81
PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK MELALUI METODE BERCERITA MENGGUNAKAN BONEKA TANGAN DI TAMAN KANAK-KANAK AFLAH KELURAHAN SENGETI KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN MUARO JAMBI PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) Oleh SARI UTAMI NIM. TRA 152180 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

1

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK

MELALUI METODE BERCERITA MENGGUNAKAN

BONEKA TANGAN DI TAMAN KANAK-KANAK AFLAH

KELURAHAN SENGETI KECAMATAN SEKERNAN

KABUPATEN MUARO JAMBI

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(PTK)

Oleh

SARI UTAMI

NIM. TRA 152180

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

2

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

3

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

4

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

5

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

v

MOTTO

لم تفعلوا ولن تفعلوا فاتقوا النار التي وقودها الناس والحجارة أعدت للكافرينفإن

Artinya : Maka jika kamu tidak dapat membuat(nya) -- dan pasti kamu tidak akan

dapat membuat(nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya

manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.

eferensi: https://tafsirweb.com/263-surat-al-baqarah-ayat-24.html

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

vi

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahhirobbil’alamin

Yaa allah... terima kasih

Dengan izin ridho-mu

Telah memberi rahmatnya dalam pemuatan karya ilmiah ini

Walaupun banyak cobaan dan rintangan yang ku hadapi

Namun aku terus berusaha tanpa putus asa

Demi mencapai cita-cita dan masa depanku

Maka dapatlah ku persembahkan setitik harapan

Buat ayahanda Muhammad dan ibunda tercinta Jasmani, serta kakakku

candra dan kakakku desi ratna sari, juga

Semua kerluaraga serta teman-temanku yang telah memberi

dorongan dan bantuan dalam karya ilmiah ini.

Sebagai tumpahan kasih sayangku

yang telah memberi dorongan semangat dan perhatian

untuk meraih kenyatan dalam mencapai cita-cita yang suci

Terimalah ini sebagai dharma baktiku

atas pengorbanan yang tulus

semoga ini kuraih beriring do’a

semoga allah memberkatinya

aamiin....

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat rahmat

dan Ridhonya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan

Penelitian tindakan Kelas (PTK) ini dengan Baik. Pelaksanaan penulisan ini

merupakan salah satu persyartan untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1)

dalam bidang Ilmu Pendidikan Islam Anak Usia Dini , di fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, penelitian ini

berjudul “Peningkatan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Melalui Metode

Bercerita Menggunakan Boneka Tangan Ditaman Kanak-Kanak Aflah di

Kelurahan Sengeti Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi”.

Penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terwujud berkat

bantuan dan jasa dari berbagai pihak, unruk itu penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, M.A selaku Rektor UIN Sultan Thaha

Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dra.Hj Armida, Mpd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Ibu Umil Muhsinin selaku Ketua Prodi jurusan Pendidikan Islam Anak

Usia Dini dan Ibu Siti Maria Ulfa selaku sekretaris jurusan Prodi jurusan

Pendidikan Islam Anak Usia Dini Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Ibu Dr. Yusria, M.Ag selaku pembimbing skripsi I dan ibu Asmawati,

,M,Pd selaku pembimbing skripsi II yang telah banyak meluangkan waktu

untuk membimbing saya dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Ibu dosen Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Thaha

Saifuddin Jambi yang telah memberikan pengetahuan penulis.

6. Ibu Waginah, A.ma selaku Kepala Sekolah TK Aflah

7. Ibu Sari Ningsih selaku wali kelompok A di TK Aflah

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

viii

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

ix

ABSTRAK

Nama : Sari Utami

Nim : TRA. 152180

Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Fakultas : Tarbiyah Dan Keguruan

Judul skripsi : Peningkatan Kemampuan Anak Dalam Menyimak Melalui

Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan Di Taman

Kanak-Kanak Aflah Kelurahan Sengeti Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi

Bercerita menggunakan boneka tangan merupakan kegiatan yang sangat baik

untuk merangsang kemampuan menyimak serta membangun daya pikir anak.

Menyadari hal tersebut penulis memilih untuk mencoba bercerita menggunakan

boneka tangan kepada anak-anak usia dini di Taman Kanak-Kanak Aflah

kelurahan sengeti. Kegiatan ini sengaja penulis adakan mengingat jumlah anak

yang terlihat belum ada kegiatan yang kemampuan menyimak anak yang di

ajarkan di Taman Kanak-Kanak tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah melalui bercerita menggunakan boneka dapat meningkatkan

kemampuan menyimak anak di Taman Kanak-Kanak Aflah kelurahan sengeti.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif dengan

menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Subjek penelitian adalah anak

kelompok A yang berjumlah 15 anak terdiri dari 6 anak laki-laki dan 9 anak

perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,

dokumentasi, dan wawancara. Peneliti menemukan bahwa penggunaan Metode

Bercerita dapat Meningkatkan Kemampuan Menyimak Anak Kelompok A Taman

Kanak-Kanak Aflah Kelurahan Sengeti saat melakukan pra siklus hasil

kemampuan menyimak anak hanya 40,0% kemudian saat dilakukan siklus I hasil

kemampuan menyimak anak meningkat 53,3% pada siklus II hasil kemampuan

menyimak anak semakin meningkat menjadi 80,0%. Hasil penelitian ini

menyarankan agar guru menerapkan Metode Bercerita Menggunakan Boneka

Tangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Anak.

Kata kunci : Metode Bercerita, Peningkatan, Kemampuan, Menyimak, Boneka

Tangan

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

x

ABSTRACT

Name : Sari Utami

Nim : TRA. 152180

Department : Early Childhood Islamic Education

Faculty : Tarbiyah and Teacher Training

Thesis title : Improvement of Children's Ability in Listening through

Storytelling Method Using Hand Puppets in Kindergarten

Aflah Sengeti Village Sekernan District Muaro Jambi District

Storytelling using hand puppets is an excellent activity to stimulate listening

abilities and develop children's thinking. Realizing this, the author chose to try to

tell using hand puppets to young children in Kindergarten Aflah village sengeti.

This activity is intentionally held by the writer considering the number of children

who have not seen any activity that has the ability to listen to children taught at

the Kindergarten. This study aims to determine whether through storytelling using

dolls can improve the ability to listen to children in Kindergarten Aflah village

sengeti. This type of research is a collaborative classroom action research using

the Kemmis and Mc Taggart models. Subjects were 15 children in group A,

consisting of 6 boys and 9 girls. Data collection methods used are observation,

documentation, and interviews. Researchers found that the use of the Storytelling

Method Can Improve Children's Listening Ability Group A Kindergarten Aflah

Sengeti Village when pre-cycle the ability to listen to children is only 40.0% then

during the first cycle the results of children's listening ability increased by 53.3%

in the second cycle the result of children's listening ability has increased to 80.0%.

The results of this study suggest that teachers apply the Storytelling Method Using

Hand Puppets to Improve Children's Listening Skills.

Keywords: Storytelling Method, Improvement, Ability, Listening, Hand Puppets

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

NOTA DINAS ................................................................................................ ii

PENGESAHAN .............................................................................................. iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ iv

MOTTO .......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACK ................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Indetifikasi Masalah ....................................................................... 4

C. Batasan Masalah ............................................................................ 4

D. Rumusan Masalah .......................................................................... 4

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ..................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bercerita ......................................................................................... 7

1. Metode Bercerita ...................................................................... 7

2. Manfaat Bercerita Bagi Anak Usia Dini .................................. 11

B. Boneka Tangan............................................................................... 12

1. Pengertian Boneka Tangan ...................................................... 12

2. Manfaat Penggunaan Media Boneka Tangan .......................... 12

3. Peranan Media Boneka Tangan Dalam Metode Bercerita ....... 12

4. Kelebihan Dan Kekurangan Penggunaan Boneka Tangan ...... 13

5. Langkah-Langkah Pembelajaran Menggunakan Boneka Tanagan

.................................................................................................. 13

C. Menyimak ...................................................................................... 14

1. Pengertian Menyimak .............................................................. 14

2. Kemampuan Menyimak Anak Usia 4-5 Tahun ....................... 15

3. Proses Menyimak Anak Usia Dini ........................................... 17

4. Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Menyimak ............ 19

D. Penelitian Yang Relevan ................................................................ 20

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ........................................................................... 22

B. Setting Penelitian Dan Subjek Penelitian ...................................... 23

C. Metode Penelitian ......................................................................... 24

D. Prosedur Tindakan ........................................................................ 24

E. Kriteria Keberhasilan Tindakan .................................................... 27

F. Sumber data ................................................................................... 27

G. Instrumen pengumpulan data ........................................................ 27

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

xii

H. Teknik Analisi Data ...................................................................... 31

I. Jadwal Penelitian ........................................................................... 31

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 34

B. Temuan Peneliti............................................................................. 38

C. Interpretasi Hasil Analisi Data ...................................................... 52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 55

B. Saran .............................................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tingkat pencapaian perkembangan menyimak anak usia 4-5 tahun ... 16

Tabel 3.1 Lembar observasi anak........................................................................ 28

Tabel 3.2 jadwal penelitian ................................................................................. 32

Tabel 4.1 Keadaan Sarana Pendidikan TK Aflah ............................................... 35

Tabel 4.2 Data Tenaga Edukatif TK Aflah ........................................................ 37

Tabel 4.3 Data Anak TK Aflah ........................................................................... 37

Tabel 4.4 Kemampuan Menyimak Anak Pra Siklus ........................................... 38

Tabel 4.5 Jadwal Perencanaan Siklus I ............................................................... 39

Tabel 4.6 Kemampuan Menyimak Anak Siklus I ............................................... 43

Tabel 4.7 Jadwal Perencanaan Siklus II .............................................................. 46

Tabel 4.8 Kemampuan Menyimak Anak Siklus II.............................................. 50

Tabel 4.9 Hasil Kemampuan Menyimak Anak Pada Pra Siklus, Siklus I Dan

Siklus II Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan ................... 53

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

xiv

DAFTAR GAMBAR

3.1 Alur PTK Model Kemmis Dan Mc. Tagart ............................................... 24

4.1 kegiatan pertemuan I siklus I .................................................................... 41

4.2 kegiatan pertemuan II siklus II.................................................................. 43

4.3 kegiatan pertemuan I siklus II ................................................................... 45

4.4 kegiatan pertemuan II siklus II.................................................................. 48

4.5 Kemampuan Menyimak Anak Pada Pra Siklus Dan Siklus I ................... 49

4.6 Kemampuan Menyimak Anak Pada Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II ... 51

4.7 Hasil Kemampuan Menyimaka Anak Pada Pra Siklus, Siklus I dan siklus II

Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan ...................... 54

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran : 1. Instrumen Pengumpulan Data

Lampiran : 2 Rencana Kegiatan Harian

Lampiran : 3 lembar obsevasi anak

Lampiran : 4 Foto Dukumentasi Riset

Lampiran : 5 curriculum vitae (daftar riwayat hidup)

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak usia dini menurut National associantin for the Educations young

children (NAEYC) menyatakan bahwa anak usia dini merupakan anak yang

berada pada usia 0-8 tahun. Pada masa tersebut merupakan proses pertumbuhan

dan perkembangan dalam berbagai aspek dalam rentang kehidupan manusia.

Proses pembelajaran terhadap anak harus memerhatikan karakteristik yang

dimiliki dalam tahap perkembangan anak berdasarkan Susanto (2017, hal. 1).

Menurut Montessori masa peka adalah masa terjadinya kematangan

fungsi fisik maupun psikis. Pada masa ini anak telah siap merespon stimulasi yang

diberikan oleh lingkungan berdasarkan Sujiono (2009, hal. 54). Masa peka pada

setiap anak berbeda, hal ini seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak

secara individual. Masa ini juga merupakan masa yang dapat dijadikan peletak

dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa, gerak-motorik, dan

sosial emosional.

Menurut Tarigan (1997, hal. 28) bahwa menyimak adalah suatu proses

kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,

pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap

isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan melalui

ujaran atau lisan. Dan dijelaskan juga oleh Scott Russel Sanders dalam Musfiroh

(2008, hal. 22) ada beberapa alasan penting mengapa anak perlu menyimak cerita.

Salah satunya karena menyimak cerita merupakan sesuatu yang menyenangkan

bagi anak. Anak dapat lebih bergairah untuk belajar karena pada dasarnya anak

senang mendengarkan cerita. Anak juga dapat memperoleh informasi melalui

cerita. Selain itu anak dapat memperoleh, mempelajari, dan menyikapi persoalan

kehidupan manusia melalui cerita.

Bercerita merupakan metode yang sesuai dengan karakteristik anak

Taman Kanak-kanak. Menurut Moeslichatun dalam Bachri (2005, hal. 10)

bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak yang

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

2

disampaikan secara lisan. Bercerita juga dapat mengembangkan kemampuan

berbahasa melalui pendemgaran kemudian menceritakannya kembali dengan

tujuan melatih keterampilan anak untuk menyampaikan ide dalam bentuk lisan.

Oleh karena itu, bercerita merupakan metode dan materi yang dapat diintregasikan

dengan keterampilan bahasa lain, yakni berbicara, membaca, dan menulis.

Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan dari kemampuan

guru dalam menyajikan cerita untuk anak. Kemampuan guru yang menjadi tolok

ukur kebermaknaan cerita. Cerita tidak akan berarti apa-apa untuk anak bahkan

untuk mendengarkannya saja mungkin tidak akan tertarik jika tidak dibantu oleh

strategi guru.

Salah satu peranan media pembelajaran menurut Kemp & Dayton dalam

Arsyad (2011, hal. 21-22) yaitu pembelajaran akan lebih menarik perhatian anak

dan membuat anak lebih terjaga dan memperhatikan. Begitu pula dengan kegiatan

bercerita memerlukan alat peraga untuk membangkitkan perhatian anak. Alat

peraga dipergunakan agar anak dapat lebih menyerap informasi secara efektif dan

menyimpannya dalam long term memory. Pada saat menggunakan metode

bercerita ada yang disertai dengan alat peraga. Anak taman kanak-kanak lebih

menyukai mendengarkan cerita dengan alat peraga karena dengan alat peraga

anak menjadi lebih tertarik untuk memperhatikan. Adanya alat peraga juga dapat

membuat anak memiliki perhatian yang lebih dan mempertahankannya sampai

guru selesai bercerita. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Yasmin dalam Yulia

(2012, hal. 3) bahwa: “manfaat alat peraga diantaranya adalah menyampaikan

suatu konsep dengan bentuk yang baru, mempertahankan konsentrasi, mengajar

dengan lebih cepat, mengatasi masalah keterbatasan waktu, mengatasi masalah

keterbatasan tempat, mengatasi masalah keterbatasan bahasa, membangkitkan

emosi manusia dan menyampaikan suatu konsep dengan bentuk yang baru”.

Dengan demikian dalam kegiatan menyimak untuk anak usia dini, guru dapat

menggunakan cerita dengan alat peraga. Melalui cerita dengan alat peraga,

diharapkan anak akan tertarik dalam menyimak cerita sehingga kemampuan

menyimak akan berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya.

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

3

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dalam kegiatan menyimak di

TK Aflah di Kel. Sengeti Kec. Sekernan Kab. Muaro Jambi, kemampuan anak

dalam menyimak belum berkembang secara optimal. Hal ini dapat dilihat pada

saat anak merespon cerita, di dalam lokal tersebut terdapat 15 orang anak dan

yang dapat menyimak cerita dengan baik hanya 6 orang anak, sedangkan 9 anak

lainnya terlihat tidak tertarik pada cerita yang disampaikan oleh guru. Anak

cenderung membagi perhatiannya pada kegiatan lain yang lebih menarik. Anak

lebih memilih berbicara sendiri bahkan beberapa anak terlihat asyik ngobrol

dengan teman disampingnya dan tidak mendengarkan cerita yang disampaikan

oleh guru. Masih banyak ditemukan anak yang belum bisa menjawab pertanyaan

guru terkait dengan cerita. Anak masih kesulitan menceritakan kembali isi cerita.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pentingnya metode bercerita

menggunakan boneka tangan bagi anak untuk berbagai aspek perkembangan

terutama kemampuan menyimak anak usia dini. Hal ini penting untuk membantu

menarik perhatian anak dan memperhatikan, mengenal kosa kata baru,

mengembangkan kemampuan bahasa, meningkatkan daya konsentrasi anak,

melatih anak berani bertanya, melatih daya imajinasi dan kreativitas anak,

menambah nilai moral, pendidikan karakter dan nilai budaya anak. Pada anak usia

dini proses metode bercerita menggunakan boneka tangan dilakukan dengan cara

melibatkan anak langsung, mengalami pencarian pesan dan informasi dengan

bertanya dan mendengarkan mencari tau jawaban hingga memahami isi pesan dan

informasi yang disampaikan. Dengan permasalahan diatas peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian lebih lanjut dan peneliti membahas ini dalam skripsi yang

berjudul “PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK

MELALUI METODE BERCERITA MENGGUNAKAN BONEKA TANGAN

DI TAMAN KANAK-KANAK AFLAH KELURAHAN SENGETI

KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN MUARO JAMBI”.

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

4

B. Indetifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat

diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut:

1) Anak kelompok A tidak tertarik saat menyimak cerita. Anak cenderung

membagi perhatiannya pada kegiatan lain yang lebih menarik.

2) Anak kelompok A mengalami kesulitan menjawab pertanyaan dan

menceritakan kembali isi cerita.

3) Anak kelompok A sulit fokus dalam mengikuti pembelajaran.

4) Guru belum maksimal menguasai metode dalam bercerita menggunakan

boneka tangan.

C. Batasan Masalah

Permasalahan yang diuraikan dalam identifikasi masalah masih terlalu luas

sehingga diperlukan pembatasan masalah agar tidak terjadi kesalah pahaman

dalam pembahasan. Penelitian ini, dibatasi pada:

1) Peningakatan kemampuan menyimak anak dengan diterapkannya metode

bercerita menggunakan boneka tangan pada anak Kelompok A di Taman

Kanak-kanak Aflah Kelurahan Sengeti Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro

Jambi.

2) Hasil peningkatan kemampuan menyimak anak dengan diterapkannya metode

bercerita menggunakan boneka tangan kelompok A di Tanam Kanak-kanak

Aflah Kelurahan Sengeti Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.

D. Rumusan masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, dalam penelitian ini dapat

diajukan rumusan masalah yaitu:

1) Bagaimanakah peningkatan kemampuan menyimak anak dengan

diterapkannya metode bercerita menggunakan boneka tangan kelompok A di

Taman Kanak-kanak Aflah Kelurahan Sengeti Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi ?

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

5

2) Bagaimanakah hasil peningkatkan kemampuan menyimak anak dengan

diterapkannya metode bercerita menggunakan boneka tangan kelompok A di

Tanam Kanak-kanak Aflah Kelurahan Sengeti Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi ?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini:

1) Untuk mengetahui peningakatan kemampuan menyimak anak dengan

diterapkannya metode bercerita menggunakan boneka tangan pada anak

Kelompok A di Taman Kanak-kanak Aflah Kelurahan Sengeti Kecamatan

Sekernan Kabupaten Muaro Jambi.

2) Untuk mengetahui hasil peningkatan kemampuan menyimak anak dengan

diterapkannya metode bercerita menggunakan boneka tangan kelompok A di

Tanam Kanak-kanak Aflah Kelurahan Sengeti Kecamatan Sekernan

Kabupaten Muaro Jambi Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka

Tangan.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

a. Secara Teoretis

Secara teoritik, hasil penelitian ini bermanfaat untuk memperluas

wawasan yang berkaitan dengan perkembangan bahasa, khususnya kemampuan

menyimak. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta dapat

dijadikan bahan kajian para pembaca, khususnya untuk meningkatkan

kemampuan menyimak melalui cerita.

b. Secara Praktis

1. Bagi Anak

Penelitian ini berguna untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak

sehingga bisa berkembang secara optimal, sebagai modal untuk mengembangkan

aspek perkembangan yang lain.

2. Bagi Guru

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

6

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki

proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan selama ini, khususnya dalam

meningkatkan kemampuan menyimak. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan

sebagai gambaran kepada guru dalam merancang pembelajaran menggunakan alat

peraga pada saat bercerita untuk meningkatkan kemampuan menyimak.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam pelaksanaan proses pembelajaran khususnya dalam meningkatkan

kemampuan menyimak.

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bercerita

1. Metode bercerita

Cerita merupakan salah satu bentuk sastra yang memiliki keindahan dan

kenikmatan tersendiri. Akan menyenangkan bagi anak-anak maupun orang

dewasa, jika pengarang, pendongeng, dan penyimaknya sama-sama baik. Cerita

adalah salah satu bentuk sastra yang bisa dibaca atau hanya didengar oleh orang

yang tidak bisa membaca. Dalam cerita, ada beberapa hal pokok yang masing-

masing tidak dapat dipisahkan, yaitu karangan, pengarang, pencerita atau

pendongeng, serta penyimak. Karangan adalah pembuatan cerita dan

penyusunannya, pengarang adalah penulis cerita, karena ia yang mengarang

cerita, baik idenya berdasarkan imajinasi sendiri maupun berasal dari tema yang

sengaja dipilihnya. Pencerita yaitu penyampaian cerita kepada pendengar atau

membacakannya bagi mereka yang belum bias membaca berdasarkan Majid

(2001, hal. 8).

Menurut Moeslichatun dalam Bachri (2005, hal. 10) bercerita merupakan

salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak yang disampaikan secara

lisan. tujuan melatih keterampilan anak untuk menyampaikan ide dalam bentuk

lisan. Oleh karena itu, bercerita merupakan metode dan materi yang dapat

diintregasikan dengan keterampilan bahasa lain, yakni berbicara, membaca, dan

menulis. Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan dari

kemampuan guru dalam menyajikan cerita untuk anak. Kemampuan guru yang

menjadi tolok ukur kebermaknaan cerita. Cerita tidak akan berarti apa-apa untuk

anak bahkan untuk mendengarkannya saja mungkin tidak akan tertarik jika tidak

dibantu oleh strategi guru. Pendapat lain mengenai pengertian metode bercerita

dikemukakan oleh Dhieni dkk., (2005, hal. 6-5), yaitu cara penyampaian atau

penyajian materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk cerita dari guru kepada

anak didik Taman Kanak-kanak.

Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

8

bercerita adalah suatu upaya pemberian pengalaman belajar dari guru kepada anak

melalui cerita yang disampaikan secara lisan agar anak memahami isi pesan atau

informasi yang disampaikan guru. Dalam penelitian ini metode bercerita

digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak salah

satunya kemampuan menyimak.

Menurut Majid (2001, hal. 47-54) metode bercerita harus memperhatikan

hal-hal berikut.

a. Tempat bercerita

Bercerita tidak selalu dilakukan didalam kelas, tetapi boleh juga diluar

kelas yang dianggap baik oleh guru agar para siswa bisa duduk dan mendengarkan

cerita.

b. Posisi duduk

Sebelum guru memulai bercerita sebaiknya ia memposisikan para siswa

dengan posisi yang baik untuk mendengarkan cerita. Kemudian guru duduk

ditempat yang sesuai dengan mulai bercerita. Selama bercerita, guru hendaknya

tidak duduk terus, tetapi juga berdiri, bergerak, dan mengubah posisi gerakan

sesuai dengan jalannya cerita.

c. Bahasa cerita

Guru tidak harus selalu berfokus pada gaya bahasa cerita dalam buku. Ia

bisa saja menambah atau mengurangi ungkapan yang dirasanya cukup baik agar

para siswa lebih mudah memahami jalan ceritanya.

d. Intonasi guru

Pada permulaan cerita guru hendaknya memulai dengan suara tenang.

Kemudian mengeraskannya sedikit demi sedikit. Perubahan naik turunnya cerita

harus sesuai dengan peristiwa dalam cerita. Ketika guru sampai pada puncak

konflik ia harus menyampaikannya dengan suara ditekan dengan maksud menarik

perhatian siswa. Juga akan memberikan gambaran yang membuat mereka berpikir

untuk menemukan klimaksnya. Para ahi pendidikan berpendapat bahwa besarnya

perhatian para siswa akan bertambah ketika konflik mulai berkembang. Dan

mereka akan lega dari ketegangannya, jika telah sampai pada klimaks. Maka guru

hendak menyampaikan peristiwa-peristiwa dalam cerita dengan suara yang

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

9

meyakinkan yang dapat membuat siswa penasaran hingga saat klimaks. Ketika

guru menyampaikan klimaks, ia harus menjiwai setiap ungkapan dan intonasi

suara sampai akhir cerita.

e. Pemunculan tokoh-tokoh

Telah disebutkan jika mempersiapkan cerita, seorang guru harus

mempelajari terebih dahulu tokoh-tokohnya, apa dapat memunculkannya secara

hidup didepan para siswa maka untuk itu, diharapkan guru menjelaskan cerita

dengan jelas tanpa gemetar atau ragu-ragu. Dalam bercerita guru juga harus dapat

mengambarkan setiap tokoh dengan gambaran yang sesungguhnya, dan

memperhatikan karakternya seperti dalam cerita.

f. Penampakan emosi

Saat bercerita guru harus dapat menampakkan keadaan jiwa dan emosi

para tokohnya dengan memberikan gambaran kepada pendengar bahwa seolah-

olah hal itu adalah emosi sang guru sendiri. Jika situasinya menunjukkan rasa

kasihan, protes, marah atau mengejek, maka intonasi dan kerut wajah harus

menunjukkan hal tersebut.

g. Peniruan suara

Sebagian orang ada yang mampu meniru suara-suara binatang da benda

tertentu, seperti suara singa, kucing, anjing, gemercik air, gelegar petir dan arus

sungai yang deras. Tetapi kebanyakan guru merasa malu melakukan hal itu dan

menganggapnya perbuatan tercela.

h. Penguasaan terhadap siswa yang tidak serius

Perhatian siswa ditengah cerita haruslah dibangkitkan sehingga mereka

bisa mendengarkan cerita dengan senang hati dan berkesan. Para siswa biasanya

diam mendengarkan cerita, jika penyampainya bagus dan disampaikan oleh

pendongeng yang bagus pula.

i. Menghindari ucapan spontan

Guru acapkali mengucapkan kalimat spontan setiap kali menceritakan

peristiwa. Umpamanya, seseorang mengucapkan dalam sebuah kisah, “apa

namanya? Pada tengah hari anak merasa haus. Apa namanya? Dan dia bermaksud

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

10

keluar hutan mencari minuman. Kebiasaan ini tidak baik karena bisa memutuskan

rangkain peristiwa dalam cerita.

Kesembilan hal diatas sangat penting untuk diketahui dan diperhatikan

oleh guru ketika bercerita. Memang kita mengangap bahwa bercerita dengan cara

yang baik, rata-rata adalah sesuatu yang lebih bersifat alami daripada dibuat-buat.

Menurut Idris (2014, hal. 182) bahwanya bercerita sudah dapat diberikan

pada anak sejak ia masih dalam kandungan. Namun mungkin yang perlu digaris

bawahi disini adalah metodenya. Tentu tak sama metode bercerita yang kita

berikan untuk bayi, balita maupun anak usia sekolah. Cara bercerita ada anak

sesuai dengan usianya, adalah:

a. Saat usia 0-2 tahun

Sebaiknya bercerita tidak usah memakai buku tapi dikarang saja

ceritanya agar bisa memaksimalkan gerakan tubuh, eksperesi wajah dan intonasi

suara.

a. Saat usia 3-6 tahun

Diusia ini anak sudah bisa diperkenalkan dengan buku cerita yang

memuat banyak gambar dengan huruf dan angka berukuran besar dan jelas.

Dongeng juga sebaiknya dipilih yang ceritanya berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari, minsalya manfaat makan sayur dan buah serta manfaat mengosok

gigi. Ini berguna untuk menasehati anak secara tidak langsung.

b. Saat usia 7-12 tahun

Anak usia sekolah seperti ini, orangtua bisa memberikan buku/majalah

pada anak. Namun sebaiknya dilihat dulu isi buku/majalah tersebut, jangan

sampai ada kata/kalimat/gambar yang negatif atau belum selayaknya ‘dikonsumsi’

oleh anak. Apabila anak belum lancar membaca, pendamping diperlukan untuk

membimbingnya mengenal huruf-huruf tersebut menjadi rangkaian kata dalam

kalimat sehingga memiliki makna. Hal ini misalnya dapat kita lihat dalam sebuah

ayat yang menggambarkan nilai pedagogis sekaligus sebagai salah satu landasan

metode bercerita dalam al-Quran sebagai berikut:

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

11

ذاالقرآنوإنكنتمنقبلهلمنالغافلين عليكأحسنالقصصبماأوحيناإليكه نحننقص

“Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-

Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya

adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.” (QS. Yusuf ayat 3)

Dari penjelasan ayat Al-Qur'an di atas, dapat disimpulkan bahwa

bercerita mempunyai pengaruh penting selain untuk perkembangan berbicara anak

juga bagi terciptanya pembentukan moral dan akhlak setiap manusia. Oleh sebab

itu, penting bagi anak-anak untuk diberikan cerita atau kisah-kisah yang baik

berupa nasehat, pengajaran, peringatan, serta akhlak terpuji untuk anak-anak agar

perkembangan berbicara anak dapat berkembang dengan optimal dan juga

perkembangan moral dan akhlak anak dapat berkembang dengan baik dan santun

sesuai dengan ajaran agama.

2. Manfaat Bercerita Bagi Anak Usia Dini

Menurut Idris (2014, hal. 169) manfaat bercerita bagi anak usia dini

sangat besar pengaruhnya, baik pada pembentukkan karakter maupun kecerdasaan

majemuk anak dikemudian hari. Banyak manfaat yang bisa diambi, antara lain

maanfaat yang diperoleh, yaitu:

a. Anak mengenal kosa kata baru untuk mengembangkan kemampuan berbasa

sebagai dasar untuk keterampilan berkomunikasi dengan pola/struktur yang

benar.

b. Dengan bercerita kemampuan mendengar anak akan meningkat dan ini penting

untuk meningkatkan daya konsentrasi anak.

c. Dengan bercerita, melatih anak untuk menyimak dan berani bertanya.

d. Bercerita melatih daya imajinasi dan kreativitasnya.

e. Bercerita juga akan menambah nilai moral dalam pendidikan karakter anak dan

nilai budaya.

f. Bercerita akan memberikan relaksasi jiwa dalam menata emosinya serta

mempererat ikatan emosi dengan orangtua/guru.

g. Bercerita mengoptimalkan berbagai kecerdasan.

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

12

h. Bercerita meningkatkan fungsi otak dan keterampilan berpikir.

i. Meningkatkan minat baca dan keterampilan problem solving /pemecahan

masalah.

B. Boneka Tangan

1. Pengertian boneka tangan

Boneka tangan adalah tiruan dalam bentuk manusia, hewan maupun

bentuk lainnya yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran tangan dengan

berbagai corak dan motif berdasarkan Siswanti dkk., (2013, hal. 3). Berdasarkan

uraian di tersebut media boneka tangan dapat diartikan sebagai tiruan dalam

bentuk manusia, hewan maupun bentuk lainnya yang ukurannya disesuaikan

dengan ukuran tangan dengan berbagai corak dan motif yang cara memainkannya

digerakkan oleh tangandan digunakan guru untuk mendukung dalam penyampaian

pesan pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk menarik perhatian anak.

2. Manfaat Penggunaan Media Boneka Tangan

Menurut Siswanti dkk., (2013, hal. 3) menyebutkan manfaat boneka

tangan adalah sebagai berikut:

1) Tidak banyak memakan tempat dalam pelaksanaannya,

2) Tidak menuntut keterampilan yang rumit bagi yang akan memainkannya

3) Dapat mengembangkan imajinasi anak, mempertinggi keaktifan anak dan

suasana gembira

4) Mengembangkan aspek bahasa.

Media boneka tangan juga memiliki kelebihan yaitu dapat digunakan sesuai

dengan tema yang diajarakan. Selain itu, media boneka tangan juga belum pernah

digunakan oleh guru sehingga dapat menarik perhatian anak.

3. Peranan Media Boneka Tangan dalam Metode Bercerita

Salah satu peranan media pembelajaran menurut Kemp & Dayton dalam

Arsyad (2011, hal. 21-22) yaitu pembelajaran akan lebih menarik perhatian anak

dan membuat anak lebih terjaga dan memperhatikan. Begitu pula dengan kegiatan

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

13

bercerita memerlukan alat peraga untuk membangkitkan perhatian anak. Alat

peraga dipergunakan agar anak dapat lebih menyerap informasi secara efektif dan

menyimpannya dalam long term memory. Alat bantu cerita membantu anak

berimajinasi dan mendorong anak untuk tetap mempertahankan konsentrasi.

Boneka tangan merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam kegiatan

bercerita. Media ini melibatkan penglihatan dan pendengaran siswa. Selain itu

interaksi dengan anak dapat dibangun melalui media ini.

4. Kelebihan Dan Kekurangan Penggunaan Boneka Tangan

Kelebihan boneka tangan menurut Sudjana (2002, hal. 64) adalah sebagai berikut.

1) Menumbuhkan minat anak karena lebih menjadi lebih menarik.

2) Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga anak lebih mudah

memahaminya.

3) Metode mengajar lebih bervariasi sehingga anak tidak mudah bosan.

4) Membuat lebih aktif meakukan kegiatan belajar seperti, mengamati,

melakukan dan mendemostrasikan dsb.

Sementara itu kekurangan menggunakan boneka tangan dalam pengajaran

menurut Sujana (2002, hal. 64) diantaranya:

1) Memerlukan boneka tangan yang cukup banyak. Dalam proses

pembelajaran.

2) Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan. Dalam kegiatan proses

belajar mengajar banyak waktu yang dipersiapkan guru terlebih dahulu.

3) Membutuhkan perencanaan yang cukup matang dan juga materi.

5. Langkah-Langkah Pembelajaran Menggunakan Boneka Tangan

Boneka tangan digunakan dalam kegiatan belajar, harus dipersiapkan

dengan matang sesuai dengan tema yang dipergunakan. Hal ini agar tujuan

pembelajaran terlaksana dengan baik. Menurut Rachmawati dkk., (2005, hal. 78),

maka perlu kita perhatikan beberapa hal, antara lain:

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

14

1) Jelaskan tema yang ingin diceritakan tujuan pembelajaran yang jelas, dengan

demikian akan dapat diketahui apakah tepat penggunaan boneka tangan untuk

kegiatan pembelajaran.

2) Pembelajaran dengan media boneka tangan ini hendaknya jangan lama.

3) Isi cerita sesuai dengan umur dan daya imajinasi anak.

4) Selesai permainan hendaknya berdiskusi tentang peran yang telah dilaksanakan

dan pesan moral dalam bercerita menggunakan media boneka tangan.

Musfiroh (2005, hal. 50) berpendapat bahwa pemilihan bercerita dengan

menggunakan boneka tangan akan tergantung pada usia dan pengalaman anak.

Guru hanya mengenalkan benda, cara menggunakan boneka dan menyiapkan alat

peraga pendukungnya kemudian anak dibiarkan sendiri memainkan boneka. Guru

hanya memotivasi saja atau guru turut bermain agar suasana bermain boneka

tangan dapat lebih menarik.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam

penelitian ini pembelajaran boneka tangan harus memiliki tujuan yang jelas. Pada

saat pembelajaran berlangsung hendaknya pembelajaran boneka tangan jangan

terlalu lama karena anak akan cepat bosan terhadap kegiatan yang memakan

waktu yang lama. Setelah selesai kegiatan pembelajaran boneka tangan

hendaknya guru melakukan dialog atau tanya jawab kepada anak supaya anak

memahami tujuan dari semua kegiatan tersebut.

C. Menyimak

1. Pengertian menyimak

Menyimak merupakan kemampuan yang pertama kali yang dikuasai oleh

anak. Anak sudah mulai belajar menyimak sejak dalam kandungan. Proses belajar

menyimak terus-menerus dilakukan dengan mendengarkan ataupun merekam

kata-kata yang didengarnya dalam kehidupan sehari-hari. Anak belajar berbicara

melalui proses mendengarkan, tepatnya mengulang ucapan sebuah kata bermakna

yang sederhana. Proses pembelajaran berbahasa mulai dari menyimak sampai

dengan berbicara awal merupakan proses alamiah-universal. Hal itu berarti bahwa

anak mengalami proses pembelajaran menyimak-berbicara dari orang sekitarnya

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

15

Nurjamal dkk., (2011, hal. 2). Seseorang dapat dikatakan terampil menyimak

apabila ia dapat menyerap apa yang disampaikan orang lain kepadanya dengan

tepat, benar, akurat dan lengkap. Tepat dan benar berarti bahwa tidak ada

kesalahan dalam menyerap apa yang disampaikan oleh orang lain. Akurat berarti

anak dapat menyerap dengan cermat sedangkan lengkap berarti bahwa anak dapat

menyerap semua tentang apa yang disimaknya Nurjamal dkk., (2011, hal. 3).

Menyimak menurut Tarigan (1990, hal. 12) adalah suatu proses yang

mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,

menginterpretasi, menilai dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya.

Menyimak melibatkan pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan, dan

pengertian. Situasi yang menyertai bunyi bahasa yang disimak terkandung

tindakan yang disengaja. Ditegaskan oleh Russell dalam Tarigan (1997, hal. 28)

bahwa menyimak adalah mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian

serta apresiasi. Pendapat tentang menyimak juga di jelaskan oleh Tarigan (1997,

hal. 28) bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-

lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi

untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna

komunikasi yang telah disampaikan melalui ujaran atau lisan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa menyimak adalah

suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,

mengidentifikasi, menafsirkan, menilai, dan mereaksi atas makna yang

terkandung di dalam wacana lisan. Menyimak dalam penelitian ini adalah

mendengarkan dengan penuh perhatian, menginterpretasikan, dan mereaksi atas

makna yang terkandung di dalamnya.

2. Kemampuan Menyimak Anak Usia 4-5 Tahun

Kemampuan menyimak yang ditunjukkan oleh anak usia dini menurut

Tarigan (2008, hal. 40) yaitu: a) anak mampu menyimak percakapan orang lain

pada saat bermain, b) mengembangkan waktu yang panjang terhadap cerita-cerita,

dan anak sudah mampu mengingat petunjuk dan pesan sederhana yang

disampaikan oleh guru. Berdasarkan peraturan menteri pendidikan dan

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

16

kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 tahun 2014 Tentang Standar

nasional pendidikan anak usia dini, perkembangan menyimak anak usia 4-5 tahun

yaitu:

Tabel 2.1 Tingkat pencapaian perkembangan menyimak anak usia 4-5 tahun

Aspek perkembangan Indikator pencapaian perkembangan

menyimak anak usia 4-5 tahun

Menyimak 1. Menyimak bahasa orang lain

(bahasa ibu atau bahasa lainnya)

2. Memahami cerita yang

dibacakan

3. Bertanya dengan kalimat yang

benar

4. Menjawab pertanyaan sesuai

pertanyaan

5. Mengungkapkan perasaan

dengan kata sifat (baik, senang,

nakal, pelit, baik hati, berani,

baik, jelek, dsb)

6. Menceritakan kembali

cerita/dongeng yang didengar

7. Mengenal suara-suara

hewan/benda yang ada

disekitarnya

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

menyimak yang ditunjukkan oleh anak usia 4-5 tahun adalah anak sudah mampu

menyimak percakapan orang lain, memahami pentunjuk atau pesan sederhana,

dan mendengar cerita yang panjang serta dapat mengidentifikasi karakter cerita.

Oleh karena itu, kemampuan menyimak anak usia 4-5 tahun dapat ditingkatkan

melalui cerita. Anak akan mudah memahami pesan yang disampaikan melalui

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

17

cerita. Hal tersebut akan membuat pengetahuan anak bertambah sebagai modal

untuk meningkatkan kemampuan yang lain.

3. Proses Menyimak Anak Usia Dini

Kegiatan menyimak diawali dengan mendengarkan, dan pada akhir

akhirnya memahami apa yang disimaknya. Untuk dapat memahami isi bahan yang

disimak diperlukan suatu proses. Menyimak adalah suatu kegiatan yang

merupakan suatu proses. Sudah barang tentu dalam proses ini terdapat tahap-

tahap. Adapun tahap- tahap dalam proses menyimak menurut Tarigan (2008, hal.

63) antara lain:

a. Tahap Mendengar, yaitu dalam tahap ini dimana penyimak baru mendengar

segala sesuatu yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atas

pembicaraannya.

b. Tahap Memahami, yaitu setelah penyimak mendengar maka ada keinginan

dalam diri penyimak untuk mengerti atau memahami dengan baik isi

pembicaraan yang disampaikan oleh pembicara.

c. Tahap Menginterpretasi, yaitu penyimak yang baik, yang cermat dan teliti,

tidak hanya mendengar dan memahami isi ujaran pembicara tapi akan

menafsirkan atau menginterpretasikan isi, butir-butir pendapat yang terdapat

dan tersirat dalam ujaran yang disimak.

d. Tahap Mengevaluasi, yaitu setelah memahami dan menafsir atau

menginterpretasikan isi pembicaraan, penyimak mengevaluasi pendapat serta

gagasan pembicara mengenai keunggulan dan kelemahan serta kebaikan dan

kekurangan pembicara.

e. Tahap Menanggapi, yaitu merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak,

penyimak menyambut, mencamkan, dan menyerap serta menerima gagasan

atau ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau

pembicaraaannya.

Zamzami (1996, hal. 22) juga menyebutkan tahapan dalam proses

menyimak ada enam, yaitu a) mendengarkan, b) mengidentifikasi, c)

menginterpretasi, d) memahami, e) menilai, dan f) menanggapi. Berdasarkan

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

18

pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan menyimak membutuhkan

suatu proses. Proses tersebut dibutuhkan untuk memahami isi bahan simakan.

Proses tersebut terdiri dari beberapa tahapan yaitu mendengarkan, memahami,

menginterpretasi, mengevaluasi dan menanggapi.

Proses menyimak pada anak menurut Suhartono (2005, hal. 128-131),

yaitu:

a. Anak mengenal bermacam-macam bunyi melalui mendengarkan bunyi.

Padatahap ini guru mengajak anak mengamati dan mendengarkan bunyi-bunyi

yang ada di sekitar sekolah.

b. Anak mengenal kata-kata yang hampir sama bunyinya melalui

pengamatan.Pada tahap ini anak mengenal kata-kata yang hampir sama

bunyinya dapatdi capai dengan jalan membimbing anak untuk dapat secara

auditif (melaluipendengaran) membedakan kata-kata yang hampir sama

bunyinya.

c. Anak memahami perintah, menerapkan dan mengkordinasikan isi

perintahtersebut. Pada tahap ini dapat dicapai dengan cara membantu anak

melakukan pengamatan dan melakukan perbuatan.

d. Anak berminat mendengarkan isi cerita dan dapat menghayati

sertamenghargainya. Pada tahap ini dapat dicapai dengan cara membimbing

anak untuk mau mendengarkan cerita dari guru, menceri takan isi kembali,

danbercakap-cakap mengenai isi cerita.

e. Anak mengenal kalimat-kalimat sederhana dan membedakan kalimat benar dan

salah. Pada tahap ini dapat di capai dengan cara menjelaskan kepada anak-anak

makna dari kalimat-kalimat yang sering dijumpai sehari-hari danmemberikan

alasan mengapa suatu kalimat disebut benar dan kenapa yang lainsalah.

Berdasarkan beberapa tahapan menyimak di atas, dapat disimpulkan

bahwa tahap menyimak pada anak adalah tahap mendengarkan, tahap memahami,

dan tahap menginterpretasikan. Tahapan-tahapan menyimak tersebut dilakukan

secara berkala agar mendapatkan hasil yang baik. Mulai dari mendengarkan

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

19

sumber suara yang disimak, memahami serta menilai atau mengevaluasi dengan

memberikan respon untuk menjadi penyimak yang kritis.

4. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Menyimak

Kemampuan menyimak yang baik menunjukkan bahwa anak mampu

memahami pesan yang disampaikan oleh orang lain dengan baik. Ada beberapa

faktor yang mempengaruhi kemampuan menyimak anak. Faktor yang

mempengaruhi menyimak lainnya juga dikemukakan oleh Tarigan (2008, hal.

106-115). Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

a. Fisik

Faktor ini bukan hanya terjadi pada kondisi fisik penyimak saja tetapi kondisi

lingkungan juga mempengaruhi keefektifan menyimak seseorang, misalnya

ruangan yang mungkin terlalu panas, lembab ataupun terlalu dingindan suara atau

bunyi bising lain yang terjadi di sekitar penyimak berada.

b. Psikologis

Faktor psikologis melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi. Faktor- faktor ini

antara lain mencakup masalah-masalah:

1) Prasangka dan kurangnya simpatik terhadap para pembicara dengan aneka

sebab dan alasan

2) Keegosentrisan dan keasyikan terhadap minat pribadi serta masalah pribadi.

3) Kepicikan yang menyebabkan pandangan yang kurang jelas.

4) Kebosanan dan kejenuhan yang menyebabkan tidak adanya perhatian sama

sekali pada pokok pembicaraan.

5) Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, terhadap guru, terhadap pokok

pembicaraan, atau terhadap sang pembicara.

c. Pengalaman

Pengalaman sebagai salah satu faktor dalam menentukan keefektifanmenyimak,

yang melatarbelakangi adalah kurangnya atau tidak adanya minat yang merupakan

akibat dari pengalaman yang kurang atau tidak ada pengalaman dalam bidang

yang akan disimak, sikap yang antagonistik, sikap-sikap yangmenentang serta

bermusuhan timbul dari pengalaman- pengalaman yang tidakmenyenangkan.

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

20

d. Sikap

Sikap penyimak akan cenderung menyimak secara seksama pada topik- topikatau

pokok pembicaraan yang dapat disetuj ui dari pada yang kurang atau bahkan tidak

setuju sama sekali, ini merupakan sikap yang wajar dalam kehidupan.Seharusnya

para pembicara memperhatikan hal itu, antara lain dengan cara memilih topik

pembicaraan yang disenangi oleh para penyimak.

e. Motivasi

Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan seseorang. Bagaimana

kita memotivasi diri sendiri untuk menyimak dengan berpikir bahwa banyak

sekali yang kita peroleh dalam menyimak ujaran yang disampaikan oleh

pembicara.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan menyimak. Faktor tersebut

dapat berasal dari luar ataupun dalam diri anak. Pada dasarnya setiap anak

memiliki pengalaman, pembawaan, sikap, dan motivasi yang berbeda-beda. Hal

tersebut akan mempengaruhi kemampuan anak dalam menyimak. Selain faktor

dari dalam diri anak, faktor lingkungan dan faktor pembicara juga berperan

penting dalam kegiatan menyimak.

D. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan penelitian yang hampir serupa sudah

dilakukan oleh penelitian lain relevan dengan masalah yang diteliti, oleh sebab itu

dikemukakan beberapa penelitian lain yang pernah dilakukan sebagai berikut :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Listiyono (2011), yang berjudul

“Meningkatkan Keberanian Berbicara Anak melalui Bercerita Disertai

Media gambar pada Siswa Kelompok B2 Taman Kanak-kanak Pertiwi

Pokak, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten”. Penelitian yang bertujuan

untuk meningkatkan keberanian siswa dalam berbicara melalui bercerita

disertai media gambar pada siswa Kelompok B2 Taman kanak-kanak

Pertiwi Pokak, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten. Penelitian ini

menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

21

melibatkan subyek siswa-siswi Kelompok B2 Taman Kanak-kanak Pertiwi

Pokak, dengan jumlah siswa 14 siswa, dengan laki-laki 10 anak dan

perempuan sebanyak 4 anak. Teknik pengumpulan data menggunakan

teknik observasi dalam setiap kegiatan. Instrumen pengumpulan data dengan

lembar observasi mengikuti perkataan guru, menunjukkan dan berkata

sesuai gambar, berani berbicara mengenai gambar. Perbedaan penelitian ini

terletak pada setting, subjek dan beberapa referensi yang digunakan untuk

memperkuat kajian teoritik yang peneliti lakukan.

2. Penelitian yang dilakukan Siti Zubaedah (2007) yang berjudul “Peningkatan

Keterampilan menyimak melalui Permainan Bisik Berantai Siswa Kelompok

A di TK Mahardhika Simokerto Surabaya”. Penelitian bertujuan

meningkatkan keterampilan menyimak anak pada Kelompok A di Taman

Kanak-kanak Mahardhika Simokerto Surabaya. Subjek penelitian adalah

anak didik Kelompok A Taman Kanak-kanak Mahardhika Simokerto

Surabaya, sebanyak 20 anak yang terdiri dari 11 putra dan 9 putri. Metode

pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Persamaan penelitian ini terletak pada metode pengumpulan data dan

perbedaan penelitian ini terletak pada setting, subjek dan beberapa reperensi

yang digunakan untuk memperkuat kajian teoritik yang peneliti lakukan.

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research). penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk kolaborasi yang

mana guru merupakan mitra kerja peneliti. Masing-masing memusatkan

perhatiannya pada aspek –aspek penelitian tindakan kelas yang sesuai dengan

ahlinya, guru sebgai praktisi pembelajaran peneliti sebagai perancang dan

pengamat yang kritis berdasarkan Ansori (2007, hal. 158)

Kardiawan dalam Paizaluddin dkk., (2014) mengatakan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) berasal dari bahasa Inggris Classroom Action Research,

yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat

tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut.

Pada penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, penulis dan guru bertukar

peran, maksudnya adalah penulis sebagai guru yang memberikan pelajaran,

sedangkan guru berperan sebagai peneliti yang bertindak sebagai pengamat ketika

pembelajaran dilakukan. Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas (PTK).

PTK Adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dalam kelas atau sekolah tempat

mengajar dengan penekananannya pada penyempurnaan atau peningkatan praktik

dan proses dalan pembelajaran proses penelitian berbentuk siklus yang mengacu

pada model Kemis dan Mc.Taggart. siklus ini berlangsung beberapa kali sehingga

tercapai tujuan yang diinginkan dalam setiap siklus terdiri dari empat tahapan

yakni perencanaan, tindakan, dan pengamatan serta refleksi. Kegiatan yang

peneliti lakukan di TK Aflah yaitu perencanaan awal dimulai dari melakukan

pendahuluan, pada penelitian ini juga mendiskusikan cara melakukan tindakan

pembelajaran dan bagimana cara melakukan. Pengamatan selama tindakan

penelitian dilakukan oleh peneliti. Pengamatan berdasarkan pedoman observasi

yang telah disiapkan. Kejadian kejadian penting selama proses dibuat pada catatan

pembelajaran. Refleksi dilaksanakan peneliti bersama guru. Kegiatan ini

berdiskusi memberi makna menerangkan dan menyimpulkan hasil tindakan yang

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

23

dilakukan. Berdasarkan kesimpulan pada kegiatan refleksi ini suatu perencanaan

untuk siklus berikutnya dibuat tindakan penelitian yang dipandang cukup.

Evaluasi hasil penelitian dilakukan untuk mengkaji hasil pelaksanaan observasi

dan refleksi pada setiap tindakan.

B. Setting penelitian dan subjek penelitian

1. Setting penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilakukan di TK Aflah di Kel. Sengeti Kec.

Sekernan Kab. Muaro Jambi untuk peningkatan proses kemampuan anak

dalam menyimak melalui metode bercerita menggunakan boneka tangan.

Alasan penelitian ini dilakukan di sekolah ini karena keterjangkauan lokasi

penelitian oleh peneliti, baik dari segi tenaga dan efesiensi waktu.

b. Waktu penelitian

Penelitian direncanakan pada bulan Agustus-oktober 2019 di TK Aflah di

kelurahan sengeti kecamatan sekernan kabupaten muaro jambi. Penentuan

waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena

penelitian ini memerlukan beberapa siklus yang dibutuhkan dalam

melaksanakan tidak dalam proses peningkatan kemampuan anak dalam

menyimak melalui metode bercerita menggunakan boneka tangan. Dan

tujuan penentuan jadwal penelitian sebagai barometer bahwa penelitian ini

benar-benar dilaksanakan tepat waktu.

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah seluruh anak Kelompok

A (usia 4-5 tahun) di TK Aflah di Kel. Sengeti Kec. Sekernan Kab. Muaro jambi.

Adapun anak yang menjadi subjek penelitian berjumlah 15 orang, terdiri dari 9

orang perempuan dan 6 orang laki-laki.

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

24

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan. Penelitian tindakan ini menggunakan model kemmis dan mc.tagart

yang meliputi empat tahap yaitu perencanaan , tindakan, pengamatan dan refleksi.

Gambar 3.1 Alur PTK Model Kemmis Dan Mc. Tagart

.

Sumber : researchgate.net

Dalam model kemmis dan Mc.Tagart tindakan dan pengamatan dijadikan

satu kesatuan karena tindakan dan Observasi merupakan dua kegiatan yang

tidak dapat dipisahkan. Dalam melaksanakan model ini peneliti berkolaborasi

dengan Guru Tk.

D. Prosedur tindakan

Pelaksaan PTK terdiri dari empat kegiatan yaitu : perencanaa, tindakan,

observasi dan refleksi. siklus atau putaran dimulai dari siklus I, artinya sesudah

langkah keempat (refleksi), apabila belum memenuhi target maka kembali pada

perencanaan dan seterusnya. Walaupun sifatnya berbeda, langkah kedua dan

ketiga dilakukan secara bersamaan.

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

25

a. Siklus I

1. Perencanaan

Peneliti membuat rencana atau rancangan tindakan kelas yang akan

diberikan pada anak. Adapun persiapan yang akan dilakukan untuk penelitian

ini adalah :

a) Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH). Menentukan tema, sub tema,

indikator dan kegiatan pembelajaran.

b) Menyusun instrumen penelitian atau lembar observasi yang memuat tingkat

pencapaian kemampuan meyimak pada Kelompok A.

c) Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam

pembelajaran yaitu alat peraga.

2. Tindakan

Tindakan merupakan penerapan isi rancangan yang telah dibuat dalam

rencana kegiatan harian (RKH). Pelaksanaan tindakan dilakukan secara

fleksibel atau terbuka terhadap perubahan-perubahan yang mungkin terjadi saat

pelaksanaan pembelajaran/Pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung.

3. Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan lembar observasi yang sudah disusun. Pada penelitian ini, guru

kelas sebagai peneliti sekaligus pelaksana tindakan yang dibantu oleh guru

sudut.

4. Refleksi

Setelah dilaksanakan tindakan dan observasi, peneliti melakukan

refleksi. Dari hasil observasi yang telah dilakukan, apabila hasil tersebut belum

sampai pada target yang sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah

ditetapkan, maka dengan demikian dilakukan tindakan berikutnya pada Siklus II

dengan tujuan untuk memperbaiki pembelajaran sebelumnya, yaitu meliputi

kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan observasi ulang sampai

permasalahan tersebut dapat diatasi.

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

26

b. Siklus II

1. Perencanan

Pada tahap perencanaan yang dilakukan pada siklus ini sama dengan siklus I yaitu

penyusunan:

a) Peneliti dan guru (kolaborator) menyiapkan Rencana Kegiatan Harian

(RKH) yang memuat serangkaian kegiatan pembelajaran. Menentukan tema,

indikator, dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b) Mempersiapkan lembar observasi mengenai kemampuan menyimak anak.

c) Mempersiapkan alat untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran yang

dilakukan berupa foto.

d) Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam

pembelajaran yaitu alat peraga.

2. Tindakan

Pada tahap pelaksanaan ini melakukan tindakan ulang dari siklus I

setelah melihat hasil dan refleksi. Dengan menggunakan prosedur perencanaan

yang telah dibuat. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru sebagai

kolaborator melaksanakan pembelajaran sesuai RKH yang telah dibuat.

Sementara itu, peneliti melakukan Observasi dengan menggunakan lembar

observasi yang sudah disusun.

3. Observasi

Observasi yang dilakukan pada tahap ini adalah sama dengan siklus I

yaitu untuk mengetahui perhatian anak pada saat pembelajaran kegiatan

bercerita. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang

kemudian data-data tersebut diolah untuk menentukan tindakan yang akan

dilakukan selanjutnya.

4. Refleksi

Peneliti menganalisis semua tindakan pada siklus I dan Siklus II,

kemudian melakukan refleksi terhadap strategi yang dilakukan dalam tindakan

kelas dan diharapkan anak mengalami peningkatan kemampuan menyimak.

Data-data yang telah dicatat dalam lembar obsevasi dianalisi untuk

mendapatkan kesimpulan. Hasil analisis dicatat apakah pada setiap tahapan

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

27

sudah menunjukkan peningkatan atau belum. Hasil refleksi ini berguna untuk

menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan.

E. Kreteria keberhasilan tindakan

Menurut Miles dalam yusria (2016) Penilitian ini dikatakan berhasil

apabila 71% dari jumlah keseluruhan anak yaitu 15 orang anak. Apabila 10

dari 15 orang anak mencapai tingkat capian perkembangan minimal, maka

penelitian berhasil dan penelitian yang ditentukan Bersama kolaborator yakni

66,6%.

F. Sumber Data

1. Data primer, yaitu data pokok berkenaan lansung dengan permasalahan

penelitian. Data primer dijaring melalui observasi dan wawancara. Data pokok

yang dijaring melalaui observasi yang dimaksud meliputi : 1) kepala sekolah,

2) guru, 3) siswa.

2. Data sekunder, yaitu data pendukung yang berkaitan dengan permasalahan

penelitian yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang telah tersedia

sebelumnya. Adapun dokumen yang dimaksud meliputi : 1) penilaian/catatan

guru lokal, 2) foto, 3) catatan lainnya berdasarkan sukidin dkk., (2008, hal.

105).

G. Instrumen pengumpulan data

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik

fenomena-fenomena yang diselidiki Sutrisno (2002, hal. 136 ). Metode observasi

adalah suatu pengamatan yang sengaja dan sistematis tentang fenomena-fenomena

sosial dengan gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Observasi

merupakan pengamatan langsung terhadap fenomena-fenomena obyek yang

diteliti secara obyektif dan hasilnya akan dicatat secara sistematis agar diperoleh

gambaran yang lebih konkrit tentang kondisi di lapangan. Sebagaimana pendapat

bahwa “Observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dana pencatatan dengan

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

28

sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki”. Dan Lembar observasi yang

digunakan berupa pengamatan,dengan memberi ceklis, instrumen observasi

berupa rating scale dengan jujur berdasarkan pengamatan dengan pedoman skala

perkembangan anak yaitu: belum berkembang (bb), mulai berkembnag (mb),

berkembang sesuai harapan (bsh), berkembang sangat baik(bsb). Lembar

observasi kemampuan menyimak anak usia dini melalui metode bercerita dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Lembar Observasi Anak

No Sub Indicator

Penilaian Perkembanagan

Menyimak Ket

BB MB BSH BSB

1. Kemampuan anak dalam

menyimak perkataan orang lain

(bahasa ibu atau bahasa lainnya)

2. Kemampuan anak dalam

memahami cerita yang

dibacakan

3. Kemampuan anak dalam

bertanyaa dengan kalimat yang

benar

4. Kemampuan anak dalam

menjawab pertanyaan sesuai

pertanyaan

5. Kemampuan anak dalam

mengungkapkan perasaan

dengan kata sifat (baik, senang,

nakal, pelit, baik hati, berani,

baik, jelek,dsb)

6. Kemampuan anak dalam

menceritakan kembali

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

29

cerita/dongeng yang pernah

didengar

7. Kemampuan anak dalam

mengenal suara-suara

hewan/benda yang ada

disekitanya.

Keterangan :

BB (Belum berkembang) : 1

MB (Mulai Berkembang) : 2

BSH (Berkembang sesuai harapan) : 3

BSB (berkembang sangat baik) : 4

Deskripsi penilain :

1) Belum Berkembang (BB)

Apabila anak masih belum mendengar dan memperhatikan cerita yang dibacakan

2) Mulai Berkembang (MB)

Apabila mimik wajah terlihat senang mendengarkan dan sudah bisa menyimak

cerita yang dibacakan

3) Berkembang Sesusi Harapan (BSH)

Apabila anak sudah dapat merespon pada saat cerita dibacakan bertanya dan

memberi pendapat tentang tokoh didalam cerita

4) Berkembang sangat Baik (BSB)

Apabila anak sudah dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan isi cerita dan dapat

menceritakan kembali isi cerita.

b. Wawancara

Wawancara dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data dengan

menggunakan bahasa baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media

tertentu berdasarkan Wina (2009, hal. 96). Teknik wawancara merupakan

kegiatan utama dalam pengumpulan data dan informasi. Karena, pertama dengan

menggunakan wawancara peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui

dan dialami subyek. Tetapi juga apa yang tersembunyi jauh di dalam diri subyek

Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

30

penelitian. Kedua, apa yang ditanyakan kepada informan (Anak Didik dan Guru,

Kepala sekolah) untuk mengembangkan kreativitas anak usia dini. Wawancara

yang peneliti lakukan yaitu :

1. Kepada Kepala sekolah dan guru kelas

2. Adapun data yang diperoleh dari wawancara yaitu:

- Data guru TK Aflah

- Strategi pembelajaran TK Aflah

- Metode pembelajaran TK Aflah

- Visi misi TK Aflah

- Jumlah siswa TK Aflah

- Kegitan pembelajaran TK Aflah

- Apakah sudah diterapkan metode bercerita menggunaka boneka tangan

di TK Aflah

c. Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai kegiatan yang

terjadi selama tindakan diberikan. Teknik ini lebih menjelaskan suasana yang

terjadi dalam proses pembelajaran Teknik dokumentasi merupakan cara untuk

mengumpulkan data melalui dokumentasi yang tersedia. Teknik ini untuk

menggali data tentang Taman Kanak-Kanak Aflah seperti sejarah berdirinya,

keadaan guru, keadaan peserta didik, keadaan sarana dan prasarana dan lain-lain.

d. Defenisi Konseptual

menyimak adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu dengan cara-

cara yang baru dan tidak biasa serta melahirkan suatu solusi yang unik terhadap

masalah-masalah yang dihadapi

e. Defenisi Operasional

penilaian yang dilakukan kepada anak untuk memikirkan sesuatu

dengan cara-cara yang baru dan tidak biasa serta melahirkan suatu solusi yang

unik terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam melakukan kegiatan metode

bercerita menggunakan boneka tangan.

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

31

H. Teknik Analisis Data

Menurut Milles and Huberman, analisis data tertata dalam situs

ditegaskan bahwa kolom pada sebuah matriks tata waktu disusun dengan jangka

waktu, dalam susunan tahapan, sehingga dapat dilihat kapan gejala tertentu

terjadi. Model dari Miles dan Huberman, yang membagi langkah-langkah dalam

kegiatan analisis data dengan beberapa bagian yaitu pengumpulan data (data

collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan

penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclutions).

1. Reduksi data

Pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan

tramsformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan terttulis dilapangan.

Proses pengumpulan data dilapangan, mellaui observasi, wawancara dan

dokumentasi merupakan data yang penulis ambil dilapangan, untuk

memberikan gambaran dalam mencari jawaban pertanyaaan penelitian.

Kegiatan reduksi ini bertujuan untuk memperkuat data yang ada.

2. Penyajian data

Penyajian data dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk teks naratif,

yaitu berupa catatan-catatan lapangan terkumpul yang kemudian penulis

sederhanakan sesuai dengan sub fokus pembahasan.

3. Kesimpulan/verfikasi

Kegiatan selanjutnya adalah menarik kesimpulan dan verifikasi yang tersusun

dalam satu kesatuan yang utuh dan mudah dipahami. Kegiatan verifikasi ini

digunakan untuk membuat kesimpulan menjadi kredibel, artinya terpercaya

serta dapat teruji dengan bukti catatan lapangan, demikian kesimpulan ini

dikemukakan menjadi kuat dan valid dalam prosesnya.

Teknik analisis data yang berupa data yang disajikan berdasarkan

angka-angka, maka menggunkan analisis deskriptif presentase dengan

menggunakan rumus sebagai berikut untuk mennetukan tingkat keberhasilan :

MX= 𝑋

𝑁𝑋 100% Keterangan:

MX = Mean yang kita cari (Skor rata-rata)

x = Jumlah dari skor yang di dapat

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

32

N = Jumlah ideal

Dengan penilaian:

0-60 =Belum Berkembang (1)

60-70 =Mulai Berkembang (2)

80-90 =Berkembang Sesuai Harapan (3)

90-100 =Berkembang Sangat Baik (4)

I. Jadwal Penelitian

Rencana waktu penelitiana akan dilakukan selama dua bulan, yaitu mulai

dari 2 agustus-16 september 2019. Berikut diberikan uraian tahap-tahap yang

dilakukan selama penelitian di laksanakan.

Table 3.2 Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Bulan

Juni Juli Agustus September Oktober November

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan

dan

pengesahan

judul

X

2 Penyusunan

proposal

x

3 Seminar

proposal

X

4 Perbaikan

hasil

seminar

proposal

x

5 Pengurusan

dan

penerbitan

x

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

33

izin

penelitian

6 Pengumpul

an data

dilapangan

X x x x

7 Analisis

data dan

penyusunan

laporan

penelitian

x x x x x x

8 Seminar

hasil ujian

skripsi

x

9 Perbaikan

hasil ujian

skripsi

X

10 Pengesahan

hasil ujian

skipsi

X

11 Penggandaa

n dan

penyerahan

laporan hasi

x

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

34

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Historis dan Geografis

a. Historis

Taman Kanak-kanak Aflah di kelurahan sengeti, Kecamatan sekernan,

Kabupaten Muaro Jambi merupakan lembaga PAUD formal swasta yang berada

di Kabupaten Muaro Jambi dan terletak di lorong pemancar Rt.14 kelurahan

sengeti. Berdiri sejak tahun 2014. Sebelum berdirinya sekolah, sekolah ini

hanyalah tanah kosong yang terletak di pinggir rumah warga yang ditanami pohon

ubi. Seiring berjaannya waktu kemudian dibangunlah sekolah ini untuk memenuhi

kebutuhan pendidikan warga setempat karna TK Aflah merupakan Tk salah satu

dari 5 TK yang berada di kelurahan sengeti, Awalnya sekolah ini hanya

berbentuk bangunan kayu yang terdiri dari beberapa ruangan, kini sekolah ini

telah melalui beberapa tahapan renovasi dengan bentuk bangunan permanen dan

telah dibangun beberapa ruangan tambahan untuk mendukung kelancaran proses

belajar mengajar

b. Geografis

Secara geografis Terletak di kelurahan sengeti Kecematan sekernan

Kabupaten muaro jambi dilorong pemancar Rt 14 kelurahan sengeti. Letak

gedung berada dipinggir jalan sehingga memudahkan siswa-siswi maupun guru

mudah untuk mencapai lokasi tersebut.

2. Visi dan misi sekolah

a. Visi : Mandiri, kreatif dan islami

b. Misi

1) Melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas

2) Membiasakan berperilaku islami dalam aktivitas sehari-hari

3) Mengembangkan potensi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

35

3. Sarana dan Prasarana

Dalam usaha meningkatkan proses pembelajaran dan tercapainya tujuan

pendidikan yang telah diterapkan, maka harus tersedia faktor-faktor yang

menunjang terlaksananya proses pembelajaran, sarana dan prasarana merupakan

salah satu yang mempunyai fungsi sangat penting yang dapat mempermudah

dalam pembelajaran dan tercapainya tujuan pendidikan.

a. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan merupakan tempat berlangsungnya proses pembelajaran dan

adapun sarana yang dapat menujang kelangsungan proses pembelajaran di TK

Aflah kelurahan sengeti Kecematan kecamatan sekernan Kabupaten muaro jambi

dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Keadaan Sarana Pendidikan TK Afah kelurahan sengeti

No Uraian Jumlah Keterangan

1 Ruang Kepala Sekolah 1 Ruang Baik

2 Ruang Kelas 3 Ruang Baik

3 Wc Guru 1 Ruang Baik

4 Wc Siswa 2 Ruang Baik

b. Prasarana Pendidikan

Prasarana pendidikan merupakan Faktor yang membantu dalam menujang proses

pembelajaran di TK Al-Aflah Adapun prasarana bermain yaitu :

1) Lapangan Bermain

2) Ayunan

3) Perosotan

4) Tangga majemuk

5) Jungkat jungkit

4. Struktur organisasi

Lembaga pendidikan formal sebagai penyelenggara organisasi kerja, di

selenggarakan secara sistematis, terpimpin dan terarah pada tujuan yang di

harapkan. TK Aflah kelurahan sengeti Kecematan sekernan Kabupaten muaro

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

36

jambi meneta suatu struktur organisasi. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat dalam

gambar berikut:

5. Keadaan Guru dan Siswa

a. Keadaan Guru

Tenaga Pengajar di Taman Kanak-kanak Aflah mempunyai tugas

penting, yakni mengolah pelajaran untuk dapat disampaikan kepada anak didik.

Seorang guru memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membina dan

mengembangkan anak didiknya. Tenaga pengajar di TK Aflah terdiri dari 4

orang dengan latar belakang pendidikan SI dan SMU dengan kualifikasi tersebut

sangat mendukung kemajuan dari segi sumber daya mengajar telah terpenuhi

dengan baik dan Ibu waginah, A.Ma sebagai kepala sekolah.

YAYASAN TK AFLAH

KOTA JAMBI

KEPALA SEKOLAH

Wanginah, A.Ma

SEKRETARIS

Linda

BENDAHARA

Sargimar, Am.Kep GURU

Sari ningsih Tresnawati Maryani, S.pd Jumila

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

37

Tabel 4.2 Data Tenaga Edukatif Tk Aflah

No Nama Pendidikan Jabatan Masa kerja

1 Waginah, A.ma D.II Kepala sekolah 17 tahun

2 Sari ningsih SMU Guru 6 tahun

3 Trenawati SMU Guru 6 tahun

4 Jumila SMU Guru 6 tahun

5 Maryani, S.pd

S1 Guru 11 tahun

b. Keadaan Siswa

Siswa adalah objek pendidikan, dididik, diarahkan, diberikan bermacam-

macam ilmu pengetahuan serta keterampilan. Siswa merupakan unsur esensial

yang harus ada dalam proses belajar mengajar, tanpa adanya siswa tentunya

tujuan pembelajaran tidak akan terlaksana. Siswa TK Aflah kelurahan sengeti

Tahun Ajaran 2019/2020 berjumlah 68 orang siswa yang telah terbagi menjadi 4

kelas.

Tabel 4.3 data anak TK Aflah

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 A 6 9 15

2 BI 8 11 19

3 B2 7 10 17

4 B3 9 8 17

Keadaan seluruh anak didik di Taman Kanak-kanak Aflah kelurahan

sengei tahun ajaran 2019/2020 dengan jumlah 68 anak didik. Anak Laki-laki ,

yaitu sebanyak 30 Dan perempuan berjumlah 38.

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

38

B. Temuan Peneliti

Adapun hasil observasi prasiklus kemampuan menyimak anak pada tanggal 2

agustus 2019 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 kemampuan menyimak anak pra siklus

No Nama Indicator

Skor Ketuntasan BB MB BSH BSB

1. Qonita Zahra 2 Tidak tuntas

2. Thalita Naylatul Izzah 3 Tuntas

3. Syakira Qairen 1 Tidak Tuntas

4. Anys Litfiany 2 Tidak Tuntas

5. Nur Ayu Puspita 2 Tidak Tuntas

6. Nurri Nazillah 4 Tuntas

7. Nabila Putri 2 Tidak Tuntas

8. Adibah Alsyah 3 Tuntas

9. Shaafaa Al Zahra 2 Tidak Tuntas

10. Andi Desma Azzahra 4 Tuntas

11. Abdul Jabbar 2 Tidak Tuntas

12. Ahmad 3 Tuntas

13. Afdhal Hafizh 1 Tidak Tuntas

14. Abid Al Ariiq 2 Tidak Tuntas

15. Zyan Pratama 3 Tuntas

Jumlah 36 6

Nilai rata-rata anak 24%

Jumlah anak yang berhasil 6

Persentase keberhasilan

anak

40%

Jumlah anak yang belum

berhasil

9

Persentase jumlah anak

yang belum berhasil

60%

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

39

Sebagai mana ditunjukka pada Tabel 4.4 terlihat anak belum mampu

menyimak. Jumlah anak yang berhasil hanya 6 orang atau 40% dari jumlah

keseluruhan anak, sedangkan jumlah anak yang belum berhasil 9 orang atau 60%

dari jumlah keseluruhan anak. Nilai rata-rata ulangan yang diperoleh anak masih

rendah yakni 24% dari temuan di atas peneliti mulai melakukan penelitian

tindakan kelas di kelompok A TK Aflah dikelurahan sengeti kecamatan sekernan

kabupaten muaro jambi. Untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak

melalui metode bercerita menggunakan boneka tangan.

1. Prasiklus

Pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran masih menggunakan metode

yang berpusat pada guru, yang hanya menggunakan metode ceramah saja, dan

Oleh karena itu guru harus dapat menerapkan metode yang dapat menarik

perhatian anak dan mendesain proses pembelajaran yang efektif dan efisien secara

menarik sehingga akan terciptakannya timbal balik dalam proses pembelajaran.

2. Siklus I

Pelaksanaaan siklus satu dilakukan selama dua kali pertemuan

pembelajaran yang dimulai pada tanggal 5 agustus 2019 dan diakhiri pada tanggal

9 agustus 2019. Dalam pelaksanaan siklus I kegiatan yang dilakukan meliputi

perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

a. Tahapan Perencanaan

Pada tahapan perencanaan, peneliti menyusun rancangan yang akan

dilaksanakan, yaitu: menyusun rencana program pembelajaran harian (RPPH)

tentang tema Lingkunganku dengan metode bercerita menggunakan boneka

tangan, menyusun dan menyiapkan rencana program pembelajaran mingguan

(RPPM) menyusun dan mempersiapkan lembar observasi keterlaksanaan proses

pembelajaran, dan mempersiapkan kamera untuk mendokumentsaikan kegiatan

yang terjadi selama proses pembelajaran.

Tabel 4.5 Jadwal Perencanaan (Siklus I)

No Hari/tanggal Pertemuan Tema/sub tema

1. Senin

05 agustus 2019

Pertemuan I Lingkunganku

Sub tema bagian-bagian rumah

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

40

2. Kamis

09 agustus 2019

Pertemuan II Lingkunganku

Sub tema kamar tidur

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap Perencanaan pada Siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut:

Peneliti bersama kolaborator merencanakan dan menyusun RKH yang

akan dijadikan pedoman dalam pembelajaran bercerita. Pembelajaran bercerita

menggunakan media boneka tangan sebanyak dua kali pertemuan dengan judul

Belajar Menjaga lingkungan dan sayangi lingkungan. Mempersiapkan media yang

akan digunakan yaitu boneka tangan dengan bermacam-macam bentuk sesuai

judul cerita. Menyiapkan lembar observasi untuk melihat peningkatan perhatian

anak. Mempersiapkan peralatan pendukung seperti kamera untuk

mendokumentasikan pembelajaran bercerita.

Tindakan Pertemuan I

Tindakan pada pertemuan I ini dilaksanakan pada hari Jumat 5 agustus

2019 yang berlangsung dari pukul 08.00 sampai pukul 10.30 yang terdiri dari

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Tema yang digunakan yaitu

Lingkunganku. Proses pembelajaran kegiatan bercerita dilakukan pada kegiatan

awal. Adapun rincian proses pembelajarannya sebagai berikut:

1. Kegiatan Awal (+ 30 menit)

Kegiatan awal diawali dengan berdoa, membaca surat-surat pendek

dan berbagai macam hadist pilihan serta bernyanyi. Kemudian guru

menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari itu dan dilanjutkan

dengan pembelajaran kegiatan bercerita. Adapun langkah-langkah pada

pelaksanaan pembelajaran kegiatan bercerita adalah sebagai berikut:

- Guru mengkondisikan anak untuk duduk ditempatnya.

- Guru memberitahu judul cerita yang akan dibacakan. Judul ceritanya

yaitu menjaga kebersihan lingkungan.

- Guru memperkenalkan boneka tangan sesuai tokoh dalam cerita

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

41

- Guru memulai bercerita dan selama pembelajaran kegiatan bercerita

guru aktif berkomunikasi dengan anak untuk membuat suasana

menjadi hidup.

- Selesai bercerita guru memberi pertanyaan kepada anak untuk

mengetahui ingatan dan pemahaman anak terhadap cerita yang

dibacakan.

2. Kegiatan Inti (+ 60 menit)

Setelah pembelajaran kegiatan bercerita selesai dilanjutkan dengan

kegiatan inti. Pada kegiatan inti anak diminta untuk membuat rumah dari

balok dan mengambar bebas bentuk rumah.

3. Kegiatan Penutup (+ 30 menit)

Pada kegiatan penutup guru mengevaluasi kegiatan yang telah

dilakukan pada hari itu. Pertemuan pertama pada siklus pertama berjalan

cukup lancar. Pada akhir pertemuan peneliti dan kolaborator

melaksanakan evaluasi terhadap hasil kegiatan untuk merencanakan

pertemuan selanjutnya.

Gambar 4.1 tindakan pertemuan I Siklus I

Tindakan Pertemuan II

Tindakan pada siklus I pertemuan II ini dilaksanakan pada hari Kamis 9

agustus 2019 yang berlangsung dari pukul 08.00 sampai 10.30 yang terdiri dari

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Tema yang digunakan yaitu

Lingkunganku. Proses pembelajaran kegiatan bercerita dilakukan pada kegiatan

awal. Adapun rincian proses pembelajarannya sebagai berikut:

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

42

1. Kegiatan Awal (+ 30 menit)

Kegiatan awal diawali dengan berdoa, membaca surat-surat pendek

dan berbagai macam hadist pilihan dilanjutkan dengan bernyanyi.

Kemudian guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini.

Kegiatan bercerita dilakukan pada kegiatan awal. Adapun langkah-langkah

pada pelaksanaan pembelajaran kegiatan bercerita adalah sebagai berikut:

- Guru mengkondisikan anak untuk duduk ditempatnya.

- Guru memberitahu judul cerita yang akan dibacakan. Judul ceritanya

yaitu sayangi lingkungan.

- Guru memperkenalkan boneka tangan sesuai tokoh dalam cerita.

- Guru memulai bercerita dan selama pembelajaran kegiatan bercerita

guru aktif berkomunikasi dengan anak untuk membuat suasana

menjadi hidup.

- Selesai bercerita guru memberi pertanyaan kepada anak untuk

mengetahui ingatan dan pemahaman anak terhadap cerita yang

dibacakan.

2. Kegiatan Inti (+ 60 menit)

Setelah pembelajaran kegiatan bercerita selesai dilanjutkan dengan

kegiatan inti, yaitu anak diminta untuk, menggunting gambar bantal dan

guking, memberi angka pada gambbar bantal dan guing dan menunjukkan

hasil kerjanya didepan kelas.

3. Kegiatan Penutup (+ 30 menit)

Kemudian pada kegiatan penutup guru mengulas kegiatan yang

telah dilakukan pada hari itu. Pertemuan ketiga pada siklus pertama

berjalan cukup lancar dan lebih baik dari pertemuan pertama dan kedua.

Pada tahap akhir pertemuan peneliti dan kolaborator melaksanakan

evaluasi terhadap hasil kegiatan untuk merencanakan pertemuan

selanjutnya.

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

43

Gambar 4.2 kegiatan pertemuan II Siklus I

c. Pengamatan /Observasi

pada tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan

tindakan dengan menggunakan lembar observasi mengembangkan kemampuan

menyimak anak. Disamping observasi pengembangan kemampuan menyimak

anak, peneliti juga menggunakan lebar observasi keterlibatan anak. Dalam

kegiatan pembelajaran yang digunakan kepada peserta didik . selama proses

pembelajaran berlangsung dan untuk mengetahui kemampuan anak dalam

mengembangkan kemampuan anak dalam menyimak melalui metode bercerita

mengunakan boneka tangan.

Dari hasil pengamatan pada silus 1 ini peneliti,berkesimpulan bahwa

pada siklus ini peserta didik sudah terlibat cukup aktif dan kemapuan

menyimaknya mulai berkembang dengan baik , namun belum secara keseluruhan,

hal tersebut terlihat ketika guru menanyakan kembali cerita yang sudah dibacakan,

sebagian dari mereka masih terlihat bingung namun sudah cukup tertarik dengan

adanya penggunaan metode bercerita mengunakan boneka tangan, adapun

hasilnya dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabe 4.6 kemampuan menyimak anak siklus I

No Nama Indicator

Skor Ketuntasan BB MB BSH BSB

1. Qonita Zahra 2 Tidak tuntas

2. Thalita Naylatul Izzah 3 Tuntas

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

44

3. Syakira Qairen 1 Tidak Tuntas

4. Anys Litfiany 2 Tidak Tuntas

5. Nur Ayu Puspita 3 Tuntas

6. Nurri Nazillah 4 Tuntas

7. Nabila Putri 2 Tidak Tuntas

8. Adibah Alsyah 3 Tuntas

9. Shaafaa Al Zahra 3 Tuntas

10. Andi Desma Azzahra 4 Tuntas

11. Abdul Jabbar 2 Tidak Tuntas

12. Ahmad 3 Tuntas

13. Afdhal Hafizh 1 Tidak Tuntas

14. Abid Al Ariiq 2 Tidak Tuntas

15. Zyan Pratama 3 Tuntas

Jumlah 38 8

Nilai rata-rata anak 25,3%

Jumlah anak yang berhasil 8

Persentase keberhasilan

anak

53,3%

Jumlah anak yang belum

berhasil

7

Persentase jumlah anak

yang belum berhasil

46,7%

Sebagaiman ditunjukkan pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa aktivitas

siswa dalam proses kemampuan menyimak anak belum optimal dan belum

memenuhi kriteria ketuntasa minimum KKM. Hal ini terlihat dari rendahnya nilai

rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I yaitu 25,3%. Jumlah siswa yang

berhasil hanya 8 anak atau 53,3% dari jumlah keseluruhan anak yang belum

berhasil sebanyak 7 anak atau 46,7% dari jumlah keseluruhan, untuk lebih

jelasnya dapat dilihat dalam grafik berikut :

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

45

Gambar 4.3 kemampuan menyimak anak pada pra siklus dan siklus I

Artinya tindakan yang diberikan pada siklus I belum dapat mencapai

kemampuan menyimak anak di kelompok A di TK Aflah di keluruhan sengeti

kecamatan sekernan kabupaten muaro jambi, oleh karena itu perlu tindakan

lanjutan pada siklus II.

d. Refleksi

Hasil refleksi terhadap pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah sebagai

berikut:

Langkah-langkah dalam pelaksanaan tindakan telah sesuai dengan perencanaan.

Dalam pelaksanaan tindakan, hasil kemampuan menyimak anak masih

dikategorikan kurang karena pelaksanaan metode pembelajaran ini masih jarangan

digunakan sehingga anak masih belum terbiasa dengan situasi belajar yang

dikembangkan sementara guru tidak memberikan arahan untuk memperkenalkan

teknik pelaksanaan kegiatan pembelajaran kepada siswa.

- Guru tidak mengkoordinir tempat duduk anak sehigga terkadang situasi

menjadi tidak kondusif.

- Tingkat kemampuan menyimak anak masih tergolong kurang sekali karena

sebagian dari anak masih cenderung membagikan perhatian pada kegiatan

lain yang menurutnya lebih menarik.

- Tingkat aktivitas anak dalam menjawab pertanyaan guru masih dikategorikan

kurang karena sebagian besar anak belum memahami isi cerita yang

diceritakan serta kurangnya motivasi dari guru.

40,00%

53,30%60,00%

46,70%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

pra siklus siklus I

tuntas

tidak tuntas

Page 62: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

46

Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus I, maka

diperlukan adanya tevisi untuk pelaksanaan siklus ke II meliputi hal-hal berikut:

- harus lebih mengarahkan anak terhadap teknik pelaksanaan kegiatan

pembelajaran yang sedang dilaksanakan serta terhadap tema dan sub tema

serta belajar mengkoordinir tempat duduk anak agar situasi dan kondisi

belajar dapat terkoordinir dengan baik.

- Pengelolaan waktu yang efesien dan signifikan dalam pelaksanaan kegiatan

bercerita di kelompok A, salah satunya yang dapat dilakukan agar anak dapat

memahami isi cerita yang telah diceritakan.

- Memotisivasi anak untuk menjawab pertanyaan guru.

Siklus II

Pelaksanaan siklus II dilakukan selama dua kali pertemuan pembelajaran

yang dimulai pada tanggal 11 september 2019 dan diakhiri pada tanggal 16

september 2019 dengan memberikan tes untuk mengetahui peningkatkan

kemampuan menyimak anak akhir siklus II. Dalam pelaksanaan siklus II kegiatan

yang dilakukan meliputi perencanaan, pelaksanaa, observasi, dan refleksi

a. Tahap perencanaan

Tahap perencanaan pada siklus II meliputi kegiatan sebagai berikut:

Peneliti bersama kolaborator merencanakan dan menyusun RKH yang akan

dijadikan pedoman dalam pembelajaran kegiatan bercerita. Kegiatan bercerita

menggunakan boneka tangan dan dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dengan

judul Anak domba yang malas makan dan Gajah yang Sombong media yang akan

digunakan yaitu boneka tangan dengan bermacam-macam bentuk sesuai cerita.

Membuat lembar observasi untuk melihat peningkatan perhatian anak.

Mempersiapkan perlatan pendukung seperti kamera untuk mendokumentasikan

pembelajaran kegiatan bercerita.

Tabel 4.7 Jadwal Perencanaan (Siklus II)

No Hari/tanggal Pertemuan Tema/sub tema

1. Rabu

11 september 2019

Pertemuan I Kebutuhanku

Sub tema kesehatan

Page 63: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

47

2. Senin

16 september 2019

Pertemuan II Binatang

Sub tema binatang darat

b. Tahap pelaksanaan

Pelaksaan penelitian pada siklus II tetap mengacu pada langkah-angkah

metode bercerita. Guru menjelaskan secara singkat tema dan sub tema sebagai

pengantar pelajaran dan menyampaikan tujuan pemelajaan, Berikut deskripsi

pelaksanaan dan pengamatan kegiatan pembelajaran dengan penerapan metode

bercerita dengan menggunakan boneka tangan.

Tindakan Pertemuan I

Tindakan pada siklus II pertemuan I ini dilaksanakan pada hari Rabu 11

september 2019 yang berlangsung dari pukul 08.00 sampai pukul 10.30 Tema

yang digunakan yaitu kebutuhanku. Sama seperti siklus sebelumnya proses

pembelajaran kegiatan bercerita dilakukan pada kegiatan awal. Adapun rincian

proses pembelajarannya sebagai berikut:

1. Kegiatan Awal (+ 30 menit)

Kegiatan awal diawali dengan berdoa, membaca surat-surat pendek

dan berbagai macam hadist pilihan serta bernyanyi. Kemudian guru

menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari itu dan dilanjutkan

dengan pembelajaran kegiatan bercerita. Adapun langkah-langkah pada

pelaksanaan pembelajaran kegiatan bercerita adalah sebagai berikut:

- Guru mengkondisikan anak untuk duduk ditempatnya.

- Guru memberitahu judul cerita yang akan dibacakan. Judul ceritanya

yaitu Anak domba yang malas makan.

- Guru memperkenalkan boneka tangan sesuai tokoh dalam cerita.

- Guru memulai bercerita dan selama pembelajaran kegiatan bercerita

guru aktif berkomunikasi dengan anak untuk membuat suasana

menjadi hidup.

- Selesai bercerita guru memberi pertanyaan kepada anak untuk

mengetahui ingatan dan pemahaman anak terhadap cerita yang

dibacakan.

Page 64: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

48

2. Kegiatan Inti (+ 60 menit)

Setelah pembelajaran kegiatan bercerita selesai dilanjutkan dengan

kegiatan inti. Pada kegiatan inti anak diminta untuk mengekompokkan

macam-macam obatan dan menimbang berat badan.

3. Kegiatan Penutup (+ 30 menit)

Pada kegiatan penutup guru mengevaluasi kegiatan yang telah

dilakukan pada hari itu. Pertemuan pertama pada siklus kedua berjalan

cukup lancar. Pada tahap akhir pertemuan peneliti dan kolaborator

melaksanakan evaluasi terhadap hasil kegiatan untuk merencanakan

pertemuan selanjutnya.

Gambar 4.4 kegiatan pertemuan I siklus II

Tindakan Pertemuan II

Tindakan pada siklus I pertemuan III ini dilaksanakan pada hari senin 16

septemer 2019 yang berlangsung dari pukul 08.00 sampai 10.30 yang terdiri dari

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Tema yang digunakan yaitu

Binatang. Proses pembelajaran kegiatan bercerita dilakukan pada kegiatan awal.

Adapun rincian proses pembelajarannya sebagai berikut:

1. Kegiatan awal (+ 30 menit)

Kegiatan awal diawali dengan berdoa, membaca surat-surat pendek

dan berbagai macam hadist pilihan dan bernyanyi. Kemudian guru

menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari itu dan dilanjutkan

Page 65: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

49

dengan pembelajaran kegiatan bercerita. Adapun langkah-langkah pada

pelaksanaan pembelajaran kegiatan bercerita adalah sebagai berikut:

- Guru mengkondisikan anak untuk duduk ditempatnya.

- Guru memberitahu judul cerita yang akan dibacakan. Judul ceritanya

yaitu gajah yang sombong.

- Guru memperkenalkan boneka tangan sesuai tokoh dalam cerita.

- Guru memulai bercerita dan selama pembelajaran kegiatan bercerita guru

aktif berkomunikasi dengan anak untuk membuat suasana menjadi hidup.

- Selesai bercerita guru memberi pertanyaan kepada anak untuk

mengetahui ingatan dan pemahaman anak terhadap cerita yang

dibacakan.

2. Kegiatan Inti (+ 60 menit)

Setelah pembelajaran kegiatan bercerita selesai dilanjutkan dengan

kegiatan inti. Pada kegiatan inti anak diminta untuk mencari jejak kandang

ayam dan menggamar bentuk ayam

3. Kegiatan Penutup (+ 30 menit)

Pada kegiatan penutup guru mengevaluasi kegiatan yang telah

dilakukan pada hari itu. Pertemuan ketiga pada siklus kedua berjalan

cukup lancar dan mengalami peningaktan. Pada akhir pertemuan peneliti

dan kolaborator melaksanakan evaluasi terhadap hasil kegiatan.

Gambar 4.5 kegiatan pertemuan II Sikus II

c. Pengamatan/observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan

tindakan dengan menggunakan lembar observasi kemampuan menyimak anak

Page 66: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

50

sebagai mana yang peneliti lakukan pada siklus sebelumnya. Dari hasil

pengamatan pada siklus II , penenliti berkesimpulan bahwa pada siklus ini peserta

didik sudah terlihat aktif dalam mengikuti belajar mengajar melalui metode

bercerita menggunakan boneka tangan, kemudian perkembangan menyimak yang

dimiliki pun bertambah baik hal tersebut terlihat ketika guru menanyakan kembali

isi cerita merekapun menyambut dengan semangat dan tidak ada yang terlihat

bosan atau main sendiri lagi, memahami isi cerita yang dibacakan,dan memberi

pendapat terkait tokoh-tokoh yang ada didalam cerita. Dengan adanya metode

bercerita pada anak melalui boneka tangga anak dapat lebih mengembangkan

kemampuan menyimaknya. adapun hasilnya dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 4.8 kemampuan menyimak anak siklus II

No Nama Indicator

Skor Ketuntasan BB MB BSH BSB

1. Qonita Zahra 3 Tuntas

2. Thalita Naylatul Izzah 4 Tuntas

3. Syakira Qairen 3 Tuntas

4. Anys Litfiany 2 Tidak Tuntas

5. Nur Ayu Puspita 3 Tuntas

6. Nurri Nazillah 4 Tuntas

7. Nabila Putri 4 Tuntas

8. Adibah Alsyah 3 Tuntas

9. Shaafaa Al Zahra 3 Tuntas

10. Andi Desma Azzahra 4 Tuntas

11. Abdul Jabbar 2 Tidak Tuntas

12. Ahmad 3 Tuntas

13. Afdhal Hafizh 3 Tuntas

14. Abid Al Ariiq 2 Tidak Tuntas

15. Zyan Pratama 3 Tuntas

Jumlah 46 12

Nilai rata-rata anak 36,7%

Page 67: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

51

Jumlah anak yang berhasil 12

Persentase keberhasilan

anak

80%

Jumlah anak yang belum

berhasil

3

Persentase jumlah anak

yang belum berhasil

20%

Sebagaiman ditunjukkan pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa

kemampuan menyimak anak melalui metode bercerita menggunakan boneka

tangan sudah mengalami peningkatan dari siklus I sebagaimana dapat diketahui

bahwa kemampuan menyimak anak pada siklus II sudah optimal dan sudah

memenuhi kriteria ketuntasa minimum (KKM). Hal ini terlihat dari rendahnya

nilai rata-rata yang diperoleh anak pada siklus II yaitu 36,7%. Jumlah siswa yang

berhasil sebanyak 12 anak atau 80.0% dari jumlah keseluruhan anak yang belum

berhasil sebanyak 3 anak atau 20,0% dari jumlah keseluruhan, untuk lebih

jelasnya dapat dilihat dalam grafik berikut:

Gambar 4.6 kemampaun menyimak Pada Pra siklus, siklus I dan II

Artinya tindakan yang diberika pada siklus II sudah dapat mencapai hasil

di kelompok A TK aflah kelurahan sengeti kecamatan sekernan kabupaten muaro

jambi.

Sebagaimana ditunjukkan pada tabel dapat diketahui bahwa kemampuan

menyimak anak dengan motode bercerita menggunakan boneka tangan sudah

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

Pra siklus Siklus 1 siklus 2

40,00%

53,30%

80,00%

60,00%

46,70%

20,00%

tuntas

tidak tuntas

Page 68: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

52

mengalami peningkatan. Kesimpulan yang diperoleh hasil observasi kemampuan

menyimak anak pada siklus II, anatara lain:

1. Anak makin bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan

metode bercerita menggunakan boneka tangga karena anak terlibat langsung

langsung tokoh dalam cerita.

2. Hampir semua anak bersemangat dan senang mendengarkan cerita yang

karena mereka merasa termotivasi.

3. Anak semakin berani bertanya dan menjawab pertanyaan guru, berpartisifasi

dalam isi cerita.

d. Refleksi

Hasil refeksi pada siklus II dapat dirinci sebagai berikut

1. Dengan mengamati dan berinteraksi secara langsung dengan objek, membuat

semakin menambah wawasan dan pengetahuan jauh lebih bermakna bagi

anak

2. Minat dan motivasi anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sudah

semakin meningkat. Hal ini terlihat dari antusias anak dalam memdengarkan

cerita yang diacakan. Rasa ingin tahu anak yang tinggi dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran dan dengan anak melihat medianya secara langsung

menambah pengetahuan anak serta membuat anak senang dan tidak bosan.

3. Kemampuan menyimak anak sudah terlihat berkembang dengan baik , hal ini

terlihat dari anak sudah dapat menceritakan kembai isi cerita yang didengar

dan sudah bisa mejawab pertanyaan dengan baik

C. Interpretasi Hasil Analisis Data

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I dan II

kemampuan menyimak anak kelompok A di TK Aflah di kelurahan sengeti.

Dengan menerapkan metode bercerita menggunakan boneka tangan dapat

dijumpai peningkatan presentase perkembangan yang cukup berarti dan pada

siklus II anak telah mencapai Kreteria Ketuntasan Minimum (KKM). Berikut

rincian mengenai kondisi akhir yang diperoleh dalam pembelajran dengan metode

bercerita menggunakan boneka tangan.

Page 69: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

53

Tabel 4.9 Hasil kemampuan menyimak Anak Pada Pra Siklus, Siklus I dan II

melalui metode bercerita menggunakan boneka tangan

No Variabel yang diamati Jumlah atau persentase

Pra Siklus Siklus I Siklus II

1. Nilai rata-rata 24% 25,3% 36,7%

2. Banyak anak yang telah

berhasil

6 dari 15 anak 8 dari 15 anak 12 dari 15

anak

3. Banyak anak yang belum

berhasil

9 dari 15 anak 7 dari 15 anak 3 dari 15 anak

4. Persentase anak yang

telah berhasil

40% 53,3% 80%

5. Persentase anak yang

belum berhasil

60% 46,7% 20%

Perbedaan siklus I dan II

Perbedaan siklus I terdapat pada kemampuan menyimak anak yang tidak

tuntas di siklus I dengan cerita yang diceritakan guru, anak tidak mengerti atau

tidak paham. Maka kita memperbaiki teknik bercerita yang diceritakan kepada

anak sampai anak mengerti dan paham. Pada siklus II kita berikan lagi cerita

seperti siklus I dengan tema yang berbeda, tetapi pada siklus II hasil kemampuan

menyimak anak sudah meningkat dan tuntas. Ada beberapa anak yang belum

tuntas pada siklus I dan II. Pada siklus I anak yang tuntas sebanyak 8 orang dari

15 orang anak, sedangkan anak yang belum mencapai KKM itu sebanyak 7 orang

anak. Masalah anak yang belum tuntas pada siklus I yaitu hasil kemampuan

menyimak belum mencapai (KKM) dikarenakan metode yang jarang diberikan

membuat anak belum terbiasa akan metode tersebut, maka dilanjutkan refleksi

pada siklus II. Pada siklus II anak yang tuntas sebanyak 12 orang dari 15 orang

anak. Jadi anak yang belum mencapai ketuntasan atau KKM itu sebanyak 3 orang

dari 15 orang anak. Masalah anak yang belum tuntas pada siklus II yaitu dari hasil

refleksi yang dilakukan terdapat peningkatan yang cukup baik, dan anak yang

belum mencapai ketuntasan anak yang memiliki otak atau kemampuan data yang

maksimal dibandingkan dengan yang lain.

Page 70: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

54

Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat dalam grafik pada gambar berikut ini:

Gambar 4.7 Hasil Kemampuan menyimak Anak Pada Pra Siklus, Siklus I, Dan II

melalui Metode bercerita menggunakan boneka tangan

Berdasarkan analisis pada siklus 1 dan siklus II Maka dapat penulis

simpulkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas,

perhatian anak pada saat proses pembelajaran kegiatan bercerita dapat

ditingkatkan melalui penggunaan metode bercerita denga menggunakan boneka

tangan. Peningkatan perhatian anak juga tidak lepas persiapan pembelajaran

bercerita yang lebih matang, keterampilan guru dalam bercerita dan penggunaan

media yang baik.

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II

24,00% 25,30%36,70%40,00%

53,30%

80,00%60,00%

46,70%

20,00%

Rata-rata

Persentase anak yangberhasil

Persentase anak yangbelum berhasil

Page 71: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

55

BAB V

KESIMPULAN

Dengan memperhatikan setiap aspek pembahasan dan hasil analis data,

dapat dirumuskan simpulan dan saran sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan

bahwa telah dilakukan tindakan pada siklus I nilai rata-rata persentase taraf

keberhasilan kemampuan menyimak anak mencapai 53,3% sehingga dapat

dikategorikan hasil kemampuan menyimak anak kelompok A TK Aflah kelurahan

sengeti dapat dikategorikan cukup baik. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata

persentase taraf keberhasilan hasil kemampuan menyimak anak mencapai 80,0%

sehingga dapat dikategorikan hasil kemampuan menyimak anak kelompok A TK

Aflah kelurahan sengeti dapat dikategorikan sangat baik. Dengan demikian rata-

rata persentase terjadi peningkatan pada taraf keberhasilan hasil kemampuan

menyimak anak setelah diterapkan metode bercerita mengunakan boneka tangan.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar anak

kelompok A TK Aflah kelurahan sengeti terhadap tema Lingkunganku,

Kebutuhanku, binatang melalui metode bercerita menggunakan boneka tangan.

Hal ini dapat deketahui hasil kemampuan menyimak anak sebelum menggunakan

metode bercerita nilai rata-rata 24%. Setelah menggunakan metode bercerita nilai

rata-rata dapat dijelaskan sebagai berikut: nilai rata-rata kelas pada siklus I yaitu:

25,3% sedangkan nilai rata-rata pada siklus II yaitu: 36,7%. Untuk tingkat

ketuntasan pada siklus I 53,3% sedangkan pada siklus II 80,0%. Dengan demikian

hasil penelitian di Taman kanak-kanak Aflah kelurahan sengeti kecamatan

sekernan Kabupaten muaro jambi telah mencapai ketuntasan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas serta untuk dapat meningkatkan

kemampuan menyimak anak dapat dirumuskan beberapa saran sebagai berikut:

Page 72: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

56

1) Disarankan kepada guru di TK/RA khususnya TK Alflah untuk

menggunakan metode bercerita menggunaka boneka tangan agar dapat

meningkatkan kemampuan menyimak anak.

2) Disarankan kepada para guru yang menggunakan metode bercerita

menggunakan boneka tangan senantiasa selalu memperhatikan

pelaksanaannya untuk tidak dilakukan berulang-ulang terlalu lama

terhadap suatu tema karena akan membuat suasana belajar yang menoton

dan membosankan.

Dengan mengucapkan rasa syukur yang sedalam-dalamnya kepada Allat

SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Penelitian TIndakan Kelas (PTK)

ini, namun dalam penulisan karya ilmiah ini tentunya masih dapat kekurangan,

baik dalam sistematis penulisan maupun dalam bentuk katak-kata. Untuk itu kritik

dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca yang budiman demi perbaikan

penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini. Kemudian penulis ingin mengucapkan

banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini.

Semoga Allah STW, memberkahi karya ilmiah ini sehingga benar-benar

bermanfaat. (Aamiin).

Page 73: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

57

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. (1996). Media Pembelajaran. Jakarta: Grafindo.

Bachtiar, S. B. (2005). Pengembangan Kegiatan Bercerita di Taman Kanak-

kanak.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Dhieni., dkk. (2005). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta:Universitas

Terbuka.

Haryad, dkk. (1996/1997). Peningkatan keterampilan berbahasa indoesia.

Jakarta: Dirjen dikti.

http://core.ac.uk/download/pdf//12349655.pdf

http://eprints.uns.ac.id/11293/1/112-478-1-PB.pdf pada 29 Januari 2015.

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/paud/article/view/931

http://pps.unj.ac.id/journal/jpud/article/view/245

idris, M. H. (2014). Meningkat kecerdasaan anak usia dini melalui mendongeng.

Jakarta : PT. Luxima Metro Media.

Majid, Dr. A. A. A. (2001). Mendidik Dengan Cerita. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Musfiroh, T. (2008). Cerita untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Musfiroh, T. (2005). Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat

Pembinaan Pendidikan Tenaga Pendidikan dan Ketenagaan Perguruan

Tinggi.

Nurjamal., dkk. (2011). Terampil Berbahasa. Bandung: Alfabeta

Rachmawati Y. dkk. (2005). Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia

Dini Taman Kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan

Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Sanjaya, W. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung

Suhartono. (2005). Pengembangan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Perguruan

Page 74: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

58

Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan

Ketenagaan Perguruan Tinggi

Sukidin., dkk. (2008), Manajemen Penelitian Tindakan Kelas

Susanto, A. (2017). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Bumi aksar.

Tarigan (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa.

Tarigan, D. (1990). Pendidikan Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Depdikbud.

Tarigan, H. G. (1997). Menyimak sebagai suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Yuliani, S. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT.

Indeks.

Yusria. (2016). Peningkatan Kecakapan Personal Melalui Pembelajaran

Kontekstual . Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Volume 10 Edisi 2,

November 2016. Di Akses Melalui https://doi.org/10.21009/JPUD.102

Page 75: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

59

LEMBAR WAWANCARA

Hari/ tanggal : Jumat, 02-agustus-2019

Kelompok : A

Tempat : TK Aflah tahun ajaran 2019/2020

PERTANYAAN :

1. Ada berapakah guru yang mengajar di TK Aflah?

2. Bagaimana strategi pembelajaran di TK Aflah, klasik atau BCCT/Sentra?

Mengapa menggunakan strategi tersebut?

3. Metode pembelajaran apa yang di gunakan di TK Aflah?

4. Apa saja visi, misi dan tujuan TK Aflah?

5. Berapa jumlah keseluruhan siswa TK Aflah?

6. Bagaimana kegiatan pembelajaran di TK Aflah?

7. Apakah sudah diterapkan metode bercerita menggunakan boneka tangan di

TK Aflah?

Page 76: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

60

JAWABAN :

1. Di TK Aflah terdapat 5 guru yaitu,

No Nama Pendidikan Jabatan Masa kerja

1 Waginah, A.ma D.II Kepala sekolah 17 tahun

2 Sari ningsih SMU Guru 6 tahun

3 Trenawati SMU Guru 6 tahun

4 Jumila SMU Guru 6 tahun

5 Maryani, S.pd

S1 Guru 11 tahun

2. Strategi yang ada di TK Aflah ini yaitu klasik karena kurangnya ruangan,

ruangan yang ada di TK Aflah hanya terdiri dari 3 kelas dan kantr pusatnya

pun ada didalam rumah kepala sekolah, serta tuntutan orang tua yang ingin

anaknya bisa cepat menbaca, menulis dan berhitung.

3. Metode pembelajaran yang digunakan di TK Aflah metode karya wisata,

metode hasil karya, metode demontrasi dan metode ceramah.

4. Visi, misi dan tujuan TK Aflah

c. Visi : Mandiri, kreatif dan islami

d. Misi

4) Melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas

5) Membiasakan berperilaku islami dalam aktivitas sehari-hari

Mengembangkan potensi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran

e. Tujuan

1) Mengembangkan kurikulum dan perangkat pembelajaran yang inovatif

2) Mendidik anak agar menjadi generasi yang berkualitas yang berguna bagi

agama, nusa dan bangsa.

3) Menciptakan suasana sekolah yang agamis dan disiplin.

5. Jumlah keseluruhan siswa TK Aflah adalah 68 siswa yang terdiri dari :

a. Laki-laki : 30 anak

b. Perempuan : 38 anak

Page 77: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

61

6. Kegiatan belajar anak-anak TK Aflah

7.30-08.00 berbaris dihalalam, senam dan bernyanyi

08.00-08.30 membaca bernyanyi, Al-fatihan dan berdoa

08.30-09.00 membaca surat pendek

09.00-10.00 kegiatan belajar

10.00-10.30 istirah

10.30 evaluasi dan pulang

7. TK Aflah pernah menerapkan metode bercerita, hanya saja tidak

menggunakan boneka tangan karna tidak adanya alat peraga jadi guru

hanya mengandalkan buku cerita bergambar saja.

Page 78: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

62

LEMBAR OBSERVASI ANAK

TAMAN KANAK-KANAK AFLAH KELURAHAN SENGETI USIA 4-5

TAHUN

Nama anak :

No Sub Indicator

Penilaian Perkembanagan

Menyimak Ket

BB MB BSH BSB

8. Kemampuan anak dalam

menyimak perkataan orang lain

(bahasa ibu atau bahasa lainnya)

9. Kemampuan anak dalam

memahami cerita yang

dibacakan

10. Kemampuan anak dalam

bertanyaa dengan kalimat yang

benar

11. Kemampuan anak dalam

menjawab pertanyaan sesuai

pertanyaan

12. Kemampuan anak dalam

mengungkapkan perasaan

dengan kata sifat (baik, senang,

nakal, pelit, baik hati, berani,

baik, jelek,dsb)

13. Kemampuan anak dalam

menceritakan kembali

cerita/dongeng yang pernah

didengar

Page 79: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

63

14. Kemampuan anak dalam

mengenal suara-suara

hewan/benda yang ada

disekitanya.

Keterangan :

BB (Belum berkembang) : 1

MB (Mulai Berkembang) : 2

BSH (Berkembang sesuai harapan) : 3

BSB (berkembang sangat baik) : 4

Deskripsi penilain :

5) Belum Berkembang (BB)

Apabila anak masih belum mendengar dan memperhatikan cerita yang dibacakan

6) Mulai Berkembang (MB)

Apabila mimik wajah terlihat senang mendengarkan dan sudah bisa menyimak

cerita yang dibacakan

7) Berkembang Sesusi Harapan (BSH)

Apabila anak sudah dapat merespon pada saat cerita dibacakan bertanya dan

memberi pendapat tentang tokoh didalam cerita

8) Berkembang sangat Baik (BSB)

Apabila anak sudah dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan isi cerita dan dapat

menceritakan kembali isi cerita.

Page 80: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

64

FOTO KEGIATAN

Page 81: PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM MENYIMAK …repository.uinjambi.ac.id/1521/1/TRA152180_SARI UTAMI... · 2020. 4. 14. · Ketertarikan anak dalam menyimak cerita tidak dapat dilepaskan

65

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(CURRICULUM VITAE)

Nama : Sari Utami

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat / Tanggal Lahir : Sengeti, 06-Januari-1998

Alamat : Rt.13 Sengeti Kec. Sekernan Kab.Muaro Jambi

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat Email : [email protected]

Nomor kontak : 089627633850

Riwayat pendidikan:

1. SDN 205 Kel. Sengeti Kec. Sekernan Kab. Muaro Jambi

2. SMPN 06 Kel. Sengeti Kec. Sekernan Kab. Muaro Jambi

3. SMAN 02 Kel. Sengeti Kec. Sekernan Kab. Muaro Jambi

4. UIN STS Jambi

Pengalaman Organisasi :

1. Anggota PMII UIN STS JAMBI