18
Pengolahan Sampah Organik Menggunakan Digester Sistem Kontinyu Untuk Menjadi Biogas di Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Oleh : Ibnu Aji Putra ( 10521044 ) Febi Setiastono ( 11521013 ) JURUSAN TEKNIK KIMIA KONSENTRASI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2014

Pengolahan Sampah Organik Menggunakan Digester Sistem Kontinyu Untuk Menjadi Biogas di Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Hasil penelitian pengolahan limbah kantin untuk dijadikan bahan baku biogas

Citation preview

Pengolahan Sampah Organik Menggunakan Digester Sistem

Kontinyu Untuk Menjadi Biogas

di Fakultas Teknologi Industri

Universitas Islam Indonesia

Oleh :

Ibnu Aji Putra ( 10521044 )

Febi Setiastono ( 11521013 )

JURUSAN TEKNIK KIMIA

KONSENTRASI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2014

Pengolahan Sampah Organik Menggunakan Digester Sistem Kontinyu

Untuk Menjadi Biogas di Fakultas Teknologi Industri

Universitas Islam indonesia

Penulis : Ibnu aji putra dan Febi setiastono

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Jalan Kaliurang Km 14,5 Ngemplak, Sleman, Yogyakarta

Email : [email protected]

Abstrak

The energy crisis is becoming increasingly tersa impact triggers race to race

to find a solution to resolve the issue. One solution is to develop renewable energy to

replace fossil energy sources are already approaching the critical point to be used. In

terms of development for the currently booming use of waste as the main raw materials

of renewable technologies. So also with the household garbage that are in the scope of

Faculty of Industrial Technology University of Islam Indonesia has not been fully

developed for the stuff that has more benefits. During this rubbish - household waste

used as animal feed or simply thrown away without any special treatment that could

potentially damage the surrounding environment to Faculty of Industrial Technology

University of Islam Indonesia. Trash the type of organik waste that is potentially quite

Faculty of Industrial Technology University of Islam Indonesia developed into biogas.

While the tools used in the manufacture of biogas digester. Digester used in its

development is the batch system whereas the scale used is a laboratory scale. For that

we are trying to develop with sitem continuous scale used is the scale of production.

This research involves organik waste from the cafeteria Faculty of Industrial

Technology University of Islam Indonesia. Garbage collection that we are doing is

composed of 90 % rice, vegetables 7 % , 2 % non- organik (paper towels and plastic)

and the remaining 1 % fibers and others . The process of decomposition of organik

material occurs anaerobically (without oxygen). Biogas is formed on the 60th day

contains methane ( CH4 ) 35.9 % .

PENDAHULUAN

Krisis energi yang semakin lama semakin terasa dampaknya memicu untuk

berlomba lomba menemukan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu

solusinya adalah mengembangkan energi terbarukan untuk mengganti sumber energi

fosil yang sudah mendekati titik kritis untuk dimanfaatkan.

Banyak Negara didunia termasuk Indonesia mulai beralih menggunakan dan

mengembangkan teknologi terbarukan untuk kebutuhan industri, layanan masyarakat

hingga kebutuhan masyarakat. Contoh pemanfaatan energi terbarukan saat ini adalah

panel surya, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah, bio diesel, bio gas dan masih banyak

lagi.

Dari segi pengembangan untuk saat ini sedang marak menggunakan limbah

sebagai bahan baku utama teknologi terbarukan. Limbah yang dimanfaatkan berupa

limbah organik maupun non organik. Pada dunia industri limbah tersebut dimanfaatkan

utuk mengurangi biaya produksi ataupun menambah hasil produksi. Namun semua

tentu tau limbah bukan semua berasal dari industri saja salah satu sumber limbah adalah

kegiatan rumah tangga. Limbah rumah tangga akrab disebut sampah. Sampah – sampah

rumah tangga di Indonesia masih minim untuk dimanfaatkan. Bahkan masalah sampah

ini kerap menjadi masalah yang sulit diatasi di kota-kota besar di Indonesia.

Begitu juga dengan sampah rumah tangga yang berada di lingkup Fakultas

Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia belum sepenuhnya dikembangkan

untuk menjadi barang yang memiliki manfaat lebih. Selama ini sampah – sampah

rumah tangga di sekitar Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia hanya

dijadikan pakan ternak ataupun dibuang begitu saja tanpa ada perlakuan khusus

sehingga berpotensi merusak lingkunga disekitar Fakultas Teknologi Industri

Universitas Islam Indonesia.

Sampah dengan jenis sampah organik yang berada di sekitar Fakultas

Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia cukup berpotensi dikembangkan

menjadi biogas. Sedangkan alat yang digunakan dalam pembuatan biogas adalah

digester. Pada dasarnya digester dibedakan menjadi dua menurut sistem pengisian

umpan yang pertama adalah sistem batch dan yang ke dua adalah sistem kontinyu

(Amaru, 2004).

Pada tipe batch bahan organik ditempatkan dalam tanki tertutup dan diproses

secara anaerob selama 1 - 2 bulan tergantung dari jumlah bahan yang dimasukkan. Isi

dari digester biasanya dihangatkan dan dipertahankan temperaturnya. Selain itu,

kadangkala diaduk untuk melepaskan gelembung-gelembung gas dari sludge. Tipe

digester ini tidak membutuhkan banyak perhatian selama proses. Efisiensi maksimal

dari proses hanya dapat diharapkan bila digester diisi dengan hati-hati. Ruang yang

terbuang dan udara yang terjebak dalam sludge harus dihindari karena akan

menghambat pembentukan gas metana. C/N rasio harus dikontrol dengan baik pada

awal proses, karena sulit diperbaiki bila digester telah mulai memproses (A.P Yesung

dkk, 2011)

Yang dimaksud dengan sistem pengisian kontinyu (SPK) pada digester adalah

bahwa pengisian bahan baku kedalam tangki pencerna dilakukan secara kontinyu

(setiap hari) tiga hingga empat minggu sejak pengisian awal, tanpa harus mengelurkan

bahan yang sudah dicerna (Andiato, 2011).

Gambar 1. Digester dengan sistem kontinyu

Lubang Pengadukan

Pipa Pemasukan Slurry

Dinding Pemisah

Penampung gas

Lubang Pengeluaran

Gambar Floating Cover (Indian) Digester

Pengeluaran Gas

Bahan baku segar yang diisikan setiap hari akan mendorong bahan isian yang

sudah dicerna keluar dari tangki pencerna melalui pipa pengeluaran. Keluaran biasanya

dimanfaatkan sebagai pupuk kompos bagi tanaman, sedang cairannya sebagai pupuk

bagi pertumbuhan algae pada kolam ikan. Dengan SPK, gas bio dapat diproduksi setiap

hari setelah tenggang 3 - 4 minggu sejak pengisian awal.

Penambahan biogas ditunjukkan dengan semakin terdorongnya tangki

penyimpan keatas (untuk tipe floating dome). Sedangkan untuk digester tipe fixed

dome pernambahan biogas ditunjukkan oleh peningkatan tekanan pada manometer.

Sampai pada tinggi tertentu yang dianggap cukup, biogas dapat dipakai seperlunya

secara efisien.

Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk menguji keefektifan digester dengan

sitem kontinyu dengan bahan baku utama sampah organik dari sekitar Fakultas

Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia. Selama ini jarang ditemukan digester

dengan bahan baku sampah dapur tanpa campuran dengan skala produksi. Penggunaan

rumen sapi juga hanya sebatas sebagai stater awal pembentukan bakteri untuk nantinya

mengolah sampah organik dari limbah dapur itu sendiri. Penelitian ini juga diharapkan

agar nantinya dapat dicontoh masyarakat luas dalam pemanfaatan dan pengolahan

limbah rumah tangga.

METODOLOGI PENELITIAN

Alat yang digunakan:

1. Digester 2200 liter

2. Pencacah

3. Manometer pipa U

4. Timbangan

5. Gas Chromatography (GC)

6. Venoject

7. Ember penampung

Bahan- bahan :

1. Sampah organik kantin Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam

Indonesia

2. Inokulum dari kotoran sapi

3. Air.

Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan melalui 2 tahap, yang pertama dengan cara pemisahan

sampah organik dan anorganik yang tercampur pada sampah dapur Fakultas Teknologi

Industri Universitas Islam Indonesia kedua uji volume gas yang dihasilkan digester

sistem kontinyu dengan skala produksi.

Pemisahan sampah organik Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam

Indonesia dilakukan dengan cara menimbang volume sampah yang dihasilkan kantin

Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia ( rata – rata volume sampah

itu sendiri 2kg – 5kg sehari ) lalu memilah milah fraksi organik dari sampah tersebut.

