13
1 PENYEBAB IBU PEROKOK AKTIF DI DESA PULAU MEDANG KECAMATAN SENAYANG, KABUPATEN LINGGA Ranimah 1 , Suryaningsih 2 , Rahma Syafitri 3 Program studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji Email: [email protected] ABSTRAK Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. Rokok bagi perempuan di desa pulau medang sudah menjadi budaya dari sejak tahun 60an, dimana setiap perempuan di desa ini yang sudah menikah mereka akan mengkonsumsi rokok dan menjadi ibu perokok aktif. Kebiasaan merokok terjadi karena pengaruh lingkungan keluarga yang sangat berpengaruh bagi perkembangan anak yang bertanggung jawab terhadap penanaman nilai dan norma dan pembentukan prilaku anak. Dimana mereka melihat kebiasaan keluarganya yang merokok setiap hari kemudian timbul rasa ingin coba-coba dan motivasi dari dalam diri sendiri setelah melihat oran lain merokok. Dan dari lingkungan sosia yang sudah mendukung. Rokok didesa pulau medang melambangkan sikap dewasa, rokok juga dapat mengatasi kesepian, kesedihan, dan stress. Kata Kunci: Rokok, Penyebab, dan Budaya Patriaki.

PENYEBAB IBU PEROKOK AKTIF DI DESA PULAU MEDANG …repository.umrah.ac.id/2410/1/Ranimah, 120569201004, FISIP.pdfwanita, baik orang kaya maupun orang miskin, baik bos maupun kuli.Di

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENYEBAB IBU PEROKOK AKTIF DI DESA PULAU MEDANG …repository.umrah.ac.id/2410/1/Ranimah, 120569201004, FISIP.pdfwanita, baik orang kaya maupun orang miskin, baik bos maupun kuli.Di

1

PENYEBAB IBU PEROKOK AKTIF DI DESA PULAU MEDANG

KECAMATAN SENAYANG, KABUPATEN LINGGA

Ranimah1, Suryaningsih

2, Rahma Syafitri

3

Program studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Maritim Raja Ali Haji

Email: [email protected]

ABSTRAK

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm

(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun

tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan

membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. Rokok bagi

perempuan di desa pulau medang sudah menjadi budaya dari sejak tahun 60an,

dimana setiap perempuan di desa ini yang sudah menikah mereka akan

mengkonsumsi rokok dan menjadi ibu perokok aktif. Kebiasaan merokok terjadi

karena pengaruh lingkungan keluarga yang sangat berpengaruh bagi perkembangan

anak yang bertanggung jawab terhadap penanaman nilai dan norma dan pembentukan

prilaku anak. Dimana mereka melihat kebiasaan keluarganya yang merokok setiap

hari kemudian timbul rasa ingin coba-coba dan motivasi dari dalam diri sendiri

setelah melihat oran lain merokok. Dan dari lingkungan sosia yang sudah

mendukung. Rokok didesa pulau medang melambangkan sikap dewasa, rokok juga

dapat mengatasi kesepian, kesedihan, dan stress.

Kata Kunci: Rokok, Penyebab, dan Budaya Patriaki.

Page 2: PENYEBAB IBU PEROKOK AKTIF DI DESA PULAU MEDANG …repository.umrah.ac.id/2410/1/Ranimah, 120569201004, FISIP.pdfwanita, baik orang kaya maupun orang miskin, baik bos maupun kuli.Di

2

PENDAHULUAN

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm

(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun

tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan

membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. Rokok

biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat

dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir,

bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang

memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari

merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung (walaupun pada

kenyataannya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).

( www.wikipedia.com, 28 Agustus 2016 )

Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa

Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah

Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke

Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa.

Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa

orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang

Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara

Islam. Rokok seakan telah menjadi sebuah budaya, saat ini rokok di Indonesia sudah

menjadi milik semua kalangan, baik orang tua maupun anak-anak, baik pria maupun

Page 3: PENYEBAB IBU PEROKOK AKTIF DI DESA PULAU MEDANG …repository.umrah.ac.id/2410/1/Ranimah, 120569201004, FISIP.pdfwanita, baik orang kaya maupun orang miskin, baik bos maupun kuli.Di

3

wanita, baik orang kaya maupun orang miskin, baik bos maupun kuli.Di Indonesia

pada tahun 2014 dari laporan WHO menyebutkan Indonesia menjadi negara ketiga di

dunia yang memiliki jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan

India.Indonesia juga tercatat sebagai negara ketiga di dunia setelah Cina, India, Rusia

dan Amerika Serikat dengan tingkat konsumsi rokok tertinggi didunia

(https://id.wikipedia.org/wiki/Rokok, 7 November 2016)

Rokok bagi perempuan di desa pulau medang sudah menjadi budaya dari

sejak tahun 60an, dimana setiap perempuan di desa ini yang sudah menikah mereka

akan mengkonsumsi rokok dan menjadi ibu perokok aktif. Kebiasaan merokok terjadi

karena pengaruh lingkungan keluarga yang sangat berpengaruh bagi perkembangan

anak yang bertanggung jawab terhadap penanaman nilai dan norma dan pembentukan

prilaku anak. Dimana mereka melihat kebiasaan keluarganya yang merokok setiap

hari kemudian timbul rasa ingin coba-coba dan motivasi dari dalam diri sendiri

setelah melihat oran lain merokok. Dan dari lingkungan sosia yang sudah

mendukung. Rokok didesa pulau medang melambangkan sikap dewasa, rokok juga

dapat mengatasi kesepian, kesedihan, dan stress.

Perempuan yang sudah menikah mereka pasti akan merokok karena dianggap

sudah dewasa dan bukan lagi tanggug jawab orang tua. Kebiasaan ini mereka ikuti

dari kebiasaan orang tua. Suami yang istrinya merokok ada yang melarang mereka

merokok karena menurut suaminya rokok bahaya untuk istrinya. Suaminya takut

istrinya tidak bisa memiliki keturunan, dan ada juga yang memberi kebebasan dimana

suaminya melihat kondisi lingkungan dimasyarakat yang mayoritas perempuan yang

Page 4: PENYEBAB IBU PEROKOK AKTIF DI DESA PULAU MEDANG …repository.umrah.ac.id/2410/1/Ranimah, 120569201004, FISIP.pdfwanita, baik orang kaya maupun orang miskin, baik bos maupun kuli.Di

4

sudah menikah mereka merokok, dan bahkan meraka merokok bersama-sama. Bagi

suami yang melarang, istrinya akan merokok secara sembunyi-sembunyi dan saat

ketahuan dia akan dimarah oleh suaminya. Tapi hal tersebut tidak membuat istrinya

jera, sehingga membuat suaminya lelah untujk melarang istrinya merokok dan

memberi kebebesan pada istrinya.

Bagi masyarakat di Desa Pulau Medang perempuan yang sudah menikah atau

ibu rumah tangga yang merokok tidak lagi dianggap tabu tetapi melainkan dianggap

hal yang bias dan menjadi tolak ukur kedewasaan seseorang. Bahkan di desa ini akan

melihat aneh jika perempuan yang sudah menikah dan menjadi ibu rumah tangga

tidak merokok, mereka menganggap yang tidak merokok adalah istri yang takut

suami. Sedangkan perempuan yang belum menikah mereka tidak mengkonsumsi

rokok dikarenakan orang tua mereka yang melarang mereka untuk merokok dan jika

mereka merokok akan ada penilaian dari masyarakat bahwa mereka merupakan

perempuan nakal, dan tidak ada laki-laki yang mendekati. Sehingga penilaian dari

masyarakat menimbulkan rasa takut tidak laku atau takut laki-laki tidak tertarik

kepeda mereka. Sehingga mereka merokok secara sembunyi-sembunyi.

Sebelum mereka mengkonsumsi rokok dulunya mereka memakan sirih. Awal

mulanya ibu-ibu di desa pulau medang sangat suka makan sirih pinang yang

dicampur dengan daun sirih, pinang kapur, gambir dan sedikit tembakau. Desa Pulau

Medang dari dulu hingga sekarang ini tidak memiliki tanaman sirih pinang, dan

bahkan mereka sama sekali tidak memiliki keinginan untuk menanam tanaman

tersebut padahal mereka sangat suka memakan sirih pinang.

Page 5: PENYEBAB IBU PEROKOK AKTIF DI DESA PULAU MEDANG …repository.umrah.ac.id/2410/1/Ranimah, 120569201004, FISIP.pdfwanita, baik orang kaya maupun orang miskin, baik bos maupun kuli.Di

5

Untuk mendapatkan sirih pinang mereka harus ke desa lain yang terdapat

tanaman sirih pinang dan membelinya. Mereka memakan sirih pinang tidak mengenal

waktu pagi, siang, sore dan malam bahkan membuat mereka kecanduan hingga pada

saat mereka berpergian atau berkumpul akan selalu membawa sirih pinang tersebut

dengan menggunakan tempat yang dianyam dengan rotan, kaleng, dan lain-lain.

Kecanduan sirih pinang sama halnya seperti kecanduan rokok yang tidak mengenal

waktu untuk menikmatinya. Kemudian lama kelamaan sirih pinang sulit untuk di

dapatkan sehingga mereka mencoba menggantikan dengan rokok, dimana rokok

sudah mulai bisa di dapatkan di desa tersebut. Rokok yang pertama mereka coba

adalah rokok padang dan rokok gulung yang menggunakan kertas putih dan

tembakau.

Rokok di Desa Pulau Medang sudah ada atau sudah mulai di konsumsi pada

tahun 60an dan 70an, dimana rokok tersebut di dapatkan melalui orang-orang dari

Tanjungpinag, Batam dan Singapura yang berkunjung ke Desa Pulau Medang untuk

melihat sanak-saudara mereka ataupun sekedar jalan-jalan. Mereka awalnya datang

hanya membawa rokok untuk diri mereka sendiri kemudian saat mereka berkumpul

bersama masyarakat di desa tersebut, dari pihak laki-laki yang membawa rokok

tersebut menawarkan rokok kepihak laki-laki di Desa Pulau Medang. Dan ternyata

laki-laki di desa ini menyukainya dan bahkan mereka memesan rokok tersebut.

Kemudian pihak perempuan yang sudah menikah yang dulunya menyirih mulai

penasaran dan tertarik untuk mencoba rokok, pertama kali mencoba mereka tidak

begitu suka tetapi dikarenakan sirih untuk dimakan sulit didapatkan dan di desa ini

Page 6: PENYEBAB IBU PEROKOK AKTIF DI DESA PULAU MEDANG …repository.umrah.ac.id/2410/1/Ranimah, 120569201004, FISIP.pdfwanita, baik orang kaya maupun orang miskin, baik bos maupun kuli.Di

6

dulunya susah untuk mendapatkan makanan atau cemilan untuk dimakan saat mereka

bersantai atau berkumpul bersama akhirnya mereka mulai mengkonsumsi rokok

secara terus menerus hingga sampai sekarang ini.

BAHAN DAN METODE

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini Pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Satori

(2011:199) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah pendekatan penelitian

yang menjawab permasalahan penelitian memerlukan pemahaman secara mendalam

dan menyeluruh sesuai dengan objek yang diteliti, untuk menghasilkan kesimpulan-

kesimpulan peneliti dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan. Sedangkan

bentuk penelitian menurut aspek metode yang digunakan adalah deskriptif. Menurut

sukardi (2014:14) penelitian deskriptif berusaha menjelaskan kegiatan penelitian

yang dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan sistematis.

Lokasi penelitian adalah tempat melakukan kegiatan penelitian untuk

memperoleh data yang berasal dari informan.dalam penelitian ini peneliti mengambil

lokasi di Desa Desa Pulau Medang. Adapun alasan penulis memilih lokasi tersebut

karna di Desa tersebut perempuan yang sudah menikah mereka akan merokok.

Sumber data penelitian diperoleh dari Data primer yaitu data yang diperoleh

secara lansung dilapangan baik dari hasil pengamatan maupun wawancara yang

besumber dari responden kemudian data dikumpulkan, ditabulasi, diklasifikasi sesuai

kebutuhan peneliti. Dan Data skunder merupakan sumber data yang diperoleh melalui

studi kepusatan yaitu dari dokumen baik literature, laporan-laporan, arsip, data dari

Page 7: PENYEBAB IBU PEROKOK AKTIF DI DESA PULAU MEDANG …repository.umrah.ac.id/2410/1/Ranimah, 120569201004, FISIP.pdfwanita, baik orang kaya maupun orang miskin, baik bos maupun kuli.Di

7

penelitian terdahulu dan berbagai data yang berkenaan dengan penelitian ini. Untuk

penelitian ini data skundernya antara lain bersumber dari laporan monografi Desa

Pulau Medang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Merokok dalam masyarakat merupakan prilaku sehari-hari yang dianggap

wajar dan diterima oleh masyarakat kemudian merokok tersebut dianggap sebagai

kebiasaan yang tidak jarang dianggap menunjukkan jati diri seseorang. Tetapi

tentunya berbeda apabila yang merokok adalah perempuan karena sering menjadi

perdebatan ditengah-tengah masyarakat terkait kepantasannya, perempuan yang

merokok dianggap perempuan dengan stigma negatif hal tabu dan tidak pantas

dilakukan oleh perempuan. Hingga saat ini stigma dan anggapan negatif mengenai

wanita yang menjadi perokok aktif masih banyak ditemui. Perempuan di desa pulau

yang belum menikah belum boleh merokok karena dicap perempuan nakal, dianggap

tabu dan masih menjadi tanggung jawab orang tua. Tetapi mereka mempelajari rokok

sebelum mereka minikah dari lingkungan keluarga inti yakni dari ayah dan ibu,

lingkungan keluarga besar dari kakek, nenek, paman dan bibi, dan masyarakat yang

ada di desa pulau medang.

Keluarga inti berdasarkan hasil wawancara pembentuk prilaku terhadap

perokok aktif di Desa Pulau Medang adalah proses sosialisasi dalam keluarga,

walaupun orang tua tidak mengajarkan kepada anak-anaknya tetapi prilaku orang

menjadi contoh bagi anak dalam perkembangannya. Sehingga prilaku dalam diri

mereka memang sudah terbentuk diawal masa pertumbuhan, maka tidak

Page 8: PENYEBAB IBU PEROKOK AKTIF DI DESA PULAU MEDANG …repository.umrah.ac.id/2410/1/Ranimah, 120569201004, FISIP.pdfwanita, baik orang kaya maupun orang miskin, baik bos maupun kuli.Di

8

mengherankan apabila mencapai usia dewasa prilaku tersebut tidak asing bagi

mereka. Bahkan pada saat mereka sudah tua prilaku tersebut akan terus

disosialisasikan kepada keseharian anak-anak sehingga mereka mengikuti contoh

tersebut tanpa memahami dampak dari perbuatan tersebut.

Keluarga besar Jadi dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga besar

terutama kakek dan nenek memberikan pengaruh besar dalam membentuk prilaku

merokok ibu-ibu di Pulau Medang sehingga mereka di konstruksi menjadi bagian dari

prilaku yang mengarah kepada pembelajaran, kebiasaan dan pelembagaan. ditambah

dengan kontrol dari lingkungan keluarga besar tidak seketat sebagaimana keluarga

inti. Walaupun paman dan bibik mereka merokok tidak serta merta bebas merokok

dihadapan mereka melainkan melalui tahap sembunyi dan tertutup serta mengalami

proses baik laki-laki dan perempuan, sehingga prilaku perokok aktif menjadi bagian

dari diri mereka sendiri.

Masyarakat juga menjelaskan rokok dalam keseharian sebagai bentuk

kebiasaan yang menimbulkan kecanduan, mulai dari anak-anak hingga orang tua

kecanduan dengan rokok yang bahkan merambah kepada jenis kelamin laki-laki dan

perempuan, jadi rokok bukan hanya kecanduan bagi laki-laki bahkan juga bagi

perempuan ditambah dalam fenomena masyarakat yang menghilangkan sifat tabu dari

rokok tersebut kepada perempuan maka dengan kebebasan ini kecanduan akan rokok

dilakukan secara terang terang tanpa rasa malu, maka pada akhirnya masyarakat

mengganggap rokok sebagai gaya hidup dari kecanduannya, pada saat ibu-ibu

berkumpul bersama teman-temannya mereka masing-masing menyediakan rokok lalu

membakarnya bersama-sama, maka fenomena rokok yang dikonstruksi masyarakat

Page 9: PENYEBAB IBU PEROKOK AKTIF DI DESA PULAU MEDANG …repository.umrah.ac.id/2410/1/Ranimah, 120569201004, FISIP.pdfwanita, baik orang kaya maupun orang miskin, baik bos maupun kuli.Di

9

Desa Pulau Medang menjadi gaya hidup ibu-ibu yang tersignifikasi dalam

kesehariaan mereka.

Perempuan di Desa Pulau Medang dipengaruhi proses belajar melalui

anggota keluarga seperti seorang istri yang melihat kebiasaan suami perokok

sehingga kebiasaan suami tidak jarang menjadi pembangkit kebiasaan istri yang

berhenti merokok untuk merokok kembali. lingkungan keluarga yaitu kebiasaan

merokok suami dalam praktiknya memberikan pengaruh besar terhadap istri,

sehingga yang awalnya mereka tidak merokok terpaksa merokok karena

mendapatkan pengenalan lingkungan sosio-kultural melalui kebiasaan suami.

Kemampuan beradaptasi dari kebiasaan suami menjadikan mereka sebagai

perokok aktif, oleh karena itu pengalaman dari kebiasaan suami ini membentuk

pengetahuan dan mengkonstruksi sesuatu kepada istri. Tetapi kebiasaan suami

tersebut sebagai istri bisa merespon apakah menerima, menolak atau

menyesuaikan untuk menjadikan kebiasaan tersebut sebagai bagian dari prilaku

dirinya dengan pengetahuan yang dimiliki atau menjadikannya sebagai fakta

sosial dari prilakunya yang bersama mendukung kebiasaan merokok tersebut.

Suami memiliki derajat lebih tinggi, suami, merupakan kepala rumah tangga.

Dimana anggota keluarga terutama istri dan anak harus menghormati dan

menghargainya. Disini perempuan desa pulau medang harus mematuhi perintah

suaminya. Perempuan disini yang sudah menikah akan disuruh-suruh suaminya

seperti menyendokkan nasi, meletakan lauk kepiring jika tidak dilakukan suami tidak

mau makan dan menyalakan api rokok, padahal suaminya bisa melakukan sendiri

tetapi karna adanya budaya patriaki disini dimana perempuan didesa ini harus

Page 10: PENYEBAB IBU PEROKOK AKTIF DI DESA PULAU MEDANG …repository.umrah.ac.id/2410/1/Ranimah, 120569201004, FISIP.pdfwanita, baik orang kaya maupun orang miskin, baik bos maupun kuli.Di

10

menuruti apa yang diperintahkan oleh suaminya. Sehingga kebiasaan menyalakan api

rokok untuk suaminya menjadi kebiasaan dan membuat istrinya menjadi ketagihan

rokok, karena setiap menyalakan api rokok suaminya istri akan menghisap rokok

tersebut.

Mengenali rokok juga karena dipengaruhi oleh faktor stres karena di tinggal

oleh suami yang berlayar selama berbulan-bulan, sehingga membangkitkan kebiasaan

merokok kembali dalam menghilangkan kejenuhan, maka ketika menghadapi

masalah seseorang berusaha menghadapi nya dengan membuat dirinya dalam kondisi

nyaman maka pilihan tersebut jatuh kepada kebiasaan merokok. Maka seringkali kita

dengar bagi perokok bahwa rokok adalah teman setia yang selalu ada diwaktu susah

maupun senang. Padahal rokok hanyalah sebuah benda yang tidak mampu diajak

berkomunikasi bahkan memberikan dampak buruk terhadap kesehatan diri pribadi

dan lingkungan, tetapi bagi perokok memiliki penilaian subjektif yang memiliki

penafsiran yang berbeda.

Page 11: PENYEBAB IBU PEROKOK AKTIF DI DESA PULAU MEDANG …repository.umrah.ac.id/2410/1/Ranimah, 120569201004, FISIP.pdfwanita, baik orang kaya maupun orang miskin, baik bos maupun kuli.Di

11

KESIMPULAN

Rokok di Desa Pulau Medang sudah di terima secara keluarga maupun

lingkungan. Penyebab ibu menjadi perokok aktif dari sebelum menikah karena

lingkungan keluarga inti yakni pengaruh dari orang tua ayah dan ibu dimana orang

tua merokok didepan anaknya secara tidak langsung mengajarkan anaknya untuk

merokok, keluarga besar pengaruh dari kakek, nenek, paman dan bibi,. Keluarga

besar selalu merokok didepan cucunya dan cucunya mengikuti prilaku keluarganya.

Kemudain dari masyarakat dimana lingkungan sosial sudah mendukung, perempuan

yang berumah tangga mayoritas akan merokok. Perempuan yang merokok dianggap

sudah dewasa, sudah menikah dan bukan lagi tanggung jawab orang tua.

Dan penyebab ibu perokok juga dipengaruhi sesudah menikah yakni dari

pengaruh suaminya. Istri lebih banyak menghabiskan waktu dengan suaminya

otomatis apa yang dilakukan suaminya istri bisa meniru atau mengikutinya. Di desa

pulau medang memiliki derajat lebih tinggi, yang mana harus di hormati dan dilayani.

Suami di desa pulau medang selalu menyuruh istrinya menyalakan api rokok saat

meraka ingin merokok, kebiasaan ini membuat isitri menjadi ketagihan atau

kecanduan rokok dan membuat mereka lama kelamaan menjadi perokok aktif.

Page 12: PENYEBAB IBU PEROKOK AKTIF DI DESA PULAU MEDANG …repository.umrah.ac.id/2410/1/Ranimah, 120569201004, FISIP.pdfwanita, baik orang kaya maupun orang miskin, baik bos maupun kuli.Di

12

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Jazuli. 2007. Upaya Menjaga Diri Dari Bahaya Narkoba. Šemarang: PT.

Bengawan Ilmu.

Basrowi dan Sukidin. 2002. Metode Penelitian Perspektif Mikro: Grounded theory,

Fenomenologi, Etnometodologi, Etnografi, Dramaturgi, Interaksi Simbolik,

Hermeneutik, Konstruksi Sosial, Analisis Wacana, dan Metodologi Refleksi,

Surabaya: Insan Cendekia.

Berger, Peter L. & Thomas Luckman. 1994. Langit suci: Agama Sebagai Realitas

Sosial. (Diterjemahkan Dari Buku Asi Sacred Canopy Oleh Hartono). Jakarta:

Pustaka LP3ES.

Berger, Peter L. & Thomas Luckman. 1990. Tafsir Sosial kenyataan Risalah

Tentang Sosiologi Pengatahuan. Jakarta: Pustaka LP3ES.

Bhasin, Kamla. 1996. Menggugat Patriarki, Pengantar tentang Persoalan

Dominasi terhadap Kaum Perempuan (terjemahan). Yogyakarta: Yayasan

Bentang Budaya.

Bungin, Burhan. 2008. Konstruksi sosial media massa , Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Bustman, M. N. 2000. Epidemiologi Penyakit Tidak Meular. PT. Rineka cipta

Jakarta.

Doddy, D. A. Armis Dally dkk. 2010. Kamus Bahasa Indonesia bergambar.

Semarang: Aneka Ilmu.

Dwijayanti, J.E. 1999, Perbedaan motif antara ibu rumah tangga yang bekerja dan

yang tidak bekerja dalam mengikuti sekolah pengembangan pribadi dari Jhon

Robert Powers Media Psikologi Indonesia. Vol 14, No 55. Surabaya: Fakultas

Psikologi Universitas Surabaya.

Page 13: PENYEBAB IBU PEROKOK AKTIF DI DESA PULAU MEDANG …repository.umrah.ac.id/2410/1/Ranimah, 120569201004, FISIP.pdfwanita, baik orang kaya maupun orang miskin, baik bos maupun kuli.Di

13

Effendy, U. O. 2004. Komunikasi Teori dan Pratek. Remaja. Rosdakarya: Bandung.

Em Zul fajri dan Ratu Aprilia Senja. 2008. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Edisi

Revisi, Cet. 3. Semarang: Difa Pulishers.

Holil. 2002. Membuka Akses dalam Bias Gender. Bandung. Cipta Pustaka

Husaini, Aiman. 2006. Tobàt Merokok Rahasia dan Cara Empatik Berhenti

Merokok. Depok: Pustaka Liman.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.