30
PENGURANGAN JAM KERJA BAGI PEREMPUAN: PROBLEM ATAU SOLUSI PERSPEKTIF PENDIDIKAN OLEH NURLENA RIFAI Disampaikan pada diskusi publik PSGA Ruang Teater Psikologi Ciputat, 22 Desember 2014

PENGURANGAN JAM KERJA BAGI PEREMPUAN: SOLUSI ATAU

  • Upload
    lamcong

  • View
    230

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

PENGURANGAN JAM KERJA BAGI PEREMPUAN:PROBLEM ATAU SOLUSI

PERSPEKTIF PENDIDIKANOLEH

NURLENA RIFAI

Disampaikan pada diskusi publik PSGARuang Teater Psikologi

Ciputat, 22 Desember 2014

MENGAPA PERLU PENGURANGAN JAM KERJA BAGI PEREMPUAN?

• anak-anak membutuhkan sentuhan langsung dari ibu sehinggapertumbuhannya baik (Kalla).

• "Ada hak-hak dan kewajiban wanita. Wanita punya kewajiban untukmembesarkan generasi bangsa ke depan (Kalla).

• anak bangsa tak bisa dibentuk dengan teknologi, tetapi dengansentuhan ibu (Kalla).

• seorang perempuan wajib berada di sisi anaknya dalam setiaptahap perkembangan.

• Kami ingin masa depan anak-anak Indonesia ditentukan kasihsayang Ibu (Hanif).

• “Setiap perempuan bisa memberikan perhatian lebih padakeluarganya, terlebih pada anak-anak yang masih kecil” (Yuddy)

PERSPEKTIF PENDIDIKAN• Pendidikan: suau proses yang mempunyai tujuan yang

biasanya diusahakan untuk menciptakan pola-pola tingkahlaku tertentu pada anak-anak atau orang yang sedangdididik.

• Pendidikan mengandung tujuan, materi, dan metode agar tercapai tujuan yang diinginkan.

• Pendidikan betujuan untuk memelihara kehidupanmanusia. Dalam konteks Islam, Al Quran surat Al-An’am(6:162) dengan tegas mengatakan bahwa apapun tindakanyang dikerjakan oleh manusia haruslah dikaitkan denganAllah.

• Dengan kata lain, manusia macam mana yang ingindibentuk dengan pendidikan itu.

• Pendidikan merupakan suatu usaha manusiauntuk membina kepribadiannya agar sesuaidengan norma-norma atau aturan di dalammasyarakat.

• Setiap orang dewasa di dalam masyarakat dapatmenjadi pendidik, sebab pendidik merupakansuatu perbuatan sosial yang mendasar untukpetumbuhan atau perkembangan anak didikmenjadi manusia yang mampu berpikir dewasadan bijak.

Konsep Manusia dalam Islam

• Manusia menempati kedudukan istimewa didunia ini, dia adalah khalifah di atas bumi.

• Manusia baik secara fitrah semenjak dari awal. Ia tidaklah mewarisi dosa karen Adam a.s. meninggalkan surga.

• Sabda Rasulullah SAW yang menyatakanbahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaanfitrah. Kedua orang tuanya lah yang menjadikannya nasrani, yahudi atau majusi(HR. Bukhari).

• Manusia dapat menentukan masa depannya atasdasar pengetahuan mereka tentang diri, pengetahuan tentang kehidupan di sekelilingmereka, dan berdasarkan intelek sertapemeliharaan diri secara baik (Mutahhari, 1986: 138).

• Manusia mampu menaklukkan alam serta bebaspula memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhanmereka melalui pengetahuan ilmiah yang merekamiliki.

• Manusia mampu membangun diri danmenentukan masa depan mereka atas dasar kuasamembentuk diri yang ada dalam diri mereka(Mutahhari, 1986: 140).

• Manusia adalah makhluk yang dapat dididik. Dengan pendidikan manusia dengansendirinya akan menemukan kesadaranuntuk menjadi makhluk yang berbudaya. Karena itu pendidikan bertujuan untukmemanusiakan manusia. Peranan pendidikandalam mencerdaskan kehidupan manusiasangat signifikan, hal ini ditandai denganterbebasnya manusia dari belenggukebodohan (Paulo Freire, 1970).

• Hakekat manusia adalah paduan menyeluruhantara akal, emosi dan perbuatan. Dengan hatidan akalnya manusia terus menerus mencarikebenaran dan dianugerahi status sebagaikhalifah Allah.

• Pandangan hidup Pancasila, pengembanganmanusia Indonesia seutuhnya diusahakan agar hidup selaras, serasi dan seimbang dalamkonteks hubungan manusia dengan ruanglingkupnya

Peran Perempuan dalam pendidikan

• Ibu adalah pendidik pertama bagi sang anak, sebelum dididik orang lain. Sejak ruh ditiupkan kedalam rahim, proses pendidikan sudah dimulai. Sebab mulai saat itu, anak telah mampumenangkap rangsangan-rangsangan yang diberikan oleh ibunya. Ia mampu mendengar danmerasakan apa yang dirasakan ibunya. Bila ibunyasedih dan cemas, ia pun merasakan demikian. Sebaliknya, bila ibunya merasa senang, ia pun turut senang.

• Ketika sang anak terlahir ke muka bumi, ia sudahberusaha memahami apa yang diajarkan olehseorang ibu. Ketika kata pertama keluar dariseorang bayi, kata itu akan diterjemahkan olehsang ibu. Sehingga anak mengetahui apa yang diucapkan itu memiliki arti. Anak meniru apa yang baik dan buruk dari ibunya serta menyaring segalasesuatu yang ada di luar rumah lewat ibunya. Bilaseorang ibu membiasakan anaknya darikandungan sampai dewasa dengan etika Islam, iapun akan terbiasa dengan hal itu. Tapi sebaliknya, bila ibu membiasakan dengan etika yang tidakIslami, ia pun akan ikut seperti ibunya.

Peran Ibu dalam Pendidikan

• Ibu sebagai sumber pemenuhan kebutuhananak: fisik, psikis, sosial dan spiritual.

• Ibu sebagai teladan atau model bagi anaknya.• Ibu sebagi pemberi stimuli bagi

perkembangan anaknya (Sofia RetnowatiNoor, 2002)

• Menurut Erikson, dasar kepercayaan yang ditumbuhkan melalui hubungan ibu-anakpada tahun-tahun pertama kehidupan anakakan memberi bekal bagi kesuksesan anakdalam kehidupan sosialnya ketika ia dewasa. Dengan kata lain, ikatan emosional yang eratantara ibu-anak di usia awal dapatmembentuk kepribadian yang baik pada anak(Guru Kuansiang, 2011).

• Sebuah penelitian yang dilakukan olehseorang ahli Perkembangan dan Perilaku Anakdari Amerika bernama Brazelton menyebutkanbahwa pengalaman anak pada bulan dantahun pertama kehidupannya sangatmenentukan apakah anak ini akan mampumenghadapi tantangan dalam kehidupannyadan apakah ia akan menunjukkan semangattinggi untuk belajar dan berhasil dalampekerjaannya (Timothy Wibowo, 2014).

• Begitu banyaknya peran yang dapat dilakukanoleh seorang wanita dalam pendidikan danpembentukan kepribadian anak. Peran yang demikian strategis ini, menuntut perempuanuntuk membekali dirinya dengan ilmu yang memadai.

• Perempuan harus terus bergerak meningkatkankualitas dirinya. Karena, untuk mencetak generasiyang berkualitas, dibutuhkan pendidik yang berkualitas pula. Hal itu berarti, seorang wanitatidak boleh berhenti belajar. Sebuah bangsa yang maju adalah karena ada andil seorang wanita dibelakangnya.

Wajib kepala keluarga dan si isteri menunjukkan, melalui contoh yang baik, budi bahasa Islam danmenetapkan aqidah Islam. Kewajiban ini lebihbanyak bertumpu pada kaum wanita sebab anak-anak mendapat perawatan awal, dan pendidikanpermulaan dari mereka.

Tiada suatu ummah dapat menjadi kuat danserasi kecuali jika wanitanya dihormati, dihargai, dan diberi hak-hak seperti yang diperintahkan Al-Quran (Hasan Langgulung, 2004: 283)

• Hanya ibu yang dihargai , dihormati, dan terpelajaryang dapat mendidik anak-anaknya dengankualitas yang sama.

• Jika kaum wanita ditekan, dibiarkan tidakterpelajar menurut pedoman agama dan sains, dilarang bekerja, dan hanya dikhususkan untukmemelihara anak-anak, maka sekurang-kurangnyasetengah kekuatan ummah dibekukan (HasanLanggulung, 2004: 283)

• Menurut semangat Islam, adalah sangat pentingmemberi peluang-peluang pendidikan danpekerjaan bagi wanita Islam (Hasan Langgulung, 2004: 283)

Kesimpulan

• Peran kaum ibu sangat penting bagipendidikan anak-anaknya, di tengah kemajuanyang telah diraih kaum perempuan.

• Ibu merupakan pendidik dan sekolah pertama• Ibu adalah bagian dari keluarga yang

memegang peranan sangat penting dalampendidikan budi pekerti dan moral bagi anak-anaknya.

• Jika kaum wanita ditekan, dibiarkan tidakterpelajar menurut garis pedoman agama dansains, dilarang bekerja, dan hanya dikhususkanuntuk memelihara anak-anak, maka sekurang-kurangnya setengah kekuatan ummahdibekukan (Hasan Langgulung, 2004: 283)

• Menurut semangat Islam, adalah sangatpenting memberi peluang-peluang pendidikandan pekerjaan bagi wanita Islam (HasanLanggulung, 2004: 283)

• Orang tua sebagai lingkungan pertama dan utamadimana anak berinteraksi sebagai lembagapendidikan yang tertua, artinya disinilah dimulaisuatu proses pendidikan. Sehingga orang tuaberperan sebagai pendidik bagi anak-anaknya.

• Keluarga juga dikatakan lingkungan yang paling utama, karena sebagian besar kehidupan anak didalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima anak adalah dalam keluarga

Fungsi Keluarga dalam Mendidik Anak

• sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak• menjamin kehidupan emosional anak• menanamkan dasar pendidikan moral anak• memberikan dasar pendidikan sosial• meletakan dasar-dasar pendidikan agama• bertanggung jawab dalam memotivasi dan mendorong keberhasilan

anak• memberikan kesempatan belajar dengan mengenalkan berbagai

ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupankelak sehingga ia mampu menjadi manusia dewasa yang mandiri.

• menjaga kesehatan anak sehingga ia dapat dengan nyamanmenjalankan proses belajar yang utuh.

• memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memberikanpendidikan agama sesuai ketentuan Allah Swt, sebagai tujuan akhirmanusia.

• Menurut Megawangi (2003), anak-anak akantumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabiladapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter, sehingga fitrah setiap anak yang dilahirkan sucidapat berkembang segara optimal. Mengingatlingkungan anak bukan saja lingkungan keluargayang sifatnya mikro, maka semua pihak –keluarga, sekolah, media massa, komunitas bisnis, dan sebagainya – turut andil dalamperkembangan karakter anak.

• Para sosiolog meyakini bahwa keluarga memiliki peranpenting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa, sehingga mereka berteori bahwa keluarga adalah unit yang penting sekali dalam masyarakat, sehingga jikakeluarga-keluarga yang merupakan fondasi masyarakatlemah, maka masyarakat pun akan lemah. Oleh karenaitu, para sosiolog meyakini bahwa berbagai masalahmasyarakat – seperti kejahatan seksual dan kekerasanyang merajalela, serta segala macam kebobrokan dimasyarakat – merupakan akibat dari lemahnya institusikeluarga (Megawangi , 2003).

• Bagi seorang anak, keluarga merupakan tempatpertama dan utama bagi pertumbuhan danperkembangannya.

• Fungsi utama keluarga adalah ”sebagai wahanauntuk mendidik, mengasuh, danmensosialisasikan anak, mengembangkankemampuan seluruh anggotanya agar dapatmenjalankan fungsinya di masyarakat denganbaik, serta memberikan kepuasan dan lingkunganyang sehat guna tercapainya keluarga sejahtera” (resolusi Majelis Umum PBB dalam Megawangi, 2003) .

Salah satu dasar pentingnya peran orang tua dalammendidik anak adalah sabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa setiap anak dilahirkan dalamkeadaan fitrah. Kedua orang tuanya lah yang menjadikannya nasrani, yahudi atau majusi (HR. Bukhari). Berdasarkan Hadits ini, jelas sekali bahwaanak dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putihyang belum terkena noda. Anak adalah karunia Allah yang tidak dapat dinilai dengan apa pun. Ia menjaditempat curahan kasih sayang orang tua. Ia akanberkembang sesuai dengan pendidikan yang diperolehdari kedua orang tuanya dan juga lingkungandisekitarnya.

Solusi bagi Perempuan• Alternatif temporer yang baik untuk dipilih

oleh perempuan yang sedang hamil, menyusui, dan yang masih memiliki anak dibawah 6 tahun (sifatnya pilihan)

• Perlu dipastikan tidak ada diskriminasi danperbedaan pendapatan bagi perempuan yang memilih alternatif ini.

• Melengkapi fasilitias untuk ASI, dan mengurusbayi di tempat-tempat kerja, kampus, mall, dll.

Problem bagi Perempuan

• produktivitas dan kinerja perusahaan perusahaanmenurun. "Akan terjadi kontraproduktif,“ (Aristkepada Republika Online, Selasa (25/11).

• akan ada diskriminasi terhadap perempuan untukmendapatkan pekerjaan. Perusahaan-perusahaanakan merasa rugi untuk mempekerjakanperempuan, karena jam kerjanya lebih sedikitdibandingkan dengan laki-laki.

• Menurutnya (Ratu Hemas), tanggung jawabmenciptakan keluarga yang harmonis dangenerasi muda yang kuat terletak padapundak kedua orang tua, dalam hal ini ibu danbapak.

• menjadi sangat diskriminatif, meletakkanperempuan pada ranah domestik.

• peran mengasuh anak, tidak hanya pada ibu, tetapi juga ayah

• Tugas mengasuh anak tidak bisa hanyadiserahkan kepada si ibu. Anak jugamembutuhkan peran ayah. Dan tidak selamanyaanak yang datang dari ibu tidak bekerja atauhanya berperan secara domestik, akan lebih baikdari pada anak dari ibu pekerja (Yosephine Sari Murti Widyastuti, Dosen Univ. AtmajayaYogyakarta)

• Jika pengurangan jam kerja didasarkan kepadakewajiban utama mengasuh anak-anak, makaberarti bekerja itu adalah sampingan bagiperempuan. Jika bekerja merupakan aktivitastambahan maka sebesar atau setinggi apapunkehendak perempuan untuk berdedikasidalam ranah publik, negara dan masyarakatakan selalu sulit memberikan pengakuanpenuh (Desintha Dwi Asriani, Sosiolog UGM)

TERIMA KASIH