91
PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN TERAPI HIPERTENSI UMUR 25-75 ANTARA KAUM AWAM LAKI-LAKI DAN BIARAWAN (KAJIAN FAKTOR MEROKOK, PENDIDIKAN, DAN JENIS PEKERJAAN) DI KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Lusia Christin Setiawati NIM : 128114168 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

  • Upload
    lyquynh

  • View
    245

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN TERAPI HIPERTENSI UMUR 25-75 ANTARA KAUM AWAM LAKI-LAKI DAN

BIARAWAN (KAJIAN FAKTOR MEROKOK, PENDIDIKAN, DAN JENIS PEKERJAAN) DI KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh: Lusia Christin Setiawati

NIM : 128114168

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2016

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

PERSEMBAHAN

Untuk Segala Sesuatu Ada Masanya

Untuk Apa Pun Di Bawah Langit Ada Waktunya

Ada Waktu Untuk Menangis

Ada Waktu Untuk Tertawa

Ada Waktu Untuk Berdiam Diri

Ada Waktu Untuk Berbicara

Di Saat Kamu Percaya

Maka Tuhan Membuat Segala Sesuatu

Indah Pada Waktunya

Karya ini kupersembahkan untuk: Allah Bapa, Allah Putra, Allah Roh Kudus sebagai sumber pengetahuan

Bunda Maria sebagai sumber kasih Bapa, Mama, Kakak dan Adikku yang senantiasa menyemangatiku

Sahabat seperjuangan Almamaterku

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

PRAKATA

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya yang berlimpah kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbandingan Prevalensi, Kesadaran, Dan

Terapi Hipertensi Umur 25-75 Antara Kaum Awam Laki-Laki Dan Biarawan

(Kajian Faktor Merokok, Pendidikan, Dan Aktivitas Fisik Pekerjaan) di Kabupaten

Sleman, Yogyakarta” sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana farmasi (S.

Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Skripsi ini berhasil ditulis berkat bimbingan, dukungan, perhatian dan

uluran kasih dari banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk

itu peneliti mengucapkan rasa terima kasih secara khusus kepada:

1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah

memberikan dukungan dalam penelitian dan bimbingan selama perkuliahan.

2. Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang bersedia

meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk membimbing dan berdiskusi

bersama penulis dalam penyusunan skripsi.

3. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. dan Dita Maria Virginia, M.Sc., Apt. selaku dosen

penguji yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Kaum awam laki-laki Gereja Pringwulung dan komunitas biarawan daerah

Kaliurang dan Pringwulung Yogyakarta yang telah bersedia menjadi

responden penelitian.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

5. Jeffry Julianus, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

6. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran

Universitas Gadja Mada Yogyakarta, yang telah memberikan ijin untuk

melaksanakan penelitian.

7. Sr. Ratna Sihombing sebagai teman seperjuangan dalam penelitian ini, yang

selalu membantu dan memberi semangat kepada penulis.

8. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan, wawasan, dan

bimbingan selama perkuliahan.

9. Bapa Karolus Gandhi de Ornay, Mama Maria Mediatrix, Kakak Yosep Carlos,

dan Adik Katharina Ade Tryani yang selalu mendoakan, memberi semangat,

dan cinta kepada penulis.

10. Teman terbaik Yohanes Paulus Pajung yang selalu setia menemani,

mendukung, dan menghabiskan waktu bersama.

11. Para sahabat, khususnya Maria Sri Dian Pratama dan Patrisia Yosepha Jelarut

yang selalu memberikan semangat, dukungan dan berbagi cerita.

12. Teman-teman FSM D, FKK B, dan semua angkatan 2012 yang sudah menjadi

teman dan bersedia berbagi suka dan duka selama perkuliahan di Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

13. Keluarga Cemara, untuk Atyk, Vero, Lusia, Tete, Yeni, Ida, Rahayu, Rury,

Satrio, Sona, Trisna, Boni, Siti, Cyndi, Maria, Mona, Nanda, Adit yang selalu

memberi perhatian, semangat, dukungan, dan selalu menghibur selama kuliah.

14. Teman-teman kos Luna, khususnya Mba Falen, Yerista, Kak Itha, Mba Arum,

Mba Ditya, Gayu, dan Shella yang selalu menjadi penyemangat dan berbagi

cerita.

15. Teman-teman seperjuangan, Mimi, Tari, Ridho, Cefin, Eman, Rejoice Choir

dan Teman Kos Lapupa yang selalu menjadi penyemangat, berbagi cerita, dan

meluangkan waktu untuk bersenang-senang.

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu

penulis dalam proses penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis

mengharapkan kritik dan saran yang dapat membantu dalam perbaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 04 April 2016

Penulis

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii

PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

PRAKATA ..................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi

INTISARI ................................................................................................... xvii

ABSTRACT ................................................................................................ xviii

BAB I PENGANTAR .................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

1. Rumusan Masalah ................................................................................. 4

2. Keaslian Penelitian ............................................................................... 4

3. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6

B. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA............................................................. 8

A. Hipertensi .................................................................................................. 8

B. Faktor Risiko Hipertensi ........................................................................... 9

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

1. Umur ..................................................................................................... 9

2. Jenis Kelamin........................................................................................ 9

3. Genetik ................................................................................................ 10

4. Faktor Risiko Merokok ....................................................................... 10

5. Faktor sosio-ekonomi ......................................................................... 11

C. Prevalensi ................................................................................................ 12

D. Kesadaran ................................................................................................ 13

E. Terapi ....................................................................................................... 14

F. Pengukuran Tekanan Darah .................................................................... 15

G. The Rule of Halves .................................................................................. 15

H. Landasan Teori ........................................................................................ 16

I. Hipotesis .................................................................................................. 17

BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 18

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................................. 18

B. Variabel Penelitian .................................................................................. 18

C. Definisi Operasional ................................................................................ 19

D. Responden Penelitian .............................................................................. 21

E. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 21

F. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 21

G. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................... 22

H. Instrumen Penelitian ................................................................................ 23

I. Tata Cara Penelitian ................................................................................ 24

1. Observasi Awal ................................................................................... 24

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

2. Permohonan Ijin dan Kerjasama ......................................................... 24

3. Pembuatan Informed Consent ............................................................. 25

4. Pencarian dan Penetapan Responden Penelitian................................. 25

5. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian .................................. 25

6. Pengukuran Tekanan Darah ................................................................ 26

7. Wawancara Responden Penelitian ...................................................... 26

8. Pengolahan Data ................................................................................. 26

J. Analisis Data Penelitian .......................................................................... 27

K. Perumusan Hipotesis ............................................................................... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 30

A. Profil Perbedaan Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Responden Hipertensi

antara Kaum Awam dan Biarawan .......................................................... 35

B. Perbandingan Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Hipertensi antara Kaum

Awam dan Biarawan ............................................................................... 37

C. Pengaruh Faktor Merokok, Pendidikan, dan Jenis Pekerjaan Terhadap

Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi pada Masing-Masing Kelompok

Kaum Awam dan Biarawan .................................................................... 39

1. Pada Awam ...................................................................................... 39

2. Pada Biarawan .................................................................................. 46

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 53

A. Kesimpulan ......................................................................................... 53

B. Saran ................................................................................................... 53

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

Daftar Pustaka .............................................................................................. 55

Lampiran ...................................................................................................... 58

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

DAFTAR TABEL

Tabel I. Klasifikasi hipertensi berdasarkan ESH dan ESC 2013 .............. 8

Tabel II. Definisi operasional penelitian pada kaum awam dan

biarawan .................................................................................... 19

Tabel III. Profil penelitian pada kaum awam laki-laki dan biarawan ....... 30

Tabel IV. Uji normalitas data penelitian pada awam laki-laki dan

biarawan .................................................................................... 31

Tabel V. Perbandingan profil penelitian antara awam dan biarawan ...... 32

Tabel VI. Perbandingan umur, merokok, pendidikan, dan jenis pekerjaan

terhadap tekanan darah sistolik, diastolik, dan denyut nadi pada

kaum awam ............................................................................... 33

Tabel VII. Perbandingan umur, merokok, pendidikan, dan jenis pekerjaan

terhadap tekanan darah sistolik, diastolik, dan denyut nadi

pada biarawan ............................................................................ 35

Tabel VIII. Perbandingan prevalensi hipertensi antara awam dan

biarawan .................................................................................... 38

Tabel IX. Perbandingan kesadaran hipertensi antara awam dan

biarawan .................................................................................... 38

Tabel X. Perbandingan terapi hipertensi antara awam dan biarawan ...... 38

Tabel XI. Perbandingan profil merokok, pendidikan dan jenis pekerjaan

antara awam dan biarawan ........................................................ 39

Tabel XII. Pengaruh merokok, pendidikan, dan jenis pekerjaan

terhadap prevalensi hipertensi pada awam ................................ 40

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

Tabel XIII. Hubungan antara merokok dan klasifikasi umur pada awam ... 41

Tabel XIV. Pengaruh merokok, pendidikan, dan jenis pekerjaan terhadap

kesadaran hipertensi pada awam ............................................... 43

Tabel XV. Pengaruh merokok, pendidikan, dan jenis pekerjaan terhadap

terapi hipertensi pada awam ...................................................... 45

Tabel XVI. Pengaruh merokok, pendidikan, dan jenis pekerjaan terhadap

prevalensi hipertensi pada biarawan ......................................... 46

Tabel XVII. Hubungan antara pendidikan dengan BMI dan klasifikasi

umur .......................................................................................... 48

Tabel XVIII. Pengaruh merokok, pendidikan, dan jenis pekerjaan terhadap

kesadaran hipertensi pada biarawan .......................................... 49

Tabel XIX. Pengaruh merokok, pendidikan, dan jenis pekerjaan terhadap

terapi hipertensi pada biarawan ................................................. 51

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. The Rule of Halves ..................................................................... 16

Gambar 2. Ruang lingkup penelitian ........................................................... 22

Gambar 3. Tata cara penelitian pada kaum awam laki-laki dan biarawan... 24

Gambar 4. Bagan hipotesis 1 ....................................................................... 28

Gambar 5. Bagan hipotesis2 ........................................................................ 29

Gambar 6. Profil perbedaan prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi

antara kaum awam biarawan berdasarkan the Rule of

Halves ........................................................................................ 36

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed Consent Pada Awam ................................................ 58

Lampiran 2. Informed Consent Pada Biarawan ........................................... 59

Lampiran 3. SOP Pengukuran Tekanan Darah ............................................ 60

Lampiran 4. Case Report Form (CRF) ........................................................ 61

Lampiran 5. Lembar Penjelasan Kepada Subyek Uji .................................. 62

Lampiran 6. Panduan Wawancara untuk CRF ............................................. 64

Lampiran 7. Alamat Komunitas Biarawan Pada Penelitian ......................... 66

Lampiran 8. Ethical Clearance .................................................................... 67

Lampiran 9. Validasi Timbangan Berat Badan ............................................ 68

Lampiran 10. Validasi Alat Ukur Tinggi Badan .......................................... 69

Lampiran 11. Uji Validitas Instrumen Penelitian ........................................ 70

Lampiran 12. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ..................................... 71

Lampiran 13. Biografi Penulis ..................................................................... 72

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

INTISARI

Hipertensi merupakan penyakit tidak menular. Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik ≥140mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥90mmHg. Responden penelitian adalah awam laki-laki dan biarawan yang memiliki perbedaan pola hidup, faktor sosial-ekonomi dan tingkat stres. Rule of halves digunakan sebagai dasar pada penelitian ini. Tujuan penelitian yaitu membandingkan prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi pada kaum awam laki-laki dan biarawan di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Jenis penelitian farmakoepidemiologi secara observasional dengan rancangan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel secara non-random didapat 100 awam dan 103 biarawan. Responden penelitian berumur ≥25 tahun yang bersedia mengisi informed consent. Pengukuran yang dilakukan adalah tekanan darah dan aktivitas merokok, pendidikan, dan jenis pekerjaan dengan teknik wawancara.

Analisis data menggunakan t-test dan chi-square. Hasil dari penelitian menunjukkan prevalensi kaum awam yang menderita hipertensi 34,0%, yang sadar hipertensi 52,9%, yang melakukan terapi hipertensi 72,2%, sedangkan biarawan yang menderita hipertensi 27,2%, yang sadar hipertensi 35,7%, yang melakukan terapi hipertensi 40,0%. Hasil dari penelitian ini adalah responden hipertensi pada awam laki-laki yang menerima terapi secara bermakna lebih banyak 3,90 kali dibandingkan dengan biarawan dengan OR 3,90 (95% CI: 0,76-19,95). Merokok memiliki perbedaan tidak bermakna terhadap terapi hipertensi awam dengan nilai p=0,35 OR 0,84 (95% CI: 0,67-1,06). Pendidikan memiliki perbedaan yang tidak bermakna terhadap terapi hipertensi awam dengan nilai p=0,71 OR 0,66 (95% CI: 0,07-5,67). Jenis pekerjaan memiliki perbedaan yang tidak bermakna terhadap terapi hipertensi awam dengan nilai p=0,52 OR 0,92 (95% CI: 0,78-1,08). Pengaruh merokok, pendidikan, dan jenis pekerjaan terhadap terapi hipertensi biarawan tidak dapat dianalisis.

Kata kunci: Hipertensi, Kesadaran, Terapi, Merokok, Pendidikan, Jenis Pekerjaan, Awam laki-laki, Biarawan.

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

ABSTRACT

Hypertension is a non-communicable diseases. Hypertension is systolic blood pressure increasing ≥140mmHg and/or diastolic blood pressure ≥90mmHg. The respondents are lay-men and monks with different lifestyles, socio-economic factors and stress levels one another. Rule of halves is used as the basis in this study. The purpose of this research is to compare the prevalence, awareness, and treatment of hypertension in lay-men and monks in Sleman, Yogyakarta. This type of research is pharm-co-epidemiology observational with cross-sectional design. Using non-random sampling technique, researcher obtained 100 of lay-men and 103 of monks. The respondents are in age of ≥25 years and fully committed to fill informed consent. The measurements used are blood pressure and smoking habit, education and occupation which are obtained by interviewing the respondents.

The data are analyzed using t-test and chi-square. Results of the study then shows that the prevalence of the laity who suffer from hypertension are about 34.0%. Then those who aware of suffering from hypertension are about 52.9%, while those who conduct the routine treatment of hypertension are about 72.2%. Monks who suffer from hypertension are about 27.2%, while 35.7 % are having consciousness of hypertension, then those who conducts routine treatment of hypertension are about 40.0%. The conclusion of this research is that the lay-men with hypertension who received the therapy are significantly more about 3.90 times compared to the monks with an OR of 3.90 (95% CI: 0.76 to 19.95). Moreover, smoking has no significant difference in the treatment of hypertension for lay-men with p = 0.35 OR 0.84 (95% CI: 0.67 to 1.06). Education has no significant difference to the treatment of hypertension for lay-men with p = 0.71 OR 0.66 (95% CI: 0.07 to 5.67). Occupation also has no significant difference to the treatment of hypertension for lay-men with p = 0.52 OR 0.92 (95% CI: 0.78 to 1.08). Last, the effect of smoking, education, and occupation of the monks with hypertension therapy cannot be analyzed.

