72
PERANCANGAN MEDIA INTERAKTIF SUKU DAYAK KALIMANTAN TUGAS AKHIR OLEH: FETY SAUFIKA AMALIA NIM 608254321343 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI GAME ANIMASI MEI 2012

PERANCANGAN MEDIA INTERAKTIF SUKU DAYAK …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel4B91A6BA916DE0DC731453E... · perancangan media interaktif suku dayak kalimantan tugas akhir

Embed Size (px)

Citation preview

PERANCANGAN MEDIA INTERAKTIF SUKU DAYAK KALIMANTAN

TUGAS AKHIR

OLEH:

FETY SAUFIKA AMALIA

NIM 608254321343

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM STUDI GAME ANIMASI

MEI 2012

PERANCANGAN MEDIA INTERAKTIF SUKU DAYAK KALIMANTAN

Tugas Akhir

Diajukan kepada

Universitas Negeri Malang

untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan program Diploma Game Animasi

Oleh :

Fety Saufika Amalia

608254321343

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTRAS SASTRA JURUSAN SENI DAN DESAIN

PROGRAM STUDI GAME ANIMASI

MEI 2012

LEMBAR PERSETUJUAN

Tugas Akhir oleh Fety Saufika Amalia

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Malang,

Pembimbing 1

Dra. Lilik Indrawati, M.Pd

NIP 19560831 198403 2 001

Pembimbing 2

Andy Pramono, S.Kom, M.T

NIP 19751227 200003 1 002

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir oleh Fety Saufika Amalia

Telah dipertahankan di depan dewan penguji

Pada tanggal 8 Mei 2012

Dewan penguji

Dra. Lilik Indrawati, M.Pd

NIP 19560831 198403 2 001

Drs. Sugiyono Ardjaka, M.Sc, Anggota

NIP 19531120 198203 1 001

Andy Pramono, S.Kom, M.T

NIP 19751227 200003 1 002

Mengetahui, Mengesahkan,

Ketua Jurusan Seni Dan Desain Dekan Fakultas Sastra

Drs. Iriaji, M.Pd. Prof. Dr. Dawud, M.Pd.

NIP 1963081 7198802 1 001 NIP 19590610 198503 1 005

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Fety Saufika Amalia

NIM : 408254321343

Jurusan / Program Studi : Seni dan Desain / Game Animasi

Fakultas / Program : Sastra / Diploma

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir yang sayatulis ini benar-

benar tulisan saya, dan bukan merupakan plagiasi baik sebagian atau seluruhnya.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini

hasil plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi

atau perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 30 Mei 2012

Yang membuat pernyataan

Fety Saufika Amalia

ABSTRAK

Amalia, Fety Saufika, 2011. Perancangan Media Interaktif Suku Dayak

Kalimantan. Tugas Akhir, Program Studi Game Animasi, Jurusan Seni

dan Desain, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I)

Dra. Lilik Indrawati, M.Pd, (II) Andy Pramono, S.Kom, M.T

Kata kunci : Media Interaktif, Suku Dayak, Kalimantan

Media Interaktif yang bertema Suku Dayak Kalimantan, merupakan

media pengayaan dalam Mata Pelajaran IPS. Sebagaimana yang kita tahu,

sebagian besar siswa sekolah khususnya Sekolah Dasar cenderung malas

membaca buku pelajaran karena hal tersebut Media Interaktif mulai berperan

sebagai pengayaan untuk siswa SD dalam belajar IPS mengenai suku-suku di

Indonesia khususnya Suku Dayak Kalimantan dengan lampiran Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional tentang Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

kelas V SD. Media Interaktif adalah suatu sistem penyampaian pengajaran yang

menyajikan materi video rekaman dengan pengendalian komputer kepada siswa

yang tidak hanya mendengar dan melihat video dan suara, tetapi juga memberikan

respon yang aktif, dan respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi

penyajian (Seels & Glasgow dalam Arsyad, 2002:36). Diharapkan Media

Interaktif Suku Dayak Kalimantan membuat daya pikir siswa dapat dikembangkan

dengan media visual.

Dengan metode perancangan metode desain model prosedural adalah

model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti

untuk menghasilkan produk (UM,2010:46) dan menjadikan hasil produk berupa

CD Media pengayaan pembelajaran yang berisi adat budaya, seni budaya dan

budaya ritual suku Dayak. Selain CD Media pengayaan pembelajaran terdapat

produk penunjang yaitu, (1) buku panduan, (2) pembatas buku, dan (3) buku

catatan/notes. Produk penunjang berfungsi sebagai pemandu CD dan media

promosi.

Demikian yang dapat dipaparkan mengenai perancangan media

interaktif dalam laporan ini, tentunya masih banyak kekurangan dan

kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau

referensi yang ada hubungannya dengan judul laporan ini. Maka diperlukan saran

bagi mahasiswa jurusan desain diharapkan bagi pengembang untuk

menyempurnakan dengan membuat suku-suku lain di Indonesia yang lebih

menarik, dengan menampilkan jumlah data per tahun dan per bidang minat.

ABSTRACT

Amalia, Fety Saufika, 2011. Interactive Media design of the Dayak Kalimantan.

For Learning Media SD V class IPS. Final, Game Animation Studies

Program, Department of Art and Design, Faculty of Letters, State

University of Malang. Supervisor: (I) Dra. Lilik Indrawati, M.Pd, (II)

Andy Pramono, S.Kom, M.T

Keywords: Interactive Media, the Dayak people, Kalimantan

Interactive Media on the theme of the Dayak people of Borneo, is

enrichment media in the Subject of Social Sciences. As we know, most students

tend to be lazy, especially elementary school reading textbooks because it is the

Interactive Media comes into play as enrichment for elementary school students in

the Social Sciences learning about the tribes in Indonesia, especially Kalimantan

Dayak tribe with attachments Regulation of the Minister of Education National

Standard of Basic Competence Competence and Social Science Elementary

School fifth grade. Interactive Media is a delivery system that provides the

material instruction video footage with computer control to students who not only

hear and see the video and sound, but also provide an active response, and the

response was that determines the speed and sequence of presentation (Seels &

Glasgow in Arsyad, 2002:36). Interactive Media is expected to Dayak tribes of

Borneo make students think power can be developed with visual media.

With the method of designing a model of procedural design method is

a model that is descriptive, showing the steps to be followed to produce the

product (UM, 2010:46) and make the product in the form of CD Media contains

the indigenous enrichment of the learning culture, art and culture and ritual culture

Dayak tribe. In addition to enriching the learning CD Media are supporting

products, namely, (1) guidebooks (2) limiting the book, and (3) notebooks.

Supporting products serve as a guide CD and media promotion.

So that can be presented about the design of interactive media in this

report, of course, still many shortcomings and weaknesses, because of the limited

knowledge and lack of referral or reference that has to do with the title of the

report. Is required for students majoring in design advice for developers is

expected to improve by making the other ethnic groups in Indonesia are more

attractive, by displaying the number of data per year and per area of interest.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,

hidayah serta inayah. Penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang

berjudul ”Perancangan Media Intraktif Suku Dayak Kalimantan” dengan

baik. Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan

kelulusan yang sudah ditetapkan.

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, Penulis mendapat

beberapa kendala dan penghambat pada proses produksi dan penyelesaian

penyusunan laporan. Namun dengan usaha dan rasa tanggung jawab, semua

kendala dan masalah tersebut dapat terselesaikan.

Atas terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini, dengan kerendahan

hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Dawud, M.Pd selaku Dekan Fakultas Sastra

2. Drs. Iriaji, M.Pd selaku Ketua Jurusan Seni Dan Desain

3. Dra. Lilik Indrawati, M.Pd selaku dosen pembimbing I

4. Andy Pramono, S.Kom.MT selaku dosen pembimbing II

5. Syaifullah Mansor dan Atik Suryati selaku kedua orang tua serta saudara, yang

selalu memberikan semangat, dorongan dan do’a agar Laporan Tugas Akhir ini

dapat terselesaikan dengan baik.

6. Teman-teman yang selalu memberi dukungan untuk terselesaikannya Laporan

Tugas Akhir ini.

7. Serta semuanya yang tidak dapat disebut satu persatu, terima kasih atas

dukungan, bantuan dan do’a semuanya.

8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu baik

secara langsung, ataupun tidak langsung dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada

Laporan Tugas Akhir ini. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan. Semoga Laporan Tugas Akhir ini akan berguna bagi para

pembaca lainnya.

Malang, 30 Mei 2012

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ................................................................................................... i

ABSTRACT .................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Tujuan Perancangan .................................................................................. 3

C. Ruang Lingkup Tugas Akhir .................................................................... 4

D. Manfaat ..................................................................................................... 4

1. Manfaat bagi Siswa SD kelas V.............................................................. 5

2. Manfaat bagi Universitas negeri Malang .............................................. 5

3. Manfaat bagi Mahasiswa Game Animasi ............................................. 5

4. Manfaat bagi Perancang ....................................................................... 5

E. Definisi Istilah .......................................................................................... 5

1. Perancangan ......................................................................................... 5

2. Media Interaktif .................................................................................... 6

3. Suku Dayak Kalimantan........................................................................ 6

BAB II METODE DESAIN DAN KOMPONEN UTAMA

A. Komponen Utama ..................................................................................... 8

1. Media Interaktif .................................................................................... 8

a. Intro .................................................................................................. 8

b. Flowchart Media Interaktif .............................................................. 11

c. Interface ........................................................................................... 12

1) Interface Utama .......................................................................... 12

2) Interface Menu ............................................................................ 13

3) Interface Sub Menu ..................................................................... 14

d. Button ............................................................................................... 14

e. Karakter ............................................................................................ 15

f. Spesifikasi Desain ............................................................................. 16

1) Musik/Instrument/Backsound ..................................................... 16

2) Huruf ........................................................................................... 17

3) Warna .......................................................................................... 17

4) Link ............................................................................................. 18

g. CD Label .......................................................................................... 19

h. Cover CD ......................................................................................... 19

2. Media Penunjang .................................................................................. 20

a. Packaging ......................................................................................... 20

b. Buku Media Interaktif Suku Dayak ................................................. 21

c. Pembatas Buku ................................................................................. 22

d. Buku Catatan/notes .......................................................................... 23

3. Software yang digunakan ...................................................................... 23

4. Hardware yang digunakan ................................................................... 26

B. Perhitungan Desain Tiap Komponen ........................................................ 27

1. Media Interaktif .................................................................................... 27

2. Packaging ............................................................................................. 27

3. CD Media Interaktif .............................................................................. 27

4. Buku Panduan Media Interaktif ............................................................ 28

5. Media Penunjang .................................................................................. 28

6. Total Biaya ........................................................................................... 28

C. Gambar Prototype Hasil Desain ............................................................... 29

1. Media Interaktif .................................................................................... 29

a. Tampilan Intro ................................................................................. 29

b. Tampilan Interface ........................................................................... 31

c. Tampilan Menu ................................................................................ 32

d. Tampilan Sub Menu ......................................................................... 33

e. Tampilan Anak Sub Menu ............................................................... 34

f. Tampilan Penyusun .......................................................................... 34

g. Jenis Button ...................................................................................... 35

1) Intro ............................................................................................ 35

2) Interface ...................................................................................... 35

3) Menu ........................................................................................... 36

4) Sub Menu .................................................................................... 36

h. Karakter ............................................................................................ 36

2. Desain Media Visual ............................................................................ 37

a. CD Label dan Cover CD .................................................................. 37

b. Packaging ......................................................................................... 38

c. Media Penunjang ............................................................................. 38

1) Buku Suku Dayak ....................................................................... 37

2) Pembatas Buku ........................................................................... 39

3) Buku Catatan/Notes .................................................................... 439

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 40

B. Saran ......................................................................................................... 41

DAFTAR RUJUKAN

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Ruang Lingkup ........................................................................................ 4

2.1 Akumulasi Biaya Media Interaktif .......................................................... 27

2.2 Akumulasi Biaya Packaging ................................................................... 27

2.3 Akumulasi Biaya CD Media Interaktif ................................................... 27

2.4 Akumulasi Biaya Buku Panduan ............................................................. 28

2.5 Akumulasi Biaya Media Penunjang ........................................................ 28

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Langkah-langkah Perancangan ................................................................ 7

2.2 Sket Tampilan Intro ................................................................................. 9

2.3 Sket Tampilan Preload ............................................................................ 9

2.4 Sket Tampilan Loading ........................................................................... 10

2.5 Flowchart Media Interaktif ..................................................................... 11

2.6 Sket Tampilan Interface Utama .............................................................. 12

2.7 Sket Tampilan Interface Menu ................................................................ 13

2.8 Sket Tampilan Interface Sub Menu ......................................................... 14

2.9 Sket Button Interface Utama ................................................................... 15

2.10 Sket Button Sub Menu ........................................................................... 15

2.11 Sket Button (a) kembali ke menu (b) sound (c) keluar .......................... 15

2.12 Sket Karakter ......................................................................................... 16

2.13 Sket CD Label ....................................................................................... 19

2.14 Sket Cover CD ....................................................................................... 20

2.15 Sket Kotak Packaging Media Interaktif ............................................... 21

2.16 Sket Kerangka Kotak Packaging Media Interaktif ............................... 21

2.17 Sket Buku Panduan Media Interaktif Suku Dayak ................................ 22

2.18 Sket Pembatas Buku .............................................................................. 23

2.19 Sket Notes .............................................................................................. 23

2.20 Tampilan Intro ....................................................................................... 29

2.21 Tampilan Intro cerita sekilas ................................................................. 30

2.22 Tampilan Loading ................................................................................. 31

2.23 Tampilan Interface ................................................................................. 32

2.24 Tampilan Menu ...................................................................................... 33

2.25 Tampilan Sub Menu .............................................................................. 33

2.26 Tampilan Anak Sub Menu ..................................................................... 34

2.27 Tampilan Penyusun ............................................................................... 35

2.28 Button Intro ........................................................................................... 35

2.29 Button Interface ..................................................................................... 35

2.30 Button Menu .......................................................................................... 36

2.31 Button Sub menu ................................................................................... 36

2.32 Karakter ................................................................................................. 36

2.33 Tampilan Hasil Desain CD Label ......................................................... 37

2.34 Tampilan Hasil Desain Cover CD ......................................................... 37

2.35 Tampilan Hasil Desain Packaging ........................................................ 38

2.36 Tampilan Hasil Desain Buku Media Interaktif ..................................... 38

2.37 Tampilan Hasil Desain Pembatas Buku ................................................ 39

2.38 Tampilan Hasil Desain Notes ................................................................ 39

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia mempunyai berbagai macam suku seperti, Suku Aceh, Suku

Minangkabau di Sumatera Barat, Suku Melayu di sebagian pulau Sumatra, Suku

Batak di Sumatra Utara, Suku Belitung di Bangka Belitung, Suku Betawi di

Jakarta, Suku Baduy di Banten, Suku Sunda di Jawa Barat, Suku Jawa di Jawa

Tengah, Jawa Timur, Suku Madura di Jawa Timur, Suku Ambon di Maluku, Suku

Bima NTB, Suku Flores di NTT dan masih banyak lagi suku yang kurang

diketahui, demikian juga Suku Dayak di Kalimantan.

Dayak atau Daya adalah kumpulan dari berbagai subetnis Austronesia

yang dianggap sebagai pendatang awal yang mendiami Pulau Kalimantan (Brunei,

Malaysia yang terdiri dari Sabah dan Sarawak, serta Indonesia yang terdiri dari

Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan

Selatan). Budaya masyarakat Dayak adalah Budaya Maritim atau bahari. Hampir

semua nama sebutan orang Dayak mempunyai arti sebagai sesuatu yang

berhubungan dengan "perhuluan" atau sungai. Menurut Avé (1996 : 4)

Suku Dayak sebenarnya adalah nama kolektif puluhan suku, sub suku dan sub-sub suku.

Beberapa kategorisasi digunakan pada masyarakat Dayak, tetapi pada umumnya bisa

disebutkan bahwa kelompok induk Dayak terdiri dari Ngaju–Ot Danum, Iban, Punan,

Kenyah Kayan, Lun Dayeh dan Land Dayak sebagai kelompok utama di Kalimantan.

Sebagaimana yang kita tahu, sebagian besar siswa sekolah khususnya

Sekolah Dasar cenderung malas membaca buku pelajaran sehingga daya pikir

siswa tidak dapat dikembangkan, padahal daya pikir siswa merupakan hal

terpenting dalam pembelajaran IPS kelas V SD. Penulis akan membuat sebuah

media Interaktif sebagai pengayaan untuk siswa SD kelas V dalam belajar IPS

mengenai suku-suku di Indonesia khususnya Suku Dayak Kalimantan melalui

teknologi media Interaktif bertema Suku Dayak Kalimantan. Media interaktif

adalah suatu sistem penyampaian pengajaran yang menyajikan materi video

dengan pengendalian komputer kepada siswa yang tidak hanya mendengar dan

melihat video dan suara, tetapi juga memberikan respon yang aktif, dan respon itu

yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian (Seels & Glasgow dalam

Arsyad, 2002:36).

Dalam kurikulum Sekolah Dasar tahun 2006 (Rubiherlan,2010:4)

menyatakan pendidikan IPS di SD meliputi dua kajian pokok yaitu pengetahuan

sosial dan sejarah. Bahan kajian pengetahuan sosial meliputi lingkungan sosial

ilmu bumi (Geografi), ekonomi dan pemerintahan. Sedangkan bahan kajian

sejarah meliputi keragaman suku bangsa dan budaya masyarakat serta

perkembangan masyarakat Indonesia sejak lampau hingga masa sekarang.

Dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22

Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan 23 Tahun 2006 serta

perubahannya yaitu Nomor 6 Tahun 2007 diharapkan dapat digunakan sebagai

acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dasar. Dalam

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standart Kompetensi

dan Kompetensi Dasar IPS kelas V SD terdapat: (1) Standar Kompetensi yang

berisi Keragaman kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di

Indonesia. (2) Kompetensi Dasar yang berisi Menghargai keragaman suku bangsa

dan budaya di Indonesia.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dirasa perlu untuk dirancang

sebuah media Interaktif sebagai pengayaan untuk siswa SD kelas V dalam belajar

IPS mengenai suku-suku di Indonesia khususnya Suku Dayak Kalimantan dengan

Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang memuat suku-suku di indonesia

termasuk suku Dayak yang ada di Kalimantan.

B. Tujuan

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan

tujuan perancangan media interaktif ini untuk sebuah media Interaktif sebagai

pengayaan untuk siswa SD kelas V dalam belajar IPS mengenai suku-suku di

Indonesia khususnya Suku Dayak Kalimantan dengan Standar Kompetensi yang

berisi ”Keragaman Kenampakan Alam Dan Suku Bangsa Serta Kegiatan Ekonomi

Di Indonesia” serta Kompetensi Dasar yang berisi ”Menghargai Keragaman Suku

Bangsa Dan Budaya Di Indonesia” agar daya pikir siswa dapat dikembangkan.

C. Ruang lingkup perancangan

Berikut ini adalah Ruang Lingkup dari perancangan Media Interaktif

”Suku Dayak Kalimantan” :

Tabel 1.1 Ruang Lingkup

Variabel Sub Variabel Indikator

Media Media Interaktif Video Kehidupan suku dayak

kalimantan

Gambar Kehidupan suku dayak

Kalimantan

Media Visual Buku Panduan

Pembatas buku

Notes

Isi Media Keragaman suku bangsa dan

budaya di Indonesia

Suku Dayak Kalimantan

D. Manfaat Media Interaktif Suku Dayak Kalimantan

Diharapkan hasil Perancangan Media Interaktif Suku Dayak

Kalimantan ini bermanfaat bagi :

1. Siswa SD kelas V agar media Interaktif sebagai pengayaan ini

dimanfaatkan untuk Mata Pelajaran IPS membuat daya pikir siswa dapat

dikembangkan dengan media visual.

2. Universitas Negeri Malang : dokumentasi/karya ilmiyah dari program

studi Game Animasi

3. Mahasiswa Game Animasi Universitas Negeri Malang : agar mahasiswa

Game Animasi juga dapat mengembangkan Media Interktif ini untuk topik

suku-suku di Indonesia.

4. Perancang : sebagai aplikasi dari ilmu yang diperoleh selama mengikuti

perkuliahan program studi Game.

E. Definisi Istilah

Dalam Tugas Akhir ini Penulis menjabarkan definisi istilah sebagai

batasan agar tidak keluar dari judul “Perancangan Media Interaktif Suku Dayak

Kalimantan”.

1. Perancangan Menurut (Chong Chee Ki, 2000:15)

adalah Suatu metodologi penyusunan rencana secara sistematis terperinci, dapat

berupa penggambaran, perencanaan, dan pengaturan dari beberapa elemen yang

terpisah ke dalan satu kesatuan yang utuh dan berfungsi sebagai acuan peleksanaan

rancangan.

Dalam konteks perancangan ini yang dimaksud dengan perancangan

Media Interaktif adalah perancangan media Interaktif sebagai pengayaan

untuk siswa kelas V SD dalam belajar IPS mengenai suku-suku di

Indonesia khususnya Suku Dayak Kalimantan.

2. Media Interaktif dalam konteks komputer menurut Hofstetter (2001, p2)

adalah: Pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks,

grafik, audio, video, dengan menggunakan tool yang memungkinkan

pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. Dalam konteks

perancangan ini yang dimaksud dengan media adalah Media pengayaan

pembelajaran yang bertema Suku Dayak Kalimantan, suatu sistem

penyampaian pengajaran yang menyajikan materi video rekaman dengan

pengendalian komputer kepada siswa.

3. Suku Dayak Kalimantan dikatakan sebagai salah satu kelompok etnis

tertua di Kalimantan. Menurut mitos, nenek moyang orang Dayak berasal

dari Kalimantan. Catatan sejarah tentang orang Dayak sebelum tahun 1850

sebenarnya sangat nihil, dan orang Dayak Kanayatan sendiri hanya

mempunyai sejarah lisan. Ada beberapa hipotesis dari para ahli, seperti

dari Kern dan Bellwood yang menunjukkan bahwa orang pada zaman

sekarang di Nusantara mungkin berasal dari Yunan, Tiongkok yang datang

ke Nusantara secara bergelombang beberapa milenium sebelumnya (Avé

1996:6). Dalam konteks perancangan Media Interaktif ini suku dayak

merupakan bahan ajar untuk kelas V SD dalam Mata Pelajaran IPS.

BAB II

METODE DESAIN DAN KOMPONEN UTAMA

Pada Bab ini menjelaskan tentang Metode Desain dan Komponen

Utama yang didesain untuk Perancangan Media Interaktif Suku Dayak

Kalimantan. Metode Desain Model prosedural adalah model yang bersifat

deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan

produk (UM,2010:46). Di bawah ini akan dijelaskan hal-hal yang harus

diperhatikan dalam tahap/langkah perancangan sebagai berikut:

Diagram Langkah Perancangan

Gambar 2.1 Langkah-langkah Perancangan

Perumusan Latar Belakang Suku Dayak

Kalimantan

CD MI

Final Produk

Identifikasi Tujuan Tugas Akhir

Pembatasan Ruang Lingkup Perancangan Media

Interaktif

Konsep Desain Media

Interaktif

Perancangan Media Interaktif

Media Penunjang Buku Panduan

A. Komponen Utama

Komponen Utama Media Interaktif merupakan salah satu media

sebagai pengayaan untuk siswa SD kelas V memperkenalkan adat dan budaya

Suku Dayak Kalimantan adalah materi dari berbagai buku yang kemudian

diterapkan pada media Interaktif, dapat dilihat pada lampiran. Komponen-

komponen desain sangat mempengaruhi media yang akan dibuat.

Pada Media Interaktif Suku Dayak Kalimantan di dalamnya berisikan

tentang berbagai macam adat dan budaya Suku Dayak, dengan Standar

Kompetensi yang berisi ”Keragaman Kenampakan Alam Dan Suku Bangsa Serta

Kegiatan Ekonomi Di Indonesia” serta Kompetensi Dasar yang berisi

”Menghargai Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Di Indonesia” yang diajarkan

di Mata Pelajaran IPS kelas V SD. Berikut ini rincian isi dalam Media Interaktif

Suku Dayak Kalimantan:

1. Media Interaktif

a. Intro

Intro/Preload adalah Animasi pembuka sebelum masuk pada Menu

utama dalam sebuah media interaktif. Animasi atau video tersebut tidak berdurasi

panjang hanya sekitar 30 detik hingga 60 detik. Intro adalah halaman depan

sebuah media interaktif sebelum kita masuk kedalam halaman konten atau isi.

Konsep desain intro terdapat judul media interaktif dan tombol masuk

menuju preload. Dengan background langit bergerak.

Konsep desain preload terdapat beberapa gambar-gambar sekilas dari

budaya Suku Dayak Kalimantan, dengan karakter seorang gadis kecil Suku Dayak

sebagai narasi agar terkesan anak-anak dan tidak membosankan untuk dipelajari,

sebelah kanan terdapat sebagian tampak pohon agar terlihat di pedesaan, dan

backgroundnya adalah rumah adat Suku Dayak Kalimantan.

Loading adalah saat menunggu setelah preload menuju interface.

Konsep desain yang sederhana tetap pada karakter yang keluar dari jendela dan

polkadot warna-warni.

Gambar 2.3 Sket Tampilan Preload

Gambar 2.2 Sket Tampilan intro

Gambar 2.4 Sket Tampilan Loading

b. Flowchart Media Interaktif

Gambar 2.5 Flowchart Media Interaktif

Rumah Adat

Pakaian Adat

Tarian

Makna

Tatto Dayak

Makna Telinga

Panjang Dayak

Tari Hudoq

Upacara Tiwah

Mangkok merah

Ritual Nyobeng

Alat Musik

Adat Budaya

Seni Budaya

Budaya Ritual

Rumpun Suku

Dayak Kalimantan

Video

Intro

Menu Utama

Sejarah Dayak

Kalimantan

Budaya Suku

Dayak

Kalimantan

Dayak Murut/

Kenyah/Punan

Dayak Ngaju/

Ot danum

Dayak Iban/

Klematan

Senjata

Lagu Daerah

Makanan khas

Video

Gambar

Gambar

Rumah Adat

Pakaian Adat

Tarian

Alat Musik

Senjata

Lagu Daerah

Makanan khas

Rumah Adat

Pakaian Adat

Tarian

Alat Musik

Senjata

Lagu Daerah

Makanan khas

c. Interface

Interface adalah yang menjadi pengantara konten atau isi dengan user,

yang menjadi pemroses antara input dan output dalam media interaktif. Aktivitas

user merupakan intisari dari user dalam mengoperasikan interaktif tersebut, setiap

pengaruh dan input dari user terhadap informasi dalam media inetraktif, serta

hubungan timbal balik antara input dan output media. Sebuah user interface yang

baik dapat dimengerti oleh penggunanya tanpa harus membaca manualnya atau

dilatih terlebih dahulu (Scott W. Ambler, 1998: 1).

1) Interface Utama

Konsep desain interface utama setelah intro terdapat judul media yang

akan dibahas dan button dari menu menuju ke menu yaitu, “Sejarah Suku Dayak,

Budaya Suku Dayak, Dan Penyusun” serta ada option untuk “kembali ke menu

utama, sound, dan keluar” dari media interaktif untuk environmentnya beberapa

jenis tumbuhan yang mengesankan bahwa di Indonesia adalah negara yang asri

kemudian backgroundnya langit biru dan kebun di bawahnya.

Gambar 2.6 Sket Tampilan Interface Utama

2) Interface menu

Konsep Interface menu masih terdapat karakter gadis Dayak dan

environment burung enggang kecil, Interface menu juga menampilkan berbagai

menu penjelasan di dalam menu utama. Didalam interface sub menu terdapat 3

button sub menu yaitu, “Adat Budaya Suku Dayak, Seni Budaya Suku Dayak, dan

Budaya Ritual Suku Dayak”. Menu pertama yaitu Adat Budaya Suku Dayak ,

dalam menu ini dipaparkan tentang persebaran suku di Kalimantan, yaitu, Suku

Dayak Kenyah-Murut/Lun dayeh-Punan di Kalimantan Timur, Suku Dayak

Ngaju/ot danum di Kalimantan Tengah dan Suku Dayak Iban-Land

Dayak/Klematan di Kalimantan Barat. Menu kedua yaitu Seni Budaya Suku

Dayak yang memaparkan tentang makna telinga panjang dan makna tato Dayak.

Sub menu yang ketiga yaitu Budaya Ritual Suku Dayak yang dalamnya terdapat

berbeberapa contoh ritual, ritual Tari Hudoq, Upacara Tiwah, Upacara Mangkok

Merah dan Upacara Nyobeng.

Gambar 2.7 Sket Tampilan Interface Menu

3) Interface Sub menu

Konsep Interface Sub menu menampilkan judul menu dan isi dari sub

menu, terdapat 3 button sub menu, yaitu Dayak Kenyah-Murut/Lun dayeh-Punan,

Dayak Ngaju/ot danum dan Dayak Iban-Land Dayak/Klematan. Kemudian button

anak sub menu yaitu budaya Kalimantan yang sedang dibahas.

d. Button

Button ini digunakan untuk interaksi antara user dengan media yang

digunakan. Button mempunyai peranan penting dalam interface media interaktif,

karena media interaktif merupakan salah satu alat untuk menghubungkan layer

interface menu. Setiap interface mempunyai sejumlah button dengan fungsi

masing-masing.

Gambar 2.8 Sket Tampilan Interface Sub Menu

Desain button dalam media interaktif Suku Dayak Kalimantan

didesain sesuai sederhana seperti tulisan tangan anak SD mengesankan tidak

formal.

(a) (b) (c)

e. Karakter

Karakter dalam Media Interaktif adalah seorang gadis Dayak asal

Kalimatan yang berperan sebagai narasi dengan, gadis ini akan menceritakan isi

dari Media Interaktif.

Gambar 2.9 Sket Button Interface Utama

Gambar 2.11 Sket Button (a) kembali ke menu (b) sound (c) keluar

Gambar 2.10 Sket Button sub menu

f. Spesifikasi Desain

1) Musik / instrumen / backsound

Sound dipakai untuk pemanis pada Media Interaktif. Format di sound

adalah Mp3 dan Midi. Sounds juga termasuk resource media interaktif,. Sounds

dangan mempengaruhi atmosfer dalam media. Master berupa lagu yang terus

mengalun selama interaktif dijalankan, namun lagu yang dimainkan pada

umumnya bergantung pada tempat atau kondisi interaktif.

Sounds sangat mempengaruhi atmosfer dalam media. Master berupa

lagu yang terus mengalun selama interaktif dijalankan, namun lagu yang

dimainkan pada umumnya bergantung pada tempat atau kondisi interaktif.

BackSound yang digunakan lagu daerah dari Kalimantan Selatan yang berjudul

Ampar-ampar pisang pengarangnya Hamiedan AC

Gambar 2.12 Sket Karakter

2) Huruf

Huruf dapat direpresentasikan dalam bentuk visual yang dapat

digunakan untuk membentuk tulisan sebagai wakil dari bahasa verbal dengan

bentuk visual langsung, seperti A, B, C, dsb.

Pada Media interaktif Suku Dayak menggunakan jenis huruf adalah

Change Tomorrow Today (Font), untuk penulisan judul dan Button. Jenis huruf

ini digunakan untuk Button dan judul utama karena desain font seperti tulisan

anak sekolah dasar yang lebih mudah dibaca di menarik.

3) Warna

Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain. Karena dengan

warna orang bisa menampilkan identitas, menyampaikan pesan atau membedakan

sifat dari bentuk-bentuk bentuk visual secara jelas.

Pada media interaktif Suku Dayak dominan warna yang dipakai

adalah biru, kuning, hijau, merah dan coklat. Warna-warna tersebut memiliki

psikologi positif bagi anak- anak yaitu:

Warna merah memiliki segi positif memberi stimulasi dan dominan. Erat

kaitannya dengan sifat hangat.

Warna hitam memiliki segi positif dalam hal ketekunan dan pantang

menyerah.

Warna kuning memiliki segi positif dalam hal kreativitas, energi, cerdas dan

akal bahagia.

Warna Hijau memiliki segi positif dalam hal optimisme, kebebasan, dan

keseimbangan.

Warna Biru memiliki segi positif dalam hal damai menyejukkan, kesabaran,

rasa percaya dan stabilitas.

Warna coklat memiliki segi positif dalam hal kehangatan, kepercayaan,

keakraban, keberanian, keramahan dan ketradisionalan.

Oleh sebab itu mengapa dalam perancangan media interaktif tersebut

warna-warna diatas lebih banyak dipakai selain untuk menyerasikan tema dan

desain, warna-warna tersebut dapat memberikan psikologi positif bagi anak.

4) Link

Dalam proses programming ini, setiap komponen desain akan

dihubung-hubungkan sesuai dengan kegunaan masing-masing komponen. Bahasa

pemograman actionscript 2.0. Actionscript adalah bahasa pemrograman yang di

pakai oleh software Adobe Flash CS3 untuk mengendalikan object-object ataupun

movie yang terdapat dalam Flash. Penggunaan actionscript pada Flash

dipergunakan agar tercipta interaktifitas yang lebih kompleks antar komponen.

Script dalam kehidupan Hollywood ditulis dan disusun sebagai

screenplay, dialog dan gambaran aksi yang akan dilakukan. Dalam media

interaktif, kita juga menggunakan script untuk mempermudah bahasa

pemograman dan dapat di terjemahkan dalam program kode (Lee Shel Don,

2004:3).

Adobe Flash CS3 adalah software utama dalam peracangan Media

Interaktif Suku Dayak Kalimantan maka teknik link yang digunakan adalah

laodmovie, unloadmovie, gotoAndStop, gotoAndPlay, stop gotoFrame, dan frame

by frame.

g. CD Label

Label CD adalah sebuah pemanis dalam pengemasan aplikasi media

interaktif Suku Dayak Kalimantan. Label CD adalah sebuah pemanis dalam

pengemasan aplikasi media interaktif Suku Dayak Kalimantan. Label CD berisi

tentang desain tema yang tradisional, karakter utama dari media interaktif, judul

dan pengenal dari perancang media interaktif. Label CD dirancang dengan

menggunakan software Adobe Photoshop CS3 dengan bentuk lingkaran yang

berdiameter 12 cm.

h. Cover CD

Cover CD adalah sebuah tempat untuk pengemas CD aplikasi media

interaktif yang sudah ditempelkan dengan label CD. Cover CD adalah sebuah

tempat untuk mengemas CD aplikasi media interaktif yang sudah ditempelkan

dengan label CD. Isi dari Cover CD hampir sama dengan label CD yaitu desain

bertema tradisional, karakter utama dari media interaktif, pengenal dari perancang

dan tambahan dari spesifikasi produk.

Gambar 2.13 Sket CD Label

Cover CD dirancang dengan menggunakan software Adobe Photoshop

CS3 untuk merancang desain dan Adobe Illistrator CS3 untuk penambahan

desain. Untuk pencetakan Cover CD digunakan software CorelDraw X4 karena

resolusi dan ukuran yang termasuk besar yaitu 27,5 cm x 12 cm serta untuk

menghindari pecahnya resolusi pada Cover CD.

Untuk desain Cover CD sama dengan Label CD , warna yang

digunakan sama yaitu dominan hujau, coklat dan biru. Font judul yang digunakan

tetap memakai Change Tomorrow Today karena font tersebut sudah menjadi font

utama dari Media Interaktif Suku Dayak Kalimantan

2. Media Penunjang

a. Packaging

Packaging merupakan proses mengemas produk menjadi lebih

menarik dalam satu pack. Dalam packaging media interaktif dikemas dengan

menarik. Kemasan media interaktif tersebut lebih menarik dengan adanya CD

label dan cover. CD Label merupakan desain cover pada CD, yang digunakan

sebagai identitas media interaktif yang didesain. Cover juga merupakan desain

Gambar 2.14 Sket Cover CD

luar CD. Desain Label dan Cover CD disesuaikan dengan produk barang yang

didesain agar mempunyai tema yang sama dan membuat kemasan media interaktif

menjadi lebih menarik dan berkualitas.

b. Buku media interaktif Suku Dayak Kalimantan

Buku Suku Dayak Kalimantan merupakan sebuah buku pendamping

dari media interaktif Suku Dayak Kalimantan yang di dalamnya berisi tentang

berbagai pengetahuan tentang budaya Suku Dayak di Kalimantan. Buku Suku

Dayak didesain dengan menggunakan software Adobe Illistrator CS3. Buku Suku

Gambar 2.15 Sket Kotak Packaging Media Interaktif

Gambar 2.16 Sket Kerangka Kotak Packaging Media Interaktif

Dayak memiliki ukuran panjang 13cm dan lebar 10cm, dengan ketebalan 6

halaman lengkap dengan Covernya.Buku Suku Dayak mengunakan desain

interface untuk covernya. Desain juga bernuansa anak-anak agar terlihat menarik

untuk anak-anak. Untuk Cover memakai kertas Art Paper ukuran 260gr

sedangkan untuk isi memakai kertas Art Paper ukuran 260gr. Menggunakan jilid

spiral pinggir tepi. Sedangkan desain yang digunakan mengikuti interface dalam

Media Interaktif.

c. Pembatas Buku

Pembatas buku digunakan untuk media penunjang dalam packaging

media interaktif Suku Dayak Kalimantan. Ukuran yang digunakan A5/5,

mengunakan kepala karakter Dayak untuk desainnya.

Gambar 2.17 Sket Buku Panduan Media Interaktif Suku Dayak

d. Buku Catatan/Notes

Notes digunakan untuk media penunjang dalam packaging media

interaktif Suku Dayak Kalimantan. Ukuran yang digunakan A5/4, mengunakan

karakter Dayak untuk desainnya. Menggunakan spiral untuk penjilidan buku

notes.

3. Software yang digunakan

Ada banyak perangkat lunak yang bisa digunakan untuk membuat

media interaktif berbasis komputer, dalam pembuatan media interaktif Suku

Dayak Kalimantan ini, software yang digunakan adalah Adobe Photosop CS3,

Adobe Flash CS3, CorelDraw X5 dan Adobe Illustrator CS5. Hasil akhir dari

media interaktif ini akan diekspor dalam bentuk exe(executable file) yang dalam

Gambar 2.18 Sket Pembatas Buku

Gambar 2.19 Sket Notes

proses pengerjaanya menggunakan action script2.0. Seperti yang sudah

disebutkan diatas macam-macam softwarenya maka akan dijelaskan satu persatu

tentang software tersebut.

a. Adobe Photoshop CS3

Adobe Photoshop atau biasa disebut Photoshop, adalah perangkat

lunak editor citra buatan Adobe Systems yang dikhususkan untuk pengeditan foto

atau gambar dan pembuatan efek. Perangkat lunak ini banyak digunakan oleh

fotograferdigital dan perusahaan iklan sehingga dianggap sebagai pemimpin pasar

(market leader) untuk perangkat lunak pengolah gambar. Photoshop memiliki

kemampuan untuk membaca dan menulis gambar berformat raster dan vektor

seperti png, gif, jpeg, dan lain-lain. Kemampuan adobe photoshop yang sangat

luar biasa dalam mengoptimalkan gambar, maka dalam perancangan media

interaktif ini semua desain yang melibatkan image didesain dengan mengunakan

photoshop dengan format file terakhir jpg, dan png yang kemudian di eksport ke

dalam Adobe Flash.

b. Adobe Flash CS3

Adobe Flash merupakan salah satu software animasi yang sangat

populer dan sudah diakui kecanggihannya. Berkas yang dihasilkan dari perangkat

lunak ini mempunyai file extension swf dan dapat diputar di penjelajah web yang

telah dipasangi Adobe Flash Player. Action script yang digunakan dalam Adobe

Flash ini adalah action script 2.0.

Flash memiliki 3 file output yang memiliki karakteristik berbeda-beda

selain yang disebutkan di atas. Diantaranya adalah sebagai berikut;

.exe (dot exe) adalah ekstensi yang berbentuk aplikasi, ekstensi ini

memiliki kelebihan yaitu dapat running pada semua sistem operasi

windows, namun kelemahannnya adalah rentan terkena virus.

.html (dot html) adalah ektensi yang hanya dapat dibuka dengan dengan

browser (mozilla firefox, internet explorer, opera dan lain sebagianya).

Ekstensi ini biasanya berbasis web, seperti halnya pada perancangan

website.

.avi (dot avi) adalah ekstensi yang merupakan hasil dari proses eksport

yang karakter kontennya berupa movie, sehingga akan bisa diputar atau

dijalankan dengan menggunakan software video player (windows media

player, gom, windows media classic dan sebagainya)

c. CorelDraw X5

Corel draw X5 adalah sebuah aplikasi grafis berbasis vector. Format

vector terdiri dari gambar yang membentuk sejumlah obyek garis dan objek kurva

berdasarkan rumusan matematis. Obyek vector, banyak digunakan dalam

pembuatan pengolahan teks dan logo (Andri, 2009: 5)

Penggunaan CorelDraw X5 dalam perancangan media interaktif ini

diawali dengan desain layout per scene. Semua layout dibuat di CorelDraw,

setelah siap, akan dianimasikan dalam Adobe Flash CS3.

d. Adobe Illustrator CS5

Adobe Illustrator CS5 merupakan salah satu software untuk membuat

desain grafis. Software ini sangat populer dan sudah diakui kecanggihannya.

Kelengkapan fasilitas dan kemampuannya yang luar biasa dalam mendesain

grafis, menjadikan software ini mulai banyak dipakai oleh para desainer

komputer, karena keberadaannya benar-benar mampu membantu dan

memudahkan pemakai dalam menyelesaikan pekerjaan desain grafis.

Penggunaan Adobe Illustrator CS5 dalam perancangan media

interaktif ini untuk pembuatan karakter dan environmentnya. Semua karakter dan

environmentnya dibuat di Adobe Illustrator CS5, setelah siap, akan dianimasikan

dalam Adobe Flash CS3.

4. Hardware yang digunakan

Selain software-software diatas, dalam perancangan media interaktif

ini juga menggunakan hardware. Hardware yang digunakan untuk media

interaktif ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:

CPU : Intel(R) Core(TM) i3-2310M CPU @ 2.10GHz

LCD : 14” NVDIA GeForce GT 540M

RAM : 2.00 GB DDR3

HDD : 500 GB

B. Perhitungan Desain Tiap Komponen

1. Media Interaktif

Tabel 2.1 Akumulasi Biaya Media Interaktif

No. Nama Barang Spesifikasi Harga Satuan Jumlah

1 Animasi 1 file Rp. 300.000,00 Rp. 300.000,00

2 Interaktif 4 file Rp. 150.000,00 Rp. 600.000,00

3 Dubbing Karakter Rp. 100.000,00 Rp. 100.000,00

Total Rp. 1.000.000,00

2. Packaging

Tabel 2.2 Akumulasi Biaya Packaging

No. Nama Barang Spesifikasi Harga Satuan Jumlah

1 Kertas Karton 1 lembar Rp. 3.000,00 Rp. 3.000,00

2 Cetak AP 100 1 lembar Rp. 5.000,00 Rp. 5.000,00

3 Plastik mika 2 lembar Rp. 500,00 Rp. 1.000,00

Total Rp. 9.000,00

3. CD Media Interaktif

Tabel 2.3 Akumulasi Biaya CD Media Interaktif

No. Nama Barang Spesifikasi Harga Satuan Jumlah

1 CD 1 keping Rp. 3.000,00 Rp. 3.000,00

2 Cetak Label CD dan

Cover CD

1 lembar Rp. 3.000,00 Rp. 3.000,00

3 CD Case 1 buah Rp. 2.000,00 Rp. 2.000,00

Total Rp. 8.000,00

4. Buku Panduan Media Interaktif

Tabel 2.4 Akumulasi Biaya Buku Panduan

No. Nama Barang Spesifikasi Harga Satuan Jumlah

1 Cetak AP 210 A3 1 lembar Rp. 5.000,00 Rp. 5.000,00

2 Jilid spiral 15 cm Rp. 5.000,00 Rp. 5.000,00

Total Rp. 10.000,00

5. Media Penunjang

Tabel 2.4 Akumulasi Biaya Media Pendukung

No. Nama Barang Spesifikasi Harga Satuan Jumlah

1 Pembatas buku 1 lembar Rp. 2.000,00 Rp. 2.000,00

2 Notes 1 buku (50

lembar) Rp. 8.000,00 Rp. 8.000,00

Total Rp. 10.000,00

6. Total Biaya

Media Interaktif Rp. 1.000.000,00

Packaging 100 item Rp. 900.000,00

CD 100 keping Rp. 800.000,00

Buku Panduan 100 item Rp. 1.000.000,00

Media Pendukung 100 item Rp. 1.000.000,00

Total Per 100 item Rp.4.700.000,00

Total Per 1 item Rp. 47.000,00

C. Gambar Prototype Hasil Desain

1. Media Interaktif

a. Tampilan Intro

Pada tampilan intro dibuat animasi background langit berjalan karena

langit sebagian dari bumi yang sangat berpengaruh bagi hidup, semua melihat

dunia dari atas ke bawah bukan dari bawah ke atas begitu juga dengan bumi, kita

akan melihat dari langit menuju tanah. Maka dari itu langit menjadi pilihan karena

langit awal dari kehidupan seperti sekolah dasar awal dari perjalanan pendidikan.

Kemudian button play didesain animasi benda jatuh yang digantung dengan

benang agar terlihat menarik perhatian bahwa benda tersebut adalah button untuk

masuk pada intro cerita sekilas dalam media interaktif. Dan juga judul yang

dipilih dengan font “arial” diletakkan di tengah untuk menonjolkan salah satu

unsur sebagai pusat perhatian sehingga mencapai nilai artistik.

Gambar 2.20 Tampilan Intro

Intro cerita sekilas atau disebut preload didesain dengan background

rumah adat dayak karena narasi akan menceritakan tentang rumah adat dayak

secara singkat dengan environment sebagian pohon besar di samping kanan agar

terlihat seimbang karena narasi yang terletak di samping kiri, karya seni dan

desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang dan tidak membuat

gelisah. Narasi yang berpakaian adat lengkap menunjukkan bahwa gadis yang

cinta pada budaya Indonesia khususnya Kalimantan.

Tampilan Loading dengan karakter yang sebagian badannya keluar

dari jendela rumah memberitahukan untuk menunggu munculnya interface setelah

preload yang ditampilkan dengan desain loading animasi polkadot yang

berwarna-warni agar terlihat berirama karena irama adalah pengulangan gerak

yang teratur dan terus menerus. Jendela rumah menjadi pilihan desain

Gambar 2.21 Tampilan Intro cerita sekilas

environment dalam desain loading, karena jendela merupakan bagian dari rumah

yang telah dijelaskan dalam preload tersebut, dalam preload narasi menjelaskan

mulai dari luar rumah kemudian di dalam rumah dan berakhir dijendela rumah.

b. Tampilan Interface

Tampilan Interface dengan background yang sama yaitu langit

kemudian ada tampak sebagian dari kebun. Kebun hijau menjadi pilihan desain

yang satu warna dengan langit biru. Dalam judul interface “Suku Dayak

Kalimantan” dibuat berbeda agar tampilan lebih menarik dengan envitonment

Pohon Kehidupan yang menyampaikan pesan bahwa dunia bawah dan dunia atas

pada hakikatnya bukanlah dua dunia yang berbeda, tetapi sebenarnya satu

kesatuan dan saling berhubungan serta burung enggang merupakan lambang-

lambang Ranying Mahatala langit yang merupakan sumber segala kehidupan,

Gambar 2.22 Tampilan Loading

tulisan dayak didesain lebih besar karena itu adalah inti dari media interaktif ini

dan lebih kontras. Button menu yang terdapat di interface untuk masuk pada menu

dengan font “Change Tomorrow Today”. Font yang seperti tulisan anak-anak

terkesan lebih bebas atau tidak formal. Dengan desain ini agar tercipta kesatuan.

Tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya rupa akan membuat karya tersebut

terlihat cerai-berai, kacau-balau yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman

dipandang

c. Tampilan Menu

Menu yang didesain narasi sebagai tokoh utama, dengan button di

sebelah kanan seperti papan yang menempel dengan warna yang berbeda-beda

agar terkesan anak-anak dengan komposisi warna orange, biru dan hijau. Orange

Gambar 2.23 Tampilan Interface

yang bersifat ceria, biru yang bersifat dingin, dan hijau yang bersifat segar/asri.

Dan Sebuah gambar pesebaran rumpun suku Dayak di Kalimantan.

d. Tampilan Sub Menu

Sub menu “Budaya” didesain dengan menu terutama ada papan menu

ditaruh di atas isi dari sub menu agar menandakan tetap pada ruang lingkup menu

tersebut. Button sub menu yang didesain dengan sederhana agar mudah dibaca.

Gambar 2.25 Tampilan Sub Menu

Gambar 2.24 Tampilan Menu

e. Tampilan Anak Sub Menu

Anak sub menu terdapat gambar sederhana lengkap dengan

penjelasanya. Gambar yang terletak di sebelah kanan dan penjelasan diletakkan

sebelah kiri agar pembaca lebih terfokus pada isi dari penjelasan maka itu semua

button terletak di atas.

f. Tampilan Penyusun

Penyusun yang berisikan ucapan terima kasih pada semua yang telah

membantu penyusun, meletakan narasi di sebelah kanan seakan-akan narasi itu

adalah penyusunnya.

Gambar 2.26 Tampilan Anak Sub Menu

g. Jenis Button

1) Intro

2) Button Interface

Gambar 2.28 Tampilan Penyusun

Gambar 2.29 Button Interface

Gambar 2.28 Button Intro

3) Menu

4) Sub Menu

h. Karakter

Desain karakter seorang gadis suku dayak Kalimantan memakai

pakaian beserta asesoris menjadi pilihan desain karena mengambil karakter dari

gadis asal Kalimantan. Karena karakter ini sebagai narasi jadi dibuat sederhana.

Pakaian adat terinspirasi pada gambar di samping.

Gambar 2.32 Karakter

Gambar 2.30 Button Menu

Gambar 2.31 Button Sub menu

2. Desain Media Visual

a. CD Label dan Cover CD

b. Packaging

Gambar 2.33 Tampilan Hasil Desain CD Label

Gambar 2.34 Tampilan Hasil Desain cover CD

c. Media Penunjang

1) Buku Suku Dayak

2) Pembatas Buku

Gambar 2.36 Tampilan Hasil Desain Buku Media Interaktif

Gambar 2.35 Tampilan Hasil Desain Packaging

3) Notes

Gambar 2.37 Tampilan Hasil Desain Pembatas Buku

Gambar 2.38 Tampilan Hasil Desain Notes

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kebudayaan sangatlah

kurang, terlebih tentang suku-suku di Indonesia yang kurang diketahui oleh anak-

anak. Sebagaimana yang kita tahu, sebagian besar siswa sekolah khususnya

Sekolah Dasar cenderung malas membaca buku pelajaran, sehingga daya pikir

siswa tidak dapat dikembangkan, padahal daya pikir siswa merupakan hal

terpenting dalam pembelajaran IPS kelas V SD. Karena hal tersebut, Media

Interaktif Suku Dayak Kalimantan mulai berperan dan diperlukan sebagai media

pengayaan untuk siswa SD dalam belajar IPS mengenai suku-suku di Indonesia

khususnya Suku Dayak Kalimantan dengan tercantum lampiran Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional tentang Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

kelas V SD terdapat: (1) Standar Kompetensi yang berisi Keragaman kenampakan

alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia. (2) Kompetensi Dasar

yang berisi Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia. Dengan

menggunakan media interaktif, diharapkan siswa akan lebih tertarik menyimak

topik yang disampaikan dari pada langsung dari buku, sehingga pelajaran yang

disampaikan akan lebih mudah dipahami dan diingat, Media Interaktif Suku

Dayak Kalimantan merupakan media interaktif sebagai pengayaan untuk siswa

SD dalam belajar IPS mengenai suku-suku di Indonesia khususnya Suku Dayak

Kalimantan, karena di dalamnya terdapat berbagai desain yang menarik yang

menunjang kegiatan pembelajaran. Selain CD Media Interaktif terdapat produk

penunjang yaitu, (1) buku panduan, (2) pembatas buku, dan (3) buku

catatan/notes. Buku Panduan merupakan sebuah buku pendamping dari media

interaktif Suku Dayak Kalimantan yang di dalamnya berisi tentang berbagai

pengetahuan tentang budaya suku dayak di Kalimantan. Adapun produk

penunjang agar dapat menyampaikan informasi yang baik untuk diajarkan pada

anak-anak tentang suku dayak di Kalimantan.

Adapun informasi yang dapat diperoleh adalah sejarah suku dayak,

macam budaya seperti rumah adat, agama, pakaian, senjata, makna tato dayak,

makna telinga panjang dayak, dan ritual.

B. Saran

Saran yang dapat digunakan untuk menyempurnakan Media Interaktif

Suku Dayak Kalimantan bagipihak yang memanfaatkan Tugas Akhir ini,

khususnya Mahasiswa Program Studi Game Animasi Jurusan Seni dan Desain

Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Media ini dianggap masih mempunyai

kelemahan, yaitu CD diburning dengan format .EXE jadi tidak dapat dilihat

melalui sejenis CD player karena media ini hanya untuk dipergunakan di sekolah

saja. Diharapkan bagi pengembang menyempurnakan media dengan membuat

interaktif untuk umum agar dapat diputar di berbagai tempat dan

menyempurnakan dengan membuat suku-suku lain di Indonesia yang lebih

menarik. Hal ini akan berguna untuk mendukung pihak mengambil keputusan

dalam proses pengambilan kebijakan.

Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang

membangun kepada penulis demi sempurnanya Tugas Akhir ini dan dan penulisan Tugas

Akhir di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis

pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.

DAFTAR RUJUKAN

Ahmad Muflih Fauzan. 2009. Tradisi Tiwah Masyarakat Muslim Suku Dayak

Ngaju (Studi di Kecamatan Mentaya Hulu Kabupaten Kotawaringin Timur

Propinsi Kalimantan Tengah), UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Avé, J. B. 1996, Meet the Dayak, inhabitans of Borneo, dalam Borneo The

Dayaks in the Franςois Coppens collection, Musée Départemental de

Préhistoire de Solutré, Paris

BNSP. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiya. Jakarta :

Depdiknas

Chong Chee Ki. 2000. "Pusat Pengajian Perumahan, Bangunan dan Perancangan."

Pusat Pengajian dan Perancangan..

Gamal, Komandoko. 2010. Ensiklopedia Pelajar dan Umum. Jakarta : PT. Pustaka Widyatama

Hofstetter, F.T. (2001). Multimedia presentation technology. Belmont, CA :

Wadsworth

Johan Weintré. 2004. Beberapa Penggal Kehidupan Dayak Kanayatan; Studi

Lapangan Kekayaan Ritual dan Keaneka-Ragaman Pertanian di Hutan

Kalimantan Barat, Pusat Studi Kebudayaan UNIVERSITAS GADJAH

MADA

Madcoms. 2011. Kupas Tuntas Adobe illustrator CS5. Jakarta : Andi Publisher

Maunati, Yekti. 2004. Identitas Dayak Komodifikasi dan Politik Kebudayaan.

Yogyakarta : LkiS Yogyakarta

Scott W. Ambler. 1998. User Interface design & tips. New York: Cambridge

University Press Tim revisi.

Setyawan, Andri. 2009. Panduan Lengkap Ilustrasi Desain Grafis dengan

CorelDraw. Yogyakarta : Andi

Shel don, Lee. 2004. How To Design Game. New York

Taya, Paembonan. 1994. Batang Garing. Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya

Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang :

Penerbit Universitas Negeri Malang.

http://www.swaberita.com/2008/05/19/nusantara/adat-istiadat-sukudayak.html#

more-935, diakses pada tanggal 2 Februari 2012

http://www.kalimantan-news.com/wisata.php?idw=12, diakses pada tanggal 10

Februari 2012

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0810114_chapter1.pdf, diakses

pada tanggal 10 Februari 2012

http://www.ceritadayak.com , diakses pada tanggal 3 April 2012

http://www.kaltimpost.co.id, diakses pada tanggal 3 April 2012

http://www.suaraborneo.com, diakses pada tanggal 3 April 2012

LAMPIRAN

1. Sejarah Suku Dayak

Tentang asal mula suku bangsa Dayak, banyak teori yang diterima

adalah teori imigrasi bangsa China dari Provinsi Yunan di Cina Selatan. Penduduk

Yunan ber-imigrasi besar-besaran (dalam kelompok kecil) diperkirakan pada

tahun 3000-1500 SM. Sebagian dari mereka mengembara ke Tumasik dan

semenanjung Melayu, sebelum ke wilayah Indonesia. Sebagian lainnya melewati

Hainan,Taiwan dan filipina. Pada migrasi gelombang pertama yang oleh beberapa

ahli disebut proto-melayu, datanglah kelompok negroid dan weddid. Sedangkan

gelombang kedua, dalam jumlah yang lebih besar di sebut Deutero-Melayu. Para

migran Deutero-Melayu kemudia menghuni wilayah pantai Kalimantan dan

disebut suku Melayu. Proto-melayu dan Deutero-melayu sebenarnya berasal dari

negeri yang sama.

Menurut H.TH. Fisher, migrasi dari asia terjadi pada fase pertama

zaman Tretier. Saat itu, benua Asia dan pulau Kalimantan yang merupakan bagian

nusantara masih menyatu, yang memungkinkan ras mongoloid dari asia

mengembara melalui daratan dan sampai di Kalimantan dengan melintasi

pegunungan yang sekarang disebut pegunungan Muller-Schwaner. menyebar

menelusuri sungai-sungai hingga ke hilir dan kemudian mendiami pesisir pulau

Kalimantan.

2. Rumpun Suku Dayak

Suku Dayak sebenarnya adalah nama kolektif puluhan suku, sub suku

dan sub-sub suku. Beberapa kategorisasi digunakan pada masyarakat Dayak,

tetapi pada umumnya bisa disebutkan bahwa kelompok induk Dayak terdiri dari

Ngaju–Ot Danum, Iban, Punan, Kenyah Kayan, Lun Dayeh dan Land Dayak

sebagai kelompok utama di Kalimantan (Avé 1996 : 4). Menurut klasifikasi

Mallinckrodt, yang sedikit berbeda dari yang disebut di atas, yakni ada enam suku

induk Dayak utama.

a. Suku Kenya – Kayan – Bahhau, yang pada umumnya mendiami daerah

Kalimantan Timur.

b. Suku Ot Danum mendiami Kalimantan Tengah.

c. Suku Iban tinggal di daerah Malaysia Timur, Sabah dan Kalimantan

Timur.

d. Suku Murut, yang pada umumnya di Malaysia Timur, bagian Sabah dan

bagian utara Kalimantan Timur.

e. Suku Klemantan, juga sering diklasifikasikan sebagai Dayak Darat yang

tinggal di Kalimantan Barat dan

f. Suku Punan yang pada umumnya tinggal di pedalaman Kalimantan.

3. Adat Budaya Suku Dayak

a. Kalimantan Timur

1) Rumah Adat Kalimantan Timur

Salah satu rumah adat Kalimantan Timur adalah rumah adat suku

Dayak Kenyah yang dinamakan Rumah Lamin. Rumah adat ini berbentuk

panggung setinggi 3 meter yang terbagi atas ruangan tengah yang

digunakan untuk menerima tamu atau untuk pertemuan adat, ruangan

tidur, dan ruangan dapur. Dinding rumah terbuat dari kayu yang diseling

daun rumbia. Ujung atap rumah diberi hiasan kepala naga yang merupakan

simbol keagungan, budi luhur, dan kepahlawanan. Tangga rumah Lamin

terbuat dari pohon sedangkan bentuk tangga dibuat tidak berbeda antara

rumah keluarga bangsawan maupun keluarga biasa. Kolong rumah

digunakan untuk memelihara hewan ternak, sedangkan halaman rumah

dihiasi oleh patung¬patung Blontang yang melambangkan dewa-dewa

penjaga rumah atau kampung. Rumah adat Lamin ini dihuni sekitar 25

hingga 30 keluarga.

2) Pakaian Adat Kalimantan Timur

Pakaian adat untuk pria terdiri dari baju rompi atau baju tanpa lengan,

kain sebatas lutut, tutup kepala yang berhiaskan bulu-bulu burung

Enggang, perhiasan berupa kalung yang terbuat dari tulang atau gigi

binatang, dan sebuah perisai dengan motif khas Kalimantan Timur.

Pakaian adat untuk wanita terdiri dari baju rompi, rok pendek sebatas lutut

dengan hiasan khas Kalimantan Timur, penutup kepala, perhiasan berupa

kalung, dan gelang tangan.

3) Alat Musik Tradisional Kalimantan Timur

Salah satu alat musik tradisional Kalimantan Timur adalah musik

Tingkilan, yakni musik tradisional suku Kutai. Alat musik petik biasanya

tali atau senarnya paling sedikit 5 dan bisa lebih sampai 10, cara

memainkan nya persis kalau kita memainkan gitar melodi tetapi tidak ada

kunci kunci seperti digitar,alat ini adalah alat musik dari kebudayaan kutai.

biasanya alat ini untuk memainkan musik tingkilan yaitu musik asli dari

suku Kutai alat ini dapat dikolaborasi dengan alat musik lain seperti

bass,drum,rebana.musik tingkilan ini untuk pengiring dari tari jepen.

4) Tari Tradisional Kalimantan Timur

Tari-tarian daerah Kalimantan Timur di antaranya:

Tari Bedewa

Tari lluk BabaIon

Tari Belian Bawo

Tari Gong

Tari Perang, dan lain-lain.

5) Senjata Tradisional Kalimantan Timur

Senjata tradisional rakyat Kalimantan Timur adalah Mandau yang

diberi hiasan ukiran burung Enggang dan rambut manusia yang dibuat

oleh pandai besi yang mempunyai kekuatan gaib. Terdapat dua jenis

mandau yakni Mandau Tampilan, yaitu mandau yang digunakan untuk

berperang dan upacara adat tertentu serta mandau biasa yang digunakan

untuk keperluan sehari-hari. Senjata-senjata tradisional masyarakat

Kalimantan Timur lainnya adalah:

Keris Buritkang

Anak Mandau

Bujak, yakni semacam tombak

Beliung

Sumpitan.

6) Lagu Daerah Kalimantan Timur

Lagu-lagu daerah rakyat Kalimantan Timur di antaranya:

Lagu Burung Enggang

Meharit

Sabar’ai-sabar’ai

Anjat Manik

Bebilin

Andang Sigurandang dan lain-lain.

7) Makanan Khas Kalimantan Timur

Makanan Khas Daerah Petah, Sanga cobek salat, dan lain-lain.

b. Kalimantan Barat

1) Rumah Adat Kalimantan Barat

adalah Rumah Panjang atau Rumah Bentang. Rumah Adat ini

berbentuk panggung, dimana bagian kolong rumah tidak digunakan

mengingat tanahnya berawa-rawa. Bangunan rumah semuanya terbuat dari

kayu besi (Eusideroxylon zwageri), jenis kayu yang sangat keras, berat,

dan makin kuat jika terendam air. Sedangkan atap bangunan terbuat dari

sirap kayu besi

2) Pakaian adat Kalimantan Barat

Pakaian adat untuk pria terdiri dari baju rompi atau baju tanpa lengan,

celana sebatas lutut, kain yang berfungsi ikat pinggang, tutup kepala

berhiaskan manik-manik. Pakaian adat untuk wanita terdiri dari kain

penutup bagian dada, perhiasan kepala berhiaskan bulu burung enggang,

kalung manik-manik, dan gelang tangan

3) Alat musik Kalimantan Barat

Alat musik sampek/gitar & gerdek/seruling tempurung kelapa

4) Tarian Tradisional Kalimantan Barat

Tari dendang semarang

Tari seri kuning

Tari Mak yong

Tari jepin sambas

Tari monong

5) Lagu daerah Kalimantan Barat

Lagu cik cik periuk

6) Senjata Tradisional Kalimantan Barat

Mandau semacam parang yang digunakan untuk perang dan

mempertahankan diri.

Tombak

Sumpit

Perisai

Sabit

7) Makanan khas Kalimantan Barat

Kue limpin, mesbah ubi singkong dan lain-lain.

c. Kalimantan Tengah

1) Rumah adat kalimantan tengah

adalah rumah betang. Rumah adat ini berbentuk panggung yang

biasanya dihuni sekitar 20 kepala keluarga secara bersama-sama. Rumah

terdiri dari 6 kamar yang difungsikan untuk:

Kamar untuk menyimpan peralatan perang

Kamar untuk pendidikan anak-anak gadis

Kamar tempat sajian

Kamar tempat upacara adat dan agama

Kamar tempat penginapan

Kamar untuk tamu

Bagian kolong rumah adat tersebut digunakan untuk kegiatan bertenun dan

menumbuk padi. Pada bagian kiri dan kanan atap bangunan dihiasi tombak

senagai penolak bala.

2) Pakaian adat Kalimantan Tengah

Pakaian adat untuk pria terdiri dari baju rompi atau baju tanpa lengan,

celana sebatas lutut, kain yang berfungsi ikat pinggang, tameng kayu di

tangan kiri dan mandau di tangan kanan, serta mengenakan perhiasan

berupa kalung manik-manik. Pakaian adat untuk wanita terdiri dari baju

rompi, ikat pinggang, tutup kepala, kalung manik-manik, dan gelang

tangan.

3) Alat musik Tradisional kalimantan Tengah

Sampek/gitar

Gerdek/seruling tempurung kelapa,

Kledi/kaldei yakni alat musik berupa tabung bambu yang

dihubungkan dengan labu

Kecapi yakni alat musik berbentuk seperti dayung berdawai 2 terbuat

dari bahan kayu ringan, semisal kayu jalutung serta bernada minor.

4) Tarian,

Tari kumbang padang

Tari kenyak

Tari pahlawan

Tari putri malawen

Tari tambun dan bungai

Tari tuntung tulus

5) Lagu Daerah Kalimantan Tengah

Lagu kalayar

Manasai

Naluya

Palu cempang

Pupoi

Saluang kitik-kitik

Tumpi wayu

6) Senjata Tradisional Kalimantan Tengah

Mandau semacam parang yang digunakan untuk perang dan

mempertahankan diri. Bagian hulu mandau ini biasanya dihiasi ukiran

dengan motif burung tinggang, sejenis burung enggang. Menurut

kepercayaan masyarakat, burung tenggang adl penguasa alam semesta,

Lunduk sumpit

Perisai

Randu sejenis tombak

7) Makanan khas Kalimantan Tengah

Kalo-kalo

4. Seni Budaya Suku Dayak

a. Makna Tato Suku Dayak

Panglima Perang (Panglima Damai) Dayak, Edy Barau, mengatakan,

motif yang digunakan masyarakat Dayak, khususnya Dayak Iban untuk

mengukir pada tubuh berhubungan erat dengan kehidupan alam (hutan).

Dengan demikian, motifnya ada yang berasal dari binatang maupun

tumbuhan seperti daun, bunga, dan buah yang semua memiliki arti dan

makna bagi masyarakat Dayak.

Menurut Edy, ada tujuh bentuk motif tato yang berhubungan erat dan

sering digunakan masyarakat Dayak Iban. Selain motif, tempat atau lokasi

untuk diukirkan gambar juga tidak bisa sembarangan. Ketujuh bentuk

motif itu di antaranya, motif rekong, bunga terong, ketam, kelingai, buah

andu, bunga ngkabang (tengkawang) dan bunga terung keliling pinggang

yang masing-masing memiliki makna.

Ia memaparkan, tato atau ukir rekong biasanya diukirkan di leher.

Bagi masyarakat Dayak Iban seseorang yang mendapatkan ukiran rekong

adalah orang yang mempunyai kedudukan masyarakatnya, seperti

Timanggong/Temanggung dan Panglima atau orang yang dituakan di

kampung halamannya sendiri maupun di tempat merantau. Motif Rekong,

lanjut Edy, berbeda-beda bentuknya karena disesuaikan dengan jabatan

dan kedudukan. Selain itu, antara sub suku Dayak yang satu dengan yang

lainnya juga memiliki bentuk motif yang berbeda tapi memiliki makna

yang sama.Motif rekong dapat berupa sayap kupu-kupu, kalajengking

merayap dan kepiting. Intinya cenderung berbebtuk motif binatang.

Masyarakat Dayak yang biasanya tato rekong di leher adalah Dayak

Kayan, Dayak Taman, dan Dayak Iban. Sementara masyarakat Dayak

biasa yang tato rekong di leher akan dikenakan sanksi atau hukuman adat,

namun untuk sekarang ini tidak lagi karena ada sebagian memandangnya

sebagai seni, ucapnya. Motif lainnya adalah Bunga terong merupakan

bunga kebanggaan masyarakat Dayak Iban. "Bunga terong sudah naik,

orang itu sudah profesional, kalimat itu sering diucapkan masyarakat Iban.

Karena terong itu kebanggaan masyarakat Iban. Terong juga memberi

makna pangkat/kedudukan sebab umumnya letak pertama ada di bahu,"

tuturnya kepada Tribun. Bentuk motif dan jenis bunga terong ada berbagai

macam dan letaknya juga berbeda. Ada yang tato terong dan meletakannya

di lengan, tangan, kaki, dan perut, serta ada juga mengukir seluruh

tubuhnya dengan bunga terong. Bunga terong ada yang bersayap enam,

dan ada yang delapan. " Seorang masyarakat Dayak Iban yang memiliki

bunga terong keliling pinggang biasanya delapan buah berarti orang itu

sudah plor atau penuh atau sudah puas merantau," ujarnya.

Sementara motif kelingai melambangkan binatang yang ada di lubang

tanah memberikan arti hidup kita tidak terlepas dengan alam atau bumi.

Motif kelingai biasanya diletakan di paha atau betis. Demikian motif

ketam juga memberikan arti hidup selalu menyentuh dengan alam. Meski

begitu, ketam biasanya diletakan pada tubuh bagian punggung atau

tepatnya dibelakang punggung. Sedangkan motif buah andu dan bunga

ngkabang atau bunga tengkawang melambangkan sumber kehidupan.

Buah tengkawang merupakan bunga yang paling banyak di kampung

masyarakat Iban dan ditatokan di atas perut. Motif buah andu pada

umumnya diukirkan di belakang paha, yang memberi arti, ketika merantau

kita selalu berjalan jauh dan buah andu sebagai makanan untuk

menyambung hidup, pungkasnya.

b. Makna Telinga Panjang Suku Dayak Kalimantan

Tradisi memanjangkan daun telinga oleh Suku dayak kini mulai

berkurang dan bahkan hampir punah, namun di Daerah Kalimantan Timur

masih ada sebagian suku dayak yang memelihara tradisi ini. Di

Kalimantan Timur, tradisi ini masih terus dilakukan oleh orang-orang

Dayak Kenyah, Bahau, dan Kayan. Di kalangan orang Dayak Kenyah,

baik laki-laki maupun perempuan memiliki daun telinga yang sengaja

dipanjangkan, akan tetapi panjangnya berbeda-beda antara laki-laki dan

perempuan. Kaum laki-laki tidak boleh memanjangkan telinganya sampai

melebihi bahunya, sedang kaum perempuan boleh memanjangkannya

hingga sebatas dada.

Proses penindikan daun telinga ini sendiri dimulai sejak masa kanak-

kanak, yaitu sejak berusia satu tahun. Kemudian setiap tahunnya mereka

menambahkan satu buah anting atau subang perak. Anting atau subang

perak yang dipakai pun berbeda-beda, gaya anting yang berbeda-beda ini

menunjukkan perbedaan status dan jenis kelamin. Seperti misalnya kaum

bangsawan memiliki gaya anting sendiri yang tidak boleh dipakai oleh

orang-orang biasa. Sedangkan menurut penduduk Dayak Kenyah,

pemanjangan daun telinga di kalangan masyarakat Dayak secara

tradisional berfungsi sebagai penanda identitas kemanusiaan mereka.

Menurut penelitian Dr. Yekti Maunati yang berkunjung ke Desa Long

Mekar, sebuah desa Dayak di mana Dayak yang „otentik? yang serupa

dengan orang Dayak yang hidup di pedalaman tinggal, ternyata penduduk

Desa Long Mekar sendiri tidak semua memiliki tato dan daun telinga yang

panjang. Belakangan, terbukti bahwa hal ini hanya sebagian benar, karena

banyak orang yang telah memotong daun telinga mereka yang [dulu sudah

terlanjur] panjang. Pemotongan daun telinga ini sendiri dilakukan di

rumah sakit melalui sebuah operasi kecil. Hanya sedikit penduduk yang

masih memiliki daun telinga yang panjang, itupun kebanyakan para

manula yang berusia di atas 60 tahun.

Dr. Yekti Maunati pun berbincangan dengan seorang perempuan tua

bernama Mamak Ngah, yang sejak kedatanganya di Long Mekar dulu

sudah memotong daun telinganya yang semula panjang. Mamak Ngah

yang merasa malu karena mempunyai telinga panjang dan dianggap bahwa

orang Dayak yang memakan orang, kemudian Mamah Ngah memutuskan

untuk memotong daun telinganya yang panjang. Bila kita analisis lebih

lanjut, timbulnya rasa malu tersebut turut disebabkan oleh modernisasi dan

globalisasi yang mulai merasuki kehidupan masyarakat Dayak. Globalisasi

ini kemudian membuat rakyat Dayak menjadi kurang menghargai nilai-

nilai budaya yang mereka miliki, karena mereka menjadi lebih menghargai

nilai-nilai yang berlaku di dunia internasional. Kebiasaan memanjangkan

telinga yang tidak biasa di dunia internasional membuat warga Dayak

menjadi berada dalam kebingungan mengenai haruskah mereka

melestarikan nilai-nilai budaya mereka, yang kini diangap sudah tidak

sesuai dengan perkembangan jaman?

Dulu, sebelum globalisasi dan modernisasi masuk ke kehidupan

masyarakat Dayak, mereka sangat menghargai nilai-nilai budayanya,

dalam hal ini memanjangkan daun telinga yang dianggap sebagai pertanda

bahwa mereka adalah bangsa yang beradab. Namun sejak globalisasi

masuk, muncul anggapan bahwa bangsa yang beradab bukan seperti apa

yang mereka pikirkan selama ini. Mereka mulai merasa mereka berbeda

dari bangsa atau suku lain, yang mendapat cap “beradab” lebih dari

mereka. Keberbedaan itu lantas menimbulkankeraguan dalam diri mereka,

sehingga pada akhirnya mereka menjadi nilai budaya yang mengatakan

bahwa memanjangkan daun telinga adalah tanda suatu bangsa yang

beradab. Penolakan terhadap nilai budaya inilah yang kemudian

menyebabkan hanya sedikit warga Dayak, terutama kalangan muda, yang

masih menjalankan kebiasaan memanjangkan daun telinga.

5. Budaya Ritual

a. Tari Hudoq dan Tari Hudoq Kita

Tari Hudoq digunakan topeng kayu yang menyerupai binatang buas

dan daun pisang atau daun kelapa sebagai penutup tubuh penari.Tarian ini

erat hubungannya dengan upacara keagamaan dari kelompok suku Dayak

Bahau dan Mondang. Tari ini dimaksudkankan untuk memperoleh

kekuatan dalam mengisi gangguan hama perusak tanaman dan

mengharapkan diberinya kesuburan, dan hasil panen yang melimpah.

Tari Hudoq Kita merupakan tarian masyarakat Dayak kenyah. Tari ini

memiliki fungsi yang sama dengan Tari Hudoq. Selain itu, tarian ini

dipertunjukan sebagai upacara menyambut tahun tanam dan ungkapan rasa

terima kasih kepada para dewa yang telah memberikan hsil panen yang

melimpah.

Perbedaan yang dapat diamati pada kedua tarian ini adalah pada

kostum, topeng, gerakan tari, dan musik pengiringnya. Kostum yang

digunakan dalam Tarian Hudoq Kita menggunakan baju lengan panjang

dari kain biasa dan memakai sarung, sedangkan topengnya berbentuk

wajah manusia yang dihiasi ukiran khas Dayak Kenyah.Ada dua macam

topeng dalan tari hudoq kita, yaitu terbuat dari kayu dan berupa cadar yang

terbuat dari manik-manik ornamen khas Dayak Kenyah.

b. Upacara Tiwah

Kata Tiwah berasal dari bahasa Sangiang, bahasa Sangiang adalah

bahasa yang digunakan oleh salah satu kepercayaan di Kalimantan

Tengah, yaitu agama Hindu Kaharingan. Bahasa Sangiang biasanya

digunakan oleh pemimpin keagamaan. Upacara Tiwah menurut

masyarakat Kalimantan Tengah pada umumnya menganggap bahwa

Tiwah adalah sebuah adat, tetapi menurut masyarakat pemeluk agama

Hindu Kaharingan.

Tiwah merupakan proses mengantarkan arwah atau dalam bahasa

Dayaknya liau ke surga atau dalam bahasa Sangiangnya mengantarkan ke

“Lewu Tatau Habaras Bulau Hagusung Intan Dia Rumpang Tulang”, yang

berarti sebuah tempat yang kekal atau abadi dan tempat itu berhiaskan

emas, permata, berlian, dan lain lain. Agama Hindu Kaharingan untuk

memimpin suatu acara Upacara Tiwah adalah upacara tertinggi bagi

masyarakat suku Dayak Ngaju Kalimantan Tengah. Dalam kepercayaan

mereka roh manusia yang meninggal tidak akan kembali dan bersatu

dengan penciptanya tanpa melalui Upacara Tiwah. Dalam pelaksanaannya

banyak sekali urutan upacara yang harus dilakukan oleh pelaksana

Upacara Tiwah ini maupun para anggotapendukung upacaranya. Upacara

ini dapat dikatakan terdapat unsur-unsur supranatural karena memang

upacara ini adalah mempersatukan roh, oleh sebab itu urutan dalam

pelaksanaannya tidak boleh diubah sekehendak hati namun harus sesuai

dengan Talatah/ aturan upacara yang sudah ada dan Upacara Tiwah ini

dipimpin oleh Basir atau Pisur. Basir adalah seseorang yang memiliki

kemampuan dalam memimpin upacara-upacara keagamaan agama Hindu

Kaharingan khususnya Hindu Kaharingan di daerah Kahayan. Pisur yaitu

sama seperti Basir tetapi Pisur memimpin Upacara keagamaan agama

Hindu Kaharingan di daerah Katingan.

c. Upacara Mangkok Merah

Mangkok merah beserta perlengkapannya digunakan oleh suku dayak

di daerah Kalimantan barat sebagai alat komunikasi yang berisi pesan-

pesan khusus yang mengandung makna untuk menyatukan suku-suku

Dayak yang tersebar di dalam menghadapi serangan dari musuh atau

mancari mereka yang di anggap sebagai musuh sukunya, Mangkok Merah

ini bisa diartikan sebagai lambang Persatuan Suku Dayak. Mangkuk

Merah ini sumbangan dari Suku Dayak melalui Kepala Kantor Wilayah

Departemen Penerangan Kalimantan Barat.

Perlengkapan mangkok merah :

1) Mangkok satu buah

2) Bulu ayam dua buah warna hitam

3) Daun lontar

4) Kayu yang dibakar ujungnya dua buah

5) Daun-daunan kematian (daun juang)

6) Potongan kayu kecil

Tradisi mangkuk merah dilaksanakan jika kedaulatan kelompok suku

terancam atau berada dalam keadaan bahaya besar. Panglima suku

biasanya memberikan isyarat siaga perang dengan cara mengeluarkan

mangkuk merah. Mangkuk ini terbuat dari tanah liat dan berisi potongan

kayu (arang), daun juang, bulu ayam dan darah babi warnanya merah

karena itu disebut mangkuk merah, diedarkan dari kampung ke kampung

dengan kecepatan yang mengagumkan. Sebelum beredar, panglima yang

dipercaya mempunyai kekuatan supranatural luar biasa – seperti bisa

terbang, kebal peluru, kebal senjata tajam – memimpin upacara adat.

Maksudnya, mencari tahu kapan waktu yang tepat untuk berperang,

sekaligus meminta restu dari roh para leluhur. Roh leluhur diyakini akan

merasuk kedalam tubuh si panglima. Jika si panglima ber-tariu

(menyatakan perang), khalayak yang mendengarnya akan mempunyai

kekuatan lebih seperti dia.

Mereka yang sudah dirasuki roh leluhur mampu melakukan hal-hal

yang luar biasa sampai berani memakan darah dan hati korban yang

dibunuh. Kepala korban dikuliti dan disimpan untuk keperluan upacara

adat. Dengan berbuat begitu, dipercaya akan menambah kekuatan magis

pada diri yang menjalaninya. Hal yang seperti ini hanya muncul dalam

suasana perang. Isi mangkuk merah memiliki arti tersendiri. Arang yang

terdapat dalam mangkuk itu merupakan perlambang dari atau isyarat

tentang keadaan darurat perang. Daun juang menandakan, biarpun malam,

hujan, menyeberangi sungai, melewati gunung dan rintangan apapun,

mangkuk merah ini harus diedarkan terus dari kampung ke kampung. Bulu

ayam berarti, mangkuk merah harus disampaikan secepat mungkin.

Adapun, si pembawa mangkuk biasanya ditunjuk langsung oleh

panglima. Mangkuk merah ini menjadi sarana mobilisasi massa yang

sangat efektif dan cepat. Kabarnya dalam 1-2 hari mangkuk tadi bisa

beredar sampai radius 200-300 km. Menurut cerita para tetua Dayak,

mangkuk merah beredar pertama kali ketika perang melawan penjajahan

Jepang. Pernah juga mangkuk merah keluar di tahun 1967, saat terjadi

bentrokan antara suku Dayak dengan warga keturunan Cina. Setelah itu,

tak pernah terdengar lagi mangkuk keramat itu beredar. Dalam kejadian 30

Desember 1996 atau (konflik tahap I) di Sanggau Ledo, warga Dayak

menuntut janji etnis Madura, seperti yang dimonumenkan di Salamantan

tahun 1979, bahwa mereka tidak akan mengganggu orang Dayak lagi.

Karena merasa terancam, perjanjian dan adat dilecehkan serta tidak

mampu melawan, mangkuk merahpun beredar.

d. Upacara Nyobeng

Ritual Nyobeng adalah Memandikan Tengkorak Manusia Hasil

Mengayau. Nyobeng dari berbagai referensi merupakan sebuah ritual

memandikan atau membersihkan tengkorak manusia hasil mengayau oleh

nenek moyang. Ini dilakukan oleh suku Dayak Bidayuh, salah satu sub-

suku Dayak di Kampung Sebujit, Kecamatan Siding, Kabupaten

Bengkayang, Kalimantan Barat. MENGAYAU adalah memenggal kepala

manusia, dan tengkoraknya diawetkan. Sekarang, tradisi mengayau sudah

tak dilakukan lagi. Upacara ini cukup mengharukan, dan berlangsung

selama tiga hari.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Fety Saufika Amalia lahir di Malang, Jawa Timur

pada tanggal 15 Agustus 1990 putri dari Bapak

Syaifullah dan Ibu Atik Suryati. Sebagai anak

pertama dari dua bersaudara, satu-satunya adik

bernama Aisyah Surya Tika. Pendidikan SD di SD

Negeri Kauman III Malang dapat diselesaikan tahun

2002. Pendidikan SMP di SMP Negeri 9 Malang

ditempuh hingga tahun 2005 dan pendidikan SMK di

SMK Negeri 1 Malang lulus pada tahun 2008.

Selanjutnya ia memasuki jenjang pendidikan D3

Universitas Negeri Malang Jurusan Seni dan Desain

Program Studi Game Animasi. Mendaftar pada

program beasiswa unggulan Program Studi Game

Animasi pada tahun 2008, dan diterima 15 besar.

Disela kuliahnya ia sempat bekerja untuk mencari pengalaman, sebagai crew

McDonalds di Malang. Sehingga ia tersendat untuk melanjutkan Pendidikan

tinggi di Universitas Negeri Malang kemudian dijalani hingga lulus tahun 2012.