Upload
others
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERAN GURU DALAM MEMOTIVASI BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU
DI SMP PGRI 2 CILEDUG
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Soraya Dwi Kartika
NIM : 1111015000044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
PERAN GURU DALAM NIEMOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN IPS TERPADU DI SMP PGRI2 CILEDUG
SKRIPSI
Di ajukan Unt',tk Memenuhi PLrsyarat an M emperol eh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Bidang Ilmu Pegetahuan Sosial
Oleh:
Soraya Dwi KartikaNIM : 1111015000044
Menyetujui,
Pembimbing
Dr. IwaliPurwanto, M.PdNIP : 19730424 200807 | 012
I
I
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIALFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERi SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
,, 2016
r
LEMBAR PENGESAIIAN PENGUJI SIDANG
Skripsi berjudul Peran Guru Dalam Memotivasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran IPS Terpadu Di, SMP PGRI 2 Ciledug disusun oleh Soraya Dwi
Kartika, Nomor Induk Mahasiswa 1111015000A44, diajukan kepada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telahdinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 28 Oktober 2016
dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana
S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan IPS.
Jakarta, 30 Oktober 2016
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Dr.Iwan Purwanto. M.Pd
NIP. 19730424 2008At 1 012
S ekretaris (S ekretaris Jurusan/Prodi)
Drs. Svaripulloh. M.Si
NIP: 19670909 200701 1 003
Penguji I
Dr. Ulfah Faiarini. M.Si
NIP: 19670828 T99303 2 006
Penguji llAndri Noor Ardiansvah. M.Si
NIP: 19840312201503 1 002
Tanggal Tanda Tangan
:t/a/tau 4-:,,,;-
*/ulaob
Yang bertanda
Nama
NIM
Jurusan
Alamat
Nama Pembimbing
NIP
: Dr. Iwan Purwanto, M.Pd
:19730a21 200801 1 012
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
tangan dibawah ini:
Soraya Dwi Kartika
1 1 1 1015000044
Pendidikan IPS/Pendidikan Ekonomi Akuntansi
Jl. Raden Fatah, Kp. Dukutr RT.01 RW.06 No. 54, Sudimara
Selatan, Ciledug Kota Tangerang.
MENI-YATAKAN DENGAi\ SESI]NGGUHI\"YA
Bahwa skripsi yang berjudul Peran Guru Dalam Memotivasi Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP PGRI 2 Ciledug adalah benar hasil karyasendiri dibawah bimbingan dosen:
Jurusan/ProgramStudi :PendidikanIPS/EkonomiAkuntansi
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siapmenerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
20t6
iii
NIM: 1111015000044
Oktober
iv
ABSTRAK
SORAYA DWI KARTIKA. Peran Guru Dalam Memotivasi Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP PGRI 2 Ciledug. Skripsi.
Jakarta: Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu
Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah. 2016.
Pembelajaran akan berhasil ketika seorang guru menggunakan media,
metode dan model pembelajaran yang tepat pada saat mengajar, serta guru
memahami betul perannya sebagai seorang pendidik. Salah satu peran guru adalah
memberikan motivasi kepada siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
peran guru dalam memotivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di
SMP PGRI 2 Ciledug. Penelitian ini dilaksanakan di SMP PGRI 2 Ciledug kepada
siswa kelas VII yang berjumlah 135 siswa. Metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan
meliputi observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Selanjutnya data-data
yang diperoleh dianalisis dan disajikan ke dalam tabel-tabel frekuensi sehingga
lebih mudah dipahami dan dimengerti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru
IPS berperan cukup baik di dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa
cukup termotivasi di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Peran guru IPS
dalam memotivasi belajar siswa sudah berjalan dengan baik dapat terlihat ketika
guru memberikan ice breaking sebelum menyampaikan materi. Selain itu guru
IPS juga memberikan pujian ataupun reward yang dapat memotivasi belajar siswa
serta menciptakan kondisi atau proses belajar yang membuat siswa tertarik dan
bersemangat mengikuti kegiatan belajar dengan penggunaan metode yang
bervariasi. Dengan demikian, peranan guru sangat penting di dalam memberikan
motivasi pada saat kegiatan belajar mengajar. Sehingga dampak dari pemberian
motivasi tersebut yaitu adanya rasa ketertarikan dan kesenangan siswa untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran IPS.
Kata Kunci: Peran Guru, Motivasi Belajar Siswa, IPS
v
ABSTRACT
SORAYA DWI KARTIKA. Teacher’s Role in Motivating Students Learning in
Integrated Social Sciences Subjects in SMP PGRI 2 Ciledug. Minithesis.
Jakarta: Departement of Educations Social Sciences Faculty of Tarbiyah and
Teaching State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah. 2016.
Learning will be successful when a teacher uses media, methods and
models appropriate learning when teaching, and teachers fully understand his
role as an educator. One of the teacher's role is to give motivation to students.
This study aims to determine the role of teachers in motivating students in the
Integrated Social Science subjects in SMP PGRI 2 Ciledug. The research was
conducted in SMP PGRI 2 Ciledug to seventh grade students totaling 135
students. The method used is descriptive qualitative data collection techniques
used include observation, interviews, questionnaires and documentation.
Furthermore, the data obtained are analyzed and presented in frequency tables so
it's easier to be understood.The results showed that the social studies teacher
plays quite well in learning activities, so that students are motivated enough in
participating in learning activities. Social sciences teacher's role in motivating
student learning is already well underway can be seen when teachers provide ice
breaking before delivering the material. Besides social studies teachers also give
praise or rewards that can motivate students to learn and create a condition or
learning that keep students interested and eager to follow the learning activities
with the use of various methods. Thus, the role of teachers is crucial in providing
the motivation at the time of study. So the impact of the provision that motivation
is a sense of interest and excitement of students to participate in learning
activities social sciences.
Keywords: Role of Teachers, Student Motivation, Education Social Sciences.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT dan Rasulullah
SAW beserta keluarganya. Saya sebagai penulis berucap syukur telah diberi
nikmat iman, islam dan kesehatan dalam menyelesaikan skripsi sebagai syarat
kelulusan pada semester akhir. Dalam hal ini penulis telah secara maksimal
mencurahkan segala pikiran dan daya upaya dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis telah melakukan penelitian terkait Peran Guru Dalam Memotivasi Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Di SMP PGRI 2 Ciledug. Dalam proses
penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak,
baik moril maupun materil, maka penulis mengucapkan terimakasih yang tak
terhingga kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan sekaligus sebagai
dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan
dan saran dalam pembuatan skripsi ini.
3. Drs. H. Syaripulloh, M.Si, selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Teuku Ramli Zakaria, M.A, Selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan arahan, motivasi dan semangat kepada penulis
selama menjadi mahasiswa.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya pada Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
vii
6. Ungkapan terimakasih penulis ucapkan dengan rendah hati dan rasa
hormat kepada Papa Teguh SNK Baroto dan yang tercinta Mama Dede
Robaya serta keluarga penulis (Aa Aditya Bayu Nugroho dan Teteh Ayu
Aprianih) yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi dan doa dengan
segala pengorbanannya yang telah diberikan untuk penulis. Semua
merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan penulis
sampai saat ini.
7. Seluruh Civitas Akademi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
9. Kepala Sekolah beserta staffnya, guru-guru, dan siswa/i SMP PGRI 2
Ciledug-Tangerang yang telah bekerjasama, meluangkan waktu dan
tenaganya dalam penelitian yang dilakukan penulis.
10. Terkhusus untuk Muchtar, S.Pd, yang selalu menemani, memberikan
saran, menghilangkan stres dan kesulitan serta memberikan motivasi
penuh selama proses penyusunan skripsi. Terimakasih atas
ketersediaannya dalam memberikan dukungan, serta perhatiannya selama
ini.
11. Sahabat-sahabat terbaik (Rahmi Utami, Zusrini, Nida Nurazizah dan Nur
Indah Sari) yang selalu memberikan bantuan, dukungan, dan menghibur
penulis ketika merasa tidak mampu dalam menyelesaikan berbagai tugas.
