105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A TK BANGSRI 01 KARANGPANDAN TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI Oleh : KALIH DIAN SUKOWATI X8110025 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

  • Upload
    lengoc

  • View
    260

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS

MELALUI FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A

TK BANGSRI 01 KARANGPANDAN

TAHUN PELAJARAN 2011-2012

SKRIPSI

Oleh :

KALIH DIAN SUKOWATI

X8110025

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 2: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI

FINGER PAINTING PADA SISWA KELOMPOK A

TK BANGSRI 01 KARANGPANDAN

TAHUN PELAJARAN 2011-2012

SKRIPSI

Oleh:

KALIH DIAN SUKOWATI

X8110025

PROGRAM STUDI TRANSFER S1 PG PAUD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET

SURAKARTA

TAHUN 2012

Page 3: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS

MELALUI FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A

TK BANGSRI 01 KARANGPANDAN

TAHUN PELAJARAN 2011-2012

Oleh:

KALIH DIAN SUKOWATI

X8110025

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Guru PAUD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini

Nama : Kalih Dian Sukowati

NIM : X8110025

Jurusan/Program Studi : PG PAUD/Transfer S1 PG PAUD

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN

PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER PAINTING

PADA ANAK KELOMPOK A TK BANGSRI 01 KARANGPANDAN

TAHUN PELAJARAN 2011-2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya

sendiri. Selain itu, Sember informasi yang dikutip dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012

Yang membuat pernyataan

Kalih Dian Sukowati

Page 5: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSETUJUATT

Slaipsi ini telah disetlrjui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan llmu Pendidilan Universitas Sebelas Maret

Surakartra-

Surakart4 23 Jruli20lz

Pelsetujuan Pembimbing

Pembimbing tr

Dr. P4dufr Rint+va4 M.PdNIP. 19540224'.t 982032 001

Drs. Ilapan l\4ahfud. M.Pd,NIP. 19590515 198703 1002

Pedimbing I

Page 6: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

unttrk memenuhi saldr safu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Selasa

Tanggal : 31 Juli 2012

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang

Ketua

Sekertasis

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing U

Dra. Hj. Siti Watryuningsih, M

Dra. Yulianti, M.Pd

Dr. Peduk Rintayati, M.Pd

Drs. Hasan Mahfud, M.Pd

Disusun oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

.19660415 199103 t 002

Page 7: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Kalih Dian Sukowati. PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK

HALUS MELALUI FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A TK

BANGSRI 01 KARANGPANDAN TAHUN PELAJARAN 2011-2012.

Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Juli 2012.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan perkembangan

motorik halus pada anak kelompok A TK Bangsri 01 melalui penggunaan finger

painting.

Jenis penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian

dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek dalam penelitian ini adalah

anak kelompok A TK Bangsri 01. Teknik pengumpulan data dengan

menggunakan teknik teknik observasi, tes unjuk kerja, wawancara, dan

dokumentasi. Instrumen yang digunakan lembar observasi, daftar wawancara, dan

instrumen penilaian. Validitas data menggunakan teknik triangulasi metode.

Prosedur penelitian adalah model spiral yang saling berkaitan

Hasil penelitian ini, data awal anak yang mencapai ketuntasan adalah 20%,

pada siklus I hasil belajar anak yang mencapai ketuntasan meningkat menjadi

60%. Pada siklus II hasil belajar anak yang mencapai ketuntasan meningkat

menjadi 90%. Yang mana pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan

yaitu 90%.

Simpulan dari penelitian ini adalah penggunaan finger painting dapat

meningkatkan perkembangan motorik halus pada anak kelompok A TK Bangsri

01 Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran

2011-2012.

Kata kunci : Perkembangan motorik halus, finger painting

Page 8: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRAC

Kalih Dian Sukowati. MAKE-UP OF SMOOTH GROWTH THROUGH

MOTORIK THE FINGER PAINTING AT CHILD OF GROUP A TK BANGSRI

01 KARANGPANDAN SCHOOL YEAR 2011-2012. Skripsi, Faculty of

Teachership and Science of Sebelas Maret University Surakarta. July 2012

Intention of this research is to improve the smooth growth motorik at

child of group A TK Bangsri 01 passing usage of finger painting.

This research type is including Classroom Action Research. Research executed in

two cycle, with every cycle consisted of the planning, action execution,

observation, and refleksi. Subyek in this research is child of group A TK Bangsri

01. Technique of data collecting by using technique of observation technique, tes

of the work, interview, and documentation. Instrument used by a observation

sheet, enlist the interview, and assessment instrument. Data validity use the

technique triangulat the method. Research procedure is model spiral which each

other interconnected

Result of this research, data of early complete tired student is 20%, at

cycle I of result of learning complete tired student mount to become 60%. At

cycle II of result of learning complete tired student mount to become 90%. Which

at cycle II have reached the efficacy indicator that is 90%.

Node from this research is usage of finger painting can improve the

smooth growth motorik at child of group A TK Bangsri 01 District of

Karangpandan of Sub-Province Karanganyar School Year 2011-2012.

Keyword : smooth growth motorik, finger painting.

Page 9: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

Bangsa yang besar adalah bangsa yang mencintai anak-anak bangsa.

(Seto Mulyadi)

Pendidikan dimulai dari pangkuan Ibu, dan setiap kata yang diucapkan di

telinga anak akan membangun karakter mereka.

(Hoase Ballon)

Tiada berkah yang lebih berharga selain melahirkan anak-anak yang bisa

tumbuh menjadi manusia tercerahkan.

(Tiru Kular)

Kita tidak cukup hanya mengetahui keunggulan luar biasa, tetapi kita harus

memilikinya dan menerapkannya.

(Aristoteles)

Memberi kebebasan bermain kepada anak-anak bukan suatu ancaman

melainkan permulaan dan proses kemandirian anak.

Orang bisa menjadi kuat karena makan, menjadi lebih bijaksana dengan

membaca.

Jangan pernah takut dan menyerah sebelum mencoba. Jangan takut gagal

karena kegagalan adalah guru kita.

Keseriusan dan kesungguhan, kewibawaan dan keagungan, serta kebijakan

dan kelebihan yang sempurna akan terus di kenang orang.

Rasa takut bukanlah untuk dinikmati, tetapi untuk dihadapi.

Semua orang dapat melakukan apa pun bila ia percaya dan menginginkannya.

Langkah pertama mencapai keberhasilkan adalah melakukan suatu pekerjaan

kecil dengan sebaik-baiknya dan dengan cara yang benar, hingga keberjasilan

dapat tercapai. Sekolah itu lakukanlah pada hal-hal yang lebih besar.

Page 10: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Teriring Syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

”Bapak dan Ibu”

Do’amu yang tiada yerputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak

terbatas dan kasih sayang tidak terbatas pula. Semuanya membuatku bangga

memiliki kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih sayangmu.

”Danang Pribadi dan Latifa Darra Dinda”

Terima kasi Ayah karena engkau senantiasa membantu, mendorong,

memotifasi, dan selalu ada untuk Bunda selama ini. Putri Bunda yang

selamanya Bunda sayangi Ananda Darra, kamu selalu di hati, di pikiran, dan

di denyut nadi Bunda karena kamu memberi semangat dalam hidup Bunda.

Bunda Sayang Ayah dan Ananda Darra.

”Semua Teman-temanku Transfer SI PG PAUD

Angkatan 2010-2012”

Teman –temanku kita sudah 2 tahun bersama ada suka dan ada duka kita

rasakan bersama-sama, aku sangat senang sekali mempunyai saudarra dan

teman seperti kalian jadi takkan aku lupakan serta terima kasih ya teman

kalian semua menemani dan mau menjadi temanku selama kuliah.

Page 11: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala

rahmat, hidayah, dan karunia-Nya. Atas Kehendak-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsinya dengan judul ”Peningkatan Perkembangan Motorik

Halus Melalui Finger Painting Pada Siswa Kelompok A TK Bangsri 01

Karangpandan Tahun Pelajaran 2011-2012”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk

mendapatkan gelar.Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru, Jurusan

Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini

tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak.

Untuk itu, Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

3. Ketua Program Studi Transfer S1 PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ibu Dr. Peduk Rintayati, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah

membimbing, membantu, dan mengajarkan segala hal kepada Penulis.

5. Bapak Drs. Hasan Mahfud, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah

membimbing, membantu, dan mengajarkan segala hal kepada Penulis.

6. Kepala TK Bangsri 01 Karangpandan yang telah membimbing, membantu,

dan mengajarkan segala hal kepada Penulis, sehingga penulisan proposal ini

dapat terselesaikan dengan baik.

7. Bunda Tri Giyatmi selaku Guru Kelompok A TK Bangsri 01 Karangpandan

yang telah ikut membantu.

8. Para Peserta Didik di Kelompok A TK Bangsri 01 yang telah bersedia untuk

berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.

Page 12: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

9. Semua pihak yang telah membantu dalam mencari data dan kelancaran

penyusunan proposal penelitian ini yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per

satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena

keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Penyusun

Penulis

Page 13: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

halaman

Halaman Judul Penelitian ................................................................................ i

Halaman Pernyataan........................................................................................ ii

Halaman Pengajuan ......................................................................................... iii

Halaman Persetujuan ....................................................................................... iv

Halaman Pengesahan ...................................................................................... v

Halaman Abstrak ............................................................................................. vi

Halaman Motto................................................................................................ viii

Persembahan ................................................................................................... ix

Kata Pengantar ................................................................................................ x

Daftar Isi.......................................................................................................... xii

Daftar Gambar ................................................................................................. xv

Daftar Tabel .................................................................................................... xvi

Daftar Lampiran ............................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................... ........ 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah .................................................................... 6

D. Perumusan Masalah ..................................................................... 6

E..Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 8

A. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 8

1. Tinjauan Tentang Perkembangan Motorik Halus ............... 8

a. Pengertian Perkembangan ............................................ 8

b. Pengertian Motorik Halus ........................................ .... 9

c. Pengertian Perkembangan Motorik Halus .................... 12

Page 14: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

d. Tahap Perkembangan Motorik Halus Anak ................. 15

2. Tinjauan Tentang Finger Painting (Melukis dengan Jari) ... 16

a. Pengertian Seni ............................................................. 16

b. Pengertia Finger Painting .............................................. 18

c. Langkah-langkah dan Hasil Pembuatan Finger Painting 21

3. Tinjauan Tentang Belajar Sambil Bermain pada AUD ....... 23

4. Tinjauan Tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ...... 26

a. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ........... 26

b. Karakteristik Anak Usia Dini ......................................... 28

c. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini .............................. 29

d. Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini ................................ 29

B. Penelitian yang Relevan ........................................................... 30

C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 32

D. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 35

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 35

B. Subjek Penelitian ....................................................................... 35

C. Bentuk dan Strategi Penelitian .................................................. 36

D. Sumber Data dan Variabel Penelitian ........................................ 37

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 38

F. Validasi Data ............................................................................. 39

G. Teknik Analisis Data ................................................................. 40

H. Indikator Kinerja ........................................................................ 42

I. Prosedur Penelitian .................................................................... 43

1. Rancangan Siklus I .............................................................. 44

2. Rancangan Siklus II ............................................................ 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 49

A. Hasil Penelitian .......................................................................... 49

1. Tempat Penelitian................................................................. 49

2. Deskripsi Kondisi Awal ....................................................... 50

Page 15: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

3. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................... 54

a. Deskripsi Siklus I ........................................................... 54

b. Deskripsi Siklus II .......................................................... 68

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................... 84

A. Simpulan .................................................................................... 84

B. Implikasi .................................................................................... 85

C. Saran .................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 87

Page 16: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kegiatan Finger Painting dan Hasil Finger Painting ...................... 21

2.2 Skema Penjelasan Kondisi Awal Sampai Kondisi Akhir dari Siklus I

Sampai Siklus II .............................................................................. 34

3.1 Model Analisis Interaktif ................................................................ 41

3.2 Prosedur Penelitian .......................................................................... 43

4.1 Grafik Tingkat Keberhasilan Pra Siklus ........................................... 52

4.2 Grafik Tingkat Keberhasilan Siklus I Pertemuan I ........................... 63

4.3 Grafik Tingkat Keberhasilan Siklus I Pertemuan II .......................... 64

4.4 Grafik Tingkat Keberhasilan Siklus I Pertemuan I dan Pertemuan II 65

4.5 Grafik Tingkat Keberhasilan Siklus II Pertemuan I .......................... 78

4.6 Grafik Tingkat Keberhasilan Siklus II Pertemuan II ......................... 79

4.7 Grafik Tingkat Keberhasilan Siklus II Pertemuan I dan Pertemuan II 80

4.8 Grafik Rekapitulasi Tingkat Keberhasilan Siklus I dan Siklus II ..... 83

Page 17: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.2 Indikator Kinerja dalam Kegiatan Finger Painting ........................... 42

4.1 Daftar Nilai Anak Prasiklus .............................................................. 51

4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Interval Tingkat Keberhasilan Pada

Kegiatan Prasiklus ............................................................................. 52

4.3 Daftar Nilai Anak yang Dicapai Pada Pertemuan Siklus I ............... 62

4.4 Daftar Disrtibusi Frekuensi Nilai Interval Tingkat Keberhasilan

Siklus I Pertemuan 1 ......................................................................... 63

4.5 Tingkat Keberhasilan Siklus I Pada Pertemuan II ............................ 64

4.6 Daftar Nilai yang Dicapai Pada Pertemuan Siklus II ........................ 77

4.7 Daftar Disrtibusi Frekuensi Nilai Interval Tingkat Keberhasilan

Siklus II Pertemuan I ......................................................................... 78

4.8 Tingkat Keberhasilan Siklus II Pada Pertemuan II ........................... 79

4.9 Tingkat Keberhasilan Siklus II Pada Pertemuan I dan Pertemuan II 80

4.10 Rekapitulasi hasil penilaian Siklus I dan Siklus II ........................... 82

Page 18: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Jadwal Waktu Pelaksanaan Penelitian ............................................. 90

2. Daftar Siswa .................................................................................... 91

3. RKM Siklus 1 .................................................................................. 92

4. RKM Siklus 2 .................................................................................. 98

5. RKH Siklus 1 .................................................................................. 104

6. RKH Siklus 2 .................................................................................. 136

7. Buku Ajar .......................................................................................... 154

8. Lembar Observasi Peningkatan Perkembangan Motorik Halus ....... 157

9. Lembar Observasi Proses Pembelajaran ......................................... 158

10. Daftar Wawancara Dengan Pendidik Kelompok A ......................... 159

11. Daftar Wawancara Dengan Kepala Sekolah ................................... 160

12. Instrumen Penilaian Praktek Pembelajaran ..................................... 161

13. Instrumen Penilaian RKH ............................................................... 169

14. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Anak ..................................... 173

15. Pedoman Wawancara Untuk Guru Sebelum Diterapkan Kegiatan

Motorik Halus Melalui Finger Painting .......................................... 175

16. Pedoman Wawancara Untuk Guru Setelah Diterapkan

Kegiatan Motorik Halus Melalui Finger Painting ........................... 176

17. Foto Kegiatan Anak Sewaktu Diterapkan

Kegiatan Motorik Halus Melalui Finger Painting ........................... 177

Page 19: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

Beberapa hal yang menjadi solusi agar bisa dilakukan untuk

menstimulasi perkembangan motorik anak adalah sebagai berikut:

a. Memberikan kesempatan belajar anak untuk mempelajari kemampuan

motoriknya, agar ia tak mengalami kelambatan perkembangan.

b. Memberikan kesempatan mencoba seluas-luasnya agar ia bisa

menguasai kemampuan motoriknya.

c. Memberikan contoh yang baik, karena mempelajari dan

mengembangkan kemampuan motoriknya lewat cara meniru, si kecil

perlu mendapat contoh (model) yang tepat dan baik.

d. Memberikan bimbingan karena meniru tanpa bimbingan tak akan

mendapatkan hasil optimal. Ini penting agar ia mengenali

kesalahannya.

Page 20: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bidang pendidikan merupakan salah satu bidang yang memegang

peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan utama

pendidikan adalah memberi kemampuan pada manusia untuk hidup di

masyarakat. Kemampuan ini berupa pengetahuan atau keterampilan, serta perilaku

yang diterima masyarakat. Kemampuaan seseorang akan dapat berkembang

secara optimal apabila memperoleh pengalaman belajar yang tepat.

Pertumbuhan dan perkembangan anak sampai usia sekitar 6 tahun sangat

menentukan derajat kesehatan, intelegensi, kematangan emosional, dan

produktivitas manusia pada tahap berikutnya. Dengan demikian investasi

pembangunan manusia pada usia dini merupakan investasi yang amat penting bagi

pembangunan sumber daya manusia berkualitas.

TK merupakan suatu instansi atau lembaga pendidikan yang mampu

berperan dalam proses edukasi (proses pendidikan yang menekankan pada

kegiatan mendidik dan mengajar), proses sosialisasi (proses bermasyarakat

khususnya anak didik), dan proses transformasi (proses perubahan tingkah laku ke

arah yang lebih baik). Untuk itu lembaga pendidikan dalam hal ini TK, harus

memberi pengalaman belajar yang sesuai dengan potensi dan minat peserta didik.

Bagi anak-anak, bermain adalah belajar, maka belajar itu menjadi

menyenangkan. Pada dasarnyam anak-anak belajar melalui permainan, karena

tidak ada cara lain bagi mereka untuk mencapai segala hal yang secara normal

harus mereka capai. Orang tua harus memastikan bahwa masa prasekolah anak-

anak penuh dengan kesenangan. Tujuannya adalah untuk membantu anak agar

dapat mencapai potensi optimalnya.

Pada saat mulai sekolah, anak sudah dapat mengomunikasikan pikiran

dan perasaannya dengan bahasa yang lugas. Dia dapat membuat hipotesa

mengenai mengapa segala hal dapat terjadi, serta mengenal dan mengingat

tempat-tempat dan kejadian tertentu. Sehingga anak dapat menceriterakan dan

1

Page 21: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

menggambar melalui coretan dan tulisan sederhana. Untuk mencapai begitu

banyak hal dalam masa pra sekolah, anak harus mau belajar secara ikjlas dan

gembira. Cara belajar anak yang baik adalah bermain. Bermain adalah hal yang

alami bagi anak-anak. Dan pada setiap tahap perkembangannya, anak-anak akan

bermain dengan cara yang paling sesuai untuk hal-hal yang harus mereka pelajari.

Perkembangan motorik anak usia dini ditingkatkan melalui kegiatan

yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, dan otak. Perkembangan fisik-

motorik adalah perkembangan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf,

dan otot yang terkoordinasi. Gerak tersebut berasal dari perkembangan refleks dan

kegiatan yang telah ada sejak lahir. Dengan demikian, sebelum perkembangan

gerak motorik ini mulai berproses, maka anak tetap tak berdaya. Laura E. Berk

dalam Suyadi (2010: 67-68)

Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau

sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar

dan berlatih. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa

berkembang dengan optimal. Ketrampilan motorik halus atau ketrampilan

manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menangkap

bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan. (Junita Dwi Wardhani

dan Tri Asmawulan, 2011: 36)

Bakat alami seorang anak berkembang melalui pengalaman, tetapi dia

hanya akan mencari pengalaman tersebut bila menurutnya menyenangkan. Cara

paling mudah untuk memastikan mereka belajar adalah dengan memastikan tubuh

dan pikirannya terlibat. Pelatihan, penjelasan, perbaikan, atau demontrasi

sebanyak apapun tidak akan memperkaya anak kecuali bila pengalaman atau hal

itu terjadi.

Pada anak usia 2-6 tahun sudah mampu memegang pensil dengan cukup

kuat dengan keterampilannya ini, orang tua dapat saja mulai melatih anak menulis

dengan cara bermain. Dengan bermain melalui mewarnai gambar dan melukis

termasuk suatu cara melatih otot-otot motorik halus anak agar semakin lentur.

Anak usia dini diberi kegiatan untuk perkembangan motorik halus yang semakin

Page 22: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

baik dan terarah. Misalnya menulis adalah membuat huruf, angka dan bentuk

tertentu dengan pensil, coretan sekalipun sangat berharga.

Anak taman kanak-kanak merupakan individu yang sedang berada dalam

proses perkembangan. Perkembangan anak merupakan proses perilaku dari tidak

matang menjadi matang, dari sederhana menjadi kompleks, suatu proses evaluasi

manusia dari ketergantunan menjadi mahkluk dewasa yang mandiri. Usia antara

4-6 tahun merupakan masa peka bagi anak. Masa peka adalah masa terjadinya

pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang

diberikan oleh lingkungan.

Anak Usia Dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu

proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya.

Anak Usia Dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses

pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa

yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia (Berk dalam Yuliani

Nurani Sujiono, 2009: 6).

Pada dasarnya belajar merupakan suatu hal yang alamiah, terjadi pada

diri manusia seperti halnya anak-anak di rumah, di tempat bermain, juga di

sekolah, anak mengalami proses belajar. Terlebih ketika orang dewasa menyadari

betul bahwa anak terutama di usia dini masih sangat senang melakukan kegiatan

bermain, bereksplorasi dan berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Pada

saat itulah sebetulnya mereka sedang mengalami proses belajar.

Bermain adalah dunia sekaligus sarana belajar anak. Memberikan

kesempatan kepada anak untuk belajar dengan cara-cara yang dapat dikategorikan

sebagai bermain berarti telah berusaha membuat pengalaman belajar itu dirasakan

dan dipersepsikan secara alami oleh anak yang bersangkutan sehingga menjadi

bermakna baginya dicetus oleh Solehuddin. (Tadkirotun Musfiroh, 2005 : 36)

Pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) dilaksanakan dengan prinsip

“bermain sambil belajar”, atau “belajar seraya bermain”. Sesuai dengan

perkembangan, diharapkan seorang pendidik kreatif dan inovatif agar anak bisa

merasa senang, tenang, aman, dan nyaman selama dalam proses Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM).

Page 23: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Dalam standar kopetensi kurikulum TK tercantum bahwa tujuan

pendidikan di Taman Kanak-kanak adalah membantu mengembangkan berbagai

potensi anak baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nila agama, sosial

emosional, koknitif, bahasa, fisik-motorik, kemandirian dan seni untuk memasuki

pendidikan dasar.

Berdasarkan observasi di TK Bangsri 01 Karangpandan Semester II

Tahun Pelajaran 2011-2012, anak-anak menunjukkan keterlambatan dalam

perkembangan motorik halusnya yang terlihat melalui finger painting (melukis

dengan jari) dan ditandai dengan kurang terampilnya siswa dalam pengembangan

kreativitas menggunakan media kertas dalam pembelajaran, khususnya dalam

kegiatan finger painting (melukis dengan jari). Aktivitas anak dalam keterampilan

menggerakkan motorik halus melalui finger painting (melukis dengan jari) dari

kreativitas anak masih asing, kaku dan belum trampil

Peningkatan kemampuan motorik halus pada anak terutama di PAUD

dari mulai umur 0-6 tahun anak sudah dapat dilatih. Banyak permainan yang dapat

mendukung perkembangan motorik halus anak, misalnya: bermain melukis

dengan jari (finger painting), playdog, mencetak, menjahit, menggambar,

mewarnai, dan lain-lain. Permainan tersebut mendukung perkembangan motorik

halus pada anak usia dini dan otot-ototnya berkembang dengan baik.

Perkembangan motorik halus pada siswa juga ada kendala dan berkembang tidak

maksimal.

Dalam ketidak maksimalan ini penyebabnya adalah pengelolaan kelas

kurang menguasai, penggunaan metode pembelajaran kurang dan kreativitas guru

kurang luas agar dalam menumbuh kembangkan kreativitas anak dalam

meningkatkan kerterampilan motorik halusnya. Untuk pengembangan

kemampuan dasar anak terlihat dari kemampuan fisik/motoriknya maka guru-guru

TK Bangsri 01 Karangpandan akan membantu meningkatkan perkembangan

fisik/motorik anak dalam hal memperkenalkan dan melatih gerak motorik kasar

dan halus anak, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakkan

tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup

Page 24: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

sehat sehingga dapat menunjukkan pertumbuhan jasmani yang kuat sehat dan

terampil.

Namun dalam kenyataannya dapat dilihat bahwa sampai saat ini di TK

Bangsri 01 Karangpandan kemampuan perkembangan motorik anak masih rendah

tidak disebabkan oleh proses belajar mengajar yang tidak sesuai, Kemampuan

jari-jari anak masih kaku dan dominan Saat ini masih banyak guru yang

menggunakan model pembelajaran yang lama tidak menggunakan metode yang

baru, sehingga anak tidak berminat dalam kegiatan belajar mengajar. Pada proses

pembelajaran di sekolah-sekolah guru hanya membacakan atau membawakan

media atau alat peraga yang kurang menarik untuk anak dan kurangnya

kreatifitas guru dalam mengemas permainan dalam pembelajaran terutama dalam

berhitung. Hal ini menyebabkan kurangnya interaksi antara guru dan anak.

Menjadikan anak pasif, kurang perhatian untuk belajar kreatif dan mandiri. Untuk

mengantisipasi permasalahan tersebut dalam pembelajaran belajar mengajar harus

digunakan model pembelajaran yang sesuai. Salah satu metode pembelajaran yang

dianggap sesuai yaitu melalui permainan finger painting (melukis dengan

jari) agar anak dapat meningkatkan kemampuan motorik halusnya.

Guru juga dapat menggunakan solusi seperti merencanakan bentuk

evaluasi untuk perkembangan motorik halus anak. Tujuan kegiatan adalah untuk

mengembangkan kemampuan motorik halus anak TK Bangsri 01 Karangpandan

dengan kegiatan finger painting (melukis dengan jari). Kegiatan finger painting

(melukis dengan jari) di samping dapat meningkatkan kemampuan motorik halus

pada siswa kelompok A, hal ini juga dapat menumbuhkan daya tarik bagi siswa,

sehingga dapat memberikan siswa lebih senang dan semangat dalam proses

belajar dan pada akhirnya dapat menghsilkan belajar yang baik. Berkaitan hal

tersebut, peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang: “PENINGKATAN

PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER PAINTING

PADA ANAK KELOMPOK A TK BANGSRI 01 KARANGPANDAN

SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011-2012”.

Page 25: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka dalam penelitian ini

penulis mengangkat permasalahan ini sebagai berikut ”Apakah dengan melalui

finger painting dapat meningkatkan perkembangan motorik halus pada anak di

kelompok A TK Bangsri 01 Karangpandan semester II tahun pelajaran

2011-2012?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini merupakan

sarana yang diinginkan dicapai dengan menetapkan suatu tujuan dari arah

penulisan. Diharapkan tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui

peningkatkan perkembangan motorik halus anak melalui finger painting pada

anak di kelompok A TK Bangsri 01 Karangpandan semester II tahun pelajaran

2011-2012”.

D. Manfaat Penelitian

Ada dua macam yang diharapkan dalam penulisan penelitian ini, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Peneliti Lain

Mendapatkan teori baru tentang peningkatan perkembangan motorik halus

anak TK kelompok A melalui finger painting, sehingga dapat dijadikan

dasar untuk penelitian selanjutnya.

b. Bagi Pengambil Kebijakan

Memberi landasan dan argumentasi bagi kebijakan yang akan diambil

guna peningkatan mutu pendidikan, khususnya peningkatan

perkembangan motorik halus anak melalui kegiatan finger painting

(melukis dengan jari).

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penulisan penelitian ini diharapkan memberikan

manfaat sebagai berikut:

Page 26: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

a. Bagi Anak

Dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak melalui bermain

finger painting (melukis dengan jari) agar kelenturan otot jari,

meningkatkan hasil belajar anak, serta agar dalam proses belajar anak dan

hasil bisa seimbang. Keseimbagan antara otak kanan dan otak kiri

berkembang norma..

b. Bagi Guru/ Calon Guru

Dapat digunakan sebagai informasi untuk memprebaiki pembelajaran yang

dikelola agar guru dapat berkembang secara profesional, kreatif dan

inovatif. Sebagai bahan pedoman dalam mengembangkan daya penalaran/

imajinasi anak dalam proses pembelajaran khusus perkembangan motorik

halus anak, guru lebih percaya diri, guru dapat berkesempatan untuk

berperan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mempermudah

dalam mengajari anak dalam segala hal dengan melalui kegiatan finger

painting.

c. Bagi Lembaga atau Sekolah

Dapat menjadi catatan pelajaran bahwa kemampuan anak berbeda-beda

dalam perkembangan motorik halusnya, semua itu dirangsang agar minat

berlajar anak tidak bosan. Memberi sumbangan yang positif terhadap

kemajuan sekolah, yang tercermin dari peningkatan kemampuan

profesional pada guru dan perbaikan proses dari hasil belajar anak. Dapat

membantu memperbaiki pelayanan terhadap anak dalam proses

pembelajaran di sekolah.

Page 27: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Perkembangan Motorik Halus

a. Pengertian Perkembangan

Perkembangan merupakan proses perubahan menuju ke arah yang

lebih baik yang merupakan perubahan kualitatif. Berkaitan dengan

perkembangan kemampuan motorik, Sukintaka (2004: 79) menyatakan

”Perkembangan kemampuan motorik merupakan perubahan kualitas hasil

gerak individu”. Hal ini artinya, sering dengan perkembangan dan

pertumbuhannya, maka kemampuan motorik juga berkembang.

Menurut Junita Dwi Wardhani dan Tri Asmawulan (2011: 1-4)

perkembangan adalah perubahan kemampuan dalam struktur dan fungsi

tubuh yang lebih kompleks. Atau deretan progresif dari perubahan yang

teratur dan koheren. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang yaitu

faktor genetikdan faktor lingkungan.

Perkembangan motorik merupakan cara tubuh untuk meningkatkan

kemampuan sehingga performanya menjadi lebih kompleks. Perubahan ini

terjadi terus menerus sepanjang siklus kehidupan. Perkembangan motorik

mencakup dua klasifikasi, yaitu kemampuan motorik kasar dan

kemampuan motorik halus.

Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan

motorik anak. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan

tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak,

dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus.

Menurut Suyadi (2010: 67) perkembangan fisik-motorik adalah

perkembangan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot

yang terkoordinasi. Gerak tersebut berasal dari perkembangan refleks dan

kegiatan yang telah ada sejak lahir. Dengan demikian, sebelum

8

Page 28: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

perkembangan gerak motorik ini mulai berproses, maka anak tetap tak

berdaya.

Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat ditarik

kesimpulan dan saran, bahwa perkembangan adalah perubahan

kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek,

sehingga perkembangan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf,

dan otot dapat terkoordinasi. Gerak tersebut berasal dari perkembangan

refleks dan kegiatan yang telah ada sejak lahir.

b. Pengertian Motorik Halus

Menurut pendapat Bambang Sujiono (2009: 1.3-1.4) motorik

adalah semua gerakan yang mungkin didapatkan oleh seluruh tubuh,

sedangkan perkembangan motorik dapat disebut sebagai perkembangan

dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Secara umum ada

tiga tahap perkembangan keterampilan motorik pada anak usia dini, yaitu

tahap kognitif, asosiatif, dan autonomous.

Berkaitan dengan kemampuan motorik Waharsono (1999: 53)

menyatakan, ”Sejak dengan meningkatnya ukuran tubuh dan

meningkatnya kemampuan fisik, maka meningkat pulalah.kemampuan

geraknya”. Menurut Mulyono B. (1994: 298) bahwa, ”Kemampuan

motorik atau kemampuan gerak dasar adalah hadirnya kemampuan

bawaan dan kemampuan yang diperoleh dalam melakukan keterampilan

gerak (motor skill) dari sifat yang umum atau fundamental, di luar

kemampuan olahraga spesialisasi tingkat tinggi”.

Menurut pendapat Junita Dwi Wardhani dan Tri Asmawulan

(2011: 36) motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot

halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh

kesempatan untuk belajar dan berlatih. Kedua kemampuan tersebut sangat

penting agar anak bisa berkembang dengan optimal. Ketrampilan motorik

halus atau ketrampilan manipulasi seperti menulis, menggambar,

Page 29: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

memotong, melempar dan menangkap bola serta memainkan benda-benda

atau alat-alat mainan.

Menurut pendapat Moelichatoen (2004) motorik halus adalah

merupakan kegiatan yang menggunakan otot-otot halus pada jari dan

tangan. Gerakan ini keterampilan bergerak. Sedangkan menurut Nursalam

(2005) perkembangan motorik halus adalah kemampuan anak untuk

mengamati sesuatu dan melakukan gerak yang melibatkan bagian-bagian

tubuh tertentu dan otot-otot kecil, memerlukan koordinasi yang cermat

serta tidak memerlukan banyak tenaga.

Menurut pendapat Mudjito (2007) mencatat beberapa alasan

tentang fungsi perkembangan motorik motorik halus yaitu:

a. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan

memperoleh perasaan senang.

b. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi

helpessness (tidak berdaya) pada bulan-bulan pertama kehidupannya.

c. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya

dengan lingkungan sekolah.

Karakter perkembangan motorik halus menurut Mudjito (2007)

keterampilan motorik halus yang paling utama adalah:

a. Pada saat anak usia 3 tahun, kemampuan gerak halus anak blum

berbeda dari kemampuan gerak halus anak bayi.

b. Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak secara substansial

sudah mengalami kemajuan dan gerakannya sudah lebih cepat, bahkan

cenderung sempurna.

c. Pada usia 5 tahun, koordinasi motorik anak sudah lebih sempurna lagi

tangan, lengan, dan tubuh bergerak di bawah koordinasi mata.

d. Pada akhir masa kanak-kanak usia 6 tahun ia belajar bagaimana

menggunakan jemari dan pergelangan tangannya untuk menggunakan

ujung pensil.

Gerakan motorik halus adalah bila gerakan hanya melibatkan

bagian-bagin tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti

keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan

tangan yang tepat. Gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan

yang cermat. Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia TK, antara lain

adalah anak mulai dapat menyikat giginya, menyisir, memakai sepatu

sendiri, dan sebagainya. (Arifuddin: 2011)

Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot

besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi

oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk,

menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya. Sedangkan motorik

Page 30: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian

anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar

dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan,

mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya.

Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang

dengan optimal. (Deeantyshe: 2011)

Motorik halus adalah gerakan-gerakan tubuh yang melibatkan otot-

otot kecil, misalnya otot-otot jari tangan, otot muka, dan lain-lain. Gerakan

motorik halus terutama yang melibatkan otot tangan dan jari biasanya

membutuhkan kecermatan tinggi, ketekunan dan koordinasi antara mata

dan otot kecil. Beberapa gerakan yang dapat dimasukan dalam gerakan

motorik halus, misalnya: menggunting, merobek, menggambar, melukis,

menulis, melipat, meronce, menjahit, meremas, menggenggam, menyusun

balok, meringis, melotot, tertawa dan sebagainya.

Menurut pendapat Hurlock (2008: 1.32) bahwa, motorik halus

adalah gerakan yang hanya membutuhkan otot-otot kecil dan tidak

memerlukan tenaga yang besar. Motorik halus seperti: menulis,

menggunting, melipat, meronce, dan sejenisnya.

Sementara gerak yang menggunakan otot-otot halus yang disebut

motorik halus (fine motor) cenderung hanya digunakan untuk aktivitas

menggambar, meronce, menggunting, menempel atau melipat. Berbagai

kemampuan yang dimiliki anak dalam menggunakan otot-otot fisiknya

baik otot halus maupun otot kasar dapat menimbulkan rasa percaya diri

pada anak bahwa anak mampu menguasai keterampilan-keterampilan

motorik. (Ernawulan Syoidih, 2005: 31)

Ada pula pendapat lain menurut Hirmaningsih (2011), motorik

halus adalah kemampuan seorang anak melakukan kegiatan yang berkaitan

dengan pengendalian gerak dan kemampuan memusatkan perhatian.

Menurut Admin (2010), Motorik halus adalah pergerakan yang

melibatkan otot-otot halus pada tangan dan jari yang terkoordinasi dengan

penglihatan. Sedangkan pendapat Agus Hamdani (2010), motorik halus

(fine motor skills) adalah aktivitas - aktivitas yang memerlukan pemakaian

Page 31: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

otot - otot kecil pada tangan. Aktivitas ini termasuk memegang benda kecil

seperti manik-manik, butiran kalung, memegang sendok, memegang

pencil dengan benar, menggunting, melipatkertas, mengikat tali sepatu,

mengancing dan menarik ritsleting.

Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa, motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-

otot halus dan otot-otot kecil yang melibatkan sebagian anggota tubuh

tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.

Motorik halus memerlukan koordinasi yang cermat serta tidak

memerlukan banyak tenaga.

c. Pengertian Perkembangan Motorik Halus

Menurut Hurlock, E. Berk dalam Suyadi (2010: 69) berpendapat

bahwa Perkembangan gerak motorik halus adalah meningkatnya

pengkoordinasian gerak tubuh yang melibatkan otot dan syaraf yang jauh

lebih kecil atau detail. kelompok otot dan syaraf inilah yang nantinya

mampu mengembangkan gerak motorik halus, seperti meremas kertas,

merobek, menggambar, menulis, dan lain-lain. Berbeda dengan Hurlock,

E. Berk menjelaskan gerak motorik halus ini dengan membandingkannya

dengan gerak motorik kasar. Ia menyatakan bahwa pada anak usia

prasekolah telah terjadi perubahan besar (giant) pada gerak motoriknya.

Sekedar contoh, gerakan tangan dan jari yang meningkat.

Ada dua istilah dalam perkembangan motorik, yaitu yang disebut

dengan gerak (movement) & motorik (motor). Motorik (motor) merujuk

pada faktor biologis dan mekanis yang memengaruhi gerak

(movement)…(Gellahue, 1997). Sedangkan gerak (movement) merujuk

pada perubahan aktual yang terjadi pada bagian tubuh yang dapat diamati.

Maka secara sederhana dapat disimpulkan bahwa motorik merupakan

kemampuan yang bersifat lahiriah yang dimiliki seseorang untuk

mengubah beragam posisi tubuh.

Perkembangan motorik merupakan cara tubuh untuk meningkatkan

kemampuan sehingga performanya menjadi lebih kompleks. Perubahan ini

terjadi terus menerus sepanjang siklus kehidupan. Perkembangan motorik

mencakup dua klasifikasi, yaitu kemampuan motorik kasar dan

kemampuan motorik halus.

Menurut pendapat dari Meggitt (2002) mengungkapkan istilah

perkembangan motorik merujuk pada makna perkembangan fisik, di mana

Page 32: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

perkembangan fisik memiliki arti bahwa anak telah mencapai sejumlah

kemampuan dalam mengontrol diri mereka sendiri. Sementara Dodge

(2002) berpendapat bahwa pencapaian kemampuan motorik kasar dan

motorik halus pada anak usia prasekolah merupakan tujuan dari

pengembangan fisik anak. Perkembangan motorik anak akan melalui tiga

proses, yaitu: pertama, perkembangan dari otot kasar menuju otot kecil,

kemudian pertumbuhan dari kepala ke jari kaki (cephalocaudal) serta

perkembangan dari sumbu tubuh menuju ke luar (proximoditssal).

Perkembangan fisik-motorik adalah perkembangan jasmaniah

melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi. Gerak

tersebut berasal dari perkembangan refleks dan kegiatan yang telah ada

sejak lahir. Dengan demikian, sebelum perkembangan gerak motorik ini

mulai berproses, maka anak tetap tak berdaya.

Hasil pengamatan Laura E. Berk menunjukkan bahwa ketika anak-

anak bermain, akan muncul adanya keterampilan motorik baru yang

masing-masing membentuk pola kehidupannya. Ia menyatakan, ”You will

see that an explosion of new motor skills occurs in early chealhood, each

of which build on the simpler movement patterns of toddlerhod”, (Anda

akan melihat adanya keterampilan motorik baru yang muncul pada anak-

anak yang masing-masing membentuk pola kehidupannya). Laura E. Berk

dalam Suyadi (2010: 67-68)

Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan

secara genetis atau kematangan fisik anak, Teori yang menjelaskan secara

detail tentang sistematika motorik anak adalah Dynamic System Theory

yang dikembangkan Thelen dan whiteneyerr. Teori tersebut

mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak

harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka

untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut

untuk bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak.

Misalnnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak

mempersepsikan dalam otaknnya bahwa dia ingin memainkannya.

Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu

bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil

Page 33: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik

baginya.

Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi

untuk melakukan sesuatu, mereka dapat menciptakan kemampuan motorik

yang baru, kemampuan baru tersebut merupakan hasil dari banyak factor,

yaitu perkembangan system syaraf, kemampuan fisik yang

memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang memotivasinya

untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan

kemampuan motorik. Misalnya, anak akan mulai berjalan jika system

syarafnya sudah matang, proposi kaki cukup kuat menopang tubuhnya dan

anak sendiri ingin berjalan untuk mengambil mainannya.

Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat

penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa

pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi perkembangan

individu menurut Hurlock (1996) adalah sebagai berikut:

1) Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan

memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan

memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap

bola atau memainkan alat-alat mainan.

2) Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak

berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi

yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat

lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan

menunjang perkembangan rasa percaya diri.

3) Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya

dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas

awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar,

melukis, dan baris-berbaris.

4) Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak

dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang

tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan

teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak

yang fringer (terpinggirkan).

Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat ditarik

kesimpulan, bahwa perkembangan gerak motorik halus adalah

meningkatnya pengkoordinasian gerak tubuh yang melibatkan otot dan

syaraf yang jauh lebih kecil atau detail.

Page 34: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

d. Tahap Perkembangan Motorik Halus Anak

Menurut Silawati (2008: 42) bahwa, tahap perkembangan motorik

halus anak usia 4-5 tahun yaitu:

1) Membangun menara setinggi 11 kotak;

2) Mengambar dan melukis sesuatu yang berarti bagi anak tersebut dan

dapat dikenali oleh orang lain;

3) Menjiplak gambar kotak;

4) Menulis beberapa huruf dengan finger painting;

5) Menggambar orang beserta rambut dan hidung;

6) Memegang pensil dengan baik lalu menulis nama depan;

7) Memotong bentuk-bentuk sederhana.

Menurut Suyadi (2010: 71) bahwa, tahap perkembangan gerak

motorik kasar dan motorik halus pada AUD usia 4-5 tahun yaitu:

1) Naik turun tangga tanpa pegangan;

2) Berjalan dengan ritme kaki yang sempurna;

3) Dapat memutar tubuh;

4) Dapat melempar dan menangkap bola;

5) Dapat menyetir sepeda roda tiga;

6) Bisa menggambar orang dengan enam titik tubuh;

7) Mengunting mengikuti garis;

8) Menirukan gambar segitiga;

9) Menirukan lukisan sederhana dengan jari jemari.

Menurut pendapat Yuliani Nurani Sujiono (2009: 65) bahwa, pola

perkembangan fisik motorik halus pada AUD usia 4-5 tahun yaitu :

1) Dapat memegang dan bermain krayon dan lem dengan jari;

2) Koordinasi antara mata dan tangan;

3) Dapat menjiplak gambar geometris;

4) Dapat memotong sesuai dengan garis.

Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat ditarik

kesimpulan, bahwa kelompok otot dan syaraf inilah yang nantinya mampu

mengembangkan gerak motorik halus, seperti meremas kertas, merobek,

Page 35: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

menggambar, menulis, dan lain-lain. Motorik anak perlu dilatih agar dapat

berkembang dengan baik. Perkembangan motorik anak berhubungan erat

dengan kondisi fisik dan intelektual anak. Faktor gizi, pola pengasuhan

anak, dan lingkungan ikut berperan dalam perkembangan motorik anak.

Perkembangan motorik anak berlangsung secara bertahap tapi memiliki

alur kecepatan perkembangan yang berbeda pada setiap anak.

2. Tinjauan Tentang Finger Painting (Melukis Dengan Jari)

a. Pengertian Seni

Menurut pendapat Slamet Suyanto (2008: 110-112) bahwa, seni

sebagai media untuk mengekspresikan diri. Dalam kegiatan seni, anak-

anak dapat menyatakan perasaannya melalui gambar, nyanyian, dialog

dalam drama, maupun melalui seni kriya. Anak dapat mengekspresikan

rasa senang, gembira, sedih, dan kecewa melalui objek seni seperti cat,

kuas, lempung, pasirm sabun, dan balok.

Seni juga mengembangkan kemampuan motorik anak. Melalui

berbagai kegiatan kesenian, seperti: menggambar, membuat patung,

menggunakan instrumen musik, melukis, dan merajut akan melatih

kemampuan motorik. Pendidikan dalam seni juga mengembangkan

kreativitas, daya pikir, dan daya cipta. Melalui seni anak dapat

menggunakan berbagai benda untuk menciptakan sesuatu sesuai imajinasi

dan fantasinya. ada empat ciri anak yang kreatif, yaitu: orisinal, tepat,

relevan, menyesuaikan keadaan, dan fleksibel.

Menurut pendapat Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S. (2010: 1.3-

1.4) karya rupa yaitu karya anak yang dapat dilihat, serta dapat dinikmati

dan disentuh. Keterampilan seni rupa adalah menciptakan sesuatu bentuk

baru dan mengubah fungsi bentuk. Tujuan keterampilan berseni rupa

diberikan kepada anak adalah agar anak dapat mengungkapkan perasaan

dan pikiran serta angan-angan anak tentang diri dan lingkungannya.

Page 36: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Seni rupa merupakan realisasi imajinasi yang tanpa batas dan tidak

ada batasan dalam berkarya seni. Sehingga dalam berkarya seni tidak akan

kehabisan ide dan imajinasi. Dalam seni rupa murni, karya yang tercipta

merupakan bentuk dua dimensi dan tiga dimensi. Sehingga objek yang

dibuat merupakan hasil dari satu atau lebih dari media yang ada (sebagai

catatan bahwa media atau bahan seni di dunia juga tidak terbatas).

Berkarya seni, tidak pernah ada kata salah dan juga tidak ada yang

mengatakan salah pada karya yang telah diciptakan. Proses berkarya seni

adalah proses belajar, maka harus dilakukan dengan cara yang benar,

sesuai dengan tujuan dari pembelajaran. Untuk anak usia dini (0 – 8

tahun), ketika belajar tentang seni rupa tidak hanya bertujuan untuk

berproses berkarya seni saja, karena selain itu juga diharapkan dapat

memberikan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional serta

kemandirian pada anak. Jadi dengan bimbingan yang tepat, seorang anak

akan dapat melatih potensi-potensi yang bermanfaat.

Metode yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah metode

deskriptif yaitu menggambarkan bagaimana cara mengajarkan

pembelajaran seni rupa pada anak usia dini. Dalam kehidupan kita untuk

melengkapi dirinya dengan berbagi peralatan dan penunjang untuk

menyempurnakan pekerjaannya. Seni sebagai alat terapi, ungkapan dan

komunikasi.

Pembelajaran seni rupa pada anak usia dini memerlukan

pengelolaan sesuai dengan karakteristik dan situasi social yang kondusif

untuk keberhasilan belajar anak usia dini. Sehingga anak dapat

mengungkapkan pengalaman-pengalaman hidup mereka sendSeni rupa

atau seni yang tampak adalah salah satu bentuk kesenian visual atau

tampak ada yang tidak hanya bisa diserap oleh indera penglihatan, tetapi

juga bisa oleh indera peraba, maksudnya adalah teksturnya dapat

dirasakan, misalnya kasar, halus, lunak, keras, lembut, dsb.

Page 37: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat ditarik

kesimpulan, bahwa seni sebagai media untuk mengekspresikan diri. Seni

juga mengembangkan kemampuan motorik anak melalui berbagai kegiatan

kesenian, seperti: menggambar, membuat patung, menggunakan instrumen

musik, melukis, dan merajut akan melatih kemampuan motorik.

Pendidikan dalam seni juga mengembangkan kreativitas, daya pikir, dan

daya cipta. Karya rupa yaitu karya anak yang dapat dilihat, serta dapat

dinikmati dan disentuh. Keterampilan seni rupa adalah menciptakan

sesuatu bentuk baru dan mengubah fungsi bentuk. Tujuan keterampilan

berseni rupa diberikan kepada anak adalah agar anak dapat

mengungkapkan perasaan dan pikiran serta angan-angan anak tentang diri

dan lingkungannya. Pembelajaran seni rupa pada anak usia dini

memerlukan pengelolaan yang sesuai dengan karakteristik dan situasi

sosial yang kondusif untuk keberhasilan belajar anak usia dini.

b. Pengertian Finger Painting

Finger painting (melukis dengan jari) atau tangan merupakan

pengalaman yang menarik dan mengesankan bagi setiap anak. Anak akan

merasakan sensasi rabaan saat tangan menyentuh cat dan melakukan

serangkaian gerak eksploratif yang bervariasi di atas kertas. Dengan bebas

dan spontan anak dapat membuat gambar atau sapuan-sapuan warna yang

ekspresif. Melalui kegiatan ini koordinasi kemampuan motorik dengan

pengamatan dan rabaan anak dilatih menjadi lebih peka dan kuat. Kegiatan

ini cocok dilakukan pada saat anak berusia 2 tahun keatas. Namun

kegiatan ini membutuhkan persiapan dan waktu yang tidak singkat. (Widia

Pekerti, dkk, 2009: 9.29)

Menurut Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi S. (2010: 3.6-3.19)

Lukisa terbagi menjadi dua yaitu: (1) lukisan non-realis, yaitu lukisan

yang menampilkan figur-figur orang maupunbinatang tidak senyawa; (2)

lukisan realis yang menampilkan figur orang yang tampak jelas. Perbedaan

utama melukis dengan menggambar adalah objek yang ditampilkan akan

berbeda, walaupun objek yang diamati sama. Tujuan menggambar dan

melukis adalah melatih ketelitian melalui pengamatan dengan seksama.

Page 38: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Melukis memiliki manfaat bagi perkembangan anak, yaitu: media

mencurahkan perasaan, alat bercerita, alat bermain, media sublimasi

perasaan, dapat melatih keseimbangan, melatih kreativitas anak, dan

mengembangkan rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi.

Menurut pendapat Salim (2008) bahwa, Finger Painting adalah

teknik melukis dengan mengoleskan cat pada kertas basah dengan jari atau

dengan telapak tangan. Salah satu teknik melukis sederhana yang bisa kita

ajarkan pada si kecil adalah melukis dengan jari atau finger painting.

Kegiatan melukis ini dapat melatih motorik halusnya juga dapat

mengembangkan imajinasi dan kreatifitas anak dengan baik.

Seni finger painting (Melukis Dengan Jari Tangan) seni memang

bisa dibuat dengan menggunakan bahan apa saja, termasuk juga seni untuk

melukis dengan menggunakan jari-jari tangan. Memang biasanya juga

menggunakan tangan, tetapi dengan bantuan kuas, maka media permainan

dengan menggunakan jari-tangan tanpa media apapun.

Menurut Slamet Suyanto (2008: 116-126) biasanya di TK yang

baik dilengkapi dengan pojok seni (art center). Tempatnya biasanya di

dalam atau didesain sebagai ruangan tersendiri. Pojok seni merupakan

tempat anak melakukan berbagai kegiatan bermain dan belajar seni. Anak

senang sekali dengan bahan alam jadi semua bahan dibuat sendiri. Ada

empat tahapan perkembangan seni lukis pada anak, yaitu: coret-coret,

melukis praskematis, melukis skematis, dan melukis realis.

Kegiatan di area seni yaitu kegiatan melukis dengan jari tangan

atau bisa dikenal dengan nama finger painting. Tujuan dari kegiatan ini

adalah :

1) Dapat melatih motorik halus pada anak yang melibatkan gerak otot-

otot kecil dan kematangan syaraf.

2) Mengenal konsep warna primer (merah, kuning, biru). Dari warna-

warna yang terang kita dapat mengetahui kondisi emosi anak,

kegembiraan dan kondisi-kondisi emosi mereka.

Page 39: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

3) Mengenalkan konsep pencampuran warna primer, sehingga menjadi

warna yang sekunder dan tersier.

4) Mengendalkan estetika keindahan warna, .

5) Melatih imajinasi dan kreatifitas anak.

Ada beberapa metode atau cara dalam kegiatan finger painting

yaitu: menggunakan teknik basah (kertas dibasahi dulu) dan menggunakan

teknik kering (kertas tidak perlu dibasahi).

Salah satu kebahagiaan terbesar dari pelukis bukan hanya

kesenangan tetapi juga mendapatkan berbagai banyak pengalaman dengan

anak-anak selagi mereka belajar melukis. Pelajaran melukis dapat diawali

oleh anak yang berusia 4-6 tahun atau usia TK. Media yang digunakan

untuk melukis pada anak usia dini biasanya cat air, cat minyak, finger

painting, dan lain-lain.

Dalam pembelajaran melukis anak-anak biasanya belajar sambil

bercakap-cakap dengan temannya. Percakapan pertama mereka

kebanyakan adalah tentang warna-warna yang mereka peroleh. Sambil

bereksperimen dengan mencampurkan warna-warna, anak-anak itu

bermain, bermain elemen seni ini dengan cara yang santai. Hal ini menjaga

agar kuas dan semangat mereka tetap bekerja. Ini akan membuat mereka

mengekspresikan sesuatu yang bersifat pribadi dalam lukisan.

Berbeda dengan anak usia 7 dan 8 tahun, ciri khas kelompok umur

mereka adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubu-

ngan dengan hidup mereka sendiri. Anak-anak membuat lukisan tentang

suasana hati, baik yang muram, sendu atau bersemangat dan lucu.

Biasanya suasana hati mereka disampaikan oleh warna. Mereka belajar

bagaimana warna pelengkap dan sejalan dapat membantu mengungkapkan

ide-ide.

Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat ditarik

kesimpulan, bahwa Finger Painting adalah teknik melukis dengan

mengoleskan cat pada kertas basah dengan jari atau dengan telapak tangan.

Ada empat tahapan perkembangan seni lukis pada anak, yaitu: coret-coret,

Page 40: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

melukis praskematis, melukis skematis, dan melukis realis. Kegiatan

melukis tidak hanya dengan jari dan dengan tangan ada juga dengan

menggunakan kuas besar, krayon di atas cat air, dan juga melukis dengan

stiroform. Bahan melukis juga tidak harus dengan cat akan tetapi dapat

juga dengan tanah liat/ lempung, sabun cair/ sunlaigh, dan tepung pati/

kanji. Melukis memiliki manfaat bagi perkembangan anak, yaitu: media

mencurahkan perasaan, alat bercerita, alat bermain, media sublimasi

perasaan, dapat melatih keseimbangan, melatih kreativitas anak, dan

mengembangkan rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi.

c. Langkah-langkah dan Hasil Pembuatan Finger Painting

Pojok seni merupakan tempat anak melakukan berbagai kegiatan

bermain dan belajar seni. Anak senang sekali dengan bahan alam jadi

semua bahan dibuat sendiri. Anda bisa melakukannya bersama si kecil,

sambil mengisi hari libur atau waktunya yang senggang. Untuk

mempermudah pengetahuan dan proses kegiatan finger painting dapat

dilihat pada Gambar 2.1 contoh hasil dari finger painting sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kegiatan Finger Painting dan Hasil Finger Painting

Alat & bahan :

1. 1/2 cangkir tepung kanji 6. karton tebal

2. 3 sdm gula pasir 7. celemek

3. 1/2 sdt garam halus 8. koran untuk alas

4. 2 cangkir air dingin 9. sabun sunglakh

5. pewarna kue 10. lem fox

Page 41: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Cara membuat adonan :

1. Campur semua bahan (kecuali pewarna kue) ke dalam panci, lalu

masak dalam api sedang sampai kental dan meletup-letup.

2. Setelah masak, angkat dari panci dan bagi ke dalam beberapa wadah.

Berikan masing-masing adonan dengan warna yang berbeda-beda.

Dinginkan.

3. Setelah dingin, Anda siap melukis bersama si kecil.

4. Boleh dengan menggunakan sabun cair dicampur dengan lem fok dan

pewarna sampai merata.

5. Setelah merata sudah bisa untuk melukis.

6. Jangan lupa, gunakan celemek agar adonan tidak mengotori pakaian

dan gunakan koran bekas sebagai alas agar cat tidak mengotori lantai

dan meja.

Ada empat tahapan perkembangan seni lukis pada anak, yaitu:

coret-coret, melukis praskematis, melukis skematis, dan melukis realis.

Berikut ini disajikan beberapa contoh membuat mainan atau kegiatan

finger painting lebih higienis dan bersih, sebagai berikut :

1) Pewarna untuk Finger Painting (melukis dengan jari/ tangan)

Bahan :

(a) 3 cangkir tepung kanji atau pati

(b) 2 cangkir air

Cara membuat :

(a) Campur tepung dengan air dingin, lalu aduk merata.

(b) Tambahkan 9 cangkir air panas dan panaskan.

(c) Tambahkan 1 cangkir sabun mandi yang digerus atau sabun

sunlaigt cair.

(d) Aduk-aduk atau tekan-tekan selama masih panas.

(e) Adonan ditambahkan dengan cat oker atau pewarna makanan yang

bisa dicuci jika akan digunakan.

Page 42: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

2) Kegiatan Finger Painting (melukis dengan jari/ tangan)

Kegiatan ini melatih otot kasar dan otot halus pada tangan dan jari

anak. Anak menggunakan jari dan tangannya untuk melukis, tanpa

kuas. Oleh karena itu, sebaiknya bahan yang digunakan aman bagi

anak.

Bahan :

(a) Pewarna untuk finger painting

(b) Kertas manila atau kertas khusus untuk finger painting

(c) Kain lap dan rompi plastik

(d) Karpet plastik atau plastik lebar

Prosedur :

(a) Tutup tempat dengan plastik lebar, jika di lantai dapat

menggunakan karpet plastik.

(b) Biarkan anak menuangkan bahan untuk finger painting di beberapa

bagian dari kertas. Teteskan pewarna berbeda-beda pada bagian

tadi.

(c) Gunakan jari tangan, telapak tangan, sampai lengan bawah dan

siku untuk menggambar.

(d) Segera anak diajak untuk membersihkan tangan setelah selesai

kegiatan finger painting.

3. Tinjauan Tentang Belajar Sambil Bermain pada AUD

Menurut pendapat Conny R. Semiawan (2008: 20-21) bahwa, bagi

anak, bermain adalah suatu kegiatan yang serius, tetapi mengasyikkan.

Melalui aktivitas bermain, berbagai pekerjaannya terwujud. Bermain adalah

aktivitas yang dipilih sendiri oleh anak, karena menyenangkan bukan karena

akan memperoleh hadiah atas pujian. Bermain adalah salah satu alat utama

yang menjadi latihan untuk pertumbuhannya. Bermain adalah medium, di

mana si anak mencobakan diri, bukan saja dalam fantasinya tetapi juga benar

nyata secara aktif. Bila anak bermain secara bebas, sesuai kemauan maupun

sesuai kecepatannya sendiri, maka ia melatih kemampuannya.

Page 43: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Permainan adalah alat bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari yang

tidak ia kenali sampai pada ia ketahui dan dari yang tidak dapat diperbuatnya,

sampai mampu melakukannya. Jadi, bermain mempunyai nilai dari ciri yang

penting dalam kemajuan perkembangan kehidupan sehari-hari seorang anak.

Dengan memahami arti bermain bagi anak adalah suatu kebutuhan

bagi anak. Dengan merancang perlajaran tertentu untuk dilakukan sambil

bermain, maka anak belajar sesuai dengan tuntutan saraf perkembangannya.

Menurut pendapat Yuliani Nurani Sujiono (2009: 144-145) bermain

adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak

bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan (Mayesty, 1990: 196-197).

Anak usia dini tidak membedakan antara bermain, belajar, dan bekerja.

Menurut Piaget dalam Mayesty (1990: 42) mengatakan bahwa bermain adalah

suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan

bagi diri seseorang; sedangkan Partne dalam Dockett dan Fleer (2000: 14)

memandang kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi, diharapkan melalui

bermain dapat memberi kesepakatan anak bereksplorasi, menemukan,

mengekspresikan perasaan, berkreasi dan belajar secara menyenangkan. Selain

itu, dengan bermain anak dapat mengenal dirinya sendiri, dengan siapa ia

tinggal dan di mana ia hidup.

Bermain sambil belajar, dimana esensi bermain menjiwai setiap

kegiatan pembelajaran yang amat penting bagi PAUD. Pembelajaran anak usia

dini menggunakan esensi bermain meliputi perasaan senang, domokratis, aktif,

tidak terpaksa, dan merdeka. Pembelajaran hendaknya disusun sedemikian

rupa sehingga menyenangkan, membuat anak tertarik untuk ikut serta dan

tidak terpaksa.

Menurut pendapat Suyadi (2010: 298) belajar sambil bermain menurut

pendapat Montessori, sebagaimana dikutip oleh Anggani Sudono, ketika

sedang bermain, anak akan menyerap segala sesuatu yang terjadi di

lingkungan sekitarnya. Dengan demikian anak yang bermain adalah anak yang

menyerap berbagai hal baru di sekitarnya. Proses penyerapan inilah yang

disebut Montessori sebagai aktivitas belajar.

Bermain adalah dunia sekaligus sarana belajar anak. Memberikan

kesempatan kepada anak untuk belajar dengan cara-cara yang dapat

dikategorikan sebagai bermain berarti telah berusaha membuat pengalaman

belajar itu dirasakan dan dipersepsikan secara alami oleh anak yang

Page 44: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

bersangkutan sehingga menjadi bermakna baginya dicetus oleh Solehuddin.

(Tadkirotun Musfiroh, 2005: 36)

Menurut pendapat Suyadi (2010: 283-284) bermain atau permainan

sebagai aktivitas-aktivitas untuk memperoleh kesenangan. Hurlock

menegaskan bahwa bermain lawan dari kerja. James Sully, sebagaimana

dikutip oleh Mayke S. Tedjasaputra, menyatakan bahwa tertawa adalah tanda

dari kegiatan bermain, dan tertawa ada di dalam aktivitas sosial yang

dilakukan bersama sekelompok teman. Bermain adalah aktivitas yang sangat

menyenangkan dengan ditandai gelak tawa oleh anak yang melakukannya.

Mayke, mengemukakan ciri-ciri kegiatan bermain. Berikut ini adalah ciri-ciri

bermain tersebut, antara lain :

a. Dilakukan atas pilihan sendiri, motivasi pribadi, dan untuk kepentingan

sendiri.

b. Anak yang melakukan aktivitas bermain mengalami emosi-emosi positif.

c. Adanya unsur fleksibilitas, yaitu mudah ditinggalkan untuk beralih ke

aktivitas yang lain tanpa beban.

d. Tidak ada tekanan tertentu atas permainan tersebut, sehingga tidak ada

target yang harus dicapai.

e. Bebas memilih. Ciri ini mutlak bagi anak usia dini.

f. Mempunyai kualitas pura-pura, seperti anak memegang kertas dilipat pura-

pura menjadi pesawat dan sejenisnya.

Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat di tarik

kesimpulan, bahwa bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan

sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah

permainan. Belajar sambil bermain ketika sedang bermain, anak akan

menyerap segala sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Bermain

bukan hanya menjadi kesenangan tetapi juga suatu kebutuhan yang mau tidak

mau harus terpenuhi, jika tidak akan ada satu tahapan perkembangan yang

berfungsi kurang baik yang akan terlihat kelak jika si anak sudah menjadi

remaja.

Bermain dengan alat sangat memotivasi anak untuk belajar secara baik

tanpa paksaan. Tinjauan tentang meningkatkan perkembangan motorik halus

melalui bermain finger painting (melukis dengan jari) serta berbagai macam

permainan dan kegiatan-kegiatan seperti memakai baju, menggunting,

menggambar, mengeblat, mewarnai, playdhog, dan menulis lebih mudah

dilakukan oleh anak.

Page 45: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

4. Tinjauan Tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

a. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Menurut pendapat Berk dalam Yuliani Nurani Sujiono

(2009: 6-7) bahwa, Anak Usia Dini (AUD) adalah sosok individu yang

sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan

fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak Usia Dini berada pada

rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan

perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang

cepatdalam rentang perkembangan hidup manusia.

Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh

upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam

proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan

menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi

pengalaman yang memberikan kesempatan ke padanya untuk mengetahui

dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan

melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung

secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan

anak.

Menurut pendapat Soegeng Santoso (2006: 1.3-2.9) anak usia dini

menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, ialah anak sejak lahir sampai usia enam tahun.

Sementara itu, Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini menyatakan

bahwa rentangan usia anak usia dini. Pendidikan anak usia dini mengacu

pada pendidikan yang diberikan kepada anak usia 0-6 tahun atau sampai

usia 8 tahun. National Association for the Education of young Children

(NAEYC) membagi anak usia dini menjadi 0-3 tahun, 3-5 tahun, dan 6-8

tahun.

Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan

anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan

program pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun

(Depdiknas, Kurikulum Taman Kanak – Kanak dan Raudlatul Athfal,

2004: 2).

Tujuan Taman Kanak – kanak berdasarkan kurikulum Taman

Kanak-kanak dan Raudlatul Athfal dari Depdiknas (2004: 2) adalah untuk

membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan

fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif,

bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki

pendidikan dasar.

Page 46: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Anak usia dini adalah sosok individu sebagai makhluk

sosiokultural yang sedang mengalami proses perkembangan yang sangat

fundamental bagi kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah

karakteristik tertentu. Anak usia dini adalah suatu organisme yang

merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dengan segala

struktur dan perangkat biologis dan psikologisnya sehingga menjadi sosok

yang unik.

Anak merupakan pribadi yang unik dan melewati berbagai tahap

perkembangan kepribadian. Lingkungan yang diupayakan oleh pendidik

dan orang tua yang dapat memberikan kesempatan pada anak untuk

mengeksplorasi berbagai pengalaman dengan berbagai suasana, harus

memperhatikan keunikan anak-anak dan disesuaikan dengan tahap

perkembangan kepribadian anak.

Suyadi (2010: 9) berpendapat bahwa, Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut (UU NO. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, bab 1,

pasal 1, butir 14). Pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa; Melalui

pendidikanlah bangsa akan tegak mampu menjaga martabat. dalam UU

NO. 23 Tahun 2002 Pasal 9 ayat 1 tentang perlindungan anak. :Setiap anak

berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka

pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat

dan bakatnya.

Yuliani Nurani Sujiono (2009: 16-17) berpendapat, bahwa peran

pendidikan anak usia dini dijelaskan dalam sejarah dan perkembangan

PAUD mendasari jenjang pendidikan selanjutnya. Para ahli psikologi

perkembangan memandang bahwa masa ini merupakan masa yang sangat

penting (golden age) yang hanya datang satu kali dan tidak dapat diulangi.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Bloom bahwa perkembangan

intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupannya.

Rangsangan belajar pada usia dini memberikan pengalaman yang sangat

berharga untuk perkembangan berikutnya. untuk itu pengalaman belajar

Page 47: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pada dini usia perlu dirancang dan ditata sedemikian rupa, sehingga tidak

menjadi kontra produktif terhadap pengalaman belajar yang akan diikuti

pada pendidikan selanjutnya.

Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat di tarik

kesimpulan, bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu

upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan

usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar

anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak

usia dini adalah sosok individu sebagai makhluk sosiokultural yang sedang

mengalami proses perkembangan yang sangat fundamental bagi kehidupan

selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu

b. Karakteristik Anak Usia Dini

Menurut pendapat dari Hartati dalam Siti Aisiyah (2007: 5)

terdapat tujuh Karakteristik anak usia dini sebagai berikut :

1) Bersifat Egosentris Naif

Anak memandang dunia luar dari pandangannya sendiri, sesuai dengan

pengetahuan dan pemahamannya sendiri, dibatasi oleh perasaan dan

pikiran yang masih sempit.

2) Kesatuan Jasmani dan Rohani yang Hampir Tidak Terpisahkan

Anak belum dapat membedakan antara dunia lahiriah dan batiniah. Isi

lahiriah dan batiniah masih merupakan kesatuan yang utuh.

3) Relasi Sosial yang Primitif

Relasi sosial yang primitif merupakan akibat dari sifat egosentris naif.

4) Sikap Hidup yang Fisiognomis

Anak bersifat fisiognomis terhadap dunianya artinya secara langsung

anak memberikan sifat kongkrit, nyata terhadap apa yang dihayatinya.

5) Memiliki Rasa Ingin Tahu yang Besar

Anak usia dini sangat tertarik dengan dunia disekitarnya dan ingin

mengetahui segala sesuatu yang terjadi disekelilingnya.

6) Sebagai Bagian Makhluk Sosial

Anak usia dini mulai suka bergaul dan bermain dengan teman

sebayanya. Mereka mulai belajar berbagi, mengalah, dan antri

menunggu giliran saat bermain dengan teman-temannya.

Page 48: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

c. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini

Menurut pendapat dari Yuliani Nurani Sujiono (2009: 42) tujuan

pendidikan anak usia dini yang ingin dicapai adalah untuk

mengembangkan pengetahuan dan pemahaman orang tua dan guru serta

pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan dan perkembangan anak usia

dini. Secara khusus tujuan yang ingin dicapai, adalah: (a) dapat

mengidentifikasi perkembangan fisiologis anak usia dini dan

mengaplikasikan hasil identifikasi tersebut dalam pengembangan fisiologis

yang bersangkutan; (b) dapat memahami perkembangan kreativitas anak

usia dini dan usaha-usaha yang terkait dengan pengembangannya; (c)

dapat memahami kecerdasan jamak dan kaitannya dengan perkembangan

anak usia dini; (d) dapat memahami arti bermain bagi perkembangan anak

usia dini; dan (e) dapat memahami pendekatan pembelajaran dan

aplikasinya bagi pengembangan anak usia kanak-kanak.

d. Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini

Menurut pendapat dari Yuliani Nurani Sujiono (2009: 46)

mengemukakan fungsi pendidikan anak usia dini dapat dijelaskan sebagai

berikut: (a) untuk mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki

anak sesuai dengan tahapan perkembangnnya; (b) mengenalkan anak

dengan dunia sekitar; (c) mengembangkan sosialisasi anak; (d)

mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak; (e)

memberikan kesempatan pada anak untuk menikmati masa bermainnya;

(f) memberikan stimulus kultural pada anak; dan (g) memberikan ekspresi

stimulasi kultural.

Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa, tujuan pendidikan anak usia dini yang ingin dicapai

adalah untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman orang tua dan

guru serta pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan dan perkembangan

anak usia dini. Usia dini merupakan masa yang sangat penting (golden

age) yang hanya datang satu kali dan tidak dapat diulangi. Rangsangan

belajar pada usia dini memberikan pengalaman yang sangat berharga

untuk perkembangan berikutnya. untuk itu pengalaman belajar pada dini

usia perlu dirancang dan ditata sedemikian rupa. Batasan pengertian anak

usia dini adalah 0-6 tahun.

Page 49: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang hampir sama berkaitan dengan penelitian

saat ini, dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Hardi Mulyono Wibawa (2008) dengan judul

”Pengaruh Finger Painting Terhadap Perubahan Perilaku Agresif Anak di

Kelompok B”. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dengan

pendekatan yang keras bukanlah suatu solusi yang diharapkan oleh setiap

orang tentunya, dan bukanlah merupakan pendekatan yang baik. Pendekatan

tersebut bahkan dapat memperburuk dan menciptakan masalah yang baru yang

dapat timbul di kemudian hari bagi kehidupan anak tersebut.

a. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mencoba menemukan sebuah

pendekatan yang lebih baik, lebih bersahabat dan dapat diterima oleh anak.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan metode penelitihan

tindakan dan menemukan melalui pendekatan seni, khususnya Finger

Painting. Dapat digunakan sebagai media untuk membantu anak

mengontrol dirinya dan dapat mengurangi perilaku agresif anak, seperti

bertengkar, mencari masalah, mengejek, dan juga dapat meningkatkan

tanggung jawab anak.

b. Peneliti melakukan penelitian literatur dan menemukan bahwa bermain air

dan Finger painting merupakan aktivitas yang dapat menenangkan anak.

Anak-anak yang frustasi dapat mengeluarkan frustasi dengan cara

mengaduk-aduk cat di atas kertas dengan kedua tangannya atau dengan

menciprat-cipratkan air atau dengan meremas-remas spon. Dengan

aktivitas tersebut, anak memindahkan energi-energi yang kurang baik ke

bentuk yang tidak membahayakan (Beaty, J, 2006). Peneliti juga

menemukan pada sebuah film dokumenter, para ilmuwan menemukan

bahwa dengan membelai atau melalui sentuhan dapat terjadi pelepasan

endorfin ke dalam aliran darah. Endorfin adalah zat kimia yang dapat

membawa rasa enak (BBC, 2004).

c. Teknik ini cocok digunakan untuk penelitihan kualitatif, atau penelitian

yang tidak melakukan generalisasi. Peneliti melakukan wawancara kepada

Page 50: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

pengurus sekolah untuk mendapatkan sampel dengan karakterisitik yang

sesuai untuk penelitian ini. Sampel yang mempunyai masalah perilaku

yang kurang baik di sekolah, seperti suka membuat masalah di sekolah,

merusak dan melempar barang, berisik di kelas, bertengkar, suka dimarahi

oleh guru dan sebagainya. Sampel penelitian adalah seorang anak berjenis

kelamin laki-laki, Ia lahir pada tanggal 1 Mei 2002, berumur 6 tahun,

tetapi pada saat penelitihan masih berumur 5 tahun akhir..

d. Setelah apa yang dipelajari cukup jelas, peneliti mengembangkan

instrumen berupa kuesioner, observasi, wawancara dan dokumen berupa

hasil gambar.

2. Penelitian yang di lakukan Arifudin (2011), yang berjudul: ”Peningkatan

Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menganyam di

Kelompok B Taman Kanak-kanak Kartika V-15 Loa Janan Samarinda”

a. Berdasarkan observasi di TK Kartika V-15 Loa Janan anak-anak

menunjukkan keterlambatan dalam keterampilan motorik halusnya dalam

menganyam,yang ditandai dengan kurang trampilanya siswa dalam

pengembangan kreativitas menggunakan media kertas dalam

pembelajaran. Aktivitas anak dalam keterampilan menggerakan motorik

halus dalam perkembangan menganyam dari kreativitas anak masih belum

trampil dengan ketidakmaksimalan ini penyebabnya adalah pengelolaan

kelas, yaitu penggunaan metode dalam menumbuhkembangkan kreativitas

anak dalam meningkatkan ketrampilan motorik halusnya

b. Tujuan kegiatan adalah untuk mengembangkan kemampuan motorik halus

anak TK Kartika V-15 dengan menganyam. Dari kegiatan ini anak berlatih

menggerakkan pergelangan tangan saat memegang kertas dan juga agar

anak dapat menyalurkan perasaannya dan menciptakan keindahan. Topik

yang dipilih adalah keterampilan mengayam. Kegiatan akan dilaksanakan

didalam kelas. Guru pun sudah merencanakan langkah kegiatan apa saja

yang akan dilakukannya bersama anak-anak di kelas.

Page 51: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

C. Kerangka Berfikir

Kemampuan motori halus pada anak kelompok A TK Bangsri 01

Karangpandan tergolong masih rendah. Rendahnya kemampuan motorik halus

anak tersebut dikarenakan kurang maksimalnya dalam kegiatan yang dapat

meningkatkan kemampuan motorik halus anak misalnya dengan finger painting

(melukis dengan jari) dan dalam proses pelaksanaannya kegiatan finger painting

untuk meningkatkan motorik halus anak. Semula guru dalam memberikan

rangsangan-rangsangan hanya sekedar menyediakan sarana dan prasarana yang

menjadikan anak bermain, tapi belum memberikan arahan dan motivasi anak

untuk mengembangkan kemampuan motoriknya. Salah satu kegiatan yang dapat

meningkatkan kemampuan motorik halus diantaranya dengan kegiatan melukis

dengan jari ( finger painting).

Rendahnya perkembangan motorik halus pada siswa dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Faktor dari luar diri anak yang dapat mempengaruhi rendahnya

perkembanga motorik halus anak misalnya pembelajaran yang kurang kreaktif,

tidak menyenangkan, pembelajaran yang monoton dan media pembelajaran yang

kurang menarik sehingga membuat anak bosan dan kurang bersemangat, sehingga

perkembangan motorik halus rendah. Dengan meningkatkan kemampuan

berhitung anak, melalui permainan finger painting (melukis dengan jari) yang

menarik dan berwarna warni untuk anak diharapkan anak tertarik, semangat, dan

senang. Sehingga tanpa anak sadari sedikit demi sedikit perkembangan motorik

halus anak dapat meningkat dan berkembang.

Menurut kenyataan yang ada, setiap selesai materi pokok dalam

pembelajaran diadakan praktek, hasil belajar siswa sangat rendah, walaupun

diadakan berulang kali. Melihat kenyataan yang ada maka guru perlu melalukan

tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam proses peningkatan

perkembangan motorik halus dalam bermain dan belajar guru sering

menggunakan media sebagai alat peraganya, namun hasilnya masih kurang

maksimal. Sehinnga guru memilih permainan finger painting (melukis dengan

jari) sebagai salah satu media dalam mencapai tujuan tertentu.

Page 52: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan motorik halus peneliti

membagi pada sikus pertama dengan sub materi pokok permainan finger painting

(melukis dengan jari). Alat dan bahan yang akan dipergunakan sudah disiapkan

oleh Guru sebelum pembelajaran yang dimulai. Permainan finger painting

merupakan suatu permainan yang menarik bagi anak karena di dalamnya anak

akan belajar mengenal warna, cara pencampuran warna, berexperimen, kreatifitas,

imajinasi anak terpancing, cara bersosial dengan teman, dan sabar dalam

menunggu giliran. Anak-anak lebih tertarik pada permainan ini karena bahan

finger painting dengan bahan yang aman untuk siswa dan berwarna warni. Guru

juga bisa kreatif dalam membuat berbagai variasi contoh finger painting yang

bermakna sesuai tingkat kemampuan siswa dan sesuai usia siswa. Misalnya saja

variasinya dengan melukis dengan jari membentuk gambar matahari bersinar dan

awan biru, serta guru mengarahkan warna yang akan dipadukan agar

menghasilkan gambar yang indah.

Kegiatan finger painting menjadi hidup, tidak monoton dan bervariasi

semua itu dipengaruhi oleh kreatifitas dan pengelolaan kelas dengan persiapan

yang matang, baik, dan maksimal sehingga menghasilkan yang terbaik dan

sukses. Adapun ditemui guru yang sudah senior akan tetapi tidak kreatif dan

monoton dalam mengajar sehingga anak-anak tidak berkembang dengan baik

dalam segala hal baik kognitif, fisik. sosial-emosional, bahasa serta nilai agama

dan moral.

Pada kondisi akhir dari proses pembelajaran ini, melalui kegiatan finger

painting (melukis dengan jari) diharapkan akan meningkatkan perkembangan

motorik halus anak pada anak kelompok A di TK Bangsri 01 Semester II Tahun

Pelajaran 2011-2012. Untuk memperjelas kondisi awal dari belum menggunakan

media finger painting sebagai kegiatan, siklus I proses awal perkenalan kegiatan

finger painting, silkus II anak mulai melakukan variasi dan refleksi, maka lebih

jelas lagi kerangka berfikir dapat dilihat pada Gambar 2.2 sebagai berikut :

Page 53: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Gambar 2.2 Skema Penjelasan Kondisi Awal Sampai Kondisi Akhir

dari Siklus I Sampai Siklus II

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir penulis dapat

mengemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut: ”Dengan melalui kegiatan

finger painting (melukis dengan jari) dapat meningkatkan kemampuan motorik

halus pada anak kelompok A di TK Bangsri 01 Karangpandan Semester II Tahun

Pelajaran 2011-2012”.

Kondisi Awal

Guru tidak pernah

menggunakan media

pada waktu

pembelajaran

melukis

Perkembangan

motorik halus anak

Kelompok A masih

rendah

Tindakan

Guru menggunakan

finger painting dalam

peningkatan

perkembangan motorik

halus

Siklus I: Dalam

perkembangan

motorik halus guru

menggunakan finger

painting kegiatan

belum divariasikan

Siklus II: Dalam

peningkatan motorik

halus guru

menggunakan

finger painting

kegiatan yang sudah

divariasikan dan

diarahkan menjadi

bermakna

Kondisi

Akhir

Melalui kegiatan finger

painting dapat meningkatkan

perkembangan motorik halus

pada siswa Kelompok A TK

Bangsri 01 Karangpandan

Semester II Tahun Pelajaran

2011-2012

Page 54: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waku Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Bangsri 01 Karangpandan yang

beralamat di Dukoh Jangganan, Kelurahan Bangsri, Kecamatan

Karangpandan, Kabupaten Karanganyar. Lokasi TK Bangsri 01 sangat stategis

karena berada tidak jauh dari jalan Solo-Tawangmangu, samping SDN 02

Bangsri Kecamatan Karangpandan dan transportasinya mudah dijangkau.

Alasan memilih tempat penelitian adalah penelitian ini untuk meningkatkan

kemampuan motorik halus siswa kelompok A, maka peneliti memilih melalui

kegiatan finger painting. Selain itu, peneliti mengambil lokasi atau tempat ini

dengan pertimbangan peneliti bekerja pada sekolah tersebut, sehingga

memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek

penelitian yang sangat sesuai dengan profesi peneliti.

2. Waktu

Penelitian ini akan dilakukan selama 5 bulan yaitu bulan Januari 2012

s.d Mei 2012. Waktu dari penyusunan dan pengajuan proposal pada bulan

Januari 2012 minggu ke empat, mengurus ijin penelitian pada bulan April

2012 minggu ke tiga, pelaksanaan penelitian siklus I dan siklus II dimulai dari

bulan April s.d bulan Mei, sehingga penulisan laporan hasil penelitian tersebut

pada bulan Juni s.d bulan Juli 2012, dan rencana pelaksanaan ujian sekripsi

pada bulan Juli 2012. Adapun jadwal penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1

pada lampiran yang pertama.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah anak kelompok A di TK Bangsri 01

Karangpandan pada Semester II Tahun Pelajaran 201I-2012 dengan jumlah murid

20 anak, yang terdiri dari 11 anak laki-laki dan 9 anak perempuan serta yang

menjadi peneliti adalah guru.

35

Page 55: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK.

Menurut I.G.A.K Wardhani (2007: 1.4) Penelitian Tindakan Kelas adalah

penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi

diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil

belajar siswa menjadi meningkat. Adapun tahapan penting dalam PTK menurut

Kemmis Mc Taggart (1998) dalam Kunandar (2010: 71), yaitu perencanaan

(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting),

dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Perencanaan (planning)

Yaitu mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis untuk

meningkatkan apa yang telah terjadi.

2. Tindakan (acting)

Yaitu tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali, yang merupakan

variasi praktik yang cermat dan bijaksana.

3. Observasi (observasing)

Kegiatan pengumpulan data yang berupa proses perubahan kinerja PBM

4. Refleksi (reflecting)

Yaitu mengingat dan merenungkan sustu tindakan persis seperti yang telah

dicatat dalam observasi.

Secara rinci prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus pertama (I)

a. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan;

b. Melakukan tindakan sesuai yang direncanakan;

c. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan dan

mengidentifikasi masalah;

d. Melakukan refleksi oleh peneliti.

Page 56: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

2. Siklus pertama (II)

a. Merencanakan tindakan berdasarkan siklus pertama untuk perbaikan

meningkatkan prosentase.

b. Melakukan tindakan sesuai yang direncanakan.

c. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus II dan

mengidentifikasi masalah.

d. Melakukan refleksi oleh peneliti.

D. Sumber Data dan Variabel Penelitian

Guna memperoleh data dalam penelitian tersebut, maka penulis perlu

mencari data, baik yang diiperoleh dari pihak-pihak yang berhubungan dengan

obyek penelitian ataupun dari dokumen maupun buku-buku, sehingga untuk

memperoleh data yang lengkap dan jelas peneliti mengikuti kegiatan pelaksanaan

pembelajaran di TK Bangsri 01 Karangpandan Semester II Tahun Pelajaran

2011-2011 sekaligus menjadi penelitian partisipan, karena peneliti ikut

memberikan ide-ide atau gagasan untuk pelaksanaan pembelajaran di tempat

penelitian. Dengan demikian maka sumber data dalam penelitian ini terdiri dari

sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber Data Primer

Yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber

datanya. Teknik untuk mengumpulkan data, observasi, wawancara,

dokumentasi, dan pengukuran hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini yang

menjadi sumber data primer adalah :

a. Kepala Sekolah TK Bangsri 01 Karangpandan

b. Para pendidik di TK Bangsri 01 Karangpandan

c. Anak kelompok A di TK Bangsri 01 Karangpandan yang terdiri dari 11

anak laki-laki dan 9 anak perempuan jadi berjumlah 20 anak.

2. Sumber Data Sekunder

Yaitu sumber data yang secara tidak langsung memberikan keterangan

yang bersifat melengkapi sumber data primer. Sumber data sekunder adalah

dokumen sekolah atau buku-buku ilmiah yang berhubungan dengan

Page 57: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

penelitian, catatan-catatan penting yang berkaitan dengan kegiatan siswa yang

diteliti serta hasil penilaian anak. Tehnik ini dilakukan untuk mengumpulkan

data yang bersumber dari arsip dan dokumen yang ada di TK Bangsri 01

Karangpandan sebagai lokasi dan obyek penelitian.

3. Variabel Penelitian

a. Variabel Terikat ( Variabel Y )

Variabel terikat adalah variabel yang kehadirannya dipengaruhi oleh

variabel lain atau variabel yang mau diatasi. Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah peningkatan perkembangan motorik halus.

b. Variabel Bebas ( Variabel X )

Variabel bebas yaitu variabel yang dipilih untuk dicari pengaruhnya

terhadap variabel terikat atau variabel yang digunakan untuk mengatasi

masalah. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah finger painting

(melukis dengan jari).

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dari sumber data yang telah penulis sebutkan

di atas, maka penulis mempergunakan tehnik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Studi Lapangan (Field research)

Sebagai salah satu cara untuk langsung terhadap obyek penelitian

dalam rangka memperoleh data, adapun studi lapangan yang penulis lakukan

adalah sebagai berikut :

a. Wawancara (interview)

Merupakan tehnik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab

secara langsung antara peneliti dengan responden (bisa dengan guru

patner, anak, orang tua maupun kepala sekolah)

b. Pengamatan (observasi)

Sebagai salah satu cara dalam mengumpulkan data dalam rangka

penelitian dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung terhadap

keadaan yang sebenarnya dari obyek yang diteliti, kemudian dilakukan

Page 58: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

pencatatan secara sistematis terhadap kenyataan yang dilakukan

dilapangan.

c. Pengukuran Hasil Belajar Anak (Penugasan)

Merupakan teknik pengukuran hasil belajar anak seberapa jauh anak

tersebut memahami pelajaran yang diberikan oleh Guru.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang bersumber

dari dokumen atau arsip. Dokumen prangkat berupa daftar nilai, daftar hadir

anak, dan arsip-arsip yang dimiliki oleh Guru kelas TK. Dokumen media

berupa foto dan vidieo.

F. Validitas Data

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat

dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam penarikan kesimpulan. Teknik yang

digunakan untuk memeriksa validitas data antara lain adalah triangulasi dan

review informan kunci

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan

memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

pembanding data itu (Lexy J. Moleong: 2011). Teknik triangulasi yang

digunakan antara lain berupa triangulasi sumber, trianggulasi data dan triangulasi

metode pengumpulan data. Sedangkan review informan kunci adalah

mengkonfirmasikan data atau interpretasi temuan kepada informan kunci sehingga

diperoleh kesepakatan antara peneliti dan informan tentang data atau interpretasi

temuan tersebut.

Trianggulasi data yaitu mengumpulkan data yang sejenis dari sumber

yang berbeda. Trianggulasi sumber dengan mengkroscekkan data yang diperoleh

dengan informasi dari siswa, guru lain, sumber. Trianggulasi metode yaitu

mengumpulkan data dengan metode pengumpulan data yang berbeda tapi

mengarah pada sumber data yang sama. Dengan menggunakan metode tes,

Page 59: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

observasi, wawancara diharapkan di dapat hasil yang akurat. Sehingga dalam

penelitian ini perlu validasi data melalui informasi dari anak, guru lain, dengan

pengamatan terhadap anak maupun wawacara.

G. Teknik Analisis Data

Analisa data merupakan bagian yang sangat penting didalam suatu

penelitian. Pada bagian ini peneliti akan merangkai data yang diperoleh,

mengorganisir data, menyusun dan merakit dalam suatu kesatuan yang logis dan

sistematis sehingga jelas keterkaitannya.

Menurut HB. Sutopo (2011), yang dimaksud dengan analisis data yaitu

terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu: reduksi data,

penyajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi. Adapun rincian model

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

yang tertulis pada saat di lapangan. Jumlah murid di TK Bangsri 01 adalah 58

anak. Akan tetapi dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah

anak kelompok A yang berjumlah 20 anak terdiri dari 11 anak laki-laki dan 9

anak perempuan di mana perkembangan motorik halus anak kurang

berkembang, maka melalui kegiatan finger painting untuk meningkatkan

perkembangan motorik halus anak.

2. Penyajian Data

Penyajian data yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan lembar kerja

anak dan format observasi untuk mengetahui perkembangan motoriknya

melalui finger painting anak TK Bangsri 01 Karangpandan. Pada lembar kerja

anak ditulis nama anak, tanggal kegiatan sedangkan format observasi ditulis

nama anak didik, aspek penilaian, dan keterangan hasil.

Page 60: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

3. Kesimpulan-kesimpulan : Penarikan atau Verifikasi

Setelah data-data direduksi, disajikan langkah terakhir yaitu

dilakukannya penarikan kesimpulan. Data-data yang telah didapatkan dari

hasil kemudian diujikan kebenarannya. Penarikan kesimpulan ini merupakan

bagian dari konfigurasi yang utuh sehingga kesimpulan-kesimpulan juga

diverifikasikan selama penelitian berlangsung. Verifikasi data yaitu

pemeriksaan tentang benar tidaknya hasil laporan penelitian. Kesimpulan yaitu

tinjauan ulang pada catatan di lapangan dapat diuji kebenaran merupakan

validitas.

Adapun lebih jelasnya, model tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.1

sebagai berikut:

Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif

(H.B. Sutopo, 2002 : 87)

Berdasarkan dari Gambar 3.1 bagan tersebut diatas, langkah yang akan

ditempuh dalam penelitian ini adalah:

a. Melakukan analisis awal, apabila data yang didapat di kelas sudah cukup.

b. Mengembangkan sajian data.

c. Mengembangkan analisis data.

d. Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data apabila dalam

persiapan analisis ternyata ditemukan data kurang lengkap atau kurang

jelas maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.

e. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

Pengumpulan Data

Penyajian Data Reduksi Data

Penarikan Kesimpulan

atau Verifikasi

Page 61: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

f. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan

sarana dalam laporan akhir.

H. Indikator Kinerja

Indikator Kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Pada rencana

penelitian ini indikator kinerjanya yaitu peningkatan perkembangan motorik halus

melalui finger painting. Pada siklus berikutnya Guru dapat melaksanakan kegiatan

finger painting dengan cara bervariasi yang dibuat oleh Guru.

Ukuran keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu apabila

pada siklus I dalam kegiatan finger painting terdapat 10 anak yang memperoleh

nilai tuntas ( 4) dan mencapai 50% dari jumlah anak. Pada siklis II terdapat 16

anak yang memperoleh nilai tuntas ( 4) dan mencapai 80% dari jumlah anak.

Tindakan pada penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila pada siklus

terakhir pencapaian lebih dari 80% dari jumlah anak yang memperoleh nilai

tuntas. Akan tetapi apabila pada siklus I dan pada siklus II tidak berhasil untuk

meningkatkan motorik halus pada anak, maka akan ditindak lanjuti pada siklus

berikutnya.

Indikator-indikator dalam aspek perkembangan fisik motorik halus yang

diamati untuk menentukan keberhasilan penelitian ini. Adapun lebih jelasnya lagi

dapat dilihat pada Tabel 3.2 seperti berikut:

Tabel 3.2 Indikator Kinerja dalam Kegiatan Finger Painting

Aspek yang Diukur

Persentase

Siswa yang

Ditargetkan

Cara Mengukur

KREATIFITAS

a. Anak mampu menggambar

bebas dari bentuk lingkaran dan

persegi empat.

b. Anak mampu menggambar

orang lengkap dan sederhana.

c. Anak mampu menggambar

bebas dengan berbagai media

pensil warna, krayon, arang, dll

d. Anak mampu melukis dengan

jari / finger painting

90%

Diamati saat pembelajaran dan

dihitung dari jumlah anak yang

kreatif dalam kegiatan meng-

gambar, finger painting, dan

bermain warna dengan berbagai

media krayon, cat air, dll

Page 62: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

e. Anak mampu bermain warna

dengan berbagai media krayon,

cat air, dll

KEAKTIFAN

a. Anak mampu membuat garis

tegak, datar, lengkung, dan

lingkaran.

b. Anak mampu memegang pensil

belum sempurna.

90% Diamati saat pembelajaran dan

dihitung dari jumlah anak yang

keaktifan dalam kegiatan mem-

buat garis tegak, datar,

lengkung, dan lingkaran dengan

media finger painting dan pensil

TANGGUNG JAWAB

a. Anak mampu merekat /

menempel.

b. Anak mewarnai bentuk-bentuk

geometri dengan ukuran besar.

90% Diamati saat pembelajaran dan

dihitung dari jumlah anak yang

tanggung jawab dalam merekat

/ menempe kegiatan yang telah

diselesaikan.

KEBERHASILAN

a. Anak mampu menggunting

sesuai bentuk lingkaran , zik-

zak, dll

b. Anak mampu meremas koran/

kertas, meremas parutan

kelapa, dll.

c. Anak mampu mencetak

berbagai media pasir, adonan

tepung, dll

90% Diamati saat pembelajaran dan

dihitung dari jumlah anak yang

kreatif dalam kegiatan meng-

gunting bentuk gambar

geometri meremas koran/

kertas, meremas parutan kelapa,

dan kegiatan mencetak berbagai

media pasir, adonan tepung,

finger painting dl

I. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua

siklus penelitian yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus melalui 4

tahap, yaitu: 1)perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (action),

pengamatan (observation), dan refleksi (Reflect). Adapun lebih jelasnya lagi dapat

dilihat pada Gambar 3.2 seperti berikut:

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian

Plan

Reflect

ctctct Act

Observe

Plan

Reflect Act

Observe

Siklus 1 Siklus 2

dst

Page 63: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Berdasarkan Gambar 3.2 di atas dapat dijelaskan secara rinci dari siklus I

ke siklus II seperti berikut:

1. Rancangan Siklus I

Prosedur pada siklus I ini terdiri dari pertemuan I dan pertemuan II

dimana penjelasan lebih rinci sebagai berikut:

a. Pertemuan I

1) Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan dalam PTK disusun berdasarkan masalah

yang hendak dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan. Pada

perencanaan tindakan ini peneliti menyusun perencanaan tindakan

yang didasarkan pada studi pendahuluan yang telah dilakukan. Adapun

langkah-langkah dalam persiapan penelitian yaitu:

a. Mengumpulkan data yang diperlukan melalui teknik observasi,

wawancara dan pencatatan arsip.

b. Membuat skenario pembelajaran dengan metode kontekstual. .

c. Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH).

d. Menyiapkan media dan peralatan untuk mengajar.

e. Menyiapkan lembar kerja anak.

f. Menyiapkan lembar penilaian.

g. Menyiapkan lembar wawancara

h. Membuat lembar observasi.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini merupakan penerapan dari perencanaan yang

telah dibuat dalam bentuk RKH disertai jumlah pertemuannya yang

bertujuan untuk meningkatkan perkembangan motorik halus pada anak

dengan melalui kegiatan finger painting yang akan disajikan dalam

pertemuan I pada bulan April minggu ke tiga.

3) Observasi Tindakan

Kegiatan observasi tindakan dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan dengan format observasi yang berisi proses,

ketepatan hasil dan hambatan pada anak saat pelaksanaan tindakan

Page 64: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

berlangsung anak belum berhasil menghasilkan sebuah karya finger

painting secara mandiri.

4) Refleksi Tindakan

Refleksi dilakukan setelah melakukan pengamatan. Karena di

dalam kegiatan pembelajaran pada pertemuan I ini didapatkan suatu

kendala yaitu adanya nilai tuntas anak yang belum mencapai hasil

yang diharapkan atau tindakan belum tercapai hanya 20% dari 20anak

hanya 4 anak belum optimal, maka perlu adanya perbaikan pada

pertemuan II.

b. Pertemuan II

1) Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan dalam PTK disusun berdasarkan masalah

yang hendak dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan. Pada

perencanaan tindakan ini peneliti menyusun perencanaan tindakan

yang didasarkan pada studi pendahuluan yang telah dilakukan. Adapun

langkah-langkah dalam persiapan penelitian yaitu:

a) Mengumpulkan data yang diperlukan melalui teknik observasi,

wawancara dan pencatatan arsip.

b) Membuat skenario pembelajaran dengan metode kontekstual. .

c) Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH).

d) Menyiapkan media dan peralatan untuk mengajar.

e) Menyiapkan lembar kerja anak.

f) Menyiapkan lembar penilaian.

g) Menyiapkan lembar wawancara

h) Membuat lembar observasi.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini merupakan penerapan dari perencanaan yang

telah dibuat dalam bentuk RKH disertai jumlah pertemuannya yang

bertujuan untuk meningkatkan perkembangan motorik halus pada anak

dengan melalui kegiatan finger painting yang akan disajikan dalam

pertemuan II pada bulan Mei minggu pertama.

Page 65: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

3) Observasi Tindakan

Kegiatan observasi tindakan dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan dengan format observasi yang berisi proses,

ketepatan hasil dan hambatan pada anak saat pelaksanaan tindakan

berlangsung anak belum berhasil menghasilkan sebuah karya finger

painting secara mandiri.

4) Refleksi Tindakan

Refleksi dilakukan setelah melakukan pengamatan. Karena di

dalam kegiatan pembelajaran pada pertemuan II ini didapatkan suatu

kendala yaitu adanya nilai anak yang belum mencapai hasil yang

diharapkan atau tindakan belum tercapai hanya 50% dari 20 anak

hanya 10 anak yang mencapai setengah optimal, maka perlu adanya

perbaikan pada pertemuan I dan II dilanjutkan pada siklus II.

2. Rancangan Siklus II

Prosedur pada siklus II ini terdiri dari pertemuan I dan pertemuan II

dimana penjelasan lebih rinci sebagai berikut:

a. Pertemuan I

1) Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan dalam PTK disusun berdasarkan masalah

yang hendak dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan. Pada

perencanaan tindakan ini peneliti menyusun perencanaan tindakan

yang didasarkan pada studi pendahuluan yang telah dilakukan. Adapun

langkah-langkah dalam persiapan penelitian yaitu:

a) Mengumpulkan data yang diperlukan melalui teknik observasi,

wawancara dan pencatatan arsip.

b) Membuat skenario pembelajaran dengan metode kontekstual. .

c) Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH).

d) Menyiapkan media dan peralatan untuk mengajar.

e) Menyiapkan lembar kerja anak.

f) Menyiapkan lembar penilaian.

g) Menyiapkan lembar wawancara

Page 66: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

h) Membuat lembar observasi.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini merupakan penerapan dari perencanaan yang

telah dibuat dalam bentuk RKH disertai jumlah pertemuannya yang

bertujuan untuk meningkatkan perkembangan motorik halus pada anak

dengan melalui kegiatan finger painting yang akan disajikan dalam

pertemuan I pada bulan Meil minggu pertama.

3) Observasi Tindakan

Kegiatan observasi tindakan dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan dengan format observasi yang berisi proses,

ketepatan hasil dan hambatan pada anak saat pelaksanaan tindakan

berlangsung anak belum berhasil menghasilkan sebuah karya finger

painting secara mandiri.

4) Refleksi Tindakan

Refleksi dilakukan setelah melakukan pengamatan. Karena di

dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I yang sudah diadakan belum

berhasil, maka ditindaklanjuti pada siklus II pertemuan I ini didapatkan

suatu kendala yaitu adanya nilai anak yang belum mencapai hasil yang

diharapkan atau tindakan belum tercapai hanya 60% dari 20 anak

hanya 12 anak yang belum optimal, maka perlu adanya perbaikan pada

pertemuan II.

b. Pertemuan II

1) Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan dalam PTK disusun berdasarkan masalah

yang hendak dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan. Pada

perencanaan tindakan ini peneliti menyusun perencanaan tindakan

yang didasarkan pada studi pendahuluan yang telah dilakukan. Adapun

langkah-langkah dalam persiapan penelitian yaitu:

a) Mengumpulkan data yang diperlukan melalui teknik observasi,

wawancara dan pencatatan arsip.

b) Membuat skenario pembelajaran dengan metode kontekstual. .

Page 67: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

c) Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH).

d) Menyiapkan media dan peralatan untuk mengajar.

e) Menyiapkan lembar kerja anak.

f) Menyiapkan lembar penilaian.

g) Menyiapkan lembar wawancara

h) Membuat lembar observasi.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini merupakan penerapan dari perencanaan yang

telah dibuat dalam bentuk RKH disertai jumlah pertemuannya yang

bertujuan untuk meningkatkan perkembangan motorik halus pada anak

dengan melalui kegiatan finger painting yang akan disajikan dalam

pertemuan II pada bulan Mei minggu ke tiga.

3) Observasi Tindakan

Kegiatan observasi tindakan dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan dengan format observasi yang berisi proses,

ketepatan hasil dan hambatan pada anak saat pelaksanaan tindakan

berlangsung anak sudah berhasil menghasilkan sebuah karya finger

painting secara mandiri.

4) Refleksi Tindakan

Refleksi dilakukan setelah melakukan pengamatan. Karena

sudah ada perbaikan dalam kegiatan pembelajaran pada pertemuan I

dan pertemuan II didapatkan suatu peningkatan yaitu adanya nilai anak

yang sudah meningkat mencapai nilai yang diharapkan mencapai 90%

dari 20 anak diantaranya 18 anak yang berhasil dan 10% dari 20 anak

diantaranya 2 anak yang belum tuntas. Bagi anak yang belum tuntas

sepenuhnya peneliti menyerahkan kembali kepada guru kelas agar

dibimbing dalam belajar anak yang lebih maksimal dan menghasilkan

hasil dari proses yang memuaskan, sehingga tidak akan dilanjutkan

pada siklus berikutnya.

Page 68: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK BANGSRI 01 Karangpandan.

Sekolah ini terletak di Desa Bangsri, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten

Karanganyar. Sekolah ini memiliki 1 kantor (terdiri dari ruang kepala sekolah

dan ruang guru), 6 ruang kelas, 2 kamar kecil peserta didik, 1 kamar kecil guru

dan 1 dapur. Suasana di TK BANGSRI 01 sangat setrategis dan nyaman. TK

Bangsri 01 juga terletak berdampingan dekat dengan SD dan sumber

pembelajaran. Media APE yang terdapat di TK Bangsri 01 masih minim dan

kurang baik.

Karakter peserta didik kelompok A sebagai tempat penelitian, sebagian

besar menganggap finger painting itu sebagai suatu kegiatan belajar mengecap

atau menggambar yang sulit, membosankan, dan antusiasme peserta didik

dalam pembelajaran dan perkembangan motorik anak kurang optimal. Dalam

pembelajaran yang dilaksanakan di kelompok A TK Bangsri 01

Karangpandan, guru jarang menggunakan media dalam pembelajaran terutama

pada materi yang ingin diajarkan kepada anak dengan media yang kurang

menarik sehingga anak tidak termotifasi dalam kegiatan belajar. Hal ini

menyebabkan rendahnya perkembangan motorik halus dapat terlihat dalam

kegiatan finger painting. Latar belakang ini yang dijadikan pangkal dalam

berbagai permasalahan dalam upaya meningkatkan perkembangan motorik

halus anak melalui finger painting.

Penelitian ini diharapkan peserta didik TK BANGSRI 01 Bangsri,

Karangpandan, Kabupaten Karanganyar lebih tertarik dan termotivasi untuk

belajar meningkatkan perkembangan motorik halus anak melalui kegiatan

finger painting yang sudah divariasikan agar peserta didik tidak bosan dalam

kegiatan.

49

Page 69: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

2. Deskripsi Kondisi Awal

Sebagai gambaran kondisi awal peserta didik, digunakan hasil pra

siklus sebelum dilakukan siklus I. Nilai kriteria ketuntasan pada kegiatan

finger painting adalah ( 4) tuntas. Berdasarkan hasil pra siklus diperoleh

data awal bahwa di TK Bangsri 01 Karangpandan, siswa kelompok A banyak

yang nilai hasil kegiatan finger painting tergolong rendah atau belum tuntas

( 2). Pada saat unjuk kerja kegiatan pembelajaran finger painting,

kebanyakan dari mereka tidak tuntas dalam menyelesaikan hasil finger

painting dengan baik. Dari hasil observasi peningkatan motorik halus peserta

didik terhadap proses kegiatan pembelajaran finger painting yang dilakukan

oleh guru, hanya 4 anak (20 %) dari 20 anak yang tuntas ( 4) hasil kegiatan

finger paintingnya. Nilai yang harus dicapai adalah nilai terendah adalah

( 2) belum tuntas ( 0 %), nilai tertinggi yang dicapai adalah ( 4) tuntas

(90 %) dari 20 anak hanya 18 anak, dan rata-rata nilai dalam kelas tersebut

adalah ( 3) setengah tuntas (10 %) dari 20 anak hanya 2 anak.

Hal ini dikarenakan kebanyakan peserta didik masih malu-malu dalam

mengekspresikan ide atau imajinasinya dalam kegiatan finger painting dan

motorik halusnya, kebanyakan siswa hanya meniru hasil finger painting

(melukis dengan jari) Guru di buku gambar, sehingga peserta didik kurang

bebas dalam menuangkan kreatifitas finger paintingnya. Selain itu,

dikarenakan kurangnya tema dan objek dalam kegiatan finger painting dan

proses kegiatan finger painting masih konvensional yaitu siswa hanya

mencontoh hasil lukisan yang dibuat oleh guru di buku gambar. Dalam arti

yang lebih subtansial bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih

memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi peserta didik

untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berfikirnya.

Oleh karena itu, perlu diterapkan suatu strategi belajar yang dapat membantu

siswa untuk memahami kegiatan belajar dan aplikasinya dalam kehidupan

sehari- hari.

Page 70: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Berdasarkan hasil pra siklus dapat memperoleh hasil nilai pada Daftar

Nilai Pra Siklus unjuk kerja kegiatan finger painting pada siswa kelompok A

dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Daftar Nilai Anak Pra Siklus

Kegiatan Melukis Bendera Merah Petih dengan Jari

No Nomor

Induk siswa

Nilai Pra Siklus No Nomor

Induk siswa

Nilai Pra

Siklus

1 155 3 11 165 2

2 156 2 12 166 2

3 157 3 13 167 2

4 158 2 14 168 4

5 159 4 15 169 3

6 160 2 16 170 4

7 161 2 17 171 3

8 162 2 18 172 2

9 163 2 19 173 2

10 164 4 20 174 2

4 = Tuntas 20 %

3 = Setengah Tuntas 20 %

2 = Belum Tuntas 60 %

Berdasarkan dari Tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa hasil

kegiatan yang dilaksanakan pada pra siklus belum berhasil, hal ini dibuktikan

dengan masih ada beberapa anak yang belum berhasil. Hal ini dapat dilihat

pada Tabel 4.2 di bawah ini:

Page 71: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Tabel 4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Interval Tingkat Keberhasilan

Pra Siklus Kegiatan Melukis Bendera Merah Petih dengan Jari

No Interval Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi) (fi.xi)

Persentase

(%) Keterangan

1 0,0-1,0 12 0,5 6 60 Tidak Tuntas

2 1,0-2,0 2 1,5 3 10 Tidak Tuntas

3 2,0-3,0 2 2,5 5 10 Tuntas

4 3,0-4,0 4 3,5 14 20 Tuntas

Jumlah 20 28 100

Ketidak tuntasan = (14 : 20) x 100% = 70%

Ketuntasan klasikal = (6 : 20) x 100% = 30%

Nilai Rata-rata Kelas = (28 : 20) x 100% = 140%

Tingkat

Keberhasilan Frekuensi

Frekuensi

Dalam Persen Keterangan

4 4 20% Tuntas

3 4 20% Setengah

Tuntas

2 12 60 % Belum Tuntas

Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat disajikan dengan bentuk grafik

pada Gambar 4.1 sebagai berikut:

0

2

4

6

8

10

12

14

0,0-1,0 1,0-2,0 2,0-3,0

INTERVAL

3,0-4,0

3,0-4,0

Tuntas

2,0-3,0

Tuntas

1,0-2,0

Belum

Tuntas0,0-1,0

Tidak

Tuntas

Gambar 4.1. Grafik Tingkat Keberhasilan Pra Siklus

Berdasarkan Gambar 4.1 di atas dapat diketahui bahwa hasil prasiklus

peningkatan motorik halus pada siswa kelompok A sebelum menggunakan

Page 72: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

kegiatan finger painting diperoleh rata-rata pencapaian nilai yang dicapai

peserta didik masih rendah yaitu ( 2) dan ketuntasan klasikal sebesar 60%.

Adapun rincian ketuntasan klasikal dalam kemampuan motorik halus siswa di

kelompok A pada pertemuan prasiklus adalah sebagai berikut:

a. yang memperoleh nilai 0,0-1,0 tidak tuntas terdapat 12 peserta didik atau

60%;

b. yang memperoleh nilai 1,0-2,0 tidak tuntas terdapat 2 peserta didik atau

10%;

c. yang memperoleh nilai 2,0-3,0 tuntas terdapat 2 peserta didik atau 10%;

d. yang memperoleh nilai 3,0-4,0 tuntas terdapat 4 peserta didik atau 20%.

Berdasarkan penjelasan dari hasil uraian nilai juga terdapat

penjelasan yang lain, sebagai berikut:

a. yang memperoleh nilai 4 tuntas ada 4 peserta didik atau 20 %;

b. yang memperoleh nilai 3 setengah tuntas ada 4 peserta didik atau 20%;

c. yang memperoleh nilai 2 belum tuntas ada 12 peserta didik atau 60%.

Rendahnya nilai atau ketidaktuntasan kemampuan motorik halus

pada kegiatan finger painting berdasarkan observasi, disebabkan beberapa

faktor, diantaranya: 1) Pada saat pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar

peserta didik cenderung pasif, 2) Guru menggunakan model pembelajaran

konvensional, artinya guru menggunakan model pembelajaran yang relatif

monoton sehingga pembelajaran yang dilakukan kurang bermakna. Hal ini

mengakibatkan peserta didik tidak tertarik dalam proses pembelajaran, karena

peserta didik cenderung cepat jenuh atau mengalami kebosanan dalam

menerima materi pembelajaran, 3) Guru jarang menggunakan media dalam

pembelajaran, sehingga perkembangan motorik halus peserta didik kurang, 4)

Kurang adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.

Oleh karena itu diperlukan suatu perbaikan dan media yang tepat

untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan penggunaan kegiatan

finger painting. Diharapkan dengan melalui kegiatan finger painting maka,

Page 73: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

nilai kemampuan motorik halus peserta didik kelompok A akan mengalami

peningkatan sehingga ketuntasan belajar peserta didik dapat tercapai.

3. Deskripsi Hasil Penelitian

Proses penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Dimana setiap

siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan dan 4 tahapan yaitu: 1) Perencanaan,

2) Pelaksanaan, 3) Pengamatan atau Observasi dan 4) Refleksi, sebagai

berikut:

a. Deskripsi Siklus I

Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus masing-masing

terdiri atas dua tahap yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan

tindakan, (3) observasi, (4) refleksi tindakan. Tindakan siklus I

dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan yaitu siklus

pertama pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 7

dan 11 Mei 2012 selama (2 x 60 menit). Pertemuan kedua dilaksanakan

pada hari Jum’at tanggal 11 Mei 2012 selama (2 x 60 menit). Adapun

tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut

1) Perencanaan Tindakan Siklus I

Kegiatan perencanaan tindakan siklus 1 pertemuan pertama

dilaksanakan pada hari Selasa, 7 Mei 2012 dan pertemuan kedua

dilaksanakan pada hari rabu, 11 Mei 2012. Adapun kegiatan

perencanaan pembelajaran pada siklus 1 adalah sebagai berikut:

a. Menyusun RKH pembelajaran.

Rencana Kegiatan Harian disusun 2x pertemuan. Masing-masing

pertemuan 2 x 60 menit. Perencanaan RKH mencakup penentuan:

standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, langkah-

langkah/skenario pembelajaran, media, model dan sumber

pembelajaran serta sistem penilaian.

Page 74: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

b. Menyiapkan media pembelajaran.

Menyiapkan skenario pembelajaran dengan tema (Tanah Airku dan

Alam Semesta) dan subtema (Tatacara Kehidupan di Desa dan

Kegunaan Matahari). Serta alat peraga Tanah Airku berupa:

bendera merah putih, jagung dan padi dan Alam Semesta berupa:

gambar matahari, gambar gejala alam (pagi, siang, dan malam).

c. Menyiapkan lembar kegiatan.

Menyusun lembar kegiatan unjuk kerja/tugas kelompok. Kegiatan

ini untuk mengetahui keefektifan penggunaan model pembelajaran

kontekstual. Serta menyusun tugas kegiatan unjuk kerja untuk

mengetahui apakah tujuan pembelajaran dapat tercapai atau tidak.

d. Menyiapkan lembar penilaian.

Lembar penilaian digunakan untuk menilai keterampilan finger

painting pada anak kelompok A TK Bangsri 01 Karangpandan.

e. Membuat Lembar observasi.

Lembar observasi digunakan untuk menilai keaktifan peserta didik

dan keefektifan penggunaan model pembelajaran kontekstual.

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kontekstual dengan Rencana

Kegiatan Harian yang telah disusun. Siklus I dilaksanakan selama 2

kali pertemuan.

a. Pertemuan I

Dalam tahapan ini guru melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kontekstual dengan Rencana Kegiatan Harian yang telah disusun.

Siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Pada pertemuan I

materi kegiatan yang diajarkan pada pertemuan ini adalah dengan

tema tanah airku dan subtema tatcara kehidupan di desa. Siklus I

dilaksanakan 2 x 60 menit dalam satu kali pertemuan. Kegiatan

Page 75: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model

pembelajaran kontekstual.

Media penunjang yang digunakan dalam kegiatan

pembelajaran ini adalah tanaman jagung, padi, gambar pelangi,

gambar matahari, dan gambar bintang. Kegiatan dimulai dengan

berdo’a bersama-sama kemudian mengabsen siswa. Sebelum guru

menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari itu, terlebih

dahulu guru mengelola kondisi kelas agar siswa siap dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Selanjutnya

guru memberikan apersepsi dengan melakukan Tanya jawab

tentang materi yang akan dilakukan pada hari itu yaitu dengan

tema tanah airku dan subtema tatacara kehidupan di desa dan

Tanya jawab macam-macam tanaman hasil pedesaan. Setelah

Tanya jawab berlangsung guru guru mempertegas tujuan yang

akan dicapai kepada siswa.

Pada pertemuan I guru dan siswa memulai inti kegiatan

pembelajaran dengan diawali guru membagi siswa menjadi 5

kelompok dilanjutkan penjelasan guru tentang kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan. Agar lebih jelas guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang

proses kegiatan yang akan dilakukan (tanya jawab). Anak memulai

tugas kegiatan finger painting (melukis dengan jari) secara

kelompok sesuai masing-masing kelompok yang telah dibagi oleh

guru. Guru membagi lembar kegiatan yang berupa kertas hvs dan

bahan finger painting kepada setiap kelompok dan masing-masing

anak mendapatkan satu kertas gambar (penilaian sebenarnya).

Guru membagi perintah untuk mengambar bendera merah

putih dan rumah adat joglo kepada semua kelompok sama dan anak

mulai melukis setelah menulis nama masing-masing, hari dan

tanggal (pemodelan). Anak mulai melukis langsung dengan jari

sesuai perintah dan contoh yang sudah disediakan oleh guru di

Page 76: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

setiap masing-masing kelompok (inkuiri dan masyarakat belajar).

Anak diberi waktu untuk melukis membentuk sebuah lukisan.

Dilanjutkan anak menuliskan nama benda atau gambar tersebu dan

dikerjakan secara kelompok dilakukan dengan bimbingan oleh

guru (refleksi).

Pada kegiatan akhir guru mengulas lagi tentang kegiatan

yang telah dilakukan pada hari itu serta Tanya jawab dengan anak

mengenai macam-macam tanaman hasil pedesaan dan bendera

Indonesia dan susunan perangkat desa dari Bapak Lurah sampai

dengan Rt (refleksi).guru memberikan reward atau hadiah berupa

bintang kepada anak yang proses dan hasil melukisnya bagus. Dan

guru memberikan semangat kepada anak lain yang belum

mendapatkan hadiah agar mereka bersungguh-sungguh dalam

melukis dengan jari supaya pada pertemuan selanjutnya mereka

mendapatkan reward dari guru.

b. Pertemuan II

Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual dengan

Rencana Kegiatan Harian yang telah disusun. Siklus I dilaksanakan

selama 2 kali pertemuan. Pada pertemuan 1 kegiatan pembelajaran

yang telah diajarkan dan dilakukan oleh anak adalah dengan tema

alam semesta dan subtema tanaman. Siklus 1 dilaksanakan 2 x 60

menit dalam satu kali pertemuan. Pembelajaran dilaksanakan

dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual. Media

penunjang yang digunakan pada pembelajaran ini adalah macam-

macam tanaman, gambar dan alat gambar untuk menggambar dan

mewarnai gambar yang dibuat oleh anak.

Kegiatan diawali dengan berdo’a bersama kemudian

mengabsen anak. Sebelum guru menjelaskan dan memberikan

kegiatan, terlebih dahulu guru mengelola kondisi kelas agar anak

siap dalam proses pembelajaran. Selanjutnya memberikan

Page 77: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

apersepsi dengan melakukan Tanya jawab tentang macam-macam

tanaman. Setelah Tanya jawab berlangung guru mempertegas

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai kepada anak.

Pada pertemuan ke 2 guru dan anak memulai kegiatan inti

dengan diawali guru mengajak anak keluar kelas untuk finger

painting macam-macam tanaman yang mereka lihat dan temukan

di luar lingkungan kelas. Kemudian guru menjelaskan dan

menunjukan kepada anak macam-macam tanaman dengan cara

tanya jawab dan anak menebak tanaman apa yang dibawa oleh

guru dan tanaman apa yang mereka temukan di lingkungan sekitar

anak (pemodelan). Guru membawa tanaman yang masih kecil dan

anak menebak setelah besar tanaman nanti seperti apa. Anak

menunjuk mataharei yang mereka lihat yang sesuai dengan

matahari yang dibawa oleh guru misal: tanaman pohon mangga,

pohon jambu dan lain-lain. Guru membawa kartu yang sudah

ditulisi nama tanaman dan guru meminta anak yang berani untuk

maju dan memilih kartu yang dibawa guru dan anak

menempelkanya ke gambar yang sesuai dengan tulisan tersebut.

Misal matahar, bintang pelangi dan lain-lain (kontruktivisme).

Guru membagi kertas gambar, meja untuk finger painting,

dan bahan finger painting yang akan digunakan anak untuk

menggambar, kemudian guru memberikan waktu kepada anak

untuk mulai menggambar macam-macam pohon sesuai yang anak

suka, yang anak lihat dan anak temukan di sekitar lingkungan anak

belajar (penilaian sebenarnya). Anak mulai melukis matahari yang

mereka lihat dan sesuai keinginan anak (inkuiri dan masyarakat

belajar). Kemudian mewarnai gambar yang telah anak buat secara

individu. Setelah selesai guru melakukan tanya jawab tentang

kegiatan apa saja yang telah di lakukan oleh anak dan tanya jawab

tentang macam-macam tanaman (refleksi).

Page 78: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Setelah menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran dan

menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh guru. Guru

memberikan reward kepada anak yang hasil finger painting yang

bagus dan kepada anak yang mampu menjawab pertanyaan dari

guru dan yang berhasil meceritakan hasil lukisan jarinya kepada

teman-teman dan guru di depan kelas.

3) Observasi Siklus 1

Dalam tahap ini dilaksanakan pemantauan terhadap

pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kontekstual yang dilaksanakan dengan menggunakan

alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan video dan

kamera foto. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data

mengenai kesesuaian pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kontekstual dengan Rencana

Kegiatan Harian (RKH) yang telah disusun serta untuk mengetahui

seberapa besar kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran

kontekstual yang dilaksanakan menghasilkan perubahan pada proses

pembelajaran keterampilan finger painting (melukis dengan jari) pada

anak kelompok A. oleh karena itu pengamatan tidak hanya ditujukan

pada aktivitas atau partisipasi dalam proses pembelajaran, namun juga

pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

termasuk suasana kelas pada setiap pertemuan.

Uraian observasi tiap pertemuan pada siklus 1 sebagai berikut:

Pertemuan: 1 (satu)

Tema : Tanah Airku

Subtema : Tatacara Kehidupan di Desa

Hasil Observasi :

Kegiatan Pembelajaran Anak

Pada lembar aktivitas anak dan pada hasil kegiatan unjuk kerja

pada siklus 1 pertemuan 1 dapat disimpulkan sebagai berikut: a)

kreatifitas anak saat proses pembelajaran dalam kriteria baik; b)

Page 79: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

keaktifan anak saat proses kegiatan pembelajaran dalam kriteria cukup;

c) tanggung jawab anak pada saat melaksanakan kegiatan pemodelan

dan kelompok dalam criteria cukup, dan d) kemampuan anak dalam

mengerjakan kegiatan unjuk kerja dalam kriteria cukup.

Berdasarkan hasil observasi diatas dapat disimpulkan bahwa

anak dapat melakukan kegiatan pemodelan dengan cukup baik. Ada

sebagian anak yang dapat melukis dengan satu jari dengan proses dan

hasil yang bagus dan kreatif. Akan tetapi, masih ada sebagian anak

yang hasil melukisnya masih biasa, belum bagus, kurang kreatif dalam

menuangkan ide lukisan sesuai petunjuk dan malu dalam imajinasi

gambarnya. Kerjasama antar siswa cukup baik, hal ini menunjukkan

anak belum maksimal dalam kegiatan masyarakat belajar masih

individu. Hanya sebagian kecil anak yang aktif dalam kegiatan

pembelajaran terutama bertanya. Baik kepada guru maupun temannya.

Dari hasil tugas kelompok/ unjuk kerja, masih ada sebagian anak yang

belum mendapatkan nilai maksimal, sehingga dapat dikatakan kegiatan

inkuiri dan kontruktivisme belum maksimal dan masih perlu

bimbingan lagi.

Pada lembar observasi aktivitas guru dapat disimpulkan

sebagai berikut: a) pengelolaan ruang dan fasilitas pembelajaran dalam

kriteria baik; b) pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam kriteria

baik; c) pengelolaan interaksi kelas dalam kondisi baik; d) sikap

terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif anak

terhadap kegiatan pembelajaran dalam kriteria baik; e) pelaksanaan

proses kegiatan unjuk kerja dalam kriteria baik.

Pertemuan: II (dua)

Tema : Alam Semesta

Subtema : Kegunaan Matahari

Hasil Observasi :

Page 80: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Kegiatan Anak

Berdasarkan pada lembar aktivitas anak dan hasil kegiatan tes

unjuk kerja pada siklus I pertemuan II dapat disimpulkan sebagai

berikut: a) perhatian anak saat proses kegiatan pembelajaran dalam

kriteria baik, b) kerjasama anak saat proses kegiatan pembelajaran

dalam kriteria cukup; c) keaktifan anak saat proses kegiatan

pembelajaran dalam kriteria cukup; d) tanggung jawab anak saat

melaksanakan kegiatan pemodelan dan diskusi kelompok dalam

kriteria baik; dan hasil akhir anak dalam kegiatan finger painting baik.

Berdasarkan hasil observasi di atas dapat disimpulkan bahwa

anak dapat melakukan kegiatan pemodelan dengan cukup baik. Anak

mampu mengikuti dan melakukan tes unjuk kerja dengan baik tanpa

rasa malu dalam menuangkan idenya dalam melukis dengan jari. Anak

mampu melakukan kegiatan melukis dengan jari (finger painting)

sesuai model gambar tema yang mereka lihat dan mereka temukan

secara langsung, hanya beberapa siswa yang masih pasif dan malu

dalam mengekspresikan ide dan gagasanya dalam menuangkan

imajinasinya ketika melukis.

Kerjasama antar anak berjalan dengan baik, lebih baik dari

pertemuan sebelumnya. Hanya sebagian kecil anak yang aktif dalam

kegiatan pembelajaran terutama bertanya, dalam hasil tugas unjuk

kerja secara individu, hanya beberapa anak yang belum mendapatkan

nilai tuntas, sehingga dapat dikatakan anak dapat melakukan kegiatan

unjuk kerja dan pemodelan lebih baik dari pertemuan sebelumnya.

Berdasarkan dari hasil perbaikan yang penulis lakukan terhadap

hasil belajar anak pada siklus I pertemuan pertama dan pertemuan

kedua dapat dilihat pada Tabel 4 penulis sampaikan sebagai berikut:

Page 81: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 4.3 Daftar Nilai yang Dicapai Pada Pertemuan I dan Pertemuan II

dalam Siklus I Kegiatan Finger Painting

No

Absen

Kemampuan yang dicapai pada pertemuan

Pertemuan Ke-1

Kegiatan Melukis Berbentuk

Bendera dan Rumah Joglo

Pertemuan Ke-2

Kegiatan

Melukis Membuat Matahari

kreatifitas keaktifan Tanggung

jawab kreatifitas keaktifan

Tanggung

jawab

1 3 3 3 4 4 4

2 2 2 2 4 4 4

3 3 3 3 4 4 4

4 2 2 2 2 2 2

5 4 4 4 4 4 4

6 2 2 2 2 2 2

7 2 2 2 2 2 2

8 2 2 2 4 4 4

9 2 2 2 3 3 3

10 4 4 4 4 4 4

11 2 2 2 4 4 4

12 2 2 2 2 2 2

13 2 2 2 3 3 3

14 4 4 4 4 4 4

15 3 3 3 4 4 4

16 4 4 4 4 4 4

17 3 3 3 4 4 4

18 2 2 2 3 3 3

19 2 2 2 4 4 4

20 2 2 2 3 3 3

4

Tuntas 20% 20% 20% 60% 60% 60%

3 Setengah

Tuntas

20% 20% 20% 20% 20% 20%

2 Tidak

tuntas 60% 60% 60% 20% 20% 20%

Page 82: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Berdasarkan dari Tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa hasil

kegiatan yang dilaksanakan pada siklus 1 pertemuan pertama dan ke

dua belum berhasil, hal ini dibuktikan dengan masih ada beberapa anak

yang belum berhasil. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan Tabel 4.5

sebagai berikut:

Tabel 4.4 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Interval Tingkat Keberhasilan

Siklus I Pertemuan I Kegiatan Melukis Bentuk Rumah Adat Joglo

No Interval Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi) (fi.xi)

Persentase

(%) Keterangan

1 0,0-1,0 12 0,5 6 60 Tidak Tuntas

2 1,0-2,0 2 1,5 3 10 Tidak Tuntas

3 2,0-3,0 2 2,5 5 10 Tuntas

4 3,0-4,0 4 3,5 14 20 Tuntas

Jumlah 20 28 100

Ketidak tuntasan = (14 : 20) x 100% = 70%

Ketuntasan klasikal = (6 : 20) x 100% = 30%

Nilai Rata-rata Kelas = (28 : 20) x 100% = 140%

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas dapat disajikan dengan bentuk

grafik pada Gambar 4.2 sebagai berikut:

0

2

4

6

8

10

12

14

0,0-1,0 1,0-2,0 2,0-3,0

INTERVAL

3,0-4,0

3,0-4,0

Tuntas

2,0-3,0

Tuntas

1,0-2,0

Tidak

Tuntas

0,0-1,0

Tidak

Tuntas

Gambar 4.2 Grafik Tingkat Keberhasilan Siklus I Pertemuan I Kegiatan

Melukis Bentuk Rumah Adat Joglo

Page 83: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Berdasarkan Gambar 4.2 di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa, masih terdapat 4 anak yang memperoleh nilai tidak tuntas 20%

dan 12 anak yang memperoleh nilai tuntas 60%., dan dibawah ini

terdapat hasil nilai dari pertemuan II dijelaskan pata Tabel 4.5 sebagai

berikut:

Tabel 4.5 Tingkat Keberhasilan Siklus I Pertemuan II

Kegiatan Melukis Membuat Matahari

No Interval Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi) (fi.xi)

Persentase

(%) Keterangan

1 0,0-1,0 4 0,5 2 20 Tidak Tuntas

2 1,0-2,0 2 1,5 3 10 Tidak Tuntas

3 2,0-3,0 2 2,5 5 10 Tuntas

4 3,0-4,0 12 3,5 42 60 Tuntas

Jumlah 22 52 100

Ketidak tuntasan = (6 : 20) x 100% = 30%

Ketuntasan klasikal = (14 : 20) x 100% = 70%

Nilai Rata-rata Kelas = (52 : 20) x 100% = 260%

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas dapat disajikan dengan bentuk

grafik pada Gambar 4.3 sebagai berikut:

0

2

4

6

8

10

12

14

0,0-1,0 1,0-2,0 2,0-3,0

INTERVAL

3,0-4,0

3,0-4,0

Tuntas

2,0-3,0

Tuntas

1,0-2,0

Tidak

Tuntas

0,0-1,0

Tidak

Tuntas

Gambar 4.3 Grafik Tingkat Keberhasilan

Siklus I Pertemuan II Kegiatan Melukis Membuat Matahari

Page 84: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Berdasarkan Gambar 4.3 di atas dapat diketahui bahwa hasil

siklus I peningkatan motorik halus pada siswa kelompok A sebelum

menggunakan kegiatan finger painting diperoleh rata-rata pencapaian

nilai yang dicapai peserta didik masih rendah yaitu 2 dan ketuntasan

klasikal sebesar 70%. Adapun rincian ketuntasan klasikal dalam

kemampuan motorik halus siswa di kelompok A pada pertemuan 1 dan

pada pertemuan II siklus 1 dapat disajikan dengan bentuk grafik pada

Gambar 4.4 sebagai berikut:

0

2

4

6

8

10

12

14

Pertumuan I Pertemuan II

INTERVALl

0,0-1,0

Tidak

Tuntas

1,0-2,0

Tidak

Tuntas

2,0-3,0

Tuntas

3,0-4,0

Tuntas

Gambar 4.4. Grafik Tingkat Keberhasilan

Siklus I Pertemuan I dan Pertemuan II

Berdasarkan Gambar 4.4 di atas dapat diketahui bahwa hasil

siklus I peningkatan motorik halus pada siswa kelompok A sebelum

menggunakan kegiatan finger painting diperoleh rata-rata pencapaian

nilai yang dicapai peserta didik masih rendah yaitu 2 dan ketuntasan

klasikal sebesar 70%. Adapun rincian ketuntasan klasikal dalam

kemampuan motorik halus siswa di kelompok A pada pertemuan 1

siklus 1 adalah sebagai berikut:

Page 85: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

a. yang memperoleh nilai 0,0-1,0 tidak tuntas terdapat 12 anak

(60%);

b. yang memperoleh nilai 0,1-2,0 tidak tuntas terdapat 2 anak atau

10%;

c. yang memperoleh nilai 0,2-3,0 tuntas terdapat 2 anak atau 10%

d. yang memperoleh nilai 0,3-4,0 tuntas terdapat 4 anakik atau 20%.

Adapun rincian ketuntasan klasikal dalam kemampuan motorik

halus siswa di kelompok A pada pertemuan II siklus 1 adalah sebagai

berikut:

a. yang memperoleh nilai 0,0-1,0 tidak tuntas terdapat 4 anak (20%);

b. yang memperoleh nilai 0,1-2,0 tidak tuntas terdapat 2 anak (10%);

c. yang memperoleh nilai 0,2-3,0 tuntas terdapat 2 anak (10%);

d. yang memperoleh nilai 0,3-4,0 tuntas terdapat 12 anak (60%).

Berdasarkan penjelasan dari hasil uraian nilai juga dapat

dijelaskan seperti sebagai berikut:

a. yang memperoleh nilai 4 tuntas terdapat 4 anak (20%).

b. yang memperoleh nilai 3 setengah tuntas terdapat 4 anak (20%).

c. yang memperoleh nilai 2 belum tuntas terdapat 12 anak (60%).

Adapun rincian ketuntasan klasikal dalam kemampuan motorik

halus siswa di kelompok A pada pertemuan II siklus 1 adalah sebagai

berikut:

a. yang memperoleh nilai 4 tuntas terdapat 12 anak (60%);

b. yang memperoleh nilai 3 setengah tuntas terdapat 4 anak (20%);

c. yang memperoleh nilai 2 belum tuntas terdapat 4 anak (20%).

Rendahnya nilai atau ketidaktuntasan kemampuan motorik

halus pada kegiatan finger painting berdasarkan observasi, disebabkan

beberapa faktor, diantaranya: 1) Pada saat pembelajaran atau kegiatan

belajar mengajar peserta didik cenderung pasif, 2) Guru menggunakan

model pembelajaran konvensional, artinya guru menggunakan model

pembelajaran yang relatif monoton sehingga pembelajaran yang

dilakukan kurang bermakna. Hal ini mengakibatkan peserta didik tidak

Page 86: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

tertarik dalam proses pembelajaran, karena peserta didik cenderung

cepat jenuh atau mengalami kebosanan dalam menerima materi

pembelajaran, 3) Guru jarang menggunakan media dalam

pembelajaran, sehingga perkembangan motorik halus peserta didik

kurang, 4) Kurang adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.

Oleh karena itu diperlukan suatu media yang tepat untuk

mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan penggunaan kegiatan

finger painting. Diharapkan dengan melalui kegiatan finger painting

maka, nilai kemampuan motorik halus peserta didik kelompok A akan

mengalami peningkatan sehingga ketuntasan belajar peserta didik

dapat tercapai. Hasil keseluruan guru berpendapat bahwa, hasil siklus 1

kurang memuaskan dan berlum berhasil.

4) Refleksi Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama belum membuahkan

hasil yang baik seperti yang diharapkan. Pada pertemuan pertama hasil

peningkatan keterampilan finger painting pada anak kelompok A

masih rendah. Banyak anak yang masih malu dalam menuangkan

imajinasi dan ide kreatifitasnya dalam kegiatan melukisnya, karena

anak belum terbiasa. Ada anak yang sangat aktif dan tertarik dalam

mengikuti kegiatan melukis dengan jari (finger painting) tersebut akan

tetapi ada juga beberapa anak yang belum tertarik untuk mengikuti

kegiatan menggambar tersebut. Dalam kegiatan menggambar secara

kelompok, kebanyakan anak-anak mencontoh gambar yang dibuat oleh

temanya,meskipun sudah menggunakan media atau model yang sudah

disediakan oleh guru untuk melukis dengan jari (finger painting).

Namun ada beberapa anak yang asyik berkreasi dan menuangkan ide

dan imajinasinya dalam kegiatan finger painting tersebut sesuai dengan

media/ model dan tema yang telah disediakan oleh guru. Dalam

pertemuan kedua sudah ada kemajuan anak dalam mengikuti kegiatan

dalam melukis dengan variasi jari melalui model pembelajaran

Page 87: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

kontekstual tersebut. Anak sudah mulai percaya diri dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran melukis dan berani dalam menuangkan ide dan

imajinasinya dalam melukis dengan jari melalui model pembelajaran

kontekstual tersebut dan anak-anak merasa senang dalam mengikuti

kegiatan finger painting tersebut. Namun secara keseluruhan tujuan

pembelajaran pada siklus pertama masih belum maksimal. Dengan

demikian tindakan I, perlu dilanjutkan dengan tindakan II sebagai

upaya perbaikan.

b. Deskripsi Siklus II

Pada siklus II terdapat tahapan-tahapan yang sedikit berbeda

dengan siklus I. pada siklus ini guru menggunakan materi yang berbeda

pada kegiatan pembelajaran pada siklus I, yaitu dengan tema alam semesta

dan subtema lingkungan sekitar. Dalam kegiatan pembelajaran finger

painting pada siklus II ini guru mengajak anak untuk belajar di luar

lingkungan kelas yaitu dengan cara mengajak anak secara langsung

mengamati benda-benda yang ada di llingkungan sekitar anak. Dan

kemudian guru mulai menjelaskan kegiatan melukis yang akan dilakukan

oleh anak, guru memberi kegiatan apersepsi tanya jawab kepada anak

tentang benda-benda yang anak amati di lingkungan sekitar anak dan

kemudian anak langsung menuangkannya dalam kegiatan finger painting

(melukis dengan jari) secara langsung sesuai imajinasi dan kreatifitas anak

dalam melukis. Guru mulai menjelaskan kegiatan finger painting yang

akan dilakukan pada siklus II yaitu dengan media yang ditunjukan oleh

guru dan anak-anak mencari benda-benda apa saja yang ada di lingkungan

sekitar anak yang sesuai dengan media gambar yang dibawa oleh guru.

Dan kemudian anak-anak mulai melukis dengan jari dan bervariasi

mengamati secara langsung benda-benda yang anak amati di llingkungan

sekitar anak belajar.

Page 88: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

1) Perencanaan tindakan siklus II

Kegiatan perencanaan tindakan siklus II pertemuan pertama

dilaksanakan pada hari senin, tanggal 14 Mei 2012 dan pertemuan

kedua dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 22 Mei 2012. Adapun

kegiatan perencanaan pembelajaran pada siklus II sebagai berikut:

a. Menyusun RKH pembelajaran.

Rencana Kegiatan Harian disusun 2 x pertemuan. Masing-masing

pertemuan 2 x 60 menit. Pada siklus kedua dilaksanakan dua kali

pertemuan. Perencanaan Rencana Kegiatan Harian (RKH)

mencakup penentuan: standar kompetensi, kompetensi dasar,

indicator, langkah-langkah/ scenario pembelajaran, media, model

dan sumber pembelajaran, serta system penilaian.

b. Menyiapkan media pembelajaran.

Menyiapkan alat peraga berupa gambar-gambar yang sesuai

dengan rencana kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dalam

melukis tersebut. Dan merencanakan tempat lingkungan sekitar

anak yang akan digunakan anak secara langsung dalam mengamati

benda-benda yang ada di lingkungan sekitar yang akan anak lukis

secara langsung.

c. Menyiapkan lembar kegiatan.

Menyusun lembar kegiatan unjuk kerja/tugas individu. Kegiatan ini

untuk mengetahui keefektifan penggunaan model pembelajaran

kontekstual. Serta menyusun tugas kegiatan unjuk kerja untuk

mengetahui apakah tujuan pembelajaran dapat tercapai atau tidak.

d. Menyiapkan lembar penilaian.

Lembar penilaian digunakan untuk menilai keterampilan melukis

dengan jari (finger painting) pada anak kelompok A TK Bangsri 01

e. Membuat Lembar observasi.

Lembar observasi digunakan untuk menilai keaktifan peserta didik

dan keefektifan penggunaan model pembelajaran kontekstual

dalam kegiatan pembelajaran.

Page 89: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Dalam tahapan ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual dengan

Perencanaan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah disusun.

Siklus II dilaksanakan selama dua kali pertemuan.

a. Pertemuan I

Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual dengan

Perencanaan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah disusun.

Siklus II dilaksanakan selama dua kali pertemuan.

Pada pertemuan 1 materi/ kegiatan menggambar yang

diajarkan pada pertemuan ini adalah dengan tema alam semesta

dan subtema lingkungan sekitar. Siklus II dilaksanakan 2 x 60

menit dalam satu kali pertemuan. Kegiatan pembelajaran

dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual.

Media penunjang yang digunakan dalan kegiatan finger painting

ini adalah bintang benda angkasa yang ada di alam semesta missal:

gambar matahari, gambar binatang, gambar bunga, gambar awan

dan tempat yang sudah direncanakan oleh guru untuk mengajak

anak mengamati dan menemukan secara langsung tentang benda-

benda apa saja yang ada di lingkungan sekitar yanga akan

diguanakan oleh anak sebagai objek untuk melukis. Kegiatan

diawali dengan berdo’a bersama-sama kemudian mengabsen anak.

Sebelum guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan .terlebih

dahulu guru mengelola kondisi kelas agar anak siap dalam proses

kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya guru

memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang

kegiatan minggu lalu dan Tanya jawab tentang macam-macam

benda yang ada di lingkungan sekitar anak. Setelah tanya jawab

berlangsung guru mempertegas tujuan pembelajaran yang ingin

Page 90: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

dicapai kepada anak tedntang kegiatan melukis dengan jari (finger

painting).

Pada pertemuan 1 guru dan anak memulai inti kegiatan

pembelajaran dengan diawali guru mengajak anak untuk berjalan

keluar lingkungan kelas dan guru menjelaskan kegiatan

pembelajaran finger painting yang akan dilaksanakan di luar

lingkungan kelas dan mengamati macam-macam benda yang ada di

lingkungan sekitar secara langsung. Agar lebih jelas guru

memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya tentang

proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru membagi anak

menjadi beberapa kelompok untuk kegiatan tanya jawab (inkuiri &

masyarakat belajar). Kemudian guru menunjukan macam-macam

gambar dan anak menebak gambar apa yang dibawa guru tersebut,

kemudian anak mencari dan mengamati secara langsung benda

yang sesuai dengan gambar yang di bawa oleh guru,missal: rumah,

pohon, sepeda,bunga, sepeda motor, macam-macam binatang, dan

lain-lain (tanya jawab).

Guru membagi papan, kertas gambar dan bahan melukisnya

yang akan digunakan untuk finger painting. Anak mulai

menuliskan nama , hari dan tanggal pada kertas gambar yang telah

dibagikan oleh guru, kemudian guru memberikan waktu kepada

anak untuk mulai melukis dengan mengamati secara langsung

macam-macam benda yang ada di lingkungan sekitar anak secara

bebas sesuai imajinasi dan kreatifitas anak dalam melukis dan

anak- anak dilarang untuk mencontoh gambar yang dibuat oleh

temanya, anak melukis sesuai dengan kreatifitas dan imajinasi

masing-masing anak untuk mengetahui kemampuan anak dalam

melukis (pemodelan & kontrukstivisme). Guru berkeliling

mengamati kegiatan finger painting yang anak lakukan.

Setelah selesai melukis guru member waktu kepada anak

untuk mengeringkan hasil lukisan jarinya di halaman sekolah

Page 91: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

(penilaian sebenarnya) dilanjutkan guru bertanya kepada masing-

masing anak tentang macam-macam benda apa yang anak lukis

yang bertujuan untuk mengetahuai sejauh mana anak mengikuti

kegiatan melukis melalui pengamatan secara langsung tersebut

yang sesuai dengan kreatifitas anak masing-masing (refleksi). Guru

mengakiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan Tanya

jawab dan refleksi tentang kegiatan apa saja yang telah anak

lakukan pada hari itu dan Tanya jawab tentang gambar apa saja

yang dibuat oleh anak. Guru memberikan reward kepada anak yang

mampu menjawab dan menyebutkan macam-macam benda yang

ada dilingkungan sekitar pada waktu kegiatan menggambar. Guru

memberikan pesan-pesan kepada anak dan memberikan dorongan

kepada anak agar belajar dengan rajin. Kemudian mengajak anak

untuk berdo’a sebelum pulang.

b. Pertemuan II

Dalam tahapan ini guru melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kontekstual dengan Perencanaan Rencana Kegiatan Harian (RKH)

yang telah disusun. Siklus II dilaksanakan selama dua kali

pertemuan.

Pada pertemuan ke2 kegiatan pembelajaran yang akan

dilakukan pada pertemuan ini adalah menggajak anak secara

langsung untuk mengamati macam-macam benda yang ada

dilingkungan sekitar, akan tetapi guru mengajak anak ketempat

yang berbeda dari pertemuan ke 1 agar anak-anak tidak bosan dan

anak mampu menemukan hal dan objek baru dalam kegiatan

melukis dengan jari (finger painting) yang akan dilakukan pada

pertemuan ke 2 pada siklus II tersebut. Siklus II dilaksanakan 2 x

60 menit dalam satu kali pertemuan. Kegiatan pembelajaran

dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual.

Media penunjang yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah

Page 92: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

macam-macam gambar seperti gambar pemandangan di waktu

malam hari, siang hari, pagi hari, dan lain-lain serta menyiapkan

tempat yang bebeda dari pertemuan sebelumnya sebagai objek

yang akan digunakan oleh anak untuk kegiatan finger painting

dengan mengamati secara langsung tentang macam-macam benda

yang ada di lingkungan sekitar.

Kegiatan diawali dengan berdo’a bersama-sama kemudian

mengabsen anak. Sebelum memulai kegiatan, terlebih dahulu guru

mengelola kondisi kelas agar anak siap dalam proses kegiatan

pembelajaran selanjutnya guru mengajak anak untuk berjalan

keluar lingkungan kelas ketempat yang sudah di siapkan oleh guru

yang akan digunakan oleh anak sebagai objek anak dalam

menggambar. Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya

jawab tentang macam-macam benda yang ada di lingkungan

sekitar. Setelah Tanya jawab berlangsung guru mempertegas tujuan

kegiatan pembelajaran yang ingin dicapai kepada anak.

Pada pertemuan kedua guru dan anak memulai inti

pelajaran dengan diawali guru menjelaskan kegiatan pembelajaran

yang akan dialaksanakan yaitu tentang macam-macam benda apa

saja yang anak temukan di lingkungan sekitar anak, guru

memberikan kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan

pendapatnya. Agar lebih jelas guru memberikan kesempatan

kepada anak untuk bertanya tentang kegiatan pembelajaran yang

akan dilaksanakan (tanya jawab).

Guru menunjukkan beberapa media gambar lingkungan

sekitar dan media berupa bentuk rumah, kemudian guru

memberikan kesempatan kepada anak untuk menyebutkan benda

apa saja yang anak temukan dan anak amati yang ada di

lingkungan sekitar anak sebelum anak melakukan kegiatan

menggambar seperti: masjid, rumah, toko, pohon, bunga, sepeda

motor, awan, jalan, matahari, binatang dan orang. Setelah kegiatan

Page 93: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

tanya jawab selanjutnya guru membagikan papan untuk

menggambar, kertas gambar, dan bahan finger painting yang akan

digunakan oleh anak untuk kegiatan melukis dengan jari dengan

mengamati macam-macam benda disekitar anak secara langsung,

anak diberi waktu untuk melukis secara bebeas sesuai dengan

kreatifitas dan imajinasi anak dengan mengamati secara langsung

benda yang ada di lingkungan sekitar (pemodelan dan

kontrustivisme). Setelah kegiatan finger painting selesai guru

memberikan waktu kepada anak untuk menjemur di halaman

sekolahi lukisan yang telah dibuat secara bebas sesuai kreasi dan

imajinasi masing-masing anak (penilaian sebenarnya) dilanjutkan

dengan kegiatan anak menceritakan hasil lukisan yang telah dibuat

oleh anak satu persatu secara bergiliran.

Guru mengakhiri kegiatan dengan mengajak anak untuk

merefleksi tentang kegiatan apa saja yang telah dilakukan selama

satu hari, kemudian guru memberikan Tanya jawab kepada anak

dan memberikan reward dan hadiah kepada anak yang telah

berhasil menjawab dan hasil lukisannya bagus. Guru mengajak

anak bernyanyi dan bertepuk kemudian dilanjutkan dengan

memberikan pesan-pesan dan berdo’a sebelum pulang.

3) Observasi Siklus II

Dalam tahapan ini dilaksanakan pemantauan terhadap

pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kontekstual yang dilaksanakan dengan menggunakan

alat bantu berupa lembar observasi, perekaman dengan kamera foto

dan video. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai

kesesuaian pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kontekstual dengan dengan Perencanaan Rencana

Kegiatan Harian (RKH) yang telah disusun serta untuk mengetahui

seberapa besar pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual

Page 94: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

yang dilaksanakan menghasilkan perubahan pada proses pembelajaran

keterampilan melukis dengan jari pada siswa kelompok A. Oleh karena

itu pengamatan tidak hanya ditunjukan pada aktivitas atau partisipasi

dalam proses kegiatan pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan

guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran termasuk suasana

pada setiap pertemuan baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Uraian observasi tiap kegiatan pada siklus II sebagai berikut:

a. Kegiatan pembelajaran Anak

Pada lembar aktivitas anak dan pada hasil kegiatan unjuk

kerja pada siklus II pertemuan 1 dapat disimpulkan sebagai

berikut: a) kreatifitas anak saat proses pembelajaran dalam kriteria

baik; b) keaktifan anak saat proses kegiatan pembelajaran dalam

kriteria baik; c) tanggung jawab anak pada saat melaksanakan

kegiatan pemodelan dan kelompok dalam criteria cukup, dan d)

kemampuan anak dalam mengerjakan kegiatan unjuk kerja dalam

kriteria cukup.

Berdasarkan hasil observasi diatas dapat disimpulkan bahwa

anak dapat melakukan kegiatan pemodelan dengan cukup baik.

Ada sebagian anak yang dapat melukis dengan bagus dan rapi.

Akan tetapi, masih ada beberapa anak yang hasil melikisnya masih

belum bagus, namun dalam pertemuan 1 pada siklus II ini anak

sudah tidak malu lagi karena anak sudah terbiasa dan hasil kegiatan

anak lebih bagus, lebih kreatif dan imajinasi dalam melukis dengan

jari sudah mulai muncul dan sudah mulai bagus. Kerjasama antar

siswa cukup baik, hal ini menunjukkan anak sudah maksimal

dalam kegiatan masyarakat belajar. Sebagian anak sudah aktif

dalam kegiatan pembelajaran terutama bertanya. Dari hasil tugas

unjuk kerja, anak sudah mendapatkan nilai maksimal, sehingga

dapat dikatakan kegiatan kontruktivisme sudah maksimal,

meskipun ada sebagian kecil anak yang belum berhasil.

Page 95: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

b. Kegiatan Anak

Berdasarkan pada lembar aktivitas anak dan hasil kegiatan

tes unjuk kerja pada siklus I pertemuan II dapat disimpulkan

sebagai berikut: a) perhatian anak saat proses kegiatan

pembelajaran dalam kriteria baik, b) kerjasama anak saat proses

kegiatan pembelajaran dalam kriteria baik; c) keaktifan anak saat

proses kegiatan pembelajaran dalam kriteria baik; d) tanggung

jawab anak saat melaksanakan kegiatan pemodelan dan diskusi

kelompok dalam kriteria baik; dan hasil akhir anak dalam kegiatan

finger painting baik.

Berdasarkan hasil observasi di atas dapat disimpulkan

bahwa anak dapat melakukan kegiatan pemodelan dengan baik.

Anak mampu mengikuti dan melakukan tes unjuk kerja dengan

baik tanpa rasa malu dalam menuangkan idenya dalam melukis.

Anak mampu melakukan kegiatan melukis dengan jari sesuai

model macam-macam benda yang ada di lingkungan sekitar yang

mereka lihat, mereka amati dan mereka temukan secara langsung.

Anak sudah mulai aktif dan tidak malu lagi dalam

mengekspresikan ide dan gagasanya dalam menuangkan

imajinasinya ketika melukis dengan jari (finger painting).

Kerjasama antar anak berjalan dengan baik, lebih baik dari

pertemuan sebelumnya. Anak sudah aktif dalam kegiatan

pembelajaran melukis dengan jari, dalam hasil tugas unjuk kerja

secara individu, anak sudah mendapatkan nilai tuntas, sehingga

dapat dikatakan anak dapat melakukan kegiatan unjuk kerja dan

pemodelan dengan baik dari pertemuan sebelumnya.

Berdasarkan dari hasil penilaian perbaikan pada siklus I

dengan menggunakan siklus II dapat dibuktikan pada Tabel 4.6

sebagai berikut:

Page 96: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Tabel 4.6 Daftar Nilai yang Dicapai Pada Pertemuan Siklus II

Kegiatan Finger Painting

No

Absen

Kemampuan yang dicapai pada pertemuan

Pertemuan Ke-1

Kegiatan Melukis Membentuk

Pelangi Sambil Bernyanyi

Pertemuan Ke-2

Kegiatan Melukis Membuat

Lingkaran Membentuk Matahari

dan Gejala Alam Sambil Menyanyi

kreatifitas keaktifan Tanggung

jawab kreatifitas keaktifan

Tanggung

jawab

1 4 4 4 4 4 4

2 4 4 4 4 4 4

3 4 4 4 4 4 4

4 2 2 2 3 3 3

5 4 4 4 4 4 4

6 4 4 4 4 4 4

7 2 2 2 3 3 3

8 4 4 4 4 4 4

9 3 3 3 4 4 4

10 4 4 4 4 4 4

11 4 4 4 4 4 4

12 3 3 3 4 4 4

13 4 4 4 4 4 4

14 4 4 4 4 4 4

15 4 4 4 4 4 4

16 4 4 4 4 4 4

17 4 4 4 4 4 4

18 4 4 4 4 4 4

19 3 3 3 4 4 4

20 4 4 4 4 4 4

4

Tuntas 70% 70% 70% 90% 90% 90%

3

Setengah

Tuntas

15% 15% 15% 10% 10% 10%

2

Tidak

tuntas

15% 15% 15% - - -

Page 97: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Berdasarkan dari Tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa hasil

kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II pertemuan pertama dan ke

dua sudah berhasil sesuai harapan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.7

dan Tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.7 Daftar Distribusi Frekuensi Nilai Interval Tingkat Keberhasilan

Siklus II Pertemuan I Kegiatan Melukis Membentuk Pelangi Sambil

Bernyanyi

No Interval Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi) (fi.xi)

Persentase

(%) Keterangan

1 0,0-1,0 1 0,5 0,5 5 Tidak Tuntas

2 1,0-2,0 2 1,5 3 10 Tidak Tuntas

3 2,0-3,0 3 2,5 7,5 15 Tuntas

4 3,0-4,0 14 3,5 49 70 Tuntas

Jumlah 20 60 100

Ketidak tuntasan = (3 : 20) x 100% = 15%

Ketuntasan klasikal = (17 : 20) x 100% = 85%

Nilai Rata-rata Kelas = (60 : 20) x 100% = 300%

Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat disajikan dengan bentuk

grafik pada Gambar 4.5 sebagai berikut:

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

0,0-1,0 1,0-2,0 2,0-3,0

INTERVAL

3,0-4,0

3,0-4,0

Tuntas

2,0-3,0

Tuntas

1,0-2,0

Tidak

Tuntas

0,0-1,0

Tidak

Tuntas

Gambar 4.5 Grafik Tingkat Keberhasilan Siklus II Pertemuan I

Kegiatan Melukis Membentuk Pelangi Sambil Bernyanyi

Page 98: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Berdasarkan Gambar 4.5 di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa, masih terdapat 3 anak yang memperoleh nilai tidak tuntas 15%

dan 14 anak yang memperoleh nilai tuntas 70% setelah menggunakan

kegiatan finger painting untuk meningkatkan perkembangan motorik

anak. Selanjutnya dilaksanakan kegiatan pada pertumuan ke II dan

dibawah ini terdapat hasil nilai dari pertemuan II dijelaskan pada

Tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8 Tingkat Keberhasilan Siklus II Pertemuan II Kegiatan Melukis

Membuat Lingkaran Membentuk Matahari dan Gejala Alam Sambil

Menyanyi

No Interval Frekuensi

(fi)

Nilai Tengah

(xi) (fi.xi)

Persentase

(%) Keterangan

1 0,0-1,0 0 0,5 0 0 Tidak Tuntas

2 1,0-2,0 0 1,5 0 0 Tidak Tuntas

3 2,0-3,0 2 2,5 5 10 Tuntas

4 3,0-4,0 18 3,5 63 90 Tuntas

Jumlah 20 68 100

Ketidak tuntasan = (0 : 20) x 100% = 0%

Ketuntasan klasikal = (20 : 20) x 100% = 100%

Nilai Rata-rata Kelas = (68 : 20) x 100% = 340%

Berdasarkan Tabel 4.8 diatas dapat disajikan dengan bentuk

grafik pada Gambar 4.6 sebagai berikut:

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

0,0-1,0 1,0-2,0 2,0-3,0

INTERVAL

3,0-4,0

3,0-4,0

Tuntas

2,0-3,0

Tuntas

1,0-2,0

Tidak

Tuntas

0,0-1,0

Tidak

Tuntas

Gambar 4.6 Grafik Tingkat Keberhasilan Siklus I Pertemuan II Kegiatan

Melukis Membuat Lingkaran Membentuk Matahari dan Gejala Alam

Sambil Menyanyi

Page 99: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Berdasarkan Gambar 4.6 di atas dapat diketahui bahwa hasil

siklus II peningkatan motorik halus pada siswa kelompok A sesudah

menggunakan kegiatan finger painting diperoleh rata-rata pencapaian

nilai yang dicapai peserta didik tidak ada nilai rendah yaitu 2 atau

0% dan ketuntasan klasikal sebesar 90% atau 4 sebanyak 18 anak.

Adapun rincian ketuntasan klasikal dalam kemampuan motorik halus

siswa di kelompok A pada pertemuan 1 dan pada pertemuan II siklus 1

dapat disajikan pada Tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9 Tingkat Keberhasilan Siklus II

Pertemuan I dan Pertemuan II dalam Kegiatan Finger Painting

Tingkat

Keberhasilan

Frekuensi

Pertemuan 1

Frekuensi

Pertemuan 2

Frekuensi

Pertemuan 1

(%)

Frekuensi

Pertemuan 2

(%)

Keterangan

0,0-1,0 1 - 5% - Tuntas

1,0-2,0 2 - 10% - Tuntas

2,0-3,0 3 2 15% 10% Tidak Tuntas

3,0-4,0 14 18 70% 90% Tidak Tuntas

Berdasarkan Tabel 4.9 diatas dapat disajikan dengan bentuk

grafik pada Gambar 4.7 sebagai berikut:

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Pertumuan I Pertemuan II

Interval

0,0-1,0

Tidak

Tuntas1,0-2,0

Tidak

Tuntas2,0-3,0

Tuntas

3,0-4,0

Tuntas

Gambar 4.7 Grafik Tingkat Keberhasilan Siklus II Pertemuan I dan

Pertemuan II dalam Kegiatan Finger Painting

Page 100: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Berdasarkan Gambar 4.7 di atas dapat diketahui bahwa hasil

siklus II peningkatan motorik halus pada anak kelompok A sesudah

pertemuan I dan pertemuan II dengan menggunakan kegiatan finger

painting diperoleh rata-rata pencapaian nilai yang dicapai peserta didik

tidak tuntas yaitu 2 atau 0% dan ketuntasan 4 sebesar 90 %.

Adapun rincian ketuntasan klasikal dalam kemampuan motorik halus

siswa di kelompok A pada pertemuan I siklus II adalah sebagai

berikut:

a. yang memperoleh nilai 4 tuntas terdapat 14 anak 70%.

b. yang memperoleh nilai 3 setengah tuntas terdapat 3 anak 15 %.

c. yang memperoleh nilai 2 belum tuntas terdapat 3 anak 15%.

Adapun rincian ketuntasan klasikal dalam kemampuan

motorik halus siswa di kelompok A pada pertemuan II siklus II adalah

sebagai berikut:

a. yang memperoleh nilai 4 tuntas terdapat 18 anak 90 %.

b. yang memperoleh nilai 3 setengah tuntas terdapat 2 anak 10%.

c. Tidak ada anak yang memperoleh nilai 2 belum tuntas.

Rendahnya nilai atau ketidaktuntasan kemampuan motorik

halus pada kegiatan finger painting berdasarkan observasi, disebabkan

beberapa faktor, diantaranya: 1) Pada saat pembelajaran atau kegiatan

belajar mengajar peserta didik cenderung pasif, 2) Guru menggunakan

model pembelajaran konvensional, artinya guru menggunakan model

pembelajaran yang relatif monoton sehingga pembelajaran yang

dilakukan kurang bermakna. Hal ini mengakibatkan peserta didik tidak

tertarik dalam proses pembelajaran, karena peserta didik cenderung

cepat jenuh atau mengalami kebosanan dalam menerima materi

pembelajaran, 3) Guru jarang menggunakan media dalam

pembelajaran, sehingga perkembangan motorik halus peserta didik

kurang, 4) Kurang adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.

Page 101: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Oleh karena itu diperlukan suatu media yang tepat untuk mengatasi

permasalahan tersebut yaitu dengan penggunaan kegiatan finger painting.

Diharapkan dengan melalui kegiatan finger painting maka, nilai kemampuan

motorik halus peserta didik kelompok A akan mengalami peningkatan

sehingga ketuntasan belajar peserta didik dapat tercapai.

Dari data siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa pencapaian

hasil anak semakin meningkat dari hari pertama siklus I sampai hari ke empat

siklus II. Penulis merasa bahwa kegiatan Penelitian Tindakan Kelas yang

telah dilakukan sebagai usaha peningkatan kemampuan profesional telah

mencapai hasil yang diharapkan. Berikut ini adalah Tabel 4.10 rekapitulasi

hasil penilaian siklus I dan siklus II sebagai berikut:

Tabel 4.10. Rekapitulasi Hasil Penilaian

Siklus I dan Siklus II Kegiatan Finger Painting

Pertemuan ke

Tingkat Keberhasilan

SIKLUS I SIKLUS II

Pertemuan

1

Pertemuan

2

Pertemuan

1

Pertemuan

2

0,0-1,0 12 4 1 0

1,0-2,0 2 2 2 0

2,0-3,0 2 2 3 2

3,0-4,0 4 12 14 18

Berdasarkan dari Tabel 4.10 diatas secara grafik tingkat

keberhasilan dalam perkembangan motorik halus anak melalui kegiatan

finger painting (melukis dengan jari) bervariasi jari lebih meningkat. Adapun

dari tabel diatas dapat digambarkan dengan grafik pada Gambar 4.8 sebagai

berikut:

Page 102: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

INTERVAL

Pertemuan 4

0,0-1,0

Tidak

Tuntas

1,0-2,0

Tidak

Tuntas

2,0-3,0

Tuntas

3,0-4,0

Tuntas

Gambar 4.8 Grafik Rekapitulasi Tingkat Keberhasilan

Siklus I dan Siklus II Kegiatan Finger Painting

B. Pembahasan

Berdasarkan dari Gambar 4.8 diketahui hasil pengamatan dan analisis

data yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas anak dan perkembangan

motorik halus anak dalam kegiatan finger painting pada anak kelompok A

TK Bangsri 01 Karangpandan. Peningkatan aktivitas anak dalam kegiatan

pembelajaran antara lain peningkatan persentase ketuntasan dari prasiklus hanya

4 anak (20%) dikarenakan anak masih takut, malu mengungkapkan ide

imajinasinya, dan belum mengerti tentang finger painting. Kemudian mengalami

peningkatan pada siklus I pertemuan II telah terjadi peningkatan persentase

ketuntasan sebesar 60% anak mulai tertarik untuk mencoba kegiatan finger

painting meskipun anak masih malu dalam mengungkaokan ide-idenya. Dengan

demikian ditindaklanjuti pada siklus II pada pertemuan I mengalami peningkatan

menjadi 70% dari 20 anak terdapat 14 anak mulai mengeluarkan ide-ide

imajinasinya dan tidak malu lagi. Sedangkan pada pertemuan II anak mengalami

kemajuan yang pesat meningkat menjadi 90% dari 20 anak terdapat 18 anak

dikarenakan anak mulai mandiri, kreatif, imajinasinya keluar, tidak malu dan tidak

takut lagi, sehingga tidak akan dilanjutkan penelitian pada siklus berikutnya.

Page 103: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti dalam dua

siklus dengan menggunakan media Finger Painting (melukis dengan jari) di TK

Bangsri 01 Bangsri Kecamatan Karangpandan tahun pelajaran 2011-2012. Maka

dapat ditarik simpulan yaitu penggunaan media Finger Painting (melukis dengan

jari) dapat meningkatkan perkembangan motorik halus pada anak kelompok A TK

Bangsri Bangsri Kecamatan Karangpandan tahun pelajaran 2011-2012. Hal ini

terbukti pada kondisi prasiklus sebelum dilaksanakan tindakan mendapatkan nilai

proses dan hasil anak kelompok A yaitu sebelum tindakan berjumplah 4 anak

dengan persentase ketuntasan 20%. Berdasarkan dari proses dan hasil yang

diperoleh pada siklus I nilai dari pertemuan ke dua yaitu 4 anak dengan nilai

belum tuntas ( 2) sebesar 20%, sedangkan 4 anak dengan nilai setengah tuntas

( 3) sebesar 32%, dan 12 anak mendapat nilai tuntas ( 4) sebesar 60%

kemampuan dalam kegiatan finger painting mengalami peningkatan di siklus I.

Pelaksanaan perbaikan dan peningkatan untuk mensukseskan proses dan hasil

kegiatan finger painting, maka dilaksanakan pada siklus II yang sudah diketahui

hasil dari proses kegiatan finger painting yang pertama yaitu pada 3 anak belum

tuntas ( 2) sebesar 15%, sedangkan pada 3 anak setengah tuntas ( 3) sebesar

15%, dan terdapat 14 siswa nilai tuntas ( 4) sebesar 70%. Pada pertemuan ke

dua dalam siklus II diketahui nilai tuntas ( 4) dari terdapat 18 anak sebesar

90%, dan diketahui hasil dari proses 2 anak setengah tuntas ( 3) sebesar 10 %.

Berdasarkan kesimpulan tersebut, penerapan kegiatan finger painting

(melukis dengan jari) dapat berjalan lancar dan terdapat anak yang belum tuntas

diserahkan kembali kepada guru kelas agar ditindaklanjuti. Kegiatan dapat

diterapkan oleh guru sebagai upaya meningkatkan perkembangan motorik halus

juga memperbaiki kualitas kegiatan belajar seraya bermain, sehingga dapat

meningkatkan perkembangan motorik halus pada anak dengan melukis dengan

jari dan kegiatan seni lainnya.

84

Page 104: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan

pada penggunaan kegiatan finger painting dalam meningkatkan perkembangan

motorik halus. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus,

dimana model siklus yang digunakan terdiri dari dua siklus. Dalam setiap

pelaksanaan siklus terdapat dua langkah kegiatan yaitu perencanaan, tindakan,

pelaksanaan, dan refleksi. Sedangkan setelah melaksanakan siklus I menuju Siklus

berikutnya, sebelum melaksanakan tindakan perlu adanya perencanaan dengan

memperhatikan proses, keberhasilan dan kelemahan siklus sebelumnya.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut terbukti bahwa penggunaan

kegiatan finger painting (melukis dengan jari) dapat meningkatkan perkembangan

motorik halus pada peserta didik kelompok A TK Bangsri 01 Bangsri, Kecamatan

karangpandan. Sehubungan dengan penelitian ini maka dapat dikemukakan

implikasi hasil penelitian sebagai berikut:

1. Saat menyajikan materi pelajaran, guru harus menggunakan media

pembelajaran yang tepat agar peserta didik mampu menguasai konsep-konsep

dalam pembelajaran dengan baik. Pembelajaran dengan menggunakan

kegiatan finger painting dapat meningkatkan perkembangan motorik halus

pada siswa secara baik.

2. Mendorong peserta didik untuk bekerjasama dan mengemban tanggung jawab

bersama dengan tim atau kelompok serta pada diri sendiri.

3. Menunjukkan pentingnya penggunaan kegiatan finger painting dapat menarik

perhatian peserta didik, sehingga membuat peserta didik menjadi aktif.

C. Saran

Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada

beberapa saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:

1. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah mengupayakan penggunaan kegiatan finger painting pada

setiap kegiatan atau permainan yang meningkatkan motorik halus anak. Hal

tersebut bertujuan agar dapat menunjang keberhasilan dalam pembelajaran

Page 105: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …...PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI FINGER

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

serta peningkatkan perkembangan motorik halus serta pemberdayaan

penggunaan media dalam proses pembelajaran, dan lebih meningkatkan

interaksi antar peserta didik dengan sumber belajar.

2. Bagi Guru

Guru hendaknya mempersiapkan secara cermat sarana dan prasarana yang

diperlukan dalam proses pembelajaran, karena hal tersebut sangat

mempengaruhi efektivitas dan efisiensi pembelajaran yang akhirnya

berpengaruh pada peningkatan motorik halus dan kemampuan peserta didik.

Seharusnya guru juga berusaha untuk lebih memahami karakteristik peserta

didik serta lebih kreatif lagi. Karena dengan guru memahami karakteristik

peserta didik, maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar.

Selain itu, guru juga harus mengoptimalkan penggunaan kegiatan, media dan

penggunaan strategi belajar yang bervariasi dan kreatif, sehingga dapat

meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran.

3. Bagi Peserta Didik (anak)

Peserta didik hendaknya lebih siap dalam mengikuti pembelajaran

(menyiapkan buku dan alat tulis lainnya), ikut berperan aktif dalam

pembelajaran dan kegiatan, tidak malu untuk bertanya, dan berusaha

meningkatkan hasil dari proses kegiatan pembelajaran.

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya lebih

cermat, lebih mengupayakan pengkajian teori-teori, dan dengan kasus yang

berbeda dengan solusi pemecahan yang lebih kreatif dan inovatif yang

berkaitan dengan peningkatan motorik halus melalui finger painting guna

melengkapi kekurangan yang ada serta sebagai salah satu alternatif dalam

meningkatkan perkembangan motorik halus dalam penelitian ini agar

diperoleh hasil dari proses kegiatan yang lebih baik.