan Dokter 2009, yang telah memberikan motivasi terhadap

penyelesaian penelitian ini.

Page 6: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

vi

6. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang senantiasa memberikan doa, cinta,

bimbingan dan motivasi serta pengertian pada peneliti.

7. Sahabat – sahabat tercinta terutama Angelia, Adinda, Rahmatul, Ayesha, Eka,

Resti, Amel yang selalu menyediakan waktunya untuk membantu penulis

dalam menyelesaikan penelitian ini dan juga kepada Dian F, Reani Z, Ibnu I,

Wildan A, selaku teman kelompok yang selalu kompak dalam mengerjakan

penelitian bersama serta seluruh teman seperjuangan PSPD angkatan 2009

FKIK UIN Jakarta yang telah memberikan semangat, bantuan dan kenangan

terindah yang tak terlupakan.

Peneliti sadar laporan hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk

itu saran dan kritik yang membangun diharapkan dari para pembaca. Akhir kata,

peneliti berharap semoga penelitian ini dapat berguna bagi peneliti khususnya dan

bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta, 18 September 2012

Peneliti

Page 7: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

vii

ABSTRAK

Adelita Tri Rahmawati. Program Studi Pendidikan Dokter. Perbedaan Derajat

Depresi Antara Mahasiswa Kedokteran Preklinik Dengan Klinik di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.2012

Penduduk di Indonesia sekitar 15% diketahui mengalami depresi yang disebabkan

tekanan hidup yang semakin berat. Depresi dapat terjadi pada mahasiswa

kedokteran tahap pendidikan preklinik dan klinik dikarenakan tuntutan belajar

pada mahasiswa kedokteran lebih besar dibandingkan dengan populasi umum.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan derajat depresi antara

mahasiswa kedokteran preklinik dengan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai responden

menggunakan kuesioner Hamilton Depression Rating Scale (HDRS). Penelitian

ini menggunakan rancangan penelitian analitik dan desain penelitian cross

sectional serta teknik pengambilan sampel stratified random sampling.

Responden berjumlah 144 orang, preklinik 72 orang, dan klinik 72 orang yang

berusia 18-24 tahun. Data dianalisis menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa p = 0,191. Kesimpulan tidak

terdapat perbedaan derajat depresi yang bermakna antara mahasiswa kedokteran

preklinik dengan klinik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.

Kata Kunci: Depresi, Tahap pendidikan preklinik, Tahap pendidikan klinik

ABSTRACT

Adelita Tri Rahmawati. Medicine Study Programe.The Difference of Depression

between Preclinical and Clinical Medical Students in Islamic State University.

2012

Population in Indonesia about 15% are known depressed caused more severe life

stressors. Depression can occur in preclinical and clinical education phase of

medical students, because the demands of studying on medical students, higher

than the general population. This research aims to reveal the difference of

depression between preclinical and clinical medical students in Islamic State

University. This research was held by interviewing preclinical and clinical

medical students with HDRS (Hamilton Depression Rating Scale) questionaires. It

used analytic study with cross sectional research designs. The methode of

sampling is stratified random sampling. 144 respondents were participated in this

study, which are 72 preclinical medical students and 72 clinical medical students,

aged 18-24 years. This study used Kolmogorov-Smirnov test. The result showed

that p = 0,191. The conclusion there is notdifference of depression between

preclinical and clinical medical students

Keywords: Depression, Preclinical education phase, Clinical education phase

Page 8: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................... v

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

ABSTRACT ...................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 2

1.3 Hipotesis............................................................................................... 3

1.4 Tujuan Penelitian.................................................................................. 3

1.4.1 Tujuan Umum.............................................................................. 3

1.4.2 Tujuan Khusus............................................................................. 3

1.5 Manfaat Penelitian................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................

2.1 Landasan Teori..................................................................................... 5

2.1.1 Definisi Depresi........................................................................... 5

2.1.2 Struktur Otak............................................................................... 5

2.1.3 Etiologi Depresi........................................................................... 6

2.1.4 Social Readjustment Rating Scale (SRRS).................................. 9

2.1.5 Gejala Depresi............................................................................. 11

2.1.6 Klasifikasi Depresi....................................................................... 12

2.1.7 Tingkatan Depresi........................................................................ 13

2.1.8 Tinjauan Tentang Proses Belajar…............................................. 14

2.1.9 Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)............................... 17

2.2 Kerangka Konsep.................................................................................. 18

2.3 Definisi Operasional............................................................................. 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................

3.1 Jenis dan Desain Penelitian.................................................................. 21

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 21

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 21

3.4 Kriteria Penelitian................................................................................. 22

3.5 Identifikasi Variabel............................................................................. 23

3.6 Instrumen Penelitan.............................................................................. 23

3.7 Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data.......................................... 23

3.8 Alur Penelitian...................................................................................... 24

3.9 Metode Pengolahan Data...................................................................... 24

3.10 Analisis Data ...................................................................................... 25

3.11 Etik Penelitian..................................................................................... 25

Page 9: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

ix

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................

4.1 Distribusi Reponden............................................................................. 26

4.2 Distribusi Frekuensi Derajat Depresi.................................................... 27

4.3 Perbedaan Derajat Depresi Berdasarkan Jenis Kelamin....................... 28

4.4 Perbedaan Derajat Depresi antara Mahasiswa Kedokteran

Preklinik dengan Klinik........................................................................

30

4.5 Keterbatasan Penelitian........................................................................ 32

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................

5.1 Simpulan .............................................................................................. 33

5.2 Saran .................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 34

LAMPIRAN ...................................................................................................... 36

Page 10: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 The Social Readjustment Rating Scale (SRRS) ......................... 9

Tabel 4.1 Distribusi responden pada mahasiswa kedokteran preklinik dan

klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2012..................................................................................

27

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Derajat Depresi berdasarkan tahun

angkatan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2012.....................................................................

28

Tabel 4.3 Perbedaan derajat depresi berdasarkan jenis kelamin pada

mahasiswa kedokteran preklinik dan klinik di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012...............

29

Tabel 4.4 Perbedaan derajat depresi mahasiswa kedokteran preklinik

dengan klinik di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2012.....................................................................

31

Page 11: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gejala Depresi.......................................................................... 12

Page 12: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Formulir Persetujuan (Informed Consent)............................... 38

Lampiran 2 Kuesioner................................................................................... 39

Lampiran 3 Data Hasil Uji Statistik.............................................................. 45

Lampiran 4 Riwayat Penulis......................................................................... 50

Page 13: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

1

26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Depresi adalah salah satu gangguan mood yang merupakan gangguan unipolar, yaitu

gangguan yang mengacu pada satu arah atau tunggal, yang terdapat perubahan pada

kondisi emosional, motivasi, fungsi, perilaku motorik dan perubahan kognitif. Pada

umumnya seseorang yang mengalami depresi mempunyai nada bicara pesimistik dan

ekspresi wajah yang putus asa.1

Gangguan depresi merupakan kelainan psikiatrik yang paling sering dijumpai.

Di Amerika Serikat, prevalensi kejadian gangguan depresi adalah 20% pada wanita

dan 12% pada pria, 10% pada pasien yang sedang menderita penyakit kronik. Pakar

riset klinik untuk unit neuropsikiatri Roche International Clinical Research Centre,

Strasbourg (2010) mengemukakan bahwa gangguan depresi merupakan gangguan

yang paling banyak dari gangguan mental dan prevalensi sepanjang hidupnya sekitar

15 %. Boleh dikatakan bahwa setiap orang pada masa hidupnya pernah menderita

depresi sampai pada tingkat tertentu.2

Penduduk di Indonesia sekitar 15% diketahui

mengalami depresi yang disebabkan tekanan hidup yang semakin berat.3

Mahasiswa rentan terhadap kejadian depresi. Stresor psikososial adalah

keadaan yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang

tersebut terpaksa harus bisa beradaptasi atau menanggulangi stresor yang timbul.

Perubahan lingkungan belajar juga menjadi salah satu faktor pencetus depresi pada

mahasiswa. Kecerdasan bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan sukses atau

tidaknya seseorang dalam belajar, tetapi ketenangan jiwa juga mempunyai pengaruh

terhadap kemampuan seseorang dalam menggunakan kecerdasan tersebut.4

Depresi dapat mempengaruhi hasil belajar mahasiswa, karena depresi dapat

menyebabkan manifestasi psikomotor berupa keadaan gairah, semangat, aktivitas

serta produktivitas kerja menjadi menurun, konsentrasi dan daya pikir melambat.

Page 14: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

2

26

Manifestasi psikomotor tersebut bisa membawa pengaruh pada prestasi belajar jika

seseorang tersebut adalah siswa yang sedang aktif dalam proses belajar.5

Pada penelitian Brauser (2010), dikatakan bahwa mahasiswa kedokteran

mengalami tingkat depresi, kelelahan, dan mental yang lebih tinggi daripada populasi

umum, dengan kesehatan mental yang memburuk selama proses belajar, mahasiswa

kedokteran memiliki risiko lebih tinggi keinginan bunuh diri karena tingginya tingkat

kelelahan.6

Pada penelitian Wahyu (2010) di UNS dikatakan bahwa mahasiswa

fakultas kedokteran harus menjalani masa studi preklinik di universitas terlebih

dahulu sebelum menjadi mahasiswa klinik yaitu ko-asisten (dokter muda) dirumah

sakit. Studi preklinik relatif lebih mudah dibandingkan studi klinik, pada studi klinik

mahasiswa langsung berhadapan dengan pasien dan mendapat kesempatan untuk

melakukan tindakan medis, sehingga mahasiswa klinik harus

mempertanggungajawabkan segala yang telah dipelajarinya semasa menjadi

mahasiswa preklinik, sementara mahasiswa preklinik tidak terbebani oleh hal-hal

tersebut.7

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai perbedaan derajat depresi antara mahasiwa kedokteran preklinik

dengan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.

Sehingga dapat diketahui perbedaan derajat depresi mahasiswa preklinik dan klinik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, dapat ditarik

perumusan masalah sebagai berikut:

Apakah terdapat perbedaan derajat depresi antara mahasiwa kedokteran preklinik

dengan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012?

1.3 Hipotesis

H1: Terdapat perbedaan derajat depresi antara mahasiswa klinik dan preklinik di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.

Page 15: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

3

26

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Diketahui adanya perbedaan derajat depresi antara mahasiswa kedokteran preklinik

dengan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Diketahuinya prevalensi derajat depresi pada mahasiswa kedokteran preklinik dan

klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.

2. Diketahuinya distribusi frekuensi derajat depresi berdasarkan tahun angkatan di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.

3. Diketahuinya distribusi frekuensi derajat depresi berdasarkan jenis kelamin di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.

4. Diketahuinya perbedaan derajat depresi antara mahasiswa kedokteran preklinik

dengan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2012.

5. Diketahuinya perbedaan derajat depresi berdasarkan jenis kelamin pada

mahasiswa kedokteran preklinik dengan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2012

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa preklinik dan ko-asisten

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memperluas ilmu

pengetahuan khususnya ilmu kedokteran jiwa pada mahasiswa kedokteran

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Pembimbing

Akademik (PA), psikiater, psikolog, mahasiswa dan berbagai pihak yang terkait

guna membantu kelancaran proses belajar mengajar mahasiswa dalam

menyelesaikan studi. Selain itu hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan

pertimbangan dalam membuat kebijakan-kebijakan dibidang kesehatan di masa

Page 16: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

4

26

mendatang. Serta diharapkan dapat menjadi data dasar bagi penelitian

selanjutnya.

3. Peneliti

Melalui penelitian ini peneliti dapat menerapkan dan memanfaatkan ilmu yang

didapat selama pendidikan dan menambah pengetahuan dan pengalaman dalam

membuat penelitian ilmiah.

Page 17: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

5

26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Definisi Depresi

Depresi adalah gangguan mood yang ditandai oleh adanya disregulasi mood,

gangguan aktivitas psikomotor, gangguan pada bioritme dan gangguan fungsi

kognitif.8

Menurut Kaplan, depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi

manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya,

termasuk perubahan pada pola tidur, nafsu makan, psikomotor, konsentrasi,

anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri.9

Maramis memasukkan depresi sebagai gangguan afek dan emosi. Afek adalah

nada perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan yang menyertai suatu

pikiran dan biasanya berlangsung lama serta kurang disertai oleh komponen fisiologi,

seperti kebanggaan, kekecewaan. Sedangkan emosi merupakan manifestasi dari afek

yang keluar dan disertai oleh banyak komponen fisiologis, biasanya berlangsung

relative tidak lama, misalnya ketakutan, kecemasan, depresi dan kegembiraan.10

2.1.2 Struktur Otak

Studi neuroimaging fungsional mendukung hipotesis bahwa keadaan depresi

dikaitkan dengan penurunan aktivitas metabolisme dalam struktur neokorteks dan

peningkatan aktivitas metabolik dalam struktur limbik. Neuron serotonergik terlibat

dalam gangguan afektif yang ditemukan dalam dorsal raphe nucleus, sistem limbik,

dan korteks kiri prefrontal.11

Sebuah meta-analisis membandingkan struktur otak pada pasien dengan

depresi berat, sehat, dan pada pasien dengan gangguan bipolar menunjukkan asosiasi

antara depresi dan peningkatan ukuran ventrikel lateral, banyaknya volume cairan

serebrospinal, dan sedikitnya volume dari ganglia basal, talamus, hipokampus, lobus

Page 18: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

6

26

frontal, korteks orbitofrontal, dan girus rektus. Pasien yang mengalami depresi

memiliki volume hipokampus yang lebih sedikit.12

Dalam sebuah penelitian, gambar positron emission tomographic (PET)

menunjukkan menurunnya aktivitas normal di daerah korteks prefrontal pada pasien

dengan depresi unipolar dan depresi bipolar. Wilayah ini berkaitan dengan respon

emosional dan memiliki koneksi luas dengan otak daerah lain, termasuk daerah yang

tampaknya bertanggung jawab untuk pengaturan dopamin, noradrenalin (locus

ceruleus), dan 5-hydroxytryptamine (5-HT).11

Kelainan fungsional dan struktural ditemukan di daerah otak yang sama

selama episode depresi besar. (Sacher dkk) menemukan peningkatan metabolisme

glukosa dalam subgenual dan pregenual korteks cingulate anterior kanan, selain itu

terdapat penurunan volume gray matter di korteks, dorsal fronto median cortex, dan

right paracingulate cortex.11

2.1.3 Etiologi Depresi

Kaplan menyatakan bahwa faktor penyebab depresi dapat dibagi menjadi beberapa

faktor, antara lain: faktor biologi, faktor genetik, faktor psikologi dan faktor

lingkungan sosial

a. Faktor biologi

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat kelainan pada amin

biogenik, seperti: 5-Hidroksi indol asetic acid (5-HIAA), Homovanilic acid

(HVA), 5 methoxy-0-hydroksi phenyl glycol (MPGH), didalam darah, urin dan

cairan serebrospinal pada pasien gangguan mood. Neurotransmiter yang terkait

dengan patologi depresi adalah serotonin dan epineprin. Penurunan serotonin

dapat mencetuskan depresi dan pada pasien bunuh diri, beberapa pasien memiliki

serotonin yang rendah. Pada terapi despiran mendukung teori bahwa norepineprin

berperan dalam patofisiologi depresi.9

Selain itu aktivitas dopamin pada depresi

adalah menurun. Hal tersebut tampak pada pengobatan yang menurunkan

konsentrasi dopamin seperti Respirin, dan penyakit dimana konsentrasi dopamin

Page 19: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

7

26

menurun seperti parkinson yang disertai gejala depresi. Obat yang meningkatkan

konsentrasi dopamin, seperti tyrosin, amphetamine, dan bupropion, menurunkan

gejala depresi.9

Disregulasi neuroendokrin. Hipotalamus merupakan pusat pengaturan aksis

neuroendokrin, menerima input neuron yang mengandung neurotransmiter amin

biogenik. Pada pasien depresi ditemukan adanya disregulasi neuroendokrin.

Disregulasi ini terjadi akibat kelainan fungsi neuron yang mengandung amin

biogenik. Sebaliknya, stres kronik yang mengaktivasi aksis Hypothalamic-

Pituitary-Adrenal (HPA) dapat menimbulkan perubahan pada amin biogenik

sentral. Aksis neuroendokrin yang paling sering terganggu yaitu adrenal, tiroid,

dan aksis hormon pertumbuhan. Aksis HPA merupakan aksis yang paling banyak

diteliti.13

Hipersekresi Corticotropin-Releasing-Hormone (CRH) merupakan

gangguan aksis HPA yang sangat fundamental pada pasien depresi. Hipersekresi

yang terjadi diduga akibat adanya defek pada sistem umpan balik kortisol di

sistem limbik atau adanya kelainan pada sistem monoaminogenik dan

neuromodulator yang mengatur CRH.9

Sekresi CRH dipengaruhi oleh emosi.

