Upload
trinhhanh
View
249
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PENYUSUNANRENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
NASIONAL (RPJMN) 2015-2019
Disampaikan dalam Musrenbang RegionalTarakan, 15-16 Desember 2014
Oleh:
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas
OUTLINE PAPARAN
I. PENGANTAR
II. STRATEGI PEMBANGUNAN
Slide - 2
III. SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN
IV. TINDAK LANJUT
I. PENGANTAR
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
I. PENGANTAR
Slide - 3
DASAR HUKUM PENYUSUNANRPJMN
1. UU 25/2004 (Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional),Perencanaan Pembangunan Nasional menghasilkan: rencana pembangunan jangkapanjang, jangka menengah, dan tahunan.2. UU No. 17/2007 (RPJPN2005-2025), dibagi dalam 4 tahap RPJMN, yaitu:
RPJMN I 2005-2009RPJMN II 2010-2014RPJMN III 2015-2019RPJMN IV 2020-20243.PP 40 tahun 2006 (Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional):Pasal 10 ayat (2),“Menteri menyiapkan Rancangan Awal RPJMN berdasarkan RPJPN 2005-2025,rancangan teknokratik dan visi, misi serta program prioritas Presiden”
Pasal 11 ayat (6)“Rancangan Awal RPJM Nasional disampaikan kepada Presiden untuk disepakati dalam
Sidang Kabinet sebagai pedoman penyusunan Rancangan Renstra-KL”
1. UU 25/2004 (Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional),Perencanaan Pembangunan Nasional menghasilkan: rencana pembangunan jangkapanjang, jangka menengah, dan tahunan.2. UU No. 17/2007 (RPJPN2005-2025), dibagi dalam 4 tahap RPJMN, yaitu:
RPJMN I 2005-2009RPJMN II 2010-2014RPJMN III 2015-2019RPJMN IV 2020-20243.PP 40 tahun 2006 (Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional):Pasal 10 ayat (2),“Menteri menyiapkan Rancangan Awal RPJMN berdasarkan RPJPN 2005-2025,rancangan teknokratik dan visi, misi serta program prioritas Presiden”
Pasal 11 ayat (6)“Rancangan Awal RPJM Nasional disampaikan kepada Presiden untuk disepakati dalam
Sidang Kabinet sebagai pedoman penyusunan Rancangan Renstra-KL”
Slide - 4
PROSES PENYUSUNAN RPJMN 2015-2019
VISI & MISIPRESIDEN
VISI & MISIPRESIDEN
MUSRENBANGNASRPJMN
MUSRENBANGNASRPJMN
Ditetapkandengan
PeraturanPresiden *)
Ditetapkandengan
PeraturanPresiden *)
*) Paling lambat 3 bulan setelah Presiden dilantik
Sebagai AcuanPenyusunanRancangan
RENSTRA K/L
Sebagai AcuanPenyusunanRancangan
RENSTRA K/L
RancanganTeknokratik
Telah disusunoleh
Bappenas
Telah disusunoleh
Bappenas
Slide - 5
Feb-Apr 2014
Okt - Nov 2014Januari 2015
Konsep RancanganTeknokratik Penetapan RPJMNmelalui Perpres(16 Jan 2015)
Penetapan RPJMNmelalui Perpres(16 Jan 2015)
Penyusunan RancanganAwal RPJMN (M2 Nov)
JADWAL PENYUSUNAN RPJMN 2015-2019
Sosialisasi dan PenjaringanAspirasi Masyarakat danpakar
Penetapan Presiden Terpilih(Okt) Sidang Kabinet (12 Jan)Rakorbangpus (25 Nov)
Desember 2014
Penyusunan Rancangan RPJMN (M1Des)
Penetapan RPJMNmelalui Perpres(16 Jan 2015)
Penelaahan RENSTRA K/L (M1 Des)
Sosialisasi dan PenjaringanAspirasi Masyarakat danpakar
Agustus 2014
Penyampaian RancanganTeknokratik kepada K/LMusrenbang Regional (6-15 Des)
Penyusunan RancanganRENSTRA K/L
Musrenbangnas (18 Des)
Slide - 6
RANCANGAN AWAL RPJMN 2015-2019
• Rancangan Awal RPJMN 2015-2019 terdiri dari:– Buku I : Agenda Pembangunan Nasional– Buku II : Agenda Pembangunan Bidang– Buku III : Agenda Pembangunan Wilayah
• Dalam masing-masing buku telah disusun indikator-indikator pembangunanbeserta sasarannya (berdasarkan exercise Pagu Indikatif Jangka Menengah2015-2019)• Telah disampaikan sebagai bahan pembahasan kepada:
– Seluruh K/L (Rakorbangpus, 25 November 2014)– Seluruh Provinsi (Rangkaian Musrenbang Regional, 6 s/d 15 Desember2014)
• Rancangan Awal akan dipertajam dengan :– Hasil finalisasi Resource envelope jangka menengah 2015-2019 (Menkeu)– Hasil pembahasan dengan Kementerian/Lembaga dan pemerintah daerah– Mempertimbangkan sumber pendanaan dari APBN, APBD, BUMN danSwasta
• Rancangan Awal RPJMN 2015-2019 terdiri dari:– Buku I : Agenda Pembangunan Nasional– Buku II : Agenda Pembangunan Bidang– Buku III : Agenda Pembangunan Wilayah
• Dalam masing-masing buku telah disusun indikator-indikator pembangunanbeserta sasarannya (berdasarkan exercise Pagu Indikatif Jangka Menengah2015-2019)• Telah disampaikan sebagai bahan pembahasan kepada:
– Seluruh K/L (Rakorbangpus, 25 November 2014)– Seluruh Provinsi (Rangkaian Musrenbang Regional, 6 s/d 15 Desember2014)
• Rancangan Awal akan dipertajam dengan :– Hasil finalisasi Resource envelope jangka menengah 2015-2019 (Menkeu)– Hasil pembahasan dengan Kementerian/Lembaga dan pemerintah daerah– Mempertimbangkan sumber pendanaan dari APBN, APBD, BUMN danSwasta
Slide - 7
TRISAKTI DAN NAWACITAVISI: TERWUJUDNYA INDONESIA YG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKERIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG
7 MISI
Keamanan nasional yg mampu menjagakedaulatan wilayah, menopang kemandirianekonomi dg mengamankan SD maritim, dan
mencerminkan kepribadian Indonesiasebagai negara kepulauan.
Masyarakat maju,berkeimbangan dan
demokratisberlandaskan negara
hukum.
Politik LN bebasaktif dan
memperkuat jatidiri sebagai negara
maritim
Kualitas hidup manusianIndonesia yg tinggi, maju
dan sejahtera
Bangsa berdayasaing
Indonesia menjadi negaramaritim yg mandiri, maju, kuatdan berbasiskan kepentingan
nasional
Masyarakat ygberkepribadian
dalam kebudayaan.
NAWACITA – 9 agenda prioritas
Akan menghadirkankembali negara untukmelindungi segenapbangsa dan memberi
rasa aman padaseluruh WN
Akan membuatPemerintah tidakabsen dg memba-ngun tata kelolaPem. yg bersih,efektif, demo-
kratis danterpercaya
Akan membangunIndonesia daripinggiran dg
memperkuat daerah-daerah dan desa dlm
kerangka NegaraKesatuan
Akan menolakNegara lemah
dengan melalukanreformasi sistem
penegakan hukumyang bebas korupsi,
bermartabat danterpercaya.
Akan mening-katkankuali-tas hidup manusia
Indonesia melalui:Indonesia Pintar,Indonesia Sehat,
Indonesia Kerja danIndonesia Sejahtera
Akan mening-katkanproduktivitas rakyat
dan daya saing dipasar internasional
Akanmewujudkankemandirianekonomi dg
menggerak-kansektor-sektor
strategisekonomidomestik
Akanmelakukan revolusikarakterbangsa
Akan memper-teguh Kebhi-nekaan dan
memperkuatrestorasi sosial.
BERDAULAT DALAM BIDANG POLITIK(12 program aksi-115 prioritas utama)
BERDIKARI DALAM BIDANG EKONOMI(16 program aksi)
BERKEPRIBADIAN DALAM BIDANG KEBUDAYAAN (3program aksi)
BERDAULAT DALAM BIDANG POLITIK(12 program aksi-115 prioritas utama)
BERDIKARI DALAM BIDANG EKONOMI(16 program aksi)
BERKEPRIBADIAN DALAM BIDANG KEBUDAYAAN (3program aksi)
1. Membangunwibawa politikLN danmereposisiperan Indonesiadalam isu-isuglobal (4)
2. Menguatkansistempertahanannegara (4)
3. Membangunpolitik keamanandan ketertibanmasyarakat (8)
4. Mewujudkanprofesionalitasintelijen negara(7)
5. Membangunketerbukaaninformasi dankomunikasi publik(7)
6. Mereformasisistem dankelembagaandemokrasi (6)
7. Memperkuatpolitikdesentralisasi danotda (11)
8. Mendedikasikandiri untukmemberdayakandesa (8)
9. Melindungi danmemajukan hak-hak masyarakatadat (6)
10. Pemberda-yaanPerempuan dalampolitik danpembangunan (7)
11. Mewujudkansistem danpenegakan hukumyang berkeadilan(42)
12. Menjalankanreformasi birokrasidan pelayananpublik (5)
1. Dedikasikanpembangunan kualitasSDM
2. Membangun ke-daulatanpangan berbasisagribisnis kerakyatan
3. Mendedikasikan programu/ mem-bangun daulatenergi berbasiskepentingan nas.
4. Untuk pengua-saan SDAmelalui 7 langkah &mem-bangun regulasimewajibkan CSR &/atausaham u/ masyarakatlokal/ sekitar tambang,penguatan kapa-sitaspengusaha nasional(trmsuk penambangrakyat) dlm penge-lolaantambang berkelanjutan.
