Upload
rizza-muh
View
258
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pentingnya Koperasi Ayam Ras Petelur Kelompok 8
Citation preview
i
MAKALAH PROGRAM PENYULUHAN
PEMBERDAYAAN PETERNAK MELALUI PENGEMBANGAN KOPERASI
AGRIBISNIS PETERNAKAN AYAM PETELUR KHUSUSNYA
DI DESA BUKIT RAYA KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG
KABUPATEN KUTAI PROPINSI KALIMANTAN TIMUR
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktikum Mata Kuliah Penyuluhan
Dosen Pengampu: Eko Nugroho, S.Pt, M.Sc
Disusun oleh:
KELOMPOK 8
Reno Nizar Oktabene 105050101111054
Dewanti Sri Muryati 105050101111065
Rizza Muh. Fikriansyah 105050101111076
Rullyyanti Pujut S. 105050101111084
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulisan “Pemberdayaan Peternak Melalui
Pengembangan Koperasi Agribisnis Peternakan Ayam Petelur Khususnya di Desa Bukit
Raya Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Propinsi Kalimantan Timur”,
dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam tulisan karya ilmiah ini, penulis mencoba memaparkan tentang keunggulan
peternakan ayam ras petelur yang tergabung dalam koperasi yang dapat menguasai sub-
sistem hulu, sub-sistem tengah dan sub-sistem hilir agribisnis sehingga nilai tambah usaha
dapat direbut peternak bersama koperasinya. Demikian pula dengan sistem penyuluhan
agribisnis yang perlu dipersiapkan agar sistem agribisnis ini dapat berjalan dengan baik.
Penulis merasa apabila tulisan ini jauh dari kesempurnaan. Namun demikian,
semoga tulisan ini masih tetapbermanfaat dan menambah pengetahuan bagi penulis dan
bagi mereka yang memerlukannya.
Malang, 27 Nopember 2012
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN MUKA ................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Tujuan ...................................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................... 3
1.4 Manfaat .................................................................................................... 3
BAB II GAGASAN .................................................................................... 4
2.1 Gambaran Umum Kegiatan Penyuluhan ................................................. 4
2.2 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran ................................................... 5
2.3 Metode dan Tahapan-Tahapan Pelaksanaan............................................ 6
2.4 Jadwal Kegiatan Program ........................................................................ 9
BAB III PEMBAHASAN .......................................................................... 11
BAB IV PENUTUP .................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 13
3.2 Saran ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 14
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Konsep Peternakan Ayam Ras Petelur .................................. iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan
pertanian yang bertujuan untuk menyediakan pangan hewani berupa daging, susu, serta
telur yang bernilai gizi tinggi, meningkatkan pendapatan peternak, meningkatkan devisa
serta memperluas kesempatan kerja di pedesaan. Hal tersebut yang mendorong
pembangunan sub sektor peternakan diperlukan, sehingga pada masa yang akan datang
diharapkan dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam pembangunan bangsa.
Pembangunan sub sektor peternakan yang berwawasan agribisnis merupakan upaya
sistematis dalam memainkan peranan yang aktif dan positif di dalam pembangunan
nasional, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan stabilitasi nasional.
Salah satu peran penting dari sub sektor peternakan dalam pembangunan adalah dalam
rangka mendorong pertumbuhan dan dinamika ekonomi pedesaan. Terdapat 3 (tiga)
pendekatan yang akan mewarnai pembangunan sub sektor peternakan dalam era reformasi
yaitu pendekatan agribisnis, pendekatan keterpaduan, dan pendekatan sumberdaya
wilayah.
Koperasi berasal dari kata co artinya bersama dan operasi artinya kerja. Jadi
koperasi adalah suatu bentuk usaha yang dikerjakan oleh suatu perkumpulan yang
memungkinkan beberapa orang atau badan dengan jalan kerjasama atau dasar sukarela atau
hak dan tanggungjawab yang sama dalam menyelenggarakan usaha-usaha produksi,
pembelian, dan penjualan barang atau jasa untuk kepentingan anggota.
Perilaku agribisnis dapat diukur dari : (1) aspek perilaku teknis produksi, yakni
unsur panca usaha pertanian dan peternakan; (2) aspek perilaku manajemen agribisnis,
yakni : perencanaan agribisnis, pemanfaatan sumber daya agribisnis, meningkatkan
efisiensi, meningkatkan produktivitas, senantiasa memperbaiki mutu hasil, melakukan
perekayasaan teknis produksi, melakukan fun gsi kelembagaan agribisnis, dan selalu
menguta makan ketepatan dan kecepatan pelayanan;(3) aspek perilaku hubungan sistem
agribisnis, yakni melakukan hubungan kebersamaan dan saling ketergantungan dengan
perusahaan agribisnis lainnya, melakuk an kerja sama secara harmonis, dan aktif
melakukan komunikasi informasi agribisnis. Keberhasilan usaha peternakan tidak bisa
ditentukan oleh peternak sendirian, tetai merupakan hasil sinergi antara peternak
(perusahaan ternak dengan perusahaan yang menghasilkan sarana produksi peternakan dan
2
perusahaan yang akan mengolah atau memasarkan hasilnya serta komponen penunjang
agribisnis. Oleh karenanya harus ada kesamaan sikap dan perilaku serta etikabisnis di
antara pengusaha para pelaku sistem agribisnis lainnya tentang hakekat sistem agribisnis,
yakni membangun sikap mental dan budaya industri pada masyarakat pertanian.
Tingkat populasi peternakan ayam petelur di wilayah Propinsi Kalimantan Timur
tentunya sangatlah tinggi. Ayam petelur di Kalimantan Timur menjadi salah satu komoditi
unggulan sub sektor peternakan. Pada tahun 2009 ayam petelur memiliki potensi yang
besar dan penting untuk dikembangkan. Ayam ras petelur memberikan kontribusi sebesar
73,07% dari total produksi telur di Kalimantan Timur. Produksi telur ayam ras periode
2004-2008 menunjukkan kecenderungan peningkatan, dari 4.532,34 ton pada tahun 2004
meningkat menjadi 8.240,79 ton pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa potensi
pengembangan budidaya ayam petelur di Kalimantan Timur cukup bagus. Usaha ayam ras
petelur di Kalimantan Timur belum berkembang secara optimal dan belum mampu
memenuhi kebutuhan daerah secara kontinyu karena peternak dihadapkan pada
keterbatasan permodalan dan belum terjalinnya kerjasama dengan perusahaan-perusahaan
di bidang peternakan khususnya perunggasan dalam hal penyediaan bibit, pakan, maupun
obat-obatan. Disamping itu, usaha ayam ras petelur di Kalimantan Timur belum mampu
bersaing terhadap masuknya telur-telur dari luar daerah seperti Jawa Timur dan Sulawesi.
1.2 Rumusan Masalah
Usulan program penyuluhan dengan judul di atas dalam rangka memecahkan
permasalahan:
1. Bagaimana meningkatkan pendapatan para peternak kecil ayam ras petelur Propinsi
Kalimantan Timur ?
2. Bagaimana cara mendapatkan tambahan modal untuk usaha kredit peternak kecil
usaha ayam ras petelur dengan cicilan bunga yang ringan di Propinsi Kalimantan
Timur ?
3. Bagaimana cara mendapatkan suplai pakan ayam ras petelur secara kontinyu di
wilayah Kalimantan Timur ?
4. Kurangnya media sosialisasi dan komunikasi yang dekat antara peternak dengan
pemerintah setempat.
3
1.3 Tujuan
1. Mampu menyampaikan informasi pentingnya koperasi peternakan ayam ras
petelur.
2. Mampu memberikan metode penyuluhan yang efektif tentang pentingnya
koperasi peternakan ayam ras petelur.
3. Peternak mampu mengaplikasikan setelah terbentuknya koperasi peternakan
ayam ras petelur.
4. Peternak mampu meningkatkan pendapatan dari usaha peternakan ayam ras
petelur wilayah Kalimantan Timur.
1.4 Manfaat
1. Peternak memiliki suatu gambaran yang lebih maju bagaimana mendapatkan
keuntungan tambahan dari peternakan ayam ras petelur.
2. Antar peternak memiliki kemudahan dalam ruang komunikasi yang tertentu
untuk memajukan usaha peternakannya.
3. Peternak memiliki kemudahan dalam modal tambahan untuk mingkatkan
usaha ayam ras petelur yang lebih maju.
4
BAB II
GAGASAN
2.1 Gambaran Umum Kegiatan Penyuluhan
a. Memberikan gambaran akan pentingnya adanya suatu koperasi dalam upaya
sebagai penunjang antar kelompok masyarakat peternak khususnya para
peternak ayam ras petelur di wilayah Propinsi Kalimantan Timur. Setelah
adanya koperasi yang berlandaskan badan hukum dan legal ini, para peternak
kecil bisa mendapatkan fasilitas seperti kemudahan dalam mendapatkan modal
dari bank dengan kredit bunga yang rendah dan terciptanya suatu komunikasi
sebagai media perantara sosial untuk menyelaraskan berbagai pendapat dari
anggota kelompok peternak itu sendiri.
b. Memberikan gambaran tentang pola usaha ayam ras petelur yang optimal
seperti gambar bagan di bawah.
Gambar 1. Konsep peternakan ayam ras petelur yang benar mengandung paling
tidak tiga komponen yakni pembibitan, pakan, dan pemeliharaan.
Pola konsep seperti ini diharapkan mampu diaplikasikan oleh peternak-
peternak wilayah Kalimantan Timur, sehingga antara peternak satu dengan
peternak yang lain mudah dalam upaya peningkatan hasil produksi yang lebih
efisien dan peningkatan pendapatan yang saling menguntungkan tentunya.
Serta kemudahan dalam menyuplai kebutuhan pakan dan bibit antara peternak
yang satu dengan peternak lainnya.
USAHA PEMBUATAN
PAKAN USAHA
PEMBIBITAN
USAHA
PEMELIHARAAN
AYAM
Daging Ayam dan Telur
Konsumsi
5
2.2 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran
Program penyuluhan ini disampaikan kepada peternak ayam ras petelur yang
usahanya masih dalam lingkup usaha kecil. Jika dilihat dari aspek usaha peternak,
kondisi peternak sebagain besar ditinjau dari aspek usaha yang memperlihatkan
pengusahaan ternak masih dalam skala kecil dan bersifat sambilan, sulit
memperoleh informasi, kurang sarana dan lokasi tersebar luas, sehingga
manajemen peternak tidak efesien, biaya tinggi, tidak terpola dan kurang memiliki
daya saing. Bidang usaha yang digeluti peternak dikaitkan dengan sistem agribisnis
umumnya bergerak pada kegiatan budidaya (on-farm) saja. Sementara kegiatan
hulu dan hilir ditangani oleh pedagang dan segelintir perusahaan. Peternak kurang
mampu menjalin kerjasama atau kemitraan usaha dengan peternak lain, koperasi
atau dengan perusahaan.
Aspek permodalan peternak juga sangatlah minim. Karena peternak usaha
sambilan ini secara umum lemah dalam permodalan dan akses kepada lembaga
keuangan juga kurang. Disisi lain sering kita lihat bahwa keberpihakan lembaga
keuangan juga rendah terhadap usaha sambilan tersebut. Peternak tidak memiliki
agunan untuk perolehan kredit sebagaimana yang dipersyaratkan serta dinilai usaha
ternak beresiko tinggi oleh lembaga keuangan. Bagi pihak lembaga keuangan
mengurusi peternak – peternak kecil yang tersebar meluas dan kemungkinan kredit
kecil-kecilan akan mengakibatkan kebutuhan tenaga pekerja, kerepotan dan biaya
administrasi dan operasional lembaga keuangan menjadi tinggi.
Di wilayah seperti Kalimantan Timur bisa dimungkinkan banyak sekali
keterbasan media sosialiasai ataupun komunikasi yang baik antar peternak
khususnya Pulau Kalimantan dengan Pulau Jawa yang banyak sekali penduduknya,
sehingga dalam lingkup pemasaran hingga luar pulau juga menjadikan aksesnya
terbatas. Untuk itu perlu memiliki suatu media sosialisasi tertentu untuk
menerapkan sistem pemasaran seksama. Dan terlebihnya dengan adanya media
seperti koperasi ayam ras petelur ini diharapkan mampu untuk mendapatkan
kerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar di Pulau Kalimantan dalam
penyediaan bibit, pakan, maupun obat-obatan.
Dengan adanya sistem koperasi, diharapkan para petani memperoleh fasilitas
KKPA keanggotaan koperasi tersebut. Koperasi yang mengusahakan KKPA harus
sudah berbadan hukum dan memiliki kemampuan serta fasilitas yang cukup baik
untuk keperluan pengelolaan administrasi pinjaman KKPA para anggotanya.
6
Mampu menerapkan sistem skim Kredit Usaha Kecil (KUK). Koperasi yang
mengusahakan kredit ini harus sudah berbadan hukum dan memiliki kemampuan
serta fasilitas yang cukup baik untuk keperluan pengelolaan administrasi pinjaman
kredit para anggotanya.
2.3 Metode dan Tahapan – Tahapan Pelaksanaan
Program penyuluhan ini dapat dilaksanakan dengan pendekatan sistem BIMAS
(1963/1964), sistem LAKU (1976 ), sistem INSUS (1979) dan sistem
SUPRAINSUS (1986), melalui inovasi tenologi Sapta Usaha Pertanian secara
lengkap, serta dibangunnya prasarana transportasi, kemajuan teknologi,
berkembangnya pasar hasil usahatani, profil petani Indonesia telah berubah secara
positif, yakni lebih meningkat tingkat pendidikannya, lebih mengenal kemajuan,
kebutuhan dan harapan-harapannya lebih baik, dan telah mampu berkomunikasi
secara impersonal.
Konsep perusahaan dan sistem agribisnis dimunculkan untuk merubah
paradigma petani-peternak bahwa mereka bukan ha nya sebagai petani -peternak
atau buruh tani ternak atau pengusaha tanitetapi juga sebagai “manajer” atau
pengelola perusahaan agribisnis yang berkedudukan setara dengan perusahaan
agribisnis lainnya yang berada di subsistem hulu dan subsistem hilir.
Pelaksanaan penyuluhan dibagi dalam beberapa tahap yang meliputi :
a Tahapan persiapan: meliputi survei lokasi, perijinan, menyusunan proposal dan
seminar proposal.
b Tahapan pelaksanaan:
1 Memandu penyusunan Rencana Definitif Kelompok (RDK) dan Rencana Definitif
Kebutuhan Kelompok (RDKK).
a Persiapan melaksanakan musyawarah dengan menghubungi ketua kelompok
tani, tokoh masyarakat, pengurus dan mempersiapkan susunan acara.
b Pelaksanaan musyawarah yang akan dibicarakan berkaitan dengan rencana
tanam, komoditas tanaman, kebutuhan sarana dan prasarana produksi.
2 Menyusun Program penyuluhan pertanian sebagai anggota.
a Berkoordinasi dengan BPPK daerah setempat dalam mengumpulkan data-
data berkaitan dengan kondisi pertanian, peternakan ditingkat kecamatan.
7
b Rencana kerja penyuluhan pertanian tingkat kecamatan, didukung kebijakan
Pemerintah yang diberikan BPPK sebagai acuan penyusunan programa.
3 Menyusun Rencana Kerja Tahunan Penyuluhan Pertanian.
a Menetapkan masalah-masalah prioritas seperti tujuan, pemecahan masalah,
sasaran dan waktu serta lokasi yang ada di desa.
b Menentukan kegiatan dan metode penyuluhan serta merencanakan biaya,
sumber biaya dan pihak yang terkait dalam pelaksanaan.
4 Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk kartu kilat.
a Menyediakan media dan naskah untuk penyuluhan berupa kartu kilat.
b Menyusun lembar persiapan menyuluh, materi disesuaikan dengan yang ada
dikartu kilat.
5 Penyusunan materi penyuluhan pertanian dalam bentuk transparansi. Persiapan
dalam membuat transparansi berupa: lembaran mika (plastik), spidol/ pen stabilo,
penggaris, naskah atau urutan rangkaian materi penyuluhan. Penulisan dapat
dilakukan secara sendiri dengan spidol/ pen stabilo atau membuat dengan
komputer , memuat paling banyak 10 baris keterangan dan setiap keterangan tidak
lebih dari 8 kata, ukuran huruf 21 point jika jarak sasaran 10 m, warna penulisan
huruf dapat menggunakan warna jelas (hijau, biru, atau hitam) dan untuk warna
merah berfungsi untuk penonjolan.
6 Menyusun materi penyuluhan dalam bentuk peta singkap. Alat dan bahan antara
lain: spidol, crayon, pensil, kertas manila, panggaris, penghapus dan naskah
penyuluhan yang disampaikan. Dan hal lain yang diperhatikan seperti :
a Ukuran dan lebar kertas disesuaikan dengan jumlah sasaran.
b Jenis gambar yang digunakan dapat berupa style gambar, coret-coretan,
karikatur atau gambar berwarna yang bagus.
c Gambar mempunyai latar belakang yang sederhana.
d Huruf-huruf dan kalimat harus jelas dan dapat dipahami.
e Mempertimbangkan kecerdasan dan kemampuan baca sasaran
7 Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana pada petani perorangan.
a Waktu kunjungan disesuaikan dengan keadaan sasaran.
b Bertukar informasi secara langsung mengenai masalah yang dihadapi.
c Dapat langsung mengajarkan ketrampilan, menampung, membantu
pemecahan masalah dalam berusaha tani sasaran.
8 Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana pada kelompok tani.
8
a Melakukan penyuluhan pertanian dengan kelompok sasaran seperti diskusi
kelompok, demonstrasi .
b Dapat menjangkau sasaran dalam jumlah dan mutu yang cukup, tepat sasaran
dan waktu, mudah diterima dan menggunakan media secara efektif dan
efisien.
c Dapat menjamin keberlanjutan pelaksanaan, partisipatif aktif sasaran.
9 Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana pada petani secara massal.
Melakukan penyuluhan pertanian/ menyampaikan pesan secara langsung kepada
sasaran yang jumlahnya banyak seperti pertemuan KTNA atau menggunakan
folder yang dibagikan dikhalayak ramai dengan tujuan menumbuhkan minat pada
sasaran.
10 Memandu pelaksanaan demontrasi usaha tani dengan cara demontrasi plot.
a Persiapan/perencanaan meliputi penetapan lokasi, menentukan demonstrator,
teknologi yang telah terbukti, penanggung jawab, sumber dana, alat dan
bahan, membuat jadwal pelaksanaan.
b Pelaksanaan: persiapan bahan dan peralatan, permulaan demonstrasi
disaksikan oleh orang-orang setempat dimonstrasi dilapangan diberi tanda-
tanda yang jelas, membantu petani demonstrasi yang bersangkutan,
memberikan penjelasan mengenai demontrasi yang dilakukan, menyusun
catatan bukti-bukti dan kesimpulan-kesimpulan tentang demonstrasi itu,
umumkan secara luas hasil demonstrasi tersebut dan usahakan adopsi cara
baru itu oleh petani-petani lainnya.
c Evaluasi: apakah sudah sesuai dengan jadwal pelaksanaan, mencatat
masalah/kendala dalam melaksanakan teknologi, tindakan yang diperlukan
dalam mengatasi masalah dan mencatat dampak yang timbul dikalangan
sasaran/petani.
11 Tahap perencanaan dan pelaksanan pendirian koperasi.
a Teknik pelaksanaan pendirian koperasi dalam kegiatan penyuluhan pertanian:
diselenggarakan bersamaan dengan peristiwa-peristiwa khusus, mempunyai
tema dan menjadi pusat perhatian, dalam skala kecil harus lengkap, materi
jelas dan mudah dipahami, susunan sistematis dan berkelanjutan, objek
secukupnya.
b Pelaksanaannya adalah membentuk penyusunan struktur kelompok tani dan
pembagian tugasnya.
9
c Pendampingan saat melakukan pemasaran telur ayam ras petelur.
c Tahapan pengakhiran: mengevaluasi seluruh kinerja para peternak dengan harapan
program koperasi ini berjalan lancar.
Yang dapat digunakan demi mendukung kelancaran jalannya penyuluhan model
koperasi ayam ras petelur adalah sebagai berikut :
1. Blangko data yang dibutuhkan dalam pendataan.
2. Buku-buku panduan penyusunan profile desa, pedoman pembinaan
kelembagaan petani.
3. Alat tulis, kamera.
2.4 Jadwal Kegiatan Program
Jadwal kegiatan penyuluhan model koperasi peternak ayam ras petelur.
No. Waktu Jenis Kegiatan
1. Minggu ke-1 ● Persiapan
● Koordinasi dengan instansi terkait
● Mencari dan menentukan pembimbing eksternal
● Koordinasi dengan aparatur desa
● Orientasi lapangan
● Menyusun jadwal kegiatan
2. Minggu ke-2
sampai minggu
ke-3
● Mencari dan mengumpulkan data di desa
● Memandu penyusunan Rencana Definitif
Kelompok (RDK) dan Rencana Definitif
Kebutuhan Kelompok (RDKK)
● Menyusun Programa penyuluhan pertanian
sebagai anggota
● Konsultasi dengan pembimbing
● Merangkum hasil kegiatan
3. Minggu ke-4 ● Menyusun Rencana Kerja Tahunan Penyuluh
Pertanian
● Konsultasi dengan pembimbing
10
● Merangkum hasil kegiatan
4. Minggu ke-5
sampai minggu
ke-6
● Menyusun materi penyuluh pertanian dalam
bentuk kartu kilat.
● Menyusun materi penyuluh pertanian dalam
bentuk transparansi/bahan tayangan.
● Konsultasi dengan pembimbing.
● Merangkum hasil kegiatan.
5. Minggu ke-7
sampai minggu
ke-8
● Menyusun materi penyuluh pertanian dalam
bentuk flipchart/peta singkap.
● Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana
pada petani perorangan.
● Konsultasi dengan pembimbing.
● Merangkum hasil kegiatan.
6. Minggu ke-9
sampai minggu
ke-10
● Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana
pada kelompok tani.
● Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana
pada petani secara massal.
● Konsultasi dengan pembimbing.
● Merangkum hasil kegiatan.
7. Minggu ke-11
sampai minggu
ke-12
● Melakukan demonstrasi model koperasi peternak
dengan cara demonstrasi plot.
● Membentuk struktur keanggotaan koperasi
● Pendampingan tugas anggota koperasi
● Pendampingan pelegalan koperasi ke badan
hukum
● Pendampingan dalam memasarkan telur dari
peternak ayam ras petelur
● Evaluasi
11
BAB III
PEMBAHASAN
Kegiatan usaha koperasi ayam ras petelur dalam rangka melayani anggotanya
meliputi kegiatan seperti pengadaan sarana produksi (konsentrat, obat-obatan ternak,
pelayanan kesehatan), kegiatan penyuluhan yang bertujuan untuk mencapai “better
farming”, “better business”, “better living”, “better community”, dan “better
environtment”, dan kegiatan pemasaran hasil produksi telur ke pasar tradisional setempat.
Proses pemberdayaan (empowerment) adalah suatu kondisi yang dapat
menumbuhkan kemandirian petani-peternak melalui pemberian kekuat an atau daya.
Menurut Bryant dan White (1982), pemberdayaan adalah pemberian kesempatan untuk
secara bebas memilih berbagai alternative dan mengambil keputusan sesuai dengan tingkat
kesadaran, kemampuan, dan keinginan. Petani juga diberi kesempatan untuk belajar dari
keberhasilan dan kegagalan dalam memberikan respon terhadap perubahan sehingga
mampu mengendalikan masa depannya.
Mochtar (1993) mengemukakan bahwa bentuk dan cara pemberdayaan sangat
beraneka ragam, mengacu pada konsep-konsep pemberdayaan petani ke arah kemandirian
dan ketangguhannya dalam berusaha tani. Kondisi tersebut dapat ditumbuhkan melalui
pendidikan/penyuluhan dalam membentuk perubahan perilaku, yakni meningkatkan
kemampuan petani untuk dapat menentukan sendiri pilihannya, dan memberikan respons
yang tepat terhadap berbagai perubahan sehingga mampu mengendalikan masa depannya
dan mendorong untuk lebih mandiri. Pemberdayaan petani-peternak ini penting karena
dalam proses pembangunan pertanian, petani merupakan sumberdayape mbangunanyang
berperan sebagai pelaku utama dalam mengembangkan usaha taninya.
Pada proses pemberdayaan para peternak ayam petelur ini memang bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan petani ternak melalui konsep pendirian koperasi ayam ras
petelur guna memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan yang mencakup berbagai usaha produksi
ayam ras petelur itu sendiri. Dengan pendirian koperasi ini maka aka ada jembatan yang
khusus untuk menjalin kerjasama dalam upaya penyuplaian pakan yang kontinyu semisal
dari perusahaan pakan atau peternak lain yang khusus menyuplai pakan. Disamping itu
koperasi mempunyai langkah terpenting dalam hal pengadaan modal tambahan yang di
dukung oleh pihak perbankan. Adapun keuntungan sinergi dari peternak kecil dengan
perbankan juga sangat bermanfaat dalam upaya pembangunan sektor peternakan yang
lebih maju di wilayah Kalimantan Timur.
12
Bank berdasarkan adanya kelayakan usaha dalam kemitraan antara pihak peternak
rakyat dengan perusahaan peternakan dan pengolahan/eksportir sebagai inti, bank
kemudian melibatkan diri untuk biaya investasi dan modal kerja pembangunan usaha
peternakan khususnya ayam ras petelur ini.
Disamping mengadakan pengamatan terhadap kelayakan aspek-aspek
budidaya/produksi yang diperlukan, termasuk kelayakan keuangan. Pihak bank di dalam
mengadakan evaluasi, juga harus memastikan bagaimana pengelolaan kredit dan
persyaratan lainnya yang diperlukan sehingga dapat menunjang keberhasilan proyek. Skim
kredit yang akan digunakan untuk pembiayaan ini, bisa dipilih berdasarkan besarnya
tingkat bunga yang sesuai dengan bentuk usaha tani ini, sehingga mengarah pada
perolehannya pendapatan bersih petani yang paling besar.
Dalam pelaksanaanya,bank harus dapat mengatur cara peternak akan mencairkan
kredit dan mempergunakannya untuk keperluan operasional lapangan dan bagaimana
peternak akan membayar angsuran pengembalian pokok pinjaman beserta bunganya.
Untuk ini, bank agar membuat perjanjian kerjasama dengan pihak perusahaan inti,
berdasarkan kesepakatan pihak petani/kelompok tani/koperasi. Perusahaan inti akan
memotong uang hasil penjualan usaha kecil sejumlah yang disepakati bersama untuk
dibayarkan langsung kepada bank. Besarnya potongan disesuaikan dengan rencana
angsuran yang telah dibuat pada waktu perjanjian kredit dibuat oleh pihak
petani/Kelompok tani/koperasi. Perusahaan inti akan memotong uang hasil penjualan
usaha kecil sejumlah yang disepakati bersama untuk dibayarkan langsung kepada bank.
Besarnya potongan disesuaikan dengan rencana angsuran yang telah dibuat pada waktu
perjanjian kredit dibuat oleh pihak petani plasma dengan bank.
Setelah ada kerjasama antar belah pihak baik peternak rakyat maupun perusahaan
tertentu maka diperoleh pemasaran yang mudah di samping peternak menjual produknya di
pasar tradisional setempat, peternak juga harus mampu memenuhi permintaan di
perusahaan. Dengan didapatkannya mutualisme sinergi antar satu sama lain maka tentunya
didapatkan keuntungan yang lebih dan tidak mendapatkan keuntungan yang musiman.
Sistem koperasi juga dirasa perlu adanya suatu komunikasi yang lebih nantinya dan
sebagai media penengah dalam dibentuknya kegiatan pendukung usaha-usaha peternakan
ayam ras petelur di wilayah Kalimantan Timur ini. Koperasi juga mampu mendapatkan
anggota baru dalam upaya menambah populasi peternak yang diharapkan adanya
peningkatan produksi sehingga wilayah Kalimantan Timur mampu bersaing dengan
wilayah wilayah lainnya seperti halnya di Jawa Timur dan Sulawesi.
13
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Mengingat peternak rakyat kita umumnya serba kecil-lemah, maka secara
individu tidak akan mampu merebut nilai tambah tersebut. Oleh sebab itu
perlu ada suatu lembaga/organisasi bisnis peternak berupa koperasi agribisnis
yang dikelola oleh peternak-peternak wilayah itu sendiri.
b. Dengan adanya koperasi agribisnis peternakan milik peternakan rakyat (seperti
koperasi peternakan ayam ras petelur) maka koperasi ini akan mengembangkan
unit-unit usaha pada agribisnis hulu (misalnya industri pakan ternak) dan unit-
unit usaha pada agribisnis hilir (seperti perdagangan komoditas telur). Bila
kondisi demikian dapat terjadi maka nilai tambah yang ada pada agribisnis
hulu dan hilir akan dapat direbut oleh peternak rakyat melalui koperasinya.
3.2 Saran
Pemerintah setempat diharapkan juga turut mendukung, membantu, dan
selalu mengawasi dalam program penyuluhan ini untuk upaya peningkatan baik
kinerja, usaha, serta pendapatan peternak rakyat sekitar di Propinsi Kalimantan
Timur guna memenuhi kebutuhan konsumsi pangan khususnya telur secara
nasional.
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Budidaya Ayam Ras Petelur. Bank
Indonesia - Direktorat Kredit, BPR dan UMKM.
Yusdja, Yusmichad, Nyak Ilham, dan Rosmijati Sayuti. 2004. Tinjauan Penerapan
Kebijakan Industri Ayam Ras Antara Tujuan dan Hasil. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.
Forum Penelitian Agro Ekonomi. Volume 22 No. 1, Juli 2004 Hal.
22 – 36.
Zaini, Achmad. 2011. Analisis Prospek Pemasaran Ayam Petelur di Kalimantan Timur.
Jurusan/Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Mulawarman. Samarinda. Jurnal Nasional EPP.Vol. 8. No.1. 2011
Hal. 1 – 8.