Emosi seperti perasaan takut dan marah berhubungan dengan Paraventriculer

nucleus (PVN), yang merupakan organ utama pada sistem endokrin dan

fungsinya diatur oleh sistem limbik. Emosi mempengaruhi CRH di PVN yang

menyebabkan peningkatan sekresi CRH.13

b. Faktor Genetik

Pola genetik penting dalam perkembangan gangguan mood, pola pewarisan

genetik melalui mekanisme yang sangat kompleks, didukung dengan penelitian-

penelitian sebagai berikut:

1. Penelitian keluarga

Dari penelitian keluarga secara berulang ditemukan bahwa sanak keluarga

turunan pertama dari penderita gangguan bipolar, berkemungkinan 8-18 kali

lebih besar untuk terjadi depresi dan 2-10 kali lebih mungkin untuk menderita

gangguan depresi berat dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki

Page 20: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

8

26

keluarga yang mengalami gangguan bipolar. Sanak keluarga turunan pertama

dari seorang penderita berat berkemungkinan 1,5-2,5 kali lebih besar untuk

terjadi bipolar dan 2-3 kali lebih mungkin menderita depresi berat

dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki keluarga yang

mengalami gangguan bipolar.5

2. Penelitian adopsi

Penelitian ini telah mengungkapkan adanya hubungan faktor genetik dengan

gangguan depresi. Dari penelitian ini ditemukan bahwa anak biologis dari

orang tua yang menderita depresi tetap beresiko menderita gangguan mood,

Walaupun jika mereka dibesarkan oleh keluarga angkat yang tidak menderita

gangguan. 5

3. Penelitian kembar

Penelitian terhadap anak kembar menunjukkan bahwa angka kesesuaian untuk

gangguan bipolar pada anak kembar monozigotik 33-90 persen dan untuk

gangguan depresi sekitar 50 persen. Sebaliknya, angka kesesuaian pada

kembar dizigotik adalah kira-kira 5-25 persen untuk gangguan bipolar dan 10-

25 persen untuk gangguan depresi berat. 5

c. Faktor psikologi

Sampai saat ini tidak ada sifat atau kepribadian tunggal yang secara unik

mempredisposisikan seseorang kepada depresi. Semua manusia dapat menjadi

depresi dalam keadaan tertentu. Tetapi tipe kepribadian dependen-oral, obsesif-

kompulsif, histerikal, mungkin berada dalam risiko yang lebih besar untuk

mengalami depresi daripada tipe kepribadian antisosial, paranoid dan lainnya

dengan menggunakan proyeksi dan mekanisme pertahanan dalam menghadapi

stressor. Tidak ada bukti hubungan gangguan kepribadian tertentu dengan

gangguan bipolar pada kemudian hari. Tetapi gangguan distimik dan gangguan

siklotimik berhubungan dengan perkembangan gangguan bipolar di kemudian

harinya.5

Page 21: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

9

26

d. Faktor lingkungan sosial

Berdasarkan penelitian, depresi dapat membaik jika klinisi memberikan

pasien yang terkena depresi suatu rasa pengendalian dan penguasaan lingkungan.

Peristiwa kehidupan dan stresor lingkungan adalah peristiwa kehidupan yang

menyebabkan stres, lebih sering didahului oleh episode pertama gangguan mood.

Para klinisi mempercayai bahwa peristiwa kehidupan memegang peranan utama

dalam depresi, klinisi lain menyatakan bahwa peristiwa kehidupan hanya

memiliki peranan terbatas dalam onset depresi. Stresor lingkungan yang paling

berhubungan dengan onset suatu episode depresi adalah kehilangan pasangan.

Stresor psikososial yang bersifat akut, seperti kehilangan orang yang dicintai,

atau stressor kronis misalnya kekurangan finansial yang berlangsung lama,

kesulitan hubungan interpersonal, ancaman keamanan dapat menimbulkan

depresi.5

2.1.4 Social Readjustment Rating Scale (SRRS)

Social Readjustment Rating Scale (SRRS) atau yang biasa dikenal dengan Holmes

and Rahe Stress Scale merupakan sebuah daftar 43 stresor kehidupan yang dapat

berkontribusi terhadap kesehatan terutama terhadap terjadinya depresi.14

Untuk mengukur stres menurut Holmes dan Rahe, jumlah nilai yang berlaku

untuk peristiwa-peristiwa dalam satu tahun terakhir dari kehidupan individu

ditambahkan, kemudian skor akhir akan memberikan perkiraan kasar tentang

bagaimana stres mempengaruhi kesehatan. 14

Page 22: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

10

26

Tabel 2.1 The Social Readjustment Rating Scale (SRRS)

Peristiwa kehidupan Nilai

Kematian pasangan hidup 100

Perceraian 73

Perpisahan dalam pernikahan 65

Dipenjara 63

Menderita penyakit 53

Pernikahan 50

Dihentikan dari pekerjaan 47

Pemulihan hubungan pernikahan 45

pensiun 45

Perubahan kesehatan yang berat pada anggota

keluarga

44

Hamil 40

Kesulitan dalam bidang seksual 39

Kehadiran anggota keluarga baru 39

Penyesuaian kembali dalam bisnis 39

Perubahan situasi keuangan 38

Kematian teman dekat 37

Perubahan bidang pekerjaan 36

Perubahan seringnya terjadi pertengkaran

dalam pernikahan

35

Pengadaian atau peminjaman untuk pembelian

kebutuhan primer

31

Pencabutan hak mendapatkan pinjaman atau

pengadaian

30

Masalah dengan mertua 29

Anak meninggalkan rumah 29

Perubahan tanggungjawab dalam pekerjaan 29

Prestasi pribadi menurun 28

Mulai atau berhenti bekerja 26

Mulai atau mengakhiri sekolah 26

Perubahan dalam kondisi kehiudpan 25

Perubahan kebiasaan pribadi 24

Masalah dengan bos 23

Perubahan kondisi kerja atau jam kerja 20

Pindah rumah 20

Pindah sekolah 20

Perubahan kebiasaan rekreasi 19

Perubahan dalam aktivitas beribadah 19

Perubahan dalam kegiatan sosial 18

Pinjaman untuk pembelian barang-barang

sekunder

17

Perubahan dalam kebiasaan tidur 16

Perubahan dalam jumlah pertemuan keluarga 15

Perubahan pola makan 15

Liburan 13

Perayaan hari besar umat beragama 12

Pelanggaran hukum 11

Sumber : Holmes & Rahe, 1967

Page 23: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

11

26

Skor >300 : Sangat berisiko terkena penyakit

Skor 150-299: Risiko penyakit adalah sedang (berkurang 30% dari risiko di atas).

Skor <150: Hanya memiliki sedikit risiko penyakit.

2.1.5 Gejala Depresi

Gejala utama depresi terdiri dari:1

a. Perubahan pada kondisi emosional

Perubahan pada kondisi mood, seperti periode perasaan terpuruk terus

menerus, sedih atau muram. Penuh dengan air mata atau menangis serta

meningkatnya iritabilitas yaitu mudah tersinggung.

b. Perubahan dalam motivasi

Perasaan tidak termotivasi atau memiliki kesulitan untuk memulai

kegiatan di pagi hari atau bahkan sulit bangun dari tempat tidur. Menurunya

tingkat partisipasi sosial atau minat pada aktivitas sosial. Kehilangan kenikmatan

atau minat dalam aktivitas yang menyenangkan. Menurunnya minat pada seks,

serta gagal untuk berespon pada pujian atau reward.

c. Perubahan dalam fungsi dan perilaku motorik

Gejala-gejala motorik yang dominan dan penting dalam depresi adalah

retardasi motor yakni tingkah laku motorik yang berkurang atau lambat,

bergerak atau berbicara dengan lebih perlahan dari biasanya. Beraktivitas

kurang efektif atau energik dari pada biasanya, orang-orang yang menderita

depresi sering duduk dengan sikap yang terkulai dan tatapan yang kosong

tanpa ekspresi.

Gejala lainnya:

a. Konsentrasi dan perhatian berkurang

b. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

c. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

d. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistik

e. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

Page 24: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

12

26

f. Tidur terganggu

g. Nafsu makan berkurang

Gambar 2.1 Gejala Depresi.

Sumber : Baldwin & Birtwistle, 2002-

2.1.6 Klasifikasi Depresi

DSM-IV mendefenisikan bahwa gangguan mood berbeda dalam hal penampilan

klinis, perjalanan penyakit, genetik dan respon pengobatan. Kondisi ini dibedakan

berdasarkan ada atau tidaknya maniak (bipolar atau unipolar), beratnya penyakit

(mayor atau minor) dan peran kondisi medis atau psikiatrik lainnya sebagai penyebab

gangguan (primer atau sekunder) sehingga depresi dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:15

1. Gangguan mood mayor: depresi mayor atau tanda dan gejala maniak.

a. Gangguan Bipolar I (maniak-depresi): maniak pada masa lalu atau saat ini

(dengan atau tanpa adanya depresi atau riwayat depresi). Kadang-kadang

depresi mayor muncul.

b. Gangguan Bipolar II: hipomania dan depresi mayor harus ada saat ini atau

pernah ada.

c. Gangguan Depresi Mayor: depresi berat saja.

Page 25: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

13

26

2. Gangguan mood spesifik lainnya :depresi minor dan tanda atau gejala maniak.

a. Gangguan distimik: depresi saja.

b. Gangguan siklotimik: gejala depresi dan hipomaniak saat ini atau baru saja

berlalu (secara terus-menerus selama 2 tahun).

3. Gangguan mood: akibat kondisi medis umum dan gangguan mood yang diinduksi

zat, bisa depresi, maniak, atau campuran, ini merupakan gangguan mood

sekunder.

4. Gangguan penyesuaian dengan mood depresi: depresi yang disebabkan oleh

adanya stesor.

2.1.7 Tingkatan Depresi

Dalami (2009) membagi beberapa tingkatan depresi dengan gejala yang berbeda: 16

1. Depresi ringan

Setiap individu pasti pernah mengalaminya yang ciri-cirinya lain bersifat

sementara, alamiah adanya rasa sedih perubahan proses pikir, komunikasi dan

hubungan sosial kurang baik dan merasa tidak nyaman.

2. Depresi sedang

a. Afek: Murung, cemas, kesal, marah, menangis, rasa bermusuhan, dan harga

diri rendah.

b. Proses pikir: Perhatian sempit, berpikir lambat, ragu-ragu atau bimbang,

konsentrasi menurun, berpikir rumit dan putus asa serta pesimis.

c. Sensasi somatic dan aktivitas motorik: bergerak lamban, tugas-tugas terasa

berat, tubuh lemah dan sakit kepala dan dada, mual, muntah, konstipasi, nafsu

makan dan berat badan menurun, tidur terganggu.

d. Pola komunikasi: Bicara lambat, berkurang komunikasi verbal dan

komunikasi non verbal meningkat.

e. Partisipasi sosial: Menarik diri, tidak mau bekerja atau sekolah, mudah

tersinggung, bermusuhan, tidak memperhatikan kebersihan diri.

Page 26: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

14

26

3. Depresi Berat

Mempunyai dua episode yang berlawanan yaitu depresi berat (rasa sedih tertentu

dan mania (rasa gembira yang berlebihan disertai dengan gerakan yang hiperaktif)

a. Gangguan Afek: Pandangan kosong, persaan hampa, murung,putus asa dan

inisiatif kurang

b. Gangguan Proses Pikir: Halusinasi dan waham, konsentrasi berkurang, pikiran

merusak diri

c. Sensasi Somatic dan aktifitas motorik: Diam dalam waktu lama, tiba-tiba

hiperaktif, bergerak tanpa tujuan, kurangnya perawatan diri, tidak mau makan

dan minum, berat badan menurun, bangun pagi sekali dengan perasaan tidak

enak, tugas ringan terasa berat.

d. Pola Komunikasi: introvert, tidak ada sama sekali komunikasi verbal.

e. Partipasi Sosial : Kesulitan menjalankan peran sosial, isolasi sosial (menarik

diri)

2.1.8 Tinjauan Tentang Proses Belajar

Mahasiswa kedokteran dibagi menjadi dua tahapan pendidikan, yaitu mahasiswa

yang menempuh program sarjana dan mahasiswa yang menempuh profesi

kedokteran. Untuk menempuh jenjang profesi, mahasiswa harus menyelesaikan

program sarjana terlebih dahulu. Maka dari itu mahasiswa dituntut belajar. Beberapa

definisi belajar adalah sebagai berikut:

a. Definisi Belajar

Hilgard dan Bower, dalam Theories of Learning (1997) mengemukakan

bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu

situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam

situasi itu. Perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar

kecenderungan respon bawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang.

Page 27: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

15

26

Morgan, dalam Introduction to Psychology (1978) mengemukakan bahwa

belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi

sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

b. Fase-Fase Belajar

Menurut Wiltig (1981) dalam Psychology of Learning, proses belajar

berlangsung dalam tiga tahapan:

a) Perolehan atau penerimaan informasi (Acquasition)

b) Penyimpanan informasi (Storage)

c) Mendapatkan kembali informasi (Retrieval)

Pada tingkatan acquisition seorang siswa mulai menerima informasi sebagai

stimulus dan melakukan respons terhadapnya, sehingga menimbulkan pemahaman

dan perilaku baru. Pada tahap ini terjadi pula asimilasi antara pemahaman dengan

perilaku baru dalam keseluruhan perilakunya. Proses acquisition dalam belajar

merupakan tahap paling mendasar. Kegagalan dalam tahap ini akan mengakibatkan

kegagalan pada tahap-tahap berikutnya. Pada tingkatan storage seorang siswa secara

otomatis akan mengalami proses penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang ia

proleh ketika menjalani proses acquitision. Peristiwa ini sudah tentu melibatkan

fungsi short term dan long term memori. Pada tingkatan retrieval seorang siwa akan

mengaktifkan kembai fungsi-fungsi sistem memorinya, misalnya ketika ia menjawab

pertanyaan atau memecahkan masalah. Proses retrieval pada dasarnya adalah upaya

atau peristiwa mental dalam mengungkapkan dan memproduksi kembali apa-apa

yang tersimpan dalam memori berupa informasi, simbol, pemahaman dan perilaku

tertentu sebagai respons atau stimulus yang sedang dihadapi.

Menurut Jerome S. Brunner, juga terdapat 3 fase yaitu:

a) Fase informasi (penerimaan materi)

b) Fase transformasi (pengubahan materi)

c) Fase evaluasi (penilaian materi)

Dalam tahap informasi, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh

sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Di antara informasi

Page 28: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

16

26

yang diperoleh itu ada yang sama sekali baru dan berdiri sendiri, ada pula yang

berfungsi menambah, memperhalus dan memperdalam pengetahuan yang

sebelumnya telah dimiliki. Dalam tahap transformasi, informasi yang telah diperoleh

itu dianalisis, diubah atau ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak atau

konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih

luas. Bagi pemula, tahap ini akan berlangsung sulit apabila tidak disertai dengan

bimbingan orang yang diharapkan kompeten dalam mentransfer strategi kognitif yang

tepat untuk melakukan pembelajaran tertentu. Dalam tahap evaluasi, seseorang

menilai sendiri sampai sejauh mana informasi yang telah ditransfornasikan tadi dapat

dimanfaatkan untuk memahami gejala atau memecahkan masalah yang dihadapi. Tak

ada penjelasan rinci mengenai cara evaluasi ini, tetapi agaknya analog dengan

peristiwa retrieval untuk merespons lingkungan yang sedang dihadapi.

c. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Muhibbin Syah (1995), faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan

menjadi 2 macam:

1) Faktor internal

a) Aspek fisiologis

Kondisi umum jasmani dan torus (tegangan otot) yang menandai tingkat

hubungan organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi

semangat dan intensitas belajar.

b) Aspek psikologis

Banyak faktor psikologis yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas belajar.

Namun faktor-faktor yang esensial adalah tingkat kecerdasan, sikap, bakat,

minat, dan motivasi.

2) Faktor eksternal

a) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial mahasiswa contohnya dosen, staf administrasi, teman-

teman kuliah, masyarakat, tetangga, serta teman-teman di kost. Lingkungan

Page 29: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

17

26

sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua

dari mahasiswa.

b) Lingkungan non-sosial

Contoh lingkungan non-sosial adalah gedung tempat belajar dan letaknya,

rumah tinggal dan letaknya, alat-alat belajar, serta keadaan cuaca dan waktu

belajar yang digunakan.

d. Faktor Pendekatan Belajar

Faktor pendekatan belajar adalah segala cara atau strategi yang digunakan

dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.

Strategi dalam hal ini adalah langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa

untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.

2.1.9 Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)

Hamilton Depression Rating Scale merupakan instrumen untuk mengukur derajat

depresi pada anak-anak maupun pada orang dewasa. HDRS dikembangkan oleh Max

Hamilton mengandung skala depresi yang terdiri dari 17 item pilihan ganda yang

menggambarkan: (1) perasaan depresi, (2) perasaan bersalah, (3) keinginan bunuh

diri, (4) insomnia (initial, middle, late), (5) gangguan pekerjaan dan kegiatan sehari-

hari, (6) keterlambatan dalam berfikir dan berbicara,, (7) kegelisahan, (8)kecemasan

(psikis dan somatik), (9) gejala somatik (umum, pencernaan) (10) gejala genital, (11)

hipokondriasis, (12) kehilangan berat badan, (13) pemahaman diri.17

Klasifikasi nilainya sebagai berikut:

a. Nilai <10 menunjukkan tidak ada gejala depresi.

b. Nilai 10-13 menunjukkan adanya depresi ringan.

c. Nilai 14-17 menunjukkan adanya depresi sedang.

d. Nilai > 17 menunjukkan adanya depresi berat.

