22
PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN ( Pandanus amaryllifolius ) PADA BERBAGAI KONSENTRASI SEBAGAI INHIBITOR LAJU KOROSI KAWAT STAINLESS STEEL ORTODONTI LEPASAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Oleh : OKTAVIANITA PUTRI J520160063 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus …

  • Upload
    others

  • View
    25

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus …

PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifolius) PADA

BERBAGAI KONSENTRASI SEBAGAI INHIBITOR LAJU KOROSI KAWAT

STAINLESS STEEL ORTODONTI LEPASAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi

Oleh :

OKTAVIANITA PUTRI

J520160063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

Page 2: PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus …
Page 3: PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus …

(Ketua Dewan Penguji)

(Anggota I Dewan Penguji)

(Anggota II Dewan Penguji)

Page 4: PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus …
Page 5: PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus …

1

PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifolius) PADA

BERBAGAI KONSENTRASI SEBAGAI INHIBITOR LAJU KOROSI KAWAT

STAINLESS STEEL ORTODONTI LEPASAN

Abstrak

Ortodonti adalah suatu cara untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan gigi

dan mulut serta menciptakan senyum yang menarik. Stainless steel salah satu

material yang sering digunakan pada piranti ortodonti lepasan. Penggunaan kawat

ortodonti dalam rongga mulut berpotensi mengalami korosi. Penggunaan inhibitor

dapat mengurangi terjadinya korosi pada kawat ortodonti stainless steel. Inhibitor

organik salah satunya adalah daun pandan. Kawat ortodontik stainless steel

merupakan jenis kawat yang paling sering digunakan saat ini dalam perawatan

ortodontik. Penggunaan kawat stainless steel dalam rongga mulut juga dapat

menyebabkan korosi. Penyebab gerjadinya korosi antara lain pengaruh dari

perubahan suhu, mikroflora, enzim dalam rongga mulut, dan perubahan keasaman

(pH). Penambahan inhibitor organik yaitu ekstrak daun pandan dengan

konsentrasi berbeda dapat mengurangi terjadinya korosi dengan kecepatan

berbeda pada kawat stailess steel. ekstrak daun pandan dengan konsentrasi

tertinggi dapat lebih cepat dalam menghambat proses korosi suatu logam.

Kata kunci : Ortodonti ; Stainless steel ; korosi ; inhibitor ; daun pandan

Abstract

Orthodontics is a way to improve and maintain oral health and create an attractive

smile. Stainless steel is one of the materials that is often used in removable

orthodontic appliances. The use of orthodontic wire in the oral cavity has the

potential to experience corrosion. The use of inhibitors can reduce the corrosion

of stainless steel orthodontic wire. One of the organic inhibitors is pandan leaves.

Stainless steel orthodontic wire is the type of wire most often used today in

orthodontic treatment. The use of stainless steel wire in the oral cavity can also

cause corrosion. The causes of corrosion include the influence of changes in

temperature, microflora, enzymes in the oral cavity, and changes in acidity (pH).

The addition of an organic inhibitor, namely pandan leaf extract, can reduce the

occurrence of corrosion on stainless steel wire. pandan leaf extract can be used as

a natural inhibitor in inhibiting the corrosion process of a metal.

Keyword : ortodontics ; stainless steel ; corrosion ; inhibitors ; pandan leave

1. PENDAHULUAN

Ilmu dan teknologi ortodonti kini telah berkembang pesat seiring meningkatnya

kebutuhan masyarakat akan fungsi gigi. Fungsi gigi tidak hanya sebagai alat

mengunyah makanan, tetapi juga penting dalam penampilan sehingga

Page 6: PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus …

2

mendapatkan fungsi, kesehatan, stabilitas, estetik dentofasial yang optimal.[1]

Perawatan ortodonti juga sangat penting untuk meningkatkan dan memelihara

kesehatan mulut dan gigi yang baik, serta menciptakan senyum yang menarik.[2]

Alat ortodonti diklasifikasikan menjadi alat lepasan (removable ortodontic), alat

cekat (fixed orthodontic) dan alat semi cekat (semi-fixed orthodontic). Piranti

cekat lebih efektif untuk memperbaiki kasus maloklusi yang lebih rumit,

sedangkan piranti lepasan didesain supaya mudah dipasang dan dilepas oleh

pasien.[3]

Material piranti ortodonti dari stainless steel sering dipilih karena memiliki

sifat ketahanan dan kekuatan yang baik.[4] Kawat stainless steel mengandung Besi

(Fe), Karbon (C), Kromium (Cr), dan Nikel (Ni) serta unsur logam lainnya seperti

tembaga, mangan, silikon dan sulfur.[5][6] Logam dalam kawat ortodonti dapat

menyebabkan korosi.[7]

Kerusakan material pada stainless steel yang disebabkan oleh faktor

lingkungan dan sekelilingnya disebut korosi. Proses korosi terjadi karena reaksi

kimia yang diakibatkan oleh perpindahan elektron dalam proses elektrokimia dari

reduksi ion atau logam suatu lingkungan. Terjadinya korosi tidak dapat dihindari

tetapi dapat dikurangi atau dihambat dengan penambahan inhibitor, selain itu

dapat juga dihambat dengan proteksi katodik, anodik dan pelapis coating.[8] Hal-

hal yang mempengaruhi korosi adalah suhu, saliva, pH, Kadar O2, dan

kelembaban udara.[4]

Penambahan inhibitor korosi adalah salah satu cara untuk menghambat

korosi. Inhibitor korosi umumnya berasal dari senyawa- senyawa organik dan non

organik. Senyawa anorganik yang digunakan seperti nitrit, kromat, fosfat dan

urea. Senyawa tersebut merupakan bahan kimia yang berbahaya, mahal dan dapat

menyebabkan kerusakan pada organ tubuh mahluk hidup.[9] Inhibitor senyawa

organik sering dipilih dan digunakan karena mudah didapat serta memiliki sifat

nontoksik sehingga tidak membahayakan lingkungan.[10]

Penelitian tentang penghambat korosi dengan menggunakan bahan

inhibitor organik telah dilakukan salah satunya menggunakan ekstrak daun

Page 7: PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus …

3

pandan[11][12]. Tanaman pandan (Pandanus amaryllifolius) merupakan tumbuhan

yang dapat mudah dijumpai didaerah tropis, dan banyak di tanam di pekarangan

rumah, kebun maupun tumbuh dengan liar.[11] Kandungan kimia dalam daun

pandan antara lain alkaloid, saponin, flavonoid, polifenol, tannin, dan zat

warna.[12] Kandungan tanin pada daun pandan (Pandanus Amaryllifolius)

merupakan antioksidan yang mampu menghambat laju korosi. Penggunaan

Inhibitor dengan konsentrasi yang berbeda akan mendapatkan hasil yang berbeda.

Berdasarkan penjabaran tersebut , tujuan penulisan makalah ini adalah untuk

memberikan informasi ilmiah tentang ekstrak daun pandan (Pandanus

Amaryllifolius) terhadap laju korosi kawat ortodonti lepasan stainless steel.

1.1 Tinjuan Pustaka

Kawat ortodontik stainless steel merupakan jenis kawat yang paling sering

digunakan saat ini dalam perawatan ortodontik. Kawat stainless steel

mengandung 71% besi, 18% kromium, 8% nikel, dan 0,2% karbon. Kromium dan

nikel merupakan komponen kawat ortodontik yang dapat memberikan efek tahan

korosi dan meningkatkan kekuatan kawat. Akan tetapi kelemahan dari unsur

kromium dan nikel adalah dapat menyebabkan alergi apabila terlepas dalam

rongga mulut[10][11]. Kawat ortodonti perlu memenuhi kriteria: kekuatan tinggi,

kekakuan rendah, range tinggi, formability tinggi, serta dapat dilakukan welding

dan solder. Kawat stainless steel lebih banyak digunakan karena memiliki friksi

atau gaya gesek yang rendah.[6]

Menurut penelitian sebelumnya[8] kawat stainless steel memiliki kelebihan :

1) Hambatan korosi tinggi, bahan ini dapat menghambat korosi tinggi baik.

2) Tahan panas dan api, campuran paduan kromium dan nikel melindungi

kekuatan stainless steel dari temperatur tinggi.

3) stainless steel mudah dibersihkan sehingga menjadi pilihan pertama untuk,

hampir setiap alat yang berhubungan dengan kesehatan seperti rumah sakit,

dapur, rumah dan proses makanan menggunakan stainless steel.

Page 8: PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus …

4

4) Penampilan baik, lapisan terang membuat perawatan yang mudah pada

stainless steel.

5) Kekuatan pada berat, sifat keras yang dimiliki stainless steel sangat

bangus pada pengerjaan dingin dan bentuk yang tipis.

Penggunaan kawat stainless steel juga berpotensi terjadinya korosi apabila unsur

kromium dan nikel terlepas.

a. Definisi

Menurut Ahli[11], Korosi merupakan penghancuran paksa suatu zat yaitu

logam. Korosi juga dapat diartikan sebagai penurunan mutu logam yang

disebabkan oleh reaksi elektrokimia antara logam dengan lingkungan sekitarnya.

Korosi pada kawat ortodonti dapat menyebabkan permukaan menjadi kasar,

melemahkan pemakaian kawat ortodonti, serta terjadinya pelepasan elemen dari

metal yang dapat menghasilkan perubahan warna pada jaringan lunak

disekitarnya dan reaksi alergi.[11]

Penyebab korosi pada kawat stainless steel yaitu adanya pengaruh dari

perubahan suhu, mikroflora, enzim dalam rongga mulut, dan perubahan keasaman

(pH) saliva. Terjadinya korosi dapat diidentifikasi dengan cara melihat perubahan

warna pada permukaan logam, atau tes elektrokimia untuk melihat perubahan

muatan logam, dan identifikasi elemen yang terlepas dengan menggunakan alat

spektrofotometri emisi atom atau spektrofotometri serapan atom.[14]

b. Mekanisme Terjadinya korosi

Menurut penelitian sebelumnya[6], terjadinya korosi kawat stainless steel

dalam rongga mulut disebabkan dengan melepasnya Cr dan Ni. Korosi dapat

terjadi ketika adanya :

1) Anoda

Reaksi oksidasi, maka daerah tersebut akan timbul korosi M → M+ + e.

2) Katoda

Reaksi reduksi, daerah tersebut menyerap elektron.

Page 9: PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus …

5

3) Ada hubungan (Metallic Pathaway) Tempat arus mengalir dari katoda ke

anoda

4) Larutan (electrolyte)

Larutan korosif yang dapat mengalirkan arus listrik, mengandung ion-ion.

Ketika keempat elemen diatas menjadi satu maka akan terjadi raksi korosi :

Anoda : 4Fe → 4Fe2+ + 8e (oksidasi)

Katoda : 4H2O + 2O2 + 8e → 8 OH (reduksi)

4Fe2+ + 8OH → 4Fe(OH)2

4Fe(OH)2 + O2 → 2Fe2O3 . 2H2O (karat)

2H+ + 2e → H2 gas (suasana asam).[15]

Menurut penelitian terdahulu[12], mekanisme korosi diawali dengan penurunan

kualitas besi karena reaksi kimia atau elektrokimia antara baja dengan

lingkungannya. Contoh ketika besi dicelupkan ke dalam air maka akan terlihat

bagian besi yang terkorosi (berkarat). Baja bagian yang mengalami korosi disebut

anodik kemudian bagian baja yang tidak korosi disebut katodik. Mekanisme

terbentuknya korosi dapat dijelaskan dalam gambar dibawah ini :

Gambar 1. Mekanisme korosi.[12]

Page 10: PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus …

6

Reaksi elektrokimiawi terjadi pada lingkungan netral

Anoda : Fe → Fe2+ + 2e- (reaksi oksidasi)

Pada katoda : H2O + ½ O2 + 2e- →2OH-(reaksi reduksi)

Reaksi total : Fe + ½ O2 + H2O→Fe2+ + 2OH

Fe2++ 4OH- 2Fe(OH)2

2Fe(OH) + ½ O2 2FeO (OH) H2O (2H2O+Fe3O4)

Senyawa Fe3O4 adalah larutan penyebab karat.

Untuk mengetahui kecepatan laju korosi dapat dilakukan dengan beberapa metode

perhitungan laju korosi.

2. METODE

Perhitungan laju korosi dapat dilakukan dengan dua metode weight loss atau

kehilangan berat dan elektrokimia. Metode kehilangan berat dilakukan dengan

cara mengukur kekurangan berat kawat ortodonti berbahan stainless steel akibat

korosi yang terjadi. Dalam metode ini menggunakan jangka waktu tertentu agar

didapatkan jumlah kehilangan berat korosi yang terjadi. Metode elektrokimia

adalah metode pengukuran laju korosi dengan cara mengukur perbedaan potensial

objek hingga didapatkan laju korosi yang terjadi, metode ini menggunakan alat

potensiostat.[16]

Untuk mengurangi percepatan laju korosi dapat ditambahkan inhibitor.

Inhibitor dapat diambil dari bahan anorganik dan organik.

a. Definisi

Inhibitor adalah suatu senyawa kimia yang diberikan dalam jumlah kecil

tetapi mampu menghambat reaksi korosi pada logam. Penambahan inhibitor

korosi merupakan cara yang efektif untuk mencegah korosi, karena prosesnya

yang sederhana dan biaya yang murah. Secara umum fungsi utama penggunaan

inhibitor yaitu memperlambat reaksi korosi dengan cara membentuk lapisan

pelindung pada permukaan logam.[17] Terdapat dua macam inhibitor yaitu berasal

dari senyawa anorganik dan organik. Inhibitor senyawa anorganik berasal dari

senyawa kimia yang berbahaya apabila terkena jaringan tubuh manusia,

sedangkan inhibitor senyawa organik sering dipilih dan digunakan karena mudah

Page 11: PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus …

7

didapat serta memiliki sifat nontoksik sehingga tidak membahayakan

lingkungan.[9][10]

Umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa organik yaitu senyawa atom

N, O, P, S serta atom-atom lain yang memiliki pasangan elektron bebas sehingga

mampu membentuk senyawa kompleks dengan logam dan juga senyawa

anorganik seperti nitrit, kromat, fospat, urea, fenilalanin, imidazolin, dan senyawa

amina. Senyawa organik yang terkandung dalam inhibitor korosi harus memenuhi

karakteristik inhibitor senyawa organik seperti adanya heteroatom, gugus polar,

ikatan π, serta pasangan elektron bebas yang menjadi sarana bagi inhibitor

berikatan dengan logam secara koordinasi[18]. Syarat inhibitor korosi organik yaitu

murah, tidak beracun, aman bagi lingkungan, dan tersedia di alam.[15]

Penggunaan Inhibitor dapat diberikan dalam jumlah kecil untuk menghambat

reaksi korosi logam baja dengan lingkungannya. Penggunaan inhibitor merupakan

cara yang efektif untuk mencegah korosi, karena prosesnya yang sederhana dan

biaya yang murah. Umumnya semakin besar konsentrasi inhibitor, maka semakin

efektif menurunkan korosi logam.[13]

Pada penelitian sebelumnya[19][21], didapatkan hasil dengan semakin tinggi

konsentrasi inhibitor ekstrak yang digunakan, maka efisiensi inhibisi juga

semakin meningkat. Peningkatan persen efisiensi inhibisi ini menunjukkan

bahwa senyawa tanin memiliki potensi sebagai inhibitor korosi. Efisiensi

inhibisi juga dipengaruhi terhadap suhu, semakin tinggi suhu akan menyebabkan

kemampuan ekstrak tidak stabil. Peningkatan suhu dapat menyebabkan tingkat

energy pada permukaan logam mengalami persaingan antara gaya adsorpsi dan

gaya desorpsi dari logam. Hal ini disebabkan karena adanya kompetisi difusi

molekul inhibitor dengan zat korosif pada permukaan logam. Besar molekul yang

didapat salam ekstrak akan mengakibatkan difusinya lambat pada suhu tinggi,

permukaan logam akan diserang zat korosif terlebih dahulu[19][21]. Inhibitor

menghambat korosi dengan cara melakukan absorbsi untuk membentuk lapisan

tipis dengan ketebalan beberapa molekul saja.[17]

Page 12: PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus …

8

b. Mekanisme inhibitor

Pada penelitian sebelumya[11], mekanisme inhibitor anodik dalam

mempertahankan lapisan dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2(a) terlihat korosi

terjadi pada bagian selaput oksida yang terkelupas. Selaput pelindung kemudian

akan bertindak sebagai katoda, sedangkan logam yang tersingkap sebagai anoda.

Kemudian ion dalam inhibitor anodik bereaksi dengan ion logam dalam larutan

dan menutup bagian yang bersifat anodik, sehingga laju korosi menjadi terhenti

kembali ditunjukkan pada Gambar 2(b).

Gambar 3. Mekanisme inhibitor korosi.[11]

Pandanus amryllifolius Roxb. atau pandan wangi merupakan tumbuhan

tropis yang sering digunakan sebagai penambah aroma pada makanan dan

miuman.[12]

Gambar 3. Daun Pandan ( Pandanus amaryllifolius Roxb )

Pandan wangi mempunyai daun yang selalu hijau sepanjang tahun. Batangnya

bulat, dapat tunggal atau bercabang-cabang dan mempunyai akar udara atau akar

Page 13: PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus …

9

tunjang yang muncul pada pangkal batang. Helaian daun berbentuk pita,

memanjang, tepi daun rata dan ujung daun meruncing. Daun berwarna hijau dan

tersusun spiral, panjang 40-80 cm dan lebar 3-5 cm[22]. Tanaman ini merupakan

tanaman perdu tahunan dengan tinggi 1 m. Bunga majemuk berbentuk bongkol

dan berwarna putih. Buahnya berbentuk buah batu, menggantung, berbentuk

bola dengan diameter 4-7,5 cm, dinding buah berambut dan warnanya jingga.[23]

Daun tanaman pandan memiliki taksonomi sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Pandanales

Famili : Pandanaceae

Genus : Pandanus

Spesies : P. amaryllifolius

Jenis : Pandanus amaryllifolius Roxb.

Menurut beberapa peneliti, hasil uji fitokimia yaitu suatu uji kualitatif

untuk mengetahui kandungan kimia berupa metabolit sekunder suatu sampel

mendapatkan hasil pada senyawa kimia dalam ekstrak etanol daun pandan banyak

mengandung tanin, flavonoid, alkoloid, dan polifenol. Senyawa organik tersebut

dapat digunakan sebagai penghambat korosi karena memenuhi karakteristik

inhibitor organik seperti adanya heteroatom, kelompok kutub dan π

obligasi.[12][24][33]

Kandungan Daun Pandan:

1) Tanin

Tanin merupakan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada beberapa

tanaman. Tanin diketahui mempunyai beberapa khasiat yaitu sebagai astringen,

anti diare, anti bakteri dan antioksidan. Aktivitas antibakteri tanin yang

berhubungan dengan kemampuan untuk mengaktifkan adhesin sel mikrobia,

enzim, dan menggangu transport protein pada lapisan dalam sel bakteri. Peranan

tanin secara biologis yang kompleks mulai dari pengendap protein hingga

pengkhelat logam.[25]

Page 14: PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus …

10

2) Flavonoid

Flavonoid adalah suatu senyawa polar yang mudah larut dalam pelarut polar

diantaranya etanol, metanol, butanol, dan aseton. Flavonoid merupakan golongan

terbesar dari senyawa fenol yang efektif dalam menghambat pertumbuhan virus,

bakteri, dan jamur. Senyawa flavonoid umumnya bersifat antioksidan dan sering

digunakan sebagai bahan baku obat-obatan. Flavonoid mempunyai kemampuan

sebagai penangkap radikal bebas dan menghambat oksidasi lipid.[26]

3) Alkaloid

Alkaloid merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder terbanyak yang

memiliki atom nitrogen, yang terdapat dalam jaringan tumbuhan dan hewan.

Salah satu kemampuan alkaloid adalah sebagai antibakteri mekanisme

antibakterinya yaitu dengan mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada

sel bakteri, sehingga menyebabkan lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh

dan menyebabkan kematian sel.[27]

4) Polifenol

Polifenol merupakan senyawa aktif yang ditemukan pada tumbuhan. Memiliki

ciri khas yaitu memiliki banyak gugus fenol dalam molekulnya. Polifenol

memiliki spektrum luas karena sifat kelarutan pada suatu pelarut. Turunan

polifenol sebagai antioksidan dapat menstabilkan radikal bebas dengan

melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, serta menghambat

reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas.[28]

5) Saponin

Saponin merupakan glikosida yang memiliki aglikon berupa steroid dan

triterpenoid. Saponin steroid tersusun atas inti steroid dengan molekul karbohidrat

dan jika terhidrolisis menghasilkan suatu aglikon yang dikenal saraponin. Saponin

steroid terutama terdapat pada tanaman monokotil seperti kelompok sansevieria

dan tanaman berbunga.[27]

Page 15: PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus …

11

2.1 Kandungan Ekstrak Daun Pandan (Pandanus amryllifolius (Roxb.)) dalam

Hubunganya terhadap Inhibitor Korosi

Daun pandan (Pandanus amryllifolius) terdapat kandungan bioaktif seperti

alkaloid, polifenol, saponin, tanin, flavonoid dan triterpenoid yang berfungsi

sebagai antibakteri[12]. Flavonoid dan tanin merupakan salah satu golongan yang

mempunyai kemampuan sebagai penangkap radikal bebas dan menghambat laju

korosi[29] . Ketika ekstrak daun pandan (Pandanus amryllifolius (Roxb.)) telah

dibuat maka mengandung atom Nitrogen (N), Oksigen (O), Fosfor (P), Sulfur (S)

dan atom atom lainyang mampu membentuk senyawa kompleks dengan logam

sebagai inhibitor logam.[30]

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ekstrak daun pandan (Pandanus amryllifolius) dipilih menjadi inhibitor korosi

karena memiliki kandungan antioksidan seperti tanin, flavonoid, alkoloid, dan

polifenol serta memenuhi syarat dan karakteristik inhibitor korosi.[18][19]

Dalam penelitian sebelumnya, membuktikan kemampuan ekstrak daun

pandan dalam mengurangi laju korosi kawat ortodonti berbahan stainless steel.

Analisis fitokimia ekstrak daun pandan dengan menggunakan berbagai pereaksi

kimia bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan senyawa metabolik

sekunder dalam ekstrak, yang berperan dalam proses inhibisi.[19][20][31][32]

Tabel 1. Hasil uji fitokimia ekstrak daun pandan wangi[19].

Hasil uji fitokimia terhadap kandungan bahan senyawa kimia dalam ekstrak

daun pandan positif mengandung alkaloid, tanin, flavonoid dan polifenol.[33]

Adanya kandungan senyawa-senyawa ini dapat mengindikasikan bahwa ekstrak

Page 16: PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus …

12

daun pandan berpotensi dalam menghambat laju korosi karena adanya

heteroatom, gugus polar, ikatan π dan pasangan elektron bebas.[19] Keberadaan

tanin dapat melindungi permukaan logam karena pembentukan jaringan jaringan

besi garam tanninate . Tanin larut dalam air atau sifat alkoholik karena tanin

banyak mengandung fenol memiliki gugus OH yang dapat mengikat berat logam.

Semakin banyak kandungan tanin, semakin besar daya hambat untuk menghambat

oksidasi proses. Selain itu terdapat senyawa polifenol yang merupakan turunan

fenolik yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Antioksidan senyawa adalah

senyawa yang dapat menunda, menahan dan mencegah proses oksidasi. Tanin

memiliki gugus fungsi hidroksil yang melekat pada cincin aromatik sehingga

tanin dapat membentuk kompleks senyawa dengan Fe2 dan Fe3 kemudian

kompleks diubah menjadi Fe3 – tranin kompleks karena oksigen. Senyawa inilah

yang akan menghambat proses oksidasi, karena itu senyawa kompleks tipis akan

membentuk hidrofobik lapisan pelindung. Reaksi pembentukan kompleks

senyawa tersebut dapat berupa anodik dan katodik reaksi atau keduanya. Reaksi

anodik adalah reaksi oksidasi logam yang dikarakterisasi oleh pelepasan elektron

dari atom logam netral ke membentuk ion yang sesuai. Reaksi katodik adalah

reaksi reduksi yang dikarakterisasi oleh elektron penyerapan, biasanya tidak

korosif tetapi dapat menyebabkan gangguan kerusakan dalam kondisi tertentu.[11]

Hasil dari beberapa penelitian didapatkan dalam peneliti pertama, ekstrak

dengan metode maserasi sebanyak 600 ppm dan 1000ppm. Ekstrak daun pandan

dicampur dengan larutan garam sebagai media korosi Pengukuran laju korosi

dilakukan dengan menggunakan alat potensiostat, kemudian mendapatkan hasil

dari pengukuran rata-rata stainless laju korosi kawat ortodontik baja dapat dilihat

pada gambar 4. Laju korosi rata-rata dengan perendaman larutan garam lebih

besar dari rata-rata laju korosi dengan perendaman ekstrak daun pandan. Laju

korosi rata-rata dengan perendaman dalam pandan ekstrak daun 600 ppm lebih

besar dari rata-rata laju korosi dengan perendaman ekstrak daun pandan Dari 1000

ppm.

Page 17: PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus …

13

Gambar 4. Pengukuran Korosi Kawat Stainless steel.[11]

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perendaman daun

pandan ekstrak memiliki kemampuan untuk mengurangi kadar korosi kawat

ortodontik stainless steel dan ada perbedaan yang signifikan antara konsentrasi

600 ppm dan 1000 ppm.

Peneliti kedua, didapatkan ekstrak daun pandan sebesar 0,5%, 0,6%, 0,7% dan

0,8%, kemudian ditambahkan media korosi H2SO4 dengan hasil

Tabel 2. Pengaruh Konsentrasi ekstrak daun pandan terhadap efisiensi Inhibisi

dan Laju Korosi[19].

Berdasarkan Tabel 2, semakin besar konsentrasi inhibitor yang ditambahkan,

efisiensi inhibisinya (%EI) semakin besar dan laju korosi baja SS-304 akan

semakin menurun.

Semakin besar penambahan konsentrasi inhibitor pada media korosi,

efisiensi inhibisinya semakin besar dan laju korosi baja Stainless steel semakin

menurun. Hal ini disebabkan oleh tingginya konsentrasi ekstrak daun

pandan yang mengakibatkan frekuensi interaksi antara sisi aktif dari molekul

dengan permukaan baja semakin banyak, sehingga akan membentuk lapisan

Page 18: PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus …

14

pasif (passive layer) yang stabil. Oleh karena itu semakin besar area

permukaan baja yang tertutupi dan menghalangi serangan larutan korosif.

Namun pada penelitian[19], ekstrak dengan suhu lebih dari 45° mengalami

penurunan efisiensi. Penurunan efisiensi inhibisi,

menunjukan bahwa peranan inhibitor dari eksrak daun pandan pada suhu yang

tinggi relatif akan berkurang. Hal ini disebabkan karena adanya kompetisi difusi

molekul inhibitor dengan zat korosif pada permukaan logam.[19][33][34]

Table 3. Daftar Artikel Jurnal.

No Judul Jurnal Tahun

1 The Analysis Of Pandan Leaf (Pandanus Amaryllifolius

Roxb) Extract As Inhibitor On Corrosion Rate Of

Stainless Steel Orthodontic Wire.

2018

2 The Extract Of Pandanleaf (Pandanus Amaryllifous

Roxb) Ascorrosion Inhibitors OF SS-304 IN H2SO4

Solution.

2015

3 Penggunaan inhibitor untuk meningkatkan ketahanan

korosi pada baja karbon rendah

2015

4 The Efficacy Of Green Tea ( Camellia Sinensis ) Leaves

Extract As Corrosion Inhibitor For Orthodontics

Stainless-Steel Wire ( Research report ).

2019

5 Jumlah Ion Kromium ( Cr ) Dan Nikel ( Ni ) Kawat

Ortodontik Stainless Steel Yang Terlepas’

2015

6 Analisis Laju Korosi Kawat Ortodontik Lepasan

Stainless Steel pada Media Air Kelapa

2018

7 Bahan Biomaterial Stainless Steel Dan Keramik 2010

8 Pengembangan Potensi Ekstrak Daun Pandan

(Pandanus amaryllifolius Roxb) Sebagai Agen

Antibakteri

2014

Page 19: PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus …

15

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Ekstrak daun pandan memiliki kandung senyawa-senyawa metabolit sekunder

flavonoid, steroid, alkaloid, dan tannin, sehingga ekstrak daun pandan dapat

digunakan sebagai inhibitor alami dalam menghambat proses korosi suatu logam.

Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun pandan, semakin tinggi efisiensi inhibisi

yang ditunjukkan.

DAFTAR PUSTAKA

Ardhana, W. 2013 ‘Identifikasi Perawatan Ortodontik Spesialistik dan Umum’,

Majalah Kedokteran Gigi, 20(1):1–8.

Castro, M., Ponces, M.J., Lopes, J.D. 2014. ‘ScienceDirect Orthodontic wires and

its corrosion and The specific case of stainless steel and beta-titanium’,

Journal of Dental Sciences, 10(1):1–7.

Singh, G. Testbook of Orthodontics2nd ed. New Delhi: Jaypee Brothers Medhical

Publishers; 2007. H. 417

Ardhy, S. and Affi, J. 2015 ‘Perilaku Korosi Titanium Dalam Larutan Modifikasi

Saliva’, Jurnal Mekanikal, 6(2), pp. 585–593.

Rosdayanti, R., Wibowo, D., Kusuma, Fajar. K. D. 2018 Dentin Analisis Laju

Korosi Kawat Ortodontik Lepasan Stainless Steel pada Media Air

Kelapa. Dentino Jurnal Kedokteran Gigi, 2(1): 58-62.

Tendean, L. E. N. 2015 ‘Jumlah Ion Kromium ( Cr ) Dan Nikel ( Ni ) Kawat

Ortodontik Stainless Steel Yang Terlepas’, 2(1):2–5

Siswanto, IWS, Suparwitri, S. 2013. Sebelum dan Setelah Perendaman dalam

Saliva Buatan Pada Periode Waktu Yang Berbeda ( Studi Laboratoris In

Vitro ). Jurnal Kedokteran Gigi, 4(2): 136–141

Respati, S. M. B., 2010. Bahan Biomaterial Stainless Steel Dan Keramik. Jurnal

Momentum, 6(1) : 5-8.

Page 20: PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus …

16

irianty, R. S., Khairat, D.2013. Ekstrak Daun Pepaya sebagai Inhibitor Korosi

Pada Baja AISI 4140 dalam Medium Air Laut. Jurnal Teknobiologi,

4(2):77-82.

Roeswahjuni, J.K., Fitriani D., Wardanianti A.D. 2019 The Efficacy Of Green Tea

( Camellia Sinensis ) Leaves Extract As Corrosion Inhibitor For

Orthodontics Stainless-Steel Wire ( Research report ), Dental Journal,

4(1):77–82.

Herawani, Wibowo D., Kurniawan F.K.D. 2018. The Analysis Of Pandan Leaf

(Pandanus Amaryllifolius Roxb) Extract As Inhibitor On Corrosion Rate

Of Stainless Steel Orthodontic Wire. Jurnal Kedokteran Gigi. 3(2):144-

149.

Mardiyaningsih, A., Aini, R. 2014. Pengembangan Potensi Ekstrak Daun

Pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb) Sebagai Agen Antibakteri.

Program Studi Farmasi. Jurnal Poltekkes Bhakti Setya Indonesia

Yogyakarta. (4)2: 185-192.

Saputri, I.D., Joelijanto, R., Putri L.S.D.A. 2015 Daya Inhibisi Korosi Ekstrak

Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Terhadap Kawat Thermal

Niti Ortodonti. E-Jurnal Pustaka Kesehatan, 3(2): 199-204

Rasyid, N. I., Sri, P. and Heryumani, J. C. P. 2014. ‘Pelepasan ion nikel dan

kromium kawat Australia dan stainless steel dalam saliva buatan ( The

release of nickel and chromium ions from Australian wire and stainless

steel in artificial saliva )’, Jurnal Kedokteran Gigi, 47(3), pp. 168–172.

Aditama. R.Y., Ginting, E., Syafriadi. 2019. Efektivitas Ekstrak Daun Pepaya

(Carica Papaya L) sebagai Inhibitor pada Baja Karbon AISI1020 dalam

Medium Korosif NaCl3%. Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika. 7(4):69-76.

Yufita, E. and Fitriana, D. 2018. Pengendalian Laju Korosi pada Baja Plat Hitam

A36 dalam Medium Korosif Menggunakan Inhibitor Ekstrak Daun

Salam. Jurnal MIPA Uni Syiah Kuala Online, 7(2): 67–71

Page 21: PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus …

17

Nugroho, F. (2015) ‘Penggunaan inhibitor untuk meningkatkan ketahanan korosi

pada baja karbon rendah’. Jurnal Angkasa. 7(1):151–158.

Spinelli, A., and De Souza F.S.,2009.Caffeic acid as a green corrosion inhibitor

for mild steel.Corrosion Science 51(3): 642 –649.

Kayadoe, V., Fadli, M., Hasim, R.,Tomasoa, M. 2015. The Extract Of

Pandanleaf (Pandanus Amaryllifous Roxb) Ascorrosion Inhibitors OF

SS-304 IN H2SO4 SOLUTION. Molekul. 10(2).: 88-96.

Irianty, R. S., Khairat, 2013. Ekstrak daun papaya sebagai inhibitor korosi baja

AISI 4140 dalam medium air laut. Jurnal Teknobiologi, 4(2): 77-82

Irianty, R. S., Sembiring, M.P. 2012. Pengaruh Konsentrasi Inhibitor Ekstrak

Daun Gambir Dengan pelarut Etanol-Air Terhadap Laju Korosi Besi

Pada Air Laut. J. Ris. Kim. 5(2):165-174.

Hidayat, R.S dan Napitupulu, R.M. 2015. Kitab Tumbuhan Obat. Penerbit

Agriflo. Jakarta.

Herbie, T. 2015. Kitab Tanaman Berkhasiat Obat 226 Tumbuhan obat

Untuk Penyembuhan.

Afandi, Y. K., Areief I. S., Amiadji. 2015 ‘Analisa Laju Korosi pada Pelat Baja

Karbon dengan Variasi Ketebalan Coating’,Jurnal Teknik ITS. 4(1), pp.

1–5.

Malangngi, L. P., Sangi, M. S. dan Paendong, J. J. E. 2012. Penentuan Kandungan

Tanin dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Buah Alpukat ( Persea

americana Mill .), Jurnal MIPA UNSRAT online. Pp 5–10

Zuraida, Sulistiyani, Dondin Sajuthi. D., dan Suparto. I.R. 2017. Fenol,

Flavonoid, Dan Aktivitas Antioksidan Pada Ekstrak Kulit Batang Pulai

(Alstonia scholaris R.Br). Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 35(3):211-219.

Ningrum R, Purwanti E, and Sukarsono. 2016. Identifikasi Senyawa Alkaloid

Dari Batang Karamunting (Rhodomyrtus Tomentosa) Sebagai Bahan

Page 22: PERBANDINGAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus …

18

Ajar Biologi Untuk Sma Kelas X. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia,

2(3): 231-236.

Asmara, A. P., Kimia, P. S. 2017. Uji Fitokimia Senyawa Metabolit Sekunder

Dalam Ekstrak Metanol Bunga Turi Merah ( Sesbania grandiflora L .

Pers ). Jurnal Mipa UIN Ar-raniry Online, 5(1): 1-12

Yanuar, A. P., Pratikno1, H., dan Titah, H.S. 2016. Pengaruh Penambahan

Inhibitor Alami terhadap Laju Korosi pada Material Pipa dalam Larutan

Air Laut Buatan, 5(2), pp. 8–13

Patni, N., Agarwal, S., Shah, P. 2013. Greener Approach towards Corrosion

Inhibition. Chinese Journal of Enngineering, 3(2): 1-10

Vimala,J.R.,Rose, A. L., and Raja, S., 2012. A study on the phytochemical

analysis and corrosion inhibition on mild steel by annona muricata.L

leaves extract in 1hydrochloric acid, Der Chemica Sinica, 3(3):582-588.

Gusti,D.R., Farid,F., dan LestariI.Ekstrak kulit Kayu Akasia sebagai Inhibitor

Pada Laju Korosi Baja Lunak Dalam media Asam Sulfat, Prosiding

Semirata, 2013, FMIPA Universitas Lampung, Lampung

Prameswari, O.M., Widjanarko, S.B. 2014. The Effect of Water Extract of Pandan

Wangi Leaf to Decrease Blood Glucose Levels and Pancreas

Histopathology at Diabetes Mellitus Rats. Jurnal Pangan Argo Industri.

2(2):16-27

Soltani, N., Tavakkoli, N., Khayatkashani, M., and Jalali, M. R.,

2012.Greenapproach to corrosion inhibition of 304 stainless steel in

hydrochloric acid solution by the extract of salvia officinalis

leaves,Corrosion Science, 62, 122-135.