39
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di era globalisasi menyebabkan munculnya berbagai gejala sosial dan perubahan diberbagai dimensi kehidupan masyarakat, baik ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Hal ini memerlukan kesiapan diri dari sumberdaya manusia untuk mengikuti laju perkembangan tersebut. Biologi sebagai salah satu ilmu dasar baik aspek terapan maupun aspek penalaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan penguasaan sains dan teknologi. Biologi merupakan ilmu yang mendidik manusia untuk berpikir logis, teoritis, rasional, dan ilmiah. Menurut informasi yang diperoleh penulis (Harian Suara Merdeka 2010), dari hasil nilai biologi pada Ujian Nasional, pada

Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

proposal penelitian yang berjudul "Perancangan komik sains sebagai sumber belajar siswa" dimana saya sebagai peneliti sekaligus perancangnya (komikus). di fokuskan untuk sumber belajar mahasiswa S1 pada mata kuliah genetika strata 1.

Citation preview

Page 1: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di

era globalisasi menyebabkan munculnya berbagai gejala sosial dan perubahan

diberbagai dimensi kehidupan masyarakat, baik ekonomi, sosial, budaya

maupun pendidikan. Hal ini memerlukan kesiapan diri dari sumberdaya

manusia untuk mengikuti laju perkembangan tersebut.

Biologi sebagai salah satu ilmu dasar baik aspek terapan maupun aspek

penalaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan

penguasaan sains dan teknologi. Biologi merupakan ilmu yang mendidik

manusia untuk berpikir logis, teoritis, rasional, dan ilmiah. Menurut informasi

yang diperoleh penulis (Harian Suara Merdeka 2010), dari hasil nilai biologi

pada Ujian Nasional, pada semua tingkat dan jenjang pendidikan selalu terpaku

pada nilai yang belum memuaskan.

Berdasarkan data dari Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan

Pengembangan Kemendiknas, dari 1.522.162 siswa SMA/MA yang mengikuti

UN, terdapat 154.079 siswa yang mengikuti ujian ulang. Sejumlah 99.433

siswa mengulang beberapa mata pelajaran, sedangkan 64,5% siswa mengulang

satu mata pelajaran yang tidak tuntas. Ternyata Bahasa Indonesia dan biologi

adalah mata pelajaran yang paling banyak diulang oleh siswa.

I

Page 2: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

2

Mendiknas juga menyebutkan, penyebab lain ketidaktuntasanan adalah

karena proses belajar mengajar yang tidak maksimal, kesadaran murid yang

rendah dan infrastruktur, serta sarana prasarana yang kurang memadai. Melihat

kenyatan ini sangat ironis dengan kedudukan dan peran biologi untuk

pengembangan ilmu dan pengetahuan, mengetahui biologi merupakan dasar

ilmu pengetahuan alam, kesehatan, lingkungan, pertanian, industri dan serta

dasar dalam membentuk pola pikir yang ilmiah. Pada kenyataannya biologi

hingga saat ini masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit bagi siswa.

Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melaksanakan program

pendidikan berkualitas, dengan melaksanakan penyesuaian-penyesuaian yang

berkaitan dengan faktor faktor pengajaran disekolah (Asnawir, 2002). Sejauh

ini penggunaan buku teks sebagai media pembelajaran masih dirasakan kurang

efektif dalam menekan rasa malas siswa untuk belajar. Keadaan buku teks

terutama buku paket pembelajaran masih terkesan formal sehingga kesan atau

momok suatu pelajaran masih tersirat di benak siswa. Hal ini juga menjadikan

siswa untuk enggan mengulang belajar di rumah.

Rasa gairah belajar akan muncul jika ada minat yang dapat

ditumbuhkan melalui motivasi. Salah satu dari berbagai cara untuk

menumbuhkan motivasi belajar adalah dengan menggunakan metode belajar

yang bervariasi serta menggunakan media belajar yang baik, menarik serta

harus sesuai dengan tujuan pembelajaran (Hamalik, 1992). Penggunaan media

serta metode belajar yang bervariasi diharapkan dapat memberikan stimulus

Page 3: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

3

kepada siswa untuk belajar dan memudahkan siswa dalam proses pemahaman

konsep serta essensi materi pelajaran.

Untuk meningkatkan motivasi belajar biologi siswa di SMA dan

sederajat diperlukan pembelajaran yang efektif baik dalam menyampaikan

bahan ajar, serta menumbuhkan minat dalam belajar. Salah satunya dengan

menggunakan media pembelajaran yang interaktif dan komunikatif (Hamalik,

1992). Dari informasi yang diperoleh peneliti pada Artikel yang berjudul

“Pendayagunaan Media Pembelajaran” oleh Thomas Wibowo, diketahui bahwa

sikap guru dalam menghadirkan media dalam kegiatan pembelajaran masih

sangat minim. Serta ketersediaan media yang sesuai dalam memediasi materi

yang terkait masih belum diupayakan.

Perkembangan komik akhir akhir telah berlangsung dengan sangat baik.

Komik menjadi bacaan yang sangat diminati baik oleh kalangan dewasa

terlebih anak anak. Cerita komik yang sarat imajinatif dengan dukungan

gambar yang menarik serta komunikasi yang lugas membuat komik begitu

diminati untuk dikonsumsi dikalangan anak anak-anak. Gambar pada komik

membantu mendorong para siswa membangkitkan minatnya pada pelajaran.

Komik dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan

berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan kreatif dalam bercerita, dramatisasi,

bacaan, penulisan, melukis dan menggambar, serta membantu mereka

menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari buku teks dari pada

sifat yang hiburan semata-mata (Sudjana dan Rivai, 2002). Komik merupakan

Page 4: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

4

suatu realita yang bermakna sehingga sebagian dari siswa akan mengenal dan

mengingat karakter tokoh dari komik yang mereka lihat.

Hasil penelitian Sri Hayati et al. telah menunjukkan keunggulan media

pembelajaran yang dapat membantu guru dan staf pengajar dalam

menyampaikan pesan pembelajaran (2005, 17). Sejauh ini penggunaan media

pembelajaran oleh guru dikelas masih sangat minim, guru lebih suka

menggunakan metode ceramah verbal dalam mengajar. Para pakar teknologi

pendidikan mengungkapkan bahwa kepiawaian guru menggunakan metode

mengajar yang tepat serta didukung oleh kompetensi guru memanfaatkan

media pembelajaran yang sesuai akan memberi kontribusi terhadap

peningkatan efektivitas mengajar para guru dan juga berguna bagi siswa.

Perlu mengupayakan penggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran di

kelas, terlebih media pembelajaran yang praktis, efektif dan mudah digunakan

oleh guru dalam mengajar.

Mengenai perancangan komik sendiri, informasi yang diperoleh penulis

dari Education Internet Journal Volume 18 / No. 1 / Spring 2008, menunjukkan

bahwa perancangan komik di Eropa melibatkan banyak pihak dalam sebuah

team work projek yang didukung oleh Dinas Pendidikan terkait. Bentuk komik

tidak lagi seperti buku, namun sudah dalam bentuk komik digital pada media

web yang mudah diakses di internet.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa melalui media cetak

komik dapat menunjang peningkatan motivasi, prestasi, dan siswa pada

Page 5: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

5

umumnya dan terutama siswa yang mengalami kesulitan belajar pada

khususnya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan ini

dalam sebuah kajian makalah.

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini secara garis besar adalah sebagi berikut

1. Memberikan informasi mengenai upaya penggunaan komik sebagai media

pembelajaran, berdasarkan hasil studi literasi dan hasil penelitian.

2. Memberikan informasi mengenai perancangan serta penggunaan komik

sebagai media pembelajaran.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengupayaan komik sebagai media pembelajaran?

2. Bagaimana perancangan komik sebagai media pembelajaran ?

3. Bagaimana penggunaan komik dalam pembelajarandi kelas?

Page 6: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Biologi di Indonesia Saat ini

Pembelajaran Biologi di Indonesia masih tertinggal jauh dariapada

Negara-negara di Asia pada umumnya. Hal ini terutama pada sifat

pembelajaran yang masih berkesan Teacher Center yang verbal dan tekstual.

Pembelajaran yang verbal dan tekstual menghalangi kreativitas siswa dalam

berfikir dan memvisualisasi konsep biologi yang bersifat abstrak. Sejauh ini

penggunaan media dalam memediasi ketimpangan dalam pembelajaran

tersebut masih belum diupayakan oleh pendidik dengan berbagai alasan.

Beberapa alasan pendidik dalam minimnya penggunaan media di kelas

antara lain karena repot (memerlukan banyak waktu),terlalu canggih dan

mahal, ketidak terampilan dalam mengoprasikan media, media bersifat

hiburan, ketidak tersediaannya di sekolah, serta kurangnya penghargaan dari

atasan. Untuk mengatasi semua alasan tersebut hanya satu hal yang

diperlukan, yaitu perubahan sikap guru dalam mengoptimalkan pembelajaran

di kelas, melalui penggunaan media pembelajaran.

Kebanyakan media pembelajaran yang umumnya digunakan dalam

mata pelajaran biologi adalah gambar poster dan alat peraga. Dalam

pengoprasian alat peraga siswa juga tidak selamanya mampu mengaitkan

konsep materi dengan alat peraga tanpa bantuan dari guru. Beberapa alat

II

Page 7: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

7

peraga juga masih terbatas dalam mengkomunikasikan konsep materi,

terutama pada keadaan yang kontekstual di lapang. Sejauh ini penggunaan

gambar poster juga masih terbatas dalam memvisualisasikan materi abstrak,

terlebih yang menekankan pada suatu proses biologis dan studi kasus.

Dari kenyataan tersebut maka dapat diketahui bahwa pendidik maupun

peserta didik di Indonesia membutuhkan media pembelajaran yang mudah

dalam pengoprasian dan penyediaannya di sekolah.

B. Media Pembelajaran

AECT (National Education Association 1977, dalam Arsyad, 2002)

mendefinisikan media dengan batasan, yakni sebagai benda yang dapat dilihat,

didengar, dibaca, digerakkan, dibicarakan, dalam kegiatan belajar mengajar

yang dapat mempengaruhi keefektifan program instruksional pendidikan.

Secara implisit dari pengertian di atas, hematnya menurut penulis media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat,

pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan

belajar.

Karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan

berlangsung dalam suatu sistem (guru, siswa, perangkat, metode, strategi,

kurikulum), maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting

Page 8: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

8

atau integral dalam pembelajaran. Posisi media pembelajaran sebagai

komponen komunikasi ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 2.1, Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran(Sumber, Arsyad, 2002)

Sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media,

komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses

komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media

pembelajaran memiliki fungsi praktis dalam proses belajar mengajar

sebagai berikut,

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyampaian informasi

sehingga dapat memperlancar kegiatan pembelajaran di kelas.

2) Karena menarik perhatian, sehingga media pembelajaran dapat

meningkatkan motivasi anak untuk berinteraksi dengan kegiatan

pembelajaran di kelas (Sudrajat, 2010).

3) Media pembelajaran dapat mengatasi berbagai keterbatasan fisik

(panca indera) siswa, ruang dan waktu pembelajaran (Arsyad, 2002).

Page 9: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

9

4) Media pembelajaran menghasilkan keseragaman pengamatan siswa

serta membantu pemahaman siswa dalam belajar konkrit,

kontekstual karena mengaitkan materi dengan contoh nyata

kehidupan siswa sehari hari (Arsyad, 2002).

Fungsi media dalam proses pembelajaran ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2.2 Fungsi media dalam proses pembelajaran (Arsyad, 2002)

Dari berbagai media pembelajaran yang ada, guru harus mampu

mengetahui karakteristik stimulus, dan kesesuaian rangsangan yang dapat

diberikan kepada siswa, materi pelajaran, situasional pembelajaran

(Asnawir, dkk, 2002). Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan,

materi, serta kemampuan dan karakteristik siswa, akan sangat menunjang

efisiensi dan efektivitas proses dan hasil pembelajaran.

C. Komik Sebagai Media Pembelajaran Biologi

Pengertian komik menurut Shadely (1990,54) adalah serangkaian

gambar-gambar sedangkan masing-masing dalam kotak yang keseluruhannya

Page 10: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

10

merupakan rentetan suatu cerita. Gambar-gambar itu dilengkapi balon-balon

ucapan (speak baloons) ada kalanya masih disertai narasi sebagai penjelasan.

Semula komik diterbitkan untuk tujuan komersil, hanya sebagai kebutuhan

hiburan semata yang dinikamati dari segenap usia dan kalangan. Karena

komik mempunyai sifat menarik perhatian, sederhana, jelas, dan mudah di

nikmati, sehingga potensi komik mulai di kembangkan ke arah edukatif.

Komik sebagai media pembelajaran merupakan salah satu media yang

dipandang efektif untuk mengembangkan kreativitas dalam bidang desain

komunikasi visual. Komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang

mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi secara popular dan

mudah dimengerti. Hal ini dimungkinkan karena komik memadukan kekuatan

gambar dan tulisan yang dirangkai dalam suatu alur cerita gambar yang

membuat informasi lebih mudah diserap. Teks membuatnya lebih dimengerti,

dan alur membuatnya lebih mudah untuk diikuti dan diingat.

Kajian psikologi sebelumnya menyatakan bahwa dalam belajar anak

akan lebih mudah mempelajari hal yang menarik dan menggairahkan daripada

yang pembelajaran formal (Hurlock, 2000). Kesan komik yang sederhana dan

menarik, mengurangi kesan “momok” pada kajian mata pelajaran, sehingga

melalui penggunaan komik sebagai media pembelajaran akan dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa.

Komik menjadi pilihan karena adanya kecenderungan banyak siswa

lebih menyenangi bacaan yang berkesan ringan dan menghibur seperti komik

Page 11: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

11

dibandingkan dengan menggunakan waktu mereka untuk belajar atau

mengerjakan tugas rumah. Komik bukan hanya mampu difungsikan sebagai

hiburan, tetapi bisa juga difungsikan sebagai media edukasi untuk mendidik

dan serta mentransfer ilmu pengetahuan dan nilai-nilai moral kepada siswa.

Menurut Sudjana dan Rivai (2002,68) media komik dalam proses belajar

mengajar menciptakan minat para siswa, mengefektifkan proses belajar

mengajar, dapat meningkatkan minat belajar (motivasi) dan berapresiasi.

Komik merupakan alat yang memiliki fungsi menyampaikan pesan.

Sebagai sebuah media, pesan yang disampaikan lewat komik biasanya jelas,

runtut, dan menyenangkan. untuk itu, media komik berpotensi untuk menjadi

sumber belajar bagi siswa. Dalam hal ini, komik pembelajaran berperanan

sebagai alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran (Dwi

Heru, 2005). Sebagai media komunikasi visual, komik dapat diterapkan

sebagai alat bantu pendidikan karena mampu menyampaikan informasi secara

efektif dan efisien.

Selain mampu memotivasi siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran, daya imajinasi yang ditimbulkan oleh komik akan dan

mempersiapkan stimulus bagi siswa untuk berpikir serta visualisasi materi

yang bersifat verbal melalui gambar visual serta gambar atau adegan yang

memvisualisasikan proses dalam komik sehingga siswa dapat mengkonstruksi

sendiri konsep materi atau pesan yang diterima dan kemudian dipahami.

Page 12: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

12

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nining Jumariyati pada

tahun 2008, dapat diketahui bahwa pemanfaatkan komik sebagai media

pembelajaran Biologi termasuk dalam kriteria sedang. Berdasarkan hasil

analisis ketuntasan belajar klasikal siswa, dapat disimpulkan bahwa komik

cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan dari

penelitian yang dilakukan girwidz et al. University Of Education

Ludwidsburgh Jerman, menunjukkan keunggulan media komik yang mampu

menjembatani berbagai konsep yang saling berkaitan, meski sepertinya

terpisah. Komik yang diujikan mampu menjelaskan konsep aliran energi pada

makhluk hidup, yang dibahas dengan disiplin fisika dan biologi. Materi dapat

dijelaskan dengan baik, terintegritas (fisika-biologi), dengan hasil yang

memuaskan, terutama pada kemampuan berfikir tingkat tinggi, melalui

visualisasi komik yang komunikatif.

Karena komik yang digunakan dalam penelitian ini di berdayakan

sebagai pengganti buku teks, maka isi komik telah di sesuaikan dengan tujuan

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, tanpa mengurangi kesan komik yang

ringan dan menghibur.

D. Perancangan Media Pembelajaran Komik Biologi

Saat ini komik dapat digunakan sebagai media pembelajaran

instruksional. Selain menarik perhatian siswa, komik memuat serangkaian

urut-urutan gambar yang akan mempermudah siswa dalam memahami

Page 13: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

13

pelajaran. Menurut Sudjana dan Rivai (2002,68), menyatakan bahwa peranan

pokok dari media komik dalam pengajaran adalah kemampuannya dalam

menciptakan minat belajar siswa.

Mengingat biologi merupakan ilmu yang mendidik manusia untuk

berpikir sesuai dengan kerangka ilmiah, maka penting bagi kita untuk

memahami essensi materi pelajaran biologi dengan baik. Lebih lanjut

dikemukakan oleh Kirkorian et al dalam artikel yang dimuat dalam Education

Internet Journal VOL. 18 / NO. 1 / Spring 2008, menjelaskan bahwa dalam

perancangan komik sebagai media edukasi, selayaknya harus memperhatikan

beberapa aspek. Visualisasi yang menarik harus tidak terlepas pada konteks

materi pelajaran yang benar dan tepat. Sehingga harus terjadi kerjasama yang

baik antara ahli materi (guru/ dosen) dengan seniman komik (komikus) yang

akan memvisualisasikan materi tersebut. Dalam Perancangan media

pembelajaran komik oleh peneliti perlu kiranya memperhatikan unsur unsur

penting penyusun komik, yang terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut

a. Konten Materi Biologi pada Komik

Konten materi adalah hal abstrak yang paling penting untuk

diperhatikan dalam upaya pemvisualisasiannya pada gambar komik.

Kemenarikan gambar tidak akan menjadi komunikatif apabila konsep

materi yang di sajikan masih salah. Dalam hal ini, pembuat komik harus

selalu mengkonsultasikan konsep materi yang akan digambarkan pada

Page 14: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

14

validator materi, untuk selalu diperiksa keabsahan konsep-konsep biologi

yang digambarkan.

b. Plot

Plot adalah alur atau jalan cerita yang mengatur segala skenario

komik dari awal hingga akhir. Plot adalah unsur utama dari komik, karena

merupakan penuangan dari ide pokok pengarang komik terhadap cerita

yang akan dibuat. Dalam membuat plot, komikus (pembuat komik) harus

menetapkan terlebih dahulu apakah cerita yang akan dibuat nantinya.

Dalam penetapan plot cerita ini komikus harus tetap berkonsultasi dengan

validator materi, agar cerita yang digambarkan mampu mewakili konsep

materi yang ingin disampaikan. Plot yang baik pada komik menurut

Amanakowa (2007,16) harusnya mencermati beberapa poin antara lain, (1)

pengenalan awal atau Introduction, (2) setting waktu, (3) Alur cerita, (3)

Problem, (4) Solution, (5) Ending, atau akhir cerita. (Osa, 2007).

c. Naskah

Setelah Plot ditentukan dengan jelas dan ajeg, maka langkah

selanjutnya yang dapat dilakukan adalah menulis naskah komik, terutama

untuk percakapan antar tokoh di dalam komik. Dalam mengarang naskah

secara imajinatif kita sebaiknya menentukan point-point inti dari berbagai

ide untuk ditata dengan rapi, dan mudah dipahami oleh pembaca.

Umumnya cerita tersusun atas tiga babak yakni awalan, tengah, dan akhir,

namun dalam penyusunan naskah cerita sebaiknya tidak terlalu

Page 15: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

15

memaksakan poin yang tidak dapat dimasukkan, atau tidak sinkron dengan

cerita (Tatsumaki, 2010).

Pada penyusunan komik biologi ini, naskah biasanya akan memuat

berbagai pertanyaan pada bagian awal, proses penjelasan pada bagain

tengah dan kesimpulan pada bagian akhir. Sesuai dengan kaidah berpikir

ilmiah oleh para peneliti, yang diawali dengan rasa ingin tau (curiousity)

yang tinggi, penelaahan, dan menarik kesimpulan.

d. Karakter

Karakter adalah gambaran tokoh, baik dalam wajah dan tubuh,

pakaian, gerak dan prilaku. Penegasan dan penghidupan karakter harus

dilakukan untuk memberikan wacana yang jelas dan tidak kabur bagi

pembaca, sehingga pembaca dapat mengetahui informasi yang sangat jelas

mengenai para tokoh. Karakter tokoh yang kabur dapat menurunkan

minat baca seseorang, karena karakter tokoh akan membangun kesan yang

menarik kepada pembaca (Tatsu maki, 2010).

Untuk komik yang bersifat edukasi disini, setiap karakter akan dibuat

sesuai dengan norma dan budaya Indonesia, agar karakter-karakter positif

pada komik nantinya diharapkan dapat mempengaruhi siswa.

e. Paneling

Paneling merupakan ciri khas dari komik. Paneling merupakan

tampilan beberapa cerita atau adegan dalam satu halaman komik yang

disajikan dalam bentuk kotak/ panel/ frame. Dalam komik jepang (Manga)

Page 16: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

16

Paneling disusun dari kanan ke kiri, sedangkan dalam komik barat (juga

Indonesia) disusun dari kiri ke kanan. Bentuk panel harus rapi (tidak

terpisah jauh) dan tidak terlalu banyak dalam satu halaman. Hal ini

bertujuan agar pembaca dapat memahami cerita secara jelas. Antara panel

satu dan lainnya dapat diberi batas jelas atau hanya dengan mempertebal

panel, hal ini sah saja karena masing-masing akan memberikan kesan

artistik tersendiri. (Amanokawa, 2007).

f. Tampilan (Layout)

Hal hal yang mencakup tampilan (Layout) komik memuat balon

kata, spesial Effect, Background pengambilan gambar. Balon kata memuat

percakapan antar tokoh dalam komik, serta memberikan keterangan

lainnya. Spesial effect, Background dan pengambilan gambar akan

memperkuat karakter cerita serta kesan situasional yang hidup pada komik

tersebut. (Amanokawa, 2007).

E. Aplikasi Media Pembelajaran Komik Biologi

Sejauh ini penggunaan komik sebagai media pembelajaran masih jarang

dilakukan. Banyak penelitian yang menguji keefektifan komik sebagai media

pembelajaran dengan hasil yang memuaskan, tetapi untuk follow up

selanjutnya masih belum terlaksana. Menurut hasil pengamatan penulis,

kebanyakan komik pembelajaran dikonsumsi oleh siswa sebagai media

pembelajaran di luar sekolah (di rumah), sehingga kesan pembelajaran yang

Page 17: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

17

verbal masih melekat pada pembelajaran di kelas. Mengingat waktu luang

siswa yang sedikit, sehingga waktu yang digunakan siswa untuk membaca

komik tersebut menjadi terbatas. untuk itu sebaiknya guru mampu

menggunakan media tersebut dalam pembelajaran dikelas.

Komik pembelajaran memuat studi kasus atau pengalaman para tokoh

dalam cerita kehidupannya sesuai dengan materi yang dibahas. Guru dalam

mengaplikasikan komik pembelajaran boleh saja menggunakannya bersama

sama dengan buku teks sebagai acuan. Buku teks masih dapat digunakan

bersama dengan komik, di mana komik dapat menggambarkan situasi

kontekstual yang lebih jelas dari penjelasan tekstual di buku. Siswa tidak

hanya terpaku pada kegiatan membaca komik, namun guru tetap dapat

menjelaskan isi materi pelajaran dikelas, dalam artian guru sebagai penyampai

dan penjelas informasi materi dapat menggunakan cerita pada komik sebagai

penguatan dari penjelasannya. jadi kedudukan komik disini seperti halnya

buku paket pelajaran, sehingga guru tidak susah dalam mengaplikasikannya.

Page 18: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

18

Gambar 3. Pembelajaran Dengan Menggunakan Komik Sebagai Media

Pembelajaran (Dokumentasi Penulis 2011)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komik merupakan media cetak yang mempunyai fungsi

menyampaikan pesan. Sebagai sebuah media, pesan yang disampaikan

haruslah jelas, runtut, dan menyenangkan. Untuk itu, media komik berpotensi

untuk menjadi sumber belajar. Dalam hal ini, komik pembelajaran berperanan

sebagai alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Jika

ditinjau dari aspek fungsi perekayasaan komik pembelajaran, akan tampak

Page 19: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

19

bahwa ternyata sesuatu yang serius dan rumit bisa dibuat secara lebih

gamblang dan menyenangkan.

Penggunaan komik seperti ini akan memudahkan serta memudahkan

pebelajar dari kesulitan dalam memahami mata pelajaran yang diberikan oleh

guru. Kondisi ini mestinya mendorong guru untuk melakukan inovasi dalam

perancangan media pembelajaran, pemecahan masalahnya antara lain dengan

merekacipta media pembelajaran menyenangkan bagi siswanya melalui

kerjasama dengan berbagai pihak dan instansi pendidikan.

Dalam perancangannya, guru dapat melibatkan kerjasama dengan

pihak lain yang berkompeten dalam komunikasi visual seperti seniman komik.

Namun dalam pembuatannya guru tetap memantau, agar konten materi sesuai

dengan cerita serta segenap proses yang digambarkan di dalam komik. Lebih

baik lagi komik yang dibuat mampu disesuaikan dengan keadaan

pembelajaran yang akan dilakukan pada sekolah atau daerah tersebut, serta

sesuai dengan rencana pelaksanaan dan pembelajaran yang akan dilakukan.

B. Saran

Dalam perancangan pembuatan komik yang bersifat edukatif (media

pembelajaran) mutlak untuk memperhatikan karakteristik pebelajar. Ini bisa

dilihat dari siapa yang akan menggunakan komik tersebut, kegunaan dari

komik tersebut, dan lain-lain. Penggunaan komik sebagai media pembelajaran

juga harus memperhatikan pesan terutama konten materi yang akan

Page 20: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

20

disampaikan di dalamnya. Untuk itu penting dalam melakukan koreksi

terhadap konten materi (kebenaran konsep materi) yang divisualisasikan

dalam komik.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2006. http// www. Suara Merdeka. Com/Cyber News/ Berita Utama/27 April 2010/ 25.115 Siswa Akan Ikuti UN Ulangan/ Diakses pada Tanggal 1 Desember 2010.

Arikunto Suharsini, 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bhumi aksara.

Arsyad Azhar, 2002. Media Pembelajaran. Jakarta, Rajawali Pers.

Asnawir Basyirudin, 2002. Media Pembelajaran. Jakarta, Delia Citra Utama.

Girwidz R,et al. 2006 Media-Assisted Learning in Science Education: an Interdisciplinary Approach to Hibernation and Energy Transfer. Science educational International. Vol 17, No 2, June 2006, pp. 95-107. Di akses pada tanggal 10 desember 2013.

III

Page 21: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

21

Hadi, S. (2005) Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan dengan Menggunakan Media Komik Pada Siswa Kelas III SD Muhammadiyah Dau Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang, Progran Pasca Sarjana, Universitas Negeri Malang.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta, Bumi Aksara

Hamalik Oemar, 1992. Metoda Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung, Tarsito.

Hurlock, E.B. 2000. Perkembangan Anak. Alih Bahasa, Meitasari Tjandrasa dan Muslichah Zarkasih. Jakarta, Erlangga.

Jumariyati Nining, 2008. Pengembangan komik sebagai media pembelajaran biologi untuk siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Gading, Probolinggo. Skripsi. Universitas Negeri Malang.

Kirkorian et.el. 2008. Learning with comic. Education Internet Journal VOL. 18 / NO. 1 / Spring 2008. Di akses tanggal 20 April 2013.

Osa, Amanokawa, 2007. Guide to draw manga volume 4. Andi offset.Yogyakarta.

Santyasa I wayan, 2007. Media Pembelajaran, Makalah dalam Workshop Media Pembelajaran SMA Negeri Klungkung (Online), (http,//freeware.com/education/diakses tanggal 20 April 2010).

Shadely, Hasan. 1990. Ensiklopedia Nasioal Indonesia. Jakarta, Ichran baru-Van Hoeve.

Sudjana, Nana dan Rivai Ahmad. 2002. Media Pengajaran. Bandung , Sinar Baru Algensindo.

Tatsumaki, 2010. How To Daw Manga. Bandung , Tri Exs Media.

Tim Penyusun, 2005. Sari Penelitian PTK. Jakarta, Depdiknas

Page 22: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

22

Waluyanto Dwi Heru, 2005. Komik Sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran. Jakarta, Fakultas Seni dan Desain – Universitas Kristen Petra.

Wibowo Thomas, 2005. Pendayagunaan Media Pembelajaran. Jakarta: Jurnal Pendidikan Penabur - No.04 / Th.IV / Juli 2005.

MAKALAH III

PENGGUNAAN KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI

YANG INOVATIF DAN MENYENANGKAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir PerkuliahanPoblematika Pendidikan Bidang Studi Biologi

Yang dibina oleh

Prof. Dr. Yusuf Abdurrazak. M.Pd

Disusun oleh

Khairul Umam Al Maududy120341540934

Page 23: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

23

UNIVERSITAS NEGERI MALANGPROGRAM STUDI PASCA SARJANA

PENDIDIKAN BIOLOGIFebruari 2013

DAFTAR ISI

I. Judul …………………………………………….………………………… i

II. Daftar Isi …………………………………………………………………. ii

III. Kata Pengantar ………………………………………………………….. iii

IV. BAB I (Pendahuluan) …………………………...…………………………. 1

Latar Belakang Penulisan Judul ………………………………………… 1

Tujuan Penulisan …………………………………………………………. 5

Rumusan Masalah ………………………………………………………… 5

V. BAB II (Pembahasan) …………………………………………………….. 6

Page 24: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

24

Pembelajaran Biologi di Indonesia Saat ini ……………………………... 6

Media Pembelajaran ……………………………………………………… 7

Komik Sebagai Media Pembelajaran Biologi …………………………… 9

Perancangan Media Pembelajaran Komik Biologi …………………….. 12

Aplikasi Media Pembelajaran Komik Biologi ………………………….. 16

VI. BAB III (Penutup)

Kesimpulan ……………………………………………………………….. 18

Saran ……………………………………………………………………… 18

DAFTAR PUSTAKA ……………………………….………………………… 20

LAMPIRAN ………………………………………………………………….. 22

Kata Pengantar

Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, guru sebagai pemegang kontrol

selayaknya selalu berusaha mengoptimalkannya dengan berbagai cara baik dalam

menghadirkan suasana yang kondusif serta mengkomunikasikan materi pelajaran

dengan lebih mudah. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat

merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar

untuk mencapai tujuan belajar. Mengetahui fungsi dan posisi media pembelajaran

dalam kegiatan pembelajaran di kelas, maka penting bagi guru untuk

mempertimbangkan penggunaan media pembelajaran.

Di Indonesia Penggunaan media pembelajaran oleh guru di kelas masih

sangar minim, terlebih dalam upaya untuk merancang maupun

ii

Page 25: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

25

mengembangkannya. Hal tersebut membuat pembelajaran dirasa akan semakin

monoton, tekstual, verbal, dan cenderung teacher center. Kemampuan berfikir

abstrak siswa akan sulit terpacu, mengingat dalam menjelaskan konsep materi

yang bersifat abstrak perlu digunakan suatu “alat” yang mampu

memvisualisasikan konsep tersebut.

Pemilihan media pembelajaran komik, oleh penulis disini dilator belakangi

oleh fenomena kepopuleran komik di dalam kehidupan remaja dan anak-anak

(siswa sekolah dasar hingga menengah atas). Kesan informal komik mampu

mengurangi “momok” pembelajaran yang berat dan formal, mengingat komik

sudah akrab dan berkesan menarik perhatian siswa. Tidak hanya dari segi

kemenarikannya, komik yang sarat akan muatan visual memang memiliki

kelebihan dalam menerangkan konsep abstrak terutama penjelasan proses-proses

yang rumit dalam bahasa verbal.

Beberapa penelitian di luar dan dalam negeri memang menunjukkan

keberhasilan yang baik pada penggunaan komik sebagai media pembelajaran.

Beberapa kelebihan dari komik yang telah dibuktikan secara empirik, selayaknya

men jadi tolak ukur bagi pendidik serta instansi yang terkait dalam mengupayakan

perancangan komik sebagai media pembelajaran atau sumber belajar di kelas.

Alasan lainnya adalah kemampuan yang penulis miliki dalam perancangan media

komik sehingga bermaksud untuk memberikan informasi terkait penggunaan dan

perancangan media komik dengan baik, terutama komik untuk pembelajaran

biologi.

Tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terimakasih, kepada dosen

Pembina mata kuliah problematika pendidikan biologi, yakni bapak Prof. Dr.

Yusuf Abdurrazak, M.Pd yang telah membina penulis dalam perkuliahan hingga

penulisan makalah ini sebagai tugas akhir. Sebagai seorang insan manusia, penulis

memohon permakluman apabila dalam penyusunan makalah ini masih terdapat

kesalahan yang perlu untuk diperbaiki, untuk itu penulis memohon masukan.

Akhir kata, atas berkat rahmat Allah Tuhan yang Maha Esa, penulis mengucapkan

banyak terimakasih.

Page 26: Perancangan komik sains sebagai sumber belajar mahasiswa

26

Malang, 2 Mei 2013

Khairul Umam Al Maududy

iii