23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Pemeliharaan Secara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang tidak dapat rusak, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan berkala dengan suatu aktivitas yang dikenal sebagai pemeliharaan. Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang, atau memperbaikinya sampai mencapai suatu kondisi yang bisa diterima. Tetapi, istilah ‘pemeliharaan’ pada kenyataanya menunjuk kepada fungsi pemeliharaan secara keseluruhan yang bisa dibayangkan ,dan sebagai hasilnya, kata tersebut dengan mudah digunakan dalam industri untuk menunjuk setiap pekerjaan yang dikerjakan oleh pekerja bagian pemeliharaan. Pemeliharaan juga merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini karena apabila seseorang mempunyai peralatan atau fasilitas, maka biasanya dia akan selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut. Demikian pula halnya dengan perusahaan pabrik, dimana pimpinan perusahaan pabrik tersebut akan selalu berusaha agar fasilitas maupun peralatan produksinya dapat dipergunakan sehingga kegiatan produksinya berjalan lancar. Dalam usaha untuk dapat terus menggunakan fasilitas tersebut agar kualitas produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang meliputi kegiatan pemeriksaan, pelumasan (lubrication), dan perbaikan atau reparasi atas kerusakan-kerusakan yang ada, Universitas Sumatera Utara

Peralatan pabrik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Peralatan pabrik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Tujuan Pemeliharaan

Secara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang tidak

dapat rusak, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan

perbaikan berkala dengan suatu aktivitas yang dikenal sebagai pemeliharaan.

Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang

dilakukan untuk menjaga suatu barang, atau memperbaikinya sampai mencapai

suatu kondisi yang bisa diterima. Tetapi, istilah ‘pemeliharaan’ pada kenyataanya

menunjuk kepada fungsi pemeliharaan secara keseluruhan yang bisa dibayangkan

,dan sebagai hasilnya, kata tersebut dengan mudah digunakan dalam industri

untuk menunjuk setiap pekerjaan yang dikerjakan oleh pekerja bagian

pemeliharaan. Pemeliharaan juga merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan

pabrik yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini

karena apabila seseorang mempunyai peralatan atau fasilitas, maka biasanya dia

akan selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut.

Demikian pula halnya dengan perusahaan pabrik, dimana pimpinan perusahaan

pabrik tersebut akan selalu berusaha agar fasilitas maupun peralatan produksinya

dapat dipergunakan sehingga kegiatan produksinya berjalan lancar.

Dalam usaha untuk dapat terus menggunakan fasilitas tersebut agar

kualitas produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan

pemeliharaan dan perawatan yang meliputi kegiatan pemeriksaan, pelumasan

(lubrication), dan perbaikan atau reparasi atas kerusakan-kerusakan yang ada,

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Peralatan pabrik

serta penyesuaian atau penggantian spare part atau komponen yang terdapat pada

fasilitas tersebut.

Seluruh kegiatan ini sebenarnya tugas bagian pemeliharaan. Peranan

bagian ini tidak hanya untuk menjaga agar pabrik dapat tetap bekerja dan produk

dapat diprodusir dan diserahkan kepada pelanggan tepat pada waktunya, akan

tetapi untuk menjaga agar pabrik dapat bekerja secara efisien dengan menekan

atau mengurangi kemacetan produksi sekecil mungkin. Jadi, bagian perawatan

mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam kegiatan produksi suatu

perusahaan pabrik yang menyangkut kelancaran atau kemacetan produksi,

kelambatan, dan volume produksi serta efisiensi berproduksi.

Dalam masalah pemeliharaan ini perlu diperhatikan bahwa sering terlihat

dalam suatu perusahaan bahwa kurang diperhatikannya bidang pemeliharan atau

maintenance ini, sehingga terjadilah kegiatan pemeliharaan yang tidak teratur.

Peranan yang penting dari kegiatan baru diperhatikan setelah mesin-mesin

tersebut rusak dan tidak dapat berjalan sama sekali. Hendaknya kegiatan harus

dapat menjamin bahwa selama proses produksi berlangsung, tidak akan terjadi

kemacetan - kemacetan yang disebabkan oleh mesin maupun fasilitas produksi.

