Upload
pernando-sihite-wf
View
55
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan Tujuan Pemeliharaan
Secara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang tidak
dapat rusak, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan
perbaikan berkala dengan suatu aktivitas yang dikenal sebagai pemeliharaan.
Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang
dilakukan untuk menjaga suatu barang, atau memperbaikinya sampai mencapai
suatu kondisi yang bisa diterima. Tetapi, istilah ‘pemeliharaan’ pada kenyataanya
menunjuk kepada fungsi pemeliharaan secara keseluruhan yang bisa dibayangkan
,dan sebagai hasilnya, kata tersebut dengan mudah digunakan dalam industri
untuk menunjuk setiap pekerjaan yang dikerjakan oleh pekerja bagian
pemeliharaan. Pemeliharaan juga merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan
pabrik yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini
karena apabila seseorang mempunyai peralatan atau fasilitas, maka biasanya dia
akan selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut.
Demikian pula halnya dengan perusahaan pabrik, dimana pimpinan perusahaan
pabrik tersebut akan selalu berusaha agar fasilitas maupun peralatan produksinya
dapat dipergunakan sehingga kegiatan produksinya berjalan lancar.
Dalam usaha untuk dapat terus menggunakan fasilitas tersebut agar
kualitas produksi dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-kegiatan
pemeliharaan dan perawatan yang meliputi kegiatan pemeriksaan, pelumasan
(lubrication), dan perbaikan atau reparasi atas kerusakan-kerusakan yang ada,
Universitas Sumatera Utara
serta penyesuaian atau penggantian spare part atau komponen yang terdapat pada
fasilitas tersebut.
Seluruh kegiatan ini sebenarnya tugas bagian pemeliharaan. Peranan
bagian ini tidak hanya untuk menjaga agar pabrik dapat tetap bekerja dan produk
dapat diprodusir dan diserahkan kepada pelanggan tepat pada waktunya, akan
tetapi untuk menjaga agar pabrik dapat bekerja secara efisien dengan menekan
atau mengurangi kemacetan produksi sekecil mungkin. Jadi, bagian perawatan
mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam kegiatan produksi suatu
perusahaan pabrik yang menyangkut kelancaran atau kemacetan produksi,
kelambatan, dan volume produksi serta efisiensi berproduksi.
Dalam masalah pemeliharaan ini perlu diperhatikan bahwa sering terlihat
dalam suatu perusahaan bahwa kurang diperhatikannya bidang pemeliharan atau
maintenance ini, sehingga terjadilah kegiatan pemeliharaan yang tidak teratur.
Peranan yang penting dari kegiatan baru diperhatikan setelah mesin-mesin
tersebut rusak dan tidak dapat berjalan sama sekali. Hendaknya kegiatan harus
dapat menjamin bahwa selama proses produksi berlangsung, tidak akan terjadi
kemacetan - kemacetan yang disebabkan oleh mesin maupun fasilitas produksi.
Maintenance dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau
menjaga fasilitas maupun peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau
penyesuaian maupun penggantian yang diperlukan agar diperoleh suatu keadaan
operasi produksi yang memuaskan sesuai apa yang telah direncanakan. Jadi,
dengan adanya kegiatan maintenance ini, maka fasilitas maupun peralatan pabrik
dapat digunakan untuk produksi sesuai dengan rencana dan tidak mengalami
kerusakan selama fasilitas atau peralatan tersebut dipergunakan untuk proses
Universitas Sumatera Utara
produksi atau sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai sehingga
dapatlah diharapkan proses produksi berjalan lancar dan terjamin karena
kemungkinan-kemungkinan kemacetan yang disebabkan tidak berjalannya
fasilitas atau perlatan produksi telah dihilangkan atau dikurangi. Tujuan utama
fungsi pemeliharaan adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana
produksi.
b. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak
terganggu.
c. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar
batas dan menjaga modal yang diinvestaikan dalam perusahaan selama
waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai
investasi tersebut.
d. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien
keseluruhannya.
e. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan
keselamatan para pekerja.
f. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama
lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama
perusahaan. Yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang
sebaik mungkin dan total biaya yang rendah.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Jenis-jenis Pemeliharaan (Maintenance)
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada suatu pabrik dapat dibedakan
atas dua jenis, yaitu preventive maintenance dan breakdown maintenance.
2.2.1 Preventive Maintenance
Pengertian preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang
tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan
fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses
produksi.