5. Membangunpemberdayaanburuh
6. Membangunsektorkeuanganberbasisnasional
7. Penguataninvestasidomestik
8. Membangunpenguatankapasitas fiskalnegara
9. Membanguninfrastruktur
10. Membangunekonomi maritim
11. Penguatansektor kehutanan
12. Membangun tataruang danlingkunganberkelanjutan
13.Membangunperimbanganpembangunankawasan
14.Membangunkarakter danpotensi wisata
15.Mengembangkankapasitasperdagangannasional
16.Pengembanganindustrimanufaktur
1. Berkomitmenmewujudkan
pendidikan sbgpembentuk karakter
bangsa
2. Akanmemperteguhkebhinekaan
Indonesia danmemperkuat
restorasi sosial
3. Akanmembang
un jiwabangsamelalui
pemberdayaan
pemudadan olah
raga
Slide - 8
MENUJU INDONESIAYANG JAUH LEBIH BAIK
1. Mengejar peningkatan daya saing2. Meningkatkan kualitas manusia, termasuk melalui
pembangunan mental3. Memanfaatkan dan mengembalikan potensi yang hilang di
sektor maritim dan kelautan4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan basis yang
kuat dan berkualitas5. Mengurangi ketimpangan antarwilayah6. Memulihkan kerusakan lingkungan7. Memajukan kehidupan bermasyarakat
1. Mengejar peningkatan daya saing2. Meningkatkan kualitas manusia, termasuk melalui
pembangunan mental3. Memanfaatkan dan mengembalikan potensi yang hilang di
sektor maritim dan kelautan4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan basis yang
kuat dan berkualitas5. Mengurangi ketimpangan antarwilayah6. Memulihkan kerusakan lingkungan7. Memajukan kehidupan bermasyarakat
Slide - 9
II. STRATEGI PEMBANGUNAN
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
II. STRATEGI PEMBANGUNAN
Slide - 10
Membangun untuk manusia danmasyarakat Mewujudkan pertumbuhan ekonomi,pembangunan sosial danpembangunan ekologi yangberkelanjutan
NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJANORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA
3 DIMENSI PEMBANGUNAN3 DIMENSI PEMBANGUNAN
STRATEGI PEMBANGUNAN
Memulihkan dan menjaga keseimbanganantarsektor, antarwilayah danantarkelompok sosial dalampembangunan Mewujudkan perekonomian yang inklusif,berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi,dan keunggulan sumber daya manusia
DIMENSI PEMBANGUNANMANUSIADIMENSI PEMBANGUNANMANUSIAPendidikanPendidikanKesehatanKesehatanPerumahanPerumahan
DIMENSI PEMBANGUNANSEKTOR UNGGULANDIMENSI PEMBANGUNANSEKTOR UNGGULANKedaulatan PanganKedaulatan PanganKedaulatan Energi &KetenagalistrikanKedaulatan Energi &KetenagalistrikanKemaritimanKemaritimanPariwisata dan IndustriPariwisata dan Industri
DIMENSI PEMERATAAN& KEWILAYAHANDIMENSI PEMERATAAN& KEWILAYAHAN
QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYAQUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA
AntarkelompokPendapatanAntarwilayah
KONDISI PERLUKONDISI PERLUKepastian dan
Penegakan HukumKepastian dan
Penegakan HukumKeamanan dan
KetertibanKeamanan dan
Ketertiban Politik & DemokrasiPolitik & Demokrasi Tata Kelola & RBTata Kelola & RB
Slide - 11
III. SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
III. SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN
Slide - 12
SASARAN POKOK RPJMN 2015-2019 (1)
1. SASARAN MAKRO;2. SASARAN PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT;3. SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN;4. SASARAN DIMENSI PEMERATAAN; DAN5. SASARAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN ANTARWILAYAH;6. SASARAN POLHUKHANKAM.
1. SASARAN MAKRO;2. SASARAN PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT;3. SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN;4. SASARAN DIMENSI PEMERATAAN; DAN5. SASARAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN ANTARWILAYAH;6. SASARAN POLHUKHANKAM.
Slide - 13
Indikator 2014*(Baseline) 2019
Pembangunan Manusia dan Masyarakat
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 73,83 meningkatEKONOMI
Ekonomi Makro
Pertumbuhan ekonomi 5,1% 8 % PDB per Kapita (Rp ribu) tahun dasar 2010 PDB per Kapita (Rp ribu) tahun dasar 2000 43.32540.785 71.975
1. SASARAN MAKRO
PDB per Kapita (Rp ribu) tahun dasar 2010 PDB per Kapita (Rp ribu) tahun dasar 2000 43.32540.785 71.975 Inflasi 7,3% 3,5% Tingkat Kemiskinan 11,25% ** 5-6% Rasio Pajak (Tax Ratio) tahun dasar 2010 11,4% 16% Tingkat Pengangguran Terbuka 5,94% 4-5%
*Perkiraan **Maret 2014Slide - 14
DISTRIBUSI NILAI PDRBMENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2013(atas dasar harga berlaku)
WILAYAH Pertanian Pertambangan& Penggalian
IndustriPengolahan
Listrik,Gas, &
AirBersih
KontruksiPerdagangan,
Hotel &Restoran
Pengangkutan& Komunikasi
Keuangan,Real Estate,
& JasaPerusahaan
JasaLainnya
Sumatera 21.22 15.03 19.34 0.55 7.15 15.94 6.98 4.78 8.99
Jawa 10.03 1.22 27.01 1.63 6.70 24.41 8.03 10.88 10.10
Bali Nusa Tenggara 23.44 5.87 5.72 1.28 6.43 23.64 10.51 5.98 17.13
Sumber: BPS, 2014
Kalimantan 12.35 31.82 19.77 0.38 4.99 13.42 5.79 4.20 7.28
Sulawesi 26.27 5.87 9.39 0.84 8.10 16.74 8.39 7.14 17.26
Maluku 14.21 29.56 18.65 0.25 9.41 9.44 6.12 2.83 9.51
Jawa 10.03 1.22 27.01 1.63 6.70 24.41 8.03 10.88 10.10
Luar Jawa 19.74 17.65 17.43 0.58 6.89 15.64 7.07 4.90 10.11Kawasan BaratIndonesia 13.34 5.17 24.53 1.32 6.81 22.06 7.83 9.07 9.86
Kawasan TimurIndonesia 16.65 21.07 14.94 0.61 6.54 15.24 7.17 5.06 11.56
Slide - 15
Indikator2014
(Baseline) 2019Kependudukan dan Keluarga Berencana Rata-rata Laju PertumbuhanPenduduk 1,49%/tahun(2000-2010) 1,19%/tahun(2010-2020) Angka kelahiran total (TotalFertility Rate/TFR) 2,6 (2012) 2,3
Pendidikan
2. SASARAN PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT
Arah Kebijakan
Kependudukan1.Penguatan dan pemaduan kebijakanpelayanan KB dan kesehatan reproduksi2.Peningkatan jumlah dan penguatankapasitas tenaga lapangan KB, tenagakesehatan pelayanan KB, dan penguatanlembaga di tingkat masyarakat3.Peningkatan pelayanan KB denganpenggunaan metode kontrasepsi jangkapanjangPendidikan1.Melanjutkan upaya untuk memenuhi hakseluruh penduduk mendapatkan layananpendidikan dasar berkualitas2.Meningkatkan akses Pendidikan Menengahyang berkualitas3.Memperkuat peran swasta dalammenyediakan layanan pendidikan menengahyang berkualitas4.Meningkatkan relevansi pendidikankejuruan dengan kebutuhan dunia kerja5.Meningkatkan akses terhadap layananpendidikan dan pelatihan keterampilan6.Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Kependudukan & KB, Pendidikan
Pendidikan Rata-rata lama sekolah pendudukusia diatas 15 tahun 8,1 (tahun)* 8,8 (tahun) Rata-rata angka melek aksarapenduduk usia di atas 15 tahun 94,1%* 96,1 (%) Prodi perguruan tinggi minimalberakreditasi B 50,4%* 68,4 (%) Persentase SD/MI berakreditasiminimal B 68,7%* 84,2% Persentase SMP/MTsberakreditasi minimal B 62,5%* 81,0% Persentase SMA/MAberakreditasi minimal B 73,5%* 84,6% Pesentase Kompetensi KeahlianSMK berakreditasi minimal B 48,2%* 65,0%
*2013 **2009 *** 2012 Slide - 16
Arah Kebijakan
Kependudukan1.Penguatan dan pemaduan kebijakanpelayanan KB dan kesehatan reproduksi2.Peningkatan jumlah dan penguatankapasitas tenaga lapangan KB, tenagakesehatan pelayanan KB, dan penguatanlembaga di tingkat masyarakat3.Peningkatan pelayanan KB denganpenggunaan metode kontrasepsi jangkapanjangPendidikan1.Melanjutkan upaya untuk memenuhi hakseluruh penduduk mendapatkan layananpendidikan dasar berkualitas2.Meningkatkan akses Pendidikan Menengahyang berkualitas3.Memperkuat peran swasta dalammenyediakan layanan pendidikan menengahyang berkualitas4.Meningkatkan relevansi pendidikankejuruan dengan kebutuhan dunia kerja5.Meningkatkan akses terhadap layananpendidikan dan pelatihan keterampilan6.Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
No Indikator 2014(Baseline) 2019
1 Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat1. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran 359
(SDKI 2012)306
2. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 32 (2012/2013) 24
3. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anakbalita (persen)
19,6 (2013) 17
4. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) anakbaduta (persen)
32,9 (2013) 28
2 Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular1. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk 297 (2013) 245
2. SASARAN PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT
Arah Kebijakan1.Akselerasi Pemenuhan Akses PelayananKesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan LanjutUsia yang Berkualitas2.Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat3.Meningkatkan Pengendalian Penyakitdan Penyehatan Lingkungan4.Memantapkan Pelaksanaan SistemJaminan Sosial Nasional (SJSN) BidangKesehatan5.Meningkatan Akses Pelayanan KesehatanDasar yang Berkualitas6.Meningkatan Akses Pelayanan KesehatanRujukan yang Berkualitas7.Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran,dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan8.Meningkatkan Ketersediaan,Keterjangkauan, Pemerataan, dan KualitasFarmasi dan Alat Kesehatan9.Meningkatkan Pengawasan Obat danMakanan
Pembangunan Kesehatan
2 Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular1. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk 297 (2013) 245
2. Prevalensi HIV pada populasi dewasa (persen) 0,43 (2013) <0,54. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) 25,8 (2013) 23,45. Prevalensi kegemukan dan obesitas pada pendudukusia 18+ tahun (persen)
28,9 (2013) 28,9
6. Persentase merokok penduduk usia 15-19 tahun 18,3 (2013) 15,33 Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan
1. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1puskesmas terakreditasi
0 5.600
2. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80persen imunisasi dasar lengkap pada bayi
- 95
4 Meningkatnya Perlindungan Finansial, Pemerataan dan Mutu Pelayanan, sertaKetersediaan, Penyebaran dan Mutu Obat dan Sumber Daya Kesehatan1. Kepesertaan SJSN kesehatan (persen) 51,8
(Oktober 014)Min 95
2. Jumlah puskesmas yang minimal memiliki 5 jenistenaga kesehatan
1.920 3.840
Slide - 17
Arah Kebijakan1.Akselerasi Pemenuhan Akses PelayananKesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan LanjutUsia yang Berkualitas2.Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat3.Meningkatkan Pengendalian Penyakitdan Penyehatan Lingkungan4.Memantapkan Pelaksanaan SistemJaminan Sosial Nasional (SJSN) BidangKesehatan5.Meningkatan Akses Pelayanan KesehatanDasar yang Berkualitas6.Meningkatan Akses Pelayanan KesehatanRujukan yang Berkualitas7.Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran,dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan8.Meningkatkan Ketersediaan,Keterjangkauan, Pemerataan, dan KualitasFarmasi dan Alat Kesehatan9.Meningkatkan Pengawasan Obat danMakanan
INDIKATOR 2014(baseline) 2019
Produksi DN untuk Kedaulatan Pangan
- Padi (Juta Ton) 69,9 82,0- Jagung (Juta Ton) 18,6 23,4- Kedelai (Juta Ton) 0,89 1,02- Gula (Juta Ton) 2,8 3,4- Daging Sapi (Ribu Ton) 395,1 459,9
- Produksi perikanan (juta ton) 24,9 40-50
3. SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
ARAH KEBIJAKAN:
1.Peningkatan ketersediaan pangan melaluipenguatan kapasitas produksi DN: Padi: (i)penyelesaian pengamanan lahan berkelanjutan(menahan konversi sawah) dan perluasan sawahbaru 1 juta ha dan jaringan irigasi; (ii) revitalisasipenyuluhan dan sistem perbenihan-1.000 desaberdaulat benih dan 1.000 desa pertanian organik;(iv) bank untuk pertanian-UKM-Koperasi; Produkperikanan: 40 juta ton (ikan dll)**2.Peningkatan aksesibilitas masyarakatterhadap pangan: (i) pembangunan gudang dgfasilitas pasca panen; pengendalian impor melaluipemberantasan mafia impor; (ii) penguatancadangan pangan dan stabilisasi harga pangan; (iii)pengembangan sistem logistik ikan.3.Meningkatkan perbaikan kualitas konsumsipangan dan gizi masyarakat: (i) konsumsiprotein: telur, ikan, dan daging, sayur dan buah; (ii)penggunaan pangan lokal non beras .4.Mitigasi gangguan terhadap kedaulatanpangan: (i) benih adaptif perubahan iklim, sekolahiklim dan asuransi pertanian.