Page 30: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

18

26

2.2 KERANGKA KONSEP

Ket: = Variabel yang diteliti

Depresi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah:

1. Faktor biologi, yang berhubungan dengan jenis kelamin seseorang, terutama jenis

kelamin perempuan yang dapat menyebabkan gangguan hormonal dikarenakan

Faktor biologi Gangguan

hormonal Gangguan

neurotransmiter

Jenis Kelamin

Perempuan Laki-laki

Faktor genetik Keluarga

Faktor psikologi Kepribadian

Faktor lingkungan Non-sosial

Sosial Pendidikan

Mempengaruhi

proses belajar

Klinik

Depresi

Ringan

Sedang

Berat

Prestasi

akademik ↓

Preklinik

Kedokteran

Page 31: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

19

26

adanya siklus menstruasi, sehingga dapat terjadi perubahan neurotransmiter yang

menimbulkan terjadinya depresi

2. Faktor genetik, yang berhubungan dengan gen depresi pada keluarga

3. Faktor psikologi, yang berhubungan dengan kepribadian seseorang, terutama tipe

kepribadian dependen-oral, obsesif-kompulsif dan histerikal

4. Faktor lingkungan, non-sosial dan sosial, terutama mengenai pendidikan di

kedokteran yang terdiri dari 2 tahap, yaitu preklinik dan klinik, hal ini dapat

menyebabkan terjadinya depresi dikarenakan perbedaan dalam tuntutan belajar

yang lebih besar dibandingkan populasi atau mahasiswa bukan kedokteran

Depresi dibagi dalam 3 derajat, yaitu ringan, sedang dan berat, yang dapat

mempengaruhi proses belajar, sehingga dapat menimbulkan terjadinya penurunan

prestasi akademik.

Page 32: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

20

26

2.3 DEFINISI OPERASIONAL

No Variabel Definisi Pengukur Cara

pengukuran

Alat ukur Skala Hasil ukur

1. Derajat

Depresi

Derajat keparahan

depresi yang dialami

oleh individu

berdasarkan gejala

depresi yang

dirasakannya

Peneliti wawancara Hamilton

Depression

Rating

Scale

(HDRS)

Ordinal 1. <10 = tidak

depresi

2. 10-13 = depresi

ringan.

3. 14-17 =

depresi sedang.

4. > 17 = depresi

berat

2. Tahap

pendidikan

kedokteran

- Mahasiswa

kedokteran

angkatan 2010

dan 2009 yang

sudah menjalani

pendidikan

preklinik selama

lebih dari 3

semester

- Mahasiswa

kedokteran

angkatan 2008

dan 2007 yang

masih menjalani

kepaniteraan

dirumah sakit

Peneliti Data

sekunder

Tahap

pendidikan

kedokteran

Nominal 1. Preklinik

2. Klinik

3. Jenis

Kelamin

Petanda gender

responden

Peneliti Kuesioner Kuesioner Nominal 1. Laki-laki

2. Wanita

4. Tahun

angkatan

Tahun angkatan

pertama kali masuk di

kedokteran

Peneliti Kuesioner Kuesioner Nominal 1. 2007

2. 2008

3. 2009

4. 2010

Page 33: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

21

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dipergunakan adalah penelitian analitik dengan desain secara

cross sectional untuk mengetahui perbedaan derajat depresi antara mahasiwa

kedokteran preklinik dengan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2012.

3.2 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta selama 8 bulan dimulai dari Januari sampai

Agustus 2012.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa kedokteran preklinik dan klinik di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan populasi

terjangkaunya adalah mahasiswa kedokteran preklinik angkatan 2009 dan 2010 serta

mahasiswa kedokteran klinik angkatan 2007 dan 2008 di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Rumus besar sampel yang digunakan adalah :

2

N1=N2=

Ket:

N = Besar sampel

Zα = Kesalahan tipe 1 ditetapkan sebesar 5%, sehingga Zα = 1,64

Zβ = Kesalahan tipe 2 ditetapkan sebesar 20%, sehingga Zβ = 0,84

P2 = Proporsi depresi, berdasarkan kepustakaan7

= 0,57

Zα + Zβ

P1 – P2

Page 34: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

22

26

Q2 = 1 - P2 = 1 - 0,57 = 0,43

P1-P2 = Selisih minimal proposi depresi yang dianggap bermakna, ditetapkan

sebesar 0,2

P1 = P2 + 0,2 = 0,57 + 0,2 = 0,77

Q1 = 1 - P1= 1 - 0,77 = 0,23

P = (P1 + P2) / 2 = (0,77 + 0,57) / 2 = 0,67

Q = 1 - P = 1 - 0,67 = 0,33

2

N1=N2=

= 66

Sampel minimum sebanyak 66 + 10% = 72

Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 72

Dengan demikian jumlah mahasiswa kedokteran yang diambil 144 orang,

mahasiswa preklinik diambil sebanyak 72 orang secara acak (masing-masing

angkatan 36 orang) dan klinik juga diambil sebanyak 72 orang secara acak (masing-

masing angkatan 36 orang). Pada penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan

dengan menggunakan stratified random sampling. 18

3.4 Kriteria Penelitian

3.4.1 Kriteria Inklusi :

1. Mahasiswa preklinik angkatan 2009 dan 2010 yang sudah menjalani pendidikan

preklinik selama lebih dari 3 semester dan bersedia mengisi data dengan lengkap

2. Mahasiswa klinik angakatan 2007 dan 2008 yang masih menjalani kepaniteraan

dirumah sakit dan bersedia mengisi data dengan lengkap

3.4.2 Kriteria Ekslusi :

Sedang mengalami keadaan lain yang menyebabkan depresi selama 1 tahun terakhir,

yaitu:14

1. Kematian salah satu / semua anggota keluarga inti

1.64 + 0.84

0.2

Page 35: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

23

26

2. Perpisahan / perceraian orangtua

3. Menderita sakit kronis (lebih dari 3 bulan)

4. Masalah ekonomi dan kehidupan sosial yang menurun

3.5 Identifikasi variabel

1. Variabel bebas : Tahap pendidikan kedokteran

2. Variabel Terikat : Derajat depresi

3.6 Instrumen Penelitian

Alat dan Bahan Penelitian :

1. Formulir persetujuan (informed Consent)

2. Formulir Biodata

3. Kuesioner Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)

3.7 Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data

1. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian diawali dengan pengajuan judul penelitian, kemudian

persetujuan pembimbing, lalu pembuatan proposal selanjutnya pembuatan

kuesioner dan pencarian sampling frame yang diperoleh dari database kampus.

2. Random

Dilakukan stratified random sampling untuk memperoleh sampel tiap kelompok

3. Informed Consent dan pengisian biodata

Informed Consent dilakukan dengan menandatangani formulir persetujuan.

Responden akan mendapatkan salinan lembar persetujuan yang didalamnya

tertera formulir biodata.

4. Peneliti mewawancarai responden menggunakan kuesioner Hamilton Depression

Rating Scale (HDRS) untuk mengetahui angka depresi dan derajat depresi.

5. Pengolahan data (menganalisis perbedaan derajat depresi)

Page 36: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

24

26

3.8 Alur Penelitian

3.9 Metode Pengolahan Data

Setelah pengumpulan data segera diperiksa hasil data yang terkumpul untuk melihat

kelengkapan isian kuesioner. Apabila data yang kurang lengkap segera dilengkapi,

kemudian diolah dengan tahapan sebagai berikut yaitu :

Pengajuan judul penelitian

Random

Informed consent &

pengisian formulir data

Wawancara Kuesioner HDRS

Mahasiswa kedokteran

Preklinik angkatan 2009

dan 2010

Mahasiswa kedokteran

Koasisten angkatan 2008

dann 2007

Analisis data

Persetujuan pembimbing

Pembuatan proposal

Pembuatan kuesioner

Mencari sampling frame

Memenuhi kriteria

Page 37: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

25

26

a. Pengkodean (Coding)

Mengklasifikasikan jawaban responden dan melakukan pengkodean dan

dipindah kelembar koding. Pengkodean untuk setiap variabel

b. Edit (Editing)

Meneliti setiap kuosioner tentang kelengkapan, kejelasan, dan kesesuaian antara

satu dengan yang lain.

c. Tabulasi (Tabulating)

Mengelompokkan data sesuai tujuan kemudian memasukkan kedalam tabel yang

telah disiapkan.

3.10 Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan bantuan komputer dengan

menggunakan program SPSS for windows versi 20.0

Pada penelitian ini dilakukan analisis data bivariat dengan jenis hipotesis komparatif

kategorik tidak berpasangan, sehingga data yang diperoleh dari penelitian ini akan

diuji dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov.

3.11 Etik Penelitian

Etik penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu

1. Melakukan inform concent kepada responden, agar tidak melanggar hak-hak dan

privasi responden

2. Menjaga kerahasiaan responden

Page 38: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

26

26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari–Agustus 2012. Pengambilan data

dilakukan dengan mewawancarai mahasiswa kedokteran preklinik yang menjalani

kuliah di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan mahasiswa

kedokteran klinik yang menjalani kepaniteraan klinik di RSUP Fatmawati Jakarta

Selatan menggunakan kuesioner HDRS. Kemudian dipilih 144 sampel yang

memenuhi syarat, 72 orang dari mahasiswa preklinik dan 72 orang dari mahasiswa

klinik.

Data yang diperoleh antara lain jenis kelamin, usia, tahap pendidikan

kedokteran, tahun angkatan, dan derajat depresi pada mahasiswa kedokteran preklinik

dan klinik yang selanjutnya diolah dan disajikan sebagai berikut :

4.1 Distribusi Responden

Tabel 4.1 Distribusi responden pada mahasiswa kedokteran preklinik dan klinik di

Universitas Islam Negeri Starif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Jumlah Persentase

(%)

Rerata (SD)

Jenis Kelamin

- Laki – Laki 72 50

- Perempuan 72 50

Usia 21,13 (1,343)

- 18 1 0,7

- 19 20 13,9

- 20 28 19,4

- 21 32 22,2

- 22 38 26,4

- 23 24 16,7

- 24 1 0,7

Derajat depresi

- Tidak depresi 91 63,2

- Depresi ringan 31 21,5

- Depresi sedang-berat 22 15,3

Page 39: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

27

26

Distribusi responden pada tabel diatas, menunjukkan Jenis kelamin responden

perempuan dan laki-laki sama, masing-masing yaitu 72 orang (50 %).

Pada usia responden menunjukkan usia tertua 24 tahun dan termuda adalah 18

tahun dengan rerata usia 21,13. Responden yang paling banyak yaitu pada usia 22

tahun sebanyak 38 orang (26,4%), dan yang paling sedikit yaitu pada usia 18 dan 24

tahun yaitu sebanyak 1 orang (0,7 %).

Derajat depresi pada mahasiswa kedokteran preklinik dan klinik di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012 menunjukkan

bahwa sebagian besar responden yaitu 53 orang (36,8%) menderita depresi, dengan

depresi ringan sebanyak 31 orang (21,5%) dan depresi sedang-berat sebanyak 22

orang ( 15,3%).

4.2 Distribusi Frekuensi Derajat Depresi

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Derajat Depresi berdasarkan tahun angkatan di

Universitas Islam Negeri Starif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012.

Berdasarkan tahun angkatan pada tabel diatas menunjukkan angkatan 2007 lebih

banyak mengalami depresi sedang-berat yaitu sebanyak 8 orang (5,6%), dan yang

paling banyak mengalami depresi ringan yaitu angkatan 2007 dan 2008 sebanyak 10

orang (6,9%), sedangkan yang paling sedikit mengalami depresi sedang-berat yaitu

pada angkatan 2010 yaitu 4 orang (2,8%) dan yang paling sedikit mengalami depresi

ringan yaitu angkatan 2010 sebanyak 5 orang (3,5%). Hal ini sesuai dengan penelitian

yang pernah dilakukan oleh Schwenk dkk yang melakukan penelitian mengenai

Depression, Stigma and Suicidal Ideation in Medical Students tahun 2010, pada

penelitian tersebut dikatakan bahwa tahun angkatan yang lebih tua dan telah

Derajat depresi

Tidak depresi

n (%)

Depresi ringan

n (%)

Depresi sedang-berat

n (%)

Tahun Angkatan

- 2007 18 (12,5) 10 (6,9) 8 (5,6)

- 2008 21 (14,6) 10 (6,9) 5 (3,5)

- 2009 25 (17,4) 6 (4,2) 5 (3,5)

- 2010 27 (18,8) 5 (3,5) 4 (2,8)

Page 40: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

28

26

menjalani kepaniteraan di rumah sakit lebih rentan mengalami depresi dari pada

tahun angkatan yang lebih muda, dikarenakan stresor yang lebih berat.19

4.3 Perbedaan Derajat Depresi Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.3 Perbedaan derajat depresi berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa

kedokteran preklinik dan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2012

Ket: *uji Kolmogorov-Smirnov

Hasil analisis perbedaan derajat depresi berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa

kedokteran, dari 144 responden, ditemukan bahwa jenis kelamin perempuan yang

mengalami depresi sedang-berat sebanyak 13 orang (9,0%), sedangkan pada jenis

kelamin laki-laki yang mengalami depresi sedang-berat sebanyak 9 orang (6,2%).

Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas, didapatkan bahwa tidak ada

perbedaan derajat depresi yang bermakna berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa

kedokteran preklinik dan klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2012. Hal ini menujukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian dengan

beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa jenis kelamin perempuan mempunyai

faktor risiko lebih tinggi daripada jenis kelamin laki-laki, hal ini mungkin terjadi

karena kemampuan para mahasiswa perempuan dalam menghadapi stresor baik,

sehingga kejadian depresi pun sedikit.

Ada beberapa faktor yang terlibat dalam meningkatnya kejadian depresi pada

perempuan:20

1. Perbedaan hormon

Mengingat bahwa puncak gangguan depresi pada wanita bersamaan dengan tahun

reproduksi mereka. Faktor risiko hormonal mungkin memainkan peran. Estrogen

Jenis

Kelamin

Derajat depresi

p Tidak depresi

n (%)

Depresi ringan

n (%)

Depresi sedang-berat

n (%)

Laki-laki 46 (31,9) 17 (11,8) 9 (6,2)

1,000* Perempuan 45 (31,2) 14 (9,7) 13 (9,0)

Page 41: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

29

26

dan progesteron telah terbukti mempengaruhi neurotransmitter, sistem

neuroendokrin dan sirkadian yang telah terlibat dalam gangguan mood. Fakta

bahwa perempuan sering mengalami gangguan mood berhubungan dengan siklus

menstruasi mereka, seperti gangguan disforik premenstrual, juga menunjukkan

hubungan antara hormon seks perempuan dan suasana hati. Faktor hormonal

lainnya yang mungkin akan menyebabkan risiko seorang wanita untuk depresi

adalah berhubungan dengan sumbu Hipotalamik-Hipofisis-Adrenal (HPA) dan

fungsi tiroid.

2. Perbedaan dalam sosialisasi

Para peneliti telah menemukan bahwa perbedaan gender dalam sosialisasi bisa

berperan juga. Anak perempuan yang disosialisasikan oleh orang tua dan guru

mereka untuk lebih mendengarkan dan sensitif terhadap pendapat orang lain,

sementara anak laki-laki didorong untuk mengembangkan rasa penguasaan yang

lebih besar dan kemandirian dalam hidup mereka.

3. Perbedaan dalam mengatasi masalah

Suatu studi menunjukkan bahwa wanita dalam mengatasi masalah cenderung

lebih menggunakan emosi, dan masalah yang dihadapi cenderung dipikirkan

terus-menerus, sementara pria cenderung mengatasi masalah dengan santai,

bahkan mereka lebih cenderung untuk melupakan masalah mereka. Hal ini

menunjukkan bahwa perempuan cenderung memiliki kerentanan depresi lebih

besar dalam mengatasi masalah.

4. Perbedaan frekuensi dan reaksi terhadap stresor kehidupan

Bukti menunjukkan bahwa sepanjang hidup, wanita mungkin mengalami

peristiwa kehidupan yang lebih berat dan memiliki sensitivitas yang lebih besar

daripada laki-laki. Gadis remaja cenderung menceritakan peristiwa kehidupan

yang lebih negatif daripada anak laki-laki, biasanya terkait dengan hubungan

mereka dengan orangtua dan teman sebaya. Pada penelitian, telah ditemukan

bahwa wanita dewasa lebih tertekan daripada laki-laki dalam menanggapi stresor

kehidupan.

Page 42: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

30

26

4.4 Perbedaan Derajat Depresi antara Mahasiswa Kedokteran Preklinik dengan

Klinik

Tabel 4.4 Perbedaan derajat depresi mahasiswa kedokteran preklinik dengan klinik di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Ket: *uji Kolmogorov-Smirnov

Berdasarkan tabel di atas, hasil analisis perbedaan derajat depresi antara mahasiswa

kedokteran preklinik dengan klinik, ditemukan bahwa mahasiswa kedokteran klinik

yang mengalami depresi ringan sebanyak 20 orang (13,9%) dan yang mengalami

depresi sedang-berat sebanyak 13 orang (9,0%). Sedangkan pada mahasiswa

kedokteran preklinik yang mengalami depresi ringan sebanyak 11 orang (7,6%), dan

yang mengalami depresi sedang-berat sebanyak 9 orang (6,2%).

Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas, maka didapatkan hasil yang tidak

sesuai dengan hipotesis yaitu tidak terdapat perbedaan derajat depresi yang bermakna

antara mahasiswa kedokteran preklinik dengan klinik di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012. Tetapi tetap harus diperhatikan bahwa

dengan kata lain mahasiswa klinik lebih depresif daripada mahasiswa preklinik. Hal

ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:7

1. Tuntutan untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

Masing-masing kelompok mahasiswa memiliki tanggung jawab dan tugas

masing-masing, dimana mahasiswa preklinik selain menjalani masa perkuliahan

juga menghadapi ujian, melengkapi syarat kelulusan seperti karya tulis ilmiah.

Namun, mahasiswa klinik selain menghadapi ujian dan melengkapi syarat

kelulusan untuk tiap stase juga harus menghadapi pasien secara langsung dan

memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan pasien. Dengan demikian,

Tahap

pendidikan

Derajat depresi

p Tidak depresi

n (%)

Depresi ringan

n (%)

Depresi sedang-berat

n (%)

Preklinik 52 (36,1) 11 (7,6) 9 (6,2)

0,191* Klinik 39 (27,1) 20 (13,9) 13 (9,0)

Page 43: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

31

26

mahasiswa klinik dituntut untuk lebih aktif baik dalam belajar maupun dalam

mengambil tindakan.

2. Lebih kompetitif.

Suasana belajar mahasiswa klnik di rumah sakit yang berhadapan langsung

dengan pasien lebih kompetitif dibanding suasana belajar mahasiswa preklinik di

universitas. Karena berhadapan langsung dengan staf pengajar di rumah sakit dan

rekan-rekannya, mahasiswa klinik yang satupasti tidak ingin ketinggalan dari

mahasiswa yang lainnya dalam keterampilan menangani pasien.

3. Jadwal yang padat.

Mahasiswa klinik menghabiskan waktu di rumah sakit lebih banyak daripada

mahasiswa preklinik menghabiskan waktu di ruang kuliah dimana setiap

mahasiswa klinik memiliki jadwal jaga masing-masing dan berbagai aktivitas

yang menguras tenaga, dengan waktu istirahat yang relatif lebih sedikit sehingga

mahasiswa klinik praktis lebih lelah daripada mahasiswa preklinik.

4. Bahan yang dipelajari sangat luas dan lebih aplikatif.

Mahasiswa klinik dituntut untuk terampil dalam mengaplikasikan seluruh bahan

yang telah dipelajari saat kuliah preklinik. Keadaan ini dapat menciptakan stresor

yang dapat memicu timbulnya depresi.

Penelitian terdahulu yang serupa pernah dilakukan pada tahun 2010 oleh Wahyu yang

meneliti tentang perbedaan derajat kecemasan dan depresi mahasiswa kedokteran

preklinik dan koasisten.7

Dari penelitian tersebut didapatkan hasil yang tidak sesuai

dengan penelitian ini, hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa terdapat

perbedaan derajat depresi yang bermakna antara mahasiswa preklinik dan klinik.

Perbedaan hasil tersebut dapat disebabkan antara lain karena:

1. Perbedaan dalam metode penelitian

Penelitian sebelumnya dalam menganalisis data menggunakan uji t, karena pada

penelitiannya menggunakan jenis hipotesis komparatif variabel numerik. Selain

itu pada penelitian sebelumnya, derajat depresi yang dibandingkan yaitu hanya

tidak depresi dan depresi saja, sehingga kemungkinan mendapatkan perbedaan

Page 44: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

32

26

berkna lebih tinggi, tetapi seharusnya derajat depresi ringan dengan sedang dan

berat tidak boleh disatukan, dikarenakan perbedaan dalam gejala dan efeknya

terhadap prestasi akademik.

2. Perbedaan dalam penggunaan kuesioner

Penelitian sebelumnya menggunakan kuesioner BDI (Beck Depression

Inventory), penggunaan kuesioner seperti ini, dapat menghasilkan hasil yang bias,

diakibatkan karena adanya ketidakjujuran responden dalam mengisi kuesioner,

dibandingkan dengan menggunakan metode wawancara dan bertemu langsung

dengan responden.

3. Perbedaan dalam penetapan kriteria eksklusi

Penelitian sebelumnya tidak menetapkan kriteria eksklusi, sehingga dapat

memberikan hasil yang bias, dikarenakan kemungkinan terjadinya depresi bukan

karena tuntutan akademik, tetapi karena ada faktor psiko-sosial yang terkait.

4.4 Keterbatasan Penelitian

Adapun kelemahan-kelemahan yang terdapat pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pewawancara kuesioner (peneliti) tidak berperan sebagai penguasa (dosen, staf

rumah sakit) sehingga mungkin menyebabkan ketidakjujuran responden dalam

menjawab. Tetapi metode ini setidaknya dapat mengurangi terjadinya pembiasan

akibat ketidakjujuran responden, dikarenakan peneliti bertemu langsung dan dapat

melihat kondisi responden.

2. Pada pengambilan responden pada mahasiswa kedokteran klinik, peneliti hanya

mengambil mahasiswa klinik yang menjalani kepaniteraan di RSUP Fatmawati,

sedangkan yang menjalankan kepaniteraan dirumah sakit lain tidak terjangkau

oleh peneliti.

Page 45: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

33

26

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian pada mahasiswa kedokteran preklinik dan klinik di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012, dapat disimpulkan bahwa:

1. Prevalensi kejadian depresi adalah 21,5% pada depresi ringan dan 15,2% pada

depresi sedang-berat

2. Tidak terdapat perbedaan derajat depresi yang bermakna antara mahasiswa

kedokteran preklinik dengan klinik (p = 0,191)

3. Tidak terdapat perbedaan derajat depresi yang bermakna berdasarkan jenis

kelamin (p = 1,000)

4. Distribusi frekuensi derajat depresi berdasarkan tahun angkatan menunjukkan

bahwa angkatan 2007 lebih banyak mengalami depresi sedang-berat (5,6%), dan

yang paling banyak mengalami depresi ringan yaitu angkatan 2007 dan 2008

(6,9%), sedangkan yang paling sedikit mengalami depresi sedang-berat (2,8%)

dan depresi ringan (3,5%) yaitu pada angkatan 2010.

5.2 Saran

1. Bagi mahasiswa, perlu meningkatkan kemampuannya dengan giat belajar,

berpikir positif, menjadikan belajar sebagai suatu kebiasaan yang menyenangkan

bukan sebagai tuntutan sehingga diharapkan dapat mengurangi derajat depresi.

2. Perlu penelitian lebih lanjut, untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya depresi pada mahasiswa kedokteran preklinik dan klinik di Universitas

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 46: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

34

26

DAFTAR PUSTAKA

1. Nevid JS, Rathus SA, Greene B. Psikologi Abnormal (Alih bahasa Tim Fakultas

Psikologi Universitas Indonesia). Jakarta: Erlangga; 2006.

2. Bhalla RN. Depression; 2010 diunduh pada tanggal 30 Desember 2011

http://emedicine.medscape.com

3. Supriyantho K. Gaya Hidup: Penduduk Indonesia Alami Depresi. Jakarta; 2008

diunduh pada tanggal 25 Desember 2011 http://www.tempointeraktif.com/hg/

kesehatan/2008

4. Semium Y. Kesehatan Mental. Edisi 1. Yogyakarta: Kanisius; 2006.

5. Kaplan HI, Sadock BJ. Synopsis of Psychiatry. Edisi 10. New York: Lange

Medical Publication Maruzen; 2007.

6. Brauser D. Depressed Medical Student More Likely to Link Stigma With

Depression; 2010 diunduh pada tanggal 10 Januari 2012 http://www.medscape.

com/viewarticle/728701

7. Wahyu WY. Perbedaan Derajat Kecemasan dan Depresi Mahasiswa Kedokteran

preklinik dan Koasisten Universitas Surakarta; 2010.

8. Akiskal HS. Mood Disorders: Clinical Features. In Sadock and Kaplan’s

comprehensive textbook of psychiatry, Edisi 8. MD: Lippincott; 2005, p.52.

9. Kaplan HI, Sadock BJ. Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri

Klinis. Jilid Satu. Editor : Dr. I. Made Wiguna S. Jakarta: Bina Rupa Aksara;

2010, p.113-129,149-183.

10. Maramis WF. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Surabaya: Airlangga University;

2009, p.38,107,252-254.

11. Jerry HM. Brain Structure; 2012 diunduh pada tanggal 19 Juni 2012

http://emedicine.medscape.com/article/286759-overview#a0104.

12. Kempton M, Salvador Z, Munafo M, Geddes J, Simmons A, Frangou S.

Structural neuroimaging studies in major depressive disorder. Meta-analysis and

comparison with bipolar disorder. : Arch Gen Psychiatry; Jul 2011;68(7):675-90.

Page 47: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

35

26

13. Landefeld.Current Geriatric Diagnosis and Treatmet. USA: McGrowHill; 2004,

p.156-160.

14. Holmes TH, Rahe RH. The Social Readjustment Rating Scale. Journal

Psychosomatic Research: Elsevier; 1967

15. American Psychiatric Association. Mood Disorders. Dalam: Diagnostic and

Statistical Manual of Mental Disorders, Edisi 4, Text Revision, DSM-IV-TR,

Washington DC; 2005, p.345-429

16. Dalami E. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta: CV Trans

Info Media; 2009

17. Bagby M, Ryder AG, Schuller DR. The Hamilton Depression Rating Scale. The

American Journal of Psichiatry; 2004, p.161:2163-2177.

18. Murti B. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

di Bidang Kesehatan Yogyakarta: Gadjah Mada University; 2006.

19. Schwenk T, et all. Depression, Stigma and Suicidal Ideation in Medical Students.

USA: Department of Family Medicine; 2010.

20. Kormstein,SG et all. Womans Mental Health a Comprehencisive test book. New

York: Guil Ford Press; 2002

Page 48: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

36

26

Lampiran 1

FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah

SURAT PERSETUJUAN

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin : 1. Laki- laki 2. Perempuan

Tingkat Pendidikan Kedokteran :

1. Mahasiswa preklinik angkatan ........ 2. Mahasiswa klinik angkatan ........

Beri tanda √, jika dalam setahun terakhir pernah mengalami hal berikut :

Kematian salah satu atau semua anggota keluarga inti

Perpisahan / perceraian orang tua

Menderita sakit kronis (> 3 bulan)

Masalah Ekonomi dan kehidupan sosial yang menurun

Setelah mendapat keterangan secukupnya serta menyadari manfaat dari penelitian dibawah

ini yang berjudul :

Perbedaan Derajat Depresi Antara Mahasiswa Kedokteran Preklinik dengan

Klinik di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

Dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian diatas dengan catatan bila suatu

waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak membatalkan persetujuan ini serta

mengundurkan diri.

Jakarta, ....................................... 2012

Yang menyetujui,

( )

Page 49: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

37

26

Lampiran 2

Kuesioner

No. Responden :

Tanggal wawancara :

KUESIONER

1. Keadaan perasaan depresi (sedih, putus asa, tak berdaya, tak berguna)

0 = tidak ada

1 = perasaan ini hanya dinyatakan bila ditanya

2 = perasaan ini dinyatakan secara verbal spontan

3 = perasaan yang nyata tanpa komunikasi verbal (misalnya ekspresi muka,

bentuk suara, dan kecendrungan menangis)

4 = penderita menyatakan perasaan yang sesungguhnya ini dalam komunikasi

baik verbal maupun non verbal secara spontan

2. Perasaan bersalah

0 = tidak ada

1 = menyalahkan diri sendiri, merasa sebagai penyebab penderitaan orang lain

2 = ide-ide bersalah atau renungan tentang kesalahan-kesalahan pada masa lalu

3 = sakit ini sebagai hukuman, delusi bersalah

4 = suara-suara kejaran atau tuduhan dengan /dan halusinasi penglihatan

tentang hal-hal yang mengancam

3. Bunuh diri

0 = tidak ada

1 = Merasa hidup tak ada gunanya

2 = mengharapkan kematian atau pikiran-pikiran lain kearah hal itu

3 = ide-ide bunuh diri atau langkah-langkah ke arah itu

Page 50: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

38

26

(Lanjutan)

4 = percobaan bunuh diri

4. Insomnia (initial)

0 = tidak ada kesukaran masuk tidur

1 = keluhan kadang-kadang sukar masuk tidur, misalnya lebih dari ½ jam baru

dapat tidur

2 = keluhan tiap malam sukar masuk tidur

5. Insomnia (middle)

0 = tidak ada kesukaran untuk mempertahankan tidur

1 = penderita mengeluh gelisah dan terganggu sepanjang malam

2 = terjadi sepanjang malam (bangun dari tempat tidur, kecuali buang air)

6. Insomnia (late)

0 = tidak ada kesukaran

1 = bangun diwaktu fajar, tetapi tidur lagi

2 = bangun diwaktu fajar, tetapi tidak dapat tidur lagi

7. Kerja dan kegiatan-kegiatannya

0 = tidak ada kesukaran

1 = pikiran/perasaan ketidak mampuan, keletihan/kelemahan yang berhubungan

dengan kegiatan kerja/hobi

2 = hilangnya minat terhadap pekerjaan/hobi atau kegiatan lainny, baik

dikatakan langsung oleh penderita atau tidak langsung dengan menyatakan

kelesuan, keragu-raguan dan rasa bimbang (merasa bahwa ia harus memaksa

diri untuk bekerja atau dalam kegiatan lainnya)

3 = berkurangnya waktu untuk aktivitas sehari-hari atau kurang produktivitas.

Bila penderita tidak sanggup beraktivitas sekurang-kurangnya 3 jam sehari

dalam kegiatan sehari-hari

Page 51: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

39

26

(Lanjutan)

4 = tidak bekerja karena sakitnya sekarang. Di RS, bila penderita tidak bekerja

sama sekali, kecuali tugas-tugas di bangsal atau jika penderita gagal

melaksanakan kegiatan-kegiatan di bangsal tanpa bantuan

8. Kelambanan (lambat dalam berfikir dan berbicara, gagal bekonsentrasi, aktivitas

motorik menurun)

0 = normal dalam bicara dan berfikir

1 = sedikit lamban dalam wawancara

2 = jelas lamban dalam wawancara

3 = sukar diwawancarai

4 = diam sama sekali

9. Kegelisahan (agitasi)

0 = tidak ada

1 = kegelisahan ringan

2 = memainkan tangan, rambut dan lain-lain

3 = bergerak terus, tidak bisa duduk tenang

4 = meremas – remas tangan, menggigit-gigit kuku/bibir, menarik- narik rambut

10. Kecemasan (ansietas psikik)

0 = tidak ada

1 = ketegangan subjektif dan mudah tersinggung

2 = mengkhawatirkan hal-hal kecil

3 = sikap kekhawatiran yang tercermin diwajah atau pembicara

4 = ketakutan yang diutarakan tanpa ditanya

11. Kecemasan (ansietas somatik)

Gejala dapat berupa :

Page 52: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

40

26

(Lanjutan)

- gastrointestinal: mulut kering, diare, kram

- kardiovaskular: palpitasi, nyeri kepala

- pernapasan : hiperventilasi

- sering buang air kecil, berkeringat, dll

0 = tidak ada

1 = ringan

2 = sedang

3 = berat

4 = menjadikan tidak mampu beraktivitas

12. Gejala somatik (pencernaan)

0 = tidak ada

1 = nafsu makan berkurang, tetapi dapat makan tanpa dorongan teman, merasa

perut penuh

2 = sukar makan tanpa dorongan teman, membutuhkan pencahar untuk buang

air besar atau obat-obatan untuk saluran pencernaan

13. Gejala somatik (umum)

0 = tidak ada

1 = anggota gerak, punggung atau kepala terasa berat

2 = sakit punggung, kepala dan otot-otot, hilangnya kekuatan dan kemampuan

14. Kelamin/genital (gejala pada genital dan libido)

Gejala – gejala hilangnya libido dan gangguan menstruasi

0 = tidak ada

1 = ringan

2 = berat

Page 53: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

41

26

(Lanjutan)

15. Hipokondriasis (keluhan somatik/fisik yang berpindah-pindah)

0 = tidak ada

1 = dihayati sendiri

2 = preokupasi mengenal kesehatan diri sendiri

3 = sering mengeluh, membutuhkan pertolongan orang lain

4 = delusi hipokondriasis

16. Kehilangan berat badan (pilih antara A atau B)

A. Bila hanya dari anamnesis

0 = tidak ada kehilangan berat badan

1 = kemungkinan berat badan berkurang berhubungan dengan sakit sekarang

2 = jelas berkurang berat badannya (menurut penderita)

B. Dibawah pengawasan dokter bangsal secara mingguan, bila jelas berat badan

berkurang menurut ukuran

0 = kurang dari ½ Kg seminggu

1 = lebih dari ½ Kg seminggu

2 = lebih dari 1 Kg seminggu

17. Insight (pemahaman diri)

0 = mengetahui sedang depresi dan sakit

1 = mengetahui sakit tetapi berhubungan dengan penyebab iklim, makanan,

bekerja berlebihan, perlu istirahat

2 = menyangkal dirinya sakit

Page 54: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

42

26

(Lanjutan)

Total skor:

Skor HDRS Level depresi

<10 Tidak ada depresi

10– 13 Depresi ringan

14– 17 Depresi sedang

>17 Depresi berat

Page 55: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

43

26

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

Page 56: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

44

26

(Lanjutan)

Page 57: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

45

26

(Lanjutan)

Page 58: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

46

26

(Lanjutan)

Page 59: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

47

26

(Lanjutan)

Page 60: PERBEDAAN DERAJAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25478/1/Adelita... · LEMBAR PERSETUJUAN ... mahasiswa kedokteran preklinik

48

26

Lampiran 4

Riwayat Penulis

Identitas :

Nama : Adelita Tri Rahmawati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 09 Desember 1990

Agama : Islam

Alamat : Jl. Amarta blok Y3/17 RT 003/012. Perum. Reni Jaya,

Pamulang, Tangerang Selatan.

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1997 – 2003 : Sekolah Dasar Negeri 1 Pamulang

2003 – 2006 : Sekolah Menengah Pertama Darunnajah Ulujami

2006 – 2009 : Sekolah Menengah Atas Labschool Cinere

2009– Sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas

Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.