14
1 Peranan Progenitor Keratinosit Sel Punca Jaringan Lemak Pada Proses Epitelialisasi Luka Kulit Kelinci Lynda Hariani, David S.Perdanakusuma, Agus S.Budi Departemen / SMF Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RSUD Dr. Soetomo Surabaya Abstrak Pendahulauan : Proses epitelisasi merupakan bagian dari proses penyembuhan luka. Merupakan suatu proses pelapisan permukaan luka dengan epitel baru yang berasal dari proliferasi dan migrasi dari keratinosit yang terletak di tepi luka. Terapi sel punca merupakan salah satu modalitas terapi pada penyembuhan luka. Keberadaan progenitor keratinosit diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Tujuan : Untuk mengetahui peran sel progenitor keratinosit, sel punca dari jaringan adiposa pada epitelisasi penyembuhan luka pada kelinci, yang diharapkan dapat mengatasi masalah defek luka. Desain Penelitian : Penelitian eksperimental, post test only control group design. Metode : Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan post test only control group design yang dilakukan pada 18 kelinci New Zealand white dewasa (Oryctolagus cuniculus) berusia 16 minggu. Dua luka excisional full-thickness berukuran 2,5 x 2, 5 cm dibuat di sebelah kanan dan kiri belakang kelinci. Pada hari-0, luka kiri diobati dengan 5 x10 6 sel punca mesenchymal, sedangkan luka sebelah kanan diperlakukan dengan 5 x 10 6 sel induk progenitor keratinosit dari jaringan adiposa. Spesimen diambil pada hari-3 (fase inflamasi), hari-14 (fase proliferasi) dan hari-21 (fase pematangan) di mana 6 kelinci dikorbankan pada setiap tahap. Spesimen yang dikirim ke departemen patologi untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi, dan ukuran luka diukur dengan menggunakan Visitrak. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik menggunakan ANOVA (Analysis of Variant). Hasil : Setelah melakukan proses penumbuhan progenitor, sejumlah sel progenitor keratinosit dari sel lemak dapat diaplikasikan daerah luka. Kesimpulan : Sel progenitor keratinosit sel punca lebih cepat dalam menutup luka daripada sel punca mesenchymal, jumlah sel progenitor keratinosit sel punca lebih sedikit dari pada sel punca mesenchymal karena distribusi yang tidak merata dari epitel permukaan luka, lapisan sel progenitor keratinosit sel punca memiliki jumlah yang lebih banyak daripada sel punca mesenchymal dan mendukung struktur jaringan dibawah luka yang diberikan sel epitel. Sel punca mesenchymal lebih padat daripada progenitor keratinosit sel punca karena sifat multipoten dari sel punca mesenchymal.

Peranan Progenitor Keratinosit Sel Punca Jaringan Lemak ...journal.unair.ac.id/filerPDF/Peranan Progenitor Keratinosit Sel... · luka kiri diobati dengan 5 x106 sel punca mesenchymal,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Peranan Progenitor Keratinosit Sel Punca Jaringan Lemak ...journal.unair.ac.id/filerPDF/Peranan Progenitor Keratinosit Sel... · luka kiri diobati dengan 5 x106 sel punca mesenchymal,

1

Peranan Progenitor Keratinosit Sel Punca Jaringan Lemak Pada Proses Epitelialisasi

Luka Kulit Kelinci

Lynda Hariani, David S.Perdanakusuma, Agus S.Budi

Departemen / SMF Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Abstrak

Pendahulauan : Proses epitelisasi merupakan bagian dari proses penyembuhan luka. Merupakan suatu proses

pelapisan permukaan luka dengan epitel baru yang berasal dari proliferasi dan migrasi dari keratinosit yang

terletak di tepi luka. Terapi sel punca merupakan salah satu modalitas terapi pada penyembuhan luka.

Keberadaan progenitor keratinosit diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan luka.

Tujuan : Untuk mengetahui peran sel progenitor keratinosit, sel punca dari jaringan adiposa pada epitelisasi

penyembuhan luka pada kelinci, yang diharapkan dapat mengatasi masalah defek luka.

Desain Penelitian : Penelitian eksperimental, post test only control group design.

Metode : Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan post test only control group design yang

dilakukan pada 18 kelinci New Zealand white dewasa (Oryctolagus cuniculus) berusia 16 minggu. Dua luka

excisional full-thickness berukuran 2,5 x 2, 5 cm dibuat di sebelah kanan dan kiri belakang kelinci. Pada hari-0,

luka kiri diobati dengan 5 x106 sel punca mesenchymal, sedangkan luka sebelah kanan diperlakukan dengan 5 x

106 sel induk progenitor keratinosit dari jaringan adiposa. Spesimen diambil pada hari-3 (fase inflamasi), hari-14

(fase proliferasi) dan hari-21 (fase pematangan) di mana 6 kelinci dikorbankan pada setiap tahap. Spesimen

yang dikirim ke departemen patologi untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi, dan ukuran luka diukur

dengan menggunakan Visitrak. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik menggunakan ANOVA

(Analysis of Variant).

Hasil : Setelah melakukan proses penumbuhan progenitor, sejumlah sel progenitor keratinosit dari sel lemak

dapat diaplikasikan daerah luka.

Kesimpulan : Sel progenitor keratinosit sel punca lebih cepat dalam menutup luka daripada sel punca

mesenchymal, jumlah sel progenitor keratinosit sel punca lebih sedikit dari pada sel punca mesenchymal karena

distribusi yang tidak merata dari epitel permukaan luka, lapisan sel progenitor keratinosit sel punca memiliki

jumlah yang lebih banyak daripada sel punca mesenchymal dan mendukung struktur jaringan dibawah luka

yang diberikan sel epitel. Sel punca mesenchymal lebih padat daripada progenitor keratinosit sel punca karena

sifat multipoten dari sel punca mesenchymal.