Keywords: Hypertension, Awareness, Therapy, Smoking, Education, Type of job, Lay-Men, Monks.

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan yang

sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer. Di

Amerika diperkirakan 1 dari 4 orang dewasa menderita hipertensi. Apabila penyakit

ini tidak terkontrol, akan menyerang target organ dan dapat menyebabkan serangan

jantung, stroke, gangguan ginjal, serta kebutaan. Menurut WHO dan the

International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita

hipertensi diseluruh dunia dan 3 juta diantaranya meninggal setiap tahunnya. Tujuh

dari sepuluh penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat

(Rahajeng dan Tuminah, 2009).

Secara global, hampir satu miliar orang memiliki tekanan darah tinggi

(hipertensi), dua per tiga dalam negara berkembang. Hipertensi adalah salah satu

penyebab paling penting kematian dini di seluruh dunia dan permasalahan

pertumbuhan, pada tahun 2025 diperkirakan 1,56 miliar orang dewasa akan hidup

dengan hipertensi. Hipertensi membunuh hampir 8 juta orang setiap tahun di

seluruh dunia dan hampir 1,5 juta orang setiap tahun di wilayah Asia Tenggara.

Sekitar sepertiga dari populasi orang dewasa di wilayah Asia Tenggara memiliki

tekanan darah tinggi (WHO, 2011).

Penyakit hipertensi terjadi penurunan dari 31,7% tahun 2007 menjadi

25,8% tahun 2013. Asumsi terjadi penurunan bisa bermacam-macam mulai dari alat

pengukur tensi yang berbeda sampai pada kemungkinan masyarakat sudah mulai

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

2

datang berobat ke fasilitas kesehatan (Riskesdas, 2013). Dilaporkan bahwa

hipertensi di Indonesia terjadi pada 24,8% laki-laki dan 26,9% perempuan (Widjaja,

2013). Hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa Provinsi DIY masuk dalam

5 besar Provinsi dengan kasus hipertensi terbanyak. Pada hasil Riskesdas tahun

2010, kasus hipertensi di Provinsi DIY mencapai 35,8% di atas rata-rata seluruh

Indonesia yang mencapai 31,7% (Dinkes DIY, 2013).

Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan menjadi dua: yang tidak dapat

terkontrol seperti: keturunan, jenis kelamin, dan umur, dan yang dapat dikontrol:

seperti kegemukan, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam

(Sigarlaki, 2006). Penelitian ini mengkaji tentang faktor kebiasaan merokok,

pendidikan, dan jenis pekerjaan.

Perilaku merokok penduduk 15 tahun ke atas masih belum terjadi

penurunan dari 2007 ke 2013, cenderung meningkat dari 34,2% tahun 2007 menjadi

36,3% tahun 2013. Laki-laki 64,9% dan perempuan 2,1% masih menghisap rokok

di tahun 2013. Ditemukan 1,4% perokok umur 10-14 tahun, 9,9% perokok pada

kelompok tidak bekerja, dan 32,3% pada kelompok indeks kepemilikan terendah,

sedangkan rerata jumlah batang rokok yang dihisap adalah sekitar 12,3 batang,

bervariasi dari yang terendah 10 batang di DI Yogyakarta dan tertinggi 18,3 batang

di Bangka Belitung (Riskesdas, 2013). Rata-rata lama sekolah penduduk usia 15

tahun ke atas di Indonesia adalah 8,14 tahun. Rata-rata lama sekolah tertinggi

terdapat di Provinsi DKI Jakarta sebesar 10,62 tahun dan terendah di Provinsi Papua

sebesar 6,1 tahun, sedangkan di Provinsi DI Yogyakarta sebesar 9,35 tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

3

(Kemenkes RI, 2014). Faktor risiko hipertensi 1,39 kali lebih tinggi pada pekerja

tetap dibandingkan dengan pekerja sedang atau berat (Laxmaiah, 2015).

Kaum awam merupakan orang-orang yang beriman menjadi warga gereja

karena pembaptisan tetapi tidak menerima tahbisan. Kekhasan panggilan kaum

awam adalah keterlibatannya dalam melayani masyarakat secara bersama seperti

dalam bidang sosial, budaya, kesehatan, dan sebagainya. Mereka melayani

masyarakat melalui profesi dan kehidupan keluarga mereka masing-masing di

tengah masyarakat (Sutarman, Susanto, Sulisdiwiyanto, Priyanto, Windarto,

Wibawa, Pratama, 2010).

Biarawan merupakan orang-orang yang mengucapkan Tri Kaul Suci dan

membaktikan dirinya untuk pewartaan kabar gembira. Wujud hidup bakti mereka

antara lain dalam pelayanan di dunia pendidikan, pelayanan medis, dan rumah ret-

ret. Mereka hidup dalam biara-biara yang tergabung dalam komunitas, tarekat, atau

konggregasi tertentu (Tjhaya, Wulandari, Suhardiyanto, Sutarman, Nusantara,

Sunarto, 2004). Tiga kaul sesuai dengan nasihat injil yaitu: kaul keperawanan, kaul

kemiskinan, kaul ketaatan. Hidup bakti merupakan jawaban bebas manusia

terhadap panggilan khusus Kristus. Dalam jawaban itu mereka mempersembahkan

diri secara total kepada Allah dan mencari kesempurnaan cinta kasih yang

digerakkan oleh Roh Kudus (Masan, Budiyanto, Supama, Supartinih, Ispadmini,

Boina, 2000).

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan prevalensi

kesadaran dan terapi hipertensi pada 2 golongan yang berbeda, dan untuk

mengetahui adanya perbedaan bermakna profil hipertensi pada kaum awam laki-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

4

laki dan biarawan pada umur ≥ 25 tahun. Dengan demikian, penulis mengangkat

judul “Perbandingan Prevalensi Kesadaran dan Terapi Hipertensi antara Kaum

Awam Laki-Laki dan Biarawan (Kajian Faktor Merokok, Pendidikan, dan Jenis

Pekerjaan) di Kabupaten Sleman”.

1. Rumusan Masalah

a. Seperti apakah profil prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi pada kaum

awam laki-laki dan biarawan di Kabupaten Sleman?

b. Seperti apakah perbandingan prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi pada

kaum awam laki-laki dan biarawan di Kabupaten Sleman?

c. Seperti apakah pengaruh faktor merokok, pendidikan dan jenis pekerjaan

terhadap prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi pada masing-masing

kelompok subyek kaum awam laki-laki dan biarawan di Kabupaten Sleman?

2. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan prevalensi, kesadaran dan

terapi hipertensi dengan kajian faktor merokok, pendidikan dan pekerjaan adalah:

a. Socioeconomic Status, Blood Pressure Progression, and Incident Hypertension

in A Prospective Cohort of Female Health Professionals (Conen, Robert, Paul,

Julie, and Michelle, 2009). Tujuan dari studi ini adalah untuk menguji hubungan

antara sosioekonomi, tekanan darah yang meningkat, serta kejadian hipertensi.

Perbedaannya penelitian ini hanya menggunakan responden perempuan.

b. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia (Rahajeng dan Tuminah,

2009). Penelitian ini menggunakan rancangan potong lintang untuk

menganalisis prevalensi hipertensi, dan rancangan kasus kontrol untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

5

menganalisis faktor risiko. Perbedaannya adalah dalam penelitian ini responden

yang digunakan mulai dari usia 18 tahun ke atas.

c. Analysing the Socioeconomic Determinants of Hypertension in South Africa: a

Structural Equation Modelling Approach (Annibale and Rodney, 2014).

Persamaannya menggunakan rancangan potong lintang untuk meneliti sejauh

mana status sosial-ekonomi dapat mempengaruhi tekanan darah. Perbedaannya

jumlah responden dan indikator sosio-ekonomi penghasilan yang digunakan

tidak sama dengan penelitian ini.

d. Prevalence, Awerrness, Treatment, and Control of Hypertension in Rural and

Urban Communities in High-, Middle-, and Low-Income Countries (Chow, et al,

2013). Persamaannya menggunakan studi cross-sectional dan setting komunitas.

Perbedaannya jumlah responden dan range umur yang digunakan.

e. Hypertension Prevalence, Awareness, Treatment and Control, and Associated

Factors: Results from a National Survey, Jordan (Jaddou, et al, 2011).

Persamaan dalam penelitian ini adalah meneliti responden dengan umur ≥25

tahun dengan kajian perilaku merokok dan karakteristik sosio-demografi.

Perbedaannya pada jenis, tempat dan jumlah responden penelitian.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang sudah pernah dilakukan seperti

contoh di atas, perbedaan dengan penelitian ini adalah dari berbagai sumber yang

telah peneliti cari, belum pernah ada penelitian yang dilakukan untuk

membandingkan prevalensi, kesadaran, dan terapi pada awam laki-laki dan

biarawan, sehingga penelitian ini merupakan penelitian pertama. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian terdahulu terdapat pada variabel yang diteliti pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

6

masing-masing kelompok responden yaitu prevalensi, kesadaran, dan terapi

hipertensi.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menyediakan informasi mengenai

prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi yang disebabkan oleh faktor

merokok, pendidikan dan pekerjaan.

b. Manfaat praktis

1) Untuk subyek yang diteliti agar dapat mengetahui hasil pengukuran tekanan

darah sehingga subyek yang tekanan darahnya tinggi dapat melakukan

pengendalian tekanan darah secepat mungkin.

2) Untuk pemerintah daerah setempat agar dapat mengedukasi masyarakatnya

untuk mengantisipasi penyakit hipertensi dengan melakukan upaya preventif dan

promosif.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Melakukan evaluasi terhadap proporsi prevalensi, kesadaran, dan terapi

hipertensi pada kaum awam laki-laki dan biarawan di Kabupaten Sleman.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi prevalensi hipertensi, tingkat kesadaran akan hipertensi, dan

terapi hipertensi pada kaum awam laki-laki dan biarawan.

b. Mengevaluasi perbandingan prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi pada

kaum awam laki-laki dan biarawan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

7

c. Mengevaluasi pengaruh faktor merokok, pendidikan, dan pekerjaan terhadap

prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi pada masing-masing kelompok

subyek kaum awam laki-laki dan biarawan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Hipertensi

Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah

meningkat secara kronis dan persisten. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung

bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan

nutrisi tubuh. Jika dibiarkan maka penyakit ini dapat mengganggu fungsi organ-

organ lain, terutama organ vital seperti jantung dan ginjal. Seseorang didefinisikan

sebagai hipertensi jika pernah didiagnosis menderita hipertensi oleh tenaga

kesehatan atau belum pernah didiagnosis menderita hipertensi tetapi saat

diwawancara sedang minum obat medis untuk hipertensi (Riskesdas, 2013)

Menurut panduan European Society of Hypertension (ESH) dan European

Society of Cardiology (ESC), dikatakan hipertensi jika nilai tekanan darah sistolik

> 140 mmHg dan/atau nilai tekanan darah diastolik > 90 mmHg. Berikut tabel

klasifikasi tingkat tekanan darah (mmHg) menurut ESH dan ESC:

Tabel I. Klasifikasi hipertensi berdasarkan ESH dan ESC 2013

(Mancia, et al, 2013).

Hipertensi adalah faktor risiko utama dan prediktor kuat morbiditas dan

mortalitas kardiovaskuler dengan manfaat yang terbukti setelah pengobatan.

Peningkatan hipertensi yang terkontrol telah memberikan kontribusi terhadap

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg) Optimal <120 dan <80 Normal 120-129 dan/atau 80-84

Normal kategori tinggi 130-139 dan/atau 85-89 Hipertensi kelas 1 140-159 dan/atau 90-99 Hipertensi kelas 2 160-179 dan/atau 100-109 Hipertensi kelas 3 ≥180 dan/atau ≥110 Hipertensi sistolik ≥140 dan <90

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

9

penurunan insiden stroke dan penyakit jantung iskemik, namun hipertensi yang

tidak terkontrol masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Data dalam

literatur menunjukkan bahwa 79% dari penderita hipertensi tidak memiliki tekanan

darah yang terkontrol (Sumit, 2012).

Berdasarkan penyebabnya hipertensi digolongkan menjadi 2 (dua) jenis,

yaitu hipertensi primer atau esensial dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer atau

esensial adalah hipertensi yang tidak (belum) diketahui penyebabnya. Diduga

pemicu terjadinya hipertensi primer adalah karena faktor bertambahnya usia, stres

psikologis yang berkepanjangan, keturunan (hereditas), gangguan pada fungsi

jantung dan pembuluh darah sehingga dapat memicu peningkatan tekanan darah.

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang sudah dapat diketahui penyebabnya

(Hardi, 2009).

B. Faktor Risiko Hipertensi

1. Umur

Baik TDS maupun TDD meningkat sesuai dengan meningkatnya umur.

TDS meningkat secara progresif sampai umur 70-80 tahun, sedangkan TDD

meningkat sampai umur 50-60 tahun dan kemudian cenderung menetap atau sedikit

menurun. Kombinasi perubahan ini sangat mungkin mencerminkan adanya

pengakuan pembuluh darah dan penurunan kelenturan arteri dan ini mengakibatkan

peningkatkan tekanan nadi sesuai dengan umur (Kuswardhani, 2006).

2. Jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi laki-laki pada kelompok hipertensi

lebih tinggi dibanding kontrol dan laki-laki secara bermakna berisiko hipertensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

10

1,25 kali daripada perempuan (Rahajeng dan Tuminah, 2009). Jenis kelamin

berpengaruh pada terjadinya hipertensi, pria lebih banyak yang menderita

hipertensi dibandingkn wanita dengan rasio sekitar 2,29 untuk peningkatan darah

sistolik. Pria memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan

darah dibanding wanita (Departemen Kesehatan RI, 2012). Pada kenyataannya,

perempuan kelihatan lebih sadar akan hipertensi dibandingkan dengan laki-laki

sebelum umur 55 tahun, berkebalikan setelah umur 55 tahun laki-laki menjadi lebih

sadar akan hipertensi dibandingkan dengan perempuan (Phanzu, 2015).

3. Genetik

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga

itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Seseorang akan memiliki kemungkinan

lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita

hipertensi (Martiningsih, 2011).

4. Faktor risiko merokok

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa merokok terbukti menyebabkan

peningkatan denyut jantung, tekanan darah dan kadar katekolamin yang berperan

penting sebagai penyebab kelainan jantung. Selain itu, kebiasaan merokok pada

penderita hipertensi meningkatkan risiko kardiovaskuler lainnya sepertei terjadinya

penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung, dan penyakit arteri perifer.

Hipertensi ditambah kebiasaan merokok dapat menimbulkan atherosklerosis dini.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa merokok adalah salah satu faktor dari

hipertensi dan dapat menyebabkan komplikasi penyakit lain (Jatmika, 2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

11

5. Faktor sosio-ekonomi

a. Pendidikan

Dalam penelitian yang dilakukan Brummett et al (2011) yang

menggunakan metode cross-sectional, dikatakan bahwa pendapatan rumah tangga

yang lebih tinggi setelah menikah dapat menurunkan tekanan darah. Hal yang sama

juga terjadi pada masyarakat dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Hipertensi juga disebabkan karena kurangnya pengetahuan mengenai pemilihan

makanan yang sehat, kurang terampil dalam memanajemen berat badan yang

berlebih (Lam, 2011). Responden dengan tingkat pendidikan dan penghasilan yang

rendah secara signifikan lebih tinggi terjadi hipertensi (Jaddou, et al, 2011).

