24
WAHAM (Makalah Penyuluhan) Oleh : 1. Gusti Ayu S.S.D., S.Ked (0818011016) 2. Jefri Sofian L., S.Ked (0818011069) 3. Cintya Naya D., S. Ked. (0818011054) 4. Prili Olda Fitriana, S. Ked. (0818011083) 5. Putri Renica, S.Ked (0818011036) Pembimbing : drg. Ira Bariyah SMF ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG SEPTEMBER 2013

Penuyulahn waham

Embed Size (px)

DESCRIPTION

everything

Citation preview

Page 1: Penuyulahn waham

WAHAM(Makalah Penyuluhan)

Oleh :

1. Gusti Ayu S.S.D., S.Ked (0818011016)

2. Jefri Sofian L., S.Ked (0818011069)

3. Cintya Naya D., S. Ked. (0818011054)

4. Prili Olda Fitriana, S. Ked. (0818011083)

5. Putri Renica, S.Ked (0818011036)

Pembimbing :

drg. Ira Bariyah

SMF ILMU KESEHATAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

SEPTEMBER 2013

Page 2: Penuyulahn waham

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Waham merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Waham sering ditemui pada

gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan

pada penderita skizofrenia. Semakin akut psikosis semakin sering ditemui waham

disorganisasi dan waham tidak sistematis. Kebanyakan pasien skizofrenia daya

tiliknya berkurang dimana pasien tidak menyadari penyakitnya serta

kebutuhannya terhadap pengobatan, meskipun gangguan pada dirinya dapat

dilihat oleh orang lain.

Waham terjadi karena munculnya perasaan terancam oleh lingkungan, cemas,

merasa sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi sehingga individu mengingkari

ancaman dari persepsi diri atau objek realitas dengan menyalah artikan kesan

terhadap kejadian, kemudian individu memproyeksikan pikiran dan perasaan

internal pada lingkungan sehingga perasaan, pikiran, dan keinginan negatif tidak

dapat diterima menjadi bagian eksternal dan akhirnya individu mencoba memberi

pembenaran personal tentang realita pada diri sendiri atau orang lain.

Prevalensi gangguan waham di Amerika Serikat diperkirakan 0,025 sampai 0,03

persen. Usia onset kira-kira 40 tahun, rentang usia untuk onset dari 18 tahun

sampai 90 tahunan, terdapat lebih banyak pada wanita. Menurut penelitian WHO

prevalensi gangguan jiwa dalam masyarakat berkisar satu sampai tiga permil

penduduk. Di Jawa Tengah dengan penduduk lebih kurang 30 juta, maka akan ada

sebanyak 30.000-90.000 penderita psikotik. Bila 10% dari penderita perlu

pelayanan perawatan psikiatrik ada 3.000-9.000 yang harus dirawat. Waham

seperti yang digambarkan di atas terjadi pada 65 % dari suatu sampel besar lintas

negara.

Page 3: Penuyulahn waham

Menurut data yang diperoleh dari Medical Record Rumah Sakit Jiwa Daerah

Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, pasien gangguan berjumlah 15.720 orang,

dari jumlah tersebut penderita skizofrenia adalah sebanyak 12.021 orang

(76,46%). Pasien gangguan jiwa yang di rawat inap berjumlah 1.949 orang,

sedangkan untuk pasien rawat inap yang mengalami skizofrenia paranoid

sebanyak 1.758 orang (90,20%). Pasien rawat inap yang mengalami gangguan

jiwa skizofrenia paranoid dan gangguan psikotik dengan gejala curiga berlebihan,

sikap eksentrik, ketakutan, murung, bicara sendiri, galak dan bersikap

bermusuhan. Gejala ini merupakan tanda dari skizoprenia dengan prilaku waham

sesuai dengan jenis waham yang diyakininya.

Page 4: Penuyulahn waham

BAB II

ISI

A. Pengertian

Proses berfikir meliputi proses pertimbangan ( judgment), pemahaman

(comprehension), ingatan serta penalaran ( reasoning ). Arus idea simbul atau

asosiasi yang terarah kepada tujuan dan yang di bangkitkan oleh suastu masalah

atau tugas dan yang menghantarkan kepada suatu penyelesaian yang terorientasi

pada kenyataan merupakan proses berfikir yang normal. Aspek proses berfikir

dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu bentuk pikiran, arus pikiran dan isi pikir.

Gangguan isi pikir dapat terjadi baik pada isi pikiran non verbal maupun pada isi

pikiran verbal diantaranya adalah waham.

Marasmis juga menekankan bahwa berbagai macam factor yang mempenngaruhi

proses pikir itu, umpamanya factor somatic ( gangguan otak, kelelahan). Factor

fsikologi (gangguan emosi, psiko, factor social, kegaduhan dan keadaan social

yang lain) yang sangat mempengaruhi ketahanan dan konsentrasi individu. Aspek

proses pikir yaitu : bentuk pikir, arus pikir dan isi pikir ditanbah dengan

pertimbangan.

Kaplan dan Sadock (1998) mengatakan bahwa waham adalah keyakinan yang

salah dan menetap dan tidak dapat dibuktikan dalam kenyataan. Waham

sedikitnya harus ada selama sebelum dan sistematik dan tidak bizar ( dalam

bentuk fragmentasi, respon, emosi pasien terhadap system waham biasanya

kongruen dan sesuai dengan isi waham itu. Pasien secara relative biaanya bebas

dari psikopatologi diluar wawasan system wahamnya. Awal mulanya sering

terjadi pada umur dewasa , menengah dan lanjut.

Page 5: Penuyulahn waham

David A Tomb (2004) beranggapan bahwa waham adalah suatu keyakinan kokoh

yang salah yang tidak sesuai dengan fakta dan keyakinan tersebut, mungkin aneh

dan tetap dipertahankan meskipun telah diberikan bukti-bukti yang jelas untuk

mengoreksinya. Waham sering ditemukan dalam gangguan jiwa berat dan

beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada skizoprenia.

Semakin akut psikosis semakin sering di temui waham disorganisasi dan waham

tidak sistematis.

Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikir yang tidak sesuai dengan

kenyataanya atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaan,

biarpun dibuktikan kemustahilan hal itu.

Townsend 1998 mengatakan bahwa waham adalah istilah yang digunakan untuk

menunjukan ide-ide yang salah.

Dari pendapat para ahli tersebut dapat dikatakan bahwa waham sebagai salah satu

perubahan proses khususnya isi pikir yang ditandai dengan keyakinan terhadap

ide-ide, pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan dan sulit diubah dengan

logika atau bukti-bukti yang ada.

B. Jenis-Jenis Waham

Adapun jenis-jenis waham menurut Marasmis, stuart and sundeen ( 1998) dan

Keliat (1998) waham terbagi atas beberapa jenis, yaitu:

a. Waham agama : keyakinan klien terhjadap suatu agama secara berlebihan

diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

b. Waham kebesaran : klien yakin secara berlebihan bahwa ia memiliki

kebesaran atau kekuatan khusus diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai

dengan kenyataan.

c. Waham somatic : klien meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya

teganggu dan terserang penyakit, diucapkan beulang kali tetapi tidak

sesuai dengan kenyataan.

Page 6: Penuyulahn waham

d. Waham curiga : kecurigaan yang berlebihan dan tidak rasional dimana

klien yakin bahwa ada seseorang atau kelompok orang yang berusaha

merugikan atau mencurigai dirinya, diucapkan beulang kali tetapi tidak

sesuai dengan kenyataan.

e. Waham nihilistic : klien yakin bahwa dirinya sudah ridak ada di dunia atau

sudah meninggal, diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan

kenyataan.

f. Waham bizar

1. Sisip pikir : klien yakin ada ide pikiran orang lain yang dsisipkan di

dalam pikiran yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai

dengan kenyataan

2. Siar pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia

pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut,

diucapkan beulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

3. Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari

luar.

C. Fase-Fase Waham

1. Lack of Selfesteen

- Tidak ada pengakuan lingkungan dan meningkatnya kesenjangan antara

kenyataan dan harapan. Ex : perceraian->berumah tangga tidak diterima

oleh lingkungannya.

2. Control Internal Eksternal

- Mencoba berfikir rasional, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan

kenyataan. Ex : seseorang yang mencoba menutupi kekurangan

3. Environment support

Page 7: Penuyulahn waham

- kerusakan control dan tidak berfungsi normal ditandai dengan tidak

merasa bersalah saat berbohong. Ex : seseorang yang mengaku dirinya

adalah guru tari. Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam

lingkungan, klien merasa didukung, klien menganggap hal yang

dikatakan sebagai kebenaran, kerusakan control diri dan tidak berfungsi

normal (super ego).

4. Fisik Comforting

klien merasa nyaman dengan kebohongannya

5. Fase Improving

Jika tidak ada konfrontasi dan korelasi maka keyakinan yang salah akan

meningkat.

Respon neurobiologist

Adapun rentang respon manusia terhadap stress yang menguraikan tentang respon

gangguan adaptif dan malladaptif dapat dijelaskan sebagai berikut ( stuart dan

sundeen, 1998 hal 302) :

Rentang respon neurobiologis

Gangguan proses pikir/delusi/waham

Respon maladaptif maladaptif

Respon adaptif

Distorsi pikiran Pikiran logis

Persepsi akurat

Emosi konsisten dengan pengalaman

Prilaku sesuai

Berhubungan social

Ilusi

Reaksi emosi berlebihan atau kurang

Prilaku aneh

Menarik diri

Halusinasi

Sulit brespon emosi

Prilaku disorganisasi

Isolasi sosial

Page 8: Penuyulahn waham

Dari rentang respon neurobiologis diatas dapat dijelaskan bila individu merespon

secara adaptif maka individu akan berfikir secara logis. Apabila individu berada

pada keadaan diantara adaptif dan maladaptif kadang-kadang pikiran menyimpang

atau perubahan isi pikir terganggu. Bila individu tidak mampu berfikir secara

logis dan pikiran individu mulai menyimpang maka ia makan berespon secara

maladaptif dan ia akan mengalami gangguan isi pikir : waham curiga.

Agar individu tidak berespon secara maladaptive maka setiap individu harus

mempunyai mekanisme pertahanan koping yang baik. Menurut seorang ahli medis

dalam penelitiannya memberikan definisi tentang mekanisme koping yaitu semua

aktivita kognitif dan motorik yang dilakukan oleh seseorang yangnn sakit untuk

mempertahanakna intrgritas tubuh dan psikisnya, memulihkan fungsi yang rusak

dna membatasi adanya kerusakan yang tidak bisa dipulihkan. Mekanisme koping

dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang disadari dan

berorientasi pad atindakan untuk memenuhi secara reakstik tuntunan situasi

stress.

a. Prilaku mnyuerang, digunakan untuk mengubah atau mengatasi

hambatan pemenuhan kebutuhan.

b. Prilaku menarik diri, digunakan baik secara fisik maupun psikologic

untuk memindahkan seseorang dari sumber stress.

c. Prilaku kompromi, digunakan untuk mengubah cara seseoprang

mengoprasikan, menmgganti tujuan atau mengorbankan aspek

kebutuhan personal seseorang.

2. Mekanisme pertahana ego, merupakan mekanismne yang dapat membantu

mengatasi cenas ringan dan sedang, jika berlangsung pada tingkat sadar dan

melibatkan penipuan diri dan disorientasi realitas, maka mekanisme ini

dapat merupakan respon maladaptive terhadap stress.

Page 9: Penuyulahn waham

D. Psikopatologi Waham

Etiologi

Townsend (1998, hal 158) menagatakan bahwa ‘hal-hal yang menyebabkan

gangguan isi pikir : waham adalah ketidakmampuan untuk mempercayai orang

lain, panic, menekan rasa takut stress yang berat yang mengancam ego yang

lemah., kemungkinan factor herediter”.

Secara khusus factor penyebab timbulnya waham dapat diuraikan dalam beberapa

teori yaitu :

a. Factor Predisposisi

Menurut Townsend (1998, hal 146-147) faktor predisposisi dari perubahan isi

pikir : waham kebesaran dapat dibagi menjadi dua teori yang diuraikan sebagai

berikut :

1. Teori Biologis

a. Faktor-faktor genetic yang pasti mungkin terlibat dalam

perkembangan suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki

anggota keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua, saudara

kandung, sanak saudara lain).

b. Secara relative ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan

skizoprenia mungkin pada kenyataanya merupakan suaru kecacatan

sejak lahir terjadi pada bagian hipokampus otak. Pengamatan

memperlihatkan suatu kekacauan dari sel-sel pramidal di dalam otak

dari orang-orang yang menderoita skizoprenia.

c. Teori biokimia menyatakan adanya peningkata dupamin

neorotransmiter yang dipertukarkan mengahasilkan gejala-gejala

peningkatan aktifitas yang berlebihan dari pemecahan asosiasi-

asosiasi yang umumnya diobservasi pada psikosis.

2. Teori Psikososial

Page 10: Penuyulahn waham

a. Teori sistem keluarga Bawen dalam Townsend (1998)

menggambarkan perkembangan skizofrenia sebagai suatu

perkembangan disfungsi keluarga. Komflik diantara suami istri

mempengaruhi anak. Penanaman hal ini dalam anak akan

menghasilkan keluarga yang selalu berfokus pada ansietas dan suatu

kondisi yang lebih stabil mengakibatkan timbulnya suatu hubungan

yang saling mempengaruhi yang berkembang antara orang tua dan

anak-anak. Anak harus meninggalkan ketergantungan diri kepada

orang tua dan masuk kepada masa dewasa, dimana di masa ini anak

tidak akan mampu memenuhi tugas perkembangan dewasanya.

b. Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami

psikosis akan menghasilkan hubungan orang tua anak yang penuh

akan kecemasan. Anak menerima pesan-pesan yang membingungkan

dan penuh konflik dan orang tua tidak mampu membentuk rasa

percaya tehadap orang lain.

c. Teoti psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari

suatu ego yang lemah. Perkembangan yang dihambat dan suatu

hubungan saling mempengaruhi orang tua dan anak . karena ego

menjadi lebih lemah penggunaan mekanisme pertahanan itu pada

waktu kecemasan yang ekstrem mennjadi suatu yang maladaptive dan

perilakunya sering kali merupakan penampilan dan sekmen diri dalam

kepribadian.

b. Faktor Presipitasi

Menurut Stuart dan Sundeen (1998, hal 310) factor presipitasi dari perubahan isi

pikir : waham kebesaran yaitu :

1. Biologis

Stressor biologis yang berhubungan dengan nerobiologis yang maladaptive

termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur perubahan isi

Page 11: Penuyulahn waham

informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang

mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.

2. Stress lingkungan

Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi

dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan prilaku.

3. Pemicu gejala

Pemicu yang biasanta terdapat pada respon neurobiologist yang maladaptive

berhubungan denagn kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku individu, seperti :

gizi buruk, kurang tidur,infeksi, keletihan, rasa bermusuhan atau lingkunag yang

penuh kritik, masalah perumahan, kelainan terhadap penampilan, stress agngguan

dalam berhubungan interpersonal, kesepian, tekanan, pekerjaa, kemiskinan,

keputusasaan dan sebaigainya.

E. Proses terjadinya waham

Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan mekanisme ego

spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan waham, menggunakan

mekanisme pertahanan reaksi formasi, penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi

formasi, digunakan sebagai pertahanan melawan agresi, kebutuhan,

ketergantungan dan perasaan cinta. Kebutuhan akan ketergantungan

ditransformasikan menjadi kemandirian yang kokoh. Penyangkalan, digunakan

untuk menghindari kesadaran akan kenyataan yang menyakitkan. Proyeksi

digunakan untuk melindungi diri dari mengenal impuls yang tidak dapat diterima

didalam dirinya sendiri. Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas, telah

dihipotesiskan menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi, waham kebesaran dan

superioritas. Waham juga dapat muncul dari hasil pengembangan pikiran rahasia

yang menggunakan fantasi sebagai cara untuk meningkatkan harga diri mereka

yang terluka. Waham kebesaran merupakan regresi perasaan maha kuasa dari

anak-anak, dimana perasaan akan kekuatan yang tidak dapat disangkal dan

dihilangkan (Kaplan dan Sadock, 1997).

Page 12: Penuyulahn waham

Cameron, dalam Kaplan dan Sadock, (1997) menggambarkan 7 situasi yang

memungkinkan perkembangan waham, yaitu : peningkatan harapan, untuk

mendapat terapi sadistik, situasi yang meningkatkan ketidakpercayaan dan

kecurigaan, isolasi sosial, situasi yang meningkatkan kecemburuan, situasi yang

memungkinkan menurunnya harga diri (harga diri rendah), situasi yang

menyebabkan seseorang melihat kecacatan dirinya pada orang lain, situasi yang

meningkatkan kemungkinan untuk perenungan tentang arti dan motivasi terhadap

sesuatu.

F. Akibat dari Waham

Klien dengan waham dapat berakibat terjadinya resiko mencederai diri, orang lain

dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan

dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.

G. Gejala- Gejala Waham

Menurut Kaplan dan Sadock (1997), kondisi klien yang mengalami waham

adalah:

a. Status mental

1) Pada pemeriksaan status mental, menunjukan hasil yang sangat normal, kecuali

bila ada sistem waham abnormal yang jelas.

2) Mood klien konsisten dengan isi wahamnya.

3) Pada waham curiga, didapatkan perilaku pencuriga.

4) Pada waham kebesaran, ditemukan pembicaraan tentang peningkatan identitas

diri, mempunyai hubungan khusus dengan orang yang terkenal.

5)  Adapun sistem wahamnya, pemeriksa kemungkinan merasakan adanya

kualitas

Page 13: Penuyulahn waham

depresi ringan.

6) Klien dengan waham, tidak memiliki halusinasi yang menonjol/ menetap,

kecuali pada klien dengan waham raba atau cium. Pada beberapa klien

kemungkinan ditemukan halusinasi dengar.

b. Sensori dan kognisi

1) Pada waham, tidak ditemukan kelainan dalam orientasi, kecuali yang memiliki

waham spesifik tentang waktu, tempat dan situasi.

2)  Daya ingat dan proses kognitif klien adalah intak (utuh).

3) Klien waham hampir selalu memiliki insight (daya titik diri) yang jelek.

4) Klien dapat dipercaya informasinya, kecuali jika membahayakan dirinya.

Keputusan terbaik bagi pemeriksa dalam menentukan kondisi klien adalah dengan

menilai perilaku masa lalu, masa sekarang dan yang direncanakan.

H. Penatalaksanaan

a.    Farmakoterapi

Tatalaksana pengobatan skizofrenia paranoid mengacu pada penatalaksanaan

skizofrenia secara umum menurut Townsend (1998), Kaplan dan Sadock (1998)

antara lain :

1)    Anti Psikotik

Jenis- jenis obat antipsikotik antara lain :

a)    Chlorpromazine

Untuk mengatasi psikosa, premidikasi dalam anestesi, dan mengurangi gejala

emesis. Untuk gangguan jiwa, dosis awal : 3×25 mg, kemudian dapat ditingkatkan

supaya optimal, dengan dosis tertinggi : 1000 mg/hari secara oral.

b)    Trifluoperazine

Page 14: Penuyulahn waham

Untuk terapi gangguan jiwa organik, dan gangguan psikotik menarik diri. Dosis

awal : 3×1 mg, dan bertahap dinaikkan sampai 50 mg/hari.

c)    Haloperidol

Untuk keadaan ansietas, ketegangan, psikosomatik, psikosis,dan mania. Dosis

awal : 3×0,5 mg sampai 3 mg.

Obat antipsikotik merupakan obat terpilih yang mengatasi gangguan waham. Pada

kondisi gawat darurat, klien yang teragitasi parah, harus diberikan obat

antipsikotik secara intramuskular. Sedangkan jika klien gagal berespon dengan

obat pada dosis yang cukup dalam waktu 6 minggu, anti psikotik dari kelas lain

harus diberikan. Penyebab kegagalan pengobatan yang paling sering adalah

ketidakpatuhan klien minum obat. Kondisi ini harus diperhitungkan oleh dokter

dan perawat. Sedangkan terapi yang berhasil dapat ditandai adanya suatu

penyesuaian sosial, dan bukan hilangnya waham pada klien.

2) Anti parkinson

Triheksipenydil (Artane), untuk semua bentuk parkinsonisme, dan untuk

menghilangkan reaksi ekstrapiramidal akibat obat. Dosis yang digunakan : 1-15

mg/hari. Dosis yang diberikan : 10- 400 mg/hari

3) Anti Depresan

Amitriptylin, untuk gejala depresi, depresi oleh karena ansietas, dan keluhan

somatik. Dosis : 75-300 mg/hari.

Imipramin, untuk depresi dengan hambatan psikomotorik, dan depresi neurotik.

Dosis awal : 25 mg/hari, dosis pemeliharaan : 50-75 mg/hari.

4) Anti Ansietas

Anti ansietas digunakan untuk mengotrol ansietas, kelainan somatroform,

kelainan disosiatif, kelainan kejang, dan untuk meringankan sementara gejala-

gejala insomnia dan ansietas. Obat- obat yang termasuk anti ansietas antara lain:

Fenobarbital         : 16-320 mg/hari

Page 15: Penuyulahn waham

Meprobamat        : 200-2400 mg/hari

Klordiazepoksida    : 15-100 mg/hari

b. Psikoterapi

Elemen penting dalam psikoterapi adalah menegakkan hubungan saling percaya.

Terapi individu lebih efektif dari pada terapi kelompok. Terapis tidak boleh

mendukung ataupun menentang waham, dan tidak boleh terus-menerus

membicarakan tentang wahamnya. Terapis harus tepat waktu, jujur dan membuat

perjanjian seteratur mungkin. Tujuan yang dikembangkan adalah hubungan yang

kuat dan saling percaya dengan klien. Kepuasan yang berlebihan dapat

meningkatkan kecurigaan dan permusuhan klien, karena disadari bahwa tidak

semua kebutuhan dapat dipenuhi. Terapis perlu menyatakan pada klien bahwa

keasyikan dengan wahamnya akan menegangkan diri mereka sendiri dan

mengganggu kehidupan konstruktif. Bila klien mulai ragu-ragu dengan

wahamnya, terapis dapat meningkatkan tes realitas.

Sehingga terapis perlu bersikap empati terhadap pengalaman internal klien, dan

harus mampu menampung semua ungkapan perasaan klien, misalnya dengan

berkata : “Anda pasti merasa sangat lelah, mengingat apa yang anda lalui, “tanpa

menyetujui setiap mis persepsi wahamnya, sehingga menghilangnya ketegangan

klien. Dalam hal ini tujuannya adalah membantu klien memiliki keraguan

terhadap persepsinya. Saat klien menjadi kurang kaku, perasaan kelemahan dan

inferioritasnya yang menyertai depresi, dapat timbul. Pada saat klien membiarkan

perasaan kelemahan memasuki terapi, suatu hubungan terapeutik positif telah

ditegakkan dan aktifitas terpeutik dapat dilakukan.

c. Terapi Keluarga

Pemberian terapi perlu menemui atau mendapatkan keluarga klien, sebagai sekutu

dalam proses pengobatan. Keluarga akan memperoleh manfaat dalam membantu

ahli terapi dan membantu perawatan klien.

Page 16: Penuyulahn waham

BAB III

KESIMPULAN

Waham adalah perubahan proses khususnya isi pikir yang ditandai dengan

keyakinan terhadap ide-ide, pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan dan sulit

diubah dengan logika atau bukti-bukti yang ada.

Waham dapat dibagi atas beberapa jenis, diantaranya: waham curiga, kebesaran,

kejar, somatik, dan lain-lain.

Tujuh situasi yang memungkinkan perkembangan waham, yaitu : peningkatan

harapan, untuk mendapat terapi sadistik, situasi yang meningkatkan

ketidakpercayaan dan kecurigaan, isolasi sosial, situasi yang meningkatkan

kecemburuan, situasi yang memungkinkan menurunnya harga diri (harga diri

rendah), situasi yang menyebabkan seseorang melihat kecacatan dirinya pada

orang lain, situasi yang meningkatkan kemungkinan untuk perenungan tentang

arti dan motivasi terhadap sesuatu.

Terapi yang dianjurkan pada pasien waham, yaitu: farmakoterapi (antipsikotik,

antiansietas, antiparkinson, antidepressan), psikoterapi, dan terapi keluarga

Page 17: Penuyulahn waham

DAFTAR PUSTAKA

Yager J. Gitlin MJ. “Clinical Manifestations of Psychiatric”. Ed.S Sadock BJ,

Sadock VA. In Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry.

7thEdition. Dalam Philadelphia. Lippincott Williams & Wilkins. 2000: 797-802,

American Psychiatric Association.

Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorders, Fourth Edition, DSM-IV,

Published by The American Psychiatric Association, Washington DC. 1994

Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia, III, PPDGJ-

III, Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jendral Pelayanan Medik, 1993.