19
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION MATERI ALJABAR BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TUNTANG JURNAL Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika Disusun Oleh: SYARIF HIDAYATI 202013013 PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14539/2/T1_202013013_Full... · menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe STAD dengan

  • Upload
    lamlien

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14539/2/T1_202013013_Full... · menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe STAD dengan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION MATERI ALJABAR BAGI SISWA KELAS VII SMP

NEGERI 2 TUNTANG

JURNAL

Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi S1 Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

SYARIF HIDAYATI

202013013

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14539/2/T1_202013013_Full... · menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe STAD dengan
Page 3: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14539/2/T1_202013013_Full... · menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe STAD dengan
Page 4: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14539/2/T1_202013013_Full... · menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe STAD dengan
Page 5: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14539/2/T1_202013013_Full... · menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe STAD dengan
Page 6: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14539/2/T1_202013013_Full... · menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe STAD dengan

1

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION MATERI ALJABAR BAGI SISWA KELAS VII SMP

NEGERI 2 TUNTANG

Syarif Hidayati1)

, Tri Nova Hasti Yunianta2)

[email protected])

, [email protected])

Program Studi S1 Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan–Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika siswa pada model

pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dan Student Teams Achievement Division materi aljabar

bagi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Tuntang. Jenis penelitian ini merupakan mixed method dengan

model sequential explanatory. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster

random sampling. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas VII C menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe talking stick dengan jumlah siswa 34 orang dan kelas VII E

menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe STAD dengan jumlah siswa 31 orang. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, tes, dan

dokumentasi. Data kedua kelas homogen sebelum diberi perlakuan. Hasil analisis data menunjukkan

rata-rata hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick adalah

83,68 lebih baik dari rata-rata hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD adalah 78,71. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji Mann-Whitney U yang

menunjukkan Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,029, dimana 0,029 < 0,05, sehingga diperoleh kesimpulan

bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

talking stick dan STAD. Pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe talking

stick hanya siswa yang memegang tongkat yang menjawab pertanyaan dari guru dan menjawabnya

secara lisan, sehingga membuat siswa lebih antusias saat pembelajaran agar siswa dapat menjawab

pertanyaan tersebut. Berbeda dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD, siswa mengerjakan kuis dengan waktu yang bersamaan dan bersifat tertulis. Jadi dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe talking

stick lebih baik daripada hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

Kata kunci: hasil belajar matematika, talking stick, student teams achievement division

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran memiliki peran untuk mengembangkan pola pikir manusia, tetapi

dalam proses pembelajaran sering terjadi hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan

tersebut. Adapun hambatan tersebut adalah kurang cakapnya guru mengelola kelas, suasana

kelas yang membosankan sehingga motivasi siswa untuk belajar menjadi berkurang.

Page 7: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14539/2/T1_202013013_Full... · menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe STAD dengan

2

Hambatan ini berpengaruh terhadap pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran tersebut

harusnya sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala

potensi dan sumber yang ada, baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri

maupun potensi yang ada di luar diri siswa (Sanjaya, 2009: 26). Potensi-potensi tersebut

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Agar siswa mendapat hasil belajar yang memuaskan, seharusnya guru menggunakan

model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan mata pelajaran melalui aktivitas

eksplorasi, elaborasi, dan konfrimasi. Aktivitas tersebut dapat dilakukan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, dan menantang, sehingga momotivasi siswa untuk berpartisipasi

aktif dalam proses pembelajaran (Departemen Pendidikan Nasional, 2007). Oleh karena itu

untuk melaksanakan proses pembelajaran matematika sekarang tidak cukup hanya

mengandalkan metode ceramah saja. Model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil

belajar siswa juga perlu adanya dalam pembelajaran, salah satunya model pembelajaran

kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang

mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran dalam model pembelajaran

kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur,

dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan

dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang

dimaksud (Suprijono, 2015:73). Adapun tipe-tipe model pembelaajran kooperatif antara lain

talking stick dan student teams achievement division (STAD).

Model pembelajaran kooperatif tipe talking stick adalah pembelajaran yang mendorong

peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat, dengan cara siapa yang memegang

tongkat, dialah yang menjawab pertanyaan (talking) (Suprijono, 2010: 109). Menurut Aris

Shoimin (2014: 199) kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick adalah

menguji kesipan peserta didik dalam pembelajaran, sedangkan kelemahannya membuat

senam jantung karena tegang dan ketakutan akan pertanyaan yang akan diberikan oleh guru.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa yang heterogen. Model

pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dan belajar dalam

kelompok, hal ini bertujuan agar siswa dapat memahami urian materi pelajaran serta mampu

berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok (Isjoni 2007: 51). Menurut Shoimin (2014:

189), kelebihan model pembelajaraan kooperatif tipe STAD adalah siswa aktif membantu dan

Page 8: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14539/2/T1_202013013_Full... · menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe STAD dengan

3

memotivasi semangat untuk berhasil bersama, serta siswa aktif membantu dan memotivasi

semangat untuk berhasil bersama, sedangkan kelemahannya adalah siswa berprestasi tinggi

akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan.

Setiap kelebihan dan kelemahan model pembelajaran pasti akan mempengaruhi

kemampuan siswa, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe talking stick dan

STAD. Model pembelajaran tersebut memiliki ciri khas yang berbeda yaitu pada akhir

pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick guru

memberikan tongkat, kemudian siswa yang memegang tongkat harus menjawab pertanyaan

dari guru, sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD setiap akhir pembelajaran

selalu diadakan kuis. Pada model pembelajaran kooperatif tipe talking stick hanya siswa yang

memegang tongkat yang menjawab soal dari guru yang dapat membuat siswa senam jantung,

sedangkan pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD semua siswa mengerjakan kuis

pada waktu yang bersamaan. Oleh karena kedua model tersebut memiliki ciri khas yang

berbeda, maka dipandang perlu untuk melihat perbedaan hasil belajar kedua model tersebut.

Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Hakim dan Pramukantoro (2012)

menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan perpaduan metode pembelajaran

Snowball Throwing dengan Talking Stick berpengaruh signifikan lebih tinggi terhadap hasil

belajar siswa dibandingkan sebelum diberi pembelajaran dengan metode tersebut. Riana dan

Hasruddin (2016) menunjukkan bahwa bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dan Student

Teams Achievement Divisions pada materi pokok sistem pencernaan manusia di kelas VIII

SMP Negeri 1 Tanah Jawa Kabupaten Simalungun Tahun Pembelajaran 2015/2016. Bayu

Hidayat dan Nur Kholis (2014) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

terhadap hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran tallking

stick dengan kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran students teams

achievement divisions (STAD).

Hasil wawancara pada hari Jumat, 10 Juni 2016 kepada salah seorang guru yang

mengajar matematika kelas VII di SMP Negeri 2 Tuntang materi matematika yang sering

menjadi kesulitan siswa adalah materi aljabar. Hal ini dikarenakan materi aljabar baru

dipelajari siswa kelas VII, selain itu guru yang menggunakan pembelajaran konvensional

yang menyebabkan banyak siswa merasa jenuh, kurangnya antusias siswa, kurangnya

kerjasama dalam kelompok, kurangnya konsentrasi perhatian siswa. Hal-hal tersebut yang

mengakibatkan hasil belajar matematika siswa belum memuaskan dan masih rendah.

Page 9: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14539/2/T1_202013013_Full... · menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe STAD dengan

4

Sehingga guru harus memilih model pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa

tertarik dan aktif di dalam kelas.

Berdasarkan urian di atas, peneliti melakukan penelitian dengan judul “Perbandingan

Hasil Belajar Matematika Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick dan

Student Teams Achievement Division Materi Aljabar Bagi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2

Tuntang”. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

matematika siswa pada model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dan Student Teams

Achievement Division materi aljabar bagi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Tuntang.

HASIL BELAJAR

Menurut Supratiknya (2012: 5), hasil belajar adalah objek penilaian kelas berupa

kemampuan-kemampuan baru yang diperoleh murid sesudah mereka mengikuti proses

belajar-mengajar tentang mata pelajaran tertentu. Pemerolehan kemampuan baru tersebut

akan terwujut dalam perubahan tingkah laku tertentu, seperti dari tidak tahu menjadi tahu

tentang seluk-beluk gejala tertentu, dari acuh-tak-acuh menjadi menyukai objek atau aktivitas

tertentu, serta dari tidak bisa menjadi cakap melakukan ketrampilan tertentu.

Bloom dalam Sudjana (2006: 22) membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah

kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil

belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan dan ingatan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.

Adapun jenis hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti

perhatianya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman

sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. Hasil belajar psikomotorik tampak dalam

bentuk ketrampilan dan kemampuan bertindak individu.

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang

mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran dapat didefinisikan sebagai sistem

kerja atau belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima

unsur pokok, yaitu saling ketergantungan positif, tanggungjawab individual, interaksi

personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok (Suprijono, 2015:77). Model

pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok

termasuk bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru, dimana guru

menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi

yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru

Page 10: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14539/2/T1_202013013_Full... · menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe STAD dengan

5

biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas (Suprijono, 2015:73). Tipe-tipe

model pembelajran kooperatif antara lain talking stick dan student teams achievement

division (STAD).

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK

Menurut Shoimin (2014: 197), talking stick adalah model pembelajaran yang pada

mulanya digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau

menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antarsuku). Talking Stick (tongkat

berbicara) telah digunakan selama berabad-abad oleh suku-suku Indian sebagai alat

menyimak secara adil dan tidak memihak. Tongkat berbicara juga sering digunakan kalangan

dewan untuk memutuskan siapa yang mempunyai hak berbicara pada saat rapat. Pada saat

pimpinan rapat mulai berdiskusi dan membahas masalah harus memegang tongkat. Tongkat

akan berpindah ke orang lain apabila ia ingin berbicara atau menanggapinya. Dengan cara ini

tongkat berbicara akan berpindah dari satu orang ke orang lain jika orang tersebut ingin

berbicara, tongkat itu lalu dikembalikan lagi ke ketua atau pimpinan rapat. Penjelasan

tersebut, dapat disimpulkan bahwa talking stick dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai

hak suara (berbicara) yang diberikan secara bergiliran atau bergantian.

Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick, sebelum

pembelajaran guru menyiapakan tongkat yang panjangnya kurang lebih 20 cm. Pada saat

pembelajaran, guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian siswa

dibagi dalam kelompok untuk berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana.

Setelah siswa selesai membaca wacana, guru mempersilahkan siswa untuk menutup buku.

Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu siswa. Siswa yang memegang

tongkat menjawab pertanyaan dari guru. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa

mendapat bagian untuk menjawab pertanyaan dari guru, kemudian guru memberi kesimpulan

dan melakukan evaluasi (Huda, 2013: 277).

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe pembelajaran

kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa yang heterogen. Model

pembelajaran ini dipandang sebagai cara yang paling sederhana dari pendekatan

pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bekerja dan belajar dalam kelompok, hal ini bertujuan agar siswa dapat memahami

urian materi pelajaran serta mampu berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok (Isjoni

Page 11: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14539/2/T1_202013013_Full... · menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe STAD dengan

6

2007: 51). Menurut Slavin (2008: 143), STAD terdiri lima komponen utama yaitu presentasi

kelas, tim, kuis, skor kemajuan individu, dan rekognisi tim. Pada komponen presentasi kelas

yaitu guru menyajikan materi pelajaran. Pada komponen tim, guru membagi siswa dalam

kelompok secara heterogen, terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku,

memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Pada komponen kuis, setiap siswa

mengerjakan kuis secara individu. Pada tahap komponen kemajuan individu, guru men-score

kuis tersebut dan mencatat pemerolehan hasil saat itu serta hasil pada pertemuan sebelumnya

dengan kriteria skor tertentu. Berikut merupakan tabel pemberian skor individu.

Tabel 1. Skor Kemajuan Individu

Nilai tes Skor Perkembangan

1. Lebih dari 10 poin dibawah skor awal 0 poin

2. 10-1 poin dibawah skor awal 10 poin

3. Skor awal sampai 10 poin diatas skor awal 20 poin

4. Lebih dari 10 poin diatas skor awal 30 poin

5. Nilai sempurna (tanpa memperhatikan skor awal) 30 poin

(Slavin, 2009: 159)

Pada komponen rekognisi tim, tim akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan

apabila skor rata-rata kelompok mencapai kriteria tertentu. Rekognisi dilakukan pada saat

terakhir pembelajaran.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan mixed method dengan model sequential explanatory,

karena dalam penelitian ini pengumpulan data dan analisis data kuantitatif pada tahap

pertama, dan diikuti dengan pengumpulan dan analisis data kualitatif pada tahap kedua, guna

untuk memperkuat hasil penelitian kuantitatif yang dilakukan pada tahap pertama. Analisis

data kuantitatif digunakan untuk olah data hasil belajar. Adapun data kuantitatif diperoleh

menggunakan desain penelitian quasi experimental design untuk mengetahui perbedaan hasil

belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick dan STAD. Desian ini

mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol

variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2010).

