Upload
brandon-huff
View
1.211
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Manajemen Pendidikan
Citation preview
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 1
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN SISTEM PENILAIAN PENDIDIKAN DASAR
Disusun oleh :
WISNU WARDHONO
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat serta
globalisasi yang dewasa ini terjadi berdampak positif dan negatif terhadap
kehidupan masyarakat, baik kehidupan individu maupun sosial kemasyarakatan.
Dampak positif dari perkembangan iptek dan globalisasi tersebut adalah
terbukanya peluang pasar kerja sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan negara.
Sedangkan dampak negatifnya adalah terjadinya perubahan nilai dan norma
kehidupan yang seringkali kontradiksi dengan norma dan nilai kehidupan yang
telah ada di masyarakat. Dalam konteks inilah pendidikan, khususnya pendidikan
dasar, berperan sangat penting untuk memelihara dan melindungi norma dan nilai
kehidupan positif yang telah ada di masyarakat suatu negara dari pengaruh negatif
perkembangan iptek dan globalisasi. Proses pendidikan yang benar dan bermutu
akan memberikan bekal dan kekuatan untuk memelihara ”jatidiri” dari pengaruh
negatif globalisasi, bukan hanya untuk kepentingan individu peserta didik, tetapi
juga untuk kepentingan kehidupan masyarakat dan negara yang lebih baik.
Oleh karena proses pendidikan itu terjadi di masyarakat, dengan
menggunakan berbagai sumber daya masyarakat dan untuk masyarakat, maka
pendidikan dituntut untuk mampu memperhitungkan dan melakukan antisipasi
terhadap kebutuhan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, ekonomi,
politik, dan kenegaraan secara simultan. Pengembangan pendidikan untuk
kepentingan masa depan bangsa dan negara yang lebih baik perlu dirancang
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 2
secara terpadu sejalan dengan aspek-aspek tersebut di atas, sehingga pendidikan
merupakan wahana pengembangan sumber daya manusia yang mampu menjadi
”subyek” pengembangan iptek dan globalisasi. Selain itu, pengembangan
pendidikan secara mikro harus selalu memperhitungkan individualitas atau
karakteristik perbedaan antar individu peserta didik pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan. Dengan demikian, kerangka acuan pemikiran dalam penataan dan
pengembangan kurikulum pendidikan dasar harus mampu mengakomodasi
berbagai pandangan tentang esensi dan fungsi pendidikan dasar secara selektif,
sehingga terdapat keterpaduan dalam pemahaman terhadap pendidikan dasar.
Dengan pemahaman yang sinergis terhadap esensi dan fungsi pendidikan
dasar tersebut, diharapkan masa depan pendidikan dasar di Indonesia akan lebih
efektif dan lebih bermutu dalam penataannya, sehingga memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap pembentukan insan Indonesia yang cerdas dan
kompetitif.
Sejalan dengan tantangan kehidupan global tersebut, maka pendidikan
merupakan hal yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu
Sumber Daya Manusia. Dimana dewasa ini keunggulan suatu bangsa tidak lagi
ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam, melainkan pada keunggulan
Sumber Daya Manusia (SDM). Dimana mutu SDM berkorelasi positif dengan
mutu pendidikan, mutu pendidikan sering diindikasikan dengan kondisi yang
baik, memenuhi syarat, dan segala komponen yang harus terdapat dalam
pendidikan, komponen-komponen tersebut adalah masukan, proses, keluaran,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana serta biaya.
Mutu pendidikan tercapai apabila masukan, proses, keluaran, guru, sarana
dan prasarana serta biaya apabila seluruh komponen tersebut memenuhi syarat
tertentu. Namun dari beberapa komponen tersebut yang lebih banyak berperan
adalah tenaga kependidikan yang bermutu yaitu yang mampu menjawab
tantangan-tantangan dengan cepat dan tanggung jawab. Tenaga kependidikan
pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut tenaga
kependidikan untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian
penguasaan kompetensinya. Pendidikan yang bermutu sangat membutuhkan
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 3
tenaga kependidikan yang professional. Tenaga kependidikan mempunyai peran
yang sangat strategis dalam pembentukan pengetahuan, ketrampilan, dan karakter
peserta didik.
Oleh karena itu tenaga kependidikan yang professional akan melaksanakan
tugasnya secara professional sehingga menghasilkan tamatan yang lebih bermutu.
Menjadi tenaga kependidikan yang profesional tidak akan terwujud begitu saja
tanpa adanya upaya untuk meningkatkannya, adapun salah satu cara untuk
mewujudkannya adalah dengan pengembangan profesionalisme ini membutuhkan
dukungan dari pihak yang mempunyai peran penting dalam hal ini adalah kepala
sekolah, dimana Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang sangat
penting karena kepala sekolah berhubungan langsung dengan pelaksanaan
program pendidikan di sekolah. Ketercapaian tujuan pendidikan sangat
bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepemimpinan kepala sekolah
yang merupakan salah satu pemimpin pendidikan. Karena kepala sekolah
merupakan seorang pejabat yang profesional dalam organisasi sekolah yang
bertugas mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru
dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dengan keprofesionalan kepala sekolah ini pengembangan profesionalisme
tenaga kependidikan mudah dilakukan karena sesuai dengan fungsinya, kepala
sekolah memahami kebutuhan sekolah yang ia pimpin sehingga kompetensi guru
tidak hanya mandeg pada kompetensi yang ia miliki sebelumnya, melainkan
bertambah dan berkembang dengan baik sehingga profesionalisme guru akan
terwujud. Karena tenaga kependidikan profesional tidak hanya menguasai bidang
ilmu, bahan ajar, dan metode yang tepat, akan tetapi mampu memotivasi peserta
didik, memiliki keterampilan yang tinggi dan wawasan yang luas terhadap dunia
pendidikan. Profesionalisme tenaga kependidikan juga secara konsinten menjadi
salah satu faktor terpenting dari mutu pendidikan. Tenaga kependidikan yang
profesional mampu membelajarkan murid secara efektif sesuai dengan kendala
sumber daya dan lingkungan. Namun, untuk menghasilkan guru yang profesional
juga bukanlah tugas yang mudah. Guru harus harus lebih dinamis dan kreatif
dalam mengembangkan proses pembelajaran siswa. Agar proses pendidikan dapat
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 4
berjalan efektif dan efisien, guru dituntut memiliki kompetensi yang memadai,
baik dari segi jenis maupun isinya.
