63
i PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI (Aleurites moluccana) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERENDAMAN ASAM SULFAT (H2SO4) DAN KALIUM NITRAT (KNO3) SKRIPSI ASMAUN 105950062615 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2020

PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

i

PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI

KEMIRI (Aleurites moluccana) DENGAN MENGGUNAKAN

METODE PERENDAMAN ASAM SULFAT (H2SO4) DAN

KALIUM NITRAT (KNO3)

SKRIPSI

ASMAUN

105950062615

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2020

Page 2: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

ii

PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI

KEMIRI (Aleurites moluccana) DENGAN MENGGUNAKAN

METODE PERENDAMAN ASAM SULFAT (H2SO4) DAN

KALIUM NITRAT (KNO3)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Kehutanan

ASMAUN

105950062615

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2020

Page 3: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

iii

Page 4: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

iv

Page 5: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya meyatakan bahwa skripsi “Perbandingan Persentase

Perkecambahan Biji Kemiri (Aleurites moluccana) Dengan Menggunakan Metode

Perendaman Asam Sulfat (H2SO4) dan Kalium Nitrat (KNO3) adalah benar

merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada

perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun karya yang tidak diterbitkan telah

disebutkan dalam teks yang di cantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Makassar, Januari 2020

Penulis

Page 6: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

vi

Hak Cipta milik Universitas Muhammadiyah Makassar 2020

@Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumber.

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan

karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu

masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Unismuh

Makassar.

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya

tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin Unismuh Makassar.

Page 7: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

vii

ABSTRAK

ASMAUAN (105950062615). Perbandingan Persentase Perkecambahan Biji

Kemiri (Aleurites moluccana) Dengan Menggunakan Metode Perendaman Asam

Sulfat (H2SO4) dan Kalium Nitrat (KNO3) Di bawah bimbingan Irma Sribianti

dan Muhammad Tahnur.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbandingan Persentase

Perkecambahan Biji Kemiri (Aleurites moluccana) Dengan Menggunakan Metode

Perendaman Asam Sulfat (H2SO4) dan Kalium Nitrat (KNO3) dilihat dari jumlah

kemiri yang berkecambah. Jenis data yang dikumpulkan yakni data primer dengan

percobaan langsung dilapangan dengan menghitung jumlah biji berkecambah

pada setiap perlakauan, percobaan meliputi perendaman biji kemiri dengan

menggunakan Asam Sulfat (H2SO4) 96% selama 10 menit, 15 menit, dan 20

menit, sedangkang biji kemiri yang di rendam menggunakan Kalium Nitrat

(KNO3) 0,2% direndam selama 25 menit, 30 menit, 35 menit. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pada metode perendaman menggunakan Asam Sulfat

(H2SO4) pada perlakauan 10 menit, 15 menit, dan 20 menit dan metode

perendaman menggunakan Kalium Nitrat (KNO3) pada perlakuan 25 menit, 30

menit, dan 35 menit. Diketahui bahwa tidak ada pengaruh nyata perlakuan

terhadap perkecambahan biji kemiri, tetapi hasil penelitian menunjukan bahwa

persentase kecambah menggunakan Kalium Nitrat (KNO3) lebih tinggi

dibandingkan dengan Asam Sulfat (H2SO4).

Kata Kunci: Kemiri, Kecambah, Asam Sulfat (H2SO4), Kalium Nitrat (KNO3)

Page 8: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat, karunia, dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“Perbandingan Persentase Perkecambahan Biji Kemiri (Aleurites moluccana)

Dengan Menggunakan Metode Perendaman Asam Sulfat (H2SO4) dan Kalium

Nitrat (KNO3)”, Sebagai salah satu syarat mendapat Gelar Sarjana Kehutanan.

Salam dan salawat semoga senantiasa dilimpahkan oleh Allah SWT kapada

junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai suritauladan kepada kita semua.

Penulis berharap apa yang dipaparkan dalam skripsi ini dapat memberikan

informasi baru bagi kita semua.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan,

untuk itu saran dan masukan sangat Penulis hargai.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tua saya tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, doa serta

dorongan moril maupun materil yang tak terhingga.

2. Bapak Dr. H. Burhanuddin, S.Pi.,MP. Selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibunda Dr. Husnah Latifah, S.Hut., M.Si. Selaku Wakil Dekan I Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Dr. Hikmah, S.Hut., M.Si., IPM Selaku Ketua Program Studi Kehutanan

Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Dr. Ir. Irma Sribianti, S.Hut., M. P., IPM. Selaku pembimbing I dan Ir.

Muhammad Tahnur S.Hut., M. Hut.,IPM. Selaku pembimbing II yang telah

Page 9: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

ix

memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi, pengetahuan dan

motivasi.

6. Dr.Ir.Hajawa, M.P. selaku penguji I dan Dr.Ir.sultan, S.Hut, M,P, IPM

selaku penguji II yang tak hentinya memberi arahan dan masukan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Kehutanan serta staf tata usaha

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah

memberikan ilmu selama di bangku perkuliahan.

8. Ichmal, Faisal Basri, Riskawati Marsyam, Miranda Rifdayanti serta

teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah

memberikan doa dan dukungan serta partisipasi yang sangat besar dalam

penyusunan Skripsi ini sehingga dapat terselesaikan.

Pada penyusunan Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh

sebab itu Penulis hargai keritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga dapat

mendorong kesempurnaan Skripsi ini. Akhirnya semoga Allah SWT memberikan

rahmat dan kemanfaatan yang banyak atas penulisan Skripsi ini dan menjadikan

kita hamba-Nya yang pandai mensyukuri nikmat-Nya Amin YaRabbal’Alamin.

Makassar, Januari 2020

Penulis

Page 10: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.. .............................................................................. iii

HALAMAN KOMISI PENGUJI ........................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................................. v

HAK CIPTA .......................................................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR. ....................................................................................... .viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ..x

DAFTAR TABEL ................................................................................................ .xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

I. PEDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 3

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 5

2.1. Kemiri (Aleurites moluccana) ................................................................ 5

2.1.1. Defenisi Kemiri ......................................................................... 5

2.1.2. Klasifikasi Kemiri ..................................................................... 6

2.2. Perkecambahan ....................................................................................... 6

Page 11: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

xi

2.3. Asam Sulfat (H2SO4) .............................................................................. 9

2.4. Kalium Nitrat (KNO3) ......................................................................... 10

2.5. Kerangka Pikir ...................................................................................... 12

III. METODE PENELITIAN ................................................................................ 13

3.1. Waktu dan Tempat .............................................................................. 13

3.2. Alat dan Bahan .................................................................................... 13

3.3. Prosedur Penelitian .............................................................................. 13

3.3.1. Pengumpulan Data .................................................................. 13

3.3.2. Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 14

3.3.3. Analisis Data ........................................................................... 16

3.3.4. Persentase Perkecambahan ...................................................... 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 18

4.1. Metode Perendaman Asam Sulfat (H2SO4) .......................................... 18

4.2. Metode Perendaman Kalium Nitrat (KNO3) ........................................ 23

4.3. Perbandingan Persentase Perkecambahan Mengunakan

Meteode Perendaman Asam Sulfat (H2SO4) dan Kalaium

Nitrat (KN03) ........................................................................................ 28

V. PENUTUP ....................................................................................................... 31

5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 31

5.2. Saran .................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

xii

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Jumlah Rata-Rata Berkecambah Menggunakan Asam Sulfat

(H2SO4) ..................................................................................................18

2. Jumlah Kecambah Pada Perendaman Mengguakan Asam Sulfat

(H2SO4) ..................................................................................................20

3. Analisis Sidik Ragam Perlakuan Perendaman Asam Sulfat

(H2SO4) ..................................................................................................21

4. Jumlah Persentase Rata-Rata Berkecambah Menggunakan Asam

Sulfat (H2SO4) .......................................................................................22

5. Jumlah Rata-Rata Berkecambah Menggunakan Kalium Nitrat

(KN03)....................................................................................................24

6. Jumlah Kecambah Pada Perendaman Menggunakan Kalium

Nitrat (KN03) .........................................................................................26

