Upload
umam-al-maududy
View
105
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
proposal penelitian yang berjudul "Perancangan komik sains sebagai sumber belajar siswa" dimana saya sebagai peneliti sekaligus perancangnya (komikus). di fokuskan untuk sumber belajar mahasiswa S1 pada mata kuliah genetika strata 1.
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di
era globalisasi menyebabkan munculnya berbagai gejala sosial dan perubahan
diberbagai dimensi kehidupan masyarakat, baik ekonomi, sosial, budaya
maupun pendidikan. Hal ini memerlukan kesiapan diri dari sumberdaya
manusia untuk mengikuti laju perkembangan tersebut.
Biologi sebagai salah satu ilmu dasar baik aspek terapan maupun aspek
penalaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan
penguasaan sains dan teknologi. Biologi merupakan ilmu yang mendidik
manusia untuk berpikir logis, teoritis, rasional, dan ilmiah. Menurut informasi
yang diperoleh penulis (Harian Suara Merdeka 2010), dari hasil nilai biologi
pada Ujian Nasional, pada semua tingkat dan jenjang pendidikan selalu terpaku
pada nilai yang belum memuaskan.
Berdasarkan data dari Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan
Pengembangan Kemendiknas, dari 1.522.162 siswa SMA/MA yang mengikuti
UN, terdapat 154.079 siswa yang mengikuti ujian ulang. Sejumlah 99.433
siswa mengulang beberapa mata pelajaran, sedangkan 64,5% siswa mengulang
satu mata pelajaran yang tidak tuntas. Ternyata Bahasa Indonesia dan biologi
adalah mata pelajaran yang paling banyak diulang oleh siswa.
I
2
Mendiknas juga menyebutkan, penyebab lain ketidaktuntasanan adalah
karena proses belajar mengajar yang tidak maksimal, kesadaran murid yang
rendah dan infrastruktur, serta sarana prasarana yang kurang memadai. Melihat
kenyatan ini sangat ironis dengan kedudukan dan peran biologi untuk
pengembangan ilmu dan pengetahuan, mengetahui biologi merupakan dasar
ilmu pengetahuan alam, kesehatan, lingkungan, pertanian, industri dan serta
dasar dalam membentuk pola pikir yang ilmiah. Pada kenyataannya biologi
hingga saat ini masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit bagi siswa.
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melaksanakan program
pendidikan berkualitas, dengan melaksanakan penyesuaian-penyesuaian yang
berkaitan dengan faktor faktor pengajaran disekolah (Asnawir, 2002). Sejauh
ini penggunaan buku teks sebagai media pembelajaran masih dirasakan kurang
efektif dalam menekan rasa malas siswa untuk belajar. Keadaan buku teks
terutama buku paket pembelajaran masih terkesan formal sehingga kesan atau
momok suatu pelajaran masih tersirat di benak siswa. Hal ini juga menjadikan
siswa untuk enggan mengulang belajar di rumah.
Rasa gairah belajar akan muncul jika ada minat yang dapat
ditumbuhkan melalui motivasi. Salah satu dari berbagai cara untuk
menumbuhkan motivasi belajar adalah dengan menggunakan metode belajar
yang bervariasi serta menggunakan media belajar yang baik, menarik serta
harus sesuai dengan tujuan pembelajaran (Hamalik, 1992). Penggunaan media
serta metode belajar yang bervariasi diharapkan dapat memberikan stimulus
3
kepada siswa untuk belajar dan memudahkan siswa dalam proses pemahaman
konsep serta essensi materi pelajaran.
Untuk meningkatkan motivasi belajar biologi siswa di SMA dan
sederajat diperlukan pembelajaran yang efektif baik dalam menyampaikan
bahan ajar, serta menumbuhkan minat dalam belajar. Salah satunya dengan
menggunakan media pembelajaran yang interaktif dan komunikatif (Hamalik,
1992). Dari informasi yang diperoleh peneliti pada Artikel yang berjudul
“Pendayagunaan Media Pembelajaran” oleh Thomas Wibowo, diketahui bahwa
sikap guru dalam menghadirkan media dalam kegiatan pembelajaran masih
sangat minim. Serta ketersediaan media yang sesuai dalam memediasi materi
yang terkait masih belum diupayakan.