12. Teman-teman seperjuangan Pendidikan IPS 2011, terlebih khusus untuk
Pendidikan Ekonomi Akuntansi 2011 kalian semua telah memberikan
motivasi dan warna dalam hidup penulis.
13. Rekan-rekan mengajar di Bimbel Visi Barito yang selalu mengingatkan,
memberikan motivasi dan tidak pelit berbagi ilmunya hingga
terselesaikannya skripsi ini.
viii
14. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dan tanpa mengurangi rasa
hormat, namun semua yang kalian berikan sangat berarti bagi penulis.
Atas bantuan mereka yang sangat berharga, penulis berdo’a semoga Allah
SWT memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal shaleh dan
ketaatan kepada-Nya. Aamiin.
Harapan penulis, semoga penyusunan skripsi ini akan dapat membantu
mahasiswa dalam penyusunan skripsi di semester akhir dan menjadi acuan
pula bagi adik-adik kelas yang hendak pula akan mengerjakan skripsi.
Wassalmu’alaikum, Wr. Wb
Jakarta, 28 Maret 2016
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................ i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG .......................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI ........................................... iii
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
ABSTRACT ........................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 7
D. Perumusan Masalah ...................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 9
A. Pengertian Dan Peran Guru ............................................................ 9
1. Pengertian Guru ......................................................................... 9
2. Peran Guru ................................................................................. 11
B. Motivasi Belajar ............................................................................ 23
1. Pengertian Motivasi .................................................................. 23
2. Pengertian Belajar ..................................................................... 25
3. Motivasi Belajar ........................................................................ 28
4. Macam-Macam Motivasi ........................................................... 29
a. Motivasi Intrinsik ............................................................... 30
b. Motivasi Ekstrinsik ............................................................ 31
x
5. Fungsi Motivasi Dalam Belajar ............................................... 33
6. Bentuk-Bentuk Motivasi di Sekolah .................................... .... 33
C. Guru Sebagai Motivator ................................................................ 35
D. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .................................. 37
1. Pengertian Pendidikan IPS ....................................................... 37
2. Tujuan Pendidikan IPS ............................................................. 38
E. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 39
F. Kerangka Berpikir .......................................................................... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 41
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 41
1. Tempat Penelitian .................................................................... 41
2. Waktu Penelitian ...................................................................... 41
B. Metode Penelitian........................................................................... 41
C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 42
1. Populasi ..................................................................................... 42
2. Sampel ..................................................................................... 43
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 43
1. Observasi .................................................................................. 43
2. Wawancara ................................................................................ 44
3. Angket (Kuesioner) ................................................................... 44
4. Dokumentasi .............................................................................. 45
E. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................ 45
1. Definisi Konseptual .................................................................... 45
2. Definisi Operasional ................................................................... 46
3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ................................................... 46
a. Observasi .............................................................................. 46
b. Wawancara ………… ……………………………………… 48
c. Angket (Kuesioner) …………………………………............ 48
d. Dokumentasi ........................................................................... 51
xi
F. Teknik Analisis Keabsahan Data ................................................... 51
1. Teknik Analisis Keabsahan Data Wawancara dan Observasi .. 51
2. Teknik Analisis Keabsahan Data Angket ................................ 52
a. Uji Validitas ........................................................................ 52
b. Uji Reliabilitas ..................................................................... 53
c. Editing ................................................................................. 54
d. Skoring ................................................................................ 54
G. Teknik Analisa Data ....................................................................... 54
1. Editing ..................................................................................... 55
2. Coding ..................................................................................... 56
3. Tabulating ................................................................................. 56
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ........................................... 61
A. Kondisi Umum SMP PGRI 2 Ciledug ............................................. 61
1. Sejarah Singkat SMP PGRI 2 Ciledug ...................................... 61
2.Visi dan Misi SMP PGRI 2 Ciledug ........................................... 62
3. Identitas SMP PGRI 2 Ciledug .................................................. 63
4. Sarana dan Prasarana SMP PGRI 2 Ciledug ............................. 63
5. Kegiatan Ekstrakulikuler SMP PGRI 2 Ciledug ........................ 64
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ..................................................... 64
1. Hasil Observasi ........................................................................... 64
a. Observasi Guru ....................................................................... 64
b. Observasi Siswa ..................................................................... 65
2. Hasil Wawancara ........................................................................ 66
3. Hasil Angket ............................................................................. 69
a. Pembahasan Hasil Data Angket ............................................. 69
b. Analisa Hasil Penelitian Dan Pembahasan ............................. 109
1) Tabulasi Angket Peran Guru IPS ..................................... 109
2) Tabulasi Angket Motivasi Belajar Siswa ........................ 110
3) Pembahasan Dan Analisa Angket ................................... 113
xii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 117
A. Kesimpulan ...................................................................................... 117
B. Saran ................................................................................................. 118
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 119
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen observasi peran guru IPS ......................................... 46
Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen observasi motivasi belajar siswa ............................ 47
Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen angket peran guru IPS ............................................ 49
Tabel 3.4 Kisi-kisi instrumen angket motivasi belajar siswa ................................. 50
Tabel 3.5 Kisi-kisi instrumen dokumentasi ............................................................ 50
Tabel 3.6 Indeks reliabilitas ................................................................................... 53
Tabel 4.1 Guru IPS dapat mengkondisikan kelas sebelum memulai pelajaran ...... 69
Tabel 4.2 Guru IPS mampu mengendalikan emosi atau menahan amarah ............ 70
Tabel 4.3 Guru IPS melarang siswa untuk bekerjasama apabila mengalami
kesulitan dalam belajar ketika di kelas ................................................... 71
Tabel 4.4 Guru IPS memberikan dorongan kepada siswa untuk bekerjasama
dengan temannya apabila mengalami kesulitan dalam belajar .............. 72
Tabel 4.5 Guru IPS memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi ............... 73
Tabel 4.6 Guru IPS memberikan hukuman berupa tugas kepada siswa yang tidak
mengikuti pelajaran atau mengerjakan tugas ......................................... 74
Tabel 4.7 Guru IPS memberikan metode pembelajaran yang bervariasi ................ 75
Tabel 4.8 Guru IPS memberikan nasihat ketika ada siswa yang berperilaku
kurang sopan .......................................................................................... 76
Tabel 4.9 Guru IPS memberikan pujian ketika ada siswa yang bersikap baik atau
positif dalam belajar ............................................................................... 77
Tabel 4.10 Guru IPS memberikan ulangan setiap sub pokok bahasan selesai .......... 79
Tabel 4.11 Guru IPS memberitahukan hasil atau nilai ulangan kepada siswa ......... 80
Tabel 4.12 Guru IPS memberitahukan terlebih dahulu apabila akan mengadakan
ulangan ................................................................................................... 81
Tabel 4.13 Guru IPS memiliki sifat dan bertutur kata yang santun .......................... 82
Tabel 4.14 Guru IPS menangani perilaku siswa yang tidak diinginkan secara
positif ....................................................................................................... 83
Tabel 4.15 Guru IPS memberikan teguran ketika ada siswa yang tidak
memperhatikan pelajaran di kelas .......................................................... 84
xiv
Tabel 4.16 Guru IPS mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari
pada saat penyampaian materi ................................................................. 85
Tabel 4.17 Guru IPS mengevaluasi kegiatan siswa setiap pertemuannya ............... 86
Tabel 4.18 Guru IPS mengontrol dan memperhatikan satu per satu siswa yang
belum hadir ............................................................................................. 87
Tabel 4.19 Guru IPS menguasai materi pelajaran dengan baik ketika
penyampaian materi ............................................................................... 88
Tabel 4.20 Guru IPS menunjukkan sifat proporsional (tidak membawa masalah
pribadi ke dalam kelas) .......................................................................... 89
Tabel 4.21 Guru IPS pernah memberikan hukuman ................................................. 90
Tabel 4.22 Guru IPS pernah memberikan penghargaan ........................................... 91
Tabel 4.23 Guru IPS pernah menyebutkan nama siswa secara langsung pada saat
memberi teguran ..................................................................................... 92
Tabel 4.24 Guru IPS ramah dengan siswa pada saat di luar kelas ........................... 93
Tabel 4.25 Guru IPS mengucapkan salam dan memulai pelajaran dengan
berdoa ..................................................................................................... 94
Tabel 4.26 Guru IPS semangat dalam mengajar ...................................................... 95
Tabel 4.27 Guru IPS tidak bisa menjawab pertanyaan dengan baik ketika ada
siswa yang bertanya ................................................................................ 96
Tabel 4.28 Guru IPS tidak pernah mempersiapkan kondisi kelas sebelum
memulai pelajaran ................................................................................... 97
Tabel 4.29 Guru IPS tidak pernah mengevaluasi kegiatan siswa setiap
pertemuannya ......................................................................................... 98
Tabel 4.30 Belajar IPS atau mengerjakan tugas-tugas IPS demi menghindari
hukuman yang diancamkan .................................................................... 99
Tabel 4.31 Belajar IPS karena ingin dipuji guru ...................................................... 100
Tabel 4.32 Belajar IPS karena ingin dipuji orangtua ............................................... 101
Tabel 4.33 Belajar IPS karena ingin menambah pengetahuan ................................. 102
Tabel 4.34 Belajar IPS untuk mendapatkan nilai yang bagus agar mampu
bersaing dengan siswa lainnya ............................................................... 103
Tabel 4.35 Malas belajar IPS walaupun akan ada ulangan ...................................... 104
xv
Tabel 4.36 Malas belajar IPS walaupun dijanjikan hadiah oleh orangtua ............... 104
Tabel 4.37 Merasa malas mencatat pelajaran IPS .................................................... 105
Tabel 4.38 Rajin belajar IPS karena ingin mendapatkan hadiah yang disajikan
guru ......................................................................................................... 106
Tabel 4.39 Senang ketika mengerjakan tugas-tugas IPS .......................................... 107
Tabel 4.40 Tertarik menyelesaikan PR atau tugas yang diberikan guru IPS ............ 108
Tabel 4.41 Angket peran guru IPS ............................................................................ 109
Tabel 4.42 Angket motivasi belajar siswa................................................................. 111
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Guru SMP PGRI 2 Ciledug
Lampiran 2 Hasil Angket Uji Coba Peran Guru IPS
Lampiran 3 Hasil Angket Uji Coba Motivasi Belajar Siswa
Lampiran 4 Hasil Angket Peran Guru IPS
Lampiran 5 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa
Lampiran 6 Tabulasi Data Peran Guru IPS dan Motivasi Belajar Siswa
Lampiran 7 Distribusi Frekuensi Peran Guru IPS
Lampiran 8 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa
Lampiran 9 Uji Validitas Peran Guru IPS
Lampiran 10 Uji Validitas Motivasi Belajar Siswa
Lampiran 11 Uji Reliaibilitas Peran Guru IPS
Lampiran 12 Uji Reliabilitas Motivasi Belajar Siswa
Lampiran 13 Angket Uji Coba
Lampiran 14 Angket Penelitian
Lampiran 15 Instrumen Wawancara Guru IPS
Lampiran 16 Instrumen Wawancara Siswa
Lampiran 17 Hasil Wawancara Guru IPS
Lampiran 18 Hasil Wawancara Siswa
Lampiran 19 Hasil Observasi Peran Guru IPS
Lampiran 20 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa
Lampiran 21 Lembar Dokumentasi
Lampiran 22 RPP
Lampiran 23 Foto
Lampiran 24 Uji Referensi
Lampiran 25 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 26 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 27 Surat Izin Penelitian Dari Sekolah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak merupakan investasi yang sangat penting bagi penyiapan sumber
daya manusia (SDM) di masa depan. Dalam rangka mempersiapkan SDM
yang berkualitas untuk masa depan, pendidikan merupakan salah satu hal
yang penting untuk diberikan sejak usia dini.
Dalam undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional disebutkan bahwa fungsi Pendidikan Nasional adalah
“mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab”.1
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi
sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Salah satu faktor dari
dalam diri yang menentukan berhasil tidaknya dalam proses belajar-mengajar
adalah motivasi belajar. Dalam belajar masing-masing siswa memiliki
motivasi belajar yang berbeda-beda. Ada siswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi dan ada pula siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.
Menurut Hamzah B. Uno, “motivasi juga dapat dikatakan sebagai
perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan. Motivasi lebih
dekat pada mau melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah
kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya”.2
Motivasi belajar sering dikenali sebagai daya dorong untuk mencapai
hasil yang baik yang biasanya diwujudkan dalam bentuk tingkah laku belajar
1Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS.
2Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008),
cet. Ke-3, h. 1.
2
atau menunjukkan usaha-usaha untuk mencapai tujuan belajar. Betapa
pentingnya sebuah motivasi bagi setiap orang dalam kehidupan sehari-hari
khususnya dalam kegiatan proses belajar-mengajar.
Tugas guru sebagai pendidik tidak hanya menyampaikan materi atau
pelajaran di dalam kelas saja, akan tetapi harus bisa memberikan motivasi
kepada siswa. Untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa yang tinggi, maka
peranan guru dan siswa sangatlah dibutuhkan, sebab hanya seorang gurulah
dan siswa itu sendiri yang mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa pada
saat berada di dalam kelas. Menurut Sardiman A.M, guru adalah “salah satu
komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang ikut berperan
dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang
pembangunan”.3 Peran guru yang baik akan terlihat dari sejauh mana guru
tersebut dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya tersebut maka
perlu di dukung oleh seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh guru
yaitu kompetensi.
Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan
bahwa: kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah kompetensi guru
sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.4
Mengacu pada pengertian tersebut, maka dalam hal ini kompetensi guru
dapat diartikan sebagai gambaran tentang apa yang dapat dilakukan seorang
guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sehingga akan
menghasilkan hasil yang baik.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a
menyatakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
3Sardiman.A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2012), cet. Ke-21, h.125. 4UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.5
Sebagai pengajar, guru seharusnya membantu perkembangan siswa
untuk dapat menerima dan memahami serta menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi. Untuk itu guru harus memotivasi siswa agar senantiasa belajar
dalam berbagai kesempatan. Pada akhirnya, seorang guru dapat memainkan
perannya sebagai motivator dalam proses belajar mengajar bila guru itu
menguasai dan mampu melakukan keterampilan-keterampilan yang relevan
dengan situasi dan kondisi para siswa. Dengan demikian siswa dapat
menyerap apa yang telah diajarkan oleh guru dan besar pengaruhnya terhadap
pertumbuhan dan perkembangan potensinya.
Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara
saksama dalam meningkatakan kesempatan belajar bagi siswanya dan
memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan-perubahan
dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar-
mengajar, penggunaan media pembelajaran, maupun sikap dan karakteristik
guru dalam mengelola proses pembelajaran. Dalam hal ini motivasi yang
digunakan adalah dengan penggunaan metode yang bervariasi. Penggunaan
metode yang bervariasi dapat meningkatkan semangat siswa. Penggunaan ini
dapat menjembatani gaya-gaya belajar anak didik dalam menyerap bahan
pelajaran. Motivasi belajar dari anak didik akan bangkit sejalan dengan
penggunaan metode mengajar yang sesuai dengan kondisi psikologis anak
didik.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir
b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian
adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.6 Kompetensi
kepribadian merupakan kecakapan atau kemampuan atau wewenang yang
berkaitan erat dengan tingkah laku pribadi guru itu sendiri yang memiliki
5Mulyasa. E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2008), h. 75. 6 Ibid., h. 135.
4
nilai-nilai yang baik sehingga dapat terlihat dari perilakunya sehari-hari.
Fungsi dari kompetensi kepribadian yang dimiliki guru adalah memberikan
bimbingan dan contoh teladan, mengembangkan kreativitas dan memotivasi
belajar siswanya.
Kompetensi kepribadian menuntut guru untuk berperan yaitu melakukan
tindakan yang mampu mendorong kemauan murid untuk mengungkapkan
pendapatnya, menerima siswa dengan segala kekurangan dan kelebihannya,
mau menanggapi pendapat siswa secara positif, dalam batas tertentu berusaha
memahami kemungkinan terdapatnya masalah pribadi dari siswa,
menunjukkan perhatian terhadap permasalahan yang dihadapi siswa, dan
menunjukkan sikap ramah serta penuh pengertian terhadap siswa.
Dalam hal ini motivasi yang digunakan adalah dengan memberi pujian.
Dalam kegiatan belajar, apabila ada siswa yang sukses yang berhasil
menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. “Pujian ini adalah
bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang
baik. Guru dapat memakai pujian untuk menyenangkan perasaan siswa”.7
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi
yang diterapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.8
Kompetensi profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang
berhubungan dengan profesi yang menuntut berbagai keahlian dibidang
pendidikan atau keguruan. Kompetensi profesional merupakan kemampuan
dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia,
bidang studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan proses
belajar mengajar dan mempunyai ketrampilan dalam teknik mengajar.
Disini guru harus berperan sebagai pendidik, guru harus menguasai ilmu
antara lain mempunyai pengetahuan yang luas, menguasai bahan pelajaran
7Sardiman.A.M, Interaksi dan MotivasiBelajar Mengajar, (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2012), cet. Ke-21, h 95. 8 Mulyasa. E, loc. cit.
5
serta ilmu-ilmu yang bertalian dengan mata pelajaran atau bidang studi yang
diajarkan, menguasai teori dan praktek mendidik, teori kurikulum metode
pengajaran, teknologi pendidikan, teori evaluasi psikologi belajar dan
sebagainya. Motivasi yang dapat diberikan kepada siswa dalam hal ini adalah
memberi angka. Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan
belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka
atau nilai yang baik.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir
d, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah
kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orangtua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar.9
Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar mengajar berkaitan erat dengan
kemampuan guru dalam komunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah
dan masyarakat tempat guru tinggal sehingga peranan dan cara guru
berkomunikasi di masyarakat di harapkan memiliki karakteristik sendiri yang
sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang bukan guru.
Dalam hal ini, peran guru diharapkan dapat menciptakan hubungan yang
serasi dan penuh kegairahan dalam interaksi belajar mengajar di kelas, dalam
menunjukkan kegiatan antara lain, menangani perilaku siswa yang tidak
diinginkan secara positif, menunjukkan kegairahan dalam mengajar, murah
senyum, mampu mengendalikan emosi, dan mampu bersifat proporsional
sehingga berbagai masalah pribadi dari guru itu sendiri dapat didudukan pada
tempatnya. Motivasi belajar yang dapat diberikan adalah kerja sama.
Bersama-sama mengerjakan tugas dapat mempertinggi kegiatan belajar.
Kerjasama dilakukan dalam metode proyek akan tetapi dalam mata pelajaran
siapapun dapat dicari pokok-pokok yang dapat menumpuk hubungn sosial
yang sehat.
Dari keempat kompetensi tersebut mutlak harus dimiliki oleh seorang
guru yang profesional. Namun kenyataannya masih banyak guru yang tidak
9 Mulyasa. E, op. cit., h. 173
6
menekuni profesinya secara utuh, hal ini disebabkan oleh sebagian guru yang
bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,
sehingga guru tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan diri, baik
dalam membaca, menulis, dan membuka internet, menunjukkan penurunan
dalam kinerjanya. Hal ini dapat dilihat dari melemahnya motivasi kerja guru
dalam bekerja yang bisa dilihat antara lain gejala-gejala guru yang masuk
kelas tidak tepat waktu atau terlambat masuk ke sekolah, guru yang
persiapannya mengajarnya yang kurang lengkap, tugas guru yang rutin dalam
kegiatan belajar mengajar menunjukkan fenomena bahwa guru mengajar
hanya sebuah rutinitas belaka tanpa adanya inovasi pengembangan lebih
lanjut.
Dalam penelitian ini saya memilih Ibu Nini Yuliati, SE selaku guru IPS
sebagai obyek penelitian karena Ibu Nini ini adalah guru yang terkenal
dikalangan siswa/i dan sekaligus guru favorit bagi siswa/i di sekolah tersebut.
Kelas yang akan saya amati adalah kelas dengan siswa/i yang nilai IPS nya
masih ada di bawah KKM. Materi IPS yang akan disampaikan pada saat saya
melakukan penelitian adalah IPS Terpadu-Ekonomi tentang usaha manusia
memenuhi kebutuhan.
Dari hasil pengamatan saya, kemampuan guru bidang studi IPS Terpadu
di SMP PGRI 2 sangatlah bagus namun pada waktu belajar sering kali siswa-
siswi dalam satu kelas ada yang giat dan ada pula yang bermalas-malasan
untuk belajar, sering berbuat gaduh di dalam kelas dan mengantuk ketika
kegiatan proses belajar mengajar berlangsung, ada yang suka bermain-main
di dalam kelas dan ada juga yang tidak serius mengikuti pelajaran yang
diajarkan oleh guru.
Mungkin siswa tidak memahami apa yang di terangkan oleh guru, atau
siswa tidak simpatik terhadap penampilan guru mengajar sehingga tidak
timbul motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran. Oleh karena itu dibutuhkan
kemampuan guru IPS Terpadu tersebut dalam mengajar dan juga sebagai
motivator, sehingga diharapkan mampu meningkatkan motivasi siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran.
7
Berdasarkan pejelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
peran guru sangatlah dibutuhkan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
di kelas, khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu. Pembelajaran akan
berhasil ketika seorang guru menggunakan media, metode dan model
pembelajaran yang tepat pada saat mengajar, serta guru memahami benar
perannya sebagai seorang pendidik. Selain itu, motivasi belajar siswa dalam
mata pelajaran IPS Terpadu dapat terangsang jika seorang guru terus-
menerus memberikan rangsangan atau motivasi yang tinggi pada siswa itu
sendiri.
Dengan dasar itulah, penulis memandang perlu untuk membahas
masalah ini dengan melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul
“PERAN GURU DALAM MEMOTIVASI BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP PGRI 2 CILEDUG”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah
yang diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Guru kurang berperan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran IPS Terpadu.
2. Minimnya kemampuan guru dalam memotivasi semangat belajar siswa di
SMP PGRI 2 Ciledug.
3. Guru kurang mampu memotivasi siswa untuk belajar dengan baik pada
mata pelajaran IPS Terpadu.
4. Guru kurang menguasai strategi dan metode dalam model pembelajaran
yang merupakan salah satu pembangkit motivasi belajar siswa.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, untuk lebih memperjelas
dan memberi arah yang tepat dalam pembahasan skripsi ini, maka diberikan
batasan yang berkaitan dan sesuai dengan judul yang ada. Penulis hanya akan
membahas masalah:
8
Peran guru dalam memotivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu
di SMP PGRI 2 Ciledug.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas,
dapatlah penulis rumuskan masalahnya sebagai berikut:
Bagaimana peran guru dalam memotivasi belajar siswa pada proses
pembelajaran mata pelajaran IPS Terpadu di SMP PGRI 2 Ciledug?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui peran guru dalam memotivasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPS Terpadu di SMP PGRI 2 Ciledug.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Secara umum penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam dunia Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial.
2. Secara institusional hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
konstribusi terhadap pengembangan mata pelajaran IPS Terpadu.
3. Secara praktis diharapkan dapat berdaya guna dalam perbaikan dan
meningkatkan kualitas pembelajaran IPS Terpadu, terutama bagi para guru
dan calon guru dalam meningkatkan peran dan diharapkan memperoleh
cara atau strategi-strategi yang baru dalam memotivasi siswa untuk lebih
giat dalam pembelajaran IPS.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Dan Peran Guru
1. Pengertian Guru
Secara garis besar, guru berarti seorang pengajar suatu ilmu. Akan
tetapi bidang ilmu itu beraneka macam, sebutan untuk guru pun bisa
bermacam-macam. Misalnya guru mengaji, guru musik, guru menari, guru
melukis, dan lain sebagainya. Bahkan ada pula guru dalam hal-hal yang
bermakna negatif, seperti guru mencopet dan guru merampok.
Pada umumnya orang-orang mengatakan bahwa guru dan pendidik
memiliki arti yang sama. Pendidik berasal dari kata dasar didik, dalam
Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) artinya “memelihara dan memberi
latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan
pikiran”. Arti lain dari kata pendidik adalah proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan
mendidik. Sedangkan guru, dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI)
artinya adalah “orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya)
mengajar”. Tugas utama seorang guru adalah mengajar, yaitu membuat
orang lain memahami sesuatu yang belum dipahami sebelumnya.
Dari pengertian keduanya dapat disimpulkan, antara pendidik dan guru
memiliki arti yang sama yaitu melaksanakan proses pembelajaran (kegiatan
belajar mengajar), serta melatih dan menilai hasil pembelajaran. Jadi, dapat
dikatakan bahwa pendidik adalah guru yang menjadi panutan bagi siswa.
Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang
mencakup tanggung jawab, wibawa dan disiplin.
Kata guru dalam bahasa arab disebut (mu‟allim) dan dalam bahasa
inggris disebut (teacher) memiliki arti sederhana, yaitu a person whose
occupation teaching other. Artinya guru ialah seorang yang pekerjaannya
mengajar orang lain.
10
Adapun guru dalam bahasa jawa adalah seorang guru yang harus
digugu dan ditiru oleh semua muridnya. Harus digugu artinya segala sesuatu
yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan diyakini kebenarannya
oleh semua murid. Segala ilmu pengetahuan yang datangnya dari guru
dijadikan sebuah kebenaran yang tidak perlu dibuktikan atau diteliti lagi.
Seorang guru juga harus ditiru, artinya seorang guru menjadi suri tauladan
bagi semua muridnya. Mulai dari cara berpikir, cara bicara dan cara
berperilakunya sehari-hari.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, guru adalah “manusia yang
memiliki kepribadian sebagai individu” kepribadian guru, seperti halnya
kepribadian individu pada umumnya terdiri atas aspek jasmaniah,
intelektual, sosial, emosional dan moral.1
Berkaitan dengan hal ini, sebenarnya guru memiliki peranan yang unik
dan sangat kompleks di dalam proses belajar-mengajar, dalam usahanya
untuk mengantarkan siswa atau anak didik ke taraf yang dicita-citakan.2
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa guru adalah pendidik
profesional, karena ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul
sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orangtua.
Mereka ini, tatkala menyerahkan anaknya ke sekolah, berarti sekaligus
melimpahkan sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru.
Selain itu, guru adalah pekerjaan operasional dengan tugas utamanya adalah
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
1 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009), cet. Ke-5, h.252. 2 Sardiman.A.M. loc. cit.
11
2. Peran Guru
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, “peran adalah
pemain atau sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan
yang terutama dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa”.3
Sedangkan dalam penelitian ini peran yang dimaksud adalah peran
guru. Sehingga dapat penulis simpulkan bahwa peran guru adalah pemain
yang terlibat (guru) dalam melakukan suatu hal atau kegiatan dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Sehubungan dengan fungsinya sebagai “pengajar”, “pendidik”, dan
“pembimbing”, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri seorang
guru. Peranan guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku
yang diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa (yang
terutama), sesama guru, maupun staf yang lain. Dari berbagai kegiatan
interaksi belajar-mengajar, dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya.
Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian
guru banyak dicurahkan untuk menggarap proses belajar-mengajar dan
berinteraksi dengan siswa.
Peran guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu
pendidikan. Untuk itu guru sebagai agen pembelajaran dituntut untuk
mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya,
dalam kerangka pembangunan pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan
peran yang sangat strategis dalam pembangunan bidang pendidikan, dan
oleh karena itu perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat.4
Mengenai apa peranan guru itu ada beberapa pendapat yang dijelaskan
sebagaimana dikutip Sardiman A.M, antara lain:
a. Prey Katz menggambarkan “peranan guru sebagai komunikator,
sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai
pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan
3 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern.
4Yusufhadi Miarso, Peningkatan Kualifikasi Guru dalam Perspektif Teknologi
Pendidikan, Jurnal Pendidikan Penabur, 2008.
12
sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai, orang yang menguasai bahan
yang diajarkan”.
b. Havighurst menjelaskan bahwa “peranan guru di sekolah sebagai
pegawai (employee) dalam hubungan kedinasan, sebagai bawahan
(subordinate) terhadap atasannya, sebagai kolega dalam hubungannya
dengan teman sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya dengan
anak didik, sebagai pengantar disiplin, evaluator dan pengganti
orangtua”.
c. James W. Brown mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru
“menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencana dan
mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi
kegiatan siswa”.5
Mulyana A. Z mengatakan “peran guru adalah menciptakan hubungan
yang serasi dan penuh kegairahan dalam interaksi belajar mengajar di kelas,
dalam menunjukkan kegiatan antara lain, menangani perilaku siswa yang
tidak diinginkan secara positif, menunjukkan kegairahan dalam mengajar,
murah senyum, mampu mengendalikan emosi, dan mampu bersifat
proporsional sehingga berbagai masalah pribadi dari guru itu sendiri dapat
didudukan pada tempatnya”.6
Sedangkan Wina Sanjaya mengemukakan “peran guru sebagai berikut:
a) Guru sebagai sumber belajar; b) Guru sebagai fasilitator; c) Guru sebagai
pengelola; d) Guru sebagai demonstrator; e) Guru sebagai pembimbing; f)
Guru sebagai motivator; g) Guru sebagai evaluator”.7
Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat
penting. Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan
materi pelajaran. Karena guru yang baik adalah guru yang dapat menguasai
5 Sardiman.A.M, op. cit., h.143.
6 Ibid., h. 145
7 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
PT. Kencana, 2006), EdisiI, Cet. Ke-5, h. 20-31.
13
materi pelajaran, sehingga ia dapat dengan benar berperan sebagai sumber
belajar bagi anak. Semua yang tidak di ketahui oleh anak dapat di jawab
oleh guru dengan penuh keyakinan. Adapun hal-hal yang dapat di lakukan
oleh guru sebagai sumber belajar siswa yaitu, guru harus memiliki bahan
referensi yang lebih banyak dibandingkan siswa, guru dapat menunjukan
sumber belajar yang dapat di pelajari oleh siswa, guru harus melakukan
pemetaan tentang materi pelajaran.
Peran guru sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan
pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.
Fasilitas yang di berikan oleh guru tersebut selain berupa media
pembelajaran, metode, dan penguasaan materi agar siswa dapat dengan
mudah mendapat informasi mengenai materi belajar yang tidak di pahami
oleh siswa dan di dapat pada guru.
Peran guru sebagai pengelola, guru berperan dalam menciptakan iklim
belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui
pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif
untuk terjadinya proses belajar bagi seluruh siswa. Dalam melakukan
pengelolaan pembelajaran ada dua macam yang harus di laksanakan oleh
guru yaitu, mengelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai
sumber belajar itu sendiri.
Peran guru sebagai demonstrator, yang dimaksud guru sebagai
demonstrator adalah peran untuk mempertunjukan kepada siswa segala
sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap
pesan yang disampaikan. Ada dua konteks guru sebagai demonstrator.
Pertama, guru harus menunjukan sikap-sikap yang terpuji karena guru
merupakan sosok ideal dalam setiap aspek kehidupan. Apa yang di lakukan
oleh guru akan ditiru oleh setiap siswa. Kedua, guru harus dapat
menunjukan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih
dipahami dan dihayati oleh setiap siswa. Oleh karena itu sebagai
demonstrator erat kaitannya dengan pengaturan strategi pembelajaran yang
lebih efektif.
14
Peran guru sebagai pembimbing. Kepribadian setiap siswa beragam
dari bakat, minat, kemampuan, dan sebagainya. Disamping itu manusia
adalah makhluk yang sedang berkembang dan perkembangan para siswa itu
tidaklah sama. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan sebagai
pembimbing. Disinilah peran guru membimbing para siswa agar dapat
menemukan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka,
membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas
perkembangan mereka.
Peran guru sebagai motivator, dalam proses pembelajaran motivasi
merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi
siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang
kurang, tetapi di karenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia
tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Dengan
demikian guru dituntut untuk lebih kreatif dalam membangkitkan motivasi
belajar siswa. Diantaranya dengan memperjelas tujuan yang ingin di capai,
membangkitkan minat siswa, menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dalam belajar, memberi pujian yang wajar terhadap setiap
keberhasilan siswa, berikan penilaian, berilah komentar terhadap hasil
pekerjaan siswa, dan ciptakan persaingan dan kerjasama antar siswa dan
guru.
Peran guru sebagai evaluator. Sebagai evaluator guru berperan untuk
mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang
telah dilakukan. Terdapat dua fungsi dalam memerankan fungsinya sebagai
evaluator. Pertama, untuk menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Kedua, untuk menentukan keberhasilan
guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang telah di programkan.
Dari beberapa pendapat di atas, maka secara rinci peranan guru dalam
kegiatan belajar mengajar yaitu, a) Informator; b) Organisator; c) Motivator;
15
d) Pengarah/Director; e) Inisiator; f) Transmitter; g) Fasilitator; h) Mediator,
dan; i) Evaluator 8, secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:
Guru sebagai informator harus dapat memberikan informasi-informasi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan
pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam
kurikulum. Informasi yang baik dan efektif diperlukan dari guru. Kesalahan
informasi dari guru adalah racun siswa. Untuk menjadi informator yang baik
dan efektif, pengusaan bahasalah sebagai kuncinya. Didukung dengan
pengusaan bahan yang akan diberikan kepada siswa. Informator yang baik
adalah guru yang mengerti apa kebutuhan siswa dan mengabdi untuk anak
didik.
Guru sebagai organisator, adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan
dari guru. Dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengolahan kegiatan
akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik, dan
sebagainya semuanya diorganisasikan, sehingga dapat mencapai efektivitas
dan efisiensi dalam belajar pada diri siswa.
Peranan guru sebagai motivator ini penting artinya dalam rangka
meningkatkan semangat dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru
harus memberikan dorongan untuk mendinamisasikan potensi siswa,
menumbuhkan aktivitas dan daya cipta sehingga akan terjadi dinamika di
dalam proses belajar-mengajar. Guru hendaknya dapat mendorong anak
didik agar bersemangat dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan
motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang melatar belakangi siswa
malas belajar dan menurun prestasinya disekolah. Setiap saat guru harus
bertindak sebagai motivator, karena dalam interaksi edukatifnya tidak
mustahil ada diantara siswa yang malas belajar dan sebagainya. Motivasi
dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan siswa.
Penganekaragaman cara belajar memberikan penguatan dan sebagainya,
juga dapat memberikan motivasi pada siswa untuk lebih bergairah dalam
8 Sardiman A.M, op. cit., h. 142.
16
belajar. Peranan guru sebagai motivator sangat penting dalam interaksi
edukatif, karena menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang membutuhkan
kemahiran sosial, menyangkut performance dalam personalisasi dan
sosialisasi diri.
Jiwa kepemimpinan bagi guru dalam peranan ini lebih menonjol. Guru
harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai
dengan tujuan yang dicita-citakan. Peranan ini harus lebih dipentingkan,
karena kehadiran guru disekolah adalah untuk membimbing siswa menjadi
manusia dewasa. Tanpa bimbingan, siswa akan mengalami kesulitan dalam
menghadapi perkembangan dirinya. Kekurangmampuan siswa menyebakan
lebih banyak tergantung pada bantuan guru. Tetapi semakin dewasa,
ketergantungan siswa semakin berkurang. Jadi, bagaimanapun juga
bimbingan dari guru sangat diperlukan pada saat siswa belum mampu
berdiri sendiri (mandiri).
Guru sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Sudah tentu ide-
ide itu merupakan ide-ide yang kreatif yang dapat dicontoh oleh peserta
didiknya. Proses interaksi edukatif yang ada sekarang harus diperbaiki
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang pendidikan.
Kompetensi guru harus diperbaiki, keterampilan penggunaan media
pendidikan dan pengajaran harus diperbaharui sesuai dengan kemajuan
media komunikasi dan informasi abad ini. Guru harus menjadikan dunia
pendidikan, khususnya interaksi edukatif agar lebih baik dari dulu. Bukan
mengikuti terus tanpa mencetus ide-ide inovasi bagi kemajuan pendidikan
dan pengajaran.
Dalam kegiatan belajar guru juga akan bertindak selaku penyebar
kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan. Sejak adanya kehidupan, sejak
itu pula guru telah melaksanakan pembelajaran, dan memang hal tersebut
merupakan tugas dan tanggung jawabnya yang utama dan utama. Guru
membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari
susuatu yang sedang diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami
materi standar yang dipelajari.
17
Selain itu juga, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam
proses belajar-mengajar, misalnya saja dengan menciptakan suasana
kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa,
sehingga interaksi kegiatan belajar-mengajar akan berlangsung secara
efektif.
Guru dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
Misalnya dengan menengahi atau memberikan jalan keluar atau kemacetan
dalam kegiatan diskusi kelas. Mediator juga diartikan sebagai penyedia
media, cara memakai dan mengorganisasikan penggunaan media.
Kecenderungan guru dalam perannya sebagai evaluator, guru harus
mempunyai otoritas untuk menilai prestasi siswa dalam bidang akademis
maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana
siswanya berhasil atau tidak.
Dari semua peranan guru yang di jelaskan di atas, pada hakikatnya
peranan guru di sekolah ialah membimbing proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain tugas dan peranan guru bukan
hanya mengajar akan tetapi juga mendidik.
Guru berperan dalam proses pembelajaran dalam hal mengajar dan
mendidik, guru juga mempunyai tugas managerial didalam kelas, yaitu guru
bertugas membina disiplin dan menyelenggarakan tata usaha kelas. Disiplin
kelas yang di maksud adalah tata tertib kelas, yaitu guru dan siswa dalam
satu kelas taat dalam tata tertib yang telah ditetapkan dengan sebenar-
benarnya.
Menurut Sardiman A.M, Guru berperan untuk memberikan motivasi
dengan cara:
a. Hadiah, hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi.
b. Pujian, apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan
tugas dengan baikperlu dierikan pujian. Pujian ini adalah bentuk
Reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang
baik.
18
c. Hukuman, hukuman sebagai reinforment yang negatif tetapi kalau
diberikan secara tepat dan bijak bisa jadi alat motivasi.
d. Memberi ulangan dan nilai.
e. Bekerjasama.9
Perkembangan baru terhadap pandangan belajar-mengajar membawa
konsekuensi kepada guru untuk menigkatkan peranan dan kompetensinya
karena proses belajar-mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar
ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan
lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih
mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat
optimal.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kompetensi berarti
(kewenangan) kekuasaan untuk menentukan (memutuskan sesuatu).10
Sedangkan Menurut Undang-Undang No 14 Tahun 2005 Pasal 1 Ayat 10,
kompetensi adalah “seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan”.11
Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru menurut Nurhalda dan
Radito, sebagaimana dikutip oleh Yunus Abu Bakar, yaitu: “a) memiliki
pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia; b) mempunyai sifat
yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, rekan sejawat, dan bidang studi yang
dibinanya; c) menguasai bidang studi yang diajarkan; d) mempunyai
keterampilan mengajar”.12
Sementara itu, menurut Soedijarto, sebagaimana dikutip oleh Yunus
Abu Bakar, kompetensi guru profesional meliputi: “a) merancang dan
merencanakan program pembelajaran; b) mengembangkan program
9 Ibid., h. 144.
10 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
11 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Pasal 1 Ayat 10
12 Yunus Abu Bakar, dkk., Profesi Keguruan, Learning Assistance Program for Islamic
Schools: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2009), h. 10.
19
pembelajaran; c) mengelola pelaksanaan program pembelajaran; d) menilai
proses dan hasil pembelajaran, (e) mendiagnosis faktor yang mempengaruhi
keberhasilan proses pembelajaran”.13
Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Pasal 10 Ayat 1
kompetensi guru meliputi “kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi”.14
a. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan yang dimiliki oleh guru
dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Pemahaman terhadap peserta didik
a) Memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip
prinsip perkembangan kognitif
b) Memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-
prinsip perkembangan kepribadian
c) Mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik
2) Perencanaan pembelajaran
a) Memahami landasan pendidikan
b) Menerapkan teori belajar dan pembelajaran
c) Menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik
peserta didik, kompetensi yang akan dicapai dan materi ajar
d) Menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang
dipilih
3) Pelaksanaan pembelajaran
a) Menata latar (setting) pembelajaran
b) Melaksanakan pembelajaran yang kondusif
13
Ibid. 14
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Pasal 10 Ayat 1.
20
4) Mengevaluasi hasil belajar
a) Merancang dan melaksanakan evaluasi proses dan hasil
belajar secara berkesinambungan
b) Menganalisis hasil evaluasi proses belajar dan hasil belajar
untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar
c) Memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan
kualitas program pembelajaran secara umum
5) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi
yang dimiliki
a) Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai
potensi akademik
b) Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai
potensi nonakademik
b. Kompetensi kepribadian, kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap dan stabil, berakhlak mulia, dewasa, arif,
berwibawa serta menjadi teladan bagi peserta didik
1) Kepribadian yang mantap dan stabil
a) Bertindak sesuai dengan norma hukum
b) Bertindak sesuai dengan norma sosial
c) Bangga sebagai guru
d) Memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma
2) Berakhlak mulia dan menjadi teladan
a) Bertindak sesuai dengan norma religius (iman, taqwa, jujur,
ikhlas dan suka menolong)
b) Memiliki perilaku yang diteladani peserta didik
3) Kepribadian yang dewasa
a) Menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik
b) Memiliki etos kerja sebagai guru
21
4) Kepribadian yang arif
a) Menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan
peserta didik, sekolah dan masyarakat
b) Menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak
5) Kepribadian yang dewasa
a) Memiliki perilaku yang berpengaruh terhadap peserta didik
b) Memiliki perilaku yang disegani
c. Kompetensi sosial, adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan berinteraksi dengan lingkungannya.
1) Mampu berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien
dengan peserta didik
2) Mampu berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien
dengan pendidik dan tenaga kependidikan
3) Mampu berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien
dengan orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar
d. Kompetensi profesional, Kompetensi profesional adalah kemampuan
penguasaan materi pembelajaran secara mendalam, yang mencakup
penguasaan materi, kurikulum mata pelajaran di sekolah dan
substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan
terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
1) Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi
a) Memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah
b) Memahami hubungan konsep antara mata pelajaran terkait
c) Menerapkan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari
2) Menguasai struktur dan metode keilmuan
a) Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk
memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi
22
b) Memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang
menaungi atau koheren dengan materi ajar.
Guru mempunyai peranan ganda sebagai pengajar dan pendidik.
Kedua peran tersebut bisa dilihat perbedaannya, tetapi tidak bisa dipisahkan.
Tugas utama sebagai pendidik adalah membantu mendewasakan anak.
Tugas guru sebagai pengajar adalah membantu perkembangan intelektual,
afektif dan psikomotor, melalui menyampaikan pengetahuan, pemecahan
masalah, latihan-latihan afektif dan keterampilan. Selain sebagai pendidik
dan pengajar juga guru punya peran sebagai pembimbing. Sebagai
pembimbing, guru perlu memiliki pemahaman yang seksama tentang para
siswanya, memahami segala potensi dan kelemahannya, masalah dan
kesulitan-kesulitannya, dengan segala latar belakangnya.15
Menurut Fu‟ad bin Abdul Aziz asy-Syalhub, peran dan kewajiban guru
adalah:
a. Menanamkan aqidah yang benar dan memantapkan kualitas iman
siswa pada proses belajar mengajar;
b. Memberikan nasihat kepada peserta didik;
c. Lembut kepada anak didik dan mengajarnya dengan metode yang
bagus;
d. Tidak menyebutkan nama secara langsung ketika memberi teguran;
e. Memberi salam kepada anak didik sebelum dan setelah pelajaran;
f. Menerapkan sistem sanksi pada saat mengajar;
g. Memberikan penghargaan kepada anak didik.16
15
Nana Syaodih Sukmadinata, op.cit, h.254 16
Fu‟ad bin Abdul Aziz asy-Syalhub, Begini Seharusnya Menjadi Guru Panduan
Lengkap Metodologi Pengajaran Cara Rasulullah, (Jakarta: Darul Haq, 2013), cet. Ke-5, h. 53-84
23
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Motivasi memainkan peran yang penting dalam proses pembelajaran
karena belajar adalah suatu kegiatan yang aktif, menuntut usaha yang
sengaja, dan dilakukan dengan penuh kesadaran.17
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, motif adalah “alasan (sebab)
seseorang melakukan sesuatu”. Sedangkan motivasi adalah “dorongan yg
timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan
suatu tindakan dengan tujuan tertentu”.18
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti “segala sesuatu yang
mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu”. Dalam bahasa
Inggris kata motivasi adalah berasal dari kata “motivation” yang berarti
“daya batin atau dorongan”. Istilah motivasi berasal dari kata “Motif” yang
diartikan segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak
melakukan sesuatu guna mencapai tujuan tertentu. Motivasi juga dikatakan
sebagai keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan.19
Secara etimologi kata motivasi berasal dari bahasa Inggris, “to
motive”, “to provide”, yang artinya memberi alasan untuk berbuat sesuatu
dengan tujuan. Secara terminologi motivasi diartikan sebagai suatu
persiapan untuk menunjang terwujudnya perbuatan sadar untuk mencapai
tujuan tertentu.20
Dengan demikian, motivasi merupakan perwujudan dari potensi motif
dalam diri individu yang akan dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku
nyata, selaras dengan situasi yang dihadapinya. Jadi dapat dikatakan bahwa
motivasi adalah kuatnya dorongan (dari dalam diri) yang membangkitkan
semangat pada makhluk hidup, dan kemudian dalam hal itu menciptakan
17
Dina Mustafa, Memotivasi Mahasiswa Untuk Kuliah dan Belajar Sepanjang Hayat,
(Jakrta: Pusat Antar Universitas, 2001), cet. Ke-1, h.2 18
Kamus Besar Bahasa Indonesia 19
A. Fatih Syuhud, “Meningkatkan Motivasi Belajar”, diakses pada 11 Juni 2015 dari
http://eprints.walisongo.ac.id/1217/5/4101103_Bab2.pdf 20
Ibid.
24
adanya tingkah laku dan mengarahkan pada suatu tujuan atau tujuan-tujuan
tertentu pula.
Dari beberapa pengertian tentang motivasi yang ada maka dapat
diambil kesimpulan bahwa secara harfiah motivasi berarti dorongan, alasan,
kehendak atau kemauan, sedangkan secara istilah motivasi adalah daya
penggerak kekuatan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu dan memberikan arah dalam mencapai tujuan,
baik yang didorong atau dirangsang dari luar maupun dari dalam dirinya.
Pengertian seperti di atas didasarkan pada suatu pemikiran bahwa
manusia berbuat mungkin karena faktor-faktor dari luar dirinya atau karena
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri. Perbuatan-
perbuatan itu mungkin juga terjadi karena gabungan kedua faktor tersebut.
Dari beberapa uraian diatas tentang motivasi, beberapa ahli juga
berpendapat sebagaimana dikutip Sardiman A.M, motivasi adalah
“perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”.21
Sedangkan Hamzah B. Uno, menurutnya motivasi merupakan “suatu
dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun luar
sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku
atau aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan sebelumnya.22
Berbeda dengan Jeanne Ellis Ormrod, menurutnya motivasi adalah
“sesuatu yang menghidupkan (energize), mengarahkan dan
mempertahankan perilaku; motivasi membuat siswa bergerak, menempatkan
mereka dalam suatu arah tertentu, dan menjaga mereka agar terus
bergerak”.23
Selain itu ada beberapa pendapat menurut para ahli tentang pengertian
motivasi sebagaimana dikutip Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, antara
lain:
21
Sardiman.A.M, op. cit., h.73. 22
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008),
cet. Ke-3, h. 9. 23
Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 2008), jilid 2, h. 58.
25
a. Menurut Echols dan Shadily, motivasi didefinisikan sebagai “penguat
alasan, daya batin, dorongan”.
b. Menurut Gibson, Ivancevich, dan Donelly, motivasi adalah “konsep
yang menguraikan kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri individu
untuk memulai dan mengarahkan perilaku”.
c. Menurut Sedarmayanti, motivasi adalah “kondisi mental yang
mendorong aktivitas dan memberi energi yang mengarah kepada
pencapaian kebutuhan memberi kepuasan atau mengurangi
ketidakseimbangan”.
d. Menurut Hasibuan, motivasi adalah “pemberian daya penggerak yang
menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja
sama, efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai
kepuasan”.
e. Menurut Gibson, motivasi adalah “kekuatan yang mendorong
seseorang karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan perilaku”.24
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
motivasi dapat terjadi karena adanya dorongan baik dari dalam diri maupun
dari luar diri seseorang, dengan menciptakan serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan
memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang diinginkan oleh
seseorang itu dapat tercapai.
Motivasi juga dapat dikatakan sebagai tenaga pendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Oleh karena
itu motivasi merupakan bagian yang sangat penting dalam diri seseorang
untuk mencapai suatu prestasi.
2. Pengertian Belajar
Belajar dan pembelajaran, terdiri dua kata yang hampir sama namun
memiliki arti yang sedikit berbeda. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
24
Pupuh Faturrohman dan Aa Suryana, Guru Profesional, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2012), cet. Ke-1, h.52-53.
26
belajar adalah “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu” sedangkan
pembelajaran adalah “proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar”.25
Jadi dapat disimpulkan bahwa, belajar adalah proses mencari,
memahami, menganalisis suatu keadaan sehingga terjadi perubahan
perilaku, dan perubahan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai hasil belajar
jika disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara. Sedangkan
pembelajaran adalah usaha mengorganisasikan lingkungan belajar sehingga
memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran dengan menggunakan berbagai media dan sumber belajar
tertentu yang akan mendukung pembelajaran itu nantinya.
Belajar sebagai karakteristik yang membedakan manusia dengan
makhluk lain, merupakan aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang hayat
manusia, bahkan tiada hari tanpa belajar. Belajar merupakan aktivitas yang
dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui
pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Dalam kegiatan sehari-
hari baik secara disadari ataupun tanpa disadari, kita pasti mengalami sebuah
kegiatan yaitu belajar. Belajar secara teori maupun praktek dari lingkungan
sekitar kita. Belajar mengerti arti kehidupan dan belajar menjadi lebih baik.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
sangat fundamental dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. Sebagian
orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau
menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi
pelajaran.
Tidak jauh berbeda dengan uraian diatas tentang pengertian belajar,
menurut W.S. Winkel, belajar ialah “suatu aktivitas mental atau psikis, yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan
nilai sikap”.26
25
Kamus Besar Bahasa Indonesia 26
W.S.Winkel, op. cit., h.53.
27
Sedangkan menurut Witherington sebagaimana dikutip Nana Syaodih
Sukmadinata, belajar merupakan “perubahan dalam kepribadian, yang
dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk
keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan”.27
Lain hal menurut Cronbach di dalam bukunya Educational Psychology
sebagaimana dikutip Sumadi Suryabrata “belajar yang sebaik-baiknya
adalah dengan mengalami; dan dalam mengalami itu si pelajar
mempergunakan pancainderanya”.28
Ada beberapa pendapat menurut para ahli tentang pengertian motivasi
sebagaimana dikutip Aminuddin Rasyad, antara lain:
a. Menurut James L. Mursell, belajar adalah “upaya dilakukan dengan
mengalami sendiri, menjelajahi, menelusuri sendiri, dan memperoleh
sendiri.”
b. Menurut Henry E. Garret, belajar merupakan “proses yang
berlangsung dalam jangka waktu lama melalui pelatihan maupun
pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan
cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu”.
c. Menurut Lester D.Crow dan Alice Crow, belajar adalah “upaya untuk
memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap”.
d. Menurut Gagne, belajar adalah “perubahan yang terjadi dalam
kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus-
menerus, bukan hanya disebabkan proses pertumbuhan saja”.29
Dari beberapa pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi belajar lebih luas dari pada itu,
yaitu mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan
27
Nana Syaodih Sukmadinata, op. cit., h.155. 28
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2014),
cet. Ke-21, h. 231. 29
Aminuddin Rasyad. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press. cet. Ke-
4. 2003, h.29-32.
28
melainkan perubahan kelakuan. Belajar adalah proses perubahan, dalam
artian perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu
pengetahuan saja, tetapi juga berbentuk kecakapan keterampilan, sikap,
pengertian, harga diri, minat dan penyesuaian diri yaitu menyangkut segala
aspek mental psikologis. Jadi dapat dikatakan belajar merupakan suatu
proses aktif melalui suatu latihan dan berakibat pada perubahan tingkah
laku yang menuju kepada kedewasaan dan suatu kemajuan.
3. Motivasi Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar.
Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis yang berasal dari
dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan
menambah keterampilan dan pengalaman. Motivasi belajar adalah daya
upaya yang mendorong siswa untuk belajar.
Motivasi merupakan modal yang sangat penting untuk belajar. Tanpa
ada motivasi, proses belajar akan kurang berhasil. Meskipun seorang
peserta didik mempunyai kecakapan belajar yang tinggi, peserta didik akan
kurang berhasil dalam belajar jika motivasi belajarnya rendah.
Dari pengertian sebelumnya tentang motivasi dan belajar dapat
diambil rumusan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan dan memberikan arah
kegiatan belajar, sehingga diharapkkan tujuan dapat tercapai. Motivasi
belajar juga dapat dikatakan sebagai kondisi psikologis yang mendorong
siswa untuk belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan
terbentuk cara belajar siswa yang sistematis dan penuh konsentrasi.
Selaras dengan pendapat diatas, menurut W.S. Winkel, motivasi
belajar ialah “keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar
29
dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu
tujuan”.30
Sedangkan menurut Clayton Alderfer, motivasi belajar adalah
“kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong
oleh hasrat untuk mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin”.31
Berdasarkan penjelasan di atas, maka disimpulkan bahwa motivasi
belajar adalah sebuah dorongan yang berasal dari dalam dan luar diri siswa
yang mampu memberikan rasa senang dan semangat dalam belajar
sehingga siswa mampu mencapai prestasi belajar yang sangat baik.
Adapun ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi yang berasal dari luar
yaitu adanya dorongan yang positif dari orangtua atau guru, ingin dipuji
oleh temannya, ingin mendapat hadiah, takut dimarahi guru, adanya
peraturan atau tata tertib sekolah dalam belajar sehingga menjadikan siswa
untuk disiplin, adanya variasi metode yang digunakan, adanya sarana dan
prasarana belajar serta dukungan dalam komponen-komponen yang terkait
dengan pembelajaran.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki
motivasi belajar memiliki ciri-ciri khusus yang dapat kita amati dalam
proses pembelajaran di sekolah, seperti siswa memiliki tanggungjawab
terhadap tugasnya, siswa tidak cepat bosan, adanya kemauan untuk
mempelajari kembali pelajaran tersebut di rumah, siswa tidak mudah putus
asa, siswa tidak cepat puas atas prestasi yang dicapai, adanya antusias
belajar yang tinggi, mampu mengontrol diri terhadap lingkungan dan ulet
dalam menghadapi kesulitan.
4. Macam-Macam Motivasi
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang
aktif itu sangat bervariasi.
30
W.S.Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1999), cet. Ke-5, h.150. 31
Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran,
(Jakarta: Delia Press: 2004), h. 50.
30
Siswa untuk dapat belajar mata pelajaran dengan baik, harus
mempunyai motivasi yang tinggi, baik itu motivasi intrinsik maupun
motivasi ekstrinsik, jadi kemungkinan kesalahan-kesalahan dalam
pembelajaran teori maupun praktek bisa dikurangi, dengan demikian siswa
tersebut mampu mengerjakan tugas dengan baik.32
a. Motivasi Intrinsik
Menurut Sardiman A.M, motivasi intrinsik adalah “motif-motif
yang menjadi