7. Analisis Sidik Ragam Perlakuan Perendaman Kalium Nitrat

(KN03)....................................................................................................26

8. Jumlah Persentase Rata-Rata berkecambah Menggunakan Kalium

Nitrat (KN03) .........................................................................................27

9. Perbandingan Persentase Perkecambahan Menggunakan Metode

Perendaman Asam Sulfat (H2SO4) dan Kalium Nitrat (KN03) ............29

Page 13: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

xiii

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Kerangka Pikir .................................................................................... 12

2. Rata-Rata Perkecambahan Menggunakan Metode Perendaman

Asam Sulfat (H2SO4) .......................................................................... 19

3. Persentase Perkecambahan Menggunakan Metode Perendaman

Asam Sulfat (H2SO4) ...........................................................................22

4. Rata-Rata Perkecambahan Menggunakan Metode Perendaman

Kalium Nitrat (KN03) ..........................................................................24

5. Persentase Perkecambahan Menggunakan Metode Perendaman

Kalium Nitrat (KNO3) .........................................................................28

6. Perbandingan Persentase Perkecambahan Menggunakan Asam

Sulfat (H2SO4) dan Metode Perendaman Kalium Nitrat (KNO3) ......29

Page 14: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Data Primer .........................................................................................34

2. Olah Data Statistik ..............................................................................38

3. Surat Izin Penelitian ............................................................................40

4. Dokumentasi Penelitian ......................................................................41

5. Tabel Distribusi Frekuensi. ................................................................ 46

Page 15: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman kemiri (Aleurites moluccana) tersebar luas didaerah tropis dan

sub tropis, ada di sebelah timur asia hinggi Fiji di kepulauan fasifik. Tanaman

kemiri adalah tanaman berpohon besar dengan ketinggian dapat mencapai 25-40

meter, dapat tumbuh hingga pada ketinggian 1.200 meter dari permukaan laut.

(Paimin, F.R., 1994).

Kemiri banyak sekali kegunaannya terutama untuk bumbu masak, bahan

baku kosmetik, bahan dasar cat atau sebagai bahan pengawet kayu dan perabot

rumah tangga bahkan akhir-akhir ini diketahui bahwa kayu kemiri mempunyai

potensi untuk pembuatan batang korek api dan pembuatan kertas. Dilihat dari segi

bercocok tanam, tanaman kemiri berguna sebagai tanaman industri, reboisasi, dan

tanaman utama pada lahan kristis, Karena mampu menekan pertumbuhan alang-

alang. (Khadijah, N., 1996 )

Melihat dari daya guna tanaman kemiri yang begitu banyak tersebut, dapat

dipastikan bahwa komoditi ini sangat berpeluang untuk dikembangkan karena

bernilai ekonomi cukup tinggi. Meskipun demikian tidak semua orang dapat

dengan mudah melakukan pembibitan kemiri karena susahnya kemiri untuk

dikecambahkan, apalagi ketika ingin mendapatkan kecambah biji kemiri dengan

jumlah banyak.

Salah satu masalah dalam perbenihan kemiri adalah faktor dormansi fisik

pada benih, dormansi tersebut disebabkan oleh tebal dan kerasnya kulit benih,

Page 16: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

2

sehingga penyerapan air kedalam embrio terhambat dan akibatnya menghambat

pertumbuhan dan perkembangan embrio juga, embrio yang berkembang akan

memecahkan tempurung untuk memunculkan kecambah. Oleh karena itu perlu

adanya perlakuan tertentu terhadap kulit benih, benih sulit berkecambah dalam

waktu 3 – 6 bulan. Dalam waktu yang lama tersebut lembaga atau benih dapat

mengalami kerusakan mekanis, fisiologis ataupun biologis sehingga daya

kecambah benih menjadi sangat rendah, hanya mencapai 50 – 60 %. (Paimin,

1994)

Kulit kemiri mempunyai cangkang yang keras sehingga cangkang kemiri

susah untuk pecah, hal inilah yang membuat biji kemiri susah untuk di

kecambahkan. Salah satu metode untuk menghasilkan kecambah kemiri adalah

dengan menggunakan metode perendaman kemiri menggunkan bahan kimia.

Tujuan perendaman menggunakan bahan kimia ini yaitu untuk memecahkan

dormansi biji sehingga air mudah masuk kedalam biji dan benih cepat

berkecambah, bahan kimia yang digunakan bisa mengunakan Asam Sulfat

(H2SO4) atau Kalium Nitrat (KNO3).

Menurut Paimin (1994) perendaman menggunakan Asam Sulfat (H2SO4)

dengan lama perendaman 15 menit mampu memecahkan dormansi biji kemiri.

perendaman dengan menggunakan Asam Sulfat (H2SO4) 96 % dengan lama

perendaman 15 menit mampu memecahkan dormansi biji kemiri sedangkan

menurut Sunanto (1994 ) Kalium Nitrat (KNO3) 0,2% mampu memecahkan

dormansi biji kemiri dengan lama perendaman 30 menit.

Page 17: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

3

Berdasarkan hal tersebut diatas maka dianggap perlu untuk mengetahui

perbandingan persentase perkecambahan kemiri dengan dengan menggunakan

Asam Sulfat (H2SO4) dan dengan menggunakan Kalium Nitrat (KNO3). Untuk itu

diperlukan suatu pengamatan atau analisis terhadap persentase perkecambahan

biji kemiri.

1.2. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Berapa persentase perkecambahan kemiri dengan menggunakan metode

perendaman Asam Sulfat (H2SO4) dan pengaruh lama perendaman Asam

Sulfat (H2SO4) terhadap kecambah kemiri ?

2. Berapa persentase perkecambahan kemiri dengan menggunakan metode

perendaman Kalium Nitrat (KNO3) dan pengaruh lama perendaman

Kalium Nitrat (KNO3) terhadap kecambah kemiri ?

3. Berapa perbandingan persentase perkecambahan kemiri dengan

menggunakan metode perendaman Asam Sulfat (H2SO4) dan Kalium

Nitrat (KNO3)?

1.3. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui persentase perkecambahan kemiri dengan

menggunakan metode perendaman Asam Sulfat (H2SO4) dan pengaruh

lama perendaman Asam Sulfat (H2SO4) terhadap kecambah kemiri.

Page 18: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

4

2. Untuk mengetahui persentase perkecambahan kemiri dengan

menggunakan metode perendaman Kalium Nitrat (KNO3) dan pengaruh

lama perendaman Kalium Nitrat (KNO3) terhadap kecambah kemiri.

3. Untuk mengetahui perbandingan persentase perkecambahan biji kemiri

menggunakan metode perendaman Asam Sulfat (H2SO4) dan Kalium

Nitrat (KNO3).

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi mengenai perkecambahan kemiri.

2. Memberikan informasi kepada pembibit kemiri tentang metode yang bisa

digunakan dalam pembibitan kemiri.

3. Sebagai referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

Page 19: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kemiri (Aleurites moluccana)

2.1.1. Defenisi Kemiri (Aleurites moluccana)

Kemiri (Aleurites moluccana) merupakan salah satu pohon serbaguna

yang sudah dibudidayakan secara luas di dunia. Jenis ini merupakan jenis asli

Indo-Malaysia dan sudah diintroduksikan ke Kepulauan Pasifik sejak jaman

dahulu. Di Indonesia, kemiri telah lama ditanam, baik untuk tujuan komersial

maupun subsistem untuk menunjang kehidupan masyarakat sehari-hari,

terutama bagi masyarakat Indonesia bagian timur. Jenis ini dapat digunakan

untuk berbagai tujuan. bijinya dapat digunakan sebagai bahan media

penerangan, masakan dan obat-obatan, sedangkan batangnya dapat digunakan

untuk kayu. (Krisnawati.H, 2011)

Kemiri tergolong pohon berukuran sedang dengan tajuk lebar yang

dapat mencapai ketinggian hingga 20 m dan diameter hingga 90 cm. Pada

tempat terbuka, jenis ini umumnya hanya dapat mencapai ketinggian pohon

10-15 m. Umumnya bentuk cabang pohon kemiri adalah berliku, tidak teratur,

membentang lebar dan menggantung pada cabang bagian samping. Pada

lembah yang sempit, pohon kemiri biasanya memiliki sedikit percabangan

dan tumbuh menjulang tinggi. Kulit batangnya berwarna abu-abu coklat dan

bertekstur agak halus dengan garis-garis vertikal yang indah. Daunnya mudah

dikenali dari bentuknya yang khas, umumnya terdiri dari 3-5 helai daun dari

pangkal, berselang-seling dan pinggir daun bergelombang.

