13
PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI TEKNIK MOZAIK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN ARTIKEL PENELITIAN Oleh: SANDORA SALIM NIM F1124141027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNG PURA PONTIANAK 2017

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI

TEKNIK MOZAIK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

ARTIKEL PENELITIAN

Oleh:

SANDORA SALIM

NIM F1124141027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNG PURA

PONTIANAK

2017

Page 2: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …

`PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI

TEKNIK MOZAIK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

ARTIKEL PENELITIAN

Oleh:

SANDORA SALIM

NIM F1124141027

Disetujui oleh:

Pembimbing pertama, Pembimbing kedua,

Dr. M. Syukri, M.Pd Drs.Muhammad Ali,M.Psi

NIP.195805051986031004 NIP.195804151987031001

Mengetahui,

Dekan FKIP Untan Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Martono, M.Pd. Dr. Hj. Fadillah, M.Pd

NIP 196803161994031014 NIP. 195610211985032004

Page 3: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI

TEKNIK MOZAIK PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

Sandora Salim, Muhammad Syukri, Muhammad Ali

Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini, FKIP Untan Pontianak

Email:[email protected]

Abstract

The background of this study is children who have difficulty in fine motor skills, among others on

the activity of sticking, cutting, matching. The problem in this study is: "Does applying mosaic

technique in learning can improve the fine motor development in children aged 5-6 years in

Kindergarten Gembala Baik Pontianak?". The purpose of this study is to determine the

improvement of fine motor development by applying the mosaic technique in children aged 5-6

Years in Good Shepherd Kindergarten Pontianak. This form of research is a classroom action

research. Based on the results of research that has been done and through the results obtained

after the data analysis, generally drawn conclusions Learning planning to improve fine motor in

children aged 5-6 years is categorized "very good", Implementation of learning using mosaic

techniques in improving the fine motor skills of children aged 5-6 years has been categorized very

well, and Improved fine motor skills by using mosaic techniques in children aged 5-6 years can be

categorized very well developed in this case the child is neatly attached, clean in the paste and

have the appropriate pattern.

Keywords: Fine Motor, Mosaic

PENDAHULUAN

Perkembangan motorik halus menurut

Menurut Susanto (2011:164) motorik halus

adalah gerakan halus yang melibatkan

bagian-bagian tertentu saja yang dilakukan

oleh otot-otot kecil saja, karena tidak

memerlukan tenaga. Namun begitu gerakan

yang halus ini memerlukan koordinasi yang

cermat. Seperti menulis, merangkai,

menyusun benda menjadi teratur dan

sebagainya, Sesuai dengan pendapar Suyanto

(2005: 51) mengatakan bahwa karakteristik

pengembangan motorik halus anak lebih

ditekankan pada gerakan-gerakan tubuh yang

lebih spesifik seperti menulis, menggambar,

menggunting dan melipat. Dalam

Permendiknas RI No. 146 Tahun 2014

tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) untuk anak 5-6 tahun dikemukakan

taraf perkembangan motorik halus, meliputi:

menggambar sesuai gagasannya, meniru

bentuk, melakukan eksplorasi dengan

berbagai media dan kegiatan, menggunakan

alat tulis dengan benar, menggunting sesuai

pola, menempel gambar dengan tepat,

mengekspresikan diri melalui gerakan

menggambar sesuai detail.

Kemampuan motorik halus seperti yang

dikemukakan di atas memerlukan latihan-

latihan yang tepat agar berkembang secara

maksimal seperti melatih kemampuan anak

melengkungkan telapak tangan, membentuk

cekungan telapak tangan , melatih jari

telunjuk dan jempol untuk memegang suatu

benda, melatih jari tengah jari manis dan

kelingking untuk menguatkan pegangan

suatu benda dengan jari telunjuk dan jempol

untuk tangan, membuat lingkaran berbentuk

huruf “O” dengan jempol dan telunjuk.

Untuk melatih motorik halus ini diawali

dengan latihan-latihan sederhana yang dapat

dilakukan berulang-ulang, misalnya dalam

kegiatan memasang puzzle, mencocok

Page 4: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …

gambar, dan menyusun bentuk-bentuk

geometri pada kolom sesuai bentuknya.

Mozaik merupakan salah satu jenis

latihan motorik halus dengan cara menyusun

helaian potongan-potongan kertas, memberi

lem, kemudian ditempel pada sebuah pola

gambar. Anak-anak akan tertarik dan tidak

lekas bosan ketika melihat gambar, dan

mereka tergerak untuk menempelkan helaian

potongan kertas sesuai pola gambar. Maka

tanpa disadari mozaik ini akan melatih

motorik halus anak

Pada prinsipnya kegiatan motorik halus

memberi manfaat pada anak untuk berpikir

cepat dan tepat. salah satu upaya yang dapat

dipilih guru menstimulasi peningkatan

perkembangan motorik halus adalah

menggunakan teknik mozaik. Dalam

pembelajaran mozaik adalah sebuah karya

seni yang terbuat dari elemen elemen yang

tersusun sedemikian rupa sehingga

membentuk gambar atau desain.

Berdasarkan data hasil pengamatan dan

penilaian awal perkembangan motorik halus

anak usia 5-6 tahun atau dikelompok B TK

Gembala Baik menunjukkan dari jumlah 20

orang anak terdapat 12 orang anak yang

memiliki kesulitan dalam keterampilan

motorik halus, antara lain pada kegiatan

menempel, menggunting, mencocokkan.

Pada umumnya mereka tidak dapat

menyelesaikan tugas dengan baik, tidak tepat,

bahkan tidak mau melakukanny. Adapun

penyebabnya diduga, anak kurang mendapat

latihan di rumah dalam kegiatan motorik

halus, kurang diberi kebebasan dalam

berekspresi tentang kegiatan motorik halus

serta kurangnya kemampuan guru dalam

menciptakan media yang dapat menstimulasi

anak. Berdasarkan permasalahan yang

diuraikan di atas, peneliti akan memperbaiki

pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru

untuk meningkatkan perkembangan motorik

halus dengan menerapkan teknik mozaik

pada anak usia dini kelompok B (usia 5-6

tahun) di TK Gembala Baik melalui

penerapan teknik mozaik untuk memperbaiki

pembelajaran dalam meningkatkan motorik

halus pada anak usia 5-6 tahun di TK

Gembala Baik Pontianak melalui penelitian

tindakan kelas.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif dengan bentuk penelitian tindakan

kelas (Classroom Action Reseacrh) .

Wiersma dan Jurs (2005:12) “one type of

applied reseacrch a action research –

research conducted by a teacher

administrator, or other aducational

profesional to and in desiion making in the

local school. Action research focuses on the

solution of the day- to- day problems at the

local level”. Pengertian tersebut apabila

diterjemahkan secara bebas yaitu penelitian

tindakan kelas biasa dilaksana oleh guru,

penyelenggara sekolah atau profesional

bidang pendidikan yang ada di dalam kelas

lingkungan sekolah. Penelitian tindakan

fokus pada solusi memecahkan masalah

dalam pembelajaran di kelas.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan

bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu

penelitian yang dilakukan guru dalam proses

pembelajaran yang tujuannya untuk

memperbaiki kinerja guru itu sendiri. T4

yang digunakan sebagai penelitian ini yaitu

TK Gembala Baik Pontianak, dimana peneliti

bertugas sebagai guru. Penelitian tindakan

kelas dilakukan di kelas Kelompok B pada

semester ke 2 tahun ajaran 2016/2017,setiap

siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Jadi

penelitian ini menggunakan 4 kali pertemuan.

Subjek penelitian ini adalah pihak-pihak yang

dijadikan sampel dalam sebuah penelitian.

Subjek penelitian ini adalah guru sebagai

peneliti yang berjumlah 1 orang dan anak

yang berjumlah 20 orang.

Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan peneliti akan

bekerjasama dengan guru kelas B TK

Gembala Baik untuk berusaha

mengembangkan fokus masalah berdasarkan

refleksi awal yang dilakukan terhadap

sumber data (anak) mengenai kesulitan

maupun hambatan yang ditemukan selama

melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Adapun perencanaan yang dilakukan antara

Page 5: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …

lain: (1)Menentukan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar, (2) Merumuskan tema

pembelajaran, (3) Membuat Rencana

Kegiatan Harian (RKH), (4) Merencanakan

siklus pembelajaran terdiri dari siklus

meliputi: (1) Siklus I, dengan tema negaraku.

Siklus 1 putaran 1 anak menempel

mozaik gambar bendera Siklus 1 putaran 2

anak menempel mozaik gambar pulau

kalimatan, (3) Siklus II, dengan tema gejala

alam Siklus 2 putaran 1 anak menempel

mozaik gambar matahari Siklus 2 putaran 2

anak menempel mozaik gambar bintang, (5)

Membuat media pembelajaran, (6) Membuat

pedoman untuk mengevaluasi pembelajaran.

Keberhasilan perbaikan pembelajaran melalui

PTK ini bilamana: (1) Kemampuan guru

merencanakan pembelajaran telah mencapai

minimal kategori baik dengan skor 2,1-4,00,

(2) Kemampuan guru melaksanakan

pembelajaran mencapai minimal kategori

baik dengan skor 2,1-4,00, (3) Peningkatan

perkembangan motorik halus anak mencapai

tahap perkembangan dengan kategori BSH

(berkembang sesuai harapan) sebesar 90%

anak.

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan mengacu pola

Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah

dirancang sebelumnya. Adapun pelaksanaan

pembelajaran yang dilakukan yakni: (1)

Melaksanaan pijakan lingkungan yakni

mengatur ruangan kelas, (2) Melaksanakan

pijakan sebelum main yakni menyampaikan

informasi pembelajaran membagi kelompok

belajar, (3) Melaksanakan pijakan saat main

yakni menirukan gerakan secara

berkelompok, bermain, melompat, meloncat,

dan berlari secara terkoordinasi dengan

berkelompok, melompat dan menangkap

sesuatu secara terarah berkelompok.

Pengamatan Pada saat tindakan pembelajaran

berlangsung, peneliti melakukan observasi

aktivitas anak dan kinerja guru menggunakan

lembar observasi yang telah dirancang

sebelumnya.

Peningkatan kemampuan motorik

halus anak pada siklus ke 1 pertemuan ke

1 antara lain: (1) Kerapian anak dalam

menempelkan mozaik (bendera

Indonesia) antara lain: Anak dinyatakan

belum berkembang (BB) sebanyak 2

orang atau 10% dari 20 anak. Anak yang

dinyatakan mulai berkembang (MB):

sebanyak 6 orang atau 30% dari 20 anak.

Anak dinyatakan berkembang sesuai

harapan (BSH) sebanyak 6 orang atau

30% dari 20 anak. Anak dinyatakan

berkembang sangat baik (BSB) sebanyak

6 orang atau 30% dari 20 anak. (2)

Kebersihan anak dalam menempelkan

mozaik (bendera Indonesia) antara lain:

Anak dinyatakan belum berkembang

(BB) sebanyak 2 orang atau 10% dari 20

anak. Anak yang dinyatakan mulai

berkembang (MB): sebanyak 6 orang

atau 30% dari 20 anak. Anak dinyatakan

berkembang sesuai harapan (BSH)

sebanyak 5 orang atau 25% dari 20 anak.

Anak dinyatakan berkembang sangat baik

(BSB) sebanyak 7 orang atau 35% dari

20 anak. (3) Kesesuaian pola anak

menempelkan mozaik (bendera

Indonesia) antara lain: Anak dinyatakan

belum berkembang (BB) sebanyak 1

orang atau 5% dari 20 anak. Anak yang

dinyatakan mulai berkembang (MB):

sebanyak 6 orang atau 30% dari 20 anak.

Anak dinyatakan berkembang sesuai

harapan (BSH) sebanyak 6 orang atau

30% dari 20 anak. Anak dinyatakan

berkembang sangat baik (BSB) sebanyak

7 orang atau 35% dari 20 anak. Refleksi

Untuk mengetahui keberhasilan

pelaksanaan tindakan berkaitan dengan

kemampuan motorik halus anak dilakukan

dengan kegiatan analisis. Kegiatan analisis

yang dilakukan, sebagai berikut: (1)

Kesulitan belajar yang dihadapi anak, (2)

Menganalisis aktivitas belajar anak

berdasarkan lembar observasi aktivitas

belajar anak, (3) Menganalisis belajar anak

dalam perkembangan motorik halus, (4)

Menganalisis kemampuan merencanakan dan

Page 6: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …

melaksanakan pembelajaran dalam

menerapkan teknik mozaik.

Refleksi dilakukan dengan mendasarkan

pada indikator, keberhasilan sebagaimana

yang telah direncanakan hasil analisis

kegiatan siklus sebelumnya. Refleksi

berfungsi memperbaiki segala kekurangan

yang terjadi pada siklus sebelumnya sehingga

pada siklus selanjutnya tidak terulang

kekurangan yang sama.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Siklus 1 Pertemuan 1

Perencanaan

Pengamatan terhadap guru yang

dilakukan pada perencanaan siklus ke satu

pertemuan ke satu ini: (1) Merumuskan

bahan pelajaran dan merumuskan tujuan

dalam hal ini guru belum dapat menggunakan

bahan pelajaran yang sesuai dengan

kurikulum dan merumuskan tujuan khusus

dengan skor 2, (2) Mengembangkan dan

mengorganisasikan materi media (alat bantu

pembelajaran) dan sumber belajar dalam hal

ini guru belum dapat mengembangkan dan

mengorganisasikan materi pembelajaran,

menentukan dan mengembangkan alat bantu

pembelajaran serta pemilihan sumber belajar

dengan skor 2, (3) Merencanakan skenario

kegiatan pembelajaran dalam hal ini guru

belum dapat menentukan jenis kegiatan

pembelajaran, menentukan alokasi waktu

pembelajaran, menentukan cara-cara

memotivasi anak, mempersiapkan latihan

dengan skor 2,2, (4) Merencanakan

pengelolaan kelas dalam hal ini guru belum

dapat menentukan penataan ruangan dan

fasilitas belajar, dan menentukan cara-cara

pengorganisasian anak aga dapat

berpartisipasi dalam pembelajaran dengan

skor 2, (5) Merencanakan prosedur dan jenis

penilaian dalam hal ini guru belum dapat

menentukan prosedur dan jenis penilaian, dan

membuat alat-alat penilaian dengan skor 2.

Pelaksanaan Agar pelaksanaan berjalan sesuai tujuan

penelitian telah ditentukan maka langkah-

langkah yang dilakukan dalam proses

pembelajaran serta penelitian adalah sebagai

berikut: (1) Sebelum pembelajaran

dilaksanakan dalam hal ini guru belum dapat

mengatur meja dan kursi dengan skor 2,5. (2)

Kegiatan awal pembelajaran dalam hal ini

guru belum dapat mengadakan kegiatan

pembukaan dengan doa dan salam,

menyampaikan apersepsi tentang kegiatan

yang telah dilakukan dan mengaitkan

kegiatan hari ini, meyampaikan aturan dalam

pembelajaran, meyampaikan kegiatan yang

akan dilakukan pada hari ini dengan skor 2,4.

(3) Kegiatan inti pembelajaran dalam hal ini

kegiatan dilakukan guru antara lain; guru

belum dapat mengajak anak untuk melakukan

kegiatan mozaik tentang bendera Indonesia

dengan skor 2,25. (4) Kegiatan akhir

pembelajaran dalam hal ini kegiatan yang

belum dapat dilakukan guru antara lain: guru

belum dapat menyebutkan kegiatan yang

telah dilakukan; guru belum dapat

memberikan kes4an kepada anak untuk

mengemukakan kesulitan dalam belajar; guru

belum dapat memberikan penguatan atas

kegiatan yang telah dilakukan dengan skor 2.

Siklus 1 Pertemuan 2

Perencanaan

Pengamatan dilakukan terhadap guru

berupa perencanaan dan pelaksanaan serta

terhadap anak berupa ketercapaian anak

terhadap kemampuan motorik halus. Adapun

langkah yang dilakukan pada perencanaan

siklus ke satu pertemuan ke dua ini: (1)

Merumuskan bahan pelajaran dan

merumuskan tujuan dalam hal ini guru belum

dapat merumuskan tujuan khusus dengan

skor 3. (2) Mengembangkan dan

mengorganisasikan materi media (alat bantu

pembelajaran) dan sumber belajar dalam hal

ini guru belum dapat mengembangkan dan

mengorganisasikan materi pembelajaran

dengan skor 3. (3) Merencanakan skenario

kegiatan pembelajaran dalam hal ini guru

belum dapat menentukan jenis kegiatan

pembelajaran, mempersiapkan latihan dengan

skor 3. (4) Merencanakan pengelolaan kelas

dalam hal ini guru belum dapat menentukan

penataan ruangan dan fasilitas belajar, dan

Page 7: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …

menentukan cara-cara pengorganisasian anak

agar dapat berpartisipasi dalam pembelajaran

dengan skor 3. (5) Merencanakan prosedur

dan jenis penilaian dalam hal ini guru belum

dapat menentukan prosedur dan jenis

penilaian, dengan skor 2.

Pelaksanaan

Agar pelaksanaan berjalan sesuai tujuan

penelitian telah ditentukan maka langkah-

langkah yang dilakukan dalam proses

pembelajaran serta penelitian adalah sebagai

berikut: (1) Sebelum pembelajaran

dilaksanakan dalam hal ini guru belum dapat

mengatur meja dan kursi dengan skor 3. (2)

Kegiatan awal pembelajaran dalam hal ini

guru belum dapat mengadakan kegiatan

pembukaan dengan doa, menyampaikan

apersepsi tentang kegiatan yang telah

dilakukan dan mengaitkan kegiatan hari ini,

meyampaikan kegiatan yang akan dilakukan

pada hari ini dengan skor 3. (3) Kegiatan inti

pembelajaran dalam hal ini kegiatan

dilakukan guru antara lain; guru belum dapat

mengajak anak untuk melakukan kegiatan

mozaik tentang pulau Kalimantan dengan

skor 3. (4) Kegiatan akhir pembelajaran

dalam hal ini kegiatan yang belum dapat

dilakukan guru antara lain: guru belum dapat

menyebutkan kegiatan yang telah dilakukan;

guru belum dapat memberikan kes4an kepada

anak untuk mengemukakan kesulitan dalam

belajar; guru belum dapat memberikan

penguatan atas kegiatan yang telah dilakukan

dengan skor 3.

Pengamatan

Peningkatan kemampuan motorik halus

anak pada siklus ke 1 pertemuan ke 2 antara

lain: (1) Kerapian anak dalam menempelkan

mozaik (pulau Kalimantan) antara lain: Anak

dinyatakan belum berkembang (BB)

sebanyak 1 orang atau 5% dari 20 anak, Anak

yang dinyatakan mulai berkembang (MB):

sebanyak 1 orang atau 5% dari 20 anak, Anak

dinyatakan berkembang sesuai harapan

(BSH) sebanyak 7 orang atau 35% dari 20

anak, Anak dinyatakan berkembang sangat

baik (BSB) sebanyak 11 orang atau 55% dari

20 anak. (2) Kebersihan anak dalam

menempelkan mozaik (pulau Kalimantan)

antara lain: Anak dinyatakan belum

berkembang (BB) sebanyak 1 orang atau 5%

dari 20 anak, Anak yang dinyatakan mulai

berkembang (MB): sebanyak 2 orang atau

10% dari 20 anak, Anak dinyatakan

berkembang sesuai harapan (BSH) sebanyak

7 orang atau 35% dari 20 anak, Anak

dinyatakan berkembang sangat baik (BSB)

sebanyak 10 orang atau 50% dari 20 anak. (3)

Kesesuaian pola anak menempelkan mozaik

(pulau Kalimantan) antara lain: Anak

dinyatakan belum berkembang (BB)

sebanyak 1 orang atau 5% dari 20 anak Anak

yang dinyatakan mulai berkembang (MB):

sebanyak 1 orang atau 5 % dari 20 anak Anak

dinyatakan berkembang sesuai harapan

(BSH) sebanyak 7 orang atau 35% dari 20

anak, Anak dinyatakan berkembang sangat

baik (BSB) sebanyak 11 orang atau 55% dari

20 anak.

Refleksi

Kegiatan dalam meningkatkan

kemampuan motorik halus pada anak siklus

ke 1 pertemuan ke 2 berdasarkan

terlaksananya perencanaan siklus ke 1

pertemuan ke 1 antara lain: guru cukup baik

dalam menentukan bahan pelajaran dan

merumuskan tujuan, guru sudah baik dalam

mengembangkan dan mengorganisasikan

materi media (alat bantu pembelajaran), dan

sumber belajar, guru sudah baik dalam

merencanakan skenario kegiatan

pembelajaran, guru cukup baik dalam

merencanakan pengelolaan kelas, guru sudah

cukup baik merencanakan prosedur dan jenis

penilaian.

Selanjutnya pada pelaksanaan

pembelajaran antara lain: guru sudah baik

dalam melaksanakan kegiatan sebelum

pembelajaran, guru sudah baik dalam

melaksanakan kegiatan awal pembelajaran,

guru sudah baik dalam melaksanakan

kegiatan inti pembelajaran, dan guru sudah

baik dalam melaksanakan kegiatan akhir

pembelajaran.

Namun untuk memaksimalkan

perencanaan dan pelaksanaaan pembelajaran

dalam meningkatkan kemampuan motorik

halus maka penelitian dilanjutkan pada siklus

2 ke pertemuan 1.

Page 8: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …

Siklus 2 Pertemuan 1

Perencanaan

Pengamatan dilakukan terhadap guru

berupa perencanaan dan pelaksanaan serta

terhadap anak berupa ketercapaian anak

terhadap kemampuan motorik halus. Adapun

langkah yang dilakukan pada perencanaan

siklus ke satu pertemuan ke dua ini: (1)

Merumuskan bahan pelajaran dan

merumuskan tujuan dalam hal ini guru sudah

dapat menggunakan bahan pelajaran yang

sesuai dengan kurikulum, merumuskan

tujuan khusus dengan skor 3. (1)

Mengembangkan dan mengorganisasikan

materi media (alat bantu pembelajaran) dan

sumber belajar dalam hal ini guru sudah

dapat mengembangkan dan

mengorganisasikan materi pembelajaran,

menentukan dan mengembangkan alat bantu

pembelajaran dan memilih sumber belajar

dengan skor 3. (2) Merencanakan skenario

kegiatan pembelajaran dalam hal ini guru

sudah dapat menentukan jenis kegiatan

pembelajaran, mempersiapkan latihan,

menyusun langkah-langkah pembelajaran dan

menentukan alokasi waktu pembelajaran

serta menentukan cara-cara memotifasi anak

dengan skor 3. (3) Merencanakan

pengelolaan kelas dalam hal ini guru sudah

dapat menentukan penataan ruangan dan

fasilitas belajar, dan menentukan cara-cara

pengorganisasian anak agar dapat

berpartisipasi dalam pembelajaran dengan

skor 3. (4) Merencanakan prosedur dan jenis

penilaian dalam hal ini guru sudah dapat

menentukan prosedur dan jenis penilaian,

menentukan penataan ruangan dan fasilitas

belajar dengan skor 2.

Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran pada tahap

ini adalah melaksanakan rencana kegiatan

yang sudah disusun pada tahap perencanaan.

Agar pelaksanaan berjalan sesuai tujuan

penelitian telah ditentukan maka langkah-

langkah yang dilakukan dalam proses

pembelajaran serta penelitian adalah sebagai

berikut: (1) Sebelum pembelajaran

dilaksanak dalam hal ini guru sudah dapat

mengatur meja dan kursi dengan skor 3. (2)

Kegiatan awal pembelajaran dalam hal ini

guru dapat mengadakan kegiatan pembukaan

dengan doa, menyampaikan apersepsi tentang

kegiatan yang telah dilakukan dan

mengaitkan kegiatan hari ini, meyampaikan

kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini

dengan skor 3. (3) Kegiatan inti pembelajaran

dalam hal ini kegiatan dilakukan guru antara

lain; guru sudah dapat mengajak anak untuk

melakukan kegiatan mozaik tentang matahari

dengan skor 3. (4) Kegiatan akhir

pembelajaran dalam hal ini kegiatan yang

dapat dilakukan guru antara lain: guru sudah ;

guru sudah dapat memberikan kes4an kepada

anak untuk mengemukakan kesulitan dalam

belajar; guru belum dapat memberikan

penguatan atas kegiatan yang telah dilakukan

dengan skor 3.

Pengamatan

Peningkatan kemampuan motorik halus

anak pada siklus ke 2 pertemuan ke 1 antara

lain: (1) Kerapian anak dalam menempelkan

mozaik (matahari) antara lain: Anak

dinyatakan belum berkembang (BB)

sebanyak 1 orang atau 5% dari 20 anak. Anak

yang dinyatakan mulai berkembang (MB):

sebanyak 1 orang atau 5% dari 20 anak. Anak

dinyatakan berkembang sesuai harapan

(BSH) sebanyak 6 orang atau 30% dari 20

anak. Anak dinyatakan berkembang sangat

baik (BSB) sebanyak 12 orang atau 60% dari

20 anak. (2) Kebersihan anak dalam

menempelkan mozaik (matahari) antara lain:

Anak dinyatakan belum berkembang (BB)

sebanyak 1 orang atau 5% dari 20 anak. Anak

yang dinyatakan mulai berkembang (MB):

sebanyak 1 orang atau 5% dari 20 anak. Anak

dinyatakan berkembang sesuai harapan

(BSH) sebanyak 7 orang atau 35% dari 20

anak. Anak dinyatakan berkembang sangat

baik (BSB) sebanyak 11 orang atau 50% dari

55 anak. (3) Kesesuaian pola anak

menempelkan mozaik (matahari) antara lain:

Anak dinyatakan belum berkembang (BB)

sebanyak 1 orang atau 5% dari 20 anak. Anak

yang dinyatakan mulai berkembang (MB):

sebanyak 2 orang atau 10 % dari 20 anak.

Anak dinyatakan berkembang sesuai harapan

(BSH) sebanyak 6 orang atau 30% dari 20

anak. Anak dinyatakan berkembang sangat

Page 9: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …

baik (BSB) sebanyak 11 orang atau 55% dari

20 anak.

Refleksi

Refleksi yang dilakukan dalam tahap ini

yakni meninjau ulang terhadap kegiatan yang

telah dilakukan dan mengupayakan perbaikan

saat perencanaan, pada siklus ke 2 pertemuan

ke 1 perencaaan pembelajaran sudah

dikategorikan “baik” antara lain: guru baik

dalam menentukan bahan pelajaran dan

merumuskan tujuan, gurru sudah baik dalam

pengembangan dan mengorganisasikan

materi media (alat bantu pembelajaran), dan

sumber belajar, guru sudah baik dalam

merencanakan skenario kegiatan

pembelajaran, guru cukup baik dalam

merencanakan pengelolaan kelas, guru sudah

cukup baik merencanakan prosedur dan jenis

penilaian.

Selanjutnya pada pelaksanaan

pembelajaran antara lain: guru sudah baik

dalam melaksanakan kegiatan sebelum

pembelajaran, guru sudah baik dalam

melaksanakan kegiatan awal pembelajaran,

guru sudah baik dalam melaksanakan

kegiatan inti pembelajaran, dan guru sudah

baik dalam melaksanakan kegiatan akhir

pembelajaran. Kemampuan anak sudah mulai

meningkat untuk mengoptimalkannya maka

penelitian ini dilanjutkan pada pertemuan ke

2.

Siklus 2 Pertemuan 2

Perencanaan

Pengamatan dilakukan terhadap guru

berupa perencanaan dan pelaksanaan serta

terhadap anak berupa ketercapaian anak

terhadap kemampuan motorik halus. Adapun

langkah yang dilakukan pada perencanaan

siklus ke satu pertemuan ke dua ini: (1)

Merumuskan bahan pelajaran dan

merumuskan tujuan dalam hal ini guru telah

menggunakan bahan pelajaran yang sesuai

dengan kurikulum, merumuskan tujuan

khusus dengan skor 4. (2) Mengembangkan

dan mengorganisasikan materi media (alat

bantu pembelajaran) dan sumber belajar

dalam hal ini guru telah mengembangkan

dan mengorganisasikan materi pembelajaran,

menentukan dan mengembangkan alat bantu

pembelajaran dan memilih sumber belajar

dengan skor 4. (3) Merencanakan skenario

kegiatan pembelajaran dalam hal ini guru

telah menentukan jenis kegiatan

pembelajaran, mempersiapkan latihan,

menyusun langkah-langkah pembelajaran dan

menentukan alokasi waktu pembelajaran

serta menentukan cara-cara memotifasi anak

dengan skor 3,6. (4) Merencanakan

pengelolaan kelas dalam hal ini guru telah

menentukan penataan ruangan dan fasilitas

belajar, dan menentukan cara-cara

pengorganisasian anak agar dapat

berpartisipasi dalam pembelajaran dengan

skor 4. (5) Merencanakan prosedur dan jenis

penilaian dalam hal ini guru telah

menentukan prosedur dan jenis penilaian,

menentukan penataan ruangan dan fasilitas

belajar dengan skor 3,5.

Pelaksanaan

Agar pelaksanaan berjalan sesuai tujuan

penelitian telah ditentukan maka langkah-

langkah yang dilakukan dalam proses

pembelajaran serta penelitian adalah sebagai

berikut: (1) Sebelum pembelajaran

dilaksanakan dalam hal ini guru sudah dapat

mengatur meja dan kursi, dan letak media

pembelajaran dengan skor 4. (2) Kegiatan

awal pembelajaran dalam hal ini guru dapat

mengadakan kegiatan pembukaan dengan

doa, menyampaikan apersepsi tentang

kegiatan yang telah dilakukan dan

mengaitkan kegiatan hari ini, menyampaikan

kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini

dengan skor 4. (3) Kegiatan inti pembelajaran

dalam hal ini kegiatan dilakukan guru antara

lain; guru sudah dapat mengajak anak untuk

melakukan kegiatan mozaik tentang bintang,

guru sudah dapat mengajak anak untuk

melakukan kegiatan secara rapi, bersih,dan

sesuai pola dengan skor 4. (4) Kegiatan akhir

pembelajaran dalam hal ini kegiatan yang

dapat dilakukan guru antara lain: guru sudah

; guru sudah dapat memberikan kes4an

kepada anak untuk mengemukakan kesulitan

dalam belajar; guru belum dapat memberikan

penguatan atas kegiatan yang telah dilakukan

dengan skor 3,5.

Page 10: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …

Pengamatan

Peningkatan kemampuan motorik halus

anak pada siklus ke 2 pertemuanm ke 2

antara lain: (1) Kerapian anak dalam

menempelkan mozaik (matahari) antara lain:

Anak dinyatakan belum berkembang (BB)

sudah tidak ada lagi. Anak yang dinyatakan

mulai berkembang (MB): sudah tidak ada

lagi. Anak dinyatakan berkembang sesuai

harapan (BSH) sebanyak 3 orang atau 15%

dari 20 anak. Anak dinyatakan berkembang

sangat baik (BSB) sebanyak 17 orang atau

85% dari 20 anak. (2) Kebersihan anak dalam

menempelkan mozaik (matahari) antara lain:

Anak dinyatakan belum berkembang (BB)

sudah tidak ada lagi. Anak yang dinyatakan

mulai berkembang (MB): sudah tidak ada

lagi. Anak dinyatakan berkembang sesuai

harapan (BSH) sebanyak 4 orang atau 20%

dari 20 anak. Anak dinyatakan berkembang

sangat baik (BSB) sebanyak 16 orang atau

80% dari 20 anak. (3) Kesesuaian pola anak

menempelkan mozaik (bendera Indonesia)

antara lain: Anak dinyatakan belum

berkembang (BB) sudah tidak ada lagi. Anak

yang dinyatakan mulai berkembang (MB)

sudah tidak ada lagi. Anak dinyatakan

berkembang sesuai harapan (BSH) sebanyak

4 orang atau 20% dari 20 anak. Anak

dinyatakan berkembang sangat baik (BSB)

sebanyak 16 orang atau 80% dari 20 anak.

Refleksi

Refleksi yang dilakukan dalam tahap ini

yakni meninjau kegaiatan yang telah

dilakukan dalam pembelajaran, untuk itu

tindakan yang telah dilakukan dalam

perencanaan sudah dikategorikan “baik

sekali” karena guru dapat mengajak anak

untuk mengaitkan subtema bintang dengan

teknik mozaik, sehingga kemampuan anak

mencapai 85%.

PEMBAHASAN

Perencanaan pembelajaran dalam

meningkatkan kemampuan motorik halus

dengan menggunakan teknik mozaik pada

anak usia 5-6 tahun. Kemampuan guru

merencanakan pembelajaran merupakan

langkah awal yang harus disiapkan oleh guru

yang profesional. Hal isi sesuai dengan

pendapat Ibrahim (2007:126) menyatakan

bahwa komposisi perencanaan pembelajaran

meliputi komponen Topik bahasan, Tujuan

pembelajaran (kompetensi dan indikator

kompetensi), Materi pelajaran, Kegiatan

pembelajaran, Alat/media yang akan

dibutuhkan dan , Evaluasi hasil belajar.

Perencanaan pembelajaran untuk

meningkatkan motorik halus pada anak usia

5-6 tahun dikategorikan “sangat baik” dalam

hal ini guru antara lain : menentukan bahan

pelajaran dan merumuskan tujuan ,

mengembangkan dan mengorganisasikan

materi dengan tema tanah air sub tema

bendera Indonesia dan Pulau Kalimantan,

serta tema alam semesta subtema matahari

dan bintang, media (alat bantu pembelajaran),

dan sumber belajar, merencanakan skenario

kegiatan pembelajaran, merencanakan

pengelolaan kelas, merencanakan prosedur

dan jenis penelitian , tampilan dokumen

rencana pembelajaraan.

Perencanaan yang dilakukan guru sesuai

teori yang telah dikemukakan diatas, dalam

hal ini guru merencanakan gerakan sesuai

dengan tema dan subtema yang dibahas

dengan teknik mozaik.

Pelaksanaan pembelajaran dalam

meningkatkan kemampuan motorik halus

dengan menggunakan teknik mozaik pada

anak usia 5-6 tahun.

Kemampuan guru melaksanakan

pembelajaran secara umum sudah baik,

namun pada dalam memberikan penguatan

atas kegiatan yang telah dilakukan masih

kurang.

Menurut Hajar Pamadhi dan Evan

Sukardi (2008: 5.27) menjelaskan sebagai

berikut Guru menyiapkan materi pokok

bahasan yang meliputi mozaik, Guru

memberi instruksi kegiatan mozaik yang

akan digunaka, Masing-masing anak

melakukan seperti yang dicontohkan guru,

Masing-masing anak melakukan percobaan

menyangkut materi, Melakukan pengamatan

terhadap kinerja anak.Mozaik untuk anak-

anak memiliki teknik tertentu dalam

membuatnya. menjelaskan bahwa, teknik

mozaik anak yang berbentuk dua atau 3

dimensi adalah sebagai berikut: potongan-

Page 11: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …

potongan kertas atau bahan lain ditempel

dengan menggunakan lem pada pola atau

bidang gambar yang telah disediakan. Pelaksanaan pembelajaran

menggunakan teknik mozaik dalam

meningkatkan kemampuan motorik halus

anak usia 5-6 tahun sudah dikategorikan

sangat baik. Dalam hal ini guru melakukan

kegiatan antaranya kegiatan sebelum

pembelajaran, kegiatan awal pembelajran,

kegiatan inti pembelajaran dan kegiatan akhir

pembelajaran serta sudah sesuai dengan tema

dan subtema.

Peningkatan pembelajaran dalam

meningkatkan kemampuan motorik halus

dengan menggunakan teknik mozaik pada

anak usia 5-6 tahun.

Beberapa ahli seni berpendapat

mengenai pengertian mozaik. Pengertian

mozaik dijelaskan oleh Hajar Pamadhi dan

Evan Sukardi (2008:5.6) sebagai berikut:

Mozaik yaitu pembuatan karya seni rupa dua

atau 3 dimensi yang menggunakan material

atau bahan dari kepingan-kepingan yang

sengaja dibuat dengan cara dipotong-potong

atau sudah berbentuk potongan kemudian

disusun dengan ditempelkan pada bidang

datar dengan cara dilem. Kepingan benda-

benda itu antara lain kepingan pecahan

keramik, potongan kaca, potongan kertas,

dan potongan kayu. Tetapi untuk satu

potongan gambar menggunakan satu jenis

potongan material.

Peningkatan kemampuan motorik

halus dengan menggunakan teknik mozaik

pada anak usia 5-6 tahun sudah dapat

dikategorikan berkembang sangat baik dalam

hal ini anak sudah rapi dalam menempel,

bersih dalam menempel dan sudah sesuai

pola. Kemampuan motorik halus pada anak

usia 5-6 tahun antara lain: Anak rapi dalam

menempel dinyatakan berkembang sesuai

harapan (BSH) sebanyak 3 orang atau 15%

dari 20 anak . Anak dinyatakan berkembang

sangat baik (BSB) sebanyak 17 orang atau

85% dari 20 anak. Anak bersih dalam

menempel dinyatakan berkembang sesuai

harapan (BSH) sebanyak 4 orang atau 20%

dari 20 anakAnak dinyatakan berkembang

sangat baik (BSB) sebanyak 16 orang atau

80% dari 55 anak. Anak menempel sesuai

pola dinyatakan berkembang sesuai harapan

(BSH) sebanyak 4 orang atau 20% dari 20

anakAnak dinyatakan berkembang sangat

baik (BSB) sebanyak 16 orang atau 80% dari

20 anak.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan Perencanaan pembelajaran dengan

menerapkan teknik mozaik untuk

meningkatkan perkembangan motorik halus

pada anak usia 5-6 tahun dikategorikan

“sangat baik” dengan skor 3,82 ini berarti

guru telah memiliki kemampuan

merencanakan pembelajaran dalam upaya

memperbaiki proses pembelajara di kelas.

Pelaksanaan pembelajaran

menggunakan teknik mozaik untuk

meningkatkan kemampuan motorik halus

anak usia 5-6 tahun dikategorikan sangat baik

dengan skor 3,88.

Peningkatan kemampuan motorik halus

dengan menggunakan teknik mozaik pada

anak usia 5-6 tahun dapat dikategorikan

berkembang sangat baik dalam hal ini anak

sudah rapi dalam menempel, bersih dalam

menempel dan sudah sesuai pola.

Kemampuan motorik halus pada anak usia 5-

6 tahun sebagai berikut: a. Anak rapi dalam

menempel dinyatakan berkembang sesuai

harapan (BSH) sebanyak 3 orang atau 15%

dari 20 anak . Anak dinyatakan berkembang

sangat baik (BSB) sebanyak 17 orang atau

85% dari 20 anak. b. Anak bersih dalam

menempel dinyatakan berkembang sesuai

harapan (BSH) sebanyak 4 orang atau 20%

dari 20 anak Anak dinyatakan berkembang

sangat baik (BSB) sebanyak 16 orang atau

80% dari 55 anak. c. Anak menempel sesuai

pola dinyatakan berkembang sesuai harapan

(BSH) sebanyak 4 orang atau 20% dari 20

anak Anak dinyatakan berkembang sangat

baik (BSB) sebanyak 16 orang atau 80% dari

20 anak.

Saran

Melalui hasil yang telah diperoleh dalam

penelitian tindakan kelas, maka dapat peneliti

Page 12: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …

sarankan kepada guru untuk meningkatkan

kemampuan motorik halus pada anak antara

lain: Agar perencanaan pembelajaran lebih

baik, diharapkan guru lebih kreatif dalam

mencipatkan permainan yang menarik dalam

meningkatkan kemampuan motorik halus.

Agar pelaksanaan pembelajaran lebih baik,

diharapkan guru dapat melakukan

pendekatan pembelajaran dalam mengajak

anak untuk ikut serta dalam kegiatan

mozaik.Agar peningkatan kemampuan

motorik halus pada anak dapat tercapai, guru

perlu memberikan perhatian pada tugasnya

dengan memberikan motivasi, melatih dan

bimbingan kepada anak yang mengalami

kesulitan belajar.

DAFTAR RUJUKAN

Depdiknas. (2003). Undang-Undang No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Jakarta: Depdiknas.

_________. (2009). Permendiknas No. 146

Tahun 2013 tentang Standar Pendidikan

Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas

_________. (2009). Permendiknas No. 137

Tahun 2013 tentang Standar Pendidikan

Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas

Efron Sara e & Ravid Ruth. 2013. Action

Researh In Education: A Practical

Guide. New York: The Guilford Press

Hurlock, Elisabeth B. 1995. Perkembangan

Anak, Jilid 1 Edisi Keenam. Jakarta:

Erlangga.

Ibrahim. 2007. Metode Pembelajaran

Menciptakan Proses Belajar Mengajar

Yang Kreatif Dan Efektif. Jakarta: Bumi

Aksara

Lutan, Rusli. 2001. Belajar Kemampuan

Motorik Pengantar Teori dan Metode.

Jakarta: Dekdibud.

Pamadhi Hajar dan Sukardi Evan. 2008. Seni

Keterampilan Anak. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Patterson Cahrlotte J.(2008).Child

Development. London: Mc Graw Hill

Higher Education

Poerwadarminto. 1993. Kamus Umum

Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka

Rahyudi, Heri. 2012. Teori-teori Belajar dan

Aplikasi Pembelajaran Motorik.

Bandung: Nusa Media.

Rumini, Sri. 1981. Pendidikan Anak Tuna

Mental. Yogyakarta: Universitas Negeri

Yogyakarta.

Santrock, John W. 2011. Child Development.

Mc Graw Hill. Texas.

Slamet, Suyanto. 2005. Dasar-dasar

Pendidikan Anak Usia Dini.

Yogyakarta: Hikayat Publishing.

Soemardji, dkk. 1992. Pendidikan

Keterampilan. Jakarta: Depdikbud

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Proyek Pembinaan Tenaga

Kependidikan.

Sugiyono. 2010. Statistka Untuk Penelitian.

CV: Bandung.

______ . 2011. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Suharsimi, Arikunto. 2009. Manajemen

Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sumanto. 2005. Pengembangan Kreativitas

Seni Rupa Anak TK. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional.

Suparman, Eman. 2012. Dasar-dasar

Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung:

PPPPTK TK dan PLB.

Page 13: PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI …

Suparman, Eman. 2012. Dasar-dasar

Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung:

PPPPTK TK dan PLB.

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan

Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana

Prenada Media.

Sutjahati, Sumantri. 2007. Psikologi Anak

Luar Biasa. Bandung: PT Rafika

Aditama.

Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi

Pendidikan dengan Pendekatan Baru.

Jakarta: PT Remaja Rosdikarya.

Wiersma, William and Jurs,Stephen

G.2005. Research Metdods in

Education: An Introduction. Boston.

Pearson Educational Inc

Yudha M. Saputra dan Rudyanto. 2005.

Pembelajaran Kooperatif Untuk

Meningkatkan Kemampuan Anak.

Jakarta: Depdiknas

.

Zaman, Badru. 2008. Media dan Sumber

Belajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Zulkifli. 2005. Psikologi Perkembangan.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya