25
I. PENDAHULUAN Diare merupakan masalah kesehatan global dengan tingkat mortalitas dan morbiditas anak yang tinggi di negara berkembang, termasuk Indonesia. 1,2 Kejadian diare pada anak di dunia lebih dari 1,5 miliar per tahun dan menyebabkan 16% mortalitas (terbanyak kedua) pada anak di bawah umur 5 tahun akibat diare akut 2,3,4 Berdasarkan data WHO (World Health Organization), mortalitas akibat diare mencapai 18% dari total kematian anak di bawah umur 5 tahun di Indonesia pada tahun 2000-2003. 5 Diare didefinisikan sebagai perubahan konsistensi feses menjadi lebih lembek atau encer dari biasa, dengan frekuensi lebih dari atau sama dengan tiga kali dalam 24 jam. 1,4,6 WHO dan UNICEF (United Nations Children’s Fund) mulai tahun 1978 menggunakan oral rehydration salt (ORS) sebagai terapi utama diare sehingga mortalitas anak di bawah 5 tahun akibat diare akut menurun dari 4,5 juta menjadi 1,8 juta jiwa. 7 Namun, ORS WHO tidak signifikan menurunkan jumlah feses yang keluar dan durasi diare 2 sehingga morbiditas diare akut di negara- negara berkembang termasuk Indonesia masih cukup tinggi. Pendekatan baru yang digunakan untuk menutupi kelemahan ORS adalah dengan menambahkan zinc dalam penatalaksaan diare akut. Zinc merupakan mikronutrien esensial yang sangat dibutuhkan tubuh. 2 Zinc berperan penting sebagai kunci enzim sel, metabolisme DNA dan RNA, dan sintesis 1

Peranan Zinc Dalam Penatalaksanaan Diare Akut Pada Anak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pediatri

Citation preview

Page 1: Peranan Zinc Dalam Penatalaksanaan Diare Akut Pada Anak

I. PENDAHULUAN

Diare merupakan masalah kesehatan global dengan tingkat mortalitas dan

morbiditas anak yang tinggi di negara berkembang, termasuk Indonesia.1,2

Kejadian diare pada anak di dunia lebih dari 1,5 miliar per tahun dan

menyebabkan 16% mortalitas (terbanyak kedua) pada anak di bawah umur 5

tahun akibat diare akut2,3,4 Berdasarkan data WHO (World Health Organization),

mortalitas akibat diare mencapai 18% dari total kematian anak di bawah umur 5

tahun di Indonesia pada tahun 2000-2003.5

Diare didefinisikan sebagai perubahan konsistensi feses menjadi lebih

lembek atau encer dari biasa, dengan frekuensi lebih dari atau sama dengan tiga

kali dalam 24 jam.1,4,6 WHO dan UNICEF (United Nations Children’s Fund)

mulai tahun 1978 menggunakan oral rehydration salt (ORS) sebagai terapi utama

diare sehingga mortalitas anak di bawah 5 tahun akibat diare akut menurun dari

4,5 juta menjadi 1,8 juta jiwa.7 Namun, ORS WHO tidak signifikan menurunkan

jumlah feses yang keluar dan durasi diare2 sehingga morbiditas diare akut di

negara-negara berkembang termasuk Indonesia masih cukup tinggi. Pendekatan

baru yang digunakan untuk menutupi kelemahan ORS adalah dengan

menambahkan zinc dalam penatalaksaan diare akut.

Zinc merupakan mikronutrien esensial yang sangat dibutuhkan tubuh.2

Zinc berperan penting sebagai kunci enzim sel, metabolisme DNA dan RNA, dan

sintesis protein sehingga memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan

fungsi sistem imun.1,8 Dari beberapa penelitian dibuktikan zinc dapat mengurangi

durasi dan keparahan diare akut serta mampu mengurangi jumlah feses yang

dikeluarkan saat diare, sehingga WHO merekomendasikan zinc dalam

penatalaksanaan diare akut.7,9 Manfaat dan kelebihan zinc tersebut diharapkan

dapat menutupi kelemahan ORS WHO sehingga mampu menurunkan morbiditas

dan mortalitas akibat diare akut.

Pada pembahasan akan dikaji lebih dalam mengenai peranan zinc dalam

penatalaksanaan diare akut pada anak. Diharapkan tulisan ini dapat memberikan

informasi kepada para pembaca mengenai peranan zinc dalam penatalaksanaan

diare akut pada anak sehingga dapat diterapkan dengan tepat, yang akhirnya akan

mengurangi mortalitas dan morbiditas diare akut pada anak.

