101
“PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR’AN PADA SISWA KELAS VII MTs ATTAQWA 10 RAWA SILAM KOTA BEKASISkripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : HABIBI NUR NIM. 1112011000111 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M/ 1439 H

“PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

“PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR’AN PADA SISWA

KELAS VII MTs ATTAQWA 10 RAWA SILAM KOTA

BEKASI”

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

HABIBI NUR

NIM. 1112011000111

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2017 M/ 1439 H

Page 2: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …
Page 3: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …
Page 4: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …
Page 5: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …
Page 6: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

i

ABSTRACT

The purpose of this research is for knowing how far the Reading Writing Qur’an

(BTQ) teacher role to increase the student’s reciting al-Qur’an skill class 7 in MTs

Attaqwa 10 Rawa Silam Bekasi city.

The author uses qualitive descriptive method in this research. Data accumulation

method got from direct observation in the place, interview, documentation, and

inquiry question that giving to 40 students , which inquiry question that include by

the role of BTQ teacher to increase the stundet’s reciting al-Qur’an skill.

The conclusion of this research is the teacher’s effort to increase the student’s

reciting al-Qur’an skill in MTS Attaqwa Rawa Silam Bekasi student can be a good

category. The thing can see the indication of the teacher role in learning process that

include, authority, material, how to convey the material with same lesson that will

teach, leading the student that cannot read al-Qur’an yet and giving motivation to the

student that do not have interest in learning how to read and write al-Qur’an, making

condusive learning situation for student’s spirit in learning how to read and write al-

Qur’an like give questions to make the student will be active in learning how to read

and write al-Qur’an.

The student’s reading and writing skills MTS Attaqwa 10 Rawa Silam Bekasi are

good enough, author gives reciting al-Qur’an test for student at the time, there are 80

% students can read al-Qur’an well, there are 20 % students cannot read al-Qur’an

well yet. This thing indicates only a little student cannot read al-Qur’an yet, writing

and understanding tajwid in al-Qur’an, so that student’s reading and writing al-

Qur’an skills have an raising after learning in the school. Probably, from the efforts or

a teacher role.

Key World: Reading Writing Qur’an teacher, BTQ skill.

Page 7: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

i

ABSTRAK

Habibi Nur (1112011000111), “Peranan Guru BTQ Dalam Meningkatkan

Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an Siswa Kelas VII MTs Attaqwa 10 Rawa

Silam Kota Bekasi”.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana Peran Guru BTQ dalam

meningkatkan kemampuan baca tulis al-Qur’an siswa kelas VII MTs Attaqwa 10

Rawa Silam Kota Bekasi.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode

pengumpulan data diperoleh melalui observasi langsung ke lapangan, wawancara,

dokumentasi, serta angket berupa pertanyaan yang disebarkan kepada 40 siswa,

yang mana angket tersebut berkaitan dengan peranan guru BTQ dalam

meningkatkan kemampuan baca tulis al-Qur’an siswa.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Usaha Guru BTQ dalam

meningkatkan kemampuan baca tulis al-Qur’an pada siswa MTs Attaqwa 10

Rawa Silam Kota Bekasi dapat dikategorikan baik. Hal itu dapat dilihat pada

indikasi peranan guru dalam proses belajar mengajar yang meliputi, penguasaan

materi, cara menyampaikan materi sesuai dengan mata pelajaran yang akan

diajarkan, membimbing para siswa yang belum mampu dalam baca tulis al-

Qur’an serta memberi motivasi kepada siswa yang kurang minat dalam

mempelajari baca tulis al-Qur’an, membuat suasana belajar yang kondusif agar

para siswa semangat dalam mempelajari baca tulis al-Qur’an seperti meberikan

pertanyaan-pertanyaan kepada siswa agar para siswa aktif dalam mempelajari

baca tulis al-Qur’an. Kemampuan baca tulis al-Qur’an siswa MTs Attaqwa 10

Rawa Silam Kota Bekasi sudah cukup baik, pada waktu penulis memberikan soal

tes membaca al-Qur’an kepada siswa, ada 80 % siswa yang mampu membaca al-

Qur’an dengan baik, dan ada 20% siswa yang belum mampu membaca al-Qur’an

dengan baik. Hal ini menunjukkan hanya sebagian kecil saja siswa yang kurang

mampu dan tidak mampu membaca, menulis dan memahami tajwid dalam al-

Qur’an, berati kemampuan baca tulis al-Qur’an pada siswa sudah ada peningkatan

setelah belajar di sekolah. Kemungkinan besar atas usaha-usaha atau peran

seorang guru.

Kata kunci: Guru Baca Tulis Qur’an (BTQ), Kemampuan Baca Tulis Qur’an

(BTQ).

Page 8: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

ii

KATA PENGANTAR

بسم الله الر حمن الر حيم

Assalamu’alaikum Warahmatullâhi Wabarakâtuh

Alhamdulillahirabbil’alâmîn. Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah

Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidâyat-Nya serta menganugerahkan

nikmat sehat kepada penulis, sehingga penulisan ini dapat diselesaikan dengan

baik serta tepat pada waktunya.

Ṣalawat serta salâm tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah, Nabi

Muhammad Saw. sebagai suri tauladan terbaik, beserta para sahabat-Nya,

keluarga-Nya dan semua penganut ajaran-Nya hingga akhir zaman.

Penulisan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Proses penyelesaian penulisan ini tidak hanya kerja keras dan usaha penulis,

namun mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

hingga terselesaikannya penulisan ini, terutama kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. selaku Rektor Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. dan Marhamah Saleh, Lc., MA. selaku

Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Sekretaris Jurusan Pendidikan

Agama Islam yang telah memberikan bimbingan dan ilmu

pengetahuannya.

4. Hj. Marhamah Saleh, Lc., MA. selaku Dosen Penasehat Akademik yang

dengan penuh perhatian telah memberi bimbingan, arahan, dan motivasi

serta ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan.

Page 9: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

iii

5. Drs. Abdul Haris, M.Ag. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh

perhatian telah memberi bimbingan, arahan, dan motivasi serta ilmu

pengetahuan kepada penulis selama bimbingan.

6. Prof. Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor, MA dan Dr. Sapiudin Sidiq, M.Ag

selaku dosen penguji pada saat sidang skripsi atau sidah munaqasah.

7. Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya fakultas ilmu tarbiyah

dan keguruan jurusan pendidikan agama islam yang tidak dapat penulis

sebutkan satu-persatu namun tidak sedikitpun mengurangi rasa hormat dan

takzim penulis, yang telah membimbing penulis selama kuliah di Jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Seluruh Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

dan Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan berbagai banyak referensi

yang menunjang dalam penulisan ini.

9. H. Syarwani,S.Pd selaku Kepala Sekolah MTs Attaqwa 10 Rawa Silam

Kota Bekasi serta jajaran guru MTs Attaqwa 10 Rawa Silam Kota Bekasi

yang senantiasa mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian.

10. Kedua orang tua penulis, yaitu Ayahanda H. Nur Hadi dan Ibunda Hj.

Amroh yang telah merawat dengan kasih sayang, mendidik putranya

dengan tulus dan ikhlas, serta memotivasi dan mendo’akan kepada

penulis dalam setiap langkahnya.

11. Basyiroh,S.Pd selaku guru BTQ di MTs attaqwa 10 Rawa Silam Kota

Bekasi yang telah meluangkan waktunya untuk penulis wawancarai dan

lain sebagainya.

12. Kedua adikku tercinta Maratun Sholehah Nur dan Zahrotussyita Nur

karena canda dan tawa mereka yang menjadi motivasi dan inspirasi bagi

penulis dalam penyelesaian penulisan ini.

13. Teman-teman Keluarga Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2012

yang telah memberikan motivasi dan bantuannya sampai terselesaikannya

penulisan ini.

Page 10: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

iv

14. Kepada sahabat yang selalu setia dan sedia memberikan nasehat dan

semangat untuk penulis, yaitu Muhammad Irvan, Ahmad Karim

Amirulloh, Sayyidina Lutfhi Rahman, Ahmad As’ad, Lutfhi Muchlis dan

KANCA C yang sama-sama menempuh pendidikan S1 di Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

15. Tak lupa segenap pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi

yang tidak dapat disebutkan satu-persatu namanya.

Semoga kebaikan dari semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian

penulisan ini mendapat pahala dan rahmat dari Allah SWT. serta penulisan ini

dapat bermanfaat bagi semua. Âmîn Yâ Rabbal’alâmîn.

Jakarta, 24 Mei 2017

Habibi Nur

Page 11: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

LEMBAR SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 9

C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 10

D. Perumusan Masalah ....................................................................... 10

E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 10

F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 10

BAB II : KAJIAN TEORETIK

A. Guru BTQ ..................................................................................... 11

1. Pengertian guru .......................................................................... 11

2. Peranan Guru .............................................................................. 14

3. Kompetensi Guru ....................................................................... 16

4. Syarat Menjadi Guru .................................................................. 18

5. Kualifikasi guru .......................................................................... 20

6. Peran guru dalam proses belajar mengajar ................................. 27

B. Baca Tulis Al-Qur’an .................................................................... 29

1. Pengertian Baca Tulis Al-Qur’an ............................................... 29

2. Tujuan Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an .................................. 31

3. Dasar Pengajaran Al-Qur’an ...................................... 32

4. Tata Cara atau Adab Membaca Al-Qur’an ................................ 33

5. Keutamaan Belajar dan Mengajar Al-Qur’an ............................ 36

6. Metode Mengajar Baca Tulis Al-Qur’an ................................... 38

Page 12: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

ivviviviiv vi

C. Hasil Penelitian Relevan ............................................................... 40

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 42

B. Metode Penelitian .......................................................................... 42

C. Populasi dan Sample ...................................................................... 42

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 43

E. Pengolahan Data ............................................................................ 45

F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 45

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Tentang MTs Attaqwa 10 .................................................. 46

1. Visi dan Misi MTs Attaqwa 10 ................................................... 46

2. Profil Guru BTQ MTs Attaqwa 10 .............................................. 48

3. Keadaan Siswa MTs Attaqwa 10 ................................................. 48

4. Sarana dan Prasarana MTs Attaqwa 10 ....................................... 48

B. Deskripsi dan Interprestasi Analisis Data ...................................... 49

C. Interprestasi Data ........................................................................... 64

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 66

B. Saran .............................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 68

LAMPIRAN

Page 13: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

v

Page 14: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.4 Keadaan jumlah murid MTs. Attaqwa 10 ............................................. 48

Tabel 2.4 Keadaan Sarana dan Prasarana MTs. Attaqwa 10 ................................ 49

Tabel 3.4 Guru memberikan ice breaking atau permainan sebelum atau

dipertengahan proses pembelajaran ..................................................................... 50

Tabel 4.4 Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya ........................... 51

Tabel 5.4 Guru memberikan uraian materi al-Qur’an diikuti dengan latihan ...... 51

Tabel 6.4 Menegur siswa yang bercanda saat pelajaran berlangsung .................. 52

Tabel 7.4 Guru mengondisikan situasi sebelum menjelaskan pelajaran .............. 53

Tabel 8.4 Guru mendesain tata ruang kelas secara berkala ................................. 54

Tabel 9.4 Komunikasi siswa dan guru terjalin dengan baik ................................ 54

Tabel 10.4 Sebelum memulai pelajaran guru memberikan pertanyaan mengenai

materi sebelumnnya ............................................................................................. 55

Tabel 11.4 Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca al-

Qur’an .................................................................................................................. 56

Tabel 12.4 Guru menyediakan al-Qur’an untuk para siswa .................................. 57

Tabel 13.4 Guru memberikan tugas im’la setelah pembelajaran berlangsung .... 58

Tabel 14.4 Guru memerintahkan siswa maju kedepan untuk menulis tugas yang di

berikan di papan tulis ........................................................................................... 58

Tabel 15.4 Guru menggunakan metode ceramah saat pelajaran berlangsung ...... 59

Tabel 16.4 Guru menggunakan media (elektronik atau cetak) sesuai dengan

materi ................................................................................................................... 60

Tabel 17.4 Guru menggunakan metode mengulang materi pelajaran di awal

pembelajaran ........................................................................................................ 61

Page 15: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

viii

Tabel 18.4 Guru menggunakan media pembelajaran seperti power point dan video

tentang baca tulis al-Qur’an ................................................................................. 62

Tabel 19.4 Guru menanamkan tentang pentingnnya mempelajari al-Qur’an ....... 62

Tabel 20.4 Guru mengevaluasi pelajaran yang sudah diajarkan di kelas ............. 63

Tabel 21.4 Guru memberi motivasi sebelum atau setelah pembelajaran ............. 64

Page 16: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses seseorang menjadi dirinya sendiri yang

tumbuh sejalan dengan bakat, watak, kemampuan, dan hati nuraninya secara

utuh. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam

lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam Undang-undang Nomor

20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 disebutkan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk

watak secara peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Dalam konteks ini, maka pendidikan seharusnya sebagai penuntun,

pembimbing, dan petunjuk arah bagi peserta didik agar mereka dapat tumbuh

dewasa sesuai dengan potensi dan konsep diri yang sebenarnya, sehingga

mereka dapat tumbuh, bersaing, dan mempertahankan kehidupannya di masa

yang penuh dengan tantangan dan perubahan. Tujuan pendidikan dicapai mulai

proses belajar mengajar dengan memanfaatkan segala sesuatu yang bersifat

material dan non material secara efektif dan efesien dalam proses belajar

mengajar.

Minat merupakan faktor internal atau indogen pada setiap individu yang

dapat menunjang belajar siswa. Alisuf Sabri mengatakan bahwa, “minat yang

menunjang belajar ialah kepada bahan atau mata pelajaran dan kepada guru

1Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, hlm. 4

Page 17: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

2

yang mengajarnya.2 Oleh karena itu apabila siswa tidak berminat kepada

pelajaran ataupun gurunya, maka siswa tidak akan belajar.

Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar erat

hubungannya dengan minat belajar siswa itu sendiri. Siswa akan terlibat aktif

dalam proses belajar mengajar apanila memiliki minat yang kuat untuk belajar.

Hal ini terjadi karena siswa merasa senang dan tertarik terhadap sesuatu yang

melingkupi proses belajar mengajar tersebut.

Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar. Oleh sebab itu jika bahan

pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa yang

bersangkutan tidak akan belajar dengan baik, karena tidak ada daya tarik

baginya. Begitu sebaliknya jika bahan pelajaran yang diminati siswa, maka hal

itu akan mudah dipahami dan disimpan dalam memori kognitif siswa, karena

minat dapat menambah kegiatan belajarnya.

Keberhasilan proses pembelajaran sebagai proses pendidikan di suatu

sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang dimaksud misalnya

guru, siswa, kurikulum, lingkungan social, dan lain-lain. Namun dari faktor-

faktor itu, guru dan siswa faktor terpenting. Pentingnya faktor guru dan siswa

tersebut dapat dilihat melalui pemahaman hakikat pembelajaran, yakni sebagai

usaha sadar guru untuk membentu siswa agar dapat belajar dengan kebutuhan

minatnya.

Dengan demikian, minat itu sangat besar perannya dalam belajar di

sekolah, “minat akan berperan sebagai Motivating Force yaitu sebagai kekuatan

yang akan mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat (sikapnya

senang) kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar,

berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya menerima kepada pelajaran, mereka

2M.Ali Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 2007), Cet. 3, hlm. 84

Page 18: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

3

hanya tergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk bias terus tekun karena tidak

ada pendorongannya”.3

Apabila minat yang dimiliki siswa terhadap guru yang mengajar studi PAI

tinggi, maka akan terlihat gejala-gejala yang ditimbulkan melalui sikap

prilakunya, sehingga proses belajar yang dilakukannya akan efektif, karena

performance dan cara mengajar guru akan sangat berpengaruh. Sehingga dapat

diharapkan mereka akan berhasil menguasai mata pelajaran PAI dengan baik.

Metode pengajaran yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan, maka fungsi metode mengajar tidak dapat

diabaikan karena metode mengajar tersebut menentukan berhasil tidaknya suatu

proses belajar mengajar dan merupakan bagian yang internal dalam suatu

system pengajaran.4

Metode mengajar sebagai alat pencapaian tujuan dengan sejelas-jelasnya,

merupakan syarat terpenting sebelum seseorang menentukan dan memilih

metode yang tepat. Karena dengan metode mengajar akan menghasilkan

pengetahuan, keterampilan, pembejalaran yang baik serta menghilangkan rasa

bosan dan ketidak nyamanan.

Pemakaian metode harus disesuaikan dengan tujuan, karakteristik siswa,

materi, kondisi lingkungan tempat pengajaran berlangsung. Pemakaian metode

bedasarkan tujuan pengajaran ditetapkan harus lebih diperinci dan spesifik

sehingga dapat dipilih metode mana yang cocok dipakai dalam pembelajaran

tersebut.

Undang-undang Sindiknas No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab IV Pasal 7 sebagai berikut : “Orang tua berhak berperan serta

3 Ibid, hlm. 85

4 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta : Ciputat Pers,

2002), hlm. 31

Page 19: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

4

dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi perkembangan

pendidikan anaknya.5

Totalitas orang tua dalam memperhatikan aktivitas anak selama menjalani

rutinitasnya sebagai pelajar sangat diperlukan agar anak mudah dalam

mentrasfer ilmu selama menjalani proses belajar yang dilaksanakan di sekolah

maupun di keluarga atau dirumah, agar anak mencapai hasil maksimal.

Perhatian orang tua dapat berupa pembarian bimbingan dan nasihat,

pengawasan terhadap belajar, pemberian motivasi dan penghargaan, serta

pemenuhan fasilitas belajar.

Pokok pertama materi pendidikan agama islam pada dasarnya adalah al-

Qur’an. Karena al-Qur’an merupakan bacaan paling sempurna dan mulia. Oleh

karena itu, mempelajari dan mengamalkannya memiliki nilai yang sangat

penting bagi kehidupan muslim. Al-Qur’an merupakan sumber nilai dan

inspirasi yang dapat memotivasi umat islam untuk maju dan berkembang pesat.

Karena itu, generasi muda islam harus didorong untuk selalu mau mempelajari

al-Qur’an dan menjadikannya sebagai petunjuk bagi jalan kehidupan yang lebih

membahagiakan dunia dan akhirat.

