Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Hal | 69
PERANAN AUDIT INTERNAL DAN MANAJEMEN RISIKO
TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KREDIT PADA PT.
HOME CREDIT INDONESIA
Hana Lidyana
Widodo
Donny Dharmawan
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the significance of the
effect of the application of internal audits of the effectiveness of credit
management, analyze the significance of the effect of risk management
of credit financing to the effective management of credit, as well as to
analyze the significance of mutual effect the implementation of
internal audit and risk management of credit financing to the effective
management of credit at PT. Home Credit Indonesia.
This research is quantitative. The data used were obtained from
the results of observations, interviews, as well as doing the
respondent's submission of the questionnaire to the staff of the
company to be an expert in materials testing on the role of internal
audit, risk management, credit management at PT. Home Credit
Indonesia..
Based on the research results obtained in PT. Home Credit
Indonesia, there is a significant influence on the effectiveness of the
implementation of internal audit in the company's credit management.
Besides the risk management also has a significant influence on the
risk management of credit finance company's credit management
effectiveness. If simultaneously, the implementation of internal audit
and risk management of credit financing influence simultaneously to
the effective management of credit to the company.
The need for guidance to the object being audited, especially the
section related to credit management about the importance of ongoing
examinations in credit management to minimize the negative action of
internal and external violations ranging up to monitor the credit and
collection processes currently running. Improving risk management
implementation either of the implemented system and the power of HR
(Human Resources) that is running especially in credit management
activities. The system used must be up to date so that they can cope
with the new problems that they can not be overcome by using a
system slama. Besides the expertise of HR personnel, especially in
analyzing the loan application also needs to be improved in order to
produce a sound credit so that it can generate profits for the company
PT. Home Credit Indonesia
ISSN : 2338 – 4794
Vol 3 No. 3 September - Desember 2016
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Hal | 70
PENDAHULUAN Di zaman yang sudah modern saat
ini, sebagian besar masyarakat juga mulai
meningkatkan taraf hidupnya dengan salah
satu caranya adalah membeli barang-
barang mewah agar terlihat lebih berkelas
dengan orang yang ada di lingkungan
sekitarnya. Pada kenyataannya saat ini
masyarakat Indonesia lebih
mendominasikan kebutuhan konsumtifnya
dibandingkan kebutuhan primer ataupun
sekundernya yang seharusnya lebih
diutamakan, hal ini dikarenakan faktor
gengsi atau gaya hidup yang semakin
meningkat serta pengaruh faktor
lingkungan saat ini. Salah satu kebutuhan
konsumtif yang saat ini sangat digemari
adalah dengan membeli barang-barang
elektronik, furniture, perlengkapan dapur,
dan sebagainya.
Namun untuk memenuhi kebutuhan
konsumtif tersebut, terkadang kita harus
mengeluarkan dana yang cukup fantastis
jika harus dikeluarkan dana secara tunai
(cash). Beberapa diantara mereka, untuk
memenuhi kebutuhan konsumtifnya lebih
memilih sistem cicilan (kredit) dengan
menggunakan salah satu fasilitas kredit
yang diberikan dari Bank berupa kartu
kredit ataupun mengajukan pinjaman ke
lembaga keuangan non bank seperti
leasing atau multifinance.
Salah satu risiko yang muncul
dalam perusahaan adalah risiko kredit,
yang dampaknya dapat mengakibatkan
terjadinya kredit macet. Kredit macet
terjadi jika kredit yang diberikan oleh
pihak perusahaan kepada pelanggan
(customer) tidak dapat dilunasi tepat pada
waktu yang ditentukan, sehingga dapat
mengurangi profitabilitas perusahaan.
Tidak hanya itu saja, pihak perusahaan
(PT. HCID) juga sering menemukan
kecurangan yang terjadi dari pihak internal
dan eksternal seperti pemberian data fiktif
dari pelanggan, manipulasi data dari pihak
agen penjualan, dan lain-lain.
Dengan tingkat persaingan antar
perusahaan multifinance dan risiko
perkreditan yang tinggi tersebut
menyebabkan pihak manajemen
perusahaan perlu menerapkan suatu
pengendalian internal yang memadai untuk
melindungi harta milik perusahaan dengan
meminimumkan kemungkinan terjadinya
penyelewengan, pemborosan, kemacetan
kredit, serta meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kinerja. Dengan demikian,
segala bentuk kesalahan, kecurangan, dan
tindakan-tindakan lain yang dilakukan oleh
pihak luar maupun pihak dalam perusahaan
yang dapat merugikan perusahaan dapat
ditekan serendah mungkin.
LANDASAN TEORI
Menurut Sukrisno Agoes (2012:4),
auditing adalah:“Suatu pemeriksaan yang
dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh
pihak yang independen, terhadap laporan
keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan-catatan
pembukuan dan bukti-bukti
pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan tersebut.”
Luasnya pemeriksaan menurut
Sukrisno Agoes (2012:10), audit bisa
dibedakan atas :
1. Pemeriksaan Umum (General Audit)
2. Pemeriksaan Khusus (Special Audit)
Sedangkan ditinjau dari jenis pemeriksaan
menurut Sukrisno Agoes (2012:11-13),
audit bisa dibedakan atas :
Manajemen Audit (Operational Audit)
1. Pemeriksaan Ketaatan (Compliance
Audit)
2. Pemeriksaan Intern (Internal Audit)
3. Computer Audit
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Hal | 71
Menurut IAASB yang dikutip
oleh Hery (2016:29), isi dari standar audit
yang telah diberlakukan IAASB dan
diadopsi oleh IAPI, adalah :
1. Prinsip Umum dan Tanggung Jawab:
2. Penilaian Risiko dan Respons terhadap
Risiko yang telah Dinilai:
3. Bukti Audit:
4. Penggunaan Hasil Pekerjaan Pihak
Lain:
5. Kesimpulan Audit dan Pelaporan:
6. Area Khusus:
(Internal audit adalah penilaian
yang sistematis dan objektif yang
dilakukan auditor internal terhadap
operasi dan kontrol yang berbeda-beda
dalam organisasi untuk menentukan
apakah (1) informasi keuangan dan
operasi telah akurat dan dapat diandalkan;
(2) peraturan eksternal serta kebijakan
dan prosedur internal yang bisa diterima
telah diikuti; (3) sumber daya telah
digunakan secara efisien dan ekonomis.)
Ruang lingkup audit internal
menilai keefektifan sistem pengendalian
internal serta pengevaluasian terhadap
kelengkapan dan keefektifan sistem
pengendalian internal yang dimiliki
organisasi, serta kualitas pelaksanaan
tanggung jawab yang diberikan.
Untuk melaksanakan tugasnya
audit internal mempunyai batasan ruang
lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan,
yaitu :
1. Kepatuhan (compliance)
2. Verifikasi (verification)
3. Evaluasi (evaluation)
Standar atribut yang harus dimiliki
oleh seorang Audit Internal menurut Hery
(2016:271), sebagai berikut :
1. Pengelolaan Fungsi Audit Internal
2. Lingkup Penugasan
3. Perencanaan Penugasan
4. Pelaksanaan Penugasan
5. Komunikasi Hasil Penugasan
6. Pemantauan Tindaklanjut
7. Resolusi Penerimaan Risiko oleh
Manajemen
Manajemen resiko bila kita
merujuk pada peraturan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) NOMOR 1/POJK.05/
2015 pada Pasal 1 No. 11, mengartikan
manajemen risiko sebagai serangkaian
prosedur dan metodologi yang digunakan
untuk mengidentifikasi, mengukur,
memantau, dan mengendalikan Risiko
yang timbul dari kegiatan usaha LJKNB
(Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank).
Penerapan manajemen risiko
menurut peraturan OJK Peraturan OJK
NOMOR 1/POJK.05/2015 pada pasal 2
(2), menyebutkan :
1. Pengawasan aktif direksi, dewan
komisaris, atau yang setara dari
LJKNB;
2. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan
penetapan limit Risiko;
3. Kecukupan proses identifikasi,
pengukuran, pemantauan dan
pengendalian Risiko;
4. Sistem informasi Manajemen Risiko;
dan
5. Sistem pengendalian intern yang
menyeluruh.
Pada dasarnya risiko masih dapat
dikelola. Pengelolaan risiko adalah upaya
yang sadar untuk mengidentifikasi,
mengukur, dan mengendalikan bentuk
kerugian yang dapat timbul. Ini merupakan
upaya yang terus-menerus, karena risiko
akan dihadapi oleh siapa saja, baik besar
maupun kecil.
Menurut Kasmir (2014:86) kredit
atau pembiayaan dapat berupa uang atau
tagihan yang nilainya diukur denganuang.
Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan
kewajiban masing-masing pihak, termasuk
jangka waktu serta bunga yang ditetapkan
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Hal | 72
bersama. Demikian pula dengan masalah
sanksi apabila debitur ingkar janji terhadap
perjanjian yang telah dibuat bersama.
Unsur-unsur kredit yang utama
adalah adanya orang atau badan yang
memiliki uang, barang atau jasa yang
bersedia untuk meminjamkan kepada pihak
lain. Orang atau badan demikian lazim
disebut kreditur.
Menurut Kasmir (2014:87)
terkandung unsur-unsur dalam fasilitas
kredit, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kepercayaan
2. Kesepakatan
3. Jangka waktu
4. Risiko
5. Balas Jasa
Sebelum fasilitas kredit diberikan,
maka pihak bank ataupun LKNB
(Lembaga Keuangan Non-Bank) harus
merasa yakin bahwa kredit yang diberikan
benar-benar akan kembali. Keyakinan
tersebut diperoleh dari hasil penilaian
kredit sebelum kredit tersebut disalurkan.
Menurut Kasmir (2014:95),
penilaian tersebut menggunakan beberapa
prinsip, yaitu prinsip 5C dan prinsip 7P.
1. Prinsip 5C
Prinsip pemberian kredit dengan konsep
5 C ini,meliputi :
a. Character (Watak / Kepribadian)
b. Capacity (Kemampuan)
c. Capital (Modal)
d. Collateral (Jaminan atau Agunan)
e. Condition of Economic (Kondisi
Perekonomian)
2. Prinsip 7P
Prinsip pemberian kredit dengan konsep
7 P ini,meliputi :
a. Personality (Kepribadian)
b. Party
c. Purpose (Tujuan)
d. Prospect
e. Payment
f. Profitability
g. Protection
METODE PENELITIAN Untuk mengukur Efektivitas
Pengelolaan Kredit (Y) terdapat 9
(sembilan) indikator yang dijelaskan dalam
Tabel 1 selain itu metode pengumpulan
data yang digunakan untuk variabel Y ini
berupa angket (kuesioner) yang terdiri dari
9 (sembilan) pertanyaan dengan
menggunakan metode pengukuran skala
likert.
Tabel 1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Subvariabel Indikator
Audit
Internal
(Variabel
X1)
1. Program
Audit
1. Membuat program audit sebelum program dijalankan.
2. Review program audit internal secara berkala.
2. Pelaksanaan
Audit
Internal
1. Melakukan fungsi pengawasan saat pelaksanaan audit.
2. Proses audit terhadap ketepatan perhitungan pokok
dan bunga kredit.
3. Proses audit fisik atas catatan kredit dan buku kredit.
4. Pemeriksaan dokumen-dokumen yang terkait dengan
penagihan kredit, ketaatan dan kebijakan kredit dalam
penagihan kredit.
5. Mengevaluasi atas standar pekerjaan yang telah
ditetapkan.
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Hal | 73
6. Merekomendasikan perbaikan kepada manajemen jika
menemukan pelanggaran dan pengendalian yang
lemah.
3. Laporan
Hasil Audit
Internal dan
Tindak
Lanjutnya
1. Pelaporan hasil audit internal kepada manajemen.
2. Pemantauan rekomendasi yang telah diberikan kepada
manajemen terkait.
Manajemen
Risiko
(Variabel
X2)
Pelaksanaan
Manajemen
Risiko
1. Penerapan sistem informasi dan prosedur kredit.
2. Penerapan system credit scoring.
3. Pedoman standar penerapan manajemen risiko
perusahaan pembiayaan.
4. Laporan dan data sistem informasi manajemen.
5. Pelaksanaan fungsi remedial secara independen.
6. Jangka waktu kredit.
7. Pengembangan sistem pengawasan berbasis risiko.
8. Sistem informasi untuk mengidentifikasi adanya
konsentrasi dalam portofolio kredit.
9. Sistem dan metodologi statistik kualitatif/kuantitatif
untuk mengukur risiko.
10. Pengendalian risiko kredit.
11. Memastikan integritas data yang digunakan.
Efektivitas
Pengelolaan
Kredit
(Variabel Y)
1. Standar dan
Penilaian
Kelayakan
Kredit
1. Melihat reputasi dan sifat-sifat positif dari nasabah.
2. Kemampuan konsumen membayar kewajibannya
untuk penetapan limit pemberian kredit barang/jasa.
3. Kelengkapan dokumen pengajuan kredit dari pihak
konsumen.
4. Riwayat kredit konsumen sebelumnya (Sistem
Informasi Debitur) dari laporan Bank Indonesia.
5. Pemahaman dan penyebarluasan pedoman kredit.
6. Kontrak kredit yang jelas dan mudah di pahami oleh
konsumen.
2. Pengelolaan
Kredit
Berjalan
1. Fasilitas pembayaran (channel payment) yang lengkap
dan mudah di akses oleh konsumen.
2. Konsumen dapat melakukan pembayaran kredit secara
tepat waktu.
3. Penyetoran kredit sesuai dengan kwitansi pembayaran
konsumen oleh petugas penagihan lapangan (field
collector).
Dalam rangka pengumpulan data-
data diperlukan bagi penyusunan skripsi
ini, digunakan beberapa cara sebagai
berikut:
Riset Pustaka
Riset Pustaka yaitu metode
pengumpulan data dalam penelitian ini
lebih banyak menggunakan data-data
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Hal | 74
sekunder yaitu data-data yang
dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh
pihak ketiga, berdasarkan studi
kepustakaan terhadap literatur-literatur
yang berkaitan dengan penulisan.
Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai
usaha guna memperoleh data yang bersifat
teori sebagai pembanding dengan data
penelitian yang diperoleh.
Riset Lapangan
Riset Lapangan yaitu meninjau
langsung objek penelitian dengan maksud
memperoleh data sekunder. Riset lapangan
dapat dilakukan dengan cara:
1. Observasi
2. Interview
3. Kuesioner atau Angket
Data yang telah terkumpul
kemudian diolah, disajikan dalam susunan
yang baik dan rapi. Berikut ini adalah
teknik analisis data yang digunakan penulis
dalam penelitian ini :
Uji Hubungan (Uji Korelasi)
Uji korelasi bertujuan untuk
menguji hubungan antara dua variabel
yang tidak menunjukkan hubungan
fungsional (berhubungan bukan berarti
disebabkan). Uji korelasi tidak
membedakan jenis variabel apakah
variabel dependen maupun independen.
Koefisiensi korelasi dinyatakan dalam %
(persen) keeratan hubungan antar variabel
yang dinamakan dengan koefisien korelasi,
yang menunjukkan derajad keeratan
hubungan antara dua variabel dan arah
hubungannya (+ atau -).
Dalam uji korelasi terdapat
beberapa macam model korelasi, seperti
Pearson (product moment), Rank
Spearman dan Kendall. Perbedaannya
adalah, jika uji korelasi menggunakan
model Pearson (product moment), artinya
data yang dijadikan sampel lebih dari 30
(tiga puluh) data dan kondisi datanya
normal. Pada model perason termasuk
statistik parametik. Sedangkan jika uji
korelasinya menggunakan model Korelasi
Rank Spearman dan Kendall, data yang
digunakan untuk sampel kurang dari 30
data (sampel kecil) dan kondisi datanya
tidak normal. Pada model rank spearman
dan kendall termasuk statistik non-
parametik. Pada penelitian ini uji korelasi
yang digunakan adalah Uji Korelasi
Pearson (product moment).
Uji Model
Setelah melakukan uji korelasi, uji
model juga dilakukan dalam penelitian ini.
Dalam Uji Model ini dilakukan melalui :
Regresi Sederhana
Jenis regresi sederhana merupakan
jenis regresi yang hanya terdapat satu buah
variabel bebas dan satu buah variabel
terikat, dengan model persamaan regresi
tersebut adalah sebagai berikut :
Dimana:
Y = Pengelolaan Kredit
X = Variabel Bebas, dilakukan dengan
pengujian 2 model, yaitu :
Pertama :Y (Pengelolaan Kredit)
terhadap X1 (Audit Internal).
Kedua : Y (Pengelolaan
Kredit) terhadap X2(Manajemen
Risiko).
α = Konstanta persamaan regresi
b = Koefisien regresi
Regresi Berganda
Dalam penelitian ini, teknik yang
digunakan adalah teknik analisis regresi
berganda, karena variabel bebas dalam
penelitian ini lebih dari satu. Teknik
analisis regresi berganda merupakan teknik
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Hal | 75
uji yang digunakan untuk mengetahui
pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen, dengan persamaan
sebagai berikut:
Dimana:
Y = Pengelolaan Kredit
X1 = Audit Internal
X2 = Manajemen Risiko
Pembiayaan
α = Konstanta persamaan
regresi
b1,2 = Koefisien regresi
Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji model
regresi berganda, uji hipotesis juga
dilakukan dalam penelitian ini. Dalam Uji
Hipotesis ini dilakukan melalui :
Uji Statistik t
Uji statistik t menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel
dependen dan digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara
individual terhadap variabel dependen
yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05.
Dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:
1. Jika nilai probabilitas lebih besar dari
0,05, maka H0 diterima atau Ha
ditolak, ini berarti menyatakan bahwa
variabel independen atau bebas tidak
mempunyai pengaruh secara
individual terhadap variabel dependen
atau terikat.
2. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari
0,05, maka H0 ditolak atau Ha
diterima, ini berarti menyatakan
bahwa variabel independen atau bebas
mempunyai pengaruh secara
individual terhadap variabel dependen
atau terikat.
Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk
mengetahui pengaruh semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model
regresi secara bersama-sama terhadap
variabel dependen yang diuji pada tingkat
signifikan 0,05. Dasar pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai probabilitas lebih besar dari
0,05, maka H0 diterima atau Ha
ditolak, ini berarti menyatakan bahwa
semua variabel independen atau bebas
tidak mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel
dependen atau terikat.
2. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari
0,05, maka H0 ditolak atau Ha
diterima, ini berarti menyatakan
bahwa semua variabel independen
atau bebas mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap
variabel dependen atau terikat.