Page 20: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

6

Menurut Sunanto (1994) Kemiri merupakan salah satu jenis tanaman

yang diprioritaskan untuk hutan tanaman industri (HTI). Dalam era

pembangunan nasional sekarang ini, pohon kemiripun merupakan pohon yang

sangat cocok untuk reboisasi, penghijauan, dan tempat berlindung ternak pada

areal pengembalaan. Pohon kemiri dapat tumbuh dengan baik pada tanah

yang berkapur, tanah berpasir dan tanah podsolik yang subur maupun tidak

subur. Pohon kemiri dapat tumbuh pada iklim yang basah maupun iklim yang

kering.

2.1.2. Klasifikasi Kemiri (Aleurites moluccana)

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Malpighiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Aleurites

Spesies : Aleurites moluccana

2.2. Perkecambahan

Pertumbuhan dan perkembangan pada pertumbuhan biji dimulai dengan

perkecambahan. Hal tersebut terjadi setelah biji mengalami masa dormansi. Masa

dormansi merupakan suatu peristiwa istirahat atau biji tidak aktif untuk

melakukan aktivitas pertumbuhan.

Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari biji)

yang merupakan calon individu baru terdapat dari dalam biji yang merupakan

Page 21: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

7

hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio, pada saat biji mengalami

perkecambahan, bagian plumula akan tumbuh dan berkembang menjadi batang

sedangkan radikula akan tumbuh menjadi akar. (Indriyanto. 2008.)

Hal ini akan terjadi Jika suatu biji tanaman ditempatkan pada lingkungan

yang menunjang dan memadai. Perkecambahan diawali dengan

penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media

lainnya. Perubahan yang teramat adalah membesarnya ukuran biji yang disebut

tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya,

baik dari tanah maupun udara dalam bentuk embun atau uap air.

Perkecambahan benih sangat dipengaruhi oleh viabilitas benih dan

lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan bibit. Benih yang

baik akan mulai berkecambah setelah 22-30 hari dan akan mencapai titik

maksimal pada umur 2 bulan. Benih yang sedang berkecambah sangat peka

terhadap penyakit tanaman dan gangguan fisik sehingga selama proses ini sangat

memerlukan perlindungan.

Benih yang telah menunjukkan gejala tumbuh seperti tumbuhnya akar atau

plumula dikatakan sudah ada potensi untuk tumbuh. Potensi tumbuh adalah

persentase benih yang menunjukkan gejala tumbuh dalam pengujian langsung,

dinyatakan hidup apabila akar dan plumula tumbuh dan menembus kulit, potensi

tumbuh sangat dipengaruhi oleh faktor fisiologis, lingkungan dan umur simpan

benih.(Sadjad, 1980)

Biji dari berbagai spesies tumbuhan akan berkecambah apabila, suhu

menguntungkan, persediaan oksigen memadai dan kelembaban media tumbuhan

Page 22: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

8

cukup dan kontak secara langsung dengan biji. Pada beberapa spesies walaupun

kondisi di atas terpenuhi tetapi biji tidak dapat berkecambah. Hal tersebut

disebabkan oleh belum tuntasnya masa dormansi (istirahat) biji tersebut. Biji-biji

kelompok ini umumnya berasal dari daerah beriklim sub tropis. Periode dormansi

yang telah dilewati akan menyebabkan perkecambahan biji pada kondisi suhu

yang optimal, adanya persediaan oksigen dan air.

Perkecambahan dapat terjadi walaupun tanah atau media semai tidak

mengandung unsur hara karena di dalam biji sudah mengandung cukup persediaan

makanan agar lembaga dapat tumbuh selama masa persemaian. Benih akan

berkecambah, setelah keluar kotiledon harus ditambahkan air dan beberapa unsur

hara pada media tanamnya. Suhu yang paling optimal untuk perkecambahan biji

adalah 15-38°C. Oksigen bebas sangat diperlukan untuk respirasi yang akan

menghasilkan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Ketidak

tersediaan oksigen akan memperlambat atau mencegah perkecambahan benih.

Kelembaban media tanam yang terlalu berlebihan akan menghambat proses

perkecambahan. Kondisi inipun akan mempertinggi kemungkinan benih terserang

oleh organisme pengganggu tanaman, terutama dari golongan bakteri dan akan

mengakibatkan benih mati atau tumbuh tidak normal.

Selama proses perkecambahan, air dibutuhkan untuk perkembangan

embrio dan endosperm sedangkan gas-gas seperti oksigen dibutuhkan untuk

respirasi embrio (Kamil, 1979).

Benih harus mendapatkan jumlah air yang tepat untuk berkecambah,

kondisi kelebihan air akan menyebabkan oksigen keluar dari dalam sel dan benih

Page 23: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

9

tidak dapat berkecambah. Sebaliknya jika kelembaban media kurang optimal

benih tidak akan dapat menguraikan cadangan makanan dalam biji (jaringan

endosperma) sehingga epikotil dan hipokotil tidak akan tumbuh dan berkembang.

(Nurwardani, P., 2008)

Perlindungan kecambah atau bibit muda sebaiknya dilakukan dengan

memasang pelindung berupa naungan dari plastik atau paranet. Naungan

berfungsi sebagai pelindung kecambah dan bibit muda dari sengatan sinar

matahari, dan organisme pengganggu tanaman.

2.3. Asam Sulfat (H2SO4)

Asam Sulfat (H2SO4) merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat

ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam Sulfat (H2SO4) merupakan

senyawa kimia yang paling banyak diproduksi dibandingkan dengan senyawa

kimia lain. Kegunaan utamanya antara lain pemrosesan bijih mineral, sintesis

kimia, pemrosesan air dan pengilangan minyak. Asam Sulfat (H2SO4) juga biasa

dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk, bahan peledak, detergen, zat

warna, insektisida, obat-obatan, plastik, baja, dan baterai. (Khoirul,A., 2015)

Larutan Asam Sulfat (H2SO4) pekat dapat menyebabkan kerusakan pada

kulit biji, Lamanya perlakuan larutan asam harus benar-benar sesuai karena akan

membuat biji tidak dapat berkecambah. Perendaman dengan menggunakan Asam

Sulfat (H2SO4) pekat kurang dari 1-10 menit tidak akan mampu mematahkan

dormansi biji sedangkan perendaman dengan 60 menit atau lebih akan membuat

kerusakan pada biji. (Wanarni, 2009)

Page 24: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

10

Menurut beberapa penelitian sebelumnya perlakuan awal seperti larutan

asam efektif digunakan untuk mengatasi benih dengan dormansi fisik. Teknik

skarifikasi secara kimia dapat dilakukan dengan perendaman. Tujuan dari teknik

ini adalah untuk melunakkan endocarp dan membuang zat penghambat. Zat kimia

yang biasa dipakai adalah Asam Sulfat (H2SO4) pekat. Untuk medapatkan hasil

yang baik harus dipertimbangkan mengenai perbandingan benih dengan larutan

perendaman, suhu, dan lama perendaman. Schmidt (2002) menemukan bahwa

perlakuan awal dengan asam sulfat (95% - 98%) selama 15 sampai 60 menit dapat

memecahkan dormansi.

2.4. Kalium Nitrat (KNO3)

Kalium Nitrat (KNO3) merupakan unsur hara yang mengandung nitrogen

dan kalium. Kalium diserap tanaman dalam bentuk K+, ion ini disalurkan dari

organ dewasa ke organ muda, sedangkan nitrogen diserap tanaman dalam bentuk

NO3-, ion ini diperlukan untuk pertumbuhan tunas, pembentukan klorofil dan

berpengaruh penting terhadap peningkatan hasil produksi.