Namun banyak faktor penghambat tercapainya kualitas keprofesionalan
kepemimpinan kepala sekolah seperti proses pengangkatannya tidak trasnparan,
rendahnya mental kepala sekolah yang ditandai dengan kurangnya motivasi dan
semangat serta kurangnya disiplin dalam melakukan tugas, dan seringnya datang
terlambat, wawasan kepala sekolah yang masih sempit , serta banyak faktor
penghambat lainnya yang menghambat tumbuhnya kepala sekolah yang
professional untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Ini mengimplikasikan
rendahnya produktivitas kerja kepala sekolah yang berimplikasi juga pada mutu
(input, proses, dan output).
Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin.
Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang
pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai
kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang
tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang
aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan
memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama
Peranan kepemimpinan Kepala Sekolah dalam pembelajaran/
kepemimpinan Pembelajaran (instructional leadership) terhadap peningkatan
hasil belajar siswa sudah tidak diragukan lagi. Sejumlah ahli pendidikan telah
melakukan penelitian tentang pengaruh kepemimpinan pembelajaran terhadap
peningkatan hasil belajar.
If our schools are to improve, we must redefine the principal’s role and move instructional leadership to the forefront (Buffie, 1989). If a school is to be an effective one, it will be because of the instructional leadership of the principal …. (Findley,1992). Effective principals are expected to be effective instructional leaders ...... the principal must be knowledgable about curriculum development, teachers and instructional effectiveness, clinical supervision, staff development, and teacher evaluation (Hanny, 1987).
Peningkatan hasil belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan
pembelajaran. Artinya, jika hasil belajar siswa ingin dinaikkan, maka
kepemimpinan yang menekankan pada pembelajaran harus diterapkan.
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Dasar Di Masa Depan
Konsep dasar dan esensi pendidikan dasar yang dimiliki para pengambil
kebijakan pendidikan dasar pada tingkat nasional, regional maupun
kabupaten/kota, dan pengelola pendidikan dasar pada tingkat satuan pendidikan
akan berpengaruh terhadap formula pengembangan kurikulum pendidikan dasar di
masa depan. Program belajar atau kurikulum pada setiap jenis satuan pendidikan
dasar di masa depan harus dirancang dengan mempertimbangkan esensi dan
fungsi pokok pendidikan dasar seperti yang kajian kebijakan kurikulum SD –
Tahun 2007.
Pengembangan kurikulum pendidikan dasar harus dikaitkan dengan
karakteristik kualitas sumber daya manusia yang diperlukan untuk kehidupan
mereka di masyarakat, dan sekaligus mempertimbangkan karakteristik perbedaan
kelompok peserta didik di masing-masing jenis dan jenjang satuan pendidikan
dasar. Konsep dasar yang komprehensif dan luas tentang fungsi pokok pendidikan
dasar tidak hanya dipergunakan untuk masyarakat, tetapi hendaknya tertuju pada
suatu kajian tentang praktek dan kebijakan pendidikan dasar pada tingkat awal
dari semua negara.
Tujuannya, untuk memberikan suatu landasan yang mantap bagi praktek
belajar peserta didik di masa depan dan mengembangkan keterampilan hidup (life
skills) yang esensial untuk membekali peserta didik agar mampu hidup
bermasyarakat. Dalam menghadapi harapan dan tantangan masa depan yang lebih
baik, pendidikan dipandang sebagai esensi kehidupan, baik bagi perkembangan
pribadi maupun perkembangan masyarakat. Misi pendidikan, termasuk
pendidikan dasar, adalah memungkinkan setiap orang, tanpa kecuali,
mengembangkan sepenuhnya semua bakat individu, dan mewujudkan potensi
kreatifnya, termasuk tanggung jawab terhadap diri sendiri, dan pencapaian tujuan
pribadi. Misi itu akan dapat tercapai melalui strategi yang disebut belajar
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 6
sepanjang hidup (learning throughout life), yang dipandang sebagai detak jantung
dari masyarakat. Dengan mengikuti gagasan konsep belajar sepanjang hidup,
maka pengembangan kurikulum pendidikan dasar harus memberikan tekanan
yang lebih besar pada salah satu dari empat pilar yang diusulkan dan digambarkan
sebagai dasar pendidikan, yaitu: belajar hidup bersama (learning to live together).
Dalam pola ini, pendidikan dilakukan dengan mengembangkan suatu
pemahaman tentang orang lain, sejarah, tradisi, dan nilai-nilai spiritual mereka.
Dengan berpijak pada landasan tersebut, pendidikan dasar dapat menciptakan
suatu semangat baru yang dibimbing oleh kesadaran tentang resiko atau tantangan
masa depan, sehingga mendorong orang melaksanakan proyek bersama atau
mengelola konflik yang pasti terjadi, dengan suatu cara yang bijaksana dan damai.
Untuk mendukung terwujudnya gagasan tersebut di atas, maka strategi awal
pengembangan kurikulum pendidikan dasar adalah penekanan kepada pilar
pertama dari 4 (empat) pilar pendidikan yang ditetapkan UNESCO, yaitu belajar
mengetahui (learning to know). Adanya perubahan yang cepat yang dibawa oleh
kemajuan ilmiah dan norma-norma baru tentang kegiatan ekonomi dan sosial,
tekanan pada belajar untuk hidup bersama dipadukan dengan suatu pendidikan
umum yang cukup luas dengan melalui belajar memperoleh pengetahuan sebagai
alat untuk memahami hidup. Pilar berikutnya yang harus dipelajari peserta didik
pendidikan dasar adalah belajar menjadi dirinya sendiri (learning to be) Belajar
bekerja (learning to do) juga pilar pendidikan yang harus dipelajari oleh peserta
didik pendidikan dasar. Disamping belajar bekerja melakukan sesuatu pekerjaan,
secara lebih umum perlu pula menguasai kemampuan yang memungkinkan orang
mampu menghadapi berbagai situasi yang sering tidak dapat diduga sebelumnya,
dan bekerja dalam berbagai tim. Akhirnya, pilar pendidikan yang keempat yang
harus dipelajari peserta didik pendidikan dasar adalah learning to live together .
Hal ini berarti bahwa kurikulum pendidikan dasar harus memfasilitasi
peserta didik untuk belajar lebih bebas dan mempunyai pandangan sendiri yang
disertai dengan rasa tanggung jawab pribadi yang lebih kuat untuk mencapai
tujuan hidup pribadinya atau tujuan bersama sebagai anggota masyarakat. Untuk
mencapai tujuan pendidikan yang bermutu untuk seluruh lapisan peserta didik
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 7
pendidikan dasar, maka pengembangan kurikulumnya harus dirancang sebagai
keseluruhan dari penawaran lembaga pendidikan (sekolah) termasuk kegiatan di
luar kelas/sekolah dengan rangkaian mata pelajaran dan kegiatan yang terpadu.
Setiap satuan pendidikan memperoleh identitas atas dasar caranya mereka
menjalankan program-program belajar yang dikembangkannya. Faktor-faktor
yang menentukan isi tiap program harus muncul jauh di luar batas-batas
sekolah/satuan pendidikan. Faktor-faktor itu timbul melalui kekuatan-kekuatan
sosial, kultural, ekonomi, dan politik. Kurikulum suatu sekolah/satuan pendidikan
dasar harus mewakili keseluruhan sistem pengaruh yang membangun lingkungan
belajar bagi peserta didik. Program itu sendiri terdiri atas unsur-unsur tertentu
yang mencakup maksud dan tujuan, kurikulum, metode pembelajaran, dan
evaluasi hasil belajar peserta didik.
Pengembangan program belajar (kurikulum) pada tingkat pendidikan dasar
harus meliputi hal-hal esensial yang dibutuhkan peserta didik, seperti: bidang-
bidang studi apa yang akan disajikan; untuk maksud-maksud khusus apa bidang
studi tersebut disajikan; bagaimana bidang studi tersebut hendak disusun dan
dihubung-hubungkan; dan bagaimana bidang studi tersebut diajarkan kepada
peserta didik. Dengan kata lain, program belajar pendidikan dasar harus
dikembangkan secara terpadu dan berlandaskan kepada pengembangkan
kemampuan pemecahan masalah kehidupan yang perlu dikuasai peserta didik.
Secara konseptual, pengembangan kurikulum pendidikan dasar masa depan
perlu mangakomodasikan secara sistematis dimensi-dimensi pengembangan
peserta didik sebagai berikut:
1. Pengembangan individu - aspek-aspek hidup pribadi (dimensi pribadi):
a. Religi: kesadaran beragama
b. Fisik: kesehatan jasmani dan pertumbuhan
c. Emosi: kesehatan mental dan stabilitas emosi
d. Etika: integritas moral
e. Estétika: pengajaran kultural dan rekreasi
2. Pengembangan cara berpikir dan teknik memeriksa – kecerdasan yang terlatih
(dimensi kecerdasan):
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 8
a. Penguasaan pengetahuan: konsep-konsep dan informasi
b. Komunikasi pengetahuan: keterampilan untuk memperoleh dan
menyampaikan informasi
c. Penciptaan pengetahuan: cara pemeriksaan, diskriminasi, dan imaginasi.
d. Hasrat akan pengetahuan: kesukaan akan belajar.
3. Penyebaran warisan budaya – nilai-nilai civic dan moral bangsa (dimensi
sosial):
a. Hubungan antar manusia: kerjasama, toleransi
b. Hubungan individu-negara: hak dan kewajiban civic, kesetiaan dan
patriotisme,
c. solidaritas nasional
d. Hubungan individu-dunia: hubungan antar bangsa-bangsa, pemahaman
dunia.
e. Hubungan individu-lingkungan hidupnya: ekologi.
4. Pemenuhan kebutuhan sosial yang vital dan menyumbang lepada kesejahteraan
ekonomi, sosial, dan politik – lapangan teknik (dimensi produktif):
a. Pilihan pekerjaan: informasi dan bimbingan
b. Persiapan untuk bekerja: latihan dan penempatan
c. Rumah dan keluarga: mengatur rumah tangga, keterampilan mengerjakan
sesuatu
d. sendiri, perkawinan
e. Konsumen: membeli, menjual, investasi.
Untuk mendukung keterlaksanaan pengembangan kurikulum pendidikan
dasar masa depan tersebut di atas, perlu dikembangkan suatu masyarakat belajar
(learning society) pada setiap satuan pendidikan dasar. Hal tersebut
dimungkinkan, karena setiap aspek kehidupan, baik pada tingkat individual
maupun sosial, menawarkan kesempatan untuk belajar dan bekerja. Oleh karena
itu, pengembangan program belajar (kurikulum) pendidikan dasar di masa depan
perlu mendorong dan memfasilitasi penggalian potensi pendidikan dari media
teknologi informasi modern, dunia kerja atau kultural, dan pengisian waktu luang.
Selain itu, perlu dikembangkan pula kebiasaan peserta didik untuk memanfaatkan
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 9
setiap kesempatan untuk belajar dan mengembangkan diri, baik yang terkait
dengan apa yang mereka pelajari di satuan pendidikannya, maupun yang terkait
dengan pemecahan masalah yang dihadapi dalam kehidupan mereka sehari-hari.
B. Peran Kepala sekolah dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Dasar
Keberhasilan suatu inovasi pendidikan, khususnya inovasi dalam
pengenalan pelaksanaan Kurikulum sangat bergantung pada seberapa jauh
dimensi koordinasi dapat dilakukan secara efektif dan komunikatif antar
“stakeholder” yang terkait. Salah satu “stakeholder” yang terkait dalam
pelaksanaan dan pelaksanaan kurikulum itu yang dianggap penting adalah
“Kepala sekolah” Dalam kondisi ini, Kepala Sekolah harus berada pada titik
pusat “network” yang simpul-simpulnya menyertakan “stakeholder” lain yang
berkepentingan dengan sekolah baik kepentingan pembinaan maupun kepentingan
pemanfaatannya.
Keberhasilan atau kesuksesan pelaksanaan kepemimpinan kepala sekolah
dalam mengelola organisasi pendidikan dipengaruhi oleh kemampuan untuk
melakukan kegiatan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pengarahan (actuating) dan pengawasan (controling) terhadap semua operasional
tingkat satuan pendidikan. Keberhasilan sekolah dalam meraih mutu pendidikan
yang baik banyak ditentukan melalui peran kepemimpinan kepala sekolah.
Khusus yang berkaitan dengan “legalisasi” pada penerapan Kurikulum Berbasis
Kompetensi adalah kepastian “kapan launching KBK dimulai” dan “bagaimana
tahapan-tahapan implementasinya” serta “apa strategi/ pola desiminasinya”.
Semua ini telah ditetapkan dalam satu keputusan menteri. Penetapan ini akan
berimplikasi pada pola penyempurnaan pendidikan sekolah di sekolah seperti
tentang sistem ujian akhir, sistem penerimaan siswa/mahasiswa baru, mekanisme
penyediaan dana, atau pada mekanisme sosialisasi, baik sosialisasi dari tingkat
pusat ke daerah atau dari tingkat daerah ke sekolah.
Peran kepala sekolah sangat kuat mempengaruhi prilaku sumber daya
ketenagaan dalam hal ini guru dan sumber-sumber daya pendukung lainnya.
Sebagaimana dikemukakan Rahman H. (2005: 67) bahwa, kepemimpinan yang
efektif membuat sekolah berubah secara dinamis karena adanya komunikasi
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 10
lancar dalam kehidupan berorganisasi secara sistemik di mana di dalamnya
mempunyai ciri dialogis, kerja sama dan tumbuhnya ilmu pengetahuan berpikir,
mental model, penguasaan personal, berbagai visi sehingga anggota kelompok di
sekolah terpenuhi kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, status dan kepuasan
diri. Kepala sekolah dalam membuat kebijakan pengelolaan sekolah diharapkan
mampu saling berkonsultasi dengan unsur ketenagaan sekolah secara pedagogis
yang dapat mengembangkan potensi guru, staf administrasi dalam melakukan
aktifitas untuk meningkatkan kualitas pendidikan satuan pendidikan. Dengan
kepemimpinan kepala sekolah yang dialogis, komunikatif akan dapat mendukung
perubahan prilaku guru dalam perbaikan-perbaikan mutu pendidikan.
Berdasarkan pengamatan pada kondisi pengelolaan sekolah di beberapa
sekolah telah dikembangkan beberapa gaya kepemimpinan dalam upaya
perbaikan mutu pendidikan di tingkat sekolah, namun fenomena yang
berkembang di masyarakat pada saat ini bahwa penerapan desentralisasi
pendidikan seperti aktualisasi manajemen berbasis sekolah belum dapat optimal
dilakukan oleh kepala sekolah karena persepsi pemahaman desentralisasi pada
tingkat birokrat daerah belum optimal. Bila fenomena aktualisasi desentralisasi
pendidikan menghambat kepemimpinan kepala sekolah pada tingkat satuan
pendidikan maka dikhawatirkan kepemimpinan apapun yang akan dijalankan pada
tingkat satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan akan sulit
meraih kualitas pendidikan yang efektif.
Walaupun telah banyak rumusan tentang arti kepemimpinan, tetapi fokus
dan ketajamannya masih berbeda-beda. Misalnya, Daresh dan Playco (1995)
mendefinisikan kepemimpinan pembelajaran sebagai upaya memimpin para guru
agar mengajar lebih baik, yang pada gilirannya dapat memperbaiki prestasi belajar
siswanya. Definisi ini kurang komprehensif, karena hanya memfokuskan pada
guru. Ahli lain, Petterson (1993), mendefinisikan kepemimpinan pembelajaran
yang efektif sebagai berikut:
a. Kepala sekolah mensosialisasikan dan menanamkan isi dan makna visi
sekolahnya dengan baik. Dia juga mampu membangun kebiasaan-kebiasaan
berbagi pendapat atau urun rembug dalam merumuskan visi dan misi
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 11
sekolahnya, dan dia selalu menjaga agar visi dan misi sekolah yang telah
disepakati oleh warga sekolah hidup subur dalam implementasinya;
b. Kepala sekolah melibatkan para pemangku kepentingan dalam pengelolaan
sekolah (manajemen partisipatif). Kepala sekolah melibatkan para pemangku
kepentingan dalam pengambilan keputusan dan dalam kegiatan operasional
sekolah sesuai dengan kemampuan dan batas-batas yuridiksi yang berlaku.
c. Kepala sekolah memberikan dukungan terhadap pembelajaran, misalnya dia
mendukung bahwa pengajaran yang memfokuskan pada kepentingan belajar
siswa harus menjadi prioritas.
d. Kepala sekolah melakukan pemantauan terhadap proses belajar mengajar
sehingga memahami lebih mendalam dan menyadari apa yang sedang
berlangsung didalam sekolah.
e. Kepala sekolah berperan sebagai fasilitator sehingga dengan berbagai cara dia
dapat mengetahui kesulitan pembelajaran dan dapat membantu guru dalam
mengatasi kesulitan belajar tersebut.
Kepala sekolah merupakan tokoh kunci dalam mengkoordinasikan kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin, dan mengendali
kan segenap usaha dalam pengembangan kurikulum sekolah. Dalam aspek
perencanaan, kepala sekolah merupakan pelaku yang selalu terlibat dan bahkan
sering menjadi tumpuan dalam kegiatan perencanaan dan pengembangan
kurikulum, mulai dari konsep hingga hal-hal yang lebih teknis. Bisa jadi ia tidak
terlibat secara fisik pada keseluruhan kegiatan perencanaan, namun kepala
sekolah terus melakukan pemantauan dari waktu ke waktu.
Dalam aspek pengorganisasian, kepala sekolah mengorganisasikan unsur-
unsur, baik unsur manusia maupun unsur nonmanusia. Unsur-unsur itu
diorganisasikan untuk membangun sinergi antarunsur. Dari sinergi tersebut
tercipta daya baru dengan kualitas yang lebih bernilai bagi pengembangan
kurikulum sekolah. Dalam aspek pelaksanaan, kepala sekolah juga sebagai
pelaksana lapangan. Ia adalah orang yang mengkoordinasikan pengembangan
kurikulum, dan sekaligus menerjadikan atau menerapkan kuirikulum. Kepala
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 12
sekolah mengemban tugas memimpin. Dalam hal ini kepala sekolah mengarahkan
dan memberi komando. Hal yang mendasar di sini adalah kepala sekolah harus
berperan sebagai penanggung jawab atas pengembangan kurikulum sekolah.
C. Sistem Penilaian Pendidikan Dasar Berbasis Kelas
Penilaian berbasis kelas merupakan suatu kegiatan pengumpulan informasi
tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru yang
bersangkutan sehingga penilaian tersebut akan “mengukur apa yang hendak
diukur” dari siswa. Salah satu prinsip penilaian berbasis kelas yaitu, penilaian
dilakukan oleh guru dan siswa. Hal ini perlu dilakukan bersama karena hanya
guru yang bersangkutan yang paling tahu tingkat pencapaian belajar siswa yang
diajarnya. Selain itu siswa yang telah diberitahu oleh guru tersebut bentuk/cara
penilaiannya akan berusaha meningkatkan prestasinya sesuai dengan
kemampuannya.
Prinsip penilaian berbasis kelas lainnya yaitu: tidak terpisahkan dari KBM,
menggunakan acuan patokan, menggunakan berbagai cara penilaian (tes dan non
tes), mencerminkan kompetensi siswa secara komprehensif, berorientasi pada
kompetensi, valid, adil, terbuka, berkesinambungan, bermakna, dan mendidik.
Penilaian tersebut dilakukan antara lain meliputi: kumpulan kerja siswa
(portofolio), hasil karya (product), penugasan (project), unjuk kerja
(performance) dan tes tertulis (paper and pencil test). Setelah melakukan
serangkaian penilaian yang sesuai dengan prinsip-prinsip di atas, maka orang tua
siswa akan menerima laporannya secara komunikatif dengan menitik beratkan
pada kompetensi yang telah dicapai oleh anaknya di sekolah.
PBK yang dilakukan guru secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran
berguna untuk (a) umpan balik bagi peserta didik dalam mengetahui kemampuan
dan kekurangannya sehingga menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil
belajarnya; (b) memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar peserta
didik sehingga memungkinkan dilakukannya pengayaan dan remediasi untuk
memenuhi kebutuhan peserta didik sesuai dengan kemajuan dan kemampuannya;
(c) memberikan masukan bagi guru untuk memperbaiki program pembelajarannya
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 13
di kelas; (d) memungkinkan peserta didik mencapai kompetensi yang telah
ditentukan walaupun dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda; (e)
memberikan informasi yang lebih komunikatif kepada masyarakat tentang
efektivitas pendidikan sehingga mereka dapat meningkatkan partisipasinya di
bidang pendidikan.
Dilihat dari keterkaitan antara penilaian berbasis kelas dengan proses
belajar mengajar, maka penilaian mempersyaratkan adanya keterkaitan langsung
dengan aktivitas proses pembelajaran. Demikian pula, proses belajar mengajar
akan berjalan efektif apabila didukung oleh penilaian berbasis kelas yang efektif
oleh guru. Penilaian merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar.
Kegiatan penilaian harus dipahami sebagai kegiatan untuk mengefektifkan proses
belajar mengajar agar sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini sejalan dengan yang
dikemukakan Stigging (Furqon, 2001) bahwa “Assessment as instruction”,
maksudnya bahwa “Assessment and teaching can be one and the same”. Dengan
demikian penilaian pembelajaran bahasa Indonesia harus dilakukan guru secara
terencana, sistematik, dan berkesinambungan sebagai strategi dalam quality
assurance.
Keterkaitan dan keterpaduan antara penilaian dan proses belajar mengajar
dapat digambarkan pada siklus di bawah ini.
Rencana Mengajar Analisis & Proyek Umpan Balik Belajar Mengajar
Penilaian
Berbasis Kelas
Gambar 1. Siklus Proses Belajar Mengajar dan Penilaian
Gambar di atas menunjukkan bahwa langkah yang guru lakukan dalam
rangkaian aktivitas pengajaran meliputi rencana mengajar, proses belajar
mengajar, penilaian, analisis dan umpan balik. Dalam siklus pembelajaran, hal
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 14
pertama yang harus dilakukan oleh guru adalah menyusun rencana mengajar.
Dalam menyusun rencana mengajar ini hal-hal yang harus dipertimbangkan
meliputi rincian komponen yang harus dicapai peserta didik, cakupan dan
kedalaman materi, indikator pencapaian kompetensi, pengalaman belajar yang
harus dialami peserta didik, persyaratan sarana belajar yang diperlukan, dan
metode serta prosedur untuk menilaian ketercapaian kompetensi.
Setelah rencana pengajaran tersusun dengan baik, guru melakukan
kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana tersebut. Hal yang paling penting
untuk diperhatikan dalam proses belajar mengajar ini adalah adanya interaksi
yang efektif antara guru, peserta didik dan sumber belajar lainnya sehingga
menjamin terjadinya pengalaman belajar yang mengarah ke pencapaian
kompetensi oleh peserta didik. Untuk mengetahui dengan pasti ketercapaian
kompetensi dimaksud, guru melakukan penilaian secara terarah dan terprogram.
Penilaian harus digunakan sebagai proses untuk mengukur dan menentukan
tingkat ketercapaian kompetensi, dan sekaligus untuk mengukur efektivitas proses
belajar mengajar. Untuk itu, penilaian yang efektif harus diikuti oleh kegiatan
analisis terhadap hasil penilaian dan merumuskan umpan balik yang perlu
dilakukan dalam perencanaan proses belajar mengajar berikutnya. Dengan
demikian, rencana mengajar yang disiapkan guru untuk siklus proses belajar
mengajar berikutnya harus didasarkan pada hasil dan umpan balik penilaian
sebelumnya. Jika dilakukan, maka kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
sepanjang semester dan tahun pelajaran merupakan rangkaian dari siklus proses
Penilaian hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran terpadu tidak
berbeda dari penilaian untuk pembelajaran dengan cara biasa. Oleh karena itu
semua asas yang perlu diperhatikan dalam penilaian hasil belajar dengan
pembelajaran biasa berlaku pula dalam penilaian dengan pembelajaran terpadu.
Hanya saja dalam penilaian hasil belajar dengan pembelajaran terpadu alternatif
penilaian banyak digunakan tidak hanya bergantung pada penilaian tes tertulis
(peserta didik di SD kelas rendah banyak yang belum bisa menulis). Efek iringan
dalam pembelajaran biasa menjadi efek Iangsung pembelajaran dalam
pembelajaran terpadu, seperti kemampuan bekerja sama, kemampuan
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 15
berkomunikasi lisan maupun tulisan, dan kecenderungan anak dalam bertindak
yang menunjukkan sikapnya setelah anak belajar konsep.
Dalam pembelajaran terpadu, guru harus melakukan penilaian baik dalam
proses pembelajaran maupun sebagai hasil proses pembelajaran. Penilaian proses
dapat dilakukan guru secara Iangsung dengan menggunakan teknik observasi baik
ketika peserta didik bekerja kelompok, misalnya menyampaikan gagasan.
Penilaian proses juga dapat dilakukan terhadap kinerja, baik berupa produk fisik
yang dihasilkan anak dalam proses/setelah proses pembelajaran maupun kinerja
melakukan sesuatu berupa keterampilan motorik. Sedangkan aspek sikap dapat
dinilai pada waktu proses atau setelah pembelajaran. Penilaian sikap dapat
dilakukan berkaitan dengan berbagai objek sikap, misalnya sikap terhadap apa
yang telah dipelajari, sikap terhadap guru, dan sikap terhadap proses
pembelajaran. Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya
dengan cara mengajukan pertanyaan langsung, laporan pribadi, dan penggunaan
skala sikap differensiasi semantik.
D. Profesionalisme Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling
berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu kepala sekolah harus
mengetahui tugas-tugas yang harus ia laksanakan. Adapun tugas-tugas dari kepala
sekolah seperti yang dikemukakan Wahjosumidjo (2002) adalah:
Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain, Kepala sekolah
berperilaku sebagai saluran komunikasi di lingkungan sekolah.
a. Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan. Kepala
sekolah bertindak dan bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan
oleh bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru, siswa, staf, dan
orang tua siswa tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah
b. Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala sekolah harus
mampu menghadapi berbagai persoalan.Dengan segala keterbatasan, seorang
kepala sekolah harus dapat mengatur pemberian tugas secara cepat serta dapat
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 16
memprioritaskan bila terjadi konflik antara kepentingan bawahan dengan
kepentingan sekolah.
c. Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional. Kepala
sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis, kemudian
menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang feasible. Serta harus dapat
melihatsetiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan.
d. Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah. Dalam
lingkungan sekolah sebagai suatu organisasi di dalamnya terdiri dari manusia
yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda yang bisa menimbulkan
konflik untuk itu kepala sekolah harus jadi penengah dalam konflik tersebut.
e. Kepala sekolah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat
membangun hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasi dan
kesepakatan (compromise). Peran politis kepala sekolah dapat berkembang
secara efektif, apabila: (1) dapat dikembangkan prinsip jaringan saling
pengertian terhadap kewajiban masing-masing, (2) terbentuknya aliasi atau
koalisi, seperti organisasi profesi, OSIS, BP3, dan sebagainya; (3) terciptanya
kerjasama (cooperation) dengan berbagai pihak, sehingga aneka macam
aktivitas dapat dilaksanakan.
f. Kepala sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai macam pertemuan
kepala sekolah adalah wakil resmi sekolah yang dipimpinnya.
g. Kepala sekolah mengambil keputusan-keputusan sulit. Tidak ada satu
organisasi pun yang berjalan mulus tanpa problem. Demikian pula sekolah
sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan dan kesulitan-kesulitan.
Dan apabila terjadi kesulitan-kesulitan kepala sekolah diharapkan berperan
sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit tersebut.
Dalam menjalankan kepemimpinannya, selain harus tahu dan paham
tugasnya sebagai pemimpin, yang tak kalah penting dari itu semua seyogyanya
kepala sekolah memahami dan mengatahui perannya. Adapun peran-peran
kepala sekolah yang menjalankan peranannya sebagai manajer seperti yang
diungkapkan oleh Wahjosumidjo (2002) adalah:
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 17
a. Peranan hubungan antar perseorangan;
Figurehead, figurehead berarti lambang dengan pengertian sebagai kepala
sekolah sebagai lambang sekolah.
Kepemimpinan (Leadership). Kepala sekolah adalah pemimpin untuk
menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah sehingga dapat
melahirkan etos kerja dan peoduktivitas yang tinggi untuk mencapai
tujuan.
Penghubung (liasion). Kepala sekolah menjadi penghubung antara
kepentingan kepala sekolah dengan kepentingan lingkungan di luar
sekolah. Sedangkan secara internal kepala sekolah menjadi perantara
antara guru, staf dan siswa.
b. Peranan informasional
Sebagai monitor. Kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan terhadap
lingkungan karena kemungkinan adanya informasi-informasi yang
berpengaruh terhadap sekolah.
Sebagai disseminator. Kepala sekolah bertanggungjawab untuk
menyebarluaskan dan membagi-bagi informasi kepada para guru, staf, dan
orang tua murid.
Spokesman. Kepala sekolah menyabarkan informasi kepada lingkungan di
luar yang dianggap perlu.
c. Sebagai pengambil keputusan
Enterpreneur. Kepala sekolah selalu berusaha memperbaiki penampilan
sekolah melalui berbagai macam pemikiran program-program yang baru
serta malakukan survey untuk mempelajari berbagai persoalan yang timbul
di lingkungan sekolah.
Orang yang memperhatikan gangguan (Disturbance handler). Kepala
sekolah harus mampu mengantisipasi gangguan yang timbul dengan
memperhatikan situasi dan ketepatan keputusan yang diambil.
Orang yang menyediakan segala sumber (A Resource Allocater). Kepala
sekolah bertanggungjawab untuk menentukan dan meneliti siapa yang
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 18
akan memperoleh atau menerima sumber-sumber yang disediakan dan
dibagikan.
Anegotiator roles. Kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan
pembicaraan dan musyawarah dengan pihak luar dalam memnuhi
kebutuhan sekolah.
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 19
BAB III PEMBAHASAN
Kepala sekolah adalah pemimpin tertinggi sekolah. Kepala sekolah
merupakan tokoh kunci (key person) akan keberhasilan sebuah sekolah. Seperti
yang diungkapkan ‘De Roche’ bahwa tidak ada sekolah yang baik tanpa kepala
sekolah yang baik. Kepala sekolah yang mampu menempatkan dirinya secara
efektif dan efisien akan sangat berpengaruh terhadap terwujudnya sekolah yang
berkualitas dan memiliki mutu yang bagus.
Pada umumnya, seorang pemimpin dikatakan berhasil apabila pemimpin
tersebut memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap 2 orientasi yaitu apa
yang telah dicapai oleh organisasi (produksi, pendanaan, kemampuan adaptasi
dengan program-program inovatif dsb) dan pembinaan terhadap organisasi
tersebut (berkaitan dengan variabel kepuasaan bawahan, motivasi dan semangat
kerja).
Keberhasilan seorang kepala sekolah dapat dilihat dari keberhasilan sekolah
yang dipimpinnya. Sekolah dikatakan berhasil bukan hanya karena sekolah
tersebut mendapat berbagai prestasi tetapi juga KBM yang lancar, guru yang
disiplin dan staf tata usaha yang disiplin. Selain itu guru dan tata usaha memiliki
kepedulian yang tinggi terhadap tugas-tugasnya. Siswa juga termotivasi dan
memiliki semangat belajar tinggi untuk meraih prestasi. Untuk itu diperlukan
kepala sekolah yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik, kemampuan
memotivasi dan kemampuan dalam mengambil keputusan dengan bijaksana.
Kemampuan komunikasi yang baik sangat diperlukan oleh seorang kepala
sekolah. Dengan ini kepala sekolah dapat menerima masukan dan keluhan dari
guru dan TU, meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas, dan dapat memberikan
motivasi . Komunikasi dapat dilakukan secara formal maupun informal. Salah
satu langkah tepat yang perlu dilakukan oleh seorang kepala sekolah adalah
pertemuan mingguan.
Motivasi sangat diperlukan agar tugas yang dihadapi dapat terselesaikan
dengan baik. Sebelum kepala sekolah memotivasi para stafnya, terlebih dahulu
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 20
harus memotivasi dirinya sendiri. Dasar yang paling pokok memberikan motivasi
guru, tata usaha dan siswa adalah memahami keinginan dan kebutuhannya.
Disamping kedua hal di atas kemampuan mengambil keputusan dengan
bijaksana sangat diperlukan. Karena sekolah tidak ubahnya dengan sebuah
masyrakat kecil yang selalu memiliki masalah, baik itu dari guru, siswa, tata
usaha maupun dari masyarakat sekitar.
Masalah-masalah yang timbul serta timbulnya faktor penghambat
tercapainya kualitas keprofesionalan kepemimpinan kepala sekolah, dapat
dipecahkan, pemecahan masalah yang diperlukan diantaranya adalah :
a. Pembinaan kemampuan profesional kepala sekolah ; Wadah-wadah yang
telah dikembangkan dalam pembinaan kemampuan profesional kepala sekolah
adalah musyawarah kepala sekolah (MKS) , kelompok kerja kepala sekolah
(KKKS), pusat kegiatan kepala sekolah (PKKS). Disamping itu peningkatan
dapat dilakukan melalui pendidikan, dengan program sarjana atau pasca sarjana
bagi para kepala sekolah sesuai dengan bidang kehaliannya, sehingga tidak
terlepas dari koridor disiplin ilmu masing-masing.
b. Revitalisasi MGMP dan MKKS di sekolah ; Melalui MGMP dan MKKS dapat
dipikirkan bagaimana menyiasati kurikulum yang padat dan mencari alternatif
pembelajaran yang tepat serta menemukan berbagai variasi metoda dan variasi
media untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan mengefektifkan
MGMP dan MKKS semua kesulitan dan permasalahan yang dihadapi oleh
guru dan kepala sekolah dalam kegiatan pendidikan dapat dipecahkan, dan
diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
c. Peningkatan disiplin; Dalam menumbuhkan kepala sekolah profesional dalam
paradigma baru manajemen pandidikan di sekolah diperlukan adanya
peningkatan disiplin untuk menciptakan iklim sekolah yang lebih kondusif dan
dapat memotivasi kerja, serta menciptakan budaya kerja dan budaya disiplin
para tenaga kependidikan dalam melakukan tugasnya di sekolah.
d. Pembentukan kelompok diskusi profesi ; Kelompok diskusi profesi dapat
dibentuk untuk mengatasi tenaga kependidikan yang kurang semangat dalam
melakukan tugas-tugas kependidikan di sekolah yang melibatkan pengawas
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 21
sekolah, komite sekolah atau orang lain yang ahli dalam memecahkan masalah
yang dihadapi kepala sekolah dan tenaga kependidikan.
e. Peningkatan layanan perpustakaan dan penambahan koleksi ;Salah satu
sarana peningkatan profesionalisme kepala sekolah adalah tersedianya buku
yang dapat menunjang kegiatan sekolah dalam mendorong visi menjadi aksi.
Karena akan sangat sulit dapat mengembangkan dan meningkatkan
profesionalisme kepala sekolah jika tidak ditunjangkan oleh sumber belajar
yang memadai. Selain itu kepala sekolah harus memiliki visi dan misi, serta
strategi manajemen pendidikan secara utuh yang berorientasi kepada mutu.
Strategi ini dikenal dengan manajemen mutu terpadu (MMT) atau kalau dunia
bisnis dikenal dengan nama total quality management (TQM). Yang
merupakan usaha sistematis dan terkoordinasi untuk secara terus-menerus
memperbaiki kualitas layanan.
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 22
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan tumpuan keberhasilan
Manajemen Pembelajaran di Sekolah. Keberhasilan atau kesuksesan pelaksanaan
kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola organisasi pendidikan
dipengaruhi oleh kemampuan untuk melakukan kegiatan perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating) dan pengawasan
(controling) terhadap semua operasional tingkat satuan pendidikan. Keberhasilan
sekolah dalam meraih mutu pendidikan yang baik banyak ditentukan melalui
peran kepemimpinan kepala sekolah. Hal ini disebabkan peran kepala sekolah
sangat kuat mempengaruhi prilaku sumber daya ketenagaan dalam hal ini guru
dan sumber-sumber daya pendukung lainnya. Kepemimpinan yang efektif
membuat sekolah berubah secara dinamis karena adanya komunikasi lancar dalam
kehidupan berorganisasi secara sistemik di mana di dalamnya mempunyai ciri
dialogis, kerja sama dan tumbuhnya ilmu pengetahuan berpikir, mental model,
penguasaan personal, berbagai visi sehingga anggota kelompok di sekolah
terpenuhi kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, status dan kepuasan diri.
Kepala sekolah dalam membuat kebijakan pengelolaan sekolah diharapkan
mampu saling berkonsultasi dengan unsur ketenagaan sekolah secara pedagogis
yang dapat mengembangkan potensi guru, staf administrasi dalam melakukan
aktifitas untuk meningkatkan kualitas pendidikan satuan pendidikan. Dengan
kepemimpinan kepala sekolah yang dialogis, komunikatif akan dapat mendukung
perubahan prilaku guru dalam perbaikan-perbaikan mutu pendidikan.
Komunikasi atau dialogis yang baik dari kepala sekolah dapat
dideskripsikan dalam berbagai bidang kegiatan operasional sekolah antara lain: 1)
Komunikasi dengan siswa dalam upaya pembinaan siswa 2) Komunikasi dengan
orang tua siswa tentang prestasi murid-murid 3) Komunikasi dengan guru dalam
waktu tertentu dalam membahas kebijakan baru yang akan diterapkan 4)
Komunikasi umum terhadap komite sekolah tentang informasi program perbaikan
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 23
sekolah 5) Komunikasi dengan mass media dalam mengakses keberhasilan dan
hambatan yang dialami sekolah.
Banyak pihak yang terlibat dalam pengembangan kurikulum. Di antaranya
ialah kepala sekolah, guru, komite sekolah dan siswa. Sebagai manajer, kepala
sekolah bertanggung jawab atas manajemen sekolah. Dalam konteks ini, kepala
sekolah terlibat dalam tugas-tugas merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan, memimpin, dan mengendalikan segenap usaha pencapaian tujuan
pendidikan. Kepala sekolah harus mampu melahirkan ide-ide baru dan kreatif.
Pengembangan kurikulum sering kali bermula dari gagasan kepala sekolah.
Karena kewenangan yang dimiliki kepala sekolah, maka ideide barunya menjadi
lebih terbuka untuk diimplementasikan di sekolah. Begitu pula dalam konteks
pengembangan kurikulum sekolah ini.
B. Rekomendasi
Peningkatan kepemimpinan kepala sekolah harus dilakukan melalui suatu
strategi. Melalui strategi perbaikan mutu inilah diharapkan dapat mengatasi
masalah rendahnya pendidikan mutu pendidikan yang mengoptimalkan segala
sumber daya yang terdapat di sekolah.
Upaya peningkatan profesionalisme kepala sekolah harus dilakukan secara
berkesinambungan karena perubahan yang terjadi selalu dinamis serta tidak bisa
diprediksi sehingga kepala sekolah maupun tenaga kependidikan harus selalu siap
dihadapkan pada kondisi perubahan. Ada istilah seorang tenaga pendidik yang
tadinya profesional belum tentu akan terus profesional begitupun sebaliknya,
tenaga kependidikan yang tadinya tidak profesional belum tentu akan selamanya
tidak profesional. Dari pernyataan itu jelas kalau perubahan akan selalu terjadi
dan menuntut adanya penyasuaian sehingga kita dapat mengatasi perubahan
tersebut dengan penuh persiapan.
Dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan profesionalisme kepala sekolah
harus ada pihak yang berperan dalam peningkatan mutu tersebut. Dan yang
berperan dalam peningkatan profesionalisme kepala sekolah adalah pengawas
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 24
sekolah yang juga merupakan pemimpin pendidikan yang bersama-sama kepala
sekolah memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan sekolah.
Peningkatan profesionalisme kepala sekolah perlu dilaksanakan secara
berkesinambungan dan terencana dengan melihat permasalahan-permasalahan dan
keterbatasan yang ada. Sebab kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan
yang juga bertanggung jawab dalam meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan lainnya. Kepala sekolah yang profesional akan mengetahui
kabutuhan dunia pendidikan, dengan begitu kepala sekolah akan melakukan
penyesuian-penyesuian agar pendidikan berkembang dan maju sesuai dengan
kebutuhan pembangunan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 25
DAFTAR PUSTAKA
Daresh, John C.,Playko, Marshal A. 1995. Supervision as a Proactive Process, Waveland press.
Departemen Pendidikan Nasional, Konsep dan Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah. 2001 Deal, T.E. and Peterson, K.D. 1998. Shaping School Culture: The Heart of Leadership. San Fransisco, CA. Jossey Bass Publishers. F:\Mary Jo\Education Leadership Redesign Commission\Tennessee Standards for
Instructional Leaders Packet.doc vlb 3/21/07 Fink, Elaine and B. Resnicl, Lauren (2003). Developing Principals as Instructional
Leaders. Guston, Sandra Lee. 2002. The Instructional Leadership toolbox: A Handbook for
Improving Practice. California: Sage Publication. Glatthorn, A.A.1993. OBE Reform and the Curriculum Process. Journal of Curriculum and Supervision, 8, 4, pp. 354-363 Hoyle, J.R., English, F.W., & Steffy, B.E. 199. Skills for Successful Leaders (2nd
Edition). Arlington, VA. American association of School Administrators.
Mulyasa E. 2006. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Kusnandar. 2007. Guru Profesional. Jakarta: PT Raja Grafindo Maman Ukas. 2004. Manajemen. Bandung: Agini Miftah Toha, 2003. Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta: PT Raja
Grafindo. Rahman (at all). 2006. Peran Strategis Kapala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan. Jatinangor: Alqaprint. Sadili Samsudin.2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV Pustaka
Setia Soekarto Indarafachrudi. 2006. Bagaimana Memimpin Sekolah yang efektif.
Bogor: Ghalia Indonesia
Di susun oleh : Wisnu Wardhono Halaman 26
Sudarwan Danim. 2002. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kepandidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Syaiful Sagala. 2002. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung : Alfabeta CV
Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada *)) Sri Damayanti adalah mahasiswa tingkat IV pada Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP-Universitas Kuningan.