Menurut Cois and Ehrlich (2014) dalam penelitiannya, pada laki-laki peningkatan

pendidikan dan penghasilan berkaitan dengan peningkatan tekanan darah yang

secara signifikan menunjukkan peningkatan dari 0,11 mmHg per tahun pendidikan

dan 0,12 mmHg untuk setiap penghasilan penggandaan. Kemudian secara

keseluruhan, Cois and Ehrlich menyatakan temuan yang menunjukkan hubungan

yang tidak konsisten antara indikator status sosio-ekonomi dan tekanan darah di

seluruh gender. Pendidikan dan penghasilan memiliki hubungan yang positif

terhadap peningkatan tekanan darah pada laki-laki. Ukuran relatif dari koefisien

dan lebar interval kepercayaan menunjukkan juga bahwa status sosio-ekonomi

lebih kuat terkait dengan TD sistolik dan TD diastolik pada laki-laki.

b. Pekerjaan

Di negara-negara yang mengalami transisi epidemiologi, dampak dari

status sosial-ekonomi pada tekanan darah dapat bervariasi berdasarkan jenis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

12

kelamin. Setelah penyesuaian untuk usia, ras, dan pengobatan antihipertensi,

pendidikan tinggi dan pendapatan yang independen terkait dengan tekanan darah

diastolik lebih tinggi pada pria (Cois and Ehrlich, 2014). Peningkatan kerja di

industri dan perusahaan besar memberikan gaji dan kehidupan yang nyaman

bagi banyak orang. Namun, itu telah menghasilkan perubahan kebiasaan gaya

hidup yang buruk dan penurunan aktivitas fisik. Hal ini menyebabkan

peningkatan masalah obesitas sentral dan CAD termasuk hipertensi. Penurunan

aktivitas fisik ditambah dengan stres mental (terkait pekerjaan) sebagai penentu

hipertensi. Aktivitas fisik dan stres mental bervariasi pada jenis pekerjaan dan

lingkungan kerja yang berbeda sebagai penentu penting dari hipertensi (Divan,

Chauhan, Panchal, and Bansal, 2010).

C. Prevalensi

Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013), untuk Daerah

Istimewa Yogyakarta prevalensi hipertensi berdasarkan hasil wawancara yang

didiagnosis dokter sebanyak 12,8%, yang didiagnosis tenaga kesehatan/minum obat

sendiri sebanyak 12,9%, dan berdasarkan hasil pengukuran sebanyak 25,7%.

Prevalensi hipertensi berdasarkan terdiagnosis tenaga kesehatan dan pengukuran

terlihat meningkat dengan bertambahnya umur. Prevalensi kesadaran akan

hipertensi meningkat secara signifikan dengan umur pada responden laki-laki

maupun perempuan. Survei pada tahun 2002, semua responden hipertensi yang

sadar sebanyak 8,1% responden laki-laki dan 10,3% responden perempuan yang

tidak diterapi. Survei pada tahun 2012, pada semua responden hipertensi yang sadar

akan hipertensi sebanyak 4,7% pada responden laki-laki dan 3% pada responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

13

perempuan yang tidak diterapi, yang mana lebih rendah dibandingkan data survei

tahun 2002 (Pilav, Doder, and Brankovic, 2014).

Proporsi penduduk umur ≥15 tahun yang merokok dan mengunyah

tembakau cenderung meningkat, berdasarkan Riskesdas 2007 sebesar 34,2%,

Riskesdas 2010 sebesar 34,7%, dan Riskesdas 2013 menjadi 36,3%. Prevalensi

hipertensi berdasarkan pengukuran menurut karakteristik pendidikan di Indonesia

tahun 2013 adalah tidak sekolah 42%, tamat SD 29,7%, tamat SMP 20,6%, tamat

SMA 18,6%, dan tamat D1-D3/PT 22,1%. Prevalensi hipertensi berdasarkan

pengukuran menurut karakteristik status pekerjaan Indonesia tahun 2013 adalah

tidak bekerja 29,2%, pegawai 20,6%, wiraswasta 24,7%, petani/nelayan/buruh

25%, dan lainnya 24,1% (Riskesdas, 2013).

D. Kesadaran

Kesadaran merupakan keadaan seseorang mengerti apa yang dialami,

dalam penelitian ini seseorang sadar mengalami tekanan darah tinggi atau

hipertensi. Kesadaran akan hipertensi didasarkan pada laporan dari diagnosis

hipertensi (tekanan darah tinggi) sebelumnya yang dibuat oleh tenaga kesehatan

(Sumit, 2012). Kesadaran berkorelasi secara positif dengan kelompok umur yang

lebih tua, tingkat pendidikan yang tinggi dan merokok (Jaddou, et al, 2011).

Kesadaran akan hipertensi di Indonesia sangat rendah. Data menunjukkan angka

kesadaran hanya 24%, artinya masih banyak masyarakat yang tidak menyadari

dirinya menderita hipertensi akibat tidak mengecek tekanan darah (Krishnan, Garg,

and Kahandaliyanage, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

14

E. Terapi

Terapi adalah usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang

sakit, dalam penelitian ini terapi yang dilakukan untuk mengatasi penyakit

hipertensi. Dari tahun 2001 sampai 2010 terdapat hasil yang signifikan meningkat

pada pasien hipertensi yang menerima terapi antara laki-laki dan perempuan

(p<0,001). Tingkat pendidikan yang tinggi signifikan terhadap kesadaran dan terapi

hipertensi. Umur yang muda dan tingkat pendidikan yang tinggi signifikan terhadap

pengendalian hipertensi (Wu, 2015). Pasien lanjut usia, laki-laki, tidak merokok

signifikan lebih banyak yang menerima terapi hipertensi. Semakin tinggi umur dan

penghasilan signifikan berhubungan dengan terapi sedangkan pendidikan dan

merokok tidak signifikan (Jaddou, et al, 2011).

Penggunaan resep obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi pada

subyek hipertensi dianggap sebagai terapi hipertensi, hanya menggunakan terapi

farmakologi atau pengobatan alternatif. Sebuah diagnosis terapi hipertensi dibuat

jika subyek melaporkan diagnosis hipertensi sebelumnya dan menggunakan obat

antihipertensi (Sumit, 2012). Terapi non farmakologi hipertensi dapat dilakukan

dengan cara melakukan pola hidup sehat antara lain, mengurangi konsumsi garam,

olahraga teratur, dan pengendalian berat badan. Terapi farmakologi untuk

hipertensi yaitu golongan diuretik (Thiazides, Chlorthalidone, dan Indapamide),

Beta Blocker, Antagonis Kalsium, Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor

(ACEI), dan Angiotensin Reseptor Blocker (ARB) merupakan terapi antihipertensi

yang tepat untuk inisiasi dan pemeliharaan, baik sebagai monoterapi atau dalam

beberapa kombinasi (Dipiro, et al, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

15

F. Pengukuran Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah mencakup tekanan darah sistolik dan diastolik,

beserta denyut nadi. Pengukuran tekanan darah dan denyut nadi dengan

menggunakan Digital Sphygmomanometer. Pengukuran dilakukan 2 kali berturut-

turut dengan interval 2 menit. Apabila terdapat selisih tekanan darah > 10 mmHg

pada pengukuran ke-1 dan ke-2 baik pada sistolik dan atau pada diastolik, lakukan

pengukuran ke-3 (Riskesdas, 2013).

G. The Rule of Halves

The ‘Rule of Halves’ menyatakan bahwa setengah dari pasien hipertensi

sadar akan hipertensi, setengah dari mereka dengan hipertensi diketahui tidak

menerima pengobatan dan setengah dari orang-orang yang dirawat, tidak

mengontrol hipertensinya (Deepa, 2003).

Penerapan the ‘rule of halves’ sebagai alat penilaian untuk mendeteksi

status tindakan kesadaran, manajemen dan kontrol untuk hipertensi. Evaluasi

tersebut akan membantu dalam menghasilkan gambaran yang jelas tentang

besarnya penyakit hipertensi dalam hal deteksi dan kontrol, sehingga membantu

merencanakan strategi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap

penanganan masalah kesehatan masyarakat secara global (Rao, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

16

Gambar 1. The Rule of Halves

H. Landasan Teori

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah

sistolik lebih dari 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg

(Mancia, et al, 2013). Pengukuran tekanan darah menggunakan alat tensi digital.

Setiap responden diukur tensinya minimal 2 kali, jika hasil pengukuran kedua

berbeda ≥10 mmHg dibanding pengukuran pertama, maka dilakukan pengukuran

ketiga (Riskesdas, 2013). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya

hipertensi seperti umur dan jenis kelamin, semakin tua umur seseorang semakin

rentan mengalami hipertensi dikarenakan elastisitas pembuluh darah menurun dan

didukung adanya penumpukkan plak (Kuswardhani,2006), sedangkan sesuai jenis

kelamin laki-laki lebih banyak mengalami hipertensi dibandingkan dengan

perempuan (Rahajeng dan Tuminah, 2009).

Faktor lain yang dapat menyebabkan hipertensi yaitu merokok,

pendidikan, dan jenis pekerjaan. Seseorang yang merokok lebih rentan mengalami

hipertensi karena dapat meningkatkan denyut jantung sehingga memaksa jantung

Populasi Responden

(100%)

Hipertensi(50%)

Sadar(50%)

Terapi(50%)

Tidak Terapi(50%)

Tidak Sadar(50%)Tidak

Hipertensi(50%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

17

bekerja lebih keras dan dapat menyebabkan komplikasi penyakit lain (Jatmika,

2015). Tingkat pendidikan yang rendah berhubungan dengan tingkat pengetahuan

mengenai pola hidup yang sehat untuk mengurangi kejadian hipertensi, oleh karena

itu hipertensi lebih tinggi terjadi pada orang yang memiliki tungkat pendidikan yang

rendah (Lam,2011). Jenis pekerjaan yang memacu terjadinya stres, berat dan

menegangkan serta kebiasaan lembur turut mempengaruhi terjadinya hipertensi

(Landsbergis, Schnall, and Belkic, 2008).

Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan dua kelompok yang

berbeda yaitu kaum awam laki-laki dan biarawan. Perbedaan profil antara kaum

awam laki-laki memiliki kehidupan yang sibuk, tidak teratur dan tidak dapat

mengontrol emosi sedangkan biarawan memiliki kehidupan yang tenang, teratur

dan selalu bermeditasi, oleh karena itu penelitian ini akan melihat perbedaan

prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi pada dua golongan ini dengan kajian

faktor merokok, pendidikan, dan jenis pekerjaan.

I. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah:

1. Adanya perbedaan prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi antara kaum

awam laki-laki dan biarawan.

2. Adanya perbedaan faktor merokok, pendidikan, dan jenis pekerjaan yang

mempengaruhi perbedaan prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi pada

masing-masing kelompok awam laki-laki dan biarawan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian farmakoepidemiologi secara

observasional analitik yaitu hanya akan melaksanakan pengamatan saja tanpa

intervensi dengan pendekatan rancangan cross-sectional (potong lintang) yaitu

peneliti melakukan pengukuran variabel pada satu saat tertentu artinya tiap subyek

hanya diobservasi satu kali dan pengukuran variabel subyek dilakukan pada saat

pemeriksaan tersebut (Sastroasmoro dan Ismael, 2011). Analisis yang dilakukan

adalah prevalensi kesadaran dan terapi hipertensi dengan kajian faktor merokok,

pendidikan dan aktivitas fisik pekerjaan.

B. Variabel Penelitian

Hipotesis 1:

1. Variabel bebas

Status subyek (awam laki-laki atau biarawan).

2. Variabel tergantung

Prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi.

Hipotesis 2:

1. Variabel bebas

Merokok, pendidikan, dan jenis pekerjaan.

2. Variabel tergantung

Prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi pada masing-masing kelompok

subyek.

18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

19

3. Variabel pengacau (untuk hipotesis 1 dan 2 sama)

a. Variabel pengacau terkendali: usia, jenis kelamin laki-laki.

b. Variabel pengacau tak terkendali: penghasilan, asuransi kesehatan, akses

informasi kesehatan, olahraga, pola makan, jumlah rokok yang dihisap dan

terapi lain yang dilakukan.

Lihat gambar 4 dan 5

C. Definisi Operasional

Tabel II. Definisi operasional penelitian pada kaum awam dan biarawan

No. Variabel Definisi Cara Ukur Skala Ukur dan Pengelompokkan

1. Usia

Kaum awam laki-laki dan biarawan

di Kabupaten Sleman yang

berusia ≥25 tahun. Pengelompokkan

umur dengan batas usia 54 dan 55

berdasarkan faktor risiko hipertensi (Phanzu, 2015)

Wawancara

Rasio yang diubah jadi kategorikal

dengan pengelompokkan:

1= umur 25-54 tahun 2= umur 55-75 tahun

2. Hipertensi

Keadaan yang menunjukkan nilai TDS ≥140mmHg

dan/atau nilai TDD ≥90mmHg

(Mancia, et al, 2013), atau nilai tekanan darah normal tetapi

sedang menjalani terapi hipertensi

Tekanan darah

responden diukur

menggunakan

Sphygmomanometer digital, diukur 2

kali (hasil pengukuran

terakhir yang

diambil)

Rasio yang diubah jadi kategorikal

dengan pengelompokkan: 1= hipertensi (TD ≥140/90mmHg)

2= tidak hipertensi (TD <140/90mmHg)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

20

No. Variabel Definisi Cara Ukur Skala Ukur dan Pengelompokkan

3. Responden Sadar

Responden pernah melakukan pengukuran

tekanan darah sebelumnya dan hasil pengukuran

tekanan darah termasuk hipertensi

Wawancara

Nominal yang dibah jadi kategorikal

dengan pengelompokkan:

1= tidak sadar akan hipertensi

2= sadar akan hipertensi

4. Responden Terapi

Responden yang mendapatkan terapi

farmakologi hipertensi baik

yang diresepkan atau pun yang tidak

diresepkan

Wawancara

Nominal yang diubah jadi

kategorikal dengan pengelompokkan:

1= tidak terapi 2= terapi

5. Merokok

Orang yang merokok secara aktif dan tidak

tergantung jumlahnya

Wawancara

Nominal yang diubah jadi

kategorikal dengan pengelompokkan:

1= merokok 2= tidak merokok

6. Pendidikan

Pendidikan terakhir yang ditempuh

responden sampai memiliki ijazah

Wawancara

Ordinal yang diubah jadi kategorikal

dengan pengelompokkan:

1= ≤SMA 2= >SMA

7. Aktivitas

Fisik dalam Pekerjaan

Kegiatan yang dilakukan subyek pada saat mencari nafkah atau mata

pencaharian dengan

menggunakan tenaga atau fisik kurang atau lebih

banyak

Wawancara

Ordinal yang diubah jadi kategorikal

dengan pengelompokkan: 1= kurang banyak 2= lebih banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

21

D. Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah kaum biarawan dan kaum awam

laki-laki yang tinggal di sekitar tempat tinggal biarawan di Kabupaten Sleman,

Yogyakarta. Kriteria inklusi yaitu responden dengan umur ≥ 25 tahun. Kriteria

eksklusi yaitu responden yang tidak bersedia mengikuti jalannya penelitian secara

keseluruhan dan responden yang tidak bisa diukur tekanan darahnya karena

halangan atau lengan cuff tidak mencukupi.