Kedaulatan Pangan
- Produksi perikanan (juta ton) 24,9 40-50
Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Irigasi:
- Pembangunan dan Peningkatan Jaringan irigasiair permukaan , air tanah dan rawa (juta ha)
8,9 9,89
- Rehabililtasi jariangan irigasi permukaan, airtanah dan rawa (juta ha)
2,71 3,01
- Pembangunan dan Peningkatan irigasi tambak(ribu ha)
189,75 304,75
- Pembangunan waduk)* 21 49
Slide - 18
ARAH KEBIJAKAN:
1.Peningkatan ketersediaan pangan melaluipenguatan kapasitas produksi DN: Padi: (i)penyelesaian pengamanan lahan berkelanjutan(menahan konversi sawah) dan perluasan sawahbaru 1 juta ha dan jaringan irigasi; (ii) revitalisasipenyuluhan dan sistem perbenihan-1.000 desaberdaulat benih dan 1.000 desa pertanian organik;(iv) bank untuk pertanian-UKM-Koperasi; Produkperikanan: 40 juta ton (ikan dll)**2.Peningkatan aksesibilitas masyarakatterhadap pangan: (i) pembangunan gudang dgfasilitas pasca panen; pengendalian impor melaluipemberantasan mafia impor; (ii) penguatancadangan pangan dan stabilisasi harga pangan; (iii)pengembangan sistem logistik ikan.3.Meningkatkan perbaikan kualitas konsumsipangan dan gizi masyarakat: (i) konsumsiprotein: telur, ikan, dan daging, sayur dan buah; (ii)penggunaan pangan lokal non beras .4.Mitigasi gangguan terhadap kedaulatanpangan: (i) benih adaptif perubahan iklim, sekolahiklim dan asuransi pertanian.CACATAN:
Untuk 3 tahun pertama: fokus pada swasembada padi. Untuk kedelefokus pada konsumsi DN utamanya untuk tahu dan tempe; Gula, dagingsapi dan garam fokus pada pemenuhan konsumsi rumah tangga.
* Kumulatif 5 tahun
Pembukaan1 juta lahansawah baru
Reforma agraria9 juta Ha Perbaikan dan
pemb. Jaringanirigasi,
bendungan,pasar, dan
sarprastransportasi
Pengendalianimpor pangan
Kemen Pertanian; Kemen Kehutanan & LH;Kemen Agraria & TTR; Kemen PU; Pemda
Kemendag;Kemen Pertanian
Kemen PU;KementanKemendag;Pemda
KEDAULATAN PANGAN
BAPPENAS : KOORDINASIPERENCANAAN
MENKO : KOORDINASIPELAKSANAAN
KEDAULATANPANGAN
Stop konversilahan produktif
Pemulihankualitas
kesuburanlahan; 1000
Desa MandiriBenihGudang dgn
fasilitaspengolahanpasca panen
di sentraproduksi;
Pendirian bankpertanian &
UMKM
Peningkatankemampuan
petaniPemb.
Agribisniskerakyatan
Kemen Pertanian;Kemen Perindustrian;Pemda
Bank Indonesia;Kemen Koperasi
Kemen Pertanian;Kemen BUMN; Pemda
Kemen Pertanian;KLH/BPLHPemda (BUMDes- Dana Desa)
Pemda;Kemen Agraria & TTR
Slide - 19
INDIKATOR 2014(baseline) 2019*
Peningkatan Produksi SD Energi:
- Minyak Bumi (ribu BM/hari) 818 700
- Gas Bumi (ribu SBM/hari) 1.224 1.295
- Batubara (Juta Ton) 397 442
Penggunaan DN (DMO):
ARAH KEBIJAKAN:1.Meningkatkan produksi energi primer (minyak, gasdan batubara): lapangan baru, IOR/EOR,pengembangan gas non konvensional (shale gas danCBM).2.Meningkatkan Cadangan Penyangga dan OperasionalEnergi: (i) cadangan energi pemerintah; (ii) pengadaankontrak jangka menengah dan panjang untuk SD energi.3.Meningkatkan peranan energi baru terbarukan dalambauran energi: (i) insentif dan harga yang tepat; (ii)pemanfaatan bahan bakar nabati.4.Meningkatkan Aksesibilitas: (i) mendorongpenggunaan SD energi utk penggunaan setempat; (ii)pemanfaatan gas kota; (iii) konversi BBM ke BBG.5.Peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi: (i)pengembangan insentif dan mekanisme pendanaan utkteknologi hemat/efisiensi energi; (ii) audit energi; (iii)peningkatan peran perusahaan layanan energi (ESCO).6.Meningkatkan pengelolaan subsidi BBM yang lebihtransparan dan tepat sasaran7.Memanfaatkan potensi Sumber Daya Air untuk PLTA(kelistrikan)
3. SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
Kedaulatan Energi
Penggunaan DN (DMO):
- Gas bumi DN 53% 64%
- Batubara DN 24% 60%
Regasifikasi onshore (unit) - 6
Pembangunan FSRU (unit) 2 3
Jaringan pipa gas (km) 11.960 17.960
Pembangunan SPBG (unit) 40 118Jaringan gas kota (sambunganrumah)
200 ribu 1 jt
Pembangunan kilang baru (unit) - 2
Slide - 20
ARAH KEBIJAKAN:1.Meningkatkan produksi energi primer (minyak, gasdan batubara): lapangan baru, IOR/EOR,pengembangan gas non konvensional (shale gas danCBM).2.Meningkatkan Cadangan Penyangga dan OperasionalEnergi: (i) cadangan energi pemerintah; (ii) pengadaankontrak jangka menengah dan panjang untuk SD energi.3.Meningkatkan peranan energi baru terbarukan dalambauran energi: (i) insentif dan harga yang tepat; (ii)pemanfaatan bahan bakar nabati.4.Meningkatkan Aksesibilitas: (i) mendorongpenggunaan SD energi utk penggunaan setempat; (ii)pemanfaatan gas kota; (iii) konversi BBM ke BBG.5.Peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi: (i)pengembangan insentif dan mekanisme pendanaan utkteknologi hemat/efisiensi energi; (ii) audit energi; (iii)peningkatan peran perusahaan layanan energi (ESCO).6.Meningkatkan pengelolaan subsidi BBM yang lebihtransparan dan tepat sasaran7.Memanfaatkan potensi Sumber Daya Air untuk PLTA(kelistrikan)* Dengan badan usaha
KEDAULATAN ENERGI
Pembangunankilang migas Tata kelola yg
efektif & efisienindustri migasdan energi (a.l
kontrakpembelian
minyak jangkamenengah)
PercepatanPembangunan
Pembangkit listrikdan peningkatanPenggunaan Batubara dan Gas utkproduksi Listrik
Sistem fiskal ygflexibel
Peningkatanproduksi minyak
bumimemperpanjangu
sia sumur2 tuadan Pengendalian
impor minyak
Kemen ESDM;Kemen BUMN
Kemen ESDM;Kemen BUMN;SKK MigasPertamina, PLN, PGN
Kemen ESDM;Kemen BUMN;PLN; PGN
Kemen Keuangan;Kemen ESDM;Kemen BUMN
Kemen ESDM;Kemen BUMN;Kemendag;Pertamina
Slide - 21
BAPPENAS : KOORDINASIPERENCANAAN
MENKO : KOORDINASIPELAKSANAAN
KEDAULATANENERGI
PercepatanPembangunan
Pembangkit listrikdan peningkatanPenggunaan Batubara dan Gas utkproduksi Listrik
Realokasisubsidi BBM ke
biofuel
Pengembanganenergi baru &
terbarukan
Iklim investasimigas ygkondusif
PengalihanTransportasi
berbasis BBMke gas
(percepatanPembangunan
SPBG)
Kemen ESDM;Kemen PerhubunganKemen Perindustrian
Kemen ESDM;Kemen BUMN;PLN; PGN
Kemen ESDM;Kemen KeuanganKemen BUMNKementan
Kemen ESDM;Kemen BUMN; Kemen Ristek
Kemen ESDM;Kemen Keuangan;Pemda
Peningkatankapasitas
tangki/minyakmentah, BBM,
dan LPGKemen ESDM;Pertamina
INDIKATOR 2014(BASELINE) 2019
Memperkuat Jatidiri sebagai negara Maritim
Penyelesaian pencatatan/depositpulau-pulau kecil ke PBB
13.46617.466
(Selesai th 2017)
Penyelesaian batas maritim antarnegara
1 negara 9 negara
Pemberantasan Tindakan Perikanan Liar• Meningkatnya ketaatan pelaku
perikanan52% 87%
ARAH KEBIJAKAN:
1. Penyelesaian tata batas dan batas landaskontinen di luar 200 mil laut, serta penamaanpulau2 dan pendaftarannya;
2. Pengaturan dan pengendalian ALKI;
3. Penguatan lembaga pengawasan laut;
4. Peningkatan Koordinasi Dalam PenangananPelanggaran Tindak Pidana;
5. Meningkatkan pembangunan sistem transportasimultimoda;
6. Melakukan upaya keseimbangan antaratransportasi yang berorientasi nasional dengantransportasi yang berorientasi lokal dankewilayahan;
7. Percepatan pengembangan ekonomi kelautan;
8. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas,daya dukung dan kelestarian fungsi lingkunganlaut;
9. Meningkatkan wawasan dan budaya bahari sertapenguatan SDM dan Iptek kelautan;
10. Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayanserta masyarakat pesisir
3. SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
Maritim dan Kelautan
• Meningkatnya ketaatan pelakuperikanan
52% 87%
Membangun Konektivitas Nasional:
Pengembangan pelabuhan untukmenunjang tol laut
-- 24
Pengembangan pelabuhanpenyeberangan
210 270
Pembangunan kapal perintis 15 unit 76 unit
Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan
Produksi hasil perikanan (juta ton ) 22,4 40-50
Pengembangan pelabuhan perikanan 21 unit 23 unit
Peningkatan luas kawasan konservasilaut
15,7 juta ha 20 juta haSlide - 22
ARAH KEBIJAKAN:
1. Penyelesaian tata batas dan batas landaskontinen di luar 200 mil laut, serta penamaanpulau2 dan pendaftarannya;
2. Pengaturan dan pengendalian ALKI;
3. Penguatan lembaga pengawasan laut;
4. Peningkatan Koordinasi Dalam PenangananPelanggaran Tindak Pidana;
5. Meningkatkan pembangunan sistem transportasimultimoda;
6. Melakukan upaya keseimbangan antaratransportasi yang berorientasi nasional dengantransportasi yang berorientasi lokal dankewilayahan;
7. Percepatan pengembangan ekonomi kelautan;
8. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas,daya dukung dan kelestarian fungsi lingkunganlaut;
9. Meningkatkan wawasan dan budaya bahari sertapenguatan SDM dan Iptek kelautan;
10. Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayanserta masyarakat pesisir
PEMBANGUNAN KEMARITIMAN
BAPPENAS : KOORDINASIPERENCANAAN
MENKO : KOORDINASIPELAKSANAAN
PEMBANGUNANKEMARITIMAN
Peningkatankapasitas dan
pemberian aksesterhadap sumber
modal, saranaproduksi,
infrastruktur,teknologi dan
pasar
Pembangunan100 sentra
perikanan sbgtempat
pelelangan ikanterpadu dan
pembangunan 24pelabuhanstrategis
Pemberantasanillegal,
unregulateddan unreported
fishing (IIU)
Mendesain tataruang wilayah
pesisir dan lautanyg mendukung
kinerjapembangunanmaritim dan
perikanan
Peningkatanproduksi
perikanan duakali lipat (40-50
juta ton pertahun pada thn
2019
Kemen KP; Kemen Koperasi UKM; Kemen PU; Kemen Hub;Kemen Ristek DIKTI; Kemen Perdagangan; Perbankan; Pemda
Kemen KP; Kemen HubKemen BUMN;Pemda
Kemen KP;POLRI;Kemen Hukum HAM;Pemda
Kemen KP;Kemen Agraria & TTR;Pemda
Kemen KP
BAPPENAS : KOORDINASIPERENCANAAN
MENKO : KOORDINASIPELAKSANAAN
PEMBANGUNANKEMARITIMAN
Pemberantasanillegal,
unregulateddan unreported
fishing (IIU)
Mengurangiintensitas
penangkapan dikawasan
overfishingsesuai bataskelestarian
Penguatankeamanan laut,
daerahperbatasan dan
pengamananSDA dan ZEE
Peningkatan luaskawasan konservasi
perairan berkelanjutan(17 juta ha) dan
penambahan kawasankonservasi 700 ha dan
rehab. Kerusakanlingkungan pesisir &
laut
Penerapan bestaqua-culture
practices untukkomoditas-komoditasunggulan
Mendesain tataruang wilayah
pesisir dan lautanyg mendukung
kinerjapembangunanmaritim dan
perikanan
Kemen KP;Kemen Ristek DIKTI
Kemen KP;POLRI;Kemen Hukum HAM;Pemda
Kemen KP;Pemda
Kemen HanKemen KP;Kemen Dagri;KemenLu.
Kemen KP;Kemen Agraria & TTR;Pemda
Kemen KP;Kemen LH & Hut;Pemda
Slide - 23
INDIKATOR 2014(Baseline) 2019
Pariwisata Kontribusi terhadap PDB
Nasional4,2% 8 %
Wisatawan Mancanegara(Orang)
9 juta 20 juta
Wisatawan Nusantara(Kunjungan)
250 juta 275 juta
ARAH KEBIJAKAN:
1. Pemasaran Pariwisata Nasional: mendatangkansebanyak mungkin wisatawan manca negara danmendorong peningkatan wisatawan nusantara
2. Pembangunan Destinasi Pariwisata: meningkatkandaya tarik daerah tujuan wisata sehinggaberdayasaing di dalam negeri dan di luar negeri
3. Pembangunan Industri Pariwisata: meningkatkanpartisipasi usaha lokal dalam industri pariwisatanasional serta meningkatkan keragaman dan dayasaing produk / jasa pariwisata nasional di setiapdestinasi periwisata yang menjdai fokuspemasaran
4. Pembangunan Kelembagaan Pariwisata:membangun sumber daya manusia pariwisataserta organisasi kepariwisataan nasional
5. Pengembangan Perwilayahan Industri di luarPulau Jawa
6. Penumbuhan Populasi Industri denganmenambah paling tidak sekitar 9 ribu usaha
7. Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas (NilaiEkspor dan Nilai Tambah Per Tenaga Kerja)
3. SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
Pariwisata dan Industri
Wisatawan Nusantara(Kunjungan)
250 juta 275 juta
Devisa (triliun rupiah) 120 260
IndustriSasaran Pertumbuhan:
Industri (%) 4,7 8.8
Kontribusi dalam PDB 20,7% 21,6%
Penambahan jumlah Industriskala menengah dan besar
- 9.000 unit*
Slide - 24
ARAH KEBIJAKAN:
1. Pemasaran Pariwisata Nasional: mendatangkansebanyak mungkin wisatawan manca negara danmendorong peningkatan wisatawan nusantara
2. Pembangunan Destinasi Pariwisata: meningkatkandaya tarik daerah tujuan wisata sehinggaberdayasaing di dalam negeri dan di luar negeri
3. Pembangunan Industri Pariwisata: meningkatkanpartisipasi usaha lokal dalam industri pariwisatanasional serta meningkatkan keragaman dan dayasaing produk / jasa pariwisata nasional di setiapdestinasi periwisata yang menjdai fokuspemasaran
4. Pembangunan Kelembagaan Pariwisata:membangun sumber daya manusia pariwisataserta organisasi kepariwisataan nasional
5. Pengembangan Perwilayahan Industri di luarPulau Jawa
6. Penumbuhan Populasi Industri denganmenambah paling tidak sekitar 9 ribu usaha
7. Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas (NilaiEkspor dan Nilai Tambah Per Tenaga Kerja)
* Kumulatif 5 tahun
PEMBANGUNAN KARAKTER DAN POTENSI PARIWISATA
BAPPENAS : KOORDINASIPERENCANAAN
MENKO : KOORDINASIPELAKSANAAN
PEMBANGUNANKARAKTER
DAN POTENSIPARIWISATA
PercepatanPembangunan
AksesTransportasi Percepatan
PembangunanAkses Informasidan Komunikasi
PeningkatanInfrastruktur
PengembanganBudaya Lokal
KebijakanAnggaran
PembangunanPariwisata
PeningkatanJumlah Investor
Nasional
Kemen Pariwisata; Kemen PU;Kemen Perhubungan; Kemen BUMN; Pemda
Kemen Pariwisata;Kemen Kominfo;Pemda
Kemen Pariwisata;Kemen Keuangan;Pemda
Kemen Pariwisata;Pemda
Kemen Pariwisata;Kemen Budaya Dikdasmen;Pemda
Slide - 25
BAPPENAS : KOORDINASIPERENCANAAN
MENKO : KOORDINASIPELAKSANAAN
PEMBANGUNANKARAKTER
DAN POTENSIPARIWISATA
PeningkatanInfrastruktur
PengembanganBudaya Lokal
PercepatanPengembangan
danPengelolaan
KawasanPariwisata(intersullar
tourism)
PeningkatanKualitas SDMMasyarakat
Lokal /SekitarObjek Wisata
PengembanganEkonomi KreatifBerbasis padaEco-tourism
KeterlibatanMasyarakatLokal dalamPengelolaan
LokasiPariwisata
KebijakanAnggaran
PembangunanPariwisata
Kemen Pariwisata;Pemda
Kemen Pariwisata;Kemen BUMN;Pemda
Kemen Pariwisata;Kemen Budaya Dikdasmen;Pemda
Kemen Pariwisata;Kemen Keuangan;Pemda
Kemen Koperasi &UKM;Kemen Pariwisata;Badan Pengembangan Ekonomi Kreatif;Pemda;
Kemen Pariwisata;Kemen Budaya Dikdasmen;Pemda
Indikator 2014(Baseline) 2019
Ketahanan Air Kapasitas air baku nasional 51,44 m3/det 118,6 m3/det
Pembangunan Waduk* 21 waduk 49 waduk Ketersedian air irigasi yang bersumber
dari waduk11% 20%
Infrastruktur Dasar dan Konektivitas Rasio elektrifikasi 81,5% 100% Konsumsi Listrik Perkapita 843KWh 1.200KWh Akses Air Minum Layak 70 % 100%
ARAH KEBIJAKAN:
1. Menjamin ketahanan sumber daya air domestikmelalui optimalisasi bauran sumber daya airdomestik
2. Penyelenggaraan sinergi air minum dan sanitasi yangdilakukan di tingkat nasional, provinsi,kabupaten/kota, dan masyarakat
3. Mempercepat pembangunan transportasi denganpenguatan industri nasional untuk mendukungSistem Logistik Nasional dan penguatan konektivitasnasional dalam kerangka mendukung kerjasamaregional dan global.
4. Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas Jaringan JalanKota.
5. Mengoptimalisasi pemanfaatan spektrum frekuensiradio dan orbit satelit sebagai sumber daya terbatas.
6. Mendorong pembangunan fixed/wireline broadbandtermasuk di daerah perbatasan negara.
7. Mendorong tingkat literasi dan inovasi TIK.8. Meningkatkan peranan Energi Baru Terbarukan
dalam Bauran Energi9. Meningkatkan Aksesibilitas Energi
3. SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
Ketahanan Air, Infrastruktur Dasar, dan Konektivitas
Konsumsi Listrik Perkapita 843KWh 1.200KWh Akses Air Minum Layak 70 % 100% Akses Sanitasi Layak 60,5 % 100% Kondisi mantap jalan nasional 94 % 99 % Pengembangan jalan nasional 38.570 km 46.770 km Pembangunan jalan baru * 1.028 km 2.650 km Pengembangan jalan tol * 260 km 1.000 km panjang jalur kereta api 5.434 km 8.692 km Pengembangan pelabuhan 278 450 Dwelling Time Pelabuhan 6-7 hari 3-4 hari Jumlah bandara 237 252 On-time Performance penerbangan 75% 95 % Kab/Kota yang dijangkau Broadband 82% 100% Jumlah Dermaga Penyeberangan 210 270
Pangsa Pasar Angkutan UmumPerkotaan
23% 32%
Slide - 26
ARAH KEBIJAKAN:
1. Menjamin ketahanan sumber daya air domestikmelalui optimalisasi bauran sumber daya airdomestik
2. Penyelenggaraan sinergi air minum dan sanitasi yangdilakukan di tingkat nasional, provinsi,kabupaten/kota, dan masyarakat
3. Mempercepat pembangunan transportasi denganpenguatan industri nasional untuk mendukungSistem Logistik Nasional dan penguatan konektivitasnasional dalam kerangka mendukung kerjasamaregional dan global.
4. Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas Jaringan JalanKota.
5. Mengoptimalisasi pemanfaatan spektrum frekuensiradio dan orbit satelit sebagai sumber daya terbatas.
6. Mendorong pembangunan fixed/wireline broadbandtermasuk di daerah perbatasan negara.
7. Mendorong tingkat literasi dan inovasi TIK.8. Meningkatkan peranan Energi Baru Terbarukan
dalam Bauran Energi9. Meningkatkan Aksesibilitas Energi
*) Kumulatif 5 Tahun
RASIO ELEKTRIFIKASI DAN ENERGIYANG DIKONSUMSI PER KAPITA TAHUN 2013
WILAYAH Penduduk(1.000)
RumahTangga(1.000)
Pelanggan KWh Jual RasioElektrifkasi
(%)
kWhjual/kapitaRT
(1.000)
PersenterhadapIndonesia
KWh(1.000)
PersenterhadapIndonesia
SUMATERA 53.539,0 13.056,4 9.917 19,78 25.739 13,95 75,95 480,75
JAWA 141.985,6 38.193,2 31.655 63,13 137.029 74,28 82,88 965,09
BALI & NUSA TENGGARA 13.721,1 3.480,9 2.203 4,39 5.687 3,08 63,30 414,49
Sumber: Statistik Listrik, 2013 (BPS)
BALI & NUSA TENGGARA 13.721,1 3.480,9 2.203 4,39 5.687 3,08 63,30 414,49
KALIMANTAN 14.751,4 3.674,4 2.617 5,22 6.988 3,79 71,23 473,74
SULAWESI 18.216,9 4.262,2 3.019 6,02 7.266 3,94 70,83 398,85
MALUKU & PAPUA 6.604,1 1.537,2 733 1,46 1.773 0,96 47,72 268,46
LUAR JAWA 106.832,5 26.011,3 18.461 36,82 49.463 26,81 70,97 463,00
JAWA 141.985,6 38.193,3 31.655 63,13 138.081 74,85 82,88 972,50
INDONESIA 248.818,1 64.204,3 50.145 100,00 184.482 100,00 78,10 741,44
Slide - 27
4. SASARAN PEMBANGUNANDIMENSI PEMERATAAN
INDIKATOR 2014(Baseline) 2019
Menurunkan kesenjangan antar kelompok ekonomi
Tingkat Kemiskinan (%) 11,25% 5% - 6%
Tingkat Pengangguran Terbuka 5,72% 4,0 % - 5,0 %
Meningkatkan cakupan pelayanan dasar dan akses terhadap ekonomiproduktif masyarakat kurang mampu
Cakupan pada 40% penduduk miskin
ARAH KEBIJAKAN:
1. Mengembangkan sistem perlindungan sosialyang komprehensif;
2. Meningkatkan pelayanan dasar bagi masyarakatkurang mampu dan rentan;
3. Mengembangkan penghidupan berkelanjutanbagi masyarakat miskin melalui penyalurantenaga kerja dan pengembangan kewirausahaan.Agenda ini perlu didukung oleh basis dataperencanaan yang handal dalam satu sisteminformasi yang terpadu yang menjadi forumpertukaran data dan informasi bagi seluruhpelaku, baik di tingkat pusat maupun daerah,serta penguatan kapasitas aparat pemerintah ditingkat pusat dan daerah dalam hal perencanaandan penganggaran yang lebih berpihak padamasyarakat miskin.
Slide - 28
Cakupan pada 40% penduduk miskin
o Kepemilikan akte lahir(2012)
61,3% 80%
o Akses air bersih 55,7% 100%
o Akses sanitasi layak 20,24% 100%
o Akses penerangan 52,3% 100%
Meningkatkan Rumah Tangga Miskin (RTM) produktif
o RTM memiliki ketrampilan(dalam suatu wilayah)
-- 30%
o RTM berkerja (dalam suatuwilayah)
-- 25%
o RTM berwirausaha (mandiri)(dalam suatu wilayah)
-- 30%
ARAH KEBIJAKAN:
1. Mengembangkan sistem perlindungan sosialyang komprehensif;
2. Meningkatkan pelayanan dasar bagi masyarakatkurang mampu dan rentan;
3. Mengembangkan penghidupan berkelanjutanbagi masyarakat miskin melalui penyalurantenaga kerja dan pengembangan kewirausahaan.Agenda ini perlu didukung oleh basis dataperencanaan yang handal dalam satu sisteminformasi yang terpadu yang menjadi forumpertukaran data dan informasi bagi seluruhpelaku, baik di tingkat pusat maupun daerah,serta penguatan kapasitas aparat pemerintah ditingkat pusat dan daerah dalam hal perencanaandan penganggaran yang lebih berpihak padamasyarakat miskin.
4. SASARAN PEMBANGUNANDIMENSI PEMERATAAN
INDIKATOR 2014(Baseline)
2019
Peningkatan daya saing tenaga kerja
Penyediaan lapangan kerja (2015-2019)
10 juta(rata-rata 2 juta
per tahun)
Persentase tenaga kerja formal 40,5% 51,0%
Kepesertaan Program SJSN Ketenagakerjaan
Pekerja formal 29,5 juta 62,4 juta
Pekerja Informal 1,3 juta 3,5 juta
Meningkatkan kualitas dan keterampilan pekerja
ARAH KEBIJAKAN:
1. Meningkatkan kualitas SDM;
2. Meningkatkan akses pembiayaan dan perluasanskema pembiayaan;
3. Meningkatkan nilai tambah produk danjangkauan pemasaran;
4. Mempercepat penguatan kelembagaan usaha;
5. Mendorong terwujudnya kemudahan, kepastian,dan perlindungan usaha;
6. Memperbaiki iklim ketenagakerjaan danmenciptakan hubungan industrial yang harmonis;
7. Meningkatkan akses terhadap layananpendidikan dan pelatihan keterampilan.
Slide - 29
Meningkatkan kualitas dan keterampilan pekerja
Jumlah pelatihan Jumlah sertifikasi
1.921.283*576.887*
2.170.377**863.819**
Jumlah tenaga kerja keahlianmenengah yang kompeten
30,0% 42,0%
Kinerja lembaga pelatihan miliknegara menjadi berbasis kompetensi
5,0% 25,0%
Peningkatan daya saing UMKM dan koperasi
Pertumbuhan kontribusi UMKM dankoperasi thd pembentukan PDB
6,0% 6,5% - 7,5%
Pertumbuhan produktvitas UMKM 3,7% 5,0% - 7,0%
Pertambahan jumlah wirausaha baru(pusat dan daerah)
-- 1 juta unit
Partisipasi anggota koperasi dalampermodalan
52,0% 55,0%
ARAH KEBIJAKAN:
1. Meningkatkan kualitas SDM;
2. Meningkatkan akses pembiayaan dan perluasanskema pembiayaan;
3. Meningkatkan nilai tambah produk danjangkauan pemasaran;
4. Mempercepat penguatan kelembagaan usaha;
5. Mendorong terwujudnya kemudahan, kepastian,dan perlindungan usaha;
6. Memperbaiki iklim ketenagakerjaan danmenciptakan hubungan industrial yang harmonis;
7. Meningkatkan akses terhadap layananpendidikan dan pelatihan keterampilan.
* 2011-2014 ** 2015-2019
Sasaran Pokok Baseline2014
Sasaran2019
Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah
Peran Wilayah dalam Pembentukan PDB Nasional 2013 Proyeksi 2019
o Sumatera 23,8 24,6
o Jawa 58,0 55,1
5. SASARAN PEMBANGUNANKEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (1)
o Jawa 58,0 55,1
o Bali – Nusa Tenggara 2,5 2,6
o Kalimantan 8,7 9,6
o Sulawesi 4,8 5,2
o Maluku - Papua 2,2 2,9
Slide - 30
Keterangan : Asumsi target pertumbuhan PDB Nasional 8% di tahun 2019 Perhitungan proyeksi masih menggunakan atas dasar harga konstan tahun 2000. Perhitungan proyeksi dapat berubah dengan adanya perubahan harga konstan tahun dasar 2010.
PERAN WILAYAH/PULAU DALAMPEMBENTUKAN PDB NASIONAL 1978-2013 (persen)(Atas dasar Harga Berlaku)
PULAU 1978 1983 1988 1993 1998 2003 2008 2013
Sumatera 27,6 28,7 24,9 22,8 22,0 22,4 22,9 23,8
Jawa 50,6 53,8 57,4 58,6 58,0 60,0 57,9 58,0
Kalimantan 10,2 8,7 8,9 9,2 9,9 8,9 10,4 8,7
Sulawesi 5,5 4,2 4,1 4,1 4,6 4,0 4,3 4,8
Slide - 31
Sumber: BPS
Pergeseran peran wilayah/pulau dalam pembentukan PDB Nasional masih relatif kecilatau bahkan tidak ada perubahan (stagnant)
Sulawesi 5,5 4,2 4,1 4,1 4,6 4,0 4,3 4,8
Bali dan Nusa Tenggara 3,1 2,8 3,0 3,3 2,9 2,8 2,5 2,5
Maluku dan Papua 2,9 1,8 1,7 2,0 2,5 1,8 2,0 2,2
Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
PERKEMBANGAN GOLONGAN PENDAPATAN (GINI RATIO)MENURUT WILAYAH/PULAU TAHUN 2008-2013
Provinsi 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Sumatera
Aceh 0,27 0,29 0,30 0,33 0,32 0,34
Sumatera Utara 0,31 0,32 0,35 0,35 0,33 0,35
Sumatera Barat 0,29 0,30 0,33 0,35 0,36 0,36
Riau 0,31 0,33 0,33 0,36 0,40 0,37
Kepulauan Riau 0,30 0,29 0,29 0,32 0,35 0,36
Jambi 0,28 0,27 0,30 0,34 0,34 0,35
Sumatera Selatan 0,30 0,31 0,34 0,34 0,40 0,38
Provinsi 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Nusa Tenggara
Nusa Tenggara Barat 0,33 0,35 0,40 0,36 0,35 0,36
Nusa Tenggara Timur 0,34 0,36 0,38 0,36 0,36 0,35
Kalimantan
Kalimantan Barat 0,31 0,32 0,37 0,40 0,38 0,40
Kalimantan Tengah 0,29 0,29 0,30 0,34 0,33 0,35
Kalimantan Selatan 0,33 0,35 0,37 0,37 0,38 0,36
Kalimantan Timur 0,34 0,38 0,37 0,38 0,36 0,37
SulawesiSumatera Selatan 0,30 0,31 0,34 0,34 0,40 0,38
Kep. Bangka Belitung 0,26 0,29 0,30 0,30 0,29 0,31
Bengkulu 0,33 0,30 0,37 0,36 0,35 0,39
Lampung 0,35 0,35 0,36 0,37 0,36 0,36
Jawa-Bali
DKI Jakarta 0,33 0,36 0,36 0,44 0,42 0,43
Jawa Barat 0,35 0,36 0,36 0,41 0,41 0,41
Banten 0,34 0,37 0,42 0,40 0,39 0,40
Jawa Tengah 0,31 0,32 0,34 0,38 0,38 0,39
DI Yogyakarta 0,36 0,38 0,41 0,40 0,43 0,44
Jawa Timur 0,33 0,33 0,34 0,37 0,36 0,36
Bali 0,30 0,31 0,37 0,41 0,43 0,40
Sulawesi
Sulawesi Utara 0,28 0,31 0,37 0,39 0,43 0,42
Gorontalo 0,34 0,35 0,43 0,46 0,44 0,44
Sulawesi Tengah 0,33 0,34 0,37 0,38 0,40 0,41
Sulawesi Selatan 0,36 0,39 0,40 0,41 0,41 0,43
Sulawesi Barat 0,31 0,30 0,36 0,34 0,31 0,35
Sulawesi Tenggara 0,33 0,36 0,42 0,41 0,40 0,43
Maluku Papua
Maluku 0,31 0,31 0,33 0,41 0,38 0,37
Maluku Utara 0,33 0,33 0,34 0,33 0,34 0,32
Papua 0,40 0,38 0,41 0,42 0,44 0,44
Papua Barat 0,31 0,35 0,38 0,40 0,43 0,43
INDONESIA 0,35 0,37 0,38 0,41 0,41 0,41Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat, BPSCatatan : Berdasarkan Susenas Maret(1 : Hanya Dilakukan pengumpulan data KOR di Ibukota Propinsi(2 : Tidak digunakan untuk estimasi angka Indonesia
Slide - 32
RATIO GINI PROVINSI 2008 2009 2010 2011 2012 2013
< 0,35Kep. Bangka Belitung 0,26 0,29 0,30 0,30 0,29 0,31Maluku Utara 0,33 0,33 0,34 0,33 0,34 0,32Aceh 0,27 0,29 0,30 0,33 0,32 0,34
0,35 - 0,40
Sumatera Utara 0,31 0,32 0,35 0,35 0,33 0,35Jambi 0,28 0,27 0,30 0,34 0,34 0,35Nusa Tenggara Timur 0,34 0,36 0,38 0,36 0,36 0,35Kalimantan Tengah 0,29 0,29 0,30 0,34 0,33 0,35Sulawesi Barat 0,31 0,30 0,36 0,34 0,31 0,35Sumatera Barat 0,29 0,30 0,33 0,35 0,36 0,36Kepulauan Riau 0,30 0,29 0,29 0,32 0,35 0,36Lampung 0,35 0,35 0,36 0,37 0,36 0,36Jawa Timur 0,33 0,33 0,34 0,37 0,36 0,36Nusa Tenggara Barat 0,33 0,35 0,40 0,36 0,35 0,36Kalimantan Selatan 0,33 0,35 0,37 0,37 0,38 0,36
PERKEMBANGAN GOLONGAN PENDAPATAN (GINI RATIO) PROVINSIMENURUT KELOMPOK GINI RATIO TAHUN 2008-2013
Kalimantan Selatan 0,33 0,35 0,37 0,37 0,38 0,36Riau 0,31 0,33 0,33 0,36 0,40 0,37Kalimantan Timur 0,34 0,38 0,37 0,38 0,36 0,37Maluku 0,31 0,31 0,33 0,41 0,38 0,37Sumatera Selatan 0,30 0,31 0,34 0,34 0,40 0,38Bengkulu 0,33 0,30 0,37 0,36 0,35 0,39Jawa Tengah 0,31 0,32 0,34 0,38 0,38 0,39Banten 0,34 0,37 0,42 0,40 0,39 0,40Bali 0,30 0,31 0,37 0,41 0,43 0,40Kalimantan Barat 0,31 0,32 0,37 0,40 0,38 0,40
> 0,40
Jawa Barat 0,35 0,36 0,36 0,41 0,41 0,41Sulawesi Tengah 0,33 0,34 0,37 0,38 0,40 0,41Sulawesi Utara 0,28 0,31 0,37 0,39 0,43 0,42DKI Jakarta 0,33 0,36 0,36 0,44 0,42 0,43Sulawesi Selatan 0,36 0,39 0,40 0,41 0,41 0,43Sulawesi Tenggara 0,33 0,36 0,42 0,41 0,40 0,43Papua Barat 0,31 0,35 0,38 0,40 0,43 0,43DI Yogyakarta 0,36 0,38 0,41 0,40 0,43 0,44Gorontalo 0,34 0,35 0,43 0,46 0,44 0,44Papua 0,40 0,38 0,41 0,42 0,44 0,44
Slide - 33
Indikator 2014(Baseline) 2019
Pembangunan Perdesaan
Penurunan desa tertinggal(sampai dengan 5,000 desa)
36,531 desatertinggal (2011)
31,531 desatertinggal
Peningkatan desa mandiri(paling sedikit 2,000 desa)
2,294 desamandiri (2011)
4,294 desamandiri
5. SASARAN PEMBANGUNANKEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (2)
ARAH KEBIJAKAN:
Pembangunan Perdesaan1. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum sesuai
dengan kondisi geografis Desa2. Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan
usaha ekonomi masyarakat Desa3. Pembangunan Sumber Daya Manusia, peningkatan
Keberdayaan, dan pembentukan Modal SosialBudaya Masyarakat Desa
4. Penguatan Pemerintahan Desa5. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup Berkelanjutan, serta Penataan RuangKawasan Perdesaan
6. Pengembangan ekonomi kawasan perdesaanuntuk mendorong keterkaitan desa-kota.
Pengembangan Kawasan Perbatasan
1. Penguatan pelayanan imigrasi dan Penegasanbatas wilayah negara
2. Peningkatan Kesejahteraan masyarakat
Pengembangan Kawasan Perbatasan
o Pengembangan PusatEkonomi Perbatasan (PusatKegiatan StrategisNasional/PKSN)
3 (111 lokasiprioritas)
10 (187 lokasipriorias)
o Peningkatan keamanan dankesejahteraan masyarakatperbatasan
12 pulau-pulaukecil terluar
berpenduduk
92 pulau kecilterluar/terdepan
Slide - 34
ARAH KEBIJAKAN:
Pembangunan Perdesaan1. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum sesuai
dengan kondisi geografis Desa2. Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan
usaha ekonomi masyarakat Desa3. Pembangunan Sumber Daya Manusia, peningkatan
Keberdayaan, dan pembentukan Modal SosialBudaya Masyarakat Desa
4. Penguatan Pemerintahan Desa5. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup Berkelanjutan, serta Penataan RuangKawasan Perdesaan
6. Pengembangan ekonomi kawasan perdesaanuntuk mendorong keterkaitan desa-kota.
Pengembangan Kawasan Perbatasan
1. Penguatan pelayanan imigrasi dan Penegasanbatas wilayah negara
2. Peningkatan Kesejahteraan masyarakat
Indikator 2014(Baseline) 2019
Jumlah Daerah Tertinggal 113 22 (termasuk 9 DOB)o Kabupaten terentaskan 70 100o Rata-rata pertumbuhan
ekonomi di daerahtertinggal
7,1% * 7,35%
o Persentase pendudukmiskin di daerah tertinggal 16,64% 12,5%
5. SASARAN PEMBANGUNANKEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (3)
ARAH KEBIJAKAN:
Pengembangan Daerah Tertinggal
1. Pengembangan perekonomian masyarakat lokal
2. Pemenuhan standar pelayanan minimal untukpelayanan publik dasar
3. Peningkatan aksesibilitas daerah
4. Pembangunan Tekno Park
Pembangunan Pusat Pertumbuhan Ekonomi diLuar Jawa
1. Percepatan Industrialisasi/hilirisasi pengolahanSDA (a) menciptakan nilai tambah; (b)menciptakan kesempatan kerja baru, terutamaindustri manufaktur, industri pangan, industrimaritim, dan pariwisa.
2. Percepatan pembangunankonektivitas/infrastruktur
3. Pengembangan SDM dan Iptek
4. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
5. Pemberian insentif fiskal dan non fiskal
o Persentase pendudukmiskin di daerah tertinggal 16,64% 12,5%
o Indeks PembangunanManuasia (IPM) di daerahtertinggal
68,46 71,5
Pembangunan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Luar Jawao Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK) di Luar Jawa7 14
o Kawasan Industri n.a. 13
o Kawasan PerdaganganBebas dan PelabuhanBebas (KPBPB)
4 4
* rata-rata 2010-2014
ARAH KEBIJAKAN:
Pengembangan Daerah Tertinggal
1. Pengembangan perekonomian masyarakat lokal
2. Pemenuhan standar pelayanan minimal untukpelayanan publik dasar
3. Peningkatan aksesibilitas daerah
4. Pembangunan Tekno Park
Pembangunan Pusat Pertumbuhan Ekonomi diLuar Jawa
1. Percepatan Industrialisasi/hilirisasi pengolahanSDA (a) menciptakan nilai tambah; (b)menciptakan kesempatan kerja baru, terutamaindustri manufaktur, industri pangan, industrimaritim, dan pariwisa.
2. Percepatan pembangunankonektivitas/infrastruktur
3. Pengembangan SDM dan Iptek
4. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
5. Pemberian insentif fiskal dan non fiskal
Slide - 35
MEMBANGUN INDONESIA DARI PINGGIRANDENGAN MEMPERKUAT DAERAH-DAERAH DAN DESA
BAPPENAS : KOORDINASIPERENCANAAN
MENKO : KOORDINASIPELAKSANAAN
MEMBANGUNINDONESIA DARI
PINGGIRANDENGAN
MEMPERKUATDAERAH-DAERAH
DAN DESA
PembangunanKawasan
Perbatasan
PembangunanDesa danKawasan
Perdesaan
PembangunanDaerah
Tertinggal danPulau-Pulau
Terpencil
Kemen Desa, PDT &Transmigrasi;
Kemen Keuangan; Kemendagri; Pemda; Desa
Kemen Desa, PDT & Transmigrasi; Kemendagri; Kemen PU & Pera; BNPP Pemda
Kemen Desa, PDT &Transmigrasi;
Kemendagri; Kemen PU & Pera; Pemda
Slide - 36
BAPPENAS : KOORDINASIPERENCANAAN
MENKO : KOORDINASIPELAKSANAAN
MEMBANGUNINDONESIA DARI
PINGGIRANDENGAN
MEMPERKUATDAERAH-DAERAH
DAN DESA PengembanganTata Kelola
PemerintahanDaerah dan
OtonomiDaerah
PenataanDaerah
Otonomi Baru
Penguranganoverhead cost(biaya rutin)
untukdialokasikan
bagi pelayananpublik
Kemen Keuangan; Kemendagri; Kementerian
Sektor & Lembaga Pemda
Kemen Keuangan; Kemendagri; DPR & DPRD; Pemda
Kemen Keuangan; Kemendagri; Pemda
Kemen Desa, PDT &Transmigrasi;
Kemen Keuangan; Kemendagri; Pemda; Desa
Indikator 2014(Baseline) 2019
Pembangunan Kawasan Perkotaan
o Pembangunan Metropolitan diLuar Jawa sebagai PKN danPusat Investasi
22+ 5(usulan
baru)
o Optimalisasi 20 kota otonomiberukuran sedang di Luar Jawasebagai PKN/PKW danpenyangga urbanisasi di LuarJawa
43 kotabelum
optimalperannya
20dioptimalkan
perannya
5. SASARAN PEMBANGUNANKEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (4)
ARAH KEBIJAKAN:
1. Pembangunan metropolitan di Luar Jawasebagai PKN dan pusat investasi;
2. Optimalisasi 20 kota otonomi berukuransedang di Luar Jawa sebagai PKN/PKW danpenyangga urbanisasi di Luar Jawa;
3. Penguatan 39 pusat pertumbuhan sebagaipusat kegiatan lokal atau pusat kegiatanwilayah dari 132 pusat pertumbuhanberstatus PKW.
o Optimalisasi 20 kota otonomiberukuran sedang di Luar Jawasebagai PKN/PKW danpenyangga urbanisasi di LuarJawa
43 kotabelum
optimalperannya
20dioptimalkan
perannya
o Penguatan 39 pusatpertumbuhan sebagai PusatKegiatan Lokal (PKL) atau PusatKegiatan Wilayah (PKW)
-- 39pusat
pertumbuhanyang
diperkuat
o Pembangunan 10 Kota BaruPublik -- 10Kota Baru
ARAH KEBIJAKAN:
1. Pembangunan metropolitan di Luar Jawasebagai PKN dan pusat investasi;
2. Optimalisasi 20 kota otonomi berukuransedang di Luar Jawa sebagai PKN/PKW danpenyangga urbanisasi di Luar Jawa;
3. Penguatan 39 pusat pertumbuhan sebagaipusat kegiatan lokal atau pusat kegiatanwilayah dari 132 pusat pertumbuhanberstatus PKW.
Slide - 37
PEMBANGUNAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMIDI LUAR JAWA
BAPPENAS :KOORDINASI
PERENCANAANMENKO : KOORDINASI
PELAKSANAAN
Industrialiasi diluar jawa
* Penyediaanlahan
kawasanindustri* SDA
konektivitasScience danTechno Park
• Kemen PU/Pera• Kemen
Perhubungan• Kemen ESDM
• Kemen Perindustrian• Kemen Agraria dan TTR• Pemerintah Daerah
• Kemen Ristek-Dikti• Kemen Pertanian• Kemen Perikanan• BPPT• Pemda
Slide - 38
BAPPENAS :KOORDINASI
PERENCANAANMENKO : KOORDINASI
PELAKSANAAN
Industrialiasi diluar jawa
Insentif fiskaldan non fiskal
ikim investasiPTSP
* Perdabermasalah
Penyediaan TenagaTerampil (BLK,
SMK, Politeknik)Mensosialisasikan
mentalKewirausahaan
• Kemen Dik-Nas• Kemen Tenaga Kerja
• BKPM• BKPD –
Pemda• Kemendagri
• Kemen Keuangan• Kemen
Perindustrian
• Kemen Ristek-Dikti• Kemen Pertanian• Kemen Perikanan• BPPT• Pemda
SEBARAN 13 KAWASAN INDUSTRI PRIORITASWILAYAH LUAR JAWA
Kawasan IndustriTeluk Bintuni
Industri Migas danPupuk
Kawasan IndustriTeluk Bitung
Industri Agro danLogistik
Kawasan Industri Palu
Industri Rotan, Karet,Kakao (agro) dan
Smelter
Kawasan Industri Buli
Industri SmelterFerronikel,
Stainless steel, dandownstream stainless steel
Kawasan Industri Batu Licin
Industri Besi Baja
Kawasan IndustriLandak
Industri Karet, CPO
Kawasan IndustriKetapang
Industri Alumina
Kawasan Industri KualaTanjung
Industri Aluminium ,CPO
Kawasan IndustriMorowali
Industri SmelterFerronikel,
Stainless steel, dandownstream stainless steel
Kawasan IndustriKonawe
Industri Smelter Ferronikel,Stainless steel, dan
downstream stainless steel
Kawasan IndustriBantaeng
Industri SmelterFerronikel,
Stainless steel, dandownstream stainless steel
Kawasan IndustriTanggamus
Industri Maritim danLogistik
Kawasan Industri SeiMangkei
Industri PengolahanCPO
Slide - 39
DISTRIBUSI KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK)2015-2019
Industri pengolahanKelapa Sawit
Industri pengolahan karet Pupuk & aneka industri Logistik Pariwisata
KEK SEI MANGKEIKabupaten Simalungun,Sumut
KEK PALUKota Palu, Sulawesi Tengah
Industri Manufaktur Industri Agro berbasis kakao,
karet, rumput laut, rotan Industri pengolahan Nikel, Biji
Besi, Emas Logistik
KEK MOROTAIKab. Pulau Morotai,Maluku UtaraPariwisata Industri pengolahan
perikanan Bisnis & logistik
KEK Maloy Batuta TransKalmantan (MBTK)Kabupaten Kutai Timur,Kaltim
Industri Kelapa Sawit Logistik
Pariwisata
KEK TANJUNG LESUNGKab. Pandeglang, Banten
Industri Pengolahan Karet Industri Pengolahan Sawit Industri Petrokimia
KEK TANJUNG API-APIKab. Banyuasin, SumateraSelatan
KEK MANDALIKAKab. Lombok Tengah, NTB
KEK BITUNGKota Bitung, Sulawesi Utara
Industri Pengolahan Perikanan Industri agro berbasis kelapa
dan tanaman obat Aneka industri Logistik Pariwisata
Sumber: Kemenko Perekonomian (2014) Slide - 40
Indikator 2014(Baseline) 2019
POLITIK & DEMOKRASI Tingkat Partisipasi Politik Pemilu 75,11% 80% Indeks Demokrasi Indonesia 62,63 * 75
PENEGAKAN HUKUM Indeks Penegakan Hukum n.a. 75% Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 32 50
6. SASARAN POLHUKHANKAM
Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 32 50 Indeks Perilaku Anti Korupsi 3,63 4
TATA KELOLA DAN REFORMASI BIROKRASI Kualitas Pelayanan Publik- Integritas Pelayanan Publik (Pusat) 7,37 9- Integritas Pelayanan Publik (Daerah) 6,82 8,0 Indeks Reformasi Birokrasi 33,48 83,48
PERTAHANAN DAN KEAMANAN Tingkat Pemenuhan MEF 30% 60% Kontribusi industri pertahanan DN terhadap MEF 10% 20%
*2012
Slide - 41
Pembangunan Techno Park dan Science Park
SASARAN : Terbangunnya 100 Techno Park di daerah-daerahkabupaten/kota, dan Science Park di setiap provinsi.
ARAH KEBIJAKAN : Pembangunan Tecno Park diarahkan berfungsi sebagai: pusat penerapan teknologi di bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan pengolahan hasil
(pasca panen) yang telah dikaji oleh lembaga penelitian, swasta, perguruan tinggi untukditerapkan dalam skala ekonomi;
tempat pelatihan, pemagangan, pusat disseminasi teknologi, dan pusat advokasi bisnis kemasyarakat luas;
Pembangunan Science Park diarahkan berfungsi sebagai: penyedia pengetahuan terkini oleh dosen universitas setempat, peneliti dari lembaga litbang
pemerintah, dan pakar teknologi yang siap diterapkan untuk kegiatan ekonomi; penyedia solusi-solusi teknologi yang tidak terselesaikan di Techno Park; sebagai pusat pengembangan aplikasi teknologi lanjut bagi perekonomian lokal.
SASARAN : Terbangunnya 100 Techno Park di daerah-daerahkabupaten/kota, dan Science Park di setiap provinsi.
ARAH KEBIJAKAN : Pembangunan Tecno Park diarahkan berfungsi sebagai: pusat penerapan teknologi di bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan pengolahan hasil
(pasca panen) yang telah dikaji oleh lembaga penelitian, swasta, perguruan tinggi untukditerapkan dalam skala ekonomi;
tempat pelatihan, pemagangan, pusat disseminasi teknologi, dan pusat advokasi bisnis kemasyarakat luas;
Pembangunan Science Park diarahkan berfungsi sebagai: penyedia pengetahuan terkini oleh dosen universitas setempat, peneliti dari lembaga litbang
pemerintah, dan pakar teknologi yang siap diterapkan untuk kegiatan ekonomi; penyedia solusi-solusi teknologi yang tidak terselesaikan di Techno Park; sebagai pusat pengembangan aplikasi teknologi lanjut bagi perekonomian lokal.
Slide - 42
PEMBANGUNAN SCIENCE AND TECHNO PARKMenuju Bangsa Berdaya Saing
PRESIDEN
BPPT
TIM PENGARAH:Menteri PPN/Bappenas;Menteri Ristek dan Dikti;
Menteri Pertanian;Menteri Kelautan dan Perikanan;
Menteri Perindustrian; dsb
National Science and Techno ParkPuspitek Serpong (BPPT, LIPI, BATAN)
Science ParkPROVINSI/KELOMPOKPROVINSI
KABUPATEN/KOTA
TIM PENGARAH:Menteri PPN/Bappenas;Menteri Ristek dan Dikti;
Menteri Pertanian;Menteri Kelautan dan Perikanan;
Menteri Perindustrian; dsb
Science Park Science Park
TechnoPark
TechnoPark
TechnoPark
TechnoPark
TechnoPark
TechnoPark
TechnoPark
TechnoPark
TechnoPark
Slide - 43
IV. TINDAK LANJUT
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Slide - 44
TINDAK LANJUT
1. Sesuai amanat peraturan perundangan dan menindaklanjuti sidang kabinet hari ini,mohon izin agar kami bersama seluruh Menteri dan Kepala Lembaga untukmenyerasikan Rancangan Rencana Strategis masing-masing Kementerian/Lembaga(Renstra K/L) terhadap Rancangan Awal RPJMN 2015-2019.2. Kementerian PPN/Bappenas akan melanjutkan proses penyusunan RPJMN denganmelakukan Musrenbang Regional RPJMN 2015-2019 ke 5 wilayah, yaitu :i. Palu (Sulawesi) 6 Desember 2014ii. Ambon (Maluku dan Papua) 8 Desember 2014iii. Mataram (Nusa Tenggara dan Bali) 10 Desember 2014iv. Belitung (Sumatera) 13 Desember 2014v. Tarakan (Kalimantan) 15-16 Desember 20143. Musrenbang Nasional (Musrenbangnas) 18 Desember 20144. Penetapan RPJMN 2015-2019 dengan Peraturan Presiden (Perpres) harus dilakukanpada bulan Januari 2015 (3 bulan setelah pelantikan Presiden)5. Kementerian/Lembaga agar membahas Alokasi Anggaran Program dan Kegiatanpembangunan dengan Kementerian PPN/Bappenas
1. Sesuai amanat peraturan perundangan dan menindaklanjuti sidang kabinet hari ini,mohon izin agar kami bersama seluruh Menteri dan Kepala Lembaga untukmenyerasikan Rancangan Rencana Strategis masing-masing Kementerian/Lembaga(Renstra K/L) terhadap Rancangan Awal RPJMN 2015-2019.2. Kementerian PPN/Bappenas akan melanjutkan proses penyusunan RPJMN denganmelakukan Musrenbang Regional RPJMN 2015-2019 ke 5 wilayah, yaitu :i. Palu (Sulawesi) 6 Desember 2014ii. Ambon (Maluku dan Papua) 8 Desember 2014iii. Mataram (Nusa Tenggara dan Bali) 10 Desember 2014iv. Belitung (Sumatera) 13 Desember 2014v. Tarakan (Kalimantan) 15-16 Desember 20143. Musrenbang Nasional (Musrenbangnas) 18 Desember 20144. Penetapan RPJMN 2015-2019 dengan Peraturan Presiden (Perpres) harus dilakukanpada bulan Januari 2015 (3 bulan setelah pelantikan Presiden)5. Kementerian/Lembaga agar membahas Alokasi Anggaran Program dan Kegiatanpembangunan dengan Kementerian PPN/BappenasSlide - 45
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
TERIMA KASIH
Slide - 46
LAMPIRAN
RASIO BELANJA PEGAWAI TERHADAP TOTAL BELANJAKABUPATEN/KOTA MENURUT 20 PERINGKAT TERENDAH
DAN TERTINGGI TAHUN 2013
No.Urut
20 Peringkat Terrendah Rasio Belanja PegawaiTerhadap Total Belanja (%)
20 Peringkat Tertinggi Rasio Belanja PegawaiTerhadap Total Belanja (%)
Provinsi Kab/Kota 2013 (%) Provinsi Kab/Kota 2013 (%)1 Sumatera Selatan Kab. Musi Rawas Utara 1,27 Jawa Tengah Kab. Purworejo 70,752 Sulawesi Tenggara Kab. Konawe Kepulauan 3,14 Maluku Kota Ambon 70,433 Sumatera Selatan Kab. Penukal Abab Lematang Ilir 3,83 Jawa Barat Kab. Kuningan 69,234 Sulawesi Tenggara Kab. Kolaka Timur 6,60 Sumatera Utara Kab. Simalungun 68,815 Papua Barat Kab. Tambrauw 12,30 DI. Yogyakarta Kab. Gunung Kidul 68,766 Papua Kab. Mamberamo Raya 15,91 Jawa Timur Kab. Magetan 68,537 Papua Kab. Puncak 17,03 Aceh Kab. Bireuen 68,42
Sumber : DJAPK, 2014Catatan: Data APBD Menurut Format SAP (21 November 2014)
7 Papua Kab. Puncak 17,03 Aceh Kab. Bireuen 68,428 Papua Barat Kab. Maybrat 21,33 Jawa Tengah Kab. Kebumen 67,859 Papua Barat Kab. Teluk Bintuni 21,81 NTT Kota Kupang 67,52
10 Kalimantan Timur Kab. Kutai Timur 22,52 DI. Yogyakarta Kab. Kulon Progo 67,5211 Kalimantan Timur Kab. Kutai Kartanegara 23,60 Jawa Tengah Kab. Klaten 67,2612 Papua Kab. Supiori 24,13 NTB Kab. Bima 67,0213 Papua Kab. Lanny Jaya 24,55 Sumatera Utara Kota Pematang Siantar 66,8014 Papua Barat Kab. Teluk Wondama 24,89 Jawa Tengah Kab. Karanganyar 66,7215 Kalimantan Utara Kab. Nunukan 25,04 Jawa Barat Kab. Sumedang 66,7016 Kalimantan Timur Kab. Kutai Barat 25,18 Jawa Timur Kab. Ponorogo 66,7017 Kalimantan Timur Kab. Paser 25,27 Jawa Timur Kab. Tulungagung 66,6018 Kalimantan Timur Kota Bontang 25,75 Aceh Kab. Aceh Barat 66,2819 Gorontalo Kab. Natuna 26,04 Jawa Tengah Kab. Wonogiri 66,1720 Papua Kab. Nduga 26,25 Sumatera Barat Kab. Padang Pariaman 65,97
Slide - 48
RENCANA PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIK
RENCANA PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIK
Sabang Aceh
PLTMG, 4
PLTU, 14Simeulue
PLTG/MG, 25PLTU, 21
Nias
Sumbagut
Sumbagteng
Selat Panjang
PLTA, 18PLTM, 68PLTP, 5
PLTMG, 15
PLTA, 174PLTG/PLTMG, 350PLTGU/PLTMGU, 1000PLTA, 55PLTM, 162PLTP, 330PLTU, 500
PLTG/PLTMG, 100PLTGU/PLTMG, 300PLTGU, 250PLTM, 31PLTP, 70PLTU, 1200PLTU, 1200
Natuna
AnambasPLTD, 2PLTMG, 25
PLTD, 6
BintanPLTMG, 30
Tnj BatuPLTMG, 15
BengkalisPLTMG, 18
Bengkulu PLTG/PLTMG, 40Karimun
PLTMG, 15Dabo Singkep
KalbarPLTG/PLTMG, 100PLT Biomassa, 10PLTD, 10PLTG/PLTMG, 100PLTU, 200
KaltimPLTG/PLTMG, 100PLTGU, 35PLTU, 355 Kaltara
PLTMG, 31
GorontaloPLTG/PLTMG, 100PLTG/PLTMG, 114
SulutPLTG/PLTGU, 250PLTMG, 10PLTU, 50PLTU, 50
P.MororePLTD, 0,1
P.MakelehiPLTD, 0,1
P.MiangasPLTD, 0,05
Ternate-TidorePLTMG, 40
HalmaheraPLTMG, 5
Ambon
Papua BaratPLTMG, 40PLTU, 44
PLTU, 21
PLTU, 14PLTD, 2Siberut
PLTD, 1Sipora
PLTG/PLTMG, 100PLTGU/PLTMG, 200PLTP, 55PLTA, 56PLTP, 120PLTU, 1700PLTU, 600
Sumbagsel
PLTMG, 15Dabo Singkep
BelitungPLTG/PLTMG, 30
BangkaPLTG/PLTMG, 50PLTG/PLTMG, 100
PLTM, 192
Jawa Bagian BaratPLTA, 110PLTGU, 2350PLTU, 315PS, 1040PLTGU/PLTMG, 500PLTP, 140PLTU, 4600PLTU, 3000
Jawa BagianTimurPLTGU, 1900PLTMG, 4PLTU, 1660PLTD, 50PLTGU, 1600PLTGU/PLTMG, 450PLTP, 110PLTU, 950PLTU, 1950
AmbonPLTMG, 100PLTP, 20
SeramPLTMG, 20
KaseltengPLTG/PLTMG, 200PLTGU/PLTMGU, 200PLTMG, 140PLTU, 100PLTU, 300
SulselPLTG/PLTMG, 150PLTGU, 900PLTU, 300PLTMG, 20PLTU, 250
SultraPLTG/PLTMG, 50PLTU, 100
Bau-bauPLTMG, 40PLTU, 50
SultengPLTU, 100PLTMG, 40
LombokPLTG/PLTMG, 50PLTGU, 150PLTU, 150
SumbawaPLTMG, 100
SumbaPLT Biomassa, 1
TimorPLTG/PLTMG, 30PLTMG, 40PLTU, 50
FloresPLTMG, 60PLTP, 25
P.WetarPLTD, 1
P.Kisar, Moa, Leti, BabarPLTD, 3,4
P.YemdenaPLTD, 5
P.SelaruPLTD, 0,7
P.TualPLTMG, 50
PapuaPLTMG, 165PLTU Biomassa, 10PLTU, 58
PLNIPP (Independent Power Producer)
RENCANA PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIKPer Wilayah
WILAYAH KAPASITAS (MW)Sumatera 8469Jawa-Bali 20921
Kalimantan 2300Sulawesi 2574
Nusa Tenggara 662Nusa Tenggara 662Maluku 250Papua 317
Sumber: PLN
PROVINSI JENIS PEMBANGKIT PENYEDIA KAPASITAS (MW) LOKASI
Aceh
PLTA IPP 18 -PLTM IPP 68 -PLTP IPP 5 -
PLTMG PLN 4 SabangPLTU IPP 14 Simeulue
Sumatera BagianUtara
PLTA PLN 174 -PLTG/PLTMG PLN 350 -
PLTGU/PLTMGU PLN 1000 -PLTA IPP 55 -PLTM IPP 162 -
RENCANA PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIKWILAYAH SUMATERA (1)
Sumatera BagianUtara PLTM IPP 162 -
PLTP IPP 330 -PLTU IPP 500 -
PLTG/MG PLN 25 NiasPLTU IPP 21 Nias
Sumatera BagianTengah
PLTG/PLTMG PLN 100 -PLTGU/PLTMG PLN 300 -
PLTGU IPP 250 -PLTM IPP 31 -PLTP IPP 70 -PLTU IPP 1200 -PLTU IPP 1200 -
PLTMG IPP 15 Selat Panjang
PROVINSI JENIS PEMBANGKIT PENYEDIA KAPASITAS (MW) LOKASI
BengkuluPLTU IPP 14 -PLTD IPP 1 SiporaPLTD IPP 2 Siberut
Riau PLTMG IPP 15 Tanjung BatuPLTMG IPP 18 Bengkalis
Kepulauan Riau
PLTD PLN 2 NatunaPLTMG IPP 25 NatunaPLTD PLN 6 Anambas
PLTMG IPP 30 Bintan
RENCANA PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIKWILAYAH SUMATERA (2)
Kepulauan Riau PLTMG IPP 30 BintanPLTG/PLTMG IPP 40 Karimun
PLTMG IPP 15 Dabo Singkep
Sumatera BagianSelatan
PLTG/PLTMG PLN 100 -PLTGU/PLTMG PLN 200 -
PLTP PLN 55 -PLTA IPP 56 -PLTP IPP 120 -PLTU IPP 1700 -PLTU IPP 600 -
Bangka BelitungPLTG/PLTMG IPP 30 BelitungPLTG/PLTMG PLN 50 BangkaPLTG/PLTMG IPP 100 Bangka
RENCANA PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIKWILAYAH JAWA
PROVINSI JENISPEMBANGKIT PENYEDIA KAPASITAS (MW) LOKASI
Jawa Tengah PLTM IPP 192 -
Jawa Bagian Barat
PLTA PLN 110 -PLTGU PLN 2350 -PLTU PLN 315 -
PS PLN 1040 -PLTGU/PLTMG IPP 500 -PLTGU/PLTMG IPP 500 -
PLTP IPP 140 -PLTU IPP 4600 -PLTU IPP 3000 -
Jawa Bagian Timur
PLTGU PLN 1900 -PLTMG PLN 4 -PLTU PLN 1660 -PLTD IPP 50 -
PLTGU IPP 1600 -PLTGU/PLTMG IPP 450 -
PLTP IPP 110 -PLTU IPP 950 -PLTU IPP 1950 -
RENCANA PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIKWILAYAH NUSA TENGGARA
PROVINSI JENISPEMBANGKIT PENYEDIA KAPASITAS (MW) LOKASI
Nusa TenggaranBarat
PLTMG PLN 100 SumbawaPLTG/PLTMG PLN 50 Lombok
PLTGU PLN 150 LombokPLTU PLN 150 Lombok
PLT Biomassa IPP 1 Sumba
Nusa TenggaraTimur
PLT Biomassa IPP 1 SumbaPLTP IPP 5 Lembata
PLTMG PLN 60 FloresPLTP PLN 25 Flores
PLTG/PLTMG PLN 30 TimorPLTMG PLN 40 TimorPLTU PLN 50 TimorPLTD PLN 1 Pulau Wetar
RENCANA PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIKWILAYAH KALIMANTAN
PROVINSI JENISPEMBANGKIT PENYEDIA KAPASITAS (MW) LOKASI
Kalimantan Barat
PLTG/PLTMG PLN 100 -PLT Biomassa IPP 10 -
PLTD IPP 10 -PLTG/PLTMG IPP 100 -
PLTU IPP 200 -PLTU IPP 200 -
Kalimantan Tengah-Selatan
PLTG/PLTMG PLN 200 -PLTGU/PLTMGU PLN 200 -
PLTMG PLN 140 -PLTU PLN 100 -PLTU IPP 300 -
Kalimantan TimurPLTG/PLTMG PLN 100 -
PLTGU IPP 35 -PLTU IPP 355 -
Kalimantan Utara PLTMG PLN 31 -
RENCANA PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIKWILAYAH SULAWESI
PROVINSI JENISPEMBANGKIT PENYEDIA KAPASITAS (MW) LOKASI
Sulawesi Utara
PLTG/PLTGU PLN 250 -PLTMG PLN 10 -PLTU PLN 50 -PLTU IPP 50 -PLTD PLN 0,1 Pulau MororePLTD PLN 0,05 Pulau MiangasPLTD PLN 0,1 Pulau MakelehiPLTD PLN 0,1 Pulau Makelehi
Gorontalo PLTG/PLTMG PLN 100 -PLTG/PLTMG IPP 114 -
Sulawesi Tengah PLTU PLN 100 -PLTMG IPP 40 -
Sulawesi Selatan
PLTG/PLTMG PLN 150 -PLTGU PLN 900 -PLTU PLN 300 -
PLTMG IPP 20 -PLTU IPP 250 -
Sulawesi Tenggara
PLTG/PLTMG PLN 50 -PLTU IPP 100 -
PLTMG PLN 40 Bau-bauPLTU PLN 50 Bau-bau
RENCANA PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIKWILAYAH MALUKU
PROVINSI JENISPEMBANGKIT PENYEDIA KAPASITAS (MW) LOKASI
Maluku
PLTD PLN 3,4 Pulau Kisar,Moa, Leti, Babar
PLTD PLN 5 Pulau YamdenaPLTD PLN 0,7 Pulau Selaru
PLTMG PLN 50 TualMaluku PLTMG PLN 50 TualPLTMG PLN 20 SeramPLTMG PLN 100 AmbonPLTP PLN 20 Ambon
Maluku Utara PLTMG PLN 40 Ternate,TodirePLTMG PLN 5 Halmahera
RENCANA PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIKWILAYAH PAPUA
PROVINSI JENISPEMBANGKIT PENYEDIA KAPASITAS
(MW) LOKASI
Papua Barat PLTMG PLN 40 -PLTU IPP 44 -
PapuaPLTMG PLN 165 -
PLTU Biomassa IPP 10 -Papua PLTU Biomassa IPP 10 -PLTU IPP 58 -
e-mail Masukan:[email protected]
e-mail Masukan:[email protected]