Perkembangan komik akhir akhir telah berlangsung dengan sangat baik.
Komik menjadi bacaan yang sangat diminati baik oleh kalangan dewasa
terlebih anak anak. Cerita komik yang sarat imajinatif dengan dukungan
gambar yang menarik serta komunikasi yang lugas membuat komik begitu
diminati untuk dikonsumsi dikalangan anak anak-anak. Gambar pada komik
membantu mendorong para siswa membangkitkan minatnya pada pelajaran.
Komik dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan
berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan kreatif dalam bercerita, dramatisasi,
bacaan, penulisan, melukis dan menggambar, serta membantu mereka
menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari buku teks dari pada
sifat yang hiburan semata-mata (Sudjana dan Rivai, 2002). Komik merupakan
4
suatu realita yang bermakna sehingga sebagian dari siswa akan mengenal dan
mengingat karakter tokoh dari komik yang mereka lihat.
Hasil penelitian Sri Hayati et al. telah menunjukkan keunggulan media
pembelajaran yang dapat membantu guru dan staf pengajar dalam
menyampaikan pesan pembelajaran (2005, 17). Sejauh ini penggunaan media
pembelajaran oleh guru dikelas masih sangat minim, guru lebih suka
menggunakan metode ceramah verbal dalam mengajar. Para pakar teknologi
pendidikan mengungkapkan bahwa kepiawaian guru menggunakan metode
mengajar yang tepat serta didukung oleh kompetensi guru memanfaatkan
media pembelajaran yang sesuai akan memberi kontribusi terhadap
peningkatan efektivitas mengajar para guru dan juga berguna bagi siswa.
Perlu mengupayakan penggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran di
kelas, terlebih media pembelajaran yang praktis, efektif dan mudah digunakan
oleh guru dalam mengajar.
Mengenai perancangan komik sendiri, informasi yang diperoleh penulis
dari Education Internet Journal Volume 18 / No. 1 / Spring 2008, menunjukkan
bahwa perancangan komik di Eropa melibatkan banyak pihak dalam sebuah
team work projek yang didukung oleh Dinas Pendidikan terkait. Bentuk komik
tidak lagi seperti buku, namun sudah dalam bentuk komik digital pada media
web yang mudah diakses di internet.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa melalui media cetak
komik dapat menunjang peningkatan motivasi, prestasi, dan siswa pada
5
umumnya dan terutama siswa yang mengalami kesulitan belajar pada
khususnya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan ini
dalam sebuah kajian makalah.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini secara garis besar adalah sebagi berikut
1. Memberikan informasi mengenai upaya penggunaan komik sebagai media
pembelajaran, berdasarkan hasil studi literasi dan hasil penelitian.
2. Memberikan informasi mengenai perancangan serta penggunaan komik
sebagai media pembelajaran.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengupayaan komik sebagai media pembelajaran?
2. Bagaimana perancangan komik sebagai media pembelajaran ?
3. Bagaimana penggunaan komik dalam pembelajarandi kelas?
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Biologi di Indonesia Saat ini
Pembelajaran Biologi di Indonesia masih tertinggal jauh dariapada
Negara-negara di Asia pada umumnya. Hal ini terutama pada sifat
pembelajaran yang masih berkesan Teacher Center yang verbal dan tekstual.
Pembelajaran yang verbal dan tekstual menghalangi kreativitas siswa dalam
berfikir dan memvisualisasi konsep biologi yang bersifat abstrak. Sejauh ini
penggunaan media dalam memediasi ketimpangan dalam pembelajaran
tersebut masih belum diupayakan oleh pendidik dengan berbagai alasan.
Beberapa alasan pendidik dalam minimnya penggunaan media di kelas
antara lain karena repot (memerlukan banyak waktu),terlalu canggih dan
mahal, ketidak terampilan dalam mengoprasikan media, media bersifat
hiburan, ketidak tersediaannya di sekolah, serta kurangnya penghargaan dari
atasan. Untuk mengatasi semua alasan tersebut hanya satu hal yang
diperlukan, yaitu perubahan sikap guru dalam mengoptimalkan pembelajaran
di kelas, melalui penggunaan media pembelajaran.
Kebanyakan media pembelajaran yang umumnya digunakan dalam
mata pelajaran biologi adalah gambar poster dan alat peraga. Dalam
pengoprasian alat peraga siswa juga tidak selamanya mampu mengaitkan
konsep materi dengan alat peraga tanpa bantuan dari guru. Beberapa alat
II
7
peraga juga masih terbatas dalam mengkomunikasikan konsep materi,
terutama pada keadaan yang kontekstual di lapang. Sejauh ini penggunaan
gambar poster juga masih terbatas dalam memvisualisasikan materi abstrak,
terlebih yang menekankan pada suatu proses biologis dan studi kasus.
Dari kenyataan tersebut maka dapat diketahui bahwa pendidik maupun
peserta didik di Indonesia membutuhkan media pembelajaran yang mudah
dalam pengoprasian dan penyediaannya di sekolah.
B. Media Pembelajaran
AECT (National Education Association 1977, dalam Arsyad, 2002)
mendefinisikan media dengan batasan, yakni sebagai benda yang dapat dilihat,
didengar, dibaca, digerakkan, dibicarakan, dalam kegiatan belajar mengajar
yang dapat mempengaruhi keefektifan program instruksional pendidikan.
Secara implisit dari pengertian di atas, hematnya menurut penulis media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat,
pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
belajar.
Karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan
berlangsung dalam suatu sistem (guru, siswa, perangkat, metode, strategi,
kurikulum), maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting
8
atau integral dalam pembelajaran. Posisi media pembelajaran sebagai
komponen komunikasi ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 2.1, Posisi Media dalam Sistem Pembelajaran(Sumber, Arsyad, 2002)
Sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media,
komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses
komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media
pembelajaran memiliki fungsi praktis dalam proses belajar mengajar
sebagai berikut,
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyampaian informasi
sehingga dapat memperlancar kegiatan pembelajaran di kelas.
2) Karena menarik perhatian, sehingga media pembelajaran dapat
meningkatkan motivasi anak untuk berinteraksi dengan kegiatan
pembelajaran di kelas (Sudrajat, 2010).
3) Media pembelajaran dapat mengatasi berbagai keterbatasan fisik
(panca indera) siswa, ruang dan waktu pembelajaran (Arsyad, 2002).
9
4) Media pembelajaran menghasilkan keseragaman pengamatan siswa
serta membantu pemahaman siswa dalam belajar konkrit,
kontekstual karena mengaitkan materi dengan contoh nyata
kehidupan siswa sehari hari (Arsyad, 2002).
Fungsi media dalam proses pembelajaran ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2.2 Fungsi media dalam proses pembelajaran (Arsyad, 2002)
Dari berbagai media pembelajaran yang ada, guru harus mampu
mengetahui karakteristik stimulus, dan kesesuaian rangsangan yang dapat
diberikan kepada siswa, materi pelajaran, situasional pembelajaran
(Asnawir, dkk, 2002). Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan,
materi, serta kemampuan dan karakteristik siswa, akan sangat menunjang
efisiensi dan efektivitas proses dan hasil pembelajaran.
C. Komik Sebagai Media Pembelajaran Biologi
Pengertian komik menurut Shadely (1990,54) adalah serangkaian
gambar-gambar sedangkan masing-masing dalam kotak yang keseluruhannya
10
merupakan rentetan suatu cerita. Gambar-gambar itu dilengkapi balon-balon
ucapan (speak baloons) ada kalanya masih disertai narasi sebagai penjelasan.
Semula komik diterbitkan untuk tujuan komersil, hanya sebagai kebutuhan
hiburan semata yang dinikamati dari segenap usia dan kalangan. Karena
komik mempunyai sifat menarik perhatian, sederhana, jelas, dan mudah di
nikmati, sehingga potensi komik mulai di kembangkan ke arah edukatif.
Komik sebagai media pembelajaran merupakan salah satu media yang
dipandang efektif untuk mengembangkan kreativitas dalam bidang desain
komunikasi visual. Komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang
mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi secara popular dan
mudah dimengerti. Hal ini dimungkinkan karena komik memadukan kekuatan
gambar dan tulisan yang dirangkai dalam suatu alur cerita gambar yang
membuat informasi lebih mudah diserap. Teks membuatnya lebih dimengerti,
dan alur membuatnya lebih mudah untuk diikuti dan diingat.
Kajian psikologi sebelumnya menyatakan bahwa dalam belajar anak
akan lebih mudah mempelajari hal yang menarik dan menggairahkan daripada
yang pembelajaran formal (Hurlock, 2000). Kesan komik yang sederhana dan
menarik, mengurangi kesan “momok” pada kajian mata pelajaran, sehingga
melalui penggunaan komik sebagai media pembelajaran akan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
Komik menjadi pilihan karena adanya kecenderungan banyak siswa
lebih menyenangi bacaan yang berkesan ringan dan menghibur seperti komik
11
dibandingkan dengan menggunakan waktu mereka untuk belajar atau
mengerjakan tugas rumah. Komik bukan hanya mampu difungsikan sebagai
hiburan, tetapi bisa juga difungsikan sebagai media edukasi untuk mendidik
dan serta mentransfer ilmu pengetahuan dan nilai-nilai moral kepada siswa.
Menurut Sudjana dan Rivai (2002,68) media komik dalam proses belajar
mengajar menciptakan minat para siswa, mengefektifkan proses belajar
mengajar, dapat meningkatkan minat belajar (motivasi) dan berapresiasi.
Komik merupakan alat yang memiliki fungsi menyampaikan pesan.
Sebagai sebuah media, pesan yang disampaikan lewat komik biasanya jelas,
runtut, dan menyenangkan. untuk itu, media komik berpotensi untuk menjadi
sumber belajar bagi siswa. Dalam hal ini, komik pembelajaran berperanan
sebagai alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran (Dwi
Heru, 2005). Sebagai media komunikasi visual, komik dapat diterapkan
sebagai alat bantu pendidikan karena mampu menyampaikan informasi secara
efektif dan efisien.
Selain mampu memotivasi siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran, daya imajinasi yang ditimbulkan oleh komik akan dan
mempersiapkan stimulus bagi siswa untuk berpikir serta visualisasi materi
yang bersifat verbal melalui gambar visual serta gambar atau adegan yang
memvisualisasikan proses dalam komik sehingga siswa dapat mengkonstruksi
sendiri konsep materi atau pesan yang diterima dan kemudian dipahami.
12
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nining Jumariyati pada
tahun 2008, dapat diketahui bahwa pemanfaatkan komik sebagai media
pembelajaran Biologi termasuk dalam kriteria sedang. Berdasarkan hasil
analisis ketuntasan belajar klasikal siswa, dapat disimpulkan bahwa komik
cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan dari
penelitian yang dilakukan girwidz et al. University Of Education
Ludwidsburgh Jerman, menunjukkan keunggulan media komik yang mampu
menjembatani berbagai konsep yang saling berkaitan, meski sepertinya
terpisah. Komik yang diujikan mampu menjelaskan konsep aliran energi pada
makhluk hidup, yang dibahas dengan disiplin fisika dan biologi. Materi dapat
dijelaskan dengan baik, terintegritas (fisika-biologi), dengan hasil yang
memuaskan, terutama pada kemampuan berfikir tingkat tinggi, melalui
visualisasi komik yang komunikatif.
Karena komik yang digunakan dalam penelitian ini di berdayakan
sebagai pengganti buku teks, maka isi komik telah di sesuaikan dengan tujuan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, tanpa mengurangi kesan komik yang
ringan dan menghibur.
D. Perancangan Media Pembelajaran Komik Biologi
Saat ini komik dapat digunakan sebagai media pembelajaran
instruksional. Selain menarik perhatian siswa, komik memuat serangkaian
urut-urutan gambar yang akan mempermudah siswa dalam memahami
13
pelajaran. Menurut Sudjana dan Rivai (2002,68), menyatakan bahwa peranan
pokok dari media komik dalam pengajaran adalah kemampuannya dalam
menciptakan minat belajar siswa.
Mengingat biologi merupakan ilmu yang mendidik manusia untuk
berpikir sesuai dengan kerangka ilmiah, maka penting bagi kita untuk
memahami essensi materi pelajaran biologi dengan baik. Lebih lanjut
dikemukakan oleh Kirkorian et al dalam artikel yang dimuat dalam Education
Internet Journal VOL. 18 / NO. 1 / Spring 2008, menjelaskan bahwa dalam
perancangan komik sebagai media edukasi, selayaknya harus memperhatikan
beberapa aspek. Visualisasi yang menarik harus tidak terlepas pada konteks
materi pelajaran yang benar dan tepat. Sehingga harus terjadi kerjasama yang
baik antara ahli materi (guru/ dosen) dengan seniman komik (komikus) yang
akan memvisualisasikan materi tersebut. Dalam Perancangan media
pembelajaran komik oleh peneliti perlu kiranya memperhatikan unsur unsur
penting penyusun komik, yang terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut
a. Konten Materi Biologi pada Komik
Konten materi adalah hal abstrak yang paling penting untuk
diperhatikan dalam upaya pemvisualisasiannya pada gambar komik.
Kemenarikan gambar tidak akan menjadi komunikatif apabila konsep
materi yang di sajikan masih salah. Dalam hal ini, pembuat komik harus
selalu mengkonsultasikan konsep materi yang akan digambarkan pada
14
validator materi, untuk selalu diperiksa keabsahan konsep-konsep biologi
yang digambarkan.
b. Plot
Plot adalah alur atau jalan cerita yang mengatur segala skenario
komik dari awal hingga akhir. Plot adalah unsur utama dari komik, karena
merupakan penuangan dari ide pokok pengarang komik terhadap cerita
yang akan dibuat. Dalam membuat plot, komikus (pembuat komik) harus
menetapkan terlebih dahulu apakah cerita yang akan dibuat nantinya.
Dalam penetapan plot cerita ini komikus harus tetap berkonsultasi dengan
validator materi, agar cerita yang digambarkan mampu mewakili konsep
materi yang ingin disampaikan. Plot yang baik pada komik menurut
Amanakowa (2007,16) harusnya mencermati beberapa poin antara lain, (1)
pengenalan awal atau Introduction, (2) setting waktu, (3) Alur cerita, (3)
Problem, (4) Solution, (5) Ending, atau akhir cerita. (Osa, 2007).
c. Naskah
Setelah Plot ditentukan dengan jelas dan ajeg, maka langkah
selanjutnya yang dapat dilakukan adalah menulis naskah komik, terutama
untuk percakapan antar tokoh di dalam komik. Dalam mengarang naskah
secara imajinatif kita sebaiknya menentukan point-point inti dari berbagai
ide untuk ditata dengan rapi, dan mudah dipahami oleh pembaca.
Umumnya cerita tersusun atas tiga babak yakni awalan, tengah, dan akhir,
namun dalam penyusunan naskah cerita sebaiknya tidak terlalu
15
memaksakan poin yang tidak dapat dimasukkan, atau tidak sinkron dengan
cerita (Tatsumaki, 2010).
Pada penyusunan komik biologi ini, naskah biasanya akan memuat
berbagai pertanyaan pada bagian awal, proses penjelasan pada bagain
tengah dan kesimpulan pada bagian akhir. Sesuai dengan kaidah berpikir
ilmiah oleh para peneliti, yang diawali dengan rasa ingin tau (curiousity)
yang tinggi, penelaahan, dan menarik kesimpulan.
d. Karakter
Karakter adalah gambaran tokoh, baik dalam wajah dan tubuh,
pakaian, gerak dan prilaku. Penegasan dan penghidupan karakter harus
dilakukan untuk memberikan wacana yang jelas dan tidak kabur bagi
pembaca, sehingga pembaca dapat mengetahui informasi yang sangat jelas
mengenai para tokoh. Karakter tokoh yang kabur dapat menurunkan
minat baca seseorang, karena karakter tokoh akan membangun kesan yang
menarik kepada pembaca (Tatsu maki, 2010).
Untuk komik yang bersifat edukasi disini, setiap karakter akan dibuat
sesuai dengan norma dan budaya Indonesia, agar karakter-karakter positif
pada komik nantinya diharapkan dapat mempengaruhi siswa.
e. Paneling
Paneling merupakan ciri khas dari komik. Paneling merupakan
tampilan beberapa cerita atau adegan dalam satu halaman komik yang
disajikan dalam bentuk kotak/ panel/ frame. Dalam komik jepang (Manga)
16
Paneling disusun dari kanan ke kiri, sedangkan dalam komik barat (juga
Indonesia) disusun dari kiri ke kanan. Bentuk panel harus rapi (tidak
terpisah jauh) dan tidak terlalu banyak dalam satu halaman. Hal ini
bertujuan agar pembaca dapat memahami cerita secara jelas. Antara panel
satu dan lainnya dapat diberi batas jelas atau hanya dengan mempertebal
panel, hal ini sah saja karena masing-masing akan memberikan kesan
artistik tersendiri. (Amanokawa, 2007).
f. Tampilan (Layout)
Hal hal yang mencakup tampilan (Layout) komik memuat balon
kata, spesial Effect, Background pengambilan gambar. Balon kata memuat
percakapan antar tokoh dalam komik, serta memberikan keterangan
lainnya. Spesial effect, Background dan pengambilan gambar akan
memperkuat karakter cerita serta kesan situasional yang hidup pada komik
tersebut. (Amanokawa, 2007).
E. Aplikasi Media Pembelajaran Komik Biologi
Sejauh ini penggunaan komik sebagai media pembelajaran masih jarang
dilakukan. Banyak penelitian yang menguji keefektifan komik sebagai media
pembelajaran dengan hasil yang memuaskan, tetapi untuk follow up
selanjutnya masih belum terlaksana. Menurut hasil pengamatan penulis,
kebanyakan komik pembelajaran dikonsumsi oleh siswa sebagai media
pembelajaran di luar sekolah (di rumah), sehingga kesan pembelajaran yang
17
verbal masih melekat pada pembelajaran di kelas. Mengingat waktu luang
siswa yang sedikit, sehingga waktu yang digunakan siswa untuk membaca
komik tersebut menjadi terbatas. untuk itu sebaiknya guru mampu
menggunakan media tersebut dalam pembelajaran dikelas.
Komik pembelajaran memuat studi kasus atau pengalaman para tokoh
dalam cerita kehidupannya sesuai dengan materi yang dibahas. Guru dalam
mengaplikasikan komik pembelajaran boleh saja menggunakannya bersama
sama dengan buku teks sebagai acuan. Buku teks masih dapat digunakan
bersama dengan komik, di mana komik dapat menggambarkan situasi
kontekstual yang lebih jelas dari penjelasan tekstual di buku. Siswa tidak
hanya terpaku pada kegiatan membaca komik, namun guru tetap dapat
menjelaskan isi materi pelajaran dikelas, dalam artian guru sebagai penyampai
dan penjelas informasi materi dapat menggunakan cerita pada komik sebagai
penguatan dari penjelasannya. jadi kedudukan komik disini seperti halnya
buku paket pelajaran, sehingga guru tidak susah dalam mengaplikasikannya.
18
Gambar 3. Pembelajaran Dengan Menggunakan Komik Sebagai Media
Pembelajaran (Dokumentasi Penulis 2011)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komik merupakan media cetak yang mempunyai fungsi
menyampaikan pesan. Sebagai sebuah media, pesan yang disampaikan
haruslah jelas, runtut, dan menyenangkan. Untuk itu, media komik berpotensi
untuk menjadi sumber belajar. Dalam hal ini, komik pembelajaran berperanan
sebagai alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Jika
ditinjau dari aspek fungsi perekayasaan komik pembelajaran, akan tampak
19
bahwa ternyata sesuatu yang serius dan rumit bisa dibuat secara lebih
gamblang dan menyenangkan.
Penggunaan komik seperti ini akan memudahkan serta memudahkan
pebelajar dari kesulitan dalam memahami mata pelajaran yang diberikan oleh
guru. Kondisi ini mestinya mendorong guru untuk melakukan inovasi dalam
perancangan media pembelajaran, pemecahan masalahnya antara lain dengan
merekacipta media pembelajaran menyenangkan bagi siswanya melalui
kerjasama dengan berbagai pihak dan instansi pendidikan.
Dalam perancangannya, guru dapat melibatkan kerjasama dengan
pihak lain yang berkompeten dalam komunikasi visual seperti seniman komik.
Namun dalam pembuatannya guru tetap memantau, agar konten materi sesuai
dengan cerita serta segenap proses yang digambarkan di dalam komik. Lebih
baik lagi komik yang dibuat mampu disesuaikan dengan keadaan
pembelajaran yang akan dilakukan pada sekolah atau daerah tersebut, serta
sesuai dengan rencana pelaksanaan dan pembelajaran yang akan dilakukan.
B. Saran
Dalam perancangan pembuatan komik yang bersifat edukatif (media
pembelajaran) mutlak untuk memperhatikan karakteristik pebelajar. Ini bisa
dilihat dari siapa yang akan menggunakan komik tersebut, kegunaan dari
komik tersebut, dan lain-lain. Penggunaan komik sebagai media pembelajaran
juga harus memperhatikan pesan terutama konten materi yang akan
20
disampaikan di dalamnya. Untuk itu penting dalam melakukan koreksi
terhadap konten materi (kebenaran konsep materi) yang divisualisasikan
dalam komik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2006. http// www. Suara Merdeka. Com/Cyber News/ Berita Utama/27 April 2010/ 25.115 Siswa Akan Ikuti UN Ulangan/ Diakses pada Tanggal 1 Desember 2010.
Arikunto Suharsini, 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bhumi aksara.
Arsyad Azhar, 2002. Media Pembelajaran. Jakarta, Rajawali Pers.
Asnawir Basyirudin, 2002. Media Pembelajaran. Jakarta, Delia Citra Utama.
Girwidz R,et al. 2006 Media-Assisted Learning in Science Education: an Interdisciplinary Approach to Hibernation and Energy Transfer. Science educational International. Vol 17, No 2, June 2006, pp. 95-107. Di akses pada tanggal 10 desember 2013.
III
21
Hadi, S. (2005) Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan dengan Menggunakan Media Komik Pada Siswa Kelas III SD Muhammadiyah Dau Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang, Progran Pasca Sarjana, Universitas Negeri Malang.
Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta, Bumi Aksara
Hamalik Oemar, 1992. Metoda Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung, Tarsito.
Hurlock, E.B. 2000. Perkembangan Anak. Alih Bahasa, Meitasari Tjandrasa dan Muslichah Zarkasih. Jakarta, Erlangga.
Jumariyati Nining, 2008. Pengembangan komik sebagai media pembelajaran biologi untuk siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Gading, Probolinggo. Skripsi. Universitas Negeri Malang.
Kirkorian et.el. 2008. Learning with comic. Education Internet Journal VOL. 18 / NO. 1 / Spring 2008. Di akses tanggal 20 April 2013.
Osa, Amanokawa, 2007. Guide to draw manga volume 4. Andi offset.Yogyakarta.
Santyasa I wayan, 2007. Media Pembelajaran, Makalah dalam Workshop Media Pembelajaran SMA Negeri Klungkung (Online), (http,//freeware.com/education/diakses tanggal 20 April 2010).
Shadely, Hasan. 1990. Ensiklopedia Nasioal Indonesia. Jakarta, Ichran baru-Van Hoeve.
Sudjana, Nana dan Rivai Ahmad. 2002. Media Pengajaran. Bandung , Sinar Baru Algensindo.
Tatsumaki, 2010. How To Daw Manga. Bandung , Tri Exs Media.
Tim Penyusun, 2005. Sari Penelitian PTK. Jakarta, Depdiknas
22
Waluyanto Dwi Heru, 2005. Komik Sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran. Jakarta, Fakultas Seni dan Desain – Universitas Kristen Petra.
Wibowo Thomas, 2005. Pendayagunaan Media Pembelajaran. Jakarta: Jurnal Pendidikan Penabur - No.04 / Th.IV / Juli 2005.
MAKALAH III
PENGGUNAAN KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI
YANG INOVATIF DAN MENYENANGKAN
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir PerkuliahanPoblematika Pendidikan Bidang Studi Biologi
Yang dibina oleh
Prof. Dr. Yusuf Abdurrazak. M.Pd
Disusun oleh
Khairul Umam Al Maududy120341540934
23
UNIVERSITAS NEGERI MALANGPROGRAM STUDI PASCA SARJANA
PENDIDIKAN BIOLOGIFebruari 2013
DAFTAR ISI
I. Judul …………………………………………….………………………… i
II. Daftar Isi …………………………………………………………………. ii
III. Kata Pengantar ………………………………………………………….. iii
IV. BAB I (Pendahuluan) …………………………...…………………………. 1
Latar Belakang Penulisan Judul ………………………………………… 1
Tujuan Penulisan …………………………………………………………. 5
Rumusan Masalah ………………………………………………………… 5
V. BAB II (Pembahasan) …………………………………………………….. 6
24
Pembelajaran Biologi di Indonesia Saat ini ……………………………... 6
Media Pembelajaran ……………………………………………………… 7
Komik Sebagai Media Pembelajaran Biologi …………………………… 9
Perancangan Media Pembelajaran Komik Biologi …………………….. 12
Aplikasi Media Pembelajaran Komik Biologi ………………………….. 16
VI. BAB III (Penutup)
Kesimpulan ……………………………………………………………….. 18
Saran ……………………………………………………………………… 18
DAFTAR PUSTAKA ……………………………….………………………… 20
LAMPIRAN ………………………………………………………………….. 22
Kata Pengantar
Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, guru sebagai pemegang kontrol
selayaknya selalu berusaha mengoptimalkannya dengan berbagai cara baik dalam
menghadirkan suasana yang kondusif serta mengkomunikasikan materi pelajaran
dengan lebih mudah. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat
merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar
untuk mencapai tujuan belajar. Mengetahui fungsi dan posisi media pembelajaran
dalam kegiatan pembelajaran di kelas, maka penting bagi guru untuk
mempertimbangkan penggunaan media pembelajaran.
Di Indonesia Penggunaan media pembelajaran oleh guru di kelas masih
sangar minim, terlebih dalam upaya untuk merancang maupun
ii
25
mengembangkannya. Hal tersebut membuat pembelajaran dirasa akan semakin
monoton, tekstual, verbal, dan cenderung teacher center. Kemampuan berfikir
abstrak siswa akan sulit terpacu, mengingat dalam menjelaskan konsep materi
yang bersifat abstrak perlu digunakan suatu “alat” yang mampu
memvisualisasikan konsep tersebut.
Pemilihan media pembelajaran komik, oleh penulis disini dilator belakangi
oleh fenomena kepopuleran komik di dalam kehidupan remaja dan anak-anak
(siswa sekolah dasar hingga menengah atas). Kesan informal komik mampu
mengurangi “momok” pembelajaran yang berat dan formal, mengingat komik
sudah akrab dan berkesan menarik perhatian siswa. Tidak hanya dari segi
kemenarikannya, komik yang sarat akan muatan visual memang memiliki
kelebihan dalam menerangkan konsep abstrak terutama penjelasan proses-proses
yang rumit dalam bahasa verbal.
Beberapa penelitian di luar dan dalam negeri memang menunjukkan
keberhasilan yang baik pada penggunaan komik sebagai media pembelajaran.
Beberapa kelebihan dari komik yang telah dibuktikan secara empirik, selayaknya
men jadi tolak ukur bagi pendidik serta instansi yang terkait dalam mengupayakan
perancangan komik sebagai media pembelajaran atau sumber belajar di kelas.
Alasan lainnya adalah kemampuan yang penulis miliki dalam perancangan media
komik sehingga bermaksud untuk memberikan informasi terkait penggunaan dan
perancangan media komik dengan baik, terutama komik untuk pembelajaran
biologi.
Tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terimakasih, kepada dosen
Pembina mata kuliah problematika pendidikan biologi, yakni bapak Prof. Dr.
Yusuf Abdurrazak, M.Pd yang telah membina penulis dalam perkuliahan hingga
penulisan makalah ini sebagai tugas akhir. Sebagai seorang insan manusia, penulis
memohon permakluman apabila dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
kesalahan yang perlu untuk diperbaiki, untuk itu penulis memohon masukan.
Akhir kata, atas berkat rahmat Allah Tuhan yang Maha Esa, penulis mengucapkan
banyak terimakasih.
26
Malang, 2 Mei 2013
Khairul Umam Al Maududy
iii