6
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Media informasi pembelajaran tentang peristiwa sejarah mulai dari environment atau lingkungan, sampai saat ini masih belum ada yang menarik, hal ini mendorong Museum Sepuluh Nopember Surabaya untuk mengembangkan produk-produk yang menjadikan generasi muda lebih mencintai peristiwa sejarah bangsanya. Namun koleksi yang ada saat ini justru terlihat kurang beragam dan membosankan terutama koleksi film dokumenternya, sehingga perlu adanya media audio visual baru berupa animasi dan disertai perancangan environment yang baik. Dalam perancangan ini dilakukan proses awal berupa sampling untuk mengetahui segmentasi dan pencarian data berupa data primer (wawancara dan kuesioner) dan data sekunder (teori literatur dan studi eksisting). Selanjunya akan ditentukan konsep desain dari hasil analisa yang ada. Konsep tersebut akan diturunkan menjadi beberapa definisi yang kemudian dipilih untuk dijadikan keyword . Dari hasil analisa akan ditemukan suatu kesimpulan yang selanjutnya diringkas untuk dijadikan 4 langkah perancangan desain yaitu pembuatan thumbnail, rough desain, comprehensive desain, dan final desain. Hasil perancangan berupa model sheet atau rancangan dari masing-masing environment beserta deskripsi dan penjelasan rinci sebagai acuan dalam proses animasi dan pewarnaan. Penerapan keyword “Spirit From Historical Place” dalam berbagai aspek desainnya merupakan daya tarik yang sangat ditonjolkan untuk menciptakan kesan mendalam kepada penonton terhadap film serial animasi ini. Serta memperkuat unsur edukasi dan pengetahuan tentang environment,tata lingkungan sekitarnya, properti dan lain-lain sesuai (mendekati) dengan gambaran sebenarnya pada masa itu. Kata kunci : Animasi, Desain Environment, Museum Sepuluh Nopember, Peristiwa 10 November 1945 Surabaya I. PENDAHULUAN araknya serbuan budaya dan pengetahuan sejarah asing kepada generasi muda membuat mereka lupa dengan akar sejarah dan budaya bangsa indonesia, hal ini membuat fenomena semangat nasionalisme, budaya, dan pengetahuan sejarah yang dimiliki oleh generasi muda mulai menurun, Terbukti dengan cukup banyaknya komunitas-kumunitas pecinta sejarah, seminar-seminar, dan artikel-artikel yang membahas peristiwa 10 November 1945 . Hal yang sama juga dibuktikan pada media-media cetak dan elektonik seperti buku cerita, novel, biografi dan film dokumenter yang semakin banyak dibuat, bahkan diantaranya buah karya dari saksi sejarah yang terlibat termasuk bung Tomo dalam bukunya yang berjudul “Pertempuran 10 November 1945: Kesaksian & Pengalaman Seorang Aktor Sejarah”. Dalam animasi Serial peristiwa 10 November 1945 diperlukan perencangan desain environment yang matang dan faktual untuk menjembatani karakter dan cerita aslinya serta untuk memberikan informasi tentang tempat dan lokasi 10 Nopember 1945 Surabaya bagi pengunjung terutama generasi muda. Gambar.1 Environment serial animasi 10 November 1945 Meningkatnya jumlah pengunjung tak diimbangi dengan kesiapan pengembangan teknologi media informasi sejarah yang lebih canggih dan menarik yang lebih diterima oleh masyarakat khususnya genersai muda masa kini terkait koleksi dari museum itu sendiri. Media pengenalan dan pembelajaran sejarah yang terdapat di dalam museum 10 November khususnya film dokumenter itu sendiri saat ini memiliki beberapa kelemahan dan kekurangan, antara lain terkesan kurang menariknya tampilan visual dari film dokumenter yang dimiliki oleh museum ini, monoton, dan membosankan. Oleh karena itu museum ini memang perlu adanya sebuah perubahan pada film dokumenter yang ada di museum ini, yaitu berupa media baru khususnya media audiovisual yaitu animasi. Perancangan Environment Film Serial Animasi Peristiwa 10 November 1945 Pada Ruang Diorama Elektronik Museum Sepuluh Nopember Surabaya Rian Purusatama, dan Rahmatsyam Lakoro, S.Sn., M.T Jurusan Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: [email protected] M

