98
i PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT ISLAMI DI DESA MONCOBALANG KECAMATAN BAROMBONG KABUPATEN GOWA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Prodi Pendidikan Agama Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar ISLAMIYAH NIM: 105 1901490 11 FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1436 H/ 2015 M

PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

i

PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT

ISLAMI DI DESA MONCOBALANG KECAMATAN BAROMBONG

KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Prodi Pendidikan

Agama Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

ISLAMIYAH

NIM: 105 1901490 11

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1436 H/ 2015 M

Page 2: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …
Page 3: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …
Page 4: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …
Page 5: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, penulis/ peniliti yang bertanda tangan di

bawa ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis/

peneliti sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat,

tiruan, plagiat di buat atau dibantu secara langsung orang lain baik

keseluruhan ataupun sebagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh

karenanya batal demi hukum.

Makassar, 24 Syawal 1436 H 09 Agustus 2015 M

Peneliti

Islamiyah

v

Page 6: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …
Page 7: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

vi

PRAKATA

له وصحبه لام على اشرف الأنبيآء والمرسلين وعلى اه وة والس له لمين، والص رب العهالحمد لله

...ا معين، ام بعد

رب العلمين ا حمد لل segala puji syukur tiada hentinya penulis haturkan ke

hadirat Allah swt yang Maha Pemberi Petunjuk, Anugrah dan Nikmat yang

diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul ”Kedudukan Akal Dalam Al-Quran dan Implementasinya Dalam

Pendidikan Agama Islam”.

د وعلى اله وصحبه وسلم . الللم ص على محم penulis curahkan ke hadirat

junjungan umat, pemberi syafa’at, penuntun jalan kebajikan, penerang di

muka bumi ini, seorang manusia pilihan dan teladan kita, Rasullulah SAW,

beserta keluarga, para sahabat dan pengikut Beliau hingga akhir zaman,

Amin.

Banyak yang dihadapi dalam rangka penyusunan skripsi ini, tetapi

berkat bantuan berbagai pihak maka skripsi ini dapat penulis selesaikan pada

waktu yang telah ditetapkan. Dalam hal ini penulis menyampaikan terima

kasih yang tulus dan ikhlas kepada yang terhormat:

Page 8: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

vii

1. Kedua orang tua penulis yaitu ayahanda Hasyim dan ibunda Subaedah

yang telah memberikan dukungan baik moril maupun material sejak kecil

sampai sekarang sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah senantiasa mengasihi dan melindungi mereka

sebagaimana mereka mengasihi penulis sejak masih dalam kandungan

hingga sekarang ini. Serta kakakku Ira Sri Wahyuni, Ilham, Reka Karwira

dan adikku Muh. Taufat yang telah memberikan dukungan sampai

sekarang sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Semoga

Allah senantisa mengasihi dan melindungi mereka.

2. Bapak DR. H. Irwan Akib M.Pd, Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar yang telah menyediakan fasilitas kampus yang memadai

seperti : ruang kuliah, perpustakaan, laboratorium, ruang mikro teaching

dan sebagainya, meskipun masih membutuhkan perbaikan untuk

pengembangan pendidikan.

3. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi M.Pd.I Dekan Fakultas Agama Islam

beserta seluruh staf yang telah mengembangkan Fakultas dan

memberikan batuan dalam

4. Ibu Amirah Mawardi S. Ag, M. Si Ketua Jurusan dan Ibu Dr. Hj. Maryam,

M. Th.I sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam yang senantiasa

membantu Penulis dalam persoalan akademik.

Page 9: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

viii

5. Bapak Dr. Rusli Malli, M. Ag dan Drs. KH. Nasruddin Rasak pembimbing

yang senatiasa sabar dalam mendampingi dan membimbing penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu para dosen yang telah melakukan tranformasi ilmu dan nilai

kepada penulis yang penuh manfaat dan berkah, semoga amal jariahnya

selalu mengalir.

7. Bapak kepala perpustakaan beserta seluruh stafnya yang membantu

penulis dalam menyediakan literatur sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

8. Teman-teman di Ikatan Pelajar Muhammadiyah cabang Moncobalang

dan Pimpinan Daerah Kabupaten Gowa.

9. Dan yang terakhir ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada

sahabatku syamsiharlita, Mirnawati dan teman-teman mahasiswa yang

namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu tetapi telah banyak

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya, Kepada Allah SWT kami memohon agar semua pihak yang

telah memberikan bantuanya dalam menyelesaikan skripsi ini senantiasa

mendapat balasan yang setimpal disisinya AAMIIN.

Makassar, 1 Zdulkaidah 1436 16 agustus 2015

Page 10: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

ix

ABSTRAK

Islamiyah 105190149011 “Peranan Muhammadiyah dalam Mewujudkan Masyarakat Islami di Desa Moncobalang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa” (Dibimbing oleh Rusli Malli dan KH. Nasruddin Rasak).

Judul skripsi ini mengacu pada tiga pokok Permasalahan antara lain, Peranan Muhammadiyah dalam Mewujudkan Masyarakat Islami di Desa Moncobalang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa, Usaha-Usaha yang dilakukan Muhammadiyah dalam Mewujudkan Masyarakat Islami di Desa Moncobalang, dan Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung Muhammadiyah dalam membangun masyarakat Islami di Desa Moncobalang.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), dan dianalisa secara deskriptif yang dilakukan di Desa Moncobalang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa sebagai lokasi penelitian.sebagai variabel dalam penelitian ini adalah Peranan Muhammadiyah sebagai variabel bebas dan mewujudkan masyarakat Islami sebagi variabel terikat. Populasi dalam penelitian ini yaitu masyarakat Desa Moncobalang, unsur pimpinan Muhammadiyah dan ortom Muhammadiyah maupun pemerintah setempat yang berjumlah 4.762 orang, dan yang menjadi sampel sebnyak 30 orang. Sedangkan dalam menganilisis data, peneliti menggunakan tehnik induktif dan tehnik deduktif.

Sebagai hasil dalam penelitian ini adalah Peranan Muahammadiyah pada dasarnya dapat dilihat melalui aktivitas-aktivitas Pimpinan Muhammadiyah maupun Ortom Muhammadiyah dan amal usaha Muhammadiyah. Usaha-Usaha yang dilakukan Muhammadiyah dalam Mewujudkan Masyarakat Islami yakni Mengadakan pengajian rutin di tiap ranting sedesa Moncobalang, dan faktor yang menghambat dan mendukung Muhammadiyah dalam membangun masyarakat Islami yakni kurangnya minat masyarakat untuk mengenal Islam yang sebenarnya ini salah satu faktor penghambat dan faktor yang mendukung sala satunya ialah Muhammadiyah sudah sangat dikenal eksistensinya di masyarakat sejak dulu, sekarang orang-orang di Desa Moncobalang sudah tidak merasa asing lagi dengan Muhammadiyah.

Berdasarkan hasil penelitian penulis yang dilaksanakan pada bulan juni sampai agustus menyatakan bahwa Organisasi Muhammadiyah sangat berperan dalam mewujudkan masyarakat Islami di Desa Moncobalang.

Page 11: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................... ii

HALAMAN PERYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................ iii

HALAMAN PEGESAHAN SKRIPSI .......................................................... iv

PRAKATA ................................................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................. xi

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Muhammadiyah .............................................................................. 8

1. Pengertian Muhammadiyah ...................................................... 8

2. Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah ............................ 11

3. Visi dan misi Muhammadiyah .................................................. 13

4. Maksud dan Tujuan Muhammadiyah....................................... 14

5. Amal Usaha Muhammadiyah .................................................. 19

Page 12: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

xi

B. Masyarakat Islami ......................................................................... 22

1. Pengertian Masyarakat Islami ................................................. 22

2. Karakteristik masyarakat Islami .............................................. 31

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian ............................................................................. 34

B. Lokasi dan obyek penelitian ......................................................... 34

C. Variabel penelitian ........................................................................ 35

D. Definisi operasional variabel ......................................................... 35

E. Populasi dan sampel .................................................................... 36

F. Instrumen penelitian ..................................................................... 38

G. Teknik pengumpulan data ........................................................... 39

H. Teknik analisis data ...................................................................... 40

BAB IV: HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Objektif Lokasi Penelitian ................................................. 41

1. Kondisi Biografi Masyarakat Moncobalang ............................. 41

2. Sejarah Masuknya Muhammadiyah di Desa Moncobalang .... 42

B. Peranan Muhammadiyah Dalam Mewujudkan Masyarakat Islami di

Desa Moncobalang ....................................................................... 48

C. Usaha-usaha yang dilakukan Muhammadiyah dalam membangun

masyarakat Islami di Desa Moncobalang ..................................... 51

D. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat Muhammadiyah

dalam membangun masyarakat Islami di Desa Moncobalang ..... 53

Page 13: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

xii

BAB V: PENUTUP ................................................................................... 57

A. Kesimpulan ................................................................................... 57

B. Saran-saran .................................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 60

LAMPIRAN

Page 14: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Keadaan populasi ....................................................................... 37

Tabel II. Keadaan sampel ........................................................................ 38

Tabel III. Jumlah penduduk desa Moncobalang ...................................... 42

Tabel IV. Struktur PCM Moncobalang tahun 1968 .................................. 44

Tabel V. Struktur PCM Moncobalang tahun 2010-2015 .......................... 46

Tabel VI. Organisasi Otonom Muhammadiyah ........................................ 46

Page 15: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar VII. Wawancara Ketua PCM Moncobalang ............................... 50

Gambar VIII. Wawancara Ketua Nasyiatul Aisyiyah ................................ 55

Page 16: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka dalam penelitian, baik penelitian pustaka

maupun penelitian lapangan mempunyai kedudukan yang sangat penting.

Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kajian pustaka merupakan

variabel yang menentukan dalam suatu penelitian. Di samping itu,

berfungsi memberikan landasan teoritis tentang mengapa penelitian perlu

di lakukan dalam kaitannya dengan kerangka pengetahuan. Selain itu

kajian pustaka juga di artikan sebagai daftar referensi dari semua jenis

referensi seperti buku, jurnal papers, artikel, disertasi, tesis, skripsi hand

outs, laboratory manuals, dan karya ilmiah lainnya yang dikutip didalam

penulisan proposal.

A. Muhammadiyah

1. Pengertian Muhammadiyah

Nama Muhammadiyah sudah dikenal sejak seratus tahun yang

lalu oleh masyarakat dan Muhammadiyah juga sudah akrab pada

masyarakat. Namun, jika ditelusuri sejarah kelahirannya, ternyata pada

saat itu, istilah Muhammadiyah dipilih oleh KH Ahmad Dahlan untuk

menanamkan gerakannya masih sangat asing dan aneh, sehingga

menimbulkan tanda tanya bagi mereka apa yang di maksud dengan

Muhammadiyah.

8

Page 17: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

9

Sebagaimana Mustafa Kamal Pasha (2002: 112) dalam

bukunya Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam mengemukakan arti dari

Muhammadiyah yakni:

a. Secara bahasa (etimologis)

Muhammadiyah berasal dari kata bahasa Arab “Muhammad”

yaitu nama Nabi dan Rasul Allah yang terakhir. Kemudian mendapatkan

“ya‟nisbiyah” yang artinya menjeniskan. Jadi Muhammadiyah berarti umat

“Muhammad Saw” atau “pengikut Muhammad Saw”, yaitu semua orang

Islam yang mengakui dan menyakini bahwa Nabi Muhammad Saw adalah

hamba dan pesuruh Allah yang terakhir. Dengan demikian, siapa pun juga

yang mengaku beragama Islam maka sesungguhnya mereka adalah

orang Muhammadiyah tanpa harus dilihat dan dibatasi oleh adanya

perbedaan organisasi, golongan, bangsa, geografis, etnis dan

sebagainya.

b. Secara Istilah (terminologis)

Muhammadiyah ialah gerakan Islam, Dakwah Amar Mkruf Nahi

Mungkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-quran dan Sunnah,

didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah

bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 Miladiyah di kota

Yogyakarta. Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah oleh pendirinya

dengan maksud untuk bertafa‟ul (berpenghargaan baik) dapat mencontoh

dan meneladani jejak perjuangannya dalam rangka menegakkan dan

Page 18: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

10

menjungjung tinggi agama Islam semata-mata demi terwujudnya „Izzul

Islam wal Muslimin, kejayaan Islam sebagai realita dan kemuliaan hidup

umat Islam sebagai realita.

c. Matan Kepribadian Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan gerakan

Islam. Maksud geraknya ialah Da‟wah Islam amar ma‟ruf nahi mungkar

yang ditujukan pada dua bidang; perseorangan dan masyarakat. Dakwah

dan amar ma‟ruf nahi mungkar pada bidang yang pertama terbagi menjadi

dua golongan, kepada yang Islam bersifat pembaharuan (tajdid) dan yang

kedua kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk

memeluk agama Islam. Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan

bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridhaan Allah

semata-mata.

Dengan melaksanakan dakwah dan amar ma‟ruf nahi mungkar

dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah

menggerakkan masyarakat menuju tujuannya ialah: terwujudnya

masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

d. Anggaran Dasar Muhammadiyah

Dalam anggaran dasar Muhammadiyah ( Thoyar dkk., 2008:

106) “Muhammadiyah diartikan sebagai gerakan Islam, da‟wah Amar

Ma‟ruf Nahi Mugkar dan tajdid. Bersumber pada Al-Quran dan As

Sunnah”.

Page 19: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

11

2. Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal

8 Dzulhijjah 1330 bertepatan pada tanggal 18 November 1912 Miladiyah

di Yogyakarta untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

Muhammadiyah didirikan atas dua faktor, yaitu:

a. Faktor Subjektif

KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah sebagai hasil

tadabbur Al-quran yang dilakukan oleh beliau terutama pada firman Allah

SWT. QS Al-Imran (3): 104 yang berbunyi :

Terjemahnya:

“Dan hendaklah ada di antara kamu ada segolongan umat orang yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang ma‟ruf dan memcegah kepada yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (Departemen Agama RI 2009 : 63)

Ayat inilah yang menjadi spirit bagi KH Ahmad Dahlan untuk

mendirikan sebuah persyarikatan yang diberi nama Muhammadiyah.

Pemberian nama Muhammadiyah oleh KH Ahmad Dahlan dengan

maksud bertafa’ul (berpengharapan baik) dapat mencontoh dan

meneladani jejak perjuangannya dalam rangka menegakkan dan

menjunjung tinggi Agama Islam semata-mata demi terwujudnya „ izzul

Islam Wal Muslimin, kejayaan Islam dan kemuliaan hidup Islam sebagai

realita.

Page 20: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

12

Yang di lanjutkan dengan inti kalimat Al-Quran dalam surat An-

Nisa (04) : 82, Allah SWT berfirman:

Terjemahnya:

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya”.

b. Faktor Objektif

Menurut Sholihin Salam (1965: 56-57), sebab-sebab yang

mendorong KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah itu ada dua

faktor, yaitu yang bersifat intern dan ekstern.

Adapun yang bersifat intern (dalam) itu meliputi:

1. Merajalelahnya bid‟ah, khurafat, syirik tahayyul, sehingga

kehidupan beragama tidak sesuai dengan Nash tuntunan Al-qur‟an

dan hadits, akibatnya Islam menjadi beku.

2. Merajalelahnya kemiskinan, kebodohan, kekolotan, kemunduran,

Bangsa Indonesia umumnya dan ummat Islam khususnya.

3. Tidak adanya kesatuan dan persatuan ukhuwah ummat Islam serta

organisasi Islam yang kuat dan kompak.

4. Lemahnya dan gagalnya sistem pendidikan pondok pesantren

Islam yang kurang mencerminkan perkembangan dan kemajuan,

zaman dan adanya kehidupan pendidikan yang mengisolir diri.

Page 21: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

13

Adapun yang bersifat ekstern (luar) itu meliputi:

1. Merajalelahnya Imperialis Kolonialis Belanda di Indonesia yang

harus dihadapi.

2. Adanya kegiatan dan kemajuan missi Zending Kristen di Indonesia.

3. Sikap yang merendahkan pada Islam oleh para Intelegensia kaum

terpelajar, bahwa Islam Agama yang out of date tak sesuai dengan

kemajuan zaman.

4. Adanya rencana Kristenisasi Pemerintah Kolonial Belanda, untuk

kepentingan Politik Kolonialnya.

3. Visi dan Misi Muhammadiyah

Kebijakan program Muhammadiyah bukan semata-mata

memuat rencana dan pelaksanaan seperangkat usaha dan kegiatan

praktis, bahkan merupakan perwujudan misi utama Muhammadiyah yakni

menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud

masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Adapun visi dan misi Muhammadiyah adalah sebagai berikut:

a. Visi Muhammadiyah

“sebagai gerakan Islam yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqomah dan Muhammadiyah aktif dalam melaksanakan dakwah Islam amar ma‟ruf nahi mungkar di semua bidang dalam upaya mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil „alamin menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Musthafa Kamal Pasha (2002: 153)”.

Page 22: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

14

b. Misi Muhammadiyah

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dakwah amar ma‟ruf

nahi mungkar mempunyai misi yang mulia dalam kehidupan ini yaitu :

1. Menegakkan keyakinan Tauhid yang Murni sesuai dengan ajaran Allah SWT yang dibawa oleh para Nabi / Rasul sejak Nabi Adam a.s. hingga Muhammad Saw.

2. Memahami ajaran Islam dengan menggunakan akal pikiran sesuai jiwa ajaran Islam.

3. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber kepada Al-quran sebagai Kitab Allah terakhir dan Sunnah Rasul untuk pedoman hidup umat manusia.

4. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat. Musthafa Kamal Pasha (2002: 153-154).

4. Maksud dan Tujuan Muhammadiyah

Sejarah Muhammadiyah menunjukkan bahwa sejak didirikan

oleh KH Ahmad Dahlan maksud dan tujuan Muhammadiyah tidak secara

tersurat mencamtumkan tujuan terbentuknya masyarakat Islam yang

sebenar-benarnya, namun tujuan hakiki Muhammadiyah tersebut tidak

berbeda jauh dari substansi tujuan Muhammadiyah saat ini.

Perbedaan corak zaman yang di lalui Muhammadiyah cukup

mewarnai perubahan redaksional dalam hal formulasi maksud dan tujuan

pada Muhammadiyah. Pada awal didirikannya Muhammadiyah tujuan

pada pembentukan format masyarakat Islam belum ditunjukkan secara

jelas, tetapi lebih pada proses penyebarluasan dan memajukan kehidupan

yang sejalan dengan ajaran Islam.

Sejak Muhammadiyah mengajukan pengesahan kepada

Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1912 sampai dengan

Page 23: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

15

tahun 1986, terdapat 6 rumusan tujuan muhammadiyah dan telah

mengalami perubahan sebanyak 5 kali. Dua kali pada masa penjajahan

Jepang dan tiga kali pada masa kemerdekaan.

Rumusan “Maksud dan Tujuan Muhammadiyah” mengalami

perubahan dari keadaan kepada keadaan lainnya sesuai dengan

perkembangan masa. Semula pada tahun 1914 ketika Muhammadiyah

berdiri, tujuan organisasi Muhammadiyah dirumuskan dalam statunennya

sebagai berikut :

a. Menyebarluaskan pengajaran Agama kanjeng Nabi Muhammad Saw kepada penduduk bumi putera didalam residensi Yogyakarta, dan

b. Memajukan hal Agama kepada anggota-anggotanya.

Tujuh tahun kemudian (1921) tujuan itu diubah menjadi :

a. Menajukan dan mengembirakan pengajaran dan pelajaran agama Islam di Hindia Nederland

b. Memajukan dan menggembirakan cara kehidupan sepanjang kemajuan agama Islam kepada Lid-Lidnya ( segala sekutunya)

Setelah cukup lama tujuan ini bertahan selama lebih dari 20

tahun, maka pada masa penjajahan Jepang tahun 1942 atas desakan

Jepang tujuan Muhammadiyah diubah dengan tambahan Mukaddimah

menjadi :

“Sesuai dengan kepercayaan untuk mendirikan kemakmuran bersama seluruh Asia Timur raya di baewah pimpinan dai Nippon, dan memang diperintahkan oleh Tuhan Allah, maka perkumpulan ini :

a. Hendak menyiarkan agama Islam, serta melatihkan hidup yang selaras dengan tuntunan-Nya.

b. Hendak melakukan pekerjaan kebaikan umum, c. Hendak memajukan pengetahuan dan kepandaian serta budi

pekerti yang baik kepada anggota-anggotanya.

Page 24: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

16

Kesemuanya itu ditujukan untuk berjasa mendidik masyarakat ramai”.

Adapun maksud dan tujuan Muhammadiyah yang tercantum

dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah pasal 3 adalah :

“Menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga dapat

mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.”

Pada tahun 1959 dalam Muktamar ke 34, maksud dan tujuan

Muhammadiyah diubah kembali untuk keempat kalinya. Perubahan

keempat ini sesungguhnya hanya merupakan perubahan dua buah kata

rumusan tahun 1950; “ dapat mewujudkan” menjadi sebuah kata “

terwujud”. Walaupun perubahan kata tersebut sebagian kecil saja dari

rumusan tujuan sebelumnya, akan tetapi merupakan cerminan dari

sebuah pemikiran yang mendalam yang berkaitan dengan eksistensi

manusia dalam tata hubungan kemahakuasaan Allah SWT.

Dengan pemikiran dan pertimbangan sebagaimana tersebut,

maka maksud dan tujuan Muhammadiyah diubah menjadi sebagai berikut:

“ Menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga

terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.

Pasal 3 maksud dan tujuan Muhammadiyah adalah merupakan

definisi operasional dari asa pancasila yang di jelaskan dan dipahami

sebagai ketuhanan yang Maha Esa yang berinti Tauhid; simpul dari

keImanan terhadap Allah Swt.

Maka maksud dan tujuan Muhammadiyah hasil keputusan

Muktamar ke 41 adalah sebagai berikut :

Page 25: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

17

“ Menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga

terwujud masyarakat utama adil dan makmur yang diridhai Allah

Subhanahu Wa Ta‟ala”.

Maksud dan tujuan Muhammadiyah sebagaimana yang telah

dirumuskan dalam Anggaran Dasar pada BAB III pasal 6 yang

menyatakan bahwa :

“Maksud dan tujuan persyarikatan ini ialah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. (Anggaran Dasar Muhammadiyah, 2005 : 9).

Rumusan maksud dan tujuan tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut :

a. Menegakkan, berarti membuat dan mengupayakan agar Islam tetap

kokoh dan tidak roboh, Islam tidak akan roboh ketika senantiasa

ditegakkan di atas pondasi yang kokoh dan di pertahankan, dibela

dan diperjuangkan dengan cara menjadikan Al-quran dan Hadits

yang shahih sebagai pedoman hidup.

b. Menjunjung tinggi, berarti membawa dan menjunjung di atas

segala-galanya, mengindahkan dan menghormatinya.

c. Agama Islam, yaitu agama yang paling benar dan satu-satunya

agama yang di ridhai Allah Swt.

d. Terwujud, berarti satu kenyataan karena ada proses yang

dilakukan.

e. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang mempunyai

karakteristik: menjunjung tinggi nilai kehormatan manusia,

Page 26: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

18

memupuk rasa persatuan dan kekeluargaan manusia, mewujudkan

kerjasama menuju terciptanya masyarakat sejahtera lahir dan batin,

memupuk jiwa toleransi, menghormati kebebasan orang lain,

menegakkan budi baik, menegakkan keadilan, menanamkan kasih

sayang dan mencegah kerusakan di muka bumi.

f. Sebenar-benarnya adalah untuk menunjukkan derajat kualitas yang

lebih ideal.

Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan

terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah

mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang

tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar yang dapat dipahami

bahwa hidup manusia harus berdasarkan tauhid, beribadah serta taat

kepada Allah SWT, hidup manusia harus bermasyarakat karena manusia

adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain,

mematuhi ajaran-ajaran Agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran

Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk

kebahagiaan dunia dan akhirat, menegakkan dan menjunjung tinggi

agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada

Allah SWT dan ikhlas kepada umat manusia, ittiba (taat) kepada langkah

dan perjuangan Nabi Muhammad saw, dan senantiasa melancarkan amal

usaha dan perjuangan dengan tetap memperhatikan koridor yang

ditetapkan dalam organisasi.

Page 27: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

19

Dari penjelasan tersebut menggambarkan bahwa maksud dan

tujuan Muhammadiyah adalah membangun, memelihara, dan memegang

teguh agama Islam dengan ketaatan melebihi ajaran dan paham-paham

lainnya untuk mendapatkan suatu kehidupan dalam diri, keluarga, dan

masyarakat yang adil, makmur, bahagia dan sejahtera karena mendapat

ridho Allah Swt.

5. Amal Usaha Muhammadiyah

Dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah yang luas dan

besar itu, maka luas dan besar pula amal usaha Muhammadiyah. Sudah

tentu pada mula-mula usahanya belum sebesar yang ada sekarang ini,

lebih-lebih pada saat itu banyak pula rintangan dan halangan yang di

hadapi.

Sudah menjadi ciri dalam Muhamamdiyah adanya semboyan

“sedikit bicara banyak bekerja”, tidak saja sekedar semboyan di di bibir,

tetapi sungguh-sungguh dibuktikan dengan amaliyah. Oleh karena itu

tidak mengherankan, bila Muhammadiyah yang hanya memiliki jumlah

anggota yang tidak begitu banyak, tetapi cukup banyak dan luas amal

usaha dan hasil-hasilnya. Hal ini dapat dibuktikan, sebagai berikut:

1. Bidang Keagamaan

Pada bidang inilah sesungguhnya pusat seluruh kegiatan

Muhammadiyah, dasar dan setiap amal usaha Muhammadiyah. Dan apa

yang dilaksanakan dalam bidang –bidang lainnya tak lain dari dorongan

keagamaan semata-mata.

Page 28: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

20

a. Terbentuknya Majelis Tarjih (1927)

b. Memberikan tuntunan dan pedoman dalam bidang ubudiyah

sesuai dengan contoh yang telah diberikan oleh Rasulullah

SAW.

c. Memberikan pedoman dalam penentuan ibadah puasa dan hari

raya dengan jalan perhitungan “Hisab” atau “astronomi” sesuai

dengan jalan perkembangan ilmu pengetahuan modern. Dll

2. Bidang Pendidikan

Salah satu sebab didirikannya Muhammadiyah ialah karena

lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia sudah tidak memenuhi lagi

kebutuhan dan tuntutan zaman. Tidak saja isi dan metode pengajaran

yang tidak sesuai, bahkan system pendidikannya pun harus diadakan

prombakan yang mendasar.

Maka didirikannya sekolah yang tidak lagi memisah-misahkan

antara pelajar yang dianggap agama dan pelajaran yang digolongkan ilmu

umum, pada hakekatnya merupakan usaha yang sangat penting dan

besar. Karena dengan system tersebut bangsa Indonesia dididik menjadi

bangsa Indonesia dididik menjadi bangsa yang utuh kepribadiannya, tidak

terbelah menjadi pribadi yang berilmu umum atau berilmu agama saja.

3. Bidang kemasyarakatan

Muhammadiyah adalah suatu gerakan Islam yang mempunyai

tugas dakwah Islam dan amar makruf nahi mungkardalam bidang

Page 29: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

21

kemasyarakatan. Sudah dengan sendirinya banyak usaha-usaha di

tempatkan dalam bidang kemasyarakatan, seperti:

a. Mendirikan rumah-rumah sakit modern,

b. Mendirikan panti-panti asuhan anak yatim baik putra maupun

putri, untuk menyantuni mereka.

c. Mendirikan perusahaan percetakan, penerbitan dan took buku,

yang banyak mempublikasikan majalah-majalah, brosur dan

buku-buku yang sangat membantu penyebar-luasan paham-

paham keagamaan, ilmu dan kebudayaan Islam. Dll

4. Bidang Politik Kenegaraan

Tak dapat disebutkan satu per satu seluruh perjuangan

Muhammadiyah yang dapat digolongkan kedalam bidang politik

kenegaraan, hanya beberapa di antaranya:

a. Pemerintah kolonial Belanda selalu berusaha agar

perkembangan agama Islam bisa dikendalikan denga

bermacam-macam cara, di antaranya menetapkan agar semua

binatang ynang dijadikan “qurban” harus dibayar pajaknya. Hal

ini ditentang oleh Muhammadiyah, dan akhirnya berhasil

dibebaskan.

b. Pengadilan agama di zaman colonial berada dalam kekuasaan

penjajah yang tentu saja beragama Kristen. Agar urusan Agama

di Indonesia yang sebagian besar penduduknya beragama

Page 30: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

22

Islam, juga dipegang oleh orang Islam, Muhammadiyah

berjuang kearah cita-cita itu.

c. Ikut mempelopori berdirinya Partai Islam Indonesia. Dll

B. Masyarakat Islami

1. Pengertian Masyarakat Islami

Masyarakat adalah sekolompok manusia yang saling terkait

oleh sistem-sistem, adat istiadat, serta hukum-hukum khas, dan yang

hidup bersama. Kehidupan bersama ialah kehidupan yang didalamnya

kelompok-kelompok manusia hidup bersama-sama berbagi iklim serta

makanan yang sama.

Menurut etimologi, Islam berasal dari bahasa Arab, diambil dari

asal kata salima yang berarti selamat sentosa. Dari asal kata itu di bentuk

kata aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa,

dan berarti juga dalam menyerahkan diri, tunduk, patuh dan taat. Kata

aslama itulah menjadi pokok kata Islam, mengandung segala arti yang

tekandung dalam arti pokoknya, sebab itu orang yang melakukan aslama

atau masuk Islam di namakan muslim. Berarti orang itu telah menyatakan

dirinya telah taat, menyerahkan diri, dan patuh kepada Allah Swt. dengan

melakukan aslama, selanjutnya orang itu terjamin keselamatan hidupnya

di dunia dan akhirat. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah (2):

112:

Page 31: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

23

Terjemahnya:

“(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, Maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (Departemen Agama RI 2009 : 17)

Sesungguhnya Islam itu adalah agama sepanjang sejarah

manusia. Agama dari seluruh Nabi dan Rasul yang pernah diutus oleh

Allah Swt pada bangsa-bangsa dan kelompok-kelompok manusia. Islam

itulah agama Adam a.s., Nabi Ibrahim, Nabi ya‟kub, Nabi Musa, Nabi

Daud, Nabi Sulaiman dan Nabi Isa a.s. sebagaimana firman Allah dalam

Q.S. Baqarah (2) : 132:

Terjemahnya:

Dan Ibrahim Telah mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah Telah memilih agama Ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". (Departemen Agama RI 2009 : 20)

Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul

sebagai hidayah dan rahmat Allah bagi umat manusia sepanjang masa,

yang menjamin kesejahteraan hidup material dari spiritual, duniawi dan

ukhrawi. Agama Islam, yakni agama Islam yang dibawa oleh Nabi

Muhammad Saw sebagai Nabi akhir zaman, ialah ajaran yang diturunkan

Page 32: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

24

Allah yang tercantum dalam Al-qur‟an dan Sunnah Nabi yang shahih

(maqbul) berupa perintah-perintah, larangan-larangan, dan petunjuk-

petunjuk untuk kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat. Ajaran Islam

bersifat menyeluruh yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisah-

pisahkan yang meliputi bidang-bidang akidah, akhlak, ibadah dan

muamalah duniawiyah.

Adapun Islam dalam kurun sebelum risalah Muhammad Saw

sifatnya lokal atau nasional. Ia hanya untuk kepentingan bangsa dan

daerah tertentu, dan terbatas pula periodenya. Para Rasul yang

mengajarkan Islam itu laksana mata-mata rantai yang sambung-

bersambung, tapi mereka dalam satu kesatuan tugas yaitu tugas

Ketuhanan (risalah Ilahiyah) membawa pengajaran dan peringatan

kepada manusia.

Di samping itu dilengkap dengan hukum-hukum dan

ketentuan-ketentuan dari Tuhan berdasar atas hajat dan kebutuhan

bangsa dan daerah itu. Akhirnya, ketika Islam datang ke pangkuan risalah

Muhammad Saw. Ia menjadi agama universal agama untuk seluruh

manusia. Sebab itu risalah Muhammad Saw. Mengumandangkan

dakwahnya kepada seluruh ras dan bangsa yang ada di bumi, dan akan

disampaikan kepada manusia yang paling penghabisan di akhir zaman.

Kepada Islamlah manusia di perintahkan Tuhan berkiblat, bergabung

menjadi ummat yang perkasa di bawah suatu komando: “laailaaha

illallaah, Muhammad Rasuulullah.”

Page 33: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

25

Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-A‟raf (7) : 158:

Terjemahnya:

Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya Aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk". (Departemen Agama RI 2009 : 170)

Sebagai Agama besar yang dianut oleh satu milyar lebih umat

manusia, Islam telah membentuk masyarakat yang kuat dalam tatanan

yang penting dan teratur yang disebut dengan masyarakat Islam. Sebagai

masyarakat Islam yang berpedoman kepada akidah dan hukum Islam,

maka seharusnya juga menjalani secara Islami yang disebut masyarakat

Islami.

Masyarakat Islami adalah masyarakat yang dinaungi dan

dituntun oleh norma-norma Islam, satu-satunya Agama Allah. Masyarakat

yang secara kolektif atau orang perorangan bertekad untuk bersungguh-

sungguh dalam meniti sirotul mustaqim. Masyarakat yang didominasi oleh

istiqomah, kejujuran, kebersihan ruhani dan saling kasih mengasihi.

Walaupun mereka berbeda-beda dalam tingkat dan kadar pemahaman

Page 34: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

26

terhadap rincian ajaran Islam, tetapi mereka telah memiliki pondasi yang

sama untuk menerimanya secara totalitas.

Masyarakat Islami adalah masyarakat yang tunduk dan patuh

pada syariat Allah SWT , dan berupaya mewujudkan syariat-Nya dalam

semua aspek kehidupan. Saat itu, pada dasarnya mereka sedang

berupaya secara serius mewujudkan arti penghambaan yang sebenarnya

kepada Rabbul 'alamin. Untuk itulah, mereka bersungguh-sungguh

mengamalkan sisi-sisi tuntunan ajaran Islam dalam bentuk amal shalih,

dengan upaya yang maksimal dari kemampuan mereka.

Masyarakat dalam pandangan Islam merupakan alat atau

sarana untuk melaksanakan ajaran-ajaran Islam yang menyangkut

kehidupan bersama. Karena itulah masyarakat harus menjadi dasar

kerangka kehidupan duniawi bagi kesatuan dan kerjasama umat menuju

adanya suatu pertumbuhan manusia yang mewujudkan persamaan dan

keadilan. Pembinaan masyarakat haruslah dimulai dari pribadi-pribadi,

masing-masing wajib memelihara diri, meningkatkan kualitas hidup, agar

dalam hidup di tengah masyarakat itu, di samping dirinya berguna bagi

masyarakat, ia juga tidak merugikan masyarakat lain. Islam mengajarkan

bahwa kualitas manusia dari suatu segi bisa dipandang dari manfaatnya

dari manusia yang lain.

Dalam kehidupan warga Muhammadiyah, masyarakat Islami

yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Page 35: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

27

1. Masyarakat Islami harus memiliki prinsip hidup dan kesadaran imani,

berupa tauhid kepada Allah SWT yang benar, ikhlas, dan penuh

ketundukan sehingga terpancar sebagai Ibad arRahman yang

menjalani kehidupan dengan benar-benar menjadi Mukmin, Muslim,

Muttaqin, dan Muhsin yang paripurna.

2. Masyarakat Islami wajib menjadikan iman dan tauhid sebagai sumber

seluruh kegiatan hidup, tidak boleh mengingkari keimanan

berdasarkan tauhid itu, dan tetap menjauhi serta menolak syirik,

takhayul, bid‟ah, dan khurafat, yang menodai iman dan tauhid kepada

Allah SWT.

3. Masyarakat Islami dituntut untuk meneladani perilaku Nabi dalam

mempraktikkan akhlak mulia, sehingga menjadi uswah hasanah yang

diteladani oleh sesama berupa sifat siddiq, amanah, tabliqh, dan

fhatanah.

4. Masyarakat Islami dituntut untuk senantiasa membersihkan jiwa/hati

kearah terbentuknya pribadi yang muttaqin dengan beribadah yang

tekun dan menjauhkan diri dari jiwa/nafsu yang buruk, sehingga

terpancar kepribadian yang shahih yang menghadirkan kedamaian dan

kemanfaatan bagi diri dan sesamanya.

5. Masyarakat Islami harus selalu menyadari dirinya sebagai abdi dan

khalifah di muka bumi, sehingga memandang dan menyikapi

kehidupan dunia secara aktif dan positif serta tidak menjauhkan diri

Page 36: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

28

dari pergumulan kehidupan dengan landasan iman, Islam, dan ihsan

dalam arti berakhlak karimah. (PP Muhammadiyah: 2000: 64)

Masyarakat Ideal yang dicitakan oleh Islam adalah masyarakat

yang digambarkan Al-quran dengan sebutan masyarakat mardlatillah

(masyarakat yang diridai Allah) atau Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun

Ghafuur, sebagaimana firman Allah Swt dalam Q.S. Saba‟ ayat 15:

Terjemahan:

Sungguh, bagi kaum Saba‟ ada tanda ( kebesaran Tuhan) di tempat kediaman mareka yaitu dua bua kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri, ( kepada mereka dikatakan), “Makanlah olehmu dari rezeki yang (di anugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik ( nyaman) sedang Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Pengampun”. (Departemen Agama RI 2009 : 430)

Untuk mencapai masyarakat yang mardlatillah ini harus disusun

rangkaian pola yang berdimensi antara lain sebagai berikut:

1. Umat yang Satu

Manusia ini terdiri dari berbagai suku, warna kulit, agama,

bahasa, dan adat istiadat pada dasarnya berkembang biak dari nenek

moyang yang sama. Sebagai manusia, perbedaan-perbedaan tersebut

hendaknya tidak menjadi penghalang bagi yang satu dengan yang lain

untuk hidup rukun berdampingan. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S.

Al-Hujurat ayat 13:

Page 37: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

29

Terjemahnya:

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allagh Maha Mengetahui, Maha Teliti”. (Departemen Agama RI 2009 : 517)

Dengan sikap demikian itu tumbuhlah rasa toleransi antar umat.

Toleransi yang di maksud dalam ajaran Islam ialah dalam lingkup masalah

sosial kemasyarakatan bukan di bidang akidah keimanan. Meskipun hidup

berdampingan dengan masyarakat berbagai agama, umat muslim tidak

boleh larut atau goyah keimanannya, keyakinan tetap dipertahankan

bahwa Islamlah satu-satunya agama Allah yang diyakini kebenarannya

oleh umat Islam. Sebagaiman firman Allah dalam Q.S. Imran (3) ayat 19:

Terjemahnya:

“Sesungguhnya Agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya”. (Departemen Agama RI 2009 : 52)

Page 38: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

30

2. Umat yang Bertakwa

Ketakwaan sebagai ciri pokok dari masyarakat Islam

mempunyai tiga kaidah fundamental, yaitu: Beriman pada Allah, Cinta

pada Allah, Takut kepada Allah. Beriman menurut Islam berarti: Tidak satu

pun yang patut dimuliakan dan disembah selain Allah. Hal ini

menyebabkan kerendahan hati serta keberanian moral dan optimism pada

kehidupan dalam semua dimensinya: spiritual, moral, fisik, ekonomi,

politik, dan seterusnya.

Masyarakat ideal yang diciptakan oleh Islam adalah masyarakat

yang digambarkan oleh Al-Quran sebagai masyarakat Mardlatillah karena

masyarakat tersebut terbangun dan terbina oleh dan dalam struktur yang

berpolakan hukum-hukum Allah dengan sumbernya Al-Quran dan Sunnah

Rasul. Masyarakat Mardlatillah dikenal juga dengan sebutan Baldatun

Thayyibatun Wa Rabbun Ghafuur.

2. Karakteristik Masyarakat Islami

Di dalam Islam terdapat 10 karakteristik masyarakat Islami

diantaranya sebagai berikut :

1. Masyarakat Islami adalah masyarakat terbuka, berdasarkan

pengakuan pada kesatuan umat dan cita-cita persaudaraan

sesama manusia.

2. Masyarakat Islami adalah masyarakat yang terpadu, integratif,

dimana agama menjadi perekat yang menyatuhkan.

Page 39: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

31

3. Masyarakat Islami adalah masyarakat yang dinamis dan progresif,

karena manusia diciptakan sebagai khalifah di muka bumi.

4. Masyarakat Islami adalah masyarakat yang demokrasi, baik secara

spiritual, sosial, ekonomi, maupun demokrasi politik.

5. Masyarakat Islami adalah masyarakat yang berkeadilan, yang

membentuk semua aspek dari keadilan sosial baik dibidang moral,

hukum, ekonomi, dan politik yang telah ditetapkan dalam aturan

dan kelembagaan yang telah disepakati.

6. Masyarakat Islami adalah masyarakat yang berwawasan ilmiah,

terpelajar, karena sangat menekankan pada ilmu pengetahuan dan

teknologi.

7. Masyakat Islami adalah masyarakat yang disiplin, baik dalam

ibadah maupun muamalah.

8. Masyarakat Islami menentukan pada kegiatan keumatan yang

memiliki tujuan yang jelas dan perencanaan yang sempurna.

9. Masyarakat Islami membentuk persaudaraan yang tangguh,

menekankan kasih sayang antara sesama.

10. Masyarakat Islami adalah yang sederhana, yang

berkesinambungan. (Nafi Harahap: 2012)

Di dalam masyarakat Islami tentulah terdapat unsur-unsur

pribadi Islami dan keluarga Islami. Pribadi Islami adalah pribadi yang

bertaqwa dan selalu merasa diawasi oleh Allah SWT, yang membuat

pribadi tersebut tidak berani untuk menyimpang dari ajaran-ajaran Allah

Page 40: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

32

SWT. Sedangkan keluarga Islami adalah keluarga yang anggota-

anggotanya bukan hanya status keagamaannya sebagai muslim, tetapi

juga menunjukan keIslaman dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam

ibadah (hubungan kepada Allah) maupun dengan sesama anggota

keluarga dan tetangga.

Jadi pendidikan dikeluarga adalah pendidikan awal dan utama

bagi seorang manusia. Keluarga adalah pemberi pengaruh pertama pada

anak manusia. Pengalaman hidup pada masa-masa awal umur manusia

akan membentuk ciri khas, baik dalam tubuh maupun pemikiran yang bisa

jadi tidak ada yang dapat mengubahnya sesudah masa itu.

Page 41: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

8

.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka dalam penelitian, baik penelitian pustaka

maupun penelitian lapangan mempunyai kedudukan yang sangat penting.

Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kajian pustaka merupakan

variabel yang menentukan dalam suatu penelitian. Di samping itu,

berfungsi memberikan landasan teoritis tentang mengapa penelitian perlu

di lakukan dalam kaitannya dengan kerangka pengetahuan. Selain itu

kajian pustaka juga di artikan sebagai daftar referensi dari semua jenis

referensi seperti buku, jurnal papers, artikel, disertasi, tesis, skripsi hand

outs, laboratory manuals, dan karya ilmiah lainnya yang dikutip didalam

penulisan proposal.

A. Muhammadiyah

1. Pengertian Muhammadiyah

Nama Muhammadiyah sudah dikenal sejak seratus tahun yang

lalu oleh masyarakat dan Muhammadiyah juga sudah akrab pada

masyarakat. Namun, jika ditelusuri sejarah kelahirannya, ternyata pada

saat itu, istilah Muhammadiyah dipilih oleh KH Ahmad Dahlan untuk

menanamkan gerakannya masih sangat asing dan aneh, sehingga

menimbulkan tanda tanya bagi mereka apa yang di maksud dengan

Muhammadiyah.

8

Page 42: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

9

.

Sebagaimana Mustafa Kamal Pasha (2002: 112) dalam

bukunya Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam mengemukakan arti dari

Muhammadiyah yakni:

a. Secara bahasa (etimologis)

Muhammadiyah berasal dari kata bahasa Arab “Muhammad”

yaitu nama Nabi dan Rasul Allah yang terakhir. Kemudian mendapatkan

“ya‟nisbiyah” yang artinya menjeniskan. Jadi Muhammadiyah berarti umat

“Muhammad Saw” atau “pengikut Muhammad Saw”, yaitu semua orang

Islam yang mengakui dan menyakini bahwa Nabi Muhammad Saw adalah

hamba dan pesuruh Allah yang terakhir. Dengan demikian, siapa pun juga

yang mengaku beragama Islam maka sesungguhnya mereka adalah

orang Muhammadiyah tanpa harus dilihat dan dibatasi oleh adanya

perbedaan organisasi, golongan, bangsa, geografis, etnis dan

sebagainya.

b. Secara Istilah (terminologis)

Muhammadiyah ialah gerakan Islam, Dakwah Amar Mkruf Nahi

Mungkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-quran dan Sunnah,

didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah

bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 Miladiyah di kota

Yogyakarta. Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah oleh pendirinya

dengan maksud untuk bertafa‟ul (berpenghargaan baik) dapat mencontoh

Page 43: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

10

.

dan meneladani jejak perjuangannya dalam rangka menegakkan dan

menjungjung tinggi agama Islam semata-mata demi terwujudnya „Izzul

Islam wal Muslimin, kejayaan Islam sebagai realita dan kemuliaan hidup

umat Islam sebagai realita.

c. Matan Kepribadian Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan gerakan

Islam. Maksud geraknya ialah Da‟wah Islam amar ma‟ruf nahi mungkar

yang ditujukan pada dua bidang; perseorangan dan masyarakat. Dakwah

dan amar ma‟ruf nahi mungkar pada bidang yang pertama terbagi menjadi

dua golongan, kepada yang Islam bersifat pembaharuan (tajdid) dan yang

kedua kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk

memeluk agama Islam. Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan

bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridhaan Allah

semata-mata.

Dengan melaksanakan dakwah dan amar ma‟ruf nahi mungkar

dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah

menggerakkan masyarakat menuju tujuannya ialah: terwujudnya

masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

d. Anggaran Dasar Muhammadiyah

Dalam anggaran dasar Muhammadiyah ( Thoyar dkk., 2008:

106) “Muhammadiyah diartikan sebagai gerakan Islam, da‟wah Amar

Page 44: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

11

.

Ma‟ruf Nahi Mugkar dan tajdid. Bersumber pada Al-Quran dan As

Sunnah”.

2. Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal

8 Dzulhijjah 1330 bertepatan pada tanggal 18 November 1912 Miladiyah

di Yogyakarta untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

Muhammadiyah didirikan atas dua faktor, yaitu:

a. Faktor Subjektif

KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah sebagai hasil

tadabbur Al-quran yang dilakukan oleh beliau terutama pada firman Allah

SWT. QS Al-Imran (3): 104 yang berbunyi :

Terjemahnya:

“Dan hendaklah ada di antara kamu ada segolongan umat orang yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang ma‟ruf dan memcegah kepada yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (Departemen Agama RI 2009 : 63)

Ayat inilah yang menjadi spirit bagi KH Ahmad Dahlan untuk

mendirikan sebuah persyarikatan yang diberi nama Muhammadiyah.

Pemberian nama Muhammadiyah oleh KH Ahmad Dahlan dengan

maksud bertafa’ul (berpengharapan baik) dapat mencontoh dan

meneladani jejak perjuangannya dalam rangka menegakkan dan

Page 45: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

12

.

menjunjung tinggi Agama Islam semata-mata demi terwujudnya „ izzul

Islam Wal Muslimin, kejayaan Islam dan kemuliaan hidup Islam sebagai

realita.

Yang di lanjutkan dengan inti kalimat Al-Quran dalam surat An-

Nisa (04) : 82, Allah SWT berfirman:

Terjemahnya:

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya”.

b. Faktor Objektif

Menurut Sholihin Salam (1965: 56-57), sebab-sebab yang

mendorong KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah itu ada dua

faktor, yaitu yang bersifat intern dan ekstern.

Adapun yang bersifat intern (dalam) itu meliputi:

1. Merajalelahnya bid‟ah, khurafat, syirik tahayyul, sehingga

kehidupan beragama tidak sesuai dengan Nash tuntunan Al-qur‟an

dan hadits, akibatnya Islam menjadi beku.

2. Merajalelahnya kemiskinan, kebodohan, kekolotan, kemunduran,

Bangsa Indonesia umumnya dan ummat Islam khususnya.

3. Tidak adanya kesatuan dan persatuan ukhuwah ummat Islam serta

organisasi Islam yang kuat dan kompak.

Page 46: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

13

.

4. Lemahnya dan gagalnya sistem pendidikan pondok pesantren

Islam yang kurang mencerminkan perkembangan dan kemajuan,

zaman dan adanya kehidupan pendidikan yang mengisolir diri.

Adapun yang bersifat ekstern (luar) itu meliputi:

1. Merajalelahnya Imperialis Kolonialis Belanda di Indonesia yang

harus dihadapi.

2. Adanya kegiatan dan kemajuan missi Zending Kristen di Indonesia.

3. Sikap yang merendahkan pada Islam oleh para Intelegensia kaum

terpelajar, bahwa Islam Agama yang out of date tak sesuai dengan

kemajuan zaman.

4. Adanya rencana Kristenisasi Pemerintah Kolonial Belanda, untuk

kepentingan Politik Kolonialnya.

3. Visi dan Misi Muhammadiyah

Kebijakan program Muhammadiyah bukan semata-mata

memuat rencana dan pelaksanaan seperangkat usaha dan kegiatan

praktis, bahkan merupakan perwujudan misi utama Muhammadiyah yakni

menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud

masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Adapun visi dan misi Muhammadiyah adalah sebagai berikut:

a. Visi Muhammadiyah

“sebagai gerakan Islam yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqomah dan Muhammadiyah aktif dalam melaksanakan dakwah Islam amar

Page 47: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

14

.

ma‟ruf nahi mungkar di semua bidang dalam upaya mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil „alamin menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Musthafa Kamal Pasha (2002: 153)”.

b. Misi Muhammadiyah

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dakwah amar ma‟ruf

nahi mungkar mempunyai misi yang mulia dalam kehidupan ini yaitu :

1. Menegakkan keyakinan Tauhid yang Murni sesuai dengan ajaran Allah SWT yang dibawa oleh para Nabi / Rasul sejak Nabi Adam a.s. hingga Muhammad Saw.

2. Memahami ajaran Islam dengan menggunakan akal pikiran sesuai jiwa ajaran Islam.

3. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber kepada Al-quran sebagai Kitab Allah terakhir dan Sunnah Rasul untuk pedoman hidup umat manusia.

4. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat. Musthafa Kamal Pasha (2002: 153-154).

4. Maksud dan Tujuan Muhammadiyah

Sejarah Muhammadiyah menunjukkan bahwa sejak didirikan

oleh KH Ahmad Dahlan maksud dan tujuan Muhammadiyah tidak secara

tersurat mencamtumkan tujuan terbentuknya masyarakat Islam yang

sebenar-benarnya, namun tujuan hakiki Muhammadiyah tersebut tidak

berbeda jauh dari substansi tujuan Muhammadiyah saat ini.

Perbedaan corak zaman yang di lalui Muhammadiyah cukup

mewarnai perubahan redaksional dalam hal formulasi maksud dan tujuan

pada Muhammadiyah. Pada awal didirikannya Muhammadiyah tujuan

pada pembentukan format masyarakat Islam belum ditunjukkan secara

Page 48: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

15

.

jelas, tetapi lebih pada proses penyebarluasan dan memajukan kehidupan

yang sejalan dengan ajaran Islam.

Sejak Muhammadiyah mengajukan pengesahan kepada

Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada tahun 1912 sampai dengan

tahun 1986, terdapat 6 rumusan tujuan muhammadiyah dan telah

mengalami perubahan sebanyak 5 kali. Dua kali pada masa penjajahan

Jepang dan tiga kali pada masa kemerdekaan.

Rumusan “Maksud dan Tujuan Muhammadiyah” mengalami

perubahan dari keadaan kepada keadaan lainnya sesuai dengan

perkembangan masa. Semula pada tahun 1914 ketika Muhammadiyah

berdiri, tujuan organisasi Muhammadiyah dirumuskan dalam statunennya

sebagai berikut :

a. Menyebarluaskan pengajaran Agama kanjeng Nabi Muhammad Saw kepada penduduk bumi putera didalam residensi Yogyakarta, dan

b. Memajukan hal Agama kepada anggota-anggotanya.

Tujuh tahun kemudian (1921) tujuan itu diubah menjadi :

a. Menajukan dan mengembirakan pengajaran dan pelajaran agama Islam di Hindia Nederland

b. Memajukan dan menggembirakan cara kehidupan sepanjang kemajuan agama Islam kepada Lid-Lidnya ( segala sekutunya)

Setelah cukup lama tujuan ini bertahan selama lebih dari 20

tahun, maka pada masa penjajahan Jepang tahun 1942 atas desakan

Jepang tujuan Muhammadiyah diubah dengan tambahan Mukaddimah

menjadi :

Page 49: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

16

.

“Sesuai dengan kepercayaan untuk mendirikan kemakmuran bersama seluruh Asia Timur raya di baewah pimpinan dai Nippon, dan memang diperintahkan oleh Tuhan Allah, maka perkumpulan ini :

a. Hendak menyiarkan agama Islam, serta melatihkan hidup yang selaras dengan tuntunan-Nya.

b. Hendak melakukan pekerjaan kebaikan umum, c. Hendak memajukan pengetahuan dan kepandaian serta budi

pekerti yang baik kepada anggota-anggotanya. Kesemuanya itu ditujukan untuk berjasa mendidik masyarakat ramai”.

Adapun maksud dan tujuan Muhammadiyah yang tercantum

dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah pasal 3 adalah :

“Menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga dapat

mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.”

Pada tahun 1959 dalam Muktamar ke 34, maksud dan tujuan

Muhammadiyah diubah kembali untuk keempat kalinya. Perubahan

keempat ini sesungguhnya hanya merupakan perubahan dua buah kata

rumusan tahun 1950; “ dapat mewujudkan” menjadi sebuah kata “

terwujud”. Walaupun perubahan kata tersebut sebagian kecil saja dari

rumusan tujuan sebelumnya, akan tetapi merupakan cerminan dari

sebuah pemikiran yang mendalam yang berkaitan dengan eksistensi

manusia dalam tata hubungan kemahakuasaan Allah SWT.

Dengan pemikiran dan pertimbangan sebagaimana tersebut,

maka maksud dan tujuan Muhammadiyah diubah menjadi sebagai berikut:

“ Menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga

terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”.

Page 50: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

17

.

Pasal 3 maksud dan tujuan Muhammadiyah adalah merupakan

definisi operasional dari asa pancasila yang di jelaskan dan dipahami

sebagai ketuhanan yang Maha Esa yang berinti Tauhid; simpul dari

keImanan terhadap Allah Swt.

Maka maksud dan tujuan Muhammadiyah hasil keputusan

Muktamar ke 41 adalah sebagai berikut :

“ Menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga

terwujud masyarakat utama adil dan makmur yang diridhai Allah

Subhanahu Wa Ta‟ala”.

Maksud dan tujuan Muhammadiyah sebagaimana yang telah

dirumuskan dalam Anggaran Dasar pada BAB III pasal 6 yang

menyatakan bahwa :

“Maksud dan tujuan persyarikatan ini ialah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”. (Anggaran Dasar Muhammadiyah, 2005 : 9).

Rumusan maksud dan tujuan tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut :

a. Menegakkan, berarti membuat dan mengupayakan agar Islam tetap

kokoh dan tidak roboh, Islam tidak akan roboh ketika senantiasa

ditegakkan di atas pondasi yang kokoh dan di pertahankan, dibela

dan diperjuangkan dengan cara menjadikan Al-quran dan Hadits

yang shahih sebagai pedoman hidup.

Page 51: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

18

.

b. Menjunjung tinggi, berarti membawa dan menjunjung di atas

segala-galanya, mengindahkan dan menghormatinya.

c. Agama Islam, yaitu agama yang paling benar dan satu-satunya

agama yang di ridhai Allah Swt.

d. Terwujud, berarti satu kenyataan karena ada proses yang

dilakukan.

e. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang mempunyai

karakteristik: menjunjung tinggi nilai kehormatan manusia,

memupuk rasa persatuan dan kekeluargaan manusia, mewujudkan

kerjasama menuju terciptanya masyarakat sejahtera lahir dan batin,

memupuk jiwa toleransi, menghormati kebebasan orang lain,

menegakkan budi baik, menegakkan keadilan, menanamkan kasih

sayang dan mencegah kerusakan di muka bumi.

f. Sebenar-benarnya adalah untuk menunjukkan derajat kualitas yang

lebih ideal.

Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan

terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah

mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang

tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar yang dapat dipahami

bahwa hidup manusia harus berdasarkan tauhid, beribadah serta taat

kepada Allah SWT, hidup manusia harus bermasyarakat karena manusia

adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain,

Page 52: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

19

.

mematuhi ajaran-ajaran Agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran

Islam itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk

kebahagiaan dunia dan akhirat, menegakkan dan menjunjung tinggi

agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada

Allah SWT dan ikhlas kepada umat manusia, ittiba (taat) kepada langkah

dan perjuangan Nabi Muhammad saw, dan senantiasa melancarkan amal

usaha dan perjuangan dengan tetap memperhatikan koridor yang

ditetapkan dalam organisasi.

Dari penjelasan tersebut menggambarkan bahwa maksud dan

tujuan Muhammadiyah adalah membangun, memelihara, dan memegang

teguh agama Islam dengan ketaatan melebihi ajaran dan paham-paham

lainnya untuk mendapatkan suatu kehidupan dalam diri, keluarga, dan

masyarakat yang adil, makmur, bahagia dan sejahtera karena mendapat

ridho Allah Swt.

5. Amal Usaha Muhammadiyah

Dengan maksud dan tujuan Muhammadiyah yang luas dan

besar itu, maka luas dan besar pula amal usaha Muhammadiyah. Sudah

tentu pada mula-mula usahanya belum sebesar yang ada sekarang ini,

lebih-lebih pada saat itu banyak pula rintangan dan halangan yang di

hadapi.

Sudah menjadi ciri dalam Muhamamdiyah adanya semboyan

“sedikit bicara banyak bekerja”, tidak saja sekedar semboyan di di bibir,

Page 53: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

20

.

tetapi sungguh-sungguh dibuktikan dengan amaliyah. Oleh karena itu

tidak mengherankan, bila Muhammadiyah yang hanya memiliki jumlah

anggota yang tidak begitu banyak, tetapi cukup banyak dan luas amal

usaha dan hasil-hasilnya. Hal ini dapat dibuktikan, sebagai berikut:

1. Bidang Keagamaan

Pada bidang inilah sesungguhnya pusat seluruh kegiatan

Muhammadiyah, dasar dan setiap amal usaha Muhammadiyah. Dan apa

yang dilaksanakan dalam bidang –bidang lainnya tak lain dari dorongan

keagamaan semata-mata.

a. Terbentuknya Majelis Tarjih (1927)

b. Memberikan tuntunan dan pedoman dalam bidang ubudiyah

sesuai dengan contoh yang telah diberikan oleh Rasulullah

SAW.

c. Memberikan pedoman dalam penentuan ibadah puasa dan hari

raya dengan jalan perhitungan “Hisab” atau “astronomi” sesuai

dengan jalan perkembangan ilmu pengetahuan modern. Dll

2. Bidang Pendidikan

Salah satu sebab didirikannya Muhammadiyah ialah karena

lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia sudah tidak memenuhi lagi

kebutuhan dan tuntutan zaman. Tidak saja isi dan metode pengajaran

yang tidak sesuai, bahkan system pendidikannya pun harus diadakan

prombakan yang mendasar.

Page 54: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

21

.

Maka didirikannya sekolah yang tidak lagi memisah-misahkan

antara pelajar yang dianggap agama dan pelajaran yang digolongkan ilmu

umum, pada hakekatnya merupakan usaha yang sangat penting dan

besar. Karena dengan system tersebut bangsa Indonesia dididik menjadi

bangsa Indonesia dididik menjadi bangsa yang utuh kepribadiannya, tidak

terbelah menjadi pribadi yang berilmu umum atau berilmu agama saja.

3. Bidang kemasyarakatan

Muhammadiyah adalah suatu gerakan Islam yang mempunyai

tugas dakwah Islam dan amar makruf nahi mungkardalam bidang

kemasyarakatan. Sudah dengan sendirinya banyak usaha-usaha di

tempatkan dalam bidang kemasyarakatan, seperti:

a. Mendirikan rumah-rumah sakit modern,

b. Mendirikan panti-panti asuhan anak yatim baik putra maupun

putri, untuk menyantuni mereka.

c. Mendirikan perusahaan percetakan, penerbitan dan took buku,

yang banyak mempublikasikan majalah-majalah, brosur dan

buku-buku yang sangat membantu penyebar-luasan paham-

paham keagamaan, ilmu dan kebudayaan Islam. Dll

4. Bidang Politik Kenegaraan

Tak dapat disebutkan satu per satu seluruh perjuangan

Muhammadiyah yang dapat digolongkan kedalam bidang politik

kenegaraan, hanya beberapa di antaranya:

Page 55: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

22

.

a. Pemerintah kolonial Belanda selalu berusaha agar

perkembangan agama Islam bisa dikendalikan denga

bermacam-macam cara, di antaranya menetapkan agar semua

binatang ynang dijadikan “qurban” harus dibayar pajaknya. Hal

ini ditentang oleh Muhammadiyah, dan akhirnya berhasil

dibebaskan.

b. Pengadilan agama di zaman colonial berada dalam kekuasaan

penjajah yang tentu saja beragama Kristen. Agar urusan Agama

di Indonesia yang sebagian besar penduduknya beragama

Islam, juga dipegang oleh orang Islam, Muhammadiyah

berjuang kearah cita-cita itu.

c. Ikut mempelopori berdirinya Partai Islam Indonesia. Dll

B. Masyarakat Islami

1. Pengertian Masyarakat Islami

Masyarakat adalah sekolompok manusia yang saling terkait

oleh sistem-sistem, adat istiadat, serta hukum-hukum khas, dan yang

hidup bersama. Kehidupan bersama ialah kehidupan yang didalamnya

kelompok-kelompok manusia hidup bersama-sama berbagi iklim serta

makanan yang sama.

Menurut etimologi, Islam berasal dari bahasa Arab, diambil dari

asal kata salima yang berarti selamat sentosa. Dari asal kata itu di bentuk

kata aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa,

Page 56: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

23

.

dan berarti juga dalam menyerahkan diri, tunduk, patuh dan taat. Kata

aslama itulah menjadi pokok kata Islam, mengandung segala arti yang

tekandung dalam arti pokoknya, sebab itu orang yang melakukan aslama

atau masuk Islam di namakan muslim. Berarti orang itu telah menyatakan

dirinya telah taat, menyerahkan diri, dan patuh kepada Allah Swt. dengan

melakukan aslama, selanjutnya orang itu terjamin keselamatan hidupnya

di dunia dan akhirat. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah (2):

112:

Terjemahnya:

“(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, Maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (Departemen Agama RI 2009 : 17)

Sesungguhnya Islam itu adalah agama sepanjang sejarah

manusia. Agama dari seluruh Nabi dan Rasul yang pernah diutus oleh

Allah Swt pada bangsa-bangsa dan kelompok-kelompok manusia. Islam

itulah agama Adam a.s., Nabi Ibrahim, Nabi ya‟kub, Nabi Musa, Nabi

Daud, Nabi Sulaiman dan Nabi Isa a.s. sebagaimana firman Allah dalam

Q.S. Baqarah (2) : 132:

Page 57: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

24

.

Terjemahnya:

Dan Ibrahim Telah mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah Telah memilih agama Ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". (Departemen Agama RI 2009 : 20)

Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul

sebagai hidayah dan rahmat Allah bagi umat manusia sepanjang masa,

yang menjamin kesejahteraan hidup material dari spiritual, duniawi dan

ukhrawi. Agama Islam, yakni agama Islam yang dibawa oleh Nabi

Muhammad Saw sebagai Nabi akhir zaman, ialah ajaran yang diturunkan

Allah yang tercantum dalam Al-qur‟an dan Sunnah Nabi yang shahih

(maqbul) berupa perintah-perintah, larangan-larangan, dan petunjuk-

petunjuk untuk kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat. Ajaran Islam

bersifat menyeluruh yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisah-

pisahkan yang meliputi bidang-bidang akidah, akhlak, ibadah dan

muamalah duniawiyah.

Adapun Islam dalam kurun sebelum risalah Muhammad Saw

sifatnya lokal atau nasional. Ia hanya untuk kepentingan bangsa dan

daerah tertentu, dan terbatas pula periodenya. Para Rasul yang

mengajarkan Islam itu laksana mata-mata rantai yang sambung-

bersambung, tapi mereka dalam satu kesatuan tugas yaitu tugas

Page 58: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

25

.

Ketuhanan (risalah Ilahiyah) membawa pengajaran dan peringatan

kepada manusia.

Di samping itu dilengkap dengan hukum-hukum dan

ketentuan-ketentuan dari Tuhan berdasar atas hajat dan kebutuhan

bangsa dan daerah itu. Akhirnya, ketika Islam datang ke pangkuan risalah

Muhammad Saw. Ia menjadi agama universal agama untuk seluruh

manusia. Sebab itu risalah Muhammad Saw. Mengumandangkan

dakwahnya kepada seluruh ras dan bangsa yang ada di bumi, dan akan

disampaikan kepada manusia yang paling penghabisan di akhir zaman.

Kepada Islamlah manusia di perintahkan Tuhan berkiblat, bergabung

menjadi ummat yang perkasa di bawah suatu komando: “laailaaha

illallaah, Muhammad Rasuulullah.”

Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-A‟raf (7) : 158:

Terjemahnya:

Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya Aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk". (Departemen Agama RI 2009 : 170)

Page 59: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

26

.

Sebagai Agama besar yang dianut oleh satu milyar lebih umat

manusia, Islam telah membentuk masyarakat yang kuat dalam tatanan

yang penting dan teratur yang disebut dengan masyarakat Islam. Sebagai

masyarakat Islam yang berpedoman kepada akidah dan hukum Islam,

maka seharusnya juga menjalani secara Islami yang disebut masyarakat

Islami.

Masyarakat Islami adalah masyarakat yang dinaungi dan

dituntun oleh norma-norma Islam, satu-satunya Agama Allah. Masyarakat

yang secara kolektif atau orang perorangan bertekad untuk bersungguh-

sungguh dalam meniti sirotul mustaqim. Masyarakat yang didominasi oleh

istiqomah, kejujuran, kebersihan ruhani dan saling kasih mengasihi.

Walaupun mereka berbeda-beda dalam tingkat dan kadar pemahaman

terhadap rincian ajaran Islam, tetapi mereka telah memiliki pondasi yang

sama untuk menerimanya secara totalitas.

Masyarakat Islami adalah masyarakat yang tunduk dan patuh

pada syariat Allah SWT , dan berupaya mewujudkan syariat-Nya dalam

semua aspek kehidupan. Saat itu, pada dasarnya mereka sedang

berupaya secara serius mewujudkan arti penghambaan yang sebenarnya

kepada Rabbul 'alamin. Untuk itulah, mereka bersungguh-sungguh

mengamalkan sisi-sisi tuntunan ajaran Islam dalam bentuk amal shalih,

dengan upaya yang maksimal dari kemampuan mereka.

Page 60: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

27

.

Masyarakat dalam pandangan Islam merupakan alat atau

sarana untuk melaksanakan ajaran-ajaran Islam yang menyangkut

kehidupan bersama. Karena itulah masyarakat harus menjadi dasar

kerangka kehidupan duniawi bagi kesatuan dan kerjasama umat menuju

adanya suatu pertumbuhan manusia yang mewujudkan persamaan dan

keadilan. Pembinaan masyarakat haruslah dimulai dari pribadi-pribadi,

masing-masing wajib memelihara diri, meningkatkan kualitas hidup, agar

dalam hidup di tengah masyarakat itu, di samping dirinya berguna bagi

masyarakat, ia juga tidak merugikan masyarakat lain. Islam mengajarkan

bahwa kualitas manusia dari suatu segi bisa dipandang dari manfaatnya

dari manusia yang lain.

Dalam kehidupan warga Muhammadiyah, masyarakat Islami

yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat Islami harus memiliki prinsip hidup dan kesadaran imani,

berupa tauhid kepada Allah SWT yang benar, ikhlas, dan penuh

ketundukan sehingga terpancar sebagai Ibad arRahman yang

menjalani kehidupan dengan benar-benar menjadi Mukmin, Muslim,

Muttaqin, dan Muhsin yang paripurna.

2. Masyarakat Islami wajib menjadikan iman dan tauhid sebagai sumber

seluruh kegiatan hidup, tidak boleh mengingkari keimanan

berdasarkan tauhid itu, dan tetap menjauhi serta menolak syirik,

Page 61: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

28

.

takhayul, bid‟ah, dan khurafat, yang menodai iman dan tauhid kepada

Allah SWT.

3. Masyarakat Islami dituntut untuk meneladani perilaku Nabi dalam

mempraktikkan akhlak mulia, sehingga menjadi uswah hasanah yang

diteladani oleh sesama berupa sifat siddiq, amanah, tabliqh, dan

fhatanah.

4. Masyarakat Islami dituntut untuk senantiasa membersihkan jiwa/hati

kearah terbentuknya pribadi yang muttaqin dengan beribadah yang

tekun dan menjauhkan diri dari jiwa/nafsu yang buruk, sehingga

terpancar kepribadian yang shahih yang menghadirkan kedamaian dan

kemanfaatan bagi diri dan sesamanya.

5. Masyarakat Islami harus selalu menyadari dirinya sebagai abdi dan

khalifah di muka bumi, sehingga memandang dan menyikapi

kehidupan dunia secara aktif dan positif serta tidak menjauhkan diri

dari pergumulan kehidupan dengan landasan iman, Islam, dan ihsan

dalam arti berakhlak karimah. (PP Muhammadiyah: 2000: 64)

Masyarakat Ideal yang dicitakan oleh Islam adalah masyarakat

yang digambarkan Al-quran dengan sebutan masyarakat mardlatillah

(masyarakat yang diridai Allah) atau Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun

Ghafuur, sebagaimana firman Allah Swt dalam Q.S. Saba‟ ayat 15:

Page 62: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

29

.

Terjemahan:

Sungguh, bagi kaum Saba‟ ada tanda ( kebesaran Tuhan) di tempat kediaman mareka yaitu dua bua kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri, ( kepada mereka dikatakan), “Makanlah olehmu dari rezeki yang (di anugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik ( nyaman) sedang Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Pengampun”. (Departemen Agama RI 2009 : 430)

Untuk mencapai masyarakat yang mardlatillah ini harus disusun

rangkaian pola yang berdimensi antara lain sebagai berikut:

1. Umat yang Satu

Manusia ini terdiri dari berbagai suku, warna kulit, agama,

bahasa, dan adat istiadat pada dasarnya berkembang biak dari nenek

moyang yang sama. Sebagai manusia, perbedaan-perbedaan tersebut

hendaknya tidak menjadi penghalang bagi yang satu dengan yang lain

untuk hidup rukun berdampingan. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S.

Al-Hujurat ayat 13:

Terjemahnya:

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allagh Maha Mengetahui, Maha Teliti”. (Departemen Agama RI 2009 : 517)

Page 63: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

30

.

Dengan sikap demikian itu tumbuhlah rasa toleransi antar umat.

Toleransi yang di maksud dalam ajaran Islam ialah dalam lingkup masalah

sosial kemasyarakatan bukan di bidang akidah keimanan. Meskipun hidup

berdampingan dengan masyarakat berbagai agama, umat muslim tidak

boleh larut atau goyah keimanannya, keyakinan tetap dipertahankan

bahwa Islamlah satu-satunya agama Allah yang diyakini kebenarannya

oleh umat Islam. Sebagaiman firman Allah dalam Q.S. Imran (3) ayat 19:

Terjemahnya:

“Sesungguhnya Agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya”. (Departemen Agama RI 2009 : 52)

2. Umat yang Bertakwa

Ketakwaan sebagai ciri pokok dari masyarakat Islam

mempunyai tiga kaidah fundamental, yaitu: Beriman pada Allah, Cinta

pada Allah, Takut kepada Allah. Beriman menurut Islam berarti: Tidak satu

pun yang patut dimuliakan dan disembah selain Allah. Hal ini

menyebabkan kerendahan hati serta keberanian moral dan optimism pada

Page 64: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

31

.

kehidupan dalam semua dimensinya: spiritual, moral, fisik, ekonomi,

politik, dan seterusnya.

Masyarakat ideal yang diciptakan oleh Islam adalah masyarakat

yang digambarkan oleh Al-Quran sebagai masyarakat Mardlatillah karena

masyarakat tersebut terbangun dan terbina oleh dan dalam struktur yang

berpolakan hukum-hukum Allah dengan sumbernya Al-Quran dan Sunnah

Rasul. Masyarakat Mardlatillah dikenal juga dengan sebutan Baldatun

Thayyibatun Wa Rabbun Ghafuur.

2. Karakteristik Masyarakat Islami

Di dalam Islam terdapat 10 karakteristik masyarakat Islami

diantaranya sebagai berikut :

1. Masyarakat Islami adalah masyarakat terbuka, berdasarkan

pengakuan pada kesatuan umat dan cita-cita persaudaraan

sesama manusia.

2. Masyarakat Islami adalah masyarakat yang terpadu, integratif,

dimana agama menjadi perekat yang menyatuhkan.

3. Masyarakat Islami adalah masyarakat yang dinamis dan progresif,

karena manusia diciptakan sebagai khalifah di muka bumi.

4. Masyarakat Islami adalah masyarakat yang demokrasi, baik secara

spiritual, sosial, ekonomi, maupun demokrasi politik.

5. Masyarakat Islami adalah masyarakat yang berkeadilan, yang

membentuk semua aspek dari keadilan sosial baik dibidang moral,

Page 65: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

32

.

hukum, ekonomi, dan politik yang telah ditetapkan dalam aturan

dan kelembagaan yang telah disepakati.

6. Masyarakat Islami adalah masyarakat yang berwawasan ilmiah,

terpelajar, karena sangat menekankan pada ilmu pengetahuan dan

teknologi.

7. Masyakat Islami adalah masyarakat yang disiplin, baik dalam

ibadah maupun muamalah.

8. Masyarakat Islami menentukan pada kegiatan keumatan yang

memiliki tujuan yang jelas dan perencanaan yang sempurna.

9. Masyarakat Islami membentuk persaudaraan yang tangguh,

menekankan kasih sayang antara sesama.

10. Masyarakat Islami adalah yang sederhana, yang

berkesinambungan. (Nafi Harahap: 2012)

Di dalam masyarakat Islami tentulah terdapat unsur-unsur

pribadi Islami dan keluarga Islami. Pribadi Islami adalah pribadi yang

bertaqwa dan selalu merasa diawasi oleh Allah SWT, yang membuat

pribadi tersebut tidak berani untuk menyimpang dari ajaran-ajaran Allah

SWT. Sedangkan keluarga Islami adalah keluarga yang anggota-

anggotanya bukan hanya status keagamaannya sebagai muslim, tetapi

juga menunjukan keIslaman dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam

ibadah (hubungan kepada Allah) maupun dengan sesama anggota

keluarga dan tetangga.

Page 66: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

33

.

Jadi pendidikan dikeluarga adalah pendidikan awal dan utama

bagi seorang manusia. Keluarga adalah pemberi pengaruh pertama pada

anak manusia. Pengalaman hidup pada masa-masa awal umur manusia

akan membentuk ciri khas, baik dalam tubuh maupun pemikiran yang bisa

jadi tidak ada yang dapat mengubahnya sesudah masa itu.

Page 67: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini ialah penelitian lapangan (field research)

bersifat kualitatif dengan analisis deskriptif yang bertujuan memberikan

gambaran secara tepat tentang peranan Muhammadiyah dalam

mewujudkan masyarakat Islami di Desa Moncobalang Kecamatan

Barombong Kabupaten Gowa.

Bogdan dan Taylor (2006: 21-22) menjelaskan bahwa: Kualitatif deskriptif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Serta diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan dan perilaku.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Desa Moncobalang Kecamatan

Barombong Kabupaten Gowa, berkat dukungan pemerintah dan

masyarakat setempat Muhammadiyah senantiasa eksis mulai sejak

berdirinya dan sampai saat sekarang, dan pendiri Muhammadiyah di Desa

Moncobalang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa adalah M. Siama.

Adapun objek penelitian ini adalah masyarakat di Desa

Moncobalang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa.

34

Page 68: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

35

C. Variabel Penelitian

“variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap

dalam suatu kegiatan penelitian, yang menunjukkan variasi, baik

secara kuantitatif naupun kualitatif”. Arikunto (2013: 17)

Varibel dalam penelitian ini ada 2, yaitu: variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas adalah peranan Muhammadiyah dan

variabel terikat adalah mewujudkan masyarakat Islami.

D. Devenisi Operasional Variabel

Untuk memberikan pemahaman lebih jauh maka peneliti

menguraikan devenisi operasional yang mengacuh pada item sebagai

berikut :

a. Muhammadiyah adalah organisasi gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf

nahi mungkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-qur’an dan

hadits shahih, yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan.

b. Masyarakat Islami adalah masyarakat yang berpedoman pada aqidah

dan hukum Islam yang tercantum dalam Al-qur’an dan sunnah Nabi

berupa perintah-perintah, larangan-larangan, petunjuk-petunjuk untuk

kebaikan hidup manusia sehingga terjamin keselamatan di dunia

maupun di akhirat.

Berdasarkan pengertian diatas maka devinisi opersional

variabel adalah Peranan Muhammadiyah dalam Mewujudkan Masyarakat

Islami di Desa Moncobalang Kec. Barombong Kab. Gowa. Dimana

Page 69: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

36

variabel bebas yang diberi symbol X dan dan masyarakat Islami adalah

sebagai variabel terikat yang diberi symbol Y.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Untuk mengetahui keadaan populasi penelitian ini, terlebih

dahulu peneliti memberikan pengertian populasi berdasarkan rumusan

para ahli sebagai berikut :

Menurut Margono (2004:57) mengatakan bahwa:

Populasi adalah seluruh objek yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya, kalau setiap manusia memberikan suatu data, maka banyaknya/ ukuran populasi sama dengan banyaknya manusia. Arikunto (2006:108) mengatakan populasi adalah

Keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.” Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Berdasarkan defenisi yang telah dikemukakan diatas, maka

penulis dapat menyimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek

penelitian yang dijadikan sumber data yang memiliki karakteristik

penelitian yang terdapat dilokasi penelitian. Dalam hal ini yang menjadi

populasi penelitian adalah terdiri dari seluruh masyarakat di Desa

Moncobalang Kec. Barombong Kab. Gowa dan pimpinan Muhammad-

Page 70: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

37

iyah serta unsur pemerintahan, terdiri dari tiga dusun yang jumlahnya

pariatif, adapun perincian yaitu sebagai berikut:

Tabel I

Populasi Penelitian

No. Objek Penelitian

Populasi

Jumlah Laki-laki Perempuan

1. Dusun Karampuang 930 Jiwa 957 Jiwa 1.887 Jiwa

2. Dusun Moncobalang 771 Jiwa 844 Jiwa 1.615 Jiwa

3. Dusun Tompobalang 640 Jiwa 620 Jiwa 1.260 Jiwa

Jumlah 4.762 Jiwa

Sumber Data : Kantor Desa Moncobalang Kec. Barombong Kab. Gowa 2015

Dari tabel diatas dapat dilihat masyarakat Desa Moncobalang

Kec. Barombong Kab. Gowa terdiri dari tiga dusun yang jumlahnya pariatif

dan beberapa pimpinan Muhammadiyah serta unsur pemerintah.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap memenuhi

populasi sebagian objek penelitian. Dalam hal ini yang menjadi sampel

penelitian adalah sebagian dari sejumlah keluarga di Desa Moncobalang

Kec. Barombong Kab. Gowa.

Tujuan penentuan sampel ialah untuk memperoleh keterangan

mengenai objek penelitian dengan cara mengamati hanya sebagian dari

populasi suatu reduksi terhadap jumlah penelitian.

Page 71: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

38

Menurut Hariwijaya (2005:68) bahwa:

“Purposive sampling adalah teknik pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya”.

Tabel II

Sampel Penelitian

No. Objek

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1. Dusun Karampuang 5 5 10

2. Dusun Moncobalang 5 5 10

3. Dusun Tompobalang 5 5 10

Jumlah 15 15 30

Sumber Data : Kantor Desa Moncobalang Kec. Barombong Kab. Gowa 2015

Berdasarkan penentuan sampel di atas, maka yang menjadi

sampel dalam penelitian hanya menentukan kepada sebagian masyarakat

Desa Moncobalang Kec. Barombong Kab. Gowa.

F. Instrumen Populasi

Penelitian menggunakan instrumen, penelitian sebagai alat

bantu agar kegiatan penelitian berjalan secara sistematis dan terstruktur,

dalam pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara antara lain

sebagai berikut :

Page 72: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

39

1. Pedoman observasi

Yaitu mengamati dan menggunakan komunikasi langsung

dengan sumber informasi tentang objek penelitian, keadaan masyarakat di

Desa Moncobalang Kec. Barombong Kab. Gowa.

2. Pedoman wawancara / interview

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

wawancara / interview terharap narasumber secara langsung sehingga

informasi-informasi mengenai Peranan Persyarikatan Muhammadiyah

dalam Membangun Masyarakat Islami di Desa Moncobalang Kec.

Barombong Kab. Gowa dapat akurat dan tidak ada rekayasa di dalamnya.

3. Catatan dokumentasi

Dokumentasi yaitu suatu metode pengumpulan data dengan

mencatat secara langsung dokumen yang terdapat pada lokasi penelitian.

Penelitian menggunakan instrument penelitian sebagai alat

bantu, agar penelitian berjalan lancar, sistematis dan terukur.

G. Tenik Pengumpulan Data

Prosedur Pengumpulan Data yang dimaksud oleh peneliti ialah

dengan jalan menempuh beberapa cara atau tahap yang secara garis

besarnya peneliti terlebih dahulu melengkapi hal-hal yang akan

dibutuhkan di lapangan baik yang menyangkut penyusunan dan

pemantapan instrumen penelitian seperti membuat pedoman wawancara,

catatan observasi dan catatan dokumen-dokumen maupun penyusunan

surat-surat izin melakukan penelitian.

Page 73: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

40

Sedangkan pada tahap pelaksanaan penelitian dari

perpustakaan peneliti juga mengumpulkan data melalui penelitian

lapangan. Oleh karena itu pada tahapan ini ditempuh beberapa cara yaitu:

1. Observasi

Observasi ini di gunakan sebagai teknik pertama yang dilakukan

untuk mengamati berbagai yang muncul pada objek penelitian yang

sehubungan dengan permasalahan yang dikaji.

2. Wawancara

Sejumlah pertanyaan yang penulis gunakan sebagai acuan

dalam melaksanakan wawancara dengan responden untuk memperjelas

masalah yang diangkat sebagai variabel.

3. Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh dari

pencatatan, laporan (dokumentasi) biasanya berupa foto atau dokumen

dan catatan-catatan yang diperoleh berkaitan dengan penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Data yang bermuatan kualitatif di peroleh dari hasil wawancara

dan observasi. Penulis mengolahnya dengan menggunakan tehnik

analisis data sebagai berikut :

a. Tehnik induktif yaitu pengolahan data dengan menganalisis data yang

bersifat khusus kemudian menarik kesimpulan secara umum.

Page 74: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

41

b. Tehnik Deduktif yaitu tehnik pengolahan data dengan menganalisis

data yang bersifat umum kemudian menarik kesimpulan secara

khusus.

Page 75: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Kondisi Objektif Lokasi Penelitian

1. Kondisi Biografi Masyarakat Moncobalang

Desa Moncobalang adalah salah satu desa yang ada di

Kecamatan Barombong, yang terletak 4 km disebelah selatan Ibukota

Kecamatan. Desa Moncobalang berada 144 km dari Ibukota Provinsi atau

15 km dari Kota Sungguminasa Ibukota Kabupaten Gowa atau 4 km

Ibukota Kecamatan Barombong. Desa Moncobalang dengan Luas wilayah

373,75 Ha (3,74) KM2.

Batas-batas wilayah Desa Moncobalang:

o Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tinggimae Kec.

Barombong

o Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Lempangan dan Desa

Bone Kec. Bajeng

o Sebelah Selatan berbatasan dengan Biringgala Kec. Barombong

o Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bontolebang Kec.

Takalar.

Terdapat tiga Dusun di Desa Moncobalang yang mana terdiri

dari dusun I Karampuang, II Moncobalang, III Tompobalang dengan

jumlah penduduk yang pariatif, dimana masing-masing dusun adalah

sebagai berikut:

41

Page 76: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

42

Tabel III

Jumlah Penduduk Desa Moncobalang

No

. Nama Dusun Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Dusun Karampuang 930 Jiwa 957 Jiwa 1.887 Jiwa

2 Dusun Moncobalang 771 Jiwa 844 Jiwa 1.615 Jiwa

3 Dusun Tompobalang 640 Jiwa 620 Jiwa 1.260 Jiwa

Jumlah

4. 762

Jiwa

Sumber Data: Kantor Desa Moncobalang Kec. Barombong Kab. Gowa

2015

2. Sejarah Masuknya Muhammadiyah di Desa Moncobalang

Muhammadiyah sebagai gerakan pembaharuan pemikiran Islam,

tidak dapat di sangkal telah banyak memberikan kontribusi bagi

kebangkitan umat Islam dan bangsa Indonesia, menjelang maupun pada

masa kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Gerakan pembaharuan

pemikiran Islam yang dirintis oleh KH Ahmad Dahlan memfokuskan

gerakannya dibidang dakwah amar ma’ruf nahi mungkar melalui bidang

pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan umat dan telah melakukan

pencerahan moral, spiritual, dan Intelektual bagi ummat Islam dan bangsa

Indonesia.

Muhammadiyah telah berkiprah siang dan malam di seluruh

kehidupan masyarakat untuk mewujudkan masyarakat Islam yang

Page 77: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

43

sebenar-benarnya. Dalam peningkatan pemahaman keIslaman, menuju

kehidupan masyarakat yang sesuai dengan ajaran Islam. Hasilnya telah

kelihatan setidaknya untuk kalangan warga Muhammadiyah sendiri yang

telah mampu untuk berIslam sesuai dengan tuntunan ajaran Islam yang

sesungguhnya. Oleh karena itu, Muhammadiyah kini tidak lagi hanya milik

pimpinan dan persyarikatan namun telah menjadi asset nasional dan milik

seluruh masyarakat Indonesia.

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dakwah amar ma’ruf nahi

mungkar tersebar diseluruh pelosok Indonesia. Kabupaten Gowa

termasuk daerah penyebaran Muhammadiyah yang cukup mendapatkan

respon yang positif dari masyarakat dan unsur pemerintahan. Di

kabupaten Gowa terdapat beberapa cabang Muhammadiyah, salah

satunya adalah Pimpinan cabang Muhammadiyah Moncobalang yang

membawahi beberapa ranting diantaranya Pimpinan Ranting Minasa Baji,

Pimpinan Ranting Tompobalang, Pimpinan Ranting Karampuang Bontoa,

Pimpinan Ranting Balla Pangka,dan Pimpinan Ranting Bontobila.

Muhammadiyah masuk di Desa Moncobalang pada tanggal 17

Rabiul akhir 1383 bertepatan pada tanggal 5 september 1963 statusnya

masih sebagai ranting Muhammadiyah Moncobalang. Seperti halnya

dengan pengurus Muhammadiyah di daerah lain, pengurus

Muhammadiyah Moncobalang Tidak lepas dari gerakan dakwah. Baik

melakukan pengajian di daerahnya maupun mengikuti mengikuti kegiatan

dakwah di luar daerah binaannya.

Page 78: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

44

Dalam perkembangannya Muhammadiyah Moncobalang yang

eksis selama 30 tahun, kemudian meningkatkan status ranting menjadi

Cabang Muhammadiyah yang bertepatan pada tanggal 10 juni 1968 yang

kemudian ditindak lanjuti dengan menggelar rapat pengurus dengan

agenda pokok: pertama masalah pengusulan Ranting Muhammadiyah

Moncobalang Menjadi Cabang Moncobalang, kedua membicarakan

rencana pendirian Muallimin Muhammadiyah Moncobalang. Pada tanggal

21 april 1968 di bentuklah pengurus Persiapan Cabang Muhammadiyah

Moncobalang, sebagaimana tercantum dalam notulen rapat dan pemilihan

sebagai berikut:

Tabel IV

Struktur PCM Moncobalang tahun 1968

No. NAMA JABATAN

1. M. SIAMA KETUA UMUM

2. M. LADJA KETUA I

3. SYAMSUDDIN SEKRETARIS I

4. M. NADJA SEKRETARIS II

5. ABU BAKAR BENDAHARA I

6. HAMANDJA BENDAHARA II

7. I. MALA Anggota/ Ketua Bahagian Pemuda

8. ST. KAMARIAH Anggota/ Ketua Bahagian Aisyiyah

9. ST. SUBAEDAH Anggota/ Ketua Bahagian N.A

10. M. YAHYA A.K Anggota/ Ketua Bahagian Pend. Pengetahuan

11. N. SAID Anggota/ Ketua Bahagian Kokam

12. M. DG MANGUNG Anggota/ Ketua Bahagian Dakwah

Page 79: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

45

13. L. DG TOMPO Anggota/ Ketua Bahagian IIM

14. MAKKARAUS Anggota/ Ketua Bahagian Hikmah

15. HAMANDJA Anggota/ Ketua Bahagian Ekonomi

16. SYARIFUDDIN Anggota/ Ketua Bahagian I PM

17. M. LATIF Anggota/ Ketua Bahagian SBM

18. ABU BAKAR Anggota/ Ketua Bahagian P.K.U

19. HAWISA Seksi peralatan

20. SAHALAN Seksi peralatan

21. BAU Seksi peralatan

22. NURDIN Seksi peralatan

23. HALAWIYAH Seksi peralatan

24. RAMLI Seksi Olahraga

25. N. SAID Seksi Olahraga

26. LATIF Seksi Olahraga

27. ST. NUR ALAM Seksi keputrian

Setelah pengurus tersebut terbentuk, pengurus moncobalang

mengirim surat permintaan menjadi cabang Muhammadiyah pada tanggal

2 Mei 1968 dengan nomor surat A-3 / 1968 ke pimpinan pusat

Muhammadiyah di Yogyakarta.

Untuk Selanjutnya setelah pimpinan pusat mendapat persetujuan

dari pengurus Muhammadiyah Cabang Sungguminasa dengan Nomor A-

15/1968, tanggal 02 Mei 1968 dan pengurus Muhammadiyah wilayah sul-

sel A-125/ 1968. Oleh Pimpinan pusat Muhammadiyah yang saat

diketahui oleh A.R Fachruddin dan Jindar Tamimi sebagai sekretaris

memberikan surat ketetapan nomor 2654/A tanggal 14 Rabbiul awal 1388

Page 80: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

46

bertepatan pada tanggal 10 Juni 1968. Sah dan disetujui berdirinya

pengurus Muhammadiyah Cabang Moncobalang.

Adapun struktur Organisasi Muhammadiyah Moncobalang Kec.

Barombong saat ini adalah sebagai berikut:

Tabel V

Struktur PCM Moncobalang tahun 2010-2015

NO. NAMA JABATAN

1. MUHAJIR MS DG TOMPO KETUA PCM

2. SUBAIR S. Sos DG LIWANG SEKRETARIS

3. MAKMUR DG NGESA WAKIL SEKRETARIS

4. BAHARUDDIN DG NGEMPO BENDAHARA

5. Drs. ABD. RAHMAT WAKIL BENDAHARA

Sumber data: Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Moncobalang

Muhammadiyah juga memiliki organisasi otonom sebagai berikut:

Tabel VI

Organisasi Otonom Muhammadiyah

No. Nama Ortom Ketua Keterangan

1 Aisyiyah St. Subaedah Aktif

2 Pemuda Mustamin Aktif

3 Nasiatul Aisyiyah Magfirah S.Pd Aktif

4 IPM Arby Zulfidyah Aktif

Sumber data: Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Moncobalang

Page 81: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

47

Berdirinya Muhammadiyah telah mengilhami berdirinya hampir

seluruh organisasi otonom yang ada di Muhammadiyah, termasuk

Aisyiyah. Sejak mendirikan Muhammadiyah, Kiai Dahlan sangat

memperhatikan pembinaan terhadap wanita. Anak-anak perempuan yang

potensial dibina dan dididik menjadi pemimpin, serta dipersiapkan untuk

menjadi pengurus dalam organisasi wanita dalam Muhammadiyah.

Di desa Moncobalang pun telah terbentuk Aisyiyah yang di ketua

oleh St. Subaedah. Berbagai kegiatan yang telah di lakukan seperti

mengadakan pengajian tiap bulan, mengajak masyarakat mencintai Al-

Quran lewat kajian tajwid/ tartil, melakukan pembinaan kader, dan lain

sebagainya. Organisasi otonom Muhammadiyah yang berkembang tidak

hanya aisyiyah melainkan pemuda Muhammadiyah, Nasiatul Aisyiyah,

dan organisasi pelajar yaitu Ikatan Pelajar Muhammadiyah pun

bekembang dengan segala kegiatan-kegiatan yang di lakukan.

Berbicara tentang amal usaha Muhammadiyah, di Desa

Moncobalang telah terbentuk Tk Aisyiyah yang di kelolah oleh Hj. St

Marlina sebagai kepala Tk Aisyiyah. Sampai sekarang amal usaha

tersebut masih berkembang dengan peserta didik yang semakin

bertambah dari tahun ketahun.

Page 82: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

48

B. Peranan Muhammadiyah Dalam Mewujudkan Masyarakat Islami

di Desa Moncobalang Kec. Barombong kab. Gowa

Muhammadiyah salah satu pilar kekuatan besar di Indonesia dan di

dunia muslim berkewajiban untuk memberikan kesaksian propetik dalam

memasuki abad ke 21 yang penuh dengan pertaruhan itu. Sebagai

persyarikatan yang menyatakan diri gerakan Islam dan dakwah amar

Makruf nahi mungkar, berakidah Islam dan bersumber pada Al-Qur

an dan sunnah nabi untuk mewujudkan masyarakat utama (al-muztama’

al-fadhilah) yang diridhai Allah SWT.

Muhammadiyah dituntut untuk melibatkan diri secara aktif dalam

mempengaruhi dan ikut menentukan sejarah umat manusia memasuki era

milenium baru tentu berperan dalam melihat kondisi umat yang tentu jauh

dari nilai-nilai Islam. Muhammmadiyah dengan julukan gerakan Islam

Modernis yang diberikan masyarakat, Muhammadiyah bahkan memiliki

beban tidak ringan guna bergerak bishaf depan dalam membina umat dan

bangsa ini ke dunia baru yang berketuhanan (tauhid) dan berkeadaban

tinggi, sehingga lahir generasi Umat (Khairul Ummah) di Muka bumi ini.

Dalam menghadapi dunia baru yang serba melintasi di era global

itu, Muhammadiyah mungkin tidak berambisi secara berlebihan guna

masuk ke semua lini kehidupan dalam melakukan gerakan-gerakan

praksis yang diperankannya mengingat keterbatasan-keterbatasan

tertentu yang dimilikinya maupun diversivikasi aksi yang dipilihnya tetapi

persyarikatan yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan ini dapat

Page 83: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

49

memberikan landasan etis dan propetik dalam keseluruhan dimensi

kehidupan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan.

Dengan semangat Ali-Imran 104-110, Muhammadiyah dapat

memainkan peran-peran dakwah Islam yang berdimensi rehumanisasi dan

emansipasi (al-amr bi’l-ma’ruf), libarasi (wa’l-nahy ‘an al-mungkar), dan

transendensi ( wa tu ‘minuna bi ‘l-Lah) secara empatik dan partisipatif

menuju peradaban kemanusiaan yang memiliki keseimbangan hablu-

minallah dan hablu-minansas. Muahmmadiyah dapat tampil sebagai

gerakan dakwah yang menjadi rahmatan lil-alamin dalam makna dan

fungsi yang sesungguhnya didalam kehidupan global kehidupan umat

manusia semesta itu.

Dalam kesempatan wawancara dengan Muhajir Dg Tompo

Pimpinan Cabang Muhammadiyah Moncobalang tentang peranan

Muhammadiyah dalam mewujudkan masyarakat Islami di Desa

Moncobalang mengatakan bahwa:

“Muhammadiyah telah memberikan warna tersendiri tentang mengembalikan Islam secara murni. Sebelum datangnya Muhammadiyah di Moncobalang ini masih umum di masyarakat, pengamalan Islamnya itu masih bercampur baur antara budaya ( kebiasaan) kemudian yang biasa disebut TBC (Tahayyul, Bid’ah dan Kurafat) bahkan pengamalan Islam masih terkontaminasi dengan pengamalan-pengamalan kemusyrikan seperti boek, anjak-anjak, dan saukang. Dan dalam kegiatan-kegiatan tertentu masyarakat kadang-kadang keyakinannya masih disandarkan pada benda dan mahkluk yang bisa memberi berkah maupun menolak bala. Dengan masuknya Muhammadiyah yang datang secara terpadu dalam bentuk yang biasa disebut dengan KOKAM (Kesatuan Aksi Angkatan Pemuda Muhammadiyah) sehingga kebiasaan-kebiasaan umat yang terkontaminasi dengan mistik, kemusyrikan dan budaya-budaya yang berkembang itu lambat laun terkikis dan Alhamdulillah sekarang ini hampir dikatakan sudah

Page 84: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

50

tidak dijumpai hal seperti itu, walaupun masih ada sebagian kecil yang masih mempertahankan kebisaannya tersebut. (wawancara ahad, 09 Agustus 2015)

Gambar VII

Wawancara Ketua PCM Moncobalang Ahad, 09 Agustus 2015

Dalam kesempatan lain penulis mewawancarai syamsuddin A. Ma

Sekretaris Pemuda Muhammadiyah sebagai narasumber yang kedua

mengatakan bahwa:

“Peranan Muhammadiyah sangat besar dalam mewujudkan masyarakat Islami di Moncobalang, sebagaimana tujuan Muhammadiyah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga dapat mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Karena kita ketahui, sebelum adanya organisasi Muhammadiyah masyarakat di Desa Moncobalang banyak yang tenggelam dalam perbuatan kemaksiatan seperti tahayyul, bid’ah, dan kurafat. Maka Muhammadiyah hadir dibawa oleh M. Dg Siama yang merupakan ayahanda dari ustad Muhajirin, MS (Pimpinan Cabang Muhammadiyah sekarang), telah banyak melakukan gebrakan positif diantaranya membakar saukang, mengurangi perbuatan-perbuatan kesyirikan seperti menyembah berhala, saukang, ma’dupa-dupa, dan ritual-ritual khusus (appatamma, a’barasanji dll). Dan hal ini di lakukan oleh kader generasi Muhammadiyah terus menerus, demi

Page 85: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

51

mewujudkan masyarakat Islami. Dan juga perlu di apresiasi karena Muhammadiyah berhasil menempatkan kadernya dalam instansi-instansi yang memiliki perana penting seperti aparat desa Moncobalang adalah semuanya lepasan dari kader Muhammadiyah, mulai dari kepala Desa sampai jajarannya kebawah. (wawacara selasa, 28 Juli 2015)

Penulis dapat mengambil Kesimpulan dari beberapa responden

tentang peranan Muhammadiyah dalam mewujudkan Masyarakat Islami di

Desa Moncobalang yaitu sangatlah besar peranannya, di lihat dari

kegiatan-kegiatan yang bernuansa Islami di dominasi oleh warga

Muhammadiyah atau kader Muhammadiyah. Dan juga usaha para kader

Muhammadiyah dalam memberantas penyakit TBC (Tahayyul, Bid’ah, dan

Kurafat) yang dilakukan oleh masyarakat Moncobalang dengan cara

melakukan dakwah terus menerus kepada masyarakat Moncobalang,

tetapi tidak di pungkiri masih ada sebagian kecil yakni orang tua yang

masih mempertahankan kebiasaan tersebut. Sehingga kader

Muhammadiyah tetap berusaha bagaimana generasi berikutnya tidak

terkena atau mengenal penyakit TBC (Tahayyul, Bid’ah, dan Kurafat)

tersebut.

C. Usaha-usaha yang dilakukan Muhammadiyah dalam membangun

masyarakat Islami di Desa Moncobalang Kec. Barombong kab.

Gowa

Muhammadiyah telah melakukan misi dakwah dan tajdid dalam

memajukan kehidupan ummat, bangsa dan peradaban kemanusiaan.

Sebagai gerakan Islam yang murni dan berkemajuan tersebut ditunjukkan

Page 86: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

52

dengan melakukan pembaharuan dan peningkatan perkembangan

pendidikan, kesehatan, kesejahteraan,sosial, serta berperan dalam segala

aspek kehidupan.

Menurut syamsuddin A. Ma sebagai warga Muhammadiyah

sekaligus sekretaris Pemuda Muhammadiyah bahwa:

“dalam mewujudkan Masyarakat Islami di Desa Moncobalang,

warga Muhammadiyah sangat berperan penting di dalamnya

dimana usaha-usaha yang telah dilakukan yaitu diantaranya:

1. Melaksanakan perkaderan Taruna Melati I (TM I) untuk remaja-

remaja.

2. Melaksanakan perkaderan Taruna Melati II (TM II) untuk

pimpinan Ikatan Pelajar Muhammadiyah, dan Nasyiatul

Aisyiyah.

3. Melaksanakan Follow Up (tindak lanjut dari perkaderan yang

telah dilaksanakan) bagi kader baru.

4. Mengadakan pengajian rutin di tiap ranting sedesa

Moncobalang

5. Mengadakan bakti sosial bekerja sama dengan PHBI (Panitia

Hari Besar Islam) dan masyarakat sedesa Moncobalang

6. Membangun amal usaha (TK Aisyiyah)

7. Nasyiyah dan Aisyiyah mengadakan arisan yang dirangkaikan

dengan belajar membaca Al-quran dan metode tartil setiap

bulan.

Page 87: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

53

8. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Moncobalang menyusun

jadwal khutbah jum’at setahun yang melibatkan kader

Muhammadiyah sebagai Khotib jum’at.

9. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Moncobalang mengadakan

safari Ramadhan di masjid-masjid binaan Muhammadiyah

setiap tahun.

10. Mengadakan pengkajian Islam secara rutin untuk kalangan

remaja dan orang dewasa baik laki-laki maupun perempuan.

11. Menumbuhkan kepedulian sosial lewat ajakan infak atau

sedekah.

D. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat Muhammadiyah

dalam membangun masyarakat Islami di Desa Moncobalang Kec.

Barombong kab. Gowa

Muhammadiyah adalah gerakan Islam, gerakan amar ma’ruf nahi

mungkar. Sebagai gerakan dan organisasi, Muhammadiyah mencita-

citakan terbentuknya masyarakat utama (Islam). Sebagai gerakan amar

ma’ruf Nahi mungkar, Muhammadiyah tidak bergerak pada ruang hampa,

dan statis, atau dalam lingkungan yang sama atau tetap. Tetapi

Muhammadiyah bergerak dalam masyarakat yang majemuk (pluralistik)

dan selalu berubah dari waktu kewaktu. Jadi masyarakat itu beragam,

dinamis dan berubah terus. Masyarakat pada masa KH. Ahmad Dahlan,

KH. Mas Masyur, KH.Ahmad Badawi, KH. AR. Fahruddin, H. Azhar Basyir,

MA, Prof. Dr. Amien Rais dan sekarang Prof. Dr. H. Syafi’I Maarif

Page 88: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

54

berbeda-beda. Masing-masing memiliki spesifikasi sendiri-sendiri. Baik

dalam bidang politik, ekonomi, moral, budaya, tingkat berfikir maupun

nuansah-nuansah yang mengikuti perubahan itu. Kondisi dan situasi

seperti itu seharusnya dapat disadari oleh pemimpin dan pengurus

Muhammadiyah bagaimana menyikapi masyarakat yang bermacam-

macam dan selalu berubah itu. Sebagai gerakan Islam, maka gerakan

Muhammadiyah telah menyeluruh (kaffah) keseluruh aspek, meliputi

aspek keIslaman dan aspek kemanusiaan serta memperhatikan

perubahan zaman. Bila gerakan itu tidak menyeluruh dan tidak

memperhatikan perubahan, mustahil cita-cita Islam akan terwujud.

Di dalam pergerakan Muhammadiyah untuk mewujudkan

Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, tentu banyak tantangan yang

dihadapi terkhususnya di desa Moncobalang yang menjadi objek penulis

untuk melakukan penelitian. Di balik tantangan tersebut, ada juga faktor

yang mendukung gerakan Muhammadiyah sehingga masih eksis di

Moncobalang sampai sekarang ini.

Page 89: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

55

Gambar VIII

Wawancara Ketua Nasyiatul Aisyiyah Ahad, 26 Juli 2015

Dalam kesempatan wawancara dengan Kakanda Magfirah S.Pd

sebagai warga Moncobalang sekaligus sebagai ketua Nasyiatul Aisyiyah

tentang faktor pendukung gerakan Muhammadiyah dalam mewujudkan

masyarakat Islami di Desa Moncobalang yakni:

1. Muhammadiyah sudah sangat dikenal eksistensinya di

masyarakat sejak dulu, sekarang orang-orang di Desa

Moncobalang sudah tidak merasa asing lagi dengan

Muhammadiyah.

2. Muhamamdiyah memiliki kader yang banyak baik dikalangan

remaja, pemuda maupun orang tua.

3. Muhammadiyah memiliki rasa persaudaraan dan kekeluargaan

yang tinggi.

Page 90: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

56

4. Muhammadiyah sangat merakyat atau berbaur dengan siapa

saja sehingga gampang diterima oleh setiap kalangan.

5. Keikut sertaan Pimpinan Cabang Muhammadiyah, PHBI,

masyarakat dalam kerja-kerja dakwah.

6. Muhammadiyah pun memiliki kader yang menempati posisi

penting di tengah masyarakat. (wawancara 26 Juli 2015)

Adapun faktor yang menghambat gerakan Muhammadiyah di desa

Moncobalang yakni:

1. Kesibukan masing-masing dengan urusan dunia seperti soal

rumah tangga, pekerjaaan, maupun bisnis dll

2. Pengaruh budaya luar yang tidak Islami bagi kalangan anak

muda terutama dari segi fashion, pergaulan, dll

3. Masih adanya masyarakat yang belum memurnikan Islam,

maksudnya masih mempertahankan adat/kebiasaan yang

bertentangan dengan ajaran Islam.

4. Masih adanya paham yang menyimpang dari ajaran Al-quran

dan hadits Rasulullah Saw seperti penyakit TBC (Tahayyul,

Bid’ah, dan Kurafat).

5. Serta kurangnya minat masyarakat untuk mengenal Islam yang

sebenarnya. (wawancara Ahad, 26 Juli 2015)

Page 91: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari uraian yang telah di kemukakan pada

pembahasan di atas maka bab penutup ini penulis menyimpulkan dari

hasil penelitian antara lain sebagai berikut:

1. peranan Muhammadiyah dalam mewujudkan Masyarakat Islami

di Desa Moncobalang yaitu sangatlah besar peranannya, di lihat

dari kegiatan-kegiatan yang bernuansa Islami di dominasi oleh

warga Muhammadiyah atau kader Muhammadiyah. Dan juga

usaha para kader Muhammadiyah dalam memberantas penyakit

TBC (Tahayyul, Bid’ah, dan Kurafat) yang dilakukan oleh

masyarakat Moncobalang dengan cara melakukan dakwah

terus menerus kepada masyarakat Moncobalang, tetapi tidak di

pungkiri masih ada sebagian kecil yakni orang tua yang masih

mempertahankan kebiasaan tersebut. Sehingga kader

Muhammadiyah tetap berusaha bagaimana generasi berikutnya

tidak terkena atau mengenal penyakit TBC (Tahayyul, Bid’ah,

dan Kurafat) tersebut.

2. Usaha-usaha Muhammadiyah dalam Mewujudkan Masyarakat

Islami di Desa Moncobalang sangat banyak diantaranya

Mengadakan pengajian rutin di tiap ranting sedesa

Moncobalang, mengadakan bakti sosial bekerja sama dengan

57

Page 92: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

58

PHBI (Panitia Hari Besar Islam) dan masyarakat sedesa

Moncobalang dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah

Moncobalang mengadakan safari Ramadhan di masjid-masjid

binaan Muhammadiyah setiap tahun. Serta masih banyak lagi

kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan para pimpinan-

pimpinan Muhammadiyah.

3. Faktor yang menjadi penghambat dan Mendukung gerakan

Muhammadiyah dalam mewujudkan masyarakat Islami di

Moncobalang yaitu Muhammadiyah sudah sangat dikenal

eksistensinya di masyarakat sejak dulu, sekarang orang-orang

di Desa Moncobalang sudah tidak merasa asing lagi dengan

Muhammadiyah. Muhammadiyah memiliki kader yang banyak

baik dikalangan remaja, pemuda, dan orang tua, inilah yang

menjadi faktor pendukung gerakan Muhammadiyah di

Moncobalang. Adapun faktor yang menghambat yakni Masih

adanya masyarakat yang belum memurnikan Islam, maksudnya

masih mempertahankan adat/kebiasaan yang bertentangan

dengan ajaran Islam serta kurangnya minat masyarakat untuk

mengenal Islam yang sebenarnya.

Page 93: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

59

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang

diperoleh penelitian ini, maka penulis mengajukan saran sebagai

berikut:

1. Kepada para peneliti dibidang pendidikan agama agar

melaksanakan penelitian ini lebih lanjut, dengan menyediakan

waktu yang banyak agar pelaksanaannya lebih efektif.

2. Organisasi Muhammadiyah harus selalu mengadakan kegiatan

keagamaan, karena dengan kegiatan tersebut masyarakat akan

sedikit memahami tentang apa yang harus kita lakukan sebagai

seorang muslim.

3. Untuk meningkatkan dakwa amal ma’ruf nahi mungkar di Desa

Moncobalang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa diperlukan

pembinaan yang strategis bagi pengurus Cabang lembaga

Muhammadiyah di tingkat Kabupaten.

Page 94: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

60

DAFTAR PUSTAKA

Al- Quran Dan Al-Karim

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, 2008.

Cet. III, Surya Sarana Grafika: Yogyakarta

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Cet. XV; Jakarta: Rinerka Cipta

Depag RI. 2009. Mushaf Al-Quran dan Terjemah. Jakarta: Depag RI

Hamid, H. Muh. Djamil. 1989. “Eksistensi Ajaran Islam”. Jakarta: P.T. Al-Qushwa Jakarta.

Harahap, M Hanafiah. 2012. Pengertian dan Karakteristik Masyarakat Islami, (Online), (http://nafiharahap.blogspot.com/2012/10/peng- ertian-dan-karakteristik-masyarakat.html, diakses 12 oktober 2014).

HD, Kaelany. 2005. Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan. Jakarta: P.T. Bumi Aksara.

Maryadi, Fattah Santosa. 2000. Muhammadiyah Pemberdayaan Umat. Surakarta : Muhammadiyah University Press.

Mattayang, Basri B. 2014. Mentari Bersinar di Gowa; Menelusuri Jejak Kehadiran Muhammadiyah di Gowa. Jawa Barat: Goresan Pena.

Mulkhan, Abdul Munir. 1990. “Warisan Intelektual K.H. Ahmad Dahlan dan Amal Usaha Muhammadiyah”. Yogyakarta : PT. Percetakan Persatuan Yogyakarta.

Muthahhari, Murtadha. 1985. Masyarakat dan sejarah. Bandung: Mizan

Pasha, Musthafa Kamal. 2002. M uhammadiyah sebagai Gerakan Islam. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengalaman Islam (LPPI)

Razak, Nasruddin. 1996. “Dienul Islam”. Bandung: P.T. Aima’arif.

Salam sholihin. 1965. Muhammadiyah dan kebangunan Islam dan Indonesia. Jakarta: NV Mega

60

Page 95: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

61

Pimpinan pusat Muhammadiyah, 2008. Anggaran Dasar dan Anggaran rumah tangga Muhammadiyah. Cet. V. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah

Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2000. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah. Jakarta: Suara Muhammadiyah.

Taylor Bogdan, 2006. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana.

Page 96: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …
Page 97: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

Lampiran

PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana peranan Muhammadiyah dalam mewujudkan masyarakat

Islami di Desa Moncobalang Kecamatan Barombong Kabupaten

Gowa?

2. Usaha-usaha yang di lakukan Muhammadiyah dalam mewujudkan

masyarakat Islami di Desa Moncobalang Kecamatan Barombong

Kabupaten Gowa?

3. Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung Muhammadiyah

dalam mewujudkan masyarakat Islami di Desa Moncobalang

Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa?

Page 98: PERANAN MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN …

RIWAYAT HIDUP

ISLAMIYAH dilahirkan di Karampuang desa

Moncobalang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa

pada tanggal 12 Agustus 1993. Anak ke-4 dari pasangan

ayahanda Hasyim daeng Nai dan Ibunda Subaedah daeng

Pone. Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar di SD

Inpres Karampuang Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa pada tahun 2002

dan tamat 2007.

Kemudian, pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan sekolah

menengah pertama di SMP Negeri 1 Galesong Utara dan tamat pada tahun 2009,

melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Bajeng dan tamat pada tahun 2011.

Selanjutnya, pada tahun 2011 melanjutkan pendidikan di Universitas

Muhammadiyah Makassar dengan memilih Jurusan Pendidikan Agama Islam,

Fakultas Agama Islam.

Penulis juga aktif di Organisasi pelajar yakni Ikatan Pelajar

Muhammadiyah. pernah menjadi ketua IPMawati dicabang IPM Moncobalang

dan sekarang menjadi anggota perkaderan di Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar

Muhammadiyah Kabupaten Gowa.