Dengan demikian, semua fasilitas produksi yang mendapatkan preventive
maintenance akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam
kondisi atau keadaan siap dipergunakan untuk setiap operasi atau proses produksi
pada setiap saat sehingga dapatlah dimungkinkan bahwa pembuatan suatu rencana
dan schedule pemeliharaan dan perawatan yang sangat cermat dan rencana
produksi yang lebih cepat. Preventive maintenance ini sangat penting karena
kegunaannya yang sngat efektif di dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi
yang termasuk pada golongan critical unit, dimana sebuah fasilitas atau peralatan
produksi akan termasuk pada golongan ini apabila:
a. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan
atau keselamatan para pekerja.
b. Kerusakan fasilitas ini akan mepengaruhi kulitas produk yang dihasilkan.
c. Kerusakan fasilitas ini akan menyebabkan kemacetan suatu proses produksi.
d. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga fasilitas tersebut
cukup besar atau mahal.
Universitas Sumatera Utara
Bilamana preventive maintenance dilaksanakan pada fasilitas-fasilitas atau
peralatan yang termasuk dalam critical unit, maka tugas-tugas maintenance
dapatlah dilakukan dengan suatu perencanaan yang intensif untuk unit yang
bersangkutan sehingga rencana produksi dapat dicapai dengan jumlah hasil
produksi yang lebih besar dalam waktu yang relatif singkat.
Dalam praktiknya, preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu
perusahan pabrik dapat dibedakan atas:
• Routine Maintenance
• Periodic Maintenance
Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan ini
adalah pembersihan fasilitas maupun peralatan, pelumasan, serta pemeriksaan
bahan bakarnya dan mungkin termasuk pemanasan (warming-up) mesin-mesin
selama beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari.
Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap satu
minggu sekali, lalu meningkat setiap bulan sekali, dan akhirnya setiap setahun
sekali. Periodic maintenance dapat pula dilakukan dengan memakai lamanya jam
kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadual kegiatan, misalnya
setiap seratus jam kerja mesin sekali atau seterusnya. Jadi, sifat kegiatan
maintenance ini tetap secara periodik atau berkala. Kegiatan ini jauh lebih berat
daripada routine maintenance. Sebagai contoh untuk kegiatan periodic
maintenance adalah pembongkaran karburator atau pembongkaran alat-alat
dibagian sistem aliran bensin, penyetelan katup-katup pemasukan dan
Universitas Sumatera Utara
pembuangan silinder mesin, dan pembongkaran mesin ataupun fasilitas tersebut
untuk penggantian bearing, serta service dan overhaul kecil maupun besar.
2.2.2 Breakdown Maintenance
Breakdown atau corrective maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada
fasilitas maupun peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik dan benar.
Kegiatan breakdown maintenance yang dilakukan sering disebut dengan kegiatan
perbaikan atau reparasi.
Perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi
akibat tidak dilakukannnya preventive maintenance ataupun telah dilakukan tetapi
sampai pada waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut tetap rusak. Jadi,
dalam hal ini, kegiatan maintenance sifatnya hanya menunggu sampai kerusakan
terjadi dahulu, baru kemudian diperbaiki. Maksud dari tindakan perbaikan ini
adalah agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat dipergunakan kembali dalam
proses produksi sehingga proses produksinya dapat berjalan lancar kembali.
Dengan demikian, apabila perusahaan hanya mengambil kebijaksanaan
untuk melakukan breakdown maintenance saja, maka terdapatlah faktor
ketidakpastian (uncertainity) dalam kelancaran proses produksinya akibat
ketidakpastian akan kelancaran bekerjanya fasilitas atau peralatan produksi yang
ada. Oleh karena itu, kebijaksanaan untuk melaksanakan breakdown maintenance
saja tanpa preventif maintenance akan menimbulkan akibat-akibat yang dapat
menghambat ataupun memacetkan kegiatan produksi apabila terjadi suatu
kerusakan yang tiba-tiba pada fasilitas produksi yang digunakan.
Universitas Sumatera Utara
Kelihatannya bahwa breakdown maintenance adalah lebih murah biayanya
dibandingkan dengan preventive maintenance. Hal ini benar adanya selama
kerusakan belum terjadi pada fasilitas atau peralatan sewaktu proses produksi
berlangsung. Namun, bilamana kerusakan terjadi pada peralatan selama proses
produksi berlangsung, maka akibat dari kebijaksanaan dengan menerapkan
breakdown maintenance saja akan jauh lebih parah kerugiannya daripada
preventive maintenance. Disamping itu akan akan didapat suatu kenaikan yang
melonjak terhadap biaya-biaya perawatan dan pemeliharaan pada saat terjadinya
kerusakan tersebut. Oleh karena breakdown maintenance mahal, maka sedapat
mungkin harus dicegah dengan mengintensifkan preventive maintenance. Selain
itu, perlu dipertimbangkan bahwa dalam jangka panjang untuk mesin-mesin yang
mahal dan termasuk pada critical unit dari proses produksi, bahwa preventive
maintenance akan lebih menguntungkan daripada hanya menerapkan kebijakan
breakdown maintenance saja.