Perancangan Environment Film Serial Animasi Peristiwa 10 ...digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-29613-3406100132-Paper.pdf · Media pengenalan dan pembelajaran ... yaitu berupa media

  • Upload
    lamkien

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perancangan Environment Film Serial Animasi Peristiwa 10 ...digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-29613-3406100132-Paper.pdf · Media pengenalan dan pembelajaran ... yaitu berupa media

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

1

Media informasi pembelajaran tentang peristiwa sejarah mulai dari environment atau lingkungan, sampai saat ini masih belum ada yang menarik, hal ini mendorong Museum Sepuluh Nopember Surabaya untuk mengembangkan produk-produk yang menjadikan generasi muda lebih mencintai peristiwa sejarah bangsanya. Namun koleksi yang ada saat ini justru terlihat kurang beragam dan membosankan terutama koleksi film dokumenternya, sehingga perlu adanya media audio visual baru berupa animasi dan disertai perancangan environment yang baik.

Dalam perancangan ini dilakukan proses awal berupa sampling untuk mengetahui segmentasi dan pencarian data berupa data primer (wawancara dan kuesioner) dan data sekunder (teori literatur dan studi eksisting). Selanjunya akan ditentukan konsep desain dari hasil analisa yang ada. Konsep tersebut akan diturunkan menjadi beberapa definisi yang kemudian dipilih untuk dijadikan keyword . Dari hasil analisa akan ditemukan suatu kesimpulan yang selanjutnya diringkas untuk dijadikan 4 langkah perancangan desain yaitu pembuatan thumbnail, rough desain, comprehensive desain, dan final desain.

Hasil perancangan berupa model sheet atau rancangan dari masing-masing environment beserta deskripsi dan penjelasan rinci sebagai acuan dalam proses animasi dan pewarnaan. Penerapan keyword “Spirit From Historical Place” dalam berbagai aspek desainnya merupakan daya tarik yang sangat ditonjolkan untuk menciptakan kesan mendalam kepada penonton terhadap film serial animasi ini. Serta memperkuat unsur edukasi dan pengetahuan tentang environment,tata lingkungan sekitarnya, properti dan lain-lain sesuai (mendekati) dengan gambaran sebenarnya pada masa itu.

Kata kunci : Animasi, Desain Environment, Museum Sepuluh

Nopember, Peristiwa 10 November 1945 Surabaya

I. PENDAHULUAN araknya serbuan budaya dan pengetahuan sejarah asing kepada generasi muda membuat mereka lupa dengan

akar sejarah dan budaya bangsa indonesia, hal ini membuat fenomena semangat nasionalisme, budaya, dan pengetahuan sejarah yang dimiliki oleh generasi muda mulai menurun, Terbukti dengan cukup banyaknya komunitas-kumunitas pecinta sejarah, seminar-seminar, dan artikel-artikel yang

membahas peristiwa 10 November 1945 . Hal yang sama juga dibuktikan pada media-media cetak dan elektonik seperti buku cerita, novel, biografi dan film dokumenter yang semakin banyak dibuat, bahkan diantaranya buah karya dari saksi sejarah yang terlibat termasuk bung Tomo dalam bukunya yang berjudul “Pertempuran 10 November 1945: Kesaksian & Pengalaman Seorang Aktor Sejarah”. Dalam animasi Serial peristiwa 10 November 1945 diperlukan perencangan desain environment yang matang dan faktual untuk menjembatani karakter dan cerita aslinya serta untuk memberikan informasi tentang tempat dan lokasi 10 Nopember 1945 Surabaya bagi pengunjung terutama generasi muda.

Gambar.1 Environment serial animasi 10 November 1945

Meningkatnya jumlah pengunjung tak diimbangi dengan

kesiapan pengembangan teknologi media informasi sejarah yang lebih canggih dan menarik yang lebih diterima oleh masyarakat khususnya genersai muda masa kini terkait koleksi dari museum itu sendiri. Media pengenalan dan pembelajaran sejarah yang terdapat di dalam museum 10 November khususnya film dokumenter itu sendiri saat ini memiliki beberapa kelemahan dan kekurangan, antara lain terkesan kurang menariknya tampilan visual dari film dokumenter yang dimiliki oleh museum ini, monoton, dan membosankan.

Oleh karena itu museum ini memang perlu adanya sebuah perubahan pada film dokumenter yang ada di museum ini, yaitu berupa media baru khususnya media audiovisual yaitu animasi.

Perancangan Environment Film Serial Animasi Peristiwa 10 November 1945 Pada Ruang

Diorama Elektronik Museum Sepuluh Nopember Surabaya

Rian Purusatama, dan Rahmatsyam Lakoro, S.Sn., M.T Jurusan Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh

Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

E-mail: [email protected]

M

Page 2: Perancangan Environment Film Serial Animasi Peristiwa 10 ...digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-29613-3406100132-Paper.pdf · Media pengenalan dan pembelajaran ... yaitu berupa media

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

2

Didalam animasi, environment merupakan hal yang sangat penting, selain sebagai salah satu unsur pendukung, perancangan environment harus dibuat berdasarkan informasi aslinya agar pesan yang ingin disampaikan tidak melenceng dari kisah dan tempat bersejarah yang sebenarnya. Namun ada banyak prinsip dasar yang perlu diperhatikan dan diteliti menurut minat generasi muda dalam mengembangkan dan merancang desain environment. Melalui penggambaran dan pewarnaan yang tepat, mampu mengomposisikan dan memusatkan perhatian pemirsa pada environment, dan juga memberikan dampak emosional terhadap penonton. Departemen desain environment memainkan peranan penting dalam menciptakan environment yang mengedukasi serta mengingatkan pemirsa akan sejarah tempat tersebut.

II. URAIAN PENELITIAN

A. Tujuan Merancang environment yang menarik dan faktual untuk

mengkomunikasikan peristiwa sejarah 10 November 1945 sebagai pengenalan sejarah yang sesuai dengan target audiens yaitu remaja lanjut dan dewasa awal.

B. Masalah Bagaimana merancang sebuah environment dalam film

serial animasi peristiwa 10 November 1945 sebagai media informasi pengenalan latar belakang sejarah yang menarik dan faktual untuk ditayangkan di ruang diorama elektronik dan ruang auditorium visual museum 10 November 1945 dan monumen Tugu Pahlawan Surabaya?

C. Metodologi Pendekatan Media audio visual berupa animasi yang dirancang

nantinya harus memiliki cerita dan perancangan yang menarik sebagai modal untuk menarik minat pengunjung museum 10 Nopember khususnya penonton di ruang diorama elektronik, namun ada berbagai faktor yang menentukan suka atau tidaknya seorang penonton pada sebuah judul animasi. Environment juga bisa disebut sebagai sebuah setting atau penempatan untuk karakter, spesial efek dan sinematografi dimana pada akhirnya semuanya akan saling melengkapi dan menjadi satu sebagai film animasi. Target audiens sendiri berasal dari kalangan remaja, dimana remaja memiliki definisi sebagai suatu masa peralihan atau transisi yang posisinya berada diantara anak dan orang dewasa, remaja sendiri belum bisa dikatakan memperoleh status dewasa, tetapi juga tidak lagi memiliki status sebagai anak-anak. Dalam masa ini, remaja akan berusaha untuk melepaskan diri dari keterikatan orang tuanya dengan maksud untuk menemukan dirinya, atau yang lebih dikenal dengan proses pencarian identitas.

Pengambilan usia remaja lanjut (16-18) dan dewasa awal (19-24) disesuaikan dengan karakteristik Target Audiens yang secara umum adalah kalangan remaja awal, remaja lanjut, hingga dewasa awal. Hal ini dilakukan karena pada umumnya

usia remaja lanjut dan dewasa awal mulai mampu menentukan hal apa yang disukainya dan memiliki rasa keingintahuan yang lebih dalam mengenai hal yang disukainya.

Tahap- tahap remaja pun dapat dibagi menjadi 3 fase[4]: - Remaja Awal.( 13-15 tahun) - Remaja Lanjut.( 16-18 tahun) - Dewasa Awal.( 19-24 tahun)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil observasi karakteristik target audien - Kapasitas untuk memperoleh dan menggunakan

pengetahuan secara efisien mencapai puncaknya. - Pengembangan kemampuan penalaran; meningkatnya

pertimbangan moral dan kesadaran moral dan kesadaran sosial.

- Peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain tentang dirinya.

- Mampu memahami konsep-konsep yang abstrak dan berpikir secara hipotesis.

- Mampu berpikir secara sistematis dan mencari solusi dari berbagai kemungkinan.

- Mampu melihat hubungan antara kenyataan dan kemungkinan.

- Mulai memberi perhatian pada orientasi masa depan. - Berpandangan egosentris; menerima dunia dari

perspektifnya sendiri. - Mewujudkan egosentrismenya melalui dua bentuk

pemikiran sosial – penonton khayalan dan dongeng pribadi.

- Mulai mengenal konsep-konsep moralitas seperti kejujuran, keadilan, kesopanan, kedisplinan, dan sebagainya.

- Kesadaran akan identitas jadi lebih kuat; remaja berusaha mencari identitas.

- Orang tua tidak lagi dipandang sebagai otoritas yang serba tahu; orang tua adalah orang harus dihormati, tapi dipahami sebagai orang yang mungkin dapat melakukan kesalahan.

- Sebagian besar waktu dihabiskan untuk bergaul dengan teman-teman sebaya.

- Pengaruh dari teman-teman sebaya mempengaruhi perkembangan sosial dan psikologis remaja.

- Orang tua merupakan sumber penting yang mengarahkan dan menyetujui dalam pembentukan tata nilai dan tujuan-tujuan masa depan.

B. Unique Selling Point dari desain karakter animasi spirit mengandung makna bahwa penceritaan harus dirancang sedemikian rupa untuk jiwa dan emosi penonton melalui berbagai aspek sinematografi. Spirit muncul dari kecenderungan remaja yang penuh dengan semangat dan meledak-ledak serta sangat menjiwai apa yang mereka sukai. Ini berarti bahwa konsep spirit menjembatani cerita dengan target audiens. Konsep spirit juga mengimplikasikan penggambaran konsep-konsep dan nilai-nilai cerita dengan cara menunjukkannya melalui peristiwa, sebagaimana proses belajar remaja lewat penjiwaan.

Page 3: Perancangan Environment Film Serial Animasi Peristiwa 10 ...digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-29613-3406100132-Paper.pdf · Media pengenalan dan pembelajaran ... yaitu berupa media

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

3

Sedangkan untuk Historical sendiri mengandung makna, sebuah kisah yang akan diingat dan dicatat karena memiliki nilai khusus. Di sini sejarah berarti kisah kepahlawanan dan nasionalisme yang benar-benar terjadi di waktu lampau, di masa perang mempertahankan kemerdekaan. ini menunjuk pada genre dari animasi yang dirancang, yaitu action/aksi. Sedangkan Place mengandung makna, sebuah tempat dimana berlangsungnya suatu kejadian atau kepentingan, oleh karena itu penggabungan ketiga kata tersebut akan membentuk suatu kunci semangat dari sebuah tempat yang bersejarah.

C. Alur Penentuan Keyword Dalam hal ini setelah kita mendapatkan hasil riset serta studi

eksisting, maka akan dihasilkan sebuah keyword desain ”Spirit from Historical Place”. Berikut ini adalah tabel skema penyusunan keyword

Gambar. 2 Flowchart penyusunan keyword

D. Kriteria desain

Gambar. 3 Alur Produksi perancangan environment

E. Konsep visual Strategi visual yang diguanakan dalam perancangan tokoh

karakter ini saling berkesinambungan antara eksisting,

tinjauan pustaka, target konsumen serta pihak museum 10 November serta melalui konsep visual tersebut dapat diturunkan kembali atau disesuaikan terhadap environment film animasi yang akan dirancang. Mengacu pada studi literatur, eksisting serta hasil dari minat audiens terhadap perancangan environment serial animasi 10 November 1945 Surabaya yang berkonsep “Spirit From Historical Place”, dipilih teknik visual yang detail.

Gambar. 4 Teknik visual detail

F. Alur pencapaian rancangan environment

Gambar. 5 Alur pencapaian rancangan environment

G. Perspektif Perspektif adalah sebuah teori dalam menggambar,

dimana seorang animator menggunakan teori ini untuk menggambar sebuah obyek 3 dimensi dengan kedalaman tertentu yang dilakukan diatas kertas atau media lainnya. Aturan mengenai teori ini sebenarnya banyak, namun berdasarkan pendapat, bahwa pandangan mata, dari sebuah sudut yang telah ditentukan, bila melihat suatu obyek, maka obyek tersebut akan menggambarkan kembali kondisi yang sebenarnya kepada mata kita.

Page 4: Perancangan Environment Film Serial Animasi Peristiwa 10 ...digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-29613-3406100132-Paper.pdf · Media pengenalan dan pembelajaran ... yaitu berupa media

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

4

Gambar. 6 Sketsa perspektif yang akan digunakan di animasi 10

November 1945

Gambar. 7 Tampilan pewarnaan perspektif siola

H. Warna Warna merupakan salah satu unsur yang penting dalam

sebuah animasi, pewarnaan pada desain environment merupakan sebuah nilai dari keseluruhan animasi itu sendiri dan sebagai unsur pendukung. Warna adalah komponen penting dalam membangun emosi audience pada environment.

Warna dalam desain environment nantinya akan mengacu pada teknik pewarnaan detail yang diimplementaskan pada environment dan properti untuk membangun kesan heroik dan merekonstruksi secara faktual. Contoh pewarnaan juga akan diambil dari studi eksisting yang sudah dilakukan di bab sebelumnya. Teknik pewarnaan yang akan dipakai untuk mendesain environment animasi nanti berupa teknik pewarnaan detail berdasarkan studi eksisting.

Gambar. 8 Pewarnaan yangakan digunakan dia nimasi 10 November 1945

Surabaya

I. Komposisi atau Penempatan Elemen Seperti halnya perspektif, penempatan elemen dalam hal ini

juga menjadi salah satu bagian atau aspek-aspek environment, bila dalam penempatannya salah maka bisa menganggu pandangan pemirsa kepada karakter, namun bila dalam penempatannya sesuai atau tepat, maka akan terlihat bagus dan tidak menganggu pandangan pemirsa kepada karakter. Tanggung jawab seniman atau artis tata letak, penciptaan

Page 5: Perancangan Environment Film Serial Animasi Peristiwa 10 ...digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-29613-3406100132-Paper.pdf · Media pengenalan dan pembelajaran ... yaitu berupa media

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

5

suasana dan lingkungan harus bisa menciptakan susasana dimana karakter bisa bergerak dan berinteraksi dengan sekitarnya secara leluasa

Gambar. 9 Sketsa komposisi atau penempatan elemen yang akan

digubakan di animasi 10 November 1945

Gambar. 10 Tampilan warna komposisi atau penempatan elemen

IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Perancangan environment film serial animasi 10

November 1945 yang dilakukan oleh penulis ini dikerjakan melalui berbagai tahapan serta langkah-langkah studi dan riset dalam pengerjaannya, berikut ini adalah kesimpulan dari perancangan ini :

• Dalam merancang environment yang ada di dalam peristiwa sejarah pertempuran 10 November 1945 di Surabaya beserta untuk dijadikan dan dikembangkan menjadi animasi yang disusun sesuai dengan kegemaran dan minat target audiens (remaja awal dan remaja lanjut) dengan didukung oleh teori desain environment yang sesuai dari studi literatur dan studi eksisting film animasi yang mempunyai persamaan dengan animasi 10 November 1945 dalam hal ini film First Squad, Waltz with bashir dan Persepolis. Persperktif dengan bernacam macam titik hilang (1-3 titik hilang) ,pewarnaan yang detail

komposisi yang seimbang merupakan studi yang mampu menggambarkan minat audiens terhadap gambaran environment serial animasi peristiwa 10 November 1945 Surabaya. • Dalam sebuah perancangan environment

atau lingkungan animasi yang bertemakan sejarah peristiwa 10 November 1945 hendaknya penulis memiliki kajian serta studi-studi mengenai penggambaran environment dan pengetahuan tentang sejarah yang sesuai melalui buku-buku sejarah, sumber media elektronik yang dapat dipercaya seperti internet sehingga sesuai dengan peristiwa aslinya.

• Diperlukan kajian studi segala aspek dan elemen pendukung yang mencakup environment berupa perspektif, komposisi, warna, fokus utama dan nantinya akan dijadikan sebagai acuan untuk merancang serial animasi pertempuran 10 November 1945 Surabaya.

• Diperlukannya unsur tentang sejarah dan pengetahua tentang peristiwa pertempuran 10 November 1945 Surabaya seperti bangunan, lingkungan sekitar, tumbuh-tumbuhan atau tanaman, kendaraan, properti dalam merancang environment agar dapat mempresentasikan gambaran sebenarnya di masa itu.

UCAPAN TERIMA KASIH Penulis R.P. mengucapkan terima kasih kepada dosen

pembimbing tugas akhir Rahmatsyam Lakoro, S.Sn., MT., , Moch. Soetopo SE, Museum Sepuluh Nopember Surabaya. Dan Banyak pihak lagi yang tidak dapat disebutkan satu per satu dalam penyelesaian jurnal ilmiah ini. Mohon maaf apabila banyak kekurangan, semoga jurnal ini berguna untuk yang membutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA Buku [1] Hedgpeth, Kevin & Missal, Stephen, 2006, Exploring: Character Design,

Thomson Delmar Learnnig [2] White, Tony, 2009, How to Make Animated Films, Elsevier, Inc. [3] White, Tony, 2006, Animation from Pencils to Pixels, Elsevier, Inc. [4] McCloud, Scott, 2007, Membuat Komik, PT Gramedia Pustaka Utama [5] Wigan, Mark, 2009, The Visual Dictionary of Illustration, AVA

Publishing SA [6] Wright, Jean Ann, 2005, Animation Writing and Development: From

Script Development to Pitch, Elsevier, Inc. [7] Webster, Chris, 2005, Animation: The Mechanics of Motion, Focal Press [8] Wellins, Mike, 2006, Storytelling Through Animation, Charles River

Media, Inc. Internet [9] http://koranbaru.com/perang-paling-dahsyat-di-dunia/ [10] http://www.nusantara.com/heritage/surabaya.html

Page 6: Perancangan Environment Film Serial Animasi Peristiwa 10 ...digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-29613-3406100132-Paper.pdf · Media pengenalan dan pembelajaran ... yaitu berupa media

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

6

[11] http://nasional.kompas.com/read/2009/01/31/13505354/Pemuda.Mesti.Peduli.Sejarah..Lingkungan..dan.Budaya..

[12] http://www.epochtimes.co.id/nasional.php?id=635 [13] http://disbudpar.jatimprov.go.id/home/publikasi/89-pengunjung-

museum-tugu-pahlawan-meningkat-20-.html [14] http://edukasi.kompas.com/read/2010/08/14/16192326/Sejarah.Bukan.L

agi.Cerita.Bambu.Runcing [15] http://www.tabloidnova.com/Nova/Profil/Wahyu-Aditya-Animasi-

Tanpa-Batas [16] http://entertainment.kompas.com/read/2010/08/03/12072634/Animator.

Harus.Berani.Angkat.Tema.Lokal [17] http://nasional.kompas.com/read/2009/04/18/17282761/Generasi.Muda.

Perlu.Tahu.Tokoh-tokoh.Sejarah