87
i PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG KELAS VII SMP NEGERI 3 BONTOMATENE KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Jurusan Pendidikan Matematika pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Oleh NUR FITRAH NIM: 20700113018 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2017

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

  • Upload
    ngoliem

  • View
    232

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

i

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

LANGSUNG KELAS VII SMP NEGERI 3 BONTOMATENE

KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd) Jurusan Pendidikan Matematika pada

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Alauddin Makassar

Oleh

NUR FITRAH

NIM: 20700113018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2017

Page 2: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Page 3: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Page 4: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Page 5: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

v

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Al Hamdulillahi Rabbil’Alamin. Itulah kalimat yang paling pantas penulis

haturkan untuk menggambarkan rasa syukur kehadirat Allah SWTatas rahmat,

kesehatan dan kesempatan yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Salam dan shalawat semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabiullah

Muhammad S.A.W, yang menjadi obor dalam menuju kebahagiaan dunia dan

akhirat. Perjuangan dan ketulusan beliau mempertaruhkan jiwa dan raganya demi

membawa kita semua ke masa dimana kita bisa melihat peradaban yang diterangi

oleh iman dan pengetahuan

Melalui tulisan ini pula, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya terkhusus kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda Dg.

Mattanjo dan ibunda Banri Alang, serta segenap keluarga besar yang telah

memberi semangat, membimbing dan membantu penulis selama menempuh

pendidikan, sampai selesainya skripsi ini, kepada beliau penulis senantiasa

memanjatkan doa semoga Allah swt mengasihi, memberikan rahmat, berkah,

hidayah,dan inayah-Nya serta mengampuni dosanya. Amin Ya Robbal Alamin Ya

Allah.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Ibu Nurkhalisah Latuconsina, S.Ag., M.Pd dan juga Bapak Baharuddin,

S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing I dan II yang telah memberi arahan, pengetahuan

Page 6: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

vi

baru dan koreksi dalam penyusunan skripsi ini, serta membimbing penulis sampai

tahap penyelesaian.

Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai

pihak skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan seperti yang diharapkan. Oleh

karena itu penulis juga patut menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Musafir Pabbabari, M.S., selaku Rektor UIN Alauddin

Makasar beserta Wakil rektor I,II,III, dan IV.

2. Dr. H. Muhammad Amri, Lc., M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Alauddin Makassar beserta wakil dekan I,II, dan III.

3. Dra. Andi Halimah, M.Pd dan Sri Sulasteri, S.Si., M.Si selaku Ketua dan

Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika UIN Alauddin Makassar.

4. Para dosen, karyawan dan karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang

secara konkrit memberikan bantuannya baik langsung maupun tak

langsung.

5. Samsul Aidin, S.Pd.,M.M selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 3

Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar dan Muh. Nawawi S.Pd selaku

guru bidang studi Matematika SMP Negeri 3 Bontomatene Kabupaten

Kepulauan Selayar, yang sangat memotivasi penyusun, dan seluruh staf

serta adik-adik siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bontomatene Kabupaten

Kepulauan Selayar atas segala pengertian dan kerjasamanya selama penulis

melaksanakan penelitian.

Page 7: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

vii

6. Seluruh rekan-rekan mahasiswa pendidikan matematika angkatan 2013

khususnya matematika kelas 1,2 yang telah memberikan kebersamaan

dan keceriaan kepada penulis selama di bangku perkuliahan.

7. Teman-teman KKN Angkatan 54 di Desa Saotengah Kecamatan

Tellulimpoe Kabupaten Sinjai.

8. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telah

banyak memberikan sumbangsih kepada penulis selama kuliah hingga

penulisan skripsi ini.

Akhirnya hanya kepada Allah jualah penulis serahkan segalanya, semoga

semua pihak yang membantu penulis mendapat pahala di sisi Allah swt,

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan karya selanjutnya. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita

semua, Amin.

Samata Gowa, Juli 2017

Penulis,

NUR FITRAH

NIM: 20700113018

Page 8: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

viii

Page 9: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

ABSTRAK ...................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1-14

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian....................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian..................................................................... 11

E. Definisi Operasional Variabel............................................ 12

F. Garis Besar Isi Skripsi....................................................... 13

BAB II TINJAUAN TEORITIK....................................................... 15-36

A. Hasil Belajar Matematika .......................................................... 15

B. Model Pembelajara Kooperatif tipe think pair and share

(TPS)............................................................................... 22

C. Model Pembelajaran langsung........................................... 29

D. Kerangka Pikir.................................................................. 34

E. Hipotesis Penelitian.......................................................... 35

Page 10: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

ix

BAB III METODE PENELITIAN.......................................................... 37-47

A. Jenis Penelitian................................................................ 37

B. Desain Penelitian ....................................................................... 37

C. Populasi dan Sampel ................................................................. 38

D. Prosedur Penelitian........................................................... 40

E. Instrumen Penelitian ................................................................. 41

F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 41

G. Validitas dan Realibilitas Instrumen.................................. 41

H. Teknik analisis Data......................................................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................... 48-65

A. Hasil Penelitian ......................................................................... 48

B. Pembahasan .............................................................................. 64

BAB V PENUTUP........................................................................... 66-67

A. Kesimpulan ............................................................................... 66

B. Saran............................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68-70

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 11: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif....................... 25

Tabel 3.1. Kriteria Koefisien Korelasi Validitas Instrumen........................ 42

Tabel 3.2. Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen.................... 43

Tabel 3.3. Pengkategorian Hasil Belajar SMPN 3 Bontomate’ne Kelas VII 45

Tabel 4.1. Nilai statistik hasil belajar kelas eksperimen......................... 49

Tabel 4.2. Distribusi frekuensi dan persentase pretes dan posttes hasil belajar

matematika kelas eksperimen............................................. 50

Tabel 4.3. Nilai statistik hasil belajar kelas kontrol.............................. 53

Tabel 4.4. Distribusi frekuensi dan persentase pretes dan posttes hasil belajar

matematika kelas kontrol.................................................... 55

Tabel 4.5. Uji normalitas pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas

kontrol............................................................................... 60

Tabel 4.6. Uji homogenitas untuk pretest kelas eksperimen dan kelas

kontrol............................................................................... 61

Tabel 4.7. Uji-t dua sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol............... 62

Page 12: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Desain Penelitian .................................................................... 37

Gambar 4.1. Distribusi frekuensi dan persentase pretes hasil belajar matematika

siswa............................................................................... 50

Gambar 4.2. Distribusi frekuensi dan persentase posttes hasil belajar

matematika siswa................................... ............................. 52

Gambar 4.3. Perbandingan pretes dan posttes hasil belajar matematika kelas

eksperimen............................................................................ 52

Gambar 4.4. Distribusi frekuensi dan persentase pretes hasil belajar

matematika siswa.................................................................. 56

Gambar 4.5. Distribusi frekuensi dan persentase posttes hasil belajar

matematika siswa................................................................ .. 57

Gambar 4.6. Perbandingan pretes dan posttes hasil belajar matematika kelas

kontrol..................................................................................... 57

Gambar 4.7. Perbandingan hasil belajar matematika siswa pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol.................................................. 58

Page 13: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

xii

ABSTRAK

Nama : Nur Fitrah Nim : 20700113018 Jurusan : Pendidikan Matematika Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan Judul : Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa yang Menggunakan

Model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dengan Model Pembelajaran Langsung Kelas VII SMP Negeri 3 Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar

Skripsi ini membahas tentang Perbandingan Hasil Belajar Matematika

Siswa yang Menggunakan Model pembelajaran Langsung Tipe Think Pair Share

(TPS) dengan Model Pembelajaran Langsung dengan permasalahan (1)

Bagaimana hasil belajar matematika siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Bontomatene

yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair

Share, (2) Bagaimana hasil belajar matematika siswa Kelas VII SMP Negeri 3

Bontomatene yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran Langsung, (3)

Apakah ada perbedaaan signifikan antara penerapan model pembelajaran Think

Pair Share dengan model pembelajaran Langsung terhadap hasil belajar

matematika siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Bontomatene Kabupaten Kepulauan

selayar.

Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui hasil belajar matematika

siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Bontomatene yang diajar dengan menerapkan

model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share, (2) Untuk mengetahui hasil

belajar matematika siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Bontomatene yang diajar

dengan menerapkan model pembelajaran Langsung,(3)Untuk mengetahui apakah

ada perbedaaan signifikan antara penerapan model pembelajaran Think Pair Share

dengan model pembelajaran Langsung terhadap hasil belajar matematika siswa

Kelas VII SMP Negeri 3 Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasi Experimental Design

dengan menggunakan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design,

dimana terdapat dua kelompok. Kelompok eksperimen diajar dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan kelompok

kontrol diajar dengan pembelajaran Langsung. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bontomatene Kabupaten Kepulauan

Selayar terdiri dari 45 siswa sedangkan sampelnya adalah siswa kelas VIIa

sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIIb sebagai kelas kontrol. Dimana

kelas VIIa terdiri dari 22 siswa dan kelas VIIb terdiri dari 23 siswa. Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa, berupa pretest

dan juga posttest. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis statistik

deskriptif dan analisis statistik inferensial. Hasil analisis dengan menggunakan

statistik deskriptif pada kelompok kontrol yakni, nilai rata-rata pre tesnya adalah

16,17 dan nilai rata-rata post-test adalah 44,96. Sedangkan kelompok eksperimen

nilai rata-rata pretest adalah 32,64 dan nilai rata-rata posttest adalah 68,55. Berarti

untuk Kelas kontrol terjadi peningkatan sebesar 28,79, sedangkan untuk kelas

eksperimen terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 35,91.

Page 14: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

xiii

Berdasarkan hasil pengolahan dengan SPSS 20 maka diperoleh

sign = 0,000, karena sign (2 tailed) < 𝛼 atau (0,000 < 0,05). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang

diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share

dengan model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar matematika siswa.

Page 15: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin

perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa. Pendidikan adalah usaha

sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran

dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Setiap warga negara

indonesia berhak memperoleh pendidikan pada tahap manapun dalam perjalanan

hidupnya. Pendidikan dapat diperoleh, baik melalui jalur pendidikan sekolah

maupun jalur pendidikan luar sekolah. Peningkatan dan pemerataan pendidikan

merupakan salah satu aspek pembangunan yang mendapat prioritas utama dari

pemerintah Indonesia.1 Seperti yang dirumuskan di dalam Undang-undang No 49

Tahun 2014 pasal 3 sebagai berikut: “Standar Nasional Pendidikan Tinggi

bertujuan untuk menjamin tercapainya tujuan pendidikan tinggi yang berperan

strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan ilmu pengetahuan

dan teknologi dengan menerapkan nilai humaniora serta pembudayaan dan

pemberdayaan bangsa indonesia yang berkelanjutan.” Oleh karena itu, penting

diadakan peningkatan di sektor pendidikan demi kemajuan manusia.

Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini

berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu

berkembang dalam pendidikan. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu

proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan

melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat

penting. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di lingkungan keluarga,

1 Muhammad Rusmin, Hubungan Profesionalita guru dengan Motivasi dan hasil Belajar

Peserta didik di MTS Madani Pao-pao (Tesis: UIN Alauddin Makassar, 2012), h. 1.

Page 16: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

2

lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Pendidikan merupakan segala

bidang penghidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai

dengan martabat manusia dan tentulah dari pernyataan tersebut kita bisa

mengambil kesimpulan bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan

tidak bisa lepas dari kehidupan. Bagi suatu bangsa yang ingin maju, pendidik

harus dipandang sebagai sebuah kebutuhan sama halnya dengan kebutuhan-

kebutuhan lainnya. Maka tentunya peningkatan mutu pendidikan juga

berpengaruh terhadap perkembangan suatu bangsa.2 Sedangkan ilmu maupun

pengetahuan itu akan diperoleh melalui suatu jenjang pendidikan baik formal,

nonformal maupun informal.3 Allah swt berfirman dalam Q.S al-Mujadilah/58:11

mengenai kedudukan seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan.

Terjemahan:

“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-

lapanglah dalam majelis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah,

niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan”.4

Ayat tersebut menjelaskan bahwa hanya Allah swt. semata-mata akan

mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yan berilmu. Hal

2http://www artikel-pendidikani.com/2013/10/ artikel-pentingnya pendidikan bagi masa

depani.html#_diakses pada tanggal 14 Agustus 2016 pukul 14:16.

3Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006), h.49.

4Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV. Penerbit

Diponegoro, 2004), h.543.

Page 17: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

3

ini berarti bahwa seseorang yang berilmu akan mendapatkan manfaat yang jauh

lebih baik dari pada orang yang tidak berilmu.

Sekolah adalah suatu lembaga profesional. Sekolah bertujuan membentuk

anak didik menjadi dewasa yang berkepribadian matang dan tangguh, yang dapat

dipertanggung jawabkan terhadap masyarakat dan terhadap dirinya.5 Seperti yang

dirumuskan dalam undang-undang Nomor 19 tahun 2005 pasal 4 tentang Standar

Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat.

Pada dasarnya pendidikan mengantarkan peserta didik atau manusia

menuju perubahan-perubahan tingkah laku baik berupa pengetahuan, sikap,

moral, maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai makhluk individu dan

hidup bermasyarakat dengan baik sebagai makhluk sosial. Untuk mencapai tujuan

tersebut peserta didik berinteraksi dengan lingkungan belajar, dimana pada

lingkungan belajar di sekolah interaksi ini diatur oleh guru.

Dalam proses belajar mengajar, peningkatan kemampuan kognitif siswa

merupakan salah satuh indikator kualitas pendidikan. Untuk itu perlu diupayakan

pula perbaikan-perbaikan pada sistem pengajaran, proses pembelajaran tersusun

atas berbagai komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama dalam mencapai

tujuan. Suatu kegiatan belajar dapat berjalan efektif jika seluruh komponen yang

berpengaruh saling mendukung untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.

Seiring berkembangnya zaman tuntutan kehidupan pun berkembang pesat,

sehingga untuk menghadapinya perlu adanya pendidikan baik pendidikan formal

maupun informal. Isi dari Standar Kompetensi pendidikan peserta didik

5Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi (Cet.

VI:Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h.6.

Page 18: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

4

SMP/MTS menurut Menteri Pendidikan Nasional diantaranya adalah peserta

didik memiliki kemampuan berpikir logis, analitis sistematis kritis, dan kreatif

serta mempunyai kemampuan untuk bekerja sama. Dengan demikian jelas bahwa

lulusan peserta didik SMP/MTs harus memiliki kemampuan berpikir tingkat

tinggi yang dapat diaplikasikan dalam pemecahan masalah sehari-hari yang

kompleks. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang ada

disetiap jenjang pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs) dan menengah

(SMA/MA/SMK).6 Hasil belajar mata pelajaran matematika bagi sistem

pendidikan di Indonesia merupakan faktor yang sangat penting bagi kelulusan

siswa karena mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran

yang diujikan yang menentukan kelulusan, baik Ujian Nasional (UN) maupun

Ujian Sekolah (US).

Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan atau menelaah

bentuk-bentuk atau struktur yang abstrak dan hubungan-hubungan diantara hal-

hal itu untuk dapat memahami struktur-struktur dan hubungan-hubungan, tentu

saja diperlukan pemahaman tentang konsep-konsep yang terdapat di dalam

matematika itu.7 Dengan demikian belajar matematika berarti belajar tentang

konsep-konsep dan struktur-struktur yang terdapat dalam bahasan yang dipelajari

serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur

tersebut.

Matematika hingga saat ini masih menjadi momok bagi kebanyakan siswa

dan sering dipersepsikan sebagai mata pelajaran yang sulit dan kurang disukai

6Anggil Sahril Hidayat, Efektifitas Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode

Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL) Terhadap Keaktifan Belajar dan Komunikasi Matematis Siswa SMP (Skripsi: Yogyakarta,

2012), h. 3.

7Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Universitas

Negeri Makassar :2013 ), h.103.

Page 19: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

5

siswa. Hal ini berdasarkan pada hasil wawancara salah satu guru matematika di

sekolah tersebut. Beliau mengatakan bahwa hasil belajar siswa masih rendah yaitu

di bawah nilai KKM yaitu 60. Rata-rata siswa yang bisa memenuhi nilai KKM

hanya 2-5 saja. Akan tetapi karena nilai dan manfaatnya tinggi maka matematika

tetap dijadikan mata pelajaran wajib di sekolah. Mata pelajaran matematika

diberikan dengan harapan dapat menjadi media siswa mengoptimalkan berbagai

jenis potensi yang dimiliki. Melalui belajar matematika diharapkan siswa

memiliki kecakapan matematis, kecakapan material maupun kecakapan formal,

sekaligus pengembangan pribadi. Kecakapan ini merupakan sumbangsih mata

pelajaran matematika kepada penguasaan kecakapan hidup yang dibutuhkan siswa

pada masa yang akan datang.8 Maka dari itu, pembelajaran matematika

mengembangkan siswa secara utuh tidak hanya menjadikan siswa mengerti materi

dan bisa memecahkan masalah matematika tetapi jauh dari itu.

Proses pembelajaran matematika akan lebih baik apabila siswa berperan

aktif yaitu siswa ditempatkan sebagai subyek pembelajaran dan guru sebagai

pengelolah pembelajaran. Siswa sebagai subyek pembelajaran dapat

menumbuhkan keaktifan belajar siswa pada proses pembelajaran.9 Dengan

demikian keaktifan siswa dalam kegiatan belajar bertujuan untuk mengkonstruk

pengetahuan mereka. Siswa aktif dalam membangun kemampuan pemahaman

atas persoalan atau atas segala sesuatu yang mereka hadapi dalam kegiatan

pembelajaran.

8Astuti Widiyaningsih, Efektivitas Pembelajaran Matematika Menggunakan pendekatan

Indukti-Deduktif yang dikolaborasikan dengan Metode Think Pair Share (TPS) terhadap

Pemahman Konsep dan Keaktifan siswa SMP (Yogyakarta :2013), h.2.

9Anggil Sahril Hidayat, Efektifitas Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode

Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning

(C TL) Terhadap Keaktifan Belajar dan Komunikasi Matematis Siswa SMP (Yogyakarta: 2013), h.

1.

Page 20: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

6

Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan di SMP Negeri 3

Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar menunjukkan bahwa hasil belajar

matematika siswa masih rendah. Selain itu, penulis juga menemukan fakta di

lapangan bahwa proses pembelajaran di sekolah ini masih menggunakan

pembelajaran langsung khususnya pada mata pelajaran matematika. Pembelajaran

matematika kelas VII masih menggunakan pembelajaran langsung yaitu guru

menyajikan materi dengan menggunakan metode ceramah. Pada proses

pembelajaran langsung umumnya bersifat menerima dan menghafal. Siswa

dituntut untuk selalu memusatkan perhatian terhadap pelajaran, kelas harus sunyi

dan semua peserta didik duduk di tempat masing-masing. Sehingga masih banyak

siswa yang masih sangat rendah kreativitasnya dalam proses pembelajaran di

kelas. Selain itu masih sedikit siswa yang berani bertanya mengenai materi yang

belum dipahaminya. Siswa belum terbiasa berdiskusi dengan teman kelasnya

mengenai pelajaran matematika dan masih sedikit siswa yang mau bertanya

kepada temannya yang lebih paham. Dari hasil wawancara yang diperoleh dari

salah satu guru matematika di SMP Negeri 3 Bontomatene Kabupaten Kepulauan

Selayar khususnya siswa kelas VII mengatakan bahwa dari 45 siswa yang dibagi

dalam dua kelas hanya kurang lebih 2-5 siswa yang mendapat nilai diatas KKM,

yaitu 60. Dalam proses pembelajaran siswa hanya ikut berpartisipasi pada saat

proses pembelajaran berlangsung, tetapi ketika guru memancing siswa untuk

berargumen atas pertanyaan yang diberikan, sedikit sekali yang mau

mengungkapkan argumennya.

Seorang pendidik seharusnya mengembangkan model pembelajaran yang

dianggap baik, dalam arti dapat mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan. Model pengajaran khususnya dalam pembelajaran

matematika banyak sekali ragamnya yang dapat digunakan oleh guru sesuai

Page 21: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

7

dengan kebutuhan, situasi dan kondisi. Banyak pula ditemukan model

pembelajaran yang merangsang siswa untuk belajar mandiri, kreatif, dan lebih

aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Penggunaan model yang tepat akan

menghasilkan kemampuan atau hasil yang sesuai dengan karakteristik model

tersebut sekaligus mendorong output hasil yang bagus pula.

Metode “Think Pair Share” merupakan suatu metode mengajar yang dapat

meningkatkan keaktifan siswa. Selain itu, dengan metode ini siswa tidak akan

cepat merasa bosan dalam belajar matematika. Melalui metode ini, selain siswa

dapat menggali kemampuannya sendiri, siswa juga diarahkan untuk bekerja sama

meskipun dalam kelompok kecil. Sehingga metode “Think Pair Share” dapat

menghasilkan prestasi belajar matematika pada pokok bahasan Himpunan yang

lebih baik daripada menggunakan metode konvensional.

Pada model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), siswa

memulai tiga tahap yaitu Think atau berfikir secara individu, Pair atau

mendiskusikan apa yang telah siswa pikirkan pada tahap Think dengan kelompok,

dan Share atau berbagi dengan teman. Dengan pendekatan ini siswa diharapkan

aktif terlibat dalam proses pembelajaran, serta dapat memecahkan masalah, karena

siswa saling berinteraksi dan bekerja sama dalam kelompok, sedangkan guru

berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Selain itu pada tahap thinking dan

sharing, siswa diharapkan dapat mengembangkan kecerdasan logis matematis

yang mereka miliki secara optimal dan saling membantu anggota kelompok yang

mengalami kesulitan dalam memecahkan pertanyaan/permasalahan pada saat

kegiatan belajar mengajar.10

10Fani Nurlaila, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dengan

Kecerdasan Logis Matematis terhadap Hasil Belajar Siswa di SMK Negeri 3 Surabaya.

(Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, Volume 2, No. 1, 2013), h. 698.

Page 22: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

8

Menurut Teti Rianawati (2010) dalam skripsinya yang menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair-Share menunjukkan bahwa dari

hasil belajar diperoleh nilai tˈ = 1,3367 < 1,6999 yang berarti bahwa ketuntasan

hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran aktif Think Pair Share

pada Standar Kompetensi Memahami Sifat Dasar Sinyal Audio dapat dicapai

dengan baik.

Model Pembelajaran Langsung atau yang dikenal dengan direct instruction

adalah sebuah model pembelajaran yang menitik beratkan pada penguasaan

konsep dan juga perubahan perilaku dengan melakukan pendekatan secara

deduktif. Di sini peran dari guru memang sangat penting sebagai penyampai

informasi, sehingga sudah seyogyanya seorang guru memanfaatkan berbagai

fasilitas yang ada.11

Model pembelajaran langsung merupakan sebuah model pembelajaran

yang bersifat teacher centered (berpusat pada guru). Saat melaksanakan model

pembelajaran ini, guru harus mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan

yang akan dilatihkan kepada siswa, selangkah demi selangkah. Guru sebagai pusat

perhatian memiliki peran yang sangat dominan. Karena itu, pada direct

instruction, guru harus bisa menjadi model yang menarik bagi siswa.

Model pengajaran langsung memberikan kesempatan siswa belajar dengan

mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan

gurunya. Oleh karena itu hal penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan

model pengajaran langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang

terlalu kompleks. Di samping itu, model pengajaran langsung mengutamakan

pendekatan deklaratif dengan titik berat pada proses belajar konsep dan

11http://www. Informasi pendidikan.com/2014/01/28/Model Pembelajaran Langsung

diakses pada tanggal 21 Agustus 2016 pukul 10:42.

Page 23: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

9

keterampilan motorik, sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang lebih

terstruktur.12

Menurut Purnomo bahwa penerapan pembelajaran langsung dapat

meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran biologi konsep

fotosintesis. Hal ini didasarkan pada hasil penelitiannya dikelas VIII C MTs

Negeri Gonowulung Bantul Yogyakarta. Menurut peningkatan aktifitas dan hasil

belajar siswa dikarenakan pembelajaran langsung menjamin siswa untuk lebih

banyak terlibat langsung dalam pembelajaran. 13

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Wayan Distrik di

SMAN 13 Bandarlampung menunjukkan bahwa dengan menerapkan

pembelajaran langsung, pemahaman dan penguasaan konsep siswa terhadap

pelajaran dan hasil belajar mereka pada setiap siklus terus meningkat.

Berdasarkan uraian di atas tentang pentingnya suatu model pembelajaran

yang baik terhadap hasil belajar siswa, penulis memilih untuk menerapkan dua

model pembelajaran yaitu model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan

model pembelajaran Langsung tersebut dalam menunjang hasil belajar

matematika. Karena itulah penulis mengadakan penelitian dengan mengambil

judul “Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa yang Menggunakan Model

Think Pair Share (TPS) dengan Model Pembelajaran Langsung Kelas VII SMP

Negeri 3 Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar”.

12www.academia.edu/5934148/MakalahModel Pembelajaran Langsung oleh Wiwiek

Tamsyani diakses pada tanggal 21 Agustus 2016 pukul 11:05.

13Sofiya, Pengaruh model Pembelajaran Langsung terhadap hasil belajar Fisika Siswa

(Jakarta: Univrsitas Islam Negeri Syarif hidayatullah, 2010), h. 30-31.

Page 24: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

10

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil belajar matematika siswa Kelas VII SMP Negeri 3

Bontomatene yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran

Kooperatif tipe Think Pair Share?

2. Bagaimana hasil belajar matematika siswa Kelas VII SMP Negeri 3

Bontomatene yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran

Langsung?

3. Apakah ada perbedaaan signifikan hasil belajar matematika melalui

penerapan model pembelajaran Think Pair Share dengan model

pembelajaran Langsung terhadap hasil belajar matematika siswa Kelas VII

SMP Negeri 3 Bontomatene Kabupaten Kepulauan selayar?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa Kelas VII SMP Negeri 3

Bontomatene yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran

Kooperatif tipe Think Pair Share.

2. Untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa Kelas VII SMP Negeri 3

Bontomatene yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran

Langsung.

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaaan signifikan penerapan model

pembelajaran Think Pair Share dengan model pembelajaran Langsung

terhadap hasil belajar matematika siswa Kelas VII SMP Negeri 3

Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar.

Page 25: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

11

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai

berikut :

1. Manfaat teoritis

a. Sebagai wahana menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang

pendidikan.

b. Khasanah bacaan sekaligus sebagai bahan kajian bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis

a.) Bagi Siswa

Diharapkan penelitian ini dapat membantu siswa menemukan cara

belajar yang bervariasi yang mendorong motivasi, minat, dan kemauan siswa

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil

belajarnya khususnya pada mata pelajaran matematika.

b.) Bagi Peneliti

Dapat dijadikan bahan untuk memperluas wawasan sebagai calon

pendidik dan menjadi pengalaman tentang situasi dan kondisi siswa disekolah

dalam rangka persiapan calon guru nantinya.

c.) Bagi Guru

Dapat menambah wawasan dan pemahaman guru dalam menggunakan

model pembelajaran yang sesuai dan bervariasi serta menyenangkan bagi

peserta didiknya. Memudahkan pendidik menyampaikan materi yang

diajarkan dan semakin semangat dalam proses belajar mengajar.

d.) Bagi Sekolah

Sebagai sarana informasi untuk meningkatkan mutu pengajaran

Matematika di Sekolah Menengah Pertama (SMP) khususnya di SMP Negeri 3

Page 26: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

12

Bontomate’ne dan dapat dijadikan alternative untuk mengaplikasikannya

dalam proses pembelajaran.

E. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional digambarkan sacara umum sebagai variabel yang

akan diteliti. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun definisi

operasional variabel dari penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Hasil Belajar Matematika (Variabel Y1)

Hasil belajar matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai

yang diperoleh peserta didik setelah diberikan tes hasil belajar. Hasil belajar dapat

dilihat dari perubahan perilaku yang ditandai dengan perkembangan nilai dari

proses belajar matematika.

2. Think Pair Share (Variabel X1)

Think pair Share (TPS) atau berfikir berpasangan berbagi merupakan jenis

pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi

siswa. Model pembelajaran think pair share merupakan pembelajaran kelompok

dimana siswa diberi kesempatan untuk berfikir mandiri dan saling membantu

dengan teman yang lain.

3. Pembelajaran Langsung(Variabel X2)

Model pembelajaran langsung adalah sebuah model pembelajaran atau

direct instruction yang menitikberatkan pada penguasaan konsep dan juga

perubahan perilaku dengan melakukan pendekatan secara deduktif. Model

pembelajaran Langsung adalah kegiatan penyampaian pelajaran kepada sejumlah

siswa, yang biasanya dilakukan dengan berceramah di kelas.

Page 27: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

13

F. Garis Besar Isi skripsi

Pembahasan skripsi ini terbagi dalam lima bab dan mempunyai sub bab

masing-masing sebagai rangkaian yang terstruktur. Adapun sistematikanya

sebagai berikut:

Bab I merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah

dalam penelitian ini, rumusan masalah berisikan pertanyaan yang akan dijawab

setelah melakukan penelitian, hipotesis tindakan merupakan jawaban semenatara

sebelum penelitian dilaksanakan,tujuan penelitian merupakan hasil yang ingin

dicapai setelah penelitian dilaksanakan berdasar pada rumusan masalah, manfaat

penelitian diharapkan dapat diperoleh oleh guru, siswa dan peneliti, definisi

operasional variabel merupakan batasan tentang ruang lingkup penelitian yang

dibahas dan yang terakhir adalah garis besar isi skripsi yang berisi penjelasan

tentang gambaran skripsi setiap bab.

Bab II merupakan tinjaun pustaka yang membahas hasil belajar

matematika, model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dan

model pembelajaran langsung, kerangka pikir dan hipotesis penelitian.

Bab III merupakan metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, desain

penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data,

dan teknik analisi data.

Bab IV hasil dan pembahasan memuat hasil penelitian, didalamnya

menjelaskan deskripsi hasil belajar matematika sebelum dan setelah diterapkan

model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS), deskripsi hasil belajar

matematika sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran langsung, dan

perbedaan signifikan antara hasil belajar matematika yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dan model pembelajaran

langsung dan pembahasan.

Page 28: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

14

Bab V merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan yaitu merupakan

ringkasan jawaban dari rumusan masalah yang diangkat dan yang terakhir berupa

saran bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian.

Page 29: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

15

BAB II

TINJAUAN TEORITIK

A. Hasil Belajar Matematika

1. Belajar

a.) Pengertian Belajar

Belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau

disengaja. Oleh sebab itu, pemahaman kita pertama yang sangat penting adalah

bahwa kegiatan belajar merupakan kegiatan yang disengaja atau direncanakan

oleh pembelajar sendiri dalam bentuk aktivitas tertentu. Aktivitas ini menunjuk

pada keaktifan seseorang dalam melakukan sesuatu kegiatan tertentu, baik pada

aspek-aspek jasmaniah maupun aspek mental yang memungkinkan terjadinya

perubahan pada dirinya. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa suatu kegiatan

belajar dikatakan semakin baik, bilamana intensitas keaktifan jasmaniah maupun

mental seseorang semakin tinggi.1

Belajar adalah kegiatan bagi setiap orang, pengetahuan, keterampilan,

kebiasaan, kegemaran, dan sikap seseorang terbentuk dan dimodifikasi dan

berkembang disebabkan belajar, karena itu seseorang dikatakan belajar, bila dapat

diasumsikan dalam diri orang itu menjadi suatu proses kegiatan yang

mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku.2

Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

1Suherman, “Efektivitas Model Pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap Peningkatan

Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas Ii IPA SMA Negeri 11 Makassar” Skripsi (Makassar:

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2013), h. 16.

2 Herman Hudojo, Strategi Belajar Mengajar Matematika ( Malang: IKIP Malang,

1990), h. 1.

Page 30: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

16

lingkungannya.3 Kegiatan belajar akan terlihatsebagai perubahan tingkah laku dari

hasil pengalaman inilah yang akan membentuk pribadi individu kearah

kedewasaan.

Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak

disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan

pada diri pembelajar.4 Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku

berupa pengetahuan dari belum tahu menjadi tahu, berupa pemahaman dari tidak

paham menjadi paham, berupa keterampilan dari kurang terampil menjadi lebih

terampil, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu maupun lingkungan.

Menurut James O. Whittaker, belajar sebagai proses di mana tingkah laku

ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.5 Belajar merupakan

suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap individu sepanjang

hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena interaksi antara seseorang dengan

lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapanpun dan dimanapun.

Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di tempat-tempat

pendidikan, tidak lain hal itu bertujuan untuk mengarahkan perubahan pada diri

setiap siswa terencana baik dari segi pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.

Di dalam perspektif agama Islam, belajar merupakan kewajiban bagi setiap

muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat

kehidupannya meningkat.

3 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Cet. 2: Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008),

h.13.

4 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada

Media Grub, 2009), h. 16.

5 Syaiful Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Cet. 2: Jakarta: PT Rineka Cipta,

2008), h.12.

Page 31: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

17

Hal ini dinyatakan dalam firman Allah Surat Al-Mujadilah ayat 11:

Terjemahan :

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu

dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan.”6

Ayat di atas menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman diangkat

derajat karena imannya kepada Allah dan Rasul-Nya, sedangkan orang yang

berilmu pengetahuan diangkat derajatnya karena mereka dapat memberikan

manfaat kepada orang ain. Karena itulah belajar merupakan jalan untuk

memperoleh ilmu pengetahuan.

Belajar sangat mempengaruhi perkembangan seseorang, belajar dapat

dilakukan dimana saja, baik formal maupun informal dan siapa saja berhak

untuk melakukan perubahan melalui belajar. Sebab belajar merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan

pribadi dan perilaku individu. Sebagian besar perkembangan individu

berlangsung melalui kegiatan belajar.7

Dalam dunia pendidikan ini jika kita ingin mendapatkan perubahan

dalam proses pembelajaran maka seseorang harus berusaha agar proses

pembelajaran itu berjalan dengan lancar. Pembelajaran dapat diartikan sebagai

proses kerjasama antara guru dan siswa dalam memamfaatkan segala potensi

dan sumber yang ada. Baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu

sendiri, seperti minat, bakat, kemampuan dasar yang dimiliki, termasuk gaya

6 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya (Bandung : CV. Penerbit

Diponegoro, 2004), h. 543.

7 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Cet.I; Bandung : Alfabeta,

2012), h. 85.

Page 32: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

18

belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa, seperti lingkungan, sarana

dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.8

Belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara

psikologis maupun secara fisiologis. Aktivitas yang bersifat psikologis yaitu

aktivitas yang merupakan proses mental, misalnya aktivitas berfikir,

memahami, menyimpulkan, menyimak, menelaah, membandingkan,

membedakan, mengungkapkan, menganalisis dan sebagainya. Sedangkan

aktivitas yang bersifat fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses

penerapan atau praktik, misalnya melakukan eksperimen atau percobaan,

latihan, kegiatan, praktik, membuat karya (produk), apresiasi dan sebagainya.9

2) Prinsip-prinsip Belajar

Belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil

belajar memiliki ciri-ciri sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu

perubahan yang disadari, kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku

lainnya, fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup, positif atau

berakumulasi, aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan,

permanen atau tetap, bertujuan dan terarah mencakup keseluruhan potensi

kemanusian. Adapun prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar antara lain:

a) Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya

b) Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri para siswa

c) Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila di dorong dengan motovasi,

terutama motivasi dari dalam/dasar kebutuhan/kesadaran atau instrinsic

8 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2010),

h. 26.

9 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Alfabeta, 2012),

h.85.

Page 33: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

19

motivation, lain halnya belajar dengan rasa takut atau dibarengi dengan rasa

tertekan dan menderita

d) Dalam banyak hal, belajar merupakan proses percobaan (dengan

kemungkinan berbuat keliru) dan conditioning atau pembiasaan

e) Kemampuan belajar seseorang siswa harus diperhitungkan dalam rangka

menentukan isi pelajaran

f) Belajar dapat melakukan tiga cara:

1) Diajar secara langsung

2) Kontrol, kontak, penghayatan, pengalaman langsung (seperti anak belajar

bicara, sopan santun, dan lain-lain)

3) Pengenalan dan/atau peniruan

g) Belajar melalui praktik atau mengalami secara langsung akan lebih efektif

mampu membina sikap, keterampilan, cara berpikir kritis dan lain-lain, bila

dibandingkan dengan belajar hafalan saja

h) Perkembangan pengalaman anak didik akan banyak memengaruhi

kemampuan belajar yang bersangkutan

i) Bahan pelajaran yang bermakna/berarti, lebih mudah dan menarik untuk

dipelajari, daripada bahan yang kurang bermakna

j) Informasi tentang kelakuan baik, pengetahuan, kesalahan serta keberhasilan

siswa, banyak membantu kelancaran dan gairah belajar

k) Belajar sedapat mungkin diubah kedalam bentuk aneka ragam tugas,

sehungga anak-anak melakukan dialog dalam dirinya atau mengalaminya

sendiri.10

10 Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar (Cet. 21: Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2012), h. 24-25

Page 34: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

20

3) Hakikat Belajar

Peserta didik adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan

pengajaran. Pengajaran itu efektif jika mengarah kepada perubahan yang

diinginkan di dalam diri siswa. Seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan

diakhiri dari aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan dalam dirinya dengan

pemilikan pengalaman baru, maka individu itu telah dikatakan belajar. Tetapi

perlu diingatkan, bahwa perubahan yang terjadi akibat belajar adalah perubahan

yang bersentuhan dengan aspek kejiwaan dan mempengaruhi tingkah laku.

Sedangkan perubahan tingkah laku akibat mabuk karena meminum minuman

keras, akibat gila, akibat tabrakan, dan sebagainya, bukanlah kategori belajar yang

dimaksud.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hakikat belajar adalah perubahan dan

tidak setiap perubahan adalah sebagai hasil belajar. 11

b. Hasil Belajar

Kata hasil dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sesuatu

yang diadakan oleh usaha.12 Berdasarkan kamus lengkap bahasa indonesia, hasil

adalah sesuatu yang menjadi akibat dari usaha. Jadi hasil adalah hal-hal yang

ditimbulkan atau dimunculkan sebagai akibat dari sebuah usaha.

Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang

mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar tidak hanya

penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tetapi juga penguasaan kebiasaan,

persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-macam

11 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Cet. 2: Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008),

h.14-15.

12 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia (Cet.VII ; Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h. 343.

Page 35: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

21

keterampilan, cita-cita, keinginan dan harapan.13 Sama dengan yang diungkapkan

Oemar Hamalik dalam Rusman yang menyatakan bahwa hasil belajar itu dapat

terlihat dari terjadinya perubahan persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan

perilaku.14

Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah

dalam sikap dan tingkah lakunya. Perubahan perilaku disebabkan karena dia

mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar

mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.

Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun

psikomotorik.15

Berdasarkan pengertian hasil belajar yang dijelaskan diatas dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya. Dan adapun yang dimaksud dalam aspek

kognitif itu berkenaan dengan kemampuan dan penguasaan intelektual berpikir,

aspek afektif berkenaan dengan sikap, kemampuan dan penguasaan segi-segi

emosional, yaitu perasaan, sikap dan nilai sedangkan aspek psikomotor berkenaan

dengan suatu keterampilan-keterampilan atau gerakan-gerakan fisik.

c. Hasil Belajar matematika

Hasil belajar matematika adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

setelah ia menerima pengalamn belajar matematikanya atau dapat dikatakan

bahwa hasil belajar matematika adalah perubahan tingkah laku dalam diri siswa,

yang diamati dan diukur dalam bentuk perubahan , tingkah laku, sikap dan

keterampilan setelah mempelajari matematika. Sifat perubahan dalam belajar

13Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Bandung: Alfabeta, 2012),

h.85.

14 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Bandung: Alfabeta, 2012), h.

123.

15 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2014), h. 45-46

Page 36: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

22

bersifat permanen. Jadi, hasil belajar diidentifikasi dari adanya kemampuan

melakukan sesuatu secara permanen, dapat diulang-ulang dengan hasil yang

sama.16

Berdasarkan definisi diatas, tentang hasil belajar matematika, maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah tolak ukur atau patokan yang

menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahuidan memahami suatu

materi pelajaran matematika setelah menglami pengalaman belajar yang diukur

melalui tes.

B. Model Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian model pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua

jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin ole guru atau

diarahkan oleh guru. Istilah kooperatif digunakan dalam tulisan ini karena kata

“kooperatif” memiliki makna lebih luas, yaitu menggambarkan keseluruhan

proses sosial dalam belajar dan mencakup pula pengertian kolaboratif.17

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran

kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar

sesamanya untuk mencapai tujuan bersama.18

16 Eti Kusmiati, Perbandingan Hasil Belajar Matematika dengan Menggunakan Metode

Ekspositori dengan Metode Drill pada Pokok Bahasan Himpunan dikelas VII MTs. Madani

Alauddin Pao-pao Kab. Gowa (Makassar : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2015),

h.19-20.

17 Agus Suprijono, Cooperatif Learning Teori & Aplikasi PAIKEM (Cet XII: Yogyakarta

: Pustaka Pelajara, 2014), h.54-55.

18Abd. La’lang, “Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa pada Pembelajaran Matematika

Melalui Tipe Think Pair Share (TPS) KelasVIII Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTsS)

Babusssalam DDI Kassi Kab. Jeneponto” Skripsi (Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar, 2016), h. 9

Page 37: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

23

Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share merupakan model

pembelajaran kooperatif yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi.

Prosedur yang digunakan dalam model think pair share dapat memberi siswa

lebih banyak waktu berpikir, merespon dan saling membantu. Menurut Joyce

latihan bekerja sama bisa dilakukan dengan pengelompokan sederhana, yakni

dengan dua siswa dalam satu kelompok yang ditugaskan untuk menyelesaikan

tugas kognitif. Teknik ini merupakan cara paling sederhana dalam organisasi

sosial.

Menurut Shaw satu ciri yang dipunyai oleh semua kelompok yaitu

anggotanya saling berinteraksi, saling memengaruhi antara satu dengan yang lain.

Kelompok bukanlah semata-mata sekumpulan orang. Kumpulan disebut

kelompok apabila ada interaksi, mempunyai tujuan, berstruktur, groupness.

Interaksi adalah saling memengaruhi individu satu dengan individu yang lain.

Interaksi dapat berlangsung secara fisik, non-verbal, emosional dan sebagainya.

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam

kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya

dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Model pembelajaran

kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran

yang bercirikan : (1) “memudahkan siswa belajar” sesuatu yang” bermanfaat”

seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan

sesama; (2) pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang

berkompoten menilai.

Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua belajar

kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang

maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan

yaitu:

Page 38: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

24

1) Saling ketergantungan positif (positive interdependence)

2) Tanggung jawab perseorangan (personal responsibility)

3) Interaksi Promotof (face to face promotive interaction)

4) Komunikasi antaranggota (interpersonal skill)

5) Pemrosesan kelompok (group processing)19

Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas

model pembelajaran kooperatif, yaitu (a) pengelompokan; (b) semangat

pembelajaran kooperatif; dan (c) penataan ruang kelas. Ketiga faktor tersebut

harus diperhatikan dan dijadikan pijakan dasar oleh guru dalam menerapkan

pembelajaran kooperatif dalam kelas. Tanpa memperhatikan masalah tersebut,

tujuan-tujuan pembelajaran kooperatif sulit tercapai. Beberapa tujuan dari

pembelajaran kooperatif yaitu:

1) Hasil belajar akademik

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam

tugas-tugas akademik.

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Efek penting yang kedua adalah penerimaan yang luas terhadap orang yang

berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuan.

3) Pengembangan keterampilan sosial

Model pembelajaran kooperatif bertujuan mengajarkan kepada siswa

keterampilan bekerjasama dan kolaborasi.20

19 Agus Suprijono, Cooperatif Learning Teori & Aplikasi PAIKEM (Cet XII: Yogyakarta

: Pustaka Pelajara, 2014), h.57-58.

20Abd. La’lang, “Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa pada Pembelajaran Matematika

Melalui Tipe Think Pair Share (Tps)KelasVIII Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTsS)

Babusssalam DDI Kassi Kab. Jeneponto” Skripsi (Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar, 2016), h. 12-13

Page 39: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

25

Adapun langkah-langkah model pembelajaran kooperatif yaitu sebagai

berikut:

Tabel 2.1 : Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif

Fase-Fase Perilaku Guru

Fase 1: present goals and set

Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan peserta didik

Menjelaskan tujuan pembelajaran

dan mempersiapkan peserta didik

siap belajar

Fase 2: present information

Menyajikan informasi

Mempresentasikan informasi kepada

peserta didik secara verbal

Fase 3: organize students into

learning teams

Mengorganisasi peserta didik ke

dalam tim-tim belajar

Memberikan penjelasan kepada

peserta didik tentang tata cara

pembentukan tim belajar dan

membantu kelompok melakukan

transisi yang efisien

Fase 4: assist team work and study

Membantu kerja tim dan belajar

Membantu tim-tim belajar selama

peserta didik mengerjakan tugasnya

Fase 5: test on the materials

Mengevaluasi

Menguji pengetahuan peserta didik

mengenai berbagai materi

pembelajaran atau kelompok-

kelompok mempresentasikan hasil

kerjanya

Page 40: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

26

Fase 6: provide recognition

Memberikan pengakuan atau

penghargaan

Mempersiapkan cara untuk

mengakui usaha dan presentasi

individu maupun kelompok21

C. Model pembelajaran Think Pair Share

1. Pengertian model pembelajaran Think Pair Share

Think pair Share (TPS) atau berfikir berpasangan berbagi merupakan jenis

pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi

siswa. Model pembelajaran think pair share merupakan pembelajaran kelompok

dimana siswa diberi kesempatan untuk berfikir mandiri dan saling membantu

dengan teman yang lain. Pendekatan ini memberi penekanan pada penggunaan

struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan

membimbing siswa untuk memiliki tanggung jawab individu dan tanggung jawab

dalam kelompok atau pasangannya. Prosedur tersebut telah disusun sedemikian

rupa sehingga dapat memberikan waktu yang lebih banyak kepada siswa untuk

dapat berpikir dan merespon yang nantinya akan membangkitkan partisipasi

siswa. Pelaksanaan think pair share meliputi tiga tahap yaitu think (berpikir),

pairing (berpasangan), dan share (berbagi). Think pair share ini berkembang dari

penelitian belajar dan waktu tunggu. Pertama kali dikembangkan oleh Frank

Lyman dan koleganya di universitas Maryland sesuai yabg dikutip arends (1997)

menyatakan bahwa think pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk

membuat variasi suasana diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau

diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan

dan prosedur yang digunakan daam think pair share dapat memberi siswa lebih

banyak waktu untuk berfikir untuk merespon dan saling membantu. Guru

21 Agus Suprijono, Cooperatif Learning Teori & Aplikasi PAIKEM (Cet XII: Yogyakarta

: Pustaka Pelajara, 2014), h.65.

Page 41: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

27

memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau siswa membaca tugas

atau situasi yang menjadi tanda tanya. Sekarang guru mengiginkan siswa

mempertimbangkan lebih banyak apa yang telah dijelaskan dan dialami22

Teknik ini memberikan siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta

bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan lain dari teknik ini adalah

optimaliasi partisipasi siswa. Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya

satu siswa yang maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas. Teknik ini

memberikan kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa

untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. Teknik ini

bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak.

Dapat diuraikan pula kelebihan dari metode think pair share (TPS) adaah dapat

meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas. Karena siswa akan berdiskusi

dengan pasangannya (pair) untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru,

kemudian siswa juga berbagi (share) kepada teman-teman sekelasnya dengan

mempresentasikan hasil diskusinya dengan pasangannya. Selain itu dengan

penerapan model ini siswa akan lebih menguaai materi, karena siswa harus

berfikir (think) untuk menyelesaikan masalah yang ditugaskan kepadanya.

Seharusnya kegiatan belajar mengajar juga lebih mempertimbangkan siswa. Siswa

bukanlah sebuah botol kosong yang bisa diisi dengan muatan-muatan informasi

apa saja yang dianggap perlu oleh guru. Selain itu, alur proses belajar tidak harus

berasal dari guru menuju siswa. Siswa juga bisa mengajar dengan sesama yang

22 Ririn Parlina, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair Share untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Penguasaan Materi Akuntansi Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah

Cawas Kab. Klaten, Jurnal Pendidikan Sejarah, (Mei 2010), h. 22.

http://core.ac.uk/download/pdf/12350337.pdf.(10 Januari 2016).

Page 42: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

28

lainnya. Bahkan banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh rekan

sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif dari pada pengajaran oleh guru.23

2. Proses Pelaksanaan Model Pembelajaran Think Pair Share

Adapun langkah-langkah dalam proses pembelajaran Think Pair Share

adalah sebagai berikut:

a) Guru menyampaikan topik inti materi dan kompetensi yang ingin di capai

siswa diminta untuk berfikir tentang topik materi yang disampaikan oleh

guru secara individual.

b) Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya dan mengutamakan

hasil pemikiran masing-masing tentang topiknya tadi.

c) Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok pasangan

mengemukakan hasil diskusinya untuk berbagi jawaban dengan seluruh

siswa di kelas.

d) Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada pokok

permasalahan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.

3. Kelebihan Model Pembelajaran Think Pair Share

Adapun kelebihan dari model pembelajaran Think Pair Share adalah

sebagai berikut:

a) Memungkinkan siswa untuk menemukan dan mengajukan pertanyaan-

pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena secaa tidak langsung

memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan.

b) Siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan

pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam

memecahkan masalah.

23Ririn Parlina, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair Share untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Penguasaan Materi Akuntansi Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah

Cawas Kab. Klaten, Jurnal Pendidikan Sejarah, (Mei 2010), h. 22.

http://core.ac.uk/download/pdf/12350337.pdf.(10 Januari 2016).

Page 43: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

29

c) Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya

dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang.

d) Siswa memperoleh kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya

dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar.

e) Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam proses

pembelajaran. Dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi

berfikir kritis secara optimal.

4. Kekurangan Model Pembelajaran Think Pair Share

Adapun kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dikemukakan

oleh Hartinah adalah sangat sulit diterapkan disekolah yang rata-rata kemampuan

siswanya rendah dan waktu yang terbatas, sedangkan jumlah kelompok yang

terbentuk banyak. Hal yang senada juga diungkapkan oleh Lie. Kekurangan dari

kelompok berpasangan kelompok yang terdiri dari 2 orang siswa adalah sebagai

berikut:

a) Banyak kelompok yang melapor dan monitor

b) Lebih sedikit ide yang muncul

c) Jumlah kelompok yang terbentuk banyak

d) Bergantung pada pasangan

e) Jika ada perselisihan, tidak ada penengah24

D. Pembelajaran Langsung

1. Pengertian model pembelajaran Langsung

Arends (2001) mengatakan bahwa “ A teaching model that is aimed at

helping student learn basic skills and knowledge that can be taught in a step-by-

step fashion. For our porpuse here, the model is labeled the direct instruction

24 Jumanta Hamdayama, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter,

(Rancayama Km: Ghalia Indonesia, 2014), h. 203-205.

Page 44: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

30

model”. Artinya: sebuah model pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa

mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh pengetahuan yang dapat

diajarkan secara bertahap selangkah demi selangkah.

Direct instuction atau pengajaran langsung dilandasi oleh teori belajar

behavioristis yang menitikberatkan pada penguasaan konsep dan perubahan

perilaku sebagai hasil belajar yang dapat diobservasi. Pendekatan pembelajaran

yang digunakan dalam model ini adalah teacher centered aproach dimana guru

menyajikan materi/ mentransfer informasi secara langsung dan berstruktur dengan

menggunakan metode ceramah, ekspositori, tanya jawab, presentasi demonstrasi

yang dilakukan oleh guru.25

Pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi

ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman dengan tanya jawab) berhubungan

erat dengan model pembelajaran langsung. Guru berperan sebagai penyampai

informasi, dan dalam hal ini guru menggunakan berbagai media yang sesuai. 26

Kegiatan-kegiatan belajar pada model pembelajaran Langsung umumnya

bersifat menerima dan menghafal. Dalam mengikuti kegiatan model pembelajaran

Langsung peserta didik dituntut untuk selalu memusatkan perhatian terhadap

pelajaran, kelas harus sunyi dan semua peserta didik duduk di tempat masing-

masing mengikuti uraian guru. Belajar dengan menggunakan model pembelajaran

Langsung cenderung menempatkan siswa dalam posisi pasif, sebagai penerima

bahan ajaran. Model pembelajaran Langsung terlalu didominan dengan metode

ceramah sehingga siswa merasa cepat bosan. Pembelajaran Langsung akan

terlaksana dengan baik apabila guru mempersiapkan materi yang akan

25 Kurnia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan

Matematika (Bandung: PT Revika Aditama, 2013), h. 37.

26 https:// Anggi Taata. WordPres.com / 2012/9/4 Pengertian Model Pembelajaran.

Diakses tanggal 21 Agustus 2016 pukul 14.35.

Page 45: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

31

disampaikan dengan baik pula dan sistematis, sehingga tidak membuat peserta

didik cepat bosan dengan materi yang dipelajari.27

2. Proses Pelaksanaan Model Pembelajaran Langsung

Adapun langkah-langkah model pembelajaran Langsung adalah sebagai

berikut:

a) Orientasi. Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, guru

memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan

disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa: (a) kegiatan

pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan

pengetahuan yang telah dimiliki siswa; (b) mendiskusikan atau

menginformasikan tujuan pelajaran; (c) memberikan penjelasan/arahan

mengenai kegiatan yang akan dilakukan; (d) menginformasikan

materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan dilakukan

selama pembelajaran; dan (e) menginformasikan kerangka pelajaran.

b) Presentasi. Pada fase ini guru dapat menyajikan materi pelajaran baik

berupa konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapat

berupa: (a) penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi

dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek; (b) pemberian contoh-

contoh konsep; (c) pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara

demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas; dan

(d) menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.

c) Latihan Terstruktur. Pada fase ini guru memandu siswa untuk melakukan

latihan-latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini adalah

memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan memberikan

27

Akbar Syam, “Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran M-Apos Dan Model

Pembelajaran Langsung Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Pokok Bahasan Bentuk Pangkat, Akar, Dan LogaritmaPada Siswa Kelas X Sma Negeri 11

Makassar” Skripsi (Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2012), h.16-17.

Page 46: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

32

penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon

siswa yang salah.

d) Latihan Terbimbing. Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan. Latihan terbimbing ini

baik juga digunakan oleh guru untuk mengases/menilai kemampuan siswa

untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor

dan memberikan bimbingan jika diperlukan.

e) Latihan Mandiri. Pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara

mandiri, fase ini dapat dilalui siswa jika telah menguasai tahap-tahap

pengerjaan tugas 85-90% dalam fase bimbingan latihan.28

3. Kelebihan Model Pembelajaran Langsung

Adapun kelebihan model pembelajaran langsung adalah sebagai

berikut:

a) Dengan model pembelajaran langsung guru mengendalikan isi materi dan

urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat

mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai siswa.

b) Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.

c) Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan

keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi

rendah.

d) Model pembelajaran langsung menekankan kegiatan mendengarkan

(melalui ceramah) sehingga membantu siswa yang cocok belajar dengan

cara-cara ini.

28

Akbar Syam, “Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran M-Apos Dan Model

Pembelajaran Langsung Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Pokok Bahasan Bentuk Pangkat, Akar, Dan LogaritmaPada Siswa Kelas X Sma Negeri 11

Makassar” Skripsi (Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2012), h.17-18.

Page 47: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

33

e) Model pembelajaran langsung dapat memberikan tantangan untuk

mempertimbangkan kesenjangan antara teori dan observasi.

f) Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi

apabila model pembelajaran langsung digunakan secara efektif.

4. Kelemahan Model Pembelajaran Langsung

Adapun kekurangan model pembelajaran langsung adalah sebagai

berikut:

a) Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan

dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan

pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.

b) Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara

aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan

interpersonal mereka.

c) Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi

pembelajaran ini bergantung pada images guru. Jika guru tampak tidak

siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat

menjadi bosan, teralihkan perhatianya, dan pembelajarannya akan

terhambat.

d) Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi

guru. Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran

yang buruk pula dan model pembelajaran langsung membatasi

kesempatan guru untuk menampilkan banyak perilaku komunikasi positif.

Page 48: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

34

e) Jika model pembelajaran pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan

siswa, siswa akan kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya

akan mengingat sedikit isi materi yang disampaikan.29

E. Kerangka Pikir

Matematika merupakan mata pelajaran yang diberikan di semua

sekolah, baik di jenjang pendidikan dasar maupun pendidikan menengah, yang

diharapkan agar pelajaran matematika yang diberikan di semua jenjang

persekolahan itu akan mempunyai kontribusi yang berarti bagi masa depan

bangsa, khususnya dalam “mencerdaskan anak bangsa” sebagaimana tertera

dalam Undang-Undang Dasar R.I, namun kenyataan menunjukkan bahwa hasil

belajar matematika siswa selalu rendah dibanding dengan mata pelajaran yang

lain sehingga guru dituntut untuk senantiasa meningkatkan usahanya demi

keberhasilan kegiatan pembelajaran di sekolah agar berbagai nilai luhur yang

terkandung dalam matematika dapat disampaikan kepada siswanya dengan

baik .

Guru merupakan fasilitator bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, peserta didik

dituntut untuk selalu aktif dan kreatif guna untuk mencapai hasil belajar yang

optimal. Dalam hal ini yang dimaksud adalah hasil belajar matematika.

Pemahaman terhadap konsep-konsep matematika akan lebih berarti dan

bermakna bagi peserta didik jika dalam proses pembelajaran digunakan suatu

metode yang memicu keaktifan sekaligus memberikan kesempatan kepada mereka

untuk mengembangkan potensi kreatifnya.

29 Blogspot.co.id 2015/5/5 kelebihan dan kekurangan model. html oleh Ridwan, diakss

tanggal 21 Agustus 2016 pukul 15.27.

Page 49: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

35

Dalam hal ini model pembelajaran Think Pair Share dan model

pembelajaran Langsung merupakan alternatif yang dapat membantu guru untuk

meningkatkan kegiatan belajar mengajar yang aktif dan kreatif. Dalam metode

pembelajaran ini guru dituntut mampu meningkatkan aktifitas serta hasil

belajar dalam proses pembelajaran. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar

dibawah ini:

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah pernyataan yang diterima sementara dan masih perlu diuji

kebenarannya. Hipotesis dinyatakan sebagai suatu kebenaran sementara dan

Hasil belajar siswa masih rendah terutama pada mata pelajaran

matematika. Masih sedikit siswa yang aktif saat proses pembelajaran.

Masih banyak siswa yang nilainya dibawah nilai KKM yaitu 60.

Solusi:

Model pembelajaran yang membuat siswa lebih

aktif dalam pembelajaran.

Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang

diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Share dengan model pembelajaran Langsung pada siswa

Kelas VII SMP Negeri 3 Bontomatene Kabupaten Kepulauan

Selayar

Model pembelajaran

Kooperatif Tipe Think

Pair Share

Model Pembelajaran

Langsung

Page 50: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

36

merupakan dasar kerja serta panduan dalam analisis data.30 Dalam suatu

penelitian, hipotesis sangat diperlukan untuk mengarahkan rencana kerja dan

langkah penelitian dari seorang peneliti. Hipotesis merupakan jawaban teoritis

terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data.31

Berdasarkan kerangka diatas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai

berikut:

“Terdapat perbedaaan signifikan melalui penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Share dengan model pembelajaran Langsung terhadap

hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bontomatene Kabupaten

Kepulauan selayar.

30Muhammad Arif Tiro. Dasar-Dasar Statistika. (Edisi ketiga; Makassar: State

University of Makassar press. 2008). Hal: 234. 31 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D)

(Cet.V: Bandung: Alfabeta, 2008), h. 96.

Page 51: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

37

Page 52: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen

semu (quasi experimen). Penelitian eksperimental semu melakukan suatu cara

untuk membandingkan kelompok. ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak

dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

B. Desain Penelitian

Rancangan eksperimen yang digunakan adalah nonequivalent control

group design. Desain ini hampir sama pretest-posttest control group design,

hanya pada desain ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih

secara random. Desain ini dipilih karena peneliti ingin mengetahui perbedaan

hasil belajar antara kedua kelompok yang menggunakan model pembelajaran

Think Pair Share dengan model pembelajaran Langsung terhadap hasil belajar

matematika siswa. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen akan mendapat perlakuan Think

Pair Share sedangkan kelas kontrol akan mendapat perlakuan Langsung.

Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 : Nonequivalent control group design

O1 X O2

O3 O4

Page 53: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

38

Keterangan:

X = Perlakuan

O1 = Pretest diberikan sebelum kegiatan belajar mengajar untuk kelompok

eksperimen

O2 = Posttest diberikan sesudah kegiatan belajar mengajar untuk kelompok

eksperimen

O3 = Pretest diberikan sebelum kegiatan belajar mengajar untuk kelompok

kontrol.

O4 = Posttest diberikan sesudah kegiatan belajar mengajar untuk kelompok

kontrol.1

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Secara tekhnis menurut statistikawan populasi tidak hanya mencakup

individu atau objek dalam suatu kelompok tertentu malahan mencakup hasil-hasil

pengukuran yang diperoleh dari peubah (variabel) tertentu. Populasi dapat

didefinisikan sebagai keseluruhan aspek tertentu dari ciri, fenomena, atau konsep

yang menjadi pusat perhatian.2

Menurut Suharsimi Arikunto, Populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam

wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.3

Sedangkan menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

1Sugiyono, Metode Penelitian Pendidian: Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2012), h.116.

2Muh. Arif Tiro, Dasar-dasar statistik (Edisi III: Makassar: State University Of Makassar

Press, 2008), hal. 3.

3Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Cet. 13: Jakarta:

PT Rineka Cipta, 2006), hal. 130.

Page 54: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

39

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-

benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada

obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteritik/sifat yang

dimiliki oleh subyek atau obyek itu.4

Berdasarkan uraian diatas, definisi populasi penulis dapat memahami

bahwa populasi adalah keseluruhan obyek yang akan diteliti dengan segala

karakteristik yang dimilikinya. Dalam hal ini populasi yang akan diteliti oleh

penulis adalah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bontomatene Kabupaten Kepulauan

Selayar sebanyak 45 orang yang terdiri atas 2 kelas dengan penyebaran yang

homogen (tidak ada pengklasifikasian antara siswa yang memilki kecerdasan

tinggi dengan siswa yang memiliki kecerdasan rendah. Hal ini dapat dilihat dari

kemampuan rata-rata hasil belajar siswa.

2. Sampel

Suharsimi Arikunto, menerangkan bahwa sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti.5

Sugiyono mengungkapkan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti

tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada polpulasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel

yang diambil dari populasi itu.6

4Sugiyono, Metode Penelitian Pendidian: Kuantitatif, Kualitatif dan R&D(Cet. V:

Bandung: Alfabeta, 2012), h. 117.

5Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Cet. 13: Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2006), h. 131.

6Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D

(Cet. 20: Bandung, Alfabeta, 2014), h. 81.

Page 55: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

40

Arif Tiro dalam bukunya “Dasar-Dasar Statistik” mengemukakan bahawa

Sampel adalah sejumlah anggota yang dipilih atau diambil dari suatu populasi7.

Besarnya sampel ditentukan oleh banyaknya data atau observasi dalam sampel.

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang

juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang bisa mewakili

populasi karena sampel adalah alat atau media untuk mengkaji sifat-sifat populasi.

Oleh karena itu, sampel yang dipilih harus mewakili atau representative populasi.

Untuk mengetahui perbandingan hasil belajarnya maka peneliti

menggunakan teknik sampling jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah

populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat

generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Subjek yang akan diteliti adalah

siswa kelas VII A dan VII B. Kelas VII A dengan jumlah siswa 22 orang dipilih

sebagai kelompok eksperimen I sedangkan kelas VII B dengan jumlah 23 orang

sebagai kelompok kontrol.

D. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam memulai suatu kegiatan

sebelum peneliti mengadakan penelitian langsung ke lapangan untuk

mengumpulkan data. Pada tahap ini, peneliti membuat draf skripsi, mengurus

surat izin untuk mengadakan penelitian kepada pihak-pihak yang bersangkutan

serta mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian.

7Muh. Arif Tiro. Dasar-dasar statistik (Edisi ketiga; Makassar: State University Of

Makassar Press, 2008) hal: 4.

Page 56: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

41

2. Tahap Perlakuan

Kegiatan yang peneliti lakukan pada tahap ini adalah melakukan proses

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think

phair share pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran

langsung pada kelas kontrol .

3. Tahap Evaluasi

Memberikan tes awal dan tes akhir pada kedua kelompok, yaitu kelompok

kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol bertujuan untuk mengetahui hasil

belajar siswa sebelum dan setelah diberikan perlakuan, yaitu dengan penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan model pembelajaran

Langsung.

E. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah alat atau media untuk mengukur berbagai

pengaruh antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Instrument

penelitian digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Oleh karena

itu instrument yang digunakan dalam penelititan harus relevan dengan masalah

yang akan diteliti untuk mendapatkan data yang akurat dan sah.

Instrument yang dipilih oleh penulis dalam penelitian adalah pedoman tes

hasil belajar matematika. Tes tersebut Essay sebanyak 5 nomor untuk pretest dan

posttest. Pedoman tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan matematika

peserta didik kelas VII SMP Negeri 3 Bontomatene Kabupaten Kepulauan

Selayar. Tes ini disusun sendiri oleh penulis.

F. Tekhnik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data

mengenai hasil belajar peserta didik diambil dengan menggunakan tes hasil

belajar.

Page 57: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

42

G. Validitas dan Reliabilitas Penelitian

1. Validitas Penelitian

Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang

bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur.8 Tolak ukur untuk

menginterpretasikan derajat validitas instrumen ditentukan berdasarkan kriteria

menurut Guilford sebagai berikut.

Tabel 3.1 : Kriteria Koefisien Korelasi Validitas Instrumen

Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi

0,90 ≤ rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi Sangat tepat/sangat

baik

0,70 ≤ rxy < 0,90 Tinggi Tepat/baik

0,40 ≤ rxy < 0,70 Sedang Cukup tepat/cukup

baik

0,20 ≤ rxy < 0,40 Rendah Tidak tepat/buruk

rxy < 0,20 Sangat Rendah Sangat tidak

tepat/sangat buruk

Untuk mengetahui instrument hasil belajar dalam mengukur, sesuai yang

diharapkan pada penelitian ini, maka diadakan uji validitas yaitu dengan menguji

cobakan instrument penelitian sebelum data sebenarnya dikumpulkan. Validitas

yang digunakan adalah validitas butir soal dengan menggunakan rumus product

moment: 9

𝑟𝑥𝑦 =

222

)()(

YYNXXN

YXXYN

8Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Cet. Kedua belas; Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2013), h. 167. 9Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Cet. 13: Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2006), h. 275.

Page 58: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

43

Dimana :

rxy : indeks korelasi X danY (indeks korelasi butir soal yang dicari)

N : jumlah responden

X : skor item

Y : skor total

∑XY : jumlah (XY)

Kriteria pengujian:

Jika nilai 𝑟𝑥𝑦 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal ke- i dinyatakan valid. Begitupun dengan

sebaliknya jika 𝑟𝑥𝑦 ≤ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka soal no ke- i dinyatakan tidak valid.

2. Reliabilitas Penelitian

Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan atau kekonsistenan instrumen

tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun pada orang yang

berbeda, waktu yang berbeda, atau tempat yang berbeda maka akan memberikan

hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara signifikan). Tolak ukur

untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen ditentukan berdasarkan

kriteria menurut Guilford berikut.

Tabel 3.2 : Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi Reliabilitas

0,90 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi Sangat tetap/sangat baik

0,70 ≤ r < 0,90 Tinggi Tetap/baik

0,40 ≤ r < 0,70 Sedang Cukup tetap/cukup baik

0,20 ≤ r < 0,40 Rendah Tidak tetap/buruk

r < 0,20 Sangat rendah Sangat tidak tetap/sangat buruk10

10Karunia Eka Lestari, Mohammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan

Matematika, (Cet. Kesatu; Bandung: PT. Refika Aditama, 2015), h. 206.

Page 59: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

44

Pengujian reliabilitas instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan

Cronbach Alpha dengan rumus sebagai berikut:

𝑟 = (𝑛

𝑛 − 1) (1 −

∑ 𝑠𝑖 2

𝑠𝑡 2 )

Dimana:

r = koefisien reliabilitas

n = banyak butir soal

si 2 = variansi skor butir soal ke-i

st 2 = variansi skor total11

H. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian melalui instrument akan diolah

dan dianalisis. Data ini akan digunakan untuk menguji hipotesis, di sinilah akan

diketahui apakah hipotesis dapat diterima atau ditolak. Teknik analisis data yang

digunakan adalah sebagai berikut:

a. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisi data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang belaku untuk

umum atau generalisasi.

1) Rata-rata (Mean)

�̅� = ∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖

𝑘𝑖=1

∑ 𝑓𝑖𝑘𝑖=1

11Karunia Eka Lestari, Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan

Matematika (Cet. Kesatu; Bandung: PT. Refika Aditama, 2015), h. 206.

Page 60: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

45

Keterangan :

fi : Frekuensi untuk nilai xi yang bersesuaian kelompok ke-i

xi : Nilai statistik

k : Banyaknya kelompok. 12

2) Persentase (%) nilai rata-rata

P = 𝐹

𝑁𝑋 100%

Dimana : P : Angka persentase.

F : Frekuensi yang dicari persentasenya.

N : Banyaknya frekuensi/sample responden.13

3) Kategorisasi

Kategorisasi yang digunakan untuk mengubah skor mentah yang

diperoleh siswa menjadi skor standar (nilai) untuk mengukur tingkat

kemampuan pemecahan masalah yang terdiri dari sangat rendah, rendah,

sedang, tinggi dan sangat tinggi.

Tabel 3.3 : Pengkategorian Hasil Belajar SMPN 3 Bontomatene Kelas VII

Nilai Predikat

85-100 Sangat Tinggi

65-84 Tinggi

55-64 Sedang

35-54 Rendah

0-34 Sangant Rendah

12Muh. Arif Tiro. Dasar-dasar statistik (Edisi ketiga; Makassar: State University Of

Makassar Press, 2008). Hal: 133.

13

Abd. La’lang, “Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa pada Pembelajaran Matematika

Melalui Tipe Think Pair Share (Tps)KelasVIIIMadrasah Tsanawiyah Swasta (MTsS)

Babusssalam DDI Kassi Kab. Jeneponto” Skripsi (Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar, 2016), h. 50.

Page 61: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

46

b. Analisis Statistik Inferensial

Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk

menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.

1. Dasar-dasar analisis statistik

Untuk keperluan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan

pengujian dasar yaitu uji normalitas dan uji homogenitas varians.

a) Uji Normalitas Data

Uji nomalitas data dimaksudkan apakah data-data yang digunakan

berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini juga dilakukan untuk mengetahui

data yang akan yang diperoleh akan diuji dengan satatistik parametric atau

satatistik nonparametric. Untuk pengujian tersebut digunakan rumus Uji Chi

Kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut:

𝑥 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 = ∑ [

(𝑓0

− 𝑓ℎ)

2

𝑓ℎ

]

Keterangan:

x2 = harga Chi-kuadrat yang dicari

f0 = frekuensi yang ada (frekuensi observasi atau frekuensi sesuai dengan

keadaan)

fh = frekuensi yang diharapkan14

Dengan kriteria pengujian yaitu:

Jika Lo = Lhitung< Ltabel terima H0,

Jika Lo = Lhitung> Ltabeltolak H0

14Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Cet. Kedua belas; Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2013), h. 312-313.

Page 62: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

47

b) Uji Homogenitas Varians Populasi

Pengujian ini dilakukan karena peneliti akan menggeneralisasikan hasil

penelitian terhadap populasi penelitian. Dalam artian bahwa apabila data yang

diperoleh homogen maka kelompok-kelompok sampel berasal dari populasi yang

sama. Pengujian ini juga dilakukan untuk mengetahui uji t-test komparatif yang

akan digunakan, apakah rumus yang akan digunakan separated varians atau polled

varians. Untuk pengujian homogenitas data tes pemahaman konsep digunakan uji

F dengan rumus sebagai berikut:

F = Varians Terbesar

Varians terkecil ...........15

Kriteria pengujian:

Kriteria pengujian adalah jika Fhitung< Ftabel pada taraf nyata dengan Ftabel

didapat dari distribusi F dengan derajat kebebasan masing-masing sesuai dengan

dk pembilang dan dk penyebut pada taraf = 0,05. Atau kriteria pengujian

homogenitas dengan hasil olahan SPSS yaitu jika sign > α maka data homogen

dan jika sign < α maka data tidak homogen.

2. Pengujian hipotesis dengan uji-t

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui dugaan sementara yang

dirumuskan dalam hipotesis penelitian dengan menggunakan uji-t untuk dua

kelompok data dari dua kelompok sampel (tidak berpasangan).

Rumus yang digunakan jika varians populasi diketahui:

t = 𝑥1−𝑥2

𝑆√1

𝑛1+ √

1

𝑛2

15Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D (

Cet. V: Bandung: Alfabeta, 2008), h. 275.

Page 63: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

48

Dimana :

�̅�1 = Rerata skor kelompok eksperimen

�̅�2 = Rerata skor kelompok kontrol

S = Simpangan baku

n1 = Banyaknya sampel kelompok eksperimen

n2 = Banyaknya sampel kelompok kontrol16

Sebelum dilakukan uji hipotesis, pastikan terlebih dahulu bahwa data

sudah berdistribusi normal dan juga homogen. Uji hipotesis dalam penelitian ini

menggunakan program SPSS versi 20.

H0 : µ1= µ2

H1 : µ1≠ µ2

Keterangan:

H0 = Tidak terdapat perbedaan antara kelas yang diajar menggunakan modal

pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan kelas yang diajar

menggunakan model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas VII SMPN 3 Bontomatene Kabupaten Kepulauan

Selayar

H1 = Terdapat perbedaan antara kelas yang diajar menggunakan modal

pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan kelas yang diajar

menggunakan model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas VII SMPN 3 Bontomatene Kabupaten Kepulauan

Selayar

µ1 = rerata data kelompok eksperimen atau rerata peningkatan data kelompok

eksperimen

µ2 = rerata data kelompok kontrol atau rerata peningkatan data kelompok kontrol

16Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D (

Cet. V: Bandung: Alfabeta, 2008), h. 273.

Page 64: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

49

Hipotesis penelitian akan diuji dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

1) Jika thitung ttabel maka H0 ditolak. Artinya terdapat perbedaan yang

signifikan antara kelas yang diajar menggunakan modal pembelajaran

kooperatif tipe think pair share dengan kelas yang diajar menggunakan

model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar matematika siswa

kelas VII SMPN 3 Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar

2) Jika thitung ttabel maka H0 diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara kelas yang diajar menggunakan modal pembelajaran

kooperatif tipe think pair share dengan kelas yang diajar menggunakan

model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar matematika siswa

kelas VII SMPN 3 Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar

Page 65: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab hasil penelitian ini dijelaskan gambaran umum dari yang

diperoleh, yaitu meliputi data skor pretest dan posttest dari 45 siswa yang terdiri

dari kelas eksperimen dengan pembelajaran kelompok yaitu dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share sebanyak 22 siswa dan kelas

kontrol dengan model pembelajaran langsung sebanyak 23 siswa. Instrumen

yang diberikan pada masing-masing kelompok tersebut berupa tes essay sebanyak

5 soal yang telah diuji dan dianalisis.

1. Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3

Bontomatene kabupaten kepulauan Selayar yang diajar dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa kelas

VII SMP Negeri 3 Bontomatene kabupaten kepulauan Selayar yang bejumlah 22

siswa, maka penulis mengumpulkan data melalui tes yang dikerjakan oleh siswa

itu sendiri. Berikut ini adalah tabel hasil analisis deskriftif data pretest dan

posttest kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe think pair share.

Page 66: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

51

Tabel 4.1 : Nilai statistik hasil belajar kelas eksperimen

Data N Kelas Eksperimen

Pretest Posttest

Maksimum

22

58 85

Minimum 15 50

Mean 32,64 68,55

Standar Deviasi 11,745 10,537

Berdasarkan tabel 4.1 diatas maka dapat diketahui bahwa:

a. Pretest kelas eksperimen

Hasil Pretest kelas eksperimen dengan sampel sebanyak 22 siswa

diperoleh skor maksimum sebelum dilakukan perlakuan adalah 58 sedangkan

skor minimum adalah 15, dan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 32,64

dengan standar deviasi 11,745.

b. Posttest kelas eksperimen

Hasil Posttest kelas eksperimen dengan sampel sebanyak 22 siswa

diperoleh skor maksimum setelah dilakukan perlakuan adalah 85 sedangkan

skor minimum adalah 50, dan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 68,55

dengan standar deviasi 10,537.

Berdasarkan hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen diperoleh

nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa meningkat setelah dilakukan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think

pair share, yakni nilai rata-rata pretest adalah 32,64 sedangkan nilai rata-rata

posttest adalah 68,55 dengan selisih sebanyak 35,91.

Jika hasil belajar siswa dikelompokkan dalam kategori sangat rendah,

rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi akan diperoleh frekuensi dan persentase

untuk kelas eksperimen setelah dilakukan pretest dan posttest. Berikut tabel

Page 67: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

52

distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar matematika pada pretest dan

posttest siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bontomatene Kabupaten Kepulauan

Selayar.

Tabel 4.2 : Distribusi frekuensi dan persentase pretest dan posttest hasil

belajar matematika pada kelas eksperimen

Tingkat

penguasaan

materi

Kategori

Pretest Posttest

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

0 – 34 Sangat Rendah 13 59,09% 0 0%

35 – 54 Rendah 7 31,82% 1 4,55%

55 – 64 Sedang 2 9,09% 8 36,36%

65 – 84 Tinggi 0 0% 10 45,45%

85 – 100 Sangat Tinggi 0 0% 3 13,64%

Jumlah 22 100% 22 100%

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa:

a. Pretest eksperimen

Kelas eksperimen terdapat 13 siswa berada pada kategori sangat rendah

dengan persentase 59,09%, 7 siswa kategori rendah dengan persentase 31,82%,

2 siswa kategori sedang dengan persentase 9,09%, dan tidak ada siswa (0%)

yang berada pada kategori tinggi dan sangat tinggi. Berikut akan dijelaskan

dalam diagram batang.

Page 68: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

53

Gambar 4.1 : Distribusi frekuensi dan persentase pretest hasil belajar

matematika siswa

b. posttest eksperimen

Kelas eksperimen tidak ada (0%) siswa berada pada kategori sangat

rendah, 1 siswa kategori rendah dengan persentase 4,55%, 8 siswa kategori

sedang dengan persentase 36,36%, 10 siswa yang berada pada kategori tinggi

dengan persentase 45,45% dan 3 siswa berada padakategori sangat tinggi dengan

persentase 13,64%. Berikut akan dijelaskan dalam diagram batang.

Page 69: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

54

Gambar 4.2 : Distribusi frekuensi dan persentase posttest hasil belajar

matematika siswa

Berikut disajikan diagram batang hasil belajar matematika untuk

memperjelas perbandingan hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen.

Gambar 4.3 : Perbandingan pretest dan posttest hasil belajar matematika kelas

eksperimen

0

2

4

6

8

10

12

14

frek

uen

si h

asi

l b

elaja

r

mate

mati

ka s

isw

a

kategori

pretest kelas eksperimen

posttest kelas eksperimen

Page 70: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

55

Dari diagram batang diatas, dapat kita amati bahwa untuk pretest berada

pada kategori sangat rendah, rendah dan sedang. Dan tidak ada yang menempati

kategori tinggi dan sangat tinggi. Setelah menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe think pair share, diperoleh hasil posttest berada pada kategori

rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Dari diagram diatas menjelaskan bahwa

ada perbedaan sebelum dan setelah menerapkan model pembelajaran pada kelas

eksperimen.

2. Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3

Bontomatene kabupaten kepulauan Selayar yang diajar dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Langsung.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa kelas VII

SMP Negeri 3 Bontomatene kabupaten kepulauan Selayar yang bejumlah 23

siswa, maka penulis data mengumpulkan data melalui tes yang dikerjakan oleh

siswa itu sendiri. Berikut ini adalah tabel hasil analisis deskriftif data pretest dan

posttest kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran

langsung.

Tabel 4.3 : Nilai statistik hasil belajar kelas kontrol

Data N Kelas kontrol

Pretest posttest

Maksimum

23

40 80

Minimum 5 10

Mean 16,17 44,96

Standar Deviasi 9,084 18,939

Page 71: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

56

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa:

a. Pretest kelas kontrol

Hasil Pretest kelas kontrol dengan sampel sebanyak 23 siswa diperoleh

skor maksimum sebelum dilakukan perlakuan adalah 40 sedangkan skor

minimum adalah 5, dan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 16,17 dengan

standar deviasi 9,084.

b. posttest kelas kontrol

Hasil posttest kelas kontrol dengan sampel sebanyak 23 siswa diperoleh

skor maksimum setelah dilakukan perlakuan adalah 80 sedangkan skor

minimum adalah 10, dan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 44,96 dengan

standar deviasi 18,939.

Berdasarkan hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol diperoleh nilai

rata-rata hasil belajar matematika siswa meningkat setelah dilakukan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think

pair share, yakni nilai rata-rata pretest adalah 16,17 sedangkan nilai rata-rata

posttest adalah 44,96 dengan selisih sebanyak 28,79.

Jika hasil belajar siswa dikelompokkan dalam kategori sangat rendah,

rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi akan diperoleh frekuensi dan persentase

untuk kelas kontrol setelah setelah dilakukan pretest dan posttest. Berikut tabel

distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar matematika pada pretest dan

posttest siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bontomatene Kabupaten Kepulauan

Selayar.

Page 72: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

57

Tabel 4.4 : Distribusi frekuensi dan persentase pretest dan posttest hasil

belajar matematika pada kelas kontrol

Tingkat

penguasaan

materi

Kategori

Pretest Posttest

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

0 – 34 Sangat Rendah 22 95,65% 8 34,78%

35 – 54 Rendah 1 4,35% 4 17,39%

55 – 64 Sedang 0 0% 6 26,08%

65 – 84 Tinggi 0 0% 5 21,75%

85 – 100 Sangat Tinggi 0 0% 0 0%

Jumlah 23 100% 23 100%

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa:

a. Pretest kelas kontrol

Pada pretest kelas kontrol terdapat 22 siswa berada pada kategori sangat

rendah dengan persentase 95,65%, 1 siswa berada pada kategori rendah dengan

persentase 4,35% dan tidak ada (0%) siswa yang berada pada kategori sedang,

tinggi dan sangat tinggi. Berikut akan dijelaskan dalam diagram batang.

Page 73: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

58

Gambar 4.4: Distribusi frekuensi dan persentase pretest hasil belajar

matematika

b. Posttest kelas kontrol

Pada posttest kelas kontrol terdapat 8 siswa pada kategori sangat rendah

dengan persentase 34,78%, 4 siswa berada pada kategori rendah dengan

persentase 17,39%, 6 siswa berada pada kategori sedang dengan persentase

26,08%, 5 siswa berada pada kategori tinggi dengan persentase 21,75 dan tidak

ada (0%) siswa berada pada kategori sangat tinggi.Berikut akan dijelaskan dalam

bentuk diagram batang.

Page 74: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

59

Gambar 4.5 : Distribusi frekuensi dan persentase posttest hasil belajar

matematika

Berikut akan dijelaskan perbandingan antara pretest dan posttest pada

kelas kontrol dalam bentuk diagram batang untuk membandingkan hasil belajar

matematika pada model pembelajaran langsung.

Gambar 4.6 : Perbandingan pretest dan posttest hasil belajar matematika

0

5

10

15

20

25

30

35

0 - 34 35 - 54 55 - 64 65 - 84 85 - 100

frekuensi 8 4 6 5 0

persentase 34,78 17,39 26,08 21,74 0

KELAS KONTROL POSTTEST

0

5

10

15

20

25

frek

uen

si h

asi

l b

elaja

r

mate

mati

ka s

isw

a

kategori

pretest kelas kontrol

posttest kelas kontrol

Page 75: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

60

Dari diagram batang diatas, dapat diamati bahwa pretest pada kelas

kontrol berada pada kategori sangat rendah dan rendah. Tidak ada yang

menempati kategori sedang, tinggi dan sangat tinggi. Sedangkan pada posttest

berada pada kategori sangat rendah, rendah, sedang, dan tinggi pada model

pembelajaran langsung.

Berikut ini akan dijelaskan perbandingan hasil belajar matematika siswa

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam bentuk diagram batang.

3. Perbandingan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan

Gambar 4.7 : Perbandingan hasil belajar matematika siswa pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol

Dari diagram batang diatas, dapat di lihat bahwa hasil belajar matematika

siswa pada kelas eksperimen berada pada kategori rendah, sedang, tinggi dan

sangat tinggi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair

share sedangkan hasil belajar matematika siswa pada kelas kontrol berada pada

kategori sangat rendah, rendah, sedang, dan tinggi dengan menerapkan model

pembelajaran langsung. Dari diagram batang diatas terdapat adanya perbedaan

hasil belajar matematika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana hasil

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

sangat

rendah

rendah sedang tinggi sangat

tinggi

frek

uen

si h

asi

l b

elaja

r

mate

mati

ka s

isw

a

kategori

nilai posttest kelas

eksperimen

nilai posttest kelas kontrol

Page 76: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

61

belajar matematika kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil

belajar matematika kelas kontrol.

3. Perbandingan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share

dengan model pembelajaran langsung pada pokok bahasan himpunan

di kelas VII SMP Negeri 3 Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar

Pada bagian ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga

yaitu apakah ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa

yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair

share dengan model pembelajaran langsung pada pokok bahasan himpunan di

kelas VII SMP Negeri 3 Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar. Sebelum

dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas

dan uji homogenitas, uji hipotesis dilakukan dengan uji t-test.

1. Analisis Statistik Inferensial

a. Uji Normalitas Data

Sebelum melakukan pengolahan data lebih lanjut dilakukan pengujian

prasyarat penelitian, yaitu uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk

mengetahui apakah data distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas

hasil belajar matematika siswa dilakukan dengan menggunakan Uji Liliefors pada

taraf signifikasi (α) 0,05%, dengan kriteria H0 ditolak jika Lhitumg lebih besar dari

Ltabel dan jika Lhitung lebih kecil dari Ltabel maka H0 diterima. Perhitungan uji

normalitas dapat dilihat pada lampiran.

Page 77: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

62

Tabel 4.5 : Uji normalitas pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas

kontrol

Dari tabel SPSS diatas, diperoleh nilai sig. (2-tailed) kelas eksperimen dan

kelas kontrol untuk pretest yaitu sebesar 0,883 N = 45. Berdasarkan nilai pada

taraf signifikasi, dimana nilai α = 5% atau 0,05, sehingga nilai sig > α (0,883 >

0,05). Sedangkan untuk nilai posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

diperoleh nilai sig. (2-tailed) yaitu sebesar 0,107 dengan N = 45. Berdasarkan

nilai pada taraf signifikasi, dimana nilai α = 5% atau 0,05, dimana nilai sig > α

(0,107 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas Data

Setelah data dikatakan berdistribusi normal, maka dilakukan uji prasyarat

selanjutnya yaitu dengan uji homogenitas. Sama halnya dengan uji normalitas, uji

homogenitas ini diperlukan sebagai uji prasyarat analisis statistik terhadap data

nilai pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada pengujian

homogenitas hanya dilakukan pada pretest, hal ini dikarenakan hanya ingin

mencari kesamaan hasil belajar kedua kelompok sebelum penerapan kedua model

Page 78: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

63

pembelajaran. Berikut ini adalah hasil uji homogenitas kedua kelompok sampel

penelitian untuk pretest dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 4.6 : Uji homogenitas untuk pretest kelas eksperimen dan kelas

kontrol

Pada uji homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis

homogenitas yaitu jika Fhitung≤ Ftabel maka dinyatakan kedua data memiliki varians

yang homogen, atau sebaliknya jika Fhitung≥ Ftabel maka kedua data tidak memiliki

varians yang homogen.

Berdasarkan tabel SPSS diatas hasil perhitungan untuk data dua kelas yaitu

kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk pretest didapat nilai sig.sebesar 0,253,

sedangkan nilai pada taraf signifikasi dimana α = 0,05. Dari kedua data tersebut

tampak bahwa hasil perhitungan yang didapat bahwa nilai signifikan > 0,05

(0,253 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa kedua data hasil belajar dari kedua

sampel tersebut mempunyai varians yang sama atau homogen.

c. Uji Hipotesis

Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa data hasil

belajar kedua kelompok pada penelitian ini berdistribusi normal dan homogen.

Pengujian hipotesis dilakukan pada posttest dari kedua kelas yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat

dilakukan dengan menggunakan rumus uji t dua sampel. Berikut adalah tabel hasil

Page 79: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

64

pengujian hipotesis data hasil belajar dengan menggunakan SPSS. Tabel Hasil

Uji-t dua sampel Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.

Tabel 4.7 : Uji-t dua sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol

Teknik pengujian yang digunakan adalah uji independent sampel t-test

dengan taraf signifikan α = 5 % atau 0,05.Berdasarkan hasil perhitungan SPSS

diperoleh nilai sig.(2-tailed) sebesar 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak dan H1 diterima karena nilai sig < α (0,000 < 0,05). Jadi terdapat

perbedaan yang signifikan antara siswa yang diajar dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tippet think pair share dengan model pembelajaran

langsung terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMPN 3 Bontomatene

Kabupaten Kepulauan Selayar.

B. Pembahasan

Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian yang telah diperoleh. Kelas

VII A adalah kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan kelasVII B adalah kelas kontrol

yang diajar dengan model pembelajaran langsung.

Pada penelitian ini, peneliti memberikan Pretest sebagai tes awal dan

posttest sebagai tes akhir setelah dilakukan proses pembelajan, baik pada kelas

eksperiman maupun dalam kelas kontrol. Pada kelas eksperiman kita berikan tes

Page 80: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

65

pretest dengan jumlah item soal sebanyak 5 nomor dengan mengajar

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share, setelah itu tes

terakhir yaitu tes posttest dengan jumlah item soal sebanyak 5 nomor. Pada kelas

kontrol kita berikan tes pretest dengan jumlah item soal sebanyak 5 nomor

kemudian mengajar menggunakan model langsung, setelah itu tes terakhir yaitu

tes posttest dengan jumlah item soal sebanyak 5 nomor.

Dari hasil penelitian untuk kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas

kontrol diperoleh nilai pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu

0,883 sedangkan untuk nilai posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

yaitu 0,107.

Dari analisis data diperoleh hasil rata-rata pretest pada kelas eksperimen

sebesar 32,64 dan nilai rata-rata pretest pada kelas kontrol sebesar 16,17,

perbedaan rata-rata hasil pretest kedua kelas yaitu 16,47. Hasil ini

mengindikasikan bahwa kemampuan kedua kelas dalam penguasaan konsep,

pemahaman dan menyelesaikan soal matematika sangat jauh berbeda sebelum

diberikan perlakuan. Setelah diberikan perlakuan diperoleh rata-rata nilai posttest

pada kelas eksperimen yaitu 68,55 dan kelas kontrol sebesar 44,96, perbedaan

rata-rata hasil posttest yaitu 23,59. Ini menggambarkan bahwa ada perbedaan

yang signifikan antara kedua model pembelajaran yang diterapkan. Dari data

tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kelas

eksperimen mengalami peningkatan yang lebih besar dari kelas kontrol.

Hasil diatas diperkuat juga oleh pengujian hipotesis dengan menggunakan

uji t dua sampel, diperoleh nilai sig.(2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05, maka H0

ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan antara siswa yang diajar dengan menggunakan model

Page 81: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

66

pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan model pembelajaran

langsung terhadap hasil belajar matematika siswa.

Hal tersebut disebabkan karena kelas eksperimen menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe think pair share, sedangkan pada kelas kontrol

menggunakan model pembelajaran langsung. Kedua model pembelajaran ini

masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan.

Dari sini, peneliti dapat melihat bahwa siswa yang diajar dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share lebih efektif

dimana hasil belajar matematika siswa lebih tinggi pada kelas eksperimen

dibanding siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung. Hal itu dapat

dilihat dari data yang diperoleh oleh penulis ketika melakukan penelitian di Kelas

VII SMP Negeri 3 Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar pada tanggal 02

Januari 2017 - 02 Maret 2017.

Page 82: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka diperoleh

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bontomatene

Kabupaten Kepulauan Selayar lebih tinggi setelah penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada kelas eksperimen

dengan rata-rata hasil belajar sebesar 68,55 dibandingkan dengan sebelum

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan

rata-rata hasil belajar sebesar 32,64.

2. Hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bontomatene

Kabupaten Kepulauan Selayar lebih tinggi setelah penerapan model

pembelajaran langsung pada kelas kontrol dengan rata-rata hasil belajar

sebesar 44,96 dibandingkan dengan sebelum menerapkan model

pembelajaran langsungdengan rata-rata hasil belajar sebesar 16,17.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar matematika antara

siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe think pair

share dengan model pembelajaran langsung pada siswa kelas VII SMP

Negeri 3 Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar. Hipotesis (H0) ini

ditolak berdasarkan uji t (independent sample t test) dengan menggunakan

SPSS versi20, dimana nilai sig(2-tailed) lebih kecil dari taraf signifikansi

(α), yaitu 0,000 < 0,05. Atau dapat dikatakan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe think pair share lebih efektif dalam meningkatkan hasil

belajar matematika pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Bontomatene

Kabupaten Kepulauan Selayar.

Page 83: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

68

B. SARAN

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka saran yang dapat peneliti

berikan adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru matematika di seluruh Indonesia khususnya guru matematika

di SMP Negeri 3 Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar agar dalam

pembelajaran matematika disarankan untuk mengajar dengan menerapakan

model pembelajaran kooperatif tipe think pair share agar siswa aktivitas

belajar siswa dapat meningkat dan siswa tidak merasa bosan.

2. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian dan

penyusunan skirpsi ini, jadi diharapkan kepada peneliti lain untuk

menyelidiki variable-variabel yang relevan pada materi dengan situasi dan

kondisi yang berbeda sehingga gilirannya nanti akan lahir satu tulisan yang

lebih baik, lengkap dan bermutu.

Page 84: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

68

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian (Cet. Kedua belas; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cet. 13: Jakarta: PT Rineka Cipta. 2006.

Blogspot.co.id 2015/5/5 kelebihan dan kekurangan model. html oleh Ridwan. diakses tanggal 21 Agustus 2016 pukul 15.27.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CV. Penerbit Diponegoro. 2004.

Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Cet. 2: Jakarta: PT Rineka Cipta. 2008.

Hamalik,Oemar.Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Cet. VI:Jakarta: PT Bumi Aksara. 2009.

Hamdayama, Jumanta. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Rancayama Km: Ghalia Indonesia. 2014.

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2006.

Hidayat, Anggil Sahril. Efektifitas Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Keaktifan Belajar dan Komunikasi Matematis Siswa SMP.Skripsi. Yogyakarta: 2012.

Hidayat, Anggil Sahril. Efektifitas Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (C TL) Terhadap Keaktifan Belajar dan Komunikasi Matematis Siswa SMP.Yogyakarta: 2013.

http://www artikel-pendidikani.com/2013/10/ artikel-pentingnya pendidikan bagi masa depani.html#_diakses pada tanggal 14 Agustus 2016 pukul 14:16.

http://www. Informasi pendidikan.com/2014/01/28/Model Pembelajaran Langsung diakses pada tanggal 21 Agustus 2016 pukul 10:42.

https:// Anggi Taata. WordPres.com / 2012/9/4 Pengertian Model Pembelajaran. Diakses tanggal 21 Agustus 2016 pukul 14.35.

Hudojo, Herman. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran matematika. Universitas Negeri Makassar : 2013.

Hudojo,Herman. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Malang: IKIP Malang. 1990.

Kusmiati, Eti. Perbandingan Hasil Belajar Matematika dengan Menggunakan Metode Ekspositori dengan Metode Drill pada Pokok Bahasan Himpunan dikelas VII MTs. Madani Alauddin Pao-pao Kab. Gowa. Makassar : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 2015.

La’lang, Abd. “Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa pada Pembelajaran Matematika Melalui Tipe Think Pair Share (Tps)KelasVIII Madrasah Tsanawiyah Swasta (MTsS) Babusssalam DDI Kassi Kab. Jeneponto”. Skripsi. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 2016.

Lestari Karunia Eka, Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan Matematika, Cet. Kesatu; Bandung: PT. Refika Aditama, 2015

Page 85: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

69

Lestari, Kurnia Eka dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT Revika Aditama. 2013.

Nurlaila, Fani. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dengan Kecerdasan Logis Matematis terhadap Hasil Belajar Siswa di SMK Negeri 3 Surabaya. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Volume 2. No. 1. 2013.

Parlina, Ririn. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair Share untuk Meningkatkan Aktivitas dan Penguasaan Materi Akuntansi Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah Cawas Kab. Klaten. Jurnal Pendidikan Sejarah. Mei 2010.

Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar .Yogyakarta: Pustaka pelajar. 2014.

Rusman.Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Cet.I: Bandung: Alfabeta. 2012.

Rusmin , Muhammad. Hubungan Profesionalitas guru dengan Motivasi dan hasil Belajar Peserta didik di MTS Madani Pao-pao. Tesis. UIN Alauddin Makassar: 2012.

Sanjaya,Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran . Jakarta: Kencana. 2010.

Sardiman. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Cet. 21: Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2012.

Sofiya.Pengaruh model Pembelajaran Langsung terhadap hasil belajar Fisika Siswa. Jakarta: Univrsitas Islam Negeri Syarif hidayatullah. 2010.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidian: Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2012.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cet. 20: Bandung: Alfabeta. 2014.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cet.V: Bandung: Alfabeta. 2008.

Sugiyono. Statistik untuk Penelitian. Cet. 13: Bandung: CV Alfabeta. 2008. Suherman. “Efektivitas Model Pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas Ii IPA SMA Negeri 11 Makassar”. Skripsi .Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 2013.

Suprijono, Agus. Cooperatif Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Cet XII: Yogyakarta : Pustaka Pelajara. 2014.

Syam, Akbar. “Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran M-Apos Dan Model Pembelajaran Langsung Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Pokok Bahasan Bentuk Pangkat, Akar, Dan Logaritma Pada Siswa Kelas X Sma Negeri 11 Makassar”. Skripsi. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 2012.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet.VII : Jakarta: Balai Pustaka. 1994.

Tiro, Muhammad Arif. Dasar-Dasar Statistika. Edisi ketiga: Makassar: State University of Makassar press. 2008.

Page 86: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

70

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Grub. 2009.

Widiyaningsih, Astuti. Efektivitas Pembelajaran Matematika Menggunakan pendekatan Indukti-Deduktif yang dikolaborasikan dengan Metode Think Pair Share (TPS) terhadap Pemahman Konsep dan Keaktifan siswa SMP.Yogyakarta : 2013.

www.academia.edu/5934148/Makalah Model Pembelajaran Langsung oleh Wiwiek Tamsyani diakses pada tanggal 21 Agustus 2016 pukul 11:05.

Page 87: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA …repositori.uin-alauddin.ac.id/4254/1/NUR FITRAH.pdfi PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

RIWAYAT HIDUP

Nur Fitrah Lahir di Barro Selayar Desa Tanete Kecamatan

Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar Pada Tanggal 22 Maret

1995. Merupakan anak bungsu dari lima bersaudara dari pasangan

suami istri Dg. Mattanjo dan Banri Alang. Memulai pendidikan

formal di SD Inpres Barro Kecamatan Bontomatene Kabupaten

Kepulauan Selayar pada tahun 2001, dan lulus tahun 2007. Pada tahun yang sama lanjut

pendidikan di SMP Negeri 3 Bontomatene Kecamatan Bontomatene Kabupaten Kepulauan

Selayar, dan tamat pada tahun 2010. Pada tahun yang sama pula penulis melanjutkan

pendidikan di SMA Negeri 1 Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar, kemudian tamat pada

tahun 2013. Pada tahun yang sama pula penulis diterima pada Jurusan Pendidikan

matematika pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan melalui penerimaan mahasiswa dengan

jalur SNMPTN atau melalui jalur undangan di UIN Alauddin Makassar. Penulis berharap

untuk dapat meraih ilmu dan pendidikan yang lebih tinggi lagi. Amin yaa rabbal alamin......