Page 2: Peranan Progenitor Keratinosit Sel Punca Jaringan Lemak ...journal.unair.ac.id/filerPDF/Peranan Progenitor Keratinosit Sel... · luka kiri diobati dengan 5 x106 sel punca mesenchymal,

2

Role Of Keratinocyte Progenitor Adipose Derived Stem Cells In The Epithelialization

Of Skin Wound Healing In Rabbits

Lynda Hariani, David S.Perdanakusuma, Agus S.Budi

Department of Plastic Reconstructive and Esthetic Surgery of Airlangga University School of

Medicine / Dr. Soetomo General Hospital Surabaya

Abstract

Background: Epithelialization process is part of the wound healing process. A process of coating the surface of

the wound with new epithelium derived from the proliferation and migration of keratinocytes located at the edge

of the wound occured. Stem cell therapy is one of therapeutic modalities on wound healing. The existence of

progenitor keratinocytes is expected to accelerate the wound healing process.

Objective: This study aims to determine the role of keratinocyte progenitor cells, stem cells from adipose tissue

on epithelialization of skin wound healing in rabbits is expected to address the issue later in the wound defect.

Design: Experimental research, post test only control group design.

Methods: This is an experimental study with post test only control group design conducted on 18 adult New

Zealand white rabbits (Oryctolagus cuniculus) aged 16 weeks.. Two full-thickness excisional wounds measuring

2,5 x 2, 5 cm on the right and left back of the rabbits were made. On day-0, the left wound treated with 5 x 106

mesenchymal stem cells, while the right wound was treated with 5 x 106 keratinocyte progenitor stem cells of

adipose tissue. Specimens was taken on day-3 (inflammatory phase), day-14 (proliferative phase) and day-21

(maturation phase) where 6 rabbits were sacrificed at each phase. Specimens were sent to the pathology

department for histopathologic examination, and the size of the wounds were measured by using Visitrak.The

data will then be analyzed statistically using ANOVA (Analysis of Variant)

Results: Have conducted a process to grow the progenitor, obtained the formation of keratinocyte progenitor fat

cells will be applied to study wound.

Conclusions: Keratinocyte progenitor stem cells wound closure faster than mesenchymal stem cells,

keratinocyte progenitor stem cells have a number less than mesenchymal stem cells because of the uneven

distribution of surface epithelial wound, keratinocyte progenitor stem cells layer has a higher number than

mesenchymal stem cells and supporting tissue structure under a given epithelial wound mesenchymal stem cells

denser than keratinocyte progenitor stem cells because the nature of multipotent mesenchymal stem cells

possessed.

Key words: stem cells, progenitor keratinocytes, wound healing.

Page 3: Peranan Progenitor Keratinosit Sel Punca Jaringan Lemak ...journal.unair.ac.id/filerPDF/Peranan Progenitor Keratinosit Sel... · luka kiri diobati dengan 5 x106 sel punca mesenchymal,

3

1. Pendahuluan

Luka adalah diskontinuitas dari

jaringan yang bisa disebabkan oleh trauma

maupun penyebab lain, merupakan suatu

keadaan yang sering kita jumpai. Proses

penyembuhan luka dikatakan sebagai salah

satu proses biologis paling kompleks setelah

lahir, karena merupakan hasil dari interaksi

berbagai jenis sel, struktur jaringan dan

mediator biokimia (Tabatai et al, 2010) [1].

Proses penyembuhan luka perlu mendapat

perhatian, karena proses penyembuhan luka

yang lama akan menimbulkan banyak

kerugian yaitu biaya yang besar dan

produktivitas yang menurun, disamping

keluhan dan perasaan tidak nyaman bagi

penderita. Problem luka yang sering dijumpai

dalam Bedah adalah adanya defek yang

ditimbulkan akibat suatu tindakan, atau

karena kelainan yang telah ada sebelumnya.

Bila defek yang ada luas akan terjadi masalah

pada penutupan luka misalnya pada kasus

luka bakar dan degloving.

Proses penyembuhan luka pada

dasarnya merupakan suatu upaya fisiologis

untuk memperbaiki tubuh manusia, dimana

respon biologis tersebut sangat kompleks.

Terjadi respon inflamasi sistem imun tubuh,

sitokin, migrasi bermacam jenis sel neutrofil,

makrofag, fibroblas dan keratinosit [2, 1].

Pada kasus luka bakar 45% akan jatuh menjadi

luka kronis. Penderita yang dirawat di rumah

sakit 30,7% mengalami luka, baik akut

maupun kronik (WHO, 2010) [3]. Epitelialisasi

yang merupakan hal penting pada proses

penyembuhan luka sering terhambat karena

berbagai hal diantaranya adalah infeksi atau

jaringan nekrotik. Tujuan dari penanganan

luka adalah penyembuhan luka dengan cepat

dan memuaskan secara fungsi dan estetik [4].

Secara fisiologis proses penyembuhan luka

terdiri atas 3 fase: Fase inflamasi, fase

proliferasi atau fibroplasia dan fase maturasi

atau remodeling [5]. Proses epitelialisasi

merupakan bagian dari fase proliferasi

penyembuhan luka. Epitelialisasi ini

merupakan proses pelapisan permukaan luka

dengan epitel baru yang berasal dari

proliferasi dan migrasi keratinosit yang

terdapat pada tepi luka (Zhang and Fu, 2008)

[6, 7]. Pada defek yang luas dibutuhkan kulit

penutup yang luas pula dan dalam prakteknya

sering timbul kesulitan karena modalitas

untuk menutupnya kurang.

Beberapa modalitas terapi bisa

digunakan dalam penutupan luka antara lain

dengan jahit primer, skin graft, flap, kultur sel,

spray cell maupun dengan persekundam yang

mengandalkan proses epitelialisasi untuk

mengatasi defek yang terjadi [8]. Pada dekade

ini terapi sel punca banyak diperbincangkan

dalam berbagai kepentingan medis. Terkait

masalah luka, terapi sel punca dianggap

merupakan metode yang aman dan efektif

(Kim et al, 2009) [9]. Sel punca adalah sel yang

belum berdiferensiasi, tetapi dapat

berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel

apapun yang membentuk tubuh dalam jumlah

yang banyak. Secara praktis, sel punca dibagi

menjadi dua jenis, yaitu sel punca embrionik

(embryonic stem cell) dan sel punca dewasa

(adult stem cell). Sel punca mesenkim

(Mesenchymal Stem Cell/MSC) merupakan

bagian dari sel punca dewasa, dimana sumber

yang paling banyak adalah sumsum tulang,

darah tali pusat dan jaringan adiposa [10].