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Hal | 76
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Rekapitulasi Tanggapan Responden tentang Audit Internal
Hasil tanggapan responden mengenai audit internal dapat disajikan pada tabel 2
sebagai berikut :
Tabel 2
Rekapitulasi tentang Audit Internal
Pertanyaan F
SKOR Jawaban Responden Jumlah Skor
(X1) SS S TP TS STS
5 4 3 2 1
Butir 1 F 33 10 2 0 0 211
Butir 2 F 27 18 0 0 0 207
Butir 3 F 18 27 0 0 0 198
Butir 4 F 13 30 0 2 0 189
Butir 5 F 7 12 22 4 0 157
Butir 6 F 17 28 0 0 0 197
Butir 7 F 13 28 4 0 0 189
Butir 8 F 17 25 3 0 0 194
Butir 9 F 15 27 3 1 0 192
Butir 10 F 16 27 2 0 0 194
TOTAL Σ 176 232 36 7 0 1928
Rekapitulasi Tanggapan Responden tentang Manajemen Risiko
Hasil tanggapan responden mengenai audit internal dapat disajikan pada tabel
3sebagai berikut :
Tabel 3
Rekapitulasi tentang Manajemen Risiko
Pertanyaan F
SKOR Jawaban Responden Jumlah Skor
(X2) SS S TP TS STS
5 4 3 2 1
Butir 1 F 24 20 1 0 0 203
Butir 2 F 18 18 9 0 0 189
Butir 3 F 18 23 4 0 0 194
Butir 4 F 11 27 5 2 0 182
Butir 5 F 24 21 0 0 0 204
Butir 6 F 10 28 5 2 0 181
Butir 7 F 16 27 0 2 0 192
Butir 8 F 3 18 17 7 0 152
Butir 9 F 14 29 0 2 0 190
Butir 10 F 17 23 5 0 0 192
Butir 11 F 20 24 0 1 0 198
TOTAL Σ 175 258 46 16 0 2077
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Hal | 77
Rekapitulasi Tanggapan Responden tentang Pengelolaan Kredit
Hasil tanggapan responden mengenai audit internal dapat disajikan pada tabel 4
sebagai berikut :
Tabel 4
Rekapitulasi tentang Pengelolaan Kredit
Pertanyaan F
SKOR Jawaban Responden Jumlah
Skor (Y) SS S TP TS STS
5 4 3 2 1
Butir 1 F 23 16 5 1 0 196
Butir 2 F 17 19 9 0 0 188
Butir 3 F 11 22 10 2 0 177
Butir 4 F 18 26 0 1 0 196
Butir 5 F 20 23 2 0 0 198
Butir 6 F 20 23 2 0 0 198
Butir 7 F 15 25 4 1 0 189
Butir 8 F 16 25 2 2 0 190
Butir 9 F 23 18 4 0 0 199
TOTAL Σ 163 197 38 7 0 1731
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis sudah
melakukan pengujian terhadap kualitas
data yang dijadikan bahan pengujian,
sebelum diolah kedalam uji hipotesis.
Terlebih dahulu memastikan apakah data
tersebut valid dan reliabilitas dengan
dilakukannya teknik pengujian instrumen
penelitian atau uji kualitas data.
Uji Kualitas Data Untuk melakukan pengujian data,
dapat diuji dengan cara uji validitas data,
uji reliabilitas dan uji asumsi klasik dari
data penelitian, berikut ini :
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas ini dilakukan untuk
menguji konsistensi jawaban dari
responden melalui pertanyaan yang
diberikan. Hasil dari pengujian reliabilitas
digunakan untuk mengetahui apakah
instrumen penelitian yang dipakai dapat
digunakan berkali-kali pada waktu yang
berbeda. Reliabilitas sebenarnya adalah
alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuesioner dapat dikatakan
reliable atau handal jika jawaban
responden terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Dalam pengujian reliabilitas ini, peneliti
menggunakan metode statistik Cronbach
Alpha dengan signifikansi yang digunakan
sebesar 0,6 dimana jika nilai Cronbach
Alpha dari suatu variabel lebih besar dari
0,6 maka butir pertanyaan yang diajukan
dalam pengukuran instrumen tersebut
memiliki reliabilitas yang memadai.
Sebaliknya, jika nilai Cronbach Alpha dari
suatu variabel lebih kecil dari 0,6 maka
butir pertanyaan tersebut tidak reliable.
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Hal | 78
Tabel 5
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Jumlah butir
pertanyaan Cronbach alpha Kesimpulan
Penerapan Audit Internal 10 butir 0,703 Reliable
Penerapan Manajemen Risiko 11 butir 0,740 Reliable
Efektivitas Pengelolaan Kredit 9 butir 0,744 Reliable
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan
bahwa instrumen untuk setiap variabel
penelitian adalah reliabel, karena α hitung
> 0,6. Pada variabel penerapan audit
internal memiliki α hitung 0,703> 0,6.
Sedangkan pada variabel penerapan
manajemen risiko memiliki α 0,740> 0,6.
Dan untuk variabel efektivitas pengelolaan
kredit memiliki α hitung 0,744> 0,6. Hal
ini dapat disimpulkan, untuk data
kuesioner yang diajukan reliabilitas atau
dapat diterima untuk pengujian hipotesis
dari ketiga variabel yang menjadi bahan
penelitian.
Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk
mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner dilihat jika pertanyaan dalam
kuesioner tersebut mampu mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut. Uji validitas ini dapat dilakukan
dengan menggunakan korelasi antar skor
butir pertanyaan dengan total skor konstruk
atau variabel.