Deskripsi hasil belajar mengguanakan deskriptif kualitatif, sedangkan analisis data kualitatif

untuk mendeskripsikan proses hasil belajar untuk mendukung data kuantitatif.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tuntang dan waktu penelitian dilakukan

pada Semester I pada Tahun Ajaran 2016/2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas VII SMP Negeri 2 Tuntang Semester 1 Tahun Ajaran 2016/2017 yang terdiri dari

Page 12: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14539/2/T1_202013013_Full... · menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe STAD dengan

7

235 siswa yang terbagi atas tujuh kelas. Adapun pengambilan sampel menggunakan teknik

cluster random sampling yang dilakukan secara bertahap. Pertama-tama populasi dalam

penelitian ini dikelompokkan menjadi 7 cluster sesuai dengan kelas masing-masing,

selanjutnya dipilih 2 cluster secara acak dan secara acak pula kedua kelas tersebut dipilih

sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian, seluruh siswa dalam kelas tersebut

diambil sebagai sampel sehingga terpilihlah kelas VII C sebanyak 34 siswa sebagai kelas

eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick dan kelas VII E

sebanyak 31 siswa sebagai kelas kontrol dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

observasi, tes, dan dokumentasi. Lembar observasi digunakan untuk mendapatkan data

tentang pencapaian guru dalam memberikan perlakuan di dalam kelas, sehingga dalam

pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi proses yang diharapkan.

Adapun instrumen observasi yang digunakan adalah lembar observasi implementasi RPP

untuk aktifitas guru dan siswa, serta lembar observasi aktivitas siswa dalam kelompok untuk

mengetahui aktivitas siswa dalam kelompok saat proses pembelajaran. Adapun tes digunakan

untuk mengetahui hasil belajar siswa yang digunakan untuk mengukur pencapaian siswa

sebelum diberi perlakuan dengan pretest dan juga setelah diberi perlakuan dengan posttest.

Nilai pretest diambil dari nilai UTS, sedangkan nilai posttest tentang materi aljabar yang

diberikan kepada siswa berbentuk uraian berjumlah 10 soal untuk mengetahui hasil belajar

siswa sehingga dapat mengetahui perbedaan hasil belajar menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dan talking stick. Sebelum digunakan sebagai instrumen dalam

pengambilan data, instrumen posttest terlebih dahulu dilakukan validasi isi melalui experts

judgement yaitu penilaian yang dilakukan oleh para ahli. Validasi isi instrumen tes hasil

belajar pada penelitian ini dilakukan oleh tiga ahli, yaitu dua dosen pendidikan matematika

Universitas Kristen Satya Wacana dan satu guru matematika SMP negeri 2 Tuntang. Setelah

dinyatakan layak digunakan maka instrumen siap digunakan dalam penelitian. Dokumentasi

digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan awal siswa dan foto-foto saat

pembelajaran.

Pengolahan data menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis

deskriptif berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang

diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2012). Pengujian hipotesis dilakukan

dengan uji beda rerata. Uji beda rerata terdiri dari dua, yaitu: parametik dan non parametik,

Page 13: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14539/2/T1_202013013_Full... · menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe STAD dengan

8

untuk mengetahui uji beda rerata yang digunakan maka dilakukan uji normalitas terlebih

dahulu. Jika uji normalitas terpenuhi maka uji beda rerata yang digunakan adalah parametik

(Independent Sampel T-Test), sebaliknya jika uji normalitas tidak terpenuhi maka uji beda

rerata yang digunakan adalah non parametik (Mann-Whitney). Uji Independent sampel t-test

terdiri dari dua macam sampel yaitu equal variances assumed (diasumsikan bahwa kedua

variansi sama) dan equal variances not assumed (diasumsikan bahwa kedua variansi tidak

sama).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Kemampuan Awal Siswa

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII C dan VII E SMP Negeri 2 Tuntang.

Kelas VII C sebagai kelas eksperimen yang berarti kelas ini diberi perlakuan model

pembelajaran kooperatif tipe talking stick, dan kelas VII E sebagai kelas kontrol yang

berarti kelas ini diberi perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Data awal yang diperoleh dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa yaitu nilai pretest

yang diambil dari nilai Ulangan Tengah Semester (UTS). Pretest dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui kemampuan awal siswa dari masing-masing sampel. Hasil pretest

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Kemampuan Awal Siswa

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest Pretest

N 34 31

Minimum 40 35

Maksimum 93 83

Rata-rata 55,76 53,97

Uji Normalitas 0,87 0,96

Uji Homogenitas 0,633

Uji t 0,592

Judgment Kedua kelas sampel memiliki kemampuan

matematika awal yang sama atau seimbang.

Berdasarkan Tabel 2 hasil pretest siswa SMP Negeri 2 Tuntang kelas VII C yang

digunakan sebagai kelas eksperimen dapat dilihat dari 34 subjek penelitian, nilai terendah

sebesar 40 dan nilai tertinggi sebesar 93 dengan rata-rata sebesar 55,76. Pada kelas VII E

yang digunakan pada kelas kontrol dapat dilihat dari 31 subjek penelitian, nilai terendah

sebesar 35 dan nilai tertinggi sebesar 83 dengan rata-rata 53,97.

Berdasarkan Tabel 2 perhitungan uji normalitas kemampuan awal siswa diperoleh

bahwa kelas eksperimen memiliki nilai signifikansi 0,87 dan kelas kontrol memiliki nilai

Page 14: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14539/2/T1_202013013_Full... · menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe STAD dengan

9

signifikansi 0,96. Hal ini berarti nilai signifikansi kedua kelas memiliki taraf signifikansi

lebih dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas masing-masing berasal

dari populasi yang berdistribusi normal sehingga dapat dilakukan uji selanjutnya, yaitu uji

homogenitas dan uji beda rerata.

Uji homogenitas dan uji beda rerata dilakukan menggunakan uji Independent

sampel t-test. Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa taraf signifikansi antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,633 (lebih dari 0,05) sehingga dapat disimpulkan

bahwa kedua kelas berasal dari varians yang sama (homogen). Dengan demikian analisis

uji beda t-test harus menggunakan equal variances assumed. Hasil dari uji ini

menghasilkan nilai signifikan 0,592 (lebih dari 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat perbedaan nilai pretest. Jadi kedua kelas memiliki kemampuan awal yang

sama.

2. Kemampuan Akhir Siswa

Soal posttest yang digunakan berjumlah 10 soal uraian. Pemberian posttest pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang

dikenai model pembelajaran kooperatif tipe talking stick dan STAD. Hasil posttest antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Kemampuan Akhir Siswa

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest Pretest N 34 31

Minimum 70 70

Maksimum 100 100

Rata-rata 83,68 78,71

Uji Normalitas 0,000 0,008

Uji Mann-Whitney U 0,029

Judgment

Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar

dengan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick

dan STAD

Berdasarkan Tabel 3 hasil posttest kelas eksperimen dapat dilihat dari 34 subjek

penelitian, nilai terendah sebesar 70, nilai tertinggi sebesar 100 dengan rata-rata sebesar

83,68. Hasil posttest kelas kontrol dapat dilihat dari 31 subjek penelitian, nilai terendah

sebesar 70, nilai tertinggi sebesar 100 dengan rata-rata sebesar 83,68.

Uji normaliats kemampuan akhir siswa diperoleh kelas eksperimen memiliki

signifikansi 0,000 dan kelas kontrol memiliki signifikansi 0,008. Hal ini berarti nilai

Page 15: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14539/2/T1_202013013_Full... · menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe STAD dengan

10

signifikansi kedua kelas memiliki taraf signifikansi kurang dari 0,05, yang berarti data

tersebut tidak berasal dari distribusi yang normal. Oleh karena itu, pengujian beda rerata

menggunakan uji Mann-Whitney U.

Uji Mann-Whitney U dapat menghasilkan nilai signifikansi 0,029 (kurang dari 0,05),

dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol, dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa pada kelas

eksperimen (83,68) lebih tinggi daripada siswa kelas kontrol (78,71) maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara hasil belajar yang dikenakan

model pembelajaran kooperatif tipe talking stick dan STAD dimana hasil belajar siswa

yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe talking stick lebih baik dibanding

dengan siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa kelas

VII SMP Negeri 2 Tuntang.

3. Deskripsi Proses Pembelajaran Menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

talking stick dan STAD

Proses pembelajaran kelas VII C SMP Negeri 2 Tuntang dengan model

pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada saat guru mengelompokkan siswa

menimbulkan kegaduhan, hal tersebut terlihat pada hasil lembar observasi aktivitas

siswa dalam kelompok yang diisi oleh salah satu guru matematika SMP Negeri 2

Tuntang pada Gambar 1.

Gambar 1. Hasil Lembar ObservasiAktivitas Siswa Dalam Kelompok

Pada Kelas VII C

Berdasarkan Gambar 1, saat pembagian kelompok kondisi kelas gaduh, hal ini

disebabkan karena siswa mengalami kebingungan dengan adanya suatu model

pembelajaran yang masih baru bagi siswa dan siswa ingin berkelompok. Guru kemudian

memberi pengarahan kepada siswa, sehingga pada akhirnya siswa mengikuti arahan dari

guru untuk berkelompok dengan kondisi yang telah ditentukan oleh guru.

Pada akhir pembelajaran kooperatif tipe talking stick diadakan permainan

menggunakan tongkat. Permainan menggunakan tongkat pada kelas ini dapat dilihat

pada Gambar 2. Pada Gambar 2, terlihat siswa sangat antusias saat mengikuti permainan

menggunakan tongkat, karena siswa lebih tertarik saat pembelajaran matematika

Page 16: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14539/2/T1_202013013_Full... · menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe STAD dengan

11

menggunakan permainan. Tetapi terlihat siswa merasa takut jika saat memegang tongkat,

siswa tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru. Jika siswa yang tidak dapat menjawab

pertanyaan dari guru, maka siswa mendapat hukuman, hukuman tersebut adalah

menyanyi di depan kelas. Dengan adanya hukuman, siswa menjadi lebih antusias saat

proses pembelajaran dan lebih giat belajar, agar tidak mendapat hukuman tersebut. Hal-

hal tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe talking stick sangat baik. Gambar permainan menggunakan tongkat pada

kelas VII C sebagai berikut.

Gambar 2. Pembelajaran Menggunakan Model Kooperatif tipe Talking Stick

Proses pembelajaran kelas VII E SMP Negeri 2 Tuntang dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak jauh berbeda dengan kelas sebelumnya,

kondisi siswa gaduh saat pembagian kelompok. Hal tersebut terlihat pada hasil lembar

observasi aktivitas siswa dalam kelompok yang diisi oleh salah satu guru matematika

SMP Negeri 2 Tuntang pada Gambar 3.

Gambar 3. Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Kelompok

Pada Kelas VII E

Berdasarkan Gambar 3, saat pembagian kelmompok suasana kelas sangat gaduh

karena siswa ingin berkelompok dengan teman akrabnya. Hal tersebut dikarenakan siswa

merasa bosan dan kurang semangat bertemu denga teman kelompok yang sama selama

empat kali pertemuan. Guru kemudian memberi arahan jika siswa harus berkelompok

dengan anggota kelompok yang sama karena ada penskoran hasil kuis setiap kelompok

dan pada pertemuan terakhir kelompok akan mendapat penghargaan jika memenuhi

Page 17: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14539/2/T1_202013013_Full... · menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe STAD dengan

12

kriteria skor tertentu. Hal tersebut membuat siswa pada akhirnya siswa mengikuti arahan

dari guru untuk berkelompok dengan kondisi yang telah ditentukan oleh guru.

Pada akhir pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

selalu diadakan kuis. Pada saat siswa mengerjakan kuis dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Kuis pada Model Pembelajaraan Kooperatif tipe STAD

Pada Gambar 4, terlihat siswa antusias mengerjakan kuis, meskipun pada awalnya

siswa mengeluh karena setiap akhir pertemuan selalu diadakan kuis, tetapi guru

membimbing agar siswa mau mengerjakan kuis tersebut. Guru juga memberitahu bahwa

kelompok akan mendapatkan penghargaan apabila skor rata-rata kelompok mencapai

kriteria tertentu. Hal tersebut membuat siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran

dan siswa lebih giat belajar, agar rata-rata kelompoknya mencapai kriteria tertentu,

sehingga kelompoknya mendapatkan penghargaan. Hal tersebut yang mengakibatkan

hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD baik. Tetapi

hasil belajar siswa kelas sebelumnya lebih baik daripada kelas ini, karena pada kelas

sebelumnya hanya siswa yang memegang tongkat yang menjawab pertanyaan dari guru

dan menjawabnya secara lisan, sehingga membuat siswa lebih antusias saat

pembelajaran agar siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut. Berbeda dengan kelas ini,

siswa mengerjakan kuis dengan waktu yang bersamaan dan bersifat tertulis. Jadi dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe talking stick lebih baik daripada hasil belajar siswa yang menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan hasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Tuntang tahun pelajaran

2016/2017 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick dan

STAD dari nilai posttest yang telah diuji dengan uji Mann-Whitney U yang menunjukkan

Page 18: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14539/2/T1_202013013_Full... · menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe STAD dengan

13

Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,029, dimana 0,029 < 0,05. Kelas yang diajar menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe talking stick memiliki rata-rata hasil belajar 83,68

lebih tinggi daripada kelas yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD yang memiliki rata-rata 78,71. Pada kelas yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe talking stick hanya siswa yang memegang tongkat yang menjawab

pertanyaan dari guru dan menjawabnya secara lisan, sehingga membuat siswa lebih

antusias saat pembelajaran agar siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut. Berbeda

dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa

mengerjakan kuis dengan waktu yang bersamaan dan bersifat tertulis. Jadi dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe talking stick lebih baik daripada hasil belajar siswa yang menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar diantara siswa

yang diajar menggunakan model kooperatif tipe talking stick lebih baik daripada siswa

yang diajar dengan menggunkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa

kelas VII SMP Negeri 2 Tuntang, maka dalam proses pembelajaran model pembelajaran

kooperatif tipe talking stick dapat digunakan sebagai alternatif ajaran sehingga proses

pembelajaran tidak hanya berpusat kepada guru.

DAFTAR PUSTAKA

A.Supratiknya. 2012. Penilaian Hasil Belajar Dengan Teknik Nontes. Yogyakarta: Universitas Sanata

Dharma.

Hidayat, Bayu dan Nur Kholis. 2014. Perbandingan Metode Pembelajaran Talking Stick Dengan Student

Teams Achievement Divisions Pada Standar Kompetensi Memperbaiki Compact Cassete

Recorder di Kelas X Teknik Audio Video SMK Muhammadiyah 1 Gresik. Universitas Negeri

Surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 03, Nomor 03, Tahun 2014, 605 – 611.

Depdiknas. 2007. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/ Model Silabus SMA/MA. Jakarta:

Depdiknas.

Hakim A. H. R, dan Pramukantoro J. A. 2013. Pengaruh Perpaduan Metode Pembelajaran Snowball

Throwing Dengan Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi

Menerapkan Dasar-Dasar Elektronika. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Jurnal

Penelitian Pendidikan Teknik Elektro. Volume 01 Nomor 1, Tahun 2013, 11-20.

Huda, M. 2015. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Isjoni. 2007. Pembelajaran Visioner: Perpaduan Indonesia-malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rejika, Riana dan Hasruddin. (2016). Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dan STAD

Terhadap Hasil Belajar SIswa Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia. Medan: Universitas

Negeri Medan. Jurnal Pelita Pendidikan. Volume 04. Nomor 2, Tahun 2016, 053 – 060.

Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Prenada: Jakarta.

Shoimin, A. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.

Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Indah.

Sudjana, N. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Page 19: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14539/2/T1_202013013_Full... · menggunakan model pembelajarn kooperatif tipe STAD dengan

14

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.

Bandung: Alfabeta. Suprijono, A. 2015. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi. Yogjakarta:Pustaka Pelajar.