Mempelajari al-Qur’an itu sebenarnya bukan hal yang terlalu sulit, asal ada

kemauan dan usaha mempelajarinya pasti akan mampu membeca dan

memahami al-Qur’an dengan baik. Allah sudah menjamin kemudahannya bagi

umatnya yang mau mempelajari al-Qur’an, sesuai dengan firman Allah dalam

al-Qur’an:

)سورة القمر(

5Undang-undang Sindiknas No. 20 Tahun 2003 tentang, Hak dan Kewajiban Orang Tua

Bab IV Pasal 7, hlm. 5

Page 20: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

5

Artinya: “dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk

pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran” (Q.S. Al-Qomar

[54] : 17).6

Dari ayat di atas, dapat dipahami bahwa, mempelajari al-Qur’an itu

tidaklah sulit asal ada kemauan yang keras untuk mempelajari dan

memahaminya sedikit demi sedikit, maka akhirnya Allah menurunkan al-

Qur’an sedikit demi sedikit, dengan tujuan agar mudah dipelajari, dipahami,

dan diamalkan, bukan untuk mempersukar hidup manusia. Hal ini dipertegas

dalam (Q.S. At-Thaha : 2)

))سورة طه

Artinya: “Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar kamu

menjadi susah” (Q.S. Thaha [20] : 2).7

Ironisnya membaca Al-Qur’an di kalangan masyarakat zaman sekarang,

khususnya anak-anak usia sekolah menengah pertama relative sangat sedikit

apalagi untuk mempelajari dan memahami isi kandungannya. Al-Qur’an

seolah-olah hanya dijadikan hiasan ruangan saja, bahkan dijadikan barang antic

yang hanya dipajang, tidak pernah dibaca dan dipelajari.

Padahal jika kita mengetahuinya keutamaan dalam membaca dan

mengamalkan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari maka kita akan tetap

berada dalam jalan yang tetap, yaitu jalan yang sesuai dengan apa yang

dijelaskan dalam al-Qur’an. Serta mendapatkan pertolongan yang pasti dari

Allah swt bagi mereka yang membaca dan mengamalkan al-Qur’an.

Kenyataan yang ada sekarang ini, sering kita jumpai ditengah-tengah

masyarakat banyak diantara anak-anak bahkan remaja yang tidak bisa membaca

al-Qur’an dengan fasih dan benar. Hal tersebut disebabkan pleh beberapa

6Al-Qur’an dan Terjemah, Q.S. Al-Qomar [54] : ayat 17

7Al-Qur,an dan Terjemah, Q.S. Thaha [20] : ayat 2

Page 21: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

6

faktor, diantaranya kurang adanya minat bagi anak untuk belajar al-Qur’an,

kurangnya peran orang tua dalam memotivasi anak dalam belajar al-Qur’an,

serta lingkungan yang tidak mendukung, dikarenakan sudah banyaknya sarana

bermain anak, seperti warnet dengan game onlinenya, play station, dan

sebagainya.

Al-Qur’an Hadits merupakan salah satu mata pelajaran rumpun Pendidikan

Agama Islam yang ada di Madrasah Tsanawiah. Pelajaran al-Qur’an Hadits ini

merupakan pelajaran yang sangat berkaitan dalam kehidupan sehari-hari para

siswa-siswi, terutama dalam hal membaca al-Qur’an baik di rumah, atau pun di

sekolah tempat mereka belajar.

Mata pelajaran al-Qur’an hadits mengandung materi-materi yang berperan

penting dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an. Memberikan

kemampuan dasar supaya siswa mampu membaca, menulis dan membiasakan

diri dengan mengamalkan isi kandungan ayat atau hadits.

Mata pelajaran al-Qur’an hadits merupakan mata pelajaran yang penting

berkaitan pelajaran mengenai dasar hokum dan kaidah-kaidah dalam

menjalankan kehidupan beragama. Pentingnya mempelajari dan mengamalkan

al-Qur’an dan hadits supaya terbentuk menjadi pribadi muslim. Pribadi muslim

adalah pribadi yang dibentuk dari penanaman nilai-nilai dari al-Qur’an dan

hadits. Pemahaman tersebut dapat diperoleh dari pembelajaran al-Qur’an hadits

di Madrasah. Pelajaran al-Qur’an Hadits merupakan bagian salah satu pelajaran

pendidikan agama islam yang ada di madrasah tsanawiah. Bertujuan untuk

memberikan bimbingan, motivasi, dan pemahaman serta penghayatan terhadap

isi yang terkandung sehingga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Belajar al-Qur’an hadits berbeda dengan belajar bahasa dan sejarah

kebudayaan. Dalam pembelajaran al-Qur’an hadits terdapat ilmu tajwid dan

ilmu qira’ah. Dari sini siswa lebih mengenali keindahan bahasa dan tata cara

mengucapkannya sehingga siswa menemukan pemahaman yang baik dan

Page 22: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

7

kemudian mengimplementasikan dalam tutur berbahasa dipergaulan social.

Terdapat juga materi tentang ibadah dan muamalat yang terkandung

didalamnya.

Dari permasalahan diatas, maka tugas pokok guru dalam pendidikan islam

adalah pensucian dan tugas pengajaran. Tugas pensucian berati

mengembangkan dan membersihkan jiwa peserta didik agar dapat mendekatkan

diri kepada Allah swt, menjauhkan dari keburukan dan menjaganya agar tetap

berada pada fitrahnya. Sedangkan tugas pengajaran berati menyampaikan

berbagai pengetahuan dan pengalaman kepada peserta didik untuk

diterjemahkan dalam tingkah laku dan kehidupan.8

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

mengajar serta pembinaan secara rutin merupakan kegiatan yang paling pokok.

Ini berati berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung

kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik

serta tingkat pembinaan yang dilakukan guru terhadap hasil dari pembelajaran

itu sendiri.

Hakikat belajar BTQ adalah untuk menghantarkan siswa menguasai

konsep-konsep membaca dan menulis dan keterkaitannya untuk dapat

memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kata menguasai disini

mengisyaratkan bahwa harus menjadikan siswa tidak sekedar tahu (knowing)

dan hafal (memoryzing) tentang BTQ, melainkan harus menjadi siswa untuk

mengerti dan memahami (to understand). Konsep-konsep tersebut dan

menghubungkan keterkaitan suatu konsep dengan konsep lain.9

Di MTs Attaqwa 10 yang berada di kota Bekasi, mata pelajaran BTQ

merupakan mata pelajaran yang harus di pelajari mulai dari kelas VII sampai

dengan kelas IX dan mata pelajaran BTQ sangatlah penting, karena dapat

mempengaruhi mata pelajaran agama yang lain seperti akidah akhlak, fiqih,

8Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2015), hlm. 125

9http://pgmickudus.blogspot.co.id/2014/12/tujuan-pembinaan-baca-tulis-al-quran-

btq.html?view=magazine&m=1#!

Page 23: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

8

bahasa arab terutama al-Qur’an hadist. Namun kesulitan membaca tulis al-

Qur’an bagi siswa di madrasah tsanawiah masih saja ada, mungkin kekurang

mampuan baca tulis al-Qur’an itu di pengaruhi oleh beberapa faktor, di

antaranya kekurangan minat mempelajari al-Qur’an itu sendiri, pengaruh

teknologi yang melenakan kehidupan anak-anak khususnya, kurangnya

perhatian orang tua terhadap pendidikan agama karena lebih mengutamakan

materi, arus informasi dan komunikasi yang tidak dibarengi dengan

penyaringan terhadap hal-hal yang buruk yang mempengaruhi pola pikir dan

prilaku masyarakat kita sekarang ini.

Mengingat begitu pentingnya kemampuan membaca al-Qur’an pada siswa,

maka disini para guru harus terus berusaha memotivasi para siswa agar

semangat dalam mempelajari baca tulis al-Qur’an. Penanaman, pelatihan, dan

pembinaan pendidikan agama islam dalam hal ini pendidikan atau pelajaran

baca tulis al-Qur’an bukan hanya tanggung jawab seorang guru ngaji atau guru

agama di sekolah saja, lebih dari itu semua pihak berkewajiban untuk

mewujudkan dan memajukan masyarakat yang mampu membaca dan menulis

al-Qur’an. Memang di dalam kurikulum tercantum bahwa pendidikan agama

islam terdapat pada setiap jenjang pendidikan mulai tingkat dasar sampai

tingkat tinggi, pendidikan agama tidak terabaikan

Peran seorang guru dalam menyampaikan pelajaran guna meningkatkan

kemampuan baca tulis al-Qur’an perlu juga seorang guru dapat memilih metode

yang tepat dalam strategi belajar mengajar. Seiring dengan kemajuan zaman

sekarang ini, metode pengajaran berkembang pesat dari yang sederhana sampai

kepada yang lebih praktis, dari yang rumit sampai kepada yang mudah dengan

memakai waktu yang relatif singkat. Diantara metode yang selama ini

digunakan antara lain, metode iqra, dan lain-lain sebagainya.

Kesulitan baca tulis al-Qur’an bagi siswa di madrasah tsanawiah,

dikarenakan ketika di MI atau SD belum mempunyai pengalaman membaca al-

Qur’an dalam artian mereka tidak pernah belajar mengaji di rumahnya atau di

tempat-tempat pengajian seperti TPA. Permasalahan berikutnya sangat

Page 24: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

9

kurangnya perhatian orang tua, mereka hanya sekedar menitipkan anak-

anaknya di lembaga-lembaga pendidikan akan tetapi tidak memeperhatikan

sepenuhnya terhadap pendidikan anaknya, apakah si anak sudah mengerjakan

PR, mengulang-ulang bacaan al-Qur’an dan sebagainya.

Maka para guru di madrasah tsanawiah ini, berkewajiban untuk

meningkatkan kemampuan membaca dan menulis al-Qur’an terhadap siswanya,

salah satu langkah yang harus ditanamkan kepada para siswanya adalah

bagaimana caranya agar para siswa memiliki kecintaan kepada al-Qur’an dan

mendorongnya untuk tekun belajar.

Setidaknya ketika penulis meneliti di sekolah tersebut penulis

mewawancarai, mengamati serta meminta data kepada guru BTQ untuk penulis

jadikan data awal seberapa besar kemampuan baca tulis al-Qur’an di sekolah

tersebut. Dan penulis temui bahwa siswa yang bias membaca al-Qur’an sebesar

40% dan yang belum bias sebesar 60%, hal demikian dikarenakan kurangnya

kontribusi orang tua dan guru dalam membina para siswa dalam baca tulis al-

Qur’an.10

Oleh karenanya bedasarkan alasan-alasan diatas penulis terdorong untuk

mengambil judul skripsi tentang “Peranan Guru BTQ Dalam Meningkatkan

Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah

Attaqwa 10 Kota Bekasi”.

B. Identifikasi Masalah

Bedasarkan judul skripsi di atas, penulis dapat mengidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Banyaknya siswa MTs Attaqwa 10 yang tidak dapat baca tulis al-Qur’an

dengan baik dan benar.

2. Orang tua kurang memperhatikan anak-anaknya.

3. Kuranya minat siswa dalam mempelajari baca tulis al-Qur’an.

10Hasil Wawancara dan Observasi di Sekolah MTs Attaqwa 10 Kota Bekasi, Tanggal 26

November 2016 Jam 10:00 Wib.

Page 25: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

10

4. Banyaknya siswa yang rendah motivasinya dalam belajar baca tulis al-

Qur’an.

5. Peran guru BTQ dalam meningkatkan kemampuan baca tulis al-Qur’an

pada Madrasah Tsanawiyah (MTs).

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, penulis hanya membatasi pada: Peranan

Guru BTQ Dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an Siswa

Kelas VII Madrasah Tsanawiyah (MTs) Attaqwa 10 Kota Bekasi.

D. Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa usaha guru BTQ dalam meningkatkan kemampuan baca tulis al-

Qur’an siswa MTs Attaqwa 10 Kota Bekasi?

2. Bagaimana kemampuan baca tulis al-Qur’an siswa MTs Attaqwa 10

Kota Bekasi?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui usaha guru dalam meningkatkan kemampuan baca

tulis al-Qur’an siswa MTs Attaqwa 10 Kota Bekasi.

2. Untuk mengetahui cara guru BTQ dalam meningkatkan kemampuan

baca tulis al-Qur’an siswa MTs Attaqwa 10 Kota Bekasi.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru PAI khususnya guru Qur’an Hadits

dalam mengambil langkah-langkah atau cara, untuk meningkatkan

kualitas dalam pembinaan dan pengajaran pendidikan Agama Islam

khususnya pelajaran tentang baca tulis al-Qura’an.

2. Bagi Pembaca Pada Umumnya

Page 26: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

11

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

bagaimana seharusnya pelaksanaan pembelajaran baca tulis al-Qur’an

siswa pada siswa kelas VII MTs Attaqwa 10 Kota Bekasi.

Page 27: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

11

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Guru BTQ

1. Pengertian Guru

Guru dahulu diartikan sebagai seseorang yang harus digugu (ditaati) dan ditiru

(diteladani) hal ini memberikan implikasi terhadap tinggi dan beratnya menjadi guru,

ia adalah sosok mulia yang harus dipatuhi, diteladani pola hidupnya, gaya bicaranya,

kelakuan dan penerapan nilai agama bagi murid-muridnya karena baik buruknya

peserta didik sangat ditentukan oleh bagaimana nilai positif yang dapat digugu dan

ditiru dari sang guru.

Di zaman sekarang jabatan guru nampaknya sudah menjadi profesi yang menjadi

mata pencaharian. Guru bukan hanya pewaris amanat pendidikan, melainkan juga

orang yang menyediakan dirinya sebagai pendidik professional.

Menurut Syafruddin Nurdin, Profesi guru telah hadir cukup lama di Negara kita

tercinta ini, meskipun hakikat fungsi, latar tugas, dan kedudukan sosiologisnya

telah banyak mengalami perubahan. Bahkan, ada yang secara lugas mengatakan

bahwa sosok guru telah berubah dari tokoh yang digugu dan ditiru, dipercaya dan

dijadikan panutan, diteladani, agaknya menurun dari tradisi latar padepokan

menjadi oknum yang wagu lan kuru, kurang pantas dan kurus, di tengah-tengah

pelbagai bidang pekerjaan dalam masyarakat yang semakin terspesialisasikan.1

Pandangan tradisional yang dikutip oleh Syafruddin Nurdin dalam bukunya

menyebutkan “guru adalah seorang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan

ilmu pengetahuan”.2

Guru adalah Profesi yang mulia, tidak hanya mulia di mata manusia, tetapi juga

di mata Allah swt. Sesuai Undang-undang No. 14 Pasal 1 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen yang di maksud guru adalah pendidik professional dengan tugas utama

mendidik, mengajar membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

1Syafruddin Nurdin, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, (Jakarta : Quantum Teaching,

Oktober 2005 Cet ke-3), hlm. 1

2Ibid, hlm. 6

Page 28: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

12

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah.3

Menutur Pupuh Fathurrohman dkk, Guru professional adalah guru yang

menguasai ilmu pengetahuan yang diajarkan dan ahli dalam mengajarkannya

(menyampaikannya). Dengan kata lain, guru professional adalah guru yang mampu

mengajarkan peserta didiknya tentang pengetahuan yang dikuasainya dengan baik.4

Menurut Pupuh Fathurrohman dkk dalam bukunya menyebutkan, “Karena

gurulah yang berinteraksi langsung dengan siswa di dalam kelas. Guru lah yang

memegang peranan yang sangat penting dalam membuat siswa mengerti dan paham

mengenai mata pelajaran yang diajarkan”.5

Menurut Kunandar dalam bukunya menyataan, “Guru adalah pendidik

professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.6

Menurut Syafruddin Nurdin, Perjalanan jabatan guru dari masa ke masa

senantiasa berkembang. Dulu, ketika kehidupan sosial budaya kita belum dikuasai

oleh hal-hal yang materialistis, pandangan masyarkat cukup positif terhadap jabatan

atau profesi guru. Komuniti guru sebagai prototipe manusia yang patut diteladani

merupakan pencerminan nilai-nilai luhur yang sangat lekat dianut oleh masyarakat

kita. Mereka adalah pengabdi ilmu yang tanpa pamrih, ikhlas dan tidak

menghiraukan tuntutan materi yang berlebihan, apalagi mengumbar komersialisasi.

Kini, tatkala kehidupan masyarakat modern didominasi materi dan ukuran sukses

seseorang lebih banyak ditimbang dari status ekonomi, rasanya sulit bagi kita

menghadirkan sosok guru seperti dulu.7

Menurut Muhammad Saroni, Guru adalah ujung tombak pendidikan di sekolah.

Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas guru sudah seharusnya menjadi bagian

rencana strategis dan masuk dalam kelompok prioritas utama. Jika kualitas diri guru

meningkat, otomatis kualitas pendidikan pun akan meningkat, begitu juga dengan

3Undang-undang No. 14 Pasal 1Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, hlm. 2

4Pupuh Fathurrohman dkk, Guru Profesional, (Bandung : PT Refika Kurniawan, Juni 2012), Cet

ke 1, hlm. 6

5Ibid, hlm. 13

6Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan

Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta : Rajawali Pres, 2011), hlm. 54

7Syafruddin Nurdin, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, (Jakarta : Quantum Teaching,

Oktober 2005 Cet ke-3), hlm. 3

Page 29: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

13

outputnya. Oleh karena itu, program pengmbangan dan peningkatan kualitas guru

merupakan hal yang urgen.8

Guru sebagai pendidik professional mempunyai citra yang baik di masyarakat

apabila dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau

teladan masyarakat sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat bagaimana

sikap dan perbuatan guru itu sehari-hari, apakah memang ia patut diteladani atau

tidak. Bagaimana guru meningatkan pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya,

memberi arahan dan dorongan kepada anak didiknya, dan bagaimana cara guru

berpakaian dan berbicara serta bergaul baik dengan siswanya, teman-temannya serta

anggota masyarakat, sering menjadi perhatian masyarakat luas.

Walaupun segala prilaku guru selalu diperhatikan masyarakat, tetapi yang akan

dibicarakan dalam bagian ini adalah khususnya prilaku guru berhubungan dengan

profesinya. Hal ini berhubungan dengan bagaimana pola tingkah laku guru dalam

memahami, menghayati serta mengamalakan sikap kemampuan dan sikap

profesionalnya. Pola tingkah laku guru berhubungan dengan itu akan dibicarakan

sesuai dengan sasarannya, yakni sikap propesional keguruan terhadap: Peraturan

perundang-undangan, organisasi profesi, teman sejawat, anak didik, tempat kerja,

pemimpin dan pekerjaan.

Sedangkan menurut Soetjipto dkk mengatakan bahwa: Guru Indonesia harus

menunaikan karyanya dengan mempedomani dasar-dasar atau kode etik guru sebagai

berikut:

a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia

Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.

c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan

melakukan bimbingan dan pembinaan.

d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang

berhasinya proses belajar-mengajar.

8Muhammad Saroni, Personal Branding Guru:Meningkatkan Kualitas dan Profesionalitas Guru,

(Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2011), cet ke 1, hlm. 9

Page 30: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

14

e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat

sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama

terhadap pendidikan.

f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan

mutu dan martabat profesinya.

g. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan

kesetiakawanan sosial.

h. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisai

PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.

i. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang

pendidikan.9

Dari beberapa pengertian guru di atas dapat dikatagorikan sebagai tugas guru

secara umum, sedangkan tugas guru terutama guru agama adalah mengajarkan ilmu

pengetahuan agama islam, menanamkan keimanan dalam jiwa anak, mendidik anak

agar taat menjalankan agama, dan mendidik anak agar berbudi pekerti yang mulia.

2. Peranan Guru

Peran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti perangkat tingkah

laku yang dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat. Setelah

mendapat akhiran “an”, kata peran memiliki arti yang berbeda, di antaranya:

a. Peranan adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu

peristiwa.

b. Peranan adalah kosekuensi atau akibat kedudukan atau status seseorang .

c. Peranan adalah lakon yang dimainkan oleh seorang pemain.10

Peranan juga memiliki makna “Suatu bagian memegang pimpinan yang terutama

(terjadinya suatu hal atau peristiwa) misalnya tenaga ahli dan buruh yang memegang

peranan penting dalam pembangunan Negara”.11

9Soetjipto dkk, Profesi Keguruan, (Jakarta : Rineka Cipta, Desember 2007), cet ke 3, hlm. 34

10

Adi Gunawan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Surabaya: Kartika, 2003), hlm. 640

11

Adi Gunawan, Op. Cit., hlm. 655

Page 31: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

15

Menurut Suparlan peranan guru dapat dibagi menjadi:

a. Guru berperan sebagai pendidik tugasnya mengembangkan kepribadian dan

membina budi pekerti.

b. Guru sebagai tenaga mengajar tugasnya menyampaikan ilmu pengetahuan

melatih keterampilan, merancang pengajaran, melaksanakan pembelajaran,

menilai aktivitas pembelajaran.

c. Guru sebagai Fasilitator, yaitu memberikan motivasi siswa, membantu,

membimbing siswa dalam proses pembelajaran di dalam dan di luar kelas.

d. Guru sebagai Pembimbing, yaitu memberikan petunjuk atau bimbingan

tentang gaya pembelajaran siswa, mencari kekuatan dan kelemahan siswa.

e. Guru sebagai Pelayan, yaitu memberikan layanan pembelajaran yang nyaman

dan aman sesuai dengan individual siswa.

f. Guru sebagai Perancang, guru menyusun program pengajaran dan

pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku.

g. Guru sebagai Pengelola, yaitu melaksanakan administrasi kelas.

h. Guru sebagai Inovator, yaitu bertugas meningkatkan kemampuan dan

keterampila dalam menggunakan strategi dan metode mengajar.

i. Guru sebagai Penilai, yaitu guru bertugas menyusun tes dan penilaian

terhadap siswa secara objektif.12

Menurut M. Dimyati Mahmud peranan guru yang penting dapat disebutkan

sebagai berikut:

a. Guru sebagai pembuat keputusan.

b. Guru sebagai motivator.

c. Guru sebagai menejer.

d. Guru sebagai pemimpin.

e. Guru sebagai konselor.

f. Guru sebagai insinyur atau pereka yasa lingkungan, dan

g. Guru sebagai model.

Demikian tujuh macam peranan guru yang penting itu. Bukan main, sungguh

tidak ringan memangku jabatan guru itu. Pernyataan ini barangkali akan lebih

diterima dan dimengerti apabila di telaah beberpa prilaku yang “recommended” untuk

mengajar yang efektif.13

12Suparlan, Menjadi Guru Efektif, (Yogyakarta: Hidayat Publishing, 2005), hlm. 27

13

Dimyati Mahmud, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan, (Yogyakarta: Oktober

2009), cet ke 2, hlm. 25-28

Page 32: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

16

3. Kompetensi Guru

Menurut Jejen Musfah, “Kompetensi di dalam bahasa Indonesia merupakan kata

serapan dari bahasa inggris yaitu kata competence, yang berari kecakapan dan

kemampuan”.14

Kecakapan dan kemampuan ini diperoleh memalui pendidikan,

pelatihan, dan belajar mandiri. Sebagaimana dikutip Outson (2004: 114) kompetensi

ialah “Deskripsi tentang suatu yang harus dapat dilakukan oleh seseorang yang

bekerja dalam bidang profesi tertentu”.15

Artinya suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemapuan seseorang,

baik yang kualitatif maupun kuantitatif. Menurut Piet dan Ida Saherti sebagaimana

dikutip oleh Kunandar mengatakan bahwa “kompetensi adalah kemampuan

melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pedidikan dan pelatihan yang bersifat

efektif, kognitif, dan performen”.16

Sedangkan dalam UU no. 14 tahun 2005 tentang

guru dan dosen pasal 1 ayat 10 disebutkan “Kompetensi adalah seperangkat

pengetahuan, keterampilan, dan prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai

oleh guru atau dosen dalam melakukan tugas keprofesionalannya”.17

Seseorang guru harus memiliki 4 Kompetensi Dasar yaitu kompetensi pedagogic,

kepribadian, social, dan professional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam

kinerja guru. (Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun

2007) sebagai berikut:

14Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan

Praktik, (Jakarta: Kencana, 2011), cet ke 1, hlm. 27

15

Ibid., hlm. 28

16Kunandar, Guru Profesional Implemenasi Kurikulum Tingkat satu Pendidikan (KTSP) dan

Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2007), cet ke 1, hlm. 52

17

UU RI No. 14 Tahun 2005 Tantang Guru dan Dosen, (Jakarta : Sinar Grafika, 2009), cet ke 2,

hlm. 4

Page 33: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

17

a. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik menurut Suparno (200:52) disebut juga kemampuan

dalam pembelajaran atau pendidikan yang memuat pemahaman akan sifat, ciri

anak didik dan perkembangannya, mengerti beberapa konsep pendidikan yang

berguna untuk membantu siswa, menguasai beberapa metodologi mengajar

yang sesuai dengan bahan dan perkembangan siswa, serta menguasai sistem

evaluasi yang tepat dan baik yang pada gilirannya semakin meningkat

kemampuannya.18

Menurut Jejen Musfah, “Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan dalam

pengelolaan peserta didik yang meliputi pemahaman tentang peserta didik,

pengembangan kurikulim/silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan

pendidikan yang mendidik dan dialogis, evaluasi hasil belajar dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya”.19

b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian menurut Suparno (2001:47) adalah mencakup

kepribadian yang utuh, berbudu luhur, jujur, dewasa, beriman, bermoral,

kemampuan mengaktualisasikan diri seperti disiplin, tanggung jawab, peka,

objekti, luwes, berwawasan luas, dapat berkomunikasi dengan orang lain,

kemampuan mengembangkan profesi seperti berpikir kreatif, kritis, reflektif,

mau belajar sepanjang hayat dan diambil keputusan dll.

c. Kompeteni Profesional

Profesi adalah salah satu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian

(expertise) para anggotanya. Artinya pekerjaan itu tidak bisa dilakukan oleh

sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk

melakukan pekerjaan itu. Professional menujuk pada dua hal, yaitu orang

18 Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007

19

Jejen Musfah, op. cit, hlm. 30

Page 34: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

18

yang menyandang profesi, penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan

sesuai dengan profesinya (seperi misalnya dokter).

Makmum (1996: 82) menyatakan bahwa teacher performance diartikan

kinerja guru atau hasil kerja atau penampilan kerja. Secara konseptual dan

umum penampilan kerja guru itu mencakup aspek, kemampuan professional,

kemampuan social, dan kemampuan personal.

d. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial meliputi: memiliki empati pada orang lain, memiliki

toleransi pada orang lain, memiliki sikap dan kepribadian yang positif serta

melekat pada setiap kompetensi yang lain, dan mampu bekerja sama pada

orang lain.

Menurut Gadner (1983) dalam Sumardi (Kompas, 18 maret 2006) kompetensi

sosial itu sebagai social intelligence atau kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial

merupakan salah satu dari sembilan kecerdasan (logika, bahasa, musik, raga,

ruang, pribadi, alam, dan kuliner) yang berhasil diidentifikasi Gardner. Semua

kecerdasan itu dimiliki oleh seseorang.20

4. Syarat Menjadi Guru

Jabatan guru dikenal sebagai suatu pekerjaan profesional, artinya jabatan ini

memerlukan keahlian khusus. Sebagaimana orang menilai bahwa dokter, insinyur,

ahli hokum, dan sebagainya sebagai profesi tersendiri maka guru pun adalah suatu

profesi tersendiri. Pekerjaan ini tidak bisa dikerjakan oleh sembarang orang tanpa

memiliki ke ahlian sebagai guru. Banyak orang yang pandai berbicara tertentu,

namun demikian belum dapat disebut sebagai seorang guru. Ada perbedaan yang

prinsipil antara guru yang profesional dengan guru yang bukan professional. 21

Demikian pula halnya seorang guru profesional, oleh karena dia menguasai betul

tentang seluk-beluk pedidikan dan pengajaran serta ilmu-ilmu lainnya. Tambah lagi

dia telah mendapatkan pendidikan khusus untuk menjadi guru dan memiliki keahlian

20Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007

21

Departemen Agama, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: 2005), cet ke 4,

hlm. 65

Page 35: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

19

khusus yang diperlukan untuk jenis pekerjaan ini maka sudah dapat dipastikan bahwa

hasil usahanya akan lebih baik.

Karena pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional maka untuk menjadi guru

harus pula mengetahui persyaratan yang berat. Beberapa diantaranya ialah:

a. Harus memiliki bakat sebagai guru

b. Harus memiliki keahlian sebagai guru

c. Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi

d. Memilki mental yang sehat

e. Berbadan sehat

f. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas

g. Guru adalah manusia berjiwa pancasila

h. Guru adalah seorang warga Negara yang baik.22

Dalam Undang-undang RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bab IV

Pasal 8 di sebutkan ada 5 syarat sebgai seorang guru, yaitu:

a. Memiliki kualifikasi akademik

Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi

oleh seorang guru atau pendidik yang dibuktikan dengan ijazah atau sertifikasi

keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

b. Memiliki kompetensi

Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan prilaku

yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan.

c. Memiliki sertifikat pendidik

Sertifikat pendidik adalah sertifikat yang ditandatangani oleh perguruan tinggi

penyelenggara sertifikasi sebagai bukti formal pengakuan guru yang diberikan

kepada guru sebagai tenaga professional. Sertifikat pendidik diberikan kepada

guru yang telah memenuhi standar profesi guru melalui proses sertifikasi.

22Ibid., hlm. 66

Page 36: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

20

d. Sehat jasmani dan rohani

Yang dimaksud dengan sehat jasmani dan rohani adalah kondisi kesehatan

fisik dan mental yang memungkinkan guru dapat melaksanakan tugas dengan

baik. Kondisi kesehatan fisik dan mental tersebut tidak ditujukan kepada

penyandang cacat.

e. Memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional

Guru harus mempunyai kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional sebagaimana yan disebutkan dalam Undang-undang RI No 20 Tahun

2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 : “Pendidikan

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.”23

5. Kualifikasi Guru

Sejalan dengan perkembangan tuntutan kebutuhan manusia, orang tua dalam

situasi tertentu tidak dapat memenuhi semua kebutuhan pendidikan anaknya. Oleh

karena itu mereka melimpahkan pendidikan anaknya kepada orang lain. Namun

pelimpahan itu tidak begitu saja mengurangi tanggung jawab mereka sebagai orang

tua, mereka tetap mempunyai tanggung jawab dan peran yang sangat penting dalam

masalah pendidikan anaknya. Mereka dituntut untuk mempersiapkan anak-anaknya

agar beriman kepada Allah dan mempunyai akhlak yang mulia, membimbingnya

untuk kematangan berfikir dan keseimbangan psikis serta mengarahkannya agar

membekali diri dengan berbagai ilmu dan keterampilan yang bermanfaat, karena anak

merupakan amanat dari Allah yang harus dijaga.

23 Undang-undang RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bab IV Pasal 8

Page 37: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

21

Namun guru bukan hanya menerima amanat dari orang tua untuk mendidik

anaknya, melainkan dari setiap orang yang memerlukan bantuan untuk mendidiknya.

Sebagai pemegang amanat, guru bertanggung jawab atas amanat yang diserahkan

kepadanya.

Guru adalah pendidik professional, Karen ia telah merelakan dirinya menerima

dan memikul tanggung jawab pendidian yang terpikul dipundak para orang tua.

Mereka itu, tatkala menyerahkan anaknya ke sekolah, sekaligus berati melimpahkan

sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru. Hal itu pun menunjukkan

pula bahwa orang tua tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada kesembarang

guru atau sekolah karena tidak sembarang orang dapat menjadi guru.

Menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya menyatakan, Dilihat dari ilmu

pendidikan islam, maka secara umum untuk menjadi guru yang baik dan diperkirakan

dapat memenuhi tanggung jawab yang dibebankan kepadanya, maka guru harus

memiliki syarat-syarat dibawah ini:

a. Berijazah

Tentu saja yang dimaksud dengan ijazah disini ialah ijazah yang dapat

memberi wewenang untuk menjalankan tugas sebagai guru di suatu sekolah

tertentu. Pemerintah telah mengadakan berbagai sekolah dan kursus-kursus serta

akademi-akademi yang khusus untuk mendidik orang-orang yang akan ditugaskan

menjadi guru di berbagai sekolah, sesuai dengan wewenang ijazahnya masing-

masing.

b. Sehat Jasmani dan Rohani

Sebagai calon guru pun syarat kesehatan itu merupakan syarat yang tidak

dapat diabaikan. Seorang guru yang berpenyakit menular akan membahayakan

kesehatan anak-anak dan membawa akibat yang tidak baik dalam tugasnya

sebagai pengajar dan pendidik.

Page 38: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

22

c. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Sebagai calon guru tentu saja harus bertqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,

karena dengan nilai ketqwaan yang dimilikinya, ia dapat mengajarkan kebaikan

dan contoh tauladan yang baik bagi anak didiknya.

d. Bertanggung Jawab

Seorang guru yang baik harus bertanggung jawab kepada tugasnya sebagai

seorang guru, yaitu dapat bertanggung jawab ketika mengajar dan mendidik anak

didiknya dengan baik.

e. Berjiwa Nasional

Bangsa Indonesia terdiri atas berberapa suku bangsa yang berlain-lain bahasa

dan adat-istiadatnya. Tambahan pula telah kurang lebih 350 tahun bangsa

Indonesia mengalami penjajahan bangsa asing yang telah sengaja memecahbelah

persatuan Nasionalnya dengan berbagai macam jalan. Untuk menenemkan

kembali perasaan dan jiwa kebangsaan itu merupakan tugas yang penting sekali

bagi para guru dan pendidik umumnya.24

Guru, sesuai dengan tujuan Pendidikan Islam tidak mungkin mendidik anak agar

bertaqwa kepada Allah, jika ia sendiri tidak bertaqwa kepada-Nya. Budi pekerti guru

pun sangat penting pendidikan watak murid, guru harus menjadi suru tauladan,

karena anak-anak bersifat suka meniru. Diantara tujuan pendidikan adalah

membentuk akhlak baik pada anak dan ini hanya mungkin jika guru itu berakhlak

baik pula. Guru yang tidak berakhlak baik tidak mungkin dipercayakan

pekerjaanmendidik. Yang dimaksud dengan akhlak baik dalam ilmu pendidikan islam

adalah akhlak yang sesuai dengan ajaran islam, seperti dicontohkan oleh pendidik

utama, Muhammad SAW.

Ngalim Purwanto mengutip UU No 12 Tahun 1945 Pasal 3 mengatakan: “Tujuan

pendidikan ialah membentuk manusia susila. Ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha

Esa, kesusilaan, watak atau budi pekerti yang baik, tidak mungkin diberikan oleh

24Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

Oktober 2011), cet ke 20, hlm. 139-142

Page 39: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

23

orang-orang yang tidak berketuhanan yang Maha Esa atau taat beribadat menjalankan

agamanya dan tidak berkelakuan baik”.25

Maka bertqwa kepad Tuhan yang Maha Esa dan berkelakuan baik adalah sangat

diwajibkan bagi guru, karena anak-anak bersifat suka meniru. Guru berkarakter

cerminan siswa berkarakter.

Syarat-syarat seperti yang telah diuraikan diatas adalah syarat-syarat umum, yang

sangat berhubungan dengan jabatan guru di dalam masyarakat. Sedangkan syarat-

syarat yang harus dimiliki oleh guru al-Qur‟an Hadits antara lain:

1) Berkepribadian muslim

2) Menguasai ilmu tajwid

3) Fashih

4) Tartil atau perlahan-lahan

Itulah syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang guru al-Qur‟an Hadits yang

pertama guru harus mempunyai pribadi muslim dalam artian guru tersebut

mempunyai kepribadian yang sesuai dengan ajaran islam, kemudian guru al-Qur‟an

Hadits wajib menguasai ilmu tajwid, karena seorang qori yang memiliki suara merdu

dan pandai membaca al-Qur‟an. Bacaan yang baik mempunyai pengaruh tersendiri

bagi pembaca dan pendengar dalam memahami makna-makna al-Qur‟an dan

menangkap rahasia kemukjizatannya, secara khusu dan rendah diri.

Seorang guru al-Qur‟an Hadits tentunya harus orang Islam dan dapat memahami

makna kandungan al-Qur‟an dan Hadits, serta dapat mengamalkannya dengan hati

yang ikhlas.

Menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya menyatakan, Selain mempunyai

syarat-syarat tersebut diatas seorang guru harus mempunyai sifat-sifat yang

menunjang kegiatannya. Sifat-sifat guru secara umum antara lain:

a. Adil

b. Percaya dan suka kepada murid-muridnya

c. Sabar dan rela berkorban

d. Memiliki wibawa (gezag) terhadap anak-anak

e. Penggembira

25Ibid, hlm. 141

Page 40: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

24

f. Bersikap baik terhadap guru-guru lainnya

g. Bersikap baik terhadap masyarakat

h. Benar-benar menguasai mata pelajarannya

i. Suka kepada mata pelajaran yang diberikannya

j. Berpengetahuan luas.26

Guru haruslah seorang yang mempunyai perhatian intelektual yang luas dan yang

tidak kunjung padam. Pekerjaan guru berlainan dengan pegawai kantor lain. Para

guru hendaknya dapat melihal lebih banyak lagi, memikir lebih banyak lagi dan

mengerti lebih banyak dari pada orang lain di dalam masyarakat tempat ia hidup.

Pendeknya, ia harus mengetahui lebih banyak tentang dunia ini.

Kualifikasi guru atau pendidik dijelaskan pada pasal 42 ayat 1, 2, dan 3. Pendidik

harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang

kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Mengenai kualifikasi guru ini, diperkuat lagi dalam UU No. 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan guru adalah

pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Menurut Rugaiyah dkk, “Adapun kedudukan guru sebagai tenaga professional

pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini

pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga professional dibuktikan dengan

sertifikat pendidik”.27

Menurut Jejen Musfah dalam bukunya menyatakan, “Guru harus dapat

merancang pembelajaran yang tidak semata menyentuh aspek kognitif, tetapi juga

dapat mengembangkan keterampilan dan sikap siswa. Maka, guru haruslah individu

26Ibid, hlm. 143-148

27

Rugaiyah dkk, Profesi Kependidikan, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011), cet ke 1, hlm. 12

Page 41: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

25

yang kaya pengalaman dan mampu mentrasformasikan pengalamannya itu pada siswa

dengan cara yang variatif”.28

Menurut Jejen Musfah, Guru harus memahami bahwa semua siswa dalam

seluruh konteks pendidikan itu unik. Dasar pengetahuan tentang keragaman sangat

penting, dan termasuk perbedaan dalam: kecerdasan, emosional, bakat, dan bahasa.

Demikian juga seorang guru harus memperlakukan siswa dengan respek, apakah ia

dari keluarga miskin atau kaya. Guru harus mampu mengarahkan siswa untuk fokus

pada kemampuannya dalam bidang tertentu dan menunjukkan cara yang tepat untuk

meraihnya.29

Menurut Muhammad Saroni, “Guru adalah seorang professional sehingga setiap

kegiatan yang dilakukan merupakan perwujudan dari konsep-konsep dasar profesi”.30

Menurut Mohammad Athiyah Abrasy yang dikutip oleh Abudin Nata dalam

bukunya Filsafat Pendidikan Islam 1, misalnya menyebutkan tujuh sifat yang harus

dimiliki guru. Tujuh sifat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Zuhud

Seorang guru harus memiliki sifat zuhud, yaitu tidak mengutamakan untuk

mendapatkan materi dalam tugasnya, melainkan karena mengharapkan keridhaan

Allah semata-mata. Ini tidak berati bahwa seorang guru harus hidup miskin,

melarat dan sengsara, melainkan ia boleh memiliki kekayaan sebagaimana

lazimnya orang lain. Dan ini tidak berati pula bahwa guru tidak boleh menerima

pemberian atau upah dari muridnya, melaikan ia boleh saja menerima pemberian

atau upah tersebut, karena jasanya dalam mengajar.31

b. Bersih jiwanya

Seorang guru memiliki jiwa yang bersih dari sifat dan akhlak yang buruk,

jauh dari dosa dan kesalahan, bersih jiwa, terhindar dari dosa besar, pamer,

dengki, permusuhan, dan sifat-sifat lainnya yang tercela menurut agama islam.

28Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan

Praktik, (Jakarta : Kencana, 2011), cet ke 1, hlm. 32

29

Ibid, hlm. 33

30

Muhammad Saroni, Personal Branding Guru:Meningkatkan Kualitas dan Profesionalitas Guru,

(Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2011), cet ke 1, hlm. 25

31

Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997), cet ke. 1, hlm.

71

Page 42: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

26

Timbulnya sifat guru yang demikian itu didasarkan kepada hadits Rasulullah saw.

Yang diriwayatkan oleh Baihaqi yang artinya:

Rusaknya umatku adalah karena dua macam orang, “seorang alim yang

durjana dan seorang shaleh yang jahil”, orang yang paling baik adalah ulama

yang baik dan orang yang paling jahat adalah orang yang bodoh. (H.R. baihaqi)

c. Ikhlas dalam melaksanakan tugasnya

Seorang guru harus ikhlas dalam melaksanakan tugasnya karena keikhlasan

dan kejujuran seorang guru di dalam pekerjaannya merupakan jalan terbaik

kearah suksesnya dalam tugas dan sukses murid-muridnya. Tergolong ikhlas ini

adalah seorang guru yang sesuai antara kata dengan perbuatannya, melakukan apa

yang ia ucapkan.

d. Bersifat pemaaf

Seorang guru juga harus bersifat pemaaf terhadap murid-muridnya. Ia

sanggup menahan diri, menahan kemarahan, lapang hati, banyak sabar, dan

jangan pemarah, karena sebab-sebab yang kecil. Seorang guru harus pandai

menyembunyikan kemarahannya, menampakkan kesabaran, hormat, lemah

lembut, kasih saying, dan tabah dalam mencapai sesuatu keinginan. Selain itu

seorang guru harus memiliki kepribadian dan harga diri.

e. Menempatkan diri sebagai seorang bapak

Seorang guru harus dapat menempatkan dirinya sebagai seorang bapak

sebelum ia menjadi seorang guru. Dengan sifat ini seorang guru harus mencintai

murid-muridnya seperti cintanya terhadap anak-anaknya sendiri. Mencintai anak

murid yang bukan anak kandungnya sendiri adalah merupakan pekerjaan yang

secara psikologis cukup berat. Namun, apabila hal itu dapat dilakukan, maka

sesungguhnya dialah seorang bapak yang suci dan seorang bapak yang teladan.

f. Mengetahui tabiat murid

Seorang guru harus mengetagui bakat, tabiat, dan watak murid-muridnya.

Dengan pengetahuan seperti ini, maka seorang guru tidak akan salah dalam

mengarahkan anak muridnya. Pemahaman yang mendalam terhadap tabiat dan

Page 43: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

27

bakat para murid termasuk bagian yang diharuskan oleh para pakar di abad

modern ini. Oleh sebab itu, sebelum seorang murid diberikan pelajaran tertentu, ia

harus terlebih dahulu, termasuk di dalamnya adalah tes bakat dan watak.

g. Menguasai materi

Seorang guru harus menguasai bidang studi yang akan diajarkannya. Seorang

guru harus sanggup menguasai mata pelajaran yang diberikan serta memperdalam

pengetahuannya tentang itu, sehingga pelajaran tidak bersifat dangkal, tidak

memuaskan dan tidak menyenangkan orang yang lapar ilmu.

Sifat-sifat guru tersebut di atas pada garis besarnya dapat di bagi menjadi dua

bagian. Pertama, sifat yang berkaitan dengan ke pribadian. Kedua, sifat yang

berkaitan dengan keahlian akademik. Sifat-sifat tersebut masih umum, dalam arti

berlaku pada setiap jenjang, dan masih bias ditambahkan lagi dengan sifat-sifat lebih

khusus yang disesuaikan dengan jenjang atau tingkatan guru tersebut.32

6. Peranan Guru Dalam Proses Belajar Mengajar

Pada hakikatnya dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar mengajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berati bahwa berhasil tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung bagaimana proses belajar mengajar

dirancang dan dijalankan secara professional. Setiap kegiatan belajar mengajar selalu

melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebgai pengajar merupakan

pencipta kondisi belajar siswa yang di desain secara sengaja, sistematis, dan

berkesinambungan. Sedangkan anak sebagai subjek pelajaran merupakan pihak yang

menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru.

Perpaduan kedua unsur manusiawi ini melahirkan interaksi edukatif dengan

memaafkan bahan ajar sebagai mediumnya. Pada kegiatan belajar mengajar,

keduanya (guru dan murid) saling mempengaruhi dan memberi masukan. Karena

itulah kegiatan belajar mengajar harus merupakan pihak yang menikmati kondisi

belajar yang diciptakan guru. Rumusan belajar mengajar tradisional selalu

32Ibid, hlm. 73-76

Page 44: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

28

menempatkan anak didik sebagai objek pembelajaran dan guru sebagai subjeknya.

Rumusan seperti ini membawa konsekuensi terhadap kurang bermaknanya

kedudukan anak dalam proses pembelajaran, sedangkan guru menjadi faktor yang

sangat dominan keseluruhan proses belajar mengajar. Pendekatan berusaha melihat

bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan milik guru dan murid dalam kedudukan

yang setara, namun dari segi fungsi berbeda.

Menurut Zakiyah Daradjat, dkk, Fungsi sentral guru adalah mendidik (fungsi

educational). Fungsi sentral ini berjalan sejajar dengan atau dalam melakukan

kegiatan mengajar (fungsi intruksional) dan kegiatan membimbing, bahkan dalam

setiap tingkah lakunya dalam berhadapan dengan murid (interaksi edukatif)

senantiasa terkandung fungsi mendidik. Dalam pada itu guru pun harus mencatat

dan melaporkan pekerjaannya itu kepada berbagai pihak yang berkepentingan atau

sebagai bahan yang dapat digunakannya sendiri untuk meningkatkan efektifitas

pekerjaannya (sebagai umpan balik). Yang terakhir itu dikenal sebagai tugas

administrasi (fungsi manajerial).33

Anak merupakan subjek pembelajaran dan menjadi inti dari setiap kegiatan

pendidikan. Proses pengajaran yang mengesampingkan martabat anak bukanlah

proses pendidikan yang benar. Bahkan merupakan kekeliruan yang tidak bias

diabaikan begitu saja. Karena itulah inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan

belajar anak didik dalam mencapai satuan tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran tentu

saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif, tetapi pikiran dan

mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai.

Ini sama halnya dengan anak didik tidak belajar, karena anak didik merasakan

perubahan di dalamnya.

Mengajar merupakan kegiatan dimana keterlibatan individu anak didik mutlak

adanya. Apabila tidak ada anak didik atau objek didik, siapa yang diajar. Hal ini perlu

sekali disadari guru agar tidak terjadi kesalahan tafsir terhadap kegiatan pengajaran.

Karena itu, belajar dan mengajar merupakan istilah yang sudah baku dan menyatu

dalam konsep pengajaran atau pendidikan.

33Zakiyah Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumu Aksara,

1995), cet ke. 1, hlm. 264-265

Page 45: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

29

Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap

keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membentuk

perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.

Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk lemah, yang dalam

perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir, bahkan pada saat

meninggal. Semua itu menunjukkan bahwa setiap orang membutuhkan orang lain

dalam perkembangannya, demikian halnya peserta didik, ketika orang tua

mendaftarkan anaknya ke sekolah dapat berkembang secara optimal.

Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik

tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru

perlu memperhatikan peserta didik secara individual, karena antara satu peserta didik

dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar.

Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan

belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara

optimal.

B. Baca Tulis Al-Qur’an

1. Pengertian Baca Tulis al-Qur’an

Menurut Abuddin Nata, Membaca dalam bahasa Indonesia berasal dari kata

dasar baca, yang secara sederhana dapat diartikan sebagai ucapan lafadz bahasa

lisan. Sedangkan menurut Al-Raghib al-Asfhani yang dikutip oleh Abuddin Nata

menyatakan bahwa “Membaca dari kata qara‟ yang terdapat pada surat al-alaq ayat

yang pertama secara harfiah kata qara‟ tersebut berate menghimpun huruf-huruf dan

kalimat yang satu dengan kalimat lainnya dan membentuk suatu bacaan.34

Menurut M. Silitonga dkk, Membaca adalah salah satu proses kejiwaan yang

sangat rumit yang berlangsung pada diri pembaca. Pada dasarnya pembaca

merekontruksi amanat atau isi yang tersurat dan yang tersirat dalam bacaan yang

dihadapinya. Kemampuan membaca adalah hasil proses belajar dan pembentukan

yang terus-menerus. Menurut pendapat para ahli, kemampuan ini bukanlah warisan

34Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy), (Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada, Agustus 2010), Cet ke-4, hlm. 43

Page 46: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

30

biologis turun-menurun seperti halnya warna kulit, bentuk rambut, dan ciri-ciri

jasmaniah lainnya.35

Menurut Hernowo, “Membaca adalah mengobarkan gagasan dan upaya kreatif.

Membaca setara dengan berpikir menggunakan pikiran orang lain, bukan pikiran

sendiri. Dengan membaca, kita mampu menyalami pikiran orang lain dan

menambahkan pikiran serta pengalaman orang lain ke dalam pemikiran dan

pengalaman kita sendiri”.36

Dari beberapa pengertian di atas sulit kiranya diperoleh definisi membaca yang

seragam. Namun tampak keseragaman di antara para ahli untuk mengatakan bahwa

membaca sedikitnya menyangkut tiga hal, pertama, membaca melibatkan proses

kognitif, kedua, membaca menuntut berbagai keterampilan, ketiga, membaca selalu

melibatkan proses pemahaman.

Apabila pengertian membaca dikaitkan dengan kata al-Qur‟an sehingga menjadi

pengertian membaca al-Qur‟an, maka akan berate melihat tulisan yang ada pada al-

Qur‟an dan melisankannya. Akan tetapi membaca al-Qur‟an bukan hanya melisankan

huruf, tetapi mengerti apa yang diucapkan, meresapi isinya, serta mengamalkannya.

Wahyu pertama yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, adalah

perintah untuk membaca, dan melalui membaca Allah mengajarkan manusia sesuatu

atau pengetahuan yang tidak diketahuinya (Surat Al-Alaq, 96:1-5). Secara tersirat

dalam perintah membaca tersebut mengandung arti bahwa dengan membaca manusia

akan memperoleh ilmu pengetahuan.

Menurut E. Badri dkk dalam bukunya menyatakan, “Selanjutnya dalam proses

membaca ada dua aspek yang saling berhubungan dan merupakan sesuatu yang mesti

35M. Silitonga dkk, Kemampuan Berbahasa Indonesia Siswa Kelas III SMP Sumatra

Utara:Membaca dan Menulis, (Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta), hlm. 8

36

Hernowo, Quantum Reading Cara Cepat nan Bermanfaat Untung Merangsang Munculnya

Potensi Membaca, (Bandung : Mizan Learning Center, 2003), Cet ke-2, hlm. 35

Page 47: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

31

ada yaitu pembaca dan objek yang dibaca. Objek bacaan inilah yang kemudian akan

menjadikan si pembaca memperoleh pengetahuan baru dari yang dibacanya itu”.37

Kesimpulan dari beberapa uraian di atas adalah bahwa pembelajaran atau

pembinaan baca tulis al-Qur‟an adalah kegiatan pembelajaran membaca dan menulis

yang ditekankan pada upaya memahami informasi, tetapi ada pada tahap

menghafalkan, lambang-lambang dan mengadakan pembiasaan dalam melafalkannya

serta cara menuliskannya. Adapun tujuan dari pembinaan dan pembelajaran baca tulis

al-Qur‟an ini adalah agar dapat membaca kata-kata dengan kalimat sederhana dengan

lancar dan tertib serta dapat menulis huruf dan lambang-lambang arab dengan rapih,

lancar dan benar.

2. Tujuan Pengajaran Baca Tulis Al-Qur’an

Tujuan pengajaran baca tulis al-Qur‟an adalah membina manusia secara pribadi

dan kelompok sehingga mampu membaca dan menulis al-Qur‟an serta mampu

menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya guna membangun

dunia sesuai dengan konsep yang ditetapkan oleh al-Qur‟an.

Tujuan yang akan dicapai dalam bidang pengajaran Baca Tulis al-Qur‟an serta

mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah swt, atau sekurang-kurangnya

mempersiapkan diri ke jalan yang mengacu kepada tujuan akhir manusia, yaitu

beriman kepada Allah tunduk dan patuh secara total kepada-Nya, sebagaimana firman

Allah dalam al-Qur‟an surat adz-Dzariyat/51 ayat 56:

)سورة الذارات(

Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku. (Qs. Adh-Adzariyat [51] 56)38

37E. Badri dkk, Kemampuan Membaca Dan Menulis Huruf Al-Qur’an Pada Siswa SMA (Studi

Kausal Komparatif di Lima Belas Propinsi), (Jakarta : Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang

dan Diklat Departemen Agama RI, 2008), Cet ke-1, hlm. 7

38

Al-Qur‟an dan Terjemah, Qs. Adh-Adzariyat [51] : ayat 56

Page 48: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

32

Bedasarkan surat adz-dzariyat ayat 56 tersebut di atas, dapatlah disimpulkan

bahwa tujuan penciptaan manusia menurut al-Qur‟an adalah beribadah kepada Allah

dalam arti seluas-luasnya yang tercermin dalam akhlak mulia dalam berbagai dasar,

yang selanjutnya dapat dikembangkan sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

3. Dasar Pengajaran Al-Qur’an

Diantara kemurahan Allah terhadap manusia, adalah bahwa Dia tidak saja

menganugrahkan fitrah yang suci yang dapat membimbingnya kepada kebaikan,

bahkan juga dari masa ke masa mengutus seorang Rasul yang membawa kitab

sebagai pedoman hidup dari Allah, mengajak manusia agar beribadah hanya kepada-

Nya semata. Menyampaikan kabar gembira dan memberikan peringatan, agar tidak

ada alas an bagi manusia untuk membantah Allah setelah datangnya para Rasul.

Menurut Taufik Abdullah dkk, “Dimata iman, al-Qur‟an adalah kalam Allah

yang terakhir yang dahulunya dibawa oleh al-Ruh al-Amin ke dalam hati Muhammad

agar ia tampil sebagai pemberi peringatan kepada manusia (al-Syu‟ara: 193-194).

Dasar al-Qur‟an bukanlah ilmu atau pun hukum, tetapi moral, dari mana mengalir

penekanannya atas prinsip monoteisme dan keadilan sosial ekonomi”.39

Al-Qur‟an adalah risalah Allah untuk seluruh umat manusia. Banyak dalil-dalil

yang secara mutawatir diriwayatkan berkaitan dengan masalah ini, baik al-Qur‟an

maupun dari sunnah, diantaranya:

“Katakanlah (hai Muhammad); Hai sekalian manusia! Sesungguhnya Aku

adalah pesuruh Allah kepada kamu semua, (diutus oleh Allah) yang menguasai langit

dan bumi, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang menghidupkan

dan mematikan. Oleh sebab itu, berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi

yang ummi yang beriman kepada Allah dan kalimat-kalimatNya (kitab-kitabNya);

ikutilah dia, supaya kamu mendapat hidayah.” (Al-A’raf : 158)

39Taufik Abdullah dkk, Metodologi Penelitian Agama sebuah pengantar, (Yogyakarta : Tiara

Wacana, 1998), Cet ke-1, hlm. 126

Page 49: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

33

“Maka berkata Tuhan yang menurunkan Al-Furqon kepada hamba-hamba-Nya

(Muhammad), untuk menjadi peringatan bagi seluruh penduduk alam.” (Al-Furqon :

1)

”Barang siapa yang mengharapkan pertemuan dengan Allah, maka

sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang

Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (Al-Ankabut : 5)

Nabi bersabda: “Setiap Nabi diutus kepada kaumnya secara khusus, sedangkan

saya diutus kepada seluruh manusia.”

