29
Tugas MK Ekonomi Pertanian ESL (211) Kelas Kamis PERBAIKAN PEMASARAN PRODUK HASIL PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN Oleh : Galvan Yudhistira (A24070040) Indah Permata Dewi (A24070049) Sophia Fitriesa ( A24070079) Lia Juwita (A24070104) Yusufa Putri Catur S. (A24070109) Dosen : Hastuti Novindra

PERBAIKAN PEMASARAN PRODUK HASIL PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBAIKAN PEMASARAN PRODUK HASIL PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN

Tugas MK Ekonomi Pertanian ESL (211)

Kelas Kamis

PERBAIKAN PEMASARAN PRODUK HASIL PERTANIAN SEBAGAI

UPAYA MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN

Oleh :

Galvan Yudhistira (A24070040)

Indah Permata Dewi (A24070049)

Sophia Fitriesa ( A24070079)

Lia Juwita (A24070104)

Yusufa Putri Catur S. (A24070109)

Dosen :

Hastuti

Novindra

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN LINGKUNGAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 2: PERBAIKAN PEMASARAN PRODUK HASIL PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat

dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang

berjudul ”Perbaikan Pemasaran Produk Hasil Pertanian sebagai Upaya Menuju

Pertanian Berkelanjutan”. Makalah ini dibuat untuk mengetahui bagaimana

solusi perbaikan yang tepat untuk menghasilkan produk pertanian yang

suistanable atau berkelanjutan

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Hastuti serta Bapak Novindra

selaku dosen yang telah memberikan materi dan ilmu mengenai topik yang kami

sajikan terkait dengan ekonomi pertanian. Ucapan terimakasih juga kami

sampaikan kepada teman-teman jurusan Agronomi dan Hortikultura yang telah

banyak membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Terakhir, terimaksih

kepada orangtua dan keluarga kami atas semua doa, dukungan, dan motivasi yang

diberikan.

Kami menyadari pada makalah ini masih banyak terdapat kekurangan ,

namun kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amin.

Bogor, Juni 2009

Tim penyusun

1

Page 3: PERBAIKAN PEMASARAN PRODUK HASIL PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN

2

Page 4: PERBAIKAN PEMASARAN PRODUK HASIL PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN

DAFTAR ISIDAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................1

DAFTAR ISI.......................................................................................................................2

BAB I...................................................................................................................................2

PENDAHULUAN...............................................................................................................2

BAB II.................................................................................................................................5

TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................5

2.1. Tataniaga Pertanian..............................................................................................5

2.2. Strategi Pemasaran................................................................................................5

2.3. Bauran Pemasaran................................................................................................6

2.4. Pertanian Berkelanjutan.......................................................................................8

BAB III..............................................................................................................................10

PERMASALAHAN..........................................................................................................10

BAB IV..............................................................................................................................12

PEMBAHASAN................................................................................................................12

BAB V...............................................................................................................................16

KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................................16

5.1 Kesimpulan.............................................................................................................16

5.2 Saran........................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................17

3

Page 5: PERBAIKAN PEMASARAN PRODUK HASIL PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN

BAB I

PENDAHULUAN

Revitalisasi pertanian merupakan pilihan yang tepat untuk saat ini. Hal ini

dikarenakan adalah besarnya subangan sektor pertanian terhadap pembangunan

nasional, bukan saja sumbangan terhadap GDP dan devisa, tetapi yang lebih

penting adalah dalam hal penyerapan tenaga kerja, penyediaan kebutuhan pokok

serta yang paling penting adalah sebagai cara untuk mengatasi kemiskinan yang

diderita masyarakat Indonesia yang berada pada wilayah pedesaan.

Berbagai analisia yang dilakukan baik studi kasus dalam negeri maupun luar

negeri, menunjukkan bahwa tidak sustainnya kemmpuan sektor pertanian dalam

menunjang pembangunan nasional di Indonesia diantaranya adalah timpangnya

pembangunan sistem agribisnis (hulu, hilir, tengah). Pembangunan pertanian yang

bertumpu pada subsistem produksi (on farm) sebagai akibat dari tuntutan

pengembangan pangan masa lalu telah menyebabkan kurang berkembangnya

subsistem pemasaran. Paradigma peningkatan produksi berarti peningkatan

pendapatan kini semakin usang manakala harga tak dapat lagi disangga karena

semakin minimnya sumberdana dan liberalisasi perdagangan yang terus

mendesak. Dengan kata lain, saat ini revitalisasi pertanian dapat ditempuh dengan

perbaikan pemasaran.

Perbaikan pemasaran pada dasarnya adalah upaya perbaian posisi tawar

produsen terhadap pedagang, pedagang terhadap konsumen, dan sebaliknya

melalui perbaikan daya saing komoditas pertanian sehingga semua pihak

memperoleh keuntungan sesuai kepentingannya masing-masing. Perbaikan

oemasaran juga berarti persaingan memperebutkan keuntunga dalam perdagangan

baik pada pasar domestik maupun Internasioanl secara adil dan transparan yang

bebas dan kompetitif. Oleh karena itu, keberhasilan dalam perbaikan pemasaran

akan memberikan dampak multifungsi terhadap pembangunan pertanian seperi

menjadi penghela bagi peningkatan produksi, produktifitas dan kualitas produk

pertanian, memperluas kesempatan kerjadan menjadi kunci utama upaya

peningkatan pendapatan petani. Dengan kata lain perbaikan pemasaran merupakan

4

Page 6: PERBAIKAN PEMASARAN PRODUK HASIL PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN

merupakan ujung tombak revitalisasi pertanian saat ini.

Berdasarkan pemikiran diatas, maka perlu disusun langkah-langkah kongkrit

dan sistematis tentang renana revitalisasi sektor pertanian melalui perbaikan

pemasaran hasil pertanian. Langkah-langkah ini beranjak dari kondisi objektif dan

tantangan nyata yang dihadap sektor pertanian Indonesia serta peluangyang haru

sdimanfaatkan secara optimal yang akhirnya akan menjadi agenda bersama untuk

dilakukan seluruh stakeholder sektor pertanian.

5

Page 7: PERBAIKAN PEMASARAN PRODUK HASIL PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tataniaga Pertanian

Menurut Limbong dan Soitorus (1987, dalam Wulandari, 2008) pada

dasarnya tataniaga memiliki pengertian yang sama dengan pemasaran. Para ahli

telah mendefinisikan pemasaran atau tataniaga sebagai sesuatu yang berbeda-

beda sesuai sudut pandang mereka. Pemasaran atau tataniaga dapat didefinisikan

sebagai suatu proses manajerial dimana individu atau kelompok di dalamnya

mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,

menawarkan, mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Tataniaga dapat juga diartikan sebagai suatu tempat atau wahana dimana

ada kekuatan supply dan demand yang bekerja, ada proses pembentukan harga

dan terjadinya proses pengalihan kepemilikan barang maupun jasa (Dahl dan

Hammond, 1987), sedangkan menurut Kohls dan Uhl (1990, dalam Kertawati,

2008) tataniaga adalah semua kegiatan bisnis yang terlibat dalam arus barang dan

jasa dari titik produksi hingga barang dan jasa tersebut ada di tangan konsumen.

Berdasarkan pengertian tataniaga diatas maka didefinisikan pengertian

tataniaga pertanian secara umum, yaitu segala kegiatan yang berhubungan dengan

perpindahan hak milik dan fisik barang–barang hasil pertanian dari tangan

produsen ke tangan konsumen termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan.

2.2. Strategi Pemasaran

Menurut Kotler (1997, dalam Sari, 2008) pemasaran adalah suatu proses

dan manajerial dimana individu-individu dan kelompok-kelompok mendapat apa

yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan

pertukaran produk-produk yang bernilai. Pemasaran memperhatikan hubungan

timbal balik yang dinamis antara produk dan jasa perusahaan, keinginan dan

kebutuhan konsumen serta aktivitas pesaing.

6

Page 8: PERBAIKAN PEMASARAN PRODUK HASIL PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN

Rangkuti (2006, dalam Sari, 2008) mendefiniskan pemasaran sebagai

proses kegiatan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial, politik, budaya,

ekonomi dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah

masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan

keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang

memiliki nilai komoditas.

Pemasaran diawali dengan pemahaman tentang kebutuhan, keinginan dan

permintaan konsumen akan produk dimana konsumen mengharap nilai produk

tersebut bermanfaat serata sesuai dengan biaya atau pengorbanan yang

dikeluarkan. Produk tersebut dapat dijumpai di pasar dalam sebuah transaksi

dengan produsen atau pemasarnya.

Rangkuti (2006, dalam Sari, 2008) mengklasifikasikan unsur-unsur utama

dalam pemasaran sebagai berikut:

1. Unsur strategi persaingan

a. Segmemtasi pasar

Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membetuk

kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing

segmen konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan produk dan

bauran pemasaran tersendiri.

b. Targeting

Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar

yang akan memasuki dan ditunjukkan untuk pembeli.

c. Positioning

Positioning adalah penetapan posisi pasar yaitu suatu tindakan yang

membangun dan mengkomunikasikan manfaat pokok istimewa dari

produk di dalam pasar. Pengertian ini mengandung makna tempat

suatu produk atau merek sekelompok produk di dalam benak

konsumen relatif terhadap penawaran pesaingnya.

2.3. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran menurut Kasmir (2000) merupakan kegiatan pemasaran

yang dilakukan secara terpadu. Artinya elemen-elemen yang ada dalam bauran

7

Page 9: PERBAIKAN PEMASARAN PRODUK HASIL PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN

pemasaran itu sendiri. Setiap elemen tidak dapat berjalan sendiri-sendiri tanpa

didukung oleh elemen lain. Setiap elemen itu tidak dapat berjalan sendiri–sendiri

tanpa didukung oleh elemen yang lain.

Elemen-elemen yang ada dalam bauran pemasaran adalah produk, harga,

tempat, promosi, SDM, process dan customer service, sehingga secara

keseluruhan terdapat tujuh komponen. Penambahan ketiga komponen tersebut

berkaitan dengan sifat jasa dimana kegiatan produksi atau operasi sampai dengan

kegiatan konsumsi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang tidak dapat

dipisahkan.

2.3.1. Produk

Produk secara umum diartikan sebagai sesuatu yang dapat memenuhi

kebutuhan dan keinginan pelanggan. Artinya apa pun wujudnya, selama itu dapat

memenuhi keinginan pelanggan dan kebutuhan kita katakan sebagai produk

(Kasmir, 2000)

Menurut Kotler (2000, dalam Suheni, 2005) produk merupakan sesuatu

yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk

digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.

2.3.2. Harga

Harga adalah aspek penting daldm kegiatan bauran pemasaran. Penentuan

harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat, harga sangat

menentukan laku tidaknya produk dan jasa. Salah dalam menentukan harga akan

berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan. (Kotler, 2000, dalam Suheni,

2005)

2.3.3. Distribusi

Distribusi adalah usaha melalui saluran pemasaran yang dilakukan untuk

menyerahkan produk dari perusahaan atau pemasar kepada konsumen. Saluran

pemasaran yang dipilih dapat berupa distribusi langsung, distribusi tidak

langsung, atau kombinasi keduanya (Kotler dan Amstrong, 1997, dalam Sari,

2008). Saluran distribusi adalah seperangkat lembaga yang melakukan semua

8

Page 10: PERBAIKAN PEMASARAN PRODUK HASIL PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN

kegiatan menyalurkan produk dari titik konsumsi (Stanton dan Lamarto, 1991,

dalam Sari, 2008). Saluran distribusi dapat dikelompokkan menurut jumlah

tingkatan saluran. Saluran distribusi dapat dikelompokkan menurut jumlah

tingkatan saluran. Saluran distribusi untuk barang konsumsi terdapat empat

tingkatan, yaitu : saluran tingkatan nol, saluran tingkat satu, saluran tingkat dua

dan saluran tingkat tiga (Kotler, 1995, dalam Sari, 2008).

2.3.4. Promosi

Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

mengkomunikasikan keunggulan produknya, sehingga akan mendapat perhatian

dari konsumen terhadap produk yang dihasilkan. Menurut Stanton (1991, dalam

Sari, 2008), promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat

untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan

pertukaran dalam pemasaran.

2.4. Pertanian Berkelanjutan

Pertanian berkelanjutan merupakan implementasi dari paradigma

pembangunan berkelanjutan yang pada saat ini telah diterima sebagai agenda

politik-ekonomi pembangunan untuk semua negara di dunia. Pengertian bakunya

pertama kali dipopulerkan dalam Laporan Komisi Dunia TENTANG Lingkungan

dan Pembangunan (World Commission on Environment and Development)

tentang Masa Depan Bersama (Our Common Future), bahwa pembangunan

berkelanjutan merupakan pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi

masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi masamendatang untuk

mencukupi kebutuhan mereka (Mitcheel et al., 2000 dalam Akbar, 2006).

Pembangunan berkelanjutan merupakan produk etika politik pengelolaan

sumberdaya alam dan lingkungan dimana paradigma ini kini berusaha

mengkoreksi atau menyingkirkan paradigma developmentasi (pertumbuhan

ekonomi dengan pendekatan GNP) yang sangat antroposentris, yakni manusia

dianggap sebagai pusat alam semesta dan memiliki nilai yang paling utama/paling

penting (Keraf, 2000 dalam Akbar, 2006). Pendekatan inilah yang ditunjuk

9

Page 11: PERBAIKAN PEMASARAN PRODUK HASIL PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN

menjadi penyebab kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan sebagai akibat dari

eksploitasi yang berlebihan untuk kepentingan ekonomi.

Selanjutnya Salikin (2003, dalam Akbar, 2006), mengatakan sistem

pertanian berkelanjutan juga berisi suatu ajakan moral untuk berbuat kebajikan

pada lingkungan sumberdaya alam dengan mempertimbangkan 3 (tiga) aspek

berikut :

1. Kesadaran lingkungan

Sistem budidaya pertanian tidak boleh menyimpang dari sistem ekologis

yang ada. Keseimbangan adalah indikator adanya harmonisasi dari sistem

ekologis yang mekanismenya dikendalikan oleh hukum alam.

2. Benilai ekonomis

Sistem budidaya pertanian harus mengacu pada pertimbangtan untung

rugi, baik bagi diri sendiri dan orang lain, untuk jangka pendek dan jangka

panjang serta bagi organisme dalam sistem ekologi maupun diluar sistem

ekologi.

3. Berwatak sosial atau kemasyarakatan

Sistem pertanian harus selaras dengan norma-norma sosial dan budaya

yang dianut dan dijunjung tinggi oleh masyarakat disekitarnya.

10

Page 12: PERBAIKAN PEMASARAN PRODUK HASIL PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN

BAB III

PERMASALAHAN

Kecamatan Nanggung merupakan wilayah agraris, dimana sebagian besar

penduduknya bekerja di sektor pertanian (80%) yaitu sebagai petani pisang, tetapi

sumber pendapatan penduduknya justru bersumber dari sektor lain. Hal ini

berkaitan dengan salah satu permasalahan yang dihadapi para petani di kecamatan

ini khususnya masalah pemasaran komoditas pertanian. Para petani masih

melakukan sistem pemasaran yang tradisional, sehingga ada ketimpangan peranan

antara para petani dengan pelaku pasar lainya. Petani masih sulit melepaskan diri

dari keterkaitannya dengan para tengkulak. Petani seringkali menjadi pihak yang

hanya memperoleh bagian yang sangat keecil dalam sistem pemasaran.

Permasalahan tersebut akan sangat berkaitan dengan efisiensi dan sistem tataniaga

yang ada dalam pemasaran komoditas pertanian di wilayah tersebut. Oleh karena

itu, diperlukan suatu kajian dan penelitian tentang tataniaga dan efisiensi serta

perumusan strategi untuk perbaikan efisiensi tersebut.

Lembaga yang terlibat dalam pemasaran komoditas pisang di kecamatan

Nanggung adalah tengkulak, pedagang lokal, pengumpul lokal, pengumpul

regional, dan pengecer regional. Adapun pola saluran pemasaran yang terbentuk

adalah:

1. Petani – konsumen lokal

2. Petani –tengkulak – pedagang lokal – konsumen lokal

3. Petani – tengkulak – pengumpul lokal – pengumpul regional - pedagang

pengecer regional - konsumen

4. Petani – tengkulak - pedagang pengecer regional - konsumen

Struktur pasar yang terbentuk pada pemasaran komoditas pisang adalah struktur

pasar tidak bersaing sempurna yang mendekati bentuk oligopsoni, yang ditandai

dengan hanya ada beberapa pembeli. Ada salah satu pihak yang berperan dalam

proses pembentukan harga dalam hal ini adalah lembaga tataniaga yang berperan

sebagai pembeli. Komoditas yang ditawarkanpun sudah mulai terdiferensiasi baik

dari segi varietas, warna, bentuk, maupun kualitas. Setiap lembaga tataniaga yang

11

Page 13: PERBAIKAN PEMASARAN PRODUK HASIL PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN

terlibat memiliki perilaku yang berbeda-beda dalam sistem pemasaran komoditas

hasil pertanian di kecamatan Nanggung.

(Diambil dari skripsi yang ditulis oleh Maryati Ramli (2004) mengenai efisiensi

dan strategi pemasaran komoditas hasil pertanian di Kecamatan Nanggung,

Kecamatan Bogor)

12

Page 14: PERBAIKAN PEMASARAN PRODUK HASIL PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN

BAB IV

PEMBAHASAN

Permasalahan nyata yang ada pada pertanian kita saat ini adalah masalah

pemasaran produk pertanian yang menyebabkan sektor pertanian kita kurang

berkembang, dan bila sistem pemasaran kita tidak diperbaiki secepat mungkin,

maka pertanian berkelanjutan akan sulit diwujudkan hal ini dikarenakan semakin

berkurangnya minat masyarakat terhadap bidang pertanian.

Pemasaran sendiri memiliki tiga komponen utama fungsi, yaitu:

1. Bauran pemasaran adalah elemen internal atau unsur penting yang disusun

dalam program pemasaran organisasi

2. Kekuatan Pasar adalah peluang atau ancaman dari luar yang berinteraksi

dengan operasi pemasaran organisasi.

3. Proses Penyesuaian adalah proses strategis dan manajerial dimana bauran

pemasaran kebutuhan internal sesuai dengan kekuatan pasar.

Kesuksesan program pemasaran dipengaruhi oleh tingkat kesesuaian antara

lingkungan eksternal yaitu kekuatan pasar dan kemampuan internal perusahaan

dalam merancang bauran pemasarannya. Program pemasaran menjadi

karakteristik proses penyesuaian dan hal tersebut penting dalam konteks jasa.

Analisa terhadap peluang atau kesempatan pemasaran dilakukan dengan

mencari informasi tentang pasar konsumen maupun pasar bisnis, informasi

tentang kondisi pesaing. Tahapan berikutnya adalah melakukan segmentasi pasar

dan memilih pasar sasaran. Pembuatan strategi pemasaran merupakan penerapan

strategi diferensiasi untuk pasar sasaran yang dipilihnya. Dalam merencanakan

pemasaran ditetapkan besarnya biaya pemasaran, bauran pemasaran perlu

dilakukan agar terjadi kesesuaian antara strategi pemasaran yang ada dengan

penerapannya (Kotler, 2000, dalam Suheni, 2005).

Strategi pemasaran adalah logika pemasaran dan berdasarkan itu unit

usaha diharapkan mencapai sasaran-sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran

memiliki peran dalam membantu pengembangan perspektif strategis dari unit

bisnis dalam mengarahkan unit yang bersangkutan ke masa depannya. Fokus dari

strategi pemasaran adalah mencari cara-cara dimana perusahaan dapat

13

Page 15: PERBAIKAN PEMASARAN PRODUK HASIL PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN

membedakan diri secara efektif dari pesaingnya dan dengan kekuatan yang

berbeda tersebut memberikan nilai yang lebih pemasaran yang baik kepada

konsumennya.

Dari kasus di atas kita dapat melihat bahwa kasus utama yang menimpa

petani lokal adalah margin tataniaga yang ada di tingkat petani dan pedagang

(baik pengumpul maupun pedagang pengecer). Margin tataniaga sendiri adalah

perbedaan harga ditingkat petani dengan harga ditingkat pengecer. Margin

tataniaga juga dapat diartikan sebagai perbadaan atau jarak vertikal antara kurva

permintaan ( atau kurva penawaran ). Secara umum pengertian margin tata niaga

ini disajikan pada gambar 1. Pengertian margin tataniaga ini hanya mengacu pada

perbedaan harga dan tidak menyatakan jumlah produk yang dipasarkan (Dahl dan

Hammond, 1977 dalam Marharany, 2007 ).

Menurut Sudiyono, 2002 dalam Marharany, 2007, komponen marjin tata

niaga ini terdiri dari : 1) biaya yang diperlukan lembaga-lembaga pemasaran

untuk melakukan fungsi-fungsi tata niaga yang disebut biaya tata niaga atau biaya

fungsional dan 2) keuntungan (profit) lembaga tata niaga. Limbong dan Sitorus

(1985) mengungkapakan bahwa sifat umum dari margin tata niaga yaitu :

1. Marjin tata niaga berbeda beda antara satu komoditi pertanian denga komoditi

lainnya. Hal ini disebabkan karena perbedaan jasa yang diberikan pada

berbagai komoditi mulai dari pintu gerbang petani sampai ke tingkat pengecer

untuk konsumen akhir .

2. Marjin tata niaga produk pertanian cendrung akan naik dalam jangka panjang

dengan menurunnya bagian harga yang diterima petani

3. Marjin tataniaga relatif stabil dalam jangka pendek terutama dalam

hubungannya dengan berfluktuasinya harga harga-harga produk hasil

pertanian.

Pada permasalahn di atas pola saluran pemasaran yang pertama merupakan

bentuk saluran pemasaran langsung. Pola saluran pemasaran seperti ini disebut

juga saluran pemasaran nol tingkat karena pada pola ini petani langsung menjual

komoditas pisangnya pada konsumen lokal tanpa perantara pemasaran. Konsumen

lokal pada saluran ini adalah masyrakat sekitar yan bertempat tinggal delkat

14

Page 16: PERBAIKAN PEMASARAN PRODUK HASIL PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN

petani tersebut. Pola saluran ini digunakan seeskali waktu oleh petani sangat

tergantung pada permintaan konsumenlokal.

Pola saluran pemasaran kedua diguanakan sebanyak 15,40% dari total 55

petani responden. Pada pola ini petani emnjual komoditas pisangnya kepada

tengklak dengan sistem borongan di kebuin.dengan sistem in petani tidak perlu

melakaukan kegiataan pemanenan dan pasca panen Karena kegiatan tersebut

dialkukan oleh tengkulak. Tengkulak selalu menjual komopditas pisang tersebut

kepada para pedagang pasar lokal. Pedagang lokal ini bertindak sebagai

pedsagang pwngecer yang menjual pisang kepada konsumen lokal. Pola saluran

pemasaran kedua merupakan polapemasaran semi lambgsung dengan tenglkulak

dan pedanganh lokal slaku perantara pemasaran.

Pola salran ketiga merupakan pla saluran pemasaran tidak langsung

denganbanuyak pihak tyang bertindak selaku perantara pemasaran sehibgga

saluran ino merupakan saluran terpanjang dibandinglkan saluran penmaaran

lainnya. Ada empat pihak selaku perantara pemasaran dalam pola ini yaitu

tengkulak, pengumpul lokal, pengumpul regioanal dan pengecer regional. Saluran

pemasran ini merupakan saluran pemasaran yang paling banyak duigunakan oleh

petani responden.

Proses pendistribusian komoditas pisang pada saluran pemasaran keempat

diklakukanmelalui tahapan sebagai berikut yaitu dari petani ke tengkulak

kemudian ke pedagang pengecer regionalhingga akhirnya ke konsumen akhir.

Pada pola ini para petani menjual komoditas pisangnya kepada tengkulak dengan

sistem borongan kebun, kemudian tengkulak akan menjualkembali komoditas

tersebut kepada para pedagang pengecer regional. Pedagang pengecer regional

dalam hal ini adalah para pedagang yang menjual komoditas pisang di wilayah

Bogor atau Jakarta. Selain empat pola saluran di atas, ada juga, petani yang hanya

menggunakan komoditas pisang mereka untuk keperluan sendiri.

Untuk itulah diperlukan perbaikan dalam sistem distribusi produk agar

distribusi menjadi lebih efisien dengan cara merubah pola pemasaran (memotong

alur distribusi menjadi dari petani - konsumen). Dengan semakin efisiennya

distribusi yang ada akan menyebabkan peningkatan pendapatan petani. Selain itu

cara lain untuk memperkecil marjin tataniaga diperlukan pendidikan dan

15

Page 17: PERBAIKAN PEMASARAN PRODUK HASIL PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN

penyuluhan kepada petani mengenai klasifikasi dalam pemasaran (seperti yang

telah disebutkan pada tinjauan pustaka). Dengan adanya segmentasi pasar

diharapkan petani dapat memilah dan mengolah sendiri produk yang akan dijual,

sama seperti yang dilakukan oleh para pedagang pengumpul dan pengecer.

Sehingga pendapatan petani yang tadinya berbeda jauh dengan yang didapatkan

oleh pedagang pengumpul dan pengecer dapat menjadi lebih kecil perbedaannya

(marjin tataniaga mengecil) serta membangun kemandirian petani.

Dari segi promosi, pemerintah daerah diharapkan dapat membantu para petani

dalam mempromosikan produk pertanian yang telah mereka hasilkan agar peran

pedagang pengumpul dan pedagang pengecer dapat dikurangi dan dapat

mengangkat nama daerahnya dimata masyarakat daerah lain. Sedangkan

peningkatan pendapatan melalui segi produk dapat diperoleh melalui peningkatan

produktivitas dan kualitas.

Apabila telah dilakukan perbaikan terhadap sistem pemasaran yang ada maka

pemerintah dapat menerpkan sistem pertanian yang berkelanjutan kepada

masyarakat. Karena dengan meningkatkan kesejahteraan petani melalui faktor-

faktor di atas diharapkan masyarkat akan tertarik untuk menekuni bidang

pertanian Indonesia.

16

Page 18: PERBAIKAN PEMASARAN PRODUK HASIL PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa langkah yang dapat

dilakukan pemerintah menuju sistem pertanian berkelanjutan melalui perbaikan

sistem pemasaran adalah dengan mengefisiensikan distribusi yang ada, promosi

terhadap produk yang telah dihasilkan, pembagian level pemasaran dan perbaikan

produk. Sehingga marjin tataniaga antara petani dan pedagang pengecer dapat

diminimalkan.

5.2 Saran

Pemerintah diharapkan dapat mengefisienkan pola pemasaran yang ada,

melalui peningkatan fasilitasa transportasi, sarana pengolahan produk dan lain-

lain.

17

Page 19: PERBAIKAN PEMASARAN PRODUK HASIL PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Halim. 2006. Perencanaan Penggunaan Lahan Berbasis Pertanian

Berkelanjutan di DAS Krueng Peutoe Kabupaten Aceh Utara. Tesis.

Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kertawati, Silthia Hidayana. 2008. Analisis Sistem Tataniaga Tembakau Mole.

Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas

Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi ke-9. PT Prenhalindo.

Jakarta.

Limbong, W.H. dan P. Sitorus. 1987. Pengantar Tataniaga Pertanian. Jurusan

Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor. Bogor.

Mitchell, B., B. Setiawan dan D.H. Rahmi. 2000. Pengelolaan Sumberdaya Alam

dan Lingkungan. Cetakan pertama. Original Edition, Resource And

Enviromental Management. Gadjah Mada University Press, Indonesia.

Nunuela, Melckisedek. 2006. Analisis Pengembangan Tanaman Kopi Arabika

dalam Konteks Pertanian Berkelanjutan (Studi Kasus : Sentra

Pengembangan Tanaman Kopi Arabika di Kabupaten Jayawijaya Provinsi

Papua). Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sari, Pitri Yulian. 2008. Strategi Pemasaran Produk Jus Jambu Merah “JJM”

Kelompok Wanita Tani Turi, Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah

Sareal, Kota Bogor. Skripsi. Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan

Khusus Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Suheni. 2005. Strategi Pemasaran Bibit/Benih Tanaman Hias Balai Benih Induk

Hortikultura Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI Jakarta. Skripsi.

Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Wulandari, Fadhilah. 2008. Efisiensi Sistem Tataniaga Sayuran untuk Pasar

Tradisional dan Pasar Modern Melalui Sub Terminal Agribisnis

Cigombong Kabupaten Cianjur - Jawa Barat. Skripsi. Program Sarjana

18

Page 20: PERBAIKAN PEMASARAN PRODUK HASIL PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENUJU PERTANIAN BERKELANJUTAN

Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Mahrany, Diah. 2007. Analisis Usaha Tani Dan Tataniaga Jamur Tiram Putih.

Institut Pertanian Bogor. Bogor

Ramli, Maryati. 2004. Efisiensi dan Strategi Pemasaran Komoditas Hasil

Pertanian di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor; Analisis Struktur –

Perilaku – Kinerja Pemasaran dan SWOT. Skripsi. Program Sarjana.

Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut

Pertanian Bogor

19