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di 10 tempat tinggal biarawan (biara) yaitu

Komunitas SJ, Skolastikat MSF, Seminari Tinggi Santo Paulus, Seminarium

Anging Mammiri, Skolastikat SCJ, Skolastikat Philosophan SS.CC, Skolastikat

Carmel yang berada di daerah Kaliurang dan Komunitas Domus Pacis, Biara OFM,

Provinsialat Frater CMM yang berada di daerah Pringwulung. Kaum awam yang

ikut dalam penelitian ini merupakan warga dari gererja Pringwulung, Kabupaten

Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan rancangan cross-

sectional sehingga penelitian menggunakan satu waktu dan tidak menggunakan

rentang waktu.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh 2 orang, setiap orang meneliti satu kajian

yaitu satu orang meneliti faktor BMI, pola makan, dan aktivitas fisik dan satu orang

meneliti faktor merokok, pendidikan, dan aktivitas fisik pekerjaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

22

Gambar 2. Ruang lingkup penelitian

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel (sampling) pada penelitian ini dilakukan

secara non random khususnya purposive sampling. Non random adalah

pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas kemungkinan yang dapat

diperhitungkan. Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang didasarkan

pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri

atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Teknik pemgambilan

sampel secara non random karena karena jumlah responden tidak mencukupi untuk

dirandom.

Pengambilan sampel harus sesuai dengan besar sampel yang ditetapkan.

Rumus yang digunakan:

𝑛𝑛 = �𝑍𝑍𝑍𝑍2 × 𝑃𝑃 × 𝑄𝑄

𝑑𝑑2�

Provinsi DIY

Kabupaten Sleman

Awam Gereja Pringwulung

Faktor BMI, pola makan,

aktivitas fisik

Faktor merokok, pendidikan, dan aktivitas fisik

pekerjaan

Biarawan Kaliurang dan Pringwulung

Faktor BMI, pola makan,

aktivitas fisik

Faktor merokok, pendidikan, dan aktivitas fisik

pekerjaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

23

Di mana:

n = besar sampel

Za = deviat baku normal untuk α

P = proporsi kategori variabel yang diteliti

Q = 1-P

d = delta atau effect size, perbedaan hasil yang diamati

𝑛𝑛 = �1,962 × 0,50 × 0,50

0,102� = 96,04

Jadi besar sampel yang diteliti berjumlah 96,04≈100, untuk mengatasi

banyak sampel yang dieksklusi (Sastroasmoro, 2011).

Setelah pengambilan sampel diperoleh jumlah responden biarawan yang

berusia muda sebanyak 66 responden dibandingkan responden awam sebanyak 22

responden sehingga dilakukan eksklusi. Pada awalnya jumlah responden biarawan

telah memenuhi 100 orang, tetapi setelah data dilihat kembali, ternyata responden

yang paling banyak pada usia 25-35 tahun sehingga dilakukan eksklusi untuk

menyeimbangkan usia dengan responden awam. Eksklusi dengan cara acak

sederhana (simple random sampling) yaitu dengan mengundi anggota populasi

(lottery technique). Jumlah responden biarawan yang dieksklusi sebanyak 37 orang.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah Sphygmomanometer

digital untuk mengukur tekanan darah. Informed consent sebagai tanda persetujuan

dari responden untuk mengikuti jalannya penelitian dengan menandatangani lembar

informed consent yang disediakan oleh peneliti. Case Report Form (CRF) untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

24

menulis data hasil wawancara, kemudian data dari CRF dipindahkan ke excel untuk

dianalisis lebih lanjut.

I. Tata Cara Penelitian

Gambar 3. Tata cara penelitian pada kaum awam laki-laki dan biarawan

1. Observasi awal

Observasi awal dilakukan dengan menetukan tempat yang tepat untuk

diteliti dengan cara wawancara ketua kelompok awam laki-laki Gereja Pringwulung

dan ketua komunitas biarawan di daerah Kaliurang dan Pringwulung.

2. Permohonan ijin dan kerjasama

Permohonan ijin ditujukan kepada ketua kelompok awam Gereja

Pringwulung dan ketua komunitas biarawan di daerah Kaliurang dan Pringwulung.

Permohonan ijin selanjutnya ditujukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran

dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta untuk

memperoleh ethical clearance. Ethical clearance digunakan untuk memenuhi etika

penelitian menggunakan tekanan darah manusia dan hasil penelitian dapat

dipublikasikan.

Observasi awal

Permohonan ijin dan

kerjasama

Pembuatan infomed consent

Pencarian dan

penetapan responden

Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian

Pengukuran tekanan darah

Wawancara responden penelitian

Pengolahan data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

25

3. Pembuatan informed consent

Informed consent yang dibuat harus memenuhi standar yang ditetapkan

oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Responden diminta untuk mengisi nama,

alamat, usia dan menandatanganinya.

4. Pencarian dan penetapan responden penelitian

Peneliti melakukan seleksi responden penelitian setelah mendapat ijin dari

ketua kelompok awam dan ketua komunitas biarawan. Peneliti akan memberikan

penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden. Calon

responden yang bersedia menikuti jalannya penelitian diminta untuk

menandatangani informed consent.

5. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian

Uji validitas merupakan suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian, paling

tidak dalam menetapkan validitas suatu instrumen pengukuran adalah

menghasilkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa

yang kita yakini dalam pengukuran. Kemudian dilakukan uji reliabilitas.

Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan

oleh instrumen pengukuran. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian eksternal

yaitu melakukan test-retest, dengan mencobakan instrumen beberapa kali pada

responden. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumennya

reliabel. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama

dengan yang berikutnya (Umar, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

26

Instrumen yang memiliki validitas dan reliabilitas yang baik dapat

dinyatakan dengan nilai koefisien variasi ≤5% (CV). Reliabilitas dilakukan dengan

melakukan pengukuran tekanan darah sebanyak 2 kali pada 3 responden yang

berbeda tekanan darahnya. Validasi alat ukur tinggi badan dan timbangan berat

badan dilakukan di Balai Metrologi Yogyakarta.

6. Pengukuran tekanan darah

Pengukuran tekanan darah responden yang telah menandatangani

informed consent sesuai dengan SOP pengukuran. Pengukuran menggunakan

Sphygmomanometer digital dan dilakukan sebanyak 2 kali berturut-turut dengan

jeda waktu 5 menit. Hasil pengukuran yang diambil adalah pengukuran yang kedua

karena dianggap pada pengukuran kedua responden sudah dalam keadaan santai.

7. Wawancara responden penelitian

Wawancara dilakukan setelah melakukan pengukuran tekanan darah dan

setelah peneliti menyampaikan hasil pengukuran yaitu tekanan darah diastolik,

tekanan darah sistolik, dan denyut nadi kepada responden. Wawancara dilakukan

untuk menggali informasi dari responden berdasarkan daftar pertanyaan wawancara

yang telah disiapkan peneliti. Informasi yang diperoleh dari responden akan diolah

sebagai data analisis.

8. Pengolahan data

Data yang diperoleh dari penelitian ini masih mentah dan merupakan data

primer karena diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden dan

pengukuran tekanan darah minimal 2 kali. Kemudian data tersebut ditulis pada

lembar CRF. Tahap selanjutnya adalah data primer dilakukan tahap editing untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

27

melihat kelengkapan data, kemudian dilakukan coding yaitu dengan

mengkategorikan data. Selanjutnya dilakukan analisis data yang melalui tahap

analisis univariat, uji normalitas, uji t Independent, dan uji Chi-Square.

J. Analisis Data Penelitian

Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan program komputer.

Pertama dilakukan uji univariat untuk melihat distribusi frekuensi dan persentase

dari tiap variabel yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Variabel yang dianalisis adalah

umur dari 203 responden kaum awam dan biarawan dengan kategori umur (25-54

dan 55-75), faktor merokok (ya dan tidak), pendidikan (≤SMA dan >SMA), jenis

pekerjaan (kurang aktivitas fisik dan lebih banyak aktivitas fisik).

Kemudian dilakukan uji normalitas untuk melihat apakah data penelitian

berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah distribusi data

mempunyai distribusi normal atau tidak secara analitis, kita menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov untuk sampel yang besar yaitu lebih dari 50 (Dahlan, 2014).

Data yang tidak terdistribusi normal dapat dianggap normal karena menggunakan

teorema limit sentral (TLS) menyatakan bahwa dalam prakteknya tak peduli

distribusi probabilitas apapun yang mendasarinya, rata-rata sampel yang terdiri dari

sekurang-kurangnya 30 observasi akan mendekati normal (Gujarati, 2006).

Selanjutnya dilakukan uji t tidak berpasangan untuk mengetahui perbedaan rata-

rata tekanan darah sistolik dan diatolik yang dihubungkan dengan kaum awam dan

biarawan. Langkah terakhir dilakukan uji chi-square untuk melihat proporsi adanya

perbedaan antara variabel merokok, pendidikan, dan aktivitas fisik pekerjaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

28

terhadap prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi pada masing-masing

kelompok subyek.

K. Perumusan Hipotesis

Uji hipotesis merupakan prosedur statistika untuk menunjukkan kesahihan

suatu hipotesis, dengan uji hipotesis dapat ditentukan apakah ada atau tidak adanya

hubungan atau perbedaan yang diperoleh dari data pada sampel, berlaku pula untuk

populasi yang diwakili oleh sampel yang diteliti dengan tingkat kesalahan yang

ditentukan (Sastroasmoro dan Ismael, 2011). Tingkat probabilitas < 0,05 dianggap

sebagai signifikan (Dahlan, 2012).

a. Proporsi prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi pada kelompok subyek

awam dan biarawan

Gambar 4. Bagan Hipotesis 1

Untuk Prevalensi Untuk Kesadaran dan Terapi

H0 = P1≤P2 H0 = P1≥P2

H1 = P1>P2; p<0,05 H2,3 = P1<P2

P1 = prevalensi, kesadaran, dan terapi pada awam

P2 = prevalensi, kesadaran, dan terapi pada biarawan

Kelompok subyek (awam atau biarawan)P1 atau P2

PrevalensiH1

KesadaranH2

TerapiH3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

29

b. Pengaruh masing-masing variabel terhadap prevalensi, kesadaran, dan terapi

hipertensi

Gambar 5. Bagan Hipotesis 2

Untuk Prevalensi: Untuk Kesadaran dan Terapi:

H0 = P1≤P2 H0 = P1≥P2

H1 = P1>P2; p<0,05 H2, 3 = P1<P2

P1 = merokok, pendidikan, dan jenis pekerjaan pada awam

P2 = merokok, pendidikan, dan jenis pekerjaan pada biarawan

AwamP1

Merokok

Pendidikan

Jenis pekerjaan

BiarawanP2

Merokok

Pendidikan

Jenis pekerjaan

Prevalensi H1

Kesadaran

H2

Terapi

H3

Prevalensi H1

Kesadaran H2

Terapi H3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian mandiri yang dilakukan oleh 2 orang

yang dibagi menjadi 2 kajian faktor, yang pertama meliputi kajian faktor risiko

BMI, pola makan dan aktivitas fisik dan yang kedua meliputi kajian faktor

merokok, pendidikan, dan jenis pekerjaan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti

meliputi kajian yang kedua terhadap prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi

yang akan dibandingkan antara kaum awam laki-laki dan biarawan.

Tabel III. Profil penelitian pada kaum awam laki-laki dan biarawan

Variabel Awam Jumlah Responden (%)

Biarawan Jumlah Responden (%)

Total 100 103 Umur (tahun)

25-54 55-75

62 (62,0) 38 (38,0)

76 (73,8) 27 (26,2)

Merokok Ya

Tidak

35 (35,0) 65 (65,0)

9 (8,7)

94 (91,3) Pendidikan

≤SMA >SMA

56 (44,0) 44 (56,0)

14 (13,6) 89 (86,4)

Aktivitas fisik dalam pekerjaan

Kurang banyak

Lebih banyak

53 (53,0) 47 (47,0)

(100,0) 0 (0,0)

Berdasarkan tabel III di atas, dapat dilihat jumlah responden biarawan

lebih muda dibandingkan awam dengan umur 25-54 tahun yaitu 76 orang

sedangkan responden awam berjumlah 62 orang tetapi tidak berbeda bermakna

secara statistik dengan nilai p=0,17 dilihat pada tabel V. Responden awam lebih

banyak yang merokok dibandingkan dengan responden biarawan yaitu berjumlah

30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

31

35 orang. Profil pendidikan lebih tinggi pada responden biarawan dengan kategori

lebih dari SMA sebanyak 89 orang sedangkan pada kaum awam berjumlah 44

orang. Responden awam lebih banyak menggunakan aktivitas fisik pada pekerjaan

mereka yaitu sebanyak 47 orang sedangkan pada responden biarawan seluruhnya

kurang menggunakan aktivitas fisik pada pekerjaan mereka.

Tabel IV menunjukkan perbedaan rata-rata karakteristik responden

berdasarkan umur, tekanan darah sistolik, tekanan darah diatolik dan juga denyut

nadi. Tujuannya untuk melihat apakah data terdistribusi secara normal atau tidak.

Rata-rata tekanan dari 100 responden awam adalah tekanan darah sistolik (TDS)

135,0±19,6; tekanan darah diastolik (TDD) 79,2±12,1; dan rata-rata denyut nadi

(DN) 78,3±9,9. Rata-rata tekanan darah dari 103 biarawan adalah tekanan darah

sistolik 131,3±14,6; tekanan darah diastolik (TDD) 79,5±11,2; dan denyut nadi

(DN) 74,7±10,5. Dari hasil yang diperoleh untuk rata-rata umur dan TDD kaum

awam maupun biarawan terdistribusi normal, DN terdistribusi normal pada data

biarawan, sedangkan TDS pada awam maupun biarawan tidak terdistribusi normal.

Tabel IV. Uji normalitas data penelitian pada awam laki-laki dan biarawan Awam laki-laki Biarawan

Mean±SD p Mean±SD p Umur 49,2±14,6 0,20* 45,9±12,9 0,20* Tekanan Darah Sistolik (TDS) mmHg

135,0±19,6 0,00 131,3±14,6 0,00

Tekanan Darah Diastolik (TDD) mmHg

79,2±12,1 0,20* 79,5±11,2 0,20*

Denyut nadi x/menit 78,3±9,9 0,00 74,7±10,5 0,09* *Data terdistribusi normal

Selanjutnya peneliti membandingkan profil umur, tekanan darah sistolik,

tekanan darah diastolik, dan denyut nadi antara kaum awam dan biarawan.

Dilakukan uji t Independent karena menurut teorema limit sentral, data penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

32

lebih dari 30 dianggap normal. Teorema limit pusat (“central limit theorem”)

adalah sebuah teorema yang menyatakan bahwa kurva distribusi sampling (untuk

ukuran sampel 30 atau lebih) akan berpusat pada nilai parameter populasi dan akan

memiliki semua sifat-sifat distribusi normal.”

Tabel V. Perbandingan profil penelitian antara awam dan biarawan Awam Biarawan Nilai p

Mean ± SD Mean ± SD Umur 49,2±14,6 45,9±12,9 0,17 TDS 135,0±19,6 131,3±14,6 0,02* TDD 79,2±12,1 79,5±11,2 0,65 DN 78,3±9,9 74,7±10,5 0,92

*Data berbeda bermakna

Tabel V menunjukkan perbedaan rata-rata profil responden meliputi umur,

tekanan darah sistolik (TDS), tekanan darah diastolik (TDD), dan denyut nadi

(DN). Data diolah menggunakan t-test, diperoleh angka significancy adalah 0,17

untuk umur, 0,02 untuk TDS, 0,65 untuk TDD, dan 0,92 untuk DN.

Nilai p>0,05 untuk umur, TDD dan DN maka diambil kesimpulan terdapat

perbedaan yang tidak bermakna pada rerata umur, TDD, dan DN antara kelompok

awam dan biarawan, sedangkan nilai p untuk TDS < 0,05 maka diambil kesimpulan

terdapat perbedaan bermakna rerata TDS antara kelompok awam dan biarawan,

dimana TDS biarawan lebih rendah secara bermakna dibandingkan awam. Secara

klinis baik TDS awam maupun TDS biarawan keduanya termasuk dalam range

normal kategori tinggi yaitu antara 130-139 mmHg. Tabel VI menunjukkan rata-

rata setiap variabel berdasarkan tekanan darah sistolik, diastolik dan juga denyut

nadi pada kaum awam dan biarawan. Data yang diperoleh dianalis menggunakan

uji t tidak berpasangan untuk melihat pengaruh rata-rata variabel umur, merokok,

pendidikan, dan jenis pekerjaan terhadap TDS, TDD, dan DN.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

33

Tabel VI. Perbandingan umur, merokok, pendidikan, dan aktivitas fisik pekerjaan terhadap tekanan darah sistolik, diastolik, dan denyut nadi pada

kaum awam Variabel TDS (mmHg) TDD (mmHg) Denyut Nadi

Umur (tahun) 25-54 55-75

127,4±15,8 147,4±19,1

p=0,04*

76,5±10,5 83,5±13,3

p=0,12

79,1±9,8 77,0±10,1

p=0,92 Merokok

Ya Tidak

125,7±15,3 140,0±19,9

p=0,11

74,2±10,4 81,8±12,1

p=0,36

78,3±10,6 78,3±9,7 p=0,68

Pendidikan ≤SMA >SMA

132,1±20,1 138,7±18,6

p=0,58

77,6±10,7 81,1±13,4

p=0,32

77,7±9,6 79,1±10,5

p=0,31 Aktivitas fisik dalam pekerjaan

Kurang banyak Lebih banyak

141,4±19,8 127,8±16,8

p=0,11

81,4±13,4 76,6±9,9 p=0,06

79,5±11,1 76,9±8,4 p=0,09

*Memiliki rata-rata berbeda bermakna

Data pada tabel VI menunjukkan yang mempunyai perbedaan TDS yang

bermakna hanya jika dihubungkan dengan umur, sedangkan faktor yang lain tidak

bermakna. Semakin bertambahnya umur sejalan dengan meningkatnya TDS dilihat

dari nilai p=0,04. Pengaruh merokok, pendidikan, dan jenis pekerjaan terhadap

TDS, TDD, dan DN menunjukkan adanya perbedaan tidak bermakna. Hal ini dilihat

dari nilai p (Tabel VI) untuk merokok, nilai p TD sistolik 0,11, TD diastolik 0,36,

dan denyut nadi 0,68. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata TD

sistolik maupun TD diastolik pada tingkat pendidikan >SMA lebih tinggi daripada

≤SMA yaitu 138,7±18,6 mmHg dan 132,1±20,1 mmHg untuk sistolik, sedangkan

81,1±13,4 mmHg dan 77,6±10,7 mmHg untuk diastolik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

34

Hal ini sama dengan penelitian Sherlock, et al (2014) yang menyatakan

hubungan terbalik dengan pendidikan tinggi ditemukan untuk semua negara kecuali

India, di mana pendidikan tidak berpengaruh, dan Ghana, hanya orang yang tidak

memiliki pendidikan yang cenderung kurang mengalami hipertensi.

Jenis pekerjaan juga memberikan perbedaan yang tidak bermakna

terhadap TDS, TDD, dan DN. Dilihat berdasarkan nilai p yaitu untuk jenis

pekerjaan TDS nilai p:0,11, TDD nilai p 0,06, dan DN nilai p 0,09. Rata-rata

tekanan darah untuk responden dengan kategori kurang banyak aktivitas fisik

pekerjaan adalah lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang lebih banyak

aktivitas fisik pekerjaan. Rata-rata tekanan darah untuk responden kurang banyak

aktivitas fisik pekerjaan adalah 141,4±19,8 mmHg untuk TD sistolik dan 81,4±13,4

mmHg untuk TD diastolik, sedangkan untuk responden yang lebih banyak aktivitas

fisik pekerjaan adalah 127,8±16,8 mmHg untuk TD sistolik dan 76,6±9,9 mmHg.

Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kejadian hipertensi pada kaum awam

lebih banyak terjadi pada kelompok responden dengan kurang banyak aktivitas fisik

pekerjaan dibanding yang lebih banyak aktivitas fisik pekerjan dilihat dari rata-rata

dan tidak pada hasil statistik.

Pada tabel VII di bawah, menunjukkan data perbandingan tekanan darah

sistolik, tekanan darah diastolik, dan denyut nadi terhadap variabel umur, merokok,

pendidikan, dan jenis pekerjaan pada biarawan. Data menunjukkan bahwa adanya

perbedaan yang bermakna antara merokok terhadap denyut nadi dilihat dari nilai p

0,04, adanya perbedaan yang bermakna juga antara pendidikan terhadap tekanan

darah sistolik dan diastolik dengan nilai p 0,00 untuk tekanan darah sistolik dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

35

nilai p 0,01 untuk tekanan darah diastolik. Dapat dilihat juga tekanan darah

responden yang memiliki pendidikan >SMA lebih tinggi dari responden dengan

pendidikan ≤SMA.

Tabel VII. Perbandingan umur, merokok, pendidikan, dan aktivitas fisik pekerjaan terhadap tekanan darah sistolik, diastolik, dan denyut nadi pada

biarawan Variabel TDS (mmHg) TDD (mmHg) Denyut Nadi

Umur (tahun) 25-54 55-75

129,4±14,2 136,8±14,6

p=0,49

79,0±11,4 80,8±10,9

p=0,52

73,9±10,3 76,6±11,1

p=0,93 Merokok

Ya Tidak

120,7±9,8 132,4±14,6

p=0,22

78,1±9,9 79,6±11,4

p=0,80

74,3±4,5 74,7±10,9 p=0,04*

Pendidikan ≤SMA >SMA

126,6±7,2 132,1±15,4 p= 0,00*

79,0±6,2 79,6±11,8 p= 0,01*

71,2±11,8 75,2±10,3 p= 0,35

Aktivitas fisik dalam pekerjaan

Kurang banyak Lebih banyak

131,4±14,6 -

p= n.a.

79,5±11,2 -

p= n.a.

74,7±10,5 -

p= n.a. *Memiliki rata-rata berbeda bermakna

A. Profil Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Responden Hipertensi antara Kaum Awam dan Biarawan

Frekuensi hipertensi pada kaum awam laki-laki lebih banyak

dibandingkan dengan biarawan, dengan persentase hipertensi pada kaum awam

sebanyak 34,0% dan persentase hipertensi biarawan sebanyak 27,2% (Gambar 6).

Dapat disimpulkan bahwa prevalensi hipertensi pada penelitian ini cukup banyak

pada kaum awam dibandingkan dengan kaum biarawan. Namun pada penelitian ini

kurang sesuai dengan ‘the Rule of Halves’ karena jumlah responden hipertensi pada

kaum awam dan biarawan tidak mencapai setengah dari responden penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

36

*Persentase dari subyek hipertensi

Gambar 6. Profil perbedaan prevalensi, kesadaran, dan terapi responden hipertensi antara kaum awam dan biarawan berdasarkan the Rule Of

Halves

Responden hipertensi pada awam yang sadar menderita hipertensi

sebanyak 52,9% dari responden hipertensi, sedangkan pada biarawan sebanyak

35,7% dari responden hipertensi (Gambar 6). Data tersebut dapat disimpulkan

bahwa kesadaran awam lebih tinggi dibandingkan dengan kesadaran biarawan,

namun hal ini kurang sesuai dengan the Rule of Halves karena pada kaum awam

persentase responden sadar akan hipertensi melebihi setengah dari responden

Responden Biarawan

(103 Responden)

100%

Hipertensi (28 Responden)

27,2%

Sadar (10 Responden)

35,7%

Terapi (4 Responden) 40%

*(14,3%)

Tidak Terapi (6 Responden) 60%

*(21,4%)Tidak Sadar (18

Responden) 64,3%Tidak Hipertensi

(75 Responden) 72,8%

Responden Awam Laki-

laki (100 Responden)

100%

Hipertensi (34 Responden)

34,0%

Sadar (18 Responden)

52,9%

Terapi (13 Responden)

72,2%*(38,2%)

Tidak Terapi (5 Responden)

27,8%*(14,7%)

Tidak Sadar (16 Responden)

47,1%Tidak Hipertensi (66 Responden)

66,0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

37

hipertensi sedangkan pada biarawan persentase responden sadar akan hipertensi

tidak mencapai setengah dari responden hipertensi.

Terapi adalah usaha yang dilakukan sesorang untuk memulihkan

kesehatannya. Responden hipertensi yang sadar dan melakukan terapi pada awam

sebanyak 72,2% sedangkan pada responden biarawan sebanyak 40% (Gambar 6).

Kriteria yang melakukan terapi adalah responden yang sedang menjalani terapi

dengan menggunakan obat antihipertensi atau obat herbal untuk hipertensi secara

rutin ataupun jarang. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan

responden awam lebih banyak menggunakan terapi dibandingkan responden

biarawan. Oleh karena itu, responden yang hipertensi dianjurkan untuk

memeriksakan kesehatannya pada tenaga kesehatan agar mendapatkan terapi yang

sesuai sehingga kualitas hidup responden hipertensi dapat ditingkatkan dan

prevalensi hipertensi dapat diturunkan dengan mengontrol tekanan darah.

B. Perbandingan Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Hipertensi antara Kaum Awam dan Biarawan

Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan prevalensi, kesadaran, dan

terapi pada 2 kelompok populasi yang berbeda dalam pola hidupnya yaitu antara

kaum awam laki-laki dan biarawan. Peneliti tidak menemukan penelitian lain yang

dilakukan pada populasi biarawan untuk meneliti tentang hipertensi dan belum ada

penelitian yang membandingkan kelompok awam dan biarawan. Hal ini mungkin

disebabkan karena kehidupan biarawan yang jarang diketahui oleh masyarakat luas,

oleh karena itu penelitian ini merupakan penelitian pertama yang dilakukan untuk

membandingkan prevalensi, kesadaran, dan terapi antara awam dan biarawan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

38

Tabel VIII. Perbandingan prevalensi hipertensi antara awam dan biarawan Prevalensi

Kelompok TD. Tinggi TD. Rendah Nilai-p OR (95%CI) Awam

Biarawan 34 (34,0%) 28 (27,2%)

66 (66,0%) 75 (72,2%) 0,29 1,38 (0,75-2,51)

Data pada Tabel VIII menunjukkan perbedaan prevalensi hipertensi antara

kaum awam dan biarawan dilihat dari nilai p dan nilai OR. Dari data dilihat adanya

perbedaan tidak bermakna antara tekanan darah pada kelompok awam dengan

tekanan darah pada kelompok biarawan dengan nilai p 0,29 dan nilai OR 1,38 (0,75-

2,51 dengan 95% interval kepercayaan). H0 diterima karena nilai p >0,05.

Tabel IX. Perbandingan kesadaran hipertensi antara awam dan biarawan Kesadaran

Kelompok Sadar Tidak sadar nilai-p OR (95%CI) Awam Biarawan

18 (52,9%) 10 (35,7%)

16 (47,1%) 18 (64,3%) 0,17 2,02 (0,72-5,64)

Hasil dari perbedaan kesadaran hipertensi antara awam dan biarawan

dalam penelitian dengan nilai OR 2,02 (0,72-5,64 dengan 95% interval

kepercayaan) dan nilai p 0,17 sehingga perbedaannya tidak bermakna. H0 diterima

karena nilai p >0,05.

Tabel X. Perbandingan terapi hipertensi antara awam dan biarawan Terapi

Kelompok Terapi Tidak terapi nilai-p OR (95%CI) Awam Biarawan

13 (38,20%) 4 (14,30%)

21 (61,80%) 24 (85,70%) 0,09 3,90 (0,76-19,95)

Hasil dari perbedaan terapi antara awam dan biarawan berbeda tidak

bermakna dengan nilai p 0,09, sehingga H0 diterima dan nilai OR 3,90 (0,76-19,95).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

39

C. Pengaruh Faktor Merokok, Pendidikan, Jenis Pekerjaan Terhadap Prevalensi, Kesadaran, dan Terapi Hipertensi pada Masing-Masing

Kelompok Kaum Awam dan Biarawan

Tabel XI. Perbandingan Profil Merokok, Pendidikan, dan Jenis Pekerjaan antara Awam dan Biarawan

Variabel Awam Biarawan p OR (95%CI)

Merokok

Ya Tidak Total

n (%) n (%) n (%)

35 (35,0) 65 (65,0) 100 (100)

9 (8,7) 94 (91,3) 103 (100)

<0,01* 5,62 (2,53-12,48)

Pendidikan ≤SMA >SMA Total

n (%) n (%) n (%)

56 (56,0) 44 (44,0) 100 (100)

14 (13,6) 89 (86,4) 103 (100)

<0,01* 0,12 (0,06-0,24)

Aktivitas fisik

dalam pekerjaan

Kurang banyak Lebih

banyak Total

n (%) n (%) n (%)

53 (53,0) 47 (47,0) 100 (100)

103 (100) 0 (0,0) 103 (100)

<0,01* n.a

Angka significancy untuk merokok, pendidikan, dan aktivitas fisik dalam

pekerjaan <0,01, maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna

rerata merokok, pendidikan, dan aktivitas fisik dalam pekerjaan antara awam dan

biarawan.

1. Pada Awam

a. Prevalensi Hipertensi

1) Merokok dan Prevalensi Hipertensi

Berdasarkan Tabel XII di bawah dapat dilihat bahwa hipertensi lebih

banyak terjadi pada responden yang tidak merokok (88,2%), sedangkan responden

yang merokok (11,8%). Uji hipotesis menunjukkan terdapat perbedaan bermakna

antara prevalensi hipertensi dengan faktor risiko merokok dan nilai OR 0,15 artinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

40

responden yang merokok 0,15 kali lebih sedikit berisiko mengalami hipertensi

dibandingkan yang tidak merokok. Hal ini tidak sesuai dengan teori, dalam teori

kebiasaan merokok berpengaruh dalam meningkatkan risiko hipertensi walaupun

mekanisme timbulnya hipertensi belum diketahui secara pasti.

Tabel XII. Pengaruh merokok, pendidikan, dan jenis pekerjaan terhadap prevalensi hipertensi pada awam

Prevalensi

Variabel ≥140/90 mmHg

<140/90 mmHg Total p OR

(95%CI) Merokok

Ya Tidak Total

n (%) n (%) n (%)

4 (11,8) 30 (88,2) 34 (100)

31 (47,0) 35 (53,0) 66 (100)

35 (35,0) 65 (65,0) 100 (100)

<0,01* 0,15 (0,04-0,47)

Pendidikan ≤SMA >SMA Total

n (%) n (%) n (%)

14 (41,2) 20 (58,8) 34 (100)

42 (63,6) 24 (36,4) 66 (100)

56 (56,0) 44 (44,0) 100 (100)

0,03* 2,50 (1,07-5,83)

Aktivitas fisik

dalam pekerjaan

Kurang banyak Lebih

banyak Total

n (%) n (%) n (%)

28 (82,4) 6 (17,6) 34 (100)

25 (37,9) 41 (62,1) 66 (100)

53 (53,0) 47 (47,0) 100 (100)

<0,01* 7,65 (2,78-21,06)

*Data berbeda bermakna

Faktor yang mempengaruhi data merokok tidak sesuai dengan teori dapat

dihubungkan dengan umur responden awam. Responden awam yang berusia muda

(25-54 tahun) lebih banyak yang merokok dibandingkan dengan responden awam

yang berusia lanjut (55-75 tahun) yaitu sebanyak 28 responden, kemudian dianalisis

menggunakan uji Chi-square menghasilkan nilai p <0,01 dan nilai OR 3,64 (95%

CI: 1,39-9,53) sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan yang

bermakna antara awam merokok berusia muda dan awam merokok berusia lanjut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

41

Tabel XIII. Hubungan antara merokok dan klasifikasi umur pada awam Variabel Klasifikasi Umur p OR (95% CI) Merokok 25-54 55-75

Ya 28 responden 7 responden <0,01 3,64 (1,39-9,53)

Tidak 34 responden 31 responden

Merokok merupakan salah satu perilaku yang menjadi faktor risiko

penyakit kardiovaskuler. Hasil riskesdas 2010 menunjukkan bahwa prevalensi

perokok di DIY sebesar 31,6% dan sebanyak 66,1% masih merokok di dalam

rumah. Persentase rumah tangga bebas asap rokok di DIY baru mencapai 44,6%,

tertinggi di Kota Yogyakarta (52,1%) dan terendah di Gunungkidul (40,2%). Dari

hasil tersebut, tidak mengherankan jika perokok pasif cukup tinggi karena perokok

biasa merokok di dalam rumah, sedangkan jika dilihat dari statusnya, perokok

rumah tangga didominasi suami/kepala rumah tangga (Dinkes DIY, 2013).

2) Pendidikan dan Prevalensi Hipertensi

Berdasarkan Tabel XII dapat dilihat bahwa hipertensi lebih banyak terjadi

pada responden dengan tingkat pendidikan >SMA dengan persentase 58,8%

dibandingkan dengan tingkat pendidikan ≤SMA (41,2%). Uji hipotesis

menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara prevalensi hipertensi dengan

tingkat pendidikan dilihat dari nilai p 0,03 dan nilai OR 2,50 artinya responden yang

pendidikannya ≤SMA 2,50 kali lebih berisiko mengalami hipertensi dibandingkan

>SMA. Hal ini sudah sesuai teori Jaddou, et al (2011) yang menyatakan bahwa

tingkat pendidikan yang rendah secara signifikan lebih tinggi terjadi hipertensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

42

3) Jenis Pekerjaan dan Prevalensi Hipertensi

Berdasarkan Tabel XII dapat dilihat pengaruh jenis pekerjaan terhadap

prevalensi hipertensi pada kaum awam. Jenis pekerjaan dibagi menjadi 2 kategori

yaitu yang kurang aktivitas fisik dalam pekerjaannya dan yang lebih menggunakan

aktivitas fisik dalam pekerjaannya. Tabel XII menunjukkan yang paling banyak

mengalami hipertensi adalah responden yang kurang menggunakan aktivitas fisik

dalam pekerjaannya 82,4%, sedangkan lebih banyak aktivitas fisik pekerjaan

17,6%.

Uji hipotesis menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara pekerjaan

yang kurang banyak menggunakan aktivitas fisik dengan pekerjaan yang lebih

banyak menggunakan aktivitas fisik, sehingga dapat disimpulkan hipertensi

dipengaruhi oleh aktivitas fisik pekerjaan. Hal ini sudah sesuai dengan teori Divan,

et al (2010) dilihat dari nilai OR 7,65 dapat disimpulkan bahwa responden yang

kurang menggunakan aktivitas fisik dalam pekerjaannya sebanyak 7,65 kali lebih

berisiko mengalami hipertensi dibandingkan responden yang lebih banyak

menggunakan aktivitas fisik dalam pekerjaannya.

b. Kesadaran Hipertensi

Tabel XIV menunjukkan pengaruh merokok, pendidikan, dan aktivitas

fisik pekerjaan terhadap kesadaran hipertensi pada kaum awam. Menurut definisi

operasional kesadaran adalah keadaan yang menunjukkan seseorang mengetahui

jika mengalami hipertensi, dari definisi ini maka akan dihubungkan dengan faktor

merokok, pendidikan, dan jenis pekerjaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

43

Tabel XIV. Pengaruh merokok, pendidikan, dan jenis pekerjaan terhadap kesadaran hipertensi pada awam

Kesadaran

Variabel Tidak sadar Sadar Total p OR

(95%CI)

Merokok Ya

Tidak Total

n (%) n (%) n (%)

2 (12,5) 14

(87,5) 16

(100)

2 (11,1) 16 (88,9) 18 (100)

4 (11,8) 30 (88,2) 34 (100)

0,90 1,14 (0,14-9,21)

Pendidikan ≤SMA >SMA

Total

n (%) n (%) n (%)

8 (50,0) 8 (50,0) 16 (100)

6 (33,3) 12 (66,7) 18 (100)

14 (41,2) 20 (58,8) 34 (100)

0,32 0,50 (0,12-1,99)

Aktivitas fisik dalam pekerjaan

Kurang banyak Lebih

banyak Total

n (%) n (%) n (%)

11 (68,8)

5 (31,3)

16 (100)

17 (94,4)

1 (5,6)

18 (100)

28 (82,4)

6 (17,6)

34 (100)

0,05 0,12 (0,01-1,26)

1) Merokok dan Kesadaran Hipertensi

Hubungan merokok dengan kesadaran menunjukkan responden yang tidak

merokok tingkat kesadarannya lebih tinggi (88,9%) dibandingkan dengan tingkat

kesadaran responden merokok (11,1%). Hal ini berarti dilihat dari proporsi,

responden yang tidak merokok yang sebelumnya dinyatakan sebagai kategori tinggi

mengalami hipertensi memiliki kesadaran yang baik dari dalam diri untuk

melakukan pengecekan tekanan darah di pusat pelayanan kesehatan. Uji hipotesis

menunjukkan terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kebiasaan merokok

dengan kesadaran hipertensi.

2) Pendidikan dan Kesadaran Hipertensi

Hubungan antara pendidikan dengan kesadaran hipertensi menunjukkan

tingkat kesadaran hipertensi paling tinggi adalah responden dengan tingkat

pendidikan >SMA (66,7%) dibandingkan dengan tingkat pendidikan ≤SMA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

44

(33,3%). Uji hipotesis menunjukkan terdapat perbedaan yang tidak bermakna

antara tingkat pendidikan dengan kesadaran hipertensi. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Chow,et al, 2013, bahwa pada daerah perkotaan

kesadaran responden meningkat sesuai dengan meningkatnya tingkat pendidikan.

3) Jenis Pekerjaan dan Kesadaran Hipertensi

Hubungan antara jenis pekerjaan dengan kesadaran hipertensi

menunjukkan tingkat kesadaran hipertensi paling tinggi adalah responden yang

bekerja kurang banyak menggunakan aktivitas fisik dalam pekerjaannya (94,4%)

sedangkan yang bekerja lebih banyak menggunakan aktivitas fisik dalam

pekerjaannya (5,6%). Hasil ini menunjukkan bahwa responden yang bekerja kurang

menggunakan aktivitas fisik yang sebelumnya dinyatakan sebagai responden

tingkat hipertensi yang tinggi pada kategori pekerjaan, memiliki kesadaran yang

baik untuk melakukan pengontrolan tekanan darah. Uji hipotesis menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara jenis pekerjaan dengan

kesadaran hipertensi.

c. Terapi Hipertensi

1) Merokok dan Terapi Hipertensi

Tabel XV menunjukkan dari faktor risiko merokok, responden yang paling

banyak melakukan terapi hipertensi adalah responden yang tidak merokok (84,6%)

dibandingkan dengan responden yang merokok (15,4%), artinya responden yang

tidak merokok yang sebelumnya dinyatakan sebagai responden dengan tingkat

hipertensi paling tinggi pada kategori faktor risiko merokok menyadari pentingnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

45

terapi hipertensi. uji hipotesis menunjukkan terdapat perbedaan yang tidak

bermakna antara faktor risiko merokok dengan terapi hipertensi.

Tabel XV. Pengaruh merokok, pendidikan, dan jenis pekerjaan terhadap terapi hipertensi pada awam

Terapi

Variabel Tidak terapi Terapi Total p OR

(95%CI)

Merokok Ya

Tidak Total

n (%) n (%) n (%)

0 (0) 5 (100)

5 (100)

2 (15,4) 11 (84,6) 13 (100)

2 (11,1) 16 (88,9) 18 (100)

0,35 0,84 (0,67-1,06)

Pendidikan ≤SMA >SMA

Total

n (%) n (%) n (%)

2 (40) 3 (60) 5 (100)

4 (30,8) 9 (69,2) 13 (100)

6 (33,3) 12 (66,7) 18 (100)

0,71 0,66 (0,07-5,67)

Aktivitas fisik dalam pekerjaan

Kurang banyak Lebih

banyak Total

n (%) n (%) n (%)

5 (100) 0 (0) 5 (100)

12 (92,3)

1 (7,7) 13 (100)

17 (94,4)

1 (5,6) 18 (100)

0,52 0,92 (0,78-1,08)

2) Pendidikan dan Terapi Hipertensi

Hubungan tingkat pendidikan dengan terapi hipertensi berdasarkan data

pada Tabel XV menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden yang paling

banyak melakukan terapi adalah responden >SMA (69,2%) sedangkan ≤SMA

(30,8%). Artinya responden yang sebelumnya dinyatakan yang paling tinggi

mengalami hipertensi menyadari pentingnya terapi hipertensi untuk dirinya. Uji

hipotesis dilihat nilai p 0,71 maka disimpulkan adanya perbedaan tidak bermakna

antara tingkat pendidikan dengan terapi hipertensi.

3) Jenis Pekerjaan dan Terapi Hipertensi

Tabel XV menunjukkan berdasarkan jenis pekerjaan, responden yang

paling banyak melakukan terapi hipertensi adalah responden yang bekerja kurang

menggunakan aktivitas fisik (92,3%) sedangkan yang bekerja lebih banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

46

menggunakan aktivitas fisik (7,7%). Artinya responden dengan jenis pekerjaan

yang kurang menggunakan aktivitas fisik yang sebelumnya dinyatakan lebih tinggi

prevalensi hipertensi pada kategori pekerjaan lebih menyadari pentingnya terapi

hipertensi. Uji hipotesis dinyatakan dengan nilai p 0,05 artinya H0 diterima,

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tidak bermakna antara jenis pekerjaan

dengan terapi hipertensi.

Merokok, pendidikan, dan aktivitas jenis pekerjaan menunjukkan

pengaruh yang tidak bermakna bisa dikarenakan responden penelitian merupakan

masyarakat perkotaan yang jarak menuju pusat pelayanan kesehatan seperti

puskesmas, klinik dokter atapun rumah sakit dekat dari tempat tinggal responden.

Selain itu juga karena telah adanya asuransi kesehatan seperti BPJS yang dapat

memudahkan responden untuk memperoleh terapi hipertensi.

2. Pada Biarawan

a. Prevalensi Hipertensi

Tabel. XVI. Pengaruh merokok, pendidikan, dan jenis pekerjaan terhadap prevalensi hipertensi pada biarawan

Prevalensi

Variabel ≥140/90 mmHg

<140/90 mmHg Total p OR

(95%CI) Merokok

Ya Tidak Total

n (%) n (%) n (%)

0 (0,0) 28 (100) 28 (100)

9 (12,0) 66 (88,0) 75 (100)

9 (8,7) 94 (91,3) 103(100)

0,05 1,42 (1,24-1,62)

Pendidikan ≤SMA >SMA Total

n (%) n (%) n (%)

0 (0,0) 28 (100) 28 (100)

14 (18,7) 61 (81,3) 75 (100)

14 (13,6) 89 (86,4) 100 (100)

0,01* 0,68 (0,59-0,78)

Aktivitas fisik

dalam pekerjaan

Kurang banyak Lebih

banyak Total

n (%) n (%) n (%)

28 (100) - 28 (100)

75 (100) - 75 (100)

103 (100) - 103 (100)

n.a. n.a.

*Data berbeda bermakna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

47

1) Merokok dan Prevalensi Hipertensi

Berdasarkan Tabel XVI dapat dilihat bahwa hipertensi lebih banyak

terjadi pada responden yang tidak merokok (100%), sedangkan responden yang

merokok (0%). Uji hipotesis menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna

antara prevalensi hipertensi dengan faktor risiko merokok dan nilai OR 1,42 artinya

responden yang merokok 1,42 kali lebih sedikit berisiko mengalami hipertensi

dibandingkan yang tidak merokok. Hal ini tidak sesuai dengan teori, dalam teori

kebiasaan merokok berpengaruh dalam meningkatkan risiko hipertensi walaupun

mekanisme timbulnya hipertensi belum diketahui secara pasti.

2) Pendidikan dan Prevalensi Hipertensi

Kejadian hipertensi pada responden biarawan terhadap faktor pendidikan

ada sebanyak 28 responden dengan tingkat pendidikan >SMA dan responden yang

≤SMA tidak terdapat prevalensi hipertensi. dari hasil tersebut tidak sesuai dengan

teori, seharusnya semakin tinggi tingkat pendidikan maka prevalensi hipertensi

semakin sedikit karena pengetahuan seseorang meningkat sehingga dapat

mengontrol tekanan darahnya. Berdasarkan data Tabel XVI hasil uji Chi-square

untuk melihat perbedaan prevalensi yang disebabkan faktor tingkat pendidikan

menyatakan nilai p 0,01; OR 0,68 (0,59-0,78 dengan 95% interval kepercayaan).

Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa tingkat pendidikan responden biarawan

memberikan perbedaan yang bermakna terhadap prevalensi hipertensi, namun dari

nilai OR tidak sesuai teori. Dari nilai OR 0,68 disimpulkan bahwa responden

dengan tingkat pendidikan ≤SMA 0,68 kali berisiko mengalami hipertensi

dibandingkan responden dengan tingkat pendidikan >SMA, sedangkan pada teori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

48

Jaddou, et al (2011) menyatakan bahwa responden dengan tingkat pendidikan

rendah secara signifikan lebih tinggi terjadi hipertensi.