Kalium pada senyawa Kalium Nitrat (KNO3) lebih banyak dibutuhkan

dibandingkan unsur hara lain, karena kalium berperan penting sebagai katalisator

dalam pengubahan protein menjadi asam amino dan penyusun karbohidrat serta

metabolisme tanaman. Kalium juga berperan dalam memperkuat tubuh tanaman

agar daun tidak mudah layu dan gugur. Hal ini dapat membantu tanaman untuk

tetap tumbuh dengan baik meskipun dalam kondisi lingkungan yang kering.

Kalium Nitrat (KNO3) merupakan salah satu sumber nitrogen terbaik, hal ini

Page 25: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

11

dapat dilihat dari hasil produksi kualitas biji yang relatif lebih baik. (Dian, A.P.,

2018)

Kalium Nitrat (KNO3) merupakan bahan kimia yang paling banyak

digunakan untuk mempromosikan perkecambahan benih.. Kalium Nitrat (KNO3)

pada konsentrasi 0,2% dapat meningkatkan perkecambahan benih menjadi 79%..

Konsentrasi yang digunakan untuk berbagai jenis biji tentunya tidak sama,

tergantung kepada karakteristik biji yang bersangkutan. ( Supiniati, 2015 )

Page 26: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

12

2.5. Kerangka Pikir

Gambar 1. Kerangka Pikir

Pembibitan Kemiri

Metode perendaman

Asam Sulfat (H2SO4) 96% Kalium Nitrat (KNO3) 0,2%

Lama perendaman 25

menit, 30 menit, 35

menit

Lama perendaman 10

menit, 15 menit, 20

menit

Bedeng Tabur

Persentase Perkecambahan

Biji kemiri (Aleurites

moluccana)

Perendaman dengan air biasa

selama 1 malam

Page 27: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

13

III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan oktober sampai dengan bulan

November 2019 di CV. Reskita Sejahtera.

3.2. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang akan digunakan pada penelitan ini adalah:

1. 950 Biji kemiri

2. Asam Sulfat (H2SO4) 96%

3. Kalium Nitrat (KNO3) 0,2%

4. Ember

5. Timbangan digital

6. Cangkul

7. Stopwatch

8. Tali raffia

9. Label

10. Alat tulis menulis

11. Kamera

3.3. Prosedur Penelitian

3.3.1. Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting

dalam melakukan sebuah penelitian, karena pada umumnya data yang

dikumpulkan dalam penelitian harus akurat sehingga membutuhkan teknik

Page 28: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

14

pengumpulan data yang mampu memperoleh data secara baik. Teknik

pengumpulan data adalah salah satu prosedur yang sistematis dan standar

untuk memperoleh data yang dibutuhkan.

Data yang dikumpulkan adalah data primer. Data primer, yaitu data

yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari subjek atau

objek penelitian. Data yang dikumpulkan berupa hasil pengamatan

perkecambahan kemiri yang dilakukan selama 1 bulan.

3.3.2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu :

1. Pembuatan Media Kecambah

Pembuatan media tabur ini dilakukan dengan cara membuat

bedengan dengan lebar 1 meter dan panjang 2,5 meter. Sutopo (2000)

menyatakan bahwa salah satu faktor penting yang mempengaruhi

perkecambahan adalah media, yaitu harus mempunyai sifat fisik yang

baik, gembur, mempunyai kemampuan menyimpan air dan bebas dari

organisme penyebab penyakit.

2. Persiapan Biji Kemiri

Biji kemiri yang akan di kecambakan terlebih dahulu di pilih yang

masih bagus dengan cara direndam terlebih dahulu, biji kemiri yang

terapung sudah tidak layak untuk di kecambakan. Biji kemiri yang

terapung kemudian di pisahkan dari kemiri yang tenggelam.

3. Perendaman Dengan Asam Sulfat (H2SO4) 96% dan Kalium Nitrat

(KNO3) 0,2%

Page 29: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

15

Biji kemiri yang sudah dipilih kemudian direndam menggunakan

Asam Sulfat (H2SO4) 96% selama 10 menit, 15 menit, dan 20 menit,

sedangkang biji kemiri yang di rendam menggunakan Kalium Nitrat

(KNO3) 0,2% direndam selama 25 menit, 30 menit, 35 menit. Setelah

itu biji kemiri dicuci bersih. Kemiri yang sudah dicuci bersih kemudian

di rendam lagi selama 1 malam.

4. Penaburan Biji Kemiri

Biji yang sudah di rendam kemudian disemaikan di bedengan

yang sudah dibuat dan ditutup menggunakan pasir dengan ketebalan 2-3

cm dan kemudian ditutup kembali menggunakan dedaunan untuk

menjaga kelembaban tanah.

5. Perawatan

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan berupa penyiraman dan

pembersihan dari tanaman pengganggu yang dilakukan sampai kegiatan

pengamatan selesai dilakukan.

Penyiraman dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari yaitu pada

pagi dan sore. Volume air yang digunakan pada setiap penyiraman,

disesuaikan pada tingkat kelembapan media kecambah saat kegiatan

penyiraman berlangsung. Hal tersebut dimaksudkan untuk tetap

mempertahankan kelembapan media kecambah.

Pembersihan dari tanaman pengganggu dilakukan dengan cara

manual yaitu dengan mencabut tanaman pengganggu yang hidup di

sekitar benih kemiri.

Page 30: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

16

6. Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan cara manual yaitu dengan

mengamati secara langsung respon perkecambahan benih kemiri

terhadap perlakuan yang diberikan.

3.3.3. Analisis Data

Data penelitian ini dianalisis dengan sidik ragam untuk mengetahui

pengaruh perlakuan terhadap jumlah kemiri berkecambah sesuai dengan

metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL)

sebagai berikut:

Yij = μ + tI + eij

Dimana:

i = Perlakuan

J = Ulangan

Yij = Pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

μ = Nilai tengah umum

tI = Pengaruh perlakuan ke-i

eij = Pengaruh acak pada perlakuan ke-i ulangan ke-j

Page 31: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

17

Analisis Sidik Ragam

Sumber

Keragaman

Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F.Hitung

F.Tabel

5% 1%

Perlakuam t-1 JKP KTP KTP/KTG

Galat (t-1)(r-

1) JKG KTG

Total Tr-1 JKT

Keterangan :

Hipotesis untuk perlakuan yang diajukan adalah:

H0 : τ1 = τ2 = τ3 =............ = τt = 0 ( Berarti tidak ada pengaruh perlakuan

terhadap respon )

H1 : τ1 ≠ τ2 ≠ τ3 ≠..............≠ τt ≠ 0 (Berarti ada pengaruh perlakuan

terhadap respon)

3.3.4. Persentase Perkecambahan

Jumlah perkecabahan benih = x 100%

Page 32: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Metode Perendaman Asam Sulfat (H2SO4)

Berdasaran hasil penelitian yang dilakukan Rata-rata Perkecambahan biji

kemiri terhadap perlakuan perendaman menggunakan Asam Sulfat (H2SO4) yang

dilakukan selama 1 bulan, dengan perlakuan perendaman 10 menit mempunyai

rata-rata 14,33 biji berkecambah dari 50 biji kemiri yang disemaikan, perendaman

menggunakan Asam Sulfat (H2SO4) dengan perlakuan perendaman 15 menit

mempunyai rata-rata 15,00 biji berkecambah dari 50 biji kemiri yang disemaikan,

perendaman menggunakan Asam Sulfat (H2SO4) dengan perlakuan perendaman

20 menit mempunyai rata-rata 18,33 biji berkecambah dari 50 biji kemiri yang

disemaikan. Jumlah rata-rata dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah rata-rata Berkecambah Menggunakan Asam Sulfat (H2SO4)

Perlakuan Total Berkecambah Rata -Rata

10 Menit 43 14,33

15 Menit 45 15,00

20 Menit 55 18,33

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019

Page 33: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

19

Gambar 2. Rata-Rata Perkecambahan Menggunakan Metode Perendaman

Asam Sulfat (H2SO4)

Pada Gambar 2. Menunjukkan bahwa jumlah rata-rata terendah yaitu

14,33 kecambah kemiri pada perlakuan perendaman menggunakan Asam Sulfat

(H2SO4) dengan lama perendaman 10 menit dan jumlah rata-rata tertinggi yaitu

18,33 kecambah kemiri pada perlakuan perendaman menggunakan Asam Sulfat

(H2SO4) dengan lama perendaman 20 menit. Hasil ini diakibatkan pengaruh Asam

Sulfat yang membuat cangkang pada kemiri melunak sehinggga air mudah masuk

kedalam embrio biji sehingga terjadi proses perkecambahan, perendaman dengan

waktu yang kurang lama belum mampu memecahkan dormansi biji kemiri.

Hal ini pun sesuai dengan pernyataan Schmidt (2002), bahwa perlakuan

awal seperti larutan asam efektif digunakan untuk mengatasi benih dengan

dormansi fisik. Teknik skarifikasi secara kimia dapat dilakukan dengan

perendaman. Tujuan dari teknik ini adalah untuk melunakkan endocarp dan

membuang zat penghambat. Zat kimia yang biasa dipakai adalah Asam Sulfat

Page 34: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

20

(H2SO4) pekat. perlakuan perendaman dengan Asam Sulfat (95%-98%) selama 15

sampai 60 menit dapat memecahkan dormansi. Sedangkan menurut Paimin (1994)

dalam bukunya yang berjudul “Kemiri Budidaya Dan Prospek Bisnis Kemiri”

menjelaskan bahwa perendaman dengan menggunakan Asam Sulfat (H2SO4) 96%

dengan lama perendaman 15 menit mampu memecahkan dormansi biji kemiri.

Namun jumlah kemiri yang berkecambah belum terlalu banyak jika

dengan lama persemain hanya 1 bulan hal itu dapat dilihat dari jumlah

perkecambahan menggunakan Asam Sulfat (H2SO4) pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Kecambah Pada Perendaman Menggunakan Asam Sulfat

(H2SO4)

PERLAKUAN ULANGAN

TOTAL 1 2 3

10 menit 13 14 16 43

15 menit 15 11 19 45

20 menit 17 18 20 55

TOTAL 45 43 55 143

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019

Hasil perhitungan disajikan kedalam analisis sidik ragam untuk

mengetahui adanya pengaruh nyata atau tidak nyata, pada Tabel 3:

Page 35: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

21

Tabel 3. Analisis Sidik Ragam Perlakuan Menggunakan Asam Sulfat

(H2SO4)

SK D b JK KT F hit F tabel

5% 1%

Perlakuan 2 27,56 13,78 2,00tn 5,14 10,92

Galat 6 41,33 6,89

Total 8 68,88889

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019

Keterangan : tn = Tidak berpengaruh nyata

Berdasarkan Tabel 3. Analisis sidik ragam untuk mengetahui adanya

pengaruh nyata atau tidak nyata perlakuan terhadap kecambah kemiri, dapat

dilihat dari derajat bebas perlakuan 2, dan derajat bebas galat 6, maka diperoleh

F.Tabel 5 % dengan nilai 5,14 dan F.Tabel 1 % dengan nilai 10,92 dan F.Hitung

2,00, sehingga sumber keragaman perlakuan menunjukkan tidak adanya pengaruh

nyata perlakuan terhadap jumlah kecambah Kemiri (F.Hit perlakuan < F.Tabel 5%

dan 1%).

Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan perendaman tidak terlalu

berpengaruh nyata terhadap jumlah kecambah tetapi penggunaan asam sulfat

sudah mampu memecahkan dormansi walaupun membutuhkan waktu yang lebih

lama lagi untuk disemaikan.

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan selama 1 bulan,

perendaman menggunakan Asam Sulfat (H2SO4) dengan perlakuan perendaman

10 menit mempunyai rata-rata persentase berkecambah 29%, perendaman

menggunakan Asam Sulfat (H2SO4) dengan perlakuan perendaman 15 menit

mempunyai rata-rata persentase berkecambah 30%, perendaman menggunakan

Page 36: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

22

Asam Sulfat (H2SO4) dengan perlakuan perendaman 20 menit mempunyai rata-

rata persentase berkecambah 37% . Jumlah rata-rata persentase dapat dilihat pada

Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Persentase Rata-Rata Berkecambah Menggunakan Asam

Sulfat (H2SO4)

Perlakuan Total

Berkecambah

Rata –

Rata

Peresentase

Berkecambah

10 Menit 43 14,33 29

15 Menit 45 15,00 30

20 Menit 55 18,33 37

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019

Gambar 3. Persentase Perkecambahan Menggunakan Metode Perendaman

Asam Sulfat (H2SO4)

Page 37: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

23

Pada Gambar 3. Dapat dilihat jumlah persentase perkecambahan

menggunakan metode perendaman Asam Sulfat terendah yaitu 29% kecambah

kemiri dengan lama perendaman 10 menit dan jumlah rata-rata tertinggi yaitu

37% kecambah kemiri dengan lama perendaman 20 menit.

Berdasarkan Gambar 3. Diatas menujukkan bahwa persentase kecambah

masih rendah hal ini bisa jadi diakibatkan oleh lingkungan tempat persemaian biji

kemiri. Menurut Nurwardani (2008) perkecambahan akan terjadi Jika

suatu biji tanaman di tempatkan pada lingkungan yang menunjang dan memadai.

Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik

tanah, udara, maupun media lainnya. Waktu persemaian juga bisa mengakibatkan

persentase perkecambahan lebih rendah.

Jika biji kemiri langsung ditanam tanpa disemaikan terlebih dahulu maka

biji kemiri baru akan berkecambah sekitar 4-6 bulan dengan maksimal persentase

kecambah 50% sedangkan biji kemiri yang disemaikan terlebih dahulu akan

berkecambah sekitar 1-2 bulan dengan persentase kecambah 75%. Selain itu

faktor utama yang menyebabkan rendahnya kecambah adalah ketebalan kulit

kemiri semakin tebal kulit kemiri maka akan semakin lama pula proses kecambah

terjadi.

4.2. Metode Perendaman Kalium Nitrat (KNO3)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, rata-rata perkecambahan biji

kemiri terhadap perlakuan perendaman menggunakan Kalium Nitrat (KNO3) yang

dilakukan selama 1 bulan, dengan perlakuan perendaman 25 menit mempunyai

rata-rata 22,67 biji berkecambah dari 50 biji kemiri yang disemaikan, perendaman

Page 38: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

24

menggunakan Kalium Nitrat (KNO3) dengan perlakuan perendaman 30 menit

mempunyai rata-rata 23,33 biji berkecambah dari 50 biji kemiri yang disemaikan,

perendaman menggunakan Kalium Nitrat (KNO3) dengan perlakuan perendaman

35 menit mempunyai rata-rata 19,00 biji berkecambah dari 50 biji kemiri yang

disemaikan. Jumlah rata-rata dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Rata-Rata Berkecambah Menggunakan Kalium Nitrat

(KN03)

Perlakuan Total Berkecambah Rata -Rata

25 Menit 68 22,67

30 Menit 70 23,33

35 Menit 57 19,00

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019

Gambar 4. Rata-Rata Perkecambahan Menggunakan Metode Perendaman

Kalium Nitrat (KNO3)

Pada Gambar 4. Dapat dilihat jumlah rata-rata terendah menggunakan

metode perendaman Kalium Nitrat (KN03) yaitu 19,00 biji berkecambah dengan

Page 39: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

25

lama perendaman 35 menit dan jumlah rata-rata tertinggi yaitu 23,33 biji

berkecambah dengan lama perendaman 30 menit. Perendaman yang terlalu lama

akan membuat biji kemiri menjadi rusak sehingga menurungkan jumlah kecabah.

Hal ini sesuai dengan Sunanto (1994) dalam bukunya yang berjudul

“Budidaya Kemiri Komoditas Ekspor” bahwa Kalium nitrat (KNO3) 0,2% mampu

memecahkan dormansi biji kemiri dengan lama perendaman 30 menit.

Menurut Fahmi (2012), perendaman pada larutan kimia yaitu asam kuat

seperti KNO3 dengan konsentrasi pekat membuat kulit benih menjadi lebih lunak

sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah. Perlakuan perendaman benih

dengan KNO3 menyebabkan kulit benih melunak, sehingga air dapat mudah

masuk dan kadar air dalam benih meningkat.

