Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM
PEMBELAJARAN TEKS DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN
METODE GUESSING GAME PADA SISWA KELAS VII SMP
MUHAMMADIYAH 12 MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
SITTI KHADIJAYANTI SAPUTRI
105331105316
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA
TerakdeditasiInstitusi
TerakreditasiInstitusi
Jalan Sultan Alauddin No. 259Makassar Telp : 0411-860837/860132 (Fax) Email : [email protected] Web : www.fkip.unismuh.ac.id
SURAT PERJANJIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Sitti Khadijayanti Saputri
NIM : 105331105316
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai skripsi ini selesai, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh
siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi ini saya akan selalu melakukan
konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh
pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1,2, dan 3
saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, September 2020
Yang Membuat Pernyataan
Sitti Khadijayanti Saputri
iv
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA
TerakdeditasiInstitusi
TerakreditasiInstitusi
Jalan Sultan Alauddin No. 259Makassar Telp : 0411-860837/860132 (Fax) Email : [email protected] Web : www.fkip.unismuh.ac.id
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawahini :
Nama : Sitti Khadijayanti Saputri
NIM : 105331105316
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
JudulSkripsi : Peningkatan Kemampuan Berbicara dalam Pembelajaran
Teks Deskripsi dengan Menggunakan Metode Guessing
Game pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 12
Makassar
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapa pun. Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, September 2020
Yang Membuat Pernyataan
Sitti Khadijayanti Saputri
v
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO:
Jangan pernah menyerah dalam meraih impianmu. Ingat, ada orang
tua yang harus dibanggakan, tetaplah berusaha dan berdoa, yakinlah
bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini jika Allah
menghendaki.
Man jadda wa jadda
„‟Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil‟‟
PERSEMBAHAN:
Kupersembahkan karya ini untuk:
1. Kedua orang tua dan keluarga, terima
kasih atas semua kasih sayang, dukungan,
motivasi, serta doa-doanya yang
senantiasa selalu dipanjatkan oleh Allah
Swt demi keberhasilanku.
2. Sahabat, teman-teman dan semua orang
yang menyayangi dan mendoakan
kesuksesanku.
vii
ABSTRAK
Sitti Khadijayanti Saputri 2020. Peningkatan kemampuan berbicara dalam
pembelajaran teks deskripsi dengan menggunakan metode guessing game pada
siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 12 Makassar. Skripsi Jurusan pendidikan
bahasa dan sastra Indonesia, Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas
muhammadiyah Makassar pembimbing 1 Muhammad Akhir dan pembimbing 2
Besse syukroni Baso.
Manfaat dari penelitian ini adalah metode guessing game dapat
meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 12
Makassar, jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Class Action
Reaserch) yang dilakukan dalam tahapan siklus meliputi tahap perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi subjek
penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VII SMP muhammadiyah 12
Makassar yang berjumlah 19 siswa. Objek penelitian ini adalah kemampuan
berbicara dengan menggunakan metode guessing game. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan tes hasil belajar. Data
hasil penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar peserta didik kelas
VII SMP Muhammadiyah 12 Makassar dengan menggunakan metode guessing
game yaitu menjadi lebih aktif dan bersemangat dalam belajar. Pada siklus 1
aktivitas aktivitas belajar siswa dengan kriteria gagal, dengan hasil yang dicapai
66,3 dari 19 siswa, sedangkan siklus II aktivitas belajar siswa dengan kriteria
sangan baik, dengan hasil yang dicapai 81,3 dari 19 siswa.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan hasil belajar siswa kelas
VII SMP Muhammadiyah 12 Makassar dengan menggunakan metode guessing
game meningkat.
Kata kunci: Hasil belajar, kemampuan berbicara, metode guessing game.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi penelitian yang berjudul “ Peningkatan Kemampuan Berbicara dalam
Pembelajaran Teks Deskripsi Dengan Menggunakan Metode Guessing Game
Pada Siswa Kelas VII Smp Muhammadiyah 12 Makassar‟‟, Kemudian shalawat
dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad Saw yang merupakan panutan dan
contoh kita kepada akhir zaman,
Teristimewa dan terutama sekali penulis sampaikan terima kasih kepada
orang tua Ayahanda Husain Rahman dan Ibunda Nurlaela atas segala
pengorbanan dan doa restu yang telah diberikan, demi keberhasilan penulis dalam
menuntut ilmu sejak kecil sampai sekarang ini. Semoga yang telah mereka
berikan kepada penulis menjadi kebaikan dan cahaya penerang kehidupan dunia
dan akhirat.
Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Muhammad
Akhir,M.Pd. pembimbing I dan Besse Syukroni Baso, S.Pd.,M.Pd. pembimbing II
yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan
skripsi. Ucapan terima kasih dan penghargaan, penulis sampaikan kepada Prof.
Dr. H. Ambo Asse., M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin
Akib, M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
ix
Muhammadiyah Makassar, Dr. Munirah, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar.
Terima kasih kepada bapak dan ibu dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar, Buat saudara saya Muhammad Saleh Iswandi Saputra,
buat teman dan sahabat tercinta yang membantu dan memberikan motivasi.
Khusus buat teman kelas B dan teman seperjuangan angkatan 2016 yang namanya
tak mampu penulis tuliskan satu persatu atas segala kebersamaan, motivasi, saran
dan bantuannya kepada penulis.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan
tersebut bersifat membangun, karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak
akan berhenti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri penulis.
Makassar, September 2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…….………………………………………………………i
HALAMAN PENGESAHAN……..…………..……………………………….ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING………….………………………………....iii
SURAT PERNYATAAN…………………………………………………….....iv
SURAT PERJANJIAN………..………………………………………………..v
MOTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………………..…..vi
ABSTRAK .................... …………………………………………………… .vii
KATA PENGANTAR…………………..…………………………………....viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….x
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………….1
A. Latar Belakang…………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………4
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………….4
D. Manfaat Penelitian………………………………………………………...5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS……..7
A. Penelitian Relevan……………………..………………………………...7
B. Kajian Pustaka……………………………………………………………8
C. Kerangka Pikir…………………………………………………..………25
xi
D. Hipotesis Tindakan……………………………………………………...26
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………….27
A. Metode Penelitian………………………………………………………….27
B. Lokasi dan Subjek Penelitian……………………………………………...27
C. Prosedur Penelitian………………………………………………………...28
D. Instrumen Penelitian……………………………………………………….33
E. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………...37
F. Teknik Analis Data………………………………………………………...38
G. Indikator Keberhasilan…………………………………………………….41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………...42
A. Hasil Penelitian…………………………………………………………….42
B. Pembahasan………………………………………………………………..60
BAB V SIMPULAN DAN SARAN………………………………….………63
A. Simpulan…………………………………………………………………...63
B. Saran……………………………………………………………………….63
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….65
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah suatu alat komunikasi yang dimiliki manusia yang
berupa sistem lambang bunyi yang berasal dari alat ucap atau mulut
manusia. Keterampilan berbahasa ada empat aspek yaitu, berbicara,
menyimak, menulis, membaca. Kemampuan berbicara adalah kemampuan
yang harus dimiliki oleh seorang peserta didik dalam proses belajar agar
terjalin komunikasi antara peserta didik dengan seorang pendidik maupun
peserta didik dengan peserta didik lainnya, agar dalam proses
pembelajaran terjadi komunikasi timbal balik atau komunikasi dua arah
antara peserta didik dengan seorang pendidik maupun peserta didik dengan
peserta didik lainnya.
Tujuan utama berbicara adalah menyampaikan informasi berupa
gagasan-gagasan kepada pendengar. Secara khusus, berbicara memiliki
banyak tujuan. Tujuan tersebut antara lain memberi informasi, menyatakan
diri, mencapai tujuan, berekspresi, dan menghibur. Kemampuan berbicara
siswa sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, karena dengan bicara
siswa bisa mengungkapkan ide dan gagasannya sendiri dan siswa merasa
dilibatkan dalam proses pembelajaran dikelas.
Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat
produktif. Artinya melalui kemampuan berbicara seseorang
2
menyampaikan pengalaman, pikiran, ide kreatif, dan pendapatnya kepada
orang lain dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar, kemampuan
berbicara seseorang ditentukan dengan tingkat penguasaannya terhadap
topik pembicaraan dan kebahasaan (Mulyati Yeti. 2017:6.1).
Kemampuan berbicara tentunya dapat ditingkatkan dengan cara
tertentu, sebagai seorang pendidik perlu mengetahui cara untuk
meningkatkan kemampuan berbicara seorang peserta didik dalam proses
belajar mengajar itu sendiri untuk menunjang proses belajar mengajar di
sekolah, agar lebih efektif.
Di dalam proses pembelajaran masih banyak siswa yang tidak
aktif saat proses pembelajaran berlangsung dikelas. Sebagai seorang
pendidik kita harus menggunakan metode pembelajaran, agar proses
pembelajaran di kelas efektif, metode guessing game membantu siswa
menjadi aktif dalam belajar, metode yang beragam dapat membuat siswa
menjadi lebih tertarik dan senang untuk mengikuti proses belajar
mengajar. Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran akan
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Salah
satu metode yang dapat digunakan untuk melibatkan siswa dalam aktivitas
pembelajaran adalah metode permainan.
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang
dilakukan oleh guru dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran dikelas. Tujuan PTK adalah memperbaiki mutu
pembelajaran, maka kegiatan yang dilakukan haruslah berupa tindakan
3
yang diyakini lebih baik dari kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan.
Metode guessing game adalah sebuah permainan yang mana seseorang
harus menebak sesuatu yang diberi petunjuk, guessing game adalah sebuah
permainan yang mana individu atau kelompok mencoba menjawab sebuah
pertanyaan yang telah diberi beberapa kata kunci yang berkaitan dengan
kata tersebut. Metode ini dapat memberi kesempatan bagi murid yang
malu dan merasa kurang aktif untuk turut belajar melalui permainan,
sehingga mereka akan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, oleh
karena itu saya mencoba menggunakan metode guessing game yang akan
diterapkan dalam materi pembelajaran teks deskripsi menggunakan
metode guessing game untuk merangsang kemampuan berbicara siswa,
sehingga berani untuk berbicara sekaligus meningkatkan kemampuan
berbicara siswa.
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas,
penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti dapat memecahkan
masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran, pemecahan masalah
yang dimaksud adalah kemampuan berbicara dalam pembelajaran teks
deskripsi dengan menggunakan metode guessing game pada siswa kelas
VII SMP Muhammadiyah 12 Makassar, dengan menggunakan metode
permainan guessing game diharapkan dapat membuat siswa semangat
mengikuti pembelajaran, merangsang kemampuan berbicara siswa,
sehingga berani untuk berbicara sekaligus meningkatkan kemampuan
berbicara siswa. Oleh karenanya penelitian ini berjudul “Peningkatan
4
Kemampuan Berbicara dalam Pembelajaran Teks Deskripsi dengan
Menggunakan Metode Guessing Game Pada Siswa Kelas VII SMP
Muhammadiyah 12 Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran teks deskripsi dengan
menggunakan metode guessing game pada siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah 12 Makassar?
b. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran teks deskripsi dengan
menggunakan metode guessing game pada siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah 12 Makassar?
c. Bagaimanakah hasil pembelajaran teks deskripsi dengan menggunakan
metode guessing game pada siwa kelas VII SMP Muhammadiyah 12
Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan.
a. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran teks deskripsi dengan
menggunakan metode guessing game pada siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah 12 Makassar.
5
b. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran teks deskripsi dengan
menggunakan metode guessing game pada siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah 12 Makassar.
c. Hasil pembelajaran teks deskripsi dengan menggunakan metode guessing
game pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 12 Makassar.
D. Manfaat Penelitiaan
1. Manfaat teoritis
a. Mendapatkan pengetahuaan lebih mendalam mengenai teori dan langkah-
langkah peningkatan kemampuan berbicara dalam pembelajaran teks
deskripsi dengan menggunakan metode guessing game.
b. Memperkaya keilmuan dan menambah pengetahuan dalam pembelajaran
bahasa Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
1) Meningkatkan kemampuan berbicara siswa pada pembelajaran teks
deskripsi dengan menggunakan metode guessing game.
2) Melatih siswa untuk berfikir dalam menjawab suatu pertanyaan.
3 ) Menambah pemahaman siswa tentang pembelajaran teks deskripsi.
4) Membuat siswa menjadi tertarik dan semangat untuk mengikuti proses
belajar dikelas.
b . Manfaat bagi guru
1) Menerapkan metode guessing game dalam pembelajaran teks deskripsi.
6
2) Memperluas pengetahuan dan pemahaman terhadap keterampilan
berbicara
3) Menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan sehingga
dapat menarik perhatiaan siswa.
c. Manfaat bagi kepala sekolah
1) Meningkatkan kerja sama dalam pengembangan dan peningkatan mutu
pendidikan.
2) Memberikan umpan balik dan ditindak lanjuti oleh sekolah dalam
pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan.
d. Manfaat bagi Peneliti
1) Menambah pengalaman peneliti dalam penelitian mengenai
pembelajaran teks deskripsi.
2) Menambah pengetahuan peneliti dalam penelitian mengenai
pembelajaran teks deskripsi dengan menggunakan metode guessing
game.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian Relevan
Dea khaerunnisa (2018) dengan judul “ Peningkatan kemampuan
berbicara melalui penerapan kooperatif debate siswa kelas X IPA SMA
Negeri 2 Wajo‟‟ Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan hasil
belajar siswa kelas X IPA SMA melalui penerapan kooperatif debate
dinyatakan berhasil. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan
melalui II siklus, pada siklus I dari hasil perhitungan didapatkan nilai rata-
rata kelas dari hasil tes siswa dalam keterampilan berbicara dengan
menggunkan metode kooperatif debat sebesar 67,5 dengan jumlah siswa
sebanyak 32 siswa, selanjutnya pada siklus II pada pertemuan pertama ini
sebesar 88% dan pada pertemuan kedua mencapai 100%, keberhasilan
hasil berdebat siswa dengan nilai rata-rata sebesar 81,4 dari keseluruhan
siswa. Persamaan dari, penelitian yang dilakukan Dea Khaerunnisa adalah
sama-sama Peningkatan berbicara, perbedaanya adalah Dea Khaerunnisa
menggunakan metode kooperatif debate, sedangkan penulis menggunakan
metode guessing game.
Nirmawati Amiruddin (2019) dengan judul “ Peningkatan
keterampilan berbicara melalui penerapan metode diskusi siswa kelas VIII
SMP Negeri 33 Makassar”, penelitian ini menunjukkan bahwa
7
8
peningkatan keterampilan berbicara siswa SMP kelas VIII dinyatakan
berhasil. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan melalui II siklus,
pada siklus I nilai rata-rata mencapai 71,16 (terdapat 15 siswa yang
mendapat nilai ≥75 dan 22 siswa mendapat nilai ≤75, selanjutnya pada
silus II ketuntasan keterampilan berbicara siswa mencapai 80,49 (terdapat
2 siswa yang belum mencapai KKM sedangkan 35 siswa yang mencapai
di atas KKM). Persamaan dari penelitian yang dilakukan Nirmawati
Amiruddin adalah sama-sama peningkatan keterampilan berbicara,
perbedaanya adalah Nirmawati Amiruddin menggunakan metode diskusi,
sedangkan penulis menggunakan metode guessing game.
Muslimin (2018) dengan judul “ Peningkatan keterampilan
berbicara melalui penerapan metode timetoken (tito) siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah Limbung” penelitian ini menunjukkan bahwa
peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas VII dinyatakan berhasil.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan melalui II siklus, pada
siklus I dengan nilai rata-rata yaitu 63,47, selanjutnya pada siklus II
dengan nilai rata-rata 80. Persamaan dari penelitian yang dilakukan
Muslimim adalah sama-sama peningkatan keterampilan berbicara,
perbedaanya adalah Muslimin menggunakan metode timetoken (tito),
sedangkan penulis menggunakan metode guessing game.
2. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah suatu alat komunikasi yang dimiliki manusia yang
berupa sistem lambang bunyi yang berasal dari alat ucap atau mulut
9
manusia. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu
seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri
berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan
adaptasi, di dalam kehidupan sosial tidak dapat lepas dari kegiatan
berbahasa. (Zakky, 2018).
3. Hakikat Berbicara
Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat
produktif. Artinya melalui kemampuan berbicara seseorang
menyampaikan pengalaman, pikiran, ide kreatif, dan pendapatnya kepada
orang lain dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar, kemampuan
berbicara seseorang ditentukan dengan tingkat penguasaannya terhadap
topik pembicaraan dan kebahasaan (Mulyati Yeti, 2017: 6.1).
Pengertian berbicara menurut para ahli (dalam Eriyanti, 2017):
a. Hariyadi dan Zamzani (1996/1997) mengatakan bahwa berbicara pada
hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi, sebab didalamnya
terjadi pesan dari suatu sumber ke tempat lain.
b. Burhan Nugiyantoro (2001/276) berbicara adalah aktivitas berbahasa
kedua yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu
setelah aktivitas mendengar. Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar
itu, kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya
terampil berbicara.
10
c. Tarigan (2008:14) berbicara merupakan kemampuan mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan dan menyampaikan pikiran, gagasan dan ide. Dapat
dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang
dapat didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang
memanfaatkan sejumlah otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan
gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu
bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik,
psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik.
Berdasarkan pengertian berbicara yang telah disampaikan oleh
beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengertiaan berbicara
adalah aktivitas mengeluarkan kata-kata atau bunyi berwujud ungkapan,
gagasan, informasi yang mengandung makna tertentu secara lisan.
(Eriyanti, 2017).
4. Tujuan Berbicara
Tujuan utama berbicara adalah untuk menyampaikan informasi berupa
gagasan-gagasan kepada pendengar. Secara khusus, berbicara memiliki
banyak tujuan. Tujuan tersebut antara untuk memberi informasi, menyatakan
diri, mencapai tujuan, berekspresi dan menghibur.
a. Berbicara dengan tujuan memberi informasi
Dalam kegiatan berbicara ini pembicara memiliki informasi-informasi
yang akan disampaikan kepada pendengar. Contoh berbicara dengan tujuan
11
memberi informasi misalnya, kegiatan berbicara seorang guru kepada para
siswanya di dalam kelas, seorang penyaji dalam kegiatan seminar, seorang dai
dalam kegiatan pengkajian Al-Qur‟an, atau pembicara dalam kegiatan-
kegiatan pelatihan.
a. Berbicara dengan tujuan menyatakan diri
Kegiatan berbicara dengan tujuan menyatakan diri berupa kegiatan
berbicara yang dilakukan seseorang ketika memperkenalkan diri atau ketika
menyampaikan argumentasi dan suatu masalah.
b. Berbicara dengan tujuan mencapai tujuan
Berbicara dengan tujuan mencapai tujuan adalah kegiatan berbicara
yang dilakukan untuk memperoleh sesuatu, contoh kegiatan berbicara dengan
tujuan antara lain berbicara dalam mempresentasikan program dalam rangka
memperoleh jabatan, berbicara dalam kampanye, berbicara dalam rangka
memperoleh pinjaman, dan menawarkan barang dagangan.
c. Berbicara dengan tujuan berekspresi
Kegiatan berbicara dengan tujuan berekspresi biasanya dilakukan oleh
orang-orang yang berkecimpung dalam bidang karya sastra. Contohnya ketika
mendongeng, menyatakan perasaan kepada orang lain, dan berbicara
berdasarkan empati.
d. Berbicara untuk menghibur
Berbicara dengan tujuan menghibur adalah kegiatan
berbicara dengan menggunakan kata-kata yang mengandung humor. Contoh
12
kegiatan berbicara dengan tujuan menghibur biasa dilakukan oleh para
pelawak atau acara-acara yang bersifat komedi. ( Mulyati Yeti, 2017).
5. Metode Berbicara
Metode berbicara menurut Tarigan (dalam Dea Khaerunnisa, 2018:15),
ada empat cara atau metode yang dapat digunakan orang dalam
menyampaikan pembicaraan, yaitu:
a. Metode impromptu “serta merta”. Dalam hal ini pembicara, tidak
melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum berbicara, tetapi serta
merta atau mendadak berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya.
Pembicara menyampaikan pengetahuan yang ada, dihubungkan dengan
situasi dan kepentingan saat itu.
b. Metode hafalan. Pembicara sebelum melakukan kegiatannya
melakukan persiapan secara tertulis, kemudian dihafal kata demi kata,
kalimat demi kalimat. Metode ini biasanya digunakan oleh pembicara
pemula atau yang masih belum bia berbicara di depan banyak orang.
c. Metode naskah. Pada metode ini pembicara sebelum berbicara terlebih
dahulu menyiapkan naskah, pembicaran membacakan naskah di depan
pendengarnya. Metode ini kurang komunikatif dengan pendengarnya
karena mata dan perhatian selalu tertuju pada naskah.
d. Metode ekstemporan. Dalam hal ini pembicara membuat catatan yang
digunakan sebagai pedoman pembicara dalam melakukan
pembicaraannya, dengan pedoman itu pembicara dapat
mengembangkannya secara bebas.
13
6. Penilaian Berbicara
Dalam mengevaluasi kemampuan berbicara seseorang, pada
prinsipnya kita harus memperhatikan lima faktor Tarigan (dalam
Nirmawati Amiruddin, 2019), yaitu sebagai berikut:
1. Bunyi-bunyi tersendiri (vocal dan konsonan) diucapkan dengan tepat.
2. Pola intonasi, naik ,dan turunnya suara, serta tekanan suku kata
memuaskan.
3. Ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang pembicara tanpa
referensi internal memahami bahasa yang digunakan.
4. Kata yang diucapkan dalam bentuk dan urutan yang tepat.
5. Kewajaran atau kelancaran kenative-speaker-an yang tercermin saat
seseorang berbicara.
Hal-hal tersebut kita kemukakan, sebab adalah merupakan
kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa “kemampuan berbicara
secara efektif merupakan suatu unsur penting terhadap keberhasilan kita
dalam semua bidang kehidupan”.
Menurut Arsyad dan Mukti (dalam Isnainar,2013:39) faktor-faktor
yang dinilai untuk keefektifan berbicara ada dua yaitu faktor kebahasaan
dan faktor non kebahasaan. Faktor kebahasaan mencakup pengucapan
vokal, pengucapan nada/ irama, penjedaan, pilihan kata, pilihan ungkapan,
variasi kata, tata bentukan, struktur kalimat, dan ragam kalimat. Faktor non
kebahasaan mencakup keberanian dan semangat, kelancaran, kenyaringan
14
suara, pandangan mata, gerak-gerik dan mimik, keterbukaan, penalaran,
dan penguasaan topik.
7. Faktor Keefektifan Berbicara
Faktor-faktor penentu keberhasilan dalam berbicara yaitu:
pembicara dan pendengar. Kedua faktor tersebut akan menentukan
berhasil atau tidaknya kegiatan berbicara, kedua faktor tersebut akan
dibahas di bawah ini.
1. Pembicara
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pembicara untuk
melakukan kegiatannya, yaitu:
a. Pokok pembicaraan
Isi atau pesan yang menjadi pokok pembicaraan hendaknya
memperhatikan hal-hal berikut ini: pokok pembicaraan bermanfaat bagi
pendengar baik berupa informasi maupun pengetahuan, pokok
pembicaraan hendaknya serba sedikit sudah diketahui dan bahan untuk
memperluas pembicaraan yang sudah diketahui itu lebih mudah
diperoleh, pokok pembicaraan menarik untuk dibahas, baik oleh
pembicara maupun bagi pendengar.
Pokok pembicaraan yang menarik biasanya pokok pembicaraan
seperti berikut: merupakan masalah yang menyangkut kepentingan
bersama, merupakan jalan keluar dari suatu persoalan yang tengah
dihadapi, merupakan persoalan yang ramai dibicarakan dalam
masyarakat atau persoalan yang jarang terjadi, mengandung konflik atau
15
pertentangan pendapat, dan pokok pembicaraan hendaknya sesuai
dengan daya tangkap pendengar, tidak melebihi daya intektual pendengar
atau sebaliknya, lebih mudah.
b. Metode
Metode berbicara ada empat atau teknik yang dapat atau bisa
digunakan orang dalam menyampaikan pembicaraan yaitu: Metode
impromptu “serta merta”, metode menghafal, metode naskah, dan metode
ekstemporan.
c. Bahasa
Bahasa bagi pembicara merupakan suatu alat untuk menyampaikan
pesan kepada orang lain. Oleh karena itu, pembicara mutlak harus
mengetahui faktor kebahasaan. Di samping itu, pembicara juga harus
menguasai faktor nonkebahasaan.
2. Faktor Kebahasaan
Faktor kebahasaan yang terkait dengan keterampilan berbicara
antara lain sebagai berikut:
a. Ketepatan Pengucapan dan Pelafalan Bunyi
Pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi
bahasa secara tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan berlatih
mengucapkan bunyi-bunyi bahasa. Pengucapan bunyi bahasa yang
kurang tepat dapat mengalihkan perhatiaan pendengar. Memang pola
ucapan dan dan artikulasi yang kita gunakan tidak selalu sama, masing-
masing kita mempunyai ciri tersendiri. Selain itu ucapan kita juga sering
16
pengaruhi oleh bahasa ibu. Akan tetapi, jika perbedaan itu terlalu
mencolok sehingga menjadi suatu penyimpangan, maka keefektifan
komunikasi akan terganggu. Sampai saat ini lafal bahasa indonesia,
namun usaha kearah itu sudah lama dikemukakan adalah bahwa ucapan
atau lafal yang baku dalam bahasa indonesia adalah ucapan yang bebas
dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau ciri-ciri lafal daerah.
b. Penempatan Tekanan, Nada, Jeda, Intonasi dan Ritme
Penempatan tekanan, nada, jeda, intonasi dan ritme yang sesuai
akan membuat daya tarik tersendiri dalam berbicara, bahkan
merupakan faktor penentu dalam keefektifan berbicara. Suatu topik
pembicaraan mungkin akan kurang menarik, namun dengan tekanan,
nada, jeda dan intonasi yang sesuai akan mengakibatkan pembicaraan
itu menjadi menarik. Sebaliknya, apabila penyampaiannya datar saja,
dapat menimbulkan kejemuan bagi pendengar dan keefektifan
berbicara akan berkurang. Kekurangan ketepatan dalam penempatan
tekanan, nada, jeda, intonasi dan ritme dapat menimbulkan perhatian
pendengar beralih kepada cara berbicara pembicara, sehingga topik
atau pokok pembicaraan yang disampaikan kurang diperhatikan.
Dengan demikian keefektifan berbicara menjadi terganggu.
c. Pemilihan Kata dan Ungkapan yang Baik, Konkret dan Bervariasi
Kata dan ungkapan yang kita gunakan dalam berbicara hendaknya
baik, konkret, dan bervariasi. Pemilihan kata dan ungkapan yang baik,
maksudnya adalah pemilihan kata yang tepat dana sesuai dengan
17
keadaan para pendengarnya. Misalnya, jika yang menjadi
pendengarnya para petani, maka kata-kata yang dipilih adalah kata-
kata atau ungkapan yang mudah dipahami oleh para petani. Pemilihan
kata dan ungkapan harus konkret, maksudnya pemilihan kata atau
ungkapan harus jelas, mudah dipahami para pendengar. Kata-kata
yang jelas biasanya kata-kata yang sudah dikenal oleh pendengar yaitu
kata-kata populer. Pemilihan kata dan ungkapan yang abstrak dan
menimbulkan kurang jelas pembicaraan. Pemilihan kata adan
ungkapan yang bervariasi, maksudnya pemilihan kata atau ungkapan
dengan bentuk atau kata lain lebih kurang maknanya sama dengan
maksud agar pembicaraan tidak menjemukan pendengar.
d. Ketepatan Susunan Penuturan
Susunan penuturan berhubungan dengan penataan pembicara atau
uraian tentang sesuatu. Hal ini menyangkut penggunan kalimat,
pembicaraan yang menggunakan kalimat efektif akan lebih
memudahkan pendengar menangkap isi pembicaraan.
3. Faktor Nonkebahasaan
Faktor-faktor nonkebahasaan mencakup: sikap yang wajar, tenang,
dan tidak kaku, pandangan yang diarahkan pada lawan berbicara,
kesediaan menghargai pendapat orang lain, kesediaan mengoreksi diri
sendiri, keberaniaan mengungkapkan dan mempertahankan pendapat,
gerak-gerik dan mimik yang tepat, kenyaringan suara, kelancaran,
penalaran dan relavansi, penguasaan topik.
18
a. Tujuan
Seorang pembicara dala menyampaikan pesan kepada orang lain
pasti mempunyai tujuan, ingin mendapatkan respon atau reaksi. Respon
atau reaksi itu merupakan suatu hal yang menjadi harapan pembicaraan
sangat tergantung dari keadaan dan keinginan pembicara. Secara umum
tujun pembicaraan adalah sebagai berikut: Mendorong atau menstimulasi,
meyakinkan, menggerakkan, menginformasikan, dan menghibur.
b. Sarana
Sarana dalam kegiatan berbicara mencakup waktu, tempat,
suasana, dan media atau alat peraga. Pokok pembicaraan yang dipilih
hendaknya disesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan. Berbicara
terlalu lama atau melebihi waktu yang disediakan dapat menimbulkan rasa
jenuh para pendengar. Tempat berbicara sangat menentukan keberhasilan
pembicaraan. Dalam hal ini perlu diperhatikan faktor lokasi, jumlah
pendengar, posisi pembicara dan pendengar, cahaya, udara, dan pengeras
suara. Berbicara pada suasana tertentu pun akan mempengaruhi
keberhasilan pembicaraan. Pembicaraan yang berlangsung pada pagi hari
tentu akan lebih berhasil dibandingkan dengan pembicaraan pada siang,
sore, dan malam hari. Media atau alat peraga akan membantu kejelasan
dan kemenarikan uraian. Karena itu, Jika memungkinkan, dalam berbicara
perlu diusahakan alat bantu sepeti film, gambar, dan alat peraga lainnya.
19
c. Interaksi
Interaksi kegiatan berbicara berlangsung menunjukkan adanya
hubungan interaksi antara pembicara dan pendengar. Interaksi dapat
berlangsung searah, dua arah, dan bahkan multi arah. Kegiatan berbicara
yang berlangsung suatu arah, misalnya laporan pandangan mata
pertandingan sepak bola, tinju, pembacaan berita. Kegiatan berbicara yang
berlangsung dua arah, misalnya pembicaraan dalam bentuk dialog atau
wawancara. Sedangkan kegiatan berbicara yang berlangsung multi arah
biasanya terjadi pada acara diskusi, diskusi kelompok, rapat, seminar, dan
sebagainya.
4. Pendengar
Pendengar suatu kegiatan berbicara akan berlangsung dengan baik
apabila dilakukan dihadapan para pendengar yang baik. Karena itu,
pendengar harus mengetahui persyaratan yang dituntut untuk menjadi
pendengar yang baik. Pendengar yang baik hendaknya memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a. Memiliki kondisi fisik dan mental yang baik sehingga memungkinkan
dapat melakukan mendengar, memusatkan perhatian dan pikiran kepada
pembicaraan.
b. Memiliki tujuan tertentu dalam mendengarkan yang dapat mengarahkan
dan mendorong kegiatan mendengarkan.
c. Mengusahakan agar meminati isi pembicaraan yang didengarkan.
20
d. Memiliki kemampuan linguistik dan nonlinguistik yang dapat
meningkatkan keberhasilan mendengarkan.
e. Memiliki pengalaman dan pengetahuan luas yang dapat mempermudah
pengertian dan pemahaman isi pembicaraan. (dalam Dea Khaerunnisa.
2018)
8. PengertianTeks Deskripsi
Teks deskripsi adalah salah satu jenis karangan yang didalamnya
berisi tentang gambaran dari sebuah objek, tempat dan lain sebagainya
secara rinci. Untuk teks ini terbagi menjadi 3 jenis yaitu subjektif, spasial,
dan objektif. Teks ini juga dapat dikatakan sebagai salah satu cara untuk
mengembangkan kata menjadi paragraf utuh yang diungkapkan secara
jelas dan tepat agar dapat dipahami oleh para pembaca (Santinorice.2019).
a. Ciri-ciri teks deskripsi
Secara umum, karakteristik dari teks jenis ini sangat mudah
dipahami, sehingga akan sangat mudah bagi kalian agar dapat
membedakannya dengan jenis teks yang lainnya.
1) Paragraf teks deskripsi biasanya berisi cerita atau mendeskripsikan
sesuatu.
2) Objek yang dijelaskan atau digambarkan pada paragraf teks deskripsi
biasanya diceritakan secara rinci dan melibatkan panca indera.
3) Para pembaca yang sedang membaca paragraf teks deskripsi, seolah-
olah dapat melihat dan merasakan objek yang dijelaskan dalam teks
tersebut.
21
4) Biasanya paragraf teks deskripsi menjelaskan ciri-ciri fisik yang
dimiliki oleh sebuah objek seperti warna, ukuran, bentuk atau cirri
psikis lainnya.
b. Struktur Teks Deskripsi
Selain ciri-ciri, paragraf teks deskripsi juga memiliki struktur yang
digunakan untuk membentuk teks ini secara utuh, yaitu diantaranya
sebagai berikut:
1) Identifikasi, yaitu merupakan penejelasan dari identitas seseorang,
benda, dan objek lainnya
2) Klasifikasi, yaitu sebuah penyusun kalimat yang memiliki aturan
tertentu sesuai dengan kaidah yang berlaku.
3) Deskripsi bagian, yaitu adanya suatu bagian paragraf yang berisi
tentang penggambaran sesuatu yang berkaitan dengan apa yang sedang
dibahas.
c. Jenis Teks Deskripsi
1) Subyektif, yaitu salah satu teks yang digunakan untuk menggambarkan
sebuah tempat, benda, ruangan, dan lain sebagainya.
2) Spatial, yaitu salah satu kalimat yang hanya berisi penggambaran dari
sebuah objek seperti tempat, ruangan, benda, dan lainnya.
3) Objek, yaitu salah satu teks yang menjelaskan keadaan dari suatu objek
secara apa adanya (Santinorice, 2019).
22
9. Metode Guessing Game
a. Pengertian Metode Guessing Game
Metode guessing game adalah sebuah permainan yang mana
seseorang harus menebak sesuatu yang diberi petunjuk, guessing game
sebuah permainan di mana individu atau kelompok menjawab sebuah
pertanyaan yang telah diberi beberapa kata kunci yang berkaitan dengan
kata tersebut. Ini dapat memberi kesempatan bagi murid yang malu dan
merasa kurang aktif untuk turut belajar melalui permainan sehingga
mereka akan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, oleh karena itu
peneliti mencoba menggunakan metode guessing game yang akan
diterapkan dalam pembelajaran teks deskripsi menggunakan metode
guessing game untuk merangsang kemampuan berbicara siswa, sehingga
berani untuk berbicara sekaligus meningkatkatkan kemampuan berbicara
siswa (Disdik, 2019).
a. Langkah- Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Menyiapakan materi yang akan diajarkan.
2. Memancing siswa dengan beberapa pertanyaan, guna memancing
siswa berbicara dan mengetahui tingkat kemampuan siswa.
3. Pada pertemuan sebelumnya siswa sudah diberi bekal tentang teks
deskripsi.
4. Guru menjelaskan kembali tentang materi teks deskripsi
5. Guru mengirim sebuah gambar di grup whatshap dan meminta siswa
untuk menebak gambar tersebut.
23
6. Siswa diminta untuk menulis teks deskripsi berdasarkan gambar yang
sudah ditebak, kemudian siswa membuat video membaca teks
deskripsi dan dikirim ke grup whatsap
b. Manfaat Dengan Menggunakan Metode Guessing Game
1) Siswa merasa lebih rileks dalam mengikuti pelajaran, sehingga
akan mudah masuk pelajaran tersebut.
2) Melatih siswa untuk berfikir dalam menjawab suatu pertanyaan.
3) Membuat siswa menjadi tertarik dan semangat untuk mengikuti
proses belajar.
4) Dengan menggunakan game akan lebih menyenangkan siswa.
B. Kerangka Pikir
Keterampilan berbicara penting untuk berkomunikasi dalam
kehidupan sehari-hari. Keterampilan berbicara adalah salah satu
keterampilan berbahasa sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta
mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau
kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun jarak jauh.
Keterampilan berbicara adalah kemampuan yang harus dimiliki
oleh seorang peserta didik dalam proses belajar, agar terjalin komunikasi
yang baik antara peserta didik dengan seorang pendidik maupun dengan
peserta didik lainnya. Namun pada kenyataanya keterampilan berbicara
siswa SMP belum optimal. Gejala-gejala yang tampak misalnya, siswa
24
mengalami kesulitan dalam menyampaikan gagasan, pikiran kepada guru
dan teman-temannya, serta siswa ragu-ragu dalam berbicara, sulit memilih
kata, dan tidak tenang dalam berbicara.
Metode guessing game adalah sebuah metode yang memungkinkan
siswa menjadi aktif berbicara dan meningkatkan kemampuan berbicara
siswa dalam proses belajar mengajar, melatih siswa untuk berfikir dalam
menjawab suatu pertanyaan, menambah pemahaman siswa dalam belajar
teks deskripsi, dan membuat siswa menjadi semangat untuk mengikuti
proses belajar dikelas.
25
Kurikulum
2013 Pelajaran Teks Deskripsi
Kemampuan Berbicara
Penerapan Metode
Guessing Game
Pengamatan Tindakan Perencanaan
Siklus 1 dan Siklus II
Analisis
Temuan
Refleksi
26
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pikir yang diuraikan di atas hipotesis tindakan
dalam penelitian ini adalah Peningkatan kemampuan berbicara dalam
pembelajaran teks deskripsi dengan menggunakan metode guessing game
pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 12 Makassar.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Wina Sanjaya (dalam Nirmawati Amiruddin, 2019) mengemukakan
penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian masalah
pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk
memecahkan masalah tersebut melalui berbagai tindakan yang terencana
dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan
tersebut. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya yang dapat
dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas peran dan tanggung
jawab guru dalam pengelolaan kelas.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 12 Makassar, Jl.
Bonto Daeng Ngirate No.22, Kelurahan Bonto Makkio, Kecamatan
Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90222, sekolah ini
mempunyai sarana dan prasarana yang cukup memadai.
2. Waktu Penelitian
Berikut rincian penelitian yang akan dilaksanakan pada semester
genap 2019/2020.
27
28
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 12
Makassar tahun ajaran 2019/2020 sebagai subjek penelitian yang
menerima tindakan. Dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 12 orang dan
jumlah siswa perempuan sebanyak 7 orang. Subjek yang melaksanakan
tindakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Makassar yang bekerja sama dengan guru dan kepala
sekolah.
C. Prosedur Penelitian
Rancangan penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan dengan
dua siklus dengan empat tahap pelaksanaan. Secara rinci pelaksanaan
penelitian untuk dua siklus tindakan ini sebagai berikut.
29
1. Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut.
1). Mengkaji landasan pustaka yang berkaitan dengan tema penelitian
yang dilakukan.
Siklus 1
Perencanaan Tindakan
Pengamatan/
Evaluasi Refleksi
Siklus II
Pengamatan/
Evaluasi Tindakan
Refleksi
Hasil/simpulan
Perencanaan
30
2). Membuat langkah-langkah pembelajaran untuk pelaksanaan
tindakan model pembelajaran guessing game.
3). Membuat instrumen penelitian berupa tes hasil belajar untuk
melakukan evaluasi di setiap akhir siklus.
4). Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi atau
keadaan siswa di kelas saat proses belajar di kelas saat proses belajar
mengajar berlangsung dan selama diadakan model pembelajaran
guessing game.
5). Mengidentifikasi semua siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 12
Makassar sebelum mengadakan siklus 1. Hal-hal yang dilakukan
adalah menanyakan mata pelajaran yang mereka senangi, kebiasaan
belajar bahasa Indonesia, cara guru menyajikan pelajaran bahasa
Indonesia.
b. Tahap Tindakan
Setelah tahap perencanaan dianggap matang, kemudiaan
dilaksanakan tahap tindakan. Pada tahap ini, dilaksanakan kegiatan belajar
mengajar dan menggunakan metode guessing game.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini sebagai
berikut:
Langkah- Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Menyiapakan materi yang akan diajarkan.
31
2. Memancing siswa dengan beberapa pertanyaan, guna memancing
siswa berbicara dan mengetahui tingkat kemampuan siswa.
3. Pada pertemuan sebelumnya siswa sudah diberi bekal tentang teks
deskripsi.
4. Guru menjelaskan kembali tentang materi teks deskripsi
5. Guru mengirim sebuah gambar di grup whatshap dan meminta
siswa untuk menebak gambar tersebut.
6. Siswa diminta untuk menulis teks deskripsi berdasarkan gambar
yang sudah ditebak, kemudian siswa membuat video membaca teks
deskripsi dan dikirim ke grup whatsap.
Pada kegiatan akhir, guru menyimpulkan hasil guessing game dan
menyimpulkan materi pelajaran, dilanjutkan dengan guru menutup
pelajaran
c. Pengamatan/Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Data penelitian yang diambil adalah tentang kehadiran,
keaktifan mereka di kelas dalam memberikan jawaban dan bertanya.
d. Refleksi
Hasil yang telah diperoleh dari pengamatan terhadap tiap-
tiap kelompok dikumpulkan serta dianalisis. Baik berupa hasil evaluasi
maupun data hasil observasi yang diperoleh pada saat melaksanakan
32
kegiatan pengajaran, sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan siklus
berikutnya.
2. Siklus 2
Kegiatan yang dilakukan pada siklus II pada dasarnya adalah
mengulang tahapan-tahapan pada siklus I, akan tetapi dilakukan pula
sejumlah rencana baru untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang
terdapat pada siklus sebelumnya.
a. Tahap Perencanaan
1) Melanjutkan kembali perencanaan-perencanaan pada siklus I yang
dianggap perlu dalam memecahkan persoalan pada siklus I.
2) Dari refleksi siklus pertama disusun rencana baru yang akan
dibuatkan tindakan.
3) Menyiapkan pertanyaan kepada siswa pada saat proses
pembelajaran untuk lebih mengaktifkan siswa, dan memberikan
bimbingan individu pada siswa yang mengalami kesulitan
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dilakukan pada siklus II Pada dasarnya adalah
mengulang langkah-langkah pada siklus I, tetapi pada siklus II
kelompoknya diubah dan pertanyaannya diubah.
33
c. Pengamatan/ Evaluasi
Pada tahap ini dilakukan observasi yang ada pada dasarnya sama
dengan kegiatan siklus I yaitu mengambil data kualitatif dan kuantitatif
siswa. Serta data mengenai kehadiran, sikap, keaktifan, kemampuan
berbicara siswa, baik saat kegiatan belajar mengangajar berlangsung.
d. Refleksi
Hasil yang diperoleh pada siklus dua berupa nilai pada tes hsil
belajar, perubahaan sikap, maupun refleksi yang diberikan siswa serta data
dari lembar observasi dikumpulkan serta dianalisis.
D. Instrumen Penelitian
Menurut Sanjaya (dalam Nirmawati Amiruddin. 2019) Instrumen
penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian, untuk kepentingan penelitian tindakan kelas, banyak instrument
yang dapat digunakan seperti observasi, wawancara, dan catatan harian.
Namun dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan
instrument berupa observasi dan tes.
1. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam evaluasi pembelajaran, observasi dapat
digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik, seperti
34
tingkah laku peserta didik pada waktu belajar, berdiskusi, mengerjakan
tugas, dan lain-lain. Instrumen yang digunakan untuk melakukan observasi
disebut pedoman observasi.
Pada penelitian ini peneliti melakukan pengamatan terhadap perilaku
kegiatan guru dan siswa selama proses pemebelajaran bahasa Indonesia
berlangsung. Hasil pengamatan ditulis dalam lembar observasi yang telah
disediakan.
Tabel 3.1 lembar observasi kegiatan siswa
No Aspek yang diamati Kriteria Penilaian
Ya Tidak
1. Partisipasi siswa mengikuti
persepsi guru dalam
pembelajaran online
.2. Perhatian siswa terhadap
penjelasan guru
3. Siswa aktif dalam proses
pembelajaran teks deskripsi
dengan menggunakan metode
guessing game
35
4. Kemampuan siswa dalam
menebak gambar
5. Kemampuan siswa dalam
membuat teks deskripsi
6. Kemampuan siswa dalam
membuat video membaca teks
deskripsi
Jumlah
Presentase
Keterangan
Tingkat keberhasilan: jumlah skor x 100
Jumlah indikator
Pedoman penilaian:
Tingkat Keberhasilan Predikat
80%-100% Sangat Baik (SB)
70%-79% Baik (B)
60%-69% Cukup (C)
50%-59% Kurang (K)
0%-49% Gagal (G)
36
2. Tes
Tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes berbicara
yang dilakukan pada akhir pertemuan setiap siklus. Metode tes dilakukan
pada saat pembelajaran berbicara berlangsung dengan lembar pengamatan.
Alat yang akan digunakan dalam berbicara melalui metode guessing
game dapat berwujud pelafalan, volume suara, pilihan kata, intonasi dan
jeda, kelancaran, dan percaya diri.
Penilaian ini adalah masing-masing komponen (Nurgiantoro, 2001).
Tabel 3.2 Alat penilaian Kemampuan berbicara siswa
No Aspek yang dinilai Skor
1 2 3 4
1 Pelafalan 25 30 30 30
2 Volume suara 10 10 20 10
3 Pilihan kata 10 30 10 25
4 Intonasi dan jeda 15 10 10 10
5 Kelancaran 20 10 20 15
6 Percaya diri 20 10 10 10
37
Skor maksimal 100 100 100 100
Pedoman penilaian:
Tingkat Keberhasilan Predikat
80%-100% Sangat Baik (SB)
70%-79% Baik (B)
60%-69% Cukup (C)
50%-59% Kurang (K)
0%-49% Gagal (G)
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes, dan
catatan lapangan.
1. Observasi
Observasi atau pengamatan di sini dilakukan untuk mengamati
jalannya proses pembelajaran. Dengan observasi peneliti memperoleh
data berupa gambaran proses kerja sama kelompok siswa, keaktifan
siswa, sikap siswa, dan interaksi siswa dalam proses belajar mengajar
berlangsung.
38
2. Tes
Peneliti melakukan tes untuk mengukur kemampuan berbicara siswa
dalam proses pembelajaran teks deskripsi menggunakan metode
guessing game.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mendeskripsikan kegiatan-
kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama proses kegiatan dari
awal hingga akhir. Catatan lapangan dibuat agar setiap proses dapat
dicatat dan dibuat kesimpulan.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah suatu metode atau cara untuk mengolah
sebuah data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut
menjadi mudah untuk dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan
solusi permasalahan, yang terutama adalah masalah yang tentang sebuah
penelitian. Analisis data juga bisa diartikan sebagai kegiatan yang
dilakukan untuk merubah data hasil dari sebuah penelitian menjadi
informasi yang nantinya bisa dipergunakan untuk mengambil sebuah
kesimpulan. Analisis data penelitian tindakan kelas berupa deskriptif
kualitatif dan deskriptif kuantitatif.
39
1. Analisis data deskriptif kualitatif
Analisis deskriptif kualitatif dalam penelitian ini bersifat
menggambarkan fakta yang sesuai data yang diperoleh untuk mengetahui
keterampilan berbicara siswa selama proses pembelajaran. Selain itu untuk
mengetahui respon dan aktivitas siswa terhadap kegiatan pembelajaran.
Hasil refleksi dari siklus I menjadi dasar untuk melaksanakan siklus II.
2. Analisis data deskriptif kuantitatif
Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan dengan melakukan rata-
rata hasil tes siswa ketika tindakan dilakukan. Jika kemampuan berbicara
dalam pembelajaran teks deskripsi ≥75% dan mengalami kenaikan setiap
siklusnya, maka diasumsikan bahwa metode guessing game dapat
meningkatkan kemampuan berbicara siswa.
Analisis data kuantitatif didapat dari penilaian latihan dan tes (pre-
tes dan post-tes).
a. Penilaian latihan dan tes mencari rata-rata
Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya
dibagi dengan jumlah siswa yang mengikuti tes sehingga diperoleh nilai
rata-rata.
40
Nilai rata-rata ini didapat dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
= Nilai rata-rata
∑×= Jumlah semua nilai siswa
∑N= Jumlah siswa yang mengikuti tes
(Sumber:Arikunto 2007:264)
b. Penilaian untuk ketuntasan belajar
Dalam penilaian ini terdapat dua kategori ketuntasan yaitu secara
individu dan klasikal. Ketuntasan belajar secara individual didapat dari
KKM untuk pembelajaran tematik ditetapkan sekolah yaitu siswa
dinyatakan tuntas , jika telah mendapatkan nilai sekurang-kurangnya 75
dan di bawah 75 dinyatakan belum tuntas. Sedangkan ketuntasan belajar
secara klasikal yaitu mengukur tingkat keberhasilan ketuntasan belajar
siswa menyeluruh.
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal digunakan rumus:
(Agung Purwoko,2001:130)
= ∑
∑N
P = ∑ Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 75x100%
∑ Siswa yang mengikuti tes
41
Keterangan:
P: Persentase ketuntasan
Ketuntasan belajar dinyatakan berhasil jika persentase siswa
yang tuntas belajar atau siswa yang mendapat nilai ≥75 jumlahnya lebih
besar atau sama dengan 85% jumlah siswa seluruhnya. Hasil analisis ini
digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjutan
dalam pertemuan dan siklus selanjutnya.
G. Indikator Keberhasilan
Keberhasilan penelitian ditandai dengan adanya perubahan kearah
yang lebih baik. Tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini
dinyatakan berhasil jika hasil pembelajaran teks deskripsi pada
keterampilan berbicara pada siswa meningkat. Peningkatan hasil tersebut
dapat diketahui dengan membandingkan hasil belajar sebelum dan sesudah
diberikan tindakan.
Tindakan dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila rata-rata
siswa memperoleh nilai 75 dengan siswa tuntas belajar 75% dari jumlah
siswa. Sedangkan proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila aktivitas
siswa mencapai ≥ 75%.
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di SMP Muhammadiyah
12 Makassar,Jl. Bonto Daeng Ngiratte No.22, Keluruhan Bonto Makkio,
Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, khususnya siswa kelas VII yang
berjumlah 19 orang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan
melalui penerapan metode guessing game dalam meningkatkan
kemampuan berbicara siswa. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan melalui
dua siklus dan alokasi waktu tiap kali pertemuan adalah 3x40 menit. Dari
pertemuan siklus pertama dan kedua tidak semua siswa hadir.
Sebelum penerapan metode guessing game ,dalam proses
pembelajaran guru masih mengajar dengan cara-cara lama yaitu
menggunakan metode ceramah dengan contoh-contoh yang ada pada buku
paket, siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran yang berlangsung
sehingga kemampuan berbicara siswa tidak meningkat. Pelaksanaan
penelitian ini dilakukan dengan bantuan guru, sehingga penelitian ini
berjalan dengan baik.
1).Hasil Penelitian Siklus 1
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 terdiri dari 4 tahapan
pokok. Tahap pertama perencanaan, perencanaan yang dirancang
berdasarkan observasi awal. Tahap kedua pelaksanaan, adalah tindakan
42
43
yang dilaksanakan sebanyak 1 kali pertemuan pertama dengan alokasi
waktu 3x40 menit. Tahap ketiga observasi, adalah tahap pengambilan data
yang menunjukkan efektifitas dengan tahap tersebut, pengamatan yang
dilaksanakan bersama dengan tahap tindakan pada pertemuan pertama.
Tahap keempat adalah refleksi, yaitu evaluasi dari pembelajaran dan pada
tahapan ini hanya dilakukan satu kali.
a. Perancanaan Tindakan
Perencanaan tindakan dilaksanakan agar pelaksanaan penelitian
berjalan dengan lancar. Pada siklus 1 peneliti telah mempersiapkan
perencanaan tindakan ini sesuai kebutuhan dalam penelitian yang akan
dilaksasnakan , adapun hal-hal yang akan dilakukan adalah menyususun
RPP berdasarkan kompetensi dasar, selanjutnya peneliti, menyusun
lembar observasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan rancangan pembelajaran
yang sudah dirancang pada perencanaan tindakan. Kegiatan pembelajaran
dimulai dengan kegiatan awal yang dilakukan oleh guru, yaitu
memberikan salam, mempersilahkan siswa untuk berdoa dan tadarusan,
menanyakan kabar kepada peserta didik. Selanjutnya guru menjelaskan
tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai, memberi
motivasi belajar peserta didik, menyampaikan materi pembelajaran sesuai
dengan kehidupan sehari-hari, agar menarik perhatian siswa pada materi
yang akan dipelajari supaya siswa bersemangat dalam belajar.
44
Langkah- Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Menyiapakan materi yang akan diajarkan.
2. Memancing siswa dengan beberapa pertanyaan, guna memancing
siswa berbicara dan mengetahui tingkat kemampuan siswa.
3. Guru menjelaskan tentang materi teks deskripsi
4. Guru mengirim sebuah gambar di grup whatshap dan meminta
siswa untuk menebak gambar tersebut.
5. Siswa diminta untuk menulis teks deskripsi berdasarkan gambar
yang sudah ditebak, kemudian siswa membuat video membaca teks
deskripsi dan dikirim ke grup whatsap.
Hasil penilain kemampuan berbicara yang dilihat dari
kemampuan siswa dalam berbicara, beberapa siswa belum tuntas
belajar. Hal ini disebabkan siswa kurang perhatian pada saat guru
menjelaskan dan siswa kurang aktif pada saat metode guessing
game dijalankan,,masih banyak siswa yang belum mengirim video
membaca teks deskripsinya, sehingga tidak mengalami
peningkatan pada siklus 1. Data ketuntasan pada siklus 1 yaitu dari
hasil perhitungan didapatkan nilai rata-rata kelas dari hasil tes
siswa dalam kemampuan berbicara dengan menggunakan metode
guessing game 66 dengan jumlah siswa sebanyak 19 orang.
Pada kegiatan akhir, guru menyimpulkan hasil belajar dan
melakukan evaluasi, selanjutnya peserta didik menyimpulkan
materi pelajaran. Dilanjutkan dengan guru menutup pembelajaran.
44
45
c.Tahap observasi dan evaluasi
1. Data hasil observasi
Kegiatan observasi digunakan untuk mengamati
pelaksanaan tindakan yang dapat menghasilkan perubahan sesuai yang
diharapkan. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai observer
yang mengamati proses pembelajaran yang dilakukan dengan
menggunakan pedoman lembar observasi. Hal-hal yang di observasi
adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran
dan hasil penilain kemampuan berbicara siswa. Hal pengamatan pada
siklus 1 sebagai berikut.
Tabel 4.1 lembar observasi kegiatan siswa siklus 1
No Aspek yang diamati Kriteria Penilaian
Ya Tidak
1. Partisipasi siswa mengikuti
persepsi guru dalam
pembelajaran online
.2. Perhatian siswa terhadap
penjelasan guru
3. Siswa aktif dalam proses
pembelajaran teks deskripsi
45
46
dengan menggunakan metode
guessing game
4. Kemampuan siswa dalam
menebak gambar
5. Kemampuan siswa dalam
membuat teks deskripsi
6. Kemampuan siswa dalam
membuat video membaca teks
deskripsi
Jumlah 2 4
Presentase 33% 66%
Keterangan
Tingkat keberhasilan: jumlah skor x 100
Jumlah indikator
Pedoman penilaian:
Tingkat Keberhasilan Predikat
80%-100% Sangat Baik (SB)
47
70%-79% Baik (B)
60%-69% Cukup (C)
50%-59% Kurang (K)
0%-49% Gagal (G)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas
belajar siswa selama proses pembelajaran yang berlangsung ternyata pada
siklus I ada kriteria penilaian yang tidak terlaksana yaitu, Partisipasi siswa
mengikuti persepsi guru dalam pembelajaran online tidak terlaksana,
perhatian siswa terhadap penjelasan guru tidak terlaksana, Siswa tidak
aktif dalam proses pembelajaran teks deskripsi dengan menggunakan
metode guessing game tidak terlaksana, Kemampuan siswa dalam
membuat video membaca teks deskripsi tidak terlaksana dengan baik,
aktivitas yang dilakukan siswa hanya 2 kriteria penilaian dari 6 indikator
aktivitas aspek yang diamati siswa dalam mengajar yang artinya aktivitas
belajar siswa secara umum hanya mencapai 33% tingkat aktivitas siswa
dalam penggunaan metode guessing game berada pada klasifikasi Gagal
(G) antara rentang 0%-49% data hasil tes
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan pada
siklus 1. Diketahui bahwa kemampuan berbicara siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah 12 Makassar dengan penerapan metode guessing game.
Skor perolehan siswa pada siklus satu disajikan dalam tabel
sebagai berikut:
48
Tabel 4.2 Hasil Tes Penilaian Kemampuan Berbicara Siswa Siklus I
No.
Nama Siswa
Penilaian
Nilai
Pel
afal
afal
an
Volu
me
suar
a
Pil
ihan
kat
a
Into
nas
i dan
jeda
Kel
anca
ran
Per
caya
dir
i
1. Irsyad nur najmi 15 15 10 10 10 10 70
2. Sulaiman 10 10 10 10 10 20 70
3. Nurzamzam amalia 10 10 15 10 10 10 65
4. Muh. Akil hasya 10 10 10 15 10 10 65
5. Syahruni azzahra wahyu 15 10 15 10 20 10 80
6. Febriyanti aulia 10 10 10 10 10 10 60
7. Siti harfiani idrus 10 15 10 10 10 10 65
8. Siti tarqiah 15 10 10 10 10 10 65
9. Abdur rahman haidir 10 15 15 10 10 20 80
49
10. Muhammad farhan fuad 15 10 15 10 10 20 80
11. Muh ikhwan idris 10 15
10 10 20 15 80
12. Muh fabeang nur 10 10 10 10 10 10 60
13 M. zaki raif rizki 15 10 15 10 10 20 80
14. Astri ardiarni 10 10 10 10 10 10 60
15. Muh. Farhan yusuf 15 10 10 10 10 10 65
16. Ghalank kahlil Gibran 10 10 15 10 10 10 65
17. Muh alif yusran 15 15 10 10 20 10 80
18 Muh ariel rahman fikhan 10 20 10 10 10 10 70
19. Adelia nurul sakinah 15 10 10 10 10 10 65
Jumlah 1,260
50
Rata-rata 66,3
Dari tabel diatas diperoleh data deskripsi ketuntasan belajar siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah 12 Makassar pada tabel berikut :
Tabel 4.3 Deskripsi ketuntasan Belajar Siswa Kelas VII SMP
Muhammadiyah 12 Makassar Pada Siklus 1.
No Nilai Frekuensi Presentase
1 ≥75 6 31%
2 ≤75 13 68%
Tabel 4.3 menggambarkan bahwa siswa yang mendapatkan nilai 75 keatas
masih rendah yaitu 31% dan masih banyak siswa yang mendapatkan nilai 75
kebawah yaitu 68% sehingga, dapat dilihat bahwa siklus 1 penelitian ini belum
berhasil.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi siklus pertama ini, hasil yang dicapai belum begitu
memuaskan. Adapun hal yang menyebabkan gagal dalam pembelajaran ini yaitu,
siswa kurang memperhatikan guru saat menjelaskan pembelajaran dengan
51
menggunakan metode guessing game berlangsung sehingga menyebabkan hasil
belajar siswa belum mencapai apa yang diharapkan. Pembelajaran pada siklus 1
difokuskan agar peserta didik mempunyai kemampuan dan aktif dalam berbicara
dengan menggunakan metode guessing game. Bila ditinjau hasilnya dapat
dikatakan bahwa pembelajaran pada siklus I ini belum berhasil sehingga peneliti
perlu melakukan siklus II.
Pada pembelajaran selanjutnya, sebelum memulai proses pembelajaran
dengan menggunakan metode guessing game, sebaiknya guru memberikan
arahan atau penjelasan terlebih dahulu, agar perhatian siswa terpusat pada saat
guru memberikan penjelasan. Guru lebih tegas, agar siswa yang kurang
perhatian dalam pembelajaran bisa mendengarkan dan lebih fokus pada
pelajaran tersebut, sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
3.Hasil penelitian siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Tahap ini dilaksanakan sesuai dengan siklus I, namun pada siklus II ini
dilaksanakan hanya dengan 2 kali pertemuan yang lebih difokuskan untuk
memperbaiki setiap kekurangan yang ada pada siklus I. Berdasarkan hasil
penelitian maka yang menjadi catatan penting untuk dijadikan bahan
pertimbangan pada pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II ini adalah
kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran online, sehingga sebagian
siswa belum mencapai hasil yang diharapkan, diakibatkan siswa malu dan
52
takut untuk berkomentar di grup whatsap. Pada tahap ini, tentunya peneliti
membuat RPP yang materinya masih sama dengan siklus I namun evaluasinya
yang berbeda.
b.Pelaksanaan Tindakan
1. Pertemuan pertama
Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan berdasarkan kegiatan
pembelajaran yang dimulai dengan kegiatan awal yang dilakukan oleh guru
memberikan salam, absensi, pengelolaan grup kelas, baik pengelolaan pada
kesiapan siswa dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar maupun
pengelolaan pada sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran online. Selanjutnya guru memberikan apresiasi, berupa pertanyaan
untuk mengingat kembali ingatan siswa pada pelajaran sebelumnya.
Langkah- Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Menyiapakan materi yang akan diajarkan.
2. Memancing siswa dengan beberapa pertanyaan, guna memancing
siswa berbicara dan mengetahui tingkat kemampuan siswa.
3. Pada pertemuan sebelumnya siswa sudah diberi bekal tentang teks
deskripsi.
4. Guru menjelaskan kembali tentang materi teks deskripsi
5. Guru mengirim sebuah gambar di grup whatshap dan meminta siswa
untuk menebak gambar tersebut.
53
6. Siswa diminta untuk menulis teks deskripsi berdasarkan gambar yang
sudah ditebak, kemudian siswa membuat video membaca teks
deskripsi dan dikirim ke grup whatsap.
Kegiatan inti yaitu guru mulai menjelaskan tujuan pembelajaran dan
menjelaskan materi tentang teks deskripsi, mempersilahkan siswa untuk
bertanya soal materi teks deskripsi, kemudian mengirim gambar di grup
whatshap dan meminta siswa untuk menebak gambar tersebut, lalu buat teks
deskripsi sesuai dengan gambar dan buat video membaca teks deskripsi.
Kegiatan akhir guru menyimpulkan materi pembelajaran dan menutup
pembelajaran.
Hasil penilaian berbicara dalam metode guessing game diumumkan di grup
whatsap pada saat pertemuan pertama, sehingga siswa yang belum tuntas
belajar, Hal ini menyebabkan siswa antusias pada saat guru menjelaskan dan
siswa aktif serta fokus pada saat metode guessing game dijalankan, sehingga
mengalami peningkatan pada pertemuan kedua dan hanya beberapa siswa
yang tidak memenuhi kategori tuntas. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai
rata-rata dari kelas hasil tes siswa dalam berbicara dengan menggunakan
metode guessing game sebesar 83% dengan siswa sebanyak 19 pada
pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua kemampuan berbicara siswa
meningkat sebanyak 100% sangat baik (SB).
c. Tahap Pengamatan/Evaluasi
1) Data Hasil Observasi
54
Selama proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
metode guessing game yang dilakukan pada mata pelajaran teks deskripsi,
penenliti melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap aktivitas
pembelajaran dengan menggunakan format yang disusun yaitu lembar
observasi. Berdasarkan observasi yang dilakukan terhadap aktivitas siswa
pada pertemuan pertama dan kedua siklus II maka hasil observasi yang
dilakukan dapat dilihat pada tabel hasil observasi dibawah ini:
Tabel 4.4 lembar observasi kegiatan siswa siklus II
No Aspek yang diamati Kriteria Penilaian
Pertemuan I Pertemuan II
Ya Tidak ya
tidak
1. Partisipasi siswa mengikuti
persepsi guru dalam pe
mbelajaran online
.2. Perhatian siswa terhadap
penjelasan guru
3. Siswa aktif dalam proses
pembelajaran teks deskripsi
dengan menggunakan metode
55
guessing game
4. Kemampuan siswa dalam
menebak gambar
5. Kemampuan siswa dalam
membuat teks deskripsi
6. Kemampuan siswa dalam
membuat video membaca teks
deskripsi
Jumlah 5 1 6 0
Presentase
83%
16%
100%
0%
Keterangan
Pedoman penilaian:
Tingkat Keberhasilan Predikat
80%-100% Sangat Baik (SB)
70%-79% Baik (B)
60%-69% Cukup (C)
50%-59% Kurang (K)
56
0%-49% Gagal (G)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas
belajar siswa pada siklus II selama proses pembelajaran yang berlangsung
pada pertemuan pertama aspek yang diamati pada aktivitas siswa sudah
terlaksana dan mengalami peningkatan. Pada pertemuan pertama aktivitas
belajar siswa telah mencapai 83% dan pada pertemuan kedua, kemampuan
berbicara siswa mengalami peningkatan 100% Berdasarkan analisa yang
dilakukan ternyata aktivitas siswa dalam belajar berada pada klasifikasi
(Sangat baik).
2.Data Hasil Tes
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan pada
siklus II . Didasari bahwa kemampuan berbicara siswa kelas VII SMP
Muhammadiyah 12 Makassar dengan menggunakan metode guessing game
sebagaimana yang diharapkan. Skor perolehan siswa pada siklus II disajikan
dalam tabel sebagai berikut:
57
Tabel 4.5 Hasil Tes Penilaian Kemampuan Berbicara Siklus II.
No.
Nama Siswa
Penilaian
Nilai
Pel
afal
afal
an
Volu
me
suar
a
Pil
ihan
kat
a
Into
nas
i dan
jeda
Kel
anca
ran
Per
caya
dir
i
1. Irsyad nur najmi 15 10 20 10 15 15 85
2. Sulaiman 10 15 10 10 15 20 80
3. Nurzamzam amalia 10 15 10 10 15 20 80
4. Muh. Akil hasya 15 10 15 10 20 15 85
5. Syahruni azzahra wahyu 15 15 10 10 15 20 85
6. Febriyanti aulia 15 10 15 10 10 10 70
7. Siti harfiani idrus 10 15 10 15 10 10 70
8. Siti tarqiah 10 15 15 15 10 20 80
58
9. Abdur rahman haidir 10 15 15 15 10 20 85
10. Muhammad farhan fuad 10 10 15 15 15 20 85
11. Muh ikhwan idris 15 15 10 15 15 15 85
12. Muh fabeang nur 15 10 10 15 15 15 80
13 M. zaki raif rizki 15 10 10 15 15 20 85
14. Astri ardiarni 15 10 20 15 15 10 85
15. Muh. Farhan yusuf 15 10 15 10 20 10 80
16. Ghalank kahlil Gibran 15 15 10 10 20 10 80
17. Muh alif yusran 15 15 15 10 15 15 85
18 Muh ariel rahman
fikhan
15 15 10 10 15 15 80
19. Adelia nurul sakinah 15 10 10 15 15 15 80
59
Jumlah 1,545
Rata-rata 81,3
Dari tabel diatas diperoleh data deskripsi ketuntasan belajar siswa kelas VII
SMP Muhammadiyah 12 Makassar pada tabel berikut:
Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa SMP Muhammadiyah 12
Makassar Pada Siklus II.
No Nilai Frekuensi Presentase
1 ≥75 17 89%
2 ≤75 2 10%
Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai 75
Keatas lebih banyak dari siklus I yaitu 89% dan siswa yang mendapatkan nilai 75
kebawah hanya 10%, sehingga pada siklus II sudah dapat dinyatakan penelitian
ini berhasil karna sudah banyak siswa yang mampu berbicara dengan
menggunakan metode guessing game pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah
12 Makassar.
60
d. Refleksi
Berdasarkan data yang telah disajikan diatas, terhadap aktivitas
pembelajaran mulai dari perencanaan hingga evaluasi terhadap aktivitas
pembelajaran yang dilakukan ternyata telah terjadi peningkatan pada
pembelajaran teks deskripsi. Hal ini terlihat pada tingginya aktivitas siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar yang sedang berlangsung, siswa semangat untuk
berkomentar di grup whatshap melalui metode guessing game.
Sehingga dilihat dari hasil observasi dan hasil evaluasi belajar siswa, telah
terjadi peningkatan kualitas pembelajaran dan dapat disimpulkan bahwa pada
siklus II hasilnya sudah meningkat. Jadi, penelitian ini tidak dilanjutkan lagi.
B. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus yang pelaksaanaanya terdiri
dari empat alur yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil
penelitian peningkatan kemampuan berbicara dengan menggunakan metode
guessing game pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Makassar mencapai
hasil yang maksimal. Secara keselurhan aktivitas pembelajaran selama dua siklus.
Temuan penelitian berdasarkan hasil tindakan pada siklus I diuraikan
sebagai berikut: pada siklus I ini peneliti membuat perencanaan dengan
mempersiapkan perencanaan tindakan ini sesuai kebutuhan dalam penelitian,
adapun hal-hal yang dilakukan adalah menyusun RPP berdasarkan standar
kompetensi dasar dengan menggunakan metode guessing game, peneliti
61
menyusun format pengamatan, yaitu lembar observasi siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
Pada tahap pelaksanaan, pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah disusun dengan menggunakan metode guessing game
dan pembelajaran siklus I ini berjalan dengan baik, namun para siswa masih
banyak yang tidak berkomentar di grup whatshap dalam proses pembelajaran
online. Hal ini Nampak pada kurangnya siswa yang bertanya ketika guru
menjelaskan materi yang diajarkan, sehingga peneliti berusaha meyakinkan siswa
agar tidak takut dan malu untuk bertanya di grup whatshap tentang materi yang
dipelajari.
Temuan penelitian berdasarkan hasil tindakan pada siklus II diuraikan
sebagai berikut: pada siklus II ini, dilakukan dengan 2 kali pertemuan dan peneliti
akan lebih fokus untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I.
Pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini dilaksanakan sesuai
dengan rencana pembelajaran yang disusun dengan menggunakan metode
guessing game yang tidak berbeda dengan siklus I. dilihat dari perbandingan
siklus I dan siklus II. Maka observer lebih cenderung ke siklus II karena siklus II
siswa lebih aktif dan fokus saat pembelajaran berlangsung. Pembelajaran
mengalami peningkatan dan dapat dilihat siswa semakin antusias dalam mengikuti
proses pembelajaran online dengan menggunakan metode guessing game ini.
Presentase keberhasilan hasil belajar siswa di siklus II mencapai 89%,
keberhasilan kemampuan berbicara siswa dengan nilai rata-rata 81,3 dari
62
keseluruhan siswa pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua
kemampuan berbicara siswa meningkat menjadi 100% (sangat baik). Itu artinya
penerapan metode guessing game Pada pembelajaran teks deskripsi kelas VII
SMP Muhammadiyah 12 Makassar, pada penelitian ini terlakasana sesuai dengan
apa yang diharapkan.
63
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan bahwa kemampuan
berbicara peserta didik pada mata pelajaran teks deskripsi dengan
menggunakan metode guessing game. Nilai rata-rata pada siklus I adalah
66,3 dengan kategori gagal dan nilai rata-rata pada siklus II adalah 81,3
dengan kategori sangat baik dan meningkat.
Aktivitas belajar peserta didik kelas VII SMP Muhammadiyah 12
Makassar dengan menggunakan metode guessing game yaitu menjadi
lebih aktif dan bersemangat. Pada siklus I aktivitas belajar siswa dengan
kriteria gagal dengan hasil yang dicapai sebesar 33% dari 19 siswa,
sedangakan siklus II aktivitas belajar siswa dengan kriteria sangat baik
dengan hasil yang dicapai 83% dari 19 siswa pada pertemuan pertama
dan pada pertemuan kedua kemampuan berbicara siswa meningkat
sebanyak 100% (sangat baik) dari 19 siswa.
B. Saran
Untuk meningkatkan kualitas pemebelajaran khususnya mata
pelajaran Bahasa indonesia, ada beberapa rekomendasi yang perluh
diperhatikan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu:
1. Bagi kepala sekolah diharapkan agar dapat memberikan
motivasi kepada guru untuk meningkatkan aktivitas belajar
63
64
dan kemampuan berbicara peserta didik khususnya dengan
menggunakan metode guessing game.
2. Bagi guru diharapkan agar dapat lebih kreatif dalam proses
pembelajaran dikelas, salah satunya dengan menggunakan
metode guessing game yang dapat meningkatkan kemampuan
berbicara peserta didik.
65
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, Nirmawati. 2019. Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui
Penerapan Metode Diskusi Siswa Kelas VIII C SMP Muhammadiyah 12
Makassar. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Agung, Purwoko, (2001) Panduan Penelitian PTK. Semarang: Unnes Pres
Arikunto,S. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi
VI.Jakarta: Rineka Cipta.
Dea, Khaerunnisa. 2018. Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Penerapan
Metode kooperatif Debate Siswa Kelas X Ipa SMA Negeri 2
Wajo.Skripsi. Tidak Diterbitkan. Universitas Muhammadiyah Makassar.
Disdik, Purwakarta. 2019. Metode Guessing Game dalam Pembelajaran
Descriptive Text Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa. (n.d.).
Retrieve
December 18, 2019, from http://disdik.purwakartakab.go.id/metode-
guessing-game-dalam-pembelajaran-descriptive-text-meningkatkan-
kemampuan-berbicara-siswa.
Eriyanti, Ribut Wahyu.2017. Pengembangan Bahan Ajar Keterampilan Berbicara
Interaktif Bagi Mahasiswa, Kembara: Jurnal keilmuan Bahasa Sastra
dan pengajarannya 3.1:98-
65
66
106.https://scholar?.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=haki
kat+berbicara&oq=hakikat+berbicara#d=gs_qabs&u=%23p%3DM-
0UnJu_k6Gj.
Fatkhan, 2019. Pengertian Berbicara. Fatkhan.web.id. (n.d.). Retrieved December
18, 2019, from http://fatkhan.web.id/pengertian-berbicara/.
Mulyati Yeti,dkk.2017.Buku Bahasa Indonesia : Universitas terbuka.
Muslimin, 2018. Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan
Metode Timetoken (Tito) Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah
Limbung. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Sanjaya,Wina. 2009, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.
Santinorice. 2019. Teks Deskripsi. https://santinorice.com/teks-deskripsi/.
Subali dkk, 2000. Penelitian Tindakan
Kelas.https://scholar.google.co.id./scholar?start=10&q=pengertian+penel
itian+tindakan+kelas&hl=id+as_sdt=0,5#d=gs_qabs&u=%23p%3DcpwL
0G43n8EJ.
Zakky. 2018. Pengertian Bahasa Menurut Para Ahli dan Secara Umum.
Retrieved December 18, 2019, from ZonaReferensi.com website:
https://www.zonareferensi.com/pengertian-bahasa/.
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama sekolah : SMP Muhammadiyah 12 Makassar
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ semester : VII
Materi pokok : Teks Deskripsi
Alokasi waktu : 4x40 menit
A. Kompetensi Dasar Dan Indikator
3.2 Mengidentifikasi gambar tentang objek ( sekolah, tempat wisata, tempat
bersejarah, `atau suasana pentas seni daerah) yang diliat.
3.2.1 MS enentukan isi teks deskripsi tentang objek ( sekolah, tempat wisata,
tempat bersejarah, atau suasana pentas seni daerah) yang diliat.
3.2.2 Menelaah struktur teks deskripsi tentang tentang objek ( sekolah, tempat
wisata, tempat bersejarah, atau suasana pentas seni daerah) yang diliat.
4.2 Membaca teks deskripsi yang sudah dibuat
4.2.1. Membuat video membaca teks deskripsi yang sudah dibuat
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran ini siswa diharapkan dapat:
1. Mampu menebak gambar yang dikirim guru di grup whatsap.
2. Mengidentifikasi gambar tentang objek ( sekolah, tempat wisata,
tempat bersejarah, atau suasana pentas seni daerah) yang diliat.
3. Menentukan isi teks deskripsi tentang objek ( sekolah, tempat wisata,
tempat bersejarah, atau suasana pentas seni daerah) yang diliat.
4. Menelaah struktur teks deskripsi tentang tentang objek ( sekolah,
tempat wisata, tempat bersejarah, atau suasana pentas seni daerah)
yang diliat.
5. Membaca teks deskripsi yang sudah dibuat
6. Membuat video membaca teks deskripsi yang sudah dibuat
C. Materi Pembelajaran
1. Pengertian teks deskripsi
Teks deskripsi adalah salah satu jenis karangan yang didalamnya
berisi tentang gambaran dari sebuah objek, tempat dan lain sebagainya
secara rinci. Untuk teks ini terbagi menjadi 3 jenis yaitu subjektif, spasial,
dan objektif. Teks ini juga dapat dikatakan sebagai salah satu cara untuk
mengembangkan kata menjadi paragraf utuh yang diungkapkan secara
jelas dan tepat agar dapat dipahami oleh para pembaca
d. Ciri-ciri teks deskripsi
Secara umum, karakteristik dari teks jenis ini sangat mudah
dipahami, sehingga akan sangat mudah bagi kalian agar dapat
membedakannya dengan jenis teks yang lainnya.
5) Paragraf teks deskripsi biasanya berisi cerita atau mendeskripsikan
sesuatu.
6) Objek yang dijelaskan atau digambarkan pada paragraf teks deskripsi
biasanya diceritakan secara rinci dan melibatkan panca indera.
7) Para pembaca yang sedang membaca paragraf teks deskripsi, seolah-
olah dapat melihat dan merasakan objek yang dijelaskan dalam teks
tersebut.
8) Biasanya paragraf teks deskripsi menjelaskan ciri-ciri fisik yang
dimiliki oleh sebuah objek seperti warna, ukuran, bentuk atau cirri
psikis lainnya.
e. Struktur Teks Deskripsi
Selain ciri-ciri, paragraf teks deskripsi juga memiliki struktur yang
digunakan untuk membentuk teks ini secara utuh, yaitu diantaranya
sebagai berikut:
4) Identifikasi, yaitu merupakan penejelasan dari identitas seseorang,
benda, dan objek lainnya
5) Klasifikasi, yaitu sebuah penyusun kalimat yang memiliki aturan
tertentu sesuai dengan kaidah yang berlaku.
6) Deskripsi bagian, yaitu adanya suatu bagian paragraf yang berisi
tentang penggambaran sesuatu yang berkaitan dengan apa yang sedang
dibahas.
f. Jenis Teks Deskripsi
4) Subyektif, yaitu salah satu teks yang digunakan untuk menggambarkan
sebuah tempat, benda, ruangan, dan lain sebagainya.
5) Spatial, yaitu salah satu kalimat yang hanya berisi penggambaran dari
sebuah objek seperti tempat, ruangan, benda, dan lainnya.
6) Objek, yaitu salah satu teks yang menjelaskan keadaan dari suatu objek
secara apa adanya.
g. Contoh teks deskripsi
Bromo dikenal sebagai salah satu tempat wisata utama di Jawa
Timur. Tempat ini terletak di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru,
di sebelah timur kota Malang. Keindahan gunung ini telah menarik
banyak pengunjung dari berbagai negara di dunia. Menyaksikan matahari
terbit adalah peristiwa yang menarik. Para pengunjung rela menunggu
mulai pukul 05.00 agar tidak kehilangan momen spesial ini. Ketika langit
cerah, Anda bisa melihat bola matahari. Pertama, matahari terlihat seperti
korek api, perlahan-lahan memperbesar sampai membentuk lingkaran
penuh dan mencerahkan. Pemandangan yang sangat indah.
Gunung Bromo terletak di perbatasan Malang dan probolinggo
Jawa Timur. Gunung ini termasuk salah satu gunung yang tinggi.
Tingginya 2.392 meter di atas permukaan laut. Gunung ini ada beberapa
kabupaten, yaitu Malang, Pasuruan, Probolinggo, dan Lumajang. Lautan
pasir di pegunungan ini sekitar 10 m2. Ini membuat pemandangannya
begitu menakjubkan sehingga banyak wisatawan lokal dan mancanegara
yang bepergian dengan sengaja untuk menikmati keindahan alam ini.
Sejarah Gunung Bromo sangat panjang, mungkin terkait dalam grafiti
sederhana. Namun singkatnya, nama Bromo berasal dari sansakerta yang
berarti Brahma (salah satu dewa Hindu), karena mayoritas orang
Indonesia pada waktu itu adalah Hindu. Gunung Bromo telah meletus
puluhan kali. Di sini suhunya mencapai 10 derajat hingga 0 derajat
celcius bahkan saat di pagi hari. Jadi, pengunjung harus mempersiapkan
pakaian keren, topi beanie, sarung tangan, kaus kaki, syal untuk
mengatasinya. Tapi jika pengunjung lupa tentang peralatannya ada
banyak vendor yang menawarkan barang dalam bentuk topi, sarung
tangan, atau syal.
TUGAS
1. Tebaklah gambar tersebut.
2. Buatlah teks deskripsi sesuai dengan gambar.
3. Buatlah video membaca teks deskripsi yang sudah dibuat, lalu kirim di grup
whatsap.
D. Metode pembelajaran
Metode guessing game
E. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
6. Kegiatan awal
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan memberikan salam,
mempersilahkan siswa untuk berdoa . Selanjutnya guru
menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan
dicapai, memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual
sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-
hari, menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan, agar kegiatan ini bermaksud untuk membawa perhatian
siswa pada materi yang akan dipelajari supaya siswa bersemangat
dalam belajar.
2. Kegiatan inti
1..Memancing siswa dengan beberapa pertanyaan, guna
memancing siswa berbicara dan mengetahui tingkat kemampuan
siswa.
2 .Guru menjelaskan tentang materi teks deskripsi
3.Guru mengirim sebuah gambar di grup whatshap dan meminta
siswa untuk menebak gambar tersebut.
4.Siswa diminta untuk menulis teks deskripsi berdasarkan gambar
yang sudah ditebak, kemudian siswa membuat video membaca teks
deskripsi dan dikirim ke grup whatsap.
3.Kegiatan Penutup
Pada kegiatan akhir, guru menyimpulkan hasil belajar dan
melakukan evaluasi, selanjutnya peserta didik menyimpulkan materi
pelajaran. Dilanjutkan dengan guru menutup pembelajaran.
F. Media Pembelajaran
1. Lembar observasi
2. Hp android
G. Penilaian
a. Teknik Penilaian
1. Penilaian prose/pengamatan
2. Lisan
b. Bentuk instrumen penilaian
1. Lembar observasi hasil belajar siswa
2. Tes hasil kemampuan belajar siswa
a). Tes lisan
1. Pelafalan
2. Volume suara
3. Pilihan kata
4. Intonasi dan jeda
5. Kelancaran dalam berbicara
6. Percaya diri
Lembar observasi kegiatan siswa
No Aspek yang diamati Kriteria Penilaian
Ya Tidak
1. Partisipasi siswa mengikuti
persepsi guru dalam
pembelajaran online
.2. Perhatian siswa terhadap
penjelasan guru
3. Siswa aktif dalam proses
pembelajaran teks deskripsi
dengan menggunakan metode
guessing game
4. Kemampuan siswa dalam
menebak gambar
5. Kemampuan siswa dalam
membuat teks deskripsi
6. Kemampuan siswa dalam
membuat video membaca teks
deskripsi
Jumlah
Presentase
Keterangan
Tingkat keberhasilan: jumlah skor x 100
Jumlah indikator
Pedoman penilaian:
Tingkat Keberhasilan Predikat
80%-100% Sangat Baik (SB)
70%-79% Baik (B)
60%-69% Cukup (C)
50%-59% Kurang (K)
0%-49% Gagal (G)
No Aspek yang dinilai Skor
1 2 3 4
1 Pelafalan 25 30 30 30
2 Volume suara 10 10 20 10
3 Pilihan kata 10 30 10 25
4 Intonasi dan jeda 15 10 10 10
5 Kelancaran 20 10 20 15
6 Percaya diri 20 10 10 10
Skor Maksimal 100 100 100 100
Pedoman penilaian:
Tingkat Keberhasilan Predikat
80%-100% Sangat Baik (SB)
70%-79% Baik (B)
60%-69% Cukup (C)
50%-59% Kurang (K)
0%-49% Gagal (G)
Makassar, September2020
Mengetahui,
Guru Pamong, Mahasiswa,
Husniah, S.Pd. Sitti khadijayanti
saputri
NBM. 108319 NIM. 105331105316
Mengetahui
kepala Smp Muhammadiyah 12 Makassar
Nurmiati Halim S.Ag
NBM: 934010
Lampiran 2
Hasil Penilaian Kemampuan Berbicara Siklus I
No.
Nama Siswa
Penilaian
Nilai
Pel
afal
afal
an
Volu
me
suar
a
Pil
ihan
kat
a
Into
nas
i dan
jeda
Kel
anca
ran
Per
caya
dir
i
1. Irsyad nur najmi 15 15 10 10 10 10 70
2. Sulaiman 10 10 10 10 10 20 70
3. Nurzamzam amalia 10 10 15 10 10 10 65
4. Muh. Akil hasya 10 10 10 15 10 10 65
5. Syahruni azzahra wahyu 15 10 15 10 20 10 80
6. Febriyanti aulia 10 10 10 10 10 10 60
7. Siti harfiani idrus 10 15 10 10 10 10 65
8. Siti tarqiah 15 10 10 10 10 10 65
9. Abdur rahman haidir 10 15 15 10 10 20 80
10. Muhammad farhan fuad 15 10 15 10 10 20 80
11. Muh ikhwan idris 10 15
10 10 20 15 80
12. Muh fabeang nur 10 10 10 10 10 10 60
13 M. zaki raif rizki 15 10 15 10 10 20 80
14. Astri ardiarni 10 10 10 10 10 10 60
15. Muh. Farhan yusuf 15 10 10 10 10 10 65
16. Ghalank kahlil Gibran 10 10 15 10 10 10 65
17. Muh alif yusran 15 15 10 10 20 10 80
18 Muh ariel rahman fikhan 10 20 10 10 10 10 70
19. Adelia nurul sakinah 15 10 10 10 10 10 65
Jumlah 1,260
Rata-rata 66,3
Hasil Tes Penilaian Kemampuan Berbicara Siklus II.
No.
Nama Siswa
Penilaian
Nilai
Pel
afal
afal
an
Volu
me
suar
a
Pil
ihan
kat
a
Into
nas
i dan
jeda
Kel
anca
ran
Per
caya
dir
i
1. Irsyad nur najmi 15 10 10 10 15 10 70
2. Sulaiman 10 15 10 10 15 20 80
3. Nurzamzam amalia 10 15 10 10 15 20 80
4. Muh. Akil hasya 15 10 15 10 20 15 85
5. Syahruni azzahra wahyu 15 15 10 10 15 20 85
6. Febriyanti aulia 15 10 15 10 10 10 70
7. Siti harfiani idrus 10 15 10 15 10 10 70
8. Siti tarqiah 10 15 15 15 10 20 80
9. Abdur rahman haidir 10 15 15 15 10 20 85
10. Muhammad farhan fuad 10 10 15 15 15 20 85
11. Muh ikhwan idris 15 15 10 15 15 15 85
12. Muh fabeang nur 15 10 10 15 15 15 80
13 M. zaki raif rizki 15 10 10 15 15 20 85
14. Astri ardiarni 15 10 10 15 15 10 75
15. Muh. Farhan yusuf 15 10 15 10 20 10 80
16. Ghalank kahlil Gibran 15 15 10 10 20 10 80
17. Muh alif yusran 15 15 15 10 15 15 85
18 Muh ariel rahman fik
han
15 15 10 10 15 15 80
19. Adelia nurul sakinah 15 10 10 15 15 15 80
Jumlah 1,520
Rata-rata 80
Lampiran 3
TUGAS TEKS DESKRIPSI SISWA
SCREENSHOOT CHAT SISWA MENGIRIM TUGAS DAN VIDEO
RIWAYAT HIDUP
Sitti khadijayanti saputri. Dilahirkan di Bantaeng pada
tanggal 27 juli 1998, dari pasangan Ayahanda Husain
Rahman dan Ibu Nurlaela. Penulis menyelesaikan pendidikan
Sekolah Dasar di SD Negeri 20 Tala-tala kecamatan
Bissappu kabupaten Bantaeng pada tahun 2010. Pada tahun
itu juga peneliti melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 3
Bissappu, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng dan
selesai pada tahun 2013. Pada tahun 2013 peneliti melanjutkan sekolah menengah
atas di SMA Negeri 1 Bissappu kecamatan Bissappu, kabupaten Bantaeng dan
selesai pada tahun 2016. Pada tahun 2016 peneliti melanjutkan pendidikan
diperguruan tinggi negeri di universitas muhammadiyah Makassar, fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan dengan program studi pendidikan bahasa dan sastra
Indonesia, Peneliti menyelesaikan studi dengan menyusun karya ilmiah yang
berjudul Peningkatan kemampuan Berbicara dalam Pembelajaran Teks Deskripsi
dengan Menggunakan Metode Guessing game Pada Siswa Kelas VII SMP
Muhammadiyah 12 Makassar.