198
PERAN GURU DALAM MEMOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP PGRI 2 CILEDUG Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh Soraya Dwi Kartika NIM : 1111015000044 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016

PERAN GURU DALAM MEMOTIVASI BELAJAR SISWA PADA …€¦ · r LEMBAR PENGESAIIAN PENGUJI SIDANG Skripsi berjudul Peran Guru Dalam Memotivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PERAN GURU DALAM MEMOTIVASI BELAJAR SISWA

    PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU

    DI SMP PGRI 2 CILEDUG

    Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

    Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh

    Soraya Dwi Kartika

    NIM : 1111015000044

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2016

  • LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

    PERAN GURU DALAM NIEMOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN IPS TERPADU DI SMP PGRI2 CILEDUG

    SKRIPSI

    Di ajukan Unt',tk Memenuhi PLrsyarat an M emperol eh

    Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Bidang Ilmu Pegetahuan Sosial

    Oleh:

    Soraya Dwi KartikaNIM : 1111015000044

    Menyetujui,

    Pembimbing

    Dr. IwaliPurwanto, M.PdNIP : 19730424 200807 | 012

    I

    I

    JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIALFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERi SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

    ,, 2016

  • r

    LEMBAR PENGESAIIAN PENGUJI SIDANG

    Skripsi berjudul Peran Guru Dalam Memotivasi Belajar Siswa Pada Mata

    Pelajaran IPS Terpadu Di, SMP PGRI 2 Ciledug disusun oleh Soraya Dwi

    Kartika, Nomor Induk Mahasiswa 1111015000A44, diajukan kepada Fakultas

    Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telahdinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 28 Oktober 2016

    dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana

    S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan IPS.

    Jakarta, 30 Oktober 2016

    Panitia Ujian Munaqasah

    Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

    Dr.Iwan Purwanto. M.Pd

    NIP. 19730424 2008At 1 012

    S ekretaris (S ekretaris Jurusan/Prodi)

    Drs. Svaripulloh. M.Si

    NIP: 19670909 200701 1 003

    Penguji I

    Dr. Ulfah Faiarini. M.Si

    NIP: 19670828 T99303 2 006

    Penguji llAndri Noor Ardiansvah. M.Si

    NIP: 19840312201503 1 002

    Tanggal Tanda Tangan

    :t/a/tau 4-:,,,;-

    */ulaob

  • Yang bertanda

    Nama

    NIM

    Jurusan

    Alamat

    Nama Pembimbing

    NIP

    : Dr. Iwan Purwanto, M.Pd

    :19730a21 200801 1 012

    SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

    tangan dibawah ini:

    Soraya Dwi Kartika

    1 1 1 1015000044

    Pendidikan IPS/Pendidikan Ekonomi Akuntansi

    Jl. Raden Fatah, Kp. Dukutr RT.01 RW.06 No. 54, Sudimara

    Selatan, Ciledug Kota Tangerang.

    MENI-YATAKAN DENGAi\ SESI]NGGUHI\"YA

    Bahwa skripsi yang berjudul Peran Guru Dalam Memotivasi Belajar Siswa Pada

    Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP PGRI 2 Ciledug adalah benar hasil karyasendiri dibawah bimbingan dosen:

    Jurusan/ProgramStudi :PendidikanIPS/EkonomiAkuntansi

    Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siapmenerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya

    sendiri.

    20t6

    iii

    NIM: 1111015000044

    Oktober

  • iv

    ABSTRAK

    SORAYA DWI KARTIKA. Peran Guru Dalam Memotivasi Belajar Siswa

    Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP PGRI 2 Ciledug. Skripsi.

    Jakarta: Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu

    Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

    Hidayatullah. 2016.

    Pembelajaran akan berhasil ketika seorang guru menggunakan media,

    metode dan model pembelajaran yang tepat pada saat mengajar, serta guru

    memahami betul perannya sebagai seorang pendidik. Salah satu peran guru adalah

    memberikan motivasi kepada siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

    peran guru dalam memotivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di

    SMP PGRI 2 Ciledug. Penelitian ini dilaksanakan di SMP PGRI 2 Ciledug kepada

    siswa kelas VII yang berjumlah 135 siswa. Metode penelitian yang digunakan

    adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan

    meliputi observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Selanjutnya data-data

    yang diperoleh dianalisis dan disajikan ke dalam tabel-tabel frekuensi sehingga

    lebih mudah dipahami dan dimengerti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru

    IPS berperan cukup baik di dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa

    cukup termotivasi di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Peran guru IPS

    dalam memotivasi belajar siswa sudah berjalan dengan baik dapat terlihat ketika

    guru memberikan ice breaking sebelum menyampaikan materi. Selain itu guru

    IPS juga memberikan pujian ataupun reward yang dapat memotivasi belajar siswa

    serta menciptakan kondisi atau proses belajar yang membuat siswa tertarik dan

    bersemangat mengikuti kegiatan belajar dengan penggunaan metode yang

    bervariasi. Dengan demikian, peranan guru sangat penting di dalam memberikan

    motivasi pada saat kegiatan belajar mengajar. Sehingga dampak dari pemberian

    motivasi tersebut yaitu adanya rasa ketertarikan dan kesenangan siswa untuk

    mengikuti kegiatan pembelajaran IPS.

    Kata Kunci: Peran Guru, Motivasi Belajar Siswa, IPS

  • v

    ABSTRACT

    SORAYA DWI KARTIKA. Teacher’s Role in Motivating Students Learning in

    Integrated Social Sciences Subjects in SMP PGRI 2 Ciledug. Minithesis.

    Jakarta: Departement of Educations Social Sciences Faculty of Tarbiyah and

    Teaching State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah. 2016.

    Learning will be successful when a teacher uses media, methods and

    models appropriate learning when teaching, and teachers fully understand his

    role as an educator. One of the teacher's role is to give motivation to students.

    This study aims to determine the role of teachers in motivating students in the

    Integrated Social Science subjects in SMP PGRI 2 Ciledug. The research was

    conducted in SMP PGRI 2 Ciledug to seventh grade students totaling 135

    students. The method used is descriptive qualitative data collection techniques

    used include observation, interviews, questionnaires and documentation.

    Furthermore, the data obtained are analyzed and presented in frequency tables so

    it's easier to be understood.The results showed that the social studies teacher

    plays quite well in learning activities, so that students are motivated enough in

    participating in learning activities. Social sciences teacher's role in motivating

    student learning is already well underway can be seen when teachers provide ice

    breaking before delivering the material. Besides social studies teachers also give

    praise or rewards that can motivate students to learn and create a condition or

    learning that keep students interested and eager to follow the learning activities

    with the use of various methods. Thus, the role of teachers is crucial in providing

    the motivation at the time of study. So the impact of the provision that motivation

    is a sense of interest and excitement of students to participate in learning

    activities social sciences.

    Keywords: Role of Teachers, Student Motivation, Education Social Sciences.

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Wr. Wb

    Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT dan Rasulullah

    SAW beserta keluarganya. Saya sebagai penulis berucap syukur telah diberi

    nikmat iman, islam dan kesehatan dalam menyelesaikan skripsi sebagai syarat

    kelulusan pada semester akhir. Dalam hal ini penulis telah secara maksimal

    mencurahkan segala pikiran dan daya upaya dalam penyusunan skripsi ini.

    Penulis telah melakukan penelitian terkait Peran Guru Dalam Memotivasi Belajar

    Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP PGRI 2 Ciledug. Dalam proses

    penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak,

    baik moril maupun materil, maka penulis mengucapkan terimakasih yang tak

    terhingga kepada:

    1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

    dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

    Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

    Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan sekaligus sebagai

    dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan

    dan saran dalam pembuatan skripsi ini.

    3. Drs. H. Syaripulloh, M.Si, selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Ilmu

    Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

    Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    4. Dr. Teuku Ramli Zakaria, M.A, Selaku Dosen Pembimbing Akademik

    yang telah memberikan arahan, motivasi dan semangat kepada penulis

    selama menjadi mahasiswa.

    5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

    Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya pada Jurusan

    Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu

    pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

  • vii

    6. Ungkapan terimakasih penulis ucapkan dengan rendah hati dan rasa

    hormat kepada Papa Teguh SNK Baroto dan yang tercinta Mama Dede

    Robaya serta keluarga penulis (Aa Aditya Bayu Nugroho dan Teteh Ayu

    Aprianih) yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi dan doa dengan

    segala pengorbanannya yang telah diberikan untuk penulis. Semua

    merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan penulis

    sampai saat ini.

    7. Seluruh Civitas Akademi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    8. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

    Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    9. Kepala Sekolah beserta staffnya, guru-guru, dan siswa/i SMP PGRI 2

    Ciledug-Tangerang yang telah bekerjasama, meluangkan waktu dan

    tenaganya dalam penelitian yang dilakukan penulis.

    10. Terkhusus untuk Muchtar, S.Pd, yang selalu menemani, memberikan

    saran, menghilangkan stres dan kesulitan serta memberikan motivasi

    penuh selama proses penyusunan skripsi. Terimakasih atas

    ketersediaannya dalam memberikan dukungan, serta perhatiannya selama

    ini.

    11. Sahabat-sahabat terbaik (Rahmi Utami, Zusrini, Nida Nurazizah dan Nur

    Indah Sari) yang selalu memberikan bantuan, dukungan, dan menghibur

    penulis ketika merasa tidak mampu dalam menyelesaikan berbagai tugas.

    12. Teman-teman seperjuangan Pendidikan IPS 2011, terlebih khusus untuk

    Pendidikan Ekonomi Akuntansi 2011 kalian semua telah memberikan

    motivasi dan warna dalam hidup penulis.

    13. Rekan-rekan mengajar di Bimbel Visi Barito yang selalu mengingatkan,

    memberikan motivasi dan tidak pelit berbagi ilmunya hingga

    terselesaikannya skripsi ini.

  • viii

    14. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang

    tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dan tanpa mengurangi rasa

    hormat, namun semua yang kalian berikan sangat berarti bagi penulis.

    Atas bantuan mereka yang sangat berharga, penulis berdo’a semoga Allah

    SWT memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal shaleh dan

    ketaatan kepada-Nya. Aamiin.

    Harapan penulis, semoga penyusunan skripsi ini akan dapat membantu

    mahasiswa dalam penyusunan skripsi di semester akhir dan menjadi acuan

    pula bagi adik-adik kelas yang hendak pula akan mengerjakan skripsi.

    Wassalmu’alaikum, Wr. Wb

    Jakarta, 28 Maret 2016

    Penulis

  • ix

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................ i

    LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG .......................................... ii

    LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI ........................................... iii

    ABSTRAK ......................................................................................................... iv

    ABSTRACT ........................................................................................................ v

    KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

    A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

    B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 7

    C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 7

    D. Perumusan Masalah ...................................................................... 8

    E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8

    F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8

    BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 9

    A. Pengertian Dan Peran Guru ............................................................ 9

    1. Pengertian Guru ......................................................................... 9

    2. Peran Guru ................................................................................. 11

    B. Motivasi Belajar ............................................................................ 23

    1. Pengertian Motivasi .................................................................. 23

    2. Pengertian Belajar ..................................................................... 25

    3. Motivasi Belajar ........................................................................ 28

    4. Macam-Macam Motivasi ........................................................... 29

    a. Motivasi Intrinsik ............................................................... 30

    b. Motivasi Ekstrinsik ............................................................ 31

  • x

    5. Fungsi Motivasi Dalam Belajar ............................................... 33

    6. Bentuk-Bentuk Motivasi di Sekolah .................................... .... 33

    C. Guru Sebagai Motivator ................................................................ 35

    D. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .................................. 37

    1. Pengertian Pendidikan IPS ....................................................... 37

    2. Tujuan Pendidikan IPS ............................................................. 38

    E. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 39

    F. Kerangka Berpikir .......................................................................... 40

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 41

    A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 41

    1. Tempat Penelitian .................................................................... 41

    2. Waktu Penelitian ...................................................................... 41

    B. Metode Penelitian........................................................................... 41

    C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 42

    1. Populasi ..................................................................................... 42

    2. Sampel ..................................................................................... 43

    D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 43

    1. Observasi .................................................................................. 43

    2. Wawancara ................................................................................ 44

    3. Angket (Kuesioner) ................................................................... 44

    4. Dokumentasi .............................................................................. 45

    E. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................ 45

    1. Definisi Konseptual .................................................................... 45

    2. Definisi Operasional ................................................................... 46

    3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ................................................... 46

    a. Observasi .............................................................................. 46

    b. Wawancara ………… ……………………………………… 48

    c. Angket (Kuesioner) …………………………………............ 48

    d. Dokumentasi ........................................................................... 51

  • xi

    F. Teknik Analisis Keabsahan Data ................................................... 51

    1. Teknik Analisis Keabsahan Data Wawancara dan Observasi .. 51

    2. Teknik Analisis Keabsahan Data Angket ................................ 52

    a. Uji Validitas ........................................................................ 52

    b. Uji Reliabilitas ..................................................................... 53

    c. Editing ................................................................................. 54

    d. Skoring ................................................................................ 54

    G. Teknik Analisa Data ....................................................................... 54

    1. Editing ..................................................................................... 55

    2. Coding ..................................................................................... 56

    3. Tabulating ................................................................................. 56

    BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ........................................... 61

    A. Kondisi Umum SMP PGRI 2 Ciledug ............................................. 61

    1. Sejarah Singkat SMP PGRI 2 Ciledug ...................................... 61

    2.Visi dan Misi SMP PGRI 2 Ciledug ........................................... 62

    3. Identitas SMP PGRI 2 Ciledug .................................................. 63

    4. Sarana dan Prasarana SMP PGRI 2 Ciledug ............................. 63

    5. Kegiatan Ekstrakulikuler SMP PGRI 2 Ciledug ........................ 64

    B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ..................................................... 64

    1. Hasil Observasi ........................................................................... 64

    a. Observasi Guru ....................................................................... 64

    b. Observasi Siswa ..................................................................... 65

    2. Hasil Wawancara ........................................................................ 66

    3. Hasil Angket ............................................................................. 69

    a. Pembahasan Hasil Data Angket ............................................. 69

    b. Analisa Hasil Penelitian Dan Pembahasan ............................. 109

    1) Tabulasi Angket Peran Guru IPS ..................................... 109

    2) Tabulasi Angket Motivasi Belajar Siswa ........................ 110

    3) Pembahasan Dan Analisa Angket ................................... 113

  • xii

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 117

    A. Kesimpulan ...................................................................................... 117

    B. Saran ................................................................................................. 118

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 119

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen observasi peran guru IPS ......................................... 46

    Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen observasi motivasi belajar siswa ............................ 47

    Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen angket peran guru IPS ............................................ 49

    Tabel 3.4 Kisi-kisi instrumen angket motivasi belajar siswa ................................. 50

    Tabel 3.5 Kisi-kisi instrumen dokumentasi ............................................................ 50

    Tabel 3.6 Indeks reliabilitas ................................................................................... 53

    Tabel 4.1 Guru IPS dapat mengkondisikan kelas sebelum memulai pelajaran ...... 69

    Tabel 4.2 Guru IPS mampu mengendalikan emosi atau menahan amarah ............ 70

    Tabel 4.3 Guru IPS melarang siswa untuk bekerjasama apabila mengalami

    kesulitan dalam belajar ketika di kelas ................................................... 71

    Tabel 4.4 Guru IPS memberikan dorongan kepada siswa untuk bekerjasama

    dengan temannya apabila mengalami kesulitan dalam belajar .............. 72

    Tabel 4.5 Guru IPS memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi ............... 73

    Tabel 4.6 Guru IPS memberikan hukuman berupa tugas kepada siswa yang tidak

    mengikuti pelajaran atau mengerjakan tugas ......................................... 74

    Tabel 4.7 Guru IPS memberikan metode pembelajaran yang bervariasi ................ 75

    Tabel 4.8 Guru IPS memberikan nasihat ketika ada siswa yang berperilaku

    kurang sopan .......................................................................................... 76

    Tabel 4.9 Guru IPS memberikan pujian ketika ada siswa yang bersikap baik atau

    positif dalam belajar ............................................................................... 77

    Tabel 4.10 Guru IPS memberikan ulangan setiap sub pokok bahasan selesai .......... 79

    Tabel 4.11 Guru IPS memberitahukan hasil atau nilai ulangan kepada siswa ......... 80

    Tabel 4.12 Guru IPS memberitahukan terlebih dahulu apabila akan mengadakan

    ulangan ................................................................................................... 81

    Tabel 4.13 Guru IPS memiliki sifat dan bertutur kata yang santun .......................... 82

    Tabel 4.14 Guru IPS menangani perilaku siswa yang tidak diinginkan secara

    positif ....................................................................................................... 83

    Tabel 4.15 Guru IPS memberikan teguran ketika ada siswa yang tidak

    memperhatikan pelajaran di kelas .......................................................... 84

  • xiv

    Tabel 4.16 Guru IPS mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari

    pada saat penyampaian materi ................................................................. 85

    Tabel 4.17 Guru IPS mengevaluasi kegiatan siswa setiap pertemuannya ............... 86

    Tabel 4.18 Guru IPS mengontrol dan memperhatikan satu per satu siswa yang

    belum hadir ............................................................................................. 87

    Tabel 4.19 Guru IPS menguasai materi pelajaran dengan baik ketika

    penyampaian materi ............................................................................... 88

    Tabel 4.20 Guru IPS menunjukkan sifat proporsional (tidak membawa masalah

    pribadi ke dalam kelas) .......................................................................... 89

    Tabel 4.21 Guru IPS pernah memberikan hukuman ................................................. 90

    Tabel 4.22 Guru IPS pernah memberikan penghargaan ........................................... 91

    Tabel 4.23 Guru IPS pernah menyebutkan nama siswa secara langsung pada saat

    memberi teguran ..................................................................................... 92

    Tabel 4.24 Guru IPS ramah dengan siswa pada saat di luar kelas ........................... 93

    Tabel 4.25 Guru IPS mengucapkan salam dan memulai pelajaran dengan

    berdoa ..................................................................................................... 94

    Tabel 4.26 Guru IPS semangat dalam mengajar ...................................................... 95

    Tabel 4.27 Guru IPS tidak bisa menjawab pertanyaan dengan baik ketika ada

    siswa yang bertanya ................................................................................ 96

    Tabel 4.28 Guru IPS tidak pernah mempersiapkan kondisi kelas sebelum

    memulai pelajaran ................................................................................... 97

    Tabel 4.29 Guru IPS tidak pernah mengevaluasi kegiatan siswa setiap

    pertemuannya ......................................................................................... 98

    Tabel 4.30 Belajar IPS atau mengerjakan tugas-tugas IPS demi menghindari

    hukuman yang diancamkan .................................................................... 99

    Tabel 4.31 Belajar IPS karena ingin dipuji guru ...................................................... 100

    Tabel 4.32 Belajar IPS karena ingin dipuji orangtua ............................................... 101

    Tabel 4.33 Belajar IPS karena ingin menambah pengetahuan ................................. 102

    Tabel 4.34 Belajar IPS untuk mendapatkan nilai yang bagus agar mampu

    bersaing dengan siswa lainnya ............................................................... 103

    Tabel 4.35 Malas belajar IPS walaupun akan ada ulangan ...................................... 104

  • xv

    Tabel 4.36 Malas belajar IPS walaupun dijanjikan hadiah oleh orangtua ............... 104

    Tabel 4.37 Merasa malas mencatat pelajaran IPS .................................................... 105

    Tabel 4.38 Rajin belajar IPS karena ingin mendapatkan hadiah yang disajikan

    guru ......................................................................................................... 106

    Tabel 4.39 Senang ketika mengerjakan tugas-tugas IPS .......................................... 107

    Tabel 4.40 Tertarik menyelesaikan PR atau tugas yang diberikan guru IPS ............ 108

    Tabel 4.41 Angket peran guru IPS ............................................................................ 109

    Tabel 4.42 Angket motivasi belajar siswa................................................................. 111

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Daftar Guru SMP PGRI 2 Ciledug

    Lampiran 2 Hasil Angket Uji Coba Peran Guru IPS

    Lampiran 3 Hasil Angket Uji Coba Motivasi Belajar Siswa

    Lampiran 4 Hasil Angket Peran Guru IPS

    Lampiran 5 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa

    Lampiran 6 Tabulasi Data Peran Guru IPS dan Motivasi Belajar Siswa

    Lampiran 7 Distribusi Frekuensi Peran Guru IPS

    Lampiran 8 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa

    Lampiran 9 Uji Validitas Peran Guru IPS

    Lampiran 10 Uji Validitas Motivasi Belajar Siswa

    Lampiran 11 Uji Reliaibilitas Peran Guru IPS

    Lampiran 12 Uji Reliabilitas Motivasi Belajar Siswa

    Lampiran 13 Angket Uji Coba

    Lampiran 14 Angket Penelitian

    Lampiran 15 Instrumen Wawancara Guru IPS

    Lampiran 16 Instrumen Wawancara Siswa

    Lampiran 17 Hasil Wawancara Guru IPS

    Lampiran 18 Hasil Wawancara Siswa

    Lampiran 19 Hasil Observasi Peran Guru IPS

    Lampiran 20 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa

    Lampiran 21 Lembar Dokumentasi

    Lampiran 22 RPP

    Lampiran 23 Foto

    Lampiran 24 Uji Referensi

    Lampiran 25 Surat Bimbingan Skripsi

    Lampiran 26 Surat Permohonan Izin Penelitian

    Lampiran 27 Surat Izin Penelitian Dari Sekolah

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Anak merupakan investasi yang sangat penting bagi penyiapan sumber

    daya manusia (SDM) di masa depan. Dalam rangka mempersiapkan SDM

    yang berkualitas untuk masa depan, pendidikan merupakan salah satu hal

    yang penting untuk diberikan sejak usia dini.

    Dalam undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

    Pendidikan Nasional disebutkan bahwa fungsi Pendidikan Nasional adalah

    “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

    bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

    bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

    yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

    berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

    serta bertanggung jawab”.1

    Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi

    sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Salah satu faktor dari

    dalam diri yang menentukan berhasil tidaknya dalam proses belajar-mengajar

    adalah motivasi belajar. Dalam belajar masing-masing siswa memiliki

    motivasi belajar yang berbeda-beda. Ada siswa yang memiliki motivasi

    belajar tinggi dan ada pula siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.

    Menurut Hamzah B. Uno, “motivasi juga dapat dikatakan sebagai

    perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan. Motivasi lebih

    dekat pada mau melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah

    kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk

    mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya”.2

    Motivasi belajar sering dikenali sebagai daya dorong untuk mencapai

    hasil yang baik yang biasanya diwujudkan dalam bentuk tingkah laku belajar

    1Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS.

    2Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008),

    cet. Ke-3, h. 1.

  • 2

    atau menunjukkan usaha-usaha untuk mencapai tujuan belajar. Betapa

    pentingnya sebuah motivasi bagi setiap orang dalam kehidupan sehari-hari

    khususnya dalam kegiatan proses belajar-mengajar.

    Tugas guru sebagai pendidik tidak hanya menyampaikan materi atau

    pelajaran di dalam kelas saja, akan tetapi harus bisa memberikan motivasi

    kepada siswa. Untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa yang tinggi, maka

    peranan guru dan siswa sangatlah dibutuhkan, sebab hanya seorang gurulah

    dan siswa itu sendiri yang mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa pada

    saat berada di dalam kelas. Menurut Sardiman A.M, guru adalah “salah satu

    komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan

    dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang

    pembangunan”.3 Peran guru yang baik akan terlihat dari sejauh mana guru

    tersebut dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya tersebut maka

    perlu di dukung oleh seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh guru

    yaitu kompetensi.

    Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan

    bahwa: kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah kompetensi guru

    sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik,

    kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.4

    Mengacu pada pengertian tersebut, maka dalam hal ini kompetensi guru

    dapat diartikan sebagai gambaran tentang apa yang dapat dilakukan seorang

    guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sehingga akan

    menghasilkan hasil yang baik.

    Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a

    menyatakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola

    pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

    perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

    3Sardiman.A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rajagrafindo

    Persada, 2012), cet. Ke-21, h.125. 4UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

  • 3

    pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

    dimilikinya.5

    Sebagai pengajar, guru seharusnya membantu perkembangan siswa

    untuk dapat menerima dan memahami serta menguasai ilmu pengetahuan dan

    teknologi. Untuk itu guru harus memotivasi siswa agar senantiasa belajar

    dalam berbagai kesempatan. Pada akhirnya, seorang guru dapat memainkan

    perannya sebagai motivator dalam proses belajar mengajar bila guru itu

    menguasai dan mampu melakukan keterampilan-keterampilan yang relevan

    dengan situasi dan kondisi para siswa. Dengan demikian siswa dapat

    menyerap apa yang telah diajarkan oleh guru dan besar pengaruhnya terhadap

    pertumbuhan dan perkembangan potensinya.

    Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara

    saksama dalam meningkatakan kesempatan belajar bagi siswanya dan

    memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan-perubahan

    dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar-

    mengajar, penggunaan media pembelajaran, maupun sikap dan karakteristik

    guru dalam mengelola proses pembelajaran. Dalam hal ini motivasi yang

    digunakan adalah dengan penggunaan metode yang bervariasi. Penggunaan

    metode yang bervariasi dapat meningkatkan semangat siswa. Penggunaan ini

    dapat menjembatani gaya-gaya belajar anak didik dalam menyerap bahan

    pelajaran. Motivasi belajar dari anak didik akan bangkit sejalan dengan

    penggunaan metode mengajar yang sesuai dengan kondisi psikologis anak

    didik.

    Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir

    b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian

    adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, arif, dan berwibawa,

    menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.6 Kompetensi

    kepribadian merupakan kecakapan atau kemampuan atau wewenang yang

    berkaitan erat dengan tingkah laku pribadi guru itu sendiri yang memiliki

    5Mulyasa. E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung : PT. Remaja

    Rosdakarya, 2008), h. 75. 6 Ibid., h. 135.

  • 4

    nilai-nilai yang baik sehingga dapat terlihat dari perilakunya sehari-hari.

    Fungsi dari kompetensi kepribadian yang dimiliki guru adalah memberikan

    bimbingan dan contoh teladan, mengembangkan kreativitas dan memotivasi

    belajar siswanya.

    Kompetensi kepribadian menuntut guru untuk berperan yaitu melakukan

    tindakan yang mampu mendorong kemauan murid untuk mengungkapkan

    pendapatnya, menerima siswa dengan segala kekurangan dan kelebihannya,

    mau menanggapi pendapat siswa secara positif, dalam batas tertentu berusaha

    memahami kemungkinan terdapatnya masalah pribadi dari siswa,

    menunjukkan perhatian terhadap permasalahan yang dihadapi siswa, dan

    menunjukkan sikap ramah serta penuh pengertian terhadap siswa.

    Dalam hal ini motivasi yang digunakan adalah dengan memberi pujian.

    Dalam kegiatan belajar, apabila ada siswa yang sukses yang berhasil

    menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. “Pujian ini adalah

    bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang

    baik. Guru dapat memakai pujian untuk menyenangkan perasaan siswa”.7

    Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c

    dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah

    kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

    memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi

    yang diterapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.8

    Kompetensi profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang

    berhubungan dengan profesi yang menuntut berbagai keahlian dibidang

    pendidikan atau keguruan. Kompetensi profesional merupakan kemampuan

    dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia,

    bidang studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan proses

    belajar mengajar dan mempunyai ketrampilan dalam teknik mengajar.

    Disini guru harus berperan sebagai pendidik, guru harus menguasai ilmu

    antara lain mempunyai pengetahuan yang luas, menguasai bahan pelajaran

    7Sardiman.A.M, Interaksi dan MotivasiBelajar Mengajar, (Jakarta: PT Rajagrafindo

    Persada, 2012), cet. Ke-21, h 95. 8 Mulyasa. E, loc. cit.

  • 5

    serta ilmu-ilmu yang bertalian dengan mata pelajaran atau bidang studi yang

    diajarkan, menguasai teori dan praktek mendidik, teori kurikulum metode

    pengajaran, teknologi pendidikan, teori evaluasi psikologi belajar dan

    sebagainya. Motivasi yang dapat diberikan kepada siswa dalam hal ini adalah

    memberi angka. Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan

    belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka

    atau nilai yang baik.

    Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir

    d, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah

    kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan

    bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

    kependidikan, orangtua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar.9

    Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar mengajar berkaitan erat dengan

    kemampuan guru dalam komunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah

    dan masyarakat tempat guru tinggal sehingga peranan dan cara guru

    berkomunikasi di masyarakat di harapkan memiliki karakteristik sendiri yang

    sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang bukan guru.

    Dalam hal ini, peran guru diharapkan dapat menciptakan hubungan yang

    serasi dan penuh kegairahan dalam interaksi belajar mengajar di kelas, dalam

    menunjukkan kegiatan antara lain, menangani perilaku siswa yang tidak

    diinginkan secara positif, menunjukkan kegairahan dalam mengajar, murah

    senyum, mampu mengendalikan emosi, dan mampu bersifat proporsional

    sehingga berbagai masalah pribadi dari guru itu sendiri dapat didudukan pada

    tempatnya. Motivasi belajar yang dapat diberikan adalah kerja sama.

    Bersama-sama mengerjakan tugas dapat mempertinggi kegiatan belajar.

    Kerjasama dilakukan dalam metode proyek akan tetapi dalam mata pelajaran

    siapapun dapat dicari pokok-pokok yang dapat menumpuk hubungn sosial

    yang sehat.

    Dari keempat kompetensi tersebut mutlak harus dimiliki oleh seorang

    guru yang profesional. Namun kenyataannya masih banyak guru yang tidak

    9 Mulyasa. E, op. cit., h. 173

  • 6

    menekuni profesinya secara utuh, hal ini disebabkan oleh sebagian guru yang

    bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,

    sehingga guru tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan diri, baik

    dalam membaca, menulis, dan membuka internet, menunjukkan penurunan

    dalam kinerjanya. Hal ini dapat dilihat dari melemahnya motivasi kerja guru

    dalam bekerja yang bisa dilihat antara lain gejala-gejala guru yang masuk

    kelas tidak tepat waktu atau terlambat masuk ke sekolah, guru yang

    persiapannya mengajarnya yang kurang lengkap, tugas guru yang rutin dalam

    kegiatan belajar mengajar menunjukkan fenomena bahwa guru mengajar

    hanya sebuah rutinitas belaka tanpa adanya inovasi pengembangan lebih

    lanjut.

    Dalam penelitian ini saya memilih Ibu Nini Yuliati, SE selaku guru IPS

    sebagai obyek penelitian karena Ibu Nini ini adalah guru yang terkenal

    dikalangan siswa/i dan sekaligus guru favorit bagi siswa/i di sekolah tersebut.

    Kelas yang akan saya amati adalah kelas dengan siswa/i yang nilai IPS nya

    masih ada di bawah KKM. Materi IPS yang akan disampaikan pada saat saya

    melakukan penelitian adalah IPS Terpadu-Ekonomi tentang usaha manusia

    memenuhi kebutuhan.

    Dari hasil pengamatan saya, kemampuan guru bidang studi IPS Terpadu

    di SMP PGRI 2 sangatlah bagus namun pada waktu belajar sering kali siswa-

    siswi dalam satu kelas ada yang giat dan ada pula yang bermalas-malasan

    untuk belajar, sering berbuat gaduh di dalam kelas dan mengantuk ketika

    kegiatan proses belajar mengajar berlangsung, ada yang suka bermain-main

    di dalam kelas dan ada juga yang tidak serius mengikuti pelajaran yang

    diajarkan oleh guru.

    Mungkin siswa tidak memahami apa yang di terangkan oleh guru, atau

    siswa tidak simpatik terhadap penampilan guru mengajar sehingga tidak

    timbul motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran. Oleh karena itu dibutuhkan

    kemampuan guru IPS Terpadu tersebut dalam mengajar dan juga sebagai

    motivator, sehingga diharapkan mampu meningkatkan motivasi siswa dalam

    mengikuti proses pembelajaran.

  • 7

    Berdasarkan pejelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

    peran guru sangatlah dibutuhkan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa

    di kelas, khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu. Pembelajaran akan

    berhasil ketika seorang guru menggunakan media, metode dan model

    pembelajaran yang tepat pada saat mengajar, serta guru memahami benar

    perannya sebagai seorang pendidik. Selain itu, motivasi belajar siswa dalam

    mata pelajaran IPS Terpadu dapat terangsang jika seorang guru terus-

    menerus memberikan rangsangan atau motivasi yang tinggi pada siswa itu

    sendiri.

    Dengan dasar itulah, penulis memandang perlu untuk membahas

    masalah ini dengan melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul

    “PERAN GURU DALAM MEMOTIVASI BELAJAR SISWA PADA

    MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP PGRI 2 CILEDUG”.

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah

    yang diidentifikasi adalah sebagai berikut:

    1. Guru kurang berperan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada

    mata pelajaran IPS Terpadu.

    2. Minimnya kemampuan guru dalam memotivasi semangat belajar siswa di

    SMP PGRI 2 Ciledug.

    3. Guru kurang mampu memotivasi siswa untuk belajar dengan baik pada

    mata pelajaran IPS Terpadu.

    4. Guru kurang menguasai strategi dan metode dalam model pembelajaran

    yang merupakan salah satu pembangkit motivasi belajar siswa.

    C. Pembatasan Masalah

    Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, untuk lebih memperjelas

    dan memberi arah yang tepat dalam pembahasan skripsi ini, maka diberikan

    batasan yang berkaitan dan sesuai dengan judul yang ada. Penulis hanya akan

    membahas masalah:

  • 8

    Peran guru dalam memotivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu

    di SMP PGRI 2 Ciledug.

    D. Perumusan Masalah

    Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas,

    dapatlah penulis rumuskan masalahnya sebagai berikut:

    Bagaimana peran guru dalam memotivasi belajar siswa pada proses

    pembelajaran mata pelajaran IPS Terpadu di SMP PGRI 2 Ciledug?

    E. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan

    sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah:

    Untuk mengetahui peran guru dalam memotivasi belajar siswa pada mata

    pelajaran IPS Terpadu di SMP PGRI 2 Ciledug.

    F. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat penelitian ini adalah:

    1. Secara umum penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

    pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam dunia Pendidikan Ilmu

    Pengetahuan Sosial.

    2. Secara institusional hasil penelitian diharapkan dapat memberikan

    konstribusi terhadap pengembangan mata pelajaran IPS Terpadu.

    3. Secara praktis diharapkan dapat berdaya guna dalam perbaikan dan

    meningkatkan kualitas pembelajaran IPS Terpadu, terutama bagi para guru

    dan calon guru dalam meningkatkan peran dan diharapkan memperoleh

    cara atau strategi-strategi yang baru dalam memotivasi siswa untuk lebih

    giat dalam pembelajaran IPS.

  • 9

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Pengertian Dan Peran Guru

    1. Pengertian Guru

    Secara garis besar, guru berarti seorang pengajar suatu ilmu. Akan

    tetapi bidang ilmu itu beraneka macam, sebutan untuk guru pun bisa

    bermacam-macam. Misalnya guru mengaji, guru musik, guru menari, guru

    melukis, dan lain sebagainya. Bahkan ada pula guru dalam hal-hal yang

    bermakna negatif, seperti guru mencopet dan guru merampok.

    Pada umumnya orang-orang mengatakan bahwa guru dan pendidik

    memiliki arti yang sama. Pendidik berasal dari kata dasar didik, dalam

    Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) artinya “memelihara dan memberi

    latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan

    pikiran”. Arti lain dari kata pendidik adalah proses pengubahan sikap dan

    tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan

    manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan

    mendidik. Sedangkan guru, dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI)

    artinya adalah “orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya)

    mengajar”. Tugas utama seorang guru adalah mengajar, yaitu membuat

    orang lain memahami sesuatu yang belum dipahami sebelumnya.

    Dari pengertian keduanya dapat disimpulkan, antara pendidik dan guru

    memiliki arti yang sama yaitu melaksanakan proses pembelajaran (kegiatan

    belajar mengajar), serta melatih dan menilai hasil pembelajaran. Jadi, dapat

    dikatakan bahwa pendidik adalah guru yang menjadi panutan bagi siswa.

    Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang

    mencakup tanggung jawab, wibawa dan disiplin.

    Kata guru dalam bahasa arab disebut (mu‟allim) dan dalam bahasa

    inggris disebut (teacher) memiliki arti sederhana, yaitu a person whose

    occupation teaching other. Artinya guru ialah seorang yang pekerjaannya

    mengajar orang lain.

  • 10

    Adapun guru dalam bahasa jawa adalah seorang guru yang harus

    digugu dan ditiru oleh semua muridnya. Harus digugu artinya segala sesuatu

    yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakini kebenarannya

    oleh semua murid. Segala ilmu pengetahuan yang datangnya dari guru

    dijadikan sebuah kebenaran yang tidak perlu dibuktikan atau diteliti lagi.

    Seorang guru juga harus ditiru, artinya seorang guru menjadi suri tauladan

    bagi semua muridnya. Mulai dari cara berpikir, cara bicara dan cara

    berperilakunya sehari-hari.

    Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, guru adalah “manusia yang

    memiliki kepribadian sebagai individu” kepribadian guru, seperti halnya

    kepribadian individu pada umumnya terdiri atas aspek jasmaniah,

    intelektual, sosial, emosional dan moral.1

    Berkaitan dengan hal ini, sebenarnya guru memiliki peranan yang unik

    dan sangat kompleks di dalam proses belajar-mengajar, dalam usahanya

    untuk mengantarkan siswa atau anak didik ke taraf yang dicita-citakan.2

    Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa guru adalah pendidik

    profesional, karena ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul

    sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orangtua.

    Mereka ini, tatkala menyerahkan anaknya ke sekolah, berarti sekaligus

    melimpahkan sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru.

    Selain itu, guru adalah pekerjaan operasional dengan tugas utamanya adalah

    mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

    mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

    formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

    1 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT

    Remaja Rosdakarya, 2009), cet. Ke-5, h.252. 2 Sardiman.A.M. loc. cit.

  • 11

    2. Peran Guru

    Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, “peran adalah

    pemain atau sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan

    yang terutama dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa”.3

    Sedangkan dalam penelitian ini peran yang dimaksud adalah peran

    guru. Sehingga dapat penulis simpulkan bahwa peran guru adalah pemain

    yang terlibat (guru) dalam melakukan suatu hal atau kegiatan dalam proses

    pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

    Sehubungan dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik”, dan

    “pembimbing”, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri seorang

    guru. Peranan guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku

    yang diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa (yang

    terutama), sesama guru, maupun staf yang lain. Dari berbagai kegiatan

    interaksi belajar-mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya.

    Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian

    guru banyak dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan

    berinteraksi dengan siswa.

    Peran guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu

    pendidikan. Untuk itu guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk

    mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya,

    dalam kerangka pembangunan pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan

    peran yang sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan, dan

    oleh karena itu perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat.4

    Mengenai apa peranan guru itu ada beberapa pendapat yang dijelaskan

    sebagaimana dikutip Sardiman A.M, antara lain:

    a. Prey Katz menggambarkan “peranan guru sebagai komunikator,

    sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai

    pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan

    3 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern.

    4Yusufhadi Miarso, Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi

    Pendidikan, Jurnal Pendidikan Penabur, 2008.

  • 12

    sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan

    yang diajarkan”.

    b. Havighurst menjelaskan bahwa “peranan guru di sekolah sebagai

    pegawai (employee) dalam hubungan kedinasan, sebagai bawahan

    (subordinate) terhadap atasannya, sebagai kolega dalam hubungannya

    dengan teman sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya dengan

    anak didik, sebagai pengantar disiplin, evaluator dan pengganti

    orangtua”.

    c. James W. Brown mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru

    “menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencana dan

    mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi

    kegiatan siswa”.5

    Mulyana A. Z mengatakan “peran guru adalah menciptakan hubungan

    yang serasi dan penuh kegairahan dalam interaksi belajar mengajar di kelas,

    dalam menunjukkan kegiatan antara lain, menangani perilaku siswa yang

    tidak diinginkan secara positif, menunjukkan kegairahan dalam mengajar,

    murah senyum, mampu mengendalikan emosi, dan mampu bersifat

    proporsional sehingga berbagai masalah pribadi dari guru itu sendiri dapat

    didudukan pada tempatnya”.6

    Sedangkan Wina Sanjaya mengemukakan “peran guru sebagai berikut:

    a) Guru sebagai sumber belajar; b) Guru sebagai fasilitator; c) Guru sebagai

    pengelola; d) Guru sebagai demonstrator; e) Guru sebagai pembimbing; f)

    Guru sebagai motivator; g) Guru sebagai evaluator”.7

    Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat

    penting. Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan

    materi pelajaran. Karena guru yang baik adalah guru yang dapat menguasai

    5 Sardiman.A.M, op. cit., h.143.

    6 Ibid., h. 145

    7 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

    PT. Kencana, 2006), EdisiI, Cet. Ke-5, h. 20-31.

  • 13

    materi pelajaran, sehingga ia dapat dengan benar berperan sebagai sumber

    belajar bagi anak. Semua yang tidak di ketahui oleh anak dapat di jawab

    oleh guru dengan penuh keyakinan. Adapun hal-hal yang dapat di lakukan

    oleh guru sebagai sumber belajar siswa yaitu, guru harus memiliki bahan

    referensi yang lebih banyak dibandingkan siswa, guru dapat menunjukan

    sumber belajar yang dapat di pelajari oleh siswa, guru harus melakukan

    pemetaan tentang materi pelajaran.

    Peran guru sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan

    pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.

    Fasilitas yang di berikan oleh guru tersebut selain berupa media

    pembelajaran, metode, dan penguasaan materi agar siswa dapat dengan

    mudah mendapat informasi mengenai materi belajar yang tidak di pahami

    oleh siswa dan di dapat pada guru.

    Peran guru sebagai pengelola, guru berperan dalam menciptakan iklim

    belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui

    pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif

    untuk terjadinya proses belajar bagi seluruh siswa. Dalam melakukan

    pengelolaan pembelajaran ada dua macam yang harus di laksanakan oleh

    guru yaitu, mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai

    sumber belajar itu sendiri.

    Peran guru sebagai demonstrator, yang dimaksud guru sebagai

    demonstrator adalah peran untuk mempertunjukan kepada siswa segala

    sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap

    pesan yang disampaikan. Ada dua konteks guru sebagai demonstrator.

    Pertama, guru harus menunjukan sikap-sikap yang terpuji karena guru

    merupakan sosok ideal dalam setiap aspek kehidupan. Apa yang di lakukan

    oleh guru akan ditiru oleh setiap siswa. Kedua, guru harus dapat

    menunjukan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih

    dipahami dan dihayati oleh setiap siswa. Oleh karena itu sebagai

    demonstrator erat kaitannya dengan pengaturan strategi pembelajaran yang

    lebih efektif.

  • 14

    Peran guru sebagai pembimbing. Kepribadian setiap siswa beragam

    dari bakat, minat, kemampuan, dan sebagainya. Disamping itu manusia

    adalah makhluk yang sedang berkembang dan perkembangan para siswa itu

    tidaklah sama. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan sebagai

    pembimbing. Disinilah peran guru membimbing para siswa agar dapat

    menemukan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka,

    membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas

    perkembangan mereka.

    Peran guru sebagai motivator, dalam proses pembelajaran motivasi

    merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi

    siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang

    kurang, tetapi di karenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia

    tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Dengan

    demikian guru dituntut untuk lebih kreatif dalam membangkitkan motivasi

    belajar siswa. Diantaranya dengan memperjelas tujuan yang ingin di capai,

    membangkitkan minat siswa, menciptakan suasana belajar yang

    menyenangkan dalam belajar, memberi pujian yang wajar terhadap setiap

    keberhasilan siswa, berikan penilaian, berilah komentar terhadap hasil

    pekerjaan siswa, dan ciptakan persaingan dan kerjasama antar siswa dan

    guru.

    Peran guru sebagai evaluator. Sebagai evaluator guru berperan untuk

    mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang

    telah dilakukan. Terdapat dua fungsi dalam memerankan fungsinya sebagai

    evaluator. Pertama, untuk menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan

    pembelajaran yang telah ditentukan. Kedua, untuk menentukan keberhasilan

    guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang telah di programkan.

    Dari beberapa pendapat di atas, maka secara rinci peranan guru dalam

    kegiatan belajar mengajar yaitu, a) Informator; b) Organisator; c) Motivator;

  • 15

    d) Pengarah/Director; e) Inisiator; f) Transmitter; g) Fasilitator; h) Mediator,

    dan; i) Evaluator 8, secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:

    Guru sebagai informator harus dapat memberikan informasi-informasi

    perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan

    pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam

    kurikulum. Informasi yang baik dan efektif diperlukan dari guru. Kesalahan

    informasi dari guru adalah racun siswa. Untuk menjadi informator yang baik

    dan efektif, pengusaan bahasalah sebagai kuncinya. Didukung dengan

    pengusaan bahan yang akan diberikan kepada siswa. Informator yang baik

    adalah guru yang mengerti apa kebutuhan siswa dan mengabdi untuk anak

    didik.

    Guru sebagai organisator, adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan

    dari guru. Dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengolahan kegiatan

    akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik, dan

    sebagainya semuanya diorganisasikan, sehingga dapat mencapai efektivitas

    dan efisiensi dalam belajar pada diri siswa.

    Peranan guru sebagai motivator ini penting artinya dalam rangka

    meningkatkan semangat dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru

    harus memberikan dorongan untuk mendinamisasikan potensi siswa,

    menumbuhkan aktivitas dan daya cipta sehingga akan terjadi dinamika di

    dalam proses belajar-mengajar. Guru hendaknya dapat mendorong anak

    didik agar bersemangat dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan

    motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang melatar belakangi siswa

    malas belajar dan menurun prestasinya disekolah. Setiap saat guru harus

    bertindak sebagai motivator, karena dalam interaksi edukatifnya tidak

    mustahil ada diantara siswa yang malas belajar dan sebagainya. Motivasi

    dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan siswa.

    Penganekaragaman cara belajar memberikan penguatan dan sebagainya,

    juga dapat memberikan motivasi pada siswa untuk lebih bergairah dalam

    8 Sardiman A.M, op. cit., h. 142.

  • 16

    belajar. Peranan guru sebagai motivator sangat penting dalam interaksi

    edukatif, karena menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan

    kemahiran sosial, menyangkut performance dalam personalisasi dan

    sosialisasi diri.

    Jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol. Guru

    harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai

    dengan tujuan yang dicita-citakan. Peranan ini harus lebih dipentingkan,

    karena kehadiran guru disekolah adalah untuk membimbing siswa menjadi

    manusia dewasa. Tanpa bimbingan, siswa akan mengalami kesulitan dalam

    menghadapi perkembangan dirinya. Kekurangmampuan siswa menyebakan

    lebih banyak tergantung pada bantuan guru. Tetapi semakin dewasa,

    ketergantungan siswa semakin berkurang. Jadi, bagaimanapun juga

    bimbingan dari guru sangat diperlukan pada saat siswa belum mampu

    berdiri sendiri (mandiri).

    Guru sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Sudah tentu ide-

    ide itu merupakan ide-ide yang kreatif yang dapat dicontoh oleh peserta

    didiknya. Proses interaksi edukatif yang ada sekarang harus diperbaiki

    sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang pendidikan.

    Kompetensi guru harus diperbaiki, keterampilan penggunaan media

    pendidikan dan pengajaran harus diperbaharui sesuai dengan kemajuan

    media komunikasi dan informasi abad ini. Guru harus menjadikan dunia

    pendidikan, khususnya interaksi edukatif agar lebih baik dari dulu. Bukan

    mengikuti terus tanpa mencetus ide-ide inovasi bagi kemajuan pendidikan

    dan pengajaran.

    Dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku penyebar

    kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan. Sejak adanya kehidupan, sejak

    itu pula guru telah melaksanakan pembelajaran, dan memang hal tersebut

    merupakan tugas dan tanggung jawabnya yang utama dan utama. Guru

    membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari

    susuatu yang sedang diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami

    materi standar yang dipelajari.

  • 17

    Selain itu juga, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam

    proses belajar-mengajar, misalnya saja dengan menciptakan suasana

    kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa,

    sehingga interaksi kegiatan belajar-mengajar akan berlangsung secara

    efektif.

    Guru dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.

    Misalnya dengan menengahi atau memberikan jalan keluar atau kemacetan

    dalam kegiatan diskusi kelas. Mediator juga diartikan sebagai penyedia

    media, cara memakai dan mengorganisasikan penggunaan media.

    Kecenderungan guru dalam perannya sebagai evaluator, guru harus

    mempunyai otoritas untuk menilai prestasi siswa dalam bidang akademis

    maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana

    siswanya berhasil atau tidak.

    Dari semua peranan guru yang di jelaskan di atas, pada hakikatnya

    peranan guru di sekolah ialah membimbing proses belajar mengajar untuk

    mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain tugas dan peranan guru bukan

    hanya mengajar akan tetapi juga mendidik.

    Guru berperan dalam proses pembelajaran dalam hal mengajar dan

    mendidik, guru juga mempunyai tugas managerial didalam kelas, yaitu guru

    bertugas membina disiplin dan menyelenggarakan tata usaha kelas. Disiplin

    kelas yang di maksud adalah tata tertib kelas, yaitu guru dan siswa dalam

    satu kelas taat dalam tata tertib yang telah ditetapkan dengan sebenar-

    benarnya.

    Menurut Sardiman A.M, Guru berperan untuk memberikan motivasi

    dengan cara:

    a. Hadiah, hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi.

    b. Pujian, apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan

    tugas dengan baikperlu dierikan pujian. Pujian ini adalah bentuk

    Reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang

    baik.

  • 18

    c. Hukuman, hukuman sebagai reinforment yang negatif tetapi kalau

    diberikan secara tepat dan bijak bisa jadi alat motivasi.

    d. Memberi ulangan dan nilai.

    e. Bekerjasama.9

    Perkembangan baru terhadap pandangan belajar-mengajar membawa

    konsekuensi kepada guru untuk menigkatkan peranan dan kompetensinya

    karena proses belajar-mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar

    ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan

    lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih

    mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat

    optimal.

    Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kompetensi berarti

    (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan (memutuskan sesuatu).10

    Sedangkan Menurut Undang-Undang No 14 Tahun 2005 Pasal 1 Ayat 10,

    kompetensi adalah “seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku

    yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

    melaksanakan tugas keprofesionalan”.11

    Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru menurut Nurhalda dan

    Radito, sebagaimana dikutip oleh Yunus Abu Bakar, yaitu: “a) memiliki

    pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia; b) mempunyai sifat

    yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, rekan sejawat, dan bidang studi yang

    dibinanya; c) menguasai bidang studi yang diajarkan; d) mempunyai

    keterampilan mengajar”.12

    Sementara itu, menurut Soedijarto, sebagaimana dikutip oleh Yunus

    Abu Bakar, kompetensi guru profesional meliputi: “a) merancang dan

    merencanakan program pembelajaran; b) mengembangkan program

    9 Ibid., h. 144.

    10 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

    11 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Pasal 1 Ayat 10

    12 Yunus Abu Bakar, dkk., Profesi Keguruan, Learning Assistance Program for Islamic

    Schools: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2009), h. 10.

  • 19

    pembelajaran; c) mengelola pelaksanaan program pembelajaran; d) menilai

    proses dan hasil pembelajaran, (e) mendiagnosis faktor yang mempengaruhi

    keberhasilan proses pembelajaran”.13

    Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Pasal 10 Ayat 1

    kompetensi guru meliputi “kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

    kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui

    pendidikan profesi”.14

    a. Kompetensi pedagogik

    Kompetensi pedagogik adalah kemampuan yang dimiliki oleh guru

    dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik

    meliputi hal-hal sebagai berikut:

    1) Pemahaman terhadap peserta didik

    a) Memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip

    prinsip perkembangan kognitif

    b) Memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-

    prinsip perkembangan kepribadian

    c) Mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik

    2) Perencanaan pembelajaran

    a) Memahami landasan pendidikan

    b) Menerapkan teori belajar dan pembelajaran

    c) Menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik

    peserta didik, kompetensi yang akan dicapai dan materi ajar

    d) Menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang

    dipilih

    3) Pelaksanaan pembelajaran

    a) Menata latar (setting) pembelajaran

    b) Melaksanakan pembelajaran yang kondusif

    13

    Ibid. 14

    Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Pasal 10 Ayat 1.

  • 20

    4) Mengevaluasi hasil belajar

    a) Merancang dan melaksanakan evaluasi proses dan hasil

    belajar secara berkesinambungan

    b) Menganalisis hasil evaluasi proses belajar dan hasil belajar

    untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar

    c) Memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan

    kualitas program pembelajaran secara umum

    5) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi

    yang dimiliki

    a) Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai

    potensi akademik

    b) Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai

    potensi nonakademik

    b. Kompetensi kepribadian, kemampuan personal yang mencerminkan

    kepribadian yang mantap dan stabil, berakhlak mulia, dewasa, arif,

    berwibawa serta menjadi teladan bagi peserta didik

    1) Kepribadian yang mantap dan stabil

    a) Bertindak sesuai dengan norma hukum

    b) Bertindak sesuai dengan norma sosial

    c) Bangga sebagai guru

    d) Memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma

    2) Berakhlak mulia dan menjadi teladan

    a) Bertindak sesuai dengan norma religius (iman, taqwa, jujur,

    ikhlas dan suka menolong)

    b) Memiliki perilaku yang diteladani peserta didik

    3) Kepribadian yang dewasa

    a) Menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik

    b) Memiliki etos kerja sebagai guru

  • 21

    4) Kepribadian yang arif

    a) Menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan

    peserta didik, sekolah dan masyarakat

    b) Menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak

    5) Kepribadian yang dewasa

    a) Memiliki perilaku yang berpengaruh terhadap peserta didik

    b) Memiliki perilaku yang disegani

    c. Kompetensi sosial, adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi

    dan berinteraksi dengan lingkungannya.

    1) Mampu berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien

    dengan peserta didik

    2) Mampu berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien

    dengan pendidik dan tenaga kependidikan

    3) Mampu berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien

    dengan orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar

    d. Kompetensi profesional, Kompetensi profesional adalah kemampuan

    penguasaan materi pembelajaran secara mendalam, yang mencakup

    penguasaan materi, kurikulum mata pelajaran di sekolah dan

    substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan

    terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.

    1) Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi

    a) Memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah

    b) Memahami hubungan konsep antara mata pelajaran terkait

    c) Menerapkan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari

    2) Menguasai struktur dan metode keilmuan

    a) Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk

    memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi

  • 22

    b) Memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang

    menaungi atau koheren dengan materi ajar.

    Guru mempunyai peranan ganda sebagai pengajar dan pendidik.

    Kedua peran tersebut bisa dilihat perbedaannya, tetapi tidak bisa dipisahkan.

    Tugas utama sebagai pendidik adalah membantu mendewasakan anak.

    Tugas guru sebagai pengajar adalah membantu perkembangan intelektual,

    afektif dan psikomotor, melalui menyampaikan pengetahuan, pemecahan

    masalah, latihan-latihan afektif dan keterampilan. Selain sebagai pendidik

    dan pengajar juga guru punya peran sebagai pembimbing. Sebagai

    pembimbing, guru perlu memiliki pemahaman yang seksama tentang para

    siswanya, memahami segala potensi dan kelemahannya, masalah dan

    kesulitan-kesulitannya, dengan segala latar belakangnya.15

    Menurut Fu‟ad bin Abdul Aziz asy-Syalhub, peran dan kewajiban guru

    adalah:

    a. Menanamkan aqidah yang benar dan memantapkan kualitas iman

    siswa pada proses belajar mengajar;

    b. Memberikan nasihat kepada peserta didik;

    c. Lembut kepada anak didik dan mengajarnya dengan metode yang

    bagus;

    d. Tidak menyebutkan nama secara langsung ketika memberi teguran;

    e. Memberi salam kepada anak didik sebelum dan setelah pelajaran;

    f. Menerapkan sistem sanksi pada saat mengajar;

    g. Memberikan penghargaan kepada anak didik.16

    15

    Nana Syaodih Sukmadinata, op.cit, h.254 16

    Fu‟ad bin Abdul Aziz asy-Syalhub, Begini Seharusnya Menjadi Guru Panduan

    Lengkap Metodologi Pengajaran Cara Rasulullah, (Jakarta: Darul Haq, 2013), cet. Ke-5, h. 53-84

  • 23

    B. Motivasi Belajar

    1. Pengertian Motivasi

    Motivasi memainkan peran yang penting dalam proses pembelajaran

    karena belajar adalah suatu kegiatan yang aktif, menuntut usaha yang

    sengaja, dan dilakukan dengan penuh kesadaran.17

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, motif adalah “alasan (sebab)

    seseorang melakukan sesuatu”. Sedangkan motivasi adalah “dorongan yg

    timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan

    suatu tindakan dengan tujuan tertentu”.18

    Motivasi berasal dari kata motif yang berarti “segala sesuatu yang

    mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu”. Dalam bahasa

    Inggris kata motivasi adalah berasal dari kata “motivation” yang berarti

    “daya batin atau dorongan”. Istilah motivasi berasal dari kata “Motif” yang

    diartikan segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak

    melakukan sesuatu guna mencapai tujuan tertentu. Motivasi juga dikatakan

    sebagai keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk

    melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan.19

    Secara etimologi kata motivasi berasal dari bahasa Inggris, “to

    motive”, “to provide”, yang artinya memberi alasan untuk berbuat sesuatu

    dengan tujuan. Secara terminologi motivasi diartikan sebagai suatu

    persiapan untuk menunjang terwujudnya perbuatan sadar untuk mencapai

    tujuan tertentu.20

    Dengan demikian, motivasi merupakan perwujudan dari potensi motif

    dalam diri individu yang akan dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku

    nyata, selaras dengan situasi yang dihadapinya. Jadi dapat dikatakan bahwa

    motivasi adalah kuatnya dorongan (dari dalam diri) yang membangkitkan

    semangat pada makhluk hidup, dan kemudian dalam hal itu menciptakan

    17

    Dina Mustafa, Memotivasi Mahasiswa Untuk Kuliah dan Belajar Sepanjang Hayat,

    (Jakrta: Pusat Antar Universitas, 2001), cet. Ke-1, h.2 18

    Kamus Besar Bahasa Indonesia 19

    A. Fatih Syuhud, “Meningkatkan Motivasi Belajar”, diakses pada 11 Juni 2015 dari

    http://eprints.walisongo.ac.id/1217/5/4101103_Bab2.pdf 20

    Ibid.

  • 24

    adanya tingkah laku dan mengarahkan pada suatu tujuan atau tujuan-tujuan

    tertentu pula.

    Dari beberapa pengertian tentang motivasi yang ada maka dapat

    diambil kesimpulan bahwa secara harfiah motivasi berarti dorongan, alasan,

    kehendak atau kemauan, sedangkan secara istilah motivasi adalah daya

    penggerak kekuatan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

    melakukan aktivitas tertentu dan memberikan arah dalam mencapai tujuan,

    baik yang didorong atau dirangsang dari luar maupun dari dalam dirinya.

    Pengertian seperti di atas didasarkan pada suatu pemikiran bahwa

    manusia berbuat mungkin karena faktor-faktor dari luar dirinya atau karena

    faktor-faktor yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri. Perbuatan-

    perbuatan itu mungkin juga terjadi karena gabungan kedua faktor tersebut.

    Dari beberapa uraian diatas tentang motivasi, beberapa ahli juga

    berpendapat sebagaimana dikutip Sardiman A.M, motivasi adalah

    “perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

    feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”.21

    Sedangkan Hamzah B. Uno, menurutnya motivasi merupakan “suatu

    dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun luar

    sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku

    atau aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya.22

    Berbeda dengan Jeanne Ellis Ormrod, menurutnya motivasi adalah

    “sesuatu yang menghidupkan (energize), mengarahkan dan

    mempertahankan perilaku; motivasi membuat siswa bergerak, menempatkan

    mereka dalam suatu arah tertentu, dan menjaga mereka agar terus

    bergerak”.23

    Selain itu ada beberapa pendapat menurut para ahli tentang pengertian

    motivasi sebagaimana dikutip Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, antara

    lain:

    21

    Sardiman.A.M, op. cit., h.73. 22

    Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008),

    cet. Ke-3, h. 9. 23

    Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 2008), jilid 2, h. 58.

  • 25

    a. Menurut Echols dan Shadily, motivasi didefinisikan sebagai “penguat

    alasan, daya batin, dorongan”.

    b. Menurut Gibson, Ivancevich, dan Donelly, motivasi adalah “konsep

    yang menguraikan kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri individu

    untuk memulai dan mengarahkan perilaku”.

    c. Menurut Sedarmayanti, motivasi adalah “kondisi mental yang

    mendorong aktivitas dan memberi energi yang mengarah kepada

    pencapaian kebutuhan memberi kepuasan atau mengurangi

    ketidakseimbangan”.

    d. Menurut Hasibuan, motivasi adalah “pemberian daya penggerak yang

    menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja

    sama, efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai

    kepuasan”.

    e. Menurut Gibson, motivasi adalah “kekuatan yang mendorong

    seseorang karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku”.24

    Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa

    motivasi dapat terjadi karena adanya dorongan baik dari dalam diri maupun

    dari luar diri seseorang, dengan menciptakan serangkaian usaha untuk

    menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan

    memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang diinginkan oleh

    seseorang itu dapat tercapai.

    Motivasi juga dapat dikatakan sebagai tenaga pendorong seseorang

    untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Oleh karena

    itu motivasi merupakan bagian yang sangat penting dalam diri seseorang

    untuk mencapai suatu prestasi.

    2. Pengertian Belajar

    Belajar dan pembelajaran, terdiri dua kata yang hampir sama namun

    memiliki arti yang sedikit berbeda. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

    24

    Pupuh Faturrohman dan Aa Suryana, Guru Profesional, (Bandung: PT Refika

    Aditama, 2012), cet. Ke-1, h.52-53.

  • 26

    belajar adalah “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu” sedangkan

    pembelajaran adalah “proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau

    makhluk hidup belajar”.25

    Jadi dapat disimpulkan bahwa, belajar adalah proses mencari,

    memahami, menganalisis suatu keadaan sehingga terjadi perubahan

    perilaku, dan perubahan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai hasil belajar

    jika disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara. Sedangkan

    pembelajaran adalah usaha mengorganisasikan lingkungan belajar sehingga

    memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan

    pembelajaran dengan menggunakan berbagai media dan sumber belajar

    tertentu yang akan mendukung pembelajaran itu nantinya.

    Belajar sebagai karakteristik yang membedakan manusia dengan

    makhluk lain, merupakan aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang hayat

    manusia, bahkan tiada hari tanpa belajar. Belajar merupakan aktivitas yang

    dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui

    pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Dalam kegiatan sehari-

    hari baik secara disadari ataupun tanpa disadari, kita pasti mengalami sebuah

    kegiatan yaitu belajar. Belajar secara teori maupun praktek dari lingkungan

    sekitar kita. Belajar mengerti arti kehidupan dan belajar menjadi lebih baik.

    Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

    sangat fundamental dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. Sebagian

    orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau

    menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi

    pelajaran.

    Tidak jauh berbeda dengan uraian diatas tentang pengertian belajar,

    menurut W.S. Winkel, belajar ialah “suatu aktivitas mental atau psikis, yang

    berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan

    perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan

    nilai sikap”.26

    25

    Kamus Besar Bahasa Indonesia 26

    W.S.Winkel, op. cit., h.53.

  • 27

    Sedangkan menurut Witherington sebagaimana dikutip Nana Syaodih

    Sukmadinata, belajar merupakan “perubahan dalam kepribadian, yang

    dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk

    keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan”.27

    Lain hal menurut Cronbach di dalam bukunya Educational Psychology

    sebagaimana dikutip Sumadi Suryabrata “belajar yang sebaik-baiknya

    adalah dengan mengalami; dan dalam mengalami itu si pelajar

    mempergunakan pancainderanya”.28

    Ada beberapa pendapat menurut para ahli tentang pengertian motivasi

    sebagaimana dikutip Aminuddin Rasyad, antara lain:

    a. Menurut James L. Mursell, belajar adalah “upaya dilakukan dengan

    mengalami sendiri, menjelajahi, menelusuri sendiri, dan memperoleh

    sendiri.”

    b. Menurut Henry E. Garret, belajar merupakan “proses yang

    berlangsung dalam jangka waktu lama melalui pelatihan maupun

    pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan

    cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu”.

    c. Menurut Lester D.Crow dan Alice Crow, belajar adalah “upaya untuk

    memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap”.

    d. Menurut Gagne, belajar adalah “perubahan yang terjadi dalam

    kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus-

    menerus, bukan hanya disebabkan proses pertumbuhan saja”.29

    Dari beberapa pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa belajar

    merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.

    Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi belajar lebih luas dari pada itu,

    yaitu mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan

    27

    Nana Syaodih Sukmadinata, op. cit., h.155. 28

    Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2014),

    cet. Ke-21, h. 231. 29

    Aminuddin Rasyad. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press. cet. Ke-

    4. 2003, h.29-32.

  • 28

    melainkan perubahan kelakuan. Belajar adalah proses perubahan, dalam

    artian perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu

    pengetahuan saja, tetapi juga berbentuk kecakapan keterampilan, sikap,

    pengertian, harga diri, minat dan penyesuaian diri yaitu menyangkut segala

    aspek mental psikologis. Jadi dapat dikatakan belajar merupakan suatu

    proses aktif melalui suatu latihan dan berakibat pada perubahan tingkah

    laku yang menuju kepada kedewasaan dan suatu kemajuan.

    3. Motivasi Belajar

    Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar.

    Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis yang berasal dari

    dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan

    menambah keterampilan dan pengalaman. Motivasi belajar adalah daya

    upaya yang mendorong siswa untuk belajar.

    Motivasi merupakan modal yang sangat penting untuk belajar. Tanpa

    ada motivasi, proses belajar akan kurang berhasil. Meskipun seorang

    peserta didik mempunyai kecakapan belajar yang tinggi, peserta didik akan

    kurang berhasil dalam belajar jika motivasi belajarnya rendah.

    Dari pengertian sebelumnya tentang motivasi dan belajar dapat

    diambil rumusan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya

    penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan dan memberikan arah

    kegiatan belajar, sehingga diharapkkan tujuan dapat tercapai. Motivasi

    belajar juga dapat dikatakan sebagai kondisi psikologis yang mendorong

    siswa untuk belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan

    terbentuk cara belajar siswa yang sistematis dan penuh konsentrasi.

    Selaras dengan pendapat diatas, menurut W.S. Winkel, motivasi

    belajar ialah “keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang

    menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar

  • 29

    dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu

    tujuan”.30

    Sedangkan menurut Clayton Alderfer, motivasi belajar adalah

    “kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong

    oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin”.31

    Berdasarkan penjelasan di atas, maka disimpulkan bahwa motivasi

    belajar adalah sebuah dorongan yang berasal dari dalam dan luar diri siswa

    yang mampu memberikan rasa senang dan semangat dalam belajar

    sehingga siswa mampu mencapai prestasi belajar yang sangat baik.

    Adapun ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi yang berasal dari luar

    yaitu adanya dorongan yang positif dari orangtua atau guru, ingin dipuji

    oleh temannya, ingin mendapat hadiah, takut dimarahi guru, adanya

    peraturan atau tata tertib sekolah dalam belajar sehingga menjadikan siswa

    untuk disiplin, adanya variasi metode yang digunakan, adanya sarana dan

    prasarana belajar serta dukungan dalam komponen-komponen yang terkait

    dengan pembelajaran.

    Dengan demikian dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki

    motivasi belajar memiliki ciri-ciri khusus yang dapat kita amati dalam

    proses pembelajaran di sekolah, seperti siswa memiliki tanggungjawab

    terhadap tugasnya, siswa tidak cepat bosan, adanya kemauan untuk

    mempelajari kembali pelajaran tersebut di rumah, siswa tidak mudah putus

    asa, siswa tidak cepat puas atas prestasi yang dicapai, adanya antusias

    belajar yang tinggi, mampu mengontrol diri terhadap lingkungan dan ulet

    dalam menghadapi kesulitan.

    4. Macam-Macam Motivasi

    Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari

    berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang

    aktif itu sangat bervariasi.

    30

    W.S.Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1999), cet. Ke-5, h.150. 31

    Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran,

    (Jakarta: Delia Press: 2004), h. 50.

  • 30

    Siswa untuk dapat belajar mata pelajaran dengan baik, harus

    mempunyai motivasi yang tinggi, baik itu motivasi intrinsik maupun

    motivasi ekstrinsik, jadi kemungkinan kesalahan-kesalahan dalam

    pembelajaran teori maupun praktek bisa dikurangi, dengan demikian siswa

    tersebut mampu mengerjakan tugas dengan baik.32

    a. Motivasi Intrinsik

    Menurut Sardiman A.M, motivasi intrinsik adalah “motif-motif

    yang menjadi