Upload
falid-sudah-valid
View
164
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
“PANDUAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH”
Oleh:
FALIDAN AHMAD
A. Latar Belakang
Karya ilmiah adalah produk hasil pemikiran yang sudah melalui pembuktian kaidah
kebenaran dengan sistematika dan tata keilmuan yang telah ditentukan (Sukmadinata: 2010).
Suatu karya dikategorikan sebagai sebuah karya ilmiah ketika karya tersebut telah memenuhi
kaidah dan persyaratan dengan ketentuan - ketentuan, diantaranya adalah sistematika
penulisan, tata bahasa dan tata tulis. Kaidah penulisan (tata tulis) menjadi dasar pijakan utama
yang harus dipenuhi oleh sebuah karya ilmiah.
Jika dalam kaidah sistematika karya ilmiah terdapat perbedaan bentuk dan format
dari institusi yang menaungi, namun terdapat persamaan dalam kaidah tata tulis. Makalah ini
membahas tentang kaidah penulisan karya ilmiah tata bahasa, kaidah penulisan format dan
bentuk baku, kaidah rujukan, daftar daftar pustaka.
B. Rumusan Masalah
Rumusan dalam pembahasan makalah ini adalah:
1. Bagaimana kaidah penulisan karya ilmiah sesuai yang telah ditentukan?
C. Tujuan
Tujuan pembahasan makalah ini adalah:
1. Mengetahui kaidah penulisan karya ilmiah yang telah ditentukan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tata Bahasa
1. Tata bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa resmi, baku dan
bersifat netral. Kata serapan yang digunakan sesuai dengan ketentan EYD.
2. Karya ilmiah tidak dibenarkan untuk menyebutkan kata ganti orang pertama dan
kedua (aku, saya, kami, mereka). Dalam kata pengantar, tidak mencantumkan kata
“aku”, akan tetapi diganti dengan “penulis”.
3. Karya ilmiah bersifat pasti, dan dapat terukur sehingga tidak menggunakan kata
tidak jelas dan valid (sering, kadang, selalu dll). Kalimat yang digunakan harus
jelas dan bermakna tunggal. Kalimat yang ditulis adalah kalimat dengan
kelengkapan struktur (ada subjek dan predikat dll)
4. Penulisan subjek I awal kalimat tidak diawali dengan kata depan.
B. Tata Ketik / Teknik Penulisan
1. Jenis kertas ukuran A4 80 gram, dengan batas margin (skripsi, tesis dan disertasi)
atas 4cm, kiri 4cm, bawah 3cm dan kanan 3 cm.
2. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman ukuran 12 untuk semua
kalimat, kecuali huruf judul ukuran 14.
3. Jarak antar kalimat adalah 2 spasi (kecuali abstrak, daftar pustaka). Untuk abstrak 1
spasi, sedangkan untuk jarak kalimat pada daftar pustaka 1 spasi, selanjutnya jarak
antar rujukan satu ke rujukan lain dengan spasi rangkap.
4. Huruf tebal digunakan untuk untuk judul penulisan bab, sub judul dan anak sub
bab, sedangkan huruf miring digunakan untuk istilah kosakata kalimat asing, judul
buku dalam daftar pustaka.
5. Pengetikan teks dimulai dari tepi kiri, pengetikan awal paragraph baru dimulai pada
huruf keenam dari tepi kiri.
6. Pengetikan judul bab menggunakan huruf kapital tebal dengan jarak 4 cm dari
batas atas, diawali dengan huruf romawi. Pengetikan sub bab diawali nomor sub
bab, ditulis tebal, kata awal ditulis kapital selain kata depan.
7. Penomoran bab menggunakan romawi,sedangkan penomoran sub bab dan anak
subbab disesuikan dengan ketentuan dari instansi yang menugaskan.
8. Penyajian tabel dapat diketik sebagai berikut:
Jika tabel cukup besar (lebih dari setengah halaman), tabel harus diletakkan pada
halaman tersendiri. Jika tabel cukup pendek (kurang dari setengah halaman) ditulis
terintegrasi dengan teks. Tabel harus diberi identitas berupa nomor dan nama tabel
yang ditempatkan diatas tabel. Judul tabel ditulis kapital pada huruf pertama setiap
kata dan tidak diakhi dengan tanda titik. Jarak antara tabel dengan teks sebelum
maupun sesudahnya adalah 3 spasi. Penomoran tabel menggunakan angka arab
(Tabel 1.1…..Tabel 2.3 …….dst).
9. Cara penulisan gambar seperti penulisan tabel, namun perbedaan terletak pada
penulisan nomor dan nama gambar yang ditulis di bawah gambar.
C. Penulisan Rujukan dan Referensi
1. Rujukan kalimat langsung ditulis dengan tanda kutip („…”) dapat dilakukan jika
kutipan kurang dari empat baris. Penulisaan disertai nama pengarang, tahun dan no
mor halaman. Rujukan tersebut ditulis dalam teks secara terpadu. Contoh :
Wasino (2008:300) menyimpulkan “ada perubahan hubungan kerja antara buruh
pabrik dan pihak manajemen pabrik pada industri gula Mangkunegaraan pada
tahun 1916”.
2. Nama pengarang disebut bersama dengan tahun penerbitan dan nomor halaman.
Kesimpulan dalam penelitian tersebut” ada perubahan hubungan kerja antara
buruh pabrik dan pihak manajemen pabrik pada industri gula Mangkunegaraan
pada tahun 1916” (Wasino, 2008: 300).
3. Jika referensi terdapat tanda kutip dalam kutipan, dapat ditulis:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan semakin
banyak „campur tangan‟ pimpinan perusahaan semakin rendah tingkat partisipasi
karyawan di daerah perkotaan” (Soewignyo, 2007: 101).
4. Kutipan lebih dari empat baris ditulis tanpa tanda kutip pada baris baru, terpisah
dari teks yang mendahului, dimulai pada karakter keenam dari garis tepi kiri
diketik spasi tunggal.
Suryanto (2008:202) menarik kesimpulan sebagai berikut:
Alih latihan memungkinkan mahasiswa memanfaatkan apa yang didapatkan dalam
PBM untuk memecahkan persoalan nyata dalam kehidupan. Kemampuan transfer
telah dimiliki oleh manusia jika mahasiswa itu mampu menerapkan pengetahuan,
keterampilan, informasi dan sebagainya sebagai hasil belajar pada latar yang
berbeda (kelas, laboratoriuym dll) ke latar nyata, yaitu kehidupan nyata dalam
masyarakat.
5. Apabila dalam mengutip langsung ada kata- kata di dalam kalimat yang dibuang,
kata- kata yang dibuang diganti dengan tiga titik, (…) jika yang dibuang itu
kalimat, diganti dengan empat titik.
“Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah… diharapkan
sudah melaksanakan kurikulum baru” (Rachman, 2005: 278).
“Gerak manipulatif adalah keterampikan yang memerlukan koordinasi antara lain
mata, tangan, atau bagian tubuh lain …. Yang termasuk gerak manipulatif antara lain
menangkap bola, menendang bola, menggambar” (Asim 2005: 2005:315).
6. Dalam menulis kutipan tidak langsung yang merupakan gagasan orang lain dan
diredaksikan dengan bahasa penulis, ditulis terpadu dalam teks. Nama pengarang
disebut dalam kurung bersama tahun penerbit. Jika buku dirujuk secara
keseluruhan atau yang dirujuk bagian tertentu, nonor halaman disebutkan. Jika
merujuk meloncat- loncat, halaman boleh tidak dicantumkan.
Salimin (2000:13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga lebih baik daripada
mahasiswa tahun keempat.
Dalam buku tata bahasa lama, seperti buku Prijohoetomo (1937) belum dikenal istilah
transposisi.
Nama pengarang disebut dalam kurung bersama tahun dan nomor halaman.
Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat
(Salimin, 2000: 13).
Nama pengarang disebut dalam kurung bersama tahun tanpa halaman
Apabila kita bicara tentang belajar, sebenarnya kita bicara tentang bagaimana tingkah
laku seseorang berubah sebagai akibat pengalaman (Sbelbecker, 1974).
D. Penulisan dalam Daftar Pustaka
1. Daftar pustaka ditulis dengan huruf kapital “DAFTAR PUSTAKA” huruf Times
New Roman ukuran 12 ditulis di tengah atas.
2. Urutan penulisan daftar pustaka adalah: nama pengarang, tahun penerbit, judul,
tempat penerbit, nama penerbit. Penulisan daftar pustaka menggunakan huruf
tegak, nama judul buku huruf miring, pemisahan bagian menggunakan koma
sedangkan antara nama kota dan penerbit menggunakan titik dua. Penulisan awal
daftar pustaka dimulai tepi kiri, sedangkan penulisan baris selanjutnya dimulai
pada karakter huruf ke enam. Contoh:
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
3. Buku referensi yang berisi kumpulan artikel ada editornya, penulisan sama seperti
buku, hanya saja antara nama pengarang dan tahun terbit diberi tambahan Ed.
Purwanto, B., dan Saptari, R. (Ed.). 2008. Perspektif Baru Penulisan Sejarah. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
4. Buku yang berisi kumpulan artikel (ada editornya) ditulis dengan urutan nama
pengarang artikel diikuti dengan tahun penerbitan dan judul artikel ditulis dalam
tanda petik. Diikuti kata dalam dan nama editor dengan keterangan (Ed.), judul
buku dicetak mirirng, kota penerbit dan penerbit serta halaman artikel. Masing
masing dipisah dengan tanda titik kecuali antara kota penerbit dan penerbit dipisah
dengan tanda titik dua.
Nababan, T.S. 2004. “Kemiskinan di Indonesia” Dalam Riyandi, A (Ed.), Bunga Rampai
Ekonomika Pembangunan. Semarang: UNDIP Press.
5. Artikel jurnal ditulis seperti bahan pustaka yang berupa buku yang berisi
kumpulan artikel. Bedanya setelah penulisan judul artikel secara- turut ditulis
nama jurnal dicetak miring, nomor jurnal dan halaman. Contoh:
Waridin. 2006. “Fungsi Keuntungan Usaha Tani Tembakau di Kabupaten Kendal Jawa
Tengah”. Jurnal Sosio Ekonomika, Volume 12 No. 1 Hal 23-46.
6. Artikel dalam koran ditulis sama seperti bahan pustaka yang berupa artikel dalam
jurnal. Dibelakang angka tahun dan nomor koran ditambahkan tanggal dan bulan
terbitan dilanjutkan dengan nomor halaman. Contoh:
Ahmad, DJ.2003.”Ujian Penghabisan, Ebtanas, hingga UAN”. Kompas. No 328. Tahun ke 38.
5 Juni. Hal 4 dan 5.
7. Dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa pengarang
dan tanpa suatu lembaga ditulis: judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal
dengan huruf miring diikuti tahun terbit, kota terbit dan nama penerbit.
Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. 2006.
Jakarta:Depdiknas.
8. Bahan pustaka yang ditulis atas nama lembaga ditulis dengan urutan nama
lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling depan, diikuti tahun, judul
karangan, nama tempat penerbitan dan nama lembaga tertinggi penerbitan.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka
9. Bahan pustaka yang ditulis oleh dua orang atau lebih maka penulisan nama
pengarang pertama mengikuti ketentuan antara pengarang pertama dan kedua
dipisah dengan kata sambung dan. Jika pengarang terdiri dari 3 orang maka
antarapengarang pertama dan kedua dipisah dengan tanda titik dan koma,
pengarang kedua dan ketiga dipisah dengan kata sambung dan. Jika pengarangnya
lebih dari tiga orang, maka hanya orang pertama yang ditulis dengan tulisan at al.
Jhons, R. L,, Edgar, L., dan Alexander, K. 2003. The Economic Financing of Education. New
Jersey: Presntice- Hall.
10. Buku terjemahan ditulis dengan urutan sebagai berikut: nama pengarang asli,
tahun penerbitan, terjemahan, judul terjemahan, nama penerjemah, nama tempat
penerbitan, nama penerbit terjemahan.
Robbins, S. S. 1998. Perilaku Organisasi. Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Terjemahan
Hadyana Pujaatmaka dan Benyamin Molan. Jakarta: Prenhallindo.
11. Tesis, disertasi atau laporan penelitian ditulis dengan menambah pernyataan “tesis,
disertasi atau laporan penelitian” yang dicetak miring diikuti nama universitas atau
lembaga penelitian (nama kota dibubuhkan jika universitas tidak menggunakan
nama kota).
Ustadi, N. H. 2001. “Pengaruh Kualitas Audit Laporan Keuangan Tahunan Terhadap Kualitas
Informasi Keuangan bagi Para Investor di Bursa Efek Jakarta”. Disertasi. Semarang:
Program Pascasarjana Unnes.
12. Rujukan dari internet ditulis seperti bahan pustaka. Perbedaan terletak pada bagian
setelah judul. Setelah judul dituliskan sumber dan tanggal akses rujukan.
Urutannya menjadi: nama belakang, nama depan, tahun terbit, judul (dicetak
miring), protocol alamat, path dan tanggal akses yang ditaruh di dalam kurung.
Ubaidillah.T.2010.Pengertian Masalah Sosial dan Penyebab Timbulnya Masalah
Sosial.http://pendidikangeo.blogspot.com/2010/12/pengertian-masalah-sosial-dan-
penyebab konflik sosial.html (Diundul 17 Maret 2013, pukul 20:30 WIB)
13. Referensi yang diperoleh dari artikel jurnal elektronik ditulis:
Funder, D.C. 2010. March. “:Judgemental Process and Content Comentary on Koehler on
Base- Rate (9 paragraf)” Psychology. (Jurnal Online) 5 (17) Diperoleh dari FTP:
Hostname:Princeton.edu. Directory: pub/harmad/Psychology/2005. Volume 5 file:
Psycology, 94.5.17base-rate, 12.funde (diunduh 20 Juni 2011).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembahasan malasah ini menyimpulkan:
1. Tata tulis ilmiah menjadi dasar dalam pembuatan seubah karya ilmiah.
2. Tata tulis karya ilmiah meliputi penulisan tata bahasa, teknik penulisan , kutipan
rujukan dan daftar pustaka.
B. Saran
Saran dari pembahasan adalah:
1. Dalam membuat karya ilmiah, hendaknya memahami kaidah penulisan karya
ilmiah sesuai dengan ketentan yang berlaku.
2. Kesalahan dalam tata tulis karya ilmiah, akan mengakibatkan kesalahan fatal dan
mendasar, sehingga dalam penulisan harus dilakukan dengan cermat dan hati- hati.