161
PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KAWASAN GERBANGKERTOSUSILA, JAWA TIMUR SKRIPSI Elfira Dwi Lestari NIM. 11160920000058 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2021 M / 1442 H

PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

  • Upload
    others

  • View
    65

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN

PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

DI KAWASAN GERBANGKERTOSUSILA, JAWA TIMUR

SKRIPSI

Elfira Dwi Lestari

NIM. 11160920000058

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021 M / 1442 H

Page 2: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN

PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

DI KAWASAN GERBANGKERTOSUSILA, JAWA TIMUR

Elfira Dwi Lestari

11160920000058

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

pada Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2021/1442 H

Page 3: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul “Peran Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Dalam

Pembangunan Daerah di Kawasan Gerbangkertosusila, Jawa Timur” yang ditulis

oleh Elfira Dwi Lestari NIM 11160920000058, telah diuji dan dinyatakan lulus

dalam Sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis.

Menyetujui,

Penguji I

Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si

NIP. 19620308 198903 2 001

Pembimbing I

Dr. Achmad Tjahja Nugraha, S.P, M.P

NIP. 19740803 199903 2 002

Penguji II

Rahmi Purnomowati, S.P, M.Si

NIP. 19740803 199903 2 002

Pembimbing II

Dewi Rohma Wati, S.P, M.Si

Mengetahui,

Dekan

Fakultas Sains dan Teknologi

Prof. Dr. Lily Surayya E.P, M.Env, Stud.

NIP. 19690404 200501 2 005

Ketua

Program Studi Agribisnis

Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si

NIP. 19620308 198903 2 001

sitir
FST
Page 4: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

SURAT PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR

HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Januari 2021

Elfira Dwi Lestari

11160920000058

Page 5: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

RIWAYAT HIDUP

Data Diri

Nama : Elfira Dwi Lestari

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir: Ciamis, 29 Juni 1998

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Graha Ciantra Indah Blok. B5 No.2 RT RT/RW 03/11

Cikarang Selatan, Kab. Bekasi

No. HP : 089609983693

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

2003-2004 : TK PGRI

2004-2010 : SD Negeri Sukaresmi 01

2010-2013 : SMP Negeri 3 Cikarang Selatan

2013-2016 : SMA Negeri 2 Cikarang Utara

2016-2021 : S-1 Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 6: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, karunia, dan

hidayah-Nya, sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat-Nya. Penyusunan skripsi

yang berjudul “Peran Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Dalam

Pembangunan Daerah di Kawasan Gerbangkertosusila, Jawa Timur” dapat

diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains

dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada

kesempatan kali ini penulis ingin menggucapkan terima kasih atas bimbingan dan

arahan yang diberikan selama penyusunan skripsi ini berjalan. Pihak–pihak tersebut

adalah:

1. Ibu Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud selaku Dekan Fakultas Sains

dan Teknologi yang telah bersedia memberikan waktunya.

2. Ibu Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis dan Ibu

Rizki Adi Puspita Sari, SP, MM selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.

3. Bapak Dr. Achmad Tjahja Nugraha, S.P, M.P dan Ibu Dewi Rohma Wati, S.P,

M.Si selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, memberi saran, serta

meluangkan waktu dan pikiran dalam proses penyusunan skripsi.

Page 7: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

4. Ibu Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si dan Ibu Rahmi Purnomowati, SP, M.Si selaku

dosen penguji yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam sidang

munaqosyah serta memberikan saran dan masukan bagi penulis.

5. Keluarga tercinta Bapak Yanto Susanto, Ibu Euis Sariyantin, Kakak Ekky

Oktavian, Kakak Anita Yuliani yang selalu mendoakan tanpa henti,

mencurahkan kasih sayang dan perhatian, memberikan semangat dan

dukungan moril maupun materil. Terima kasih atas segalanya semoga saya bisa

menjadi anak yang dapat membanggakan keluarga.

6. Sahabat terbaik kumbang, Desita, Iko, Lutfi, Cika, Wildha, Nabilah, Kris yang

selalu memberikan semangat dan dukurngan dalam penyusunan skripsi.

7. Alfian yang selalu memberikan semangat dan dukungan serta menyediakan

waktunya dalam penyusunan skripsi.

8. Teman-teman agribisnis seperjuangan yang selalu memberikan berbagai

informasi dan juga semangat dalam mengerjakan penelitian ini.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahnya kepada pihak yang

telah membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari

bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis sangat menghargai dan

menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan penelitian ini.

Pennulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi

Program Studi Agribisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Januari 2021

Penulis

Page 8: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

RINGKASAN

ELFIRA DWI LESTARI, Peran Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Dalam Pembangunan Daerah di Kawasan Gerbangkertosusila, Jawa Timur. Di

bawah bimbingan Achmad Tjachja Nugraha dan Dewi Rohma Wati.

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses pengembangan kegiatan ekonomi

sehingga dapat meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat jangka panjang

yang akan dibarengi dengan perubahan struktur ekonominya. Provinsi Jawa Timur

termasuk ke dalam daerah penghasil komoditas pertanian terbesar di Indonesia

dengan komoditas utama yaitu tanaman pangan. Sektor pertanian, kehutanan, dan

perikanan merupakan sektor penggerak pertumbuhan ekonomi Jawa Timur karena

telah berkontribusi besar dan memberikan daya dukung terhadap sektor industri dan

perdagangan. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 tentang RTRW

Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031 terdapat beberapa kota yang berfungsi

sebagai pusat kegiatan nasional, salah satunya adalah Kawasan Gresik – Bangkalan

– Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan (Gerbangkertosusila) dan

bertujuan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan antar wilayah.

Kawasan Gerbangkertosusila memberikan kontribusi lebih dari 50 persen

perekonomian Jawa Timur. Salah satu komoditas unggulan di Kawasan

Gerbangkerosusila adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Nilai

kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tujuh Kabupaten/Kota di

Kawasan Gerbangkertosusila selama periode tahun 2015-2019 cenderung memiliki

tren yang menigkat. Dengan demikian, pembangunan sektor pertanian, kehutanan

dan perikanan menjadi hal penting untuk dilakukan dalam pembangunan Kawasan

Gerbangkertosusila, karena sektor tersebut berperan penting sebagai sektor yang

berkontribusi tinggi terhadap PDRB juga menjadi sumber mata pencaharian

masyarakat yang tinggal di perdesaan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan dari penelitian ini yaitu: 1)

menganalisis sub sektor basis dan non basis di kawasan Gerbangkertosusila; 2)

menganalisis pertumbuhan dan daya saing sektor pertanian, kehutanan dan

perikanan di kawasan Gerbangkertosusila; 3) Menganalisis sub sektor pertanian

yang menjadi prioritas pengembangan di kawasan Gerbangkertosusila. Penelitian

ini menggunakan data sekunder berupa data PDRB Kawasan Gerbangkertosusila

tahun 2010 sampai 2019. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Location Quotient (LQ) dan analisis Shift Share.

Hasil penelitian menggunakan Location Quotient (LQ) menunjukkan bahwa

sub sektor basis di Kawasan Gerbangkertosusila yaitu: sub sektor perikanan di

Kabupaten Gresik. Sub sektor tanaman pangan; sub sektor peternakan; sub sektor

jasa pertanian dan perburuan; sub sektor perikanan di Kabupaten Bangkalan. Sub

sektor tanaman pangan; sub sektor peternakan; sub sektor jasa pertanian dan

Page 9: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

perburuan; sub sektor kehutanan dan penebangan kayu; sub sektor perikanan di

Kabupaten Lamongan.

Hasil penelitian menggunakan analisis Shift Share menunjukkan bahwa

berdasarkan perhitungan proportional shift, seluruh sub sektor pertanian di tujuh

daerah di Kawasan Gerbangkertosusila memiliki pertumbuhan yang lambat dengan

nilai Mij negatif. Berdasarkan perhitungan differential shift, sub sektor dengan daya

saing yang kuat memiliki nilai Cij positif adalah peternakan dan perikanan di

Kabupaten Gresik. Sub sektor peternakan di Kabupaten Bangkalan. Tanaman

pangan, peternakan, kehutanan dan penebangan kayu, serta perikanan di Kabupaten

Mojokerto. Tanaman pangan di Kota Mojokerto. Peternakan di Kabupaten

Sidoarjo. Tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, jasa pertanian dan

perburuan, kehutanan dan penebangan kayu, serta perikanan di Kabupaten

Lamongan. Berdasarkan perhitungan pergeseran bersih, sub sektor dengan

pertumbuhan maju atau progressive memiliki nilai positif adalah perikanan di

Kabupaten Gresik. Kehutanan dan penebangan kayu serta perikanan di Kabupaten

Mojokerto. Perikanan di Kabupaten Lamongan.

Hasil perbandingan dari tujuh Kabupaten/Kota di Kawasan

Gerbangkertosusila menunjukkan bahwa sub sektor yang memenuhi kriteria untuk

menjadi prioritas pengembangan adalah sub sektor perikanan. Hal ini dikarenakan

perikanan menjadi basis atau unggulan (LQ > 1) di tiga daerah, yaitu Gresik (1,75);

angkalan (3,04); dan Lamongan (7,69). Sub sektor perikanan juga memiliki daya

saing yang baik (Cij positif) di tiga daerah, yaitu Kabupaten Gresik (10,90);

Kabupaten Mojokerto (40,27); dan Kabupaten Lamongan (10,64). Selain itu, sub

sektor perikanan juga memiliki pertumbuhan progressive (PB positif) di tiga

daerah, yaitu Kabupaten Gresik (5,16); Kabupaten Mojokerto (34,53); dan

Kabupaten Lamongan (4,90).

Page 10: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

x

DAFTAR ISI

Halaman

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

RINGKASAN ................................................................................................ viii

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 5

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 8

2.1 Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi ..................................... 8

2.2 Pembangunan Pertanian ................................................................. 12

2.3 Produk Domestik Regional Bruto .................................................. 13

2.4 Metode Analisis Sektor Unggulan .................................................. 15

2.4.1 Location Quotient ................................................................ 15

2.4.2 Shift Share ............................................................................. 16

2.5 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 17

2.6 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 20

Page 11: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

xi

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ 22

3.1 Jenis dan Sumber Data ................................................................... 22

3.2 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 22

3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................... 23

3.3.1 Location Quotient .................................................................. 23

3.3.2 Shift Share ............................................................................. 24

3.4 Definisi Operasional ....................................................................... 27

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ......................... 28

4.1 Geografis Kawasan Gerbangkertosusila ......................................... 28

4.2 Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Gerbangkertosusila ................... 31

4.3 Tenaga Kerja Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kawasan Gerbangkertosusila ......................................................... 32

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 34

5.1 Sub Sektor Unggulan Kawasan Gerbangkertosusila Tahun

2010-2019 ........................................................................................ 34

5.1.1 Nilai LQ Kabupaten Gresik .................................................. 34

5.1.2 Nilai LQ Kabupaten Bangkalan ............................................ 35

5.1.3 Nilai LQ Kabupaten Mojokerto ............................................ 36

5.1.4 Nilai LQ Kota Mojoketo ....................................................... 37

5.1.5 Nilai LQ Kota Surabaya ........................................................ 38

5.1.6 Nilai LQ Kabupaten Sidoarjo................................................. 39

5.1.7 Nilai LQ Kabupaten Lamongan ............................................ 40

5.1.8 Nilai LQ Kawasan Gerbangkertosusila .................................. 41

5.2 Pertumbuhan dan Daya Saing Sektor Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan Berdasarkan Analisis Shift Share ................................... 42

5.2.1 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan Kabupaten Gresik ................................................. 42

5.2.2 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan Kabupaten Bangkalan .......................................... 49

5.2.3 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan Kabupaten Mojokerto ........................................... 55

Page 12: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

xii

5.2.4 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan Kota Mojokerto .................................................... 62

5.2.5 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan Kota Surabaya ...................................................... 68

5.2.6 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan Kabupaten Sidoarjo .............................................. 74

5.2.7 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan Kabupaten Lamongan .......................................... 80

5.3 Sub Sektor Pertanian Prioritas Pengembangan Sektor Pertanian,

Kehutanan dan Perikanan di Kawasan Gerbangkertosusila ........... 91

5.3.1 Komparasi Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kawasan

Gerbamgkertosusila .............................................................. 103

BAB VI PENUTUP ....................................................................................... 107

6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 107

6.2 Saran ............................................................................................... 109

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 110

LAMPIRAN .................................................................................................... 113

Page 13: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Jumlah Kecamatan dan Desa Kabupaten/Kota di Kawasan

Gerbangkertosusila ................................................................................... 29

2. Jumlah Penduduk di Wilayah Gerbangkertosusila .................................. 30

3. Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB ADHK Kawasan

Gerbangkertosusila ................................................................................... 31

4. Tenaga Kerja Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kawasan

Gerbangkertosusila ................................................................................... 32

5. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten

Gresik ........................................................................................................ 34

6. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten

Bangkalan ................................................................................................. 35

7. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten

Mojokerto .................................................................................................. 37

8. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kota

Mojokerto .................................................................................................. 38

9. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kota

Surabaya .................................................................................................... 38

10. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten

Sidoarjo ..................................................................................................... 39

11. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten

Lamongan ................................................................................................. 40

12. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kawasan

Gerbangkertosusila ................................................................................... 42

13. Perkembangan Pendapatan Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan Kabupaten Gresik Tahun 2010 dan 2019 ................................. 43

14. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Gresik

Tahun 2010-2019 ...................................................................................... 44

Page 14: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

xiv

15. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019 ....................................... 45

16. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019 ....................................... 46

17. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019 ....................................... 47

18. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kabupaten Gresik Tahun 2010 dan 2019 .................................................. 48

19. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kabupaten Bangkalan Tahun 2010 dan 2019 ........................................... 50

20. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten

Bangkalan Tahun 2010-2019 .................................................................... 51

21. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019 ................................. 52

22. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019 ................................. 53

23. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019 ................................. 54

24. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kabupaten Bangkalan Tahun 2010 dan 2019 ........................................... 55

25. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kabupaten Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 ........................................... 56

26. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten

Mojokerto Tahun 2010-2019 .................................................................... 57

27. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019 ................................. 58

28. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019 ................................. 59

29. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019 ................................. 60

Page 15: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

xv

30. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kabupaten Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 ........................................... 62

31. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kota Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 ..................................................... 63

32. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kota Mojokerto

Tahun 2010-2019 ...................................................................................... 64

33. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kota Mojokerto Tahun 2010-2019 .......................................... 65

34. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kota Mojokerto Tahun 2010-2019 .......................................... 66

35. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kota Mojokerto Tahun 2010-2019 .......................................... 67

36. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kota

Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 .............................................................. 68

37. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kota Surabaya Tahun 2010 dan 2019 ....................................................... 69

38. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kota Surabaya

Tahun 2010-2019 ...................................................................................... 70

39. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kota Surabaya Tahun 2010-2019 ............................................ 71

40. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kota Surabaya Tahun 2010-2019 ............................................ 72

41. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kota Surabaya Tahun 2010-2019 ............................................ 73

42. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kota

Surabaya Tahun 2010 dan 2019 ................................................................ 74

43. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010 dan 2019 ............................................... 75

44. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo

Tahun 2010-2019 ...................................................................................... 76

Page 16: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

xvi

45. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 .................................... 77

46. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 .................................... 78

47. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 .................................... 79

48. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010 dan 2019 ............................................... 80

49. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kabupaten Lamongan Tahun 2010 dan 2019 ........................................... 81

50. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten

Lamongan Tahun 2010-2019 .................................................................... 82

51. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 ................................. 83

52. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 ................................. 84

53. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 ................................. 85

54. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kabupaten Lamongan Tahun 2010 dan 2019 ........................................... 87

55. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kabupaten Gresik Tahun 2010

dan 2019 .................................................................................................... 88

56. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kabupaten Bangkalan Tahun

2010 dan 2019 ........................................................................................... 90

57. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kabupaten Mojokerto Tahun

2010 dan 2019 ........................................................................................... 92

58. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kota Mojokerto Tahun 2010 dan

2019 ........................................................................................................... 95

59. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kota Surabaya Tahun 2010 dan

2019 ........................................................................................................... 97

Page 17: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

xvii

60. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010

dan 2019 .................................................................................................... 98

61. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kabupaten Lamongan Tahun

2010 dan 2019 ........................................................................................... 100

62. Komparasi Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kawasan

Gerbangkertosusila ................................................................................... 104

Page 18: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kontribusi Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Terhadap

Perekonomian Jawa Timur........................................................................ 3

2. Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten/

Kota di Kawasan Gerbangkertosusila ....................................................... 4

3. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 21

4. Nilai Kontribusi Sub Sektor Perikanan Kabupaten Gresik Tahun

2015-2019 ................................................................................................. 89

5. Produksi Perikanan Budidaya Kabupaten Gresik Tahun 2015-2019 ....... 89

6. Nilai Kontribusi Sub Sektor Perikanan Kabupaten Bangkalan Tahun

2015-2019 ................................................................................................. 91

7. Populasi Ternak Sapi Potong Kabupaten Bangkalan Tahun 2015-2019 .. 92

8. Nilai Kontribusi Sub Sektor Perikanan Kabupaten Mojokerto Tahun

2015-2019 ................................................................................................. 93

9. Produksi Perikanan Budidaya Kabupaten Mojokerto Tahun 2014-2018 . 94

10. Nilai Kontribusi Sub Sektor Tanaman Pangan Kota Mojokerto Tahun

2015-2019 ................................................................................................. 96

11. Produksi Padi Kota Mojokerto Tahun 2015-2019 .................................... 96

12. Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kota

Surabaya Tahun 2015-2019 ...................................................................... 98

13. Nilai Kontribusi Sub Sektor Peternakan Kabupaten Sidoarjo Tahun

2015-2019 ................................................................................................. 99

14. Produksi Daging Ternak Sapi Potong Kabupaten Sidoarjo Tahun

2015-2019 ................................................................................................. 100

15. Nilai Kontribusi Sub Sektor Perikanan Kabupaten Lamongan Tahun

2015-2019 ................................................................................................. 102

16. Produksi Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan Tahun 2014-2018 .. 102

Page 19: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Peta Wilayah Kawasan Gerbangkertosusila ............................................. 114

2. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten

Provinsi Jawa Timur Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun

2010-2019 ................................................................................................. 115

3. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten

Gresik Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019 .......... 116

4. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten

Bangkalan Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019 .... 117

5. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten

Mojokerto Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019 .... 118

6. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kota

Mojokerto Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019 .... 119

7. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kota

Surabaya Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019 ...... 120

8. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten

Sidoarjo Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019........ 121

9. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten

Lamongan Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019 .... 122

10. Hasil Analisis LQ Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019 .......................... 123

11. Hasil Analisis LQ Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019 .................... 124

12. Hasil Analisis LQ Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019 .................... 125

13. Hasil Analisis LQ Kota Mojokerto Tahun 2010-2019 ............................. 126

14. Hasil Analisis LQ Kota Surabaya Tahun 2010-2019................................ 127

15. Hasil Analisis LQ Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 ....................... 128

16. Hasil Analisis LQ Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 .................... 129

17. Rasio PDRB ADHK 2010 Kabupaten Gresik Tahun 2010 dan 2019....... 130

Page 20: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

xx

18. Rasio PDRB ADHK 2010 Kabupaten Bangkalan Tahun 2010 dan 2019 130

19. Rasio PDRB ADHK 2010 Kabupaten Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 131

20. Rasio PDRB ADHK 2010 Kota Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 .......... 131

21. Rasio PDRB ADHK 2010 Kota Surabaya Tahun 2010 dan 2019 ............ 132

22. Rasio PDRB ADHK 2010 Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010 dan 2019 .... 132

23. Rasio PDRB ADHK 2010 Kabupaten Lamongan Tahun 2010 dan 2019 133

24. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Gresik

Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan

Pangsa Wilayah Tahun 2010-2020 ........................................................... 133

25. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Bangkalan

Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan

Pangsa Wilayah Tahun 2010-2020 ........................................................... 134

26. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Mojokerto

Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan

Pangsa Wilayah Tahun 2010-2020 ........................................................... 134

27. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kota Mojokerto

Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan

Pangsa Wilayah Tahun 2010-2020 ........................................................... 135

28. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kota Surabaya

Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan

Pangsa Wilayah Tahun 2010-2020 ........................................................... 135

29. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Sidoarjo

Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan

Pangsa Wilayah Tahun 2010-2020 ........................................................... 136

30. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Lamongan

Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan

Pangsa Wilayah Tahun 2010-2020 ........................................................... 136

31. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Gresik

Tahun 2010-2019 ...................................................................................... 137

32. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten

Bangkalan Tahun 2010-2019 .................................................................... 137

Page 21: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

xxi

33. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten

Mojokerto Tahun 2010-2019 .................................................................... 138

34. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kota Mojokerto

Tahun 2010-2019 ...................................................................................... 138

35. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kota Surabaya

Tahun 2010-2019 ...................................................................................... 139

36. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Sidoarjo

Tahun 2010-2019 ...................................................................................... 139

37. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten

Lamongan Tahun 2010-2019 .................................................................... 140

Page 22: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses pengembangan kegiatan ekonomi

sehingga dapat meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat jangka panjang.

Peningkatan produksi dan pendapatan akan dibarengi dengan perubahan struktur

ekonomi yang biasanya ditandai dengan perubahan kegiatan ekonomi, awalnya

lebih banyak di sektor pertanian, kemudian bergeser ke industri, dan terakhir ke

sektor jasa (Dwijatenaya dan Raden, 2016:7). Indikator yang diperlukan untuk

mengetahui kinerja pembangunan ekonomi salah satunya yaitu Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan total nilai tambah bruto di suatu

wilayah tertentu karena adanya berbagai kegiatan ekonomi selama periode tertentu.

Pembangunan ekonomi daerah adalah sutu proses yang melibatkan pemerintah

daerah dan masyarakat untuk memanfaatkan potensi sumber daya untuk

menciptakan kesempatan pekerjaan dan mendorong pertumbuhan perekonomian di

daerah (Hasan dan Azis, 2018:108). Diperlukan percepatan pembangunan ekonomi

daerah untuk menjaga keseimbangan antara laju pertumbuhan antara perkotaan dan

perdesaan, sehingga pelaksanaan pembangunan nasional dan hasilnya dapat lebih

merata. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus memahami sektor mana yang

memiliki kontribusi terbesar terhadap perekonomian daerah.

Provinsi Jawa Timur adalah Provinsi dengan wilayah terluas di Pulau Jawa

mencapai 47.799,75 km2 yang terdiri dari Jawa Timur daratan dan Kepulauan

Madura. Berdasarkan besaran PDRB Provinsi Jawa Timur berdasarkan harga

Page 23: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

2

konstan pada tahun 2019, pertumbuhan perekonomian Jawa Timur mencapai

Rp1.650.143,15 miliar. Hal ini dikarenakan struktur perekonomian Jawa Timur di

dominasi oleh tiga sektor, yaitu sektor industri pengolahan sebesar 30,24 persen;

sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar

18,46 persen; serta sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 11,43 persen

(BPS Jawa Timur, 2020).

Provinsi Jawa Timur termasuk ke dalam daerah penghasil komoditas

pertanian terbesar di Indonesia dengan komoditas utama yaitu tanaman pangan.

Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan sektor penggerak

pertumbuhan ekonomi Jawa Timur karena telah berkontribusi besar dan

memberikan daya dukung terhadap sektor industri dan perdagangan. Walaupun

kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan pendapatan berfluktuasi dan

cenderung mengalami penurunan, tetapi efek penggandanya terhadap pertumbuhan

ekonomi Jawa Timur masih sangat besar. Selama tahun 2015-2019 kontribusi

sektor pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami penurunan dari 13,65 persen

menjadi 11,43 persen pada tahun 2019. Penurunan kontribusi ini disebabkan

menurunnya kontribusi hampir di semua sub sektor pertanian. Adapun kontribusi

masing-masing sub sektor pertanian di Provinsi Jawa Timur periode tahun 2015-

2019 berikut.

Page 24: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

3

Gambar 1. Kontribusi Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Terhadap

Perekonomian Jawa Timur Sumber: BPS Jawa Timur, 2020

Berdasarkan gambar di atas, sub sektor dengan kontribusi terbesar yaitu sub

sektor tanaman pangan dan sub sektor dengan kontribusi terendah adalah sub sektor

jasa pertanian dan perburuan. Tanaman pangan mencakup komoditas tanaman padi,

jagung dan kedelai. Jawa Timur merupakan lumbung pangan dengan daya dukung

yang besar terhadap ketersediaan pangan nasional. Pada tahun 2019, jumlah pekerja

di Jawa Timur sebanyak 20.655.632 orang dan sebesar 31,2 persen bekerja di sektor

pertanian, kehutanan dan perikanan (BPS Jawa Timur, 2020). Hal ini menunjukkan

bahwa sektor tersebut merupakan sektor potensial untuk pertumbuhan ekonomi di

Jawa Timur.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 tentang RTRW Provinsi

Jawa Timur Tahun 2011-2031 terdapat beberapa kota yang berfungsi sebagai pusat

kegiatan nasional, salah satunya adalah Kawasan Gresik – Bangkalan – Mojokerto

– Surabaya – Sidoarjo – Lamongan (Gerbangkertosusila). Gerbangkertosusila

merupakan kawasan metropolitan yang mengalami pertumbuhan ekonomi cukup

0

1

2

3

4

5

2015 2016 2017 2018 2019

Tanaman Pangan Tanaman Hortikultura

Tanaman Perekebunan Peternakan

Jasa Pertanian dan Perburuan Kehutaan dan Penebangan Kayu

Perikanan

Page 25: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

4

pesat dan bertujuan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan antar wilayah.

Gerbangkertosusila memberikan kontribusi lebih dari 50 persen perekonomian

Jawa Timur. Salah satu komoditas unggulan di Kawasan Gerbangkerosusila adalah

sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan nilai pendapatan masing-masing

Kabupaten/Kota di Kawasan Gerbangkertosusila tahun 2015-2019 sebagai berikut.

Gambar 2. Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kabupaten/Kota di Kawasan Gerbangkertosusila Sumber: BPS Jawa Timur, 2020

Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan memiliki peranan penting sebagai

penyedia pangan, sumber utama pendapatan masyarakat, penyedia lapangan kerja,

penyedia bahan baku industri dan sebagai sumber penghasil devisa negara

(Dwijatenaya dan Raden, 2016:47). Berdasarkan gambar 2 dapat diketahui bahwa

pendapatan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di tujuh Kabupaten/Kota di

Kawasan Gerbangkertosusila selama periode 2015-2019 cenderung memiliki tren

yang menigkat. Daerah dengan pendapatan terbesar yaitu Kabupaten Lamongan,

sedangkan daerah dengan pendapatan paling rendah adalah Kota Mojokerto. Hal

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

10000

2015 2016 2017 2018 2019

Kab. Gresik Kab. Bangkalan Kab. Mojokerto Kota Mojokerto

Kota Surabaya Kab. Sidoarjo Kab. Lamongan

Page 26: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

5

ini dikarenakan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan memiliki kontribusi

tertinggi terhadap perekonomian Kabupaten Lamongan dengan komoditas utama

produk pertanian yaitu padi dan jagung.

Berdasarkan uraian di atas, pembangunan sektor pertanian, kehutanan dan

perikanan menjadi hal penting untuk dilakukan dalam pembangunan Kawasan

Gerbangkertosusila, karena sektor tersebut berperan penting sebagai sektor yang

berkontribusi tinggi terhadap PDRB juga menjadi sumber mata pencaharian

masyarakat yang tinggal di perdesaan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan uraian data di atas, maka permasalahan yang akan dicari

jawabannya dalam penelitian ini yaitu:

1. Sub sektor pertanian apa yang menjadi sub sektor basis dan non basis di kawasan

Gerbangkertosusila?

2. Bagaimana pertumbuhan dan daya saing sektor pertanian, kehutanan dan

perikanan di kawasan Gerbangkertosusila?

3. Sub sektor pertanian apa yang menjadi prioritas pengembangan di kawasan

Gerbangkertosusila?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Menganalisis sub sektor basis dan non basis di kawasan Gerbangkertosusila.

2. Menganalisis pertumbuhan dan daya saing sektor pertanian, kehutanan dan

perikanan di kawasan Gerbangkertosusila.

Page 27: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

6

3. Menganalisis sub sektor pertanian yang menjadi prioritas pengembangan di

kawasan Gerbangkertosusila.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi

berbagai pihak terkait, seperti:

1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan menerapkan ilmu pengetahuan

yang telah didapatkan dimasa perkuliahan, serta sebagai salah satu syarat

kelulusan dari Program Studi Agribisnis di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bagi pemangku kebijakan, sebagai bahan pertimbangan dan informasi sebelum

mengambil kebijakan dalam melakukan implementasi guna mendorong

pembangunan pertanian.

3. Bagi pembaca, sebagai bahan informasi dan bahan pembelajaran dalam

melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pembangunan

pertanian.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan di atas, maka dapat diketahui

bahwa penelitian ini menganalisis sub sektor pertanian basis dan non basis,

menganalisis pertumbuhan dan daya saing sektor pertanian serta menganalisis sub

sektor prioritas pengembangan di kawasan Gerbangkertosusila. Daerah yang diteliti

adalah Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Mojokerto, Kota

Mojokerto, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Lamongan. Data yang digunakan

adalah data PDRB Provinsi Jawa Timur, PDRB Kabupaten/Kota di Kawasan

Page 28: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

7

Gerbangkerosusila selama 10 tahun dari tahun 2010 sampai 2019. Kurun waktu

selama sepuluh tahun ini dilandasi oleh tahun awal setelah perubahan tahun dasar

perhitungan produk domestik bruto menjadi tahun 2010 dan nilai PDRB sektor

pertanian, kehutanan dan perikanan yang memiliki tren yang meningkat selama

kurun waktu tahun 2010-2019. Data tersebut dianalisis mengguankan alat analisis

location quotient (LQ) dan shift share. Penggunaan metode analisis ini dilandasi

oleh tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui peran sektor pertanian, kehutanan

dan perikanan di Kawasan Gerbangkertosusila.

Page 29: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

8

BAB II

TUNJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan merupakan proses peningkatan pendapatan per kapita suatu

negara yang diiringi dengan perubahan dan modernisasi struktur ekonominya.

Pembangunan ekonomi tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi yang disertai

dengan peningkatan produksi dan perubahan struktur ekonomi. Perubahan tersebut

diantaranya yaitu, meningkatnya kesejahteraan, penurunan pada sektor pertanian

dan peningkatan pada sektor industri, peningkatan pendidikan dan keterampilan

angkatan kerja, serta kemajuan penggunaan teknologi (Nafziger, 2006:15).

Keberhasilan pembangunan ekonomi ditandai dengan meningkatnya kualitas taraf

hidup akibat berkembangnya kemampuan masyarakat, kesejahteraan masyarakat

yang meningkat, serta meningkatnya kebebasan masyarakat dalam memilih

(Todaro dan Smith, 2014:7). Salah satu teori tentang pembangunan ekonomi adalah

teori Dua Sektor Lewis yang dirumuskan oleh Sir W. Lewis. Teori ini membahas

tentang proses perpindahan tenaga kerja serta pertumbuhan output dan peningkatan

penyerapan tenaga kerja di sektor modern (Dwijatenaya dan Raden, 2016:23).

Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi ekonomi suatu

negara secara berkelanjutan menuju keadaan yang lebih baik pada periode tertentu

(Muhammad, 2017:24). Pertumbuhan ekonomi berfokus pada proses peningkatan

produksi barang dan jasa suatu negara (Siahaan, Purba dan Simangusong, 2001:11).

Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan menggunakan Produk Nasional Bruto

dan Produk Domestik Bruto (Hasan dan Azis, 2018:11). Pertumbuhan ekonomi

Page 30: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

9

dapat dihitung dengan membandingkan PDRB tahun tertentu (PDRBt) dengan

PDRB tahun sebelumnya PDRB(t-1).

Laju Pertumbuhan Ekonomi=PDRBt-PDRB(t-1)

PDRB(t-1) x 100%

Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi beberapa faktor yaitu:

1. Akumulasi modal didapatkan dari pendapatan yang diinvestasikan dengan

tujuan untuk memperbesar output dan pendapatan di masa mendatang.

Akumulasi dapat berupa menambah sumber daya baru atau meningkatkan

kualitas sumber daya yang ada. Investasi berupa lahan, mesin dan peralatan

bahan baku serta sumber daya manusia.

2. Pertumbuhan penduduk angkatan kerja merupakan salah satu faktor positif yang

dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dalam menyerap tenaga kerja

produktif.

3. Kemajuan teknologi merupakan salah satu faktor pertumbuhan ekonomi yang

penting. Kemajuan teknologi dapat berupa pembaharuan teknis secara modern.

(Siahaan, Purba dan Simangusong, 2001:12)

Terdapat beberapa teori mengenai pertumbuhan ekonomi yaitu sebagai

berikut:

1. Teori Klasik

Aliran klasik muncul pada akhir abad ke-18 dipelopori oleh Adam Smith

yang berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi karena adanya kemajuan

teknologi dan perkembangan jumlah penduduk (Ridwan, 2016:20). Beberapa ahli

yang mengemukakan teorinya yaitu, Adam smith, David Ricardo, Robert Malthus

Page 31: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

10

dan John Struart Mill. Beberapa hal yang dapat dijelaskan dalam teori klasik

mengenai teori pertumbuhan ekonomi yaitu sebagai berikut:

a. Tingkat perkembangan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jumlah

penduduk, jumlah modal, luas tanah dan tingkat teknologi.

b. Pendapatan nasional masyarakat dibedakan menjadi tiga, yaitu upah pekerja,

keuntungan pengusaha dan sewa tanah bagi pemilik.

c. Peningkatan upah mengakibatkan meningkatnya jumlah penduduk. Tingkat

keuntungan merupakan faktor penentu pembentukan modal.

d. Hukum law of diminishing returns berlaku dalam setiap kegiatan ekonomi.

(Hasan dan Azis, 2018:31)

2. Teori Rostow

Teori ini dikemukakan oleh W.W. Rostow yang menjelaskan bahwa

pembangunan merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus dari

masyarakat yang terbelakang menuju masyarakat yang maju. Proses pembangunan

ekonomi dibedakan dalam lima tahap yaitu: 1) masyarakat tradisional; 2) prasyarat

untuk lepas landas; 3) lepas landas; 4) menuju kedewasaan; 5) masa konsumsi

tinggi (Siahaan, Purba dan Simangusong, 2001:50).

3. Teori Neo Klasik

Pada tahun 1870-an terjadi pergeseran dalam aliran ekonomi, dimana aliran

ekonomi neo klasik ini menggantikan aliran ekonomi klasik, dikarenakan

penemuan sumber produksi baru. Pada teori Neo Klasik, suatu negara yang sedang

mengalami perkembangan ekonomi akan melalui tahap-tahap berikut:

a. Pada awalnya suatu negara merupakan negara peminjam.

Page 32: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

11

b. Setelah modal memberikan hasil, negara mulai membayar bunga datas pinjaman

tersebut.

c. Setelah pendapatan nasional meningkat, sebagian digunakan untuk melunasi

hutang dan sebagain digunakan untuk dipinjamkan ke negara lain.

d. Akhirnya negara menjadi negara pemberi pinjaman dan menerima bunga dari

negara lain. (Hasan dan Azis, 2018:44)

4. Teori Basis Ekonomi

Teori basis ekonomi mengasumsikan bahwa pendekatan ekonomi lokal

dibagi menjadi dua sektor, yaitu sektor basis dan sektor non basis. Kegiatan basis

merupakan kegiatan menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh

masyarakat yang berada dalam wilayah perekonomian dan wilayah lain. Kegiatan

non basis merupakan kegiatan menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh

masyarakat yang berada di dalam batas wilayah perekonomian. Aktivitas basis

memiliki peranan sebagai penggerak utama dalam perubahaan wilayah. Setiap

perubahan yang terjadi pada sektor basis akan menimbulkan efek ganda (multiplier

effect). Semakin besar ekspor suatu wilayah ke wilayah lain maka akan semakin

maju pertumbuhan wilayah tersebut (Ridwan, 2016:25).

5. Teori Sektor

Teori ini dikembangkan oleh Clark-Fisher yang mengemukakan bahwa

kenaikan pendapatan per kapita akan dibarengi oleh penurunan dalam penggunaan

sumber daya sektor pertanian dan kenaikan dalam sektor industri manufaktur dan

kemudian dalam sektor jasa (Ridwan, 2016:27). Pergeseran sektor dipengaruhi oleh

sisi permintaan dan sisi penawaran. Pada sisi permintaan, yaitu elastisitas

Page 33: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

12

pendapatan dari permintaan untuk barang dan jasa dari industri manufaktur dan jasa

lebih tinggi dibandingkan dari produk primer. Sehingga pendapatan yang

meningkat akan diikuti oleh perpindahan sumber daya dari sektor primer ke sektor

manufaktur dan jasa. Pada sisi penawaran, yaitu perpindahan sumber daya tenaga

kerja dan modal terjadi akibat perbedaan tingkat pertumbuhan produktivitas pada

sektor-sektor tersebut.

2.2 Pembangunan Pertanian

Pertanian merupakan proses produksi yang didasarkan atas pertumbuhan

tanaman dan hewan. Pertanian merupakan industri primer yang mencakup sumber

daya tanah, air dan mineral, modal, pengelolaan serta memasarkan produk yang

dibutuhkan manusia (Hanafie, 2010:3).

Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan sektor ekonomi

potensial serta kontribusinya terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

nasional, yaitu kontribusi produk, kontribusi pasar, kontribusi faktor-faktor

produksi dan kontribusi devisa.

1. Kontribusi produk, diartikan bahwa produk-produk pertanian berkontribusi

penting terhadap PDB melalui konsumsi dan penyedia bahan baku bagi kegiatan

industri.

2. Kontribusi pasar, yaitu sebagai sumber pertumbuhan yang penting bagi pasar

domestik untuk produk-produk dari industri, termasuk pasar untuk barang-

barang produsen (input produksi pertanian) maupun barang-barang konsumsi.

Page 34: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

13

3. Konstribusi faktor-faktor produksi, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan

dianggap sebagai sumber modal untuk investasi, melalui proses transfer modal

dan tenaga kerja dari pertanian ke sektor non pertanian.

4. Kontribusi devisa, yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan mampu

berperan sebagai sumber penting bagi surplus neraca pembayaran (devisa) dari

kegiatan ekspor hasil – hasil pertanian. (Muta’ali, 2018:13)

Pembangunan pertanian merupakan suatu proses yang bertujuan menambah

produksi pertanian, memenuhi kebutuhan konsumen, sekaligus meningkatkan

pendapatan dan produktivitas usaha tani dengan menambah modal dan

kemampuan. Tujuan utama dari pembangunan pedesaan yaitu, meningkatkan

output dan pendapatan masyarakat, penyedia lapangan kerja dan peningkatan

distribusi pendapatan (Saragih, 2015: 15).

2.3 Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto

seluruh barang dan jasa yang dihasilkan di wilayah domestik suatu negara akibat

berbagai kegiatan ekonomi pada periode tertentu. PDRB atas dasar harga berlaku

atau dikenal dengan PDRB nominal disusun berdasarkan harga yang berlaku pada

periode penghitungan dan bertujuan untuk melihat struktur perekonomian. PDRB

atas dasar harga konstan disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan bertujuan

untuk mengukur pertumbuhan ekonomi.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Indonesia yang ada saat ini pada

dasarnya terdiri atas 17 sektor, yaitu: 1) Sektor Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan; 2) Pertambangan dan Penggalian; 3) Industri Pengolahan; 4) Pengadaan

Page 35: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

14

Listrik dan Gas; 5) Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang;

6) Konstruksi; 7) Perdagangan Besar dan Eceran; 8) Transportasi dan Pergudangan

9) Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum; 10) Informasi dan Komunikasi; 11)

Jasa Keuangan dan Asuransi; 12) Real Estate; 13) Jasa Perusahaan; 14)

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; 15) Jasa

Pendidikan; 16) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; 17) Jasa Lainnya.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian, kehutanan, dan

perikanan terdiri dari 7 sub sektor, yaitu:

1. Tanaman pangan meliputi semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan

komoditas bahan pangan.

2. Tanaman hortikultura meliputi tanaman hortikultura semusim dan tanaman

hortikultura tahunan.

3. Tanaman perkebunan terdiri dari tanaman perkebunan semusim dan tanaman

perkebunan tahunan, baik yang diusahakan oleh rakyat maupun oleh perusahaan

perkebunan (negara maupun swasta).

4. Peternakan mencakup semua usaha peternakan yang menyelenggarakan

pembibitan serta budidaya segala jenis ternak dan unggas dengan tujuan untuk

dikembangbiakkan, dibesarkan, dipotong dan diambil hasilnya, baik yang

dilakukan rakyat maupun oleh perusahaan peternakan.

5. Jasa pertanian dan perburuan meliputi kegiatan jasa pertanian, perburuan dan

penangkapan satwa liar.

6. Kehutanan dan penebangan kayu, komoditas kehutanan yang dihasilkan oleh

kegiatan kehutanan melipiti kayu gelondongan, kayu bakar, rotan, bambu dan

Page 36: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

15

hasil hutan lainnya. Penebangan segala jenis kayu serta pengambilan daun-

daunan, getah-getahan dan akar-akaran, serta jasa yang menunjang kegiatan

kehutanan berdasarkan balas jasa atau kontrak.

7. Perikanan meliputi semua kegiatan penangkapan, pembenihan dan budidaya

segala jenis ikan dan biota air lainnya baik yang berada di air tawar, air payau

maupun di laut.

2.4 Metode Analisis Sektor Unggulan

2.4.1 Location Quotient (LQ)

Location quotient (LQ) merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk

menganalisis basis ekonomi suatu wilayah. Analisis ini digunakan untuk

mengetahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor-sektor basis atau unggulan.

Terdapat beberapa faktor yang dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan

wilayah, seperti kesempatan kerja (tenaga kerja) dan produk domestik regional

bruto (PDRB) suatu wilayah (Ridwan, 2016:26).

Secara matematis formula LQ adalah sebagai berikut :

LQ=Viw/Vtw

Vir/Vtr

Keterangan:

LQ : Indeks Location Quetiont

Viw : Variabel tertentu suatu sektor atas aktivitas di suatu wilayah

Vtw : Total variabel tersebut di suatu wilayah

Vir : Variabel tertentu suatu sektor atau aktivitas pada wilayah yang lebih luas

Vtr : Total variabel tersebut di suatu wilayah yang lebih luas (Saragih,

2015:141)

Page 37: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

16

Hasil dari analisis adalah jika nilai LQ untuk suatu sektor di suatu wilayah

lebih besar dari satu (LQ > 1), maka sektor tersebut relatif unggul dibandingkan

wilayah yang lebih luas. Jika nilai LQ untuk suatu sektor di suatu wilayah lebih

kecil dari satu (LQ < 1), maka sektor tersebut relatif tidak unggul dibandingkan

wilayah yang lebih luas (Saragih, 2015:142).

2.4.2 Shift Share (SS)

Shift Share merupakan alat analisis untuk mengetahui struktur perekonomian

dan pergeseran pangsa sektor suatu wilayah dengan wilayah yang lebih luas dilihat

dari penyerapan tenaga kerja dan kontribusi terhadap PDRB. Analisis ini juga dapat

digunakan untuk mengatahui pembangunan ekonomi wilayah, apakah masih di

dominasi oleh sektor primer, sekunder atau tersier (Saragih, 2015:142). Shift Share

digunakan untuk menentukan kinerja pekerjaan atau produktivitas perekonomian

daerah dibandingkan dengan wilayah yang lebih luas (kabupaten, provinsi atau

negara). Shift Share memberikan data tentang kinerja suatu sektor dalam tiga aspek,

yaitu:

1. Pertumbuhan Ekonomi (regional share)

Mengukur pertumbuhan ekonomi yang terjadi karena adanya perubahan

produksi dan kebijakan ekonomi lainnya yang dapat mempengaruhi sektor

perekonomian di suatu wilayah.

2. Pergeseran Proporsional (proportional shift)

Mengukur tingkat pertumbuhan sektor di suatu wilayah dibandingkan dengan

tingkat pertumbuhan wilayah referensi total. Hal ini untuk mengukur apakah

terdapat perubahan di wilayah referensi.

Page 38: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

17

3. Pergeseran Diferensial (differential shift)

Menentukan daya saing sektor atau industri lokal dibandingkan dengan wilayah

referensi yang lebih luas dengan mengukur tingkat pertumbuhannya. Angka

positif menunjukkan bahwa sektor tersebut tumbuh lebih cepat dibandingkan

dengan sektor yang sama di wilayah referensi. Dengan kata lain, nilai positif

memberikan indikasi posisi daya saing yang kuat, dan sebaliknya (Saragih,

2015:143).

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan suatu penelitian yang dilakukan sebelumnya

sebagai acuan bagi penulis dalam melakukan penelitian. Penelitian-penelitian

tersebut diantaranya yaitu:

1. Alkaf (2015) melakukan penelitian tentang Peran Sektor Pertanian Terhadap

Perekonomian Kabupaten Cilacap Periode 2002-2013 dengan menggunakan

analisis Shift Share dan Location Quotient. Hasil analisis menunjukkan bahwa

sub sektor pertanian yang berada di posisi potensional atau masih dapat

dikembangkan adalah sub sektor tanaman perkebunan, sedangkan sub sektor

lainnya yang berada di posisi tertinggal adalah sub sektor tanaman bahan

makanan, sub sektor peternakan, sub sektor kehutanan dan sub sektor perikanan.

Hasil analisis Shift Share menunjukkan bahwa sub sektor pertanian yang

mengalami pertumbuhan yang cepat adalah sub sektor tanaman perkebunan dan

sub sektor peternakan, sedangkan sub sektor pertanian yang mengalami

pertumbuhan yang lambat adalah sub sektor tanaman bahan makanan, sub sektor

kehutanan dan sub sektor perikanan. Sub sektor pertanian yang memiliki daya

Page 39: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

18

saing yang baik adalah sub sektor tanaman perkebunan dan sub sektor

kehutanan. Sub sektor yang menjadi sub sektor basis dalam perekonomian

Kabupaten Cilacap yaitu sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor

kehutanan. Sedangkan sub sektor non basis yaitu sub sektor perkebunan, sub

sektor peternakan dan sub sektor perikanan.

2. Maisaroh (2017) melakukan penelitian tentang Peranan dan Kontribusi Sektor

Pertanian Terhadap Pertumbuhan Wilayah dalam Perspektif Ekonomi Islam

(Studi Pada Kabupaten Tulang Bawang) dengan menggunakan analisis Location

Quotient, Dynamic Location Quotient dan Shift Share. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa selama tahun 2011-2015 sektor pertanian menjadi sektor

basis dan sub sektor pertanian yang menjadi sub sektor basis yaitu sub sektor

tanaman pangan, sub sektor perkebunan dan sub sektor jasa pertanian dan

perburuan. Berdasarkan data tahun 2011-2015, sektor pertanian di Kabupaten

Tulang Bawang mengalami perubahan peranan di masa yang akan datang dải

sektor basis menjadi sektor non basis. Sub sektor pertanian yang mengalami

perubahan peranan yaitu sub sektor tanaman pangan dari sub sektor basis

menjadi non basis dan sub sektor peternakan dari sub sektor non basis menjadi

basis.

3. Masfufah (2015) melakukan penelitian tentang Peranan Sektor Pertanian

terhadap Perekonomian Provinsi Jawa Timur Tahun 2004-2013 dengan

menggunakan analisis Shift Share Esteban Marquillas, Analisis Location

Quotient (LQ) dan Analisis Dynamic Location Quotient (DLQ). Hasil analisis

menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki nilai efek alokasi negatif yang

Page 40: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

19

artinya memiliki spesialisasi namun tidak memiliki keunggulan kompetitif. Sub

sektor pertanian yang memiliki nilai efek positif adalah sub sektor peternakan

dan sub sektor kehutanan. Sedangkan, sub sektor lainnya memiliki nilai efek

alokasi negartif adalah sub sektor tanaman bahan makanan, sub sektor

perkebunan dan sub sektor perikanan. Perhitungan pengganda pendapatan

menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki kontribusi yang baik terhadap

perekonomian Provinsi Jawa Timur. Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa

sektor pertanian yang termasuk sektor basis adalah sub sektor tanaman bahan

makanan dan sub sektor peternakan. Sedangkan, berdasarkan hasil analisis DLQ

menunjukkan sektor pertanian tidak dapat diharapkan menjadi sektor unggulan

di masa yang akan datang. Sub sektor pertanian yang masih dapat diharapkan

untuk menjadi sub sektor unggulan adalah sub sektor peternakan.

4. Sofyanto (2015) melakukan penelitian tentang Peran Sub Sektor Pertanian

Dalam Pembanguna Daerah di Kabupaten Batang dengan menggunakan analisis

Location Quotient dan Shift Share Analysis. Hasil penelitian dengan

menggunakan LQ menunjukkan bahwa sub sektor pertanian unggulan adalah

sub sektor tanaman perkebunan, sub sektor peternakan, sub sektor kehutanan dan

sub sektor perikanan. Berdasarkan analisis Shift Share menunjukkan bahwa sub

sektor yang mengalami pertumbuhan cepat yaitu sub sektor peternakan, sub

sektor kehutanan dan sub sektor tanaman perkebunan. sub sektor yang memiliki

daya saing yang baik yaitu sub sektor perikanan dan sub sektor tanaman bahan

makanan. Berdasarkan nilai pergeseran bersih, sub sektor yang memiliki

progressive yaitu sub sektor perikanan, sub sektor kehutanan dan sub sektor

Page 41: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

20

peternakan. Rumusan prioritas dalam pembangunan pertanian di Kabupaten

Batang, yaitu sub sektor perikanan dijadikan prioritas pertama, sub sektor

tanaman bahan makanan dijadikan prioritas kedua, sub sektor kehutanan

dijadikan prioritas ketiga, sub sektor peternakan dijadikan prioritas keempat dan

sub sektor tanaman perkebunan dijadikan prioritas kelima.

2.6 Kerangka Pemikiran

Pembangunan ekonomi di wilayah Gerbangkertosusila tidak terlepas dari

kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang berperan penting dalam

pertumbuhan ekonomi di dalamnya. Hal ini dikarenakan sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan bersifat dinamis dan memiliki keterkaitan yang luas,

sehingga jika sektor pertanian, kehutanan dan perikanan terus dikembangkan maka

akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan Gerbangkertosusila.

Alat analisis dalam penelitian ini menggunakan metode Location Quotient

(LQ) dan Shift Share (SS). Metode LQ digunakan untuk mengetahui sub sektor

pertanian basis dan non basis dan hasil analisis LQ dapat dijadikan sebagai acuan

prioritas sub sektor yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Selain itu, metode

Shift Share digunakan untuk mengetahui sub sektor dengan pertumbuhan cepat dan

pertumbuhan lambat, serta untuk mengetahui sub sektor dengan daya saing yang

baik dan tidak. Sub sektor pertanian di kawasan Gerbangkertosusila terdiri dari

tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, jasa

pertanian dan perburuan, kehutanan dan penebangan kayu serta perikanan. Daerah

yang diteliti yaitu Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kota Mojokerto,

Page 42: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

21

Kabupaten Mojokerto, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten

Lamongan.

Gambar 3. Kerangka Pemikiran

Pembangunan Ekonomi di Kawasan

Gerbangkertosusila

Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan terdiri dari:

1. Sub sektor Tanaman Pangan

2. Sub Sektor Tanaman Perkebunan

3. Sub Sektor Tanaman Hortikultura

4. Sub Sektor Peternakan

5. Sub Sektor Jasa Pertanian dan Perburuan

6. Sub Sektor Kehutanan dan Penebangan Kayu

7. Sub Sektor Perikanan

Sub sektor basis

dan non basis

Peningkatan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan

dan Perikanan di Kawasan Gerbangkertosusila

Location

Quotient

Shift

Share

Pertumbuhan dan

daya saing

Komparasi Pertumbuhan dan Daya Saing Sektor

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kabupaten/Kota

di Kawasan Gerbangkertosusila

Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

yang Menjadi Prioritas Pengembangan di

Kawasan Gerbangkertosusila

Page 43: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

22

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data penelitian yang digunakan merupakan data runtun waktu (time

series) selama 10 tahun (tahun 2010-2019) yang merupakan data sekunder. Data

sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa data Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) kawasan Gerbangkertosusila berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada

periode tahun 2010-2019. Data yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari

berbagai instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik, Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah dan lembaga terkait lainnya yang berhubungan dengan

penelitian ini, berbagai literatur dan sumber-sumber lainnya. Penulis menggunakan

data tahun 2010 sampai tahun 2019 karena nilai kontribusi sektor pertanian

terhadap PDRB di masing-masing Kabupaten/Kota di kawasan Gerbangkertosusila

(Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan) periode tahun

2010-2019 memiliki tren yang meningkat, tetapi distribusinya memiliki tren yang

menurun.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik studi pustaka

dari sumber dan lembaga terkait. Data yang digunakan tersebut terdiri dari PDRB

sektor-sektor ekonomi menurut lapangan usaha berdasarkan harga konstan tahun

2010 kawasan Gerbangkertosusila periode 2010-2019 dan data PDRB sektor-sektor

ekonomi menurut lapangan usaha berdasarkan harga konstan tahun 2010 Provinsi

Page 44: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

23

Jawa Timur periode tahun 2010-2019. Data yang digunakan dalam penelitian

diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, Badan Pusat Statistik

Kota Surabaya, Badan Pusat Statistik Kota Mojokerto, Badan Pusat Statistik

Kabupaten Mojokerto, Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo, Badan Pusat

Statistik Kabupaten Gresik, Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangkalan, Badan

Pusat Statistik Kabupaten Lamongan dan Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah (BAPPEDA).

3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Software Microsoft

Office Excel 2016. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan metode deskriptif, metode ini digunakan untuk analisis sub sektor

pertanian yang menjadi prioritas di kawasan Gerbangkertosusila.

3.3.1 Location Quotient (LQ)

Metode location quotient (LQ) merupakan salah satu teknik yang digunakan

untuk menentukan sektor basis atau non basis di Kawasan Gerbangkertosusila.

Indikator yang digunakan dalam analisis ini adalah data PDRB masing-masing sub

sektor di Gerbangkertosusila (Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-

Lamongan) dan Provinsi Jawa Timur. Rumusan analisis LQ secara matematis

adalah sebagai berikut :

LQ=Lij/Lj

Nip/Np

Page 45: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

24

Keterangan:

LQ : Indeks Location Quetiont

Lij : Nilai tambah sub sektor i Kab/Kota di Gerbangkertosusila

Lj : Total sektor pertanian Kab/Kota di Gerbangkertosusila

Nip : Nilai tambah sub sektor i Provinsi Jawa Timur

Np : Total sektor pertanian Provinsi Jawa Timur

Berdasarkan formulasi di atas maka apabila :

1. LQ > 1 berarti daerah mempunyai basis pada sub sektor tersebut dan ada

kelebihan hasil yang dapat dipasarkan ke daerah lain.

2. LQ < 1 berarti daerah tidak mempunyai basis pada sub sektor tersebut dan hanya

dapat memenuhi kebutuhan daerahnya.

3.3.2 Shift Share (SS)

Analisis Shift Share digunakan untuk menganalisis perubahan struktural

ekonomi Kabupaten/Kota di Kawasan Gerbangkertosusila dibandingkan dengan

struktur ekonomi Provinsi Jawa Timur. Tujuan analisis ini adalah untuk

menentukan produktivitas ekonomi daerah dengan membandingkan terhadap

daerah yang lebih luas. Bentuk umum dari model perhitungan Shift Share adalah:

Dij = Nij + Mij + Cij

Keterangan:

i : Sub sektor pertanian yang diteliti

j : Kab/Kota Gerbangkertosusila

n : Provinsi Jawa Timur

Dij : Perubahan PDRB sub sektor i di wilayah Kab/Kota Gerbangkertosusila

Page 46: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

25

Nij : Regional share Kab/Kota Gerbangkertosusila

Mij : Proportional shift Kab/Kota Gerbangkertosusila

Cij : Differential shift Kab/Kota Gerbangkertosusila

Apabila analisis tersebut diterapkan kepada Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) yang dinotasikan sebagai Y, maka:

Dij = Y*ij – Yij

Nij = Yij . rn

Mij = Yij (rin – rn)

Cij = Yij (rij – rin)

Keterangan:

Yij : PDRB sub sektor Kab/Kota Gerbangkertosusila pada tahun dasar

Y*ij : PDRB sub sektor Kab/Kota Gerbangkertosusila akhir pada tahun analisis

rij : Laju pertumbuhan sub sektor Kab/Kota Gerbangkertosusila

rin : Laju pertumbuhan sub sektor Provinsi Jawa Timur

rn : Rata – rata laju pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Timur

rij=Y*ij-Yij

Yij

rin=Y*in-Yin

Yin

rn=Y*n-Yn

Yn

Page 47: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

26

Keterangan:

Yin : PDRB Provinsi Jawa Timur

Y*in : PDRB Kab/Kota Gerbangkertosusila akhir tahun analisis

Yn : Total PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa

Timur

Y*n : Total PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa

Timur akhir tahun analisis

Untuk suatu daerah, pertumbuhan nasional, pertumbuhan proporsional dan

keunggulan kompetitif dapat ditentukan untuk sub sektor i atau dijumlah untuk

semua sub sektor dalam keseluruhan wilayah provinsi.

Persamaan Shift Share untuk sektor i di Provinsi yaitu:

Dij = Yij . rn + Yij (rin - rn) + Yij (rij - rin)

Kriteria pengukuran analisis shift share, yaitu:

1. Jika angka positif pada proportional shift berarti sub sektor tersebut tumbuh

lebih cepat dibandingkan dengan sub sektor yang sama di wilayah Provinsi Jawa

Timur.

2. Jika angka negatif pada proportional shift berarti sub sektor tersebut tumbuh

lebih lambat dibandingkan dengan sub sektor yang sama di wilayah Provinsi

Jawa Timur.

3. Jika angka positif pada differential shift berarti sub sektor tersebut memiliki

daya saing yang kuat.

4. Jika angka negatif pada differential shift berarti sub sektor tersebut tidak

memiliki daya saing yang kuat (Saragih, 2015:145).

Page 48: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

27

Pergeseran bersih digunakan untuk mengidentifikasi pertumbuhan suatu

sektor, apakah memiliki pertumbuhan yang maju atau mundur. Nilai pergeseran

bersih merupakan hasil dari penjumlahan nilai pertumbuhan proporsional (Mij) dan

pertumbuhan pangsa wilayah (Cij), maka rumus pergeseran bersih (PB) sebagai

berikut:

PB = Mij + Cij

Kriteria penilaian:

1. Jika PB > 0 berarti sub sektor tersebut pertumbuhannya progressive (maju).

2. Jika PB < 0 berarti sub sektor tersebut pertumbuhannya tidak progressive

(mundur).

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah hasil dari nilai tambah

seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu.

2. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan adalah nilai dari sektor yang

didalamnya terdapat beberapa sub sektor yaitu tanaman pangan, tanaman

hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, jasa pertanian dan perburuan,

kehutanan dan penebangan kayu serta perikanan.

3. Sub sektor prioritas yang merupakan sub sektor basis (LQ>1), pertumbuhan

pangsa wilayah (Cij>0) bernilai positif, dan pergeseran bersih (PB > 0) bernilai

positif.

Page 49: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

28

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Geografis Kawasan Gerbangkertosusila

Wilayah administratif Gerbangkertosusila (GKS) termasuk dalam lingkungan

Provinsi Jawa Timur. Kawasan Gerbangkertosusila mencakup tujuh wilayah

administratif, enam diantaranya berada di Pulau Jawa dan satu di Pulau Madura.

Cakupan kawasan Gerbangkertosusila terdiri dari Kabupaten Gresik, Kabupaten

Bangkalan, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kota Surabaya, Kota Sidoarjo,

dan Kota Lamongan. Ruang Wilayah Kawasan Gerbangkertosusila (GKS) sebagai

berikut:

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Timur : Selat Madura

Sebelah Selatan : Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Malang

Sebelah Barat : Kabupaten Jombang

Secara topografi wilayah daratan Gerbangkertosusila berdasarkan

karakteristik tinggi tempat di atas permukaan laut (dpl), terbagi menjadi beberapa

wilayah ketinggi, yaitu:

1. Ketinggian 0-100 meter dari permukaan laut memiliki topografi relatif datar dan

bergelombang.

2. Ketinggian 100-500 meter dari permukaan laut memiliki topografi

bergelombang dan bergunung.

3. Ketinggain 500-1.000 meter dari permukaan laut memiliki topografi berbukit.

Page 50: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

29

4. Ketinggian lebih dari 1.000 meter dari permukaan laut memiliki topografi

bergunung dan terjal.

Rata – rata ketinggian tanah di wilayah daratan Gerbangkertosusila berkisar kurang

dari 50 meter di atas permukaan laut (dpl), sehingga topografinya termasuk ke

dalam kategori datar (PerPres Nomor 80 Tahun 2019).

Kawasan metropolitan Gerbangkertosusila secara keseluruhan memiliki

luas 6.017,15 km2 yang terdiri dari Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan,

Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan

Kabupaten Lamongan. Berikut data jumlah Kecamatan dan Desa Kabupaten/Kota

di Wilayah Gerbangkertosusila.

Tabel 1. Jumlah Kecamatan dan Desa Kabupaten/Kota di Wilayah

Gerbangkertosusila

No. Kabupaten/Kota Jumlah

Kecamatan

Kelurahan/Desa Luas Wilayah

(km2) Kelurahan Desa

1. Kabupaten Gresik 18 26 330 1.191,25

2. Kabupaten Bangkalan 18 8 273 1.260,14

3. Kabupaten Mojokerto 18 5 299 692,15

4. Kota Mojokerto 3 18 0 20,21

5. Kota Surabaya 31 154 0 326,36

6. Kabupaten Sidoarjo 18 31 322 714,24

7. Kabupaten Lamongan 27 12 462 1.812,80

Jumlah 133 257 1.686 6.017,15 Sumber: RPJMD Provinsi Jawa Timur, 2019

Lingkup kawasan metropolitan Gerbangkertosusila berdasarkan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun

2019-2024 yaitu mencakup 133 kecamatan yang terdiri dari 257 kelurahan dan

1.686 desa. Kabupaten Lamongan merupakan daerah yang memiliki luas terbesar

diantara daerah lainnya di Gerbangkertosusila yaitu sebesar 1.812,80 km2. Jumlah

penduduk di Kawasan Gerbangkertosusila dalam kurun waktu sepuluh tahun mulai

Page 51: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

30

dari tahun 2010-2019 mengalami peningkatan, berikut data penduduk di wilayah

Gerbangkertosusila seperti yang dijelaskan dalam tabel berikut ini

Tabel 2. Jumlah Penduduk di Kawasan Gerbangkertosusila

No. Daerah Administratif

Jumlah Penduduk (jiwa) Laju

Pertumbuhan

(%)

Kepadatan

Penduduk

(/km2) 2010 2019

1. Kabupaten Gresik 1.180.974 1.312.881 1,06 1.102,10

2. Kabupaten Bangkalan 909.398 1.076.330 1,70 854,14

3. Kabupaten Mojokerto 1.028.605 1.117.688 0,83 1.614,81

4. Kota Mojokerto 120.623 129.014 0,67 6.989,67

5. Kota Surabaya 2.771.615 3.158.943 1,32 9.679,32

6. Kabupaten Sidoarjo 1.949.595 2.266.533 1,52 3.173,35

7. Kabupaten Lamongan 1.180.699 1.373.390 1,52 757,61

Jumlah 9.141.509 10.434.779 1,33 1.734,17 Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, 2020

Selama tahun 2010-2019 jumlah penduduk di kawasan Gerbangkertosusila

mengalami peningkatan sebanyak 1.293.270 jiwa atau meningkat 14,15 persen dari

tahun 2010 sebanyak 9.141.509 jiwa menjadi 10.434.779 jiwa pada tahun 2019.

Dengan luas wilayah sebesar 6.017,15 km2, kepadatan penduduk kawasan

Gerbangkertosusila pada tahun 2019 sebesar 1.734,17 jiwa/km2 dengan laju

pertumbuhan penduduk sebesar 1,33 persen. Kota Surabaya merupakan daerah

dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi sebesar 9.679,32 jiwa/km2 hal ini

dikarenakan Kota Surabaya merupakan ibukota Provinsi Jawa Timur yang

mempunyai fungsi kawasan sebagai pusat bisnis, perdagangan dan jasa. Hal

tersebut menjadikan Kota Surabaya memiliki jumlah penduduk tertinggi dan

kepadatan penduduk tertinggi di Kawasan Gerbangkertosusila. Sementara daerah

dengan tingkat kepadatan penduduk terendah adalah Kabupaten Lamongan sebesar

757,61 jiwa/km2. Kabupaten Bangkalan merupakan daerah dengan laju

Page 52: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

31

pertumbuhan penduduk tertinggi sebesar 1,70 persen, sedangkan daerah dengan

laju pertumbuhan penduduk terendah adalah Kota Mojokerto sebesar 0,67 persen.

4.2 Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Gerbangkertosusila

Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dari perkembangan produk domestik

regional bruto (PDRB) atas dasar harga konstan, sehingga angka pertumbuhan tidak

dipengaruhi oleh faktor perubahan harga atau dapat diartikan riil disebabkan oleh

kenaikan atau penurunan produksi (output) dari seluruh sektor ekonomi. Berikut

merupakan nilai dan laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan di kawasan

Gerbangkertosusila.

Tabel 3. Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB ADHK Kawasan Gerbangkertosusila

No Kabupaten/Kota Nilai PDRB (miliar rupiah) Laju Pertumbuhan

(%) 2018 2019

1. Kabupaten Gresik 96.276,00 101.458,30 5,38

2. Kabupaten Bangkalan 18.362,02 18.551,82 1,03

3. Kabupaten Mojokerto 55.258,90 58.470,69 5,81

4. Kota Mojokerto 4.719,23 4.990,68 5,75

5. Kota Surabaya 387.340,82 410.969,89 6,10

6. Kabupaten Sidoarjo 132.571,20 140.511,20 5,99

7. Kabupaten Lamongan 26.280,92 27.709,46 5,44 Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, 2020

Kawasan Gerbangkertosusila menjadi kontributor lebih dari 50 persen

perekonomian di Provinsi Jawa Timur. Sektor potensial di Kawasan Prioritas

Gerbangkertosusila adalah sektor industri manufaktur, makanan minuman, dan

industri lainnya. Komoditas unggulan yang berada di Kawasan Prioritas

Gerbangkertosusila diantaranya dari sektor pertanian, perkebunan maupun

peternakan dan perikanan (Perpres Nomor 80 Tahun 2019).

Kota Surabaya merupakan pusat perekonomian di Gerbangkertosusila, hal

tersebut dapat terlihat pada tabel bahwa laju pertumbuhan ekonomi di Kota

Page 53: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

32

Surabaya merupakan yang tertinggi diantara Kabupaten/Kota lainnya yaitu sebesar

6,10 persen dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan sebesar 410.969,89 miliar

rupiah pada tahun 2019. Letak Kota Surabaya sangat strategis yang

menghubungkan antara Kota Surabaya dengan kota-kota di sekitarnya yaitu

kota/kabupaten yang ada dalam Gerbangkertosusila, sehingga sangat mendukung

percepatan pembangunan di Kota Surabaya. Demikian juga sebaliknya,

pertumbuhan Kota Surabaya juga berpengaruh pada perkembangan kota/kabupaten

di sekitarnya, baik secara sektoral maupun keruangan.

4.3 Tenaga Kerja Sektor Pertanian Kawasan Gerbangkertosusila

Tingkat penyerapan tenaga kerja merupakan salah satu indikator dari

keberhasilan pembangunan suatu wilayah, semakin besar penyerapan tenaga kerja

maka semakin meningkat pendapatan per kapita penduduk. Munurut data Badan

Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur pada tahun 2018 dan tahun 2019, penyerapan

tenaga kerja di sektor pertanian menurut Kabupaten/Kota di Wilayah

Gerbangkertosusila sebagai berikut.

Tabel 4. Tenaga Kerja Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Wilayah

Gerbangkertosusila

Kabupaten/Kota Tenaga Kerja (orang) Laju Pertumbuhan

(%) 2018 2019

Kabupaten Gresik 85.937 90.041 4,78

Kabupaten Bangkalan 203.982 193.631 -5,07

Kabupaten Mojokerto 104.899 94.691 -9,73

Kota Mojokerto 378 1.270 235,98

Kota Surabaya 4.661 8.240 76,79

Kabupaten Sidoarjo 39.786 32.007 -19,55

Kabupaten Lamongan 219.484 199.456 -9,13 Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, 2020

Page 54: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

33

Pada tabel 4, dapat diketahui bahwa pada kurun waktu tahun 2018-2019

jumlah tenaga kerja sektor pertanian di kawasan Gerbangkertosusila cenderung

terjadi penurunan di empat Kabupaten. Kabupaten Lamongan merupakan daerah

yang paling banyak menyerap tenaga kerja sektor pertanian. Kabupaten Sidoarjo

merupakan daerah yang paling banyak terjadi penurunan jumlah tenaga kerja sektor

pertanian yaitu sebesar 19,55 persen. Hal ini terjadi dikarenakan banyaknya tenaga

kerja yang beralih profesi ke sektor lain yang lebih banyak memberikan keuntungan

dibandingkan dengan bekerja di sektor pertanian. Sebagian besar, tenaga kerja dari

sektor pertanian beralih ke sektor industri pengolahan atau sektor perdagangan.

Page 55: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

34

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Sub Sektor Unggulan Kawasan Gerbangkertosusila Tahun 2010-2019

Penelitian ini menggunakan analisis location quotient (LQ) untuk mengetahui

sub sektor basis dan non basis serta tingkat spesialisasi masing-masing sub sektor.

Indikator dalam analisis ini yaitu menggunakan data PDRB ADHK tahun 2010 dan

periode yang digunakan yaitu dari tahun 2010 hingga 2019.

5.1.1 Nilai LQ Kabupaten Gresik

Berikut merupakan hasil analisis LQ yang dilakukan dengan menggunakan

data PDRB Kabupaten Gresik berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada periode

tahun 2010 hingga 2019.

Tabel 5. Nilai LQ Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten Gresik

No. Sub Sektor Rata-Rata Nilai LQ Keterangan

1. Tanaman Pangan 0,40 Non Basis

2. Tanaman Hortikultura 0,10 Non Basis 3. Tanaman Perkebunan 0,13 Non Basis 4. Peternakan 0,44 Non Basis 5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,32 Non Basis 6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,01 Non Basis

7. Perikanan 1,75 Basis Sumber: PDRB Kabupaten Gresik 2010-2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa sub sektor basis dengan nilai rata-

rata LQ lebih dari satu adalah perikanan. Hal tersebut menunjukkan bahwa sub

sektor perikanan dapat memenuhi permintaan di Kabupaten Gresik dan ada

kelebihan yang dapat di ekspor ke luar wilayah Kabupaten Gresik. Sedangkan, sub

sektor peternakan; tanaman pangan; jasa pertanian dan perburuan; tanaman

perkebunan; tanaman hortikultura; serta kehutanan dan penebangan kayu termasuk

Page 56: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

35

dalam sub sektor non basis karena memiliki nilai rata-rata LQ kurang dari satu.

Artinya sub sektor tersebut hanya dapat memenuhi permintaan di Kabupaten

Gresik. Sub sektor perikanan menjadi basis dikarenakan sebagian besar

masyarakatnya bekerja sebagai petani ikan dan nelayan. Pada tahun 2019, petani

ikan di Kabupaten Gresik berjumlah 18.322 orang, sedangkan nelayan berjumlah

11.145 orang (BPS Kabupaten Gresik, 2020).

5.1.2 Nilai LQ Kabupaten Bangkalan

Berikut merupakan hasil analisis LQ yang dilakukan dengan menggunakan

data PDRB Kabupaten Bangkalan berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada

periode tahun 2010 hingga 2019.

Tabel 6. Nilai LQ Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten

Bangkalan

No. Sub Sektor Rata-Rata Nilai LQ Keterangan

1. Tanaman Pangan 1,95 Basis

2. Tanaman Hortikultura 0,44 Non Basis 3. Tanaman Perkebunan 0,46 Non Basis 4. Peternakan 1,91 Basis 5. Jasa Pertanian dan Perburuan 1,18 Basis 6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,23 Non Basis

7. Perikanan 3,04 Basis Sumber: PDRB Kabupaten Bangkalan 2010-2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa sub sektor basis dengan nilai rata-

rata LQ lebih dari satu adalah tanaman pangan; peternakan; jasa pertanian dan

perburuan; dan perikanan. Hal tersebut menunjukkan bahwa sub sektor tersebut

dapat memenuhi permintaan di Kabupaten Bangkalan dan ada kelebihan yang dapat

di ekspor ke luar wilayah Kabupaten Bangkalan. Sedangkan, sub sektor tanaman

hortikultura; tanaman perkebunan; serta kehutanan dan penebangan kayu termasuk

dalam sub sektor non basis karena memiliki nilai rata-rata LQ kurang dari satu yang

Page 57: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

36

menunjukkan bahwa sub sektor tersebut hanya dapat memenuhi permintaan di

Kabupaten Bangkalan.

Tanaman pangan menjadi basis dikarenakan sebagian besar lahan pertanian

di Kabupaten Bangkalan digunakan untuk tanaman pangan dengan komoditi utama

yaitu padi, jagung dan kedelai. Pada tahun 2019, luas panen padi di Kabupaten

Bangkalan seluas 49.129 Ha (BPS Kabupaten Bangkalan, 2020). Sub sektor

peternakan menjadi basis dikarenakan banyaknya populasi ternak di Kabupaten

Bangkalan. Pada tahun 2019, populasi ternak besar di Kabupaten Bangkalan yang

terbesar adalah sapi potong dengan populasi 245.897 ekor, sedangkan populasi

terbesar kedua yaitu kambing dengan populasi sebanyak 90.467 ekor. Populasi

unggas terbesar yaitu ayam buras dengan populasi sebanyak 1.561.166 ekor. Sub

sektor perikanan menjadi basis dikarenakan posisi Kabupaten Bangkalan yang

dibatasi oleh laut, sehingga sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai nelayan.

Pada tahun 2019, nelayan di Kabupaten Bangkalan berjumlah 7.954 orang (BPS

Kabupaten Bangkalan, 2020).

5.1.3 Nilai LQ Kabupaten Mojokerto

Berikut merupakan hasil analisis LQ yang dilakukan dengan menggunakan

data PDRB Kabupaten Mojokerto berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada

periode tahun 2010 hingga 2019.

Page 58: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

37

Tabel 7. Nilai LQ Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten

Mojokerto

No. Sub Sektor Rata-Rata Nilai LQ Keterangan

1. Tanaman Pangan 0,82 Non Basis

2. Tanaman Hortikultura 0,67 Non Basis 3. Tanaman Perkebunan 0,71 Non Basis 4. Peternakan 0,93 Non Basis 5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,61 Non Basis 6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,94 Non Basis

7. Perikanan 0,04 Non Basis Sumber: PDRB Kabupaten Mojokerto 2010-2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa seluruh sub sektor pertanian di

Kabupaten Mojokerto termasuk dalam sub sektor non basis karena memiliki nilai

rata-rata LQ kurang dari satu yang menunjukkan bahwa sub sektor tersebut hanya

dapat memenuhi permintaan di Kabupaten Mojokerto. Semua sub sektor di

Kabupaten Mojokerto tidak menjadi sub sektor basis dikarenakan sebagian besar

masyarakat di Kabupaten Mojokerto bekerja di sektor non pertanian. Pada tahun

2019, sebesar 84 persen atau 484.548 orang bekerja di sektor selain pertanian dan

hanya 94.691 orang yang bekerja di sektor pertanian (BPS Kabupaten Mojokerto,

2020).

5.1.4 Nilai LQ Kota Mojokerto

Berikut merupakan hasil analisis LQ yang dilakukan dengan menggunakan

data PDRB Kota Mojokerto berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada periode

tahun 2010 hingga 2019.

Page 59: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

38

Tabel 8. Nilai LQ Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kota Mojokerto

No. Sub Sektor Rata-Rata Nilai LQ Keterangan

1. Tanaman Pangan 0,10 Non Basis

2. Tanaman Hortikultura 0,02 Non Basis 3. Tanaman Perkebunan 0,01 Non Basis 4. Peternakan 0,06 Non Basis 5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,05 Non Basis 6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 Non Basis

7. Perikanan 0,03 Non Basis Sumber: PDRB Kota Mojokerto 2010-2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa seluruh sub sektor pertanian di

Kota Mojokerto termasuk dalam sub sektor non basis karena memiliki nilai rata-

rata LQ kurang dari satu yang menunjukkan bahwa sub sektor tersebut hanya dapat

memenuhi permintaan di Kota Mojokerto. Semua sub sektor di Kota Mojokerto

tidak menjadi sub sektor basis dikarenakan 83,84 persen atau 1.234 Ha luas lahan

bukan sawah di Kota Mojokerto digunakan untuk tempat tinggal dan perumahan,

sedangkan 16,16 persen atau 238,04 Ha merupakan tegal, kebun dan lainnya (BPS

Kota Mojokerto, 2020).

5.1.5 Nilai LQ Kota Surabaya

Berikut merupakan hasil analisis LQ yang dilakukan dengan menggunakan

data PDRB Kota Surabaya berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada periode

tahun 2010 hingga 2019.

Tabel 9. Nilai LQ Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kota Surabaya

No. Sub Sektor Rata-Rata Nilai LQ Keterangan

1. Tanaman Pangan 0,002 Non Basis

2. Tanaman Hortikultura 0,005 Non Basis 3. Tanaman Perkebunan 0,000 Non Basis 4. Peternakan 0,003 Non Basis 5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,002 Non Basis 6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,000 Non Basis

7. Perikanan 0,067 Non Basis Sumber: PDRB Kota Surabaya 2010-2019 (diolah)

Page 60: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

39

Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa seluruh sub sektor pertanian di

Kota Surabaya termasuk dalam sub sektor non basis karena memiliki nilai rata-rata

LQ kurang dari satu yang menunjukkan bahwa sub sektor tersebut hanya dapat

memenuhi permintaan di Kota Surabaya. Semua sub sektor di Kota Surabaya tidak

menjadi sub sektor basis dikarenakan sebagian besar masyarakat di Kota Surabaya

bekerja di sektor non pertanian. Pada tahun 2019, sebesar 99 persen atau 1.466.694

orang bekerja di sektor selain pertanian dan hanya 8.240 orang yang bekerja di

sektor pertanian (BPS Kota Surabaya, 2020).

5.1.6 Nilai LQ Kabupaten Sidoarjo

Berikut merupakan hasil analisis LQ yang dilakukan dengan menggunakan

data PDRB Kabupaten Sidoarjo berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada

periode tahun 2010 hingga 2019.

Tabel 10. Nilai LQ Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten

Sidoarjo

No. Sub Sektor Rata-Rata Nilai LQ Keterangan

1. Tanaman Pangan 0,112 Non Basis

2. Tanaman Hortikultura 0,018 Non Basis 3. Tanaman Perkebunan 0,066 Non Basis 4. Peternakan 0,090 Non Basis 5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,062 Non Basis 6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,001 Non Basis

7. Perikanan 0,636 Non Basis Sumber: PDRB Kabupaten Sidoarjo 2010-2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa seluruh sub sektor pertanian di

Kabupaten Sidoarjo termasuk dalam sub sektor non basis karena memiliki nilai

rata-rata LQ kurang dari satu yang menunjukkan bahwa sub sektor tersebut hanya

dapat memenuhi permintaan di Kabupaten Mojokerto. Semua sub sektor di

Kabupaten Sidoarjo tidak menjadi sub sektor basis dikarenakan sebagian besar

Page 61: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

40

masyarakat di Kabupaten Sidoarjo bekerja di sektor non pertanian. Pada tahun

2019, sebesar 97 persen atau 1.067.061 orang bekerja di sektor selain pertanian dan

hanya 32.007 orang yang bekerja di sektor pertanian (BPS Kabupaten Sidoarjo,

2020).

5.1.7 Nilai LQ Kabupaten Lamongan

Berikut merupakan hasil analisis LQ yang dilakukan dengan menggunakan

data PDRB Kabupaten Lamongan berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada

periode tahun 2010 hingga 2019.

Tabel 11. Nilai LQ Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten

Lamongan

No. Sub Sektor Rata-Rata Nilai LQ Keterangan

1. Tanaman Pangan 3,48 Basis

2. Tanaman Hortikultura 0,59 Non Basis 3. Tanaman Perkebunan 0,41 Non Basis 4. Peternakan 1,56 Basis 5. Jasa Pertanian dan Perburuan 1,89 Basis 6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 1,28 Basis

7. Perikanan 7,69 Basis Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan 2010-2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa sub sektor basis dengan nilai

rata-rata LQ lebih dari satu adalah tanaman pangan; peternakan; jasa pertanian dan

perburuan; kehutanan dan penebangan kayu; dan perikanan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa sub sektor tersebut dapat memenuhi permintaan di Kabupaten

Lamongan dan ada kelebihan yang dapat di ekspor ke luar wilayah Kabupaten

Lamongan. Sedangkan, tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan termasuk

dalam sub sektor non basis karena memiliki nilai rata-rata LQ kurang dari satu yang

menunjukkan bahwa sub sektor tersebut hanya dapat memenuhi permintaan di

Kabupaten Lamongan.

Page 62: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

41

Tanaman pangan menjadi basis dikarenakan Kabupaten Lamongan

merupakan daerah penghasil tanaman pangan nomor satu di Jawa Timur dan

bahkan temasuk ke dalam lima daerah penghasil pangan nasional dengan komoditi

utama yaitu padi dan jagung. Pada tahun 2019, luas panen padi di Kabupaten

Lamongan seluas 140.463,58 Ha dengan produksi mencapai 839.724,43 ton. Sub

sektor peternakan menjadi basis dikarenakan banyaknya populasi ternak di

Kabupaten Lamongan dan sapi potong menjadi populasi terbanyak dengan 112.193

ekor, sedangkan populasi terbesar kedua yaitu kambing dengan populasi sebanyak

107.355 ekor. Populasi unggas terbesar yaitu ayam buras dengan populasi sebanyak

2.202.907 ekor (BPS Kabupaten Lamongan, 2020).

Kehutanan dan penebangan kayu menjadi basis dikarenakan kebutuhan hasil

produksi kehutanan semakin meningkat seperti kayu untuk bangunan, dengan

komoditi utama yaitu jati, mahoni, gmelina, sengon dan sono. Sub sektor perikanan

menjadi basis dikarenakan Kabupaten Lamongan memiliki panjang pantai

mencapai 47 km, sehingga sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai nelayan.

Pada tahun 2018, jumlah tenaga kerja nelayan di Kabupaten Lamongan 23.437

orang yang terdiri dari 19.030 nelayan laut dan 4.407 nelayan perairan umum

(Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan, 2019).

5.1.8 Nilai LQ Kawasan Gerbangkertosusila

Berikut merupakan sub sektor basis hasil analisis location quotient (LQ) dari

tujuh Kabupaten/Kota di Kawasan Gerbangkertosusila yaitu.

Page 63: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

42

Tabel 12. Sub Sektor Basis di Kawasan Gerbangkertosusila

No. Kabupaten/Kota Sub Sektor Nilai LQ

1. Kabupaten Gresik Perikanan 3,48

2. Kabupaten Bangkalan

Tanaman pangan

Peternakan

Jasa pertanian dan perburuan

Perikanan

1,95

1,91

1,18

3,04

3. Kabupaten Mojokerto - -

4. Kota Mojokerto - -

5. Kota Surabaya - -

6. Kabupaten Sidoarjo - -

7. Kabupaten Lamongan

Tanaman pangan

Peternakan

Jasa pertanian dan perburuan

Kehutanan dan penebangan kayu

Perikanan

3,48

1,56

1,89

1,28

7,69 Sumber: PDRB Kawasan Gerbangkertosusila 2010-2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui bahwa sub sektor yang menjadi basis di

Kawasan Gerbangkertosusila dengan nilai rata-rata LQ lebih dari satu yaitu

perikanan di Kabupaten Gresik. Tanaman pangan; peternakan; jasa pertanian dan

perburuan; dan perikanan di Kabupaten Bangkalan. Tanaman pangan; peternakan,

jasa pertanian dan perburuan; kehutanan dan penebangan kayu; dan perikanan di

Kabupaten Lamongan. Sedangkan di Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kota

Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo tidak memiliki sub sektor basis karena memiliki

nilai rata-rata LQ kurang dari satu.

5.2 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di

Kawasan Gerbangkertosusila

5.2.1 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kabupaten Gresik

Dalam penelitian ini menggunakan analisis shift share untuk mengetahui

pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Gresik.

Page 64: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

43

1. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Berdasarkan nilai riil PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan

Kabupaten Gresik berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada periode tahun 2010

hingga 2019 menunjukkan terjadi peningkatan pendapatan sebesar 39,49 persen

dengan peningkatan sebesar Rp1.713,97 miliar. Perkembangan pendapatan PDRB

sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Gresik yaitu pada tabel

berikut.

Tabel 13. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kabupaten Gresik Tahun 2010 dan 2019 (miliar rupiah)

No. Sub Sektor Tahun

∆PDRB ∆Yij (%) 2010 2019

1. Tanaman Pangan 1.159 1.135,11 (23,89) (2,06)

2. Tanaman Hortikultura 89,94 91,41 1,47 1,63

3. Tanaman Perkebunan 170,03 181,62 11,59 6,82

4. Peternakan 723,38 889,32 165,94 22,94

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 29,50 33,90 4,40 14,92

6. Kehutanan dan Penebangan

Kayu 1,46 1,82 0,36 24,66

7. Perikanan 2.166,62 3.720,72 1.554,10 71,73

Jumlah Total PDRB 4.339,93 6.053,90 1.713,97 39,49 Sumber: PDRB Kabupaten Gresik 2010 dan 2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 13 menunjukkan bahwa selama periode 2010 hingga 2019,

sub sektor yang mengalami peningkatan pendapatan yaitu, tanaman hortikultura;

tanaman perkebunan; peternakan; jasa pertanian dan perburuan; kehutanan dan

penebangan kayu; dan pertanian. Sementara itu, terdapat satu sub sektor yang

mengalami penurunan pendapatan, yaitu tanaman pangan dengan penurunan

sebesar 2,06 persen atau Rp23,89 miliar. Peningkatan pendapatan terbesar terjadi

pada perikanan dengan peningkatan sebesar 71,73 persen atau Rp1.554,10 miliar.

Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan produksi perikanan di Kabupaten

Gresik sebesar 179,3 persen. Pada tahun 2010 produksi perikanan sebesar

Page 65: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

44

58.939,68 ton menjadi 164.598,56 ton pada tahun 2019 (BPS Kabupaten Gresik,

2020).

2. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Setiap sub sektor dalam sektor pertanian memiliki laju pertumbuhan yang

berbeda-beda dalam perekonomian Kabupaten Gresik. Rasio setiap sub sektor

dapat dilihat dari nilai Rij, Rin, dan Rn. Laju pertumbuhan sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan Kabupaten Gresik dapat diketahui dari tabel berikut.

Tabel 14. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Gresik

Tahun 2010-2019

No. Sub Sektor Rn Rin Rij

1. Tanaman Pangan 0,666 0,053 (0,021)

2. Tanaman Hortikultura 0,666 0,216 0,016

3. Tanaman Perkebunan 0,666 0,294 0,068

4. Peternakan 0,666 0,215 0,229

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,666 0,186 0,149

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,666 0,488 0,247

7. Perikanan 0,666 0,608 0,717 Sumber: PDRB Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 14 menunjukkan bahwa nilai Rn yaitu sebesar 0,666 yang

artinya pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur selama tahun 2010 hingga 2019

meningkat sebesar Rp0,666 miliar. Nilai Rin terbesar terdapat pada perikanan yaitu

sebesar 0,608 yang artinya laju pertumbuhan tersebut merupakan yang terbesar

dalam sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Jawa Timur. Nilai Rij tertinggi

terdapat pada perikanan, yaitu sebesar 0,717 yang artinya laju pertumbuhan sub

sektor tersebut merupakan yang terbesar di Kabupaten Gresik. Perikanan memiliki

laju pertumbuhan terbesar dikarenakan tingginya jumlah produksi perikanan di

Kabupaten Gresik. Pada tahun 2019, produksi perikanan di Kabupaten Gresik

Page 66: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

45

sebesar 164.598,56 ton dengan 22.423,47 ton berasal dari perikanan tangkap dan

142.175,09 ton dari perikanan budidaya (BPS Kabupaten Gresik, 2020).

3. Pertumbuhan Wilayah

Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Gresik

dipengaruhi oleh tiga unsur pertumbuhan wilayah, yaitu regional share (Nij),

proportional shift (Mij) dan differential shift (Cij). Regional share dihasilkan dari

perkalian antara rasio PDRB Jawa Timur dengan PDRB Kabupaten Gresik sub

sektor i tahun awal analisis 2010. Adapun hasil perhitungan regional share pada

tabel berikut.

Tabel 15. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Regional Share (Nij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan 771,57 66,57

2. Tanaman Hortikultura 59,87 66,57

3. Tanaman Perkebunan 113,19 66,57

4. Peternakan 481,57 66,57

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 19,64 66,57

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,97 66,57

7. Perikanan 1442,36 66,57

Total 2889,18 66,57 Sumber: PDRB Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019 (diolah)

Pada tabel 15 dapat diketahui bahwa pertumbuhan sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan di Kabupaten Gresik dipengaruhi secara positif oleh

pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur sebesar Rp 2,89 triliun dengan

pengaruh sebesar 66,57 persen. Sub sektor yang mendapatkan pengaruh terbesar

adalah sub sektor perikanan sebesar Rp1.442,36 miliar, sedangkan sub sektor yang

mendapat pengaruh terkecil adalah kehutanan dan penebangan kayu sebesar Rp0,97

miliar. Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten

Gresik sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian Jawa Timur. Dengan

Page 67: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

46

demikian, jika terdapat perubahan kebijakan atau peraturan di Jawa Timur maka

akan berpengaruh terhadap sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten

Gresik. Hal tersebut juga terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Abidin

(2015), menggambarkan bahwa kebijakan umum, kebijakan fiskal dan kebijakan

moneter yang berlaku secara nasional berpengaruh positif terhadap pengembangan

seluruh sektor, termasuk sektor pertanian.

Proportional shift didapatkan dari selisih antara rasio pendapatan setiap sub

sektor pertanian Provinsi Jawa Timur dengan rasio pendapatan sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur dikalikan dengan pendapatan sub

sektor pertanian Kabupaten Gresik pada tahun awal analisis 2010. Adapun hasil

proportional shift pada tabel berikut.

Tabel 16. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Proportional Shift (Mij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (709,67) (61,23)

2. Tanaman Hortikultura (40,42) (44,95)

3. Tanaman Perkebunan (63,15) (37,14)

4. Peternakan (325,68) (45,02)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (14,16) (48,01)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (0,26) (17,76)

7. Perikanan (124,35) (5,74) Sumber: PDRB Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019 (diolah)

Sub sektor dengan nilai proportional shift positif (Mij>0) artinya sub sektor

tersebut pertumbuhannya cepat, sedangkan sub sektor dengan nilai proportional

shift negatif (Mij<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya lambat. Pada tabel

16 menunjukkan bahwa seluruh sub sektor pertanian memiliki nilai proportional

shift negatif (Mij<0) dengan nilai pertumbuhan tanaman pangan Rp-709,67 miliar;

tanaman hortikultura Rp-40,42 miliar; tanaman perkebunan Rp-63,15 miliar;

Page 68: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

47

peternakan Rp-325,68 miliar; jasa pertanian dan perburuan Rp-14,16 miliar;

kehutanan dan penebangan kayu Rp-0,26 miliar; dan perikanan Rp-124,35 miliar.

Artinya seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten Gresik memiliki tingkat

pertumbuhan yang lambat.

Differential shift merupakan selisih dari rasio pendapatan sub sektor pertanian

Kabupaten Gresik dengan rasio pendapatan sub sektor pertanian Jawa Timur dikali

pendapatan sub sektor pertanian Kabupaten Gresik pada tahun awal penelitian

2010. Sub sektor dengan nilai positif (Cij>0) artinya sub sektor tersebut memiliki

daya saing yang kuat (keunggulan kompetitif), sedangkan sub sektor dengan nilai

negatif (Cij<0) artinya sub sektor tersebut tidak memiliki daya saing yang kuat

(tidak kompetitif). Adapun hasil perhitungan differential shift pada tabel berikut.

Tabel 17. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Differential Shift (Cij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (85,79) (7,40)

2. Tanaman Hortikultura (17,98) (19,99)

3. Tanaman Perkebunan (38,45) (22,62)

4. Peternakan 10,05 1,39

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (1,08) (3,65)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (0,35) (24,15)

7. Perikanan 236,09 10,90 Sumber: PDRB Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 17 dapat diketahui bahwa sub sektor dengan nilai

differential shift positif yaitu peternakan dan perikanan yang menunjukkan bahwa

kedua sub sektor tersebut memiliki daya saing yang kuat atau keunggulan

kompetitif jika dibandingkan dengan sub sektor yang sama di Jawa Timur. Sub

sektor dengan nilai differential shift terbesar adalah perikanan yaitu sebesar 10,90

persen atau Rp236,09 miliar. Hal ini dikarenakan posisi Kabupaten Gresik yang

Page 69: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

48

berbatasan dengan Selat Madura serta memiliki luas wilayah perairan seluas

5.773,80 km2 dengan wilayah pesisir sepanjang 140 km yang didukung dengan

adanya empat Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) sehingga memiliki akses

perdagangan regional dan nasional dalam memasarkan hasil produksi perikanan.

Sub sektor dengan nilai differential shift terendah yaitu kehutanan dan penebangan

kayu yaitu sebesar -24,15 persen, hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah

Kabupaten Gresik adalah daerah pesisir pantai, sehingga masyarakat di Kabupaten

Gresik lebih banyak mengusahakan komoditi perikanan dibandingkan dengan

mengusahakan komoditi kehutanan. Pada tahun 2019, masyarakat Kabupaten

Gresik yang bekerja sebagai nelayan berjumlah 11.145 orang dengan 9.974 orang

nelayan di laut dan 1.171 orang nelayan perairan umum (BPS Kabupaten Gresik,

2020).

Pergeseran bersih didapatkan dari hasil penjumlahan antara nilai proportional

shift dan nilai differential shift. Sub sektor dengan nilai positif (PB>0) artinya sub

sektor tersebut pertumbuhannya progressive, sedangkan sub sektor dengan nilai

negatif (PB<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya tidak progressive.

Adapun hasil perhitungan pergeseran bersih pada tabel berikut.

Tabel 18. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kabupaten Gresik Tahun 2010 dan 2019

No Sub Sektor Pergeseran Bersih (PB)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (795,46) (68,63)

2. Tanaman Hortikultura (58,40) (64,94)

3. Tanaman Perkebunan (101,60) (59,76)

4. Peternakan (315,63) (43,63)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (15,24) (51,66)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (0,61) (41,91)

7. Perikanan 111,74 5,16 Sumber: PDRB Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019 (diolah)

Page 70: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

49

Berdasarkan tabel 18 dapat diketahui bahwa sub sektor dengan nilai

pergeseran bersih positif dengan nilai PB lebih dari nol adalah perikanan dengan

nilai PB sebesar Rp111,74 miliar atau 5,16 persen. Artinya sub sektor tersebut

memiliki pertumbuhan progressive (maju). Sementara itu, tanaman pangan,

tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, jasa pertanian dan

perburuan, serta kehutanan dan penebangan kayu memiliki pertumbuhan yang tidak

progressive (mundur) dengan nilai PB kurang dari nol.

5.2.2 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kabupaten Bangkalan

Dalam penelitian ini menggunakan analisis shift share untuk mengetahui

pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Bangkalan.

1. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Berdasarkan nilai riil PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan

Kabupaten Bangkalan berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada periode tahun

2010 hingga 2019 menunjukkan terjadi peningkatan pendapatan sebesar 23,62

persen dengan peningkatan sebesar Rp705,89 miliar. Perkembangan pendapatan

PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Bangkalan yaitu pada

tabel berikut.

Page 71: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

50

Tabel 19. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kabupaten Bangkalan Tahun 2010 dan 2019 (miliar rupiah)

No. Sub Sektor Tahun

∆PDRB ∆Yij (%) 2010 2019

1. Tanaman Pangan 1.180,84 1.142,03 (38,81) (3,29)

2. Tanaman Hortikultura 81,33 86,83 5,50 6,76

3. Tanaman Perkebunan 139,73 148,16 8,43 6,03

4. Peternakan 652,13 891,53 239,40 36,71

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 24,98 27,71 2,73 10,93

6. Kehutanan dan Penebangan

Kayu 14,44 19,95 5,51 38,16

7. Perikanan 895,36 1.378,49 483,13 53,96

Jumlah Total PDRB 2.988,81 3.694,70 705,89 23,62 Sumber: PDRB Kabupaten Bangkalan 2010 dan 2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 19 menunjukkan bahwa selama periode 2010 hingga 2019,

sub sektor yang mengalami peningkatan pendapatan yaitu, tanaman hortikultura;

tanaman perkebunan; peternakan; jasa pertanian dan perburuan; kehutanan dan

penebangan kayu; dan pertanian. Sementara itu, terdapat satu sub sektor yang

mengalami penurunan, yaitu tanaman pangan dengan penurunan sebesar 3,29 atau

Rp38,81 miliar. Peningkatan pendapatan terbesar terjadi pada sub sektor perikanan

sebesar 53,96 persen atau Rp483,13 miliar. Hal ini dikarenakan terjadinya

peningkatan jumlah produksi perikanan di Kabupaten Bangkalan sebesar 45,04

persen. Pada tahun 2010 produksi perikanan sebesar 21.905,20 ton menjadi 31.772

ton pada tahun 2018 (BPS Kabupaten Bangkalan, 2019).

2. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Setiap sub sektor dalam sektor pertanian memiliki laju pertumbuhan yang

berbeda-beda dalam perekonomian Kabupaten Bangkalan. Rasio setiap sub sektor

dapat dilihat dari nilai Rij, Rin, dan Rn. Laju pertumbuhan sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan Kabupaten Bangkalan dapat diketahui dari tabel berikut.

Page 72: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

51

Tabel 20. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Bangkalan

Tahun 2010-2019 No. Sub Sektor Rn Rin Rij

1. Tanaman Pangan 0,666 0,053 (0,033)

2. Tanaman Hortikultura 0,666 0,216 0,068

3. Tanaman Perkebunan 0,666 0,294 0,060

4. Peternakan 0,666 0,215 0,367

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,666 0,186 0,109

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,666 0,488 0,382

7. Perikanan 0,666 0,608 0,540 Sumber: PDRB Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 20 menunjukkan bahwa nilai Rn yaitu sebesar 0,666 yang

artinya pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur selama tahun 2010 hingga 2019

meningkat sebesar Rp0,666 miliar. Nilai Rin terbesar terdapat pada perikanan yaitu

sebesar 0,608 yang artinya laju pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang

terbesar dalam sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur.

Nilai Rij tertinggi terdapat pada perikanan, yaitu sebesar 0,540 yang artinya laju

pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang terbesar di Kabupaten

Bangkalan. Perikanan memiliki laju pertumbuhan terbesar dikarenakan tingginya

jumlah produksi perikanan di Kabupaten Bangkalan. Pada tahun 2018, produksi

perikanan di Kabupaten Bangkalan sebesar 31.772 ton dengan 26.070,40 ton

berasal dari perikanan tangkap dan 5.701,60 ton dari perikanan budidaya (BPS

Kabupaten Bangkalan, 2019).

3. Pertumbuhan Wilayah

Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten

Bangkalan dipengaruhi oleh tiga unsur pertumbuhan wilayah, yaitu regional share

(Nij), proportional shift (Mij) dan differential shift (Cij). Regional share dihasilkan

dari perkalian antara rasio PDRB Jawa Timur dengan PDRB Kabupaten Bangkalan

Page 73: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

52

sub sektor i tahun awal analisis 2010. Adapun hasil perhitungan regional share pada

tabel berikut.

Tabel 21. Perhitungan Regional Share Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Regional Share (Nij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan 786,11 66,57

2. Tanaman Hortikultura 54,14 66,57

3. Tanaman Perkebunan 93,02 66,57

4. Peternakan 434,14 66,57

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 16,63 66,57

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 9,61 66,57

7. Perikanan 596,06 66,57

Total 1989,70 66,57 Sumber: PDRB Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019 (diolah)

Pada tabel 21 dapat diketahui bahwa pertumbuhan sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan di Kabupaten Bangkalan dipengaruhi secara positif oleh

pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur sebesar Rp 1.989,70 miliar dengan

pengaruh sebesar 66,57 persen. Sub sektor yang mendapatkan pengaruh terbesar

adalah tanaman pangan sebesar Rp786,11 miliar, sedangkan sub sektor yang

mendapat pengaruh terkecil adalah kehutanan dan penebangan kayu sebesar Rp9,61

miliar. Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten

Bangkalan sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian Jawa Timur.

Dengan demikian, jika terdapat perubahan kebijakan atau peraturan di Jawa Timur

maka akan berpengaruh terhadap sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di

Kabupaten Bangkalan. Hal tersebut juga terdapat pada penelitian yang dilakukan

oleh Abidin (2015), menggambarkan bahwa kebijakan umum, kebijakan fiskal dan

kebijakan moneter yang berlaku secara nasional berpengaruh positif terhadap

pengembangan seluruh sektor, termasuk sektor pertanian.

Page 74: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

53

Proportional shift didapatkan dari selisih antara rasio pendapatan setiap sub

sektor pertanian Provinsi Jawa Timur dengan rasio pendapatan sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur dikalikan dengan pendapatan sub

sektor pertanian Kabupaten Bangkalan pada tahun awal analisis 2010. Adapun hasil

proportional shift pada tabel berikut.

Tabel 22. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Proportional Shift (Mij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (723,04) (61,23)

2. Tanaman Hortikultura (36,55) (44,95)

3. Tanaman Perkebunan (51,90) (37,14)

4. Peternakan (293,60) (45,02)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (11,99) (48,01)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (2,56) (17,76)

7. Perikanan (51,39) (5,74) Sumber: PDRB Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019 (diolah)

Sub sektor dengan nilai proportional shift positif (Mij>0) artinya sub sektor

tersebut pertumbuhannya cepat, sedangkan sub sektor dengan nilai proportional

shift negatif (Mij<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya lambat. Pada tabel

22 menunjukkan bahwa seluruh sub sektor pertanian memiliki nilai proportional

shift negatif (Mij<0) dengan nilai pertumbuhan tanaman pangan Rp-723,04 miliar;

tanaman hortikultura Rp-36,55 miliar; tanaman perkebunan Rp-51,90 miliar;

peternakan Rp-293,60 miliar; jasa pertanian dan perburuan Rp-11,99 miliar;

kehutanan dan penebangan kayu Rp-2,56 miliar; dan perikanan Rp-51,39 miliar.

Artinya seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten Bangkalan memiliki tingkat

pertumbuhan yang lambat.

Differential shift merupakan selisih dari rasio pendapatan sub sektor pertanian

Kabupaten Bangkalan dengan rasio pendapatan sub sektor pertanian Jawa Timur

Page 75: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

54

dikali pendapatan sub sektor pertanian Kabupaten Bangkalan pada tahun awal

analisis 2010. Sub sektor dengan nilai positif (Cij>0) artinya sub sektor tersebut

memiliki daya saing yang kuat (keunggulan kompetitif), sedangkan sub sektor

dengan nilai negatif (Cij<0) artinya sub sektor tersebut tidak memiliki daya saing

yang kuat (tidak kompetitif). Adapun hasil perhitungan differential shift pada tabel

berikut.

Tabel 23. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Differential Shift (Cij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (101,87) (8,63)

2. Tanaman Hortikultura (12,09) (14,86)

3. Tanaman Perkebunan (32,70) (23,40)

4. Peternakan 98,87 15,16

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (1,91) (7,64)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (1,54) (10,65)

7. Perikanan (61,54) (6,87) Sumber: PDRB Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019 (diolah)

Pada tabel 23 dapat diketahui bahwa sub sektor dengan nilai differential shift

positif yaitu peternakan sebesar 15,16 persen atau Rp98,87 miliar, artinya sub

sektor tersebut memiliki daya saing yang kuat atau keunggulan kompetitif jika

dibandingkan dengan sub sektor yang sama di Jawa Timur. Hal ini dikarenakan

tingginya jumlah produksi ternak besar tahun 2019 di Kabupaten Bangkalan dan

komoditi sapi potong merupakan yang terbesar dengan produksi 2.705,76 ton.

Sementara itu, produksi unggas terbesar adalah ayam pedaging dengan produksi

mencapai 14.815,08 ton pada tahun 2019 (BPS Kabupaten Bangkalan, 2020). Sub

sektor dengan nilai differential shift terendah adalah tanaman perkebunan yaitu

sebesar -23,40 persen. Hal ini dikarenakan terjadinya penurunan jumlah produksi

tanaman perkebunan, diantaranya yaitu komoditi kelapa yang mengalami

Page 76: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

55

penurunan sebesar 6,3 persen menjadi 4.125 ton pada tahun 2019 (BPS Kabupaten

Bangkalan, 2020).

Pergeseran bersih didapatkan dari hasil penjumlahan antara nilai proportional

shift dan nilai differential shift. Sub sektor dengan nilai positif (PB>0) artinya sub

sektor tersebut pertumbuhannya progressive, sedangkan sub sektor dengan nilai

negatif (PB<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya tidak progressive.

Adapun hasil perhitungan pergeseran bersih pada tabel berikut.

Tabel 24. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kabupaten Bangkalan Tahun 2010 dan 2019

No Sub Sektor Pergeseran Bersih (PB)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (824,92) (69,86)

2. Tanaman Hortikultura (48,64) (59,81)

3. Tanaman Perkebunan (84,59) (60,54)

4. Peternakan (194,74) (29,86)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (13,90) (55,64)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (4,10) (28,41)

7. Perikanan (112,93) (12,61) Sumber: PDRB Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019 (diolah)

Pada tabel 24 dapat diketahui bahwa seluruh sub sektor pertanian di

Kabupaten Bangkalan memiliki nilai pergeseran bersih yang negatif dengan nilai

PB kurang dari nol. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman pangan; tanaman

hortikultura; tanaman perkebunan; peternakan; jasa pertanian dan perburuan;

kehutanan dan penebangan kayu; dan perikanan memiliki pertumbuhan yang tidak

progressive (mundur) dengan nilai PB kurang dari nol.

5.2.3 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kabupaten Mojokerto

Dalam penelitian ini menggunakan analisis shift share untuk mengetahui

pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Mojokerto.

Page 77: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

56

1. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Berdasarkan nilai riil PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan

Kabupaten Mojokerto berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada periode tahun

2010 hingga 2019 menunjukkan terjadi peningkatan pendapatan sebesar 22,96

persen dengan peningkatan sebesar Rp721,11 miliar. Perkembangan pendapatan

PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Mojokerto yaitu pada

tabel berikut.

Tabel 25. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kabupaten Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 (miliar rupiah)

No. Sub Sektor Tahun

∆PDRB ∆Yij (%) 2010 2019

1. Tanaman Pangan 1.265,93 1.474,87 208,94 16,50

2. Tanaman Hortikultura 326,91 365,72 38,81 11,87

3. Tanaman Perkebunan 538,16 579,29 41,13 7,64

4. Peternakan 827,23 1.128,84 301,61 36,46

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 33,68 37,85 4,17 12,38

6. Kehutanan dan Penebangan

Kayu 122,6 222,45 99,85 81,44

7. Perikanan 26,31 52,91 26,6 101,10

Jumlah Total PDRB 3.140,82 3.861,93 721,11 22,96 Sumber: PDRB Kabupaten Mojokerto 2010 dan 2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 25 menunjukkan bahwa selama periode 2010 hingga 2019,

seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten Mojokerto mengalami peningkatan

pendapatan. Sub sektor dengan persentase peningkatan pendapatan tertinggi adalah

sub sektor perikanan sebesar 101,10 persen. Meskipun sub sektor perikanan

mengalami persentase peningkatan tertinggi, tetapi memiliki peningkatan

pendapatan yang rendah. Sub sektor dengan peningkatan pendapatan terbesar

adalah peternakan sebesar Rp301,61 miliar. Hal ini dikarenakan terjadinya

peningkatan jumlah produksi peternakan di Kabupaten Mojokerto sebesar 35

Page 78: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

57

persen. Pada tahun 2010 produksi daging ternak dan unggas mencapai 14.447,84

ton menjadi 19.515,36 ton pada tahun 2019 (BPS Kabupaten Mojokerto, 2020).

2. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Setiap sub sektor dalam sektor pertanian memiliki laju pertumbuhan yang

berbeda-beda dalam perekonomian Kabupaten Mojokerto. Rasio setiap sub sektor

dapat dilihat dari nilai Rij, Rin, dan Rn. Laju pertumbuhan sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan Kabupaten Mojokerto dapat diketahui dari tabel berikut.

Tabel 26. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Mojokerto

Tahun 2010-2019

No. Sub Sektor Rn Rin Rij

1. Tanaman Pangan 0,666 0,053 0,165

2. Tanaman Hortikultura 0,666 0,216 0,119

3. Tanaman Perkebunan 0,666 0,294 0,076

4. Peternakan 0,666 0,215 0,365

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,666 0,186 0,124

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,666 0,488 0,814

7. Perikanan 0,666 0,608 1,011 Sumber: PDRB Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 26 menunjukkan bahwa nilai Rn yaitu sebesar 0,666 yang

artinya pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur selama tahun 2010 hingga 2019

meningkat sebesar Rp0,666 miliar. Nilai Rin terbesar terdapat pada perikanan yaitu

sebesar 0,608 yang artinya laju pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang

terbesar dalam sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur.

Nilai Rij tertinggi terdapat pada perikanan, yaitu sebesar 1,011 yang artinya laju

pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang terbesar di Kabupaten

Mojokerto. Perikanan memiliki laju pertumbuhan terbesar dikarenakan tingginya

total produksi perikanan di Kabupaten Mojokerto. Total produksi perikanan di

Kabupaten Mojokerto pada tahun 2018 sebesar 726 ton dengan 127 ton berasal dari

Page 79: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

58

perikanan tangkap dan 599 ton dari perikanan budidaya (BPS Kabupaten

Mojokerto, 2019).

3. Pertumbuhan Wilayah

Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten

Mojokerto dipengaruhi oleh tiga unsur pertumbuhan wilayah, yaitu regional share

(Nij), proportional shift (Mij) dan differential shift (Cij). Regional share dihasilkan

dari perkalian antara rasio PDRB Jawa Timur dengan PDRB Kabupaten Mojokerto

sub sektor i tahun awal analisis 2010. Adapun hasil perhitungan regional share pada

tabel berikut.

Tabel 27. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Regional Share (Nij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan 842,75 66,57

2. Tanaman Hortikultura 217,63 66,57

3. Tanaman Perkebunan 358,20 66,57

4. Peternakan 550,70 66,57

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 22,42 66,57

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 81,62 66,57

7. Perikanan 17,52 66,57

Total 2090,91 66,57 Sumber: PDRB Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019 (diolah)

Pada tabel 27 dapat diketahui bahwa pertumbuhan sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan di Kabupaten Mojokerto dipengaruhi secara positif oleh

pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur sebesar Rp2.090,91 miliar dengan

pengaruh sebesar 66,57 persen. Sub sektor yang mendapatkan pengaruh terbesar

adalah tanaman pangan sebesar Rp842,75 miliar, sedangkan sub sektor yang

mendapat pengaruh terkecil adalah perikanan sebesar Rp17,52 miliar. Pertumbuhan

sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Mojokerto sangat

Page 80: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

59

dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur. Dengan demikian,

jika terdapat perubahan kebijakan atau peraturan di Jawa Timur maka akan

berpengaruh terhadap sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten

Mojokerto. Hal tersebut juga terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Abidin

(2015), yang menggambarkan kebijakan umum, kebijakan fiskal dan kebijakan

moneter yang berlaku secara nasional berpengaruh positif terhadap pengembangan

seluruh sektor, termasuk sektor pertanian.

Proportional shift didapatkan dari selisih antara rasio pendapatan setiap sub

sektor pertanian Provinsi Jawa Timur dengan rasio pendapatan sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur dikalikan dengan pendapatan sub

sektor pertanian Kabupaten Mojokerto pada tahun awal analisis 2010. Adapun hasil

proportional shift pada tabel berikut.

Tabel 28. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Proportional Shift (Mij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (775,15) (61,23)

2. Tanaman Hortikultura (146,93) (44,95)

3. Tanaman Perkebunan (199,87) (37,14)

4. Peternakan (372,44) (45,02)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (16,17) (48,01)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (21,77) (17,76)

7. Perikanan (1,51) (5,74) Sumber: PDRB Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019 (diolah)

Sub sektor dengan nilai proportional shift positif (Mij>0) artinya sub sektor

tersebut pertumbuhannya cepat, sedangkan sub sektor dengan nilai proportional

shift negatif (Mij<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya lambat. Pada tabel

28 menunjukkan bahwa seluruh sub sektor pertanian memiliki nilai proportional

shift negatif (Mij<0) dengan nilai pertumbuhan tanaman pangan Rp-775,15 miliar;

Page 81: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

60

tanaman hortikultura Rp-146,93 miliar; tanaman perkebunan Rp-199,87 miliar;

peternakan Rp-372,44 miliar; jasa pertanian dan perburuan Rp-16,17 miliar;

kehutanan dan penebangan kayu Rp-21,77 miliar; dan perikanan Rp-1,51 miliar.

Artinya seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten Mojokerto memiliki tingkat

pertumbuhan yang lambat.

Differential shift merupakan selisih dari rasio pendapatan sub sektor pertanian

Kabupaten Mojokerto dengan rasio pendapatan sub sektor pertanian Jawa Timur

dikali pendapatan sub sektor pertanian Kabupaten Mojokerto pada tahun awal

analisis 2010. Sub sektor dengan nilai positif (Cij>0) artinya sub sektor tersebut

memiliki daya saing yang kuat (keunggulan kompetitif), sedangkan sub sektor

dengan nilai negatif (Cij<0) artinya sub sektor tersebut tidak memiliki daya saing

yang kuat (tidak kompetitif). Adapun hasil perhitungan differential shift pada tabel

berikut.

Tabel 29. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Differential Shift (Cij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan 141,33 11,16

2. Tanaman Hortikultura (31,89) (9,75)

3. Tanaman Perkebunan (117,26) (21,79)

4. Peternakan 123,34 14,91

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (2,08) (6,18)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 40,01 32,63

7. Perikanan 10,59 40,27 Sumber: PDRB Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019 (diolah)

Page 82: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

61

Pada tabel 29 dapat diketahui bahwa sub sektor dengan nilai differential shift

positif yaitu tanaman pangan; peternakan; kehutanan dan penebangan kayu; dan

perikanan, artinya sub sektor tersebut memiliki daya saing yang kuat atau

keunggulan kompetitif jika dibandingkan dengan sub sektor yang sama di Provinsi

Jawa Timur. Sub sektor dengan nilai persentase differential shift terbesar adalah

perikanan yaitu sebesar 40,27 persen. Meskipun sub sektor perikanan memiliki

persentase pertumbuhan tertinggi, tetapi memiliki nilai pertumbuhan yang rendah.

Sub sektor dengan nilai differential shift terbesar yaitu tanaman pangan. Hal ini

dikarenakan kondisi wilayah dan potensi sumber daya alam Kabupaten Mojokerto

yang cocok untuk komoditas pertanian terutama tanaman pangan. Pada tahun 2019,

luas panen padi di Kabupaten Mojokerto sebesar 54.993,37 Ha dengan produksi

mencapai 339.755,88 ton (BPS Kabupaten Mojokerto, 2020). Sub sektor dengan

nilai differential shift terendah adalah tanaman perkebunan yaitu sebesar -21,79

persen. Hal ini dikarenakan terjadinya penurunan jumlah produksi tanaman

perkebunan, seperti komoditi tebu yang mengalami penurunan sebesar 10,3 persen

yang pada tahun 2010 61.350 ton dan pada tahun 2019 menjadi 55.016 ton (BPS

Kabupaten Mojokerto, 2020).

Pergeseran bersih didapatkan dari hasil penjumlahan antara nilai proportional

shift dan nilai differential shift. Sub sektor dengan nilai positif (PB>0) artinya sub

sektor tersebut pertumbuhannya progressive, sedangkan sub sektor dengan nilai

negatif (PB<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya tidak progressive.

Adapun hasil perhitungan pergeseran bersih pada tabel berikut.

Page 83: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

62

Tabel 30. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kabupaten Mojokerto Tahun 2010 dan 2019

No Sub Sektor Pergeseran Bersih (Cij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (633,81) (50,07)

2. Tanaman Hortikultura (178,82) (54,70)

3. Tanaman Perkebunan (317,13) (58,93)

4. Peternakan (249,09) (30,11)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (18,25) (54,19)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 18,23 14,87

7. Perikanan 9,08 34,53 Sumber: PDRB Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019 (diolah)

Pada tabel 30 dapat diketahui bahwa sub sektor dengan nilai pergeseran

bersih positif dengan nilai PB lebih dari nol adalah kehutanan dan penebangan kayu

sebesar 14,87 persen dan perikanan sebesar 34,53 persen. Artinya kedua sub sektor

tersebut pertumbuhannya progressive (maju). Sementara itu, tanaman pangan,

tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, serta jasa pertanian dan

perburuan memiliki pertumbuhan yang tidak progressive (mundur) dengan nilai PB

kurang dari nol.

5.2.4 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kota Mojokerto

Dalam penelitian ini menggunakan analisis shift share untuk mengetahui

pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kota Mojokerto.

1. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Berdasarkan nilai riil PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kota

Mojokerto berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada periode tahun 2010 hingga

2019 menunjukkan terjadi peningkatan pendapatan sebesar 6,93 persen dengan

peningkatan sebesar Rp1,63 miliar. Perkembangan pendapatan PDRB sektor

pertanian, kehutanan dan perikanan Kota Mojokerto yaitu pada tabel berikut.

Page 84: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

63

Tabel 31. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kota Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 (miliar rupiah)

No. Sub Sektor Tahun

∆PDRB ∆Yij (%) 2010 2019

1. Tanaman Pangan 14,29 15,64 1,35 9,45

2. Tanaman Hortikultura 0,86 0,84 (0,02) (2,33)

3. Tanaman Perkebunan 0,46 0,36 (0,10) (21,74)

4. Peternakan 5,82 5,50 (0,32) (5,50)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,29 0,26 (0,03) (10,34)

6. Kehutanan dan Penebangan

Kayu 0,00 0,00 0,00 0,00

7. Perikanan 1,81 2,56 0,75 41,44

Jumlah Total PDRB 23,53 25,16 1,63 6,93 Sumber: PDRB Kota Mojokerto 2010 dan 2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 31 menunjukkan bahwa selama periode 2010 hingga 2019,

sub sektor yang mengalami peningkatan pendapatan di Kota Mojokerto yaitu

tanaman pangan dan perikanan. Persentase peningkatan pendapatan terbesar terjadi

pada sub sektor perikanan sebesar 41,44 persen, sedangkan persentase penurunan

terbesar terjadi pada sub sektor tanaman perkebunan sebesar -21,74 persen. Hal ini

dikarenakan luas wilayah Kota Mojokerto yang kecil dan penggunaan lahan bukan

sawah sebagian besar digunakan untuk bangunan perumahan, halaman dan

pekarangan seluas 1.234 Ha atau 83,84 persen dan lahan yang digunakan untuk

tegal, kebun dan lain-lain hanya seluas 238,04 Ha atau 16,16 persen (BPS Kota

Mojokerto, 2020).

2. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Setiap sub sektor dalam sektor pertanian memiliki laju pertumbuhan yang

berbeda-beda dalam perekonomian Kabupaten Bangkalan. Rasio setiap sub sektor

dapat dilihat dari nilai Rij, Rin, dan Rn. Laju pertumbuhan sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan Kota Mojokerto dapat diketahui dari tabel berikut.

Page 85: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

64

Tabel 32. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kota Mojokerto Tahun

2010-2019

No. Sub Sektor Rn Rin Rij

1. Tanaman Pangan 0,666 0,053 0,094

2. Tanaman Hortikultura 0,666 0,216 (0,023)

3. Tanaman Perkebunan 0,666 0,294 (0,217)

4. Peternakan 0,666 0,215 (0,055)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,666 0,186 (0,103)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,666 0,488 0,000

7. Perikanan 0,666 0,608 0,414 Sumber: PDRB Kota Mojokerto Tahun 2010-2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 32 menunjukkan bahwa nilai Rn yaitu sebesar 0,666 yang

artinya pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur selama tahun 2010 hingga 2019

meningkat sebesar Rp0,666 miliar. Nilai Rin terbesar terdapat pada sub sektor

perikanan yaitu sebesar 0,608 yang artinya laju pertumbuhan sub sektor tersebut

merupakan yang terbesar dalam sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Jawa

Timur. Nilai Rij tertinggi terdapat pada perikanan, yaitu sebesar 0,414 yang artinya

laju pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang terbesar di Kota Mojokerto.

Perikanan memiliki laju pertumbuhan terbesar dikarenakan pada tahun 2019 jumlah

produksi perikanan darat di Kota Mojokerto mencapai 192 ton (BPS Kabupaten

Mojokerto, 2020).

3. Pertumbuhan Wilayah

Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kota Mojokerto

dipengaruhi oleh tiga unsur pertumbuhan wilayah, yaitu regional share (Nij),

proportional shift (Mij) dan differential shift (Cij). Regional share dihasilkan dari

perkalian antara rasio PDRB Jawa Timur dengan PDRB Kota Mojokerto sub sektor

i tahun awal analisis 2010. Adapun hasil perhitungan regional share pada tabel

berikut.

Page 86: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

65

Tabel 33. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kota Mojokerto Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Regional Share (Nij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan 9,51 66,57

2. Tanaman Hortikultura 0,57 66,57

3. Tanaman Perkebunan 0,31 66,57

4. Peternakan 3,87 66,57

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,19 66,57

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 66,57

7. Perikanan 1,20 66,57

Total 15,66 66,57 Sumber: PDRB Kota Mojokerto Tahun 2010-2019 (diolah)

Pada tabel 33 dapat diketahui bahwa pertumbuhan sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan di Kota Mojokerto dipengaruhi secara positif oleh

pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur sebesar Rp 15,66 triliun dengan

pengaruh sebesar 66,57 persen. Sub sektor yang mendapatkan pengaruh terbesar

adalah sub sektor tanaman pangan sebesar Rp9,51 miliar, sedangkan sub sektor

yang mendapat pengaruh terkecil adalah sub sektor tanaman perkebunan sebesar

Rp0,31 miliar. Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kota

Mojokerto sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian Jawa Timur.

Dengan demikian, jika terdapat perubahan kebijakan atau peraturan di Jawa Timur

maka akan berpengaruh terhadap sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kota

Mojokerto. Hal tersebut juga terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Abidin

(2015) menggambarkan bahwa kebijakan umum, kebijakan fiskal dan kebijakan

moneter yang berlaku secara nasional berpengaruh positif terhadap pengembangan

seluruh sektor, termasuk sektor pertanian.

Proportional shift didapatkan dari selisih antara rasio pendapatan setiap sub

sektor pertanian Provinsi Jawa Timur dengan rasio pendapatan sektor pertanian,

Page 87: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

66

kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur dikalikan dengan pendapatan sub

sektor pertanian Kota Mojokerto pada tahun awal analisis 2010. Adapun hasil

proportional shift pada tabel berikut.

Tabel 34. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kota Mojokerto Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Proportional Shift (Mij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (8,75) (61,23)

2. Tanaman Hortikultura (0,39) (44,95)

3. Tanaman Perkebunan (0,17) (37,14)

4. Peternakan (2,62) (45,02)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (0,14) (48,01)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 0,00

7. Perikanan (0,10) (5,74) Sumber: PDRB Kota Mojokerto Tahun 2010-2019 (diolah)

Sub sektor dengan nilai proportional shift positif (Mij>0) artinya sub sektor

tersebut pertumbuhannya cepat, sedangkan sub sektor dengan nilai proportional

shift negatif (Mij<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya lambat. Pada tabel

34 menunjukkan bahwa seluruh sub sektor pertanian memiliki nilai proportional

shift negatif (Mij<0) dengan nilai pertumbuhan tanaman pangan Rp-8,75 miliar;

tanaman hortikultura Rp-0,39 miliar; tanaman perkebunan Rp-0,17 miliar;

peternakan Rp-2,62 miliar; jasa pertanian dan perburuan Rp-0,14 miliar; dan

perikanan Rp-0,10 miliar. Artinya seluruh sub sektor pertanian di Kota Mojokerto

memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat.

Differential shift merupakan selisih dari rasio pendapatan sub sektor pertanian

Kota Mojokerto dengan rasio pendapatan sub sektor pertanian Jawa Timur dikali

pendapatan sub sektor pertanian Kota Mojokerto pada tahun awal analisis 2010.

Sub sektor dengan nilai positif (Cij>0) artinya sub sektor tersebut memiliki daya

saing yang kuat (keunggulan kompetitif), sedangkan sub sektor dengan nilai negatif

Page 88: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

67

(Cij<0) artinya sub sektor tersebut tidak memiliki daya saing yang kuat (tidak

kompetitif). Adapun hasil perhitungan differential shift pada tabel berikut.

Tabel 35. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kota Mojokerto Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Pertumbuhan Pangsa Wilayah (Cij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan 0,59 4,11

2. Tanaman Hortikultura (0,21) (23,95)

3. Tanaman Perkebunan (0,24) (51,17)

4. Peternakan (1,57) (27,05)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (0,08) (28,91)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 0,00

7. Perikanan (0,35) (19,40) Sumber: PDRB Kota Mojokerto Tahun 2010-2019 (diolah)

Pada tabel 35 dapat diketahui bahwa sub sektor dengan nilai differential shift

positif yaitu tanaman pangan sebesar 4,11 persen atau Rp0,59 miliar, artinya sub

sektor tersebut memiliki keunggulan kompetitif atau daya saing yang kuat jika

dibandingkan dengan sub sektor yang sama di Jawa Timur. Hal ini karena tingginya

produksi padi di Kota Mojokerto yang tahun 2019 mencapai 3.565,88 ton (BPS

Kota Mojokerto, 2020). Sub sektor dengan nilai differential shift terendah adalah

tanaman perkebunan yaitu sebesar -51,17 persen, hal ini dikarenakan sejak tahun

2007 hampir semua komoditas tanaman perkebunan terjadi penurunan jumlah luas

areal panen dan jumah produksi, bahkan komoditas tanaman kelapa sejak tahun

2007 hingga tahun 2019 tidak lagi menghasilkan (BPS Kota Mojokerto, 2020).

Pergeseran bersih didapatkan dari hasil penjumlahan antara nilai proportional

shift dan nilai differential shift. Sub sektor dengan nilai positif (PB>0) artinya sub

sektor tersebut pertumbuhannya progressive, sedangkan sub sektor dengan nilai

negatif (PB<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya tidak progressive.

Adapun hasil perhitungan pergeseran bersih pada tabel berikut.

Page 89: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

68

Tabel 36. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kota

Mojokerto Tahun 2010 dan 2019

No Sub Sektor Pergeseran Bersih (PB)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (8,16) (57,12)

2. Tanaman Hortikultura (0,59) (68,90)

3. Tanaman Perkebunan (0,41) (88,31)

4. Peternakan (4,19) (72,07)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (0,22) (76,92)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 0,00

7. Perikanan (0,45) (25,14) Sumber: PDRB Kota Mojokerto Tahun 2010-2019 (diolah)

Pada tabel 36 dapat dilihat bahwa seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten

Bangkalan memiliki nilai pergeseran bersih yang negatif dengan nilai PB kurang

dari nol. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman pangan; tanaman hortikultura;

tanaman perkebunan; peternakan; jasa pertanian dan perburuan; dan perikanan

memiliki pertumbuhan yang tidak progressive (mundur).

5.2.5 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kota Surabaya

Dalam penelitian ini menggunakan analisis shift share untuk mengetahui

pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kota Surabaya.

1. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Berdasarkan nilai riil PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kota

Surabaya berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada periode tahun 2010 hingga

2019 menunjukkan terjadi peningkatan pendapatan sebesar 33,53 persen dengan

peningkatan sebesar Rp144,68 miliar. Perkembangan pendapatan PDRB sektor

pertanian, kehutanan dan perikanan Kota Surabaya yaitu pada tabel berikut.

Page 90: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

69

Tabel 37. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kota Surabaya Tahun 2010 dan 2019 (miliar rupiah)

No. Sub Sektor Tahun

∆PDRB ∆Yij (%) 2010 2019

1. Tanaman Pangan 23,69 20,57 (3,12) (13,17)

2. Tanaman Hortikultura 18,12 17,06 (1,06) (5,85)

3. Tanaman Perkebunan 0,00 0,00 0,00 0,00

4. Peternakan 19,30 23,33 4,03 2,88

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,91 0,98 0,07 7,69

6. Kehutanan dan Penebangan

Kayu 0,00 0,00 0,00 0,00

7. Perikanan 369,52 514,28 144,76 39,18

Jumlah Total PDRB 431,54 576,22 144,68 33,53 Sumber: PDRB Kota Surabaya 2010 dan 2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 37 menunjukkan bahwa selama periode 2010 hingga 2019,

sub sektor yang mengalami peningkatan pendapatan di Kota Surabaya yaitu

peternakan; jasa pertanian dan perburuan; dan perikanan. Sub sektor dengan

persentase peningkatan pendapatan terbesar adalah perikanan dengan peningkatan

sebesar 39,18 persen atau Rp144,76 miliar. Sub sektor dengan penurunan

pendapatan terbesar adalah tanaman pangan sebesar -13,17 persen. Hal ini

dikarenakan terjadinya penurunan jumlah produksi tanaman pangan di Kota

Surabaya. Produksi padi di Kota Surabaya pada tahun 2010 mencapai 12.842 ton

menurun sebesar 25,3 persen menjadi 9.596,78 ton pada tahun 2019 (BPS Kota

Surabaya, 2020).

2. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Setiap sub sektor dalam sektor pertanian memiliki laju pertumbuhan yang

berbeda-beda dalam perekonomian Kota Surabaya. Rasio setiap sub sektor dapat

dilihat dari nilai Rij, Rin, dan Rn. Laju pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan

perikanan Kota Surabaya dapat diketahui dari tabel berikut.

Page 91: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

70

Tabel 38. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kota Surabaya Tahun

2010-2019

No. Sub Sektor Rn Rin Rij

1. Tanaman Pangan 0,666 0,053 (0,132)

2. Tanaman Hortikultura 0,666 0,216 (0,058)

3. Tanaman Perkebunan 0,666 0,294 0,000

4. Peternakan 0,666 0,215 0,209

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,666 0,186 0,077

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,666 0,488 0,000

7. Perikanan 0,666 0,608 0,392 Sumber: PDRB Kota Surabaya Tahun 2010-2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 38 menunjukkan bahwa nilai Rn yaitu sebesar 0,666 yang

artinya pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur selama tahun 2010 hingga 2019

meningkat sebesar Rp0,666 miliar. Nilai Rin terbesar terdapat pada perikanan yaitu

sebesar 0,608 yang artinya laju pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang

terbesar dalam sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur.

Nilai Rij tertinggi terdapat pada perikanan, yaitu sebesar 0,392 yang artinya laju

pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang terbesar di Kota Surabaya.

Perikanan memiliki laju pertumbuhan terbesar dikarenakan jumlah produksi

perikanan darat di Kota Surabaya pada tahun 2018 mencapai 16.539 ton dengan

8.340 ton berasal dari perikanan tangkap dan 8.199 ton dari perikanan budidaya

(BPS Kota Surabaya, 2019).

3. Pertumbuhan Wilayah

Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kota Surabaya

dipengaruhi oleh tiga unsur pertumbuhan wilayah, yaitu regional share (Nij),

proportional shift (Mij) dan differential shift (Cij). Regional share dihasilkan dari

perkalian antara rasio PDRB Jawa Timur dengan PDRB Kota Surabaya sub sektor

Page 92: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

71

i tahun awal analisis 2010. Adapun hasil perhitungan regional share pada tabel

berikut.

Tabel 39. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kota Surabaya Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Regional Share (Nij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan 15,77 66,57

2. Tanaman Hortikultura 12,06 66,57

3. Tanaman Perkebunan 0,00 66,57

4. Peternakan 12,85 66,57

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,61 66,57

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 66,57

7. Perikanan 246,00 66,57

Total 287,28 66,57 Sumber: PDRB Kota Surabaya Tahun 2010-2019 (diolah)

Pada tabel 39 dapat diketahui bahwa pertumbuhan sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan di Kota Surabaya dipengaruhi secara positif oleh

pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur sebesar Rp287,28 triliun dengan

pengaruh sebesar 66,57 persen. Sub sektor yang mendapatkan pengaruh terbesar

adalah perikanan sebesar Rp246 miliar, sedangkan sub sektor yang mendapat

pengaruh terkecil adalah jasa pertanian dan perburuan sebesar Rp0,61 miliar.

Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kota Surabaya sangat

dipengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian Jawa Timur. Dengan demikian, jika

terdapat perubahan kebijakan atau peraturan di Jawa Timur maka akan berpengaruh

terhadap sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kota Surabaya. Hal tersebut

juga terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Abidin (2015) menggambarkan

bahwa kebijakan umum, kebijakan fiskal dan kebijakan moneter yang berlaku

secara nasional berpengaruh positif terhadap pengembangan seluruh sektor,

termasuk sektor pertanian.

Page 93: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

72

Proportional shift didapatkan dari selisih antara rasio pendapatan setiap sub

sektor pertanian Provinsi Jawa Timur dengan rasio pendapatan sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur dikalikan dengan pendapatan sub

sektor pertanian Kota Surabaya pada tahun awal analisis 2010. Adapun hasil

proportional shift pada tabel berikut.

Tabel 40. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kota Surabaya Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Proportional Shift (Mij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (14,51) (61,23)

2. Tanaman Hortikultura (8,14) (44,95)

3. Tanaman Perkebunan 0,00 0,00

4. Peternakan (8,69) (45,02)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (0,44) (48,01)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 0,00

7. Perikanan (21,21) (5,74) Sumber: PDRB Kota Surabaya Tahun 2010-2019 (diolah)

Sub sektor dengan nilai proportional shift positif (Mij>0) artinya sub sektor

tersebut pertumbuhannya cepat, sedangkan sub sektor dengan nilai proportional

shift negatif (Mij<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya lambat. Pada tabel

41 menunjukkan bahwa semua sub sektor dalam sektor pertanian, kehutanan dan

perikanan memiliki nilai proportional shift negatif (Mij<0) dengan nilai

pertumbuhan tanaman pangan Rp-14,51 miliar; tanaman hortikultura Rp-8,14

miliar; peternakan Rp-8,69 miliar; jasa pertanian dan perburuan Rp-0,44 miliar; dan

perikanan Rp-21,21 miliar. Artinya seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten

Bangkalan memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat.

Differential shift merupakan selisih dari rasio pendapatan sub sektor pertanian

Kota Surabaya dengan rasio pendapatan sub sektor pertanian Jawa Timur dikali

pendapatan sub sektor pertanian Kota Surabaya pada tahun awal analisis 2010. Sub

Page 94: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

73

sektor dengan nilai positif (Cij>0) artinya sub sektor tersebut memiliki daya saing

yang kuat (keunggulan kompetitif), sedangkan sub sektor dengan nilai negatif

(Cij<0) artinya sub sektor tersebut tidak memiliki daya saing yang kuat (tidak

kompetitif). Adapun hasil perhitungan differential shift pada tabel berikut.

Tabel 41. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kota Surabaya Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Differential Shift (Cij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (4,39) (18,51)

2. Tanaman Hortikultura (4,98) (27,48)

3. Tanaman Perkebunan 0,00 0,00

4. Peternakan (0,13) (0,67)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (0,10) (10,87)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 0,00

7. Perikanan (80,03) (21,66) Sumber: PDRB Kota Surabaya Tahun 2010-2019 (diolah)

Pada tabel 41 dapat diketahui bahwa seluruh sub sektor pertanian memiliki

nilai pertumbuhan pangsa wilayah negatif, dengan nilai pertumbuhan tanaman

pangan Rp-4,39 miliar; tanaman hortikultura Rp-4,98 miliar; peternakan Rp-0,13

miliar; jasa pertanian dan perburuan Rp-0,10 miliar; dan perikanan Rp-80,03 miliar.

Artinya sub sektor tersebut tidak memiliki keunggulan kompetitif atau daya saing

yang kurang kuat jika dibandingkan dengan sub sektor yang sama di Jawa Timur,

hal ini diakibatkan luas panen produk pertanian yang semakin berkurang. Luas

panen tanaman padi pada tahun 2019 sebesar 1.750 Ha dan mengalami penurunan

luas panen sebesar 93,83 Ha dari tahun sebelumnya, selain itu tanaman palawija

juga mengalami penurunan luas panen sebesar 58,5 Ha (BPS Kota Surabaya,

2020).

Pergeseran bersih didapatkan dari hasil penjumlahan antara nilai proportional

shift dan nilai differential shift. Sub sektor dengan nilai positif (PB>0) artinya sub

Page 95: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

74

sektor tersebut pertumbuhannya progressive, sedangkan sub sektor dengan nilai

negatif (PB<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya tidak progressive.

Adapun hasil perhitungan pergeseran bersih pada tabel berikut.

Tabel 42. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kota

Surabaya Tahun 2010 dan 2019

No Sub Sektor Pergeseran Bersih (PB)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (8,16) (57,12)

2. Tanaman Hortikultura (0,59) (68,90)

3. Tanaman Perkebunan (0,41) (88,31)

4. Peternakan (4,19) (72,07)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (0,22) (76,92)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 0,00

7. Perikanan (0,45) (25,14) Sumber: PDRB Kota Surabaya Tahun 2010-2019 (diolah)

Pada tabel 42 dapat dilihat bahwa seluruh sub sektor pertanian di kota

Surabaya memiliki nilai pergeseran bersih yang negatif dengan nilai PB kurang dari

nol. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman pangan; tanaman hortikultura; tanaman

perkebunan; peternakan; jasa pertanian dan perburuan; dan perikanan memiliki

pertumbuhan yang tidak progressive (mundur).

5.2.6 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kabupaten Sidoarjo

Dalam penelitian ini menggunakan analisis shift share untuk mengetahui

pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Sidoarjo.

1. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Berdasarkan nilai riil PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan

Kabupaten Sidoarjo berdasarkan harga konstan 2010 pada periode tahun 2010

hingga 2019 menunjukkan terjadi peningkatan pendapatan sebesar 30,41 persen

dengan peningkatan sebesar Rp596,62 miliar. Perkembangan pendapatan PDRB

Page 96: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

75

sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Sidoarjo yaitu pada tabel

berikut.

Tabel 43. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010 dan 2019 (miliar rupiah)

No. Sub Sektor Tahun

∆PDRB ∆Yij (%) 2010 2019

1. Tanaman Pangan 452,49 422,12 (30,37) (6,71)

2. Tanaman Hortikultura 37,38 18,42 (18,96) (50,72)

3. Tanaman Perkebunan 137,86 115,38 (22,48) (16,31)

4. Peternakan 200,70 249,69 48,99 24,41

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 9,31 8,44 (0,87) (9,34)

6. Kehutanan dan Penebangan

Kayu 0,58 0,51 (0,07) (12,07)

7. Perikanan 1,123,36 1.743,74 620,38 55,23

Jumlah Total PDRB 1,961,68 2.558,30 596,62 30,41 Sumber: PDRB Kabupaten Sidoarjo 2010 dan 2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 43 menunjukkan bahwa selama periode 2010 hingga 2019,

sub sektor yang mengalami peningkatan pendapatan di Kabupaten Sidoarjo yaitu

peternakan dan perikanan. Persentase peningkatan pendapatan terbesar terjadi pada

sub sektor perikanan sebesar 55,23 persen dengan peningkatan sebesar Rp620,38

miliar. Persentase penurunan pendapatan terbesar terjadi pada sub sektor tanaman

hortikultura sebesar -50,72 persen. Sub sektor perikanan memiliki peningkatan

pendapatan terbesar dikarenakan terjadinya peningkatan jumlah produksi perikanan

budidaya di Kabupaten Sidoarjo sebesar 43 persen dengan produksi perikanan

budidaya tahun 2010 mencapai 54.984,7 ton meningkat pada tahun 2018 menjadi

96.586 ton (BPS Kabupaten Sidoarjo, 2019).

2. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Setiap sub sektor dalam sektor pertanian memiliki laju pertumbuhan yang

berbeda-beda dalam perekonomian Kabupaten Sidoarjo. Rasio setiap sub sektor

Page 97: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

76

dapat dilihat dari nilai Rij, Rin, dan Rn. Laju pertumbuhan sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan Kabupaten Sidoarjo dapat diketahui dari tabel berikut.

Tabel 44. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo

Tahun 2010-2019

No. Sub Sektor Rn Rin Rij

1. Tanaman Pangan 0,666 0,053 (0,067)

2. Tanaman Hortikultura 0,666 0,216 (0,507)

3. Tanaman Perkebunan 0,666 0,294 (0,163)

4. Peternakan 0,666 0,215 0,244

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,666 0,186 (0,093)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,666 0,488 (0,121)

7. Perikanan 0,666 0,608 0,552 Sumber: PDRB Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 44 menunjukkan bahwa nilai Rn yaitu sebesar 0,666 yang

artinya pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur selama tahun 2010 hingga 2019

meningkat sebesar Rp0,666 miliar. Nilai Rin terbesar terdapat pada sub sektor

perikanan yaitu sebesar 0,608 yang artinya laju pertumbuhan sub sektor tersebut

merupakan yang terbesar dalam sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Jawa

Timur. Nilai Rij terbesar terdapat pada sub sektor perikanan, yaitu sebesar 0,552

yang artinya laju pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang terbesar di

Kabupaten Sidoarjo. Perikanan memiliki laju pertumbuhan terbesar dikarenakan

jumlah produksi perikanan darat di Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2019 mencapai

112.343 ton dengan 15.757 ton berasal dari perikanan laut dan 96.586 ton dari

perikanan budidaya (BPS Kabupaten Sidoarjo, 2020).

3. Pertumbuhan Wilayah

Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Sidoarjo

dipengaruhi oleh tiga unsur pertumbuhan wilayah, yaitu regional share (Nij),

proportional shift (Mij) dan differential shift (Cij). Regional share dihasilkan dari

Page 98: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

77

perkalian antara rasio PDRB Jawa Timur dengan PDRB Kabupaten Sidoarjo sub

sektor i tahun awal analisis 2010. Adapun hasil perhitungan regional share pada

tabel berikut.

Tabel 45. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Regional Share (Nij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan 301,23 66,57

2. Tanaman Hortikultura 24,88 66,57

3. Tanaman Perkebunan 91,78 66,57

4. Peternakan 133,61 66,57

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 6,20 66,57

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,39 66,57

7. Perikanan 747,84 66,57

Total 287,28 66,57 Sumber: PDRB Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 (diolah)

Pada tabel 45 dapat diketahui bahwa pertumbuhan sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan di Kabupaten Sidoarjo dipengaruhi secara positif oleh

pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur sebesar Rp287,28 miliar dengan

pengaruh sebesar 66,57 persen. Sub sektor yang mendapatkan pengaruh terbesar

adalah perikanan sebesar Rp747,84 miliar, sedangkan sub sektor yang mendapat

pengaruh terkecil adalah kehutanan dan penebangan kayu sebesar Rp0,39 miliar.

Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Sidoarjo

sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian Jawa Timur. Dengan

demikian, jika terdapat perubahan kebijakan atau peraturan di Jawa Timur maka

akan berpengaruh terhadap sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten

Sidoarjo. Hal tersebut juga terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Abidin

(2015) menggambarkan bahwa kebijakan umum, kebijakan fiskal dan kebijakan

Page 99: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

78

moneter yang berlaku secara nasional berpengaruh positif terhadap pengembangan

seluruh sektor, termasuk sektor pertanian.

Proportional shift didapatkan dari selisih antara rasio pendapatan setiap sub

sektor pertanian Provinsi Jawa Timur dengan rasio pendapatan sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur dikalikan dengan pendapatan sub

sektor pertanian Kabupaten Sidoarjo pada tahun awal analisis 2010. Adapun hasil

proportional shift pada tabel berikut.

Tabel 46. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Proportional Shift (Mij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (277,07) (61,23)

2. Tanaman Hortikultura (16,80) (44,95)

3. Tanaman Perkebunan (51,20) (37,14)

4. Peternakan (90,36) (45,02)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (4,47) (48,01)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (0,10) 0,00

7. Perikanan (64,47) (5,74) Sumber: PDRB Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 (diolah)

Sub sektor dengan nilai proportional shift positif (Mij>0) artinya sub sektor

tersebut pertumbuhannya cepat, sedangkan sub sektor dengan nilai proportional

shift negatif (Mij<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya lambat. Pada tabel

46 menunjukkan bahwa seluruh sub sektor pertanian memiliki nilai proportional

shift negatif (Mij<0), dengan nilai pertumbuhan tanaman pangan Rp-277,07 miliar;

tanaman hortikultura Rp-16,80 miliar; tanaman perkebunan Rp-51,20 miliar;

peternakan Rp-90,36 miliar; jasa pertanian dan perburuan Rp-4,47 miliar;

kehutanan dan penebangan kayu Rp-0,10 miliar; dan perikanan Rp-64,47 miliar.

Artinya seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten Sidaorjo memiliki tingkat

pertumbuhan yang lambat.

Page 100: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

79

Differential shift merupakan selisih dari rasio pendapatan sub sektor pertanian

Kabupaten Sidaorjo dengan rasio pendapatan sub sektor pertanian Jawa Timur

dikali pendapatan sub sektor pertanian Kabupaten Sidaorjo pada tahun awal analisis

2010. Sub sektor dengan nilai positif (Cij>0) artinya sub sektor tersebut memiliki

daya saing yang kuat (keunggulan kompetitif), sedangkan sub sektor dengan nilai

negatif (Cij<0) artinya sub sektor tersebut tidak memiliki daya saing yang kuat

(tidak kompetitif). Adapun hasil perhitungan differential shift pada tabel berikut.

Tabel 47. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Differential Shift (Cij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (54,54) (12,05)

2. Tanaman Hortikultura (27,04) (72,35)

3. Tanaman Perkebunan (63,06) (45,74)

4. Peternakan 5,74 2,86

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (2,60) (27,91)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (0,35) (60,88)

7. Perikanan (62,99) (5,61) Sumber: PDRB Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 (diolah)

Pada tabel 47 dapat dilihat bahwa sub sektor dengan nilai differential shift

positif yaitu peternakan sebesar 2,86 persen atau Rp5,74 miliar, artinya sub sektor

tersebut memiliki keunggulan kompetitif atau daya saing yang kuat jika

dibandingkan dengan sub sektor yang sama di Jawa Timur. Sub sektor dengan nilai

differential shift terendah adalah tanaman hortikultura yaitu sebesar -72,35 persen.

Peternakan memiliki daya saing yang baik dikarenakan tingginya jumlah produksi

ternak besar tahun 2019 di Kabupaten Sidoarjo dan sapi potong merupakan yang

terbesar dengan produksi 9.074,05 ton diikuti produksi kambing sebesar 3.382,71

ton. Sementara itu, produksi unggas terbesar adalah ayam pedaging dengan

Page 101: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

80

produksi mencapai 13.696,68 ton pada tahun 2019 (BPS Kabupaten Sidoarjo,

2020).

Pergeseran bersih didapatkan dari hasil penjumlahan antara nilai proportional

shift dan nilai differential shift. Sub sektor dengan nilai positif (PB>0) artinya sub

sektor tersebut pertumbuhannya progressive, sedangkan sub sektor dengan nilai

negatif (PB<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya tidak progressive.

Adapun hasil perhitungan pergeseran bersih pada tabel berikut.

Tabel 48. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010 dan 2019

No Sub Sektor Pergeseran Bersih (PB)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (331,60) (73,28)

2. Tanaman Hortikultura (43,84) (117,29)

3. Tanaman Perkebunan (114,26) (82,88)

4. Peternakan (84,62) (42,16)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (7,07) (75,92)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (0,46) (78,64)

7. Perikanan (127,46) (11,35) Sumber: PDRB Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 (diolah)

Pada tabel 48 dapat dilihat bahwa seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten

Sidoarjo memiliki nilai pergeseran bersih yang negatif dengan nilai PB kurang dari

nol. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman pangan; tanaman hortikultura; tanaman

perkebunan; peternakan; jasa pertanian dan perburuan; kehutanan dan penebangan

kayu; dan perikanan memiliki pertumbuhan yang tidak progressive (mundur).

5.2.7 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kabupaten Lamongan

Dalam penelitian ini menggunakan analisis shift share untuk mengetahui

pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Lamongan.

Page 102: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

81

1. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Berdasarkan nilai riil PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan

Kabupaten Lamongan berdasarkan harga konstan 2010 pada periode tahun 2010

hingga 2019 menunjukkan terjadi peningkatan pendapatan sebesar 34,88 persen

dengan peningkatan sebesar Rp2.203,14 miliar. Perkembangan pendapatan PDRB

sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Lamongan yaitu pada tabel

berikut.

Tabel 49. Perubahan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kabupaten Lamongan Tahun 2010 dan 2019 (miliar rupiah)

No. Sub Sektor Tahun

∆PDRB ∆Yij (%) 2010 2019

1. Tanaman Pangan 2.689,55 2.802,80 113,25 4,21

2. Tanaman Hortikultura 123,94 162,56 38,62 31,16

3. Tanaman Perkebunan 137,01 179,54 42,53 31,04

4. Peternakan 599,19 846,70 147,51 21,0

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 48,08 57,09 9,01 18,74

6. Kehutanan dan Penebangan

Kayu 87,30 130,43 43,13 49,40

7. Perikanan 2.531,24 4.340,33 1.809,09 71,47

Jumlah Total PDRB 6.316,31 8.519,45 2.203,14 34,88 Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan 2010 dan 2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 49 menunjukkan bahwa selama periode 2010 hingga 2019,

seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten Lamongan mengalami peningkatan

pendapatan. Peningkatan pendapatan tertinggi terjadi pada sub sektor perikanan

sebesar 71,47 persen dengan peningkatan Rp1.809,09 miliar. Hal ini dikarenakan

terjadinya peningkatan jumlah produksi perikanan di Kabupaten Lamongan sebesar

29 persen. Pada tahun 2010 produksi perikanan mencapai 99.477,50 ton menjadi

128.101 ton pada tahun 2018 (BPS Kabupaten Lamongan, 2019).

Page 103: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

82

2. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Setiap sub sektor dalam sektor pertanian memiliki laju pertumbuhan yang

berbeda-beda dalam perekonomian Kabupaten Lamongan. Rasio setiap sub sektor

dapat dilihat dari nilai Rij, Rin, dan Rn. Laju pertumbuhan sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan Kabupaten Lamongan dapat diketahui dari tabel berikut.

Tabel 50. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Lamongan

Tahun 2010-2019

No. Sub Sektor Rn Rin Rij

1. Tanaman Pangan 0,666 0,053 0,042

2. Tanaman Hortikultura 0,666 0,216 0,312

3. Tanaman Perkebunan 0,666 0,294 0,310

4. Peternakan 0,666 0,215 0,211

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,666 0,186 0,187

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,666 0,488 0,494

7. Perikanan 0,666 0,608 0,715 Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 50 menunjukkan bahwa nilai Rn yaitu sebesar 0,666 yang

artinya pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur selama tahun 2010 hingga 2019

meningkat sebesar Rp0,666 miliar. Nilai Rin terbesar terdapat pada perikanan yaitu

sebesar 0,608 yang artinya laju pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang

terbesar dalam sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Jawa Timur. Nilai Rij

tertinggi terdapat pada sub sektor perikanan, yaitu sebesar 0,715 yang artinya laju

pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang terbesar di Kabupaten

Lamongan. Perikanan memiliki laju pertumbuhan terbesar dikarenakan tingginya

total produksi perikanan di Kabupaten Lamongan. Total produksi perikanan di

Kabupaten Mojokerto pada tahun 2018 mencapai 128.101 ton dengan 73.955 ton

berasal dari perikanan tangkap dan 54.146 ton dari perikanan budidaya (BPS

Kabupaten Lamongan, 2019).

Page 104: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

83

3. Pertumbuhan Wilayah

Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten

Lamongan dipengaruhi oleh tiga unsur pertumbuhan wilayah, yaitu regional share

(Nij), proportional shift (Mij) dan differential shift (Cij). Regional share dihasilkan

dari perkalian antara rasio PDRB Jawa Timur dengan PDRB Kabupaten Lamongan

sub sektor i tahun awal analisis 2010. Adapun hasil perhitungan regional share pada

tabel berikut.

Tabel 51. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Regional Share (Nij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan 1.790,49 66,57

2. Tanaman Hortikultura 82,51 66,57

3. Tanaman Perkebunan 91,21 66,57

4. Peternakan 465,46 66,57

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 32,01 66,57

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 58,12 66,57

7. Perikanan 1.685,10 66,57

Total 4.204.89 66,57 Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 (diolah)

Pada tabel 51 dapat dilihat bahwa pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan

dan perikanan di Kabupaten Lamongan dipengaruhi secara positif oleh

pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur sebesar Rp4.204,89 miliar dengan

pengaruh sebesar 66,57 persen. Sub sektor yang mendapatkan pengaruh terbesar

yaitu tanaman pangan sebesar Rp1.790,49 miliar, sedangkan sub sektor yang

mendapat pengaruh terkecil adalah jasa pertanian dan perburuan sebesar Rp32,01

miliar. Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten

Lamongan sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian Jawa Timur.

Dengan demikian, jika terdapat perubahan kebijakan atau peraturan di Jawa Timur

Page 105: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

84

maka akan berpengaruh terhadap sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di

Kabupaten Lamongan. Hal tersebut juga terdapat pada penelitian yang dilakukan

oleh Abidin (2015) menggambarkan bahwa kebijakan umum, kebijakan fiskal dan

kebijakan moneter yang berlaku secara nasional berpengaruh positif terhadap

pengembangan seluruh sektor, termasuk sektor pertanian.

Proportional shift didapatkan dari selisih antara rasio pendapatan setiap sub

sektor pertanian Provinsi Jawa Timur dengan rasio pendapatan sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur dikalikan dengan pendapatan sub

sektor pertanian Kabupaten Lamongan pada tahun awal analisis 2010. Adapun hasil

proportional shift pada tabel berikut.

Tabel 52. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Proportional Shift (Mij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (1.646,85) (61,23)

2. Tanaman Hortikultura (55,71) (44,95)

3. Tanaman Perkebunan (50,88) (37,14)

4. Peternakan (314,79) (45,02)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (23,08) (48,01)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (15,50) (17,76)

7. Perikanan (145,27) (5,74) Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 (diolah)

Sub sektor dengan nilai proportional shift positif (Mij>0) artinya sub sektor

tersebut pertumbuhannya cepat, sedangkan sub sektor dengan nilai proportional

shift negatif (Mij<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya lambat. Pada tabel

52 menunjukkan bahwa seluruh sub sektor pertanian memiliki nilai proportional

shift negatif (Mij<0) dengan nilai pertumbuhan tanaman pangan Rp-1.646,85 miliar;

tanaman hortikultura Rp-55,71 miliar; tanaman perkebunan Rp-50,88 miliar;

peternakan Rp-314,79 miliar; jasa pertanian dan perburuan Rp-23,08 miliar;

Page 106: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

85

kehutanan dan penebangan kayu Rp-15,50 miliar; dan perikanan Rp-145,27 miliar.

Artinya seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten Lamongan memiliki tingkat

pertumbuhan yang lambat.

Differential shift merupakan selisih dari rasio pendapatan sub sektor pertanian

Kabupaten Lamongan dengan rasio pendapatan sub sektor pertanian Jawa Timur

dikali pendapatan sub sektor pertanian Kabupaten Lamongan pada tahun awal

analisis 2010. Sub sektor dengan nilai positif (Cij>0) artinya sub sektor tersebut

memiliki daya saing yang kuat (keunggulan kompetitif), sedangkan sub sektor

dengan nilai negatif (Cij<0) artinya sub sektor tersebut tidak memiliki daya saing

yang kuat (tidak kompetitif). Adapun hasil perhitungan differential shift pada tabel

berikut.

Tabel 53. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019

No Sub Sektor Differential Shift (Cij)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (3039) (1,13)

2. Tanaman Hortikultura 11,82 9,53

3. Tanaman Perkebunan 2,20 1,61

4. Peternakan (3,16) (0,45)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,08 0,18

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,52 0,59

7. Perikanan 269,27 10,64 Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 (diolah)

Pada tabel 53 dapat diketahui bahwa sub sektor dengan nilai differential shift

positif yaitu tanaman hortikultura; tanaman perkebunan; jasa pertanian dan

perburuan; kehutanan dan penebangan kayu; dan perikanan. Artinya sub sektor

tersebut memiliki keunggulan kompetitif atau daya saing yang kuat jika

dibandingkan dengan sub sektor yang sama di Provinsi Jawa Timur. Sub sektor

dengan nilai differential shift terbesar adalah perikanan sebesar 10,64 persen

Page 107: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

86

dengan pertumbuhan sebesar Rp269,27 miliar. Perikanan memiliki daya saing yang

baik dikarenakan Kabupaten Lamongan termasuk dalam daerah dengan hasil

produk perikanan budidaya terbesar di Jawa Timur, terutama budidaya sawah

tambak atau minapadi yang memiliki luas 23.774,73 Ha dengan komoditi utamanya

adalah udang, bandeng dan nila. Selain perikanan budidaya, perikanan tangkap di

Kabupaten Lamongan juga didukung dengan wilayah pantai sepanjang 47 km dan

sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai nelayan. Tenaga kerja perikanan

pada tahun 2018 terbesar bekerja pada perikanan budidaya yaitu berjumlah 27.763

orang, diikuti nelayan laut 19.030 orang dan nelayan perairan umum 4.407 orang

(BPS Kabupaten Lamongan, 2019). Sub sektor dengan nilai differential shift

terendah yaitu tanaman pangan sebesar -1,13 persen. Hal ini dikarenakan terjadinya

penurunan jumlah produksi tanaman pangan. Pada tahun 2019, produksi padi di

Kabupaten Lamongan sebesar 839.724,43 ton menurun 9,14 persen dari tahun

sebelumnya yang mencapai 924.212 ton (BPS Kabupaten Lamongan, 2020).

Pergeseran bersih didapatkan dari hasil penjumlahan antara nilai proportional

shift dan nilai differential shift. Sub sektor dengan nilai positif (PB>0) artinya sub

sektor tersebut pertumbuhannya progressive, sedangkan sub sektor dengan nilai

negatif (PB<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya tidak progressive.

Adapun hasil perhitungan pergeseran bersih pada tabel berikut.

Page 108: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

87

Tabel 54. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Kabupaten Lamongan Tahun 2010 dan 2019

No Sub Sektor Pergeseran Bersih (PB)

Miliar Rupiah %

1. Tanaman Pangan (1.677,24) (62,36)

2. Tanaman Hortikultura (43,89) (35,41)

3. Tanaman Perkebunan (48,68) (35,53)

4. Peternakan (317,95) (45,47)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan (23,00) (47,83)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (14,99) (17,17)

7. Perikanan 123,99 4,90 Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 54 dapat diketahui bahwa sub sektor dengan nilai

pergeseran bersih positif adalah perikanan dengan nilai PB sebesar 4,90 persen atau

Rp123,99 miliar, artinya sub sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang

progressive (maju). Sementara tanaman pangan; tanaman hortikultura; tanaman

perkebunan; peternakan; jasa pertanian dan perburuan; serta kehutanan dan

penebangan kayu memiliki pertumbuhan yang tidak progressive (lambat).

5.3 Sub Sektor Prioritas Pengembangan Sektor Pertanian, Kahutanan dan

Perikanan di Kawasan Gerbangkertosusila

Untuk dapat meningkatkan kontribusi sub sektor pertanian terhadap

pembangunan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan di Kabupaten Gresik,

maka pemerintah daerah harus mengetahui sub sektor mana yang menjadi prioritas

utama. Sub sektor yang menjadi prioritas utama akan dianalisis dengan

membandingkan antara hasil analisis LQ, daya saing atau keunggulan kompetitif

dan pergeseran bersihnya. Analisis perbandingan tersebut terdapat pada tabel

sebagai berikut.

Page 109: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

88

Tabel 55. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kabupaten Gresik Tahun 2010

dan 2019

No. Sub Sektor LQ Daya Saing

(Cij) %

Pergeseran

Bersih (PB) %

1. Tanaman Pangan Non Basis (7,40) (68,63)

2. Tanaman Hortikultura Non Basis (19,99) (64,94)

3. Tanaman Perkebunan Non Basis (22,62) (59,76)

4. Peternakan Non Basis 1,39 (43,63)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan Non Basis (3,65) (51,66)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu Non Basis (24,15) (41,91)

7. Perikanan Basis 10,90 5,16 Sumber: PDRB Kabupaten Gresik Tahun 2010 dan 2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 55 dapat menunjukkan bahwa sub sektor basis di

Kabupaten Gresik adalah perikanan. Sub sektor dengan daya saing yang kuat atau

memiliki keunggulan kompetitif ditandai dengan nilai Cij positif yaitu peternakan

dengan Cij 1,39 dan perikanan dengan Cij 10,90. Sub sektor lainnya memiliki nilai

Cij negatif, artinya sub sektor tersebut tidak memiliki keunggulan kompetitif.

Selanjutnya sub sektor dengan pertumbuhan maju atau progressive ditandai dengan

nilai pergeseran bersih positif yaitu perikanan dengan nilai PB 5,16. Sub sektor

lainnya memiliki pertumbuhan tidak progressive ditandai dengan nilai pergeseran

bersih negatif.

Berdasarkan hasil analisis LQ, daya saing, dan pergeseran bersih sektor

pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Gresik, maka dapat diketahui sub

sektor yang potensial dan dijadikan prioritas yaitu sub sektor perikanan, karena

selain menjadi basis, perikanan juga memiliki daya saing yang kuat dan memiliki

pertumbuhan yang progressive (maju). Hal tersebut diketahui dari nilai kontribusi

pendapatan sub sektor perikanan dari tahun 2015 – 2019 sebagai berikut.

Page 110: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

89

Gambar 4. Nilai Kontribusi Pendapatan Sub Sektor Perikanan Kabupaten Gresik

Tahun 2015-2019 Sumber: BPS Kabupaten Gresik, 2020 (diolah)

Pada gambar 4 menunjukkan bahwa nilai kontribusi pendapatan sub sektor

perikanan di Kabupaten Gresik terjadi peningkatan pendapatan setiap tahunnya.

Hal ini dikarenakan jumlah produksi komoditas perikanan mengalami peningkatan,

dengan komoditas utama yaitu perikanan budidaya yang selama periode 2015-2019

mengalami peningkatan produksi sebagai berikut.

Gambar 5. Produksi Perikanan Budidaya Kabupaten Gresik Tahun 2015-2019 Sumber: BPS Kabupaten Gresik, 2020 (diolah)

3182,77

3465,62

3698,76 3713,88 3720,72

2900

3000

3100

3200

3300

3400

3500

3600

3700

3800

2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9

Perikanan (miliar rupiah)

98420108115

129071 130035142175

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

160000

2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9

Perikanan Budidaya (ton)

Page 111: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

90

Pada gambar 5 menunjukkan bahwa jumlah produksi perikanan budidaya dari

tahun 2015-2019 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Perikanan budidaya

dengan produksi terbesar yaitu berasal dari budidaya tambak payau dan tambak

tawar. Selama periode tahun 2015-2019 jumlah produksi perikanan budidaya

meningkat sebesar 44,46 persen atau 43.755 ton. Komoditi utama perikanan

budidaya adalah ikan bandeng dan menjadikan Kabupaten Gresik sebagai daerah

sentra ikan bandeng dengan produksi terbesar di Jawa Timur. Total produksi ikan

bandeng di Kabupaten Gresik pada tahun 2018 sebesar 88.739 ton (BPS Kabupaten

Gresik, 2019).

Tabel 56. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kabupaten Bangkalan Tahun 2010

dan 2019

No. Sub Sektor LQ Daya Saing

(Cij) %

Pergeseran

Bersih (PB) %

1. Tanaman Pangan Basis (8,63) (69,86)

2. Tanaman Hortikultura Non Basis (14,86) (59,81)

3. Tanaman Perkebunan Non Basis (23,40) (60,54)

4. Peternakan Basis 15,16 (29,86)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan Basis (7,64) (55,64)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu Non Basis (10,65) (28,41)

7. Perikanan Basis (6,87) (12,61) Sumber: PDRB Kabupaten Bangkalan Tahun 2010 dan 2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 56 dapat menunjukkan bahwa sub sektor basis di

Kabupaten Bangkalan adalah tanaman pangan; peternakan; jasa pertanian dan

perburuan; kehutanan dan penebangan kayu; serta perikanan. Sub sektor dengan

daya saing yang kuat atau memiliki keunggulan kompetitif ditandai dengan nilai Cij

positif adalah peternakan dengan Cij 15,16. Sub sektor lainnya memiliki nilai Cij

negatif, artinya sub sektor tersebut tidak memiliki keunggulan kompetitif.

Selanjutnya berdasarkan perhitungan pergeseran bersih, seluruh sub sektor

Page 112: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

91

pertanian di Kabupaten Bangkalan memiliki pertumbuhan yang tidak progressive,

hal ini ditandai nilai PB bernilai negatif.

Berdasarkan hasil analisis LQ, daya saing, dan pergeseran bersih sektor

pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Bangkalan, maka dapat diketahui

bahwa sub sektor yang potensial dan dijadikan prioritas yaitu sub sektor peternakan,

karena selain menjadi sub sektor basis, perikanan juga memiliki daya saing yang

kuat, meskipun pertumbuhannya kurang progressive. Hal tersebut dapat diketahui

dari nilai kontribusi pendapatan sub sektor peternakan dari tahun 2015 – 2019

sebagai berikut.

Gambar 6. Nilai Kontribusi Pendapatan Sub Sektor Peternakan Kabupaten

Bangkalan Tahun 2015-2019 Sumber: BPS Kabupaten Bangkalan, 2020 (diolah)

Pada gambar 6 menunjukkan bahwa nilai kontribusi pendapatan sub sektor

peternakan di Kabupaten Bangkalan terjadi peningkatan pendapatan setiap

tahunnya. Hal ini dikarenakan jumlah populasi komoditi sub sektor peternakan

mengalami peningkatan, dengan komoditi utama yaitu sapi potong yang selama

lima tahun terakhir mengalami peningkatan jumlah populasi sebagai berikut.

764,98

794,38

825,96

857,5

891,53

700

720

740

760

780

800

820

840

860

880

900

920

2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9

Peternakan (miliar rupiah)

Page 113: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

92

Gambar 7. Populasi Ternak Sapi Potong Kabupaten Bangkalan Tahun 2015-2019 Sumber: BPS Kabupaten Bangkalan, 2020 (diolah)

Pada gambar 7 dapat diketahui bahwa jumlah populasi ternak sapi potong di

Kabupaten Bangkalan mulai tahun 2015 sampai 2019 mengalami peningkatan

setiap tahunnya. Selama periode tahun 2015-2019 jumlah populasi ternak sapi

potong meningkat sebesar 24,40 persen atau bertambah 48.222 ekor (BPS

Kabupaten Bangkalan, 2020).

Tabel 57. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kabupaten Mojokerto Tahun 2010

dan 2019

No. Sub Sektor LQ Daya Saing

(Cij) %

Pergeseran

Bersih (PB) %

1. Tanaman Pangan Non Basis 11,16 (50,07)

2. Tanaman Hortikultura Non Basis (9,75) (54,70)

3. Tanaman Perkebunan Non Basis (21,79) (58,93)

4. Peternakan Non Basis 14,91 (30,11)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan Non Basis (6,18) (54,19)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu Non Basis 32,63 14,87

7. Perikanan Non Basis 40,27 34,53 Sumber: PDRB Kabupaten Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 57 dapat diketahui bahwa seluruh sub sektor pertanian di

Kabupaten Mojokerto merupakan sub sektor non basis. Sub sektor dengan daya

saing yang kuat atau memiliki keunggulan kompetitif ditandai dengan nilai Cij

positif yaitu tanaman pangan dengan Cij 11,16; peternakan dengan Cij 14,91;

197675 200279 206946226897

245897

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

2015 2016 2017 2018 2019

Sapi Potong (ekor)

Page 114: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

93

kehutanan dan penebangan kayu dengan Cij 32,63; dan perikanan dengan Cij 40,27.

Sub sektor lainnya memiliki nilai Cij negatif, artinya sub sektor tersebut tidak

memiliki keunggulan kompetitif. Sub sektor dengan pertumbuhan progressive

ditandai dengan nilai pergeseran bersih positif yaitu kehutanan dan penebangan

kayu dengan nilai PB 14,87 dan perikanan dengan nilai PB 34,53. Sub sektor

lainnya memiliki pertumbuhan tidak progressive ditandai dengan nilai pergeseran

bersih negatif.

Berdasarkan hasil analisis LQ, daya saing, dan pergeseran bersih sektor

pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Mojokerto, maka dapat diketahui

bahwa sub sektor yang potensial dan dijadikan prioritas yaitu sub sektor kehutanan

dan penebangan kayu serta perikanan. Hal ini dikarenakan meskipun kedua sub

sektor ini memiliki daya saing yang baik dan memiliki pertumbuhan yang

progressive (maju) meskipun bukan termasuk ke dalam sub sektor basis. Hal ini

dapat dilihat dari nilai kontribusi sub sektor perikanan dari tahun 2015 – 2019

sebagai berikut.

Gambar 8. Nilai Kontribusi Sub Sektor Perikanan Kabupaten Mojokerto

Tahun 2015-2019 Sumber: BPS Kabupaten Mojokerto, 2020 (diolah)

42,8446,56

50,03 51,32 52,91

0

10

20

30

40

50

60

2015 2016 2017 2018 2019

Perikanan (miliar rupiah)

Page 115: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

94

Pada gambar 8 menunjukkan bahwa nilai kontribusi pendapatan sub sektor

perikanan di Kabupaten Mojokerto terjadi peningkatan pendapatan setiap tahunnya.

Hal ini dikarenakan jumlah produksi komoditas perikanan mengalami peningkatan,

dengan komoditas utama yaitu perikanan budidaya selama periode tahun 2014-

2018 cenderung mengalami peningkatan jumlah produksi sebagai berikut.

Gambar 9. Produksi Perikanan Budidaya Kabupaten Mojokerto Tahun 2014-2018 Sumber: BPS Kabupaten Mojokerto, 2019 (diolah)

Pada gambar 9 menunjukkan bahwa jumlah produksi perikanan budidaya dari

tahun 2014-2018 memiliki tren yang meningkat. Perikanan budidaya dengan

produksi terbesar yaitu berasal dari budidaya kolam. Selama periode tahun 2014-

2018 jumlah produksi perikanan budidaya meningkat sebesar 92 persen atau 287

ton (BPS Kabupaten Mojokerto, 2019).

312340

531

385

599

0

100

200

300

400

500

600

700

2014 2015 2016 2017 2018

Perikanan Budidaya (ton)

Page 116: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

95

Tabel 58. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kota Mojokerto Tahun 2010 dan

2019

No. Sub Sektor LQ Daya Saing

(Cij) %

Pergeseran

Bersih (PB) %

1. Tanaman Pangan Non Basis 4,11 (57,12)

2. Tanaman Hortikultura Non Basis (23,95) (68,90)

3. Tanaman Perkebunan Non Basis (51,17) (88,31)

4. Peternakan Non Basis (27,05) (72,07)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan Non Basis (28,91) (76,92)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu Non Basis 0,00 0,00

7. Perikanan Non Basis (19,40) (25,14) Sumber: PDRB Kota Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 58 dapat diketahui bahwa seluruh sub sektor pertanian di

Kota Mojokerto merupakan sub sektor non basis. Sub sektor dengan daya saing

yang kuat atau memiliki keunggulan kompetitif ditandai dengan nilai Cij positif

adalah tanaman pangan dengan Cij 4,11. Sub sektor lainnya memiliki nilai Cij

negatif, artinya sub sektor tersebut tidak memiliki keunggulan kompetitif.

Berdasarkan hasil perhitungan pergeseran bersih menunjukkan bahwa seluruh sub

sektor pertanian di Kota Mojokerto memiliki pertumbuhan tidak progressive

ditandai dengan PB bernilai negatif.

Berdasarkan hasil analisis LQ, daya saing, dan pergeseran bersih sektor

pertanian, kehutanan dan perikanan di Kota Mojokerto, dapat diketahui bahwa sub

sektor yang potensial dan dijadikan prioritas yaitu sub sektor tanaman pangan,

karena sub sektor tersebut memiliki daya saing yang baik meskipun memiliki

pertumbuhan tidak progressive dan bukan merupakan sub sektor basis. Hal tersebut

dilihat dari nilai kontribusi pendapatan sub sektor tanaman pangan dari tahun 2015

– 2019 sebagai berikut.

Page 117: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

96

Gamber 10. Nilai Kontribusi Sub Sektor Tanaman Pangan Kota Mojokerto

Tahun 2015-2019 Sumber: BPS Kota Mojokerto, 2020 (diolah)

Pada gambar 10 menunjukkan bahwa nilai kontribusi sub sektor tanaman

pangan di Kota Mojokerto selama periode tahun 2015-2019 mengalami fluktuasi.

Hal ini dikarenakan jumlah produksi komoditi sub sektor tanaman pangan

mengalami peningkatan, dengan komoditi utama yaitu tanaman padi selama

periode tahun 2015-2019 cenderung mengalami penurunan jumlah produksi

sebagai berikut

Gambar 11. Produksi Padi Kota Mojokerto Tahun 2015-2019 Sumber: BPS Kota Mojokerto, 2020 (diolah)

15,62

15,95 15,94

16,08

15,64

15,3

15,4

15,5

15,6

15,7

15,8

15,9

16

16,1

16,2

2015 2016 2017 2018 2019

Tanaman Pangan (miliar rupiah)

5398

4794 4975

2817

2048

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

2015 2016 2017 2018 2019

Padi (ton)

Page 118: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

97

Pada gambar 11 menunjukkan bahwa jumlah produksi padi dari tahun 2015-

2019 cenderung terjadi penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2016 terjadi

penurunan jumlah produksi padi sebesar 604 ton dari tahun 2015. Pada tahun 2017

jumlah produksi padi mengalami peningkatan dari tahun 2016 sebesar 181 ton. Dari

tahun 2017-2019 jumlah produksi padi terus mengalami penurunan setiap tahunnya

(BPS Kota Mojokerto, 2020).

Tabel 59. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kota Surabaya Tahun 2010 dan

2019

No. Sub Sektor LQ Daya Saing

(Cij) %

Pergeseran

Bersih (PB) %

1. Tanaman Pangan Non Basis (18,51) (79,74)

2. Tanaman Hortikultura Non Basis (27,48) (72,42)

3. Tanaman Perkebunan Non Basis 0,00 0,00

4. Peternakan Non Basis (0,67) (45,69)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan Non Basis (10,87) (58,88)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu Non Basis 0,00 0,00

7. Perikanan Non Basis (21,66) (27,40) Sumber: PDRB Kota Surabaya Tahun 2010 dan 2019 (diolah)

Berdasarkan tabel 59 dapat diketahui bahwa seluruh sub sektor pertanian di

Kota Surabaya merupakan sub sektor non basis. Selanjutnya seluruh sub sektor

pertanian di Kota Surabaya tidak memiliki daya saing yang kuat atau keunggulan

kompetitif karena memiliki nilai Cij negatif. Selain itu, seluruh sub sektor pertanian

juga memiliki pertumbuhan yang tidak progressive ditandai dengan hasil

perhitungan pergeseran bersih bernilai negatif.

Berdasarkan hasil analisis LQ, daya saing, dan pergeseran bersih sektor

pertanian, kehutanan dan perikanan di Kota Surabaya, maka dapat diketahui bahwa

seluruh sub sektor pertanian merupakan bukan prioritas dalam perekonomian Kota

Surabaya. Hal ini dikarenakan semua sub sektor termasuk non basis, tidak memiliki

daya saing yang kuat, serta memiliki pertumbuhan yang tidak progressive. Hal ini

Page 119: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

98

dapat dilihat dari laju pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan

selama periode tahun 2015 – 2019 berikut.

Gambar 12. Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kota Surabaya Tahun 2015-2019 Sumber: BPS Kota Surabaya, 2020 (diolah)

Pada gambar 12 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan di Kota Surabaya dari tahun 2015 sampai 2019 cenderung

mengalami penurunan setiap tahunnya. Selama periode tahun 2015-2019 sektor

pertanian, kehutanan dan perikanan di Kota Surabaya rata-rata mengalami

penurunan sebesar 23,64 persen.

Tabel 60. Sub Sektor Prioritas Pembangunan di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010

dan 2019

No. Sub Sektor LQ Daya Saing

(Cij) %

Pergeseran

Bersih (PB) %

1. Tanaman Pangan Non Basis (12,05) (73,28)

2. Tanaman Hortikultura Non Basis (72,35) (117,29)

3. Tanaman Perkebunan Non Basis (45,74) (82,88)

4. Peternakan Non Basis 2,86 (42,16)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan Non Basis (27,91) (75,92)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu Non Basis (60,88) (78,64)

7. Perikanan Non Basis (5,61) (11,35) Sumber: PDRB Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010 dan 2019 (diolah)

25,98 26,48

23,2421,92

20,57

0

5

10

15

20

25

30

2015 2016 2017 2018 2019

Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (%)

Page 120: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

99

Berdasarkan tabel 60 dapat diketahui bahwa seluruh sub sektor pertanian di

Kabupaten Sidoarjo merupakan sub sektor non basis. Sub sektor dengan daya saing

yang kuat atau memiliki keunggulan kompetitif ditandai dengan nilai Cij positif

adalah peternakan dengan Cij 2,86. Sub sektor lainnya memiliki nilai Cij negatif,

artinya sub sektor tersebut tidak memiliki keunggulan kompetitif. Selanjutnya

berdasarkan hasil perhitungan pergeseran bersih menunjukkan bahwa seluruh sub

sektor pertanian di Kota Mojokerto memiliki pertumbuhan tidak progressive, hal

ini ditandai dengan PB bernilai negatif.

Berdasarkan hasil analisis LQ, daya saing, dan pergeseran bersih sektor

pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Sidoarjo, maka dapat diketahui

bahwa sub sektor yang potensial dan dijadikan prioritas yaitu sub sektor peternakan,

karena sub sektor tersebut memiliki daya saing yang kuat, meskipun bukan sub

sektor basis dan memiliki pertumbuhan tidak progressive atau mundur. Hal ini

dapat dilihat dari nilai kontribusi sub sektor peternakan dari tahun 2015 – 2019

sebagai berikut.

Gambar 13. Nilai Kontribusi Sub Sektor Peternakan Kabupaten Sidoarjo

Tahun 2015-2019 Sumber: BPS Kabupaten Sidoarjo, 2020 (diolah)

227,84

240,89

250,58

243,44

249,69

215

220

225

230

235

240

245

250

255

2015 2016 2017 2018 2019

Peternakan (miliar rupiah)

Page 121: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

100

Pada gambar 13 dapat diketahui bahwa nilai kontribusi pendapatan sub sektor

perikanan di Kabupaten Sidoarjo selama periode tahun 2015-2019 terjadi

peningkatan pendapatan. Hal ini dikarenakan jumlah produksi komoditi sub sektor

peternakan mengalami peningkatan dengan komoditi utama yaitu daging sapi

potong dengan jumlah produksi yaitu sebagai berikut.

Gambar 14. Produksi Daging Ternak Sapi Potong Kabupaten Sidoarjo

Tahun 2015-2019 Sumber: BPS Kabupaten Sidoarjo, 2020 (diolah)

Pada gambar 14 dapat diketahui bahwa jumlah produksi daging ternak sapi

potong di Kabupaten Sidoarjo dari tahun 2015-2019 memiliki tren yang meningkat.

Selama periode tahun 2015-2019 jumlah populasi ternak sapi potong meningkat

sebesar 38,03 persen atau bertambah 2.500 ekor (BPS Kabupaten Sidoarjo, 2020).

Tabel 61. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kabupaten Lamongan Tahun 2010

dan 2019

No. Sub Sektor LQ Daya Saing

(Cij) %

Pergeseran

Bersih (PB) %

1. Tanaman Pangan Basis (1,13) (62,36)

2. Tanaman Hortikultura Non Basis 9,53 (35,41)

3. Tanaman Perkebunan Non Basis 1,61 (35,53)

4. Peternakan Basis (0,45) (45,47)

5. Jasa Pertanian dan Perburuan Basis 0,18 (47,83)

6. Kehutanan dan Penebangan Kayu Basis 0,59 (17,17)

7. Perikanan Basis 10,64 4,90 Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan Tahun 2010 dan 2019 (diolah)

65746101

68347523

9074

0

2000

4000

6000

8000

10000

2015 2016 2017 2018 2019

Sapi Potong (ton)

Page 122: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

101

Berdasarkan tabel 61 menunjukkan bahwa sub sektor basis di Kabupaten

Lamongan yaitu tanaman pangan, peternakan, jasa pertanian dan perburuan,

kehutanan dan penebangan kayu, serta perikanan. Sub sektor dengan daya saing

yang kuat atau memiliki keunggulan kompetitif ditandai dengan nilai Cij positif

yaitu tanaman hortikultura dengan Cij 9,53; tanaman perkebunan dengan Cij 1,61;

jasa pertanian dan perburuan dengan Cij 0,18; kehutanan dan penebangan kayu

dengan Cij 0,59; serta perikanan dengan Cij 10,6. Sub sektor lainnya memiliki nilai

Cij negatif, artinya sub sektor tersebut tidak memiliki keunggulan kompetitif..

Selanjutnya sub sektor dengan pertumbuhan maju atau progressive ditandai dengan

nilai pergeseran bersih positif yaitu perikanan dengan nilai PB 4,90. Sub sektor

lainnya memiliki pertumbuhan tidak progressive ditandai dengan nilai pergeseran

bersih negatif.

Berdasarkan hasil analisis LQ, daya saing, dan pergeseran bersih sektor

pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Lamongan, maka dapat diketahui

bahwa sub sektor yang potensial dan dijadikan prioritas adalah sub sektor

perikanan, karena selain menjadi sub sektor basis, perikanan juga memiliki daya

saing yang baik dan memiliki pertumbuhan yang progressive (maju). Hal ini dapat

diketahui dari nilai kontribusi pendapatan sub sektor perikanan dari tahun 2015 –

2019 sebagai berikut.

Page 123: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

102

Gambar 15. Nilai Kontribusi Sub Sektor Perikanan Kabupaten Lamongan

Tahun 2015-2019 Sumber: BPS Kabupaten Lamongan, 2020 (diolah)

Berdasarkan gambar 15 menunjukkan bahwa nilai kontrubusi sub sektor

perikanan di Kabupaten Lamongan selama periode tahun 2015-2019 memiliki tren

yang meningkat. Hal ini dikarenakan jumlah produksi komoditas perikanan

mengalami peningkatan, dengan komoditi utama yaitu perikanan tangkap yang

selama periode tahun 2014-2018 terjadi peningkatan jumlah produksi sebagai

berikut.

Gambar 16. Produksi Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan Tahun 2014-2018 Sumber: BPS Kabupaten Lamongan, 2019 (diolah)

3914,69

4130,86

4336,534295,4

4340,33

3700

3800

3900

4000

4100

4200

4300

4400

2015 2016 2017 2018 2019

Perikanan (miliar rupiah)

71553

72346

73142 73356

73955

70000

71000

72000

73000

74000

75000

2014 2015 2016 2017 2018

Perikanan Tangkap (ton)

Page 124: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

103

Pada gambar 16 menunjukkan bahwa total produksi perikanan tangkap di

Kabupaten Lamongan mulai tahun 2014 sampai 2018 yang setiap tahunnya terjadi

peningkatan produksi. Perikanan tangkap yang memiliki produksi terbesar yaitu

berasal dari perikanan tangkap laut. Selama periode tahun 2014-2018 jumlah

produksi perikanan tangkap meningkat sebesar 3,4 persen atau 2.402 ton. Komoditi

utama perikanan tangkap di Kabupaten Lamongan pada tahun 2018 adalah ikan

swanggi atau mata besar sebesar 12.848,11 ton; ikan kurisi sebesar 9.099,75 ton;

dan ikan kuniran sebesar 7.416,79 ton (Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan,

2019).

5.3.1 Komparasi Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kawasan

Gerbangkertosusila

Dalam penelitian ini akan mengkomparasikan sub sektor prioritas

pengembangan dari tujuh Kabupaten/Kota di Kawasan Gerbangkertosusila dengan

menghubungkan analisis Location Quotient dan Shift Share. Sub sektor yang

menjadi prioritas di kawasan Gerbangkertosusila yaitu sub sektor basis (LQ>1),

pertumbuhan pangsa wilayah bernilai positif (Cij>0) dan pergeseran bersih bernilai

positif (PB>0). Hasil analisis komparasi tersebut dapat diketahui pada tabel berikut.

Page 125: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

104

Tabel 62. Komparasi Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kawasan

Gerbangkertosusila

No. Kab/Kota Hasil Analisis

LQ > 1 Nilai Cij > 0 % PB > 0 %

1. Kabupaten

Gresik Perikanan 1,75

Peternakan

Perikanan

1,39

10,90 Perikanan 5,16

2. Kabupaten

Bangkalan

Tanaman

pangan

Peternakan

Jasa pertanian

dan

perburuan

Perikanan

1,95

1,91

1,18

3,04

Peternakan 15,16 - -

3. Kabupaten

Mojokerto - -

Tanaman

pangan

Peternakan

Kehutanan

dan

penebangan

kayu

Perikanan

11,16

14,91

32,63

40,27

Kehutanan

dan

penebangan

kayu

Perikanan

14,87

34,53

4. Kota

Mojokerto - -

Tanaman

pangan 4,11 - -

5. Kota

Surabaya - - - - - -

6. Kabupaten

Sidoarjo - - Peternakan 2,86 - -

7. Kabupaten

Lamongan

Tanaman

pangan

Peternakan

Jasa pertanian

dan

perburuan

Kehutanan

dan

penebangan

kayu

Perikanan

3,48

1,56

1,89

1,28

7,69

Tanaman

hortikutura

Tanaman

perkebunan

Jasa

pertanian

dan

perburuan

Kehutanan

dan

penebangan

kayu

Perikanan

9,53

1,61

0,18

0,59

10,64

Perikanan 4,90

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2019 (diolah)

Berdasarkan hasil perbandingan dari tujuh Kabupaten/Kota di Kawasan

Gerbangkertosusila, maka dapat disimpulkan bahwa sub sektor memenuhi kriteria

untuk dijadi prioritas pengembangan adalah sub sektor perikanan. Hal ini

dikarenakan sub sektor perikanan merupakan sub sektor basis atau unggulan di tiga

Kabupaten, yaitu Gresik, Bangkalan dan Lamongan. Sub sektor perikanan juga

Page 126: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

105

memiliki daya saing yang baik di tiga daerah, yaitu Kabupaten Gresik, Kabupaten

Mojokerto dan Kabupaten Lamongan. Selain itu, sub sektor perikanan juga

memiliki pertumbuhan progressive di tiga daerah, yaitu Kabupaten Gresik,

Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Lamongan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

35/KEPMEN-KP/2013, Kabupaten/Kota di Kawasan Gerbangkertosusila yang

termasuk ke dalam kawasan minapolitan adalah Kabupaten Gresik dan Kabupaten

Lamongan. Kawasan minapolitan merupakan suatu kawasan dengan beberapa

wilayah di dalamnya yang memiliki fungsi ekonomi utama sebagai pusat produksi,

pengolahan produk, pemasaran produk perikanan serta penyedia sarana prasarana

pendukung lainnya. Tujuan pengembangan kawasan minapolitan adalah upaya

meningkatkan hubungan antara pembangunan perkotaan dan pedesaan dengan

mengembangkan kawasan pedesaan yang terintegerasi secara sistem perkotaan

(Fatmawaty, Ikawati dan Amri, 2018).

Penetapan lokasi minapolitan Kabupaten Gresik terdapat di empat

kecamatan, yaitu Sidayu, Ujungpangkah, Bungah dan Dukuh. Jenis minapolitan

yang ditetapkan merupakan jenis budidaya dengan komoditas unggulan udang

vanname dan ikan bandeng. Sementara itu, penetapan lokasi minapolitan

Kabupaten Lamongan terdapat di tujuh kecamatan, yaitu Glagah, Karangbinangun,

Deket, Lamongan, Turi, Karanggeneng dan Kali Tengah. Jenis minapolitan yang

ditetapkan merupakan jenis budidaya dengan komoditas unggulan udang vanname.

Sub sektor perikanan di Kabupaten Gresik didukung dengan adanya empat

Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), yaitu PPI Campurejo, PPI Tirta Buana, PPI

Page 127: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

106

Kalinggapuri dan PPI Ujung Pangkah. Selain itu juga terdapat satu Pelabuhan

Perikanan Pantai (PPP) yaitu PPP Bawean. Sedangkan, di Kabupaten Lamongan

memiliki lima Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), yaitu PPI Lohgung, PPI Labuhan,

PPI Brondong, PPI Kranji, dan PPI Weru.

Dengan mengetahui sub sektor prioritas pengembangan diharapkan akan

meningkatkan pertumbuhan dan pengembangan sektor pertanian, kehutanan dan

perikanan. Perikanan berpotensi besar untuk dikembangkan karena pengembangan

kegiatan di sektor pertanian dapat mempengaruhi aktivitas ekonomi sektor lain

(Firdaus dan Rahardian, 2018). Hal ini dikarenakan sektor pertanian, kehutanan dan

perikanan berkontribusi besar dalam perekonomian dan sebagai penyedia lapangan

kerja. Sub sektor yang memiliki potensi harus diprioritaskan dalam pembangunan

ekonomi regional agar pertumbuhan dan daya saing serta keunggulan kompetitifnya

semakin meningkat di masa mendatang (Tumangkeng, 2018).

Page 128: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

107

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan terhadap penelitian yang dilakukan tentang peran

sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dalam pembangunan daerah di Kawasan

Gerbangkertosusila, maka kesimpulan yang di dapat yaitu sebagai berikut:

1. Hasil analisis LQ dapat diketahu bahwa setiap daerah di Kawasan

Gerbangkertosusila memiliki sub sektor basis dan non basis yang berbeda-beda.

Adapun sub sektor basis dan non basis masing-masing daerah, yaitu:

Sub sektor basis di Kabuapaten Gresik yaitu sub sektor perikanan. Sedangkan

sub sektor non basis yaitu tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman

perkebunan, peternakan, jasa pertanian dan perburuan, serta kehutanan dan

penebangan kayu. Sub sektor basis di Kabuapaten Bangkalan yaitu tanaman

pangan, peternakan, jasa pertanian dan perburuan, serta perikanan. Sedangkan

sub sektor non basis yaitu, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, serta

kehutanan dan penebangan kayu. Sub sektor basis di Kabuapaten Lamongan

yaitu tanaman pangan, peternakan, jasa pertanian dan perburuan, kehutanan dan

penebangan kayu, serta perikanan. Sedangkan sub sektor non basis yaitu,

tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan. Seluruh sub sektor dalam sektor

pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto,

Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo merupakan sub sektor non basis.

2. Hasil analisis Shift Share (SS) menunjukkan bahwa setiap Kabupaten/Kota di

Kawasan Gerbangkertosusila mempunyai hasil yang berbeda-beda. Adapun

hasil masing-masing daerah, yaitu:

Page 129: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

108

Berdasarkan perhitungan proportional shift, seluruh sub sektor pertanian di tujuh

daerah di Kawasan Gerbangkertosusila memiliki pertumbuhan yang lambat

dengan nilai Mij negatif. Berdasarkan perhitungan differential shift, sub sektor

dengan daya saing yang kuat memiliki nilai Cij positif adalah peternakan dan

perikanan di Kabupaten Gresik. Sub sektor peternakan di Kabupaten Bangkalan.

Tanaman pangan, peternakan, kehutanan dan penebangan kayu, serta perikanan

di Kabupaten Mojokerto. Tanaman pangan di Kota Mojokerto. Peternakan di

Kabupaten Sidoarjo. Tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, jasa pertanian

dan perburuan, kehutanan dan penebangan kayu, serta perikanan di Kabupaten

Lamongan. Berdasarkan perhitungan pergeseran bersih, sub sektor dengan

pertumbuhan maju atau progressive memiliki nilai positif adalah perikanan di

Kabupaten Gresik. Kehutanan dan penebangan kayu serta perikanan di

Kabupaten Mojokerto. Perikanan di Kabupaten Lamongan.

3. Hasil perbandingan dari tujuh Kabupaten/Kota di Kawasan Gerbangkertosusila

menunjukkan bahwa sub sektor yang memenuhi kriteria untuk menjadi prioritas

pengembangan adalah sub sektor perikanan. Hal ini dikarenakan perikanan

menjadi basis atau unggulan (LQ > 1) di tiga daerah, yaitu Gresik (1,75);

angkalan (3,04); dan Lamongan (7,69). Sub sektor perikanan juga memiliki daya

saing yang baik (Cij positif) di tiga daerah, yaitu Kabupaten Gresik (10,90);

Kabupaten Mojokerto (40,27); dan Kabupaten Lamongan (10,64). Selain itu, sub

sektor perikanan juga memiliki pertumbuhan progressive (PB positif) di tiga

daerah, yaitu Kabupaten Gresik (5,16); Kabupaten Mojokerto (34,53); dan

Kabupaten Lamongan (4,90).

Page 130: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

109

6.2 Saran

1. Dalam usaha meningkatkan peran sektor pertanian, kehutanan dan perikanan

di Kawasan Gerbangkertosusila, pemerintah diharapkan dapat

memprioritaskan pengembangan potensi sub sektor yang memiliki peran

paling dominan dalam perekonomian. Perikanan adalah sub sektor unggulan

dengan daya saing kuat dan pertumbuhan yang progressive, sehingga dengan

ditentukan prioritas pengembangan tersebut akan meningkatkan

produktivitas dan value added serta akan meningkatkan kontribusinya

terhadap perekonomian Kawasan Gerbangkertosusila.

2. Perlu adanya pengembangan sub sektor pertanian dengan daya saing kurang

kuat serta pertumbuhannya lambat, sehingga daya saing dan pertumbuhannya

dapat meningkat. Pengembangan dapat dilakukan melalui peningkatan sarana

dan prasarana pertanian, perbaikan infrastruktur pertanian, pemberian subsidi

terhadap input produksi pertanian, pemberian penyuluhan dan pelatihan

untuk petani, serta pengenalan teknologi pertanian modern.

3. Pemerintah daerah di Kawasan Gerbangkertosusila dan Pemerintah Provinsi

Jawa Timur harus lebih mengutamakan kebijakan yang dapat meningkatkan

pembangunan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Seperti kebijakan

pembatasan konversi lahan pertanian dan pengendalian pemindahan tenaga

kerja pertanian ke sektor lain.

Page 131: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

110

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. 2015. Aplikasi Analisis Shift Share Pada Transformasi Sektor

Pertanian dalam Perekonomian Wilayah di Sulawesi Tenggara. Informatika

Pertanian, Vol. 24 No. 2, Hal 165-178.

Alkaf Ilham. 2015. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten

Cilacap Periode 2002 – 2013 (Dengan Pendekatan Tipologi Klassen, Shift

Share dan Location Quotient). (Skripsi). Jakarta: Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

BAPPEDA. 2020. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinisi Jawa Timur Tahun 2019 – 2024. BAPPEDA Provinsi Jawa Timur.

Badan Pusat Statistik. 2020. Provinsi Jawa Timur dalam Angka 2020. BPS Provinsi

Jawa Timur.

Badan Pusat Statistik. 2020. Kabupaten Gresik dalam Angka 2020. BPS Kabupaten

Gresik.

Badan Pusat Statistik. 2020. Kabupaten Bangkalan dalam Angka 2020. BPS

Kabupaten Bangkalan.

Badan Pusat Statistik. 2020. Kabupaten Mojokerto dalam Angka 2020. BPS

Kabupaten Mojokerto.

Badan Pusat Statistik. 2020. Kota Mojokerto dalam Angka 2020. BPS Kota

Mojokerto.

Badan Pusat Statistik. 2020. Kota Surabaya dalam Angka 2020. BPS Kota

Surabaya.

Badan Pusat Statistik. 2020. Kabupaten Sidoarjo dalam Angka 2020. BPS

Kabupaten Sidoarjo.

Badan Pusat Statistik. 2020. Kabupaten Lamongan dalam Angka 2020. BPS

Kabupaten Lamongan.

Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan. 2019. Profil Perikanan Kabupaten

Lamongan Tahun 2018. Lamongan: Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan.

Dinc, Mustafa. 2015. Introduction to Regional Economic Development.

Cheltenham: Edward Elgar Publishing.

Dwijatenaya, Ida Bagus Made Agung dan Ince Raden. 2016. Pembangunan

Perdesaan dan Kemitraan Agribisnis. Tenggarong: LPPM Unikarta Press.

Page 132: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

111

Fatmawaty, D., Ikawati dan Amri, Erwin. 2018. Strategi Pengembangan Kawasan

Minapolitan di Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene dalam Konsep

Pengembangan Wilayah. Jurnal Plano Madani, Vol. 7 No. 1, hal 37-45.

Firdaus, Maulana dan Rahardian, Rikrik. 2018. Peran Sektor Perikanan Pada

Wilayah Pesisir Perbatasan Kalimantan Barat. Jurnal Sosek KP, Vol. 13 No.

1, hal 15-27

Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: Andi Press.

Hasan, Muhammad dan Muhammad Azis. 2018. Pembangunan Ekonomi dan

Pemberdayaan Masyarakat. Makassar: CV. Nur Lina.

Maisaroh, Siti. 2017. Analisis Peranan dan Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap

Pertumbuhan Wilayah dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada

Kabupaten Tulang Bawang). (Skripsi). Lampung: Universitas Islam Negeri

Raden Intan Lampung.

Muhammad, Mukmin. 2017. Perencanaan Pembangunan. Makassar: CV. Dua

Bersaudara.

Muta’ali. Lutfi. 2018. Dinamika Peran Sektor Pertanian Dalam Pembangunan

Wilayah di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nafziger, E. Wayne. 2006. Economic Development 4th Edition. New York:

Cambridge University Press.

Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kota Mokokerto 2012-2032.

Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019 Tentang PercepatanPembangunan

Ekonomi di Kawasan Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo

– Lamongan, Kawasan Bromo – Tengger – Semeru, serta Kawasan Selingkar

Wilis dan Lintas Selatan.

Ridwan. 2016. Pembangunan Ekonomi Regional. Yogyakarta: Pustaka Puitika.

Saragih, J. R. 2015. Perencanaan Wilayah dan Pengembangan Ekonomi Lokal

Berbasis Pertanian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Siahaan, Santi R., Purba, Elvis F., dan Simangunsong, Ridhon MB. 2001.

Pengantar Ekonomi Pembangunan. Medan: Universitas HKBP Nommensen.

Page 133: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

112

Sofyanto. 2015. Analisis Peran Sub Sektor Pertanian Dalam Pembangunan

Daerah di Kabupaten Batang (Pendekatan Location Quotient dan Shift Share

Analysis). (Skripsi). Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Tumangkeng, Steeva. 2018. Analisis Potensi Ekonomi di Sektor dan Sub Sektor

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kota Tomohon. Jurnal Berkala Ilmiah

Efisiensi, Vol. 18 No. 1, hal 127-138

Todaro, Michael P dan Smith C. Stephen. 2014. Economic Development 12th

Edition. United States of America: Pearson Education.

Zaini, Achmad. 2019. Pengembangan Sektor Unggulan di Kalimantan Timur.

Yogyakarta: Deepublish.

Page 134: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

113

LAMPIRAN

Page 135: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

114

Lampiran 1. Peta Wilayah Kawasan Gerbangkertosusila

Sumber: RTRW Provinsi Jawa Timur

Page 136: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

115

Lampiran 2. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Provinsi Jawa Timur Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun

2010-2019

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 133504,56 138870,1 146002,57 150463,72 155783,95 160889,4 164762,91 167360,57 163861,49 165665,38

Tanaman Pangan 46010,26 46435,34 47585,49 48241,23 49679,13 51233,8 52136,82 51084,28 49134,79 48467,49

Tanaman Hortikultura 13372,9 14305,9 14461,71 14298,05 14735,31 15476,6 16541,38 16342,74 15842,69 16264,92

Perkebunan 20785,2 22121,04 23452,4 23877,69 25064,6 25379,1 25192,05 25834,25 25816,98 26902,79

Peternakan 26996,4 28126,7 29055,79 29365,63 29704,57 30302,8 31360,23 32584,45 32075,1 32814,08

Jasa Pertanian dan Perburuan 1507,7 1532,8 1658,79 1730,23 1792,32 1846,1 1891,13 1921,02 1765,55 1787,59

Kehutanan dan Penebangan Kayu 4239,6 4501 5675,79 6046,94 6055,08 6257,5 5709,67 6122,53 6041,82 6309,03

Perikanan 20592,5 21847,32 24112,6 26903,95 28752,94 30393,5 31931,63 33471,3 33184,56 33119,48

Pertambangan dan Penggalian 54020,53 58140,33 58287,95 59049,99 60862,35 65707,01 75024,9 80636,38 82556,79 83770,52

Industri Pengolahan 292708,39 306072,36 326681,77 345794,56 372316,3 393272,95 410741,31 434114,16 466908,04 498875,23

Pengadaan Listrik dan Gas 4491,98 4404,97 4259,04 4380,34 4545,12 4455,27 4483,93 4599,54 4499 4561,03

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1075,88 1171,31 1182,01 1231,05 1234,13 1299,27 1366,67 1454,64 1515,43 1588,35

Konstruksi 89693,03 95157,73 102250,92 110485,45 116498,23 120688,27 127334,64 136136,39 145140,2 153689,59

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 174755,5 190771,67 206433,67 219246,07 230225,8 243014,66 257126,66 273213,4 290398,8 307838,27

Transportasi dan Pergudangan 27082,43 29399,87 31528,72 34241,21 36461,76 38895,67 41115,33 43835,33 46712,45 48471,4

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 47096,42 51667,02 54601,23 57684,94 62807,8 67657,04 73397,92 79202,19 85247,5 91711,07

Informasi dan Komunikasi 47548,21 51881,62 58299,18 65313,95 69155,1 73639,96 79216,96 84699,18 90416,22 97070,64

Jasa Keuangan dan Asuransi 22070,51 24088,32 26668,02 30348,35 32399,64 34730,26 37158,62 38064,5 39859,92 41398,81

Real Estate 16306,3 17737,71 19153,83 20565,06 21998,29 23092,64 24298,54 25247,61 26823,05 28441,5

Jasa Perusahaan 7774,01 8156,66 8416,88 9044,15 9815 10349,05 10884,7 11486,87 12308,51 13128,02

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 26534,09 27823,81 28210,09 28564,75 28729,58 30236,25 31668,14 32369,74 33730,19 34984,34

Jasa Pendidikan 24944,81 26494,05 28789,37 31265,46 33164,9 35330,67 37438,7 38931,65 41046,23 44018,96

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5408,94 6353,04 7033,06 7592,82 8212,85 8743,34 9245,38 9743,84 10485,66 11277,8

Jasa Lainnya 15633,25 16211,2 16666,33 17517,93 18473,7 19374,39 20298,2 21203,59 22259,62 23652,24

Produk Domestik Regional Bruto 990648,84 1054401,77 1124464,64 1192789,8 1262684,5 1331376,1 1405563,51 1482299,58 1563769,1 1650143,15

Lapangan Usaha PDRB ADHK Provinsi Jawa Timur (Miliar)

Page 137: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

116

Lampiran 3. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Gresik Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 4339,93 4496,28 4730,24 4986,42 5244,72 5563,3 5911 6174,9 6030 6053,9

Tanaman Pangan 1159 1181,94 1209,13 1193,89 1216,69 1248,4 1259,63 1265,24 1149,32 1135,11

Tanaman Hortikultura 89,94 94,43 95,47 94,75 95,75 87,9 93,4 93,24 89,24 91,41

Perkebunan 170,03 175,68 183,93 183,22 186,38 195,83 201,57 197,6 175,47 181,62

Peternakan 723,38 744,72 767,14 769,4 773,36 810,57 850,59 880,54 865,91 889,32

Jasa Pertanian dan Perburuan 29,5 30,12 31,22 32,25 33,57 35,6 38,42 37,67 34,37 33,9

Kehutanan dan Penebangan Kayu 1,46 1,53 1,82 1,98 1,95 2,23 1,77 1,85 1,81 1,82

Perikanan 2166,62 2267,86 2441,53 2710,93 2937,02 3182,77 3465,62 3698,76 3713,88 3720,72

Pertambangan dan Penggalian 7627,76 8020,09 8348,89 7797,53 8531,41 9038,1 9232,4 9605,7 9895,8 9844,4

Industri Pengolahan 28758,58 30365,66 32380,79 37267,13 37267,13 39359,8 41018,7 43195,7 45980,6 48470,4

Pengadaan Listrik dan Gas 307,85 346,22 389,81 417,22 448,25 445,8 467,5 491,8 519,1 544,3

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 38,94 42,02 43,07 46,4 47,06 49,4 51,8 55,4 58,2 61,8

Konstruksi 4648,19 5008 5397,87 5842,46 6315,84 6939,2 7617,1 8337,1 9072,4 9893,3

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 6236,31 6929,26 7652,72 8377,57 8935,82 9757,2 10546,8 11244,5 12006,7 12814,6

Transportasi dan Pergudangan 1259,72 1345,23 1433,7 1528,91 1619,18 1741,8 1834,8 1940 2089,5 2337,5

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 603,34 658,31 712,59 765,69 835,35 908,4 995,1 1084,4 1183,4 1281,9

Informasi dan Komunikasi 2159,39 2366,05 2619,15 2938,57 3131,93 3346 3638,4 3958,5 4304,8 4722,8

Jasa Keuangan dan Asuransi 573,13 623,31 687,1 771,52 811,26 870,8 935,5 969,4 1039,8 1084,2

Real Estate 735,62 784,32 836,47 891,85 949 1006,2 1095,6 1153,4 1263,1 1362,9

Jasa Perusahaan 158,28 165,58 172,81 183,42 199,11 213,8 229,3 245,1 268 285,3

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 780,26 837,29 867,9 883,88 885,65 942,6 999,3 1039,8 1094 1136,2

Jasa Pendidikan 473,75 504,21 539,82 576,43 616,61 665,2 713,1 761,9 822,1 891,6

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 191,05 220,67 242,12 267,74 282,84 305,3 324,5 345,8 375,9 405,5

Jasa Lainnya 176,53 186,2 193,74 204,48 214,88 227,5 239,2 252,2 272,4 294,9

Produk Domestik Regional Bruto 59068,63 62898,7 67248,79 73747,22 76336,04 81380,4 85850,1 90855,6 96275,98 101485,3

Lapangan Usaha PDRB ADHK Kabupaten Gresik (Miliar)

Page 138: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

117

Lampiran 4. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bangkalan Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun

2010-2019

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 2988,81 3078,17 3155,53 3310,41 3402,53 3541,6 3669,2 3693,9 3726,65 3694,7

Tanaman Pangan 1180,84 1204,39 1226,7 1268,82 1312,39 1344,4 1375,58 1278,09 1230,9 1142,03

Tanaman Hortikultura 81,33 85,46 86,74 88,09 90,48 90,31 91,73 88,28 84,6 86,83

Perkebunan 139,73 141,77 143,43 145,84 148,66 153 157,04 155,88 145,34 148,16

Peternakan 652,13 684,03 690,6 708,22 711,54 764,98 794,38 825,96 857,5 891,53

Jasa Pertanian dan Perburuan 24,98 25,37 25,9 26,86 27,72 27,62 29 29,18 26,83 27,71

Kehutanan dan Penebangan Kayu 14,44 14,76 15,7 16,37 16,52 18,77 18,34 19,58 19,41 19,95

Perikanan 895,36 922,39 966,46 1056,21 1095,22 1142,52 1203,13 1296,93 1362,07 1378,49

Pertambangan dan Penggalian 7629,5 7634,66 6833,65 6249,75 6913,23 5911,77 5439,09 5501,71 5626,28 5239,33

Industri Pengolahan 281,83 296,66 312,24 329,37 345,1 361,87 374,81 398,89 423,93 439,34

Pengadaan Listrik dan Gas 5,1 5,59 6,14 6,4 6,76 7,09 7,34 7,58 7,93 8,36

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 9,52 10,08 10,62 11,17 11,53 12,05 12,47 12,91 13,31 14,07

Konstruksi 1066,91 1205,1 1370,08 1486,57 1614,89 1731,63 1840,63 1961,19 2106,32 2279,87

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 176,78 180,81 180,45 187,92 197,63 205,92 216,13 229,86 246,74 2906,47

Transportasi dan Pergudangan 1524,58 1661,51 1825,23 1989,13 2130,77 2229,91 2381,57 2547,4 2721,26 263,58

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 109,88 119,11 129,28 136,04 147,13 159,13 172,72 188,14 204,21 220,09

Informasi dan Komunikasi 528,96 557,04 606,24 682,77 730,61 783,04 847,17 916,98 991,38 1073,78

Jasa Keuangan dan Asuransi 188,05 200,38 216,59 238,58 249,26 257,5 273,06 287,72 304,77 318,38

Real Estate 126,81 135,35 145,66 154,54 162,07 171,31 181,94 191,89 205,07 217,96

Jasa Perusahaan 28,4 29,59 30,78 32,11 33,52 35,43 37,03 38,87 41,41 44,02

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 624,71 680,38 710,76 726,08 733,3 768,08 802,29 841,29 888,74 923,86

Jasa Pendidikan 450,3 465,48 488,38 506,48 529,05 560,45 585,54 612,83 654,75 696,54

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 41,97 44,8 47,89 49,93 52,5 56,24 59,63 63,61 68,38 73,68

Jasa Lainnya 99,3 101,81 103,76 106,75 109,35 113,82 118,03 123,83 130,89 137,79

Produk Domestik Regional Bruto 15881,41 16406,52 16173,28 16204 17369,23 16906,84 17018,65 17618,6 18362,02 18551,82

Lapangan Usaha PDRB ADHK Kabupaten Bangkalan (Miliar)

Page 139: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

118

Lampiran 5. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Mojokerto Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun

2010-2019

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 3140,82 3277,3 3457,15 3561,46 3663,42 3741,89 3848,04 3878,25 3829,55 3861,93

Tanaman Pangan 1265,93 1287,88 1326,08 1348,5 1429,69 1476,26 1533,05 1484,59 1441,06 1474,87

Tanaman Hortikultura 326,91 343,31 352,85 349,95 355,47 365,31 370,95 366,5 362,27 365,72

Perkebunan 538,16 572,57 621,69 664,79 667,65 661,4 592,6 589,11 587,84 579,29

Peternakan 827,23 876,34 923,38 934,38 938,3 953,39 1055,9 1119,26 1126,27 1128,84

Jasa Pertanian dan Perburuan 33,68 34,43 35,79 36,98 38,3 38,9 38,88 39,56 37,15 37,85

Kehutanan dan Penebangan Kayu 122,6 133,78 165,21 190,12 193,97 203,79 210,1 229,2 223,64 222,45

Perikanan 26,31 28,99 32,15 36,74 40,04 42,84 46,56 50,03 51,32 52,91

Pertambangan dan Penggalian 379,98 405,51 418,64 422,89 431,8 440,32 453,56 475,1 485,87 495,87

Industri Pengolahan 18209,05 19293,67 20592,05 21905,7 23451 24995,19 26427,89 28192,78 30155,13 32102,32

Pengadaan Listrik dan Gas 24,6 26,77 29,35 30,7 32,88 33,76 34,95 36,49 38,61 40,96

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 28,12 29,03 29,69 30,65 31,23 32,04 33,6 35,68 37,58 38,88

Konstruksi 2901,78 3193,44 3503,88 3829,83 4110,41 4245,33 4447,82 4667,37 4935,33 5220,89

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 3761,82 4003,23 4265,12 4510,2 4715,27 4966,32 5255,15 5566,71 5897,69 6245,04

Transportasi dan Pergudangan 365,21 391,66 426,04 471,11 522,27 552,93 583,06 621,23 675,94 735,26

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 567 620,77 679,72 736,19 809,11 878,94 950,99 1022,25 1091,88 1162,88

Informasi dan Komunikasi 1859,37 2049,93 2344,79 2605,61 2838,9 3026,24 3248,97 3462,5 3679,41 3933,97

Jasa Keuangan dan Asuransi 438,33 481,67 535,01 600,51 648,67 693,45 741,33 767,83 803,67 837,54

Real Estate 517,36 564,15 613,21 666,67 715,8 754,27 783,15 815,76 852,13 892,49

Jasa Perusahaan 51,18 55,37 58,78 63,74 69,25 73,18 76,78 80,57 85,45 91,17

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 975,48 1025,02 1046,49 1059,88 1059,41 1104,67 1156,25 1183,81 1233,15 1273,31

Jasa Pendidikan 449,17 476,43 509,5 546,42 584,58 623,93 659,8 689,26 724,96 760,76

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 117,29 131,04 142,34 154,89 178,02 184 193,7 203,71 217,78 235,59

Jasa Lainnya 360,49 380,78 395,56 411,97 429,98 445,86 465,55 488,52 514,77 541,83

Produk Domestik Regional Bruto 34147,05 36405,77 39047,32 41608,42 44292 46792,32 49360,59 52187,82 55258,9 58470,69

Lapangan Usaha PDRB ADHK Kabupaten Mojokerto (Miliar)

Page 140: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

119

Lampiran 6. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kota Mojokerto Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 23,53 23,45 23,86 22,7 23,75 24,47 24,95 25,36 25,55 25,16

Tanaman Pangan 14,29 14,05 14,45 13,84 14,76 15,62 15,95 15,94 16,08 15,64

Tanaman Hortikultura 0,86 0,86 0,88 0,9 0,91 0,83 0,84 0,85 0,83 0,84

Perkebunan 0,46 0,47 0,46 0,52 0,52 0,4 0,39 0,37 0,37 0,36

Peternakan 5,82 5,88 5,69 5,18 5,17 5,16 5,21 5,44 5,44 5,5

Jasa Pertanian dan Perburuan 0,29 0,29 0,31 0,29 0,3 0,28 0,28 0,27 0,26 0,26

Kehutanan dan Penebangan Kayu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Perikanan 1,81 1,9 2,07 1,97 2,09 2,18 2,28 2,49 2,57 2,56

Pertambangan dan Penggalian 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Industri Pengolahan 335,8 350,39 362,54 379,76 402,6 427,1 451,45 479,25 507 525,86

Pengadaan Listrik dan Gas 2,73 3,1 3,43 3,46 3,63 3,71 3,84 4 4,19 4,45

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 5,36 5,17 5,35 5,23 5,22 5,35 5,56 5,84 6,08 6,38

Konstruksi 332,56 353,79 373,33 396,16 420,01 434,9 455,98 483,7 511,85 541,45

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 873,41 927,25 994,55 1059,68 1120,28 1185,37 1250,66 1327,94 1410,38 1493,49

Transportasi dan Pergudangan 84,7 87,55 90,36 93,25 96,88 102,01 107,66 115,05 122,21 131,72

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 182,81 195,52 207,13 216,26 229,79 244,23 261,94 281,23 303,43 327,02

Informasi dan Komunikasi 386,9 414,95 450,08 485,6 523,83 563,28 604,07 644,05 685,62 735,25

Jasa Keuangan dan Asuransi 210,66 225,8 242,15 263,98 280,53 297,28 315,46 325,38 340,46 355,62

Real Estate 87,93 91,42 97,58 104,11 109,03 113,71 119,38 123,84 128,76 133,95

Jasa Perusahaan 22,61 23,9 25,05 26,42 28,29 29,86 31,34 33 34,76 36,63

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 151,71 161,82 167,85 171,84 173,39 183,38 192,78 199,25 208,05 216,93

Jasa Pendidikan 135,19 140,7 145,42 157,03 165,03 175,62 185,64 192,72 200,8 213,16

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 31,46 35,18 39,14 42,35 45,87 47,29 50,01 52,72 55,69 59,02

Jasa Lainnya 119,8 125,61 130,6 138,83 146,51 153,81 160,83 167,11 174,4 184,59

Produk Domestik Regional Bruto 2987,16 3165,6 3358,42 3566,66 3774,64 3991,37 4221,55 4460,44 4719,23 4990,68

Lapangan Usaha PDRB ADHK Kota Mojokerto (Miliar)

Page 141: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

120

Lampiran 7. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kota Surabaya Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 431,54 440,98 467,1 504,36 522,21 546,94 570,79 589,91 581,43 576,22

Tanaman Pangan 23,69 23,99 24,44 23,86 24,22 25,98 26,48 23,24 21,92 20,57

Tanaman Hortikultura 18,12 18,52 18,82 18,87 19,13 18,27 19,24 17,4 17,09 17,06

Perkebunan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Peternakan 19,3 19,78 20,07 20,21 20,32 21,38 22,32 22,71 22,8 23,33

Jasa Pertanian dan Perburuan 0,91 0,91 0,93 0,95 0,97 1,04 1,08 1,06 1,04 0,98

Kehutanan dan Penebangan Kayu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Perikanan 369,52 377,78 402,84 440,47 457,57 480,27 501,67 525,5 518,58 514,28

Pertambangan dan Penggalian 16,71 17,13 17,44 18,1 18,67 19,42 20,03 20,54 20,76 20,78

Industri Pengolahan 45351,16 47601,83 51100,74 54429,33 59944,23 63467,8 66582,83 69881,29 73328,75 77312,37

Pengadaan Listrik dan Gas 1948,23 1828,01 1643,23 1610,56 1579,91 1530,67 1514,66 1541,13 1540,01 1546,27

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 416,58 451,7 460,96 470,74 474,29 498,81 528,32 564,41 583,12 605,98

Konstruksi 23729,94 25457,72 27182,99 29357,61 31355,93 32250,14 33864,74 36208,18 38480,42 40576,45

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 66954,86 72316,56 77408,1 82675,26 86711,52 92084,79 97443,6 103301,1 109870,3 116343,6

Transportasi dan Pergudangan 10966,48 11742,11 12667,18 13686,4 14843,76 15797,14 16569,18 17707,95 19046,86 20497,98

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 31651,76 34358,76 36714,49 39334,03 42503,08 45918,31 49881,3 54192,88 58419,74 62898,69

Informasi dan Komunikasi 13366,55 14710,69 16403,6 18494,07 19701,37 20958,31 22421,13 23974,91 25613,45 27531,9

Jasa Keuangan dan Asuransi 9947,34 10687,47 11781,1 13778,31 14851,44 15964,08 17184,79 17685,81 18541,12 19187,83

Real Estate 6105,9 6631,62 7314,01 7747 8264,39 8683,39 9145,63 9610,23 10165,86 10784,96

Jasa Perusahaan 5697,32 6006 6282,19 6586,34 7011,36 7388,57 7761,41 8278,2 8867,97 9474,54

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3736,74 3818,58 3931,91 3981,24 3994,51 4172,2 4384,61 4597,27 4697,03 4867,86

Jasa Pendidikan 5444,98 5685,74 6276,78 6758,83 7144,69 7595,52 8052,65 8531,78 9064,16 9668,1

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1533,11 1809,69 2018,03 2199,1 2405,6 2502,68 2649,12 2804,62 3023,59 3254,6

Jasa Lainnya 3905,54 4122,06 4222,23 4419,45 4620,62 4836,4 5077,81 5224,6 5495,45 5821,77

Produk Domestik Regional Bruto 231204,7 247686,7 265892,1 286050,7 305947,6 324215,2 343652,6 364714,8 387340 410969,9

Lapangan Usaha PDRB ADHK Kota Surabaya (Miliar)

Page 142: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

121

Lampiran 8. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sidoarjo Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun

2010-2019

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1961,68 1988,39 2171,33 2290,73 2396,77 2509,2 2604,2 2654,5 2551,72 2558,3

Tanaman Pangan 452,49 422,4 471 454,82 472,21 511,63 509,64 465,6 435,33 422,12

Tanaman Hortikultura 37,38 31,62 27,61 19,46 18,48 17,56 19,01 18,85 18,12 18,42

Perkebunan 137,86 140,29 160,52 154,89 140,96 124,46 124,48 114,14 115,08 115,38

Peternakan 200,7 208,4 218,21 221,35 225,68 227,84 240,89 250,58 243,44 249,69

Jasa Pertanian dan Perburuan 9,31 8,08 9,52 8,96 8,88 9,28 9,64 9,56 8,42 8,44

Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,58 0,69 0,73 0,71 0,59 0,5 0,52 0,53 0,51 0,51

Perikanan 1123,36 1176,91 1283,74 1430,54 1529,97 1617,93 1700,02 1795,24 1730,82 1743,74

Pertambangan dan Penggalian 180,75 149,71 153,35 131,91 151,77 139,26 146,55 151,05 154,19 156,8

Industri Pengolahan 41337,49 43545,13 46274,83 49174,8 52756,52 55755,89 58274,85 61596,91 65982,68 71841,26

Pengadaan Listrik dan Gas 962,46 969,55 1006,93 1102,65 1183,33 1144,91 1123,4 1148,32 1074,4 1066

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 68,81 76,36 78,94 82,3 83,87 87,38 90,93 96,74 100,73 105,33

Konstruksi 7581,35 8094,45 8593,27 9173,87 9786,09 10144,36 10777,95 11538,53 12240,07 12962,68

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 12197,96 13471 14722,83 16091,38 17142,35 17938,33 19059,37 20271,72 21439,52 22721,47

Transportasi dan Pergudangan 6583,96 7485,22 8175,05 8642,23 8691,66 9150,1 9833,8 10401,34 10853 9721,5

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2531,27 2724,21 2924,49 3135,88 3418,66 3694,81 4023,28 4344,22 4649,96 5009,07

Informasi dan Komunikasi 3034,94 3319,74 3722,73 4081,9 4438,62 4744,06 5132,6 5494,45 5826,31 6265,61

Jasa Keuangan dan Asuransi 841,44 929,03 1050,43 1181,14 1259,48 1347,52 1446,72 1490,05 1552,62 1614,03

Real Estate 820,28 854,9 900,91 956,4 1021,25 1079,86 1154,48 1198,69 1271,82 1348,25

Jasa Perusahaan 138,04 144,7 150,99 158,51 169,09 177,62 187,34 197,61 210,9 224,06

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1726,81 1842,67 1874,25 1908,22 1932,66 1973,45 2070,54 2118,37 2205,65 2289,68

Jasa Pendidikan 914,82 971,63 1064,23 1160,33 1235,5 1324,62 1405,82 1451,23 1525,1 1637,65

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 235,28 274 296,66 319,22 348,51 366,26 387,73 407,27 432,8 458,99

Jasa Lainnya 355,39 371,67 382,65 401,05 418,15 435,17 459,62 478,06 499,72 530,55

Produk Domestik Regional Bruto 81472,73 87212,36 93543,87 99992,52 106434,3 112012,8 118179,2 125039,1 132571,2 140511,2

Lapangan Usaha PDRB ADHK Kabupaten Sidoarjo (Miliar)

Page 143: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

122

Lampiran 9. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Lamongan Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun

2010-2019

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 6316,31 6587,09 7059,02 7478,65 7851,06 8212,42 8567,51 8712,12 8509,01 8519,45

Tanaman Pangan 2689,55 2600,25 2754,34 2779,37 2898,17 2986,63 3093,38 3001,16 2857,31 2802,8

Tanaman Hortikultura 123,94 134,5 139,27 139,79 142,83 153,17 166,56 162,7 160,73 162,56

Perkebunan 137,01 148,83 161,68 166,92 172,57 171,53 175,32 177,38 177,25 179,54

Peternakan 699,19 736,57 768,35 771,1 775,19 793,8 819,28 842,87 834,31 846,7

Jasa Pertanian dan Perburuan 48,08 49,54 52,78 53,8 55,77 57,25 59,07 60,89 56,02 57,09

Kehutanan dan Penebangan Kayu 87,3 94,9 118,21 132,32 133,88 135,35 123,04 130,59 127,99 130,43

Perikanan 2531,24 2822,5 3064,39 3435,35 3672,65 3914,69 4130,86 4336,53 4295,4 4340,33

Pertambangan dan Penggalian 221,26 233,94 240,47 244,45 259,32 284,32 293,04 312,87 341,59 353,96

Industri Pengolahan 1142,47 1237,39 1317,05 1408,47 1571,8 1693 1840,38 2047,19 2608,03 2912,22

Pengadaan Listrik dan Gas 11,88 13,11 14,44 14,99 15,93 16,18 17,63 18,63 19,75 20,96

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 19,95 19,78 20,64 22,27 23,05 24,3 25,63 27,6 29,03 31,26

Konstruksi 1876,15 1963,77 2042,51 2162,73 2271,86 2309,48 2455,9 2670,82 2866,86 3152,79

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2873,64 3168,17 3466 3807,25 4105,55 4401,92 4709,81 5027,11 5370,24 5700,62

Transportasi dan Pergudangan 120,15 127,44 135,44 146,4 159,38 171,5 186,36 201,57 220,21 239,78

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 205,81 227,17 240,11 254,62 279,21 314,95 345,93 390,03 427,99 460,84

Informasi dan Komunikasi 1205,32 1299,45 1401,35 1510,79 1613,57 1726,91 1848,54 2010,23 2167,63 2380,71

Jasa Keuangan dan Asuransi 291,83 319,08 352,03 400,44 426,03 456,47 487,59 508,4 532,8 555,17

Real Estate 304,34 340,1 376,99 411,27 444,47 480,17 508,72 547,99 592,71 633,67

Jasa Perusahaan 47,76 49,88 51,86 54,89 58,38 62,38 65,97 69,35 74,98 80,11

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 776,25 839,77 851,89 866,27 869,61 922,21 960,68 989,31 1035,13 1073,92

Jasa Pendidikan 407,34 437,03 473,75 515,18 556,36 600,66 639,1 679,17 730,91 789,2

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 111,56 132,84 148,74 162,28 178 194,27 210,32 227,04 246,83 266,18

Jasa Lainnya 343,22 364,48 370,41 387,89 416,36 445,74 460,68 483,52 507,22 538,62

Produk Domestik Regional Bruto 16275,24 17360,49 18562,7 19848,84 21099,94 22316,88 23623,79 24922,95 26280,92 27709,46

Lapangan Usaha PDRB ADHK Kabupaten Lamongan (Miliar)

Page 144: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

123

Lampiran 10. Hasil Analisis LQ Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tanaman Pangan 0,42 0,43 0,42 0,40 0,41 0,40 0,40 0,40 0,38 0,38 0,40

Tanaman Hortikultura 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,10

Perkebunan 0,14 0,13 0,13 0,12 0,12 0,13 0,13 0,12 0,11 0,11 0,13

Peternakan 0,45 0,44 0,44 0,42 0,43 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44

Jasa Pertanian dan Perburuan 0,33 0,33 0,31 0,30 0,31 0,32 0,33 0,32 0,32 0,31 0,32

Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 0,00 0,01

Perikanan 1,76 1,74 1,69 1,63 1,69 1,71 1,78 1,80 1,82 1,83 1,75

Pertambangan dan Penggalian 2,37 2,31 2,40 2,14 2,32 2,25 2,01 1,94 1,95 1,91 2,16

Industri Pengolahan 1,65 1,66 1,66 1,74 1,66 1,64 1,64 1,62 1,60 1,58 1,64

Pengadaan Listrik dan Gas 1,15 1,32 1,53 1,54 1,63 1,64 1,71 1,74 1,87 1,94 1,61

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,61 0,60 0,61 0,61 0,63 0,62 0,62 0,62 0,62 0,63 0,62

Konstruksi 0,87 0,88 0,88 0,86 0,90 0,94 0,98 1,00 1,02 1,05 0,94

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0,60 0,61 0,62 0,62 0,64 0,66 0,67 0,67 0,67 0,68 0,64

Transportasi dan Pergudangan 0,78 0,77 0,76 0,72 0,73 0,73 0,73 0,72 0,73 0,78 0,75

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,21 0,21 0,22 0,21 0,22 0,22 0,22 0,22 0,23 0,23 0,22

Informasi dan Komunikasi 0,76 0,76 0,75 0,73 0,75 0,74 0,75 0,76 0,77 0,79 0,76

Jasa Keuangan dan Asuransi 0,44 0,43 0,43 0,41 0,41 0,41 0,41 0,42 0,42 0,43 0,42

Real Estate 0,76 0,74 0,73 0,70 0,71 0,71 0,74 0,75 0,76 0,78 0,74

Jasa Perusahaan 0,34 0,34 0,34 0,33 0,34 0,34 0,34 0,35 0,35 0,35 0,34

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,49 0,50 0,51 0,50 0,51 0,51 0,52 0,52 0,53 0,53 0,51

Jasa Pendidikan 0,32 0,32 0,31 0,30 0,31 0,31 0,31 0,32 0,33 0,33 0,32

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,59 0,58 0,58 0,57 0,57 0,57 0,57 0,58 0,58 0,58 0,58

Jasa Lainnya 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,20 0,20 0,19

Produk Domestik Regional Bruto

Rata-rataLapangan Usaha LQ Kabupaten Gresik

Page 145: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

124

Lampiran 11. Hasil Analisis LQ Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tanaman Pangan 1,60 1,67 1,79 1,94 1,92 2,07 2,18 2,10 2,13 2,10 1,95

Tanaman Hortikultura 0,38 0,38 0,42 0,45 0,45 0,46 0,46 0,45 0,45 0,47 0,44

Perkebunan 0,42 0,41 0,43 0,45 0,43 0,47 0,51 0,51 0,48 0,49 0,46

Peternakan 1,51 1,56 1,65 1,78 1,74 1,99 2,09 2,13 2,28 2,42 1,91

Jasa Pertanian dan Perburuan 1,03 1,06 1,09 1,14 1,12 1,18 1,27 1,28 1,29 1,38 1,18

Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,21 0,21 0,19 0,20 0,20 0,24 0,27 0,27 0,27 0,28 0,23

Perikanan 2,71 2,71 2,79 2,89 2,77 2,96 3,11 3,26 3,50 3,70 3,04

Pertambangan dan Penggalian 8,81 8,44 8,15 7,79 8,26 7,09 5,99 5,74 5,80 5,56 7,16

Industri Pengolahan 0,06 0,06 0,07 0,07 0,07 0,07 0,08 0,08 0,08 0,08 0,07

Pengadaan Listrik dan Gas 0,07 0,08 0,10 0,11 0,11 0,13 0,14 0,14 0,15 0,16 0,12

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,55 0,55 0,62 0,67 0,68 0,73 0,75 0,75 0,75 0,79 0,68

Konstruksi 0,74 0,81 0,93 0,99 1,01 1,13 1,19 1,21 1,24 1,32 1,06

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,07 0,07 0,07 0,07 0,84 0,14

Transportasi dan Pergudangan 3,51 3,63 4,02 4,28 4,25 4,51 4,78 4,89 4,96 0,48 3,93

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,15 0,15 0,16 0,17 0,17 0,19 0,19 0,20 0,20 0,21 0,18

Informasi dan Komunikasi 0,69 0,69 0,72 0,77 0,77 0,84 0,88 0,91 0,93 0,98 0,82

Jasa Keuangan dan Asuransi 0,53 0,53 0,56 0,58 0,56 0,58 0,61 0,64 0,65 0,68 0,59

Real Estate 0,49 0,49 0,53 0,55 0,54 0,58 0,62 0,64 0,65 0,68 0,58

Jasa Perusahaan 0,23 0,23 0,25 0,26 0,25 0,27 0,28 0,28 0,29 0,30 0,26

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,47 1,57 1,75 1,87 1,86 2,00 2,09 2,19 2,24 2,35 1,94

Jasa Pendidikan 1,13 1,13 1,18 1,19 1,16 1,25 1,29 1,32 1,36 1,41 1,24

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,48 0,45 0,47 0,48 0,46 0,51 0,53 0,55 0,56 0,58 0,51

Jasa Lainnya 0,40 0,40 0,43 0,45 0,43 0,46 0,48 0,49 0,50 0,52 0,46

Produk Domestik Regional Bruto

Lapangan Usaha LQ Kabupaten Bangkalan

Rata-rata

Page 146: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

125

Lampiran 12. Hasil Analisis LQ Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tanaman Pangan 0,80 0,80 0,80 0,80 0,82 0,82 0,84 0,83 0,83 0,86 0,82

Tanaman Hortikultura 0,71 0,70 0,70 0,70 0,69 0,67 0,64 0,64 0,65 0,63 0,67

Perkebunan 0,75 0,75 0,76 0,80 0,76 0,74 0,67 0,65 0,64 0,61 0,71

Peternakan 0,89 0,90 0,92 0,91 0,90 0,90 0,96 0,98 0,99 0,97 0,93

Jasa Pertanian dan Perburuan 0,65 0,65 0,62 0,61 0,61 0,60 0,59 0,58 0,60 0,60 0,61

Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,84 0,86 0,84 0,90 0,91 0,93 1,05 1,06 1,05 1,00 0,94

Perikanan 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,05 0,04

Pertambangan dan Penggalian 0,20 0,20 0,21 0,21 0,20 0,19 0,17 0,17 0,17 0,17 0,19

Industri Pengolahan 1,80 1,83 1,82 1,82 1,80 1,81 1,83 1,84 1,83 1,82 1,82

Pengadaan Listrik dan Gas 0,16 0,18 0,20 0,20 0,21 0,22 0,22 0,23 0,24 0,25 0,21

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,76 0,72 0,72 0,71 0,72 0,70 0,70 0,70 0,70 0,69 0,71

Konstruksi 0,94 0,97 0,99 0,99 1,01 1,00 0,99 0,97 0,96 0,96 0,98

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0,62 0,61 0,59 0,59 0,58 0,58 0,58 0,58 0,57 0,57 0,59

Transportasi dan Pergudangan 0,39 0,39 0,39 0,39 0,41 0,40 0,40 0,40 0,41 0,43 0,40

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,35 0,35 0,36 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,36 0,36 0,36

Informasi dan Komunikasi 1,13 1,14 1,16 1,14 1,17 1,17 1,17 1,16 1,15 1,14 1,15

Jasa Keuangan dan Asuransi 0,58 0,58 0,58 0,57 0,57 0,57 0,57 0,57 0,57 0,57 0,57

Real Estate 0,92 0,92 0,92 0,93 0,93 0,93 0,92 0,92 0,90 0,89 0,92

Jasa Perusahaan 0,19 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,07 1,07 1,07 1,06 1,05 1,04 1,04 1,04 1,03 1,03 1,05

Jasa Pendidikan 0,52 0,52 0,51 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,49 0,51

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,63 0,60 0,58 0,58 0,62 0,60 0,60 0,59 0,59 0,59 0,60

Jasa Lainnya 0,67 0,68 0,68 0,67 0,66 0,65 0,65 0,65 0,65 0,65 0,66

Produk Domestik Regional Bruto

LQ Kabupaten MojokertoRata-rataLapangan Usaha

Page 147: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

126

Lampiran 13. Hasil Analisis LQ Kota Mojokerto Tahun 2010-2019

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 12

Tanaman Pangan 0,103 0,101 0,102 0,096 0,099 0,102 0,102 0,104 0,108 0,107 0,102

Tanaman Hortikultura 0,021 0,020 0,020 0,021 0,021 0,018 0,017 0,017 0,017 0,017 0,019

Perkebunan 0,007 0,007 0,007 0,007 0,007 0,005 0,005 0,005 0,005 0,004 0,006

Peternakan 0,071 0,070 0,066 0,059 0,058 0,057 0,055 0,055 0,056 0,055 0,060

Jasa Pertanian dan Perburuan 0,064 0,063 0,063 0,056 0,056 0,051 0,049 0,047 0,049 0,048 0,054

Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

Perikanan 0,029 0,029 0,029 0,024 0,024 0,024 0,024 0,025 0,026 0,026 0,026

Pertambangan dan Penggalian 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

Industri Pengolahan 0,380 0,381 0,372 0,367 0,362 0,362 0,366 0,367 0,360 0,349 0,367

Pengadaan Listrik dan Gas 0,202 0,234 0,270 0,264 0,267 0,278 0,285 0,289 0,309 0,323 0,272

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1,652 1,470 1,515 1,421 1,415 1,374 1,355 1,334 1,329 1,328 1,419

Konstruksi 1,230 1,238 1,222 1,199 1,206 1,202 1,192 1,181 1,169 1,165 1,200

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,657 1,619 1,613 1,616 1,628 1,627 1,619 1,615 1,609 1,604 1,621

Transportasi dan Pergudangan 1,037 0,992 0,960 0,911 0,889 0,875 0,872 0,872 0,867 0,899 0,917

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,287 1,260 1,270 1,254 1,224 1,204 1,188 1,180 1,179 1,179 1,223

Informasi dan Komunikasi 2,699 2,664 2,585 2,486 2,534 2,551 2,539 2,527 2,513 2,504 2,560

Jasa Keuangan dan Asuransi 3,165 3,122 3,040 2,909 2,896 2,855 2,827 2,841 2,830 2,840 2,933

Real Estate 1,788 1,717 1,706 1,693 1,658 1,642 1,636 1,630 1,591 1,557 1,662

Jasa Perusahaan 0,965 0,976 0,996 0,977 0,964 0,962 0,959 0,955 0,936 0,923 0,961

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,896 1,937 1,992 2,012 2,019 2,023 2,027 2,046 2,044 2,050 2,005

Jasa Pendidikan 1,797 1,769 1,691 1,680 1,665 1,658 1,651 1,645 1,621 1,601 1,678

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,929 1,844 1,863 1,865 1,868 1,804 1,801 1,798 1,760 1,730 1,826

Jasa Lainnya 2,541 2,581 2,624 2,650 2,653 2,648 2,638 2,619 2,596 2,580 2,613

Produk Domestik Regional Bruto

Lapangan Usaha LQ Kota Mojokerto

Rata-rata

Page 148: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

127

Lampiran 14. Hasil Analisis LQ Kota Surabaya Tahun 2010-2019

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tanaman Pangan 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002

Tanaman Hortikultura 0,006 0,006 0,006 0,006 0,005 0,005 0,005 0,004 0,004 0,004 0,005

Perkebunan 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

Peternakan 0,003 0,003 0,003 0,003 0,003 0,003 0,003 0,003 0,003 0,003 0,003

Jasa Pertanian dan Perburuan 0,003 0,003 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002

Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

Perikanan 0,077 0,074 0,071 0,068 0,066 0,065 0,064 0,064 0,063 0,062 0,067

Pertambangan dan Penggalian 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001

Industri Pengolahan 0,664 0,662 0,662 0,656 0,664 0,663 0,663 0,654 0,634 0,622 0,654

Pengadaan Listrik dan Gas 1,858 1,767 1,632 1,533 1,435 1,411 1,382 1,362 1,382 1,361 1,512

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1,659 1,642 1,649 1,595 1,586 1,577 1,581 1,577 1,553 1,532 1,595

Konstruksi 1,134 1,139 1,124 1,108 1,111 1,097 1,088 1,081 1,070 1,060 1,101

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,642 1,614 1,586 1,572 1,554 1,556 1,550 1,537 1,527 1,518 1,566

Transportasi dan Pergudangan 1,735 1,700 1,699 1,667 1,680 1,668 1,648 1,642 1,646 1,698 1,678

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,880 2,831 2,844 2,843 2,793 2,787 2,780 2,781 2,767 2,754 2,806

Informasi dan Komunikasi 1,205 1,207 1,190 1,181 1,176 1,169 1,158 1,150 1,144 1,139 1,172

Jasa Keuangan dan Asuransi 1,931 1,889 1,868 1,893 1,892 1,888 1,892 1,888 1,878 1,861 1,888

Real Estate 1,604 1,592 1,615 1,571 1,550 1,544 1,539 1,547 1,530 1,523 1,562

Jasa Perusahaan 3,140 3,135 3,156 3,037 2,948 2,932 2,916 2,929 2,909 2,898 3,000

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,603 0,584 0,589 0,581 0,574 0,567 0,566 0,577 0,562 0,559 0,576

Jasa Pendidikan 0,935 0,914 0,922 0,901 0,889 0,883 0,880 0,891 0,892 0,882 0,899

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,214 1,213 1,213 1,208 1,209 1,175 1,172 1,170 1,164 1,159 1,190

Jasa Lainnya 1,070 1,082 1,071 1,052 1,032 1,025 1,023 1,001 0,997 0,988 1,034

Produk Domestik Regional Bruto

Lapangan Usaha LQ Kota Surabaya

Rata-rata

Page 149: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

128

Lampiran 15. Hasil Analisis LQ Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tanaman Pangan 0,12 0,11 0,12 0,11 0,11 0,12 0,12 0,11 0,10 0,10 0,11

Tanaman Hortikultura 0,03 0,03 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02

Perkebunan 0,08 0,08 0,08 0,08 0,07 0,06 0,06 0,05 0,05 0,05 0,07

Peternakan 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09

Jasa Pertanian dan Perburuan 0,08 0,06 0,07 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06

Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Perikanan 0,66 0,65 0,64 0,63 0,63 0,63 0,63 0,64 0,62 0,62 0,64

Pertambangan dan Penggalian 0,04 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03

Industri Pengolahan 1,72 1,72 1,70 1,70 1,68 1,69 1,69 1,68 1,67 1,69 1,69

Pengadaan Listrik dan Gas 2,61 2,66 2,84 3,00 3,09 3,05 2,98 2,96 2,82 2,74 2,88

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,78 0,79 0,80 0,80 0,81 0,80 0,79 0,79 0,78 0,78 0,79

Konstruksi 1,03 1,03 1,01 0,99 1,00 1,00 1,01 1,00 0,99 0,99 1,00

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0,85 0,85 0,86 0,88 0,88 0,88 0,88 0,88 0,87 0,87 0,87

Transportasi dan Pergudangan 2,96 3,08 3,12 3,01 2,83 2,80 2,84 2,81 2,74 2,36 2,85

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,65 0,64 0,64 0,65 0,65 0,65 0,65 0,65 0,64 0,64 0,65

Informasi dan Komunikasi 0,78 0,77 0,77 0,75 0,76 0,77 0,77 0,77 0,76 0,76 0,76

Jasa Keuangan dan Asuransi 0,46 0,47 0,47 0,46 0,46 0,46 0,46 0,46 0,46 0,46 0,46

Real Estate 0,61 0,58 0,57 0,55 0,55 0,56 0,57 0,56 0,56 0,56 0,57

Jasa Perusahaan 0,22 0,21 0,22 0,21 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,21

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,79 0,80 0,80 0,80 0,80 0,78 0,78 0,78 0,77 0,77 0,79

Jasa Pendidikan 0,45 0,44 0,44 0,44 0,44 0,45 0,45 0,44 0,44 0,44 0,44

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,53 0,52 0,51 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,49 0,48 0,50

Jasa Lainnya 0,28 0,28 0,28 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,26 0,26 0,27

Produk Domestik Regional Bruto

Lapangan Usaha LQ Kabupaten Sidoarjo

Rata-rata

Page 150: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

129

Lampiran 16. Hasil Analisis LQ Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Tanaman Pangan 3,56 3,40 3,51 3,46 3,49 3,48 3,53 3,49 3,46 3,44 3,48

Tanaman Hortikultura 0,56 0,57 0,58 0,59 0,58 0,59 0,60 0,59 0,60 0,60 0,59

Perkebunan 0,40 0,41 0,42 0,42 0,41 0,40 0,41 0,41 0,41 0,40 0,41

Peternakan 1,58 1,59 1,60 1,58 1,56 1,56 1,55 1,54 1,55 1,54 1,56

Jasa Pertanian dan Perburuan 1,94 1,96 1,93 1,87 1,86 1,85 1,86 1,89 1,89 1,90 1,89

Kehutanan dan Penebangan Kayu 1,25 1,28 1,26 1,31 1,32 1,29 1,28 1,27 1,26 1,23 1,28

Perikanan 7,48 7,85 7,70 7,67 7,64 7,68 7,70 7,71 7,70 7,80 7,69

Pertambangan dan Penggalian 0,25 0,24 0,25 0,25 0,25 0,26 0,23 0,23 0,25 0,25 0,25

Industri Pengolahan 0,24 0,25 0,24 0,24 0,25 0,26 0,27 0,28 0,33 0,35 0,27

Pengadaan Listrik dan Gas 0,16 0,18 0,21 0,21 0,21 0,22 0,23 0,24 0,26 0,27 0,22

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1,13 1,03 1,06 1,09 1,12 1,12 1,12 1,13 1,14 1,17 1,11

Konstruksi 1,27 1,25 1,21 1,18 1,17 1,14 1,15 1,17 1,18 1,22 1,19

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,00 1,01 1,02 1,04 1,07 1,08 1,09 1,09 1,10 1,10 1,06

Transportasi dan Pergudangan 0,27 0,26 0,26 0,26 0,26 0,26 0,27 0,27 0,28 0,29 0,27

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,28 0,28 0,29 0,30 0,30 0,28

Informasi dan Komunikasi 1,54 1,52 1,46 1,39 1,40 1,40 1,39 1,41 1,43 1,46 1,44

Jasa Keuangan dan Asuransi 0,80 0,80 0,80 0,79 0,79 0,78 0,78 0,79 0,80 0,80 0,79

Real Estate 1,14 1,16 1,19 1,20 1,21 1,24 1,25 1,29 1,31 1,33 1,23

Jasa Perusahaan 0,37 0,37 0,37 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,78 1,83 1,83 1,82 1,81 1,82 1,80 1,82 1,83 1,83 1,82

Jasa Pendidikan 0,99 1,00 1,00 0,99 1,00 1,01 1,02 1,04 1,06 1,07 1,02

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,26 1,27 1,28 1,28 1,30 1,33 1,35 1,39 1,40 1,41 1,33

Jasa Lainnya 1,34 1,37 1,35 1,33 1,35 1,37 1,35 1,36 1,36 1,36 1,35

Produk Domestik Regional Bruto

Lapangan Usaha LQ Kabupaten Lamongan

Rata-rata

Page 151: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

130

Lampiran 17. Rasio PDRB ADHK 2010 Kabupaten Gresik Tahun 2010 dan 2019

Lampiran 18. Rasio PDRB ADHK 2010 Kabupaten Bangkalan Tahun 2010 dan

2019

Rij Rin Rn

1 2 3 4

Tanaman Pangan -0,021 0,053 0,666

Tanaman Hortikultura 0,016 0,216 0,666

Perkebunan 0,068 0,294 0,666

Peternakan 0,229 0,215 0,666

Jasa Pertanian dan Perburuan 0,149 0,186 0,666

Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,247 0,488 0,666

Perikanan 0,717 0,608 0,666

Pertambangan dan Penggalian 0,291 0,551 0,666

Industri Pengolahan 0,685 0,704 0,666

Pengadaan Listrik dan Gas 0,768 0,015 0,666

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,587 0,476 0,666

Konstruksi 1,128 0,714 0,666

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,055 0,762 0,666

Transportasi dan Pergudangan 0,856 0,790 0,666

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,125 0,947 0,666

Informasi dan Komunikasi 1,187 1,042 0,666

Jasa Keuangan dan Asuransi 0,892 0,876 0,666

Real Estate 0,853 0,744 0,666

Jasa Perusahaan 0,803 0,689 0,666

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,456 0,318 0,666

Jasa Pendidikan 0,882 0,765 0,666

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,122 1,085 0,666

Jasa Lainnya 0,671 0,513 0,666

Produk Domestik Regional Bruto 0,718 0,666 0,666

Rasio PDRB Kabupaten Gresik Lapangan Usaha

Rij Rin Rn

1 2 3 4

Tanaman Pangan -0,033 0,053 0,666

Tanaman Hortikultura 0,068 0,216 0,666

Perkebunan 0,060 0,294 0,666

Peternakan 0,367 0,215 0,666

Jasa Pertanian dan Perburuan 0,109 0,186 0,666

Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,382 0,488 0,666

Perikanan 0,540 0,608 0,666

Pertambangan dan Penggalian -0,313 0,551 0,666

Industri Pengolahan 0,559 0,704 0,666

Pengadaan Listrik dan Gas 0,639 0,015 0,666

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,478 0,476 0,666

Konstruksi 1,137 0,714 0,666

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 15,441 0,762 0,666

Transportasi dan Pergudangan -0,827 0,790 0,666

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,003 0,947 0,666

Informasi dan Komunikasi 1,030 1,042 0,666

Jasa Keuangan dan Asuransi 0,693 0,876 0,666

Real Estate 0,719 0,744 0,666

Jasa Perusahaan 0,550 0,689 0,666

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,479 0,318 0,666

Jasa Pendidikan 0,547 0,765 0,666

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,756 1,085 0,666

Jasa Lainnya 0,388 0,513 0,666

Produk Domestik Regional Bruto 0,168 0,666 0,666

Lapangan Usaha Rasio PDRB Kabupaten Bangkalan

Page 152: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

131

Lampiran 19. Rasio PDRB ADHK 2010 Kabupaten Mojokerto Tahun 2010 dan

2019

Lampiran 20. Rasio PDRB ADHK 2010 Kota Mojokerto Tahun 2010 dan 2019

Rij Rin Rn

1 2 3 4

Tanaman Pangan 0,165 0,053 0,666

Tanaman Hortikultura 0,119 0,216 0,666

Perkebunan 0,076 0,294 0,666

Peternakan 0,365 0,215 0,666

Jasa Pertanian dan Perburuan 0,124 0,186 0,666

Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,814 0,488 0,666

Perikanan 1,011 0,608 0,666

Pertambangan dan Penggalian 0,305 0,551 0,666

Industri Pengolahan 0,763 0,704 0,666

Pengadaan Listrik dan Gas 0,665 0,015 0,666

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,383 0,476 0,666

Konstruksi 0,799 0,714 0,666

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0,660 0,762 0,666

Transportasi dan Pergudangan 1,013 0,790 0,666

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,051 0,947 0,666

Informasi dan Komunikasi 1,116 1,042 0,666

Jasa Keuangan dan Asuransi 0,911 0,876 0,666

Real Estate 0,725 0,744 0,666

Jasa Perusahaan 0,781 0,689 0,666

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,305 0,318 0,666

Jasa Pendidikan 0,694 0,765 0,666

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,009 1,085 0,666

Jasa Lainnya 0,503 0,513 0,666

Produk Domestik Regional Bruto 0,712 0,666 0,666

Lapangan Usaha Rasio PDRB Kabupaten Mojokerto

Rij Rin Rn

1 2 3 4

Tanaman Pangan 0,094 0,053 0,666

Tanaman Hortikultura -0,023 0,216 0,666

Perkebunan -0,217 0,294 0,666

Peternakan -0,055 0,215 0,666

Jasa Pertanian dan Perburuan -0,103 0,186 0,666

Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,000 0,488 0,666

Perikanan 0,414 0,608 0,666

Pertambangan dan Penggalian 0,000 0,551 0,666

Industri Pengolahan 0,566 0,704 0,666

Pengadaan Listrik dan Gas 0,630 0,015 0,666

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,190 0,476 0,666

Konstruksi 0,628 0,714 0,666

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0,710 0,762 0,666

Transportasi dan Pergudangan 0,555 0,790 0,666

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,789 0,947 0,666

Informasi dan Komunikasi 0,900 1,042 0,666

Jasa Keuangan dan Asuransi 0,688 0,876 0,666

Real Estate 0,523 0,744 0,666

Jasa Perusahaan 0,620 0,689 0,666

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,430 0,318 0,666

Jasa Pendidikan 0,577 0,765 0,666

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,876 1,085 0,666

Jasa Lainnya 0,541 0,513 0,666

Produk Domestik Regional Bruto 0,671 0,666 0,666

Lapangan Usaha Rasio PDRB Kota Mojokerto

Page 153: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

132

Lampiran 21. Rasio PDRB ADHK 2010 Kota Surabaya Tahun 2010-2019

Lampiran 22.. Rasio PDRB ADHK 2010 Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019

Rij Rin Rn

1 2 3 4

Tanaman Pangan -0,132 0,053 0,666

Tanaman Hortikultura -0,058 0,216 0,666

Perkebunan 0,000 0,294 0,666

Peternakan 0,209 0,215 0,666

Jasa Pertanian dan Perburuan 0,077 0,186 0,666

Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,000 0,488 0,666

Perikanan 0,392 0,608 0,666

Pertambangan dan Penggalian 0,244 0,551 0,666

Industri Pengolahan 0,705 0,704 0,666

Pengadaan Listrik dan Gas -0,206 0,015 0,666

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,455 0,476 0,666

Konstruksi 0,710 0,714 0,666

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0,738 0,762 0,666

Transportasi dan Pergudangan 0,869 0,790 0,666

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,987 0,947 0,666

Informasi dan Komunikasi 1,060 1,042 0,666

Jasa Keuangan dan Asuransi 0,929 0,876 0,666

Real Estate 0,766 0,744 0,666

Jasa Perusahaan 0,663 0,689 0,666

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,303 0,318 0,666

Jasa Pendidikan 0,776 0,765 0,666

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,123 1,085 0,666

Jasa Lainnya 0,491 0,513 0,666

Produk Domestik Regional Bruto 0,778 0,666 0,666

Lapangan Usaha Rasio PDRB Kota Surabaya

Rij Rin Rn

1 2 3 4

Tanaman Pangan -0,067 0,053 0,666

Tanaman Hortikultura -0,507 0,216 0,666

Perkebunan -0,163 0,294 0,666

Peternakan 0,244 0,215 0,666

Jasa Pertanian dan Perburuan -0,093 0,186 0,666

Kehutanan dan Penebangan Kayu -0,121 0,488 0,666

Perikanan 0,552 0,608 0,666

Pertambangan dan Penggalian -0,133 0,551 0,666

Industri Pengolahan 0,738 0,704 0,666

Pengadaan Listrik dan Gas 0,108 0,015 0,666

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,531 0,476 0,666

Konstruksi 0,710 0,714 0,666

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0,863 0,762 0,666

Transportasi dan Pergudangan 0,477 0,790 0,666

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,979 0,947 0,666

Informasi dan Komunikasi 1,064 1,042 0,666

Jasa Keuangan dan Asuransi 0,918 0,876 0,666

Real Estate 0,644 0,744 0,666

Jasa Perusahaan 0,623 0,689 0,666

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,326 0,318 0,666

Jasa Pendidikan 0,790 0,765 0,666

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,951 1,085 0,666

Jasa Lainnya 0,493 0,513 0,666

Produk Domestik Regional Bruto 0,725 0,666 0,666

Rasio PDRB Kabupaten SidoarjoLapangan Usaha

Page 154: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

133

Lampiran 23. Rasio PDRB ADHK 2010 Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019

Lampiran 24. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Gresik

Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan

Pangsa Wilayah Tahun 2010-2019

Rij Rin Rn

1 2 3 4

Tanaman Pangan 0,042 0,053 0,666

Tanaman Hortikultura 0,312 0,216 0,666

Perkebunan 0,310 0,294 0,666

Peternakan 0,211 0,215 0,666

Jasa Pertanian dan Perburuan 0,187 0,186 0,666

Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,494 0,488 0,666

Perikanan 0,715 0,608 0,666

Pertambangan dan Penggalian 0,600 0,551 0,666

Industri Pengolahan 1,549 0,704 0,666

Pengadaan Listrik dan Gas 0,764 0,015 0,666

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,567 0,476 0,666

Konstruksi 0,680 0,714 0,666

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0,984 0,762 0,666

Transportasi dan Pergudangan 0,996 0,790 0,666

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,239 0,947 0,666

Informasi dan Komunikasi 0,975 1,042 0,666

Jasa Keuangan dan Asuransi 0,902 0,876 0,666

Real Estate 1,082 0,744 0,666

Jasa Perusahaan 0,677 0,689 0,666

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,383 0,318 0,666

Jasa Pendidikan 0,937 0,765 0,666

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,386 1,085 0,666

Jasa Lainnya 0,569 0,513 0,666

Produk Domestik Regional Bruto 0,703 0,666 0,666

Lapangan Usaha Rasio PDRB Kabupaten Lamongan

Nij Mij Cij Nij (%) Mij (%) Cij (%)

1 2 3 4 5 6 7

Tanaman Pangan 771,57 -709,67 -85,79 66,57 -61,23 -7,40

Tanaman Hortikultura 59,87 -40,42 -17,98 66,57 -44,95 -19,99

Perkebunan 113,19 -63,15 -38,45 66,57 -37,14 -22,62

Peternakan 481,57 -325,68 10,05 66,57 -45,02 1,39

Jasa Pertanian dan Perburuan 19,64 -14,16 -1,08 66,57 -48,01 -3,65

Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,97 -0,26 -0,35 66,57 -17,76 -24,15

Perikanan 1442,36 -124,35 236,09 66,57 -5,74 10,90

Pertambangan dan Penggalian 5077,95 -877,22 -1984,09 66,57 -11,50 -26,01

Industri Pengolahan 19145,15 1110,73 -544,06 66,57 3,86 -1,89

Pengadaan Listrik dan Gas 204,94 -200,21 231,72 66,57 -65,03 75,27

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 25,92 -7,37 4,31 66,57 -18,94 11,07

Konstruksi 3094,39 222,12 1928,60 66,57 4,78 41,49

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 4151,63 597,55 1829,11 66,57 9,58 29,33

Transportasi dan Pergudangan 838,62 156,27 82,89 66,57 12,41 6,58

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 401,66 169,89 107,01 66,57 28,16 17,74

Informasi dan Komunikasi 1437,55 811,50 314,36 66,57 37,58 14,56

Jasa Keuangan dan Asuransi 381,54 120,38 9,15 66,57 21,00 1,60

Real Estate 489,72 57,73 79,83 66,57 7,85 10,85

Jasa Perusahaan 105,37 3,64 18,01 66,57 2,30 11,38

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 519,43 -270,95 107,45 66,57 -34,73 13,77

Jasa Pendidikan 315,38 46,87 55,60 66,57 9,89 11,74

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 127,19 80,11 7,16 66,57 41,93 3,75

Jasa Lainnya 117,52 -26,97 27,82 66,57 -15,28 15,76

Produk Domestik Regional Bruto 39323,14 0,00 3093,73 66,57 0,00 5,24

Lapangan Usaha Komponen Pertumbuhan Kabupaten Gresik

Page 155: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

134

Lampiran 25. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten

Bangkalan Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional,

Proporsional dan Pangsa Wilayah Tahun 2010-2019

Lampiran 26. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten

Mojokerto Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional,

Proporsional dan Pangsa Wilayah Tahun 2010-2019

Nij Mij Cij Nij (%) Mij (%) Cij (%)

1 2 3 4 5 6 7

Tanaman Pangan 786,11 -723,04 -101,87 66,57 -61,23 -8,63

Tanaman Hortikultura 54,14 -36,55 -12,09 66,57 -44,95 -14,86

Perkebunan 93,02 -51,90 -32,70 66,57 -37,14 -23,40

Peternakan 434,14 -293,60 98,87 66,57 -45,02 15,16

Jasa Pertanian dan Perburuan 16,63 -11,99 -1,91 66,57 -48,01 -7,64

Kehutanan dan Penebangan Kayu 9,61 -2,56 -1,54 66,57 -17,76 -10,65

Perikanan 596,06 -51,39 -61,54 66,57 -5,74 -6,87

Pertambangan dan Penggalian 5079,11 -877,42 -6591,86 66,57 -11,50 -86,40

Industri Pengolahan 187,62 10,88 -40,99 66,57 3,86 -14,55

Pengadaan Listrik dan Gas 3,40 -3,32 3,18 66,57 -65,03 62,38

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6,34 -1,80 0,02 66,57 -18,94 0,16

Konstruksi 710,26 50,98 451,71 66,57 4,78 42,34

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 117,69 16,94 2595,07 66,57 9,58 1467,96

Transportasi dan Pergudangan 1014,94 189,13 -2465,07 66,57 12,41 -161,69

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 73,15 30,94 6,12 66,57 28,16 5,57

Informasi dan Komunikasi 352,14 198,78 -6,10 66,57 37,58 -1,15

Jasa Keuangan dan Asuransi 125,19 39,50 -34,36 66,57 21,00 -18,27

Real Estate 84,42 9,95 -3,22 66,57 7,85 -2,54

Jasa Perusahaan 18,91 0,65 -3,94 66,57 2,30 -13,87

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 415,88 -216,93 100,20 66,57 -34,73 16,04

Jasa Pendidikan 299,77 44,55 -98,08 66,57 9,89 -21,78

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 27,94 17,60 -13,83 66,57 41,93 -32,95

Jasa Lainnya 66,11 -15,17 -12,45 66,57 -15,28 -12,53

Produk Domestik Regional Bruto 10572,57 0,00 -7902,16 66,57 0,00 -49,76

Lapangan Usaha Komponen Pertumbuhan Kabupaten Bangkalan

Nij Mij Cij Nij (%) Mij (%) Cij (%)

1 2 3 4 5 6 7

Tanaman Pangan 842,75 -775,15 141,33 66,57 -61,23 11,16

Tanaman Hortikultura 217,63 -146,93 -31,89 66,57 -44,95 -9,75

Perkebunan 358,26 -199,87 -117,26 66,57 -37,14 -21,79

Peternakan 550,70 -372,44 123,34 66,57 -45,02 14,91

Jasa Pertanian dan Perburuan 22,42 -16,17 -2,08 66,57 -48,01 -6,18

Kehutanan dan Penebangan Kayu 81,62 -21,77 40,01 66,57 -17,76 32,63

Perikanan 17,52 -1,51 10,59 66,57 -5,74 40,27

Pertambangan dan Penggalian 252,96 -43,70 -93,37 66,57 -11,50 -24,57

Industri Pengolahan 12122,12 703,28 1067,87 66,57 3,86 5,86

Pengadaan Listrik dan Gas 16,38 -16,00 15,98 66,57 -65,03 64,97

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 18,72 -5,33 -2,63 66,57 -18,94 -9,37

Konstruksi 1931,77 138,67 248,67 66,57 4,78 8,57

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2504,32 360,45 -381,54 66,57 9,58 -10,14

Transportasi dan Pergudangan 243,13 45,31 81,62 66,57 12,41 22,35

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 377,46 159,66 58,76 66,57 28,16 10,36

Informasi dan Komunikasi 1237,82 698,75 138,03 66,57 37,58 7,42

Jasa Keuangan dan Asuransi 291,80 92,06 15,34 66,57 21,00 3,50

Real Estate 344,42 40,60 -9,89 66,57 7,85 -1,91

Jasa Perusahaan 34,07 1,18 4,74 66,57 2,30 9,27

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 649,40 -338,74 -12,83 66,57 -34,73 -1,32

Jasa Pendidikan 299,02 44,44 -31,87 66,57 9,89 -7,10

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 78,08 49,18 -8,96 66,57 41,93 -7,64

Jasa Lainnya 239,99 -55,07 -3,57 66,57 -15,28 -0,99

Produk Domestik Regional Bruto 22732,36 0,00 1591,28 66,57 0,00 4,66

Lapangan Usaha Komponen Pertumbuhan Kabupaten Mojokerto

Page 156: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

135

Lampiran 27. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kota Mojokerto

Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan

Pangsa Wilayah Tahun 2010-2019

Lampiran 28. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kota Surabaya

Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan

Pangsa Wilayah Tahun 2010-2019

Nij Mij Cij Nij (%) Mij (%) Cij (%)

1 2 3 4 5 6 7

Tanaman Pangan 9,51 -8,75 0,59 66,57 -61,23 4,11

Tanaman Hortikultura 0,57 -0,39 -0,21 66,57 -44,95 -23,95

Perkebunan 0,31 -0,17 -0,24 66,57 -37,14 -51,17

Peternakan 3,87 -2,62 -1,57 66,57 -45,02 -27,05

Jasa Pertanian dan Perburuan 0,19 -0,14 -0,08 66,57 -48,01 -28,91

Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 0,00 0,00 66,57 0,00 0,00

Perikanan 1,20 -0,10 -0,35 66,57 -5,74 -19,40

Pertambangan dan Penggalian 0,00 0,00 0,00 66,57 0,00 0,00

Industri Pengolahan 223,55 12,97 -46,46 66,57 3,86 -13,84

Pengadaan Listrik dan Gas 1,82 -1,78 1,68 66,57 -65,03 61,47

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3,57 -1,02 -1,53 66,57 -18,94 -28,60

Konstruksi 221,39 15,89 -28,39 66,57 4,78 -8,54

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 581,45 83,69 -45,05 66,57 9,58 -5,16

Transportasi dan Pergudangan 56,39 10,51 -19,87 66,57 12,41 -23,46

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 121,70 51,48 -28,97 66,57 28,16 -15,85

Informasi dan Komunikasi 257,57 145,40 -54,61 66,57 37,58 -14,12

Jasa Keuangan dan Asuransi 140,24 44,25 -39,53 66,57 21,00 -18,76

Real Estate 58,54 6,90 -19,42 66,57 7,85 -22,08

Jasa Perusahaan 15,05 0,52 -1,55 66,57 2,30 -6,86

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 101,00 -52,68 16,91 66,57 -34,73 11,14

Jasa Pendidikan 90,00 13,37 -25,40 66,57 9,89 -18,79

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 20,94 13,19 -6,58 66,57 41,93 -20,90

Jasa Lainnya 79,75 -18,30 3,34 66,57 -15,28 2,79

Produk Domestik Regional Bruto 1988,61 0,00 14,91 66,57 0,00 0,50

Lapangan Usaha Komponen Pertumbuhan Kota Mojokerto

Nij Mij Cij Nij (%) Mij (%) Cij (%)

1 2 3 4 5 6 7

Tanaman Pangan 15,77 -14,51 -4,39 66,57 -61,23 -18,51

Tanaman Hortikultura 12,06 -8,14 -4,98 66,57 -44,95 -27,48

Perkebunan 0,00 0,00 0,00 66,57 0,00 0,00

Peternakan 12,85 -8,69 -0,13 66,57 -45,02 -0,67

Jasa Pertanian dan Perburuan 0,61 -0,44 -0,10 66,57 -48,01 -10,87

Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 0,00 0,00 66,57 0,00 0,00

Perikanan 246,00 -21,21 -80,03 66,57 -5,74 -21,66

Pertambangan dan Penggalian 11,12 -1,92 -5,13 66,57 -11,50 -30,71

Industri Pengolahan 30191,15 1751,58 18,48 66,57 3,86 0,04

Pengadaan Listrik dan Gas 1296,97 -1267,03 -431,91 66,57 -65,03 -22,17

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 277,33 -78,90 -9,03 66,57 -18,94 -2,17

Konstruksi 15797,49 1133,98 -84,96 66,57 4,78 -0,36

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 44573,16 6415,44 -1599,87 66,57 9,58 -2,39

Transportasi dan Pergudangan 7300,60 1360,43 870,47 66,57 12,41 7,94

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 21071,20 8912,66 1263,08 66,57 28,16 3,99

Informasi dan Komunikasi 8898,37 5023,16 243,82 66,57 37,58 1,82

Jasa Keuangan dan Asuransi 6622,14 2089,27 529,08 66,57 21,00 5,32

Real Estate 4064,82 479,21 135,03 66,57 7,85 2,21

Jasa Perusahaan 3792,82 130,96 -146,56 66,57 2,30 -2,57

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2487,62 -1297,59 -58,91 66,57 -34,73 -1,58

Jasa Pendidikan 3624,83 538,70 59,59 66,57 9,89 1,09

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1020,62 642,85 58,02 66,57 41,93 3,78

Jasa Lainnya 2599,99 -596,67 -87,10 66,57 -15,28 -2,23

Produk Domestik Regional Bruto 153917,52 0,00 25847,63 66,57 0,00 11,18

Lapangan Usaha Komponen Pertumbuhan Kota Surabaya

Page 157: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

136

Lampiran 29. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Sidoarjo

Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan

Pangsa Wilayah Tahun 2010-2019

Lampiran 30. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten

Lamongan Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional,

Proporsional dan Pangsa Wilayah Tahun 2010-2019

Nij Mij Cij Nij (%) Mij (%) Cij (%)

1 2 3 4 5 6 7

Tanaman Pangan 301,23 -277,07 -54,54 66,57 -61,23 -12,05

Tanaman Hortikultura 24,88 -16,80 -27,04 66,57 -44,95 -72,35

Perkebunan 91,78 -51,20 -63,06 66,57 -37,14 -45,74

Peternakan 133,61 -90,36 5,74 66,57 -45,02 2,86

Jasa Pertanian dan Perburuan 6,20 -4,47 -2,60 66,57 -48,01 -27,91

Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,39 -0,10 -0,35 66,57 -17,76 -60,88

Perikanan 747,84 -64,47 -62,99 66,57 -5,74 -5,61

Pertambangan dan Penggalian 120,33 -20,79 -123,49 66,57 -11,50 -68,32

Industri Pengolahan 27519,18 1596,56 1388,04 66,57 3,86 3,36

Pengadaan Listrik dan Gas 640,73 -625,93 88,75 66,57 -65,03 9,22

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 45,81 -13,03 3,74 66,57 -18,94 5,44

Konstruksi 5047,05 362,29 -28,01 66,57 4,78 -0,37

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8120,42 1168,78 1234,31 66,57 9,58 10,12

Transportasi dan Pergudangan 4383,07 816,76 -2062,29 66,57 12,41 -31,32

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1685,12 712,77 79,92 66,57 28,16 3,16

Informasi dan Komunikasi 2020,42 1140,53 69,72 66,57 37,58 2,30

Jasa Keuangan dan Asuransi 560,16 176,73 35,70 66,57 21,00 4,24

Real Estate 546,08 64,38 -82,48 66,57 7,85 -10,06

Jasa Perusahaan 91,90 3,17 -9,05 66,57 2,30 -6,56

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1149,57 -599,64 12,94 66,57 -34,73 0,75

Jasa Pendidikan 609,01 90,51 23,31 66,57 9,89 2,55

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 156,63 98,66 -31,58 66,57 41,93 -13,42

Jasa Lainnya 236,59 -54,29 -7,14 66,57 -15,28 -2,01

Produk Domestik Regional Bruto 54237,99 0,00 4800,51 66,57 0,00 5,89

Lapangan Usaha Komponen Pertumbuhan Kabupaten Sidoarjo

Nij Mij Cij Nij (%) Mij (%) Cij (%)

1 2 3 4 5 6 7

Tanaman Pangan 1790,49 -1646,85 -30,39 66,57 -61,23 -1,13

Tanaman Hortikultura 82,51 -55,71 11,82 66,57 -44,95 9,53

Perkebunan 91,21 -50,88 2,20 66,57 -37,14 1,61

Peternakan 465,46 -314,79 -3,16 66,57 -45,02 -0,45

Jasa Pertanian dan Perburuan 32,01 -23,08 0,08 66,57 -48,01 0,18

Kehutanan dan Penebangan Kayu 58,12 -15,50 0,52 66,57 -17,76 0,59

Perikanan 1685,10 -145,27 269,27 66,57 -5,74 10,64

Pertambangan dan Penggalian 147,30 -25,45 10,85 66,57 -11,50 4,90

Industri Pengolahan 760,56 44,13 965,06 66,57 3,86 84,47

Pengadaan Listrik dan Gas 7,91 -7,73 8,90 66,57 -65,03 74,89

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 13,28 -3,78 1,81 66,57 -18,94 9,06

Konstruksi 1248,99 89,66 -62,01 66,57 4,78 -3,30

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1913,04 275,34 638,60 66,57 9,58 22,22

Transportasi dan Pergudangan 79,99 14,91 24,74 66,57 12,41 20,59

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 137,01 57,95 60,07 66,57 28,16 29,18

Informasi dan Komunikasi 802,41 452,96 -79,98 66,57 37,58 -6,64

Jasa Keuangan dan Asuransi 194,28 61,29 7,77 66,57 21,00 2,66

Real Estate 202,61 23,89 102,84 66,57 7,85 33,79

Jasa Perusahaan 31,79 1,10 -0,54 66,57 2,30 -1,14

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 516,76 -269,55 50,46 66,57 -34,73 6,50

Jasa Pendidikan 271,17 40,30 70,39 66,57 9,89 17,28

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 74,27 46,78 33,57 66,57 41,93 30,10

Jasa Lainnya 228,49 -52,44 19,35 66,57 -15,28 5,64

Produk Domestik Regional Bruto 10834,75 0,00 599,47 66,57 0,00 3,68

Lapangan Usaha Komponen Pertumbuhan Kabupaten Lamongan

Page 158: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

137

Lampiran 31. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten

Gresik Tahun 2010-2019

Lampiran 32. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten

Bangkalan Tahun 2010-2019

PB PB (%)

1 2 3

Tanaman Pangan -795,46 -68,63

Tanaman Hortikultura -58,40 -64,94

Perkebunan -101,60 -59,76

Peternakan -315,63 -43,63

Jasa Pertanian dan Perburuan -15,24 -51,66

Kehutanan dan Penebangan Kayu -0,61 -41,91

Perikanan 111,74 5,16

Pertambangan dan Penggalian -2861,31 -37,51

Industri Pengolahan 566,67 1,97

Pengadaan Listrik dan Gas 31,51 10,23

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang -3,06 -7,87

Konstruksi 2150,72 46,27

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2426,66 38,91

Transportasi dan Pergudangan 239,16 18,99

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 276,90 45,90

Informasi dan Komunikasi 1125,86 52,14

Jasa Keuangan dan Asuransi 129,53 22,60

Real Estate 137,56 18,70

Jasa Perusahaan 21,65 13,68

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib -163,49 -20,95

Jasa Pendidikan 102,47 21,63

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 87,26 45,68

Jasa Lainnya 0,85 0,48

Produk Domestik Regional Bruto 3093,73 5,24

Lapangan Usaha Pergeseran Bersih Kabupaten Gresik

PB PB (%)

1 2 3

Tanaman Pangan -824,92 -69,86

Tanaman Hortikultura -48,64 -59,81

Perkebunan -84,59 -60,54

Peternakan -194,74 -29,86

Jasa Pertanian dan Perburuan -13,90 -55,64

Kehutanan dan Penebangan Kayu -4,10 -28,41

Perikanan -112,93 -12,61

Pertambangan dan Penggalian -7469,28 -97,90

Industri Pengolahan -30,11 -10,68

Pengadaan Listrik dan Gas -0,14 -2,65

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang -1,79 -18,78

Konstruksi 502,70 47,12

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2612,00 1477,55

Transportasi dan Pergudangan -2275,94 -149,28

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 37,06 33,73

Informasi dan Komunikasi 192,68 36,43

Jasa Keuangan dan Asuransi 5,14 2,73

Real Estate 6,73 5,31

Jasa Perusahaan -3,29 -11,57

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib -116,73 -18,69

Jasa Pendidikan -53,53 -11,89

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3,77 8,98

Jasa Lainnya -27,62 -27,81

Produk Domestik Regional Bruto -7902,16 -49,76

Lapangan Usaha Pergeseran Bersih Kabupaten Bangkalan

Page 159: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

138

Lampiran 33. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten

Mojokerto Tahun 2010-2019

Lampiran 34. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kota Mojokerto

Tahun 2010-2019

PB PB (%)

1 2 3

Tanaman Pangan -633,81 -50,07

Tanaman Hortikultura -178,82 -54,70

Perkebunan -317,13 -58,93

Peternakan -249,09 -30,11

Jasa Pertanian dan Perburuan -18,25 -54,19

Kehutanan dan Penebangan Kayu 18,23 14,87

Perikanan 9,08 34,53

Pertambangan dan Penggalian -137,07 -36,07

Industri Pengolahan 1771,15 9,73

Pengadaan Listrik dan Gas -0,02 -0,07

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang -7,96 -28,31

Konstruksi 387,34 13,35

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor -21,10 -0,56

Transportasi dan Pergudangan 126,92 34,75

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 218,42 38,52

Informasi dan Komunikasi 836,78 45,00

Jasa Keuangan dan Asuransi 107,41 24,50

Real Estate 30,71 5,94

Jasa Perusahaan 5,92 11,56

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib -351,57 -36,04

Jasa Pendidikan 12,57 2,80

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 40,22 34,29

Jasa Lainnya -58,65 -16,27

Produk Domestik Regional Bruto 1591,28 4,66

Lapangan Usaha Pergeseran Bersih Kabupaten Mojokerto

PB PB (%)

1 2 3

Tanaman Pangan -8,16 -57,12

Tanaman Hortikultura -0,59 -68,90

Perkebunan -0,41 -88,31

Peternakan -4,19 -72,07

Jasa Pertanian dan Perburuan -0,22 -76,92

Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 0,00

Perikanan -0,45 -25,14

Pertambangan dan Penggalian 0,00 0,00

Industri Pengolahan -33,49 -9,97

Pengadaan Listrik dan Gas -0,10 -3,57

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang -2,55 -47,54

Konstruksi -12,50 -3,76

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 38,63 4,42

Transportasi dan Pergudangan -9,37 -11,06

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 22,51 12,31

Informasi dan Komunikasi 90,78 23,46

Jasa Keuangan dan Asuransi 4,72 2,24

Real Estate -12,52 -14,23

Jasa Perusahaan -1,03 -4,56

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib -35,78 -23,58

Jasa Pendidikan -12,03 -8,90

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,62 21,03

Jasa Lainnya -14,96 -12,49

Produk Domestik Regional Bruto 14,91 0,50

Lapangan Usaha Pergeseran Bersih Kota Mojokerto

Page 160: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

139

Lampiran 35. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kota Surabaya

Tahun 2010-2019

Lampiran 36. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten

Sidoarjo Tahun 2010-2019

PB PB (%)

1 2 3

Tanaman Pangan -18,89 -79,74

Tanaman Hortikultura -13,12 -72,42

Perkebunan 0,00 0,00

Peternakan -8,82 -45,69

Jasa Pertanian dan Perburuan -0,54 -58,88

Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 0,00

Perikanan -101,24 -27,40

Pertambangan dan Penggalian -7,05 -42,22

Industri Pengolahan 1770,06 3,90

Pengadaan Listrik dan Gas -1698,93 -87,20

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang -87,93 -21,11

Konstruksi 1049,02 4,42

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 4815,57 7,19

Transportasi dan Pergudangan 2230,90 20,34

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10175,73 32,15

Informasi dan Komunikasi 5266,98 39,40

Jasa Keuangan dan Asuransi 2618,35 26,32

Real Estate 614,24 10,06

Jasa Perusahaan -15,60 -0,27

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib -1356,50 -36,30

Jasa Pendidikan 598,29 10,99

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 700,87 45,72

Jasa Lainnya -683,76 -17,51

Produk Domestik Regional Bruto 25847,63 11,18

Lapangan Usaha Pergeseran Bersih Kota Surabaya

PB PB (%)

1 2 3

Tanaman Pangan -331,60 -73,28

Tanaman Hortikultura -43,84 -117,29

Perkebunan -114,26 -82,88

Peternakan -84,62 -42,16

Jasa Pertanian dan Perburuan -7,07 -75,92

Kehutanan dan Penebangan Kayu -0,46 -78,64

Perikanan -127,46 -11,35

Pertambangan dan Penggalian -144,28 -79,82

Industri Pengolahan 2984,59 7,22

Pengadaan Listrik dan Gas -537,19 -55,81

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang -9,29 -13,50

Konstruksi 334,28 4,41

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2403,09 19,70

Transportasi dan Pergudangan -1245,53 -18,92

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 792,68 31,32

Informasi dan Komunikasi 1210,25 39,88

Jasa Keuangan dan Asuransi 212,43 25,25

Real Estate -18,11 -2,21

Jasa Perusahaan -5,88 -4,26

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib -586,70 -33,98

Jasa Pendidikan 113,82 12,44

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 67,08 28,51

Jasa Lainnya -61,43 -17,29

Produk Domestik Regional Bruto 4800,51 5,89

Lapangan Usaha Pergeseran Bersih Kabupaten Sidoarjo

Page 161: PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …

140

Lampiran 37. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten

Lamongan Tahun 2010-2019

PB PB (%)

1 2 3

Tanaman Pangan -1677,24 -62,36

Tanaman Hortikultura -43,89 -35,41

Perkebunan -48,68 -35,53

Peternakan -317,95 -45,47

Jasa Pertanian dan Perburuan -23,00 -47,83

Kehutanan dan Penebangan Kayu -14,99 -17,17

Perikanan 123,99 4,90

Pertambangan dan Penggalian -14,60 -6,60

Industri Pengolahan 1009,19 88,33

Pengadaan Listrik dan Gas 1,17 9,86

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang -1,97 -9,88

Konstruksi 27,65 1,47

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 913,94 31,80

Transportasi dan Pergudangan 39,64 33,00

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 118,02 57,34

Informasi dan Komunikasi 372,98 30,94

Jasa Keuangan dan Asuransi 69,06 23,67

Real Estate 126,72 41,64

Jasa Perusahaan 0,56 1,16

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib -219,09 -28,22

Jasa Pendidikan 110,69 27,17

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 80,35 72,03

Jasa Lainnya -33,09 -9,64

Produk Domestik Regional Bruto 599,47 3,68

Lapangan Usaha Pergeseran Bersih Kabupaten Lamongan