Beberapa penelitian telah dikembangkan

untuk mengetahui kegunaan sel punca dalam

proses penyembuhan luka (Kim et al, 2009) [9,

11, 8 ]. Sel punca dari sel lemak (Adipose-

Derived Stem Cell / ADSCs) mempunyai

keuntungan dibandingkan sumber sel punca

lainnya yaitu jumlah yang melimpah dan

pengambilan yang mudah. Sel punca tersebut

terletak dibawah dermal fibroblas dan saling

berinteraksi, sehingga meningkatkan

Page 4: Peranan Progenitor Keratinosit Sel Punca Jaringan Lemak ...journal.unair.ac.id/filerPDF/Peranan Progenitor Keratinosit Sel... · luka kiri diobati dengan 5 x106 sel punca mesenchymal,

4

stratifikasi keratinosit yang menghasilkan

lapisan epidermis dengan susunan berbaris

(Aoki Shigehisa et al, 2011) [12]. Conditioned

Medium ADSC (ADSC-CM) dapat mengaktivasi

fibroblas dermis dan keratinosit, yang dapat

memperbaiki kerusakan kulit melalui

mekanisme parakrin [9]. Kultur secara in vitro

telah dilakukan terhadap sel punca dewasa,

dimana akan terbentuk exogenous cytokine,

growth factors, chemicals, dan extracellular

matrix (ECM) yang akan berdifferensiasi

menjadi beberapa lineage, sehingga

keratinosit hanya dibentuk sebagian kecil saja.

Keberadaan progenitor keratinosit diperlukan

untuk lebih mempercepat penyembuhan luka

[13].

Progenitor adalah sel dengan

kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi

suatu jenis sel tertentu. Beda antara sel punca

dengan progenitor adalah bila sel punca

berdiferensiasi pada beberapa lintasan,

sedangkan progenitor berdiferensiasi hanya

pada satu lintasan contohnya progenitor

keratinosit. Sel progenitor memiliki

kecenderungan menjadi jenis sel tertentu,

tetapi sudah lebih spesifik dari sel punca dan

didorong untuk berdiferensiasi menjadi sel

targetnya. Keratinosit mengeluarkan

interleukin (IL)-1, dimana mempengaruhi

fibroblast untuk mengeluarkan cytokine dan

growth factors yang penting untuk

penyembuhan luka (Lau Katherine et al,2009)

[14]. Luka dinilai sudah sembuh secara

sederhana apabila luka tersebut sudah

tertutup epitel, oleh karena itu segala upaya

untuk memberi epitel diatas luka akan sangat

berguna membuat luka menuju kesembuhan.

Penelitian peran sel punca

mesenkimal dari sel lemak terhadap

penyembuhan luka kelinci telah dilakukan.

Didapatkan gambaran klinis luka kelinci pada

pengamatan hari ke-3 (fase inflamasi), hari ke-

14 (fase proliferasi) dan hari ke-21 (fase

remodeling) secara nyata luka yang diberikan

sel punca mesenkimal menutup lebih cepat

dibandingkan perawatan tanpa sel punca

(Ariek 2012) [15].

Progenitor keratinosit adalah bentuk

sel punca yang sudah berdifferensiasi menjadi

keratinosit. Secara logika bentuk ini akan lebih

superior dibandingkan bentuk sel punca

mesenkimal, diperlukan pembuktian terkait

hal tersebut. Penelitian ini berupaya mencari

tahu kebenaran logika menjadi suatu fakta

kebenaran yang dapat terbukti secara ilmiah.

Akan dilakukan penelitian untuk mengungkap

peranan progenitor keratinosit sel punca dari

sel lemak pada epitelialisasi penyembuhan

luka pada kulit kelinci yang diharapkan kelak

dapat mengatasi masalah defek pada luka.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian

eksperimental dengan menggunakan

rancangan post test only control group

design. Penelitian dilakukan pada bulan

November 2011 sampai dengan September

2012 di Laboratorium Institute of Tropical

Disease (ITD) Universitas Airlangga,

Surabaya.

Perlakuan diberikan pada kelinci

albino New Zealand (Oryctolagus

cuniculus) jantan. Kelinci betina tidak

digunakan untuk menghindari pengaruh

hormon progesteron dan estrogen terhadap

proses penyembuhan luka. Kelinci yang

digunakan untuk penelitian adalah kelinci

New Zealand dewasa usia 16 minggu

dengan berat badan 5000 sampai 6000

gram.

Berdasarkan rumus perhitungan

sampel diperoleh besar sampel untuk

masing-masing kelompok coba adalah 4.

Mengingat adanya faktor bias hanya

dilakukan pada 4 hewan coba, maka untuk

tiap kelompok perlakuan diambil 6 hewan

coba. Setiap hewan coba mendapat 2

perlakuan (luka kontrol dan luka yang

Page 5: Peranan Progenitor Keratinosit Sel Punca Jaringan Lemak ...journal.unair.ac.id/filerPDF/Peranan Progenitor Keratinosit Sel... · luka kiri diobati dengan 5 x106 sel punca mesenchymal,

5

diberi sel punca jaringan lemak secara

topikal) yang diambil pada hari 3, 14 dan

21, maka sampel adalah 6. Ada 3

kelompok pada penelitian ini, maka akan

dibutuhkan 18 hewan coba. Luka yang

diberi sel punca dan diamati pada hari ke

3, 14, 21(3 populasi), luka yang dirawat

moist dan diamati pada hari ke 3, 14, 21 (3

populasi) sehingga total terdapat 6

populasi (Gambar 1).

Gambar 1. Rancangan Penelitian.

Kultur progenitor keratinosit jaringan

lemak :

Pengambilan jaringan lemak

kelinci dilakukan pada daerah yang banyak

mengandung jaringan lemak, yaitu pada

perut paha kiri dan paha kanan dengan

cara pembedahan. Hasil potongan jaringan

lemak yang ada kemudian diletakkan pada

50 ml tabung medium transport.

Jaringan lemak dalam medium

transport diambil, kemudian cuci 2-3 kali

dengan Phosphate- buffered saline

(PBSA). Setelahnya cincang dengan

gunting sampai hancur jaringan lemak

tersebut. Jaringan lemak yang sudah

dicincang hingga hancur dimasukkan

kedalam spuit 10cc, kemudian

disemprotkan ke dalam erlenmeyer,

ditambahkan tripsin EDTA sebanyak 20

ml dan putar di magnetic stirer dengan

suhu 37° selama 50 menit.

Setelah 50 menit, ditambahkan

Fetal Bovine Serum (FBS) 10% dan putar

lagi selama 10 menit. Jaringan lemak yang

sudah diputar di magnetic stirer selama 60

menit kemudian disaring di beaker glass

yang telah diberi lapisan kasa sebanyak 3

lapis. Setelah disaring terdapat supernatant

didalam beaker glass , kemudian

dituangkan ke dalam conical tube.

Setelahnya disentrifuge 1600 rpm selama 5

menit. Supernatant tersebut setelah

disentrifuge dicuci dengan PBSA dan

medium keratinosit sebanyak 2-3 kali.

Buang PBSA dan medium tadi, kemudian

campurkan medium keratinosit sebanyak

5-10cc. Setelah dicampurkan dengan

medium keratinosit, tanam di petri dish

yang telah disiapkan. Kemudian inkubasi

di incubator CO2 5% pada suhu 37°C.

Setiap 2 hari ganti medium sampai cukup

untuk di passage, ditandai dengan sudah

adanya kumpulan koloni sel.

Setelah sel siap diaplikasi, jumlah

sel dihitung dengan Flositometer sebanyak

5x106

dan diberi labeling PKH 2 untuk

menandai sel punca tersebut pada proses

penyembuhan luka.

Kultur sel punca mesenkimal jaringan

lemak

Potongan jaringan lemak /adipose

diletakkan pada 50 ml medium transport

dengan menggunakan forceps. Setelahnya

potong kecil- kecil jaringan lemak dengan

menggunakan gunting.

Setelah jaringan lemak terpotong-

potong, ditambahkan collagenase solution

sebanyak volume potongan lemak tersebut

dan dicampur. Kemudian diletakkan

tabung pada water bath pada suhu 370C

selama 60 menit dan Centrifuge sampai

pada 50- 100 gram selama 5 menit.

Tabung dikeluarkan dari centrifuge

kemudian kocok dengan kuat (untuk

memisahkan stromal cells dari jaringan

lemak) dan centrifuge lagi selama 5

menit.Ambil cairan lemak pada bagian atas

campuran secara hati- hati dimana terdapat

jaringan lemak disana. Jangan sampai

merusak stromal- vascular fraction pada

Page 6: Peranan Progenitor Keratinosit Sel Punca Jaringan Lemak ...journal.unair.ac.id/filerPDF/Peranan Progenitor Keratinosit Sel... · luka kiri diobati dengan 5 x106 sel punca mesenchymal,

6

dasar campuran. Kemudian ditambahkan

5-10 ml cairan Phosphate- buffered saline

(PBSA) dan centrifuge lagi selama 5

menit. Setelahnya cuci dan spin 3 kali,

dilakukan dengan hati –hati untuk tidak

merusak stromal- vascular fraction.

Pada pembilasan terakhir,

resuspend pellet kurang lebih 8 ml pada

adipose stem cell medium diletakkan pada

plate T-25 flask kemudian di inkubasi

pada suhu 370 C dengan 5% CO2. Biarkan

sel tersebut untuk merekat dan

berkembang selama 2-4 hari sebelum

pergantian medium. Kemudian ganti

medium dan buang supernatannya, secara

rutin ganti medium 2 kali seminggu

Pada beberapa kasus, akan

ditemukan kontaminasi dari sel

hematopoetik, tetapi kontaminasi sel ini

akan semakin berkurang ketika dilakukan

passage beberapa kali.

Setelah sel siap diaplikasi, jumlah

sel dihitung dengan Flositometer sebanyak

5x106

dan diberi labeling PKH 2 untuk

menandai sel punca tersebut pada proses

penyembuhan luka.

Cara penelitian

Dipilih 18 ekor kelinci jantan New

Zealand Oryctolagus cuniculus sehat yang

berusia sekitar 16 minggu (dewasa).

Kemudian kelinci dibius dengan

menggunakan ketamin 20 mg/kg berat

badan intramuscular.

Setiap kelinci dicukur bulunya

pada bagian punggung kemudian dibuat 2

desain eksisi luka full-thickness berukuran

2,5x2,5 cm dengan menggunakan mesh no.

15 pada punggung kanan dan kiri dan

diberi marker dengan benang silk 4.0 pada

tiap ujung luka. Setelahnya desinfeksi

dengan solusio povidon iodine 10% dan

Savlon 1 : 30. Luka pada punggung kanan

diaplikasikan progenitor keratinosit sel

punca sebesar 5 x 106

dan luka pada

punggung kiri diaplikasikan sel punca

mesenkimal sebesar 5 x 106

pada hari-0

(diukur dengan menggunakan alat

Flositometer). Masing-masing luka ditutup

dengan transparant dressing untuk

mencegah kontaminasi ke area sekitarnya.

Setiap kelinci diberikan injeksi Penicillin

Procain 100 mg / kg berat badan intra

muskuler.

Kelinci dipelihara pada

kandangnya masing-masing dan diberi

makanan dan minuman dengan jumlah dan

jenis yang sama.

Pengambilan Data

Spesimen pada punggung kanan

dan kiri diambil pada waktu bersamaan

dengan cara eksisi pada bekas luka di

punggungnya dengan ukuran masing-

masing spesimen sekitar 3,0 x 3,0 cm

sedalam full thickness. Sebelumnya luas

luka yang belum tertutup epitel diukur

dengan menggunakan Visitrak.

Spesimen diambil hari ke-3 pada

fase inflamasi, hari ke-14 pada fase

proliferasi, hari ke-21 pada fase maturasi

dan masing-masing dikorbankan 6 ekor

kelinci pada setiap fasenya.

Pengorbanan kelinci dilakukan

dengan menyuntikkan pentobarbital 60-

100 mg/kg berat badan intraperitoneal

pada daerah sedikit midlateral antara

processus xyphoideus dan tuberculum

pubicum.

Spesimen diambil sebagian

(±2mm) kemudian dilakukan pengecatan

dengan Flourescein Isothiocyanate (FITC)

untuk menilai adanya sel punca pada

permukaan luka tersebut dan spesimen

sisanya kemudian dimasukkan ke dalam

botol yang berisi formalin 10% untuk

fiksasi jaringan. Spesimen dikirim ke

bagian Patologi Anatomi untuk dilakukan

pemeriksaan histopatologi.

Data yang dikumpulkan dianalisis

menggunakan metode analisis ANOVA.

3. Hasil

Page 7: Peranan Progenitor Keratinosit Sel Punca Jaringan Lemak ...journal.unair.ac.id/filerPDF/Peranan Progenitor Keratinosit Sel... · luka kiri diobati dengan 5 x106 sel punca mesenchymal,

7

Data hasil penelitian meliputi

pengamatan berupa luas luka, jumlah

epitel dan jumlah lapisan epitel. Sediaan

progenitor keratinosit sel punca yang akan

diaplikasikan dilakukan pemeriksaan

secara kualitatif dan kuantitatif untuk

membuktikan keberadaan keratinosit

tersebut. Pemeriksaan menggunakan

marker K17 Imuno Cyto Chemistry (ICC)

yang merupakan antibodi keratinosit,

diberi dilabel dengan pewarnaan

Fluorescein Icothyocyanat (FITC). Pada

pemeriksaan yang dilakukan didapatkan

pendar warna hijau, menunjukkan adanya

ikatan antigen-antibodi sel keratinosit.

(Gambar 2).

Gambar 2. Hasil pemeriksaan secara

imunoflourescence dengan marker K17.

Didapatkan pendar warna hijau menunjukkan

adanya sel keratinosit pada sediaan progenitor

keratinosit sel punca yang ada

Pemeriksaan Flositometri dengan

menggunakan alat Becton Dickinson Facs

Calibur Flowcytometer digunakan untuk

karakterisasi semi kuantitatif menghitung

jumlah keratinosit dalam 10.000 bit events

(butir sel) sebagai standarisasi penghitung

presentasi sediaan progenitor keratinosit

sel punca. Hasil perhitungan secara semi

kuantitatif didapatkan adanya sel

keratinosit sebanyak 64% dalam 10.000

bit events (butir sel) sediaan progenitor

keratinosit sel punca.

Gambar 3. Hasil pemeriksaan Flositometri .

Warna merah menunjukkan sel keratinosit

dalam 10.000 bit events (butir sel) progenitor

keratinosit sel punca.

Gambaran Klinis Luka

Setelah dilakukan uji secara

kualitatif dan semi kuantitatif didapatkan

sel keratinosit dalam sediaan progenitor

keratinosit sel punca yang ada, kemudian

dilakukan aplikasi pada luka yang telah

disiapkan. Hasil pengamatan yang

dilakukan terhadap kelompok kontrol dan

kelompok perlakuan menunjukkan bahwa

secara makroskopis, luas luka yang masih

tampak pada kelompok perlakuan

seluruhnya lebih kecil dibandingkan

dengan kelompok kontrol baik pada

pengamatan hari ke-3 (fase inflamasi), 14

(fase proliferasi) dan 21 (fase remodeling)

(Gambar 4). Pada kedua kelompok tidak

didapatkan adanya tanda infeksi.

Pengukuran luas luka dilakukan dengan

menggunakan alat Visitrax.

Page 8: Peranan Progenitor Keratinosit Sel Punca Jaringan Lemak ...journal.unair.ac.id/filerPDF/Peranan Progenitor Keratinosit Sel... · luka kiri diobati dengan 5 x106 sel punca mesenchymal,

8

Gambar 4. Foto klinis luka (kelompok

perlakukan: P, kelompok kontrol: K).

A)Pengamatan hari ke-3. B) Pengamatan hari

ke-14. C) Pengamatan hari ke-21

Pada penelitian ini membuktikan

bahwa proses epitelialisasi yang terjadi

pada proses penyembuhan luka berasal

dari sel punca dan bukan dari host-nya,

hal ini dimungkinkan karena dilakukan

proses labeling sel punca pada saat

aplikasi. Labeling akan menandai sel

punca pada luka yang sedang terjadi proses

penyembuhan luka. Proses labeling

dilakukan pada kedua kelompok yang ada,

baik kelompok kontrol dan kelompok

perlakuan dengan menggunakan labeling

PKH 2. Setelah spesimen diambil pada

hari ke 3 (fase inflamasi), 14 (fase

proliferasi) dan 21 (fase remodeling),

dilakukan pengecatan dengan FITC. Pada

pemeriksaan menunjukkan adanya warna

pendar hijau yang membuktikan adanya

sel punca pada luka tersebut (Gambar 5).

Gambar 5. Gambaran epitel yang dilabeling

dengan PKH 2. Pendar warna hijau

menunjukkan adanya sel punca pada luka,

membuktikan proses penyembuhan luka

berasal dari sel punca dan bukan dari host-nya.

Gambaran Histologis Jumlah Epitel dan

Jumlah Lapisan Epitel

Seluruh spesimen luka diolah dan

dibuat preparat dengan pengecatan

Haematoxylin Eosin (HE). Pada

pemeriksaan hari ke-3 didapatkan bahwa

epitel belum muncul di permukaan luka,

baik pada kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol. Masih didapatkan sel

radang pada ke-2 sediaan, dengan jaringan

yang masih longgar dibawahnya (Gambar

6).

Gambar 6. Gambaran jumlah epitel dan

lapisan epitel setelah pemberian sel punca

pada pengamatan hari ke-3 (fase inflamasi). a)

Luka kontrol, perbesaran 100x. b)Luka

perlakuan, perbesaran 100x. c)Luka kontrol,

perbesaran 400x. d)Luka perlakuan,

perbesaran 400x.

Page 9: Peranan Progenitor Keratinosit Sel Punca Jaringan Lemak ...journal.unair.ac.id/filerPDF/Peranan Progenitor Keratinosit Sel... · luka kiri diobati dengan 5 x106 sel punca mesenchymal,

9

Pada pengamatan hari ke-14

(gambar 7), sel epitel tampak pada sediaan.

Jumlah sel epitel pada kelompok perlakuan

lebih kecil dibandingkan jumlah sel epitel

pada kelompok kontrol. Jaringan

penyangga dibawah epitel menjadi lebih

padat. Pada kelompok kontrol jaringan

penyangga dibawah epitel lebih padat

dibandingkan pada kelompok perlakuan.

Terdapat serat kolagen dan pembuluh

darah pada jaringan penyangga tersebut.

Tampak bahwa epitel pada kelompok

kontrol lebih rata di permukaan luka. Pada

kelompok perlakuan epitel pada

permukaan luka tidak rata, sehingga

kelompok kontrol mempunyai jumlah sel

epitel yang lebih besar dibandingkan

kelompok perlakuan. Jumlah lapisan epitel

kelompok perlakuan lebih tebal dari

jumlah lapisan epitel kelompok kontrol.

Rerata jumlah epitel dan jumlah lapisan

epitel pada kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel

1.

Gambar 7. Gambaran jumlah epitel dan

lapisan epitel setelah pemberian sel punca

pada pengamatan hari ke-14 (fase proliferasi).

a)Luka kontrol, perbesaran 100x. b)Luka

perlakuan, perbesaran 100x. c)Luka kontrol,

perbesaran 400x. d) Luka perlakuan,

perbesaran 400x.

Tabel 1. Rerata jumlah epitel dan lapisan

epitel hari ke-14 Kelompok Jumlah

epitel

Jumlah

lapisan epitel

Kontrol 25,17 3,83

Perlakuan 23,00 4,83

Pada pengamatan hari ke-21

(gambar 8), jumlah epitel lebih besar

dibandingkan pada hari ke-14 baik pada

kelompok perlakuan dan kelompok

kontrol. Pada kelompok perlakuan jumlah

epitel lebih sedikit daripada kelompok

kontrol, karena epitel pada kelompok

perlakuan tidak merata. Pada kelompok

perlakuan terdapat daerah yang epitelnya

tebal, tetapi ada juga daerah yang epitelnya

tipis. Pada kelompok perlakuan jumlah

lapisan epitelnya lebih besar daripada

kelompok kontrol. Jaringan penyangga

dibawah epitel pada kelompok kontrol

lebih padat dibandingkan pada kelompok

perlakuan. Rerata jumlah epitel dan

jumlah lapisan epitel pada kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol dapat

dilihat pada Tabel 2.

Gambar 8. Gambaran jumlah epitel dan

lapisan epitel setelah pemberian sel punca

pada pengamatan hari ke-21 (fase remodeling).

a)Luka kontrol, perbesaran 100x. b)Luka

perlakuan, perbesaran 100x. c)Luka kontrol,

perbesaran 400x. d) Luka perlakuan,

perbesaran 400x

Tabel 2. Rerata jumlah epitel dan lapisan

epitel hari ke-21 Kelompok Jumlah

epitel

Jumlah

lapisan epitel

Kontrol 34,17 5,30

Perlakuan 32,33 7,00

Page 10: Peranan Progenitor Keratinosit Sel Punca Jaringan Lemak ...journal.unair.ac.id/filerPDF/Peranan Progenitor Keratinosit Sel... · luka kiri diobati dengan 5 x106 sel punca mesenchymal,

10

Terdapat hasil yang signifikan

perbandingan luas luka pada kelompok

kontrol dan kelompok perlakuan pada

pengamatan hari ke-3 (fase inflamasi), hari

ke-14 (fase proliferasi) dan hari ke-21

(fase remodeling). Hal ini seperti yang

terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji T berpasangan (luas luka

tertutup epitel dalam %)

Hari

ke Mesenkimal

Progenitor

keratinosit

Harga

P

3 14

21

7,47 ± 2,36a

49,60 ± 8,14b

75,73 ± 9,35c

2,13 ± 1,20a

68,80 ± 9,10b

90,40 ± 4,53c

< 0,0001

0,001

0,001

Harga P < 0,0001 < 0,0001

Signifikan bila harga P < 0,05

Gambar 9. Perbandingan luas luka. Kelompok

kontrol (sel punca mesenkimal) dengan

kelompok perlakuan (progenitor keratinosit sel

punca) pada pengamatan hari ke-3, 14 dan 21.

Tampak dari tabel diatas bahwa

pada kelompok perlakuan luas luka yang

tertutup epitel secara signifikan lebih besar

dari kelompok kontrol. Hari ke-3

menunjukkan kelompok perlakuan tertutup

epitel 2 kali lebih besar dari kelompok

kontrol. Pada hari ke-14 kelompok

perlakuan tertutup epitel sekitar 70% dan

kelompok kontrol tertutup epitel sekitar

50% dari luas luka yang ada. Pada hari ke-

21 kelompok perlakuan tertutup epitel

sekitar 90% dari luas luka yang ada,

sedangkan kelompok kontrol tertutup

epitel sekitar 75% saja.

Pada hari ke-3 (fase inflamasi)

tidak didapatkan sel epitel. Sehingga

analisa dilakukan pada kelompok kontrol

dan kelompok perlakuan pada pengamatan

hari ke-14 (fase proliferasi) dan hari ke-21

(fase remodeling). Didapatkan bahwa

secara statistik terdapat hasil yang tidak

signifikan pada perbandingan jumlah epitel

dari dua kelompok tersebut, tetapi pada

kelompok yang sama terdapat hasil yang

signifikan. Hal ini seperti yang terlihat

pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Uji T berpasangan ( jumlah

epitel)

Hari ke Mesenkimal Progenitor

keratinosit

Harga

P

14

21

25,17 ± 3,19

34,17 ± 3,60

23,00 ±1,79

3,33± 2,16

0,163

0,376

Harga P < 0,001 < 0,0001

Signifikan bila harga P < 0,05

Gambar 10. Perbandingan rerata jumlah sel

epitel. Kelompok kontrol (sel punca

mesenkimal) dengan kelompok perlakuan

(progenitor keratinosit sel punca) pada

pengamatan hari ke-14 dan 21

Tabel diatas menunjukkan bahwa

sel punca mesenkimal mempunyai jumlah

epitel sedikit lebih tinggi dibandingkan

progenitor keratinosit sel punca.

Didapatkan perbedaan sejumlah 2 sel

epitel pada pengamatan hari ke-14 dan hari

ke-21.

Page 11: Peranan Progenitor Keratinosit Sel Punca Jaringan Lemak ...journal.unair.ac.id/filerPDF/Peranan Progenitor Keratinosit Sel... · luka kiri diobati dengan 5 x106 sel punca mesenchymal,

11

Secara statistik didapatkan hasil

yang signifikan pada perbandingan jumlah

lapisan epitel pada kelompok kontrol dan

kelompok perlakuan. Pengamatan

dilakukan pada hari ke-14 (fase proliferasi)

dan hari ke-21 (fase remodeling). Hal ini

seperti yang terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Uji T Berpasangan ( jumlah

lapisan epitel)

Hari ke Mesenkimal Progenitor

keratinosit

Harga

P

14

21

3,83 ± 0,41

5,33 ± 0,52

4,83 ±0,41

7,00 ± 0,63

0,002

0,011

Harga P < 0,0001 < 0,0001

Signifikan bila harga P < 0,05

Gambar 11. Perbandingan rerata jumlah

lapisan epitel. Kelompok kontrol (sel punca

mesenkimal) dengan kelompok perlakuan

(progenitor keratinosit sel punca) pada

pengamatan hari ke-14 dan 21

Dari tabel yang ada tampak secara

jelas bahwa pada hari ke-14 progenitor

keratinosit sel punca lebih tinggi daripada

sel punca mesenkimal, demikian pula pada

hari ke-21. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa pada hari ke-14 maupun hari ke-21

progenitor keratinosit sel punca secara

konsisten lebih tebal lapisan epitelnya

dibandingkan sel punca mesenkimal.

4. Pembahasan

Penggunaan sel punca baik

mesenkimal maupun progenitor dapat

menjanjikan diwaktu kedepan. Beberapa

penelitian telah dikembangkan untuk

mengetahui kegunaan sel punca dalam

proses penyembuhan luka [9, 11, 8].

Sumber yang paling berlimpah dan mudah

diakses adalah sel punca dari sel lemak

(Adipose-Derived Stem Cell / ADSCs)

yang mempunyai keuntungan

dibandingkan sumber sel punca lainnya

yaitu jumlah yang melimpah dan

pengambilan yang mudah. Sel punca

tersebut terletak dibawah dermal fibroblas

dan saling berinteraksi, sehingga

meningkatkan stratifikasi keratinosit yang

menghasilkan lapisan epidermis dengan

susunan berbaris [12]. Hasil dari sel punca

mesenkim jaringan lemak adalah sekitar

40 kali lipat lebih besar daripada yang dari

sumsum tulang [16].

Proses penyembuhan luka pada

dasarnya merupakan suatu upaya fisiologis

untuk memperbaiki tubuh manusia,

dimana respon biologis tersebut sangat

kompleks. Terjadi respon inflamasi sistem

imun tubuh, sitokin, migrasi bermacam

jenis sel neutrofil, makrofag, fibroblas dan

keratinosit (Falanga, 2005) [17, 1]. Secara

fisiologis proses penyembuhan luka terdiri

atas 3 fase: Fase inflamasi, fase proliferasi

atau fibroplasia dan fase maturasi atau

remodeling [5]. Epitelialisasi terutama

terjadi pada fase proliferasi, melibatkan

migrasi keratinosit dari jaringan sekitar

epitel untuk menutupi luka. Membran

basalis kemudian secara perlahan

mengikuti tepi sel tersebut untuk bergerak

menutupi permukaan luka (Stadelmann,

1998; Lawrence, 1998). [18 , 19, 20].

Luka dinilai sudah sembuh secara

sederhana apabila luka tersebut sudah

tertutup epitel, oleh karena itu segala

upaya untuk memberi epitel diatas luka

akan sangat berguna membuat luka

menuju kesembuhan.

Pada penelitian yang telah kami

lakukan, didapatkan bahwa sel punca

mesenkimal maupun progenitor keratinosit

Page 12: Peranan Progenitor Keratinosit Sel Punca Jaringan Lemak ...journal.unair.ac.id/filerPDF/Peranan Progenitor Keratinosit Sel... · luka kiri diobati dengan 5 x106 sel punca mesenchymal,

12

sel punca mempunyai kelebihan masing-

masing dalam proses penyembuhan luka.

Progenitor keratinosit adalah bentuk sel

punca yang sudah berdifferensiasi menjadi

keratinosit. Gambaran karakteristik sel

punca mesenkimal dari jaringan lemak

merupakan suatu fibroblastik dengan

retikulum endoplasma yang berlimpah dan

inti yang relatif besar terhadap volume

sitoplasma, berbeda dengan progenitor

keratinosit sel punca yang mempunyai

karakteristik berbentuk kotak merupakan

ciri khas dari keratinosit. Pada

pemeriksaan hari ke-3, baik sel punca

mesenkimal maupun progenitor keratinosit

sel punca belum tampak adanya sel epitel.

Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa proses

epitelialisasi terutama terjadi pada fase

proliferasi yaitu setelah hari ke-5.

Pemeriksaan pada hari ke-14 dan 21 pada

sel punca mesenkimal didapatkan

peningkatan jumlah epitel dan jumlah

lapisan epitel. Struktur epitel lebih merata

dengan jaringan penyangga dibawahnya

lebih padat dibandingkan progenitor

keratinosit sel punca. Sesuai dengan

kondisi bahwa hal tersebut dimungkinkan

karena sel punca mesenkimal bersifat

multipotent sehingga dapat berdiferensiasi

dan berproliferasi menjadi banyak jenis

sel. Sehingga didapatkan gambaran yang

lebih padat pada jaringan penyangga

dibawah epidermis yang dapat mendukung

pertumbuhan epitel. Pada progenitor

keratinosit sel punca pada hari ke-14 dan

21 didapatkan jumlah epitel dan jumlah

lapisan epitel yang juga meningkat.

Struktur epitelialisasi yang terjadi kurang

merata, dengan jumlah lapisan epitel yang

lebih tebal dari sel punca mesenkimal. Hal

tersebut dapat dijelaskan bahwa progenitor

keratinosit sel punca bersifat unipotent,

tidak berdiferensiasi dan hanya sedikit

mengalami proliferasi sehingga terstruktur

sebagai keratinosit saja. Struktur

penyangga akan terbentuk dibawah epitel

melalui proses penyembuhan luka secara

alami, sehingga keratinosit yang ada hanya

dari progenitor sel punca saja tanpa

dukungan dari jaringan penyangga

dibawahnya.

Hasil penelitian ini didapatkan

bahwa baik sel punca mesenkimal maupun

progenitor keratinosit sel punca keduanya

menunjukkan perbaikan dalam proses

penutupan luka. Area luka yang ada

mengecil, berarti proses epitelialisasi

berjalan dengan baik. Kami dapatkan

bahwa sel punca mesenkimal pada hari ke-

14 tertutup epitel sebesar 50% dan hari ke-

21 sebesar 75%. Pada progenitor

keratinosit sel punca didapatkan

kemampuan untuk menutup luka yang

lebih besar dengan luka yang tersisa lebih

kecil dari sel punca mesenkimal, pada hari

ke-14 luka tertutup epitel sebesar 65% dan

hari ke-21 sebesar 90%. Hal tersebut dapat

dijelaskan bahwa untuk sel punca

mesenkimal selain membentuk jaringan

epitel juga membentuk struktur penyangga

di bawah kulit, dimana secara

histopatologi tampak lebih baik. Pada

progenitor keratinosit sel punca didapatkan

defek luka yang tersisa lebih kecil dan

daya epitelialisasi lebih cepat, namun

secara histolopatologi jaringan penyangga

dibawah epitel kurang padat tidak seperti

gambaran pada sel punca mesenkimal.

Secara umum, baik sel punca

mesenkimal dan progenitor keratinosit sel

punca berperan positif pada proses

penyembuhan luka yang kami teliti.

Progenitor keratinosit sel punca secara

signifikan dapat diandalkan dalam

mempercepat penutupan luka. Hal ini

sangat membantu untuk menutup atau

memperkecil defek yang terjadi, walaupun

secara struktur penyangga dibawahnya

tidak sebaik sel punca mesenkimal. Dapat

diharapkan sejalan dengan proses

penyembuhan luka yang ada struktur

penyangga tersebut dapat terbentuk secara

alami mengikuti swaktu sesuai dengan fase

penyembuhan luka setelah epitel tertutup.

5. Kesimpulan

Page 13: Peranan Progenitor Keratinosit Sel Punca Jaringan Lemak ...journal.unair.ac.id/filerPDF/Peranan Progenitor Keratinosit Sel... · luka kiri diobati dengan 5 x106 sel punca mesenchymal,

13

Progenitor keratinosit sel punca

menutup luka lebih cepat daripada sel

punca mesenkimal. Progenitor keratinosit

sel punca mempunyai jumlah epitel lebih

sedikit dibandingkan sel punca

mesenkimal karena tidak meratanya

distribusi epitel di permukaan luka.

Progenitor keratinosit sel punca

mempunyai jumlah lapisan epitel yang

lebih banyak dibandingkan sel punca

mesenkimal. Struktur jaringan penyangga

dibawah epitel pada luka yang diberikan

sel punca mesenkimal lebih padat

dibandingkan progenitor keratinosit sel

punca. Hal ini dikarenakan sifat

multipotent yang dimiliki sel punca

mesenkimal.

Penelitian ini dapat

direkomendasikan sebagai acuan pada luka

dengan problem defek. Apabila penelitian

klinis penggunaan progenitor keratinosit

sel punca telah dilakukan dan terbukti baik

untuk penutupan luka, maka dapat

digunakan sebagai salah satu modalitas

untuk penutupan luka dengan defek yang

luas.

Tinjauan Pustaka

1. (Tabatai et al, 2010)

2. Falanga, V. 2004. The chronic wound:

impaired healing and solutions in the

context of wound bed preparation.

Blood Cells, Molecules, and Diseases.

32 (1): 88–94.

3. WHO, 2010

4. Adam J. Singer, M.D., and Richard

A.F. Clark, M.D. 1999, Cutaneous

Wound Healing,N Engl J Med,

341:738-746

5. Perdanakusuma DS, 2003. Pengaruh

kadar melanin terhadap terjadinya

akumulasi kolagen pada keloid,

Disertasi, Universitas Airlangga

Surabaya.

6. Zhang and Fu, 2008

7. Santoro MM, Gaudino G. 2005.

Cellular and Molecular facets of

keratinocyte reepithelization during

wound healing. Experimental Cell

Reseach. 304: 274 - 286

8. Cha J., Falanga V., 2007. Stem cells in

cutaneous wound healing. Clinins in

Dermatol 25. p 73-8

9. Kim et al, 2009

10. Halim D, Murti H, Sandra F,

Boediono A, Djuwantono T, Setiawan

B, 2010. Stem cell, dasar teori dan

aplikasi klinis. Jakarta : Penerbit

Erlangga. 1-22

11. Branski LK., Gauglitz GG., Herndon

DN., Jeschke MG., 2009. A review of

gene and stem cell therapy in

cutaneous wound healing. Burns J.

35(2): 171-80

12. Aoki Shigehisa et al, 2011

13. Ming Chen et all.Stem Cells for Skin

Tissue Engineering and Wound

Healing. Edited form as Crit Rev

Biomed Eng. 2009 ; 37(4-5):399-421.

14. Lau Katherine et al,2009

15. Ariek 2012.

16. Cherubino,M. Rubin,J.P, et al. 2011.

Adipose-Derived Stem Cells for

wound healing applications.Ann Plast

Surg ;66(2) : 210-215

17. Falanga, 2005

18. Stadelmann, 1998

19. Lawrence, 1998

20. Singer AJ, Clark RA. 1999.

Cutaneous wound healing. N Engl J

Med. 1999;341:738-46

Page 14: Peranan Progenitor Keratinosit Sel Punca Jaringan Lemak ...journal.unair.ac.id/filerPDF/Peranan Progenitor Keratinosit Sel... · luka kiri diobati dengan 5 x106 sel punca mesenchymal,

14