Menurut Baskin and Baskin (2004), metode pematahan dormansi fisik

sering diasosiasikan dengan keberhasilan pembukaan atau cela pada bagian

tertentu dari kulit biji sedemikian rupa sehingga air dapat masuk kedalam biji

dan diserap oleh embrio.

Jumlah kemiri yang berkecambah tidak terlalu banyak jika dengan lama

persemain hanya 1 bulan hal itu dapat dilihat dari Hasil jumlah kecambah pada

perendaman menggunakan Kalium Nitrat (KNO3) padal Tabel 6.

Page 40: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

26

Tabel 6. Jumlah Kecambah Pada Perendaman Menggunakan Kalium

Nitrat (KNO3)

PERLAKUAN ULANGAN

TOTAL 1 2 3

25 memit 20 23 25 68

30 menit 27 20 23 70

35 menit 21 20 16 57

TOTAL 68 63 64 195

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019

Hasil perhitungan disajikan kedalam analisis sidik ragam untuk

mengetahui adanya pengaruh nyata atau tidak nyata, pada Tabel 7.

Tabel 7. Analisis Sidik Ragam Perlakuan Perendaman Kalium Nitrat

(KNO3)

SK Db JK KT F hit F tabel

5% 1%

Perlakuan 2 4,67 2,33 0,18tn 5,14 10,92

Galat 6 79,33 13,22

Total 8 84

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019

Keterangan : tn = Tidak berpengaruh nyata

Berdasarkan Tabel 7. Analisis sidik ragam, untuk mengetahui adanya

pengaruh nyata atau tidak nyata perlakuan terhadap kecambah kemiri dapat dilihat

dari derajat bebas perlakuan 2, dan derajat bebas galat 6, maka diperoleh F.Tabel

5 % dengan nilai 5,14 dan F.Tabel 1 % dengan nilai 10,92 dan F.Hitung 0,18,

sehingga sumber keragaman perlakuan menunjukkan tidak adanya pengaruh nyata

perlakuan terhadap jumlah kecambah kemiri (F.Hit perlakuan < F.Tabel 5% dan

1%).

Page 41: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

27

Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan perendaman tidak berpengaruh

nyata terhadap jumlah kecambah kemiri, tetapi penggunaan Kalium Nitrat

(KNO3) sudah mampu memecahkan dormansi walaupun membutukan waktu yang

lebih lama lagi untuk disemaikan.

Berdasarkan hasil olah data penelitian yang dilakukan persentase

Perkecambahan biji kemiri terhadap perlakuan perendaman menggunakan Kalium

Nitrat (KNO3) yang dilakukan selama 1 bulan, perlakuan perendaman 25 menit

mempunyai rata-rata persentase berkecambah 45%, perendaman menggunakan

Kalium Nitrat (KNO3) dengan perlakuan perendaman 30 menit mempunyai rata-

rata persentase berkecambah 47%, perendaman menggunakan Kalium Nitrat

(KNO3) dengan perlakuan perendaman 35 menit mempunyai rata-rata persentase

berkecambah 35%. Jumlah rata-rata dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Persentase Rata-Rata Berkecambah Menggunakan Kalium

Nitrat (KNO3)

Perlakuan Total

Berkecambah

Rata -

Rata

Peresentase

Berkecambah

25 Menit 68 22,67 45

30 Menit 70 23,33 47

35 Menit 57 19,00 38

Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2019

Page 42: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

28

Gambar 5. Rata-Rata Persentase Perkecambahan Menggunakan Metode

Perendaman Kalium Nitrat (KN03)

Berdasarkan Gambar 5. Menyimpulkan bahwa jumlah rata-rata persentase

perkecambahan menggunakan metode perendaman Kalium Nitrat (KN03)

terendah yaitu 38% biji berkecambah dengan lama perendaman 35 menit dan

jumlah rata-rata tertinggi yaitu 47% biji berkecambah dengan lama perendaman

20 menit. Perendaman yang terlalu lama malah akan membuat biji kemiri menjadi

rusak sehingga menurungkan jumlah kecambah. Menurut Sutopo (2002) setiap

biji tanaman mempunyai kisaran waktu tertentu untuk bisa berkecambah.

4.3. Perbandingan Persentase Perkecambahan Menggunakan Metode

Perendaman Asam Sulfat (H2SO4) dan Kalium Nitrat (KN03).

Berdasarkan hasil olah data yang dilakukan perbandingan Persentase Rata-

rata Perkecambahan biji kemiri terhadap perlakuan perendaman menggunakan

Asam Sulfat (H2SO4) dan Kalaium Nitrat (KN03) yang dilakukan selama 1 bulan

dapat kita lihat pada Tabel 9.

Page 43: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

29

Tabel 9. Perbandingan Persentase Perkecambahan Menggunakan Metode

Perendaman Asam Sulfat (H2SO4) dan Kalium Nitrat (KNO3).

Perlakuan Total

Berkecambah

Rata -

Rata

Peresentase

Berkecambah

H2SO4 143 47,67 32

KNO3 195 65 32

Gambar 6. Perbandingan Persentase Rata-Rata Perkecambahan

Menggunakan Asam Sulfat (H2SO4) dan Kalium Nitrat

(KNO3)

Berdasarkan Gambar 6. Menunjukkan bahwa jumlah persentase

perkecambahan menggunakan metode perendaman Asam Sulfat (H2SO4) yaitu

32% sedangkan Kalium Nitrat (KNO3) yaitu 43%. Hal ini menyimpulkan bahwa

Kalium Nitrat (KNO3) lebih mampu mematahkan dormansi lebih banyak di

bandingkan dengan Asam Sulfat (H2SO4).

Page 44: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

30

Hal ini sesuai Menurut Danoesastro (1993) Kalium Nitrat (KNO3)

merupakan garam anorganik yang secara khusus disebut sebagai bahan kimia

yang berpengaruh besar terhadap perlakuan pematahan dormansi. Kalium Nitrat

(KNO3) merupakan senyawa kimia yang sering digunakan untuk memacu

perkecambahan. Kalium pada senyawa Kalium Nitrat (KNO3) lebih banyak

dibutuhkan dibandingkan unsur hara lain, karena kalium berperan penting sebagai

katalisator dalam pengubahan protein menjadi asam amino dan penyusun

karbohidrat serta metabolisme tanaman.

Sedangkan menurut Dian (2018) Kalium juga berperan dalam memperkuat

tubuh tanaman agar daun tidak mudah layu dan gugur. Hal ini dapat membantu

tanaman untuk tetap tumbuh dengan baik meskipun dalam kondisi lingkungan

yang kering. Kalium Nitrat (KNO3) merupakan salah satu sumber nitrogen

terbaik, hal ini dapat dilihat dari hasil produksi kualitas biji yang relatif lebih baik.

Anwar et al, (2008) menyatakan, dengan diberikanya Kalium Nitrat

(KNO3) pada benih maka akan terjadi perubahan konsentrasi antara zat

penghambat dan zat perangsang perkecambahan di dalam benih. Dalam hal ini,

jumlah zat perangsang meningkat dan jumlah zat penghambat tetap, sehinga

terjadi perkecambahan.

Page 45: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

31

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. Persentase perkecambahan menggunakan Asam Sulfat (H2SO4) paling

tinggi dari beberapa perlakuan adalah 37% dengan lama perlakuan

perendaman 20 menit dan berdasarkan analisis sidik ragam metode

perendaman menggunakan Asam Sulfat (H2SO4) pada berbagai perlakuan

lama perendaman tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah kecambah

kemiri.

2. Persentase perkecambahan menggunakan Kalium Nitrat (KNO3) paling

tinggi dari beberapa perlakuan adalah 47% dengan lama perlakuan

perendaman 30 menit dan Berdasarkan analisis sidik ragam metode

perendaman menggunakan Kalium Nitrat (KNO3) pada berbagai perlakuan

lama perendaman tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah kecambah

kemiri.

3. Persentase rata-rata perkecambahan menggunakan Asam Sulfat (H2SO4)

adalah 32% dan Persentase rata-rata perkecambahan menggunakan Kalium

Nitrat (KNO3) adalah 43%.

5.2. Saran

Kedua metode perendaman diatas belum mampu menghasilkan jumlah

kecambah kemiri dengan persentase yang tinggi untuk itu diperlukan penelitian

yang lebih lanjut terkait lama perendaman atau kadar bahan kimia.

Page 46: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

32

Page 47: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

DAFTAR PUSTAKA

Baskin.J.M and Baskin.C.C. 2004. A Classivication System for Seed Dormancy.

Seed Science Research. Department of Biology, University of

Kentucky

Danoesastro, H. 1993. Zat Pengatur Tumbuh Dalam Pertanian. Yayasan Pembina

Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta.

Dian, A.P., 2018, Pengaruh Pemberian Senyawa KNO3 (Kalium Nitrat) Terhadap

Pertumbuhan Kecambah Sorgum (Sorghum Bicolor (L.) Moench),

Bandar Lampung.

Fahmi, Z. I. 2012. Studi Perlakuan Pematahan Dormansi Benih Dengan

Skarifikasi Mekanik dan Kimiawi. J. Balai Besar Perbenihan dan

Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya

Indriyanto. 2008. Pengantar Budidaya Hutan. Buku. Bumi Aksara. Jakarta.

Kamil, J. 1979. Teknologi Benih. Angkasa Raya, Padang.

Khadijah, N., 1996, Bercocok Tanam Kemiri, CV Telaga Zamzan, Ujung

Pandang, 67 Hlm.

Khoirul, A., 2015, Kimia Dasar II Asam Sulfat, bali.

Krisnawati, H.Dkk., 2011 Aleurites moluccana (L.) Willd.: Ekologi, Silvikultur

dan Produktivitas. Cifor, Bogor, Indonesia. Hlm 12.

Nurwardani, P., 2008, Teknik Pembibitan Tanaman dan Produksi Benih,

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Jakarta.

Paimin, F.R., 1994, Kemiri Budidaya dan Prospek Bisnis Kemiri, PT. Penebar

Sawadaya, Jakarta, hlm 107.

Schmidt, L.2002. Pedoman Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Sub

Tropis 2000. Buku. Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial

Dept. Kehutanan. Jakarta. 530 hlm.

Sunanto, H., 1994. Budidaya Kemiri Komoditas Ekspor, Kanisius, Yogyakarta,

hlm 67

Supiniati. 2015, Pengaruh Lama Perendaman dan Konsentrasi KNO3 Terhadap

Viabilitas Benih Lengkeng, Aceh Barat.

Sutopo, L. (2000). Teknologi Benih.Jakarta: Rajawali Press.

Page 48: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

Wanarni, 2009, Pengaruh Perlakuan Pendahuluan dan Berat Benih Terhadap

Perkecambahan Benih Kayu Afrika ( Maesopsis Emini Engl.), Skiripsi

Fakultas Kehutanan, Institit Pertanian Bogor.

Sadjad, S. 1980. Panduan Mutu Benih Tanaman Kehutanan di Indonesia. Bogor:

IPB

Page 49: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

34

1. Data Primer

a) Data biji yang berkecambah menggunakan metode perendaman

H2SO4 96%

METODE PERENDAMAN H2SO4

PERLAKUAN 10

menit

15

menit

20

menit

ULANGAN 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 D 1 E 1 F 1 G 1 H 1 I 1 J 1 K 1 L

2 D 2 E 2 F 2 G 2 H 2 I 2 J 2 K 2 L

3 D 3 E 3 F 3 G 3 H 3 I 3 J 3 K 3 L

4 D 4 E 4 F 4 G 4 H 4 I 4 J 4 K 4 L

5 D 5 E 5 F 5 G 5 H 5 I 5 J 5 K 5 L

6 D 6 E 6 F 6 G 6 H 6 I 6 J 6 K 6 L

7 D 7 E 7 F 7 G 7 H 7 I 7 J 7 K 7 L

8 D 8 E 8 F 8 G 8 H 8 I 8 J 8 K 8 L

9 D 9 E 9 F 9 G 9 H 9 I 9 J 9 K 9 L

10 D 10 E 10 F 10 G 10 H 10 I 10 J 10 K 10 L

11 D 11 E 11 F 11 G 11 H 11 I 11 J 11 K 11 L

12 D 12 E 12 F 12 G 12 H 12 I 12 J 12 K 12 L

13 D 13 E 13 F 13 G 13 H 13 I 13 J 13 K 13 L

14 D 14 E 14 F 14 G 14 H 14 I 14 J 14 K 14 L

15 D 15 E 15 F 15 G 15 H 15 I 15 J 15 K 15 L

16 D 16 E 16 F 16 G 16 H 16 I 16 J 16 K 16 L

17 D 17 E 17 F 17 G 17 H 17 I 17 J 17 K 17 L

18 D 18 E 18 F 18 G 18 H 18 I 18 J 18 K 18 L

19 D 19 E 19 F 19 G 19 H 19 I 19 J 19 K 19 L

20 D 20 E 20 F 20 G 20 H 20 I 20 J 20 K 20 L

21 D 21 E 21 F 21 G 21 H 21 I 21 J 21 K 21 L

22 D 22 E 22 F 22 G 22 H 22 I 22 J 22 K 22 L

23 D 23 E 23 F 23 G 23 H 23 I 23 J 23 K 23 L

24 D 24 E 24 F 24 G 24 H 24 I 24 J 24 K 24 L

25 D 25 E 25 F 25 G 25 H 25 I 25 J 25 K 25 L

26 D 26 E 26 F 26 G 26 H 26 I 26 J 26 K 26 L

27 D 27 E 27 F 27 G 27 H 27 I 27 J 27 K 27 L

28 D 28 E 28 F 28 G 28 H 28 I 28 J 28 K 28 L

29 D 29 E 29 F 29 G 29 H 29 I 29 J 29 K 29 L

30 D 30 E 30 F 30 G 30 H 30 I 30 J 30 K 30 L

31 D 31 E 31 F 31 G 31 H 31 I 31 J 31 K 31 L

32 D 32 E 32 F 32 G 32 H 32 I 32 J 32 K 32 L

33 D 33 E 33 F 33 G 33 H 33 I 33 J 33 K 33 L

34 D 34 E 34 F 34 G 34 H 34 I 34 J 34 K 34 L

Page 50: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

35

35 D 35 E 35 F 35 G 35 H 35 I 35 J 35 K 35 L

36 D 36 E 36 F 36 G 36 H 36 I 36 J 36 K 36 L

37 D 37 E 37 F 37 G 37 H 37 I 37 J 37 K 37 L

38 D 38 E 38 F 38 G 38 H 38 I 38 J 38 K 38 L

39 D 39 E 39 F 39 G 39 H 39 I 39 J 39 K 39 L

40 D 40 E 40 F 40 G 40 H 40 I 40 J 40 K 40 L

41 D 41 E 41 F 41 G 41 H 41 I 41 J 41 K 41 L

42 D 42 E 42 F 42 G 42 H 42 I 42 J 42 K 42 L

43 D 43 E 43 F 43 G 43 H 43 I 43 J 43 K 43 L

44 D 44 E 44 F 44 G 44 H 44 I 44 J 44 K 44 L

45 D 45 E 45 F 45 G 45 H 45 I 45 J 45 K 45 L

46 D 46 E 46 F 46 G 46 H 46 I 46 J 46 K 46 L

47 D 47 E 47 F 47 G 47 H 47 I 47 J 47 K 47 L

48 D 48 E 48 F 48 G 48 H 48 I 48 J 48 K 48 L

49 D 49 E 49 F 49 G 49 H 49 I 49 J 49 K 49 L

50 D 50 E 50 F 50 G 50 H 50 I 50 J 50 K 50 L

TOTAL BIJI 50 50 50 50 50 50 50 50 50

JUMLAH

BERKECAMBAH 13 14 16 15 11 19 17 18 20

PERSENTASE 26 28 32 30 22 38 34 36 40

Page 51: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

36

b) Data biji berkecambah menggunakan metode perendaman KNO3 0,2%

METODE PERENDAMAN KN03

PERLAKUAN

25

menit

30

menit

35

menit

ULANGAN 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 M 1 N 1 O 1 R 1 S 1 T 1 U 1 V 1 W