Tabel XVII. Hubungan antara pendidikan dengan BMI dan klasifikasi umur Variabel Klasifikasi Umur BMI

Pendidikan 25-54 55-75 ≥25kg/m2 <25kg/m2 ≤SMA 14 0 7 7 >SMA 62 27 58 31

p 0,01* 0.27 OR (95%CI) <0,01 (0,09-0,27) 1,87 (0,60-5,82)

*Data berbeda bermakna

Ketidaksesuaian ini dapat diakibatkan karena BMI ≥25kg/m2 pada

biarawan yang memiliki pendidikan >SMA berjumlah 47 orang sedangkan

biarawan yang memiliki pendidikan ≤SMA berjumlah 7 orang, dan juga biarawan

yang ≤SMA berjumlah 14 responden yang berusia 25-54. Pengaruh klasifikasi

umur terhadap pendidikan berbeda bermakna dilihat dari nilai p 0,01 dan pengaruh

BMI terhadap pendidikan berbeda tidak bermakna dilihat dari nilai p 0,27.

3) Jenis Pekerjaan dan Prevalensi Hipertensi

Profil pekerjaan responden biarawan dibagi menjadi 2 kategori yang

meliputi pekerjaan yang kurang menggunakan aktivitas fisik dan pekerjaan yang

lebih banyak menggunakan aktivitas fisik. Aktivitas fisik pekerjaan responden

biarawan seluruhnya kurang menggunakan aktivitas fisik sebanyak 103 responden.

Dari 103 responden, yang mengalami hipertensi sebanyak 28 responden dan yang

tidak mengalami hipertensi sebanyak 75 responden. Data yang diperoleh tidak

dapat dilihat nilai p dan OR karena tidak ada responden biarawan yang bekerja lebih

banyak menggunakan fisik, aktivitas fisik pekerjaan responden biarawan kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

49

karena jenis pekerjaannya meliputi guru, dosen, mahasiswa, pimpinan biara, dan

pelayanan di Gereja ataupun di lingkungan kaum awam (umat katolik).

b. Kesadaran Hipertensi

1) Merokok dan Kesadaran Hipertensi

Hubungan merokok dengan kesadaran akan hipertensi pada Tabel XVIII

tidak dapat dibandingkan antara responden yang merokok dan tidak merokok. Hal

ini disebabkan karena prevalensi hipertensi hanya terdapat pada responden yang

tidak merokok. Data dari Tabel XVIII hanya dapat menunjukkan responden yang

tidak merokok dari 28 responden yang sadar akan hipertensi sebanyak 8 responden.

Data yang diperoleh juga tidak dapat dilhat nilai p dan OR karena tidak terdapat

jumlah responden yang merokok dan sadar akan hipertensi hanya terdapat

responden yang tidak merokok yang sadar akan hipertensi.

Tabel XVIII. Pengaruh merokok, pendidikan, dan jenis pekerjaan terhadap kesadaran hipertensi pada biarawan

Kesadaran

Variabel Tidak sadar Sadar Total p

OR (95%C

I)

Merokok Ya

Tidak Total

n (%) n (%) n (%)

- 18 (100) 18 (100)

- 10 (100) 10 (100)

- 28 (100) 28 (100)

n.a. n.a.

Pendidikan ≤SMA >SMA

Total

n (%) n (%) n (%)

- 18 (100) 18 (100)

- 10 (100) 10 (100)

- 28 (100) 28 (100)

n.a. n.a.

Aktivitas fisik dalam pekerjaan

Kurang banyak Lebih

banyak Total

n (%) n (%) n (%)

18 (100) -

18 (100)

10 (100) -

10 (100)

28 (100) -

28 (100)

n.a. n.a.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

50

2) Pendidikan dan Kesadaran Hipertensi

Hubungan antara pendidikan dengan kesadaran hipertensi tidak dapat

dibandingkan karena responden yang ≤SMA tidak terdapat prevalensi hipertensi

dan tidak dapat dilihat proporsi kesadarannya. Tabel XVIII menunjukkan tingkat

kesadaran hipertensi pada responden dengan tingkat pendidikan >SMA sebanyak 8

responden. Uji hipotesis tidak dapat dibuktikan karena data tidak dapat

dibandingkan untuk melihat proporsi dari kategori tingkat pendidikan terhadap

kesadaran hipertensi.

3) Jenis Pekerjaan dan Kesadaran Hipertensi

Tabel XVIII menunjukkan hubungan antara aktivitas fisik pekerjaan

dengan kesadaran hipertensi, dari tabel dapat dilihat responden yang sadar akan

hipertensi hanya pada kelompok responden yang kurang aktivitas fisik dalam

bekerja yaitu berjumlah 8 responden karena semua responden biarawan termasuk

dalam kategori kurang aktivitas fisik dalam bekerja. Oleh karena itu tidak dapat

melihat nilai p dan OR dari hubungan aktivitas fisik pekerjaan dengan kesadaran

akan hipertensi.

c. Terapi Hipertensi

1) Merokok dan Terapi Hipertensi

Tabel XIX menunjukkan dari faktor risiko merokok, responden yang

melakukan terapi hipertensi adalah responden yang tidak merokok karena sesuai

dengan prevalensi hipertensi hanya ada pada responden yang tidak merokok.

Responden yang tidak merokok yang melakukan terapi berjumlah 4 responden. Uji

hipotesis tidak dapat dibuktikan dan tidak dapat dilakukan uji proporsi karena tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

51

dapat membandingkan antara terapi pada responden merokok (0 responden) dan

terapi pada responden merokok (4 responden).

Tabel XIX. Pengaruh merokok, pendidikan, dan aktivitas fisik pekerjaan terhadap terapi hipertensi pada biarawan

Terapi

Variabel Tidak terapi Terapi Total p

OR (95%C

I)

Merokok Ya

Tidak Total

n (%) n (%) n (%)

- 6 (100) 6 (100)

- 4 (100) 4 (100)

- 10 (100) 10 (100)

n.a. n.a.

Pendidikan ≤SMA >SMA

Total

n (%) n (%) n (%)

- 6 (100) 6 (100)

- 4 (100) 4 (100)

- 10 (100) 10 (100)

n.a. n.a.

Aktivitas fisik dalam pekerjaan

Kurang banyak Lebih

banyak Total

n (%) n (%) n (%)

6 (100)

-

6 (100)

4 (100) -

4 (100)

10 (100) -

10 (100)

n.a. n.a.

2) Pendidikan dan Terapi Hipertensi

Hubungan tingkat pendidikan dengan terapi hipertensi berdasarkan data

pada Tabel XIX menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden yang

melakukan terapi seluruhnya adalah responden >SMA sesuai dengan data

prevalensi hipertensi tertinggi pada responden biarawan adalah responden dengan

tingkat pendidikan >SMA, artinya responden yang mengalami hipertensi

menyadari akan pentingnya terapi. Namun data yang diperoleh tidak dapat melihat

nilai p dan OR karena data tidak dapat dibandingkan.

3) Jenis Pekerjaan dan Terapi Hipertensi

Tabel XIX menunjukkan berdasarkan jenis pekerjaan, responden yang

paling banyak melakukan terapi hipertensi adalah responden yang bekerja kurang

menggunakan aktivitas fisik (4 responden), artinya responden dengan jenis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

52

pekerjaan yang kurang menggunakan aktivitas fisik yang sebelumnya dinyatakan

lebih tinggi prevalensi hipertensi pada kategori pekerjaan lebih menyadari

pentingnya terapi hipertensi. Data yang diperoleh tidak dapat melihat nilai p dan

OR karena data responden biarawan tidak ada yang bekerja lebih banyak

menggunakan aktivitas fisik.

Keterbatasan penelitian yang berpengaruh terhadap hasil penelitian ini

antara lain:

a) Perbedaan pola hidup antara kaum awam dan biarawan yang sulit

untuk dibandingkan.

b) Usia responden yang masih muda sehingga belum bisa terdeteksi

faktor risiko yang berpengaruh terhadap hipertensi

c) Jumlah sampel yang sedikit pada beberapa faktor risiko sehingga hasil

yang diperoleh kurang bisa mewakili nilai yang sebenarnya.

d) Ketidakterbukaan responden dalam menjawab pertanyaan saat

wawancara.

e) Pengukuran tekanan darah sesaat dan tidak dilakukan berkali-kali atau

secara periodik sehingga belum menunjukkan tekanan darah yang

persisten.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi antara kaum awam laki-laki dan

biarawan di Kabupaten Sleman sebagai berikut: prevalensi, kesadaran, terapi

pada awam sebanyak 34,0%, 52,9%, 38,2%; sedangkan pada biarawan sebanyak

27,2%, 35,7%, 14,3%.

2. Prevalensi, kesadaran, dan terapi hipertensi antara kaum awam dan biarawan

terdapat perbedaan tidak bermakna dengan nilai p>0,05.

3. Faktor yang mempengaruhi prevalensi hipertensi pada kaum awam adalah

merokok dengan OR 0,15 (95% CI: 0,04-0,47), pendidikan dengan OR 2,50

(95% CI: 1,07-5,83), dan aktivitas fisik pekerjaan dengan OR 7,65 (95% CI:

2,78-21,06), serta tidak ada faktor yang mempengaruhi kesadaran dan terapi

hipertensi pada kaum awam, sedangkan untuk biarawan faktor yang

mempengaruhi prevalensi hipertensi adalah pendidikan dengan OR 0,68 (95%

CI: 0,59-0,78), serta tidak ada faktor yang mempengaruhi kesadaran dan

prevalensi hipertensi biarawan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penulis memberikan saran berupa:

1. Perlu adanya peningkatan pengetahuan masyarakat baik kaum awam

maupun biarawan mengenai hipertensi dalam hal pencegahan dan

pengatasan kejadian hipertensi, sehingga masyarakat (kaum awam dan

biarawan) dapat sadar untuk melakukan pengendalian tekanan darah.

53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

54

2. Hipertensi tidak dapat ditentukan hanya dalam satu kali pengukuran, oleh

karena itu untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan

pengecekan tekanan darah lebih dari 1 kali.

3. Penelitian ini merupakan penelitian pertama sehingga diperlukan penelitian

selanjutnya untuk melihat kualitas hidup kaum awam dan biarawan yang

menderita hipertensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

55

DAFTAR PUSTAKA

Chow, C.K, Teo,K.K, Rangarajan , S.,Islam, S.,Gupta , R., Avezum, A., et al., 2013, Prevalence, Awareness, Treatment, and Control of Hypertension in Rural and Urban Communities in High-, Middle-, and Low-Income Countries, JAMA., 310 (9) : 959-968.

Cois, A., and Ehrlich, R., 2014, Analysing the Socioeconomic Determinants of Hypertension in South Africa: a Structural Equation Modelling Approach, BMC Public Health, 14:414.

Conen, D., Paul, R. J., Buring, J. E., Michelle, A., 2009, Socioeconomic Status,Blood Pressure Progression,and Incident Hypertension in A Prospectiveohort of Female Health Professionals, eurheartj, 30, 1378.

Dahlan, M. S., 2012, Statistik untuk Kedokterandan Kesehatan, cetakan 2, edisi 5, Penerbit Salemba Medika, Jakarta, Hal. 66.

Deepa, R., Shanthirani, C., Pradeepa, R., Mohan, V., 2003, Is the ‘Rule of Halves’ in Hypertension Still Valid? - Evidence from the Chennai Urban Population Study, J Assoc Physicians India., 51, 153-157.

Depkes, RI, 2012, Masalah Hipertensi di Indonesia, Departemen Kesehatan RI, http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=1909 diakes pada tanggal 20 Desember 2015.

Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Porsey, L.M., 2014 Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, 9th ed., The McGraw-Hill Companies, New York, pp. 185-200.

Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013, Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013, Dinkes DIY, Yogyakarta, hal. 44, 62.

Divan, V., Chauchan, V., Panchal, S., Bansal, R.K., 2010, Prevalence of Hypertension Amongst Workers of A Fertilizer Company in Surat District, NJCM, 1(2), pp. 153-154.

Hardi, S., 2009, 100 Resep Sembuhkan Hipertensi, Asam Urat, dan Obesitas, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, Hal. 3-4.

Jaddou, H. Y., Batieha, A. M., Khader, Y. S., Kanaan, H. A., Khateeb, M. S., and Ajlouni, K. M., 2011, Hypertension Prevalence, Awareness, Treatment and Control, and Associated Factors: Results from a National Survey, Jordan, International Journal of Hypertension, p. 8.

Jatmika, S. E. D., Maulana, M., 2015, Perilaku Merokok Pada penderita Hipertensi di Desa Sidokarto Kecamatan Godean, Sleman, Yogyakarta, KESMAS, 9(1), pp. 53-60.

Kementerian Kesehatan RI, 2014, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, Hal. 16.

Krishnan, A., Garg, R., and Kahandaliyanage, A., 2013, Hypertension in the South East Asia Region: an overview, RHF, 17(1), pp.10-11.

Kuswardhani, T., 2006, Penatalaksanaan Hipertensi Pada Lanjut Usia, J Peny Dalam, 5(2), 3.

Laxmaiah, A., Meshram, I., Arlappa, N., Balakhrisna, N., et al., 2015, Socio-economic & demographic determinants of hypertension & knowledge,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

56

practices & risk behaviour of tribal in India, Indian J Med Res, 141, 698-708.

Mancia, G., Fagard, R., Narkiewicz, K., Redon, J., Zanchetti, A., Bohm, M., et al., 2013, 2013 ESH/ESC Guidelines for the management of arterial hypertension: The Task Force for the management of arterial hypertension of the European Society of Hypertension (ESH) and of the European Society of Cardiology (ESC), jhypertension, 31, 1286.

Martiningsih, 2011, Analisiss Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Hipertensi Primer Pada Pasien Di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Bima ditinjau dari perspektif keperawatan Self-Care Orem, Tesis, 5, Universitas Indonesia, Jakarta. Hal. 4.

Notoatmodjo, S., 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, Hal. 182.

Phanzu, B., Evelyne, M. M., Vita, K. E., Risassi, J. R. M., 2015, Rates of Hypertension Prevalence, Awareness, Treatment, and Control in a Congolese South-West Port City. The Influence of Gender According to Age Groups, GJMR, 15(1), pp. 3-4.

Pilav, A., Vildana, D., Brankovic, S., 2014, Awareness, treatment, and control of hypertension among adult population in the Federation of Bosnia and Herzegovina over the past decade, jphres, Vol. 3: 323.

Rahajeng, E., Tuminah, S, Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia, Maj Kedokt Indon, 59 (12): 581- 583.

Riset Kesehatan Dasar, 2007, Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Riset Kesehatan Dasar, 2013, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI, Jakarta.

Sastroasmoro, S., Ismael, S., 2011, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Edisi ke-4, Sagung Seto, Jakarta, Hal. 130-131, 361.

Sherlock, P. L., Beard, J., Minicuci, N., Ebrahim, S., and Chatterji, S., 2014, Hypertension among older adults in low- and middle-income countries: prevalence, awareness and control, IJE, 43: 116-128.

