69
PERAN PENGAWAS MADRASAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN 5 CILINCING JAKARTA UTARA Disusun Oleh : LATIF RUSDI 103018227321 PROGRAM STUDI MANJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010

PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

PERAN PENGAWAS MADRASAH DALAM

MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MAN 5

CILINCING JAKARTA UTARA

Disusun Oleh :

LATIF RUSDI

103018227321

PROGRAM STUDI MANJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 2: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

DEPARTEMEN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089

UIN JAKARTA FORM (FR) Tgl. Terbit : 5 Januari 2009

FITK No. Revisi: : 00 Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

N a m a : Latif Rusdi

Tempat/Tgl.Lahir : Jakarta, 26 Maret 1985

NIM : 103018227321

Jurusan/Prodi : Kependidikan Islam/ Manajemen Pendidikan

Judul Skripsi : Peran Pengawas Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu

Pendidikan Di MAN 5 Cilincing.

Dosen Pembimbing : Drs. Syafril, M.Pd

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri

dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 31 Agustus 2010

Mahasiswa Ybs

Latif Rusdi

NIM. 103018227321

Page 3: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 8

C. Perumusan Masalah ........................................................................ 8

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ...................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Mutu Pendidikan ..................................................................................... 10

1. Pengertian Mutu Pendidikan ............................................................... 10

2. Indikator Mutu Pendidikan ................................................................. 12

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Pendidikan ......................... 13

4. Prinsip-prinsip Mutu Pendidikan ........................................................ 14

B. Kepengawasan Pendidikan ...................................................................... 16

1. Pengertian Kepengawasan Pendidikan ............................................... 16

2. Tujuan Kepengawasan Pendidikan ..................................................... 17

3. Fungsi Kepengawasan Pendidikan...................................................... 19

4. Prinsip Kepengawasan Pendidikan ..................................................... 22

5. Teknik Kepengawasan Pendidikan ..................................................... 25

Page 4: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 35

B. Populasi dan Sampel................................................................................ 35

C. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 35

D. Teknik Analisis Data ............................................................................... 36

E. Definisi Operasional dan Kisi-kisi Instrumen ......................................... 37

1. Definisi Operasional ........................................................................... 37

2. Kisi-kisi Instrumen .............................................................................. 38

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................ 41

1. Sejarah Berdirinya MAN 5 Cilincing ................................................. 41

2. Keadaan Sekolah ................................................................................. 41

3. Gambaran Umum Responden ............................................................. 45

B. Hasil Penelitian .............................................................................. 47

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 58

B. Saran ........................................................................................................ 58

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 60

Page 5: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pengajuan Proposal skripsi…………………………………..63

2. Surat Permohonan Bimbingan Skripsi................................................64

3. Surat Izin melakukan Riset/wawancara..............................................65

4. Pedoman wawancara dan catatan hasil wawncara dengan ...........66

Pengawas Sekolah MAN 5 Cilincing Jakarta Utara...........................67

5. Surat Permohonan Pengisian Angket dan Angket Untuk Guru.......68

6. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian.................................69

Page 6: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat jauh dari yang

diharapakan, hal ini terlihat dari rendahnya serapan dunia kerja terhadap

lulusan dari lembaga pendidikan kita. Setiap tahun dunia pendidikan

melahirkan lulusan yang secara kuantitatif sangat banyak, namun dalam

hal kualitas mereka sangat jauh dari yang dibutuhkan. Problema seperti ini

merupakan tanggung jawab bagi kita semua, bagaimana sebuah lembaga

pendidikan dapat menyelenggarakan proses pendidikan dengan sebaik-

baiknya, bagaimana menciptakan guru yang profesional, menciptakan

pendidikan yang kompeten, mengaloaksikan dana yang memadai bagi

dunia pendidikan, hingga mengoptimalkan kinerja para guru, kepala

sekolah, dan pengawas, yang nantinya tentu semua akan menjadikan

lembaga pendidikan benar-benar merupakan tempat yang tepat bagi

seseorang untuk mengembangkan potensinya. Seperti apa yang

diamanahkan oleh konstitusi kita, yang tetuang dalam Undang-Undang

SISDIKNAS No. 20 tahun 2003, “...serta didik dapat mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.”1

1 Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang

Pendidikan (Direktotrat Jenderal Pendidikan Islam, 2006), h. 5.

Page 7: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

2

Madrasah dalam dekade akhir abad 20 ini merupakan lembaga

pendidikan bagi para orang tua untuk menjadi sarana penyelenggaraan

pendidikan bagi anak-anaknya. Bahkan pada beberapa daerah tertentu

jumlah madrasah meningkat tajam dari tahun ke tahun. Pertumbuhan suatu

lembaga pendidikan tidaklah terjadi dengan sendirinya tetapi melalui

proses yang panjang, demikian halnya dengan madrasah. Bila dilihat pada

awal pertumbuhannya sebuah madrasah diprakarsai oleh individu atau

lembaga swasta tertentu dan kemudian pada perkembangan selanjutnya

dibina oleh pemerintah. Ini terlihat sejak diberlakukannya UU No. 02

tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini telah

diperbaharui dengan undang-undang No. 20 tahun 2003 beserta peraturan

lainnya, maka penyelenggaraan pendidikan di sekolah umum dan

madrasah bernaung di bawah satu sistem pendidikan nasional.2

Dengan SKB Tiga Menteri, Kementerian Agama melakukan usaha

pemantapan struktur madrasah secara lebih menyeluruh. Sejumlah

keputusan dikeluarkan untuk mengatur organisasi dan tata kerja madrasah

pada semua tingkatan3. Posisi madrasah pada saat sekarang sejajar dengan

sekolah umum dan tidak lagi dipandang “sebelah mata” oleh pemerintah,

sehingga penyelenggaraan pendidikan madrasah sangat didukung penuh

oleh pemerintah. Salah satu kegiatan yang paling penting,

penyelenggaraan pendidikan baik di madrasah maupun di sekolah umum

untuk meningkatkan dan menjaga mutu pendidikan sebagai suatu sistem

yang terdiri dari input, proses, dan output. Hal ini berarti bahwa sebagus

apapun input yang dimiliki oleh suatu sistem pendidikan, sarana,

prasarana, dan dana yang berlimpah, akan tetapi jika tidak menghasilkan

lulusan dengan tingkatan mutu yang diharapkan, disebut sistem

pendidikan yang bermutu rendah.

2 Departemen Agama RI, Pedoman Pengembangan Administrasi dan Supervisi

Pendidikan, (Jakarta: Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2004), h. 1.

3 Maksum, Madrasah Sejarah Dan Perkembangannya, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1999), Cet. 1, h. 152.

Page 8: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

3

Untuk mencapai mutu pendidikan yang maksimal, perlu

diperhatikan, semua komponen yang ada di dalamnya, dan perlu upaya

perbaikan-perbaikan atau pembaharuan perkembangannya. Salah satu

keberhasilan pendidikan ditentukan oleh komponen pengawasan. Untuk

itu pemerintah mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pendidikan.

Hal ini tertuang dalam Undang-undang RI No. 20 tentang SISDIKNAS

bab X pasal 38 ayat 2:

“Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai

dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan

dan komite sekolah atau madrasah di bawah koordinasi dan

supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama

Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk

pendidikan menengah.”4

Ketentuan yang ada pada undang-undang SISDIKNAS

menunjukkan bahwa supervisi dari pengawas akademik memiliki peranan

penting untuk mencapai tujuan pendidikan, karena jika terjadi

penyimpangan-penyimpangan para pendidik, pengawas akan meluruskan

agar mereka melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian

tujuan yang ditetapkan. Pengawas pendidikan diharapkan mengetahui

dengan tepat masalah-masalah yang ada di sekolah sebab pengawas

bertanggung jawab untuk mengontrol berhasil atau tidaknya pendidikan.

Dapat diketahui bahwa tugas utama pengawas sekolah yaitu mewujudkan

usaha perbaikan pendidikan terhadap komponen atau unsur-unsur itu

sendiri.

Menyerahkan sesuatu kepada yang profesional di bidangnya yaitu

seorang pengawas pendidikan, diharapkan dapat mengetahui masalah-

masalah yang ada di sekolah dan solusinya, karena pengawas bertanggung

jawab dalam mengontrol, mengendalikan dan memberikan bantuan untuk

keberhasilan pendidikan.

4 Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang

Pendidikan (Direktotrat Jenderal Pendidikan Islam, 2006), h. 26-27.

Page 9: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

4

Suatu sistem pendidikan yang berhasil dan berdaya-guna bila ia

berakar mendalam pada nilai-nilai yang ada dalam pandangan hidup suatu

bangsa. Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni berlangsung

begitu cepat dan tidak dapat lagi diikuti dengan kasat mata, sehingga

menimbulkan berbagai permasalahan yang sangat rumit dan kompleks,

serta memerlukan pemecahan secara proporsional.

Proses seperti ini kinerja pengawas sekolah (supervisor) sebagai

lembaga yang dapat menilai baik-buruknya sebuah lembaga harus

ditingkatkan, agar tujuan pendidikan tercapai, terutama pembentukan insan

kamil.

Pendidikan agama pada dasarnya adalah inheren dengan

pembentukan perilaku. Tidak ada pendidikan agama tanpa pembentukan

perilaku dan pembentukan budi pekerti luhur.5

Pendidikan berupa usaha sadar dirancang untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia.

Piet Sahertian mengtakan dalam bukunya Prinsip dan Teknik

Supervisi Pendidikan:

”Kebudayaan kita saat ini sedang mengalami suatu perubahan dan

percampuran antara faktor-faktor interen dan eksteren. Perubahan

ini disebabkan oleh hasil budi manusia yang semakin maju. Hasil

bahan-bahan budaya yang makin kompleks, sangat mempengaruhi

sikap dan tindakan manusia. Sekolah sebagai satu pusat

kebudayaan. Bertugas dan bertanggung jawab menyeleksi unsur-

unsur negatif dari pengaruh kebudayaan modern dan mengambil

sari pati, untuk pada masa kini. Lebih penting lagi setelah harus

dilihat sebagai pusat pengembangan kebudayaan, yang

mengembangkan kreativitas dan kemampuan nalar para siswa.

Unsur-unsur kebudayaan yang berbeda-beda sangat mempengaruhi

lapangan gerak pendidikan dan pengajaran. Sekolah bertugas

mengkoordinir semua usaha dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan yang dicita-citakan. Disinilah letak perlunya supervisi

pendidikan.”6

5 Marwan Saridjo, Bunga Rampai Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV Asmissco,

1996), h. 74.

6 Piet A. Sahertian, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Surabaya: Usaha

Nasional, 1981), h. 4.

Page 10: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

5

Ibrahim Bafadal mengatakan bahwa seseorang akan bekerja secara

profesional apabila seseorang tersebut memiliki kemampuan (ability) dan

motivasi. Artinya, seseorang tidak akan bisa bekerja secara profesional

apabila ia hanya memenuhi salah satu di antara dua persyaratan.

Ada bermacam-macam konsep supervisi. Secara historis mula-

mula diterapkan konsep supervisi yang tradisional, yaitu pekerjaan

inspeksi, mengawasi dalam pengertian mencari kesalahan dan menemukan

kesalahan dengan tujuan untuk diperbaiki. Perilaku supervisi yang

tradisional ini disebut snooper vision, yaitu tugas memata-matai untuk

menemukan kesalahan. Kemudian berkembang supervisi yang bersifat

ilmiah ialah7:

1. Sistematis, berarti dilaksanakan secara teratur, berencana dan

kontinyu.

2. Objektif, artinya data yang didapat berdasarkan pada observasi

nyata, bukan tafsiran pribadi.

3. Menggunakan alat (instrument) yang dapat memberi informasi

sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap

proses belajar-mengajar.

Supervisi berfungsi membantu (assisting) memberi support

(supporting) dan mengajak mengikutsertakan (sharing).8 Dilihat dari

fungsinya, tampak jelas peranan supervisi itu. Mengenai peranan supervisi

dapat dikemukakan berbagai pendapat para ahli. Seorang supervisor dapat

berperan sebagai: koordinator; mengkoordinir bawahannya, konsultan;

sebagai penampung aspirasi bawahannya, pemimpin kelompok;

diharapkan bisa memimpin bawahannya, evaluator; mengevaluasi semua

kegiatan yang telah dilaksanakan.

7 Piet A. Sahertian, Prinsip ..., h. 30.

8 Piet A. Sahertian, Prinsip..., h. 31.

Page 11: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

6

Kegiatan supervisi idealnya bukan sekedar untuk mengawasi dan

menilai kemampuan guru, melainkan untuk mengembangkan

kemampuannya. Hal ini biasa terjadi di sekolah-sekolah. Supervisi

dilaksanakan hanya sekedarnya sebagai formalitas saja. Para supervisor

hanya datang sesuai jadwal yang ditentukan dengan membawa instrumen

pengukuran dan kemudian setelah dilaksanakan berarti tugasnya telah

selesai.

Jika demikian, maka peningkatan mutu dan profesionalitas guru

menjadi lambat sehingga proses belajar mengajar dan hasil belajar yang

diperoleh juga kurang maksimal.

Ada lima kekuatan kepemimpinan yang merupakan hal-hal yang

sangat mempengaruhi kegiatan persekolahan. Adapun lima kekuatan

tersebut; (1) kekuatan teknikal, (2) kekuatan manusia, (3) kekuatan

pendidikan, (4) kekuatan simbolik, dan (5) kekuatan budaya.9

Tujuan kepemimpinan simbolik ialah efektivitas kepemimpinan

seorang pemimpin terletak pada kemampuannya untuk memberi arti pada

setiap kegiatan yang dilakukan tidak dengan jalan mengikuti tingkah laku

orang lain melainkan dengan cara memberikan perasaan tentang

pentingnya kegiatan yang mereka lakukan, terutama tentang bagaimana

mereka menyatakan dan mengkomunikasikan kepentingan kegiatan

tersebut.

Sekolah yang dikelola secara cepat dan cermat akan mampu

menerapkan pemecahan masalah-masalah kompleks dengan cara yang

sederhana (solving complicated problems), atau dengan cara

menyederhanakannya. Tanpa kemampuan kepala sekolah dan guru

bertindak semacam itu, akan muncul pengelolaan sekolah yang dilakukan

secara salah (school mismanagement), untuk selanjutnya tidak akan

mampu melahirkan proses dan hasil-hasil yang terukur. Prakarsa

9 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan,

(Jakarta: Rajawali, 1990), Cet. 1, h. 197.

Page 12: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

7

peningkatan mutu pendidikan untuk sebagian besar menempatkan

transformasi pembelajaran sebagai intinya. Sedangkan upaya ke arah

perbaikan mutu pembelajaran itu terus dilakukan, antara lain dengan

mentransfer pengalaman di sektor proses fabrikasi ke dalam perilaku

pengajaran dan pembelajaran.

Kadar yang beragam, gerakan reformasi sekolah telah dilakukan

pada sekolah mana pun, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah

maupun masyarakat. Abu Ahmadi Mengatakan:

“Bahwa pendidikan itu dimungkinkan adanya perbahan-perubahan,

abik mengenai stabilitas atau riilnya, maupun fluiditas atau

idealnya. Keadaan apa saja yang kurang baik harus kita rubah. Jadi

fungsi pendidikan ialah mengkeseimbangkan antara stabilitas dan

fluiditas. Biasanya system pendidikan itu dipengaruhi juga oleh

perubahan penduduk dan perkembangan ekonomi dalam

masyarakat. Penduduk mempengaruhi sistem pendidikan, tapi

sistem pendidikan yang mempengaruhi perubahan penduduk.

Makin banyak penduduk makin banyak gedung-gedung sekolah

yang dibutuhkan untuk melayani anak-anak.”10

Kaitannya dengan prakarsa mutu, seperti telah diuraikan di atas,

maka reformasi pendidikan menghubungkan unsur-unsur di luar institusi,

seperti dimensi sosial, ekonomi, politik, dan kultural. Kretovics, Farber,

dan Armaline (1991) mengemukakan bahwa upaya reformasi sekolah

menyangkut aspek-aspek auditif, seperti perbaikan sistem ujian, pekerjaan

rumah yang lebih banyak bagi para siswa, memberi kesempatan bagi siswa

untuk belajar lebih lama di bangku pendidikan, waktu anak di sekolah

lebih lama, dan internalisasi fakta-fakta kultural.

Berdasarkan latar belakang dan deskripsi di atas maka penulis

mengajukan penulisan karya ilmiah berbentuk skripsi dengan judul:

“Peran Pengawas Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di

MAN 5 Cilincing Jakarta Utara”.

10 Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1982) cet. Ke-4 h. 109-

110

Page 13: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

8

B. Identifikasi Masalah

Beberapa masalah yang ada kaitannya dengan judul skripsi ini

adalah sebagai berikut:

1. Kinerja pengawas pada sekolah bimbingannya.

2. Peningkatan kualitas mutu pendidikan.

3. Tingkat efektifitas pengawasan yang ada pada sekolah tersebut.

C. Perumusan Masalah

Untuk memudahkan alur pembahasan sekaligus mempermudah

dalam memahami skripsi ini, perlu dikemukakan beberapa permasalahan

serta ruang lingkup yang menjadi titik tolak penulisan, diantaranya adalah:

1. Apa tugas-tugas pengawas dalam dalam kepengawasan Pendidikan di

MAN 5 Cilincing?

2. Bagaimana teknik yang digunakan pengawas dalam kepengawasan

Pendidikan di MAN 5 Cilincing?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Sebagaimana perumusan permasalahan diatas, penelitian ini

dimaksudkan untuk:

a. Mengetahui kinerja pengawas sekolah MAN 5 Cilincing.

b. Mengetahui peranan pengawas sekolah untuk meningkatkan mutu

pendidikan di MAN 5 Cilincing.

2. Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini ialah:

a. Memberikan kontribusi kognitif bagi perkembangan wacana

mengenai supervisi pendidikan sehingga diharapkan dapat

meningkatkan kinerja pengawas sekolah pada umumnya demi

terselenggaranya pendidikan yang lebih bermutu.

b. Secara khusus diharapkan penelitian ini dapat memberikan catatan

yang berharga bagi sekolah lain terhadap mutu pengawas sekolah

Page 14: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

9

(supervisor), khususnya bagi perkembangan pendidikan di MAN 5

Cilincing.

Page 15: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Mutu Pendidikan

1. Pengertian Mutu Pendidikan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia “Mutu adalah ukuran baik

buruk suatu benda; kadar; atau derajat (kepandaian, kecerdasan dsb);

kualitas”.1 Secara substantif, istilah Mutu itu sendiri mengandung dua hal.

Pertama sifat dan kedua taraf. Sifat adalah sesuatu yang menerangkan

keadaan benda sedang taraf menunjukkan kedudukan dalam suatu skala.2

Uwes Sanusi Mengemukakan Pengertian mutu pendidikan yang

diambil dari buku berjudul Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis

Sekolah (buku I konsep dan pelaksanaan) terbitan Departemen Pendidikan

Nasional tahun 2001 disebutkan bahwa “secara umum, mutu adalah

Gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang dan jasa yang

menunjukan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang

diharapkan atau yang tersirat. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu

mencakup input, proses, dan output pendidikan.”3

Konsep tentang mutu pendidikan dengan demikian juga diartikan

secara berbeda beda, tergantung pada situasi, kondisi dan sudut pandang.

1 Team Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Phoenix),

cet. 1 h. 593 2 Sanusi Uwes, Manajemen Penegembangan Mutu Dosen, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1999), Cet ke-1, h. 27 3 Maseko, Seminar Dan Musyawarah Nasional FOSSEI ke-VIII (Online), Jurnal Tersedia:

http://zanikhan.multiply.com/journal/item/655, (26 Maret 2010)

Page 16: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

11

Ada yang berpendapat bahwa mutu pendidikan ditandai dengan kesesuaian

dengan kondisi dan kebutuhan, daya tarik pendidikan yang besar,

efektivitas program, serta efisiensi dan produktivitas kegiatan.4

Menurut Oemar Hamalik ”Pendidikan mutu berarti pelaksanaan

pembelajaran yang bermutu, sedang mutu pendidikan berorientasi pada

hasil pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang bermutu ditentukan

oleh derajat mutu guru, kegiatan belajar mengajar, peralatan/media yang

bermutu.”5 Jadi dapat disimpulkan bahwa mutu adalah ukuran untuk

menyatakan esensi suatu benda atau hal berupa standar ideal yang ingin

dicapai suatu proses.

Dalam undang-undang Pendidikan Republik Indonesia No. 20

tahun 2003 tentang Tentang Sistem Pendidikan Nasional:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.”6

Menurut Plato (seorang filosof Yunani), „pendidikan adalah

mengasuh jasmani dan rohani, supaya sampai pada keindahan dan

kesempurnaan yang mungkin dicapai‟. Sedangkan menurut John Milton

(seorang ahli didik dan ahli syair berkebangsaan Inggris) memberikan

pengertian pendidikan bahwa „pendidikan yang sempurna ialah mendidik

anak-anak supaya dapat melaksanakan segala pekerjaan khusus atau

umum dengan ketelitian, kejujuran dan kemahiran, baik waktu aman atau

peperangan.‟7

4 Yusuf Hadi,Kajian Elaborasi Indikator Mutu Proses Pendidikan (Online), Makalah

Tersedia: http://yusufhadi.net/indikator-mutu-proses-pendidikan, (26 Maret 2010) 5 Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 9,

h. 32. 6 Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang

Pendidikan (Direktotrat Jenderal Pendidikan Islam, 2009). Cet. 9 h. 5 7 Mahmud Yunus, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran (Jakarta: Hidakarya Agung,

1978), Cet. 2. h. 5.

Page 17: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

12

Demikian beberapa pengertian pendidikan menurut pandangan

beberapa tokoh, yang pada dasarnya mereka menjelaskan bahwa

pendidikan itu merupakan pemberian bimbingan atau bantuan kepada

mereka yang memerlukan (anak didik) dalam pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani untuk menuju kesempurnaan,

kesejahteraan dan kebahagiaan hidup masa kini dan masa yang akan

datang

Dari itu, maka mutu pendidikan dapat disimpulkan sebagai ukuran

standar ideal yang ingin dicapai proses pendidikan melalui kegiatan

bimbingan atau bantuan kepada anak didik untuk mencapai tujuan hidup

yang diinginkan.

1. Indikator Mutu Pendidikan

Tinjauan mengenai indikator mutu pendidikan tidak terlepas dari

pandangan yang mengatakan bahwa lembaga pendidikan merupakan suatu

sistem dari sistem kemasyarakatan. Karena lembaga pendidikan merupakan

suatu sistem maka akan diperoleh beberapa komponen sistem yang saling

berinteraksi dalam suatu proses untuk mencapai tujuan pendidikan.

Beberapa indikator yang dijadikan tolok ukur pendidikan yaitu:8

a. Hasil akhir pendidikan (ultimate goal)

b. Hasil langsung pendidikan, hasil langsung inilah yang dipakai sebagai

titik tolak pengukuan mutu pendidikan suatu lembaga pendidikan.

Misalnya tes tertulis dan praktek, daftar observasi, daftar cek, anekdot,

skala rating dan skala sikap.

c. Proses pendidikan yang bermutu terlibat berbagai input seperti bahan

ajar kognitif, efektif, psikomotorik.

d. Instrument input, yaitu alat berinteraksi dengan raw input (siswa)

e. Raw input dan lingkungan.

8 Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia II, Kurikulum untuk Abad ke-21, (Jakarta: PT.

Grasindo, 1994), h. 392.

Page 18: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

13

Mutu pendidikan dapat dilihat dari hasil akhir pendidikan (ultimate

goal) yang menjadi ukuran biasanya tingkah laku para lulusan suatu

lembaga pendidikan setelah mereka terjun ke masyarakat atau melanjutkan

studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Dilihat dari hasil langsung

pendidikan berupa pengetahuan, sikap dan keterampilannya, setelah mereka

menyelesaikan suatu pendidikan. Dari proses pendidikan sangat menentukan

hasul langsung maupun hasil akhir pendidikan. Sedangkan dilihat dari

unsur-unsur instrumen input baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.

Oleh karena instrumen input merupakan syarat utama terjadinya proses

pendidikan.

Indikator mutu pendidikan dalam menyatakan bahwa suatu proses

belajar-mengajar dapat dikatakan berhasil berdasarkan ketentuan kurikulum

yang disempurnakan yang saat ini di gunakan adalah:

a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi

tinggi, baik secara individu maupun kelompok.

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran atau instruksional

khusu (TIK) telah dicapai siswa baik individu maupun klasikal.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Mutu Pendidikan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh keterangan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas proses belajar, antara lain:

a. Latar belakang sosial-ekonomi yang meliputi orang tua, radio, televisi,

kendaraan, kamar tidur dan segala milik yang diperkirakan

mempengaruhi iklim pendidikan.

b. Lingkungan belajar di rumah yang meliputi antara lain lama waktu

belajar di rumah setiap harinya, lama waktu membaca di luar sekolah

perharinya, jenis barang yang dibaca di rumah.

c. Latar belakang kemampuan kognitif dan kemampuan kuantitatif.

d. Sikap belajar terhadap pendidikan meliputi sikap terhadap guru, sikap

terhadap bidang pelajaran dan terhadap pendidikan sekolah

e. Tingkat partisipasi siswa dalam belajar.

Page 19: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

14

f. Bentuk tes yang digunakan (frekuensi tes objektif, tes terurai dan

campuran)

g. Frekuensi tes (frekuensi tes setiap bulan)

h. Cara guru berperan dalam proses belajar mengajar

4. Prinsip-Prinsip Peningkatan Mutu Pendidikan

Ada beberapa prinsip yang perlu dipegang dalam peningkatan

program mutu pendidian di antaranya yang di sebutkan oleh Nana Syaodih

dkk sebagai berikut:9

a. Peningkatan mutu pendidikan menuntut kepemimpinan professional

dalam bidang pendidikan.

b. Kesulitan yang dihadapi para professional pendidikan adalah

ketidakmampuan mereka dalam menghadapi “kegagalan sistem” yang

mencegah mereka dari pengembangan atau penerapan cara atau proses

baru untuk memperbaiki mutu pendidikan yang ada.

c. Peningkatan mutu pendidikan harus melakukan loncatan-loncatan.

Norma dan kepercayaan lama harus diubah.

d. Uang bukan kunci utama dalam usaha peningkatan mutu.

e. Kunci utama peningkatan mutu pendidikan adalah komitmen pada

perubahan.

f. Banyak professional di bidang pendidikan yang kurang memiliki

pengetahuan dan keahlian dalam menyiapkan para siswa memasuki

pasar yang bersifat global.

g. Program peningkatan mutu dalam bidang komersial tidak dapat dipakai

secara langsung dalam pendidikan, tetapi membutuhkan penyesuaian dan

penyempurnaan.

h. Salah satu komponen kunci dalam program mutu adalah sistem

pengukuran.

9 Nana Syaodih sukmadinata, Ayi Novi Jami‟at, Ahman, Pengendalian Mutu Pendidikan

Sekolah Menengah, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2006), Cet. Ke-1 h. 9-11.

Page 20: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

15

i. Masyarakat dan manjemen pendidikan harus menjauhkan diri dari

kebiasaan menggunakan “program singkat”, peningkatan mutu dapat

dicapai melalui perubahan yang berkelanjutan tidak dengan program-

program singkat.

Mutu pendidikan akan meningkat bila ditunjang dari kualitas

komponen-komponen pendidikan tersebut, mulai dari pimpinan yang

berkualitas, sarana prasarananya sampai siswa-siswinya serta lingkungan

masyarakatnya. Keseluruhan komponen tersebut harus mampu

dipertanggung jawabkan, haruslah memiliki standar kualitas yang cukup

baik.

Pendidikan yang bermutu rendah merupakan pemborosan dari

pembangunan. Tidak ada yang diharapkan darinya selain pengorbanan sia-

sia. Investasi yang ditanamkan menjadi tidak berarti. Untuk itu perlu

dilakukan usaha-usaha yang mengarah pada peningkatan mutu pendidikan

agar dana pembangunan yang ditananmkan terhindar dari pemborosan.

U saha meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang memerlukan

titik berangkat dari pola pemikiran yang memandang sekolah sebagai suatu

sistem. Sekolah terdiri dari berbagai komponen yang saling membutuhkan

dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Apabila usaha peningkatan

mutu pendidikan hanya menggarap satu atau sebagian komponen saja, maka

tidak akan pernah membuahkan hasil yang maksimal. Oleh karena itu usaha

mutu harus menggarap seluruh komponen sekolah, karena dengan setiap

pendidikan yang bermutu tinggi dapat membawa setiap anak didik ke arah

pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.

Page 21: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

16

B. Pengawas Sekolah

1. Pengertian Kepengawasan Pendidikan

Dilihat dari sudut etimologi supervisi berasal dari kata super

dan vision yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan.

Jadi secara etimologis, Supervisi adalah penglihatan dari atas.

Pengertian itu merupakan arti kiasan yang menggambarkan suatu

posisi yang melihat berkedudukan lebih tinggi dari pada yang dilihat.10

Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa

bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada

umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar pada

khususnya.11

Orang yang berfungsi memberi bantuan kepada guru-guru

dalam menstimulir guru-guru kearah usaha mempertahankan suasana

belajar mengajar yang lebih baik kita sebut Supervisor. Semua guru

tetap pada statusnya sebagai guru, tetapi bila suatu saat ia berfungsi

membantu guru memecahkan persoalan belajar dan mengajar dalam

rangka mencapai tujuan pendidikan, maka pada saat itu ia berfungsi

sebagai Supervisor.

Dalam bukunya Dictionary of Education, Good Carter

memberi pengertian bahwa supervisi adalah:

„Usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-

guru dan petugas-petugas lainnya, dalam memperbaiki

pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan

jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-

tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan metode

mengajar dan evaluasi pengajaran.‟12

Menurut H. Burton dan Leo J. Bruckner, ‟supervisi adalah

suatu teknik yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki

10

Subari, Supervisi Pendidikan dalam Rangka Perbaikan Situasi Belajar Mengajar,

(Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 1. 11

Khoirul Huda: Supervisi Pendidikan Dan Hukum adat (online), Makalah Tersedia:

http://constitutionlaw.blogspot.com/, (23 Juni 2010). 12

Piet A. Sahertian, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Surabaya: Usaha

Nasional, 1981), Cet. 1, h.18.

Page 22: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

17

secara bersama-sama faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan anak.’13 Sedangkan menurut Kimball Wiles,

mendefinisikan ‟supervisi yaitu bantuan dalam perkembangan dari

belajar mengajar yang baik.’14

Menurut Ngalim Purwanto, “supervisi adalah suatu aktivitas

pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai

sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.”15

Jadi, supervisi adalah sebagai suatu usaha layanan dan bantuan

berupa bimbingan dari atasan (pengawas/kepala sekolah) kepada

personil sekolah (guru-guru) dan petugas sekolah lainnya.

Supervisor sebagai pengawas pendidikan bertindak sebagai

stimulator, pembimbing dan konsultan bagi guru-guru dalam perbaikan

pengajaran dan menciptakan situasi belajar mengajar yang baik. Selain

itu juga supervisi diharapkan mampu membawa dampak

perkembangan yang baik bagi kemajuan proses pengajaran melalui

peningkatan kurikulum yang ada disekolah sebagai salah satu sarana

dalam meningkatkan mutu pendidikan.

2. Tujuan Kepengawasan Pendidikan

Dalam melakukan suatu pekerjaan orang yang terlibat

dalam pekerjaan itu harus mengetahui dengan jelas apakah tujuan

pekerjaan itu, yaitu apa yang hendak dicapai. Dibidang pendidikan

dan pengajaran seorang pengawas pendidikan harus mempunyai

pengetahuan yang cukup jelas tentang apakah tujuan supervisi itu.

Tujuan umum supervisi pendidikan adalah memperbaiki

situasi belajar mengajar, baik belajar para siswa, maupun situasi

mengajar guru.16

13

Piet, Prinsip..., h. 20. 14

Piet, Prinsip..., h. 21. 15

Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Remaja Rosda

Karya, 2000), h. 76.

Page 23: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

18

Secara umum, tujuan pelaksanaan supervisi pendidikan

adalah untuk mengembangkan dan meningkatkan situasi dan

proses pembelajaran menjadi lebih baik dan berkualitas.17

Yushak Burhanuddin mengemukakan bahwa tujuan

supervisi pendidikan adalah dalam rangka mengembangkan situasi

belajar mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan

peningkatan profesi mengajar rinciannya sebagai berikut:18

a. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi belajar mengajar.

b. Mengendalikan penyelenggaraan bidang teknis edukatif

disekolah sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan kebijakan

yang telah ditetapkan.

c. Menjamin agar kegiatan sekolah berlangsung sesuai dengan

ketentuan yang berlaku, sehingga berjalan lancar dan

memperoleh hasil optimal.

d. Menilai keberhasilan sekolah dalam pelaksanaan tugasnya.

e. Memberikan bimbingan langsung untuk memperbaiki

kesalahan, kekurangan, dan kehilafan serta membantu

memecahkan masalah yang dihadapi sekolah, sehingga

dapat dicegah kesalahan yang lebih jauh.

Tujuan supervisi pendidikan adalah perbaikan dan

perkembangan proses belajar mengajar secara total.19 Dalam hal

ini bahwa tujuan supervisi tidak hanya memperbaiki mutu

mengajar guru, akan tetapi juga membina pertumbuhan profesi

guru dalam arti luas termasuk pengadaan fasilitas yang menunjang

kelancaran pembelajaran, meningkatkan mutu pengetahuan dan

16

Imam Soepardi, Dasar-dasar Administrasi Pendidikan, Universitas Jember Depdikbud

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan,

(Jakarta: 1988), h. 651. 17

Depag RI, Peningkatan Supervisi Dan Evaluasi Pada Madrasah Ibtidaiyah (Direktorat

Jenderal Kelembagaan Agama Islam Direktorat Madrasah Dan Pendidikan Agama Islam Pada

Sekolah Umum, 2005) cet. Ke-1 h. 10-11. 18

Yushak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998)

cet. Ke-1, h. 100. 19

Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007) cet ke-17 h. 77.

Page 24: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

19

keterampilan guru, memberikan bimbingan dan pembinaan dalam

pelaksanaan kurikulum, pemilihan dan penggunaan metode

mengajar dan teknik evaluasi pengajaran.

3. Fungsi Kepengawasan Pendidikan

Tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu proses

kerjasama hanyalah merupakan cita-cita yang masih perlu

diwujudkan melalui tindakan-tindakan yang nyata. Begitu juga

seorang pengawas dalam merealisasikan program supervisinya

memiliki sejumlah tugas dan tanggungjawab yang harus dijalankan

secara sistematis.

Secara umum, tujuan pelaksanaan supervisi pendidikan

adalah untuk mengembangkan dan meningkatkan situasi dan

proses pembelajaran menjadi lebih baik dan berkualitas. Secara

rinci, tujuan pelaksanaan supervisi pendidikan ini adalah sebagai

berikut:20

a. Memberikan bantuan kepada guru dalam memodifikasi

pola-pola pembelajaran yang kurang efektif.

b. Meningkatkan kinerja guru pendidik dan tenaga

kependidikan.

c. Membantu memperbaiki dan meningkatkan kemampuan

pengelolaan madrasah agar proses dan hasil belajar dapat

tercapai dengan optimal

d. Menciptakan kualitas pengalaman pembelajaran dengan

mengefektifkan seluruh komponen pendidikan secara

stimulant.

e. Memberikan semangat, agar seluruh tenaga pengelola

pendidikan di madrasah mampu melaksanakan tugas dan

fungsinya secara efektif dan efesien.

20

Depag RI, Peningkatan Supervisi Dan Evaluasi Pada Madrasah Ibtidaiyah (Direktorat

Jenderal Kelembagaan Agama Islam Direktorat Madrasah Dan Pendidikan Agama Islam Pada

Sekolah Umum, 2005), Cet. 1, h. 10.

Page 25: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

20

f. Mengaitkan peran penghubung (linking role) yang amat

vital, antara manajemen dan jenjang operasional sehingga

supervise mampu mewakili dalam penyampaian kebijakan

manajemen (pusat/kanwil) kepada aparat lapangan

(pengelola madrasah) sesuai dengan petunjuk pelaksanaan

(juklak) dan petunjuk teknis (juknis) yang telah ditetapkan.

g. Melaksanakan fungsi sebagai pengendali mutu pendidikan,

sehingga kegiatan pembelajaran di madrasah dapat berjalan

sesuai aturan dan mampu mencapai target maksimal yang

diinginkan.

Selain 7 (tujuh) fungsi pelaksanaan supervise pendidikan di

atas, Sahertian (1981) juga merinci beberapa tujuan pelaksanaan

supervisi pendidikan, yaitu sebagai berikut:21

a. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan

pendidikan.

b. Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar

siswa.

c. Membantu guru dalam menggunakan sumber-sumber

pengalaman belajar.

d. Membantu guru dalam menggunakan metode dan alat

pembelajaran.

e. Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa.

f. Mebantu guru dalam menilai kemajuan siswa dan hasil

pekerjaan guru itu sendiri.

g. Membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral

kerja guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan

mereka.

h. Membantu guru sehingga mereka merasa gembira dengan

tugas yang diperolehnya.

21

Depag RI, Peningkatan…, h.11.

Page 26: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

21

i. Membantu guru agar lebih mudah mengadakan

penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-cara

menggunakan sumber-sumber belajar di masyarakat dan

seterusnya.

j. Membantu guru agar waktu dan tenaga tercurahkan

sepenuhnya dalam pembinaan sekolahnya (madrasah).

Berdasarkan pada tujuan-tujuan tersebut, maka pelaksanaan

supervisi pendidikan hendaknya dapat dipahami sebagai suatu

proses yang dilakukan oleh supervisor (pengawas) dalam

membimbing dan membantu guru di madrasah dalam upaya

pencapaian proses pendidikan yang baik, berkualitas, bermakna,

efektif, dan efesien.

Sesuai dengan fungsinya, supervisi harus bisa

mengkoordinasikan semua usaha-usaha yang ada dilingkungan

sekolah. Ia bisa mencakup usaha setiap guru dalam

mengaktualisasikan diri dan ikut memperbaiki kegiatan-kegiatan

sekolah. Dengan demikian perlu dikoordinasikan secara terarah

agar benar-benar mendukung kelancaran program secara

keseluruhan. Usaha-usaha tersebut baik dibidang administrasi

maupun edukatif, membutuhkan keterampilan pengawas untuk

mengkoordinasikannya, agar terpadu dengan sasaran yang ingin

dicapai.

Oteng Sutisna mengemukakan beberapa fungsi supervisi :

a. Sebagai penggerak perubahan

b. Sebagai program pelayanan untuk memajukan pengajaran

c. Sebagai keterampilan dalam hubungan manusia

d. Sebagai kepemimpinan kooperatif.22

22

Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional,

(Bandung: Angkasa 1993), Cet. 10, h. 277-284.

Page 27: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

22

Supervisi sebagai penggerak perubahan ditujukan untuk

menghasilkan perubahan manusia kearah yang dikehendaki,

kemudian kegiatan supervisi harus disusun dalam suatu program

yang merupakan kesatuan yang direncanakan dengan teliti dan

ditujukan kepada perbaikan pembelajaran.

Terkait dengan itu, proses bimbingan dan pengendali maka

supervisi pendidikan menghendaki agar proses pendidikan dapat

berjalan lebih baik efektif dan optimal.

Menurut Zakiah Darajat ada tiga fungsi supervisor

(pengawas) yaitu fungsi kepemimpinan, fungsi pembinaan dan

fungsi pengawasan.23

Fungsi kepemimpinan pengawas sekolah bertindak sebagai

pencipta hubungan yang harmonis dikalangan guru-guru,

pendorong bagi kepribadian guru sebagai pelaksana kegiatan

belajar, pelaksana dalam pengawasan, dan pelaksana dalam

penempatan atau pemberian tugas dan tanggung jawab terhadap

guru.

Fungsi pembinaan berarti pengawas sekolah meningkatkan

kemampuan profesi guru dalam bidang pengajaran, bimbingan dan

penyuluhan dalam bidang pengelolaan kelas.

Sedangkan fungsi pengawasan diartikan sebagai membina

pengertian melalui komunikasi dua arah lebih menjamin

terlaksananya kegiatan sesuai dengan program kerja.

Jadi dari beberapa pendapat diatas penulis dapat

menyimpulkan bahwa inti dari fungsi supervisi pendidikan adalah

ditujukan untuk perbaikan dan peningkatan pembelajaran.

4. Prinsip Kepengawasan Pendidikan

23

Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara 1996) cet. Ke-3, h.

147.

Page 28: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

23

Seorang Pengawas dalam melaksanakan supervisi

hendaknya bertumpu pada prinsip supervisi sebagai berikut:

a. Ilmiah (scientific) yang mencakup unsur-unsur sebagai berikut:

1) Sistematis, yaitu dilaksanakan secara teratur, berencana dan

kontinyu.

2) Objektif artinya data yang didapat berdasarkan pada

observasi nyata, bukan tafsiran pribadi.

3) Menggunakan alat/instrument yang dapat memberikan

informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian

terhadap proses belajar mengajar.

b. Demokratis

Menjunjung tinggi asas musyawarah. Memiliki jiwa

kekeluargaan yang kuat, serta sanggup menerima pendapat

orang lain.

c. Kooperatif

Seluruh staf sekolah dapat bekerja sama, mengembangkan

usaha bersama dalam menciptakan situasi belajar mengajar

yang lebih baik.

d. Konstuktif dan kreatif

Membina inisiatif guru serta mendorongnya untuk aktif

menciptakan suasana dimana orang merasa aman dan dapat

mengembangkan potensi-potensinya.24

Disamping prinsip itu dapat dibedakan juga prinsip positif dan

prinsip negatif.

a. Prinsip positif, yaitu prinsip yang patut kita ikuti:

1) Supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan

kooperatif.

2) Supervisi harus kreatif dan konstruktif.

24

Piet A. Sahertian, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional,

1981), h. 30-31.

Page 29: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

24

3) Supervisi harus scientific dan efektif.

4) Supervisi harus dapat memberi perasaan aman kepada guru-

guru.

5) Supervisi harus berdasarkan kenyataan.

6) Supervisi harus memberi kesempatan kepada guru

mengadakan Self Evolution.25

b. Prinsip Negatif, yaitu prinsip yang tidak patut di ikuti:

1) Seorang supervisor tidak boleh bersifat otoriter.

2) Seorang supervisor tidak boleh mencari kesalahan guru-

guru.

3) Seorang supervisor bukan inspektur yang ditugaskan

memeriksa, apakah peraturan dan instruksi yang telah

diberikan dilaksanakan atau tidak.

4) Seorang supervisor tidak boleh menganggap dirinya lebih

tinggi daripara guru.

5) Seorang supervisor tidak boleh terlalu banyak

memperhatikan hal kecil dalam cara guru mengajar.

6) Seorang supervisor tidak boleh lekas kecewa jika

mengalami kegagalan.26

Bila prinsip-prinsip diatas diterima maka perlu diubah sikap

pengwas sekolah yang hanya memaksa, menakut-nakuti dan

melumpuhkan kreatifitas dari guru. Sikap korektif harus diganti

dengan sikap kreatif yaitu sikap yang menciptakan situasi dan

relasi dimana orang merasa aman dan tenang untuk

mengembangkan kreatifitasnya.

25

Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan,

(Jakarta: Bina Aksara, 1998), Cet. 2, h. 42-43. 26

Soekarto Indrafachrudi, Mengantar Bagaimana Memimpin Sekolah yang Baik,

(Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993) , h. 75-76.

Page 30: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

25

5. Teknik Kepengawasan Pendidikan

Dalam usaha meningkatkan program sekolah, pengawas

dapat menggunakan berbagai teknik atau metode supervisi

pendidikan. Supervisi dapat dilakukan dengan berbagai cara,

dengan tujuan agar apa yang diharapkan bersama dapat tercapai.

Hendiyat Soetopo membagi teknik supervisi menjadi empat

bagian yaitu: Teknik Kelompok, Teknik Perseorangan, Teknik

langsung, dan Teknik Tidak Langsung.27

Kemudian Baharuddin

Harahap mengemukakan teknik supervisi meliputi: Teknik

Individual dan Kelompok, Teknik Lisan dan Tulisan, Teknik

langsung dan Teknik Tak Langsung.28

Yang dimaksud dengan teknik perseorangan adalah

supervisi yang dilakukan secara individual. Teknik perseorangan

dipergunakan bila masalah khusus yang dihadapi oleh seorang guru

tertentu meminta bimbingan tersendiri dari supervisor. Berikut ini

teknik yang dapat digunakan:

1) Orientasi bagi guru-guru baru

2) Kunjungan kelas atau classroom observation.

3) Individual converence, atau pertemuan individu antar

supervisor dengan guru yang bersangkutan.

4) Kunjungan rumah.

5) Intervisitation, atau saling mengunjungi.29

Sedangkan teknik kelompok adalah suatu cara pelaksanaan

program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih.

27

Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan,

(Jakarta : Bina Aksara, 1998), Cet ke-2, h. 44-45. 28

Baharuddin Harahap, Supervisi Pendidikan yang dilaksanakan oleh Guru, Kepala

Sekolah, Penilik, Dan Pengawas Sekolah (Jakarta : PT Ciawi Jaya, 1983), h. 11. 29

Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan,

(Jakarta: Bina Aksara, 1998), Cet. 2, h. 45.

Page 31: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

26

Bentuk-bentuk teknik yang bersifat kelompok ini, diantaranya yang

paling pokok adalah:30

a. Mengadakan pertemuan atau rapat (meetings)

b. Mengadakan diskusi kelompok (group discussions)

c. Mengadakan penataran-penataran (intservice-training).

Adapun teknik kelompok diantaranya yang umum dikenal

adalah:31

a. Pertemuan orientasi bagi guru baru.

b. Panitia penyelenggara

c. Rapat guru

d. Studi kelompok antar guru

e. Dikusi sebagai proses kelompok

f. Tukar menukar pengalaman (sharing of experience).

g. Lokakarya (workshop)

h. Diskusi Panel

i. Seminar

j. Simposium.

Teknik langsung adalah teknik yang digunakan secara

langsung seperti penyelenggaraan rapat guru, workshop, kunjungan

kelas, mengadakan konferensi. Sedangkan teknik tidak langsung

adalah teknik yang dilakukan secara tidak langsung misalnya

melalui bulletin board, questioner.

Teknik lisan adalah supervisi yang dilakukan secara tatap

muka misalnya, pengawas mendiskusikan hasil observasi yang

dilakukan, rapat dengan guru membicarakan hasil evaluasi belajar.

Sedangkan teknik tulisan adalah supervisi yang dilakukan dengan

menggunakan tulisan misalnya dalam kegiatan observasi untuk

30

Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007) cet ke-17, h. 122. 31

Piet A. Sahertian, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional,

1981), h. 84-117.

Page 32: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

27

memperoleh data yang objektif tentang situasi belajar mengajar,

supervisi menggunakan alat-alat observasi berbentuk chek-list atau

daftar sejumlah pertanyaan (evaluatif chek-list) supervisor

(Pengawas) Pendidikan

Dalam Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara nomor 118/1996 pada Bab X pasal 22 dan 23

telah ditetapkan bahwa untuk dapat diangkat dalam jabatan

pengawas sekolah, pegawai negeri sipil harus memenuhi angka

kredit yang ditentukan pasal 22 dan pasal 23.32

Beberapa ahli pendidikan juga memberikan definisi tentang

pengawas pendidikan, antara lain :

a. Baharuddin Harahap, “supervisor/Pengawas ialah orang yang

menjalankan fungsi supervisi, ia bertindak sebagai supervisor,

walaupun jabatannya bukan supervisor. Fungsi supervisi itu

tampak pada seseorang apabila ia memberi bantuan kepada

orang lain atau kelompok mengenai bidang yang dikuasainya

dan ia membuka kemungkinan bertukar pikiran.”33

b. Ary H. Gunawan, “supervisor ialah orang yang melaksanakan

pekerjaan supervisi.”34

c. Piet. A. Sahertian, “supervisor adalah orang yang berfungsi

memberi bantuan kepada guru-guru dalam menstimulir guru-

guru ke arah usaha mempertahankan suasana belajar dan

mengajar yang lebih baik.”35

d. Soewadji Lazaruth, “supervisor adalah setiap orang yang

membantu atau menolong guru agar situasi belajar mengajar

berkembang lebih efektif.”36

32 Departemen Agama RI, Pedoman Pengembangan Administrasi dan Supervisi

Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2004), h. 64. 33

Baharuddin Harahap, Supervisi Pendidikan yang Dilaksanakan Oleh Guru, Kepala

Sekolah, Penilik dan Pengawas Sekolah, (PT. Ciawi Jaya, 1983), h. 6.

34

Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), Cet. 1, h.

193.

35

Piet. A. Sahertian, Prinsip Dan Tehnik Supervisi Pendidikan, (Surabaya: Usaha

Nasional, 1981), h. 17.

36

Soewadji Lazaruth, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya, (Yogyakarta: PT

Kanisius, 1994), Cet. 6, h. 35.

Page 33: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

28

Dari defenisi-definisi tersebut di atas dapat disimpulkan

bahwa pengertian pengawas atau supervisor pendidikan adalah

orang yang membantu sekolah, guru dan siswa agar dapat belajar

dengan lebih baik.

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara nomor 118/1996 pada Bab X pasal 22 dan 23

telah ditetapkan bahwa untuk dapat diangkat dalam jabatan

pengawas sekolah, seorang pegawai negeri sipil harus memenuhi

angka kredit yang ditentukan (pasal 22). Sedangkan pasal 23 ayat

(1) dan (2) dapat dijabarkan sebagai berikut:37

a. Syarat Umum:

1) Memiliki keterampilan dan keahlian yang sesuai dengan

bidang pengawasan yang akan dilakukan;

2) Berkedudukan dan berpengalaman sebagai guru

sekurangkurangnya selama 6 (enam) tahun secara berturut-

turut;

3) Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan kedinasan

dibidang pengawasan sekolah dan memperoleh surat tanda

tamat pendidikan dan pelatihan (STTPL);

4) Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam daftar

penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya

bernilai baik dalam dua tahun terakhir;

5) Usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum mencapai

batas usia pensiun jabatan pengawas sekolah.

b. Syarat khusus :

Bagi pengawas mata pelajaran rumpun mata pelajaran

di Sekolah Menengah Pertama (SMP) / Madrasah Tsanawiyah

(MTs) atau Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan

(SMA/SMK) atau Madrasah Aliyah (MA);

37

Departemen Agama RI, Pedoman Pengembangan Administrasi Dam Supervisi

Pendidikan, (Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2004), h. 64-66.

Page 34: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

29

1) Pendidikan serendah-rendahnya sarjana (S1) atau yang

sederajat;

2) Berkedudukan serendah-rendahnya guru dewasa;

3) Memiliki salah satu spesialisasi mata pelajaran / rumpun

mata pelajaran yang sesuai.

Seorang pengawas (supervisor), harus melaksanakan tugas

tanggung jawabnya hendaknya juga mempunyai persyaratan-

persyaratan ideal. Dilihat dari segi kepribadiannya (personality)

syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:38

a. Ia harus mempunyai perikemanusiaan dan solidaritas yang tinggi,

dapat menilai orang lain secara teliti dari segi kemanusiaannya

serta dapat bergaul dengan baik.

b. Ia harus dapat memelihara dan menghargai dengan sungguh-

sungguh semua kepercayaan yang diberikan oleh orang-orang

yang berhubungan dengannya.

c. Ia harus berjiwa optimis yang berusaha mencari yang baik,

mengharapkan yang baik dan melihat segi-segi yang baik.

d. Hendaknya bersifat adil dan jujur, sehingga tidak dapat

dipengaruhi oleh penyimpangan-penyimpangan manusia.

e. Hendaknya ia cukup tegas dan objektif (tidak memihak),

sehingga guru-guru yang lemah dalam stafnya tidak "hilang

dalam bayangan" orang-orang yang kuat pribadinya.

f. Ia harus berjiwa terbuka dan luas, sehingga lekas dan mudah

dapat memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap prestasi

yang baik.

g. Jiwanya yang terbuka tidak boleh menimbulkan prasangka

terhadap seseorang untuk selama-lamanya hanya karena sesuatu

kesalahan saja.

38

H. M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998), Cet. 1, h.

183-184.

Page 35: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

30

h. Ia hendaknya sedemikian jujur, terbuka dan penuh tanggung

jawab.

i. Ia harus cukup taktik, sehingga kritiknya tidak menyinggung

perasaan orang.

j. Sikapnya yang bersimpati terhadap guru-gurunya tidak akan

menimbulkan depresi dan putus asa pada anggota-anggota

stafnya.

k. Sikapnya harus ramah, terbuka dan mudah dihubungi sehingga

guruguru dan siapa saja yang memerlukannya tidak akan ragu-

ragu untuk menemuinya.

l. Ia harus dapat bekerja dengan tekun dan rajin serta teliti,

sehingga merupakan contoh bagi anggota stafnya.

m. Personal appearance terpelihara dengan baik, sehingga dapat

menimbulkan respect dari orang lain.

n. Terhadap murid-murid ia harus mempunyai perasaan cinta

sedemikian rupa, sehingga ia secara wajar dan serius mempunyai

perhatian terhadap mereka.

Kompetensi pengawas sekolah/madrasah yang tersirat dan

tersurat dalam Permendiknas No 12 tahun 2007, terdiri atas enam

(6) dimensi kompetensi yang dikembangkan menjadi 3 kompetensi

inti, yang terdiri dari:

a. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian pengawas sekolah/madrasah

adalah kemampuan pengawas sekolah dalam menampilkan

dirinya atau performance diri sebagai pribadi yang:

1) Bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas pokoknya.

2) Kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah.

3) Ingin tahu hal-hal baru tentang ilmu pengetahuan, teknologi

dan Seni.

Page 36: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

31

4) Memiliki motivasi kerja dan bisa memotivasi orang lain

dalam bekerja.

b. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial pengawas sekolah adalah

kemampuan pengawas sekolah dalam membina hubungan

dengan berbagai pihak serta aktif dalam kegiatan organisasi

profesi pengawas.

c. Kompetensi Supervisi Manajerial

Kompetensi supervisi manajerial adalah kemampuan

pengawas sekolah dalam melaksanakan pengawasan manajerial

yakni menilai dan membina kepala sekolah dan tenaga

kependidikan lain yang ada di sekolah dalam mempertinggi

kualitas pengelolaan dan administasi sekolah.39

Dapat disimpulkan bahwa seorang pengawas atau

supervisor yang baik selain mempunyai persyaratan yang ideal dari

segi kepribadiannya (personality), seperti berwibawa, jujur, tegas,

konsekuen, ramah dan rendah hati juga harus mempunyai

keterampilan-keterampilan yang mampu membantunya

memperbaiki situasi belajar-mengajar agar lebih baik.

Ngalim Purwanto mengemukakan macam-macam tugas

supervisi pendidikan yang riel dan lebih terinci sebagai berikut:40

a. Menghadiri rapat/pertemuan organisasi-organisasi profesional.

b. Mendiskusikan tujuan dan filsafat pendidikan dengan guru-

guru.

c. Mengadakan rapat kelompok untuk membicarakan masalah-

masalah umum (common problems).

d. Melakukan classroom visitation atau class visit.

39

Blog Pengawas Sekolah, 36 Kompetensi Inti Yang Harus Dikuasai Pengawas Agar

Menjadi Pengawas Sekolah Yang Profesional.(online), Artikel Tersedia:

http://pengawas20.wordpress.com, (27 Mei 2010). 40

Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Remaja Rosda

Karya, 2000), h. 88-89.

Page 37: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

32

e. Mengadakan pertemuan-pertemuan individual dengan guru-

guru tentang masalah-masalah yang mereka usulkan.

f. Mendiskusikan metode-metode mengajar dengan guru-guru.

g. Memilih dan menilai buku-buku yang diperlukan bagi murid-

murid.

h. Membimbing guru-guru dalam menyusun dan mengembangkan

sumber-sumber atau unit-unit pengajaran.

i. Memberikan saran-saran atau instruksi tentang bagaimana

melaksanakan suatu unit pengajaran.

j. Mengorganisasi dan bekerja dengan kelompok guru-guru

dalam program revisi kurikulum.

k. Menginterpretasi data tes kepada guru-guru dan membantu

mereka bagaimana menggunakannya bagi perbaikan

pengajaran.

l. Menilai dan menyeleksi buku-buku untuk perpustakaan guru-

guru.

m. Bertindak sebagai konsultan di dalam rapat / pertemuan-

pertemuan kelompok lokal.

n. Bekerja sama dengan konsultan-konsultan kurikulum dalam

menganalisis dan mengembangkan program kurikulum.

o. Berwawancara dengan orang-orang tua murid tentang hal-hal

yang mengenai pendidikan.

p. Menulis dan mengembangkan materi-materi kurikulum.

q. Menyelenggarakan manual atau buletin tentang pendidikan dan

pengajaran dalam ruang lingkup bidang tugasnya.

r. Mengembangkan sistem pelaporan murid, seperti kartu-kartu

catatan kumulatif, dan sebagainya.

s. Berwawancara dengan guru-guru dan pegawai untuk

mengetahui bagaimana pandangan atau harapan-harapan

mereka.

t. Membimbing pelaksanaan program-program testing.

Page 38: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

33

u. Menyiapkan sumber-sumber atau unit-unit pengajaran bagi

keperluan guru-guru.

v. Mengajar guru-guru bagaimana menggunakan audio-visual.

w. Menyiapkan laporan-laporan tertulis tentang kunjungan kelas

(class visit) bagi para kepala sekolah.

x. Menulis artikel-artikel tentang pendidikan atau kegiatan-

kegiatan sekolah / guru-guru dalam surat kabar-surat kabar.

y. Menyusun tes-tes standar bersama kepala sekolah dan guru-

guru.

z. Merencanakan demonstrasi mengajar, dan sebagainya oleh

guru yang ahli, supervisor sendiri, ahli-ahli lain dalam rangka

memperkenalkan metode baru dan alat-alat baru.

Sedangkan Craig (1987) mengemukakan beberapa

komponen tugas pengawas, sebagai berikut:41

a Membuat perencanaan kerja.

b Mengendalikan pekerjaan.

c Memecahkan masalah.

d Mengumpulkan dan memanfaatkan umpan balik (performance

feedback).

e Melatih dan membimbing.

f Memotivasi.

g Mengatur waktu.

h Komunikasi lisan maupun tertulis.

i Mengembangkan kemampuan diri.

j Mewakili lembaga.

k Menghandiri dan menyelenggarakan rapat-rapat.

41

Yusuf A. Hasan, Pedoman Pengawasan, (Jakarta: CV Mekar Jaya, 2002), h. 9.

Page 39: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

34

Dapat disimpulkan bahwa tugas utama seorang pengawas

pendidikan adalah menolong guru agar mampu melihat dan dapat

memecahkan problema yang mereka hadapi.

Page 40: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MAN 5 Cilincing mulai bulan Desember

2009 sampai bulan Maret 2010.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi.1

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh guru di

MAN 5 Marunda yang berjumlah 45 orang yang terdiri dari 19 orang

perempuan dan 26 orang laki-laki.

Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang

diteliti.2 Penelitian ini mengambil populasi kepada seluruh guru di MAN 5

Marunda sebanyak 45 orang.

C. Teknik Pemngumpulan Data

Untuk mendapatkan data dan informasi ini penulis menggunakan

beberapa teknik pengumpulan data yaitu:

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2002), cet. 12 h. 108. 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…, h. 109.

Page 41: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

36

1. Observasi; observasi yang dilakukan dengan mengamati keadaan sekolah,

sarana dan prasarana serta data yang mendukung lainnya di MAN 5

Cilincing.

2. Angket; yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan

disertai pilihan jawaban yang sudah disediakan. Bentuk angket yang

digunakan adalah angket langsung yang bersifat tertutup dengan bentuk

pilihan ganda, dan responden diminta untuk memilih salah satu jawaban

yang telah tersedia. Yang menjadi responden adalah guru di MAN 5

marunda berjumlah 45 orang.

3. Wawancara; yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan Tanya

jawab antar peneliti dengan pengawas pendidikan MAN 5 yang berkaitan

dengan masalah yang dibahas dan diteliti.

D. Teknik Analisis data

Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk

menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data

tersebut dapat dipahami bukan saja orang yang meneliti, akan tetapi juga oleh

orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian ini.

Penggunaan teknik analisis data dalam penelitian ini disesuaikan

dengan tujuan yang ingin dicapai untuk mengetahui pelaksanaan tugas

pengawas pendidikan sebagai supervisor dan perannya mengembangkan mutu

pendidikan di MAN 5 Cilincing, maka data yang penulis peroleh dari angket

yang disebarkan, diolah dengan menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut

1. Pengeditan

Dalam pengolahan data, yang pertama kali dilakukan adalah

editing yaitu meneliti satu persatu kelengkapan pengisian dan kejelasan

penulisannya, dalam tahap ini dilakukan pengecekan terhadap

kelengkapan dan kebenarang pengisian dan kejelasan penulisannya.

2. Pentabulasian

Page 42: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

37

Tabulasi ini bertujuan mendapatkan frekuensi dalam tahap item

yang penulis kemukakan. Untuk itu dibuatlah suatu table yang mempunyai

kolom pada setiap bagian angket sehingga terlihat jawaban responden

yang satu dengan yang lain.

3. Presentase

Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui besar kecilnya tingkat

keberhasilan yang diperoleh pengawas pendidikan MAN 5 Cilincing

dalam meningkatkan mutu pendidikan. Angka presentase ini diperoleh

dengan cara frekuensi jawaban dibagi jumlah responden dikalikan 100%

dengan rumus statistik presentase sebagai berikut:

ƒ

P = x 100

N

Keterangan: P = Presentase

ƒ = Frekuensi jawaban responden

N = Jumlah data responden

Data yang di dapat dari setiap item pertanyaan akan dibuat satu table

yang didalam langsung dibuat frekuensi dan prosentase

E. Definisi Operasional dan Kisi-kisi Instrumen

1. Definisi Operasional

Pengawas dimaksudakan dalam penelitian ini adalah pengawas

pendidikan dari departemen agama dalam menjalankan tugas-tugas

kesupervisisan yaitu memberikan batuan dan bimbingan kepada guru-guru

untuk meningkatkan profesinya.

Peningkatan mutu pendidikan maksudnya ialah upaya dan inisiatif

pengawas pendidikan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki guru

Page 43: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

38

serta membimbingnya dalam upaya meningkatkan kualitas pengajaran

yang berdampak positif terhadap lulusan siswa.

2. Kisi-kisi Instrumen

Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang

bertujuan untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan kepengawasan

pendidikan yang dilakukan pengawas pendidikan dari Departemen Agama

dalam peningkatan mutu pendidikan. Angket ini terdiri dari pertanyaan-

pertanyaan yang memiliki empat pilihan alternatif jawaban yaitu selalu

(SL), sering (SR), kadang-kadang (KK) dan tidak pernah (TP).

Responden hanya memilih satu dari empat alternatif jawaban

tersebut sesuai dengan pendapat atau keadaan sebenarnya. Angket yang

digunakan terdiri dari 20 butir soal yang disebarkan kepada 45 orang guru.

Page 44: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

39

Tabel 3.1

Kisi-kisi Kuesioner

Variabel Dimensi Indikator No Item

Supervisi oleh

pengawas

Perencanaan

Pelaksanaan

- Pengawas sekolah mengadakan

rapat dengan bapak/ibu guru

untuk kegiatan supervisi yang

akan dilaksanakan

- Pengawas memeriksa daftar

hadir guru dan menanyakan

alas an apabila bapak/ibu tidak

hadir

- Pengawas membuat jadwal

pelaksanaan supervisi dalam

tiap semester

- Pengawas menginformasikan

terlebih dahulu Sebelum

berkunjung ke sekolah.

- Pengawas memberikan bantuan

kepada guru jika mengalami

kesulitan dalam proses belajar

mengajar

- Pengawas memberikan

pembinaan dan pengawasan

dalam usaha peningkatan mutu

pendidikan sekolah

- Pengawas mengadakan

kunjungan kelas (supervisi

kelas) pada saat berlangsungnya

proses belajar mengajar

- Pengawas mendiskusikan

metode-metode mengajar

kepada guru

- Pengawas menggunakan

instrumen supervisi dalam

melaksanakan tugas

supervisinya

- Pengawas memberikan

bimbingan dan penilaian dalam

penyusunan satuan

pembelajaran (RPP)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Page 45: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

40

Variabel Dimensi Indikator No Item

Peningkatan

Mutu

Sosialisasi

Peningkatan

- Pengawas senantiasa

memberikan

bimbingan/informasi baru

kepada guru mengenai masalah

mutu pendidikan

- Pengawas memberikan

pengetahuan dan keterampilan

kepada guru

- Pengawas menjalin hubungan

yang baik dengan guru dalam

melaksanakan program

supervisi

- Pengawas membantu guru agar

dapat memberi informasi yang

seluas-luasnya kepada

masyarakat tentang kemajuan

sekolah

- Pengawas menciptakan

hubungan yang harmonis

dengan pihak sekolah

- Pengawas memberikan

kesempatan kepada guru untuk

mempraktekkan gagasan baru

bagi kegiatan belajar mengajar

- Pengawas menyiapkan sumber-

sumber atau unit-unit

pengajaran bagi keperluan

guru-guru

- Pengawas membantu

mengembangkan dan

memperbaiki teknik pengajaran,

baik secara individual, maupun

secara bersama bersama para

guru

- Pengawas mengorganisasi dan

bekerja dengan guru dalam

program revisi kurikulum

- Pengawas memberikan

motivasi pada guru untuk

meningkatkan cara mengajar

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Page 46: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya MAN 5 Cilincing Jakarta Utara

Madrasah yang menjadi objek penelitian ini adalah Madrasah

Aliyah Negeri 5. Madrasah ini merupakan satu-satunya Madrasah Aliyah

Negeri di wilayah Jakarta Utara. MAN 5 Didirikan pada tahun 1991 sesuai

dengan SK Menteri Agama nomor 137 tahun 1991 tentang pembukaan dan

penegerian madrasah. Lokasinya terletak di Jalan Marunda Baru no. 30

Cilincing Jakarta Utara. Madrasah ini bertype B dengan nomor statistik

131.13.17.54.005. Bangunannya cukup megah, dengan warna hijau pada

dindingnya dan terdiri dari 3 lantai. Luas bangunannya 2400 m² dan

berdiri di atas tanah negara yang luasnya 3000 m². Kepala Madrasahnya

adalah Drs. Hasyim. Jumlah pengajar di madrasah ini ada 45 orang yang

terdiri dari 31 guru PNS dan 14 guru honorer.

2. Keadaan Sekolah

a. Sarana dan Prasarana

Tabel .4.1

No Jenis Ruang Jumlah Luas

(M2)

Kondisi

Baik Rusak

1 Kepala Sekolah 1 37

2 Rapat 1 19

Page 47: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

42

3 Tata Usaha 1 56

4 Guru 1 56

5 OSIS / UKS 1 19

6 BK / BP 1 19

7 Koperasi 1 19

8 Kelas 10 56

2 37

9 Laboratorium IPA 1. Peralatan 1 19

2. Praktikum 1 56

10 Laboratorium Komputer 1 56

11 Laboratorium Bahasa 1 56

12 Perpustakaan 1 56

13 Ketrampilan - -

14 Kesenian - -

15 Lapangan Olah Raga 1 240

16 Ibadah / AULA 1 56

17 Kantin 1 30

18 Eksul Pramuka 1 21

19 Toilet / WC / Tempat Wudhu 3 75

20 Gudang 3 28

21 Rumah Penjaga Sekolah 3 28

22 Pos Satpam 3 6

23 Tempat Parkir 1 120

Jumlah Ruang 14 168

Sumber: Tata Usaha MAN 5 Cilincing

Sarana dan prasarana di MAN 5 Cilincing termasuk yang sangat

lengkap, hal ini sangat membantu para guru dan siswa untuk

melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efesien sehingga cita-

cita menjadikan pendidikan bermutu dapat terlaksana dengan baik.

Page 48: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

43

b. Personil Sekolah Dilihat dari Tingkat Pendidikan

Tabel 4.2

Ijazah

Tertinggi Kasek

Guru Tata Usaha Pustakawan Jumlah

PNS NON PNS PNS NON PNS PNS NON PNS

S3 / S2 1 2 3

S1 1 20 13 1 1 1 37

D3 2 2

SLTA 3 - 3

SLTP 1 1

Jumlah 1 21 17 4 2 1 0 46

Sumber: Tata Usaha MAN 5 Cilincing

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pendidikan para pengajar sangat baik,

hal ini dilihat sudah banyaknya guru dari sarjana S1.

c. Data Tenaga Kependidikan

Tabel 4.3

No Jabatan PNS Honorer Jumlah

1 Kepala Tata Usaha 1 - 1

2 Bendahara 1 - 1

3 Karyawan 2 2 4

4 Satpam - 3 3

5 Kebersihan - 4 4

6 Pustakawan 1 1

Jumlah 5 9 14

Sumber: Tata Usaha MAN 5 Cilincing

Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah petugas administrasi dan

karyawan sekolah sudah sesuai dengan porsinya.

Page 49: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

44

d. Jenjang Kepangkatan Personil

Tabel 4.4

No Golongan Kasek Guru Tata Usaha Pustakawan Jumlah

1 IV / b - - - - 0

2 IV / a 1 11 - - 12

3 III / d - 1 - - 1

4 III / c - 2 - - 2

5 III / b - 3 1 1 5

6 III / a - 4 - - 4

7 II / d - - - - 0

8 II / c - - - - 0

9 II / b - - 2 - 2

10 II / a - - 1 - 1

Jumlah 1 21 4 1 27

Sumber: Tata Usaha MAN 5 Cilincing

e. Kegiatan Extra Kulikuler

Tabel 4.5

No Jenis Ekstra Kurikuler Keterangan

1 Pramuka Ada

2 Paskibra Ada

3 Palang Merah Remaja (PMR) Ada

4 Karya Ilmiyah Remaja (KIR) Ada

5 Kesenian / Marawis Ada

6 English Club Ada

7 Rohis Ada

8 Computer Club Ada

Sumber: Tata Usaha MAN 5 Cilincing

Dari tabel diatas dapat dilahat bahwas ada banyak kegiatan

extakulikuler yang dapat diikuti oleh siswa, hal ini sangat membantu

sisiwa untuk mengembangkan minat dan bakat mereka dalam

berorganisasi maupun mengisi waktu mereka dengan kegitan yang positif.

Page 50: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

45

f. Prestasi Akademik

Tabel 4.6

No Jenis Lomba Prestasi Tingkat

1 MTQ Juara I SLTA Se-Jakarta Utara

2 Azan Juara I SLTA Se-Jakarta Utara

3 Cerdas Cermat Matematika Juara I SLTA Se-Jakarta Utara

4 Karya Tulis Ilmiah Harapan I Se-DKI Jakarta DISORDA

5 Karya Tulis Ilmiah Harapan I Se-DKI Jakarta DISORDA

6 Cerdas Cermat Matematika Juara II Se-DKI Jakarta UIN

7 Cerdas Cermat Matematika Juara II Se-DKI Jakarta UIN

8 Cerdas Cermat Matematika Juara II Se-DKI Jakarta UIN

9 Cerdas Cermat Matematika Juara I Se-DKI Jakarta UIN

10 Cerdas Cermat Matematika Juara I Se-DKI Jakarta UIN

Sumber: Tata Usaha MAN 5 Cilincing

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa para siswa MAN 5 adalah para siswa

yang sangat berprestasi di dalam dan luar sekolah.

3. Gambaran Umum Responden

Responden guru dalam penelitian ini berjumlah 20 orang guru dari

45 guru secara keseluruhan yang mengajar pada tahun 2009-2010. Jumlah

tersebut didapat oleh peneliti selama penelitian berlangsung. Mereka

merupakan para guru yang sampai saat ini masih aktif mengajar, karena

banyak diantaranya yang sudah tidak aktif disebabkan mutasi, berhenti,

dan lain sebagainya.

Tabel 4.7

Data Guru MAN Cilincing 5 Jakarta Utara

No Nama Guru/Karyawan L/P N I P Pega-

wai

Pangkat Pendidikan Mata

Gol. TMT Ijazah Th Pelajaran

1 Drs.Akhmad Jalalul Hadi L 150 214 174 Depag IV/a 10/1/2000 SL. IAIN 79 BP/BK

2 Drs. Achmad L 150 260 163 Depag IV/a 10/1/1998 SL.IAIN 90 Matematika

3 Dra. Erdawati P 150 282 996 Depag III/d 4/1/2000 SL.STKIP 92 Biologi

4 Drs. Hamami L 150 275 449 Depag III/d 4/1/1999 SL.IAIN 91 Matematika

5 Drs. Muhammad L 150 229 714 Depag IV/a 4/1/2000 SL.IAIN 83 Bhs. Arab

Page 51: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

46

6 Dra. Nina Sahrina P 150 246 267 Depag IV/a 10/1/1998 SL.IAIN 90 Sejarah Nas

7 Dra. Andi Siti Laila P 150 256 486 Depag IV/a 10/1/1998 SL.IAIN 91 Ekonomi

8 Dra. Zubaidah P 150 262 904 Depag IV/a 4/1/1999 SL.IAIN 91 Qurdis

9 Drs. Supardji L 150 271 226 Depag IV/a 4/1/1999 SL.IKIP 88 Geografi

10 Ria Hasfita. S.Pd P 150 275 157 Depag III/d 4/1/1999 SL.UNSY 94 Kimia

11 Dra. Sri Mulyani P 150 282 662 Depag III/d 4/1/2000 SL.IAIN 93 Bhs. Inggris

12 Drs. Abidin L 150 314 892 Depag III/b 4/1/2004 SL.IAIN 92 Fisika

13 Rahmat. S.Pd L 150 320 383 Depag III/a 12/1/2002 SL.IKIP 94 Kimia

14 Hartini. S.Pd P 150 320 198 Depag III/a 12/1/2002 SL.UMS 96 Biologi

15 Mimi Rosmiyati. S.Pd P 150 319 916 Depag III/a 12/1/2002 SL.IKIP 94 Bhs. Ind.

16 Drs. Lantini L 150 321 158 Depag III/a 12/1/2002 SL.UNHAS 91 Bhs. Inggris

17 Nurul Hikmah. S.Ag P 150 319 673 Depag III/a 12/1/2002 SL.IAIN 01 Qurdis,Fiqh

18 Seftia Fajri. S. Pd P 150 328 470 Depag III/a 12/1/2003 SL.IKIP 01 Sejarah Nas

19 Deni Sutedi. S.Pd L 150 329 691 Depag III/a 12/1/2003 SL.IKIP 98 Sosiologi

20 Abdul Choir. S.Pd L 150 324 632 Depag III/a 12/1/2003 SL.IKIP 97 Bhs. Arab

21 Anhar, S.Si L 150 340 555 Depag III/a 1/1/2005 SL.IKIP 97 Fisika

22 Sri Suripti. S.Pd P 150 340 513 Depag III/a 1/1/2005 SL.IKIP 00 Biologi

23 Ratna Indartiy. S.Pd P 150 340 397 Depag III/a 1/1/2005 SL.IKIP 95 Geografi

24 Supadi. S.Pd L 150 340 394 Depag III/a 1/1/2005 SL.IKIP 95 PPKn

25 Dasuki. S.Pd L 150 340 516 Depag III/a 1/1/2005 SL.IKIP 99 Ekonomi

26 Drs. Abd. Rahman L 150 340 597 Depag III/a 1/1/2005 SL.IKIP 94 Aqidah Akh.

27 Nasrulloh, S.Ag L 150 340 596 Depag III/a 1/1/2005 SL.IKIP 03 Aqidah Akh.

28 Drs. H. Machsus Machful L 150 209 957 Depag IV/a 4/1/1998 SL. IAIN 80 Qur'an Hadits

29 Aftrisna Yesi, S. Pd P 150 293 283 Depag III/b Ekonomi

30 Drs.H.Ahmad Fakaubun,MM L 150 204 249 Depag IV/a STIM 02 BK

31 Dra. Hj. Andi Rosnani P 131 880 706 DPK IV/a 4/1/2000 SL.IKIP 88 PPKn

32 H. Moh Nasa'i. BA L - Honor - - SL.IAIN 72 Fiqih

33 Iwan Nurfalah. BA L - Honor - - SM.IKIP - Seni/TN/BK

34 Rohimin. S.Ag L - Honor - - SL.IAIN 97 Bhs. Arab

35 Amanah. S.Ag P - Honor - - SL.IAIN 98 Sosiologi

36 Luqman. S.Ag L - Honor - - SL.UII 98 Bhs. Arab

37 Ibtakha Padlan. SE L - Honor - - SL.UBH 97 Ekonomi

38 Fahrudin Parluhutan, S.Pd.I L - Honor - - SL.UIN 03 TIK/B.Arab

39 Peni Murniasih, S. Pd P - Honor - - SL. IKIP 01 B. Indo

40 Wardah, S. Pd P - Honor - - SL.IAIN 93 Aqidah Akh

41 Yeyet Sopiah, S. Pd P - Honor - - UHAMKA 98 Bhs. Ind.

42 Asep Gunawan L - Honor - - ISKI 00 TIK

43 Nurjaya, S. Pd L - Honor - - FKIP 07 Penjas

44 Wahyu Tri Susanto, S. Pd L - Honor - - UMP 05 B. Inggris

45 Nurmala, S. Pd P - Honor - - UIN 05 Matematika

Sumber: Tata Usaha MAN 5 Cilincing

Page 52: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

47

B. Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini, sebagaimana telah disampaikan pada bab-bab

sebelumnya, fokus pada hubungan antara pengawas sekolah MAN 5 dengan

para guru. Untuk mengetahui, sejauh mana kinerja pengawas terhadap

peningkatan kinerja para guru, yang bermuara pada peningkatan mutu sekolah.

Berdasarkan fokus penelitian, maka penulis membuat daftar

pertanyaan yang diajukan kepada para responden, dengan perincian quisioner

sebagaimana berikut:

Tabel 4.8

Rapat Dengan Guru Untuk Kegiatan Supervisi Yang Akan Dilaksanakan.

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 12 26.66

2 SERING 15 33.33

3 KADANG-KADANG 15 33.33

4 TIDAK PERNAH 3 6.66

JUMLAH 45 100

Dari tabel 9 item 1 responden yang menjawab selalu 26.66 %, yang

menjawab sering 33.33 %, yang menjawab kadang-kadang 33.33 %, dan

yang menjawab tidak pernah 6.66 %. Dari data diatas penulis mengambil

kesimpulan pengawas sering dan kadang-kadang mengadakan rapat

dengan bapak ibu guru untuk kegiatan supervisi.

Tabel 4.9

Pemeriksaan Daftar Hadir Guru

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 13 28.88

2 SERING 21 46.66

3 KADANG-KADANG 8 17.77

4 TIDAK PERNAH 3 6.66

JUMLAH 45 100

Page 53: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

48

Dari tabel 10 item 2 responden yang menjawab selalu 28.88 %,

yang menjawab sering 46.66 %, yang menjawab kadang-kadang 17.77 %,

dan yang menjawab tidak pernah 3 %. Dari data diatas penulis mengambil

kesimpulan bahwa pengawas sering memeriksa daftar hadir guru dan

menanyakan alas an apabila bapak/ibu guru tidak hadir ini, hal ini terlihat

dari 46.66 % responden menjawab sering.

Tabel 4.10

Pembuatan Jadwal Pelaksanaan Supervisi Dalam Tiap Semester

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 22 48.88

2 SERING 13 28.88

3 KADANG-KADANG 5 11.11

4 TIDAK PERNAH 5 11.11

JUMLAH 45 100

Dari tabel 11 item 3 responden yang menjawab selalu 48.88 %,

yang menjawab sering 28.88 %, yang menjawab kadang-kadang 11.11 %,

dan yang menjawab tidak pernah 11.11 %. Dari data diatas penulis

mengambil kesimpulan pengawas selalu membuat jadwal pelaksanaan

supervisi dalam tiap semester. Ini terlihat dari presentase 48.00 %

responden yang menjawab selalu.

Tabel 4.11

Informasi Sebelum Berkunjung Ke Sekolah

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 4 8.88

2 SERING 7 15.55

3 KADANG-KADANG 27 60

4 TIDAK PERNAH 16 35.55

Page 54: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

49

JUMLAH 45 100

Dari tabel 12 item 4 responden yang menjawab selalu 8.88 %, yang

menjawab sering 15.55 %, yang menjawab kadang-kadang 60 %, dan yang

menjawab tidak pernah 35 %. Dari data diatas penulis mengambil

kesimpulan bahwa pengawas kadang-kadang menginformasikan terlebih

dahulu sebelum berkunjung ke sekolah. hal ini dapat dilihat dari jawaban

responden yang mencapai 60 % yang menjawab kadang-kadang.

Tabel 4.12

Bantuan Kepada Guru Jika Mengalami Kesulitan Dalam Proses Belajar Mengajar

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 32 71.11

2 SERING 8 17.77

3 KADANG-KADANG 4 8.88

4 TIDAK PERNAH 1 2.22

JUMLAH 45 100

Dari tabel 13 item 5, responden yang menjawab selalu sebanyak

71.11 %, yang menjawab sering 17.77 %, yang menjawab kadang-kadang

8.88 %, dan yang menjawab tidak pernah 2.22 %. Dari data diatas penulis

mengambil kesimpulan bahwa pengawas selalu Memberikan Bantuan

Kepada Guru Jika Mengalami Kesulitan Dalam Proses Belajar Mengajar.

Tabel 4.13

Pembinaan Dan Pengawasan Dalam Usaha Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 9 20

2 SERING 25 55.55

3 KADANG-KADANG 8 17.77

4 TIDAK PERNAH 3 6.66

Page 55: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

50

JUMLAH 45 100

Dari tabel 14 item 6, responen yang menjawab selalu sebanyak 20

%, yang menjawab sering 55.55 %, yang menjawab kadang-kadang 17.77

%, dan yang menjawab tidak pernah 6.66 %. Dari data diatas penulis

mengambil kesimpulan pengawas sering memberikan pembinaan dan

pengawasan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan di sekolah.

Tabel 4.14

Kunjungan Kelas Pada Saat Berlangsungnya Proses Belajar Mengajar

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 13 28.88

2 SERING 8 17.77

3 KADANG-KADANG 18 40

4 TIDAK PERNAH 6 13.33

JUMLAH 45 100

Dari tabel 15 item 7, responden yang menjawab selalu sebanyak

28.88 %, yang menjawab sering 17.77 %, yang menjawab kadang-kadang

40 %, dan yang menjawab tidak pernah 13.33 %. Dari data diatas penulis

mengambil kesimpulan pengawas kadang-kadang mengadakan kunjungan

kelas (supervisi kelas) pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar.

Tabel 4.15

Diskusi Metode-Metode Mengajar Kepada Guru

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 14 31.11

2 SERING 15 33.33

3 KADANG-KADANG 12 26.66

4 TIDAK PERNAH 4 8.88

Page 56: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

51

JUMLAH 45 100

Dari tabel 16 item 8, responden yang menjawab selalu 31.11 %,

yang menjawab sering 33.33 %, yang menjawab kadang-kadang 26.66 %,

dan yang menjawb tidak pernah 8.88 %. Dari data diatas penulis

mengambil kesimpulan pengawas sering mendiskusikan metode-metode

mengajar kepada guru.

Tabel 4.16

Penggunaan Instrumen Supervisi

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 29 64.44

2 SERING 7 15.55

3 KADANG-KADANG 6 13.33

4 TIDAK PERNAH 3 6.66

JUMLAH 45 100

Dari tabel 17 item 9, responden yang menjawab selalu 64.44 %,

yang menjawab sering 15.55 %, yang menjawab kadang-kadang 13.33 %,

dan yang menjawab tidak pernah 6.66 %. Dari data diatas penulis

mengambil kesimpulan pengawas selalu menggunakan instrument

supervisi dalam melaksanakan tugas supervisinya.

Tabel 4.17

Bimbingan Dan Penilaian Dalam Penyusunan Satuan Pembelajaran (RPP)

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 7 15.55

2 SERING 13 28.88

3 KADANG-KADANG 16 35.55

4 TIDAK PERNAH 9 20

Page 57: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

52

JUMLAH 45 100

Dari tabel 18 item 10, responden yang menjawab selalu sebnayak

15.55 %, yang menjawab sering 28.88 %, yang menjawab kadang-kadang

35.55 %, dan yang menjawab tidak pernah 20%. Dari data diatas penulis

mengambil kesimpulan pengawas kadang-kadang memberikan

bimbinngan dan penilaian dalam penyusunan satuan pembelajaran (RPP).

Tabel 4.18

Bimbingan/Informasi Baru Kepada Guru Mengenai Masalah Mutu Pendidikan

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 12 26.66

2 SERING 25 55.55

3 KADANG-KADANG 6 13.33

4 TIDAK PERNAH 2 4.44

JUMLAH 45 100

Dari tabel 20 item 11, responden yang menjawab selalu 26.66 %,

yang menjawab sering 55.55 %, yang menjawab kadang-kadang 13.33,

dan yang menjawab tidak pernah 4.44 %. Dari data diatas penulis

mengambil kesimpulan pengawas pengawas senantiasa memberikan

bimbingan/informasi baru kepada guru mengenai masalah mutu

pendidikan.

Tabel 4.19

Pemberian Pengetahuan Dan Keterampilan Kepada Guru

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 13 28.88

2 SERING 5 11.11

3 KADANG-KADANG 23 51.11

Page 58: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

53

4 TIDAK PERNAH 4 8.88

JUMLAH 45 100

Dari tabel 21 item 12, responden yang menjawab selalu sebanyak

28.88 %, yang menjawab 11.11 %, yang menjawab kadang-kadang 51.11

%, dan yang menjawab tidak pernah 8.88 %. Dari data diatas penulis

mengambil keimpulan bahwa pengawas kadang-kadang memberikan

pengetahuan dan keterampilan kepada guru.

Tabel 4.20

Hubungan Yang Baik Dengan Guru

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 33 73.33

2 SERING 8 17.77

3 KADANG-KADANG 4 8.88

4 TIDAK PERNAH 0 0

JUMLAH 45 100

Dari tabel 22 item 13, responden yang menjawab selalu 73.33 %,

yang menjawab sering 17.77 %, yang menjawab kadang-kadang 8.88 %,

dan yang menjawab tidak pernah 0 %. Dari data diatas penulis mengambil

kesimpulan pengawas selalu menjalin hubungan yang baik dengan guru

dalam melaksanakan program supervisi.

Tabel 4.21

Pemberian Informasi Yang Seluas-Luasnya Kepada Masyarakat Tentang

Kemajuan Sekolah

NO Jawaban Alternatif F %

Page 59: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

54

1 SELALU 5 11.11

2 SERING 12 26.66

3 KADANG-KADANG 25 55.55

4 TIDAK PERNAH 3 6.66

JUMLAH 45 100

Dari tabel 23 item 14, responden yang menjawab selalu sebanyak

11.11 %, yang menjawab sering 26.66 %, yang menjawab kadang-kadang

55.55 %, dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 6.66 %. Dari data

diatas penulis mengambil kesimpulan pengawas kadang-kadang

membantu guru agar dapat member informasi yang seluas-luasnya kepada

masyarakat tentang kemajuan sekolah.

Tabel 4.22

Hubungan Yang Harmonis Dengan Pihak Sekolah

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 36 80.00

2 SERING 7 15.55

3 KADANG-KADANG 2 4.44

4 TIDAK PERNAH 0 0

JUMLAH 45 100

Dari tabel 24 item 15, responden yang yang menjawab selalu

sebanyak 80 %, yang menjawab sering 15 %, yang menjawab kadang-

kadang 4.44 %, dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 0 %. Dari data

diatas penulis mengambil kesimpulan pengawas selalu menciptakan

hubungan yang harmonis dengan pihak sekolah.

Page 60: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

55

Tabel 4.23

Gagasan Baru Bagi Kegiatan Belajar Mengajar

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 29 64.44

2 SERING 5 11.11

3 KADANG-KADANG 8 17.77

4 TIDAK PERNAH 3 6.66

45 100

Dari tabel 25 item 16, responden yang menjawab selalu 64.44 %,

yang menjawab sering 11.11 %, yang menjawab kadang-kadang 17.77 %,

dan yang menjawab tidak pernah 6.66 %. Dari data diatas penulis

mengambil kesimpulan bahwa pengawas selalu memberikan kesempatan

kepada guru untuk memperaktekkan gagasan baru bagi kegiatan belajar

mengajar.

Tabel 4.24

Persiapan Sumber-Sumber Atau Unit-Unit Pengajaran Bagi Keperluan Guru-Guru

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 4 8.88

2 SERING 17 37.77

3 KADANG-KADANG 23 51.11

4 TIDAK PERNAH 1 2.22

JUMLAH 45 10

Dari tabel 26 item 17, responden yang menjawab selalu sebanyak

8.88 %, yang menjawab sering 37.77 %, yang menjawab kadang-kadang

51.11 %, dan yang menjawab tidak pernah 2.22 %. Dari data diatas penulis

mengambil kesimpulan bahwa pengawas kadang-kadang menyiapkan

sumber-sumber atau unit-unit pengajaran bagi keperluan guru-guru.

Page 61: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

56

Tabel 4.25

Pengembangan dan Perbaikan teknik pengajaran

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 7 15.55

2 SERING 21 46.66

3 KADANG-KADANG 15 33.33

4 TIDAK PERNAH 2 4.44

JUMLAH 45 100

Dari tabel 27 item 18, responden yang menjawab selalu sebanyak

15.55 %, yang menjawab sering 46.66, yang menjawab kadang-kadang

33.33 %, dan yang menjawab tidak pernah 4.44 %. Dari data diatas penulis

mengambil kesimpulan bahwa pengawas sering membantu

mengembangkan dan memperbaiki teknik pengajaran, baik secara

individual, maupun secara bersama-sama para guru.

Tabel 4.26

Program Revisi Kurikulum

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 3 6.66

2 SERING 18 40

3 KADANG-KADANG 18 40

4 TIDAK PERNAH 6 13.33

JUMLAH 45 100

Dari tabel 28 item 19, responden yang menjawab selalu 6.66 %,

yang menjawab sering 40 %, yang menjawab kadang-kadang 40 %, dan

yang menjawab tidak pernah 13.33 %. Dari data diatas penulis mengambil

kesimpulan bahwa pengawas sering dan kadang-kadang mengorganisasi

dan bekerja dengan guru dalam program revisi kurikulum.

Page 62: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

57

Tabel 4.27

Motivasi Pada Guru Untuk Meningkatkan Cara Mengajar

NO Jawaban Alternatif F %

1 SELALU 21 46.66

2 SERING 15 33.33

3 KADANG-KADANG 7 15.55

4 TIDAK PERNAH 2 4.44

JUMLAH 45 100

Dari tabel 29 item 20, responden yang menjawab selalu 46.66 %,

yang menjawab sering 33.33 %, yang menjawab kadang-kadang 15.55,

dan yang menjawab tidak pernah sebanyak 4.44 %. Dari data di atas

penulis mengambil kesimpulan bahwa pengawas selalu memberikan

motivasi pada guru untuk meningkatkan cara mengajar.

Dengan hasil penelitian di atas, penulis dapat menyimpulkan,

bahwa ada beberapa faktor dalam tanggung jawab pengawas yang tidak

dilaksanakan dengan seksama oleh pengawas, dalam rangka meningkatkan

kualitas guru dan sekolah. Namun, tidak bermaksud menutup mata,

pengawas juga telah dianggap berhasil oleh para responden dalam

menjalankan tugas dalam beberapa hal. Bila mengacu pada hasil penelitian

di atas, penulis menganggap kelalaian pengawas sesuai dengan quisioner

nomor 4, 7, 10, 12, 14 dan 17.

Sementara, di sisi lain, penulis menganggap pengawas terbilang

sukses menjalankan tugasnya, tercermin pada quisioner nomor 1, 2, 3, 5, 6,

8, 9, 11, 13, 15, 16, 18, 19 dan 20. Meskipun dengan catatan, keberhasilan

yang diraih masih jauh dari sempurna, dikarenakan pengerjaan tugas

pokok pengawas dilakukan tidak secara kontinu sehingga tidak ada

kontinuitas peningkatan mutu pengajar dan sekolah secara

berkesinambungan.

Page 63: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di MAN 5

Cilincing Jakarta utara dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka

kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Sistem kepengawasan di MAN 5 oleh pengawas sekolah berjalan

dengan baik, hal ini dilihat dari hasil presentase yang positif dalam

penebaran angket kepada guru-guru.

2. Pengawas sekolah melakukan kepengawasan dengan menggunakan

tekni-teknik kepengawasan sehingga kepengawasan berjalan dengan

efektif.

3. Fungsi pengawas sangat membantu para guru dalam meningkatkan

cara mengajar, sehingga cita-cita mencapai tujuan pendidikan yang

bermutu dapat terlaksana.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis menyampaikan saran

kepada Pengawas yang kiranya dapat bermanfaat bagi Pengawas maupun

sekolah-sekolah binaannya khususnya di MAN 5 Cilincing: Mutu kinerja

tenaga kependidikan sangat berpengaruh pada keberhasilan sekolah dalam

mencapai tujuan pendidikan. Dalam meningkatkan mutu pendidikan pada

sekolah, pengawas sekolah diharapkan lebih memiliki akuntabilitas

Page 64: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

59

terhadap kinerja guru dan tenaga pegawai. Pengawas sekolah

mengarahkan serta memotivasi dalam meningkatkan produktivitas kerja.

Pengawas sekolah melakukan evaluasi terhadap kinerja yang dimiliki guru

dan pegawai. Dengan demikian, implementasi pendidikan yang bermutu

dapat dilakukan secara efektif dan efesien.

Saran bagi guru: Bagi para guru agar lebih mennsinergikan potensi

masing-masing dalam operasional sekolah dalam hal ini totalitas dalam

mengajar. Mendukung keputusan yang bersifat parsitipatif dalam

perencanaan terhadap program serta melaksanakan tugas secara optimal

agar prestasi peserta didik di sekolah ini lebih berkembang. Guru berupaya

dalam mewujudkan sistem kependidikan yang profeional.

Page 65: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Sosiologi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1982

Arikunto, Suharsimi, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi Dan

Kejuruan, Jakarta: Rajawali, 1990

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2002

Blog Pengawas Sekolah, 36 Kompetensi Inti Yang Harus Dikuasai Pengawas

Agar Menjadi Pengawas Sekolah Yang Profesional.(online), Artikel

Tersedia: http://pengawas20.wordpress.com, 27 Mei 2010.

Burhanuddin, Yushak, Administrasi Pendidikan, Bandung: CV. Pustaka Setia,

1998

Darajat, Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara 1996

Daryanto, H. M., Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998

Depag RI, Peningkatan Supervisi Dan Evaluasi Pada Madrasah Ibtidaiyah

(Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Direktorat Madrasah Dan

Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum, 2005)

Departemen Agama RI, Pedoman Pengembangan Administrasi Dam Supervisi

Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2004

Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang

Pendidikan Direktotrat Jenderal Pendidikan Islam, 2006

Gunawan, Ary H., Administrasi Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996

Hamalik, Oemar, Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2009

Harahap, Baharuddin, Supervisi Pendidikan yang Dilaksanakan Oleh Guru,

Kepala Sekolah, Penilik dan Pengawas Sekolah, PT. Ciawi Jaya, 1983

Hasan, Yusuf A., Pedoman Pengawasan, Jakarta: CV Mekar Jaya, 2002

Huda, Khoirul, Supervisi Pendidikan Dan Hukum adat (online), Makalah

Tersedia: http://constitutionlaw.blogspot.com/, 23 Juni 2010.

Page 66: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

Indrafachrudi, Soekarto, Mengantar Bagaimana Memimpin Sekolah yang Baik,

Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993

Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia II, Kurikulum untuk Abad ke-21,

Jakarta: PT. Grasindo, 1994

Lazaruth, Soewadji, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya, Yogyakarta: PT.

Kanisius, 1994)

Maksum, Madrasah Sejarah Dan Perkembangannya, Jakarta: Logos Wacana

Ilmu, 1999

Maseko, Seminar Dan Musyawarah Nasional FOSSEI ke-VIII (Online), Jurnal

Tersedia: http://zanikhan.multiply.com/journal/item/655, 26 Maret 2010

Purwanto, Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 200

Sahertian, Piet A., Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, Surabaya: Usaha

Nasional, 1981

Saridjo, Marwan (ed.), Bunga Rampai Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV.

Asmissco, 1996

Soepardi, Imam, Dasar-dasar Administrasi Pendidikan, Universitas Jember

Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pengembangan Lembaga

Pendidikan Tenaga Kependidikan, Jakarta: 1988

Soetopo, Hendiyat dan Wasty Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi

Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1998)

Subari, Supervisi Pendidikan dalam Rangka Perbaikan Situasi Belajar Mengajar,

Jakarta: Bumi Aksara, 1994

Sukmadinata, Nana Syaodih, Ayi Novi Jami’at, Ahman, Pengendalian Mutu

Pendidikan Sekolah Menengah, Bandung: PT. Refika Aditama, 2006

Sutisna, Oteng, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek

Profesional, Bandung: Angkasa 1993

Team Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Phoenix

Uwes, Sanusi, Manajemen Penegembangan Mutu Dosen, Jakarta: Logos Wacana

Ilmu, 1999

Page 67: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

Yunus, Mahmud, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran Jakarta: Hidakarya

Agung, 1978

Yusuf Hadi,Kajian Elaborasi Indikator Mutu Proses Pendidikan (Online),

Makalah Tersedia: http://yusufhadi.net/indikator-mutu-proses-pendidikan,

26 Maret 2010

Page 68: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

ANGKET PENELITIAN

Kepada Yth.

Bapak/Ibu Guru ……………..

Di Tempat

Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan dan dalam

menyelesaikan karya ilmiah/skripsi tentang Peran Pengawas Sekolah Dalam

Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Man 5 Cilincing Jakarta Utara, penulis sangat

mengharapkan Bapak/Ibu untuk memberikan jawaban dan informasi yang sesuai

dengan keadaan yang sebenarnya tentang pelaksanaan supervisi oleh pengawas

sekolah di MAN 5.

Data yang bapak/ibu berikan semata-mata untuk penelitian dan tidak

hubungannya dengan nama baik atau hal-hal yang dapat merugikan berkenaan

dengan tugas bapak/ibu.

Atas bantuan dan partisipasinya, saya mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya. Semoga Allah swt senantiasa memberikan rahmat dan

keberkahan hidup Bapak/Ibu dalam menjalankan tugas mulia sehari-hari amin.

(Latif Rusdi)

Page 69: PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU …

ANGKET UNTUK GURU MAN 5 CINCING JAKARTA UTARA

“Peran Pengawas Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan

Di Man 5 Cilincing Jakarta Utara”

Petunjuk Pengisian:

1. Isilah Identitas Bapak/Ibu dengan jelas

2. Berilah tanda check list (√) pada pernyataan yang menurut

Bapak/Ibu benar, dengan kriteria pilihan: SL (Selalu), SR (Sering),

KK (Kadang-kadang), TP (Tidak Pernah)

BIODATA GURU

Nama : …………………………………………………………….

Jenis Kelamin : …………………………………………………………….

Alamat : …………………………………………………………….

Tugas Mengajar* : …………………………………………………………….

Status Kepegawaian : …………………………………………………………….

Pendidikan Terakhir : …………………………………………………………….

*Guru kelas atau guru bidang studi