73
DasarPemeliharaan dan Perbaikan Motor Listrik PENDAHULUAN TUJUAN UMUM : Modul ini bertujuan memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada peserta diklat tentang pemeliharaan dan perbaikan (rekondisi) motor-motor listrik arus bolak-balik. STANDAR KOMPETENSI : Judul unit: Memelihara motor-motor listrik arus bolak-balik. Elemen Kompetensi : Menangani perawatanan motor-motor arus bolak-balik. Menggulung ulang (rewinding) motor tiga fasa. Kriteria Unjuk Kerja: Kegiatan pemeliharaan mencakup identifikasi gangguan, perawatan rutin dan pemeriksaan visual dilakukan sesuai standar operasional yang berlaku. Kegiatan perbaikan motor listrik mencakup perbaikan mekanik dan perbaikan belitan motor dilakukan sesuai standar operasional. Ruang lingkup: Unit ini merupakan keterampilan lanjutan dalam bidang pemanfaatan energi ketenagalistrikan. Pekerjaan ini dapat dilakukan 1 Departemen Elektro & TI – TEDC Bandung Copyright © 2006

Perawatan Dan Perbaikan Motor Listrik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perawatan Dan Perbaikan Motor Listrik

Citation preview

M&R Motor Listrik

DasarPemeliharaan dan Perbaikan Motor Listrik

PENDAHULUAN

TUJUAN UMUM :

Modul ini bertujuan memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada peserta diklat tentang pemeliharaan dan perbaikan (rekondisi) motor-motor listrik arus bolak-balik.

STANDAR KOMPETENSI :

Judul unit:Memelihara motor-motor listrik arus bolak-balik.

Elemen Kompetensi :Menangani perawatanan motor-motor arus bolak-balik.

Menggulung ulang (rewinding) motor tiga fasa.

Kriteria Unjuk Kerja:Kegiatan pemeliharaan mencakup identifikasi gangguan, perawatan rutin dan pemeriksaan visual dilakukan sesuai standar operasional yang berlaku.

Kegiatan perbaikan motor listrik mencakup perbaikan mekanik dan perbaikan belitan motor dilakukan sesuai standar operasional.

Ruang lingkup:Unit ini merupakan keterampilan lanjutan dalam bidang pemanfaatan energi ketenagalistrikan. Pekerjaan ini dapat dilakukan secara mandiri atau dalam team kerja, mencakup pemeliharan dan perbaikan motor-motor listrik rus bolak-balik.

SASARAN:

Modul ini ditujukan untuk pelatihan berbasis kompetensi baik untuk guru SMK dan teknisi industri.

PRASYARAT PESERTA :

Sudah mengikuti Diklat Listrik Dasar

Tujuan Khusus Pembelajaran

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, diharapkan peserta mampu :

Memahami gangguan yang mungkin timbul pada motor arus bolak-balik dan penyebabnya

Melakukan perawatan rutin terhadap motor arus bolak-balik

Melakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap motor arus bolak-balik

Lembaran informasi

1.1. Pendahuluan

Asal saja motor listrik mendapatkan pemeliharaan secara teratur maka kerusakan motor akan menjadi sangat kecil kemungkinannya. Memang terjadinya kerusakan tidak dapat dihindarkan sama sekali karena semua peralatan listrik dibatasi oleh jam pemakaian. Yang perlu dihindarkan di sini adalah terjadinya kerusakan motor sebelum waktunya.

Untuk itu, tindakan yang paling penting dalam pemeliharaan adalah segera mengidentifikasi gangguan yang terjadi dan secepat mungkin melakukan tindakan untuk mengatasinya.

Kegiatan pemeliharaan motor mencakup identifikasi gangguan dan penyebabnya melalui serangkaian pemeriksaan visual dan pengujian-pengujian dan perawatan rutin untuk mencegah timbulnya kerusakan.

1.2. Gangguan Motor

Dari pengalaman praktek dapat dikemukanan di sini bahwa beberapa jenis gangguan motor dapat dengan mudah diidentifikasi, tetapi sebagian besar gangguan yang mungkin terjadi membutuhkan pemeriksaan yang mendetail untuk menemukan penyebabnya dan tingkat kerusakannya.

Gangguan yang sering terjadi pada motor listrik adalah sebagai berikut :

(i) Kerusakan isolasi dan atau kerusakan penghantar

(ii) Kehilangan salah satu tegangan fasa

(iii) Kerusakan pada bagian mekanik motor

Kerusakan isolasi dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya :

Adanya ganguan pada bagian mekanik akibat macet atau karena kerusakan pada bantalan motor.

Adanya panas lebih akibat terganggunya sistem tegangan motor atau karena beban yang berlebihan

Kualitas isoalsi yang tidak bagus atau menurun karena umur tua.

Ikatan gulungan motor yang kurang kokoh dan kualitas varnish yang jelek menyebabkan timbulnya gesekan-gesekan antar lilitan motor akibat getaran yang timbul pada motor pada saat bekerja. Hal ini kalau berlangsung lama maka dapat menyebabkan terkelupasnya isolasi kawat email.

Kemudian motor yang sering mengalami beban lebih, tentu akan sering pula mengalami panas lebih. Hal ini akan dapat mempercepat kerusakan isolasi atau kecenderungan kerusakan isolasi lebih besar dari pada motor yang tidak pernah mengalami panas lebih. Kerusakan isolasinya dipicu karena bahan isolasinya cenderung kering sehingga mudah retak. Kondisi kerusakan isolasi akan dipercepat lagi bila debu dan kotoran lainnya serta uap air masuk (penetrasi) ke dalam lilitan melewati celah-celah retak tersebut. Seterusnya, bila kemudian suatu saat motor menerima tegangan surja secara tiba-tiba, maka tegangan surja tersebut akan dapat menembus isolasi penghantar dan terjadilah hubungan pendek.

Kualitas isolasi gulungan motor dapat diketahui dengan mengukur besarnya tahanan isolasinya dengan menggunakan alat ukur khusus yang disebut : Insulation Tester atau Megger. Kualitas isolasi gulungan motor dianggap prima bila nilai tahanan isolasnya di atas 20 - 50 Megaohm.

Nilai tahanan isolasi minimum yang dianggap masih aman adalah 220 kiloohm. Bila nilai tahanan isolasi gulungan motor di bawah nilai itu maka harus segera dilakukan pemeriksaan yang lebih intensif untuk mengetahui letak kerusakan isolasi dan melakukan perbaikan seperlunya misalnya dengan memberi varnish untuk meningkatkan kembali nilai tahanan isolasinya. Pada tingkat kerusakan ringan, biasanya gangguan isolasi dapat diatasi dengan memberi varnish berkualitas tinggi.

p

f

n

=

120

Gambar 1.1 Mengukur Tahanan Isolasi Motor dengan Megger

Pengukuran tahanan isolasi gulungan motor mencakup :

Tahanan isolasi antar gulungan fasa,

L

p

s

Ys

0

180

Tahanan isolasi antara gulungan fasa dengan rangka motor.

Gambar 1.2 Mengukur Tahanan Isolasi antar Fasa

p

s

Ys

=

p

s

Ys

=

p

f

n

=

120

CLOCK WISE

+ 1

+ 2+ 3

1

23

Flux Reference

( + )

( -)

CLOCK WISE

+ 1

+ 2+ 3

1

23

Flux Reference

( + )

( -)

p

s

Ys

=

p

s

Ys

=

L

p

s

Ys

0

180

Gambar 1.3 Mengukur Tahanan Isolasi antara Gulugan Fasa

dengan rangka motor

Kehilangan Salah Satu Fasa

Motor tiga fasa tidak akan dapat diasut (starting) bila tegangan suplai ke motor hanya dua fasa (salah satu fasanya terputus). Karena rotor tidak berputar maka arus yang ditarik oleh motor akan tinggi sekali di atas normal. Tetapi bila pada saat motor tiga fasa sedang bekerja, tiba-tiba salah satu tegangan fasa yang mensuplai motor terputus maka motor tetap akan berputar tetapi menarik arus yang lebih tinggi. Sudah barang tentu hal tersebut akan mengakibatkan overheating pada gulungan motornya.

Peyebab gangguan kelistrikan lainnya adalah adanya loncatan bunga api pada kotak terminal motor. Ganguan seperti ini biasanya tidak dapat segera diketahui karena tidak kelihatan. Oleh karena itu, perlu bertindak hati-hati pada saat menangani melakukan penyambungan pada kotak terminal motor.

Semua titik sambungan pada kotak terminal harus dilakukan dengan menggunakan sepatu kabel yang sesuai dengan ukuran kabel feedernya. Bila perlu gunakan isolasi band kualitas tinggi untuk membungkus ujung-ujung kabelnya. Yakinkan titik sambungan pada terminal motor rapi dan tidak ada bahaya loncatan bunga api.

Kerusakan pada Bagian Mekanik Motor

Salah satu bagian mekanik motor yang paling rawan rusak adalah bantalan motor. Kerusakan bantalan dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :

Bantalan aus, karena umur atau karena kurang pelumasan

Beban motor yang berlebihan akibat pengkopelan yang tidak baik.

Bantalan yang sudah aus mengakibatkan celah udara antara rotor dan stator tidak rata, sehingga distribusi fluksi magnet di dalam inti stator dan rotor juga tidak merata. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya suara bising. Dalam kondisi yang lebih parah, keausan bantalan ini dapat menyebabkan terjadinya gesekan antara permukaan rotor dan stator.

Banyak pula kerusakan motor yang disebabkan oleh gangguan pada sistem pembebanan motor atau sistem pengkopelan motor dengan bebanya. Misalnya pengkopelan yang tidak lurus (miring), pemasangan sabuk puli yang terlalu kencang atau bahkan tidak lurus, atau beban menjadi berat karena kurang pelumasan.

Semua gangguan yang telah dibahas tersebut di atas akan dapat menyebabkan terjadinya arus lebih, panas lebih dan akhirnya gulungan motor terbakar.

1.3. Perawatan Rutin

Faktor utama yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pemeliharaan motor adalah perawatan yang rutin dan teratur. Perawatan rutin yang dimaksudkan di sini mencakup 2 kegiatan, yaitu:

Selalu menjaga kebersihan motor

Menjaga sistem pelumasdan pada bagian-bagian bergerak.

Menjaga kebersihan motor merupakan kegiatan perawatan rutin yang tidak dapat diabaikan. Adanya benda-benda asing yang sempat mauk ke dalam motor seperti debu, pasir, uap air dan kotoran lainnya dapat menyebabkan timbulnya gangguan yang membahayakan motor tersebut.

Kerusakan isolasi gulungan motor sering disebabkan oleh debu dan kotoran lainnya yang bercampur dengan uap air yang berakumulasi di dalam gulungan motor. Sehingga bila ada bagian isolasi kawat yang retak, maka akumulasi debu dan uap air tersebut akan masuk melalui celah-celah tersebut. Disamping hal itu, masuknya benda-benda asing tersebut juga dapat merusak bantalan.

Kegiatan menjaga kebersihan motor ini hendaknya dilakukan dengan sungguh-sunguh. Minyak pelumas atau grease yang keluar atau bocor dari bantalan motor harus segera dibersihkan dan selanjutnya diperlukan pemeriksaan kondisi bantalannya. Masuknya uap air ke dalam gulugan motor harus dicegah sedapat mungkin. Demikian juga debu dan kotoran lainnya.

Periode pelaksanaan pembersihan motor listrik tergantung pada kondisi lokal dan jenis motornya. Sebagai pedoman, motor listrik harus dibersihkan paling tidak semingu sekali. Di industri, kegiatan pembersihan ini dilakukan dengan menghembuskan udara kering bertekanan rendah dari kompresor udara. Tekanan udara yang dikeluarkan oleh kompresor harus dijaga jangan sampai terlalu tinggi sehingga malahan menyebabkan kotorannya semakin masuk ke dalam gulungan motor. Biasanya udara tekan ini diatur pada tekanan konstan sebesar 1,75 bar.

Untuk membersihkan motor yang berventilasi maka tutup motor harus dibuka terlebih dahulu, untuk memudahkan menyemprot bagian dalam motor. Untuk membersihkan motor yang tertutup rapat, tidak perlu membuka motor tetapi cukup menyemprot bagian luar motor. Kecuali bila motornya mempunyai sikat arang (motor slip ring), maka motor harus dibuka untuk membersihkan slip ringnya dan dengan menyemprotkan cairan pembersih karat dan memeriksa kondisi sikat arangnya serta bunga api yang timbul. Bunga api yang timbul secara berlebihan, menandakan ada gangguan pada sikat dan pemegang sikat serta pegas yang menenkan sikatnya.

Bagian luar motor tidak boleh luput dari perhatian kita. Karena kotoran yang menumpuk tebal pada permukaan luar motor dapat menghambat pembuangan panas yang ditimbulkan oleh besi dan gulungan motor pada saat bekerja.

1.4. Pemeriksaan Visual

Untuk dapat menemukan dan mengidentifikasi gangguan yang terjadi pada motor diperlukan serangkaian pemeriksaan dan pengujian secara cermat. Istilah pemeriksaan visual di sini mengacu pada pemeriksaan dengan indera penglihatan dan indera penciuman terhadap keseluruhan bagian-bagian mekanik dan elektrik motor secara fisik. Sedangkan istilah pengujian biasanya dikaitkan dengan kegiatan pemeriksaan dengan menggunakan peralatan ukur tertentu.

Hasil pemeriksaan visual ini biasanya akan sangat membantu petugas perbaikan untuk menentukan secara cepat apakah motornya hanya memerlukan perbaikan ringan seperti mengganti bantalan, mengganti sakelar starting (Motor Starter), memperbaiki sambungan pada kotak terminal atau malahan memerlukan perbaikan berat yaitu menggulung ulang atau merekondisi motor secara menyeluruh.

Pemeriksaan visual mencakup identifikasi gangguan yang mungkin terjadi pada bagian mekanik motor seperti adanya bagian-bagian motor yang retak, adanya sambungan atau terminasi yang kendor, patah, terkelupas isolasi kabelnya, dan adanya bagian mekanik lainnya yang lepas.

Disamping hal tersebut di atas, dalam melakukan pemeriksaan visual ini menyangkut pula pemeriksaan terhadap adanya perubahan warna pada bagian-bagian motor akibat timbulnya panas lebih serta adanya bau-bauan yang tidak lazim.

Yang tidak boleh luput dari perhatian kita adalah pemeriksaan motor terhadap adanya gangguan pada bantalan motor. Cara sederhana yang dapat dilakukan untuk memeriksa bantalan motor adalah dengan mengangkat atau menggoyangkan poros motor naik turun atau kiri kanan. Bila poros motor dapat digoyang kiri-kanan, atas-bawah dengan menggunakan tangan, berarti bantalannya telah aus.

Kemudian putarkan poros motor dengan tangan. Poros motor harus dapat digerakkan atau berputar dengan bebas. Bila tidak, berarti ada gangguan pada sistem bantalannya. Gangguan ini dapat disebabkan pemasangan yang salah misalnya tidak lurus.

Bila ada hal-hal yang mencurigakan, maka pemeriksaan visual ini dilanjutkan dengan melakukan serangkaian pengujian dengan menggunakan peralatan ukur khusus. Misalnya menggunakan stetoskop mekanik untuk mengetahui adanya kerusakan pada bantalan, menggunakan insulation tester atau Megger untuk mengukur tahanan isolasi gulungan motor, menggunakan Tang ampermeter untuk mengukur arus yang diambil motor, dan menggunakan votmeter untuk mengukur keseimbangan tegangan antar fasa.

Arus yang diambil oleh motor tidak boleh melebihi nilai arus yang terdapat pada plat nama motor. Kelebihan 15% dari nilai nominalnya sudah dapat membahayakan motor oleh karena itu motor harus segera dihentikan. Ketidak seimbangan tegangan fasa yang masuk ke motor juga dapat menjadi masalah serius. Ketidak seimbangan tegangan fasa ini dapat disebabkan oleh kontak breaker yang tidak sempurna karena aus. Oleh karena itu yakinkan tegangan antar fasa yang masuk ke motor selalu seimbang.

Nilai tahanan isolasi gulungan motor sebaiknya diperiksa dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu kondisi dingin dan kondisi panas. Pada saat motor bekerja maka gulungan akan menjadi panas akibat adanya rugi tembaga yang timbul pada kawat gulungan dan rugi besi yang timbul pada besi stator dan rotor.

Pada plat nama motor tertera kelas isolasi yang digunakan untuk kawat gulungan motornya. Misalnya kelas isolasi : cl.F, kawat gulungannya dapat memikul suhu hingga 150oC.

Data Klas Isolasi Motor

Klas Isolasi

Kekuatan Suhu

A

B

C

F

.

.

LEMBARAN KERJA

1. Jelaskan Gangguan yang dapat muncul pada motor listrik dan penyebabnya?

2. Jelaskan cara mendeteksi gangguan mekanik yang dapat terjadi pada motor?

3. Jelaskan cara mendeteksi gangguan elektrik yang dapat terjadi pada motor?

4. Jelaskan mengapa perlu menjaga kebersihan motor setiap saat?

5. Apa fungsi pelumasan pada motor listrik?

..

LEMBARAN TUGAS PRAKTEK

PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN MOTOR

TUJUAN

Setelah menyelesaikan tugas ini peserta pelatihan diharapkan memiliki kemampuan untuk melakukan pemeriksaan dan pengujian motor-motor listrik.

PETUNJUK

Sebelum motor dilepas dari sistem bebannya untuk ditangani lebih lanjut oleh bagian perbaikan maka perlu dilakukan serangkaian pemeriksaan dan pengujian untuk meyakinkan gangguan yang terjadi pada motor tersebut. Kegiatan pemeriksaan ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : In Site testing dan Workshop Testing.

In Site Testing, adalah kegiatan pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan di lokasi di mana motor tersebut digunakan, kegiatan ini mencakup:

pemeriksaan sambungan-sambungan pada kotak terminal dan panel kontrol motor.

pemeriksaan kontinuitas kumparan motor setiap fasa dan keseimbangan antar fasanya.

Pemeriksaan adanya hubungan pendek antar fasa

Pemeriksaan adanya hubungan pendek antara kawat fasa dengan rangka

Pemeriksaan adanya tanda-tanda overheating dan kerusakan pada bantalan motor.

Bila gangguan tidak jelas, jalankan motor tanpa beban dan ukur arus yang diambil motor. Kemudian jalankan motor secara berbeban dan ukur arusnya. Selanjutnya bandingkan kedua hasil pengukurannya.

Bila perlu minta informasi tambahan ke operator.

Workshop Testing, adalah kegiatan pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan di workshop, kegiatan ini mencakup:

pemeriksaan visual

pengukuran tahanan isolasi

pengantian bantalan dan pelumasan

perbaikan isolasi kawat gulungan motor

Rekondisi motor, rewinding, penggantian bantalan dan pengecatan motor

ALAT & BAHAN

1 set peralatan tangan untuk bongkar pasang

1 buah tang ampermeter

1 buah Megger

1 buah Multimeter

1 buah tracker tangan

FORMAT PEMERIKSAAN MOTOR

Pemakai :

Uraian :

No

Komponen

Jumlah

Kondisi

Bahan

Rekomendasi

Catatan

1

2

3

4

5

6

Cooling Fan

Bearing

1

2

Bad

bad

Metal

Ball

Tujuan Khusus Pembelajaran

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, diharapkan peserta mampu :

Mengidentifikasi kumparan jangkar motor 3 fasa

Mengidentifikasi kumparan rotor motor slip ring

Menggulung ulang kumparan jangkar motor 3 fasa

Lembaran informasi

2.1Pendahuluan

Kira-kira delapan puluh persen dari seluruh motor arus bolak didesain dengan jenis motor induksi tiga fasa rotor sangkar. Motor ini mempunyai kelebihan-kelebihan dibandingkan motor arus bolak-balik lainnya. Antara lain dari segi konstruksi dan karakteristik torsi dan putarannya.

Dibandingkan motor arus bolak-balik lainnya Konstruksi motor tiga fasa rotor sangkar menjadi paling sederhana. Mempunyai torsi Startingnya tinggi dan dapat melakukan self starting tanpa bantuan alat lain akibat adanya medan putar yang dibangkitkan oleh gulungan stator 3 fasa.

Dalam prakteknya terdapat bermacam-macam jenis gulungan stator motor tiga fasa. Pada hakekatnya gulungan motor tiga fasa terdiri dari tiga gulungan fasa yang satu sama lainnya berbeda sudut sebesar 1200 Listrik

2.2.Model Gulungan Motor

Diktat ini membahas gulungan motor induksi yang banyak dijumpai baik untuk keperluan rumah tangga atau industri, yaitu motor-motor tiga fasa.

Motor tiga bekerja berdasarkan medan putar yang bangkit pada gulungan jangkar sehingga dapat menggerakkan rotor-nya sendiri (self starting). Berikut ini diperlihatkan gejala medan putar yang bangkit pada gulungan jangkar (gulungan stator motor).

Gambar 2.1 Gejala Medan Putar sitem Tiga Fasa.

Prinsip Bekerjanya Motor Tiga Phasa

Bila gulungan stator motor tiga phasa dihubungkan ke sumber tegangan tiga phasa maka akan dibangkitkan medan magnet putar pada inti besi dan celah udaranya. Kecepatan medan putar ini dapat ditentukan berdasarkan rumus putaran sinkron yaitu :

120 f

n = -----------

P

Di mana :

n :jumlah putaran per menit

f :frekuensi jala-jala

P :jumlah kutub

Belitan rotor tiga fasa sekarang berada dalam medan magnet yang berubah setiap saat maka akan dibangkitkan ggl induksi pad belitannya. Karena belitan rotor terhubung singkat maka akan mengalir arus pada belitan rotor. Arus pada belitan rotor akan membangkitkan medan magnet. Besarnya medan magnet rotor ini tergantung pada banyaknya/jumlah medan magnet yang memotong belitan rotor.

Interaksi antara medan magnet stator yang berbutar dan medan magnet rotor (bukan medan magnet putar) maka menyebabkan rotor motor berputar. Tetapi bila putaran rotor menyamai putaran medan magnet putar stator maka tidak ada lagi medan magnet yang memotong belitan rotor. Akibatnya ggl induksi yang bangkit pada belitan rotor menjadi nol, demikian pula arus rotornya.

Karena tidak ada arus pada belitan rotor maka medan magnet rotor juga menjadi tidak ada. Pada saat itu kekuatan untuk menggerakkan rotor (torsi) juga menjadi nol. Sehingga putaran motor tiga phasa tidak akan pernah menyamai putaran medan putarnya. Contoh: Bila putaran medan putar 1500 rpm maka putaran rotor hanya sekitar 1400 1440 rpm. Bila putaran medan 3000 rpm maka putaran rotor sekitar 2800 - 2880 rpm.

Berikut ini diberikan contoh konstruksi motor tiga phasa

Gambar 2.2 Konstruksi Stator Motor Tiga Fasa

Untuk membangkitkan medan putar pada stator diperlukan seperangkat kumparan yang digulung dengan persyaratan tertentu yaitu :

(1) Kumparan-kumparan tersebut harus dapat membangkitkan polaritas atau pengkutuban yang benar sesuai permintaan.

(11) Pengkutuban yang terjadi harus dapat berputar (tidak statis seperti pada pengkutuban mesin-mesin arus searah)

Bila hanya satu set kumparan yang dipasang pada stator (gulungan satu fasa) maka bila gulungan ini diberi sumber arus bolak balik fasa tunggal tidak akan menghasilkan pengkutuban (medan) yang berputar. Pengkutuban yang timbul hanya berubah-ubah akibatnya, kalau hanya satu set kumparan yang dipasang pada stator, maka rotor tidak akan dapat berputar, kecuali kalau dibantu berputar dengan tangan atau alat lain.

Gulungan satu fasa

Bila yang dipasang pada alur stator dua set kumparan yang bebeda letak 90 derajat listrik (gulungan dua fasa) dan gulungan tersebut dihubungkan ke sumber tegangan dua fasa, maka pengkutuban yang timbul akan berputar sehingga rotor motor dapat ikut berputar tanpa bantuan.

Bila yang dipasang pada alur stator terdiri dari tiga set kumparan yang sama tetapi masing-masing berbeda letak 120 derajat listrik (gulungan tiga fasa), kemudian gulungan tersebut di beri sumber tegangan tiga fasa maka rotor motor akan dapat berputar tanpa bantuan

Ph 1 ph 2 ph 3

Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa untuk dapat menghasilkan medan putar pada stator maka dibutuhkan gulungan fasa banyak (fasa dua dan fasa tiga) demikian juga sumber tegangannya harus mengikuti jenis gulungannya.

Bagaimana bila diinginkan menggunakan sumber tegangan fasa tunggal?

Pada hakekatnya, gulungan motor fasa tunggal bukan merupakan gulungan satu fasa tetapi merupakan gulungan dua fasa, yaitu terdiri dari dua set gulungan yang dikenal dengan gulungan utama dari gulungan bantu.

Kalau pada gulungan dua fasa (asli), gulungan fasa I dan gulungan fasa II sama baik jumlah lilitannya maupun diameter kawatnya. Tetapi pada gulungan motor fasa tunggal gulungan utama dan gulungan bantu berbeda, baik dalam jumlah lilit ataupun diameter kawat.

Pada gulungan motor fasa tunggal tidak banyak variasinya tetapi pada motor tiga fasa banyak variasinya, hal ini berkaitan dengan model gulungan dan cara menggulungnya.

Dalam bahan ajar ini diuraikan pula masalah gangguan motor, dan prosedur Rewinding.

Cara Menggulung koil pada setiap Grup

Bentuk-bentuk kumparan yang biasa diterapkan pada kumparan stator motor diperlihatkan dalam gambar 1.

Gambar2.3.a Untuk motor berskala besar/kecil, fasa tunggal/banyak

Gambar2.3.b Untuk motor berskala kecil (1/20 HP), fasa tunggal,

Gambar2.3.c Untuk motor tiga fasa.

( a )

( c )

( b )

Gambar 2.3 Bentuk Gulungan Jangkar Motor

Kumparan-kumparan tersebut diletakkan dalam alur bagian kumparan yang terletak di dalam alur tersebut disebut sisi kumparan dan yang berada di luar disebut kepala kumparan. Jadi setiap kumparan mempunyai dua sisi kumparan dn jarak sisi kumparan satu dengan sisi lainnya yang terletak dalam alur disebut : Langkah Kumparan.

Pada prakteknya langkah kumparan dibedakan menjadi dua macam yaitu :

Langkah Kumparan penuh (full pitched coil) dan

Langkah kumparan kurang (fractional pitched coil).

Suatu kumparan dikatakan mempunyai langkah penuh bila jarak kedua sisi kumparannya sma dengan jrak dari kutub-kekutub yaitu sebesar 180 derajat listrik. Lihat gambar 2.4

1

7

4

6

5

3

2

U

S

Jarak kutub ke kutub = 180

o

L

Langkah Kumparan

U

S

Gambar 2.4 Langkah Kumparan Penuh

Untuk alasan menghemat kawat maka dalam kondisi yang lain langkah kumparan dapat diperpendek artinya jarak sisi kumparan satu dengan lainnya lebih kecil dari jarak dari kutub ke kutub. Langkah kumparan yang demikian ini biasanya disebut dengan langkah kumparan kurang

1

7

4

6

5

3

2

U

S

Jarak kutub ke kutub = 180

o

L

Langkah Kumparan

U

S

Gambar 2.5 langkah kumparan kurang

Untuk menyatakan besaran langkah ini dapat ditempuh beberapa cara yaitu : pada gambar 2.5 dapat dilihat bahwa sisi kumparan yang satu berada dalam alur nomor satu sedang sisi lainnya di alur nomor enam. Untuk menyatakan langkah ini dapat digunakan notasi : Ya = 1 - 6 (5). Dapat pula menggunakan notasi dalam derajat listrik yaitu sebagai berikut : katakana, kumparan tersebut diletakan dalam stator yang beralur 24, dan untuk empat pengkutuban, maka besar keliling stator dalam derajat listrik adalah :

4 x 180 = 720 derajat listrik. Berarti jarak tiap alur dalam derajat listrik adalah : 720 : 24 = 30 derajat listrik. Jadi Ys = 5 dapat dituliskan menjadi 5 x 30 = 150 derajat listrik.

Gulungan Double Layer :

P = 4

Gambar 2.6Gulungan Double Layer

Bila dalam setiap alur terdapat dua sisi coil, seperti diperlihatkan dalam gambar 2.6 di atas maka gulungan motornya disebut Gulungan double layer. Pada jenis ini maka jumlah coil sama dengan jumlah alur.

Gulungan Single Layer

Bila dalam setiap alur hanya berisi satu sisi coil maka gulungannya disebut gulungan single layer. Pada jenis ini jumlah coil sama dengan setengah jumlah alur, seperti diperlihatkan dalam gambar 2.7.

P = 4

Gambar 2.7 Gulungan Single Layer

Model Gulungan Penuh (Full Coiled Winding)

P = 4

Gambar 2.8 Model Kumparan penuh, double layer, 4 kutub)

Gambar 2.8 Memperlihatkan model kumparan penuh untuk empat kutub, di mana setiap grup coil atau kelompok kumparan hanya mempunyai satu kumparan. Pada model kumparan penuh maka jumlah kelompok kumparannya sama dengan jumlah kutubnya yaitu empat.

Cara penyambungan keempat kelompok kumparan tersebut adalah sebagai berikut : kelompok kumparan yang saling berdekatan dihubungkan dengan polaritas yang berlawanan. Karena setiap alurnya berisi dua sisi kumparan maka model ini dapat desebut pula sebagai double layar winding. Dan karena jarak sisi kumparan satu dengan lainnya sama dengan jarak dari kutub ke kutub maka kumparannya disebut mempunyai langkah penuh.

Untuk model kumparan penuh dengan satu sisi kumparan tiap alur diperlihatkan dalam gambar 2.9 . Dalam gambar 2.9 dapat dilihat bahwa jumlah kelompok kumparan sama dengan jumlah kutub dn tiap alur hanya berisi satu sisi kumparan sedang langkah kumparannya fraksional (kurang).

P = 4

Gambar 2.9 Model Kumparan Penuh, 4 kutub, single layer

Gambar 2.10 memperlihatkan model kumparan setengah penuh, yang diletakkan pada stator yang beralur dua puluh empat, untuk empat pengkutuban dan satu alur untuk stiap kutub. Karena jumlah kelompok kumparan (dua) hanya setengah jumlah kutub (empat) maka model kumparan seperti ini biasa disebut model kumparan setengah penuh.

Agar polaritas tiap alur tetap sama seperti halnya dalam kasus gambar 2.8 yang menghasilkan empat pengkutuban, maka kedua kelompok kumparan tersebut harus disambungkan secara berurutan (sequent). Karena setiap alur berisi satu sisi kumparan maka disebut single layer.

P = 4

Gambar 2.10 Kumparan Setengan Penuh, 4 Kutub

RINGKASAN

I. Langkah Kumparan

Setipa kumparan selalu mempunyai dua sisi kumparan.

Sisi kumparan inilah yang diletakkan di dalam alur. Selanjutnya jarak sisi kumparan satu dengan sisi kumparan lainnya pada setiap kumparan disebut langkah kumparan atau lebar kumparan.

Untuk menentukan langkah kumparan ini dapat dipakai rumus sebagai berikut :

Dari rumus di atas dapat dikatakan bahwa :

1. Langkah kumparan dapat dibuat 1800 L atau disebut langkah penuh (full pitch).

Yaitu

2. Adakalanya dapat pula dibuat dengan langkah kurang dari 1800 L atau fractional pitch. Yaitu

II. Model Kumparan

Dilihat dari banyaknya kumparan dibedakan :

1. Model kumparan penuh (disusun sebelah menyebelah)

2. Model kumparan 1/2 penuh (hanya sebelah)

Pada kumparan penuh jumlah kumparan group = jumlah kutub pada kumparan 1/2 penuh dapat setengahnya dapat pula sama.

III. polaritas Kumparan

a. model Kumparan Penuh

cara penyambungan antar group : akhir dapat akhir awal mendapat awal, dan seterusnya.

b. Model Kumparan 1/2 penuh

Ada 2 cara penyambungan yaitu :

1. Akhir dapat, akhir swal mendapat awal, dan seterusnya

2. Akhir dapat awal, dan seterusnya.

Dalam penyambungan ujung-ujung kumparan group ini, kuta harus hati-hati karna apabila sambungan antara kumparan group in terbalik, maka polaritas akan kacau hal ini tidak saja berpengaruh pada putarannya tetapi juga pada arus motor

LEMBARAN KERJA

1. Jelaskan konstruksi motor tigs phasa?

..

2. Jelaskan Prinsip kerja motor tiga phasa?

3. Jelaskan perbedaan model kumparan penuh dan model kumparan setengan penuh?

4. Jelaskan Perbedaan langkah kumparan penuh dan langkah kumparan kurang?

2.3Jenis Gulungan Motor 3 Fasa

Kira-kira delapan puluh persen dari seluruh motor arus bolak balik didesain dalam bentuk motor induksi tiga fasa rotor sangakar. Hal ini dapat dimengerti karena konstruksinya yang sederhana (tidak adanya komutator dan slip ring) membuat motor ini sangt rendah biaya pemeliharaannya disamping itu sangat mudah startingnya.

Konstruksi motor induksi tiga fasa rotor sangkar terdiri :

- Stator: pada alur-alurnya diletakkan kumparan tiga fasa.

- rotor : berupa rotor sangkar (rotor kurungan)

- Tutup samping dan bantalan

Kumparan Tiga Fasa

Kumparan stator tiga fasa didesain untuk menghasilkan medan magnet putar pada celah udara bila dia dihubungkan ke sistem jal-jala tiga fasa. Sebenarnya medan putar inilah yng menyebabkan motor tiga fasa mudah melakukan starting sendiri.

Pada hakekatnya kumparan tiga fasa merupakan gabungan tiga kumparan satu fasa yang diletakkan dalam satu inti yang sama, dimana masing-masing kkumparan fasanya dipisahkan sebesar 120 derajat listrik. Syarat utama yang harus selalu dipenuhi adalah menjagaa keseimbangan ketiga kumparan fasa tersebut. Kumparan fasanya dipisahkan sejauh 120 derajat listrik. Jadi dengan demikian maka untuk setiap jarak dari kutub ke kutub akan ditempati ketiga kumparan fasa tersebut.

Untuk dapat memahami konsep kumparan tifa fasa secara lengkap, berikut ini dijelaskan macam-macam gulungan motor 3 fasa.

Gulungan Keranjang.

Basket winding merupakan single layer winding,dimana setiap kumparan berselisih satu alur. Seperti namanya maka bentuk kumparan ini menyerupai keranjang (basket) syarat yang harus dipenuhi untuk model kumparan keranjang ini adalah langkah kumparan harus merupakan bilangan ganjil dan merupakan langkah fraksional.

Gambar 2.11 Basket Winding 24 alur, single layer, 4 kutub

Gulungan Tiga Lapisan (Three Tier Winding)

Pada gulungan tiga lapisan, kumparan setiap fasa digulung terpisah dimulai kumparan kumparan untuk fasa. Satu, disusul faa dua dan fasa ketiga, sehingga akan diperoleh tiga lapisan gulungan, dimana masing-masing kumparan fasa berbeda letak 600 listrik.

Bila kumparan grup terdiri lebih dari satu kumparan, maka kumparan-kumparan tersebut digulung secara memusat. Dengan catatan bahwa langkah kumparan untuk kumparan paling luar sama dengan langkah penuh minus satu,sedang jumlah lilit untuk setiap kumparan dalam grup yang bersangkutan sama.

Gulunan tiga lapisan dibuat dengan model kumparan penuh (full coiled winding) sehingga penyambungan antar grup kumparan harus berlawanan (opposite).

Gambar 2.12 .Gulungan motor tiga lapisan

Gulungan kumparan setengah penuh (Half Coiled Winding)

Untuk menggulung gulungan kumparan setengah penuh dapat ditempuh 2 cara yaitu: Two tier winding (gulungan dua lapisan) dan Semi basket winding (gulungan semi keranjang)

Gulungan Dua Lapisan

Pada gulungan dua lapisan tiap alur berisi satu sisi kumparan (single layer) Sedang grup kumparan digulung secara memusat, dimana kumparan paling luar mempunyai langkah penuh minus satu. Pada lapis pertama diletakan separuh grup dri masing-masing kumparan fasa sedang separuh grup lainnya diletakkan pada lapisan kedua. Penyambungan antar grup dapat dibuat berlawanan atau berurutan.

Gambar 2.13 Gulungan Dua Lapis

Gulungan Semi Basket

Gulungan semi basket meruupakan single layer winding bedanya dengan gulungan dua lapisan terletak pada langkah kumparan. Pada gulunan semi basket langkah kumparan penuh dan grup kumparan tidak memusat terapi merata.

Gambar 2.14. gulungan motor Semi Basket

Gulungan gelung ( Lap winding )

Pada gulungan gelung setiap alur berisi dua sisi kumparan jadi jumlah kumparan sama dengan jumlah alur. Model kumparan yang dipakai adalah model gulungan kumparan penuh (full coiled winding). Langkah kumparan dapat dibuat dengan langkah penuh atau langkah kurang. Bila menggunakan langkah kurang tidak boleh kurang dari 1200 listrik.

Gambar 2.15 Gulungan Lap Winding

LEMBARAN KERJA

1. Dari taking data didapat informas sebagai berikut:

Jumlah alur : 36, Langkah coil : 1 12, 2 11, 3 10, jumlah coil : 36

Tentukan Model kumparan dan pengkutubannya

..

2. Dari taking data didapat informas sebagai berikut:

Jumlah alur : 24, Langkah coil : 1 8, 2 7, jumlah coil : 12

Tentukan Model kumparan dan pengkutubannya

1. Taking Data

Yang perlu dicatat dalam taking data antara lain :

Name plate, jumlah alur, jumlah kumparan, type sambungan jumlah lilitan tiap kumparan, ukuran kepala kumparan, langkah kumparan, jenis isolasi dan diameter kawat.

2. Membongkar Kumparan

Data yang dapat diperoleh pada saat ini adalah :

Jumlah lilitan tiap kumparan, ukuran kepala kumparan, langkah kumparan, jenis isolasi dan diameter kawat.

Selama proses pembongkaran kumparan motor, maka masih dapat dikumpulkan data-data yang berkaitan dengan bentuk dan model gulungan motornya. Sebelum kawat gulungan dilepas dari alur statornya, maka perlu dicatat jumlah grup, jumlah coil setiap grup, dan jumlah lilit setiap coil.

Biasanya gulungan motor diberi varnish keras. Oleh Karen itu untuk memudahkan membongkar gulungan motor maka varnishnya harus dilunakkan dengan jalan dipanaskan. Cara memanaskan gulungan dapat dilakukan dengan menggunakan kompor sembur. Hati-hati jangan sampai merusak inti besi stator.

Bila isolasi sudah agak lunak, maka kepala kumparan pada salah satu sisinya dapat dipotong dengan menggunakan pahat atau alat pemotong khusus kumparan. Kemudian melalui sisi kepala kumparan sebelahnya, kumparan motor dapat ditarik keluar dari alurnya.

3. Memasang kertas isolasi pada alur stator.

Alur stator harus diberi lapisan pelindung (isolasi) biasanya digunakan kertas prespan atau plastic pvc. Kertas prespan dibentuk dan diletakkan sedemikian rupa pada setiap alur stator sehingga tidak menghalangi peletakan kawat kumparan yang akan diletakkan dalam alur stator.

4. Membuat Kumparan

Kumparan stator yang akan diletaakan di dalam alur stator harus di cetak atau dibuatkan pola (mal) terlebih dahulu. Pembuatan mal gulungan dapat secara manual (menggunakan cetakan yang dibuat sendiri) atau denagn menggunakan mesin pencetak kumparan. Pada saat membuat mal gulungan perhatian difokuskan kepada besar kepala kumparan. Jangan kepala kumparan terlalu besar sehingga melebihi ruangan yang tersedia di dalam statornya. Atau terlalu kecil sehingga menyulitkan kita pada saat meletakkan kumparan ke dalam alur.

5. Meletakkan kumparan pada alur.

Meletakkan kumparan ke dalam alur stator memerlukan konsentrasi dan kesabaran tinggi. Disamping itu juga perlu bertindak secara hati-hati agar isolasi kaway tidak terkelupas. Kawat-kawat kumparan dimasukkan ke dalam alur secara bertahap dan teratur. Usahakan peletakkan kawat-kawat kumparan di dalam alur dalam kondisi lurus tidak saling bersilangan.

6. Menyambung ujung-ujung kumparan grup

Ujung-ujung grup kumparan harus disambung dengan kokoh dan kuat. Titik-titik sambungannya harus dikuatkan dengan menggunakan solder. Dan kemudian diberi isolasi yang kuat dan kokoh. Hindari terdapat bagian-bagian runcing pada setiap titik solderan karena dapat membahayakan isoalsi kawat bila kena pada bagian runcing tersebut. Berhati-hatilah jangan sampai terjadi salah sambung karena dapat menyebabkan polaritas kumparan menjadi terbalik.

7. Testing Kumparan

Meliputi :

a. Ground test

b. Open circuit test

c. Short circuit test

d. Polarity test

8. Memberi lak isolasi dan memanaskan kumparan

Setelah semua sambungan selesai dikerjakan maka dilanjutkan dengan mengikat kepala kumparan. Sebelum kepal kumparan diikat maka harus dirapikan dahulu posisinya termasuk merapikan dan mengatur titik sambungan dan ujung keluar kumparan yang akan disambungkan ke terminal motor. Bila perlu gunakan palu karet untuk merapikan kepala kumparannya.

Setelah terlihat rapid an kuat maka dilanjutkan dengan memberi lak (varnish) isolasi pada kumparannya. Usahakan lak isolasi ini dapat masuk ke dalam celah-celah kumparan baik pada kepala kumparannya maupun pada kumparan yang berada di dalam alur. Kucurkan lak isolasi secara perlahan dan sedikit demi sedikit.

Setelah selesai, panaskan gulungan yang sudah diberi lak isolasi lebih kurang delapan jam. Pemanasan gulungan dapat dilakukan dengan menggunakan lampu pijar berdaya besar (600 watt) atau dengan menggunakan oven. Suhu oven diatur pada 150 derajad Celcius.

9. Menguji Motor

Setelah isolasi kering maka motor dapat dirakit kembali. Tetapi sebelum dirakit, bersihkan terlebih dahulu sisa-sisa lak isolasi yang menempel pada permukaan alur stator bagian dalam. Agar tidak menganggu celah udaranya.

Bantalan motor juga perlu diperiksa. Jika bantalan motor telah aus maka harus diganti baru.

Sebelum motor digunakan lagi harus dilakukan pengujian untuk meyakinkan bahwa motor telah layak dipakai kembali. Pengujian motor meliputi uji tahanan isolasi, putaran dan pembebanan.

LEMBARAN DATA MOTOR 3 FASA

HP / KW Rpm Volt Amp

Cycle Type Frame Phase

Temp Model Series No.

Kutub Alur Group

Kumparan Lilit Coil / Group

Langkah coil Bentuk Group Ukuran Kawat

Berat Kawat Samb. Phase Samb. Terminal

Kepala Kump. Kanan Kepala Kump. Kiri

Diameter dalam stator Panjang stator

Hubungan Kumparan Tiga Fasa

Seperti telah diketahui kumparan tiga fasa mempunyai tiga kumparan fasa yang terpisah satu sama lainnya. Dalam prakteknya ketiga kumparan fasa ini dapat disambungkan dalam dua cara yaitu : Hubungan segitiga dan hubungan bintang. Pemeliharaan sambungan yang akan diterapkan detentukan oleh tegangan pada plat namanyadam tegangan yang tersedia pada PLN atau sejenisnya.

Gambar 2.16 Diagram Motor Induksi 3 fasa

Gambar 2.17 Blok Diagram dan Sambungan Terminal Motor

Gulungan Motor Tegangan Ganda

Di dalam topik Perhitungan Besarnya Tegangan dapat diketahui besar tegangan induksi yang dibangkitkan pada setiap lilitan. Selanjutnya bila tegangan tiap lilitan diketahui kita bisa menghitung besarnya tegangan tiap kumparan, tegangan tiap group, tegangan tuap fasa dan akhirnya dapat diketahui pula tegangan mesin.

Jadi kita tidak dapat mengubah tegangan tiap group = tegangan tiap fasa dibagi jumlah group. Jadi bila tegangan group telah kita ketahui dan jumlah group sudah pula kita ketahui maka tegangan tiap fasa dapat pula diketahui. Dan dengan cara penyambungan kumparan group yang berbeda kita dapatkan pula tegangan fasa yang berbeda pula. Inilah dasar pemikiran dari pengadaan tegangan motor listrik.

Sebagai contoh :

Sebuah motor listrik tiga fasa mempunyai tegangan tiap group 55 V. dan jumlah group tiap fasa 4. Maka bila keempat kumparan groupnya disambung dalam seri semuanya akan menghasilkan tegangan fasa sebesar : 4 x 55 V = 220 V.

Tetapi bila yang disambung seri dua group dan masing-masing disambugn paralwl maka akan menghasilkan tegangan fasa : 110 V.

Dari contoh diatas dapt dikatakan bahwa kumparan motor tersebut dapat dicatu dengan dua sistim tengangan dan kemudian motornya disebut motor dua tegangan.

Motor 3 fasa tegangan ganda pada umumnya mempunyai 9 terminal, dan diberi tanda : T1, T2,T3, T4, T5, T6, T7, T8, T9.

Gambar 2.18. Prinsip Tegangan Ganda

Motor Tegangan Ganda Dalam Sambugan Bintang

Gambar 2.19. Sambungan Motor Tegangan Ganda Dalam Bintang

Motor 3 fasa Tegangan Ganda Dalam Sambungan Segitiga

Gambar 2.20 Sambungan Motor Tegangan Ganda dalam Delta

Motor 3 Fasa Kecepatan Ganda

Seperti telah diketahui bahwa putaran motor 3 fasa tergantung frekuensi dan jumlah kutub. Bila frekuensi tetap, maka untuk mendapatkan putaran yang berbeda dapat dilakukan dengan merubah jumlah kutubnya.

Untuk motor dengan bellitan model kumparan 1/2 penuh, pengubahan kutub dapat dilakukan dengan mengubah sambungan antar groupnya.

Sambungan untuk 4 kutub

Sambungan untuk 8 kutub

Gambar 2.21 Prinsip Pengubahan Kutub 4 ke kutub 8

Agar diperoleh sambungan yang lebih kompak dan lebih praktis biasanya motor kecepatan ganda 3 fasa menggunakan sistim sambungan yang dikenal dengan istilah : Consequent Pole Connection

Gambar 2.22

Motor 3 fasa kecepatan ganda dapat disambungkan dalam 3 cara yang masing-masing cara mempunyai karakteristik yang tertentu yaitu :

1. CONSTANT HORSEPOWER pada masing-masing kecepatan.

2. CONSTANT TORQUE pada masing-masing kecepatan.

3. VARIABLE pada masing-masing kecepatan

Untuk Constant Torque, biasanya motor disambungkan dalam paralel bintang untuk kecepatan rendah seri delta untuk kecepatan tinggi .

Pada umumnya motor 3 fasa kecepatan ganda mempunyai 6 terminal, yang diberi tanda T1, T2, T3, T4, T5, T6 .

Pengubahan kecepatan dilakukan dengan mengubah sistem sambungan pada terminalnya.

Ikutilah penjelasan berikut ini.

Motor 3 fasa kecepatan Ganda Constant Torque

Gambar 2.23 Sambungan Constant Torsi

Daftar sambungan

SPEED

L1

L2

L3

OPEN

TIE TOGETHER

LOW

T1

T2

T3

T4 T5 T6

_

HIGH

T6

T4

T5

_

T1 T2 T3

Motor 3 fasa kecepatan Ganda Variale Torque

Gambar 2.24 Sambungan Motor Variable Torsi

Daftar sambungan

SPEED

L1

L2

L3

OPEN

TIE TOGETHER

LOW

T1

T2

T3

T4 T5 T6

_

HIGH

T6

T4

T5

_

T1 T2 T3

Gulungan motor fasa belah

Kumparan stator motor fasa belah terdiri dari dua macam kumparan yaitu : kumparan utama dan kumparan bantu. Kumparan bantu diletakkan di atas kumparna utama dan saling digeserkan sebesar 90(L.

Kumparan utama dibuat dari kawat yang berdiameter besar dan jumlah lilitannya banyak sedang kumparan bantu dari kawat berdiameter kecil dan jumlah lilitannya sedikit,sehingga tahanan kumparan bantu lebih besar dari pada tahanan kumparan utama.

Pada awal jalan kedua kumparan disambung paralel, setelah putaran motor mencapai 75% putaran penuh maka kumparan bantu akan diputuskan dari rangkaian jala-jala oleh sakelar centrifugal. Sehingga yang bekerja hanya kumparan utama saja.

Pada awal jalan arus yang mengalir pada kedua kumparan akan menghasilkan medan magnit putar di dalam sator yang akan menginduksikan ggl pada batang-batang kawat rotor sehingga menyebabkan rotor berputar.

Setelah rotor berputar maka tidak diperlukan lagi medan putar karena dengan medan magnit yang dibangkitkan oleh kumparna utama sudah mampu untuk menjaga rotor berputar.

Bentuk Kumparan.

Bentuk kumparan utama maupun bantu biasanya dibuat konsentri. Untuk kawat yang berdiameter besar pelaksanaannya dengan tangan sedang untuk yang berdiameter kecil dapat memakai mal.

Pembagian kumparna utama dan bantu dapat berfariasi :

Yaitu alur untuk kumparan utama 50%, 60%,70%

Alur untuk kumparan bantu 50%,40%, 30%.

Gambar 2.25 Gulungan Motor Fasa Tunggal

Tanda-tanda terminal motor fasa tunggal

Tanda-tanda terminal motor fasa tunggal yang diberikan disini adalah menurut standar NEMA ( National Electrical Manufacturers Association Standard).

Yaitu :

Untuk kumparan utama : T1, T2, T3, T4.

Untuk kumparan bantu : T5, T6, T7, T8

Disamping itu juga dikenal model warna, yaitu :

T1: biruT5: hitam

T2: putihT8 : merah

KEGIATAN BELAJAR 1

PEMELIHARAAN MOTOR ARUS BOLAK-BALIK

Y

X

U

W

V

Z

M(

M(

Z

V

W

U

X

Y

KEGIATAN BELAJAR 2

KONSEP BELITAN MOTOR TIGA FASA

N

O

Fasa S

Gulungan dua fasa

Fasa II

Gulungan tiga fasa

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

EMBED Equation.3

KEGIATAN BELAJAR 3

PROSEDUR REWINDING

54

Departemen Elektro & TI TEDC Bandung

Copyright 2006

_992857713.vsd

1

7

4

6

5

3

2

U

S

Jarak kutub ke kutub = 180o L

Langkah Kumparan

_1051787983.unknown
_1051788219.unknown
_1051853932.unknown
_1127792276.vsd

P = 4

_1051851544.unknown
_1051788202.unknown
_992859086.vsd

P = 4

_1051787904.unknown
_1051787961.unknown
_992876455.vsd

P = 4

_1051787845.unknown
_992857960.vsd

U

S

_992856501.vsd

1

7

4

6

5

3

2

U

S

Jarak kutub ke kutub = 180o L

Langkah Kumparan

_992857256.vsd

U

S

_992854900.vsd

( a )

( c )

( b )