Setelah itu tentukan hipotesis Ho:
skor butir pertanyaan berkorelasi positif
dengan total skor konstruk dan Ha:s
korbutir pertanyaan tidak berkorelasi
positif dengan total skor konstruk. Setelah
menentukan hipotesis Ho dan Ha,
kemudian uji dengan membandingkan r
hitung (tabel corrected item-total
correlation) dengan r tabel (tabel Product
Moment dengan signifikansi 0,05) untuk
degree of freedom (df) = n-2, dimana “n”
adalah jumlah sampel penelitian sebanyak
45 responden sehingga diperoleh nilai (df)
= 45-2 atau nilai df dari 43 adalah
0,248.Suatu kuesioner dinyatakan valid
apabila r hitung > r tabel. Maka hasil
pengujian validitas ditunjukkan dalam
table berikut:
Tabel 6
Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan Audit Internal
Pertanyaan Variabel R hitung r tabel Kesimpulan
Butir 1 Penerapan Audit Internal 0,342 0,248 Valid
Butir 2 Penerapan Audit Internal 0,568 0,248 Valid
Butir 3 Penerapan Audit Internal 0,432 0,248 Valid
Butir 4 Penerapan Audit Internal 0,525 0,248 Valid
Butir 5 Penerapan Audit Internal 0,555 0,248 Valid
Butir 6 Penerapan Audit Internal 0,320 0,248 Valid
Butir 7 Penerapan Audit Internal 0,522 0,248 Valid
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Hal | 79
Butir 8 Penerapan Audit Internal 0,565 0,248 Valid
Butir 9 Penerapan Audit Internal 0,453 0,248 Valid
Butir 10 Penerapan Audit Internal 0,476 0,248 Valid
Untuk sampel penelitian ada sebanyak 45 responden sehingga menghasilkan degree of
freedom (df) sebesar 0,248 yang dapat dilihat pada rtabel. Pada tabel 7menunjukkan bahwa
variabel penerapan audit internal mempunyai kriteria yang valid untuk semua item atau butir
pertanyaan dengan nilai rhitung> rtabel. Dan data tersebut bisa digunakan untuk pengujian
hipotesis.
Tabel 7
Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan Manajemen Risiko
Pertanyaan Variabel R hitung r tabel Kesimpulan
Butir 1 Penerapan Manajemen Risiko 0,637 0,248 Valid
Butir 2 Penerapan Manajemen Risiko 0,420 0,248 Valid
Butir 3 Penerapan Manajemen Risiko 0,761 0,248 Valid
Butir 4 Penerapan Manajemen Risiko 0,719 0,248 Valid
Butir 5 Penerapan Manajemen Risiko 0,648 0,248 Valid
Butir 6 Penerapan Manajemen Risiko 0,705 0,248 Valid
Butir 7 Penerapan Manajemen Risiko 0,396 0,248 Valid
Butir 8 Penerapan Manajemen Risiko 0,569 0,248 Valid
Butir 9 Penerapan Manajemen Risiko 0,392 0,248 Valid
Butir 10 Penerapan Manajemen Risiko 0,632 0,248 Valid
Butir 11 Penerapan Manajemen Risiko 0,406 0,248 Valid
Untuk sampel penelitian ada sebanyak 45 responden sehingga menghasilkan degree of
freedom (df) sebesar 0,248 yang dapat dilihat pada rtabel. Pada tabel 8menunjukkan bahwa
variabel penerapan manajemen risikomempunyai kriteria yang valid untuk semua item atau
butir pertanyaan dengan nilai rhitung> rtabel. Dan data tersebut bisa digunakan untuk pengujian
hipotesis.
Tabel 8
Hasil Uji Validitas Variabel Efektivitas Pengelolaan Kredit
Pertanyaan Variabel R hitung r tabel Kesimpulan
Butir 1 Pengelolaan Kredit 0,502 0,248 Valid
Butir 2 Pengelolaan Kredit 0,559 0,248 Valid
Butir 3 Pengelolaan Kredit 0,686 0,248 Valid
Butir 4 Pengelolaan Kredit 0,668 0,248 Valid
Butir 5 Pengelolaan Kredit 0,628 0,248 Valid
Butir 6 Pengelolaan Kredit 0,628 0,248 Valid
Butir 7 Pengelolaan Kredit 0,553 0,248 Valid
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Hal | 80
Butir 8 Pengelolaan Kredit 0,467 0,248 Valid
Butir 9 Pengelolaan Kredit 0,663 0,248 Valid
Untuk sampel penelitian ada
sebanyak 45 responden sehingga
menghasilkan degree of freedom (df)
sebesar 0,248 yang dapat dilihat pada rtabel.
Pada tabel 8 menunjukkan bahwa variabel
efektivitas pengelolaan kredit mempunyai
kriteria yang valid untuk semua item atau
butir pertanyaan dengan nilai rhitung> rtabel.
Dan data tersebut bisa digunakan untuk
pengujian hipotesis.
Uji Asumsi Klasik Dalam melakukan pengujian data
juga perlu dilakukannya uji asumsi klasik.
Setelah dilakukan pengujian atas validitas
dan reliabilitas, dilanjutkan dengan
melakukan uji asumsi klasik, sebagai
berikut ini :
Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel
penggangu atau residual memiliki
distribusi normal.Model regresi yang baik
adalah distribusi data normal atau paling
tidak mendekati normal.Seperti diketahui
bahwa uji t dan uji F mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal.Jika asumsi ini dilanggar maka uji
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah
sampel kecil.Untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak
yaitu dengan melihat normal probability
plot yang membandingkan distribusi
kumulatif dari distribusi normal.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam suatu model regresi
terdapat persamaan atau perbedaan varian
yang dapat dilihat dari grafik plot. Deteksi
ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat adatidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y
adalah Y telah diprediksi dan sumbu X
adalah residual (Y prediksi - Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized.
Uji Multikolinearitas
Dalam penelitian ini uji multikolinearitas
digunakan untuk menguji apakah ada
korelasi atau hubungan diantara variabel
penerapan audit internal dan penerapan
manajemen risiko.Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen.Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak orthogonal,
variabel orthogonal adalah variabel
independen yang memiliki nilai korelasi
antar sesama variabel independen sama
dengan nol. Multikolinearitas dapat dilihat
dari nilai tolerance dan lawannya VIF.
Nilai cut off yang umum dipakai untuk
menunjukan adanya nilai multikolinearitas
adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama
dengan nilai VIF >10.
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Hal | 81
Tabel 9
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 28,926 9,035
3,201 ,003
Audit_Internal ,539 ,166 ,419 3,242 ,002 ,998 1,002
Manajemen_Risiko -,293 ,113 -,336 -2,599 ,013 ,998 1,002
a. Dependent Variable: Pengelolaan_Kredit
Pada tabel 9 terlihat nilai tolerance untuk
tiap variabel sebesar 0,998 sedangkan nilai
VIF untuk masing-masing variabel sebesar
1,002. Berdasarkan pedoman terhadap uji
multikolinieritas nilai tolerance > 0,1 dan
nilai VIF < 10, maka terlihat bahwa tidak
terjadi korelasi diantara variabel penerapan
audit internal dan penerapan manajemen
risiko, yang artinya juga tidak terjadi
multikolinearitas dalam model regresi ini.
