of 354 /354
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT,SATISFACTION) DENGAN MEDIA KARTU PANTUN PADA KELAS VII F SMP N 24 SEMARANG SKRIPSI untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Oleh Nama : Arifatul Latifah NIM : 2101411035 Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN …lib.unnes.ac.id/23064/1/2101411035.pdf · siswa belum dapat menuangkan ide atau gagasan dalam menulis pantun. Penerapan model pembelajaran

  • Author
    donhi

  • View
    244

  • Download
    0

Embed Size (px)

Text of PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN …lib.unnes.ac.id/23064/1/2101411035.pdf · siswa belum...

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS

(ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT,SATISFACTION)

DENGAN MEDIA KARTU PANTUN PADA KELAS VII F SMP N 24

SEMARANG

SKRIPSI

untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan

Oleh

Nama : Arifatul Latifah

NIM : 2101411035

Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

SARI

Latifah, Arifatul. 2015. Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun

Mengggunakan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,

Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Pada Siswa

Kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.

Pembimbing I : Dra. Nas Haryati S, M.Pd. Pembimbing II : Mulyono,

S.Pd.,M.Hum.

Kata kunci : keterampilan menulis pantun, model pembelajaran arias (assurance,

relevance, interest, assessment, satisfaction), media kartu pantun

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP sampai saat ini masih belum

mencapai hasil optimal terutama pada keterampilan menulis. Demikian pula, di

SMP Negeri 24 Semarang ditemui beberapa permasalahan dalam pembelajaran

menulis, khususnya dalam penelitian ini yaitu kompetensi menulis pantun.

Keterampilan menulis pantun tidak dapat dilakukan siswa secara tiba-tiba akan

tetapi harus melalui proses pembelajaran dan melalui proses berlatih.

Keterampilan menulis pantun tentu akan meningkat seiring dengan pembinaan

yang tepat dan terencana. Berdasarkan penelitian awal yang telah dilakukan,

diketahui bahwa rata-rata keterampilan menulis kelas VII F SMP Negeri 24

Semarang masih relatif rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa masalah antara

lain (1) siswa kurang memahami materi pantun; (2) kurangnya siswa dalam

praktik menulis pantun sehingga siswa kurang percaya diri dalam menulis; 3)

siswa belum dapat menuangkan ide atau gagasan dalam menulis pantun.

Penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,

Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun merupakan salah satu solusi

yang dapat mengatasi permasalahan siswa dalam keterampilan menulis pantun.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah

proses pembelajaran keterampilan menulis pantun menggunakan model

pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction)

dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang; (2)

bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model

pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction)

dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang; (3)

bagaimanakah perubahan perilaku belajar siswa kelas VII F SMP Negeri 24

Semarang dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menulis pantun

menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,

Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun. Tujuan penelitian ini sebagai

berikut (1) mendeskripsikan proses pembelajaran keterampilan menulis pantun

menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,

Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII F SMP

ii

Negeri 24 Semarang; (2) mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis

pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,

Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII

F SMP Negeri 24 Semarang; (3) mendeskripsikan perubahan perilaku belajar

siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang dalam mengikuti pembelajaran

keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS

(Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu

pantun.

Subjek penelitian ini adalah kemampuan menulis pantun yang sesuai dengan

syarat pantun pada siswa kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang yang berjumlah

31 siswa. Variabel yang diungkap dalam penelitian ini adalah kemampuan

menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,

Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang meliputi dua siklus. Tiap

siklus terdiri atas tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Pengambilan data dilakukan dengan tes dan nontes. Alat pengambilan data berupa

pedoman observasi, jurnal, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi foto.

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif dan teknik

kualitatif.

Proses pembelajaran menulis pantun siswa kelas VII F SMP Negeri

Semarang menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,

Interest, Assessment, Satisfaction)yaitu, (1) keantusiasan siswa dalam proses

pembelajaran menulis pantun; (2) kekondusifan siswa dalam menulis pantun; (3)

keaktifan siswa dalam memaparkan hasil diskusi menulis pantun; (4) kereflektifan

suasana saat kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis

data, dapat diketahui bahwa kemampuan menulis pantun siswa setelah mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,

Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun telah

mencapai hasil yang baik. Hasil tes menulis cerpen pada siklus I diperoleh nilai

rata-rata 78,25. Setelah dilakukan tindakan siklus II diperoleh nilai rata-rata 85,83

mengalami peningkatan sebesar 7,58. Hasil tes tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan menulis pantun siswa telah mencapai hasil yang baik dan mencapai

etuntasan belajar. Hasil analisis data nontes juga menunjukkan adanya perubahan

perilaku siswa. Siswa merespon positif terhadap pembelajaran menulis pantun

menggunakan menggunakan pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,

Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun yang mencakup

keantusiasan siswa saat mendengarkan penjelasan dari guru, keaktifan siswa

dalam merespon, bertanya, dan menjawab saat pembelajaran, tanggungjawab

siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru serta keberanian dan kepercayaan

diri siswa dalam menulis pantun.

Berdasarkan hasil penelitian peningkatan keterampilan menulis pantun

menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,

Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun, peneliti memberi saran (1)

pembelajaran menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,

iii

Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun dapat dijadikan

alternatif pembelajaran sebagaimana yang ditunjukan dari hasil penelitian ini yang

terbukti dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa dalam menulis pantun

dan perubahan perilaku siswa ke arah positif, (2) penelitian menggunakan model

pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)

dengan media kartu pantun diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan

untuk melakukan penelitian selanjutnya yang terkait dengan penelitian menulis

pantun.

iv

v

vi

vii

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto

1. Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah

akan memudahkan baginya jalan ke surga (HR. Muslim).

2. Sebuah cita-cita janganlah untuk kebanggaan diri sendiri akan tetapi

jadikanlah sebagai usaha untuk kejayaan bangsa dan negara (Munawar).

3. Di dalam hidup ini, kita tidak bisa berharap segala yang kita dambakan

bisa diraih dalam sekejap. Lakukan saja perjuangan dan terus berdoa,

maka Tuhan akan menunjukkan jalan selangkah demi selangkah. (Merry

Riana)

Persembahan

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Bapak Munawar dan ibu Kusriyati

2. Alfi Muna Syarifah

3. Mahbul Destia Hermawan

viii

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah

melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya karena skripsi yang berjudul

Peningkatan Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS

(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu

Pantun Pada Siswa Kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang dapat selesaikan

dengan baik.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada Dra. Nas Haryati S, M.Pd.,

Pembimbing I, dan Mulyono, S.Pd.,M.Hum., Pembimbing II, yang telah berkenan

meluangkan waktu untuk memberikan masukan, bimbingan, dan arahan serta

dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab membimbing dan memotivasi dalam

penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang,

atas kesempatan yang diberikan untuk menempuh ilmu di Universitas

Negeri Semarang;

2. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni,

Universitas Negeri Semarang yang yang telah memberikan izin untuk

penelitian ini;

ix

3. Sumartini, S.S.,MA., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas

Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan

arahan dan izin penelitian kepada penulis;

4. Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni,

Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ilmu pengetahuan

dan pengalaman yang berguna dalam proses perkuliahan selama ini;

5. Drs. Puryadi, M.Pd., Kepala SMP Negeri 24 Semarang yang telah

memberikan izin penelitian dan bantuan selama penulis melakukan

penelitian skripsi;

6. Suparsih, A.Md., guru Bahasa Indonesia kelas VII F SMP 24 Negeri

Semarang, yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan arahan

selama penulis melakukan penelitian serta membantu penulis melakukan

penelitian;

7. siswa-siswi kelas VII F SMP 24 Negeri Semarang, yang telah membantu

penulis dan menjadi responden penelitian yang dilakukan penulis;

8. Bapak, ibu dan adik tercinta yang telah senantiasa mendoakan dan

memberi dukungan dalam penyusunan skripsi ini;

9. sahabat yang selalu memberikan dukungan untuk penulis dan selalu

menemani penulis dalam proses bimbingan;

10. teman-teman kos Wisma Citra 3;

11. semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini;

x

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

pembaca.

Semarang, Oktober 2015

Peneliti,

Arifatul Latifah

xi

DAFTAR ISI

SARI ..................................................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... v

PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... vi

PERNYATAAN................................................................................................... vii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ viii

PRAKATA ........................................................................................................... ix

DAFTAR ISI........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xx

DAFTAR DIAGRAM .........................................................................................xxiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xxiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................... 7

1.3 Pembatasan Masalah ................................................................................... 9

1.4 Rumusan Masalah ....................................................................................... 9

1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 10

1.6 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 11

xii

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

2.1 Kajian Pustaka ...................................................................................... 13

2.2 Landasan Teoretis ................................................................................. 23

2.2.1 Hakikat Pantun ..................................................................................... 23

2.2.1.1 Pengertian Pantun ................................................................................. 24

2.2.1.1 Ciri-ciri Pantun ..................................................................................... 25

2.2.1.2 Jenis-jenis Pantun ................................................................................. 28

2.2.2 Hakikat Menulis Pantun ....................................................................... 30

2.2.2.1 Pengertian Menulis ............................................................................... 30

2.2.2.2 Menulis Pantun ..................................................................................... 32

2.2.3 Hakikat Model Pembelajaran ARIAS .................................................. 34

2.2.3.1 Pengertian Model Pembelajaran ........................................................... 34

2.2.3.2 Komponen Model Pembelajaran .......................................................... 35

2.2.3.3 Model Pembelajaran ARIAS ................................................................ 36

2.2.3.4 Komponen-komponen Model Pembelajaran ARIAS ........................... 38

2.2.3.5 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran ARIAS .................... 45

2.2.4 Hakikat Media Pembelajaran Kartu Pantun ......................................... 46

2.2.4.1 Pengertian Media Pembelajaran ........................................................... 47

2.2.4.2 Media Kartu Pantun .............................................................................. 48

2.2.5 Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Media Kartu Pantun

dalam Pembelajaran Menulis Pantun ................................................... 52

2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 55

2.4 Hipotesis Tindakan ............................................................................... 56

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 60

3.1.1 Tahap Penelitian ................................................................................... 61

3.1.1.1 Perencanaan .......................................................................................... 62

3.1.1.2 Tindakan ............................................................................................... 63

3.1.1.3 Observasi .............................................................................................. 67

xiii

3.1.1.4 Refleksi ................................................................................................. 68

3.1.2 Tahap Penelitian Siklus II..................................................................... 66

3.1.2.1 Perencanaan .......................................................................................... 69

3.1.2.2 Tindakan ............................................................................................... 69

3.1.2.3 Observasi .............................................................................................. 73

3.1.2.4 Refleksi ................................................................................................. 74

3.2 Subjek Penelitian .................................................................................. 74

3.3 Variabel Penelitian ............................................................................... 74

3.3.1 Variabel Keterampilan Menulis Pantun ............................................... 75

3.3.2 Varibel Model Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun .... 75

3.4 Indikator Kinerja................................................................................... 76

3.4.1 Indikator Data Kuantitatif.................................................................... 76

3.4.2 Indikator Data Kualitatif....................................................................... 77

3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................. 79

3.5.1 Instrumen Tes ....................................................................................... 79

3.5.2 Instrumen Nontes.................................................................................. 82

3.5.2.1 Pedoman Observasi .............................................................................. 84

3.5.2.2 Pedoman Jurnal .................................................................................... 85

3.5.2.3 Pedoman Wawancara ........................................................................... 86

3.5.2.4 Dokumentasi Foto ................................................................................ 86

3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 87

3.6.1 Teknik Tes ............................................................................................ 88

3.6.2 Teknik Nontes ...................................................................................... 89

3.6.2.1 Observasi .............................................................................................. 89

3.6.2.2 Wawancara ........................................................................................... 90

3.6.2.3 Jurnal .................................................................................................... 91

3.6.2.4 Dokumentasi Foto ................................................................................ 91

3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................ 92

3.7.1 Teknik Analisis Data Kuantitatif .......................................................... 92

3.7.2 Teknik Analisis Data Kualitatif ............................................................ 93

xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian..................................................................................... 95

4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I ....................................................................... 95

4.1.1.1 Proses Pembelajaran Menulis Pantun Menggunakan Model

Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun Siklus I ............... 96

4.1.1.2 Hasil Keterampilan Menulis Pantun Menggunakan Model

Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,

Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun

Siklus I .................................................................................................. 110

4.1.1.3 Hasil Perubahan Perilaku Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran

Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS

dengan Media Kartu Pantun Siklus I .................................................... 118

4.1.1.4 Refleksi Siklus I ................................................................................... 130

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II ...................................................................... 134

4.1.2.1 Proses Pembelajaran Menulis Pantun Menggunakan Model

Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun Siklus II............... 135

4.1.2.2 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Menggunakan Model

Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun

Siklus II ................................................................................................ 150

4.1.2.3 Hasil Perubahan Perilaku Siswa Setelah Mengikuti Pembelajaran

Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS

dengan Media Kartu Pantun Siklus II .................................................. 159

4.1.2.4 Refleksi Siklus II .................................................................................. 171

4.2 Pembahasan .......................................................................................... 174

4.2.1 Proses Pembelajaran Menulis Pantun Menggunakan Model

Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun Siklus I dan

Siklus II ................................................................................................ 175

4.2.1.1 Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis Pantun

Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu

Pantun Siklus I dan Siklus II ................................................................ 177

xv

4.2.1.2 Kekondusifan Siswa dalam Menulis Pantun Menggunakan Model

Pembelajaran ARIAS (dengan Media Kartu Pantun Siklus I dan

Siklus II ................................................................................................ 181

4.2.1.3 Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis PantunSiklus

I dan Siklus II ....................................................................................... 184

4.2.1.4 Kereflektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir

Pembelajaran Siklus I dan Siklus II...................................................... 186

4.2.2 Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun Menggunakan Model

Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu Pantun Siklus I dan

Siklus II ................................................................................................ 189

4.2.3 Perubahan Perilaku Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran

Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran ARIAS

(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan

Media Kartu Pantun Siklus I dan Siklus II ........................................... 192

4.2.3.1 Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan dari Guru

Siklus I dan Siklus II ............................................................................ 194

4.2.3.2 Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab Saat

Pembelajaran Siklus I dan Siklus II...................................................... 197

4.2.3.3 Tanggungjawab Siswa terhadap Tugas yang Diberikan oleh Guru

Siklus I dan Siklus II ............................................................................ 201

4.2.3.4 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis Pantun

Siklus I dan Siklus II ............................................................................ 203

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ............................................................................................... 210

5.2 Saran ..................................................................................................... 212

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 213

LAMPIRAN .......................................................................................................... 216

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran ARIAS................................................. 41

Tabel 2.2 Penerapan Model Pembelajaran ARIAS dengan Media Kartu

Pantun dalam Pembelajaran Menulis Pantun ..................................... 52

Tabel 3.1 Tingkat Keberhasilan Peserta Didik .................................................. 77

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Tiap Aspek ............................................................ 79

Tabel 3.3 Kategori Penilaian Keterampilan Menulis Pantun............................. 80

Tabel 3.4 Kategori Penilaian Tes Keterampilan Menulis Pantun ...................... 82

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Nontes ................................................................ 83

Tabel 4.1 Hasil Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I ......................... 99

Tabel 4.2 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus I .............................. 111

Tabel 4.3 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Pilihan Kata

Siklus I................................................................................................ 113

Tabel 4.4 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Isi Pantun

Siklus I................................................................................................ 114

Tabel 4.5 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Sampiran dan Isi

Siklus I................................................................................................ 114

Tabel 4.6 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Persajakan

Siklus I................................................................................................ 115

Tabel 4.7 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Suku

Kata Tiap Baris Siklus I ..................................................................... 116

Tabel 4.8 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Baris

Tiap Bait Siklus I................................................................................ 117

Tabel 4.9 Hasil Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I .... 119

Tabel 4.10 Hasil Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus II ........................ 137

Tabel 4.11 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus II............................. 150

Tabel 4.12 Nilai Rata-rata Keterampilan Menulis Pantun Tiap

Aspek Siklus II ................................................................................... 152

Tabel 4.13 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Pilihan Kata

Siklus II .............................................................................................. 153

xvii

Tabel 4.14 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Isi Pantun Siklus

II ......................................................................................................... 154

Tabel 4.15 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Sampiran dan Isi

Siklus II .............................................................................................. 155

Tabel 4.16 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Persajakan

Siklus II .............................................................................................. 156

Tabel 4.17 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Suku

Kata Tiap Baris Siklus II .................................................................... 157

Tabel 4.18 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Aspek Jumlah Baris

Tiap Bait Siklus II .............................................................................. 158

Tabel 4.19 Hasil Perilaku Siswa Saat Pembelajaran Menulis Pantun

Siklus II .............................................................................................. 159

Tabel 4.20 Hasil Proses Pembelajaran Menulis Pantun Siklus I dan

Siklus II .............................................................................................. 176

Tabel 4.21 Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus I dan Siklus II .................. 189

Tabel 4.22 Perubahan Perilaku Siswa dalam Pembelajaran Menulis Pantun

Siklus I dan Siklus II .......................................................................... 193

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kartu Pantun Kelompok................................................................ 50

Gambar 2.2 Kartu Pantun Individu ................................................................... 51

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas.................................................. 62

Gambar 4.1 Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis

Pantun Siklus I............................................................................... 103

Gambar 4.2 Kekondusifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis

Pantun Siklus I............................................................................... 105

Gambar 4.3 Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis Pantun

Siklus I........................................................................................... 107

Gambar 4.4 Kereflektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir

Pembelajaran Siklus I .................................................................... 109

Gambar 4.5 Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan Guru

Siklus I........................................................................................... 122

Gambar 4.6 Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab

Saat Pembelajaran Siklus I ............................................................ 125

Gambar 4.7 Tanggung jawab Siswa terhadap Tugas yang Diberikan Oleh

Guru Siklus I.................................................................................. 127

Gambar 4.8 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis

Pantun Siklus I............................................................................... 129

Gambar 4.9 Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis

Pantun Siklus II ............................................................................. 142

xix

Gambar 4.10 Kekondusifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Pantun

Siklus II ........................................................................................ 145

Gambar 4.11 Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis Pantun

Siklus II ......................................................................................... 147

Gambar 4.12 Kerefektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir

Pembelajaran Siklus II................................................................... 149

Gambar 4.13 Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan Dari

Guru Siklus II ................................................................................ 163

Gambar 4.14 Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab

saat Pembelajaran Siklus II ........................................................... 166

Gambar 4.15 Tanggung jawab Siswa Terhadap Tugas yang Diberikan oleh

Guru Siklus II ................................................................................ 168

Gambar 4.16 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis

Pantun Siklus II ............................................................................. 170

Gambar 4.17 Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis

Pantun Siklus I dan Siklus II ......................................................... 180

Gambar 4.18 Kekondusifan Siswa dalam Proses Pembelajaran Menulis

Pantun Siklus I dan Siklus II ......................................................... 183

Gambar 4.19 Keaktifan Siswa dalam Memaparkan Hasil Menulis Pantun

Siklus I dan Siklus II ..................................................................... 185

Gambar 4.20 Kerefektifan Suasana saat Kegiatan Refleksi Pada Akhir

Pembelajaran Siklus I dan Siklus II............................................... 187

Gambar 4.21 Keantusiasan Siswa saat Mendengarkan Penjelasan dari Guru

Siklus I dan Siklus II ..................................................................... 196

xx

Gambar 4.22 Keaktifan Siswa dalam Merespon, Bertanya, dan Menjawab

Saat Pembelajaran Siklus I dan Siklus II...................................... 200

Gambar 4.23 Tanggung jawab Siswa terhadap Tugas yang Diberikan Oleh

Guru Siklus I dan Siklus II ............................................................ 202

Gambar 4.24 Keberanian dan Kepercayaan Diri Siswa dalam Menulis

Pantun Siklus I dan Siklus II ......................................................... 204

xxi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus I ......................... 112

Diagram 4.2 Hasil Tes Keterampilan Menulis Pantun Siklus II ........................ 151

Diagram 4.3 Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun Siklus I dan

Siklus II......................................................................................... 191

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I................................. 216

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................... 236

Lampiran 3 Lembar Observasi Siklus I dan Siklus II ....................................... 256

Lampiran 4 Pedoman Jurnal Guru Siklus I dan Siklus II ................................. 258

Lampiran 5 Pedoman Jurnal Siswa Siklus I dan Siklus II ................................ 260

Lampiran 6 Pedoman Wawancara Siklus I dan Siklus II.................................. 261

Lampiran 7 Pedoman Dokumentasi Foto Siklus I dan Siklus II ....................... 264

Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa Siklus I dan Siklus II.................................... 265

Lampiran 9 Kartu Pantun Siklus I..................................................................... 267

Lampiran 10 Kartu Pantun Siklus II ................................................................... 269

Lampiran 11 Daftar Nama Siswa Siklus I dan Siklus II ..................................... 271

Lampiran 12 Nilai Menulis Pantun Siklus I........................................................ 272

Lampiran 13 Nilai Menulis Pantun Siklus II ...................................................... 274

Lampiran 14 Hasil Observasi Siklus I ................................................................ 276

Lampiran 15 Hasil Observasi Siklus II ............................................................... 278

Lampiran 16 Hasil Jurnal Guru Siklus I ............................................................. 280

Lampiran 17 Hasil Jurnal Guru Siklus II ............................................................ 284

Lampiran 18 Contoh Jurnal Siswa Siklus I ........................................................ 288

Lampiran 19 Contoh Jurnal Siswa Siklus II ....................................................... 294

xxiii

Lampiran 20 Hasil Wawancara Siklus I ............................................................. 300

Lampiran 21 Hasil Wawancara Siklus II ............................................................ 306

Lampiran 22 Contoh Kerja Siswa Siklus I.......................................................... 312

Lampiran 23 Contoh Kerja Siswa Siklus II ........................................................ 317

Lampiran 24 Surat Keputusan Dekan FBS UNNES ........................................... 322

Lampiran 25 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................. 323

Lampiran 26 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian ......................... 324

Lampiran 27 Surat Keterangan Lulus UKDBI ................................................... 325

Lampiran 28 Lembar Bimbingan ....................................................................... 326

Lampiran 29 Lembar Laporan Selesai Bimbingan Skripsi ................................. 330

xxiv

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelajaran bahasa dan sastra Indonesia memiliki dua aspek pembelajaran, yaitu

aspek berbahasa dan aspek bersastra. Tiap aspek tersebut mencakup empat macam

keterampilan, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat

keterampilan tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi (Wagiran

2005:12). Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat komunikasi untuk

menyatakan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Sastra memiliki fungsi utama

sebagai penghalus budi, peningkatan kepekaan rasa kemanusiaan dan kepedulian

sosial, penumbuh apresiasi budaya dan penyalur gagasan, imajinasi dan ekspresi

secara kreatif dan konstruktif, baik secara lisan maupun tulisan. Kedua aspek ini

tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Pembelajaran sastra sama pentingnya dengan pembelajaran bahasa, sehingga

dalam penyajiannya diharapkan dapat berjalan seimbang.

Pada hakikatnya tujuan pembelajaran sastra tidak hanya ditekankan pada

peningkatan pengetahuan melalui teori, tetapi mengaktifkan siswa melalui

kegiatan praktik dalam pembelajaran. Pembelajaran sastra tidak bertujuan untuk

membuat siswa menjadi sastrawan atau seorang ahli sastra yang tahu bermacam-

macam tentang teori dan sejarah sastra, tetapi agar menjadi orang yang

menggemari karya sastra. Pembelajaran sastra mempunyai peranan penting dalam

2

membentuk watak dan kepribadian siswa sehingga diharapkan dapat melibatkan

siswa untuk berperan aktif.

Pembelajaran sastra dibagi menjadi dua kegiatan yaitu berapresiasi sastra dan

berekspresi sastra. Berapresiasi sastra adalah kegiatan yang membuat orang dapat

mengenal, menyenangi, menikmati, dan mungkin menciptakan kembali secara

kritis berbagai hal yang dijumpai dalam teks-teks karya orang lain dengan caranya

sendiri, sedangkan berekspresi sastra dalam arti bahwa mengekspresikan atau

mengungkapkan berbagai pengalaman atau berbagai hal yang menggejala untuk

dikomunikasikan kepada orang lain melalui tulisan kreatif sebagai sesuatu yang

bermakna (Jabrohim 2003:71).

Jabrohim (2003:71) mengemukakan bahwa kegiatan ekspresi sastra dibagi

menjadi dua, yaitu kegiatan ekspresi lisan dan ekspresi tulis. Kegiatan ekspresi

lisan adalah kegiatan melisankan suatu karya sastra misalnya membacakan,

membawakan, menuturkan, dan mementaskan karya sastra sedangkan kegiatan

ekspresi tulis adalah kegiatan yang nantinya akan menghasilkan berbagai karya

sastra seperti prosa, puisi, dan drama dengan pembelajaran sastra maka siswa

mendapatkan peluang untuk berkarya sesuai dengan kreatifitasnya.

Dalam standar kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia untuk

jenjang SMP atau MTs pada kelas VII aspek menulis, siswa harus mampu

menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun. Untuk mencapai kompetensi

dasar tersebut siswa tidak hanya belajar tentang teori menulis pantun akan tetapi

siswa dibimbing untuk menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun. Untuk

3

dapat mencapai hasil yang baik, guru harus bertanggung jawab untuk

membimbing siswa melalui kegiatan pembelajaran yang tepat.

Menulis pantun adalah kegiatan yang dilakukan untuk menuangkan gagasan

atau perasaan yang terdiri atas sampiran dan isi dengan menggunakan pedoman

syarat-syarat pantun yang telah ditentukan. Menulis pantun sebagai sarana

komunikasi pengiriman dan penerimaan pesan yang dimanfaatkan untuk

menyelipkan nasihat bahkan untuk melakukan kritik sosial tanpa mencederai

perasaan siapa pun. Menulis pantun juga sebagai alat pemelihara bahasa yang

berperan untuk penjaga fungsi kata dan kemampuan sebagai alur berpikir serta

mengasah kepedulian siswa terhadap masalah sosial. Kemahiran menulis pantun

sangatlah ditentukan dalam memilih pilihan kata-kata yang berkesinambungan

antara sampiran dan isi pantun. Selain itu untuk menulis sebait pantun juga harus

sesuai dengan jenis pantun yang akan dibuat, apabila dalam menulis pantun tidak

sesuai antara jenis pantun dengan isinya maka pantun tersebut tidak benar.

Kemahiran siswa dalam menulis pantun perlu dilatih serta dapat ditingkatkan

melalui praktik menulis dan membaca.

Fenomena yang terjadi dalam pembelajaran menulis pantun pada kelas VII F

SMP Negeri 24 Semarang berdasarkan hasil observasi atau pengamatan awal

dalam pembelajaran menulis pantun adalah sebagian siswa mengikuti

pembelajaran secara aktif, sementara sebagian siswa lain hanya bermalas-

malasan, bermain-main, bercanda dan pasif. Hal itu terjadi karena siswa merasa

bosan dengan model pembelajaran menulis pantun yang tidak bervariasi.

4

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas VII F SMP Negeri 24

Semarang, diketahui bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa dan sastra

Indonesia, siswa kurang berminat pada pembelajaran menulis karena mereka

menganggap menulis itu pembelajaran yang sulit terutama pada pembelajaran

menulis pantun. Siswa merasa bosan karena pembelajaran menulis pantun yang

hanya berpusat pada guru dengan model pembelajaran yang tidak bervariasi.

Siswa belum memahami sampiran dan isi, jumlah suku kata dan sajak a-b-a-b

serta belum dapat menuangkan ide atau gagasan dalam menulis pantun.

Guru pengampu pelajaran bahasa dan sastra Indonesia kelas VII F SMP

Negeri 24 Semarang menuturkan bahwa saat ini pembelajaran keterampilan

menulis pantun pada kelas VII F masih belum maksimal. Kondisi tersebut

disebabkan siswa menganggap menulis pantun itu sulit sehingga mereka takut

salah dalam menulis. Siswa merasa kesulitan dalam menentukan ide atau gagasan

untuk menulis pantun. Pengetahuan siswa tentang materi pantun pun masih

kurang, siswa belum memahami jumlah suku kata dalam setiap barisnya, belum

memahami sajak a-b-a-b, siswa belum mampu membedakan sampiran dan isi

pantun sehingga siswa belum dapat menulis pantun berdasarkan syarat-syarat

pantun. Selain itu dalam pembelajaran menulis pantun sikap siswa pasif, saat

pembelajaran hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru tanpa

adanya tindakan lain dan apabila ditanya oleh guru siswa menjawab dengan ragu.

Hasil tes awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan hasil menulis pantun

siswa masih rendah. Hal ini diketahui 75% siswa belum mencapai KKM, hanya

25% siswa yang sudah mencapai KKM dan mampu menulis pantun sesuai dengan

5

syarat-syarat pantun. Dari hasil menulis pantun menunjukkan bahwa siswa kurang

memahami materi tentang syarat-syarat menulis pantun. Siswa menulis pantun

dengan jumlah suku kata setiap baris kurang dari 8 dan bahkan ada yang lebih dari

12 suku kata setiap baris. Dalam menulis pantun, siswa belum dapat menulis

pantun dengan sajak a-b-a-b. Selain itu siswa belum dapat menuangkan

ide/gagasan dalam menulis pantun serta cenderung menulis kembali pantun yang

sudah ada di dalam buku, siswa tidak menulis pantun dengan ide atau gagasannya

sendiri.

Hasil observasi, wawancara dan tes awal menunjukkan bahwa siswa

mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis pantun. Kesulitan tersebut di

antaranya karena siswa belum memahami materi pantun sehingga belum dapat

menulis pantun sesuai dengan syarat-syarat pantun, siswa belum dapat

menuangkan ide/gagasan dalam menulis pantun dan siswa merasa bosan dengan

model pembelajaran yang tidak bervariasi. Dengan demikian, perlu diterapkan

suatu strategi dalam proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan model

pembelajaran dan media pembelajaran efektif yang menunjang kegiatan

pembelajaran menulis pantun.

Dalam menulis pantun jumlah suku kata dalam setiap baris belum sesuai

dengan syarat pantun, siswa belum dapat menulis pantun dengan sajak a-b-a-b

yang artinya bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan

bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat, belum dapat

membedakan antara sampiran dan isi serta belum dapat menentukan ide atau

gagasan dalam menulis pantun. Untuk memperbaiki dan meningkatkan

6

keterampilan menulis pantun siswa kelas VII F SMP N 24 Semarang peneliti

menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,

Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun untuk mempermudah

pembelajaran menulis pantun.

Model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,

Satisfaction) merupakan model pembelajaran untuk menanamkan rasa yakin atau

percaya diri pada siswa. Kegiatan pembelajaran ini ada relevansinya dengan

kehidupan siswa yang akan mempermudah siswa. Menarik dan memelihara minat

atau perhatian siswa agar siswa tetap fokus dalam pembelajaran menulis pantun

dan dengan adanya evaluasi serta penguatan dalam model pembelajaran ini maka

dapat menyakinkan siswa terhadap pembelajaran menulis pantun. Dengan model

pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)

siswa akan lebih percaya diri, dapat memahami syarat-syarat menulis pantun dan

memudahkan dalam menulis pantun.

Media kartu pantun merupakan media yang digunakan sebagai alat untuk

menunjang proses pembelajaran menulis pantun sehingga siswa dapat dengan

mudah untuk menuangkan ide atau gagasan dalam menulis pantun. Media kartu

pantun lebih efektif dan efisien untuk menulis pantun di bandingkan dengan

media pembelajaran yang lain karena media kartu pantun lebih fokus untuk

mempermudah siswa dalam menulis pantun, di dalam media kartu pantun terdapat

pantun yang belum lengkap atau pantun rumpang yang harus dilengkapi oleh

siswa kemudian siswa menulis pantun secara kreatif berdasarkan dengan tema

pantun yang terdapat pada kartu pantun tersebut. Penggunaan media kartu pantun

7

sangat menarik dan membantu mengatasi kesulitan peserta didik dalam proses

pembelajaran menulis pantun, membangkitkan ide atau gagasan siswa yang

kreatif, dan sebagai pancingan siswa untuk mempermudah dalam menulis pantun.

Dengan demikian, minat dan kemampuan peserta didik terhadap menulis pantun

akan dapat berkembang.

Penggunaan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,

Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun diharapkan dapat mengatasi

permasalahan siswa dalam menulis pantun dan dapat mempermudah siswa dalam

menulis pantun. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian

tindakan kelas dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun

Mengggunakan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,

Assessment, Satisfaction) dengan Media Kartu Pantun Pada Siswa Kelas VII F

SMP Negeri 24 Semarang.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, pembelajaran

keterampilan menulis pantun merupakan salah satu pembelajaran yang penting

bagi peserta didik namun keterampilan menulis pantun pada siswa SMP Negeri 24

Semarang khususnya pada peserta didik kelas VII F masih kurang maksimal dan

menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Hal tersebut disebabkan oleh

beberapa faktor di antaranya yaitu faktor siswa, guru, dan teknik serta media yang

digunakan dalam proses belajar mengajar.

8

Faktor siswa dalam pembelajaran menulis pantun antara lain siswa merasa

enggan belajar menulis khususnya menulis pantun, sebagian siswa menganggap

bahwa pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang sulit sehingga mereka

bersikap tidak peduli, siswa kurang berminat mengikuti pembelajaran menulis

pantun, siswa kesulitan dalam mengembangkan ide atau gagasan untuk menulis

pantun, siswa merasa kurang berminat pada pembelajaran karena jenuh dengan

penjelasan teori dari guru, siswa merasa takut untuk memulai menulis karena

mereka menganggap menulis itu sulit, siswa kurang menguasai materi tentang

pantun, siswa kurang berlatih dalam menulis termasuk menulis pantun, siswa

terlalu banyak dibebani tugas-tugas mata pelajaran lainnya sehingga kemampuan

menulis siswa dikesampingkan, banyaknya anggapan bahwa mempelajari bahasa

Indonesia itu mudah tanpa harus belajar pun bisa dan anggapan bahwa ilmu eksak

lebih penting dari pada ilmu noneksak, siswa lebih memilih menulis pantun yang

sudah ada dibuku dari pada menulis pantun dengan idenya sendiri.

Pada pembelajaran menulis pantun, guru kurang variatif dalam memilih

metode dan media pembelajaran sehingga siswa merasa bosan, tidak termotivasi

dan tidak tertarik mengikuti pembelajaran menulis pantun. Pada proses

pembelajaran guru umumnya menjelaskan materi pantun, dan di akhir proses

pembelajaran guru memberikan tugas menulis pantun. Proses belajar yang

demikian kurang mendapatkan hasil maksimal karena guru tidak memberikan

bimbingan menulis pantun dengan cara menunjukkan proses menulis pantun

kepada siswa secara langsung, sehingga ketika siswa diberi tugas menulis pantun

siswa mengalami kesulitan.

9

Pada faktor teknik dan media pembelajaran menulis pantun guru hanya

memberikan penjelasan tentang materi pantun dan siswa hanya mendengarkan

lalu siswa ditugasi untuk menulis pantun. Pembelajaran tersebut tanpa adanya

media pembelajaran yang mendukung untuk menarik perhatian siswa yang

sebenarnya sangat penting untuk mengingkatkan kreativitas siswa dalam menulis

pantun dan memudahkan siswa dalam mengungkapan perasaan serta ide atau

gagasan dalam menulis pantun.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah yang akan dibahas dibatasi

agar pembahasan tidak terlalu luas. Permasalahan yang akan diteliti yaitu

pembelajaran keterampilan menulis pantun yang masih belum maksimal yang

disebabkan oleh beberapa faktor 1) siswa kurang memahami materi pantun; 2)

kurangnya siswa dalam praktik menulis pantun sehingga siswa kurang percaya

diri dalam menulis; 3) siswa belum dapat menuangkan ide atau gagasan dalam

menulis pantun.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, permasalahan

yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.4.1 Bagaimanakah proses pembelajaran keterampilan menulis pantun

menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,

10

Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa

kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang?

1.4.2 Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan

model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment,

Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII F SMP

Negeri 24 Semarang?

1.4.3 Bagaimanakah perubahan perilaku belajar siswa kelas VII F SMP Negeri

24 Semarang dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menulis pantun

menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,

Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai

berikut.

1.5.1 Mendeskripsikan proses pembelajaran keterampilan menulis pantun

menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,

Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa

kelas VII F SMP Negeri 24 Semarang.

1.5.2 Mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan

model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment,

Satisfaction) dengan media kartu pantun pada siswa kelas VII F SMP

Negeri 24 Semarang.

11

1.5.3 Mendeskripsikan perubahan perilaku belajar siswa kelas VII F SMP

Negeri 24 Semarang dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menulis

pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,

Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapatkan dari penelitian mengenai peningkatan keterampilan

menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,

Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun ada dua

yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis.

1.6.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan kajian

pembelajaran menulis, bagi pengembangan teori pembelajaran sastra pada

umumnya, serta dapat mengembangkan teori pembelajaran menulis pantun

sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi

belajar mengajar melalui model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,

Interest, Assesment, Satisfaction) serta pemanfaatan media kartu pantun.

1.6.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi siswa, guru dan

sekolah. Bagi siswa, penelitian ini memudahkan siswa dalam menemukan dan

mengembangkan gagasan maupun kreativitasnya dalam kegiatan menulis pantun

12

menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,

Assesment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.

Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan alternatif pemilihan model

pembelajaran menulis pantun dan dapat mengembangkan keterampilan guru

Bahasa dan Sastra Indonesia. Selain itu diharapkan dapat memberikan masukan

dan perbaikan dalam penggunaan model pembelajaran agar kegiatan belajar

mengajar lebih menarik, bervariasi, dan tidak membosankan.

Bagi sekolah, penelitian menulis pantun menggunakan model

pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction)

dengan media kartu pantun ini dapat memberikan manfaat peningkatan mutu

proses pembelajaran dan meningkatkan interaksi belajar mengajar siswa sekolah.

Sehingga kualitas dan prestasi keterampilan menulis khususnya keterampilan

menulis pantun dapat meningkat.

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

2.1 Kajian Pustaka

Penelitian tindakan kelas mengenai keterampilan menulis sudah pernah

dilakukan sebelumnya. Penelitian tersebut sebagian besar bertujuan untuk

meningkatkan hasil pembelajaran. Namun, penelitian di bidang menulis masih

cukup luas dan masih banyak yang harus diteliti untuk menyempurnakan

penelitian terdahulu. Beberapa penelitian dahulu yang relevan dapat dijadikan

sebagai tinjauan pustaka dalam penelitian ini antara lain penelitian yang dilakukan

oleh Andrzejczak (2005), Martofiah (2008), Hidayah (2009), Jacobson (2009),

Kinasih (2009), Laily (2010), Nuraeni (2010).

Andrzejczak (2005) dalam jurnal internasional Internasional Journal of

Education and the Arts menulis artikel yang berjudul From Image to Text :

Using Images in the Writing Proces meneliti tentang manfaat mengintegrasikan

gambar untuk proses menulis. Penelitian ini menilai keefektifan penggunaan

gambar untuk meningkatkan proses penulisan. Keuntungan menggunakan gambar

bagi siswa dalam proses pra-menulis memberikan titik masuk motivasi, cara

untuk mengembangkan dan menguraikan gagasan. Studi ini menunjukkan bahwa

manfaat gambar rupa dapat meningkatkan pemikiran dan menulis. Relevansi

penelitian Andrzejczak, dkk dengan penelitian ini terletak pada media

pembelajaran yaitu gambar pada kartu pantun, sedangkan perbedaannya terletak

masalah yang dikaji. Penelitian ini terdapat kekurangan, yaitu kurangnya

14

modifikasi pada gambar agar menjadi lebih menarik, pada penelitian ini peneliti

menggunakan media kartu pantun yang di dalamnya terdapat suatu gambar

berdasarkan tema pantun tersebut.

Murtofiah (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan

Kemampuan Menulis Pantun Anak dengan Teknik Latihan Terbimbing Siswa

Kelas IV A SD Islam Al Madina Sampangan Semarang menyimpulkan bahwa

kemampuan menulis pantun anak siswa dapat meningkat setelah menggunakan

teknik latihan terbimbing. Hal tersebut dapat dilihat dari siklus 1 terjadi

peningkatan sebesar 36,49% dengan nilai rata-rata sebesar 67,96 dan pada siklus

II mengalami peningkatan sebesar 30,16% dengan nilai rata-rata 88,46.

Penelitian tersebut tidak hanya meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga

menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa. Perubahan tersebut terjadi pada

siklus II yaitu perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif. Pada siklus II

siswa semakin aktif dan antusias dalam pembelajaran, karena siswa mulai senang

dan menikmati pembelajaran menulis pantun anak dengan teknik latihan

terbimbing.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Martofiah (2008)

pada masalah yang dikaji yaitu peningkatan keterampilan menulis pantun,

sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan Martofiah

(2008) terletak pada tindakan yang diberikan untuk mengatasi masalah tersebut.

Dalam penelitiannya, Martofiah menggunakan teknik terbimbing untuk

meningkatkan keterampilan menulis pantun, sedangkan penelitian yang peneliti

15

lakukan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance,

Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.

Penelitian Murtofiah (2008) berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis

Pantun Anak dengan Teknik Latihan Terbimbing Siswa Kelas IV A SD Islam Al

Madina Sampangan Semarang terdapat kekurangan yaitu dengan teknik latihan

terbimbing maka akan sulit untuk membentuk kelompok yang homogen,

seringkali siswa tidak cocok dengan anggota kelompoknya karena masing-msing

siswa membutuhkan latihan terbimbing dari guru dan dalam penelitian ini juga

tidak menggunakan media pembelajaran untuk memudahkan proses pembelajaran.

Sehingga untuk menyempurnakan penelitian tersebut, peneliti ini akan melakukan

penelitian peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model

pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)

yang akan meningkatkan rasa percaya diri siswa baik secara individu maupun

dalam kelompok belajar dan menggunakan media kartu pantun yang memudahkan

siswa untuk menggali ide gagasannya.

Hidayah (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan

Keterampilan Menulis Pantun dengan Model Pembelajaran Numbered Heads

Together (NHT) dan Teknik Pancingan Kata Kunci pada Siswa kelas VII A SMP

PGRI 3 Boja Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2009/2010 menyimpulkan

bahwa kemampuan menulis pantun siswa mengalami peningkatan setelah

menggunakan model numbered heads together dan teknik pancingan kata kunci.

Hal tersebut dapat dilihat dari siklus I terjadi peningkatan dengan nilai rata-rata

16

sebesar 61,43 dan pada siklus II mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata

71,63.

Penelitian tersebut tidak hanya meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga

menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa. Perubahan tersebut terjadi pada

siklus II yaitu perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif. Pada siklus II

siswa semakin aktif dan antusias dalam pembelajaran, karena siswa mulai

menikmati menulis pantun dengan model pembelajaran numbered heads together

(nht) dan teknik pancingan kata kunci.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Hidayah (2008)

adalah pada masalah yang dikaji yaitu peningkatan keterampilan menulis pantun,

sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan Hidayah

(2009) terletak pada tindakan yang diberikan untuk mengatasi masalah tersebut.

Dalam penelitiannya, Hidayah menggunakan model pembelajaran numbered

heads together dan teknik pancingan kata kunci untuk meningkatkan keterampilan

menulis pantun, sedangkan peneliti dalam penelitiannya menggunakan model

pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)

dengan media kartu pantun.

Penelitian Hidayah (2009) yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis

Pantun dengan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan

Teknik Pancingan Kata Kunci pada Siswa kelas VII A SMP PGRI 3 Boja

Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2009/2010 terdapat kekurangan, menulis

pantun menggunakan model Numbered Heads Together kurang cocok karena

17

jumlah siswa yang banyak, membutuhkan waktu yang lama sehingga tidak semua

anggota kelompok dipanggil oleh guru. Dengan mengggunakan teknik pancingan

kata kunci maka siswa yang merasa sudah bisa akan cenderung dibatasi dalam

pemilihan kata sehingga tidak dapat mengembangkan ide gagasannya. Alangkah

baiknya jika menggunakan media pembelajaran untuk menunjang proses belajar

mengajar. Sehingga untuk menyempurnakan penelitian tersebut, peneliti ini akan

melakukan penelitian peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan

model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,

Satisfaction) yang akan meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam kelompok

belajar dan menggunakan media kartu pantun mempermudah siswa dalam

mengembangkan ide atau gagasannya dalam menulis pantun.

Penelitian menulis juga dilakukan oleh Kinasih (2009) yang berjudul

Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun dengan Teknik Pemancingan Kata

Kunci Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten

Semarang menyimpulkan bahwa kemampuan menulis pantun siswa mengalami

peningkatan setelah menggunakan teknik pancingan kata kunci. Hal tersebut dapat

dilihat dari siklus I terjadi peningkatan sebesar 24,74% dengan nilai rata-rata

74,23 dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 19,22% dengan nilai

rata-rata 88,74 termasuk dalam kategori baik.

Penelitian tersebut tidak hanya meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga

menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa. Perubahan tersebut terjadi pada

siklus I yaitu perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif. Pada siklus II

18

siswa semakin aktif dalam pembelajaran, karena siswa mulai senang mengikuti

pembelajaran menulis pantun menggunakan teknik pancingan kata kunci.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Kinasih (2009)

pada masalah yang dikaji yaitu peningkatan keterampilan menulis pantun,

sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Kinasih terletak pada

tindakan yang diberikan untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam penelitiannya,

Kinasih menggunakan teknik pancingan kata kunci untuk meningkatkan

keterampilan menulis pantun, sedangkan penulis dalam meneliti menulis pantun

menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,

Assessment, Satisfaction) dengan media kartu pantun.

Penelitian oleh Kinasih (2009) yang berjudul Peningkatan Keterampilan

Menulis Pantun dengan Teknik Pemancingan Kata Kunci Siswa Kelas IV SD

Negeri 2 Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang terdapat

kekurangan yaitu menulis pantun dengan teknik pemancingan kata kunci maka

siswa yang merasa sudah tahu atau sudah bisa akan cenderung dibatasi dalam

pemilihan katanya sehingga tidak dapat mengembangkan ide gagasannya.

Sehingga untuk menyempurnakan penelitian tersebut, peneliti akan melakukan

penelitian peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan model

pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction)

yang akan meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam kelompok belajar dan

menggunakan media kartu pantun sehingga siswa dapat mengembangkan ide atau

gagasannya dengan mudah dalam menulis pantun.

19

Jacobson (2009) dalam jurnal internasional College of Education and Human

Sciences menulis artikel yang berjudul Improving the Writing Performance of

High School Students with Attention Deficit/ Hyperactivity Disorder and Writing

Difficulties meneliti tentang hubungan aktivitas siswa yang hiperaktif dengan

kemampuan atau kesulitan menulis. Penelitian ini menilai keefektifan penggunaan

strategi esai persuasif dengan menggunakan strategi model pengembangan

pengaturan diri dalam keterampilan menulis siswa kelas XII SMA yang

mengalami kelainan hiperaktif. Hasil penelitian ini mengindikasikan kenaikan

sejumlah struktur esai, panjang karangan, dan kualitas holistik pada karangan

siswa. Relevansi penelitian Jacobson dengan penelitian ini terletak pada

keterampilan menulis, sedangkan perbedaannya pada model dan subjek penelitian.

Laily (2010) melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Keterampilan

Menulis Cerpen dengan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,

Interest, Assessment, Satisfaction) Melalui Strategi 3M Siswa Kelas IX-A MTs.

Darul Maarif Pringapus Kabupaten Semarang menyimpulkan bahwa

kemampuan menulis cerpen siswa mengalami peningkatan setelah menggunakan

metode pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,

Statisfaction) melalui Strategi 3M. Hal tersebut dapat dilihat nilai rata-rata pada

siklus I sebesar 62,06 yang termasuk dalam kategori cukup. Kemudian pada siklus

II nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 16,95% menjadi 76,09 termasuk dalam

kategori baik.

Penelitian tersebut tidak hanya meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga

menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa. Perubahan tersebut terjadi pada

20

siklus I yaitu perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif. Pada siklus II

siswa semakin aktif dan antusias dalam pembelajaran menulis pantun

menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,

Assessment, Satisfaction) melalui strategi 3M.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Laily (2010)

adalah terletak pada tindakan yang diberikan untuk mengatasi masalah tersebut

yaitu menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest,

Assessment, Satisfaction). Walaupun menggunakan tindakan yang sama akan

tetapi penelitian Laily (2010) dan penelitian ini memiliki tahap atau langkah-

langkah yang berbeda. Pada penelitian Laily menggunakan Model Pembelajaran

ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) melalui strategi

3M, yaitu dengan komponen model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,

Interest, Assessment, Satisfaction) yang digabungkan dengan strategi 3M, dimulai

dari tahap meniru, tahap mengolah dan tahap mengembangkan jadi yang berperan

besar dalam penelitian ini adalah strategi 3M, sedangkan peneliti menggunakan

model pembelajaran ARIAS dengan langkah-langkah assurance, relevance,

interest, assessment dan satisfaction tanpa menggunakan gabungan strategi yang

lain hanya menggunakan model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,

Interest, Assessment, Satisfaction). Perbedaan penelitian Laily (2010) dengan

penelitian penulis terletak pada masalah yang dikaji, pada penelitian Laily adalah

meningkatkan keterampilan cerpen sedangkan masalah yang dikaji penulis dalam

penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan menulis pantun.

21

Laily (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Keterampilan

Menulis Cerpen dengan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,

Interest, Assessment, Satisfaction) Melalui Strategi 3M Siswa Kelas IX-A MTs.

Darul Maarif Pringapus Kabupaten Semarang terdapat kekurangan dengan

menggunakan Strategi 3M, yaitu ketika siswa menulis pantun cenderung melihat

contoh yang sudah ada sehingga siswa tidak menggunakan ide kreatifnya

menyebabkan kemampuan siswa kurang berkembang. Sehingga untuk

meningkatkan penelitian tersebut, peneliti melakukan penelitian peningkatan

keterampilan menulis pantun menggunakan model pembelajaran ARIAS

(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) yang akan

meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam kelompok belajar dengan media kartu

pantun untuk mempermudah siswa dalam mengembangkan ide atau gagasannya.

Penelitian menulis juga dilakukan oleh Nuraeni (2010) yang berjudul

Peningkatan Keterampilan Menulis Wacana Menggunakan Pendekatan PAIKEM

dengan Media Kartu Warna Edukasi pada Siswa Kelas IX AP 1 SMK Widya

Praja Ungaran menyimpulkan bahwa keterampilan menulis wacana dapat

meningkat setelah menggunakan pendekatan PAIKEM dengan media kartu warna

edukasi menunjukkan adanya suatu peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari

siklus I terjadi peningkatan sebesar 16,76% dengan nilai rata-rata 57,69 dan pada

siklus II mengalami peningkatan sebesar 32,15% dengan nilai rata-rata 76,24 dan

termasuk dalam kategori baik.

Penelitian tersebut tidak hanya meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi juga

menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa. Perubahan tersebut terjadi pada

22

siklus I yaitu perubahan perilaku negatif menjadi perilaku positif. Pada siklus II

siswa semakin aktif dan antusias dalam pembelajaran, karena siswa mulai senang

dan menikmati pembelajaran dan menikmati pembelajaran menulis wacana

menggunakan pendekatan paikem dengan media kartu warna edukasi.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Nuraeni (2010)

adalah media pembelajaran yang digunakan dalam keterampilan menulis pantun

yaitu media kartu, akan tetapi pada penelitian Nuraeni (2010) menggunakan

media kartu yang berwarna untuk menulis pantun oleh siswa sedangkan dalam

penelitian ini menggunakan media kartu yang di dalamnya terdapat pantun yang

belum lengkap atau rumpang dan terdapat gambar dan tema untuk mempermudah

siswa dalam menulis pantun. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

Nuraeni (2010) terletak pada tindakan yang diberikan untuk mengatasi masalah

tersebut. Dalam penelitiannya, Nuraeni (2010) mengkaji peningkatan

keterampilan menulis wacana menggunakan pendekatan PAIKEM, sedangkan

penulis dalam mengkaji peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan

model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,

Satisfaction).

Penelitian oleh Nuraeni (2010) yang berjudul Peningkatan Keterampilan

Menulis Wacana Menggunakan Pendekatan PAIKEM dengan Media Kartu Warna

Edukasi pada Siswa Kelas IX AP 1 SMK Widya Praja Ungaran terdapat

kekurangan yaitu pada media kartu warna yang digunakan kurang menarik karena

hanya kartu berwarna saja tidak terdapat gambar ataupun modifikasi yang lainnya.

Untuk menyempurnakan penelitian tersebut, peneliti melakukan penelitian

23

peningkatan keterampilan menulis pantun menggunakan media kartu pantun yang

didalamnya terdapat gambar dan sebuah pantun yang masih rumpang sehingga

siswa dapat mengembangkan ide gagasannya dengan mudah.

Berdasarkan uraian di atas, dapatlah diketahui bahwa penelitian mengenai

keterampilan menulis siswa sudah banyak dilakukan dengan berbagai teknik,

metode, dan media. Penelitian tersebut bertujuan untuk meningkatkan

keterampilan siswa dalam menulis. Meskipun keterampilan menulis telah banyak

dilakukan, peneliti tetap menganggap bahwa penelitian ini penting dan harus

dilakukan oleh penulis bertujuan untuk melengkapi penelitian yang sebelumnya.

Penelitian ini memberikan alternatif lain bagi pembelajaran menulis khususnya

menulis pantun. Alternatif lain dalam penelitian ini berupa penggunaan model

pembelajaran dan media pembelajaran. Penulis dalam penelitian ini menggunakan

model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment,

Satisfaction) dengan media kartu pantun diharapkan dapat melengkapi hasil-hasil

penelitian sebelumnya serta dapat dijadikan pijakan bagi peneliti selanjutnya.

2.2 Landasan Teoretis

Landasan teoretis dalam penelitian ini mencakup : hakikat pantun, hakikat

menulis pantun, hakikat model pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance,

Interest, Assessment, Satisfaction) dan hakikat media pembelajaran kartu pantun.

2.2.1 Hakikat Pantun

Hakikat pantun dalam penelitian ini mencakup pengertian pantun, ciri-ciri

pantun dan jenis-jenis pantun.

24

2.2.1.1 Pengertian Pantun

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal

dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa Jawa, misalnya dikenal sebagai

parikan dan dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan (Sadikin 2010:15).

Menurut Suseno (2008:44-45) pantun merupakan puisi yang terdiri atas 4 baris.

Tiap baris diusahakan terdiri dari 4 perkataan pula. Sampiran pada pantun terdiri

atas 2 baris, yaitu baris kesatu dan kedua sedangkan isinya 2 baris pula, yaitu baris

ketiga dan baris keempat. Pangesti (2014:7) mengemukakan pantun merupakan

salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa

Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang

berarti Petuntun.

Menurut Rizal (2010:12) pantun merupakan puisi asli anak negeri

Indonesia dan bangsa-bangsa serumpun Melayu (Nusantara), milik budaya

bangsa. Pantun (puisi lama) adalah benar-benar berasal dari kesusastraan anak

negeri sendiri. Hampir di seluruh daerah di Indonesia dan di Tanah Rumpun

Melayu terdapat hasil kesusastraan berbentuk puisi yang mempunyai struktur dan

persyaratan seperti pantun. Pantun adalah suatu bentuk puisi yang paling mudah

dimengerti dan mudah ditangkap maksud dan artinya. Membaca dan mencerna

pantun tidak sesulit membaca dan mencerna puisi-puisi lain (puisi bebas).

Pendapat yang lebih kompleks menurut Gani (2010:74) bahwa pantun

adalah puisi lama yang terdiri atas empat baris atau lebih yang bersajak bersilih

atau bersilang yaitu a-b-a-b dan tiap baris terdiri atas empat sampai enam kata,

jumlah suku kata dalam tiap baris antara delapan sampai dua belas, dua baris

25

pertama merupakan sampiran dan dua baris terakhir merupakan isi pantun.

Menurut Kamus Dewan (dalam Media 2011: 10) pantun adalah sejenis puisi yang

terdiri dari empat baris yang mempunyai pembayang dan maksud.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bawa pantun

adalah karya sastra yang termasuk salah satu jenis puisi lama yang asli dari

Indonesia yang terdiri atas empat baris atau lebih yang bersajak bersilih atau

bersilang yaitu a-b-a-b, baris pertama dan kedua disebut sampiran dan baris ketiga

dan keempat isi, jumlah suku kata dalam tiap baris antara delapan sampai dua

belas.

2.2.1.2 Ciri-ciri Pantun

Pantun terdiri atas empat larik, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b. Semua

bentuk pantun terdiri atas dua bagian yaitu sampiran dan isi. Sampiran adalah dua

baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris

masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian

kedua yang menyampaikan maksud lain selain mengantarkan rima/sajak. Dua

baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut (Sadikin

2010: 15).

Rizal (2010:14) ciri-ciri pantun adalah bentuk puisi yang mempunyai ciri

a) setiap baris terdiri atas 8-10 suku kata; b) terdiri atas 4 baris; c) setiap bait

paling banyak terdiri atas 4 kata; d) baris pertama dan kedua dinamakan sampiran;

e) baris ketiga dan keempat dinamakan isi; f) mementingkan rima akhir dan rumus

rima itu disebut dengan ab-ab, maksudnya bunyi akhir baris pertama sama dengan

bunyi akhir baris ketiga, baris kedua sama dengan baris keempat. Menurut

26

Suprapto (2009:6) pantun mempunyai ciri a) tiap satu bait terdiri atas empat baris;

b) bait berima akhir silang a-b-a-b, artinya bunyi akhir baris pertama sama dengan

bunyi akhir baris ketiga dan bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir

baris keempat; c) tiap baris terdiri atas 3-5 kata atau 8-12 suku kata; c) baris

pertama dan kedua merupakan sampiran; d) baris ketiga dan keempat merupakan

isi pantun.

Menurut Nursisto (2000:11) syarat-syarat pantun sebagai berikut a) tiap

bait terdiri atas empat baris; b) tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata; c)

sajaknya berumus abab; d) kedua baris pertama merupakan sampiran sedangkan

isinya terdapat pada kedua baris terakhir. Senada dengan pendapat Nursisto, Natia

(2008:72) mengemukakan ada 4 syarat atau ciri-ciri pantun yaitu a) setiap bait

terdiri atas empat baris; b) setiap baris terdiri atas empat patah kata atau delapan

sampai dua belas suku kata; c) baris pertama dan kedua merupakan sampiran,

baris ketiga dan keempat sebagai isi; d) bersajak a-b-a-b.

Senada dengan pendapat di atas menurut Pangesti (2014:7-8) lazimnya

pantun terdiri atas empat larik, setiap baris terdiri 8-12 suku kata, bersajak akhir

dengan pola a-b-a-b (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Semua bentuk pantun

terdiri atas dua bagian yaitu sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama,

kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat

pendukungnya), dan biasanya hubungan dengan bagian yang kedua yang

menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir

merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. Lazimnya pantun

27

terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan

pola a-b-a-b. Terdiri atas dua bagian yaitu sampiran dan isi (Agni 2009:6).

Natia (2008:76) mengemukakan mengenai hubungan antara sampiran dan

isi pantun ada dua pendapat. Ada yang mengatakan bahwa antara kedua bagian

pantun itu ada hubungannya. Golongan ini diwakili oleh : Prof. Pijnappel, Prof.

Husein Djajadiningrat, Amir Hamzah. Golongan lain mengatakan tak ada

hubungan. Sampiran pantun hanya merupakan sangkutan irama dan bunyi bagi isi

pantun. Golongan kedua ini diwakili oleh : Prof. Ch. A. van Ophuysen, Abdullah

bin Abdulkadir Munsyi. Menurut Sutan Takdir Alisjahbana (dalam Sadikin

2010:16) fungsi sampiran terutama untuk menyiapkan rima dan irama untuk

mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini dapat dipahami karena

pantun merupakan sastra lisan. Meskipun pada umumnya sampiran tak

membayangkan isi.

Hooykaass (dalam Fenny: 2009) mengatakan bahwa pantun yang baik,

terdapat hubungan makna tersembunyi dalam sampiran, sedangkan pada pantun

kurang baik, hubungan tersebut semata-mata hanya untuk keperluan persamaan

bunyi. Pendapat Hooykaass sejalan dengan pendapat Tenas Effendy (dalam

Fenny: 2009) yang mengatakan pantun yang baik dengan sebutan pantun

sempurna atau penuh, dan pantun yang kurang baik dengan sebutan pantun tak

penuh karena sampiran dan isi sama-sama mengandung makna yang dalam.

Sampiran dan isi terdapat hubungan yang saling berkaitan, oleh karena itu tidak

boleh membuat sampiran asal jadi hanya untuk menyamakan bunyi baris pertama

dan baris ketiga dan baris kedua dengan baris keempat.

28

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-

ciri pantun adalah terdiri atas empat baris, terdiri atas 4-6 kata, bersajak dengan

pola a-b-a-b artinya bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris

ketiga dan bunyi akhir baris kedua sama dengan bunyi akhir baris keempat, tiap

baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata, baris pertama dan

kedua merupakan sampiran untuk mempermudah pendengar memahami isi

pantun, dan baris ketiga dan keempat sebagai isi.

2.2.1.3 Jenis-jenis Pantun

Jenis-jenis pantun menurut Natia (2008:72-76) berdasarkan isinya, pantun

dibagi atas a) pantun kanak-kanak (pantun bersuka cita dan pantun berduka cita);

b) pantun muda (pantun nasib, pantun perkenalan, pantun percintaan, pantun

perpisahan, pantun beriba hati); c) pantun orang tua (pantun nasihat, pantun

agama, pantun adat); d) pantun teka-teki; e) pantun jenaka. Menurut bentuknya

pantun dapat dibedakan atas a) pantun biasa; b) pantun berkait, terdiri dari

beberapa bait pantun yang bersambung-sambung; c) pantun kilat (karmina),

pantun ini terdiri dari dua baris yaitu baris pertama merupakan sampirannya dan

baris kedua merupakan isinya; d) talibun, puisi lama seperti pantun, tetapi

jumlah barisnya lebih dari empat dan selalu genap.

Menurut Pratama (2008: ix-x) pantun dibedakan menjadi dua yaitu

berdasarkan isinya dan bentuknya. Berdasarkan isinya, pantun dibagi atas a)

pantun kanak-kanak; b) pantun remaja; c) pantun orang tua; d) pantun teka-teki;

e) pantun jenaka. Menurut bentuknya pantun dapat dibedakan atas a) pantun

29

biasa; b) pantun berkait; c) pantun kilat. Senada dengan pendapat Natia dan

Pratama menurut Pangesti (2014:8-9) jenis-jenis pantun dapat dikelompokkan

berdasarkan isinya. Jenis-jenis pantun tersebut antara lain sebagai berikut a)

pantun anak-anak, terdiri atas pantun bersuka cita dan pantun berduka cita; b)

pantun orang muda, yang terdiri atas pantun berkenalan, pantun berkasih-

kasihan, pantun perceraian, pantun beriba hati, pantun nasib/ dagang; c) pantun

orang tua, terdiri atas pantun nasihat, pantun adat, pantun agama; d) pantun

jenaka; e) pantun teka-teki.

Jenis-jenis pantun menurut Sadikin (2010: 17-22) dibedakan menjadi a)

pantun adat; b) pantun agama; c) pantun budi; d) pantun jenaka; e) pantun

kepahlawanan; f) pantun kias; g) pantun nasihat; h) pantun percintaan; i) pantun

peribahasa; j) pantun perpisahan; k) pantun teka-teki. Senada dengan Sadikin,

menurut Mihardja (2012:13-18) jenis-jenis pantun terdiri atasa) pantun adat; b)

pantun agama; c) pantun budi; d) pantun jenaka; e) pantun kepahlawanan; f)

pantun kias; g) pantun nasihat; h) pantun percintaan; i) pantun peribahasa; j)

pantun perpisahan; k) pantun teka-teki.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

jenis-jenis pantun berdasarkan isinya terdiri atas pantun anak, pantun orang tua,

pantun orang muda, pantun jenaka dan pantun teka-teki sedangkan pantun

berdasarkan bentuknya terdiri atas pantun biasa, pantun berkait, pantun kilat dan

talibun.

30

2.2.2 Hakikat Menulis Pantun

Hakikat menulis dalam penelitian ini mencakup pengertian menulis dan

menulis pantun.

2.2.2.1 Pengertian Menulis

Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan

(informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis

sebagai alat atau medianya dengan tujuan memberitahu, meyakinkan, atau

menghibur (Dalman 2014:3). Menurut Marwoto (dalam Dalman 2014:4) bahwa

menulis merupakan mengungkapkan ide atau gagasannya dalam bentuk karangan

secara leluasa. Menurut Wardoyo (2013:1-2) menulis merupakan sebuah kegiatan

menemukan ide, mengorganisasikan juga mengkomunikasikan ide tersebut

sehingga bisa dinikmati oleh orang lain. Komunikasi ide itu bukan secara lisan,

tetapi dengan rangkaian kata-kata sehingga membentuk sebuah tulisan.

Menurut Wiyanto (2004:1-2), kata menulis mempunyai dua arti. Pertama,

menulis berarti mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi tanda-tanda yang

dapat dilihat. Bunyi-bunyi yang diubah itu, bunyi bahasa yaitu bunyi yang

dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, kata menulis mempunyai arti kegiatan

mengungkapkan gagasan secara tertulis. Orang yang melakukan kegiatan ini

dinamakan penulis dan hasil kegiatannya berupa tulisan.

Wagiran (2005:2) mengemukakan menulis adalah salah satu keterampilan

berbahasa yang dipergunakan dalam komunikasi secara tidak langsung.

Keterampilan menulis tidak didapatkan secara alamiah, tetapi harus melalui

31

proses belajar dan berlatih. Menurut Dalman (2014:5) menulis merupakan proses

penyampaian informasi secara tertulis berupa hasil kreativitas penulisnya dengan

menggunakan cara berpikir yang kreatif, tidak monoton dan tidak terpusat pada

satu pemecahan masalah saja.

Menulis adalah sebuah kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan

seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis. Menulis merupakan kegiatan

untuk menyata