Pemilahan ini bertujuan untuk memisahkan dan mengetahui persentase komposisi

fraksi organik itu seniri.

Sampah yang sudah berupa sampah organik (tidak ada campuran plastik dan

tisue) lalu dihaluskan dengan mesin penggiling yang ditambah air agar sampah yang

digiling menjadi halus. Alat penggiling yang digunakan adalah alat penggiling sampah

yang didesain kusus untuk dapat mencacah sisa makanan. Proses penghalusan

dilakukan beberapa kali hingga sampah menjadi benar – benar halus. Ukuran halus

yang kami gunakan ialah ketika sampah yang digiling sudah berbentuk bubur atau tidak

berbentuk nasi, sayuran dan daging.

Setelah sampah menjadi halus. Dilakukan penambahan air dengan

perbandingan 1:3 dimana 1 untuk sampah dan 3 untuk air. Penambahan air ini

bertujuan untuk lebih mengencerkan konsentrasi sampah itu sendiri dan menghindari

penyumbatan pada digester akibat umpan masuk yang terlalu padat.

Kemudian sampah yang telah dicampurkan dengan air diumpankan ke dalam

digester. Digester yang digunakan bertipe digester bak tertutup. Setelah umpan di

masukkan kedalam digester, dilakukan pengukuran tekanan gas pada manometer pipa

U pada digester. Proses ini dilakukan 2 hari sekali selama 2 bulan. Pada proses yang

ke 2 setelah memasuki bulan kedua sampel gas diambil menggunakan veno jack untuk

diuji kadar gas metan dengan menggunakan alat gas chromatography (GC).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uji Kandungan Sampah Kantin Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam

Indonesia

Penelitian ini melibatkan sampah organik dari kantin Fakultas Teknologi

Industri Universitas Islam Indonesia. Pengumpulan sampah yang kami lakukan ini

terdiri dari 90% nasi, 7% sayuran, 2% non organik (tisu dan plastik) dan sisanya 1%

serabut dan lain-lain. Sampah organik yang dikumpulkan ini akan menjadi substrat

dalam penelitian biogas ini, karena sampah organik merupakan substrat terbaik untuk

menghasilkan biogas. (Hammad et al, 1999 dimuat dalam Hermawan.B, 2007)

Produksi Biogas dari Sampah Kantin Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam

Indonesia

Produksi biogas dari sampah organik kantin Fakultas Teknologi Industri

Universitas Islam Indonesia menggunakan proses anaerobic digestion, yaitu dimana

proses fermentasi berlangsung tanpa adanya oksigen. Proses anaerobic digestion ini

menggunakan 1 jenis inokulum sebagai mikroorganisme dalam pembentukan biogas

dan sampah organik sebagai substrat.

Pembiakan mikroba dilakukan sebelum feed sampah organik dimasukkan,

dengan cara memasukkan sejumlah kotoran sapi ke dalam digester anaerob. Kotoran

sapi dibiarkan di dalam digester sampai mengalami proses fermentasi dan terbentuk

biogas. Setelah dihasilkan biogas, dilakukan proses penggantian bahan organik dalam

digester dengan memasukkan sejumlah sampah organik sebagai feednya.

Pada proses degradasi secara biologis, mikroba mengkonsumsi bahan organik

biodegradable dan mengkonversinya menjadi senyawa yang lebih sederhana dan

energi untuk pertumbuhan dan reproduksinya. Pada kondisi dimana tersedia oksigen,

proses perombakan berlangsung secara aerobik dan dihasilkan produk akhir berupa

karbon dioksida dan air.

Pada kondisi tidak tersedia oksigen, proses perombakan bahan organik

berlangsung secara anaerobik dan dihasilkan produk akhir berupa biogas, yang terdiri

dari metana, karbon dioksida dan sejumlah kecil gas lainnya.

Pada penelitian ini menggunakan inokulum dari instalasi biogas kotoran sapi.

Pengambilan biogas dilakukan 60 hari dari hari pertama sejak pengumpanan pertama.

Proses penguraian material organik terjadi secara anaerob (tanpa oksigen). Biogas yang

terbentuk pada hari ke 60 memiliki kandungan metan (CH4) 35,9 %. Hasil tersebut

cukup jauh dari produksi biogas pada umumnya yang mencapai 55% - 70% (S.joko,

2010).

Produksi biogas dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain karakteristik

bahan organik, kondisi proses degradasi, serta jenis dan desain bioreaktor yang

digunakan. Data produksi gas metan spesifik dari berbagai sumber literature tersaji

pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Produksi gas dan produksi metan spesifik dari berbagai jenis substrat

Substrat Satuan Produksi

Biogas

Produksi

Metana

Referensi

Karbohidrat Nm3/kg 0.79 0.40 Roedinger dan

Kapp (1990)

Lemak Nm3/kg 1.27 0.86 Roedinger dan

Kapp (1990)

Protein Nm3/kg 0.70 0.50 Roedinger dan

Kapp (1990)

Limbah

peternakan

kg/kg CODeli. 0.25 US EPA (2009)

Nm3/kg CODeli 0.39 USDA dan

NSCS (2007)

Limbah cair Nm3/kg CODeli 0.5-0.6 Moletta (2005)

Dari tabel 4.2, dapat di hitung secara teoritis produksi biogas yang akan dihasilkan.

Pada penelitian ini komposisi sampah organic yang dihasilkan kantin Fakultas

teknologi Industri Universitas Islam Indonesia terbanyak yaitu berupa nasi dengan nilai

kandungan tiap 100g nasi putih yaitu: 178kkal, 40,6g karbohidrat, 0,1g lemak, dan 2,1g

protein. tergantung jenis berasnya (www.femina.co.id/diet/nutrisi/pilih.menu.karbo.anda/003/001/148).

Dari tabel dan kandungan nasi maka dapat dihitung nilai teoritis volume biogas dari

limbah dapur kantin FTI UII dengan hasil sebagi berikut ( tersedia dalam bentuk

grafik ) :

Gambar 4.1 Hubungan umpan dan gas secara teoritis

Gambar 4.1 menunjukkan potensi nasi secara teoritis sebagai substrat untuk

diolah menjadi biogas. Laju umpan atau volume umpan yang dimasukkan sesuai

dengan volume sampah dapur yang dihasilkan kantin FTI UII. Grafik tersebut

menggambarkan bahwa banyaknya substrat mempengaruhi biogas yang di hasilkan.

Semakin banyak substrat maka semakin banyak biogas yang dihasilkan.

Produksi sampah kantin Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam

Indonesia selama ini tidak menentu disamping itu saat penelitian ini dilakukan juga

bertepatan pada liburan semester sehingga cukup menghambat dalam proses produksi

yang dilakukan. Produksi sampah Kantin Fakultas Teknologi Industri Universitas

Islam Indonesia dapat dilihat dalam grafik 4.2 dan untuk biogas yang terbentuk dapat

dilihat pada grafik 4.3

0

200

400

600

800

1000

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Vo

lum

e B

ioga

s (L

)

Laju Umpan (Kg/hari)

0

1

2

3

4

0 10 20 30 40 50 60 70laju

um

pan

(K

g/h

ari)

waktu (hari)

Gambar 4.2 Hubungan umpan dan waktu saat penelitian

Gambar 4.3 Hubungan volume STP dan waktu

Gambar 4.3 menunjukan bahwa produksi sampah organik kantin Fakultas

Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia bersifat fluktuaktif sehingga

berbanding lurus dengan laju umpan yang dimasukkan kedalam digester. Hal ini

berpengaruh dengan volume gas yang dihasilkan yang dapat dilihat pada gambar 4.3.

Pada grafik tersebut terlihat volume biogas juga bersifat fluktuaktif namun ada

beberapa kondisi dimana volume umpan dan hasil gas yang terbentuk tidak berbanding

lurus. Hal ini terjadi akibat proses penggilingan sampah yang masih belum halus.

Pada umumnya feed yang akan dimaksukan kedalam digester dibleder halus

namun pada penelitian ini alat penggiling sampah kurang optimal dalam menghaluskan

sampah oraganik yang kita gunakan. Untuk ukuran kehalusan yang baik yaitu seperti

bubur sedangkan gilingan sampah saat ini masih bebentuk nasi. Pada penelitian yang

telah dilakukan sebelumnya dengan komposisi umpan yang serupa terlihat perbedaan

hasil gas yang didapat antara umpan yang digiling dengan blender dan tidak. Hasil

penelitian tersebut terlihat pada grafik tersebut:

265.50

266.00

266.50

267.00

267.50

268.00

0 10 20 30 40 50 60 70

volu

me

Bio

gas

(L)

waktu (hari)

Gambar 4.4 Analisa kandungan biogas dengan di blender

Gambar 4.5 Analisa kandungan biogas tanpa di blender

Perbedaan perlakuan terhadap limbah antara limbah yang di cacah dan yang

diblender juga menunjukkan perbedaan. Limbah yang di blender memiliki perbedaan

yang tidak terlalu besar antara satu reaktor dan reaktor lainnya, hal ini terjadi karena

limbah yang di blender lebih homogen dibandingkan dengan limbah yang di cacah

(Irawan Wisnu Wardaya, dkk, 2012).

Produksi biogas yang tidak stabil dan kurangnya kandungan gas metan yang

terkandung di dalam biogas, disebabkan oleh tidak stabilnya feed yang diumpankan ke

dalam degester dan kurang halusnya feed saat di umpankan ke dalam digester.

Jika feed dihaluskan hingga berbentuk bubur dan jumlah umpan stabil setiap

harinya maka digester dapat berproduksi lebih efektif. Sehingga digester dapat

dimanfaatkan sebagai pengolahan limbah makanan kantin menjadi biogas yang

digunakan untuk bahan bakar kantin tersebut.

Performa Digester

Produksi biogas oleh digester diambil gasnya untuk diuji GC pada hari ke 60.

Sebelum diambil, biogas dibakar terlebih dahulu untuk mengetahui apakah gas yang

akan diambil mengandung gas metan atau tidak. Indikator mengandung gas metan

adalah gas bisa dibakar dengan nyala api warna biru dan pada saat coba dibakar gas

benar – benar terbakar namun nyala api masih kekuning kuningan. Maka untuk

mengetahui gas metana yang terbentuk dilakukan pengujian kandungan biogas dengan

alat uji Gas Cromatographi.

Hasil uji gas chromatography (GC), diketahui bahwa komposisi Meta di dalam

biogas dari degester adalah 35,9%. Kualitas biogas yang dihasilkan tidak sesuai dengan

karakteristik yang diharapkan yaitu gas campuran dengan kandungan utama metana

(50-70%vol.) dan karbon diokasida (30-40%vol.), serta sejumlah kecil gas kelumit

seperti H2, H2S, uap H2O, nitrogen. Untuk standar produksi gas metan pada digester

ditunjukkan tabel berikut :

Tabel 4.2 komposisi produksi biogas pada digester

Komposisi biogas

Komponen

Rumus Kimia Persentase

Metana CH4 50 – 70

Karbon Dioksida CO2 30 – 40

Hidrogen H2 5 – 10

Nitrogen N2 1 – 2

Uap air H2O 0.3

Hidrogen sulfida H2S Kelumit

Sumber: FAO/CMS (1996), http://www.fao.org/sd/EGdirect/EGre0022.htm

Produksi biogas yang di hasilkan kantin FTI UII pada penelitian ini memang

belum memenuhi target, namun potensi sampah organik kantin FTI UII untuk dijadikan

sumber bahan bakar organic masih sangat besar apabila dalam prosesnya dilakukan

lebih maksimal. Dampak negatif dari sampah kantin dapat direduksi jika sampah

organik kantin FTI UII diolah menjadi biogas dan digunakan untuk dimanfaatkan

sebagai bahan bakar terbarukan dikantin FTI UII.

KESIMPULAN

Dari hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :

1. Sampah organik kantin Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam

Indonesia dapat diolah menjadi bahan baku produksi biogas dengan pengolahan

sistem anaerob digestion, pada kondisi mesophilic (30 oC) dan tekanan

atsmoferis (1 atm) dengan rentang pH 6,92-7,03.

2. Produksi sampah organik kantin Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam

Indonesia masih sangat sedikit sehingga masih kurang untuk memenuhi

kebutuhan digester dengan volume 2200 liter

3. Dalam waktu 60 hari, digester menghasilkan biogas dengan kualitas metan

(CH4) 35,9%

4. Hasil gas metan yang terbentuk belum sesuai dengan standar kadar metan 55%

- 75%

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamndulillahirabbil’alamin segala puji bagi Allah atas segala rahmat serta

nikmat yang telah diberikan selama ini kepada kami. Ucapan terimakasih kepada bapak

Ir. Gumbolo Hadi Susanto, M.Sc selaku pembimbing penelitian, yang telah

membimbing kami selama penelitian ini berlangsung. Kepada bapak Khamdan

Cahyari, S.T.,M.Sc selaku pembimbing teknis lapangan dalam penelitian ini. Kepada

ke dua orangtua dan keluarga kami yang selalu mendoakan dan mendukung. Kepada

teman teman Teknik Kimia FTI UII atas segala dukungan dan doa yang diberikan.

Kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penelitian kami.

DAFTAR PUSTAKA

Alvarez, R. and G. Lidén (2008). "Semi-continuous co-digestion of solid slaughterhouse

waste, manure, and fruit and vegetable waste." Renewable Energy 33(4): 726-

734.

Ana C. de Aguiar, Luiz P. Sales, Janclei P. Coutinho, Gerardo F. Barbero, Helena

Anggraini Tri Hapsari (2007)." Mempelajari Produksi Biogas pada Fermentasi Sampah

Organik Pasar."

Ardyanto Darmanto, Sudjito Soeparman, Denny Widhiyanuriawan. "Pengaruh Kondisi

Temperatur Mesophilic (35ºC) Dan Thermophilic (55ºC) Anaerob Digester

Kotoran Kuda Terhadap Produksi Biogas." Jurnal Rekayasa M esin Vol.3, No. 2

Tahun 2012 : 317-326 ISSN 0216-468X 5317

Bouallagui, H., M. Torrijos, et al. (2004). "Two-phases anaerobic digestion of fruit and

vegetable wastes: bioreactors performance." Biochemical Engineering Journal

21(2): 193-197.

Cirne, D. G. (2006). Evaluation of Biological Strategies to Enhance Hydrolysis During

Anaerobic Digestion of Complex Waste. Doctor, University of Lund.

Dirar, H. A. and H. B. El Amin (1988). "Methane fermentation of water hyacinth:

effect of solids concentration and inoculum source." World Journal of

Microbiology and Biotechnology 4(3): 299-312.

D. Deublein, A. S. (2008). Biogas from Waste and Renewable Resources:

anmIntroduction, Weinheim: WIley-VCH Verlag GmbH Co. KGaA.

Destilia Anggraini*, Mutiara Bunga Pertiwi, David Bahrin (2012)."Pengaruh Jenis

Sampah, Komposisi Masukan dan Waktu Tinggal Terhadap Komposisi

Biogas dari Sampah Organik."

Espinoza-Escalante, F. M., C. Pelayo-Ortíz, et al. (2009). "Anaerobic digestion of the

vinasses from the fermentation of Agave tequilana Weber to tequila: The effect of

pH, temperature and hydraulic retention time on the production of hydrogen and

methane." Biomass and Bioenergy 33(1): 14-20.

Forster-Carneiro, T., M. Pérez, et al. (2007). "Dry-thermophilic anaerobic digestion of

organic fraction of the municipal solid waste: Focusing on the inoculum sources."

Bioresource Technology 98(17): 3195-3203.

Hermawan. B., Lailatul Qodriyah, dan Candrarini Puspita. 2007. Sampah Organik

sebagai Bahan Baku Biogas untuk Mengatasi Krisis Energi Dalam Negeri.

Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

diakses pada tanggal 1 november dari http://chemistryaddict.wordpress.com

Fadli,Latif,H.,dan Andriany,Yuliza (2013). "Pengaruh Konsentrasi Cabe Merah Terhadap

Produksi Biogas dengan Bahan Baku Sampah Organik Pasar Tradisional."

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia,

Yogyakarta.

Nur Laili dan Susi A. Wilujeng."Pengaruh Pengaturan pH dan Pengaturan Operasional

dalam Produksi Biogas dari Sampah." Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS

Surabaya.

S. Calsamiglia, M. B., P.W. Cardozo, L. Castillejos, A. Ferret (2007). "Invited Review:

Essential Oils as Modifiers of Rumen Microbial Fermentation." Journal of Dairy

Science 90(6): 2580 - 2595.

Zhang, R., El-Mashad, H. M., Hartman, K., Wang, F., Liu, G., Choate, C., Gamble, P.

2007. Characterization of food waste as feedstock for anaerobic digestion.

Bioresource Technology 98 : 929 – 935.