Sigarlaki, H.J.O., 2006, Karakteristik Dan Faktor Berhubungan Dengan Hipertensi Di Desa Bocor, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Tahun 2006, MAKARA, KESEHATANI, 10(2), 78-88.

Sumit, B. D., Umesh, S., Mamta, S., Jyoti, K., Prakash, B., 2012, Prevalence, Awareness, Treatment and Control of Hypertension Among The People Above 15 Years in Rural Area Napgur Maharashtra-A Cross Sectional Study, NJCM, 3, p. 213.

Sutarman, M., Susanto, G. M., Sulisdiwiyanto, Y., Priyanto, P. C., Windarto, B. B., Wibawa, L. A., Pratama, F. Y., 2010, Membangun Komunitas Murid Yesus, Kanisius, Yogyakarta, Hal. 130-131.

Tjhaya, L., Wulandari, I., Suhardiyanto, H. J., Sutarman, A. M., Nusantara, B., Sunarto, A., 2004, Pendidikan Agama Katolik SMP KBK 2004, Kanisius, Yogyakarta, Hal. 19.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

57

Umar, H., 2007, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 57-58.

Ursua, R., Aguilar, D., Wyatt, L., Tandon, S. D., Escondo, K., Rey, M., and Trinh-Shevrin, C., 2013, Awareness, Treatment and Control of Hypertension Among Filipino Immigrants, J Gen Intern Med 29 (3): pp. 455-62.

WHO, 2011, Regional Office for South-East Asia. Department of Suistainable Development and Halthy Environments. Non Communicable Disease: Hypertension, http://www.searo.who.int/, diakses tanggal 20 Januari 2015.

Widjaja, F.F., Santoso, L.A., Barus, N.R.V., Pradana, G.A., Estetika, C., 2013, Prehypertension and hypertension among young Indonesian adults at a primary health care in a rural area, Prehypertension and hypertension in young adults, 22(1), 40.

Wu, L., He, Y., Jiang, B., Sun, D., Wang, J., Liu, M., et al., 2015, Trends in Prevalence, Awareness, Treatment and Control of Hypertension during 2001-2010 in an Urban Elderly Population of China, PloS ONE, 10(8), 13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

58

Lampiran 1. Informed Consent Pada Awam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

59

Lampiran 2. Informed Consent Pada Biarawan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

60

Lampiran 3. SOP Pengukuran Tekanan Darah

SOP PENGUKURAN TEKANAN DARAH MENGGUNAKAN

SPYGMOMANOMETER DIGITAL

1. Biarkan responden untuk beristirahat terlebih dahulu selama tiga sampai lima

menit sebelum memulai pengukuran.

2. Baterai diperiksa sebelum digunakan.

3. Lilitkan Cuff di sekitar lengan secara pas dan tidak ketat. Sejajarkan dengan

jantung.

4. Letakkan lengan dengan ditumpukan di atas meja agar sejajar dengan jantung.

5. Pasien dijelaskan bahwa saat pengukuran berjalan, Cuff akan mengembang

untuk sementara waktu dan akan mengempis kembali.

6. Saat dilakukan pengukuran, biarkan Cuff mengembang dan mengempis.

7. Pengukuran dilakukan dua kali dengan selang waktu 3 sampai 5 menit.

8. Catat tekanan darah sistolik (atas) dan diastolik (bawah).

9. Hasil pengukuran tekanan darah diberitahukan kepada pasien. Apabila

tekanan darah yang dilakukan tidak normal, sarankan ke pasien untuk

memeriksa lebih lanjut ke dokter untuk mengetahui informasi selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

61

Lampiran 4. Case Report Form (CRF)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

62

Lampiran 5. Lembar Penjelasan Kepada Subyek Uji

Kami, Lusia Christin Setiawati, Ratna Sihombing (Sr.Priscilla FSE) dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma akan melakukan penelitian berjudul “Perbandingan Prevalensi, Kesadaran, Dan Terapi Hipertensi Antara Biarawan Dan Kaum Awam Laki-Laki Sleman DIY.” Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah ada perbedaan nilai faktor risiko kesehatan dan nilai sosio-ekonomi terhadap perbandingan prevalensi, kesadaran, pengobatan dan pengendalian tekanan darah.

Tim peneliti mengajak Romo/Frater/Bapak/Saudara untuk ikut serta dalam penelitian ini. Penelitian ini membutuhkan 200 subyek penelitian, dengan jangka waktu keikutsertaan masing-masing subyek 20-30 menit.

A. Kesukarelaan untuk ikut penelitian Anda bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa ada paksaan. Bila Anda sudah memutuskan untuk ikut, Anda juga bebas untuk mengundurkan diri/berubah pikiran setiap saat tanpa dikenai denda ataupun sanksi apapun.

B. Prosedur Penelitian

Apabila Anda bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, Anda diminta menandatangani lembar persetujuan rangkap dua, satu untuk Anda simpan dan satu untuk peneliti. Prosedur selanjutnya adalah: 1. Anda akan diwawancarai oleh peneliti untuk menanyakan: Nama, usia,

riwayat penyakit, riwayat penggunaan obat, pola hidup, pekerjaan, pendidikan terakhir dan pendapatan perbulan.

2. Menjalani pemeriksaan oleh peneliti untuk memeriksa status kesehatan dengan mengukuran tekanan darah, tinggi badan dan berat badan.

3. Pengukuran tekanan darah dilakukan 2 kali dengan jeda waktu 5 menit dan apabila tekanan darah pertama dan kedua berbeda ≥ 10 maka dilakukan pengukuran darah ketiga.

4. Cara mencegah terjadinya depresi pasca pengukuran tekanan darah adalah dengan menjelaskan pada responden dengan sopan, detail dan tidak menakut-nakuti karena hasil yang diperoleh belum menentukan secara pasti bahwa responden mengalami hipertensi karena pengukuran yang dilakukan hanya dalam satu waktu dan tanpa diagnosis pasti dari dokter.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

63

C. Kewajiban Subyek penelitian Sebagai subyek penelitian, Romo/Frater/Bapak/Saudara berkewajiban mengikuti aturan atau petunjuk penelitian seperti yang tertulis di atas. Bila ada yang belum jelas, Romo/Frater/Bapak/Saudara dapat bertanya lebih lanjut kepada peneliti.

D. Manfaat Keuntungan langsung yang Romo/Frater/Bapak/Saudara dapatkan adalah memperoleh pemeriksaan tekanan darah dan penjelasan mengenai upaya mengontrol tekanan darah dan preventif komplikasi penyakit kardiovaskular.

E. Kerahasiaan Semua informasi yang berkaitan dengan identitas subyek penelitian akan dirahasiakan dan hanya akan diketahui oleh peneliti. Hasil penelitian akan dipublikasikan tanpa identitas subyek penelitian.

F. Kompensasi Romo/Frater/Bapak/Saudara tidak mendapatkan kompensasi apapun, keikutsertaan Romo/Frater/Bapak/Saudara bersifat suka rela.

G. Pembiayaan Seluruh biaya penelitian ini akan ditanggung oleh peneliti. Biaya yang ditanggung peneliti adalah bahan habis pakai dan peralatan pengambilan data.

H. Informasi tambahan

Romo/Frater/Bapak/Saudara diberikan kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu membutuhkan penjelasan lebih lanjut, Romo/Frater/Bapak/Saudara dapat menghubungi Lusia Christin Setiawati, No.Hp: 085237741464; email: [email protected] dan Ratna Sihombing pada No.Hp: 082221280200; email: [email protected]. Romo/Frater/Bapak/Saudara juga dapat menanyakan tentang penelitian kepada Komite Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM (Telp. 0274-588688 ext 17225 atau +62811-2666-869; email: [email protected]).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

64

Lampiran 6. Panduan Wawancara untuk CRF

PANDUAN PERTANYAAN WAWANCARA UNTUK MENGISI CRF

1. Siapakah nama Romo/Frater/Bapak: 2. Jenis kelamin/Umur: 3. Apakah pendidikan formal terakhir Romo/Frater/Bapak?

SD/SMP/SMA/S1/S2/S3

4. Apakah Romo/Frater/Bapak bekerja? Ya/tidak Di mana? Indoor/outdoor Pikiran/fisik Jenis/nama pekerjaan: (PNS/guru/petani)

5. Penghasilan Romo/Frater/Bapak bulanan: Ya/tidak Berapa penghasilan dalam rupiah: Rp

6. Apakah pasangan bapak bekerja? Di............................. Jenis pekerjaan:

Berapa penghasilan pasangan? Rp

7. Apakah Romo/Frater/Bapak merokok? Ya/tidak Jika ya, sehari berapa batang:

Apakah pasangan bapak merokok? Ya/tidak

Jika ya, sehari berapa batang:

8. Apakah Romo/Frater/Bapak memperhatikan makanan atau asupan sehari-hari:

Makanan apa saja yang tersedia tidak dipikirkan: Ya/tidak

a. Diatur tidak asin/tidak menambah kecap/garam kalau makan Ya/tidak b. Makan makanan yang dimasak di rumah Ya/tidak c. Minyak goreng umumnya dipakai berapa kali untuk

menggoreng:

d. Berapa kali dalam sehari menyantap gorengan: e. Apakah minum susu setiap hari? Ya/tidak f. Berapa kali seminggu menyantap daging bergajih/ lemak/

bersantan:

g. Sehari berapa kali menu sayur-sayuran: h. Sehari berapa kali makan buah-buahan: 9. Berapa kali dalam seminggu berolahraga?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

65

10. Kalau sakit berobat di mana? Dokter; Rumah sakit; Puskesmas;.................................

Berapa jauh dari rumah? .............Km

Punya BPJS/Askes/Jamkesda/Asuransi kesehatan lain Ya/tidak

11. Apakah Romo/Frater/Bapak mempunyai penyakit tertentu: Ya/tidak (Tensi tinggi;diabetes; asam urat; jantung; batuk/sesak; ...............................)

11. Untuk yang mengalami hipertensi; diabetes; kolesterol: Berobat rutin; kadang-kadang; berhenti berobat:

Kalau sakit: obat.................(Nama:...........................) Pakai jamu/ herbal/ alternatif sebutkan:

Terakhir berobat kapan:

12. BB: TB: TD: 13. Akses informasi kesehatan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

66

Lampiran 7. Alamat Komunitas Biarawan Pada Penelitian

Penelitian dilakukan di 10 tempat tinggal biarawan (biara) yaitu:

1. Komunitas SJ

Jl. Mrican Baru 1, Catur Tunggal, Depok, Sleman Yogyakarta

2. Komunitas imam-imam Hati Kudus Yesus

Skolastikat SCJ (II)

Jl. Wulung 9-A, Papringan, Yogyakarta

3. Biara OFM- Santo Bonaventura

Jl. Legi 142, Papringan, Yogyakarta.

4. Provinsialat Frater CMM

Jl. Ampel 6/10, Papringan, Yogyakarta.

5. Skolastikat MSF- Biara Nazareth

Jl. Kaliurang Km. 7,5 – Banteng, Sinduharjo, Ngaklik, Sleman Yogyakarta.

6. Seminari Tinggi Santo Paulus

Jl. Kaliurang Km. 7,5- Kentungan, Sleman D.I. Yogyakarta.

7. Seminarium Anging Mammiri

Jl. Kaliurang Km. 7,4- Banteng, Sleman D.I.Yogyakarta.

8. Skolastikat SS.CC

Jl. Garuda No.3, Rt.01 Rw.24 Plemburan, Sleman D.I.Yogyakarta

9. Skolastikat Carmel OCD

Jl. Kaliurang Km. 10,9 Gg. Bias, Gadingan, Sleman – Yogyakarta

10. Wisma Domus Pacis- Puren

Gang lada, Puren, Condongcatur, Depok, Sleman Yogyakarta

Kaum awam yang ikut dalam penelitian ini merupakan gabungan dari 4

lingkungan di sekitar biara di daerah Papringan yang merupakan awam Gereja

Pringwulung, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

67

Lampiran 8. Ethical Clerance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

68

Lampiran 9. Validasi Timbangan Berat Badan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

69

Lampiran 10. Validasi Alat Ukur Tinggi Badan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

70

Lampiran 11. Uji Validitas Instrumen Penelitian

Uji Validitas Sphygmomanometer Raksa dan Digital pada Probandus dengan Tekanan Darah Tinggi

Sphygmomanometer Probandus 1 2 3

Raksa Sistolik (mmHg) 180 178 181 Diastolik (mmHg) 110 110 109

Digital Sistolik (mmHg) 177 181 182 Diastolik (mmHg) 93 110 110

Nilai p sistolik 0,87 Nilai p diastolik 0,46

Uji Validitas Sphygmomanometer Raksa dan Digital pada Probandus dengan Tekanan Darah Normal

Sphygmomanometer Probandus 1 2 3

Raksa Sistolik (mmHg) 119 124 120 Diastolik (mmHg) 98 82 79

Digital Sistolik (mmHg) 123 127 128 Diastolik (mmHg) 80 75 76

Nilai p sistolik 0,08 Nilai p diastolik 0,17

Uji Validitas Sphygmomanometer Raksa dan Digital pada Probandus dengan Tekanan Darah Rendah

Sphygmomanometer Probandus 1 2 3

Raksa Sistolik (mmHg) 100 100 103 Diastolik (mmHg) 80 80 90

Digital Sistolik (mmHg) 111 112 101 Diastolik (mmHg) 80 74 80

Nilai p sistolik 0,26 Nilai p diastolik 0,21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

71

Lampiran 12. Uji Reliabilitas Sphygmomanometer Digital

Probandus Sphygmomanometer

Digital

Hasil Pengukuran Mean SD CV

(%) 1 2 3

1 Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

154 92

163 93

162 98

159,7 94,3

4,9 3,2

3,1 3,4

2 Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

128 83

120 82

122 78

123,3 4,2 3,4 81 2,6 3,2

3 Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

106 66

113 70

106 64

108,3 4,0 3,7 66,7 3,1 4,6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PERBANDINGAN PREVALENSI KESADARAN DAN … · membimbing penulis selama kuliah di Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. ... farmakoepidemiologi secara observasional dengan

72

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama Lusia Christin Setiawati, lahir di Lela (Kabupaten Sikka-NTT) pada tanggal 6 Desember 1994. Putri pertama dari 3 bersaudara dari pasangan Karolus Gandhi de Ornay dan Maria Mediatrix. Penulis memiliki satu orang saudara dan satu orang saudari, yaitu Yosep Carlos dan Katharina Ade Tryani. Penulis menempuh pendidikan di SDK 143 Bhaktyarsa pada tahun 2000-2006, SMPK Virgo Fidelis pada tahun 2006-2009, SMAN 1 Maumere pada tahun 2009-2012, dan melanjutkan pendidikan sarjana pada tahun 2012 di Fakulas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, penulis mengikuti beberapa kegiatan kemahasiswaan seperti menjadi anggota aktif JKMK (Jalinan Kasih Mahasiswa Katolik) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, koordinator PKM-M yang didanai DIKTI dengan judul “Pop Up Swamedikasi untuk Tuna Rungu dan Tuna Wicara di SLB B Karnnamanohara”, koordinator dan anggota aktif Paduan Suara Fakultas Farmasi “Veronika”, Sekretaris dan Bendahara dalam kegiatan Pelepasan Wisuda Oktober 2014 dan April 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI