Author
donhi
View
244
Download
0
Embed Size (px)
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS
(ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT,SATISFACTION)
DENGAN MEDIA KARTU PANTUN PADA KELAS VII F SMP N 24
SEMARANG
SKRIPSI
untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
Oleh
Nama : Arifatul Latifah
NIM : 2101411035
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
SARI
Latifah, Arifatul. 2015. Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun
Mengggunakan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Pada Siswa
Kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing I : Dra. Nas Haryati S, M.Pd. Pembimbing II : Mulyono,
S.Pd.,M.Hum.
Kata kunci : keterampilan menulis pantun, model pembelajaran arias (assurance,
relevance, interest, assessment, satisfaction), media kartu pantun
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP sampai saat ini masih belum
mencapai hasil optimal terutama pada keterampilan menulis. Demikian pula, di
SMP Negeri 24 Semarang ditemui beberapa permasalahan dalam pembelajaran
menulis, khususnya dalam penelitian ini yaitu kompetensi menulis pantun.
Keterampilan menulis pantun tidak dapat dilakukan siswa secara tiba-tiba akan
tetapi harus melalui proses pembelajaran dan melalui proses berlatih.
Keterampilan menulis pantun tentu akan meningkat seiring dengan pembinaan
yang tepat dan terencana. Berdasarkan penelitian awal yang telah dilakukan,
diketahui bahwa rata-rata keterampilan menulis kelas VII F SMP Negeri 24
Semarang masih relatif rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa masalah antara
lain (1) siswa kurang memahami materi pantun; (2) kurangnya siswa dalam
praktik menulis pantun sehingga siswa kurang percaya diri dalam menulis; 3)
siswa belum dapat menuangkan ide atau gagasan dalam menulis pantun.
Penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun merupakan salah satu solusi
yang dapat mengatasi permasalahan siswa dalam keterampilan menulis pantun.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah
proses pembelajaran keterampilan menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang; (2)
bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang; (3)
bagaimanakah perubahan perilaku belajar siswa kelas VII F SMP Negeri 24
Semarang dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Tujuan penelitian ini sebagai
berikut (1) mendeskripsikan proses pembelajaran keterampilan menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII F SMP
ii
Negeri 24 Semarang; (2) mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII
F SMP Negeri 24 Semarang; (3) mendeskripsikan perubahan perilaku belajar
siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang dalam mengikuti pembelajaran
keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu
pantun.
Subjek penelitian ini adalah kemampuan menulis pantun yang sesuai dengan
syarat pantun pada siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang yang berjumlah
31 siswa. Variabel yang diungkap dalam penelitian ini adalah kemampuan
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang meliputi dua siklus. Tiap
siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Pengambilan data dilakukan dengan tes dan nontes. Alat pengambilan data berupa
pedoman observasi, jurnal, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi foto.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif dan teknik
kualitatif.
Proses pembelajaran menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri
Semarang menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction)yaitu, (1) keantusiasan siswa dalam proses
pembelajaran menulis pantun; (2) kekondusifan siswa dalam menulis pantun; (3)
keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun; (4) kereflektifan
suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis
data, dapat diketahui bahwa kemampuan menulis pantun siswa setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun telah
mencapai hasil yang baik. Hasil tes menulis cerpen pada siklus I diperoleh nilai
rata-rata 78,25. Setelah dilakukan tindakan siklus II diperoleh nilai rata-rata 85,83
mengalami peningkatan sebesar 7,58. Hasil tes tersebut menunjukkan bahwa
kemampuan menulis pantun siswa telah mencapai hasil yang baik dan mencapai
etuntasan belajar. Hasil analisis data nontes juga menunjukkan adanya perubahan
perilaku siswa. Siswa merespon positif terhadap pembelajaran menulis pantun
menggunakan menggunakan pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang mencakup
keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru, keaktifan siswa
dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran, tanggungjawab
siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru serta keberanian dan kepercayaan
diri siswa dalam menulis pantun.
Berdasarkan hasil penelitian peningkatan keterampilan menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun, peneliti memberi saran (1)
pembelajaran menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
iii
Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dapat dijadikan
alternatif pembelajaran sebagaimana yang ditunjukan dari hasil penelitian ini yang
terbukti dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa dalam menulis pantun
dan perubahan perilaku siswa ke arah positif, (2) penelitian menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan
untuk melakukan penelitian selanjutnya yang terkait dengan penelitian menulis
pantun.
iv
v
vi
vii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Moto
1. Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah
akan memudahkan baginya jalan ke surga (HR. Muslim).
2. Sebuah cita-cita janganlah untuk kebanggaan diri sendiri akan tetapi
jadikanlah sebagai usaha untuk kejayaan bangsa dan negara (Munawar).
3. Di dalam hidup ini, kita tidak bisa berharap segala yang kita dambakan
bisa diraih dalam sekejap. Lakukan saja perjuangan dan terus berdoa,
maka Tuhan akan menunjukkan jalan selangkah demi selangkah. (Merry
Riana)
Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Bapak Munawar dan ibu Kusriyati
2. Alfi Muna Syarifah
3. Mahbul Destia Hermawan
viii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya karena skripsi yang berjudul
Peningkatan Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu
Pantun Pada Siswa Kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang dapat selesaikan
dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada Dra. Nas Haryati S, M.Pd.,
Pembimbing I, dan Mulyono, S.Pd.,M.Hum., Pembimbing II, yang telah berkenan
meluangkan waktu untuk memberikan masukan, bimbingan, dan arahan serta
dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab membimbing dan memotivasi dalam
penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang,
atas kesempatan yang diberikan untuk menempuh ilmu di Universitas
Negeri Semarang;
2. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang yang yang telah memberikan izin untuk
penelitian ini;
ix
3. Sumartini, S.S.,MA., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas
Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan
arahan dan izin penelitian kepada penulis;
4. Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ilmu pengetahuan
dan pengalaman yang berguna dalam proses perkuliahan selama ini;
5. Drs. Puryadi, M.Pd., Kepala SMP Negeri 24 Semarang yang telah
memberikan izin penelitian dan bantuan selama penulis melakukan
penelitian skripsi;
6. Suparsih, A.Md., guru Bahasa Indonesia kelas VII F SMP 24 Negeri
Semarang, yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan arahan
selama penulis melakukan penelitian serta membantu penulis melakukan
penelitian;
7. siswa-siswi kelas VII F SMP 24 Negeri Semarang, yang telah membantu
penulis dan menjadi responden penelitian yang dilakukan penulis;
8. Bapak, ibu dan adik tercinta yang telah senantiasa mendoakan dan
memberi dukungan dalam penyusunan skripsi ini;
9. sahabat yang selalu memberikan dukungan untuk penulis dan selalu
menemani penulis dalam proses bimbingan;
10. teman-teman kos Wisma Citra 3;
11. semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini;
x
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.
Semarang, Oktober 2015
Peneliti,
Arifatul Latifah
xi
DAFTAR ISI
SARI ..................................................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... v
PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... vi
PERNYATAAN................................................................................................... vii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ viii
PRAKATA ........................................................................................................... ix
DAFTAR ISI........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xx
DAFTAR DIAGRAM .........................................................................................xxiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xxiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................... 7
1.3 Pembatasan Masalah ................................................................................... 9
1.4 Rumusan Masalah ....................................................................................... 9
1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 10
1.6 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 11
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Kajian Pustaka ...................................................................................... 13
2.2 Landasan Teoretis ................................................................................. 23
2.2.1 Hakikat Pantun ..................................................................................... 23
2.2.1.1 Pengertian Pantun ................................................................................. 24
2.2.1.1 Ciri-ciri Pantun ..................................................................................... 25
2.2.1.2 Jenis-jenis Pantun ................................................................................. 28
2.2.2 Hakikat Menulis Pantun ....................................................................... 30
2.2.2.1 Pengertian Menulis ............................................................................... 30
2.2.2.2 Menulis Pantun ..................................................................................... 32
2.2.3 Hakikat Model Pembelajaran ARIAS .................................................. 34
2.2.3.1 Pengertian Model Pembelajaran ........................................................... 34
2.2.3.2 Komponen Model Pembelajaran .......................................................... 35
2.2.3.3 Model Pembelajaran ARIAS ................................................................ 36
2.2.3.4 Komponen-komponen Model Pembelajaran ARIAS ........................... 38
2.2.3.5 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran ARIAS .................... 45
2.2.4 Hakikat Media Pembelajaran Kartu Pantun ......................................... 46
2.2.4.1 Pengertian Media Pembelajaran ........................................................... 47
2.2.4.2 Media Kartu Pantun .............................................................................. 48
2.2.5 Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Media Kartu Pantun
dalam Pembelajaran Menulis Pantun ................................................... 52
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 55
2.4 Hipotesis Tindakan ............................................................................... 56
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 60
3.1.1 Tahap Penelitian ................................................................................... 61
3.1.1.1 Perencanaan .......................................................................................... 62
3.1.1.2 Tindakan ............................................................................................... 63
3.1.1.3 Observasi .............................................................................................. 67
xiii
3.1.1.4 Refleksi ................................................................................................. 68
3.1.2 Tahap Penelitian Siklus II..................................................................... 66
3.1.2.1 Perencanaan .......................................................................................... 69
3.1.2.2 Tindakan ............................................................................................... 69
3.1.2.3 Observasi .............................................................................................. 73
3.1.2.4 Refleksi ................................................................................................. 74
3.2 Subjek Penelitian .................................................................................. 74
3.3 Variabel Penelitian ............................................................................... 74
3.3.1 Variabel Keterampilan Menulis Pantun ............................................... 75
3.3.2 Varibel Model Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun .... 75
3.4 Indikator Kinerja................................................................................... 76
3.4.1 Indikator Data Kuantitatif.................................................................... 76
3.4.2 Indikator Data Kualitatif....................................................................... 77
3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................. 79
3.5.1 Instrumen Tes ....................................................................................... 79
3.5.2 Instrumen Nontes.................................................................................. 82
3.5.2.1 Pedoman Observasi .............................................................................. 84
3.5.2.2 Pedoman Jurnal .................................................................................... 85
3.5.2.3 Pedoman Wawancara ........................................................................... 86
3.5.2.4 Dokumentasi Foto ................................................................................ 86
3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 87
3.6.1 Teknik Tes ............................................................................................ 88
3.6.2 Teknik Nontes ...................................................................................... 89
3.6.2.1 Observasi .............................................................................................. 89
3.6.2.2 Wawancara ........................................................................................... 90
3.6.2.3 Jurnal .................................................................................................... 91
3.6.2.4 Dokumentasi Foto ................................................................................ 91
3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................ 92
3.7.1 Teknik Analisis Data Kuantitatif .......................................................... 92
3.7.2 Teknik Analisis Data Kualitatif ............................................................ 93
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian..................................................................................... 95
4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I ....................................................................... 95
4.1.1.1 Proses Pembelajaran Menulis Pantun Menggunakan Model
Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun Siklus I ............... 96
4.1.1.2 Hasil Keterampilan Menulis Pantun Menggunakan Model
Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun
Siklus I .................................................................................................. 110
4.1.1.3 Hasil Perubahan Perilaku Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran
Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS
dengan Media Kartu Pantun Siklus I .................................................... 118
4.1.1.4 Refleksi Siklus I ................................................................................... 130
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II ...................................................................... 134
4.1.2.1 Proses Pembelajaran Menulis Pantun Menggunakan Model
Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun Siklus II............... 135
4.1.2.2 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Menggunakan Model
Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun
Siklus II ................................................................................................ 150
4.1.2.3 Hasil Perubahan Perilaku Siswa Setelah Mengikuti Pembelajaran
Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS
dengan Media Kartu Pantun Siklus II .................................................. 159
4.1.2.4 Refleksi Siklus II .................................................................................. 171
4.2 Pembahasan .......................................................................................... 174
4.2.1 Proses Pembelajaran Menulis Pantun Menggunakan Model
Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun Siklus I dan
Siklus II ................................................................................................ 175
4.2.1.1 Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pantun
Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu
Pantun Siklus I dan Siklus II ................................................................ 177
xv
4.2.1.2 Kekondusifan Siswa dalam Menulis Pantun Menggunakan Model
Pembelajaran ARIAS (dengan Media Kartu Pantun Siklus I dan
Siklus II ................................................................................................ 181
4.2.1.3 Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis PantunSiklus
I dan Siklus II ....................................................................................... 184
4.2.1.4 Kereflektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir
Pembelajaran Siklus I dan Siklus II...................................................... 186
4.2.2 Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun Menggunakan Model
Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun Siklus I dan
Siklus II ................................................................................................ 189
4.2.3 Perubahan Perilaku Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran
Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan
Media Kartu Pantun Siklus I dan Siklus II ........................................... 192
4.2.3.1 Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan dari Guru
Siklus I dan Siklus II ............................................................................ 194
4.2.3.2 Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab Saat
Pembelajaran Siklus I dan Siklus II...................................................... 197
4.2.3.3 Tanggungjawab Siswa terhadap Tugas yang Diberikan oleh Guru
Siklus I dan Siklus II ............................................................................ 201
4.2.3.4 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis Pantun
Siklus I dan Siklus II ............................................................................ 203
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ............................................................................................... 210
5.2 Saran ..................................................................................................... 212
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 213
LAMPIRAN .......................................................................................................... 216
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran ARIAS................................................. 41
Tabel 2.2 Penerapan Model Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu
Pantun dalam Pembelajaran Menulis Pantun ..................................... 52
Tabel 3.1 Tingkat Keberhasilan Peserta Didik .................................................. 77
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Tiap Aspek ............................................................ 79
Tabel 3.3 Kategori Penilaian Keterampilan Menulis Pantun............................. 80
Tabel 3.4 Kategori Penilaian Tes Keterampilan Menulis Pantun ...................... 82
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Nontes ................................................................ 83
Tabel 4.1 Hasil Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I ......................... 99
Tabel 4.2 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus I .............................. 111
Tabel 4.3 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Pilihan Kata
Siklus I................................................................................................ 113
Tabel 4.4 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Isi Pantun
Siklus I................................................................................................ 114
Tabel 4.5 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Sampiran dan Isi
Siklus I................................................................................................ 114
Tabel 4.6 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Persajakan
Siklus I................................................................................................ 115
Tabel 4.7 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Suku
Kata Tiap Baris Siklus I ..................................................................... 116
Tabel 4.8 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Baris
Tiap Bait Siklus I................................................................................ 117
Tabel 4.9 Hasil Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I .... 119
Tabel 4.10 Hasil Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus II ........................ 137
Tabel 4.11 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus II............................. 150
Tabel 4.12 Nilai Rata-rata Keterampilan Menulis Pantun Tiap
Aspek Siklus II ................................................................................... 152
Tabel 4.13 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Pilihan Kata
Siklus II .............................................................................................. 153
xvii
Tabel 4.14 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Isi Pantun Siklus
II ......................................................................................................... 154
Tabel 4.15 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Sampiran dan Isi
Siklus II .............................................................................................. 155
Tabel 4.16 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Persajakan
Siklus II .............................................................................................. 156
Tabel 4.17 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Suku
Kata Tiap Baris Siklus II .................................................................... 157
Tabel 4.18 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Baris
Tiap Bait Siklus II .............................................................................. 158
Tabel 4.19 Hasil Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Menulis Pantun
Siklus II .............................................................................................. 159
Tabel 4.20 Hasil Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I dan
Siklus II .............................................................................................. 176
Tabel 4.21 Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus I dan Siklus II .................. 189
Tabel 4.22 Perubahan Perilaku Siswa dalam Pembelajaran Menulis Pantun
Siklus I dan Siklus II .......................................................................... 193
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kartu Pantun Kelompok................................................................ 50
Gambar 2.2 Kartu Pantun Individu ................................................................... 51
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas.................................................. 62
Gambar 4.1 Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis
Pantun Siklus I............................................................................... 103
Gambar 4.2 Kekondusifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis
Pantun Siklus I............................................................................... 105
Gambar 4.3 Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis Pantun
Siklus I........................................................................................... 107
Gambar 4.4 Kereflektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir
Pembelajaran Siklus I .................................................................... 109
Gambar 4.5 Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan Guru
Siklus I........................................................................................... 122
Gambar 4.6 Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab
Saat Pembelajaran Siklus I ............................................................ 125
Gambar 4.7 Tanggung jawab Siswa terhadap Tugas yang Diberikan Oleh
Guru Siklus I.................................................................................. 127
Gambar 4.8 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis
Pantun Siklus I............................................................................... 129
Gambar 4.9 Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis
Pantun Siklus II ............................................................................. 142
xix
Gambar 4.10 Kekondusifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Pantun
Siklus II ........................................................................................ 145
Gambar 4.11 Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis Pantun
Siklus II ......................................................................................... 147
Gambar 4.12 Kerefektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir
Pembelajaran Siklus II................................................................... 149
Gambar 4.13 Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan Dari
Guru Siklus II ................................................................................ 163
Gambar 4.14 Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab
saat Pembelajaran Siklus II ........................................................... 166
Gambar 4.15 Tanggung jawab Siswa Terhadap Tugas yang Diberikan oleh
Guru Siklus II ................................................................................ 168
Gambar 4.16 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis
Pantun Siklus II ............................................................................. 170
Gambar 4.17 Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis
Pantun Siklus I dan Siklus II ......................................................... 180
Gambar 4.18 Kekondusifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis
Pantun Siklus I dan Siklus II ......................................................... 183
Gambar 4.19 Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis Pantun
Siklus I dan Siklus II ..................................................................... 185
Gambar 4.20 Kerefektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir
Pembelajaran Siklus I dan Siklus II............................................... 187
Gambar 4.21 Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan dari Guru
Siklus I dan Siklus II ..................................................................... 196
xx
Gambar 4.22 Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab
Saat Pembelajaran Siklus I dan Siklus II...................................... 200
Gambar 4.23 Tanggung jawab Siswa terhadap Tugas yang Diberikan Oleh
Guru Siklus I dan Siklus II ............................................................ 202
Gambar 4.24 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis
Pantun Siklus I dan Siklus II ......................................................... 204
xxi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus I ......................... 112
Diagram 4.2 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus II ........................ 151
Diagram 4.3 Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun Siklus I dan
Siklus II......................................................................................... 191
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I................................. 216
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................... 236
Lampiran 3 Lembar Observasi Siklus I dan Siklus II ....................................... 256
Lampiran 4 Pedoman Jurnal Guru Siklus I dan Siklus II ................................. 258
Lampiran 5 Pedoman Jurnal Siswa Siklus I dan Siklus II ................................ 260
Lampiran 6 Pedoman Wawancara Siklus I dan Siklus II.................................. 261
Lampiran 7 Pedoman Dokumentasi Foto Siklus I dan Siklus II ....................... 264
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa Siklus I dan Siklus II.................................... 265
Lampiran 9 Kartu Pantun Siklus I..................................................................... 267
Lampiran 10 Kartu Pantun Siklus II ................................................................... 269
Lampiran 11 Daftar Nama Siswa Siklus I dan Siklus II ..................................... 271
Lampiran 12 Nilai Menulis Pantun Siklus I........................................................ 272
Lampiran 13 Nilai Menulis Pantun Siklus II ...................................................... 274
Lampiran 14 Hasil Observasi Siklus I ................................................................ 276
Lampiran 15 Hasil Observasi Siklus II ............................................................... 278
Lampiran 16 Hasil Jurnal Guru Siklus I ............................................................. 280
Lampiran 17 Hasil Jurnal Guru Siklus II ............................................................ 284
Lampiran 18 Contoh Jurnal Siswa Siklus I ........................................................ 288
Lampiran 19 Contoh Jurnal Siswa Siklus II ....................................................... 294
xxiii
Lampiran 20 Hasil Wawancara Siklus I ............................................................. 300
Lampiran 21 Hasil Wawancara Siklus II ............................................................ 306
Lampiran 22 Contoh Kerja Siswa Siklus I.......................................................... 312
Lampiran 23 Contoh Kerja Siswa Siklus II ........................................................ 317
Lampiran 24 Surat Keputusan Dekan FBS UNNES ........................................... 322
Lampiran 25 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................. 323
Lampiran 26 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian ......................... 324
Lampiran 27 Surat Keterangan Lulus UKDBI ................................................... 325
Lampiran 28 Lembar Bimbingan ....................................................................... 326
Lampiran 29 Lembar Laporan Selesai Bimbingan Skripsi ................................. 330
xxiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelajaran bahasa dan sastra Indonesia memiliki dua aspek pembelajaran, yaitu
aspek berbahasa dan aspek bersastra. Tiap aspek tersebut mencakup empat macam
keterampilan, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat
keterampilan tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi (Wagiran
2005:12). Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat komunikasi untuk
menyatakan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Sastra memiliki fungsi utama
sebagai penghalus budi, peningkatan kepekaan rasa kemanusiaan dan kepedulian
sosial, penumbuh apresiasi budaya dan penyalur gagasan, imajinasi dan ekspresi
secara kreatif dan konstruktif, baik secara lisan maupun tulisan. Kedua aspek ini
tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Pembelajaran sastra sama pentingnya dengan pembelajaran bahasa, sehingga
dalam penyajiannya diharapkan dapat berjalan seimbang.
Pada hakikatnya tujuan pembelajaran sastra tidak hanya ditekankan pada
peningkatan pengetahuan melalui teori, tetapi mengaktifkan siswa melalui
kegiatan praktik dalam pembelajaran. Pembelajaran sastra tidak bertujuan untuk
membuat siswa menjadi sastrawan atau seorang ahli sastra yang tahu bermacam-
macam tentang teori dan sejarah sastra, tetapi agar menjadi orang yang
menggemari karya sastra. Pembelajaran sastra mempunyai peranan penting dalam
2
membentuk watak dan kepribadian siswa sehingga diharapkan dapat melibatkan
siswa untuk berperan aktif.
Pembelajaran sastra dibagi menjadi dua kegiatan yaitu berapresiasi sastra dan
berekspresi sastra. Berapresiasi sastra adalah kegiatan yang membuat orang dapat
mengenal, menyenangi, menikmati, dan mungkin menciptakan kembali secara
kritis berbagai hal yang dijumpai dalam teks-teks karya orang lain dengan caranya
sendiri, sedangkan berekspresi sastra dalam arti bahwa mengekspresikan atau
mengungkapkan berbagai pengalaman atau berbagai hal yang menggejala untuk
dikomunikasikan kepada orang lain melalui tulisan kreatif sebagai sesuatu yang
bermakna (Jabrohim 2003:71).
Jabrohim (2003:71) mengemukakan bahwa kegiatan ekspresi sastra dibagi
menjadi dua, yaitu kegiatan ekspresi lisan dan ekspresi tulis. Kegiatan ekspresi
lisan adalah kegiatan melisankan suatu karya sastra misalnya membacakan,
membawakan, menuturkan, dan mementaskan karya sastra sedangkan kegiatan
ekspresi tulis adalah kegiatan yang nantinya akan menghasilkan berbagai karya
sastra seperti prosa, puisi, dan drama dengan pembelajaran sastra maka siswa
mendapatkan peluang untuk berkarya sesuai dengan kreatifitasnya.
Dalam standar kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia untuk
jenjang SMP atau MTs pada kelas VII aspek menulis, siswa harus mampu
menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun. Untuk mencapai kompetensi
dasar tersebut siswa tidak hanya belajar tentang teori menulis pantun akan tetapi
siswa dibimbing untuk menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun. Untuk
3
dapat mencapai hasil yang baik, guru harus bertanggung jawab untuk
membimbing siswa melalui kegiatan pembelajaran yang tepat.
Menulis pantun adalah kegiatan yang dilakukan untuk menuangkan gagasan
atau perasaan yang terdiri atas sampiran dan isi dengan menggunakan pedoman
syarat-syarat pantun yang telah ditentukan. Menulis pantun sebagai sarana
komunikasi pengiriman dan penerimaan pesan yang dimanfaatkan untuk
menyelipkan nasihat bahkan untuk melakukan kritik sosial tanpa mencederai
perasaan siapa pun. Menulis pantun juga sebagai alat pemelihara bahasa yang
berperan untuk penjaga fungsi kata dan kemampuan sebagai alur berpikir serta
mengasah kepedulian siswa terhadap masalah sosial. Kemahiran menulis pantun
sangatlah ditentukan dalam memilih pilihan kata-kata yang berkesinambungan
antara sampiran dan isi pantun. Selain itu untuk menulis sebait pantun juga harus
sesuai dengan jenis pantun yang akan dibuat, apabila dalam menulis pantun tidak
sesuai antara jenis pantun dengan isinya maka pantun tersebut tidak benar.
Kemahiran siswa dalam menulis pantun perlu dilatih serta dapat ditingkatkan
melalui praktik menulis dan membaca.
Fenomena yang terjadi dalam pembelajaran menulis pantun pada kelas VII F
SMP Negeri 24 Semarang berdasarkan hasil observasi atau pengamatan awal
dalam pembelajaran menulis pantun adalah sebagian siswa mengikuti
pembelajaran secara aktif, sementara sebagian siswa lain hanya bermalas-
malasan, bermain-main, bercanda dan pasif. Hal itu terjadi karena siswa merasa
bosan dengan model pembelajaran menulis pantun yang tidak bervariasi.
4
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas VII F SMP Negeri 24
Semarang, diketahui bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia, siswa kurang berminat pada pembelajaran menulis karena mereka
menganggap menulis itu pembelajaran yang sulit terutama pada pembelajaran
menulis pantun. Siswa merasa bosan karena pembelajaran menulis pantun yang
hanya berpusat pada guru dengan model pembelajaran yang tidak bervariasi.
Siswa belum memahami sampiran dan isi, jumlah suku kata dan sajak a-b-a-b
serta belum dapat menuangkan ide atau gagasan dalam menulis pantun.
Guru pengampu pelajaran bahasa dan sastra Indonesia kelas VII F SMP
Negeri 24 Semarang menuturkan bahwa saat ini pembelajaran keterampilan
menulis pantun pada kelas VII F masih belum maksimal. Kondisi tersebut
disebabkan siswa menganggap menulis pantun itu sulit sehingga mereka takut
salah dalam menulis. Siswa merasa kesulitan dalam menentukan ide atau gagasan
untuk menulis pantun. Pengetahuan siswa tentang materi pantun pun masih
kurang, siswa belum memahami jumlah suku kata dalam setiap barisnya, belum
memahami sajak a-b-a-b, siswa belum mampu membedakan sampiran dan isi
pantun sehingga siswa belum dapat menulis pantun berdasarkan syarat-syarat
pantun. Selain itu dalam pembelajaran menulis pantun sikap siswa pasif, saat
pembelajaran hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru tanpa
adanya tindakan lain dan apabila ditanya oleh guru siswa menjawab dengan ragu.
Hasil tes awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hasil menulis pantun
siswa masih rendah. Hal ini diketahui 75% siswa belum mencapai KKM, hanya
25% siswa yang sudah mencapai KKM dan mampu menulis pantun sesuai dengan
5
syarat-syarat pantun. Dari hasil menulis pantun menunjukkan bahwa siswa kurang
memahami materi tentang syarat-syarat menulis pantun. Siswa menulis pantun
dengan jumlah suku kata setiap baris kurang dari 8 dan bahkan ada yang lebih dari
12 suku kata setiap baris. Dalam menulis pantun, siswa belum dapat menulis
pantun dengan sajak a-b-a-b. Selain itu siswa belum dapat menuangkan
ide/gagasan dalam menulis pantun serta cenderung menulis kembali pantun yang
sudah ada di dalam buku, siswa tidak menulis pantun dengan ide atau gagasannya
sendiri.
Hasil observasi, wawancara dan tes awal menunjukkan bahwa siswa
mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis pantun. Kesulitan tersebut di
antaranya karena siswa belum memahami materi pantun sehingga belum dapat
menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun, siswa belum dapat
menuangkan ide/gagasan dalam menulis pantun dan siswa merasa bosan dengan
model pembelajaran yang tidak bervariasi. Dengan demikian, perlu diterapkan
suatu strategi dalam proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran dan media pembelajaran efektif yang menunjang kegiatan
pembelajaran menulis pantun.
Dalam menulis pantun jumlah suku kata dalam setiap baris belum sesuai
dengan syarat pantun, siswa belum dapat menulis pantun dengan sajak a-b-a-b
yang artinya bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan
bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat, belum dapat
membedakan antara sampiran dan isi serta belum dapat menentukan ide atau
gagasan dalam menulis pantun. Untuk memperbaiki dan meningkatkan
6
keterampilan menulis pantun siswa kelas VII F SMP N 24 Semarang peneliti
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun untuk mempermudah
pembelajaran menulis pantun.
Model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) merupakan model pembelajaran untuk menanamkan rasa yakin atau
percaya diri pada siswa. Kegiatan pembelajaran ini ada relevansinya dengan
kehidupan siswa yang akan mempermudah siswa. Menarik dan memelihara minat
atau perhatian siswa agar siswa tetap fokus dalam pembelajaran menulis pantun
dan dengan adanya evaluasi serta penguatan dalam model pembelajaran ini maka
dapat menyakinkan siswa terhadap pembelajaran menulis pantun. Dengan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
siswa akan lebih percaya diri, dapat memahami syarat-syarat menulis pantun dan
memudahkan dalam menulis pantun.
Media kartu pantun merupakan media yang digunakan sebagai alat untuk
menunjang proses pembelajaran menulis pantun sehingga siswa dapat dengan
mudah untuk menuangkan ide atau gagasan dalam menulis pantun. Media kartu
pantun lebih efektif dan efisien untuk menulis pantun di bandingkan dengan
media pembelajaran yang lain karena media kartu pantun lebih fokus untuk
mempermudah siswa dalam menulis pantun, di dalam media kartu pantun terdapat
pantun yang belum lengkap atau pantun rumpang yang harus dilengkapi oleh
siswa kemudian siswa menulis pantun secara kreatif berdasarkan dengan tema
pantun yang terdapat pada kartu pantun tersebut. Penggunaan media kartu pantun
7
sangat menarik dan membantu mengatasi kesulitan peserta didik dalam proses
pembelajaran menulis pantun, membangkitkan ide atau gagasan siswa yang
kreatif, dan sebagai pancingan siswa untuk mempermudah dalam menulis pantun.
Dengan demikian, minat dan kemampuan peserta didik terhadap menulis pantun
akan dapat berkembang.
Penggunaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun diharapkan dapat mengatasi
permasalahan siswa dalam menulis pantun dan dapat mempermudah siswa dalam
menulis pantun. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian
tindakan kelas dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun
Mengggunakan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Pada Siswa Kelas VII F
SMP Negeri 24 Semarang.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, pembelajaran
keterampilan menulis pantun merupakan salah satu pembelajaran yang penting
bagi peserta didik namun keterampilan menulis pantun pada siswa SMP Negeri 24
Semarang khususnya pada peserta didik kelas VII F masih kurang maksimal dan
menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Hal tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor di antaranya yaitu faktor siswa, guru, dan teknik serta media yang
digunakan dalam proses belajar mengajar.
8
Faktor siswa dalam pembelajaran menulis pantun antara lain siswa merasa
enggan belajar menulis khususnya menulis pantun, sebagian siswa menganggap
bahwa pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang sulit sehingga mereka
bersikap tidak peduli, siswa kurang berminat mengikuti pembelajaran menulis
pantun, siswa kesulitan dalam mengembangkan ide atau gagasan untuk menulis
pantun, siswa merasa kurang berminat pada pembelajaran karena jenuh dengan
penjelasan teori dari guru, siswa merasa takut untuk memulai menulis karena
mereka menganggap menulis itu sulit, siswa kurang menguasai materi tentang
pantun, siswa kurang berlatih dalam menulis termasuk menulis pantun, siswa
terlalu banyak dibebani tugas-tugas mata pelajaran lainnya sehingga kemampuan
menulis siswa dikesampingkan, banyaknya anggapan bahwa mempelajari bahasa
Indonesia itu mudah tanpa harus belajar pun bisa dan anggapan bahwa ilmu eksak
lebih penting dari pada ilmu noneksak, siswa lebih memilih menulis pantun yang
sudah ada dibuku dari pada menulis pantun dengan idenya sendiri.
Pada pembelajaran menulis pantun, guru kurang variatif dalam memilih
metode dan media pembelajaran sehingga siswa merasa bosan, tidak termotivasi
dan tidak tertarik mengikuti pembelajaran menulis pantun. Pada proses
pembelajaran guru umumnya menjelaskan materi pantun, dan di akhir proses
pembelajaran guru memberikan tugas menulis pantun. Proses belajar yang
demikian kurang mendapatkan hasil maksimal karena guru tidak memberikan
bimbingan menulis pantun dengan cara menunjukkan proses menulis pantun
kepada siswa secara langsung, sehingga ketika siswa diberi tugas menulis pantun
siswa mengalami kesulitan.
9
Pada faktor teknik dan media pembelajaran menulis pantun guru hanya
memberikan penjelasan tentang materi pantun dan siswa hanya mendengarkan
lalu siswa ditugasi untuk menulis pantun. Pembelajaran tersebut tanpa adanya
media pembelajaran yang mendukung untuk menarik perhatian siswa yang
sebenarnya sangat penting untuk mengingkatkan kreativitas siswa dalam menulis
pantun dan memudahkan siswa dalam mengungkapan perasaan serta ide atau
gagasan dalam menulis pantun.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah yang akan dibahas dibatasi
agar pembahasan tidak terlalu luas. Permasalahan yang akan diteliti yaitu
pembelajaran keterampilan menulis pantun yang masih belum maksimal yang
disebabkan oleh beberapa faktor 1) siswa kurang memahami materi pantun; 2)
kurangnya siswa dalam praktik menulis pantun sehingga siswa kurang percaya
diri dalam menulis; 3) siswa belum dapat menuangkan ide atau gagasan dalam
menulis pantun.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, permasalahan
yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.4.1 Bagaimanakah proses pembelajaran keterampilan menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
10
Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa
kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang?
1.4.2 Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII F SMP
Negeri 24 Semarang?
1.4.3 Bagaimanakah perubahan perilaku belajar siswa kelas VII F SMP Negeri
24 Semarang dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut.
1.5.1 Mendeskripsikan proses pembelajaran keterampilan menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa
kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang.
1.5.2 Mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII F SMP
Negeri 24 Semarang.
11
1.5.3 Mendeskripsikan perubahan perilaku belajar siswa kelas VII F SMP
Negeri 24 Semarang dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menulis
pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapatkan dari penelitian mengenai peningkatan keterampilan
menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun ada dua
yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis.
1.6.1 Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan kajian
pembelajaran menulis, bagi pengembangan teori pembelajaran sastra pada
umumnya, serta dapat mengembangkan teori pembelajaran menulis pantun
sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi
belajar mengajar melalui model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assesment, Satisfaction) serta pemanfaatan media kartu pantun.
1.6.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi siswa, guru dan
sekolah. Bagi siswa, penelitian ini memudahkan siswa dalam menemukan dan
mengembangkan gagasan maupun kreativitasnya dalam kegiatan menulis pantun
12
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan alternatif pemilihan model
pembelajaran menulis pantun dan dapat mengembangkan keterampilan guru
Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu diharapkan dapat memberikan masukan
dan perbaikan dalam penggunaan model pembelajaran agar kegiatan belajar
mengajar lebih menarik, bervariasi, dan tidak membosankan.
Bagi sekolah, penelitian menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun ini dapat memberikan manfaat peningkatan mutu
proses pembelajaran dan meningkatkan interaksi belajar mengajar siswa sekolah.
Sehingga kualitas dan prestasi keterampilan menulis khususnya keterampilan
menulis pantun dapat meningkat.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Kajian Pustaka
Penelitian tindakan kelas mengenai keterampilan menulis sudah pernah
dilakukan sebelumnya. Penelitian tersebut sebagian besar bertujuan untuk
meningkatkan hasil pembelajaran. Namun, penelitian di bidang menulis masih
cukup luas dan masih banyak yang harus diteliti untuk menyempurnakan
penelitian terdahulu. Beberapa penelitian dahulu yang relevan dapat dijadikan
sebagai tinjauan pustaka dalam penelitian ini antara lain penelitian yang dilakukan
oleh Andrzejczak (2005), Martofiah (2008), Hidayah (2009), Jacobson (2009),
Kinasih (2009), Laily (2010), Nuraeni (2010).
Andrzejczak (2005) dalam jurnal internasional Internasional Journal of
Education and the Arts menulis artikel yang berjudul From Image to Text :
Using Images in the Writing Proces meneliti tentang manfaat mengintegrasikan
gambar untuk proses menulis. Penelitian ini menilai keefektifan penggunaan
gambar untuk meningkatkan proses penulisan. Keuntungan menggunakan gambar
bagi siswa dalam proses pra-menulis memberikan titik masuk motivasi, cara
untuk mengembangkan dan menguraikan gagasan. Studi ini menunjukkan bahwa
manfaat gambar rupa dapat meningkatkan pemikiran dan menulis. Relevansi
penelitian Andrzejczak, dkk dengan penelitian ini terletak pada media
pembelajaran yaitu gambar pada kartu pantun, sedangkan perbedaannya terletak
masalah yang dikaji. Penelitian ini terdapat kekurangan, yaitu kurangnya
14
modifikasi pada gambar agar menjadi lebih menarik, pada penelitian ini peneliti
menggunakan media kartu pantun yang di dalamnya terdapat suatu gambar
berdasarkan tema pantun tersebut.
Murtofiah (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan
Kemampuan Menulis Pantun Anak dengan Teknik Latihan Terbimbing Siswa
Kelas IV A SD Islam Al Madina Sampangan Semarang menyimpulkan bahwa
kemampuan menulis pantun anak siswa dapat meningkat setelah menggunakan
teknik latihan terbimbing. Hal tersebut dapat dilihat dari siklus 1 terjadi
peningkatan sebesar 36,49% dengan nilai rata-rata sebesar 67,96 dan pada siklus
II mengalami peningkatan sebesar 30,16% dengan nilai rata-rata 88,46.
Penelitian tersebut tidak hanya meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga
menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa. Perubahan tersebut terjadi pada
siklus II yaitu perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif. Pada siklus II
siswa semakin aktif dan antusias dalam pembelajaran, karena siswa mulai senang
dan menikmati pembelajaran menulis pantun anak dengan teknik latihan
terbimbing.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Martofiah (2008)
pada masalah yang dikaji yaitu peningkatan keterampilan menulis pantun,
sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan Martofiah
(2008) terletak pada tindakan yang diberikan untuk mengatasi masalah tersebut.
Dalam penelitiannya, Martofiah menggunakan teknik terbimbing untuk
meningkatkan keterampilan menulis pantun, sedangkan penelitian yang peneliti
15
lakukan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
Penelitian Murtofiah (2008) berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis
Pantun Anak dengan Teknik Latihan Terbimbing Siswa Kelas IV A SD Islam Al
Madina Sampangan Semarang terdapat kekurangan yaitu dengan teknik latihan
terbimbing maka akan sulit untuk membentuk kelompok yang homogen,
seringkali siswa tidak cocok dengan anggota kelompoknya karena masing-msing
siswa membutuhkan latihan terbimbing dari guru dan dalam penelitian ini juga
tidak menggunakan media pembelajaran untuk memudahkan proses pembelajaran.
Sehingga untuk menyempurnakan penelitian tersebut, peneliti ini akan melakukan
penelitian peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
yang akan meningkatkan rasa percaya diri siswa baik secara individu maupun
dalam kelompok belajar dan menggunakan media kartu pantun yang memudahkan
siswa untuk menggali ide gagasannya.
Hidayah (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan
Keterampilan Menulis Pantun dengan Model Pembelajaran Numbered Heads
Together (NHT) dan Teknik Pancingan Kata Kunci pada Siswa kelas VII A SMP
PGRI 3 Boja Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2009/2010 menyimpulkan
bahwa kemampuan menulis pantun siswa mengalami peningkatan setelah
menggunakan model numbered heads together dan teknik pancingan kata kunci.
Hal tersebut dapat dilihat dari siklus I terjadi peningkatan dengan nilai rata-rata
16
sebesar 61,43 dan pada siklus II mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata
71,63.
Penelitian tersebut tidak hanya meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga
menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa. Perubahan tersebut terjadi pada
siklus II yaitu perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif. Pada siklus II
siswa semakin aktif dan antusias dalam pembelajaran, karena siswa mulai
menikmati menulis pantun dengan model pembelajaran numbered heads together
(nht) dan teknik pancingan kata kunci.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Hidayah (2008)
adalah pada masalah yang dikaji yaitu peningkatan keterampilan menulis pantun,
sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan Hidayah
(2009) terletak pada tindakan yang diberikan untuk mengatasi masalah tersebut.
Dalam penelitiannya, Hidayah menggunakan model pembelajaran numbered
heads together dan teknik pancingan kata kunci untuk meningkatkan keterampilan
menulis pantun, sedangkan peneliti dalam penelitiannya menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
dengan media kartu pantun.
Penelitian Hidayah (2009) yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis
Pantun dengan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan
Teknik Pancingan Kata Kunci pada Siswa kelas VII A SMP PGRI 3 Boja
Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2009/2010 terdapat kekurangan, menulis
pantun menggunakan model Numbered Heads Together kurang cocok karena
17
jumlah siswa yang banyak, membutuhkan waktu yang lama sehingga tidak semua
anggota kelompok dipanggil oleh guru. Dengan mengggunakan teknik pancingan
kata kunci maka siswa yang merasa sudah bisa akan cenderung dibatasi dalam
pemilihan kata sehingga tidak dapat mengembangkan ide gagasannya. Alangkah
baiknya jika menggunakan media pembelajaran untuk menunjang proses belajar
mengajar. Sehingga untuk menyempurnakan penelitian tersebut, peneliti ini akan
melakukan penelitian peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) yang akan meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam kelompok
belajar dan menggunakan media kartu pantun mempermudah siswa dalam
mengembangkan ide atau gagasannya dalam menulis pantun.
Penelitian menulis juga dilakukan oleh Kinasih (2009) yang berjudul
Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun dengan Teknik Pemancingan Kata
Kunci Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten
Semarang menyimpulkan bahwa kemampuan menulis pantun siswa mengalami
peningkatan setelah menggunakan teknik pancingan kata kunci. Hal tersebut dapat
dilihat dari siklus I terjadi peningkatan sebesar 24,74% dengan nilai rata-rata
74,23 dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 19,22% dengan nilai
rata-rata 88,74 termasuk dalam kategori baik.
Penelitian tersebut tidak hanya meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga
menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa. Perubahan tersebut terjadi pada
siklus I yaitu perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif. Pada siklus II
18
siswa semakin aktif dalam pembelajaran, karena siswa mulai senang mengikuti
pembelajaran menulis pantun menggunakan teknik pancingan kata kunci.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Kinasih (2009)
pada masalah yang dikaji yaitu peningkatan keterampilan menulis pantun,
sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Kinasih terletak pada
tindakan yang diberikan untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam penelitiannya,
Kinasih menggunakan teknik pancingan kata kunci untuk meningkatkan
keterampilan menulis pantun, sedangkan penulis dalam meneliti menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.
Penelitian oleh Kinasih (2009) yang berjudul Peningkatan Keterampilan
Menulis Pantun dengan Teknik Pemancingan Kata Kunci Siswa Kelas IV SD
Negeri 2 Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang terdapat
kekurangan yaitu menulis pantun dengan teknik pemancingan kata kunci maka
siswa yang merasa sudah tahu atau sudah bisa akan cenderung dibatasi dalam
pemilihan katanya sehingga tidak dapat mengembangkan ide gagasannya.
Sehingga untuk menyempurnakan penelitian tersebut, peneliti akan melakukan
penelitian peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model
pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)
yang akan meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam kelompok belajar dan
menggunakan media kartu pantun sehingga siswa dapat mengembangkan ide atau
gagasannya dengan mudah dalam menulis pantun.
19
Jacobson (2009) dalam jurnal internasional College of Education and Human
Sciences menulis artikel yang berjudul Improving the Writing Performance of
High School Students with Attention Deficit/ Hyperactivity Disorder and Writing
Difficulties meneliti tentang hubungan aktivitas siswa yang hiperaktif dengan
kemampuan atau kesulitan menulis. Penelitian ini menilai keefektifan penggunaan
strategi esai persuasif dengan menggunakan strategi model pengembangan
pengaturan diri dalam keterampilan menulis siswa kelas XII SMA yang
mengalami kelainan hiperaktif. Hasil penelitian ini mengindikasikan kenaikan
sejumlah struktur esai, panjang karangan, dan kualitas holistik pada karangan
siswa. Relevansi penelitian Jacobson dengan penelitian ini terletak pada
keterampilan menulis, sedangkan perbedaannya pada model dan subjek penelitian.
Laily (2010) melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Keterampilan
Menulis Cerpen dengan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) Melalui Strategi 3M Siswa Kelas IX-A MTs.
Darul Maarif Pringapus Kabupaten Semarang menyimpulkan bahwa
kemampuan menulis cerpen siswa mengalami peningkatan setelah menggunakan
metode pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Statisfaction) melalui Strategi 3M. Hal tersebut dapat dilihat nilai rata-rata pada
siklus I sebesar 62,06 yang termasuk dalam kategori cukup. Kemudian pada siklus
II nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 16,95% menjadi 76,09 termasuk dalam
kategori baik.
Penelitian tersebut tidak hanya meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga
menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa. Perubahan tersebut terjadi pada
20
siklus I yaitu perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif. Pada siklus II
siswa semakin aktif dan antusias dalam pembelajaran menulis pantun
menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction) melalui strategi 3M.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Laily (2010)
adalah terletak pada tindakan yang diberikan untuk mengatasi masalah tersebut
yaitu menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,
Assessment, Satisfaction). Walaupun menggunakan tindakan yang sama akan
tetapi penelitian Laily (2010) dan penelitian ini memiliki tahap atau langkah-
langkah yang berbeda. Pada penelitian Laily menggunakan Model Pembelajaran
ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) melalui strategi
3M, yaitu dengan komponen model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) yang digabungkan dengan strategi 3M, dimulai
dari tahap meniru, tahap mengolah dan tahap mengembangkan jadi yang berperan
besar dalam penelitian ini adalah strategi 3M, sedangkan peneliti menggunakan
model pembelajaran ARIAS dengan langkah-langkah assurance, relevance,
interest, assessment dan satisfaction tanpa menggunakan gabungan strategi yang
lain hanya menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction). Perbedaan penelitian Laily (2010) dengan
penelitian penulis terletak pada masalah yang dikaji, pada penelitian Laily adalah
meningkatkan keterampilan cerpen sedangkan masalah yang dikaji penulis dalam
penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan menulis pantun.
21
Laily (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Keterampilan
Menulis Cerpen dengan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) Melalui Strategi 3M Siswa Kelas IX-A MTs.
Darul Maarif Pringapus Kabupaten Semarang terdapat kekurangan dengan
menggunakan Strategi 3M, yaitu ketika siswa menulis pantun cenderung melihat
contoh yang sudah ada sehingga siswa tidak menggunakan ide kreatifnya
menyebabkan kemampuan siswa kurang berkembang. Sehingga untuk
meningkatkan penelitian tersebut, peneliti melakukan penelitian peningkatan
keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS
(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) yang akan
meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam kelompok belajar dengan media kartu
pantun untuk mempermudah siswa dalam mengembangkan ide atau gagasannya.
Penelitian menulis juga dilakukan oleh Nuraeni (2010) yang berjudul
Peningkatan Keterampilan Menulis Wacana Menggunakan Pendekatan PAIKEM
dengan Media Kartu Warna Edukasi pada Siswa Kelas IX AP 1 SMK Widya
Praja Ungaran menyimpulkan bahwa keterampilan menulis wacana dapat
meningkat setelah menggunakan pendekatan PAIKEM dengan media kartu warna
edukasi menunjukkan adanya suatu peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari
siklus I terjadi peningkatan sebesar 16,76% dengan nilai rata-rata 57,69 dan pada
siklus II mengalami peningkatan sebesar 32,15% dengan nilai rata-rata 76,24 dan
termasuk dalam kategori baik.
Penelitian tersebut tidak hanya meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga
menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa. Perubahan tersebut terjadi pada
22
siklus I yaitu perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif. Pada siklus II
siswa semakin aktif dan antusias dalam pembelajaran, karena siswa mulai senang
dan menikmati pembelajaran dan menikmati pembelajaran menulis wacana
menggunakan pendekatan paikem dengan media kartu warna edukasi.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Nuraeni (2010)
adalah media pembelajaran yang digunakan dalam keterampilan menulis pantun
yaitu media kartu, akan tetapi pada penelitian Nuraeni (2010) menggunakan
media kartu yang berwarna untuk menulis pantun oleh siswa sedangkan dalam
penelitian ini menggunakan media kartu yang di dalamnya terdapat pantun yang
belum lengkap atau rumpang dan terdapat gambar dan tema untuk mempermudah
siswa dalam menulis pantun. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
Nuraeni (2010) terletak pada tindakan yang diberikan untuk mengatasi masalah
tersebut. Dalam penelitiannya, Nuraeni (2010) mengkaji peningkatan
keterampilan menulis wacana menggunakan pendekatan PAIKEM, sedangkan
penulis dalam mengkaji peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction).
Penelitian oleh Nuraeni (2010) yang berjudul Peningkatan Keterampilan
Menulis Wacana Menggunakan Pendekatan PAIKEM dengan Media Kartu Warna
Edukasi pada Siswa Kelas IX AP 1 SMK Widya Praja Ungaran terdapat
kekurangan yaitu pada media kartu warna yang digunakan kurang menarik karena
hanya kartu berwarna saja tidak terdapat gambar ataupun modifikasi yang lainnya.
Untuk menyempurnakan penelitian tersebut, peneliti melakukan penelitian
23
peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan media kartu pantun yang
didalamnya terdapat gambar dan sebuah pantun yang masih rumpang sehingga
siswa dapat mengembangkan ide gagasannya dengan mudah.
Berdasarkan uraian di atas, dapatlah diketahui bahwa penelitian mengenai
keterampilan menulis siswa sudah banyak dilakukan dengan berbagai teknik,
metode, dan media. Penelitian tersebut bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan siswa dalam menulis. Meskipun keterampilan menulis telah banyak
dilakukan, peneliti tetap menganggap bahwa penelitian ini penting dan harus
dilakukan oleh penulis bertujuan untuk melengkapi penelitian yang sebelumnya.
Penelitian ini memberikan alternatif lain bagi pembelajaran menulis khususnya
menulis pantun. Alternatif lain dalam penelitian ini berupa penggunaan model
pembelajaran dan media pembelajaran. Penulis dalam penelitian ini menggunakan
model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,
Satisfaction) dengan media kartu pantun diharapkan dapat melengkapi hasil-hasil
penelitian sebelumnya serta dapat dijadikan pijakan bagi peneliti selanjutnya.
2.2 Landasan Teoretis
Landasan teoretis dalam penelitian ini mencakup : hakikat pantun, hakikat
menulis pantun, hakikat model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assessment, Satisfaction) dan hakikat media pembelajaran kartu pantun.
2.2.1 Hakikat Pantun
Hakikat pantun dalam penelitian ini mencakup pengertian pantun, ciri-ciri
pantun dan jenis-jenis pantun.
24
2.2.1.1 Pengertian Pantun
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal
dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa Jawa, misalnya dikenal sebagai
parikan dan dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan (Sadikin 2010:15).
Menurut Suseno (2008:44-45) pantun merupakan puisi yang terdiri atas 4 baris.
Tiap baris diusahakan terdiri dari 4 perkataan pula. Sampiran pada pantun terdiri
atas 2 baris, yaitu baris kesatu dan kedua sedangkan isinya 2 baris pula, yaitu baris
ketiga dan baris keempat. Pangesti (2014:7) mengemukakan pantun merupakan
salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa
Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang
berarti Petuntun.
Menurut Rizal (2010:12) pantun merupakan puisi asli anak negeri
Indonesia dan bangsa-bangsa serumpun Melayu (Nusantara), milik budaya
bangsa. Pantun (puisi lama) adalah benar-benar berasal dari kesusastraan anak
negeri sendiri. Hampir di seluruh daerah di Indonesia dan di Tanah Rumpun
Melayu terdapat hasil kesusastraan berbentuk puisi yang mempunyai struktur dan
persyaratan seperti pantun. Pantun adalah suatu bentuk puisi yang paling mudah
dimengerti dan mudah ditangkap maksud dan artinya. Membaca dan mencerna
pantun tidak sesulit membaca dan mencerna puisi-puisi lain (puisi bebas).
Pendapat yang lebih kompleks menurut Gani (2010:74) bahwa pantun
adalah puisi lama yang terdiri atas empat baris atau lebih yang bersajak bersilih
atau bersilang yaitu a-b-a-b dan tiap baris terdiri atas empat sampai enam kata,
jumlah suku kata dalam tiap baris antara delapan sampai dua belas, dua baris
25
pertama merupakan sampiran dan dua baris terakhir merupakan isi pantun.
Menurut Kamus Dewan (dalam Media 2011: 10) pantun adalah sejenis puisi yang
terdiri dari empat baris yang mempunyai pembayang dan maksud.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bawa pantun
adalah karya sastra yang termasuk salah satu jenis puisi lama yang asli dari
Indonesia yang terdiri atas empat baris atau lebih yang bersajak bersilih atau
bersilang yaitu a-b-a-b, baris pertama dan kedua disebut sampiran dan baris ketiga
dan keempat isi, jumlah suku kata dalam tiap baris antara delapan sampai dua
belas.
2.2.1.2 Ciri-ciri Pantun
Pantun terdiri atas empat larik, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b. Semua
bentuk pantun terdiri atas dua bagian yaitu sampiran dan isi. Sampiran adalah dua
baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris
masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian
kedua yang menyampaikan maksud lain selain mengantarkan rima/sajak. Dua
baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut (Sadikin
2010: 15).
Rizal (2010:14) ciri-ciri pantun adalah bentuk puisi yang mempunyai ciri
a) setiap baris terdiri atas 8-10 suku kata; b) terdiri atas 4 baris; c) setiap bait
paling banyak terdiri atas 4 kata; d) baris pertama dan kedua dinamakan sampiran;
e) baris ketiga dan keempat dinamakan isi; f) mementingkan rima akhir dan rumus
rima itu disebut dengan ab-ab, maksudnya bunyi akhir baris pertama sama dengan
bunyi akhir baris ketiga, baris kedua sama dengan baris keempat. Menurut
26
Suprapto (2009:6) pantun mempunyai ciri a) tiap satu bait terdiri atas empat baris;
b) bait berima akhir silang a-b-a-b, artinya bunyi akhir baris pertama sama dengan
bunyi akhir baris ketiga dan bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir
baris keempat; c) tiap baris terdiri atas 3-5 kata atau 8-12 suku kata; c) baris
pertama dan kedua merupakan sampiran; d) baris ketiga dan keempat merupakan
isi pantun.
Menurut Nursisto (2000:11) syarat-syarat pantun sebagai berikut a) tiap
bait terdiri atas empat baris; b) tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata; c)
sajaknya berumus abab; d) kedua baris pertama merupakan sampiran sedangkan
isinya terdapat pada kedua baris terakhir. Senada dengan pendapat Nursisto, Natia
(2008:72) mengemukakan ada 4 syarat atau ciri-ciri pantun yaitu a) setiap bait
terdiri atas empat baris; b) setiap baris terdiri atas empat patah kata atau delapan
sampai dua belas suku kata; c) baris pertama dan kedua merupakan sampiran,
baris ketiga dan keempat sebagai isi; d) bersajak a-b-a-b.
Senada dengan pendapat di atas menurut Pangesti (2014:7-8) lazimnya
pantun terdiri atas empat larik, setiap baris terdiri 8-12 suku kata, bersajak akhir
dengan pola a-b-a-b (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Semua bentuk pantun
terdiri atas dua bagian yaitu sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama,
kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat
pendukungnya), dan biasanya hubungan dengan bagian yang kedua yang
menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir
merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. Lazimnya pantun
27
terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan
pola a-b-a-b. Terdiri atas dua bagian yaitu sampiran dan isi (Agni 2009:6).
Natia (2008:76) mengemukakan mengenai hubungan antara sampiran dan
isi pantun ada dua pendapat. Ada yang mengatakan bahwa antara kedua bagian
pantun itu ada hubungannya. Golongan ini diwakili oleh : Prof. Pijnappel, Prof.
Husein Djajadiningrat, Amir Hamzah. Golongan lain mengatakan tak ada
hubungan. Sampiran pantun hanya merupakan sangkutan irama dan bunyi bagi isi
pantun. Golongan kedua ini diwakili oleh : Prof. Ch. A. van Ophuysen, Abdullah
bin Abdulkadir Munsyi. Menurut Sutan Takdir Alisjahbana (dalam Sadikin
2010:16) fungsi sampiran terutama untuk menyiapkan rima dan irama untuk
mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini dapat dipahami karena
pantun merupakan sastra lisan. Meskipun pada umumnya sampiran tak
membayangkan isi.
Hooykaass (dalam Fenny: 2009) mengatakan bahwa pantun yang baik,
terdapat hubungan makna tersembunyi dalam sampiran, sedangkan pada pantun
kurang baik, hubungan tersebut semata-mata hanya untuk keperluan persamaan
bunyi. Pendapat Hooykaass sejalan dengan pendapat Tenas Effendy (dalam
Fenny: 2009) yang mengatakan pantun yang baik dengan sebutan pantun
sempurna atau penuh, dan pantun yang kurang baik dengan sebutan pantun tak
penuh karena sampiran dan isi sama-sama mengandung makna yang dalam.
Sampiran dan isi terdapat hubungan yang saling berkaitan, oleh karena itu tidak
boleh membuat sampiran asal jadi hanya untuk menyamakan bunyi baris pertama
dan baris ketiga dan baris kedua dengan baris keempat.
28
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-
ciri pantun adalah terdiri atas empat baris, terdiri atas 4-6 kata, bersajak dengan
pola a-b-a-b artinya bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris
ketiga dan bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat, tiap
baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata, baris pertama dan
kedua merupakan sampiran untuk mempermudah pendengar memahami isi
pantun, dan baris ketiga dan keempat sebagai isi.
2.2.1.3 Jenis-jenis Pantun
Jenis-jenis pantun menurut Natia (2008:72-76) berdasarkan isinya, pantun
dibagi atas a) pantun kanak-kanak (pantun bersuka cita dan pantun berduka cita);
b) pantun muda (pantun nasib, pantun perkenalan, pantun percintaan, pantun
perpisahan, pantun beriba hati); c) pantun orang tua (pantun nasihat, pantun
agama, pantun adat); d) pantun teka-teki; e) pantun jenaka. Menurut bentuknya
pantun dapat dibedakan atas a) pantun biasa; b) pantun berkait, terdiri dari
beberapa bait pantun yang bersambung-sambung; c) pantun kilat (karmina),
pantun ini terdiri dari dua baris yaitu baris pertama merupakan sampirannya dan
baris kedua merupakan isinya; d) talibun, puisi lama seperti pantun, tetapi
jumlah barisnya lebih dari empat dan selalu genap.
Menurut Pratama (2008: ix-x) pantun dibedakan menjadi dua yaitu
berdasarkan isinya dan bentuknya. Berdasarkan isinya, pantun dibagi atas a)
pantun kanak-kanak; b) pantun remaja; c) pantun orang tua; d) pantun teka-teki;
e) pantun jenaka. Menurut bentuknya pantun dapat dibedakan atas a) pantun
29
biasa; b) pantun berkait; c) pantun kilat. Senada dengan pendapat Natia dan
Pratama menurut Pangesti (2014:8-9) jenis-jenis pantun dapat dikelompokkan
berdasarkan isinya. Jenis-jenis pantun tersebut antara lain sebagai berikut a)
pantun anak-anak, terdiri atas pantun bersuka cita dan pantun berduka cita; b)
pantun orang muda, yang terdiri atas pantun berkenalan, pantun berkasih-
kasihan, pantun perceraian, pantun beriba hati, pantun nasib/ dagang; c) pantun
orang tua, terdiri atas pantun nasihat, pantun adat, pantun agama; d) pantun
jenaka; e) pantun teka-teki.
Jenis-jenis pantun menurut Sadikin (2010: 17-22) dibedakan menjadi a)
pantun adat; b) pantun agama; c) pantun budi; d) pantun jenaka; e) pantun
kepahlawanan; f) pantun kias; g) pantun nasihat; h) pantun percintaan; i) pantun
peribahasa; j) pantun perpisahan; k) pantun teka-teki. Senada dengan Sadikin,
menurut Mihardja (2012:13-18) jenis-jenis pantun terdiri atasa) pantun adat; b)
pantun agama; c) pantun budi; d) pantun jenaka; e) pantun kepahlawanan; f)
pantun kias; g) pantun nasihat; h) pantun percintaan; i) pantun peribahasa; j)
pantun perpisahan; k) pantun teka-teki.
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
jenis-jenis pantun berdasarkan isinya terdiri atas pantun anak, pantun orang tua,
pantun orang muda, pantun jenaka dan pantun teka-teki sedangkan pantun
berdasarkan bentuknya terdiri atas pantun biasa, pantun berkait, pantun kilat dan
talibun.
30
2.2.2 Hakikat Menulis Pantun
Hakikat menulis dalam penelitian ini mencakup pengertian menulis dan
menulis pantun.
2.2.2.1 Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan
(informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai alat atau medianya dengan tujuan memberitahu, meyakinkan, atau
menghibur (Dalman 2014:3). Menurut Marwoto (dalam Dalman 2014:4) bahwa
menulis merupakan mengungkapkan ide atau gagasannya dalam bentuk karangan
secara leluasa. Menurut Wardoyo (2013:1-2) menulis merupakan sebuah kegiatan
menemukan ide, mengorganisasikan juga mengkomunikasikan ide tersebut
sehingga bisa dinikmati oleh orang lain. Komunikasi ide itu bukan secara lisan,
tetapi dengan rangkaian kata-kata sehingga membentuk sebuah tulisan.
Menurut Wiyanto (2004:1-2), kata menulis mempunyai dua arti. Pertama,
menulis berarti mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi tanda-tanda yang
dapat dilihat. Bunyi-bunyi yang diubah itu, bunyi bahasa yaitu bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, kata menulis mempunyai arti kegiatan
mengungkapkan gagasan secara tertulis. Orang yang melakukan kegiatan ini
dinamakan penulis dan hasil kegiatannya berupa tulisan.
Wagiran (2005:2) mengemukakan menulis adalah salah satu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan dalam komunikasi secara tidak langsung.
Keterampilan menulis tidak didapatkan secara alamiah, tetapi harus melalui
31
proses belajar dan berlatih. Menurut Dalman (2014:5) menulis merupakan proses
penyampaian informasi secara tertulis berupa hasil kreativitas penulisnya dengan
menggunakan cara berpikir yang kreatif, tidak monoton dan tidak terpusat pada
satu pemecahan masalah saja.
Menulis adalah sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan
seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Menulis merupakan kegiatan
untuk menyata