180
Penyajian Data Informasi Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Tahun 2008 Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga

Penyajian Data Informasi Kementerian Negara Pemuda dan

Embed Size (px)

Citation preview

Penyajian Data Informasi Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga

Tahun 2008

Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga

Penyajian Data Informasi Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga

Tahun 2008

Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga

i

PENYAJIAN DATA INFORMASI KEMENTERIAN NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA TAHUN 2008 ISBN: Ukuran Buku: 15,7 cm x 24 cm Jumlah Halaman: 163 + xii Naskah: Tim Penyusun Gambar Kulit: Tim Penyusun Diterbitkan oleh: Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

ii

PENYAJIAN DATA INFORMASI KEMENTERIAN NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA TAHUN 2008 Tim Penyusun Naskah

Penangung Jawab : Wynandin Imawan

Penyunting : Wien Kusdiatmono

Nur Syahrizal

Penulis : Wien Kusdiatmono

Retno Harisah

Dewa Ayu Eka Sumarningsih

Suhariadi

Penyiapan Data : Wien Kusdiatmono

Retno Harisah

Dewa Ayu Eka Sumarningsih

Suhariadi

iii

Kata Pengantar

Penyajian Data Informasi Kementerian Negara Pemuda dan

Olahraga 2008 merupakan publikasi yang menyajikan informasi

mengenai kepemudaan dan keolahragaan di Indonesia. Data

dan Informasi pemuda yang disajikan meliputi kependudukan,

pendidikan, kesehatan, angkatan kerja, pemberdayaan pemuda,

proyeksi penduduk, serta pemuda dan pengentasan kemiskinan.

Informasi kependudukan mencakup jumlah dan persebaran

pemuda, pemuda menurut jenis kelamin, status perkawinan dan

partisipasi pemuda dalam keluarga berencana. Informasi aspek

pendidikan antara lain mencakup partisipasi sekolah, dan

pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Informasi aspek kesehatan

meliputi angka kesakitan dan jenis keluhan kesehatan.

Pembahasan angkatan kerja meliputi tingkat partispasi angkatan

kerja pemuda dan angka pengangguran di kalangan pemuda.

Informasi pada aspek pemberdayaan pemuda mencakup

ketersediaan fasilitas olah raga, prestasi olah raga dan sains yang

dicapai pemuda Indonesia dan Sarjana Pembangunan di

Pedesaan (SP-3). Publikasi ini juga menyajikan proyeksi pemuda

sampai tahun 2015. Pembahasan pemuda dan pengentasan

kemiskinan, meliputi kemiskinan dan umur dan peranan pemuda

dalam pengentasan kemiskinan.

Sumber data dan informasi yang digunakan dalam publikasi

ini berasal dari berbagai sumber antara lain: Survei Sosial Ekonomi

Nasional (Susenas) Panel Maret 2005 dan Susenas Panel Maret

2007, Susenas Kor Juli 2007, Survei Potensi Desa (PODES) 2005 dan

PODES 2008, dan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2007.

Ketiga sumber data tersebut berasal dari kegitan survei/sensus

yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS). Selain ketiga

sumber data tersebut, dalam publikasi ini menggunakan pula

iv

data yang bersumber dari Komite Olahraga Nasional Indonesia

(KONI) dan Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga

khususnya mengenai pencapaian prestasi olah raga dan Sarjana

Penggerak Pembangunan di Pedesaan.

Publikasi ini merupakan publikasi tahunan Kementerian

Pemuda dan Olahraga. Kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi dalam penyusunan publikasi ini, disampaikan

penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga

publikasi ini bermanfaat. Kritik dan saran sangat kami harapkan

guna penyempurnaan di masa mendatang.

Jakarta, Desember 2008

Tim Penyusun

v

Sambutan

...

vi

vii

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar...................................................................................... iii

Sambutan ..............................................................................................v

Daftar Isi ...............................................................................................vii

Daftar Tabel.......................................................................................... ix

Daftar Gambar ......................................................................................xi

Daftar Lampiran ...................................................................................xii

Bab 1 Pendahuluan ...............................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................1

1.2 Tujuan.................................................................................3

1.3 Sumber Data .......................................................................5

1.4 Sistematika Penyajian.........................................................6

Bab 2 Kependudukan............................................................................7

2.1 Jumlah dan Persebaran Pemuda..........................................7

2.2 Rasio Jenis Kelamin Pemuda menurut Propinsi dan

Kelompok Umur ................................................................10

2.3 Status Perkawinan Pemuda.................................................11

2.4 Partisipasi Pemuda dalam Keluarga Berencana .................12

Bab 3 Pendidikan..................................................................................15

3.1 Tingkat Partisipasi Sekolah ................................................16

3.2 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan .............................18

3.3 Buta Aksara ........................................................................20

Bab 4 Kesehatan ...................................................................................23

4.1 Angka Kesakitan Pemuda...................................................25

4.2 Jenis Keluhan Kesehatan ....................................................27

Bab 5 Pemuda dan Angkatan Kerja......................................................29

5.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Pemuda......................31

5.2 Tingkat Pengangguran Terbuka..........................................34

viii

Bab 6 Pemberdayaan Pemuda ..............................................................37

6.1 Pembangunan Olahraga ......................................................39

6.2 Prestasi Pemuda..................................................................42

6.2.1 Prestasi Pemuda di Pekan Olahraga Nasional ...........43

6.2.2 Prestasi Pemuda di SEA Games................................44

6.2.3 Prestasi Pemuda di ASIAN Games ...........................48

6.2.4 Prestasi Pemuda di Olimpiade...................................51

6.2.5 Prestasi Pemuda di Bidang Sains ..............................53

6.2.6 Prestasi Sarjana Penggerak Pembangunan di

Pedesaan.....................................................................57

Bab 7 Proyeksi Pemuda........................................................................63

7.1 Metode Proyeksi .................................................................63

7.2 Hasil Proyeksi.....................................................................64

Bab 8 Pemuda dan Pengentasan Kemiskinan.......................................69

8.1 Rata-rata Umur Kepala Rumah Tangga Miskin .................71

8.2 Distribusi Kemiskinan Pemuda Sebagai Kepala

Rumah Tangga....................................................................76

8.3 Peran Pemuda dalam Program Penanggulangan

Kemiskinan.........................................................................81

8.3.1 Program Terpadu Program Keluarga

Sejahtera (PROKESRA)...........................................82

8.3.2 Program Pembangunan Keluarga Sejahtera .............83

8.3.3 Program Inpres Desa Tertinggal (IDT) ....................84

8.3.4 Program Kesejahteraan Sosial (PROKESOS)..........85

8.3.5 Program Terkait Lainnya..........................................87

Daftar Pustaka ......................................................................................89

Lampiran...............................................................................................91

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Persentase Pemuda menurut Status Perkawinan, Daerah Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 ............12 Tabel 2.2 Persentase Pemuda Pernah Kawin menurut Partisipasi dalam Keluarga Berencana dan Daerah Tempat Tinggal, Tahun 2007 .......................................................................13 Tabel 3.1 Persentase Pemuda menurut Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 ...............................................17 Tabel 3.2 Angka Buta Aksara menurut Daerah Tempat Tinggal Kelompok umur dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 .............21 Tabel 4.1 Angka Kesakitan Pemuda menurut Jenis Kelamin dan Pulau/Kepulauan, Tahun 2007 ...................................26 Tabel 4.2 Persentase Pemuda yang Sakit menurut Jenis Keluhan Kesehatan dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 ......................28 Tabel 4.3 Persentase Pemuda yang Sakit menurut Jenis Keluhan Kesehatan dan , Kelompok Umur Tahun 2007 .................28 Tabel 5.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Pemuda menurut Propinsi, Jenis Kelamin dan Daerah, Tahun 2007 ............33 Tabel 5.2 Tingkat Pengangguran Terbuka Pemuda menurut Propinsi, Daerah dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 ............36 Tabel 6.1 Perolehan Medali SEA Games Tahun 2007 .....................46 Tabel 6.2 Lokasi ASEAN ParaGames...............................................46 Tabel 6.3 Perolehan Medali ASEAN ParaGames III .......................47 Tabel 6.4 Perolehan Medali ASEAN ParaGames IV .......................47 Tabel 6.5 Perkembangan Peringkat Indonesia dalam ASEAN Games .................................................................49 Tabel 6.6 Perolehan Medali Kejuaraan ASEAN Beach Games I......50

x

Tabel 6.7 Perolehan Medali Tim Indonesia, menurut Cabang Olahraga, Olimpiade Tahun 1952-2008 ...........................51 Tabel 6.8 Perolehan Medali Tim Indonesia menurut Tahun Kejuaraan...........................................................................52 Tabel 7.1 Jumlah Pemuda 2005 dan Proyeksi Pemuda 2006-2015 menurut Kelompok Umur (dalam ribuan) .........................66 Tabel 7.2 Perbandingan Jumlah Pemuda 2005 dan Proyeksi Pemuda, Tahun 2015 .........................................................68 Tabel 8.1 Karakteristik Sosial Demografi Rumah Tangga Miskin dan Rumah Tangga Tidak Miskin menurut Daerah, Tahun 2007 .......................................................................72 Tabel 8.2 Karakteristik Sosial Demografi Rumah Tangga Miskin dan Rumah Tangga Tidak Miskin menurut Daerah, Tahun 2005 .......................................................................73 Tabel 8.3 Persentase Rumah Tangga Miskin, Tidak Miskin dan Head Count Index menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, Tahun 2007 .............................................75 Tabel 8.4 Persentase Rumah Tangga Miskin, Tidak Miskin dan Head Count Index menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, Tahun 2005 .............................................76 Tabel 8.5 Persentase Rumah Tangga Miskin menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, Tahun 2007...................77 Tabel 8.6 Distribusi Persentase Pemuda sebagai Kepala Rumah Tangga Miskin menurut Provinsi dan Pendidikan, Tahun 2007 ........................................................................79 Tabel 8.7 Persentase Pemuda sebagai Kepala Rumah Tangga Miskin menurut Provinsi dan Lapangan Pekerjaan, Tahun 2007 ........................................................................80 Tabel 8.8 Persentase Pemuda sebagai Kepala Rumah Tangga Tangga menurut Status Pekerjaan dan Provinsi, Tahun 2007 ........................................................................81

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Persentase Pemuda menurut Pulau, Tahun 2007 ........... 9 Gambar 2.2 Rasio Pemuda menurut Kelompok Umur, Tahun2007...11 Gambar 2.3 Persentase Pemuda dalam Keluarga Berencana menurut Kelompok Umur, Tahun 2007 .........................14 Gambar 3.1 Partisipasi Sekolah Pemuda menurut Daerah Tempat Tinggal, Tahun 2007 .......................................................18 Gambar 3.2 Persentase Pemuda menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, Tahun 2007........................19 Gambar 4.1 Angka Kesakitan Pemuda menurut Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 ........................26

Gambar 5.1 Persentase Pemuda menurut Kegiatan, Tahun 2007.......30 Gambar 5.2 Persentase Pemuda Bekerja dan Mengurus Rumah Tangga, Tahun 2007 ......................................................30 Gambar 5.3 Persentase Pemuda Bekerja menurut Jenis Kelamin, dan Daerah Tempat Tinggal Tahun 2007 .....................31 Gambar 6.1 Jumlah SP-3 menurut Angkatan ....................................59 Gambar 7.1 Proyeksi Pemuda menurut Kelompok Umur, 2005-2015 ......................................................................65 Gambar 7.2 Persentase Pemuda menurut Pulau, 2005-2015..............68

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Jumlah Pemuda menurut Propinsi dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 ...................................................92 Lampiran 2 Jumlah Pemuda menurut Propinsi dan Kepadatan Pemuda, Tahun 2007 ....................................................93 Lampiran 3 Rasio Pemuda menurut Propinsi, Tahun 2007 ...............94 Lampiran 4 Partisipasi Pemuda dalam Keluarga Berencana menurut Propinsi dan Tipe Daerah, Tahun 2007 .........95 Lampiran 5 Persentase Pemuda menurut Propinsi dan Partisipasi Sekolah, Tahun 2007 ...................................97 Lampiran 6 Persentase Pemuda menurut Propinsi, Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 ..........................................98 Lampiran 7 Persentase Pemuda menurut Kemampuan Baca-Tulis dan Propinsi, Tahun 2007 ..........................100 Lampiran 8 Angka Kesakitan Pemuda menurut Propinsi dan Jenis Kelamin, Tahun 2007 ..........................................101 Lampiran 9 Persentase Pemuda yang Sakit menurut Jenis Keluhan Kesehatan dan Propinsi, Tahun 2007 .............102 Lampiran 10 Persentase Desa menurut Keberadaan Lapangan Olahraga, Propinsi dan Jenis Lapangan Olahraga, Tahun 2005 ..................................................104 Lampiran 11 Persentase Desa menurut Keberadaan Lapangan Olahraga, Propinsi dan Jenis Lapangan Olahraga, Tahun 2008 ..................................................106 Lampiran 12 Persentase Desa yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga menurut Propinsi dan Jenis Olahraga, Tahun 2005 ...................................................................108

xiii

Lampiran 13 Persentase Desa yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga menurut Propinsi dan jenis Olahraga, Tahun 2008 ...................................................................110 Lampiran 14 Jumlah Perolehan Medali PON menurut Propinsi, Jenis Medali dan Peringkat, Tahun 1993 ......................112 Lampiran 15 Jumlah Perolehan Medali PON menurut Propinsi, Jenis Medali dan Peringkat, Tahun 1996 ......................113 Lampiran 16 Jumlah Perolehan Medali PON menurut Propinsi, Jenis Medali dan Peringkat, Tahun 2000 ......................114 Lampiran 17 Jumlah Perolehan Medali PON menurut Propinsi, Jenis Medali, dan Peringkat, Tahun 2004 .....................115 Lampiran 18 Jumlah Perolehan Medali PON XVII menurut Propinsi, dan Jenis Medali, Tahun 2008 .......................116 Lampiran 19 Jumlah Perolehan Medali SEA Games XXI menurut Cabang Olahraga dan Jenis Medali, Tahun 2001 ...................................................................117 Lampiran 20 Jumlah Perolehan Medali dari Medali Emas yang Diperebutkan SEA Games XXII menurut Cabang Olahraga dan Jenis Medali, Tahun 2003 ......................118 Lampiran 21 Jumlah Perolehan Medali SEA Games XXIV menurut Negara, Jenis Medali, Jenis Kelamin, dan Peringkat, Tahun 2007 ...........................................119 Lampiran 22 Banyaknya Nomor yang Dipertandingkan, Nomor yang Diikuti dan Perolehan Medali SEA Games XXIII menurut Cabang Olahraga, Events, dan Jenis Medali, Tahun 2005 .........................120 Lampiran 23 Banyaknya Nomor yang Dipertandingkan, Nomor yang Diikuti dan Perolehan Medali SEA Games XXIII menurut Cabang Olahraga, Events, dan Jenis Medali, Tahun 2005 .........................122

xiv

Lampiran 24 Banyaknya Events SEA Games XIX-XXIV menurut Cabang Olahraga, Tahun 1997-2007 ..............126 Lampiran 25 Jumlah Perolehan Medali dan Nama Atlet menurut Cabang Olahraga, Events, Jenis Medali, dan Nama Pelatih SEA Games XXIV, Tahun 2007 ............128 Lampiran 26 Jumlah Perolehan Medali Asian Beach Games Bali menurut Peringkat, Negara, dan Jenis Medali, Tahun 2008 ...................................................................152 Lampiran 27 Jumlah Perolehan Medali Olimpiade menurut Event Olahraga, Cabang Olahraga, Atlet Peraih Medali, dan Jenis Medali, Tahun 1988-2008 ...............153 Lampiran 28 Data Realisasi SP-3 Angkatan I s/d XVII .....................154 Lampiran 29 Proyeksi Pemuda Berumur 18-35 Tahun menurut Propinsi, Tahun 2005-2015 (dalam ribuan) ..................156 Lampiran 30 Proyeksi Pemuda Laki-Laki Berumur 18-35 Tahun menurut Propinsi, Tahun 2005-2015 (dalam Ribuan) .............................................................158 Lampiran 31 Proyeksi Pemuda Perempuan Berumur 18-35 Tahun menurut Provinsi, Tahun 2005-2015 (dalam Ribuan) .............................................................160 Lampiran 32 Proyeksi Pemuda Indonesia menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, Tahun 2005 – 2015 (dalam Ribuan) .............................................................162 Lampiran 33 Jumlah Pemuda 2005 dan Proyeksi Pemuda Tahun 2006-2015 menurut Kelompok Umur (dalam ribuan) ...............................................................163

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pemuda dan olahraga mempunyai peran strategis dalam

menunjang terciptanya masyarakat Indonesia yang berkualitas di masa

mendatang. Pemuda merupakan kelompok masyarakat yang memiliki

peranan penting dalam pembangunan serta memiliki nilai dan posisi

strategis dalam masyarakat. Hal ini dapat dilihat dalam perjalanan

sejarah bangsa Indonesia, kelompok pemuda selalu mengambil peran

penting, mulai dari sebagai pelopor organisasi modern Budi Utomo,

Sumpah Pemuda, pelaksanaan kemerdekaan Republik Indonesia (RI)

1945, peristiwa sekitar tahun 1965 sampai pelopor reformasi di tanah air.

Siapakah pemuda yang dimaksud? Pemuda merupakan sebutan bagi

penduduk yang berusia 18 hingga 35 tahun.

Pada publikasi Penyajian Data Informasi Kementerian Pemuda

dan Olahraga Tahun 2006 dan 2007 yang disebut dengan pemuda adalah

penduduk yang berumur 15-35 tahun. Namun, berdasarkan Rancangan

Undang-Undang Kepemudaan tahun 2008, penyebutan pemuda

ditujukan untuk penduduk yang berusia 18-35 tahun. Dalam Undang

Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2002 Pasal 1 tentang

Perlindungan Anak disebutkan secara jelas bahwa usia di bawah 18

BAB

1

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 2

tahun dikategorikan sebagai anak. Sehingga definisi pemuda yang

digunakan pada publikasi tahun 2008 tidak memasukkan anak (15-17

tahun) sebagai bagian dari pemuda.

Peranan pemuda tidak berhenti sampai perjalanan sejarah bangsa

di masa lalu. Kini pemuda merupakan generasi penerus, penanggung

jawab dan pelaku pembangunan. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia

khususnya kelompok pemuda yang berkualitas di masa depan sangat

dibutuhkan.

Untuk menunjang terciptanya manusia yang berkualitas, maka

olahraga merupakan salah satu instrumen pembangunan nasional yang

akan mewujudkannya. Dalam UU No. 3 Tahun 2005 secara jelas

disebutkan bahwa tujuan keolahragaan nasional adalah untuk memelihara

dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia,

menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin,

mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh

ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan

bangsa. Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem

Keolahragaan Nasional disebutkan bahwa olahraga adalah segala

kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta

mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial.

Mengingat peran penting pemuda dalam pembangunan serta

proporsinya yang mencapai 32,4 persen penduduk Indonesia (Angka

Proyeksi, BPS) menjadikan pembangunan pemuda sebagai fokus

perhatian pemerintah. Keberhasilan pembangunan pemuda sebagai

sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki keunggulan daya

saing, merupakan salah satu kunci untuk membuka peluang keberhasilan

di berbagai sektor pembangunan lainnya. Di samping itu, berbagai

tantangan yang muncul dalam mempersiapkan, membangun, dan

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 3

memberdayakan pemuda dapat mengganggu kesinambungan, kestabilan

dalam pembangunan nasional, bahkan mungkin akan mengancam

integrasi bangsa. Seperti tawuran dan kriminalitas lainnya,

penyalahgunaan Narkoba dan Zat Adiktif lainnya (NAZA), minuman

keras, penyebaran penyakit HIV/AIDS dan penyakit menular, penyaluran

aspirasi dan partisipasi, serta apresiasi terhadap kalangan pemuda.

Pembangunan di bidang kepemudaan secara khusus ditangani oleh

Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga. Kementerian ini mempunyai

tugas membantu presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi

di bidang pemuda dan olahraga.

Untuk mendukung pembangunan di bidang kepemudaan dan

olahraga yang terarah dan tepat sasaran, maka diperlukan perencanaan

berbasis data pemuda dan olahraga yang akurat. Data pemuda dan

olahraga ini dapat menjadi pijakan dalam mempersiapkan, membangun,

dan memberdayakan pemuda. Berkaitan dengan hal tersebut, maka

dipandang perlu melakukan kegiatan penyediaan data pemuda dan

olahraga yang berkelanjutan dan mencakup seluruh wilayah di Indonesia.

Keberadaan data ini diharapkan dapat membantu berbagai program

pembangunan pemuda dan olahraga di masa mendatang yang dapat

dipertanggungjawabkan.

1.2 Tujuan

Penyajian data dan informasi Kementerian Negara Pemuda dan

Olahraga, tahun 2008 ini bertujuan untuk:

1. Menyajikan gambaran kondisi (profil) pemuda Indonesia dilihat

dari aspek jenis kelamin, umur, pendidikan, kesehatan, dan

ketenagakerjaan. Profil ini akan memberikan gambaran tentang

sumber daya pemuda Indonesia. Sehingga diharapkan dapat

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 4

diketahui kualitas pemuda dari aspek pendidikan dan kesehatan.

Melalui profil ini diharapkan pula dapat mengetahui angka

penyerapan tenaga kerja dan tingkat pengangguran di kalangan

pemuda.

2. Menyajikan data ketersediaan fasilitas olahraga di setiap propinsi.

Ketersediaan fasilitas merupakan syarat mutlak memasyarakatkan

olahraga di masyarakat. Adalah suatu kemustahilan apabila

mengharapkan prestasi olahraga yang tinggi tanpa memperhatikan

ketersediaan fasilitas, karena itu perlu diketahui ketersediaan

fasilitas olahraga di setiap propinsi.

3. Menyajikan data tingkat pencapaian prestasi keolahragaan pemuda

Indonesia. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan di

bidang olahraga adalah tingkat pencapaian prestasi. Pada dasarnya

semua kegiatan pembangunan bidang olahraga, baik yang berupa

sarana dan prasarana, regulasi dan kebijakan bermuara pada tujuan

meningkatnya prestasi di bidang keolahragaan.

4. Menyajikan data proyeksi pemuda Indonesia sampai tahun 2015.

Proyeksi penduduk diperlukan terutama terkait dengan

perencanaan program pembangunan di masa mendatang. Sehingga

diharapkan dapat disusun suatu program yang tepat guna dan tepat

waktu.

5. Menyajikan karakteristik rumah tangga miskin, termasuk di

dalamnya adalah rumah tangga miskin yang dikepalai pemuda.

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 5

1.3 Sumber Data

Sumber data dan informasi yang digunakan dalam publikasi ini

sebagian besar bersumber dari survei atau sensus yang dilakukan oleh

Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu meliputi:

1. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel Maret 2005 dan

Susenas Panel Maret 2007 dan Kor Juli 2007. Susenas adalah

survei rutin tahunan yang diselengarakan BPS melalui pendekatan

rumah tangga. Sampel Susenas mencakup seluruh wilayah

Indonesia. Data yang dicakup meliputi variabel sosial dan

ekonomi.

2. Potensi Desa (Podes) 2005 dan Podes 2008. Podes adalah suatu

kegiatan pencacahan lengkap (sensus) terhadap seluruh

desa/kelurahan di Indonesia.

3. Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2007. Sakernas

merupakan kegiatan survei tahunan khusus mengenai angkatan

kerja. Sampel Sakernas mencakup seluruh wilayah Indonesia.

4. Data tingkat pencapaian prestasi pemuda Indonesia dalam arena

olahraga bersumber dari Komite Olahraga Nasional Indonesia

(KONI), Kementerian Pemuda dan Olahraga serta website-website

yang berhubungan.

5. Data Sarjana Pendamping Penggerak Pembangunan di Perdesaan

tahun 2006.

6. Data Proyeksi Pemuda 2008 yang diolah dari Proyeksi Penduduk

Indonesia per Propinsi tahun 2005-2015.

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 6

1.4 Sistematika Penyajian

Publikasi ini dibagi menjadi 8 bab. Bab pertama adalah

pendahuluan, yang membahas mengenai latar belakang, tujuan, sumber

data dan sistematika penulisan. Bab ke dua menyajikan masalah

kependudukan yang meliputi jumlah dan persebaran pemuda, pemuda

menurut jenis kelamin, status perkawinan dan partisipasi pemuda dalam

keluarga berencana. Bab ke tiga mengenai pendidikan yang mengulas

tentang partisipasi sekolah, pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan

buta aksara. Bab ke empat membahas tentang kesehatan yang mencakup

angka morbiditas dan pemuda yang mempunyai keluhan kesehatan. Bab

ke lima membahas pemuda dan angkatan kerja yang meliputi partisipasi

pemuda dalam angkatan kerja, dan angka pengangguran. Bab ke enam

tentang pemberdayaan pemuda yang meliputi peran serta pemuda dalam

keolahragaan, di bidang sains, serta prestasi sarjana penggerak

pembangunan di perdesaan. Bab ke tujuh mengenai proyeksi jumlah

pemuda sampai tahun 2015. Dan bab ke delapan yang merupakan bab

terakhir membahas mengenai pemuda dan pengentasan kemiskinan,

kemiskinan dan umur dan peranan pemuda dalam pengentasan

kemiskinan.

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 7

Kependudukan

Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang

peranan penting. Data kependudukan yang lengkap dan akurat akan

mempermudah pembuatan perencanaan pembangunan serta diperoleh

perencanaan pembangunan yang tepat.

Data kependudukan, khususnya kelompok usia 18-35 tahun yang

dikategorikan sebagai pemuda juga sama pentingnya dengan data

kependudukan keseluruhan, karena terkait dengan peran strategis mereka

di dalam pembangunan bangsa.

Data kependudukan, khususnya kelompok pemuda akan

membahas masalah jumlah dan persebaran pemuda di Indonesia, rasio

jenis kelamin pemuda menurut kelompok umur, status perkawinan

pemuda, dan partisipasi pemuda dalam Keluarga Berencana (KB).

2.1 Jumlah dan Persebaran Pemuda

Berdasarkan angka proyeksi BPS, penduduk Indonesia pada tahun

2007 sebanyak 225,64 juta jiwa, 32,4 persen di antaranya adalah

kelompok pemuda. Jumlah pemuda yang cukup besar merupakan salah

satu potensi yang dimiliki bangsa Indonesia dalam rangka membangun

BAB

2

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 8

Indonesia di masa kini dan mendatang. Dari 73,12 juta jiwa, ternyata

persentase pemuda perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki, namun

selisihnya tidak berbeda jauh, yaitu hanya 0,11 persen dengan

perbandingan 50,37 persen berbanding 50,48 persen.

Di samping jumlah, persebaran penduduk juga perlu mendapat

perhatian khusus para perencana pembangunan. Informasi mengenai

persebaran penduduk, khususnya pemuda dapat menjadi pijakan dalam

menentukan tingkat konsentrasi pembangunan. Wilayah dengan

konsentrasi pemuda tinggi memerlukan perhatian khusus agar sesuai

dengan daya dukung lingkungan dan dapat menciptakan lapangan

pekerjaan yang dapat meminimalisasi arus urbanisasi maupun

perpindahan penduduk ke satu wilayah saja.

Data Susenas tahun 2007 menunjukkan lebih dari 50 persen

(tepatnya 52,62%) pemuda bertempat tinggal di perdesaan. Hal tersebut

merupakan suatu kewajaran mengingat jumlah penduduk Indonesia yang

bertempat tinggal di perdesaan mencapai 56 persen dan wilayah di

Indonesia masih berstatus perdesaan sekitar 87,8 persen (Podes 2005).

Jika persebaran pemuda dilihat menurut kepulauan, tampak

persebaran yang sangat tidak merata. Sebagian besar terkonsentrasi di

Pulau Jawa dan Pulau Sumatera yang masing-masing mencapai 57,69

persen dan 21,32 persen (lihat Gambar 2.1.). Kedua pulau tersebut

termasuk sebagai kawasan barat Indonesia (KBI). Seperti diketahui

selama ini bahwa pembangunan di Indonesia lebih banyak terkonsentrasi

di kawasan tersebut. GBHN 1999 secara eksplisit menyebutkan bahwa

salah satu arah kebijakan pembangunan daerah adalah meningkatkan

pembangunan di seluruh daerah terutama kawasan timur Indonesia

(KTI). Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan di kawasan barat

Indonesia lebih maju dibanding kawasan timur sehingga KTI perlu

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 9

perhatian khusus. Menurut garis Wallace, KBI meliputi seluruh propinsi

di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali, sedangkan KTI meliputi

seluruh propinsi di Pulau Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Papua, NTB,

dan NTT.

Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS

Berdasarkan hasil proyeksi, propinsi-propinsi yang menjadi pusat

konsentrasi pemuda di Pulau Jawa adalah Jawa Barat (13,26 juta), Jawa

Tengah (9,77 juta), dan Jawa Timur (11,46 juta), untuk lebih lengkapnya

dapat dilihat di Lampiran 1.

Besarnya konsentrasi pemuda (lihat Lampiran 2) di Pulau Jawa

menyebabkan kepadatan yang tinggi dibanding pulau-pulau utama

lainnya. Pulau Jawa yang hanya 7 persen dari keseluruhan wilayah

Indonesia dan memiliki jumlah pemuda tertinggi menyebabkan sangat

tingginya kepadatan pemuda di Pulau Jawa yaitu mencapai 326 jiwa

setiap 1 km2. Sedangkan, Propinsi Papua yang luasnya mencapai 16,70

persen dari total wilayah Indonesia (merupakan propinsi terluas), pada

setiap kilometer perseginya hanya didiami sekitar 2 pemuda. Propinsi-

propinsi dengan kepadatan pemuda tertinggi semuanya berada di Pulau

Jawa, yaitu DKI Jakarta (5.285 jiwa/ km2) dengan kepadatan tertinggi

jauh di atas propinsi lainnya, kemudian diikuti oleh propinsi lain di Pulau

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 10

Jawa dengan kisaran di atas 200 pemuda per kilometer persegi. Untuk

propinsi di luar Pulau Jawa, Bali merupakan propinsi dengan kepadatan

tertinggi (191 jiwa/ km2).

2.2 Rasio Jenis Kelamin Pemuda menurut Propinsi dan Kelompok Umur

Rasio jenis kelamin adalah perbandingan jumlah penduduk laki-

laki dengan 100 penduduk perempuan. Data ini berguna untuk

pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender,

terutama berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan

perempuan secara adil.

Rasio jenis kelamin di Indonesia secara keseluruhan menunjukkan

angka 98 yang berarti bahwa untuk setiap 98 pemuda laki-laki dibarengi

dengan 100 pemuda perempuan atau dengan kata lain pemuda yang

berjenis laki-laki jumlahnya lebih sedikit dibanding pemuda yang

berjenis kelamin perempuan. Namun, rasio ini tidak menggambarkan

keadaan setiap wilayah di Indonesia. Seperti Propinsi Riau, Sumatera

Selatan, Lampung, Bangka Belitung, D.I. Yogyakarta, Bali, Kalimantan

Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi

Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat,

dan Papua menunjukkan hal yang sebaliknya, yaitu jumlah pemuda laki-

laki yang lebih banyak dibanding pemuda perempuan (lihat Lampiran 3).

Menurut kelompok umur (lihat Gambar 2.2.), terlihat pola yang

menarik. Semakin tua, rasio jenis kelamin pemuda semakin menurun

yang berarti semakin tua, jumlah pemuda laki-laki semakin berkurang

dibanding pemuda perempuan. Pada kelompok umur 18-19 tahun dan

20-24 tahun, jumlah pemuda laki-laki lebih banyak dibanding pemuda

perempuan (rasio di atas 100). Pada kelompok umur yang lebih tua, yaitu

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 11

25-29 tahun dan 30-35 tahun, terjadi kodisi sebaliknya, jumlah pemuda

perempuan lebih banyak dibanding pemuda laki-laki (rasio di bawah

100).

Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS

2.2 Status Perkawinan Pemuda

Mengingat definisi pemuda adalah penduduk yang berumur 18-35

tahun, maka sesuatu yang wajar jika ditemukan ada pemuda yang telah

berstatus kawin. BPS mendefinisikan seseorang berstatus kawin apabila

mereka terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan, baik yang

tinggal bersama maupun terpisah, yang menikah secara sah maupun yang

hidup bersama yang oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sah sebagai

suami istri.

Dari Tabel 2.1 terlihat sebagian besar pemuda di Indonesia telah

berstatus kawin. Seperti di perkotaan, lebih dari 50 persen penduduk

yang berusia 18-35 tahun telah berstatus kawin. Di perdesaan bahkan

hampir mencapai 66 persen.

Pola yang cukup menarik terlihat dalam Tabel 2.1 pemuda

perempuan yang berstatus kawin, cerai hidup, dan cerai mati

menunjukkan persentase yang lebih tinggi dibanding pemuda laki-laki

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 12

baik yang tinggal di perkotaan maupun perdesaan, begitu juga halnya

dengan pola nasional. Tingginya persentase pemuda perempuan yang

berstatus kawin dibanding pemuda laki-laki terkait dengan keberadaan

UU Perkawinan No. 1 Tahun 2004 mengijinkan perempuan dapat

melakukan perkawinan dengan umur terendah 16 tahun, sedangkan laki-

laki harus berumur 21 tahun ke atas. Serta adanya stigma dalam

masyarakat bahwa menjadi perawan tua merupakan sesuatu yang harus

dihindari dapat menjadi pemicu tingginya perkawinan pemuda

perempuan.

Tabel 2.1: Persentase Pemuda menurut Status Perkawinan, Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, Tahun 2007

Daerah Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin

Belum kawin Kawin Cerai

hidup Cerai mati

(1) (2) (3) (4) (5)

Perkotaan 45,70 52,60 1,40 0,40

Laki-laki 54,90 44,30 0,70 0,10

Perempuan 36,90 60,60 2,00 0,60 Perdesaan 31,90 65,80 1,80 0,50

Laki-laki 43,80 54,80 1,10 0,20

Perempuan 20,40 76,40 2,40 0,70 Perkotaan + Perdesaan 38,40 59,60 1,60 0,40

Laki-laki 49,00 49,90 0,90 0,20

Perempuan 28,20 68,90 2,20 0,70 Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS

2.3 Partisipasi Pemuda dalam Keluarga Berencana (KB)

Program keluarga berencana (KB) merupakan salah satu bentuk

komitmen pemerintah Indonesia dalam rangka menekan jumlah

penduduk. Program yang mulai diluncurkan pada 29 Juni 1970 ini telah

menunjukkan keberhasilan yang ditandai dengan penurunan tingkat

fertilitas, yaitu mulai dari 5,61 anak per wanita pada tahun 1968 menjadi

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 13

4,68 tahun 1977, dan mencapai 2,27 anak per wanita pada tahun 2000

(www.datastatistik-indonesia.com).

Pelaku KB adalah pasangan usia subur yaitu pasangan suami istri

yang istrinya berusia 15-49 tahun. Hal ini berarti pemuda yang

merupakan penduduk berusia 18-35 tahun (termasuk penduduk usia

subur) merupakan salah satu pelaku KB. Jumlah yang mencapai

sepertiga penduduk Indonesia, pemuda dapat menunjukkan perannya

sebagai pelaku KB dalam rangka mengendalikan jumlah serta

meningkatkan kualitas penduduk.

Tabel 2.2: Persentase Pemuda Pernah Kawin menurut Partispasi dalam Keluarga Berencana dan Daerah Tempat Tinggal, Tahun 2007

Partisipasi dalam Keluarga Berencana Daerah Tempat

Tinggal Sedang menggunakan

Tidak menggunakan lagi

Tidak pernah menggunakan

(1) (2) (3) (4)

Perkotaan 59,20 18,60 22,20

Perdesaan 60,80 17,40 21,80

Total 60,10 17,90 22,00

Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS

Hasil Susenas 2007 menunjukkan jumlah pemuda yang sedang

menggunakan alat KB atau yang sedang berpartispasi dalam KB telah

mencapai lebih 60 persen yang merupakan tingkat partisipasi yang cukup

tinggi. Jika dibedakan menurut daerah tempat tinggal, ternyata selisih

antara pemuda yang sedang menggunakan KB yang tinggal di perkotaan

dengan yang tinggal di daerah perdesaan hanya 1,6 persen. Ini

merupakan indikasi bahwa kesadaran pemuda untuk mengikuti program

KB di perdesaan hampir sama dengan di perkotaan.

Pencapaian partisipasi KB secara nasional yang mencapai 60

persen tidak searah dengan pencapaian di KTI seperti di Nusa Tenggara

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 14

Timur (NTT), Maluku, Papua, dan Papua Barat (lihat Lampiran 4).

Di keempat propinsi tersebut keikutsertaan pemuda dalam program KB

termasuk rendah. Pemuda yang tidak pernah menggunakan KB di NTT

mencapai 48,6 persen, di Maluku mencapai 52,4 persen, di Papua

mencapai 52,7 persen dan di Papua Barat mencatat angka tertinggi yaitu

sebesar 54,7 persen.

Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS

Partisipasi KB menurut kelompok umur dari kelompok umur 18-

19 tahun ke kelompok 30-35 tahun tampak meningkat sejalan dengan

meningkatnya umur, yaitu dari 40,89 persen menjadi 62,37 persen.

Kelompok umur 18-19 tahun adalah kelompok pasangan usia

perkawinan muda yang pada umumnya menginginkan punya anak

sehingga mereka belum menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah

kehamilan. Sebaliknya pada umur perkawinan tua, mereka sudah

memiliki anak yang mungkin lebih dari 10 orang, sehingga mereka

banyak menggunakan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 15

Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

(http://id.wikipedia.org). Proses pembelajaran yang dilalui melalui

pendidikan merupakan salah satu cara dalam peningkatan kualitas

sumber daya manusia, khususnya pemuda yang merupakan tulang

punggung pembangunan nasional.

Pendidikan sangat berperan dalam peningkatan kualitas sumber

daya manusia. Pendidikan yang selalu disertai dengan terobosan secara

konsisten dan berkelanjutan akan mampu menghasilkan manusia-

manusia yang unggul, cerdas, dan kompetitif. Pendidikan merupakan

pondasi dasar untuk menyiapkan SDM bangsa yang berkualitas,

khususnya bagi pemuda yang notabene merupakan SDM potensial yang

akan menjadi penggerak aktif pembangunan bangsa.

Untuk mengukur berhasil atau tidaknya pendidikan di Indonesia

dapat dilihat dari tingkat partisipasi sekolah, tingkat pendidikan tertinggi

yang ditamatkan, dan angka buta aksara. Ketiga indikator yang

BAB

3

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 16

disebutkan di atas akan dibahas pada bab ini, baik menurut jenis kelamin

maupun daerah tempat tinggal.

3.1 Tingkat Partisipasi Sekolah

Susenas 2007 membedakan tingkat partisipasi sekolah menjadi

tiga, yaitu tidak atau belum pernah bersekolah, masih bersekolah, dan

tidak bersekolah lagi. Partisipasi sekolah di sini merujuk kepada jenjang

pendidikan formal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang

diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini

mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar,

pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

Pemuda masih termasuk penduduk aktif di pendidikan formal,

yaitu pendidikan menengah dan pendidikan tinggi berdasarkan usia yang

dijadikan standar menurut jenjang pendidikan di Indonesia atau rentang

usia yang dianjurkan pemerintah dan umum. Usia 18 tahun merupakan

bagian dari kelompok usia standar untuk jenjang pendidikan SMA dan

usia 19 tahun ke atas merupakan kelompok usia standar untuk jenjang

perguruan tinggi.

Tingkat partisipasi sekolah menggambarkan bagaimana status

pemuda dalam jenjang pendidikan formal. Dari Tabel 3.1 terlihat bahwa

lebih dari 90 persen pemuda berumur 18-35 tahun sudah tidak duduk di

bangku sekolah formal lagi atau tidak bersekolah lagi baik laki-laki

maupun perempuan.

Pada penduduk usia 18-35 tahun ini, ternyata ada yang sama sekali

belum pernah mengenyam pendidikan formal, baik laki-laki mapun

perempuan. Dalam Tabel 3.1 terlihat sebesar 1,34 persen pemuda laki-

laki belum pernah mengenyam bangku sekolah. Bias gender dalam dunia

pendidikan masih kentara terlihat di Indonesia. Masih ditemukan sebesar

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 17

2,12 persen (lebih tinggi dari pemuda laki-laki) pemuda perempuan yang

juga belum pernah mencicipi bangku sekolah.

Tabel 3.1: Persentase Pemuda menurut Partisipasi Sekolah dan Jenis Kelamin, Tahun 2007

Jenis Kelamin Belum/Tidak

Pernah Sekolah

Masih/Sedang Sekolah

Tidak Bersekolah Lagi

(1) (2) (3) (4)

Laki-laki 1,34 7,38 91,28

Perempuan 2,12 6,53 91,35

Total 1,74 6,94 91,32

Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS

Sekitar 7 persen pemuda, tepatnya pemuda laki-laki 7,38 persen

dan pemuda perempuan 6,53 persen masih berstatus sekolah. Pada usia

ini (18-35 tahun) umumnya pemuda bersekolah di pendidikan menengah

(SMA) atau perguruan tinggi.

Fakta menarik terlihat pada partisipasi sekolah pemuda di

propinsi-propinsi di Indonesia (lihat Lampiran 5). Pemuda yang

tidak/belum pernah sekolah antar propinsi secara umum tidak terlalu

bervariasi, angkanya berkisar antara 0,50 s.d. 5,80 persen, kecuali Papua.

Persentase pemuda yang tidak pernah sekolah di Propinsi Papua

mencapai 22,60 persen, suatu angka yang sangat tinggi dibandingkan

dengan propinsi lainnya. Dengan propinsi tetangga pun menunjukkan

perbedaan yang sangat signifikan, yaitu Papua Barat yang hanya 5,80

persen.

Sesuai dengan julukan yang disematkan ke Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta, yaitu kota pelajar, pemuda yang tidak pernah

sekolah termasuk rendah, yaitu hanya 0,60 persen dan jumlah pemuda

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 18

yang masih berstatus sekolah merupakan yang tertinggi dibanding

propinsi lain, yakni mencapai 21,50 persen.

Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS

Selama ini ada wacana mengenai ketimpangan pendidikan antara

masyarakat perdesaan dengan perkotaan. Data Susenas 2007, secara jelas

menunjukkan hal tersebut (lihat Gambar 3.1). Persentase pemuda yang

belum sempat mengenyam pendidikan formal di perdesaan jauh lebih

rendah dibanding yang tinggal di perkotaan, yaitu 0,72 persen

berbanding 2,65 persen. Di sisi lain, pemuda yang masih/sedang

bersekolah di perdesaan hanya mencapai separuhnya (4,32%) dari

pemuda yang tinggal di perkotaan (9,86%).

3.2 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Angka pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh pemuda dapat

menjadi acuan dalam membuat perencanaan tenaga kerja dan memberi

gambaran tentang kualitas sumber daya tenaga kerja yang tersedia di

suatu wilayah, serta dapat digunakan untuk menilai keberhasilan

pembangunan pendidikan di wilayah tersebut.

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 19

Data pendidikan tertinggi yang ditamatkan pemuda merupakan

persentase pemuda yang menamatkan jenjang pendidikan tertentu

terhadap jumlah pemuda.

Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS

Gambar 3.2 menunjukkan bahwa sumber daya pemuda Indonesia

lebih dari sepertiganya (31,81%) berpendidikan SMA; 29,20 persen

berpendidikan SD, dan 24,02 persen telah berpendidikan SMP dan hanya

7,15 persen yang telah menyelesaikan perguruan tinggi.

Pola serupa dapat ditemukan di hampir semua propinsi di

Indonesia (lihat Lampiran 6), tingkat pendidikan tertinggi yang

ditamatkan oleh pemuda rata-rata SD, SMP, dan SMA. Dibanding

dengan angka nasional, pemuda yang berpendidikan sampai tingkat

perguruan tinggi di Propinsi DKI Jakarta dan D.I Yogyakarta mencapai

lebih dari 10 persen, yaitu masing-masing 15,40 persen dan 13,10 persen.

Di samping itu, ternyata cukup banyak pemuda yang tidak punya ijazah,

yang berarti belum pernah menamatkan pendidikan SD sekalipun.

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 20

3.3 Buta Aksara

Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah

kemampuan baca tulis penduduk dewasa. Kemampuan baca tulis

tercermin dari data angka melek huruf. Sebaliknya buta aksara

menunjukkan kondisi yang berlawanan. Angka buta aksara merupakan

indikator yang mengukur persentase penduduk (pemuda) yang tidak bisa

membaca dan menulis huruf latin. Tinggi rendahnya angka buta aksara di

suatu wilayah dapat menjadi tolok ukur keberhasilan pembangunan

sumber daya manusia di bidang pendidikan.

Kualitas pemuda pun dapat dicerminkan oleh data buta aksara ini.

Persentase pemuda dengan angka buta aksara yang tinggi perlu mendapat

perhatian. Kemampuan baca tulis adalah modal dasar pemuda untuk

mengembangkan diri dan membangun bangsanya.

Berdasarkan data Susenas 2007, secara nasional persentase

pemuda yang tidak bisa membaca dan menulis huruf latin mencapai 2,60

persen. Meskipun angka buta aksara secara nasional hanya 2,60 persen,

namun masih ada propinsi dengan angka buta aksara di atas angka

nasional. Sebanyak 14 propinsi memiliki persentase pemuda yang buta

aksara di atas 2,6 persen. Di antara 14 propinsi tersebut, Propinsi Papua

mempunyai angka buta aksara tertinggi yaitu mencapai 22,60 persen.

Secara keseluruhan angka buta aksara untuk pemuda di propinsi-propinsi

di Indonesia kurang dari 8 persen dan predikat propinsi dengan angka

buta aksara pemuda terendah terdapat di Propinsi DKI Jakarta yang

hanya 0,6 persen.

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 21

Tabel 3.2: Angka Buta Aksara menurut Daerah Tempat Tinggal,

Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Tahun 2007

Kategori Perkotaan Perdesaan Total

(1) (2) (3) (4)

Kelompok Umur

18-19 1,39 2,36 1,91

20-24 1,07 2,81 1,95

25-29 1,27 3,62 2,50

30-35 1,67 4,85 3,40

Jenis Kelamin

Laki-laki 1,14 2,91 2,07

Perempuan 1,56 4,44 3,07

Total 1,35 3,69 2,58 Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS

Mengamati angka buta aksara menurut kelompok umur, tampak

pola yang wajar. Angka buta aksara pemuda yang berada pada kelompok

umur yang lebih muda cenderung lebih rendah dibanding pemuda pada

kelompok umur lebih tua. Seperti yang terlihat pada Tabel 3.2, angka

buta aksara pemuda yang berumur 30-35 tahun lebih tinggi dibanding

yang berumur 25-29 tahun, begitu juga angka buta aksara pada kelompok

umur 25-29 tahun lebih tinggi dibanding pada kelompok umur 20-24

tahun. Namun, pola yang sedikit berbeda diperlihatkan angka buta aksara

pemuda di perkotaan. Angka buta aksara pemuda umur 18-19 tahun lebih

tinggi dibanding yang berumur 20-24 tahun.

Secara keseluruhan memperlihatkan bahwa pemuda yang buta

aksara di perdesaan jauh lebih tinggi dibanding di perkotaan, pemuda

yang buta aksara di perdesaan mencapai dua kali lipat dibanding

perkotaan, yaitu 3,69 persen berbanding 1,35 persen.

Angka buta aksara menurut jenis kelamin masih memperlihatkan

ketertinggalan dan keterbatasan kesempatan bagi perempuan dalam

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 22

mengenyam pendidikan. Di perkotaan maupun di perdesaan

menunjukkan kesenjangan tersebut. Seperti di perdesaan, persentase

perempuan yang buta aksara mencapai 4,44 persen dan laki-laki hanya

2,91 persen. Sebenarnya pola serupa terlihat di perkotaan, namun

kesenjangan tersebut tidaklah terlalu tinggi. Walaupun persentase

pemuda yang buta aksara lebih rendah dibanding pemudi, namun

selisihnya tidak terlalu jauh, yaitu hanya 0,42 persen.

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 23

Kesehatan

Sebagai generasi penerus bangsa, kaum muda harus siap

mengahadapi persaingan hidup. Untuk itu, sudah selayaknya pemuda

senantiasa meningkatkan kemampuannya agar tidak terlindas oleh roda

kemajuan zaman. Peningkatan kualitas kesehatan di kalangan pemuda

menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan kualitas sumber

daya manusia sekarang dan di masa yang akan datang.

Pada bulan April 2007, Menteri Kesehatan mencanangkan

pembentukan Pemuda Siaga Peduli Kesehatan. Dalam sambutannya,

dikatakan bahwa pemuda yang tergabung dalam Pemuda Siaga Peduli

Kesehatan akan dibekali pengetahuan dan keterampilan mengenai

berbagai hal tentang kesehatan seperti penanggulangan bencana, wabah

demam berdarah, flu burung dan lain-lain. Sehingga diharapkan

organisasi kepemudaan dan mahasiswa dapat berperan aktif menangani

masalah kesehatan yang terjadi. Isi Deklarasi Pemuda Siaga Peduli

Kesehatan sebagai berikut:

BAB

4

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 24

Sumber: http://www.ppk-depkes.org/index.php?option=com_content&view=article&

id=275:pemuda-siaga-peduli-kesehatan&Itemid=151

DEKLARASI PEMUDA SIAGA PEDULI KESEHATAN

Pemuda sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang

mempunyai hak hidup sehat berkewajiban untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat. Menyadari bahwa

Indonesia masih dilanda berbagai masalah kesehatan yang perlu segera

ditanggulangi.

Pemuda Indonesia sebagai pejuang bangsa dengan potensi

pengetahuan dan keterampilan memiliki kewajiban untuk ikut berperan aktif

dalam mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan masyarakat dan

berperan sebagai pelopor, penggerak, pelaksana pembangunan

kesehatan bangsa.

Untuk itu kami:

- Pemuda Siaga Peduli Kesehatan sebagai pelopor pembangunan

kesehatan siap memprakarsai dan memberdayakan masyarakat

dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatannya.

- Pemuda Siaga Peduli Kesehatan sebagai penggerak

pembangunan kesehatan siap menggerakkan sumber daya yang

ada dalam membantu penanganan masalah kesehatan.

- Pemuda Siaga Peduli Kesehatan sebagai pelaksana

pembangunan siap bersama masyarakat untuk mengatasi

masalah kesehatan khususnya menjadi mitra pelaksana di desa

siaga.

- Pemuda Siaga Peduli Kesehatan bersama dengan komponen

masyarakat lainnya ikut mengkritisi jalannya pembangunan

kesehatan.

Dalam rangka merealisasikan kegiatan-kegiatan tersebut dibentuk

kelompok Pemuda Siaga Peduli Kesehatan yang anggota-anggotanya

adalah organisasi kepemudaan dan mahasiswa yang dikoordinasi dan

difasilitasi oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Demikian Deklarasi ini kami nyatakan sebagai bentuk komitmen dan

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 25

Deklarasi ini menunjukkan bahwa pemerintah benar-benar

menyadari betapa pentingnya peran pemuda dalam pembangunan

bangsa.

4.1 Angka Kesakitan Pemuda

Informasi status kesehatan pemuda memberikan gambaran

mengenai kondisi kesehatan pemuda yang dapat dilihat melalui indikator

angka kesakitan. Angka ini menyatakan persentase pemuda yang

mengalami gangguan kesehatan hingga menggangu aktivitas sehari-hari.

Secara nasional, angka kesakitan pemuda di daerah perdesaan

lebih tinggi dibanding di daerah perkotaan. Hal ini mungkin disebabkan

kesadaran untuk menjaga pola hidup sehat di perdesaan relatif masih

rendah. Sedangkan jika dilihat menurut propinsi yang disajikan pada

Lampiran 7, ada 4 propinsi yang angka kesakitan pemuda di daerah

perkotaannya justru lebih tinggi dibanding perdesaan. Keempat propinsi

tersebut beruturt-turut dari yang angka kesakitan pemudanya paling

tinggi adalah Banten (kota = 11,56% - desa = 11,11%), Nusa Tenggara

Barat (kota = 18,22% - desa = 17,96%), Papua Barat (kota = 23,09% -

desa = 14,36%), dan Papua (kota = 17,34% – desa = 16,16%). Angka

kesakitan pemuda menurut tipe daerah dan jenis kelamin Tahun 2007

disajikan pada Gambar 4.1

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 26

Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS

Dari Gambar 4.1 terlihat bahwa secara nasional tingkat kesakitan

pemuda laki-laki sedikit lebih tinggi dibandingkan perempuan. Hal

serupa juga tergambar pada angka kesakitan pemuda menurut pulau dan

jenis kelamin tahun 2007 yang disajikan pada Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1: Angka Kesakitan Pemuda menurut Jenis Kelamin dan Pulau/Kepulauan, Tahun 2007

Angka Kesakitan Pulau/Kepulauan

Laki-laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4)

Sumatera 13,40 13,20 13,30

Jawa 11,10 10,50 10,76

Nusa Tenggara 19,50 18,80 19,10

Kalimantan 12,50 12,90 12,67

Sulawesi 17,40 17,00 17,20

Maluku 18,10 18,10 18,08

Papua 17,20 16,40 16,79

Total 12,70 12,30 12,49 Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS

Secara nasional, pada tahun 2007 pemuda yang mengalami

gangguan keluhan kesehatan sebesar 12,49 persen. Angka kesakitan laki-

laki lebih tinggi 0,40 persen dibanding angka kesakitan perempuan.

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 27

Tidak ada perbedaan signifikan antara pemuda laki-laki dengan

perempuan.

Jika dilihat menurut pulau, angka kesakitan pemuda tertinggi

berada di Kepulauan Nusa Tenggara sebesar 19,1%, Maluku di urutan

kedua sebesar 18,08% dan Pulau Jawa pada urutan terendah sebesar

10,76%.

Dilihat menurut propinsi (Lampiran 8), 5 propinsi dengan angka

kesakitan tertinggi berturut-turut adalah Nusa Tenggara Timur (24%),

Gorontalo (21,9%), Maluku Utara (21,7%), Sulawesi Tengah (21,5%),

dan Sulawesi Barat (21,1%). Tahun 2007, Propinsi Jawa Tengah

mencetak angka kesakitan terendah sebesar 9,3%.

Dari daerah tempat tinggal, angka kesakitan pemuda pada daerah

perdesaan relatif lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan. Angka

kesakitan di daerah perdesaan sebesar 14,07 persen, sedangkan di daerah

perkotaan hanya 10,7 persen. Hal ini dimungkinkan karena di daerah

perdesaan pada umumnya prasarana kesehatan dan kesadaran terhadap

pentingnya hidup sehat masih lebih rendah dibanding perkotaan,

sehingga berdampak pada rendahnya tingkat kesehatan pemuda.

4.2 Jenis Keluhan Kesehatan

Pada umumnya, semua orang pernah merasakan gangguan

kesehatan. Hasil Susenas 2007 menunjukkan bahwa gangguan kesehatan

pilek dan batuk paling banyak diderita pemuda dibandingkan penyakit

yang lain. Persentase pemuda yang sakit menurut jenis keluhan

kesehatan disajikan pada Tabel 4.2.

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 28

Tabel 4.2: Persentase Pemuda yang Sakit menurut Jenis Keluhan

Kesehatan dan Jenis Kelamin, Tahun 2007

Jenis Keluhan Jenis Kelamin Panas Batuk Pilek Asma Diare Sakit

Kepala Sakit Gigi

Lain- nya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Laki-laki 35,10 45,10 46,20 3,90 5,80 21,80 7,60 31,10

Perempuan 30,10 38,30 41,60 4,20 5,40 26,90 8,10 34,20

Total 32,50 41,60 43,80 4,10 5,60 24,50 7,90 32,70

Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS

Dari Tabel 4.2 terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan

antara persentase pemuda laki-laki dan perempuan yang mengalami

keluhan kesehatan dari setiap jenis keluhan. Jika melihat tingkat keluhan

kesehatan menurut kelompok umur yang disajikan pada Tabel 4.3, relatif

tidak ada perbedaan.

Tabel 4.3: Persentase Pemuda yang Sakit menurut Jenis Keluhan Kesehatan dan Kelompok Umur, Tahun 2007

Jenis Keluhan Kelompok Umur Panas Batuk Pilek Asma Diare Sakit

Kepala Sakit Gigi

Lain- nya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

18-19 35,20 41,00 44,50 3,70 5,40 21,30 7,40 31,40

20-24 33,00 41,20 44,00 3,70 5,40 22,40 7,50 32,20

25-29 32,50 41,20 43,70 4,20 5,60 25,30 8,10 32,40

30-35 31,70 42,20 43,60 4,30 5,70 25,90 8,10 33,60

Total 32,50 41,60 43,80 4,10 5,60 24,50 7,90 32,70

Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 29

Pemuda dan Angkatan Kerja

Ketenagakerjaan merupakan salah satu sektor penting bagi

pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam upaya pemerintah

untuk mengurangi jumlah penduduk miskin. Untuk itu pemerintah terus

berusaha menciptakan program pembangunan pada sektor ekonomi dan

sektor ketenagakerjaan, terutama ditujukan pada kelompok penduduk

yang tergolong miskin. Tujuannya adalah untuk meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraan rakyat.

Penduduk usia kerja (PUK) dikelompokkan menjadi angkatan

kerja dan bukan angkatan kerja. Di Indonesia, PUK adalah penduduk

yang telah berusia 15 tahun ke atas. Angka PUK ini terus mengalami

peningkatan dari waktu ke waktu. Jumlah PUK pada bulan Agustus 2007

mengalami peningkatan sekitar 1,05 persen dibandingkan kondisi

Februari 2007 (Sumber: Sakernas Agustus 2007, BPS). Dari seluruh

PUK pada Agustus 2008, sekitar 67 persennya adalah pemuda berusia

18-35 tahun. Persentase pemuda menurut jenis kegiatannya sehari-hari

disajikan pada Gambar 5.1.

BAB

5

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 30

Sumber: Sakernas Agustus 2007, BPS

Dari Gambar 5.1 terlihat bahwa kegiatan pemuda terkonsentrasi

pada kegiatan bekerja dan mengurus rumah tangga. Jika ditinjau menurut

jenis kelamin, ada perbedaan yang cukup signifikan pada dua kegiatan

ini. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.2.

Sumber: Sakernas Agustus 2007, BPS

Dari Gambar 5.2 terlihat bahwa hampir semua pemuda yang

mengurus rumah tangga adalah perempuan. Pemuda laki-laki

mendominasi dalam kegiatan bekerja, dari semua pemuda yang bekerja,

sekitar 63 persennya adalah laki-laki. Persentase pemuda yang bekerja

berdasarkan jenis kelamin dan daerah tempat tinggal disajikan pada

Gambar 5.3.

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 31

Sumber: Sakernas Agustus 2007, BPS

Dari Gambar 5.3 terlihat bahwa dalam kegiatan bekerja, laki-laki

tidak hanya mendominasi secara keseluruhan, tapi juga di daerah

perkotaan dan perdesaan. Hal ini sangat wajar karena secara umum,

tanggung jawab menopang kebutuhan keluarga ada di pundak laki-laki.

Peran angkatan kerja sebagai faktor penting dalam proses

produksi, kedudukannya lebih penting daripada sarana produksi yang

lainnya, seperti; bahan mentah, tanah, air dan sebagainya. Hal itu tidak

lain karena manusialah yang menggerakkan semua sumber-sumber

tersebut untuk menghasilkan barang.

Besarnya partisipasi angkatan kerja digambarkan melalui indikator

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT). Dua indikator ini merupakan indikator utama

ketenagakerjaan yang sering dipakai untuk melihat perkembangan suatu

wilayah di bidang ketenagakerjaan.

5.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Pemuda

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menyatakan

persentase jumlah penduduk angkatan kerja terhadap jumlah penduduk

usia kerja. Angka TPAK menunjukkan besaran relatif dari pasokan

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 32

tenaga kerja yang tersedia untuk memproduksi barang-barang dan jasa

dalam suatu perekonomian.

Ada berbagai faktor yang menyebabkan pemuda memasuki

angkatan kerja. Salah satu alasan di antaranya karena sudah tidak

bersekolah lagi, baik sukarela maupun terpaksa. Sukarela, misalnya

apabila seseorang telah menamatkan jenjang pendidikan tertentu.

Sedangkan yang terpaksa, misalnya karena alasan ekonomi seseorang

memilih putus sekolah sementara masih mempunyai keinginan untuk

melanjutkan. Dengan kondisi tersebut terpaksa harus bekerja/mencari

pekerjaan.

Angka TPAK pemuda menurut jenis kelamin dan wilayah per

propinsi disajikan dalam Tabel 5.1. Secara nasional, TPAK pemuda

tahun 2007 sebesar 69,76, lebih tinggi 3,57 poin dibandingkan angka

TPAK untuk PUK yang nilainya 66,19. Angka TPAK pemuda laki-laki

adalah 88,88 persen, sedangkan perempuan sebesar 51,65 persen.

Perbedaan antara TPAK pemuda laki-laki dengan perempuan cukup

signifikan, yaitu sebesar 37,23 poin. Angka yang cukup bisa

menggambarkan bahwa di Indonesia, laki-laki masih mendominasi peran

sebagai tulang punggung keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Menurut propinsi, TPAK tertinggi ada di Bali yaitu sebesar 80,46.

Untuk pemuda laki-laki, TPAK pemuda tertinggi ada di Kalimantan

Tengah sebesar 94,96, sedangkan terendah ada di DI Yogyakarta sebesar

81,26. Untuk TPAK pemuda perempuan, TPAK tertinggi ada di Papua

sebesar 71,23, sedangkan terendah ada di Propinsi Riau sebesar 31,48.

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 33

Tabel 5.1: Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Pemuda menurut Propinsi, Jenis Kelamin dan Daerah Tahun 2007

Wilayah Jenis Kelamin PROPINSI Per-

kotaan Per-

desaan Laki-laki Perem-puan

Total

NAD 59,35 69,95 84,07 51,02 66,76

Sumatera Utara 70,42 73,75 89,19 55,74 72,16

Sumatera Barat 66,34 68,98 87,04 49,68 68,07

Riau 57,32 58,72 87,24 31,48 58,27

Jambi 69,90 72,36 91,16 53,09 71,63

Sumatera Selatan 63,34 79,99 90,85 58,59 74,17

Bengkulu 77,46 79,93 92,89 67,27 79,20

Lampung 65,57 72,36 89,87 52,00 70,77

Kep Bangka Belitung 73,91 71,30 94,04 49,80 72,40

Kepulauan Riau 80,85 60,16 94,13 61,59 76,29

DKI Jakarta 67,41 - 85,78 50,11 67,41

Jawa Barat 63,63 62,93 89,49 39,26 63,32

Jawa Tengah 74,60 75,34 89,57 60,68 75,02

DI Yogyakarta 68,63 78,30 81,26 62,71 71,92

Jawa Timur 67,89 71,88 87,81 52,48 70,09

Banten 66,88 65,39 89,42 44,25 66,26

Bali 75,50 86,18 90,48 70,83 80,46

Nusa Tenggara Barat 69,93 74,76 89,12 60,06 72,87

Nusa Tenggara Timur 64,56 80,60 89,27 67,12 77,24

Kalimantan Barat 68,03 82,33 92,75 64,13 78,27

Kalimantan Tengah 74,29 81,60 94,96 64,21 79,32

Kalimantan Selatan 64,45 76,54 90,99 54,22 72,00

Kalimantan Timur 63,77 71,05 87,42 46,42 66,99

Sulawesi Utara 73,59 68,74 92,90 50,67 70,65

Sulawesi Tengah 63,16 69,01 87,18 50,48 67,67

Sulawesi Selatan 63,31 66,22 86,84 45,11 65,11

Sulawesi Tenggara 63,37 73,35 91,53 53,57 71,16

Gorontalo 62,37 71,16 89,16 48,73 68,68

Sulawesi Barat 73,78 64,90 89,80 47,29 66,76

Maluku 64,10 64,46 81,48 48,13 64,35

Mauku Utara 65,85 75,16 90,05 55,36 72,31

Papua Barat 70,66 77,33 92,29 59,14 75,10

Papua 62,68 85,54 89,58 71,23 79,99

Total 67,58 71,64 88,88 51,65 69,76 Sumber: Sakernas Agustus 2007, BPS

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 34

5.2 Tingkat Pengangguran Terbuka

Sampai saat ini, pengangguran masih menjadi isu sentral sebagai

salah satu faktor terbesar penyebab kemiskinan. Penyebab umum

pengangguran antara lain adalah karena jumlah lapangan pekerjaan yang

tersedia tidak mampu mengimbangi kian meningkatnya jumlah pencari

kerja, tidak sesuainya kompetensi pencari kerja dengan kebutuhan pasar,

masalah besaran gaji yang ditawarkan dan masalah-masalah lainnya.

Peningkatan angka pengangguran juga diperparah dengan banyaknya

pemutusan hubungan kerja oleh perusahan yang gulung tikar atau

melakukan efisiensi karena peningkatan biaya produksi.

Angka pengangguran digambarkan dengan indikator Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) yang menunjukkan persentase jumlah

pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja. Tingginya angka

pengangguran tidak hanya berdampak pada sektor ekonomi, melainkan

berimbas juga pada masalah sosial, seperti kemiskinan dan kerawanan

sosial. Tabel 5.2 menyajikan angka TPT pemuda Indonesia menurut jenis

kelamin dan wilayah perkotaan/perdesaan per propinsi tahun 2007.

Ada hal yang menarik jika mengamati angka TPAK menurut jenis

kelamin. Angka TPT pemuda di tingkat nasional sebesar 15,30 persen,

dengan TPT laki-laki sebesar 13,52 persen dan perempuan 18,20 persen.

Hampir di semua propinsi, angka TPT laki-laki lebih rendah dari TPT

perempuan kecuali di tiga propinsi yaitu DI Yogyakarta, NTB, dan

Papua. Lebih tingginya angka TPT perempuan dimungkinkan karena

lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sesuai dengan kondisi tenaga

kerja yang ditawarkan serta tidak sesuainya kompetensi dan kualifikasi

pencari kerja perempuan dengan kebutuhan pasar kerja yang tersedia.

Di tingkat propinsi, TPT tertinggi ada di Propinsi Maluku sebesar

24,29 persen, sedangkan terendah ada di Propinsi Sulawesi Barat sebesar

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 35

6,07 persen. Jika dipisahkan pengamatan TPT pada daerah perkotaan dan

perdesaan, secara umum angka TPT di perkotaan relatif lebih tinggi

kecuali di Kepulauan Riau dan Kalimantan Timur. Angka TPT di

perkotaan sebesar 19,7 persen, sedangkan di perdesaan 11,71 persen.

Angka-angka ini membantah anggapan banyak orang bahwa di kota

selalu lebih mudah untuk mendapatkan pekerjaan.

Sejalan dengan angka TPT nasional, angka TPT di tingkat propinsi

juga memiliki kecenderungan yang sama, yaitu angka TPT di perkotaan

relatif lebih tinggi daripada di perdesaan. Angka TPT perkotaan per

propinsi berkisar antara 9,54 persen (Bali) dan 29,47 persen (Sumatera

Selatan). Di perdesaan, angka TPT berkisar antara 3,01 persen (NTT)

dan 23,18 persen (Maluku). Diduga penyebab angka pengangguran

terbuka di perkotaan lebih tinggi daripada perdesaan karena lapangan

pekerjaan yang tersedia tidak sesuai dengan jumlah pencari kerja,

kompetensi dan kualifikasi pencari kerja.

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 36

Tabel 5.2 Tingkat Pengangguran Terbuka Pemuda menurut Propinsi, Daerah, dan Jenis Kelamin, Tahun 2007

Wilayah Jenis Kelamin PROPINSI Per-

kotaan Per-

desaan Laki-laki

Perem- puan

Total

NAD 20,99 13,32 8,64 25,46 15,37

Sumatera Utara 18,45 13,05 11,65 21,61 15,57

Sumatera Barat 22,10 15,78 13,94 24,63 17,90

Riau 25,22 10,25 11,22 24,60 14,97

Jambi 14,80 8,86 8,43 14,04 10,56

Sumatera Selatan 29,47 8,42 13,72 16,12 14,70

Bengkulu 13,64 5,24 6,09 9,61 7,69

Lampung 21,41 10,88 8,95 20,32 13,16

Kep Bangka Belitung 15,12 5,78 7,35 14,61 9,79

Kepulauan Riau 9,73 13,85 9,42 11,73 10,45

DKI Jakarta 17,65 - 17,47 17,93 17,65

Jawa Barat 24,41 18,63 19,38 27,00 21,84

Jawa Tengah 16,23 12,75 14,11 14,46 14,25

DI Yogyakarta 15,97 6,13 12,45 12,18 12,33

Jawa Timur 17,91 9,85 12,67 14,50 13,36

Banten 21,91 20,03 19,92 23,51 21,14

Bali 9,54 6,77 7,80 8,60 8,16

Nusa Tenggara Barat 16,46 8,84 12,60 10,65 11,70

Nusa Tenggara Timur 20,68 3,01 3,42 9,10 6,10

Kalimantan Barat 20,80 6,54 8,36 12,44 10,05

Kalimantan Tengah 14,59 4,30 5,62 9,69 7,30

Kalimantan Selatan 19,34 4,96 9,12 10,88 9,80

Kalimantan Timur 17,90 20,29 15,30 26,07 19,02

Sulawesi Utara 29,41 17,12 11,37 39,93 22,16

Sulawesi Tengah 20,12 8,37 6,39 17,72 10,89

Sulawesi Selatan 24,88 14,03 12,31 28,29 18,07

Sulawesi Tenggara 16,74 8,68 5,48 17,30 10,25

Gorontalo 13,68 7,31 4,13 17,51 8,95

Sulawesi Barat 12,27 4,20 5,43 7,09 6,07

Maluku 26,86 23,18 16,72 36,42 24,29

Mauku Utara 23,46 8,28 8,73 18,37 12,50

Papua Barat 28,12 7,70 9,74 20,46 14,12

Papua 19,57 5,28 8,11 7,87 8,00

Total 19,70 11,71 13,52 18,20 15,30 Sumber: Sakernas Agustus 2007, BPS

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 37

Pemberdayaan Pemuda

Indonesia saat ini adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar

keempat di dunia setelah China, India dan Amerika Serikat. Penduduk

yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang terkendali dan berkualitas,

akan sangat mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional.

Selanjutnya, pemuda sebagai generasi penerus, penanggung jawab, dan

pelaku pembangunan di masa depan, memiliki proporsi yang relatif besar

dari penduduk Indonesia, yaitu 32,4% (Proyeksi Penduduk Indonesia

2005-2015, BPS, 2007). Pemuda sebagai pemegang peran potensi

pembangunan dan merupakan generasi penerus bangsa, tenaga kerja

produktif bangsa, memiliki peran penting di dalam menggerakkan arah

pembangunan dan menentukan masa depan bangsa, sehingga perlu

diupayakan peningkatan kualitasnya. Pemuda dituntut untuk menjadi

sumber daya yang bermutu, yang memiliki kemampuan bersaing dengan

bangsa-bangsa lain di dunia. Kemampuan tersebut meliputi penguasaan

ilmu pengetahuan yang terus berkembang, teknologi dan seni, bekerja

secara profesional, dan menghasilkan karya unggul yang mampu

bersaing di pasar global. Oleh karena itu, diperlukan penyusunan

kebijakan dalam program-program pembangunan pemuda. Program-

program kebijakan pembangunan pemuda ini perlu mendapat perhatian

BAB

6

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 38

dan pemikiran prioritas di dalam agenda pembangunan melalui

penyusunan kebijakan dan program, dan bila tidak ditangani dengan

baik, maka akan merugikan perkembangan negara di masa yang akan

datang.

Oleh karena itu, pembangunan pemuda memiliki peran stategis

dalam peningkatan kualitas SDM. Upaya untuk meningkatkan kualitas

SDM juga dilakukan malalui pembangunan olahraga yang bertujuan

untuk menciptakan manusia yang sehat, ulet dan berjiwa sportif.

Kebijakan di bidang olahraga diarahkan untuk mewujudkan kebijakan

dan manajemen olahraga; meningkatkan budaya dan prestasi olahraga

secara berjenjang termasuk pemanduan bakat, pembibitan dan

pengembangan bakat; dan meningkatkan kemitraan antara pemerintah

dan masyarakat termasuk dunia usaha dalam mendukung pembangunan

olahraga. Saat ini telah ditunjukkan kepedulian pemerintah terhadap

pembangunan pemuda. Hasil yang dicapai pembangunan pemuda dan

olahraga di antaranya adalah disahkan dan disosialisasikannya UU No. 3

Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan Peraturan

Pemerintah No. 17/2007 tentang Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan

Olahraga, serta Peraturan Pemerintah No. 18/2007 tentang Pendanaan

Keolahragaan; disusunnya Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang

Kepemudaan; dilaksanakannya pelatihan kepemimpinan pemuda;

dioptimalkannya peran sarjana penggerak pembangunan di perdesaan;

disusunnya Sport Deevelopment Index (SDI) sebagai indikator

keberhasilan keolahragaan nasional; dicapainya prestasi di beberapa

cabang olahraga internasional, seperti meningkatnya peringkat Indonesia

dari lima pada SEA Games tahun 2005 di Manila ke peringkat empat

pada tahun 2007 di Thailand; dan dilaksanakannya pembinaan

keolahragaan melalui event Olahraga Pelajar Nasional. Penyusunan dan

pembinaan ini merupakan sinyal kuat bahwa adanya keseriusan

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 39

pemerintah dalam pengembangan dan peningkatan peran pemuda dan

olahraga sebagai dua pilar bangsa dalam menunjang pembangunan

nasional.

Bab ini mengulas tentang pemuda serta prestasi pemuda baik

lingkup nasional maupun internasional. Pembahasan difokuskan pada

peran serta kegiatan pemuda dalam olahraga dan prestasi yang telah

dicapai pemuda Indonesia. Pembahasan kegiatan pemuda terbatas pada

peran serta pemuda dalam olahraga. Prestasi pemuda dilihat dari bidang

olahraga, sains dan prestasi kepeloporan pemuda di tingkat nasional

dalam program Sarjana Penggerak di Perdesaan (SP-3).

6.1 Pembangunan Olahraga

Pembangunan negara membutuhkan pemuda yang berkualitas,

yaitu pemuda yang sehat dan cerdas. Pemuda yang berkualitas, antara

lain ditentukan oleh derajat kesehatan dan kebugaran jasmani, serta

perilaku terpuji seperti kejujuran dan sportivitas. Namun demikian,

penerapan hidup sehat dan kebiasaan olahraga secara teratur dan

berkesinambungan, belum menjadi budaya di tengah masyarakat,

termasuk di kalangan pemuda.

Dalam rangka mengukur kemajuan pembangunan olahraga

pemuda di Indonesia, Kementerian Pemuda dan Olahraga menyusun

suatu indeks yang disebut Sport Development Index (SDI). Ada empat

dimensi yang diukur yaitu ruang terbuka, sumber daya manusia,

partisipasi, dan kebugaran. Keempat dimensi indeks tersebut merupakan

ukuran indikator input dalam keolahragaan. Ada tiga aktegori penilaian

yang dihasilkan dari SDI yaitu kategori tinggi jika indeks yang diperoleh

antara 0,800 – 1, menengah jika indeks antara 0,500 – 0,799, dan rendah

jika antara 0 – 0,499.

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 40

Pada tahun 2006 SDI nasional sebesar 0,280 dengan rincian

dimensi ruang terbuka sebesar 0,226, dimensi sumber daya manusia

sebesar 0,099, dimensi partisipasi sebesar 0,422, dan dimensi kebugaran

sebesar 0,335. Dari semua indeks yang diperoleh menunjukkan bahwa

semua masuk dalam ketegori rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa

masih rendahnya perhatian semua pihak terhadap olahraga. Masyarakat

lebih mementingkan membangun prasarana perekonomian daripada

prasarana umum untuk olahraga. Di sisi lain peduduk juga belum

menjadikan kegiatan olahraga sebagai kebutuhan hidup sehari-hari, apa

lagi untuk berprestasi sehingga partisipasi penduduk dalam keolahragaan

masih kurang. Tidak tersedianya prasarana umum untuk olahraga, belum

membudayanya olahraga, dan pasifnya penduduk terhadap keolahragaan

maka mengakibatkan kebugaran penduduk yang rendah.

Salah satu upaya untuk melindungi pemuda dari aktifitas yang

bersifat destruktif adalah melalui kegiatan positif, seperti olahraga.

Olahraga yang terarah dan terbina memerlukan waktu dan keseriusan.

Oleh karena itu, waktu luang pemuda dapat dialihkan kepada kegiatan

olahraga dengan didukung pengembangan sarana dan prasarana olahraga.

Berdasarkan data Podes 2008, untuk ketersediaan fasilitas

lapangan olahraga, lapangan sepakbola banyak terdapat di

desa/kelurahan di wilayah Propinsi Bangka Belitung (93,02%), Riau

(85,72%), Kalimantan Barat (83,75%) dan Kepulauan Riau (83,44%).

Lapangan bola voli relatif lebih banyak dibanding lapangan

sepakbola. Terdapat 5 propinsi yang memiliki persentase desa/kelurahan

yang memiliki lapangan voli lebih dari 95 persen, yaitu Riau (97,92%),

D.I. Yogyakarta (97,72%), Bangka Belitung (96,57%) dan Kalimantan

Barat (95,25%). Sedangkan ketersediaan lapangan bulu tangkis paling

banyak ditemui di desa/kelurahan wilayah Propinsi DKI Jakarta.

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 41

Sebanyak 96,25 persen desa/kelurahan di DKI Jakarta terdapat lapangan

bulu tangkis. Terbanyak kedua adalah D.I. Yogyakarta (94,52%),

kemudian diikuti Jawa Barat (82,52%). Sedangkan ketersediaan untuk

lapangan bola basket hanya menonjol di beberapa propinsi. Persentase

yang tinggi untuk lapangan bola basket terdapat di DKI Jakarta

(65,17%), D.I. Yogyakarta (24,66%) dan Sumatera Barat (21,75%).

Demikian pula untuk lapangan tenis dan renang yang tampak menonjol

di DKI Jakarta dan D.I. Yogyakarta. (Lihat Lampiran 11).

Berdasarkan data Podes 2008 bahwa lapangan yang banyak

tersedia sampai ke tingkat desa/kelurahan berturut-turut bola voli, sepak

bola dan bulu tangkis. Pada tahun 2008 sebanyak 78,10 persen, sedikit

menurun dibandingkan dibandingkan tahun 2005 yang sebesar 79,35

persen desa/kelurahan memiliki lapangan bola voli; 56,11 persen

desa/kelurahan memiliki lapangan sepak bola sama banyak dengan tahun

2005; dan 49,36 persen desa/kelurahan memiliki lapangan bulu tangkis

sedikit meningkat dari tahun 2005 yang sebesar 47,3 persen. Hal ini

merupakan sinyalemen bahwa ketiga jenis olahraga tersebut merupakan

olahraga rakyat yang digemari dan dilakukan banyak orang. Sementara

lapangan/gelanggang untuk bola basket, tenis lapangan dan kolam renang

masih sangat terbatas. Ketiga jenis olahraga yang terakhir ini pada

umumnya dilakukan oleh masyarakat perkotaan. sehingga wajar apabila

ketersediaan lapangan untuk olahraga tersebut sangat terbatas hanya di

sebagian kecil desa/kelurahan (lihat Lampiran 10-11).

Keberadaan kelompok kegiatan olahraga pada umumnya seiring

dengan ketersediaan fasilitas lapangan olahraga yang ada. Berdasarkan

data Podes 2008, untuk keberadaan kelompok kegiatan olahraga sepak

bola banyak terdapat di desa/kelurahan di wilayah Propinsi Bangka

Belitung (96,22%) hampir sama dengan tahun 2005 yang sebesar 96,57

persen, Jawa Barat (91,23%), Banten (89,69%), Kepulauan Riau

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 42

(88,65%), dan D.I. Yogyakarta (88,58%). Kelompok kegiatan bola voli

relatif lebih banyak dibanding kelompok kegiatan sepak bola. Hanya satu

propinsi yang memiliki persentase desa/kelurahan yang memiliki

lapangan voli lebih dari 95 persen, yaitu Kepulauan Riau (98,16%).

Sedangkan kelompok kegiatan bulu tangkis paling banyak ditemui di

desa/kelurahan wilayah Propinsi D.I. Yogyakarta. Sebanyak 94,75

persen desa/kelurahan di D.I. Yogyakarta terdapat kelompok kegiatan

bulu tangkis. Terbanyak kedua adalah DKI Jakarta (89,51%), kemudian

diikuti Jawa Barat (83,43%). Sedangkan ketersediaan untuk kelompok

kegiatan bola basket hanya menonjol di beberapa propinsi. Persentase

yang tinggi untuk kelompok kegiatan bola basket terdapat di DKI Jakarta

(50,56%), D.I. Yogyakarta (19,63%) dan Kepulauan Bangka Belitung

(18,02%). Demikian pula untuk kelompok kegiatan tenis lapangan,

renang, tenis meja dan bela diri tampak menonjol di DKI Jakarta dan

D.I. Yogyakarta. (Lampiran 13).

6.2 Prestasi Pemuda

Prestasi yang telah dicapai dalam arena kompetisi baik di tingkat

regional maupun internasional sering dijadikan sebagai indikator untuk

mengevaluasi program di dalam penyusunan rencana strategis

pembangunan pendidikan, pemuda dan olahraga, terutama yang bersifat

pendidikan/pembinaan. Namun, keberhasilan program pendidikan/

pembinaan bukan hanya dinilai dari tingkat pencapaian prestasi yang

telah diperoleh, banyak hal lain yang ikut berperan. Akan tetapi karena

prestasi merupakan salah satu bentuk output yang mudah untuk

dievaluasi, sehingga sering dijadikan sebagai acuan keberhasilan suatu

program. Keunggulan prestasi hanya dapat dilihat melalui arena

kompetensi. Bab ini akan mengulas prestasi pemuda Indonesia pada

kompetisi olahraga dan sains, baik di tingkat regional maupun

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 43

internasional, serta prestasi kepeloporan pemuda di tingkat nasional

dalam program Sarjana Penggerak di Perdesaan (SP-3).

6.2.1 Prestasi Pemuda di Pekan Olahraga Nasional

Prestasi pemuda di bidang olahraga tercermin dari perolehan

peringkat di arena-arena olahraga baik di tingkat regional maupun

internasional. Prestasi di tingkat nasional salah satunya dapat terlihat dari

prestasi masing-masing propinsi di arena kompetisi kejuaraan Pekan

Olahraga Nasional (PON).

Prestasi olahraga antar propinsi sangat beragam. Perkembangan

perolehan peringkat PON selama empat kali pelaksanaan PON terakhir

(1993, 1996, 2000, 2004 dan 2008) posisi ke 1 – 4 tetap diraih oleh

propinsi di Pulau Jawa. DKI Jakarta selalu mengungguli propinsi lain

dalam perolehan medali sampai dengan PON 2004. Jawa Tengah selama

tiga kali pelaksaan PON tersebut tetap bertahan pada posisi ke 4.

Sedangkan Jawa Timur menggeser posisi Jawa Barat. Pada PON 1996

Jawa Timur berada di posisi ke 3 dan Jawa Barat pada posisi ke 2, mulai

PON 2000 Jawa Timur meraih posisi peringkat II dan Jawa Barat

peringkat III. Gebrakan terjadi pada PON 2008, yaitu Jawa Timur dapat

mengungguli DKI Jakarta ke posisi pertama. Sedangkan di posisi ketiga,

tuan rumah Kalimantan Timur menggeser Jawa Barat dan Jawa Tengah

yang menjadi urutan IV dan V. Perolehan peringkat masing-masing

propinsi disajikan pada Lampiran 14-18.

Kejuaran kompetisi baik di tingkat nasional maupun internasional

bukan hanya untuk kondisi atlet yang sehat jasmani saja, namun event

olahraga atlet cacat telah membuktikan bahwa setiap individu

mempunyai potensi yang dapat dikembangkan. Walaupun dengan

keterbatasan fisik, dilandasi oleh semangat jiwa penuh sportivitas dan

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 44

mengabdi bagi daerah, para atlet ini dapat memberikan sumbangsih baik

bagi propinsi maupun mengharumkan nama bangsa di kancah

internasional. Pada kejuaran tingkat nasional di ajang Pekan Olahraga

Cacat Nasional (Porcanas) XII, juara umum diraih oleh Jawa Barat

dengan perolehan 30 medali emas, 23 perak dan 18 perunggu. Urutan

kedua dipegang oleh Jawa Tengah dengan 22 emas, 17 perak dan 14

perunggu. Sedangkan pada Porcanas XIII, Jawa Tengah menunjukkan

keperkasaannya di urutan teratas dengan memperoleh 63 medali emas,

33 perak dan 29 perunggu. Jawa Barat yang pada saat Porcanas XII lalu

menggenggam juara umum, harus puas pada urutan kedua dengan 48

emas, 33 perak dan 20 perunggu, diikuti tuan rumah Kalimantan Timur

dengan 36 medali emas, 31 perak dan 41 perunggu.

6.2.2 Prestasi Pemuda di SEAGames

Di tingkat Asia Tenggara, pada SEA Games XXIV yang diadakan

di Thailand, pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara 2007

(Southeast Asian Games 2007), yang dilaksanakan di Nakhon

Ratchasima, utara Thailand, dari 6-15 Desember 2007 atlet Indonesia

mampu menunjukkan prestasi yang cukup membanggakan..

Komite Olimpiade Thailand merancang penyelenggaraan acara ini

bertepatan dengan hari ulang tahun ke-80 Raja Bhumibol Adulyadej. Ini

merupakan keenam kalinya Thailand menjadi tuan rumah Pesta Olahraga

Negara-Negara Asia Tenggara setelah sebelumnya menyelenggarakan

SEA Games pada tahun 1959, 1967, 1975, 1985, dan 1995. SEA Games

2007 mempertandingkan lebih dari 400 pertandingan dalam 43 cabang

olahraga dan juga 2 olahraga demonstrasi (Go dan Kempo).

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 45

Upacara penutupan diawali dengan pertunjukan kesenian yang

menampilkan kreasi Message from the Heart, The Creation of Spirit, The

Creation of Celebrations, The Creation of Sport Ceremony, The

Creation of Hope dan berbagai kreasi lainnya. Berbeda dengan yang

lazim dilakukan pada saat penutupan ketika semua peserta berpawai

menurut cabang olahraga, namun kali ini mereka berpawai menurut

negara masing-masing seperti saat upacara pembukaan. Saat berpawai,

satu persatu negara menampilkan lagu khas negara masing-masing dan

ketika giliran Indonesia, mereka mengalunkan lagu Bengawan Solo.

Indonesia secara keseluruhan mengumpulkan 56 medali emas, 64

perak, dan 83 perunggu menempati urutan ketiga. Thailand di posisi

pertama dengan 183 emas, 123 perak, dan 103 perunggu, dan Malaysia

diurutan kedua dengan 68 emas, 52 perak dan 96 perunggu. Laos, yang

akan menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Negara-negara Asia Tenggara

XXV/2009 menempati posisi kedelapan dengan mengumpulkan lima

emas, tujuh perak, dan 32 perunggu, diikuti Kamboja dengan dua emas,

lima perak, dan 11 perunggu, Brunei dengan satu emas, satu perak, dan

empat perunggu, dan terakhir Timor Timur yang tidak mendapatkan satu

medali pun. Prestasi Indonesia pada SEA Games XXIV ini menunjukkan

peningkatan dibandingkan SEA Games XXIII di Filipina (27 November

– 5 Desember 2005). SEA Games XXIII mempertandingkan 41 cabang

olahraga dalam lebih dari 395 ajang. Pada SEA Games XXIII Indonesia

hanya mengantongi 50 emas, 78 perak, dan 89 perunggu, dengan total

217 medali. Hasil ini hanya mengantarkan Indonesia pada posisi ke-5,

yang merupakan prestasi terburuk sepanjang sejarah SEA Games.

Perolehan medali secara lengkap disajikan pada Tabel 6.1.

Di tingkat Asia Tenggara tim Indonesia juga ikut berpartisipasi

dalam kejuaraan ASEAN ParaGames. ASEAN ParaGames adalah ajang

olahraga dua tahunan yang diadakan setelah Southeast Asian Games

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 46

untuk atlet-atlet yang mengalami cacat fisik. ASEAN ParaGames diikuti

oleh 11 negara yang terletak di Asia Tenggara. Ajang ini mengikuti

konsep dari Paralimpiade. ASEAN ParaGames di bawah pengawasan

ASEAN Para Sports Federation (APSF). Tuan rumah penyelenggaraan

ajang ini sama dengan negara penyelenggara SEA Games.

Penyelenggaraan ASEAN ParaGames ini mulai diadakan tahun 2001.

Tabel 6.2 memperlihatkan negara penyelenggara ASEAN ParaGAmes.

Tabel 6.1: Perolehan Medali SEA Games 2007

Peringkat Negara Emas Perak Perunggu Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Thailand 183 123 103 409

2. Malaysia 68 52 96 216

3. Vietnam 64 58 82 204

4. Indonesia 56 64 83 203

5. Singapura 43 43 41 127

6. Filipina 41 91 96 228

7. Myanmar 14 26 47 87

8. Laos 5 7 32 44

9. Brunei 2 5 11 18

10. Kamboja 1 1 4 6

11. Timor Timur 0 0 0 0

Sumber: Komite Olahraga Nasional Indonesia, Jakarta

Tabel 6.2: Lokasi ASEAN ParaGAmes

Tahun Acara Tuan Rumah Negara

(1) (2) (3) (4) 2001 I Kuala Lumpur Malaysia

2003 II Hanoi Vietnam 2005 III Manila Filipina

2008 IV Nakhon Ratchasima Thailand Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/ASEAN_ParaGames

Indonesia secara keseluruhan mengumpulkan 33 emas, 25 perak,

dan 18 perunggu. Thailand di posisi pertama dengan 256 emas, 109

perak, dan 84 perunggu, diikuti Malaysia dengan 81 emas, 74 perak dan

46 perunggu dengan total perolehan medali yang diperebutkan sebanyak

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 47

485 emas, 320 perak dan 244 perunggu. Perolehan medali kontingen

Indonesia pada ASEAN ParaGames IV ini, menempatkan Indonesia pada

posisi ke empat, sama dengan posisi urutan Indonesia pada waktu

ASEAN ParaGames III (lihat Tabel 6.3- 6.4).

Tabel 6.3: Perolehan medali ASEAN ParaGAmes III

Peringkat Negara Emas Perak Perunggu Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Thailand 139 64 28 231

2. Vietnam 80 36 22 138

3. Malaysia 75 40 26 141

4. Indonesia 30 26 20 76

5. Myanmar 29 12 4 45

6. Filipina 19 39 37 95

7. Singapura 15 9 9 33

8. Brunei 7 5 5 17

9. Kamboja 0 3 2 5

10. Laos 0 2 1 3

11. Timor Timur 0 0 0 0

Total 294 236 154 784 Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/3rd_ASEAN_ParaGames

Tabel 6.4: Perolehan medali ASEAN ParaGAmes IV

Peringkat Negara Emas Perak Perunggu Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Thailand 256 109 84 449

2. Malaysia 81 74 46 201

3. Vietnam 78 66 43 187

4. Indonesia 33 25 18 76

5. Filipina 17 21 21 59

6. Myanmar 12 11 21 59

7. Singapura 6 8 5 19

8. Brunei 2 4 10 16

9. Laos 0 1 3 4

10. Kamboja 0 1 0 1

11. Timor Timur 0 0 2 2

Total 485 320 244 1049 Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/4th_ASEAN_ParaGames

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 48

6.2.3 Prestasi Pemuda di Asian Games

Prestasi atlet Indonesia dilihat sepanjang perjalanan pelaksanaan

Asian Games menunjukkan ketidakstabilan, bahkan cenderung makin

menurun. Dalam perkembangannya, semakin banyak negara peserta,

posisi peringkat Indonesia samakin jauh. Prestasi gemilang yang pernah

dicapai adalah peringkat ke 2 Asian Games IV tahun 1962. Posisi ini

mudah-mudahan tidak menjadi titik puncak karena sepuluh kali

pelaksaaan Asian Games berikutnya posisi peringkat Indonesia semakin

menurun. Dilihat dari prestasi, posisi peringkat Indonesia cukup

memprihatinkan karena penurunannya semakin nyata terutama pada tiga

pelaksanaan Asian Games terakhir. Seperti ditampilkan pada Tabel 6.5

jumlah negara peserta pada pelaksanaan Asian Games tersebut

meningkat, tetapi prestasi Indonesia menurun tajam. Pada arena Asian

Games XV (Doha-Qatar 2006) yang melibatkan 38 cabang olahraga

dengan mempertandingkan 423 nomor dan merupakan Asian Games

pertama yang diselenggarakan di jazirah Arab, kontingen Indonesia

berpartisipasi dalam 20 cabang olahraga yang mempertandingkan 190

nomor (events) dengan jumlah atlet sebanyak 131 orang dengan 86

events. Pada Asian Games XV 2006, Indonesia memperoleh 20 medali

terdiri dari 2 (dua) emas, 3 (tiga) perak dan 15 (lima belas) perunggu.

Perolehan medali tersebut, menempatkan Indonesia pada peringkat 22

dari 45 negara peserta, berada di bawah negara Asia yang tampil sebagai

empat besar yaitu Cina, Korea, Jepang dan Kazakhstan dan di bawah

negara Asia Tenggara yaitu Negara Malaysia, Filipina dan Vietnam.

Melihat perkembangan prestasi ini tentu mengundang pemikiran bangsa

Indonesia untuk membenahi berbagai faktor sehingga mampu

meningkatkan prestasi Indonesia di ajang Asian Games XVII.

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 49

Tabel 6.5: Perkembangan Peringkat Indonesia dalam Asian Games

Perolehan Medali

No Pesta Olahraga Asian Games

Jumlah Negara Peserta

Peringkat

Emas

Pera

k

Peru

nggu

Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 AG I (1951) 11 7 - - 5 5

2 AG II (1954) 18 12 - - 3 3

3 AG III (1958) 20 14 - - 6 6

4 AG IV (1962) 17 2 11 12 28 51

5 AG V (1966) 18 7 5 5 12 22

6 AG VI (1970) 20 9 2 5 13 20

7 AG VII (1974) 25 9 3 4 4 11

8 AG VIII (1978) 27 7 8 7 18 33

9 AG IX (1982) 33 6 4 4 7 15

10 AG X (1986) 27 9 1 5 14 20

11 AG XI (1990) 37 7 3 6 21 30

12 AG XII (1994) 42 11 3 12 11 26

13 AG XIII (1998) 33 11 6 10 11 27

14 AG XIV (2002) 36 14 4 7 12 23

15 AG XV (2006) 45 22 2 3 15 20 Sumber : Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Jakarta

Pada pesta kejuaraan olahraga pantai pertama di Asia “Asian

Games Beach (ABG)”, tanggal 18 sampai dengan 26 Oktober 2008,

Indonesia menjadi tuan rumah sekaligus menjadi juara umum. Kontingen

merah putih memastikan menjadi yang terbaik dengan perolehan 23

medali emas, 8 perak, dan 20 perunggu. Thailand berada di urutan kedua

dengan 10 emas, 17 perak dan 10 perunggu. Sedangkan di urutan ketiga

adalah Cina dengan 6 emas, 10 perak dan 7 perunggu. ABG ini diikuti

oleh 45 negara Asia dan mempertandingkan 17 cabang olahraga yaitu

bola tangan, kabaddi, pencak silat, sepak bola, sepak takraw, voli pantai,

gulat, bina raga, perahu naga, jetski, renang maraton, dan paragliding.

Selain itu, layar, selancar, triaton, selancar angin dan woodball.

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 50

Sedangkan dua cabang lainya basket dan polo air menjadi cabang

ekshibisi. ABG memperebutkan 1.090 medali, terdiri dari 340 medali

emas, 340 medali perak dan 410 medali perunggu. Tabel 6.6,

menunjukkan perolehan medali yang dicapai oleh setiap negara peserta.

Tabel 6.6: Perolehan Medali Kejuaraan Asean Beach Games I

Negara Emas Perak Perunggu

(1) (2) (3) (4)

Indonesia 23 8 20

Thailand 10 17 10

Cina 6 10 7

Korea 4 7 10

Jepang 3 3 3

Hongkong 3 3 2

India 3 0 2

Vietnam 2 5 3

Myanmar 2 3 0

Malaysia 2 2 6

Pakistan 2 2 3

Taiwan 2 2 3

Syiria 2 0 0

Kuwait 1 2 0

UAE 1 1 1

Kazakhstan 1 1 2

Singapura 1 0 2

Afganistan 1 0 1

Mongolia 1 0 0

Oman 1 0 0

Filipina 0 2 8

Brunei 0 2 3

Yordania 0 1 0

Banghlades 0 0 1

Bahrain 0 0 1

Makao 0 0 1

Maladewa 0 0 1 Sumber: Kementerian Pemuda dan Olahraga

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 51

6.2.4 Prestasi Pemuda di Olimpiade

Di kejuaraan tingkat internasional, yaitu pada kejuaraan

Olimpiade, tim Indonesia mulai mengikuti kejuaraan pada tahun 1952 di

Helsinki, Finlandia. Namun di tahun 1988, baru berhasil memperoleh

satu medali perak dari cabang olahraga panahan. Tahun 1992 adalah

masa kejayaan tim Indonesia dengan memperoleh 2 emas, 2 perak dan 1

perunggu. Medali emas diperoleh dari cabang olahraga bulu tangkis.

Sejak masuknya cabang olahraga bulu tangkis dalam Olimpiade, maka

sejak tahun 1992 sampai 2008 Indonesia selalu memperoleh medali emas

di cabang tersebut.

Di Olimpiade 2008, Beijing Indonesia berhasil mengalami

peningkatan prestasi, dengan perolehan medali 1 emas, 1 perak dan 3

perunggu dibandingkan pada tahun 2004 yang mempoleh medali 1 emas,

1 perak dan 2 perunggu. Pada Olimpiade 2008 ini, posisi Indonesia

berada di urutan ke 32. Pada hari ketiga, tim baru berhasil mendapat

medali perunggu pertama atas nama Eko Yuli Irawan pada cabang

olahraga angkat berat laki-laki 56 kg. Perolehan medali lainnya berasal

dari cabang olahraga badminton dan angkat berat laki-laki 62 kg. Tabel

6.7 menunjukkan total perolehan medali menurut cabang olahraga.

Sedangkan Tabel 6.8 menunjukkan jumlah perolehan medali yang

berhasil diperoleh tim Indonesia.

Tabel 6.7: Perolehan Medali Tim Indonesia menurut Cabang Olahraga, Olimpiade Tahun 1952-2008

Cabang Olahraga Emas Perak Perunggu Total (1) (2) (3) (4) (5)

Panahan 0 1 0 1

Badminton 6 6 6 18

Angkat Berat 0 2 4 6

Total 6 9 10 25 Sumber: Kementerian Pemuda dan Olahraga

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 52

Tabel 6.8: Perolehan Medali Tim Indonesia menurut Tahun Kejuaraan

Tahun Emas Perak Perunggu Total

(1) (2) (3) (4) (5) 1988 0 1 0 1

1992 2 2 1 5

1996 1 1 2 4

2000 1 3 2 6

2004 1 1 2 4

2008 1 1 3 5

Total 6 9 10 25 Sumber: Kementerian Pemuda dan Olahraga

Selain di Olimpiade lagu kebangsaan Indonesia Raya juga

berkumandang di arena Pesta Olahraga "Arafura Games Tahun 2007" di

Darwin, Australia, setelah para atlet Propinsi Papua Barat meraih dua

medali emas dan satu perunggu dari cabang atletik putra dan putri. Pelari

100 meter putra, Frans Mayor, meraih emas dalam cabang ini, sedangkan

emas kedua dipersembahkan tim lari estafet 4 x 100 meter putra atas

nama Caloris Tetol, Marcus Muray, Isak Rayar dan Steven Muray.

Medali perunggu kita peroleh dari cabang lari 400 meter putri di bawah

usia 20 tahun atas nama Yuneke Pitan.

Pada pesta olahraga dua tahunan yang diikuti lebih dari 2.500 atlet

dari lebih 30 negara ini, kontingen Indonesia hanya berhasil

mengumpulkan tiga emas, tiga perak dan dua perunggu. Total delapan

medali disumbangkan para atlet Propinsi Papua Barat (3-1-1) dan petinju

atlet Propinsi NAD. Sedangkan Papua dan Bali gagal menyumbangkan

medali. Perolehan medali kontingen Indonesia masih kalah jauh dari

pencapaian tuan rumah Australia, dan bahkan negara-negara anggota

Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), seperti Singapura,

Malaysia, Thailand, Brunei, Vietnam, dan Filipina. Australia berhasil

mengatongi 698 medali dengan perincian 248 emas, 251 perak dan 199

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 53

perunggu yang sekaligus menjadi juara umum, sedangkan Malaysia

meraih 36 emas, 39 perak dan 24 perunggu, Singapura (24-12-22),

Thailand (10-6-7), Brunai (8-10-16), Vietnam (9-2-4) dan Filipina (8-4-

12). Korea Utara dan Lebanon menjadi negara yang gagal merebut

medali pada event ini. Walaupun tuan rumah mendominasi perolehan

medali, medali emas pertama pesta olahraga ini justru diraih atlet

Kaledonia Baru, David Estosito, dalam nomor triathlon dengan catatan

waktu 2:4:53. Pesta Olahraga Arafura Games yang dibuka Kepala

Pemerintahan Negara Bagian Northern Territory (NT), Clare Martin, di

Stadion TIO, Darwin, itu berlangsung hingga 19 Mei 2007. Indonesia

diwakili oleh 77 atlet yang berasal dari Propinsi Nanggroe Aceh

Darussalam (NAD), Papua Barat, Papua, dan Bali. Selain Australia dan

Indonesia, Arafura Games juga diikuti Amerika Serikat, Singapura,

Libanon, Taiwan, Papua Nugini, Brunei Darussalam, Selandia Baru,

Filipina, Fiji, Macau, Tonga, Jepang, Malaysia, Kaledonia Baru, Samoa,

dan Afrika Selatan. Pesta olahraga yang sudah masuk kalender kegiatan

dua tahunan NT ini juga diikuti tujuh orang atlet cacat fisik.

6.2.5 Prestasi Pemuda di Bidang Sains

Tim Indonesia telah mampu menunjukkan prestasi yang patut

dibanggakan, karena telah berhasil mengukir prestasi di arena

kompetensi kejuaraan tingkat dunia di bidang sains. Bidang sains yang

dikompetisikan adalah Matematika, Fisika, Biologi, dan Komputer.

Bidang Matematika, Fisika, dan Biologi ini dianggap sebagai ilmu-ilmu

dasar sains. Tingkat penguasaan ilmu-ilmu dasar suatu bangsa dianggap

merupakan salah satu modal utama bagi suatu bangsa dalam mengikuti

ajang kompetensi serta menjadi salah satu indikator seberapa jauh kiat

suatu bangsa dalam keseriusannya mempelajari dan mengembangkan

ilmu pengetahuan dan teknologi.

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 54

Dunia pendidikan dasar dan menengah di tanah air selama

semester pertama 2008 kembali menorehkan prestasi dengan

mempertahankan tradisi memboyong belasan medali dari keberhasilan

siswa/siswi SD hingga SMA di berbagai ajang kompetisi dan olimpiade

internasional bidang matematika dan sains. Di ajang The Second

International Young Inventor Project Olympiad (IYIPO) yang

diselenggarakan di Tbilisia, Georgia (15-18 Mei 2008) tim Indonesia

berhasil memboyong dua medali emas. Dalam kegiatan tersebut,

Indonesia mengirimkan dua tim. Tim pertama, dalam bidang

Mathematics-Computer Application, dengan proyeknya berjudul

Numerical Solution of Heat Equation. Sedangkan tim kedua, adalah

bidang Biologi, dengan proyek yang berjudul Neutralizing Contaminated

See Water By Mangroves.

Di tingkat Sekolah Dasar, tim Indonesia yang terdiri dari delapan

siswa SD dari Jakarta, Bekasi, Semarang dan Surabaya meraih lima

medali emas dan satu perak untuk kontes individu dan The Best Overall

team sebagai grand Champion dalam Kontes Matematika ”The 12nd Po

Leng Kuk Elementary International Contest for Math”, di Hongkong,

12-15 Juli 2008. Prestasi ini mengalami peningkatan yang sangat

membanggakan dibandingkan prestasi tahun 2007 yang lalu, di mana tim

Indonesia hanya meraih satu emas. Ini merupakan sebuah prestasi luar

biasa, karena dari dua tim yang dikirim seluruhnya mampu memberikan

yang terbaik, apalagi peserta masih anak-anak, namun memiliki prestasi

sangat membanggakan.

Pada kesempatan yang berbeda putra-putri Indonesia kembali

mengharumkan nama bangsa dalam Kejuaraan Olimpiade Fisika Asia ke

9 di Mongolia 20-28 April 2008. Tim Olimpiade Fisika Indonesia

mempersembahkan 3 emas, 1 perak, 1 perunggu dan 4 Honorable

Mention. Dalam kompetisi ini Indonesia berhasil meraih peringkat kedua

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 55

perolehan jumlah medali emas terbanyak, di bawah Cina. Urutan negara

dengan perolehan medali emas terbaik dalam olimpiade fisika ke 9

adalah Tiongkok 8 emas, Taiwan 2 emas, Vietnam 2 emas, Thailand 1

emas dan Singapura 1 emas. Sementara, Tim Olimpiade Kimia

Internasional atau International Chemistry Olympiad (IChO) ke-40 pada

12-21 Juli 2008 di Budapest, Hungaria berhasil memboyong satu medali

emas, satu perak dan satu perunggu. Peroleham medali ini melebihi

target yang ditetapkan yakni dua perak dan dua perunggu, dan sekaligus

persembahan medali emas sejak keikutsertaan Indonesia pada tahun

1997. Tim IChO tersebut bersaing dengan 261 peserta lainnya dari 73

negara. Sementara itu, Tim Olimpiade Biologi Indonesia di Kejuaraan

Olimpiade Biologi Internasional ke-19 di Mumbai, India 13-20 Juli 2008

berhasil mendapatkan dua medali perak. Kompetisi ini diikuti oleh 55

negara dengan 220 siswa peserta. Walaupun belum berhasil mendapatkan

emas, secara keseluruhan, hasil tersebut cukup mengejutkan sekaligus

menggembirakan bagi tim karena semua siswa baru pertama kali

mengikuti event International Biology Olympiad (IBO) maupun lomba

internasional lainnya. Sedangkan pada kejuaraan Olimpiade Biologi

Internasional tahun 2007, tim olimpiade berhasil meraih satu emas, satu

perak dan satu perunggu.

Prestasi siswa/siswi pada semester satu 2008 ditutup melalui

kemenangan Tim Olimpiade Fisika Indonesia yang meraih dua emas, 2

perak dan satu perunggu dari ajang internasional Olimpiade Fisika Dunia

2008 yang berlangsung di Hanoi, Vietnam. Perolehan medali ini

mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun

2007, tim olimpiade memperoleh 1 emas, 3 perak dan 1 perunggu. Pada

Kejuaraan Olimpiade Informatika Internasional atau International

Olympiad in Informatics (IOI) ke-20 di Kairo, Tim Olimpiade Komputer

Indonesia berhasil merebut 1 medali emas dan 3 perunggu, meningkat

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 56

dibandingkan tahun 2007 dengan perolehan 4 medali perunggu.

Penantian yang sangat panjang sejak medali emas pertama sebelumnya

yaitu pada IOI ke-9 tahun 1997 di Cape Town, Afrika Selatan. Ini

menjadi kado dari Tim Olimpiade Indonesia untuk hari ulang tahun

kemerdekaan bangsa. Perolehan ini menjadi prestasi terbaik yang dicapai

oleh tim olimpiade Komputer Indonesia selama 14 kali mengikuti IOI.

IOI ini diikuti oleh lebih dari 285 peserta dari 80 negara. Dalam

klasemen umum, kita boleh berbangga karena prestasi siswa/siswa

Indonesia tersebut masih jauh lebih baik dari prestasi siswa/siswa dari

negara maju seperti Inggris, Belanda, Canada, Swedia, Perancis, Spanyol

juga Denmark. Sedangkan juara umum diraih oleh tim dari Cina yang

meraih 3 medali emas.

Di tingkat Perguruan Tinggi, sebanyak 10 mahasiswa dari enam

perguruan tinggi, yakni Universitas Indonesia, Universitas Brawijaya,

Universitas Gadjah Mada, Universitas Pendidikan Indonesia, Institut

Teknologi Bandung, Institut Teknologi Telkom mewakili Indonesia pada

International Scientic Olympiad on Mathematics (ISOM), di Iran dan

International Mathematics Competition for University Student di

Blagoevgard, Bulgaria.

Selain itu pada tahun 2008, juga dilaksanakan Olimpiade Sains

Nasional 2008 bidang informatika. Propinsi DKI Jakarta yang

diwakilkan 8 peserta meraih predikat juara umum, berhasil

mengumpulkan 3 medali emas, 1 perak dan 2 perunggu. Selain itu, DKI

Jakarta meraih kriteria The Best Programming dan The Best Analytics.

DKI Jakarta dapat merebut kembali posisinya, yang sebelumnya di tahun

2007 digeser oleh Propinsi Banten. Selanjutnya propinsi-propinsi di luar

Pulau Jawa mulai menujukkan kemampuan menggeser propinsi-propinsi

dari Pulau Jawa. Jambi menempati urutan kedua dan Sumatera Utara

menempati urutan ketiga. Diikuti berturut-turut Jawa Barat, Jawa Timur,

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 57

Jawa Tengah dan DIY (Jateng dan DIY dengan perolehan yang sama).

Setelah itu, Riau dan Sumatera Barat masing-masing berhasil merebut

medali perak dan ini merupakan catatan prestasi terbaik tersendiri bagi

masing-masing propinsi tersebut. Sulawesi Selatan sebagai tuan rumah

telah meningkatkan prestasinya dengan meraih 3 perunggu dengan

catatan, satu perunggu berada di perbatasan perak-perunggu. Gorontalo

berhasil meraih 1 perunggu, sehingga menambah daftar propinsi yang

pernah mendapatkan medali di OSN bidang Komputer.

Hal yang paling menarik dari hasil OSN 2008 Informatika ini

adalah pertama kali peserta siswi mampu membuat prestasi dan berhasil

menumbangkan mitos selama ini di OSN. Ellensi peserta putri dari DKI

Jakarta, The Best Programmer ini mampu menunjukkan kemampuannya

menempati peringkat pertama. Semoga posisinya ini selalu

dipertahankannya di tahap-tahap seleksi selanjutnya menuju 4 besar

finalis TOKI 2009 hingga untuk pertama kalinya nanti Indonesia

diwakilkan oleh peserta puteri.

6.2.6 Prestasi Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan

Pemuda sebagai pilar bangsa, dituntut kepeloporannya dapat

melakukan terobosan-terobosan dengan memberikan kontribusi

mengatasi masalah-masalah yang dihadapi bangsa Indonesia.

Pemerintah melalui program kerja kantor Kementerian Pemuda dan

Olahraga (Menpora) terus memperhatikan keberadaan pemuda di tanah

air. Pengakuan dan penghargaan terhadap pemuda perlu dilakukan.

Kantor Menpora, terus menggalakkan pemilihan seleksi Sarjana

Penggerak Pembangunan di Perdesaan (SP-3) Tahun 2006. Dengan visi

terwujudnya masyarakat desa yang ditopang oleh produktivitas kegiatan

ekonomi dan industri yang berbasis sumber daya lokal dan didukung

oleh budaya generasi mudanya dan misi menggerakkan dan membangun

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 58

pedesaan melalui penyediaan sumber daya pemuda berpendidikan tinggi

dan terlatih sebagai mitra masyarakat dalam pengembangan sumber daya

yang dimiliki; mengembangkan berbagai kegiatan produktif berbasis

potensi desa yang bermakna terhadap peningkatan kualitas hidup

masyarakat desa; memacu tumbuhnya budaya kerja yang produktif,

efektif, dalam bingkai kebersamaan dan kekeluargaan untuk kemajuan

dan kesejahteraan masyarakat desa; membentuk kepribadian pemuda

agar memiliki jiwa kesukarelawanan, kepeloporan, kepemimpinan, dan

kewirausahaan sehingga mampu menghadapi masalah-masalah kompleks

dalam kehidupan masyarakat; meningkatkan wawasan, pengetahuan dan

keterampilan serta pengalaman pemuda dalam pemberdayaan

masyarakat; dan mewujudkan cita-cita dan idealisme generasi muda

sebagai warga negara Indonesia yang potensial sekaligus sebagai warga

negara yang bertanggung jawab.

Program SP-3 ini merupakan program strategis yang mempunyai

dampak berganda (multiplier effect). Di antaranya dampak terhadap

pembangunan daerah, dampak pembangunan ekonomi, dan

ketenagakerjaan. Sejak diluncurkan tahun 1989 sampai 2006, telah

diterjunkan sejumlah 14.816 orang sarjana dalam tujuh belas angkatan

(lihat Lampiran 28). Para sarjana tersebut berasal dari berbagai disiplin

ilmu dan telah mengerjakan berbagai kegiatan di perdesaan. Salah satu

aktivitas penting dan menjadi ciri program SP-3 adalah di bidang

ekonomi.

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 59

Gambar 6.1: Jumlah SP-3 menurut Angkatan

796 800900

1400

800 850

1500 15001600

1400

0

405 467 490 514 465 475

0200400600800

10001200140016001800

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17Angkatan

Jum

lah

SP-3

Sejak awal penempatannya, SP-3 telah diarahkan agar dapat

melakukan upaya pengembangan potensi sumber daya alam desa dan

kejeniusan lokal menjadi sumber daya ekonomi yang produktif, sehingga

mampu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan penduduk desa.

Upaya-upaya tersebut akan dapat dicapai melalui strategi menumbuh-

kembangkan karakter dan budaya wirausaha, khususnya pada kelompok

masyarakat usia pemuda di Indonesia.

Jenis penugasan SP-3 yang fleksibel (tidak harus membuka usaha

ekonomi produktif) menyebabkan aktivitas SP-3 lebih banyak

dilaksanakan dalam bentuk partisipasi dalam program pembangunan

yang ada di desa, seperti bidang pendidikan, keagamaan, olahraga, seni

dan budaya, dan lain-lain. Aktivitas di bidang ekonomi dilaksanakan

dalam bentuk pembinaan kelompok-kelompok usaha masyarakat yang

dikaitkan dengan program lintas sektor, misalnya KUKM, perindustrian,

dan program life skills dari Depdiknas. Program SP-3 yang manfaatnya

dirasakan oleh masyarakat, memiliki dimensi kepeloporan,

kepemimpinan dan kewirausahaan.

Menjadi anggota Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan

(SP-3) bukan merupakan perkara mudah. Tugas berat telah menanti

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 60

mereka, saat ditempatkan di suatu desa. Berhadapan dengan masyarakat

yang dimungkinkan mempunyai karakter dan kebiasaan yang berbeda.

Kendala komunikasi antara SP-3 dengan warga dimaklumkan karena

yang datang adalah sarjana dan masyarakat umumnya tidak

berpendidikan setinggi peserta SP-3. Pada saat inilah, peserta dituntut

untuk cepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Di awal program,

peserta harus mampu meyakinkan warga binaan. Pendekatan harus tetap

dilakukan. Pada umumnya, mencairnya hubungan antara dua belah

pihak setelah warga melihat bahwa peserta SP-3 menunjukkan itikad

baik dan tulus mendampingi mereka.

Peserta SP-3 juga harus membuat proposal kegiatan. Seperti apa

usulan prosal kegiatan. Usulan program yang baik harus jelas, realistis,

dapat direalisasikan, dan dikomunikasikan kepada warga. Proposal ini

lantas di kompetisikan dengan peserta SP-3 lainnya di tingkat propinsi.

Peserta yang lolos sampai tingkat nasional, maka peserta SP-3 harus

mampu menjelaskan dan berargumentasi dengan tim penilai dan peserta

lainnya. Pada tahun 2006, dari 30 peserta tingkat nasional dipilih 17

besar. Selanjutnya disaring lagi menjadi 6 besar. SP-3 yang berprestasi di

enam besar inilah yang kemudian diterima Wakil Presiden saat perayaan

Sumpah Pemuda sebagai motivasi untuk menggerakkan pemuda di

daerah-daerah. SP-3 berprestasi juara pertama diraih dari Jawa Tengah,

Tri Wahyuni, S.Psi dengan program yang diajukan: pemanfaatan potensi

alam melalui pelatihan bambu; pendampingan pada lembaga/ organisasi

seperti karang taruna, kelompok tani, dll; pendirian kios untuk distribusi

pupuk kimia; dan pengajuan kejar paket C secara swadaya. Sedangkan

juara kedua adalah Gustamin Lawani, S.Ag dari Gorontalo dengan

program yang diajukan: pembukaan jalan usaha tani 4 km;

pengembangan tanaman vanile; pengembangan jagung hibrida;

pengembangan kecamatan dan program dana mandiri desa, diikuti oleh

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 61

Titik Suprapti, SP dari Sumatera Utara di posisi ketiga dengan program

yang diajukan adalah pengembangan tanaman cabe organik dan coklat

baik dari sisi teknik budi daya, termasuk penanggulangan hama dan

penyakit serta peningkatan produksi tanaman. Sedangkan Nusa Tenggara

Barat dan Kalimantan Timur masing-masing berada di posisi ke empat

dan ke lima.

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 62

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 63

Proyeksi Pemuda

Bab berikut membahas mengenai perhitungan dan hasil proyeksi

pemuda pada kurun 2005 – 2015. Proyeksi pemuda dipandang perlu

disajikan dalam laporan ini karena diharapkan dapat dijadikan

pertimbangan untuk membuat perencanaan pembangunan kepemudaan.

Isu sentral tentang kepemudaan tidak lepas dari permasalahan pendidikan

dan ketenagakerjaan (pengangguran). Oleh karena itu untuk membuat

perencaan yang lebih terarah dalam menyusun kebijakan ke depan

diperlukan proyeksi. Pembahasan meliputi metode proyeksi, sumber data

dasar proyeksi, asumsi-asumsi yang digunakan dalam membuat proyeksi,

dan pembahasan hasil proyeksi.

7.1 Metode Proyeksi

Penghitungan proyeksi pemuda didasarkan pada proyeksi

penduduk Indonesia tahun 2005 – 2015 yang telah dilakukan oleh BPS.

Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi

suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-

komponen. Perubahan penduduk seperti kelahiran, kematian dan

perpindahan adalah kejadian yang paling mungkin terjadi selama periode

BAB

7

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 64

proyeksi. Ketiga komponen inilah yang menentukan besarnya jumlah

penduduk dan struktur umur umur penduduk di masa yang akan datang.

Khusus komponen perpindahan meskipun secara nasional dapat

diabaikan, akan tetapi pada level propinsi mustahil untuk

mengabaikannya. Kemustahilan ini didukung dengan pola persebaran

penduduk yang menunjukkan adanya peningkatan persentase penduduk

di luar Pulau Jawa. Bertambahnya komposisi persebaran penduduk di

luar Pulau Jawa diyakini bukan hanya semata-mata akibat dari perubahan

komponen alamiah, kelahiran dan kematian. Melainkan dipengaruhi pula

oleh perpindahan penduduk, terutama dengan adanya proram

transmigrasi.

Proyeksi penduduk Indonesia disajikan dalam kelompok umur 5

tahunan, mulai dari kelompok umur 0-4 tahun sampai kelompok umur

75+. Untuk menghitung proyeksi pemuda yaitu penduduk yang berumur

18-35 tahun, maka cukup dengan memecah kelompok umur 15-19 dan

kelompok umur 35-39 sehingga diperoleh umur 18-19 tahun dan 35

tahun. Pemecahan kelompok umur dilakukan dengan formula interpolasi

Korup King’s. Perhitungan dilakukan pada data setiap propinsi per jenis

kelamin. Jumlah pemuda per jenis kelamin Indonesia merupakan jumlah

pemuda menurut jenis kelamin seluruh propinsi.

7.2 Hasil Proyeksi

Perhitungan proyeksi menghasilkan perkiraan jumlah pemuda

pada tahun 2015 sekitar 75 juta jiwa. Ini berarti jumlah pemuda

bertambah sekitar 3 juta dibandingkan jumlah pemuda pada tahun 2005

yang berjumlah sekitar 72 juta jiwa (Tabel 7.1). Pertambahan jumlah

pemuda selama periode proyeksi terutama disebabkan kenaikan jumlah

pemuda pada kelompok usia 30-35 tahun. Pemuda pada kelompok ini

berjumlah sekitar 22 juta pada tahun 2005 bertambah menjadi sekitar 25

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 65

juta pada tahun 2015 (Gambar 7.1). Sebaliknya pada usia 18-19 tahun

mulai tahun 2008 mengalami penurunan. Meskipun penurunan jumlah

pemuda usia 18-19 cukup signifikan, sampai tahun 2015 telah

menyebabkan pertumbuhan pemuda menjadi negatif. Kenyataan ini

menunjukkan bahwa program keluarga berencana yang mengendalikan

pertumbuhan penduduk dari aspek fertilitas dan program pelayanan

kesehatan yang berusaha “memperpanjang” usia penduduk mulai terlihat

pengaruhnya dalam memperlambat pertumbuhan pemuda mulai tahun

2008.

Gambar 7.1: Proyeksi Pemuda menurut Kelompok Umur, 2005-2015

8000

11000

14000

17000

20000

23000

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

tahun

(ribuan)

18-1920-2425-2930-35

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 66

2015

(12)

8.42

5,4

20.9

10,3

20.9

62,1

24.5

10,4

37.7

00,8

37.1

07,5

74.8

08,2

2014

(11)

8.53

0,2

21.0

00,6

20.9

20,3

24.3

99,4

37.6

50,7

37.1

99,8

74.8

50,6

2013

(10)

8.63

5,9

21.0

90,9

20.8

74,5

24.2

49,7

37.5

75,1

37.2

75,8

74.8

51

2012

(9)

8.76

2,3

21.1

81,1

20.8

35,1

24.0

43,6

37.4

78,4

37.3

43,8

74.8

22,1

2011

(8)

9.00

9,5

21.1

66,8

2.08

07,5

23.8

71,1

37.4

13,8

37.4

41,1

74.8

54,9

2010

(7)

8.81

1,7

21.1

46,3

20.7

34,3

23.6

77,7

37.0

86,4

37.2

83,6

74.3

70

2009

(6)

8.93

2,7

21.1

21,2

20.6

27,1

23.4

46,1

36.8

71,1

37.2

56

74.1

27,2

2008

(5)

8.91

0,3

21.0

90,6

20.5

04

23.1

56

36.5

54

37.1

06,9

73.6

60,9

2007

(4)

8.90

2,2

21.0

51,5

20.3

85,3

22.7

77

36.2

03,8

36.9

12,2

73.1

16

2006

(3)

8.86

8,1

21.0

69,6

20.1

44

22.4

82,5

35.8

43,1

36.7

21,2

72.5

64,3

Jum

lah

Pem

uda

2005

dan

Pro

yeks

i Pem

uda

2006

-201

5 m

enur

ut K

elom

pok

Um

ur

(dal

am r

ibua

n)

2005

(2)

9.14

1,7

21.1

15.2

1997

6.4

2201

8.2

3564

5.5

3660

6.1

7225

1.5

Tab

el 7

.1:

Kel

ompo

k U

mur

/ Je

nis

Kel

amin

(1)

Kel

ompo

k U

mur

1

8-19

2

0-24

2

5-29

3

0-35

Jeni

s K

elam

in

L

aki-L

aki

P

erem

puan

Tota

l

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 67

Hasil proyeksi memperlihatkan komposisi pemuda menurut

kelompok umur dari 2005 ke 2015 mengalami pergeseran dari umur

muda ke umur lebih tua. Pada tahun 2005 komposisi pemuda 41,8 persen

berusia 18-24 tahun dan 58,2 persen berusia 25-35 tahun. Pada tahun

2015 komposisi ini bergeser menjadi 39,3 persen pemuda berusia 18-24

dan selebihnya 60,7 persen berusia 25-35 tahun. Pergeseran ini

ditinjau dari pandangan ekonomi merupakan bonus kependudukan

(demographic bonus). Artinya pada masa tersebut Indonesia berada

dalam posisi menguntungkan untuk investasi ekonomi karena biaya

sosial untuk kelompok umur muda berkurang sementara potensi tenaga

kerja meningkat.

Komposisi pemuda menurut jenis kelamin meskipun belum

terlihat nyata namun menunjukkan adanya pergeseran. Pada tahun 2005

pemuda berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibanding pemuda

berjenis kelamin laki-laki. Komposisinya adalah 51,1 persen perempuan

dan 49,8 persen laki-laki. Pada tahun 2015 keadaan berbalik, 49,6 persen

perempuan dan 50,4 persen laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa pada

tahun 2015 pemuda berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada

perempuan (Tabel 7.2).

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 68

Tabel 7.2: Perbandingan Jumlah Pemuda 2005 dan Proyeksi Pemuda,

Tahun 2015

Jumlah Pemuda Persentase Kelompok Umur/ Jenis Kelamin 2005 2015 2005 2015

(1) (2) (3) (4) (5)

Kelompok Umur

18-19 9.141,7 8.425,4 12,3 11,3

20-24 21.115,2 20.910,3 29,5 28,0

25-29 19.976,4 20.962,1 27,8 28,0

30-35 22.018,2 24.510,4 30,4 32,8

Jenis Kelamin

Laki-Laki 35.645,5 37.700,8 49,8 50,4

Perempuan 36.606,1 37.107,5 51,1 49,6

Total 72.251,5 74.808,2 100,0 100,0

Sumber: BPS

Distribusi pemuda menurut propinsi sangat bervariasi. Seperti

halnya persebaran penduduk, konsentrasi pemuda kebanyakan di Pulau

Jawa terutama di Propinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah

(Lampiran 29). Meskipun demikian telah tampak mulai ada pergeseran

konsentrasi dari tahun 2005 sampai 2015. Pada tahun 2005 persentase

pemuda di Pulau Jawa sebanyak 58,3 persen menurun menjadi 55,6

persen pada tahun 2015 (lihat Gambar 7.2).

Gambar 7.2: Persentase Pemuda menurut Pulau, 2005-2015 58.3

0.9 1.2

21.2

5.77.5

5.1 1.31.2

7.465.5

23.1

55.6

0

10

20

30

40

50

60

Sum

ater

a

Jaw

a

Bal

i-Nus

aTe

ngga

ra

Kal

iman

tan

Sula

wes

i

Mal

uku

Papu

a

Pers

enta

se

2005

2015

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 69

Pemuda dan Pengentasan Kemiskinan

Pemuda sebagai bagian dari masyarakat akan mempunyai andil

yang besar dalam ikut memecahkan berbagai permasalahannya. Salah

satu permasalahan tersebut adalah kemiskinan yang pemuda juga ikut

terkena dampaknya secara langsung. Pemuda dapat menjadi subjek dan

objek dari penanggulangan kemiskinan secara keseluruhan. Peran serta

pemuda dalam program penanggulangan kemiskinan berpotensi besar

karena pemuda mempunyai kelebihan dibandingkan kelompok

masyarakat lainnya (orang tua maupun anak-anak).

Informasi karakteristik rumah tangga miskin dapat menjadi

instrumen tangguh bagi pengambil kebijakan dalam memfokuskan

perhatian pada kondisi hidup orang miskin umumnya dan pemuda

khususnya. Pemuda yang dapat terentaskan dari kemiskinan akan

memutuskan mata rantai lingkaran kemiskinan (cycled poverty) dari

rumah tangga tersebut.

Data kemiskinan yang baik dapat digunakan untuk mengevaluasi

kebijakan pemerintah terhadap kemiskinan, membandingkan kemiskinan

antar waktu dan daerah, serta menentukan target penduduk miskin

dengan tujuan untuk memperbaiki posisi mereka.

BAB

8

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 70

Di samping tersedianya data makro yang akurat, ketersediaan

profil kemiskinan menjadi sangat penting agar kebijakan program

penanggulangan kemiskinan menjadi tepat sasaran dan dapat difokuskan

sesuai dengan kebutuhan penduduk miskin tersebut.

Profil kemiskinan diharapkan dapat mengungkap persoalan-

persoalan mendasar yang dihadapi oleh penduduk miskin dan akar

persoalan yang selalu menjerat penduduk miskin sehingga tidak mampu

terbatas dari kemiskinan dari waktu ke waktu. Permasalahan yang

dihadapi penduduk miskin dari segmen petani gurem bisa berakar dari

asetnya yang justru terlalu kecil, atau dari persoalan alam dan

infrastruktur dalam bentuk irigasi yang tidak mendukung, dan

sebagainya. Akar permasalahan pedagang kecil, pengrajin kecil,

pemulung di kota, pengangguran, buruh musiman, dan sebagainya bisa

berbeda.

Profil kemiskinan juga diharapkan dapat mendukung usaha-usaha

menurunkan kemiskinan agregat melalui sasaran wilayah geografis.

Pemahaman menyeluruh mengenai karakteristik sosial demografi

dan dimensi ekonomi penduduk miskin diharapkan mampu membantu

perencanaan, pengawasan, dan evaluasi dari program penanggulangan

kemiskinan yang efektif dan efisien.

Profil kemiskinan semestinya menyajikan informasi mengenai

akar permasalahan yang dihadapi oleh berbagai segmen penduduk

miskin dan sasaran geografis. Profil kemiskinan diharapkan mampu

menjawab tentang apakah permasalahan lebih berakar pada orangnya,

masalah infrastruktur/struktural atau masalah ketrampilan, dan

sebagainya. Informasi yang tersedia dalam Susenas tidak dapat

mengungkapkan persoalan tersebut secara tuntas, karena lebih

merupakan informasi tentang karakteristik rumah tangga miskin.

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 71

Namun demikian, perbedaan karakteristik rumah tangga miskin dan

rumah tangga tidak miskin dapat mengungkap beberapa catatan

mengenai persoalan mendasar kemiskinan.

8.1 Rata-Rata Umur Kepala Rumah Tangga Miskin

Rata-rata umur kepala rumah tangga digunakan untuk melihat

distribusi umur dan produktifitas kerja dalam memenuhi kebutuhan

hidup rumah tangga. Meskipun demikian hubungan antara kedua variabel

tersebut tidak selalu linier. Dari Tabel 8.1 terlihat bahwa rata-rata umur

kepala rumah tangga miskin tercatat 49,03 tahun pada tahun 2007.

Angka tersebut lebih tinggi dibanding rata-rata umur kepala rumah

tangga tidak miskin yang tercatat 48,00 tahun. Apabila dilihat antara

daerah, rata-rata umur kepala rumah tangga miskin di perkotaan relatif

sama dibandingkan dengan di perdesaan yaitu 49,44 tahun dan 48,75

tahun. Tetapi pada rumah tangga tidak miskin rata-rata umur kepala

rumah tangga di perkotaan sedikit lebih muda yaitu 47,32 tahun

dibandingkan dengan di perdesaan sebesar 48,73 tahun.

Perkembangan rata-rata umur kepala rumah tangga miskin relatif

tetap dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Hal ini dapat

mengindikasikan bahwa pemuda sebagai kepala rumah tangga miskin

belum dapat meningkatankan kesejahteraannya. Rata-rata selisih umur

kepala rumah tangga miskin selama dua tahun sekitar dua tahun juga.

Hal yang sama ditunjukkan juga oleh pemuda yang sebagai kepala rumah

tangga tidak miskin.

Selanjutnya, karakteristik sosial demografi juga diuraikan meliputi

rata-rata jumlah anggota rumah tangga miskin, persentase wanita sebagai

kepala rumah tangga, dan tingkat pendidikan kepala rumah tangga

(dilihat dari indikator rata-rata lamanya bersekolah kepala rumah

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 72

tangga). Keempat karakteristik sosial demografi tersebut dibandingkan

dengan melihat proporsi rumah tangga (Head Count Index) yang

dikategorikan sebagai miskin dan tidak miskin (Tabel 8.1).

Tabel 8.1: Karakteristik Sosial Demografi Rumah Tangga Miskin dan Rumah Tangga Tidak Miskin menurut Daerah, 2007

Karakteristik Rumah tangga/Daerah Miskin Tidak Miskin

(1) (2) (3) 1. Rata-rata jumlah anggota rumah tangga:

- Perkotaan (K)

- Perdesaan (D)

- Perkotaan + Perdesaan (K+D)

4,90

4,64

4,74

4,09

3,85

3,97

2. Persentase wanita sebagai kepala rumah tangga: - Perkotaan (K)

- Perdesaan (D)

- Perkotaan + Perdesaan (K+D)

13,18

12,17

12,58

15,17

13,33

14,28

3. Rata-rata usia kepala rumah tangga (tahun): - Perkotaan (K)

- Perdesaan (D)

- Perkotaan + Perdesaan (K+D)

49,44

48,75

49,03

47,32

48,73

48,00

4. Rata-rata lamanya bersekolah kepala rumah tangga: - Perkotaan (K)

- Perdesaan (D)

- Perkotaan + Perdesaan (K+D)

5,14

3,91

4,41

8,54

5,47

7,05

Sumber : Susenas Panel Maret 2007, BPS

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 73

Tabel 8.2: Karakteristik Sosial Demografi Rumah Tangga Miskin dan

Rumah tangga Tidak Miskin Menurut Daerah, Tahun 2005

Karakteristik Rumah tangga/Daerah Miskin Tidak Miskin

(1) (2) (3) 1. Rata-rata jumlah anggota rumah tangga:

a. Perkotaan (K)

b. Perdesaan (D)

c. Perkotaan + Perdesaan (K+D)

4,76

4,78

4,78

3,94

3,77

3,85

2. Persentase wanita sebagai kepala rumah tangga: a. Perkotaan (K)

b. Perdesaan (D)

c. Perkotaan + Perdesaan (K+D)

15,26

11,00

12,34

13,22

12,06

12,61

3. Rata-rata usia kepala rumah tangga (tahun): a. Perkotaan (K)

b. Perdesaan (D)

c. Perkotaan + Perdesaan (K+D)

47,98

47,58

47,71

44,95

46,84

45,94

4. Rata-rata lamanya bersekolah kepala rumah tangga: a. Perkotaan (K)

b. Perdesaan (D)

c. Perkotaan + Perdesaan (K+D)

5,15

4,21

4,50

8,62

5,60

7,03

Sumber : Susenas Panel Maret 2005, BPS

Rumah tangga miskin cenderung mempunyai jumlah anggota

rumah tangga yang lebih besar. Hal ini dipercaya karena rumah tangga

miskin cenderung mempunyai tingkat kelahiran yang tinggi. Tingkat

kematian anak pada rumah tangga miskin juga relatif tinggi akibat

kurangnya pendapatan dan akses kesehatan serta pemenuhan gizi anak

mereka. Dengan demikian jumlah anggota rumah tangga yang besar

dapat menghambat peningkatan sumberdaya manusia masa depan, yang

dalam hal ini adalah anak-anak. Dari Tabel 8.1 dan Tabel 8.2 terlihat

secara rata-rata jumlah anggota rumah tangga pada rumah tangga miskin

di Indonesia pada tahun 2007 dan tahun 2005, yaitu 4,74 orang yaitu

tercatat 4,90 orang di perkotaan dan 4,64 orang di perdesaan tahun 2007.

Sedangkan rata-rata jumlah anggota rumah tangga tidak miskin pada

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 74

tahun yang sama sebesar 3,97 orang yaitu tercatat 4,09 orang di

perkotaan dan 3,85 orang di perdesaan. Indikasi ini membuktikan bahwa

rata-rata jumlah anggota rumah tangga miskin lebih tinggi dibandingkan

dengan rumah tangga tidak miskin. Tampak pula bahwa rata-rata jumlah

anggota rumah tangga miskin dan tidak miskin di perkotaan relatif sama

dengan di perdesaan.

Akhir-akhir ini mulai bergulir berbagai tuntutan dan kebijakan

dalam menyikapi isu kesetaraan jender dalam menghadapi kemajuan

pembangunan dan teknologi informasi yang semakin pesat. Akan tetapi

secara umum peran wanita (pemudi) sebagai kepala rumah tangga dalam

memenuhi kebutuhan hidup keluarganya biasanya akan mengalami

banyak kendala dibanding dengan peran laki-laki sebagai kepala rumah

tangga. Hal ini berkaitan dengan kodrat wanita yang harus berperan

ganda di dalam rumah tangga sebagai pencari nafkah dan ibu yang harus

melahirkan, merawat dan membesarkan anak-anaknya. Dari Tabel 8.1

terlihat bahwa distribusi persentase wanita sebagai kepala rumah tangga

miskin pada tahun 2007 mencapai 12,58 pesen sedangakn pada

kelompok rumah tangga tidak miskin tercatat 14,28 persen. Selain itu

juga terlihat adanya kecenderungan bahwa persentase wanita sebagai

kepala rumah tangga di perkotaan lebih tinggi dibanding di perdesaan,

hal ini berlaku baik pada kelompok rumah tangga miskin maupun rumah

tangga tidak miskin.

Tabel 8.1 juga menunjukkan bahwa rata-rata lamanya bersekolah

kepala rumah tangga miskin lebih pendek dibandingkan dengan kepala

rumah tangga tidak miskin, yaitu 4,41 tahun dibandingkan dengan 7,05

tahun. Sementara itu, rata-rata lama sekolah yang dijalani kepala rumah

tangga miskin di perkotaan lebih lama dibandingkan dengan di

perdesaan, yaitu sebesar 5,14 tahun dibandingkan dengan 3,91 tahun.

Keadaan ini diduga karena sarana dan prasarana fasilitas pendidikan di

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 75

perkotaan pada umumnya lebih baik dan lebih lengkap dibanding di

perdesaan, di samping kondisi ekonomi dan kesadaran masyarakat di

perkotaan akan pentingnya pendidikan lebih baik dibandingkan dengan

di perdesaan.

Tabel 8.3: Persentase Rumah tangga Miskin, Tidak Miskin, dan Head Count Index menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah tangga, Tahun 2007

Karakteristik Rumah tangga/Daerah

Laki-laki Perempuan

(1) (2) (3) 1. Rumah tangga Miskin:

- Perkotaan (K)

- Perdesaan (D)

- Perkotaan + Perdesaan (K+D)

86,82

87,83

87,42

13,18

12,17

12,58

2. Rumah tangga Tidak Miskin: - Perkotaan (K)

- Perdesaan (D)

- Perkotaan + Perdesaan (K+D)

84,83

86,67

85,72

15,17

13,33

14,28

3. Head Count Index: - Perkotaan (K)

- Perdesaan (D)

- Perkotaan + Perdesaan (K+D)

11,99

17,45

14,75

10,37

15,99

13,00

Sumber : Susenas Panel Maret 2007, BPS

Di samping distribusi rumah tangga miskin dan tidak miskin

menurut jenis kelamin kepala rumah tangga, pada Tabel 8.3 ditunjukkan

pada Head Count Index (besarnya persentase rumah-tangga miskin dari

jumlah rumah tangga menurut jenis kelamin kepala rumah tangga).

Head Count Index untuk rumah tangga yang dikepalai oleh wanita

tercatat sebesar 13,00 persen, artinya dari jumlah rumah tangga yang

dikepalai wanita ternyata ada sekitar 13,00 persen yang dikategorikan

sebagai rumah tangga miskin. Sedangkan dari jumlah rumah tangga

yang dikepalai laki-laki ternyata ada sekitar 14,75 persen yang

dikategorikan sebagai rumah tangga miskin. Dilihat menurut daerah,

persentase rumah tangga miskin yang dikepalai oleh wanita tercatat

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 76

sebesar 10,37 persen di perkotaan dan 15,99 persen di perdesaan.

Demikian pula persentase rumah tangga miskin yang dikepalai oleh laki-

laki tercatat lebih sedikit di perkotaan dibandingkan dengan di perdesaan,

yaitu sebesar 11,99 persen di perkotaan dan 17,45 pesen di perdesaan.

Tabel 8.4: Persentase Rumah tangga Miskin, Tidak Miskin, dan Head Count Index menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah tangga, Tahun 2005

Karakteristik Rumah tangga/Daerah Laki-laki Perempuan

(1) (2) (3) 1. Rumah tangga Miskin:

- Perkotaan (K)

- Perdesaan (D)

- Perkotaan + Perdesaan (K+D)

84,74

89,00

87,66

15,26

11,00

12,34

2. Rumah tangga Tidak Miskin: - Perkotaan (K)

- Perdesaan (D)

- Perkotaan + Perdesaan (K+D)

86,78

87,94

87,39

13,22

12,06

12,61

3. Head Count Index: - Perkotaan (K)

- Perdesaan (D)

- Perkotaan + Perdesaan (K+D)

8,83

16,48

13,05

10,27

15,10

12,77

Sumber : Susenas Panel Maret 2007, BPS

8.2 Distribusi Kemiskinan Pemuda sebagai Kepala Rumah Tangga

Kondisi Maret Tahun 2007, distribusi persentase pemuda sebagai

kepala rumah tangga menurut propinsi dan jenis kelamin, pada Tabel 8.5

ditunjukkan besarnya persentase rumah-tangga miskin dari jumlah rumah

tangga menurut jenis kelamin kepala rumah tangga. Persentase untuk

rumah tangga miskin yang dikepalai oleh laki-laki tertinggi tercatat di

Propinsi Bali sebesar 96,56 persen, artinya dari jumlah rumah tangga

miskin yang dikepalai pria ternyata ada sekitar 96,56 persen. Diikuti oleh

Propinsi Maluku Utara dan Gorontalo masing-masing sebesar 96,37

persen dan 95,48 persen. Sedangkan dari jumlah rumah tangga miskin

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 77

yang dikepalai wanita tertinggi tercatat di Propinsi Nusa Tenggara Barat

sebesar 14,29 persen. Diikuti oleh Propinsi Nangroe Aceh Darussalam

dan Sulawesi Selatan masing-masing sebesar 14,29 persen dan 13,23

persen.

Tabel 8.5: Persentase Rumah Tangga Miskin menurut Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga, Tahun 2007

Propinsi Laki-laki Perempuan

(1) (3) (5) Nangroe Aceh Darussalam 85,71 14,29 Sumatera Utara 90,63 9,37 Sumatera Barat 87,40 12,60 Riau 92,25 7,75 Jambi 91,15 8,85 Sumatera Selatan 93,34 6,66 Bengkulu 93,29 6,71 Lampung 94,21 5,79 Bangka Belitung 87,74 12,26 Kepulauan Riau 91,97 8,03 DKI Jakarta 89,50 10,50 Jawa Barat 91,51 8,49 Jawa Tengah 91,86 8,14 DI Yogyakarta 88,27 11,73 Jawa Timur 88,29 11,71 Banten 89,25 10,75 Bali 96,56 3,44 Nusa Tenggara Barat 83,09 16,91 Nusa Tenggara Timur 91,83 8,17 Kalimantan Barat 92,61 7,39 Kalimantan Tengah 91,94 8,06 Kalimantan selatan 87,03 12,97 Kalimantan Timur 92,89 7,11 Sulawesi Utara 93,95 6,05 Sulawesi Tengah 94,68 5,32 Sulawesi Selatan 86,77 13,23 Sulawesi Tenggara 90,09 9,91 Gorontalo 95,48 4,52 Sulawesi Barat 91,71 8,29 Maluku 94,57 5,43 Maluku Utara 96,37 3,63 Papua Barat 93,90 6,10 Papua 94,83 5,17 Indonesia 90,59 9,41

Sumber: Susenas Panel Maret 2007

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 78

Tabel 8.6 menyajikan persentase pemuda sebagai kepala rumah

tangga miskin menurut propinsi dan pendidikan. Dari tabel tersebut

tercatat 41,74 persen pemuda sebagai kepala rumah tangga miskin tidak

tamat SD. Persentase untuk rumah tangga miskin untuk tidak tamat SD

tertinggi tercatat di Propinsi Gorontalo sebesar 57,57 persen. Sedangkan

terendah tercatat di Propinsi DKI Jakarta sebesar 19,58 persen.

Selanjutnya, kepala rumah tangga miskin menurut jenjang pendidikan

lainnya, yaitu sebesar 38,82 persen yang berhasil tamat SD; sebesar

11,45 persen yang berhasil tamat SLTP; sebesar 7,50 persen yang

berhasil tamat SLTA; dan sebesar 0,49 persen yang berhasil tamat

Perguruan Tinggi. Sedangkan Tabel 8.7 terlihat perbedaan signifikan

sumber penghasilan menurut propinsi dan lapangan pekerjaan. Terlihat

bahwa mereka yang tidak bekerja sebesar 8,2 persen. Persentase untuk

rumah tangga miskin untuk tidak bekerja tertinggi tercatat di Propinsi

DKI Jakarta sebesar 17,48 persen. Sedangkan terendah tercatat di

Propinsi Maluku sebesar 2,45 persen; bekerja di sektor pertanian sebesar

59,18 persen, bekerja di sektor Industri sebesar 5,38 persen; dan

selebihnya 27,25 persen bekerja di sektor lainnya. Pola distribusi tersebut

mengindikasikan bahwa lebih dari separuh kepala rumah tangga miskin

menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian.

Tabel 8.8 Menyajikan persentase pemuda sebagai kepala rumah

tangga miskin menurut propinsi dan status pekerjaan. Terlihat bahwa

terdapat 59,85 persen kepala rumah tangga miskin berusaha sendiri.

Berikutnya terdapat 2,16 persen kepala rumah tangga yang berstatus

sebagai buruh dibantu buruh tetap dan buruh tidak tetap; terdapat 28,43

persen berstatus sebagai pekerja dibayar (buruh/karyawan/pegawai,

pekerja bebas di pertanian, dan pekerja bebas di non pertanian); dan 1,36

persen berstatus sebagai pekerja tidak dibayar.

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 79

Tabel 8.6: Distribusi Persentase Pemuda sebagai Kepala Rumah Tangga Miskin menurut Propinsi dan Pendidikan, Tahun 2007

Propinsi Tidak/belum tamat SD SD SLTP SLTA PT

(1) (2) (4) (5) (6) (7) Nangroe Aceh Darussalam 31,77 37,68 18,08 11,67 0,80 Sumatera Utara 29,20 32,36 21,37 16,34 0,73 Sumatera Barat 45,72 30,73 13,94 9,11 0,49 Riau 36,21 36,76 16,18 9,83 1,01 Jambi 41,14 39,63 11,85 6,83 0,55 Sumatera Selatan 33,15 44,79 11,95 10,01 0,11 Bengkulu 35,02 36,34 15,74 12,76 0,15 Lampung 44,40 33,53 14,05 7,90 0,11 Bangka Belitung 48,92 35,65 8,73 6,54 0,17 Kepulauan Riau 41,06 25,77 16,04 16,34 0,80 DKI Jakarta 19,58 32,49 28,78 18,57 0,58 Jawa Barat 39,47 48,15 8,55 3,57 0,26 Jawa Tengah 42,36 43,85 8,32 5,11 0,36 DI Yogyakarta 35,20 37,08 17,00 10,51 0,22 Jawa Timur 46,61 37,60 9,44 5,86 0,49 Banten 50,00 36,15 9,92 3,93 0,00 Bali 37,34 38,10 10,76 12,96 0,85 Nusa Tenggara Barat 58,77 25,09 9,75 5,61 0,78 Nusa Tenggara Timur 48,34 36,58 7,77 6,95 0,36 Kalimantan Barat 50,83 30,50 10,02 8,28 0,38 Kalimantan Tengah 23,97 52,55 17,24 5,90 0,33 Kalimantan Selatan 46,75 32,73 13,06 7,33 0,13 Kalimantan Timur 37,70 35,33 14,71 11,57 0,70 Sulawesi Utara 28,74 33,00 23,34 14,75 0,17 Sulawesi Tengah 33,27 40,71 14,87 10,39 0,77 Sulawesi Selatan 52,77 25,95 11,66 8,59 1,03 Sulawesi Tenggara 35,43 33,14 17,62 12,74 1,06 Gorontalo 57,57 33,11 5,13 3,89 0,29 Sulawesi Barat 45,05 36,23 10,58 7,44 0,70 Maluku 20,29 45,65 16,88 15,44 1,75 Maluku Utara 33,50 38,49 16,82 10,39 0,80 Papua Barat 28,17 36,85 15,24 18,10 1,64 Papua 46,50 26,62 12,25 12,85 1,79 Indonesia 41,74 38,82 11,45 7,50 0,49

Sumber: Susenas Panel Maret 2007

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 80

Tabel 8.7: Persentase Pemuda sebagai Kepala Rumah Tangga Miskin Menurut Propinsi dan Lapangan Pekerjaan, Tahun 2007

Propinsi Tidak Bekerja Pertanian Industri lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) Nangroe Aceh Darussalam 6,10 68,75 2,48 22,67 Sumatera Utara 7,95 64,80 2,81 24,44 Sumatera Barat 9,01 63,45 2,95 24,59 Riau 8,68 67,74 2,59 20,99 Jambi 6,24 69,67 4,61 19,48 Sumatera Selatan 4,62 72,49 2,25 20,64 Bengkulu 2,95 83,80 1,88 11,37 Lampung 5,74 71,24 4,07 18,95 Bangka Belitung 7,80 57,84 1,62 32,75 Kepulauan Riau 10,48 48,18 7,64 33,69 DKI Jakarta 17,48 1,10 8,80 72,62 Jawa Barat 8,93 42,91 7,52 40,64 Jawa Tengah 8,93 54,15 7,94 28,99 DI Yogyakarta 10,71 46,83 8,43 34,03 Jawa Timur 10,02 58,66 5,36 25,96 Banten 10,17 46,30 3,81 39,71 Bali 4,28 54,07 13,04 28,61 Nusa Tenggara Barat 11,32 51,57 7,92 29,19 Nusa Tenggara Timur 3,73 83,59 2,05 10,64 Kalimantan Barat 6,83 74,67 2,04 16,46 Kalimantan Tengah 2,52 73,31 1,05 23,11 Kalimantan selatan 8,39 65,05 5,05 21,51 Kalimantan Timur 7,86 62,77 3,45 25,92 Sulawesi Utara 5,31 66,45 2,65 25,59 Sulawesi Tengah 2,91 78,33 3,98 14,77 Sulawesi Selatan 11,01 63,30 4,40 21,28 Sulawesi Tenggara 4,50 72,43 3,97 19,11 Gorontalo 2,92 70,58 5,30 21,20 Sulawesi Barat 6,11 81,19 1,76 10,93 Maluku 2,45 81,07 3,87 12,61 Maluku Utara 4,37 77,21 4,10 14,32 Papua Barat 3,55 68,81 1,33 26,31 Papua 3,13 82,78 0,76 13,33 Indonesia 8,20 59,18 5,38 27,25

Sumber: Susenas Panel Maret 2007 Catatan: kolom (2) tidak termasuk yang tidak bekerja dengan alasan merasa tidak

mungkin mendapatkan pekerjaan atau sudah punya pekerjaan, tapi belum mulai bekerja

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 81

Tabel 8.8: Persentase Pemuda Sebagai Kepala Rumah Tangga Miskin menurut Status Pekerjaan dan Propinsi, Tahun 2007

Propinsi Tidak Bekerja

Berusaha Sendiri

Berusaha dibantu Buruh

Karyawan/ Buruh

Pekerja Keluarga

(1) (2) (3) (4) (5) (6) Nangroe Aceh Darussalam 6,10 72,39 3,56 17,13 0,82 Sumatera Utara 7,95 61,55 1,92 26,79 1,79 Sumatera Barat 9,01 58,30 1,54 28,29 2,86 Riau 8,68 54,12 3,21 33,65 0,34 Jambi 6,24 62,44 1,47 28,55 1,30 Sumatera Selatan 4,62 71,38 1,89 20,95 1,16 Bengkulu 2,95 82,93 0,66 11,69 1,77 Lampung 5,74 65,42 1,61 26,00 1,24 Bangka Belitung 7,80 59,58 2,39 28,28 1,96 Kepulauan Riau 10,48 54,25 1,06 33,84 0,37 DKI Jakarta 17,48 39,22 1,59 41,71 0,00 Jawa Barat 8,93 46,62 1,53 42,11 0,82 Jawa Tengah 8,93 54,79 2,10 33,08 1,11 DI Yogyakarta 10,71 58,97 0,82 29,13 0,37 Jawa Timur 10,02 55,89 2,80 29,96 1,33 Banten 10,17 56,07 2,72 29,78 1,26 Bali 4,28 61,30 0,62 31,66 2,15 Nusa Tenggara Barat 11,32 53,98 2,80 30,66 1,24 Nusa Tenggara Timur 3,73 83,60 2,03 7,09 3,56 Kalimantan Barat 6,83 74,54 1,78 15,73 1,14 Kalimantan Tengah 2,52 76,78 2,62 17,26 0,82 Kalimantan selatan 8,39 72,32 1,22 16,66 1,42 Kalimantan Timur 7,86 66,40 1,20 23,96 0,58 Sulawesi Utara 5,31 55,62 3,35 34,54 1,18 Sulawesi Tengah 2,91 74,61 2,53 18,58 1,37 Sulawesi Selatan 11,01 72,53 2,19 13,64 0,63 Sulawesi Tenggara 4,50 77,35 3,35 13,90 0,91 Gorontalo 2,92 64,41 5,80 26,50 0,36 Sulawesi Barat 6,11 81,85 3,02 7,84 1,18 Maluku 2,45 82,84 1,22 8,62 4,87 Maluku Utara 4,37 76,61 2,88 14,44 1,70 Papua Barat 3,55 75,92 1,02 18,90 0,60 Papua 3,13 78,53 1,40 10,22 6,72 Indonesia 8,20 59,85 2,16 28,43 1,36

Sumber: Susenas Panel Maret 2007, BPS Catatan: kolom (2) tidak termasuk yang tidak bekerja dengan alasan merasa tidak mungkin

mendapatkan pekerjaan atau sudah punya pekerjaan, tapi belum mulai bekerja

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 82

8.3 Peran Pemuda dalam Program Penanggulangan Kemiskinan

Masalah kemiskinan merupakan salah satu masalah penting yang

harus ditanggulangi oleh pemerintah sesuai dengan amanat Undang-

undang Dasar 1945 sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945,

yaitu memajukan kesejahteraan umum. Upaya memajukan kesejahteraan

umum ini juga digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara

dengan melakukan pemberdayaan masyarakat. Sasaran pemberdayaan itu

adalah terciptanya manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat secara

keseluruhan. Dalam sasaran jangka panjang kedua sasaran ini ditegaskan

kembali dengan menggaris bawahi terciptanya kualitas manusia dan

kualitas masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan mandiri dalam

suasana tenteram dan sejahtera lahir dan batin, dalam tata kehidupan

masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila.

Beberapa program penanggulangan kemiskinan baik langsung

maupun tidak langsung akan bersinggungan dengan peran serta pemuda

didalamnya. Seperti program-program berikut.

8.3.1 Program Terpadu Program Keluarga Sejahtera (Prokesra)

Dari waktu ke waktu berbagai upaya dilakukan pemerintah dalam

menanggulangi kemiskinan, antara lain Program Terpadu Program

Keluarga Sejahtera (Prokesra) untuk Memantapkan Program Menghapus

Kemiskinan (MPMK) yang dicanangkan oleh Menteri Negara

Kependudukan/Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional pada

tahun 1997. Program penghapusan kemiskinan bertolak dari dasar

pemikiran sederhana bahwa keluarga tertinggal adalah keluarga yang

dalam proses pemberdayaan selama ini belum atau tidak bisa

mempergunakan kesempatan yang terbuka karena beberapa alasan.

Mereka tidak selalu merupakan keluarga yang anggotanya malas dan

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 83

sedang menganggur, tetapi bisa saja ada yang mempunyai kegiatan

sosial-ekonomi dengan penghasilan yang amat kecil, tidak mencukupi

untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya yaitu pangan, sandang,

papan, pendidikan, dan kesehatan. Filsafat yang mendasari pendekatan

pemberdayaan keluarga adalah membantu keluarga itu sendiri agar

mampu mengentaskan dirinya sendiri sendiri secara mandiri, lestari dan

berjangka panjang.

8.3.2 Program Pembangunan Keluarga Sejahtera

Program pembangunan keluarga sejahtera sesungguhnya

merupakan kelanjutan dari upaya kita membangun keluarga kecil yang

bahagia dan sejahtera yang dimulai sekitar tahun 1970. Program ini

dimulai dengan membebaskan keluarga Indonesia dari beban terlalu

banyak mempunyai anak. Keberhasilan keluarga ber-KB dilanjutkan

dengan membantu memberdayakan mereka dalam berbagai bidang

lainnya termasuk dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan akhirnya

dalam bidang ekonomi.

Dukungan untuk pemberdayaan dalam bidang ekonomi tersebut

dimulai dengan memberikan penghargaan kepada kelompok-kelompok

yang berhasil dengan bantuan modal usaha, yang akhirnya muncul dan

terbentuk kelompok “Usaha Peningkatan Pendapatan Akseptor

(UPPKA)”. Karena keluarga yang bukan peserta KB ingin bergabung,

maka kelompok ini kemudian diubah menjadi kelompok “Usaha

Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS).

Perubahan dari kelompok peserta KB menjadi kelompok ekonomi

itu mulai tahun 1994-1995 itu dikembangkan menjadi suatu proses

kesadaran masyarakat yang tinggi untuk mempercepat dan memantapkan

penghapusan kemiskinan dan kesenjangan yang umumnya melalui

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 84

rangkaian untuk memberdayakan keluarga pra-sejahtera dan keluarga

sejahtera I yang tidak selalu miskin tetapi dengan mudah dapat

terjerumus ke lembah kemiskinan. Proses itu sendiri merupakan

peristiwa yang bersamaan dengan berkembangnya kelompok-kelompok

yang ada dengan berbagai kegiatannya.

8.3.3 Program Inpres Desa Tertinggal (IDT)

Program IDT yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh

Departemen Dalam Negeri (Depdagri) adalah salah satu pemicu dan

pemacu Gerakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan yang bertujuan

membantu 22,5 juta jiwa penduduk miskin. Penduduk miskin sebagian

besar berada di desa-desa tertinggal. Karenanya, program IDT diarahkan

mempercepat upaya pengurangan jumlah penduduk miskin yang berada

di desa-desa tertinggal. Selain itu, karena cukup banyak program

sektoral, regional, dan program khusus yang berdampak pada

pengurangan kemiskinan, program IDT juga bertujuan

mengkoordinasikan pelbagai program itu untuk mencapai sasaran

penanggulangan kemiskinan secara lebih terpadu, khususnya di desa

tertinggal.

Pelaksanaan program IDT ditempuh melalui penerapan

komponen-komponen program yang meliputi: (1) dana bantuan modal

Rp 20 juta per desa yang diberikan secara langsung kepada penduduk

miskin di desa tertinggal, (2) pendampingan kelompok masyarakat

penerima dana IDT, dan (3) pembangunan prasarana pendukung desa

tertinggal.

Jumlah desa tertinggal yang ditetapkan untuk menerima dana

bantuan langsung Rp 20 juta pada TA 1994/95 sebanyak 20.633 desa,

pada TA 1995/96 ditetapkan 22.094 desa, dan pada TA 1996/97 adalah

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 85

22.054 desa. Setelah tiga tahun anggaran 1994/95-1996/97 program IDT

telah menjangkau 28.223 desa yang meliputi 6.440 desa di Jawa-Bali dan

21.783 desa di luar Jawa-Bali yang merupakan 44 persen dari seluruh

desa di Indonesia. Anggaran program IDT yang disediakan dalam APBN

berupa modal kerja dan hibah bergulir mencapai 1,29 triliun. Modal kerja

ini diberikan maksimum Rp 60 juta per desa yang dicairkan dalam

periode 3 tahun.

Disamping bantuan modal kerja, program IDT menekankan

adanya pendampingan, yaitu sebagai pemberi motivasi (motivator),

penggerak dinamika masyarakat (dinamisator), pemelancar (fasilitator),

dan penghubung kelompok masyarakat miskin dengan pihak luar

(komunikator). Penyediaan tenaga pendamping ini pada dasarnya adalah

tanggung jawab pemerintah daerah. Program ini mewajibkan penduduk

miskin membentuk kelompok masyarakat (Pokmas) terdiri atas 20-30

KK. Kegiatan ekonomi yang akan memanfaatkan program IDT dapat

diselenggarakan secara berkelompok maupun perorangan sebagai

anggota kelompok.

Untuk menilai keberhasilan program IDT dan program-program

penghapusan kemiskinan lainnya digunakan 4 ukuran, yaitu : (1)

penurunan jumlah penduduk miskin, (2) peningkatan pendapatan

penduduk miskin, (3) kemandirian usaha-usaha kelompok masyarakat

(Pokmas), dan (4) kepedulian warga yang tidak miskin terhadap

penduduk miskin.

8.3.4 Program Kesejahteraan Sosial (Prokesos)

Secara konseptual dan substansial, Program Kesejahteraan Sosial

(Prokesos) berperan dan memberikan sumbangan kepada penghapusan

kemiskinan dan program pembangunan keluarga dan penduduk melalui

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 86

Kelompok Usaha Bersama (KUBE) serta upaya pengembangan wilayah

melalui Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh (RSDK). Pendekatan utama

Prokesos adalah pertumbuhan dan pengembangan dinamika sosial baik

perorangan maupun kelompok-kelompok yang ditunjukkan oleh

perkembangan prakarsa dan kegiatan mandiri sebagai landasan

pengembangan usaha bersama atau koperasi.

Langkah-langkah yang telah dan sedang dilaksanakan oleh Depsos

melalui Prokesos dalam rangka Memantapkan Program Menghapus

Kemiskinan (MPMK) mencakup :

a. Pemantapan posisi peran dan misi Prokesos dalam Prokesra dalam

hubungannya dengan instansi terkait dengan kebijaksanaan MPMK,

melalui berbagai forum pertemuan lintas sektoral di Bappenas dan

kantor Menduk/BKKBN.

b. Pemantapan program prioritas dalam lingkup Prokesos yang terkait

secara langsung dengan upaya penanggulangan kemiskinan meliputi:

1. Program bantuan kesejahteraan sosial fakir miskin.

2. Program pembinaan kesejahteraan sosial masyarakat terasing.

3. Program pembinaan keluarga muda mandiri.

4. Program peningkatan peranan wanita bidang kesejahteraan

sosial.

5. Program rehabilitasi penyandang cacat.

6. Program pembinaan kesejahteraan sosial anak terlantar.

7. Program pembinaan kesejahteraan sosial lanjut usia.

8. Program pembinaan karang taruna.

9. Program rehabilitasi sosial daerah kumuh.

Selama Pelita IV telah dilakukan pemberian bantuan kesejahteraan

sosial di 299 desa meliputi 19.450 keluarga fakir miskin dan selama

Pelita V sebanyak 2.207 desa mencakup 75.110 keluarga fakir miskin.

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 87

Sementara itu, selama tiga tahun pertama Repelita VI pemberian bantuan

kesejahteraan sosial tersebut telah mencapai 1.750 desa meliputi 64.370

keluarga.

8.3.5 Program Terkait Lainnya

Di samping program-program Prokesra, program-program

pemberdayaan keluarga secara langsung maupun tidak langsung tersebut,

maka ada beberapa program pembangunan lain yang secara sungguh-

sungguh akhir-akhir ini mendapat perhatian yang sangat besar. Program-

program itu digolongkan dalam dua kelompok sebagai berikut :

1. Penghapusan Kesenjangan

Program-program yang akan diintensifkan dalam upaya penghapusan

kesenjangan antara lain :

a. Peningkatan usaha kecil, menengah, dan koperasi.

b. Pengembangan wilayah Luar Jawa dan Bali.

2. Program Dukungan

Untuk menghapuskan kemiskinan dan kesenjangan tersebut, maka

dikembangkan berbagai program dukungan yang secara fungsional

dilakukan oleh berbagai Departemen dan Instansi terkait. Program-

program tersebut adalah sebagai berikut :

a. Dukungan SDM.

Digerakkan melalui jalur pendidikan umum, kejuruan dan

pelatihan oleh dunia usaha dan instansi.

b. Dukungan pendanaan.

Berbagai skim kredit untuk usaha kecil dan koperasi seperti

Kukesra, KUT, KKPA, KKUD, Dana Bergulir KKU, KUK,

Modal Ventura, dan lain-lain, termasuk dana yang langsung dari

masyarakat setempat.

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 88

c. Dukungan peluang usaha.

(i) Pencadangan bidang/jenis usaha.

(ii) Pencadangan lokasi usaha.

(iii) Pengadaan barang pemerintah.

d. Dukungan kemitraan.

Kemitraan usaha pada dasarnya wajib dan harus dikembangkan

sesuai dengan bidang usahanya dengan kriteria yang ditetapkan.

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 89

DAFTAR PUSTAKA 1998, Pokok-Pokok Pelaksanaan Program Gerakan Terpadu Pengentasan

Kemiskinan (Gerdu Taskin), Kantor Menteri Negara Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan Republik Indonesia, Jakarta.

2002, Dasar-Dasar Analisis Kemiskinan, Badan Pusat Statistik-World Bank Institute, Jakarta.

2005, Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan Tahun 2005, Badan Pusat Statistik, Jakarta.

2005, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Panel Maret 2005, Badan Pusat Statistik, Jakarta.

2005, Statistik Potensi Desa Indonesia Tahun 2005, Badan Pusat Statistik, Jakarta.

2006, Laporan Kontingen Indonesia Asian Games XV Doha 2006, Komite Olahraga Nasional Indonesia, Jakarta.

2006, Panduan Operasional Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah, Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Departemen Dalam Negeri, Jakarta

2006, Profil SP-3 (Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan 2006, Komite Olahraga Nasional Indonesia, Jakarta. Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Indonesia (Kemenegpora), Jakarta

2007, Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan Tahun 2007, Badan Pusat Statistik, Jakarta.

2007, Proyeksi Penduduk Indonesia Per Provinsi Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin 2005-2015, Badan Pusat Statistik, Jakarta.

2007, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Kor Juli 2007,

Badan Pusat Statistik, Jakarta.

2007, Survei Tenaga Kerja Nasional, Badan Pusat Statistik, Jakarta.

2008, Data Strategis BPS, Badan Pusat Statistik, Jakarta.

2008, Statistik Indonesia Tahun 2008, Badan Pusat Statistik, Jakarta.

2008, Statistik Potensi Desa Indonesia Tahun 2008, Badan Pusat Statistik, Jakarta.

Perolehan Medali Peserta PON 1996-2004, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Jakarta

Perolehan Medali Peserta PON 2008, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Indonesia (Kemenegpora), Jakarta

Laporan Nasional Sport Development Index Indonesia 2006, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Indonesia (Kemenegpora), Jakarta

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 90

Rekapitulasi Hasil Sea Games dari 1959-2004, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Jakarta

Rekapitulasi Hasil Sea Games 2007, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Indonesia (Kemenegpora), Jakarta

Perolehan Medali Peserta Asean Beach Games 2008, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Indonesia (Kemenegpora), Jakarta

Perolehan Medali Indonesia Olimpiade 2008, Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Indonesia (Kemenegpora), Jakarta

http://en.wikipedia.org/wiki/ASEAN_ParaGames [ASEAN ParaGames]

http://en.wikipedia.org/wiki/3rd_ASEAN_ParaGames [The 3rd ASEAN ParaGames]

http://en.wikipedia.org/wiki/4th_ASEAN_ParaGames [The 4th ASEAN ParaGames]

http://teknohikmah.blogspot.com/2008/08/membedah-sistem-informasi-perolehan.html [Membedah Sistem Informasi Perolehan Medali Olimpiade Beijing 2008]

http://www.bulutangkis.com/mod.php?mod=publisher&op=printarticle&artid=2986 [Sport Development Index Cara Baru Mengukur Kemajuan Olahraga]

http://www.ppk-depkes.org/index.php?option=com_content&view=arti cle&id=275:pemuda-siaga-peduli-esehtan&itemid=151 [Pencanangan Pemuda Siaga Peduli Kesehatan]

http://www.tofi.or.id/newsprint.php?read=116&lang=id [Tim Olimpiade Fisika Indonesia kembali mempersembahkan Emas bagi tanah Air]

http://www.tofi.or.id/newsprint.php?read=127&lang=id [Prestasi Indonesia dalam IphO]

http://www.tofi.or.id/newsprint.php?read=129&lang=id [Pelepasan tim IphO, IMO, IchO dan IBO]

http://www.tofi.or.id/newsdetail.php?newsid=202 [Tim Indonesia Raih 4 Medali Perunggu di IOI 2007]

http://www.tofi.or.id/newsdetail.php?newsid=207 [Tabel Nilai OSN 2007]

http://www.toki.or.id/newsdetail.php?newsid=221 [Hasil OSN 2008]

http://www.toki.or.id/newsdetail.php?newsid=222 [IOI 2008: Kabar dari Kairo]

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 91

LAMPIRAN

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 92

Lampiran 1: Jumlah Pemuda menurut Propinsi dan Jenis Kelamin, Tahun 2007

Propinsi Laki-laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4)

Nanggroe Aceh Darussalam 683,1 704,3 1.387,4

Sumatera Utara 2.040,8 2.070,9 4.111,8

Sumatera Barat 697,9 720,2 1.418,1

Riau 918,6 907,9 1.826,4

Jambi 454,3 458,1 912,4

Sumatera Selatan 1.193,4 1.200,1 2.393,5

Bengkulu 272,3 274,9 547,2

Lampung 1.210,6 1.176,5 2.387,1

Kep. Bangka Belitung 198,9 177,3 376,2

Kepulauan Riau 237,9 278,1 516,0

DKI Jakarta 1.676,8 1.832,2 3.509,0

Jawa Barat 6.543,5 6.712,5 13.256,1

Jawa Tengah 4.859,5 4.911,2 9.770,7

D I Yogyakarta 626,3 565,3 1.191,7

Jawa Timur 5.679,7 5.778,3 11.458,0

Banten 1.552,5 1.628,2 3.180,6

Bali 561,3 545,1 1.106,4

Nusa Tenggara Barat 626,0 731,2 1.357,2

Nusa Tenggara Timur 657,1 681,0 1.338,1

Kalimantan Barat 684,3 687,3 1.371,6

Kalimantan Tengah 355,3 340,2 695,4

Kalimantan Selatan 556,8 569,0 1.125,8

Kalimantan Timur 534,3 504,7 1.039,0

Sulawesi Utara 351,6 334,9 686,5

Sulawesi Tengah 398,7 393,7 792,4

Sulawesi Selatan 1.180,5 1.285,4 2.465,9

Sulawesi Tenggara 319,9 338,3 658,2

Gorontalo 152,7 151,7 304,4

Sulawesi Barat 164,2 162,4 326,6 Maluku 205,2 200,6 405,8 Maluku Utara 153,7 151,6 305,2 Papua Barat 120,7 114,4 235,1

Papua 335,4 324,8 660,2

Total 36.203,8 36.912,2 73.116,0 Sumber : Proyeksi Pemuda, BPS

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 93

Lampiran 2: Jumlah Pemuda menurut Propinsi dan Kepadatan Pemuda, Tahun 2007

Propinsi Luas (km2) Jumlah (jiwa) Kepadatan (jiwa/km2)

(1) (2) (3) (4) Nanggroe Aceh Darussalam 57.956,00 1.387,4 23,94 Sumatera Utara 72.981,23 4.111,8 56,34 Sumatera Barat 42.012,89 1.418,1 26,92 Riau 87.023,66 1.826,4 20,99 Jambi 50.058,16 912,4 18,23 Sumatera Selatan 91.592,43 2.393,5 26,13 Bengkulu 19.919,33 547,2 27,47 Lampung 34.623,80 2.387,1 68,94 Kep. Bangka Belitung 16.424,06 376,2 22,91 Kepulauan Riau 8.201,72 516,0 62,91 DKI Jakarta 664,01 3.509,0 5284,56 Jawa Barat 35.377,76 13.256,1 374,70 Jawa Tengah 32.800,69 9.770,7 297,88 D I Yogyakarta 3.133,15 1.191,7 320,44 Jawa Timur 47.799,75 11.458,0 239,71 Banten 9.662,92 3.180,6 329,16 Bali 5.780,06 1.106,4 191,42 Nusa Tenggara Barat 18.572,32 1.357,2 73,08 Nusa Tenggara Timur 48.718,10 1.338,1 27,47 Kalimantan Barat 147.307,00 1.371,6 9,31 Kalimantan Tengah 153.564,50 695,4 4,53 Kalimantan Selatan 38.744,23 1.125,8 29,06 Kalimantan Timur 204.534,34 1.039,0 5,08 Sulawesi Utara 13.851,64 686,5 49,56 Sulawesi Tengah 61.841,29 792,4 12,81 Sulawesi Selatan 46.717,48 2.465,9 52,78 Sulawesi Tenggara 38.067,70 658,2 17,29 Gorontalo 11.257,07 304,4 27,00 Sulawesi Barat 16.787,18 326,6 19,42 Maluku 46.914,03 405,8 8,65 Maluku Utara 31.982,50 305,2 9,54 Papua Barat 9.724,27 235,1 24,18 Papua 319.036,05 660,2 2,07

Total 1.910.931,32 73.116,0 38,26 Sumber: Proyeksi Pemuan dan Statistik Indoensia 2008, BPS

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 94

Lampiran 3: Rasio Pemuda menurut Propinsi, Tahun 2007

Propinsi Laki-laki Perempuan Rasio

(1) (2) (3) (4) Nanggroe Aceh Darussalam 683,1 704,3 97 Sumatera Utara 2.040,8 2.070,9 99 Sumatera Barat 697,9 720,2 97 Riau 918,6 907,9 101 Jambi 454,3 458,1 99 Sumatera Selatan 1.193,4 1.200,1 99 Bengkulu 272,3 274,9 99 Lampung 1.210,6 1.176,5 103 Kep. Bangka Belitung 198,9 177,3 112 Kepulauan Riau 237,9 278,1 86 DKI Jakarta 1.676,8 1.832,2 92 Jawa Barat 6.543,5 6.712,5 97 Jawa Tengah 4.859,5 4.911,2 99 D I Yogyakarta 626,3 565,3 111 Jawa Timur 5.679,7 5.778,3 98 Banten 1.552,5 1.628,2 95 Bali 561,3 545,1 103 Nusa Tenggara Barat 626,0 731,2 86 Nusa Tenggara Timur 657,1 681,0 96 Kalimantan Barat 684,3 687,3 100 Kalimantan Tengah 355,3 340,2 104 Kalimantan Selatan 556,8 569,0 98 Kalimantan Timur 534,3 504,7 106 Sulawesi Utara 351,6 334,9 105 Sulawesi Tengah 398,7 393,7 101 Sulawesi Selatan 1.180,5 1.285,4 92 Sulawesi Tenggara 319,9 338,3 95 Gorontalo 152,7 151,7 101 Sulawesi Barat 164,2 162,4 101 Maluku 205,2 200,6 102 Maluku Utara 153,7 151,6 101 Papua Barat 120,7 114,4 106 Papua 335,4 324,8 103

Indonesia 36.203,8 38.912,2 98 Sumber: Proyeksi Pemuda, BPS

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 95

Tida

k Pe

rnah

M

engg

unak

an

(10)

31,9

0

36,6

0

27,4

0

23,3

0

16,6

0

18,2

0

15,3

0

15,6

0

16,7

0

24,1

0

22,0

0

14,3

0

20,7

0

28,8

0

21,7

0

17,5

0

Tida

k M

engg

unak

an

Lagi

(9) 21

,20

17,8

0

21,4

0

18,5

0

17,2

0

16,0

0

15,6

0

17,1

0

16,1

0

23,1

0

20,6

0

19,4

0

16,9

0

14,1

0

15,9

0

20,8

0

Perk

otaa

n +

Perd

esaa

n

Seda

ng

Men

ggun

akan

(8) 46

,90

45,6

0

51,2

0

58,2

0

66,2

0

65,8

0

69,2

0

67,4

0

67,3

0

52,8

0

57,4

0

66,3

0

62,4

0

57,1

0

62,4

0

61,7

0

Tida

k Pe

rnah

M

engg

unak

an

(7) 32

,60

39,0

0

27,9

0

20,5

0

16,1

0

16,0

0

13,6

0

13,9

0

15,1

0

19,4

0

0,00

12,3

0

19,1

0

26,9

0

21,2

0

16,9

0

Tida

k M

engg

unak

an

Lagi

(6) 21

,10

17,6

0

20,8

0

17,8

0

17,0

0

14,8

0

14,9

0

16,9

0

15,1

0

16,6

0

0,00

19,5

0

17,1

0

11,9

0

15,7

0

22,2

0

Perd

esaa

n

Seda

ng

Men

ggun

akan

(5) 46

,30

43,4

0

51,4

0

61,8

0

66,9

0

69,3

0

71,5

0

69,2

0

69,8

0

64,0

0

0,00

68,3

0

63,8

0

61,2

0

63,1

0

60,9

0

Tida

k Pe

rnah

M

engg

unak

an

(4) 29

,10

33,3

0

26,3

0

29,2

0

18,0

0

23,3

0

20,5

0

22,4

0

19,2

0

25,3

0

22,0

0

16,2

0

23,2

0

30,1

0

22,5

0

18,0

0

Tida

k M

engg

unak

an

Lagi

(3) 21

,70

18,1

0

23,1

0

20,0

0

17,7

0

19,0

0

17,5

0

17,7

0

17,7

0

24,7

0

20,6

0

19,4

0

16,7

0

15,7

0

16,2

0

19,7

0

Part

isip

asi K

B

Perk

otaa

n

Seda

ng

Men

ggun

akan

(2) 49

,10

48,5

0

50,7

0

50,8

0

64,3

0

57,7

0

61,9

0

59,9

0

63,0

0

50,1

0

57,4

0

64,4

0

60,1

0

54,2

0

61,3

0

62,4

0

Lam

pira

n 4:

Par

tisip

asi P

emud

a da

lam

Kel

uarg

a B

eren

cana

men

urut

Pro

pins

i dan

Tip

e D

aera

h, T

ahun

200

7

Prop

insi

(1)

NA

D

Sum

ater

a U

tara

Sum

ater

a B

arat

R i

a u

Jam

bi

Sum

ater

a S

elat

an

Ben

gkul

u

Lam

pung

Kep

. Ban

gka

Bel

itung

Kep

. Ria

u

DK

I Jak

arta

Jaw

a B

arat

Jaw

a Te

ngah

DI Y

ogya

karta

Jaw

a Ti

mur

Ban

ten

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 96

Tida

k Pe

rnah

M

engg

unak

an

(10)

17,6

0

24,2

0

48,6

0

18,7

0

14,5

0

13,4

0

22,2

0

13,0

0

21,0

0

34,9

0

31,3

0

17,1

0

40,0

0

52,4

0

36,7

0

54,7

0

52,7

0

22,0

0

Tida

k M

engg

unak

an

Lagi

(9) 15

,20

24,5

0

14,4

0

16,6

0

14,3

0

19,9

0

18,3

0

15,8

0

17,7

0

18,3

0

19,0

0

14,2

0

16,6

0

12,8

0

17,8

0

15,6

0

16,1

0

17,9

0

Perk

otaa

n +

Perd

esaa

n

Seda

ng

Men

ggun

akan

(8) 67

,10

51,3

0

36,9

0

64,7

0

71,2

0

66,8

0

59,5

0

71,1

0

61,2

0

46,8

0

49,8

0

68,7

0

43,4

0

34,8

0

45,4

0

29,7

0

31,2

0

60,1

0

Tida

k Pe

rnah

M

engg

unak

an

(7) 15

,20

24,7

0

49,7

0

17,5

0

13,3

0

13,0

0

20,5

0

11,0

0

20,2

0

34,5

0

30,6

0

16,9

0

38,9

0

59,7

0

38,3

0

63,5

0

58,0

0

21,8

0

Tida

k M

engg

unak

an

Lagi

(6) 13

,40

24,3

0

14,0

0

15,7

0

13,4

0

18,8

0

16,5

0

13,3

0

18,0

0

18,5

0

18,9

0

14,8

0

17,4

0

10,1

0

17,6

0

12,8

0

14,6

0

17,4

0

Perd

esaa

n

Seda

ng

Men

ggun

akan

(5) 71

,40

51,1

0

36,3

0

66,9

0

73,3

0

68,2

0

63,0

0

75,7

0

61,8

0

46,9

0

50,5

0

68,3

0

43,7

0

30,2

0

44,1

0

23,7

0

27,4

0

60,8

0

Tida

k Pe

rnah

M

engg

unak

an

(4) 19

,70

23,5

0

43,1

0

22,5

0

17,4

0

13,9

0

23,7

0

16,8

0

24,6

0

35,8

0

33,7

0

17,7

0

47,7

0

33,9

0

31,5

0

37,8

0

37,6

0

22,2

0

Tida

k M

engg

unak

an

Lagi

(3) 16

,80

24,9

0

16,6

0

19,5

0

16,5

0

21,7

0

20,0

0

20,5

0

16,5

0

17,7

0

19,4

0

12,4

0

11,1

0

19,6

0

18,5

0

20,9

0

20,3

0

18,6

0

Part

isip

asi K

B

Perk

otaa

n

Seda

ng

Men

ggun

akan

(2) 63

,50

51,6

0

40,3

0

58,0

0

66,0

0

64,4

0

56,2

0

62,7

0

58,9

0

46,6

0

47,0

0

69,9

0

41,2

0

46,5

0

50,0

0

41,4

0

42,0

0

59,2

0

Lam

pira

n 4

(lanj

utan

)

Prop

insi

(1)

B a

l i

NTB

NTT

Kal

iman

tan

Bara

t

Kal

iman

tan

Teng

ah

Kal

iman

tan

Sela

tan

Kal

iman

tan

Tim

ur

Sul

awes

i Uta

ra

Sul

awes

i Ten

gah

Sul

awes

i Sel

atan

Sul

awes

i Ten

ggar

a

Gor

onta

lo

Sul

awes

i Bar

at

Mal

uku

Mal

uku

Uta

ra

Pap

ua B

arat

Pap

ua

Tota

l

Sum

ber:

Suse

nas K

OR

Juli

2007

, B

PS

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 97

Lampiran 5: Persentase Pemuda menurut Propinsi dan Partisipasi Sekolah,

Tahun 2007

Partisipasi sekolah

Propinsi Tidak/Belum Pernah Sekolah

Masih/Sedang Sekolah

Tidak Bersekolah

Lagi

(1) (2) (3) (4) Nanggroe Aceh D. 1,60 13,10 85,20 Sumatera Utara 1,10 8,70 90,20 Sumatera Barat 0,90 10,20 88,90 Riau 0,90 7,40 91,70 Jambi 1,70 6,40 92,00 Sumatera Selatan 1,10 6,90 92,00 Bengkulu 1,10 8,60 90,30 Lampung 0,80 4,90 94,20 Kep. Bangka Belitung 1,40 4,70 93,90 Kep. Riau 1,10 4,80 94,20 DKI Jakarta 0,40 8,50 91,00 Jawa Barat 1,10 5,40 93,60 Jawa Tengah 1,00 5,70 93,30 D,I Yogyakarta 0,60 21,50 77,90 Jawa Timur 2,20 6,10 91,70 Banten 1,30 6,70 92,00 Bali 2,40 6,50 91,10 Nusa Tenggara Barat 4,80 8,80 86,40 Nusa Tenggara Timur 3,80 7,00 89,30 Kalimantan Barat 3,60 5,80 90,60 Kalimantan Tengah 1,00 5,90 93,10 Kalimantan Selatan 1,30 5,80 92,80 Kalimantan Timur 1,00 6,50 92,50 Sulawesi Utara 0,50 6,30 93,10 Sulawesi Tengah 1,50 7,30 91,20 Sulawesi Selatan 3,80 8,60 87,60 Sulawesi Tenggara 2,50 9,40 88,10 Gorontalo 1,40 5,40 93,20 Sulawesi Barat 4,50 4,70 90,80 Maluku 1,80 10,50 87,70 Maluku Utara 1,20 8,60 90,20 Papua Barat 5,80 7,50 86,70 Papua 22,60 8,50 68,90

Total 1,70 6,90 91,30 Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 98

PT

(16)

8,20

6,90

9,50

7,00

6,70

5,80

6,90

5,20

6,60

6,00

15,4

0

6,60

6,00

13,1

0

6,80

6,20

SMA

(15)

36,1

0

41,6

0

36,0

0

34,7

0

29,0

0

30,2

0

33,8

0

27,1

0

27,7

0

53,6

0

47,8

0

28,4

0

27,0

0

52,3

0

30,2

0

30,8

0

SMP

(14)

26,4

0

26,5

0

22,3

0

25,1

0

23,9

0

22,9

0

25,0

0

29,8

0

17,7

0

17,2

0

20,7

0

23,1

0

27,0

0

20,4

0

25,7

0

23,2

0

SD

(13)

23,4

0

19,4

0

21,1

0

26,8

0

30,2

0

32,6

0

24,6

0

30,8

0

31,8

0

15,8

0

13,7

0

35,7

0

34,8

0

12,3

0

30,1

0

31,7

0

Tota

l

Tida

k Ta

mat

SD

(12)

5,80

5,60

11,1

0

6,40

10,2

0

8,50

9,70

7,10

16,2

0

7,40

2,30

6,20

5,10

1,90

7,20

8,20

PT

(11)

10,1

0

8,10

11,8

0

8,80

7,40

6,40

7,70

5,80

7,50

5,00

16,0

0

6,60

6,50

15,6

0

7,30

7,30

SMA

(10)

33,5

0

40,2

0

37,5

0

32,4

0

26,6

0

28,8

0

33,0

0

24,7

0

27,0

0

58,3

0

43,4

0

25,7

0

24,6

0

49,9

0

27,4

0

28,1

0

SMP

(9)

25,7

0

25,5

0

21,2

0

23,9

0

23,0

0

21,7

0

23,8

0

30,0

0

16,8

0

15,4

0

21,5

0

23,0

0

26,4

0

18,9

0

25,3

0

22,3

0

SD

(8)

24,3

0

20,3

0

19,8

0

27,5

0

31,3

0

34,3

0

25,7

0

32,6

0

32,6

0

14,8

0

16,2

0

38,0

0

36,9

0

13,5

0

32,2

0

33,0

0

Pere

mpu

an

Tida

k Ta

mat

SD

(7) 6,

30

6,00

9,70

7,30

11,8

0

8,90

9,90

6,90

16,1

0

6,40

2,90

6,70

5,50

2,10

7,90

9,30

PT

(6)

6,00

5,70

7,00

5,30

6,00

5,20

6,00

4,70

5,80

7,30

14,9

0

6,60

5,40

10,8

0

6,20

5,00

SMA

(5)

39,1

0

43,0

0

34,4

0

36,8

0

31,6

0

31,6

0

34,6

0

29,4

0

28,3

0

46,9

0

52,4

0

31,1

0

29,6

0

54,5

0

33,2

0

33,6

0

SMP

(4)

27,3

0

27,5

0

23,5

0

26,3

0

24,8

0

24,2

0

26,2

0

29,5

0

18,5

0

19,8

0

19,9

0

23,2

0

27,8

0

21,7

0

26,1

0

24,1

0

SD

(3)

22,4

0

18,5

0

22,4

0

26,1

0

29,1

0

30,8

0

23,5

0

29,0

0

31,1

0

17,2

0

11,1

0

33,4

0

32,6

0

11,2

0

28,0

0

30,2

0

Laki

-laki

Tida

k Ta

mat

SD

(2) 5,

20

5,30

12,6

0

5,50

8,60

8,20

9,60

7,30

16,3

0

8,90

1,70

5,60

4,70

1,80

6,40

7,10

Lam

pira

n 6:

Per

sent

ase

Pem

uda

men

urut

Pro

pins

i, T

ingk

at P

endi

dika

n T

ertin

ggi y

ang

Dita

mat

kan,

dan

Jen

is K

elam

in, T

ahun

200

7

Prop

insi

(1)

NA

D

Sum

ut

Sum

bar

Ria

u

Jam

bi

Sum

sel

Ben

gkul

u

Lam

pung

Kep

. Bab

el

Kep

. Ria

u

DK

I Jak

arta

Jaba

r

Jate

ng

DI Y

ogya

Jatim

Ban

ten

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 99

PT

(16)

9.60

5.70

5.30

4,50

5,50

5,60

9,60

6,60

7,00

7,50

7,80

5,80

4,90

6,80

7,60

5,90

6,40

7.10

SMA

(15)

40.3

0

29.5

0

20.3

0

25,8

0

25,1

0

26,2

0

40,9

0

41,0

0

26,9

0

32,0

0

31,5

0

22,6

0

18,6

0

39,9

0

31,1

0

29,0

0

27,3

0

31.8

0

SMP

(14)

21.0

22.3

0

16.4

0

22,9

0

27,6

0

25,3

0

22,4

0

24,6

0

23,8

0

20,2

0

24,9

0

13,2

0

19,4

0

24,1

0

21,6

0

23,7

0

17,2

0

24.0

0

SD

(13)

22.7

0

28.5

0

36.3

0

28,7

0

34,0

0

31,9

0

19,1

0

22,0

0

34,4

0

27,6

0

25,9

0

33,2

0

37,6

0

23,3

0

27,2

0

24,0

0

18,4

0

29.2

0

Tota

l

Tida

k Ta

mat

SD

(12)

6.40

140

21.7

0

18,0

0

7,70

11,2

0

7,90

5,70

8,00

12,8

0

9,90

25,2

0

19,4

0

6,00

12,5

0

17,4

0

30,7

0

7.80

PT

(11)

8.70

4.60

5.50

5,10

6,10

6,10

9,60

7,90

7,60

8,10

8,80

7,10

5,40

7,30

9,00

5,90

6,20

7.70

SMA

(10)

36.1

0

25.9

0

20.4

0

24,1

0

22,7

0

25,1

0

38,3

0

42,8

0

26,5

0

31,3

0

29,8

0

23,5

0

17,8

0

37,3

0

27,7

0

25,8

0

24,2

0

29.6

0

SMP

(9)

21.7

0

21.9

0

160

21,9

0

27,1

0

24,2

0

22,4

0

23,5

0

23,4

0

21,0

0

24,7

0

14,0

0

18,9

0

23,7

0

19,5

0

22,8

0

14,0

0

23.5

0

SD

(8)

25.7

0

31.1

0

38.7

0

29,0

0

35,7

0

32,5

0

21,0

0

21,2

0

35,2

0

28,6

0

26,9

0

35,1

0

39,0

0

24,4

0

29,4

0

26,7

0

17,0

0

30.8

0

Pere

mpu

an

Tida

k Ta

mat

SD

(7) 7.

80

16.4

0

19.4

0

19,8

0

8,30

12,1

0

8,60

4,60

7,30

11,1

0

9,70

20,2

0

18,9

0

7,20

14,3

0

18,8

0

38,6

0

8.30

PT

(6)

10.5

0

7.00

4.90

4,00

5,00

5,00

9,60

5,40

6,30

6,80

6,80

4,40

4,40

6,30

6,20

5,80

6,60

6.60

SMA

(5)

44.7

0

34.0

0

20.3

0

27,5

0

27,5

0

27,3

0

43,5

0

39,2

0

27,2

0

32,8

0

33,4

0

21,6

0

19,5

0

42,5

0

34,6

0

32,4

0

30,5

0

34.1

0

SMP

(4)

20.3

0

22.8

0

16.9

0

23,9

0

28,2

0

26,3

0

22,4

0

25,7

0

24,1

0

19,3

0

25,1

0

12,3

0

19,9

0

24,4

0

23,8

0

24,7

0

20,7

0

24.5

0

SD

(3)

19.6

0

25.3

0

33.6

0

28,4

0

32,3

0

31,2

0

17,3

0

22,8

0

33,6

0

26,5

0

24,8

0

31,2

0

36,1

0

22,1

0

24,8

0

21,1

0

19,8

0

27.5

0

Laki

-laki

Ti

dak

Tam

atS

D(2

)

5.00

10.9

0

24.3

0

16,3

0

7,10

10,2

0

7,20

6,80

8,70

14,7

0

10,0

0

30,4

0

20,0

0

4,70

10,7

0

15,9

0

22,4

0

7.30

Lam

pira

n 6

(lanj

utan

)

Prop

insi

(1)

B a

l i

NTB

NTT

Kal

bar

Kal

teng

Kal

sel

Kal

tim

Sul

ut

Sul

teng

Sul

sel

Sul

tra

Gor

onta

lo

Sul

bar

Mal

uku

Mal

ut

Pab

ar

Pap

ua

Indo

nesi

a

Sum

ber:

Suse

nas K

OR

Juli

2007

, BPS

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 100

Lampiran 7: Persentase Pemuda menurut Kemampuan Baca-Tulis dan

Propinsi, Tahun 2007

Kemampuan (LATIN) membaca dan menulis Propinsi

Dapat Tidak (1) (2) (3)

Nanggroe Aceh Darussalam 97,00 3,00 Sumatera Utara 98,00 2,00 Sumatera Barat 98,30 1,70 Riau 98,30 1,70 Jambi 98,10 1,90 Sumatera Selatan 97,90 2,10 Bengkulu 98,00 2,00 Lampung 98,40 1,60 Kep. Bangka Belitung 97,20 2,80 Kep. Riau 98,20 1,80 DKI Jakarta 99,40 0,60 Jawa Barat 98,40 1,60 Jawa Tengah 98,40 1,60 D I Yogyakarta 99,00 1,00 Jawa Timur 96,60 3,40 Banten 97,80 2,20 Bali 97,00 3,00 Nusa Tenggara Barat 93,20 6,80 Nusa Tenggara Timur 94,30 5,70 Kalimantan Barat 95,40 4,60 Kalimantan Tengah 98,60 1,40 Kalimantan Selatan 97,90 2,10 Kalimantan Timur 98,60 1,40 Sulawesi Utara 99,10 0,90 Sulawesi Tengah 96,80 3,20 Sulawesi Selatan 94,30 5,70 Sulawesi Tenggara 96,30 3,70 Gorontalo 96,50 3,50 Sulawesi Barat 92,80 7,20 Maluku 98,30 1,70 Maluku Utara 97,60 2,40 Papua Barat 92,40 7,60 Papua 77,40 22,60

Indonesia 97,40 2,60 Sumber: Susenas KOR Juli 2007, BPS

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 101

Lampiran 8: Angka Kesakitan Pemuda menurut Propinsi dan Jenis Kelamin, Tahun 2007

Angka Kesakitan Propinsi

Laki-laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4)

Nanggroe Aceh Darussalam 18,30 20,50 19,50 Sumatera Utara 11,20 11,60 11,40 Sumatera Barat 12,60 11,80 12,20 Riau 13,10 13,40 13,20 Jambi 10,30 10,70 10,50 Sumatera Selatan 12,00 10,80 11,40 Bengkulu 19,60 17,90 18,80 Lampung 15,80 14,20 15,00 Kep, Bangka Belitung 16,00 13,20 14,70 Kep, Riau 12,90 12,90 12,90 DKI Jakarta 10,40 10,80 10,60 Jawa Barat 11,20 10,20 10,70 Jawa Tengah 9,40 9,30 9,30 D.I. Yogyakarta 11,90 10,20 11,10 Jawa Timur 12,30 11,40 11,80 Banten 11,40 11,40 11,40 Bali 15,10 14,20 14,70 Nusa Tenggara Barat 19,30 17,10 18,10 Nusa Tenggara Timur 23,60 24,30 24,00 Kalimantan Barat 14,60 15,20 14,90 Kalimantan Tengah 13,20 13,10 13,10 Kalimantan Selatan 12,30 12,20 12,20 Kalimantan Timur 9,50 10,60 10,10 Sulawesi Utara 18,90 18,80 18,80 Sulawesi Tengah 21,50 21,50 21,50 Sulawesi Selatan 13,80 13,30 13,50 Sulawesi Tenggara 20,00 20,00 20,00 Gorontalo 23,00 21,00 21,90 Sulawesi Barat 20,50 21,60 21,10 Maluku 14,60 15,70 15,20 Maluku Utara 22,30 21,10 21,70 Papua Barat 17,40 17,50 17,50 Papua 17,10 16,00 16,50

Total 12,70 12,30 12,50 Sumber: Susenas 2007

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 102

Lain

nya

(9)

31,8

0

31,1

0

30,1

0

26,8

0

32,8

0

34,0

0

29,5

0

40,3

0

35,3

0

19,5

0

26,9

0

37,8

0

37,4

0

29,8

0

27,7

0

33,0

0

Saki

t gig

i

(8) 14

,50

6,50

9,10

11,2

0

8,10

9,60

13,6

0

8,80

10,7

0

8,40

3,70

6,80

5,90

6,90

7,60

5,30

Saki

t kep

ala

(7) 34

,30

20,1

0

28,2

0

31,4

0

22,2

0

27,0

0

22,5

0

26,9

0

33,2

0

24,9

0

22,8

0

20,1

0

22,4

0

14,6

0

19,2

0

28,9

0

Dia

re

(6) 8,

30

9,20

6,90

7,20

7,20

4,10

4,90

5,40

5,20

7,30

5,80

4,80

4,30

3,80

5,10

5,80

Asm

a

(5) 6,

00

3,60

3,30

4,00

3,90

3,90

4,30

3,70

6,80

3,40

3,10

4,80

2,70

3,30

3,20

4,70

Pile

k

(4)

46,1

0

36,5

0

40,9

0

44,0

0

35,4

0

44,3

0

44,3

0

40,5

0

44,1

0

45,7

0

47,4

0

43,5

0

44,9

0

52,7

0

46,7

0

39,3

0

Bat

uk

(3)

46,0

0

37,1

0

38,3

0

42,5

0

34,2

0

39,0

0

43,6

0

41,0

0

41,0

0

48,8

0

45,7

0

38,3

0

41,1

0

46,1

0

46,3

0

36,9

0

Jeni

s Kel

uhan

Pa

nas

(2)

43,0

0

36,3

0

38,5

0

37,7

0

31,7

0

26,0

0

34,8

0

27,5

0

31,0

0

38,6

0

23,4

0

30,6

0

26,0

0

25,9

0

32,0

0

26,6

0

Lam

pira

n 9:

Per

sent

ase

Pem

uda

yang

Sak

it m

enur

ut J

enis

Kel

uhan

Kes

ehat

an d

an P

ropi

nsi,

Tah

un 2

007

Prop

insi

(1)

Nan

ggro

e A

ceh

Dar

ussa

lam

Sum

ater

a U

tara

Sum

ater

a B

arat

Ria

u

Jam

bi

Sum

ater

a S

elat

an

Ben

gkul

u

Lam

pung

Kep

. Ban

gka

Bel

itung

Kep

, Ria

u

DK

I Jak

arta

Jaw

a B

arat

Jaw

a Te

ngah

D.I.

Yog

yaka

rta

Jaw

a Ti

mur

Ban

ten

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 103

La

inny

a

(9)

25,8

0

36,5

0

35,7

0

32,3

0

28,4

0

32,7

0

30,4

0

24,6

0

35,0

0

30,3

0

29,1

0

19,3

0

32,4

0

36,5

0

32,6

0

43,1

0

37,3

0

32,7

0

Saki

t gig

i

(8) 5,

20

6,10

10,1

0

9,50

12,1

0

9,40

8,80

11,2

0

10,5

0

8,90

11,4

0

12,4

0

15,2

0

14,6

0

7,50

8,30

7,50

7,90

Saki

t kep

ala

(7) 24

,40

28,9

0

32,0

0

31,5

0

35,7

0

26,7

0

24,3

0

28,7

0

37,0

0

26,2

0

31,9

0

25,6

0

41,8

0

22,0

0

32,0

0

29,9

0

26,2

0

24,5

0

Dia

re

(6) 4,

60

5,40

6,20

5,90

6,40

4,90

4,60

6,70

7,90

5,20

5,00

8,70

8,40

5,40

5,60

5,90

5,30

5,60

Asm

a

(5) 4,

10

5,60

5,70

6,60

6,20

4,30

3,60

3,40

5,80

4,00

4,50

5,70

4,40

5,00

5,30

4,70

4,80

4,10

Pile

k

(4)

46,6

0

46,7

0

55,2

0

41,2

0

39,1

0

38,3

0

43,1

0

52,1

0

40,5

0

37,8

0

37,3

0

46,9

0

36,5

0

41,1

0

30,5

0

37,4

0

40,3

0

43,8

0

Bat

uk

(3)

41,6

0

40,5

0

56,6

0

40,6

0

40,4

0

36,2

0

40,5

0

50,4

0

38,9

0

31,9

0

37,7

0

54,4

0

36,3

0

43,5

0

44,2

0

39,2

0

41,1

0

41,6

0

Jeni

s Kel

uhan

Pa

nas

(2)

47,7

0

46,0

0

48,2

0

37,7

0

34,6

0

25,6

0

28,0

0

39,5

0

41,8

0

30,7

0

39,3

0

67,5

0

34,4

0

36,2

0

48,8

0

37,5

0

32,9

0

32,5

0

Lam

pira

n 9

(lanj

utan

)

Prop

insi

(1)

Bal

i

NTB

NTT

Kal

iman

tan

Bar

at

Kal

iman

tan

Teng

ah

Kal

iman

tan

Sel

atan

Kal

iman

tan

Tim

ur

Sul

awes

i Uta

ra

Sul

awes

i Ten

gah

Sul

awes

i Sel

atan

Sul

awes

i Ten

ggar

a

Gor

onta

lo

Sul

awes

i Bar

at

Mal

uku

Mal

uku

Uta

ra

Pap

ua B

arat

Pap

ua

Tota

l

Sum

ber:

Sus

enas

200

7

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 104

Ren

ang

(7) 0,

59

1,63

4,00

3,52

2,91

2,41

2,53

2,28

3,74

20,9

7

6,65

2,64

8,45

2,63

5,06

Teni

s La

pang

an

(6)

1,24

3,21

8,88

7,27

2,75

3,24

2,70

2,78

8,10

55,0

6

9,35

7,11

22,8

3

5,74

7,56

Bol

a B

aske

t

(5)

1,29

2,77

23,2

0

8,26

5,59

4,82

4,49

5,48

16,8

2

63,3

0

15,1

2

7,24

22,3

7

6,94

13,3

6

Bul

u Ta

ngki

s

(4) 13

,34

34,1

0

72,8

1

73,6

7

72,0

6

67,2

4

31,9

4

71,8

8

75,7

0

97,3

8

82,2

7

69,6

4

92,0

1

39,9

6

60,9

3

Bol

a Vo

li

(3) 64

,48

54,1

2

89,2

3

97,9

2

92,7

1

94,3

1

89,7

9

95,0

3

96,5

7

90,6

4

94,6

6

86,1

7

97,7

2

78,3

4

89,1

4

Sepa

k B

ola

(2) 36

,11

33,4

3

63,8

2

83,2

6

70,8

5

47,3

4

44,6

9

75,8

1

94,3

9

56,5

5

73,9

3

69,7

9

80,3

7

52,6

1

61,0

0

Lam

pira

n 10

: Per

sent

ase

Des

a m

enur

ut K

eber

adaa

n L

apan

gan

Ola

hrag

a, P

ropi

nsi d

an J

enis

Lap

anga

n, T

ahun

200

5

Prop

insi

(1)

Nan

ggro

e A

ceh

Dar

ussa

lam

Sum

ater

a U

tara

Sum

ater

a B

arat

Ria

u

Jam

bi

Sum

ater

a S

elat

an

Ben

gkul

u

Lam

pung

Kep

. Ban

gka

Bel

itung

DK

I Jak

arta

Jaw

a B

arat

Jaw

a Te

ngah

DI Y

ogya

karta

Jaw

a Ti

mur

Ban

ten

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 105

R

enan

g

(7) 4,

99

3,17

2,07

1,12

3,72

3,47

1,37

2,59

0,42

4,22

1,60

0,90

0,63

2,62

Teni

s La

pang

an

(6)

11,2

7

5,24

2,29

3,47

6,18

4,33

2,68

6,79

2,26

2,22

2,41

2,30

1,59

5,03

Bol

a B

aske

t

(5) 17

,12

11,2

2

3,48

6,89

6,92

5,83

4,18

6,76

2,49

7,78

3,09

2,18

2,40

6,71

Bul

u Ta

ngki

s

(4) 56

,21

58,0

5

45,6

7

49,4

1

55,6

5

45,0

0

37,1

2

48,0

2

33,4

1

41,3

3

12,6

0

11,7

8

6,29

47,2

5

Bol

a Vo

li

(3) 89

,02

81,5

9

88,5

3

54,2

6

84,1

5

62,4

9

91,4

4

74,1

9

91,9

3

74,4

4

80,4

1

68,8

9

55,8

8

79,3

5

Sepa

k B

ola

(2) 38

,66

60,2

4

60,7

7

36,6

0

74,3

3

51,5

4

81,3

7

48,3

0

57,7

4

55,7

8

69,5

3

68,3

7

29,0

8

56,1

9

Lam

pira

n 10

(lan

juta

n)

Prop

insi

(1)

Bal

i

Nus

a Te

ngga

ra B

arat

Kal

iman

tan

Teng

ah

Kal

iman

tan

Sel

atan

Kal

iman

tan

Tim

ur

Sul

awes

i Uta

ra

Sul

awes

i Ten

gah

Sul

awes

i Sel

atan

Sul

awes

i Ten

ggar

a

Gor

onta

lo

Mal

uku

Mal

uku

Uta

ra

Pap

ua

Tota

l

Sum

ber:

Pode

s BPS

200

5

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 106

Kol

am R

enan

g

(7)

0,14

1,25

4,00

3,37

2,61

1,69

1,78

2,57

2,33

5,83

22,8

5

7,90

3,29

9,82

3,64

6,45

Teni

s

(6) 1,

46

3,29

10,2

8

4,43

3,84

3,83

2,74

2,61

8,43

13,8

0

51,6

9

9,40

7,71

23,7

4

6,23

7,45

Bol

a B

aske

t

(5) 1,

46

2,48

21,7

5

7,98

6,52

5,29

6,51

5,56

19,1

9

17,4

8

65,1

7

16,8

5

8,44

24,6

6

7,16

13,6

3

Bul

u Ta

ngki

s

(4) 13

,84

38,5

3

75,7

6

78,6

2

75,6

7

71,5

2

46,0

4

80,6

8

80,2

3

52,1

5

96,2

5

82,5

2

71,8

2

94,5

2

45,4

4

66,0

9

Bol

a Vo

li

(3) 62

,14

54,9

9

87,7

7

98,1

3

91,5

6

93,1

1

87,6

4

90,8

1

96,2

2

99,0

8

89,1

4

94,2

6

83,8

0

96,1

2

81,6

3

84,7

1

Sepa

k B

ola

(2) 37

,06

34,3

3

69,0

5

85,7

2

76,2

1

50,8

0

41,0

8

73,9

6

93,0

2

83,4

4

54,3

1

72,1

0

72,6

8

82,6

5

57,0

4

62,7

0

Lam

pira

n 11

: Per

sent

ase

Des

a m

enur

ut K

eber

adaa

n L

apan

gan

Ola

hrag

a, P

ropi

nsi,

dan

Jeni

s Lap

anga

n, T

ahun

200

8

Prop

insi

(1)

Nan

ggro

e A

ceh

Dar

ussa

lam

Sum

ater

a U

tara

Sum

ater

a B

arat

Ria

u

Jam

bi

Sum

ater

a S

elat

an

Ben

gkul

u

Lam

pung

Kep

. Ban

gka

Bel

itung

Kep

ulau

an R

iau

DK

I Jak

arta

Jaw

a B

arat

Jaw

a Te

ngah

DI Y

ogya

karta

Jaw

a Ti

mur

Ban

ten

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 107

K

olam

Ren

ang

(7)

5,06

3,18

0,50

1,40

1,24

0,76

1,76

1,74

0,36

2,14

1,38

1,54

0,75

1,32

0,10

0,08

0,34

2,59

Teni

s

(6) 9,

97

4,16

1,43

2,96

2,56

3,70

6,00

3,08

3,32

8,83

2,27

2,91

7,09

2,76

2,22

1,66

0,98

5,10

Bol

a B

aske

t

(5)

14,8

9

8,21

3,00

4,58

4,42

7,09

7,97

6,36

4,09

8,49

3,70

9,08

5,04

3,64

2,32

3,07

1,86

7,10

Bul

u Ta

ngki

s

(4)

60,9

6

62,2

1

13,9

9

44,7

8

53,4

5

53,5

0

58,3

6

43,7

8

42,3

5

49,6

9

34,8

6

52,2

3

52,6

1

13,0

2

14,2

9

5,48

4,39

49,3

6

Bol

a Vo

li

(3) 86

,66

73,2

7

78,4

9

95,2

5

89,6

4

53,3

4

82,0

7

57,1

6

85,8

8

74,3

0

86,7

9

76,8

8

89,9

3

76,8

2

59,1

7

63,1

5

53,3

1

78,1

0

Sepa

k B

ola

(2) 35

,81

54,6

5

49,6

6

83,7

5

59,1

9

41,1

3

72,2

7

39,0

9

61,7

4

55,7

0

52,1

7

51,7

1

57,6

5

58,8

3

60,4

2

31,7

0

27,5

4

56,1

1

Lam

pira

n 11

(lan

juta

n)

Prop

insi

(1)

Bal

i

Nus

a Te

ngga

ra B

arat

Nus

a Te

ngga

ra T

imur

Kal

iman

tan

Bar

at

Kal

iman

tan

Teng

ah

Kal

iman

tan

Sel

atan

Kal

iman

tan

Tim

ur

Sul

awes

i Uta

ra

Sul

awes

i Ten

gah

Sul

awes

i Sel

atan

Sul

awes

i Ten

ggar

a

Gor

onta

lo

Sul

awes

i Bar

at

Mal

uku

Mal

uku

Uta

ra

Pap

ua B

arat

Pap

ua IN

DO

NES

IA

Sum

ber:

POD

ES B

PS 2

008

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 108

Bel

a D

iri

(9) 2,

41

7,57

44,9

5

31,8

7

24,4

5

10,8

7

8,58

32,5

9

13,4

0

62,5

5

37,8

6

16,6

7

32,1

9

33,3

8

47,1

7

Teni

s M

eja

(8) 6,

23

13,6

9

42,8

4

50,9

2

49,3

1

37,8

3

19,6

1

42,1

3

28,0

4

65,5

4

71,0

1

56,0

3

81,2

8

42,1

6

45,4

1

Ren

ang

(7) 0,

79

1,46

3,22

3,46

2,59

1,66

1,96

2,10

1,87

14,2

3

6,77

2,35

5,02

2,01

4,39

Teni

s La

pang

an

(6)

1,16

3,19

9,10

7,27

2,59

3,17

2,45

2,60

6,23

41,5

7

8,78

8,10

26,4

8

5,30

7,42

Bol

a B

aske

t

(5)

1,16

2,64

18,7

6

8,55

4,70

4,03

3,84

4,24

13,4

0

44,5

7

13,7

6

5,52

18,7

2

5,59

12,1

5

Bul

u Ta

ngki

s

(4) 14

,76

32,9

6

64,9

3

70,7

3

76,3

6

61,5

2

28,4

3

64,7

2

61,6

8

91,7

6

82,0

1

66,5

2

90,4

1

39,6

4

58,9

7

Bol

a Vo

li

(3)

70,6

6

54,4

0

83,3

5

95,9

6

90,7

7

90,0

6

85,0

5

92,7

9

94,3

9

83,9

0

93,5

6

82,0

2

97,0

3

76,0

4

91,4

3

Sepa

k B

ola

(2) 56

,25

44,2

9

71,5

9

87,4

1

83,0

8

50,1

8

61,6

0

79,9

2

96,5

7

73,0

3

88,7

7

77,4

2

89,0

4

64,6

5

90,3

5

Lam

pira

n 12

: Per

sent

ase

Des

a ya

ng M

emili

ki K

elom

pok

Keg

iata

n O

lahr

aga

men

urut

Pro

pins

i dan

Jen

is O

lahr

aga,

Tah

un 2

005

Prop

insi

(1)

NA

D

Sum

ater

a U

tara

Sum

ater

a B

arat

Ria

u

Jam

bi

Sum

ater

a S

elat

an

Ben

gkul

u

Lam

pung

Kep

. Ban

gka

Bel

itung

DK

I Jak

arta

Jaw

a B

arat

Jaw

a Te

ngah

DI Y

ogya

karta

Jaw

a Ti

mur

Ban

ten

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 109

Bel

a D

iri

(9)

37,9

5

21,3

4

3,98

10,2

6

12,3

6

9,19

16,2

9

11,9

8

10,8

5

12,1

1

10,3

3

3,33

6,76

4,61

2,49

18,2

4

Teni

s M

eja

(8) 55

,78

61,8

3

5,70

34,5

1

34,9

4

28,5

3

35,5

7

46,4

9

40,3

9

42,9

4

39,2

3

16,4

4

20,9

6

17,2

9

4,88

36,9

5

Ren

ang

(7) 3,

14

2,32

0,47

1,57

2,96

1,68

2,46

3,62

0,92

1,95

1,66

1,56

2,29

1,54

0,54

2,35

Teni

s La

pang

an

(6)

8,56

7,07

0,80

3,40

2,44

3,83

5,21

4,41

3,33

7,70

2,43

1,78

2,29

2,30

1,53

5,03

Bol

a B

aske

t

(5) 12

,55

10,1

2

0,84

3,20

3,55

6,28

5,80

5,44

3,99

6,36

2,37

2,44

2,63

1,79

2,34

5,71

Bul

u Ta

ngki

s

(4) 50

,50

61,8

3

7,85

43,1

4

43,1

5

59,4

2

51,4

1

40,0

3

35,6

2

46,2

6

28,3

7

17,3

3

15,1

2

10,8

8

6,26

45,7

3

Bol

a Vo

li

(3)

85,4

5

90,0

0

71,5

1

89,8

7

82,9

0

59,4

7

78,2

0

61,3

1

90,1

3

75,0

2

75,0

1

29,7

8

85,3

4

75,1

6

47,2

6

77,4

0

Sepa

k B

ola

(2) 48

,64

88,7

8

58,0

7

85,7

5

61,8

8

73,9

7

74,7

8

70,5

3

86,9

9

72,8

2

66,0

5

23,1

1

82,4

7

87,4

5

38,4

5

68,4

7

Lam

pira

n 12

(lan

juta

n)

Prop

insi

(1)

Bal

i

Nus

a Te

ngga

ra B

arat

Nus

a Te

ngga

ra T

imur

Kal

iman

tan

Bar

at

Kal

iman

tan

Teng

ah

Kal

iman

tan

Sel

atan

Kal

iman

tan

Tim

ur

Sul

awes

i Uta

ra

Sul

awes

i Ten

gah

Sul

awes

i Sel

atan

Sul

awes

i Ten

ggar

a

Gor

onta

lo

Mal

uku

Mal

uku

Uta

ra

Pap

ua

Tota

l

Sum

ber:

POD

ES B

PS 2

005

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 110

Bel

a D

iri

(9) 2,

55

7,09

44,0

5

37,0

3

26,8

6

15,9

5

11,2

5

36,9

4

22,0

9

26,6

9

67,0

4

39,2

4

18,1

7

28,7

7

35,5

7

48,4

7

Teni

s M

eja

(8) 5,

56

16,3

5

43,5

1

50,7

5

47,0

5

39,4

6

26,4

2

39,6

3

37,2

1

34,0

5

65,5

4

69,7

2

53,3

7

78,5

4

36,8

8

49,3

4

Ren

ang

(7) 0,

56

1,16

2,49

2,74

2,53

1,72

1,70

2,22

2,62

5,21

18,7

3

8,72

3,31

8,22

2,38

6,32

Teni

s La

pang

an

(6)

1,84

2,98

11,3

6

4,36

3,84

3,67

2,22

2,31

6,69

13,8

0

44,5

7

9,57

9,03

28,3

1

5,63

6,72

Bol

a B

aske

t

(5) 1,

48

1,96

17,6

4

7,29

6,22

5,00

5,48

4,66

18,0

2

15,9

5

50,5

6

15,6

9

6,78

19,6

3

5,62

12,5

0

Bul

u Ta

ngki

s

(4) 16

,78

36,5

2

67,7

5

73,8

8

78,5

9

69,4

7

49,7

4

75,7

6

70,9

3

52,1

5

89,5

1

83,4

3

69,7

0

94,7

5

45,7

3

66,7

6

Bol

a Vo

li

(3)

69,5

2

53,9

3

83,4

4

94,8

9

91,1

7

91,7

8

89,9

3

89,3

5

94,7

7

98,1

6

80,9

0

93,6

6

80,7

0

94,9

8

78,0

5

89,4

3

Sepa

k B

ola

(2) 60

,26

44,2

9

76,9

5

87,5

9

87,7

2

59,9

2

66,2

5

82,4

3

96,2

2

88,6

5

69,2

9

91,2

3

78,6

8

88,5

8

65,6

6

89,6

9

Lam

pira

n 13

: Per

sent

ase

Des

a ya

ng M

emili

ki K

elom

pok

Keg

iata

n O

lahr

aga

men

urut

Pro

pins

i dan

Jen

is O

lahr

aga,

Tah

un 2

008

Prov

insi

(1)

Nan

ggro

e A

ceh

Dar

ussa

lam

Sum

ater

a U

tara

Sum

ater

a B

arat

R i

a u

J a

m b

i

Sum

ater

a S

elat

an

Ben

gkul

u

Lam

pung

Kep

. Ban

gka

Bel

itung

Kep

ulau

an R

iau

DK

I Jak

arta

Jaw

a B

arat

Jaw

a Te

ngah

DI Y

ogya

karta

Jaw

a Ti

mur

Ban

ten

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 111

Bel

a D

iri

(9)

38,3

4

23,4

4

5,42

10,6

1

11,1

9

12,8

7

16,3

0

10,9

8

9,91

11,5

4

8,04

7,88

15,4

9

6,29

4,54

2,82

1,65

18,7

7

Teni

s M

eja

(8) 52

,39

51,4

8

10,3

5

30,8

8

35,0

8

22,8

5

35,0

7

46,4

5

36,0

6

38,1

9

32,9

4

43,6

6

38,9

9

13,2

5

15,3

5

3,82

2,13

34,5

3

Ren

ang

(7) 3,

09

1,75

0,71

0,78

0,62

1,11

1,55

2,54

0,89

2,14

1,73

2,05

0,93

0,88

1,74

0,50

0,70

2,50

Teni

s La

pang

an

(6)

7,02

4,82

1,32

3,02

2,56

4,51

5,65

2,88

3,86

8,79

2,37

2,91

5,60

2,98

1,93

1,74

1,25

5,18

Bol

a B

aske

t

(5) 12

,50

7,89

2,35

3,85

3,94

6,64

6,99

5,62

4,15

7,16

2,47

9,08

5,22

3,09

2,22

2,99

1,86

6,15

Bul

u Ta

ngki

s

(4) 56

,32

64,0

7

13,0

2

41,1

5

50,6

2

61,0

9

55,1

2

44,5

1

43,7

1

46,9

8

30,2

3

44,6

9

39,1

8

12,2

5

16,2

2

5,48

4,48

48,5

6

Bol

a Vo

li

(3)

83,0

1

80,5

0

78,7

0

91,2

9

84,4

6

54,9

1

77,9

1

62,3

2

89,3

8

72,1

3

72,4

9

71,2

3

73,3

2

74,0

6

66,8

0

52,2

8

50,6

9

76,8

7

Sepa

k B

ola

(2) 48

,46

83,1

3

63,6

1

87,4

9

59,9

4

68,7

9

73,9

6

62,8

5

83,3

9

70,6

7

66,4

7

63,5

3

61,1

9

66,0

0

83,2

0

36,6

0

32,5

4

68,6

5

Lam

pira

n 13

(lan

juta

n)

Prov

insi

(1)

B a

l i

Nus

a Te

ngga

ra B

arat

Nus

a Te

ngga

ra T

imur

Kal

iman

tan

Bar

at

Kal

iman

tan

Teng

ah

Kal

iman

tan

Sel

atan

Kal

iman

tan

Tim

ur

Sul

awes

i Uta

ra

Sul

awes

i Ten

gah

Sul

awes

i Sel

atan

Sul

awes

i Ten

ggar

a

Gor

onta

lo

Sul

awes

i Bar

at

Mal

uku

Mal

uku

Uta

ra

Pap

ua B

arat

Pap

ua

Tota

l

Sum

ber:

Pode

s BPS

200

8

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 112

Lampiran 14: Jumlah Perolehan Medali PON menurut Propinsi, Jenis Medali dan Peringkat, Tahun 1993

Jenis Medali Propinsi Emas Perak Perunggu Peringkat

(1) (2) (3) (4) (5) Nanggroe Aceh Darussalam 2 4 8 XXI Sumatera Uara 11 20 26 VIII Sumatera Barat 3 9 8 XX Riau 5 5 7 XVI Jambi 13 21 23 VII Sumatera Selatan 4 6 8 XVII Bengkulu 4 6 8 XVII Lampung 2 2 4 XXIII Bangka Belitung - - - - Kepulauan Riau - - - - DKI Jakarta 98 65 55 I Jawa Barat 67 66 81 II Jawa Tengah 52 58 56 IV DI Yogyakarta 9 10 15 XII Jawa Timur 54 56 81 III Banten - - - - Bali 9 6 13 XIII Nusa Tenggara Barat 1 1 1 XXV Nusa Tenggara Timur 4 1 4 XIX Kalimantan Barat 6 6 9 XV Kalimantan Tengah 8 10 7 XIV Kalimantan Selatan 10 14 11 XI Kalimantan Timur 11 12 15 IX Sulawesi Utara 1 5 15 XXIV Sulawesi Tengah 0 3 7 XXVI Sulawesi Selatan 14 15 24 VI Sulawesi Tenggara 11 4 3 X Gorontalo - - - - Maluku 2 2 8 XXII Maluku Utara - - - - Papua 17 14 16 V Papua Barat - - - -

Indonesia 418 421 513 - Sumber : Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 113

Lampiran 15: Jumlah Perolehan Medali PON menurut Propinsi, Jenis

Medali, dan Peringkat, Tahun 1996

Jenis Medali Propinsi Emas Perak Perunggu

Peringkat

(1) (2) (3) (4) (5) Nanggroe Aceh Darussalam 2 2 9 XXIV Sumatera Uara 12 13 15 XII Sumatera Barat 4 11 16 XX Riau 9 6 9 XXVII Jambi 16 14 11 VII Sumatera Selatan 5 7 10 XIX Bengkulu 1 4 7 XXVI Lampung 20 20 34 V Bangka Belitung - - - - Kepulauan Riau - - - - DKI Jakarta 141 84 79 I Jawa Barat 71 85 91 II Jawa Tengah 32 42 71 IV DI Yogyakarta 11 12 23 XIII Jawa Timur 65 83 79 III Banten - - - - Bali 9 14 21 XVI Nusa Tenggara Barat 2 3 3 XXIII Nusa Tenggara Timur 4 2 4 XXII Kalimantan Barat 6 5 6 XVIII Kalimantan Tengah 11 12 13 XIV Kalimantan Selatan 13 10 8 X Kalimantan Timur 14 13 22 IX Sulawesi Utara 14 17 23 VIII Sulawesi Tengah 2 2 6 XV Sulawesi Selatan 12 21 24 XI Sulawesi Tenggara 11 4 9 XV Gorontalo - - - - Maluku 4 6 18 XXI Maluku Utara - - - - Papua 17 17 16 VI Papua Barat - - - -

Indonesia 508 509 627 - Sumber : Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 114

Lampiran 16: Jumlah Perolehan Medali PON menurut Propinsi, Jenis Medali,

dan Peringkat Tahun 2000

Jenis Medali Propinsi Emas Perak Perunggu

Peringkat

(1) (2) (3) (4) (5)

Nanggroe Aceh Darussalam 1 1 13 XXV Sumatera Uara 14 10 19 IX Sumatera Barat 0 4 8 XVI Riau 5 9 15 XVIII Jambi 19 9 13 VI Sumatera Selatan 8 13 15 XIV Bengkulu 1 3 5 XXIV Lampung 19 22 26 V Bangka Belitung - - - - Kepulauan Riau - - - - DKI Jakarta 115 85 95 I Jawa Barat 83 91 108 III Jawa Tengah 42 63 67 IV DI Yogyakarta 6 13 26 XVI Jawa Timur 112 109 114 II Banten - - - - Bali 10 10 15 XIII Nusa Tenggara Barat 3 6 6 XXII Nusa Tenggara Timur 4 6 9 XX Kalimantan Barat 4 8 8 XIX Kalimantan Tengah 3 11 18 XXI Kalimantan Selatan 11 8 10 XII Kalimantan Timur 14 11 17 VIII Sulawesi Utara 11 15 17 XI Sulawesi Tengah 2 1 3 XXIII Sulawesi Selatan 12 13 19 X Sulawesi Tenggara 8 5 13 XV Gorontalo - - - - Maluku 6 3 6 XVII Maluku Utara - - - - Papua 18 19 24 VII Papua Barat - - - -

Indonesia 531 548 689 - Sumber : Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 115

Lampiran 17: Jumlah Perolehan Medali PON menurut Propinsi, Jenis Medali, dan Peringkat Tahun 2004

Jenis Medali Propinsi Emas Perak Perunggu

Peringkat

(1) (2) (3) (4) (5) Nanggroe Aceh Darussalam 6 2 5 XXII Sumatera Uara 15 15 30 XII Sumatera Barat 6 8 27 XXI Riau 16 15 20 XI Jambi 27 28 12 VI Sumatera Selatan 30 42 41 V Bengkulu 1 4 6 XXVIII Lampung 22 20 20 VII Bangka Belitung 2 4 6 XXVI Kepulauan Riau - - - - DKI Jakarta 141 111 114 I Jawa Barat 76 79 90 III Jawa Tengah 55 56 64 IV DI Yogyakarta 12 15 22 XV Jawa Timur 76 83 118 II Banten 7 6 29 XX Bali 11 10 16 XIV Nusa Tenggara Barat 4 6 9 XXIII Nusa Tenggara Timur 8 4 4 XIX Kalimantan Barat 8 8 13 XVIII Kalimantan Tengah 5 5 15 XXIV Kalimantan Selatan 10 12 10 XVI Kalimantan Timur 18 28 35 IX Sulawesi Utara 15 13 12 XIII Sulawesi Tengah 1 5 4 XXVII Sulawesi Selatan 17 21 15 X Sulawesi Tenggara 9 6 9 XVII Gorontalo 0 0 2 XXX Maluku 3 2 5 XXV Maluku Utara - - 4 XXIX Papua 22 13 18 XIII Papua Barat - - - -

Indonesia 623 621 775 - Sumber: Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 116

Lampiran 18: Jumlah Perolehan Medali PON XVII menurut Propinsi dan

Jenis Medali, Tahun 2008

Jenis Medali Propinsi

Emas Perak Perunggu Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) Jawa Timur 139 114 112 365 DKI Jakarta 112 118 123 353 Kalimantan Timur 117 111 114 342 Jawa Barat 101 84 132 317 Jawa Tengah 53 81 81 215 Sulawesi Selatan 25 23 28 76 Sumatera Utara 20 11 29 60 Lampung 18 12 19 49 Bali 16 18 26 60 Riau 16 14 23 53 Papua 15 22 17 54 Sulawesi Utara 14 11 16 41 DI Yogyakarta 12 16 21 49 Sumatera Selatan 12 11 17 40 Jambi 11 17 28 56 Sumatera Barat 8 16 38 62 Sulawesi Tenggara 8 5 12 25 Kalimantan Selatan 7 6 10 23 Papua Barat 7 1 7 15 Maluku 6 2 16 24 Kalimantan Barat 5 14 11 30 Banten 5 12 30 47 Nangroe Aceh Darussalam 4 4 10 18 Nusa Tenggara Timur 3 4 6 13 Nusa Tenggara Barat 3 3 9 15 Kalimantan Tengah 2 9 9 20 Riau Kepulauan 2 5 1 8 Bengkulu 2 2 5 9 Bangka Belitung 1 2 4 7 Maluku Utara 1 1 3 5 Sulawesi Tengah 0 3 6 9 Gorontalo 0 0 1 1 Sulawesi Barat 0 0 1 1

Jumlah 745 752 965 2462 Sumber: Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 117

Lampiran 19: Jumlah Perolehan Medali SEA Games XXI menurut Cabang Olahraga dan Jenis Medali, Tahun 2001

Sumber : Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga

Cabang Olahraga Emas Perak Perunggu Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Aquatics 2 4 8 14

2. Archery 2 1 1 4

3. Athletics 3 13 6 22

4. Badminton 4 4 2 10

5. Basketball - 1 - 1

6. Billiards & Snooker 2 1 3 6

7. Bowling Tenpin - - 1 1

8. Boxing 2 - 3 5

9. cycling 11 6 6 23

10. Equastrian 3 - 3 6

11. Fencing 2 1 1 4

12. Golf 1 4 1 6

13. Gymnastics 2 4 6 12

14. Judo 3 3 5 11

15. Karate-do 4 6 8 18

16. Pencak Silat 9 6 5 20

17. Rowing 5 3 - 8

18. Sailing 1 - 2 3

19. Sepaktakraw - - 2 2

20. Shooting 3 2 1 6

21. Squash - - 2 2

22. Table Tennis - 2 3 5

23. Taekwondo 2 4 5 11

24. Tennis 5 5 1 11

25. Weightlifting 6 3 2 11

26. Wushu 2 5 3 10

Total 74 78 80 232

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 118

Lampiran 20: Jumlah Perolehan Medali dari Medali Emas yang Diperebutkan SEA Games XXII menurut Cabang Olahraga dan Jenis Medali, Tahun 2003

Perolehan Medali Cabang Olahraga Emas Perak Perunggu Total

Medali Emas Yang

Diperebutkan (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Anggar - - 4 4 10

2. Angkat Besi 5 2 3 10 13

3. Atletik 4 4 7 15 45

4. Balap Sepeda 4 3 - 7 10

5. Billiar & Snooker 1 2 3 6 12

6. Voli Indoor 1 - - 1 2

Voli Pantai 1 1 - 2 2

7. Bulutangkis 3 2 2 7 7

8. Catur 1 4 - 5 8

9. Canoeing 8 3 4 15 15

10. Rowing 4 1 - 5 8

11. TRD. Boat Race - - 2 2 4

12. Gulat - 4 7 11 22

13. Judo 3 4 4 11 16

14. Karate 4 5 7 16 19

15. Menembak - 5 5 10 42

16 Panahan 1 1 2 4 4

17. Pencak Silat 4 8 7 19 22

18. Renang 1 1 5 7 32

Loncat Indah 1 2 1 4 8

19. Selam 1 5 6 12 16

20. Senam 2 2 4 8 24

21. Sepak Takraw - - 2 2 -

22. Taekwondo 2 1 6 9 16

23. Tenis 3 4 5 12 7

24. Tenis Meja - - 4 4 7

25. Tinju 1 2 4 7 9

26. Wushu - 2 5 7 28

Total 55 68 99 222 427 Sumber : Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 119

Ran

k by

To

tal

(14)

1 3 2 4 5 6 7

T (13)

33

18

21

10

5 3 2 92

W

(12)

14

2 7 5 2 1 2 33

Tota

l Med

als

M

(11)

19

16

14

5 3 2 0 59

T (10)

6 4 11

5 1 1 2 30

W

(9) 2 1 3 2 1 0 2 11

Bro

nze

M

(8) 4 3 8 3 0 1 0 19

T (7)

15

6 3 3 2 2 0 31

W

(6) 6 0 2 2 0 1 0 11

Silv

er

M

(5) 9 6 1 1 2 1 0 20

T (4)

12

8 7 2 2 0 0 31

W

(3) 6 1 2 1 1 0 0 11

Jum

lah

Pero

leha

n M

edal

i SE

A G

ames

XX

IV m

enur

ut N

egar

a, J

enis

Med

ali,

Jeni

s K

elam

in, d

an P

erin

gkat

, Tah

un 2

007

Gol

d

M

(2) 6 7 5 1 1 0 0 20

Lam

pira

n 21

:

Cou

ntry

(1)

THA

-Tha

iland

SIN

- S

inga

pore

VIE

- Vie

tnam

MA

S - M

alay

sia

MYA

- M

yanm

ar

PHI -

Phi

lippi

nes

INA

- In

done

sia

Tota

ls

Sum

ber :

Kem

ente

rian

Neg

ara

Pem

uda

dan

Ola

hrag

a

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 120

Tota

l (1

5)

12

- 12

2 - 6 10

1 3 7 11

7 5 10

- - 7 - 1 5 2

Peru

nggu

(1

4)

5 - 3 1 - 1 1 1 3 4 10

- 3 3 - - 5 - 1 1 2

Pera

k (1

3)

6 - 5 1 - 4 5 - - - 1 3 2 3 - - 1 - - 2 -

Has

il Pe

role

han

Med

ali

Emas

(1

2)

1 - 4 - - 1 4 - - 3 - 4 - 4 - - 1 - - 2 -

Tota

l (1

1)

22

- 32

5 1 8 7 1 14

10

14

7 8 12

2 2 12

2 4 14

6

Ope

n (1

0)

- - - - - - - - - - - - - - - 2 - - - - -

Mix

(9

) - - - - - - 1 - - - - - - - 2 - - - - - -

F (8)

11

- 16

3 - 4 3 - 2 5 5 3 3 4 - - 6 1 2 6 6 Nom

or y

ang

Diik

uti

M

(7)

11

- 16

2 1 4 3 1 12

5 9 4 5 8 - - 6 1 2 8 -

Tota

l (6

) 45

- 32

10

1 8 7 1 14

10

14

7 8 12

2 2 12

2 4 14

6

Ope

n (5

) - - - - - - - - - -

- - - - - 2 - - - - -

Mix

(4

) - - - - - - 1 - - - - - - - 2 - - - - - -

F (3)

22

- 16

5 - 4 3 - 2 5 5 3 3 4 - - 6 1 2 6 6

Ban

yakn

ya N

omor

yan

g D

iper

tand

ingk

an, N

omor

yan

g D

iikut

i dan

Per

oleh

an M

edal

i m

enur

ut C

aban

g O

lahr

aga,

Eve

nts,

dan

Jeni

s Med

ali,

Tah

un 2

005

SEA

Gam

es X

XII

I N

omor

yan

g D

iper

tand

ingk

an

M

(2)

23

- 16

5 1 4 3 1 12

5 9 4 5 8 - - 6 1 2 8 -

Lam

pira

n 22

:

Cab

ang

Ola

hrag

a

(1)

Ath

letic

s A

quat

ics

Sw

imm

ing

Div

ing

Wat

erpo

lo

Arc

hery

B

adm

into

n B

aseb

all

Bill

iard

s &

Sno

oker

B

owlin

g –

Tenp

in

Box

ing

Can

oe /

Kay

ak

Che

ss

Cyc

ling

Dan

cesp

ort

Equ

estri

an

Fenc

ing

Foot

ball

Gol

f G

ymna

stic

s A

rtist

ic

Ritm

ic

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 121

Tota

l (1

5)

4 11

14

11

8 1 6 2 11

7 6 1 2 5 4 1 3 10

6 216

Peru

nggu

(1

4)

1 4 4 2 2 - 5 - 6 4 4 - - 3 1 1 2 3 1 88

Pera

k (1

3)

3 4 5 4 4 1 1 2 3 2 2 1 1 2 2 - 1 4 3 78

Has

il Pe

role

han

Med

ali

Emas

(1

2)

- 3 5 5 2 - - - 2 1 - - 1 - 1 - - 3 2 50

Tota

l (1

1)

4 15

18

17

9 5 6 2 16

7 6 2 2 11

16

6 3 7 8 347

Ope

n (1

0)

1 - - - - - - - - - - - - - - - - - - 3

Mix

(9

) 1 - - - - - - - - 1 - - - - - - 1 1 - 7

F (8) 1 7 8 6 4 1 3 1 8 3 2 1 1 4 6 - 1 3 3 14 5Nom

or y

ang

Diik

uti

M

(7) 1 8 10

11

5 4 3 1 8 3 4 1 1 7 10

6 1 3 5 19 2

Tota

l (6

) 4 16

18

17

9 12

6 2 16

7 6 2 2 12

2 6 2 7 10

412

Ope

n (5

) 1 - - - - 2 - - - - - - - - - - - - - 5

Mix

(4

) 1 - - - - - - - - 1 - - - - - - - 1 - 6

F (3) 1 8 8 6 4 4 3 1 8 3 2 1 1 5 10

- 1 3 5 17 6

Nom

or y

ang

Dip

erta

ndin

gkan

M

(2

) 1 8 10

11

5 6 3 1 8 3 4 1 1 7 12

6 1 3 5 22 5

Lam

pira

n 22

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a

(1)

Aer

obic

Gym

nast

ic

Judo

K

arat

e-do

P

enca

k S

ilat

Row

ing

Sai

ling

Sep

akta

kraw

S

oftb

all

Taek

won

do

Tabl

e Te

nnis

D

rago

n B

oat R

ace

Vol

leyb

all I

ndoo

rs

Vol

leyb

all B

each

W

rest

ling

Wus

hu

Bod

y B

uild

ing

Squ

ash

Tenn

is

Wei

ghtli

fting

To

tal

Sum

ber :

Kem

ente

rian

Neg

ara

Pem

uda

dan

Ola

hrag

a

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 122

Bro

nze

(14)

5 2 3 1 1 3 1 2 - 4 - - 1 23

Silv

er

(13)

7 5 1 - 1 5 2 - 1 - 1 - 3 26

Pero

leha

n M

edal

i

Gol

d

(12)

7 - 1 - 1 4 2 1 1 4 - - 5 26

Tota

l

(11)

21

30

8 1 4 12

11

4 4 11

2 1 10

119

Ope

n

(10)

- - - - - - - - - - - - - -

Mix

ed

(9) - - - - - - - - - - - - - -

Wom

en

(8) 10

15

5 - - 3 5 2 2 5 - - 2 49

Nom

or y

ang

Diik

uti I

ndon

esia

(333

nom

or)

Men

(7) 11

15

3 1 4 9 6 2 2 6 2 1 8 70

Tota

l

(6) 45

32

10

1 5 12

11

4 4 11

4 4 15

158

Ope

n

(5) - - - - - - - - - - - - - -

Mix

ed

(4) - - - - - - - - - - - - - -

Ban

yakn

ya N

omor

yan

g D

iper

tand

ingk

an, N

omor

yan

g D

iikut

i dan

Per

oleh

an M

edal

i SE

A G

ames

XX

III

men

urut

Cab

ang

Ola

hrag

a, E

vent

s, da

n Je

nis M

edal

i, T

ahun

200

5

Wom

en

(3) 22

16

5 - 1 3 5 2 2 5 2 2 7 72

Nom

or y

ang

Dip

erta

ndin

gkan

(464

nom

or)

Men

(2) 23

16

5 1 4 9 6 2 2 6 2 2 8 86

Lam

pira

n 23

:

Cab

ang

Ola

hrag

a

(1)

Teru

kur

1. A

thle

tics

2. A

quat

ics

-

Swim

min

g

-

Div

ing

-

Wat

erpo

lo

3. B

ody

Bui

ldin

g

4. C

anoe

ing

5. R

owin

g

6. T

RD

. Boa

t Rac

e

7. C

yclin

g

-

Roa

d

-

Tra

ck

-

Mou

ntai

nbik

e

8. T

riath

lon

9. W

eigh

tlifti

ng

Tota

l

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 123

B

ronz

e

(14)

1 1 2 - - 2 1 - 1 - 1 2 - - 11

Silv

er

(13)

5 1 3 - 1 - - - - - 2 - - - 12

Pero

leha

n M

edal

i

Gol

d

(12)

3 2 2 - - - 1 - - - 1 - - - 9

Tota

l

(11)

8 8 11

10

2 4 13

6 4 3 4 15

- 1 89

Ope

n

(10)

- - - - 2 - - - 1 2 - - - 1 6

Mix

ed

(9)

- - 1 10

- - - - 1 - - - - - 12

Wom

en

(8)

4 2 5 - - 2 5 6 1 - - 10

- - 35

Nom

or y

ang

Diik

uti I

ndon

esia

(333

nom

or)

Men

(7)

4 6 5 - - 2 8 - 1 1 4 5 - - 36

Tota

l

(6)

8 13

11

10

6 4 14

7 4 12

6 26

12

1 134

Ope

n

(5)

- - - - 6 - - - 1 4 - - - 1 12

Mix

ed

(4)

- - 1 10

- - - - 1 - - - - - 12

Wom

en

(3)

4 3 5 - - 2 6 7 1 4 1 10

6 - 49

Nom

or y

ang

Dip

erta

ndin

gkan

(464

nom

or)

Men

(2)

4 10

5 - - 2 8 - 1 4 5 16

6 - 61

Lam

pira

n 23

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a

(1)

Kon

sent

rasi

1. A

rche

ry

2. B

illia

rds

& S

nook

er

3. B

owlin

g

4. D

ance

spor

t

5. E

ques

trian

6. G

olf

7. G

ymna

stic

s

-

Arti

stic

-

Rhy

thm

ic

-

Aer

obic

s

8. S

ailin

g

W

inds

urfin

g

9. S

hoot

ing

S

keet

& T

rap

10. P

olo

Tota

l

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 124

B

ronz

e

(14)

6 4 5 8 1 4 1 2 5 36

- - 1 1 - 2

Silv

er

(13)

- 2 3 4 - 3 1 2 - 15

1 - - - - 1

Pero

leha

n M

edal

i

Gol

d

(12)

- - 1 2 - 5 1 1 1 11

- - - 1 1 2

Tota

l

(11)

10

10

11

18

4 14

9 5 8 89 1 1 1 2 2 7

Ope

n

(10)

- - - - - - - - - - - - - - - -

Mix

ed

(9) - - - - - - - - - - - - - - - -

Wom

en

(8) 3 6 4 8 2 6 4 - 2 35 - - - 1 1 2

Nom

or y

ang

Diik

uti I

ndon

esia

(333

nom

or)

Men

(7) 7 4 7 10

2 8 5 5 6 54 1 1 1 1 1 5

Tota

l

(6) 17

12

16

18

12

14

16

9 14

128 2 2 2 2 2 10

Ope

n

(5) - - - - - - - - - - - - - - - -

Mix

ed

(4) - - - - - - - - - - - - - - - -

Wom

en

(3) 7 6 8 8 5 6 8 4 7 59

1 1 1 1 1 5

Nom

or y

ang

Dip

erta

ndin

gkan

(464

nom

or)

Men

(2) 10

6 8 10

7 8 8 5 7 69

1 1 1 1 1 5

Lam

pira

n 23

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a

(1)

Bel

a D

iri

1. B

oxin

g

2. F

enci

ng

3. J

udo

4. K

arat

e-do

5. M

uayt

hai

6. P

enca

k S

ilat

7. T

aekw

ondo

8. W

rest

ling

9. W

ushu

Tota

l

Bol

a B

esar

1. B

aske

tbal

l

2. F

ootb

all

-

Futs

al

3. V

olle

ybal

l

-

Indo

or V

olle

ybal

l

-

Bea

ch V

olle

ybal

l

Tota

l

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 125

B

ronz

e

(14)

2 1 1 - - 3 3 10

82

Silv

er

(13)

2 - 3 1 - 1 3 10

64

Pero

leha

n M

edal

i

Gol

d

(12)

7 - - - - - 1 8 56

Tota

l

(11)

7 1 4 2 1 7 7 29

333

Ope

n

(10)

- - - - - - - - 6

Mix

ed

(9) 1 - - - - 1 1 3 15

Wom

en

(8) 3 - - 1 - 3 3 10

131

Nom

or y

ang

Diik

uti I

ndon

esia

(333

nom

or)

Men

(7) 3 1 4 1 1 3 3 16

181

Tota

l

(6) 7 1 8 2 2 7 7 34

464

Ope

n

(5) - - - - - - - - 12

Mix

ed

(4) 1 - - - - 1 1 3 15

Wom

en

(3) 3 - 4 1 1 3 3 15

200

Nom

or y

ang

Dip

erta

ndin

gkan

(464

nom

or)

Men

(2) 3 1 4 1 1 3 3 16

237

Lam

pira

n 23

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a

(1)

Bol

a K

ecil

1. B

adm

into

n

2. B

aseb

all

3. S

pk .

Takr

aw

4. S

oftb

all

5. S

quas

h

6. T

able

Ten

nis

7. T

enni

s

Tota

l

Tota

l sel

uruh

nya

Sum

ber :

Kem

ente

rian

Neg

ara

Pem

uda

dan

Ola

hrag

a

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 126

Lampiran 24: Banyaknya Events SEA Games XIX- XXIV menurut Cabang Olahraga, Tahun 1997-2007

SEA GAMES XIX INA XX BRU XXI MAS XXII VIE XXIII PHI XXIV THA

1997 1999 2001 2003 2005 2007 Cabang Olahraga

34 Cabor 21 Cabor 33 Cabor 32 Cabor 40 Cabor 43 Cabor (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Aquatics - 37 43 - - - - Diving 4 4 4 4 6 8 - Synch. Diving - - 4 4 4 2 - Swimming 32 32 32 32 32 32 - Synch. Swimming 2 - 2 - - - - Waterpolo 1 1 1 1 1 1 2. Archery 4 - 4 4 4 8 3. Athletics 44 41 46 43 45 45 4. Badminton 7 7 7 7 5 7 5. Basketball 2 1 2 2 - 2 6. Baseball - - - - 1 1 7. Softball 2 - - - 2 2 8. Billiards & Snooker 12 10 10 11 13 13 9. Body Building 8 - - 8 6 5 10. Bowling 12 12 12 - 10 11 11. Boxing 11 11 11 9 14 16 12. Chess - - - 8 8 - 13. Cycling 16 7 20 10 11 19 14. Dancesport - - - - 2 12 15. Equestrian - - 7 - 2 6 16. Polo - - - - - 1 17. Fencing 10 - 5 9 12 12 18. Fin Swimming - - - 16 - - 19. Football 2 1 2 2 2 2 Futsal - - - - - 2 20. Golf 4 4 4 - 4 4 21. Gymnastics 16 - 20 24 22 25 22. Handball - - - 2 - 2 23. Hockey 2 2 2 - - 2 24. Judo 16 - 14 16 8 16 25. Karate 19 19 19 19 18 18 26. Pencak Silat 20 21 21 22 12 14 27. Canoeing 12 - - - 7 13 28. Rowing 11 - 8 8 9 11 29. Trd. Boat Race 8 - - 4 6 4 30. Sailing 15 - 13 - 12 14

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 127

Lampiran 24 (lanjutan) SEA GAMES

XIX INA XX BRU XXI MAS XXII VIE XXIII PHI XXIV THA 1997 1999 2001 2003 2005 2007

Cabang Olahraga

34 Cabor 21 Cabor 33 Cabor 32 Cabor 40 Cabor 43 Cabor (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

31. Sepaktakraw 4 2 3 6 4 8 32. Shooting 42 12 36 40 22 38 33. Ski air 6 - - - - - 34. Squash 4 4 4 - 2 2 35. Table Tennis 7 7 7 7 7 7 36. Taekwondo 16 16 16 16 16 16 37. Tennis 7 7 7 7 4 7 38. Thriatlhon - - - - 2 4 39. Volleyball - Beach Volleyball 2 - - 2 2 2 - Indoor Volleyball 2 - 2 2 2 2 40. Weightlifting 18 - 13 12 10 15 41. Wrestling 20 - - 22 5 9 42. Wushu 19 - 20 28 21 14

Jumlah 439 221 378 407 375 454

SEA GAMES XIX INA XX BRU XXI MAS XXII VIE XXIII PHI XXIV THA

1997 1999 2001 2003 2005 2007 Cabang Olahraga

34 Cabor 21 Cabor 33 Cabor 32 Cabor 40 Cabor 43 Cabor (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Lawn Bowls - 6 6 - 6 6 2. Muay - - - - 7 12 3. Netball - - 1 - - - 4. Petanque - - 6 6 4 9 5. Shuttle cock - - - 7 - - 6. Rugby - - - - - 2

Jumlah 0 6 13 13 17 29

Jumlah Seluruhnya 439 227 391 420 392 483 Sumber : Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 128

Ket

eran

gan

(8)

5 P

erak

2

Per

ungg

u 1

Emas

1

Per

ak

3 P

erun

ggu

Nam

a Pe

latih

(7

) 1.

Har

tadi

Noe

rtjoj

o 2.

Nija

rudi

n 3.

Sab

eni S

udio

no

4. T

oto

Juni

nto

Dha

rmad

ji 5.

Ger

arld

Her

man

Pie

ter

6. R

anda

l Mas

on H

yre

(Asi

ng)

7.

Han

g ch

i Her

bert

Yu

(A

sing

) 1.

Abd

ur R

afiie

Sha

diqi

n 2.

Eko

Set

iaw

an

3. Y

un H

u (A

sing

)

Peru

nggu

(6

) - - - - - - - - - - - 1 1 2 - - - - 1 1 - 1 - 3

Pera

k (5

) 1 - 1 - 1 1 - 1 - - - - - 5 - - 1 - - - - - - 1

Emas

(4

) - - - - - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - 1

Nam

a A

tlet

(3)

Gle

nn V

icto

r Sut

anto

B

illy

Arfi

anto

D

onny

Bud

iarto

Uto

mo

Muh

amm

ad A

kbar

Nas

utio

n 1.

Ric

hard

Sam

Ber

a 2.

Gle

nn V

icto

r Sut

anto

3.

Her

ry Y

udhi

anto

4.

And

y W

ibow

o

And

y W

ibow

o

Muh

amm

ad A

kbar

Nas

utio

n

She

nny

Rat

na A

mel

ia

1. S

henn

y R

atna

Am

elia

2.

Her

liyan

i Dia

s Su

kmah

ati

M

ocha

mm

ad N

asru

llah

1. N

ani S

urya

ni

2. E

ka P

urna

mas

ari

1. H

usai

ni N

oor

2. M

uham

mad

Nas

rulla

h

Jum

lah

Pero

leha

n M

edal

i dan

Nam

a A

tlet m

enur

ut C

aban

g O

lahr

aga,

Eve

nts,

Jeni

s Med

ali,

dan

Nam

a Pe

latih

SE

A G

ames

XX

IV, T

ahun

200

7

Even

ts

(2)

1. M

en’s

100

m B

acks

troke

2.

Men

’s 2

00 m

Bre

asts

troke

3.

Men

’s 2

00 m

But

terfl

y 4.

Men

’s 4

00 m

Indi

vidu

al M

edle

y 5.

Men

’s 4

x100

Med

ley

R

elay

6.

Men

’s 1

00 m

But

terfl

y 7.

Men

’s 2

00 m

Indi

vidu

al M

edle

y To

tal

1. W

omen

’s 1

0 m

Pla

tform

2.

Wom

en’s

Syn

chro

nize

d 10

m P

latfo

rm

3. M

en’s

10

m P

latfo

rm

4. W

omen

’s S

ynch

3 m

Spr

ingb

oard

5.

Men

’s S

ynch

10

m P

latfo

rm

Tota

l

Lam

pira

n 25

:

Cab

ang

Ola

hrag

a (1

) R

enan

g

Lonc

at In

dah

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 129

Ket

eran

gan

(8)

1 P

erun

ggu

5 Em

as

3 P

erak

1 P

erun

ggu

Nam

a Pe

latih

(7)

1. J

ovin

us c

arol

us L

egaw

a

2. Y

anya

n Su

mia

rsa

3. T

. Bus

tam

an

4. Z

ulfik

ar L

ubis

1. E

ddy

San

toso

2. E

fend

i Eria

3. S

ori E

nda

Nas

utio

n

4. S

ukan

di

5. J

oni F

irdau

s

Peru

nggu

(6) 1 1 - - - - - - - - 1 1

Pera

k

(5) - - - - - - - 1 1 1 - 3

Emas

(4) - - 1 1 1 1 1 - - - - 5

Nam

a A

tlet

(3)

1. A

ndre

as R

ully

2. M

aula

na B

ayu

Her

fiant

o

3. R

ezza

Aud

itya

Put

ra

4. D

win

anto

Rib

owo

5. H

enry

Mar

cian

o R

adity

a

6. H

endr

ik S

ugia

nto

7. S

oesa

nto

Pra

yogo

8. S

udirm

an P

rayo

go

9. I

ndri

10. K

emas

Ahm

ad M

ahyi

din

11. H

endr

a Ja

yapu

tra T

aufik

12. H

erya

nsya

hi S

arag

ih

13. I

ndra

wan

Gin

ting

Eko

Yul

i Ira

wan

Triy

atno

Edi

Kur

niaw

an

San

dow

Wel

dem

ar N

asut

ion

Sin

ta D

arm

aria

ni

Rey

nald

i Sae

nal

Rah

man

Hid

ayat

Okt

a D

wi P

ram

ita

Ded

i Apr

iant

o

Even

ts

(2)

1. M

en’s

Tea

m

Tota

l

1. M

en’s

56

kg

2. M

en’s

62

kg

3. M

en’s

69

kg

4. M

en’s

77

kg

5. W

omen

’s 7

5 kg

6. M

en’s

105

kg

7. M

en’s

85

kg

8. W

omen

’s 5

3 kg

9. M

en’s

+10

5 kg

Tota

l

Lam

pira

n 25

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a

(1)

Polo

Air

Ang

kat B

esi

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 130

Ket

eran

gan

(8)

2 P

erak

4

Per

ungg

u

N

ama

Pela

tih

(7)

1. G

loria

Flo

renc

e

H

ehan

nusa

2.

Fer

dina

nd J

ustin

us K

uron

3.

Han

dry

Oct

avia

nus

Len

zun

4. P

erdi

an T

riagi

5.

Luc

ky R

amdh

ani

6. H

erm

an K

amal

(Arm

oure

r) 7.

Jia

Son

g (A

sing

) 8.

Wei

Fan

(Asi

ng)

1. J

imm

y A

ryan

to

2. W

anda

Lan

in

Pe

rung

gu

(6) - - - - - - - - - - 1 1

Pe

rak

(5) 1 1 - - - - 2 - - 1 - 1

Em

as

(4) - - - - - - - 1 1 - - 2

N

ama

Atle

t (3

) Fa

biol

a P

aula

ny R

atu

1. E

nni H

anda

yani

2

. Isn

awat

y Si

r Ida

r 3

. Nur

ul M

usfir

a Am

ahor

u 4

. Dia

n R

ahm

awat

i

A

gust

inus

Pie

ter M

anuh

utu

1. D

adan

Her

i 2

. Ism

ail I

bnu

Abu

baka

r

Kh

atab

3

. Har

dian

us S

amue

l 4

. Ric

ky H

afid

z Ja

n G

unar

to

Isna

wat

y Si

r Ida

r 1

. Nov

a M

aria

na

2. V

erdi

ana

Rih

andi

ni

3. F

abio

lla T

irza

Paul

any

R

atu

4. M

eyla

ni A

nita

Lel

embo

to

1. H

an T

jong

2

. Ang

elin

e M

agda

lena

Ti

coal

u 3

Ang

elin

e M

agda

lena

Ti

coal

u 4

. Tan

Kio

ng A

n

Even

ts

(2)

1. W

omen

’s In

divi

dual

Foi

l 2

. Wom

en’s

Tea

m E

pee

3. M

en’s

Indi

vidu

al E

pee

4. M

en’s

Tea

m F

oil

5. W

omen

’s In

divi

dual

Epe

e 6

. Wom

en’s

Tea

m F

oil

Tota

l 1.

Men

’s 9

-Bal

l Poo

l Sin

gles

2.

Wom

en’s

8-B

all P

ool

S

ingl

es

3. W

omen

’s 9

-Bal

l Poo

l

Sin

gles

4.

Men

’s O

ne c

husi

on c

arom

S

ingl

esTo

tal

Lam

pira

n 25

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a (1

) A

ngga

r

Bili

ar

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 131

Ket

eran

gan

(8)

7 Em

as

7 P

erak

5

Per

ungg

u

N

ama

Pela

tih

(7)

1. E

ka N

ugra

ha

2. H

adi W

acon

o 3

. Muh

. Muk

sin

4. P

ikou

li 5

. Wita

Wita

rsa

6. A

lwi M

ugiy

anto

7

. His

yam

8

. Nur

’Ain

i Sum

arto

yo

9. H

eri S

urah

no

10.

Ber

nard

Rum

biak

1

1. B

oedi

Dar

ma

Sid

i

Pe

rung

gu

(6) - - - - - - - - - - - - - - 1 1 1 1 1 5

Pe

rak

(5) - - - - - - - 1 1 1 1 1 1 1 - - - - - 7

Em

as

(4) 1 1 1 1 1 1 1 - - - - - - - - - - - - 7

N

ama

Atle

t (3

) S

uryo

Agu

ng W

ibow

o S

uryo

Agu

ng W

ibow

o Y

ahuz

a D

edeh

Era

wat

i Tr

iyan

ings

ih

Triy

anin

gsih

D

wi R

atna

wat

i K

ristia

n Lu

mba

n To

bing

Zu

lkar

nain

Pur

ba

1. S

uryo

Agu

ng W

ibow

o 2.

Joh

n H

erm

an M

uray

3.

Asr

ul A

kbar

4.

Tau

fik R

ahm

adi

Rin

i Bud

iarti

D

arw

ati

Rin

i Bud

iarti

R

ose

Her

linda

Ingg

riana

In

dra

Abd

ul K

adir

John

Her

man

Mur

ay

Irene

Tru

itje

Jose

ph

Yur

ita A

riann

y A

rsya

d N

i Put

u D

esy

Mar

gaw

ati

Even

ts

(2)

1. M

en’s

100

m

2. M

en’s

200

m

3. M

en’s

Mar

atho

n 42

km

4

. Wom

en’s

100

m H

urdl

es

5. W

omen

’s 1

0000

m

6. W

omen

’s 5

000

m

7. W

omen

’s D

iscu

s Th

row

8

. Men

’s 2

0 km

Wal

k 9

. Men

’s 4

00 m

Hur

dles

10

. Men

’s 4

x100

m R

elay

11

. Wom

en’s

150

0 m

12

. Wom

en’s

20

km W

alk

13. W

omen

’s 5

000

m

14. W

omen

’s H

amm

er T

hrow

15

. Men

’s 2

0 km

Wal

k 16

. Men

’s 2

00 m

17

. Wom

en’s

100

m

18. W

omen

’s H

amm

er T

hrow

19

. Wom

en’s

Pol

e V

ault

Tota

l

Lam

pira

n 25

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a (1

) A

tletik

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 132

Ket

eran

gan

(8)

5 Em

as

2 P

erak

4

Per

ungg

u 1

Emas

1

Per

ak

1 P

erun

ggu

N

ama

Pela

tih

(7)

1. W

ahyu

di H

iday

at

2. D

idi B

asuk

i Rah

ardj

o 3

. End

ang

Sub

agio

4

. Rud

y D

wi J

anua

r 5

. Bad

roen

6

. Pus

pita

Mus

tika

Ady

a 7

. Nur

Roc

hman

8

. Sug

eng

Tri H

arto

no

9. Z

aenu

l Sis

wan

to

10. R

onny

Rac

hman

Yah

ya

11. W

ahyu

Wah

dini

(M

ekan

ik)

12. C

asm

adi (

Mek

anik

) Za

rmi B

acht

iar

Pe

rung

gu

(6) - - - - - - - 1 1 1 1 4 - - 1 1

Pe

rak

(5) - - - - - 1 1 - - - - 2 - 1 - 1

Em

as

(4) 1 1 1 1 1 - - - - - - 3 1 - - 1

N

ama

Atle

t (3

) R

yan

Arie

haan

Hilm

ant

Uyu

n M

uziz

ah

Uyu

n M

uziz

ah

San

tia T

ri K

usum

a 1.

San

ti Tr

i Kus

uma

2. U

yun

Muz

izah

To

nton

Sus

anto

P

opo

Ariy

o S

ejat

i P

rojo

Was

eso

Ase

p S

urya

man

1.

Sam

ai

2. W

awan

Set

yo B

udi

3. A

sep

Sur

yam

an

Nur

haya

ti A

srel

awan

di

Sya

friza

ldy

Uus

Muh

amm

ad Y

usuf

Even

ts

(2)

1. M

en’s

Roa

d R

ace

2. W

omen

’s 5

00 m

Tim

e

Tria

l 3

. Wom

en’s

Indi

vidu

al

Sprin

t 4

. Wom

en’s

Poi

nt R

ace

5. W

omen

’s T

eam

Spr

int

6. M

en’s

Indi

vidu

al T

ime

Tr

ial

7. M

en’s

Dow

nhill

8. M

en’s

Indi

vidu

al P

ursu

it 9

. Men

’s In

divi

dual

Spr

int

10. M

en’s

Tea

m S

prin

t 11

. Wom

en’s

Indi

vidu

al

Pur

suit

Tota

l 1.

Men

’s U

p to

60

kg F

ly

W

eigh

t 2.

Men

’s U

p to

70

kg

L

ight

wei

ght

3. M

en’s

Up

to 5

5 kg

Lig

htfly

wei

ght

Tota

l

Lam

pira

n 25

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a (1

) B

alap

Sep

eda

B

ina

Rag

a

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 133

Ket

eran

gan

(8)

1 P

erun

ggu

N

ama

Pela

tih

(7)

1. L

ukm

anul

Hak

im

2. E

ndan

g Is

nand

ar

3. K

azut

o N

onak

a (A

sing

)

Pe

rung

gu

(6) 1 1

Pe

rak

(5) - -

Em

as

(4) - -

N

ama

Atle

t (3

) 1

. Adi

Sus

anto

2

. Ahm

ad E

ffend

y 3

. And

ika

Nug

roho

Not

o

Sus

anto

4

. And

hika

Put

ra

5. A

ndos

pa A

ldo

Sap

utra

6

. Ang

ga P

rana

nda

Bak

ti 7

. Bam

bang

Rac

hmat

D

wita

ma

8. C

hind

y P

atria

Yud

hara

na

9. E

ru G

inan

jar M

ahm

ud

10. I

ndra

yosa

Pra

tom

o 11

. Luc

ky P

rase

tyo

12. L

ukm

an K

urni

a

Ram

dhon

i 13

. Mar

io B

arap

utra

In

sam

odra

14

. Muh

amm

ad A

kbar

15

. Pur

bo W

icak

sono

16

. Rid

zki A

dity

a 17

. Moh

amad

Riz

ki

Meg

awan

to

18. R

izki

Ram

adha

n 19

. Sya

iful N

oer

20. Y

uno

Dew

anto

Even

ts

(2)

1. M

en’s

Tea

m

Tota

l

Lam

pira

n 25

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a (1

) B

aseb

all

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 134

Ket

eran

gan

(8)

1 P

erak

1

Per

ak

N

ama

Pela

tih

(7)

1. Iw

an P

ujih

arto

2.

Faj

arno

3.

Aja

ng S

upar

lan

1. J

ames

Oct

avia

nus

M

omon

gan

2. R

afl M

ulle

r (A

sing

) 3.

Sur

yana

(Gro

om)

4. C

arle

s R

aym

ond

(Gro

om)

5. A

gus

Sus

anto

(Gro

om)

6. R

isad

Man

aris

ip (G

room

) 7.

Am

rozi

(Vet

erin

aria

n)

Pe

rung

gu

(6) - - - -

Pe

rak

(5) 1 1 1 1

Em

as

(4) - - - -

N

ama

Atle

t (3

) 1

. Adn

an P

utra

Dja

ni

2. A

rman

Ahm

ad R

usm

ana

3. D

adan

g B

ayu

Sarif

udin

4

. Ded

y P

urno

mo

5. F

richa

rda

Oes

tabi

ma

6. G

unaw

an P

ram

ono

7. H

eri H

aeru

man

8

. Jaj

at D

araj

at K

usum

ah

Neg

ara

9. J

akar

ia

10. M

icha

el T

risna

di

11. M

oham

mad

Adi

Sap

utra

12

. Muh

amm

ad S

aid

13. O

tto W

ahyu

Min

arto

14

. Riz

ky P

aram

asat

ya

15. R

oy U

mba

san

Am

irudd

in

16. T

euku

Rid

wan

1.

Lar

asat

i Iris

Ris

chka

Gad

ing

2. L

ukas

Kar

yana

tauf

ik

3. Ib

rach

im

4. D

jolfi

Mom

onga

n 5.

Jea

ne L

ukito

Even

ts

(2)

1. M

en’s

Tea

m

Tota

l 1.

Tea

m D

ress

age

Tota

l

Lam

pira

n 25

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a (1

) So

ftbal

l

Ber

kuda

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 135

Ket

eran

gan

(8)

1 P

erak

1 Em

as

Nam

a Pe

latih

(7)

1. F

icto

r Gid

eon

Ror

ing

2. R

aoul

Mig

uel H

adin

oto

3. J

ohan

nis

Win

ar

4. T

ovin

o A

fiar

1. S

lam

et M

ujia

nto

2. A

gus

Sal

im

3. Y

efriz

al Y

asru

l Gam

al

4. A

rief I

raw

an

5. A

gus

Abd

ul K

arim

Peru

nggu

(6) - - - -

Pera

k

(5) 1 1 - -

Emas

(4) - - 1 1

Nam

a A

tlet

(3)

1. A

min

Prih

anto

no

2. A

ndi P

oedj

akes

uma

3. A

ndre

Tia

ra

4. A

ndrie

Eka

yana

Sat

ya

5. S

anto

sa

6. c

okor

da R

aka

Sat

rya

7. W

ibaw

a

8. F

aisa

l Jul

ius

Achm

ad

9. I

sman

Tho

yib

10. M

ario

Wuy

sang

11. R

ony

Gun

awan

12. W

ahyu

Wid

ayat

Jat

i

13. W

elya

nson

Situ

mor

ang

14. Y

oube

l Son

dakh

1. A

ndy

Ard

iyan

sah

2. K

oko

Pra

sety

o D

arku

ncor

o

Even

ts

(2)

1. M

en’s

Tea

m

Tota

l

1. M

en’s

Tea

m

Tota

l

Lam

pira

n 25

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a

(1)

Bol

a B

aske

t

Bol

a Vo

li Pa

ntai

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 136

Ket

eran

gan

(8)

1 Em

as

1 P

erun

ggu

Nam

a Pe

latih

(7

) 1.

Vik

tor L

aiya

n

2. D

adan

g Su

draj

at

3. Ib

arsj

ah D

janu

Tja

hjon

o

4. H

u X

inyu

(Asi

ng)

1. M

achf

ud Ir

sjad

a

2. D

joko

Mar

go S

anto

so

3. M

uham

mad

Ans

ori

4. L

i Qiu

Jia

ng (A

sing

)

Peru

nggu

(6

) - 1 1

Pera

k (5

) - - -

Emas

(4

) 1 - 1

Nam

a A

tlet

(3)

1. A

yip

Riz

al

2. A

ffan

Priy

o W

icak

sono

3. D

idi I

rwad

i

4. J

oni S

ugiy

atno

5. N

ur W

iday

anto

6. F

adla

n A

bdul

Kar

im

7. A

ris A

chm

ad R

izqo

n

8. I

Nyo

man

Rud

i Tirt

ana

9. E

rwin

Rus

ni

10. J

oko

Mur

dian

to

11. M

uham

mad

Riv

ians

yah

12. B

rian

Alfi

anto

1. R

ita K

urni

ati

2. G

unar

ti In

dahy

ani

3. Y

ati S

ri S

usila

wat

i

4. B

erllia

n M

arsh

eilla

5. J

osef

hina

Tah

alel

e

6. D

ini I

ndas

ari

7. M

aya

Kur

nia

Indr

i Sar

i

8. A

gust

in W

ulan

dhar

i

9. D

ewi W

ulan

dari

10. S

usan

ti M

arta

lia

11. M

ella

Mar

shel

lyna

12. H

elin

a Ap

riant

i

Even

ts

(2)

1. M

en’s

Tea

m

2. W

omen

’s T

eam

Tota

l

Lam

pira

n 25

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a (1

) B

ola

Voli

Indo

or

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 137

Ket

eran

gan

(8)

2 Em

as

3 P

erak

2 P

erun

ggu

1 Em

as

2 P

erak

2 P

erun

ggu

Nam

a Pe

latih

(7)

1. T

im M

ack

(Asi

ng)

2. P

aul R

ober

t Del

any

(A

sing

)

1. T

ahi M

anom

bang

P

amin

gota

n

2. Y

ou M

ong

An

(Asi

ng)

Peru

nggu

(6) - - - - - 1 1 2 - - - 1 1 2

Pera

k

(5) - - 1 1 1 - - 3 - 1 1 - - 2

Emas

(4) 1 1 - - - - - 2 1 - - - - 1

Nam

a A

tlet

(3)

Sha

ron

Lim

ansa

ntos

o

Tann

ya R

oum

impe

r

Rya

n Le

onar

d La

lisan

g

1. H

aqi R

uman

dong

2. O

scar

3. R

yan

Leon

ard

Lalis

ang

1. H

apy

Ari

D. S

oedi

yono

2. P

utty

Insa

villa

Arm

ein

3. S

halim

a Za

lsha

4. S

haro

n Li

man

sant

oso

5. T

anny

a R

oum

impe

r

Tann

ya R

oum

impe

r

1. D

enni

s R

. Pul

ungg

ono

2. H

aqi R

uman

dung

3. O

scar

4. R

angg

a D

. Yud

hira

5. R

yan

Leon

ard

Lalis

ang

Fahr

ians

yah

Ric

ky F

ajar

Adi

Sap

utra

Erik

son

Tam

buna

n

Sha

ndi R

omad

on

Loth

us M

alin

o

Even

ts

(2)

1. W

omen

’s M

aste

rs

2. W

omen

’s S

ingl

es

3. M

en’s

Mas

ter

4. M

en’s

Trio

s

5. W

omen

’s T

eam

of

Five

6. W

omen

’s M

aste

rs

7. M

en’s

Tea

m o

f Fiv

e

Tota

l

1. M

en’s

Fre

esty

le 7

4 kg

2.

Men

’s F

rees

tyle

55

kg

3. M

en’s

Fre

esty

le 6

0 kg

4. M

en’s

Fre

esty

le 6

6 kg

5. M

en’s

Fre

esty

le 8

4 kg

Tota

l

Lam

pira

n 25

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a

(1)

Bow

ling

Gul

at

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 138

Ket

eran

gan

(8)

7 Em

as

2 P

erak

2 P

erun

ggu

Nam

a Pe

latih

(7)

1. C

hris

tian

Had

inat

a

2. P

aulu

s Fi

rman

3. H

endr

awan

4. S

igit

Pam

ungk

as

5. R

icha

rd L

eona

rd M

aina

ky

6. B

agus

Set

iadi

uto

mo

7. H

erry

Imam

Pie

rnga

di

Peru

nggu

(6) - - - - - -

Pera

k

(5) - - - - - -

Emas

(4) 1 1 1 1 1 1

Nam

a A

tlet

(3)

1. M

arki

s K

ido

2. H

endr

a S

etia

wan

Tauf

ik H

iday

at

1. H

endr

a S

etia

wan

2. J

oko

Riy

adi

3. M

arki

s K

ido

4. N

ova

Wid

iant

o

5. S

imon

San

toso

6. F

land

y Li

mpe

le

7. H

endr

a A

prid

a G

unaw

an

8. T

aufik

Hid

ayat

9. A

lven

t Yul

iant

o ch

andr

a

10. S

ony

Dw

i Kun

coro

1. F

land

y Li

mpe

le

2. V

ita M

aris

a

1. L

iliyan

a

2. V

ita M

aris

a

Mar

ia K

ristin

Yul

iant

i

Even

ts

(2)

1. M

en’s

Dou

bles

2. M

en’s

Sin

gles

3. M

en’s

Tea

m

4. M

ixed

Dou

bles

5. W

omen

’s D

oubl

es

6. W

omen

’s S

ingl

es

Lam

pira

n 25

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a

(1)

Bul

utan

gkis

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 139

Ket

eran

gan

(8)

Nam

a Pe

latih

(7)

Peru

nggu

(6) - - - 1 1 2

Pera

k

(5) - 1 1 - - 2

Emas

(4) 1 - - - - 7

Nam

a A

tlet

(3)

1. A

driy

anti

Fird

asar

i

2. E

ndan

g N

ursu

gian

ti

3. G

reys

ia P

olii

4. J

o N

ovita

5. L

iliyan

a

6. P

ia Z

ebad

iah

Ber

nade

t

7. R

ani M

undi

asti

8. V

ita M

aris

sa

9. L

ita N

urlit

a

10. M

aria

Kris

tin Y

ulia

nti

1. J

o N

ovita

2. G

reys

ia P

olii

Adr

iyan

ti Fi

rdas

ari

1. H

endr

a Ap

rida

Gun

awan

2. J

oko

Riy

adi

Liliy

ana

Nov

a W

idia

nto

Even

ts

(2)

7. W

omen

’s T

eam

8. W

omen

’s D

oubl

es

9. W

omen

’s S

ingl

es

10. M

en’s

Dou

bles

11. M

ixed

Dou

bles

Tota

l

Lam

pira

n 25

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a

(1)

Bul

utan

gkis

(lan

juta

n)

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 140

Ket

eran

gan

(8)

4 Em

as

5 P

erak

3 P

erun

ggu

Nam

a Pe

latih

(7)

1. L

a D

ulu

2. M

oham

mad

Sur

yadi

3. Z

aina

l Abi

din

4. S

amin

(Boa

tman

)

5. R

alf H

erbe

rt Ze

idle

r

(A

sing

)

Peru

nggu

(6) - - - - - - - - - 1 1 1 3

Pera

k

(5) - - - - 1 1 1 1 1 - - - 5

Emas

(4) 1 1 1 1 - - - - - - - - 4

Nam

a A

tlet

(3)

Eka

Oct

a R

oria

nus

1. S

ayad

in

2. S

ilo

Sar

ce A

rron

ggea

r

1. S

arce

Arro

ngge

ar

2. R

oyan

i Rai

s

3. R

asim

a

4. K

anti

San

tyaw

ati

1. A

snaw

ir

2. R

oina

di

Say

adin

Eka

Oct

aria

nus

1. R

oina

di

2. A

snaw

ir

1. S

arce

Arro

ngge

ar

2. R

oyan

i Rai

s

John

Fet

er M

atul

essy

1. D

iyon

o

2. K

uat

1. J

ohn

Fete

r Mat

ules

sy

2. N

ursa

lam

3. S

ayad

in

4. S

ilo

Even

ts

(2)

1. M

en’s

c1

– 10

00 m

2. M

en’s

K2

500

m

3. W

omen

’s K

1 50

0 m

4. W

omen

’s K

4 50

0 m

5. M

en’s

c2

1000

m

6. M

en’s

K1

1000

m

7. M

en’s

c1

500

m

8. M

en’s

c2

500

m

9. W

omen

’s K

2 50

0 m

10. M

en’s

K1

500

m

11. M

en’s

K2

1000

0 m

12. M

en’s

K4

1000

0 m

Tota

l

Lam

pira

n 25

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a

(1)

Day

ung

Can

oein

g

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 141

Ket

eran

gan

(8)

2 Em

as

2 P

erak

1 P

erun

ggu

2 P

erun

ggu

Nam

a Pe

latih

(7

) 1.

Cor

res

Hus

taaf

Sah

upal

a

2. D

ede

Roh

mat

Nur

jaya

3. S

upar

to

4. S

jafri

l

5. A

bdul

lah

Wal

ang

(B

oatm

an)

6. E

duar

d Je

an W

itte

(Asi

ng)

1. M

ade

Ard

hita

2. R

hino

Roo

smin

Peru

nggu

(6

) - - - - 1 1 1 1 2

Pera

k (5

) - - 1 1 - 2 - - -

Emas

(4

) 1 1 - - - 2 - - -

Nam

a A

tlet

(3)

1. R

odia

man

2. A

gus

Bud

y A

ji

3. R

amda

n D

eny

Prak

asa

4. K

etut

Suk

asna

1. F

emm

y Y

uwar

tini E

lia

2. F

emy

Batu

wae

l

3. R

atna

4. S

amlia

1. A

gus

Bud

y A

ji

2. Is

wan

di

1. B

ertin

2. S

ri R

ahay

u M

asi

J

amal

uddi

n

1. A

ndik

Mau

ludi

n

2. B

enyt

a Y

unia

rto

3. H

adjit

o

4. S

upra

pto

1. A

gnes

Ret

no A

ndria

ni

S

udja

smin

2. J

uria

h

3. L

idya

Ivan

a Ja

ya

Even

ts

(2)

1. M

en’s

Lig

htw

eigh

t (LM

4-)

2. W

omen

’s L

ight

wei

ght

F

our (

LW4-

)

3. M

en’s

Pai

rs (M

2-)

4. W

omen

’s L

ight

wei

ght

D

oubl

es S

culls

(LM

2x)

5. M

en’s

Lig

htw

eigh

t

S

ingl

es S

culls

Tota

l 1

. Men

’s T

eam

2. W

omen

’s T

eam

Tota

l

Lam

pira

n 25

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a (1

) R

owin

g

Gol

f

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 142

Ket

eran

gan

(8)

1 Em

as

2 P

erun

ggu

Nam

a Pe

latih

(7

) 1.

Edi

son

Dor

omi

2. F

achr

udin

3. N

ofia

Yel

lina

Put

ri

4. E

dy S

uyon

o (T

rans

port

M

anag

er)

Peru

nggu

(6

) - 1

Pera

k (5

) - -

Emas

(4

) 1 -

Nam

a A

tlet

(3)

1. A

gust

ina

Kab

ey

2. A

stri

Dw

ijaya

nti

3. C

hris

tina

Kaf

olak

afi

4. F

arid

a

5. H

arta

wan

6. J

enny

Sel

vis

Yom

7. J

enny

Sel

vis

Yom

8. M

arw

ati

9. M

inaw

ati

10. M

inte

lda

Ibo

11. M

ulti

12. S

eni G

antia

ni

1. J

enny

Sel

vis

Yom

2. F

arid

a

3. M

ulti

4. M

inaw

ati

5. M

arw

ati

6. C

hris

tina

Kaf

olak

afi

7. H

arta

wan

8. T

ika

Inde

riyan

i

9. S

eni G

antia

ni

10. A

gust

ina

Kab

ey

11. A

stri

Dw

ijaya

nti

12. M

inte

lda

Ibo

Even

ts

(2)

1. W

omen

’s 1

0 cr

ews

1000

m

2. W

omen

’s 1

0 cr

ews

500

m

Lam

pira

n 25

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a (1

) D

ayun

g Tr

d. B

oat R

ace

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 143

Ket

eran

gan

(8)

1 Em

as

2 P

erak

1 P

erun

ggu

Nam

a Pe

latih

(7)

1. E

ddy

Sul

istia

nto

2. A

bdul

Mal

ik F

aisa

l

3. D

joko

Sus

ilo (

Boat

man

)

Peru

nggu

(6) 1 2 - - - 1 1

Pera

k

(5) - - - 1 1 - 2

Emas

(4) - 1 1 - - - 1

Nam

a A

tlet

(3)

1. A

bdul

Azi

s

2. A

gus

3. A

hmad

Sup

riadi

4. A

mat

5. A

sep

Hid

ayat

6. B

udi S

ubag

ja

7. D

ian

Kur

niaw

an

8. D

idin

Rus

dian

a

9. H

erdo

ny

10. J

ohn

Trav

olta

11. N

ursa

lam

12. R

ici J

amar

is

13. S

teve

n S

arim

ole

I Gus

ti M

ade

Oka

Sul

aksa

na

Mus

tofa

I Ged

e S

ubag

iasa

1. A

rio D

ipo

Sub

agio

2. K

ris S

oebi

yant

oro

Even

ts

(2)

3. M

en’s

10

crew

s 10

00 m

Tota

l

1. M

istra

l One

Des

ign

Hea

vy W

eigh

t

2. M

istra

l One

Des

ign

(You

th)

3. M

istra

l One

Des

ign

Ligh

t Wei

ght

4. H

obie

16

Tota

l

Lam

pira

n 25

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a

(1)

Day

ung

Trd.

Boa

t Rac

e

(lanj

utan

)

Laya

r

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 144

Ket

eran

gan

(8)

1 P

erun

ggu

1 Em

as

2 P

erun

ggu

Nam

a Pe

latih

(7)

1. J

ustin

us L

haks

ana

2. H

endr

a N

azir

3. A

ndri

Par

anoa

n (T

ekni

si)

1. In

dra

Sib

aran

i

2. J

onat

han

Man

girin

g

S

iant

uri

3. Y

ochy

Rus

andi

4. F

lavi

a D

omiti

lla J

ovita

5. F

ahm

y Fa

chre

zzy

Peru

nggu

(6) 1 1 - 1 1 2

Pera

k

(5) - - - - - -

Emas

(4) - 1 - - 1

Nam

a A

tlet

(3)

1. A

chm

ad M

aula

na

A

ndrij

aya

Har

ta

2. A

de L

esm

ana

3. A

ndri

Iraw

an

4. A

ngga

Sur

ya S

aput

ra

5. D

ede

Sul

aem

an

6. D

eny

Han

doyo

7. H

endr

a K

urni

awan

8. I

sraq

ul Is

sa

9. J

aela

ni L

adja

nibi

10. M

aula

na M

uham

mad

Ihsa

n

11. M

uham

mad

Am

ril D

aula

y

12. S

ayan

Kar

mad

i

13. S

ocra

tes

Mat

ules

sy

14. Y

os A

di W

icak

sono

Moh

amm

ad A

ldilla

Akb

ar

Dew

i Pra

hara

1. F

aiza

l Am

irulla

h

2. L

ody

3. A

rdi D

edek

Sap

utra

Even

ts

(2)

1. M

en’s

Tea

m

Tota

l

1. M

en’s

Vau

lt (A

rtist

ik)

2. W

omen

’s B

eam

(Arti

stik

)

3. T

rios

(Aer

obik

)

Tota

l

Lam

pira

n 25

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a

(1)

Futs

al

Sena

m

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 145

Ket

eran

gan

(8)

1 Em

as

3 P

erak

5 P

erun

ggu

2 P

erun

ggu

Nam

a Pe

latih

(7)

1. M

uham

mad

Ans

har

Ach

san

2. P

erre

nce

Geo

rge

Pan

touw

3. N

i Mad

e S

uyud

ani

4. T

reng

gono

5. W

atar

u E

bina

(Asi

ng)

1. M

aola

n

2. E

di P

urna

ma

Iman

Sus

anto

3. G

unaw

an (A

rmou

rer)

Peru

nggu

(6) - - - - 1 1 1 1 1 5 1 1 2

Pera

k

(5) - 1 1 1 - - - - - 3 - - -

Emas

(4) 1 - - - - - - - - 1 - - -

Nam

a A

tlet

(3)

Ira P

urna

mas

ari

Ade

Suj

ana

Joha

nes

Tasl

im

Kris

na B

ayu

Den

i Zul

fend

ri

Toni

Iraw

an

Pet

er T

aslim

Jim

my

Ang

goro

Yul

iati

Erli

naw

ati

1. In

ca F

erry

Wih

arta

nti

2. E

rlina

wat

i

3. Y

oshe

efin

Shi

lla P

rasa

sti

Even

ts

(2)

6. W

omen

’s -7

8 H

alf-H

eavy

7. M

en’s

-100

kg

Hal

f-

H

eavy

8. M

en’s

-81

kg H

alf-

M

iddl

ewei

ght

9. M

en’s

-90

kg

M

iddl

ewei

ght

10. M

en’s

+10

0 kg

Hea

vyw

eigh

t

11. M

en’s

-60

kg

12. M

en’s

-66

kg H

alf

L

ight

wei

ght

13. M

en’s

-73

kg H

alf

L

ight

wei

ght

14. W

omen

’s -4

8 kg

Ext

ra

L

ight

Tota

l

1. W

omen

’s 5

0 m

Rifl

e Pr

one

2. W

omen

’s 5

0 m

Rifl

e

P

rone

Tea

m

Tota

l

Lam

pira

n 25

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a

(1)

Judo

Men

emba

k

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 146

Ket

eran

gan

(8)

2 Em

as

4 P

erak

8 P

erun

ggu

Nam

a Pe

latih

(7

) 1.

Wille

m M

antir

i

2. O

mita

Olg

a O

mpi

3. A

swan

Ali

Peru

nggu

(6

) - - - - - - 1 1 1 1 1 1 1 1 8

Pera

k (5

) - - 1 1 1 1 - - - - - - - - 4

Emas

(4

) 1 1 - - - - - - - - - - - - 2

Nam

a A

tlet

(3)

1. A

swar

2. F

aiza

l Zai

nudd

in

3. F

idel

ys L

olob

ua

Asw

ar Is

mai

l

Yul

isar

Usi

a M

otut

y

Don

ny D

arm

awan

Chr

isto

Mon

dolu

Mar

tinel

Prih

astu

ti

Den

ies

Ibra

him

San

i

Hen

dro

Sal

im

1. B

amba

ng M

aulid

in

2. Y

ello

vin

Pra

sety

o P

isce

ssa

3. D

onny

Dha

rmaw

an

4. Is

mai

l Asw

ar

5. C

hris

to M

ondo

lu

6. H

endr

o Sa

lim

7. Y

ulis

ar U

sia

Mot

uty

Bam

bang

Mau

lidin

Yel

lovi

n P

rase

tyo

Pisc

essa

Iin H

asan

ah

1. A

lit T

resn

a

2. D

ewi Y

ulia

nti

3. Y

uli E

ka Y

anti

Tant

ri W

idya

sari

Even

ts

(2)

15. M

en’s

Tea

m K

ata

1. M

en’s

Und

er 7

0 kg

2. M

en’s

Ope

n

3. M

en’s

Und

er 6

5 kg

4. M

en’s

Und

er 7

5 kg

5. W

omen

’s U

nder

48

kg

6. M

en’s

Indi

vidu

al K

ata

7. M

en’s

Ove

r 75

kg

8. M

en’s

Tea

m K

umite

1. M

en’s

Und

er 5

5 kg

2. M

en’s

Und

er 6

0 kg

3. W

omen

’s In

divi

dual

Kat

a

4. W

omen

’s T

eam

Kat

a

5. W

omen

’s U

nder

60

kg

Tota

l

Lam

pira

n 25

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a (1

) K

arat

e

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 147

Ket

eran

gan

(8)

3 Em

as

5 P

erak

1

Per

ungg

u

N

ama

Pela

tih

(7)

1. W

iryaw

an R

icha

rd J

ohan

is

2. D

onal

d D

jant

unas

P

andi

anga

n 3.

Sar

ju

4. D

enny

Tris

jant

o 5.

Jim

my

Lant

ang

(Arm

oure

r)

Pe

rung

gu

(6) - - - - - - - - 1 1

Pe

rak

(5) - - - 1 1 1 1 1 - 5

Em

as

(4) 1 1 1 - - - - - - 3

N

ama

Atle

t (3

) I G

usti

Nyo

man

Pur

ihito

Ik

a Y

ulia

na R

ochm

awat

i 1.

Gin

a R

ahay

u S

ugih

arti

2. Ik

a Yu

liana

Roc

hmaw

ati

3. R

ina

Dew

i Pus

pita

Sar

i 4.

Suc

i Dw

i Meg

asar

i 1.

Aw

al A

hmad

2.

Hen

dro

Supr

iant

o 3.

Moh

amm

ad A

li So

fian

4. R

ahm

at S

ulis

tyaw

an

1. G

atot

Ariy

anto

2.

Hen

dra

Setij

awan

3.

I G

usti

Nyo

man

Pur

uhito

4.

Kus

wan

toro

D

ellie

Thr

eesy

adin

da

1. D

ellie

Thr

eesy

adin

da

2. F

aris

ah A

sfar

ina

3. L

ilies

Han

daya

ni

4. L

ilies

Hel

iarti

R

ina

Dew

i Pus

pita

Sar

i R

ahm

at S

ulis

tyaw

an

Even

ts

(2)

1. M

en’s

com

poun

d

In

divi

dual

2.

Wom

en’s

Rec

urve

Indi

vidu

al

3. W

omen

’s T

eam

Rec

urve

4.

Men

’s R

ecur

ve T

eam

5.

Men

’s T

eam

com

poun

d 6.

Wom

en’s

com

poun

d

In

divi

dual

7.

Wom

en’s

com

poun

d

T

eam

8.

Wom

en’s

Rec

urve

Indi

vidu

al

9. M

en’s

Rec

urve

Indi

vidu

al

Tota

l

Lam

pira

n 25

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a (1

) Pa

naha

n

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 148

Ket

eran

gan

(8)

1 P

erun

ggu

5 Em

as

3 P

erak

4 P

erun

ggu

6 P

erun

ggu

Nam

a Pe

latih

(7

) Li

m K

ian

Tat (

Asin

g)

1. In

dro

catu

r Har

yono

2. S

utam

a

3. T

ulus

Priy

adi

1. J

ohn

Am

anup

unyo

2. J

ootje

Mad

a

3. N

inon

g La

batjo

4. M

atsk

elov

Ser

gey

(Asi

ng)

Peru

nggu

(6

) 1 1 - - - - - - - - 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 6

Pera

k (5

) - - - - - - - 1 1 1 - - - - 3 - - - - - - -

Emas

(4

) - - 1 1 1 1 1 - - - - - - - 5 - - - - - - -

Nam

a A

tlet

(3)

Win

da M

eraw

ati P

urba

Diy

an K

ristia

nto

Ron

y Sy

aifu

llah

Tuti

Win

arni

Pen

gki S

imba

r

Ni N

yom

an S

upar

niti

Moh

amm

ad A

ndi S

upia

ntor

o

Pus

pa E

ndah

Fitr

iani

Ros

may

ani

Suh

ud In

drat

no

Puj

o Ja

noko

Rah

mat

Fitr

oh R

amdh

ani

Mul

yono

Muh

amm

ad Y

unus

Pan

e

Mift

ah L

ubis

Rifa

i

Mar

ten

Sur

ati

Rum

iris

Nur

sita

Sim

arm

ata

Yun

ike

Abi

gael

Bus

ira

Yun

ike

Lend

a R

otty

Even

ts

(2)

1. W

omen

’s L

ight

Fly

wei

ght 4

8 kg

Tota

l

1. M

en’s

Und

er 5

0 kg

2. M

en’s

Und

er 8

0 kg

3. W

omen

’s T

ungg

al

4. W

omen

’s U

nder

50

kg

5. W

omen

’s U

nder

65

kg

6. M

en’s

Und

er 5

5 kg

7. W

omen

’s O

ver 6

5 kg

8. W

omen

’s U

nder

55

kg

9. M

en’s

Und

er 6

0 kg

10. M

en’s

Und

er 6

5 kg

11. M

en’s

Und

er 7

0 kg

12. M

en’s

Und

er 7

5 kg

Tota

l 1.

Men

’s L

ight

Hea

vyw

eigh

t 81

kg

2. M

en’s

Lig

htw

eigh

t 60

kg

3. M

en’s

Pin

Wei

ght 4

5 kg

4. W

omen

’s 4

8 kg

– L

ight

F

lyw

eigh

t

5. W

omen

’s 5

2 kg

– B

anta

m W

eigh

t

6. W

omen

’s P

in W

eigh

t 46

kg

Tota

l

Lam

pira

n 25

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a (1

) M

uay

Pe

ncak

Sila

t

Tinj

u

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 149

Ket

eran

gan

(8)

3 P

erak

1

Per

ungg

u

N

ama

Pela

tih

(7)

1. M

usth

akim

2.

Asr

y S

yam

3.

Som

kiet

Sun

gsat

itano

n

(A

sing

)

Pe

rung

gu

(6) - - - 1 1

Pe

rak

(5) 1 1 1 - 3

Em

as

(4) - - - - -

N

ama

Atle

t (3

) 1.

Edy

Suw

arno

2.

Eko

Kus

diya

nto

3. H

usni

Uba

4.

Muh

amm

ad N

asru

m

5. Y

udi P

urno

mo

1. E

dy S

uwar

no

2. S

teph

anus

Sam

pe

3. E

ko K

usdi

yant

o 4.

Had

i Mul

yono

5.

Suk

o H

arto

no

6. W

isnu

Dw

i Suh

anto

ro

7. Y

udi P

urno

mo

8. A

bria

n S

ihab

Ald

ilata

ma

9. S

yam

sul H

adi

10. M

uham

mad

Nas

rum

11

. Sai

ful M

ajid

12

. Hus

ni U

ba

1. Y

udi P

urno

mo

2. H

usni

Uba

3.

Suk

o H

arto

no

1. E

dy S

uwar

no

2. E

ko K

usdi

yant

o 3.

Had

i Mul

yono

4.

Suk

o H

arto

no

5. W

isnu

Dw

i Suh

anto

ro

6. S

yam

sul H

adi

Even

ts

(2)

1. M

en’s

Reg

u 2

. Men

’s T

eam

3.

Men

’s D

oubl

es

4. M

en’s

Hoo

p To

tal

Lam

pira

n 25

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a (1

) Se

pak

Takr

aw

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 150

K

eter

anga

n (8

) 1

Emas

3

Per

ak

3 P

erun

ggu

1 Em

as

5 P

erun

ggu

Nam

a Pe

latih

(7

) S

uzza

na A

ngga

r Kus

uma

1. P

hoon

che

e K

ong

2. S

alim

3.

Wen

Fu

chen

(Asi

ng)

Peru

nggu

(6

) - - - - 1 1 1 3 - 1 1 1 1 1 5

Pera

k (5

) - 1 1 1 - - - 3 - - - - - - -

Emas

(4

) 1 - - - - - - 1 1 - - - - - 1

Nam

a A

tlet

(3)

San

dy G

umul

ya

1. C

hris

toph

er B

enja

min

2.

Run

gkat

3.

Suw

andi

4.

Ale

xand

er E

lber

t Sie

1.

Ang

eliq

ue W

idja

ja

2. W

ynne

Adi

ati P

raku

sya

3. R

oman

a Te

djak

usum

a 4.

San

dy G

umul

ya

1. S

andy

Gum

ulya

2.

Rom

ana

Tedj

akus

uma

1. C

hris

toph

er B

enja

min

Run

gkat

2.

Ale

xand

er E

lber

t Sie

Ale

xand

er E

lber

t Sie

Rom

ana

Tedj

akus

uma

Fred

dy

And

rie M

ulia

nto

Her

iyan

to

Han

di P

rayi

tno

You

ne V

icto

rio S

endu

k S

usya

na T

jan

Even

ts

(2)

1. W

omen

’s S

ingl

es

2. M

en’s

Tea

m

3. W

omen

’s T

eam

4.

Wom

en’s

Dou

bles

5.

Men

’s D

oubl

es

6. M

en’s

Sin

gles

7.

Wom

en’s

Sin

gles

To

tal

1. M

en’s

Tai

jiqua

n –

Two

2.

Men

’s c

angq

uan

– Th

ree

Eve

nts

com

bine

d 3.

Men

’s N

anqu

an –

Thr

ee

E

vent

s co

mbi

ne

4. M

en’s

Und

er 5

2 kg

5.

Men

’s U

nder

62

kg

6. W

omen

’s c

hang

quan

T

hree

Eve

nts

com

bine

d To

tal

Lam

pira

n 25

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a (1

) Te

nis

W

ushu

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 151

Ket

eran

gan

(8)

1 Em

as

1 P

erak

1 P

erun

ggu

1 P

erak

3 P

erun

ggu

Nam

a Pe

latih

(7)

1. L

am T

ing

2. R

izon

Okt

alyb

sa

3. C

hoi S

eung

Mye

ong

(A

sing

)

1. B

oebb

ie J

afet

h Le

onar

do

R

egar

2. P

utri

Sep

ti N

aulin

a

H

asib

uan

3. G

u Q

ing

chen

g (A

sing

)

Peru

nggu

(6) - - 1 1 - 1 1 1 3 82

Pera

k

(5) - 1 - 1 1 - - - 1 64

Emas

(4) 1 - - 1 - - - - - 56

Nam

a A

tlet

(3)

Am

alia

Kur

nias

ih P

alup

i

Bas

uki N

ugro

ho

Yul

ius

Fern

ando

Muh

amm

ad H

usse

in

Ren

o H

ando

yo

1. D

ian

Dav

id M

icka

el

J

acob

s

2. Y

on M

ardi

yono

1. D

ian

Dav

id M

icka

el

J

acob

s

2. Y

on M

ardi

yono

3. M

uham

mad

Hus

sein

4. R

eno

Han

doyo

1. C

eria

Nila

sari

Jusm

a

2. C

hris

itine

Fer

liana

Even

ts

(2)

1. W

omen

’s O

ver 7

2 kg

2. M

en’s

Und

er 7

8 kg

3. M

en’s

Und

er 7

2 kg

Tota

l

1. M

en’s

Dou

bles

2. M

en’s

Dou

bles

3. M

en’s

Tea

m

4. W

omen

’s D

oubl

es

Tota

l

Lam

pira

n 25

(lan

juta

n)

Cab

ang

Ola

hrag

a

(1)

Taek

won

do

Teni

s M

eja

TOTA

L SE

LUR

UH

NYA

Sum

ber :

Kem

ente

rian

Neg

ara

Pem

uda

dan

Ola

hrag

a

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 152

Lampiran 26: Jumlah Perolehan Medali Asian Beach Games Bali menurut Peringkat, Negara, dan Jenis Medali, Tahun 2008

Rank Country Gold Silver Bronze Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 INA 23 8 20 51

2 THA 10 17 10 37

3 CHN 6 10 7 23

4 KOR 4 7 10 21

5 JPN 3 3 3 9

6 HKG 3 3 2 8

7 IND 3 0 2 5

8 VIE 2 5 3 10

9 MYA 2 3 0 5

10 MAS 2 2 6 10

11 PAK 2 2 3 7

12 TPE 2 2 3 7

13 SYR 2 0 0 2

14 KUW 1 2 0 3

15 KAZ 1 1 2 4

16 UAE 1 1 1 3

17 SIN 1 0 2 3

18 AFG 1 0 1 2

19 MGL 1 0 0 1

20 OMA 1 0 0 1

21 PHI 0 2 8 10

22 BRU 0 2 3 5

23 JOR 0 1 0 1

24 BAN 0 0 1 1

25 BRN 0 0 1 1

26 MAC 0 0 1 1

27 MDV 0 0 1 1

Sumber: Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 153

Lampiran 27: Jumlah Perolehan Medali Olimpiade menurut Event Olahraga, Cabang Olahraga, Atlet Peraih Medali, dan Jenis Medali, Tahun 1988-2008

Event Olimpiade Cabang Olahraga Atlet Medali

(1) (2) (3) (4)Olimpiade XXIV Panahan 1. Lilies Handayani PerakSeoul, 1988 2. Nurfitriyana Saiman 3. Kusuma Wardhani Olimpiade XXV Bulutangkis Susi Susanti Emas Barcelona, 1992 (Tunggal Putri) Bulutangkis 1. Alan Budi Kusuma Emas (Tunggal Putra) 2. Ardy Wiranata Perak 3. Hermawan Susanto Perunggu Bulutangkis Rudy Gunawan/ Perak (Ganda Putra) Eddy Hartono Olimpiade XXVI Bulutangkis 1. Rexy Mainaky/ Emas Atlanta, 1996 (Ganda Putra) Ricky Subagja 2. Denny Kantono/ Perunggu Antonius Irianto Bulutangkis 1. Mia Audina Perak (Tunggal Putri) 2. Susi Susanti Perunggu Olimpiade XXVII Bulutangkis Tony Gunawan/ Emas Sydney, 2000 (Ganda Putra) Chandra Wijaya Bulutangkis Hendrawan Perak (Tunggal Putra) Bulutangkis Tri Kusharyanto/ Perak (Ganda Minarti Timur Angkat Berat Raema Lisa Perak 48 kg Putri Angkat Berat Winarni binti Slamet Perunggu 53 kg Putri Olimpiade XXVIII Bulutangkis 1. Taufik Hidayat Emas Athena, 2004 (Tunggal Putra) 2. Soni Dwi Kun,oro Perunggu Angkat Berat Raema Lisa Perak 53 kg Putri Bulutangkis Eng hian/ Perunggu (Ganda Putra) Flandy Limpele Olimpiade XXIX Bulutangkis Markis Kido/ Emas Beijing, 2008 (Ganda Putra) Hendra Setiawan Bulutangkis Liliyana/ Perak (Ganda Nova Widianto Angkat Berat Eko Yuli Irawan Perunggu 56 kg Putra Angkat Berat Triyatno Perunggu 62 kg Putra Bulutangkis Maria Kristin Yulianti Perunggu (Tunggal Putri)

Sumber: Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 154

Tota

l

(20)

695

730

760

482

375

571

355

570

100

385

845

850

450

845 90

17

2006

(19)

10

15

25

15

20

30

15

15

30

15

15

20

15

10

20

16

2005

(18)

20

15

15

15

20

15

15

15

15

10

15

15

15

25

20

15

2004

(17)

10

10

30

10

10

30

15

10

10

20

30

30

15

15

10

14

2003

(16)

15

15

15

15

30

15

15

15

30

15

15

15

15

15

25

13

2002

(15)

15

15

15

12

15

15

15

15

15

25

15

15

15

15

15

12

2001

(14)

15

15

15

15

15

15

15

15 0 15

15

15

15

15 0

11

2000

(13)

T I D

A

K A

D

A R

E K

R

U I T M

E N

10

1998

(12)

120 55

55

50

25

45

35

90 0 50

100 85

65

95 0

9

1997

(11)

90

100

100 55

35

70

50

65 0 25

100

105 45

105 0

8

1996

(10)

85

90

90

55

35

60

40

65 0 25

95

100 45

100 0

7

1995

(9) 85

90

90

55

35

60

40

65 0 25

95

100 45

100 0

6

1994

(8) 35

45

50

25

20

35

25

30 0 25

55

55

25

55 0

5

1993

(7) 35

45

50

25

15

35

25

30 0 25

55

55

25

55 0

4

1992

(6) 60

90

80

45

30

45

30

50 0 35

90

90

35

90 0

3

1991

(5) 40

50

50

30

25

30

25

30 0 25

50

50

25

50 0

2

1990

(4) 30

40

40

30

15

35

25

30 0 25

50

50

25

50 0

Ang

kata

n/Ta

hun

1

1989

(3) 30

40

40

30

30

36

25

30 0 25

50

50

25

50 0

Lam

pira

n 28

: Dat

a R

ealis

asi S

P-3

Ang

kata

n I S

/D X

VII

Prop

insi

(2)

NA

D

Sum

ut

Sum

bar

Ria

u

Jam

bi

Sum

sel

Ben

gkul

u

Lam

pung

Bab

el

DK

I Jak

arta

Jaba

r

Jate

ng

DIY

Jatim

Ban

ten

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 155

TOTA

L

(20)

430

410

450

354

535

330

540

575

635

455 90

380 85

310

210

1436

2

17

2006

(19)

15

15

15

15

10

15

15

15 5 15

15

15

15

10 0

475

16

2005

(18)

10

15

15

15

10

10

15

15

20

20

20

15

15

15 0

465

15

2004

(17)

30

10

20

14

45

10

15

15

10

15

10

15

10

10 0

514

14

2003

(16)

15

15

15

15

15

15

15

15

15

15

15

15

15

15 0

490

13

2002

(15)

15

15

15

15

15

10

15

15

15

15

30

15

15

15 0

467

12

2001

(14)

15

15

15

15

15

15

15

15

15

15 0 15

15

15 0

405

11

2000

(13)

T I D

A

K A

D

A R

E K

R

U I T M

E N

10

1998

(12)

25

65

45

20

60

25

40

40

45

40 0 30 0 20

20

1400

9

1997

(11)

40

45

55

40

55

35

55

65

75

50 0 45 0 40

25

1600

8

1996

(10)

40

45

55

30

45

35

55

60

75

50 0 35 0 30

30

1500

7

1995

(9) 40

45

55

30

45

35

55

60

75

50 0 35 0 30

30

1500

6

1994

(8) 25

25

25

20

35

20

35

35

45

30 0 20 0 20

15

850

5

1993

(7) 25

20

20

15

35

15

35

35

45

20 0 15 0 15

15

800

4

1992

(6) 50

45

40

45

50

30

75

75

85

45 0 40 0 15

15

1400

3

1991

(5) 35

30

25

25

40

20

45

45

50

25 0 25 0 20

20

900

2

1990

(4) 25

25

25

20

30

20

30

35

35

25 0 25 0 20

20

800

AN

GK

ATA

N/T

AH

UN

1

1989

(3) 25

25

25

20

30

20

25

35

25

25 0 20 0 20

20

796

Lam

pira

n 28

(lan

juta

n)

PRO

PIN

SI

(2)

Bal

i

NTB

NTT

Kal

teng

Kal

sel

Kal

tim

Sul

ut

Sul

teng

Sul

sel

Sul

tra

Gor

onta

lo

Mal

uku

Mal

ut

Pap

ua

Tim

or T

imur

Jum

lah

Sum

ber:

Kem

ente

rian

Neg

ara

Pem

uda

dan

Ola

hrag

a

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 156

2015

(12)

1.55

5,1

4.60

7,9

1.61

0,5

1.78

4,3

974,

4

2.54

2,6

572,

6

2.52

9,5

389,

8

678,

0

3.04

4,6

13.2

36,1

9.81

7,8

1.15

0,8

10.8

65,0

3.46

5,1

2014

(11)

1.54

1,8

4.57

1,6

1.59

6,1

1.78

9,5

970,

4

2.54

0,7

572,

2

2.52

1,8

390,

5

654,

4

3.09

8,4

13.2

72,1

9.87

1,3

1.16

6,7

10.9

76,1

3.43

5,3

2013

(10)

1.52

8,5

4.52

6,8

1.57

7,6

1.79

7,9

965,

1

2.53

5,0

571,

3

2.51

1,8

391,

3

633,

2

3.15

9,1

13.3

05,9

9.90

9,9

1.18

1,7

11.0

81,2

3.40

4,1

2012

(9)

1.51

2,0

4.47

3,2

1.55

6,0

1.80

7,1

957,

5

2.52

4,2

569,

4

2.50

0,6

390,

7

614,

3

3.22

8,6

13.3

34,8

9.93

5,7

1.19

5,8

11.1

81,3

3.37

0,8

2011

(8)

1.49

2,9

4.40

5,2

1.53

0,0

1.81

2,2

949,

4

2.50

7,9

566,

5

2.48

1,9

390,

0

596,

4

3.30

2,7

13.3

39,8

9.94

0,9

1.20

8,3

11.2

69,8

3.32

9,9

2010

(7)

1.47

1,3

4.33

1,1

1.50

0,0

1.81

4,5

940,

1

2.48

5,3

561,

7

2.46

0,0

388,

8

580,

4

3.37

3,4

13.3

29,4

9.93

2,8

1.21

9,4

11.3

53,6

3.29

1,3

2009

(6)

1.44

5,9

4.26

3,8

1.47

4,5

1.82

2,8

931,

4

2.45

8,0

557,

0

2.43

8,6

384,

2

557,

1

3.42

4,0

13.3

26,0

9.89

2,0

1.21

2,8

11.3

96,5

3.25

6,5

2008

(5)

1.41

6,6

4.19

1,4

1.44

7,8

1.82

7,9

922,

9

2.42

7,7

553,

2

2.41

4,8

380,

1

535,

1

3.46

7,7

13.3

02,0

9.83

8,2

1.20

3,1

11.4

32,9

3.22

0,4

2007

(4)

1.38

7,4

4.11

1,8

1.41

8,1

1.82

6,4

912,

4

2.39

3,5

547,

2

2.38

7,1

376,

2

516,

0

3.50

9,0

13.2

56,1

9.77

0,7

1.19

1,7

11.4

58,0

3.18

0,6

2006

(3)

1.35

5,3

4.02

5,3

1.38

6,3

1.82

1,2

899,

8

2.35

3,4

540,

5

2.35

5,1

370,

8

496,

5

3.54

9,7

13.1

88,6

9.68

8,6

1.18

0,1

11.4

73,7

3.13

8,4

2005

(2)

1.32

0,9

3.94

2,1

1.34

3,4

1.81

3,2

886,

7

2.30

8,9

533,

8

2.31

9,9

364,

6

480,

0

3.58

8,4

13.1

01,9

9.68

8,0

1.17

0,3

11.4

72,2

3.09

3,0

Lam

pira

n 29

: Pro

yeks

i Pem

uda

Ber

umur

18-

35 T

ahun

men

urut

Pro

pins

i, T

ahun

200

5-20

15 (d

alam

rib

uan)

Prop

insi

(1)

NAD

Sum

ater

a U

tara

Sum

ater

a B

arat

Ria

u

Jam

bi

Sum

ater

a S

elat

an

Ben

gkul

u

Lam

pung

Kep

. Ban

gka

Bel

itung

Kep

.Ria

u

DKI

Jak

arta

Jaw

a Ba

rat

Jaw

a Te

ngah

DI Y

ogya

karta

Jaw

a Ti

mur

Ban

ten

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 157

2015

(12)

1.02

0,2

1.51

4,5

1.59

9,8

1.49

7,2

693,

8

1.17

2,8

1.12

2,5

668,

1

852,

9

2.61

9,2

755,

9

313,

3

352,

7

468,

8

352,

2

257,

2

723,

2

74.8

08,2

2014

(11)

1.02

8,8

1.50

0,6

1.57

2,7

1.48

7,1

695,

0

1.17

0,2

1.11

1,3

669,

0

847,

4

2.60

9,3

745,

4

313,

1

350,

4

463,

8

348,

5

254,

6

714,

5

74.8

50,6

2013

(10)

1.03

7,8

1.48

4,4

1.54

2,2

1.47

6,9

696,

0

1.16

7,4

1.10

2,1

672,

4

841,

0

2.59

6,4

734,

5

312,

5

349,

8

456,

3

342,

9

251,

2

706,

9

74.8

51,0

2012

(9)

1.04

8,2

1.46

7,8

1.51

1,3

1.46

4,1

696,

3

1.16

3,4

1.09

2,4

676,

1

833,

5

2.58

1,3

722,

3

310,

8

366,

8

449,

9

337,

2

249,

3

699,

8

74.8

22,1

2011

(8)

1.05

9,0

1.44

7,5

1.47

4,6

1.44

7,2

696,

4

1.15

8,3

1.08

0,9

678,

8

825,

1

2.56

1,3

804,

6

309,

2

478,

5

441,

1

330,

8

245,

3

692,

4

74.8

54,9

2010

(7)

1.06

9,1

1.42

5,1

1.43

7,3

1.42

8,4

695,

0

1.15

1,8

1.06

9,6

679,

4

815,

1

2.54

0,0

694,

8

307,

5

339,

4

432,

8

323,

9

242,

8

685,

1

74.3

70,0

2009

(6)

1.08

2,0

1.40

4,6

1.40

6,0

1.41

1,3

697,

1

1.14

4,0

1.06

1,3

683,

5

808,

9

2.51

7,1

771,

6

305,

4

335,

7

424,

1

317,

1

240,

0

676,

6

74.1

27,2

2008

(5)

1.09

4,5

1.38

1,5

1.37

2,7

1.39

2,4

695,

6

1.13

5,1

1.05

1,5

685,

0

801,

5

2.49

3,0

707,

5

304,

7

331,

2

414,

8

312,

0

237,

7

668,

7

73.6

60,9

2007

(4)

1.10

6,4

1.35

7,2

1.33

8,1

1.37

1,6

695,

4

1.12

5,8

1.03

9,0

686,

5

792,

4

2.46

5,9

658,

2

304,

4

326,

6

405,

8

305,

2

235,

1

660,

2

73.1

16,0

2006

(3)

1.11

7,3

1.33

2,6

1.29

9,8

1.34

8,5

694,

0

1.11

6,5

1.02

7,7

688,

2

782,

0

2.43

4,2

643,

4

302,

3

377,

2

395,

4

298,

8

231,

2

652,

0

72.5

64,3

2005

(2)

1.12

6,3

1.30

4,2

1.26

3,1

1.32

2,9

689,

7

1.10

3,6

1.01

4,7

688,

3

770,

2

2.40

2,7

975,

6

300,

5

315,

8

384,

9

290,

0

228,

8

643,

0

72.2

51,5

Lam

pira

n 29

(lan

juta

n)

Prop

insi

(1)

Bal

i

NTB

NTT

Kal

iman

tan

Bar

at

Kal

iman

tan

Teng

ah

Kal

iman

tan

Sela

tan

Kal

iman

tan

Tim

ur

Sul

awes

i Uta

ra

Sul

awes

i Ten

gah

Sul

awes

i Sel

atan

Sul

awes

i Ten

ggar

a

Gor

onta

lo

Sul

awes

i Bar

at

Mal

uku

Mal

uku

Uta

ra

Pap

ua B

arat

Pap

ua

IND

ON

ESIA

Sum

ber:

BPS

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 158

2015

(12)

786,

9

2.34

6,3

817,

6

896,

8

497,

7

1.28

8,8

286,

5

1.30

1,0

209,

3

289,

5

1.41

6,8

6.57

8,2

5.05

1,9

610,

0

5.51

2,6

1.72

6,0

2014

(11)

777,

5

2.32

2,0

807,

9

898,

0

495,

3

1.28

4,9

287,

4

1.29

4,4

208,

4

283,

4

1.44

5,5

6.58

7,8

5.06

1,7

619,

0

5.55

4,7

1.70

6,4

2013

(10)

768,

4

2.29

3,6

797,

2

900,

3

489,

9

1.27

9,2

286,

7

1.28

8,4

207,

3

277,

1

1.47

7,8

6.59

7,7

5.06

2,9

626,

5

5.59

3,5

1.68

8,2

2012

(9) 75

8,5

2.26

1,5

781,

7

904,

8

484,

2

1.27

1,8

284,

7

1.28

1,6

207,

1

270,

2

1.51

4,1

6.60

1,9

5.05

7,2

634,

4

5.63

0,0

1.66

6,1

2011

(8) 74

5,9

2.21

9,2

766,

4

907,

2

479,

1

1.26

1,8

283,

1

1.27

0,2

206,

4

263,

4

1.55

4,5

6.59

7,3

5.04

1,7

640,

1

5.65

8,5

1.64

0,3

2010

(7) 73

2,6

2.17

5,2

747,

0

908,

1

472,

8

1.24

6,0

280,

5

1.25

7,4

207,

0

258,

3

1.59

1,5

6.58

2,7

5.01

7,6

645,

8

5.68

4,8

1.61

7,2

2009

(6) 71

7,6

2.13

3,2

731,

1

913,

8

466,

8

1.22

9,7

277,

5

1.24

3,4

202,

6

250,

6

1.62

2,2

6.57

8,8

4.96

9,5

642,

2

5.68

5,0

1.59

6,6

2008

(5) 70

0,6

2.08

9,3

715,

8

917,

4

460,

3

1.21

2,6

275,

4

1.22

6,8

201,

1

243,

6

1.64

9,1

6.56

6,1

4.91

8,2

634,

0

5.68

5,3

1.57

6,0

2007

(4) 68

3,1

2.04

0,8

697,

9

918,

6

454,

3

1.19

3,4

272,

3

1.21

0,6

198,

9

237,

9

1.67

6,8

6.54

3,5

4.85

9,5

626,

3

5.67

9,7

1.55

2,5

2006

(3) 66

3,8

1.99

0,5

677,

8

919,

1

447,

4

1.17

2,5

267,

8

1.19

1,9

196,

8

231,

0

1.70

1,8

6.51

1,1

4.79

0,6

618,

1

5.65

9,8

1.53

2,9

2005

(2) 64

4,2

1.93

6,5

648,

7

918,

3

440,

4

1.14

9,0

264,

9

1.17

1,4

192,

5

225,

2

1.72

7,8

6.47

2,2

4.77

8,6

610,

1

5.66

0,8

1.51

0,0

Lam

pira

n 30

: Pr

oyek

si P

emud

a L

aki-L

aki B

erum

ur 1

8-35

Tah

un m

enur

ut P

ropi

nsi,

Tah

un 2

005-

2015

(dal

am R

ibua

n)

Prop

insi

(1)

NAD

Sum

ater

a U

tara

Sum

ater

a B

arat

Ria

u

Jam

bi

Sum

ater

a S

elat

an

Ben

gkul

u

Lam

pung

Kep

. Ban

gka

Bel

itung

Kep

. Ria

u

DKI

Jak

arta

Jaw

a Ba

rat

Jaw

a Te

ngah

DI Y

ogya

karta

Jaw

a Ti

mur

Ban

ten

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 159

2015

(12)

524,

9

744,

7

813,

5

752,

9

352,

0

594,

6

585,

0

343,

6

431,

4

1.29

2,1

376,

3

162,

1

180,

4

238,

6

179,

8

137,

8

375,

0

37.7

00,8

2014

(11)

527,

8

732,

8

796,

9

746,

9

354,

0

592,

9

577,

2

343,

8

428,

5

1.28

3,2

370,

1

161,

2

179,

8

236,

5

178,

0

136,

4

370,

5

37.6

50,7

2013

(10)

533,

1

718,

9

778,

2

741,

7

353,

6

590,

3

571,

5

346,

9

425,

7

1.27

3,1

363,

3

160,

8

178,

2

232,

3

174,

6

133,

4

365,

1

37.5

75,1

2012

(9) 53

6,9

705,

7

760,

1

734,

2

353,

9

584,

7

567,

0

347,

9

420,

5

1.26

1,1

356,

4

158,

9

187,

0

229,

4

170,

6

132,

9

361,

5

37.4

78,4

2011

(8) 54

2,5

691,

4

739,

2

724,

5

354,

6

581,

0

560,

6

349,

8

417,

0

1.24

7,0

396,

2

157,

0

240,

7

224,

2

167,

8

129,

1

356,

2

37.4

13,8

2010

(7) 54

6,6

675,

7

716,

5

714,

3

353,

6

577,

8

554,

4

349,

2

411,

3

1.23

2,4

341,

4

155,

4

171,

5

219,

9

163,

7

126,

7

351,

6

37.0

86,4

2009

(6) 55

2,5

660,

4

697,

3

705,

3

355,

4

569,

5

548,

3

351,

4

407,

5

1.21

5,9

378,

7

153,

6

169,

4

215,

4

159,

1

125,

1

345,

9

36.8

71,1

2008

(5) 55

6,1

643,

7

676,

9

693,

3

354,

7

563,

4

543,

5

351,

5

402,

8

1.20

0,0

346,

3

152,

2

166,

4

210,

3

157,

0

123,

1

341,

1

36.5

54,0

2007

(4) 56

1,3

626,

0

657,

1

684,

3

355,

3

556,

8

534,

3

351,

6

398,

7

1.18

0,5

319,

9

152,

7

164,

2

205,

2

153,

7

120,

7

335,

4

36.2

03,8

2006

(3) 56

6,5

609,

7

632,

8

672,

0

354,

9

551,

9

529,

2

351,

2

392,

6

1.16

0,4

312,

8

150,

6

188,

2

200,

0

149,

2

117,

1

330,

8

35.8

43,1

2005

(2) 56

9,8

592,

2

612,

6

658,

6

353,

1

543,

5

523,

0

351,

6

386,

2

1.13

9,2

478,

0

149,

2

157,

9

194,

0

144,

2

116,

5

324,

9

35.6

45,5

Lam

pira

n 30

(lan

juta

n)

Prop

insi

(1)

Bal

i

NTB

NTT

Kal

iman

tan

Bar

at

Kal

iman

tan

Teng

ah

Kal

iman

tan

Sela

tan

Kal

iman

tan

Tim

ur

Sul

awes

i Uta

ra

Sul

awes

i Ten

gah

Sul

awes

i Sel

atan

Sul

awes

i Ten

ggar

a

Gor

onta

lo

Sul

awes

i Bar

at

Mal

uku

Mal

uku

Uta

ra

Pap

ua B

arat

Pap

ua

IND

ON

ESIA

Sum

ber:

BPS

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 160

20

15

(12)

768,

2

2.26

1,6

793,

0

887,

6

476,

7

1.25

3,8

286,

1

1.22

8,5

180,

5

388,

5

1.62

7,8

6.65

7,9

4.76

5,8

540,

8

5.35

2,4

1.73

9,1

20

14

(11)

764,

4

2.24

9,5

788,

3

891,

5

475,

2

1.25

5,7

284,

8

1.22

7,4

182,

1

371,

0

1.65

3,0

6.68

4,3

4.80

9,6

547,

7

5.42

1,4

1.72

9,0

20

13

(10)

760,

1

2.23

3,2

780,

5

897,

6

475,

2

1.25

5,8

284,

6

1.22

3,4

184,

0

356,

1

1.68

1,3

6.70

8,2

4.84

7,0

555,

2

5.48

7,7

1.71

6,0

20

12

(9) 75

3,5

2.21

1,7

774,

3

902,

3

473,

3

1.25

2,4

284,

7

1.21

9,0

183,

6

344,

1

1.71

4,6

6.73

2,9

4.87

8,4

561,

4

5.55

1,3

1.70

4,7

20

11

(8) 74

7,0

2.18

6,1

763,

6

905,

0

470,

4

1.24

6,0

283,

4

1.21

1,7

183,

6

333,

0

1.74

8,2

6.74

2,4

4.89

9,2

568,

2

5.61

1,3

1.68

9,7

20

10

(7) 73

8,7

2.15

5,9

753,

0

906,

4

467,

3

1.23

9,3

281,

2

1.20

2,7

181,

8

322,

1

1.78

1,8

6.74

6,7

4.91

5,2

573,

6

5.66

8,8

1.67

4,0

20

09

(6) 72

8,4

2.13

0,5

743,

4

909,

0

464,

6

1.22

8,3

279,

5

1.19

5,1

181,

6

306,

5

1.80

1,8

6.74

7,2

4.92

2,5

570,

6

5.71

1,5

1.65

9,9

20

08

(5) 71

6,0

2.10

2,1

732,

0

910,

5

462,

6

1.21

5,1

277,

8

1.18

8,0

179,

0

291,

4

1.81

8,5

6.73

5,9

4.92

0,0

569,

1

5.74

7,6

1.64

4,5

20

07

(4) 70

4,3

2.07

0,9

720,

2

907,

9

458,

1

1.20

0,1

274,

9

1.17

6,5

177,

3

278,

1

1.83

2,2

6.71

2,5

4.91

1,2

565,

3

5.77

8,3

1.62

8,2

20

06

(3) 69

1,5

2.03

4,7

708,

5

902,

2

452,

4

1.18

0,9

272,

7

1.16

3,2

174,

1

265,

5

1.84

7,8

6.67

7,4

4.89

7,9

562,

0

5.81

3,9

1.60

5,5

20

05

(2) 67

6,7

2.00

5,6

694,

6

894,

9

446,

3

1.15

9,9

268,

9

1.14

8,5

172,

1

254,

7

1.86

0,6

6.62

9,7

4.90

9,4

560,

2

5.81

1,4

1.58

3,0

Lam

pira

n 31

: Pro

yeks

i Pem

uda

Pere

mpu

an B

erum

ur 1

8-35

Tah

un m

enur

ut P

ropi

nsi,

Tah

un 2

005-

2015

(dal

am R

ibua

n)

Pr

opin

si

(1)

NAD

Sum

ater

a U

tara

Sum

ater

a B

arat

Ria

u

Jam

bi

Sum

ater

a S

elat

an

Ben

gkul

u

Lam

pung

Kep

. Ban

gka

Bel

itung

Kep

. Ria

u

DKI

Jak

arta

Jaw

a Ba

rat

Jaw

a Te

ngah

DI Y

ogya

karta

Jaw

a Ti

mur

Ban

ten

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 161

2015

(12)

495,

3

769,

8

786,

3

744,

3

341,

8

578,

2

537,

4

324,

5

421,

5

1.32

7,1

379,

7

151,

2

172,

3

230,

2

172,

4

119,

3

348,

1

37.1

07,5

2014

(11)

501,

0

767,

8

775,

8

740,

1

341,

0

577,

3

534,

1

325,

2

418,

9

1.32

6,1

375,

3

151,

9

170,

7

227,

3

170,

4

118,

2

344,

0

37.1

99,8

2013

(10)

504,

7

765,

5

764,

0

735,

2

342,

4

577,

1

530,

6

325,

5

415,

3

1.32

3,3

371,

2

151,

7

171,

6

224,

0

168,

3

117,

8

341,

8

37.2

75,8

2012

(9) 51

1,3

762,

1

751,

3

729,

9

342,

4

578,

6

525,

3

328,

2

412,

9

1.32

0,1

365,

9

151,

9

179,

8

220,

5

166,

7

116,

4

338,

3

37.3

43,8

2011

(8) 51

6,6

756,

1

735,

4

722,

7

341,

8

577,

3

520,

3

329,

0

408,

1

1.31

4,2

408,

5

152,

2

237,

8

216,

9

163,

0

116,

2

336,

2

37.4

41,1

2010

(7) 52

2,6

749,

4

720,

7

714,

1

341,

4

574,

0

515,

3

330,

2

403,

8

1.30

7,5

353,

4

152,

1

167,

9

212,

9

160,

3

116,

1

333,

5

37.2

83,6

2009

(6) 52

9,6

744,

2

708,

8

706,

0

341,

7

574,

5

513,

0

332,

0

401,

4

1.30

1,1

392,

9

151,

8

166,

4

208,

7

158,

0

115,

0

330,

6

37.2

56,0

2008

(5) 53

8,4

737,

8

695,

8

699,

0

340,

9

571,

7

507,

9

333,

5

398,

7

1.29

3,0

361,

2

152,

5

164,

8

204,

5

155,

0

114,

7

327,

6

37.1

06,9

2007

(4) 54

5,1

731,

2

681,

0

687,

3

340,

2

569,

0

504,

7

334,

9

393,

7

1.28

5,4

338,

3

151,

7

162,

4

200,

6

151,

6

114,

4

324,

8

36.9

12,2

2006

(3)

550,

8

722,

9

667,

0

676,

5

339,

0

564,

7

498,

4

337,

0

389,

4

1.27

3,7

330,

6

151,

7

189,

0

195,

4

149,

6

114,

1

321,

2

36.7

21,2

2005

(2) 55

6,5

712,

0

650,

4

664,

3

336,

5

560,

1

491,

7

336,

6

384,

0

1.26

3,5

497,

6

151,

3

157,

9

191,

0

145,

8

112,

2

318,

1

36.6

06,1

Lam

pira

n 31

(lan

juta

n)

Prop

insi

(1)

Bal

i

NTB

NTT

Kal

iman

tan

Bar

at

Kal

iman

tan

Teng

ah

Kal

iman

tan

Sela

tan

Kal

iman

tan

Tim

ur

Sul

awes

i Uta

ra

Sul

awes

i Ten

gah

Sul

awes

i Sel

atan

Sul

awes

i Ten

ggar

a

Gor

onta

lo

Sul

awes

i Bar

at

Mal

uku

Mal

uku

Uta

ra

Pap

ua B

arat

Pap

ua

IND

ON

ESIA

Sum

ber:

BPS

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 162

2015

(12)

4.28

0,6

10.6

17,8

10.6

17.8

12.1

84,5

37.7

00,8

4.14

4,8

10.2

92,5

10.3

44,3

12.3

25,9

37.1

07,5

8.42

5,4

20.9

10,3

20.9

62,1

24.5

10,4

74.8

08,2

2014

(11)

4.33

3.5

10.6

67,9

10.5

73,6

12.0

75,7

37.6

50,7

4.19

6,7

10.3

32,7

10.3

46,7

12.3

23,7

37.1

99,8

8.53

0,2

21.0

00,6

20.9

20,3

24.3

99,4

74.8

50,6

2013

(10)

4.38

6,6

10.7

19,4

10.5

24,2

11.9

45,0

37.5

75,1

4.24

9,3

10.3

71,5

10.3

50,3

12.3

04,7

37.2

75,8

8.63

5,9

21.0

90,9

20.8

74,5

24.2

49,7

74.8

51,0

2012

(9)

4.45

0,1

10.7

70,0

10.4

80,1

11.7

78,1

37.4

78,4

4.31

2,2

10.4

11,1

10.3

55,0

12.2

65,5

37.3

43,8

8.76

2,3

21.1

81,1

20.8

35,1

24.0

43,6

74.8

22,1

2011

(8)

4.57

6,1

10.7

45,3

10.4

35,6

11.6

56,8

37.4

13,8

4.43

3,4

10.4

21,5

10.3

71,9

12.2

14,3

37.4

41,1

9.00

9,5

21.1

66,8

20.8

07,5

23.8

71,1

74.8

54,9

2010

(7)

4.48

0,3

10.7

14,8

10.3

53,8

11.5

37,5

37.0

86,4

4.33

1,4

10.4

31,5

10.3

80,5

12.1

40,2

37.2

83,6

8.81

1,7

21.1

46,3

20.7

34,3

23.6

77,7

74.3

70,0

2009

(6)

4.54

2,8

10.6

81,2

10.2

44,0

11.4

03,1

36.8

71,1

4.38

9,9

10.4

40,0

10.3

83,1

12.0

43,0

37.2

56,0

8.93

2,7

21.1

21,2

20.6

27,1

23.4

46,1

74.1

27,2

2008

(5)

4.53

3,3

10.6

45,5

10.1

26,5

11.2

48,7

36.5

54,0

4.37

7,0

10.4

45,1

10.3

77,5

11.9

07,3

37.1

06,9

8.91

0,3

21.0

90,6

20.5

04,0

23.1

56,0

73.6

60,9

2007

(4)

4.53

2,1

10.6

04,2

10.0

14,0

11.0

53,4

36.2

03,8

4.37

0,1

10.4

47,3

10.3

71,3

11.7

23,5

36.9

12,2

8.90

2,2

21.0

51,5

20.3

85,3

22.7

77,0

73.1

16,0

2006

(3)

4.50

5,2

10.5

67,2

9.82

9,2

10.9

41,5

35.8

43,1

4.36

3,0

10.5

02,4

10.3

14,8

11.5

41,0

36.7

21,2

8.86

8,1

21.0

69,6

20.1

44,0

22.4

82,5

72.5

64,3

2005

(2)

4.62

2,8

10.5

79,2

9.70

1,2

10.7

42,2

35.6

45,4

4.51

8,9

10.5

36,0

10.2

75,2

11.2

76,0

36.6

06,1

9.14

1,7

21.1

15,2

19.9

76,4

22.0

18,2

72.2

51,5

Lam

pira

n 32

: Pr

oyek

si P

emud

a In

done

sia

men

urut

Jen

is K

elam

in d

an K

elom

pok

Um

ur,T

ahun

200

5 –

2015

(dal

am R

ibua

n)

Kel

. Um

ur d

an

Jeni

s K

elam

in

(1)

Laki

-laki

18-1

9

20-2

4

25-2

9

30-3

5

Tota

l

Pere

mpu

an

18-1

9

20-2

4

25-2

9

30-3

5

Tota

l

Tota

l

18-1

9

20-2

4

25-2

9

30-3

5

Tota

l

Sum

ber B

PS

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 163

2015

(12)

8.42

5,4

20.9

10,3

20.9

62,1

24.5

10,4

37.7

00,8

37.1

07,5

74.8

08,2

2014

(11)

8.53

0,2

21.0

00,6

20.9

20,3

24.3

99,4

37.6

50,7

37.1

99,8

74.8

50,6

2013

(10)

8.63

5,9

21.0

90,9

20.8

74,5

24.2

49,7

37.5

75,1

37.2

75,8

74.8

51,0

2012

(9)

8.76

2,3

21.1

81,1

20.8

35,1

24.0

43,6

37.4

78,4

37.3

43,8

74.8

22,1

2011

(8)

9.00

9,5

21.1

66,8

20.8

07,5

23.8

71,1

37.4

13,8

37.4

41,1

74.8

54,9

2010

(7)

8.81

1,7

21.1

46,3

20.7

34,3

23.6

77,7

37.0

86,4

37.2

83,6

74.3

70,0

2009

(6)

8.93

2,7

21.1

21,2

20.6

27,1

23.4

46,1

36.8

71,1

37.2

56,0

74.1

27,2

2008

(5)

8.91

0,3

21.0

90,6

20.5

04,0

23.1

56,0

36.5

54,0

37.1

06,9

73.6

60,9

2007

(4)

8.90

2,2

21.0

51,5

20.3

85,3

22.7

77,0

36.2

03,8

36.9

12,2

73.1

16,0

2006

(3)

8.86

8,1

21.0

69,6

20.1

44,0

22.4

82,5

35.8

43,1

36.7

21,2

72.5

64,3

2005

(2)

9.14

1,7

21.1

15,2

19.9

76,4

22.0

18,2

35.6

45,5

36.6

06,1

72.2

51,5

Lam

pira

n 33

: Jum

lah

Pem

uda

2005

dan

Pro

yeks

i Pem

uda

2006

– 2

015

men

urut

Kel

ompo

k U

mur

(dal

am r

ibua

n)

Um

ur

(1)

Kel

ompo

k U

mur

18

-19

20

-24

25

-29

30

-35

Jeni

s K

elam

in

La

ki-L

aki

P

erem

puan

Tota

l

Sum

ber:

BPS

Penyajian Data Informasi Kemenegpora Tahun 2008 164