1

Page 2: Peranan Zinc Dalam Penatalaksanaan Diare Akut Pada Anak

II. DEFINISI DIARE AKUT

Diare didefinisikan sebagai perubahan konsistensi feses menjadi lebih lembek

atau encer dari biasa, dengan frekuensi lebih dari atau sama dengan tiga kali

dalam 24 jam.1,4,6 Kebanyakan dehidrasi akibat diare pada anak-anak bersifat

sedang, dimana pada kasus akut dapat menyebabkan kehilangan cairan yang

signifikan yang dapat berakhir dengan kematian atau komplikasi lain yang parah

bila tidak dilakukan penggantian cairan pada saat tanda-tanda awal diare.4 Diare

akut adalah diare yang berlangsung kurang dari 14 hari.6,10

III. ETOLOGI DIARE

3.a. Infeksi

Diare merupakan gejala umum infeksi gastrointestinal oleh patogen dengan

spektrum luas, termasuk bakteri, virus dan protozoa. Namun, hanya beberapa

organisme yang menyebabkan sebagian besar kasus diare akut pada anak-anak.4

Rotavirus merupakan jenis virus yang sering menyebabkan diare akut dan 40%

rujukan rumah sakit berkaitan dengan diare pada anak di lima belahan dunia.4

Rotavirus menyebabkan 15-25% episode diare pada anak-anak usia 6-24 bulan,

dengan penyebaran orofekal dengan insiden tertinggi saat musim dingin atau

kemarau.1 Bakteri patogen utama, antara lain E. coli, Shigella, C. jejuni, V.

cholerae, dan Salmonella.1,4 Beberapa protozoa yang menyebabkan diare, antara

lain Giardia, E. histolytica, Cryptosporidium.1,4

3.b. Non Infeksi

Penyebab diare non infeksi antara lain malabsorpsi, defek anatomi, neoplasma,

endokrinopati, dan lain-lain.11

IV. PATOFISIOLOGI DIARE

Fungsi usus secara keseluruhan meliputi interaksi yang terkoordinasi dari transpor

ion dan aktivitas motorik yang berhubungan secara fungsional melalui sistem

saraf enterik. Sel-sel epitel di usus halus yang berasal dari kripte memiliki ruang

distribusi sepanjang sumbu vili-kripte, dan kemudian bermigrasi ke ujung vili,

sehingga muncul ke dalam lumen. Proses sekretorik umumnya terjadi di sel

kripte, sedangkan proses penyerapan pada sel vili. Sel enteroendokrin jarang

ditemui, tetapi ada di sel kripte. Hampir semua gangguan diare terkait dengan

2

Page 3: Peranan Zinc Dalam Penatalaksanaan Diare Akut Pada Anak

sekresi cairan berlebih. Sekresi ini paling sering terjadi sekunder akibat stimulasi

sekresi klorida aktif dan penghambatan penyerapan aktif natrium dan klorida

(oleh cAMP) yang melibatkan coupling pertukaran natrium-hidrogen dan klorida-

bikarbonat. Proses penyerapan dan sekretorik diatur oleh sistem saraf enterik dan

hormon enterik. Hormon enterik mungkin mempengaruhi transpor ion melalui

mekanisme parakrin, secara langsung (mengatur proses absorpsi, sekretorik, atau

keduanya pada sel epitel usus halus) maupun secara tidak langsung melalui sistem

saraf enterik (meregulasi beberapa peptida dan neurotransmiter (Gambar 1).10

Gambar 1.10 Regulasi Proses Absorptif dan Sekretorik dalam Usus

Patogenesis diare dapat terjadi secara osmosis atau sekretorik. Diare

osmotik dihasilkan dari kerusakan epitel yang diinduksi oleh efek sitotoksik

mikrorganisme patogenik sehingga mengurangi area penyerapan dan kehilangan

fungsi pencernaan dan penyerapan.12 Adanya zat terlarut yang tidak terserap

(misalnya pada maldigestion, intoleran laktosa) dalam lumen usus menyebabkan

dorongan osmotik air ke lumen usus sehingga terjadi diare osmotik.11,12 Selain itu,

fermentasi zat yang tidak terserap oleh bakteri kolon membentuk gas dan asam

organik yang mengakibatkan diare osmotik.13

3

Page 4: Peranan Zinc Dalam Penatalaksanaan Diare Akut Pada Anak

Diare sekretorik terjadi ketika ada sekresi air berlebih ke dalam lumen

usus yang diatur oleh efek second messenger, seperti cyclic adenosine

monophosphate (cAMP), cyclic guanosine monophosphate (cGMP), kalsium

(Ca2+), dan nitrit oksida (NO).12 Aktivasi mediator intraseluler tersebut

menstimulasi sekresi Cl- aktif dari sel kripte dan hambatan absorpsi coupled

natrium klorida netral.11 Beberapa bakteri menghasilkan enterotoksin seperti

kolera atau enterotoksin E. coli yang stabil terhadap panas, menstimulasi cAMP

atau cGMP sehingga mengakibatkan sekresi air yang sangat banyak yang

kemudian menyebabkan dehidrasi.12

Rotavirus merupakan virus yang paling sering menyebabkan diare akut

pada anak-anak.1,4,12 Rotavirus bereplikasi pada sel enterosit dewasa yang tidak

membelah dekat ujung vili, merangsang inflamasi, membentuk lesi seperti

vakuolisasi atau hilangnya enterosit, atau perubahan yang lebih besar, seperti

pemendekkan vili dan hiperplasia kripte. Infeksi rotavirus mengubah fungsi usus

halus sehingga menyebabkan diare (Gambar 2).14

Gambar 2.14 Mekanisme Infeksi Virus Menginduksi Diare.

Sel epitel enterosit diinfeksi oleh virus dari lumen usus. Kemudian virus

masuk ke dalam sel dan melepaskan kapsid terluar diikuti pembentukan

viroplasma yang menghasilkan virus-virus baru dan protein virus. Nonstructural

Protein 4 (NSP4) (segitiga merah) mungkin dikeluarkan untuk merangsang

keluarnya Ca2+ dari tempat penyimpanan internal terutama retikulum endoplasma

(biru muda) sehingga meningkatkan [Ca2+]i. Sel lain kemudian diinfeksi oleh virus

4

Page 5: Peranan Zinc Dalam Penatalaksanaan Diare Akut Pada Anak

yang dihasilkan dari infeksi awal. NSP4 yang dihasilkan dari proses infeksi

merusak tight junctions menyebabkan keluarnya air dan elektrolit ke dalam lumen

melalui ruang paraselular (panah hijau). Hal tersebut memicu lisis sel. NSP4

berikatan dengan reseptor spesifik pada sel dan memicu rangkaian sinyal melalui

PLC (phospholipase C) dan IP3 (phospholipase C-inositol 1,3,5-triphosphate)

menyebabkan keluarnya Ca2+ dan meningkatkan [Ca2+]i. Peningkatan [Ca2+]i

merusak sitoskeleton mikrovili. Sel kripte (pada gambar sel berwarna coklat)

dapat dirangsang langsung oleh NSP4 atau tidak langsung dengan NSP4

menstimulasi ENS yang memberikan sinyal untuk meningkatkan [Ca2+]i

kemudian memicu sekresi Cl- (Gambar 2).14

Diare akibat rotavirus menyebabkan malabsorpsi yang terjadi sekunder

terhadap kerusakan enterosit. Infeksi menyebabkan penurunan ekspresi enzim

pencernaan pada permukaan apikal enterosit yang terinfeksi sehingga bolus

monosakarida dan disakarida, karbohidrat, lemak, dan protein yang tidak tercerna

transit di kolon. Bolus tersebut bersifat osmotik aktif dan kolon tidak bisa

menyerap air sehingga menyebabkan diare osmotik.14

Gangguan sekretorik terjadi sekunder terhadap perubahan fungsional yang

diinduksi oleh virus pada epitel vili. NSP4 dan sistem saraf enterik (ENS)

memiliki peran utama dalam respon sekretorik terhadap infeksi. NSP4

menginduksi peningkatan Ca2+ sel kripte, mengaktivasi sekresi Cl- dan

menyebabkan keluarnya air.12,14 NSP4 mengaktifkan ENS secara tidak langsung,

sehingga ENS menstimulasi sel kripte mengeluarkan elektrolit dan air lebih

banyak lagi.14 Infeksi juga menyebabkan peningkatan Na2+ dan penurunan K+

sehingga kehilangan cairan.14 Infeksi RV juga menyebabkan iskemik vili dan

peningkatan motilitas usus sehingga waktu transit usus menurun.14

V. DIAGNOSIS DIARE

5.a. Anamnesis

Tanyakan kepada ibu atau pengasuh mengenai : adanya darah dalam feses, durasi

diare, banyaknya feses yang encer per hari, banyaknya episode muntah, adanya

demam, batuk, atau masalah penting lainnya (misalnya kejang, campak),

kebiasaan dalam pemberian makanan sebelum anak sakit, tipe dan jumlah cairan

(termasuk ASI) dan makanan yang diberikan selama sakit, obat yang diberikan,

5

Page 6: Peranan Zinc Dalam Penatalaksanaan Diare Akut Pada Anak

riwayat imunisasi, adanya demam, penurunan berat badan, riwayat bepergian,

faktor yang memperburuk atau meringankan diare, haus dan kemampuan anak

untuk minum selama diare.1,13

5.b. Pemeriksaan Fisik

Periksa adanya tanda dan gejala dehidrasi.1

Kondisi umum: apakah anak dalam kondisi terjaga (alert), gelisah dan merasa

terganggu (restless and irritable), lemah atau tidak sadar?

Apakah mata anak normal atau cowong?

Ketika diberikan minum air atau cairan ORS, apakah dapat diterima secara

normal atau penolakan, sangat ingin minum, atau apakah anak tidak bisa

minum karena lemah atau koma?

Periksa turgor kulit. Ketika kulit perut anak dicubit dan dilepas, apakah

cubitan kembali dengan cepat, pelan, atau sangat pelan (lebih dari 2 detik)?

Catat berat badan anak, dan catat bila ada penurunan berat badan.

Catat kecepatan denyut nadi dan nafas.

Periksa adanya tanda dari masalah penting yang lainnya.1

Apakah pada feses anak terdapat darah?

Apakah anak dalam kondisi malnutrisi? Periksa adanya muscle wasting,

edema kaki. Bila memungkinkan, nilai berat badan anak terhadap usia, berat

badan anak terhadap tinggi badan, atau lingkar lengan atas.

Apakah anak batuk?

Catat suhu tubuh anak.

Tentukan derajat dehidrasi (Tabel 1).1

Tabel 1.1 Penilaian Dehidrasi pada Pasien Diare

TANPA DEHIDRASI

DEHIDRASI SEDANG

DEHIDRASI BERAT

Kondisi Umum Baik, terjaga Gelisah, merasa terganggu

Lemas atau tidak sadar

Mata Normal Cowong CowongHaus Minum normal,

tidak kehausanHaus, sangat ingin minum

Sedikit minum, atau tidak mampu minum

Cubitan Kulit Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat lambat

6

Page 7: Peranan Zinc Dalam Penatalaksanaan Diare Akut Pada Anak

5.c. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan antara lain kultur feses dan

pemeriksaan laboratorium.11,15 Kultur feses dilakukan bila bakteri dicurigai

sebagai penyebab. Kultur feses bertujuan untuk mengidentifikasi adanya mukus,

darah, dan leukosit.11 Indikasi kultur feses yaitu adanya diare berat, diare

berlangsung lebih dari 1 minggu, demam, disentri, dan kasus multipel yang

menunjukkan suatu wabah.15 Pemeriksaan laboratorium dilakukan ketika satu

organisme dicurigai sebagai etiologi penyebab. Misalnya, serotipe dan toxin assay

dilakukan untuk menelusuri karakterisitik E. coli.11

VI. PENATALAKSANAAN DIARE AKUT PADA ANAK

Tujuan terapi pada diare akut antara lain: mencegah dehidrasi (bila tidak terdapat

tanda dehidrasi), mengobati dehidrasi (ketika timbul dehidrasi), mencegah

gangguan nutrisi (dengan memberikan makanan selama dan setelah diare), dan

mengurangi durasi dan parahnya diare dan kejadian diare berulang (dengan

memberikan suplemen zinc).1 Tujuan terapi tersebut dapat dicapai melalui

perencanaan terapi terpilih yang telah direkomendasi oleh WHO dan UNICEF

yang diformulasi pada tahun 2003.4,7,16 Rekomendasi tersebut oleh Depkes RI

dibentuk menjadi program LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare).17

Program tersebut terdiri dari :

1. Berikan Oral Rehydration Salt (ORS) dengan Oralit Osmolaritas Rendah

Tindakan rehidrasi ini dilakukan segera pada anak dengan diare untuk mencegah

dan mengatasi dehidrasi, dan dapat mengurangi mual dan muntah.17

2. Suplemen Zinc Setiap Hari Selama 10 sampai 14 Hari

Zink dapat diberikan dalam bentuk sirup atau tablet. Diberikan secepat mungkin

saat mulai diare, sehingga dapat mengurangi durasi dan keparahan diare dan

resiko dehidrasi. Selain itu zinc juga dapat meningkatkan imunitas sehingga

mencegah diare untuk 2 atau 3 bulan ke depan.1,17

3. ASI dan Makanan Tetap Diberikan.

Disesuaikan dengan usia anak dengan menu yang sama saat sehat untuk mencegah

penurunan berat badan dan malnutrisi.1,17

4. Antibiotik jangan diberikan

7

Page 8: Peranan Zinc Dalam Penatalaksanaan Diare Akut Pada Anak

Diberikan bila ada indikasi seperti diare berdarah atau shigellosis, serta tidak

memberikan antidiare. 1,17

5. Nasihat pada ibu atau pengasuh

Kembali segera jika anak demam, feses berdarah, muntah berulang, makan atau

minum sedikit, sangat haus, diare semakin sering, atau kondisi belum membaik

dalam 3 hari. 1,17

VII. PERANAN ZINC DALAM PENATALAKSANAAN DIARE AKUT

PADA ANAK

7.a. Metabolisme dan Fungsi Zinc Bagi Tubuh

Zinc merupakan mikronutrien esensial yang melindungi membran sel dari

kerusakan oksidatif.2 Zinc tidak disimpan dalam tubuh, oleh karena itu konsentrasi

dalam tubuh ditentukan oleh keseimbangan asupan makanan, absorpsi, dan

pengeluaran.2 Zinc diabsorpsi di usus halus dengan berikatan dengan ligan atau

zink binding ligan (ZBL) dari pankreas. Zinc diedarkan dalam darah berikatan

dengan albumin. Zinc banyak diekskresi melalui usus.8 Penyerapan zinc dapat

dihambat oleh tingginya phytate pada sayuran.8

Zinc memiliki aktivitas metabolik yang luas sebagai kunci enzim sel dan

memiliki pengaruh besar terhadap pertumbuhan.8 Zinc terlibat dalam metabolisme

DNA dan RNA dan sintesis protein.8 Zinc memegang peranan penting dalam

enzim-metalo, poliribosom, membran sel, dan fungsi seluler dalam proses

pertumbuhan dan fungsi sistem imun.1 Oleh karena itu, zinc merupakan mineral

yang vital dan dibutuhkan dalam masa pertumbuhan, seperti saat hamil dan

menyusui, bayi dan anak-anak, dan remaja.8

Kekurangan zinc pada anak-anak diidentifikasi oleh WHO sebagai resiko

utama bagi kesehatan anak dan dihubungkan dengan morbiditas diare yang

mengakibatkan 0,8 juta kematian anak per tahun.9 Anak-anak di negara

berkembang seperti Asia, Afrika, dan Amerika Latin mengkonsumsi lebih sedikit

protein hewani sehingga berakibat stunting dan defisiensi zinc.7,9 Tingginya

tingkat stunting dan malnutrisi merupakan indikasi kekurangan zinc pada anak-

anak di bawah 5 tahun.9 Penelitian oleh Checkley W. et al. (2008) menemukan

bahwa beban diare yang lebih tinggi pada anak-anak sebelum usia 24 bulan

dihubungkan dengan meningkatnya prevalensi stunting pada usia 24 bulan.18

8

Page 9: Peranan Zinc Dalam Penatalaksanaan Diare Akut Pada Anak

Diare menyebabkan malnutrisi dan meningkatkan hilangnya zinc sehingga dapat

memperburuk kondisi defisiensi, begitu juga malnutrisi (defisiensi zinc) menjadi

predisposisi terjadinya diare, sehingga terdapat hubungan dua arah antara diare

dan malnutrisi (Gambar 3).19

Gambar 3.19 Hubungan antara Malnutrisi dan Diare (dengan penyesuaian)

7.b. Manfaat dan Efektivitas Zinc dalam Penatalaksanaan Diare Akut pada

Anak

Zinc memiliki peranan penting dalam proses pertumbuhan dan fungsi sistem imun

sehingga zinc juga dipergunakan dalam penatalaksanaan diare.1 Selama diare

berlangsung zinc juga ikut hilang dan hal ini dapat memperburuk kondisi

defisiensi zinc.7 Penambahan zinc dalam terapi diare akut dapat mengganti

hilangnya zinc selama diare dan menurunkan resiko anak menderita diare lagi

dalam dua atau tiga bulan berikutnya.1 Peneltitian oleh Bhandari N. et al. (2008)

menemukan bahwa diare lebih efetif diterapi oleh pelayan kesehatan yang

memberikan suplementasi zinc dan ORS dibandingan dengan ORS saja di tingkat

pelayanan kesehatan primer.20 Oleh karena itu, zinc dapat menutupi kekurangan

ORS dalam menurunkan keparahan dan durasi diare.

Pemberian zinc diperkirakan dapat memperbaiki fungsi imun, struktur atau

fungsi mukosa usus, dan proses penyembuhan epitel selama diare.7 Penelitian oleh

Guarina A. et al. (2009) membuktikan zinc berpengaruh langsung terhadap infeksi

virus penyebab diare. Hasilnya diperoleh bahwa zinc meningkatkan absorpsi ion

pada kondisi basal, mengurangi sekresi Cl- (Klorin) pada fese awal infeksi, dan

mengurangi kerusakan sel serta viral load pada fase akhir infeksi (Gambar 4).12

Zinc menghambat kerja sekresi Cl- yang diinduksi cAMP melalui hambatan

9

Page 10: Peranan Zinc Dalam Penatalaksanaan Diare Akut Pada Anak

saluran kalium pada bagian basolateral.12 Zinc juga dapat menghambat sintesis

nitrit oksida (NO) sehingga mengurangi aktivasi cGMP yang pada akhirnya dapat

mencegah diare sekretorik.

Gambar 4.12 Efek Zinc Terhadap Infeksi Virus pada Sel Enterosit

WHO menyatakan bahwa suplementasi zinc dalam penatalaksanan diare

akut memiliki beberapa manfaat yang signifikan berdasarkan berbagai

penelitian.7,9 Penggunaan zinc dihubungkan dengan berkurangnya durasi epidode

diare hingga 25%.7,9 Selain itu, berkurangnya proporsi episode diare yang

berlangsung hingga lebih dari tujuh hari pada anak-anak yang menerima zinc

hingga sekitar 25%.7,9 Zinc juga berefek pada volume feses dan frekuensi

pengeluaran feses. Penggunaan zinc dihubungkan dengan berkurangnya

pengeluaran feses yang signifikan sebanyak 30%.7,9 Oleh karena itu, zinc memiliki

dampak klinis yang signifikan pada diare akut dalam mengurangi tingkat

keparahan dan durasinya.7,9

Beberapa penelitian membuktikan zinc dapat mengurangi durasi2,21,22 dan

keparahan diare akut serta mampu mengurangi jumlah feses yang dikeluarkan saat

diare21 sehingga dapat menutupi kekurangan ORS WHO. Penelitian yang

mendukung adalah sebagai berikut:

Penelitian oleh Lukacik M. et al. (2007) dengan metode meta-analisis yang

melibatkan 22 penelitian (16 diare akut dan 6 diare persisten) randomized

10

Page 11: Peranan Zinc Dalam Penatalaksanaan Diare Akut Pada Anak

control trial untuk membandingkan efisiensi dan keamanan suplemen oral

zinc dengan placebo pada anak dengan diare akut dan persisten, didapatkan

hasil suplemen oral zinc menurunkan frekuensi diare (18.8% dan 12.5%),

memperpendek durasi diare (15.0% dan 15.5%), dan menurunkan rekurensi

diare (17.9% dan 18.0%).2

Penelitian double-blind randomized control trial yang dilakukan di dua rumah

sakit di New Delhi oleh Bhatnagar S. et al. (2004) melibatkan 287 anak laki-

laki umur 3-36 bulan yang mengalami dehidrasi karena diare (durasi ≤ 72

jam). Sampel mendapatkan suplemen zinc 15 mg (umur ≤ 12 bulan) atau 30

mg (umur > 12 bulan) per hari dibagi menjadi 3 dosis selama 14 hari.

Didapatkan hasil dengan terapi zinc dapat mengurangi total pengeluaran feses,

mengurangi frekuensi pengeluaran feses per hari selama diare, mengurangi

resiko berlanjutnya diare, serta menurunkan proporsi terjadinya diare ≥ 5 hari

atau ≥ 7 hari pada kelompok intervensi.21

Penelitian komunitas oleh Baqui A. H. et al. (2002) dengan metode cluster

randomized comparison yang melibatkan 8070 anak umur 3-59 bulan di

Bangladesh dengan tujuan mengevaluasi efek suplemen zinc (20 mg per hari

selama 14 hari dievaluasi selama 2 bulan) terhadap morbiditas dan mortalitas

diare pada anak. Penelitian ini melaporkan terapi zinc mengurangi durasi

diare, menurunkan insiden diare, mengurangi insiden masuk rumah sakit

karena diare, dan menurunkan mortalitas.22

7.c. Dosis dan Cara Pemberian Zinc dalam Penatalaksanaan Diare Akut

pada Anak

Untuk memperoleh efek zinc yang efektif dan efisien harus ditentukan dosis terapi

yang tepat. Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian terkait dosis terapi zinc,

WHO dan UNICEF merekomendasikan dosis terapi zinc 10 mg untuk anak usia

dibawah 6 bulan dan 20 mg untuk anak usia di atas atau sama dengan 6 bulan per

hari dengan dosis tunggal selama 10 sampai 14 hari.1,16 Zinc diberikan pada anak

secepat mungkin sejak saat mulai diare untuk mengurangi durasi dan keparahan.1

Dengan melanjutkan pemberian zinc sampai 10 hari, kehilangan zinc selama diare

dapat tergantikan dan mengurangi episode diare pada 2 atau 3 bulan berikutnya.1

Bentuk larutan zinc, seperti zinc sulfat, zinc asetat, atau zinc glukonat dapat

11

Page 12: Peranan Zinc Dalam Penatalaksanaan Diare Akut Pada Anak

digunakan.1 Sediaan zinc yang dapat digunakan antara lain berupa sirup atau

tablet dispersible (dilarutkan dalam 1 sendok air atau ASI) sesuai dengan yang

tersedia dan yang bisa diberikan.1,7

7.d. Efek Samping Zinc

Sebelum mengetahui efek samping zinc, penting diketahui asupan zinc yang

dianjurkan. International Zinc Consulative Group (IZiNCG) merevisi

Recommended Daily Allowance (RDA) tahun 2004 (Tabel 2).9 Rekomendasi ini

memperhitungkan perbedaan dalam diet dan referensi standar berat badan.

Panduan ini untuk anak yang sehat dan tidak memperhitungkan kelebihan zinc

yang hilang selama diare atau zinc ekstra untuk pertumbuhan dan perkembangan

yang cepat.9

Tabel 2.9 RDA Zinc

Kelompok Usia RDA zinc

Bayi 4-5 mg

Anak usia 1-3 tahun 3 mg

Anak usia 4-8 tahun 4-5 mg

Wanita yang tidak hamil 8-9 mg

Wanita hamil dan menyusui 9-13 mg

Pria 13-19 mg

Beberapa penelitian yang dievaluasi WHO menunjukan bahwa zinc bukan

karsinogenik, mutagenik atau teratogenik.9 Keracunan zinc dapat terjadi bila

asupan zinc tinggi (> 150 mg/hari atau 10 kali lebih banyak dari RDA) dalam

waktu lama atau mengkonsumsi >1gr zinc (60 kali lebih banyak dari RDA) akibat

overdosis, suplementasi atau transfusi.9 Penelitian yang telah dievaluasi oleh

WHO menunjukkan terapi zinc dalam penatalaksanaan diare akut tidak

menimbulkan efek samping yang fatal serta pemberian terapi zinc jangka pendek

tidak mempengaruhi status tembaga (copper) dalam tubuh secara bermakna,

namun dalam jangka panjang dapat mengurangi penyerapan tembaga.7,8 Efek

samping terapi zinc yang pernah dilaporkan adalah muntah.7,9,23 Pada saat

pemberian terapi zinc sebaiknya tidak diberikan suplemen besi (iron) secara

12

Page 13: Peranan Zinc Dalam Penatalaksanaan Diare Akut Pada Anak

bersamaan karena dicurigai ada reaksi antara zinc dan besi yang menurunkan

efektivitas terapi zinc akibat persaingan dalam proses penyerapan.9,23

SIMPULAN

13

Page 14: Peranan Zinc Dalam Penatalaksanaan Diare Akut Pada Anak

Diare merupakan masalah kesehatan global dan menjadi penyebab kedua

mortalitas tertinggi pada anak dibawah 5 tahun. WHO merekomendasikan ORS

untuk menurunkan angka mortalitas diare pada anak. Walaupun ORS WHO

berhasil menurunkan mortalitas anak dibawah 5 tahun karena diare akut, namun

morbiditasnya masih cukup tinggi di negara-negara berkembang. Hal itu terjadi

karena ORS WHO tidak signifikan menurunkan jumlah feses yang keluar dan

durasi diare. Pendekatan baru yang digunakan untuk menutupi kelemahan ORS

adalah dengan menambahkan zinc dalam penatalaksaan diare akut. Terapi zinc

untuk penatalaksanaan diare akut terbukti mengurangi durasi dan keparahan diare

akut serta mampu mengurangi jumlah feses yang dikeluarkan saat diare. Dosis

terapi zinc yang direkomendasikan WHO dan UNICEF 2003 adalah 10 mg (anak

<6 bulan) dan 20 mg (anak ≥ 6 bulan) per hari dengan dosis tunggal selama 10

hari dalam bentuk sirup atau tablet dispersible. Keracunan zinc dapat terjadi bila

dikonsumsi dalam jumlah tertentu yang melebihi RDA. Pemberian suplemen zinc

dan besi sebaiknya tidak diberikan secara bersamaan. Terapi zinc relatif aman

diberikan, namun efek samping yang sering ditemukan adalah muntah.

Pemberian zinc jangka pendek juga tidak mempengaruhi jumlah tembaga (copper)

dalam tubuh, namun dalam jangka panjang dapat mengurangi penyerapan

tembaga.

DAFTAR PUSTAKA

14

Page 15: Peranan Zinc Dalam Penatalaksanaan Diare Akut Pada Anak

1. World Health Organization (WHO). The Treatment of Diare. WHO Press. 2005: 3-43.

2. Lukacik M, Thomas RL, Aranda JV. A Meta-analysis of the Effects of Oral Zinc in the Treatment of Acute and Persistent Diarrhea. Pediatrics. 2008; 121: 326-36.

3. World Health Organization (WHO). Measuring Child Mortality. Available at : http://www.who.int/child_adolescent_health/data/child/en/print.html. (accessed : January 20, 2010)

4. United Nations Children’s Fund (UNICEF), World Health Organization (WHO). Diarrhoea : Why Children are Still Dying and What Can be Done. WHO Press. 2009: 1-58.

5. World Health Organization (WHO). Mortality Country Fact Sheet 2006: Indonesia. 2006.

6. World Health Organization (WHO). Guidelines for Management of Common Diseases in Young Children in Emergencies. WHO Press. 1-17.

7. United Nations Children’s Fund (UNICEF), World Health Organization (WHO). Implementing the New Recommendations on the Clinical Management of Diarrhoea. WHO Press. 2006: 1-33.

8. William SR dan Schlenker ED. Essentials of Nutrition & Diet Therapy. St. Louis: Mosby; 2003. p. 204-205.

9. Fontaine O. Evidence for The Safety and Efficacy of Zinc Supplementation in The Management of Diarrhea. Dept. of Child and Adolescent Health and Development, WHO. 2008.

10. Binder HJ. Cause of Chronic Diarrhea. N Engl J Med. 2006; 355: 236-239.

11. Pickering LK dan Snyder JD. Gastroentritis. In: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB (eds). Textbook of Pediatrics 17th Edition. Philadelphia : Elsevier Saunders; 2004. p. 1271-1281.

12. Guarino A, Buccigrossi V, Armellino C. Colon in Acute Intestinal Infection. Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition. 2009; 48: S58-S62.

13. Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, dan Marcdante KJ. Nelson Essentials of Pediatrics 5th Edition. Philadelphia : Elsevier Saunders; 2006. p. 587-589.

14. Ramig RF. Pathogenesis of Intestinal and Systemic Rotavirus Infection. Journal of Virology. Oct. 2004: 10213-10220.

15. DuPont HL. Bacterial Diarrhea. N Engl J Med. 2009; 361: 1560-1569.

16. United Nations Children’s Fund (UNICEF), World Health Organization (WHO). Joint Statement : Clinical Management of Acute Diarrhoea. WHO/FCH/CAH/04,7. 2004: 2-7.

15

Page 16: Peranan Zinc Dalam Penatalaksanaan Diare Akut Pada Anak

17. Departemen Kesehatan, Ikatan Dokter Anak Indonesia. New Management of Diarrhea Treatment. In: 14th KONIKA (Indonesian Pediatricians Congress). Surabaya: KONIKA Committee (IDAI-East Java Team).2008.

18. Checkley W, Buckley G, Gilman RH, Assis AM, Guerrant RL, Morris SS, Mølbak K, Branth PV, Lanata CF, Black RE. Multi-Country Analysis of The Effects of Diarrhoea in Children Stunting. International Journal of Epidemiology. 2008; 37: 816–830.

19. Brown HK. Diarrhea and Malnutrition. American Society for Nutritional Sciences. 2003; 328S-331S.

20. Bhandari N, Mazumder S, Taneja S, Dube B, Agarwal RC, Mahalanabis D, Fontaine O, Black RE, Bhan MK. Effectiveness of Zinc Supplementation Plus Oral Rehydration Salts Compared With Oral Rehydration Salts Alone as a Treatment for Acute Diarrhea in a Primary Care Setting: A Cluster Randomized Trial. Pediatrics. 2008;121;e1279-e1285.

21. Bhatnagar S, Bahl R, sharma PK, Kumar GT, Saxena SK, Bhan MK. Zinc With Oral Rehydration Therapy Reduces Stool Output and Duration of Diarrhea in Hospitalized Children: A Randomized Controlled Trial. Journal of Pediatrics Gastroenterology and Nutrition. 2004; 38: 34-40.

22. Baqui AH, Black RE, Arifeen SE, Yunus M, Chakraborty J, Ahmed S, et al. Effect of Zinc Supplementation Started during Diarrhoea on Morbidity and Mortality in Bangladesh Children: Community Randomized Trial. BMJ. 2002; 325: 1059.

23. Lind T, Lönnerdal B, Stenlund H, Ismail D, Seswandhana R, Ekström EC, et al. A Community-based Randomized in Indonesian Infants: Interactions between Iron and Zinc. Am J Clin Nutr. 2003; 77; 883-70.

16

Page 17: Peranan Zinc Dalam Penatalaksanaan Diare Akut Pada Anak

17