2 M 2 N 2 O 2 R 2 S 2 T 2 U 2 V 2 W

3 M 3 N 3 O 3 R 3 S 3 T 3 U 3 V 3 W

4 M 4 N 4 O 4 R 4 S 4 T 4 U 4 V 4 W

5 M 5 N 5 O 5 R 5 S 5 T 5 U 5 V 5 W

6 M 6 N 6 O 6 R 6 S 6 T 6 U 6 V 6 W

7 M 7 N 7 O 7 R 7 S 7 T 7 U 7 V 7 W

8 M 8 N 8 O 8 R 8 S 8 T 8 U 8 V 8 W

9 M 9 N 9 O 9 R 9 S 9 T 9 U 9 V 9 W

10 M 10 N 10 O 10 R 10 S 10 T 10 U 10 V 10 W

11 M 11 N 11 O 11 R 11 S 11 T 11 U 11 V 11 W

12 M 12 N 12 O 12 R 12 S 12 T 12 U 12 V 12 W

13 M 13 N 13 O 13 R 13 S 13 T 13 U 13 V 13 W

14 M 14 N 14 O 14 R 14 S 14 T 14 U 14 V 14 W

15 M 15 N 15 O 15 R 15 S 15 T 15 U 15 V 15 W

16 M 16 N 16 O 16 R 16 S 16 T 16 U 16 V 16 W

17 M 17 N 17 O 17 R 17 S 17 T 17 U 17 V 17 W

18 M 18 N 18 O 18 R 18 S 18 T 18 U 18 V 18 W

19 M 19 N 19 O 19 R 19 S 19 T 19 U 19 V 19 W

20 M 20 N 20 O 20 R 20 S 20 T 20 U 20 V 20 W

21 M 21 N 21 O 21 R 21 S 21 T 21 U 21 V 21 W

22 M 22 N 22 O 22 R 22 S 22 T 22 U 22 V 22 W

23 M 23 N 23 O 23 R 23 S 23 T 23 U 23 V 23 W

24 M 24 N 24 O 24 R 24 S 24 T 24 U 24 V 24 W

25 M 25 N 25 O 25 R 25 S 25 T 25 U 25 V 25 W

26 M 26 N 26 O 26 R 26 S 26 T 26 U 26 V 26 W

27 M 27 N 27 O 27 R 27 S 27 T 27 U 27 V 27 W

28 M 28 N 28 O 28 R 28 S 28 T 28 U 28 V 28 W

29 M 29 N 29 O 29 R 29 S 29 T 29 U 29 V 29 W

30 M 30 N 30 O 30 R 30 S 30 T 30 U 30 V 30 W

31 M 31 N 31 O 31 R 31 S 31 T 31 U 31 V 31 W

32 M 32 N 32 O 32 R 32 S 32 T 32 U 32 V 32 W

33 M 33 N 33 O 33 R 33 S 33 T 33 U 33 V 33 W

34 M 34 N 34 O 34 R 34 S 34 T 34 U 34 V 34 W

35 M 35 N 35 O 35 R 35 S 35 T 35 U 35 V 35 W

36 M 36 N 36 O 36 R 36 S 36 T 36 U 36 V 36 W

Page 52: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

37

37 M 37 N 37 O 37 R 37 S 37 T 37 U 37 V 37 W

38 M 38 N 38 O 38 R 38 S 38 T 38 U 38 V 38 W

39 M 39 N 39 O 39 R 39 S 39 T 39 U 39 V 39 W

40 M 40 N 40 O 40 R 40 S 40 T 40 U 40 V 40 W

41 M 41 N 41 O 41 R 41 S 41 T 41 U 41 V 41 W

42 M 42 N 42 O 42 R 42 S 42 T 42 U 42 V 42 W

43 M 43 N 43 O 43 R 43 S 43 T 43 U 43 V 43 W

44 M 44 N 44 O 44 R 44 S 44 T 44 U 44 V 44 W

45 M 45 N 45 O 45 R 45 S 45 T 45 U 45 V 45 W

46 M 46 N 46 O 46 R 46 S 46 T 46 U 46 V 46 W

47 M 47 N 47 O 47 R 47 S 47 T 47 U 47 V 47 W

48 M 48 N 48 O 48 R 48 S 48 T 48 U 48 V 48 W

49 M 49 N 49 O 49 R 49 S 49 T 49 U 49 V 49 W

50 M 50 N 50 O 50 R 50 S 50 T 50 U 50 V 50 W

TOTAL BIJI 50 50 50 50 50 50 50 50 50

JUMLAH

BERKECAMBAH 20 23 25 27 20 23 21 20 16

PERSENTASE 40 46 50 54 40 46 42 40 32

Page 53: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

38

2. Olah Data Statistik

1) Metode Perendaman Menggunakan Kalium Nitrat

A A. Derajat bebas (dB)

dBt = N-1 = 8

dBp = t-1 = 2

dBg = t(r-1) = 6

B. Faktor Koreksi (FK)

FK = Yij^2/rt

= 4225

C. Jumlah Kuadrat (JK)

Jumlah Kuadrat Total

(JKT)

JKT = Ʃ(Yij)²-FK

= 84

Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP)

JKP = ((Ʃ(Ʃyij)²)/r)-FK = 32,67

Jumlah Kuadrat Galat

(JKG)

JKG = JKT-JKG

= 51,33

D. Kuadrat Tengah (KT)

KTP = JKP/dbp = 16,33

KTG = JKG/dpg = 8,56

E. F Hitung

Fhit = KTP/KTG = 1,91

Page 54: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

39

2) Metode Perendaman Menggunakan Asam Sulfat

A. Derajat bebas (dB)

dBt = N-1 = 8

dBp = t-1 = 2

dBg = t(r-1) = 6

B. Faktor Koreksi (FK)

FK = Yij^2/rt

= 2272,111

C. Jumlah Kuadrat (JK)

Jumlah Kuadrat Total (JKT)

JKT = Ʃ(Yij)²-FK

= 68,88889

Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP)

JKP = ((Ʃ(Ʃyij)²)/r)-FK = 27,56

Jumlah Kuadrat Galat (JKG)

JKG = JKT-JKG

= 41,33

D. Kuadrat Tengah (KT)

KTP = JKP/dbg = 13,78

KTG = JKG/dpg = 6,89

E. F Hitung

Fhit = KTP/KTG = 2,00

Page 55: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

40

3. Surat Izin Penelitian

Page 56: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

41

4. Dokumentasi Penelitian

Bahan Media Tanam

Pembuatan Media Beden Tabur

Page 57: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

42

Pemilihan biji kemiri yang masih bagus

Perendaman Dengan Mengunkan Asam Sulfat dan Kalium Nitrat

Page 58: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

43

Penaburan Biji Kemiri Pada Bedeng Tabur

Penutupan bedeng tabur dengan dedaunan

Page 59: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

44

Penyiraman

Biji kemiri yang berkecambah

Page 60: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

45

Kemiri berkecambah pada metode perendaman KN03

Kemiri berkecambah pada metode perendaman H2S04

Page 61: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

46

5. Table Distribusi Frekuensi

a) F. Tabel 5 %

Page 62: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

47

b) F. Tabel 1 %

Page 63: PERBANDINGAN PERSENTASE PERKECAMBAHAN BIJI KEMIRI

RIWAYAT HIDUP

ASMAUAN (105950062615) dengan judul Skripsi

“Perbandingan Persentase Perkecambahan Biji Kemiri

(Aleurites moluccana) Dengan Menggunakan Metode

Perendaman Asam Sulfat (H2SO4) dan Kalium Nitrat

(KNO3)” Di bawah bimbingan Irma Sribianti dan

Muhammad Tahnur.

Penulis Lahir pada tanggal 03 September 1997 di Lingkungan Mosso, Kelurahan

Mosso Dhua, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat.

Penulis merupakan anak ke tiga dari delapan bersaudara, dari pasangan Bapak

Alhamsih dan Ibu Saripahana. Penulis pertama kali menyelesaikan pendidikan

formal di SDN 1 Mosso pada Tahun 2004 dan tamat pada tahun 2009. Pada tahun

yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 5 Sendana dan tamat

pada tahun 2012, Penulis melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Sendana

dan tamat pada tahun 2015. Dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan

pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Pertanian Jurusan

Kehutanan.