Maintenance dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau

menjaga fasilitas maupun peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau

penyesuaian maupun penggantian yang diperlukan agar diperoleh suatu keadaan

operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang telah direncanakan. Jadi,

dengan adanya kegiatan maintenance ini, maka fasilitas maupun peralatan pabrik

dapat digunakan untuk produksi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami

kerusakan selama fasilitas atau peralatan tersebut dipergunakan untuk proses

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Peralatan pabrik

produksi atau sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai sehingga

dapatlah diharapkan proses produksi berjalan lancar dan terjamin karena

kemungkinan-kemungkinan kemacetan yang disebabkan tidak berjalannya

fasilitas atau perlatan produksi telah dihilangkan atau dikurangi. Tujuan utama

fungsi pemeliharaan adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana

produksi.

b. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang

dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak

terganggu.

c. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar

batas dan menjaga modal yang diinvestaikan dalam perusahaan selama

waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai

investasi tersebut.

d. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan

melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien

keseluruhannya.

e. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan

keselamatan para pekerja.

f. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama

lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama

perusahaan. Yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang

sebaik mungkin dan total biaya yang rendah.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Peralatan pabrik

2.2 Jenis-jenis Pemeliharaan (Maintenance)

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada suatu pabrik dapat dibedakan

atas dua jenis, yaitu preventive maintenance dan breakdown maintenance.

2.2.1 Preventive Maintenance

Pengertian preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan

perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang

tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan

fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses

produksi.

Dengan demikian, semua fasilitas produksi yang mendapatkan preventive

maintenance akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam

kondisi atau keadaan siap dipergunakan untuk setiap operasi atau proses produksi

pada setiap saat sehingga dapatlah dimungkinkan bahwa pembuatan suatu rencana

dan schedule pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat dan rencana

produksi yang lebih cepat. Preventive maintenance ini sangat penting karena

kegunaannya yang sngat efektif di dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi

yang termasuk pada golongan critical unit, dimana sebuah fasilitas atau peralatan

produksi akan termasuk pada golongan ini apabila:

a. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan

atau keselamatan para pekerja.

b. Kerusakan fasilitas ini akan mepengaruhi kulitas produk yang dihasilkan.

c. Kerusakan fasilitas ini akan menyebabkan kemacetan suatu proses produksi.

d. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga fasilitas tersebut

cukup besar atau mahal.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Peralatan pabrik

Bilamana preventive maintenance dilaksanakan pada fasilitas-fasilitas atau

peralatan yang termasuk dalam critical unit, maka tugas-tugas maintenance

dapatlah dilakukan dengan suatu perencanaan yang intensif untuk unit yang

bersangkutan sehingga rencana produksi dapat dicapai dengan jumlah hasil

produksi yang lebih besar dalam waktu yang relatif singkat.

Dalam praktiknya, preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu

perusahan pabrik dapat dibedakan atas:

• Routine Maintenance

• Periodic Maintenance

Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang

dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan ini

adalah pembersihan fasilitas maupun peralatan, pelumasan, serta pemeriksaan

bahan bakarnya dan mungkin termasuk pemanasan (warming-up) mesin-mesin

selama beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari.

Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang

dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap satu

minggu sekali, lalu meningkat setiap bulan sekali, dan akhirnya setiap setahun

sekali. Periodic maintenance dapat pula dilakukan dengan memakai lamanya jam

kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadual kegiatan, misalnya

setiap seratus jam kerja mesin sekali atau seterusnya. Jadi, sifat kegiatan

maintenance ini tetap secara periodik atau berkala. Kegiatan ini jauh lebih berat

daripada routine maintenance. Sebagai contoh untuk kegiatan periodic

maintenance adalah pembongkaran karburator atau pembongkaran alat-alat

dibagian sistem aliran bensin, penyetelan katup-katup pemasukan dan

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Peralatan pabrik

pembuangan silinder mesin, dan pembongkaran mesin ataupun fasilitas tersebut

untuk penggantian bearing, serta service dan overhaul kecil maupun besar.

2.2.2 Breakdown Maintenance

Breakdown atau corrective maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan

perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada

fasilitas maupun peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik dan benar.

Kegiatan breakdown maintenance yang dilakukan sering disebut dengan kegiatan

perbaikan atau reparasi.

Perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi

akibat tidak dilakukannnya preventive maintenance ataupun telah dilakukan tetapi

sampai pada waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut tetap rusak. Jadi,

dalam hal ini, kegiatan maintenance sifatnya hanya menunggu sampai kerusakan

terjadi dahulu, baru kemudian diperbaiki. Maksud dari tindakan perbaikan ini

adalah agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat dipergunakan kembali dalam

proses produksi sehingga proses produksinya dapat berjalan lancar kembali.