2.3 Organisasi Bagian Pemeliharaan Pabrik
Pemeliharaan merupakan fungsi yang sangat penting dalam suatu
perusahaan untuk menjamin kelancaran proses produksinya. Oleh karena itu,
adanya bagian maintenance dalam suatu pabrik merupakan sesuatu yang
diharapkan. Perlu adanya bagian pemeliharaan ini disebabkan juga oleh kegiatan
pemeliharaan yang sangat rumit yang menyangkut seluruh peralatan pabrik.
Bagian pemeliharaan tidak dapat terlepas sama sekali dari bagian produksi
karena kegagalan kegiatan pemeliharaan sangat mengganggu kelancaran proses
produksi. Sebagai contoh, apabila kegiatan maintenance tidak berjalan dengan
Universitas Sumatera Utara
baik dan efektif, misalnya karena mesin-mesin yang rusak tetapi terlambat atau
tidak diperbaiki, maka keadaan ini akan mengakibatkan proses produksi akan
terhenti atau macet dimana kelancaran proses produksi akan terganggu. Dengan
adanya suatu pekerjaan pemeliharaan yang baik dan efektif, maka akan dapat
dicegah timbulnya kerusakan (breakdown) sebelum waktunya kerusakan tersebut
seharusnya terjadi. Oleh karena itu, pada umumnya bagian pemeliharaan di dalam
suatu pabrik merupakan bagian yang membantu dan memberi laporan kepada
kepala pabrik atau bagian produksi mengenai keadaan peralatan produksi. Peranan
bagian pemeliharaan dalam suatu pabrik akan bertambah penting apabila
perusahaan tersebut menggunakan mesin-mesin yang serba otomatis dalam proses
produksinya.
Besar-kecilnya bagian pemeliharaan ini tergantung pada besarnya
perusahaan pabrik tersebut dan otomatis tidaknya mesin-mesin yang digunakan.
Perusahaan besar mempunyai jumlah tenaga kerja yang besar di bagian
pemeliharaan dan mempunyai struktur organisasi yang lebih kompleks
dibandingkan dengan perusahaan kecil. Jenis-jenis pekerjaan pemeliharaan yang
umumnya dilakukan oleh bagian maintenance adalah sebagai berikut:
a. Pemeliharaan bangunan
b. Pemeliharaan peralatan pabrik
c. Pemeliharaan peralatan elektris
d. Pemeliharaan tenaga pembangkit (power plant)
e. Pemeliharaan peralatan penerangan dan ventilasi pabrik
f. Pemeliharaan peralatan material handling dan transportasi
g. Pemeliharaan halaman dan taman pabrik
Universitas Sumatera Utara
h. Pemeliharaan peralatan service
i. Pemeliharaan peralatan gudang, dsb.
Gbr. 2.1 Struktur Organisasi PLTD Titi Kuning
2.4 Prosedur Pemeliharaan Terencana
Tujuan utama suatu jadwal pemeliharaan, catatan riwayat mesin, dan
prinsip program pemeliharaan pencegahan pada umumnya diketahui dan
dimengerti oleh kebanyakan manajer yang berpandangan luas, dan tidak
diragukan lagi dipraktekkkan dalam cara yang sederhana. Berikut ini adalah cara
menangani perencaan dan pelaksanaan sistem pabrik serta bagaimana bekerjanya
sistem pengendalian pemeliharaan tersebut.
Langkah pertama ialah menentukan apa yang akan dipelihara. Hal ini
meliputi pembuatan daftar sarana, penyusunan bahan-bahan dan mengenai
pembiayaan, karena ini merupakan asset fisik yang ada yang memerlukan
Direktur
Tata Usaha
Staff Ka. Bagian Teknik Ka. BagianMaintenance
Ka. Seksi
Pekerja
Ka. Seksi
Pekerja
Universitas Sumatera Utara
pemeliharaan dan merupakan satu-satunya alasan yang bisa
dipertanggungjawabkan dalam meminta pengeluaran biaya.
Langkah kedua menentukan bagaimana asset atau sarana ini dipelihara.
Suatu jadwal pemeliharaan harus dibuat bagi setiap mesin atau peralatan yang
telah ditentukan akan mendapat pemeliharaan pencegahan terencana.
Sesudah mempersiapkan jadwal pemeliharaan, selanjutnya harus
menyusun spesifikasi pekerjaan yang dihimpun dari jadwal pemeliharaan dan
merupakan suatu cara komunikasi dari insinyur ke pekerja pemeliharaan.
Sfesifikasi ini dipersiapkan terpisah untuk masing-masing kegiatan dan frekwensi
pemeriksaan.
Jika suatu kerusakan ditemukan pada waktu pemeriksaan dan tidak dapat
diperbaiki selama waktu yang ditentukan untuk pemeriksaan sesuai program,
maka perlu dilakukan salah satu dari dua alternatif berikut :
1. Jika digunakannya mesin tersebut dapat menyebabkan kerusakan terhadap
mesin atau produk, atau membahayakan keselamatan, maka mesin tersebut
harus segera diperbaiki dan pekerjaan ini dilakukan dengan prioritas
seperti pekerjaan untuk kerusakan darurat.
2. Jika mesin tersebut dapat dioperasikan dengan aman tanpa menyebabkan
kerusakan atau kerugian, maka kepala Seksi pemeliharaan melaporkannya
dan menulis permintaan pemeliharaan untuk memperbaiki mesin tersebut
lebih lanjut diwaktu yang tidak mengganggu produksi.
Tujuan utama dari pemeliharaan terencana adalah untuk meningkatkan
standar pemeliharaan dan keefektifan pembiayaan. Hal ini dapat dilakukan dengan
Universitas Sumatera Utara
analisis kritis hasil-hasil pemeliharaan, dan perancangan pengurangan
pemeliharaan sebagai hasil dari analisis tersebut.
Ketika suatu jadwal pemeliharaan diterapkan, hanya dengan mempelajari
catatan riwayat mesin kita dapat meyakini apakah sistem pemeliharaan yang
dipakai cukup efektif atau tidak. Jika terjadi kerusakan darurat, ini biasanya
menunjukkan hal berikut :
1. Pemeliharaan tidak cukup.
2. Pemeliharaan tidak benar.
3. Standar pekerjaan pemeliharaan yang tidak memadai.
Hal ini berarti perlu menaikkan frekwensi pemeliharaan, mengubah jadwal
untuk meyakinkan bahwa telah dilakukan pemeriksaan yang memadai terhadap
bagian-bagian mesin yang menyebabkan kerusakan darurat. Di lain pihak, jika
hanya sedikit atau tidak ada kerusakan yang dilaporkan pada waktu pemeriksaan,
mungkin terjadi pemeliharaan lebih (over maintenance) yang tidak ekonomis
maka dianjurkan untuk mengurangi jumlah atau jenis pemeriksaan yang
dilakukan.
2.5 Kegiatan Pemeliharaan Pabrik
Kegiatan atau tugas pemeliharaan dapat digolongkan salah satu dari
kelima tugas pokok berikut:
a. Kegiatan Inspeksi (Inspection)
Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara
berkala (routine schedule check) bangunan dan peralatan pabrik sesuai
dengan rencana serta kegiatan pengecekan atau pemeriksaan terhadap
Universitas Sumatera Utara
peralatan yang mengalami kerusakan dan membuat laporan-laporan dari
hasil pengecekan atau pemeriksaan tersebut.
b. Kegiatan Teknik (Engineering)
Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan terhadap peralatan yang baru
dibeli dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan atau komponen
peralatan yang perlu diganti, serta melakukan penelitian-penelitian
terhadap kemungkinan pengembangan tersebut.
c. Kegiatan Produksi (Production)
Kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya,
yaitu memperbaiki dan mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Secara
fisik, melaksanakan pekerjaan yang disarankan atau diusulkan dalam
kegiatan inspeksi dan teknik,melaksanakan kegiatan service dan lubrikasi.
Kegiatan produksi ini dimaksudkan agar kegiatan pengolahan pabrik dapat
berjalan lancar sesuai dengan rencana. Untuk itu diperlukan usaha-usaha
perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.
d. Kegiatan Administrasi (Administration)
Kegiatan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang berhubungan dengan
kegiatan pemeliharaan, komponen (spare parts) yang dibutuhkan,
progress report tentang apa yang telah dikerjakan, waktu
dilaksanakannnya inspeksi dan perbaikan, lamanya perbaikan tersebut,
serta informasi komponen suku cadang yang tersedia dibagian
pemeliharaan. Jadi, dalam kegiatan ini termasuk penyusunan planning dan
Universitas Sumatera Utara
schedulling, yaitu rencana kapan suatu mesin harus diperiksa, di-service,
dan direparasi.
2.6 Metode Analisis Permasalahan Maintenance
Dalam masalah industri proses sering dijumpai persoalan keadaan yang
tidak pasti (uncertainity). Pasti persoalan ini harus dipecahkan untuk menentukan
keputusan apa yang akan diambil dan dijalankan. Salah satu metode untuk
memecahkan masalah ini adalah metode coba-coba dan jika salah diganti (trial
and error). Metode ini tentunya mempunyai banyak resiko, yaitu jika perusahaan
ternyata mengambil keputusan yang salah, maka perusahaan akan memperoleh
kerugian besar dan jika sering terjadi kesalahan, maka makin besar pula
kerugiannya. Misalnya jika perusahaan salah menentukan barang yang akan
dihasilkan, dimana barang yang dihasilkan ternyata tidak laku dipasaran,
akibatnya perusahaan akan menderita kerugian.
2.7 Pekerjaan Pemeliharaan Pabrik
2.7.1 Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan rutin adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari seperti: pembersihan peralatan,
pelumasan, dan pemeriksaan bahan bakar sebelum mesin dioperasikan.
Peranan utama dari perawatan rutin termasuk
1. Perawatan rutin dari peralatan agar mesin tetap berdaya guna
2. Menciptakan mesin selalu siap operasi
Universitas Sumatera Utara
3. Penjagaan bagian-bagian mesin yang kiranya perlu diganti atau
overhoul
4. Kontrol dari bagian-bagian mesin hasi perawatan dari penjualan ( jasa
perawatan )
5. Kontrol mutu dari hasi kerja kelompok perawatan
Fungsi pengontrolan dalam hal ini tidak berbeda besar dari upaya untuk
aktifitas produksi. Dari kontrol ini pula diharapkan adanya suatu masukan pada
manajemen yang lebih tinggi tentang “ kapan “ kiranya masing-masing dari
bagian mesin harus diganti. Dengan demikian jadwal, serta pembiayaan bisa
dirancang untuk itu.
2.7.2 Pemeliharaan Berkala
Pemeliharaan berkala adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan secara berkala atau jangka waktunya tertentu, misalnya setiap 1 (satu)
minggu sekali, lalu meningkat 1 (satu) bulan sekali, dan akhirnya setiap satu tahun
sekali.
Pemeliharaan berkala dapat pula dilakukan dengan menggunakan lamanya
jam kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadwal kegiatan, misalnya
setiap 100 jam kerja mesin. Pada umumnya, sebuah pabrik memisahkan jadwal
pemeliharaannya, yaitu:
• Pelumasan untuk mesin-mesin pengolahan
• Pemeliharaan alat-alat listrik
• Mesin-mesin maupun alat-alat pengolahan
• Mesin-mesin pembangkit tenaga
Universitas Sumatera Utara
2.7.3 Repair
Repair korektif adalah untuk memperingan kondisi yang tidak diinginkan
yang diperoleh selama kontrol perawatan pencegahan agar mesin dari alat-alat
berat siap dioperasikan.
Repair yang dimaksud ini adalah lebih dari sekedar pekerjaan yang “ tidak
terjadwal “ karena sering kali terjadi trouble yang justru karena hal-hal yang kecil
sebagai contoh karena endapan air didalam tangki bensin. Bisa juga hal itu terjadi
karena pergerakan pada elektroda besi dan lain-lainnya.
2.7.4 Overhoul
Overhoul atau turun mesin atau disebut juga perawatan total atau
perawatan besar adalah menyangkut : perencanaan waktu, jadwal pekerjaan dari
penggantian atau pembaruan atau juga rekondisi dari tiap-tiap bagian dari
mesin.Pekerjaan ini akan selamanya terdiri dari satu atau lebih bagian-bagian atau
titik patah, pengujian, penggantian, pembaruan, pemasangan kembali serta
pengetesan hasilnya.
Disamping relatif tetap untuk mesin-mesin, juga bisa dipakai fasilitas serta
alat yang tetap lokasinya seperti instalasi pemanas atau ventilasi. Ini benar-benar
berbeda dengan perawatan pencegahan, dimana keutamaan dari keterlibatan
kontrol dan test dari berbagai bagian mesin adalah didalam kaitan agar mesin
bener-benar semuanya serba baru atau siap untuk operasi dengan kondisi seperti
halnya pada saat awal mesin dioperasikan.
Semua perencanaan turun mesin harus bisa dihitung berapa total habisnya
material dan onderdil-onderdil secara lengkap.
Universitas Sumatera Utara
2.7.5 Rekontruksi
Pada beberapa pekerjaan maintenance, strategi dasar dari perawatan juga
dimungkinkan pula dengan pekerjaan-pekerjaan membangunatau
mengkonstruksikan seperti misalnya mengkonstruksikan bagian-bagian dari
engine yang terbuat dari kayu, baja, plastik, concrete, benda tuang, instalasi listrik,
instalasi kontroler elektronik dan lain-lain.
Dalam beberapa keadaan pekerjaan-pekerjaan terakhir ini bisa
dilimpahkan kepada pemborong terpercaya.
Betapapun juga didalam menganalisa perancangan organisasi perawatan
perlu memperhatikan banyak sekali kendala secara aktual.Terdapat dua tipe dasar
untuk operasi perawatan menetap dan perawatan sambil berjalan.Perawatan
menetap termasuk mengkontruksi, pelurusan, pemasangan instalasi listrik /
hidrolik, perawatan dan repair untuk mendapatkan kondisi yang lebih baik
sedangkan yang termasuk perawatan jalan yaitu perawatan dimana pada bagian
perawatan dikarenakan dalam keadaan jalan urutan kerjanya, inspeksi, repair dan
bahkan overhoul terkadang justru terjadi dengan proses pengerjaan dari suatu
proses keproses lain.
2.8 Laporan Pemeliharaan
Laporan pemeliharaan, khususnya pemeliharaan besar (overhaul), haruslah
memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Tanggal Pelaksanaan
Hal ini diperlukan untuk:
• Membandingkan pelaksanaan pemeliharaan dengan rencananya.
Universitas Sumatera Utara
• Jika ada penyimpangan terhadap rencana, harus dijelaskan penyebabnya.
• Membandingkan pelaksanaan pemeliharaan kali ini dengan pelaksanaan
pemeliharaan sebelumnya. Perlu dicatat selang waktunya (time between
overhaul) serta kecenderungan-kecenderungan yang tampak, misalnya
tampak bahwa beberapa poros peralatan yang memerlukan pergantian
bantalan yang lebih tebal.
b. Pekerjaan-pekerjaan yang Dilaksanakan
Pekerjaan pemeliharaan umumnya adalah sebagai berikut:
• Membongkar/membuka bagian-bagian tertentu dari pembangkit, misalnya
membuka tutup stator generator, atau membuka cylinder head mesin
diesel.
• Memeriksa secara visual atau menggunakan instrument terhadap bagian-
bagian yang telah dibuka tersebut pada butir a, misalnya untuk memeriksa
keadaan kontak-kontak sakelar dan mengukur tahanan kontaknya serta
mengukur kecepatan mekanisme penggeraknya, termasuk relai
pengamannya.
• Melakukan pembersihan bagian-bagian alat atau instalasi, baik secara man
ual maupun menggunakan alat atau menggunakan bahan kimia, misalnya
membersihkan bagian-bagian utama mesin diesel, generator, exiter,
membersihkan pipa-pipa air pendingin, jaket water, intercooler.
• Melakukan pergantian suku cadang (spare parts) tertentu dan melakukan
perbaikan-perbaikan, misalnya pergantian perapat (seal), cincin pengisap
(piston ring), injector BBM, dan bantalan-bantalan.
Universitas Sumatera Utara
• Melakukan penyetelan alat-alat ukur, alat-alat control, dan alat-alat
proteksi.
• Menutup kembali bagian-bagian yang dibuka.
• Melakukan uji coba dan membandingkan kinerja unit pembangkit sebelum
dan sesudah menjalani pemeliharaan.
c. Penggunaan suku cadang (spare parts) serta material dalam melaksanakan
pekerjaan pemeliharaan, volume maupun harganya.
d. Penggunaan tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan pemeliharaan, baik
harinya, pekerjanya beserta klasifikasi, dan biayanya.
e. Rekomendasi untuk operasi dan pemeliharaan yang akan datang.
f. Perhitungan biaya pemeliharaan dalam Rupiah per kWh, yaitu jumlah biaya
pemeliharaan kali ini dengan jumlah produksi kWh dalam selang waktu
antara pemeliharaan sebelum ini dengan pemeliharaan sebelumnya.
Berdasarkan laporan pemeliharaan ini, maka pihak manajemen akan
menentukan langkah-langkah selanjutnya, misalnya unit pembangkitan yang
bersangkutan masih tetap akan digunakan atau lebih dihapus. Pertimbangan ini
juga mencakup perkembangan teknologi unit pembangkit yang lebih
efesien/ekonomis.
2.9 Laporan Kerusakan
Kerusakan adalah hal yang tidak dikehendaki untuk terjadi, tetapi
kenyataannya dalam praktik. Oleh karena itu, setiap kerusakan perlu dianalisis
penyebabnya agar tidak terulang kembali (dapat dihindari).
Universitas Sumatera Utara
Untuk dapat menganlisis penyebab kerusakan, diperlukan laporan
kerusakan yang memadai, laporan kerusakan harus berisi hal-hal sebagai berikut:
1. Tanggal dan jam (pukul) terjadinya kerusakan.
2. Situasi sistem tenaga listrik sewaktu terjadi kerusakan tersebut. Hal ini
terutama diperlukan apabila yang mengalami kerusakan adalah suatu alat
yang beroperasi dalam sistem interkoneksi, misalnya generator unit
pembangkit. Ada kalanya gangguan dalam sistem menyebabkan rusaknya
suatu alat, tetapi ada kalanya juga kerusakan suatu alat akan menimbulkan
gangguan dalam sistem.
3. Data dan informasi mengenai kerusakan yang sudah pernah terjadi
sebelumnya.
4. Parameter-parameter, seperti: arus, tegangan, daya, suhu, tekanan yang
berkaitan dengan alat yang rusak, sebelum dan sesudah terjadi kerusakan.
5. Jika menyangkut kerusakan unit pembangkit, maka laporan pemeliharaan
besar (overhaul) yang terakhir perlu dilampirkan.
Berdasarkan laporan kerusakan tersebut diatas, kemudian perlu dianalisis
penyebab timbulnya kerusakan tersebut. Jika penyebab kerusakan itu sudah
ditemukan, maka pihak manajemen harus melakukan langkah-langkah
pencegahan terulangnya kerusakan yang serupa.
Beberapa kerusakan berat beserta penyebabnya yang umum terjadi pada
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) adalah sebagai berikut:
1. Poros Engkol Mesin Diesel Patah
Penyebab kerusakan: Bantalan utama (main bearing) dari poros engkol
aus dan tidak diganti dengan yang baru sehingga defleksi poros engkol
Universitas Sumatera Utara
menjadi besar. Ini mengakibatkan poros engkol mengalami getaran besar
dan patah.
Langkah Pencegahan: Defleksi poros engkol harus selalu dikontrol dan
defleksi ini harus diperbaiki dengan mengganti bantalan utama yang aus.
2. Cylinder Head Mesin Diesel Retak
Penyebab kerusakan:
a. Pengabut BBM (fuel injection) berfungsi kurang baik sehingga
pengabutan BBM dalam silinder tidak sempurna dan terjadi hot spot
pada cylinder head yang menimbulkan keretakan.
b. Air pendingin cylinder head yang kurang bersih sehhingga timbul kerak
dalam lubang-lubang air pendingin cylinder head tersebut. Hal ini
menyebabkan pendinginan cylinder head terganggu sehingga timbul
hot spot yang selanjutnya menyebabkan keretakan.
Langkah Pencegahan: membersihkan air pendingin
2.10 Man Power
2.10.1 Pengertian Man Power
Man power atau tenaga kerja manusia dalam suatu perusahaan perawatan,
ada banyak faktor yang harus diperhatikan. Masing-masing pabrik akan
mempunyai persoalannya sendiri-sendiri dan berbeda satu sama lain.
Hubungan antara banyaknya orang dengan jumlah waktu operasi personal,
kaitan antara pegawai-pegawai perawatan yang bisa diperoleh, merupakan kajian
yang sangat penting bagi direksi. Sedikit jumlah tenaga kerja dengan kapasitas
dan kualitas hasil kerja yang memuaskan adalah tujuan manajemen.
Universitas Sumatera Utara
Dalam manajemen produksi khususnya bagian perawatan pabrik, tenaga
kerja (man power) merupakan bidang keputusan yang sangat penting. Hal ini
disebabkan bahwa tidak akan terjadi suatu proses produksi dan operasi tanpa
adanya orang atau tenaga kerja yang mengerjakan kegiatan menghasilkan produk.
Penggunaan mesin dan tenaga kerja dapat digunakan untuk mengukur
hubungan antara tenaga kerja dan mesin guna melihat kemungkinan-kemungkinan
untuk memperbaiki penggunaan tenaga kerja dan mesin dan bertujuan untuk
membuat kedua unsur ini dapat dipergunakan seefektif mungkin. Perbaikan dalam
penggunaaan tenaga kerja dan mesin dilakukan dengan mengadakan analisis yang
menggunakan persentase penggunaan orang dan mesin dan analisis siklus kerja
serta siklus waktu yang realistis. Jika kegiatan kerja manusia diperlihatkan pada
gambar (chart) yang sama kegiatan kerjanya seperti kegiatan kerja mesin-mesin,
maka kedua unsur tersebut harus digambarkan suatu skala waktu yang sama.
2.10.2 Jumlah Man Power Dalam Kaitan Dengan Keahlian
Sulit untuk dipresentasikan sebagai dasar penentuan dari masing-masing
keahlian yang berbeda di pabrik secara praktis dalam hubungan-hubungan seperti
ini, maka pengkajian secara terus-menerus menjadi sangat penting untuk
mendapatkan kondisi yang optimal, apakah perlu adanya penambahan pada
bagian yang satu atau pengurangan pada bagian yang lain guna mencapai alokasi
tenaga yang seimbang dalam kaitannya dengan beban pekerjaan.
Pencatatan setiap saat dari suatu bagian dan keahlian merupakan alat
perencanaan yang efektif. Suatu keadaan yang baik adalah bila beban kerja
diimbangi dengan tenaga yang cukup. Dalam kondisi seperti ini, dimana beban
Universitas Sumatera Utara
terlampau besar dan terbatasnya tenaga, maka sebaiknya bisa dipakai pemborong
luar.
2.11 Man Hour
Dalam praktik pemeliharaan dan perawatan pabrik, man hour adalah
waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan biasanya dihitung
dalam satuan jam. Untuk mengestimasi waktu yang diperlukan oleh suatu
pekerjaan sangat bergantung pada pengalaman yang ada. Menyadari akan hal
tersebut, dimana pengalaman memerlukan waktu yang lama, maka terdapat dua
metode yang dapat dipakai, yaitu:
a. Waktu untuk pekerjaan-pekerjaan yang khusus.
b. Menggunakan data standart yang bersala dari konsultan maupun jurnal-
jurnal pendukung yang relevan.
Indikator yang biasa ditemukan adalah persentase jam kerja yang
terjadual. Tenaga kerja bagian pemeliharaan biasanya tersedia untuk pekerjaan-
pekerjaan yang sudah terjadwal. Perbedaan antara jam-jam rutin yang tersedia dan
jam kerja yang terjadual disebut sebagai persentase jam-jam rutin yang ada.
Seorang perencana harus mengetahui jumlah man hour yang hadir dan siapa saja
pekerja yang absen. Perencana harus mengantisipasi pekerja yang tidah hadir,
seperti: liburan dan waktu permintaan cuti.
Indikator pengawasan adalah jam kerja yang sebenarnya yang dilaporkan
oleh workshop dan supervisor perbaikan dan jam kerja yang dibayarkan untuk
pekerja tersebut. Hal ini merupakan informasi yang penting sebab semua laporan-
laporan pengawasan berdasarkan jam-jam kerja yang dilaporkan.
Universitas Sumatera Utara
Supervisor harus mencatat setiap jam kerja para pekerja termasuk
overtime. Jam kerja yang hilang adalah perbedaan jam kerja yang dilaporkan
dengan jam kerja yang dibayar. Indikator pengawasannya adalah jam-jam kerja
yang hilang sebagai presentase dari total jam kerja yang dibayar.
2.12 Equipment, Tool, Material dan Consumable
Equipment : Merupakan peralatan-peralatan yang besar seperti crane, mobil
derek,dan lain-lain.
Tool : Peralatan kerja seperti obeng, tang, martil, pisau dan lain-lain.
Material : Bahan-bahan yang tidak habis pakai seperti packing, bantalan dan
lain-lain.
Consumable : Bahan habis pakai seperti minyak gemuk (grease), oli, sabun dan
lain-lain.
Setiap point diatas biasanya ditempatkan pada tempat-tempat yang
strategis agar supaya ketika diperlukan secara cepat dapat dengan langsung
digunakan. Setiap pemakaian dari point diatas harus memiliki laporan baik secara
lisan maupun tulisan supaya penggunanya jangan sembarangan, yang dapat
merugikan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara