Upload
halien
View
259
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENINGKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN PENDEKATAN
COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)
DI KELAS III SD NEGERI 06 KAMPUNG LAPAI
KECAMATAN NANGGALO PADANG
TESIS
Oleh
MEDIA OKTAVANI
NIM 110424
Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
mendapatkan gelar Magister Pendidikan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR
KONSENTRASI PENDIDIKAN KELAS AWAL SD
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
2
ABSTRACT
Media Oktavani, 2013: Improved Learning Thematic Cooperative Learning
Approach Type Think Pair Share (TPS) in Class III
Elementary School of 06 Kampung Lapai Nanggalo
Padang.
The problem of this research was how to improve the students’ learning
achievement in thematic learning process by using TPS cooperative learning
approach in class III of SD Negeri 06 Kampung Lapai Kota Padang. Based on the
result of the previous observation it was found that the students’ ability in
thematic was still low. The use of inappropriate learning approaches and the
methods which were less varied were assumed as the causes of this problem.
Furthermore, the teacher did not use appropriate media in the process.
This was a classroom action research which was conducted collaboratively
with the teacher of class III of SD Negeri 06 Lapai. The design of the research
consisted of 1) the location of the research, 2) the subject of the research, 3) time/
the length of the research, 4) research cycle and process, 5) research plan, 6) the
implementation of the plan, 7)observation and 8) reflection. The subject of the
research was the students in class III of SDN 06 Kampung Lapai that consisted of
26 students; 12 male students and 14 female students. The data was collected
through observation, criteria and note-taking.
The result of the research indicated that the students’ learning achievement
in the thematic learning process of Indonesian Language in the first cycle was 69
and it improved into 73,26 in the second cycle, and it became 90 in the third
cycle. In Natural Science subject, their average score in the first cycle was 68,84,
in the second cycle it improved into 70,76 and it became 91,15 in the third cycle.
In Math, the students’ average score in the first cycle was 67,5 and it improved
into 70,57 in the second cycle, and it became 90,96 in the third cycle. Based on
these results, it was concluded that the use of TPS cooperative learning approach
could improve the students’ learning achievement in thematic.
i
3
ABSTRAK
Media Oktavani, 2013: Peningkatan Pembelajaran Tematik dengan
Pendekatan Pembelajaran Cooperative Learning
Tipe Think Pair Share (TPS) di Kelas III SD
Negeri 06 Kampung Lapai Kecamatan
Nanggalo Padang.
Permasalahan yang diteliti adalah bagaimana peningkatan pembelajaran
tematik dengan menggunakan pendekatan cooperative tipe TPS di kelas III SD
Negeri 06 Kampung Lapai Kota Padang. Karena berdasarkan observasi diperoleh
bahwa kemampuan pembelajaran tematik peserta didik masih rendah,
penyebabnya guru tidak menggunakan pendekatan yang tepat, mata pelajaran
secara terpisah-pisah, metode yang digunakan tidak bervariasi sehingga peserta
didik secara tidak langsung masuk dalam kondisi pengajaran yang verbalistik.
Selain itu guru tidak menggunakan media yang tepat dalam pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dimana peneliti
melakukan kolaborasi dengan guru kelas III SD Negeri 06 Lapai. Perancangan
penelitian disusun meliputi : 1) tempat penelitian 2) subjek penelitian, 3) waktu /
lama penelitian 4) siklus dan alur penelitian 5) perencanaan 6) pelaksanaan 7)
pengamatan dan 8) refleksi. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas III SDN
06 Kampung Lapai yang berjumlah 26 orang yang terdiri dari 12 peserta didik
laki-laki dan 14 peserta didik perempuan. Data dikumpulkan dengan
menggunakan teknik observasi, kriteia, dan catatan kecil.
Dari hasil penelitian terlihat bahwa hasil dari pembelajaran tematik pada
mata pelajaran bahasa Indonesia pada siklus I 69, pada siklus II 73, 26 dan pada
siklus III meningkat menjadi 90. Pada matapelajaran IPA siklus I 68,84, siklus II
70,76, siklus III 91,15. Pada matapelajaran matematikan nilai rata-rata siklus I
67,5, siklus II 70,57, dan pada siklus III 90,96. Berdasarkan hasil yang dicapai
oleh peserta didik dengan menggunakan pendekatan cooperative tipe TPS
menunjukan hasil kualifikasi baik. Dengan demikian peserta didik dalam
pembelajaran tematik sudah sangat baik dengan menggunakan pendekatan
cooperative tipe TPS.
ii
4
5
SURAT PERNYATAAN
6
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Karya tulis saya dengan judul peningkatan pembelajaran tematik dengan
pendekatan cooperative learning tipe Think Pair Share (TPS) di kelas III SD
Negeri 06 Kampung Lapai Kecamatan Nanggalo adalah asli dan belum pernah
diajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik di Universitas Negeri
Padang maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, penilaian, dan rumusan saya sendiri, tanpa
bantuan tidak dari pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing/ Tim Promotor
3. Di dalam karya tulis ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali dikutip secara tertulis dengan
jelas dan dicantumkan sebagai acuan di dalam naskah saya dengan disebutkan
sumber dan pengarangnya, serta dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidak benaran pernyataan ini, saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh,
serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan lainnya.
Padang, Januari 2013
Saya yang menyatakan
Media Oktavani
NIM: 1104244
v
7
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah peneliti ucapkan kehadirat Allah Subhanawata’ala
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan tesis sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
memperoleh gelar magister pada program studi pendidikan dasar konsentrasi
kelas awal SD Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang dengan judul
“Peningkatan Pembelajaran Tematik dengan Pendekatan Cooperative
Learning Tipe (Think Pair Share) di Kelas III SD Negeri 06 Kampung Lapai
Kecamatan Nanggalo Padang”.
Peneliti sangat menyadari, tanpa bantuan dari berbagai pihak tesis ini tidak
akan terwujud. Dengan penuh rasa hormat peneliti ucapkan terimakasih sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Agus Irianto, direktur program pascasarjana, beserta para
dosen yang telah memberi kemudahan dan pelayanan dalam penyelesaian tesis
ini.
2. Bapak Prof. Dr. Rusdinal, M.Pd, ketua program pendidikan dasar yang telah
memfasilitasi peneliti dalam penyelesaian tesis ini.
3. Ibu Prof. Dr. Farida Rahim, M.Ed, selaku pembimbing I, yang telah banyak
meluangkan waktunya pada peneliti, memberikan nasehat, saran dan motivasi
yang kuat bagi peneliti
vi
8
4. Ibu Dr. Syahniar, M.Pd yang meluangkan waktunya untuk membimbing dan
memotivasi peneliti hingga selesainya tesis ini
5. Ibu Dr. Taufina Taufik, M.Pd yang bertindak sebagai penguji yang ikut
memberikan motivasi, sumbangan saran yang berharga dan telah
memfasilitasi peneliti dalam penyelesaian tesis ini.
6. Ibu Dr. Mardiah Harun, M.Ed dan Ibu Dr. Yuni Ahda, M.Si selaku penguji
tesis, yang bersedia meluangkan waktu, memberikaan kritikan dan saran
hingga tesis ini selesai.
7. Ibu Setnawarni, S.Pd selaku kepala sekolah SDSN 06 Kampung Lapai
Kecamatan Nanggalo Kota Padang, yang selalu memberikan kompensasi
kepada peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.
8. Orang tua tercinta yang senantiasa ikhlas mendo’akan dan setia menerima
segala keluh kesah peneliti sehingga selesainya tesis ini.
9. Teristemewa buat suami dan anak tercinta, terimakasih atas dukungan dan
motivasinya, hingga akhirnya tesis ini dapat selesai.
10. Semua rekan-rekan mahasiswa kelas A yang telah banyak memberikan
masukan dan bantuan, baik selama perkuliahan maupun selama penelitian ini.
Disadari sepenuhnya dalam penyusunan tesis ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Penulis berharap semoga tesis
ini bermanfaat dalam menambah ilmu pendidikan khususnya di kelas awal dan
dapat digunakan sebagai pedoman penelitian lebih lanjut.
Padang, Januari 20113
Peneliti
vii
9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK BAHASA INGGRIS ......................................................................... i
ABSTRAK BAHASA INDONESIA .................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN AKHIR TESIS ................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN KOMISI ........................................................... iv
SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 9
C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 9
D. Rumusan Masalah ................................................................................. 9
E. Tujuan Penelitian................................................................................. 10
F. Manfaat Penelitian............................................................................... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritis ................................................................................ 13
1. Pembelajaran Tematik .................................................................... 13
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia ..................................................... 21
3. Pembelajaran IPA ........................................................................... 23
4. Pembelajaran Matematika .............................................................. 26
5. Hakekat Cooperative Learning ...................................................... 27
viii
10
B. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 32
C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 37
B. Setting Penelitian................................................................................. 38
1. Tempat Penelitian ........................................................................... 38
2. Subjek Penelitian ............................................................................ 38
3. Waktu/ Lama Penelitian ................................................................. 38
C. Rancangan Penelitian .......................................................................... 39
D. Prosedur Penelitian .............................................................................. 41
1. Tahap Studi Pendahuluan ............................................................... 41
2. Tahap Perencanaan ......................................................................... 42
3. Pelaksanaan Tindakan .................................................................... 43
4. Refleksi ........................................................................................... 46
E. Data dan Subjek Penelitian ................................................................. 47
1. Data................................................................................................. 47
2. Subjek Penelitian ............................................................................ 48
3. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................ 48
4. Teknik Analisis Data ...................................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Siklus I ...................................................................... 60
1. Perencanaan pembelajaran Siklus I ............................................... 60
2. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................................... 65
ix
11
3. Pengamatan Pembelajaran Siklus I ............................................... 74
4. Refleksi Pembelajaran Siklus I ..................................................... 81
Hasil Penelitian Siklus II ..................................................................... 82
1. Perencanaan pembelajaran Siklus II ............................................... 83
2. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................................... 88
3. Pengamatan Pembelajaran Siklus II ............................................... 95
4. Refleksi Pembelajaran Siklus II ................................................... 101
Hasil Penelitian Siklus III ................................................................. 104
1. Perencanaan pembelajaran Siklus III ........................................... 104
2. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III............................................ 109
3. Pengamatan Pembelajaran Siklus III ............................................ 116
4. Refleksi Pembelajaran Siklus III .................................................. 122
B. Pembahasan ....................................................................................... 124
1. Pembahasan Siklus I ..................................................................... 125
2. Pembahasan Siklus II ................................................................... 128
3. Pembahasan Siklus III .................................................................. 130
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan............................................................................................ 133
1. Peningkatan pembelajaran tematik dengan menggunakan
pendekatan cooperative learning tipe TPS pada tahap kegiatan
awal di kelas III SD Negeri 06 Kampung Lapai .......................... 133
2. Peningkatan pembelajaran tematik dengan menggunakan
pendekatan cooperative learning tipe TPS pada tahap kegiatan inti
di kelas III SD Negeri 06 Kampung Lapai ................................... 133
x
12
3. Peningkatan pembelajaran tematik dengan menggunakan
pendekatan cooperative learning tipe TPS pada tahap kegiatan
akhir di kelas III SD Negeri 06 Kampung Lapai .......................... 134
B. Implikasi ........................................................................................... 135
1. Peningkatan pembelajaran tematik dengan menggunakan
pendekatan cooperative learning tipe TPS pada tahap kegiatan
awal di kelas III SD Negeri 06 Kampung Lapai .......................... 135
2. Peningkatan pembelajaran tematik dengan menggunakan
pendekatan cooperative learning tipe TPS pada tahap kegiatan inti
di kelas III SD Negeri 06 Kampung Lapai ................................... 136
3. Peningkatan pembelajaran tematik dengan menggunakan
pendekatan cooperative learning tipe TPS pada tahap kegiatan
akhir di kelas III SD Negeri 06 Kampung Lapai .......................... 136
C. Saran ................................................................................................. 137
1. Peningkatan pembelajaran tematik dengan menggunakan
pendekatan cooperative learning tipe TPS pada tahap kegiatan
awal di kelas III SD Negeri 06 Kampung Lapai .......................... 137
2. Peningkatan pembelajaran tematik dengan menggunakan
pendekatan cooperative learning tipe TPS pada tahap kegiatan inti
di kelas III SD Negeri 06 Kampung Lapai ................................... 137
3. Peningkatan pembelajaran tematik dengan menggunakan
pendekatan cooperative learning tipe TPS pada tahap kegiatan
akhir di kelas III SD Negeri 06 Kampung Lapai .......................... 138
DAFTAR RUJUKAN
xi
13
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tindakan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan cooperative tipe TPS ................................................... 44
Tabel 3.2. Klasifikasi data penelitian .............................................................. 52
xii
14
DAFTAR GAMBAR
Bagan 1 Kerangka berpikir pembelaran tematik .......................................... 36
Bagan 2 Alur penelitian tindakan kelas ........................................................ 40
xiii
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jaringan Tema .............................................................................. 141
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................... 142
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembeljaran Siklus II ................................ 163
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ............................. 186
Lampiran 5. Rambu-rambu Analisis Hasil Pembelajaran Tematik dengan
Pendekatan Cooperative Tipe TPS (Think Pair Share) .............. 209
Lampiran 6. Analisis Data Proses Pembelajaran Tematik dengan Pendekatan
Cooperative Tipe TPS (Think Pair Share) Aspek Guru Siklus I . 210
Lampiran 7. Analisis Data Proses Pembelajaran Tematik dengan Pendekatan
Cooperative Tipe TPS (Think Pair Share) Aspek Peserta didik
Siklus I .......................................................................................... 213
Lampiran 8. Rekapitulasi Hasil Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan
Model Cooperative tipe TPS pada Siklus I .................................. 215
Lampiran 9. Analisis Data Proses Pembelajaran Tematik dengan Pendekatan
Cooperative Tipe TPS Aspek Guru Siklus II ............................... 216
Lampiran 10. Analisis Data Proses Pembelajaran Tematik dengan Pendekatan
Cooperative Tipe TPS (Think Pair Share) Aspek Peserta didik
Siklus II ........................................................................................ 219
Lampiran 11. Rekapitulasi Hasil Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan
Model Cooperative tipe TPS pada Siklus II ................................. 221
Lampiran 12. Analisis Data Proses Pembelajaran Tematik dengan Pendekatan
Cooperative Tipe TPS (Think Pair Share) Aspek Guru Siklus III
...................................................................................................... 222
Lampiran 13. Analisis Data Proses Pembelajaran Tematik dengan Pendekatan
Cooperative Tipe TPS (Think Pair Share) Aspek Peserta didik
Siklus III ....................................................................................... 225
Lampiran 14. Rekapitulasi Hasil Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan
Model Cooperative tipe TPS pada Siklus III ............................... 227
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah Dasar terdiri kelas awal dan kelas tinggi. Kelas awal terdiri dari
kelas I-kelas III, sedangkan kelas tinggi dimulai dari kelas IV-kelas VI.
Depdiknas (2008:8) menjelaskan bahwa untuk kelas I sampai dengan kelas III
menurut Permen Diknas Nomor 22 bahwa pembelajaran kelas I sampai dengan
kelas III dilaksanakan melalui pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik aktif menggali dan menemukan konsep secara holistik, bermakna
dan jelas. Menurut Depdiknas (2006:98) pembelajaran tematik adalah
“pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengkaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik”.
Rusman (2010:254) menjelaskan pembelajaran tematik adalah salah satu
pendekatan pembalajaran terpadu (integreted instruction) yang merupakan salah
satu bsistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik, baik secara
individual, maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta
prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, jelas, dan autentik.
Dalam pembelajaran tematik, peserta didik akan memahami konsep-
konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang lebih dipahaminya. Pembelajaran
tematik berorientasi pada praktek pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
dan perkembangan peserta didik. Menurut Depdiknas (2006:6) “pembelajaran
1
2
tematik memiliki ciri khas dan karakteristik tersendiri. Adapun ciri-ciri
pembelajaran tematik antara lain:
1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan peserta didik sekolah dasar, 2) kegiatan
yang dipilih dalam pembelajaran tematik bertitik tolak dari minat dan
kebutuhan peserta didik sekolah dasar, 3) kegiatan pembelajaran akan
lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehingga hasil belajar
dapat bertahan lebih lama, 4) membantu mengembangkan keterampilan
berpikir peserta didik, 5) menyajikan kegiatan belajar yang bersifat
pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik
di lingkungannya dan 6) mengembangkan keterampilan sosial peserta
didik, misalnya kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap
gagasan orang lain.
Salah satu ciri khas pembelajaran tematik adalah mengembangkan
keterampilan sosial peserta didik, misalnya kerjasama, toleransi, komunikasi, dan
tanggap terhadap gagasan orang lain. Hal ini penting dikembangkan pada peserta
didik yang berada pada kelas awal, karena peserta didik sedini mungkin diajarkan
hidup berkelompok dan mengenal satu sama lainnya. Dengan pembelajaran
berkelompok dapat menghilangkan kebiasaan mencontek dapat diatasi dengan.
kenyataan di lapangan guru tidak pernah menyuruh peserta didik berkelompok,
kerjasama, dan berdiskusi. Sehingga peserta didik tidak pernah saling membantu
dan selalu individul dalam pembelajaran.
Belajar kelompok perlu dikembangkan di sekolah karena efek dari
persaingan itu sendiri yang umumnya digunakan di sekolah terutama terlihat pada
pemberian rengking kepada para peserta didik. Efek yang jelas dari suatu
persaingan setiap orang berusaha mengalahkan orang lain yang pada umumnya
bukanlah persaingan yang sehat atau kurang efektif.
3
Banyak guru memakai sistem persaingan dalam pengajaran dan menilai
anak didik. Dalam pembelajaran persaingan, peserta didik belajar dalam dunia
persaingan. Guru sering memakai imbalan dan ganjaran sebagai sarana untuk
memotivasi peserta didik dalam memenangkan persaingan dengan teman
sekelasnya. Guru sering menempatkan peserta didik dalam urutan, mulai dari
yang paling jelek. Pola penilaian biasanya menempatkan sebagian beser peserta
didik dalam kategori rata-rata, beberapa anak dalam kategori berprestasi, dan
beberapa lagi sebagai calon tidak lulus (Slavin, 1995:2)
Persaingan mempunyai dampak negatif yang lain yang harus diwaspadai.
Persaingan menciptakan suasana yang tidak sehat, karena peserta didik akan
berusaha mengalahkan teman sekelasnya. Agar persaingan tidak sehat guru harus
dapat mengajarkan kepada peserta didik untuk saling membantu, memanfaatkam
kompetensi dan kemampuan peserta didik lainnya dan memecahkan masalah
belajar melalui interaksi sosial dengan cara cooperative learning yang dimulai
semenjak sekolah dasar.
Pendidikan di SD dimaksudkan untuk memberikan bekal kemampuan
dasar kepada peserta didik berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
bermanfaat bagi diri mereka sendiri sesuai dengan tingkat perkembangannya,
serta persiapan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi/ Sekolah
Menengah Pertama.
Pendidikan merupakan usaha pengembangan sumber daya manusia, dan
pendidikan SD sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional memiliki andil
yang sangat penting dalam upaya peningkatan sumber daya manusia itu. Melalui
4
pendidikan di SD, diharapkan dapat dihasilkan manusia Indonesia yang
berkualitas. Adapun tujuan pendidikan SD menurut Nurhadi (2003:83) dapat
dirangkum sebagai berikut: (1) menanamkan dasar-dasar budi pekerti dan akhlak
mulia, (2) menumbuhkan dasar-dasar keterampilan dalam membaca, menulis dan
berhitung, (3) mengembangkan dasar-dasar dalam memecahkan masalah serta
berpikir logis, kritis dan kreatif, (4) menumbuhkan kecakapan emosional,
toleransi, bertanggung jawab dan mandiri, (5) menanamkan dasar-dasar
keterampilan hidup, etos kerja, (6) serta menumbuhkan rasa cinta terhadap
bangsa dan tanah air.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan di SD
bertujuan untuk membentuk peserta didik yang cerdas, kreatif, inovatif, dan
memiliki ilmu pengetahuan yang bisa diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari.
Pembelajaran tematik yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, perlu
disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan berbagai macam
pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran berfungsi sebagai pedoman
bagi perancang pengajaran serta para pengajar dalam melaksanakan pembelajaran.
Banyak pendekatan pembelajaran yang dapat dipilih oleh seorang guru dalam
menyampaikan materi, untuk itu guru harus dapat memilih pendekatan
pembelajaran yang tepat. Diantara pendekatan yang dapat digunakan oleh seorang
guru dalam proses pembelajaran adalah pendekatan cooperative learning.
Cooperative learning merupakan pendekatan pembelajaran yang
menekankan pada perilaku bersama dalam bekerja atau membantu antar sesama
dalam kelompok. Cooperative learning adalah pendekatan pembelajaran yang
5
dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik, sekaligus keterampilan
sosial. Menurut Muhfida (2011:2) “cooperative learning adalah proses
pembelajaran yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja
atau membantu di antara sesama atau dalam struktur kerjasama yang teratur dalam
kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih”.
Pendekatan cooperative learning terdapat berbagai tipe, salah satunya
tipe Think Pair Share (TPS). Sebagai salah satu tipe dari cooperative learning,
yang mengutamakan pembelajaran dengan cara berdiskusi, berkelompok dan
kerjasama,. Trianto (2009:81) menyebutkan “TPS dapat memberi peserta didik
lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu”.
Cooperative learning tipe TPS dapat dipakai guru dalam setiap materi
pembelajaran untuk menguji pemahaman peserta didik setelah pembelajaran
berlangsung. Selain itu tipe TPS mampu memotivasi peserta didik agar lebih giat
karena tipe TPS yang menuntut setiap peserta didiknya untuk berpikir dan berbagi
dalam pasangannya. Penggunaan pendekatan cooperative tipe TPS akan dapat
meningkatkan aktivitas peserta didik sebagai subjek belajar sehingga peserta didik
akan mendapatkan hasil belajar yang memuaskan.
Ciri-ciri pembelajaran tematik menurut Depdiknas (2006:5) adalah (1)
berpusat pada peserta didik, (2) memberikan pengalaman langsung, (3) pemisahan
mata pelajaran tidak begitu jelas, (4) menyajikan konsep dari berbagai mata
pelajaran, (5) bersifat fleksibel, (6) menggunakan prinsip belajar sambil bermain
dan menyenangkan. Namun berdasarkan observasi dan wawancara peneliti
terhadap pembelajaran tematik yang berlangsung di kelas III SD Negeri 06
6
Kampung Lapai Kecamatan Nanggalo Padang pada tanggal 14-16 Maret 2012
bahwa pembelajaran masih terlihat adanya jadwal mata pelajaran misalnya IPA 2
jam pelajaran, IPS 2 Jam pelajaran dan bahasa Indonesia 2 Jam pelajaran, artinya
guru masih memisah-misahkan satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain.
Tambahan lagi, guru belum membuat jaringan tema dan pemataan tema yang
terlihat dalam silabus yang seharusnya dibuat oleh guru.
Selama proses pembelajaran berlangsung peserta didik kurang aktif dan
lebih banyak menunggu dari guru. Pada saat pembelajaran berlangsung guru
kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berinteraksi antara
sesama peserta didik atau dengan guru. Guru kurang memperdayakan sumber
belajar yang ada di sekolah sehingga apa yang disajikan guru kurang menarik
minat peserta didik. Sehingga hasil yang didapat oleh peserta didik tidak seperti
yang diharapkan. Berdasarkan hasil wawancara guru belum pernah membaca
Permendiknas Nomor 22 dan 23 yang menjelaskan tentang pembelajaran di kelas
awal SD.
Selama ini guru belum pernah menyajikan materi pembelajaran dengan
memberikan waktu kepada peserta didik untuk berpikir, berkelompok, saling
membantu, dan berdiskusi. Akibatnya, para peserta didik tidak saling membantu
dan hanya memikirkan persaingan antara peserta didik yang lainnya. Guru juga
tidak pernah menggunakan pendekatan cooperative khususnya tipe TPS (Think
Pair Share) dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran yang disajikan masih
menonton dan tidak bervariasi. Selain itu, guru lebih sering menggunakan
7
pendekatan konvensional yaitu ceramah sehingga pesrta Didik tidak aktif dan
kreatif.
Mengatasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka guru harus
mampu memilih pendekatan yang tepat sehingga pembelajaran tersebut dapat
diatasi dengan baik. Guru harus dapat menggunakan pendekatan pembelajaran
yang inovatif dalam pembelajaran tematik, supaya dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran dan prestasi belajar peserta didik. Salah satu pendekatan
pendekatan yang membuat peserta didik dapat berpikir, berkelompok,
bekerjasama dan saling membantu adalah dengan menggunakan pendekatan
cooperative tipe TPS (Think Pair Share). Menurut Trianto (2009:81) “TPS
(Think Pair Share) dapat memberi peserta didik lebih banyak waktu berpikir,
untuk merespon dan saling membantu”.
Pelaksanaan pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan
cooperative tipe TPS (Think Pair Share) menurut Huda (2011:132) pertama-tama
peserta didik diminta untuk duduk berpasangan. Kemudia guru mengajukan satu
pertanyaan/ masalah kepada mereka. Setiap peserta didik diminta untuk berpikir
sendiri-sendiri terlebih dahulu tentang jawaban dari pertanyaan itu, kemudia
mendiskusikan hasil pemikirannya dengan pasangan disebelahnya untuk
memperoleh salah satu konsensus yang sekiranya dapat mewakili jawaban mereka
berdua. Setelah itu, guru meminta setiap pasangan untuk menshare, menjelaskan,
atau menjabarkan hasil konsesus atau jawaban yang telah mereka sepakati pada
peserta didik-peserta didik yang lain diruang kelas.
Cooperative learning dapat membantu peserta didik saling
8
memanfaatkan kompetensi dan kemampuan peserta didik yang ada. Selain itu,
memberikan peluang untuk peserta didik dalam memecahkan masalah belajar
melalui interaksi sosial. Salah satu tipe cooperative learning yang cocok untuk
memberikan pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi peserta didik,
memfasilitasi kebutuhan peserta didik untuk berbagi dan mendiskusikan
permasalahan dalam pembelajaran, serta mengubah kebiasaan pembelajaran yang
cenderung berifat teacher centered menjadi student centered adalah dengan
menggunakan pendekatan cooperative tipe TPS (Think Pair Share). Yatim
(2009:278) menjelaskan Think Pair Share (TPS) yaitu (1) Thinking (berpikir):
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencari jawaban tugas secara
mandiri, (2) Pairing (berpasangan): bertukar pikiran dengan teman sebangku, (3)
Sharing (berbagi): berdiskusi dengan pasangan lain (menjawab 4 peserta didik).
Alasan yang membuat peneliti melakukan penelitian dengan
menggunakan pendekatan cooperative tipe TPS (Think Pair Share) adalah
peserta didik diberikan kesempatan untuk memikirkan pertanyaan yang diajukan
oleh guru dan kemudian mendiskusikannya dengan teman, hasil diskusi itu yang
dipaparkan ke depan kelas. Hasil diskusi peserta yang terbaik diberikan
penghargaan agar peserta didik bersemangat dalam pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin merumuskan penelitian ini
dengan menggunakan judul Peningkatan Pembelajaran Tematik dengan
Pendekatan Cooperative learning Tipe (Think Pair Share) di Kelas III SD
Negeri 06 Kampung Lapai Kecamatan Nanggalo Padang”.
9
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, dapat diidentifikasi
permasalahan sebagai berikut: (1) Penyajian pembelajaran dilakukan masih
secara terpisah atau bidang studi, (2) Guru kurang mengkaitkan pembelajaran
dengan dunia nyata peserta didik, (3) Pembelajaran yang disajikan guru kurang
menarik, (4) Guru kurang mampu membuat jaringan tema, (5) Guru kurang
mampu membuat pemetaan yang sesuai dengan silabus, (6) Guru kurang
memahami silabus, (7) Peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran, (8)
Kurangnya kesempatan peserta didik untuk berinteraksi antar sesama peserta.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan penelitian dan karena keterbatasan
waktu serta tenaga yang ada tidak memungkinkan semua masalah yang
teridentifikasi dapat diteliti, maka penelitian dibatasi pada rendahnya kemampuan
peserta didik pada pembelajaran tematik. Peneliti akan melaksanakan penelitian
tentang pembelajaran tematik dengan pendekatan cooperative tipe TPS (Think
Pair Share) untuk meningkatkan kemampuan peserta didik di kelas III SD Negeri
06 Kampung Lapai Kecamatan Nanggalo Padang.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah di atas
dapat dirumuskan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimanakah meningkatkan proses pembelajaran tematik pada tahap
kegiatan awal dengan pendekatan cooperative tipe TPS (Think Pair Share)
10
pada peserta didik di kelas III SD Negeri 06 Kampung Lapai Kecamatan
Nanggalo Padang?
2. Bagaimanakah meningkatkan proses pembelajaran tematik pada tahap
kegiatan inti dengan pendekatan cooperative tipe TPS (Think Pair Share)
pada peserta didik di kelas III SD Negeri 06 Kampung Lapai Kecamatan
Nanggalo Padang?
3. Bagaimanakah meningkatkan pembelajaran tematik pada tahap kegiatan
akhir dengan menggunakan pendekatan cooperative tipe TPS (Think Pair
Share) pada peserta didik di kelas III SD Negeri 06 Kampung Lapai
Kecamatan Nanggalo Padang?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan:
1. Peningkatan proses pembelajaran tematik pada tahap kegiatan awal dengan
pendekatan cooperative tipe TPS (Think Pair Share) pada peserta didik di
kelas III SD Negeri 06 Kampung Lapai Kecamatan Nanggalo Padang.
2. Peningkatan proses pembelajaran tematik pada tahap kegiatan inti dengan
pendekatan cooperative tipe TPS (Think Pair Share) pada peserta didik di
kelas III SD Negeri 06 Kampung Lapai Kecamatan Nanggalo Padang.
3. Peningkatan proses pembelajaran tematik pada tahap kegiatan akhir dengan
menggunakan pendekatan cooperative tipe TPS (Think Pair Share) pada
peserta didik di kelas III SD Negeri 06 Kampung Lapai Kecamatan Nanggalo
Padang.
11
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis
dan praktis.
1. Manfaat Teoritis
a) Bagi peneliti, memperluas wawasan dan keterampilan dalam
menggunakan pendekatan cooperative tipe TPS (Think Pair Share)
dalam pembelajaran tematik. Pendekatan ini dirancang untuk
membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada
peserta didik.
b) Pengembangan ilmu, sebagai masukan dalam pembelajaran tematik
khususnya dalam berkelompok.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Guru
1) Pendekatan TPS bermanfaat sebagai bahan informasi sekaligus
masukan dalam melaksanakan pembelajaran tematik kelas awal SD
khususnya. Guru diharapkan menggunakan pendekatan TPS sebagai
alternatif pembelajaran agar peserta didik dapat bekerjasama dalam
proses pembelajaran.
2) Bahan masukan dalam meningkatkan efektifitas pelaksanaan
pembelajaran tematik dengan pendekatan cooperative tipe TPS
3) Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik.
12
b) Bagi Peserta didik
1) Dapat meningkatkan gairah dalam belajar dengan bertambahnya
variasi pendekatan dalam pembelajaran
2) Pembelajaran bermakna bagi peserta didik karena sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan peserta didik
3) Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dapat memberikan
pengalaman yang bermakna pada peserta didik
c) Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan yang positif untuk perbaikan pembelajaran
terutama dalam penerapan pembelajaran tematik di kelas I, II, dan III
Sekolah Dasar.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritis
1. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran bagi peserta didik kelas awal SD dilakukan dengan
pembelajaran tematik. Menurut Depdiknas (2006:5) pembelajaran tematik
adalah "pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna
kepada peserta didik". Selain itu Rusman (2010:254) pembelajaran tematik
adalah “pembelajaran terpadu yang menggunakan tema dan melibatkan
beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada
peserta didik". Pembelajaran bermakna dalam tematik artinya peserta didik
akan memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui pengalaman
langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahami.
Pendapat di atas dapat disimpulkan, pembelajaran tematik adalah
pembelajaran yang bertolak dari suatu tema untuk mengaitkan beberapa mata
pelajaran sehingga memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik.
b. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki beberapa karakteristik. Menurut Rusman
(2010:258) karakteristik pembelajaran tematik adalah: (1) berpusat pada
peserta didik, pembelajaran tematik menempatkan peserta didik sebagai subjek
belajar, sedangkan guru sebagai fasilitator, (2) memberikan pengalaman
13
14
langsung, pembelajaran tematik menghadapkan peserta didik pada suatu
yang nyata sebagai dasar memahami yang abstrak, (3) pemisahan mata
pelajaran tidak begitu jelas, fokus pembelajaran diarahkan pada pembahasan
tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan peserta didik, (4)
menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses
pembelajaran, (5) bersifat fleksibel (luwes), (6) hasil pembelajaran
sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik, (7) menggunakan
prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
c. Manfaat Pembelajaran Tematik.
Pembelajaran tematik memiliki beberapa manfaat. Menurut Masnur
(2008: 164) manfaat pembelajaran tematik adalah, (1) peserta didik mudah
memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, (2) peserta didik mampu
mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi
dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama, (3) pemahaman
terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan, (4) kompetensi
dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran
lain dengan pengalaman pribadi peserta didik, (5) peserta didik mampu
lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam
konteks tema yang jelas, (6) peserta didik mampu lebih bergairah belajar
karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, (7) guru dapat menghemat
waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat
dipersiapkan sekaligus.
15
Selanjutnya, Rusman (2010:258) manfaat pembelajaran tematik
adalah (1) menghubungkan beberapa kompetensi dasar akan terjadi
penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi, (2) peserta didik
dapat melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab materi
pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir,
(3) pembelajaran tidak terpecah-pecah karena peserta didik dilengkapi
dengan pengalaman belajar yang lebih terpadu, (4) memberikan
penerapan-penerapan dari dunia nyata, (5) penguasaan materi pembelajaran
akan semakin baik dan meningkat karena adanya keterpaduan antara mata
pelajaran.
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat pembelajaran
tematik adalah perhatian peserta didik akan lebih terpusat, pemahaman
materi mendalam dan berkesan, peserta didik belajar lebih bergairah
karena berkomunikasi dengan dunia nyata, dengan digabungkan beberapa
kompetensi dasar akan terjadi penghematan terhadap waktu.
d. Prinsip Penentuan Tema
Memilih dan menetapkan tema yang dapat mempersatukan
kompetensi dasar dan indikator pada setiap mata pelajaran yang akan
dipadukan perlu memperhatikan beberapa prinsip. Menurut BSNP
(2006:11) prinsip penentuan tema adalah: (1) memperhatikan liingkungan
yang terdekat dengan peserta didik, (2) dari yang termudah menuju yang
sulit, (3) dari yang sederhana menuju yang komplek, (4) dari yang konkret
ke abstrak, (5) tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses
16
berpikir pada peserta didik, (6) ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia
dan perkembangan peserta didik, termasuk minat, kebutuhan, dan
kemampuannya.
Rusman (2010:262) menyatakan prinsip memilih tema adalah: (1)
tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada
diri peserta didik serta terkait dengan cara dan kebiasaan belajamya, (2)
ruang lingkup tema harus disesuaikan dengan usia dan perkembangan peserta
didik, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya, (3) penetapan tema
dimulai dari lingkungan yang terdekat dan dikenali oleh peserta didik.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan prinsip memilih
tema adalah: (I) tema dipilih dimulai dari lingkungan yang terdekat
peserta didik, (2) tema yang dipilih dari yang mudah menuju yang sulit,
(3) dari yang sederhana menuju yang kompleks, (4) dari yang konkret ke
abstrak, (5) tema sesuai dengan usia dan perkembangan peserta didik,
(6) tema dipilih memungkinkan terjadinya proses berpikir pada peserta
didik.
e. Implikasi Pembelajaran Tematik.
lmplikasi pembelajaran tematik di Sekolah Dasar mempunyai
berbagai implikasi. Menurut Depdiknas (2006:100) yaitu : (1) Implikasi
bagi guru; (2) Implikasi bagi peserta didik; (3) Implikasi terhadap sarana,
prasarana, sumber belajar, dan media; (4) Implikasi terhadap pengaturan
ruangan; (5) Implikasi terhadap pemilihan metode.
Implikasi bagi guru, pembelajaran tematik ini memerlukan guru
17
yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/ pembelajaran bagi peserta
didik, dan dalam memilih kompetensi serta mengaturnya agar
pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh.
Implikasi bagi peserta didik yaitu peserta didik siap
mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya
dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok
kecil ataupun klasikal, dan peserta didik siap mengikuti kegiatan
pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi
kelompok, mengadakan penelitian sederhana dan pemecahan masalah.
Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media
yaitu pembelajaran tematik menekankan pada peserta didik baik secara
individu maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan
konsep serta prinsip-prinsip holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar.
Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang
sifatnya didesain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan
pembelajaran, maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang
dapat dimanfaatkan. Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan
penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu
peserta didik dalam memahami konsep-konsep abstrak. Penerapan
pembelajaran tematik di SD masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah
ada saat ini untuk masing-masing pembelajaran dan dimungkinkan pula
untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang
18
terintegrasi.
Implikasi terhadap pengaturan ruangan dalam pembelajaran tematik
perlu dilakukan agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruangan
tersebut perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.
Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan
keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung: peserta didik tidak selalu
duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar atau karpet. Kegiatan hendaknya
bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar
kelas. Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya
peserta didik serta dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Alat sarana dan
sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik
untuk menggunakan dan menyimpan kembali.
Implikasi terhadap pemilihan metode harus sesuai dengan
karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang
dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan
multi metode.
f. Persiapan Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam pembelajaran tematik, perlu dilakukan beberapa hal yang
meliputi tahap perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan
kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, dan penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran.
Pemetaan kompetensi dasar ini dapat dilakukan untuk
memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar
19
kompetensi, kompetensi dasar dan indikator. Kegiatan yang dilakukan
adalah: (1) Penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke
dalam indikator; (2) Menentukan tema; (3) Identifikasi dan analisis
standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator.
Menetapkan jaringan tema ini dapat dilakukan dengan membuat
jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan
tema sebagai pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat
kaitan antara tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap keterampilan
yang di ambil dari dalam pembelajaran tematik.
Penyusunan rencana pembelajaran, untuk keperluan
pelaksanaan pembelajaran guru perlu membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran. Rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari
pengalaman belajar peserta didik yang telah diterapkan dalam silabus
pembelajaran. Komponen rencana pembelajaran tematik menurut Depdiknas
(2006:96) meliputi: (1) Identitas pelajaran (Nama tema, kelas, semester, dan
waktu/ banyaknya jam pertemuan); (2) Kompetensi dasar dan indikator
yang akan dilaksanakan; (3) Matedo pokok beserta uraian yang perlu
dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan
indikator. (4) Strategi pembelajaran. (5) Alat dan media yang digunakan
untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi
dasar yang harus dikuasai. (6) penilaian dan tindak lanjut.
20
Strategi pembelajaran tematik lebih mengutamakan pengalaman
belajar pengalaman peserta didik, menurut Depdilcnas (2006:98) yaitu:
Bersahabat, menyenangkan, tetapi tetap bermakna bagi peserta didik.
Dalam menanamkan konsep atau pengetahuan dan keterampilan,
peserta didik tidak harus didrill , tetapi ia belajar melalui
pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain
yang sudah dipahami. Bentuk pembelajaran ini dikenal dengan
pembelajaran tematik, pembelajarannya sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan peserta didik.
Pembelajaran tematik memerlukan guru yang baik dalam
menyiapkan kegiatan/ pengalaman belajar bagi peserta didik, juga dalam
memilih kompetensi dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi
lebih bermakna, menarik, menyenangkan, dan utuh.
Menurut Cristine (1990:39) "Untuk melaksanakan pembelajaran
tematik guru dapat memilih topik. Pemilihan topik dalam pembelajaran
tematik mempunyai keuntungan untuk mengetahui individu peserta didik
di dalam kelas." Pembelajaran tematik dapat juga mengambarkan peserta
didik dengan banyak pilihan tentang bagaimana cara mengikuti mereka
belajar. Tidak ada cara satupun yang tepat untuk mengembangkan atau
merencanakan pembelajaran tematik.
Topik untuk pembelajaran tematik bisa dipilih dengan berbagai cara.
Guru harus bisa mengembangkan isi kurikulum, bagaimanapun pikiran
peserta didik saat belajar, perencanaannya disesuaikan dengan minat
peserta didik. Guru bisa memulai dengan penuh tanggung jawab untuk
memilih tema dan kemudian membiarkan peserta didik aktif dalam
perencanaan, bahkan dari semula berikan suatu jalan dimana guru bisa
21
menghubungkan konsep untuk mengajar dan sifat alamiah peserta didik
yaitu kegembiraan, sebagai contoh: Seorang guru kelas II SD menemukan
pada hari pertama sekolah, salah satu dari peserta didik membawa sebuah
kerang laut yang indah dari perjalanannya untuk ditunjukan ke kelas.
Sehingga peserta didik lain menjadi terpesona karena belum pernah
melihat, maka guru dapat memulai pembelajaran dengan tema laut, suatu
tema yang sudah atau belum direncanakan sebelumnya.
Dalam memilih suatu tema, pilihlah salah satu yang mencakup
materi yang sangat luas, tetapi tidak terlalu sangat diperlukan untuk
beberapa tingkat kelas. Jadi pembelajaran tematik lebih menekankan pada
penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning to do). Oleh
karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang
akan mempengaruhi kebermaknaan belajar peserta didik. Dengan
penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu
peserta didik, karena sesuai dengan tahap perkembangannya peserta didik
yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,
sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan
dalam mempelajari bidang studi lain. Pembelajaran bahasa diharapkan dapat
membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang
lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, partisipasi dalam masyarakat
yang menggunakan bahasa tersebut, dan menggunakan kemampuan analitis
22
dan imajinatif yang ada dalam dirinya (Depdiknas, 2006:317).
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasidalam bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, baik secara lisan ataupun tulisan, serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Ruang lingkup dari pembelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen
kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek
sebagai berikut:
1) Membaca
a) Pengertian Membaca.
Membaca merupakan kemampuan berbahasa tulisan yang bersifat
reseptif. Membaca membuat seseorang memperoleh informasi dan ilmu
pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru. Membaca dilakukan untuk
memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis melalui media sehingga
setiap makna yang ada dalam kata dapat diketahui. Membaca akan dapat
mempertinggi daya pikir, mempertajam daya pandang dan memperluas
wawasan seseorang.
Hal di atas dipertegas oleh Depdikbud (1996:49) membaca merupakan
salah satu kemampuan berbahasa tulisan, yang bersifat reseptif, karena
dengan membaca seseorang akan dapat memperoleh informasi, ilmu
pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh
melalui membaca akan memungkinkan seseorang mampu mempertinggi
23
daya pikimya, mempertajam daya pandangannya dan memperluas
wawasannya.
Membaca sebagai proses visual merupakan proses menerjemahkan
simbol tulis ke dalam bunyi. Membaca juga diartikan sebagai suatu proses
yang dilakukan serta digunakan pembaca untuk memperoleh pesan yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Sesuai dengan yang dijelaskan oleh Farida (2008:3) membaca adalah sebagai
proses visual merupakan proses menerjemahkan simbol tulis ke dalam
bunyi."
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses
yang dilakukan serta yang digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan
dan informasi yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata
sehingga memungkinkan seseorang mempertinggi daya pikir, mempertajam
daya pandang, dan memperluas wawasannya.
3. Pembelajaran IPA
a) Pengertian IPA
IPA adalah mata pelajaran yang berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis. IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan melalui pemecahan masalah.
Sesuai dengan yang dijelaskan Depdiknas (2008:147) “IPA merupakan mata
pelajaran yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
24
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan melalui pemecahan masalah.”
IPA juga merupakan mata pelajaran yang mempelajari dan menelaah
serta menganalisis gejala alam melalui proses ilmiah atau penemuan berbagai
gagasan dan konsep-konsep yang ada. Sesusi dengan pendapat Syamsu
(2008:13) IPA merupakan ”Ilmu pengetahuan yang diciptakan manusia
melalui proses ilmiah atau penemuan berbagai gagasan atau konsep-konsep
untuk menjelaskan tentang gejala alam.”
Jadi jelas bahwa pembelajaran IPA merupakan disiplin ilmu yang tidak
hanya mempelajari seperangkat peristiwa, fakta, konsep, tetapi mempelajari
dan menganalisis gejala alam melalui proses ilmiah atau penemuan berbagai
gagasan.
b) Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam
Pembelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memperoleh keyakinan
terhadap kebesaran Tuhan Yang maha Esa berdasarkan keindahan dan
keberadaan, serta keteraturan alam ciptaannya, agar peserta didik mampu
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari Melalui
pembelajaran IPA peserta didik mampu mengembangkan rasa ingin tahu,
sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan saling mempengaruhi
antara IPA, lingkungan, tegnologi, dan masyarakat. Pembelajaran IPA
mengharapkan peserta didik dapat mengembangkan ketrampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
25
Pembelajaran IPA memDidik peserta didik meningkatkan kesadaran untuk
berperan serta dalam memelihara, menjaga , sehingga dapat terjaga
kelestarian alam kita ini. Lebih lanjut tujuan pembelajaran IPA untuk
meningkatkan kesadaran peserta didik menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai ciptaan Tuhan dan dengan mempelajari IPA peserta
didik memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan.
Sesuai yang ditegaskan oleh Depdiknas (2008:148) tujuan IPA adalah :
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya,
2) Mengembangkan pengetahuan dan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari, 3) Mengembangkan rasa ingin tahu sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat, 4) Mengembangkan keterampilan proses
untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat
keputusan. 5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan lam, 6)
Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, 7) Memperoleh bekal
pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan.
Pembelajaran IPA bertujuan agar setiap peserta didik memiliki
kepribadian yang baik dan dapat menerapkan sikap ilmiah serta dapat
mengembangkan potensi yang ada di alam untuk dijadikan sebagai sumber
ilmu dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendapat ini
ditegaskan oleh Wiki (2010:2) tujuan pembelajaran IPA adalah “ agar setiap
peserta didik memiliki kepribadian yang baik dan dapat menerapkan sikap
ilmiah serta dapat mengembangkan potensi yang ada di alam untuk dijadikan
sebagai sumber ilmu dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.”
26
Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa tujuan dari IPA adalah
membentuk peserta didik agar dapat mengembangkan pengetahuan sehingga
berguna bagi kemajuan dirinya sendiri dalam menyelasaikan masalah yang
dihadapi dengan mempertimbangkan nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
sehingga mampu membangun diri sendiri dan menjadi warga negara yang
bertanggung jawab.
4. Pembelajaran Matematika di SD
a. Pengertian Pembelajaran Matematika
Pembelajaran harus bermakna bagi peserta didik, untuk itu guru harus
mengetahui akan objek yang akan diajarkan sehingga dapat mengajarkan
kepada peserta didik dengan penuh dinamika dan inovasi dalam
pembelajaran. Menurut Sri (2006:1) "Matematika merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan
yang ada di dalamnya". Selanjutnya Depdiknas (2006:416) menyatakan
"matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi moderen, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu
dan memajukan daya pikir manusia".
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu
yang universal yang mempelajari struktur yang abstrak sebagai dasar
perkembangan teknologi moderen yang berperan penting dalam berbagai
disiplin ilmu untuk memajukan daya pikir manusia.
27
5. Hakekat Cooperative learning
a. Pengertian Cooperative learning
Pengertian cooperative learning telah banyak diartikan oleh para
ahli seperti Etin (2009:4) yang mengartikan "cooperative learning sebagai
suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara
sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri
dari dua atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh
keterlibatan setiap anggota kelompok itu sendiri". Robert (2009:2)
mendefinisikan "cooperative learning adalah pembelajaran dimana peserta
didik bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu
sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran".
Sedangkan Trianto (2010:58) memberikan pengertian
"cooperative learning adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja
mengembangkan interaksi yang saling asuh antar peserta didik untuk
menghindari ketersinggungan dan kesalah pahaman yang dapat menimbulkan
permusuhan". Salanjutnya Yatim (2010:267) mengemukakan bahwa
pengertian cooperative learning adalah, "pendekatan pembelajaran yang
dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik, sekaligus keterampilan
sosial termasuk interpersonal skill.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas cooperative learning
merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan
kerjasama dan partisipasi dalam kelompok yang akan menentukan nilai
individu dan kelompok dengan menimbulkan rasa puas peserta didik setelah
28
mengikutinya.
b. Tujuan Cooperative learning
Setiap kegiatan dalam pembelajaran maupun pendekatan
pembelajaran mempunyai tujuan tersendiri. Nurasma (2008:3)
mengungkapkan: (1) pencapaian hasil belajar karena cooperative learning
terus meningkatkan kinerja peserta didik dan membantu dalam
memahami konsep-konsep yang sulit , (2) penerimaan terhadap
perbedaan individu karena cooperative learning mengelompokkan peserta
didik dalam kelompok yang heterogen, dan (3) pengembangan
keterampilan sosial karena cooperative learning menekankan pada
kerjasama kelompok dan kolaborasi sehingga setiap anggota kelompok
harus mampu bersosialisasi dengan anggota yang lain. Sedangkan
Mohamad (2005:3) menyatakan "pembelajaran tim peserta didik bukan
hanya melakukan sesuatu sebagai sebuah tim, tetapi belajar sesuatu sebagai
sebuah tim. Kerja tim tersebut belum dianggap selesai bila seluruh anggota
tim belum tuntas menguasai bahan yang dipelajari".
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan cooperative
learning bertujuan untuk pencapaian hasil belajar yang lebih baik, penerimaan
terhadap keragaman antara individu dan pengembangan hasil sosial dalam
kelompok.
c. Unsur Cooperative Learning
Proses pembelajaran akan mencapai hasil yang maksimal memiliki
beberapa unsur. Menurut Anita (2003:30) ada lima unsur utama dalam
29
cooperative learning yaitu "(1) saling ketergantungan positif, (2) tanggung
jawab perseorangan, (3) tatap muka, (4) komunikasi antar anggota,
dan (5) evaluasi proses kelompok".
Senada dengan pendapat di atas Johnson (dalam Trianto,
2009:60) menyatakan lima unsur penting dalam cooperative learning
adalah, "(1) saling ketergantungan yang bersifat positif antar peserta didik,
(2) interaksi antar peserta didik yang semakin meningkat, (3) tanggung
jawab individual, (4) keterampilan interpersonal dan kelompok kecil, dan
(5) proses kelompok".
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa unsur dalam
pembelajaran cooperative learning adalah (1) saling ketergantuan secara
positif, (2) adanya interaksi antar peserta didik, (3) tanggung jawab
individu, (4) keterampilan interpersonal dalam berkelompok/ saling
berkomunikasi, (5) proses kelompok adanya hubungan kerja yang baik
dalam kelompok.
d. Kelebihan Pendekatan Cooperative Learning
Pendekatan cooperative learning peserta didik belajar bersama, berbagi
pemikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara
individual maupun kelompok. Menurut Sugianto (2009:43) ada banyak kelebihan
yang terdapat pada cooperative learning, yaitu:
1) meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial, 2)
memungkinkan para peserta didik saling belajar mengenai sikap,
keterampilan, informasi, perilaku sosial dan pandangan-pandangan, 3)
memudahkan peserta didik melakukan penyesuaian sosial, 4)
memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan
30
komitmen, 5) menghilangkan sikap mementingkan diri sendiri atau egois,
6) membangun persahabatan yang berlanjut hingga masa dewasa.
Nani (2007:61) mengemukakan beberapa keuntungan cooperative
learning:
1) lebih banyak respon yang dihasilkan sehingga variasi respon dalam
diskusi kecil lebih banyak, 2) berkurangnya pengaruh lingkungan terhaadap
peserta didik melalui kelompok kecil, peserta didik seakan lebih senang
untuk dikritik, mencoba ide baru, mengurangi salah pengertian, lebih
banyak bertanya, lebih banyak kesempatan menjawab pertanyaan dan
mengembangkan kepercayaan diri dan perasaan sukses, 3) terealisasinya
manfaat tutorial teman sebaya dalam kelompok dan bertambahnya
frekuansi latihan, 4) peserta didik lebih banyak belajar diantara mereka
sebagai pengaruh interaksi, saling menghargai keterlibatannya makin
nampak, 5) pengelolaan kelas lebih meningkat, belajar bekerjasama lebih
banayk memberi kesempatan dan variasi untuk berpartisipasi.
Pembelajaran kopereatif dapat melatih peserta didik untuk bekerjasama
dalam kelompok dan dapat meningkatkan hubungan sosial peserta didik yang
satu dengan yang lainnya.
6. Pendekatan Cooperative Learning Tipe Think Pair Share (TPS)
a. Pengertian Pendekatan Cooperative Learning Tipe Think Pair Share (TPS)
Menurut Trianto (2010:81) Think Pair Share (TPS) merupaka jenis
cooperative learning yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
peserta didik. Selanjutnya Mahmuddin (2009:1) mengemukakan bahwa TPS
menghendaki peserta didik belajar saling membantu dalam kelompok kecil (2-
6 orang).
Yatim (2009:278) juga menjelaskan Think Pair Share (TPS) yaitu 1)
Thinking (berpikir): memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencari
jawaban tugas secara mandiri, 2) Pairing (berpasangan): bertukar pikiran
31
dengan teman sebangku, 3) Sharing (berbagi): berdiskusi dengan pasangan lain
(menjawab 4 peserta didik).
Pendekatan cooperative learning tipe Think Pair Share (TPS)
merupakan suatu bentuk pembelajaran yang membagi peserta didik dalam
kelompok kecil. TPS atau berpikir berpasangan berbagi memberi peserta didik
waktu untuk berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain dalam
kelompoknya. Pendekatan pembelajaran TPS adalah salah satu pendekatan
pembelajaran yang memberi kesempatan kepada setiap peserta didik untuk
menunjukkan pertisipasi kepada orang lain.
b. Langkah-langkah Pendekatan Cooperative Learning Tipe Think Pair Share
(TPS)
Yatim (2009:279) mengemukakan langkah-langkah pendekatan
cooperative learning tipe Think Pair Share adalah:
1) guru menyampaikan topic inti materi dan kompetensi yang ingin
dicapai, 2) peserta didik diminta untuk berpikir tentang topik materi/
permasalahan yang disampaikan secara individual, 3) peserta didik
diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok dua orang)
dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing tentang topiknya tadi,
4) guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok pasangan
mengemukakan hasil diskusinya untuk berbagi jawaban (Share) dengan
seluruh peserta didik di kelas, 5) berawal dari kegiatan tersebut
mengarahkan pembicaraan pada materi yang belum diungkapkan para
peserta didik, 6) guru memberi kesimpulan, 7) penutup
Pendekatan tematik melalui pendekatan cooperative learning tipe
Think Pair Share mempunyai tiga kegiatan yang harus dilaksanakan yaitu
berpikir (Think) secara individual tentang permasalahan yang diberikan guru,
berpasangan (Pair) untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada
kegiatan berpikir, berbagi (Share) dengan seluruh kelas tentang apa yang telah
32
Naniskusikan dengan pasangan.
c. Kelebihan Pendekatan Cooperative Learning Tipe Think Pair Share Pada
Pembelajaran Tematik
Pendekatan cooperative learning tipe Think Pair Share dapat
meningkatkan interaksi peserta didik dalam pembelajaran dan dapat
mengembangkan kemampuan peserta didik untuk mengungkapkan ide-idenya.
Mahmuddin (2009) mengemukakan:
Pendekatan cooperative learning tipe TPS dapat mengembangkan
kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara
verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain, membantu
peserta didik untuk respek kepada orang lain dan menyadari akan segala
keterbatasannya menerima segala perbedaan, peserta didik dapat
mengembangkan kemampuan untuk menguji ide dan pemahamannya
sendiri dan menerima umpan balik, meningkatkan motivasi dan
memberikan rangsangan untuk berpikir sehingga bermanfaat bagi proses
pendidikan jangka panjang.
Kunandar (2007:367) juga mengemukakan bahwa tipe Think Pair
Share memberikan peserta didik waktu untuk berpikir dan merespon peserta
saling membantu satu sama lain.
Dengan cooperative learning tipe Think Pair Share peserta didik dapat
mengembangkan kemampuan untuk mengemukakan ide-idenya dalam
memecahkan sebuah permasalahan.
B. Penelitian yang Relevan
Surya Ramadhani pada tahun 2010 melakukan penelitian dengan judul
“Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta didik dalam Pembelajaran
IPA dengan Menggunakan Pendekatan Cooperative Tipe TPS (Think Pair
Share) di Kelas III SDN 06 Pasir Jambak Koto Tangah Kota Padang”.
Mahasiswa Universitas Negeri Padang.
33
Hasil penelitian menunjukkan adanya dampak yang baik terhadap
aktivitas dan peningkatan hasil belajar peserta didik. Indikasi adanya dampak
yang baik terhadap aktivitas peserta didik adalah adanya kenaikan rata-rata
skor aktivitas belajar peserta didik dari siklus I ke siklus II. Rata-rata skor
semua komponen aktivitas peserta didik pada siklus I sebesar 65 meningkat
menjadi 75 pada siklus II.
Penelitian yang dilakukan oleh Wili Widia Sari tahun 2011mahasiswa
Universitas Negeri Padang melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan
Kemampuan Membaca dengan Menggunakan Pendekatan Cooperative
learning Tipe TPS (Think Pair Share) di Kelas V SDN 06 Kampung Lapai
Kota Padang”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam membaca peserta didik di kelas V SD Negeri
06 Kampung Lapai.
Berdasarkan penelitian ini juga, tanggapan guru sangat baik terhadap
penerapan cooperative learning dan dalam pembelajaran IPA digunakan
cooperative learning untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta
didik. Oleh sebab itu penulis ingin mengkaji lagi penelitian tindakan kelas
dengan menggunakan cooperative learning tipe TPS pada pembelajaran
tematik di kelas III SD.
C. Kerangka Berpikir
Suatu pembelajaran akan menarik bagi peserta didik apabila seorang
guru telah mampu membuat pembelajaran lebih menyenangkan bagi peserta
34
didik. Hal ini dapat terwujud apabila seorang guru telah mampu menggunakan
strategi, pendekatan, pendekatan atau metode yang tepat dengan peserta didik.
Pembelajaran yang monoton sering kali menjadi pembelajaran yang
menjenuhkan bagi peserta didik. Agar terciptanya pembelajaran yang
menyenangkan bagi peserta didik seorang guru dapat melaksanakan
pembelajaran tematik dengan pendekatan cooperative learning tipe Think Pair
Share. Pendekatan cooperative learning tipe Think Pair Share tentunya
memiliki keunggulan yang mengajak peserta didik untuk bersosialisasi dalam
kelompok, memupuk sikap-sikap positif peserta didik seperti rasa tanggung
jawab, solidaritas, rajin, aktif dan lain sebagainya. Selain itu, langkah
pembelajaran tipe Think Pair Share mengkolaborasikan antara penilaian
individu dan kelompok secara adil sehingga menuntut kerjasama yang baik
dalam kelompok.
Agar pembelajaran tipe Think Pair Share pada pembelajaran tematik
berjalan dengan baik, guru hendaklah melakukan langkah-langkah sebagai
berikut: (1) guru menyampaikan topic inti materi dan kompetensi yang ingin
dicapai, (2) peserta didik diminta untuk berpikir tentang topik materi/
permasalahan yang disampaikan secara individual, (3) peserta didik diminta
berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok dua orang) dan
mengutarakan hasil pemikiran masing-masing tentang topiknya tadi, (4) guru
memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok pasangan mengemukakan hasil
diskusinya untuk berbagi jawaban (Share) dengan seluruh peserta didik di
kelas, (5) berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada
35
materi yang belum diungkapkan para peserta didik, (6) guru memberi
kesimpulan terhadap pembelajaran yang telah dipelajari, (7) penutup.
Untuk lebih jelasnya mengenai langkah-langkah dalam penggunaan
pendekatan cooperative tipe Think Pair Share dalam pembelajaran tematik di
kelas III SD Negeri 06 Kampung Lapai Kecamatan Nanggalo Padang, maka
dapat disimpulkan sebagai berikiut :
36
KERANGKA BERPIKIR
PEMBELAJARAN TEMATIK
Pembelajaran Tematik
Tema: Lingkungan
1. Bahasa Indonesia
Membaca
3.2 Menjelaskan isi teks (100-150 kata) melalui membaca
intensif
2. Matematika
1.2 Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka
3. IPA
2.2 Mendeskripsikan kondisi lingkungan yang
berpengaruh terhadap kesehatan
Kegiatan awal.
Fase 1. Guru menyampaikan materi yang ingin dicapai
Kegiatan inti.
Fase 2. Peserta didik diminta untuk berpikir tentang materi yang
disampaikan secara individual,
Fase 3. Peserta didik diminta berpasangan dengan teman sebelahnya dan
mengutarakan hasil pemikiran masing-masing tentang topiknya tadi,
Fase 4. Tiap kelompok pasangan mengemukakan hasil diskusinya untuk
berbagi jawaban (Share) dengan seluruh peserta didik di kelas,
Fase 5. Mengarahkan pembicaraan pada materi yang belum diungkapkan
para peserta didik,
Kegiatan akhir.
Fase 6. Guru memberi kesimpulan
Fase 7. Penutup
PROSES PEMBELAJARAN TEMATIK MENINGKAT
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Pendekatan ini berkenaan dengan perbaikan atau
peningkatan proses pembelajaran tematik pada suatu kelas. Oleh Sebab itu
penelitian yang dilaksanakan berasal dari persoalan praktek pembelajaran di kelas
secara lebih profesional.
Menurut Wardhani (2007:1.4) penelitian tindakan kelas adalah penelitian
yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar peserta
didik menjadi meningkat. Sedangkan menurut Suharsimi, dkk (2008:3) penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Ahli lain, Kunandar (2008:44-45) menyatakan penelitian tindakan kelas
adalah suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai
peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan
jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif
dan partisipasif yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas
melalui suatu tindakan dalam suatu siklus.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru yang berkolaborasi
37
38
dengan orang lain yang ditugaskan sebagai pengamat untuk memecahkan
persoalan atau masalah belajar yang terdapat di kelas.
Adapun proses penelitian tindakan kelas menurut Wardhani (2007:2.3)
dapat dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur ulang, yang terdiri dari
empat tahap yaitu perencanaan, melakukan tindakan, mengamati, dan melakukan
refleksi. Sesuai dengan prinsip umum penelitian tindakan kelas pada setiap
tahapannya selalu secara partisipatif dan kolaboratif antar peneliti dan praktisi
dalam pembelajaran.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di kelas III SD Negeri
06 Kampung Lapai kecamatan Nanggalo Padang dengan pertimbangan SD ini
tempat peneliti bertugas. Peneliti merasa bertanggung jawab terhadap masalah
yang ada pada latar belakang melalui penelitian tindakan kelas
2. Subjek Penelitian
Adapun yang akan menjadi subjek penelitian adalah peserta didik
kelas III SD Negeri 06 Kampung Lapai, dengan jumlah peserta didik 26 orang,
yang terdiri dari 12 peserta didik laki-laki dan 14 peserta didik perempuan.
3. Waktu/ Lama Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2012/2013 (Juli sampai Desember) yang mengacu pada kelender akademik.
Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri
dari empat rangkaian kegiatan dalam satu siklus yang berulang. Sebelum
39
melakukan penelitian, peneliti melakukandiskusi dengan guru kelas III tentang
penggunaan pendekatan cooperative tipe TPS dalam pembelajaran di kelas.
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Oleh sebab itu sesuai dengan penelitian
tindakan kelas maka masalah penelitian yang akan dipecahkan berasal dari
praktek pembelajaran di kelas.
Penelitian tindakan kelas merupakan proses yang diulang yang
dimulai dari aspek mengembangkan perencanaan, pelaksanaan dan melakukan
observasi terhadap tindakan dan kesuksesan hasil yang diperoleh. Sesuai
dengan prinsip umum penelitian tindakan kelas setiap tahapan siklus selalu
berkolaborasi antara peneliti dan praktisi. Menurut Rochiati (2007:100)
“kolaborasi adalah bekerjasama mulai dari tahap orientasi dilanjutkan dengan
penyusunan perencanaan dalam siklus I atas semua kegiatan I, modikasi,
koreksi dan pembentukan penyempurnaan siklus II dan seterusnya. Rancangan
penelitian dapat digambarkan dalam alur penelitian dalam bentuk siklus seperti
di bawah ini:
40
Alur Penelitian Tindakan Kelas
Kegiatan penelitian dari langkah satu sampai empat merupakan tindakan
satu siklus, yang telah digambar pada rancangan penelitian di atas. Langkah awal
dari penelitian adalah dimulai dengan orientasi dan observasi tentang latar
STUDI PENDAHULUAN
1. Refleksi awal dan hasil belajar
2. Latar SD, guru dan proses pembelajaran.
3. Mengidentifikasi masalah.
ANALISIS TEMUAN
1. Proses pembelajaran tematik belum
terlaksana secara efektif
2. Belum terwujudnya pembelajaran
yang bermakna
3. Keterampilan sosial peserta didik,
seperti kerjasama, toleransi,
komunikasi, dan tanggap terhadap
gagasan orang lain, kurang
berkembang
PELAKSANAAN TINDAKAN SIKLUS I
Kegiatan awal.
Fase 1. Guru menyampaikan materi yang
ingin dicapai
Kegiatan inti.
Fase 2. Peserta didik diminta untuk berpikir
tentang materi yang disampaikan
secara individual,
Fase 3. Peserta didik diminta berpasangan dengan
teman sebelahnya dan mengutarakan
hasil pemikiran masing-masing
tentang topiknya tadi,
Fase 4. Tiap kelompok pasangan
mengemukakan hasil diskusinya
untuk berbagi jawaban (Share)
dengan seluruh peserta didik di kelas,
Fase 5. Mengarahkan pembicaraan pada
materi yang belum diungkapkan para
peserta didik,
Kegiatan akhir.
Fase 6. Guru memberi kesimpulan
Fase 7. Penutup
RENCANA TINDAKAN SIKLUS I
1. Mendiskusikan pembelajaran tematik
dengan pendekatan cooperative tipe
TPS
2. Menysusn rencana pembelajaran dan
prosedur tindakan
Analisis
dan Refleksi
Belum Berhasil Rencana Siklus
ke-n
Berhasil Kesimpulan
41
penelitian, termasuk kondisi sekolah, guru-guru, peserta didik dan proses
pembelajaran.
D. Prosedur Penelitian
1. Tahap Studi Pendahuluan
Penelitian melakukan studi pendahuluan pada tahap ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana gambaran yang sebenarnya tentang pelaksanaan
pembelajaran tematik yang dilakukan selama ini. Studi pendahuluan
merupakan kegiatan awal sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai serta
bagaimana gambaran pelaksanaan pengajaran tematik diajarkan.
Observasi awal peneliti lakukan terhadap pembelajaran tematik di
kelas III SDSN 06 Kampung Lapai Kecamatan Nanggalo yang diteliti pada
tanggal 14-16 Maret 2012. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui
permasalahan yang dihadapi guru dan peserta didik berkaitan dengan
pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Studi pendahuluan dilakukan dengan melaksanakan proses
pembelajaran tematik di kelas, mewawancarai guru dan peserta didik tentang
kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan berkaitan dengan hal yang
diteliti. Dari hasil observasi tersebut diidentifikasi masalah pembelajaran
tematik yang dilaksanakan di kelas III SD. Setelah diteliti selanjutnya akan
dirundingkan dengan guru kelas berkaitan kemungkinan dilaksanakannya
penelitian tindakan kelas untuk mengoptimalkan pembelajaran tematik.
Peneliti dan guru kelas merumuskan permasalahan yang akan diangkat
sebagai permasalahan penelitian, yakni melaksanakan pembelajaran tematik
42
dengan pendekatan cooperative tipe TPS yang meliputi kegian awal, kegiatan
inti dan kegiatan akhir. Sebelum pembelajaran dilaksanakan, peneliti terlebih
dahulu merancang perencanaan, pelaksanaan dan penilaian yang akan
dilaksanakan.
2. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas secara kolaboratif mengadakan
perencanaan tindakan sebagai berikut:
a) Menyusun rancangan pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) meliputi: (1) standar kompetensi, (2) kompetensi dasar,
(3) Indikator, (4) tujuan pembelajaran, (5) materi, (6) kegiatan pembelajaran,
(7) media dan sumber, (8) evaluasi.
b) Menetapkan deskriptor dan kriteria pencapaian pembelajaran tematik.
c) Menyusun alat perekam data proses pembelajaran berupa pedoman observasi
dan format catatan lapangan.
Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan yang bersifat natural,
dalam hal ini dilakukan dalam kelas yang riil, rancangan tindakan ini bukan
merupakan rencana yang pasti, melainkan bersifat fleksibel. Ini artinya, bahwa
rancangan dapat saja diubah sewaktu-waktu bila perlu, sesuai dengan situasi
dan kondisi yang ada.
Berhubungan dengan waktu, penelitian ini direncanakan dalam tiga
siklus dan setiap siklus mempunyai fokus tertentu, yang diperkirakan berhasil
dalam tiga kali pertemuan. Denan demikian penelitian ini direncanakan dalam
enam kali pertemuan.
43
3. Pelaksanan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan merupakan pengaplikasian rancangan
yang telah disusun pada tahap persiapan. Sesuai dengan rancangan yang telah
dibuat tindakan dilaksankan dalam beberapa siklus pembelajaran sesuai dengan
kondisi. Setelah siklus dua, apabila pada siklus dua telah termasuk kategori
baik maka penelitian ini terdiri dari dua siklus. Namun apabila pada siklus dua
hasil belajar masih belum kategori baik maka maka dilanjutkan pada siklus tiga
dan begitu seterusnya. Satu siklus pembelajaran dilaksanakan dua kali
pertemuan.
Pada tahap ini, saat guru melaksanakan kegiatan pembelajaran,
peneliti bertindak sebagai pengamat selama pembelajaran berlangsung,
demikian sebaliknya. Peneliti mengumpulkan data proses pembelajaran
aktivitas guru, aktivitas peserta didik, interaksi antara guru dan peserta didik,
antara peserta didik dengan bahan pelajaran, serta fakta-fakta kejadian yang
terjadi selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
instrumen pengumpulan data yang telah dibuat.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan tindakan ini secara rinci
diuraikan sebagai berikut:
Kegiatan Awal
Penulis mengawali tindakan pembelajaran dengan mengabsen peserta
didik, mengecek kehadiran dan kesiapan peserta didik. Memberikan motivasi
dan menjelaskan indikator yang akan dicapai, menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran, serta membagi peserta didik dalam kelompok.
44
Kegiatan Inti
Pada saat kegiatan inti peserta didik melakukan pembelajaran tematik
menggunakan pendekatan koperatif tipe TPS melalui tahap-tahap atau fase-fase
dalam TPS. Pembelajaran tematik menggunakan pendekatan cooperative tipe
TPS dilaksanakan dalam 7 fase. Fase 1 adalah menyampaikan topik inti materi
dan kompetensi yang ingin dicapai, fase 2 peserta didik diminta untuk berpikir
tentang materi yang disampaikan secara individual, fase 3 peserta didik diminta
berpasangan dengan teman sebelahnya dan mengutarakan hasil pemikiran
masing-masing tentang topiknya tadi, fase 4 tiap kelompok pasangan
mengemukakan hasil diskusinya untuk berbagi jawaban (Share) dengan seluruh
peserta didik di kelas, fase 5 mengarahkan pembicaraan pada materi yang
belum diungkapkan para peserta didik.
Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir peserta didik menggunakan pendekatan
cooperative tipe TPS dengan fase 6 guru memberi kesimpulan dari sebuah
proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, dan fase 7 penutup.
Tabel 3.1: Tindakan Guru dalam Pembelajaran dengan Menggunakan Pendekatan
Cooperative Tipe Think Pair Share (TPS)
Tahap Kegiatan Fase Indikator Tindakan Guru
Kegiatan Awal 1. Menyampaikan topik inti
materi dan kompetensi yang
ingin dicapai
Menyampaikan topik inti materi
dan kompetensi yang ingin
dicapai dengan bahasa yang
jelas, menggunakan media
dalam menyampaikan materi
Kegiatan Inti 2. Peserta didik diminta untuk
berpikir tentang materi yang
disampaikan secara
individual
Memotivasi peserta didik pada
tahap berpikir, memberi
pertanyaan/ permasalahan
dengan bahasa yang mudah
dimengerti peserta didik
45
3. Peserta didik diminta
berpasangan dengan teman
sebelahnya dan mengutarakan
hasil pemikiran masing-
masing tentang topiknya tadi
Berpasangan dengan teman
sebelah, membimbing pasangan
yang mengalami kesulitan dalam
berdiskusi.
4. Tiap kelompok pasangan
mengemukakan hasil
diskusinya untuk berbagi
jawaban (Share) dengan
seluruh peserta didik di kelas
Meminta beberapa pasangan
melaporkan hasil kerja ke depan
kelas, membimbing peserta didik
melaporkan hasil diskusi.
5. Mengarahkan pembicaraan
pada materi yang belum
diungkapkan para peserta
didik
Menambahkan materi yang
belum dikemukakan peserta
didik, memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk
mengumukakan pendapatnya
tentang materi yang belum
diungkapkan.
Kegiatan Akhir 6. Memberi kesimpulan Melibatkan peserta didik untuk
menyimpulkan pelajaran,
meluruskan kesimpulan yang
telah dibuat peserta didik jika
ada kesimpulan yang belum
tepat
7. Penutup Memberi evaluasi kepada
peserta didik sesuai dengan
materi yang telah dipelajari
Melakukan pengamatan terhadap tindakan pembelajaran secara
sistematis, cermat dan objektif. Pengamatan dilakukan secara bergantian antara
peneliti dan guru. Pengamatan dilakukan secara menyeluruh terhadap semua
kejadian selama proses pembelajaran, namun tetap difokuskan pada masalah-
masalah penelitian. Data hasil pengamatan tersebut direkam dalam bentuk
daftar check, catatan lapangan, foto.
Melakukan diskusi setelah pembelajaran untuk membicarakan tentang
pelaksanaan tindakan pembelajaran. Hasil diskusi tersebut digunakan untuk
melakukan perbaikan pada tindakan selanjutnya.
46
4. Refleksi
Refleksi merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi kegiatan
analisis, sintesis, memaknai, menerangkan, dan akhirnya menyimpulkan semua
informasi yang diperoleh selama proses pembelajaran. Hasil refleksi ini
dimanfaatkan untuk perbaikan tindakan berikutnya.
Pada tahap ini peneliti dan guru mendiskusikan pelaksanaan
pembelajaran yang dialkukan berdasarkan hasil pengamatan selama
pembelajaran berlangsung. Hasil yang Naniskusikan meliputi: (a) kesesuian
antara pelaksanaan dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat, (b)
kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran, (c) kemajuan
yang diperoleh oleh peserta didik, dan (d) rencana pelaksanaan pembelajaran
selanjutnya.
Kegiatan refleksi ini dilakukan terutama pada setiap akhir tindakan
pembelajaran. Namun demikian, refleksi juga dilakukan pada setiap ada
kesempatan, misalnya pada jam-jam pelajaran dimulai, atau setelah selesai
pembelajaran.
Bertolak dari hasil refleksi tersebut guru dan peneliti mengadakan
perbaikan dan penyempurnaan rancangan pembelajaran untuk kemudian
dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran pada siklus berikutnya.
Serangkaian langkah yang telah diuraikan, yakni dimulai dari
penyusunan rencana pembelajaran sampai pada kegiatan refleksi ini juga
dilakukan pada siklus-siklus selanjutnya sampai penelitian tercapai.
47
E. Data dan Subjek Penelitian
Pada bagian ini diuraikan data penelitian meliputi data perencanaan,
proses, dan data hasil pembelajaran serta subjek penelitian meliputi guru dan
peserta didik.
1. Data
Data penelitian ini diuraikan data perencanaan pembelajaran, data
pelaksanaan pembelajaran, dan data evaluasi pembelajaran. Data perencanaan
pembelajaran berupa dokumen persiapan mengajar dibuat secara kolaboratif
antara guru dan peneliti. Data perencanaan meliputi perumusan tujuan kegiatan
proses pembelajaran termasuk materi, media, dan evaluasi. Data ini
dilaksanakan sebelum pelaksanaan pemeblajaran.
Data pelaksanaan pembelajaran mencakup data guru dan peserta didik
dalam kegiatan belajar mengajar. Data tentang aktivitas guru dalam
pembelajaran meliputi kegiatan bertanya, mependekatankan, melatih, memberi
tuntunan, dan memberi balikan. Adapun data tentang aktivitas peserta didik
meliputi: membaca secara kritis dengan menggunakan pertanyaan penuntun
baik secara individual maupun kelompok, mengajukan pertanyaan, diskusi
kelompok, dan menjawab pertanyaan. Data pelaksanaan pembelajaran berupa
catatan dan rekaman hasil observasi, baik dalam bentuk daftar cekmaupun
catatan lapangan. Data hasil observasi ini dilengkapi dengan hasil data hasil
rekaman. Data pelaksanaan dikumpulkan pada saat proses belajar mengajar
tematik berlangsung.
48
Data hasil pembelajaran berupa skor hasil tes formatif pada setiap
pembelajaran. Data pembelajaran dikumpulkan setelah selesai pembelajaran.
Pengumpulan data baik data perencanaan, pelaksanaan, maupun hasil tes
dilaksanakan dalam waktu yang sama karena pada dasarnya data-data tersebut
merupakan satu kesatuan yang utuh dalam proses pembelajaran.
Waktu pengambilan data tersebut dibagi dalam tiga tahap. Tahap
pertama adalah pengumpulan data siklus pembelajaran I, tahap kedua adalah
pengumpulan data siklus pembelajaran II. Tahap pembelajaran III adalah
pengumpulan data siklus pembelajaran III.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik kelas III
SDN 06 Kampung Lapai Kecamatan Nanggalo Padang dengan jumlah peserta
didik 26 orang yang terdiri dari 12 peserta didik laki-laki dan 14 peserta didik
perempuan, guru kelas bernama Wili Widia Sari, S.Pd. penelitian ini dilakukan
pada semester I tahun ajaran 2012/ 2013. Kelas ini dipilih dengan
pertimbangan kelas ini mempunyai permasalahan yang akan diteliti dan SD ini
juga tempat peneliti bertugas. Peneliti merasa bertanggung jawab untuk
melakukan perbaikan terhadap masalah yang ada pada latar belakangpenelitian
tindakan kelas.
3. Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument utama
dan instrument penunjang. Instrument utama adalah peneliti sebagaimana yang
dinyatakan oleh Bogdan dan Biken (1982), bahwa : peneliti adalah orang yang
49
paling mengetahui sebuah data dan cara menyikapinya. Adapun instrument
penunjang adalag pedoman observasi, catatan lapangan, dokumen dan foto
(Moleong :1995).
Pedoman observasi digunakan untuk menjaring data tentang proses
pembelajaran yang sedang berlangsung, mengamati aktifitas belajar mengajar,
serta interaksi yang terjadi dalam kelas selama kegiatan pembelajaran. Untuk
memudahkan pengumpulan data dengan pengamatan, dalam hal ini, peneliti
menggunakan pedoman observasi berupa daftar cek.
Catatan lapangan digunakan untuk mendeskripsikan segala yang
didengar, dilihat, dirasakan, dan dipikirkan tentang semua kejadian selama
berlangsungnya pembelajaran tematik. Disamping itu catatan lapangan juga
digunakan untuk mencatat refleksi terhadap data proses pembelajaran, yang
dapat berupa pemikiran, pendapat, atau penafsiran peneliti. Kegiatan
pengumpulan data proses pembelajarab juga dilengkapai dengan alat bantu
audio atau tape recorder. Dengan demikian, data yang diperoleh diharapkan
menjadi lebih lengkap, utuh, dan komprehensif.
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang rencana
pembelajaran yang berupa satuan pelajaran tertulis. Selain itu juga untuk
menjaring data evaluasi, meliputi petanyaan pesertas Didik dan hasil tes.
Pertanyaan peserta didik berupa pernyataan lisan yang diajukan
selama pembelajaran tematik. Adapun data evaluasi berupa hasil pembelajaran
dikumpulkan dengan tes hasil belajar yang dilakukan setelah pembelajaran.
50
Foto digunakan untuk mendokumentasikan data tentang peristiwa-
peristiwa yang terjadi di kelas sewaktu dilakukan tindakan. Peristiwa-peristiwa
yang dimaksud adalah kegiatan pembelajaran yang terjadi di dalam kelas,
seperti aktivitas peserta didik, aktivitas diskusi kelompok, guru yang sedang
mengajar, guru yang sedang membimbing peserta didik, diskusi antara peneliti
dengan guru dan sebagainya.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
interaktif. Pendekatan analisis interaktif mempunyai 3 komponen yaitu : 1)
reduksi data, (2) penyajiaan data, (3) penarikan simpulan atau verifikasi data.
Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan
data kualitatif yaitu analisis data dimulai dengan menelaah sejak pengumpulan
data sampai seluruh data terkumpul. Data tersebut direduksi berdasarkan
masalah yang diteliti, diikuti penyajian data dan terakhir penyimpulan. Tahap
analisis yang demikian dilakukan berulang-ulang sampai data selesai
dikumpulkan. Tahap analisis dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Menelaah data yang telah terkumpul baik melalui observasi, pencatatan,
wawancara dengan melakukan proses transkripsi hasil pengamatan,
penyeleksian, dan pemilahan data. Kegiatan menelaah data dilaksanakan sejak
awal data dikumpulkan.
2. Reduksi data, mengikuti pengkategorian dan pengklasifikasian. Semua data
yang telah terkumpul diseleksi dan dikelompok-kelompokkan sesuai dengan
fokus. Data yang telah dipisah-pisahkan tersebut lalu diseleksi mana yang
51
relevan dan dianalisis, yang tidak relevan dibuang. Data-data yang telah
diklasifikasikan tersebut kemudian dipaparkan menurut jenisnya sesuai dengan
masalah penelitian. Paparan data dilakukan dengan menampilkan satuan-satuan
informasi secara sistematis sehingga memungkinkan peneliti dapat menarik
kesimpulan dengan mudah. Data yang dipaparkan dalam bentuk naratif (Miles,
1992:17)
3. Menyajikan data dilakukan dengan cara mengorganisasikan informasi yang
sudah direduksi. Data tersebut mulai disajikan terpisah tetapi setelah tindakan
berakhir direduksi, keseluruhan data tindakan dirangkum dan disajikan secara
terpadu sehingga diperoleh sajian tunggal berdasarkan fokus pembelajaran.
4. Menyimpulkan hasil penelitian dan triangulasi. Kegiatan ini merupakan
penyimpulan akhir temuan penelitian. Diikuti dengan kegiatan triangulasi atau
pengujian temuan hasil penelitian. Kegiatan triangulasi dilakukan dengan cara
meninjau kembali catatan lapangan dan bertukar pikiran dengan guru.
Analisis data dilakukan dengan cara terpisah-pisah. Hal ini dimaksud
agar dapat ditemukan berbagai informasi yang spesifik dan terfokus pada
berbagai informasi yang mendukung pembelajaran dan yang menghambat
pembelajaran. Dengan demikian pengembangan dan perbaikan atas berbagai
kekurangan dapat dilakukan tepat pada aspek yang bersangkutan.
Miles (1992:17) menjelaskan data-data yang telah diklasifikasikan
tersebut kemudian dipaparkan menurut jenisnya sesuai dengan masalah
penelitian, paparan data dilakukan dengan menampilkan satuan-satuan
informasi secara sistematis sehingga memungkinkan peneliti dapat menarik
52
kesimpulan dengan mudah data dipaparkan dalam bentuk naratif. Disamping
itu, untuk menyajikan data yang utuh dan lengkap, penyajian data juga
dilakukan dalam bentuk tabel. Klasifikasi data digunakan untuk memberikan
gambaran yang jelas seperti yang digambarkan pada tabel dibawah ini
Tabel 3.2: Klasifikasi Data Penelitian
Tahap
Strategi Guru Kegiatan Peserta Didik
1. Guru
menyampaikan
topik inti materi
dan kompetensi
yang ingin dicapai
1. Menyampaikan topik inti
materi yang ingin dicapai
dengan bahasa yang jelas
2. Menggunakan media dalam
menyampaikan materi
3. Mengjukan pertanyaan
tentang media
4. Meminta peserta didik
menayakan hal-hal yang
belum dipahami
1. Mendengarkan tujuan dan materi
pelajaran
2. Memperhatikan media yang
dipajang guru
3. Menjawab pertanyaan
4. Menanyakan hal-hal yang belum
dipahami dalam penyampaian
materi
2. Peserta didik
diminta untuk
berpikir tentang
topik materi/
permasalahan yang
disampaikan
secara individu
1. Menjelaskan langkah-
langkah tahap berpikir
2. Memberikan pertanyaan/
permasalahan dengan bahasa
yang mudah dimengerti
3. Memotivasi peserta didik
untuk berpikir terhadap
materi yang diberikan
4. Membimbing peserta didik
pada tahap berpikir
1. Bekerja sesuai dengan langkah-
langkah yang disampaikan guru
2. Memikirkan maslaha yang
disampaikan secara individu
3. Termotivasi untuk berpikir tentang
permasalahan yang diberikan
4. Berpikir tentang materi yang
dipelajari
3. Peserta didik
diminta
berpasangan
dengan teman
sebelahnya dan
mengutarakan
hasil pemikiran
masing-masing
tentang topiknya
tadi
1. Berpasangan dengan teman
sebangku
2. Menjelaskan langkah-langkah
kerja berpasangan
3. Membimbing pasangan yang
mengalami kesulitan dalam
melakukan diskusi
4. Memberikan motivasi agar
setiap peserta didik mau
menyampaikan ide-idenya
dalam kerja berpasangan
1. Menerima teman yang
menjadipasangannya
2. Anggota pasangan aktif dalam
berdiskusi
3. Bekerja sesuai dengan langkah-
langkah yang diberikan guru
4. Mampu menyampaikan ide-ide
kepada pasangannya
53
4. Tiap kelompok
pasangan
mengemukakan
hasil diskusinya
untuk berbagi
jawaban (Share)
dengan seluruh
peserta didik di
kelas
1. Meminta pasangan
melaporkan hasil kerja
pasngannya ke depan kelas
2. Membimbing peserta didik
melaporkan hasil diskusi
3. Memotivasi peserta didik
mengajukan pendapat untuk
melengkapi kesimpulan
pasangan
4. Memberikan penguatan
kepada pesrta didik yang
memberikan tanggapan
1. Masing masing pasangan
menyampaikan hasil diskusinya
2. Menanggapi hasil diskusi pasangan
lain
3. Masing- masing pasangan mau
menira masukan pasangan lain
4. Mendengarkan penjelasan guru
tentang hal-hal yang keliru dalam
penyampaian hasil kerja pasangan
5. Mengarahkan
pembicaraan pada
materi yang belum
diungkapkan para
peserta didik
1. Mengarahkan peserta didik
pada materi yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran
2. Menambahkan materi yang
belum dikemukakan peserta
didik
3. Memberi kesempatan kepada
pesrta didik untuk
mengemukakan pendapatnya
tentang materi yang belum
terungkap
4. Memberi penghargaan kepada
peserta didik yang
mengemukakan materi yang
belum dikemukakan
sebelumnya
1. Mendengarkan penjelasan guru
2. Mengeluarkan pendapat tentang
materi yang belum dikemukakan
dalam diskusi
3. Menjawab pertanyaan yang sesuai
dengan materi
4. Mencatat hal-hal penting yang
belum dicatat saat diskusi
6. kesimpulan 1. Melibatkan peserta didik
dalam menyimpulkan
pelajaran
2. Mengajukan pertanyaan
tentang materi yang telah
dipelajari
3. Pertanyaan diajukan secara
menyeluruh (tidak terfokus
kepada beberapa orang
peserta didik)
4. Meluruskan kesimpulan yang
telah dibuat peserta didik jika
ada yang belum tepat
1. Terlibat dalam menyimpulkan
pelajaran
2. Aktif dalam menyimpulkan
pelajaran
3. Menjawab pertanyaan tentang
materi yang telah dipelajari
4. Simpulan sesuai dengan materi
yang telah dipelajari
7. Penutup 1. Memberi evaluasi kepada
peserta didik sesuai dengan
materi yang telah dipelajari
2. Evaluasi yang diberikan
menguji pemahaman peserta
didik terhadap materi yang
dipelajari
3. Memberi penghargaan
terhadap pasangan yang
terbaik
4. Memotivasi peserta didik
untuk dapat menjadi pasangan
terbaik untuk pembelajaran
berikutnya
1. Mengerjakan evaluasi secara
individual
2. Evaluasi sesuai dengan pemahan
peserta didik terhadap materi
3. Menerima penghargaan dari guru
4. Termotivasi untuk belajar lebih giat
54
Pendekatan pembelajaran yang dipakai adalah pendekatan tematik,
maka semua langkah-langkah pendekatan TPS pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang
terkait yaitu bahasa Indonesia, IPA, dan Matematika.
Kegiatan penyimpulan hasil penelitian dilakukan dengan menafsirkan
makna suatu fenomena yang terjadi selama tindakan berlangsung. Mencatat
keteraturan, kecendrungan, pola-pola tertentu, menjelaskan hubungan sebab
akibat dan pada akhirnya menarik kesimpulan sementara karena ditarik
berdasarkan fenomena – fenomena yang terjadi selama dilakukan tindakan.
Namun kemudian, sejalan dengan proses tindakan, kesimpulan yang bersifat
sementara tersebut diuji kembali berdasarkan data-data yang baru terkumpul
sehingga diperoleh kesimpulan yang mantap. Proses ini dilakukan secara
berulang sesuai dengan siklus-siklus tindakan. Pada akhir tindakan dilakukan
penyimpulan akhir temuan penelitian.
Penarikan kesimpulan data merupakan proses pengambilan intisari
dari sajian data penelitian peningkatan pembelajaran tematik dengan
menggunakan pendekatan TPS. Kesimpulan data dilakukan dengan
membandingkan data yang direkam di awal pembelajaran pertemuan satu
siklus dengan data yang diambil saat tindakan dan akhir tindakan. Kesimpulan
data dinyatakan dalam bentuk data kualitatif peningkatan pembelajaran tematik
antara sebelum dan sesudah tindakan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan
cara menafsirkan data yang tersaji. Sejalan dengan pembelajaran, simpulan
55
sementara diuji kembali berdasarkan data yang baru terkumpul sesuai dengan
siklus tindakan.
Menguji keabsahan data, dilakukan pemeriksaan silang (triangulasi)
antara guru kelas dan peneliti. Kegiatan triangulasi dilakukan terhadap data
hasil rekaman seluruh hasil aktivitas guru dan peserta didik, dan aktivitas
peserta didik dengan peserta didik, selama proses pembelajaran berlangsung.
Menafsirkan dan menyimpulkan data penelitian ditemukan kriteria
keberhasilan penelitian pada kualifikasi baik ( B ). Kriteria kualifiksi tersebut
berlaku pada aspek pelaksanaan pembelajaran meliputi aktivitas peserta didik
dan guru dalam proses pembelajaran maupun hasil pembelajaran. Adapun hasil
kriteria penilaian terhadap masing-masing deskriptor penelitian adalah sebagai
berikut:
a. Tahap Awal Kegiatan.
Fase 1: Menyampaikan topik inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
1) Menyampaikan topik inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai (Guru)
B : Menyampaikan topik inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
dengan tepat
C : Kurang menyampaikan topik inti materi dan kompetensi yang ingin
dicapai
K : Tidak menyampaikan topik inti materi dan kompetensi yang ingin
dicapai
2) Mendengarkan tujuan dan materi yang disampaikan guru (Peserta didik)
B : Mendengarkan tujuan dan materi yang disampaikan guru dengan tepat
56
C : Kurang mendengarkan tujuan dan materi yang disampaikan guru
K : Tidak mendengarkan tujuan dan materi yang disampaikan guru
b. Tahap Kegiatan Inti
Fase 2: Peserta didik diminta untuk berpikir tentang materi yang disampaikan
secara individual
1) Memberikan pertanyaan/ permasalahan dengan bahasa yang mudah
dimengerti (Guru)
B : Memberikan pertanyaan/ permasalahan dengan bahasa yang mudah
dimengerti dengan tepat
C : Kurang memberikan pertanyaan/ permasalahan dengan bahasa yang
mudah dimengerti
K : Tidak memberikan pertanyaan/ permasalahan dengan bahasa yang
mudah dimengerti
2) Memikirkan permasalahan yang diberikan secara individu.(Peserta didik)
B : Mampu memikirkan permasalahan yang diberikan secara individu.
C : Kurang mampu memikirkan permasalahan yang diberikan secara
individu.
K : Tidak mampu memikirkan permasalahan yang diberikan secara individu
Fase 3: Peserta didik diminta berpasangan dengan teman sebelahnya dan
mengutarakan hasil pemikiran masing-masing tentang topiknya tadi
1) Berpasangan dengan teman sebelahnya (Guru)
B : Meminta peserta didik berpasangan dengan teman sebelahnya
57
C : Kurang membimbing peserta didik berpasangan dengan teman
sebelahnya
K : Tidak membimbing peserta didik berpasangan dengan teman
sebelahnya
2) Menerima teman yang menjadi pasangannya.(Peserta didik)
B : Beradaptasi dengan teman sebelahnya
C : Kurang beradaptasi dengan teman sebelahnya
K : Tidak mampu beradaptasi dengan teman sebelahnya
Fase 4: Tiap kelompok pasangan mengemukakan hasil diskusinya untuk
berbagi jawaban dengan seluruh peserta didik di kelas
1) Memberikan penghargaan dan hadiah kepada pasangan untuk
menyampaikan laporan hasil diskusi (Guru)
B : Memberikan penghargaan dan hadiah kepada pasangan untuk
menyampaikan laporan hasil diskusi
C : Memberikan penghargaan kepada pasangan untuk menyampaikan
laporan hasil diskusi
K : Tidak memberikan penghargaan dan hadiah kepada pasangan untuk
menyampaikan laporan hasil diskusi
2) Masing-masing pasangan menyampaikan hasil diskusinya.(Peserta didik)
B : Mampu menyampaikan hasil diskusinya dengan benar
C : Kurang mampu menyampaikan hasil diskusinya
K : Tidak mampu menyampaikan hasil diskusinya
58
Fase 5: Mengarahkan materi yang belum diungkapkan oleh peserta didik
1) Menambahkan materi yang belum dikemukakan peserta didik (Guru)
B : Menambahkan materi yang belum dikemukakan dengan tepat
C : Kurang menambahkan materi yang belum dikemukakan
K : Tidak menambahkan materi yang belum dikemukakan
2) Mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang belum
diungkapkan.(Peserta didik)
B : Mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang belum diungkapkan
dengan benar
C : Kurang mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang belum
diungkapkan
K : Tidak mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang belum
diungkapkan
3. Kegiatan Akhir
Fase 6: Memberi kesimpulan
1) Melibatkan peserta didik meyimpulkan pelajaran (Guru)
B : Dapat melibatkan peserta didik meyimpulkan pelajaran
C : Kurang melibatkan peserta didik meyimpulkan pelajaran
K : Tidak melibatkan peserta didik meyimpulkan pelajaran
2) Mengambil kesimpulan dari pembelajaran yang telah dipelajari.(Peserta
didik)
B : Mengambil kesimpulan dari pembelajaran yang telah dipelajari
C : Kurang mengambil kesimpulan dari pembelajaran yang telah dipelajari
59
K : Tidak mengambil kesimpulan dari pembelajaran yang telah dipelajari
Fase 7: Penutup
1) Memberi tindak lanjut berupa lembar kerja (Guru)
B : Memberi tindak lanjut berupa lembar kerja
C : Kurang memberi tindak lanjut berupa lembar kerja
K : Tidak memberi tindak lanjut berupa lembar kerja
2) Mengerjakan tindak lanjut berupa latihan.(Peserta didik)
B : Mengerjakan latihan dengan baik
C : Kurang mengerjakan latihan
K : Tidak mengerjakan latihan
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Paparan data penelitian diuraikan berdasarkan siklus-siklus tindakan
pembelajaran. Paparan data tersebut disesuaikan dengan masalah penelitian
mencakup data perencanaan, proses pembelajaran, dan data hasil. Data tentang
perencanaan adalah persiapan mengajar tertulis berupa rencana pelaksanaan
pembelajaran. Data proses pembelajaran meliputi tahap kegiatan awal, tahap
kegiatan inti, dan tahap kegiatan akhir. Data tentang hasil pembelajaran berupa
hasil tes setelah hasil pembelajaran.
Paparan data ini didasarkan pada data yang telah dikumpulkan melalui
pengamatan dan catatan lapangan ketika pembelajaran berlangsung, serta hasil tes
akhir. Berikut ini dipaparkan data dan temuan penelitian pada masing-masing
pembelajaran setiap siklus tindakan.
A. Hasil Penelitian Siklus 1
Paparan data dipilih dalam perencanaan pembelajaran,
prosespembelajaran tahap kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir, serta
hasil pembelajaran. Di samping itu juga dipaparkan refleksi terhadap pelaksanaan
pembelajaran serta temuan-temuan penelitian
1. Perencanaan Pembelajaran Siklus 1
Perencanaan pembelajaran dibuat berdasarkan Permendiknas Nomor
41 tahun 2007 tentang standar proses. Komponen RPP tersebut adalah identitas
sekolah, tema, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
60
61
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan sumber
belajar.
a. Waktu
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dalam dua kali pertemuan
dalam satu kali pertemuan 5x35 menit. Pertemuan pertama dilakukan pada hari
Senin 12 November 2012 jam ke 1-5 (07.30-10.55). pertemuan kedua
dilakukan pada hari Selasa 13 November 2012 jam ke 1-5 (07.30-10.55).
b. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar pada pertemuan pertama dan kedua adalah sebagai
berikut: (1) Menjelaskan isi teks (100-150 kata) melalui membaca intensif, (2)
Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka, (3) Membedakan ciri-
ciri lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat berdasarkan pengamatan.
c. Indikator
Indikator untuk pertemuan pertama adalah (1) Menyebutkan keadaan
lingkungan sehat yang ada dalam media gambar, (2) Menyebutkan keadaan
lingkungan tidak sehat yang ada pada media gambar, (3) Mengamati keadaan
lingkungan kantin sekolah, (4) Membaca teks bacaan dalam hati dengan
menggunakan teknik membaca intensif, (5) Menjawab pertanyaaan
berdasarkan teks yang sudah dibaca dengan teknik membaca intensif.
Indikator pertemuan kedua sebagai berikut: (1) Mendiskusikan hasil
pengamatan tentang keadaan lingkungan kantin, (2) Menyebutkan ciri-ciri
lingkungan sehat, (3) Menyebutkan ciri-ciri lingkungan tidak sehat, (4)
Menjelaskan isi teks berdasarkan teks yang telah dibaca dengan teknik
62
membaca intensif, (5) Menjelaskan penjumlahan bilangan tiga angka dengan
cara bersusun pendek tanpa teknik menyimpan, (6) Menetukan hasil
penjumlahan bilangan tiga angka menggunakan cara bersusun pendek dengan
teknik menyimpan, (7) Menjelaskan pengurangan bilangan tiga angka dengan
cara teknik meminjam, (8) Menetukan pengurangan bilangan tiga angka
dengan cara teknik meminjam.
d. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dikembangkan dari indikator pembelajaran kelas
III SD. Tujuan pembelajaran pada pertemuan pertama sebagai berikut: (1)
Dengan penjelasan yang disampaikan, peserta didik dapat mengetahui materi
yang akan dipelajari dengan tekun, (2) Dengan media gambar, peserta didik
diminta berpikir tentang materi yang akan dipelajari dengan serius, (3) Dengan
pergi ke kantin sekolah, peseta didik dapat mengamati kedaan kantin sekolah
dengan tertib, (4) Dengan pengamatan, peserta didik dapat mendiskusikan hasil
pengamatannya dengan pasangannya dengan benar, (5) Dengan teman
sebangkunya, peserta didik saling mengutarakan hasil diskusinya mengenai
lingkungan sehat yang ada pada media gambar, (6) Dengan teman
sebangkunya, peserta didik saling mengutarakan hasil diskusinya mengenai
lingkungan tidak sehat yang ada pada media gambar, (7) Dengan membaca
teks bacaan, peserta didik dapat membaca dalam hati teks bacaan dengan
benar, (8) Berdasarkan teks yang sudah dibaca, peserta didik dapat menjawab
pertanyaan dengan benar.
63
Tujuan pembelajaran pada pertemuan kedua sebagai berikut: (1)
Dengan diskusi kelas, peserta didik dapat mengutarakan hasil diskusi dengan
teman sebangkunya di depan peserta didik yang lain dengan benar, (2) Dengan
penjelasan, peserta didik dapat mendengarkan pengarahan yang belum
diungkapkan guru dengan serius, (3) Berdasarkan teks yang telah dibaca,
peserta didik dapat menjelaskan isi teks tersebut dengan bahasanya sendiri
secara tepat, (4) Dengan contoh yang disampaikan guru, peserta didik dapat
menjelaskan penjumlahan bilangan tiga angka dengan cara bersusun pendek
tanpa teknik menyimpan dengan benar, (5) Dengan penugasan, peserta didik
dapat menentukan hasil penjumlahan bilangan tiga angka menggunakan cara
bersusun pendek dengan teknik menyimpan dengan benar, (6) Dengan contoh
yang disampaikan guru, peserta didik dapat menjelaskan pengurangan bilangan
tiga angka dengan cara teknik meminjam dengan bena, (7) Dengan penugasan,
peserta didik dapat menentukan hasil pengurangan bilangan tiga angka dengan
cara teknik meminjam dengan benar.
e. Kegiatan Pembelajaran Siklus I
Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama yaitu kegiatan awal, dan
sebagian pada kegiatan inti, meliputi: (1) Membangkitkan skemata peserta
didik dengan cara bercerita tentang sakit perut akibat tidak menjaga kesehatan
makanan, (2) Mengajak peserta didik bernyanyi “Sebelum kita makan”, (3)
Dengan penjelasan yang disampaikan, peserta didik dapat mengetahui materi
yang akan dipelajari dengan tekun (fase 1), (4) Peserta didik berpikir tentang
materi yang akan dipelajari (fase 2), (5) Peserta didik memperhatikan media
64
gambar lingkungan sehat dan tidak sehat yang dipajang guru, (6) Peserta didik
pergi ke kantin sekolah didampingi oleh guru untuk memperhatikan keadan
kantin, (7) Peserta didik mendiskusikan hasil laporannya dengan pasangan, (8)
Peserta didik berdiskusi dengan teman sebangkunya untuk saling
mengutarakan hasil pemikirannya mengenai lingkungan sehat dan lingkungan
tidak sehat (fase 3), (9) Peserta didik mendapatkan teks yang telah dibagikan
guru, (10) Masing-masing peserta didik membaca teks dalam hati, (11) Peserta
didik dapat menjawab pelatihan 1.
Kegiatan pada pertemuan kedua, dilanjutkan dengan kegiatan inti
yang belum selesai dan kegiatan akhir pembelajaran , meliputi: (1) Setiap
pasangan mengutarakan hasil diskusi dengan teman sebangkunya di depan
kelas (fase 4), (2) Peserta didik yang lain menanggapi hasil yang disampaikan
temannya didampingi oleh guru, (3) Guru mengarahkan pembicaraan pada
materi yang belum diungkapkan peserta didik (fase 5), (4) Peserta didik dapat
menjelaskan isi teks tersebut dengan bahasa sendiri, (5) Peserta didik
memperhatikan guru menjelaskan penjumlahan bilangan tiga angka dengan
cara bersusun pendek dengan teknik tanpa menyimpan, (6) Peserta didik
memperhatikan guru menjelaskan penjumlahan bilangan tiga angka dengan
cara bersusun pendek dengan teknik menyimpan, (7) Peserta didik
memperhatikan guru menjelaskan pengurangan bilangan tiga angka dengan
cara teknik meminjam, (8) Peserta didik memperhatikan guru menjelaskan
hasil pengurangan bilangan tiga angka dengan cara teknik meminjam, (8)
Peserta didik mengerjakan pelatihan, (9) Peserta didik bersama dengan guru
65
menyimpulkan pelajaran (fase 6), (10) Guru memperikan evaluasi kepada
peserta didik (fase 7).
f. Materi Pembelajaran, Media dan Sumber Belajar Siklus I
Materi pembelajaran dipilih berdasarkan tema yang telah dipilih guru.
Tema pada siklus I ini adalah “Lingkungan Kanti Sekolah”. Media
pembelajaran yang digunakan adalah media gambar lingkungan sehat dan tidak
sehat.
g. Penilaian Siklus I
Penilaian pembelajaran meliputi penilaian proses dan penilaian hasil.
Penilaian proses yang dimaksud adalah mengamati aktivitas guru dan peserta
didik dalam kegiatan awal, inti dan akhir. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi dan catatan lapangan yang diisi oleh observer.
Penilaian proses juga dimaksudkan untuk melihat kemajuan pembelajaran
peserta didik secara terus menerus. Selain itu, juga dilakukan penilaian berupa
hasil tes dalam bentuk essay dan unjuk kerja. Tes tersebut dilakukan untuk
mengetahui dan mengukur tingkat pemahaman peserta didik terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan. Penilaian tersebut dijadikan bahan
pertimbangan dan koreksi untuk pelaksanaan tindakan siklus selanjutnya.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Tahap pelaksanaan tindakan terdiri atas dua kali pertemuan. Pertemuan
tersebut dapat diketahui dari penjelasaan sebagai berikut:
66
a. Siklus I Pertemuan Pertama
Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan berupa kegiatan awal, dan
kegiatan inti.
1) Pembelajaran pada Tahap Kegiatan Awal
Pelaksanaan pembelajaran pada tahap kegiatan awal, guru
membangkitkan skemata peserta didik dengan cara menceritakan kenapa ibu
guru meminta izin untuk pergi ke toilet pada saat pembelajaran akan dimulai.
Kemudian guru mengaitkan pengalaman peserta didik dengan tema
pembelajaran. Cuplikan proses tanya jawab dalam pembelajaran yang
tergambar pada sampel data I di bawah ini:
Data 1
Guru : Maaf anak-anak, tadi saat kita berdoa Ibu tidak bisa ikut
berdoa bersama-sama, kerena Ibu sakit perut dan musti pergi
ke toilet. Tadi sebelum berangkat Ibu beli jajanan di jalanan.
Itu mungkin akibatnya perut Ibu jadi sakit.
Peserta Didik : Ya bu. (peserta didik menjawab bersama-sama)
Tapi kata Ibu kita tidak boleh jajan sembarangan karena jajan
sembarangan belum terjaga kebersihannya. (Ayu)
Guru : Benar apa yang di katakan Ayu itu. Itu memang kesalahan Ibu.
Jajanan di jalanan belum tentu bersih karena banyak debu dan
lalat, seandainya tidak ditutup apa yang akan terjadi?
Peserta Didik : Dihinggapi lalat, debu akan menempel akhirnya perut kita bisa
sakit Bu (Rafael)
Guru : Itu banar anak-anak. Kalau begitu kita coba nyanyi bersama-
sama “sebelum kita makan”.
Peserta Didik : (Bernyanyi bersama-sama dengan semangat).
Guru : Dari pengelaman Ibu tadi, anak-anak Ibu dapat berpikir materi
apa yang akan kita pelajari hari ini?
Peserta Didik : (peserta didik diam dan takut untuk menjawab)
Guru : Bagaimanaanak-anak, kenapa takut untuk menjawab
pertanyaan Ibu. Siapa yang bisa menjawab akan Ibu beri
hadiah.
Peserta Didik : Saya Bu.
Guru : Ya apa yang Ayu pikirkan tentang materi yang akan kita
pelajari hari ini.
67
Peserta Didik : Cara menjaga kesehatan Bu.
Guru : Ya pintar Ayu. Siapa yang bisa menambahkan jawaban Ayu
agar lebih sempurna.
Peserta Didik : (peserta didik diam dan malu untuk menjawab)
Guru : Baiklah kalau anak Ibu tidak bisa menjawab. Kita akan belajar
mengenai lingkungan sehat dan tidak sehat.
Peserta didik tampaknya memiliki skemata yang cukup tentang tema
pelajaran. Dari apa yang diceritakan oleh guru peserta didik dapat menjawab
akibat permasalahan guru. Peserta didik mengingat apa yang disampaikan oleh
gurunya bahwa kita tidak boleh jajan sembarangan. Saat guru menanyakan
materi yang akan dipelajari, banyak dari peserta didik tidak mampu menjawab.
Hanya satu orang yang bisa menjawab walaupun belum sempurna.
2) Pembelajaran pada Tahap Kegiatan Awal
Selanjutnya peserta didik diberi lembar pengamatan kemudian,
memperhatikan gambar tayangan yang ada di depan kelas. Peserta didik
diminta untuk berpikir mengenai tayangan tersebut dan masing-masing peserta
didik mencatat pada lembar pengamatan. Setelah peserta didik berpikir tentang
gambar yang ada pada tayangan peserta didik diminta untuk pergi ke kantin
sekolah dan mencatat apa yang akan diamatinya. Proses pembelajaran
tergambar pada sampel data 2 berikut:
Guru : Anak-anak sekarang kita akan pergi kekantin untuk
memperhatikan lingkungan sekitar kantin dan anak-anak
semuanya mencatat pada lembar pengamatan yang telah Ibu
berikan.
Peserta Didik : Baik Bu (peserta didik menjawab serentak)
Guru : Baiklah anak-anak, sekarang coba amati lingkungan kantin dan
tulis pengamatannya secara teliti.
Peserta Didik : Ya Bu.
68
Berdasarkan percakapan di atas, tampak bahwa guru
membimbing peserta didik dalam melakukan pengamatan tentang
lingkungan sekitar kantin. Guru menjelaskan apa yang harus
dilakukan oleh peserta didik dalam melakukan pengamatan.
Peserta didik melanjutkan pelajaran setelah selesai istirahat,
peserta didik kembali ke kelas dan melanjutkan pembelajaran. Guru
meminta siswa berpasangan dengan teman sebangkunya untuk
mendiskusikan hasil pengamatannya. Proses pembelajaran dapat
digambarkan pada sampel data 4 berikut:
Guru : Setelah masing-masing anak Ibu melakukan
pengamatan di kantin sekolah dan mencatatnya pada
lembar pengamatan, sekarang anak Ibu berpasangan
dengan teman sebangkunya berdiskusi untuk
mengutarakan hasil pengamatannya.
Peserta Didik : Berdiskusi Bu (Aidil)
Guru : Benar Aidil seperti barusan yang Ibu sebutkan, kita
berdiskusi dengan teman sebangku untuk membahas
apa saja yang kita amati tadi di kantin dan mengampil
kesimpulan tentang hasil diskusi masing-masing
pasangan
Peserta Didik : Ya Bu (peserta didik menjawab serentak)
Guru : Apakah anak Ibu sudah mengerti
Peserta Didik : Sudah Bu.
Proses pembelajaran di atas menggambarkan bahwa peserta
didik mau berdiskusi dengan teman sebangkunya untuk
mendiskusikan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dimana para
peserta didik saling aktif dan setiap pasangan menulis hasil
kesimpulannya.
Setelah setiap pasangan menyimpulkan hasil diskusinya
peserta didik diberi teks cerita “kantin sekolah”. Peserta didik diminta
69
membaca teks tersebut di dalam hati dan mampu menceritakan teks
tersebut ke depan kelas dengan bahasanya sendiri, peserta didik
diminta mengerjakan pelatihan. Proses pembelajarannya dapat
tergambar pada sampel data 5 berikut:
Guru : Setelah setiap pasangan berdiskusi dan menarik
kesimpulan tentang hasil pengamatannya, setiap
pasangan dapat merahasiakan hasil pengamatan dari
pasangan lain.
Peserta Didik : Kenapa dirahasiakan Bu (Bunga)
Guru : Ya, sebelum setiap pasangan melaporkan hasil
diskusinya ke depan kelas teman yang lain belum
boleh mengetahui hasil diskusi anak-anak Ibu, sebab
Ibu akan memberi teks bacaan dan setiap anak-anak
Ibu membacanya dalam hati.
Peserta Didik : Ya Bu.
Guru : Setelah selesai membaca teks, apakah anak-anak Ibu
tahu apa isi teks tersebut, kalu sudah tahu siapa yang
bisa membacakan kembali teks tersebut tanpa melihat
bacaannya.
Peserta Didik : (Diam dan tersenyum)
Guru : Kenapa anak-anak Ibu semua diam, apakah teks cerita
itu sudah selesai dibaca atau belum?
Peserta Didik : Sudah Bu (Alvin)
Guru : Lalu kenapa anak Ibu diam, siapa yang berani ke
depan kelas Ibu akan memberi hadiah.
Peserta Didik : Apa hadiahnya Bu?(Bima)
Guru : Ibu akan memberi pena yang bagus. Siapa yang bisa
menceritakan ke depan akan langsung Ibu beri
hadiahnya.
Peserta Didik : Saya Bu (Bima)
Guru : Ya coba (Bima) ceritakan ke depan, teman yang lain
coba perhatikan apa yang di ceritakan oleh teman
kamu.
Peserta Didik : (Mendengarkan temanya ada sebagian peserta didik
yang bercerita dengan teman sebangkunya)
Guru : Terimakasih sayang, apa yang kamu ceritakan tadi itu
benar sesuai dengan apa yang ada pada teks cerita. Ini
hadiah yang telah Ibu janjikan tadi.
Peserta Didik : Terimaksih Bu.
Guru : Setelah anak-anak Ibu baca dan mendengar apa yang
disampaikan dengan teman kamu tadi, sekarang coba
jawap pelatihan yang Ibu berikan.
70
Peserta Didik : Ya Bu.
Guru : Sekarang coba kerjakan latihan ini, anak-anak Ibu
jawab tanpa melihat teks cerita “kantin sekolah”.
Peserta Didik : (Serius mengerjakannya)
Proses pembelajaran di atas tampak bahwa peserta didik
kurang aktif saat guru meminta menceritakan isi teks cerita tanpa
membawa teks tersebut, guru akan memberi peserta didik hadiah
berupa pena untuk peserta didik yang berani menceritakannya. Hanya
satu orang yang berani menceritakan kembali teks tersebut.
Pelaksanaan pada tahap kegiatan inti belum semuanya
tercapai, pembelajaran akan dilanjutkan pada pertemuan kedua. Ini
disebabkan karena waktu pembelajaran telah habis. Hasil diskusi
setiap pasangan belum di sampaikan kepada pasangan lain. Proses
pembelajarannya dapat terlihat pada sampel data 6 berikut:
Guru : Siapa yang selesai menjawab pelatihannya, silahkan
anak-anak Ibu kumpul ke depan.
Peserta Didik : (Peserta didik yang telah selesai mengerjakan
pelatihan dan mengumpulkannya ke depan kelas)
Guru : Hasil pengamatan dan diskusi setiap pasangan
dikumpulkan sama Ibu. Besok kita akan membacakan
hasil diskusi masing-masing pasangan, karena
sekarang waktu kita telah habis.
Peserta Didik : Hore (peserta didik bersorak)
Guru : Nah, sekarang anak-anak Ibu bersiap-siap untuk
pulang, sebelum pulang kita berdo’a dulu.
Berdasarkan apa yang disampaikan guru, peserta didik paham
apa yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. Pembelajaran
diakhiri dengan berdo’a.
71
b. Siklus I Pertemuan Kedua
Siklus I pertemuan kedua dilaksanakan berupa lanjutan
kegiatan inti dan kegiatan akhir.
Sebelum pembelajaran dimulai guru meminta peserta didik
merapikan kelas dan peserta didik berdo’a berssama-sama. Guru
melukan apersepsi untuk mengingat apa yang telah dipelajari
sebelumnya. Proses pembelajaran ini dapat tergambar pada data 7
berikut ini:
Guru : Selamat pagi anak-anak, bagaimana keadanya hari ini.
Peserta Didik : Alhamdulillah, sehat Bu (peserta didik menjawab
serentak)
Guru : Sebelum kita mulai belajar, sebaiknya kita berdoa
dulu bersama-samayang dipimpin oleh ketua kelas.
Peserta Didik : (peserta didik berdo’a bersama-sama)
Guru : Baiklah anak-anak kita lanjutkan pelajaran yang
kemarin, tapi sebelum pelajaran dimulai Ibu mau
bertanya dulu. Coba anak Ibu sebutkan apa saja ciri-
ciri lingkungan bersih?
Peserta Didik : T idak ada sampah Bu.
Guru : Betul sayang, apa ada yang bisa menambahkan
jawaban dari teman, tetapi dengan cara menunjuk
tangan terlebih dahulu.
Pesrta Didik : Saya Bu. Tidak ada lalat, sampah tidak ada yang
berserakan.(Atira)
Guru : Ya pintar (Atira)
Proses pembelajaran di atas tampak bahwa peserta didik
mengingat pelajaran yang telah dipelajari kemarin. Di mana peserta
didik serentak menjawab pertanyaan yang disampaikan guru, tetapi
peserta didik tidak bisa menjawab pertanyaan dengan cara
menagcungkan tangan terlebih dahulu, ini disebabkan karena peserta
didik kurang terbiasa menjawab secara disiplin.
72
Guru meminta siswa berpasangan kembali, dan membagikan
hasil pengamatan kemarin. Setiap pasangan di minta melaporkan hasil
pengamatannya ke depan kelas, dan pasangan lain mendengarkan
laporan dari temannya. Proses pembelajaran dapat tergambar pada
data 8 berikut ini.
Guru : Baiklah anak-anak sekarang kita duduk dalam
pasangannya masing-masing, dan Ibu akan
memberikan hasil pengamatan yang telah dilakukan
kemarin di kantin.
Peserta Didik : (peserta didik menerima hasil pengamatannya
kemarin)
Guru : Sekarang anak Ibu membacakan hasil pengamatannya
ke depan, siapa yang bisa mewakili hasil
pengamatannya terlebih dahulu.
Peserta Didik : Saya Bu(Mesi)
Guru : Ya coba ceritakan hasil pengamatannya.
Proses pembelajaran di atas tampak bahwa peserta didik
dapat menyampaikan hasil pengamatannya ke depan kelas dan peserta
didik disiplin dalam mengacungkan tangan untuk ke depan kelas.
Peserta didik yang lain menyimak dan memperhatikan temannya
melaporkan hasil diskuisinya.
Guru mengarahkan pembicaraan pada materi yang belum
disampaikan peserta didik, dimana peserta didik belum meyampaikan
cara menjaga kebersihan lingkungan. Proses pembelajaran ini dapat
tergambar pada data 9 berikut:
Guru : Setelah semua selesai menyampaikan hasil
pengamatan, Ibu belum mendengarkan hasil diskusi
mengenai cara menjaga kebersihan lingkungan.
Peserta Didik : (diam sejenak)
Guru : Bagaimana cara kita menjaga kebersihan lingkungan
kita?
73
Peserta Didik : (peserta didik masih diam)
Guru : Ibu berusaha menjaga kebersihan lingkungan rumah
dengan cara menyapu halaman agar sampah tidak ada
yang berserakan. Kalau anak Ibu bagaimana cara
menjaga kebersihan lingkungan rumah.
Peserta Didik : Saya Bu, dengan cara membuang sampah ke tong
sampah. (Amelia)
Guru : Ya. Siapa lagi yang bisa menceritakan bagaimana cara
menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Peserta Didik : (hampir semua peserta didik mengangkat tangan)
Guru : Ya coba anak Ibu (Hanum)
Peserta Didik : Membersihkan selokan, menguras bak mandi
Guru : Ya pintar anak Ibu. Setelah ini anak Ibu boleh
beristirahat
Proses pembelajaran di atas tampak bahwa guru
mengarahkan pembicaraan pada materi yang belum terungkap oleh
peserta didik. Semua peserta didik terdiam sejenak, tetapi guru
menceritakan apa yang dilakukannya saat menjaga kebersihan
lingkungan, dari pertanyaan berikutnya peserta didik mampu untuk
menjawab apa pertanyaan dari guru.
Setelah peserta didik beristirahat, pembelajaran dilanjutkan
oleh guru dengan cara menjelasakn penjumlahan dan pengurangan
bilangan tiga angka dengan cara bersusun pendek.
3) Pembelajaran pada Tahap Kegiatan Akhir
Setelah pembelajaran selesai guru dan peserta didik bersama-
sama menyimpulkan pembelajaran, hal ini dapat terlihat pada sampel
data 10 berikut ini:
Guru : Anak-anak sekarang coba kita simpulkan pelajaran
hari ini. Siapa yang dapat menjelaskan bagaimana
ciri-ciri lingkungan bersih dan lingkungan kotor itu?
Peserta Didik : Saya Bu (Divo)
Guru : Ya coba anak Ibu,.
74
Peserta Didik : Lingkungan bersih itu tidak ada sampah, tidak ada
lalat, tidak ada debu yang menempel dimana-mana.
Lingkungan kotor banyak sampah, debu menempel
dimana-mana, udara berbau, tidak ada lalat.
Guru : Ya betul. Sekarang kita akan mengerjakan latihan,
apakah anak Ibu siap.
Peserta Didik : Siap Bu.
Proses pembelajaran di atas tampak bahwa guru dan peserta
didik menyimpulkan pembelajaran. Peserta didik terlihat bersemangat
untuk menyimpulkan pembelajaran. Setelah peserta didik
menyimpulkan pembelajaran peserta didik diminta mengerjakan
pelatihan.
3. Pengamatan Pembelajaran Siklus I
Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran tematik dengan
menggunakan pendekatan cooperative tipe TPS dilaksanakan untuk
mendapatkan informasi bagaimana respon peserta didik dan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran siklus I. Pengamatan dilakukan
dengan objektif dan sistematis. Pengamatan dilakukan pada waktu
melaksanakan tindakan pembelajaran tematik dengan menggunakan
pendekatan cooperative tipe TPS di kelas III. Dalam kegiatan ini peneliti
berusaha mengenal dan mengkombinasikan semua indikator dan proses
hasil perubahan yang terjadi, keseluruhan hasil pengamatan direkam
dalam bentuk vidio dan lembar observer.
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan guru kelas III A SDN
06 Kampung Lapai Padang, pelaksanaan dilakukan secara terus menerus
mulai dari tindakan pertama sampai tindakan terakhir. Pengamatan
75
dilakukan pada satu tindakan dapat mempengaruhi penyusunan tindakan
selanjutnya. Hasil pengamatan ini kemudian direfleksikan untuk
perencanaan tindakan selanjutnya. Keberhasilan tindakan diamati selama
dan sesudah tindakan dilaksanakan. Peneliti mengamati perilaku guru
dan perilaku peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan lembar observasi. Aspek yang diamati adalah 1)
analisis kegiatan guru, 2) analisis kegiatan peserta didik, 3) hasil
pembelajaran yang diperoleh peserta didik pada siklus I.
1) Analisis Kegiatan Guru
Fokus kegiatan guru dalam pembelajaran pada tahap kegiatan
awal adalah (1) Membangkitkan skemata peserta didik dengan cara
bercerita tentang sakit perut akibat tidak menjaga kesehatan makanan, (2)
Mengajak peserta didik bernyanyi “Sebelum kita makan”, (3) Dengan
penjelasan yang disampaikan, peserta didik dapat mengetahui materi
yang akan dipelajari dengan tekun (fase 1).
Kegiatan praktisi yang dilaksanakan pada kegiatan inti (4)
Peserta didik berpikir tentang materi yang akan dipelajari (fase 2), (5)
Peserta didik memperhatikan media gambar lingkungan sehat dan tidak
sehat yang dipajang guru, (6) Peserta didik pergi ke kantin sekolah
didampingi oleh guru untuk memperhatikan keadan kantin, (7) Peserta
didik mendiskusikan hasil laporannya dengan pasangan, (8) Peserta didik
berdiskusi dengan teman sebangkunya untuk saling mengutarakan hasil
pemikirannya mengenai lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat
76
(fase 3), (9) Peserta didik mendapatkan teks yang telah dibagikan guru,
(10) Masing-masing peserta didik membaca teks dalam hati, (11) Peserta
didik dapat menjawab pelatihan, (12) Setiap pasangan mengutarakan
hasil diskusi dengan teman sebangkunya di depan kelas (fase 4), (13)
Peserta didik yang lain menanggapi hasil yang disampaikan temannya
didampingi oleh guru.
Kegiatan praktisi yang dilaksanakan pada kegiatan akhir (14)
Guru mengarahkan pembicaraan pada materi yang belum diungkapkan
peserta didik (fase 5), (4) Peserta didik dapat menjelaskan isi teks
tersebut dengan bahasa sendiri, (5) Peserta didik memperhatikan guru
menjelaskan penjumlahan bilangan tiga angka dengan cara bersusun
pendek dengan teknik tanpa menyimpan, (6) Peserta didik
memperhatikan guru menjelaskan penjumlahan bilangan tiga angka
dengan cara bersusun pendek dengan teknik menyimpan, (7) Peserta
didik memperhatikan guru menjelaskan pengurangan bilangan tiga angka
dengan cara teknik meminjam, (8) Peserta didik memperhatikan guru
menjelaskan hasil pengurangan bilangan tiga angka dengan cara teknik
meminjam, (8) Peserta didik mengerjakan pelatihan, (9) Peserta didik
bersama dengan guru menyimpulkan pelajaran (fase 6), (10) Guru
memperikan evaluasi kepada peserta didik (fase 7).
77
Pada tahap kegiatan awal guru kurang mampu menyampaikan topik
inti materi dan kompetensi yang akan dicapai, media yang digunakan guru
kurang menarik perhatian peserta didik.
Pada tahap kegiatan inti terdapat 4 deskriptor, 2 deskriptor dengan
kategori cukup dan 2 deskriptor lainnya dengan kategori kurang. Tindakan
guru pada saat meminta peserta didik untuk berpikir secara individu tentang
materi yang disampaikan berkualifikasi cukup karena guru kurang memberikan
pertanyaan/ permasalahan tentang materi dengan bahasa yang mudah
dimengerti peserta didik. Tindakan guru pada saat meminta peserta didik untuk
dapat mengutarakan hasil pemikirannya secara berpasangan berkualifikasi
kurang, karena guru tidak membimbing pasangan untuk dapat mengutarakan
hasil pemikirannya tentang materi. Tindakan guru pada saat meminta setiap
pasangan untuk mengemukakan hasil diskusinya diberikan kualifikasi kurang,
karena peserta didik tidak diberi motivasi berupa penghargaan dan hadiah
kepada peserta didik dalam melaporkan hasik diskusinya. Tindakan guru untuk
mengarahkan materi yang belum terungkap berkualifikasi cukup, karena guru
kurang mengarahkan peserta didik untuk dapat mengungkapkan pembelajaran
yang belum diketahui peserta didik.
Pada kegiatan akhir terdapat 2 deskriptor, 1 deskriptor dengan
kategori kurang, dan 1 deskriptor lagi dengan kategori baik. Kegiatan guru
pada saat memberi kesimpulan berkualifikasi kurang, karena guru belum
terbiasa melibatkan peserta didik untuk menyimpilkan pelajaran secara
78
bersama-sama. Pada tahap penutup guru telah memberikan evaluasi yang
sesuai dengan materi yang telah dipelajari sehingga berkualifikasi baik.
2) Analisis Kegiatan Peserta Didik
Keterlibatan peserta didik juga diamati oleh peneliti pada tahap
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Fokus kegiatan peserta didik
dalam pembelajaran pada tahap kegiatan awal adalah (1) menjawab pertanyaan
yang diajukan guru, menyimak penjelasan guru, (2) peserta didik bernyanyi
“Sebelum kita makan”, (3) Dengan penjelasan yang disampaikan guru, peserta
didik dapat mengetahui materi yang akan dipelajari.
Kegiatan peserta didik yang dilaksanakan pada kegiatan inti (4)
dengan penjelasan dari guru peserta didik berpikir tentang materi yang akan
dipelajari, (5) Peserta didik memperhatikan media gambar lingkungan sehat
dan tidak sehat yang dipajang guru, (6) Peserta didik nampak antusias saat
pergi ke kantin sekolah, (7) Peserta didik mendiskusikan hasil laporannya
dengan pasangan, (8) Peserta didik berdiskusi dengan teman sebangkunya
untuk saling mengutarakan hasil pemikirannya mengenai lingkungan sehat dan
lingkungan tidak sehat, (9) Peserta didik mendapatkan teks yang telah
dibagikan guru, (10) peserta didik membaca teks dalam hati, (11) Peserta didik
dapat menjawab pelatihan, (12) Setiap pasangan mengutarakan hasil diskusi
dengan teman sebangkunya di depan kelas, (13) Peserta didik yang lain
menanggapi hasil yang disampaikan temannya.
Kegiatan peserta didik yang dilaksanakan pada kegiatan akhir (14)
mendengarkan pembicaraan pada materi yang belum diungkapkan peserta
79
didik, (4) Peserta didik dapat menjelaskan isi teks, (5) Peserta didik
memperhatikan guru menjelaskan penjumlahan bilangan tiga angka dengan
cara bersusun pendek dengan teknik tanpa menyimpan, (6) Peserta didik
memperhatikan guru menjelaskan penjumlahan bilangan tiga angka dengan
cara bersusun pendek dengan teknik menyimpan, (7) Peserta didik
memperhatikan guru menjelaskan pengurangan bilangan tiga angka dengan
cara teknik meminjam, (8) Peserta didik memperhatikan guru menjelaskan
hasil pengurangan bilangan tiga angka dengan cara teknik meminjam, (8)
Peserta didik mengerjakan pelatihan, (9) Peserta didik bersama dengan guru
menyimpulkan pelajaran, (10) Guru memperikan evaluasi kepada peserta didik.
Pada tahap kegiatan awal peserta didik kurang mampu mendengarkan
topik inti materi dan kompetensi yang di sampaikan guru, karena media yang
digunakan guru kurang menarik perhatian peserta didik.
Pada tahap kegiatan inti terdapat 4 deskriptor, 1 deskriptor dengan
kategori cukup dan 3 deskriptor lainnya dengan kategori kurang. Tindakan
peserta didik pada saat berpikir secara individu tentang materi yang
disampaikan berkualifikasi cukup karena pertanyaan/ permasalahan yang
disampaikan guru tentang materi kurang mudah dimengerti peserta didik.
Tindakan peserta didik pada saat mengutarakan hasil pemikirannya secara
berpasangan berkualifikasi kurang, karena peserta didik tidak terbiasa
melaporkan hasil diskusi. Seharusnya guru membimbing pasangan untuk dapat
mengutarakan hasil pemikirannya tentang materi. Tindakan peserta didik pada
saat mengemukakan hasil diskusinya diberikan kualifikasi kurang, karena
80
peserta didik malu-malu dalam melaporkan hasik diskusinya. Tindakan peserta
didik untuk mendengarkan arahan mengenai materi yang belum terungkap
berkualifikasi kurang, karena peserta didik ribut sesama pasangannya.
Pada kegiatan akhir terdapat 2 deskriptor, dengan kategori kurang.
Kegiatan peserta didik pada saat memberi kesimpulan berkualifikasi kurang,
karena peserta didik tidak terbiasa untuk menyimpilkan pelajaran. Pada tahap
evaluasi berkualifikasi kurang, karena peserta didik tidak mampu nengerjakan
latihan secara individu, peserta didik tidak percaya diri untuk mengerjakan
evaluasi evaluasi.
3) Hasil Pembelajaran Tematik Siklus I
Kegiatan pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan
cooperative tipe TPS, secara umum belum menunjukkan hasil yang optimal.
Hasil ini terlihat pada rata-rata pembelajaran.
Perolehan nilai rata-rata peserta didik pada mata pelajaran bahasa
Indonesia adalah 69 dengan kualifikasi cukup. Secara keseluruhan nilai rata-
rata peserta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah
68,84 dengan kualifikasi cukup. Secara keseluruhan nilai rata-rata peserta didik
pada mata pelajaran matematika adalah 67,5 dengan kategori cukup
Pengukuran hasil belajar peserta didik ini, ternyata belum
menunjukkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan hasil belajar ini, peneliti
dan guru mengadakan refleksi pembelajaran. Refleksi pembelajaran meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan tindakan-tindakan yang dirasa perlu untuk
diperbaiki dan ditingkatkan pada pembelajaran selanjutnya.
81
1. Refleksi Pembelajaran Siklus I
Refleksi pembelajaran meliputi tahap kegiatan awal, tahap kegiatan inti,
dan tahap kegiatan akhir. Ketiga tahap tersebut dapat dilihat pada uraian berikut.
a. Refleksi Pembelajaran Tahap Kegiatan Awal
1) Untuk membangkitkan kepercayaan diri dalam menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru, peserta didik perlu diberi penguatan dan motivasi.
2) Guru perlu memperbaiki media pembelajaran agar terlihat lebih jelas dan
menarik bagi peserta didik.
b. Refleksi Pembelajaran Tahap Kegiatan Inti
1) Guru perlu membangkitkan skemata peserta didik agar dapat berpikir
tentang materi yang akan dipelajari
2) Guru telah menentukan setiap pasangan secara heterogen untuk dapat
mengutarakan hasil pemikirannya tentang topik. Guru hendaknya memberi
penjelasan kepada peserta didik untuk dapat mengutarakan hasil
pemikirannya.
3) Dalam mengemukakan hasil diskusinya, hendaknya guru memberikan
motivasi kepada peserta didik dan memberikan waktu kepada peserta didik
untuk melaporkan hasil diskusinya.
4) Dalam mengarahkan materi yang belum terungkap, hendaknya guru
memberikan pertanyaan yang sesuai dengan materi/ topik yang dipelajari.
82
c. Refleksi Pembelajaran Tahap Kegiatan Akhir
1) Guru perlu mengajukan pertanyaan kepada peserta didik berhubungan
dengan materi pembelajaran, sehingga dapat membantu peserta didik untuk
menyimpulkan pembelajaran.
2) Hendaknya guru memberikan bimbingan pada waktu peserta didik membuat
latihan, sehingga peserta didik tidak ragu dalam mengerjakan tugasnya.
3) Ketika peserta didik mengerjakan tugasnya, sebaiknya guru tidak duduk
dibangkunya mengerjakan hal yang lain, hal ini akan memungkinkan
peserta didik untuk bermain-main karena kurang pengawasan
Hasil refleksi yang dilakukan peneliti selama dan sesudah proses
pembelajaran disampaikan kepada guru. Kegiatan refleksi dilakukan setiap
selesai pembelajaran. Selanjutnya, bersama-sama mendiskusikan kekurangan
yang perlu diperbaiki dan kelebihan yang perlu ditingkatkan dalam
pembelajaran berikutnya. Pada akhir siklus tindakan dilakukan refleksi secara
keseluruhan dan dilanjutkan dengan pembuatan rencana tindakan yang akan
dilakukan dalam pembelajaran pada siklus berikutnya.
Hasil Penelitian Siklus II
Temuan penelitian siklus II, paparan data dipilih dalam perencanaan
pembelajaran, proses pembelajaran tahap kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan akhir, serta hasil pembelajaran. Di samping itu juga dipaparkan
refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran serta temuan-temuan penelitian.
83
1. Perencanaan Pembelajaran Siklus II
Perencanaan pembelajaran dibuat berdasarkan Permendiknas Nomor
41 tahun 2007 tentang standar proses. Komponen RPP tersebut adalah identitas
sekolah, tema, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan sumber
belajar.
a. Waktu
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dalam dua kali pertemuan
dalam satu kali pertemuan 5x35 menit. Pertemuan pertama dilakukan pada hari
Senin 19 November 2012 jam ke 1-5 (07.30-10.55). pertemuan kedua
dilakukan pada hari Selasa 20 November 2012 jam ke 1-5 (07.30-10.55).
b. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar pada pertemuan pertama dan kedua adalah sebagai
berikut: (1) Menjelaskan isi teks (100-150 kata) melalui membaca intensif, (2)
Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka, (3) Membedakan ciri-
ciri lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat berdasarkan pengamatan.
c. Indikator
Indikator untuk pertemuan pertama adalah (1) Menyebutkan keadaan
lingkungan sehat yang ada dalam media gambar, (2) Menyebutkan keadaan
lingkungan tidak sehat yang ada pada media gambar, (3) Mengamati keadaan
lingkungan sekolah, (4) Membaca teks bacaan dalam hati dengan
84
menggunakan teknik membaca intensif, (5) Menjawab pertanyaaan
berdasarkan teks yang sudah dibaca dengan teknik membaca intensif.
Indikator pertemuan kedua sebagai berikut: (1) Mendiskusikan hasil
pengamatan tentang keadaan lingkungan sekolah, (2) Menyebutkan ciri-ciri
lingkungan sehat, (3) Menyebutkan ciri-ciri lingkungan tidak sehat, (4)
Menjelaskan isi teks berdasarkan teks yang telah dibaca dengan teknik
membaca intensif, (5) Menjelaskan penjumlahan bilangan tiga angka dengan
cara bersusun pendek tanpa teknik menyimpan, (6) Menetukan hasil
penjumlahan bilangan tiga angka menggunakan cara bersusun pendek dengan
teknik menyimpan, (7) Menjelaskan pengurangan bilangan tiga angka dengan
cara teknik meminjam, (8) Menetukan pengurangan bilangan tiga angka
dengan cara teknik meminjam.
d. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dikembangkan dari indikator pembelajaran kelas
III SD. Tujuan pembelajaran pada pertemuan pertama sebagai berikut: (1)
Dengan penjelasan yang disampaikan, peserta didik dapat mengetahui materi
yang akan dipelajari dengan tekun, (2) Dengan media gambar, peserta didik
diminta berpikir tentang materi yang akan dipelajari dengan serius, (3) Dengan
pergi ke halaman sekolah, peseta didik dapat mengamati kedaan sekitar
sekolah dengan tertib, (4) Dengan pengamatan, peserta didik dapat
mendiskusikan hasil pengamatannya dengan pasangannya dengan benar, (5)
Dengan teman sebangkunya, peserta didik saling mengutarakan hasil
diskusinya mengenai lingkungan sehat yang ada pada media gambar, (6)
85
Dengan teman sebangkunya, peserta didik saling mengutarakan hasil
diskusinya mengenai lingkungan tidak sehat yang ada pada media gambar, (7)
Dengan membaca teks bacaan, peserta didik dapat membaca dalam hati teks
bacaan dengan benar, (8) Berdasarkan teks yang sudah dibaca, peserta didik
dapat menjawab pertanyaan dengan benar.
Tujuan pembelajaran pada pertemuan kedua sebagai berikut: (1)
Dengan diskusi kelas, peserta didik dapat mengutarakan hasil diskusi dengan
teman sebangkunya di depan peserta didik yang lain dengan benar, (2) Dengan
penjelasan, peserta didik dapat mendengarkan pengarahan yang belum
diungkapkan guru dengan serius, (3) Berdasarkan teks yang telah dibaca,
peserta didik dapat menjelaskan isi teks tersebut dengan bahasanya sendiri
secara tepat , (4) Dengan contoh yang disampaikan guru, peserta didik dapat
menjelaskan penjumlahan bilangan tiga angka dengan cara bersusun pendek
tanpa teknik menyimpan dengan benar, (5) Dengan penugasan, peserta didik
dapat menentukan hasil penjumlahan bilangan tiga angka menggunakan cara
bersusun pendek dengan teknik menyimpan dengan benar, (6) Dengan contoh
yang disampaikan guru, peserta didik dapat menjelaskan pengurangan bilangan
tiga angka dengan cara teknik meminjam dengan benar, (7) Dengan penugasan,
peserta didik dapat menentukan hasil pengurangan bilangan tiga angka dengan
cara teknik meminjam dengan benar.
e. Kegiatan Pembelajaran Siklus II
Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama yaitu kegiatan awal, dan
sebagian pada kegiatan inti, meliputi: (1) Membangkitkan skemata peserta
86
didik dengan cara bercerita tentang halaman sekolah yang berantakan karena
sampah dan bunga sudah mulai gersang, (2) Mengajak peserta didik bernyanyi
“lihat kebunku”, (3) Dengan penjelasan yang disampaikan, peserta didik dapat
mengetahui materi yang akan dipelajari dengan tekun (fase 1), (4) Peserta didik
berpikir tentang materi yang akan dipelajari (fase 2), (5) Peserta didik
memperhatikan media gambar lingkungan sehat dan tidak sehat yang dipajang
guru, (6) Peserta didik pergi ke halaman sekolah didampingi oleh guru untuk
memperhatikan keadan halaman sekolah, (7) Peserta didik mendiskusikan hasil
laporannya dengan pasangan, (8) Peserta didik berdiskusi dengan teman
sebangkunya untuk saling mengutarakan hasil pemikirannya mengenai
lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat (fase 3), (9) Peserta didik
mendapatkan teks yang telah dibagikan guru, (10) Masing-masing peserta didik
membaca teks dalam hati, (11) Peserta didik dapat menjawab pelatihan 1.
Kegiatan pada pertemuan kedua, dilanjutkan dengan kegiatan inti
yang belum selesai dan kegiatan akhir pembelajaran , meliputi: (1) Setiap
pasangan mengutarakan hasil diskusi dengan teman sebangkunya di depan
kelas (fase 4), (2) Peserta didik yang lain menanggapi hasil yang disampaikan
temannya didampingi oleh guru, (3) Guru mengarahkan pembicaraan pada
materi yang belum diungkapkan peserta didik (fase 5), (4) Peserta didik dapat
menjelaskan isi teks tersebut dengan bahasa sendiri, (5) Peserta didik
memperhatikan guru menjelaskan penjumlahan bilangan tiga angka dengan
cara bersusun pendek dengan teknik tanpa menyimpan, (6) Peserta didik
memperhatikan guru menjelaskan penjumlahan bilangan tiga angka dengan
87
cara bersusun pendek dengan teknik menyimpan, (7) Peserta didik
memperhatikan guru menjelaskan pengurangan bilangan tiga angka dengan
cara teknik meminjam, (8) Peserta didik memperhatikan guru menjelaskan
hasil pengurangan bilangan tiga angka dengan cara teknik meminjam, (8)
Peserta didik mengerjakan pelatihan, (9) Peserta didik bersama dengan guru
menyimpulkan pelajaran (fase 6), (10) Guru memperikan evaluasi kepada
peserta didik (fase 7).
f. Materi Pembelajaran, Media dan Sumber Belajar Siklus II
Materi pembelajaran dipilih berdasarkan tema yang telah dipilih guru.
Tema pada siklus II ini adalah “Gotong Royong Sekolah”. Media pembelajaran
yang digunakan adalah media gambar lingkungan sekolah sehat dan
lingkungan sekolah tidak sehat.
g. Penilaian Siklus II
Penilaian pembelajaran meliputi penilaian proses dan penilaian hasil.
Penilaian proses yang dimaksud adalah mengamati aktivitas guru dan peserta
didik dalam kegiatan awal, inti dan akhir. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi dan catatan lapangan yang diisi oleh observer.
Penilaian proses juga dimaksudkan untuk melihat kemajuan pembelajaran
peserta didik secara terus menerus. Selain itu, juga dilakukan penilaian berupa
hasil tes dalam bentuk essay dan unjuk kerja. Tes tersebut dilakukan untuk
mengetahui dan mengukur tingkat pemahaman peserta didik terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan. Penilaian tersebut dijadikan bahan
pertimbangan dan koreksi untuk pelaksanaan tindakan siklus selanjutnya.
88
2. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Tahap pelaksanaan tindakan terdiri atas dua kali pertemuan. Pertemuan
tersebut dapat diketahui dari penjelasaan sebagai berikut:
a. Siklus II Pertemuan Pertama
Siklus II pertemuan pertama dilaksanakan berupa kegiatan awal, dan
kegiatan inti.
1) Pembelajaran pada Tahap Kegiatan Awal
Pelaksanaan pembelajaran pada tahap kegiatan awal, guru
membangkitkan skemata peserta didik dengan cara menanyakan kepada peserta
didik bagaimana keadaan lingkungan syang ada dibelakang kelas dan taman-
taman bunga yang ada di sekitar halam sekolah. Cuplikan proses tanya jawab
dalam pembelajaran yang tergambar pada sampel data I di bawah ini:
Data 1
Guru : Anak-anak sebelum kita mulai belajar, apakah anak Ibu sudah
melihat bagaimana keadaan halaman sekolah yang ada di
belakang kelas kita, dan bagaimana keadaan taman, serta
kolamnya. Apakah anak ibu ada yang memperhataikannya tadi
sebelum masuk ke kelas?
Peserta Didik : Tidak bu. (peserta didik menjawab bersama-sama)
Guru : Sebaiknya untuk ke depan anak ibu perahatikan juga
bagaimana lingkungan kita yang ada di belakang kelas.
Peserta Didik : Baik Bu (peserta didik menjawab secara serentak)
Guru : Apakah bunga ditaman depan kelas kita sudah terawat?
Peserta Didik : Sudah Bu
Guru : Sekarang coba kita nyanyi bersama “lihat kebunku”
(Bernyanyi bersama-sama dengan semangat).
Guru : Ya apa yang anak Ibu pikirkan tentang materi yang akan kita
pelajari hari ini.
Peserta Didik : Menjaga lingkungan sekolah Bu.
Guru : Ya pintar Fajira. Kita akan belajar mengenai lingkungan
sekolah yang sehat dan tidak sehat.
89
Peserta didik tampaknya memiliki skemata yang cukup tentang tema
pelajaran. Dari apa yang diceritakan oleh guru peserta didik dapat menjawab
akibat permasalahan guru. Peserta didik mengingat apa yang disampaikan oleh
gurunya bahwa kita tidak boleh jajan sembarangan. Saat guru menanyakan
materi yang akan dipelajari, banyak dari peserta didik tidak mampu menjawab.
Hanya satu orang yang bisa menjawab walaupun belum sempurna.
2) Pembelajaran pada Tahap Kegiatan Inti
Selanjutnya peserta didik diberi lembar pengamatan kemudian,
memperhatikan gambar tayangan yang ada di depan kelas. Peserta didik
diminta untuk berpikir mengenai tayangan tersebut dan masing-masing peserta
didik mencatat pada lembar pengamatan. Setelah peserta didik berpikir tentang
gambar yang ada pada tayangan peserta didik diminta untuk pergi ke halaman
belakang kelas dan mencatat apa yang akan diamatinya. Proses pembelajaran
tergambar pada sampel data 2 berikut:
Guru : Anak-anak sekarang kita akan pergi ke halam belakang
sekolah untuk memperhatikan lingkungan sekitar dan anak-
anak semuanya mencatat pada lembar pengamatan yang telah
Ibu berikan.
Peserta Didik : Baik Bu (peserta didik menjawab serentak)
Guru : Baiklah anak-anak, sekarang coba amati lingkungan sekolah
dan tulis pengamatannya secara teliti.
Peserta Didik : Ya Bu.
Berdasarkan percakapan di atas, tampak bahwa guru membimbing
peserta didik dalam melakukan pengamatan tentang lingkungan sekolah. Guru
menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh peserta didik dalam melakukan
pengamatan.
90
Peserta didik melanjutkan pelajaran setelah selesai istirahat, peserta
didik kembali ke kelas dan melanjutkan pembelajaran. Guru meminta siswa
berpasangan dengan teman sebangkunya untuk mendiskusikan hasil
pengamatannya. Proses pembelajaran dapat digambarkan pada sampel data 4
berikut:
Guru : Setelah masing-masing anak Ibu melakukan pengamatan di
halaman sekolah dan mencatatnya pada lembar pengamatan,
sekarang anak Ibu berpasangan dengan teman sebangkunya
berdiskusi untuk mengutarakan hasil pengamatannya.
Peserta Didik : Masih berdiskusi Bu (Serentak)
Guru : Benar, kita berdiskusi dengan teman sebangku untuk
membahas apa saja yang kita amati tadi dan mengampil
kesimpulan tentang hasil diskusi masing-masing pasangan
Peserta Didik : Ya Bu (peserta didik menjawab serentak)
Guru : Apakah anak Ibu sudah mengerti
Peserta Didik : Sudah Bu.
Proses pembelajaran di atas menggambarkan bahwa peserta didik
sudah mau berdiskusi dengan teman sebangkunya untuk mendiskusikan hasil
pengamatan yang telah dilakukan, dimana para peserta didik saling aktif dan
setiap pasangan menulis hasil kesimpulannya.
Setelah setiap pasangan menyimpulkan hasil diskusinya peserta didik
diberi teks cerita “Gotong Royong sekolah”. Peserta didik diminta membaca
teks tersebut di dalam hati dan mampu menceritakan teks tersebut ke depan
kelas dengan bahasanya sendiri, peserta didik diminta mengerjakan pelatihan.
Proses pembelajarannya dapat tergambar pada sampel data 5 berikut:
Guru : Setelah setiap pasangan berdiskusi dan menarik kesimpulan
tentang hasil pengamatannya, setiap pasangan dapat
merahasiakan hasil pengamatan dari pasangan lain.
Peserta Didik : Ya Bu (serentak)
Guru : Ya, sebelum setiap pasangan melaporkan hasil diskusinya ke
depan kelas teman yang lain belum boleh mengetahui hasil
91
diskusi anak-anak Ibu, sebab Ibu akan memberi teks bacaan
dan setiap anak-anak Ibu membacanya dalam hati.
Peserta Didik : Ya Bu.
Guru : Setelah selesai membaca teks, apakah anak-anak Ibu tahu apa
isi teks tersebut, kalu sudah tahu siapa yang bisa membacakan
kembali teks tersebut tanpa melihat bacaannya.
Peserta Didik : Saya Bu (Bunga)
Guru : Ya coba (Bunga) ceritakan ke depan, teman yang lain coba
perhatikan apa yang di ceritakan oleh teman kamu.
Peserta Didik : (peserta didik serius mendengarkan apa yang di sampaikan
teman yang lain)
Guru : Terimakasih sayang, apa yang kamu ceritakan tadi itu benar
sesuai dengan apa yang ada pada teks cerita. Ini hadiah yang
telah Ibu janjikan tadi.
Peserta Didik : Terimaksih Bu.
Guru : Setelah anak-anak Ibu baca dan mendengar apa yang
disampaikan dengan teman kamu tadi, sekarang coba jawab
pelatihan yang Ibu berikan.
Peserta Didik : Ya Bu.
Guru : Sekarang coba kerjakan latihan ini, anak-anak Ibu jawab tanpa
melihat teks cerita “Gotong Royong”.
Peserta Didik : (Serius mengerjakannya)
Proses pembelajaran di atas tampak bahwa peserta didik aktif saat
guru meminta menceritakan isi teks cerita tanpa membawa teks tersebut, guru
akan memberi peserta didik hadiah berupa pena untuk peserta didik yang
berani menceritakannya. Sudah mulai ada yang berani menceritakan kembali
teks tersebut.
Pelaksanaan pada tahap kegiatan inti belum semuanya tercapai,
pembelajaran akan dilanjutkan pada pertemuan kedua. Ini disebabkan karena
waktu pembelajaran telah habis. Hasil diskusi setiap pasangan belum di
sampaikan kepada pasangan lain. Proses pembelajarannya dapat terlihat pada
sampel data 6 berikut:
Guru : Siapa yang selesai menjawab pelatihannya, silahkan anak-anak
Ibu kumpul ke depan.
92
Peserta Didik : (Peserta didik yang telah selesai mengerjakan pelatihan dan
mengumpulkannya ke depan kelas)
Guru : Hasil pengamatan dan diskusi setiap pasangan dikumpulkan
sama Ibu. Besok kita akan membacakan hasil diskusi masing-
masing pasangan, karena sekarang waktu kita telah habis.
Peserta Didik : Ya Bu (peserta didik bersorak)
Guru : Nah, sekarang anak-anak Ibu bersiap-siap untuk pulang,
sebelum pulang kita berdo’a dulu.
Berdasarkan apa yang disampaikan guru, peserta didik paham apa
yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. Pembelajaran diakhiri dengan
berdo’a.
c. Siklus II Pertemuan Kedua
Siklus II pertemuan kedua dilaksanakan berupa lanjutan kegiatan inti
dan kegiatan akhir.
Sebelum pembelajaran dimulai guru meminta peserta didik merapikan
kelas dan peserta didik berdo’a berssama-sama. Guru melukan apersepsi untuk
mengingat apa yang telah dipelajari sebelumnya. Proses pembelajaran ini dapat
tergambar pada data 7 berikut ini:
Guru : Selamat pagi anak-anak, bagaimana keadanya hari ini.
Peserta Didik : Alhamdulillah, sehat Bu (peserta didik menjawab serentak)
Guru : Sebelum kita mulai belajar, sebaiknya kita berdoa dulu
bersama-samayang dipimpin oleh ketua kelas.
Peserta Didik : (peserta didik berdo’a bersama-sama)
Guru : Baiklah anak-anak kita lanjutkan pelajaran yang kemarin, tapi
sebelum pelajaran dimulai Ibu mau bertanya dulu. Coba anak
Ibu sebutkan apa saja ciri-ciri lingkungan sekolah yang bersih?
Peserta Didik : T idak ada sampah, bunga-bunga di taman kelihatan subur.
Guru : Betul sayang, apa ada yang bisa menambahkan jawaban dari
teman, tetapi dengan cara menunjuk tangan terlebih dahulu.
Pesrta Didik : Saya Bu. Gambar-gambar tersusun rapi, kaca jendela terlihat
bersih.(Imelda)
Guru : Ya pintar Imelda
93
Proses pembelajaran di atas tampak bahwa peserta didik mengingat
pelajaran yang telah dipelajari kemarin. Di mana peserta didik serentak
menjawab pertanyaan yang disampaikan guru, tetapi peserta didik bisa
menjawab pertanyaan dengan cara menagcungkan tangan terlebih dahulu, ini
disebabkan karena peserta didik kurang terbiasa menjawab secara disiplin.
Guru meminta siswa berpasangan kembali, dan membagikan hasil
pengamatan kemarin. Setiap pasangan di minta melaporkan hasil
pengamatannya ke depan kelas, dan pasangan lain mendengarkan laporan dari
temannya. Proses pembelajaran dapat tergambar pada data 8 berikut ini.
Guru : Baiklah anak-anak sekarang kita duduk dalam pasangannya
masing-masing, dan Ibu akan memberikan hasil pengamatan
yang telah dilakukan kemarin di halaman belakang sekolah.
Peserta Didik : (peserta didik menerima hasil pengamatannya kemarin)
Guru : Sekarang anak Ibu membacakan hasil pengamatannya ke
depan, siapa yang bisa mewakili hasil pengamatannya terlebih
dahulu.
Peserta Didik : Saya Bu (Divo)
Guru : Ya coba ceritakan hasil pengamatannya.
Proses pembelajaran di atas tampak bahwa peserta didik dapat
menyampaikan hasil pengamatannya ke depan kelas dan peserta didik disiplin
dalam mengacungkan tangan untuk ke depan kelas. Peserta didik yang lain
menyimak dan memperhatikan temannya melaporkan hasil diskuisinya.
Guru mengarahkan pembicaraan pada materi yang belum disampaikan
peserta didik, dimana peserta didik belum meyampaikan cara menjaga
kebersihan lingkungan sekolah. Proses pembelajaran ini dapat tergambar pada
data 9 berikut:
94
Guru : Setelah semua selesai menyampaikan hasil pengamatan, Ibu
belum mendengarkan hasil diskusi mengenai cara merawat
kebersihan halaman sekolah. Misalnya merawat dinding kelas.
Peserta Didik : Saya Bu (Fezzyra)
Guru : Ya coba fezzyra
Peserta Didik : Dinding sekolah tidak boleh di coret, tangan dibersihkan saat
memegang dinding kelas
Guru : Ya pintar anak Ibu. Setelah ini anak Ibu boleh beristirahat
Proses pembelajaran di atas tampak bahwa guru mengarahkan
pembicaraan pada materi yang belum terungkap oleh peserta didik. Semua
peserta didik terdiam sejenak, tetapi guru menceritakan apa yang dilakukannya
saat menjaga kebersihan lingkungan, dari pertanyaan berikutnya peserta didik
mampu untuk menjawab apa pertanyaan dari guru.
Setelah peserta didik beristirahat, pembelajaran dilanjutkan oleh guru
dengan cara menjelasakn penjumlahan dan pengurangan bilangan tiga angka
dengan cara bersusun pendek.
3) Pembelajaran pada Tahap Kegiatan Akhir
Setelah pembelajaran selesai guru dan peserta didik bersama-sama
menyimpulkan pembelajaran, hal ini dapat terlihat pada sampel data 10 berikut
ini:
Guru : Anak-anak sekarang coba kita simpulkan pelajaran hari ini.
Siapa yang dapat menjelaskan bagaimana ciri-ciri lingkungan
sekolah bersih dan lingkungan kotor itu?
Peserta Didik : Saya Bu (Divo)
Guru : Ya coba anak Ibu,.
Peserta Didik : Lingkungan bersih itu tidak ada sampah, tidak ada lalat, tidak
ada debu yang menempel dimana-mana. Lingkungan kotor
banyak sampah, debu menempel dimana-mana, udara berbau,
tidak ada lalat.
Guru : Ya betul. Sekarang kita akan mengerjakan latihan, apakah anak
Ibu siap.
Peserta Didik : Siap Bu.
95
Proses pembelajaran di atas tampak bahwa guru dan peserta didik
menyimpulkan pembelajaran. Peserta didik terlihat bersemangat untuk
menyimpulkan pembelajaran. Setelah peserta didik menyimpulkan
pembelajaran peserta didik diminta mengerjakan pelatihan.
3. Pengamatan Pembelajaran Siklus II
Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran tematik dengan
menggunakan pendekatan cooperative tipe TPS dilaksanakan untuk
mendapatkan informasi bagaimana respon peserta didik dan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran siklus II. Pengamatan dilakukan dengan
objektif dan sistematis. Pengamatan dilakukan pada waktu melaksanakan
tindakan pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan cooperative
tipe TPS di kelas III. Dalam kegiatan ini peneliti berusaha mengenal dan
mengkombinasikan semua indikator dan proses hasil perubahan yang terjadi,
keseluruhan hasil pengamatan direkam dalam bentuk vidio dan lembar
observer.
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan guru kelas III A SDN 06
Kampung Lapai Padang, pelaksanaan dilakukan secara terus menerus mulai
dari tindakan pertama sampai tindakan terakhir. Pengamatan dilakukan pada
satu tindakan dapat mempengaruhi penyusunan tindakan selanjutnya. Hasil
pengamatan ini kemudian direfleksikan untuk perencanaan tindakan
selanjutnya. Keberhasilan tindakan diamati selama dan sesudah tindakan
dilaksanakan. Peneliti mengamati perilaku guru dan perilaku peserta didik
selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar
96
observasi. Aspek yang diamati adalah 1) analisis kegiatan guru, 2) analisis
kegiatan peserta didik, 3) hasil pembelajaran yang diperoleh peserta didik pada
siklus II.
1) Analisis Kegiatan Guru
Fokus kegiatan guru dalam pembelajaran pada tahap kegiatan awal
adalah (1) Membangkitkan skemata peserta didik dengan cara bercerita tentang
sakit perut akibat tidak menjaga kesehatan makanan, (2) Mengajak peserta
didik bernyanyi “Naik-naik ke puncak gunung”, (3) Dengan penjelasan yang
disampaikan, peserta didik dapat mengetahui materi yang akan dipelajari
dengan tekun (fase 1).
Kegiatan praktisi yang dilaksanakan pada kegiatan inti (4) Peserta
didik berpikir tentang materi yang akan dipelajari (fase 2), (5) Peserta didik
memperhatikan media gambar lingkungan sehat dan tidak sehat yang dipajang
guru, (6) Peserta didik pergi ke kantin sekolah didampingi oleh guru untuk
memperhatikan keadan kantin, (7) Peserta didik mendiskusikan hasil
laporannya dengan pasangan, (8) Peserta didik berdiskusi dengan teman
sebangkunya untuk saling mengutarakan hasil pemikirannya mengenai
lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat (fase 3), (9) Peserta didik
mendapatkan teks yang telah dibagikan guru, (10) Masing-masing peserta didik
membaca teks dalam hati, (11) Peserta didik dapat menjawab pelatihan, (12)
Setiap pasangan mengutarakan hasil diskusi dengan teman sebangkunya di
depan kelas (fase 4), (13) Peserta didik yang lain menanggapi hasil yang
disampaikan temannya didampingi oleh guru.
97
Kegiatan praktisi yang dilaksanakan pada kegiatan akhir (14) Guru
mengarahkan pembicaraan pada materi yang belum diungkapkan peserta didik
(fase 5), (4) Peserta didik dapat menjelaskan isi teks tersebut dengan bahasa
sendiri, (5) Peserta didik memperhatikan guru menjelaskan penjumlahan
bilangan tiga angka dengan cara bersusun pendek dengan teknik tanpa
menyimpan, (6) Peserta didik memperhatikan guru menjelaskan penjumlahan
bilangan tiga angka dengan cara bersusun pendek dengan teknik menyimpan,
(7) Peserta didik memperhatikan guru menjelaskan pengurangan bilangan tiga
angka dengan cara teknik meminjam, (8) Peserta didik memperhatikan guru
menjelaskan hasil pengurangan bilangan tiga angka dengan cara teknik
meminjam, (8) Peserta didik mengerjakan pelatihan, (9) Peserta didik bersama
dengan guru menyimpulkan pelajaran (fase 6), (10) Guru memperikan evaluasi
kepada peserta didik (fase 7).
Pada tahap kegiatan awal guru sudah mampu menyampaikan topik
inti materi dan kompetensi yang akan dicapai, media yang digunakan guru
sudah menarik perhatian peserta didik.
Pada tahap kegiatan inti terdapat 4 deskriptor, 2 deskriptor dengan
kategori baik dan 2 deskriptor lainnya dengan kategori cukup. Tindakan guru
pada saat meminta peserta didik untuk berpikir secara individu tentang materi
yang disampaikan berkualifikasi baik karena guru sudah memberikan
pertanyaan tentang materi dengan bahasa yang mudah dimengerti peserta didik.
Tindakan guru pada saat meminta peserta didik untuk dapat mengutarakan
hasil pemikirannya secara berpasangan berkualifikasi cukup, karena guru
98
kurang membimbing pasangan untuk dapat mengutarakan hasil pemikirannya
tentang materi. Tindakan guru pada saat meminta setiap pasangan untuk
mengemukakan hasil diskusinya diberikan kualifikasi cukup, karena peserta
didik hanya diberi hadiah, guru tidak memberikan penghargaan secara lisan
kepada peserta didik dalam melaporkan hasik diskusinya. Tindakan guru untuk
mengarahkan materi yang belum terungkap berkualifikasi baik, karena guru
sudah mengarahkan peserta didik untuk dapat mengungkapkan pembelajaran
yang belum diketahui peserta didik.
Pada kegiatan akhir terdapat 2 deskriptor, 1 deskriptor dengan
kategori baik, dan 1 deskriptor lagi dengan kategori cukup. Kegiatan guru pada
saat memberi kesimpulan berkualifikasi cukup, karena guru kurang terbiasa
melibatkan peserta didik untuk menyimpilkan pelajaran secara bersama-sama.
Pada tahap penutup guru telah memberikan evaluasi yang sesuai dengan materi
yang telah dipelajari sehingga berkualifikasi baik.
2) Analisis Kegiatan Peserta Didik
Keterlibatan peserta didik juga diamati oleh peneliti pada tahap
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Fokus kegiatan peserta didik
dalam pembelajaran pada tahap kegiatan awal adalah (1) menjawab pertanyaan
yang diajukan guru, menyimak penjelasan guru, (2) peserta didik bernyanyi
“Sebelum kita makan”, (3) Dengan penjelasan yang disampaikan guru, peserta
didik dapat mengetahui materi yang akan dipelajari.
Kegiatan peserta didik yang dilaksanakan pada kegiatan inti (4)
dengan penjelasan dari guru peserta didik berpikir tentang materi yang akan
99
dipelajari, (5) Peserta didik memperhatikan media gambar lingkungan sehat
dan tidak sehat yang dipajang guru, (6) Peserta didik nampak antusias saat
pergi ke kantin sekolah, (7) Peserta didik mendiskusikan hasil laporannya
dengan pasangan, (8) Peserta didik berdiskusi dengan teman sebangkunya
untuk saling mengutarakan hasil pemikirannya mengenai lingkungan sehat dan
lingkungan tidak sehat, (9) Peserta didik mendapatkan teks yang telah
dibagikan guru, (10) peserta didik membaca teks dalam hati, (11) Peserta didik
dapat menjawab pelatihan, (12) Setiap pasangan mengutarakan hasil diskusi
dengan teman sebangkunya di depan kelas, (13) Peserta didik yang lain
menanggapi hasil yang disampaikan temannya.
Kegiatan peserta didik yang dilaksanakan pada kegiatan akhir (14)
mendengarkan pembicaraan pada materi yang belum diungkapkan peserta
didik, (4) Peserta didik dapat menjelaskan isi teks, (5) Peserta didik
memperhatikan guru menjelaskan penjumlahan bilangan tiga angka dengan
cara bersusun pendek dengan teknik tanpa menyimpan, (6) Peserta didik
memperhatikan guru menjelaskan penjumlahan bilangan tiga angka dengan
cara bersusun pendek dengan teknik menyimpan, (7) Peserta didik
memperhatikan guru menjelaskan pengurangan bilangan tiga angka dengan
cara teknik meminjam, (8) Peserta didik memperhatikan guru menjelaskan
hasil pengurangan bilangan tiga angka dengan cara teknik meminjam, (8)
Peserta didik mengerjakan pelatihan, (9) Peserta didik bersama dengan guru
menyimpulkan pelajaran, (10) Guru memperikan evaluasi kepada peserta didik.
100
Pada kegiatan awal deskriptor yang muncul berkualifikasi baik. Pada
tahap kegiatan awal peserta didik sudah mampu mendengarkan topik inti
materi dan kompetensi yang di sampaikan guru, karena media yang
digunakan guru sudah menarik perhatian peserta didik.
Pada tahap kegiatan inti terdapat 4 deskriptor, 1 deskriptor dengan
kategori baik dan 3 deskriptor lainnya dengan kategori cukup. Tindakan
peserta didik pada saat berpikir secara individu tentang materi yang
disampaikan berkualifikasi baik karena pertanyaan/ permasalahan yang
disampaikan guru tentang materi sangat mudah dimengerti peserta didik.
Tindakan peserta didik pada saat mengutarakan hasil pemikirannya secara
berpasangan berkualifikasi baik, karena peserta didik sudah mulai terbiasa
melaporkan hasil diskusi, karena guru sudah membimbing pasangan untuk
dapat mengutarakan hasil pemikirannya tentang materi. Tindakan peserta didik
pada saat mengemukakan hasil diskusinya diberikan kualifikasi cukup, karena
peserta didik termotivasi untuk melaporkan hasik diskusinya. Tindakan peserta
didik untuk mendengarkan arahan mengenai materi yang belum terungkap
berkualifikasi kurang, karena peserta didik masih terganggu dengan
pasangannya dan hal yang lain yang ada dihadapannya.
Pada kegiatan akhir terdapat 2 deskriptor, dengan kategori cukup.
Kegiatan peserta didik pada saat memberi kesimpulan berkualifikasi cukup,
karena peserta didik kurang aktif untuk menyimpilkan pelajaran. Pada tahap
evaluasi berkualifikasi cukup, karena peserta didik kurang mampu nengerjakan
latihan secara individu, peserta didik masih melihat ke kiri dan ke kanan.
101
3) Hasil Pembelajaran Tematik Siklus II
Kegiatan pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan
cooperative tipe TPS, secara umum belum menunjukkan hasil yang belum
optimal. Hasil ini terlihat pada rata-rata pembelajaran. Pengukuran hasil belajar
ini diperoleh melalui authentic assessment. Authentic assessment digunakan
untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkesinambungan dan
menyeluruh tentang proses dan hasil belajar. Sedangkan alat penskoran
diperoleh melalui kriteria.
Perolehan nilai rata-rata peserta didik pada mata pelajaran bahasa
Indonesia adalah 73,26 dengan kualifikasi cukup. Secara keseluruhan nilai
rata-rata peserta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA)
adalah 70,76 dengan kualifikasi cukup. Secara keseluruhan nilai rata-rata
peserta didik pada mata pelajaran matematika adalah 70,57 dengan kategori
cukup
Pengukuran hasil belajar peserta didik ini, ternyata belum
menunjukkan hasil yang belum memuaskan. Berdasarkan hasil belajar ini,
peneliti dan guru mengadakan refleksi pembelajaran. Refleksi pembelajaran
meliputi perencanaan, pelaksanaan dan tindakan-tindakan yang dirasa perlu
untuk diperbaiki dan ditingkatkan pada pembelajaran selanjutnya.
1. Refleksi Pembelajaran Siklus II
Refleksi pembelajaran meliputi tahap kegiatan awal, tahap kegiatan
inti, dan tahap kegiatan akhir. Ketiga tahap tersebut dapat dilihat pada uraian
berikut.
102
a. Refleksi Pembelajaran Tahap Kegiatan Awal
1) Perlunya pemberian waktu tunggu untuk menjawab pertanyaan bagi
peserta didik, sehingga peserta didik memilik kesempatan untuk
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
2) Untuk membangkitkan kepercayaan diri dalam menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru, peserta didik perlu diberi penguatan dan
motivasi.
3) Perlu dihindari jawaban serentak yang dilontarkan oleh peserta didik,
karena ini dapat menyulitkan guru mengetahui kemampuan masing-
masing peserta didik dalam proses pembelajaran.
b. Refleksi Pembelajaran Tahap Kegiatan Inti
1) Latihan dalam membaca untuk memahami isi bacaan hendaknya perlu
dilakukan, agar peserta didik dapat lancar membaca dan mudah
menuliskan isi bacaan dengan cepat dan benar
2) Petanyaan penuntun yang diberikan oleh guru, perlu diberikan lebih
terarah lagi kepada peserta didik, sehingga peserta didik terpancing dan
mampu untuk memberikan tanggapan terhadap isi bacaan.
3) Guru sudah bisa membangkitkan skemata peserta didik untuk dapat
berpikir tentang materi yang dipelajari
4) Guru telah memberi penjelasan kepada peserta didik untuk dapat
mengutarakan hasil pemikirannya, namun guru belum membimbing
peserta didik dalam berpasangan.
103
5) Dalam mengemukakan hasil diskusinya hendaknya guru memberikan
waktu kepada peserta didik untuk melaporkan hasil diskusinya.
6) Dalam mengarahkan materi yang belum terungkap, hendaknya guru
memberikan pertanyaan yang sesuai dengan materi/ topik yang dipelajari
dan memotivasi peserta didik untuk dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan guru.
c. Refleksi Pembelajaran Tahap Kegiatan Akhir
1) Guru telah mengajukan pertanyaan kepada peserta didik berhubungan
dengan materi pembelajaran.Hendaknya pertanyaan yang diajukan
mencakup kesemua materi yang telah dipelajari sehingga dapat membantu
peserta didik untuk menyimpulkan dengan lengkap semua materi
pembelajaran.
2) Penyimpulan pembelajaran perlu dilakukan oleh guru bersama peserta didik.
Hendaknya setelah memberikan pertanyaan penuntun, peserta didik
ditugaskan untuk menyimpulkan tentang pembelajaran yang telah
dilakukan.
Hasil refleksi yang dilakukan peneliti selama dan sesudah proses
pembelajaran disampaikan kepada guru. Kegiatan refleksi dilakukan setiap
selesai pembelajaran. Selanjutnya, bersama-sama mendiskusikan kekurangan
yang perlu diperbaiki dan kelebihan yang perlu ditingkatkan dalam
pembelajaran berikutnya. Pada akhir siklus tindakan dilakukan refleksi secara
keseluruhan dan dilanjutkan dengan pembuatan rencana tindakan yang akan
dilakukan dalam pembelajaran pada siklus berikutnya.Guru perlu mengajukan
104
pertanyaan kepada peserta didik berhubungan dengan materi pembelajaran,
sehingga dapat membantu peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran.
Hasil Penelitian Siklus III
Temuan penelitian siklus III, paparan data dipilih dalam perencanaan
pembelajaran, proses pembelajaran tahap kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan
akhir, serta hasil pembelajaran. Di samping itu juga dipaparkan refleksi terhadap
pelaksanaan pembelajaran serta temuan-temuan penelitian
1. Perencanaan Pembelajaran Siklus III
Perencanaan pembelajaran dibuat berdasarkan Permendiknas Nomor
41 tahun 2007 tentang standar proses. Komponen RPP tersebut adalah identitas
sekolah, tema, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan sumber
belajar.
a. Waktu
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dalam dua kali pertemuan
dalam satu kali pertemuan 5x35 menit. Pertemuan pertama dilakukan pada hari
Senin 26 November 2012 jam ke 1-5 (07.30-10.55). pertemuan kedua
dilakukan pada hari Selasa 27 November 2012 jam ke 1-5 (07.30-10.55).
b. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar pada pertemuan pertama dan kedua adalah sebagai
berikut: (1) Menjelaskan isi teks (100-150 kata) melalui membaca intensif, (2)
105
Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka, (3) Membedakan ciri-
ciri lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat berdasarkan pengamatan.
c. Indikator
Indikator untuk pertemuan pertama adalah (1) Menyebutkan keadaan
lingkungan sehat yang ada dalam media gambar, (2) Menyebutkan keadaan
lingkungan tidak sehat yang ada pada media gambar, (3) Mengamati keadaan
lingkungan sekolah, (4) Membaca teks bacaan dalam hati dengan
menggunakan teknik membaca intensif, (5) Menjawab pertanyaaan
berdasarkan teks yang sudah dibaca dengan teknik membaca intensif.
Indikator pertemuan kedua sebagai berikut: (1) Mendiskusikan hasil
pengamatan tentang keadaan lingkungan sekolah, (2) Menyebutkan ciri-ciri
lingkungan sehat, (3) Menyebutkan ciri-ciri lingkungan tidak sehat, (4)
Menjelaskan isi teks berdasarkan teks yang telah dibaca dengan teknik
membaca intensif, (5) Menjelaskan penjumlahan bilangan tiga angka dengan
cara bersusun pendek tanpa teknik menyimpan, (6) Menetukan hasil
penjumlahan bilangan tiga angka menggunakan cara bersusun pendek dengan
teknik menyimpan, (7) Menjelaskan pengurangan bilangan tiga angka dengan
cara teknik meminjam, (8) Menetukan pengurangan bilangan tiga angka
dengan cara teknik meminjam.
d. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dikembangkan dari indikator pembelajaran kelas
III SD. Tujuan pembelajaran pada pertemuan pertama sebagai berikut: (1)
Dengan penjelasan yang disampaikan, peserta didik dapat mengetahui materi
106
yang akan dipelajari dengan tekun, (2) Dengan media gambar, peserta didik
diminta berpikir tentang materi yang akan dipelajari dengan serius, (3) Dengan
pergi ke halaman sekolah, peseta didik dapat mengamati kedaan sekitar
sekolah dengan tertib, (4) Dengan pengamatan, peserta didik dapat
mendiskusikan hasil pengamatannya dengan pasangannya dengan benar, (5)
Dengan teman sebangkunya, peserta didik saling mengutarakan hasil
diskusinya mengenai lingkungan sehat yang ada pada media gambar, (6)
Dengan teman sebangkunya, peserta didik saling mengutarakan hasil
diskusinya mengenai lingkungan tidak sehat yang ada pada media gambar, (7)
Dengan membaca teks bacaan, peserta didik dapat membaca dalam hati teks
bacaan dengan benar, (8) Berdasarkan teks yang sudah dibaca, peserta didik
dapat menjawab pertanyaan dengan benar.
Tujuan pembelajaran pada pertemuan kedua sebagai berikut: (1)
Dengan diskusi kelas, peserta didik dapat mengutarakan hasil diskusi dengan
teman sebangkunya di depan peserta didik yang lain dengan benar, (2) Dengan
penjelasan, peserta didik dapat mendengarkan pengarahan yang belum
diungkapkan guru dengan serius, (3) Berdasarkan teks yang telah dibaca,
peserta didik dapat menjelaskan isi teks tersebut dengan bahasanya sendiri
secara tepat, (4) Dengan contoh yang disampaikan guru, peserta didik dapat
menjelaskan penjumlahan bilangan tiga angka dengan cara bersusun pendek
tanpa teknik menyimpan dengan benar, (5) Dengan penugasan, peserta didik
dapat menentukan hasil penjumlahan bilangan tiga angka menggunakan cara
bersusun pendek dengan teknik menyimpan dengan benar, (6) Dengan contoh
107
yang disampaikan guru, peserta didik dapat menjelaskan pengurangan bilangan
tiga angka dengan cara teknik meminjam dengan benar, (7) Dengan penugasan,
peserta didik dapat menentukan hasil pengurangan bilangan tiga angka dengan
cara teknik meminjam dengan benar.
e. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama yaitu kegiatan awal, dan
sebagian pada kegiatan inti, meliputi: (1) Membangkitkan skemata peserta
didik dengan cara bercerita tentang halaman sekolah yang berantakan karena
sampah dan bunga sudah mulai gersang, (2) Mengajak peserta didik bernyanyi
“lihat kebunku”, (3) Dengan penjelasan yang disampaikan, peserta didik dapat
mengetahui materi yang akan dipelajari dengan tekun (fase 1), (4) Peserta didik
berpikir tentang materi yang akan dipelajari (fase 2), (5) Peserta didik
memperhatikan media gambar lingkungan sehat dan tidak sehat yang dipajang
guru, (6) Peserta didik pergi ke halaman sekolah didampingi oleh guru untuk
memperhatikan keadan halaman depan sekolah, (7) Peserta didik
mendiskusikan hasil laporannya dengan pasangan, (8) Peserta didik berdiskusi
dengan teman sebangkunya untuk saling mengutarakan hasil pemikirannya
mengenai lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat (fase 3), (9) Peserta
didik mendapatkan teks yang telah dibagikan guru, (10) Masing-masing peserta
didik membaca teks dalam hati, (11) Peserta didik dapat menjawab pelatihan 1.
Kegiatan pada pertemuan kedua, dilanjutkan dengan kegiatan inti
yang belum selesai dan kegiatan akhir pembelajaran , meliputi: (1) Setiap
pasangan mengutarakan hasil diskusi dengan teman sebangkunya di depan
108
kelas (fase 4), (2) Peserta didik yang lain menanggapi hasil yang disampaikan
temannya didampingi oleh guru, (3) Guru mengarahkan pembicaraan pada
materi yang belum diungkapkan peserta didik (fase 5), (4) Peserta didik dapat
menjelaskan isi teks tersebut dengan bahasa sendiri, (5) Peserta didik
memperhatikan guru menjelaskan penjumlahan bilangan tiga angka dengan
cara bersusun pendek dengan teknik tanpa menyimpan, (6) Peserta didik
memperhatikan guru menjelaskan penjumlahan bilangan tiga angka dengan
cara bersusun pendek dengan teknik menyimpan, (7) Peserta didik
memperhatikan guru menjelaskan pengurangan bilangan tiga angka dengan
cara teknik meminjam, (8) Peserta didik memperhatikan guru menjelaskan
hasil pengurangan bilangan tiga angka dengan cara teknik meminjam, (8)
Peserta didik mengerjakan pelatihan, (9) Peserta didik bersama dengan guru
menyimpulkan pelajaran (fase 6), (10) Guru memperikan evaluasi kepada
peserta didik (fase 7).
f. Materi Pembelajaran, Media dan Sumber Belajar Siklus III
Materi pembelajaran dipilih berdasarkan tema yang telah dipilih guru.
Tema pada siklus III ini adalah “Pulang Sekolah”. Media pembelajaran yang
digunakan adalah media gambar lingkungan luar sekolah.
g. Penilaian Siklus III
Penilaian pembelajaran meliputi penilaian proses dan penilaian hasil.
Penilaian proses yang dimaksud adalah mengamati aktivitas guru dan peserta
didik dalam kegiatan awal, inti dan akhir. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi dan catatan lapangan yang diisi oleh observer.
109
Penilaian proses juga dimaksudkan untuk melihat kemajuan pembelajaran
peserta didik secara terus menerus. Selain itu, juga dilakukan penilaian berupa
hasil tes dalam bentuk essay dan unjuk kerja. Tes tersebut dilakukan untuk
mengetahui dan mengukur tingkat pemahaman peserta didik terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan. Penilaian tersebut dijadikan bahan
pertimbangan dan koreksi untuk pelaksanaan tindakan siklus selanjutnya.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III
Tahap pelaksanaan tindakan terdiri atas dua kali pertemuan.
Pertemuan tersebut dapat diketahui dari penjelasaan sebagai berikut:
a. Siklus III Pertemuan Pertama
Siklus II pertemuan pertama dilaksanakan berupa kegiatan awal, dan
kegiatan inti.
1) Pembelajaran pada Tahap Kegiatan Awal
Pelaksanaan pembelajaran pada tahap kegiatan awal, guru
membangkitkan skemata peserta didik dengan cara menceritakan saat guru
pulang dari sekolah kemarin. Cuplikan proses tanya jawab dalam pembelajaran
yang tergambar pada sampel data I di bawah ini:
Data 1
Guru : Anak-anak, kemarin Ibu pulang dari sekolah, karena kendaraan
yang Ibu naiki tadi bocor hampir dekat dari rumah Ibu. Ibu
langsung saja berjalan kaki melawati gang agar lebih cepat
sampai. Di gang tersebut ibu melihat selokannya banyak
sampah, tumpukan sampah sudah mengeluarkan bau yang
tidak sedap. Apakah anak-anak Ibu pernah melihat keadaan
tersebut, atau di sekitar rumahnya ada kejadian yang sama
dengan pengalaman Ibu?
Peserta Didik : Saya Bu. ( Hidayat)
Guru : Ya coba Hidayat
110
Peserta Didik : Waktu saya pulang, saya sering melihat keadaan itu Bu.
Guru : Dimana rumah kamu Hidayat?
Peserta Didik : Tidak jauh dari sekolah Bu.
Guru : Apakah warga di sana tidak pernah gotong royong Hidayat?
Peserta Didik : Pernah Bu, tapi hanya beberapa orang warga saja.
Guru : Apa yang disampaikan oleh Hidayat itu salah satu kejadian
yang nyata, dimana warga tersebut tidak suka menjaga
kebersihan, efeknya lingkungan tersebut seandainya kalau
hujan apa yang terjadi?
Peserta Didik : Banjir Bu (secara serentak)
Guru : Benar anak-anak Ibu, kita kembali belajar mengenai
lingkungan yang sehat dan lingkungan yang tidak sehat.
Peserta didik tampaknya memiliki skemata yang cukup tentang tema
pelajaran. Dari pertanyaan yang disampaikan oleh guru. Peserta didik berpikir
atas pertanyaan yang disampaikan oleh gurunya. Saat guru menanyakan
menanyakan pertanyaan banyak peserta didik yang diam.
2) Pembelajaran pada Tahap Kegiatan Awal
Selanjutnya peserta didik diberi lembar pengamatan kemudian,
memperhatikan gambar tayangan yang ada di depan kelas. Peserta didik
diminta untuk berpikir mengenai tayangan tersebut dan masing-masing peserta
didik mencatat pada lembar pengamatan. Setelah peserta didik berpikir tentang
gambar yang ada pada tayangan peserta didik diminta untuk pergi ke halaman
di luar sekolah dan mencatat apa yang akan diamatinya. Proses pembelajaran
tergambar pada sampel data 2 berikut:
Guru : Anak-anak sekarang kita akan pergi ke halaman yang ada di
luar sekolah untuk memperhatikan lingkungan sekitar dan
anak-anak semuanya mencatat pada lembar pengamatan yang
telah Ibu berikan.
Peserta Didik : Baik Bu (peserta didik menjawab serentak)
Guru : Baiklah anak-anak, sekarang coba amati lingkungan yang ada
di luar sekolah dan tulis pengamatannya secara teliti.
Peserta Didik : Ya Bu.
111
Berdasarkan percakapan di atas, tampak bahwa guru membimbing
peserta didik dalam melakukan pengamatan tentang lingkungan yang ada di
luar sekolah. Guru menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh peserta didik
dalam melakukan pengamatan.
Peserta didik melanjutkan pelajaran setelah selesai istirahat, peserta
didik kembali ke kelas dan melanjutkan pembelajaran. Guru meminta siswa
berpasangan dengan teman sebangkunya untuk mendiskusikan hasil
pengamatannya. Proses pembelajaran dapat digambarkan pada sampel data 4
berikut:
Guru : Setelah masing-masing anak Ibu melakukan pengamatan dan
mencatatnya pada lembar pengamatan, sekarang anak Ibu
berpasangan dengan teman sebangkunya berdiskusi untuk
mengutarakan hasil pengamatannya.
Peserta Didik : Masih berdiskusi dengan teman sebangku Bu (serentak)
Guru : Benar, kita berdiskusi dengan teman sebangku untuk
membahas apa saja yang kita amati tadi dan mengampil
kesimpulan tentang hasil diskusi masing-masing pasangan
Peserta Didik : Baik Bu (peserta didik menjawab serentak)
Guru : Apakah anak Ibu sudah mengerti
Peserta Didik : Sudah Bu.
Proses pembelajaran di atas menggambarkan bahwa peserta didik mau
berdiskusi dengan teman sebangkunya untuk mendiskusikan hasil pengamatan
yang telah dilakukan, dimana para peserta didik saling aktif dan setiap
pasangan menulis hasil kesimpulannya.
Setelah setiap pasangan menyimpulkan hasil diskusinya peserta didik
diberi teks cerita “Pulang Sekolah”. Peserta didik diminta membaca teks
tersebut di dalam hati dan mampu menceritakan teks tersebut ke depan kelas
112
dengan bahasanya sendiri, peserta didik diminta mengerjakan pelatihan. Proses
pembelajarannya dapat tergambar pada sampel data 5 berikut:
Guru : Setelah setiap pasangan berdiskusi dan menarik kesimpulan
tentang hasil pengamatannya, setiap pasangan dapat
merahasiakan hasil pengamatan dari pasangan lain.
Peserta Didik : Ya Bu, Kami sudah mengerti (serentak)
Guru : Setelah selesai membaca teks, apakah anak-anak Ibu tahu apa
isi teks tersebut, kalu sudah tahu siapa yang bisa membacakan
kembali teks tersebut tanpa melihat bacaannya.
Peserta Didik : Saya Bu (Ariq)
Guru : Ya, coba Ariq..
Peserta Didik : (Mendengarkan temanya ada sebagian peserta didik yang
bercerita dengan teman sebangkunya)
Guru : Terimakasih sayang, apa yang kamu ceritakan tadi itu benar
sesuai dengan apa yang ada pada teks cerita. Ini hadiah yang
telah Ibu janjikan tadi.
Peserta Didik : Terimaksih Bu.
Guru : Setelah anak-anak Ibu baca dan mendengar apa yang
disampaikan dengan teman kamu tadi, sekarang coba jawap
pelatihan yang Ibu berikan.
Peserta Didik : Ya Bu.
Guru : Sekarang coba kerjakan latihan ini, anak-anak Ibu jawab boleh
melihat teks cerita “Pulang Sekolah”.
Peserta Didik : (Serius mengerjakannya)
Proses pembelajaran di atas tampak bahwa peserta didik kurang aktif
saat guru meminta menceritakan isi teks cerita tanpa membawa teks tersebut,
guru akan memberi peserta didik hadiah berupa pena untuk peserta didik yang
berani menceritakannya. Hanya delapan orang peserta didik yang berani
menceritakan kembali teks tersebut.
Pelaksanaan pada tahap kegiatan inti belum semuanya tercapai,
pembelajaran akan dilanjutkan pada pertemuan kedua. Ini disebabkan karena
waktu pembelajaran telah habis. Hasil diskusi setiap pasangan belum di
sampaikan kepada pasangan lain. Proses pembelajarannya dapat terlihat pada
sampel data 6 berikut:
113
Guru : Siapa yang selesai menjawab pelatihannya, silahkan anak-anak
Ibu kumpul ke depan.
Peserta Didik : (Peserta didik yang telah selesai mengerjakan pelatihan dan
mengumpulkannya ke depan kelas)
Guru : Hasil pengamatan dan diskusi setiap pasangan dikumpulkan.
Besok kita akan membacakan hasil diskusi masing-masing
pasangan, karena sekarang waktu kita telah habis.
Peserta Didik : baik Bu...
Guru : Nah, sekarang anak-anak Ibu bersiap-siap untuk pulang,
sebelum pulang kita berdo’a dulu.
Berdasarkan apa yang disampaikan guru, peserta didik paham apa
yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya. Pembelajaran diakhiri dengan
berdo’a.
b. Siklus III Pertemuan Kedua
Siklus III pertemuan kedua dilaksanakan berupa lanjutan kegiatan inti
dan kegiatan akhir.
Sebelum pembelajaran dimulai guru meminta peserta didik merapikan
kelas dan peserta didik berdo’a berssama-sama. Guru melukan apersepsi untuk
mengingat apa yang telah dipelajari sebelumnya. Proses pembelajaran ini dapat
tergambar pada data 7 berikut ini:
Guru : Selamat pagi anak-anak, bagaimana keadanya hari ini.
Peserta Didik : Alhamdulillah, sehat Bu (peserta didik menjawab serentak)
Guru : Sebelum kita mulai belajar, sebaiknya kita berdoa dulu
bersama-samayang dipimpin oleh ketua kelas.
Peserta Didik : (peserta didik berdo’a bersama-sama)
Guru : Baiklah anak-anak kita lanjutkan pelajaran yang kemarin, tapi
sebelum pelajaran dimulai Ibu mau bertanya dulu. Coba anak
Ibu bagaimana menjaga lingkungan rumah agar selalu bersih?
Peserta Didik : (peserta didik serentak mengangkat tangan).
Guru : Ya coba Ayu.
Peserta Didik : Sampah jangan dibuang ke selokan, sampah-sampah sebaiknya
tidak ditumpuk
Guru : Ya pintar Ayu
114
Proses pembelajaran di atas tampak bahwa peserta didik mengingat
pelajaran yang telah dipelajari kemarin. Di mana peserta didik bersemanagt
ingin menjawab pertanyaan yang disampaikan guru, peserta didik sudah bisa
menjawab pertanyaan dengan cara menagcungkan tangan terlebih dahulu, ini
disebabkan karena peserta didik sudah mulai terbiasa menjawab secara disiplin.
Guru meminta siswa berpasangan kembali, dan membagikan hasil
pengamatan kemarin. Setiap pasangan di minta melaporkan hasil
pengamatannya ke depan kelas, dan pasangan lain mendengarkan laporan dari
temannya. Proses pembelajaran dapat tergambar pada data 8 berikut ini.
Guru : Baiklah anak-anak sekarang kita duduk dalam pasangannya
masing-masing, dan Ibu akan memberikan hasil pengamatan
yang telah dilakukan kemarin.
Peserta Didik : (peserta didik menerima hasil pengamatannya kemarin)
Guru : Sekarang anak Ibu membacakan hasil pengamatannya ke
depan, siapa yang bisa mewakili hasil pengamatannya terlebih
dahulu.
Peserta Didik : Saya Bu (Rafael)
Guru : Ya coba ceritakan hasil pengamatannya.
Proses pembelajaran di atas tampak bahwa peserta didik dapat
menyampaikan hasil pengamatannya ke depan kelas dan peserta didik disiplin
dalam mengacungkan tangan untuk ke depan kelas. Peserta didik yang lain
menyimak dan memperhatikan temannya melaporkan hasil diskuisinya.
Guru mengarahkan pembicaraan pada materi yang belum disampaikan
peserta didik, dimana peserta didik belum meyampaikan cara memisahkan
sampah yang basah dan kering. Proses pembelajaran ini dapat tergambar pada
data 9 berikut:
115
Guru : Setelah semua selesai menyampaikan hasil pengamatan, Ibu
belum mendengarkan hasil diskusi mengenai memisahkan
antara sampah yang basah dan sampah yang kering.
Peserta Didik : (diam sejenak)
Guru : Apa-apa saja yang termasuk sampah basah dan apa saja yang
termasuk sampah kering?
Peserta Didik : Saya Bu (Amelia)\
Guru : Ya, coba Amelia
Peserta Didik : Sampah basah contohnya daun, sisa makanan sampah kering
contohnya plastik, kaleng bekas kaca.
Guru : Ya pintar anak Ibu. Setelah ini anak Ibu boleh beristirahat
Proses pembelajaran di atas tampak bahwa guru mengarahkan
pembicaraan pada materi yang belum terungkap oleh peserta didik. Semua
peserta didik terdiam sejenak, tetapi guru menceritakan apa yang dilakukannya
saat menjaga kebersihan lingkungan, dari pertanyaan berikutnya peserta didik
mampu untuk menjawab apa pertanyaan dari guru.
Setelah peserta didik beristirahat, pembelajaran dilanjutkan oleh guru
dengan cara menjelasakn penjumlahan dan pengurangan bilangan tiga angka
dengan cara bersusun pendek.
3) Pembelajaran pada Tahap Kegiatan Akhir
Setelah pembelajaran selesai guru dan peserta didik bersama-sama
menyimpulkan pembelajaran, hal ini dapat terlihat pada sampel data 10 berikut
ini:
Guru : Anak-anak sekarang coba kita simpulkan pelajaran hari ini.
Siapa yang dapat menjelaskan bagaimana ciri-ciri lingkungan
bersih dan lingkungan yang kotor itu?
Peserta Didik : Saya Bu (serentak)
Guru : Ya coba anak Ibu Arif.
Peserta Didik : Sampah tidak ditumpuk-tumpuk, selokan lancar, tidak ada
sampah
Guru : Ya betul sayang. Sekarang kita akan mengerjakan latihan,
apakah anak Ibu siap.
Peserta Didik : Siap Bu.
116
Proses pembelajaran di atas tampak bahwa guru dan peserta didik
menyimpulkan pembelajaran. Peserta didik terlihat bersemangat untuk
menyimpulkan pembelajaran. Setelah peserta didik menyimpulkan
pembelajaran peserta didik diminta mengerjakan pelatihan.
3. Pengamatan Pembelajaran Siklus III
Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran tematik dengan
menggunakan pendekatan cooperative tipe TPS dilaksanakan untuk
mendapatkan informasi bagaimana respon peserta didik dan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran siklus III. Pengamatan dilakukan dengan
objektif dan sistematis. Pengamatan dilakukan pada waktu melaksanakan
tindakan pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan cooperative
tipe TPS di kelas III. Dalam kegiatan ini peneliti berusaha mengenal dan
mengkombinasikan semua indikator dan proses hasil perubahan yang terjadi,
keseluruhan hasil pengamatan direkam dalam bentuk vidio dan lembar
observer.
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan guru kelas III A SDN 06
Kampung Lapai Padang, pelaksanaan dilakukan secara terus menerus mulai
dari tindakan pertama sampai tindakan terakhir. Pengamatan dilakukan pada
satu tindakan dapat mempengaruhi penyusunan tindakan selanjutnya. Hasil
pengamatan ini kemudian direfleksikan untuk perencanaan tindakan
selanjutnya. Keberhasilan tindakan diamati selama dan sesudah tindakan
dilaksanakan. Peneliti mengamati perilaku guru dan perilaku peserta didik
117
selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar
observasi. Aspek yang diamati adalah 1) analisis kegiatan guru, 2) analisis
kegiatan peserta didik, 3) hasil pembelajaran yang diperoleh peserta didik pada
siklus III.
1. Analisis Kegiatan Guru
Fokus kegiatan guru dalam pembelajaran pada tahap kegiatan awal
adalah (1) Membangkitkan skemata peserta didik dengan cara bercerita tentang
sakit perut akibat tidak menjaga kesehatan makanan, (2) Mengajak peserta
didik bernyanyi “Banyak nyamuk”, (3) Dengan penjelasan yang disampaikan,
peserta didik dapat mengetahui materi yang akan dipelajari dengan tekun (fase
1).
Kegiatan praktisi yang dilaksanakan pada kegiatan inti (4) Peserta
didik berpikir tentang materi yang akan dipelajari (fase 2), (5) Peserta didik
memperhatikan media gambar lingkungan sehat dan tidak sehat yang dipajang
guru, (6) Peserta didik pergi ke kantin sekolah didampingi oleh guru untuk
memperhatikan keadan kantin, (7) Peserta didik mendiskusikan hasil
laporannya dengan pasangan, (8) Peserta didik berdiskusi dengan teman
sebangkunya untuk saling mengutarakan hasil pemikirannya mengenai
lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat (fase 3), (9) Peserta didik
mendapatkan teks yang telah dibagikan guru, (10) Masing-masing peserta didik
membaca teks dalam hati, (11) Peserta didik dapat menjawab pelatihan, (12)
Setiap pasangan mengutarakan hasil diskusi dengan teman sebangkunya di
118
depan kelas (fase 4), (13) Peserta didik yang lain menanggapi hasil yang
disampaikan temannya didampingi oleh guru.
Kegiatan praktisi yang dilaksanakan pada kegiatan akhir (14) Guru
mengarahkan pembicaraan pada materi yang belum diungkapkan peserta didik
(fase 5), (4) Peserta didik dapat menjelaskan isi teks tersebut dengan bahasa
sendiri, (5) Peserta didik memperhatikan guru menjelaskan penjumlahan
bilangan tiga angka dengan cara bersusun pendek dengan teknik tanpa
menyimpan, (6) Peserta didik memperhatikan guru menjelaskan penjumlahan
bilangan tiga angka dengan cara bersusun pendek dengan teknik menyimpan,
(7) Peserta didik memperhatikan guru menjelaskan pengurangan bilangan tiga
angka dengan cara teknik meminjam, (8) Peserta didik memperhatikan guru
menjelaskan hasil pengurangan bilangan tiga angka dengan cara teknik
meminjam, (8) Peserta didik mengerjakan pelatihan, (9) Peserta didik bersama
dengan guru menyimpulkan pelajaran (fase 6), (10) Guru memperikan evaluasi
kepada peserta didik (fase 7).
Pada tahap kegiatan awal guru sudah mampu menyampaikan topik
inti materi dan kompetensi yang akan dicapai, media yang digunakan guru
sudah menarik perhatian peserta didik.
Pada tahap kegiatan inti terdapat 4 deskriptor, 3 deskriptor dengan
kategori baik dan 1 deskriptor lainnya dengan kategori cukup. Tindakan guru
pada saat meminta peserta didik untuk berpikir secara individu tentang materi
yang disampaikan berkualifikasi baik karena guru sudah memberikan
pertanyaan tentang materi dengan bahasa yang mudah dimengerti peserta didik.
119
Tindakan guru pada saat meminta peserta didik untuk dapat mengutarakan
hasil pemikirannya secara berpasangan berkualifikasi cukup, karena guru
kurang membimbing pasangan untuk dapat mengutarakan hasil pemikirannya
tentang materi. Tindakan guru pada saat meminta setiap pasangan untuk
mengemukakan hasil diskusinya diberikan kualifikasi baik, karena peserta
didik dimotivasi dengan memberikan penghargaan secara lisan dan peserta
didik diberi hadiah. Tindakan guru untuk mengarahkan materi yang belum
terungkap berkualifikasi baik, karena guru sudah mengarahkan peserta didik
untuk dapat mengungkapkan pembelajaran yang belum diketahui peserta didik.
Pada kegiatan akhir terdapat 2 deskriptor dengan kategori baik.
Kegiatan guru pada saat memberi kesimpulan berkualifikasi baik, karena guru
sudah terbiasa melibatkan peserta didik untuk menyimpulkan pelajaran secara
bersama-sama. Pada tahap penutup guru telah memberikan evaluasi yang
sesuai dengan materi yang telah dipelajari sehingga berkualifikasi baik.
2. Analisis Kegiatan Peserta Didik
Keterlibatan peserta didik juga diamati oleh peneliti pada tahap
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Fokus kegiatan peserta didik
dalam pembelajaran pada tahap kegiatan awal adalah (1) menjawab pertanyaan
yang diajukan guru, menyimak penjelasan guru, (2) peserta didik bernyanyi
“Banyak Nyamuk”, (3) Dengan penjelasan yang disampaikan guru, peserta
didik dapat mengetahui materi yang akan dipelajari.
Kegiatan peserta didik yang dilaksanakan pada kegiatan inti (4)
dengan penjelasan dari guru peserta didik berpikir tentang materi yang akan
120
dipelajari, (5) Peserta didik memperhatikan media gambar lingkungan sehat
dan tidak sehat yang dipajang guru, (6) Peserta didik nampak antusias saat
pergi ke kantin sekolah, (7) Peserta didik mendiskusikan hasil laporannya
dengan pasangan, (8) Peserta didik berdiskusi dengan teman sebangkunya
untuk saling mengutarakan hasil pemikirannya mengenai lingkungan sehat dan
lingkungan tidak sehat, (9) Peserta didik mendapatkan teks yang telah
dibagikan guru, (10) peserta didik membaca teks dalam hati, (11) Peserta didik
dapat menjawab pelatihan, (12) Setiap pasangan mengutarakan hasil diskusi
dengan teman sebangkunya di depan kelas, (13) Peserta didik yang lain
menanggapi hasil yang disampaikan temannya.
Kegiatan peserta didik yang dilaksanakan pada kegiatan akhir (14)
mendengarkan pembicaraan pada materi yang belum diungkapkan peserta
didik, (4) Peserta didik dapat menjelaskan isi teks, (5) Peserta didik
memperhatikan guru menjelaskan penjumlahan bilangan tiga angka dengan
cara bersusun pendek dengan teknik tanpa menyimpan, (6) Peserta didik
memperhatikan guru menjelaskan penjumlahan bilangan tiga angka dengan
cara bersusun pendek dengan teknik menyimpan, (7) Peserta didik
memperhatikan guru menjelaskan pengurangan bilangan tiga angka dengan
cara teknik meminjam, (8) Peserta didik memperhatikan guru menjelaskan
hasil pengurangan bilangan tiga angka dengan cara teknik meminjam, (8)
Peserta didik mengerjakan pelatihan, (9) Peserta didik bersama dengan guru
menyimpulkan pelajaran, (10) Guru memperikan evaluasi kepada peserta didik.
121
Pada tahap kegiatan awal peserta didik sudah mampu mendengarkan
topik inti materi dan kompetensi yang di sampaikan guru, karena media yang
digunakan guru sudah menarik perhatian peserta didik.
Pada tahap kegiatan inti terdapat 4 deskriptor, 3 deskriptor dengan
kategori baik dan 1 deskriptor lainnya dengan kategori cukup. Tindakan
peserta didik pada saat berpikir secara individu tentang materi yang
disampaikan berkualifikasi baik karena pertanyaan/ permasalahan yang
disampaikan guru tentang materi sangat mudah dimengerti peserta didik.
Tindakan peserta didik pada saat mengutarakan hasil pemikirannya secara
berpasangan berkualifikasi baik, karena peserta didik sudah mulai terbiasa
melaporkan hasil diskusi, karena guru sudah membimbing pasangan untuk
dapat mengutarakan hasil pemikirannya tentang materi. Tindakan peserta didik
pada saat mengemukakan hasil diskusinya diberikan kualifikasi baik, karena
peserta termotivasi untuk melaporkan hasik diskusinya. Tindakan peserta didik
untuk mendengarkan arahan mengenai materi yang belum terungkap
berkualifikasi cukup, karena peserta didik masih bercerita dengan temannya.
Pada kegiatan akhir terdapat 2 deskriptor, dengan kategori baik.
Kegiatan peserta didik pada saat memberi kesimpulan berkualifikasi baik,
karena peserta didik sudah aktif untuk menyimpulkan pelajaran. Pada tahap
evaluasi berkualifikasi baik, karena peserta didik sudah mulai kosentrasi saat
pelajaran dimulai dan peserta didik mampu nengerjakan latihan secara
individu.
122
3) Hasil Pembelajaran Tematik Siklus III
Kegiatan pembelajaran tematik dengan menggunakan pendekatan
cooperative tipe TPS, secara umum sudah menunjukkan hasil yang optimal.
Hasil ini terlihat pada rata-rata pembelajaran
Perolehan nilai rata-rata peserta didik pada mata pelajaran bahasa
Indonesia adalah 90 dengan kualifikasi baik. Secara keseluruhan nilai rata-rata
peserta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah 91,15
dengan kualifikasi baik. Secara keseluruhan nilai rata-rata peserta didik pada
mata pelajaran matematika adalah 90,96 dengan kategori baik
Penilaian tindakan kelas yang dilaksanakan telah sesuai dengan tujuan
yang diharapkan, yakni peningkatan pembelajaran tematik dengan
menggunakan pendekatan cooperative tipe TPS di kelas III SD Negeri 06
Kampung Lapai Kecamatan Nanggalo dapat dilaksanakan dengan baik.
4. Refleksi Pembelajaran Siklus III
Refleksi pembelajaran meliputi tahap kegiatan awal, tahap kegiatan
inti, dan tahap kegiatan akhir. Ketiga tahap tersebut dapat dilihat pada uraian
berikut.
a. Refleksi Pembelajaran Tahap Kegiatan Awal
1) Peserta didik dalam mengemukakan pendapatnya terlihat berani dan
lebih percaya diri. Hal ini, disebabkan guru telah memberikan penguatan
dan motivasi kepada peserta didik agar mampu dengan baik
mengemukakan pendapatnya tentang topik
123
2) Dalam menjawab pertanyaan peserta didik tidak berebutan, peserta didik
sudah mengangkat tangannya untuk menjawab pertanyaan yang
disampaikan oleh guru.
b. Refleksi Pembelajaran Tahap Kegiatan Inti
1) Arahan yang diberikan guru kepada peserta didik untuk melakukan
kegiatan pengamatan dengan tenang dan tidak terburu-buru, membuat
sehingga peserta didik dapat melakukan dengan jelas tugas yang akan
dilaksanakannya
2) Proses membaca dan menyimak bacaan sudah dilakukan peserta didik
secara bergantian, semua peserta didik antusias dalam membaca dan
menyimak bacaan. Dengan keadaan ini membuat peserta mudah
memahami isi bacaan. Hal ini terjadi karena guru telah mengawasi
kegiatan peserta didik dalam membaca dan menyimak bacaan.
3) Petanyaan penuntun yang diberikan oleh guru, sudah terarah pada materi
dan pengalaman peserta didik, sehingga peserta didik mampu untuk
memberikan tanggapan.
4) Dalam mengemukakan hasil diskusinya guru telah memberikan waktu
kepada peserta didik untuk melaporkan hasil diskusinya.
c. Refleksi Pembelajaran Tahap Kegiatan Akhir
1) Penyimpulan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik telah
menggambarkan semua materi yang telah dipelajari. Hal ini didukung
oleh masukan dan bimbingan guru dalam membuat kesimpulan bersama
peserta didik
124
2) Pada proses pembuatan latihan, sebagian besar peserta didik telah
membuatnya sendiri dengan teliti dan semangat. Nilai yang di dapat
mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya
3) Model cooperative learning tipe TPS dapat meningkatkan pembelajaran
tematik. Dengan menggunakan model cooperative ini, peserta didik
mampu untuk bekerjasama, berani untuk mengeluarkan pendapat,
tanggap terhadap permasalahan yang ada dihadapannya, dan
mengahargai pendapat temannya
Berdasarkan hasil yang diperoleh peneliti selama dan sesudah
mengamati proses pembelajaran, selanjutnya disampaikan kepada guru.
Peneliti dan praktisi menganalisis dan membuat simpulan tentang hasil
tindakan yang dilaksanakan. Setelah melalui analisis dan melakukan refleksi
yang dilakukan bersama peneliti dan praktisi pada siklus III ditemukan
peningkatan. Peningkatan tersebut dilihat dari proses dan hasil pembelajaran
dari aspek guru maupun peserta didik. Sesuai dengan tujuan penelitian ini
maka tindakan pada siklus III sudah mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh
karena itu, disepakati bahwa penelitian tindakan pembelajaran dihentikan
pada siklus III.
B. Pembahasan
Pembahasan akan difokuskan pada peningkatan pembelajaran tematik
dengan model cooperative tipe TPS di kelas III SD Negeri 06 Kampung Lapai
Kecamatan Naggalo Padang. Pembahasan didasarkan pada teori yang berkaitan
125
dengan model koopertif tipe TPS, dan penerapannya dalam pembelajaran
tematik di kelas III. Pembahasannya dapat disajikan sebagai berikut.
1. Pembahasan Siklus I
Pembahasan hasil penelitian siklus I meliputi: peningkatan
pembelajaran tematik dengan model cooperative tipe TPS di kelas III SD
Negeri 06 Kampung Lapai Kecamatan Naggalo Padang pada tahap kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pembahasan hasil penelitian
peningkatan pembelajaran tematik dengan model cooperative tipe TPS
siklus I disajikan sebagai berikut:
a. Peningkatan pembelajaran tematik dengan pendekatan
cooperative learning tipe TPS pada tahap kegiatan awal di kelas III
SD Negeri 06 Kampung Lapai Kecamatan Naggalo Padang
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran peserta didik
telah berpasangan secara heterogen. Sesuai dengan yang disampaikan
oleh Yatim (2009:279) langkah dalam cooperative learning tipe TPS
adalah peserta didik diminta berpasangan dengan teman sebelahnya.
Guru membangkitkan skemata peserta didik untuk mengetahui materi
yang akan dipelajari.
Berkenaan dengan media pembelajaran yang digunakan guru
untuk membangkitkan skemata peserta didik, menanggapi keadaan
lingkungan sehat dan tidak sehat yang ada pada gambar telah disajikan
namun gambar yang disajikan kurang begitu jelas melalui infokus.
Namun, gambar yang disajikan berupa lingkungan sehat perlu
126
disesuaikan dengan keadaan yang idealnya. Untuk memancing dan
mendorong peserta didik untuk lebih mau mengemukakan pendapatnya.
b. Peningkatan pembelajaran tematik dengan pendekatan
cooperativelearning tipe TPS pada tahap kegiatan inti di kelas III
SD Negeri SD Negeri 06 Kampung Lapai Kecamatan Naggalo
Pelaksanaan pembelajaran pada tahap kegiatan inti dimulai guru
dengan meminta peserta didik mengamati lingkungan kantin dan
mencatatnya pada lembar pengamatan. Setelah peserta didik diminta
menceritakan hasil pengamatannya kepada pasangannya, karena peserta
didik belum terbiasa maka pelaksanaan belum terlaksana dengan baik.
Teks bacaan yang diberikan oleh guru kepada peserta didik
merupakan teks bacaan yang khusus dibuat untuk pembelajaran
tematik, di dalam teks bacaan tersebut terdapat beberapa materi
pelajaran yang dipadukan dari beberapa mata pelajaran yang diikat
dengan sebuah judul berkaitan dengan tema pembelajaran. Hal ini
sesuai dengan yang disampaikan oleh Rusman (2010:254)
“Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu
menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata
pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada peserta
didik.
Kegiatan pembelajaran selajutnya dilakukan oleh peserta didik
adalah menyampaikan hasil diskusinya ke depan kelas. Peserta didik
pada pembelajaran siklus I terlihat masih malu-malu dan takut untuk
menyampaikan hasil diskusinya dan saat memberikan tanggapan.
127
Peranan guru di sini sangat diharapkan untuk mendorong peserta didik
mau memberikan tanggapan. Hal ini bisa dilakukan guru dengan
memberikan motivasi dan reward.
c. Peningkatan pembelajaran tematik dengan pendekatan
cooperative learning tipe TPS pada tahap kegiatan akhir di kelas III
SD Negeri 06 Kampung Lapai
Pelaksanaan pembelajaran pada tahap kegiatan akhir, guru
mengajukan pertanyaan kepada peserta didik berhubungan dengan
materi pembelajaran dengan tujuan untuk menggiring dan memudahkan
peserta didik dalam membuat kesimpulan pembelajaran. Namun,
kegiatan ini belum dilakukan oleh guru, sehingga kesimpulan
pembelajaran belum terlaksana pada kegiatan pembelajaran siklus I ini.
Kesimpulan pembelajaran perlu dikakukan untuk mengetahui inti-inti
dari pembelajaran yang telah dilakukan.
Kegiatan selanjutnya guru memberikan penguatan-penguatan
terhadap materi pembelajaran kepada peserta didik. Penguatan terhadap
materi pembeljaaran masih terlihat kurang diberikan oleh guru, dengan
demikian pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran
menjadi belum lengkap.
Guru selanjutnya memberikan latihan yang bersifat individu
berupa soal dalam bentuk essay, yang terdiri dari mata pelajaran bahasa
Indonesia 69, IPA 68, matematikan nilai rata-rat 67,5. Berdasarkan
nilai yang di dapat, pembelajaran siklus I tingkat keberhasilnya masih
dalam kualifikasi kurang.
128
2. Pembahasan Siklus II
Pembahasan hasil penelitian siklus II meliputi: peningkatan
pembelajaran tematik dengan model cooperative tipe TPS di kelas III SD
Negeri 06 Kampung Lapai pada tahap kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan akhir. Pembahasan hasil penelitian peningkatan pembelajaran
tematik dengan model cooperative tipe TPS siklus II disajikan sebagai
berikut:
a. Peningkatan pembelajaran tematik dengan pendekatan
cooperative learning tipe TPS pada tahap kegiatan awal di kelas III
SD Negeri 06 Kampung Lapai
Sesuai dengan yang disampaikan oleh Yatim (2009:279)
langkah dalam cooperative learning tipe TPS adalah peserta didik
diminta berpasangan dengan teman sebelahnya. Guru membangkitkan
skemata peserta didik untuk mengetahui materi yang akan dipelajari.
Media yang digunakan guru sudah terlihat bagus, sudah sesuai dengan
materi. Peserta didik sudah mampu menjawab pertanyaan dari guru.
b. Peningkatan pembelajaran tematik dengan pendekatan
cooperative learning tipe TPS pada tahap kegiatan inti di kelas III
SD Negeri SD Negeri 06 Kampung Lapai Kecamatan Naggalo
Pelaksanaan pembelajaran pada tahap kegiatan inti dimulai guru
dengan meminta peserta didik mengamati halaman sekolah dan
mencatatnya pada lembar pengamatan. Saat mengamati halaman
sekolah peserta didik sangat bersemangat, namun waktu yang
digunakan kurang sehingga pengamatan yang dilakukan peserta didik
terbatas. Ini disesbabkan karena halaman sekolah sangat luas. Setelah
129
peserta didik mengamati halam sekolah, peserta didik diminta
menceritakan hasil pengamatannya kepada pasangannya.
Kegiatan pembelajaran selajutnya dilakukan oleh peserta didik
adalah menyampaikan hasil diskusinya ke depan kelas. Peserta didik
sudah mulai berani menyampaikan hasil diskusinya, namun ketika
menanggapi hasil diskusi temannya peserta didik masih malu-malu.
c. Peningkatan pembelajaran tematik dengan pendekatan
cooperative learning tipe TPS pada tahap kegiatan akhir di kelas III
SD Negeri 06 Kampung Lapai
Pelaksanaan pembelajaran pada tahap kegiatan akhir, guru
mengajukan pertanyaan kepada peserta didik berhubungan dengan
materi pembelajaran dengan tujuan untuk menggiring dan memudahkan
peserta didik dalam membuat kesimpulan pembelajaran. Guru telah
mengajukan pertanyaan tentang materi pembelajaran, tetapi belum
menggambarkan semua materi pembelajaran yang dipelajari, sehingga
kesimpulan yang dibuat pada siklus II belum lengkap.
Kegiatan selanjutnya guru memberikan penguatan-penguatan
terhadap materi pembelajaran kepada peserta didik. Penguatan terhadap
materi pembelajaran pada siklus II ini sudah lebih banyak diberikan
oleh guru dari pada pembelajaran siklus I.
Guru selanjutnya memberikan latihan yang bersifat individu
berupa soal dalam bentuk essay, yang terdiri dari mata pelajaran bahasa
Indonesia adalah 73,26 dengan kualifikasi cukup. Secara keseluruhan
nilai rata-rata peserta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam
130
(IPA) adalah 70,76 dengan kualifikasi cukup. Secara keseluruhan nilai
rata-rata peserta didik pada mata pelajaran matematika adalah 70,57
dengan kategori cukup.
3. Pembahasan Siklus III
Pembahasan hasil penelitian siklus III meliputi: peningkatan
pembelajaran tematik dengan model cooperative tipe TPS di kelas III SD
Negeri 06 Kampung Lapai pada tahap kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan akhir. Pembahasan hasil penelitian peningkatan pembelajaran
tematik dengan model cooperative tipe TPS siklus III disajikan sebagai
berikut:
a. Peningkatan pembelajaran tematik dengan pendekatan
cooperative learning tipe TPS pada tahap kegiatan awal di kelas III
SD Negeri 06 Kampung Lapai Kecamatan Nanggalo
Sesuai dengan yang disampaikan oleh Yatim (2009:279)
langkah dalam cooperative learning tipe TPS adalah peserta didik
diminta berpasangan dengan teman sebelahnya. Guru membangkitkan
skemata peserta didik untuk mengetahui materi yang akan dipelajari.
Media pembelajaran yang digunakan guru untuk
membangkitkan skemata peserta didik, menanggapi keadaan
lingkungan sehat dan tidak sehat yang ada pada gambar telah disajikan
dengan baik. Gambar yang disajikan sudah bagus, jelas, dan
ditampilkan melalui infokus.
131
b. Peningkatan pembelajaran tematik dengan pendekatan
cooperative learning tipe TPS pada tahap kegiatan inti di kelas III
SD Negeri 06 Kampung Lapai Kecamatan Naggalo Padang
Setiap pasangan ditugaskan untuk mengamati keadaan
lingkungan di luar sekolah dan mencatat hasil pengamatan dalam
lembar kerja kelompok. Sebelum peserta didik mengamati lingkungan
sekolah, peserta didik diberikan arahan yang jelas tentang tugas yang
akan dilakukannya. Peserta didik diantaranya mengamati lingkungan di
sebelah sekolah dan di belakang sekolah.
Waktu yang diberikan guru sangat cukup bagi peserta didik,
setelah selesai melakukan pengamatan peserta didik menyampaikan
hasil pengamatannya kepada pasngannya. Guru meminta peserta didik
menyampaikan hasil diskusinya ke depan kelas, dengan bersemangat
peserta didik langsung menunjuk tangan dan teman yang lain mau
menanggapi hasil dari diskusi temannya.
c. Peningkatan pembelajaran tematik dengan pendekatan
cooperative learning tipe TPS pada tahap kegiatan akhir di kelas
III SD 06 Kampung Lapai Kecamatan Naggalo Padang
Pelaksanaan pembelajaran pada tahap kegiatan akhir, guru
mengajukan pertanyaan kepada peserta didik berhubungan dengan
materi pembelajaran dengan tujuan untuk menggiring dan memudahkan
peserta didik dalam membuat kesimpulan pembelajaran. Guru telah
mengajukan pertanyaan tentang materi pembelajaran. Pertanyaan yang
diajukan guru telah menggambarkan semua materi pembelajaran yang
132
dipelajari, sehingga kesimpulan yang dibuat pada siklus II menjadi
lengkap.
Kegiatan selanjutnya guru memberikan penguatan-penguatan
terhadap materi pembelajaran kepada peserta didik. Penguatan terhadap
materi pembelajaran pada siklus III ini sudah lebih banyak diberikan
oleh guru dari pada pembelajaran siklus II.
Guru selanjutnya memberikan latihan yang bersifat individu
berupa soal dalam bentuk essay, yang terdiri dari mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Matematika, dan IPA. Rata-rata nilai mata pelajaran bahasa
Indonesia adalah 90 dengan kualifikasi baik. Secara keseluruhan nilai
rata-rata peserta didik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA)
adalah 91,15 dengan kualifikasi baik. Berdasarkan nilai yang diperoleh
pada pembelajaran siklus III ini menggambarkan adanya peningkatan
hasil pembelajaran siklus III dibanding siklus II dengan kualifikasi nilai
baik.
133
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
Simpulan, implikasi, dan saran berkaitan dengan peningkatan
pembelajaran tematik dengan model cooperative tipe TPS pada tahap kegiatan
awal di kelas III SD Negeri 06 Kampung Lapai Kecamatan Naggalo dikemukakan
sebagai berikut :
A. Simpulan
1. Peningkatan pembelajaran tematik dengan pendekatan cooperative
learning tipe TPS pada tahap kegiatan awal di kelas III SD Negeri 06
Kampung Lapai Kecamatan Naggalo
Pelaksanaan pembelajaran tematik pada kegiatan awal mengalami
peningkatan dengan menggunakan model cooperative tipe TPS. Hal ini
dapat diketahui dari kemampuan peserta didik dalam mengetahui materi
yang akan dipelajari. Pada siklus I, guru dalam membangkitkan skemata
peserta didik belum terlihat maksimal, guru belum memberikan
pertanyaan yang berhubungan dengan materi dan cerita yang
disampaikan guru. Pada siklus II dan siklus III dalam membangkitkan
skemata dan saat menjelaskan materi guru sudah mengajukan pertanyaan
yang sesuai.
2. Peningkatan pembelajaran tematik dengan pendekatan cooperative
learning tipe TPS pada tahap kegiatan inti di kelas III SD Negeri 06
Kampung Lapai
Terjadinya peningkatan pembelajaran tematik dengan model
cooperative tipe TPS pada tahap kegiatan inti. Hal ini dapat diketahui
saat mengamati langsung keadaan lingkungan baik kanti sekolah, halam
133
134
sekolah, maupun halaman diluar sekolah. Pada siklus I, peserta didik
masih marasa malu dalam mengemukakan pengalamannya, terlihat
bingung ketika mengisi lembaran pengamatan, dan masih terlihat takut
untuk mengemukakan pendapatnya. Sedangkan pada siklus II peserta
didik sedikit merasa malu dalam mengemukakan pengalamannya, tidak
terlihat bingung ketika mengisi lembaran pengamatan karena telah diberi
arahan oleh guru, dan terlihat ragu-ragu atau kurang percaya diri untuk
mengemukakan pendapatnya. Namun, pada siklus III, peserta didik
peserta didik tidak merasa malu-malu lagi dan lebih berani dalam
mengemukakan pengalamannya, terlihat sungguh-sungguh dan paham
dalam mengisi lembaran pengamatan karena telah diberi arahan yang
jelas oleh guru, tidak terlihat ragu-ragu dan lebih percaya diri untuk
mengemukakan pendapatnya.
3. Peningkatan pembelajaran tematik dengan pendekatan cooperative
learning tipe TPS pada tahap kegiatan akhir di kelas III SD Negeri
06 Kampung Lapai
Meningkatnya pembelajaran tematik pada kegiatan akhir dengan
menggunakan model cooperative tipe TPS. Hal ini dapat diketahui dari
kemampuan peserta didik dalam membuat kesimpulan pembelajaran dan
hasil latihan yang dibuat oleh peserta didik. Kesimpulan belum dilakukan
oleh peserta didik pada siklus I, karena guru belum mengarahkan dan
menggiring peserta didik dengan pertanyaan yang memudahkan peserta
didik membuat kesimpulan. Pada siklus II, peserta didik telah membuat
kesimpulan pembelajaran, namun belum mencakup kepada semua materi
135
pembelajaran. Pada siklus III, peserta didik menyimpulkan pembelajaran
bersama guru dan telah mencakup semua materi pembelajaran yang
dipelajari. Hasil latihan yang dikerjakan peserta didik pada siklus I masih
dalam kualifikasi nilai kurang. Pada siklus II, sudah dalam kualisikasi
nilai cukup. Sedangkan pada siklus III, sudah dalam kualifikasi baik.
B. Implikasi
Penelitian tindakan kelas ini merupakan salah satu upaya guru agar
dapat memecahkan permasalahan pembelajaran, yaitu meningkatkan
pembelajaran tematik dengan model cooperative tipe TPS di kelas III SD.
Hal ini setidaknya dapat dijadikan salah satu alternatif untuk pertimbangan
penelitian selanjutnya.
Berdasarkan hasil penelitian, dipaparkan beberapa temuan yang
menyangkut pembelajaran tematik yang mencakup tahap kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir
1. Peningkatan pembelajaran tematik dengan pendekatan cooperative
learning tipe TPS pada tahap kegiatan awal di kelas III SD Negeri 06
Kampung Lapai Kecamatan Naggalo
Pelakasanaan pembelajaran pada tahap kegiatan awal dimulai
dengan membangkitkan skemata peserta didik. Kegiatan ini dilakukan
guru dengan cara bercerita dan menghubungkannya dengan materi atau
topik pelajaran. Sebelum pelaksanaan pembelajaran peserta didik telah
dibentuk dalam pasangan secara heterogen untuk mengamati langsung
keadaan lingkungan (kantin sekolah/ halaman sekolah/ halam luar
sekolah) dan mencatata hasil pengamatan dalam lembar pengamatan.
136
2. Peningkatan pembelajaran tematik dengan pendekatan cooperative
learning tipe TPS pada tahap kegiatan inti di kelas III SD Negeri 06
Kampung Lapai Kecamatan Nanggalo
Pelaksanaan pembelajaran pada tahap kegiatan inti dilakukan guru
dengan melakukan pengamatan dan melakukan diskusi dengan
pasangannya. Setelah selesai melakukan pengamatan peserta didik
diminta menyampaikan hasil pengamatannya ke depan kelas. Peserta
didik selanjutnya menanggapi isi bacaan. Kemudian peserta didik
melakukan tanya jawab bersama guru tentang isi bacaan yang
berhubungan dengan penghitungan.
3. Peningkatan pembelajaran tematik dengan pendekatan cooperative
learning tipe TPS pada tahap kegiatan akhir di kelas III SD Negeri
06 Kampung Lapai Kecamatan Nanggalo
Pelaksanaan pembelajaran pada tahap kegiatan akhir adalah guru
mengajukan pertanyaan berhubungan dengan materi pembelajaran yang
telah dipelajari dengan tujuan menggiring peserta didik untuk mudah
membuat kesimpulan. Dengan langkah ini, peserta didik memiliki
gambaran untuk membuat kesimpulan pembelajaran. Kegiatan
berikutnya, peserta didik mendengarkan penguatan materi pembelajaran
yang disampaikan oleh guru untuk meluruskan persepsi peserta didik
yang kurang tepat. Selanjutnya peserta didik mengerjakan
latihan/evaluasi yang diberikan oleh guru dalam bentuk essay yang
meliputi mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA. Latihan
ini dikerjakan pada lembaran kerja yang diberikan oleh guru.
137
C. Saran
Berdasarkan hasil simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka
dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan sebagai salah
satu alternatif pembelajaran tematik di SD, yaitu :
1. Peningkatan pembelajaran tematik dengan pendekatan cooperative
learning tipe TPS pada tahap kegiatan awal di kelas III SD Negeri
06 Kampung Lapai Kecamatan Naggalo
a. Disarankan agar guru perlu membangkitkan skemata peserta didik di
awal pembelajaran, diantaranya melalui pengamatan dan bernyanyi,
sesuai dengan materi pembelajaran yang akan diberikan. Hal ini
bertujuan untuk memberikan kemudahan dan ketertarikan kepada
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran selanjutnya.
b. Agar guru memberikan arahan atau petunjuk yang jelas tentang
tugas/kegiatan yang akan dilakukan peserta didik, sehingga peserta
didik tidak mengalami keraguan dalam menyelesaikan tugasnya.
2. Peningkatan pembelajaran tematik dengan pendekatan cooperative
learning tipe TPS pada tahap kegiatan inti di kelas III SD Negeri 06
Kampung Lapai Kecamatan Naggalo
a. Disarankan guru untuk membimbing peserta didik saat melakukan
diskusi dan melaporkan hasil diskusinya ke depan kelas
b. Disarankan guru untuk membimbing dan mengawasi peserta didik
kegiatan membaca dan menyimak bacaan, agar peserta didik dapat
mudah memahami isi bacaan yang dibaca atau disimaknya
c. Agar guru melatih kemampuan peserta didik dalam memahami soal
cerita yang ada dalam mata pelajaran matematika dan mebiasakan
138
peserta didik menyelesaikan soal cerita dengan menggunakan
komponen diketahui, ditanya, dan dijawab sehingga lebih terstruktur.
Dengan demikian peserta didik terhindar dari kesalah pahaman dari
maksud soal yang selama ini sering dialami pesrta didik.
d. Agar guru membiasakan dan memotivasi peserta didik untuk mau
tampil ke depan melaporkan hasil tugasnya, sehingga peserta didik
terbiasa tampil di depan umum
3. Peningkatan pembelajaran tematik dengan pendekatan cooperative
learning tipe TPS pada tahap kegiatan akhir di kelas III SD Negeri
06 Kampung Lapai Kecamatan Naggalo
a. Agar guru menggiring peserta didik dengan pertanyaan penuntun
tentang materi pembelajaran yang sudah dipelajari, sehingga peserta
didik mudah dalam menyimpulkan pembelajaran
b. Agar guru memberikan latihan yang soalnya mewakili seluruh bagian
materi yang sudah dipelajari peserta didik, sehingga guru dapat
mengetahui tingkat kemampuan peserta didik.
139
DAFTAR RUJUKAN
BNSP. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Depdiknas
Nani Sutardi. 2007. Pembaharuan dalam PBM di SD. Bandung : UPI PRESS
Etin Solihatin. 2007. Cooperative learning Analisis Pendekatan Pembelajaran
IPS. Jakarta: Bumi Aksara
Farida Rahim. 2008. Pengajaran Membaca di SD. Jakarta : Bumi Aksara
Igak Wardani. 2007. Materi Pokok Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Universitas Terbuka
Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : PT. Raja
Grasindo Persada
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Gravindo Persada.
Masnur Muslich. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Jakarta: bumi Aksara
Mahmuddin. 2009. Strategi Cooperative learning (cooperative learning).
(http://mahmuddin.wordpress./2009/12/23pembelajaran-cooperative-tipe-
think-pair-share-tps.com) Diakses tanggal 3 Mai 2012
Mc Niff. 1992. Action Research. Principle and Pratice USA and Canada:
Routledge.
Mohammad Nur. 2005. Cooperative learning. Jawa Timur: LPMP
Muhfida. 2011. Pembelajaran-cooperative learning. http://www.muhfida.com
diakses 10 Mai 2012
Mulyasa. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nur Asma. 2008. Pendekatan Cooperative learning. Padang: UNP Press
140
Nurhadi, dkk. (2003). Pembelajaran Kontekstual Dan Penerapannya dalam KBK.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Rusman. 2010. Pendekatan-Pendekatan Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sugiyanto. 2009. Pendekatan Pendekatan Pembelajaran Inovatif. Surakarta :
Mata Padi Presindo
Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Akarsa
Hendry Guntur Tarigan. 1994. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung : PT.Angkasa.
Trianto. 2010. Pendekatan Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara
Trianto. 2010.Mendesain Pendekatan-Pendekatan Pembelajaran Inovatif-
Progresif, Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Kencana
Yatim Riyanto. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi
Pendidikan dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan
Berkualitas. Jakarta : Kencana Prenada Group
141
Lampiran 1
Jaringan Tema
Membaca
3.2 Menjelaskan isi teks (100-150 kata) melalui
membaca intensif
3.2.1 Membaca teks bacaan dalam hati
denganmenggunakan teknik membaca intensif
3.2.2 Menjawab pertanyaaan berdasarkan teks yang
sudah dibaca dengan teknik membaca intensif
3.2.3 Menjelaskan isi teks berdasarkan teks yang telah
dibaca dengan teknik membaca intensif
LINGKUNGAN
Matematika
1.2 Melakukan penjumlahan dan
pengurangan tiga angka
1.2.1 Menentukan hasil penjumlahan
bilangan tiga angka dengan cara
bersusun pendek tanpa teknik
menyimpan
1.2.2 Menetukan hasil penjumlahan
bilangan tiga angka menggunakan
cara bersusun pendek dengan
teknik menyimpan
1.2.3 Menemukan hasil pengurangan
cara bersusun pendek dengan
teknik meminjam
IPA
2.1. Membedakan ciri-ciri lingkungan
sehat dan lingkungan tidak sehat
berdasarkan pengamatan
2.1.1. Menyebutkan keadaan lingkungan
sehat yang ada dalam media gambar
2.1.2. Menyebutkan keadaan lingkungan
tidak sehat yang ada pada media
gambar
2.1.3. Mengamati keadaan lingkungan kantin
sekolah
2.1.4. Melaporkan hasil pengamatan tentang
keadaan lingkungan kantin
2.1.5. Menyebutkan ciri-ciri lingkungan
sehat
2.1.6. Menyebutkan ciri-ciri lingkungan
tidak sehat
142
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SDSN 06 Kampung Lapai
Tema : Lingkungan
Sub Topik : Lingkungan Kantin Sekolah
Kelas : III/1
Tanggal : 12 – 13 Januari 2013
Alokasi Waktu : 5 x 35 menit
I. Standar Kompetensi
Bahasa Indonesia
1. Memahami teks dengan membaca nyaring, membaca intensif, dan
membaca dongeng
Matematika
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
IPA
2. Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan
dan upaya menjaga kesehatan lingkungan
II. Kompetensi Dasar
Bahasa Indonesia
3.2 Menjelaskan isi teks (100-150 kata) melalui membaca intensif
Matematika
1.2 Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka
143
IPA
2.1 Membedakan ciri-ciri lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat
berdasarkan pengamatan
III. Indikator
Bahasa Indonesia
3.2.1 Membaca teks bacaan dalam hati dengan menggunakan teknik
membaca intensif
3.2.2 Menjawab pertanyaaan berdasarkan teks yang sudah dibaca dengan
teknik membaca intensif
3.2.3 Menjelaskan isi teks berdasarkan teks yang telah dibaca dengan teknik
membaca intensif
Matematika
1.2.1 Menjelaskan cara menjumlahkan bilangan tiga angka dengan cara
bersusun pendek tanpa teknik menyimpan
1.2.2 Menjumlahan bilangan tiga angka dengan menggunakan cara
bersusun pendek dengan teknik menyimpan
1.2.3 Menjelaskan cara pengurangan bilangan tiga angka dengan cara teknik
meminjam
1.2.2 Mengurangkan bilangan tiga angka dengan cara teknik meminjam
IPA
2.1.1. Menyebutkan keadaan lingkungan sehat yang ada dalam media
gambar
144
2.1.2. Menyebutkan keadaan lingkungan tidak sehat yang ada pada media
gambar
2.1.3. Mengamati keadaan lingkungan kantin sekolah
2.1.4. Mendiskusikan hasil pengamatan tentang keadaan lingkungan kantin
2.1.5. Menyebutkan ciri-ciri lingkungan sehat
2.1.6. Menyebutkan ciri-ciri lingkungan tidak sehat
IV. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan I
1. Dengan penjelasan yang disampaikan, peserta didik dapat mengetahui
materi yang akan dipelajari dengan tekun (bahasa Indonesia)
2. Dengan media gambar, peserta didik diminta berpikir tentang materi
yang akan dipelajari dengan serius (IPA)
3. Dengan pergi ke kantin sekolah, peseta didik dapat mengamati kedaan
kantin sekolah dengan tertib (IPA)
4. Dengan pengamatan, peserta didik dapat mendiskusikan hasil
pengamatannya dengan pasangannya dengan benar (IPA)
5. Dengan teman sebangkunya, peserta didik saling mengutarakan hasil
diskusinya mengenai lingkungan sehat yang ada pada media gambar
(IPA)
6. Dengan teman sebangkunya, peserta didik saling mengutarakan hasil
diskusinya mengenai lingkungan tidak sehat yang ada pada media
gambar (IPA)
145
7. Dengan membaca teks bacaan, peserta didik dapat membaca dalam
hati teks bacaan dengan benar (bahasa Indonesia)
8. Berdasarkan teks yang sudah dibaca, peserta didik dapat menjawab
pertanyaan dengan benar (bahasa Indonesia)
Pertemuan II
9. Dengan diskusi kelas, peserta didik dapat mengutarakan hasil diskusi
dengan teman sebangkunya di depan peserta didik yang lain dengan
benar (IPA, bahasa Indonesia)
10. Dengan penjelasan, peserta didik dapat mendengarkan pengarahan
yang belum diungkapkan guru dengan serius
11. Berdasarkan teks yang telah dibaca, peserta didik dapat menjelaskan
isi teks tersebut dengan bahasanya sendiri secara tepat (bahasa
Indonesia)
12. Dengan contoh yang disampaikan guru, peserta didik dapat
menjelaskan penjumlahan bilangan tiga angka dengan cara bersusun
pendek tanpa teknik menyimpan dengan benar (matematika)
13. Dengan penugasan, peserta didik dapat menentukan hasil penjumlahan
bilangan tiga angka menggunakan cara bersusun pendek dengan
teknik menyimpan dengan benar (matematika)
14. Dengan contoh yang disampaikan guru, peserta didik dapat
menjelaskan pengurangan bilangan tiga angka dengan cara teknik
meminjam dengan benar (matematika)
146
15. Dengan penugasan, peserta didik dapat menentukan hasil pengurangan
bilangan tiga angka dengan cara teknik meminjam dengan benar
(matematika)
V. Materi Pembelajaran
Donat yang Terjatuh
Siang itu, ketika bel istirahat berbunyi, Rika membuka tasnya dan
tercengang mendapatkan tasnya yang tidak berisi bekal yang biasanya ia bawa.
Perasaan, tadi pagi ia memasukkan nasi goreng yang dimasak Ibunya itu ke dalam
tas. Namun, tiba-tiba tas Rika kosong. Rika bingung dimana ia mesti mencari
bekalnya.
Rika benar-benar bingung, dirogoh sakunya, ia sama sekali tidak
membawa uang jajan. Kebiasaannya menabung jajanya di celengan membuat ia
sama sekali tidak pernah belanja di kantin sekolah. Tapi kali ini, karena bekal
yang biasa dibawa setiap hari tinggal, Rika terpaksa menahan laparnya. Padahal ia
benar-benar lapar bukan main.
“Kenapa kamu Rik?” ujar Tasya yang tiba-tiba datang ke dalam kelas mengampiri
Rika yang masih duduk di kursinya.
“Tidak apa-apa kok,” jawab Rika.
“Kamu tidak makan?” tanya Tasya lagi.
“Itu, bekal aku lupa,” jawab Rika terbata-bata.
Tasya langsung saja menarik Rika ke kantin sekolah. Di kantin ramai
sekali. Rika memang jarang sekali belanja di kantin karena ia selalu membawa
bekal. Ketika sampai di kantin, Tasya langsung mengambil donat rasa coklat.
“Berapa Bu” tanya Rika kepada penjual kantin.
“Donat coklatnya enam ratus,” jawab Ibu kantin.
Rika langsung menyerahkan uang seribu kepada ibu kantin. Karena panik
banyak pembeli, ibu kantin menyerahkan tiga uang seratusan dan satu uang dua
ratusan kepada Rika. Rika langsung menghitung uangnya, perasaannya ada yang
beda.
147
“Kalau satu donat enam ratus, dengan uang seribu, kembaliannya berapa ya?”
tanya Rika kepada Tasya.
“empat ratus,” jawab Tasya.
“Berarti ini kelebihan seratus,” ujar Rika.
Ketika kembali mengembalikan uang kembalian yang berlebih, tiba-tiba
Tasya ditabrak oleh Rian, anak paling nakal di kelasnya. Karena terbarak begitu
keras, donat di tangan Rika pun tumpah.
“Kalau jalan lihat-lihat, jangan sembarangan. Ganti Rugi.” bentak Tasya.
“Maaf aku tidak lihat,” jawab Rian sambil berlari meninggalkan Tasya.
Donat coklat yang dibeli Tasya tentu saja berserakan di kantin sekolah.
Tasya lantas mengomel karena tidak punya uang lagi membeli makanan.
Sementara itu, Rika yang melihat kejadian itu lantas menghampiri Rika dan
mengambil sapu yang ada di sudut kantin dan mulai membesihkan coklat yang
berserakan di lantai kantin sekolah.
“Tidak usah dibersihkan bukan salah kita,” kata Tasya sambil mengambil sapu
dari tangan Rika.
“Ia, tapi yang punya donatkan kita,” jawab Rika.
“Yang menjatuhkan donatkan Rian. Suruh saja dia bersihkan sendiri. Lagian kan
tugasnya yang punya kantin, kalau kotor kan penjaga kantin yang membersihkan,”
ujar Tasya lagi.
“Apa salahnya kita membantu. Lingkungan kantin sekolah ini kan punya kita
juga. Kalau ada yang kotor kita juga mesti bertanggung jawab. Apalagi kotornya
juga gara-gara kita,” jawab Rika sembari terus membersihkan donat yang
berantakkan.
Mendengar jawaban Rika, Tasya pun tercenggang. Ia segera membantu
Rika membersihkan lantai yang berserakkan dan memasukkannya ke tong sampah
yang ada di kantin itu. Selesai membersihkan, penjaga kantin sekolah pun
menghampiri mereka sambil membawa dua danat.
“Makasih ya Nak, mau membantu membersihkan kantin sekolah. Tadi ibu tidak
sempat membersihkan karena banyak yang jajan. Ambil saja donat ini, anggap
mengganti donat yang jatuh tadi,” kata Ibu penjaga kantin. (*)
148
VI. Metode pembelajaran
Pendekatan : TPS
1. Menyampaikan materi yang ingin dicapai
2. Berpikir tentang materi yang disampaikan secara
individual,
3. Berpasangan dengan teman sebelahnya dan
mengutarakan hasil pemikiran masing-masing tentang
topiknya tadi,
4. Tiap kelompok pasangan mengemukakan hasil
diskusinya untuk berbagi jawaban (Share) dengan
seluruh peserta didik di kelas,
5. Mengarahkan pembicaraan pada materi yang belum
diungkapkan para peserta didik,
6. Memberi kesimpulan
7. Penutup
Metode : penugasan, tanya jawab, diskusi kelompok
VII. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
a. Kegiatan Awal (+ 10 menit)
1. Membangkitkan skemata peserta didik dengan cara bercerita
tentang sakit perut akibat tidak menjaga kesehatan makanan.
2. Mengajak peserta didik bernyanyi “Sebelum kita makan”
Eksplorasi
3. Dengan penjelasan yang disampaikan, peserta didik dapat
mengetahui materi yang akan dipelajari dengan tekun (fase 1)
b. Kegiatan Inti (+ 150 menit)
4. Peserta didik berpikir tentang materi yang akan dipelajari (fase 2)
Elaborasi
5. Peserta didik memperhatikan media gambar lingkungan sehat dan
tidak sehat yang dipajang guru
149
6. Peserta didik pergi ke kantin sekolah didampingi oleh guru untuk
memperhatikan keadan kantin.
7. Peserta didik mendiskusikan hasil laporannya dengan pasangan
8. Peserta didik berdiskusi dengan teman sebangkunya untuk saling
mengutarakan hasil pemikirannya mengenai lingkungan sehat dan
lingkungan tidak sehat (fase 3)
9. Peserta didik mendapatkan teks yang telah dibagikan guru
10. Masing-masing peserta didik membaca teks dalam hati
11. Peserta didik dapat menjelaskan isi teks tersebut dengan bahasa
sendiri
12. Peserta didik dapat menjawab pelatihan 1
Pertemuan II
13. Setiap pasangan mengutarakan hasil diskusi dengan teman
sebangkunya di depan kelas (fase 4)
14. Peserta didik yang lain menanggapi hasil yang disampaikan
temannya didampingi oleh guru
15. Guru mengarahkan pembicaraan pada materi yang belum
diungkapkan peserta didik (fase 5)
16. Peserta didik memperhatikan guru menjelaskan penjumlahan
bilangan tiga angka dengan cara bersusun pendek dengan teknik
tanpa menyimpan
150
17. Peserta didik memperhatikan guru menjelaskan penjumlahan
bilangan tiga angka dengan cara bersusun pendek dengan teknik
menyimpan
18. Peserta didik memperhatikan guru menjelaskan pengurangan
bilangan tiga angka dengan cara teknik meminjam
19. Peserta didik memperhatikan guru menjelaskan hasil pengurangan
bilangan tiga angka dengan cara teknik meminjam
c. Kegiatan Akhir (+ 15 menit)
Konfirmasi
20. Peserta didik bersama dengan guru menyimpulkan pelajaran (fase
6)
21. Guru memperikan evaluasi kepada peserta didik (fase 7)
VIII. Media dan Sumber
1. Gambar lingkungan kantin sekolah
2. Teks bacaan
IX. Penilaian
1. Penilaian proses : Akhir proses
2. Jenis Penilaian : Tes
3. Bentuk penilaian : Objektif dan isian
4. Alat/ Instrumen : Soal dan kunci jawaban
Padang, November 2012
Peneliti
Media Oktavani
151
Lembar Pengamatan
Nama : ............................................................
Kelas/ Semester : ............................................................
Hari/ Tanggal Pengamatan : ............................................................
Amatilah keadan kantin sekolah dan tuliskanlah hasil pengamatanmu di bawah
ini:
1. .............................................................................................................................
2. .............................................................................................................................
3. .............................................................................................................................
4. .............................................................................................................................
5. .............................................................................................................................
Kesimpulan:
152
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
LINGKUNGAN SEHAT DAN LINGKUNGAN TIDAK SEHAT
I. Tujuan
Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri lingkungan sehat dan lingkungan
tidak sehat
II. Bahan diskusi
1. Untuk memudahkan kamu melakukan diskusi bacalah paragraf berikut!
Lingkungan yang dibutuhkan adalah lingkungan sehat. Yaitu
lingkungan yang bersih, nyaman, dan indah. Bagaimana jika lingkungan
kita tidak sehat? Tentu saja tidak menyenangkan. Lingkungan yang
tercemar tempatnya kotor dan rusak. Sampah merupakan salah satu
penyebab pencemaran. Pencemara itu dapat terjadi di semua lingkungan.
Apabila ini dibiarkan akan berdampak buruk terhadap kesehatan.
2. Diskusikanlah dalam kelompokmu ciri-ciri lingkungan sehat dan tidak
sehat pada kantin sekolah!
3. Apakah akibat yang ditimbulkan dari lingkungan kantin yang tidak sehat
itu!
4. Tulislah hasil diskusi pada tabel di bawah ini!
No Ciri-ciri Lingkungan Kantin
yang Sehat
Ciri-ciri Lingkungan Kantin yang
tidak Sehat
III. Kesimpulan
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………
153
Teks Bacaan
Donat yang Terjatuh
Siang itu, ketika bel istirahat berbunyi, Rika membuka tasnya dan
tercengang mendapatkan tasnya yang tidak berisi bekal yang biasanya ia bawa.
Perasaan, tadi pagi ia memasukkan nasi goreng yang dimasak Ibunya itu ke dalam
tas. Namun, tiba-tiba tas Rika kosong. Rika bingung dimana ia mesti mencari
bekalnya.
Rika benar-benar bingung, dirogoh sakunya, ia sama sekali tidak
membawa uang jajan. Kebiasaannya menabung jajanya di celengan membuat ia
sama sekali tidak pernah belanja di kantin sekolah. Tapi kali ini, karena bekal
yang biasa dibawa setiap hari tinggal, Rika terpaksa menahan laparnya. Padahal ia
benar-benar lapar bukan main.
“Kenapa kamu Rik?” ujar Tasya yang tiba-tiba datang ke dalam kelas mengampiri
Rika yang masih duduk di kursinya.
“Tidak apa-apa kok,” jawab Rika.
“Kamu tidak makan?” tanya Tasya lagi.
“Itu, bekal aku lupa,” jawab Rika terbata-bata.
Tasya langsung saja menarik Rika ke kantin sekolah. Di kantin ramai
sekali. Rika memang jarang sekali belanja di kantin karena ia selalu membawa
bekal. Ketika sampai di kantin, Tasya langsung mengambil donat rasa coklat.
“Berapa Bu” tanya Rika kepada penjual kantin.
“Donat coklatnya enam ratus,” jawab Ibu kantin.
Rika langsung menyerahkan uang seribu kepada ibu kantin. Karena panik
banyak pembeli, ibu kantin menyerahkan tiga uang seratusan dan satu uang dua
ratusan kepada Rika. Rika langsung menghitung uangnya, perasaannya ada yang
beda.
“Kalau satu donat enam ratus, dengan uang seribu, kembaliannya berapa ya?”
tanya Rika kepada Tasya.
“empat ratus,” jawab Tasya.
“Berarti ini kelebihan seratus,” ujar Rika.
154
Ketika kembali mengembalikan uang kembalian yang berlebih, tiba-tiba
Tasya ditabrak oleh Rian, anak paling nakal di kelasnya. Karena terbarak begitu
keras, donat di tangan Rika pun tumpah.
“Kalau jalan lihat-lihat, jangan sembarangan. Ganti Rugi.” bentak Tasya.
“Maaf aku tidak lihat,” jawab Rian sambil berlari meninggalkan Tasya.
Donat coklat yang dibeli Tasya tentu saja berserakan di kantin sekolah.
Tasya lantas mengomel karena tidak punya uang lagi membeli makanan.
Sementara itu, Rika yang melihat kejadian itu lantas menghampiri Rika dan
mengambil sapu yang ada di sudut kantin dan mulai membesihkan coklat yang
berserakan di lantai kantin sekolah.
“Tidak usah dibersihkan bukan salah kita,” kata Tasya sambil mengambil sapu
dari tangan Rika.
“Ia, tapi yang punya donatkan kita,” jawab Rika.
“Yang menjatuhkan donatkan Rian. Suruh saja dia bersihkan sendiri. Lagian kan
tugasnya yang punya kantin, kalau kotor kan penjaga kantin yang membersihkan,”
ujar Tasya lagi.
“Apa salahnya kita membantu. Lingkungan kantin sekolah ini kan punya kita
juga. Kalau ada yang kotor kita juga mesti bertanggung jawab. Apalagi kotornya
juga gara-gara kita,” jawab Rika sembari terus membersihkan donat yang
berantakkan.
Mendengar jawaban Rika, Tasya pun tercenggang. Ia segera membantu
Rika membersihkan lantai yang berserakkan dan memasukkannya ke tong sampah
yang ada di kantin itu. Selesai membersihkan, penjaga kantin sekolah pun
menghampiri mereka sambil membawa dua danat.
“Makasih ya Nak, mau membantu membersihkan kantin sekolah. Tadi ibu tidak
sempat membersihkan karena banyak yang jajan. Ambil saja donat ini, anggap
mengganti donat yang jatuh tadi,” kata Ibu penjaga kantin. (*)
155
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
A. Jawablah pertanyaan berikut!
1. Siapakah tokoh yang kamu sukai pada teks bacaan?
2. Kenapa kamu menyukainya?
3. Siapakah tokoh yang tidak kamu sukai?
4. Kenapa kamu tidak menyukai tokoh tersebut?
5. Bagaimana sikapmu seandainya kamu menjadi Rian?
6. Apa saja ciri-ciri lingkungan sehat?
7. Apa saja ciri-ciri lingkungan tidak sehat?
8. Bagaimana cara menjaga lingkungan kantin sekolah agar selalu terlihat
bersih?
9. Apa yang terjadi jika lingkungan kantin terlihat kotor?
10. Seandanya kantin sekolahmu banyak sampah apa yang akan kamu
lakukan?
11. Rika memiliki uang Rp 900, dibelikannya permen seharga Rp 150 dan
donat coklat seharga Rp 600. Berapakah sisa uang Rika?
12. Uang jajan Tasya Rp 750, karena kasihan dengan Puput yang tidak
memiliki uang jajan, tasya mentraktir puput membeli roti isi kelapa
seharga Rp 400. Berapa uang jajan Tasya tersisa?
13. Naya membeli permen di kantin sekolah seharga Rp 350 dan membeli air
mineral seharga Rp 500. Berapa jumlah belanja Naya seluruhnya?
14. Harga penghapus yang dibeli Talita Rp 400 dan pensil seharga Rp 450
yang dibelinya di koperasi sekolah. Berapa jumlah belanja Talita
seluruhnya?
15. Setiap Jumat Dion berinfak Rp 500, karena lapar Dion juga membeli
pastel Rp 300, Dion diberi jajan oleh ibunya Rp 1000. Berapakan sisa
uang jajan Dion?
156
Lembar Jawaban Peserta Didik
Nama :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
157
Lembar Penilaian Proses
Bahasa Indonesia
Prosedur Penilaian : Dalam Proses Pembelajaran
Jenis Penilaian : Non Tes
Bentuk Penilan : Pengamatan saat berdiskusi dalam kelompok
Alat / Instrumen Penilaian : Lembar Penilaian Proses
Petunjuk:
Berilah tanda cheklist (√) pada kolom yang sesuai dengan hasil pengamatan
terhadap aspek-aspek dibawah ini yang di peroleh selama proses pembelajaran
berlangsung!
No
Nama
Peserta Didik
Aspek yang dinilai
Jum lah
Skor
Nilai Kemampuan
dalam membaca
bacaan
Kemampuan
dalam
menyimak
bacaan
Kemampuan
dalam
menanggapi
pernyataan
teman
B C K B C K B C K
1. AFA 2 1 2 5 55,56
2. AK 2 2 2 6 66,67
3. AAS 2 1 1 4 44,67
4. APK 3 3 2 8 88,89
5. AMK 2 2 2 6 66,67
6. ARWD 3 2 3 8 88,89
7. BAB 1 2 2 5 55,56
8. BDR 2 3 3 8 88,89
9. DR 2 1 1 4 44,45
10. DM 3 3 2 8 88,89
11. F 2 2 3 7 77,78
12. FAH 1 1 2 4 44,45
13. GZ 2 2 3 7 77,78
14. HII 2 3 2 7 77,78
15. HK 2 1 1 4 44,45
16. IA 2 3 2 7 77,78
17. KN 3 2 3 8 88,89
18. KR 3 3 2 8 88,89
19. KMAJR 2 3 3 8 88,89
20. MA 3 2 2 7 77,78
21. MAP 2 3 3 8 88,89
22. MFR 2 2 1 5 55,56
23. MKI 3 3 2 8 88,89
158
24. MSA 3 2 3 8 88,89
25. RJ 2 2 1 5 55,56
26. SU 2 1 2 5 55,56
Keterangan:
B = 3, jika semua deskriptor dilakukan dalam proses pembelajaran.
C = 2, jika hanya dua deskriptor yang dilakukan dalam proses pembalajaran.
K = 1, jika hanya satu deskriptor yang dilakukan dalam proses pembelajaran.
Deskriptor :
1. Kemampuan dalam membaca
a. Membaca dengan lancar, suara jelas dan dan mudah dimengerti
b. Tidak ada huruf atau kata yang ditinggalkan/dikurangi
c. Tidak salah baca dalam membaca kata yang ada dalam bacaan
2. Kemampuan dalam menyimak bacaan
a. Melihat dan duduk dengan diam/tenang ketika orang sedang berbicara/
membaca
b. Tidak melakukan sesuatu tetapi mendengarkan apa yang dibaca teman
c. Menampakkan ekspresi yang memberikan respon secara alami (Contoh:
menganggukan kepala sekali-sekali)
3. Kemampuan dalam menanggapi pernyataan teman
a. Tanggapan yang diberikan sesuai dengan pernyataan yang ada
b. Memberikan tanggapan dengan suara yang jelas dan lantang
c. Melihat ke teman yang ditanggapi ketika menyampaikan tanggapan
% 100x maksimalSkor
SkorJumlah NilaiPerolehan
Kriteria Keberhasilan:
80 – 100 % = Baik ( B)
60 – 79 % = Cukup ( C )
< 59 % = Kurang ( K)
159
Lembar Penilaian Proses
Ilmu Pengetahuan Alam
Prosedur Penilaian : Dalam Proses Pembelajaran
Jenis Penilaian : Non Tes
Bentuk Penilan : Pengamatan saat pembelajaran
Alat / Instrumen Penilaian : Lembar Penilaian Proses
Petunjuk:
Berilah tanda cheklist (√) pada kolom yang sesuai dengan hasil pengamatan
terhadap aspek-aspek dibawah ini yang di peroleh selama proses pembelajaran
berlangsung!
No
Nama
Peserta Didik
Aspek yang dinilai
Jum lah
Skor
Nilai Ketepatan
langkah kerja
Keterampilan
dalam kerjasama
kelompok
Kemampuan
dalam
mempresentasik
an hasil
pengamatan
B C K B C K B C K
1. AFA 2 2 1 5 55,56
2. AK 3 2 1 6 66,67
3. AAS 2 3 2 7 77,78
4. APK 1 2 2 5 55,56
5. AMK 2 3 2 7 77,78
6. ARWD 2 1 1 4 44,44
7. BAB 2 2 2 6 66,67
8. BDR 1 1 2 4 44,44
9. DR 3 2 3 8 88,89
10. DM 2 2 2 6 66,67
11. F 1 2 1 4 44,44
12. FAH 1 1 2 4 44,44
13. GZ 2 3 2 7 77,78
14. HII 1 1 2 4 44,44
15. HK 3 2 3 8 88,89
16. IA 2 2 1 5 55,56
17. KN 1 2 2 5 55,56
18. KR 2 1 1 4 44,44
19. KMAJR 2 3 3 8 88,89
20. MA 3 2 2 7 77,78
21. MAP 2 1 1 4 44,44
22. MFR 1 1 1 3 33,33
160
23. MKI 2 2 1 5 55,56
24. MSA 2 2 1 5 55,56
25. RJ 2 3 2 7 77,78
26. SU 3 2 2 7 77,78
Keterangan:
B = 3, jika semua deskriptor dilakukan dalam proses pembelajaran.
C = 2, jika hanya dua deskriptor yang dilakukan dalam proses pembalajaran.
K = 1, jika hanya satu deskriptor yang dilakukan dalam proses pembelajaran.
Deskriptor :
1. Ketepatan langkah kerja
a. Melakukan kegiatan pengamatan pada media gambar
b. Melakukan pengamatan dengan teman yang telah ditentukan
(berpasangan)
c. Menuliskan hasil pengamatan sesuai dengan yang diamati
2. Keterampilan dalam kerjasama kelompok
a. Mengkomunikasikan materi pembelajaran dengan teman.
b. Membantu teman yang kesulitan dalam proses pembelajaran
c. Melakukan kerja kelompok
3. Kemampuan dalam mempresentasikan hasil pengamatan
a. Hasil pengamatan dipresentasikan sesuai dengan apa yang telah dibuat
dalam kelompok
b. Mempresentasikan hasil pengamatan dengan suara yang jelas dan mudah
dimengerti
c. Tidak melihat ke bawah, ke atas, atau ke sekitar ruangan ketika
mempresentasikan hasil pengmaatan
% 100x maksimalSkor
SkorJumlah NilaiPerolehan
Kriteria Keberhasilan:
80 – 100 % = Baik ( B)
60 – 79 % = Cukup ( C )
< 59 % = Kurang ( K)
161
Lembar Penilaian Proses
Matematika
Prosedur Penilaian : Dalam Proses Pembelajaran
Jenis Penilaian : Non Tes
Bentuk Penilan : Pengamatan saat pembelajaran
Alat / Instrumen Penilaian : Lembar Penilaian Proses
Petunjuk:
Berilah tanda cheklist (√) pada kolom yang sesuai dengan hasil pengamatan
terhadap aspek-aspek dibawah ini yang di peroleh selama proses pembelajaran
berlangsung!
No
Nama
Peserta Didik
Aspek yang dinilai
Jumlah
Skor
Nilai Keterampilan
dalam
menanggapi
pertanyaan guru
Kerjasama
dalam kelompok
Kesungguh-
sungguhan
dalam
menyelesaikan
tugas
B C K B C K B C K
1. AFA 1 1 2 4 44,44
2. AK 2 1 1 4 44,44
3. AAS 2 2 2 6 66,67
4. APK 1 1 1 3 33,33
5. AMK 3 3 2 8 88,89
6. ARWD 2 2 1 5 55,56
7. BAB 2 1 2 5 55,56
8. BDR 2 2 2 6 66,67
9. DR 3 3 3 9 100
10. DM 1 2 1 4 44,44
11. F 3 3 3 9 99,99
12. FAH 2 1 1 4 44,44
13. GZ 2 2 1 5 55,55
14. HII 1 2 2 5 55,55
15. HK 2 1 2 5 55,55
16. IA 2 2 3 7 77,78
17. KN 3 2 2 7 77,78
18. KR 1 2 1 4 44,44
19. KMAJR 2 2 3 7 77,78
20. MA 2 1 1 4 44,44
21. MAP 3 3 2 8 88,89
22. MFR 1 2 1 4 44,44
23. MKI 2 2 2 6 66,67
162
24. MSA 1 2 1 4 44,44
25. RJ 2 2 3 7 77,78
26. SU 2 1 2 5 55,56
Keterangan:
B = 3, jika semua deskriptor dilakukan dalam proses pembelajaran.
C = 2, jika hanya dua deskriptor yang dilakukan dalam proses pembalajaran.
K = 1, jika hanya satu deskriptor yang dilakukan dalam proses pembelajaran.
Deskriptor :
1. Keterampilan dalam menanggapi pertanyaan guru
a. Memberikan tanggapan sesuai dengan pernyataan guru
b. Tidak memberi tanggapan yang dapat menyinggung perasaan guru
c. Menyampaikan tanggapan dengan suara yang jelas dan mudah
dimengerti
2. Kerjasama kelompok
a. Mengkomunikasikan materi pembelajaran dengan teman.
b. Membantu teman yang kesulitan dalam proses pembelajaran
c. Melakukan kerja kelompok dengan melibatkan semua anggota kelompok
3. Kesungguh-sungguhan dalam menyelesaikan tugas
a. Tugas dibuat sesuai dengan petunjuk pengerjaannya
b. Tidak bercanda ketika menyelesaikan tugas
c. Membuat tugas sampai selesai sesuai yang ditugaskan
% 100x maksimalSkor
SkorJumlah NilaiPerolehan
Kriteria Keberhasilan:
80 – 100 % = Baik ( B)
60 – 79 % = Cukup ( C )
< 59 % = Kurang ( K)
163
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SDSN 06 Kampung Lapai
Tema : Lingkungan
Sub Topik : Lingkungan Sekolah
Kelas : III/1
Tanggal : 19-20 Januari 2013
Alokasi Waktu : 5 x 35 menit
I. Standar Kompetensi
Bahasa Indonesia
2. Memahami teks dengan membaca nyaring, membaca intensif, dan
membaca dongeng
Matematika
3. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
IPA
4. Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan
dan upaya menjaga kesehatan lingkungan
II. Kompetensi Dasar
Bahasa Indonesia
3.2 Menjelaskan isi teks (100-150 kata) melalui membaca intensif
Matematika
1.3 Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka
164
IPA
2.1 Membedakan ciri-ciri lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat
berdasarkan pengamatan
III. Indikator
Bahasa Indonesia
3.2.4 Membaca teks bacaan dalam hati dengan menggunakan teknik
membaca intensif
3.2.5 Menjawab pertanyaaan berdasarkan teks yang sudah dibaca dengan
teknik membaca intensif
3.2.6 Menjelaskan isi teks berdasarkan teks yang telah dibaca dengan teknik
membaca intensif
Matematika
1.2.1 Menjelaskan cara menjumlahkan bilangan tiga angka dengan cara
bersusun pendek tanpa teknik menyimpan
1.2.2 Menjumlahan bilangan tiga angka dengan menggunakan cara
bersusun pendek dengan teknik menyimpan
1.2.3 Menjelaskan cara pengurangan bilangan tiga angka dengan cara teknik
meminjam
1.2.2 Mengurangkan bilangan tiga angka dengan cara teknik meminjam
IPA
2.1.1. Menyebutkan keadaan lingkungan sehat yang ada dalam media
gambar
165
2.1.2. Menyebutkan keadaan lingkungan tidak sehat yang ada pada media
gambar
2.1.3. Mengamati keadaan lingkungan sekolah
2.1.4. Mendiskusikan hasil pengamatan tentang keadaan lingkungan sekolah
2.1.5. Menyebutkan ciri-ciri lingkungan sehat
2.1.6. Menyebutkan ciri-ciri lingkungan tidak sehat
IV. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan I
1. Dengan penjelasan yang disampaikan, peserta didik dapat mengetahui
materi yang akan dipelajari dengan tekun (bahasa Indonesia)
2. Dengan media gambar, peserta didik diminta berpikir tentang materi
yang akan dipelajari dengan serius (IPA)
3. Dengan pergi ke halaman sekolah, peseta didik dapat mengamati
kedaan lingkungan sekolah dengan tertib (IPA)
d. Dengan pengamatan, peserta didik dapat mendiskusikan hasil
pengamatannya dengan pasangannya dengan benar (IPA)
e. Dengan teman sebangkunya, peserta didik saling mengutarakan hasil
diskusinya mengenai lingkungan sehat yang ada pada media gambar
(IPA)
f. Dengan teman sebangkunya, peserta didik saling mengutarakan hasil
diskusinya mengenai lingkungan tidak sehat yang ada pada media
gambar (IPA)
166
g. Dengan membaca teks bacaan, peserta didik dapat membaca dalam
hati teks bacaan dengan benar (bahasa Indonesia)
h. Berdasarkan teks yang sudah dibaca, peserta didik dapat menjawab
pertanyaan dengan benar (bahasa Indonesia)
Pertemuan II
i. Dengan diskusi kelas, peserta didik dapat mengutarakan hasil diskusi
dengan teman sebangkunya di depan peserta didik yang lain dengan
benar (IPA, bahasa Indonesia)
j. Dengan penjelasan, peserta didik dapat mendengarkan pengarahan
yang belum diungkapkan guru dengan serius
k. Berdasarkan teks yang telah dibaca, peserta didik dapat menjelaskan
isi teks tersebut dengan bahasanya sendiri secara tepat (bahasa
Indonesia)
l. Dengan contoh yang disampaikan guru, peserta didik dapat
menjelaskan penjumlahan bilangan tiga angka dengan cara bersusun
pendek tanpa teknik menyimpan dengan benar (matematika)
m. Dengan penugasan, peserta didik dapat menentukan hasil penjumlahan
bilangan tiga angka menggunakan cara bersusun pendek dengan
teknik menyimpan dengan benar (matematika)
n. Dengan contoh yang disampaikan guru, peserta didik dapat
menjelaskan pengurangan bilangan tiga angka dengan cara teknik
meminjam dengan benar (matematika)
167
o. Dengan penugasan, peserta didik dapat menentukan hasil pengurangan
bilangan tiga angka dengan cara teknik meminjam dengan benar
(matematika)
V. Materi Pembelajaran
Gotong Royong Sekolah
Hari Minggu ini, seluruh warga sekolah mempunyai tugas membersihkan
sekolah. Namanya gotong royong. Dalam kegiatan gotong royong, seluruh murid
dan guru-guru yang ada ditugaskan membersikan seluruh lingkugan sekolah.
Kegiatan ini dilakukan sekolah setiap dua bulan sekali untuk menjaga lingkungan
sekolah agar tetap asri dan nyaman.
Pada kegiatan gotong royong ini, agak berbeda dari yang sebelumnya.
Sebab, setiap siswa yang ada diwajibkan membawa tanaman yang akan ditanam
di lingkungan sekolah. Tanamannya macam-macam, mulai dari sayuran, tanaman
obat hingga bunga-bungaan.
“Kamu bawa tanaman apa?” tanya Tasya kepada Rani yang sedang asyik
membersihkan pekarangan sekolah, di bagian depan ruang kepala sekolah.
“Aku membawa tunas kelapa,” jawab Rani.
“Kenapa membawa tunas kelapa? Apa hebatnya batang kelapa?” tanya Tasya lagi.
Rani menjelaskan tentang manfaat pohon kelapa kepada Tasya. Pohon
kelapa mempunyai manfaat dari akar hingga daunnya. Akarnya bisa menjadi obat,
batangnya bisa digunakan untuk kayu dan membuat jembatan oleh sebagian
masyarakat. Selain itu, tentu saja buahnya sangat bermanfaat. Bahkan, ibu-ibu
menggunakan santan kelapa untuk memasak gulai. Daun kepala juga bisa
168
digunakan untuk membuat ketupat, lidinya bisa dijadikan sapu, sabuknya bisa
dijadikan abu gosok, tempurungnya bisa digunakan untuk membakar ikan dan
banyak lagi.
“Kamu kok tahu banyak Ran?” sergah Tasya.
“Iya, selain aku ikut pramuka setiap minggunya, aku juga rajin membaca buku di
perpustakaan setiap jam istirahat sekolah,” jawab Rani sambil mencamputi
rumput-rumput di depan ruang kepala sekolah.
“Perpustakaan? Aku kok tidak tahu dimana perpustakaan sekolah?
“Masa kamu tidak tahu, perpustakaan sekolah kan letaknya tiga ruangan dari kelas
kita. Di sebelah kelas kitam kelas dua, sebelah kelas dua kelas satu, nah sebelah
kelas satu itu perpustakaan sekolah,” jelas Rani.
Sedang asyiknya bercerita. Tiba-tiba terdengar suara kepala sekolah dengan
pengeras suara.
“Anak-anak semuanya boleh istirahat sebentar. Nanti dilanjutkan lagi. Istirahatnya
di dalam lingkungan sekolah saja. Tidak ada yang keluar gerbang,” perintah
kepala sekolah.
Semua murid kelas satu hingga kelas enam berhamburan. Ada yang
menuju kelas, ada yang menuju kantin sekolah, ada yang hanya duduk di taman
sekolah.
“Tas, kamu haus?” tanya Rani.
“Iya, bagaimana kalau kita ke kantin? Nanti aku yang bayarin. Soalnya kamu kan
sudah mengajarkan aku banyak hal tadi, termasuk tentang pohon kelapa,
perpustakaan,” jawab Tasya.
169
“Boleh, tapi tidak semua ilmu itu harus dibayar Tas. Aku baginya sama kamu
karena ilmu itu ada di sekitar kita,” ujar Rani.
Setelah setengah jam, kembali suara kepala sekolah menggema dengan
pengeras suara. Kali ini yang diumumkan untuk mengumpulkan semua tanaman
yang dibawa dari rumah. Kata kepala sekolah, tanaman obat, dikumpul di dekat
taman sekolah. Sementara tanaman buah-buahan dan pohon besar di kumpulkan
di kebun sekolah dan bunga-buangaan dikumpulkan di depan ruang Unit
Kesehatan Sekolah (UKS).
“Kamu tahu tidak berapa kira-kira jumlah tanaman yang akan kita tanam hari ini,”
ujar Tasya.
“Tidak tahu, memangnya kenapa?” jawab Rani.
“Coba tebak,” jawab Tasya lagi.
“Mana bisa menghitung sebanyak itu,” ujar Rani.
“Gampang saja. Jika semua murid membawa masing-masing satu tanaman.
Jadinya ada 240 tanaman,” cetus Tasya.
“Kok kamu tahu, memangnya kamu hitung?” sergah Rani.
“Jumlah murid setiap kelas kan ada 40. Jadi kelas satu 40, kelas dua 40, kelas tiga
40, kelas empat 40, kelas lima 40, dan kelas enam 40 hasilnya adalah 240
tanaman,” sebut Tasya.
Keduanya pun bergegas menuju tempat pengumpulan tanaman dan segera
menanam masing-masing tanaman. Semua lingkungan sekolah pun telah bersih
mulai dari gerbang, depan ruang kepala sekolah, depan UKS, Mushalla, kelas,
toilet, taman dan pekarangan. Semuanya berkat kerja sama. (*)
170
VI. Metode pembelajaran
Pendekatan : TPS
1. Menyampaikan materi yang ingin dicapai
2. Berpikir tentang materi yang disampaikan secara
individual,
3. Berpasangan dengan teman sebelahnya dan
mengutarakan hasil pemikiran masing-masing tentang
topiknya tadi,
4. Tiap kelompok pasangan mengemukakan hasil
diskusinya untuk berbagi jawaban (Share) dengan
seluruh peserta didik di kelas,
5. Mengarahkan pembicaraan pada materi yang belum
diungkapkan para peserta didik,
6. Memberi kesimpulan
7. penutup
Metode : penugasan, tanya jawab, diskusi kelompok
VII. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
A. Kegiatan Awal (+ 10 menit)
1. Membangkitkan skemata peserta didik dengan cara bercerita
tentang perlunya menanam tumbuhan.
2. Mengajak peserta didik bernyanyi “naik-naik ke puncak gunung”
Eksplorasi
3. Dengan penjelasan yang disampaikan, peserta didik dapat
mengetahui materi yang akan dipelajari dengan tekun (fase 1)
b. Kegiatan Inti (+ 150 menit)
4. Peserta didik berpikir tentang materi yang akan dipelajari (fase 2)
Elaborasi
5. Peserta didik memperhatikan media gambar lingkungan sehat dan
tidak sehat yang dipajang guru
171
6. Peserta didik pergi ke halaman sekolah didampingi oleh guru untuk
memperhatikan keadaan halaman sekolah.
7. Peserta didik mendiskusikan hasil laporannya dengan pasangan
8. Peserta didik berdiskusi dengan teman sebangkunya untuk saling
mengutarakan hasil pemikirannya mengenai lingkungan sehat dan
lingkungan tidak sehat (fase 3)
9. Peserta didik mendapatkan teks yang telah dibagikan guru
10. Masing-masing peserta didik membaca teks dalam hati
11. Peserta didik dapat menjelaskan isi teks tersebut dengan bahasa
sendiri
12. Peserta didik dapat menjawab pelatihan 1
Pertemuan II
13. Setiap pasangan mengutarakan hasil diskusi dengan teman
sebangkunya di depan kelas (fase 4)
14. Peserta didik yang lain menanggapi hasil yang disampaikan
temannya didampingi oleh guru
15. Guru mengarahkan pembicaraan pada materi yang belum
diungkapkan peserta didik (fase 5)
p. Peserta didik memperhatikan guru menjelaskan penjumlahan
bilangan tiga angka dengan cara bersusun pendek dengan teknik
tanpa menyimpan
172
q. Peserta didik memperhatikan guru menjelaskan penjumlahan
bilangan tiga angka dengan cara bersusun pendek dengan teknik
menyimpan
r. Peserta didik memperhatikan guru menjelaskan pengurangan
bilangan tiga angka dengan cara teknik meminjam
s. Peserta didik memperhatikan guru menjelaskan hasil pengurangan
bilangan tiga angka dengan cara teknik meminjam
c. Kegiatan Akhir (+ 15 menit)
Konfirmasi
t. Peserta didik bersama dengan guru menyimpulkan pelajaran (fase
6)
u. Guru memperikan evaluasi kepada peserta didik (fase 7)
VIII. Media dan Sumber
1. Gambar lingkungan sekolah
2. Teks bacaan
IX. Penilaian
1. Penilaian proses : Akhir proses
2. Jenis Penilaian : Tes
3. Bentuk penilaian : Objektif dan isian
4. Alat/ Instrumen : Soal dan kunci jawaban
Padang, November 2012
Peneliti
Media Oktavani
173
Lembar Pengamatan
Nama : ............................................................
Kelas/ Semester : ............................................................
Hari/ Tanggal Pengamatan : ............................................................
Amatilah keadan kantin sekolah dan tuliskanlah hasil pengamatanmu di bawah
ini:
1. .............................................................................................................................
2. .............................................................................................................................
3. .............................................................................................................................
4..............................................................................................................................
5..............................................................................................................................
Kesimpulan:
174
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
LINGKUNGAN SEHAT DAN LINGKUNGAN TIDAK SEHAT
I. Tujuan
Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri lingkungan sehat dan lingkungan
tidak sehat
II. Bahan diskusi
1. Untuk memudahkan kamu melakukan diskusi bacalah paragraf berikut!
Lingkungan yang dibutuhkan adalah lingkungan sehat. Yaitu
lingkungan yang bersih, nyaman, dan indah. Bagaimana jika lingkungan
kita tidak sehat? Tentu saja tidak menyenangkan. Lingkungan yang
tercemar tempatnya kotor dan rusak. Sampah merupakan salah satu
penyebab pencemaran. Pencemaran itu dapat terjadi di semua lingkungan.
Apabila ini dibiarkan akan berdampak buruk terhadap kesehatan.
2. Diskusikanlah dalam kelompokmu ciri-ciri lingkungan sehat dan tidak
sehat pada lingkungan sekolah!
3. Apakah akibat yang ditimbulkan dari lingkungan tidak sehat itu!
4. Tulislah hasil diskusi pada tabel di bawah ini!
No Ciri-ciri Lingkungan sekolah
yang Sehat
Ciri-ciri Lingkungan Sekolah
yang tidak Sehat
III. Kesimpulan
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………
175
Gotong Royong Sekolah
Hari Minggu ini, seluruh warga sekolah mempunyai tugas membersihkan
sekolah. Namanya gotong royong. Dalam kegiatan gotong royong, seluruh murid
dan guru-guru yang ada ditugaskan membersikan seluruh lingkugan sekolah.
Kegiatan ini dilakukan sekolah setiap dua bulan sekali untuk menjaga lingkungan
sekolah agar tetap asri dan nyaman.
Pada kegiatan gotong royong ini, agak berbeda dari yang sebelumnya.
Sebab, setiap siswa yang ada diwajibkan membawa tanaman yang akan ditanam
di lingkungan sekolah. Tanamannya macam-macam, mulai dari sayuran, tanaman
obat hingga bunga-bungaan.
“Kamu bawa tanaman apa?” tanya Tasya kepada Rani yang sedang asyik
membersihkan pekarangan sekolah, di bagian depan ruang kepala sekolah.
“Aku membawa tunas kelapa,” jawab Rani.
“Kenapa membawa tunas kelapa? Apa hebatnya batang kelapa?” tanya Tasya lagi.
Rani menjelaskan tentang manfaat pohon kelapa kepada Tasya. Pohon
kelapa mempunyai manfaat dari akar hingga daunnya. Akarnya bisa menjadi obat,
batangnya bisa digunakan untuk kayu dan membuat jembatan oleh sebagian
masyarakat. Selain itu, tentu saja buahnya sangat bermanfaat. Bahkan, ibu-ibu
menggunakan santan kelapa untuk memasak gulai. Daun kepala juga bisa
digunakan untuk membuat ketupat, lidinya bisa dijadikan sapu, sabuknya bisa
dijadikan abu gosok, tempurungnya bisa digunakan untuk membakar ikan dan
banyak lagi.
“Kamu kok tahu banyak Ran?” sergah Tasya.
176
“Iya, selain aku ikut pramuka setiap minggunya, aku juga rajin membaca buku di
perpustakaan setiap jam istirahat sekolah,” jawab Rani sambil mencamputi
rumput-rumput di depan ruang kepala sekolah.
“Perpustakaan? Aku kok tidak tahu dimana perpustakaan sekolah?
“Masa kamu tidak tahu, perpustakaan sekolah kan letaknya tiga ruangan dari kelas
kita. Di sebelah kelas kitam kelas dua, sebelah kelas dua kelas satu, nah sebelah
kelas satu itu perpustakaan sekolah,” jelas Rani.
Sedang asyiknya bercerita. Tiba-tiba terdengar suara kepala sekolah dengan
pengeras suara.
“Anak-anak semuanya boleh istirahat sebentar. Nanti dilanjutkan lagi. Istirahatnya
di dalam lingkungan sekolah saja. Tidak ada yang keluar gerbang,” perintah
kepala sekolah.
Semua murid kelas satu hingga kelas enam berhamburan. Ada yang
menuju kelas, ada yang menuju kantin sekolah, ada yang hanya duduk di taman
sekolah.
“Tas, kamu haus?” tanya Rani.
“Iya, bagaimana kalau kita ke kantin? Nanti aku yang bayarin. Soalnya kamu kan
sudah mengajarkan aku banyak hal tadi, termasuk tentang pohon kelapa,
perpustakaan,” jawab Tasya.
“Boleh, tapi tidak semua ilmu itu harus dibayar Tas. Aku baginya sama kamu
karena ilmu itu ada di sekitar kita,” ujar Rani.
Setelah setengah jam, kembali suara kepala sekolah menggema dengan
pengeras suara. Kali ini yang diumumkan untuk mengumpulkan semua tanaman
177
yang dibawa dari rumah. Kata kepala sekolah, tanaman obat, dikumpul di dekat
taman sekolah. Sementara tanaman buah-buahan dan pohon besar di kumpulkan
di kebun sekolah dan bunga-buangaan dikumpulkan di depan ruang Unit
Kesehatan Sekolah (UKS).
“Kamu tahu tidak berapa kira-kira jumlah tanaman yang akan kita tanam hari ini,”
ujar Tasya.
“Tidak tahu, memangnya kenapa?” jawab Rani.
“Coba tebak,” jawab Tasya lagi.
“Mana bisa menghitung sebanyak itu,” ujar Rani.
“Gampang saja. Jika semua murid membawa masing-masing satu tanaman.
Jadinya ada 240 tanaman,” cetus Tasya.
“Kok kamu tahu, memangnya kamu hitung?” sergah Rani.
“Jumlah murid setiap kelas kan ada 40. Jadi kelas satu 40, kelas dua 40, kelas tiga
40, kelas empat 40, kelas lima 40, dan kelas enam 40 hasilnya adalah 240
tanaman,” sebut Tasya.
Keduanya pun bergegas menuju tempat pengumpulan tanaman dan segera
menanam masing-masing tanaman. Semua lingkungan sekolah pun telah bersih
mulai dari gerbang, depan ruang kepala sekolah, depan UKS, Mushalla, kelas,
toilet, taman dan pekarangan. Semuanya berkat kerja sama. (*)
178
Lembar Jawaban Peserta Didik
Nama :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
179
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
B. Jawablah pertanyaan berikut!
1. Siapakah tokoh yang kamu sukai pada teks bacaan?
2. Kenapa kamu menyukainya?
3. Siapakah tokoh yang tidak kamu sukai?
4. Kenapa kamu tidak menyukai tokoh tersebut?
5. Bagaimana sikapmu seandainya kamu menjadi Tasya?
6. Bagaimana cara menjaga lingkungan agar kelihatan bersih?
7. Bagaimana cara memelihara tanaman agar menjadi subur?
8. Bagaimana cara merawat ruangan kelas?
9. Apa manfaat dari menanam tumbuhan?
10. Apa yang terjadi seandainya tumbuhan ditebang sembarangan?
11. Di taman belakang sekolah terdapat 465 pohon cabe, di halaman belakang
kelas terdapat 374 pohon cabe. Berapa jumlah keseluruhan pohon cabe
yang ada di halaman sekolah?
12. Siswa kelas satu sampai kelas tiga mengumpulkan 365 pohon mahoni,
siswa kelas 4 sampai kelas 6 hanya bisa mengumpulkan pohon mahoni
sebanyak 289. Setelah tekumpul semua ternyata ada pohon mahoni yang
tidak layak ditanam sebanyak 323 pohon. Berapakah pohon mahoni yang
bisa ditanam oleh para siswa?
13. Jumlah keseluruhan tanaman yang ada di sekolah 987 batang, karena
Semalam hujan mengakibatkan 456 tanaman jadi rusak. Berapakah
tanaman yang masih segar?
14. Tanaman apotik kelas satu sudah terkumpul 223, tanaman apotik kelas dua
435. Berapakah jumlah seluruh tanaman apotik kelas tersebut?
15. Pemerintah kota Padang memberikan 709 bibit tanaman cabe rawit kepada
setiap sekolah. Bibit yang baik hanya 587 buah, berapak bibit yang tidak
layak ditanam?
180
Lembar Penilaian Proses
Bahasa Indonesia
Prosedur Penilaian : Dalam Proses Pembelajaran
Jenis Penilaian : Non Tes
Bentuk Penilan : Pengamatan saat berdiskusi dalam kelompok
Alat / Instrumen Penilaian : Lembar Penilaian Proses
Petunjuk:
Berilah tanda cheklist (√) pada kolom yang sesuai dengan hasil pengamatan
terhadap aspek-aspek dibawah ini yang di peroleh selama proses pembelajaran
berlangsung!
No
Nama
Peserta Didik
Aspek yang dinilai
Jum lah
Skor
Nilai Kemampuan
dalam membaca
bacaan
Kemampuan
dalam
menyimak
bacaan
Kemampuan
dalam
menanggapi
pernyataan
teman
B C K B C K B C K
1. AFA 3 2 2 7 77,78
2. AK 2 3 2 7 77,78
3. AAS 2 1 2 5 55,56
4. APK 3 3 2 8 88,89
5. AMK 3 2 2 7 77,78
6. ARWD 3 2 3 8 88,89
7. BAB 2 2 2 6 66,67
8. BDR 2 3 3 8 88,89
9. DR 2 2 2 6 66,67
10. DM 3 3 2 8 88,89
11. F 2 2 3 7 77,78
12. FAH 1 2 2 5 55,56
13. GZ 2 2 3 7 77,78
14. HII 2 3 2 7 77,78
15. HK 2 1 2 5 55,56
16. IA 2 3 2 7 77,78
17. KN 3 2 3 8 88,89
18. KR 3 3 2 8 88,89
19. KMAJR 2 3 3 8 88,89
20. MA 3 2 2 7 77,78
21. MAP 2 3 3 8 88,89
22. MFR 2 2 2 6 66,67
23. MKI 3 3 2 8 88,89
181
24. MSA 3 2 3 8 88,89
25. RJ 2 2 2 6 66,67
26. SU 2 1 2 5 55,56
Keterangan:
B = 3, jika semua deskriptor dilakukan dalam proses pembelajaran.
C = 2, jika hanya dua deskriptor yang dilakukan dalam proses pembalajaran.
K = 1, jika hanya satu deskriptor yang dilakukan dalam proses pembelajaran.
Deskriptor :
1. Kemampuan dalam membaca
a. Membaca dengan lancar, suara jelas dan dan mudah dimengerti
b. Tidak ada huruf atau kata yang ditinggalkan/dikurangi
c. Tidak salah baca dalam membaca kata yang ada dalam bacaan
2. Kemampuan dalam menyimak bacaan
a. Melihat dan duduk dengan diam/tenang ketika orang sedang berbicara/
membaca
b. Tidak melakukan sesuatu tetapi mendengarkan apa yang dibaca teman
c. Menampakkan ekspresi yang memberikan respon secara alami (Contoh:
menganggukan kepala sekali-sekali)
3. Kemampuan dalam menanggapi pernyataan teman
a. Tanggapan yang diberikan sesuai dengan pernyataan yang ada
b. Memberikan tanggapan dengan suara yang jelas dan lantang
c. Melihat ke teman yang ditanggapi ketika menyampaikan tanggapan
% 100x maksimalSkor
SkorJumlah NilaiPerolehan
Kriteria Keberhasilan:
80 – 100 % = Baik ( B)
60 – 79 % = Cukup ( C )
< 59 % = Kurang ( K)
182
Lembar Penilaian Proses
Ilmu Pengetahuan Alam
Prosedur Penilaian : Dalam Proses Pembelajaran
Jenis Penilaian : Non Tes
Bentuk Penilan : Pengamatan saat pembelajaran
Alat / Instrumen Penilaian : Lembar Penilaian Proses
Petunjuk:
Berilah tanda cheklist (√) pada kolom yang sesuai dengan hasil pengamatan
terhadap aspek-aspek dibawah ini yang di peroleh selama proses pembelajaran
berlangsung!
No
Nama
Peserta Didik
Aspek yang dinilai
Jumlah
Skor
Nilai Ketepatan
langkah kerja
Keterampilan
dalam kerjasama
kelompok
Kemampuan
dalam
mempresentasik
an hasil
pengamatan
B C K B C K B C K
1. AFA 2 2 2 6 66,67
2. AK 3 2 2 7 77,78
3. AAS 2 3 2 7 77,78
4. APK 2 2 3 7 77,78
5. AMK 2 3 2 7 77,78
6. ARWD 3 2 2 7 77,78
7. BAB 2 2 3 7 77,78
8. BDR 2 3 2 7 77,78
9. DR 3 2 3 7 77,78
10. DM 2 2 2 6 66,67
11. F 2 2 2 6 66,67
12. FAH 2 2 3 7 77,78
13. GZ 2 3 2 7 77,78
14. HII 2 2 2 6 66,67
15. HK 3 2 3 7 77,78
16. IA 2 2 2 6 66,67
17. KN 3 2 3 8 88,89
18. KR 2 3 2 7 77,78
19. KMAJR 2 3 3 8 88,89
20. MA 3 2 2 7 77,78
21. MAP 2 2 2 6 66,67
22. MFR 2 3 2 7 77,78
183
23. MKI 2 2 2 6 66,67
24. MSA 2 2 2 6 66,67
25. RJ 2 3 3 8 88,89
26. SU 3 2 2 7 77,78
Keterangan:
B = 3, jika semua deskriptor dilakukan dalam proses pembelajaran.
C = 2, jika hanya dua deskriptor yang dilakukan dalam proses pembalajaran.
K = 1, jika hanya satu deskriptor yang dilakukan dalam proses pembelajaran.
Deskriptor :
1. Ketepatan langkah kerja
a. Melakukan kegiatan pengamatan pada media gambar
b. Melakukan pengamatan dengan teman yang telah ditentukan
(berpasangan)
c. Menuliskan hasil pengamatan sesuai dengan yang diamati
2. Keterampilan dalam kerjasama kelompok
a. Mengkomunikasikan materi pembelajaran dengan teman.
b. Membantu teman yang kesulitan dalam proses pembelajaran
c. Melakukan kerja kelompok
3. Kemampuan dalam mempresentasikan hasil pengamatan
a. Hasil pengamatan dipresentasikan sesuai dengan apa yang telah dibuat
dalam kelompok
b. Mempresentasikan hasil pengamatan dengan suara yang jelas dan mudah
dimengerti
c. Tidak melihat ke bawah, ke atas, atau ke sekitar ruangan ketika
mempresentasikan hasil pengmaatan
% 100x maksimalSkor
SkorJumlah NilaiPerolehan
Kriteria Keberhasilan:
80 – 100 % = Baik ( B)
60 – 79 % = Cukup ( C )
< 59 % = Kurang ( K)
184
Lembar Penilaian Proses
Matematika
Prosedur Penilaian : Dalam Proses Pembelajaran
Jenis Penilaian : Non Tes
Bentuk Penilan : Pengamatan saat pembelajaran
Alat / Instrumen Penilaian : Lembar Penilaian Proses
Petunjuk:
Berilah tanda cheklist (√) pada kolom yang sesuai dengan hasil pengamatan
terhadap aspek-aspek dibawah ini yang di peroleh selama proses pembelajaran
berlangsung!
No
Nama
Peserta Didik
Aspek yang dinilai
Jumlah
Skor
Nilai Keterampilan
dalam
menanggapi
pertanyaan guru
Kerjasama
dalam kelompok
Kesungguh-
sungguhan
dalam
menyelesaikan
tugas
B C K B C K B C K
1. AFA 2 3 3 8 88,89
2. AK 2 2 2 6 66,67
3. AAS 2 3 2 7 77,78
4. APK 2 2 2 6 66,67
5. AMK 3 3 3 9 100
6. ARWD 3 2 2 7 77,78
7. BAB 2 2 3 7 77,78
8. BDR 2 2 2 6 66,67
9. DR 3 3 3 9 100
10. DM 2 2 2 6 66,67
11. F 3 3 3 9 100
12. FAH 2 2 2 6 66,67
13. GZ 2 3 2 7 77,78
14. HII 2 2 3 7 77,78
15. HK 2 2 2 6 66,67
16. IA 2 2 3 7 77,78
17. KN 3 3 2 8 88,89
18. KR 2 2 2 6 66,67
19. KMAJR 3 2 3 8 88,89
20. MA 2 2 2 6 66,67
21. MAP 3 3 3 9 100
22. MFR 2 2 2 6 66,67
23. MKI 2 2 2 6 66,67
185
24. MSA 2 3 2 7 77,78
25. RJ 2 2 3 7 77,78
26. SU 2 2 3 7 77,78
Keterangan:
B = 3, jika semua deskriptor dilakukan dalam proses pembelajaran.
C = 2, jika hanya dua deskriptor yang dilakukan dalam proses pembalajaran.
K = 1, jika hanya satu deskriptor yang dilakukan dalam proses pembelajaran.
Deskriptor :
1. Keterampilan dalam menanggapi pertanyaan guru
a. Memberikan tanggapan sesuai dengan pernyataan guru
b. Tidak memberi tanggapan yang dapat menyinggung perasaan guru
c. Menyampaikan tanggapan dengan suara yang jelas dan mudah
dimengerti
2. Kerjasama kelompok
a. Mengkomunikasikan materi pembelajaran dengan teman.
b. Membantu teman yang kesulitan dalam proses pembelajaran
c. Melakukan kerja kelompok dengan melibatkan semua anggota kelompok
3. Kesungguh-sungguhan dalam menyelesaikan tugas
a. Tugas dibuat sesuai dengan petunjuk pengerjaannya
b. Tidak bercanda ketika menyelesaikan tugas
c. Membuat tugas sampai selesai sesuai yang ditugaskan
% 100x maksimalSkor
SkorJumlah NilaiPerolehan
Kriteria Keberhasilan:
80 – 100 % = Baik ( B)
60 – 79 % = Cukup ( C )
< 59 % = Kurang ( K)
186
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS III
Satuan Pendidikan : SDSN 06 Kampung Lapai
Tema : Lingkungan
Sub Topik : Lingkungan Luar Sekolah
Kelas : III/1
Tanggal : 26-27 Januari 2013
Alkasi Waktu : 5 x 35 menit
I. Standar Kompetensi
Bahasa Indonesia
3. Memahami teks dengan membaca nyaring, membaca intensif, dan
membaca dongeng
Matematika
1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
IPA
2. Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan
dan upaya menjaga kesehatan lingkungan
II. Kompetensi Dasar
Bahasa Indonesia
3.2 Menjelaskan isi teks (100-150 kata) melalui membaca intensif
Matematika
1.4 Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka
187
IPA
2.1 Membedakan ciri-ciri lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat
berdasarkan pengamatan
III. Indikator
Bahasa Indonesia
3.2.1 Membaca teks bacaan dalam hati dengan menggunakan teknik
membaca intensif
3.2.2 Menjawab pertanyaaan berdasarkan teks yang sudah dibaca dengan
teknik membaca intensif
3.2.3 Menjelaskan isi teks berdasarkan teks yang telah dibaca dengan teknik
membaca intensif
Matematika
1.2.1 Menjelaskan cara menjumlahkan bilangan tiga angka dengan cara
bersusun pendek tanpa teknik menyimpan
1.2.2 Menjumlahan bilangan tiga angka dengan menggunakan cara
bersusun pendek dengan teknik menyimpan
1.2.3 Menjelaskan cara pengurangan bilangan tiga angka dengan cara teknik
meminjam
1.2.4Mengurangkan bilangan tiga angka dengan cara teknik meminjam
IPA
2.1.1. Menyebutkan keadaan lingkungan sehat yang ada dalam media
gambar
188
2.1.2. Menyebutkan keadaan lingkungan tidak sehat yang ada pada media
gambar
2.1.3. Mengamati keadaan lingkungan di luar sekolah
2.1.4. Mendiskusikan hasil pengamatan tentang keadaan lingkungan di luar
sekolah
2.1.5. Menyebutkan ciri-ciri lingkungan sehat
2.1.6. Menyebutkan ciri-ciri lingkungan tidak sehat
IV. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan I
1. Dengan penjelasan yang disampaikan, peserta didik dapat mengetahui
materi yang akan dipelajari dengan tekun (bahasa Indonesia)
2. Dengan media gambar, peserta didik diminta berpikir tentang materi
yang akan dipelajari dengan serius (IPA)
3. Dengan pergi ke halaman sekolah, peseta didik dapat mengamati
kedaan lingkungan diluar sekolah dengan tertib (IPA)
4. Dengan pengamatan, peserta didik dapat mendiskusikan hasil
pengamatannya dengan pasangannya dengan benar (IPA)
5. Dengan teman sebangkunya, peserta didik saling mengutarakan hasil
diskusinya mengenai lingkungan sehat yang ada pada media gambar
(IPA)
6. Dengan teman sebangkunya, peserta didik saling mengutarakan hasil
diskusinya mengenai lingkungan tidak sehat yang ada pada media
gambar (IPA)
189
7. Dengan membaca teks bacaan, peserta didik dapat membaca dalam
hati teks bacaan dengan benar (bahasa Indonesia)
8. Berdasarkan teks yang sudah dibaca, peserta didik dapat menjawab
pertanyaan dengan benar (bahasa Indonesia)
Pertemuan II
9. Dengan diskusi kelas, peserta didik dapat mengutarakan hasil diskusi
dengan teman sebangkunya di depan peserta didik yang lain dengan
benar (IPA, bahasa Indonesia)
10. Dengan penjelasan, peserta didik dapat mendengarkan pengarahan
yang belum diungkapkan guru dengan serius
11. Berdasarkan teks yang telah dibaca, peserta didik dapat menjelaskan
isi teks tersebut dengan bahasanya sendiri secara tepat (bahasa
Indonesia)
12. Dengan contoh yang disampaikan guru, peserta didik dapat
menjelaskan penjumlahan bilangan tiga angka dengan cara bersusun
pendek tanpa teknik menyimpan dengan benar (matematika)
13. Dengan penugasan, peserta didik dapat menentukan hasil penjumlahan
bilangan tiga angka menggunakan cara bersusun pendek dengan
teknik menyimpan dengan benar (matematika)
14. Dengan contoh yang disampaikan guru, peserta didik dapat
menjelaskan pengurangan bilangan tiga angka dengan cara teknik
meminjam dengan benar (matematika)
190
15. Dengan penugasan, peserta didik dapat menentukan hasil pengurangan
bilangan tiga angka dengan cara teknik meminjam dengan benar
(matematika)
V. Materi Pembelajaran
Pulang Sekolah
Bel sekolah berbunyi, saatnya bagi seluruh murid pulang sekolah karena
pelajaran telah usai hari ini. Sebelum pulang, siswa berdoa terlebih dahulu dan
mengangkat semua kursi ke atas meja, tak lupa bersalaman dengan guru. Setelah
itu, satu per satu murid ke luar kelas dengan tertib.
Seisi sekolah telah bubar, begitu juga Luna. Ia segera menuju gerbang
sekolah. Hari ini, adik Luna sakit, jadi Luna tidak seperti biasanya dijemput
Ibunya. Hari ini Luna pulang sendiri. Jarak sekolah dengan rumah Luna memang
tidak terlalu jauh, tapi Ibu telah menitipkan ongkos untuk Luna naik angkot
Pulang sekolah.
Luna masih berdiri di depan gerbang sekolah sambil menghitung uang jajannya.
Ia kebingungan dengan uang jajan di sakunya. Tiba-tiba dari belakang, Sari
datang mengagetkannya.
“Ada apa Lun, kok bingung begitu?” tanya Sari.
“Aku lagi menghitung uang jajanku, kamu bisa bantu?” jawab Luna
“Memangnya uang jajan kamu berapa tadi,” tanya Sari lagi.
“Sepuluh ribu, tadi aku pakai naik angkot pergi sekolah seribu, jajan dua ribu, aku
takut ada yang jatuh, soalnya tadi duit aku taruh di tas, tas aku tadi terbuka” jelas
Luna sambil mememang duit seribuan di tangannya.
191
“Uang kamu sepuluh ribu dikurang seribu, dikurang dua ribu, berarti sekarang
tinggal tujuh ribu harusnya,” jawab Sari.
Luna kembali menghitung uang di tangannya, sekarang hanya tinggal dua
ribu saja. Berarti uang Luna yang tercecer ada lima ribu. Luna sebenarnya ingin
membeli makanan di depan sekolahnya. Tapi uangnya tidak cukup, kalau dipakai
naik angkot seribu, berarti, ia hanya bisa jajan seribu saja, sementara harga jajanan
yang ingin dibelinya dua ribu.
“Uangmu tidak cukup jajan lagi ya Lun,” tanya Sari.
“Ia, kalau aku jajan, tidak bisa buat ongkos pulang,” jawab Luna.
Sari menawarkan Luna untuk jalan kaki saja. Soalnya Sari tahu jalan
pintas. Lagi pula, jarak rumah Sari dan Luna tidak jauh. Sari setiap harinya
memang jalan kaki ke sekolah, katanya biar hemat. Akhirnya, pun Luna bisa
menggunakan uang sisanya untuk jajan karena tidak perlu menggunakan ongkos
untuk pulang.
“Aku takut menyebrang Sar,” ujar Luna.
“Menyeberang itu, kita mesti harus hati-hati, tidak boleh ceroboh. Pertama
kita harus menyeberang di tempat penyeberangan atau yang lebih dikenal Zebra
Cross, garis yang ada di jalan raya, berwarna putih. Karena warna jalan raya hita,
dan garisnya putih, persis seperti binatang Zebra, makanya orang menaiamainnya
zebra cross. Lalu menyeberang tidak boleh buru-buru, harus pelan-pelan. Lihat
kendaran sebelah kiri dan kanan, kalau sepi baru menyeberang,” jelas Sari.
Di depan sekolah mereka ada zebra cross. Mereka pun menyeberang
sambil berpegangan tangan. Setelah menyeberang, Sari pun menjelaskan kepada
192
Luna, pejalan kaki itu punya tempat berjalan yang diberi nama trotoar, pejalan
kaki harus berjalan di trotoar, jika tidak nanti mereka tertabrak kendaraan
bermotor. Mereka berjalan sambil banyak mengobrol, setelah akhirnya sampai di
gang rumah. Luna merasa jijik berjalan melewati gang, karena sampah yang
sudah membusuk, selokan yang banyak sampah, air tegenang di jalanan.
“Sari, apakah kamu tidak jijik melewati gang yang sempit ini, ujar Luna.
“Sebenarnya aku jijik sih, tapi apa boleh buat di sini kan lebih cepat kita sampai”
“Seharusnya warga di sini dapat memelihara lingkungan sekitar, agar terlihat
lebih bersih”
“Apa yang kamu sampaikan itu memang benar Lun, tapi warga disini memang
kurang memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan, seperti apa yang
dismpaikan oleh Ibu ku”
“Seharusnya kita beritahu Ibu guru agar dia dapat memecahkan permasalahan ini,
mungkin dia punya jalan keluarnya, jawab Luna” (*)
VI. Metode pembelajaran
Pendekatan : TPS
1. Menyampaikan materi yang ingin dicapai
2. Berpikir tentang materi yang disampaikan secara
individual,
3. Berpasangan dengan teman sebelahnya dan
mengutarakan hasil pemikiran masing-masing tentang
topiknya tadi,
4. Tiap kelompok pasangan mengemukakan hasil
diskusinya untuk berbagi jawaban (Share) dengan
seluruh peserta didik di kelas,
5. Mengarahkan pembicaraan pada materi yang belum
diungkapkan para peserta didik,
6. Memberi kesimpulan
7. Penutup
Metode : penugasan, tanya jawab, diskusi kelompok
193
VII. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
a. Kegiatan Awal (+ 10 menit)
1. Membangkitkan skemata peserta didik dengan cara bercerita
tentang perlunya menanam tumbuhan.
2. Mengajak peserta didik bernyanyi “banyak nyamuk”
Eksplorasi
3. Dengan penjelasan yang disampaikan, peserta didik dapat
mengetahui materi yang akan dipelajari dengan tekun (fase 1)
b. Kegiatan Inti (+ 150 menit)
4. Peserta didik berpikir tentang materi yang akan dipelajari (fase 2)
Elaborasi
5. Peserta didik memperhatikan media gambar lingkungan sehat dan
tidak sehat yang dipajang guru
6. Peserta didik pergi ke hlaman diluar sekolah didampingi oleh guru
untuk memperhatikan keadaan halaman diluar sekolah.
7. Peserta didik mendiskusikan hasil laporannya dengan pasangan
8. Peserta didik berdiskusi dengan teman sebangkunya untuk saling
mengutarakan hasil pemikirannya mengenai lingkungan sehat dan
lingkungan tidak sehat (fase 3)
9. Peserta didik mendapatkan teks yang telah dibagikan guru
10. Masing-masing peserta didik membaca teks dalam hati
194
11. Peserta didik dapat menjelaskan isi teks tersebut dengan bahasa sendiri
12. Peserta didik dapat menjawab pelatihan 1
Pertemuan II
13. Setiap pasangan mengutarakan hasil diskusi dengan teman sebangkunya di
depan kelas (fase 4)
14. Peserta didik yang lain menanggapi hasil yang disampaikan temannya
didampingi oleh guru
15. Guru mengarahkan pembicaraan pada materi yang belum diungkapkan
peserta didik (fase 5)
16. Peserta didik memperhatikan guru menjelaskan penjumlahan bilangan tiga
angka dengan cara bersusun pendek dengan teknik tanpa menyimpan
17. Peserta didik memperhatikan guru menjelaskan penjumlahan bilangan tiga
angka dengan cara bersusun pendek dengan teknik menyimpan
18. Peserta didik memperhatikan guru menjelaskan pengurangan bilangan tiga
angka dengan cara teknik meminjam
19. Peserta didik memperhatikan guru menjelaskan hasil pengurangan
bilangan tiga angka dengan cara teknik meminjam
c. Kegiatan Akhir (+ 15 menit)
Konfirmasi
20. Peserta didik bersama dengan guru menyimpulkan pelajaran (fase 6)
21. Guru memperikan evaluasi kepada peserta didik (fase 7)
VIII. Media dan Sumber
1. Gambar lingkungan di luar sekolah
195
2. Teks bacaan
IX. Penilaian
1. Penilaian proses : Akhir proses
2. Jenis Penilaian : Tes
3. Bentuk penilaian : Objektif dan isian
4. Alat/ Instrumen : Soal dan kunci jawaban
Padang, November 2012
Peneliti
Media Oktavani
196
Lembar Pengamatan
Nama : ............................................................
Kelas/ Semester : ............................................................
Hari/ Tanggal Pengamatan : ............................................................
Amatilah keadan luar sekolah dan tuliskanlah hasil pengamatanmu di bawah ini:
1. .............................................................................................................................
2. .............................................................................................................................
3. .............................................................................................................................
4. .............................................................................................................................
5. .............................................................................................................................
Kesimpulan:
197
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
LINGKUNGAN SEHAT DAN LINGKUNGAN TIDAK SEHAT
I. Tujuan
Peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri lingkungan sehat dan lingkungan
tidak sehat
II. Bahan diskusi
1. Untuk memudahkan kamu melakukan diskusi bacalah paragraf berikut!
Lingkungan yang dibutuhkan adalah lingkungan sehat. Yaitu
lingkungan yang bersih, nyaman, dan indah. Bagaimana jika lingkungan
kita tidak sehat? Tentu saja tidak menyenangkan. Lingkungan yang
tercemar tempatnya kotor dan rusak. Sampah merupakan salah satu
penyebab pencemaran. Pencemaran itu dapat terjadi di semua lingkungan.
Apabila ini dibiarkan akan berdampak buruk terhadap kesehatan.
2. Diskusikanlah dalam kelompokmu ciri-ciri lingkungan sehat dan tidak
sehat pada lingkungan sekolah!
3. Apakah akibat yang ditimbulkan dari lingkungan tidak sehat itu!
4. Tulislah hasil diskusi pada tabel di bawah ini!
No Ciri-ciri Lingkungan luar
sekolah yang Sehat
Ciri-ciri Lingkungan luar Sekolah
yang tidak Sehat
III. Kesimpulan
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………
198
Teks Bacaan
Pulang Sekolah
Bel sekolah berbunyi, saatnya bagi seluruh murid pulang sekolah karena
pelajaran telah usai hari ini. Sebelum pulang, siswa berdoa terlebih dahulu dan
mengangkat semua kursi ke atas meja, tak lupa bersalaman dengan guru. Setelah
itu, satu per satu murid ke luar kelas dengan tertib.
Seisi sekolah telah bubar, begitu juga Luna. Ia segera menuju gerbang
sekolah. Hari ini, adik Luna sakit, jadi Luna tidak seperti biasanya dijemput
Ibunya. Hari ini Luna pulang sendiri. Jarak sekolah dengan rumah Luna memang
tidak terlalu jauh, tapi Ibu telah menitipkan ongkos untuk Luna naik angkot
Pulang sekolah.
Luna masih berdiri di depan gerbang sekolah sambil menghitung uang jajannya.
Ia kebingungan dengan uang jajan di sakunya. Tiba-tiba dari belakang, Sari
datang mengagetkannya.
“Ada apa Lun, kok bingung begitu?” tanya Sari.
“Aku lagi menghitung uang jajanku, kamu bisa bantu?” jawab Luna
“Memangnya uang jajan kamu berapa tadi,” tanya Sari lagi.
“Sepuluh ribu, tadi aku pakai naik angkot pergi sekolah seribu, jajan dua ribu, aku
takut ada yang jatuh, soalnya tadi duit aku taruh di tas, tas aku tadi terbuka” jelas
Luna sambil mememang duit seribuan di tangannya.
“Uang kamu sepuluh ribu dikurang seribu, dikurang dua ribu, berarti sekarang
tinggal tujuh ribu harusnya,” jawab Sari.
199
Luna kembali menghitung uang di tangannya, sekarang hanya tinggal dua
ribu saja. Berarti uang Luna yang tercecer ada lima ribu. Luna sebenarnya ingin
membeli makanan di depan sekolahnya. Tapi uangnya tidak cukup, kalau dipakai
naik angkot seribu, berarti, ia hanya bisa jajan seribu saja, sementara harga jajanan
yang ingin dibelinya dua ribu.
“Uangmu tidak cukup jajan lagi ya Lun,” tanya Sari.
“Ia, kalau aku jajan, tidak bisa buat ongkos pulang,” jawab Luna.
Sari menawarkan Luna untuk jalan kaki saja. Soalnya Sari tahu jalan
pintas. Lagi pula, jarak rumah Sari dan Luna tidak jauh. Sari setiap harinya
memang jalan kaki ke sekolah, katanya biar hemat. Akhirnya, pun Luna bisa
menggunakan uang sisanya untuk jajan karena tidak perlu menggunakan ongkos
untuk pulang.
“Aku takut menyebrang Sar,” ujar Luna.
“Menyeberang itu, kita mesti harus hati-hati, tidak boleh ceroboh. Pertama
kita harus menyeberang di tempat penyeberangan atau yang lebih dikenal Zebra
Cross, garis yang ada di jalan raya, berwarna putih. Karena warna jalan raya hita,
dan garisnya putih, persis seperti binatang Zebra, makanya orang menaiamainnya
zebra cross. Lalu menyeberang tidak boleh buru-buru, harus pelan-pelan. Lihat
kendaran sebelah kiri dan kanan, kalau sepi baru menyeberang,” jelas Sari.
Di depan sekolah mereka ada zebra cross. Mereka pun menyeberang
sambil berpegangan tangan. Setelah menyeberang, Sari pun menjelaskan kepada
Luna, pejalan kaki itu punya tempat berjalan yang diberi nama trotoar, pejalan
kaki harus berjalan di trotoar, jika tidak nanti mereka tertabrak kendaraan
200
bermotor. Mereka berjalan sambil banyak mengobrol, setelah akhirnya sampai di
gang rumah. Luna merasa jijik berjalan melewati gang, karena sampah yang
sudah membusuk, selokan yang banyak sampah, air tegenang di jalanan.
“Sari, apakah kamu tidak jijik melewati gang yang sempit ini, ujar Luna.
“Sebenarnya aku jijik sih, tapi apa boleh buat di sini kan lebih cepat kita sampai”
“Seharusnya warga di sini dapat memelihara lingkungan sekitar, agar terlihat
lebih bersih”
“Apa yang kamu sampaikan itu memang benar Lun, tapi warga disini memang
kurang memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan, seperti apa yang
dismpaikan oleh Ibu ku”
“Seharusnya kita beritahu Ibu guru agar dia dapat memecahkan permasalahan ini,
mungkin dia punya jalan keluarnya, jawab Luna” (*)
201
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
A. Jawablah pertanyaan berikut!
1. Siapakah tokoh yang kamu sukai pada teks bacaan?
2. Kenapa kamu menyukainya?
3. Siapakah tokoh yang tidak kamu sukai?
4. Kenapa kamu tidak menyukai tokoh tersebut?
5. Coba kamu tuliskan, bagian teks cerita apa yang menarik menurutmu?
6. Apa yang kamu lakukan seandainya dilingkungan sekitarmu terdapat
banyak sampah?
7. Tindakan apa yang kamu lakukan seandainya, selokan disekitar tempat
tinggalmu tersumbat?
8. Bagaimana cara menjaga lingkungan sekitar rumahmu agar terlihat bersih
dan sehat?
9. Apa akibatnya yang timbul jika sampah dibakar ?
10. Apa manfaat dari sisa pembakaran sampah?
11. Luna memiliki uang jajan Rp 10.000,-. Sisa uang jajan Luna ternyata
tinggal Rp. 3.500,-. Berapakah Luna menghabiskan uang jajannya ?
12. Sari membeli makanan seharga Rp 1.750, kemudian Sari membeli lagi
minuman seharga Rp 500,-. Sebelum berangkat sekolah Sari diberi oleh
Ibunya uang jajan Rp 5.000. Berapakah sisa uang jajan Sari ?
13. Biaya naik angkot Tiwi Rp 1.000,- membeli pensil Rp 1.500,- membeli
sosis di depan sekolah Rp 1.000,-. Uang yang diberi Ibu tadi pagi Rp
5.000,-. Berapa sisa uang jajan Tiwi?
14. Seandainya kamu diberi uang jajan Rp. 10.000,-. Apa saja yang akan
kamu belikan?
15. Apa yang akan kamu belikan seandainya uangmu Rp 7.000?
202
Lembar Jawaban Peserta Didik
Nama :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
203
Lembar Penilaian Proses
Bahasa Indonesia
Prosedur Penilaian : Dalam Proses Pembelajaran
Jenis Penilaian : Non Tes
Bentuk Penilan : Pengamatan saat berdiskusi dalam kelompok
Alat / Instrumen Penilaian : Lembar Penilaian Proses
Petunjuk:
Berilah tanda cheklist (√) pada kolom yang sesuai dengan hasil pengamatan
terhadap aspek-aspek dibawah ini yang di peroleh selama proses pembelajaran
berlangsung!
No
Nama
Peserta Didik
Aspek yang dinilai
Jum lah
Skor
Nilai Kemampuan
dalam membaca
bacaan
Kemampuan
dalam
menyimak
bacaan
Kemampuan
dalam
menanggapi
pernyataan
teman
B C K B C K B C K
1. AFA 3 3 3 9 100
2. AK 3 3 2 8 88,89
3. AAS 3 2 3 8 88,89
4. APK 3 3 2 8 88,89
5. AMK 3 2 2 7 77,78
6. ARWD 3 3 3 9 100
7. BAB 2 2 3 7 77,78
8. BDR 3 3 3 9 100
9. DR 2 3 2 7 77,78
10. DM 3 3 2 8 88,89
11. F 2 2 3 7 77,78
12. FAH 2 3 2 7 77,78
13. GZ 3 2 3 7 77,78
14. HII 2 3 2 7 77,78
15. HK 3 2 3 8 88,89
16. IA 2 3 2 7 77,78
17. KN 3 2 3 8 88,89
18. KR 3 3 2 8 88,89
19. KMAJR 2 3 3 8 88,89
20. MA 3 2 2 7 77,78
21. MAP 2 3 3 8 88,89
22. MFR 2 2 3 7 77,78
23. MKI 3 3 2 8 88,89
204
24. MSA 3 2 3 8 88,89
25. RJ 2 3 2 7 77,78
26. SU 3 2 3 8 88,89
Keterangan:
B = 3, jika semua deskriptor dilakukan dalam proses pembelajaran.
C = 2, jika hanya dua deskriptor yang dilakukan dalam proses pembalajaran.
K = 1, jika hanya satu deskriptor yang dilakukan dalam proses pembelajaran.
Deskriptor :
1. Kemampuan dalam membaca
a. Membaca dengan lancar, suara jelas dan dan mudah dimengerti
b. Tidak ada huruf atau kata yang ditinggalkan/dikurangi
c. Tidak salah baca dalam membaca kata yang ada dalam bacaan
2. Kemampuan dalam menyimak bacaan
a. Melihat dan duduk dengan diam/tenang ketika orang sedang berbicara/
membaca
b. Tidak melakukan sesuatu tetapi mendengarkan apa yang dibaca teman
c. Menampakkan ekspresi yang memberikan respon secara alami (Contoh:
menganggukan kepala sekali-sekali)
3. Kemampuan dalam menanggapi pernyataan teman
a. Tanggapan yang diberikan sesuai dengan pernyataan yang ada
b. Memberikan tanggapan dengan suara yang jelas dan lantang
c. Melihat ke teman yang ditanggapi ketika menyampaikan tanggapan
% 100x maksimalSkor
SkorJumlah NilaiPerolehan
Kriteria Keberhasilan:
80 – 100 % = Baik ( B)
60 – 79 % = Cukup ( C )
< 59 % = Kurang ( K)
205
Lembar Penilaian Proses
Ilmu Pengetahuan Alam
Prosedur Penilaian : Dalam Proses Pembelajaran
Jenis Penilaian : Non Tes
Bentuk Penilan : Pengamatan saat pembelajaran
Alat / Instrumen Penilaian : Lembar Penilaian Proses
Petunjuk:
Berilah tanda cheklist (√) pada kolom yang sesuai dengan hasil pengamatan
terhadap aspek-aspek dibawah ini yang di peroleh selama proses pembelajaran
berlangsung!
No
Nama
Peserta Didik
Aspek yang dinilai
Jumlah
Skor
Nilai Ketepatan
langkah kerja
Keterampilan
dalam kerjasama
kelompok
Kemampuan
dalam
mempresentasik
an hasil
pengamatan
B C K B C K B C K
1. AFA 3 3 2 8 88,89
2. AK 3 2 3 8 88,89
3. AAS 2 3 2 7 77,78
4. APK 3 2 3 8 88,89
5. AMK 2 3 3 8 88,89
6. ARWD 3 2 2 7 77,78
7. BAB 2 3 3 8 88,89
8. BDR 2 3 2 7 77,78
9. DR 3 2 3 8 88,89
10. DM 2 2 3 7 77,78
11. F 3 3 3 9 100
12. FAH 2 2 3 7 77,78
13. GZ 3 3 2 8 88,89
14. HII 2 2 3 7 77,78
15. HK 3 3 3 9 100
16. IA 2 2 3 7 77,78
17. KN 3 3 3 9 100
18. KR 2 3 2 7 77,78
19. KMAJR 2 3 3 8 88,89
20. MA 3 2 3 8 88,89
21. MAP 2 2 3 7 77,78
22. MFR 2 3 2 7 77,78
206
23. MKI 2 3 2 7 77,78
24. MSA 3 2 2 7 77,78
25. RJ 3 3 3 9 100
26. SU 3 3 2 8 88,89
Keterangan:
B = 3, jika semua deskriptor dilakukan dalam proses pembelajaran.
C = 2, jika hanya dua deskriptor yang dilakukan dalam proses pembalajaran.
K = 1, jika hanya satu deskriptor yang dilakukan dalam proses pembelajaran.
Deskriptor :
1. Ketepatan langkah kerja
a. Melakukan kegiatan pengamatan pada media gambar
b. Melakukan pengamatan dengan teman yang telah ditentukan
(berpasangan)
c. Menuliskan hasil pengamatan sesuai dengan yang diamati
2. Keterampilan dalam kerjasama kelompok
a. Mengkomunikasikan materi pembelajaran dengan teman.
b. Membantu teman yang kesulitan dalam proses pembelajaran
c. Melakukan kerja kelompok
3. Kemampuan dalam mempresentasikan hasil pengamatan
a. Hasil pengamatan dipresentasikan sesuai dengan apa yang telah dibuat
dalam kelompok
b. Mempresentasikan hasil pengamatan dengan suara yang jelas dan mudah
dimengerti
c. Tidak melihat ke bawah, ke atas, atau ke sekitar ruangan ketika
mempresentasikan hasil pengmaatan
% 100x maksimalSkor
SkorJumlah NilaiPerolehan
Kriteria Keberhasilan:
80 – 100 % = Baik ( B)
60 – 79 % = Cukup ( C )
< 59 % = Kurang ( K)
207
Lembar Penilaian Proses
Matematika
Prosedur Penilaian : Dalam Proses Pembelajaran
Jenis Penilaian : Non Tes
Bentuk Penilan : Pengamatan saat pembelajaran
Alat / Instrumen Penilaian : Lembar Penilaian Proses
Petunjuk:
Berilah tanda cheklist (√) pada kolom yang sesuai dengan hasil pengamatan
terhadap aspek-aspek dibawah ini yang di peroleh selama proses pembelajaran
berlangsung!
No
Nama
Peserta Didik
Aspek yang dinilai
Jumlah
Skor
Nilai Keterampilan
dalam
menanggapi
pertanyaan guru
Kerjasama
dalam kelompok
Kesungguh-
sungguhan
dalam
menyelesaikan
tugas
B C K B C K B C K
1. AFA 3 3 3 9 100
2. AK 3 2 2 7 77,78
3. AAS 2 3 3 8 88,89
4. APK 2 2 3 7 77,78
5. AMK 3 3 3 9 100
6. ARWD 3 3 2 8 88,89
7. BAB 2 3 3 8 88,89
8. BDR 2 2 3 7 77,78
9. DR 3 3 3 9 100
10. DM 2 3 2 7 77,78
11. F 3 3 3 9 100
12. FAH 3 2 3 8 88,89
13. GZ 2 3 3 8 88,89
14. HII 3 3 3 9 100
15. HK 3 3 2 8 88,89
16. IA 2 2 3 7 77,78
17. KN 3 3 2 8 88,89
18. KR 2 3 2 7 77,78
19. KMAJR 3 3 3 9 100
20. MA 2 2 3 7 77,78
21. MAP 3 3 3 9 100
22. MFR 3 2 2 7 77,78
23. MKI 3 3 3 9 100
208
24. MSA 2 3 3 8 88,89
25. RJ 3 2 3 8 88,89
26. SU 3 3 3 9 100
Keterangan:
B = 3, jika semua deskriptor dilakukan dalam proses pembelajaran.
C = 2, jika hanya dua deskriptor yang dilakukan dalam proses pembalajaran.
K = 1, jika hanya satu deskriptor yang dilakukan dalam proses pembelajaran.
Deskriptor :
1. Keterampilan dalam menanggapi pertanyaan guru
a. Memberikan tanggapan sesuai dengan pernyataan guru
b. Tidak memberi tanggapan yang dapat menyinggung perasaan guru
c. Menyampaikan tanggapan dengan suara yang jelas dan mudah
dimengerti
2. Kerjasama kelompok
a. Mengkomunikasikan materi pembelajaran dengan teman.
b. Membantu teman yang kesulitan dalam proses pembelajaran
c. Melakukan kerja kelompok dengan melibatkan semua anggota kelompok
3. Kesungguh-sungguhan dalam menyelesaikan tugas
a. Tugas dibuat sesuai dengan petunjuk pengerjaannya
b. Tidak bercanda ketika menyelesaikan tugas
c. Membuat tugas sampai selesai sesuai yang ditugaskan
% 100x maksimalSkor
SkorJumlah NilaiPerolehan
Kriteria Keberhasilan:
80 – 100 % = Baik ( B)
60 – 79 % = Cukup ( C )
< 59 % = Kurang ( K)
209
Lampiran 5
Rambu-rambu Analisis Hasil Pembelajaran Tematik dengan Pendekatan
Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share)
Pencapaian Tujuan
Pembelajaran
Skor Nilai Kualifikasi Tingkat Keberhasilan
Pembelajaran
80% - 100% 80 – 100 Baik (B) Berhasil
60% - 79% 60 – 79 Cukup (C) Tidak Berhasil
< 59% < 59 Kurang (K) Tidak Berhasil
Hasil analisis pembelajaran pada setiap pembelajaran tematik dengan
menggunakan pendekatan kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dengan sebaran
nilai 10-100. Kriteria keberhasilan pembelajaran mengacu pada hasil belajar yang
dicapai oleh peserta didik pada setiap siklus. Kriteria keberhasilan adalah skor
rata-rata yang dicapai peserta didik berada pada kualifikasi baik (B). Indikator
keberhasilan ini minimal 75% dari jumlah peserta didik di kelas III SDSN 06
Kampung Lapai Kecamatan Nanggalo Padang yang mampu mencapai tujuan
khusus penelitian.
210
Lampiran 6
Analisis Data Proses Pembelajaran Tematik dengan Pendekatan Kooperatif
Tipe TPS (Think Pair Share) Aspek Guru Siklus I
Tahap Pembelajaran Deskripsi Kualifikasi Keterangan
B C K
Kegiatan Awal Menyampaikan topik
inti materi dan
kompetensi yang ingin
dicapai (fase 1)
1. Menyampaikan topik inti
materi yang ingin dicapai
dengan bahasa yang jelas
2. Menyampaikan topik inti
materi yang ingin dicapai
dengan bahasa yang
kurang jelas
3. Kurang menyampaikan
topik inti materi yang
ingin dicapai dengan
bahasa yang jelas
√ B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
Kegiatan Inti
Peserta didik diminta
untuk berpikir tentang
materi yang
disampaikan secara
individual (fase 2)
1. Memberikan pertanyaan/
permasalahan tentang
materi dengan bahasa
yang mudah dimengerti
2. Kurang memberikan
pertanyaan/ permasalahan
tentang materi
3. Tidak memberikan
pertanyaan/ permasalahan
tentang materi
√
Peserta didik diminta
berpasangan dengan
teman sebelahnya dan
mengutarakan hasil
pemikiran masing-
masing tentang
topiknya tadi (fase 3)
1. Membimbing pasangan
untuk dapat
mengutarakan hasil
pemikirannya tentang
materi
2. Kurang mampu
membimbing pasangan
untuk dapat
mengutarakan hasil
pemikirannya tentang
materi
3. Tidak membimbing
pasangan untuk dapat
mengutarakan hasil
pemikirannya tentang
materi
√
211
Tiap kelompok
pasangan
mengemukakan hasil
diskusinya untuk
berbagi jawaban dengan
seluruh peserta didik di
kelas (fase 4)
1. Memberikan penghargaan
dan hadiah kepada
pasangan untuk
menyampaikan hasil
diskusinya
2. Kurang memberikan
penghargaan kepada
pasangan untuk
menyampaikan hasil
diskusinya.
3. Tidak memberikan
penghargaan dan hadiah
kepada pasangan untuk
menyampaikan hasil
diskusinya
√
Mengarahkan materi
yang belum
diungkapkan oleh
peserta didik (fase5)
1. Mengarahkan peserta
didik pada materi yang
sesuai dengan tujuan
pembelajaran
2. Kurang mengarahkan
peserta didik pada materi
yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran
3. Mengarahkan peserta
didik pada materi yang
tidak sesuai dengan
tujuan pembelajaran
√
Kesimpulan (fase 6) 1. Melibatkan peserta didik
dalam menyimpulkan
pelajaran
2. Kurang melibatkan
peserta didik dalam
menyimpulkan pelajaran
3. Tidak melibatkan peserta
didik dalam
menyimpulkan pelajaran
√
Penutup (fase 7) 1. Memberi evaluasi kepada
peserta didik sesuai
dengan materi yang telah
dipelajari
2. Evaluasi yang diberikan
kepada peserta didik
kurang sesuai dengan
materi yang telah
dipelajari
3. Evaluasi yang diberikan
√
212
kepada peserta didik tidak
sesuai dengan materi
yang telah dipelajari
213
Lampiran 7
Analisis Data Proses Pembelajaran Tematik dengan Pendekatan Kooperatif Tipe
TPS (Think Pair Share) Aspek Peserta didik Siklus I
Tahap Pembelajaran Deskripsi Kualifikasi Keterangan
B C K
Kegiatan Awal Mendengarkan topik
inti materi dan
kompetensi yang ingin
dicapai (fase 1)
1. Mendengarkan tujuan dan
materi pelajaran
2. Kurang mendengarkan
tujuan dan materi
pelajaran
3. Tidak mendengarkan
tujuan dan materi
pelajaran
√ B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
Kegiatan Inti
Peserta didik diminta
untuk berpikir tentang
materi yang
disampaikan secara
individual (fase 2)
1. Mampu memikirkan
masalah yang
disampaikan secara
individu
2. Kurang mampu
memikirkan masalah
yang disampaikan secara
individu
3. Tidak memikirkan
masalah yang
disampaikan secara
individu
√
Peserta didik diminta
berpasangan dengan
teman sebelahnya dan
mengutarakan hasil
pemikiran masing-
masing tentang
topiknya tadi (fase 3)
1. Setiap anggota pasangan
aktif dalam berdiskusi
2. Setiap anggota pasangan
kurang aktif dalam
berdiskusi
3. Setiap anggota pasangan
tidak aktif dalam
berdiskusi
√
214
Tiap kelompok
pasangan
mengemukakan hasil
diskusinya untuk
berbagi jawaban dengan
seluruh peserta didik di
kelas (fase 4)
1. Masing- masing pasangan
menyampaikan hasil
diskusinya dengan benar
2. Masing- masing pasangan
kurang mampu
menyampaikan hasil
diskusinyadengan benar
3. Masing masing pasangan
tidak mampu
menyampaikan hasil
diskusinyadengan benar
√
Mendengarkan arahan
materi yang belum
diungkapkan (fase5)
1. Mendengarkan
penjelasan guru tentang
materi yang belum
dikemukakan dalam
diskusi
2. Kurang mendengarkan
penjelasan guru tentang
materi yang belum
dikemukakan dalam
diskusi
3. Tidak mendengarkan
penjelasan guru tentang
materi yang belum
dikemukakan dalam
diskusi
√
Kesimpulan (fase 6) 1. Aktif dalam
menyimpulkan pelajaran
2. Kurang aktif dalam
menyimpulkan pelajaran
3. Tidak aktif dalam
menyimpulkan pelajaran
√
Penutup (fase 7) 1. Mengerjakan evaluasi
secara individual
2. Kurang mampu
mengerjakan evaluasi
secara individual
3. Tidak mampu
mengerjakan evaluasi
secara individual
√
215
Lampiran 8
Rekapitulasi Hasil Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan Model
Kooperatif tipe TPS pada Siklus I
No Nama Hasil Belajar
Bahasa Indonesia IPA Matematika
1. AFA 55 K 65 B 55 K
2. AK 80 B 60 C 80 B
3. AAS 55 K 65 C 50 K
4. APK 80 B 80 B 80 B
5. AMK 50 K 70 C 55 K
6. ARWD 80 B 100 B 85 B
7. BAB 65 C 70 C 55 K
8. BDR 80 B 80 B 85 B
9. DR 50 K 55 K 55 K
10. DM 50 K 60 B 50 K
11. F 55 K 55 K 55 K
12. FAH 55 K 50 K 55 K
13. GZ 80 B 65 C 65 C
14. HII 65 C 55 K 50 K
15. HK 70 C 75 B 60 C
16. IA 60 C 55 K 55 K
17. KN 60 C 50 K 50 K
18. KR 70 C 90 B 75 C
19. KMAJR 50 K 50 K 50 K
20. MA 80 B 95 B 80 B
21. MAP 65 C 60 B 70 C
22. MFR 80 B 80 B 90 B
23. MKI 55 K 50 K 50 K
24. MSA 80 B 100 B 85 B
25. RJ 65 C 80 B 75 C
26. SU 55 K 75 C 75 C
Jumlah 1690 1790 1755
Rata-rata 69 C 68,84 C 67,5 C
216
Lampiran 9
Analisis Data Proses Pembelajaran Tematik dengan Pendekatan Kooperatif
Tipe TPS (Think Pair Share) Aspek Guru Siklus II
Tahap Pembelajaran Deskripsi Kualifikasi Keterangan
B C K
Kegiatan Awal Menyampaikan topik
inti materi dan
kompetensi yang ingin
dicapai (fase 1)
1. Menyampaikan topik inti
materi yang ingin dicapai
dengan bahasa yang jelas
2. Menyampaikan topik inti
materi yang ingin dicapai
dengan bahasa yang
kurang jelas
3. Kurang menyampaikan
topik inti materi yang
ingin dicapai dengan
bahasa yang jelas
√ B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
Kegiatan Inti
Peserta didik diminta
untuk berpikir tentang
materi yang
disampaikan secara
individual (fase 2)
1. Memberikan pertanyaan/
permasalahan tentang
materi dengan bahasa
yang mudah dimengerti
2. Kurang memberikan
pertanyaan/ permasalahan
tentang materi
3. Tidak memberikan
pertanyaan/ permasalahan
tentang materi
√
Peserta didik diminta
berpasangan dengan
teman sebelahnya dan
mengutarakan hasil
pemikiran masing-
masing tentang
topiknya tadi (fase 3)
1. Membimbing pasangan
untuk dapat
mengutarakan hasil
pemikirannya tentang
materi
2. Kurang
mampu2membimbing
pasangan untuk dapat
mengutarakan hasil
pemikirannya tentang
materi
3. Tidak membimbing
pasangan untuk dapat
mengutarakan hasil
pemikirannya tentang
materi
√
217
Tiap kelompok
pasangan
mengemukakan hasil
diskusinya untuk
berbagi jawaban dengan
seluruh peserta didik di
kelas (fase 4)
1. Memberikan penghargaan
dan hadiah kepada
pasangan untuk
menyampaikan hasil
diskusinya
2. Kurang memberikan
penghargaan kepada
pasangan untuk
menyampaikan hasil
diskusinya.
3. Tidak memberikan
penghargaan dan hadiah
kepada pasangan untuk
menyampaikan hasil
diskusinya
√
Mengarahkan materi
yang belum
diungkapkan oleh
peserta didik (fase5)
1. Mengarahkan peserta
didik pada materi yang
sesuai dengan tujuan
pembelajaran
2. Kurang mengarahkan
peserta didik pada materi
yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran
3. Mengarahkan peserta
didik pada materi yang
tidak sesuai dengan
tujuan pembelajaran
√
Kesimpulan (fase 6) 1. Melibatkan peserta didik
dalam menyimpulkan
pelajaran
2. Kurang melibatkan
peserta didik dalam
menyimpulkan pelajaran
3. Tidak melibatkan peserta
didik dalam
menyimpulkan pelajaran
√
Penutup (fase 7) 1. Memberi evaluasi kepada
peserta didik sesuai
dengan materi yang telah
dipelajari
2. Evaluasi yang diberikan
kepada peserta didik
kurang sesuai dengan
materi yang telah
dipelajari
3. Evaluasi yang diberikan
√
218
kepada peserta didik tidak
sesuai dengan materi
yang telah dipelajari
219
Lampiran 10
Analisis Data Proses Pembelajaran Tematik dengan Pendekatan Kooperatif Tipe
TPS (Think Pair Share) Aspek Peserta didik Siklus II
Tahap Pembelajaran Deskripsi Kualifikasi Keterangan
B C K
Kegiatan Awal Mendengarkan topik
inti materi dan
kompetensi yang ingin
dicapai (fase 1)
1. Mendengarkan tujuan dan
materi pelajaran
2. Kurang mendengarkan
tujuan dan materi
pelajaran
3. Tidak mendengarkan
tujuan dan materi
pelajaran
√ B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
Kegiatan Inti
Peserta didik diminta
untuk berpikir tentang
materi yang
disampaikan secara
individual (fase 2)
1. Mampu memikirkan
masalah yang
disampaikan secara
individu
2. Kurang mampu
memikirkan masalah
yang disampaikan secara
individu
3. Tidak memikirkan
masalah yang
disampaikan secara
individu
√
Peserta didik diminta
berpasangan dengan
teman sebelahnya dan
mengutarakan hasil
pemikiran masing-
masing tentang
topiknya tadi (fase 3)
1. Setiap anggota pasangan
aktif dalam berdiskusi
2. Setiap anggota pasangan
kurang aktif dalam
berdiskusi
3. Setiap anggota pasangan
tidak aktif dalam
berdiskusi
√
220
Tiap kelompok
pasangan
mengemukakan hasil
diskusinya untuk
berbagi jawaban dengan
seluruh peserta didik di
kelas (fase 4)
1. Masing- masing pasangan
menyampaikan hasil
diskusinya dengan benar
2. Masing- masing pasangan
kurang mampu
menyampaikan hasil
diskusinyadengan benar
3. Masing masing pasangan
tidak mampu
menyampaikan hasil
diskusinyadengan benar
√
Mendengarkan arahan
materi yang belum
diungkapkan (fase5)
1. Mendengarkan
penjelasan guru tentang
materi yang belum
dikemukakan dalam
diskusi
2. Kurang mendengarkan
penjelasan guru tentang
materi yang belum
dikemukakan dalam
diskusi
3. Tidak mendengarkan
penjelasan guru tentang
materi yang belum
dikemukakan dalam
diskusi
√
Kesimpulan (fase 6) 1. Aktif dalam
menyimpulkan pelajaran
2. Kurang aktif dalam
menyimpulkan pelajaran
3. Tidak aktif dalam
menyimpulkan pelajaran
√
Penutup (fase 7) 1. Mengerjakan evaluasi
secara individual
2. Kurang mampu
mengerjakan evaluasi
secara individual
3. Tidak mampu
mengerjakan evaluasi
secara individual
√
221
Lampiran 11
Rekapitulasi Hasil Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan Model
Kooperatif tipe TPS pada Siklus II
No Nama Hasil Belajar
Bahasa Indonesia IPA Matematika
1. AFA 70 C 70 B 65 C
2. AK 85 B 100 B 85 B
3. AAS 60 C 65 C 65 C
4. APK 85 B 90 B 85 B
5. AMK 55 K 70 C 50 K
6. ARWD 90 B 85 B 90 B
7. BAB 100 B 70 C 55 K
8. BDR 95 B 85 B 85 B
9. DR 50 K 55 K 55 K
10. DM 75 C 60 B 70 C
11. F 55 K 55 K 50 K
12. FAH 55 K 50 K 70 C
13. GZ 95 B 70 C 65 C
14. HII 70 C 55 K 55 K
15. HK 70 C 75 B 60 C
16. IA 75 C 55 K 55 K
17. KN 90 B 50 K 70 C
18. KR 70 C 85 B 75 C
19. KMAJR 50 K 50 K 50 K
20. MA 80 B 100 B 100 B
21. MAP 70 C 60 B 75 C
22. MFR 80 B 100 B 100 B
23. MKI 55 K 50 K 50 K
24. MSA 80 B 95 B 95 B
25. RJ 70 C 80 B 75 C
26. SU 75 C 60 B 85 B
Jumlah 1905 1840 1835
Rata-rata 73,26 C 70,76 C 70,57 C
222
Lampiran 12
Analisis Data Proses Pembelajaran Tematik dengan Pendekatan Kooperatif
Tipe TPS (Think Pair Share) Aspek Guru Siklus III
Tahap Pembelajaran Deskripsi Kualifikasi Keterangan
B C K
Kegiatan Awal Menyampaikan topik
inti materi dan
kompetensi yang ingin
dicapai (fase 1)
1. Menyampaikan topik inti
materi yang ingin dicapai
dengan bahasa yang jelas
2. Menyampaikan topik inti
materi yang ingin dicapai
dengan bahasa yang
kurang jelas
3. Kurang menyampaikan
topik inti materi yang
ingin dicapai dengan
bahasa yang jelas
√ B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
Kegiatan Inti
Peserta didik diminta
untuk berpikir tentang
materi yang
disampaikan secara
individual (fase 2)
1. Memberikan pertanyaan/
permasalahan tentang
materi dengan bahasa
yang mudah dimengerti
2. Kurang memberikan
pertanyaan/ permasalahan
tentang materi
3. Tidak memberikan
pertanyaan/ permasalahan
tentang materi
√
Peserta didik diminta
berpasangan dengan
teman sebelahnya dan
mengutarakan hasil
pemikiran masing-
masing tentang
topiknya tadi (fase 3)
1. Membimbing pasangan
untuk dapat
mengutarakan hasil
pemikirannya tentang
materi
2. Kurang mampu
membimbing pasangan
untuk dapat
mengutarakan hasil
pemikirannya tentang
materi
3. Tidak membimbing
pasangan untuk dapat
mengutarakan hasil
pemikirannya tentang
materi
√
223
Tiap kelompok
pasangan
mengemukakan hasil
diskusinya untuk
berbagi jawaban dengan
seluruh peserta didik di
kelas (fase 4)
1. Memberikan
penghargaan dan hadiah
kepada pasangan untuk
menyampaikan hasil
diskusinya
2. Kurang memberikan
penghargaan kepada
pasangan untuk
menyampaikan hasil
diskusinya.
3. Tidak memberikan
penghargaan dan hadiah
kepada pasangan untuk
menyampaikan hasil
diskusinya
√
Mengarahkan materi
yang belum
diungkapkan oleh
peserta didik (fase5)
1. Mengarahkan peserta
didik pada materi yang
sesuai dengan tujuan
pembelajaran
2. Kurang mengarahkan
peserta didik pada materi
yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran
3. Mengarahkan peserta
didik pada materi yang
tidak sesuai dengan
tujuan pembelajaran
√
Kesimpulan (fase 6) 1. Melibatkan peserta didik
dalam menyimpulkan
pelajaran
2. Kurang melibatkan
peserta didik dalam
menyimpulkan pelajaran
3. Tidak melibatkan peserta
didik dalam
menyimpulkan pelajaran
√
Penutup (fase 7) 1. Memberi evaluasi kepada
peserta didik sesuai
dengan materi yang telah
dipelajari
2. Evaluasi yang diberikan
kepada peserta didik
kurang sesuai dengan
materi yang telah
dipelajari
3. Evaluasi yang diberikan
√
224
kepada peserta didik
tidak sesuai dengan
materi yang telah
dipelajari
225
Lampiran 13
Analisis Data Proses Pembelajaran Tematik dengan Pendekatan Kooperatif Tipe
TPS (Think Pair Share) Aspek Peserta didik Siklus III
Tahap Pembelajaran Deskripsi Kualifikasi Keterangan
B C K
Kegiatan Awal Mendengarkan topik
inti materi dan
kompetensi yang ingin
dicapai (fase 1)
1. Mendengarkan tujuan dan
materi pelajaran
2. Kurang mendengarkan
tujuan dan materi
pelajaran
3. Tidak mendengarkan
tujuan dan materi
pelajaran
√ B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
Kegiatan Inti
Peserta didik diminta
untuk berpikir tentang
materi yang
disampaikan secara
individual (fase 2)
1. Mampu memikirkan
masalah yang
disampaikan secara
individu
2. Kurang mampu
memikirkan masalah
yang disampaikan secara
individu
3. Tidak memikirkan
masalah yang
disampaikan secara
individu
√
Peserta didik diminta
berpasangan dengan
teman sebelahnya dan
mengutarakan hasil
pemikiran masing-
masing tentang
topiknya tadi (fase 3)
1. Setiap anggota pasangan
aktif dalam berdiskusi
2. Setiap anggota pasangan
kurang aktif dalam
berdiskusi
3. Setiap anggota pasangan
tidak aktif dalam
berdiskusi
√
226
Tiap kelompok
pasangan
mengemukakan hasil
diskusinya untuk
berbagi jawaban dengan
seluruh peserta didik di
kelas (fase 4)
1. Masing- masing pasangan
menyampaikan hasil
diskusinya dengan benar
2. Masing- masing pasangan
kurang mampu
menyampaikan hasil
diskusinyadengan benar
3. Masing masing pasangan
tidak mampu
menyampaikan hasil
diskusinyadengan benar
√
Mendengarkan arahan
materi yang belum
diungkapkan (fase5)
1. Mendengarkan
penjelasan guru tentang
materi yang belum
dikemukakan dalam
diskusi
2. Kurang mendengarkan
penjelasan guru tentang
materi yang belum
dikemukakan dalam
diskusi
3. Tidak mendengarkan
penjelasan guru tentang
materi yang belum
dikemukakan dalam
diskusi
√
Kesimpulan (fase 6) 1. Aktif dalam
menyimpulkan pelajaran
2. Kurang aktif dalam
menyimpulkan pelajaran
3. Tidak aktif dalam
menyimpulkan pelajaran
√
Penutup (fase 7) 1. Mengerjakan evaluasi
secara individual
2. Kurang mampu
mengerjakan evaluasi
secara individual
3. Tidak mampu
mengerjakan evaluasi
secara individual
√
227
Lampiran 14
Rekapitulasi Hasil Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan Model
Kooperatif tipe TPS pada Siklus III
No Nama Hasil Belajar
Bahasa Indonesia IPA Matematika
1. AFA 85 B 100 B 100 B
2. AK 100 B 100 B 100 B
3. AAS 75 C 75 C 90 B
4. APK 85 B 100 B 100 B
5. AMK 70 C 90 B 85 B
6. ARWD 100 B 95 B 100 B
7. BAB 100 B 100 B 100 B
8. BDR 100 B 100 B 90 B
9. DR 75 C 75 C 80 B
10. DM 85 B 95 B 90 B
11. F 75 C 80 B 85 B
12. FAH 70 C 75 C 90 B
13. GZ 100 B 95 B 100 B
14. HII 95 B 75 C 80 B
15. HK 90 B 100 B 75 C
16. IA 100 B 95 B 75 C
17. KN 100 B 80 B 80 B
18. KR 95 B 100 B 95 B
19. KMAJR 75 C 70 C 85 B
20. MA 100 B 100 B 100 B
21. MAP 100 B 80 B 100 B
22. MFR 100 B 100 B 100 B
23. MKI 75 C 90 B 85 B
24. MSA 95 B 100 B 100 B
25. RJ 95 B 100 B 90 B
26. SU 100 B 100 B 90 B
Jumlah 2340 2370 2365
Rata-rata 90 B 91,15 B 90,96 B