Maka tidaklah heran kalau al-Qur‟an dapat memenuhi segala tuntutan

kemanusiaan yang bedasar pada prinsip utama agama-agama samawi.

Dari ayat-ayat di atas dapat diketahui bahwa Allah swt telah menyerukan kepada

umat Islam untuk belajar al-Qur‟an sesuai dengan kamampuan yang dimiliki oleh

masing-masing individu karena mempelajarinya adalah wajib disamping juga

mendirikan sholat.

Dasar-dasar inilah yang dijadikan pijakan dalam pengajaran al-Qur‟an di

sekolah-sekolah atau lembaga-lembaga nonformal lainnya. Begitu pentingnya

mengajarkan al-Qur‟an maka usaha untuk menanamkan kecintaan dan kemampuan

membaca al-Qur‟an harus diterapkan sedini mungkin agar generasi muslim terlatih

dan terbiasa

4. Tata Cara atau Adab Membaca Al-Qur’an

Segala perbuatan yang dilakukan manusia memerlukan etika dan adab untuk

melakukannya, apalagi membaca al-Qur‟an yang memiliki nilai yang sangat sacral

dan beribadah agar mendapat ridha dari Allah swt yang dituju dalam ibadah tersebut.

Membaca al-Qur‟an tidak sama seperti membaca Koran atau buku-buku lainnya yang

merupakan kalam atau perkataan manusia belaka. Membaca al-Qur‟an adalah firman-

firman Tuhan dan berkomunikasi dengan Tuhan, maka seseorang yang membaca al-

Qur‟an seolah-olah berdialog dengan Tuhan. Oleh karena itu, diperlukan adab yang

Page 50: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

34

baik dan sopan di hadapan-Nya. Banyak adab membaca al-Qur‟an yang disebutkan

oleh para ulama, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Berguru secara Musyafahah

Seorang murid sebelum membaca ayat-ayat al-Qur‟an terlebih dahulu berguru

dengan seorang guru yang ahli dalam bidang al-Qur‟an secara langsung.

b. Niat Membaca dengan Ikhlas

Seseorang yang membaca al-Qur‟an hendaknya berniat yang baik, yaitu niat

beribadah yang ikhlas karena Allah untuk mencari ridha Allah, bukan mencari

ridha manusia untuk agar mendapatkan pujian darinya atau ingin popularitas

atau ingin mendapatkan hadiah materi dan lain-lain.

c. Dalam Keadaan Bersuci

Di antara adab membaca al-Qur‟an adalah bersuci dari hadas kecil, hadas

besar, dan segala najis, sebab yang dibaca adalah wahyu Allah atau firman

Allah, bukan perkataan manusia.

d. Memilih Tempat yang Pantas dan Suci

Tidak seluruh tempat sesuai untuk membaca al-Qur‟an. Ada beberapa tempat

yang tidk sesuai untuk membaca al-Qur‟an, seperti di WC, kamar mandi, pada

saat buang air, di jalan, di tempat-tempat kotor, dan lain-lain.

e. Menghadap Kiblat dan Berpakaian Sopan

Pembaca al-Qur‟an disunnahkan menghadap kiblat secara khusyu, tenang,

menundukan kepala, dan berpakaian yang sopan. Membaca al-Qur‟an adalah

beribadah kepada Allah swt.

f. Bersiwak (Gosok Gigi)

Di antara adab membaca al-Qur‟an adalah bersiwak atau gosok gigi terlebih

dahulu sebelum membaca al-Qur‟an, agar harum bau mulutnya dan bersih dari

sisa-sisa makanan atau bau yang tidak enak.

g. Membaca Ta’awwudz

Disunnahkan membaca ta’awwudz terlebih dahulu sebelum membaca al-

Qur‟an. Hanya membaca al-Qur‟an yang diperintahkan membaca ta’awwudz

Page 51: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

35

terlebih dahulu sebelum membacanya. Dengan demikian, membaca

ta’awwudz hanya dikhususkan untuk akan membaca al-Qur‟an saja.

h. Membaca al-Qur‟an dengan Tartil

Tartil artinya membaca al-Qur‟an dengan perlahan-lahan, tidak terburu-buru,

dengan bacaan yang baik dan benar sesuai dengan makhraj dan sifat-sifatnya

sebagaimana yang dijelaskan dalam ilmu tajwid.

i. Merenungkan Makna Al-Qur‟an

Di antara adab membaca al-Qur‟an adalah merenungkan arti ayat-ayat al-

Qur‟an yang dibaca, yaitu dengan menggerakkan hati untuk memahami kata-

kata al-Qur‟an yang dibaca semampunya atau yang digerakkan lidah sehingga

mudah untuk memahami dan kemudian diamalkan dalam praktik kehidupan

di tengah-tengah masyarakat.

j. Khusyu dan Khudhu

Di antara adab membaca al-Qur‟an adalah khusyu dan khudhu. Khusyu dan

khudhu artinya merendahkan hati dan seluruh anggota tubuh kepada Allah swt

sehingga al-Qur‟an yang dibaca mempunyai pengaruh bagi pembacanya.

k. Memperindah Suara

Al-Qur‟an adalah hiasan bagi suara, maka suara yang bagus akan lebih

menembus hati. Usahakan perindah suara dengan membaca al-Qur‟an dan

sangat disayangkan seseorang yang diberi nikmat suara indah lagi merdu tidak

digunakan untuk membaca al-Qur‟an.

l. Menyaringkan Suara

Masalah menyaringkan suara dalam membaca al-Qur‟an ada beberapa hadits

yang menerangkannya tentang keutamaannya, tetapi juga ada beberapa hadits

yang menjelaskan keutamaan pelan dan atau perlahan-lahan (israr).

m. Tidak Dipotong dengan Pembicaraan Lain

Bahwa membaca al-Qur‟an adalah dialog dengan Tuhan, karena al-Qur‟an

adalah firman-Nya. Maka diantara adabnya adalah tidak memotong bacaannya

Page 52: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

36

dengan pembicaraan lain atau ngobrol dengan orang lain, apalagi sambil

tertawa-tawa atau bermain-main.

n. Tidak Melupakan Ayat-Ayat yang Sudah Dihafal

Seorang yang sudah hafal al-Qur‟an atau hafal sebagian surah al-Qur‟an,

hendaknya tidak sengaja melupakannya. Apa yang sudah dihafal di luar

kepala atau yang sudah disimpan di dalam hati jangan dilupakan begitu saja.

Akan tetapi hendaknya selalu diingat, ditadaruskan, dan di mudzakarahkan,

misalnya selalu dibaca, baik dalam shalat sunnah maupun di luar shalat,

tadarus, dan lain-lain.

Demikian di antara adab dan etika membaca al-Qur‟an, sehingga al-Qur‟an dapat

dibaca selayaknya serta mempunyai pengaruh kepada jiwa pembacanya dalam

meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah swt, serta dalam membentuk pribadi

muslim yang sejati.40

Adab membaca al-Qur‟an diatas merupakan suatu pembiasaan yang harus

dilakukan seornag guru untuk dicontohkan kepada anak didiknya, sehingga anak

didik kita pun terbiasa melakukannya di mana saja mereka berada. Dengan harapan

setelah mempelajari al-Qur‟an dengan adab atau tatacara membaca al-Qur‟an secara

benar yang telah di sebutkan di atas bermanfaat baik untuk pengajaran maupun yang

belajar mendapatkan keberkahan dari ilmu al-Qur‟an tersebut.

5. Keutamaan Belajar dan Mengajar Al-Qur’an

Aktivitas belajar al-Qur‟an adalah merupakan aktivitas yang positif yang

diberikan apresiasi luar biasa oleh Rasulullah saw. Dalam hadits Nabi yang berbunyi:

الل عنو قال : قال عه عث و وسلم : مان به عفان رض رسول الل صلى الل عل

ز كم مه (اريتعلم القزأن وعلمو )رواه البخخ

40Abdul Majid Khon, Praktikum Qira’at, Keanehan Baca Al-Qur’an Qira’at Ashim dari Hafash,

(Jakarta : Amzah, 2013), cet ke 2, hlm. 35-46

Page 53: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

37

Artinya: Dari Usman bin Affan r.a ia berkata: bahwa Rasulullah saw bersabda:

“sebaik-baik kamu yaitu orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.”

(HR. Bukhari)

Menurut Manna‟ Khalil al-Qattan, Al-Qur‟anul karim adalah mukzizat Islam

yang kekal dan mukjizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Ia

diturunkan Allah kepada Rasulullah, Muhammad saw, untuk mengeluarkan

manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang, serta membimbing mereka ke

jalan yang lurus. Rasulullah saw, menyamoaikan Qur‟an itu kepada para

sahabatnya, orang-orang arab asli, sehingga mereka dapat memahaminya

bedasarkan naluri mereka. Apabila mereka mengalami ketidak jelasan dalam

memahami suatu ayat, mereka menanyakan kepada Rasulullah saw.41

Menurut Imam Nawawi, Abu Musa Al-„Asya‟ari r.a, berkata: Rasulullah Saw.

Bersabda, “Perumpamaan mukmin yang membaca al-Qur’an itu bagaikan buah

utrujah (buah jeruk), baunya sedap dan rasanya pun lezat. Perumpamaan mukmin

yang tak membaca al-Qur’an itu seperti buah kurma, tak berbau, rasanya manis.

Perumpamaan orang munafik yang membaca al-Qur’an bagaikan buah rayhanah

(semacam bunga), baunya harum, rasanya pahit. Sementara, orang munafik yang

tidak membaca al-Qur’an seperti buah hanzhalah (labu), baunya tidak sedap dan

rasanya pun pahit sekali” (HR. Bukhari dan Muslim).42

Pada tingkatan yang pertama ini yaitu tingkatan belajar membaca al-Qur‟an

dengan baik penekanannya hanya sekedar pandai membaca sesuai dengan ilmu

tajwidnya. Hal ini berlaku pada anak-anak, remaja maupun orang tua, laki-laki

maupun perempuan semuanya berkewajiban mempelajari al-Qur‟an. Sesudah itu

berubah meranjak pada tingkatan yang kedua, yaitu mempelajari arti dan maksud

dalam al-Qur‟an.

Menurut hadits di atas jelas bahwa belajar dan mengajar al-Qur‟an itu sangat

utama dan dikatakan bahwa sebaik-baiknya orang adalah yang mempelajari dan

mengajarkan al-Qur‟an. Barang siapa yang mau mempelajari dan mengajarkan al-

Qur‟an maka Allah swt akan memuliakan mereka disisi-Nya. Ayat-ayat al-Qur‟an

yang pertama turun adalah surat al-Alaq ayat 1-5 wahyu yang pertama yang

diturunkan adalah Iqra‟ bismirabbika artinya bacalah dengan menyebut nama

41Manna‟ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa, 2013),

Cet ke-16, hlm. 1

42

Imam Nawawi, Menjaga Kemuliaan Al-Qur’an Adab dan Tata Caranya, (Bandung : Al-Bayan,

1996), Cet ke-1, hlm. 36

Page 54: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

38

tuhanmu, tersurat disini perintah membaca. Untuk biasa membaca maka harus

dilakukan proses belajar. Meski sekedar membaca aksara (huruf) al-Qur‟an saja Allah

telah memberikan apresiasi bacaan seseorang meski masih gagap, tidak fasih, tidak

mahir, diberikan dua nilai pahala oleh Allah Swt.

6. Metode Mengajar Baca Tulis Al-Qur’an

Dalam mengajarkan baca tulis al-Qur‟an harus menggunakan metode. Dengan

menggunakan metode yang tepat akan menjamin tercapainya tingkat keberhasilan

yang lebih tinggi dan merata bagi siswa.

Dalam proses pembelajaran, metode mempunyai peranan penting dalam upaya

pencapaian tujuan pembelajaran al-Qur‟an, terutama baca tulis al-Qur‟an diperlukan

metode yang cocok agar tujuan dapat tercapai dengan mudah, terarah dan efisien.

Dahulu, bila orang ingin bias membaca al-Qur‟an diperlukan waktu yang bertahun-

tahun lamanya bahkan belajar sejak kecil hingga dewasa baru mampu membaca al-

Qur‟an dengan benar. Tetapi sering kali juga tidak menjamin waktu yang lama

tersebut, adakalanya sudah belajar al-Qur‟an bertahun-tahun tapi tetapi tetap saja

belum bias dengan benar membaca al-Qur‟an.

Dari hal ini di atas maka muncullah bermacam-macam metode pengajaran al-

Qur‟an yang disusun oleh para sarjana dan tokoh dari kalangan pondok pesantren

untuk mempermudah, mempercepat serta menarik perhatian dalam pengajaran al-

Qur‟an. Tetapi dalam beberapa metode ini ada beberapa metode ini ada beberapa

kekurangan dan kelebihan-kelebihan masing-masing.

Menurut J.J Hasibuan dkk, ada beberapa metode dalam proses belajar mengajar

antara lain:

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan

komunikasi lisan. Metode ceramah ekonomis dan efektif untuk keperluan

penyampaian informasi dan pengertian.

b. Metode Tanya-Jawab

Page 55: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

39

Dalam proses belajar-mengajar, bertanya memegang peranan yang penting,

sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik pengajuan yang tepat akan

meningkatkan, membangkitkan, dan menuntun proses berfikir siswa serta

memusatkan perhatian murid.

c. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana guru

memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk

mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat

kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.

d. Metode Kerja Kelompok

Kerja kelompok adalah salah satu strategi belajar mengajar yang memiliki

kadar CBSA.

e. Simulasi

Simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura saja (dari kata

simulate yang artinya pura-pura atau berbuat seolah-olah, dan simulation

artinya tiruan atau perbuatan yang pura-pura saja).

f. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif untuk

mendorong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan.43

Dari 6 metode diatas ada beberapa metode yang di terapkan atau digunakan oleh

seorang guru dalam proses pengajaran baca tulis al-Qur‟an yaitu: metode ceramah,

meotde Tanya-jawab, diskusi, dan demonstrasi. Oleh karenanya, di antara sifat

penting yang kiranya harus dimiliki oleh seorang guru yang baik adalah hendaknya ia

memiliki berbagai kompetensi profesionalitas yang saling menyempurnakan, baik

dari segi logika (kecerdasan), keutamaan, ilmu pengetahuan, kebijaksanaan,

penampilan, etestika, kelayakan, gerak-gerik dan diamnya, kecakapan berbicara,

43J.J Hasibuan, dkk, Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), Cet ke-13,

hlm. 13-29

Page 56: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

40

aroma harum tubuhnya, kebersihan dan kerapihan pakaiannya, maupun

kepandaiannya dalam manajemen dan sebagainya.

C. Hasil Penelitian Relevan

Adapun hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis lalukan

diantaranya:

1. Charis Ma‟nawi dengan judul penelitian, Peranan Guru Agama Islam dalam

Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur‟an di kelas III di sekolah

Dasar Negri Grogol Petamburan. Tujuan dari penelitian ini adalah

mendeskripsikan peran guru PAI dalam meningkatkan kemampuan baca tulis

al-Qur‟an anak didik di SDN grogol 01 pagi dengan segala faktor pendukung

dan penghambatannya. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini penulis

menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan analisis deskriptif dari data

yang dihasilkan melalui metode observasi dan interview. Dalam

pembahasannya penulis menggunakan metode induksi dan deduksi.

Kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian ini adalah Guru agama

islam mempunyai peranan penting dalam memberikan kemampuan baca tulis

al-Qur‟an bagi siswa sekolah dasar. Demikian pula Guru agama islam

mempunyai peranan penting dalam memberikan kemampuan baca tulis al-

Qur‟an bagi siswa sekolah dasar, karena sebagian besar responden menjawab,

kemampuan baca tulis al-Qur‟an di peroleh di luar dan di dalam sekolah.

2. Ali Rahmat dengan judul penelitian, Hubungan Antara Kemampuan Baca

Tulis Al-Qur‟an dengan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam di SMAN

86 Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif

dan signifikan antara kemampuan baca tulis al-Qur‟an dengan prestasi belajar

pendidikan agama islam siswa SMAN 86 Jakarta. Hubungan positif dan

signifikan juga ditunjukkan oleh masing-masing sub-variabel kemampuan

tersebut. Pemahaman dan kemampuan siswa baca tulis al-Qur‟an memiliki

Page 57: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

41

kolerasi dan kontribusi yang bermakna terhadap prestasi belajar siswa SMAN

86 Jakarta.

Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SMAN 86 Jakarta disarankan

kepada guru agar dapat memberikan motivasi kepada siswa SMAN 86 Jakarta

supaya gemar dalam mempelajari al-Qur‟an dan cakupannya pendidikan

agama islam, peran orang tua juga mempengaruhi dalam meningkatkan

prestasi belajar pendidikan agama islam, kemauan dalam diri seorang siswa

juga dapat memberikan kontribusi yang baik dalam meningkatkan

pemahaman al-Qur‟an demi mencapai prestasi belajar pendidikan agama

islam yang lebih optimal, terutama kemampuan baca tulis al-Qur‟an pada

mata pelajaran pendidikan agama islam.

Page 58: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan disekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Attaqwa 10

yang beralamat di Jl. Rawa Silam 1 Kaliabang Tengah Kota Bekasi. Adapun

waktu penelitian ini mulai pada bulan November 2016.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif yaitu dengan metode deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan

situasi apa adanya tentang gejala atau temuan dilapangan.

Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi pada saat penelitian

dilakukan, tujuannya untuk memaparkan peristiwa yang terjadi dan kemudian

hasil data dianalisis.

Dengan pendekatan kualitatif, diharapkan dapat menangkap situasi dan

permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru pengampu mapel BTQ, serta

upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah yang diperoleh

pemahaman yang konkrit dan relatif mendalam.

C. Populasi dan Sample

Menurut Sugiyono, “Populasi adalah obyek/subyek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”.1 Pada penelitian ini yang menjadi populasi

adalah seluruh siswa Madrasah Tsanawiyah Attaqwa 10 kelas VII yang berjumlah

185 siswa. Sedangkan yang menjadi sample penelitian, peneliti mengambil 40

orang, untuk mendapatkan 40 orang tersebut maka akan dilakukan random

sampling dengan cara diundi.

1Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 117

Page 59: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

43

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi penelitian ini untuk mengetahui situasi sosial yang menjadi

objek penelitian. Mengamati langsung objek dan mencatat informasi yang

didapat. Observasi pada penelitian ini difokuskan untuk mengamati

kegiatan proses belajar mengajar. Dalam observasi ini peneliti mengamati

metode guru mengajar, media yang digunakan dalam mengajar, serta

respon siswa dalam pembelajaran. Dalam mengamati tersebut peneliti

ingin mengamati tiga kali.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dengan cara dialog untuk mengetahui

informasi yang mendalam. Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara

untuk mengetahui proses belajar mengajar. Peneliti melakukan wawancara

kepada pihak yang terkait yaitu:

a. Kepala sekolah karena beliau yang mengawasi semua kegiatan belajar

di sekolah. Dengan kepala sekolah peneliti ingin menanyakan

beberapa pertanyaan yaitu: pelatihan guru, guru mengajar sesuai

bidangnya, dan latar belakang pendidikan guru tersebut.

b. Guru bidang studi BTQ yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

untuk memberikan materi pelajaran tersebut. Dengan guru bidang studi

BTQ Indikator wawancara pertannyaan yaitu: metode yang digunakan,

media, respon siswa.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen, yang

diharapkan dapat memperoleh data sebagai penunjang dalam penelitian

ini. Seperti, data-data siswa, struktur organisasi, kurikulum, nilai-nilai

hasil belajar dan data guru bidang studi BTQ.

Page 60: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

44

4. Kuesioner (angket)

Kuesioner (angket) adalah pengumpulan data yang didalamnya terdapat

beberapa pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah yang akan

diteliti pada mata pelajaran BTQ, angket tersebut akan disebar kepada

responden untuk memperoleh data atau informasi. Pada penelitian ini

penulis menyebar angket kepada siswa-siswi MTs Attaqwa 10 yang

dijadikan sample dan responden hanya memilih salah satu jawaban yang

dianggap paling tepat baginya. Kisi-kisi angket tersebut yaitu memberikan

materi dengan baik atau penguasaan materi, membuat suasana

pembelajaran yang kondusif, hubungan antara guru dan murid baik dan

harmonis, media pembelajaran, dan metode pembelajaran.

Tabel. 3.1

Kisi-kisi Angket siswa

NO Aspek Yang Diukur No.Item Jumlah

1 Peran guru dalam proses pembelajaran

al-Qur’an

a. Memberikan materi dengan baik

atau penguasaan materi

b. Membuat suasana pembelajaran

yang kondusif

c. Hubungan antara guru dan murid

baik dan harmonis

d. Media pembelajaran

e. Metode pembelajaran

3, 7, 11,

17, 19

1, 2, 5, 6,

18

4, 8, 9

10, 14, 16

12, 13, 15,

20

5

5

3

3

4

5. Test

Test kemampuan siswa agar mengetahui sejauh mana kemampuan siswa

dalam baca tulis al-Qur’an. Siswa dan siswi yang akan di tes yaitu

sebanyak 8 orang per kelas, dan soal yang akan di tes yaitu surah-surah

Page 61: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

45

pilihan seperti surah al-fatihah, al-ikhlas, an-nas, al-kawthar, dan lain

sebagainya.

E. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dan lengkap tahap berikutnya adalah tahap analisis

data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif

yaitu dengan memberikan gambaran dan memberikan penilaian terhadap hasil

penelitian yang penulis lakukan terhadap pembelajaran mata pelajaran BTQ di

Madrasah Tsanawiyah Attaqwa 10. Pada saat interprestasi data pedoman yang

penulis gunakan untuk mencari presentasi setiap data:

P = F x 100%

N

Keterangan :

P = angka presentasi

F = frekuensi dari setiap alternatif jawaban

N = jumlah keseluruhan frekuensi alternatif jawaban

100% = bilangan tetap

F. Teknik Analisis Data

Adapun teknik pelaksanaan atau analisanya adalah dengan memeriksa

jawaban-jawaban dari setiap responden, kemudian dijumlahkan dan menghasilkan

skor total, setelah itu diklasifikasikan dan ditabulasikan (dibuat tabel), seterusnya

dan yang didapat dari setiap item pertanyaan akan dibuat masing-masing satu

tabel.

Page 62: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Tentang MTs Attaqwa 10

Tahun 1992 karena melihat kebutuhan masyarakat kali abang tengah, maka

didirikanlah MTs Attaqwa 10 dan berdiri di atas tanah wakaf seluas 3000 meter dari

jariyah Bpk. H. Muhammad Gamad bin H. Zaman. Pertama didirikan 3 lokal dan

pada waktu itu kepla sekolahnya H. Abu Yazid dan setelah berkembang-berkembang

lambat laun dari mulai muridnya 1 kelas ya Alhamdulillah sekarang sudah 450 lebih

siswa MTs Attaqwa 10. Dan setelah H. Abu Yazid meninggal maka digantikan lah

kepala sekolah oleh H. Ahmad Syarwanih.Hm.

Dan MTs Attaqwa 10 didirikan oleh KH. Muhammad Rian selaku ketua yayasan

cabang attaqwa. Latar belakangnya adalah MTs karena intruksi dari yayasan pusat

attaqwa di daerah ujung harapan Bekasi Utara. Perkembangan MTs Attaqwa 10 mulai

dari 1992 sampai sekarang Alhamdulillah ada pasang surutnya dan Alhamdulillah

mulai dari 2012 sampai sekarang selalu meningkat terus perkembangannya, dan

tenaga gurunya bukan hanya dari lulusan attaqwa saja namun ada juga dari sarjana

universitas lain, dan mayoritas guru MTs Attaqwa 10 adalah sarjana S1, da murid-

murid pertama pertama akali MTs Attaqwa 10 itu dari MI Attaqwa 9 di daerah

Pengarengan Kabupaten Bekasi.1

1. Visi dan Misi MTs Attaqwa 10

a. Visi MTs Attaqwa 10

Madrasah yang unggul dalam prestasi di segala bidang dan berakhlakul

karimah bedasarkan iman dan taqwa.

b. Misi MTs Attaqwa 10

1Hasil Wawancara Kepada Kepala Sekolah H. Ahmad Syarwani.HM Pada Tanggal 28 April 2017

Page 63: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

47

1) Melaksanakan pembelajaran yang efektif bagi semua siswa dan guru

madrasah

2) Menumbuhkan semangat keunggulan warga madrasah dalam berkarya

3) Mendorong siswa mengenali potensi dirinya untuk meningkatkan motivasi

dan prestasi

4) Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman terhadap ajaran agama isam

c. Tujuan

1) Meningkatkan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pendidikan

di Madrasah Tsanawiyah Attaqwa 10 Terpadu, baik kepada madrasah,

tenaga pengajar, siswa TU serta masyarakat dalam fungsinya dan

posisinya masing-masing, secara bersama-sama dapat berperan dalam

proses pendidikan.

2) Memberikan kualitas proses belajar dan mengajar, baik kepada siswa,

maupun kepada gugru untuk meningkatkan prestasinya yang lebih baik.

3) Menghasilkan out put yang memiliki akademis dan kepedulian sosial yang

tinggi, sehingga kelak menjadi manusia yang berilmu, bertaqwa dan

mampu aktif dalam membangun masyarakat dan bangsa.

d. Target

1) Terciptanya pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Attaqwa 10 Terpadu

bisa terarah dan terencana dengan baik.

2) Meningkatkan mutu dan kwalitas guru, pengelola madrasah, sehingga

tercipta proses KBM yang dapat berjalan kondusif dan dapat

menghasilkan out put siswa yang handal di segala bidang.

e. Sasaran

Terwujudnya Madrasah Tsanawiyah Attaqwa 10 Terpadu sebagai lembaga

pendidikan yang bercirikhaskan agama islam yang berkualitas dan menjadi

kebanggaan umat, bangsa, dan Negara.2

2Dari Blog mtsattaqwa10terpadu.org

Page 64: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

48

2. Profil Guru BTQ MTs Attaqwa 10

Nama : Ustadzah Basyiroh, S.Pd.I

Beliau adalah alumni attaqwa angkatan 2001, setelah itu melanjutkan kuliah di

IIQ (Institut Ilmu al-Qur’an) hanya sampai semester 4. Dia berhenti kuliahkarena

menikah, setelah menikah dia kuliah lagi di Universitas Siliwangi program D2,

kemudian melanjutkan studi S1 nya di Universitas Al-Aqidah dan selesai tahun 2008.

Setelah itu melanjutkan studi S2 di Universitas Attahiriyah jurusan Pendidikan

Agama Islam.

Pengalaman mengajar mulai dari dia kuliah di IIQ, dan dia mengajar di TPA,

pengajian ibu-ibu, pengajian-pengajian kecil, dan sampai padat waktunya karena dia

mengajar di SD juga, pada akhirnya dia menetap mengajar di MTs Attaqwa 10

sebagai guru agama, lalu dalam hal ini dia mengkhususkan diri mengajar Baca Tulis

al-Qur’an (BTQ).3

3. Keadaan siswa MTs. Attaqwa 10

1) Jumlah Siswa pada Tahun Pelajaran 2016/2017

Tabel 1.4

Keadaan jumlah murid MTs. Attaqwa 10

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa Jumlah Rombel

VII 92 93 185 5

VIII 56 71 127 3

IX 52 74 126 3

Jumlah 200 238 411 11

4. Sarana dan Prasarana MTs. Attaqwa 10

Sarana dan prasarana memegang peranan penting dalam menunjang tercapainya

proses pembelajaran.

3Hasil Wawancara Kepada Guru BTQ Ustadzah Basyiroh pada tanggal 28 April 2017

Page 65: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

49

Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MTs. Attaqwa 10 Kaliabang

Tengah Bekasi Utara dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel. 2.4

Keadaan Sarana dan Prasarana MTs. Attaqwa 10

No Jenis Ruang Jumlah Kondisi

1 Ruang Belajar 12 Baik

2 Kantor Kepala Sekolah 1 Baik

3 Ruang Pustaka 1 Baik

4 WC 2 Baik

5 Ruang UKS 1 Baik

6 Koperasi 1 Baik

7 Lab Komputer 1 Baik

8 Lab IPA 1 Baik

9 Ruang Operator 1 Baik

Jumlah

21

B. Deskripsi dan Interpretasi Analisis Data

Untuk mengetahui seberapa besar peranan guru BTQ dalam meningkatkan

kemampuan baca tulis al-Qur’an pada siswa tersebut, penulis menggunakan alat ukur

angket yang jumlahnya 20. Dalam angket tersebut penulis menyuguhkan pertanyaan-

pertanyaan menyangkut peranan guru BTQ dalam beberapa kategori yaitu

memberikan materi dengan baik dan penguasaan materi, membuat susasana

pembelajaran yang kondusif, hubungan antara guru dan murid baik dan harmonis,

media pembelajaran, metode pembelajaran. Masing-masing disuse secara acak (dapat

dilihat pada kisi-kisi angket).

Page 66: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

50

Cara menghitung data dari butir-butir pertanyaan tersebut, penulis menggunakan

penilaian selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah, kemudian dijumlahkan

presentasenya.

Dari perhitungan tersebut dapat dilihat seberapa besar peranan guru BTQ dalam

meningkatkan kemampuan baca tulis al-Qur’an siswa MTs Attaqwa 10 Rawa Silam

Kota Bekasi.

Table. 3.4

Guru memberikan ice breaking atau permainan sebelum atau dipertengahan

proses pembelajaran

No Alternatif Jawaban F P (%)

1 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

2

7

22

9

5%

17,5%

55%

22,5%

40 100

Banyak siswa yang menjawab kadang-kadang 55% kalau guru memberikan ice

breaking atau permainan sebelum atau dipertengahan proses pembelajaran, yang

menjawab tidak pernah 22,5%, ada sebagian siswa yang menjawab sering 17,5%, dan

selalu 5% kalau guru memberikan ice breaking atau permainan sebelum atau

dipertengahan proses pembelajaran, karena guru tersebut masih fokus dalam

mengajari baca tulis al-Qur’an kepada siswa dan tidak mengutamakan materi ice

breaking.4

4Bedasarkan Hasil Observasi dan Wawancara Pada Hari Jum’at 9 Maret dan 17 Maret 2017

Page 67: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

51

Tabel. 4.4

Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya

No Alternatif Jawaban F P (%)

2 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

25

8

7

-

62,5%

20%

17,5%

-

40 100

Tabel di atas memperlihatkan dengan jelas, bahwa seorang guru dalam proses

belajar mengajar selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, hal ini

dapat dilihat dari jawaban responden yang menyatakan selalu 62,5%, sedangkan

jawaban responden yang menjawab sering 20% dan yang menjawab kadang-kadang

17,5% dan yang menjawab tidak pernah tidak ada.

Kecenderungan ini dapat diketahui dari wawancara penulis lakukan kepada guru

BTQ, dan guru tersebut memang dalam proses belajar mengajar selalu memberikan

kesempatan siswa untuk bertanya agar guru tersebut mengetahui sejauh mana

pemahaman siswa di dalam belajar BTQ.5

Tabel. 5.4

Guru memberikan uraian materi al-Qur’an diikuti dengan latihan

No Alternatif Jawaban F P (%)

3 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

26

10

3

1

65%

25%

7,5%

2,5%

40 100

5Bedasarkan Hasil Wawancara dengan Ustadzah Basyiroh Pada Tanggal 17 Maret 2017

Page 68: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

52

Ternyata dari hasil jawaban siswa, sebagian siswa menyatakan sering

mendapatkan latihan di dalam belajar al-Qur’an, Nampak pada jawaban selalu 65%,

dan hanya 7,5% yang menyatakan tidak kadang-kadang. Sedangkan yang menyatakan

tidak pernah hanya 2,5% saja.

Dari hasil wawancara kepada guru BTQ bahwasanya memang guru tersebut

selalu memberikan latihan-latihan pada proses belajar mengajar agar para siswa bisa

cepat paham apa yang sudah di ajarkan oleh guru BTQ tersebut. Dan bahwa guru

tersebut sudah cukup baik memberikan penilaian di dalam proses belajar

mengajarnya melalui latihan-latihan.6

Tabel. 6.4

Menegur siswa yang bercanda saat pelajaran berlangsung

No Alternatif Jawaban F P (%)

4 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

24

14

1

1

60%

35%

2,5%

2,5%

40 100

Data tabel di atas yang menyatakan selalu guru menegur siswa yang bercanda

saat pelajaran berlangsung sebanyak 60% dan 35% sering dan hanya 2,5% yang

menyatakan kadang-kadang dan tidak pernah guru menegur siswa yang bercanda saat

pelajaran dimulai. Data di atas guru sudah menunjukkan perhatiannya terhadap siswa

atau saling mengingatkan.

Dari hasil observasi dan wawancara penulis kepada guru BTQ, bahwasanya

memang guru tersebut selalu menegur siswa maupun siswi yang bercanda pada saat

proses belajar mengajar berlangsung, tujuannya agar para siswa dan siswi fokus

6Bedasarkan Hasil Wawancara dengan Ustadzah Basyiroh Pada Tanggal 17 Maret 2017

Page 69: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

53

dalam belajar BTQ karena mata pelajaran BTQ sangat penting untuk kehidupan

mereka kedepannya dan untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari merekada dari

mulai dini hingga dewasa nanti.7

Tabel. 7.4

Guru mengondisikan situasi sebelum menjelaskan pelajaran

No Alternatif Jawaban F P (%)

5 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

21

11

6

1

52,5%

27,5%

15%

2,5%

40 100

Data di atas menyatakan guru terlebih dahulu mengondisikan situasi sebelum

menjelaskan pelajaran, terlihat siswa yang menjawab selalu sebanyak 52,5% dan

yang menjawab sering 27%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 15% begitu

juga yang menjawab tidak pernah 2,5%. Data di atas menunjukkan agar siswa fokus

dalam pembelajaran.

Dari hasil observasi penulis memang guru tersebut selalu mempersiapkan atau

mengondisikan sebelum dimulainya proses belajar mengajar dilakukan bertujuan agar

para siswa mempersiapkan diri untuk mempelajari dan fokus dalam belajar BTQ

tersebut.8

7Bedasarkan Hasil Observasi dan Wawancara Pada Hari Jum’at 9 Maret dan 17 Maret 2017

8Bedasarkan Hasil Observasi Penulis Pada Hari Jum’at 9 Maret 2017

Page 70: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

54

Tabel. 8.4

Guru mendesain tata ruang kelas secara berkala

No Alternatif Jawaban F P (%)

6 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

7

3

18

12

17,5%

7,5%

45%

30%

40 100

Tabel di atas memperlihatkan dengan jelas bahwa seorang guru dalam proses

belajar mengajarnya masih enggan mengubah tata ruang kelasnya. Ini dapat dilihat

dari jawaban responden yang menjawab selalu 17,5%, sering 7,5%, kadang-kadang

45%, dan tidak pernah 30%. Kemungkinan besar guru terlalu sibuk untuk mengajar,

membuat soal, dan mengevaluasi dalam proses pembelajaran.

Dari hasil observasi penulis, bahwasanya memang guru kurang memperhatikan

tata ruang kelas dikarenakan memang guru selalu memperhatikan kesiapan para siswa

untuk mempelajari mata pelajaran BTQ.9

Tabel. 9.4

Komunikasi siswa dan guru terjalin dengan baik

No Alternatif Jawaban F P (%)

7 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

20

15

5

-

50%

37,5%

12,5%

-

40 100

9Bedasarkan Hasil Observasi Pada Hari Jum’at 9 Maret 2017

Page 71: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

55

Guru yang baik selalu menjalin komunikasi dengan siswanya, terlihat di atas

yang menjawab selalu 50%, sering 37,5% dan yang menjawab kadang-kadang 12,5%,

begitu juga yang menjawab tidak pernah tidak ada. Berati data di atas menunjukkan

bahwa guru cukup baik dalam menjalin komunikasi dengan siswanya.

Dari hasil observasi dan wawancara penulis kepada guru BTQ, bahwasanya guru

tersebyt selalu berkomunikasi dengan baik kepada siswa mengenai materi yang di

ajarkannya agar supaya para siswa bertanya mengenai materi yang belum siswa

pahami.10

Tabel. 10.4

Sebelum memulai pelajaran guru memberikan pertanyaan mengenai materi

sebelumnnya

No Alternatif Jawaban F P (%)

8 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

16

9

14

1

40%

22,5%

35%

2,5%

40 100

Salah satu proses belajar mengajar, guru harus memberikan apresiasi dengan

memberikan pertanyaan mengenai materi sebelumnya, hal ini dapat dilihat dari

jawaban siswa sebanyak 40% selalu, sering 22,5%, dan 35% kadang-kadang,

sedangkan yang menjawab tidak pernah 2,5%. Data di atas menunjukkan bahwa

peningkatan kemampuan anak dalam membaca dan menulis al-Qur’an akan diketahui

oleh guru.

Dari hasil observasi dan wawancara kepada guru BQT, memang guru tersebut

selalu memberikan pertanyaan kepada para siswa agar supaya guru tersebut

10Bedasarkan Hasil Observasi dan Wawancara Dengan Ustadzah Basyiroh Pada tanggal 9 Maret

dan 17 Maret 2017

Page 72: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

56

mengetahui sejauh mana pemahaman para siswa mengenai materi BTQ yang sudah di

ajarkannya dan mengetahui sampai dimana pengetahuan siswa dalam mata pelajaran

BTQ.11

Tabel. 11.4

Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca al-

Qur’an

No Alternatif Jawaban F P (%)

9 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

24

10

4

2

60%

25%

10%

5%

40 100

Jelas disini terlihat bahwa apabila siswa mengalami kesulitan dalam membaca al-

Qur’an, guru dengan senang hati membimbingnya. Sebagian siswa yaitu 60%

menjawab selalu, 25% menjawab sering guru membimbingnnya, dan hanya 10%

yang menjawab kadang-kadang, sedangkan yang menjawab tidak pernah 5%. Berati

data di atas menunjukkan bahwa guru sangat perhatian sekali terhadap siswanya.

Dari hasil wawancara penulis kepada guru BTQ, bahwasanya memang guru

tersebut selalu membimbing siswa yang kesulitan dalam mempelajari al-Qur’an dan

guru tersebut memberi perhatian khusus kepada siswa yang mengalami kesulitan

tersebut agar siswa tersebut bisa meningkat kemampuannya dalam mempelajari al-

Qur’an.12

11Bedasarkan Hasil Observasi dan Wawancara Dengan Ustadzah Basyiroh Pada tanggal 9 Maret

dan 17 Maret 2017

12 Bedasarkan Hasil Wawancara dengan Ustadzah Basyiroh Pada Tanggal 17 Maret 2017

Page 73: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

57

Tabel. 12.4

Guru menyediakan al-Qur’an untuk para siswa

No Alternatif Jawaban F P (%)

10 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

25

5

4

6

62,5%

12,5%

10%

15%

40 100

Dengan media, proses belajar mengajar akan lebih optimal. Sebagian siswa yaitu

62,5% menyatakan selalu guru menyediakan media, 12,5% menyatakan sering, 10%

menyatakan kadang-kadang, dan 15% menyatakan tidak pernah guru menyediakan

media al-Qur’an. Data di atas menunjukkan walaupun guru masih kadang-kadang

bahkan pernah menyadiakan media al-Qur’an, namun para siswa membawa sendiri

sehingga proses belajar mengajar tetap berjalan dengan baik.

Dari hasil observasi penulis bahwasanya memang media al-Qur’an sudah

disediakan dikelas oleh sekolah atas permintaan guru BTQ tersebut agar supaya para

siswa mudah dalam mengambil dan menyimpan kembali al-Qur’an tersebut di lemari

kelas. Dan jika media al-Qur’an tidak disediakan banyak siswa yang lupa untuk

membawa al-Qur’an jadi proses belajar mengajar tidak kondusif dikarenakan

banyaknya siswa yang tidak membawa al-Qur’an, maka dari itu media al-Qur’an

disediakan di kelas.13

13Bedasarkan Hasil Observasi Pada Tanggal 9 Maret 2017

Page 74: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

58

Tabel. 13.4

Guru memberikan tugas im’la setelah pembelajaran berlangsung

No Alternatif Jawaban F P (%)

11 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

9

9

17

5

22,5%

22,5%

42,5%

12,5%

40 100

Dari tabel diatas dapat dilihat responden yang menjawab selalu, sering 22,5%,

dan siswa yang menjawab kadang-kadang 42,5%, yang menjawab tidak pernah 12,5.

Dari hasil wawancara penulis kepada guru memang guru tersebut kadang-kadang

memberikan tugas im’la kepada siswa, dikarnakan banyak siswa yang belum mampu

menulis al-Qur’an dengan baik dan benar. Maka dari itu guru tersebut lebih

memfokuskan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca maupun

menulis al-Qur’an.14

Tabel. 14.4

Guru memerintahkan siswa maju kedepan untuk menulis tugas yang di

berikan di papan tulis

No Alternatif Jawaban F P (%)

12 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

3

13

16

8

7,5%

32,5%

40%

20%

40 100

14Bedasarkan Hasil Wawancara dengan Ustadzah Basyiroh Pada Tanggal 17 Maret 2017

Page 75: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

59

Dapat dilihat responden yang menjawab selalu 7,5%, sering 32,5%, kadang-

kadang 40%, dan tidak pernah 20% bahwa guru memerintahkan siswa untuk kedepan

untuk menulis tugas yang di berikan di papan tulis siswa yang menjawab. Dari hasil

wawancara penulis dengan guru tersebut bahwasanya guru memberikan tugas

menulis di papan tulis agar para siswa termotivasi dengan siswa yang sudah baik dan

benar dalam menulis al-Qur’an. Jadi kenginan atau kemauan para siswa untuk

mempelajari al-Qur’an meningkat setelah meraka meliahat temannya pandai dalam

menulis dan membaca al-Qur’an.15

Tabel. 15.4

Guru menggunakan metode ceramah saat pelajaran berlangsung

No Alternatif Jawaban F P (%)

13 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

17

9

11

3

42,5%

22,5%

27,5%

7,5%

40 100

Dari tabel di atas bahwasanya yang menjawab selalu 42,5% guru menggunakan

metode ceramah saat pelajaran, yang menjawab sering 22,5%, kadang-kadang 27,5%,

dan yang menjawab tidak pernah 7,5%. Menurut guru tersebut metode ceramah

cukup membantu dalam mengajarkan BTQ, agar para siswa mempunyai kemauan

untuk belajar BTQ tersebut. Dan dari hasil wawancara penulis kepada guru BTQ,

bahwasanya memang guru tersebut selalu menggunakan metode ceramah agar supaya

guru tersebut memancing pengetahuan dan kemauan siswa mengenai baca tulis al-

Qur’an akan tetapi guru tersebut juga menggunakan metode diskusi dalam proses

15Bedasarkan Hasil Wawancara dengan Ustadzah Basyiroh Pada Tanggal 17 Maret 2017

Page 76: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

60

belajar mengajarnya untuk membahas beberapa materi yg memang harus di

diskusikan siswa.16

Tabel. 16.4

Guru menggunakan media (elektronik atau cetak) sesuai dengan materi

No Alternatif Jawaban F P (%)

14 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

1

6

20

13

2,5%

15%

50%

32,5%

40 100

Dalam hal ini media elektronik atau cetak membantu lebih mudah siswa untuk

lebih memahami mata pelajaran BTQ. Dan dapat dilihat responden yang menjawab

kadang-kadang 50%, tidak pernah, 32,5%, sering 15%, dan 2,5% yang menjawab

selalu. Dikarenakan fasilitas yang ada di sekolah tersebut kurang memadai untuk guru

menggunakannya dalam proses belajar mengajar.

Dari hasil observasi dan wawancara penulis kepada guru BTQ, memang fasilitas

yang kurang memadai untuk menggunakan media pada saat proses belajar mengajar

maka dari itu guru BTQ tersebut kadang-kadang bahakan tidak pernah menggunakan

media pada saat proses belajar mengajar dilaksanakan.17

16Bedasarkan Hasil Wawancara dengan Ustadzah Basyiroh Pada Tanggal 17 Maret 2017

17

Bedasarkan Hasil Observasi dan Wawancara Kepada Ustadzah Basyiroh Pada Tanggal 9 Maret

dan 17 Maret 2017

Page 77: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

61

Tabel. 17.4

Guru menggunakan metode mengulang materi pelajaran di awal pembelajaran

No Alternatif Jawaban F P (%)

15 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

16

12

10

2

40%

30%

25%

5%

40 100

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa yang menjawab selalu 40% guru yang

menggunakan metode mengulang materi pelajaran di awal pembelajaran, yang

menjawab sering 30%, yang menjawab kadang-kadang 25%, dan yang menjawab

tidak pernah 5%. Karena melakukan pengulangan materi pelajaran membantu ingatan

para siswa terhadap materi pelajaran sebelumnya.

Dari hasil observasi penulis bahwasanya memang guru BTQ tersebut selalu

menggunakan mengulang materi sebelum proses belajar mengajar dilakukan,

tujuannya untuk mengetahui sejauh mana ingatan tan pengetahuan siswa terhadap

pelajaran yang sudah diajarkan sebelumnya.18

18Bedasarkan Hasil Observasi Penulis Pada Tanggal 9 Maret 2017

Page 78: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

62

Tabel. 18.4

Guru menggunakan media pembelajaran seperti power point dan video

tentang baca tulis al-Qur’an

No Alternatif Jawaban F P (%)

16 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

4

2

19

15

10%

5%

47,5%

37,5%

40 100

Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah kedua hal yang tidak dapat terpisahkan,

dapat dilihat dari responden yang menjawab kadang-kadang 47,5%, yang menjawab

tidak pernah 37,5%, yang menjawab sering 5%, dan yang menjawab selalu 10%.

Dikarenakan sekolah tersebut memiliki fasilitas media yang minim sehingga guru

tersebut kadang-kadang bahkan tidak pernah menggunakan media power point dan

sejenisnnya untuk proses belajar mengajar.19

Tabel. 19.4

Guru menanamkan tentang pentingnnya mempelajari al-Qur’an

No Alternatif Jawaban F P (%)

17 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

29

8

3

-

72,5%

20%

7,5%

-

40 100

19Bedasarkan Hasil Observasi penulis Pada Tanggal 9 Maret 2017

Page 79: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

63

Belajar al-Qur’an merupakan pedoman hidup, baik di dunia maupun di akhirat.

Dapat di lihat tabel di atas bahwa siswa yang menjawab selalu 72,5% bahwa guru

menanamkan tentang pentingnya mempelajari al-Qur’an, yang menjawab sering 20%,

yang menjawab kadang-kadang 7,5%, dan yang menjawab tidak pernah tidak ada.

Bahwasanya dari hasil wawancara peneliti dengan guru tersebut selalu menanamkan

betapa pentingnya mempelajari al-Qur’an, agar para siswa menjadikan al-Qur’an

sebagai pedoman hidupnya. Dan bisa diterapkan di kehidupan sehari-harinya agar

bisa menjadi manusia yang lebih baik di masa dewasanya nanti.20

Tabel. 20.4

Guru mengevaluasi pelajaran yang sudah diajarkan di kelas

No Alternatif Jawaban F P (%)

18 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

19

15

6

-

47,5%

37,5%

15%

-

40 100

Dapat dilihat dari table di atas bahawa responden yang menjawab selalu 47,5%

guru mengevaluasi pelajaran yang sudah diajarkan dikelas, yang menjawab sering

37,5%, yang menjawab kadang-kadang 15%, dan yang menjawab tidak pernah tidak

ada. Dari hasil wawancara penulis kepada guru tersebut selalu mengevaluasi

20Bedasarkan Hasil Wawancara dengan Ustadzah Basyiroh Pada Tanggal 17 Maret 2017

Page 80: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

64

pelajaran yang sudah diajarkan dikelas agar guru tersebut mengetahui sejauh mana

tingkat kemampuan siswa terhadap mata pelajaran BTQ yang sudah diajarkannya.21

Tabel. 21.4

Guru memberi motivasi sebelum atau setelah pembelajaran

No Alternatif Jawaban F P (%)

19 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

13

15

12

-

32,5%

37,5%

30%

-

40 100

Bahwasanya motivasi penting untuk menarik kemauan siswa dalam belajar, dapat

dilihat dari responden yang menjawab sering 37,5% guru memberikan motivasi

sebelum atau sesudah pembelajaran, yang menjawab selalu 32,5%, yang menjawab

kadang-kadang 30%, dan yang menjawab tidak pernah tidak ada. Dari hasil

wawancara penulis kepada guru tersebut memang sering memberikan motivasi

kepada siswa sebelum atau sesudah pembelajaran, bahkan di waktu-waktu tertentu

seperti seperti memberikan motivasi terhadap siswa yang mempunyai minat belajar

yang minim di luar kelas.22

C. Interpretasi Data

Dilihat dari jawaban angket pada tabel 2.4 sampai 22.4, diketahui data tersebut

menunjukkan 75% siswa yang menjawab selalu, 15% yang menjawab sering, yang

menjawab kadang-kadang 7,5% dan yang menjawab tidak pernah 2,5%, sebagaimana

21Bedasarkan Hasil Wawancara dengan Ustadzah Basyiroh Pada Tanggal 17 Maret 2017

22

Bedasarkan Hasil Wawancara dengan Ustadzah Basyiroh Pada Tanggal 17 Maret 2017

Page 81: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

65

telah dijelaskan di deskripsi data. Hal ini menunjukkan bahawa peranan guru dalam

proses pembelajaran al-Qur’an sudah baik sekali, mulai dari penguasaan materi,

perhatiannya, hubungan baiknya serta membuat suasana pembelajaran yang kondisif

itu semua sering sekali oleh seorang guru, walaupun masih kadang-kadang bahkan

tidak pernah melaksanakan perannya sebagai guru tapi itu hanya sebagian kecil saja.

Namun secara keseluruhan bedasarkan hasil jawaban siswa, Guru BTQ Madrasah

Tsanawiyah Attaqwa 10 Rawa Silam Kota Bekasi dapat dikategorikan cukup baik,

hal ini terbukti dengan hasil kemampuan baca tulis al-Qur’an siswa pada waktu

penulis memberikan soal tes membaca al-Qur’an kepada siswa, ada 80 % siswa yang

mampu membaca al-Qur’an dengan baik, dan ada 20% siswa yang belum mampu

membaca al-Qur’an dengan baik. Hal ini menunjukkan hanya sebagian kecil saja

siswa yang kurang mampu dan tidak mampu membaca, menulis dan memahami

tajwid dalam al-Qur’an, berati kemampuan baca tulis al-Qur’an pada siswa sudah ada

peningkatan setelah belajar di sekolah. Kemungkinan besar atas usaha-usaha atau

peran seorang guru.

Page 82: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahawa :

1. Usaha Guru BTQ dalam meningkatkan kemampuan baca tulis al-Qur’an pada

siswa MTs Attaqwa 10 Rawa Silam Kota Bekasi dapat dikategorikan baik.

Hal itu dapat dilihat pada indikasi peranan guru dalam proses belajar mengajar

yang meliputi, penguasaan materi, cara menyampaikan materi sesuai dengan

mata pelajaran yang akan diajarkan, membimbing para siswa yang belum

mampu dalam baca tulis al-Qur’an serta memberi motivasi kepada siswa yang

kurang minat dalam mempelajari baca tulis al-Qur’an, membuat suasana

belajar yang kondusif agar para siswa semangat dalam mempelajari baca tulis

al-Qur’an seperti meberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa agar para

siswa aktif dalam mempelajari baca tulis al-Qur’an.

2. Kemampuan baca tulis al-Qur’an siswa MTs Attaqwa 10 Rawa Silam Kota

Bekasi sudah cukup baik, pada waktu penulis memberikan soal tes membaca

al-Qur’an kepada siswa, ada 80 % siswa yang mampu membaca al-Qur’an

dengan baik, dan ada 20% siswa yang belum mampu membaca al-Qur’an

dengan baik. Hal ini menunjukkan hanya sebagian kecil saja siswa yang

kurang mampu dan tidak mampu membaca, menulis dan memahami tajwid

dalam al-Qur’an, berati kemampuan baca tulis al-Qur’an pada siswa sudah

ada peningkatan setelah belajar di sekolah. Kemungkinan besar atas usaha-

usaha atau peran seorang guru.

B. Saran

Setelah penulis memperhatikan hasil dari penelitian ini, ada beberapa saran yang

perlu penulis kemukakan antara alin adalah sebagai berikut:

Page 83: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

67

1. Hendaknya tugas atau peran guru dalam proses pembelajaran al-Qur’an

kepada siswa yang sudah berjalan dengan cukup baik agar lebih ditingkatkan

karena masih saja ada guru yang kadang-kadang dalam melaksanakan tugas

atau peranannya sebagai guru yang baik dan professional.

2. Untuk mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya sebagai

perbandingan.

3. Untuk Guru hendaknya lebih mempersiapkan matari dalam mengajar seperti

video, power point, dan lain-lain.

Page 84: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

68

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahan Derpartemen Republik Indonesia

Abdullah, Taufik dkk, Metodologi Penelitian Agama sebuah pengantar,

Yogyakarta : Tiara Wacana, Cet. 1, 1998

Badri, E. dkk, Kemampuan Membaca Dan Menulis Huruf Al-Qur’an Pada Siswa

SMA Studi Kausal Komparatif di Lima Belas Propinsi, Jakarta : Puslitbang

Lektur Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, Cet.1,

2008

Daradjat, Zakiyah dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumu

Aksara, Cet. 1, 1995

Departemen Agama, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, Jakarta:

2005, Cet. 4

Fathurrohman, Pupuh dkk, Guru Profesional, Bandung : PT Refika Kurniawan,

Juni, Cet. 1, 2012

Gunawan, Adi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Surabaya: Kartika, 2003

Hernowo, Quantum Reading Cara Cepat nan Bermanfaat Untung Merangsang

Munculnya Potensi Membaca, Bandung : Mizan Learning Center, Cet. 2,

2003

Hasibuan, J.J dkk, Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Rosdakarya, Cet.

13, 2009

http://pgmickudus.blogspot.co.id/2014/12/tujuan-pembinaan-baca-tulis-al-quran-

btq.html?view=magazine&m=1#!

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta : Rajawali Pres, 2011

Khon, Abdul Majid, Praktikum Qira’at, Keanehan Baca Al-Qur’an Qira’at

Ashim dari Hafash, Jakarta : Amzah, Cet. 2, 2013

Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007

Musfah, Jejen, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber

Belajar Teori dan Praktik, Jakarta : Kencana, Cet. 1, 2011

Mahmud, Dimyati, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan, Yogyakarta:

Oktober 2009, Cet. 2

Nurdin, Syafruddin, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum, Jakarta :

Quantum Teaching, Cet. 3, Oktober 2005

Page 85: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

69

67

Nata, Abuddin, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan Tafsir Al-Ayat Al-Tarbawiy, Jakarta :

PT Raja Grafindo Persada, Cet. 4, Agustus 2010

Nata, Abudin, Filsafat Pendidikan Islam 1, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, Cet. 1,

1997

Nawawi, Imam, Menjaga Kemuliaan Al-Qur’an Adab dan Tata Caranya,

Bandung : Al-Bayan, Cet. 1, 1996

Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, Cet. 20, Oktober 2011

Qattan, Manna’ Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Bogor : Pustaka Litera Antar

Nusa, Cet. 16, 2013

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2015

Rugaiyah dkk, Profesi Kependidikan, Bogor : Ghalia Indonesia, Cet. 1, 2011

Sabri, M.Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, Cet. 3, 2007

Soetjipto dkk, Profesi Keguruan, Jakarta : Rineka Cipta, Cet. 3, Desember 2007

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2012

Silitonga, M. dkk, Kemampuan Berbahasa Indonesia Siswa Kelas III SMP

Sumatra Utara:Membaca dan Menulis, Jakarta : Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta

Saroni, Muhammad, Personal Branding Guru:Meningkatkan Kualitas dan

Profesionalitas Guru, Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, Cet. 1, 2011

Suparlan, Menjadi Guru Efektif, Yogyakarta: Hidayat Publishing, 2005

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3

Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta : Ciputat

Pers, 2002

Undang-undang Sindiknas No. 20 Tahun 2003 tentang, Hak dan Kewajiban

Orang Tua Bab IV Pasal 7

Undang-undang No. 14 Pasal 1Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Page 86: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

PEDOMAN WAWANCARA GURU

Nama :

Jabatan :

Pertanyaan:

1. Sudah berapa lama Ustadzah mengajar di Madrasah Tsanawiah Attaqwa 10

Rawa Silam Kota Bekasi?

2. Selama ini apakah Ustadzah mendapat hambatan-hambatan dalam proses

belajar mengajar di Madrasah Tsanawiah Attaqwa 10 Rawa Silam Kota

Bekasi?

3. Kalau ada, apa saja hambatan-hambatan itu, dan bagaimana cara

mengatasinya?

4. Menurut pengalaman Ustadzah selama ini, apakah semua siswa dan siswi

sudah pandai membaca dan menulis Al-Qur’an dengan benar dengan kaidah

ilmu tajwid setelah mengikuti pelajaran BTQ?

5. Metode apa yang selama ini Ustadzah gunakan dalam menyampaikan materi

pelajaran BTQ?

6. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan baca

tulis al-Qur’an siswa dan siswi MTs Attaqwa 10 Rawa Silam Kota bekasi?

7. Bagaimana infut siswa yang masuk ke MTs Attaqwa 10 Rawa Silam Kota

Bekasi?

8. Bagaimana kemampuan siswa baru di MTs Attaqwa 10 Rawa Silam Kota

Bekasi dalam membaca al-Qur’an?

9. Bagaimana waktu baru masuk MTs Attaqwa 10 Kota Bekasi apakah siswa

dan siswi sudah pandan membaca al-Qur’an atau belum pandai membaca al-

Qur’an?

10. Apakah siswa dan siswi merasa kesulitan dalam belajar BTQ?

Page 87: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

11. Apa langah ustadzah dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada pada

siswa-siswi tersebut?

12. Apakah siswa itu dikelompokan dalam proses pembelajaran bedasarkan

tingkat kemampuannya?

13. Apakah ada perbedaan antara siswa MTs Attaqwa 10 Kota Bekasi ini yang

alumi SD dan alumni MI dalam baca tulis al-Qur’an, kalau ada apa

perbedaannya?

14. Bagaimana prestasi belajar siswa setelah diterapkan model-model

pembelajaran?

15. Apakah harapan Ibu untuk mengoptimalkan upaya meningkatkan kemampuan

baca tulis al-Qur’an siswa dan siswi MTs Attaqwa 10 Rawa Silam Kota

Bekasi?

Pewawancara Yang di Wawancarai

Habibi Nur Ustadzah. Basyiroh,S.Pd.i

Page 88: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

HASIL JAWABAN PEDOMAN WAWANCARA GURU

Lama mengajar sekitar kurang lebih 9 atau 10 tahun di MTs Attaqwa 10, hampir

sama dengan kepala sekolah yang sekarang, dan kuliah di IIQ, pengalaman mengajar

mulai dari lulus aliah di pondok pesantren attaqwa putri sebelum mengajar di MTs

attaqwa 10 sudah mulai mengajar di TPA, pripat dan sekolah dasar lainnya, dan mulai

memahami dan mengerti tetang BTQ ketika di pesantren Attaqwa karena waktu

kuliah hanya mendapatkan metodenya dan cara mengajarnya saja untuk di SD, SMP,

dan SMA itu berbeda-beda cara dan metodenya, dan mendapatkan dasarnya seperti

tajwid dan lain-lain itu ketika di pesantren.

Hambatannya banyak, karena anak itu berbeda-beda daya tangkapnya dan

karakternya, kalau sekarang yang di alami di Mts attaqwa 10 ini untuk kemauan

motivasi belajarnya itu tidak ada berbeda dengan anak-anak yang dahulu, dan

bagaimana caranya guru tersebut bisa membuat anak-anak itu senang dengan guru

yang mengajarinya dan mata pelajarannya yang guru berikan. Ketika anak-anak itu

sudah senang guru dan mata pelajarannya guru tersebut terus pendekatan, mengayomi

dan merangkul dengan kasih sayang karena anak-anak itu butuh perhatian dan terus

memberi motivasi kepada anak-anak agar mereka mau mempelajari BTQ.

Karena guru tersebut baru mengajar BTQ di MTs dan sangat disayangkan yang

seharusnya anak-anak MTs itu bisa BTQ tapi kenyataannya yang guru tersebut alami

karena guru tersebut baru mengajar BTQ di MTs itu anak-anak masih jauh banget dan

masih butuh proses dari awal, dari dasar lagi, ketika guru tersebut mengajar di kelas 7

dan 8 yang seharusnya materinya itu berbeda karena guru tersebut menyanya kepada

anak-anak tersebut dan memancing pelajaran yang meraka dapatkan ketika di Mi tau

di SD ternyata mereka tidak sama sekali mendapatkan pelajaran BTQ, sehingga guru

tersebut mengajarkan ulang dasar-dasar BTQ dan yang lainnya. Tapi ketika guru

tersebut mengajar kelas 7 dan 8 tapi daya tangkapnya berbeda kelas 7 dan kelas 8,

kelas 8 lebih cepat daya tanggapnya, lebih cepat dapat nya kalu kelas 7 agak lambat

Page 89: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

mengerti materinya karena kelas 7 di MTs 10 ini kebanyakan dari SD di bandingkan

dari Mi, tapi kalu di dalam mengajar di dalam kelas guru menyampaikan materinya

berbeda tapi materinya sama, kalau di kelas 8 guru menyampaikannya secara detail

kalau di kelas 7 cara menyampaikan materinya satu persatu agar para siswa tersebut

bisa mengerti materi tersebut dengan baik dan benar. Dan sebelum guru memulai

pelajaran BTQ para siswa di wajibkan menghafal setelah menhafal baru guru

menyampaikan materi BTQ dan setelah selesai menyampaikan siswa di wajibkan

mempraktekannya agar supaya siswa lebih mengerti dan paham apa yang sudah di

sampaikan oleh guru tersebut.

Metode yang di pakai oleh guru tersebut dalam mengajar yaitu metode ceramah

dan demonstrasi, dan menghafal supaya para murid mudah menyerap atau

menangkap dan bisa mempraktekan materi apa yang di ajarkan oleh guru tersebut,

tapi sebelum memperaktekan materi yang diberikan oleh guru, guru tersebut

memerintahkan siswa untuk mencari contoh-contoh materi yang di ajarkan.

Respon anak-anak ketika di ajarkan BTQ, menurut guru tersebut kembali lagi

kepada si pengajar atau gurunya, kalau pendidik bisa merangkul, mengeyomi, dan

bisa memberi motivasi kepada anak-anak insyaallah mereka atau siswa akan senang

dan mau belajar BTQ walaupun ada beberapa anak yang masih enggan untuk belajar

BTQ, dan ketika orang tua berperan dalam BTQ ketika di rumah pasti semua anak-

anak yang ada di sekolah pasti akan mudah dan mau untuk belajar BTQ, dan peran

orang tua juga sangan penting ketika anak-anak dirumah bukan Cuma bisa

mengandalkan guru disekolah saja tapi orang tua pun harus berperan walaupun hanya

menanya saja kepada anaknya ketika dirumah, dan ketika ada anak yang tidak mau

belajar BTQ atau ada yang susah dalam menangkap materi yang di ajarkan maka guru

tersebut memberi motivasi, mengayominya dengan rasa kasih sayang dan penuh rasa

sabar agar para siswa yang tidak mau atau susah menangkap materi yang di ajarkan

mau belajar BTQ dengan penuh semangat.

Page 90: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

Dan ada juga kendala dalam belajar dan mengajar, yaitu ketika gurunya semangat

para siswanya tidak semangat dalam belajar, dan ketika para siswanya semangat dan

guru yang mengajarkan malah tidak semangat dan itu tergantung kepada pendidiknya.

Apakah lulusan SD lebih baik BTQ nya di bandingkan lulusan Mi, dan kembali

lagi kepada cara mendidik orang tua dirumah, dan di zaman sekarang anak-anak SMP

lebih bisa BTQ di banding anak-anak MTs karena mayoritas anak-anak MTs dari

orang asli atau orang kampung yang banyak masa bodo kepada anaknya dan mereka

berfikir yang penting anak-anakya sekolah tapi mereka tidak memperhatikannya

ketika dirumah, dan mayoritas anak-anak SMP itu dari orang pendatang atau orang

perumahan yang banyak memanggil guru privat ketika anak-anak sepulang dari

sekolah dan biasanya mereka memanggil guru privat pribadi untuk mengajarkan

anak-anaknya BTQ sehingga anak-anak SMP lebih baik BTQ nya di bandingkan

anak-anak MTs. Dan di MTs Attaqwa 10 kebanyakan lulusan dari SD dan mereka

belum mendapatkan dasar-dasar ilmu atau pelajaran BTQ seperti tajwid dan lain-

lainnya sehingga guru tersebut mengajarkannya dari awal dan dasar-dasarnya BTQ.

Dan harus tegas ketika mengajarkan dasar-dasar BTQ agar para siswa tidak lagi

main-main dalam belajar dasar BTQ dan selalu memberi motivasi agar para siswa

mau belajar BTQ, karena kenyataannya kemauan belajar para siswa tidak ada dan itu

adalah tugas yang harus di benahi oleh guru tersebut dan para guru lainnya.

Dan yang guru BTQ harapkan para siwa mampu mempraktekan atau

mengamalkan ilmu-ilmu yang di ajarkan oleh guru tersebut untuk keseharian

parasiswa di luar sekolah atau di rumah.

Dan tugas berat guru ketika orang tua hanya menitipkan anaknya kesekolah tanpa

mau membantu guru ketika anak-anak berada di rumah dan sebagai guru walaupun

berat tanggung jawabnya harus tetap semangat dalam mengajarkan anak-anak

tersebut di sekolah.

Page 91: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

Kesimpulan dari guru untuk mata pelajar BTQ supaya anak bisa atau maju dalam

membaca Al-qur’an, yaitu antara orang tua dan guru salng membantu dalam

mengajarkan anak-anak, jangan hanya menyerahkan kepada sekolah saja dan orang

tua juga harus memberi motivasi kepada anaknya, dan kembali lagi kepada anak-

anaknya kalau kemampuannya Alhamdulillah walaupun orang tuanya sibuk atau

malas mengajarkannya itu masih mudah untuk diajarkan lebih jauh lagi dalam materi

BTQ, dan belum ada konsultasi antara orang tua dengan guru, dan tingkat

kesadarnnya pun belum ada untuk menanyakan anaknya di sekolah. Dan anak-anak

itu mudah meniru prilaku atau kebiasaan orang tuanya ketika dirumah dan lingkungan

kehidupannya di luar sekolah, maka sebagai orang tua harus hati-hati dengan kegiatan

yang dilakukan anak-anaknya sehari-hari, dan orang tua harus memberi kesadaran

kepada anaknya ketika dirumah. Dan hati-hati dengan HP dan yang lainnya. Kegiatan

anak dirumah kalau bisa di program seperti anak-anak berada di pesantren, dan selalu

memberi contoh yang positif kepada anak-anaknya.

Pewawancara Yang di Wawancarai

Habibi Nur Basyiroh, SPd.I

Page 92: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

ANGKET UNTUK SISWA

Nama :

Kelas :

1. Guru memberikan ice breaking atau permainan sebelum atau dipertengahan

proses pembelajaran

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

2. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

3. Guru memberikan uraian materi al-Qur’an diikuti dengan latihan

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

4. Guru menegur siswa yang bercanda saat pelajaran berlangsung

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

5. Guru mengkondisikan situasi sebelum menjelaskan pelajaran

a. Selalu

b. Sering

Page 93: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

6. Guru mendesain tata ruang kelas secara berkala

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

7. Komunikasi siswa dan guru terjalin dengan baik

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

8. Sebelum memulai pelajaran guru memberikan pertanyaan mengenai materi

sebelumnya

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

9. Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam membeca al-

Qur’an

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

10. Guru menyediakan al-Qur’an untuk para siswa

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

Page 94: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

11. Guru memberikan tugas im’la setelah pembelajaran berlangsung

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

12. Guru memerintahkan siswa maju kedepan untuk menulis tugas yang di

berikan dipapan tulis

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

13. Guru menggunakan metode ceramah saat pelajaran berlangsung

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

14. Guru menggunakan media (elektronik atau cetak) sesuai dengan materi

a. Selalu

b. Sering

c. Karang-kadang

d. Tidak pernah

15. Guru menggunakan metode mengulang materi pelajaran di awal pembelajaran

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

16. Guru menggunakan media pembelajaran sepeti powe point dan video tentang

baca tulis al-Qur’an

a. Selalu

Page 95: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

17. Guru menanamkan tentang pentingnya mempelajari al-Qur’an

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

18. Guru mengevaluasi pelajaran yang sudah diajarkan dikelas

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

19. Guru memberi motivasi sebelum atau setelah pembelajaran

a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

Page 96: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

Nama-Nama Guru

Mts Attaqwa 10 Rawa Silam Kota Bekasi

No Nama Guru Tugas Guru Pend

1 H.A. Syarwanih.Hm, S.Pd.I Guru Nahwu & Kep.Sekolah S1

2 Drs. H.M. Najmuddin, MM Guru Ips S2

3 Isnawarnita, S.Pd Guru B.Indonesia S1

4 H. Dzunnuroin, S.Ag Guru Aqidah Akhlaq S1

5 H. Muhdi Shofri, S.Pd.I Guru Aqidah Akhlaq S1

6 H.A. Jayani, MM.Pd Guru B.Inggris S2

7 Ir.H. Hasanuddin, MM.Pd Guru Ipa S2

8 Masfufah, S.Pd.I Guru Al-Qur’an Hadits S1

9 Najmuddin Hamid, S.Pd.I Guru B.Arab S1

10 Drs.H. Adi Zulfan, MM Guru Fiqih/IPA S2

11 Hj. Nurjalilah, S.Ag Guru Aqidah Akhlaq S1

12 H. Anwar Hamzah, S.Pd.i Guru Penjas S1

13 Siti Fatimah, S.Pd.i Guru Matematika S1

14 Hj. Nuroniyah, S.Hi Guru B.Indonesia S1

15 Ahmad Hanif, S.Hi Guru Al-Qur’an Hadits S1

16 Hj. Mimi Jamilah, S.Sos Guru SKI S1

17 Adi Mulyadi, S.Pd.i Guru Prakarya/TIK S1

18 Drs. Muhammad Guru IPS

19 Ahmad Suja’I, S.Ag Guru Fiqih/MTK S1

20 Zainabun, S.Ag Guru Al-Qur’an Hadits S1

21 Amal Fathuddin, S.Sos Guru IPS S1

22 Mahruddin, MM.Pd Guru PKN/Mulok S2

23 Darmawati, S.Pd.i Guru Nahwu/Mulok S1

Page 97: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

24 Husni Mubarok, MM Guru B.Arab/Mulok S2

25 Basyiroh, S.Pd.i Guru BTQ S1

26 Neneng Ruqoyyah, S.Pd.i Guru B.Arab/Mulok S1

27 Wiwi Qowimah, S.Th.i Guru B.Inggris S1

28 M.Irsyadillah, S.Pd.i Guru PKN S1

29 Ahmad Zikrillah, S.Pd.i Guru IPA S1

30 Abdul Muiz, BA Guru SBK

31 Samsul Ma’arif Guru Penjas/Mulok

32 Saiful Anwar, S.Pd.i Guru B.Inggris/Prakarya/Mulok S1

33 Didin Sholahuddin Guru PKN/Mulok

34 Nur Aliyah Guru IPA/Mulok

35 Dewi Sartika Guru BTQ/Mulok

36 Abdul Mu’min, S.Pd.i Guru matematika S1

37 Asep Awaluddin, S.Pd.i Guru SBK S1

38 Ai Ankamilah Guru Mulok

Page 98: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …
Page 99: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …
Page 100: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …
Page 101: “PERANAN GURU BTQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN …

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Habibi dilahirkan di Kampung Kebalen Desa Kebalen Rt 02/014

Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi pada hari kamis 09

Februari 1995 M.

Nama lengkapnya adalah Habibi Nur, telah lahir dari pasangan

Bapak H.Nur Hadi dan Ibu Hj.Amroh Ia Merupakan anak Pertama dari Tiga

bersaudara yaitu: Maratun Sholeha Nur dan Zahrotussyita Nur. Pendidikan

Sekolah Dasar di MI Attaqwa 06 Kebalen yang tidak jauh dari rumah

kediamannya, sejak lulus MI ia sudah tinggal di Pesantren daerah Ujung Harapan

Kabupaten Bekasi sambil melanjutkan studi nya di MTs Attaqwa Pusat Putra KH.

Noer Alie dan MA Attaqwa Pusat Putra KH. Noer Alie. Setelah Lulus Aliyah Ia

Melanjutkan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mengambil Jurusan Pendidikan

Agama Islam. Pria yang Pemalu ini dikenal sebagai Mahasiswa yang Humoris dan

sangat akrab dengan teman-temannya. Pria yang akrab disapa Habibi ini masih

terus menjalankan aktifitasnya sebagai seorang santri atau mahasiwa di daerah

tempat ia tinggal dan masih banyak aktivitas lain yang ia jalankan sebagai seorang

mahasiswa.