Uji Hubungan (Uji Korelasi) Uji korelasi bertujuan untuk
menguji hubungan antara dua variabel
yang tidak menunjukkan hubungan
fungsional (berhubungan bukan berarti
disebabkan). Uji korelasi tidak
membedakan jenis variabel apakah
variabel dependen maupun independen.
Koefisiensi korelasi dinyatakan dalam %
(persen) keeratan hubungan antar variabel
yang dinamakan dengan koefisien korelasi,
yang menunjukkan derajad keeratan
hubungan antara dua variabel dan arah
hubungannya (+ atau -). Pada penelitian ini
uji korelasi yang digunakan adalah Uji
Korelasi Pearson (product moment).
Tabel 10
Hasil Uji Korelasi Pearson (Product Moment)
Correlations
Audit_Internal
Manajemen_Risiko
Pengelolaan_Kredit
Audit_Internal Pearson Correlation 1 -,049 ,435
**
Sig. (2-tailed)
,747 ,003 N 45 45 45
Manajemen_Risiko Pearson Correlation -,049 1 -,356
*
Sig. (2-tailed) ,747
,016 N 45 45 45
Pengelolaan_Kredit
Pearson Correlation ,435** -,356
* 1
Sig. (2-tailed) ,003 ,016
N 45 45 45
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Dalam tabel 10 dapat dilihat bahwa
tingkat hubungan variabel X1 dengan
variabel Y tidak sama dengan 0 (r ≠ 0),
begitu pula dengan tingkat hubungan
variabel X2 dengan variabel Y maka dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Hal | 82
1. Peranan Audit Internal berhubungan
secara positif dengan Efektivitas
Pengelolaan Kredit sebesar 0,435 (r =
0,435).
2. Peranan Manajemen Risiko
berhubungan secara negatif dengan
Efektivitas Pengelolaan Kredit sebesar
0,356 (r = - 0,356).
3.
Uji Model Setelah melakukan uji korelasi, uji
model juga dilakukan dalam penelitian ini.
Dalam Uji Model ini dilakukan melalui :
Regresi Sederhana
Jenis regresi sederhana merupakan
jenis regresi yang hanya terdapat satu buah
variabel bebas dan satu buah variabel
terikat. Dalam pengujian regresi sederhana
terdapat 2 (dua) uji model pengujiannya,
diantaranya :
Uji Model 1
Uji model yang pertama dalam penelitian
ini dengan variabel Peranan Audit Internal
dengan Efektivitas Pengelolaan Kredit,
adalah :
Ho : Tidak terdapat hubungan positif
antara Peranan Audit Internal
dengan Efektivitas Pengelolaan
Kredit.
Ha : Terdapat hubungan positif antara
Peranan Audit Internal dengan
Efektivitas Pengelolaan Kredit.
Uji model yang pertama dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi sederhana,
yang hasilnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 11
Hasil Uji Regresi Sederhana Model 1
Model Summary
Model R R
Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,435a ,189 ,170 3,333
a. Predictors: (Constant), Audit_Internal
Pada tabel 11 menampilkan nilai R
yang merupakan simbol dari nilai koefisien
korelasi. Jika nilai rhitung> rtabel, itu artinya
Ho ditolak dan Ha diterima. Dari data tabel
diatas menujukkan nilai rhitung adalah
0,435, sedangkan untuk rtabel adalah
sebesar 0,248, itu artinya nilai rhitung> rtabel
yang artinya Ho ditolak dan menerima Ha.
Dapat disimpulkan terdapat hubungan
positif antara Peranan Audit Internal
dengan Efektivitas Pengelolaan Kredit.
Uji Model 2
Uji model yang kedua dalam penelitian ini
dengan variabel Peranan Manajemen
Risikodengan Efektivitas Pengelolaan
Kredit, adalah :
Ho : Tidak terdapat hubungan positif
antara Peranan Manajemen
Risiko dengan Efektivitas
Pengelolaan Kredit.
Ha : Terdapat hubungan positif antara
Peranan Manajemen Risiko
dengan Efektivitas Pengelolaan
Kredit.
Uji model yang kedua dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi sederhana,
yang hasilnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Hal | 83
Tabel 12
Hasil Uji Regresi Sederhana Model 2
Model Summary
Model R R
Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,356a ,127 ,107 3,459
a. Predictors: (Constant), Manajemen_Risiko
Pada tabel 12 menampilkan nilai R
yang merupakan simbol dari nilai koefisien
korelasi. Jika nilai rhitung> rtabel, itu artinya
Ho ditolak dan Ha diterima. Dari data tabel
diatas menujukkan nilai rhitung adalah
0,356, sedangkan untuk rtabel adalah
sebesar 0,248, itu artinya nilai rhitung> rtabel
yang artinya Ho ditolak dan menerima Ha.
Dapat disimpulkan terdapat hubungan
positif antara Peranan Manajemen Risiko
dengan Efektivitas Pengelolaan Kredit.
Regresi Berganda
Dalam penelitian ini, teknik yang
digunakan adalah teknik analisis regresi
berganda, karena variabel bebas dalam
penelitian ini lebih dari satu. Uji model
regresi berganda, hasilnya dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 13
Hasil Uji Regresi Berganda
Model Summary
Model
R R
Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,549
a
,302 ,268 3,130
a. Predictors: (Constant), Manajemen_Risiko, Audit_Internal
Berdasarkan tabel diatas dapat
dilihat bahwa nilai koefisienAdjusted R
Square yang dihasilkan oleh variabel-
variabelindependen sebesar 0,268 yang
artinya adalah 26,8% variabel dependen
efektivitas pengelolaan kredit dijelaskan
oleh variabel independen penerapan audit
internal dan penerapan manajemen risiko,
dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain
diluar variabel independen yang
digunakan.
Angka koefisien kolerasi (R) pada
tabel 13 sebesar 0,549 menunjukkan
bahwa hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen
adalah kuat karena memiliki nilai koefisien
kolerasi diatas 0,5. Standar Error of
Estimate (SEE) sebesar 3,130. Makin kecil
nilai SEE akan membuat model regresi
semakin tepat dalam memprediksi variabel
dependen.
Uji Hipotesis Dalam penelitian ini, 2 (dua)
variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat
akan di uji tingkat hubungannya dengan uji
hipotesis yang terdiri dari 2 (dua)
pengujian, yaitu uji t (uji secara parsial)
dan uji F (uji secara simultan).
Uji t Pengujian regresi secara parsial (uji
t) berguna untuk menguji pengaruh dari
masing-masing variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependen. Untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh dari
masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen dapat dilihat
dengan membandingkan nilai probabilitas
(p-value) dari masing-masing variabel
dengan tingkat signifikansi yang
digunakan sebesar 0,05. jika p-value lebih
kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan
bahwa variabel-variabel independen secara
parsial mempunyai pengaruh signifikan
terhadap variabel dependen. Hasil uji
regresi secara parsial (uji t) dapat dilihat
pada tabel berikut:
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Hal | 84
Tabel 14
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 (Constant) 28,926
9,035 3,201
,003
Audit_Internal
,539 ,166 ,419 3,242
,002
Manajemen_Risiko
-,293
,113 -,336
-2,59
9
,013
a. Dependent Variable: Pengelolaan_Kredit
Dalam tabel Coefficients di atas
ditunjukkan bahwa variabel independen
yang dimasukkan dalam model yaitu
penerapan audit internal adalah signifikan.
Hal ini dapat dilihat padaprobabilitas
signifikannya adalah sebesar 0,002yang
lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ho1
ditolak dan Ha1 diterima.Hasil dari uji
hipotesis diatas menunjukkan bahwa
penerapan audit internal berpengaruh
positif secara signifikan terhadap
kebijakan pemberian kredit.Dengan
demikian penerapan audit internal sangat
berperan penting dalam efektivitas
pengelolaan kredit.
Variabel penerapan manajemen
risiko memiliki nilai probabilitas signifikan
sebesar 0,013 di bawah 0,05 yang berarti
Ho2 ditolak dan Ha2 diterima. Hasil dari uji
hipotesis diatas menunjukkan bahwa
penerapan manajemen risiko berpengaruh
negatif secara signifikan terhadap
efektivitas pengelolaan kredit. Dengan
demikian semakin baik suatu perusahaan
multifinance menerapkan manajemen
resiko, maka perusahaan akan lebih
selektif dan lebih berhati-hati dalam
memberikan kebijakan kredit pada
nasabah, sehingga volume kredit yang
diberikan akan semakin berkurang.
Dari hasil uji regresi yang
dilakukan, juga ditemukan bahwa variabel
penerapan audit internal dan penerapan
manajemen risiko berpengaruh terhadap
efektivitas pengelolaan kredit.
Uji F Pengujian signifikansi simultan (uji
F) dilakukan untuk menunjukkan apakah
semua variabel independen yang
digunakan dalam model regresi
mempunyai pengaruh yang signifikan
secara bersama-sama terhadap variabel
dependen. Hasilnya dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 15
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares
df
Mean
Square
F Sig
.
1
Regression
177,754 2 88,8
77 9,072
,001
b
Residual
411,446 42
9,796
Total 589,200 44
a. Dependent Variable: Pengelolaan_Kredit
b. Predictors: (Constant), Manajemen_Risiko, Audit_Internal
Berdasarkan hasil pengolahan data
pada tabel 15 menunjukkan bahwa nilai
signifikansi sebesar 0,001 atau lebih kecil
dari nilai probabilitas (p-value) 0,05
(0,001< 0,5). Dengan demikian Ho3 ditolak
dan Ha3 diterima yaitu penerapan audit
internal dan manajemen risiko secara
bersama-sama (simultan) mempunyai
pengaruh signifikan terhadap pengelolaan
kredit. Dengan demikian semakin baik
perusahaan multifinance dalam
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Hal | 85
menerapkan audit internal dan menerapkan
manajemen risiko, maka akan semakin
efektif pula perusahaan dalam pengelolaan
kreditnya yang dapat menguntungkan dan
aman bagi perusahaan multifinance.
PEMBAHASAN
Ditinjau dari sisi kualitas jawaban
pada setiap item pertanyaan terkait dengan
efektivitas pengelolaan kredit didapatkan
nilai skor total dari jawaban yang diberikan
responden adalah sebesar 1731 atau 85,5%
dari total skor maksimal 2025 (nilai total
skor maksimal didapatkan dengan asumsi
seluruh responden memberikan jawaban
dengan skor tertinggi pada tiap item soal
yaitu 5). Presentase tersebut
mengindikasikan bahwa pengelolaan kredit
yang saat ini dijalankan sudah cukup baik,
baik dari awal pengajuan kredit sampai
dengan pengelolaan kredit yang sudah
berjalan.
Namun jika mengacu pada nilai
Rsquareyang dihasilkan yakni sebesar
30,2%, nampak bahwa secara kualitas,
kontribusi kedua variabel bebas (penerapan
audit internal dan penerapan manajemen
risiko) masih cukup kecil atau dengan kata
lain bahwa efektivitas pengelolaan kredit
yang muncul justru lebih besar dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak diukur dalam
penelitian ini. Selanjutnya, pada pengujian
hipotesis secara parsial antara peranan
audit internal terhadap efektivitas
pengelolaan kredit menunjukkan bahwa
nilai variabel peranan audit sebesar 0,002 <
0,05 mengindikasikan bahwa variabel
peranan audit Internal berpengaruh secara
signifikan terhadap efektivitas pengelolaan
kredit pada PT. Home Credit Indonesia.
Selain itu secara empiris dapat
ditemukan bahwa pengontrolan kosumen
diawal pengajuan, karena proses approval
kredit tidak hanya menggunakan cara
manual atau dengan bantuan manusia saja,
tetapi juga dibuatnya sistem teknologi
otomatis approval ketika konsumen
memenuhi kelengkapan dokumen saja
tanpa ada pengecekkan terlebih dahulu
oleh karyawan. Tidak dapat dipungkiri,
kecanggihan teknologi juga dibutuhkan
karena banyaknya pengajuan kredit setiap
hari nya dengan proses approval di hari
yang sama dengan waktu maksimum
penentuan approval sekitar 45 menit.
Pada pengujian hipotesis ketiga
secara parsial, hasil uji statistik atas
pengaruh parsial peranan manajemen
risiko terhadap efektivitas pengelolaan
kredit pada PT. Home Credit Indonesia
mengindikasikan bahwa variabel
penerapan manajemen risiko dalam
penelitian ini memiliki pengaruh negatif
dan signifikan terhadap efektivitas
pengelolaan kredit pada PT. Home Credit
Indonesia. Mengacu pada sisi kualitas
jawaban yang diberikan oleh responden
atas item pertanyaan terkait dengan
peranan manajemen risiko didapatkan nilai
skor total dari jawaban yang diberikan
responden adalah sebesar 2077 atau 83,9%
dari total skor maksimal sebesar 2475
(nilai total skor maksimal didapatkan
dengan asumsi seluruh responden
memberikan jawaban dengan skor tertinggi
atau 5).Persentase skor tersebut
mengindikasikan bahwaperanan
manajemen risiko secara umum sangatlah
tinggi.
Tingginya tingkat peranan
manajemen risiko pada pengelolaan kredit
pada PT. Home Credit Indonesia dalam
sudut pandang afektif, manajemen risiko
sangatlah diperlukan dalam pengontrolan
kredit ataupun dari kebijakan penerimaan
kreditnya. Temuan pengaruh peranan
manajemen risiko terhadap efektivitas
pengelolaan kredit ini sejalan dengan hasil
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Hal | 86
penelitian Ika Caya Putri dan A’ Yunur
Rochimah juga menemukan adanya
hubungan antara peranan manajemen
risiko dengan efektivitas pengelolaan
kredit. Secara empiris, dari sisi penagihan
kredit, saat ini sudah jauh lebih baik dari
tahun-tahun sebelumnya. Dikarena
diberlakukannya sistem penelponan
pengingat kepada nasabah untuk
mengingatkan tentang pembayaran
kreditnya. Dilakukannya pengontrolan
lebih detail tentang nasabah-nasabah yang
tidak beretikat untuk melakukan
pembayaran dengan cara dimulai dari
penelponan hingga kunjungan langsung.
Upaya ini dilakukan untuk mengurangi
risiko kredit tak tertagih.
Berdasarkan hasil uji F, pada
tingkat keyakinan 95% variabel
independen pada penelitian yang terdiri
dari audit internal dan manajemen risiko
secara bersama-sama berpengaruh sebesar
9,07 % terhadap efektivitas pengelolaan
kredit. Persentasi ini terbilang sangat kecil
dan untuk sisanya sebesar 90,93 % adalah
faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi pengelolaan kredit secara
efektif yang tidak menjadi pembahasan
dalam skripsi ini.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dikemukakan,
penulis menarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Terdapat pengaruh positif dan
signifikan secara parsialdengan
tingkat signifikansi sebesar 0,002 pada
penerapan audit internal terhadap
efektivitas pengelolaan kredit pada
perusahaan PT. Home Credit
Indonesia.
2. Terdapat pengaruh negatif dan
siginifikan secara parsial dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,013 pada
manajemen risiko pembiayaan kredit
terhadap efektivitas pengelolaan kredit
pada perusahaan PT. Home Credit
Indonesia.
3. Penerapan audit internal dan
manajemen risiko pembiayaan kredit
berpengaruh positif dan siginifikan
secara simultan dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,001 terhadap
efektivitas pengelolaan kredit pada
perusahaan PT. Home Credit
Indonesia.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah
dikemukakan, penulis ingin memberikan
saran kepada pihak perusahaan maupun
pihak yang akan melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai masalah ini, sebagai
berikut :
1. Perlunya pembinaan terhadap objek
yang diaudit khususnya bagian yang
berkaitan dengan pengelolaan kredit
tentang pentingnya pemeriksaan yang
berkelanjutan dalam pengelolaan
kredit untuk meminimalisir tindakan
negatif dari mulai pelanggaran
internal maupun eksternal hingga
pemantauan terhadap proses kredit
dan penagihan yang berjalan saat ini.
2. Meningkatkan penerapan manajemen
risiko baik itu dari sistem yang
diterapkan maupun tenaga SDM
(Sumber Daya Manusia) yang
menjalankan khususnya dalam
kegiatan pengelolaan kredit. Sistem
yang digunakan harus up to date
sehingga mampu mengatasi masalah-
masalah baru yang masih belum bisa
diatasi dengan menggunakan sistem
yang slama. Selain itu keahlian dari
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Hana Lidyana, Widodo & Donny D.
Hal | 87
tenaga SDM khususnya dalam
menganalisa permohonan kredit juga
perlu ditingkatkan agar menghasilkan
kredit yang sehat sehingga dapat
menghasilkan profit bagi perusahaan
pembiayaan.
DAFTAR PUSTAKA
A’ Yunur, Rochimah. 2014. Penerapan
Manajemen Risiko (Risk
Management) untuk Meminimalkan
Kredit Bermasalah pada Bank Jatim
Cabang Bondowoso. Skripsi.
Surabaya : UIN Sunan Ampel
Akbar Pribowo. 2007. Peranan Audit
Internal di Dalam Menunjang
Efektivitas Pengendalian Internal
Kredit Investasi (Studi Kasus pada
PT. BNI 46 (Persero) Cabang Asia-
Afrika-Bandung). Skripsi. Bandung :
Universitas Widyatama.
Dewi, Hanggraeni. 2015. Manajemen
Risiko Perusahaan (Enterprise Risk
Management) dan Good Corporate
Governance. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Hery. 2016. Auditing dan Asurans. Jakarta
: Grasindo.
Ika Caya Putri. 2010. Pengaruh Penerapan
Manajemen Risiko Perbankan dan
Penerapan Audit Internal terhadap
Kebijakan Pemberian Kredit.
Skripsi. Tangerang : UIN Syarif
Hidayatullah.
Kasmir. 2014. Analisis Laporan
Keuangan. Edisi Satu. Cetakan
Ketujuh. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
1/POJK.05/2015 tentang Penerapan
Manajemen Risiko Bagi Lembaga
Jasa Keuangan Non-Bank.
Pertiwi, Srijayanti P. 2012. Pembiayaan
Konsumen dalam Bentuk Pinjaman
Tunai yang Dilakukan oleh
Perusahaan Pembiayaan. Skripsi.
Makassar : Universitas Hasannudin
Setia, Mulyawan. 2015. Manajemen
Risiko. Bandung : Pustaka Setia.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung : Alfabeta.
Sukrisno, Agoes. 2012. Auditing Petunjuk
Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh
Akuntan Publik. Jilid 1. Edisi
Keempat. Jakarta : Salemba Empat.
Thamrin Abdullah dan Francis Tantri.
2013. Manajemen Pemasaran.
Cetakan II. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.