11

Click here to load reader

PERANGKAT LUNAK LETAK PEMETAAN TEMPAT WISATA DI KABUPATEN ...if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-JURNAL(1).pdf · wisata seprti ini sangatlah besar, objek wisata di Kabupaten Baturaja

  • Upload
    doannhu

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERANGKAT LUNAK LETAK PEMETAAN TEMPAT WISATA DI KABUPATEN ...if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-JURNAL(1).pdf · wisata seprti ini sangatlah besar, objek wisata di Kabupaten Baturaja

PERANGKAT LUNAK LETAK PEMETAAN TEMPAT WISATA DI

KABUPATEN BATURAJA

Alex Candra1, A. Haidar Mirza2, Hutrianto3

1Mahasiswa Informatika, 2,3 Dosen Faklutas Ilmu Komputer

Universitas Bina Darma

Jl. A. Yani No.12 Plaju, Palembang 30624

Email : [email protected] , [email protected], [email protected]

Abstrack : Balfour District is one area that has the tourism sector. Balfour district tourism can be a mainstay for

increasing the income of the area, one of the attractions to be excellent in the district of Balfour Attraction is Goa

Putri. Balfour District Government has been promoting in Ranau Lake festival but there are still many investors are

not interested to travel in the district of Balfour, but the method is not sufficient to inform the tourism widely to local

and foreign travelers. Therefore, through the planning and mapping software mapping the location of the tourist

attractions in the District Balfour is expected to show a picture petawisata in Balfour district making it more

attractive. Metedologi development system in this study is metedologi Prototyping, designing maps displayed using

ArcGIS

Keywords: Maps, ArcGIS, Prototyping.

Abstrak : Kabupaten Baturaja merupakan salah satu daerah yang mempunyai sektor kepariwisataan. Pariwisata di

Kabupaten Baturaja dapat menjadi andalan untuk meningkatkan pendapatan daerah tersebut, salah satu objek wisata

yang menjadi primadona wisatawan di Kabupaten Baturaja adalah objek wisata Goa Putri. Pemerintah Kabupaten

Baturaja telah melakukan promosi di festival Danau Ranau namun masih banyak investor yang belum tertarik

terhadap wisata di Kabupaten Baturaja, namun metode tersebut belum cukup untuk menginformasikan

kepariwisataan secara luas kepada wisatawan local maupun asing. Oleh karena itu melalui perencanaan dan

pemetaan perangkat lunak letak pemetaan tempat wisata di Kabupaten Baturaja di harapkan dapat menampilkan

gambaran petawisata di Kabupaten Baturaja sehingga lebih menarik. Metedologi pengembangan system dalam

penelitian ini adalah metedologi Prototyping, perancangan peta yang ditampilkan sistem menggunakan ArcGIS.

Kata kunci : Peta, ArcGIS, Prototyping

1. PENDAHLUAN

Perkembangan teknologi saat ini

semakin maju, dimana teknlogi dan informasi

telah memasuki semua bidang kehidupan dan

sangat berperan penting dalam kehidupan

masyarakat sehingga tidak heran lagi untuk

melakukan kegiatan sehari-hari. Untuk mencari

informasi cepat, mudah, dan akurat.Teknologi

diharapkan dapat meningkatkan kinerja dari

suatu organisasi atau instansi agar lebih efektif

dan efesien dalam menyampaikan informasi baik

sebagai media promosi bagi perusahaan ataupun

tempat wisata.

Banyak daerah di Indonesia yang

pesonanya menarik Kabupaten Baturaja salah

satunya, tempat wisata di Kabupaten Baturaja di

antaranya Goa Putri, Air Terjun Kambas, Air

Panas Gemuhak, Batu Lesung Bintang, Rantai

Kupai, Mendingin, Mandi Hawa, Bukit Pelawai,

Goa Harimau dan lain-lain meskipun pelayanan

ditingkatkan objek wisata di Kabupaten Baturaja

ini masih belum menguasai banyak wisatawan,

padahal peluang yang didapatkan dari objek

1

Page 2: PERANGKAT LUNAK LETAK PEMETAAN TEMPAT WISATA DI KABUPATEN ...if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-JURNAL(1).pdf · wisata seprti ini sangatlah besar, objek wisata di Kabupaten Baturaja

wisata seprti ini sangatlah besar, objek wisata di

Kabupaten Baturaja pernah di promosikan oleh

pemerintah dalam festival danau ranau, namun

masih belum banyak investor yang tertarik

terhadap tempat wisata di Kabupaten Baturaja.

Kabupaten Baturaja merupakan salah satu

Kabupaten dari

Provinsi Sumatera Selatan yang

memiliki beraneka ragam tempat wisata baik

jenis, maupun bentuk dan ciri khas keunikan

Tradisional. Baturaja merupakan Kabupaten

dengan bentuk geografis sebagian kecil

merupakan dataran rendah. Berbagai jenis wisata

seperti wisata alam, wisata keluarga, budaya,

maupun wisata sejarah yang dapat dijumpai

dengan mudah. Akan tetapi penyampaian

informasinya masih kurang lengkap seperti

pemberian brosur, pamflet, poster dan buku-

buku dilakukan jika ada wisatawan yang datang

berkunjung ke suatu tempat wisata yang

dikunjunginya.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Profil Kabupaten Baturaja

Nama Kabupaten Baturaja diambil dari

dua sungai yang melintasi dan mengaliri di

sepanjang Kabupaten Baturaja, yaitu suangai

ogan dan sungai komering. Berdasarkan sejarah

sungai dengan kesepakatan peraturan daerah

Kabupaten Baturaja No 7 tahun 1997, tanggal 20

Janauari 1997 tahun 1887 ditetapkan sebagai

kelahiran nama Kabuapaten Baturaja, sedangkan

berdasarkan peraturan perundang-undangan

Kabuapaten Baturaja terbentuk dengan

keluarnya undang-undang No 11 tahun 1950

tentang pembubaran Negara bagian sumatera

selatan dan peraturan pemerintah pengganti

undang-undang No 3 tahun 1950 tentang

pembentukan daerah sumatera selatan menjadi

profinsi didalam Negara Republik Indonesia.

Tidak berbeda dengan kabupaten lain,

Kabupaten Baturaja juga memiliki tempat wisata

yang cukup indah serta kaya dengan potensi

alam, sektor wisata yang beragam keunikannya

dan didukung dengan fasilitas serta sarana

transfortasi yang tersedia di kawasan wisata

dapat memberikan icon pemerintah yang sangat

besar. Objek wisata yang ada di Kabupaten

Baturaja saat ini cukup banyak, baik berupa

wisata alam maupun wisata buatan. Dari data

OKU dalam angka (BPS, 2007) terdapat sekitar

42 wisata

2.2 ArcGIS

ArcGis Desktop adalah software aplikasi

GIS (GIS Software) dari ESRI, sebuah produk

pengembangan software GIS versi sebelumnya,

ESRI mengeluarkan bebagai macam produk

ArcGis Desktop yang terdiri dari : ArcInfo,

Arceditor, dan ArcView. Masing-masing produk

tersebut terdiri dari tiga macam aplikasi utama

dan berbagai macam aplikasi ekstension yang

memiliki fungsi utama tersebut adalah : ArcMap,

ArcCatalog, dan ArcToolbox.

1. ArcMap yaitu aplikasi yang dignakan untuk

menangani tuga pemetaan kartografi (membuat

peta), editing analisis.

2. ArcCatalog yaitu aplikasi untuk me-manage

data spesial, desain database, dan membuat

metadata (informasi tentang data).

3. ArcToolbox digunakan untuk menangani

konversi data dan pengelohan data geografi

(geoprcessing). Dari ketiga macam tipe aplikasi

Page 3: PERANGKAT LUNAK LETAK PEMETAAN TEMPAT WISATA DI KABUPATEN ...if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-JURNAL(1).pdf · wisata seprti ini sangatlah besar, objek wisata di Kabupaten Baturaja

ini dapat bekerja secara bersamaan untuk

mengerjakan tugas-tugas pengembangan project

GIS.

2.3 Sistem Informasi Geografis (GIS)

SIG mulai dikenal pada awal 1980-an.

Sejalan dengan berkembangnya perangkat

computer, baik perangkat lunak maupun

perangkat keras, SIG berkembang sangat pesat

pada era 1990-an. Secara harafiah, SIG dapat

diartikan sebagai suatu komponen yang terdiri

dari perangkat keras, perangkat lunak, data

geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja

bersama secara efektif untuk menangkap,

menyimpan, memperbaiki, memperbaharui,

mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan,

menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu

informasi berbasis geografis. (Puntadewo A+,

2003)

2.4 Peta

Peta adalah gambaran permukaan bumi

yang diproyeksikan ke dalam bidang datar

dengan skala tertentu.Kartografi merupakan ilmu

yang khusus mempelajari segala sesuatu tentang

peta.Mulai dari sejarah, perkembangan,

pembuatan, pengetahuan, penyimpanan,

hinggacara-cara penggunaan peta. (Sumber,

http:// berita terkini. blogspot. com/2011/01/

pengertian peta dan pemetaan.html).

Fungsi peta yaitu :

1. Dengan adanya peta dapat menunjukan

posisi atau lokasi yang hubungannya sama

dengan lokasi asli permukaan bumi.

2. Peta mampu memperlihatkan ukuran.

3. Peta mampu menyajikan dan

memperlihatkan bentuk.

4. Mengumpulkan dan menyeleksi data dari

suatu daerah dan menyajikan diatas peta

dengan simbolis.

Tujuan pembuatan peta yaitu:

1. Untuk komunikasi informasi ruang.

2. Media menyimpan informasi.

3. Membantu pekerjaan.

4. Membantu dalam desain.

5. Analisis data spatial.

Dari fungsi dan tujuan diatas, maka peta

bukan hanya berguna dalam menentukan lokasi

namun juga dalam berbagai bidang.Selain itu

pembuatan juga sangat berguna bagi hidup

masyarakat luas.

Dalam proses pemetaan harus melalui

beberapa tahapan mulai dari penyusunan ide

hingga peta siap digunakan. Semua itu harus

dilakukan dengan penuh hati-hati dan ketelitian

agar diperoleh peta yang baik dan benar serta

memiliki nilai artistik atau seni sehingga

pengguna mampu menggunakan peta dengan

maksimal dan pembuat dapat menghasilkan peta

yang baik sehingga terjadi timbal balik antar

pengguna dengan pembuat peta.

Dalam pemberian simbol pada peta juga

harus diperhatikan agar peta mudah diketahui

dan dipahami isi dan maksud peta tersebut.

Pemberian simbol ini juga menentukan nilai

keartistikan sebuah peta sehingga peta tersebut

lebih jelas.

Page 4: PERANGKAT LUNAK LETAK PEMETAAN TEMPAT WISATA DI KABUPATEN ...if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-JURNAL(1).pdf · wisata seprti ini sangatlah besar, objek wisata di Kabupaten Baturaja

2.5 Proses Pemetaan

Dalam mempelajari bidang kartografi,

peta sangatlah diperlukan. Tanpa adanya peta,

Kartografi tidak akan ada pula karena kartografi

merupakan ilmu yang mempelajari tentang

perpetaan. Berbagai jenis peta telah muncul

sesuai dengan maksud, tujuan, dan manfaat

pembuatan peta tersebut.Dalam mempelajari

kartografi kita harus mengetahui hal tersebut.

Pada dasarnya, peta merupakan kalibrasi

dari bidang permukaan bumi 3 dimensi menjadi

sebuah gambaran utuh yang lebih sederhana ke

dalam selembar kertas media yang datar dengan

penyesuaian baik ukuran maupun bentuknya

disertai pula dengan informasi yang detail.

Dalam proses pembuatan peta harus

mengikuti pedoman dan prosedur tertentu agar

dapat dihasilkan peta yang baik, benar, serta

memiliki unsur seni dan keindahan. Secara

umum proses pembuatan peta meliputi beberapa

tahapan dari pencarian dan pengumpulan data

hingga sebuah peta dapat digunakan. Proses

pemetaan tersebut harus dilakukan dengan urut

dan runtut, karena jika tidak dilakukan secara

urut dan runtut, tidak akan diperoleh peta yang

baik dan benar (Sumber, http://

beritaterkini.blogspot.com/2011/01/pengertian

peta dan pemetaan.html).

1. Tahapan dan pencarian pegumpulan data

Ada beberapa cara dalam mencari dan

mengumpulkan data yaitu:

a. Secara langsung

Cara pencarian data secara langsung dapat

melalui metode konvensional yaitu meninjau

secara langsung kelapangan dimana daerah

tersebut akan dijadikan objek dari peta yang

dibuat. Cara ini disebut dengan teristris. Dengan

cara ini dilakukan pengukuran medan

menggunakan theodolit, GPS, dan alat lain yang

diperlukan serta pengamatan informasi ataupun

wawancara dengan penduduk setempat secara

langsung sehingga didapat data yang nantinya

akan diolah. Dapat pula dilakukan secara

fotogrameti, yaitu dengan metode foto udara

yang dilakukan dengan memotret kenampakan

alam dari atas dengan bantuan pesawat dengan

jalur khusus menurut bidang objek.Atau dapat

pula menggunakan citra dari satelit serta cara-

cara lain yang dapat digunakan.

b. Secara tak langsung

Melalui cara ini tentu saja kita tidak usah

repot-repot meninjau langsung ke lapangan

melainkan kita hanya mencari data dari peta atau

data-data yang sudah ada sebelumnya. misalnya

dalam membuat peta kepemilikan tanah di

daerah Semarang, kita cukup mencari peta

administrasi lengkap kota Semarang, kemudian

dapat diperoleh data pemilikan tanah di

Lembaga Pertanahan daerah atau nasional

(BPN). Data yang diperoleh dari pencarian data

secara tak langsung ini disebut dengan data

sekunder, sedangkan peta yang digunakan

sebagai dasar pembuatan peta lain disebut

sebagai peta dasar.

2. Tahap pengolahan data

Data yang telah dikumpulkan merupakan data

spasial yang tersebar dalam keruangan.Data

yang telah diperoleh tersebut kemudian

dikelompokkan misalnya data kualitatif dan data

kuantitatif, kemudian data kuantitatif dilakukan

perhitungan yang lebih rinci. Langkah

Page 5: PERANGKAT LUNAK LETAK PEMETAAN TEMPAT WISATA DI KABUPATEN ...if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-JURNAL(1).pdf · wisata seprti ini sangatlah besar, objek wisata di Kabupaten Baturaja

selanjutnya yaitu pemberian simbol atau

simbolisasi terhadap data-data yang ada. Dalam

tahap akan mudah dengan menggunakan sistem

digital komputer karena data yang masuk akan

langsung diolah dengan software atau aplikasi

tertentu sehingga data tersebut akan langsung

jadi dan siap untuk disajikan.

3. Tahap penyajian dan penggambaran data

Tahap ini merupakan tahap pembuatan peta

dari data yang telah diolah dan dilukiskan pada

media. Dalam tahap ini dapat digunakan cara

manual dengan menggunakan alat-alat yang

fungsional, namun cara ini sangat membutuhkan

perhitungan dan ketelitian yang tinggi agar

didapat hasil yang baik. Akan lebih baik jika

digunakan teknik digital melalui komputer,

penggambaran peta dapat digunakan aplikasi-

aplikasi pembuatan peta yang mendukung,

misalnya ARC View, ARC Info, AutoCAD

Map, Map Info, dan software lain. Setelah peta

tergambar pada komputer, kemudian data yang

telah disimbolisasi dalam bentuk digital

dimasukkan dalam peta yang telah di gambar

pada komputer, pemberian informasi tepi, yang

kemudian dilakukan proses printing atau

pencetakan peta.

4. Tahap penggunaan data

Tahap ini sangatlah penting dalam pembuatan

sebuah peta, karena dalam tahap ini menentukan

baik atau tidaknya sebuah peta, berhasil atau

tidaknya pembuatan sebuah peta. Dalam tahap

ini pembuat peta diuji apakah petanya dapat

dimengerti oleh pengguna atau malah susah

dalam dimaknai. Peta yang baik tentunya peta

yang dapat dengan mudah dimengerti dan

dicerna maksud peta oleh pengguna.Selain itu,

pengguna dapat memberikan respon misalnya

tanggapan, kritik, dan saran agar peta tersebut

dapat disempurnakan sehingga terjadi timbal

balik antara pembuat peta (map maker) dengan

pengguna peta (map user). Tahapan pembuatan

peta secara sistematis yang dianjurkan adalah:

1. Menentukan daerah dan tema peta yang akan

dibuat

2. Mencari dan mengumpulkan data

3. Menentukan data yang akan digunakan

4. Mendesain simbol data dan simbol peta

5. Membuat peta dasar

6. Mendesain komposisi peta (layout peta), unsur

peta dan kertas

7. Pencetakan peta

8. Lettering dan pemberian simbol

9. Reviewing

10. Editing

11. Finishing

2.6 Prototipe

Sering pelanggan (Customer)

membayangkan kumpulan kebutuhan yang

diinginkan tapi tidak terspesifikasikan secara

detail dari segi masukan (input), proses, maupun

keluaran (output). Di sisi lain seorang

pengembang perangkat lunak harus

menspesifikasikan sebuah kebutuhan secara

detail dari segi teknis dimana pelanggan sering

kurang mengerti mengenai hal teknis ini.

Model prototype cocok digunakan untuk

menjabarkan kebutuhan pelanggan secara lebih

detail karena pelanggan sering kali kesulitan

Page 6: PERANGKAT LUNAK LETAK PEMETAAN TEMPAT WISATA DI KABUPATEN ...if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-JURNAL(1).pdf · wisata seprti ini sangatlah besar, objek wisata di Kabupaten Baturaja

menyampaikan kebutuhannya secara detail tanpa

melihat gambaran yang jelas.

Tahapan-tahapan prototyping:

1. Pengumpulan kebutuhan

Pelanggan dan pengembang bersama-

sama mendefinisikan format seluruh

perangkat lunak, mengidentifikasi semua

kebutuhan, dan gari besar yang akan

dibuat.

2. Membangun prototyping

Membangun prototyping dengan

membuat perancangan sementara yang

berfokus pada penyajian kepada

pelanggan ( misalnya dengan membuat

input dan format outputnya).

3. Evaluasi prototyping

Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan

apakah prototyping yang sudah

dibangun sudah sesuai dengan keinginan

pelanggan. Jika sudah sesuai maka

langkah 4 akan diambil. Jika tidak

prototyping direvisi dengan mengulangi

langkah 1, 2 , dan 3.

4. Mengkodekan sistem

Dalam tahap ini prototype yang sudah di

sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa

pemograman yang sesuai

5. Menguji sistem

Setelah sistem sudah menjadi suatu

perangkat lunak yang siap pakai, harus

dites dahulu sebelum digunakan.

Pengujian ini dilakukan dengan White

Box dan Black Box

6. Evaluasi sistem

Pelanggan mengevaluasi apakah sistem

yang sudah jadi sudah sesuai dengan

yang diharapkan.Jika ya, langkah 7

dilakukan. Jika tidak, ulangi langkah 4

dan 5

7. Menggunakan system

Perangkat lunak yang telah diuji dan

diterima pelanggan siap untuk

digunakan.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kabupaten Baturaja,

Waktu penelitian dilakukan dari bulan november

2015 sampai dengan januari 2016.

3.2 Metode Penelitian

1. Pengamatan, yaitu pengumpulan data dan

informasi yang dilakukan dengan cara

mengamati langsung ketempat wisata di

Kabupaten Baturaja.

2. Studi Pustaka, Data diperoleh melalui

buku – buku literature yang berhubungan

dengan masalah yang akan diteliti sebagai

bahan referensi bagi penulis.

3.3 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang

digunakan pada penelitian ini menggunakan

metode prototyping, (Eddy Prahasta, 2014).

Tahapan – tahapan prototyping :

1. Pengumpulan kebutuhan

Pelanggan dan pengembang

bersama-sama mendefenisikan format

seluruh perangkat lunak,

Page 7: PERANGKAT LUNAK LETAK PEMETAAN TEMPAT WISATA DI KABUPATEN ...if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-JURNAL(1).pdf · wisata seprti ini sangatlah besar, objek wisata di Kabupaten Baturaja

mengidentifikasi semua kebutuhan,

dan garis besar yang akan dibuat.

2. Membangun prototyping

Membangun prototyping dengan

membuat perancangan sementara

yang berfokus pada penyajian kepada

pelanggan (misalnya membuat input

dan outputnya).

3. Evaluasi prototyping

Evaluasi ini dilakukan pada

pelanggan apakah prototyping yang

sudah dibangun sudah sesuai dengan

keinginan pelanggan. Jika sudah

maka langkah selanjutnya akan

diambil. Jika tidak maka prototyping

akandirevisi dengan mengulangi

langkah sebelumnya.

4. Mengkodekan sistem

Dalam tahap ini prototyping yang

sudah di sepakati akan diterjemahkan

ke dalam coding yang sesuai.

5. Pengujian Sistem

Setelah sistem menjadi satu

perangkat lunak yang siap pakai,

harus dilakukan testing terlebih

dahulu sebelum digunakan, pengujian

ini digunakan dengan White Box dan

Black Box.

6. Evaluasi Sistem

Pelanggan mengevaluasi apakah

sistem yang sudah jadi sesuai dengan

yang di inginkan. Jika ya, langkah

selanjutnya dilakukan. Jika tidak,

maka ulangi langkah 4 dan 5

7. Menggunakan Sistem

Perangkat lunak yang sudah diuji

dan diterima sudah siap digunakan.

a. Proses Pembuatan Prototipe

Proses pembuatan prototipe merupakan

proses yang interaktif dan berulang-ulang yang

menggabungkan langkah-langkah siklus

pengembangan tradisional. Prototipe dievaluasi

beberapa kali sebelum pemakai akhir

menyatakan protipe tersebut diterima. Gambar di

bawah ini mengilustrasikan proses pembuatan

prototipe :

3.4 DESAIN SISTEM

Desain sistem (system design)

menentukan bagaimana sistem akan memenuhi

tujuan tersebut. Desain sistem terdiri dari

aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi

fungsional. Desain sistem dapat dipandang

Page 8: PERANGKAT LUNAK LETAK PEMETAAN TEMPAT WISATA DI KABUPATEN ...if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-JURNAL(1).pdf · wisata seprti ini sangatlah besar, objek wisata di Kabupaten Baturaja

sebagai desain interface, data dan proses dengan

tujuan menghasilkan spesifikasi yang sesuai

dengan produk dan metode interface pemakai,

struktur database serta pemrosesan dan prosedur

pengendalian (Ioanna et al., 2007).

Desain sistem akan menghasilkan paket

software prototipe, produk yang baik sebaiknya

mencakup tujuh bagian :

1) Fitur menu yang cepat dan mudah.

2) Tampilan input dan output.

3) Laporan yang mudah dicetak.

4) Data dictionary yang menyimpan

informasi pada setiap field termasuk

panjang field, pengeditan dalam setiap

laporan dan format field yang

digunakan.

5) Database dengan format dan kunci

record yang optimal.

6) Menampilkan query online secara

tepat ke data yang tersimpan pada

database.

7) Struktur yang sederhana dengan

bahasa pemrograman yang

mengizinkan pemakai melakukan

pemrosesan khusus, waktu kejadian,

prosedur otomatis dan lain-lain

4. PENGUJIAN

Paket software prototipe diuji,

diimplementasikan, dievaluasi dan dimodifikasi

berulang-ulang hingga dapat diterima

pemakainya (O'Brien, 2005).Pengujian sistem

bertujuan menemukan kesalahan-kesalahan yang

terjadi pada sistem dan melakukan revisi

sistem.Tahap ini penting untuk memastikan

bahwa sistem bebas dari kesalahan (Mulyanto,

2009).

Menurut Sommerville (2001) pengujian

sistem terdiri dari :

1) Pengujian unit untuk menguji

komponen individual secara

independen tanpa komponen sistem

yang lain untuk menjamin sistem

operasi yang benar.

2) Pengujian modul yang terdiri dari

komponen yang saling berhubungan.

3) Pengujian sub sistem yang terdiri dari

beberapa modul yang telah

diintegrasikan.

4) Pengujian sistem untuk menemukan

kesalahan yang diakibatkan dari

interaksi antara subsistem dengan

interface-nya serta memvalidasi

persyaratan fungsional dan non

fungsional.

5) Pengujian penerimaan dengan data

yang di-entry oleh pemakai dan bukan

uji data simulasi.

6) Dokumentasi berupa pencatatan

terhadap setiap langkah pekerjaan dari

awal sampai akhir pembuatan

program.

Pengujian sistem informasi berbasis web

dapat menggunakan teknik dan metode

pengujian perangkat lunak tradisional. Pengujian

aplikasi web meliputi pengujian tautan,

pengujian browser, pengujian usabilitas,

pengujian muatan, tegangan dan pengujian malar

(Simarmata, 2009).

Penerimaan pengguna (user) terhadap

sistem dapat dievaluasi dengan mengukur

kepuasan user terhadap sistem yang

diujikan.Pengukuran kepuasan meliputi tampilan

sistem, kesesuaian dengan kebutuhan user,

Page 9: PERANGKAT LUNAK LETAK PEMETAAN TEMPAT WISATA DI KABUPATEN ...if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-JURNAL(1).pdf · wisata seprti ini sangatlah besar, objek wisata di Kabupaten Baturaja

kecepatan dan ketepatan sistem untuk

menghasilkan informasi yang diinginkan user.

Ada beberapa model pengukuran kepuasan user

terhadap sistem, diantaranya adalah Technology

Acceptance Model (TAM), End User Computing

(EUC) Satisfaction, Task Technology Fit (TTF)

Analysis dan Human Organizational

Technology (HOT) Fit Model.

Salah satu model pengukuran yang telah

diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa

berbeda dan tidak menunjukkan perbedaan hasil

pengukuran yang signifikan adalah End User

Computing (EUC) Satisfaction.Model ini

menekankan kepuasan user terhadap aspek

teknologi meliputi aspek isi, keakuratan, format,

waktu dan kemudahan penggunaan sistem (Chin

& Mathew, 2000).

5. HASIL

Hasil dari penelitian ini adalah sebuah

perangkat lunak pemetaan tempat wisata di

kabupaten Baturaja yang dibuat menggunakan

ArcGIS yang berisikan database dan tabel-tabel

data. Pengaksesan system dilakukan pada

http://localhost/Baturaja/.adapun penjelasannya

sebagai berikut :

a. Halaman Home

Gambar 4.1 Halaman Home

b. Halaman Tempat Wisata

Gambar 4.2 Halaman Tempat Wisata

c. Halaman Buku Tamu

Gambar 4.3 Halaman Buku Tamu

d. Halaman Login

Gambar 4.4 Halaman Login

Page 10: PERANGKAT LUNAK LETAK PEMETAAN TEMPAT WISATA DI KABUPATEN ...if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-JURNAL(1).pdf · wisata seprti ini sangatlah besar, objek wisata di Kabupaten Baturaja

e. Halaman Setelah Login

Gambar 4.5 Halaman Setelah Login

f. Halaman Kelola Tempat Wisata

Gambar 4.6 Halaman Kelola Tempat Wisata

g. Halaman Kelola Buku Tamu

Gambar 4.7 Halaman Kelola Buku Tamu

h. Tampilah Phpmyadmin

Gambar 4.8 Tampilan Phpmyadmin

6. KESIMPULAN

Berdasarkan dari penelitian yang telah

dilaksanakan dan sudah diuraikan dalam

perangkat lunak letak pemetaan tempat wisata di

kabupaten Baturaja, maka penulis dapat menarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. penelitian ini menghasilkan pencarian

lokasi wisata di kabupaten Baturaja.

2. Sebagai alternatif pencarian tempat

wisata melalui internet.

3. Mempermudah wisatawan untuk

mencari lokasi tempat wisata di

Kabupaten Baturaja.

DAFTAR PUSTAKA

1. Adi Nugroho, 2010. Rekayasa Perangkat

Lunak Berorietasi Objek dengan Metode

USDP (Unified Software Development

Process), Yogyakarta :Penerbit C.V

ANDI Offset.

2. Amar Daumi Dkk, 2012. Pemetaan Objek

Wisata Alam Kabupaten Tanggumus

Provinsi Lampung.

3. Dhimas Van Er Donna, 2010.

Membangun Sistem Informasi Geografi

Page 11: PERANGKAT LUNAK LETAK PEMETAAN TEMPAT WISATA DI KABUPATEN ...if.binadarma.ac.id/sipi/jurnal/Jurnal-JURNAL(1).pdf · wisata seprti ini sangatlah besar, objek wisata di Kabupaten Baturaja

Tempat Wisata di Kabupaten Bogor

Berbasis WEB.

4. Kasiman Peranginangin, 2006. Aplikasi

Web dengan PHP dan MYSQL,

Yogyakarta : Penerbit C.V ANDI Offset.

5. Rifky Satya, 2008. Sistem Informasi

Geografis Pemetaan Fasilitas Kesehatan

di Kota Magelang Berbasis WEB.

6. Rossa A.S dan M. Shahuddin, 2015.

Rekayasa Perangkat Lunak, Bandung :

Penerbit Informatika.

7. Sofiyanti Indriasasi, S.kom Vol.2 84-102,

2012. Sistem Informasi Berbasis WEB

Untuk Membantu Kegiatan Tracer Study

Program Diploma InstitutPertanian

Bogor.

8. http://tonyjustinus.wordpress.com/2007/1

1/11/waterfall-process-model/ : diakses

pada 15 september 2015.

9. http://raghibnuruddin217.blogspot.com/ :

diakses pada 10 september 2015.

10. http://beritaterkini.blogspot.com/2011/01

pengertian-peta-danpemetaan.html: di

akses pada 08 September 2015.