Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA
PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)
DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ASPEK SOSIAL DAN BISNIS
Iman Surya Diangga, Naning Aranti Wessiani, S.T, M.M Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
Email: [email protected]; [email protected]
Abstrak
PT. Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) merupakan perusahaan jasa transportasi darat yang sangat besar
di Indonesia yang dikategorikan sebagai perusahaan yang bergerak di sektor publik dimana melakukan pelayanan
kepada penumpang untuk pindah dari satu lokasi menuju lokasi lainnya. Perusahaan yang bergerak di dalam sekto r
publik memiliki karakterisitik yang berbeda secara signifikan dimana terdapat sifat yang multidimensional dalam
pengukuran yang objektif. Perusahaan yang bergerak di sektor publik tidak hanya memiliki atribut ekonomi, tapi
juga kewajiban non ekonomis yaitu keuntungan lingkungan dan juga keuntungan sosial yang perlu ditentukan
target performansinya untuk menyeimbangkan berbagai tujuan dan kepentingan. Sehingga tidak dapat dipungkiri
bahwa tanggung jawab PT. KAI dalam aspek sosial harus mendapat perhatian khusus. Pada penelitian ini akan
dilakukan perancangan sebuah sistem pengukuran kinerja yang mempertimbangkan keselarasan dan
keseimbangan aspek sosial dan bisnis dari PT. KAI agar nantinya dapat dilakukan pengukuran pencapaian kinerja
perusahaan. Peneltian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu penyusunan sasaran strategis perusahaan yang baru
dengan melakukan identifikasi stakeholdernya serta strategi utama perusahaan dilanjutkan dengan pemetaan
sasaran strategis menggunakan kerangka Balanced scorecard (BSC). Kemudian dilanjutkan dengan proses
penyusunan Key performance indicator (KPI) yang memunculkan aspek sosial dan juga bisnis dimana digunakan
untuk mengukur pencapaian sasaran strategis perusahaan beserta KPI Mapnya. Tahap terakhir adalah dengan
melakukan perancangan Dashboard Sistem Pengkuran Kinerja PT. KAI dengan bantuan Software Microsoft Excel
yang akan mempermudah perusahaan dalam melakukan proses kalkulasi total pencapaian kinerja dengan
menyertakan pilihan input pencapaian, target, dan juga laporan pencapaian kinerja perusahaan.
Kata kunci : Balanced scorecard, Key performance indicator, Pengukuran Kinerja, Perusahaan sektor publik
Abstract
PT. Kereta Api Indonesia (KAI) (Persero) is a ground transportation service company which is very large
in Indonesia, is classified as a company engganged in public sector, providing services to the passengers to move
from one location to the other location. Companies engaged in the public sector have significantly different
characteristics which are multi-dimensional attribute of the objective measures. Companies engaged in the public
sector not only has economic attributes, but also non-economic obligations of the environmental benefits and
social benefits also need to set its performance targets to balance various objectives and interests. So it can not
be denied that responsibility of PT. KAI (Persero) in social aspects should receive special attention. In this
research will be designing a performance measurement system that takes into account the balance of the social
and business aspects of company to potentially measuring the achievement of corporate performance. This study
was conducted in three phases, the first phase, the design of a new corporate strategic objectives by doing
identification of stakeholders and the main strategy of company followed by mapping strategic objectives using
the framework of the Balanced scorecard (BSC). Then proceed with the process of designing Key performance
indicator (KPI) that led to the social and business aspects which are used to measure the achievement of the
strategic objectives of the company and the KPI Map. The last stage is to designing a performance measurement
system Dashboard with the help of Microsoft Excel Software that will help companies in the process of calculating
the total achievement of the performance with input options include achievement, targets, and also report of the
company performance with other information.
Keyword: Balanced scorecard, Key performance indicatorPerformance Measurement, Public Sector Companies
1. Pendahuluan
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah
Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang
menyelenggarakan jasa angkutan kereta api.
Layanan PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
meliputi angkutan penumpang dan barang. PT.
Kereta Api Indonesia masih dipandang oleh
masyarakat umum sebagai perusahaan yang
memonopoli sektor perkereta-apian di Indonesia,
padahal Pada akhir Maret 2007, DPR mengesahkan
revisi UU No. 13/1992 yang menegaskan bahwa
investor swasta maupun pemerintah daerah diberi
kesempatan untuk mengelola jasa angkutan kereta
api di Indonesia.
Dalam menjalankan usaha bisnisnya, PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) mendapatkan Public
service obligation (PSO) sesuai amanah UU no.23
tahun 2007 bahwa pemerintah bertanggung jawab
untuk menanggung selisih biaya operasional sarana
kereta api ekonomi untuk masyarakat kurang
mampu. Dana PSO yang diberikan tentunya tidak
hanya untuk sekedar menutupi kekurangan
pendapatan perusahaan, namun tetap harus
memperhatikan pelayanan dan aspek sosial
perusahaan karena subsidi yang diberikan pun juga
berasal dari masyarakat.
Menurut Cai Zhonghua dan Wang Ye (2012)
dalam pengukuran kinerja pada sektor publik
terdapat karakterisitik yang siginifikan
perbedaannya dimana terdapat sifat yang multi-
dimensional dalam pengukuran yang objektif. Sektor
publik tidak hanya memiliki atribut ekonomi, tapi
juga kewajiban non ekonomis yaitu keuntungan
lingkungan dan juga keuntungan sosial yang perlu
ditentukan target performansinya untuk
menyeimbangkan berbagai tujuan dan kepentingan.
Penilaian kinerja dengan memanfaatkan informasi
keuangan sebagai single indicator telah digunakan
secara luas, tetapi hanya dengan meninjau ukuran
bisnis sebagai single indicator belum menunjukkan
hasil yang sempurna untuk menilai kinerja suatu
perusahaan (Kaplan dkk, diterjemahkan oleh Yosi
Pasla, 2000). Maka dari itu untuk mengetahui
apakah tujuan tersebut sudah tercapai atau belum
perlu dilakukan sebuah pengukuran kinerja yang
menyertakan segi aspek sosial pada PT. KAI apakah
sudah seimbang dengan Aspek bisnisnya.
Pengukuran kinerja adalah penilaian tingkat
efektifitas dan efisiensi dari aktivitas organisasi
apakah telah sesuai dengan yang diharapkan atau
tidak. Pengukuran kinerja penting untuk dilakukan
karena memotivasi personal dalam mencapai sasaran
organisasi dan memenuhi standar perilaku yang telah
ditetapkan sebelumnya, sehingga membuahkan
tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi
(Mulyadi, 2001).
Pengukuran kinerja memiliki beberapa
metode yang dapat digunakan, yaitu Balanced
scorecard. Menurut Kapplan dan Norton (dikutip
dari Grigoroudis, Et. Al, 2011) bahwa BSC adalah
perencanaan strategis dan sistem manajemen yang
digunakan dalam bisnis dan industri, pemerintahan,
organisasi non profit di berbagai belahan dunia
untuk menyelaraskan aktivitas bisnis, untuk
mencapai visi dan strategi organisasi, menguatkan
kondisi internal dan komunikasi eksternal, dan
memonitor performansi organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi. Dalam perancangan sasaran
strategisnya terdapat usaha mengkolaborasikan
dengan salah satu tahap dalam metode Performance
Prism yaitu identifikasi kebutuhan stakeholder
dimana nanti akan dikaitkan dengan strategi
perusahaan, sehingga diharapkan akan
memunculkan harapan stakeholder mengenai
kebutuhan sosial, sehingga tidak hanya berdasarkan
persepsi perusahaan.
PT. KAI sebagai perusahaan transportasi
yang bergerak di sektor publik tentunya perlu
menyeimbangkan aspek bisnis dengan sosial dimana
dalam penelitian ini berusaha mewujudkan aspek
sosialnya, apakah sudah seimbang dengan tujuan
perusahaan. Sehingga nantinya PT. KAI dapat
menentukan kebijakan terhadap aspek bisnis dan
juga aspek sosial perusahaan di masa yang akan
datang.
2. Metodologi
Dalam metodologi penelitian ini terdapat tiga
tahap, perancangan sasaran strategis, perancangan
KPI serta perancangan dashboard sistem
pengukuran kinerjanya. Pada umumnya sasaran
strategis disusun berdasarkan visi, misi dan strategi
perusahaan, namun pada penelitian ini juga
melakukan identifikasi kebutuhan stakeholder yang
diharapkan dapat menangkap kebutuhan terkait
aspek sosial perusahaan. Kemudian dari sasaran
strategis yang telah disusun maka dilanjutkan
dengan memetakan kedalam kerangka BSC dimana
terbagi kedalam 4 perspektif yaitu financial,
customer, internal business process dan learning
and growth. Dilanjutkan dengan melakukan
perancangan peta strategi BSC untuk melihat
hubungan sebab akibat antar sasaran strategis yang
berfungsi untuk menentukan kebijakan strategis
perusahaan.
Tahap berikutnya adalah menurunkan KPI
dari masing-masing sasaran strategis, tiap sasaran
strategis minimal diukur dengan 1 KPI, pemilihan
KPI harus menggambarkan kondisi yang mendekati
kenyataan. Tiap KPI yang telah disusun kemudian
dilanjutkan dengan menentukan target pencapaian
agar bisa didapatkan skor dari masing0masing KPI.
Setelah hal tersebut selesai, oleh karena itu
dilanjutkan dengan melakukan pembobotan
menggunakan metode Analytical Hierarcy Process
(AHP) dengan melakukan pairwaised comparison
menggunakan bantuan software Expert Choice.
Setelah selesai melakukan pembobotan maka
dilanjutkan dengan perancangan dashboard sistem
pengukuran kinerja perusahaan yang berfungsi
untuk mempermudah perusahaan dalam
mengkalkulasi data pencapaian perusahaan dan
memberikan informasi yang jelas bagi seluruh
pegawai PT. KAI (Persero), dashboard dirancang
dengan menggunakan bantuan software microsoft
excel.
3. Perancangan Sasaran Strategis
Perancangan sasaran strategis terdiri dari
beberapa tahapan umum, yaitu identifikasi
kebutuhan stakeholder serta visi, misi dan stregi
perusahaan dilanjutkan dengan melihat keterkaitan
dua hal tersebut perancangan dan pemetaan pada
peta strategi BSC. Stakeholder yang dianggap
menjadi kunci bagi perusahaan adalah Investor yaitu
Kementerian BUMN, Regulator yaitu Ditjen.
Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan
Customer yaitu penumpang kereta. Kebutuhan kunci
dari stakeholder dapat dilihat seperti pada Tabel 3.1.
Tabel 3. 1 Kebutuhan Stakeholder
Stakeholder Kode Needs (N)
Customer
C1 Jaminan keselamatan
penumpang
C2 Pelayanan prima sesuai
standar
C3 Kenyamanan
penumpang
C4
ketepatan waktu
keberangkatan dan
kedatangan
C5 Kemudahan
mendapatkan tiket
C6 Fasilitas penunjang
yang siap sedia
Regulator
R1
Pemenuhan standar
kinerja operasional
yang ditentukan
R2 Pemenuhan standar
keselamatan kerja
R3
Pemenuhan segala
ketentuan dan peraturan
yang berlaku
Stakeholder Kode Needs (N)
Investor
I1
Pertumbuhan ekonomi
perusahaan yang
berkelanjutan
I2
Peningkatan kualitas
pelayanan yang
berkelanjutan
I3 Peningkatan
performansi keuangan
I4 Optimalisasi CSR dan
PKBL
I5
Pemutakhiran data pada
portal Kementrian
BUMN
I6 Pemenuhan RKAP
Kemudian dilihat keselarasan dengan strategi
dari perusahaan untuk diturunkan menjadi sasaran
strategis perusahaan. Untuk strategi perusahaan
merupakan strategi jangka panjang perusahaan yang
termaktub dalam Rencana Jangka Panjang
Perusahaan 2012-2016 dan strateginya dapat dilihat
seperti pada Tabel 3.2.
Tabel 3. 2 Strategi PT. KAI (Persero)
Strategi (S) Kode
Pengembangan Angkutan
Penumpang. Strategi ini fokus pada
pelayanan e-ticketing, strategi pentarifan
dan penambahan rute-rute yang tidak
dilayani oleh pesawat.
SU1
Pengembangan angkutan komuter
Jabodetabek. Strategi ini fokus pada
pengalihan penumpang dari moda
angkutan jalan raya untuk menggunakan
KRL, dengan meningkatkan kapasitas
angkut KRL.
SU2
Pengembangan properti. Stasiun
dikembangkan sebagai pusat bisnis dan
pembangunan hotel secara bertahap.
SU3
Peningkatan safety. Fokus menurunkan
kecelakaan dengan menerapkan
teknologi mendukung keselamatan yang
tepat sasaran serta meningkatkan
kehandalan manajemen operasional.
SU4
Peningkatan peran SDM sebagai
strategic business partner. Fokus
strategi ini mengurangi beban kerja
administratif dan meningkatkan peran
perencanaan serta pengembangan SDM
SU5
Peningkatan akses layanan kepada stakeholders. Strategi ini fokus pada
kemudahan pelanggan untuk mencari
informasi baik layanan angkutan KA,
procurement, informasi rekrut pegawai,
informasi PKBL, dan lain-lain.
SU6
Dari hasil identifikasi dua sumber utama
maka dilakukan penyusunan sasaran strategis hasil
mengkolaborasikan kebutuhan stakeholder dengan
strategi perusahaan, seperti yang terlihat pada Tabel
3.3 dan untuk sasaran strategis yang mewakili aspek
sosial ditandai dengan blok berwarna biru muda.
Tabel 3. 3 Sasaran Strategis PT. KAI (Persro)
N S Sasaran Strategis
I1 SU
1,2
F
I
N
A
N
S
I
A
L
Meningkatkan laba perusahaan
setelah pajak
I1 SU
1,2 Peningkatan pertumbuhan
volume penumpang
I1
SU
1,2,
3
Meningkatkan pendapatan
usaha dari berbagai jenis usaha
I3 *
Meningkatkan efektivitas
kebijakan perusahaan
pendorong profitabilitas dan
pertumbuhan perusahaan
R3 *
Meningkatkan daya serap
subsidi pemerintah untuk
penumpang non komersial
C3,5
,6
SU3
,6
C
U
S
T
O
M
E
R
Meningkatkan kepuasan
pelanggan pada before on
board service kereta komersial
C3,5
,6
Meningkatkan kepuasan
pelanggan pada before on
board service kereta non
komersial
C2,3
SU
4,6
Meningkatkan kepuasan
pelanggan pada on board
service kereta komerial
C2,3
Meningkatkan kepuasan
pelanggan pada on board
service kereta non komersial
C4 SU
6
I
B
P
Ketepatan waktu perjalan
kereta api komersial
C4 SU
6
Ketepatan waktu perjalan
kereta api non komersial
R1 I2
C2,3
SU
6
Memberikan fasilitas
pelayanan sesuai kebutuhan
pada kereta komersial
R1
I2
C2,3
SU
6
Memberikan fasilitas
pelayanan sesuai kebutuhan
pada kereta non komersial C1 R1
R2
SU
4 Meningkatkan keselamatan
perjalanan kereta api
C1
R1
R3
SU
4
Meningkatkan keandalan dan
ketersediaan sarana, prasarana
dan infrastruktur kereta api
I1 SU
1
Meningkatkan okupansi kereta
api komersial
I1 SU
1, 2 Meningkatkan okupansi kereta
api non komersial
N S Sasaran Strategis
E2 SU
5
L
&
G
Meningkatkan kesejahteraan
pegawai
E3,5
I5
SU
5 Meningkatkan produktivitas
pegawai
R3
E4
SU
5
Memberikan budaya kerja
yang kondusif dan efektif
I6 SU
5
Menerapkan sistem teknologi
informasi untuk efisiensi
proses bisnis
R3
I4 *
Meningkatkan kepedulian dan
kepekaan sosial terhadap
pelanggan dan masyarakat
4. Perancangan Key performance indicator
Perancangan Key performance indicator
(KPI) dimana KPI merupakan indikator kinerja
utama yang juga disebut sebagai ukuran dalam
pencapaian suatu kinerja. Tiap sasaran strategis bisa
diwakili oleh satu KPI ataupun lebih dari satu, dan
KPI yang dipilih tentunya harus relevan dengan
sasaran strategisnya, agar KPI yang terpilih dapat
benar-benar menggambarkan kondisi dari sasaran
trategis tersebut, sehingga kondisi pencapaian
kinerja perusahaan dapat terlihat kondisi yang
mendekati kenyataan.
Penyusunan KPI salah satu sumbernya
berdasarkan strategi jangka pendek (SP) tahunan
perusahaan sehingga bisa terukur hal-hal yang akan
dilakukan pada tahun ini. Untuk KPI dari masing-
masing sasaran strategis dapat dilihat ada Tabel 3.4
dimana terdapat keterangan tambahan untuk kode
strategi bertanda bintang (*) menunjukkan KPI
tersebut merupakan KPI yang muncul bukan dari
strategi jangka pendek namun merupakan KPI
inisiatif yang diusulkan dalam penelitian ini, dan
KPI yang beraspek sosial ditandai dengan blok
berwarna biru muda.
5. Pembobotan KPI
Pembobotan KPI diawali dengan melakukan
proses pembobotan perspektif, sasaran strategis, dan
yang terakhir adalah pembobotan KPI. Tiap elemen
dalam satu area (antar KPI dalam satu sasaran
strategis ataupun antar sasaran strategis dalam satu
perspektif) jumlah bobotnya harus berjumlah satu.
Pembobotan ini menggunakan metode
Analytical Hierarcy Process dengan menggunakan
pairwise comparison (perbandingan berpasangan
satu-satu) dipermudah menggunakan software
expert choice, dimana proses ini dilakukan oleh top
level management PT. KAI (Persero) EVP Subsidary
Development, karena dianggap orang yang
memahami sistem dan perusahaan secara
keseluruhan. Hasil pembobotan perspektif, sasaran strategis dan KPI dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3. 4 Key performance indicator PT. KAI (Persero)
Kode KPI Kode KPI
F1.1 Jumlah pendapatan laba perusahaan setelah
pajak I3.2
Persentase Ketepatan waktu pelayanan on train cleaning
service
F2.1 Persentase pertumbuhan volume penumpang I4.1 Persentase penumpang mendapatkan fasilitas sesuai
SOP kereta non komersial
F3.1 Pendapatan usaha dari kereta api komersial I4.2 Persentase penumpang tidak mendapat tempat duduk
F3.2 Pendapatan usaha dari kereta api non komersial
I5.1 Jumlah tingkat kecelakaan
F3.3 Persentase peningkatan total pertumbuhan
pendapatan usaha I5.2 Ada metode pencegahan dan pengawasan keselamatan
F3.4 Jumlah kerja sama dari pihak swasta (KSO) I5.3 Ada sistem tekonologi keselamatan perjalanan KA
F3.5 Jumlah pendapatan usaha dari optimalisasi
asset I6.1
Realisasi program yang menggunakan dana
Infrastructure Maintenance and Operation (IMO)
F4.1 Perbaikan operating ratio I6.2 Rata-rata realisasi kondisi perangkat jalan rel
F4.2 Rasio pencapaian Financial Leverage I6.3 Rata-rata realisasi keandalan sinyal, telekomunikasi dan listrik
F4.3 Average Collection Period I6.4 Rasio sarana kereta api berstatus siap operasi
F4.4 Total Asset Turnover I7.1 Rasio okupansi kereta api komerisial dibanding tahun
sebelumnya
F5.1 Rasio realisasi serapan dana Public service obligation (PSO)
I7.2 Rasio realisasi terhadap anggaran okupansi kereta api komersial
F5.2 Rasio peningkatan serapan dana PSO tahun
sebelumnya I8.1
Rasio okupansi kereta api non komerisial dibanding
tahun sebelumnya
C1.1
Indeks kepuasan konsumen kereta komersial
terhadap kebutuhan fasilitas penunjang di stasiun
I8.2 Rasio realisasi terhadap anggaran okupansi kereta api non komersial
C1.2 jumlah channel penjualan tiket kereta komersial
L1.1 Employee satisfaction index
C2.1
Indeks kepuasan konsumen kereta non
komersial terhadap kebutuhan fasilitas penunjang di stasiun
L2.1 Pendapatan per ribu-pegawai
C2.2 jumlah channel penjualan tiket kereta non
komersial L2.2 Produktivitas SDM dari satuan angkutan
C3.1
Indeks kepuasan pelanggan tentang
pelayanan di dalam kereta komersial
komersial
L2.3 Rasio terlaksananya program pelatihan sesuai
permintaan unit
C3.2 Rasio jumlah komplain per volume
penumpang L2.4 Persentase keterlaksanaan program kerja
C4.1 Indeks kepuasan pelanggan tentang
pelayanan di dalam kereta non komersial L3.1 Skor penilaian penerapan Good Corporate Governance
I1.1 Persentase tepat waktu keberangkatan kereta
api komersial L3.2 Turn over rate pegawai
I1.2 Persentase tepat waktu kedatangan kereta api komersial
L4.1 Persentase proses bisnis yang terotomasi dengan teknologi
I2.1 Persentase tepat waktu keberangkatan kereta
api non komersial L5.1 Jumlah kriminalitas di atas kereta api
I2.2 Persentase tepat waktu kedatangan kereta api
non komersial L5.2
Persentase realisasi program Kemitraan Bina
Lingkungan (PKBL)
I3.1 Persentase penumpang mendapatkan fasilitas
sesuai SOP kereta komersial
6. Analisis dan Interpretasi
Sasaran strategis yang telah berhasil disusun
berjumlah 22 sasaran strategis, dimana sasaran
strategis yang baru terdapat 7 sasaran strategis yang
mewakili aspek sosial dimana pada aspek
sebelumnya hanya ada 2 sasaran strategis yang
mewakili aspek sosial. Sementara untuk KPI yang
baru berhasil mewujudkan 14 KPI yang mewakili
aspek sosial dimana pada KPI eksisting hanya
terdapat 3 KPI yang mewakili aspek sosial. Untuk
menyeimbangkan aspek sosial dan bisnisnya dapat
terlihat dari hasil pembobotan juga menghasilkan
bobot yang cukup seimbang dengan KPI yang
mewakili aspek sosial dibanding aspek bisnis adalah
0,272 (Jumlah bobot KPI sosial yang ditandai warna
biru) dibanding dengan 0,276 (jumlah bobot KPI
finansial diluar KPI sosialnya).
Tabel 3. 5 Bobot Perspektif, Sasaran Strategis & KPI
BSC
Bobot
Lokal
BSC
SS
Bobot
Lokal
SS
KPI
Bobot
Lokal
KPI
Fin
an
cia
l
0,33
F1 0,343 F1.1 1,000
F2 0,279 F2.1 1,000
F3 0,099
F3.1 0,322
F3.2 0,097
F3.3 0,355
F3.4 0,091
F3.5 0,135
F4 0,125
F4.1 0,299
F4.2 0,124
F4.3 0,389
F4.4 0,188
F5 0,154 F5.1 0,500
F5.2 0,500
Cu
stom
er
0,33
C1 0,125 C1.1 0,667
C1.2 0,333
C2 0,125 C2.1 0,667
C2.2 0,333
C3 0,375 C3.1 0,875
C3.2 0,125
C4 0,375 C4.1 1,000
Inte
rna
l bu
siness p
rocess
0,2
I1 0,168 I1.1 0,500
I1.2 0,500
I2 0,092 I2.1 0,500
I2.2 0,500
I3 0,096 I3.1 0,750
I3.2 0,250
I4 0,068 I4.1 0,333
I4.2 0,667
I5 0,244
I5.1 0,600
I5.2 0,200
I5.3 0,200
I6 0,244
I6.1 0,175
I6.2 0,288
I6.3 0,333
I6.4 0,207
I7 0,044 I7.1 0,667
I7.2 0,333
I8 0,044 I8.1 0,667
I8.2 0,333
Lea
rnin
g a
nd
gro
wth
0,14
L1 0,361 L1.1 1,000
L2 0,123
L2.1 0,276
L2.2 0,195
L2.3 0,138
L2.4 0,391
L3 0,253 L3.1 0,250
L3.2 0,750
L4 0,176 L4.1 1,000
L5 0,086 L5.1 0,667
L5.2 0,333
7. Kesimpulan dan Saran
Dalam laporan penelitian tugas akhir ini
didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Model pengukuran kinerja yang
mempertimbangkan aspek sosial perusahaan
dapat dirancang apabila telah melakukan
identifikasi kebutuhan stakeholder PT. KAI
(Persero) dikarenakan kepentingan sosial
perusahaan didapatkan sumbernya setelah
melakukan identifikasi kebutuhan stakeholder.
Sasaran strategis yang tersusun sebanyak 22
sasaran strategis, disusun berdasarkan kerangka
metode BSC, yang telah mempertimbangkan
aspek sosial sebanyak 7 sasaran. KPI yang
tersusun sebanyak 49 KPI dimana terdapat 14
KPI yang dapat mewakili aspek sosial
perusahaan. Hasil KPI dan sasaran strategis yang
mewakili aspek sosial perusahaan berhasil
didapatkan setelah melakukan identifikasi
stakeholder dan dengan perbandingan bobot
antara bisnis dan sosial adalah 0,276 dibanding
0,272.
2. Dashboard sistem pengukuran kinerja yang
dirancang untuk PT. KAI (Persero) yang
melakukan pengintegrasian semua informasi
mengenai sasaran strategis, Strategy Map BSC
perusahaan, KPI, target dan bobot masing-
masing KPI beserta laporan perbandingan antara
pencapaian dengan target. Dengan adanya
dashboard ini maka memudahkan perusahaan
untuk melakukan kalkulasi total pencapaian
kinerja secara efektif dan efisien.
8. Daftar Pustaka
Sd Kaplan, R., & Norton, D. (1996). The balanced
scorecard: translating strategy into action
(Edisi satu). Boston, United States of
America: HarvardBusiness School Press.
Kaplan, Robert S, dan Norton, David P (Peter R.
Yosi Pasla, penerjemah). 2002. Balanced
scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi
Aksi. Jakarta : Erlangga.
Kereta Api Indonesia, P.T. (2012). Annual Report
2011 PT. Kereta Api Indonesia (Persero).
Bandung: PT. Kereta Api Indonesia.
Kereta Api Indonesia, P.T. (2012). Rencana Jangka
Panjang Perusahaan 2012-2016 PT. Kereta
Api Indonesia (Persero). Bandung: PT.
Kereta Api Indonesia.
Kereta Api Indonesia, P.T. (2013). Annual Report
2012 PT. Kereta Api Indonesia (Persero).
Bandung: PT. Kereta Api Indonesia.
Mulyadi. (2001). Balanced scorecard: alat
kontemporer untuk pelipatgandaan kinerja
keuangan perusahaan.Jakarta: PT Salemba
Empat.
Zhonghua, Cai & Ye, Wang. (2012). Research
Frontiers in Public Sector Performance
Measurement.