Dengan demikian, apabila perusahaan hanya mengambil kebijaksanaan

untuk melakukan breakdown maintenance saja, maka terdapatlah faktor

ketidakpastian (uncertainity) dalam kelancaran proses produksinya akibat

ketidakpastian akan kelancaran bekerjanya fasilitas atau peralatan produksi yang

ada. Oleh karena itu, kebijaksanaan untuk melaksanakan breakdown maintenance

saja tanpa preventif maintenance akan menimbulkan akibat-akibat yang dapat

menghambat ataupun memacetkan kegiatan produksi apabila terjadi suatu

kerusakan yang tiba-tiba pada fasilitas produksi yang digunakan.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Peralatan pabrik

Kelihatannya bahwa breakdown maintenance adalah lebih murah biayanya

dibandingkan dengan preventive maintenance. Hal ini benar adanya selama

kerusakan belum terjadi pada fasilitas atau peralatan sewaktu proses produksi

berlangsung. Namun, bilamana kerusakan terjadi pada peralatan selama proses

produksi berlangsung, maka akibat dari kebijaksanaan dengan menerapkan

breakdown maintenance saja akan jauh lebih parah kerugiannya daripada

preventive maintenance. Disamping itu akan akan didapat suatu kenaikan yang

melonjak terhadap biaya-biaya perawatan dan pemeliharaan pada saat terjadinya

kerusakan tersebut. Oleh karena breakdown maintenance mahal, maka sedapat

mungkin harus dicegah dengan mengintensifkan preventive maintenance. Selain

itu, perlu dipertimbangkan bahwa dalam jangka panjang untuk mesin-mesin yang

mahal dan termasuk pada critical unit dari proses produksi, bahwa preventive

maintenance akan lebih menguntungkan daripada hanya menerapkan kebijakan

breakdown maintenance saja.

2.3 Organisasi Bagian Pemeliharaan Pabrik

Pemeliharaan merupakan fungsi yang sangat penting dalam suatu

perusahaan untuk menjamin kelancaran proses produksinya. Oleh karena itu,

adanya bagian maintenance dalam suatu pabrik merupakan sesuatu yang

diharapkan. Perlu adanya bagian pemeliharaan ini disebabkan juga oleh kegiatan

pemeliharaan yang sangat rumit yang menyangkut seluruh peralatan pabrik.

Bagian pemeliharaan tidak dapat terlepas sama sekali dari bagian produksi

karena kegagalan kegiatan pemeliharaan sangat mengganggu kelancaran proses

produksi. Sebagai contoh, apabila kegiatan maintenance tidak berjalan dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Peralatan pabrik

baik dan efektif, misalnya karena mesin-mesin yang rusak tetapi terlambat atau

tidak diperbaiki, maka keadaan ini akan mengakibatkan proses produksi akan

terhenti atau macet dimana kelancaran proses produksi akan terganggu. Dengan

adanya suatu pekerjaan pemeliharaan yang baik dan efektif, maka akan dapat

dicegah timbulnya kerusakan (breakdown) sebelum waktunya kerusakan tersebut

seharusnya terjadi. Oleh karena itu, pada umumnya bagian pemeliharaan di dalam

suatu pabrik merupakan bagian yang membantu dan memberi laporan kepada

kepala pabrik atau bagian produksi mengenai keadaan peralatan produksi. Peranan

bagian pemeliharaan dalam suatu pabrik akan bertambah penting apabila

perusahaan tersebut menggunakan mesin-mesin yang serba otomatis dalam proses

produksinya.

Besar-kecilnya bagian pemeliharaan ini tergantung pada besarnya

perusahaan pabrik tersebut dan otomatis tidaknya mesin-mesin yang digunakan.

Perusahaan besar mempunyai jumlah tenaga kerja yang besar di bagian

pemeliharaan dan mempunyai struktur organisasi yang lebih kompleks

dibandingkan dengan perusahaan kecil. Jenis-jenis pekerjaan pemeliharaan yang

umumnya dilakukan oleh bagian maintenance adalah sebagai berikut:

a. Pemeliharaan bangunan

b. Pemeliharaan peralatan pabrik

c. Pemeliharaan peralatan elektris

d. Pemeliharaan tenaga pembangkit (power plant)

e. Pemeliharaan peralatan penerangan dan ventilasi pabrik

f. Pemeliharaan peralatan material handling dan transportasi

g. Pemeliharaan halaman dan taman pabrik

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Peralatan pabrik

h. Pemeliharaan peralatan service

i. Pemeliharaan peralatan gudang, dsb.

Gbr. 2.1 Struktur Organisasi PLTD Titi Kuning

2.4 Prosedur Pemeliharaan Terencana

Tujuan utama suatu jadwal pemeliharaan, catatan riwayat mesin, dan

prinsip program pemeliharaan pencegahan pada umumnya diketahui dan

dimengerti oleh kebanyakan manajer yang berpandangan luas, dan tidak

diragukan lagi dipraktekkkan dalam cara yang sederhana. Berikut ini adalah cara

menangani perencaan dan pelaksanaan sistem pabrik serta bagaimana bekerjanya

sistem pengendalian pemeliharaan tersebut.

Langkah pertama ialah menentukan apa yang akan dipelihara. Hal ini

meliputi pembuatan daftar sarana, penyusunan bahan-bahan dan mengenai

pembiayaan, karena ini merupakan asset fisik yang ada yang memerlukan

Direktur

Tata Usaha

Staff Ka. Bagian Teknik Ka. BagianMaintenance

Ka. Seksi

Pekerja

Ka. Seksi

Pekerja

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Peralatan pabrik

pemeliharaan dan merupakan satu-satunya alasan yang bisa

dipertanggungjawabkan dalam meminta pengeluaran biaya.

Langkah kedua menentukan bagaimana asset atau sarana ini dipelihara.

Suatu jadwal pemeliharaan harus dibuat bagi setiap mesin atau peralatan yang

telah ditentukan akan mendapat pemeliharaan pencegahan terencana.

Sesudah mempersiapkan jadwal pemeliharaan, selanjutnya harus

menyusun spesifikasi pekerjaan yang dihimpun dari jadwal pemeliharaan dan

merupakan suatu cara komunikasi dari insinyur ke pekerja pemeliharaan.

Sfesifikasi ini dipersiapkan terpisah untuk masing-masing kegiatan dan frekwensi

pemeriksaan.

Jika suatu kerusakan ditemukan pada waktu pemeriksaan dan tidak dapat

diperbaiki selama waktu yang ditentukan untuk pemeriksaan sesuai program,

maka perlu dilakukan salah satu dari dua alternatif berikut :

1. Jika digunakannya mesin tersebut dapat menyebabkan kerusakan terhadap

mesin atau produk, atau membahayakan keselamatan, maka mesin tersebut

harus segera diperbaiki dan pekerjaan ini dilakukan dengan prioritas

seperti pekerjaan untuk kerusakan darurat.

2. Jika mesin tersebut dapat dioperasikan dengan aman tanpa menyebabkan

kerusakan atau kerugian, maka kepala Seksi pemeliharaan melaporkannya

dan menulis permintaan pemeliharaan untuk memperbaiki mesin tersebut

lebih lanjut diwaktu yang tidak mengganggu produksi.

Tujuan utama dari pemeliharaan terencana adalah untuk meningkatkan

standar pemeliharaan dan keefektifan pembiayaan. Hal ini dapat dilakukan dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Peralatan pabrik

analisis kritis hasil-hasil pemeliharaan, dan perancangan pengurangan

pemeliharaan sebagai hasil dari analisis tersebut.

Ketika suatu jadwal pemeliharaan diterapkan, hanya dengan mempelajari

catatan riwayat mesin kita dapat meyakini apakah sistem pemeliharaan yang

dipakai cukup efektif atau tidak. Jika terjadi kerusakan darurat, ini biasanya

menunjukkan hal berikut :

1. Pemeliharaan tidak cukup.

2. Pemeliharaan tidak benar.

3. Standar pekerjaan pemeliharaan yang tidak memadai.

Hal ini berarti perlu menaikkan frekwensi pemeliharaan, mengubah jadwal

untuk meyakinkan bahwa telah dilakukan pemeriksaan yang memadai terhadap

bagian-bagian mesin yang menyebabkan kerusakan darurat. Di lain pihak, jika

hanya sedikit atau tidak ada kerusakan yang dilaporkan pada waktu pemeriksaan,

mungkin terjadi pemeliharaan lebih (over maintenance) yang tidak ekonomis

maka dianjurkan untuk mengurangi jumlah atau jenis pemeriksaan yang

dilakukan.

2.5 Kegiatan Pemeliharaan Pabrik

Kegiatan atau tugas pemeliharaan dapat digolongkan salah satu dari

kelima tugas pokok berikut:

a. Kegiatan Inspeksi (Inspection)

Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara

berkala (routine schedule check) bangunan dan peralatan pabrik sesuai

dengan rencana serta kegiatan pengecekan atau pemeriksaan terhadap

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Peralatan pabrik

peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporan-laporan dari

hasil pengecekan atau pemeriksaan tersebut.

b. Kegiatan Teknik (Engineering)

Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan terhadap peralatan yang baru

dibeli dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan atau komponen

peralatan yang perlu diganti, serta melakukan penelitian-penelitian

terhadap kemungkinan pengembangan tersebut.

c. Kegiatan Produksi (Production)

Kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya,

yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara

fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau diusulkan dalam

kegiatan inspeksi dan teknik,melaksanakan kegiatan service dan lubrikasi.

Kegiatan produksi ini dimaksudkan agar kegiatan pengolahan pabrik dapat

berjalan lancar sesuai dengan rencana. Untuk itu diperlukan usaha-usaha

perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.

d. Kegiatan Administrasi (Administration)

Kegiatan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan

pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang berhubungan dengan

kegiatan pemeliharaan, komponen (spare parts) yang dibutuhkan,

progress report tentang apa yang telah dikerjakan, waktu

dilaksanakannnya inspeksi dan perbaikan, lamanya perbaikan tersebut,

serta informasi komponen suku cadang yang tersedia dibagian

pemeliharaan. Jadi, dalam kegiatan ini termasuk penyusunan planning dan

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Peralatan pabrik

schedulling, yaitu rencana kapan suatu mesin harus diperiksa, di-service,

dan direparasi.

2.6 Metode Analisis Permasalahan Maintenance

Dalam masalah industri proses sering dijumpai persoalan keadaan yang

tidak pasti (uncertainity). Pasti persoalan ini harus dipecahkan untuk menentukan

keputusan apa yang akan diambil dan dijalankan. Salah satu metode untuk

memecahkan masalah ini adalah metode coba-coba dan jika salah diganti (trial

and error). Metode ini tentunya mempunyai banyak resiko, yaitu jika perusahaan

ternyata mengambil keputusan yang salah, maka perusahaan akan memperoleh

kerugian besar dan jika sering terjadi kesalahan, maka makin besar pula

kerugiannya. Misalnya jika perusahaan salah menentukan barang yang akan

dihasilkan, dimana barang yang dihasilkan ternyata tidak laku dipasaran,

akibatnya perusahaan akan menderita kerugian.

2.7 Pekerjaan Pemeliharaan Pabrik

2.7.1 Pemeliharaan Rutin

Pemeliharaan rutin adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang

dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari seperti: pembersihan peralatan,

pelumasan, dan pemeriksaan bahan bakar sebelum mesin dioperasikan.

Peranan utama dari perawatan rutin termasuk

1. Perawatan rutin dari peralatan agar mesin tetap berdaya guna

2. Menciptakan mesin selalu siap operasi

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Peralatan pabrik

3. Penjagaan bagian-bagian mesin yang kiranya perlu diganti atau

overhoul

4. Kontrol dari bagian-bagian mesin hasi perawatan dari penjualan ( jasa

perawatan )

5. Kontrol mutu dari hasi kerja kelompok perawatan

Fungsi pengontrolan dalam hal ini tidak berbeda besar dari upaya untuk

aktifitas produksi. Dari kontrol ini pula diharapkan adanya suatu masukan pada

manajemen yang lebih tinggi tentang “ kapan “ kiranya masing-masing dari

bagian mesin harus diganti. Dengan demikian jadwal, serta pembiayaan bisa

dirancang untuk itu.

2.7.2 Pemeliharaan Berkala

Pemeliharaan berkala adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang

dilakukan secara berkala atau jangka waktunya tertentu, misalnya setiap 1 (satu)

minggu sekali, lalu meningkat 1 (satu) bulan sekali, dan akhirnya setiap satu tahun

sekali.

Pemeliharaan berkala dapat pula dilakukan dengan menggunakan lamanya

jam kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadwal kegiatan, misalnya

setiap 100 jam kerja mesin. Pada umumnya, sebuah pabrik memisahkan jadwal

pemeliharaannya, yaitu:

• Pelumasan untuk mesin-mesin pengolahan

• Pemeliharaan alat-alat listrik

• Mesin-mesin maupun alat-alat pengolahan

• Mesin-mesin pembangkit tenaga

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Peralatan pabrik

2.7.3 Repair

Repair korektif adalah untuk memperingan kondisi yang tidak diinginkan

yang diperoleh selama kontrol perawatan pencegahan agar mesin dari alat-alat

berat siap dioperasikan.

Repair yang dimaksud ini adalah lebih dari sekedar pekerjaan yang “ tidak

terjadwal “ karena sering kali terjadi trouble yang justru karena hal-hal yang kecil

sebagai contoh karena endapan air didalam tangki bensin. Bisa juga hal itu terjadi

karena pergerakan pada elektroda besi dan lain-lainnya.

2.7.4 Overhoul

Overhoul atau turun mesin atau disebut juga perawatan total atau

perawatan besar adalah menyangkut : perencanaan waktu, jadwal pekerjaan dari

penggantian atau pembaruan atau juga rekondisi dari tiap-tiap bagian dari

mesin.Pekerjaan ini akan selamanya terdiri dari satu atau lebih bagian-bagian atau

titik patah, pengujian, penggantian, pembaruan, pemasangan kembali serta

pengetesan hasilnya.

Disamping relatif tetap untuk mesin-mesin, juga bisa dipakai fasilitas serta

alat yang tetap lokasinya seperti instalasi pemanas atau ventilasi. Ini benar-benar

berbeda dengan perawatan pencegahan, dimana keutamaan dari keterlibatan

kontrol dan test dari berbagai bagian mesin adalah didalam kaitan agar mesin

bener-benar semuanya serba baru atau siap untuk operasi dengan kondisi seperti

halnya pada saat awal mesin dioperasikan.

Semua perencanaan turun mesin harus bisa dihitung berapa total habisnya

material dan onderdil-onderdil secara lengkap.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Peralatan pabrik

2.7.5 Rekontruksi

Pada beberapa pekerjaan maintenance, strategi dasar dari perawatan juga

dimungkinkan pula dengan pekerjaan-pekerjaan membangunatau

mengkonstruksikan seperti misalnya mengkonstruksikan bagian-bagian dari

engine yang terbuat dari kayu, baja, plastik, concrete, benda tuang, instalasi listrik,

instalasi kontroler elektronik dan lain-lain.

Dalam beberapa keadaan pekerjaan-pekerjaan terakhir ini bisa

dilimpahkan kepada pemborong terpercaya.

Betapapun juga didalam menganalisa perancangan organisasi perawatan

perlu memperhatikan banyak sekali kendala secara aktual.Terdapat dua tipe dasar

untuk operasi perawatan menetap dan perawatan sambil berjalan.Perawatan

menetap termasuk mengkontruksi, pelurusan, pemasangan instalasi listrik /

hidrolik, perawatan dan repair untuk mendapatkan kondisi yang lebih baik

sedangkan yang termasuk perawatan jalan yaitu perawatan dimana pada bagian

perawatan dikarenakan dalam keadaan jalan urutan kerjanya, inspeksi, repair dan

bahkan overhoul terkadang justru terjadi dengan proses pengerjaan dari suatu

proses keproses lain.

2.8 Laporan Pemeliharaan

Laporan pemeliharaan, khususnya pemeliharaan besar (overhaul), haruslah

memuat hal-hal sebagai berikut:

a. Tanggal Pelaksanaan

Hal ini diperlukan untuk:

• Membandingkan pelaksanaan pemeliharaan dengan rencananya.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Peralatan pabrik

• Jika ada penyimpangan terhadap rencana, harus dijelaskan penyebabnya.

• Membandingkan pelaksanaan pemeliharaan kali ini dengan pelaksanaan

pemeliharaan sebelumnya. Perlu dicatat selang waktunya (time between

overhaul) serta kecenderungan-kecenderungan yang tampak, misalnya

tampak bahwa beberapa poros peralatan yang memerlukan pergantian

bantalan yang lebih tebal.

b. Pekerjaan-pekerjaan yang Dilaksanakan

Pekerjaan pemeliharaan umumnya adalah sebagai berikut:

• Membongkar/membuka bagian-bagian tertentu dari pembangkit, misalnya

membuka tutup stator generator, atau membuka cylinder head mesin

diesel.

• Memeriksa secara visual atau menggunakan instrument terhadap bagian-

bagian yang telah dibuka tersebut pada butir a, misalnya untuk memeriksa

keadaan kontak-kontak sakelar dan mengukur tahanan kontaknya serta

mengukur kecepatan mekanisme penggeraknya, termasuk relai

pengamannya.

• Melakukan pembersihan bagian-bagian alat atau instalasi, baik secara man

ual maupun menggunakan alat atau menggunakan bahan kimia, misalnya

membersihkan bagian-bagian utama mesin diesel, generator, exiter,

membersihkan pipa-pipa air pendingin, jaket water, intercooler.

• Melakukan pergantian suku cadang (spare parts) tertentu dan melakukan

perbaikan-perbaikan, misalnya pergantian perapat (seal), cincin pengisap

(piston ring), injector BBM, dan bantalan-bantalan.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Peralatan pabrik

• Melakukan penyetelan alat-alat ukur, alat-alat control, dan alat-alat

proteksi.

• Menutup kembali bagian-bagian yang dibuka.

• Melakukan uji coba dan membandingkan kinerja unit pembangkit sebelum

dan sesudah menjalani pemeliharaan.

c. Penggunaan suku cadang (spare parts) serta material dalam melaksanakan

pekerjaan pemeliharaan, volume maupun harganya.

d. Penggunaan tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan pemeliharaan, baik

harinya, pekerjanya beserta klasifikasi, dan biayanya.

e. Rekomendasi untuk operasi dan pemeliharaan yang akan datang.

f. Perhitungan biaya pemeliharaan dalam Rupiah per kWh, yaitu jumlah biaya

pemeliharaan kali ini dengan jumlah produksi kWh dalam selang waktu

antara pemeliharaan sebelum ini dengan pemeliharaan sebelumnya.

Berdasarkan laporan pemeliharaan ini, maka pihak manajemen akan

menentukan langkah-langkah selanjutnya, misalnya unit pembangkitan yang

bersangkutan masih tetap akan digunakan atau lebih dihapus. Pertimbangan ini

juga mencakup perkembangan teknologi unit pembangkit yang lebih

efesien/ekonomis.

2.9 Laporan Kerusakan

Kerusakan adalah hal yang tidak dikehendaki untuk terjadi, tetapi

kenyataannya dalam praktik. Oleh karena itu, setiap kerusakan perlu dianalisis

penyebabnya agar tidak terulang kembali (dapat dihindari).

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Peralatan pabrik

Untuk dapat menganlisis penyebab kerusakan, diperlukan laporan

kerusakan yang memadai, laporan kerusakan harus berisi hal-hal sebagai berikut:

1. Tanggal dan jam (pukul) terjadinya kerusakan.

2. Situasi sistem tenaga listrik sewaktu terjadi kerusakan tersebut. Hal ini

terutama diperlukan apabila yang mengalami kerusakan adalah suatu alat

yang beroperasi dalam sistem interkoneksi, misalnya generator unit

pembangkit. Ada kalanya gangguan dalam sistem menyebabkan rusaknya

suatu alat, tetapi ada kalanya juga kerusakan suatu alat akan menimbulkan

gangguan dalam sistem.

3. Data dan informasi mengenai kerusakan yang sudah pernah terjadi

sebelumnya.

4. Parameter-parameter, seperti: arus, tegangan, daya, suhu, tekanan yang

berkaitan dengan alat yang rusak, sebelum dan sesudah terjadi kerusakan.

5. Jika menyangkut kerusakan unit pembangkit, maka laporan pemeliharaan

besar (overhaul) yang terakhir perlu dilampirkan.

Berdasarkan laporan kerusakan tersebut diatas, kemudian perlu dianalisis

penyebab timbulnya kerusakan tersebut. Jika penyebab kerusakan itu sudah

ditemukan, maka pihak manajemen harus melakukan langkah-langkah

pencegahan terulangnya kerusakan yang serupa.

Beberapa kerusakan berat beserta penyebabnya yang umum terjadi pada

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) adalah sebagai berikut:

1. Poros Engkol Mesin Diesel Patah

Penyebab kerusakan: Bantalan utama (main bearing) dari poros engkol

aus dan tidak diganti dengan yang baru sehingga defleksi poros engkol

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Peralatan pabrik

menjadi besar. Ini mengakibatkan poros engkol mengalami getaran besar

dan patah.

Langkah Pencegahan: Defleksi poros engkol harus selalu dikontrol dan

defleksi ini harus diperbaiki dengan mengganti bantalan utama yang aus.

2. Cylinder Head Mesin Diesel Retak

Penyebab kerusakan:

a. Pengabut BBM (fuel injection) berfungsi kurang baik sehingga

pengabutan BBM dalam silinder tidak sempurna dan terjadi hot spot

pada cylinder head yang menimbulkan keretakan.

b. Air pendingin cylinder head yang kurang bersih sehhingga timbul kerak

dalam lubang-lubang air pendingin cylinder head tersebut. Hal ini

menyebabkan pendinginan cylinder head terganggu sehingga timbul

hot spot yang selanjutnya menyebabkan keretakan.

Langkah Pencegahan: membersihkan air pendingin

2.10 Man Power

2.10.1 Pengertian Man Power

Man power atau tenaga kerja manusia dalam suatu perusahaan perawatan,

ada banyak faktor yang harus diperhatikan. Masing-masing pabrik akan

mempunyai persoalannya sendiri-sendiri dan berbeda satu sama lain.

Hubungan antara banyaknya orang dengan jumlah waktu operasi personal,

kaitan antara pegawai-pegawai perawatan yang bisa diperoleh, merupakan kajian

yang sangat penting bagi direksi. Sedikit jumlah tenaga kerja dengan kapasitas

dan kualitas hasil kerja yang memuaskan adalah tujuan manajemen.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Peralatan pabrik

Dalam manajemen produksi khususnya bagian perawatan pabrik, tenaga

kerja (man power) merupakan bidang keputusan yang sangat penting. Hal ini

disebabkan bahwa tidak akan terjadi suatu proses produksi dan operasi tanpa

adanya orang atau tenaga kerja yang mengerjakan kegiatan menghasilkan produk.

Penggunaan mesin dan tenaga kerja dapat digunakan untuk mengukur

hubungan antara tenaga kerja dan mesin guna melihat kemungkinan-kemungkinan

untuk memperbaiki penggunaan tenaga kerja dan mesin dan bertujuan untuk

membuat kedua unsur ini dapat dipergunakan seefektif mungkin. Perbaikan dalam

penggunaaan tenaga kerja dan mesin dilakukan dengan mengadakan analisis yang

menggunakan persentase penggunaan orang dan mesin dan analisis siklus kerja

serta siklus waktu yang realistis. Jika kegiatan kerja manusia diperlihatkan pada

gambar (chart) yang sama kegiatan kerjanya seperti kegiatan kerja mesin-mesin,

maka kedua unsur tersebut harus digambarkan suatu skala waktu yang sama.

2.10.2 Jumlah Man Power Dalam Kaitan Dengan Keahlian

Sulit untuk dipresentasikan sebagai dasar penentuan dari masing-masing

keahlian yang berbeda di pabrik secara praktis dalam hubungan-hubungan seperti

ini, maka pengkajian secara terus-menerus menjadi sangat penting untuk

mendapatkan kondisi yang optimal, apakah perlu adanya penambahan pada

bagian yang satu atau pengurangan pada bagian yang lain guna mencapai alokasi

tenaga yang seimbang dalam kaitannya dengan beban pekerjaan.

Pencatatan setiap saat dari suatu bagian dan keahlian merupakan alat

perencanaan yang efektif. Suatu keadaan yang baik adalah bila beban kerja

diimbangi dengan tenaga yang cukup. Dalam kondisi seperti ini, dimana beban

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Peralatan pabrik

terlampau besar dan terbatasnya tenaga, maka sebaiknya bisa dipakai pemborong

luar.

2.11 Man Hour

Dalam praktik pemeliharaan dan perawatan pabrik, man hour adalah

waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan biasanya dihitung

dalam satuan jam. Untuk mengestimasi waktu yang diperlukan oleh suatu

pekerjaan sangat bergantung pada pengalaman yang ada. Menyadari akan hal

tersebut, dimana pengalaman memerlukan waktu yang lama, maka terdapat dua

metode yang dapat dipakai, yaitu:

a. Waktu untuk pekerjaan-pekerjaan yang khusus.

b. Menggunakan data standart yang bersala dari konsultan maupun jurnal-

jurnal pendukung yang relevan.

Indikator yang biasa ditemukan adalah persentase jam kerja yang

terjadual. Tenaga kerja bagian pemeliharaan biasanya tersedia untuk pekerjaan-

pekerjaan yang sudah terjadwal. Perbedaan antara jam-jam rutin yang tersedia dan

jam kerja yang terjadual disebut sebagai persentase jam-jam rutin yang ada.

Seorang perencana harus mengetahui jumlah man hour yang hadir dan siapa saja

pekerja yang absen. Perencana harus mengantisipasi pekerja yang tidah hadir,

seperti: liburan dan waktu permintaan cuti.

Indikator pengawasan adalah jam kerja yang sebenarnya yang dilaporkan

oleh workshop dan supervisor perbaikan dan jam kerja yang dibayarkan untuk

pekerja tersebut. Hal ini merupakan informasi yang penting sebab semua laporan-

laporan pengawasan berdasarkan jam-jam kerja yang dilaporkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Peralatan pabrik

Supervisor harus mencatat setiap jam kerja para pekerja termasuk

overtime. Jam kerja yang hilang adalah perbedaan jam kerja yang dilaporkan

dengan jam kerja yang dibayar. Indikator pengawasannya adalah jam-jam kerja

yang hilang sebagai presentase dari total jam kerja yang dibayar.

2.12 Equipment, Tool, Material dan Consumable

Equipment : Merupakan peralatan-peralatan yang besar seperti crane, mobil

derek,dan lain-lain.

Tool : Peralatan kerja seperti obeng, tang, martil, pisau dan lain-lain.

Material : Bahan-bahan yang tidak habis pakai seperti packing, bantalan dan

lain-lain.

Consumable : Bahan habis pakai seperti minyak gemuk (grease), oli, sabun dan

lain-lain.

Setiap point diatas biasanya ditempatkan pada tempat-tempat yang

strategis agar supaya ketika diperlukan secara cepat dapat dengan langsung

digunakan. Setiap pemakaian dari point diatas harus memiliki laporan baik secara

lisan maupun tulisan supaya penggunanya jangan sembarangan, yang dapat

merugikan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara